Laporan Studio Rencana Wilayah
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
Assalamualaikum Wt.Wb. Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat limpahan rahmat-Nya laporan “Laporan Studio Rencana Wilayah Kabupaten Kendal� dapat terselesaikan sebagai tugas akhir dari Studio Rencana Wilayah. Selama proses penyusunannya tidak pernah lepas dari segala bantuan yang telah diberikan oleh pihak-pihak yang berada di belakang kami. Oleh karena itu, kami haturkan segenap ucapan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan curahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami 2. Bapak Rendy Bayu Aditya, ST, MUP selaku dosen pembimbing studio rencana wilayah kelompok kami yang senantiasa memberikan masukan berikut saran, membuka dan mencerahkan wawasan, serta memberikan motivasi kepada kami sehingga laporan rencana ini dapat terselesaikan 3. Ibu Ratna Eka Suminar. ST. M.Sc, Ibu Beti Guswantari M. Putri S.SL. M.ENG. Bapak Retno Widodo Dwi Pramono. ST, MSC. PhD, Ibu Atrida Hadianti.ST, M.Sc., PhD. dan Bapak Doddy Aditya Iskandar. ST, MCP. PhD, selaku dosen pembimbing yang telah membuka jendela pengetahuan dan membagi lmu baru kepada kami 4. Segenap Instansi Pemerintahan Kabupaten Kendal beserta seluruh jajarannya yang telah membantu kami dalam hal pengumpulan data sekunder untuk keperluan analisis dan rencana 5. Seluruh pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kamni sebutkan satu per satu Penyusun menyadari akan kekurangan dan kekeliruan dalam fase penulisan ini, oleh kareng itu dengan Iapang dada tim penyusun menerima segala kritikan dan juga saran yang ditujukan untuk menyempurnakan laporan kedepannya. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat positif ke seluruh pihak Yogyakarta, 15 Mei 2020 Penyusun
2
Khalisa Meirillia 46388 Amin Bahtiar 46380
Zumarotul Husna 45938
Dicky Kurniawan 46382 Ridiarini Agfan 45933
Yhona Debora 46394 Hanun Nurrahmawati 45920
3
2. 3. 4.
Kata Pengantar Tim Penyusun Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN 6. 6. 7. 7. 7.
Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Ruang Lingkup Sistematika Penulisan
BAB 2 GAMBARAN UMUM & HASIL ANALISIS 9. 10. 11. 12. 14.
Kondisi Fisik & Demografi Kondisi Ekonomi & Sarpras Struktur-Pola Ruang & SDA Isu-Isu Strategis Pohon Potensi - Masalah
BAB 3 ANALISIS KEPENTINGAN TIAP STAKEHOLDER 17. 19.
Tabel Analisis Kepentingan Stakeholder di Kabupaten Kendal Mapping Stakeholderss
BAB 4 KONSEP RENCANA & PEMBANGUNAN TATA RUANG 22. 23.
Konsep Pengembangan Wilayah Konsep Rencana Tata Ruang
BAB 5 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 30. 30. 31.
Visi Misi Sasaran
BAB 6 RENCANA DETAIL PENGEMBANGAN WILAYAH 34. 34. 35. 36. 41. 48.
Tujuan Kebijakan Strategi Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis
BAB 7 RENCANA TATA RUANG WILAYAH 52. 53. 54. 55. 60. 63. 67.
Rencana Struktur Ruang Peta Alternatif dan Pentahapan Rencana Struktur Ruang Rencana Sarana Prasarana Rencana Pola Ruang Peta Pentahapan Rencana Pola Ruang Penetapan Kawasan Strategis Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
BAB 8 PROGRAM PRIORITAS 77. 87. 97. 113. 123. 133. 149.
Mitigasi Bencana Pembangunan PLTO Pembangunan New Growth Pole Peningkatan Pengelolaan Teknologi Pertanian Logistic Hub Mewujudkan Urban Growth Boundary Pembangunan PLTS
4
5
Wilayah dalam UU No.26 tahun 2007 adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Wilayah sebagai salah satu komponen pembentuk sebuah negara memiliki peran yang penting baik secara independen maupun dalam bentuk aglomerasi. Kompleksitas permasalahan dan pengembangan suatu wilayah membuat perencanaan menjadi proses awal yang begitu penting. Perencanaan dilakukan pada berbagai tingkat, dan salah satunya pada tingkat wilayah kabupaten. Perencanaan ini didahului dengan proses analisis mengenai wilayah yang akan direncanakan dengan tujuan perencanaan yang dibuat nantinya merupakan rencana yang baik dan sesuai konteks/tepat sasaran. Dapat diketahui dari hasil analisis yang dilakukan pada semester lalu bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah pesisir pantai utara yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Hasil analisis lainnya pun ditemukan banyaknya potensi, masalah, dan isu-isu strategis dari Kabupaten Kendal yang dapat dijadikan sebagai dasar terbentuknya suatu perencanaan pengembangan wilayah. Oleh sebab itu, dalam laporan ini penulis menyajikan rencana tata ruang Kabupaten Kendal 2020-2039 yang diajukan sebagai bentuk usaha dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sekaligus mengembangkan potensi yang dapat dikelola.
• UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang • Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan • Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah. • Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal 2011-2031 • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kendal • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal • Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal • Laporan Analisis Kinerja Instansi Pemerintah
6
Tujuan disusunnya laporan studio rencana wilayah Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut. 1. Menyusun rencana pembangunan dan rencana tata ruang Kabupaten Kendal 2020-2040 2. Menyusun rencana program prioritas pembangunan Kabupaten Kendal 2020-2040 3. Memberi masukan perencanaan pembangynan kepada pemerintah Kabupaten Kendal 4. Mengembangkan potensi serta menyelesaikan persoalan yang terdapat di Kabupaten Kendal secara keruangan
BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan, sasaran, ruang lingkup, metode analisis, dan sistematika penulisan.
Ruang Lingkup Spasial Lingkup spasial dalam Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
ialah
BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG Pada bab ini berisi tentang visi, misi, beserta penurunannya terkait rencana pembangunan jangka panjang di Kabupaten Kendal 2020-2039
Ruang Lingkup Substansial Lingkup substansi analisis Kabupaten Kendal mencakup fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sarana prasarana, sosial budaya, dan neraca sumber daya alam.
BAB V RENCANA TATA RUANG WILAYAH Pada bab ini berisi tentang jabaran terkait penentuan struktur ruang, pola ruang, indikasi program, dan ketentuan umum penggunaan zonasi di Kabupaten Kendal 2020-2039
laporan
ini
Ruang Lingkup Temporal Ruang lingkup temporal dalam menyusun laporan ini, rentang waktu yang digunakan yaitu dari bulan Februari – Mei, berdasarkan data-data sekunder tahun 2010-2018
BAB II GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS Berisi penjabaran terkait deskripsi dan analisis fisik, kependudukan, ekonomi, struktur ruang, pola ruang, isu strategis, permasalahan dan potensi, dan inventarisasi aspirasi pemangku kepentingan. BAB III KONSEP PENGEMBANGAN DAN TATA RUANG Pada bab ini berisi tentang konsep terpilih yang menjadi landasan dalam menyusun rencana pembangunan dan tata ruang Kabupaten Kendal.
BAB VI RENCANA PROGRAM PRIORITAS Pada bab ini berisi rencana detail dari delapan program prioritas terpilih di Kabupaten Kendal
7
8
Kondisi
Fisik Dasar
Keterangan Secara geografis berada di antara 1090 40’ – 1100 18’ Bujur Timur dan 60 32’ – 70 24’ Luas wilayah: 1.002 km2 Memiliki 20 kecamatan, 266 desa, 20 kelurahan Batas-batas administratif Kabupaten Kendal adalah Sebelah Utara: Laut Jawa, Sebelah Timur: Kota Semarang, Sebelah Selatan: Kabupaten Temanggung, Sebelah Barat: Kabupaten Batang Tingkat kelerengan 0-8%, dan wilayah yang memiliki kemiringan lebih dari 25% Kendal terbagi menjadi 2 wilayah yaitu daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah di bagian utara (pantai) dan daerah dataran tinggi di bagian selatan (perbukitan hingga pegunungan). Terdiri dari 5 jenis tanah, yaitu Aluvial, Latosol, Mediteran Coklat Kemerahan, Andosol serta Listosol. Jenis Tanah di Kabupaten Kendal di dominasi oleh jenis tanah Latosol dan Aluvial. Suhu Kendal bagian utara (dekat Laut Jawa) cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 27° đ??ś. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan (pegunungan) cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 25° đ??ś. Memiliki 2 jenis rawan bencana yaitu bajir rob dan longsor Terdapat lahan LP2B seluas 22.666 Ha. Didominasi oleh kawasan budidaya.
Demografi
Pertumbuhan dan laju penduduk bersifat fluktuatif Jenis struktur penduduk cenderung konstruktif dimana jumlah usia produktif cukup besar dibanding usia non produktif Secara grafik, jenis pekerjaan yang paling mendominasi adalah pertanian sebesar 28% Kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah utara Kabupaten Kendal Migrasi masuk dan keluar penduduk tertinggi berada di Kecamatan Boja yang bersebelahan dengan Kota Semarang dan Kecamatan Weleri yang memiliki stasiun sebagai arus mobilisasi penduduk Jumlah penduduk miskin terbanyak cenderung berada di daerah barat selatan dari Kabupaten Kendal yang jauh dari Kota Semarang.
Peta Dasar
Peta Curah Hujan
Peta Kelerengan
Peta Jenis Tanah
Peta Rawan Bencana
Peta Kesesuaian Lahan
Peta LP2B
Peta Kepadatan Penduduk
Peta Keluarga Pra-sejahtera
Grafik Laju Pertumbuhan
Piramida Penduduk
Persebaran Lap. Pekerjaan
Grafik Migrasi Penduduk
9
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceram, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Trasnportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya Keterangan:
SLQ dan DLQ Prospektif Tertinggal Unggulan Unggulan Prospektif Tertinggal Andalan Andalan Prospektif Tertinggal Andalan Tertinggal Andalan Tertinggal Andalan Andalan Andalan
KPPW/RS SS Tipologi Klassen Berdaya saing Mundur Maju dan tumbuh pesat Berdaya saing Progresif Potensial dan masih dapat berkembang Berdaya saing Progresif Maju dan tumbuh pesat Mundur Maju tapi tertekan Berdaya saing Mundur Maju dan tumbuh pesat Berdaya saing Progresif Potensial dan masih dapat berkembang Mundur Relatif Tertinggal Progresif Terbelakang Berdaya saing Progresif Maju dan tumbuh pesat Progresif Relatif Tertinggal Mundur Terbelakang Berdaya saing Progresif Potensial dan masih dapat berkembang Progresif Relatif Tertinggal Mundur Potensial dan masih dapat berkembang Berdaya saing Progresif Relatif Tertinggal Progresif Terbelakang Progresif Terbelakang
Unggulan Potensial
Tabel Sektor Unggulan
Grafik Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi
Keterangan Sektor unggulan di Kendal adalah industri pengolahan karena bersifat berdaya saing, progresif, maju dan tumbuh pesat. Sektor yang bersifat prospektif untuk dikembangkan dengan dipacu perkembangaannya yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan air, dan sektor penyediaan akomodasi makan dan minum.
Ekonomi
Terjadi kenaikan PDRB yang konstan selama lima tahun terakhir, namun terdapat penurunan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 ke tahun 2014. Dari perhitungan indeks Williamson Kendal berada di posisi keempat dari 29 Kabupaten dihitung dari ketimpangan ekonomi yang paling rendah di Provinsi Jawa Tengah.
Kondisi Grafik Indeks Williamsom
Jenis Sarana Perdagangan
Peta Persebaran Sarana Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan
Peta Persebaran Sarana Kesehatan
Peta Persebaran Sarana Perdagangan
SaranaPrasarana
Transportasi
Persampahan Energi
Air Bersih Peta Prasarana Energi
Peta Persebaran Sarana Transportasi
Adanya kekurangan sarana perdagangan di Kecamatan Singorojo 2 buah, Kaliwungu selatan 2 buah, Pegandon 1 buah, Gemuh 1 buah, Ringinarum 1 buah. Kurangnya 1 buah Rumah Sakit Umum, 27 buah Rumah Sakit Bersalin sesuai hasil analisis. Terdapat 8 kecamatan yang kekurangan sarana SD, SMP, dan SMA. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan di Kabupaten Kendal belum menjangkau masyarakat secara optimal. Terdapat 3 jenis sarana transportasi yaitu Pelabuhan, Terminal, dan Stasiun Kereta Api. Pelabuhan terletak dekat Kawasan Industri Kendal (KIK). Memiliki 8 terminal yaitu 1 terminal tipe A, 2 terminal tipe B, dan 5 terminal tipe C. Terdapat 3 unit TPA namun pelayanan sampah di seluruh kecamatan belum terlayani secara maksimal Secara perhitungan, daya listrik yang terpasang sudah menjangkau dan memenuhi konsumsi seluruh wilayah Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal masih perlu untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas pelayanan kebutuhan air bersih. Dari 20, hanya 6 kecamatan yang menjadi pelanggan PDAM.
10
Agregasi Permukiman
Struktur Ruang
Agregrasi Fasilitas Jaringan Penghubung Interaksi Antar Simpul Konektivitas Mobilitas
Aksesilibilitas Analisis Marshall Skalogram
Dari hasil analisis ditemukan 8 simpul permukiman Indeks ketetanggaan Kabupaten Kendal bernilai 0.958582 menunjukkan persebaran permukiman berpola acak (tersebar tidak merata
Pelayanan fasilitas di wilayah Kabupaten Kendal kurang merata Memiliki tiga jenis kelas jalur jaringan yaitu Jalur Arteri, Jalur Kolektor, dan Jalur Lokal. interaksi antar simpul terbanyak berasal dari Kecamatan Weleri menuju Kecamatan Rowosari konektivitas yang ada cukup baik dalam menghubungkan antar simpul yang ada namun belum optimal Memiliki mobilitas yang cukup baik Memiliki aksesibilitas yang baik dalam menjangkau sarana prasarana yang ada. Skala pelayanan fasilitas di Kabupaten Kendal kurang terjangkau terhadap keseluruhan wilayah. Pusat Kegiatan yang diatur di RTRW sudah terlalu kecil cakupannya jika dibandingkan dengan hasil analisis. Terdapat 19 dari 20 kecamatan yang status kegiatan perkotaannya lebih kecil dibanding eksisting.
Sensivitas Lahan
Kesesuaian Lahan Pola Ruang
- Lahan lindung dan lahan LP2B memiliki sensivitas bangun tinggi sehingga lahan tersebut tidak dapat dikonversi menjadi guna lahan lainnya. - Kesesuaian lahan di Kabupaten Kendal sebesar 91,85% untuk kategori kesesuaian tinggi, sementara kategori tidak sesuai sebesar 1,48%
Daya Dukung & Daya Kecamatan Kaliwungu Tampung kebutuhan permukiman
sudah
tidak
Sumber Daya Alam
Pertanian
Padi sawah (jumlah produksi) & Ubi kayu (produktivitas)
Hortikultura Sayuran
Bawang merah (jumlah produksi) & sayur kubis (produktivitas)
Buah
Jambu biji (jumlah produksi) & sirsak (produktivitas)
Peternakan
Populasi terbanyak adalah ayam pedaging dan domba.
Perikanan
Komoditas terbanyak dari perikanan adalah bandeng.
Kehutanan
Jenis komoditas dari produksi lahan hutan produksi adalah kayu jati.
produksi
Peta Simpul Permukiman
Peta Tingkat Aksesibilitas
Peta Jaringan Penghubung
Peta Sensitivitas Lahan
Peta Aksesibilitas
Peta Evaluasi Pola Ruang
mendukung
Daya Dukung Daerah yang belum mampu swasembada pangan yaitu Swasembada Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kaliwungu Selatan Pertanian dan Kota Kendal. Daya Dukung Jumlah Jumlah petani di Kabupaten Kendal telah melebihi daya Petani dukung yang dimiliki Kabupaten Kendal,
11
Kesiapan Agroindustri di Kendal Dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Pengaruh Infrastruktur Sektor Pendidikan Terhadap Daya Saing SDM Tenaga Kerja Kabupaten Kendal
Pengembangan agroindustri digunakan untuk mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju, serta efisien sehingga mampu menjadi leading sektor dalam pembangunan Kabupaten Kendal. Ditinjau dari pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Kendal yang menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri, laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, kehutanan, dan perikananan Kabupaten Kendal masih fluktuatif cenderung menurun. Padahal pertanian Kabupaten Kendal berpotensi namun perkembangannya memang melambat dan belum mampu menghasilkan nilai tambah (added value) dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Kendal.
Dokumen RPJMD tahun 2016-2021 menyebutkan bahwa pendidikan masyarakat Kabupaten Kendal masih menjadi masalah yang belum teratasi karena sarana pendidikan dari tahun ke tahun masih memiliki permasalahan dalam hal penyediaan nya terutama pada tingkat SMP dan SMA. Hal ini didukung oleh data tren Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Kendal yang meningkat tidak sebanding dengan tren Angka Partisipasi Murni (APM) yang semakin menurun terutama untuk jenjang yang lebih tinggi. Padahal semakin tinggi tingkat lulusan sekolah dapat menigkatkan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja. Terlebih Kabupaten Kendal berpotensi di sektor industri pengolahan yang seharusnya dapat ditunjang SMK yang dapat menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Ketidakmerataan Pembangunan Infrastruktur Sebagai Penyebab Terjadinya Kesenjangan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Kendal Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya ialah pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut karena digunakan sebagai penunjang aktivitas masyarakat dalam melangsungkan kehidupan. Kabupaten Kendal memperlihatkan bahwa pembangunan infrastruktur tidak merata di setiap kecamatannya. Hal ini menimbulkan kesenjangan kesejahteraan masyarakatnya dimana pembangunan infrastruktur terpusat hanya pada Kota Kendal sebagai pusat pemerintahan dan pusat aktivitas ekonomi masyarakat Kabupaten Kendal. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidakadilan kesejahteraan antar wilayah yang letak daerahnya berdekatan dengan Kota Kendal dan yang berjauhan.
12
Potensi UMKM dalam Perekonomian Masyarakat Mandiri
Mewujudkan Kendal yang
Optimalisasi Potensi Pariwisata Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kendal
Pengaruh Kerjasama Antarwilayah Kedungsepur Terhadap Sektor Potensial Kabupaten Kendal
Keberadaan Tol Trans Jawa menjadi penarik utama para investor untuk masuk ke Kawasan Industri Kendal. Namun sayangnya, pembangunan tol trans Jawa yang seharusnya dapat memberikan mutiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah ternyata belum membawa dampak signifikan, khususnya bagi para pelaku usaha yang terdampak tol trans Jawa. Sebagai perwujudan Kendal Mandiri, digunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif untuk mengetahui potensi UMKM sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat menengah kebawah yang kemudian menyimpulkan bahwa potensi UMKM dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Kendal merupakan solusi alternatif yang memiliki banyak penyelesaian masalah kependudukan sekaligus. Mulai dari pengurangan angka pengangguran, peningkatan kontribusi terhadap sektor Industri Pengolahan, mewujudkan target perekonomian Jawa Tengah sebesar 7%, sekaligus memenuhi konsep Kendal Mandiri.
Kabupaten Kendal memiliki potensi sumber daya alam yang cukup menunjang untuk kelangsungan dan kepariwisataan daerah karena dibagi kedalam dua daerah dataran yaitu dataran rendah (pesisir pantai utara dengan dilewati jalur pantura) dan daerah dataran tinggi (perbukitan hingga pegunungan). RPJPD Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 menyatakan bahwa salah satu visi pembangunannya adalah mewujudkan Kabupaten Kendal sebagai wilayah pantai dan pegunungan yang maju. Hal yang dapat menjadi sorotan adalah optimalisasi pariwisata yang dapat dianalisis menggunakan konsep 4A yaitu attraction, accessibility, amenity, dan ancillary lalu menghasilkan kesimpulan bahwa kegiatan pariwisata Kabupaten Kendal memiliki kendala yakni kurang optimalnya sarana dan prasara penunjang pariwisata.
Ketidakmerataan pembangunan yang menyebabkan disparitas ini merupakan masalah yang dapat menimbulkan terjadinya konflik dan meningkatkan angka kriminalitas, sehingga apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus bisa menyebabkan ketidakstabilan didalam suatu perekonomian. Disparitas antar wilayah ini nantinya dapat diminimalisir dengan adanya kerjasama antarwilayah. Kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing kabupaten/kota dalam satu kawasan strategis merupakan modal dasar dan faktor potensial yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah sehingga dapat terbentuk Kerjasama Regional Kedungsepur, yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.
13
Kesiapan Tenaga Kerja Kabupaten Kendal dalam Menghadapi Pengembangan Investasi Kawasan Ekonomi Khusus dalam Bentuk Kawasan Industri Kendal (KIK) Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 menyatakan bahwa Kabupaten Kendal direncanakan sebagai salah satu pengembang Kawasan Peruntukan Industri. Pengembangan investasi Kawasan Ekonomi Khusus dalam bentuk Kawasan Industri Kendal yang diberikan secara besar-besaran ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Kabupaten Kendal. Isu ini dianalisis secara deskriptif kualitatif yang menghasilkan bahwa adanya ketidakcocokan antara kualitas tenaga kerja dengan kualifikasi tenaga kerja pada sektor ini sehingga banyaknya tenaga kerja yang ingin berpindah dari sektor primer ke sektor sekunder tidak terserap dengan baik oleh lapangan pekerjaan yang mengakibatkan naiknya jumlah pengangguran di Kabupaten Kendal.
Daya Tarik Kabupaten Kendal Tinggi
Tenaga Kerja Melimpah
Investasi
Pariwisata
KIK
Kedungsepur
Tol Semarang Batang
Usia Produktif Tinggi
Aksesibilitas Tinggi
Dekat Ibukota Provinsi
Dilalui Jalur Pantura
Piramida Penduduk Stationer
Ketangguhan Ekonomi Kabupaten Kendal Redah
Kesejahteraan Petani Rendah
Jumlah Petani Tidak Sebanding Luas Lahan
LP2B 20% Luas Kabupaten Kendal
Produk Pertanian Belum Diolah Maksimal
Jumlah Petani Banyak
Luas Kepemilikan Lahan Pertanian 0,57 ha/petani
Disparitas Wilayah
Pembangunan Fokus di Utara
Perekonomian di Bagian Selatan Rendah
Ekonomi Kendal Kurang Mandiri
Teaga Kerja di KIK renndah
SDM Kurang Berdaya Saing
Rata-Rata Lama Sekolah Rendah
Memilih untuk Tidak Bekerja
14
16
Analisis kepentingan setiap stakeholder berfungsi sebagai alat untuk untuk menentukan dan memetakan siapa saja stakeholders yang bisa memengaruhi pencapaian dari tujuan yang sudah ditetapkan dalam perencanaan pengembangan wilayah. Pada Kabupaten Kendal, penulis membagi stakeholders menjadi 7 yaitu: Bupati Kabupaten Kendal, Baperlitbang, Pemerintah Pusat, Kelompok Nelayan, Kelompok Petani, Investor/Swasta, Kawasan Industri Kendal (KIK). Ketujuh stakeholder tersebut dianalisis menurut kepentingan, kekuatan, dampak positif dan negatif dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Analisis Kepentingan Stakeholders di Kabupaten Kendal Stakeholders
Bupati Kabupaten Kendal
Kepentingan
Mewujudkan Kabupaten Kendal yang mandiri, maju, dan sejahtera
Membantu Bupati dalam melaksanakan pembangunan serta menjaga Baperlitbang pembangunan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam RPJPD dan RPJMD
Pengaruh/Kekuatan
Interests/Positive Impacts
Concerns/Negative Impacts
Pemegang daya tinggi mewakili otoritas lokal
Dapat memberikan kontribusi dan realisasi dalam rancangan program-program untuk memandirikan, memajukan, dan mensejahterakan masyarakat Kabupaten Kendal seperti: Pendidikan - Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, peningkatan cakupan BSM, peningkatan kapasitas kelembagaan pendidikan non formal, dan upayaupaya untuk mengurangi beban masyarakat dalam pendidikan Kesehatan - Peningkatan rumah tangga berPHBS, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kualitas lingkungan sehat, dan penaingkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan, Menurunkan prevalensi gizi buruk melalui pemberian makanan tambahan, 1. Memiliki kapasitas keuangan surveillance gizi buruk, diversifikasi pangan, komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang terbatas Kemiskinan 2. Tidak ingin mendorong -Menurunkan angka kemiskinan melalui sinkronisasi program dan kegiatan antar perangkat anggaran melebihi batas daerah dalam penanggulanan kemiskinan Ekonomi - Mengembangkan potensi UMKM melalui pengembangan kualitas data usaha mikro dan kecil, peningkatan ketrampilan pelaku usaha mikro dan kecil, kemitraan usaha dengan koperasi/badan usaha yang lebih besar. Infrastruktur - pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan, perbaikan jaringan irigasi rusak, rehabilitasi secara intensif, dan peningkatan peran Paguyuban Petani, pembangunan jamban sehat, IPAL komunal, dan IPLT.
Badan yang merencanakan pembangunan di Kabupaten Kendal
SDM 1. ketersediaan SDM yang berkualitas untuk mendukung pengembangan sektor sekunder (industri) Ekonomi Lokal 2. mengurangi ketergantungan investasi luar negeri 3. kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri 4. Meningkatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi hingga 6% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5. Pemerataan pembangunan antara wilayah utara dengan selatan Kabupaten Kendal:
1. Kurang tersedianya SDM yang berkualitas, 2. Ketergantungan investasi luar negeri tinggi 3. Tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok sendiri 4. Tidak meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi 5. Pembangunan terpusat pada lokasi proyek strategis
17
Stakeholders
Kepentingan
Pengaruh/Kekuatan
Interests/Positive Impacts
Concerns/Negative Impacts
Lokasi 1. Lokasi mempunyai keunggulan dan daya tarik, dengan ciri-ciri berada di pinggir Jalan Arteri atau jalan Nasional sehigga memudahkan akses pengiriman logistik, daerah datar dan bebas rawan bencana.
Investor / Swasta
1. Membantu pemerintah Infrastruktur melaksanakan program Melakukan 2. Berada di lokasi yang strategis dengan infrastruktur atau proyek bekerjasama penanaman modal yang memadai. Infrastruktur yang dibutuhkan antara lain dengan pihak swasta pada proyek energi listrik, air, komunikas, pembuangan limbah, dan (public private 1.Keterbatasan area/ruang untuk berinvestasi nasional seperti jalan transportasi (jalan, pelabuhan, stasiun, dll) partnership) (lahan, regulasi) tol dan KEK Industri 2. Membuka lapangan 2. Infrastruktur kurang memadai Kendal seperti atau SDM pekerjaan 3. Kualitas atau kuantitas SDM yang dibutuhkan kawasan yang dinilai 3. Kualitas dan kuantitas SDM terpenuhi yang mempunyai 3. Mendorong datangnya tidak memenuhi mempunyai daya kemampuan, keahlian, dan ketrampilan di berbagai investasi lain 4. Konflik kepentingan dengan stakeholder lain tarik dan berpotensi bidang serta sektor pembangunan. Contoh: dengan 4. Meningkatkan menghasilkan adanya SMK dengan kelas industri diharapkan mampu pertumbuhan ekonomi keuntungan. menghasilkan SDM yang dibutuhkan. wilayah Profit 4. Proyek berjalan sukses dan mendapat keuntungan. Yaitu proyek KIK Industri Kendal yang saat ini sudah ada 61 investor dari delapan negara yang menanamkan modalnya di KIK dengan nilai investasi Rp15,8 triliun dan menyerap tenaga kerja 8.950 orang. 1. Sebagai roda penggerak ekonomi Kabupaten Kendal
KIK
Industri sebagai penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten 2. Menyerap banyak Kendal tenaga kerja dari Kabupaten Kendal dan sekitarnya
1. Membutuhkan lahan yang cukup luas dan terletak dengan simpul moda transportasi untuk membangun kawasan industrial agar dapat meminimalisir cost commuting barang
1. Banjir ROB dari tambak
2. Membutuhkan banyak investor sektor industri
2. Jumlah investor yang didapat tidak sesuai target
18
Stakeholders
Kelompok Nelayan
Kelompok Petani
Kepentingan
Pengaruh/Kekuatan
Interests/Positive Impacts
Concerns/Negative Impacts
Perikanan 1. Meningkatkan kesejahteraan nelayan 1, Keterbatasan ruang dan dana retribusi khusus 1. Potensi kawasan 2. Meningkatkan daya saing eksport sektor perikanan perikanan Untuk meningkatkan pesisir Kabupaten dibanding wilayah sekitar 2. Melemahkan potensi perikanan di sektor kesejahteraan 2. 6516 jiwa penduduk Infrastruktur pendapatan daerah nelayan berprofesi nelayan/buruh 1. Menambah daya tarik pembeli dengan meningkatkan 3. Semakin menurunkan kesejahteraan para nelayan fasilitas dan infrastruktur TPI kendal nelayan 2. Menambah pendapatan perikanan dengan memperluas kawasan tambatan kapal nelayan 1. Lahan pertanian di Kabupaten Kendal sedikit 1. Jumlah tenaga kerja banyak berkurang akibat dibangunnya jalan tol yang Pertanian paling besar di menghubungkan Batang – Semarang. 1. Menyumbang pendapatan pada PDRB Kabupaten Kabupaten Kendal 2. Tantangan pertanian di Kabupaten Kendal Kendal. Untuk meningkatkan berada pada sektor semakin banyak terutama dengan posisi Kendal 2. Meningkatkan kesejahteraan petani Kabupaten Kendal. kesejahteraan petani pertanian. sebagai daerah hinterland atau penyangga ibu kota Infrastruktur 2. Pertanian di provinsi yang banyak menggunakan lahan pertanian 3. Kondisi infrastruktur jalan produksi pertanian dan irigasi Kabupaten Kendal telah yang dikonversi menjadi infrastruktur serta kawasan di Kendal masih butuh penanganan swasembada. industri. 3. Pertanian memerlukan irigasi yang cukup.
Sumber: Analisis Kelompok, 2020
Mapping Stakeholders digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh/dampak dari tiap peran/kepentingan para stakeholders dalam perencanaan pengembangan suatu wilayah. Dapat dilihat pada diagram di samping bahwa kepentingan terkuat ada pada Pemerintah Pusat, sedangkan pengaruh kepentingan terlemah ada pada kelompok nelayan dan petani. Hal tersebut merupakan hasil diskusi kelompok berdasarkan analisis tabel di atas.
