Pedoman teknis pengawasan penaatan pengendalian pencemaran air dan udara pada industri manufaktur kn

Page 1

PEDOMANTEKNIS PENGAWASmi PENUnAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN DDARA PADAINDUSTRI MANUIAKTUR

A S I S T E N D E P U T I URUSAN P E N G E N D A L I A N P E N C E M A R A N M A N U F A K T U R

DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2007


PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PENAATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

ASISTEN DEPUTI URUSAN PENGENDALIAN PENCEMARAN SUMBER MANUFAKTUR

DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2007



KATAPENGANTAR Upaya pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meiakukan pengendaiian pencemaran melalui beberapa kegiatan pencegahan, penangguiangan sampai kegiatan pemulihan sudah dilakukan, tetapi sampai saat ini belum membuahkan hasil yang maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai keterbatasan biaya, kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah maupun sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan. Penegakan hukum yang dilakukan sering mengalami kendala karena hasil pengawasan penaatan terhadap peraturan perundang-undangan belum dapat dijadikan bahan pertimbangan baik sebagai peringatan, sanksi administrasi atau pemberian sanksi hukum, mengingat data dan informasi yang dihasiikan tidak lengkap serta tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum maupun ilmiah. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilaksanakan bimbingan teknis pengawasan penaatan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada petugas/pejabat pengawas yang ada didaerah, dengan menerbitkan buku pedoman pelaksanaan pengawasan pengendaiian pencemaran air dan udara yang berisi langkah-iangkan persiapan, pelaksanaan maupun langkah-langkah kegiatan paska pengawasan penaatan. Semoga Buku Pedoman ini dapat memberikan manfaat bagi para pejabat/ petugas pengawas di pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten/kota dalam melakukan upaya pengendaiian pencemaran air dan udara pada industri manufaktur di daerah masing-masing. Asisten Deputi Urusan Pengendaiian Pencemaran Sumber Manufaktur

Mohammad Helmy



DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR

i

DAFTAR ISI

iii

BAB I

PENDAHUIUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

1 1 2

BAB II

PELAKSANAAN PENGAWASAN A Persiapan B Memasuki Lokasi C Kegiatan Paska Pengawasan D Penyusunan Laporan Pengawasan E Penutup

3 3 10 26 29 30

iii


DAFTAR TABEL Halaman TabeM

:

Tabel 2 :

Tabel 3 :

Informasi Proses Produksi

12

Informasi Penaatan Pengendaiian Pencemaran Air.

13

Informasi Sarana Instalasi Pengoiaan Air Limbah (IPAL)

16

Tabel 4 :

Informasi Sarana Pendukung/Utilitas

18

Tabel 5 :

Informasi Penaatan Pengendaiian Pencemaran Udara

18

Informasi Sumber-Sumber Yang Menghasilkan Emisi/Gangguan

21

Beberapa Contoh Jenis Rekomendasi Tindak Lanjut Pengawasan

28

Tabel 6 :

Tabel 7 :

iv


DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I

: Beberapa informasi yang perlu diketahui oieh petugas pengawas industri manufaktur

Lampiran il.A :

Lampiran 11.B :

Lampiran III

Lampiran IV

Lampiran V

31

Beberapa teknologi pengelolaan air limbah

33

Hai-hal yang perlu diperhatikan dalam memperiakukan sampel air limbah

38

: Contoh surat teguran dan surat peringatan/ pemberian sanksi

40

Daftar periksa pengendaiian pencemaran Air

42

Daftar periksa pengelolaan emisi udara dan kualitas udara ambien

49

V



BAB I PENDAHUIUAN 1.1. Latar Belakang Masih kurangnya tingkat ketaatan industri terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengendaiian pencemaran air dan udara hingga saat ini masih terjadi. D a m p a k dari pelanggaran tersebut diantaranya adalah terjadinya pencemaran air dan udara. Upaya pemerintah dalam mengendalikan pencemaran dengan melakukan pengawasan terhadap industri yang menghasilkan bahan pencemar. Hasil pengawasan dapat berupa data dan informasi yang menggambarkan kinerja atau status ketaatan suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengendaiian pencemaran. Permasalahan yang sering dihadapi oleh pengawas di iapangan dalam menjalankan kegiatan pengawasan adalah sulitnya mendapatkan data dan informasi secara lengkap yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun secara ilmiah. Saiah satu p e n y e b a b n y a adalah tidak adanya perencanaan dan strategi dalam melaksanakan pengawasan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan pedoman teknis pengawasan penaatan pengendaiian pencemaran air dan udara pada industri manufaktur.

1


1.2. Tujuan Tujuan pedoman teknis ini adaiah: Membantu pengawas dalam melakukan pemantauan, evaluasi dan penetapan status ketaatan suatu usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pengendaiian pencemaran air dan udara mulai tahap persiapan, pelaksanaan sampai tahap paska pengawasan.

2


BAB II PELAKSANAAN PENGAWASAN Pelaksanaan pengawasan terdiri dari persiapan, pelaksanaan pengawasan dan kegiatan paska pengawasan : A

PERSIAPAN Persiapan pelaksanaan pengawasan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain: 1.

Menyusun data dan informasi yang ingin didapat dari pengawasan. Secara umum data dan informasi yang diinginkan dalam pengawasan adaiah data dan informasi tentang : a.

Profil industri. • Nama Perusahaan; • Nama pemiiik perusahaan; • Kepemilikan Modal (PMA /PMDN); • Jenis produk yang dihasiikan; • Kapasitas produksi (pertahun, perbulan atau perhari); • Jumlah karyawan; • Strukturorganisasi perusahaan.

b.

Kesesuaian terhadap kewajiban yang diatur oleh peraturan perundang-undangan di bidang pengendaiian pencemaran lingkungan hidup.

0.

Kesesuaian terhadap kewajiban untuk meiakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan

3


sebagaimana tercantum dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin yang terkait. Menyiapkan kelengkapan administrasi. Kelengkapan administrasi yang perlu disiapkan adalah: a.

Surat Pemberitahuan Kunjungan Surat pemberitahuan pelaksanaan kunjungan perlu dibuat untuk meminta izin melakukan pengawasan dan untuk memberikan kesempatan kepada pihak industri dalam menyiapkan data-data dan staf pendamping. Pengiriman surat pemberitahuan kunjungan pengawasan paling lambat 3( tiga) hari sebelum kunjungan. Konfirmasi dengan pihak industri dilakukan 1 (satu) hari setelah surat pemberitahuan dikirim kepada pihak industri. Dalam konfirmasi pihak industri diminta dapat menyiapkan data dan informasi pengelolaan lingkungan dan menyiapkan staf/karyawan pendamping yang bertanggungjawab atau memahami pengelolaan lingkungan.

b.

Surat Tugas Pengawas. Surat tugas perlu dibuat untuk meiengkapi persyaratan administrasi dalam pelaksanaan pengawasan. Surat tugas berisikan keterangan identitas petugas, tujuan pengawasan dan waktu pelaksanaan kegiatan secara lengkap. Bila terjadi penggantian petugas, maka perlu dibuatkan surat penugasan baru.


c.

Formulir Berita Acara Formulir berita acara yang harus dibawa adaiah : • Formulir Berita Acara Pengawasan. « Formulir Berita Acara Penolakan Pengawasan. • Formulir Berita Acara Pengambilan FotoA/ideo. • Formulir Berita Acara Penolakan Pengambilan FotoA/ideo. • Formulir Berita Acara Pengambilan Sampel • Formulir Berita Acara Penolakan Pengambilan Sampel. Formulir berita acara pengawasan disusun sesuai dengan lampiran III Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup.

d.

Konfirmasi dengan pihak laboratorium. Apabila kegiatan pengawasan merencanakan pengambilan sampel air limbah atau emisi/udara a m b i e n m a k a perlu k o n f i r m a s i d e n g a n pihak laboratorium untuk dapat melakukan pengambilan sampel.

Penyiapan sarana /alat dan bahan Sarana dan bahan-bahan yang dibutuhkan di iapangan adalah: a. Tanda pengenal / identitas pengawas; b. Menyiapkan buku catatan/note book; c. Sarana transportasi; d. Format /daftar periksa pengendaiian pencemaran air dan udara (tersedia dalam lampiran pedoman ini);


e.

f. -g. h.

Kelengkapan keselamatan pengawas yang harus dibawa adaiah sarung tangan, kaca mata pelindung, earp/ug (penutup teiinga), safety shoes, helm, masker; Menyiapkan sarana dokumentasi kamera, video, tape recorder; Penyiapan peralatan analisa cepat {quick analyzer/pH); Menyiapkan sarana yang dibutukan dalam pengambilan sampel air serta sarana pendukung (bote! sampel, bahan kimia pengawet).

M e m p e i a j a r i d o k u m e n - d o k u m e n terkait d e n g a n penaatan pengendaiian pencemaran air dan udara. Dokumen terkait dengan pengendaiian pencemaran air dan udara yang perlu dipelajari sebelum kegiatan pengawasan adalah: a. Mempeiajari RKL dan RPL atau UKL & U P L b. Mempeiajari tentang kewajiban dan larangan yang tercantum dalam izin . c. Mempeiajari data dan informasi terkait dengan profil industri, proses produksi dan data teknis tentang sarana prasarana pengendaiian pencemaran air dan udara. d. M e m p e i a j a r i r i w a y a t p e n a a t a n p e n g e n d a i i a n pencemaran air dan udara yang teiah dilakukan. Riwayat penaatan dapat berupa : • Data seri tentang hasil pemantauan kualitas air limbah dan emisi yang telah dilakukan (hasil analisa kualitas air limbah dan emisi serta kualitas udara ambien baik dari hasil swapantau maupun eksternal/laboratorium rujukan). • Laporan swapantau. 9 Berita Acara pemantauan sebelumnya (temuan yang dianggap penting oieh petugas)


•

•

5.

Surat peringatan atau surat perintah meiakukan t i n d a k a n t e r t e n t u y a n g d i k e i u a r k a n oleh pemerintah. Laporan kemajuan pengelolaan lingkungan atau pengendaiian pencemaran termasuk tanggapan perusahaan terhadap temuan.

Persiapan tenaga Iapangan. Jumlah tenaga pengawas yang dibutuhkan tergantung dari jenis industri, kapasitas dan kompleksitas permasalahan. Bila kegiatan pengawasan dilakukan pada industri yang akan diawasi tersebut industri kompiek, maka dibutuhkan jumlah dan tenaga pengawas yang memiliki pengaiaman serta memiliki pengetahuan teknis sesuai dengan obyek/jenis industri yang akan diawasi. Hal lain yang perlu disiapkan adalah pembentukan tim dan pembagian tugas m a s i n g masing anggota pengawas.

