Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

Page 1

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | Jurusan Arsitektur dan Perencanaan | Fakultas Teknik | Universitas Gadjah Mada

G E LO AM PO OR RF AO NL O G I

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomorfologi 2011


Disusun oleh :

Slamet Syaprizal 09/281095/TK/34786 Lahir Prabumulih, 23 April 1992 Asal Kota Prabumulih | Sumatera Selatan

Wildan Abdurrahman 09/281095/TK/34786 Lahir Bandar Lampung, 14 Januari 1991 Asal Kota Tasikmalaya | Jawa Barat

Luqman Febrin 08/269441/TK/34490 Lahir Purbalingga, 8 Februari 1991 Asal Kota Purbalingga | Jawa Tengah

Laporan Geomorfologi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | Jurusan Arsitektur dan Perencanaan | Fakultas Teknik | Universitas Gadjah Mada


KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI

K

onsep dasar yang diuraikan dalam sub bab ini bersumber dari tulisan Thornbury (1954) yang akan disertai beberapa contoh kejadian atau fenomena yang terdapat di Indonesia. Konsep dasar ini dapat memberikan petunjuk pada kita tentang faktor-faktor pendukung dalam menginterpretasi bentanglahan. Konsep dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Proses-proses fisikal yang sama dan hukumhukumnya yang bekerja sama sekarang, telah bekerja sepanjang masa geologi, meskipun dengan intensitas yang tidak sama dengan saat sekarang. Contoh : pembentukan topografi karst di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dicirikan oleh sungai bawah tanah, dan proses pembentukan stalakmit dan stalaktit, yang masih aktif aktif hingga sekarang. 2. Struktur geologi merupakan faktor kontrol dominan terhadap bentuk evolusi bentuklahan dan tercermin pada bentuklahannya. Contoh : gawir sesar di pegunungan Batur Agung DIY dan Jawa Tengah yang tersusun oleh breksi vulkanik dan batu gamping menunjukan bentuklahan yang tegas. Jenis batuan tersebut mungkin akan resisten terhadap suatu proses yang lain, akan tetapi di bawah pengaruh kondisi iklim yang berbeda-beda akan memberikan perbedaan tingkat resistensinya. Batu gamping pada daerah iklim tropis basah akan membentuk topografi karst, sedangkan pada daerah kering batu gamping resisten seperti batu pasir. 3. Pada batas-batas tertentu permukaan bumi memiliki relief (timbulan), karena kerja proses geomorfik mempunyai kecepatan yang berbeda-beda. Contoh : daerah yang mempunyai struktur dan litologi yang sama, daerah tersebut akan menunjukan perbedaan relief yang nyata. 4. P r o s e s - p r o s e s g e o m o r f i k i t u a k a n meninggalkan bekas yang nyata pada bentuklahan dan setiap proses geomorfik berkembang sesuai dengan karakteristik

5.

6.

7.

8.

bentuklahan itu sendiri. Contoh : di daerah Adipala, Cilacap, Jawa Tengah, terdapat danau tapal kuda (oxbow lake) dari Sungai Serayu Lama, yang kemudian di sekitarnya diketemukan bentuklahan asosiasinya. Oleh karena tenaga erosional yang bekerja dipermukaan bumi itu berbeda-beda maka akan terjadi suatu tingkatan perkembangan dari bentuklahan. Contoh : konsep ini dapat menunjukan tingkat erosi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi bentuklahan suatu daerah. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih umum terjadi dibandingkan yang terjadi secara sederhana. Contoh : banyak kenampakan bentuklahan individual yang terbentuk oleh beberapa proses geomorfologi, dan sangat jarang ditemukan bentuklahan yang dicirikan oleh suatu proses geomorfik saja, meskipun kita dapat menunjukan suatu proses yang dominan. Topografi muka bumi kebanyakan tidak lebih tua daripada kala pleistosen dan sedikit saja yang lebih tua dari pada zaman tertier. Contoh : Pegunungan Himalaya kemungkinan terlipat pertama kali pada kala kreataseous, kemudian pada kala erosen dan miosen. Kenampakan topografi dari Pegunungan Himalaya yang sekarang terbentuk pada kala pliosen dan topografinya yang lebih detil terbentuk pada kala pleistosen atau lebih muda. Interpretasi yang tepat terhadap bentanglahan masa kini tidak dimungkinkan tanpa penilaian yang mendalam tentang pengaruh perubahan geologi dan klimatologis yang berulang kali terjadi pada masa pleistosen.

9. Pengetahuan tentang iklim dunia perlu untuk memahami arti penting keanekaragaman proses geomorfik. 10. Geomorfologi meskipun lebih menekankan pada bentanglahan saat sekarang, akan memperoleh manfaat yang maksimum apabila disertai dengan pendekatan historis.

01


PENGERTIAN BENTANG LAHAN

I

stilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap (Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan, antara lain: 1. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-beda, dengan aliran air sungai di selaselanya (Tuttle, 1975). 2. B e n t a n g l a h a n i a l a h s e b a g i a n r u a n g permukaan bumi yang terdiri atas sistemsistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982). 3. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).

KLASIFIKASI BENTUK LAHAN BERDASARKAN GENESISNYA

U

ntuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai dengan didasarkan pada bentuklahan, maka klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya. Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu: 1. Bentuklahan asal proses volkanik (V), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuklahan ini antara lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah, dan kaldera. 2. Bentuklahan asal proses struktural (S), merupakan kelompok besar satuan

bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan patahan, perbukitan, dankubah, merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal struktural. 3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan ini. 4. Bentuklahan asal proses solusional (S), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan yang mudah larut, seperti batu gamping dan dolomite, karst menara, karst kerucut, doline, uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan contoh-contoh bentuklahan ini. 5. Bentuklahan asal proses denudasional (D), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses degradasi seperti longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan lahan rusak. 6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses angin. Contoh satuan bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan transversal. 7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses marine. Kombinasi ini disebut proses fluviomarine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari. 8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuklahan ini antara lain lembah menggantung dan morine. 9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah mangrove dan terumbu karang. 10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuklahan hasil proses antropogenik.

02


KUNCI PEMAHAMAN BENTANG LAHAN

P

roses terbentuknya bentanglahan, baik bentang lahan alami maupun bentang budaya, dapat diterangkan berdasar 3 komponen, yaitu: (a) komponen lingkungan alam, (b) lingkungan sosial, dan (c) ideologi. 2 (dua) komponen utama dapat diamati oleh panca indera, sehingga dapat memunculkan suatu kenampakan, sedangkan komponen ideologi lebih berkaitan dengan akal dan hati yang tidak terlihat secara kasat mata. Masingmasing komponen memiliki sub komponen. Sebagai contoh pada komponen lingkungan alami terdapat

KEPUNDAN (Crater) KERUCUT (Volcanic Cone)

SLEMAN

sub komponen: relief, batuan, air, dan iklim yang saling berinteraksi. Interaksi ini disebut dengan interaksi horisontal, yang akan menciptakan kenampakan bentang tersendiri. Selain itu juga terdapat interaksi vertikal, yaitu interaksi yang terjadi antara komponen yang saling mempengaruhi, misalnya antara lingkungan alam dan lingkungan sosial. Tiga komponen tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan.