Pemerintah Pusat
High
Bupati Power
Baperlitbang
KIK
Nelayan
Petani
Investor/Swasta
Low Low
Interest
High
Sumber: Analisis Kelompok, 2020
19
21
Konsep rencana pembangunan dan tata ruang untuk pengembangan wilayah Kabupaten Kendal dibentuk dengan melihat isu-isu yang telah dianalisis sebelumnya. Berdasarkan isu tersebut, disimpulkan terdapat 5 konsep pengembangan wilayah yang sesuai untuk Kabupaten Kendal antara lain: 1. Agropolitan 2. Socio-spatial Quality 3. Sustainability Industry 4. Resilience Development 5. Natural Resources Management
Kemudian dari 5 konsep tersebut dilakukan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan pemilihan konsep yang sesuai dengan kriteria-kriteria tujuan Kabupaten Kendal. Kriteriakriteria pemilihan konsep tersebut antara lain: 1. Dapat menarik investasi 2. Dapat menciptakan lapangan pekerjaan 3. Dapat mengurangi konversi lahan 4. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi 5. Dapat mengurangi kesenjangan 6. Dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki wilayah Berikut merupakan pohon kerangka dalam memilih konsep menggunakan metode AHP:
Sumber: Analisis Kelompok, 2020 Perhitungan AHP sebagai berikut: Alternative 1 Socio-spatial Equality Socio-spatial Equality 1.00 Sustainable Industry 3.00 Natural Resource Management 2.33 Agropolitan 1.67 Resilience Development 0.33
Alternative 1 Socio-spatial Equality Socio-spatial Equality 1.00 Sustainable Industry 1.80 Natural Resource Management 1.40 Agropolitan 0.60 Resilience Development 0.20
Alternative 1 Socio-spatial Equality Socio-spatial Equality 1.00 Sustainable Industry 0.56 Natural Resource Management 0.78 Agropolitan 0.33 Resilience Development 0.11
Alternative 2 Sustainable Industry 0.33 1.00 0.78 0.56 0.11
Menarik Investasi Alternative 3 Alternative 4 Natural Resource Management Agropolitan 0.43 0.60 1.29 1.80 1.00 1.40 0.71 1.00 0.14 0.20
Mencari lapangan kerja Alternative 2 Alternative 3 Alternative 4 Natural Sustainable Resource Industry Management Agropolitan 0.56 0.71 1.67 1.00 1.29 3.00 0.78 1.00 2.33 0.33 0.43 1.00 0.11 0.14 0.33
Mengurangi kesenjangan kemiskinan Alternative 2 Alternative 3 Alternative 4 Natural Sustainable Resource Industry Management Agropolitan 1.80 1.29 3.00 1.00 0.71 1.67 1.40 1.00 2.33 0.60 0.43 1.00 0.20 0.14 0.33
Alternative 5 Resilience Development 3.00 9.00 7.00 5.00 1.00
Alternative 1
5.36 16.09 12.51 8.94 1.79
eigen factor 0.12 0.36 0.28 0.20 0.04
Socio-spatial Equality Socio-spatial Equality 1.00 Sustainable Industry 0.20 Natural Resource Management 1.80 Agropolitan 0.60 Resilience Development 1.40
Resilience Development 5.00 9.00 7.00 3.00 1.00
8.94 16.09 12.51 5.36 1.79
eigen factor 0.20 0.36 0.28 0.12 0.04
Socio-spatial Equality Sustainable Industry Natural Resource Management Agropolitan Resilience Development
Socio-spatial Equality 1.00 1.29 0.43 0.71 0.14
Alternative 1
Alternative 2
Socio-spatial Equality 1.00 1.40 1.80 0.60 0.20
Sustainable Industry 0.71 1.00 1.29 0.43 0.14
Alternative 5 Resilience Development 0.71 0.14 1.29 0.43 1.00
8.94 1.79 16.09 5.36 12.51
0.20 0.04 0.36 0.12 0.28
12.51 16.09 5.36 8.94 1.79
eigen factor 0.28 0.36 0.12 0.20 0.04
8.94 12.51 16.09 5.36 1.79
eigen factor 0.20 0.28 0.36 0.12 0.04
Alternative 5 Resilience Development 7.00 9.00 3.00 5.00 1.00
Memaksimalkan potensi SDA
Alternative 5 Resilience Development 9.00 5.00 7.00 3.00 1.00
Sustainable Industry 5.00 1.00 9.00 3.00 7.00
Konversi Lahan Alternative 3 Alternative 4 Natural Resource Management Agropolitan 0.56 1.67 0.11 0.33 1.00 3.00 0.33 1.00 0.78 2.33
Pertumbuhan Ekonomi Alternative 2 Alternative 3 Alternative 4 Natural Sustainable Resource Industry Management Agropolitan 0.78 2.33 1.40 1.00 3.00 1.80 0.33 1.00 0.60 0.56 1.67 1.00 0.11 0.33 0.20
Alternative 1
Alternative 5
Alternative 2
16.09 8.94 12.51 5.36 1.79
eigen factor 0.36 0.20 0.28 0.12 0.04
Socio-spatial Equality Sustainable Industry Natural Resource Management Agropolitan Resilience Development
Alternative 3 Natural Resource Management 0.56 0.78 1.00 0.33 0.11
Alternative 4
Alternative 5
Agropolitan 1.67 2.33 3.00 1.00 0.33
Resilience Development 5.00 7.00 9.00 3.00 1.00
Sumber: Analisis Kelompok, 2020
22
Berikut merupakan hasil metode AHP dalam menentukan konsep pengembangan wilayah Kabupaten Kendal:
Dari analisis AHP, diketahui bahwa konsep pengembangan yang sesuai dengan kriteria-kriteria pengembangangan yaitu Konsep Natural Resource Management (I), Sustainable industry (II), dan Socio-spatial equity (iii).
Konsep rencana tata ruang Kabupaten Kendal dibagi kedalam tiga arahan pengembangan, yakni Socio-Spatial Equality, Sustianable Industry, dan Natural Resource Management.
1. Socio-Spatial Equality Konsep ini berfokus pada pemerataan kesenjangan ekonomi yang ada di Kabupaten Kendal
Prinsip Socio-Spatial Equality
- Pertumbuhan ekonomi dan dan pengurangan kemiskinan menimbulkan ketidakmerataan pendapatan dan kesenjangan wilayah. - Berkurangnya mobilitas tenaga kerja karena tingginya skill yang dibutuhkan di perkotaan berbanding lurus dengan berkurangnya disparitas spasial - Ketidakmerataan bukan merupakan efek dari kapitalisme. Kebijakan publik dapat membantu mengurangi ketidak merataan tanpa mengurangi pertumbuhan ekonomi. Intervensi kebijakan yang dapat dilakukan : - Menaikkan upah minimum kerja (UMK) - Kebijakan yang mendorong MBR menghemat dengan mengurangi biaya hidup. Dapat dilakukan dengan subsidi terhadap bahan bakar, penyediaan rumah, dan sembako. - Investasi pendidikan. Membangun sekolah dapat menambah mobilitas ekonomi dan meningkatkan produktivitas. - Menghilangkan pemisahan dan pengklusteran perumahan. Pengklusteran perumahan dapat meningkatkan disparitas. - Kredit pajak perolehan penghasilan. Dengan melakukan subsidi untuk MBR dengan pengurangan kewajiban membayar pajak. - Pertumbuhan ekonomi tidak cukup untuk mengurangi kemiskinan jika tidak inklusif dan jika tidak melibatkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan - ekonomi, sosial dan lingkungan (SDGs : Goal 10, UN)
- Orang cenderung akan menempati lahan yang sama dengan orang-orang yang memiliki tingkat pendapatan yang sama dengannya.
23
Policy Tools: •
Penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan produksi
Kekurangan •
Hanya dapat terjadi jika persebaran sarana prasarana tidak hanya berada pada daerah yang padat investasi.
•
Lebih mudah terjadi jika angka urbanisasi tidak terlalu besar
daerah, untuk mengurangi laju urbanisasi • • • •
• •
Wajib belajar 12 tahun, untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah Pemerataan Pembangunan, untuk meningkatkan jumlah rumah tangga yang mendapatkan jaringan listrik Meningkatkan upah minimum kerja (UMR) Meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dengan dukungan infrastruktur baik secara fisik, non fisik maupun dari SDM yang akan digunakan dalam berbagai bidang misalnya pertanian, industri pengelolahan dan jasa - jasa lain yang nantinya dapat menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dengan menciptakannya lapangan pekerjaan. Keterjangkauan fasilitas pendidikan dengan program pemerataan pendidikan yang bermutu dan berkualitas Keterjangkauan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan infrastruktur (listrik, air, transportasi, dll) berdasarkan threshold
Kelebihan: •
• •
• •
Pertumbuhan ekonomi tetap dapat dilakukan tanpa harus meningkatkan disparitas antar wilayah Terjadinya pengurangan mobilitas tenaga kerja membantu mengurangi kebutuhan pekerjaan di perkotaan Persebaran sarana prasarana cenderung berkembang secara merata diseluruh wilayah bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi Meningkatkan ketahanan ekonomi untuk MBR Berpihak kepada masyarakat menengah kebawah
2. Sustainable Industry Konsep ini berfokus pada pemerataan perkembangan industri yang ada di Kabupaten Kendal Prinsip Sustaianable Industry - Kondisi dimana industri berperan dalam meminimalisasi resiko negatif industri, menghemat kebutuhan energi dan sumber daya alam, sekaligus menjamin keselamatan pekerja industri, konsumer, lingkungan, dan menstabilkan perekonomian. - Menciptakan kemakmuran bersama - Memajukan daya saing ekonomi - Menjaga lingkungan - Memperkuat pengetahuan
Policy Tools • • • •
Mempermudah proses penanaman modal Industri Mempermudah perijinan pembangunan Industri Mengadakan pelatihan terkait kompetisi industri yang dibutuhkan Menggunakan sustainable manufacure dalam proses perindustrian
24
Kelebihan:
•
•
Meminimalisasi timbulnya resiko industri
•
Meningkatkan persaingan dan produktivitas pekerja industri
•
Persaingan industri berlaku bagi seluruh skala industri (industri besar, industri kecil, industri menengah, start up) Menarik investor, menarik konsumer, dan menggandakan profit Akses pasar dapat membawa modal yang sangat dibutuhkan dan teknologi penting untuk menumbuhkan ekonomi transformatif yang kuat, inklusif, dan kuat
• •
•
•
Menciptakan industri hijau baru, membuat peta jalan nasional untuk penghijauan rantai supply, menentukan tolok ukur dan indikator, menyebarluaskan dan berbagi praktik terbaik, menjalankan program teknologi bersih, melakukan berbagai latihan pengembangan kapasitas dan berkontribusi ke forum internasional dengan penelitian dan keahlian yang diperlukan Solusi energi berkelanjutan untuk membuat industri lebih produktif dan tahan iklim, yang pada gilirannya mempromosikan pekerjaan hijau dan pertumbuhan hijau, termasuk penyebaran standar efisiensi energi industri, smart grid berdasarkan energi terbarukan untuk aplikasi industri serta promosi industri yang tahan iklim
Kekurangan: •
Perlu pengawasan ketat terkait berdampak buruk bagi lingkungan.
output
industri
yang
• •
Produk hasil industri harus berbasis life-cycle product Hanya akan tercapai apabila peulang kerja yang layak tersedia untuk semua segmen angkatan kerja
•
Banyak anak muda tumbuh tanpa peluang untuk mempelajari sikap dan keterampilan kewirausahaan dan industri, menghasilkan kemiskinan dengan pengangguran yang terusmenerus atau setengah pengangguran. Permintaan untuk memilih antara pertumbuhan industri atau keberlanjutan lingkungan merupakan tantangan dalam proses produksi dan model bisnis di zaman sekarang.
3. Natural Resource Management Konsep ini berfokus pada pendayagunaan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Kendal agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan menurunkan tingkat kerusakan lingkungan.
Prinsip Natural Resource Management (NRM) - NRM mengacu pada proses dan praktik yang berkaitan dengan alokasi dan penggunaan alami sumber daya yang optimal. - Konsep NRM biasanya digunakan untuk pedesaan karena dominan mata pencaharian penduduknya yang erat dengan kondisi sumber daya alam. - NRM Berkelanjutan mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk memenuhi mata pencaharian saat ini sambil mempertahankan dan meningkatkan stok dan kualitas sumber daya sehingga masa depan - Mengembangkan kerangka kebijakan seluruh pemerintah untuk penegakan perubahan penggunaan lahan dan respons terhadap degradasi sumber daya alam dan hilangnya keanekaragaman hayati.
25
- Melakukan pengembangan kapasitas di pemerintah daerah dan otoritas pengelolaan daerah tangkapan air untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkoordinasi, membuat keputusan manajemen sumber daya alam dan menegakkan perubahan penggunaan lahan. - Meningkatkan pengetahuan tentang masalah sumber daya alam dalam merencanakan pengambil keputusan. - Meningkatkan informasi yang tersedia bagi pemerintah daerah tentang penggunaan lahan yang ada, kondisi sumber daya
Policy Tools • • • • •
alam, area yang mengalami degradasi sumber daya alam dan hilangnya keanekaragaman hayati, area risiko dan prioritas, dan dampak perubahan penggunaan lahan. - Mengubah undang-undang untuk membentuk kemitraan formal dan jalur komunikasi antara pemerintah negara bagian, otoritas daerah tangkapan air, dan pemerintah daerah. - Mengubah zona di bidang risiko dan prioritas untuk
• •
memasukkan kondisi perizinan yang membutuhkan Rencana Pertanian Utuh atau Rencana Pengelolaan Lingkungan untuk disiapkan. - Membuat batas zona dan overlay konsisten dengan batas berbasis parsel dalam basis peta kadaster. - Perbaikan yang disebutkan di atas akan bermanfaat bagi manajemen sumber daya alam dengan meningkatkan
•
kemampuan sistem perencanaan penggunaan lahan untuk mengendalikan perubahan penggunaan lahan. Peluang yang signifikan ada untuk sistem perencanaan penggunaan lahan untuk memiliki peran dalam mendukung manajemen sumber daya alam tetapi perubahan kerangka kerja kelembagaan, kebijakan dan undang-undang diperlukan sebelum ini dapat dicapai.
•
• •
•
Mengadopsi kebijakan bersama pengelolaan pertanian dan sumber daya alam Mengontrol jumlah populasi di perkotaan Pengelolaan berkelanjutan dan penggunaan sumber daya alam Penilaian Lingkungan (Kebijakan Operasional [OP] / Prosedur Bank [BP] 4.01). Sebuah penilaian lingkungan diperlukan jika proyek pengelolaan sumber daya alam (NRM) memiliki potensi risiko atau dampak lingkungan yang merugikan. Habitat Alam (OP 4.04). Perlindungan habitat alami (wilayah darat dan air tempat kebanyakan) dari tanaman asli dan spesies hewan masih ada) diperlukan untuk investasi NRM yang dapat menyebabkan degradasi habitat. Proyek di Jalur Air Internasional (OP 7.50). Peminjam harus memberi tahu riparian lainnya negara dari investasi NRM yang diusulkan yang melibatkan badan air yang mengalir melalui atau membentuk bagian dari batas dua atau lebih negara. Pemukiman Kembali Secara Paksa (OP / BP 4.12). Diperlukan Rencana Tindakan Pemukiman Kembali jika NRM investasi menghasilkan relokasi fisik, kehilangan tanah atau akses ke tanah atau aset lainnya, atau dampak pada mata pencaharian yang timbul dari pembatasan akses ke taman atau kawasan lindung. Masyarakat Adat (Petunjuk Operasional 4.20). Sebuah Rencana Aksi Masyarakat Adat diperlukan jika investasi NRM mempengaruhi masyarakat adat.
26
Kelebihan:
Kekurangan:
• •
Memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal Menyeimbangkan antara perkembangan perkotaan dengan kebutuhan pangan masyarakat perkotaan secara berkelanjutan
• •
Berfokus pada pengelolaan sektor primer Adanya faktor luar seperti tekanan populasi (manusia maupun hewan) yang akan menekan basis sumber daya dan mempengaruhi pengembangan sistem pastoral
• •
Mengoptimalkan sumber daya alam yang sudah ada (alami) Meningkatkan perekonomian penduduk yang mata pencahariannnya erat dengan kondisi sumber daya alam NRM Berkelanjutan penting untuk pembangunan pertanian sebagai dasar untuk produktivitas pertanian umum, penggunaan pertanian di luar non pertanian, ketenagakerjaan non pertanian Mencegah pengalihan fungsi lahan yang tidak sesuai
•
Adanya faktor lain seperti kondisi area sumber daya yang dataran banjir, tanah dasar, maupun tempat perlindungan kekeringan yang menambah tekanan basis sumber daya Keterbatasan kapasitas pemerintah daerah dan otoritas daerah tangkapan air Kurangnya informasi terkait sumber daya alam Harus mengikuti sekali percepatan industrilisasi Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
•
• •
• • • •
Fokus terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki
27
29
Visi “Mewujudkan masyarakat Kendal yang sejahtera dengan pembangunan ekonomi yang inklusif melalui Industri yang berkelanjutan dan pembangunan yang berkomitmen terhadap lingkungan�.
Misi Demi mewujudkan visi Kabupaten Kendal, maka disusun 6 misi sebagai usaha mewujudkan visi, sebagai berikut : 1. Mewujudkan Industri yang Berkelanjutan Untuk mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif, maka diperlukan pembentukan sektor industri besar dan kecil sebagai wujud peningkatan produktivitas sektor industri sehingga mampu memberikan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
2. Meningkatkan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Kesejahteraan masyarakat menjadi salah satu pembangunan wilayah di Kabupaten Kendal. Mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat merupakan tujuan dari misi ini.
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Pembentukan SDM yang inovatif dan kreatif sangat berpengaruh dalam mengatasi permasalahan pembangunan yang ada di Kabupaten Kendal. Oleh karena itu, dengan kualitas SDM yang baik diharapkan dapat menjadi faktor pendorong tingkat pembangunan di Kabupaten Kendal
4. Meningkatkan Ketangguhan Kemandirian dan Daya Saing Daerah
Ekonomi
dalam
Dalam meningkatkan ketangguhan ekonomi daerah maka pengembangan tingkat produksi terus ditingkatkan sehingga dapat melakukan ekspor barang ke luar daerah, serta menumbuhkan sektor industri kecil dan menengah yang baru.
5. Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur dan Utilitas yang Terpadu (Smarth Growth) Meratanya pembangunan infrastruktur dan kesesuaiannya perkembangan wilayah dengan batas-batas yang telah ditentukan
6. Mewujudkan Perkemabangan Berorientasi Lingkungan
Wilayah
yang
Perkembangan wilayah mendapatkan perhatian khusus dalam pemabangunannya sehingga tidak memberikan dampak yang cukup besar terhadap kerusakan lingkungan.
30
Sasaran Indikator
Sasaran Mewujudkan industri yang berkelanjutan Meningkatnya kontribusi PDRB sektor industri Pengembangan skala industri kreatif
Misi 1
Indutrialisasi sektor perikanan dan pertanian Memperluas kemitraan dengan kota atau wilayah lain dan swasta dalam hal teknologi, pengetahuan, dan sumber daya alam. Meminimalkan dampak dan mempertahankan daya dukung lingkungan
Misi 2
Misi 3
Meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Mengurangi angka kemiskinan Meningkatkan pendapatan per kapita Mengurangi angka pengangguran Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Meningkatkan Angka Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Kendal Memastikan seluruh masyarakat Kabupaten Kendal dapat mengakses pendidikan formal maupun informal dan teknologi Meningkatkan pendidikan kejuruan berorientasi demand-driven Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Misi 4
Meningkatkan ketangguhan ekonomi dalam kemandirian dan daya saing daerah Meningkatkan ekspor ke daerah lain Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian, perkebunan dan UMKM Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Mengoptimalkan potensi pariwisata Meningkatkan peran swasta dan masyarakat atau investor dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi daerah Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi
- PDRB sektor industri 2018 - Data industri kreatif di Kabupaten Kendal - Data potensi perikanan dan pertanian - Data kerjasama daerah - polusi udara - polusi air - polusi suara - Data masyarakat pra-sejahtera - Data pendapatan per kapita - Data angka pengangguran Data IPM Keterjangkauan fasilitas pendidikan Data Lulusan sekolah Kejuruan Data Fasilitas kesehatan, data orang yang sakit
- Data jumlah UMKM - Data Laju Pertumbuhan Ekonomi, PDRB
31
Sasaran Sasaran
Indikator
Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan utilitas yang terpadu Meningkatkan konektivitas fisik dan virtual
Misi 5
Memenuhi prasarana dasar Mendukung pembangunan perkotaan dan perdesaan Pemerataan distribusi infrastruktur
- Jaringan air bersih, sanitasi,irigasi - Jaringan air bersih, limbah - Data keterjangkauan infrastruktur berdasarkan threshold
Mewujudkan perkembangan wilayah yang berorientasi lingkungan
Misi 6
Meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dan konservasi energi Pengendalian sumber daya alam dan lingkungan Mengembangkan pusat pertumbuhan baru Mengurangi konversi lahan
- Data pengguna listrik, proporsi energi baru dan terbarukan - Data penggunaan lahan
32
33
Tujuan “Mewujudkan Ruang Kabupaten Kendal yang Terpadu, Produktif, dan Berkelanjutan, Berbasis pada Sektor Industri dan Pertanian Menuju Kabupaten Kendal yang Mandiri dan Berdaya Saing” Tujuan penataan ruang tersebut memiliki 5 kata kunci, yaitu: •
• •
•
•
Terpadu, kemudahan aksessibilitas dan mobilitas serta terintegrasinya sarana prasarana yang mendukung kehidupan perkotaan maupun pedesaan untuk mendukung satu sama lain yang diterapkan dalam bentuk penataan ruang yang tidak terpusat pada satu titik melainkan menyebar namun masih terjangkau threshold, berada pada daerah tidak rawan bencana, dan memperhatikan aspek lingkungan. Produktif secara ekonomi, fisik, dan lingkungan. Berkelanjutan, merupakan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi masa depan Berbasis pada sektor industri dan pertanian, karena dua sektor tersebut merupakan sektor utama pendorong perekonomian Kendal Mandiri dan Berdaya saing, dijabarkan untuk mencapai perekonomian, fisik dan lingkungan dengan memiliki kemampuan dan kinerja optimal sehingga tidak bergantung pada wilayah lain.
Kebijakan Kebijakan yang dirumuskan merupakan langkah untuk mencapai tujuan, sedangkan strategi merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang secara lebih spesifik. Kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Penataan ruang yang terpadu untuk mendukung pemerataan pembangunan 2. Pengembangan Kawasan Perekonomian untuk mendorong kemandirian wilayah 3. Pengendalian dan Pengarahan Wilayah dengan Konsep Smart Growth. 4. Pengoptimalan SDA dengan memperhatikan daya dukung lingkungan
34
Strategi Kebijakan 1. Penataan ruang yang terpadu untuk mendukung pemerataan pembangunan
2. Pengembangan Kawasan Perekonomian untuk Mendorong Kemandirian Wilayah
3. Pengendalian dan Pengarahan Wilayah dengan Konsep Smart Growth.
4. Pengoptimalan SDA dengan memperhatikan daya dukung lingkungan
Strategi
1. Meningkatkan kualitas jaringan dalam dan antar simpul 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan dan kesehatan 3. Menciptakan dan meningkatkan sarana dan jaringan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 4. Mengembangkan moda dan sistem angkutan umum yang terintegrasi dengan pusat-pusat pertumbuhan baru 5. Mengembangkan jejaring wisata terpadu 6. Mengembangkan kawasan permukiman yang aman dan nyaman dengan memperhatikan daya dukung lingkungan 1. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru 2. Mengarahkan pengembangan kegiatan industri hasil pertanian 3. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil sumber daya alam 4. Melahirkan tenaga kerja potensial untuk meningkatkan nilai tambah 5. Mengarahkan penambahan lapangan pekerjaan berbasis kreativitas 6. Meningkatkan frekuensi eksport dan mengurangi import dengan menyesuaikan kuantitas dan produktivitas sumber daya alam lokal 7. Mempererat dan meningkatkan kerjasama pemerintah dengan swasta dalam pembangunan perkotaan di Kabupaten Kendal 8. Meningkatkan sistem perekonomian di setiap UMKM di Kabupaten Kendal khususnya pada wilayah bagian barat 9. Meningkatkan iklim investasi positif diseluruh sektor perekonomian 1. Mengarahkan dan mengendalikan perkembangan wilayah dengan Urban Growth Boundary (UGB) 2. Pemberian insentif dan disinsentif 3. Mengembangkan sistem transportasi yang efisien dan merata di seluruh wilayah untuk mendukung arus perekonomian dan mobilitas 4. Mengintegrasikan pusat-pusat kegiatan 5. Meningkatkan penampungan air melalui pembangunan waduk dan embung 6. Mengembangkan sumber daya energi pembangkit listrik serta sumber energi alternatif lainnya 7. Pengintegrasian kawasan perdagangan, industri dan jasa dengan sistem ruang perkotaan 1. Optimalisasi pemanfaatan atau penggunaan lahan yang tidak dimanfaatakan 2. Mengembangkan produktivitas SDA unggulan 3. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk kegiatan selain pertanian 4. Mengembangkan satu desa satu produk dengan memanfaatkan potensi dan daya dukung lokal 5. Mengoptimalkan fungsi kawasan agropolitan
35
Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang Tahap Perencanaan No
Nama Program
Lokasi
Besaran
Sumber Dana
Instansi Pelaksana
Tahap I 2020
A 1 1.a
STRUKTUR RUANG PERWUJUDAN PUSAT-PUSAT KEGIATAN Penambahan dan 1.a.1 Luas Kota Kota Kendal Pengembangan Kendal 1.a.2 Pengembangan Kawasan Ibukota 1.a.3 Pengembangan Pusat-Pusat Baru (New Growth Pole)
APBD, Investasi Luas Kota Swasta atau Kendal dan Kec. Kerjasama Kaliwungu Pembiayaan APBD, Investasi Pagerruyung, Luas tiap sarana Swasta atau Kangkung, Ngampel, yang dibangun Kerjasama RInginarum Pembiayaan Kota Kendal, Kaliwungu
1.a.4 Pemantapan Fungsi PKL
Sukorejo, Weleri, Kota Kendal, Kaliwungu, Boja
5 kecamatan
1.a.5 Pengembangan Pusat Jasa dan Perdagangan
Kota Kendal, Kaliwungu, Weleri
Seluruh kegiatan jasa dan perdagangan
Sukorejo, Pagerruyung, Weleri, 1.a.6 Monitoring dan Kangkung, Kota 1 tahun sekali Evaluasi Kendal, Ngampel, Ringinarum, Kaliwungu, Boja 1.b
APBD, Investasi Swasta atau Kerjasama Pembiayaan APBD, Investasi Swasta atau Kerjasama Pembiayaan
APBD
2022
2023
2024
2025
2026
2027
Tahap III 2028
2029
2030
2031
2032
Tahap IV 2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal, DPP Kabupaten Kendal
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal
Pemantapan dan Pengembangan PPK 1.b.1 Pemantapan Fungsi PPK
1.c
APBD
2021
Tahap II
Plantungan, Ringinarum, Rowosari
3 kecamatan
Plantungan, 1.b.2 Monitoring dan Ringinarum, 1 tahun sekali Evaluasi Rowosari Penambahan dan Pengembangan PPL Patean, Gemuh, Cepiring, Patebon, 1.c.1 Pemantapan Brangsong, 7 kecamatan Fungsi PPL Singorojo, Limbangan Patean, Gemuh, Cepiring, Patebon, 1.c.2 Monitoring dan Brangsong, 1 tahun sekali Evaluasi Singorojo, Limbangan
APBD, Investasi Swasta atau Baperlitbang, DPUPR Kerjasama Kabupaten Kendal Pembiayaan APBD
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal
APBD, Investasi Swasta atau Baperlitbang, DPUPR Kerjasama Kabupaten Kendal Pembiayaan
APBD
Baperlitbang, DPUPR Kabupaten Kendal
36
Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang 2 2.a
PERWUJUDAN SISTEM JARINGAN PRASARANA DAN SARANA Perwujudan Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan 2.a.1 Pengembangan pembangkit listrik tenaga surya
Kecamatan Singorojo
2.a.2 Pengembangan pembangkit listrik tenaga ombak
Laut jawa dekat Pelabuhan Kendal
- Kecamatan Boja - Kecamatan Pageruyung - Kecamatan Kangkung Perwujudan Sistem Jaringan Transportasi 2.a.3 Peningkatan jangkauan pelayanan listrik
2.b
2.c
2.b.1 Peningkatan Hierarkhi Jalan
Pegandon
2.b.2 Penambahan Terminal
Patean
2.b.3 Revitalisasi Pelabuhan
Kaliwungu
2.b.4 Pembangunan dan Pengembangan Bandara
Patebon
2.b.5 Penambahan Exit Toll
Kaliwungu
2.b.6 Optimalisasi Jaringan Seluruh Kabupaten Logistik dengan Logistic Hub Kendal Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air kali Aji, sungai Waridin, Blorong, 2.c.1 Konservasi sungai Kendal, dan sungai Bodri kali Aji, sungai Waridin, Blorong, 2.c.2 Pengendalian daya rusak air Kendal, dan sungai Bodri
Luas Kecamatan
APBD, Investasi Dinas PUPR Swasta atau Kabupaten Kendal, Kerjasama Baperlitbang, BPPT Pembiayaan
APBD, Investasi Dinas PUPR Luas Keamatan Swasta atau Kabupaten Kendal, Kerjasama Baperlitbang, BPPT Pembiayaan
seluruh wilayah APBD
PLN
sepanjang jalan Kecamatan APBD Pegandon
Dishub Kabupaten Kendal, DPUPR Kabupaten Kendal
sepanjang jalan APBD, Investasi Kecamatan Swasta atau Patean Kerjasama Pembiayaan sepanjang jalan Kecamatan APBD Kaliwungu APBN, APBD, sepanjang jalan Investasi Kecamatan Swasta atau Patebon Kerjasama Pembiayaan sepanjang jalan Kecamatan Kaliwungu APBD sepanjang jalan APBD, Investasi Swasta atau Kecamatan Kerjasama Seluruh
Dishub Kabupaten Kendal
Dishub Kabupaten Kendal
Dishub Kabupaten Kendal, Angkasa Pura Dishub Kabupaten Kendal, DPUPR Kabupaten Kendal Dishub Kabupaten Kendal, DPUPR Kabupaten Kendal
seluruh sungai
APBN, APBD
DPUPR Kab Kendal
seluruh sungai
APBN, APBD
DPUPR Kab Kendal
Kecamatan 2.c.4 Pembangunan bendungan air Rowosari, seluruh sungai (waduk) Kecamatan Sukorejo
APBN, APBD
DPUPR Kab Kendal
2.c.3 Optimalisasi dan Seluruh sungai pemeliharaan jaringan irigasi teknis
APBN, APBD
DPUPR Kab Kendal
seluruh sungai
37
Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang 2.d
Perwujudan Sistem Jaringan Drainase - Kecamatan Boja - Kecamatan 2.d.1 Pengembangan jaringan Pageruyung drainase baru - Kecamatan Kangkung 2.d.2 Normalisasi jaringan drainase Sungai Kendal primer
2.e
2.f 2.f.1
2.f.2
Sepanjang jalan di Kecamatan Boja, Pegeruyung, Kangkung Seluruh DAS di Kabupaten Kendal
Perwujudan Sistem Pengolahan Air Limbah 2.e.1 Mengembangkan instalasi Kawasan industri 2 buah pengolahan air limbah (IPAL) B3 dan rumah sakit 2.e.2 Pembangunan instalasi pengolahan limbah komunal pada Kawasan industri 2 unit kawasan industri kecil dan kecil dan menengah menengah Perwujudan Sistem Persampahan Sistem pengurangan sampah
APBD, Investasi Dinas PUPR Swasta atau Kabupaten Kendal Kerjasama Pembiayaan APBD
Dinas PUPR Kabupaten Kendal
APBD, KPBU
Dinas PUPR Kabupaten Kendal
APBD
Dinas PUPR Kabupaten Kendal
a. Pengembangan bank sampah
Seluruh desa
266 desa
APBD, Investasi swasta atau DLHK Jateng, DLH kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
b. Sosialisasi dan perlibatan masyarakat dalam penerapan sistem 4R
Seluruh desa
266 desa
APBD, Investasi swasta atau DLHK Jateng, DLH kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
a. Optimalisasi dan pemeliharaan prasarana persampahan berupa depo
Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Desa Pagergunung, Kecamatan Pageruyung
2 unit
APBD
b. Pengaktifan dan pemeliharaan kembali TPA
Desa Jatirejo, 1 unit Kecamatan Ngampel
APBD
c. Pembangunan TPA tambahan dan pemeliharaannya
Kecamatan Singorojo
1 unit
APBD
d.Optimalisasi dan pemeliharaan prasarana persampahan berupa kontainer
Seluruh kecamatan
sekali setahun
APBD
e. Pembangunan TPS 3R
Seluruh kecamatan
1 unit per 400 KK
APBD
f. Optimalisasi dan pemeliharaan TPS 3R
Seluruh wilayah
1 unit per 400 KK
APBD, Investasi DPUP-ESDM Jateng, swasta atau DLHK Jateng, DLH kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
g. Pengembangan sarana pengangkutan sampah
Seluruh wilayah
20 kecamatan
APBD, Investasi DPUP-ESDM Jateng, swasta atau DLHK Jateng, DLH kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
Sistem penanganan sampah
DPUP-ESDM Jateng, DLHK Jateng, DLH Kabupaten Kendal
DPUP-ESDM Jateng, DLHK Jateng, DLH Kabupaten Kendal DPUP-ESDM Jateng, DLHK Jateng, DLH Kabupaten Kendal DPUP-ESDM Jateng, DLHK Jateng, DLH Kabupaten Kendal DPUP-ESDM Jateng, DLHK Jateng, DLH Kabupaten Kendal
38
Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang 2.g
Perwujudan Sistem Telekomunikasi a. Peningkatan kapasitas fasilitas pelayanan Sentral Telepon Otomatis (STO)
Seluruh wilayah
sepanjang bangunan
APBD, Investasi swasta atau PLN Kendal kerjasama pendanaan
b. Pembangunan fasilitas tower bersama
Seluruh wilayah
sepanjang bangunan
APBD, Investasi swasta atau PLN Kendal kerjasama pendanaan
Kaliwungu
Sepanjang Jalan
APBD, Investasi swasta atau PT. Kendal Industrial kerjasama Park pendanaan
a. Pengembangan ruas jalan Batang-Kendal-Semarang
Weleri - Kendal Kaliwungu
Sepanjang jalan
APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Kendal, DPUPR kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
b. Peningkatan Jalan KaliwunguKota Kendal
Kaliwungu - Kota Kendal Kaliwungu-BojaPageruyungKangkung
Sepanjang jalan APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Kendal, DPUPR kerjasama Kabupaten Kendal Sepanjang jalan pendanaan
2.h Perwujudan Sistem dan Prasarana Jalan 2.h.1 Jaringan Jalan Nasional a. Penambahan jalan bebas hambatan dari section exit tol menuju KIK Kendal 2.h.2 Jaringan Jalan Kolektor
c. Peningkatan Jalan KaliwunguBoja-Pageruyung-Kangkung d. Peningkatan Jalan Boja-Kota Kendal e. Peningkatan Jalan PageruyungKota Kendal f. Peningkatan Jalan KangkungKota Kendal g. Peningkatan Jalan KaliwunguLimbangan h. Peningkatan Jalan Kota Kendal Bandar Udara i. Peningkatan Jalan KaliwunguBandar Udara j. Peningkatan Jalan Boja - Bandar Udara k. Peningkatan Jalan Pageruyung Bandar Udara l.. Peningkatan Jalan Kangkung Bandar Udara
Boja-Kota Kendal Pageruyung-Kota Kendal Kangkung-Kota Kendal KaliwunguLimbangan Kota Kendal Kaliwungu- Kota Kendal Boja-Kota Kendal Pageruyung-Kota Kendal Kangkung-Kota Kendal
m. Peningkatan Jalan dari Stasiun Barang Weleri ke Stasiun Barang Kaliwungu Weleri-Kaliwungu n. Peningkatan Jalan dari Growth Pole ke pergudangan
Kaliwungu, Boja, Pageruyung, Kangkung ke x
Sepanjang jalan Sepanjang jalan Sepanjang jalan Sepanjang jalan
APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Kendal, DPUPR kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
Sepanjang jalan Sepanjang jalan APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Kendal, DPUPR kerjasama Sepanjang jalan Kabupaten Kendal pendanaan Sepanjang jalan
Sepanjang jalan APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Sepanjang jalan Kendal, DPUPR kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
sepanjang jalan
APBD, Investasi Dishub Kabupaten swasta atau Kendal, DPUPR kerjasama Kabupaten Kendal pendanaan
39
Indikasi Program Perwujudan Struktur Ruang 2.h.4
Jaringan Jalan Lokal Kaliwungu, Boja, Pageruyung, sepanjang Knagkung i. Peningkatan Jalan KaliwunguKaliwungu sepanjang TPA Pegandon Pegandon j. Peningkatan Jalan Kota Kendal - Kota Kendal sepanjang TPA Pegandon Pegandoin k. Peningkatan Jalan Boja - TPA Boja - Pegandon sepanjang Pegandon l. Peningkatan Jalan Pageruyung - Pageruyungsepanjang TPA Pegandon Pegandon m. Peningkatan Jalan Kangkung - Kangkung sepanjang TPA Pegandon Pegandon Perwujudan Sistem Penyediaan Prasarana Mitigasi Bencana Rawan Bencana Banjir h. Peningkatan jaringan jalan dalam kawasan Growth Pole
2.i 2.i.1
jalan jalan APBD, Investasi jalan swasta atau kerjasama jalan pendanaan jalan jalan
a. Penetapan Jalur evakuasi Banjir b. Pengembangan jalur penyelamatan bencana banjir berupa jalan jalan desa menuju pada lokasi yang tidak terkena bahaya banjir c. Pengadaan rambu-rambu petunjuk jalur evakuasi bencana d. Pengadaan early warning system untuk bencana banjir e. Penetapan ruang evakuasi bencana, meliputi lapangan; stadion; taman publik; bangunan kantor pemerintah; bangunan fasilitas sosial; dan bangunan fasilitas umum. 2.i.2 Rawan Bencana Longsor a. Penetapan Jalur evakuasi Longsor b. Pengembangan jalur penyelamatan bencana Longsor berupa jalan jalan desa menuju pada lokasi yang tidak terkena bahaya Longsor c. Pengadaan rambu-rambu petunjuk jalur evakuasi bencana d. Pengadaan early warning system untuk bencana Longsor e. Penetapan ruang evakuasi bencana, meliputi lapangan; stadion; taman publik; bangunan kantor pemerintah; bangunan fasilitas sosial; dan bangunan fasilitas umum. 2.j Perwujudan Jaringan Air Minum 2. j. 1 Sistem Jaringan Perpipaan a. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Primer
Kec. Kec. Kec. Kec. Kec. Kota Kec.