6.

Menyiapkan strategi dan metode pengawasan. Strategi pengawasan perlu disusun sesuai dengan tujuan pengawasan dan riwayat penaatan industri yang akan diawasi. a.

Pengawasan pada industri baru/baru diawasi. Strategi pengawasan pada industri baru atau industri yang baru pertama kali diawasi adalah diprioritaskan pada kegiatan pembinaan. Kegiatan lainnya adaiah pengumpulan data dan informasi tentang sumbersumber kegiatan yang berpotensi menghasilkan pencemar, kewajiban dan larangan yang harus ditaati sesuai d e n g a n peraturan perundang-undangan. Pembinaan dapat dilakukan sebelum atau sesudah

7


kegiatan utama p e n g a w a s a n . P e m b i n a a n yang dilakukan adaiah pembinaan penaatan melalui penjelasan tentang kewajiban-kewajiban dan laranganl a r a n g a n d a n m e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i untuk melakukan perbaikan sesuai d e n g a n peraturan perundang-undangan. Pengawasan pada industri yang sudah pernah diawasi. Kegiatan utama pengawasan adalah melakukan verifikasi tindak lanjut hasil pengawasan sebelumnya serta laporan pengendaiian pencemaran air dan udara. Bila masih memungkinkan (ada waktu), maka perlu melakukan pengamatan iapangan pada sumbersumber yang berpotensi terjadinya pelanggaran atau pencemaran lingkungan. Apabila tindak lanjut berupa sanksi, k e g i a t a n p e n g a w a s a n d i f o k u s k a n pada kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sanksi yang diberikan, misalnya industri tersebut dikenakan sanksi dilarang membuang air limbahnya ke lingkungan. Prioritas pengawasan diarahkan pada kegiatan p e n a n g a n a n air l i m b a h , m i s a l n y a b a g a i m a n a penanganan air limbah selama ini, berapa jumlah air limbah, apakah ada upaya pengurangan air limbah, menanyakan dimana lokasi kegiatan pembuangan air limbah dan seterusnya. Pengawasan pada industri yang diduga melakukan pencemaran. Kegiatan pengawasan difokuskan pada s u m b e r sumber yang diduga menjadi penyebab terjadinya pencemaran dan lokasi yang diduga tercemar. Di samping itu dilakukan juga pengambilan sampel air limbah pada semua sumber (bila pembuangan ke lingkungan lebih dari satu outlet) serta mengumpulkan


data-data dan informasi terkait dengan kegiatan pengendaiian pencemaran. d

Pengawasan pada industri yang sedang mengalami krisis /bangkrut. Untuk meyakinkan apakah industri tersebut sedang mengalami krisis/ bangkrut, maka perlu dicari datadata yang dapat menguatkan/melemahkan informasi bahwa industri dalam kondisi bangkrut, misalnya dengan meiihat data log book tentang produksi tiga bulan terakhir, membandingkan debit air limbah antara kondisi normal dengan kondisi pada saat kunjungan. Bila ternyata indutri tersebut tidak dalam keadaan bangkrut, maka pengawasan tetap dilakukan sesuai prosedur.

e.

Pengawasan pada industri yang tidak menjalankan perintah meiakukan tindakan tertentu. Kegiatan difokuskan pada pengumpulan bukti-bukti pelanggaran, alasan tidak meiakukan kewajiban yang diatur dalam surat perintah melakukan tindakan tertentu. Kegiatan pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh petugas pengawas yang memiliki brevet PPLH/PPLHD dan memiliki pengaiaman pengawasan. Sedangkan kegiatan pengambilan sampel air dan udara dilakukan oleh pihak l a b o r a t o r i u m yang terakreditasi.

9


MEMASUKI LOKASI KEGIATAN. Sebelum melaksanakan kegiatan utama pengawasan, petugas pengawas perlu memperhatikan tahapan kegiatan seperti dibawah ini: 1.

Memasuki lokasi Hai-hal yang perlu diperhatikan bila memasuki lokasi adaiah sebagai berikut: • Menunjukan Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan Kunjungan. • Menunjukan identitas PPLH kepada pihak perusahaan.

2.

Pertemuan pendahuiuan Sebelum kegiatan inti pengawasan maka perlu pertemuan pendahuiuan. Dalam pertemuan pendahuiuan pengawas perlu menjelaskan hal-hal seperti dibawah i n i : • Perkenaian pengawas dengan penanggungjawab usaha kegiatan. • Menjelaskan maksud dan tujuan pengawasan • Menjelaskan secara rinci dasar tindak kegiatan pengawasan (tunjukkan aturannya/dasar hukum kegiatan pengawasan serta menerangkan hak dan kewajiban petugas pengawas). • M e n a w a r k a n serta m e n e t a p k a n j a d w a l / a g e n d a pengawasan secara berurutan untuk mengefektifkan waktu yang disediakan. • Mengkonfirmasikan persyaratan kesehatan dan keselamatan, serta kepastian memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan petugas pengawas dalam menjalankan kegiatan.


3.

P e n g u m p u l a n data dan informasi terkait dengan pengendaiian pencemaran air dan udara. Pengumpulan data dan informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui wawancara (tanya jawab), menyaiin/mengcopy dokumen, merekam audio atau video serta melakukan dokumentasi melalui foto. Data dan informasi yang perlu dikumpulkan difokuskan pada data dan informasi terkait dengan penaatan terhadap peraturan perundang-undangan yaitu: • Komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan. • Proses produksi. • Sumber-sumber kegiatan yang berpotensi menghasilkan air limbah dan emisi. • Kondisi sarana dan prasarana pengelolaan air limbah dan emisi (data teknis tentang sarana dan prasarana pengoiahan air limbah dan emisi). • Penaatan terhadap baku mutu air limbah dan baku mutu emisi sesuai dengan RKL & RPL atau UKL & UPL atau kewajiban dan larangan yang tercantum dalam izin.

Berikutdisajikan tabel berisikan informasi untuk mempermudah pengambilan data dan informasi yang diperlukan.

11


Tabel 1 : informasi Proses Produksi. No.

Informasi yang dibutuhkan

Keterangan

1

Kapasitas produksi

Catat satuan kapasitas produksi disesuaikan dengan satuan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan (Baku Mutu). Contoh untuk kapasitas produksi industri tekstil kapasitas produksi bulanan dalam ton produk tekstil, bukan dalam bentuk yard atau meter per bulan.

2

Kondisi kegiatan operasi produksi pada saat kunjungan

Catat kapasitas produksi pada saat kunjungan (produksi normal atau 50 % atau hanya berproduksi bila ada order) cek kapasitas produksi pada log book yang tersedia.

3

Ringkasan proses produksi, jenis, jumlah bahan baku dan penunjang yang dibutuhkan per hari atau per bulan

Catat secara singkat tentang proses produksi, jenis dan jumlah bahan baku dan bahan penoiong yang digunakan, hal ini penting untuk mengetahui karakteristik air limbah yang dihasiikan (bila perlu ada data tentang reaksi kimianya terutama untuk industri yang menghasilkan bahan kimia/produksi bahan kimia).

4

Penanggungjawab kegiatan

Catat nama manager produksi, hal ini diperlukan untuk mendapatkan informasi secara lengkap bila ada masalah paska kunjungan.

5

Kondisi sarana pendistribusian Catat kondisi sarana pendistribusian limbah secara singkat. limbah padat maupun cairserta gas.

6

Kondisi sarana penyimpanan Catat atau gambar sketsa tempat penyimpanan bahan baku bahan baku atau bahan penoiong. atau bahan penoiong, serta sarana pengendali pencemarannya.

7

Karakteristik air limbah masing masing sumber

Bagi industri baru atau baru diawasi catat secara singkat karakteristik air limbah sesuai dengan hasil analisis.

8

Neraca air

Catat informasi: • Sumber-sumber air baku/bersih yang digunakan untuk proses produksi maupun untuk kebutuhan sanitasi/ domestik = m3 • Jumlah penggunaanair/hari (total) = .... m3. (cek dengan SlPA /PDAM) • Jumlah air limbah/hari = m3 ( cek dengan IPLC).Jumlah air yang digunakan untuk utilitas (pendingin, boiler dlh/hari = m3 • Jumlah air buangan yang berasal dari utilitas (boiler, pencucian resin)/hari =. m3. • Jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan domestik

9

Kepemilikan Dokumen Pengelolaan Lingkungan (AMDAL/UKL &UPL)

Catat ada atau tidak dan copy bagian bagian yang diperlukan.

12


Tabel 2 : Informasi Penaatan Pengendaiian Pencemaran Air. No. Kewajiban yang harus dilakukan

Hai-hal yang peiu diperhatikan dalam pengawasan

1

Kepemilikan Izin Pembuangan Air Limbah/lzin Pembuangan Limbah Cair(IPLC). ya/tidak.

Catat ada atau tidak. Bila ada, periksa IPLC sebagai berikut: a. Masa berlaku IPLC b. Kewajiban dan larangan yang diatur dalam (PLC. c. Baku Mutu yang ditetapkan dalam IPLC d. Lokasi Pemantauan dan Titik Pantau

2

Melakukan pengelolaan air limbah, sehingga mutu air limbah yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Air Limbah sesuai dengan peraturan perundangundangan.

a. Periksa apakah semua air limbah yang dibuang ke lingkungan teriebih dahulu diolah pada IPAL. sehingga kualitas air limbah yang dibuang ke lingkungan selalu memenuhi baku mutu yang ditetapkan oieh peraturan perundangan yang berlaku. b. Periksa apakah air limbah yang berasal dari cucian wadah (kaleng, karung, drum) bahan kimia diolah atau tidak. 0. Apakah air limbah yang berasal dari unit belt press.filter press diolah kembali ke IPAL atau tidak. d. Bila menjumpai air limbah tanpa diolah sudah memenuhi Baku Mutu, maka perlu diperiksa apakan ada sarana yang berfungsi sebagai pengencer. e. Periksa apakah IPAL berfungsi sebagai sarana pengoiahan air limbah yang diiengkapi sarana pendukung, atau hanya sekedar bak penampung saja. f. Perhatikan apakah ada kesesuaian antara karakteristik limbah, debit air limbah (debit air limbah yang masuk dan keluar IPAL ) serta teknologi pengoiahan yang diterapkan. g. Bila petugas meragukan teknologi yang diterapkan maka petugas dapat meminta pihak industri untuk memberikan data spesifikasi IPAL, termasuk diagram proses IPAL serta melakukan pengambilan sampel inlet dan outlet air limbah, selanjutnya dilakukan kajian.

3

a. Periksa apakah ada / terjadi rembasan dan atau limpasan pada saluran Membuat saluran air limbah ke media lingkungan secara teliti. pembuangan air limbah yang kedap air b. Periksa apakah meiakukan perbaikan saluran air limbah yang sehingga tidak terjadi berpotensi terjadinya rembasan ke media lingkugan. perembesan air limbah c. Periksa apakahsaluran air limbah menggunakan slang plastik (saluran ke lingkungan. tidak premanen) atau tidak

4

Memasang alat ukur debit atau iaju alir air limbah dan melakukan pencatatan debit harian air limbah.

Catat apakah ada alat ukur debit/laju alir, apakah alat tersebut berfungsi baik atau tidak, apakah ada catatan harian debit air limbah. Bila ada periksa : a. Apakah alat ukur terkalibrasi dan mudah dibaca. b. Bila menggunakan alat ukur berupa V-Notch maka harus dipasang konversi antara skala ukur dengan debit disebelah alat ukur.

13


Konversi antara tinoal dan debit oada alat ukur debit V-Notch denqan sudut 120 deraiat tinggi (cm) 1 2 3 4 5 6

debit (ma/jam) 0.09 0.48 1,33 2,74 4.79 7A5

tinggi (cm) 7 8 9 10 11 12

debit (m3^am) 11.10 15,50 20.81 27,08 34.36 42.71

tinggi (cm) 13 14 15 16 17 18

debit (mSyjam) 52,18 62,80 74,62 87.68 102,03 117.71

tinggi (cm) 19 20 21 22 23 24

debit (ma^am) 134,74 153,18 173.05 194,39 217.24 241.63

tinggi (cm) 25 26 27 28 29 30

debit (m3yjam) 267,59.

Konversi antara tinqai dan debit oada alat ukur debit V-Notch denqan sudut 90 deraiat tinggi (cm) 1 2 3 4 5 6

debit (mayhari) 0.05 0,29 0,8 1,64 2,86 4,51

tinggi (cm) 7 8 9 10 11 12

debit (mayhan") 6,63 9,25 12.42 16,17 20,52 25,5

tinggi (cm) 13 14 15 16 17 18

debit (m3/tiari) 31,15 37,49 44,55 52,35 60,91 70.27

tinggi (cm) 19 20 21 22 23 24

debit (mayhan") 80.44 91.45 103,31 116,05 129.69 144^5

tinggi (cm) 25 26 27 28 29 30

debit (m3yhari) 159,75 176Z1 193,64 212,07 231,52 252

Konversi antara tinqqi dan debit pada alat ukur debit V-Notch denqan sudut 45 deraiat tinggi (cm) 1 2 3 4 5 6

debit (mSytiari) (m34amj 0 0 1 2 3 4

tinggi (cm) 7 8 9 10 11 12

debit (mSyhari) (mSyiam) 6 9 12 16 20 25

tinggi (cm) 13 14 15 16 17 18

debit (m3/hari) (m3^am) 30 36 43 51 59 68

tinggi (on) 19 20 21 22 23 24

debit (mSyhari) (mSyjam) 78 88 100 112 125 139

t'nggi (on) 25 26 27 28 29 30

debit (m3/hari) (m3^amj 154 170 187 205 224 244

c. Meiaporkan hasil penghitungan debit air limbah yang dibuang ke media lingkungan kepada instansi terkait. a. Tidak boleh melakukan pengenceran pada air limbah yang akan diukur kualitasnya /siap dianaiisa). b. Tidak boleh melakukan pengenceran pada bak akhir / saluran pembuangan air limbah sebelum titik pantau/titik penaatan. c. Boleh meiakukan pengenceran pada bak-bak pengoiahan air limbah jika diperlukan oieh teknologi.

5

Tidak melakukan pengenceran air limbah, termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin kedalam aliran pembuangan air limbah.

6

a. Memeriksakan kuaitas air limbah (semua parameter yang harus Memeriksakan kadar diukur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku) yang parameter Baku Mutu akan dibuang ke lingkungan. Limbah Cair sekurangkurangnya satu bulan b. Untuk menghindari kecurigaan terhadap hasil analisa, maka pengambilan dan pengiriman sampel air limbah dilakukan oleh petugas sekaii atau pengawas atau petugas laboratorium. disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

14


7

Memisahkan saluran a. Saluran air limbah tidak tercampur dengan air hujan. limbah dengan saluran b. Membuat saluran air limbah dan bak penampung pada lokasi- lokasi yang berpotensi menghasilkan ceceran bahan kimia/limbah cair air hujan serta menyalurkan ceceran bahan kimia ke bak penampung / IPAL. c. Periksa semua saluran pembuangan yang ada di lokasi industri baik yang berasal dari pengoiahan air limbah, air hujan maupun kegiatan domestik. Bila dibutuhkan minta denah / posisi semua saluran. d. Yakinkan bahwa tidak ada Iagi saluran siluman'(by pass) serta tidak ada Iagi saluran air limbah yang berasal dari proses produksi dibuang ke lingkungan tanpa diolah dan dipantau .

8

Menyampaikan laporan tentang catatan harian, kadar parameter Baku Mutu Air Limbah, produk bulanan senyatanya sekurang kurangnya 3 (tiga) bulan sekaii kepada KLH, Gubernur, instasi teknis yang membidangi industri lain yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Industri wajib menyampaikan hasil pemantauan kualitas air limbah, catatan debit harian air limbah, dan produksi bulanan setiap 3 (tiga) bulan sekaii.

15


Tabel 3 : Informasi s a r a n a instalasi Pengoiaan Air Limbah (IPAL) No.

Informasi yang Ingin didapat dari :

Keterangan

1.

Kapasitas IPAL.

2.

Sumber air limbah yang diolah.

3.

Total debit air limbah yang masuk ke IPAL

4.

Teknologi pengoiaan.

5.

Bahan KImla/Penolong yang Jenis dan jumlah / Nama kImla/Nama dagang / nama digunakan nama dan jumlah yang pasaran dalam satuan kg/hari: 1. dibutukan. 2.

6.

Penyaluran bahan kimia/bahan •

Penyaluran bahan kimia secara manual.

npnnlnnn

Ppnvpliirpn Hpnnpn mpnnntmplcpn npralptpn Mn^p

Kapasitas makslmun.

a. b. c. d. e.

Kimia. Fisika. Biologi. Gabungan antara teknologi kimia, Fisika, Biologi. Lain-lain

pumping). 7.

Kondisi sarana dan prasarana • pada saat kunjungan. • •

Bak aquallsasl. Bak koaguiasl/flokulasl. Thinkener/nemisah lumnur dan cairan 1 1 1 1 1 i ^ i f u ^ i 1 iioui 1 l u i i i u u i uQii cciiiaii.

• • • • • •

Bak chlarlfelr /pemlsah lumpur dan cairan. Bak biologi. Pengelolaan gas Methan, Amonia, H2S, dll. Kondisi flow meter, jenis flow meter yang digunakan. Cek apakah flow meter dikalibrasi atau tidak. Bjla menggunakan flow meter jenis V-Notch apakah ada konversi.

8.

Flow meter.

9.

Saluran air limbah balk saluran Kondisi saluran apakah kedap dengan air dan bertanggul. input maupun output.

10.

Apakah ada kegiatan pengenceran. Berapa jumlah air pengencer yang dibutuhkan /hari.

16


Apakah ada kebocoran (ada/tidak), bila ada tulls dimana lokaslnya (bila perlu ada titik koordlnat).

11

Pipa penyalur bahan baku/kimia.

12

Sarana (alat pengolah, bak Periksa apakah sarana tersebut kedap dengan air, tidak ada kebocoran dll. penampung air limbah).

13

Tempat Penampungan Sementara Periksa apakah sarana tersebut kedap dengan air, tidak ada kebocoran dll. Lumpur.

14

Tempat Penyimpanan bahan kimla/ • bahan baku/bahan penoiong. •

15

Laboratorium.

• •

Periksa apakah ada sarana penampung ceceran bahan kimia. Periksa apakah ada saluran ceceran bahan kimla. • Periksa apakan sarana penampung/saluran kedap dengan air. Periksa apakah sarana tersebut diiengkapi dengan tanggul. Catat sumber air limbah (air limbah berasal dari cucian alat, sisa bahan kimla) Periksa apakan air limbah yang berasal laboratorium (air limbah cucian alat/ gelas/tabung dicampur dengan sIsa bahan kimla). Periksa apakah air limbah diolah pada IPAL khusus laboratorium (ya/tldak) atau disalurkan pada IPAL proses produksi (ya/tldak). Periksa apakah air limbah dibuang langsung ke lingkungan atau disalurkan pada IPAL proses produksi.

17


Tabel 4 : Informasi Sarana Pendukung /Utilitas No.

1.

Kegiatan/sarana Pengoiahan air berslh

Keterangan a. b. c. d.

Kapasitas pengoiahan air berslh Jumlah air baku yang digunakan Sumber air baku yang digunakan Jumlah dan jenis bahan kimia yang digunakan

f. Penanganan air llmbah.llmbah padat, lumpur 2.

Pengoiahan air baku boiler

a. b. c. d.

Kapasitas pengoiahan air berslh Jumlah air baku yang digunakan Sumber air baku yang digunakan Jumlah dan jenis bahan kimla yang digunakan

f. Penanganan air limbah, limbah padat

Tabei 5 : i n f o r m a s i P e n a a t a n P e n g e n d a i i a n P e n c e m a r a n Udara. No.

1

Kewajiban yang harus dilakukan

RInclan kewajiban

Membuat cerobong a. Semua Industri yang menghasilkan emisi wajib membuat cerobong yang diiengkapi emisi yang dengan lubang pengambilan sampel emisi diiengkapi sarana serta sarana pendukung seperti. tangga, pendukung dan lantal kerja dengan memperhatikan alat pengaman. keselamatan dan kesehatan serta kenyamanan petugas pengambll sampel emisi.

Keterangan Posisi lubang sampel dan ukuran lubang pengambilan sampel emisi serta perhltungan diameter cerobong mengacu pada Kepdal 205 tahun 1996 ttg Pedoman Teknis Pengendaiian Pencemaran Udara dari Sumber Tidak Bergerak. EmIsI yang perlu diawasi adalah emIsI yang dihasiikan oieh kegiatan pembakaran, pengoiahan air limbah, proses produksi.

18


Memasang alat ukur pemantauan yang mellputi kadar secara kontlnyu (CEM) dan Iaju alir volume untuk setiap cerobong emisi tersedia serta alat ukur arali dan kecepatan angln.

a. Untuk industri Semen, Peieburan Logam, Pulp dan Kertas, Pupuk, Pembengkit Tenaga LIstrIk wajib memasang CEMS pada cerobong emisl. b. Cerobong yang dipasang CEM serta parameter yang wajib dipantau, dikonsuitaslkan dengan Kementerlan Lingkungan Hidup, Cerobong lainnya tidak dipasang CEM wajib diukur secara manual sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 0. Bagi industri selain industri tersebut diatas wajib melakukan pemantauan emIsI secara manual sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (minimum mengacu pada lampiran V B Kepmen LH No 13 tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak atau mengacu pada peraturan daerah atau Surat Keputusan Gubernur).