BENTANG LAHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LERENG (Volcanic Slope) KAKI (Volcanic Foot) DATARAN KAKI (Volcanic Foot Plain)

DATARAN ALUVIAL (Fluvio-Volcanic Plain)

BANTUL

YOGYAKARTA

1. BENTUK LAHAN ASAL PROSES VULKANIK Merapi A.

Eksisting

Titik amatan di koordinat X,Y (440877,9152977) Di Desa Argomulyo yang berbatasan di sebelah baratnya adalah Desa Kepoharjo dan Timurnya Gelaga harjo yang keduanya merupakan permukiman dan Pekarangan. Fisiografi dan Morfologi Gunung Merapi tumbuh di atas titik potong antara kelurusan vulkanik Ungaran – Telomoyo – Merbabu – Merapi dan kelurusan vulkanik Lawu – Merapi – Sumbing – Sindoro – Slamet. Kelurusan

03


vulkanik Ungaran-Merapi tersebut merupakan sesar

aktivitas Merapi. Lereng ini lebih banyak tedutup

mendatar yang berbentuk konkaf hingga sampai ke

dengan vegetasi. Morfologinya nampak dipisahkan

barat, dan berangsur-angsur berkembang kegiatan

dari kerucut-Merapi dengan sesar yang berbentuk

vulkanisnya sepanjang sesar mendatar dari arah

tapal kuda yang melalui bawah Gunung ljo, lereng

utara ke selatan. Dapat diurut dari utara yaitu

t i m u r

M e r a p i .

Ungaran Tua berumur Pleistosen dan berakhir di

Lereng kaki Merapi tersusun dari punggungan-

selatan yaitu di Gunung Merapi yang sangat aktif

punggungan radial yang diselingi dengan hulu-hulu

hingga saat ini. Kadang disebutkan bahwa Gunung

sungai. Beberapa sungai penting yang berada di

Merapi terletak pada perpotongan dua sesar kwarter

lereng barat yaitu Batang, Bebeng, Putih, Blongkeng,

yaitu Sesar Semarang yang berorientasi utara-

Sat, Lamat dan Senowo. Alur-alur pada hulu sungai

selatan dan Sesar Solo yang berorientasi barat-timur.

tersebut yang sering mendapat tambahan material

Secara morfologi tubuh gunung Merapi dapat

produk letusan.

dibagi menjadi empat bagian yaitu Kerucut Puncak, Lereng Tengah dan Lereng Kaki dan Dataran Kaki

Berdasarkan pengamatan terhadap jenis

(Sari,1992). Kerucut puncak dibangun oleh endapan

endapan dan besar letusannya, letusan G. Merapi di

paling muda berupa lava dan piroklastik. Satuan

masa lalu (3000 BP – 1800 AD) dapat dibedakan

lereng tengah dibangun oleh endapan lava, piroklastik

menjadi 3 (Andreastuti, 1999) kelompok:

dan lahar. Lereng kaki dan Dataran Kaki tersusun dari endapan piroklastik, lahar dan aluvial. Dari bentuknya,

Kelompok

1:

jenis endapan yang relatif tipis atau

dibandingkan dengan gunungapi disebelahnya yaitu

aliran lava.

Gunung Merbabu, Gunung Merapi nampak jauh lebih runcing. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

letusan kecil menghasilkan satu

Kelompok

2: letusan medium menghasilkan

bagian puncaknya relatif lebih cepat. Hal ini didukung

endapan tephra yang menunjukkan

pula oleh kenyataan bahwa pada saat ini produk

asosiasi sederhana dari endapan

aktivitas Merapi hanya tersebar pada jarak yang dekat

yang ketebalannya relatif tipis.

dari puncak Merapi.

Kelompok

3:

letusan besar yang menghasilkan

Kerucut puncak Merapi yang sering disebut sebagai

endapan tebal dengan asosiasi jenis

Gunung Anyar merupakan bagian Merapi yang paling

endapan yang komplek.

muda. Semua aktivitas Merapi terpusat pada puncak

Pada kawasan puncak Gunung Merapi berada

kerucut ini. Kawah utama Merapi saat ini berupa

pada bagian Morfologi Kepundan dan Kerucut serta

bukaan berbentuk tapal kuda yang mengarah ke barat-

Lereng, penjelasan tersebut dapat dilihat

baratdaya. Morfologi kawah ini terbentuk sesudah

gambar berikut :

pada

letusan tahun 1961. Secara umum, dataran puncak Merapi tersusun dari kubah-kubah lava yang tidak terlongsorkan. Beberapa area di dataran puncak Merapi di luar kawah utama mengeluarkan banyak uap vulkanik yaitu di area Gendol dan Woro, bagian tenggara dataran puncak. Bagian lereng barat Merapi merupakan daerah aliran guguran dan piroklastik. Daerah ini merupakan daerah terbuka karena sering terlanda awanpanas. Daerah lereng timur sebagai bagian dari struktur Merapi Tua jarang terkena dampak

04


hutan lebat. Fungsi Konservasi Hutan yakni :

Pada lokasi ini merupakan bentuk Morfologi Lereng Gunung Merapi. Kawasan ini sangat rawan

Melindungi Kawasan dibawah Lereng

akan bahaya letusan berupa awan panas serta

Gunung Merapi seperti Kota

material vulkanik lahar dingin. Terhitung pada letusan

Yogyakarta,

tahun 2010 lalu kawasan ini merupakan salah satu

Kawasan Kaliurang jika terdapat

tempat yang memakan korban jiwa ketika Letusan

Letusan Awan Panas yang besar,

besar terjadi. Pada kawasan masih terdapat kegiatan

sehingga dampak luasan letusan dapat

permukiman, mulai dari Kerucut Gunung Merapi

ditahan oleh keberadaan Hutan lebat

hingga Lereng. Hal ini dikarenakan lahan pada

tersebut.

Kawasan Pakem,

Mencegah terjadinya longsor tanah

kawasan tersebut sangat subur sehingga sangat

pada bukit – bukit lereng yang curam.

cocok untuk kegiatan perkebunan, pertanian, serta

Menjaga kawasan lereng agar tetap

peternakan.

sejuk, nyaman, serta tempat untuk

Daerah yang paling rawan ketika terjadi Lahar

tinggal satwa liar

Dingin material vulkanik adalah kawasan pinggiran

Menjadi kegiatan wisata konservasi

sungai dari puncak Merapi. Lokasi survey merupakan

hutan terbatas bagi para akademisi

kawasan pinggiran Kali Gendol. Dapat dilihat bahwa ketika letusan terjadi, terjadi limpahan pasir serta awan

-

Pengembangan wisata Kaliurang dengan disesuaikan dengan keberadaan

panas. Dan ketika dimusim hujan, terjadi limpasan

ancaman Gunung Merapi

Lahar Dingin. -

Wisata pasca Letusan merapi, seperti wisata 'lava tour' yang ada setelah letusan November 2010 kemarin.

-

Tempat ternak sapi yang cukup baik, dimana terdapat padang rumput yang subur di daerah sabana kolektif dan di kawasan lainnya di gunung Merapi.

2. Ancaman Ancaman bencana alam pada kawasan Gunung Merapi pada bentuk morfologi

Vegetasi

Kerucut-Lereng :

Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah

-

ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi. Jenis

Awan Panas Wedhus Gembel ini

tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas

merupakan awan dari muntahan gunung

pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan

merapi karena awan panas tersebut

edeweis jawa. Agak ke bawah terdapat hutan bambu

seperti

dan tetumbuhan pegunungan tropika. Lereng Merapi,

berterbangan. Wedhus gembel sendiri

khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal

adalah kambing berbulu gimbal atau biri-

dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh'

biri yang sering di pelihara sebagi ternak

dan 'Nglumut'.

warga. Namun untuk wedhus gembel di

Potensi dan Ancaman

gunung merapi apabila kena awan panas

1. Potensi -

Awan Panas

wedhus

gembel

yang

tersebut akan gosong atau meleleh seperti

Kawasan Gunung Merapi berpotensi

tersengat listrik. Dan bentuk awan panas

untuk menjadi Kawasan Konservasi Hutan

wedhus gembel ini bergulung-gulung

dengan tetap dijaga kelestarian alam berupa

seperti bulu gimbal. Dengan suhu sekitar

05


600 derajat Celcius tentu saja sangat membahayak kegiatan permukiman, serta pertanian, perkebunan, pada kawasan Merapi.

- Materi letusan gunung api ? Lava. Lava adalah batuan cair karena suhu yang sangat tinggi (sekitar 1.200 0C) dan mengalir melalui lereng dan dapat mencapai jarak beberapa kilometer dari kawah gunung. Semua benda yang dilalui aliran lava ini dapat hancur, dan aliran lava ini sendiri juga dapat menimbulkan awan panas disertai gas beracun yang mematikan. ? Bom gunung api. Bom gunung api adalah material padat atau semi padat dan panas yang berdiameter antara 10 hingga 300 cm yang terlontar ketika gunung berapi meletus dan dapat mencapai jarak 10 km. Benda yang tertimpa bom gunung berapi ini dapat hancur dan terbakar, sering kali dapat menimbulkan kebakaran hutan jika bom gunung berapi ini jatuh di hutan. ? Pasir. Pasir adalah lemparan material dari letusan gunung berapi yang lebih kecil dari bom gunung berapi. Ukurannya sekitar 3 mm dan dapat menghancurkan atap rumah karena

ketika material ini turun seperti hujan sehingga atap rumah tidak mampu menahan beban dari pasir tersebut. Apabila jatuh di hutan, pasir ini juga dapat merusak dan merontokkan daun pepohonan. ? Awan pijar. Awan pijar ini adalah suspensi dari material yang halus yang dihembuskan oleh letusan gunung berapi dan merupakan campuran dari gas dan materi halus. Pada letusan gunung Merapi, awan ini biasa disebut "Wedhus Gembel" dan dapat meluncur dan mencapai jarak 10 km. ? Abu gunung berapi dan gas beracun. Abu merupakan lemparan material yang paling halus dari letusan gunung berapi dan pada umumnya suhunya tidak panas. Abu gunung berapi ini dapat terbang terbawa angin beberapa ratus kilo meter dari pusat letusan gunung dan dapat mengganggu penerbangan pesawat, juga berbahaya bagi pernafasan manusia. Sedangkan gas beracun dengan kadar yang terlampau tinggi yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi juga dapat mematikan mahluk hidup disekitar lereng gunung tersebut. Sumber: http://id.shvoong.com/exactsciences/physics/2016915-gunung-berapi-diindonesia-penjelasannya/#ixzz1Q6jSgbhN

- Banjir Lahar Dingin Banjir lahar dingin merupakan material vulkanik berupa pasir, kerikil, dan batubatu besar,masih berada di hulu sungai Ketebalan material vulkanik Merapi yang dibawa aliran sungai pada hulu. Banjir ini sangat membahayakan keselamatan masyarakat dan kegiatan permukiman, pertanian, perkebunan pada kawasan

06


pinggiran sungai dari hulu Gunung Merapi.

pada kawasan ini dijadikan kawasan terbangun serta tidak dijaga mengenai kelestarian hutan serta pelarangan pembangunan vila serta tempat penginapan pada kawasan ini.

- Tanah Longsor ? Tanah longsor pada bentuk morfologi Kerucut-Lereng Merapi menjadi ancaman jika

Rekomendasi rencana Tata Ruang Rekomendasi rencana tata ruangnya dibagi berdasarkan bagian-bagian gunung api dan analisis ancaman bahaya yang secara series terjadi selama ini, gunung merapi dibagi menjadi beberapa kawasan yaitu:

1. Kerucut

, 2941 m dengan kondisi yang tidak pernah hujan dan berakibat tidak adanya

vegetasi disana karena berada di atas zona kondensasi air hujan yang tingginya 1500 m. suhu di kerucut gunung merapi rendah kerna semakin ke atas semakin mendekati stratosfer. Kawasan ini cocok untuk dijadikan kawasan yang dibiarkan atau zona larangan, larangan untuk kegiatan apapun. Merupakan Kawasan Terlarang bagi manusia karena dimungkinkan terjadi letusan mendadak serta sangat tidak layak untuk dijadikan kegiatan konservasi hutan karena dirasa tidak efektif. Kawasan Terlarang merupakan kawasan yang dilarang untuk kegiatan apapun seperti aktivitas hunian, akvitas pertanian, perkebunan, dan kegiatan wisata lainnya.

07


2. Lereng atau zona tutupan

, 1000-1500 m zona ini berada dibawah zona kondensasi air hujan

sehingga harus menjadi zona resapan air hujan demi keselamatan kawasan dibawahnya dari banjir. Lereng sangat tepat dijadikan sebagai kawasan lindung , kawasan tutupan yang perwujudannya berupa hutan lindung. 3. V1, kubah lava pasca letusan api 1800an yang menutupi boyolali (arah Timur merapi) 4. Kawasan zona sabana kolektif

, zona ini adalah kawasan lindung lokal yang ditetapkan

kebijakannya berdasarkan pada jarak terjauh yang pernah dijangkau lava letusan merapi. Zona ini diperuntukkan sebagai zona sabana kolektif, dimana zona ini akan dibiarkan tumbuh semak2 dan vegetasi lain (savanna) untuk mendukung aktivitas peternakan masyarakat sekitar yang rata-rata beternak sapi dan kambing 5. Permukiman W (Waspada) W , permukiman S (Siaga) S , permukiman A (Awas) A Penggolongan ketiga permukiman kawasan merapi ini sebenarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan antisipasi dari korban letusan merapi, sehingga dibuatlah aturan yang mengharuskan masyarakat untuk mengungsi ketika status gunung merapi sama dengan status permukiman mereka. Jadi ketika status merapi Waspada, masyarakat permukiman waspada juga harus menghindar dalam artian mengungsi.