Rowosari Kangkung Cepiring Patebon Brangsong Kendal Kaliwungu
Kawasan Rawasn Bencana Banjir
BPBD
APBD
Kec. Limbangan Kec. Singorojo Kec. Patean Kec. Weleri Kec. Ngampel Kec. Pegandon Kec. Gemuh Kec. Cepiring Kec. Kangkung Kec. Kaliwungu Kec. Kaliwungu Selatan Kec. Singorjo Kec. Palntungan
b. Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Sekunder Seluruh Kecamatan c. Pembangunan dan Pengembangan fasilitas Penyediaan Air MInum 2. J.2 Sistem Jaringan non Perpipaan a. Penggalian dan Pengeboran air tanah permukaan; b. Pengolahan air payau dan air Seluruh Kecamatan laut. c. Penyediaan terminal air untuk kawasan-kawasan yang belum terlayani jaringan perpipaan
Kawasan Rawan Bencana Longsor
BPBD
APBD
Kabupaten Kendal
Swasta
PDAM
Kabupaten Kendal
Swasta
PDAM
40
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang No B 1
Nama Program
Lokasi
Besaran Dana (Juta Rupiah)
Sumber Dana
Instansi Pelaksana
Tahap Perencanaan Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039
POLA RUANG PERWUJUDAN KAWASAN PERUNTUKAN LINDUNG Penetapan dan Penataan Kawasan Lindung
Seluruh Kabupaten
400
Penataan batas Kawasan Lindung
Seluruh Kabupaten
400
Peningkatan fungsi konservasi di sempadan sungai, waduk, danau, dan mata air
Seluruh sub DAS di Kabupaten
25,000
Penghijauan Kawasan yang berfungsi lindung, Seluruh Kabupaten kawasan rawan longsor, dan banjir
Konservasi dan Reboisasi kawasan sabuk pantai
Pengembangan kawasan cagar alam Penyusunan dan Penetapan Rencana Peruntukan lahan Penetapan dan pembuatan Ruang Terbuka Hijau
Seluruh Wilayah Pesisir Kabupaten
30,000
1,000
Kecamatan Kaliwungu Selatan
500
Seluruh Kabupaten
1,500
Seluruh Kabupaten
10,000
Perum Perhutani, Lingkungan Hidup, Ciptaru, APBN, APBD Bapperlitbang Kabupaten Kendal Perum Perhutani, Lingkungan Hidup, Ciptaru, APBN, APBD Bapperlitbang Kabupaten Kendal Bapperlitbang, Ciptaru, Lingkungan APBN, APBD Hidup, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Kendal
APBD
Bapperlitbang, Ciptaru, Lingkungan Hidup Kab. Kendal
APBD
Dinas Perikanan, Peternakan dan Kalautan, Lingkungan Hidup Kab. Kendal
Perum Perhutani, Lingkungan APBN, APBD Hidup, Ciptaru, Disporapar Kab.Kendal Dinas Pertanian, APBD Bapperlitbang Kab. Kendal Ciptaru, APBN, APBD Bapperlitbang Kab. Kendal
41
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang 2 2.a
PERWUJUDAN KAWASAN PERUNTUKAN BUDIDAYA Perwujudan Kawasan Hutan Produksi
2.a.1
Perwujudan Kawasan Hutan Produksi Tetap Pengelolaan hutan - Kec. Pegandon produksi secara - Kec. Patean intensif dengan - Kec. Kaliwungu penerapan sistem - Kec. Kaliwungu tebang tanam Selatan Pengembangan - Kec. Limbangan kemitraan antara - Kec. Singorojo masyarakat dengan - Kec. Plantungan Perhutani - Kec. Sukorejo - Kec. Boja Pengelolaan hasil - Kec. Gemuh hutan produksi tetap - Kec. Weleri - Kec. Pagerruyung Perwujudan Kawasan Hutan Produksi Terbatas Pengelolaan hutan produksi terbatas dengan penerapan sistem tebang pilih dan - Kec. Limbangan tanam - Kec.Singorojo Pengembangan - Kec. Plantungan kemitraan antara - Kec. Sukorejo masyarakat dengan Perhutani Pengelolaan hasil hutan produksi terbatas Perwujudan Kawasan Perikanan Perwujudan sarana prasarana perikanan tangkap Pendampingan pengelolaan dan sistem perikanan tangkap yang baik dan berkelanjutan - Kecamatan Pendampingan bagi Patebon masyarakat yang - Kecamatan Kota melakukan pengolahan Kendal perikanan tangkap - Kecamatan Rowosari Pengembangan pengolahan perikanan tangkap Pengelolaan hasil perikanan tangkap, peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan
2.a.2
2.b
500
APBN, APBD
400
APBN, APBD
700
APBN, APBD
450
APBN, APBD
350
APBN, APBD
400
APBN, APBD
3,000
APBN, APBD
600
Perum Perhutani, Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kendal, BPN, Bapperlitbang Kab. Kendal
Perum Perhutani, Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kendal, BPN, Bapperlitbang Kab. Kendal
APBD
650
APBD
700
APBD
650
APBD
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal
42
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang Perwujudan sarana prasarana perikanan budidaya Pendampingan pengelolaan, peningkatan produktivitas dan sistem perikanan budidaya yang baik dan berkelanjutan Pendampingan bagi masyarakat yang melakukan pengolahan perikanan budidaya
2.c
- Kec. - Kec. - Kec. - Kec. - Kec. - Kec.
Patebon Kendal Wonorejo Cepiring Kangkung Rowosari
Pengembangan pengolahan perikanan budidaya Pengelolaan hasil perikanan budidaya, peningkatan mutu dan pemasaran hasil perikanan Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil perikanan Perwujudan Kawasan Pertanian Pengelolaan kawasan pertanian pangan berkelanjutan Identifikasi lahan pertanian pangan berkelanjutan Diversifikasi jenis komoditas pertanian Pelestarian sawah irigasi teknis Peningkatan dan Seluruh Kabupaten pengelolaan teknologi Kendal pertanian Peningkatan kualitas dan kuantitas sistem irigasi Pengembangan sarana penunjang pertanian seperti gudang penyimpanan hasil pertanian dan pengolahan hasil pertanian
3,500
APBD
700
APBD
800
APBD
750
APBD
550
APBD
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal
5,000
5,000
APBN, APBD
500
APBN, APBD, Swasta
400
APBN, APBD, Swasta
600
APBN, APBD APBN, APBD
3,000
APBN, APBD
3,000
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal
43
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang 2.d
2.e 2.e.1
Perwujudan Kawasan Industri Penetapan zona kawasan peruntukan industri secara khusus Pengendalian ketat terhadap kawasan industri kendal Pembangunan sarana dan prasarana penunjang kawasan industri secara terpadu Kawasan Industri Kendal Pengelolaan lingkungan terhadap kawasan peruntukan industri Pengembangan zona pengembangan pelabuhan dan penerbangan guna menunjang kawasan peruntukan industri Perwujudan Kawasan Hortikultur Perwujudan Kawasan Hortikultur Sayur Perwujudan sarana prasarana pengembangan hortikultur sayur Pengelolaan hasil hortikultur sayur, peningkatan mutu, dan permasaran hortikultur sayur Pengembangan pengolahan hasil hortikultur sayur Pagerruyung Pendampingan pengelolaan, peningkatan produktivitas dan sistem hortikultur sayur yang baik dan berkelanjutan Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil hortikultur sayur
800
APBN, APBD
900
APBN, APBD
50,000
APBN, APBD
1,000
APBN, APBD
70,000
APBN, APBD
Dep. Perindustrian, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kab. Kendal, Dep PU, Dinas PUPR Kab. Kendal
APBN, APBD, Swasta
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBD
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan
44
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang 2.e.2
Perwujudan Kawasan Hortikultur Buah Perwujudan sarana prasarana pengembangan hortikultur sayur Pengelolaan hasil hortikultur sayur, peningkatan mutu, dan permasaran hortikultur sayur Pengembangan pengolahan hasil hortikultur sayur Boja Pendampingan pengelolaan, peningkatan produktivitas dan sistem hortikultur sayur yang baik dan berkelanjutan Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil hortikultur sayur
2.f
APBN, APBD, Swasta
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBD
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan
Perwujudan Kawasan Perkebunan Perwujudan sarana prasarana pengembangan perkebunan Pengelolaan hasil perkebunan, peningkatan mutu, dan permasaran perkebunan Pengembangan pengolahan hasil perkebunan Pendampingan pengelolaan, peningkatan produktivitas dan sistem perkebunan yang baik dan berkelanjutan Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil perkebunan
APBN, APBD, Swasta
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan
APBD
APBN, APBD
Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM, Dinas Perdagangan
45
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang 2.g.1
2 Perwujudan Kawasan Permukiman Perwujudan Kawasan Perumahan Pengembangan sistem - Kec. Kangkung insentif dan disinsentif - Kec. Pagerruyung bagi perumahan baru
Penyediaan PSU pada - Kec. Kangkung Titik-titik pertumbuhan - Kec. Pagerruyung perumahan baru
Penyediaan Ruang Publik (baik hijau maupun non hijau) di kawasan perumahan
-
Kec. Kec. Kec. Kec.
Kaliwungu Kangkung Pagerruyung Boja
Pengendalian pembangunan kawasan perumahan Seluruh Kabupaten sesuai dengan Urban Kendal Growth Boundary yang telah ditetapkan 2.g.2
APBN, APBD
BPN, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
APBN, APBD
BPN, Dinas Perumahan dan Kawasan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kab. Kendal, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Kendal
APBD, Swasta
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Kendal, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal
APBN, APBD
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Perwujudan Kawasan Perdagangan dan Jasa
Penetapan sentra perdagangan komoditas produksi Kabupaten Kendal
-
Kec. Kec. Kec. Kec.
Kaliwungu Kangkung Pagerruyung Boja
APBN, APBD
Dinas Perdagangan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM
Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa pada titik-titik pertumbuhan baru
-
Kec. Kec. Kec. Kec.
Kaliwungu Kangkung Pagerruyung Boja
APBN, APBD
Dinas Perdagangan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Pengendalian perdagangan dan jasa pada kawasan lindung
Seluruh Kabupaten Kendal
APBN, APBD
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
APBN, APBD
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Lingkungan Hidup
APBN, APBD
Dinas Perdagangan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
APBN, APBD
Dinas Perdagangan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Sosialisasi relokasi perdagangan dan jasa yang berada pada sempadan pantai Relokasi perdagangan dan jasa yang berada pada zona sempadan pantai
Sepanjang pantai utara Kabupaten Kendal
Pengendalian pembangunan kawasan perumahan Seluruh Kabupaten sesuai dengan Urban Kendal Growth Boundary yang telah ditetapkan
46
Indikasi Program Perwujudan Pola Ruang 2.g.3
Perwujudan Kawasan Industri Kecil dan Menengah Pengembangan sistem - Kec. Kangkung insentif dan disinsentif - Kec. Pagerruyung bagi industri kecil dan - Kec. Boja menengah baru
2.g.4
APBD
Pengendalian pembangunan kawasan perumahan Seluruh Kabupaten sesuai dengan Urban Kendal Growth Boundary yang telah ditetapkan
APBD
Penataan Kawasan Industri Kecil dan Kangkung, Menegah pada Pagerruyung, Boja Kawasan Permukiman
APBD, Swasta
Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perindustrian, Koperasi dan UKM, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perwujudan Urban Growth Boundary Pengembangan sistem zonasi dalam UGB
Pengendalian konversi lahan pertanian dengan sistem Transfer of Development Right Kangkung, Weleri, Pengembangan sistem Kaliwungu, Singorojo insentif dan disinsentif untuk pembangunan dalam dan luar UGB Pengembangan sistem infiil dan redevelopment untuk pembangunan dalam UGB
APBD
Baperlitbang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
APBD
Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
APBD, Swasta
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
APBD
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
47
Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis No C 1 1a
1b
Nama Program
Lokasi
Besaran
Sumber Dana
Instansi Pelaksana
2020
Tahap I 2021 2022 2023
2024
2025
Tahap Perencanaan Tahap II Tahap III 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033
2034
2035
2036
Tahap IV 2037 2038
KAWASAN STRATEGIS PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS PERTUMBUHAN EKONOMI Kawasan Ekonomi Khusus: Kawasan Industri Kendal (KIK)
Pembangunan KIK
Kaliwungu
APBD, Investasi Swasta atau DPP Kabupaten Kerjasama Kendal Pembiayaan
Pembangunan Infrastruktur Pendukung
Kaliwungu
APBD, Investasi Swasta atau Kerjasama Pembiayaan
Pengembangan dan Peningkatan Kualitas KIK
Kaliwungu
APBD
Peningkatan Kualitas SDM
Kaliwungu
APBD
Pemantauan dan Pengawasan terhadap Kaliwungu Kegiatan KIK Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru Boja (Industri Olah Buah)
APBD
DPP Kabupaten Kendal, DPUPR Kabupaten Kendal DPP Kabupaten Kendal DPP Kabupaten Kendal DPP Kabupaten Kendal
DPP Kabupaten Kendal, Baperlitbang DPP Kabupaten APBD, Investasi Kendal, Dinas Swasta atau Perdagangan , Kerjasama Disperinkop Pembiayaan Kabupaten Kendal
Penetapan kawasan industri pengolahan buah
Kecamatan Boja 3182 ha
Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil pertanian
Kecamatan Boja
Peningkatan akses dari tempat produksi menuju sentra pengolahan dan pemasaran
Kecamatan Boja
APBD, Investasi DPUPR Swasta atau Kabupaten Kerjasama Kendal Pembiayaan
Penyediaan bibit, obat obatan dan pupuk untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian
Kecamatan Boja
APBD, Investasi Swasta atau DPP Kabupaten Kerjasama Kendal Pembiayaan
Kecamatan Boja
DPP Kabupaten Kendal, Disperinkop Kabupaten Kendal
Peningkatan ketrampilan dan manajerial masyarakat
APBD
APBD
48
2039
Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis 1c
1d
Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru Pageruyung (Industri Olah Sayur) DPP Kabupaten Kendal, Baperlitbang DPP Kabupaten APBD, Investasi Kendal, Dinas Swasta atau Perdagangan , Kerjasama Disperinkop Pembiayaan Kabupaten Kendal
Penetapan kawasan industri pengolahan sayur
Kecamatan Pageruyung
Penyediaan sentra pemasaran dan pengolahan hasil pertanian
Kecamatan Pageruyung
Peningkatan akses dari tempat produksi menuju sentra pengolahan dan pemasaran
Kecamatan Pageruyung
APBD, Investasi DPUPR Swasta atau Kabupaten Kerjasama Kendal Pembiayaan
Penyediaan bibit, obat obatan dan pupuk untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian
Kecamatan Pageruyung
APBD, Investasi Swasta atau DPP Kabupaten Kerjasama Kendal Pembiayaan
Peningkatan ketrampilan dan manajerial masyarakat
Kecamatan Pageruyung
DPP Kabupaten Kendal, Disperinkop Kabupaten Kendal
2913 ha
APBD
APBD
Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru Kangkung (Industri Olah Perikanan) Penetapan Kawasan Industri Olah Perikanan
Kecamatan Kangkung
Pengembangan dan Peningkatan prasarana Tempat Pelelangan Ikan(TPI)
Kecamatan Kangkung
Pengembangan Industri pengolahan ikan
Kecamatan Kangkung
Pengembangan dan peningkatan budidaya Kecamatan ikan air tawar Kangkung
Dinas Kelautan dan Perikanan, Bapperlitbang Kab. Kendal Dinas Kelautan APBD, Investasi dan Perikanan, Swasta atau Perdangangan, Kerjasama Disperinkop Pembiayaan Kab. Kendal Dinas Kelautan APBD, Investasi dan Perikanan, Swasta atau Perdangangan, Kerjasama Disperinkop Pembiayaan Kab. Kendal Dinas Kelautan APBD, Investasi dan Perikanan, Swasta atau Perdangangan, Kerjasama Disperinkop Pembiayaan Kab. Kendal APBD
49
Indikasi Program Perwujudan Kawasan Strategis 2 2.a
2. b
3 3. a
3. b
PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS PENDAYAGUNAAN SDA DAN TEKNOLOGI TINGGI Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kajian Pembangunan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Penetapan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Swasta PT. PLN Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pengelolaan dan perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Kajian Pembangunan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Penetapan Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Pembangunan dan Pengembangan ? ? Swasta PT. PLN Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Peningkatan Kualitas Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Pengelolaan dan perawatan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP Kawasan Cagar Alam 1. identifikasi zona-zona cagar alam Desa Darupono, - kondisi cagar alam Kecamatan - sarana prasarana di sekitar zona cagar 1 paket APBD Disporapar Kaliwungu alam Selatan - Aksesibilitas Desa Darupono, 2. Revitalisasi dan pemeliharaan zona Kecamatan 1 paket APBD Disporapar cagar alam Kaliwungu Selatan Desa Darupono, 3. Pelestarian dan pengendalian Kecamatan 1 paket APBD Disporapar pembangunan di zona cagar alam Kaliwungu Selatan 4. Mengembangkan dan memanfaatkan Desa Darupono, kawasan cagar alam untuk agrowisata, Kecamatan 1 paket APBD Disporapar pendidikan, dan kegiatan sosial ekonomi Kaliwungu bagi masyarakat Selatan Kawasan Hutan Mangrove 1. Identifikasi zona hutan mangrove dan penanaman mangrove - kondisi hutan mangrove Perum 1 paket APBD - sarana prasarana di sekitar zona hutan Perhutani - Kec. Patebon mangrove - Kec. Kendal - aksesibilitas - Kec. Wonorejo Perum 2. Pemeliharaan zona hutan mangrove - Kec. Cepiring 1 paket APBD Perhutani - Kec. 3. Pelestarian dan pengendalian Perum Kangkung 1 paket APBD pembangunan di zona hutan mangrove Perhutani - Kec. Rowosari 4. Mengembangkan dan memanfaatkan kawasan hutan mangrove sebagai Perum 1 paket APBD agrowisata, pendidikan maupun kegiatan Perhutani sosial ekonomi masyarakat
50
51
Dalam mewujudkan tujuan penataan ruang Kabupaten Kendal dengan tujuan: “Mewujudkan ruang Kabupaten Kendal yang terpadu, produktif, dan berkelanjutan, berbasis pada sektor industri dan pertanian menuju Kabupaten Kendal yang berdaya saing� Dibuat tiga alternatif rencana struktur ruang dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Mampu menarik investasi 2. Menciptakan lapangan pekerjaan 3. Mengurangi konversi lahan 4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi 5. Mengurangi kesenjangan 6. Memaksimalkan potensi sumber daya Alternatif Struktur Ruang: 1. Sustainable Industry 2. Natural Resource Management 3. Socio-spatial Equality, Sustainable Industry, dan Natural Resources Management Berikut merupakan kerangka dalam pemilihan alternative konsep rencana struktur ruang menggunakan metode AHP:
Perhitungan AHP sebagai berikut: Alternative 1 Sustainable Industry Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
1.00
Menarik Investasi Alternative 2 Alternative 3 Socio Spatial Natural Equality Resource Sustainable Management Industry NRM 3.00 1.50
0.33
1.00
0.50
0.67
2.00
1.00
Pertumbuhan Ekonomi
eigen factor
5.50
0.50
1.83
0.17
3.67
0.33
Alternative 1
Alternative 2
Sustainable Industry
Natural Resource Management
Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
1.00
2.00
Alternative 3 Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM 0.67
0.50
1.00
0.33
1.50
3.00
1.00
11.00
Alternative 1 Sustainable Industry Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
1.00
Mencari lapangan kerja Alternative 2 Alternative 3 Socio Spatial Natural Equality Resource Sustainable Management Industry NRM 2.00 0.67
0.50
1.00
0.33
1.50
3.00
1.00
Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
1.00
0.33
Alternative 3 Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM 0.50
Sustainable Industry
Natural Resource Management
3.00
1.00
1.50
2.00
0.67
1.00
0.33
1.83
0.17
5.50
0.50
Konversi Lahan
eigen factor
3.67
0.33
1.83
0.17
5.50
0.50
Alternative 1
Alternative 2
Sustainable Industry
Natural Resource Management
Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
1.00
0.33
Alternative 3 Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM 0.50
3.00
1.00
1.50
2.00
0.67
1.00
1.83
0.17
5.50
0.50
3.67
0.33
11.00
Memaksimalkan potensi SDA Alternative 2
3.67
11.00
11.00
Alternative 1
eigen factor
eigen factor
1.83
0.17
5.50
0.50
3.67
0.33
Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry NRM
Mengurangi kesenjangan kemiskinan Alternative 1 Alternative 2 Alternative 3 Socio Spatial Natural Equality Sustainable Resource Sustainable Industry Management Industry NRM 1.00 2.00 0.67 0.50
1.00
0.33
1.50
3.00
1.00
eigen factor
3.67
0.33
1.83
0.17
5.50
0.50
11.00
11.00
Berikut merupakan hasil metode AHP dalam menentukan konsep rencana struktur ruang Kabupaten Kendal: Mencari Menarik lapangan Investasi kerja
Sustainable Industry Natural Resource Management Socio Spatial Equality Sustainable Industry -
Sumber: Analisis Kelompok, 2020
Konversi Lahan
Pertumbuhan Ekonomi
Mengurangi kesenjangan kemiskinan
Memaksimal kan potensi SDA
eigen factor
Ranking
0.50
0.33
0.17
0.33
0.33
0.17
1.83
II
0.17
0.17
0.50
0.17
0.17
0.50
1.67
III
0.33
0.50
0.33
0.50
0.50
0.33
2.50
I
Dari analisis AHP, diketahui bahwa alternative struktur ruang yang sesuai dengan kriteria-kriteria pengembangangan yaitu Alternatif Socio-Spatial Equality, Sustainable Industry, Natural Resource Management
52
Berikut merupakan peta alternatif rencana struktur ruang: Pentahapan implementasi pada rencana struktur ruang Kabupaten Kendal disusun berdasarkan indikasi program yang sudah dipaparkan sebelumnya. Berikut adalah peta pentahapan rencana struktur ruang pada 4 periode: Peta Alternatif 1
Peta Alternatif 2
Peta Alternatif 3
Periode 1 (Tahun 2020-2024)
Periode 2 (Tahun 2025-2029)
Periode 3 (Tahun 2030-2034)
Periode 4 (Tahun 2034-2039)
Peta Alternatif Terpilih ialah: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dilihat pada peta bahwa program rencana yang tercantum
Peningkatan fungsi pusat kegiatan di beberapa kecamatan Peningkatan fungsi jalan di beberapa kecamatan Penambahan jalan tol ke arah Kawasan Industri Kendal (KIK) Pembangunan PLTS di Kecamatan Singorojo Pembangunan PLTO di Laut Jawa dekat Pelabuhan Kendal Pembangunan bendungan air (waduk) di Kecamatan Sukorejo dan Rowosar sebagai tempat wisata 7. Pembangunan TPA di Kecamatan Pegandon
53
Rencana Sarana Pendidikan
Rencana Sarana Perdagangan
Rencana Sarana Kesehatan
Berdasarkan tabel kebutuhan sarana kesehatan di atas, dibutuhkan tambahan sarana kesehatan pada poliklinik sebanyak 12 sarana, puskesmas sebanyak 32 sarana,d an puskesmas pembantu sebayak 23 sarana.
Rencana Jaringan Jenis Sumber Daya Air
Berdasarkan tabel kebutuhan sarana pendidikan, penambahan jumlah sarana pendidikan direncanakan di 9 kecamatan untuk penambahan jumlah SD/Sederajat, 16 kecamatan untuk penambahan jumlah SMP/Sederajat, dan 19 kecamatan untuk penambahan jumlah SMA/Sederajat.
Berdasarkan data di atas, jumlah fasilitas perdagangan di Kabupaten Kendal masih kekurangan 7 pasar, dengan rincian 2 pasar pada Kecamatan Singorojo dan Kaliwungu Selatan serta 1 pasar pada Kecamatan Gemuh, Ringinarum, dan Pagerruyung.
Deskripsi Perluasan jaringan pelayanan PDAM dan irigasi Perluasan jaringan pelayanan Energi listrik Persampah Perluasan dan penambahan an fasilitas persampahan Transporta Perluasan layanan sistem si transportasi darat Telekomuni Perluasan layanan jaringan kasi komunikasi
Lokasi Seluruh Kecamatan Seluruh Kecamatan Seluruh Kecamatan Seluruh Kecamatan Seluruh Kecamatan
54
Kondisi Pola Ruang Saat Ini Saat ini pola ruang Kabupaten Kendal didominasi oleh lahan pertanian lahan basah sebesar 31,47%, kemudian disusul tanaman tahunan sebesar 23,54%, dan hutan sebesar 18,06%. Permukiman terkonsentrasi pada sebelah utara Kabupaten Kendal dikarenakan merupakan pusat pemerintahan dan dilalui jalur pantura, seperti Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kota Kendal, Patebon, Cepiring serta Weleri. Selain itu, permukiman juga terdapat di Kecamatan Boja dan Kecamatan Sukorejo yang berada pada sebelah selatan Kabupaten Kendal.
Dasar/Pertimbangan Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal yang akan disusun menggunakan beberapa pertimbangan seperti NSDA, analisis kesesuaian lahan, peraturan Kawasan lindung, kebijakan LP2B, evaluasi pola ruang, proyeksi guna lahan, dan tujuan penataan ruang wilayah.
Kerangka Kerja Analisis NSDA
Analisis Kesesuaian Lahan
Penetapan Kawasan Lindung
Kebijakan LP2B
Evaluasi Pola Ruang
Proyeksi Guna Lahan
Tujuan Penataan Ruang Wilayah
Keterkaitan Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang Pentahapan Rencana Pola Ruang
Kerangka Kerja Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
Peta Pola Ruang Kabupaten Kendal Saat Ini Sumber: Analisis Penyusun
55
Analisis Best Use Berdasarkan NSDA Analisis Neraca Sumber Daya Alam atau yang biasa disebut NSDA dipertimbangkan dalam rencana pola ruang. Analisis NSDA digunakan untuk menghitung estimasi nilai tambah PDRB yang akan diperoleh dari rencana pola ruang tersebut dengan optimalisasi penggunaan lahan. Berdasarkan perhitungan nilai moneter dari lahan yang ada didapatkan prioritas sebagai berikut: Elemen
Produktivitas/ha (Moneter)
Eksisting
Lahan Potensial
Cadangan
Prioritas
Perkebunan
Rp15.989.563,27
6963,29
15169
8205,71
V
Tanaman Pangan
Rp28.456.618,66
38.038,28
39.310,20
1.271,93
IV
Buah-Buahan
Rp101.237.257,66
5676
14744
9068
III
Sayuran
Rp189.437.323,74
3475
17710
14235
II
Peternakan
Rp1.390.000,00
41894
53922
1298
VI
Hutan Produksi
Rp1.372.723,35
13527,34
64956,7
51429,36
VII
Perikanan
Rp258.034.909,72
3341,19
2942,92
-398,27
I
Moneter NSDA Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
Dari hasil perhitungan moneter NSDA, perikanan memiliki nilai moneter paling tinggi, akan tetapi tidak memiliki cadangan lahan. Oleh karena itu, pengoptimalan terhadap lahan hortikultura sayur agar dapat memiliki produktivitas lebih jauh tinggi lagi melalui pengembangan lahan cadangan yang ada.