Melakukan pencatatan harian hasll emisl yang dikeiuarkan dari setiap cerobong emisl.

Khusus untuk Industri Semen, Pulp and Paper, Peieburan Logam dan Pupuk serta pembangkit tenaga llstrik wajib melakukan pemantauaan hasll pencatatan harian emisi cerobong sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan . Bila pihak industri tidak dapat melakukan pencatatan harian kualitas emisl yang dihasiikan yang disebabkan oleh karena CEM rusak, maka pihak industri wajib meiaporkan kerusakan alat serta melakukan upaya pemantauan kualitas emisl yang dihasiikan dengan parameter dan perlode pemantuan disesuaikan dengan kemanpuan laboratorium penguji setempat.

Melakukan pemantuan emisi, gangguan, udara ambien setiap 3 bulan sekaii.

Bagi Industri yang menghasilkan saiah satu dari pencemara udara yaltu emisl, gangguan (kebislngan, getaran, kebauan) wajib melakukan pemantauan 3 bulan sekaii.

Pemasangan CEM pada cerobong dldasarkan atas ketentuan perundangan yang berlaku. Parameter yang diukur berdasarkan parameter dominan/karakterlstik pencemar yang dihasiikan oleh industri tersebut.

Bila metode analisa sampel emisl tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, maka pihak Industri wajib meminta kepada pihak laboratorium penguji untuk mendapat keterangan tentang alasan alasan mengapa tidak mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya keterangan dari pihak laboratorium penguji diklrlmkan ke Gubernur dengan tembusan yang ditujukan kepada KLH.

19


b. Kewajiban pemantauan sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau sesuai dengan RKL&RPL atau UKL&UPL atau persyaratan yang tercantum pada Izin-lzin . c. Bila ada parameter yang tidak diukur, maka harus ada alasan-aiasan yang dikeiuarkan oleh pihak laboratorium rujukan. 5

Menyampaikan a. Mengirimkan data hasll analisa ujl emisl laporan hasll dari laboratorium yang ditunjuk oleh pemerlksaan emisi Gubernur. dengan kepada b. Bila pihak industri tidak dapat Gubernur dengan menyampaikan laporan sesuai dengan tembusan kepada ketentuan- ketentuan yang diatur oleh KLH sekurangperaturan perundangan dengan alasan keterbatasan laboratorium yang ada dl kurangnya 3 bulan daerah. maka pihak industri wajib sekaii. meminta surat keterangan dari laboratorium dengan alasan- alasannya untuk disampaikan kepada Gubernur. c. Bagi yang memiliki CEM 3 bulan sekaii dan yang manual 6 bulan dsekall.

6

Meiaporkan kepada Gubernur serta kepada KLH apabila ada kejadlan tidak normal dan atau dalam keadaan darurat yang mengaklbatkan baku mutu emisl terlampaul.

20

Yang termasuk dalamkategori kondisi darurat adalah : Kualitas emisi melebihi BMEU yang disebabkan adanya Meiaporkan kejadlan tidak normal atau keadaan darurat dengan menyertakan keterangan/kronologis sejak kapan kondisi tersebut terjadi serta upayaupaya penangguiangan yang telah sedang dan akan dilakukan, serta bila memungklngkan secepatnya memberikan laporan tentang penyebab-penyebabnya.


Tabel 6 : InformasiSumber-SumberYang Menghasilkan Emisi/ Gangguan No.

Sumber kegiatan yang menghasilkan emisl

Keterangan

1

Boiler

Catat: 1. Jumlah dan jenis boiler (oil bolier/termo boiler atau steam boiler) serta kapasitas masing masing boiler. 2. Jenis bahan bakar yang digunakan 3. Kondisi cerobong: • Sarana/teknologi pengendali pencemaran udara ada/ tidak. • Jumlah cerobong berapa buah. • Posisi lubang sampling masing masing cerobong ada/tidak (sesuai peraturan perundang undangan). • Parameter yang diukur. • Ringkasan hasll analisa pemantauan kualitas emisl memenuhl/tidak (sesuai peraturan perundang undangan).

2

Genset

Catat: 1. Jumlah dan jenis genset serta kapasitas masing masing genset. 2. Jenis bahan bakar yang digunakan. 3. Kondisi cerobong: • Sarana teknologi pengendali pencemaran udara ada/ tidak. • Jumlah cerobong berapa buah. • Posisi lubang sampling masing masing cerobong ada/tidak (sesuai peraturan perundang undangan). • Parameter yang diukur. • Ringkasan hasil analisa pemantauan kualitas emisl memenuhl/tldak (sesuai peraturan perundang undangan).

3

Pickling

Catat: 1. Jumlah unit pickling serta kapasitas masing masing pickling. 2. Jenis bahan kimla yang digunakan 3. Kondisi cerobong: • Sarana teknologi pengendali pencemaran udara ada/ tidak. • Jumlah cerobong berapa buah. • Posisi lubang sampling masing masing cerobong ada/tidak (sesuai peraturan perundang undangan) • Parameter yang diukur • Ringkasan hasll analisa pemantauan kualitas emisl memenuhl/tidak (sesuai peraturan perundang undangan)

4

Penyimpanan bahan kimia

Kondisi cerobong : • Sarana /teknologi pengendali pencemaran udara. • Jumlah cerobong. • Posisi lubang sampling masing.

21


• Parameter yang diukur. o Ringkasan hasll analisa pemantauan kualitas emisl. 5

Pembakaran limbah Kondisi cerobong: padat domestik/limbati • Sarana /teknologi pengendali pencemaran udara. • Jumlah cerobong. non B3 • Posisi lubang sampling masing. • Parameter yang diukur. • Ringkasan hasil analisa pemantauan kualitas emisi.

4.

Dokumentasi Pengambilan foto diperlukan untuk meiengkapi data pengawasan. Mengingat foto dapat dijadikan informasi dasar maupun alat bukti, maka sebelum melakukan pengambilan foto perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Periksa memori kamera apakah masih cukup untuk menampung gambar/foto yang di inginkan • Periksa apakah seting tanggal sesuai dengan tangga! pada saat pengambilan foto. • Posisi obyek gambar sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Sedangkan lokasi atau obyekfoto yang perlu diperhatikan adalah: • Lokasi-lokasi yang berpotensi menghasilkan limbah atau mencemari lingkungan. • Lokasi-lokasi yang dapat digunakan untuk menetapkan status penaatan (misalnya, saluran yang dianggap dapat digunakan sebagai pembuangan limbah tanpa diolah lebih dahulu). • Sarana pengelolaan air limbah dan sarana lain yang digunakan untuk mengendalikan pencemaran air. • S a r a n a yang d i g u n a k a n untuk m e n g e n d a l i k a n pencemaran udara.

22


5.

Pengambilan sampel air limbah atau emisi a.

Pengambilan air limbah. Sampel air limbah diambil pada lokasi-lokasi / sumbersumber kegiatan yang diduga berpotensi adanya pelanggaran. Bagi industri yang baru diawasi perlu diambil s a m p e l pada titik penaatan yang telah disepakati bersama dengan pemerintah daerah, dan semua sumber-sumber kegiatan yang menghasilkan air l i m b a h . H a l ini p e n t i n g u n t u k m e n g e t a h u i karakteristik air limbah yang dihasiikan oleh sumbersumber kegiatan tersebut. Sedangkan untuk industri yang sudah pernah diawasi, maka pengambilan sampel air limbah dilakukan sesuai lokasi yang telah ditetapkan dalam IPLC atau pada saluran buangan IPAL yang menuju langsung ke lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pengambilan sampel air limbah dilakukan oleh petugas pengawas yang telah memiliki sertifikat pengambilan sampel air, bila tidak ada petugas yang memiliki sertifikat sebaiknya dilakukan oleh pihak laboratorium untuk menghindari beda pendapat/hasil analisa diragukan. Bila pengambilan sampel dilakukan o l e h p e t u g a s p e n g a w a s , m a k a s a m p e l harus diawetkan agar tidak rusak (mengacu lampiran II.B).

b.

Pengambilan sampel emisi. Sampel emisi diambil pada cerobong kegiatan yang diduga berpotensi adanya pelanggaran atau berpotensi besar/dominan mencemari udara dan cerobong yang telah ditetapkan oieh pemerintah daerah dengan syarat

23


cerobong sudah diiengkapi dengan lubang sampel emisi sesuai dengan Keputusan Bapedal Nomor: 205 tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendaiian Pencemaran. Pengambilan sampel emisi diambil oleh petugas pengawas (petugas pengawas dapat menunjuk pihak laboratorium yang telah terakreditasi). Pembinaan Pembinaan dapat dilakukan pada saat pengawasan dan setelah kegiatan lapangan/kunjungan lokasi. Pembinaan dilakukan setelah petugas memahami dokumen-dokumen terkait dengan pengendaiian pencemaran dan informasiinformasi yang diperoleh dari pihak industri serta hasil p e m a n t a u a n I a p a n g a n . Dalam p e m b i n a a n tersebut sebaiknya petugas pengawas dapat menjelaskan pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan oleh pihak industri dan l a n g k a h - l a n g k a h pengendaiian atau perbaikan sehingga pihak industri dapat melakukan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Teknis pembinaan dapat melalui diskusi atau tanya jawab untuk memperkaya data dan informasi tentang status penaatan, termasuk hai-hal menyangkut masalah-masalah yang dihadapi balam pencapaian baku mutu. Selain hal tersebut diatas, bila waktu memungkinkan diskusi dan tanya jawab diperlukan untuk mengetahui lebih jauh tentang kepedulian pihak industri terhadap masyarakat sekitar maupun kepedulian terhadap lingkungan (minimasi limbah serta penerapan Sistem Menejemen Lingkungan/ISO 14000). Selanjutnya pembinaan kepada industri dapat ditulis dalam berita acara pemeriksaan/pengawasan dalam bentuk Rencana Tindak (rencana yang harus dilakukan oleh pihak industri) untuk perbaikan pengelolaan lingkungan.


7.