Sistem penanggulangan Bencana

Jangka Menengah (RJM), maupun Rencana Kerja

Agar upaya penanggulangan bencana dapat Pemerintah (RKP) tahunan. berjalan maksimal, perencanaan penanggulangan

Komitmen penanggulangan bencana

bencana yang terpadu sangat diperlukan, yaitu melalui dituangkan dalam dokumen perencanaan baik di pemaduan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Secara perencanaan kegiatan, baik di tingkat nasional nasional, dokumen perencanaan penanggulangan maupun di tingkat daerah, baik yang berupa Rencana bencana dibuat dalam bentuk Rencana Nasional Pembangunan Jangka Panjang (RJP), Rencana Penanggulangan Bencana (Renas PB) oleh

08


Pemerintah/BNPB, misalnya Renas PB 2010-2014 PB/PRB terkini, para pakar dan aktor PB / PRB dapat (BNPB, 2010a; Sarwidi, 2010) dan Rencana Aksi lebih mengarahkan perencanaan penanggulangan Nasional (RAN) PRB oleh Pemerintah danPlatform bencana Gunung Merapi ke depan dengan berbagai Nasional (Planas) sebagai perwakilan dari masyarakat macam media komunikasi dan informasi. Selanjutnya, pelaku PB/PRB di tingkat nasional, misalnya RAN PRB keterpaduan perencanaan penanggulangan bencana 2010-2012 (BNPB dan Bappenas, 2010.

Gunung Merapi dapat dilakukan menggunakan sistem

Di tingkat provinsi, dokumen perencanaan perencanaan terpadu dan benjenjang dalam berbagai penanggulangan bencana dibuat dalam bentuk koordinasi yang dituangkan dalam RPB daerah dan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi RAD PRB serta Renas PB dan RAN PRB. Rencana oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov)/BPBD serta penanggulangan bencana Gunung Merapi harus Rencana Aksi Daerah (RAD) PRB Provinsi oleh dimasukkan dalam RPB daerah dan RAD PRB untuk Pemprov/BPBD dan Forum PRB di tingkat provinsi. Di Provinsi DIY dan Jateng serta Kabupaten/Kota tingkat kabupaten/kota, dokumen perencanaan Sleman, Magelang, Klaten, Boyolali, dan Yogyakarta, penanggulangan bencana dibuat dalam bentuk RPB daerah disusun oleh masing-masing Pemda dua Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) provinsi dan lima kabupaten/kota tersebut, dan RAD Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Kabupaten/Kota PRB disusun oleh masing-masing Pemda bersama(Pemkab/Pemkot)/BPBD serta Rencana Aksi Daerah sama dengan masing-masing Forum PRB di dua (RAD) PRB Provinsi oleh Pemkab/Pemkot dan Forum provinsi dan lima kabupaten/kota itu. Selanjutnya PRB di tingkat kabupaten/kota.

aspek penting rencana penanggulangan bencana

Ke depan, perencanaan penanggulangan Gunung Merapi juga harus dimasukkan dalam Renas bencana Gunung Merapi harus lebih terarah dan PB dan RAN PRB serta rencana sektoral terpadu. Dengan berbagai pengalaman oleh berbagai penanggulangan bencana di kementerian dan fihak-fihak yang terkait, baik secara personal maupun lembaga. institusional, yang dilandasi dengan berbagai teori Artikel tentang penyusunan tata ruang merapi:

09


10


2. BENTUK LAHAN ASAL PROSES FLUVIAL

Sungai code juga merupakan jalur aliran lahar merapi sehingga bahaya ini juga harus dipertimbangkan.

1. Sungai Code-Zona Fluvial (fluvio vulkanik) Karakteristik Titik amatan X,Y (430541,913919)

Untuk lava suhunya bias mencapai 1400ÂşC dan lahar 400-600ÂşC Pada kawasan Sungai Code, keberadaan

Kawasan Kota baru, Gowongan. Sungai code sedimen pasir sangat dipengaruhi oleh Gunung Merapi yang sebelumnya merupakan sungai boyong yang di daerah utara sungai. Pada awalnya Sungai Code kami amai ini berada di dataran fluvium gunung api.

merupakan kawasan sungai yang lebar seperti di hulu

Materi Aluvium yang berpotensi menyimpan Sungai Gendol, namun seiring dengan laju air tanah/aquifer. Terdiri atas komposisi pasir dan pertumbuhan Kota Yogyakarta serta arus pendatang kerikil yang seimbang dan stabil sehingga tidak yang mulai menempati kawasan pinggir sungai, mudah bergeser. Sungai code merupakan zona kawasan Sungai Code menjadi sempit. bahaa sekunder, karena bahaya akan banjir lahar

Namun di kawasan ini digunakan oleh

dingin dari letusan gunung apinya. Zona bahaya masyarakatnya menjadi kawasan permukiman, untuk sekunder ini melingkupi 100 m kea rah masing-masing lebih jelasnya tergambar di penampang berikut: sisi bantaran sungai. Sungai menurut aliran sepanjang tahun ada 2, yaitu sungai yang musiman (pernah kering setiap tahunnya) dan sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun. Sungai code terus mengalir sepanjang tahun yang berarti air tanah lebih tinggi dari muka air sungai, karena input air sungai juga berasal dari air tanah.

11


a. Pada Kawasan Permukiman Sungai

Permukiman Sungai Code sering terjadi

Code, bangunan harus kuat

banjir baik berupa limpasan air hujan sungai, atau banjir lahar dingin dari hulu sungai Gunung Merapi.

b. Setiap rumah harus memiliki saluran

Tercatat saat ini terdapat ribuan bangunan yang

drainase yang baik. Saluran draninase

terdapat di kawasan pinggiran sungai. Selain itu

ini diharapkan tidak langsung dibuang

Kawasan Sungai Code sangat rawan akan longsor

ke sungai namun melalui penyaringan,

pada pinggiran talut sungai, hal ini dikarenakan

sehingga saluran drainase tiap

gerusan air sungai yang mengalir sepanjang tahun

permukiman ini akan ditampung dan

serta pada beberapa waktu terkena limpasan Lahar

diproses untuk aktivitas water

Dingin yang padat dengan kecepatan tinggi.