56
Analisis Sensitivitas Lahan
Analisis Sensitivitas Lahan
Evaluasi sensitivitas dilakukan dengan menggunakan metode overweight analysis dengan komponen perhitungan yang terkait dengan fungsi ekologis. Hasil perhitungan menunjukakan temuan sebagai berikut lahan dengan sensitivitas bangun tinggi merupakan lahan lindung dan lahan LP2B, dimana lahan tersebut merupakan lahan-lahan yang tidak dapat di konversi menjadi guna lahan lainnya. Sedangkan lahan dengan sensitivitas rendah sebagian besar berada di utara berupa lahan LP2B dan sebagian kecil berada di selatan berupa lahan lindung.
Analisis kesesuaian lahan menurut land suitability merupakan analisis kesesuaian lahan dengan meng-overlay antara peta guna lahan dan peta sensitivitas lahan. Beberapa guna lahan yang dibangun tidak sesuai dengan sensitivitas lahannya maka guna lahan tersebut memiliki kesesuaian lahan yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil analisis diketahui tingkat kesesuaian lahan di Kabupaten Kendal sebesar 91,85% yang termasuk kategori kesesuaian lahan tinggi dengan kategori tidak sesuai sebesar 1,48%.
Peta Sensitivitas Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
Peta Kesesuaian Lahan Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
57
Penetapan Kawasan Lindung
Daya Dukung Permukiman
Pedoman penetapan kawasan lindung terdapat dalam KEPPRES No. 57 Tahun 1989 dan KEPPRES No. 32 Tahun 1990 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang di Daerah, terutama kawasan Perlindungan Setempat, dengan rincian sebagai berikut.
Daya dukung permukiman menggambarkan kemampuan lahan (yang layak untuk permukiman) untuk dapat mendukung kebutuhan lahan permukiman beserta fasilitas pelayanan disesuaikan dengan pola hidup penduduknya. Dari perhitungan, diketahui bahwa Kecamatan Kaliwungu mempunyai nilai 0.95 yang berarti bahwa sudah tidak dapat mendukung kebutuhan permukiman. Sedangkan Kecamatan lain di Kendal mempunyai nilai lebih dari 1 yang berarti masih mendukung untuk permukiman.
Sempadan Pantai
Sempadan Sungai
100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat • Sekurang -kurangnya 100 m di kiri kanan sungai besar dan 50 m di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. • Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan.
Kawasan Sekitar Danau/Waduk
0-100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat.
Kawasan Sekitar Mata Air
Sekurang-kurangnya dengan jari -jari 200 m di sekitar mata air.
Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Kendal Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal
Daya Dukung Pertanian Daya dukung swasembada pangan Kabupaten Kendal menentukan tindkat data daya dukung lahan pertanian tanaman pangan dalam mencukupi kebutuhannya. Dari hasil perhitungan, kecamatan di Kabupaten Kendal sebagian besar telah swasembada pangan, akan tetapi terdapat 3 Kecamatan yang belum mampu swasembada pangan yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, dan Kota Kendal. Selain itu, untuk daya dukung jumlah petani menunjukkan telah melebihi daya dukung yang dimiliki Kabupaten Kendal yaitu 162.642 petani sementara petani yang ada sekaang berjumlah 252.471 petanii.
58
Rencana Pola Ruang dan Peruntukan Lahan Berdasarkan dasar/pertimbangan di atas, kemudian dibuat rencana pola ruang Kabupaten Kendal. Pola ruang terdapat kawasan pertempelan untuk memaksimalkan penggunaan lahan agar lebih tinggi tingkat produktivitasnya. Rencana Pola Kabupaten Kendal dapat dilihat sebagai berikut:
Peta Rencana Pola Ruang dan Peruntukan Lahan Kabupaten Kendal Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal
Klasifikasi
Luasan (ha)
Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan Peruntukan Budidaya Kawasan Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Buah Hortikultura Sayur Perkebunan Peternakan Kawasan Perikanan Kawasan Perikanan Budidaya Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Industri Kawasan Permukiman Permukiman Perkotaan Permukiman Pedesaan
100223 1873 98350
Persentase (%) 100,0 1,9 98,1
14550 1020 13530 66975 27391 11192 15885 12351 156 3518 3518
14,5 1,0 13,5 66,8 27,3 11,2 15,8 12,3 0,2 3,5 3,5
613 613 12694 2561 10132
0,6 0,6 12,7 2,6 10,1
Luas Rencana Pola Ruang dan Peruntukan Lahan Kabupaten Kendal Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal
Selain peruntukan lahan seperti di atas, terdapat pula Kawasan overlay seperti UGB, Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) serta Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.
59
Pentahapan Rencana Pola Ruang Tahap I (Tahun 2020-2024)
Tahap II (Tahun 2025-2029)
Tahap I diarahkan terhadap pengembangan area pertanian, pemelihaaraan kawasan hutan lindung serta pengembangan Kawasan permukiman
Tahap II diarahkan terhadap pengembangan area pertanian, lahan permukiman, pengembangan UGB, daerah agroindustri, kegiatan perlindungan sempadan sungai, waduk, mata air, danau maupun kawasan hutan lindung di Kabupaten Kendal.
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Tahap I Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal, 2020
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Tahap II Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal, 2020
60
Pentahapan Rencana Pola Ruang Tahap III (Tahun 2030-2034)
Tahap IV (Tahun 2035-2039)
Tahap III diarahkan terhadap pengembangan area logisik hub pertanian serta permukiman. Selain itu, pengembangan kawasan penerbangan, pelanjutan pengembangan permukiman, kegiatan perlindungan sempadan sungai, waduk, mata air, danau maupun kawasan hutan lindung.
Tahap IV diarahkan dalam tahap penyelesaian pengembangan permukiman, kegiatan perlindungan sempadan sungai, waduk, mata air, danau maupun kawasan hutan lindung di Kabupaten Kendal.
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Tahap III Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal, 2020
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal Tahap IV Sumber: Rencana Studio Kabupaten Kendal, 2020
61
Kawasan strategis wilayah Kabupaten Kendal merupakan bagian wilayah kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup wilayah Kabupaten Kedal di bidang ekonomi, sosial budaya, sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, dan/atau lingkungan
Kriteria Spesifik Penentuan Kawasan Strategis:
hidup. Penentuan kawasan strategis pada Kabupaten Kendal dirumuskan berdasarkan kriteria mendukung tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal, tidak bertentangan dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Kendal, memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki kekhususan, menyebutkan dan memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi yang ada di wilayah kabupaten, dsb. Metode pemilihan rencana kawasan strategis Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Kendal menggunakan Multi Expert Binary Scoring berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Metode Multi Expert Binary Scoring Setiap parameter masukan akan diberikan skor dan kemudian akan dijumlahkan untuk memperoleh tingkat keterkaitan. Hasil akhir dari metode ini adalah mengklasifikasikan tingkat keterkaitan parameter keluaran. Klasifikasi didasarkan pada nilai total skor dari setiap parameter masukan. Benchmark dari pengaplikasian metode dalam perhitungan ini adalah 60% dari jumlah kriteria dari setiap kategori.
Tabel Kriteria Penentuan Rencana Kawasan Strategis Sumber: Lampiran II Permen ATR No 1 th 2018, analisis Studio Kendal 1 2020
62
Hasil Perhitungan: a. Rencana Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi
Tabel Hasil Multi Expert Binary Scoring Sumber: analisis Studio Kendal 1, 2020
Rencana kawasan strategis Kabupaten Kendal dibagi dalam tiga aspek yaitu ekonomi, sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, dan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Berdasarkan perhitungan diatas, rencana kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal adalah KEK Industri Kendal dan Industri Kecil sebagai pusat pertumbuhan baru. KEK Industri Kendal dan Industri Kecil memenuhi lebih dari 60% kriteria diatas.. Kegiatan ekonomi di Kabupaten Kendal akan memprioritaskan penguatan kegiatan industri yang lebih intensif sesuai konsep pengembangan Sustainable Industry yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal, mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di Kabupaten Kendal, berpotensial sebagai sektor unggulan penggerak ekonomi di Kabupaten Kendal dengan tetap memperhatikan fungsi ekologis. Pengarahan investasi pada kawasan industri kecil sebagai pusat pertumbuhan baru akan diiringi dengan program Urban Growth Boundary, yang mengarahkan perkotaan untuk tumbuh dalam batas tertentu. Arahan tersebut akan diperjelas melalui penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
63
2) Pusat Pertumbuhan Baru : Industri Olah Hasil Perikanan Pusat pertumbuhan baru yang berupa industri olah hasil perikanan ini berada di Kecamatan Kangkung. Kecamatan ini merupakan pesisir pantai dan merupakan lokasi yang sesuai untuk budidaya perikanan tambak. Kondisi demikian membuat Kecamatan Kangkung mempunyai sumberdaya yang potensial untuk diusahakan dan dikembangkan, baik untuk budidaya air tawar maupun air payau dan air laut. Kawasan ini menjadi prioritas pengembangan industri olah hasil perikanan dengan dengan pengembangan sarana prasarana yang diharapkan dapat meningkatkan nilai jual hasil perikanan, mendorong pertumbuhan kawasan di sekitarnya, meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat dan PAD Kabupaten Kendal. Peta Rencana Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Sumber: analisis Studio Kendal 1, 2020
1) Kawasan Pusat Pertumbuhan Kendal: KEK Industri Kendal Kawasan Industri Kendal merupakan kawasan industri terpadu yang berada di Kecamatan Kaliwungu. Kawasan Industri Kendal mempunyai luas 2.700 hektar. Kawasan Industri Kendal akan dirancang menjadi kawasan industri standar internasional dengan pembangunan mixed-use yang mencakup daerah industri serta perumahan dan komersial yang memenuhi peningkatan permintaan untuk kompetitif biaya manufaktur di Indonesia. Prioritas pengembangan untuk kawasan ini dengan mengintensifan penyediaan saranaprasarana pendukung dan kemudahan perijinan. Diharapkan keberadaan KIK Kendal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kendal, penyediaan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarkat.
3) Pusat Pertumbuhan baru : Industri Olah Sayur Pusat pertumbuhan baru yang berupa industri olah sayur ini berada di Kecamatan Pagerruyung. Kecamatan Pageruyung merupakan daerah dataran tinggi dengan Daerah tertinggi 600 m dari permukaan laut dan daerah terendah 250 m dari permukaan laut. Penggunaan lahan dominan di Kecamatan Pagerruyung adalah pertanian dengan mayoritas masyarakatnya adalah petani. Pengembangan indsutri olah sayur di Kecamatan Kangkung diharapkan dapat meningkatkan nilai sayur, meningkatkan perekonomian masyarakat, sebagai pembuka lapangan pekerjaan, dan mendorong tumbuhnya kawasan-kawasan di sekitarnya. 4) Pusat Pertumbuhan Baru : Industri Olah Buah Pusat pertumbuhan baru yang berupa industri olah buah ini berada di Kecamatan Boja. Kecamatan Boja akan diintensifkan sebagai industri pengolahan buah dengan penyedian sarana prasarana penunjang dan pasar sentra. Dengan keberadaan industri olah buah ini, Kabupaten Kendal yang juga terkenal dari produksi buah-buahannya dapat meningkatkan produksi buah dan meningkatkan nilai jual buah dengan pengolahan.
64
b. Rencana Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi Rencana kawasan strategis pendayaagunaan SDA dan teknologi tinggi di Kabupaten Kendal berdasarkan perhitungan dengan metode Multi Expert Binary Scoring diatas adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Ombak. Selain karena memenuhi lebih dari 60% kriteria diatas, rencana ini sesuai dengan konsep pengembangan Natural Resource Manegement yang diharapkan dapat memadukan antara kekayaan sumber daya alam yang ada dengan teknologi tinggi untuk menciptakan sumber energi terbaharukan.
1) Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembakit Listrik Tenaga Surya menjadi program prioritas sebagai upaya pengembangan dan peningkatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan penerapan Konservasi Energi menjadi prioritas pengembangan di Kabupaten Kendal. Implementasi PLTS dipilih karena penggunaannya yang mudah dan sederhana dengan kapasitas yang mudah diatur sesuai dengan ketersediaan luasan atap. Dengan memasang PLTS Atap dapat menurunkan biaya tagihan listriknya secara signifikan. Tidak hanya untuk mendukung ketahanan energi nasional dengan pengurangan pemanfaatan energi fosil, tetapi juga mencapai target bauran energi energi khususnya untuk EBT yang diamanatkan dalam Undang-Undang dan demi mewujudkan Sejuta Surya Atap. 2) Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Melihat topografi Kabupaten Kendal yang merupakan laut di bagian utara, jenis pembangkit listrik tenaga gelombang laut sangat cocok dibangun. Jenis pembangkit listrik tenaga gelombang laut ini selain ramah lingkungan, dalam pembangunan dan pengoperasiannya tidak akan merusak ekosistem alam. Oleh karena itu, program pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) dirancang sebagai upaya peningkatan sumber daya energi listrik terbarukan. Dengan meningkatnya kapasitas energi akan mendukung pembangunan di Kabupaten Kendal di berbagai sektor dalam
Peta Rencana Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Sumber: analisis Studio Kendal 1, 2020
mengembangkan perekonomian wilayah. Berdasarkan hasil suitability analysis lokasi yang direncanakan adalah di Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu.
65
c. Rencana Kawasan Strategis Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup Berdasarkan perhitungan diatas, rencana kawasan strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kabupaten Kendal adalah Cagar Alam dan Hutan Mangrove. Selain karena memenuhi lebih dari 60% kriteria diatas, rencana ini akan menguatkan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Kendal dengan melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
1) Cagar Alam Kabupaten Kendal memiliki Cagar Alam yang berada Desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Selatan. Berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 150-175 meter di atas permukaan laut dan memiliki jenis tanah latosol (inceptisol). Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK. 115/MenhutII/2004. Luas Cagar Alam Pagerwunung Darupono sekitar 33,2 Ha. Cagar alam ini terkenal dengan koleksi tanaman pohon Jati yang berumur tua, hingga puluhan tahun, dan memiliki ukuran besar. Selain itu fauna yang ada di cagar alam ini seperti Kijang, Babi Hutan, Monyet Ekor Panjang, hingga reptil seperti Biawak, Burung Sesap Madu, dsb. Kawasan tersebut juga sebagai tempat penelitian bagi sejumlah kampus. Cagar Alam ini mempunyai level ancaman kebakaran yang tinggi.
2) Hutan Mangrove Rencana kawasan strategis hutan mangrove di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Kendal. Pertimbangan penetapan hutan mangrove sebagai prioritas pengembangan untuk mengurangi banjir rob yang sering dialami oleh masyarakat
Peta Rencana Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Sumber: analisis Studio Kendal 1, 2020
sekitar pesisir pantai di Kabupaten Kendal. Hutan mangrove memiliki fungsi sebagai penahan gelombang air laut. Selain itu pengembangan hutan mangrove diharapkan dapat meningkatkan keanekaraman hayati yang ada dipantai dan pesisir pantai. Nilai intrinsik hutan mangrove juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata alam.
66
KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN KENDAL 1 KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI No.
A A.1
A.1.1
A.2
A.2.1
A.2.2
A.2.3
Pola Ruang Kawasan Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan Diizinkan
Terbatas
Keterangan Tidak Diizinkan
KAWASAN LINDUNG Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan Dibawahnya Diperbolehkan apabila terdapat hutan produksi, Kegiatan eksplorasi dan Dilarang apabila ada eksploitasi terkait bahan dan kegiatan budidaya kegiatan yang Kawasan galian yang bertujuan lain di dalam hutan berpotensi mengubah Hutan lindung, disertai dengan untuk kepentingan daerah dan merusak potensi Lindung maupun nasional dapat upaya pelestarian dan dan mengurangi luasan dilakukan setelah adanya konservasi, menjadi hutan lindung kawasan hutan produksi izin dari menteri terkait terbatas Kawasan Perlindungan Setempat Diperbolehkan adanya Bangunan yang sudah kegiatan, saranaterbangun wajib prasarana, dan struktur mematuhi peraturan pelindung yang tidak terkait perlindungan Kawasan merusak fungsi kawasan daerah aliran Dilarang apabila Sempadan lingkungan sungai. Pemerintah bangunan menghambat Sungai melakukan konsolidasi laju air Diperbolehkan apabila terkait pengendalian kegiatan mampu aktivitas bangunan yang memperkuat tepian berada pada kawasan sungai sempadan sungai
Kawasan Sekitar Waduk
Kawasan Sempadan Pantai
Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Mengatur kegiatan dan/atau usaha-usaha kelautan yang diperbolehkan di kawasan sempadan pantai meliputi pelabuhan, tempat pelangan ikan, tower penjaga keselamatan pengunjung pantai dan/atau kegiatan lain yang membutuhkan lokasi di tepi pantai
Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimum
Ketentuan Umum Lainnya
Tanah rusak atau gundul yang ada di hutan lindung segera dilakukan Sarana dan reboisasi dan penghijauan prasarana yang diizinkan berupa bangunan nonHak atas tanah yang dimiliki harus permanen dan jalan memiliki fungsi lindung setapak
KDB maksimal 15%, KLB maksimal 0,15, KDH minimal 85%
Sempadan sungai bertanggul minimal 3 meter, tidak bertanggul minimal 10 meter
Dilarang apabila kegiatan berpotensi mengganggu kelestarian, kuantitas, dan kualitas waduk, serta menutup jalannya mata air
Diperbolehkan kegiatan fungsi budidaya apabila tidak merusak fungsi waduk
Diizinkan melakukan kegiatan yang mampu melindungi atau memperkuat perlindungan kawasan sempadan pantai dari abrasi dan infiltrasi air laut ke dalam tanah
Lokasi yang Disarankan
Sarana dan prasarana yang diizinkan berupa bangunan nonpermanen dan jalan setapak
Sarana dan prasarana yang diizinkan berupa jaringan-jaringan yang diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat
Bangunan yang dibangun dengan fungsi budidaya diharuskan untuk memiliki UKL-UPL dan atau AMDAL
Tanah di kawasan ini dimiliki oleh pemerintah, apabila dimiliki individu maka akan dibebaskan dengan pengganti
Tanah di kawasan ini dimiliki oleh pemerintah, apabila dimiliki individu maka akan dibebaskan dengan pengganti
Sempadan pantai alami ditetapkan sekurangkurangnya 100m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
67
A.3
Kawasan Cagar Alam
A.3.1
Kawasan Cagar Alam
A.4
Kawasan Rawan Bencana
A.4.1
A.5
A.5.1
B B.1
B.1.2
Kawasan Rawan Bencana
Diizinkan melakukan pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya di dalam kawasan cagar alam
Diizinkan bagi kegiatan permukiman, persawahan, dan kegiatan budidaya yang dapat membahayakan keselamatan manusia dan lingkungan
Terbatas untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan secara terbatas sesuai ketentuan yang dipersyaratkan
Pembatasan jenis kegiatan yang diizinkan dengan persyaratan yang ketat, terutama kegiatan pariwisata alam dapat dilaksanakan secara terbatas
Dilarang melakukan kegiatan budidaya yang dapat merusak fungsi cagar alam
KDB maksimal 10%, KLB maksimal 0,1, dan KDH minimal 90%
Sarana dan prasarana yang diperbolehkan berupa bangunan semi permanen yang digunakan dengan tujuan tertentu seperti gardu pandang dan jalan setapak
Tanah pada kawasan cagar alam merupakan milik negara seutuhnya yang tidak boleh dipergunakan secara pribadi guna mendapatkan keuntungan tertentu
Diadakannya sarana prasarana yang Penyuluhan dan relokasi bagi dapat mencegah dan mereka yang bertempat di kawasan menanggulangi rawan bencana bencana
Dilarang mengembangkan sarana dan prasarana yang dapat menimbulkan resiko akibat bencana alam
KDB maksimal 50%, KDH minimal 50%
Dilarang mengurangi alih fungsi lahan baik untuk kawasan budidaya tambak maupun permukiman
KDB maksimum 5% khusus untuk bangunan wisata mangrove
Dilarang melakukan penebangan liar hutan bakau/mangrove
KLB maksimum 0,1, dan KDH minimum 95%
Pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan bencana
Sarana dan prasarana yang Kawasan permukiman yang sudah mendukung kegiatan terbangun di dalam kawasan rawan budidaya tidak bencana alam harus dibatasi dan diadakan diterapkan building code serta dilengkapi jalur evakuasi.
Kawasan Ekosistem Mangrove
Kawasan Ekosistem Mangrove
Diizinkan melakukan peningkatan konservasi hutan bakau/mangrove
Diadakannya sarana dan prasarana yang memfasilitasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam melestarikan hutan bakau/mangrove
Penggunaan mangrove harus mendapat persetujuan BLH setelah didahului kajian AMDAL atau UKL/PKL
KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Peruntukan Pertanian Pangan
Kawasan Peruntukan Pertanian Pangan
Permukiman dengan kepadatan rendah dan sarana prasarana penunjang pertanian pada lahan sawah tak beririgasi
Industri kecil dan menengah dibatasi dengan maksimal 10% dari total luas
Tidak diizinkan untuk guna lahan yang dapat mendegradasi dan merusak sistem pertanian, seperti industri manufaktur
Sarana dan Prasarana yang diizinkan berupa penunjang sistem pertanian, jalan setapak, dan bangunan semi permanen
68
B.2
B.2.1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Bangunan di i zi nkan hanya untuk menunjang kegi atan has i l hutan Kegi atan di i zi nkan hanya Kawas an berupa kegi atan wi s ata Peruntukan al am yang ti dak merubah Hutan penanaman tanaman Produks i pohon hutan produks i Terbatas terbatas
Ti dak di i zi nkan untuk guna l ahan yang meni mbul kan konvers i l ahan s eperti permuki man dan i ndus tri manufaktur
KDB maks i mal 20%, KLB maks i mal 0,20, KDH mi ni mal 80%
Sarana dan Pras arana yang di i zi nkan berupa bangunan non permanen dan jal an s etapak
Ti dak di i zi nkan untuk guna l ahan yang meni mbul kan konvers i l ahan s eperti permuki man dan i ndus tri
KDB maks i mal 20%, KLB maks i mal 0,20, KDH mi ni mal 80%
Sarana dan Pras arana yang di i zi nkan berupa bangunan non permanen dan jal an s etapak
Pembatas an pemanfaatan has i l hutan
B.2.2
B.3
B.3.1
B.4
B.4.1
Bangunan di i zi nkan hanya untuk menunjang Kawas an kegi atan has i l hutan Peruntukan Kegi atan di i zi nkan hanya Hutan berupa kegi atan wi s ata Produks i al am yang ti dak merubah Tetap penanaman tanaman pohon hutan produks i terbatas Kawasan Peruntukan Perikanan Kegi atan penangkapan i kan yang menggunakan peral atan yang ramah l i ngkungan s es uai Kawas an dengan peraturan yang Peri kanan di tetapkan ol eh Tangkap peraturan perundangPel agi s dan undangan; kegi atan Demers al terkai t perl i ndungan habi tat dan popul as i i kan; dan Kegi atan Mi ti gas i Bencana. Kawasan Peruntukan Industri
Kawas an Peruntukan Indus tri Manufaktur
Rencana pembangunan dan pengembangan i ndus try manufaktur harus mel akukan AMDAL, UKL (Upaya Pengel ol aan Li ngkungan), UPL (Upaya Pemantauan Li ngkungan) dan harus memi l i ki Izi n Li ngkungan, i zi n perl uas an i ndus tri , i zi n us aha i ndus try dan IPAL Mel akukan penerapan s i s tem zoni ng dal am perencanaan bl oknya, yang di das arkan atas : Juml ah l i mbah cai r yang di has i l kan, Ukuran produks i yang bers i fat bul ky/heavy, Pol us i udara Ti ngkat kebi s i ngan dan Ti ngkat getaran Hubungan antar jeni s i ndus tri
Penangkapan i kan yang menggunakan al at dan/ atau bahan yang di l arang s es uai dengan peraturan yang di tetapkan ol eh peraturan perundangundangan; s eperti API dan ABPI
kegi atan atau bangunan baru yang ti dak s eras i dengan kegi atan i ndus tri s eperti permuki man, pertani an, perus ahaan dan jas a perkantoran yang ti dak ada hubungannya dengan i ndus tri
Sarana dan pras arana pendukung budi daya i kan dan kegi atan peri kanan l ai nnya.
Luas areal kapl i ng i ndus tri maks i mum 70% dari total l uas areal . • Luas ruang terbuka hi jau (RTH) mi ni mum 10% dari total l uas areal . • Jal an dan s al uran antara 8-12% dari total l uas areal . • Fas i l i tas penunjang antara 6-12% dari total l uas areal
Ji ka terdapat s i s tem gravi ng dock harus di l engkapi kol am perbai kan dengan ukuran panjang 150 m, l ebar 30 m, dan kedal aman 10 m dengan s i s tem s i rkul as i .
Pembangunan i ns tal as i ai r l i mbah (IPAL) terpadu yang dapat mengol ah 4 parameter kunci , yai tu BOD, COD, pH, dan TSS.
Pembangunan Sal uran buangan ai r hujan (drai nas e) dan s al uran buangan ai r kotor (s ewerage)
kegi atan bi ofarmakol ogi dan bi oteknol ogi ; pari wi s ata dan rekreas i ; dan penel i ti an dan pendi di kan di perbol ehkan dengan i ji n tertentu
Khus us untuk Kawas an Indus tri di Kecamatan Boja, Pageruyung, dan Kangkung harus memanfaatkan s umber daya al am l okal s ebagai bahan baku utama
Kawas an Indus tri yang menggunakan teknol ogi ti nggi ramah l i ngkungan akan mendapat i ns enti f
69
B.5
B.5.1
B.5.2
Kawasan Peruntukan Hortikultura
Kawasan Peruntukan Hortikultura Sayur
Kawasan Peruntukan Hortikultura Buah
Diizinkan untuk kegiataan yang mempunyai kesesuaian lahan hortikultura sayur yang didukung adanya sarana prasarana budidaya, pasca panen, dan panen yang berpotensi untuk pengembangan sistem dan usaha agribisnis sayur
Diizinkan untuk kegiataan yang mempunyai kesesuaian lahan hortikultura buah yang didukung adanya sarana prasarana budidaya, pasca panen, dan panen yang berpotensi untuk pengembangan sistem dan usaha agribisnis buah
Memberikan ruang bagi kegiatan permukiman rendah dan industri pengolahan rumah tangga dengan sarana prasarana penunjang hortikutura sayur
Memberikan ruang bagi kegiatan permukiman rendah dan industri pengolahan rumah tangga dengan sarana prasarana penunjang hortikutura buah
- kelerengan 840% - curah hujan > 1500 mm/thn - jenis tanah alluvial, grumosol, dan latosol - bukan lahan LP2B Tidak diizinkan untuk - bukan kegiatan permukiman kawasan berkepadatan tinggi dan industri kegiatan industri berat - bukan yang dapat kawasan rawan mengkonversi lahan bencana pertanian hortikultura - bukan sayur secara berlebih kawasan hutan lindung - bukan kawasan hutan produksi - bukan kawasan permukiman - tidak berada di badan air - kelerengan 840% - curah hujan > 1500 mm/thn - jenis tanah alluvial, grumosol, dan latosol - bukan lahan LP2B Tidak diizinkan untuk - bukan kegiatan permukiman kawasan berkepadatan tinggi dan industri kegiatan industri berat - bukan yang dapat kawasan rawan mengkonversi lahan bencana pertanian hortikultura - bukan buah secara berlebih kawasan hutan lindung - bukan kawasan hutan produksi - bukan kawasan permukiman - tidak berada di badan air
KDB maksimal 20%, KLB maksimal 0,20, KDH minimal 80%
Sarana dan Prasarana yang diizinkan berupa bangunan non permanen dan jalan setapak
Lahan budidaya hortikultura wajib dilindungi, dipelihara, dipulihkan, serta ditingkatkan fungsinya oleh pelaku usaha.