Penyusunan Berita Acara Untuk mengefektifkan penyusunan berita acara yang nantinya sebagai bukti serta dasar tindak untuk perbaikan penaatan, diharapkan pihak penanggungjawab kegiatan (pemiiik, operator proses produksi dan operator IPAL serta staf lain yang beranggungjawab terhadap penendalian pencemaran) dan semua pengawas terlibat dalam penyusunan berita acara. Dalam penyusunan berita acara tersebut pihak industri diberi kesempatan untuk ikut menyanggah dan menanggapi atau memberikan komentar terhadap berita acara yang telah disusun pihak petugas tersebut. Bila pihak industri akan merubah/menanggapi berita acara, maka pihak industri diberi kesempatan untuk menjelaskan serta menunjukan bukti-bukti. Sedangkan hal-hal yang tidak dapat dirubah oleh pihak industri dalam penyusunan berita acara adalah hal- hal terkait dengan hasil temuan Iapangan, sertifikat hasil analisa laboratorium. Sedangkan hal- hal yang perlu ditulis dalam berita acara adalah: • Ringkasan tentang profil industri. • Ringkasan tentang proses produksi • Ringkasan tentang pengendaiian pencemaran (air, udara, limbah padat non 83). • Uraian tentang temuan iapangan. • Ringkasan pelaksanaan rencana tindak (sesuai dengan Berita Acara pada kunjungan Iapangan sebelumnya). • Uraian tentang rencana tindak. • D e n a h lokasi p e n g a m b i l a n s a m p e l (bila perlu disertakan titik koordlnat)

25


• • • •

Denah lokasi adanya pelanggaran-pelanggaran (bila perlu disertakan titik koordlnat). Tanda tangan pihak penanggungjawab kegiatan serta semua pengawas; Berita acara pengambilan sampel kualitas air limbah dan emisi; Bila pihak industri menolak petugas Iapangan, maka penanggungjawab kegiatan perlu menandatangani Berita Acara Penolakan. Bila pihak industri melarang petugas pengawas meiakukan pengambilan sampel air limbah atau emisi serta limbah padat Non B3 serta pengambilan gambar/ photo maka kondisi tersebut perlu ditulis dalam berita acara pengawasan atau menandatangani Berita Acara Penolakan Pengambilan Sampel Air Limbah, Emisi atau Limbah Padat Non B3 serta menandatangani Berita Acara Penolakan Pengambilan Gambar/ photo.

KEGIATAN PASKA PENGAWASAN Kegiatan paska pengawasan terdiri d a r i : 1.

Pengoiahan data dan informasi hasi pengawasan Data yang terkait dengan pengendaiian pencemaran air dan udara serta pengelolaan limbah padat non B3 baik berupa hasil! analisa laboratorium maupun temuan di Iapangan selanjutnya diolah untuk dijadikan dasar dalam menetapkan status penaatan serta rencana tindak pengawasan.


2.

Penyusunan pengawasan

rekomendasi

(rencana

tindak)

Data yang terkait dengan pengendaiian pencemaran air dan udara serta pengelolaan limbah padat non B3 baik berupa hasill analisa laboratorium maupun kondisi di Iapangan yang diperoleh dari pihak perusahaan maupun dari pemerintah daeran selanjutnya akan diolah untuk dijadikan dasar dalam menetapkan status penaatan serta rencana tindak pengawasan. Rencana tindak pengawasan bisa berupa pembinaan maupun penetapan sanksi administrasi. Bagi industri yang beberapa kali dibina/diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan, akan tetapi masih belum bisa melaksanaan pengendaiian pencemaran sesuai dengan p e r a t u r a n yang b e r l a k u , maka P e m e r i n t a h Daerah Kabupaten/Kota maupun KLH baik langsung maupun melalui Pemerintah Propinsi dapat menindaklanjuti dengan upaya penegakan hukum. Tindak lanjut pengawasan dapat berupa rekomendasi pembinaan, teguran, maupun sanksi administrasi sampai pada sanksi pidana maupun perdata. Dalam menetapkan apakah industri itu perlu dibina, mendapat teguran, mendapat peringatan ataupun pemberian sanksi maka perlu ditetapkan kriteria (kriteria disusun oleh pemerintah daerah sebagai panduan petugas pengawas) :

27


Tabel 7 : Beberapa Contoh J e n i s Rekomendasi Tindak Lanjut Pengawasan Jenis pelanggaran sesuai dengan temuan iapangan

No.

• •

Industri yang telah melaksanakan surat perintah melakukan Masih perlu tindakan tertentu tetapi masih belum taat terhadap peraturan dibina peruandangan. Tidak mengerti tentang kewajiban- kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Melakukan semua kewajiban yang diatur oleh peraturan tetapi masih belum taat. Memiliki Izin Pembuangan Air Limbah (IPLC) tetapi kadangkadang masih ada parameter yang melebihi baku mutu.

Tidak melakukan pengoiahan air limbah dan pengendaiian pencemaran udara. • Memiliki sarana pengendaiian pencemaran tetapi dengan sengaja tidak melakukan kewajiban. • Tidak melakukan saiah satu kewajiban yang diatur oleh peraturan perundangan terkait dengan pengendaiian pencemaran air dan udara. • Dari hasll pemantauan kualitas emisi atau air limbah yang dibuang ke lingkungan secara berturut- turut hampir semua parameter melampauhul Baku Mutu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. • Tidak memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair. • Menolak / menghalangi petugas pengawas melakukan pengawasan. •

Rekomendasi

Layak diberi sanksi administrasi Pencabutan Izin atau larangan membuang limbah ke lingkungan

Dengan sengaja tidak melakukan kewajiban- kewajiban yang diatur oleh peraturan perundangan yang berlaku. • Tidak ada perubahan peningkatan kinerja pengendaiian pencemaran air dan/aau udara secara signlfikan (hampir semua parameter melebihi Baku Mutu) sesuai dengan berita acara terdahulu atau sesuai dengan surat peringatan maupun surat perintah melakukan tindakan tertentu yang diterbltkan oleh pemerintah. • Terbuktl dengan sengaja tidak menglndahkan/mengabalkan Surat Peringatan / Teguran. • Tidak memiliki dokumen pengoiahan lingkungan serta memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair. • Ada hubungan sebab akibat antara pelanggaran Baku Mutu dan terjadinya pencemaran lingkungan.

28

Keterangan Penerbltan Surat Pembinaan oleh Kepada Dinas/ Badan sebagai bukti pembinaan

Sanksi administrasi berupa Surat teguran atau peringatan dapat berupa Surat Perintah Melakukan Tindakan Tertentu yang diterbltkan oieh Kepada DInas/ Badan atau oieh Bupatl/Wallkota. Surat Pemberian Sangsl diterbltkan oleh Bupati / Wailkota.


Memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair tetapi beberapa kali meiakukan pelanggaran Baku Mutu atau dari hasll pemantauan kualitas emisl atau air limbah secara berturutturut ,

Sedangkan beberapa contoh format pembinaan, teguran maupun peringatan serta sanksi administrasi dapat dilihat dalam lampiran pedoman ini (Lampiran III). 3.

D.

Pemeliharaan data dan informasi Data dan informasi hasil kunjungan perlu disimpan dalam data base, hal ini diperlukan untuk menghindari adanya data yang hilang serta memudahkan pengawasan di masa datang.

PENYUSUNAN LAPORAN PENGAWASAN Setiap pengawas wajib meiaporkan hasil pengawasan kepada pejabat yang menugaskan/yang memberi tugas. Sedangkan isi laporan memuat tentang profil industri, kondisi lingkungan setempat saat kunjungan serta data dan informasi tentang pelaksanaan pengendaiian pencemaran. Data dan informasi yang disampaikan dalam laporan harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah. Berkenaan dengan hal tersebut maka penulisan sebaiknya: • Harus jeias dan sistematis • Akurat ,aktual dan faktual. • Harus difokuskan sesuai dengan tujuan pengawasan. • Bukan merupakan pendapat, pandangan dan asumsiasumsi pribadi. • Didukung dengan data atau bukti akurat dan faktual.

29


Dokumen pendukung seperti foto, berita acara disebutkan dengan jeias.

harus

Sedangkan isi laporan seperti format pada lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup.

E.

PENUTUP Untuk mengurangi adanya pencemaran serta mengefektifkan pelaksanaan pengawasan, diharapkan pemerintah daerah berani menetapkan sanksi. Sedangkan untuk pengawas diharap memahami seluruh isi pedoman ini dan menggunakan pedoman ini sebagai acuan pada saat melakukan kegiatan pengawasan

30


Lampiran 1 B E B E R A P A INFORMASI YANG P E R L U DIKETAHUI O L E H P E T U G A S PENGAWAS INDUSTRI MANUFAKTUR

I.

INFORMASI TERKAIT PENCEMARAN AIR

DENGAN

PENGENDALIAN

Pada prinsipnya pengelolaan air l i m b a h adalah upaya mengendalikan parameter yang ada dalam air limbah yang dibuang ke lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Teknologi /metode pengoiahan air limbah ada beberapa macam : 1.

Kimia (Netraiisasi, Pertukaran I o n , sedimentasi (coagulation), pengapungan (flocculation), stabilisasi, penyerapan, oksidasi dan reduksi).

2.

Fisika (Penyaringan, pengendapan/gravitasi, pemanasan, penyerapan, pemisahan fasa, penguapan, tekanan, vakum, granular).

3.

Biologi (Aerob proses dan Unaerob proses serta kombinasi Aerobic dan Unaerobic proses).

4.

Kombinasi Kimia dan Fisika.

5.

Kombinasi Kimia dan Biologi.

6.

Kombinasi Fisika dan Biologi.

7.

Kombinasi Kimia, Fisika dan Biologi.