treatment agar kualitas Sungai Code tidak semakin menurun. c. Pembangunan bangunan baru tidak diijinkan lagi pada kawasan Sungai Code karena sangat rawan akan banjir dan tidak layak huni. d. Penanaman pohon pada kawasan permukiman pinggiran sungai agar tidak terkesan tidak gersang. e. Pembangunan ulang talud sungai pasca Banjir Lahar Dingin f. Penguatan belokan arus sungai agar tidak mengalami longsor pada bagian – bagian kawasan Sungai Code. g. Memulai program penggusuran rumah dengan penggantian bangunan rumah yang sepadan dan layak huni h. Rumah disarankan 2 lantai karena ditakutkan adanya sedimentasi (biasanya lambat, namun bias juga cepat seperti kejadian banjir lahar dingin pasca letusan merapi 2010)

Rekomendasi Perencanaan Melihat adanya potensi banjir Lahar 2. Dingin serta Limpasan Air Hujan dari hulu sungai

Rencana Jangka Panjang ( 20 Tahun ) Pada perbaikan skala yang lebih luas

Gunung Merapi, Perencanaan Kawasan Sungai Code dalam Jangka Panjang Kawasan Sungai Code menjadi dibagi menjadi 2 tahap :

Kawasan Depan Kota ( Waterfront City ). Sehingga

1.

sudah tidak ada lagi aktivitas permukiman pada

Rencana Jangka Pendek ( 5 – 10 tahun )

Dalam rencana jangka pendek, kawasan pinggiran sungai. Berikut adalah beberapa alternatif Sungai Code akan dipertahankan dengan kondisi rencana penggunaan lahan pinggiran Sungai Code saat ini berupa masih banyaknya kegiatan pada Jangka Panjang : permukiman pada area pinggiran lembah sungai.

a. Pembangunan Hutan Kota

Sehingga terdapat beberapa program guna

Letak Sungai Code yang terletak di

menangani adanya Banjir Limpasan dan Lahar

Kota Yogyakarta seharusnya menjadi

Dingin yakni :

potensi wisata Hutan Kota yang unik

12


dan menarik. Disamping dapat menjaga kualitas lingkungan Sungai Code, serta dapat b. Jadikan sungai sebagai Waterfront atu halaman rumah Artikel Sungai Code : URBAN RENEWAL KOTA YOGYAKARTA Sumber : google.com Penataan Lingkungan Kumuh Sebenarnya hal ini berkaitan pada semua aspek pengembangan peremajaan kota. Jika dikaitkan dengan sector pariwisata, tentunya penataan kawasan kumuh akan memberikan dampak positif, demikian juga halnya dengan estetika kota sendiri. Kenyataan di lapangan dapat kita lihat di sepanjang bantaran kali Code, banyaknya rumah penduduk yang memprihatinkan. Kali kotor yang menimbulkan aroma tidak sedap ini sama sekali tidak mengganggu aktifitas penduduk setempat. Bahkan bisa dianggap sebagai fasilitas umum, saat menyaksikan beberapa anak yang sedang buang hajat di tengah-tengah aliran sungai itu. Ukuran rumah yang mungkin hanya berkisar 4Ă—5 m pun tidak membuat mereka merasa sumpek dan berpikiran untuk mencari rumah yang lebih baik lagi. Padahal jumlah penghuni dalam sepetak rumah itu bisa saja lebih dari 4 orang. Hal- hal teknis yang sering dilakukan adalah penggusuran, namun di saat ini, di mana hidup semakin sulit, dan masalah kepemilikan tanah semakin rumit, penggusuran sering kali digantikan dengan solusi baru bagi masyarakat misalnya dengan pembangunan rumah susun. Dampak permukiman kumuh Lingkungan permukiman kumuh memberi dampak yang bersifat multi dimensi diantaranya dalam dimensi penyelenggaraan pemerintahan , tatanan sosial budaya, lingkungan fisik serta dimensi politis. 1. Di bidang penyelenggaraan pemerintahan, keberadaan lingkungan permukiman kumuh memberikan dampak citra ketidakberdayaan, ketidakmampuan dan bahkan ketidakpedulian pemerintah terhadap pengaturan pelayanan kebutuhan-kebutuhan hidup dan penghidupan warga kota maupun pendatang dan pelayanan untuk mendukung kegiatan sosial budaya, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. 2. Dampak terhadap tatanan sosial budaya kemasyarakatan adalah bahwa komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman kumuh yang secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, seringkali dianggap sebagai penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial kemasyarakatan. 3. Di bidang lingkungan/hunian komunitas penghuni lingkungan permukiman kumuh sebagian besar pekerjaan mereka adalah tergolong sebagai pekerjaan sektor informal yang tidak memerlukan keahlian tertentu, misalnya sebagai buruh kasar / kuli bangunan, sehingga pada umumnya tingkat penghasilan mereka sangat terbatas dan tidak mampu menyisihkan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman sehingga mendorong terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang pada gilirannya munculnya permukiman kumuh. Upaya Penanganan Yang Telah Dilaksanakan Penanganan peremajaan lingkungan permukiman kumuh yang diatur dalam Inpres No. 5 tahun 1990, tentang pedoman pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh diatas tanah negara dinyatakan bahwa pertimbanga n peremajaan permukiman kumuh adalah dalam rangka mempercepat peningkatan mutu kehidupan masyarakat terutama bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang bertempat

13


tinggal di kawasan permukiman kumuh yang berada di atas tanah negara. Peremajaan permukiman kumuh dalam Inpres 5/90 tersebut adalah meliputi pembongkaran sebagian atau seluruh permukiman kumuh yang sebagian besar atau seluruhnya berada di atas tanah negara dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan fasilitas rumah susun serta bangunan-bangunan lain sesuai dengan rencana tata ruang kota yang bersangkutan. Untuk mempercepat pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh tersebut, perlu didorong keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan dan Perusahaan Swasta serta masyarakat luas yang pelaksanaannya perlu dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi-instansi terkait. 3.

BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES EOLEAN

Sand dune Pesisir Parangtritis Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang alam yang unik ini.

Dune berawal dari cekungan yang ada di kawsan pesisir dan beralaskan batuan vulkanik purba yang keras. Mereka terisi oleh pasir yang berasal dari gunung merapi. Awalnya materi pasir merapi ini terbawa oleh arus sungai progo yang membentang sampai ke selatan jogja ke Samudera Hindia, lalu oleh Marine (laut) dibawa ke pantai dari tersisihkan di pinggir pantai, kemudian oleh bantuan angin yang kuat (proses eolin) dibawa ke cekungan yang ada di pesisir parangtritis ini. Berikut penjelasan skematiknya: Sehingga ditinjau dari prosesnya, artificial sand dune pesisir parangtritis ini terbentuk melalui beberapa tahap proses, yaitu proses aliran (sungai) fluvio-marine-dan eolin Darimana pasir-pasir itu ?

Bongkahan-bongkahan serta pasir -pasir itu dibawa oleh sungai-sungai ini dari ujung puncak gunung ,,,, nggelundung sebagai bongkah-bongkah ‌ kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil ‌ terus ngglundung lagi dan pecah menjadi butiranbutiran pasir-pasir. Sebagian masih ada yang terendapkan namun tentusaja ada yang jauuh yang terbawa arus sungai.

Jika melihat peta lokasi disebelah ini, dapat dilihat bahwa ada satu sungai utama yang besar yang menoreh bukit-bukit dan gunung-gunung dan akhirnya membawa material dari gunung-gunung api yang masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai Progo merupakan sungai utama yang membawa hasil gerusan batubatuan volkanik yang berasal dari Gunung Merapi-Merbabu. Juga hasil penorehan di gunung-gunung Sidoro disebelah barat laut.

14


Coba lihat gambar sungai disebelah ini. yang menjadikan pantai selatan ini Jogja sangat kaya Sumbernya berasa dari gunung disebelah utaranya. dengan pasir. Bukit ini akhirnya tertoreh oleh air hujan dan akhirnya

Bagaimana terbentuknya gumuk-gumuk

dibawa ke laut dan diendapkan sebagai endapan delta pasir yang indah ini ? di muaranya. Secara mudah delta terbentuk karena prosesproses sungai ini. Delta merupakan tempat penumpukan material-material yang dibawa oleh sungai. Karena di muara sungai arusnya sudah sangat lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh saja di mulut sungai. Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ? Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam. Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen pasir yang barusaja diendapkan akan terkena ombak. Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar, maka diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya di acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan.

Setelah disendapkan di pinggir pantai,

Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut tentusaja air lau hanya menahannya dengan tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari Samodera Hindia juga sangat kuat. Angin inilah yang Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas, akhirnya mendistribusikan kembali ke utara. Angin hingga pantai Congot di sebelah baratnya.

dari laut selatan ini yang menatah dan mengukir akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur alam di Pantai Selatan Jogja.

Nah gunung api yang ada disebelah selatan Pulau Jawa ini sangat aktif. Terutama saat ini Gunung Merapi yang selalu mengeluarkan material berupa batu, kerikil dan pasir. Material-material pasir inilah

15


Potensi dan Ancaman

Rekomendasi Perencanaan

a. Potensi Adapun fungsi artificial dune yang ada di parangtritis ini adalah: a.

Untuk meredam gelombang Tsunami jika terjadi

Kawasan sand dune ini memiliki panorama dan suasana yang indah. Dimana gurun pasir di dunia ini Cuma sedikit sekali dan salah satunya ada di Jogjakarta. Dengan suasana pantai dan hembusan angin yang menyejukkan kawasan ini

b.

Untuk sumber penyerap air aquifer

sangat tepat dijadikan untuk tempat pariwisata.

c.

Untuk meredam gelombang gempa

Dengan pengelolaan yang tepat dan bijaksana,

tektonik d.

Asset wisata alam

b. Ancaman Karena dirasa tidak adanya ancaman yang

lalu memberdayakan masyarakat disana dirasa cukup arif dan bijak dalam perencanaan kawasan sand dune yang bermanfaat dan berdaya gunaberhasil guna.

perlu diperhaikan, maka daerah ini dijadikan daerah lindung dan wisata. Namun ancaman untuk sand dune ini sendiri mulai ada karena kelesatariannya mulai dicampuri oleh tangan manusia yang beternak sapi disana. Mereka menanam vegetasi-vegetasi untuk makan ternak dan melepaskan hewan mereka disana. Ancaman terhentinya aliran pasir yang terbawa angin pun akan timbul. 4.

BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES MARINE 1. Gisik Pantai Depok Beach/Gisik yaitu Sedimen pasir yang diendapkan oleh gelombang laut disepanjang garis pantai (shore).

Ada beberapa rataan pada Gisik, diantaranya: a. Mud Flat, yaitu rataan lumpur garaman b. Tidal flat, yaitu rataan lumpur yang dipengaruhi oleh air laut c. Salt Marsh, yaitu rataan yang ditumbuhi oleh mangrove Bliakerz zone atau surf zone merupakan zona pecah gelombang yang di pantai Depok. Juga terdapat cliff yang merupakan dinding tegak pantai Potensi dan ancaman a. Potensi a.

Sumberdaya alam dalam bidang hasil laut

b.

Landscape panorama pantai dengan adanya cliff

b. Ancaman Karena pantai ini awalnya teluk, maka terdapat beberapa ancaman yang ada ketika kawasan ini dijadikan kawasan pariwisata : a. Ancaman Tsunami b. Ancaman RIP current yaitu ketika gagal pecahnya gelombang laut dengan panjang tertentu di zona Bliakerz di setiap satu gelombang laut. RIP current dapat menghisap segala sesuatu yang masuk kedalam arusnya. Untuk lebih jelasnya pada skema berikut: c. Kurang cocok untuk pariwisata renang/surf d. Ancaman rusaknya ekosistem pantai

16


Rekomendasi perencanaan 1. Pengelolaan Kawasan Lindung, pengelolaan kawasan ini dibagi menjadiempat kawasan, yaitu : a. Kawasan konservasi sempadan pantai. b. Kawasan konservasi rawa payau dan mangrove. 2. Pengelolaan Kawasan Budidaya, meliputi : a. Kawasan penangkapan ikan. b.Kawasan pariwisata (wisata bahari). c. Kawasan industri agromarine. d. Kawasan pangkalan pendaratan ikan. e. Kawasan pergudangan. 3. Penanganan Kawasan Kritis/Rawan Bencana. Upayapengembangan penanganannya adalah : a. Pengerukan sedimentasi padamuara sungai. b. Pemasangan Net pada tambak. c. Pembuatan tanggul disepanjang tepi sungai. d. Normalisasi sungai dari hulu sampai hilirbeserta saluran pembuangannya. 2. Dataran fluvio marine Daerah ini kita lewati sepulang dari pantai depok, daerah ini terkenal dengan air tanahnya yang asin. Fenomena ini terjadi karena daerah tersebut dulunya laut, namun karena proses vulkanik purba pengangkatan dataran vulkanik daerah ini sekarang menjadi dataran dan akhirnya menjadi permukiman. Air laut yang dulunya ada di daerah ini terperangkap dan mendiami air tanah daerah tersebut, maka dari itu air tanah yang ada di kawasan ini menjadi asin. Masyarakat di dataran fluvio marine ini juga melakukan perkebunan, yang unik dari perkebunannya, masyarakat membuat ladangnya dengan 1 garis dengan 1 saluran air, sehingga setiap garis tanaman adalah gundukan seperti gunung, ini dikarenakan daerah tersebut sering hujan dan banjir. Untuk lebih jelasnya pada gambar berikut: Ancaman potensi 1. Potensi a.

Perkebunan dengan tanah yang subur dan kandungan air yang melimpah

b.

Merupakan daerah resapan air yang baik

2. Ancaman a.

Banjir kiriman dari daerah diatasnya

b.