KDB maksimal 20%, KLB maksimal 0,20, KDH minimal 80%
70
B.6
B.6.1
B.7
B.7.1
Kawasan Peruntukan Perkebunan - kelerengan 840% - curah hujan > 1500 mm/thn Pemanfaatan lahan untuk - jenis tanah agrobisnis, agroindustri alluvial, dan agrowisata, Dilarang grumosol, dan penelitian yang tidak menyelenggarakan latosol merusak lingkungan. Kawasan pemanfaatan lahan KDB maksimal 20%, KLB - bukan lahan Peruntukan untuk fungsi-fungsi yang LP2B maksimal 0,20, KDH Perkebunan berdampak negatif minimal 80% - bukan terhadap keseimbangan kawasan Memberikan ruang bagi ekologis industri kegiatan permukiman - bukan Diizinkan untuk kegiatan rendah dan industri kawasan rawan perkebunan yang pengolahan rumah bencana menggunakan teknologi tangga dengan sarana - bukan tinggi dalam prosesnya. prasarana penunjang kawasan hutan perkebunan lindung Kawasan Peruntukan Permukiman Memberikan ruang bagi Mengizinkan kegiatan sektor informal, pemanfaatan ruang pedagang kaki lima, untuk permukiman UMKM pada lokasi yang Tidak mengizinkan berkepadatan tinggi, ditetapkan secara kegiatan budidaya yang sedang, dan rendah terbatas dan/atau tidak sinergi dan bersyarat mengganggu fungsi Mengizinkan Mengizinkan perumahan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang penyediaan sarana untuk RTH publik dan prasarana mitigasi RTH privat bencana secara terbatas Mengizinkan Kawasan KDB Maksimal 80% pemanfaatan ruang Mengizinkan Peruntukan KLB Maksimal 2,4 berupa kegiatan pemanfaatan ruang Perumahan KDH Minimal 20% perdagangan, jasa, berupa kegiatan yang industri kecil dan mendukung fungsi menengah secara kawasan perumahan Tidak mengizinkan terbatas dan/atau kegiatan budidaya yang bersyarat mengganggu, Mengizinkan menurunkan dan pemanfaatan ruang Mengizinkan mencemari kualitas berupa pembangunan pembangunan kawasan lingkungan sarana, prasarana, dan perumahan baru secara fasilitas umum terpadu dan serasi pendukung kawasan dengan kawasan perumahan secara sekitarnya terbatas dan/atau bersyarat DIizinkan dengan pengusahaan tanaman keras yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman dengan potensi alam dan dapat diberikan hak guna usaha yang menjamin kesejahteraan masyarakat sekitar
Sarana dan Prasarana yang diizinkan berupa bangunan non permanen dan jalan setapak
Mempertahankan tanaman keras yang ada. Budidaya lain yang diperkenankan pada kawasan budidaya > 8 % perlu mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 175/KPT/RC-200/54/1987 tentang Pedoman Pola Pembangunan Pertanian di Daerah Aliran Sungai
Semua jenis bangunan sarana dan prasarana pendukung kawasan Pengendalian pembangunan harus diizinkan dengan sesuai dengan jarak minimum yang tidak merusak telah ditentukan keseimbangan lingkungan kawasan permukiman
71
Mengizinkan kegiatan industri kecil dan menengah kegiatan yang mendukung fungsi kawasan Mengizinkan pemanfaatan ruang berupa RTH
B.7.2
B.7.3
Mengizinkan pemanfaatan ruang penyediaan sarana prasarana mitigasi bencana secara terbatas Mengizinkan pemanfaatan ruang berupa kegiatan perdagangan, jasa, dan hunian secara terbatas dan/atau bersyarat
Kawasan Peruntukan Industri Kecil dan Memberikan ruang bagi Mengizinkan Menengah kegiatan sektor informal, pemanfaatan ruang pedagang kaki lima, berupa pembangunan UMKM pada kawasan sarana, prasarana, dan fasilitas umum Mengizinkan pendukung kawasan pemanfaatan ruang perumahan secara berupa kegiatan yang terbatas dan/atau mendukung fungsi bersyarat kawasan industri kecil dan menengah Mengizinkan kegiatan Mengizinkan perdagangan dan jasa pemanfaatan ruang serta kegiatan yang penyediaan sarana mendukung fungsi prasarana mitigasi kawasan bencana secara terbatas Memberikan ruang bagi kegiatan sektor informal, Mengizinkan pedagang kaki lima, pemanfaatan ruang UMKM pada lokasi yang berupa RTH ditetapkan secara terbatas dan/atau bersyarat Kawasan Mengizinkan Mengizinkan Peruntukan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang Perdagangan berupa kegiatan yang berupa kegiatan industri dan Jasa mendukung fungsi kecil dan menengah dan kawasan perdagangan hunian secara terbatas dan jasa dan/atau bersyarat Mengizinkan pemanfaatan ruang Mengizinkan berupa pembangunan pembangunan pusat sarana, prasarana, dan perbelanjaan dan toko fasilitas umum modern yang terpadu pendukung kawasan dengan kawasan perumahan secara terbatas dan/atau bersyarat
Tidak mengizinkan kegiatan budidaya yang tidak sinergi dan mengganggu fungsi industri kecil dan menengah KDB Maksimal 80% KLB Maksimal 2,4 KDH Minimal 20%
Semua jenis bangunan sarana dan prasarana pendukung kawasan Pengendalian pembangunan harus diizinkan dengan sesuai dengan jarak minimum yang tidak merusak telah ditentukan keseimbangan lingkungan kawasan permukiman
KDB Maksimal 90% KLB Maksimal 3,6 KDH Minimal 10%
Semua jenis bangunan sarana dan prasarana pendukung kawasan Pengendalian pembangunan harus diizinkan dengan sesuai dengan jarak minimum yang tidak merusak telah ditentukan keseimbangan lingkungan kawasan permukiman
Tidak mengizinkan kegiatan budidaya yang mengganggu, menurunkan dan mencemari kualitas lingkungan
Tidak mengizinkan kegiatan budidaya yang tidak sinergi dan mengganggu fungsi perdagangan dan jasa
Tidak mengizinkan kegiatan budidaya yang mengganggu, menurunkan dan mencemari kualitas lingkungan
72
C
C.1
KAWASAN PERTEMPELAN
Tidak diizinkan mendirikan bangunan atau melakukan kegiatan-kegiatan lain di dalam maupun di sekitar bandara yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Penanaman tanaman padi secara terus menerus sesuai dengan pola tanam tertentu
C.2
Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjuta n
-Bangunan dan benda tumbuh di dalam KKOP tidak melebihi batas ketinggian kawasan keselamatan operasi penerbangan. -Untuk mendirikan bangunan baru di dalam kawasan pendekatan lepas landas harus memenuhi batas ketinggian dengan tidak melebihi kemiringan 1,6 % arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama pada ketinggian masing-masing ambang Landas pacu.
Penanaman tanaman selain padi, dengan mempertimbangkan tingkat ketersediaan air dan optimalisasi kemampuan produksi.
Pemanfaatan untuk pembangunan infrastruktur penunjang kegiatan pertanian (irigasi)
Kegiatan penelitian diizinkan
Ekstensifikasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Dilarang melaksanakan pembangunan fisik dengan fungsi yang tidak mendukung kegiatan pertanian Dilarang melakukan pengalihfungsian Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan kecuali untuk kepentingan umum dengan ketentuan peraturan perundangundangan
Menurut PP No. 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan diatur lokasi yang disarankan sebagai Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan sebagai berikut: 1. memiliki hamparan lahan dengan luasan tertentu sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan dan/atau Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Pada kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan tidak diperkenankan mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas apabila terjadi kecerakaan pesawat antara lain bangunan SPBU. pabrik atau gudang kimia berbahaya SUTT dan/atau SUTET.
Perlu pengaturan Tidak diperbolehkan debit air irigasi, membangun bangunan di sehingga tidak Kawasan Pertanian terjadi kelebihan dan Pangan Berkelanjutan kekurangan air.
Perlu pemeliharaan sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi.
Pemanfaatan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan dengan menjamin konservasi tanah dan air
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan dengan dukungan penelitan meliputi pengembangan penganekaragaman pangan; identifikasi & pemetaan kesesuaian lahan; pemetaan zonasi LP2B; inovasi pertanian; dan sebagainya
Insentif melalui pengurangan PBB, pengembangan infrastruktur pertanian, pembiayaan penelitian dan pengembangan beinh varietas unggul san sebagainya bagi penguasa/pemilik tanah yang melaksanakan kewajibannya
Disinsentif melalui pencabutan atas insentif yang diberikan bagi penguasa/pemilik tanah yang tidak menjalankan kewajibannya
73
75
76
Mitigasi Bencana Kabupaten Kendal Amin Bahtiar 17/415091/TK/46380
77
Latar Belakang Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya yang dilakukan untuk dapat mengurangi risiko bencana. Hal tersebut dapat melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Kabupaten Kendal memiliki bentang lahan yang terdiri dari pegunungan dan dataran. Kawasan di Kabupaten Kendal sebagian besar merupakan kawasan rentan bencana banjir dan longsor. Selain itu, dikarenakan posisi Kabupaten Kendal yang berada di pesisir utara Pulau Jawa juga memiliki risiko terhadap abrasi. Jumlah kerugian yang besar akibat bencana baik dari penurunan kualitas pertanian, perikanan, peternakan, infrastruktur daerah maupun berakibat terhadap sektor ekonomi di Kabupaten Kendal. Hal tersebut mendorong untuk dilakukannya arahan mitigasi bencana baik untuk banjir, longsor maupun abrasi.
Landasan Hukum
1. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 2. RTRW Kabupaten Kendal tahun 2011-2031 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Pohon Masalah Permasalahan bencana di Kabupaten Kendal terkait dengan belum optimalnya pemanfaatan ruang, belum terdapat dokumen risiko bencana serta belum optimalnya partisipasi masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan kerugian besar akibat bencana.
Tingginya kerugian akibat bencaa Kabupaten Kendal
Belum teridentifikasinya potensi bencana di Kabupaten Kendal
Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang dan pengurangan potensi bencana
Kurangnya rehabilitasi dan konservasi hutan dan lahan
Kurangnya pengendalian pencemaran dan kerusakan alam
Belum adanya dokumen risiko bencana
Belum tersedianya informasi mengenai lokasi pengungsian sementara
Belum tersedianya SOP mengenai penanggulangan bencana
Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
Belum tersedianya jalur evakuasi
Belum tersedianya informasi penduduk yang berisiko tinggi terkena dampak bencana
Kurangnya teknologi informasi pendukung kesiapsiagaan bencana
Pohon Masalah Mitigasi Bencana di Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
78
Pohon Tujuan
Tujuan Perencanaan
Melalui penanganan mitigasi bencana dari masalah yang ada diharapkan dapat mewujudkan tujuan akhir meminimalisir kerugian akibat bencana di Kabupaten Kendal. Kerugian akibat bencaa Kabupaten Kendal dapat diminimalisir
Teridentifikasinya potensi bencana di Kabupaten Kendal
Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dan pengurangan potensi bencana
Adanya rehabilitasi dan konservasi hutan dan lahan
Peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan alam
Tersedianya dokumen risiko bencana
Tersedianya informasi mengenai lokasi pengungsian sementara
Tersedianya SOP mengenai penanggulanga n bencana
Adanya partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana
Tersediany a jalur evakuasi
Tersedianya informasi penduduk yang berisiko tinggi terkena dampak bencana
Tersedianya teknologi informasi pendukung kesiapsiagaan bencana
Pohon Tujuan Mitigasi Bencana di Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
• Meminimalisir kerusakan terhadap insfrastrukrur wilayah • Peningkatan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana • Terbentuknya program mitigasi bencana yang melibatkan partisipasi masyarakat • Terbentuknya system mitigasi bencana menggunakan teknologi modern • Mengoptimalkan lahan rawan bencana untuk memiliki guna dan fungsi lahan yang produktif
Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang digunakan dalam perencanaan program ini yaitu analisis kondisi eksisting wilayah, studi literatur, kerangka kerja logis, dan cost benefit analisis. Analisis kondisi eksisting wilayah dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai permasalahan serta potensi di Kabupaten Kendl mengenai sumber daya manusia, ekonomi dan industri. Studi literatur digunakan untuk mencari landasan hukum, referensi teori, dan kajian mengenai berbagai ketentuan, konsep serta preseden untuk menjadi panduan dalam perencanaan. Kerangka kerja logis digunakan dalam menjelaskan secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam program beserta indikator yang digunakan dalam mengukur ketercapaian program. Sedangkan Cost Benefit Analysis dipakai dalam menghitungi kelayakan program perencanaan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan.
79
Konsep Rencana Kajian Teoritis Bencana yang terjadi di Kabupaten Kendal memerlukan penanganan khusus dalam menghadapai bencana yang ada melalui mitigasi bencana sehingga risiko dampak yang ditimbulkan menjadi kecil. Melalui studi pustaka Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana serta pengembangan mitigasi bencana melalui berbagai sumber, didapatkan rencana mitigasi bencana yang dapat dilakukan di Kabupaten Kendal yaitu sebagai berikut: 1. Pembentukan buku risiko bencana 2. Rehabilitasi, konservasi dan penanaman pada area rawan bencana 3. Sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana (mitigasi bencana) 4. Pengadaan infrastruktur penunjang mitigasi dan penanggulangan bencana 5. Adanya desa siaga bencana sehingga masyarakat lebih tanggap terhadap bencana 6. Pengembangan early warning system pendeteksi bencana 7. Pembangunan waduk
Preseden Jepang Jepang dikenal sebagi negara yang memiliki sistem mitigasi bencana yang sangat baik di dunia. Kemajuan sistem mitigasi bencana yang ada di Jepang dapat dilihat dari jumlah kerugian yang ditimbulkan atas bencana sanga kecil. Jepang yang menjadi negara dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi telah sukses dalam mengatasi masalahnya. Identifikasi terhadap potensi bencana di Jepang sangat baik dilakukan untuk mengukur risiko bencana yang dapat terjadi pada suatu wilayah. Pemikiran yang sudah unggul dalam melakukan estimasi/ perkiraan bencana menggunakan teknologi tinggi, melakukan mitigasi baik struktural maupun non struktural serta penyampaian edukasi terkait bencana kepada masyarakat melalui berbagai media membuka pola pikir dan menambah pengetahuan masyarakat sehingga lebih tenang dan tidak panik berlebihan di kala terjadi bencana. Ketentuan mengenai infrastruktur, bangunan, pedidikan dan perencanaan penanggulangan di masing-masing wilayah. Program-program untuk mengubah perilaku penduduk agar lebih waspada juga dilakukan untuk mengurangi kerugian atas bencana. Pendataan yang baik juga digunakan untuk mempermudah dalam evakuasi setelah terjadinya bencana jika diperlukan. Informasi yang massif ke masyarakat juga terus dilakukan agar masyarakat mengetahui informasi terkait jalur evakuasi, titik kumoul dan pengetahuan mengenai kondisi.
80
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Elemen
Goal
Statements Menurunnya jumlah Kabupaten Kendal
korban
Outomes
Penurunan kerentanan bencana
Outputs
Kerugian terhadap diminimalisir
Activities
bencana
Indicators bencana
dapat
1. Pembentukan buku risiko bencana 2. Sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana (mitigasi bencana) 3. Adanya desa siaga bencana 4. Penanaman mangrove di pantai utara Kabupaten Kendal 5. Reboisasi dan penanaman tanaman (Agroforestri) 6. Pembuatan jalur evakuasi 7. Pembuatan titik kumpul 8. Pembuatan dinding penahan longsor 9. Pengembangan sistem peringatan dini bencana 10. Pembangunan waduk
Means of Verification
Important Assumptions
Jumlah korban terdampak
Survey jumlah korban terdampak
Indeks kerentanan bencana
Survey indeks kerentanan bencana
Penduduk aktif dalam upaya penanggulangan bencana
Jumlah kerugian terhadap bencana
Survey jumlah kerugian terhadap bencana
Penduduk ikut serta dalam kesiapsiagaan bencana
Laporan kinerja pemerintahan daerah 1.Verifikasi data pada resapan anggaran 2.Verifikasi data pada pengadaan sarana dan prasarana
Adanya nya peran LSM Masyarakat aktif dalam kegiatan penaggulangan bencanan Adanya inovasi teknologi pendukung terkait kebencanaan
1. Adanya buku risiko bencana 2. Jumlah sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana 3. Jumlah desa siaga bencana 4. Jumlah mangrove yang ditanam di pantai utara Kabupaten Kendal 5. Jumlah pohon ditanam, dan lahan yang di reboisasi 6. Jumlah jalur evakuasi yang terbangun 7. Jumlah titik kumpul 8. Jumlah dinding penahan longsor yang terbangun 9. Jumlah sistem peringatan dini bencana 10. Pembangunan waduk yang terselesaikan
81
Rencana Detail Program
82
Visualisasi Rencana Program Rencana program mitigasi bencana di Kabupaten Kendal dapat dilihat dalam peta berikut.
Cost Benefit Analysis Sub Pr ogr am
Pembentukan buku risiko bencana
Kegiatan
Pembentukan buku risiko bencana
Komponen cost and benefit cost biaya pengkajian dan penelitian biaya pembuatan benefit dokumen kesiapsiagaan warga menghadapi bencana pengurangan risiko bencana cost biaya sosialisasi
Sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana (mitigasi bencana)
Sosialisasi pencegahan dan kesiapsiagaan bencana (mitigasi bencana)
biaya pelatihan benefit kesiapsiagaan warga menghadapi bencana pengurangan risiko bencana cost biaya pembentukan desa siaga
Adanya desa siaga bencana
Adanya desa siaga bencana benefit kesiapsiagaan warga menghadapi bencana pengurangan risiko bencana cost biaya penanaman biaya pemeliharaan benefit Penanaman mangrove Penahan abrasi dan air arus air laut Pengurangan risiko bencana penambahan lahan hijau
Rehabilitasi, konservasi dan penanaman pada area rawan bencana
Pariwisata
Agroforestri (reboisasi penanaman tanaman)
cost biaya penanaman biaya pemeliharaan benefit Pengurangan risiko longsor penambahan lahan hijau Pendapatan tambahan penduduk Pengurangan polusi udara cost biaya pembangunan
Pembuatan jalur evakuasi
Peta Rencana Program Mitigasi Bencana Kabupaten Kendal Sumber: Analisis Penyusun
Rencana program mitigasi bencana di Kabupaten Kendal berfokus pada penanangan pada kawasan rawan bencana dengan pengadaan desa mitigasi, pemberian jalur evakuasi dan titik kumpul, serta konservasi lahan rawan bencana. Selain itu, terdapat rencana sistem peringatan dini di sembilan titik rawan bencana serta pengadaan waduk di Kecamatan Sukorejo.
Pengadaan infrastruktur penunjang mitigasi dan penanggulangan bencana
Pengembangan early warning system pendeteksi bencana
Pembuatan waduk
biaya pemeliharaan
benefit Peningkatan kewaspadaan bencana Mengurangi kerugian bencana cost biaya pembangunan biaya pemeliharaan Pembuatan titik kumpul benefit Peningkatan kewaspadaan bencana Mengurangi kerugian bencana cost biaya pembangunan Pembuatan dinding penahan biaya pemeliharaan longsor benefit Peningkatan kewaspadaan bencana Mengurangi kerugian bencana cost biaya pembangunan Pengembangan sistem biaya pemeliharaan peringatan dini bencana benefit Peningkatan kewaspadaan bencana Mengurangi kerugian bencana cost biaya pembangunan biaya pemeliharaan benefit Penampung air dan cadangan air Pembuatan waduk Sumber irigasi Pembangkit listrik Pengurangan risiko banjir Peningkatan investasi Sebagai pariwisata
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Besar an ( juta 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 r upiah) 200 100 100 350 200 150 400 200 200 450 225 225 1000 1000 3000 1500 1500 280 200 80 1000 150 300 150 400 350 250 100 1000 300 250 300 150 255 175 80 300 150 150 180 100 80 250 125 125 255 175 80 450 225 225 205 125 80 400 200 200 3200 2000 1200 5250 750 750 750 500 1500 1000
Pener ima Manfaat
Sumber Dana
Stakeholder s
APBD
BPBD
APBD
BPBD
APBD
BPBD
pemerintah pemerintah pemerintah dan masyarakat masyarakat pemerintah dan swasta pemerintah dan swasta
masyarakat masyarakat pemerintah dan swasta
masyarakat masyarakat swasta swasta APBD masyarakat dan masyarakat Investor masyarakat pemerintah dan masyarakat swasta swasta
APBD dan Investor
masyarakat masyarakat masyarakat masyarakat pemerintah dan swasta pemerintah dan swasta
BPBD dan Perhutani
BPBD dan Perhutani
APBD dan BPBD dan LSM Investor
masyarakat masyarakat swasta swasta masyarakat masyarakat swasta swasta masyarakat masyarakat swasta swasta masyarakat masyarakat
APBD dan BPBD dan LSM Investor
APBD dan BPBD dan LSM Investor
APBD dan Investor
BPBD dan Perusahaan Swasta
swasta swasta masyarakat APBD Dinas PU, PLN masyarakat dan dan Perusahaan masyarakat Investor Swasta masyarakat pemerintah pemerintah dan masyarakat
83
Kelayakan Finansial NET PRESENT VALUE URAIAN EXP
N
REV
0,05 Exp
1 2 3 4
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 JUMLAH
4450 675 600 600 6325
NPV BCR
6125 2,0
0,16 R 1578,9 2731,6 2396,1 2101,9 8808,6 NPV BCR
E 3836,2 501,6 384,4 331,4 5053,6 3371,31 1,67
1800 3550 3550 3550 12450
0,1 Rev
4238,1 612,2 518,3 493,6 5862,26418 5059,19 1,86
1714,3 3220,0 3066,6 2920,6 10921,45762
Exp 4045,5 557,9 450,8 409,8 5463,902739 1773,51 1,32
DISCOUNT RATE 5%-25% 0,15 0,2 Rev Exp Rev Exp Rev Exp 1636,4 3869,6 1565,2 3708,3 1500,0 2933,9 510,4 2684,3 468,8 2465,3 2667,2 394,5 2334,2 347,2 2054,4 0,0 343,1 2029,7 289,4 1712,0 7237,415477 5117,52388 8613,434057 4813,657407 7731,674383 3495,91 1,68
2918,02 1,61
0,25 Rev 3560,0 432,0 307,2 245,8 4544,96
1440,0 2272,0 1817,6 1454,1 6983,68
2438,72 1,54
Program mitigasi bencana Kabupaten Kendal diasumsikan penulis bukan hanya menggunakan APBD akan tetapi juga melakukan skema proyek kemitraan dengan badan usaha karena berdasarkan analisis pembiayaan sebelumnya membutuhkan dana yang terbilang besar dan mengingat bahwa PDRB Kabupaten Kendal masih harus dialokasi untuk pembangunan lain juga. Melaui sistem kemitraan tersebut diharapkan membantu pemerintah terutama dalam perwujudan waduk di Kabupaten Kendal sebagai invetasi juga di masa depan. Berdasarkan perhitungan dengan suku bunga pajak 15%-17%, program mitigasi bencana memiliki nilai BCR lebih dari 1 dan NPV bernilai positif, atau dinilai masih feasible. Dengan suku bunga 15% masih mendapat keuntungan sebesar 3.495 juta. Bahkan sampai dengan tingkat suku bunga 25% program tersebut masih feasible.
84
Project Cycle Perencanaan Inisiasi
Penyelesaian dan Evaluasi
Pemantauan dan Pengendalian
Perencanaan
• Estimasi biaya program Rp 6.325.000.000,00 • Estimasi waktu pengerjaan 20 tahun dari inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan pengendalian termasuk pemeliharaan serta penyelesaian dan evaluasi • Terdapat pengembangan prasarana industri dan pemasaran yang sudah ada sebelumnya dan pembangunan baru
Pelaksanaan Pelaksanaan
Inisiasi • Program terbentuk untuk menunjang struktur ruang Kabupaten Kendal • Perlu adanya mitigasi bencana hidrometeorologi • Sumber dana program berasal dari APBD Kabupaten, APBD dan investor • Program merupakan tanggung jawab dinas di Kabupaten Kendal terutama Bappeda, BPBD, Dinas PU dan PLN Kab. Kendal • Perlunya pemantuan serta evaluasi terhadap keberhasilan program, struktur ruang dan perwujudan visi.
• Program dilaksanakan melalui upaya mitigasi bencana di Kabupaten Kendal • Pelaksanaan program diupayakan untuk mencapai target yang telah ditentukan demi mendukung upaya mitigasi yang dilakukan.
Pemantauan Pengendalian • Pemantauan dilakukan dari perencanaan hingga program selesai. • Pemantauan dilakukan untuk memastikan program berjalan sesuai rencana, baik waktu dan biaya.
Penyelesaian dan Evaluasi • Evaluasi dilakukan dengan mengacu indikator yang telah dibuat saat tahap perencanaan. • Apabila program berjalan sukses dan bermanfaat, maka program dapat dilakukan kembali.
85
Program Pembangunan PLTO sebagai Upaya Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi Dicky F Kurniawan 17/415093/TK/46382
87
Latar Belakang Kabupaten Kendal terletak pada Jalur Pantura (Pantai Utara) yang berabatasan langsung dengan Laut Jawa. Sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kendal sangat melimpah yang dapat dimanfaatkan sebagai perkembangan perekonimian. Salah satu sumber daya alam yang menjadi penting adalah sumber daya energi. Penggunaan energi pada semua sektor menunjukkan besarnya peran energi dalam kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peran tersebut mengharuskan keberlanjutan sumber daya energi sehingga kegiatan pembangunan dapat terus meningkat. Energi listrik merupakan sumber daya energi yang sangat penting bagi berlangsungnya pembangunan wilayah. Kebutuhan listrik bagi keberlangsungan hidup manusia baik untuk kegiatan industri, komersial, maupun kehidupan rumah tangga setiap harinya. Mengingat begitu besar dan pentingnya sumber energi listrik sedangkan pembangkit listrik yang berasal dari sumber daya tak terbarukan ketersediaannya semakin habis, maka untuk menjaga keberlanjutannya sumber energi listrik perlu diupayakan langkah strategis yang dapat menunjang ketersediaan energi listrik secara optimal. Oleh karena itu, program pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) dirancang sebagai upaya peningkatan sumber daya energi listrik terbarukan. Dengan meningkatnya kapasitas energi akan mendukung pembangunan di Kabupaten Kendal di berbagai sektor dalam mengembangkan perekonomian wilayah.
Rasionalitas Program ini dipilih berdasarkan kebutuhan energi yang terus meningkat terutama pada sektor industri dan komersial yang membutuhkan energi yang sangat besar di Kabupaten Kendal. Berdasarkan data dari BPS, energi yang terpasang di Kabupaten Kendal adalah 495.195,18 MVA pada tahun 2018. Jumlah ini termasuk tinggi, hal ini menunjukkan penggunaan energi listrik dari berbagai sektor yang ada di Kabupaten Kendal sangat tinggi. Selain itu, Kabupaten Kendal juga menjadi salah satu Kawasan Ekomoni Khusus dalam sektor industri yang berada di Kecamatan Kaliwungu berupa Kawasan Industri Kendal (KIK). Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber energi melalui pendayagunaan sumber daya alam dengan mengembangkan sumber energi baru terbarukan di Kabupaten Kendal guna mencukupi kebutuhan energi yang diperlukan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Kendal.
Tujuan Perencanaan Perencanaan program pembangunan pembangkit listrik tenaga ombak Kabupaten Kendal memiliki tujuan umum, yaitu terwujudnya pemberdayaan sumber energi baru terbarukan dengan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan, diantaranya: a.
Terwujudnya peningkatkan kapasitas energi listrik Kabupaten Kendal
b.
Terwujudnya pembangunan sistem energi baru terbarukan melalui pemanfaatan sumber daya arus laut Mendukung pengembangan pusat perkembangan teknologi tinggi Kabupaten Kendal
c.
88
Landasan Hukum Dalam menyusun program pembangunan PLTO didasarkan oleh beberapa landasan hokum sebagai dasar pelaksanaannya, yaitu : a. UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang b. UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi c. Permen ESDM No. 39 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan serta Konservasi Energi. d. Permen ESDM No. 50 tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik e. Peratruran Pemerintah No. 79 tahun 2014 tentang kebijakan energy nasional f. RTRW Kabupaten Kendal tahun 2011-2031
Metode Perencanaan Perencanaan program pembangunan PLTO diwujudkan dalam kegiatan investasi infrastruktur sektor energy. Metode perencanaan program yang digunakan adalah analisis wilayah, studi literature, penyusunan logical framework analysis (LFA) dan kajian cost benefit analysis (CBA) sebagai dasar untuk menentukan kelayakan program. Dalam analisis ini, diketahui bahwa kondisi geografis Kabupaten Kendal yang terletak di wilayah pesisir dan pentingnya pendayagunaan SDA dalam menciptakan energy baru terbarukan sebagai pendukung pengembangan wilayah. Studi literatur membahas tentang landasan hukum yang berlaku sebagai acuan perencanaan. Sedangkan costbenefit analysis digunakan untuk menguji kelayakan program yang direncanakan.
Konsep Rencana a) Tinjauan Teoritis Energi baru terbarukan didefinisikan sebagai energy yang dimanfaatkan dari sumber daya alternatif sebagai pengganti minyak, batubara, dan berbagai sumber energi tidak terbarukan. Energi gelombang laut adalah salah satu sumber energy terbarukan yang memiliki potensi sangat tinggi untuk dikembangkan. Sumber energi gelombang laut merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan yang mampu menghasilkan kontribusi yang sangat besar dalam pembangkit energi baru terbarukan dan ramah lingkungan. Karakteristik gelombang laut yang merupakan energi yang tidak akan habis, pergerakan ombak dapat diprediksi, serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
b) Preseden Pembangkit listrik tenaga gelombang laut yang menjadi preseden dalam perencananaan program ini adalah pembangkit listrik di Mutriku, Gipuzkoa, Spanyol. Konsep yang dikembangkan adalah menggunakan pengumpul energi melalui desain pemecah gelombang. Desain tapak dari pembangkit ini adalah bentuk trapesium dengan struktur berongga pada bagian depan sebagai penangkap ombak. Air laut memasuki ruang melalui bagian depan, saat gelombang air mendekat kemudian akan menekan udara dan mendorong kebagian atas. Ketika ombak surut udara didekompresi dan keluar lagi. Udara yang terkompres kemudian mengaktifkan 89 turbin dan memproduksi energi listrik.
Kerangka Berpikir Produksi energi Kabupaten Kendal Meningkat
Kapasitas energi di Kabupaten Kendal Meningkat
Peta Visualisasi Rencana Kebutuhan energi di Kabupaten Kendal terpenuhi
Tercapainya Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan Melalui Potensi Sumber Daya Arus Laut
Penggunaan energi listrik yang terus meningkat
Pemanfaatan potensi sumber daya alam mengalami peningkatan Peta Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Penggunaan energy sektor industri dan komersial tinggi
Penggunaan energy pada rumah tangga mengalami kenaikan
Pemanfaatan energy baru terbarukan melalui potensi sumber daya arus laut
Sumber: Studio rencana Kendal 1
Lokasi geografis Kabupaten Kendal yang terletak di wilayah pesisir
90
Inisiasi
Project Cycle Inisiasi
Perencanaan
Penyelasaian
Pemantauan dan Pengendalian
Pelaksanaan
o
o
Pelaksanaan program dibagi kedalam dua tahapan pembangunan yaitu pembangunan PLTO dan pembangunan kawasan PLTO berdasarkan DED. Pelaksanaan pembangunan dilaksanakan oleh stakeholder terkait. Membuat update program pembangunan mengenai rencana pembangunan berdasarkan waktu dan rencana pengeluaran
o Sebagai tindakan untuk mendayagunakan sumber daya alam di Kabupaten Kendal yaitu arus laut sebagai sumber energi baru terbarukan o Menggunakan Cost Benefit Analysis dengan suku bunga 15% o Program ini merupakan tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Baperlitbang, Dinas Lingkungan Hidup dan PT. PLN o Program ini diharapkan dapat menjadi pendukung pemenuhan kebutuhan dasar yaitu kebutuhan energi listrik di Kabupaten Kendal
Pemantauan dan Pengendalian
Pelaksanaan o
Pemantauan dilakukan bertujuan untuk mengukur program yang dikerjakan sesuai dengan jadwal dan pengeluaran
o
sesuai berdasarkan rencana. Pemantauan upaya dan biaya sumber daya untuk melihat keseusain dengan anggaran rencana. Hal ini dilakukan
o
Perencanaan
untuk mengetahui penyelesaian dari program tepat waktu berdasarkan kinerja saat ini. Pemantaun perubahan dalam program mempertimbangkan masalah yang muncul dan seberapa cepat dapat diselesaikan.
o
o
o
Melakukan karakterisasi iklim gelombang laut pada lokasi untuk mengetahui potensi terhadap kinerja pembangunan. Melakukan analisis dampak lingkungan pada kawasan pembangunan untuk mendapatkan data yang dapat mendukung program dapat dilaksanakan dengan optimal Mengembangkan rencana implementasi program secara terperinci mulai dari pengeluaran sampai keuntungan yang akan didapatkan.