31


Daftar Beberapa Bahan Kimia y a n g sering d i g u n a k a n dalam Pengelolaan Air Limbah IX u

rioiild

Dailon

naiTia

r\iniio/r\uiTius

Kimt;i rMiiiid

•1 1

Parhnn

2

A l i i m i i n i l t ^ i i l f a f p ( filtpr A l i i m ^

0

A l l i m im i li m M I H r ^ ^ c i H o Miumuniurn niuroKsiua MiTionia

A i / n u \ 7

MifiUlllUiil

riuwolMUolc

Mmonium

ouiTaie

/ MI-l417t;iPR \ ixnt)^oirD IK\UA\'3Cr3A

Coagulation

/"'o/Ur-07\7

i r ^ r n Kir^ocl l-lt/nnfHa4i/^al

A *l

0 7 0

Aktif

ixaisium

•icarconai

t\aisium

r\arDonai

K n ni l tUmU li r\U

R r \adcdsd

H u ad rl tl hUadi iUadi lr i

P f t a n i ilatlr^n

Kombinasi Hypothetical. Densinfectan Chloramine

Wt-I7

PIrM i r i H a c i riuunudSi

l^anfml

L/aL>UJ

l^r%roc!/r^df'i/^d/naK

isaniroi Norasi/pencegan

karat q

rxdidium

CaPO L..a—^ \Aa\\Jv\)£

nuuriua

Kslcii i m Hlrlr/^kciHa r\dioiurTi n i u i u A o i u d

11 19

PlAiiriHaci riounudSi iviBngniidngKdn l^ocaHahan/rtPliinakart a i r

K Ov 1 li ii imi i pc ^y i XdC lUcOiI ti Ji Iml l w A iI rUl da ^

^3^^10)9 9H9n Tan

rxlllunric

CXO Ol^

Poncifaktan uensiTcAidn f^r\f\\rr\\ raca H a n Haii

r*iiC/"ii

w u n i r o i r d S d u d D uau Control Alga/lumut Coagulation Kombinasi Hypothetical Coagulation Coagulation Fluridasi Defluridasi

rl ^x ad il se ii ui ii m ii

M yi |/ Jn U AA k li vn jr iiiti n

rtonQifpr^tan M l ai dni nl ykAadni 1 i v ipcni nl yh 1i M tr ^x dc cS ad HUadhnt da nn // rP cd ll U i ni nd aA kd af ln d a li lr

It

KHInrtno HiokciHo ixniunric QiONSiua

10

Tembaga Sufat

ID 17 1 /

Parr\/

VCV\f\r\fA^

P o m p PQ/PIU17

18 1Q ly zu

niQroKsioa Ferry Sulfat rerro ouiiai Fluosilicic Acid

Z 1

iviagncsiurn

IVIyll.Jrl)^

1 Q

rcrry

reiunjo re2(bU4)3 p^scrM

nyuroKSicia

99 r^uiasiurTi

'3A

ncrrnanydnai

A

iMvinvjt

P 1 /eiHa c!

MaHm7

7R

ouuium ^diuunai \ o u u a

27 28 28 29 30 31 32 33 34 35

Sodium Clorida (Common Salt) Sodium fluoride Sodium hexametaphosphate Sodium hydroxide Sodium hypochlorite Sodium silicate Sodium fluosilicate Sodium thiosulfate Sulphur dioksida Asam Sulfat

Qr a t

n9 A i n 7

Sodium Aluminate

7 P .CO

Inn

Coagulation ixuniroi

pn

Q/sftoni

Moiij

nn/monnhilannkan o u ^u ac Hn ai tn i ya /nm c n y n u d n g A d n k pC A odUdi idi1

NaCI NaF (NaP03)n NaOH NaCIO Na4Si04 Na2SiF6 Na2S203 S02 H2S04

Sumber: Mark J. Hammer, Water and Waste-Water Technology

32

7 U 7 n

l-l7QiPR

Ion-exchanger regeneration Fluoridation Control korosi/Karat Ph adjusment Disinfection Coagulation aid Fluoridation Dechlorination Dechlorination Kontrol pH


Lampiran 11. A Beberapa Teknologi Pengelolaan Air Limbah No. 1

2

3

4

5

Pencemar Arsen (As)

Barium (Ba)

Boron (B)

Sumber Pencemar

Teknologi pengoiahan

Peieburan logam, Peralatan dari a. Ume Softening (pH11) gelas dan keramik, peptisida. b. Ferry Suifate/coagulant, pH 6-8. c. Ferry Hydroxide d. Precipitation with Alum (softening) >pH 8.5 Industri cat (sebagai pigmen putih), a. Lime softening, pH10-11 industri-industri yang menggunakan b. Precipitation pigmen putih sebagai pewarna, • Sulfate industri keramik dan gelas serta • Carbonate industri vulcanisir ban. • Hydroxide c. Ion Exchange Rumah tangga (detergen, pemutih), Reverse Osmosis pelapisan logam. (Cecllulose acetate membrane reverse osmosis).

Cadmium (Cd) Industri baja (pencampuran logam), a. Ferry sulfat coagulant, electro plating, baterai, keramik, pH8. pigmen anorganik. b. Lim softening > pH8.5 c. Precipitation • Hydroxide • Sulfide d. Reserve Osmosis. e. Freeze Concentration. Chloride (0!)

Unit penyedia air kebutuhan boiler a. Electrodialysis. (water softening plant), galfanis, b. Ion Exchange. minyak bum!, kertas, industri logam (yang menggunakan HCI untuk menghilangkan karat/pickling).

% Removal 95 94 94-96 85-92 >90 >80 99 98 81 90

38-60% >90 >95

30 80

33


6

7

8

Chromium Hexavalent [U )

Air pendingin (sebagai anti karat), a. Ferrous sulfate, coagulant, pH 6-9. penyamakan kulit, industri yang mRnn/iiinGl/Gn

noxd/omG

InHiictri

U.

uVdpuidlivc rxcuuvciy.

menggunaKdn pcwdina, iiiuubiri c. Ion Exchange. pewarna, pewarnaan logam d. Electrochemical (alumunium anodizing), industri Reduction. pelapisan logam, industri pembuat sukucadangmobii.

Chromium Industri tekstil, gelas, keramik, a. Trivaient(Cr3) photografi, pigmen anorganik, perekat yang berasal dari binatang. b. c. d.

Ferrous sulfate coagulant, pH6-9. Alum coagulant, pH7-9 Evaporative Recovery Ion Exchange (Cation exchang) e. Electrxhemical Reduction

Cupper (tembaga)

>95

>95 >90

Industri logam (plating brass, brass Cxidation-Reduction Reaction and copper wire mill) yang melakukan with Fe SC4, Ca(CH)2 Ion n n liUrUi La i nd i i |n p h R Y p h a n n o rkxpc n y iicai itcai in 1n pjJCi pn e ln1 ^1pllai il c Uaon d l 1C ALIIclliyc,

PiDPfrnlitip CtcLiU UltllO

permukaan logam tembaga, Recovery. pelapisan logam dengan tembaga, industri penghasil suku cadang mobile, pemumian emas dari logam tembaga. 8

Cyanide (ON ) Pemumian hasil tambang, photografi, Chlorination.Eiectrolitic gas srubbing, pelapisan logam, Decomposition, Czonation. industri logam (yang melakukan kegiatan pengerasan logam dan penghilangan karat).

9

Florida

10 Besi (Fe)

34

Keramik, gelas, peptisida, pupuk, Ion exchange with activated industri logam (alumunium), alumina or bne char media pelapisan logam. (limited full scale experient), pHslighly above 7.

>90

Industri pertambangan tekstil, industri a. Limestone Slury kimia (Tintanium Dioksida, bahan b. Lime kimia organik dan anorganik, c. Soda ash petrokimia), industri pengoiaan logam, makanan kaleng.

10 5.2 4.9


11 Timbal(Pb)

Industri baterai.pelapisan logam, a. Ferric sulfate xagulant, elektronika, peieburan tembaga, pH 6-9 amunisi, photografi, korek, pewarna, b. Alumina coagulant, pH 6-9 percetakan, minyak (yang c. Limesoftening,pH7-8,5 menghasilkan bahan bakar premium mengandungTEL).

12

T*ompiir7n K G I G C G I Vannn K r ^ l o r o l A R r G f i n n r ^ ) i l r \ r i n o rinn Tergantung L>dinpuran uaja, sei Kering oaierai, rverauon L/Riorine oan kondisi Oxidation gelas dan keramik, cat gambar dan Hipochlorite limbah pernis, tinta dan cat, pupuk, korek Pengaturan pH Ion exchange Chlorine Oxidation Mangane apidanpetasan. Dioxide atau Permanganate

13 Air Raksa/ Mercury (Hg)

Industri chloralkali, industri elektronik, Inorganic produksi peiedak, industri photografi, Ferry sulfate coagulant, industri pestisida dan bahan PH7-8 Organic pengawet. Granular activeated carbon

14 Nike! (Ni)

Pembersihan perak, pengoiahan baja dan pencairan, kendaraan bermotor dan perusahaan penerbangan, percetakan.

15 Phenol

Produksi gas, penyaringan dari kayu, a. penyaringan minyak, pemandian b. ternak, tanaman kimia, pengusahan c. photografi, peiedak, penyaringan coal d. tar, pembuangan dari pengembangan tambang, insektisida, barang produksi dammar, oven coke. e.

16 Oil/lpmak

Inriii^tri mpnviilinnan minvak bum! Primary Treatment kelapa sawit, bengkel, domestik, • API Separator pengalengan ikan, makanan, dll). • Air Flotation without Chemical. • Air Flotation with Chemical.

a. b. c. d.

Precipitation Ion Exchange Evaporation Recovery Reverse Osmosis

>95 >95 >95

>60 <90

a. b. cd.9

Bixxidation pond Carbon active. Aerated lagxn Activated sludge (penambahan omanish khusus untuk menghilangkan phenol) Ozone dan chlorine dioxide f. Chlorine plus lime g. Sodiom Chloride.

35


Chemical Coagulant and sedimentation. Secondary Treatment Chemical Demuisifying. [adding coagulating salt adding adds, adding salts and heating the emulsion, adding salt and treatment by electridty, adding acids plus organic cleaving agents (demulgaters)] 17 Selenium (Se) Industri cat, industri yang mengunakan warna, insektisida, gelas, peieburan tembaga, elektronik, air limbah yang berasal dari penangkapan debu/gas (wet scrubber) hasil pembakaran batu hara/inrinprator

18 Perak (Ag)

19 Total Padatan Teriatut(TDS)

36

a. b. c. d. e. f

Industri perlengkapan rumah tangga, a. porselin, photografi, pelapisan logam, industri tinta, antiseptic, makanan dan b. minuman kaleng. 0. TDS adalah logam-logam terlarut dalam air berupa garam-garam, ionion. Sumber utama berasal dari industri penyulingan air laut, pengalahan air berslh, pelapisan iogam,penyu!ingan minyak bumi.

a. b. c. d.

Ferry Sulfate Coagulant Alum Coagulant Lime Coagulant Cation Exchange Cation Plus anion Exchange Proppq*? qpfiiipnrp • • Sand Filtration o Active Carbon • Cation Exchange • Anion Exchange Feme sulfate coagulant, pH7-9 Alum coagulant, pH 6-8 Lime softening. pH 7-9

Reverse Csmosis Electrodialysis Distillation Ion Exchang • Strong Acid Cation (Sulfonic) • Weak Acid Cation (Carboxylic) • Strong base Anion. • Strong Base Anion. • Weak Base Anione. e. Evaporative Pond.

81 % 45 % 16,2 % 0,9 % 99,7 %

9,5 % 43,2 % 44,7 % 99,9 % 7080 70-80 70-90


20 Zink(Zn)

Industri pelapisan logam (galfanizing a. Chemical Precipitation dan elektro plating), perlengkapan b. Ion Exchange rumah tangga, rayon dan serat c. Evaporative Methods sintetik, pulp, percetakan koran dan sejenisnya.