Longsor pada daerah dekat tebing curam

Rekomendasi perencanaan a. Pengaturan jalur air b. Sebagai kawasan budidaya perkebunan c. Kasawan permukiman

17


5. B E N T U K A N L A H A N A S A L P R O S E S STRUKTURAL

2. Basin Wonosari Titik ini terletak di Desa Karangduwet,

1. Daerah Sekitar candi Boko

Kecamatan Karangduwet. Di sebelah selatan titik ini

Terdapat di ujung patahan dari patahan

masih bisa terlihat kerucut-kerucut karst dan di

Baturagung. Daerah ini merupakan datarn koluvial

sebalah utara titik ini merupakan rangkaian

(dari kata koluvium) dimana materinya bukan berasal

perbukitan struktural Baturagung. Hal ini

dari gunung api ataupun sungai opak namun berasal

menandakan bahwa di titik ini merupakan peralihan

dari bukit patahan yang tercampur aduk dengan tanah

antara daerah perbukitan karst dengan Ledok

setempat. Tanahnya mengandung cukup unsur hara

Wonosari.

dan berpotensi menyerap aquifer secara baik

Kondisi topografi ledok Wonosari adalah

sehingga memiliki air yang melimpah. Sehingga cocok

seperti piring. Ledok ini dikelilingi oleh perbukitan.

untuk tanaman semusim (padi bias 3x panen dalam

Bentuklahan yang mendominasi di daerah ini antara

setahun). Sungai opak mengikuti alur patahan dan

lain di sebelah selatan merupakan perbukitan karst,

tidak bisa menembus patahan. Ancaman Bahaya

sedangkan di tengah merupakan ledok atau basin,

berupa gempa tektonik (akibat getaran bidang

dan di sebelah utara adalah perbukitan struktural.

patahan) yang akan berakibat fatal pada permukiman

Batuan di wilayah ini di dominasi oleh lempung yang

setempat.

berasal dari pelapukan batu gamping yang berasal dari perbukitan karst di sebelah selatan ledok ini. Perbukitan di karst di sebelah selatan, dahulu mengalami pengangkatan sehingga membentuk topografi yang lebih tinggi daripada sekitarnya. Begitu juga dengan di sebelah utara yang mengalami pengangkatan sehingga ledok ini mempunyai relief yang cekung seperti piring. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah ini adalah terjadinya kembang kerut tanah yang besar saat musim kemarau tiba. Tidak hanya itu, di

Potensi dan ancaman 1. Potensi a. Subur, dikarenakan bekas dari aktivitas

sebelah utara yang merupakan perbatasan atau peralihan antara perbukitan struktural Baturagung dan ledok Wonosari berpotensi terjadi longsor.

vulkanik purba b. Merupakan jalur penghubung Jogja dan Wonosari c. Penambangan batu 2. Ancaman a. Merupakan daerah rawan gempa tektonik b. Longsor Rekomendasi perencanaan a. Kawasan permukiman dengan batasan kebijakan tertentu b. Daerah konservasi hutan

18


Jenis tanah di ledok Wonosari ini adalah mediteran atau terarosa yang berwarna merah. Lapisan

sebab banyak angkatan kerja yang bermigrasi keluar daerah.

tanahnya relatif tebal dan subur karena terletak di

Kondisi permukimannya pada umumnya

ledok. Tanah di daerah ini mempunyai kembang kerut

masih tradisional, tetapi ada juga yang rumah semi

yang besar karena berasal dari lempung monmolironit.

modern. Pola permukimannya adalah mengikuti

Kandungan gamping di dalam tanah ini tinggi karena

akses jalan dan mengelompok. Bahan dasar

tanahnya ini merupakan hasil dari pelapukan

sebagian besar rumah penduduk di sekitar Ledok

sedimentasi material aluvial dan kolluvial.Tanahnya

Wonosari adalah material bangunan dan kayu.

mudah sekali di olah saat hujan dan ketika kemarau

Kondisi ekonomi daerah ini sangat terpengaruh

tanah nya kering dan retak-retak. Merupakan

dengan adanya remitten. Sebab banyak penduduk

konsentrasi aliran dan permukaan air tanah, sehingga

yang bermigrasi keluar daerah dan mengirimkan

digunakan untuk pertanian musiman dan pertanian

pengasilannya ke daerah asal. Bahkan sebagian

kering. Sumber air daerah ini adalah dari rainfall atau

besar Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gunung

air hujan sedangkan air tanahnya bersifat tawar. Flora

Kidul berasal dari remitten. Wilayah inipun bisa

yang dapat ditemui di sekitar titik ini adalah tanaman

berkembang karena remitten. Di daerah ini juga

pertanian semusim, ketela pohon, kacang, pisang dan

banyak ditemui petani yang pendapatannya rendah

lain-lain. Fauna yang dapat ditemui adalah serangga

sehingga banyak penduduk yang bermigrasi keluar

kecil karena di titik ini merupakan areal pertanian

daerah.

semusim.

Penggunaan lahan atau pemanfaatan ruang di

Fenomena dan masalah lingkungan fisik di

daerah ini, digunakan untuk tegalan, pertanian

daerah ini adalah jenis tanah yang mempunyai

multicroping, pertanian sistem tumpangsari,

kembang kerut yang besar. Apalagi saat musim

pertanian semusim, dan lain-lain. Daerah ini

kemarau tanah di sekitar ledok ini akan mengerut, dan

termasuk dalam kawasan budidaya dimana

saat musim penghujan tanah ini akan mengembang

masyarakat bisa beraktifitas melakukan

sehingga jalan yang melintasi daerah ini sering rusak.

kegiatannya misalnya bertani dan sebagainya.

Kekurangan air di daerah ini juga bisa menjadi suatu

Fenomena dan masalah sosial yang menonjol

masalah sebab penduduk sekitar hanya

adalah banyaknya kasus perselingkuhan yang

mengandalkan dari air hujan saja. Kendala

terjadi di Kabupaten Gunung Kidul. Tingginya kasus

aseksibilitas dengan daerah-daerah lain di luar

perselingkuhan ini disebabkan banyaknya

Kabupaten Gunung Kidul ini juga bisa menjadi satu

penduduk yang pergi bermigrasi atau merantau

masalah sebab kondisi fisik yang menghambat

keluar daerah. Selain itu wilayah ini sulit

hubungan dengan daerah-daerah lainnya.

berkembang karena faktor lingkungan fisik yang

Ditinjau dari bentang budayanya daerah ledok

menghambat pendistribusian barang dari kota ke

Wonosari ini termasuk dalam tipe bentang desa.

daerah ledok ini. Namun, saat ini Pemerintah

Daerah ini merupakan daerah pertanian semusim,

Daerah berencana membuat terowongan bawah

sehingga penduduk tidak ditemui di area ini.