Penyelesaian Tahap ini menunjukkan program telah selesai, serta dilakukan pencatatan daftar pelaksanaan, hasil, serta pencapaian indikator sesuia dengan yang sudah ditentukan. Apabila pencapain indikator belum terpenuhi maka dilakukan evaluasi dan perbaikan supaya dalam menyelenggarakan program serupa dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
91
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Logical Framework
Objective
Intervention Logic
Mewujudkan efisiensi energi dan mempromosikan energi terbarukan melalui potensi ombak untuk meningkatkan kapasitas energi listrik dalam mendukung kebutuhan energi di Kabupaten Kendal Terwujudnya pemanfaatan sumber daya arus laut sebagai energi terbarukan
Purpose
Result
Activities
Objectively Verification Indicator
Sources of Verification
Jumlah daya terpasang di Kab. Kendal
PT. PLN
Jumlah produksi energi listrik di Kab. Kendal
PT. PLN
Jumlah listrik terjual di Kab. Kendal
PT. PLN
Jumlah efisiensi energi yang di produksi
PT. PLN
Terwujudnya peningkatan kapasitas energi melalui pembangkit Jumlah produksi energi listrik di listrik energi arus laut Kab. Kendal
PT. PLN
Terciptanya kajian penelitian lokasi dengan efisiensi ombak yang memiliki potensi
Banyaknya penelitian mengenai efisiensi ombak yang dilakukan
Terbentuknya pengadaan infrastruktur penunjang energi terbarukan
Peta lokasi pembangunan infrastruktur penunjang PLTO
Melakukan kajian lokasi dengan potensi gelombang laut
Jumlah laporan hasil kajian potensi gelombang laut
Melakukan analisis dampak lingkungan pada lokasi pembangunan
Data dampak pembangunan
DLH
Pembebebasan lahan sebagai kawasan pembangkit listrik
Luas lahan yang di bebaskan 300m2
DPUPR
Melakukan pembangunan tapak PLTO
Luas 200m2
DPUPR
Pembuatan jaringan energi terbarukan
Panjang jaringan penghubung energi
DPUPR
Pemasangan generator pembangkit listrik
Luas lahan yang di gunakan
PT. PLN
Melakukan Monitoring dan evaluasi
Hasil monitoring dan evaluasi efisiensi energi yang diciptakan
PT. PLN
Baperlitbang DPUPR
Assumption
Arahan pembangunan berupa optimalisasi sumber daya alam berupa energi terbarukan melalui pemanfaatan arus laut
Program mengikuti arahan misi pembangunan yang diwujudkan dalam menciptakan energi terbarukan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki Dilakukan evaluasi ekonomi, berupa studi kelayakan yang menunjukkan program memiliki kelayakan secara lingkungan dan sosial
Baperlitbang Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara rutin mengenai pengembangan program yang dilaksanakan, sehingga menciptakan pengembangan kedepan dapat lebih efisien dalam memanfaatkan sumber energi terbarukan
92
Pentahapan Perencanaan Program Sub Program
Penyusunan Regulasi
Kegiatan
Perumusan sistem regulasi dasar hukum pengembangan energi baru terbarukan Studi Kelayakan dan keberlanjutan
1
Periode 1 2 3 4
5
1
Periode 2 2 3 4
5
1
Periode 3 2 3 4
5
1
Periode 4 2 3 4 5
Lokasi
Desa Mororejo, Kaliwungu
Analisis dampak lingkungan Penetapan kawasan PLTO Penyusunan zoning map kawasan Penyusunan Rencana Penyusunan RAB dan Pembangunan DED Penyusunan Masterplan
Desa Mororejo, Kaliwungu
Pembebasan Lahan Peningkatan Fungsi Kawasan
Pembangunan Infrastruktur Jalan Pembangunan Infrastruktur jaringan air bersih
Desa Mororejo, Kaliwungu
Pembangunan tapak generator
Sumber Dana
APBD
Rp35.000.000
APBD
Rp35.000.000
APBD
Rp30.000.000
APBD
Rp30.000.000
APBD
Rp10.000.000
APBD, Kerjasama badan usaha
Rp50.000.000 Rp10.000.000.000
APBD
Rp1.000.000.000
APBD
Rp300.000.000
APBD
Rp250.000.000 Rp2.000.000.000
Pemasangan pipa penyebaran
Pembuatan bangunan pemantau Pembiayaan pemasangan
Rp30.000.000
APBD
Pemasangan sistem kabel penghubung listrik
Pelaksanaan Pemasangan pembangunan PLTO generator dan pelampung pembangkit listrik
Anggaran (Rp)
Desa Mororejo, Kaliwungu
Kerjasama Badan Usaha
Rp3.000.000.000
Rp50.000.000.000
APBD
Rp150.000.000
APBD
Rp300.000.000
93
Kerjasama Badan Usaha
Perawatan alat
Pengelolaan dan Perawatan Pembangkit
Perbaikan dan peningkatan kawasan pembangkit
Desa Mororejo, Kaliwungu
APBD
Biaya Operasional
Rp2.000.000.000
Rp500.000.000
Rp250.000.000 Kerjasama Badan Usaha
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
Tabel pentahapan perencanaan program PLTO
Rp45.000.000
Rp70.015.000.000
Sumber: analisis penulis, 2020
94
Analisis Kelayakan Program Analisis kelayakan program menggunakan metode cost-benefit analysis (CBA) dimana didapatkan program layak dan menguntungkan dengan rasio B/C = 1,489 yang menunjukkan angka lebih dari 1. Tahun 0 1 2 3 4 5
Perencananaan 130.000.000 0 0 0 0 0
Tahap 1
Tahap 2
0 11.090.000.000 0 0 0 0
Tahap 3
0 0 56.265.000.000 0 0 0
Tahap 4
0 0 0 1.265.000.000
Pemasukan
0 0 0 0 1.265.000.000 0
Total 0 0 0 0 0
NPV Cost 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Asumsi yang digunakan dalam penghitungan adalah : • Discount Rate adalah 15% • Estimasi produksi PLTO 25600 KVa (32000KVa x Cosphi/efektivitas 80%) • Penggunaan energy listrik dalam waktu 24 jam sehari • Biaya per KWh adalah Rp 1.467,8 (data PLN 2019)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 NPV Benefit
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200
Present Value
130.000.000 11.090.000.000 56.265.000.000 1.265.000.000 1.265.000.000 0
130.000.000 9.643.478.261 42.544.423.440 831.758.034 723.267.856 0
70.015.000.000
53.872.927.591
13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 13.715.123.200 205.726.848.000 Ratio B/C
11.926.194.087 10.370.603.554 9.017.916.134 7.841.666.203 6.818.840.177 5.929.426.241 5.156.022.818 4.483.498.103 3.898.694.002 3.390.168.698 2.947.972.781 2.563.454.592 2.229.090.949 1.938.339.956 1.685.513.005 80.197.401.299 1,489
Tabel Cost-Benefit Analysis program PLTO Sumber: analisis penulis, 2020
95
Pembangunan Kutub-Kutub Pertumbuhan Kegiatan Baru (New Growth Pole) Yhona Debora 17/415105/TK/46394
97
Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi Kabupaten Kendal yang menjadi penghambat kesejahteraan masyarakatnya ialah adanya ketimpangan pembangunan infrastruktur serta pengaruh lokasi Kawasan Industri Kendal (KIK) yang berdekatan dengan Kota Semarang sebagai spillover perekonomian yang mengakibatkan rendahnya kesejahteraan masyarakat di wilayah selatan daripada wilayah utara Kabupaten Kendal. Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah selatan Kabupaten Kendal dapat dilihat pada jumlah keluarga pra-sejahtera di wilayah selatan, pembangunan sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan yang hanya fokus pada pusat kota, kurang minatnya masyarakat dalam bersekolah, serta masih rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di wilayah selatan. Oleh sebab itu diperlukannya rencana pengembangan pembangunan Kendal dengan cara membangun kutub-kutub pertumbuhan di wilayah selatan Kabupaten Kendal. Kutub pertumbuhan baru atau New Growth Pole merupakan salah satu teori yang dikembangkan oleh ahli ekonomi yang berasal dari Perancis, Francois Perroux (1955). Teori tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yaitu kutub pertumbuhan. Growth Pole dapat digambarkan sebagai suatu lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menimbulkan daya tarik bagi kalangan untuk tinggal dan menetap di daerah tersebut. Lokasi growth pole berkonsentrasi pada kelompok ekonomi (industri, bisnis, dll) yang membuat pengaruh ekonomi baik ke dalam (backwash effect) maupun ke luar wilayah (spread effect) tersebut.
Landasan Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 mengenai peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kendal. 2. Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 21 tahun 2018 tentang Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019 4. Undang-Undang No. 11 tahun 2019 tentang kesejahteraan masyarakat meliputi kebutuhan material, spiritual, dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri
Pohon Masalah
Dari pohon masalah diatas dapat disimpulkan bahwa akar permasalahan Kabupaten Kendal adalah: 1. Lokasi pusat kota dan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang sangat strategis dekat dengan Kota Semarang menjadikan hanya daerah utara condong timur saja yang difokuskan dalam pembangunan wilayah 2. Pembangunan infrastruktur seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan perdagangan yang tidak merata untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Kendal 3. Kurangnya investasi yang masuk bagi pertanian sekaligus letak pertanian merupakan letak masyarakat keluarga pra-sejahtera
98
Pohon Tujuan Perencanaan
Metode Perencanaan
Melalui penanganan dari konsep New Growth Pole, masalah akan segera tertuntaskan dengan merubah permasalahan menjadi tujuan yang ingin dicapai dengan cara merubah kalimat menjadi kalimat positif seperti pohon tujuan di bawah:
Metode perencanaan yang digunakan dalam perencanaan program ini yaitu: 1. Analisis Skalogram Analisis skalogram dipergunakan untuk menganalisis pusat-pusat permukiman, khususnya hirarki atau orde-orde pusat pertumbuhan. Analisis ini dapat digunakan dengan mendasarkan kepada jumlah unit dan jenis fasilitas yang ada. 2. Metode Overlay Tujuannya untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial berdasarkan pertumbuhan dan criteria kontribusi. Overlay ini merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik).
Konsep Perencanaan
Tujuan dari program pembangunan kutub-kutub pertumbuhan kegiatan baru ialah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur antar wilayah kecamatan di Kabupaten Kendal serta dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah selatan Kabupaten Kendal dari aspek pendidikan, kesehatan, dan perekonomian
Konsep perencanaan yang dirancang adalah membangun kutub/pusat kegiatan baru di wilayah selatan Kabupaten Kendal yaitu sebagai berikut: 1. Memberi peningkatan fungsi jalan di kecamatan wilayah selatan (Kecamatan Pagerruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum) 2. Membangun jalan baru sebagai akses untuk sarana-sarana baru di kecamatan wilayah selatan 3. Membangun dan meningkatkan kualitas sarana pendidikan di kecamatan Ringinarum (SMP dan SMA) 4. Membangun dan meningkatkan kualitas sarana kesehatan di Kecamatan Ringinarum dan Pagerruyung (Rumah Sakit dan Puskesmas) 5. Membangun sarana wisata di Kecamatan Sukorejo 6. Membangun sarana perdagangan di Kecamatan Pagerruyung dan Ringinarrum 7. Membangun sarana industri pangan sebagai penunjang sektor unggulan di Kecamatan Sukorejo
99
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) No
Intervention Logic
Objectively Verifiable Indicators
Sources of Verification
Berkurangnya angka kemiskinan pada masyarakat
Berkurangnya jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Pageruyung, BPS Kabupaten Kendal, Dinas Sosial Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum
Meningkatnya kesejahteraan pada masyarakat
Peningkatan pendapatan masyarakat Kecamatan Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum
Meningkatkan pemerataan antar wilayah kecamatan Kabupaten Kendal
Pembangunan infrastruktur secara merata untuk menunjang aktivitas BPS Kabupaten Kendal masyarakat tiap kecamatan
1
Pengoptimalan aksesibilitas antar kecamatan kepada fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan masyarakat
Meningkatnya angka migrasi masuk - keluar terutama di kecamatan wilayah selatan (Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum)
Peningkatan daya tarik masyarakat untuk tinggal dan bekerja di kecamatan wilayah selatan (Kecamatan Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum)
Tersedianya lapangan pekerjaan
2
Objective/Goal
Outcome/Purpose
Grafik Pendapatan Warga, BPS Kabupaten Kendal
Tersedianya sarana-prasarana penunjang kegiatan masyarakat
Terpenuhinya jumlah kebutuhan sarana pendidikan untuk 4.800 penduduk per kecamatan
Survey primer
Angka IPM per kecamatan meningkat tiap tahun
Data BPS, Dinas Pendidikan
PDRB meningkat di tiap kecamatan
Data BPS
Terpenuhinya jumlah kebutuhan sarana pendidikan untuk 120.000 Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana kesehatan penduduk per kecamatan di selatan 2. b di Kecamatan Pagerruyung, Ringinarum, Ngampel Jumlah pasien di rumah sakit menurun tiap tahunnya
Output/Result
-
Aksesibilitas tinggi dan Dinas Kependudukan, Dinas Ketenagakerjaan, angka migrasi masuk ke BPS Kabupaten Kendal wilayah selatan meningkat
Peningkatan fungsi jalan di kecamatan wilayah selatan 1. a (Kecamatan Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Kondisi jalan sesuai fungsi semisal dari jalan lokal menjadi jalan Ringinarum) Survey primer, Dinas PUPR, Dinas kolektor kondisi jalan aspal, lebar 7 meter, dan lainnya sesuai Permen Perhubungan Penambahan jalan ke fasilitas-fasilitas baru di no 34 Thn 2006 tentang jalan 1. b kecamatan wilayah selatan (Kecamatan Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum) Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana 2. a pendidikan di Kecamatan Ringinarum
Assumptions
Adanya kerjasama pemerintah dengan masyarakat kecamatan
Ketersediaan biaya dan anggaran lancar dan antusias siswa-siswa untuk sekolah meningkat
Survey primer
Pembangunan sara kesehatan berjalan Dinas Kesehatan, Data list pasien tiap rumah dengan lancar sakit
Terdapat waduk sebagai tempat wisata dan tempat tampung ketersediaan air di Kabupaten Kendal Penyediaan sarana tempat wisata di Kecamatan 2. c Sukorejo
2. d
Penyediaan sarana perdagangan di Kecamatan Pagruyung dan Ringinarum
2. e
Penyediaan sarana sektor industri pagan sebagai penunjang sektor unggulan di Kecamatan Sukorejo
Jumlah pengunjung wisata Dinas pariwisata, Dinas Perhubungan, Survey meningkat, pendapatan Kondisi jalan aspal menuju lokasi wisata 100% primer penduduk per kapita meningkat Terdapat 30 palang nama wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Kendal Terpenuhinya jumlah kebutuhan sarana perdagangan yaitu Pusat Perbelanjaan untuk 120.000 penduduk per kecamatan sebagai Kemudahan penduduk pendukung Dinas Perdagangan, Dinas PUPR, dalam memperoleh Baperlitbang, Wawancara, Survey primer kebutuhan sehari-hari Terdapat 100 bangunan di kawasan pusat perdagangan tersebut semakin meningkat Terdapat lahan parkir seluas 100 meter persegi Angka pengangguran berkurang menjadi 3% Produk lahan pertanian tertampung sebesar 70%
Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Ketenagakerjaan, Wawancara
Produk pangan kendal terdistribusi sampai ke luar wilayah
100
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) Studi kelayakan lokasi sarana pendidikan, kesehatan, tempat wisata, perdagangan, dan Proyek berjalan sesuai jadwal Dinas PUPR, Baperlitbang, industri pangan sebagai new growth pole pentahapan Survey Primer Proyek berjalan sesuai jadwal Dinas PUPR, Baperlitbang, Monitoring pembangunan sarana prasarana minimal sebulan sekali pentahapan Survey Primer 1.a Peningkatan Fungsi Jalan di Kecamatan Pelebaran jalan antara Pagerruyung - Weleri dari jalan lokal menjadi jalan 1.a.1 Jalan aspal, lebar jalan 7 meter kolektor Pelebaran jalan antara Kangkung - Kota Kendal dari jalan lokal menjadi jalan 1.a.2 Jalan aspal, lebar jalan 7 meter kolektor Pelebaran jalan antara Ringinarum - Kota Kendal dari jalan lingkungan menjadi Dinas Perhubungan, 1.a.3 Jalan aspal, lebar jalan 6 meter jalan lokal primer Baperlitbang, Survey Primer Pelebaran jalan antara Ngampel - Kaliwungu dari jalan lingkungan menjadi jalan 1.a.4 Jalan aspal, lebar jalan 6 meter lokal primer Pengecekan jalan minimal 6 bulan 1.a.5 Pemeliharaan jalan yang sudah dilebarkan sekali 1.b Penambahan Jalan ke Fasilitas-Fasilitas Baru Tidak mengganggu bangunan 1.b.1 Pembebasan lahan untuk 20 kilometer jalan yang dibangun permukiman Pembangunan jalan lingkungan sebagai akses menuju sarana pendidikan di Lebar jalan 5 meter dapat dilalui 1.b.2 Kecamatan Ringinarum mobil Pembangunan jalan lingkungan sebagai akses menuju sarana kesehatan di 3 Lebar jalan 5 meter dapat dilalui 1.b.3 Kecamatan mobil ambulan Lebar jalan 5 meter dapat dilalui Dinas Perhubungan, Activities/Kegiatan 1.b.4 Pembangunan jalan lingkungan sebagai akses wisata di Kecamatan Sukorejo mobil Baperlitbang, Survey Primer Pembangunan jalan lokal primer sebagai akses menuju sarana perdagangan di 2 1.b.5 Lebar jalan 6 meter, beraspal Kecamatan Pembangunan jalan lokal primer sebagai akses menuju sarana industri pangan di 1.b.6 Lebar jalan 6 meter, beraspal Kecamatan Sukorejo Pengecekan jalan minimal 6 bulan 1.b.7 Pemeliharaan jalan yang sudah dibangun sekali 2.a Sarana Pendidikan Pembebasan lahan seluas 1,95 Ha untuk 1 SMP Tipe A (9000 m2), 1 SMA Tipe A Dekat dan tidak mengganggu 2.a.1 2 lantai (9500 m2), dan 500 m2 RTH untuk masing-masing pendidikan di bangunan permukiman dan resapan Kecamatan Ringinarum air, maksimal dilalui oleh jalan Dinas Pendidikan, Dinas Pembangunan bangunan sarana pendidikan tingkat SMP dan SMA di Kecamatan kolektor, KDH minimal 30%, lahan PUPR, Baperlitbang Ringinarum parkir maksimal 150 m2. Kemudian 2.a.2 terdapat minimal 1000 siswa dalam 1 Penambahan fasilitas pendukung pendidikan (papan tulis, proyektor, kipas, sekolah meja, kursi,dll) Peningkatan mutu kurikulum pendidikan untuk lebih menekankan bakat dan Guru berkualitas dan profesional 2.a.3 minat tiap siswa-siswinya dilihat dari penguasaan teknologi sesuai jaman, wawasan luas, dan Peningkatan kualitas pengajar dengan melakukan pelatihan mengenai bagaimana untuk paham terhadap karakter tiap siswa-siswinya agar semangat memiliki keterampilan untuk menarik Dinas Pendidikan, Survey 2.a.4 siswa tertarik belajar dan belajar dan mampu meningkatkan skill mereka sesuai bidang yang mereka Primer, Wawancara berkreativitas inginkan Penyuluhan masyarakat setempat mengenai pentingnya pendidikan dalam Keluarga Pra-sejahtera menurun 2.a.5 mengurangi tingkat kemiskinan hingga 2%
Kepastian analisis manfaat dan finansial Kepastian analisis manfaat dan finansial
Aksesibilitas tinggi, semakin banyak orang masuk ke wilayah selatan
Aksesibilitas tinggi, semakin banyak orang masuk ke wilayah selatan
Penduduk semakin berkeinginan untuk sekolah, biaya sekolah terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, tingkat pengangguran menurun
101
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) 2.b Sarana Kesehatan Pembebasan lahan seluas 0,81 Ha untuk 2 Rumah Sakit Tipe C (3000 m2) di Kecamatan Jauh dari kawasan industri 2.b.1 Pageruyung dan Ringinarum, 1 Puskesmas Pembantu (600 m2) di Kecamatan Ngampel, (minimal 15 km), dekat dengan dan 500 m2 RTH untuk masing-masing kesehatan sungai (maksimal 100 meter), maksimal dilalui oleh jalan Pembangunan sarana kesehatan berupa rumah sakit tipe C di Kecamatan Pagerruyung kolektor, KDH minimal 30%, lahan dan Kecamatan Ringinarum untuk kebutuhan 240.000 jiwa serta puskesmas pembantu parkir maksimal 200 m2 2.b.2 di Kecamatan Ngampel untuk kebutuhan 30.000 jiwa selebihnya harus hijau, harus Dinas Kesehatan, memiliki sistem IPAL B3 Survey Primer, Penambahan fasilitas pendukung kesehatan seperti peralatan bedah, infus, dll. Wawancara Dokter dan pekerja yang Peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kesehatan dengan memberikan tes tiap berkualitas dan profesional yang bulannya terhadap pekerja rumah sakit (dokter, suster, adminitrasi, satpam dan 2.b.3 dilihat dari penguasaan teknologi lainnya) mengenai perubahan kondisi psikologi mereka saat melakukan pelayanan dan memiliki sikap yang ramah kesehatan terhadap masyarakat tamah Penyuluhan terhadap masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dalam Keluarga Pra-sejahtera menurun 2.b.4 menunjang kesehatan di wilayah selatan hingga 2% 2.c Sarana Pariwisata Pembebasan lahan seluas 260 Ha untuk luas waduknya sendiri 250 Ha dengan volume 2.c.1 tampungan air 41,82 juta meter kubik cukup untuk kebutuhan air di Kab. Kendal dalam Activities/Kegiatan setahun, dan 10 Ha untuk tempat wisata (rekreasi, parkir, perdagangan) Jauh dari permukiman (minimal 10 km), tidak kawasan rawan 2.c.2 Pembangunan tempat wisata bendungan air (waduk) di Kecamatan Sukorejo bencana, merupakan kawasan Dinas Perhubungan, 2.c.3 Penambahan warung-warung makan di sekitar kawasan bendungan air (waduk) budidaya, hidrologi yang tinggi, Dinas Pariwisata, PT Penambahan fasilitas rekreasi di sekitar kawasan bendungan air (waduk) Kecamatan jauh dari TPA, harus ada MCK PLTA 2.c.4 Sukorejo Penambahan area istirahat berupa permukiman di Kecamatan Pagerruyung selatan dan 2.c.5 Kecamatan Plantungan Pelatihan kepada masyarakat dalam tata cara pengelolaan wisata terpadu di Keluarga Pra-sejahtera menurun 2.c.6 Kecamatan Sukorejo, Plantungan, dan Pagerruyung hingga 2% 2.d Sarana Perdagangan 2.d.1 2.d.2 2.d.3 2.d.4 2.d.5
Penduduk semakin sehat, biaya kesehatan terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, tingkat kematian menurun
Semakin tinggi penduduk migrasi masuk, kepadatan penduduk di wilayah selatan meningkat
Pembebasan lahan seluas 0.73 Ha untuk 2 bangunan pusat perdagangan (36.000 m2) dan lahan RTH (bisa parkir) masing 500 m2 di Kecamatan Pagerruyung dan Ringinarum
Minimal dilalui oleh Jalan Kolektor Pembangunan pasar tradisional di Kecamatan Pagerruyung dan Ringinarum sebagai Primer, tidak kawasan rawan Dinas Perdagangan, pemenuhan kebutuhan pasar 120.000 penduduk bencana, merupakan kawasan Survey Primer, budidaya Penambahan fasilitas parkir di kawasan pasar tradisional Wawancara Penambahan 10 TPS di sekitar pasar untuk diangkut ke TPA terdekat Pelatihan kepada masyarakat dalam mengelola pasar tetap bersih dan nyaman (tidak Pasar bersih tidak bau, keluarga crowded) pra sejahtera menurun hingga 2%
Pendapatan per kapita penduduk meningkat, semakin banyak penduduk di wilayah selatan
102
Kerangka Kerja Logis (Logical Framework) 2.e Sarana Sektor Industri
2.e.1
Pembebasan lahan seluas 1 Ha untuk 100 bangunan penduduk industri pangan @ minimal seluas 80 m2 dengan sisanya RTH (bisa lahan parkir)
Pembangunan kawasan industri pangan di Kecamatan Sukorejo karena Activities/Kegiatan 2.e.2 memiliki lahan potensial sumber daya alam (buah, sayur, perkebunan, dan tanaman pangan) sesuai analisis NSDA
Minimal dilalui oleh Jalan Kolektor Primer, tidak kawasan rawan bencana, merupakan kawasan budidaya
2.e.3 Penambahan jaringan telekomunikasi, listrik, drainase, dll 2.e.4
Pendapatan per kapita Dinas Ketenagakerjaan, penduduk meningkat, Dinas Perindustrian, semakin banyak Survey Primer penduduk di wilayah selatan
Pelatihan kepada masyarakat bagaimana mengembangkan potensi SDA Tingkat pengangguran turun hingga menjadi produk lokal yang dapat diperjualbelikan 3%
Peta Visualisasi Rencana Rencana program New Growth Pole terfokus pada 3 kecamatan yang saling berdekatan dan berada di wilayah selatan Kabupaten Kendal. Pembangunan kutub dibuat dengan membangun sarana-sarana seperti pada peta disamping mulai dari pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, dan wisata. Rencana ini dibuat supaya menarik masyarakat untuk berkegiatan di wialayah selatan dan menurunkan angka ketimpangan wilayah.
103
Sub Program
Kegiatan
Pentahapan Rencana Program
Pelebaran jalan antara Pagerruyung 1.a.1 Weleri dari jalan lokal menjadi jalan kolektor 1.a.2 Peningkatan fungsi jalan di kecamatan wilayah selatan 1. a (Kecamatan Pageruyung, Kangkung, 1.a.3 Ngampel, dan Ringinarum) 1.a.4 1.a.5 1.b.1 1.b.2
1.b.3 Penambahan jalan ke fasilitas-fasilitas baru di kecamatan wilayah 1. b selatan (Kecamatan 1.b.4 Pageruyung, Kangkung, Ngampel, dan Ringinarum) 1.b.5
1.b.6 1.b.7
Lokasi
Besara Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 n 1 2345 12345 12345 1234 5
Kec. 15,67 Pageruyu km ng-Weleri Kec. Pelebaran jalan antara Kangkung - Kota Kangkung 4,55 Kendal dari jalan lokal menjadi jalan -Kota km kolektor Kendal Kec. Pelebaran jalan antara Ringinarum - Kota Ringinaru 7,85 Kendal dari jalan lingkungan menjadi jalan m-Kota km lokal primer Kendal Pelebaran jalan antara Ngampel Kec. 11,56 Kaliwungu dari jalan lingkungan menjadi Ngampel km jalan lokal primer Kaliwungu Seluruh Pemeliharaan jalan yang sudah dilebarkan wilayah Pembebasan lahan untuk 20 kilometer 20 km jalan yang dibangun Pembangunan jalan lingkungan sebagai Kec. akses menuju sarana pendidikan di Ringinaru 3 km Kecamatan Ringinarum m Kec. Pagerruyu Pembangunan jalan lingkungan sebagai ng, akses menuju sarana kesehatan di 3 8 km Ringinaru Kecamatan m, dan Ngampel Pembangunan jalan lingkungan sebagai Kec. 3 km akses wisata di Kecamatan Sukorejo Sukorejo Kec. Pembangunan jalan lokal primer sebagai Pagerruyu akses menuju sarana perdagangan di 2 ng dan 4 km Kecamatan Ringinaru m Pembangunan jalan lokal primer sebagai Kec. akses menuju sarana industri pangan di 2 km Sukorejo Kecamatan Sukorejo Seluruh Pemeliharaan jalan yang sudah dibangun wilayah
Biaya (juta rupiah)
Sumber Pembiayaan
Rp
78,350.00 APBD
Rp
22,750.00 APBD
Rp
39,250.00 APBD
Rp
57,800.00 APBD
Rp
1,000.00 APBD
Rp
140,000.00 APBD
Rp
15,000.00 APBD
Rp
40,000.00 APBD
Rp
15,000.00 APBD
Rp
20,000.00 APBD
Rp
10,000.00 APBD
Rp
1,000.00 APBD
104
Pembebasan lahan seluas 1,95 Ha untuk 1 SMP Tipe A (9000 m2), 1 SMA Tipe A 2 lantai (9500 m2), dan 2.a.1 500 m2 RTH untuk masing-masing pendidikan di Kecamatan Ringinarum
1.95 Ha
Rp
2,925.00
APBD, SWASTA
Pembangunan bangunan sarana pendidikan tingkat SMP dan SMA di Kecamatan Ringinarum
2 lantai
Rp
2,000.00
APBD, SWASTA
Penambahan fasilitas pendukung pendidikan (papan tulis, proyektor, kipas, meja, kursi,dll)
1 paket
Rp
500.00
APBD, SWASTA
-
Rp
300.00
APBD, SWASTA
Peningkatan kualitas pengajar dengan melakukan pelatihan mengenai bagaimana untuk paham 2.a.4 terhadap karakter tiap siswa-siswinya agar semangat belajar dan mampu meningkatkan skill mereka sesuai bidang yang mereka inginkan
-
Rp
500.00
APBD, SWASTA
Penyuluhan masyarakat setempat mengenai 2.a.5 pentingnya pendidikan dalam mengurangi tingkat kemiskinan
1 kali sebulan
Rp
120.00
APBD, SWASTA
Pembebasan lahan seluas 0,81 Ha untuk 2 Rumah Sakit Tipe C (3000 m2) di Kecamatan Pageruyung 2.b.1 dan Ringinarum, 1 Puskesmas Pembantu (600 m2) di Kecamatan Ngampel, dan 500 m2 RTH untuk masing-masing kesehatan
0.81 Ha
Rp
1,215.00
SWASTA
Pembangunan sarana kesehatan berupa rumah sakit tipe C di Kecamatan Pagerruyung dan Kecamatan Ringinarum untuk kebutuhan 240.000 2.b.2 jiwa serta puskesmas pembantu di Kecamatan Ngampel untuk kebutuhan 30.000 jiwa
3 lantai
Rp
9,000.00
SWASTA
3 paket
Rp
4,500.00
SWASTA
-
Rp
500.00
SWASTA
-
Rp
180.00
SWASTA
Pentahapan Rencana Program
2.a.2
Penyediaan dan peningkatan Peningkatan mutu kurikulum pendidikan untuk 2. a kualitas sarana pendidikan di 2.a.3 lebih menekankan bakat dan minat tiap siswaKecamatan siswinya
Penyediaan dan peningkatan 2. b kualitas sarana kesehatan di Kecamatan
Kec. Ringinarum
Kec. Pagerruyung , Penambahan fasilitas pendukung kesehatan seperti Ringinarum, peralatan bedah, infus, dll. dan Ngampel Peningkatan kualitas dan mutu pelayanan
kesehatan dengan memberikan tes tiap bulannya terhadap pekerja rumah sakit (dokter, suster, 2.b.3 adminitrasi, satpam dan lainnya) mengenai perubahan kondisi psikologi mereka saat melakukan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat Penyuluhan terhadap masyarakat mengenai 2.b.4 pentingnya menjaga kebersihan dalam menunjang kesehatan di wilayah selatan
105
Pembebasan lahan seluas 260 Ha untuk luas waduknya sendiri 250 Ha dengan volume tampungan air 41,82 2.c.1 juta meter kubik cukup untuk kebutuhan air di Kab. Kendal dalam setahun, dan 10 Ha untuk tempat wisata (rekreasi, parkir, perdagangan)
Pentahapan Rencana Program
2.c.2
2. c
Penyediaan sarana 2.c.3 tempat wisata di Kecamatan 2.c.4 2.c.5
2.c.6
260 Ha
2. d
Pembangunan pasar tradisional di Kecamatan Penyediaan 2.d.2 Pagerruyung dan Ringinarum sebagai pemenuhan sarana kebutuhan pasar 120.000 penduduk perdaganga Penambahan fasilitas parkir di kawasan pasar n di 2.d.3 tradisional Kecamatan Penambahan 10 TPS di sekitar pasar untuk diangkut ke 2.d.4 TPA terdekat 2.d.5
2. e
260,000.00
Rp
500,000.00
Rp
20,000.00
Rp
250.00
Rp
15,000.00
APBD, SWASTA
Rp
120.00
APBD, SWASTA
0.73 Ha
Rp
1,095.00
APBD, SWASTA
2 unit
Rp
2,000.00
APBD, SWASTA
0.1 Ha
Rp
45.00
10 unit
Rp
800.00
1 kali sebulan
Rp
120.00
APBD, SWASTA
1 Ha
Rp
1,500.00
SWASTA
1 unit
Rp
2,000.00
SWASTA
1 paket
Rp
800.00
SWASTA
1 kali sebulan
Rp
120.00
SWASTA
Kec. Pembangunan tempat wisata bendungan air (waduk) di Sukorejo 1 unit Kecamatan Sukorejo Penambahan warung-warung makan di sekitar kawasan 100 bangunan bendungan air (waduk) Penambahan fasilitas rekreasi di sekitar kawasan 5 fasilitas bendungan air (waduk) Kecamatan Sukorejo Penambahan area istirahat berupa permukiman di Kec. Kecamatan Pagerruyung selatan dan Kecamatan 50 bangunan Pagerruy Plantungan ung dan Pelatihan kepada masyarakat dalam tata cara Plantung pengelolaan wisata terpadu di Kecamatan Sukorejo, 1 kali sebulan an Plantungan, dan Pagerruyung
Pembebasan lahan seluas 0.73 Ha untuk 2 bangunan pusat perdagangan (36.000 m2) dan lahan RTH (bisa 2.d.1 parkir) masing 500 m2 di Kecamatan Pagerruyung dan Ringinarum Kec. Pagerruy ung dan Ringinaru m
Pelatihan kepada masyarakat dalam mengelola pasar tetap bersih dan nyaman (tidak crowded)
Pembebasan lahan seluas 1 Ha untuk 100 bangunan 2.e.1 penduduk industri pangan @ minimal seluas 80 m2 Penyediaan dengan sisanya RTH (bisa lahan parkir) sarana Pembangunan kawasan industri pangan di Kecamatan sektor Sukorejo karena memiliki lahan potensial sumber daya industri 2.e.2 alam (buah, sayur, perkebunan, dan tanaman pangan) Kec. pagan Sukorejo sesuai analisis NSDA sebagai Penambahan jaringan telekomunikasi, listrik, drainase, penunjang 2.e.3 dll sektor unggulan Pelatihan kepada masyarakat bagaimana 2.e.4 mengembangkan potensi SDA menjadi produk lokal yang dapat diperjualbelikan Total Biaya
APBD, SWASTA
Rp
APBD, SWASTA APBD, SWASTA APBD, SWASTA
APBD, SWASTA APBD, SWASTA
Rp 106 1,265,740.00
Tabel Cost Benefit Analysis (CBA) Tahap 1 Tahap
1
Komponen Cost dan Benefit Cost Biaya pelebaran jalan Biaya pembebasan lahan jalan Biaya pembangunan jalan Biaya pemeliharaan jalan Biaya pembebasan lahan sarana pendidikan Biaya pembangunan sarana pendidikan Biaya penambahan fasilitas pendidikan Biaya peningkatan mutu pendidikan Biaya peningkatan kualitas pengajar Biaya penyuluhan masyarakat ttg pendidikan Biaya pembebasan lahan sarana kesehatan Biaya pembangunan sarana kesehatan Biaya penambahan fasilitas kesehatan Biaya peningkatan mutu kesehatan Biaya penyuluhan masyarakat ttg kesehatan Biaya pembebasan lahan sarana wisata Benefit
Biaya Penerima Manfaat (juta rupiah) Pemerintah
Swasta
Masyarakat
Total Biaya (juta rupiah) Rp 687,890.00
Rp 198,150.00 Rp 98,000.00 Rp 100,000.00 Rp 10,000.00 Rp 1,462.50 Rp 1,000.00 Rp 250.00 Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp Rp Rp Rp Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,462.50 1,000.00 250.00 150.00 250.00 60.00 1,215.00 9,000.00 4,500.00 500.00 180.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
Rp 130,000.00
Rp130,000.00
Rp
Rp 517,939.00
Pemasukan pajak jalan
Rp
-
Pendapatan pembebasan lahan Peningkatan aksesibilitas jalan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu kesehatan
Rp Rp Rp Rp
-
Rp 45,000.00 Rp Rp Rp Rp
-
Rp100,000.00 Rp362,139.00 Rp 9,800.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00
107
Tabel Cost Benefit Analysis (CBA) Tahap 2 Tahap
2
Komponen Cost dan Benefit Cost Biaya pemeliharaan jalan Biaya peningkatan mutu pendidikan Biaya peningkatan kualitas pengajar Biaya penyuluhan masyarakat ttg pendidikan Biaya penambahan fasilitas kesehatan Biaya peningkatan mutu kesehatan Biaya penyuluhan masyarakat ttg kesehatan Biaya pembangunan wisata waduk Biaya penambahan warung-warung di kawasan wisata Biaya penambahan fasilitas rekreasi di Kawasan wisata Biaya penambahan area istirahat di kawasan wisata Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola wisata Biaya pembebasan lahan sarana perdagangan Biaya pembangunan sarana perdagangan Biaya penambahan fasilitas parkir di kawasan perdagangan Biaya penambahan 10 TPS di kawasan perdagangan Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola perdagangan Biaya pembebasan lahan sarana industri Biaya pembangunan sarana industri pangan Biaya penambahan prasarana jaringan di kawasan industri Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola industri pangan Benefit Pemasukan pajak jalan Pendapatan pembebasan lahan Peningkatan aksesibilitas jalan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu kesehatan Penyerapan tenaga kerja wisata Penyerapan tenaga kerja perdagangan Restribusi perdagangan Restribusi parkir di perdagangan Penyerapan tenaga kerja industri pangan
Biaya Penerima Manfaat (juta rupiah) Pemerintah Swasta Masyarakat Rp 10,000.00 Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp Rp Rp Rp 250,000.00 Rp 10,000.00 Rp 125.00 Rp 7,500.00 Rp 60.00 Rp 547.50 Rp 1,000.00 Rp 22.50 Rp 400.00 Rp 60.00 Rp Rp Rp Rp -
Rp Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp 4,500.00 Rp 500.00 Rp 180.00 Rp250,000.00 Rp 10,000.00 Rp 125.00 Rp 7,500.00 Rp 60.00 Rp 547.50 Rp 1,000.00 Rp 22.50 Rp 400.00 Rp 60.00 Rp 1,000.00 Rp 2,000.00 Rp 800.00 Rp 120.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Biaya (juta rupiah) Rp 559,450.00
Rp 388,395.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
Rp 79,000.00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Rp100,000.00 Rp 2,095.00 Rp 9,800.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00 Rp 55,000.00 Rp 35,000.00 Rp 5,000.00 Rp 2,500.00 Rp 98,000.00
108
Tabel Cost Benefit Analysis (CBA) Tahap 3 Tahap
Komponen Cost dan Benefit Cost Biaya pemeliharan jalan Biaya peningkatan mutu pendidikan Biaya peningkatan kualitas pengajar Biaya penyuluhan masyarakat ttg pendidikan Biaya peningkatan mutu kesehatan Biaya penyuluhan masyarakat ttg kesehatan
3
Biaya Penerima Manfaat (juta rupiah) Pemerintah Swasta Masyarakat
Biaya penambahan warung-warung di kawasan wisata
Rp 10,000.00 Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp Rp Rp 10,000.00
Rp Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp 500.00 Rp 180.00 Rp 10,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
Biaya penambahan fasilitas rekreasi di Kawasan wisata
Rp
125.00
Rp
125.00
Rp
-
Biaya penambahan area istirahat di kawasan wisata
Rp
7,500.00
Rp 7,500.00
Rp
-
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola wisata
Rp
60.00
Rp
60.00
Rp
-
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola perdagangan
Rp
60.00
Rp
60.00
Rp
-
-
Rp
120.00
Rp
-
-
Rp 79,000.00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola industri pangan Pemasukan pajak jalan Pendapatan pembebasan lahan Peningkatan aksesibilitas jalan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu kesehatan Penyerapan tenaga kerja wisata Penyerapan tenaga kerja perdagangan Restribusi perdagangan Restribusi parkir di perdagangan Penyerapan tenaga kerja industri pangan
Rp Benefit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Biaya (juta rupiah) Rp 47,210.00
Rp 388,395.00 Rp100,000.00 Rp 2,095.00 Rp 9,800.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00 Rp 55,000.00 Rp 35,000.00 Rp 5,000.00 Rp 2,500.00 Rp 98,000.00
109
Tabel Cost Benefit Analysis (CBA) Tahap 4 Tahap
Komponen Cost dan Benefit Cost Biaya pemeliharan jalan Biaya peningkatan mutu pendidikan Biaya peningkatan kualitas pengajar Biaya penyuluhan masyarakat ttg pendidikan Biaya peningkatan mutu kesehatan Biaya penyuluhan masyarakat ttg kesehatan
4
Biaya Penerima Manfaat (juta rupiah) Pemerintah Swasta Masyarakat
Biaya penambahan warung-warung di kawasan wisata
Rp 10,000.00 Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp Rp Rp 10,000.00
Rp Rp 150.00 Rp 250.00 Rp 60.00 Rp 500.00 Rp 180.00 Rp 10,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
-
Biaya penambahan fasilitas rekreasi di Kawasan wisata
Rp
125.00
Rp
125.00
Rp
-
Biaya penambahan area istirahat di kawasan wisata
Rp
7,500.00
Rp 7,500.00
Rp
-
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola wisata
Rp
60.00
Rp
60.00
Rp
-
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola perdagangan
Rp
60.00
Rp
60.00
Rp
-
-
Rp
120.00
Rp
-
-
Rp 79,000.00 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Biaya pelatihan masyarakat ttg mengelola industri pangan Pemasukan pajak jalan Pendapatan pembebasan lahan Peningkatan aksesibilitas jalan Peningkatan mutu pendidikan Peningkatan mutu kesehatan Penyerapan tenaga kerja wisata Penyerapan tenaga kerja perdagangan Restribusi perdagangan Restribusi parkir di perdagangan Penyerapan tenaga kerja industri pangan
Rp Benefit Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Biaya (juta rupiah) Rp 47,210.00
Rp 388,395.00 Rp100,000.00 Rp 2,095.00 Rp 9,800.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00 Rp 55,000.00 Rp 35,000.00 Rp 5,000.00 Rp 2,500.00 Rp 98,000.00
110
Analisis Kelayakan Program N
Uraian
1 2 3 4
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
EXP
REV
Rp 687,890.00 Rp 559,450.00 Rp 47,210.00 Rp 47,210.00
Rp 517,939.00 Rp 388,395.00 Rp 388,395.00 Rp 388,395.00
Jumlah NPV BCR
Rp Exp Rp Rp Rp Rp
0.05 655,133.33 507,437.64 40,781.77 38,839.78
Rp 1,242,192.53 Rp 341,185.00 Rp 8.23
Rp 258,412.15 Rp 1.21
Rp 1 2 3 4 jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp
E 593,008.62 415,762.49 30,245.45 26,073.66 1,065,090.22
NPV BCR
Rp Rp
133,385.01 1.13
Rp 0.10 Rp 0.15 Rp 0.20 Rev Exp Rev Exp Rev Exp Rev Rp 493,275.24 Rp 625,354.55 Rp 470,853.64 Rp 598,165.22 Rp 450,381.74 Rp 573,241.67 Rp 431,615.83 Rp 352,285.71 Rp 462,355.37 Rp 320,987.60 Rp 423,024.57 Rp 293,682.42 Rp 388,506.94 Rp 269,718.75 Rp 335,510.20 Rp 35,469.57 Rp 291,806.91 Rp 31,041.34 Rp 255,376.02 Rp 27,320.60 Rp 224,765.63 Rp 319,533.53 Rp 32,245.07 Rp 265,279.01 Rp 26,992.47 Rp 222,066.10 Rp 22,767.17 Rp 187,304.69 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1,500,604.68 1,155,424.55 1,348,927.16 1,079,223.60 1,221,506.28 1,011,836.38 1,113,404.90
0.16 Rp Rp Rp Rp Rp
R 446,499.14 288,640.76 248,828.24 214,507.10 1,198,475.23
Rp 193,502.61 Rp 1.17
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
E 587,940.17 408,685.81 29,476.53 25,193.62 1,051,296.13
Rp Rp
124,884.00 1.12
0.17 Rp Rp Rp Rp Rp
R 442,682.91 283,727.81 242,502.40 207,267.01 1,176,180.13
Rp 142,282.67 Rp 1.13
Rp 101,568.51 Rp 1.10
Rp 0.25 Exp Rp 550,312.00 Rp 358,048.00 Rp 24,171.52 Rp 19,337.22
Rev Rp 414,351.20 Rp 248,572.80 Rp 198,858.24 Rp 159,086.59 Rp Rp 951,868.74 1,020,868.83 Rp 69,000.10 Rp 1.07
Program New Growth Pole untuk Kabupaten Kendal diasumsikan penulis bukan hanya menggunakan APBD akan tetapi juga melakukan skema proyek kemitraan dengan badan usaha lainnya karena berdasarkan analisis pembiayaan sebelumnya membutuhkan dana yang terbilang besar dan mengingat bahwa PDRB Kabupaten Kendal masih harus dialokasi untuk pembangunan lain juga. Melaui sistem kemitraan tersebut diharapkan membantu pemerintah terutama dalam perwujudan waduk di Kabupaten Kendal sebagai invetasi juga di masa depan. Berdasarkan perhitungan dengan suku bunga pajak 15%-17%, program mitigasi bencana memiliki nilai BCR lebih dari 1 dan NPV bernilai positif, atau dinilai masih feasible. Dengan suku bunga 16% masih mendapat keuntungan sebesar 133.385,01 juta. Bahkan sampai dengan tingkat suku bunga 25% program tersebut masih feasible.
111
Peningkatan dan Pengelolaan Teknlologi Pertanian Khalisha Meirilia Khairunisa 17/415099/TK/46388
113
Latar Belakang Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang mendapatkan mandat untuk memiliki Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan atau yang biasa disingkat sebagai LP2B. Lahan Pertanian Pangan Bekelanjutan merupakan program pemerintah pusat dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional dengan melindungi lahan pertanian pangan yang dialokasikan berbeda-beda disetiap daerah untuk mengurangi konversi lahan pertanian menjadi guna lahan lain. Menurut UU no. 41 tahun 2009, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
Namun, dengan mandat yang diemban Kabupaten Kendal untuk melindungi lahan pertanian, terdapat beberapa masalah yang dapat menghambat implementasi program perlindungan pertanian pangan berkelanjutan ini, yaitu produksi padi yang belum maksimal dengan panen hanya 2 kali dalam setahun serta masalah kekeringan yang seringkali mengganggu produksi pada musim kemarau yang menyebabkan rendahnya kesejahteraan petani karena lahan tidak dapat dimaksimalkan. Karena berbagai masalah di atas, diperlukan program pendukung yang dapat menyelesaikan masalah untuk melindungi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yaitu dengan menggunakan teknologi.
Tujuan Perencanaan
Landasan Hukum
• •
• •
Mengefisienkan waktu penanaman padi Mengurangi kemungkinan kekeringan pada musim kemarau Meningkatkan jumlah panen dalam satu tahun Meningkatkan kesejahteraan petani Kabupaten Kendal
• • •
RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031 UU No. 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Pertanian Pangan Berkelanjutan UU No. 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
114
Metode Perencanaan Program ini direncanakan dengan menggunaka tiga metode perencanaan, yaitu kajian literatur, kerangka kerja logis, dan cost-benefit analysis (CBA). Kajian literatur dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting terkait dengan kondisi pertanian di Kabupaten Kendal, mengetahui biaya yang akan digunakan dalam cost-benefit analysis, serta mengetahui preseden terkait dengan peningkatan teknologi pangan. Kerangka kerja logis digunakan untuk menjelaskan secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam program beserta indikator yang digunakan dalam mengukur ketercapaian program. Cost-benefit Analysis digunakan untuk mengetahui kelayakan program dengan mengonversi indikator-indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan ke dalam moneter untuk menghitung keuntungan-kerugian program.
Konsep Rencana Kajian Teoritis Mosher dalam Soetriono (1984 ; 137) menyebutkan, pengaruh harga hasil usahatani dan harga input produksi terhadap kuatnya daya dorong bagi petani untuk menaikkan produksi usahataninya dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Petani hanya akan menaikkan produksi komoditi tertentu yang akan dijualnya, apabila harga komoditi itu cukup menarik baginya. (2) Petani akan memberikan respon terhadap perubahan harga relatif dari tanaman-tanaman yang sedang ia usahakan dengan jalan memperluas tanaman yang harganya lebih tinggi. Terkecuali apabila hal itu akan membahayakan persediaan makanan (tanaman bahan makan) bagi keluarganya sendiri. (3) Petani akan memberikan respon terhadap kenaikan harga hasil tanaman tertentu dengan menggunakan teknologi yang lebih maju untuk menaikkan produksi tanaman tersebut. (4) Meningkatkan efisiensi tataniaga untuk menurunkan biaya berbagai mata rantai tataniaga seperti pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan hasil-hasil usahatani, dapat menaikkan harga setempat yang sampai ke tangan petani, atau menurunkan harga bagi konsumen terakhir, atau kedua-duanya. Berdasarkan teori di atas, diketahui bahwa penggunaan teknologi yang lebih maju dapat mendorong petani untuk menaikkan produksi usahataninya
115
Preseden Jepang
Jepang sangat dikenal dengan industri pangan dan pertaniannya. Sistem pertanian di Jepang sudah menjadi rahasia umum di seluruh dunia mempunyai sistem kerja yang baik. Kemajuan pertanian Jepang juga bisa dilihat dengan berkembangnya sistem pertanian urban. Bahkan pertanian urban di Jepang kini menjadi andalan untuk memasok produkproduk pertanian yang segar, sehat, dan cepat. Meskipun dikenal sebagai negara agraris, nyatanya pertanian di Indonesia belum bisa bersaing dengan Jepang. Kekayaan sumber daya alam Indonesia menjadi modal utamanya untuk bisa bersaing. Salah satu sistem yang membuat pertanian di Jepang sangat maju adalah adanya teknologi pertanian yang canggih. Kuatnya industri otomotif di Jepang berdampak pada pertanian. Sistem pertanian di Jepang telah menggunakan teknologi yang canggih. Untuk menanam, menyirami, hingga memanen, petani Jepang telah dibantu dengan mesin. Jika di Indonesia membajak sawah masih menggunakan bajak tunggal, di Jepang membajak telah menggunakan bajak enam sehingga 1-2 jam telah selesai.
116
KERANGKA KERJA LOGIS PENINGKATAN TEKNOLOGI PERTANIAN Sources of Assumptions Verification Maksimalnya penggunaan Pengambilan data teknologi dalam proses bertani dari Dinas Pertanian 1. Siapnya sumber daya yang ada Persentase kesiapan Pengambilan data Seluruh petani mengikuti dalam menggunakan teknologi petani dalam dari Dinas tes setelah melakukan dalam bertani menggunakan Pertanian sosialisasi dan pelatihan teknologi pangan Intervention Logic
Overall Objective
Operation Purpose
1.1 Terlatihnya petani dalam menggunakan teknologi pertanian 1.2 Tersedianya alat-alat pertanian dengan teknologi terbaru Results
Kerangka Kerja Logis
Hasil nilai tes dalam pelatihan penggunaan teknologi pertanian Jumlah alat-alat pertanian
Pengambilan data Petani yang mengikuti tes dari Dinas sudah mengikuti Pertanian sosialisasi dan pelatihan
Pengambilan data Skema pengadaan dari Dinas Corporate Social Pertanian Responsibility berjalan sesuai rencana 1.3 Tersedianya sarana dan Jumlah sarana dan Pengambilan data Skema pengadaan prasarana penunjang pertanian prasarana dari Dinas Corporate Social penunjang Pertanian Responsibility berjalan pertanian sesuai rencana 1.4 Terkelola dengan baiknya alat Jumlah alat dan Pengambilan data Petani bekerjasama dan mesin pertanian mesin pertanian dari Dinas dengan baik dalam yang berfungsi baik Pertanian pengelolaan alat pertanian 1.1.1 Adanya sosialisasi bagi petani untuk pengenalan teknologi sebanyak 20 kali, terdapat 4 titik tumbuh masingmasing titik tumbuh dilakukan sebanyak 5 kali 1.1.2 Adanya pelatihan bagi petani untuk menggunakan teknologi sebanyak 20 kali, terdapat 4 titik tumbuh masingmasing titik tumbuh dilakukan sebanyak 5 kali 1.2.1 Pengadaan alat tanam bibit padi manual sebayak 200 unit
Activities
Objectiveliy Veriable Indicators
Jumlah sosialisasi Pengambilan data Petani memiliki penggunaan dari Dinas ketertarikan dalam teknologi pertanian Pertanian mengikuti sosialisasi
Jumlah pelatihan Pengambilan data Petani memiliki penggunaan dari Dinas ketertarikan dalam teknologi pertanian Pertanian mengikuti pelatihan
Jumlah alat tanam bibit padi manual
Pengambilan data dari Dinas Pertanian Pengambilan data dari Dinas Pertanian Pengambilan data dari Dinas Pertanian
1.2.2 Pengadaan alat pengabut air Jumlah alat tipe bayonet sebanyak 200 unit pengabut air tipe bayonet 1.2.3 Pengadaan alat penyiram Jumlah alat tanaman otomatis untuk rumah penggerak wadah kaca sebanyak pensortasi buahbuahan 1.2.4 Pengadaan mesin tanam Jumlah mesin tanam Pengambilan data padi otomatis sebanyak 50 unit padi otomatis dari Dinas Pertanian 1.3.1 Pembangunan rumah kaca Jumlah rumah kaca Pengambilan data sebanyak terbangun dari Dinas Pertanian 1.4.1 Adanya perawatan alat dan Data perawatan alat Pengambilan data mesin pertanian dan mesin pertanian dari Dinas Pertanian
Perusahaan yang terlibat bekerjasama dengan baik dalam proses pengadaan Perusahaan yang terlibat bekerjasama dengan baik dalam proses pengadaan Perusahaan yang terlibat bekerjasama dengan baik dalam proses pengadaan Perusahaan yang terlibat bekerjasama dengan baik dalam proses pengadaan Perusahaan yang terlibat bekerjasama dengan baik dalam proses pengadaan Petani bekerjasama dengan baik dalam pengelolaan alat pertanian
117
Pentahapan dan Pembiayaan No. Kegiatan 1 Sosialisasi pengenalan teknologi pangan 2 Pelatihan penggunaan teknologi pangan 3 Perbaikan sistem irigasi
Pentahapan I II III IV V
Jumlah dana Rp151,482,600,000.00 Rp302,965,200,000.00
Sumber dana APBN APBN APBD
4 Pengadaan alat tanam bibit 5 Pengadaan alat pengabut air tipe bayonet 6 Pembangunan rumah kaca 7 Pengadaan penyiram tanaman otomatis rumah kaca 8 Pengadaan mesin tanam padi otomatis 9 Perawatan alat dan mesin pertanian
Rp32,640,000.00 Rp645,000,000.00 Rp105,000,000.00 Rp17,760,000.00 Rp14,400,000.00 Rp2,500,000,000.00 Rp1,500,000,000.00 TOTAL Rp459,262,600,000.00
Swasta Swasta Swasta Swasta APBD APBD
Intansi Pelaksana Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan
Berdasarkan table pentahapan dan pembiayaan, diketahui bahwa sosialisasi dan pelatihan penggunaan teknologi pertanian menggunakan sumber dana APBN, perbaikan sistem irigasi, Pengadaan mesin tanam padi otomatis, dan perawatan alat dan mesin pertanian menggunakan sumber dana APBD, sedangkan pengadaan alat tanam bibit, alat pengabut air, penyiram tanaman otomatis dan pengadaan rumah kaca menggunakan sumber dana swasta dengan metode Company Social Responsibility (CSR).
118
Peta Pelaksanaan Program Peningkatan dan Pengelolaan Teknologi Pertanian Program Peningkatan dan Pengelolaan Teknologi Pangan dilakukan pada daerah yang termasuk ke dalam Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B). Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan tersebar di 19 kelurahan di Kabupaten Kendal, dengan kecamatan yang memiliki luas terbesar adalah Kecamatan Kangkung dengan luas sebesar 2517 Ha, diikuti oleh Kecamatan Rowosari dengan luas sebesar 2290 Ha.
Peta Lokasi Rencana Pembangunan Rumah Kaca
Lokasi pembangunan rumah kaca ditetapkan berdasarkan persentase luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam kecamatan dengan asumsi semakin besar persentase lahan pertanian dengan total luas kecamatan, maka semakin besar pula kebutuhan akan rumah kaca untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Rumah kaca direncanakan berada di Kecamatan Patean, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Kaliwungu.
Visualisasi 119
Cost-benefit Analysis Tahun
Kegiatan
1 2
Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Perbaikan sistem irigasi Pengadaan alat tanam bibit Pengadaan alat pengabut air tipe bayonet Peningkatan pendapatan sektor industri pengolahan (terutama alat dan mesin pertanian) Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Pembangunan rumah kaca Perawatan alat dan mesin pertanian Perbaikan sistem irigasi Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Peningkatan pendapatan sektor industri pengolahan (terutama alat dan mesin pertanian) Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Pengadaan penyiram tanaman otomatis rumah kaca Pengadaan mesin tanam padi otomatis Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Peningkatan pendapatan sektor industri pengolahan (terutama alat dan mesin pertanian) Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian
3
4
5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15
Pemerintah
Cost Masyarakat
Swasta
Pemerintah
Benefit Masyarakat
Cost Disc. 16%
Benefit Disc. 16%
TOTAL
Rp0 Rp0
Rp0 Rp0
Rp0 Rp0
Rp92,192,310,360
Rp0
-Rp92,192,310,360
Rp750,000,000
Rp39,462,630,396
Rp386,850,000
-Rp131,268,090,756
Rp17,760,000
Rp36,100,463,418
Rp19,198,676,159.75
-Rp148,169,878,014.25
Rp6,120,000
Rp32,136,659,280
Rp16,544,554,378.50
-Rp163,761,982,916
Rp40,307,121,663
Rp26,832,651,940
Rp14,260,659,644.37
-Rp176,333,975,211.38
Rp80,614,243,326
Rp30,500,000
Rp24,587,344,214.43
-Rp151,777,130,997
Rp80,614,243,326
Rp26,300,000
Rp21,201,545,994.74
-Rp130,601,885,002.21
Rp80,614,243,326
Rp22,670,000
Rp18,275,248,962.00
-Rp112,349,306,040
Rp161,228,486,652
Rp19,540,000
Rp31,504,046,291.80
-Rp80,864,799,748.41
Rp161,228,486,652
Rp16,850,000
Rp27,167,000,000.86
-Rp53,714,649,748
Rp161,228,486,652
Rp14,520,000
Rp23,410,376,261.87
-Rp30,318,793,485.68
Rp161,228,486,652
Rp12,520,000
Rp20,185,806,528.83
120 -Rp10,145,506,957
Rp161,228,486,652
Rp10,790,000
Rp17,396,553,709.75
Rp7,240,256,752.91
Swasta
Rp50,494,200,000 Rp100,988,400,000 Rp25,247,100,000 Rp50,494,200,000 Rp16,320,000 Rp645,000,000 Rp105,000,000
Rp25,247,100,000 Rp50,494,200,000 Rp17,760,000 Rp50,000,000 Rp16,320,000 Rp40,307,121,663
Rp25,247,100,000 Rp50,494,200,000 Rp14,400,000 Rp2,500,000,000 Rp50,000,000
Rp40,307,121,663
Rp25,247,100,000 Rp50,494,200,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000
7
(terutama alat dan mesin pertanian) Sosialisasi pengenalan teknologi pertanian Pelatihan penggunaan teknologi Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian Perawatan alat dan mesin pertanian Peningkatan pendapatan pekerja sektor pertanian
Rp6,120,000
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
TOTAL
Rp16,544,554,378.50
-Rp163,761,982,916
Rp40,307,121,663
Rp26,832,651,940
Rp14,260,659,644.37
-Rp176,333,975,211.38
Rp80,614,243,326
Rp30,500,000
Rp24,587,344,214.43
-Rp151,777,130,997
Rp80,614,243,326
Rp26,300,000
Rp21,201,545,994.74
-Rp130,601,885,002.21
Rp80,614,243,326
Rp22,670,000
Rp18,275,248,962.00
-Rp112,349,306,040
Rp161,228,486,652
Rp19,540,000
Rp31,504,046,291.80
-Rp80,864,799,748.41
Rp161,228,486,652
Rp16,850,000
Rp27,167,000,000.86
-Rp53,714,649,748
Rp161,228,486,652
Rp14,520,000
Rp23,410,376,261.87
-Rp30,318,793,485.68
Rp161,228,486,652
Rp12,520,000
Rp20,185,806,528.83
-Rp10,145,506,957
Rp161,228,486,652
Rp10,790,000
Rp17,396,553,709.75
Rp7,240,256,752.91
Rp161,228,486,652
Rp9,300,000
Rp14,994,249,258.64
Rp22,225,206,012
Rp322,456,973,304
Rp8,020,000
Rp25,861,049,258.98
Rp48,078,235,270.52
Rp322,456,973,304
Rp6,910,000
Rp22,281,776,855.31
Rp70,353,102,126
Rp322,456,973,304
Rp5,960,000
Rp19,218,435,608.92
Rp89,565,577,734.75
Rp5,140,000
Rp33,125,087,040.03
Rp122,685,524,775
Rp100,000,000
Cost-benefit Analysis 8
Rp32,136,659,280
Rp25,247,100,000 Rp50,494,200,000 Rp100,000,000
Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000 Rp100,000,000
Rp458,480,440,000
Rp0 Rp459,262,600,000
Rp782,160,000
Rp644,456,946,304 Rp0 Rp2,941,962,881,095 Rp2,942,736,761,095
Rp773,880,000 NPV BCR
Rp226,913,735,394 Rp349,599,260,168.77 Rp122,685,524,774.77 1.540670333
Rp245,371,049,549.55
Perhitungan cost-benefit analysis di atas dilakukan dengan suku bunga 16%. Berdasarkan hasil Cost-benefit Analysis di atas, diketahui bahwa program ini memiliki NPV lebih dari 0, yaitu sebesar 1.5 dan BCR lebih dari 1, yaitu sebesar 122.685.524.774 Rupiah yang berarti bahwa program ini feasible untuk dilakukan. Program ini memiliki payback period pada tahun ke 15.
121
Daftar Pustaka •
Dkp3. (2016). Inilah yang Membuat Pertanian Jepang Maju. Retrieved May 13, 2020, from https://distan.sukabumikota.go.id/inilah-yang-membuat-pertanian-jepang-maju/
•
Soetriono. (2016). Pengantar Ilmu Pertanian Agraris Agribisnis Industri. Malang: Intimedia.
122
Logistic Hub Zumarotul Husna 17/413498/TK/45938
123
Latar Belakang
Pohon Masalah
Ketimpangan sebagai salah satu isu strategis Kendal terjadi di sektor infrastuktur, persebaran permukiman pedesaan perkotaan, persebaran fasilitas perdagangan dan jasa, serta kesenjangan sasaran investasi yang mengakibatkan adanya ketimpangan pendapatan antar penduduk bagian utara dan selatan Kendal karena sebagian besar pendapatan penduduk bagian selatan mengandalkan sektor primer sebagai penunjang ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menanggulangi dan mengantisipasi adanya potensi lokal yang tidak dimanfaatkan secara optimal dengan membangun jaringan pemasaran atau yang disebut Logistic Hub yang selain mengatasi masalah ketimpangan juga memfasilitasi kegiatan pemasaran dan peluang investasi.
Landasan Hukum • RTRW Kabupaten Kendal tahun 2011-2031 • Peraturan Presiden No 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Logistik Nasional • Peraturan Menteri Perhubungan No PM 102 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Terminal Barang • Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri 124
Pohon Tujuan
Tujuan Perencanaan • Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas Kabupaten Kendal. • Meningkatkan efesiensi pergerakan arus hasil produksi pada kawasan rural-industy dan pergerakan arus kawasan lainnya. • Mendukung peningkatan potensi sumber daya alam Kabupaten Kendal. • Meningkatkan pemerataan pembangunan Kabupaten Kendal.
125
Konsep Rencana Kajian Teoritis Logistics hub menurut Jorgensen (2007) didefinisikan dengan integrasi antara pusat produksi dengan pemasaran, jaringan transportasi logistik, pengumpulan dan distribusi barang. Preseden : Logistic Hub Singapore • Menjadikan pelabuhan dan bandara sebagai transhipment global dengan kemudahan akses dan fasilitas yang mendukung hemat ruang serta keamanan terjamin. • Menggabungkan pergudangan dan peti kemas untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi • Proses perijinan, transaksi dan proses tranportasi menggunakan teknologi terdepan.