Sumber: 1. ANN ARBOR SCIENCE, Wastewater Treatment Technology. 2. ANN ARBOR SCIENCE, Water Treatment Plant Design.

37


Lampiran 11. B Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memperiakukan sampel air No.

PENETAPAN

TEMPAT

KEPERLUAN

PENYIMPANAN

CONTOH (mL)

PENGAWETAN

BATAS DEMVIMDAMAM

14 hari

1

Asiditas

P.G(B)

too

Pendinginan

2

Alkalinilas

P.G

100

Pendinginan

14 hari

3

KOB

P.G

1000

Pendinginan

48 jam

4

Boron

P

too

Tanpa pengawet

28 hari

5

Kalsium

P.G

100

Tambahkan HNO3

6 bulan

6

Kesadahan

P.G

too

Tambahkan HNO3

sampai pH<2 6 bulan

sampai pH<2 7

Kaiton organik total

28 hari

G

too

Pendinginan dan tambah H2SO4 sampai pH<2

too

Segera dianaiisis di Iapangan

too

Tambah H2SO4 sampai pH<2

28 hari Tidak terbatas

8

Kart)on dioksida

9

Kebutuhan Oksigen Kimia

P.G

10

Khiorida

P,G

too

Tanpa diawetkan

11

Sisa kior

P,G

500

Segera dianaiisis di Iapangan

2 jam

12

Khiorofil

p.g

500

Dibekukan dan disimpan di dalam ruang gelap

30 hari

13

Wama

P.G

500

Pendinginan

48 jam

14

Fluorida

P

300

Tanpa diawetkan

28 hari

15

Sianida

P,G

500

Tambahkan NaOH sampai pH>12, dinginkan

14 hari

16

Minyak dan iemak

G

1000

Tambahkan H2SO4 sampai pH<2, dinginkan

28 hari

17

Deterjen

P,G

100-200

18

Logam terlarut

P.G

250

Disaring segera dan tambah HNO3 sampai pH < 2

6 bulan

19

Logam total

P.G

20

Ammonia-N

P.G

500

Tambahkan H2SO4 sampai pH<2, Dinginkan

28 hari

21

Nitrat-N

P.G

too

Tambahkan H2SO4 sampai pH<2, Dinginkan

48 jam

22

Nitrit-N

P.G

too

Dinginkan

48 jam

23

Organik-N

P,G

500

Pendinginan.Tambah H2SO4 sampai pH<2

28 hari

24

Oksigen terlarut

G, botol KOB

300

Segera dianaiisis di Iapangan

38

250

Ditambah HNO3 sampai pH <2

bulan


25

pH

26

Silika

Segera dianaiisis

2 jam

Dinginkan

28 hari

26

Pestisida

1000

Dinginkan & tambah 100 mg Na2S03biia sisa klorin ada

7 hari

27

500

Dinginkan.Tambahkan H2SO4 sampai pH<2

28 hari

G,(A)

too

Untuk fosfatterlarutdisaring

48 jam

P,G

500

Dinginkan

14 hari

Sulfat

P.G

100

Pendinginan

28 hari

31

Kekeruhan

P.G

250

Simpan di tempat gelap

48 jam

32

Temperatur

33

Salinitas

P,G P

50

G. (S)

Fenol

G

28

Fosfat

29

Residu/Solid

30

Segera dianaiisis di Iapangan G

250

Ditutup dengan iapisan liiin

6 bulan

Keterangan: G = gelas P = plastik G(B) = gelas dari bahan Borosilikat St = steril (A) = dibilas dengan HN031:1 (S) = dibilas dengan pelarutorganik Dinginkan = dinginkan pada temp. 4°C dan simpan ditempat gelap

39


Lampiran ill

Contoh surat teguran

Nomor Lampiran Perihal

Perintah Melakukan Tindakan Tertentu

Kepada Yth Pimpinan PT.Perusahaan, di Tempat

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengendaiian pencemaran yang Saudara lakukan dari bulan sampai bulan... serta hasil pengawasan yang dilakukan pada tanggal dengan hasil temuan dilapangan adalah sebagai berikut: 1. Tidak meiaporkan hasil pemantauan 2. Tidak memasang Flow meter 3. Dll Maka Saudara wajib melakukan perintah tersebut dibawah ini: 1. Menyampaikan laporan hasil pemantauan setiap 3 bulan sekaii 2. Memasang flowmeter paling lambat tanggal 3. Dll Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimah kasih.

Kepala Dinas LH Kabupaten

Nama NIP :

40


Contoh Surat Peringatan / Pemberian Sanksi

Nomor Lampiran Perihal

Perintah Melakukan Tindakan Tertentu

Kepada Yth Pimpinan PT.Perusahaan d Tempat

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengendaiian pencemaran yang Saudara lakukan dari bulan sampai bulan... serta hasil pengawasan yang dilakukan pada tanggal dengan hasil temuan dilapangan adalah sebagai berikut : 1. Tidak Memiliki IPAL 2. Membuang air limbah ke lingkungan tanpa mendapat Ijin dari Bupati /Kepala Daerah. 3. Dll maka Saudara untuk segera: 1. Menghentikan pembuangan air limbah ke lingkungan 2. Mengurus IPLC. 3. Dll . Surat perintah ini wajib Saudara perhatikan untuk menghindari Sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku..

Bupati/ Wailkota.

Nama.

41


Lampiran IV

DAFTAR PERIKSA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Dalam Pengisian Dafiar Periksa ini Mohon Dilakukan Dengan Tinta, Huruf Cetak, dan Jeias Tanggal inspeksi: DATA PERUSAHAAN 1

Nama Perusahaan

2

Alamat Perusahaan

3

Jenis Industri

DATA UMUM PERIZINAN: 1.

2.

Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air (sungai, danau, rawa, waduk, situ)'

Izin Pembuangan Air Limbah keLaut

Ada

I

I Tidak,

Ada

I

I Tidak,

Alasan:

Alasan:

Uraian untuk Perizinan Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air atau ke Laut' a. Nomor Izin : b. Tanggal Terbit

Pemberi Izin

Tahun: | |

|

c. Tanggal Berakhir d. Status Izin

I

I Baru

I

I Perpanjangan

e. Sumber Limbah

I

I EfluentlPAL

Sumber Lain

f. Media Penerima

g. Persyaratan yang tertuang dalam Izin

I

I Sungai

1

I Laut

I

Danau Lainnya I Debit Maximum

m'/jam m'/hari

42

I

I Baku Mutu

I

I Lain-lain

BOD (mg/l) COD (mg/l) TSS(mg/l)


Peraturan Perundang-undangan yang diacu: •

KepMENLH No. 51/1995

I

I KepMENLH No. 42/1996

KepMENLH No. 113/2003

I

I KepMENLH No. 09/1997

Kepka BAPEDAL No.03/1999

I

1 KepMENLH No. 202/2004

D

Perda Provinsi

LI

Lainnya:

Nomor •

Tahun: J Nomon

DATA TEKNIS A.

Kondisi Operasi Perusahaan Pada Saat Inspeksi^

I

I Normal ]

Black Out

~\

Overhaul

Kondisi operasi

Sistem Operasi Proses Produksi ~1 Batch

B.

Kontinyu

Instalasi Pengoiahan Air Limbah (IPAL)

Sistem Operasi Instalasi Pengoiahan Air Limbah Batch

Kontlnyu

Kapasitas IPAL dan Debit Air Limbah

1

Apakah ada skema / flow diagram IPAL?

2

Kapasitas total IPAL

M3

3

Kapasitas IPALTerpasang

M3/Jam

4

Dipersyaratkan mengukur debit

5

Debit Air Limbah Saluran Inlet

Ada

Ya

I

I Tidak ada

Tidak

M3/Jam

' Berdasarkan sural pernyataan dari perusahaan.

43


Titik Penaatan

LS:

Koordinat

BT: DebitAIr Limbah Saluran Outlet

MVJam

untuk pembuangan ke lingkungan, sedang untuk pemanfaatan lihat butirK Jika saluran Outlet lebih dari satu Lokasil.

M^/jam

LS:

Koordinat:

BT: M^/jam

Lokasi 2.

LS:

Koordinat:

BT: 7.

Debit air limbah yang didaur ulang

8.

Kondisi Flowmeter

MYJam

Sertifikasi BMG:.

Tgl. terakhir kalibrasi: Jenis :

I

I Magnetic

LD

Parshall Flume

\

I Lainnya:_

I

I Ultrasonic

•

V-Notch

I

I Current Meter Keterangan

Kondisi

Proses Fisika 1

Perangkap Pasir

1 baik

1

j buruk

2

Saringan Kasar

1 baik

1

1 buruk

3

Ekuaiisasi

1 baik

1

] buruk

4

Pengendapan/ciarifier

1 baik

1

1 buruk

5

Oil Catcher/Fat Pit

j baik

1

1 buruk

6

Menara Pendingin

1 baik

1

1 buruk

Kondisi

Proses Kimia

44

Tidak dipersyaratkan

buruk

LH ^^^^

1

Koagulasi

1 baik

1

1 bumk

2

Flokulasi

1 baik

1

1 bumk

3

Netraiisasi

1 baik

1

1 bumk

1

Keterangan


Bahan Kimia yang digunakan untuk pengoperasian IPAL 1

2

3

Bahan Koagulan

Bahan Polymer

Bahan Netraliasi

Penggunaan

/hari

Penggunaan

/hari

Penggunaan

/hari

Penggunaan

/hari

Penggunaan

/hari

Penggunaan

/hari.

Proses Biologi 1.

Aerobic Aerasi

Keterangan

Kondisi baik

buruk

Lumpur Aktif (Activated Sludge)

baik

buruk

Squendng Batch Reader (SBR)

baik

buruk

Rotating Biological Contador (RBC)

baik

buruk

Bio Filter

baik

buruk

Parit Oksidasi (Oxydation Ditch)

baik

buruk

Trickling Filter (filter percik)

baik

buruk

I BakAnaerob

baik

buruk

I TankiAnaerob

baik

buruk

I Koiam stabilisasi

baik

buruk

Anaerobic

Pemanfaatan Gas Methan:

45


F.

Proses Dewatering

I

I

Jenis Alat Dewatering

Belt Press

ada

tidak Filter Press

I Drying Bed

Dryer :batianbakar._ AirFiltrat

Dikeloia

Jumlah Sludge IPAL

ton/hari

I Lainnya: I Tidak dikeloia Kadar air

%

pH saluran inlet pH saluran outlet G.

Saluran Apakah ditemukan saluran untuk membuang air limbah dari proses produksi tanpa diolah teriebih dahulu (bypass) Apakah ditemukan saluran yang berpotensi untuk membuang air limbah tanpa diolah teriebih dahulu Apakah terdapat kebocoran yang signlfikan ?

H.

1

| |

ya

|ya

|

|ya

tidak

n

tidak

tidak

Pengelolaan Air Limbah Domestik 1. Sumber limbah domestik: • kantin • dormitori D kantor • lain-lain: 2.

Apakah air limbah Domestik diolah ?

tidak

ya

Jika Ya, sebutkan jenis proses pengoiahannya I

I Diaiirkan ke IPAL

|

Ket.

| Fisika/kimia/biologi

Apakah kualitasnya memenuhi BMAL I.

tidak

Pengelolaan limbah unit utilitas 1. Sumber Air limbah unit utilitas: • genset

I

I ceceran minyak

I

I kebocoran

• boiler

I

I air saubber

I

I air pendingin

• wafer freafmenf

I

I air back washing

I

I regenerasi resin

• bengkei/wor/c shop

[~] Pencucian peralatan

a Wet Scrubber FPU

I

I air scrubber

• 46

ya

JL L


2.

Apakah air limbah dari utilitas diolah ?

ya

tidak

Jika Ya, sebutkan jenis pengoiahan air limbah dari sumber utilitas sebagai berikut n genset

Fisik/Kimia

Diaiirkan ke IPAL

• boiler

Fisik/Kimia

Diaiirkan ke IPAL

Ket.

a water treatment

Fisik/Kimia

Diaiirkan ke IPAL

Ket.

• bengkel/worir shop

Fisik/Kimia

Diaiirkan ke IPAL

Ket.

aWetScrubtxrPPU

Fisik/Wmia

Diaiirkan ke IPAL

Ket.

Ket.

Ket. Apakah kualitasnya memenuhi BMAL

III

ya

tidak

DATA PENAATAN fien tanda ? pada pada tanda totak status data penaatan perusatiaan pada point yang sesuai. Apabila ada yang kurang jeias, motion buatkan komentar pada kolom keterangan

1

Melakukan pengelolaan air limbah dari seluruh proses produksi. ceceran dari lokasi proses produksi

tidak

2

Apakah saiuaran pembuangan air limbah yang kedap air, sehingga fa'dak terjadi perembesan air limbah keiingkungan ?

tidak

3.

Tidak meiakukan pengenceran air limbah termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan air limbah?

tidak

(pengenceran tidak diperboiehkan pada saat sebelum titik penaatan) 4.

Memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah secara periodik sekurang-kurangnya 1 bulan sekaii

tidak

5.

Memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran limpahan air hujan ?

tidak

6.

melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya ?

tidak

7.

melakukan pengukuran debit air limbah secara periodik ?

tidak

8.

Kualitas air limbah memenuhi baku mutu

tidak

9.

Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter BMAL, produksi bulanan senyatanya sekurang-kurangnya 3 bulan sekaii kepada instansi terkait

tidak

a.

Kementerlan Lingkungan Hidup

tidak

b.

Gubernur

tidak

c.

Bupati AYalikota

tidak

47


10.

Apakah pemegang izin melakukan pemantauan tertiadap kualitas air limbati yang dihasiikan setiap bulan, periksa log book !

ya

tkJak

11.

Apakah analisa kualitas air limbah dilakukan oleh laboratorium yang sudah terakreditasi atau rujukan Gubernur?

ya

tidak

12.

Data Kapasitas Produksi Riil dan Debit per Tahun:

Bulan

1.

Januaii

2.

Februari

3.

Maret

4.

April

5.

Mel

6.

Juni

7.

Jul!

8.

Agustus

9.

September

10.

Oktober

11.

November

12.

Desember

IV.

Tafiun 2005 Kapasitas Debit RataProduksi Riil (Ton/bulan) {M3/hari)

Tahun 2006 sDebitRatall s Kapasitas Produksi Riil ':"''-;;rata7;:"::: (Tonybuian) (M3/hari)

Tahun 2007 uebii Kapasita^iSb Produksi Riil Rata-rata (ToiVbulan) {M3/hari)

STATUS PENAATAN Jelaskan secara ringkas status penaatan perusaliaan berdasarkan temuan-temuan selama kegiatan inspeksi, parameter apa saja yang melebihi BMAL (Konsentrasi dan Beban) dan kapan terjadinya, mohon diiengkapi dengan bukti termasuk foto dan saiinan dokumen terkait

Gunakan iembaran tambahan apabila diperlukan

V.

TINDAK U^NJUT Jelaskan secara ringkas tindakianjut temuan dari inspeksi dan komitmen pemsahaan untuk meningkatkan kinerja pemsahaan dalam perbaikan kualitas air limbah dan pengendaiian pencemaran air (apa dan kapan)

Lembaran ini disediakan untuk menuiis informasi tambahan

48


Lampiran V DAFTAR P E R i K S A P E N G E L O L A A N EMISI UDARA DAN KUALITAS UDARA AMBIEN Dalam Pengisian Daftar Periksa ini Mohon Dilakukan Dengan Tinta. Huruf Cetak. dan Jeias Tanggal Inspeksi:

DATA PERUSAHAAN

I

1

Nama Perusahaan

:

2

Aiamat Perusahaan

:

3

Jenis industri

:

DATAPENAATAAN ada yang kurang jeias, mohon bualkan Lingkari status data penaatan perusaliaan pada kolom yang sesuai Apabila komentar pada kolom keterangan

11.

a

Apakah perusahaan memiliki sumtier emisl udara? (apabila ya, lampirkan jumlah dan jenis sumbemya)

ya

t'dak

b.

ya Apakah setiap sumber emisi memiliki alat pengendaiian emisi udara (scwbber, bag house filter, cyclone, eledrostabc precipitator, dust collector)? (apabila ya.lampirkan nama-nama alat pengendalinya)

tidak

c.

Apakah setiap sumber emisi memiliki cerobong (sfadt)? (apabila ya. lengkap] form pengisian pada Tabel dan lengkapi dengan denah lokasi cerobong. contoh terlampir).

ya

tidak

d.

Apakah setiap cerobong sudah diiengkapi dengan lubang sampling ? (Lengkapi form pengisian pada Tabel).

ya tidak

e.

Apakah setiap cerobong sudah diiengkapi dengan tangga. lantai kerja. dan pagar pengaman? (Jika tidak. lengkapi form pengisian pada lampiran).

ya

.

tidak

PEMANTAUAN a.

Apakah setiap cerobong dilakukan pemantauan emisi gas buang secara rutin?

ya

tidak

b.

Pemantauan emisi gas buang yang keluar dari secara: - harian - 6 bulan sekaii dalam setahun (coret yang tidak perlu)

cerobong dilakukan

ya

tidak

c

Apakah cerobong diiengkapi dengan alat pemantau emisi secara kontinu (CEM)? (Jika ya. apakah CEM berfungsi baik atau tidak)

ya

tidak

49


d.

Apakah semua cerobong dilakukan pemantauan emisi secara kontinu?

ya

tidak

e.

Jika't/daV, apakah pemantauan dilakukan secara manual?

ya

tidak

g.

Apakah perusahaan melakukan pemantauan kualitas udara ambient di sekitar pabrik? (Jika ya, lengkapi form pengisian pada Tabel data).

ya

tidak

h.

Apakah pemantauan dilakukan menurut peraturan yang berlaku atau sesuai dengan RKL/RPL ?

ya

tidak

I.

Apakah pemantauan kualitas udara ambient dilakukan pada satu titik atau lebih? (Jika lebih satu titik, lampirkan lokasi titik sampling yang dipantau).

ya

tidak

j.

Apakah di sekitar lokasi industri dipasang alat ukur arah angln dan kecepatan angin?

ya

tidak

k.

Apakah pemantauan kualitas udara ambient dilakukan secara kontinu ? (menggunakan alat pemantau udara otomatis). Apakah pemantauan kualitas udara ambient dilakukan secara manual ?

ya

tidak

ya

tidak

Apakah kualitas emisi udara memenuhi Baku Mutu Emisi Udara ? Apakah kualitas udara ambient memenuhi Baku Mutu Kualitas Udara Ambien ?

ya ya

tidak tidak

I. m. n.

PEUkPORAN a.

Apakah hasll pemantauan emisi udara dan kualitas udara ambien dilakukan peiaporan secara rutin 3 bulan atau 6 bulan sekaii dan dilaporkan kepada; a. Menteri Negara Lingkungan Hidup b. Gubernur c. Bupati d. Wailkota (apabila ya, periksa dan minlakan saiinan peiaporan yang dilakukan kepada masing-masing pihak terkaif)

IV 1.

tidak tidak tidak tidak

DATA PENGELOLAAN EMISI UDARA DAN KUALITAS UDARA AMBIEN Emisi Udara Tabel 1. Data Emisi Udara

NO 1.

DATA

KETERANGAN

Jumlah cerobong (stack) Industri :

Buah Acta

2.

50

Cerobong (Stack) dan Unit Proses - Unit proses masing masing (cerobong/stack (")

Tidak {") = Mohon dilampirkan, jika dalam kuesioner tidak tercantum


Cerobong (stack) dari Utilitas: 1. Genset Bahan Bakar: Bahan bakar utama: • Coal • MFO • IDO • HSD a Natural Gas

= Mohon dilampirkan, Jika dalam kuesioner tidak tercantum

2. Boiler Bahan Bakar: Bahan bakar utama: • Coal n MFO • IDO • HSD • Natural Gas • Biomass

3. Bahan Bakar No.

Nama Bahan Bakar

Sulfur (wt%)

Spec. Gravity

Pemakaian (ton/thn)

Tabel 2. Data Sumber Emisi dan Cerobong

Cerobong Sumber Emisi

Kode Cerobong

H (m)

0 (m)

(*) Sarana pendukung sampling Lubang Sampling 0(m) Sesuai rridak (8D, 2D)*

Tangga

Lantai Kerja

Pagar Pengaman

Llstrik

Boiler

Genset Proses produksi: 1.

51


VI.

STATUS PENAATAN

Jelaskan secara ringkas satus penaatan perusahaan berdasarkan temuan-temuan selama kegiata inspeksi, mohon diiengkapi dengan bukti termasuk foto dan saiinan dokumen terkait.

(Gunakan lembaran tambahan apabila diperlukan) VII.

TINDAK UNJUT Jelaskan secara ringkas tindak lanjut temuan dari inspeksi dan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam Pengelolaan emisi udara dan kualitas udara ambien (Lampirkan jadual dan rencana perbaikan untuk peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan).

(Gunakan lembaran tambahan, apabila diperlukan) Halaman ini disediakan untuk menuiis informasi tambahan

54


Gedung B Lantai 5 Jl. Dl. Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Phone/Fax: 62-21-85906677


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.