2 minute read

A. Mengenal Karakteristik Capaian Pembelajaran (CP

Next Article
Profil Penelaah

Profil Penelaah

Untuk memahami hubungan CP dan kurikulum operasional sekolah, mari kita lihat ilustrasi berikut ini. Ilustrasi pertama adalah ilustrasi tentang Doni yang masuk ke sebuah satuan PAUD pada usia 4,5 tahun. Di akhir periode PAUD pada saat Doni berusia 6,5 tahun, Doni diharapkan menunjukkan kegemaran mempraktikkan dasar-dasar nilai agama dan budi pekerti; kebanggaan terhadap jati dirinya; kemampuan literasi dan dasar-dasar sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika untuk membangun kesenangan belajar dan kesiapan mengikuti pendidikan dasar. Inilah CP.

Selanjutnya, untuk menjelaskan hubungan CP dengan kurikulum operasional sekolah, mari kita lihat ilustrasi 2 dan 3.

Advertisement

Pada ilustrasi 2 dan 3, titik awal perjalanan Doni diilustrasikan dengan kota Semarang (Doni 4,5 tahun) dan titik akhir perjalanan Doni (akhir periode PAUD saat Doni berusia 6,5 tahun) diibaratkan dengan kota Jayapura. Jika tadi dikatakan bahwa CP adalah capaian pembelajaran pada akhir fase PAUD, maka dalam ilustrasi 2 dan 3 kita bisa mengibaratkan CP sebagai kota Jayapura.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana satuan PAUD dapat membantu Doni yang saat ini ada di Semarang untuk dapat sampai di Kota Jayapura?

Dalam analogi perjalanan Doni dari kota Semarang ke Kota Jayapura, satuan PAUD dapat merencanakan titik-titik poin perjalanan Doni. Ilustrasi 2 menggambarkan jika seandainya Doni bersekolah di KB/TK Kalani dan ilustrasi 3 menggambarkan jika seandainya Doni bersekolah di KB/TK Bahari.

Gambar 1.5 Analogi perjalanan doni jika ia bergabung bersama KB/TK Kalani

22 Buku Panduan Guru Pengembangan Pembelajaran untuk Satuan PAUD

Gambar 1.6 Analogi perjalanan doni jika ia bergabung bersama KB/TK Bahari

Pada ilustrasi 2, titik-titik poin Doni untuk mencapai Kota Jayapura adalah dari Semarang-Denpasar-Makasar-Jayapura dengan pesawat. Pada ilustrasi 3, titiktitik poin Doni untuk mencapai Kota Jayapura adalah dari Semarang-LampungMakasar-Jayapura dengan mobil, pesawat, dan kapal. Titik-titik poin pada ilustrasi 2 dan 3 dapat diandaikan sebagai tujuan operasional sekolah. Inilah yang disebut tujuan pembelajaran operasional dalam kurikulum operasional sekolah.

Dari ilustrasi 2 dan 3 kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki tujuan pembelajaran operasional yang berbeda, tetapi kedua satuan PAUD dapat samasama mengantar Doni dari Semarang ke Kota Jayapura. Pada akhirnya, kita tidak membandingkan mana yang paling benar atau paling baik dari kedua sekolah ini. Keduanya memiliki rute yang berbeda dan menggunakan kendaraan yang berbeda namun semuanya mengantar Doni mencapai tujuan akhirnya di fase akhir fondasi. Jalur berbeda dan kendaraan berbeda dipilih didasarkan pada situasi dan konteks setiap satuan PAUD. Tidak ada yang salah tidak ada yang paling benar.

Kesimpulannya, setiap satuan PAUD perlu merancang kurikulum operasional sekolah untuk mengantarkan setiap peserta didik yang ada dalam satuan PAUD untuk sampai pada CP di akhir periode PAUD. Meskipun demikian, tiap satuan PAUD memiliki kemerdekaan untuk menentukan kurikulum operasional sekolahnya masing-masing berdasar visi-misi lembaga, karakteristik lembaga, dan budaya setempat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memastikan CP diterjemahkan secara baik dalam kurikulum operasional sekolah adalah sebagai berikut.

Bab 1 Kerangka Pembelajaran Paradigma Baru 23

This article is from: