Tahun 2020
Executive summary
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
1
KATA PENGANTAR
2
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Eksekutif Summary Proyek Kerja Praktik : Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri sebagai salah satu produk pembelajaran dalam Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2019/2020. Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik atas dukungan moral dan materi dari berbagai pihak sehingga setiap prosesnya dapat berjalan dengan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Kerja Praktik dengan baik. 2. Ibu Wiwit Kasiyati, S.S., M.A. selaku Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB DIY yang telah memberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan kerja praktik di BPCB DIY. 3. Bapak Muhammad Taufik, M.Hum. selaku Ketua Unit Penyelamatan dan Pengembangan Pemanfaatan BPCB DIY yang telah memberika koreksi dan masukan selama proses kerja praktik. 4. Ibu RA.Retno Isnurwindryaswari S.S. selaku pemimbing lapangan yang telah memberikan ilmu, wawasan, dan masukan selama proses kerja praktik. 5. Tim Proyek Zonasi Cagar Budaya Candi Miri yang telah membantu pengumpulan data sekunder Cagar Budaya Candi Miri. 6. Ibu Widyasari Her Nugrahandika, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing dalam kerja praktik yang telah memberikan masukan dan saran pengerjaan laporan. 7. Teman-teman Perencanaan Wilayah dan Kota Angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan, ide, saran, dan masukan dalam proses penyusunan Eksekutif Summary Proyek Kerja Praktik. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Kami mengharapkan adanya kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk dapat mewujudkan laporan yang lebih baik di masa mendatang. Besar harapan kami bahwa laporan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi seluruh pembaca dan menumbuhkan kesadaran bagi pembaca tentang pentingnya pelestarian Cagar Budaya.
Sleman, Agustus 2020
Tim Penulis
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
3
Pembimbing Magang Wiwit Kasiyati, S.S., M.A. Muhammad Taufik, M.Hum.
Dosen Pembimbing
Widyasari Her Nugrahandika, S.T., M.Sc.
Praktikan DItta Octitania Fany Arienjy Noor Hafifah R. Yhona Debora
4
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN • Latar Belakang • Tujuan Penulisan
BAB 5 PEDOMAN ZONASI CAGAR BUDAYA
BAB 2 GAMBARAN UMUM KAWASAN • Profil Kawasan • Kondisi Penduduk & Ekonomi • Sosial-Budaya
BAB 6 RENCANA ZONASI • Rencana Zonasi Cagar Budaya Candi Miri • Peraturan Zonasi/ Zoning Text • Tabel Matriks ITBX
BAB 3 ANALISIS KONDISI EKSISTING KAWASAN CANDI MIRI • Analisis SaranaPrasarana Eksisting • Analisis Elemen Perencanaan • Analisis Sarana Pendukung Pengembangan
BAB 7 RENCANA SARANAPRASARANA
BAB 4 ANALISIS SWOT KAWASAN • Pohon Tujuan • Analisis Strategi SWOT
BAB 8 REKOMENDASI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN • Pengembangan Strategi SWOT menjadi Rekomendasi Kegiatan • Strategi Pengembangan Pariwisata melalui Prinsip 5A • Rencana Detail Rekomendasi Kegiatan Pengembangan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
5
BAB 1 PENDAHULUAN 6
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
LATAR BELAKANG
M
enurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 , Cagar Budaya adalah warisan budaya yang bersifat kebendaan berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Perlindungan Cagar Budaya adalah upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran, atau kemusnahan dengan cara penyelamatan, pengamanan, zonasi, pemeliharaan, dan pemugaran Cagar Budaya. Kecamatan Prambanan merupakan salah satu wilayah yang terkenal dengan situs-situs Cagar Budaya berupa candi. Sebagian besar candi yang telah ditemukan sudah mengalami proses pemugaran dan juga pengembangan. Candi Miri merupakan salah satu situs Cagar Budaya yang terdapat di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Candi Miri merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang letaknya berada di atas bukit sehingga memiliki potensi keindahan alam. Potensi keindahan alam perbukitan yang
dimiliki kawasan sekitar Candi Miri menyebabkan adanya permasalahan pengembangan kawasan yang ditakutkan akan menjadi masif dan mengganggu keberadaan situs Candi Miri. Saat ini terdapat juga permasalahan kepemilikan lahan dan ancaman pengembangan oleh investor yang tidak terarah. Dalam upaya perlindungan Cagar Budaya, diperlukan adanya peraturan zonasi untuk mengatur arah pengembangan dan pemanfaatan Kawasan Cagar Budaya. Pertimbangan aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi adalah aspek krusial dalam melakukan peraturan zonasi. Penetapan peraturan zonasi upaya untuk mengarahkan pengembangan kawasan demi memenuhi kesejahteraan masyarakat sekitar melalui potensi yang dimiliki oleh kawasan dengan pertimbangan kehidupan sosial budaya masyarakat sekitar. Oleh karena itu, laporan ini disusun untuk memaparkan kondisi, potensi, masalah, peraturan zonasi dan strategi serta memberikan rekomendasi yang dapat dikembangkan dalam menangani permasalahan dan meningkatkan potensi kawasan.
TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan Peraturan Zonasi Kawasan Cagar Budaya Candi Miri diantaranya untuk : 1. Menganalisis dan mengatur arah pengembangan kawasan Cagar Budaya Candi Miri dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi. 2. Menganalisis karakteristik Kawasan Cagar Budaya Candi Miri. 3. Menganalisis masalah dan potensi dari Kawasan Cagar Budaya Candi Miri. 4. Merumuskan strategi rencana potensial berdasarkan kondisi eksisting kawasan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
7
BAB 2 GAMBARAN UMUM 8
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
PROFIL KAWASAN A. SEJARAH
C
andi Miri merupakan candi peninggalan Hindu Siwa dimana ada arca, antefik, umpak doorfel, yoni, dan kemuncak. Berdasarkan struktur dinding batunya dan sebagaimana Arca Ganesha, diduga Candi Miri dibangun sekitar abad ke-9 pada jaman Mataram Kuno. Letak Candi Miri berada pada dataran tinggi Siwa atau disebut dengan Siwa Plateau, terletak di sebelah tenggara kompleks Candi Prambanan, tepatnya di sebelah selatan bukit Ratu Boko. Beragam tinggalan budaya yang ada di kawasan Siwa Plateau sebagian besar berasal dari peradaban Mataram Kuno yang pernah eksis pada abad 8 – 10 M. Kawasan ini terbentuk dari adanya abu dari Gunung Merapi Purba yang terbawa angin pada masa dulu hingga membentuk adanya kawasan Sambirejo dimana terdapat Candi Miri.
Gambar 2.1 Kondisi Eksisting Peninggalan Candi Miri Sumber : Olahan Penulis, 2020
B. ADMINISTRATIF
K
awasan cagar budaya Candi Miri memiliki luas sebesar 17 Ha. Kawasan Cagar Budaya Candi Miri terletak di Padukuhan Dawangsari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Berdasarkan batasan yang diamati, Kawasan Cagar Budaya Candi Miri ditentukan batas fisiknya adalah sebagai berikut : • Utara : Desa Pereng, Kabupaten Klaten • Barat : Jalan Lingkungan • Timur : Desa Kotesan, Kabupaten klaten • Selatan : Jalan Lingkungan
Gambar 2.2 Peta Administratif Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber : Survey Lapangan, 2020
C. HIERARKI & KONSTELASI
K
onstelasi dalam konteks kawasan adalah keterhubungan suatu kawasan dengan kawasan lain yang lebih luas yang mendukung keberadaan kawasan tersebut. Konstelasi Kawasan Cagar Budaya Candi Miri berada pada lokasi yang strategis, karena terletak berdekatan dengan beberapa pusat kegiatan pariwisata di Kecamatan Prambanan. • Bandara Adisucipto : 8,52 Km • Candi Barong : 1,23 Km • Candi Ijo : 1,43 Km • Candi Prambanan : 2,83 Km • Candi Ratu Boko : 2 Km
Gambar 2.3. Peta Konstelasi Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber : Olahan Penulis, 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
9
D. CURAH HUJAN
E. JENIS TANAH
F. KELERENGAN
Gambar 2.4 Peta Curah Hujan Sumber : RTRW Kab. Sleman 2011-2031
Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Sumber : RTRW Kab. Sleman 2011-2031
Gambar 2.6 Peta Kelerengan Sumber : RTRW Kab. Sleman 2011-2031
Kawasan amatan memiliki curah hujan dengan rentang antara 2000-2500 mm/tahun yang menunjukkan bahwa tingkat hujan di kawasan ini tergolong rendah.
Jenis tanah yang tersebar di kawasan amatan adalah jenis tanah regosol yang umumnya cukup baik untuk pengembangan lahan pertanian.
Kawasan amatan berada pada kelerengan 25 - 40%, sehingga menurut SK Menteri Pertanian termasuk ke dalam klasifikasi kelerengan yang curam.
G. KETINGGIAN
I. KONDISI PERMUKIMAN
Kondisi beberapa permukiman yang termasuk dalam batas amatan Kawasan sekitar Candi Miri dikategorikan baik dengan pondasi bangunan sudah bersifat permanen. Secara keseluruhan, permukiman di sekitar kawasan memiliki karakteristik yang sama. Namun, beberapa permukiman terletak langsung bersebelahan dengan kandang ternak yang dikembangkan.
Gambar 2.7 Peta Ketinggian Sumber : RTRW Kab. Sleman 2011-2031
Kawasan amatan berada di daerah perbukitan dengan ketinggian berada di anatara 200 - 275 meter di atas permukaan laut.
H. RAWAN BENCANA
Gambar 2.8 Peta Rawan Bencana Sumber : RTRW Kab. Sleman 2011-2031
Gambar 2.9.1 Kondisi Eksisting Permukiman Kawasan Sekitar Candi Miri Sumber : Survey Lapangan, 2020
Gambar 2.9.2 Letak Permukiman yang Bersebalahan dengan Kandang Ternak dan Lahan Pertanian yang Dikembangkan Sumber : Survey Lapangan, 2020
Keseluruhan kawasan amatan berada di area rawan bencana tanah longor dan kekeringan.
10
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
KONDISI PENDUDUK & EKONOMI A. JUMLAH PENDUDUK Diambil dari arsip Desa Sambirejo tahun 2016, jumlah penduduk Desa Sambirejo adalah 5.578 jiwa yang tersebar di 8 Padukuhan.
MENURUT JENIS KELAMIN
MENURUT PENDIDIKAN 1%
Perempuan Laki-Laki
18% 31% 49,9%
MENURUT USIA
Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi
17% 42%
51,1%
Balita Anak-Anak Remaja Dewasa Usia Lanjut
23%
29% 21%
10%
Penduduk Desa Sambirejo memiliki komposisi yang seimbang antara penduduk dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 2.820 jiwa atau 50,1% dari total jumlah penduduk dan penduduk berjenis kelamin perempuan berjumlah 2.817 jiwa atau 49,9%.
Penduduk Desa Sambirejo didominasi oleh penduduk berlatar pendidikan tamat SD, SMP, dan SMA dengan jumlah 29%, 21% dan 31% dari total jumlah penduduk. Pendidikan tingkat perguruan tinggi hanya 1% dari total jumlah penduduk.
Jenis Pekerjaan
Jumlah (Jiwa)
1.
Petani
2.
Pedagang/Pemilik Usaha
32
3.
PNS
43
4.
Wiraswasta
140
5.
Pekerjaan Tidak Tetap
439
6.
Buruh Harian Lepas
7.
Buruh Tani
363
8.
Lain-Lain
641
9.
Belum Bekerja
Total Penduduk
Penduduk Desa Sambirejo didominasi oleh penduduk berusia lanjut dengan persentase 42% dari total jumlah penduduk.
B. EKONOMI
MENURUT MATA PENCAHARIAN No
8%
993
1.160
1.203 5.014
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sumber : Arsip Desa Sambirejo, 2016
Penduduk Desa Sambirejo didominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai petani, buruh harian lepas, dan wiraswasta dengan jumlah 993 jiwa, 1.160 jiwa, dan 140 jiwa dari total jumlah penduduk Desa Sambirejo yaitu 5.014 jiwa.
Perekonomian pada Desa Sambirejo terbagi menjadi beberapa sektor. Sektor utamanya yaitu pertambangan galian C dan pariwisata serta hutan rakyat dan peternakan.
SEKTOR TAMBANG BATU Lokasi Penambang
Jenis Produksi
Dusun Sumberwatu
Tambang batu putih
Dusun Dawangsari
-
Dusun Kikis
-
Dusun Gedang
Tambang batu, balik, kerajinan
Dusun Mlakan
Tambang batu putih
Dusun Gunungsari
Penggergajian, batu alam, batu batako, balok, tambang batu putih
Dusun Gunungcilik
Batu pecah
Dusun Nglengkong
Penggergajian, batu alam, batu batako, balok, tambang batu putih
Tabel 2.2 Jenis Produksi Sektor Tambang Batu Sumber : Arsip Desa Sambirejo, 2016
Pada sektor tambang batu, dapat dilihat bahwa sektor tambang batu di Desa Sambirejo didominasi oleh batu putih. Batu putih tersebut di produksi menjadi bahan perumahan ataupun kerajinan oleh penduduk setempat.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
11
SEKTOR PETERNAKAN Jenis Ternak Sapi
SEKTOR PERTANIAN/AGRIKULTUR
Jumlah (ekor)
Usaha Perorangan
Jenis Pertanian
Luas Lahan (Ha)
Produksi (Kw)
1.216
815
Sawah
141
167.074,34
527
25
Jagung
91,58
7.668,00
Ayam Kampung
7.269
1.500
24
3.658
Ayam Broiler
9.000
6
Kacang Tanah
33,76
43,62
Bebek/Itik
184
50
Kedelai
42,24
66.483,06
Menthok
446
50
Sawi
1,14
184,50
Burung
134
35
Jamur
2.853
9.130
1.000
3
1,14
39,66
Kambing
Ayam Jawa Super
Ubi Jalar
Cabe Rawit
Tabel 2.3 Jenis Produksi Sektor Peternakan Sumber : Arsip Desa Sambirejo, 2016
Tabel 2.4 Jenis Produksi Sektor Pertanian/Agrikultur Sumber : Arsip Desa Sambirejo, 2016
Pada sektor peternakan, dapat dilihat bahwa usaha perorangan pada sektor peternakan didominasi oleh jenis ternak ayam kampung dan sapi. Hal ini dapat dijadikan sebagai potensi untuk produksi ternak di Desa Sambirejo.
Pada sektor pertanian/agrikultur, dapat dilihat bahwa sektor pertanian di Desa Sambirejo didominasi oleh kacang tanah dan kedelai. Hal ini dapat dijadikan sebagai potensi untuk pengembangan industri makanan di Desa Sambirejo.
C. KEGIATAN PARIWISATA
Kegiatan pariwisata yang cukup terkenal di kalangan masyarakat lokal maupun luar adalah sebagai berikut :
SPOT RIYADI
CANDI IJO
Gambar 2.10 Spot Riyadi Sumber: Survey Lapangan, 2020
Gambar 2.11 Candi Ijo Sumber: visitingjogja.com
Spot riyadi merupakan sebuah objek wisata yang berada di Padukuhan Dawangsari Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan. Tempat ini memiliki keunggulan dapat menyajikan panorama alam terbuka Jogja yang sangat indah dari ketinggian. Lokasi Spot Riyadi juga menyajikan kemegahan arsitektur Candi Prambanan atau menikmati pemandangan sunrise dan sunset dari pinggiran tebing
Candi Ijo merupakan sebuah kompleks candi bercorak Hindu yang terletak di Padukuhan Kikis, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan. Candi Ijo terletak di lereng bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung dan dinamakan ‘Ijo’, karena berada di atas bukit yang disebut Gumuk Ijo. Kompleks percandian ini juga menyuguhkan panorama indah, berupa persawahan dan bentang alam.
12
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
TEBING BREKSI
Gambar 2.12 Tebing Breksi Sumber:Travelspromo.com
Tebing Breksi merupakan taman wisata yang terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan yang merupakan sebuah perbukitan batuan breksi. Taman Tebing Breksi adalah bekas tempat penambangan batuan alam yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Bekas penambangan tebing tersebut menyisakan corak yang indah yang saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mendatangi dan menikmati keindahannya.
Tahun 2020
SOSIAL - BUDAYA A. TRADISI
Terdapat berbagai upacara tradisi yang berkaitan dengan daur hidup atau live circle yang masih dijalankan, yaitu: 1. Upacara Mitoni, yaitu selamatan pada saat usia kehamilan mencapai genap tujuh bulan. 2. Upacara Puputan, yaitu upacara selamatan pada saat tali pusar bayi sudah lepas/ mengering. 3. Jagongan, yaitu upacara wungon (tidak tidur untuk semalam suntuk) atau bertandang di rumah keluarga yang baru melahirkan bayi pada malam hari selama kurang lebih 7 malam (satu minggu). 4. Selapanan, yaitu acara kenduri atau Selamatan bertepatan dengan usia bayi 35 (tiga puluh lima hari) sebagai ungkapan rasa syukur. 5. Upacara kematian, dari Surtanah, upacara Kenduri tiga hari, tujuh hari, 40 hari, setahun, dua tahun sampai 1000 hari. 6. Upacara Khitanan, yaitu tanda bahwa anak lelaki sudah mulai menginjak aqil balig berangkat menjadi laki-laki dewasa. 7. Upacara pernikahan, dengan berbagai urutan pernak pernik tradisi jawa, seperti siraman, midodareni, ijab, panggih dan resepsi. 8. Upacara Bersih Dusun/ Rasulan menandakan kesyukuran Kepada Yang Maha Esa bahwa setelah menanam semua tanaman pada musim hujan dan telah membuahkan hasil/panen.
C. HASIL KERAJINAN
Gambar 2.14 Kerajinan Batu Alam Desa Sambirejo Sumber: Antarafoto.com
Desa ini memiliki potensi sumber daya alam berupa batu-batuan diantaranya batu breksi dan batu palimanan (kuning) yang cukup melimpah. Terdapat penambangan batu putih, batu alam, batu batako, batu pecah dan juga batu bengkok. Adanya kerajinan dari batu ini didukung oleh adanya keberadaan batuan vulkanik Gunung Merapi. Pemasaran dari hasil bebatuan ini disebar ke sejumlah kota di Pulau Jawa hingga Bali.
D. KOMUNITAS & SWASEMBADA MASYARAKAT
B. KESENIAN
Gambar 2.14 Komunitas POKDARWIS Tebing Breksi Sumber: Jogja.tribunnews.com
Gambar 2.13 Tari Jathilan Desa Sambirejo Sumber: Hipwee.com
Kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Desa Sambirejo yang masih memiliki daya tarik bagi masyarakat setempat. Tarian Jathilan ini bertujuan sebagai sarana hiburan masyarakat sekitar dan sebagai media dalam membangkitkan semangat rakyat dalam melawan penjajah.
Belum terdapat komunitas masyarakat yang khusus mengelola Kawasan Cagar Budaya Candi Miri. Namun, Desa Sambirejo sendiri memiliki Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang bernama “Tlatar Seneng� yang terbentuk pada 10 Maret 2015 dengan Program Kerja Utama Pokdarwis yaitu SAPTA PESONA WISATA masyarakat Desa Sambirejo. Daya Tarik Wisata yang dikembangkan dan dipelihara kelestariannya diantaranya adalah Taman Wisata Tebing Breksi.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
13
BAB 3 ANALISIS KONDISI EKSISTING KAWASAN CANDI MIRI
14
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
ANALISIS SARANA PRASARANA EKSISTING 1. SARANA PENDIDIKAN No
Pendidikan
1.
TK
3.
SMP
2.
4. SARANA OLAHRAGA
Jumlah
SD
1
2 1
Total
4
Tabel 3.1 Sarana Pendidikan Desa Sambirejo Sumber: Arsip Desa Sambirejo, 2016
Berdasarkan jumlah dari sarpras Pendidikan, Desa Sambirejo masih memiliki pemenuhan Pendidikan yang minim untuk melayani 5.778 penduduk.
2. SARANA KESEHATAN No
1. 2.
Pendidikan
Puskesmas Pembantu
Jumlah
1
Posyandu
No
1. 2. 3.
Pendidikan
Lap. Sepak Bola Lap. Bulutangkis Meja Pingpong
6. PRASARANA JALAN
Jumlah
Total
1 5 3 9
Tabel 3.4 Sarana Olahraga Desa Sambirejo Sumber: Arsip Desa Sambirejo, 2016
Berdasarkan ketersediaan sarana olahraga di Desa Sambirejo, didominasi oleh keberadaan lapangan bulutangkis.
5. SARANA KOMUNIKASI
19
Total
Tabel 3.2 Sarana Kesehatan Desa Sambirejo Sumber: Arsip Desa Sambirejo, 2016
3. SARANA KEAGAMAAN No
Pendidikan
1.
Masjid
3.
Pura
2.
Mushola Total
Jumlah
12
6 1
19
Kondisi jalan di Desa Sambirejo masih dalam kondisi tanah tanpa aspal. Hal ini juga disebabkan oleh kondisi wilayah yang merupakan perbukitan serta masih belum memiliki densitas penduduk yang ramai.
7. PRASARANA AIR BERSIH
20
Berdasarkan jumlah sarpras Kesehatan, Desa Sambirejo tergolong masih sangat minim dalam penyediaan layanan kesehatan. Ketersediaan tenaga Kesehatan di kawasan ini juga masih didominasi oleh dukun bersalin dan hanya memiliki 1 tenaga kesehatan bidan.
Gambar 3.2 Prasarana Jalan Desa Sambirejo Sumber: Survey Lapangan, 2020
Tabel 3.5 Sarana Komunikasi Desa Sambirejo Sumber: Arsip Desa Sambirejo, 2016
Gambar 3.1 Prasarana Telekomunikasi Sumber: Survey Lapangan, 2020
Terdapat tower sebagai pendukung sarana komunikasi bandara Adi Sucipto, dimana kepemilikan tanah serta tower ini adalah PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto.
Desa Sambirejo merupakan wilayah perbukitan dengan rawan kekeringan. Terdapat penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Bank BPD DIY kepada OPPA (Organisasi Pengelola pemakai Air) Mitra Sembada Kecamatan Prambanan berupa pembuatan dua bak penampung dan satu bak penyaring, pembuatan sumur bor, pembelian pompa submersible dan jetpam. Bantuan sarpras ini menjangkau 3 desa di Kecamatan Prambanan, salah satunya adalah Desa Sambirejo lalu Desa Gayamharjo dan Desa Sumberharjo dengan jumlah KK sebanyak 1695 KK.
Tabel 3.3 Sarana Keagamaan Desa Sambirejo Sumber: Arsip Desa Sambirejo, 2016
Berdasarkan jumlah tempat ibadah, jumlah masjid memiliki nilai terbanyak dan diikuti oleh jumlah mushola.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
15
ANALISIS ELEMEN PERANCANGAN Menurut Hamid Shirvani elemen perancangan dibagi menjadi 8, yang dianalisis dalam kawasan amatan Candi Miri, sebagai berikut.
1. TATA GUNA LAHAN
Tata guna lahan kawasan amatan merupakan dominasi guna lahan hutan rakyat. Terdapat pula guna lahan preservasi dan permukiman. Penggunaan campuran dalam kawasan terbilang masih rendah.
2. BENTUK DAN TATA MASSA BANGUNAN Pada kawasan zona cagar budaya, tidak terdapat adanya permukiman. Hanya terdapat struktur Candi Miri dan tutupan lahan berupa hutan. Pada kawasan diluar zonasi cagar budaya, terdapat bangunan yang memiliki KDB dan KLB yang rendah dengan rata-rata ketinggian rumah adalah 1 lantai dan bersifat permanen sehingga kepadatan kawasan amatan terbilang rendah.
3. SIRKULASI DAN PARKIR
Sirkulasi menuju zona inti Candi Miri masih sulit untuk dikenali karena masih belum dilakukan pengembangan. Sirkulasi untuk kendaraan juga masih belum baik karena jalur yang dimiliki saat ini masih sangat sempit dan menyulitkan untuk akses kendaraan dalam jumlah yang banyak. Perlu adanya inovasi dan kerjasama dalam mengatasi permasalahan akses baik melalui penyediaan transportasi khusus maupun perencanaan jalur. Berdasarkan kondisi eksisting lahan yang ada dan dikaitkan dengan sirkulasi kawasan, penyediaan parkir lebih memungkinkan untuk akses kendaraan roda dua maupun sepeda. Untuk kendaraan roda empat tidak memiliki ruang yang cukup untuk menampung dalam jumlah besar.
16
4. RUANG TERBUKA
7. PENANDA
5. JALUR PEJALAN KAKI
8. PRESERVASI
Ruang terbuka yang terdapat pada kawasan amatan adalah jalan, situs Candi Miri, dan hutan. Elemen lanskap yang ada terdiri dari elemen keras yaitu bebatuan dan jalan, serta elemen lunak yaitu vegetasi. Namun, masih belum sepenuhnya dapat digunakan untuk beraktivitas karena masih belum adanya perencanaan dan pengelolaan kawasan serta utilitas untuk mendukung aktivitas. Kondisi eksisting pada kawasan tidak terdapat penataan khusus jalur untuk pejalan kaki. Pendukung aktivitas di sepanjang jalur pejalan kaki juga masih belum ada. Street furniture yang ada di sekitar jalan saat ini berupa pepohonan dan tumbuhan. Masih belum terdapat tempat duduk maupun tempat beristirahat bagi pejalan kaki. Gangguan yang ada saat ini adalah topografi kawasan yang berbukit namun memiliki potensi nilai estetika dalam pengembangannya.
6. ACTIVITY SUPPORT
Kondisi eksisting kawasan belum memunculkan adanya activity support dikarenakan masih belum adanya fasilitas untuk menampung aktivitas dan belum adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan. Tantangan pada pengembangan kawasan ialah untuk menciptakan ruang yang mampu mengakomodasi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan wisata untuk meningkatkan nilai kawasan sebagai kawasan pariwisata.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Penanda yang terdapat pada kawasan amatan berupa papan peringatan yang terdapat pada situs Candi Miri dan papan kepemilikan pada area AirNav milik PT. Angkasa Pura. Peletakan dari penanda ini sudah cukup terlihat namun tidak juga menutupi situs sehingga sudah baik dari segi peletakan. Penanda berupa papan informasi ataupun petunjuk lainnya masih belum terdapat pada kawasan amatan. Dalam kawasan amatan, situs Candi Miri yang ditetapkan sebagai zona inti merupakan area preservasi karena memiliki nilai sejarah. Preservasi pada kawasan amatan bertujuan untuk menghindari perkembangan area sekitar kawasan yang tidak teratur dan mengancam keberadaan situs.
Tahun 2020
ANALISIS SARANA PENDUKUNG PENGEMBANGAN 1. SARANA TRANSPORTASI
2. SARANA AKOMODASI
Gambar 3.3 Rute TransJogja Sumber: Dinas Perhubungan DIY, 2020
Gambar 3.4 Hotel Amaranta Prambanan Sumber: Google Maps, 2020
Saat ini belum ada sarana transportasi khusus untuk menuju Kawasan Candi Miri. Pilihan moda transportasi adalah menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi online. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan DIY, saat ini rute Trans Jogja di Kecamatan Prambanan hanya mencapai Terminal Prambanan. Penggunaan moda Trans Jogja saat ini bukan menjadi pilihan untuk menuju Kawasan Candi Miri karena letaknya yang terbilang jauh. Moda Trans Jogja juga tidak dapat diandalkan sepenuhnya sebagai moda untuk menuju Kawasan Candi Miri karena kondisi jalan dan lingkungan yang tidak memungkinkan untuk dilewati oleh bus. Dalam memudahkan ketercapaian menuju lokasi, perlu ada inovasi dalam transportasi yang dikembangkan oleh masyarakat dibantu dengan stakeholders terkait.
Sarana akomodasi merupakan sarana yang menyediakan jasa pelayanan penginapan bagi para pengunjung maupun wisatawan di kawasan tertentu (biasanya kawasan wisata). Sarana akomodasi yang berada di sekitar Candi Miri hanya ada satu yaitu Hotel Amaranta Prambanan. Jarak kedua lokasi tersebut sekitar 0,5 km. Jarak tersebut terbilang jauh karena letak Candi Miri yang berada di tengah hutan yang tidak memungkinkan untuk dilewati oleh kendaraan umum. Saat ini terdapat banyak isu mengenai Candi Miri bahwa karena adanya nilai estetika yang tinggi pada lingkungan kawasan menimbulkan daya tarik tinggi bagi developer properti hotel. Dari isu inilah, dimungkinkan bahwa akan adanya rencana pembangunan hotel di sekitar Kawasan Candi Miri.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
17
BAB 4 ANALISIS SWOT KAWASAN CANDI MIRI
18
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
POHON TUJUAN TUJUAN Pengendalian Pemanfaatan
Perlindungan dan Pelestarian
Pengembangan dan Penyediaan
Candi Miri
Candi Miri
secara Efisien
Lahan Kawasan Cagar Budaya
MAKSUD
Kawasan Cagar Budaya
Infrastruktur Kawasan
PENETAPAN ATURAN ZONASI PADA KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI MIRI
HASIL Kepemilikan lahan
Kawasan Cagar Budaya oleh BPCB DIY
Penetapan Batas pada Area Situs
Perlindungan Situs Candi Miri
Pemanfaatan Lahan oleh
Aksesibiltas
Sarana
Pengembang/Investor dan
Baik
prasarana
Karakteristik Landskap
Akses dan
Keamanan
kelompok masyarakat
Indah
Kondisi Jalan Baik
Lokasi strategis (Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional)
optimal
Kawasan
Prasarana
pendukung wisata
Diagram 4.1 Pohon Tujuan Rencana Penetapan Zonasi Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber: Olahan Penulis, 2020
Tujuan utama yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan potensi serta masalah yang didapatkan adalah “Penetapan Aturan Zonasi Pada Kawasa Cagar Budaya Candi Miri�. Tujuan utama tersebut diharapkan dapat memberikan arahan pemanfaatan pengendalian kawasan yang baik, perlindungan dan pelestarian bagi kawasan, serta mendukung pengembangan kawasan dengan penyediaan infrastruktur secara tepat dan efisien berdasarkan aturan zonasi sehingga memberikan arahan bagi masyarakat dan pengembang dalam meningkatkan ekonomi kawasan sekaligus melestarikan situs budaya yang terdapat di dalam Kawasan Cagar Budaya Candi Miri.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
19
20
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Pemberdayaan dan sosialisasi masyarakat akan pentingnya kontribusi masyarakat dalam upaya pelestarian dan pengembangan kawasan Candi Miri
2. Pengintegrasian Kawasan Candi Miri dengan pariwisata di sekitar (Tebing Breksi dan Candi Ijo) untuk memudahkan dalam manajemen pengelolaan ariwisata
1. Meningkatkan daya tarik wisata dengan memanfaatkan potensi view kawasan (estetika), kelompok masyarakat sadar wisata, dan pemberdayaan masyarakat yang akan menambah nilai citra kawasan dan menciptakan kegiatan ekonomi bagi masyarakat.
Opportunity 1. terletak di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) , kawasan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 - 2025 2. Meningkatkan ekonomi kawasan dan ekonomi masyarakat sekitar 3. Adanya kelompok masyarakat sadar wisata Desa Sambirejo
Menyusun rekomendasi Peraturan Zonasi Cagar Budaya Kawasan Candi Miri dalam upaya pelestarian dan perlindungan situs budaya dan sejarah setempat
2. Pengoptimalan potensi kawasan dengan pengelolaan manajemen pariwisata melalui kerja sama dengan pemerintah dan pihak pengembang
1. Pengembangan galeri edukasi dan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan masyarakat setempat untuk menumbuhakan rasa peduli masyarakat
1. Nilai estetiknya yang tinggi menimbulkan daya tarik tinggi bagi pembangunan properti hotel yang kedepannya dapat merusak fungsi dan tata guna lahan Candi Miri. 2. Ancaman dari segi kebudayaan, dimana generasi semakin kehilangan rasa untuk mempertahankan nilai peninggalan kebudayaan 3. Permasalahan biaya dalam menetapkan zonasi Candi Miri. Hal ini juga dipengaruhi oleh pandemi Covid sehingga penyelenggaraan dana saat ini dialokasikan untuk Covid. 4. Eskavasi dan perlindungan untuk Candi Miri membutuhkan biaya yang sangat besar.
Tabel 4.2 Strategi dari Analisis SWOT Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber: Olahan Penulis, 2020
1. Kelerengan curam (>25%) sehingga pengembangan terbatas. 2. Aksesibiltas kurang baik. 3. Fasilitas pendukung kawasan masih minim. 4. Keamanan dan perlindungan keselamatan masih rendah. 5.Kondisi candi tidak utuh. 6. Hanya ditemukan candi induk dan struktur pagar. 7. Kepemilikan tanah masih milik pihak lain. 8. Penentuan zonasi cagar budaya belum dilakukan.
Weakness
1. Kawasan amatan didominasi oleh guna lahan hutan rakyat yang dapat dijadikan sebagai arah pengembangan wisata candi miri 2. Memiliki potensi daya tarik wisata dari pemandangan dan view kawasan yang indah untuk menarik wisatawan berkunjung (meningkatkan place branding dan citra kawasan) 3. Memiliki keunikan tersendiri karena berada di tengah hutan yang artinya memiliki sejarah yang masih dipelajari 4. Candi Miri merupakan peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno yang harus dilindungi dan dijaga
Strength
Internal
Eskternal
Threat
STRATEGI SWOT
Strategi yang dirancang dari analisis SWOT dengan menghubungkan antara aspek pendukung internal (strenght/kekuatan dan weekness/kelemahan) dan aspek pendukung eksternal/luar (opportunities/ peluang dan threat/ancaman).
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
21
BAB 5 PEDOMAN ZONASI CAGAR BUDAYA 22
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
PEDOMAN ZONASI CAGAR BUDAYA Pedoman zonasi yang digunakan dalam pengembangan rekomendasi kegiatan dan aturan zonasi merupakan publikasi dari Direktorat Peninggalan Purbakala , Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2010).
Tujuan dari penerapan zonasi
1. Melindungi, mengamankan, dan mencegah
berbagai kerusakan yang akan terjadi terhadap situs dan kawasan cagar budaya; 2. Memberi fasilitas, mengatur, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang direncanakan di zona inti, zona penyangga, zona pengembangan, dan zona penunjang secara bertanggung jawab, terarah, bertahap, dan terpadu untuk kemanfaatan nasional.
Prinsip zonasi pada kawasan cagar budaya
1. Melindungi cagar budaya dari ancaman
baik dari luar maupun dari dalam dengan menentukan batas zona yang disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Mengutakaman keseimbangan dalam mengatur dan mengendalikan pemafaatan ruang serta rencana pengembangan. 3. Melestarikan lingkungan, memberdayakan masyarakat, menghormati budaya lokal termasuk hak ulayat, dan mewariskan kepada generasi mendatang secara berkelanjutan. 4. Melakukan koordinasi lintas sektoral, antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan akademisi.
Pembagian zona dalam Cagar Budaya dibagi menjadi 4 (empat) zona 1. Zona
inti, perlindungan tertinggi yang kedudukannya tidak dapat diganggu gugat. Zona inti harus dilindungi secara mutlak. 2. Zona penyangga, kawasan pengamanan cagar budaya dengan akomodasi fasilitas pendukung pelestarian dan pelayanan umum, diperuntukkan untuk penelitian mendatang. Zona ini berupa ruang hijau dan tidak diperbolehkan untuk kepentingan komersial serta pembangunan dan pengembangan sangat tebatas dan tidak boleh mengganggu cagar budaya secara fisik maupun lingkungan. 3. Zona pengembangan, berfungsi sebagai lahan cadangan dalam melindungi situs. Zona ini dapat dikembangkan untuk fasilitas umum, aksesibilitas, dan pengembangan potensi Cagar Budaya bagi kepentingan rekreasi,
daerah konservasi lingkungan alam, lanskap budaya, kehidupan budaya tradisional, keagamaan, dan kepariwisataan. 4. Zona penunjang, diperuntukkan bagi sarana prasaranan penunjang, kegiatan komersial, dan rekreasi umum. Ketentuan pengembangan adalah sebagai berikut: Zona Inti: • Mempertahankan keaslian Cagar Budaya; • Tidak merusak atau mencemari Cagar Budaya maupun nilainya; • Dapat melakukan perubahan terbatas terhadap fungsi Cagar Budaya dengan tetap mempertahankan prinsip Pelestarian Cagar Budaya; • dapat menempatkan fasilitas pendukung Pelestarian Cagar Budaya yang tidak permanen. Zona Penyangga: • Melindungi zona inti; • Area hijau yang berbatas dengan zona inti dan diperkirakan berpotensi mengandung tinggalan budaya; • Dapat menempatkan fasilitas pendukung Pelestarian Cagar Budaya yang tidak permanen dan tidak mengganggu kelayakan pandang Cagar Budaya; • Dapat digunakan untuk ruang kegiatan yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian. Zona Pengembangan • Dapat digunakan untuk kepentingan rekreasi; • Dapat mendirikan fasilitas pendukung; • Dapat digunakan untuk kepentingan konservasi lingkungan alam; • Dapat digunakan untuk kepentingan lanskap budaya dan kehidupan budaya tradisional; • Dapat digunakan untuk kepentingan keagaamaan (musholla); • Dapat digunakan untuk kepentingan kepariwisataan; • Dapat digunakan untuk kepentingan fasilitas umum (toilet, gazebo); • Dapat digunakan untuk kawasan permukiman dan fasilitas pendukung; • Dapat digunakan untuk kepentingan komersial dengan mempertahankan nilai lingkungan budaya. Zona Penunjang • Diperuntukkan bagi penempatan sarana dan prasarana penunjang (area parkir); • Boleh dikembangan untuk kegiatan komersial dan rekreasi umum yang tidak ada kaitannya dengan potensi Cagar Budaya; boleh digunakan untuk kawasan permukiman.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
23
BAB 6 RENCANA ZONASI 24
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Berdasarkan Permen PU No. 20 Tahun 2011 hasil kegiatan perumusan rancangan peraturan zonasi :
A. Zoning Text (Teks Zonasi) 1) ZONA INTI Sub Zona Perlindungan PERUNTUKAN SITUS (SC)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 10% • KDH minimal : 90% • KLB maksimal : 0,15 • KTB maksimal : 10% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Jalan Setapak : Hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Bangunan yang diizinkan hanya diperuntukkan khusus untuk bangunan situs (terbentuk alami sesuai sejarah) dan pengadaan pos jaga dengan ketentuan sesuai intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditentukan. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan peninggalan sejarah atau bangunan khusus seperti untuk pengawasan. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
Sub Zona RTH
Ketentuan Lain atau Tambahan Status kepemilikan lahan di zona inti sebaiknya milik pemerintah agar pemeliharaan serta penggalian benda cagar budaya di dalam tanah lebih mudah untuk dilakukan.
Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan maksimal adalah 0 lantai.
Ketentuan Standar Teknis • UU no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya • Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pelestarian Warisan Budaya Dan Cagar Budaya Peraturan Bersama Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Menteri Dalam Negeri Nomor 40/42 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelestarian Kebudayaan • Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Izin Pemanfaatan Ruang
PERUNTUKAN JALUR HIJAU JALAN (RTH – 1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan -
Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
25
• Jaringan listrik diperbolehkan selama memiliki • Jaringan air bersih dan air izin yang sah dan akan dibatasi minum
• Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung sesuai ketentuan kebutuhan
lain dan
Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan papan informasi, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di seluruh zona inti • Jenis vegetasi yang diizinkan semak, perdu, dan penutup tanah • Tidak boleh menutupi pandangan menuju situs • Memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), dan peneduh. • Ditempatkan pada jalur hijau tanaman • Ditanam secara berbaris dengan jarak tanam rapat • Tidak mudah tumbang • Bermassa daun rapat • Contoh jenis vegetasi : Bogenvil, Kembang Merak, Kemuning, Alamanda Ungu, Teh-tehan pangkas, dan lain sebagainya Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka
26
perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Standar Teknis Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan.
2) ZONA PENYANGGA Sub Zona RTH
PERUNTUKAN TAMAN DAN HUTAN RAKYAT (RTH – 3.1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB maksimal : 10% KDH minimal : 80% KLB maksimal : 0,2 KTB maksimal : 20% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 1.5 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Jarak samping bangunan minimal 2,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX, seperti untuk pengawasan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan
Tahun 2020
kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan papan informasi, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di seluruh zona penyangga • Jenis vegetasi yang diizinkan pohon kecil, semak, perdu, dan penutup tanah • Tidak boleh menutupi pandangan menuju situs • Memi miliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), pengarah, dan peneduh. • Ditempatkan pada jalur hijau tanaman • Ditanam secara berbaris dengan jarak tanam rapat • Tidak mudah tumbang • Bermassa daun rapat • Contoh jenis vegetasi : Bogenvil, Pohon Dadap Merah, Pohon Gelam, Kembang Merak, Alamanda Ungu, Pohon Sawo Kecik, Teh-tehan pangkas, dan lain sebagainya Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan
ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat Kegiatan RTH taman lingkungan dan taman bermain Ketentuan Zona Terbatas Jalur sepeda Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota • Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
PERUNTUKAN JALUR HIJAU JALAN (RTH – 1.1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan maksimal adalah 0 lantai. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan
kaki (inklusif) dan jalur hijau
• Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan papan informasi, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di seluruh zona penyangga • Jenis vegetasi yang diizinkan pohon kecil, semak, perdu, dan penutup tanah • Tidak boleh menutupi
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
27
pandangan menuju situs
• Memiliki kegunaan dalam
• • • • •
mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), pengarah, dan peneduh. Ditempatkan pada jalur hijau tanaman Ditanam secara berbaris dengan jarak tanam rapat Tidak mudah tumbang Bermassa daun rapat Contoh jenis vegetasi : Bogenvil, Pohon Dadap Merah, Pohon Gelam, Kembang Merak, Alamanda Ungu, Pohon Sawo Kecik, Teh-tehan pangkas, dan lain sebagainya
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat Kegiatan RTH taman lingkungan dan taman bermain Ketentuan Zona Terbatas Jalur sepeda Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota • Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
28
Sub Zona Peruntukan Lain PERUNTUKAN PARIWISATA (PL – 1.1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 20% • KDH minimal : 80% • KLB maksimal : 0,2 • KTB maksimal : 20% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 1.5 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Bangunan yang diizinkan hanya diperuntukkan untuk mendukung kegiatan pariwisata (alami dan budaya) dengan ketentuan terbatas, yaitu berupa pusat informasi wisata, museum, dan pos jaga yang disesuaikan dengan intensitas pemanfaatan ruang yang telah ditentukan. Jarak samping bangunan minimal 2,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX, seperti untuk pengawasan. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat • Hutan Kota • Jalur hijau dan pulau jalan • Taman • Sempadan Ketentuan Zona Terbatas • Parkir untuk ketersediaan parkir sepeda • Pos Kesehatan • Pusat informasi wisata/ lingkungan • Museum • Jenis kegiatan peruntukan lainnya diijinkan terbatas dengan batasan:
Tahun 2020
• Tidak mengganggu fungsi •
• • •
zona yang ada Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya Berada pada lokasi yang telah disediakan untuk kegiatan tersebut Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kapasitas pengunjung; dan Menyediakan ruang bagi aktivitas pendukung wisata secara terbatas agar tidak menggangu fungsi yang ada dan aktivitas pengunjung
Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2025 • Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Dan Kabupaten/Kota
PERUNTUKAN KKOP (PL – 2.1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 10% • KDH minimal : 90% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 10% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan -
Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan maksimal adalah 0 lantai Sarana Prasarana Minimal Ruang Terbuka Hijau Berupa Area Resapan Air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum • Pagar pembatas yang jelas untuk menandai lokasi peruntukan yang khusus sehingga tidak sembarang orang dapat mengakses lokasi tersebut Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan operasional KKOP Ketentuan Lain atau Tambahan Bangunan yang diizinkan hanya untuk pusat telekomunikasi yang dibutuhkan bagi kepentingan Operasional KKOP, dimana tidak boleh menganggu atau merusak kegiatan dan pandangan menuju kawasan cagar budaya dan sesuai dengan ketentuan teknis kesefamatan operasi penerbangan yang berlaku. Pemanfaatan sub zona untuk penggunaan lain harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
• Mengikuti •
• • •
peraturan dan ketentuan yang berlaku Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya Tidak mengganggu kualitas visual Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan Tidak mengganggu fungsi zona sekitar
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas Ruang terbuka hijau berupa taman dan hutan rakyat Ketentuan Standar Teknis Menteri Perhubungan Nomor: KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
PERUNTUKAN (PL – 3.1)
PERTANIAN
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Jalan Lingkungan : bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Tidak ada bangunan, kecuali bangunan untuk fungsi
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
29
penjagaan lahan pertanian dengan ketertutupan lahan paling banyak 5% untuk sarana dan prasarana. Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan maksimal adalah 0 lantai Sarana Prasarana Minimal Ruang Terbuka Hijau Berupa Area Resapan Air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan kumpul
titik
Prasarana lingkungan • Ketersediaan jaringan jalan diperbolehkan hanya untuk sarana transportasi untuk pengangkutan hasil pertanian • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan sub zona untuk penggunaan lain harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya • Tidak mengganggu kualitas visual • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan • Tidak mengganggu fungsi
30
zona sekitar Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas Jalur hijau dan pulau jalan Ketentuan Zona Bersyarat • Sawah • Ladang • Kebun • Hortikultur • Pembibitan • Pergudangan hasil panen • Tambak • Kolam Ketentuan Standar Teknis Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Sub Zona Peruntukan Khusus
PERUNTUKAN PERTAHANAN KEAMANAN (KH – 1.1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 30% • KDH minimal : 70% • KLB maksimal : 0,3 • KTB maksimal : 30% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
dan sempadan 2 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Jarak samping bangunan minimal 2,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan kegiatan pertahanan dan keamanan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum
Tahun 2020
peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat • Ruang Terbuka Non Hijau berupa tempat parkir dengan ketentuan bersyarat • Jenis kegiatan peruntukan lainnya diijinkan terbatas dengan batasan: • Tidak mengganggu fungsi zona yang ada • Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya • Berada pada lokasi yang telah disediakan untuk kegiatan tersebut • Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kapasitas pengunjung; dan • Menyediakan ruang bagi aktivitas pendukung wisata secara terbatas agar tidak menggangu fungsi yang ada dan aktivitas pengunjung Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285) • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
3) ZONA PENGEMBANGAN
• Akses pemadam kebakaran PERUNTUKAN TAMAN DAN • Hidran umum HUTAN RAKYAT (RTH – 3.2)
Sub Zona RTH
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 20% • KDH minimal : 70% • KLB maksimal : 0,2 • KTB maksimal : 30% Sempadan Sungai -
Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 4 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX, seperti untuk pengawasan. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan kumpul
titik
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan papan informasi, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di seluruh zona penyangga • Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga sedang, semak, perdu, penutup tanah • Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
31
pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan • Memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), pengarah, dan peneduh. Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat • Pertanian, Peternakan & perikanan • kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain • wisata alam dan budaya serta buatan • TPS • Daur ulang sampah • Pengolahan limbah Ketentuan Zona Terbatas Ruang Terbuka Non Hijau berupa tempat parkir degan ketentuan terbatas untuk ketersedian parkir Pusat Informasi Lingkungan Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota • Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
32
PERUNTUKAN JALUR HIJAU Ketentuan Lain atau Tambahan JALAN (RTH – 1.1) Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0% Sempadan Sungai Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan maksimal adalah 0 lantai. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Papan informasi • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat dan jalur sepeda dengan ketentuan terbatas • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan papan informasi, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di seluruh zona penyangga • Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga sedang, semak, perdu, penutup tanah • Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan • Memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), pengarah, dan peneduh. Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat
Tahun 2020
• Pertanian, • • • • •
Peternakan & perikanan kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain wisata alam dan budaya serta buatan TPS Daur ulang sampah Pengolahan limbah
Ketentuan Zona Terbatas Ruang Terbuka Non Hijau berupa tempat parkir degan ketentuan terbatas untuk ketersedian parkir Pusat Informasi Lingkungan Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota • Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
Sub Zona Perumahan
dengan jarak minimal 3meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum
PERUNTUKAN PERUMAHAN Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan KEPADATAN RENDAH ketentuan bersyarat (R – 3.2) • Tempat sampah berupa bin Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 50% • KDH minimal : 50% • KLB maksimal : 0,5 • KTB maksimal : 50% Sempadan Sungai -
• •
Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun
• • •
plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup Jaringan listrik Jaringan air bersih dan air minum Jaringan drainase Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki
izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Pasar • Travel • Gedung pertemuan • Gedung serbaguna • Lembaga social • Galeri edukasi • Pertanian, perikanan, dan peternakan Ketentuan Zona Bersyarat • Hutan kota • Taman • Kafe • Parkir • Kesehatan • Pertambangan Jenis kegiatan peruntukan lainnya diijinkan terbatas dengan batasan: • Tidak mengganggu fungsi zona yang ada • Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya • Berada pada lokasi yang telah disediakan untuk kegiatan tersebut • Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kapasitas pengunjung; dan • Menyediakan ruang bagi aktivitas pendukung wisata secara terbatas agar tidak menggangu fungsi yang ada dan aktivitas pengunjung Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman • SNI 03-2846-1992 tentang
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
33
Tata cara perencanaan kepadatan bangunan lingkungan, bangunan rumah susun hunian
• Ruang Terbuka Hijau berupa diperbolehkan selama memiliki area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir
Sub Zona Perdagangan Utilitas Kawasan • Lampu penerangan dan Jasa • Pos jaga PERUNTUKAN PERDAGANGAN DAN JASA TUNGGAL (K – 1.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 0,6 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 5 meter (setara dengan 1 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau
34
• Papan informasi • Jalur evakuasi dan
titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Hutan kota • Took dan pertokoan • Lapangan parkir • Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan • Panti pijat • Pembangkit listrik • Restoran Ketentuan Zona Bersyarat • Rumah tinggal • Rumah susun • Terminal • Halte • Pembangunan papan reklame perlu mengikuti ketentuan ruang atau disesuaikan dengan titik lokasi agar tidak merusak karakter, keserasian dan kelestarian lingkungan. Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285). • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Tahun 2020
Sub Zona Perkantoran • PERUNTUKAN PERKANTORAN PEMERINTAH (K – 1.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Untuk ketinggian bangunan antara 5-8 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 8 meter (setara dengan 2 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau
Jalan
• Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk
kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Lapangan parkir • Gedung pertemuan lingkungan • Pusat informasi lingkungan • Lembaga social • Pembangkit listrik Ketentuan Zona Bersyarat • Kantor kelurahan • Terminal • Halte • Bangunan 2 lantai hanya diperuntukkan bagi bangunan yg berhubungan dengan pengoptimalan perlindungan dan pelestarian cagar budaya Candi Miri. Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
35
PERUNTUKAN PERKANTORAN PEMERINTAH (K – 2.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 5-8 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 8 meter (setara dengan 2 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan
36
• Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Toko • Lapangan parkir • Gedung pertemuan lingkungan • Pusat informasi lingkungan • Lembaga social Ketentuan Zona Bersyarat • Kantor kelurahan • Terminal • Halte • Bangunan 2 lantai hanya diperuntukkan bagi bangunan yg berhubungan dengan pengoptimalan perlindungan dan pelestarian cagar budaya Candi Miri. Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285).
Tahun 2020
Sub Zona Sarana Pelayanan Umum
PERUNTUKAN TRANSPORTASI (SPU – 1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 50% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 0,5 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 5 meter (setara dengan 1 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan
disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Hutan kota • Taman kota • Bisnis lapangan olahraga • restoran Ketentuan Zona Bersyarat • Jalan Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan
PERUNTUKAN (SPU – 2.2)
OLAHRAGA
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 40% • KDH minimal : 50% • KLB maksimal : 0,4 • KTB maksimal : 50% Sempadan Sungai -
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
37
Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 5 meter (setara dengan 1 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan
38
• • • • •
antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup Jaringan listrik Jaringan air bersih dan air minum Jaringan drainase Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi.
Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • SNI 03-3647-1994 tentang Tata cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
PERUNTUKAN SOSIAL BUDAYA (SPU – 3.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai -
Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Lapangan parkir • Restoran • Bisnis lapangan olahraga
Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan
Ketentuan Zona Bersyarat • Jalan • Halte • Gelanggang remaja
Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 5-8 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 8 meter (setara dengan 2 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi.
27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Lapangan parkir • Balai pertemuan dan pameran • Pusat informasi lingkungan • Lapangan olahraga • Lembaga ormas • Taman • Restoran • Studio keterampilan • Bisnis lapangan olahraga
Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan
Ketentuan Zona Bersyarat • Jalan • Halte • Gedung serbaguna • Industri kecil • Industry pergudangan
Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter.
Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah Nomor
Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum
PERUNTUKAN PERIBADATAN (SPU – 4.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 40% • KDH minimal : 60% • KLB maksimal : 0,4 • KTB maksimal : 50% Sempadan Sungai -
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
39
adalah 5 meter (setara dengan 1 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki
40
ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Lapangan parkir Ketentuan Zona Bersyarat • Jalan Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Sub Zona Sarana Peruntukan Lainnya
PERUNTUKAN PARIWISATA (PL – 1.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 50% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 0,5 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan maksimum adalah 5 meter (setara dengan 1 lantai) Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Jalan • Tempat parkir Utilitas Kawasan • Lampu penerangan
Tahun 2020
• Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan
titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan bangunan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya
lagi perizinan operasi. Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took dan pertokoan • Hutan kota • Taman kota • Bisnis lapangan olahraga • restoran Ketentuan Zona Bersyarat • Jalan Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2025 • Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Dan Kabupaten/Kota
PERUNTUKAN PERTANIAN (PL – 3.2)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0,5 Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3 meter dari as jalan
Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Sarana Prasarana Minimal Ruang Terbuka Hijau Berupa Area Resapan Air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan kumpul
titik
Prasarana lingkungan • Ketersediaan jaringan jalan diperbolehkan hanya untuk sarana transportasi untuk pengangkutan hasil pertanian • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan sub zona untuk penggunaan lain harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya Tidak mengganggu kualitas visual Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan Tidak mengganggu fungsi zona sekitar
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
41
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Jalur hijau • Pergudangan hasil panen • Penjualan tanaman Ketentuan Zona Bersyarat • Tambak • Kolam Ketentuan Standar Teknis Ketentuan lebih detail mengacu pada peraturan-perundangan terkait sawah irigasi atau lahan pertanian pangan berkelanjutan(LP2B), yakni UU 41 tahun 2009 dan Perda No. 10 Tahun 2011.
Sub Zona Peruntukan Khusus
dari as jalan Sempadan Antar Bangunan Untuk ketinggian bangunan kurang dari 5 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. Ketinggian Bangunan Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum
PERUNTUKAN PERTAHANAN Prasarana lingkungan KEAMANAN (KH – 1.2) • Jaringan jalan dengan Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 30% • KDH minimal : 70% • KLB maksimal : 0,3 • KTB maksimal : 30% Sempadan Sungai Sempadan Jalan • Jalan Lingkungan : Lebar jalan maksimal 5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : Lebar jalan minimal 2,5 m dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 3meter
42
•
• • • • •
ketentuan bersyarat Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup Jaringan listrik Jaringan air bersih dan air minum Jaringan drainase Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan kegiatan pertahanan dan keamanan
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Bersyarat • Ruang Terbuka Non Hijau berupa tempat parkir dengan ketentuan bersyarat Ketentuan Zona Terbatas • Warung • Took • Lapangan paekir • Masjid • Gereja Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285) • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
Tahun 2020
ZONA PENUNJANG Sub Zona Perlindungan Setempat
PERUNTUKAN SEMPADAN SUNGAI (PS – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 10% • KDH minimal : 90% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 10% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal berjarak 10 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai kurang/sama dengan 3m • Minimal berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai lebih dari 3 m – 20 m • Minimal berjarak 30 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai lebih dari 20 m. • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 3 - 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Pembangunan di sekitar sempadan sungai tidak diijinkan dalam bentuk apapun kecuali untuk bangunan-bangunan yang termasuk ke dalam ketentuan ITBX Sarana Prasarana Minimal • Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk, lebar minimal 1,5 m • Jalan harus memenuhi unsur lingkungan dengan perkerasan yang dapat
menyerap air sempadan sungai dengan lebar lebih dari 5 m dapat dibangun jalur sepeda atau jogging track dengan perkerasan yang dapat menyerap air Pengembangan peresapan air dengan memaksimalkan fungsi kawasan perlindungan setempat Drainase TPS Tempat parkir/RTNH Jaringan listrik Jaringan air bersih dan air minum Jaringan drainase Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan
• Untuk
•
• • • • • • • •
Ketentuan Vegetasi • Sistem perakaran kuat, mampu menahan pergeseran tanah dan tidak merusak konstruksi bangunan sekitar • Jarak tanam setengah rapat sampai 90% dari luas area • Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap • Tanaman lokal dan budidaya • Sedapat mungkin tanaman yang mengundang burung • Contoh tanaman: Bungur, Jening, Khaya, Pingku, Lamtorogung, Puspa, Kenanga, Tanjung, Trembesi, Beringin, Kepuh, Johar, Kaliandra, Salam, Matoa, Sawo Kecik, Asam, Angsana,Palem Raja Ketentuan Zona Bersyarat • Kegiatan wisata budaya/ religi dan wisata alam • Pertanian • Peternakan & perikanan • kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain • wisata alam dan budaya serta buatan • TPS • Daur ulang sampah • Pengolahan limbah
• Rumah pompa dan resevior • Menara telekomunikasi/BTS Ketentuan Zona Terbatas • Kegiatan RTH berupa Jalur Hijau dan Pulau Jalan • Kegiatan RTNH untuk parkir Ketentuan Standar Teknis Mengacu pada Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan
PERUNTUKAN SEKITAR MATA AIR (PS – 2.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal berjarak 10 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai kurang/sama dengan 3m • Minimal berjarak 15 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai lebih dari 3 m – 20 m • Minimal berjarak 30 m dari tepi kiri dan kanan palung sungai dengan kedalaman sungai lebih dari 20 m. • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 3 - 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Pembangunan di sekitar sempadan sungai tidak diijinkan dalam bentuk apapun kecuali untuk bangunan-bangunan yang termasuk ke dalam ketentuan ITBX
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
43
Sarana Prasarana Minimal • Sarana dan Prasarana lingkungan • Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk, lebar minimal 1,5 m • Jalan harus memenuhi unsur lingkungan dengan perkerasan yang dapat menyerap air • Untuk sempadan sungai dengan lebar lebih dari 5 m dapat dibangun jalur sepeda atau jogging track dengan perkerasan yang dapat menyerap air • Pengembangan peresapan air dengan memaksimalkan fungsi kawasan perlindungan setempat • Drainase • TPS • Tempat parkir/RTNH • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Zona Bersyarat • Pertanian • Peternakan & perikanan • kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain • wisata alam dan budaya serta buatan • TPS • Daur ulang sampah • Pengolahan limbah • Rumah pompa dan resevior • Menara telekomunikasi/BTS Ketentuan Standar Teknis Mengacu pada Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Sempadan
44
Sub Zona RTH
• Dilengkapi fasilitas pejalan
kaki (inklusif) dan jalur hijau PERUNTUKAN TAMAN DAN • Ruang Terbuka Hijau berupa HUTAN RAKYAT (RTH – 3.3) Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 20% • KDH minimal : 80% • KLB maksimal : 0,2 • KTB maksimal : 20% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan Jarak samping bangunan minimal 2,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX, seperti untuk pengawasan. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam)
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
area resapan air
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Ketentuan Zona Bersyarat • Pertanian, Peternakan & perikanan • kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain • wisata alam dan budaya
Tahun 2020
• • • • •
serta buatan TPS Daur ulang sampah Pengolahan limbah Rumah pompa dan resevior Menara telekomunikasi/BTS
Ketentuan Vegetasi • Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga sedang, semak, perdu, penutup tanah • Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan. Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota • Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX seperti untuk pengawasan Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 2 meter • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air
PERUNTUKAN JALUR HIJAU Utilitas Kawasan JALAN (RTH – 1.3) Intensitas Pemanfaatan Ruang • Lampu penerangan • Papan informasi • KDB maksimal : 0% • Hidran umum • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 Prasarana lingkungan • KTB maksimal : 0% • Jaringan jalan dengan Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul
ketentuan bersyaratndan jalur sepeda dengan ketentuan terbatas • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik
• Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung sesuai ketentuan kebutuhan
lain dan
Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti, harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman • Tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH • Tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis Ketentuan Zona Bersyarat • Pertanian, Peternakan & perikanan • kegiatan RTNH untuk trotoar, taman bermain • wisata alam dan budaya serta buatan • TPS • Daur ulang sampah • Pengolahan limbah • Rumah pompa dan resevior • Menara telekomunikasi/BTS Ketentuan Vegetasi Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga sedang, semak, perdu, penutup tanah Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan. Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah RI No.63 Tahun 2002 tentang
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
45
Hutan Kota
• Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.8/Menhut-Ii/2013 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan
Sub Zona Perumahan
belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter.
PERUNTUKAN PERUMAHAN Ketinggian Bangunan KEPADATAN TINGGI (R – 1.3) Maksimal 2 lantai Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,4 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak
46
Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau • Berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Untuk perumahan tidak bersusun harus menyediakan bak septik yang berada di bagian depan kavling dan berjarak sekurangkurangnya 10 meter dari sumber air tanah. Diarahkan untuk menggunakan sistem pengolah limbah komunal • Untuk perumahan bersusun harus menyediakan prasarana pengolah limbah domestik sebelum dialirkan ke saluran kota (sistem off site) Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa • Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi • balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa
Tahun 2020
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Kawasan untuk perumahan sedang dan rendah, kawasan villa, asrama, pavilium, dan sejenisnya diijinkan terbatas • Kawasan taman kota • Kawasan perdagangan sesuai ketentuan jumlah penduduk • Kawasan transportasi • Kawasan sosial budaya Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan Hutan Kota • Kawasan Industri Pergudangan • Kawasan Hiburan malam • Kawasan Resort • Kawasan Prasarana Pengelolaan sampah/limbah dan jalur sepeda gunung • Kawasan Lapangan Pengembalaan Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman • SNI 03-2846-1992 tentang Tata cara perencanaan kepadatan bangunan lingkungan, bangunan rumah susun hunian
PERUNTUKAN PERUMAHAN Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai KEPADATAN SEDANG (R – 2.3) Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 35% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 65% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter.
Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Untuk perumahan tidak bersusun harus menyediakan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
47
bak septik yang berada di bagian depan kavling dan berjarak sekurangkurangnya 10 meter dari sumber air tanah. Diarahkan untuk menggunakan sistem pengolah limbah komunal • Untuk perumahan bersusun harus menyediakan prasarana pengolah limbah domestik sebelum dialirkan ke saluran kota (sistem off site) Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi Balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
48
Ketentuan Zona Terbatas • Kawasan untuk perumahan sedang dan rendah, kawasan villa, asrama, pavilium, dan sejenisnya diijinkan terbatas • Kawasan taman kota • Kawasan perdagangan sesuai ketentuan jumlah penduduk • Kawasan transportasi • Kawasan sosial budaya Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan Hutan Kota • Kawasan Industri Pergudangan • Kawasan Hiburan malam • Kawasan Resort • Kawasan Prasarana Pengelolaan sampah/limbah dan jalur sepeda gunung • Kawasan Lapangan Pengembalaan Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman • SNI 03-2846-1992 tentang Tata cara perencanaan kepadatan bangunan lingkungan, bangunan rumah susun hunian
PERUNTUKAN PERUMAHAN KEPADATAN RENDAH (R – 3.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 50% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 0,5 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa
Tahun 2020
• Taman/tempat main (unit • Masjid RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Untuk perumahan tidak bersusun harus menyediakan bak septik yang berada di bagian depan kavling dan berjarak sekurangkurangnya 10 meter dari sumber air tanah. Diarahkan untuk menggunakan sistem pengolah limbah komunal • Untuk perumahan bersusun harus menyediakan prasarana pengolah limbah domestik sebelum dialirkan ke saluran kota (sistem off site) Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa
warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi Balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Kawasan untuk perumahan sedang dan rendah, kawasan villa, asrama, pavilium, dan sejenisnya diijinkan terbatas • Kawasan taman kota • Kawasan perdagangan sesuai ketentuan jumlah penduduk • Kawasan transportasi • Kawasan sosial budaya Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan Hutan Kota • Kawasan Industri Pergudangan • Kawasan Hiburan malam • Kawasan Resort • Kawasan Prasarana Pengelolaan sampah/limbah dan jalur sepeda gunung • Kawasan Lapangan Pengembalaan
Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman • SNI 03-2846-1992 tentang Tata cara perencanaan kepadatan bangunan lingkungan, bangunan rumah susun hunian
Sub Zona Perdagangan dan Jasa PERUNTUKAN PERDAGANGAN TUNGGAL (K – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 20% • KLB maksimal : 2,4 • KTB maksimal : 80% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
49
kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan Lampu penerangan Pos jaga Papan informasi Jalur evakuasi dan titik kumpul
50
Akses pemadam kebakaran Hidran umum
dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa
Ketentuan Zona Terbatas • Kawasan hutan kota • Perumahan sedang dan rendah, kawasan villa, asrama, guest house • Lapangan parkir • Gedung olahraga • Gedung serbaguna • Balai pertemuan • Lembaga ormas • Museum
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan Industri Pergudangan • Kawasan Hiburan malam • Bioskop Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat perbelanjaan dan Toko Modern. • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285)
PERUNTUKAN PERDAGANGAN DERET (K – 2.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 20% • KLB maksimal : 2,4 • KTB maksimal : 80% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar
Tahun 2020
kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar
minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa
Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi Balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Kawasan hutan kota • Perumahan sedang dan rendah, kawasan villa, asrama, guest house • Lapangan parkir • Gedung olahraga • Gedung serbaguna • Balai pertemuan • Lembaga ormas • Museum Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan Industri Pergudangan • Kawasan Hiburan malam • Bioskop Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat perbelanjaan dan Toko Modern. • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
51
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285)
Sub Zona Perkantoran PERUNTUKAN PERKANTORAN PEMERINTAH (KT – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 2,1 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak
52
belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya
yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah
Ketentuan Zona Terbatas • Polres • Lapangan olahraga • Museum • Industry
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
• Restoran • Ketentuan Zona Bersyarat • Lapangan parkir Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285)
PERUNTUKAN PERKANTORAN SWASTA (KT – 2.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 2,1 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan
lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 8 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 8-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. • Untuk ketinggian bangunan lebih dari 10-12 meter, jarak samping bangunan minimal 2,5 meter, sedangkan jarak belakang bangunan minimal 2,5 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
53
izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Polres • Lapangan olahraga • Museum • Industry • Restoran Ketentuan Zona Bersyarat Lapangan parkir Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285)
Sub Zona Peruntukan Lainnya PERUNTUKAN TRANSPORTASI (SPU – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,8 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul
54
Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi Balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal
Tahun 2020
2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Peribadatan • Bisnis lapangan olahraga • Klub malam • Kondotel Ketentuan Zona Bersyarat • Kebun binatang Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285) • Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi Jalan
PERUNTUKAN KESEHATAN (SPU – 2.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,8 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul
• Minimal 15 m dari tepi luar
kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan
untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
55
minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi Balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Tempat bermain • Gedung serbaguna • Gedung pertemuan • Pusat informasi lingkungan • Lembaga social • Galeri edukasi • Ibadah • Panti pijat • Took dan pertokoan Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285) • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
56
PERUNTUKAN (SPU – 3.3)
OLAHRAGA
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan
Tahun 2020
kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan parkir • Halte • Taman kemah • Panti pijat • Toko dan pertokoan Ketentuan Standar Teknis • Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • SNI 03-3647-1994 tentang Tata cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285)
• Peraturan Menteri Pekerjaan Ketinggian Bangunan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
PERUNTUKAN SOSIAL BUDAYA (SPU – 4.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter.
Maksimal 2 lantai
Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
57
Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Gelanggang remaja • Gedung olahraga • Halte • Lapangan parkir • Kondominium hotel Ketentuan Zona Bersyarat • Kawasan peruntukkan industri • Pengolahan sampah/limbah • Peruntukan pariwisata dengan lahan yang besar
58
(bioskop, kebun binatang) Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
PERUNTUKAN PERIBADATAN (SPU – 5.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
meter dari as jalan
• Jalan Setapak : hanya untuk
jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan.
Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air berupa taman sesuai standar minimal pelayanan RTH: • Taman/tempat main (unit RT) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 1 m2/jiwa • Taman/tempat main (unit RW) harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,52/jiwa • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan
titik
Tahun 2020
kumpul
• Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Sarana ibadah • Musholla/langgar harus disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,36 m2/jiwa • Masjid warga harus disediakan untukjumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,24 m2/jiwa Sarana perdagangan dan jasa Toko/warung disediakan untuk jumlah penduduk pendukung minimal 250 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,4 m2/ jiwa Sarana Kebudayaan dan rekreasi balai warga/balai pertemuan disediakan untuk jumlah jumlah penduduk pendukung minimal 2500 jiwa dengan kebutuhan luas lahan 0,12 m2/jiwa Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki
izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Ruko • Rumah kantor Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Pengolahan sampah/limbah Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan.
Sub Zona Industri PERUNTUKAN KECIL (I – 1.3)
INDUSTRI
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 20% • KLB maksimal : 1,4 • KTB maksimal : 80% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
59
• Dapat berupa perkerasan Ketentuan Zona Terbatas Sempadan Antar Bangunan namun yang mudah • Taman bermain lokal/ • Untuk ketinggian bangunan menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Laboratorium uji • Pengolahan limbah Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
60
lingkungan dan gelanggang remaja yang terbatas hanya pada area industri kecil dengan permukiiman • Industri pergudangan • Ruko atau rumah kantor Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Pengolahan sampah/limbah disyaratkan secara komunal
Ketentuan Standar Teknis Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
PERUNTUKAN INDUSTRI (I – 2.3)
ANEKA
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 80% • KDH minimal : 20% • KLB maksimal : 1,6 • KTB maksimal : 80% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan,
Tahun 2020
seperti : • Laboratorium uji • Pengolahan limbah
• Minimal 5 m dari tepi luar • Papan informasi kaki tanggul • Jalur evakuasi dan
Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Gelanggang remaja yang terbatas hanya pada area industri dengan permukiiman • Fasilitas untuk hiburan (bar, resort dan restoran) terbatas pada area dengan intensitas industri yang lebih rendah dan auh dari permukiman • Ruko dan rumah kantor • Kondominium hotel Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Pengolahan sampah/limbah disyaratkan secara komunal Ketentuan Standar Teknis Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
PERUNTUKAN INDUSTRI (I – 3.3)
ANEKA
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 80% • KDH minimal : 20% • KLB maksimal : 1,6 • KTB maksimal : 80% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul
Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga
kumpul
titik
• Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Laboratorium uji • Pengolahan limbah Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Gelanggang remaja yang terbatas hanya pada area industri dengan permukiiman • Fasilitas untuk hiburan (bar, resort dan restoran) terbatas pada area dengan intensitas industri yang lebih rendah dan auh dari permukiman • Ruko dan rumah kantor • Kondominium hotel Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Pengolahan sampah/limbah disyaratkan secara komunal
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
61
Ketentuan Standar Teknis Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri
Sub Zona Peruntukan Lainnya PERUNTUKAN PARIWISATA (PL – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 60% • KDH minimal : 40% • KLB maksimal : 1,2 • KTB maksimal : 60% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter.
62
Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Travel/ biro perjalanan • Kafe • Taman bermain • Balai pertemuan, galeri atau museum • Gedung peribadatan • Kantor Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Sarana dan prasarana olahraga (gelanggang, gedung, dan stadion) dengan jumlah terbatas • Gedung serbaguna/ balai pertemuan dengan jumlah terbatas. • Bisnis lapangan olahraga. • Kondominium hotel Ketentuan Zona Bersyarat • Klinik yang khusus untuk kepentingan penolongan pertama • Pengolahan sampah/ limbah harus jauh dari pusat kegaitan wisata • Halte Industri kecil yang bersifat local Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2025 • Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Dan Kabupaten/Kota
Tahun 2020
PERUNTUKAN (PL – 2.3)
PERTANIAN
• Lebar minimal 1,5 meter Tipe
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 0% • KDH minimal : 100% • KLB maksimal : 0 • KTB maksimal : 0%
•
Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul
•
Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 0 lantai, kecuali bangunan khusus mengacu kepada ITBX, seperti untuk pengawasan. Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki
•
•
sidewalk Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Ketersediaan jaringan jalan diperbolehkan hanya untuk sarana transportasi untuk pengangkutan hasil pertanian • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : Pendopo atau pondokan yang tidak berada langsung diatas tanah (pondok panggung) Ketentuan Lain atau Tambahan Pemanfaatan sub zona untuk penggunaan lain harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut : • Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku • Tidak mengganggu, merusak, maupun menurunkan
kualitas ekosistem atau lingkungan sekitarnya • Tidak mengganggu kualitas visual • Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan • Tidak mengganggu fungsi zona sekitar Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Hutan kota • Jalur hijau dan pulau jalan • Taman kota • Pekarangan • Sempadan/penyangga • Pergudangan • Restoran dengan jumlah yang terbatas dan tidak berada langsung di atas tanah pertanian (panggung) Ketentuan Zona Bersyarat • Pusat telekomunikasi • Jaringan drainase • Jaringan jalan berupa jalan setapak tanpa ada perkerasan Ketentuan Standar Teknis Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
63
sidewalk Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya
Sub Zona Peruntukan • Khusus PERUNTUKAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN (KH – 1.3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 30% • KDH minimal : 70% • KLB maksimal : 0,3 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 1 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe
64
Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, kegiatan pertahanan dan keamanan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Ketentuan Zona Terbatas • Tempat ibadah dengan kapasitas orang lebih dari 200 jiwa • Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Tempat pembuangan sampah sementara • Jalur jeep • Ruko atau rumah kantor • Kondominium hotel Ketentuan Standar Teknis • Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung • Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285) • Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Sub Zona Campuran
PERUNTUKAN PERUMAHAN DAN PERDAGANGAN (C – 1)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,4 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun
Tahun 2020
dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan
ketentuan bersyarat PERUNTUKAN PERUMAHAN • Tempat sampah berupa bin DAN PERKANTORAN (C – 2) plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Fasilitas kesehatan • Gedung serbaguna/balai pertemuan • Halte Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Gedung olahraga • Gedung serbaguna/balai pertemuan dengan jumlah terbatas • Taman bermain dengan jumlah terbatas • Sarana hiburan • Bank sampah • Kondominium (hotel) Ketentuan Zona Bersyarat • Halte • Sarana pendidikan • Sarana Kesehatan • Pengolahan limbah Ketentuan Standar Teknis -
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 1,4 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 2 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
65
namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Fasilitas kesehatan • Kafe • Msuhola • Studio keterampilan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya
66
Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Gedung olahraga • Gedung serbaguna/balai pertemuan dengan jumlah terbatas • Sarana peribadatan • Resort dan restoran Ketentuan Zona Bersyarat • Kantor kecamatan/kelurahan • Sarana pendidikan dasar dan menengah • Halte dan terminal • Sarana kesehatan berupa klinik, bidan, dan praktik dokter
PERUNTUKAN PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN (C – 3)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 2,1 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan • Jalan Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran • Hidran umum Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan,
Tahun 2020
seperti : • Fasilitas kesehatan • Kafe • Msuhola • Sarana hiburan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Gedung olahraga • Gedung serbaguna/balai pertemuan dengan jumlah terbatas • Taman • Resort Ketentuan Zona Bersyarat • Pengolahan limbah • Halte dan terminal • Sarana kesehatan berupa klinik, bidan, dan praktik dokter
PERUNTUKAN PERUMAHAN, SPU, KANTOR, PERDAGANGAN, & JASA (C – 4)
Intensitas Pemanfaatan Ruang • KDB maksimal : 70% • KDH minimal : 30% • KLB maksimal : 2,1 • KTB maksimal : 70% Sempadan Sungai • Garis sempadan sungai tidak bertanggul • Minimal 15 m dari tepi luar kaki tanggul • Garis sempadan sungai bertanggul • Minimal 5 m dari tepi luar kaki tanggul Sempadan Jalan
• Jalan
Lokal : maksimal lebar jalan 6 meter dengan ketentuan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5,5 meter dari as jalan • Jalan Lingkungan : maksimal lebar jalan 5 meter dengan bangunan yang diperbolehkan dibangun dengan jarak minimal 5 meter dari as jalan • Jalan Setapak : hanya untuk jalur pejalan kaki dengan lebar jalan minimal 2 meter dan sempadan 2 meter dari as jalan. Sempadan Antar Bangunan • Untuk ketinggian bangunan kurang dari 6 meter, jarak samping bangunan minimal 1,5 meter dan jarak belakang bangunan minimal 1,5 meter. • Untuk ketinggian bangunan antara 6-10 meter, jarak samping bangunan minimal 2 meter dan jarak belakang bangunan minimal 2 meter. Ketinggian Bangunan Maksimal 3 lantai Sarana Prasarana Minimal • Jalur Pejalan Kaki • Lebar minimal 1,5 meter Tipe sidewalk • Dapat berupa perkerasan namun yang mudah menyerap air (seperti konblok atau batu alam) • Dilengkapi fasilitas pejalan kaki (inklusif) dan jalur hijau • Ruang Terbuka Hijau berupa area resapan air • Ruang Terbuka non Hijau • Berupa areal parkir bersama yang digunakan untuk penghuni sekitarnya Utilitas Kawasan • Lampu penerangan • Pos jaga • Papan informasi • Jalur evakuasi dan titik kumpul • Akses pemadam kebakaran
Prasarana lingkungan • Jaringan jalan dengan ketentuan bersyarat • Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, dan harus memiliki tutup • Jaringan listrik • Jaringan air bersih dan air minum • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Fasilitas pendukung lain sesuai ketentuan dan kebutuhan, seperti : • Fasilitas kesehatan • Kafe • Mushola • Sarana hiburan Ketentuan Pelaksanaan Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera dialihfungsikan kembali sesuai fungsi nya Ketentuan Zona Terbatas • Lapangan olahraga • Gedung olahraga • Gedung serbaguna/balai pertemuan dengan jumlah terbatas • Taman • Industri kecil • Kondominium • Resort Ketentuan Zona Bersyarat • Pengolahan limbah • Halte dan terminal • Sarana Pendidikan • Kantor • Bioskop Ketentuan Standar Teknis -
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
67
68
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
I
TPU/Taman Pemakaman Umum
Pekarangan
Sempadan/Penyangga
4
5
6
Rumah Tinggal
Rumah Susun
Villa
Asrama
Rumah Sewa/Kost
Apartemen
Rumah Dinas
Panti Jompo
1
2
3
4
5
6
7
8
Perumahan
X
Taman Kota
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
Jalur Hijau dan Pulau Jalan
2
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
I
X
X
RTH - 1
SC
Hutan Kota
Jalur Hijau Jalan
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
I
X
RTH - 2
RTH Fungsi Tertentu
Sub Zona RTH
Situs
1
Kegiatan/Penggunaan Lahan
Sub Zona Perlindungan
Inti
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
RTH - 3.1
Taman dan Hutan Rakyat
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
I
I
RTH - 1.1
Jalur Hijau Jalan
Sub Zona RTH
I = Diizinkan T = Diizinkan secara Terbatas, Pembatasan dilakukan melalui penentuan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan. B = Diizinkan secara Bersyarat, Izin bersyarat ini sehubungan dengan usaha menanggulangi dampak pembangunan di sekitarnya (menginternalisasi dampak), dapat berupa AMDAL, RKL dan RPL. X = Tidak Diizinkan
B. TABEL MATRIKS ITBX
X
X
X
X
X
X
X
X
I
B
X
B
I
T
PL - 2.1
KKOP
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
X
B
B
B
PL - 1.1
Pariwisata
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
T
I
PL - 3.1
Pertanian
Sub Zona Peruntukan Lain
Penyangga
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
KH - 1.1
Hankam
Sub Zona Peruntukan Khusus
Toko
Pertokoan
Pasar Tradisional
Pasar Lingkungan
Penyaluran Grosir
Pusat Perbelanjaan
Supermarket
Mall
2
3
4
5
6
7
8
9
Lembaga Keuangan
Bengkel
Penyediaan Ruang Pertemuan
Travel /Biro Perjalanan
Pengiriman Barang
Pemasaran Properti
Kafe
2
3
4
5
6
7
8
Kantor Provinsi
Kantor Kota/Kabupaten
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
Polda
Polwil
Polres/Polresta
1
2
3
4
5
6
7
Perkantoran
Jasa Bangunan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
X
Plaza
X
X
X
X
X
X
X
X
x
Jasa Umum
10
Warung
Perdagangan
1
X
Paviliun
11
X
Guest House
X
Panti Asuhan
9
10
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
69
70
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
TNI AD
Kodam
Kodim
Koramil
Korem
TNI AU
9
10
11
12
13
14
X
SMA/SMK/MA
Perguruan Tinggi
4
5
Stasiun
Lapangan Parkir
Halte
2
3
4
RS Bersalin
Laboratorium Kesehatan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Balai Pengobatan
Pos Kesehatan
Dokter Umum
Bidan
Klinik
Posyandu
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Tempat Bermain Lingkungan
Olahraga
Rumah Sakit
1
Kesehatan
Terminal
1
Transportasi
X
SMP/MTS
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
SD/MI
2
X
TK
X
X
X
X
X
X
X
1
Pendidikan
Polsek/Polsekta
8
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Gedung Pertemuan Kota
Balai Pertemuan dan Pameran
Pusat Informasi Lingkungan
Lembaga Sosial/Ormas
Galeri Edukasi/Informasi
Museum
3
4
5
6
7
8
Mushola
Gereja
Pura
2
3
4
X X
Kebun
Hortikultur dan Rumah Kaca
Pembibitan
Pergudangan hasil panen
Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan
3
4
5
6
7
X
X
X
X
Ladang
2
X
Sawah
1
X
Industri Pergudangan
3
Pertanian
X
Industri Kecil
2
X
Industri Besar
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
Industri
Masjid
1
Peribadatan
Gedung Serbaguna
Sosial Budaya
Gedung Pertemuan Lingkungan
Stadion
7
2
Gedung Olahraga
5
1
X
Gelanggang Remaja
4
X
Lapangan Olahraga
3
X
Tempat Bermain Lokal
2
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
71
72
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Kolam
Tempat Pelelangan ikan
Lapangan penggembalaan
Pemerahan susu
Kandang hewan
9
10
11
12
13
Taman Perkemahan
Bisnis Lapangan Olahraga
Studio Keterampilan
Panti Pijat
Klub Malam dan Bar
Hiburan Dewasa Lain
Teater
Bioskop
Kebun Binatang
Resort
Restoran
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TPA
Pengolahan Sampah/Limbah
Bank Sampah
Pusat Telekomunikasi
Pembangkit Listrik
Jaringan Drainase
Jaringan Jalan
Jalur Jeep
Jalur Sepeda Gunung
Pos Jaga
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Campuran
TPS
1
Prasarana
Taman Hiburan
1
Pariwisata
Tambak
8
I
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
I
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rumah Kantor (Rukan)
Kondotel (Kondominium Hotel)
2
3
X
Operasi produksi Mineral Batuan
Pemecah Batu
Penjualan Hasil Tambang
2
3
4
X
X
X
Ekslorasi
X
X
X
1
Pertambangan
Rumah Toko (Ruko)
1
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
73
74
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
I
X
Jalur Hijau dan Pulau Jalan
Taman Kota
TPU/Taman Pemakaman Umum
Pekarangan
Sempadan/Penyangga
2
3
4
5
6
X
Asrama
Rumah Sewa/Kost
Apartemen
Rumah Dinas
Panti Jompo
Panti Asuhan
Guest House
Paviliun
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Warung
Perdagangan
X
Villa
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Rumah Susun
X
Rumah Tinggal
2
I
I
1
Perumahan
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
RTH 1.2
RTH 3.2
Hutan Kota
Jalur Hijau Jalan
Taman dan Hutan Rakyat
1
Kegiatan/Penggunaan Lahan
RTH
No
Sub Zona RTH
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
X
B
I
B
R - 3.2
Rendah
Sub Zona Perumahan
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
I
I
X
I
I
T
K - 1.2
Tunggal
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
I
I
X
I
I
T
K - 2.2
Deret
Sub Zona Perdagangan dan Jasa
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
KT - 1.2
Pemerintah
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
T
KT - 2.2
Swasta
Sub Zona Perkantoran
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
T
I
T
SPU - 1
Transportasi
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
SPU - 2.2
Olahraga
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
SPU - 3.2
Sosial Budaya
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
X
I
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
X
B
B
B
PL 1.2
SPU 4.2
Pariwisata
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
T
I
PL 3.2
Pertanian
Sub Zona Peruntukkan Lain
Peribadatan
Sub Zona Sarana Pelayanan Umum
Pengembangan
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
KH - 1.2
Hankam
Sub Zona Peruntukan Khusus
X
Pasar Lingkungan
Penyaluran Grosir
Pusat Perbelanjaan
Supermarket
Mall
Plaza
5
6
7
8
9
10
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Polwil
Polres/Polresta
Polsek/Polsekta
TNI AD
Kodam
Kodim
Koramil
6
7
8
9
10
11
12
Korem
Polda
5
13
Kantor Kelurahan
4
Perkantoran
Kantor Kecamatan
Kafe
8
3
Pemasaran Properti
7
Kantor Kota/Kabupaten
Pengiriman Barang
6
2
Travel /Biro Perjalanan
5
Kantor Provinsi
Penyediaan Ruang Pertemuan
4
1
X
Bengkel
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Lembaga Keuangan
2
X
Jasa Bangunan
X
X
X
X
X
1
Jasa Umum
X
Pasar Tradisional
4
X
Pertokoan
3
X
Toko
2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
75
76
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
TNI AU
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK/MA
Perguruan Tinggi
2
3
4
5
Stasiun
Lapangan Parkir
Halte
2
3
4
Gedung Olahraga
Stadion
7
X
X
X
X
I
5
X
Gelanggang Remaja
Posyandu
11
X
4
Klinik
10
X
Lapangan Olahraga
Bidan
9
X
3
Dokter Umum
8
X
I
Pos Kesehatan
7
X
X
Tempat Bermain Lokal
Balai Pengobatan
6
Tempat Bermain Lingkungan
Puskesmas Pembantu
5
X
2
Puskesmas
4
X
1
Laboratorium Kesehatan
3
X
RS Bersalin
2
X
B
T
X
X
X
X
X
X
X
X
Olahraga
Rumah Sakit
1
Kesehatan
Terminal
1
Transportasi
TK
1
Pendidikan
14
X
X
X
X
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
I
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Balai Pertemuan dan Pameran
Pusat Informasi Lingkungan
Lembaga Sosial/Ormas
Galeri Edukasi/Informasi
Museum
4
5
6
7
8
Industri Pergudangan
3
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Pembibitan
Pergudangan hasil panen
Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan
Tambak
Kolam
Tempat Pelelangan ikan
Lapangan penggembalaan
5
6
7
8
9
10
11
Pemerahan susu
X
Hortikultur dan Rumah Kaca
4
12
X
Kebun
3
X
X
X
B
X
I
X
B
B
Ladang
2
B
Sawah
X
1
Pertanian
Industri Kecil
2
X
X
X
Industri Besar
Pura
4
X
1
Gereja
3
X
Mushola
2
X
X
T
X
X
Industri
Masjid
1
Peribadatan
X
Gedung Pertemuan Kota
3
X
Gedung Serbaguna
2
X
Gedung Pertemuan Lingkungan
1
Sosial Budaya
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
T
T
T
X
X
X
X
X
I
X
X
T
T
B
T
T
T
T
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
T
T
I
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
T
T
I
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
B
B
B
I
I
I
I
I
I
T
T
T
X
B
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
B
X
I
I
I
I
I
I
T
I
X
X
B
X
X
X
X
B
B
T
T
I
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
I
T
X
X
I
X
X
X
X
X
Tahun 2020
77
78
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Kandang hewan
Taman Perkemahan
Bisnis Lapangan Olahraga
Studio Keterampilan
Panti Pijat
Klub Malam dan Bar
Hiburan Dewasa Lain
Teater
Bioskop
Kebun Binatang
Resort
Restoran
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TPA
Pengolahan Sampah/Limbah
Bank Sampah
Pusat Telekomunikasi
Pembangkit Listrik
Jaringan Drainase
Jaringan Jalan
Jalur Jeep
Jalur Sepeda Gunung
Pos Jaga
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rumah Kantor (Rukan)
Kondotel (Kondominium Hotel)
2
3
1
Ekslorasi
Pertambangan
Rumah Toko (Ruko)
1
Campuran
TPS
1
Prasarana
Taman Hiburan
1
Pariwisata
13
X
X
X
X
I
I
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
B
X
X
X
X
X
I
I
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
T
X
B
I
I
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
B
T
T
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
T
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
B
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
B
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
B
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
X
X
X
X
X
X
I
I
I
B
T
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
B
T
T
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
T
X
X
X
X
X
I
X
X
B
T
T
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
B
I
I
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
I
I
T
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
I
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Operasi produksi Mineral Batuan
Pemecah Batu
Penjualan Hasil Tambang
2
3
4
X
X
X X
X
X X
B
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
79
80
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
Taman Kota
TPU/Taman Pemakaman Umum
Pekarangan
Sempadan/Penyangga
3
4
5
6
Rumah Susun
Villa
Asrama
Rumah Sewa/Kost
Apartemen
Rumah Dinas
Panti Jompo
Panti Asuhan
Guest House
Paviliun
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Perdagangan
Rumah Tinggal
1
Perumahan
I
Jalur Hijau dan Pulau Jalan
2
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
T
I
Hutan Kota
1
PS - 2.3
PS - 1.3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
Sekitar Mata Air
Sempadan Sungai
Kegiatan/Penggunaan Lahan
RTH
No
Perlindungan Setempat
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
T
I
I
I
RTH - 3.3
Taman dan Hutan Rakyat
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
T
I
I
I
RTH -1.3
Jalur Hijau Jalan
Sub Zona RTH
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
T
I
B
R - 1.3
Tinggi
T
I
I
I
I
T
I
T
T
I
I
I
I
I
T
I
B
R - 2.3
Sedang
T
I
I
I
I
T
I
T
T
T
I
I
I
I
T
I
B
R - 3.3
Rendah
Sub Zona Perumahan
Penunjang
X
T
X
X
I
X
I
T
T
I
I
I
I
X
I
I
T
K - 1.3
Tunggal
X
T
X
X
X
X
X
T
T
X
X
I
I
X
I
I
T
K - 2.3
Deret
Sub Zona Perdagangan dan Jasa
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
I
KT - 1.3
Pemerintah
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
I
I
T
KT 2.3
Swasta
Sub Zona Perkantoran
Toko
Pertokoan
Pasar Tradisional
Pasar Lingkungan
Penyaluran Grosir
Pusat Perbelanjaan
Supermarket
Mall
Plaza
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kantor Kelurahan
Polda
Polwil
5
6
Perkantoran
4
Kafe
8
Kantor Kecamatan
Pemasaran Properti
7
3
Pengiriman Barang
6
Kantor Kota/Kabupaten
Travel /Biro Perjalanan
5
2
Penyediaan Ruang Pertemuan
4
Kantor Provinsi
Bengkel
3
1
X
Lembaga Keuangan
2
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Jasa Bangunan
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
Jasa Umum
Warung
1
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
I
I
I
I
I
I
X
X
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
Tahun 2020
81
82
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
TNI AD
Kodam
Kodim
Koramil
Korem
TNI AU
9
10
11
12
13
14
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK/MA
Perguruan Tinggi
2
3
4
5
Stasiun
Lapangan Parkir
Halte
2
3
4
Rumah Sakit
RS Bersalin
Laboratorium Kesehatan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Balai Pengobatan
1
2
3
4
5
6
Kesehatan
Terminal
1
Transportasi
TK
1
Pendidikan
Polsek/Polsekta
Polres/Polresta
8
7
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
Gedung Olahraga
5
Gedung Serbaguna
Gedung Pertemuan Kota
Balai Pertemuan dan Pameran
Pusat Informasi Lingkungan
Lembaga Sosial/Ormas
Galeri Edukasi/Informasi
Museum
2
3
4
5
6
7
8
Masjid
Mushola
Gereja
Pura
1
2
3
4
Peribadatan
Gedung Pertemuan Lingkungan
1
Sosial Budaya
Stadion
Gelanggang Remaja
4
7
Lapangan Olahraga
3
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tempat Bermain Lokal
2
X
X
Posyandu
11
X
Tempat Bermain Lingkungan
Klinik
10
X
1
Bidan
9
X
Dokter Umum
8
X
Olahraga
Pos Kesehatan
7
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
T
T
T
T
T
T
T
X
X
X
I
I
I
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
T
T
T
T
T
T
T
X
X
X
I
I
I
X
B
X
X
X
I
I
I
I
X
T
T
T
T
T
T
T
X
X
X
I
I
I
X
B
X
X
X
T
T
T
T
T
I
T
I
T
X
T
X
X
X
T
I
I
I
X
X
X
X
X
T
T
T
T
T
I
T
I
T
X
T
X
X
X
T
I
I
I
X
X
X
X
X
I
I
I
I
T
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
T
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
83
84
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Industri Kecil
Industri Pergudangan
2
3
X
Hortikultur dan Rumah Kaca
Pembibitan
Pergudangan hasil panen
Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan
Tambak
Kolam
Tempat Pelelangan ikan
Lapangan penggembalaan
Pemerahan susu
Kandang hewan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Taman Hiburan
Taman Perkemahan
Bisnis Lapangan Olahraga
Studio Keterampilan
Panti Pijat
Klub Malam dan Bar
Hiburan Dewasa Lain
1
2
3
4
5
6
7
Pariwisata
X
Kebun
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
B
X
B
Ladang
2
B
Sawah
X
1
Pertanian
X
Industri Besar
1
X
Industri
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
I
B
T
I
I
I
B
T
I
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
B
B
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
T
B
B
I
I
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
B
I
X
B
B
I
I
X
X
X
I
T
B
I
I
I
I
B
I
I
I
I
I
T
I
X
B
I
I
I
I
X
T
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
I
I
I
X
T
X
X
X
X
X
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
T
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Bioskop
Kebun Binatang
Resort
Restoran
9
10
11
12
Jalur Jeep
Jalur Sepeda Gunung
Pos Jaga
9
10
11
Rumah Kantor (Rukan)
Kondotel (Kondominium Hotel)
2
3
X
Operasi produksi Mineral Batuan
Pemecah Batu
Penjualan Hasil Tambang
2
3
4
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
Ekslorasi
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
1
Pertambangan
Rumah Toko (Ruko)
1
Campuran
Jaringan Jalan
8
Pusat Telekomunikasi
5
Jaringan Drainase
Bank Sampah
4
7
Pengolahan Sampah/Limbah
3
Pembangkit Listrik
TPA
2
6
TPS
1
Prasarana
Teater
8
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
B
X
I
I
I
I
I
B
X
I
T
B
X
X
T
X
X
X
X
I
I
I
I
B
X
I
I
I
I
I
B
X
I
T
B
X
X
T
B
X
X
X
I
I
I
I
B
X
I
I
I
I
I
B
B
I
T
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
I
I
I
X
B
X
T
I
T
X
B
B
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
I
I
I
X
B
X
T
I
T
X
B
B
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
I
I
I
T
B
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
I
I
I
T
B
X
X
T
T
X
X
X
Tahun 2020
85
86
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
TPU/Taman Pemakaman Umum
Pekarangan
Sempadan/Penyangga
4
5
6
Rumah Susun
Villa
Asrama
Rumah Sewa/Kost
Apartemen
Rumah Dinas
Panti Jompo
Panti Asuhan
Guest House
Paviliun
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Warung
Toko
1
2
Perdagangan
Rumah Tinggal
1
Perumahan
I
Taman Kota
3
I
I
I I T T X X X X X X X X X
I
Jalur Hijau dan Pulau Jalan
2
SPU - 1.3 T
Pendidikan
Hutan Kota
Kegiatan/Penggunaan Lahan
1
RTH
No
X
X
I I X X X X X X X X X X X
X
X
I
Transportasi SPU - 2.3 X
I
I
I I X X X X X X X X X X X
X
I
I
Kesehatan SPU - 3.3 I
X
I
I I X X X X X X X X X X X
X
I
I
SPU - 4.3 I
Olahraga
X
X
I I X X X X X X X X X X X
X
I
I
Sosial Budaya SPU - 5.3 I
Sub Zona Sarana Pelayanan Umum
X
X
I I X X X X X X X X X X X
X
I
I
Peribadatan SPU - 6.3 I
Penunjang
I
I
I I I X X X X X X X X X X
X
I
I
Industri Kecil I - 1.3 I
X
X
I I I X X X X X X X X X X
X
I
I
X
X
X X X X X X X X X X X
I I
X
I
I
Aneka IndusPergutri dangan I - 2.3 I - 3.3 I I
Sub Zona Industri
X
X
I X X X X X X X X X X
I I
X
I
I
I
PL - 1.3
Pariwisata
X
X
T T X X X X X X X X X X X
X
T
T
PL -2.3 T
Pertanian
Sub Zona Peruntukkan Lain
Pasar Tradisional
Pasar Lingkungan
Penyaluran Grosir
Pusat Perbelanjaan
Supermarket
Mall
Plaza
4
5
6
7
8
9
10
Lembaga Keuangan
Bengkel
Penyediaan Ruang Pertemuan
Travel /Biro Perjalanan
Pengiriman Barang
Pemasaran Properti
Kafe
2
3
4
5
6
7
8
X
X
Kantor Kota/Kabupaten
Kantor Kecamatan
Kantor Kelurahan
Polda
Polwil
Polres/Polresta
Polsek/Polsekta
TNI AD
Kodam
Kodim
Koramil
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
X
X
X
Kantor Provinsi
X X X X X X X X X X
X
I X X X X X X X X X X
1
Perkantoran
Jasa Bangunan
1
Jasa Umum
Pertokoan
3
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
I X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X I X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X
X X X X
X
X X X
X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X
I X X I
X
X X X
X X X X X X X X
X
X
X
X
X
X
X X X X X X X X X X
X
X X X X X X X X X X X
Tahun 2020
87
88
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
TNI AU
14
SD/MI
SMP/MTS
SMA/SMK/MA
Perguruan Tinggi
2
3
4
5
B
Halte
4
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Balai Pengobatan
Pos Kesehatan
Dokter Umum
Bidan
Klinik
Posyandu
4
5
6
7
8
9
10
11
Tempat Bermain Lingkungan
Tempat Bermain Lokal
Lapangan Olahraga
Gelanggang Remaja
1
2
3
4
Olahraga
X
Laboratorium Kesehatan
3
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
RS Bersalin
2
X
Rumah Sakit
1
Kesehatan
T
Lapangan Parkir
3
X
Stasiun
2
B
Terminal
B
I
I
I
I
X
X
1
Transportasi
TK
1
Pendidikan
Korem
13
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
T
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
I
I
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
I
B
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
X
X
I
Balai Pertemuan dan Pameran
Pusat Informasi Lingkungan
Lembaga Sosial/Ormas
Galeri Edukasi/Informasi
Museum
4
5
6
7
8
Mushola
Gereja
Pura
2
3
4
Industri Kecil
Industri Pergudangan
2
3
X
X
Kebun
Hortikultur dan Rumah Kaca
Pembibitan
3
4
5
X
X
Ladang
2
X
Sawah
X
X
X
I
I
I
I
1
Pertanian
Industri Besar
1
Industri
Masjid
1
Peribadatan
X
Gedung Pertemuan Kota
3
X
T
Gedung Serbaguna
2
X
Gedung Pertemuan Lingkungan
Sosial Budaya
1
Stadion
7
T
X
Gedung Olahraga
5
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
I
T
X
X
T
T
T
T
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
T
I
T
X
X
I
I
I
X
I
T
I
I
T
T
X
X
X
X
B
B
B
T
T
I
T
I
I
I
I
I
X
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
X
T
T
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
T
T
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
T
T
T
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
X
X
X
X
X
B
X
I
I
I
I
I
I
I
I
T
T
T
T
X
I
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
89
90
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
X
Kolam
Tempat Pelelangan ikan
Lapangan penggembalaan
Pemerahan susu
Kandang hewan
9
10
11
12
13
X
X
Studio Keterampilan
Panti Pijat
Klub Malam dan Bar
Hiburan Dewasa Lain
Teater
Bioskop
Kebun Binatang
Resort
Restoran
4
5
6
7
8
9
10
11
12
B
Pengolahan Sampah/ Limbah
Bank Sampah
Pusat Telekomunikasi
3
4
5
I
I
X
TPA
2
X
TPS
B
X
X
X
X
X
1
Prasarana
T
Bisnis Lapangan Olahraga
3
I
T
Taman Perkemahan
2
X
Taman Hiburan
X
X
X
X
1
Pariwisata
X
Tambak
8
X
Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan
7
X
Pergudangan hasil panen
6
I
I
B
X
X
I
I
B
X
X
T
T
I
I
T
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
B
X
I
T
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
B
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
X
X
X
I
I
X
X
T
T
T
T
I
I
T
I
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
B
X
X
I
I
B
B
I
B
I
I
I
I
T
I
X
X
X
X
X
X
X
X
I
T
B
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
T
B
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
I
B
X
T
T
T
X
X
X
T
T
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
I
T
B
X
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
T
I
I
T
B
X
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
T
I
X
X
X
X
X
X
T
X
B
X
X
X
X
T
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
T
T
Jaringan Drainase
Jaringan Jalan
Jalur Jeep
Jalur Sepeda Gunung
Pos Jaga
7
8
9
10
11
3
X
X
X
X
Ekslorasi
Operasi produksi Mineral Batuan
Pemecah Batu
Penjualan Hasil Tambang
1
2
3
4
X
Kondotel (Kondominium Hotel)
Pertambangan
T
Rumah Kantor (Rukan)
2
T
Rumah Toko (Ruko)
I
X
X
I
I
I
1
Campuran
Pembangkit Listrik
6
X
X
X
X
T
I
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
T
T
T
I
X
X
I
I
I
X
X
X
X
T
T
T
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
T
I
I
I
T
X
I
I
I
X
X
X
X
X
T
T
I
X
X
I
I
I
X
X
X
X
X
T
T
I
X
X
I
I
I
X
X
X
X
T
T
T
I
X
X
I
I
I
X
X
X
X
T
T
T
I
X
X
I
I
I
X
X
X
X
T
I
I
I
I
I
I
I
I
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
B
B
B
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
91
PENUNJANG
No
Kegiatan/Penggunaan Lahan
Sub Zona Peruntukan Khusus
KH - 1.3 I
Perumahan & Perdagangan C- 1 I
Hankam
RTH
C- 2 I
Perkantoran & Perdagangan C- 3 I
Perumahan, SPU, Kantor, Perdagangan, & Jasa C- 4 I
Perumahan & Perkantoran
1
Hutan Kota
2
Jalur Hijau dan Pulau Jalan
I
I
I
I
I
3
Taman Kota
I
I
I
I
I
4
TPU/Taman Pemakaman Umum
X
X
X
X
X
5
Pekarangan
6
Sempadan/Penyangga
I I X X X X X X X X X X X
I I I I I I I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I
I I X X X X X X X X X X X
I I I I I I I X I I I I X
Perumahan 1
Rumah Tinggal
2
Rumah Susun
3
Villa
4
Asrama
5
Rumah Sewa/Kost
6
Apartemen
7
Rumah Dinas
8
Panti Jompo
9
Panti Asuhan
10
Guest House
11
Paviliun
Perdagangan 1
Warung
X
I
X
I
I
2
Toko
3
Pertokoan
4
Pasar Tradisional
5
Pasar Lingkungan
6
Penyaluran Grosir
7
Pusat Perbelanjaan
8
Supermarket
9
Mall
10
Plaza
X X X X X X X X X X X X
I I X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X I I I
I I I I I I X X X I I I
I I I I I I X X X I I I
Jasa Umum
92
Campuran
1
Jasa Bangunan
2
Lembaga Keuangan
3
Bengkel
4
Penyediaan Ruang Pertemuan
X
X
I
I
I
5
Travel /Biro Perjalanan
X
X
I
I
I
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
6
Pengiriman Barang
7
Pemasaran Properti
8
Kafe
1
Kantor Provinsi
2
Kantor Kota/Kabupaten
3
Kantor Kecamatan
4
Kantor Kelurahan
5
Polda
6
Polwil
X X X X X X X X X
7
Polres/Polresta
T
X
X
X
X
8
Polsek/Polsekta
T
X
X
X
X
9
TNI AD
X
X
X
X
X
10
Kodam
X
X
X
X
X
11
Kodim
X
X
X
X
X
12
Koramil
X
X
X
X
X
13
Korem
X
X
X
X
X
14
TNI AU
X
X
X
X
X
Perkantoran
Pendidikan
X X X X X X X X X
I I I X X B B X X
I I I X X X X X X
I I I X X B B X X
1
TK
X
I
B
X
B
2
SD/MI
X
I
B
X
B
3
SMP/MTS
X
B
B
X
B
4
SMA/SMK/MA
X
B
B
X
B
5
Perguruan Tinggi
X
X
X
X
X
Transportasi 1
Terminal
X
X
B
B
B
2
Stasiun
X
X
X
X
B
3
Lapangan Parkir
I
I
I
I
I
4
Halte
B
B
B
B
I
Kesehatan 1
Rumah Sakit
X
B
X
X
I
2
RS Bersalin
X
B
X
X
I
3
Laboratorium Kesehatan
X
X
X
X
I
4
Puskesmas
X
B
X
X
I
5
Puskesmas Pembantu
X
B
X
X
I
6
Balai Pengobatan
X
X
X
X
I
7
Pos Kesehatan
X
B
X
X
I
8
Dokter Umum
X
B
B
B
I
9
Bidan
X
B
B
B
I
10
Klinik
X
B
B
B
I
11
Posyandu
X
B
X
X
I
Olahraga 1
Tempat Bermain Lingkungan
X
I
I
I
I
2
Tempat Bermain Lokal
X
T
T
T
T
3
Lapangan Olahraga
X
T
T
T
T
4
Gelanggang Remaja
X
X
X
X
X
5
Gedung Olahraga
X
X
X
X
X
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
93
7
Stadion
X
X
X
X
X
Sosial Budaya
1
Gedung Pertemuan Lingkungan
X
T
T
T
T
2
Gedung Serbaguna
X
T
T
T
T
3
Gedung Pertemuan Kota
X
X
X
X
X
4
Balai Pertemuan dan Pameran
X
T
T
T
T
5
Pusat Informasi Lingkungan
X
T
T
T
T
6
Lembaga Sosial/Ormas
I
T
T
T
T
7
Galeri Edukasi/Informasi
X
T
T
T
T
8
Museum
X
X
X
X
X
T
T
T
T
T
Peribadatan 1
Masjid
2
Mushola
I
I
I
I
I
3
Gereja
T
T
T
T
T
4
Pura
T
T
T
T
T
Industri 1
Industri Besar
X
T
X
X
X
2
Industri Kecil
X
T
X
T
T
3
Industri Pergudangan
X
X
X
X
X
Pertanian 1
Sawah
X
X
X
X
X
2
Ladang
X
X
X
X
X
3
Kebun
X
X
X
X
X
4
Hortikultur dan Rumah Kaca
X
X
X
X
X
5
Pembibitan
X
X
X
X
X
6
Pergudangan hasil panen
X
X
X
X
X
7
Penjualan tanaman yang dikembangbiakkan
X
T
X
I
I
8
Tambak
X
X
X
X
X
9
Kolam
X
X
X
X
X
10
Tempat Pelelangan ikan
X
X
X
X
X
11
Lapangan penggembalaan
X
X
X
X
X
12
Pemerahan susu
X
X
X
X
X
13
Kandang hewan
X
X
X
X
X
Pariwisata 1
Taman Hiburan
X
I
X
T
T
2
Taman Perkemahan
B
X
X
X
X
3
Bisnis Lapangan Olahraga
B
T
T
T
T
4
Studio Keterampilan
X
I
I
I
I
5
Panti Pijat
X
I
I
I
I
6
Klub Malam dan Bar
X
T
X
I
T
7
Hiburan Dewasa Lain
X
T
X
I
T
8
Teater
X
T
X
I
T
9
Bioskop
X
T
X
I
B
94
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
10
Kebun Binatang
X
X
X
B
B
11
Resort
X
T
T
T
T
12
Restoran
T
I
T
I
T
Prasarana 1
TPS
B
I
I
I
I
2
TPA
X
X
X
X
X
3
Pengolahan Sampah/ Limbah
X
B
X
B
B
4
Bank Sampah
X
T
T
T
I
5
Pusat Telekomunikasi
I
I
I
I
I
6
Pembangkit Listrik
I
I
I
I
I
7
Jaringan Drainase
I
I
I
I
I
8
Jaringan Jalan
I
I
I
I
I
9
Jalur Jeep
B
X
X
X
X
10
Jalur Sepeda Gunung
X
X
X
X
X
11
Pos Jaga
I
I
I
I
I
Campuran 1
Rumah Toko (Ruko)
B
I
T
I
I
2
Rumah Kantor (Rukan)
B
T
I
I
I
3
Kondotel (Kondominium Hotel)
B
T
T
T
T
Pertambangan 1
Ekslorasi
X
X
X
X
X
2
Operasi produksi Mineral Batuan
X
X
X
X
X
3
Pemecah Batu
X
X
X
X
X
4
Penjualan Hasil Tambang
X
X
X
X
X
Tabel 6.1 Matriks ITBX Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber: Olahan Penulis, 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
95
ZONASI CAGAR BUDAYA CANDI MIRI
Gambar 6.1 Peta Pembagian Zonasi Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Sumber: Olahan Penulis, 2020
I. Zona Inti
II. Zona Penyangga
Gambar 6.2 Peta Zonasi 1 (Inti) Sumber: Olahan Penulis, 2020
Luasan zona inti Cagar Budaya Candi Miri adalah +- 0.5 ha atau +-228 m2. Luasan ini ditentukan dengan menggunakan batas kontur sebagai penentuan dan berdasarkan hasil pengamatan serta diskusi oleh para stakeholders dan pihak instansi BPCB DIY. Zona inti dikhususkan untuk pelestarian dan pengamanan Situs Candi Miri. Kegiatan manusia di zona inti akan terbatas dan diperuntukan untuk kepentingan penelitian mendatang.
96
Gambar 6.3 Peta Zonasi 2 (Penyangga) Sumber: Olahan Penulis, 2020
Area ini difungsikan untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan tindakan pelestarian. Namun, area ini juga memiliki peruntukan dalam mendukung aktivitas kegiatan masyarakat. Zona penyangga pada kawasan Cagar Budaya Candi Miri terletak pada bagian lingkup luar zona inti. Penentuan lokasi zona ini didasarkan oleh kondisi geografis kawasan serta kesepakatan dari
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
analisis pihak BPCB. Total luasan zona ini adalah 2,56 Ha. Dominasi kegiatan di zona ini adalah kegiatan yang tinggi akan nilai hijau, seperti sub zona RTH, kegiatan pertanian, serta kegiatan pariwisata yang memanfaatkan potensi view alami berupa spot view.
IV. Zona Penunjang
III. Zona Pengembangan
Gambar 6.4 Peta Zonasi 3 (Pengembangan) Sumber: Olahan Penulis, 2020
Zona Pengembangan merupakan area yang terletak di luar zona inti dan zona penyangga. Area ini difungsikan untuk mendukung kegiatan wisata cagar budaya. Letak zona pengembangan pada kawasan Candi Miri melingkupi bagian luar barat dan utara zona penyangga. Penentuan lokasi zona ini didasarkan pada kondisi geografis serta kesepakatan dari analisis pihak BPCB dengan total luasan zona ini adalah 1,99 Ha. Peruntukan kegiatan di zona ini tetap memiliki fungsi untuk mempertahankan nilai hijau dari kawasan namun terdapat pula kegiatan perekonomian dengan intensitas rendah, seperti perdagangan tunggal. Zona ini juga dapat diperuntukkan untuk mendukung wisata, seperti adanya subzona perkantoran dan subzona sarana pelayanan umum dengan regulasi pembangunan yang telah disesuaikan.
Gambar 6.5 Peta Zonasi 4 (Penunjang) Sumber: Olahan Penulis, 2020
Penentuan lokasi zona ini ditentukan menggunakan batas kontur serta jaringan jalan eksisting berdasarkan hasil pengamatan serta diskusi kelompok. Total luasan zona adalah sekitar 11,63 Ha. Peruntukan kegiatan di zona ini sudah mulai fleksibel untuk dikembangkan berbagai kegiatan dengan ketentuan dan regulasi yang telah ditentukan, selama tidak mengganggu kegiatan wisata atau merusak cagar budaya. Pada zona penunjang juga sudah diperbolehkan adanya permukiman serta pengembangan properti seperti hotel untuk mendukung akomodasi wisatawan yang akan melakukan kegiatan wisata di sekitar kawasan amatan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
97
BAB 7 RENCANA SARANA PRASARANA 98
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
RENCANA SARANA PRASARANA 1. RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
JENIS VEGETASI DI ZONA INTI DAN ZONA JENIS VEGETASI DI ZONA PENGEMBANGAN DAN ZONA PENUNJANG PENYANGGA 1. Jenis vegetasi yang diizinkan pada zona inti 1. Pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
dan zona penyangga berupa semak, perdu, dan penutup tanah Tidak boleh menutupi pandangan menuju situs Memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), dan peneduh Ditempatkan pada jalur hijau tanaman Ditanam secara berbaris dengan jarak tanam rapat Tidak mudah tumbang Bermassa daun rapat Contoh jenis vegetasi : Bugenvil, Kembang Merak, Kemuning, Alamanda Ungu, Teh-tehan pangkas, dan lain sebagainya
sedang, semak, perdu, penutup tanah.
2. Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon
tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan 3. Memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), pengarah, dan peneduh.
PRESEDEN/CONTOH
PRESEDEN/CONTOH
Gambar 7. 1 RTH Zona Inti Ratu Boko Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020
RTH di zona inti pada Situs Ratu Boko Jenis vegetasi yang digunakan bertujuan untuk penutup tanah dan peletakkan vegetasi dan jalur hijau tanaman mengarahkan pada situs dan tidak menutupi pandangan menuju situs. Tanaman pada zona inti di Situs Ratu Boko antara lain didominasi tanaman pucuk merah, Bugenvil, teh-tehan pangkas. Untuk zona penyangga, ciri khas tanaman memiliki kesamaan.
Gambar 7. 2 RTH Zona Pengembangan dan Zona Penunjang Candi Banyunibo dan Candi Prambanan Sumber: Dokumentasi Penulis, 2020 dan Google Street View, 2020
RTH di zona pengembangan dan zona penunjang pada situs Candi Banyunibo dan Candi Prambanan didominasi denan penggunaan pohon tahunan yang berkelompok dan diletakkan para area pembatas dengan jalan lingkungan sebagai filter terhadap polusi udara dan berfungsi sebagai penedua untuk kegiatan pada area
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
99
2. JARINGAN JALAN
Gambar 7. 3 Peta Rencana Jaringan Jalan Sumber: Olahan Kelompok, 2020
JALAN LINGKUNGAN
Gambar 7. 4 Rencana Penampang Jalan Lingkungan Sumber: Olahan Kelompok, 2020
Jalan lingkungan memiliki lebar rumaja 6.5 m, rumija sebesar 10.5 m, dan ruwasja masingmasing sisi sebesar 2 m. Jalan lingkungan terdiri dari 1 jalur dengan sistem jalan 1 arah, direncanakan akan disediakan pedestrian dan jalur hijau dengan lebar sebesar 2 m serta jalur khusus sepeda dengan lebar sebesar 2 m di masing-masing sisi jalan.
100
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
JALAN SETAPAK
Gambar 7. 5 Rencana Penampang Jalan Setapak Sumber: Olahan Kelompok, 2020
Jalan setapak hanya diperuntukkan oleh pejalan kaki dan pesepeda pada jalur khusus. Konsep ini diterapkan pada seluruh jalan setapak di dalam zona pengembangan hingga zona inti dengan tujuan untuk meningkatkan walkability para wisatawan yang berkunjung agar lebih nyaman untuk berwisata di KCB Candi Miri. Jalan setapak memiliki lebar rumaja 4.4 m, rumija sebesar 7.4 m, dan ruwasja masing-masing sisi sebesar 3 m. Jalan setapak direncanakan akan disediakan jalur hijau dan street furniture dengan lebar sebesar 1.5 m serta jalur khusus sepeda dengan lebar sebesar 1.2 m di masing-masing sisi jalan.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
101
BAB 8 REKOMENDASI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN 102
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Pengembangan Strategi SWOT menjadi Rekomendasi Kegiatan Penyusunan rencana rekomendasi kegiatan dilakukan melalui analisis dari setiap poin strategi yang telah dilakukan di bab sebelumnya dengan klasifikasi pengembangan rekomendasi kegiatan adalah sebagai berikut :
Gambar 8. 1 Grafik Pengembangan Rekomendasi Kegiatan dari Strategi SWOT Sumber : Olahan Kelompok, 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
103
Strategi Pengembangan Pariwisata dengan Konsep 5A Konsep 5A Pengelolaan Pariwisata oleh Chalal dan Devi (2015) merupakan salah satu konsep yang tepat untuk diimplementasikan sebagai konsep utama dalam mengembangkan kegiatan pariwisata di Kawasan Cagar Budaya Candi Miri untuk menilai suatu destinasi wisata telah memenuhi kualitas dan kuantitas yang disebutkan dalam konsep 5A. Pengaplikasian konsep 5A dilakukan melalui metode tabel crosschecking setiap kegiatan yang telah direkomendasikan untuk dikembangkan di setiap zona kawasan amatan seperti pada tabel :
STRATEGI 5A
No
Kegiatan Wisata
1
Jalur pedestrian ( jalan kaki)
2
3
4 5 6
7
8
9
Peninggalan Sejarah
Atraksi
Keindahan Alam
Buatan
Activity
Accessibility
Accommodation
Penambahan ornamenornamen pendukung
Pengelolaan Kawasan Wisata Candi Miri oleh POKDARWIS Pembangunan RTH dan Jenis Vegetasi Pengembangan agrowisata
Pembangunan galeri edukasi Pembangunan jalur jeep untuk wisata candi dan sekitarnya
Pengoptimalan potensi batu-batuan menjadi kerajinan khas setempat
Pengoptimalan potensi hasil pertanian lahan kering menjadi industri kecil makanan Tabel 8. 2 Crosschecking Konsep 5A pada Rekomendasi Kegiatan Wisata KCB Candi Miri Sumber : Olahan Kelompok, 2020
104
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Amenity
Tahun 2020
Rencana Detail Rekomendasi Kegiatan Pengembangan 1. SELURUH ZONA
1) PEMBEBASAN LAHAN
Saat ini kepemilikan lahan Kawasan Candi Miri masih belum atas nama BPCB DIY, sehingga untuk pengembangan selanjutnya masih akan terkendala masalah kepemilikan tanah. Untuk itu, diperlukan adanya pemebebasan lahan untuk dapat menata kawasan situs. Dalam pembebasan lahan ini, diperlukan kontribusi stakeholders terkait dan juga ditetapkannya penganggaran untuk pembebasan lahan Candi Miri. Untuk dapat menetapkan anggaran, dibutuhkan tim appraisal untuk dapat menentukan nilai tanah sehingga ganti rugi yang diberikan kepada masyarakat dapat adil bagi kedua belah pihak. Adapun landasan hukum dalam pembebasan lahan ini adalah, sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. 2. Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 1975 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah. 4. Adapun stakeholders terkait yang terlibat proses pembebasan lahan harus melibatkan: 5. Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten Sleman sebagai ketua merangkap anggota. 6. Seorang pejabat dari Kantor Pemerintahan Daerah Tingkat II yang ditunjuk oleh Bupati yang bersangkutan sebagai anggota. 7. Kepala Kantor IPEDA/IREDA atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota. 8. Seorang pejabat dari instansi BPCB DIY sebagai anggota. 9. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah Tingkat II atau pejabat yang ditunjuknya dan Kepala Dinas Pertanian Daerat Tingkat II atau pejabat yang ditunjuknya sebagai anggota. 10. Kepala Kecamatan Ngawen sebagai anggota. 11. Kepala Desa Sambirejo sebagai anggota. 12. Seorang pejabat dari Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten Sleman yang ditunjuk oleh Kepala Sub Direktorat Agraria Kabupaten Sleman yang bersangkutan sebagai sekretaris. BPCB DIY harus mengajukan permohonan pembebasan hak atas tanah kepada Gubernur Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk, dengan mengemukakan maksud dan tujuan
penggunaan tanah. Permohonan yang diajukan harus menyertakan: 1. Status tanah (jenis/macam haknya, luas dan letak) 2. Gambar situasi tanah yang memuat semua keterangan (tanda-tanda, jalan, saluran air, kuburan, bangunan, dan tanaman) 3. Maksud dan tujuan pembebasan tanah serta penggunaan selanjutnya 4. Kesediaan memberikan ganti rugi atau fasilitas lain kepada pemilik tanah sebelumnya Setelah BPCB DIY mengajukan permohonan, maka selanjutnya Gubernur akan meneruskan pada Panitia Pembebasan Tanah untuk penetapan dan penaksiran nilai tanah dengan proses musyawarah. Untuk sumber dana dalam proses pembebasan lahan ini, dapat berasal dari: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 3. Hasil pemanfaatan Cagar Budaya 4. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2) JALUR PEDESTRIAN Jalur Pedestrian atau jalur pejalan kaki adalah wadah bagi pejalan kaki untuk melakukan kegiatan pergerakan. Jalur pedestrian ini dapat mendorong aksesibilitas kawasan yang dapat berpengaruh positif, baik dalam sisi perekonomian maupun sosial kemasyarakatan. Tujuan dari adanya jalur pedestrian ini didasarkan pada manfaat jalur pedestrian dalam mendukung perkembangan kawasan Cagar Budaya Candi Miri. Adanya pengembangan jalur pedestrian yang tepat dapat meminimalkan penggunaan kendaraan dan menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik, menurunkan kadar polusi serta meningkatkan aktivitas sosial masyarakat. Terciptanya atmosfer kawasan yang baik ini akan berefek pada kualitas dari sudut pariwisata. Hal ini berkesinambungan dengan pertumbuhan ekonomi kawasan. Untuk menciptakan jalur pedestrian yang baik, ada beberapa aspek yang harus diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan dari “Hirarki Kebutuhan Maslow, program dari jalur pedestrian dimulai dengan pemenuhan • Fundamental needs, jalur pedestrian ditujukan
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
105
untuk mendukung keberlangsungan lingkungan dengan menurunkan angka kendaraan. • Safety and Security needs, jalur pedestrian ditujukan dalam meningkatkan nilai keamanan masyarakat dengan penurunan tingkat kriminalitas pada ruang public. • Socialization needs, jalur pedestrian dapat menciptakan atmosfir yang baik dalam aspek sosial masyarakat. • Accessibility needs, jalur pedestrian dapat menciptakan nilai aksesibilitas dengan memperhatikan kualitas jalur pedestrian yang baik. • Aesthetic needs, jalur pedestrian dengan estetika yang bagus untuk memberikan citra yang baik serta daya tarik kawasan. Jalur Pejalan kaki di Kawasan Malioboro dirancang dengan konsep pedestrian-friendly untuk menunjang kenyamanan pejalan kaki. Selain itu, adanya ornamen pendukung seperti kursi, lampu, dan vegetasi dapat mendukung kegiatan interaksi sosial. Hal ini dapat dijadikan contoh untuk diimplementasikan pada kawasan cagar budaya Candi Miri dalam menunjang kawasan dengan minim mobilitas kendaraan. Preseden/Contoh
Gambar 8.2 Jalur Pedestrian Malioboro Sumber : bernas.id
Umum Nomor 05/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Penanaman Pohon Pada Sistem Jaringan Jalan, jenis vegetasi yang diperbolehkan untuk ditanam di zona inti adalah vegetasi yang tidak mudah tumbang, berwujud semak, perdu, dan penutup tanah. Karakteristik vegetasinya adalah tidak menutupi pandangan menuju situs dan memiliki kegunaan dalam mengurangi pencemaran udara, memperindah lingkungan situs (estetika), dan peneduh. Lokasi penanaman vegetasi berada pada jalur hijau tanaman dan ditanam secara berbaris dengan jarak tanam rapat. Contoh dari jenis vegetasi yang dapat ditanam pada zona inti adalah Bugenvil, Kembang Merak, Kemuning, Alamanda Ungu, Teh-tehan pangkas, dan lain sebagainya
3. ZONA PENYANGGA (1) PENAMBAHAN ORNAMEN-ORNAMEN PENDUKUNG UNTUK WISATAWAN SEPERTI PEMBANGUNAN PENDOPO Kawasan Candi Miri memiliki nilai daya Tarik pariwisata dengan potensi pemandangannya yang bagus. Kondisi eksistingnya yang masih didominasi oleh lahan hijau serta masih banyaknya unsur alami kawasan akan sangat baik apabila pengembangan pariwisata diikuti oleh minimalnya penggunaan kendaraan serta mendorong aktivitas pejalan kaki. Untuk mendukung kawasan cagar budaya candi miri dan mendorong ketertarikan orang untuk berkunjung dan melakukan mobilitas dengan berjalan kaki, dibutuhkan komponen pariwisata yang memberi kenyamanan dan menambah nilai aktraktif kawasan. Preseden/Contoh
2. ZONA INTI (1) RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)
Pembangunan RTH merupakan komponen yang penting untuk dipertimbangkan dalam mewujudkan zona cagar budaya yang nyaman, terlebih dalam mendukung nilai pariwisata. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan wisatawan untuk mengunjungi Candi Miri dengan berjalan kaki sebagai mobilitasnya Hal yang menjadi komponen penting adalah ketersediaan vegetasi yang tepat. Vegetasi didefinisikan sebagai bentuk kehidupan yang terkait dengan tanaman atau tumbuhan. Vegetasi yang baik memiliki keterkaitan dengan jenis, bentuk, jumlah dan lokasi tanam yang dapat mendukung kegiatan masyarakat setempat. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
106
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Gambar 8. 3 Preseden Ornamen Gapura Sumber : futagokarya.id
Tahun 2020
dengan kontur yang tinggi di zona pengembangan dan penunjang dan penentuan rute dari ATV yang didukung dengan penataan vegetasi pepohonan untuk mengidentifikasi jalan. Preseden/Contoh
Gambar 8. 4 Ornamen Pendopo Sumber : Wikipedia
Gambar 8. 6 Wisata ATV Khrisna Bali Dwipa Sumber: khrisnabalidwipa.com
ATV Adventure Khrisna Bali Dwipa di Bali Wisata ATV di Bali dengan rute yang menantang dan medan rindang dipenuhi pepohonan. Wisata ini bertujuan untuk memacu adrenalin dan menyuguhkan pemandangan indah bagi pengunjung.
Gambar 8. 5 Ornamen Gazebo Sumber : grid.id
4. ZONA PENGEMBANGAN (1) WISATA SPORT ATV
Kawasan Candi Miri memiliki topografi berbukit dan berada di area hutan sehingga dalam pengembangan kawasan yang memungkinkan untuk dijadikan area wisata, pengadaan wisata sport ATV memungkinkan untuk direalisasikan. Selain menciptakan daya tarik dan menjadi wisata sport, pengadaan ATV juga tidak merusak lingkungan karena tidak mengubah keberadaan hutan rakyat yang saat ini mendominasi kawasan. Jalur ATV dapat dikembangkan dengan mengitari kawasan bukit dan juga dapat diintegrasikan dengan jalur jeep. Upaya menciptakan daya tarik dan menjadi wisata sport melalui pengadaan ATV juga tidak merusak lingkungan karena tidak mengubah keberadaan hutan rakyat yang saat ini mendominasi kawasan. Jalur ATV dapat dikembangkan dengan mengitari kawasan bukit dan juga dapat diintegrasikan dengan jalur jeep. Penerapan rencana ini dapat dilakukan dengan melakukan pelandaian pada beberapa area
Gambar 8. 7 Wisata ATV Tabanan, Bali Sumber: travel.detik.com
Jungle Bali ATV di Tabanan, Bali Wisata ATV ini menyajikan pemandangan tiga gunung yang menjadi daya tarik. Wisata ATV Tabanan ini memiliki aturan untuk minimal usia pengendara ATV adalah 16 tahun dan dalam penggunaannya dituntun oleh ATV Guide.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
107
(2) PENGEMBANGAN KELOMPOK SADAR WISATA(POKDARWIS) KCB CANDI MIRI Pengembangan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) bertujuan dalam mengembangkan sektor pariwisata yang ada dalam Kawasan Cagar Budaya Candi Miri dengan mengoptimalkan sadar wisata masyarakat setempat dalam rangka meningkatkan manajemen potensi yang ada di kawasan amatan yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan tidak melanggar budaya dan tradisi yang telah berkembang. Melalui Pokdarwis KCB Candi Miri, masyarakat Desa Sambirejo akan didampingi dan diberikan sosialisasi untuk nantinya dapat memberikan kontribusi langsung sebagai objek utama pengembangan pariwisata untuk dapat mengelola dan mengoptimalkan potensi yang ada. Usaha kegiatan yang direkomendasikan untuk dikembangkan oleh Pokdarwis KCB Candi Miri terbagi ke dalam 3 bidang, yaitu sebagai berikut : 1.Bidang Pengoptimalan Sumber Daya • Pengembangan berbagai atraksi wisata dari potensi yang dimiliki, seperti wisata pemandangan alam (spot view) dan wisata sport (ATV dan jeep) • Pengembangan galeri edukasi dan informasi yang mengutamakan hasil potensi sumber daya yang dimiliki, seperti kerajinan, pertunjukan musik, dan pengenalan sejarah budaya dan tradisi masyarakat setempat • Pengadaan pelatihan bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki • Membentuk kelompok guide dari masyarakat local setempat yang bertugas memandu wisata kepada para wisatawan yang berkunjung 2.Bidang Pelestarian dan Perlindungan • Membentuk komunitas khusus yang memelihara Kawasan Cagar Budaya Candi Miri dalam upaya untuk terus melestarikan dan melindungi nilai-nilai budaya yang dikandung di dalam situs • Pengadaan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kawasan cagar budaya yang ada 3.Bidang Pengoptimalan Sarana dan Prasarana • Penyediaan dan pengoptimalan utilitas yang diperlukan dalam perlindungan seluruh zona di KCB Candi Miri, seperti pembuatan plangplang penanda setiap zona, pemeliharaan pagar penanda zona inti situs, dan lain sebagainya • Membentuk kelompok yang bertugas menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang ada di KCB Candi Miri
108
(3) GALERI EDUKASI CANDI MIRI
Galeri edukasi pada zona pengembangan berfungsi sebagai pendukung dari pengembangan kegiatan di Kawasan Candi Miri. Galeri edukasi dapat berupa pendopo yang digunakan untuk menaruh hasil kerajinan masyarakat setempat seperti kerajinan batu, menampilkan sejarah Candi Miri dan sejarah yang berkaitan dengan kawasan Siwa Plateu maupun Kabupaten Sleman secara umum. Pengelolaan Galeri Edukasi disarankan langsung oleh masyarakat setempat dan masyarakat sendiri juga yang menjadi guide dalam menyampaikan informasi terkait sejarah dan kebudayaan masyarakat setempat.
5. ZONA PENUNJANG (1) PENGEMBANGAN AGROWISATA Pengembangan agrowisata dilatarbelakangi oleh potensi karakteristik alam kawasan amatan yang sebagian besar merupakan lahan pertanian dengan jenis tanah yang cocok bagi pengembangan pertanian. Tujuan pengembangan agrowisata di Kawasan Cagar Budaya Candi Miri adalah untuk dapat mengoptimalkan potensi sumber daya alam di bidang pertanian tersebut dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi kawasan dan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat secara langsung sebagai pelaku pengembangan agrowisata. Berdasarkan potensi yang dimiliki di atas, beberapa usaha kegiatan yang direkomendasikan untuk dikembangkan dalam kegiatan Agrowisata Desa Sambirejo yaitu sebagai berikut : 1. Mempelajari teknik cara pemibibitan, persiapan lahan, menanam, memelihara, hingga memanen dan mengemas hasil pertanian 2. Pengenalan jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan, meliputi kacang tanah, talas, singkong, dan kedelai 3. Penyediaan kalender penanaman dan pemanenan yang dapat diikuti oleh wisatawan yang berkunjung 4. Wisata berkeliling menikmati pemandangan hamparan lahan pertanian 5. Membeli produk segar dan olahan untuk dimakan di tempat atau dibawa sebagai oleholeh.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Preseden/Contoh
Gambar 8. 8 Praktek Perbanyakan Benih Tanaman Mangga oleh Siswa SMK Sumber : https://www.salamtani.id/
Agrowisata Situ Bolang Indramayu Agrowisata Situ Bolang terletak di Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, dimana pengembangan agrowisata berbasis perkebunan buah-buahan, khususnya mangga sebagai buah khas Kabupaten Indramayu. Kegiatan
Gambar 8. 9 Pengunjung Agrowisata Situ Bolang yang Memetik Buah secara Langsung Sumber : https://travel.tribunnews.com/2020/01/06/agrowisata-situbolang-di-indramayu-viral-di-medsos-pengunjung-bisa-petik-buahlangsung
yang dapat dilakukan dalam agrowisata ini cukup beragam, diantaranya praktek penanaman benih buah, spot foto dan selfie, jalan-jalan berkeliling kebun, bermain ATV Track, memetik buah, dan lain sebagainya.
(2) JALUR JEEP PENGHUBUNG TEBING BREKSI-CANDI IJO-CANDI MIRI Saat ini terdapat akomodasi wisata Jeep di Tebing Breksi yang memiliki potensi untuk diintegrasikan dengan Kawasan Candi Ijo dan juga Candi Miri. Tujuan dari pengintegrasian jalur Jeep ini adalah untuk meningkatkan potensi pengunjung dan menambah nilai dari ketiga kawasan. Pengembangan jalur Jeep ini dapat dikelola secara bersama-sama oleh masyarakat Desa Sambirejo dengan penyediaan paket wisata.
dengan melakukan pelandaian pada beberapa area yang memiliki topografi lebih curam. Adapun kondisi titik masuk yang dapat dikembangkan ditunjukkan pada gambar dibawah.
Gambar 8. 11 Eksisting Rencana Jalur Masuk Jeep dari Kaw. Candi Ijo Sumber: Survei Lapangan, 2020
Gambar 8. 10 Peta Rencana Pengembangan Jalur Jeep Sumber : Olahan Penulis, 2020
Titik alternatif dari Kawasan Candi Ijo ditunjukkan oleh tanda berwarna merah dan jalur Jeep ditunjukkan oleh garis berwarna hijau. Penentuan jalur disesuaikan dengan kontur kawasan yang tidak terlalu curam. Untuk kepentingan pengembangan jalur Jeep selanjutnya perlu ada penyesuaian
Jalur masuk yang dipilih sebagai rencana pengembangan jalur Jeep merupakan lahan area yang tidak terlalu curam dan tidak terdapat bangunan di samping kiri dan kanannya. Jalur ini juga tidak terlalu jauh dari Candi Ijo dan jauh dari tower Air Navigation di Kawasan Candi Ijo sehingga aman untuk dikembangkan menjadi jalur Jeep menuju Kawasan Candi Miri dengan titik akhir ada di zona pengembangan Candi Miri sehingga tidak akan merusak perlindungan dari situs Candi Miri.
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
109
(4) PENGOPTIMALAN POTENSI HASIL PERTANIAN LAHAN KERING MENJADI INDUSTRI KECIL MAKANAN Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui pembangunan. Pembangunan yang dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di Desa Sambirejo adalah dengan memanfaatkan potensi hasil pertanian melalui pemberdayaan masyarakat. Dalam melakukan proses pemberdayaan masyarakat diperlukan tahaptahap untuk dapat meningkatkan kesadaran, kemampuan keahlian, dan kekuatan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi. Tahap-tahap proses pemberdayaan masyarakat: 1. tahap penyadaran 2. tahap pengkapasitasan 3. tahap pendayaan.
Pemberdayaan Petani Singkong Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali melalui Sentuhan Fortifikasi-Fermentasi Singkong Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada petani di Desa Kendel ini memiliki sasaran seperti masyarakat setempat memahami potensi wilayah yang dilihat dari kondisi lahan dan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Masyarakat diberi pembekalan terkait fortifikasi singkong melalui fermentasi, pelatihan dalam pembuatan mocaf dan aneka produk makanan lainnya, serta memotivasi masyarakat untuk membuat produk secara intensif agar dapat melayani kebutuhan pasar. Ilustrasi dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Kendel, Kabupaten Boyolali:
Dalam melakukan pemberdayaan, hal yang diperlukan : 1. Pengetahuan akan aktor pemberdayaan yang berperan dalam pembangunan potensi menjadi industri kecil makanan di Desa Sambirejo seperti kelompok tani setempat, 2. Program dan kegiatan pemberdayaan sebagai acuan pemberdayaan, dukungan anggaran untuk kebutuhan sarana produksi, dan hasil capaian pemberdayaan yang dilakukan untuk melihat track record pemberdayaan yang sudah dilakukan apakah sudah meningkat atau tidak. Adapun berdasarkan data yang dikumpulkan, potensi hasil pertanian yang banyak terdapat di kawasan ini adalah kedelai, singkong, dan ayam boiler yang memiliki potensi untuk diolah menjadi makanan khas kawasan. Preseden/Contoh Berdasarkan hasil amatan saat survey lapangan, potensi hasil pertanian lahan kering di Desa Sambirejo diantaranya kacang tanah, talas, singkong, dan kedelai. Hal yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi hasil pertanian tersebut adalah dengan cara mencontoh dan memodifikasi pemberdayaan dan pengolahan hasil pertanian menjadi produk industri makanan yang sudah ada dan sesuai dijalankan di Desa Sambirejo. Berikut rekomendasi maupun preseden yang ada di Indonesia yang sesuai untuk referensi Desa Sambirejo dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian :
110
Gambar 8. 15 Pelaksanaan Pemberdayaan Petani Singkong Desa Kendel
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
111
Daftar Pustaka “APMD”, S. T. (2013, Juli 13). Sharing Pra Musdes Pembentukan BUMDesa Sambirejo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Retrieved from stpmd.apmd: http://stpmd.apmd.ac.id/sharing-pramusdes-pembentukan-bumdesa-sambirejo-kecamatan-prambanan-kabupaten-sleman/ ADIRASPUTRA, A. (2018). PERAN KELOMPOK SADAR WISATA TLATAR SENENG DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (STUDI KASUS PADA OBJEK WISATA TAMAN TEBING BREKSI DI DUSUN NGLENGKONG SAMBIREJO PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA). Retrieved from digilib.uin: http:// digilib.uin-suka.ac.id/32916/1/14250077_BAB-I_IV_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Ageng, E. (2009, Jui). TINJAUAN TERHADAP RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA SEBAGAI BENTUK PENGELOLAAN KAWASAN HERITAGESTUDI KASUS: ZONING PEYANGGA KAWASAN CANDI BOROBUDUR. Retrieved from Docplayerinfo: https://docplayer.info/55733374-Tinjauan-terhadap-relokasi-pedagangkaki-lima-sebagai-bentuk-pengelolaan-kawasan-heritage-studi-kasus-zoning-peyangga-kawasancandi-borobudur-skripsi.html Aris Munandar, dkk. (n.d.). Buku Potensi Agrowisata di Pedesaan. Retrieved from Issuu: https://issuu. com/cpeppers6/docs/buku_potensi_agrowisata_di_perdesaa BEDA, P. D. (2018). STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ASET DESA. Retrieved from repo.apmd: http://repo.apmd.ac.id/587/1/SKRIPSI%20POLIKARPUS%20D.%20BEDA%20%202.pdf BPS. (2018). Kecamatan Prambanan Dalam Angka 2018. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https:// slemankab.bps.go.id/publication/2018/09/26/7b77250147861f5bbcd3b76e/kecamatan-prambanandalam-angka-2018.html Celcius Talumingan, dkk. (2017, Juli). STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA RURUKAN. Retrieved from medianeliti: https://media.neliti.com/media/publications/73782-ID-strategipengembangan-kawasan-agrowisata.pdf Dwita Hadi Rahmi, dkk. (2012). PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR: PERUBAHAN DAN KONTINUITASNYA. Retrieved from jurnal.ugm: https://jurnal.ugm.ac.id/JML/article/view/18456 GPSWisataIndonesia. (2019, April 19). Candi Miri Sleman Yogyakarta. Retrieved from gpswisataindonesia. info: https://gpswisataindonesia.info/2019/04/candi-miri-sleman-yogyakarta/ Ida Bagus Gde Winaya, , Lita Tyesta, A.L.W. (2016). STUDI TENTANG PELAKSANAAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGENDALIKAN PEMBANGUNAN DAN BENDA TUMBUH DI KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG. Retrieved from ejournal.undip: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/lawreform/article/viewFile/15839/11816 Immanuel. (017, November 24). ADALAH CANDI MIRI, YANG MULAI MIRI(S). Retrieved from tuguwisata: https://www.tuguwisata.com/candi-miri-jogja/ Martono, S. H. (2015). Pemberdayaan Petani Singkong Desa Kendel, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali melalui Sentuhan Fortifikasi-Fermentasi Singkong . Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat , 1-6. Maulana Mohammad Atsnansyah, dkk. (2015). ARAHAN ZONASI DAN PENGEMBANGAN DI KAWASAN SITUS CAGAR BUDAYA PATIAYAM KABUPATEN KUDUS. Retrieved from researchgate: https://www. researchgate.net/publication/289570511_ARAHAN_ZONASI_DAN_PENGEMBANGAN_DI_KAWASAN_ SITUS_CAGAR_BUDAYA_PATIAYAM_KABUPATEN_KUDUS Muhammad Syafi’i , Djoko Suwandono . (2015, April 20). Perencanaan Desa Wisata Dengan Pendekatan Konsep Community Based Tourism (CBT) Di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Retrieved from Media Plano Universitas Diponegoro: https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ruang/ article/view/85
112
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
Tahun 2020
Niamilah, A. (n.d.). BUKU PANDUAN POKDARWIS. Retrieved from Academia: https://www.academia. edu/6433742/BUKU_PANDUAN_POKDARWIS Putra, T. R. (2013, September). Peran Pokdarwis Dalam Pengembangan Atraksi Wisata di Desa Wisata Tembi, Kecamatan Sewon - Kabupaten Bantul. Retrieved from researchgate: https://www.researchgate. net/publication/317074167_Peran_Pokdarwis_Dalam_Pengembangan_Atraksi_Wisata_di_Desa_Wisata_ Tembi_Kecamatan_Sewon_-_Kabupaten_Bantul Setiawan, I. B. (2015). IDENTIFIKASI POTENSI WISATA BESERTA 4A (ATTRACTION, AMENITY, ACCESSIBILITY, ANCILLIARY) DI DUSUN SUMBER WANGI, DESA PEMUTERAN, KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Retrieved from Repository Universitas Udayana: https://repositori.unud. ac.id/protected/storage/upload/penelitianSimdos/f3e2c92782684ae4ee371072d490ae74.pdf Sleman, P. K. (n.d.). Desa Sambirejo Akan Unggulkan Destinasi Wisata Candi Ijo dan Tebing Breksi. Retrieved from slemankab.go.id: http://www.slemankab.go.id/8471/desa-sambirejo-akan-unggulkandestinasi-wisata-candi-ijo-dan-tebing-breksi.slm Suhud, U. (2017, September 16). Formula 5-A dalam Mengelola Destinasi Pariwisata: Belajar dari Swiss. Retrieved from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/suhud/59bc5a20a32cdd435003f6c2/ formula-5a-dalam-mengelola-destinasi-pariwisata-belajar-dari-swiss?page=3 T, M. H. (2018). KAJIAN ZONASI KAWASAN CAGAR BUDAYA DI KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK. Retrieved from Plano Madani: http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/planomadani/article/ view/4553 Wardhani, A. A. (2016, September 16). Peran Pokdarwis dalam Pengembangan Desa Wisata Dewi Sri. Retrieved from repository.uksw.edu: https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13053/1/ T1_7732013616_Full%20text.pdf
DEPARTEMEN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN KOTA JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS GADJAH MADA Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
113
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
114
Kajian Rencana Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Candi Miri Berdasarkan Zonasi Candi Miri
UNIVERSITAS GADJAH MADA 2020