tanah yang menghubungkan Kota Wonosari

Konsentrasi penduduk terjadi di Kota Wonosari.karena

dengan kota-kota di sekitarnya sehingga aliran

kota ini cenderung subur dan air bisa didapatkan

barang lebih lancar

dengan mudah. Kota Wonosari merupakan pusat kegiatan dan aktifitas sebagian besar masyarakat Kabupaten Gunung Kidul. Kepadatan penduduk yang

Potensi dan Ancaman a. Potensi

sedang menyebabkan pertumbuhan penduduk yang

1. Penggunaan lahan atau pemanfaatan

sedang pula. Struktur demografi daerah ini adalah tua,

ruang di daerah ini, digunakan untuk

19


tegalan, pertanian multicroping, pertanian sistem tumpangsari, pertanian semusim, dan lain-lain 2. Tanahnya mudah sekali di olah saat hujan dan ketika kemarau tanah nya kering dan retak-retak 3. Merupakan konsentrasi aliran dan permukaan air tanah, sehingga digunakan

Gunung Kidul 2. wilayah ini sulit berkembang karena faktor lingkungan fisik yang menghambat pendistribusian barang dari kota 3. Struktur demografi daerah ini adalah tua, sebab banyak angkatan kerja yang bermigrasi keluar daerah

untuk pertanian musiman dan pertanian kering b. Ancaman 1. Fenomena dan masalah sosial yang menonjol adalah banyaknya kasus

Rekomendasi perencanaan a. Sebagai kawasan pertanian dan tanaman palawija b. Kawasan permukiman

perselingkuhan yang terjadi di Kabupaten 6.

BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES SOLUSIONAL (KARST) Karst adalah sebuah bentukan di permukaan bumi

yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu gamping. Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite, dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut karst asli. Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu). Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste . Ciri-ciri daerah karst antara lain : * Daerahnya berupa cekungan-cekungan * Terdapat bukit-bukit kecil * Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah. * Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah *

20


Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu

gamping.

* Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing. Bentang alam seperti ini dapat Anda jumpai pada daerah di sekitar daerah Gombong, Jawa Tengah atau daerah Pegunungan Sewu di Gunung Kidul, DIY. Proses Terbentuknya Gua Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah. Berikut ini tahapan proses terbentuknya gua : a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar. b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal. c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua). Potensi dan Ancaman 1.

Potensi a. Penambangan Batu Gamping di Kawasan Karst Kawasan karst merupakan bentang alam yang unik dan langka. Karena terbentuk dengan proses yang berlangsung lama dan hanya di jumpai pada daerah-daerah tertentu, sudah barang tentu kawasan karst menjadi obyek eksplorasi dan eksploitasi manusia yang tidak pernah merasa puas b. Potensi Ekonomi Obyek wisata c. Penelitian sumber Daya Hayati di dalam gua

2.

Ancaman a. Fenomena dan masalah sosial yang menonjol adalah banyaknya kasus perselingkuhan yang terjadi di Kabupaten Gunung Kidul b. Wilayah ini sulit berkembang karena faktor lingkungan fisik yang menghambat pendistribusian barang dari kota c. Struktur demografi daerah ini adalah tua, sebab banyak angkatan kerja yang bermigras keluar daerah d. Kemiskinan, karena distribusi barang yang terbilang sulit, maka penduduk sekitar kesulitan untuk mencari kebutuhan hidupnya, angkatan kerjanya bermigrasi ke kota, sehingga daerah tersebut tidak berkembang e. Kesehatan, pola hidup yang tidak sehat dengan kurangnya air bersih untuk berbagai keperluan seharihari, dan masih banyaknya penduduk yang tidak memiliki MCK sehingga pencemaran bakteri E.Colli sangat tinggi f.

Kekeringan, karena daerah ini tidak memiliki sungai dan sumber air utama apabila musim kemarau Kawasan karst dapat menjadi obyek kajian yang menarik bagi berbagai disiplin ilmu antara lain:

geologi, geomorfologi, hidrologi, biologi, arkeologi dan karstologi. Masing-masing disiplin ilmu tersebut mempunyai ketertarikan terhadap kawasan karst karena kandungan fenomenanya sangat berbeda dengan kawasan lain di permukaan bumi ini. Fenomena abiotik, biotik di atas permukaan dan di bawah permukaan kawasan karst masih belum banyak yang terungkap. Kawasan karst masih mengandung berbagai tantangan ilmiah dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Masih banyak hal yang manusia belum ketahui di dalam perut bumi dengan kegelapan abadinya.

21


1. Kalisuci Titik amatan berada pada X,Y (46022, 9114548) Karst berasal dari kata Karstifikasi yang berarti pelarutan. Dataran karst terbentuk karena ada materi yang soliable yaitu materi yang mudah larut dan membentuk lapisan tebal contohnya batu gamping. Namun pada dasarnya yang menjadi dasar dari dataran karst itu sendiri adalah batuan vulkanik purba yang keras. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar lapisan-lapisan dataran karst: Lapisan Wonosari Lapisan Nglanggran Lapisan Semilir Lapisan Butak Lapisan Kebo

Rumus kimia nya sebagai berikut: CaCO3 + CO2 + H2O Ca2 + 2HCO3

Karena batu gamping ini mudah larut oleh air, khususnya air hujan maka retakanretakan yang dilewati oleh air (lihat pada gambar) akan membentuk gua-gua ke dalam bumi (surgence). Bentang lahan karst memiliki berbagai bentuk dengan istilah-istilah geomorfologi yang khas, untuk lebih jelasnya lihat pada gambar:

a. Kerucut karst b. Dolin, yaitu lembah antara kerucut atau bukit karst Dolin menurut bentuknya juga dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya: 1. Polje yang berbentuk sungai

2. Dolin yang berbentuk cekungan

3. Uvala yang berbentuk cekungan yang lebar dan besar

21


c. Ponor, yaitu lubang yang menuju kedalam bumi atau sungai bawah tanah d. Logva, yaitu telaga dolin yang terjadi ketika ponor tersumbat e. Luweng (sinkhole), yaitu ponor dengan ukuran besar yang curam, gela, dan dalam yang menuju sungai bawah tanah

f.

Underground river, yaitu sistem sungai bawah tanah yang berada di lapisan dalam karst

g. Gua, yaitu gua-gua yang terbentuk karena aktivitas air tanah dimana terdapat juga stalagtit (batu lancip di atas gua) dan stalagmit (batu lancip di bawah gua) atau keduanya merupakan Travertine. Rekomendasi perencanaan 1. Pembenahan distribusi barang agar terciptanya pemerataan kebutuhan masyarakat 2. Menjadikan kawasan budidaya pohon jati, karena selain memiliki akar tunggang yang kuat yang berguna untuk menahan tanah, nilai dari penjualan kayu jati yang tinggi 3. Pengadaan program air bersih (penyulingan dan/atau pembangunan jalur PDAM), mengingat kurangnya distribusi air bersih pada kawasan ini 4. Jaminan kesehatan yang lebih baik, khususnya untuk rakyat miskin

22


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.