126
Rencana Detail Program dan Logical framework Elemen Logframe goals outcome
Statements Meningkatkan ketangguhan ekonomi dalam kemandirian dan daya saing daerah Menciptakan dan meningkatkan sarana dan jaringan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Penambahan Exit Toll
Indicators
Means of Verification
Meningkatnya ekspor barang ke luar daerah
Kontribusi ekspor pada pendapatan asli daerah
ketimpangan pendapatan dapat ditekan
indeks williamson
Iklim investasi nasional kondusif
Pemeriksaan fisik
Kemudahan akuisisi lahan, tidak ada bencana alam mapun badai dan bantuan pemerintah dalam kebijakan
Pada tahapan 5 tahun pertama, toll dapat dioperasikan
Important Assumtions
Optimalisasi Jaringan Logistik dengan Logistic Hub dengan program : a. pembangunan fasilitas pergudangan dan terminal barang Kemudahan akuisisi lahan dan b. pengembangan stasiun barang di Stasiun Weleri dan Stasiun Kaliwungu Indeks Performa Logistik Indeks Performa bantuan pemerintah dalam c. penyediaan transportasi khusus logistik Kendal meningkat Logistik kebijakan d. revitalisasi jaringan penghubung e. pembangunan tpa Studi kelayakan lokasi exit tol yang menghubungkan kawasan industri kendal dengan Kompetensi perancang dan proyek berjalan sesuai rencana proyek dan perencanaan dan perancangan exit tol sepanjang 20 km kontraktor mumpuni. jadwallogistic pentahapan pemeriksaan fisikKendal meliputi perbaikan Sesuai dengan deskripsi logistic hub menurut Jorgensen, perencanaan hub di Kabupaten pembangunan dan monitoring exit tol Kepastian analisis manfaat dan a. pembangunan fasilitas pergudangan terminal barang infrastuktur penghubung antar pusatdanproduksi dengan pemasaran dan sarana distibusi Kendal, pembangunan sarana distribusi Studi kelayakan lokasi pembangunan fasilitas pergudangan dan penyediaan transportasi logistik sekaligus mengadakan seperti stasiun barang, proyek berjalan sesuai rencana proyek dan perencanaan dan perancangan kawasan pergudangan seluas 2 Ha pembangunan prasarana jalan yang menghubungkan antara pusat logistik dengan tempat pembuangan jadwal pentahapan pemeriksaan fisik akhir untuk tercapainya Perencanaan dan perancangan terminal barang seluas 1 Ha konsep pengelolaan yang berkelanjutan. pembangunan dan monitoring b. pengembangan stasiun barang di Stasiun Weleri dan Stasiun Kaliwungu Studi kelayakan lokasi proyek berjalan sesuai rencana proyek dan perencanaan dan perancangan stasiun barang seluas 2x1 Ha (2 Ha) jadwal pentahapan pemeriksaan fisik pembangunan dan monitoring c. penyediaan transportasi khusus logistik perancangan rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju stasiun barang activities Kompetensi perancang dan rencana proyek, list terdekat (2 GP @Stasiun, karena ada 4 GP jadi dan 2 Stasiun, jadi 4 rute) proyek berjalan sesuai kontraktor mumpuni. peralatan dan Penyediaan sarana transportasi sebanyak 5 truk untuk kebutuhan eksport jadwal pentahapan Kepastian analisis manfaat dan pemeriksaan fisik pengadaan 4 rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju TPA analisis finansial. Penyediaan sarana transportasi sebanyak 8 truk untuk kebutuhan lokal wilayah 127 d. revitalisasi jaringan penghubung Studi kelayakan lokasi outputs
dioperasikan outputs
Optimalisasi Jaringan Logistik dengan Logistic Hub dengan program : a. pembangunan fasilitas pergudangan dan terminal barang b. pengembangan stasiun barang di Stasiun Weleri dan Stasiun Kaliwungu c. penyediaan transportasi khusus logistik d. revitalisasi jaringan penghubung e. pembangunan tpa Studi kelayakan lokasi exit tol yang menghubungkan kawasan industri kendal dengan perencanaan dan perancangan exit tol sepanjang 20 km pembangunan dan monitoring exit tol a. pembangunan fasilitas pergudangan dan terminal barang Studi kelayakan lokasi perencanaan dan perancangan kawasan pergudangan seluas 2 Ha Perencanaan dan perancangan terminal barang seluas 1 Ha pembangunan dan monitoring b. pengembangan stasiun barang di Stasiun Weleri dan Stasiun Kaliwungu Studi kelayakan lokasi perencanaan dan perancangan stasiun barang seluas 2x1 Ha (2 Ha) pembangunan dan monitoring c. penyediaan transportasi khusus logistik perancangan rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju stasiun barang terdekat (2 GP @Stasiun, karena ada 4 GP jadi dan 2 Stasiun, jadi 4 rute) Penyediaan sarana transportasi sebanyak 5 truk untuk kebutuhan eksport pengadaan 4 rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju TPA Penyediaan sarana transportasi sebanyak 8 truk untuk kebutuhan lokal wilayah d. revitalisasi jaringan penghubung Studi kelayakan lokasi perencanaan dan pengembangan jaringan jalan antar Growth Pole Pageruyung dan Growth Pole Boja (200 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari Pageruyung ke Stasiun Barang Weleri (80 km) dan Boja ke Stasiun Barang Kaliwungu (80 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari 4 GP ke fasilitas pergudangan (360 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari GP ke TPA (40 km) pembangunan dan monitoring
Logical Framework
activities
kebijakan
Indeks Performa Logistik Kendal meningkat
Indeks Performa Logistik
Kemudahan akuisisi lahan dan bantuan pemerintah dalam kebijakan
proyek berjalan sesuai jadwal pentahapan
rencana proyek dan pemeriksaan fisik
Kompetensi perancang dan kontraktor mumpuni. Kepastian analisis manfaat dan
proyek berjalan sesuai jadwal pentahapan
rencana proyek dan pemeriksaan fisik
proyek berjalan sesuai jadwal pentahapan
rencana proyek dan pemeriksaan fisik
proyek berjalan sesuai jadwal pentahapan
rencana proyek, list peralatan dan pemeriksaan fisik
proyek berjalan sesuai jadwal pentahapan
rencana proyek dan pemeriksaan fisik
Kompetensi perancang dan kontraktor mumpuni. Kepastian analisis manfaat dan analisis finansial.
128
Visualisasi Peta Rencana Program
Berikut adalah visualisasi dari proyek Logistic Hub, meliputi Jalan penghubung antar pusat produksi dengan pemasaran, distibusi dan persampahan Kendal, pembangunan sarana distribusi yaitu stasiun barang dengan lokasi yang sama dengan stasiun penumpang eksisting, serta pembangunan fasilitas pergudangan.
129
Project Cycle Sub Program
Kegiatan
Studi kelayakan lokasi exit tol yang menghubungkan kawasan industri kendal dengan jalan tol Penambahan Exit Toll perencanaan dan perancangan exit tol sepanjang 20 km pembangunan dan monitoring exit tol Studi kelayakan lokasi pembangunan fasilitas perencanaan dan perancangan kawasan pergudangan seluas pergudangan dan 2 Ha terminal barang Perencanaan dan perancangan terminal barang seluas 1 Ha pembangunan dan monitoring Studi kelayakan lokasi pengembangan stasiun perencanaan dan perancangan stasiun barang seluas 2x1 Ha barang di Stasiun (2 Ha) Weleri dan Stasiun Kaliwungu pembangunan dan monitoring
penyediaan transportasi khusus logistik
perancangan rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju stasiun barang terdekat (2 GP @Stasiun, karena ada 4 GP jadi dan 2 Stasiun, jadi 4 rute) Penyediaan sarana transportasi sebanyak 5 truk untuk kebutuhan eksport pengadaan 4 rute transportasi logistik dari Growth Pole menuju TPA Penyediaan sarana transportasi sebanyak 8 truk untuk kebutuhan lokal wilayah
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Anggaran 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 9000
Sumber Dana
Pelaksana
APBD Kabupaten dan Swasta ( s kema pemba ya ra n DPUPR Kabupaten dan ta ri f, dukunga n pemeri nta h Kendal Industrial Park s ebes a r 5400 ra tus juta rupi a h )
300
APBD Kabupaten dan Swasta (Skema BtB)
DPUPR Kabupaten dan Kendal Industrial Park
240
APBD Kabupaten dan Swasta (Skema BtB)
DPUPR Kabupaten dan Kendal Industrial Park
300
APBD Kabupaten dan Swasta (Skema BtB)
Dishub Kabupaten dan Kendal Industrial Park
Pada pentahapan pelaksanaan program Logistic Hub dilakukan mulai periode 1 sesuai dengan urgensi infrastuktur untuk mendukung pembangunan infrastruktur lain.
Studi kelayakan lokasi
revitalisasi jaringan penghubung
perencanaan dan pengembangan jaringan jalan antar Growth Pole Pageruyung dan Growth Pole Boja (160 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari Pageruyung ke Stasiun Barang Weleri (80 km) dan Boja ke Stasiun Barang Kaliwungu (80 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari 4 GP ke fasilitas pergudangan (260 km) perencanaan dan pengembangan jaringan jalan dari GP ke TPA (40 km) implementasi dan monitoring TOTAL PEMBIAYAAN (ratus juta rupiah)
4660
APBD Kabupaten dan Swasta (Skema Availabity PT Jasa Marga, DPUPR Payment, dukungan Kabupaten dan pemerintah hanya sebesar Dishub Kabupaten 2097 ratus juta rupiah)
14500
130
Kegiatan
penambah an exit tol
pembangu nan fasilitas pergudang an dan terminal barang
pengemba ngan stasiun barang di Stasiun Weleri dan Stasiun Kaliwungu
penyediaa n transporta si khusus logistik
revitalisasi jaringan penghubu ng
Komponen cost and benefit
Tahap I
Tahap II
Tahap IV Besaran (ratus 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 juta rupiah)
cost biaya pembangunan peningkatan polusi udara penurunan lahan hijau benefit serapan tenaga kerja pembayaran dengan tarif mengurangi biaya tranport barang perubahan nilai lahan peningkatan investasi pemasukan pajak cost biaya pembangunan biaya pemeliharaan peningkatan polusi udara penurunan lahan hijau benefit serapan tenaga kerja mengurangi biaya tranport barang peningkatan investasi pemasukan pajak cost biaya pembangunan peningkatan polusi udara benefit serapan tenaga kerja mengurangi biaya tranport barang perubahan nilai lahan peningkatan investasi pemasukan pajak cost biaya pembangunan peningkatan polusi udara benefit serapan tenaga kerja mengurangi biaya tranport barang peningkatan investasi pemasukan pajak cost biaya pembangunan peningkatan polusi udara penurunan lahan hijau benefit serapan tenaga kerja mengurangi biaya tranport barang perubahan nilai lahan peningkatan investasi pemasukan pajak JUMLAH COST (ratus juta rupiah) JUMLAH BENEFIT (ratus juta rupiah) NET BENEFIT (ratus juta rupiah)
Tahap III
Penanggung beban/ Penerima manfaat
12988 12000 swasta 400 masyarakat 588 masyarakat
16810 6500 masyarakat 800 swasta 1700 swasta dan masyarakat 2210 masyarakat 5000 pemerintah 600 pemerintah dan masyarakat
645 300 swasta 160 pemerintah 75 masyarakat 110 masyarakat 1833 514 masyarakat 319 swasta dan masyarakat 900 pemerintah 100 pemerintah dan masyarakat 290 240 swasta 50 masyarakat 2952 350 masyarakat 213 swasta dan masyarakat 276 masyarakat 2000 pemerintah 113 pemerintah dan masyarakat 700 300 swasta 400 masyarakat 3060 930 masyarakat 250 swasta dan pemerintah 1800 pemerintah 80 masyarakat 6512 4660 swasta 750 masyarakat 1102 masyarakat 5415 3000 masyarakat 451 swasta dan masyarakat 874 masyarakat 603 pemerintah 487 masyarakat 21135 30070 8935
Cost Benefit Analysis Berdasarkan perhitungan cost benefit dapat dilihat bahwa proyek pembangunan logistic hub ini memiliki keuntungan finansial dan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan walaupun butuh merupakan proyek yang bersifat berdampak jangka panjang.
131
N
URAIAN
Pergudangan, terminal barang, revitalisasi jalan Pergudangan, terminal barang, 2 revitalisasi jalan pergudangan, terminal, jalan, 3 stasiun, pergudangan, terminal, jalan, 4 stasiun, tol pergudangan, terminal, jalan, 5 stasiun, tol, logistik pergudangan, terminal, jalan, 6 stasiun, tol pergudangan, terminal, jalan, 7 stasiun, 8 jalan 9 jalan 10 jalan 11 jalan 12 jalan 13 maintance 14 maintance 15 maintance 16 maintance 17 maintance 18 maintance 19 maintance 20 maintance JUMLAH NPV BCR 1
EXP
REV
Exp
0,15 Rev
Exp
0,16 Rev
Exp
0,17 Rev
783
680,87
675,00
0,00 669,23
0,00
988
113 747,07
734,24
83,98 721,75
82,55
1317
265 865,95
843,75 169,77 822,30 165,46
1400
789 800,45 451,11 773,21 435,76 747,11 421,05
Kelayanan Finansial
1759
889 874,53 441,99 837,48 423,26 802,30 405,48
2165
860 935,99 431,46 888,61 409,62 844,00 389,06
1316
935 494,73 521,05 465,64 490,41 438,49 461,81
Berdasarkan perhitungan dengan suku bunga pajak 15%-17%, proyek logistic hub memiliki nilai BCR lebih dari 1 dan NPV bernilai positif, atau dinilai masih feasible. Dengan suku bunga 15% masih mendapat keuntungan sebesar 804 ratus juta, atau dengan 602 ratus juta jika suku bunga 165 dan 214 ratus juta jika suku bunga 17%
1165 943 740 629 587 309 108 108 68 46 23 23 23 14500 35995 3,5
1047 1225 1225 1387 1721 1854 2187 2740 3076 4792 6381 8532 10477 50495
380,84 268,06 182,92 135,20 109,71 50,22 15,26 13,27 7,27 4,27 1,86 1,62 1,41 6571,51 804,42 1,1
515,85 454,25 398,21 363,90 321,67 301,33 309,09 336,73 328,72 445,30 515,62 599,50 640,15 7375,93
355,35 247,96 167,75 122,92 98,89 44,88 13,52 11,66 6,33 3,69 1,59 1,37 1,18 6295,01 602,74 1,1
481,33 420,20 365,19 330,84 289,92 269,25 273,80 295,72 286,19 384,35 441,21 508,57 538,37 6897,75
331,77 229,53 153,95 111,84 89,21 40,14 11,99 10,25 5,51 3,19 1,36 1,16 1,00 6036,07 214,18 1,0
449,39 388,96 335,15 301,03 261,55 240,82 242,80 259,99 249,47 332,17 378,04 432,04 453,44 6250,25
132
Mewujudkan Smart Growth Kabupaten Kendal dengan Urban Growth Boundary Ridiarini Agfan Putri 17/413493/TK/45933
133
Latar Belakang Program Urban Growth Boundary menjadi salah satu program utama yang diusulkan bagi perencanaan pembangunan Kabupaten Kendal. Program ini merupakan tindak lanjut program Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan Pusat Pertumbuhan Baru yang secara spesiďŹ k akan difokuskan kepada Kecamatan Weleri, Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kangkung, dan Kecamatan Singorojo. Terdapat beberapa alasan terkait pemilihan Program 'Urban Growth Boundary’ sebagai program utama, yaitu:
PROYEKSI L AHAN PERTANIAN (HA) Proyeksi Lahan Pertanian (ha)
Linear (Proyeksi Lahan Pertanian (ha))
30000.00 25000.00 20000.00 15000.00 10000.00 5000.00
Kesesuaian dengan konsep pengembangan Kabupaten Kendal yaitu Konsep Agricultural Conservation/Preservation Natural Resources Management dengan Misi ke-5 yaitu Mewujudkan pembangunan infrastruktur dan utilitas yang terpadu (Smart Growth). Laju konversi lahan pertanian di Kabupaten Kendal tiap tahunnya mencapai 4,09%. Apabila diproyeksikan tiap tahun dengan kondisi business as usual tanpa adanya intervensi, maka pada tahun 2038 lahan pertanian yang ada di Kabupaten Kendal menjadi 10.433,91 ha dari kondisi awal tahun 2017 sebesar 24.053 ha atau berkurang sekitar 13.619,09 ha. Dengan konversi lahan pertanian dianggap sama yaitu 4,09%/tahun dan hasil padi dianggap 5,7 ton/ha, maka rata-rata kerugian hasil padi di Kabupaten Kendal 117 ton/tahun.
0.00 2015
2020
2025
2030
2035
2040
Sumber: Kab. Kendal dalam Angka, analisis penulis
Kondisi lingkungan yang terancam menurun. Kegiatan industri menjadi sektor utama di Kabupaten Kendal, apabila tidak ada upaya peningkatan kualitas lingkungan akan menimbulkan masalah-masalah baru. Pada tahun 2018, Indeks kualitas udara Kabupaten Kendal sebesar 71,65 dengan kategori cukup (nilai IKU Nasional sebesar 84,74). Kondisi sungai yang dengan status mutu air memenuhi sebanyak 14%, tercemar ringan sebesar 53%, tercemar sedang sebesar 19% dan tercemar berat sebesar 14% dengan nilai indeks pencemaran air sebesar 43,33.
134
Pohon Masalah Secondary cause yang timbul dari akar-akar masalah adalah konversi lahan yang tidak terkontrol, berkurangnya lahan pertanian subur karena alih fungsi lahan, dan pemahaman masyarakat tentang pembatasan alih fungsi lahan yang masih terbatas. Inti masalah ini adalah pembangunan yang tidak terencana, menyebar, dan tidak terstruktur di kawasan pinggiran. Dampak yang ditimbulkan dari masalah ini adalah tidak efisiennya mobilitas transportasi, degradasi lingkungan, dan tidak efisiennya penyediaan dan penggunaan infrastruktur. Sumber: analisis penulis
Pohon Tujuan Tujuan akhir yang ingin dicapai melalui program ini adalah efisiennya mobilitas transportasi, berkurangnya degradasi lingkungan, dan pembangunan infrastruktur dan publik service dapat efisien.
135
Tujuan Perencanaan
Metode Perencanaan
1. Mendukung pencapaian Misi ke-5 yaitu ‘mewujudkan pembangunan infrastruktur dan utilitas yang terpadu (Smart Growth)’. Mendorong pertumbuhan cerdas memfokuskan pertumbuhan dalam batas UGB. 2. Melindungi pertanian dan hutan dari konversi lahan pertanian dan mempromosikan efisiensi penggunaan tanah, fasilitas umum dan layanan di dalam batas. Dengan mengarahkan pertumbuhan ke daerah dengan pembangunan dan infrastruktur yang ada, tanah di luar batas dapat digunakan untuk tujuan pertanian atau dilestarikan sebagai daerah alami dan ruang terbuka. Melestarikan lahan pertanian dan area alami mengarah pada pembangunan yang lebih berkelanjutan, pola pertumbuhan yang efisien, dan perlindungan sumber daya lingkungan. 3. Meminimalkan dampak pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara akibat emisi kendaraan, pencemaran air, dan meminimalkan risiko bencana seperi banjir dan erosi. 4. Mengendalikan pertumbuhan yang mengarahkan pertumbuhan ke area tertentu untuk mencegah pertumbuhan yang tidak direncanakan (urban sprawl) dan pertumbuhan yang tidak terpadu (leapfrog development). 5. Mencukupi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan dasar pangan, khususnya terhadap beras. 6. Penggunaan infrastruktur dan layanan publik yang efisien. UGB secara ekonomi bermanfaat bagi kota, pemerintah dan swasta karena meminimalkan biaya infrastruktur. Properti dalam batas pertumbuhan biasanya akan memiliki aksesibilitas dan konektivitas yang mudah ke infrastruktur dan layanan publik. Aksesibilitas ke layanan ini menciptakan insentif bagi pengembang untuk membangun di dalam batas dan merupakan penggunaan sumber daya dan layanan saat ini secara efisien.
Metode yang digunakan dalam perencanaan program ini adalah: 1. Identifikasi pohon masalah dan pohon tujuan. Dengan analisis yang sudah dilakukan terkait dengan akar masalah, inti masalah, dan dampak yang dapat ditimbulkan. 2. Logical framework approach. Sebagai kemampuan teknis program yang digunakan sebagai alat untuk perencanaan, penilaian, monitoring dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan yang telah dibuat. 3. Suitability analysis lahan yang bersifat develop dengan fungsi kegiatan budidaya. 4. Cost benefit analysis. Cost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan sosial manfaat dan biaya proyek atau program investasi dalam mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang langka agar dapat digunakan secara efisien. 5. Analisis kelayakan finansial. Bertujuan untuk menilai kelayakan program/proyek (menguntungkan/tidak).
136
Konsep Perencanaan Kajian Teoritis Konsep perencanaan ini mendefinisikan dan memisahkan perkotaan dari lahan pertanian dan alami di sekitarnya. Area tanah dalam batas pertumbuhan harus mampu mengakomodasi pertumbuhan selama 20 tahun dan ditinjau setiap lima tahun untuk menilai apakah perubahan perlu dilakukan. Tujuan dari batas pertumbuhan adalah untuk melindungi dan melestarikan ruang terbuka, lahan pertanian, dan lingkungan alami dari pengembangan perkotaan dan pinggiran kota secara acak di pinggiran pusat kota. UGB mengontrol ekspansi perkotaan menjadi lahan pertanian, hutan, dan sumber daya. Pada saat yang sama, tanah, jalan, utilitas dan layanan kota lainnya didistribusikan secara lebih efisien dalam batas kota (Metro, 2002, hal. 1).
Tiga langkah terkoordinasi umumnya digunakan dalam mengelola UGB: pengembangan bertahap di dalam UGB, membatasi pengembangan di luar UGB, dan batas fleksibel dari UGB (Daniels, 1999). Tanah di dalam batas lebih menarik bagi swasta dan investor karena sering dikategorikan untuk pengembangan kepadatan yang lebih tinggi. Pemerintah daerah memberikan insentif kepada pengembang dalam proses perizinan dengan merespons dengan cepat proyek yang diusulkan pengembang jika proyek tersebut masuk ke dalam UGB.
Teknik pengendaliannya dengan beberapa kegiatan seperti zonasi, transfer of development rights (TDR) untuk memberi kesempatan kepada petani “mengalihkan� tanah dan memungkinkan mereka untuk tetap bertani, insetif dan disinsentif, dan infiil dan redevelopment.
Preseden
1
Portland, Oregon
Portland terkenal dengan batas pertumbuhan kota dan proses implementasinya. Oregon adalah negara bagian pertama yang mengadopsi undang-undang perencanaan penggunaan lahan di seluruh negara bagian pada tahun 1973. Di bawah undang-undang tersebut, wilayah metropolitan diharuskan untuk menerapkan batas pertumbuhan di tingkat kota, kota, atau multimunisipal. Sebagai hasil dari peraturan ini, saat ini terdapat 241 batas pertumbuhan di Oregon. Pada tahun 1979, Portland menetapkan batas pertumbuhan di sekitar area metropolitan dan saat ini mencakup sekitar 258.000 hektar. Batas pertumbuhan mengakomodasi pertumbuhan populasi dan lapangan kerja selama 20 tahun berikutnya dan analisis diselesaikan setiap enam tahun untuk mengevaluasi kebutuhan ekspansi.
Sumber: https://www.pdx.edu/news/modern-farmer-featuresprofessor-urban-studies-ethan-seltzer 137
2
The Centre Region, Pennsylvania
Wilayah Pusat, yang terdiri dari Townships of College, Ferguson, Halfmoon, Harris, dan Patton dan Borough of State College, secara resmi mengadopsi batas pertumbuhan regional (RGB) dalam Rencana Komprehensif 2000. Kemudian pada tahun 2006, Rencana Wilayah Pusat Sewage Facilities Plan dan area layanan sewer (SSA) dibuat konsisten dengan RGB. Menggabungkan batas-batas RGB dan SSA bersama-sama menciptakan area pertumbuhan bersama untuk pengembangan yang teratur. Lima dari enam kota termasuk sebagian atau seluruhnya dalam RGB dan SSA. Setiap lima tahun Badan Perencanaan Wilayah Pusat melakukan analisis data kapasitas pengembangan yang dikenal sebagai Laporan Kapasitas Pengembangan Regional untuk menentukan apakah RGB dan SSA mencakup lahan yang dapat dikembangkan untuk mengakomodasi pertumbuhan untuk 20-30 tahun.
Sumber: https://www.crcog.net/
138
Kerangka Kerja Logis
Goal
Means of Verification
Projecy Summary
Indicators
Pembangunan yang terencana dan terstruktur
1. variabel jarak ke pusat kota (menggunakan network analysis) 2. variabel pembangunan dalam jangkauan jaringan jalan (menggunakan buffer) 3. variabel pola pembangunan lompatan katak (menggunakan network analysis).
Alih fungsi lahan pertanian menurun
Luasan alih fungsi lahan pertanian (m2/ha)
Survey luas LP2B setiap tahun.
Alih fungsi lahan pertanian menurun tiap tahunnya.
Kepadatan bangunan
Survey kepadatan bangunan
Masyarakat tertarik untuk membangun dan melakukan kegiatan dalam UGB.
Fungsi bangunan
Survey fungsi bangunan
Aktivitas dan kegiatan yang dilakukan berjalan dengan baik.
Besaran lahan pertanian
Survey besaran lahan pertanian
Kondisi kualitas air, kualitas udara dan kualitas tutupan lahan
Survey kualitas lingkungan hidup
Kepadatan bangunan, Jumlah unit bangunan/ ha
Survey kepadatan bangunan
Perbandingan indikator dengan tahun-tahun sebelumnya.
Outcomes Intensitas bangunan dan kegiatan dalam UGB meningkat
Outputs
1. Mampu menampung 817.896 rumah (@200 m2) dan fungsi komersial, jasa, dan perkantoran di dalamnya sampai tahun 2038. Besaran proporsi lahan 50% untuk permukiman (22.3841.699 m2), 30% komersial, jasa, dan perkantoran (134.305.019 m2), serta 20% untuk RTH (89.536.679,5 m2) 2. Terjaganya luasan LP2B yang ditetapkan di Kabupaten Kendal seluas 22,405.4â&#x20AC;Ź ha. 3. Naiknya indeks kualitas lingkungan hidup a. Indeks Kualitas Air : >85 b. Indeks Kualitas Udara: <= 1 c. Indeks Tutupan Lahan: >=70 4. Kepadatan bangunan dalam delineasi UGB meningkat dengan jumlah bangunan 40-60/ha
Risks/ Assumptions
Alih fungsi lahan pertanian menurun tiap tahunnya. IKLH semakin naik setiap tahunnya.
Masyarakat tertarik untuk membangun dan melakukan kegiatan
139
Means of Verification
Projecy Summary
Indicators
1. Sosialisasi Program dan Instrumen Pendukung (Regulasi) kepada seluruh masyarakat Kendal sebanyak 12 kali dengan rincian: sosialisasi tentang regulasi UGB oleh Instansi Kabupaten Kendal 5x sosialisasi tentang zonasi oleh instansi di Kecamatan 2x sosialisasi tentang skema Transfer of Development Rights oleh instansi terkait 2x sosialisasi tentang skema insentif dan disinsentif oleh intansi terkait 2x sosialisasi tentang progress terlaksananya UGB 2x
Tingkat pemahaman dan partisipasi masyarakat
Survey partisipasi dan pemahaman masyarakat.
Sosialisasi berlangsung lancar dan masyarakat ikut berpartisipasi.
2. Zonasi dalam kawasan UGB (UGB 1, UGB 2, UGB 3) yang sudah dideliniasi
Kesesuaian dengan peta zonasi
Survey
Peruntukkan ruang sesuai dengan rencana peta zonasi.
Peningkatan pembangunan di area UGB, penurunan alih fungsi lahan pertanian
Data perkembangan Masyarakat partisipasi masyarakat, berpatisipasi dalam survey perkembangan UGB kegiatan ini.
4. Insentif disinsentif. Insentif melalui keringanan pajak, pembangunan serta pengadaan infastruktur, kemudahan prosedur perizinan, dan pemberian penghargaan. Disinsentif melalui pengenaan pajak yang tinggi dan pembatasan pembangunan infrastruktur. 5. Infiil dan Redevelopment di lahan yang masih undeveloped di dalam UGB dan membangun kembali bangunan di dalam UGB.
Data partisipan insentif dan disinsentif.
Rekap data tahunan
Penegakan insentif dan disisentif optimal.
Kepadatan bangunan
Survey kepadatan bangunan
Peningkatan intensitas bangunan dan kegiatan dalam UGB.
6. Monitoring dan Evaluasi UGB setiap 5 tahun sekali oleh instansi terkait
1. Permintaan lahan 2. Progress pembangunan di dalam UGB
Survey
Implementasi kegiatan monitoring dan evaluasi dapat terlaksana dengan baik.
3. Transfer of Development Rights dengan: a. receiveng area dalam kawasan UGB dengan luas 447.683.398 m2 dengan rincian di Kecamatan Activities Kangkung sebesar 110.119.398 m2, di Kecamatan Singorojo 159.476.000 m2, dan di antara kecamatan Weleri dan Kangkung sebesar 178.088.000 m2. b. sending area: daerah pertempelan LP2B diluar UGB.
Risks/ Assumptions
Sumber: analisis penulis
140
Peta Rencana Urban Growth Boundary
Kawasan UGB direncanakan dapat mengakomodir permukiman, dan kegiatan komersial dan jasa hingga 20 tahun kedepan. • UGB 1 berada di Kecamatan Kaliwungu dengan luas 110.119.398 m2. • UGB 2 berada di Kecamatan Weleri dan Kangkung dengan luas 178.088.000 m2. • UGB 3 berada di Kecamatan Singorojo dengan luas 159.476.000 m2.
Sumber: analisis penulis
141
Pentahapan Sub program
Kegiatan
Periode 1 1 2 3 4 5
Periode 2 Periode 3 Periode 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Studi kelayakan dan keberlanjutan Penyusunan RAB Penyusunan dasar hukum dan instrumen pelaksanaannya Pembuatan deliniasi UGB dan pengkajian kawasan di dalamnya Konsepsi dan Penyusunan zoning map dalam Kawasan Penyusunan UGB Rencana Penyusunan kegiatan TDR dan instrumen
Sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder terkait
Instrumen
Monitoring dan Evaluasi
Lokasi
Kecamatan Kangkung, Weleri, Kaliwungu, Singorejo.
pelaksanaannya Penyusunan kegiatan insentif dan disinsentif dan instrumen pelaksanaanya Penyusunan kegiatan infiil dan redevelopment dan instrumen pelaksanaanya sosialisasi regulasi UGB 5x
ProgrammingIdentificationFormulation
sosialisasi zoning map dalam UGB 2x sosialisasi skema Transfer of Development Rights 2x sosialisasi skema insentif dan disinsentif 2x sosialisasi hasil, manfaat, dan dampak UGB 2x 1.Transfer of Development Rights 2.Insentif Disinsentif 3.Infiil dan Redevelopment 4.Zonasi Evaluasi perencanaan (planning assestment) Monitoring kinerja policy instruments UGB
Kabupaten Kendal
UGB 1 Kaliwungu UGB 2 Weleri, Kangkung UGB 3 Singorejo UGB 1 Kaliwungu UGB 2 Weleri, Kangkung UGB 3 Singorejo
Sumber: analisis penulis
Program Implementation
Monitoring & Evaluasi
142
Pembiayaan Sub program
Konsepsi dan Penyusunan Rencana
Kegiatan Studi kelayakan dan keberlanjutan Penyusunan RAB Penyusunan dasar hukum dan instrumen pelaksanaannya Pembuatan deliniasi UGB dan pengkajian kawasan di dalamnya Penyusunan zoning map dalam Kawasan UGB
Pembiayan
Rp
1,000,000,000.00
Penyusunan kegiatan TDR dan instrumen pelaksanaannya Penyusunan kegiatan insentif dan disinsentif dan instrumen pelaksanaanya Penyusunan kegiatan infiil dan redevelopment dan instrumen pelaksanaanya
Sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder terkait
sosialisasi regulasi UGB 5x sosialisasi zoning map dalam UGB 2x
Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi perencanaan (planning assestment) Monitoring kinerja policy instruments UGB
Instrumen
Insentif
sosialisasi skema Transfer of Development Rights 2x sosialisasi skema insentif dan disinsentif 2x sosialisasi hasil, manfaat, dan dampak UGB 2x
APBD Kabupaten Kendal Rp
300,000,000.00
Rp Rp Rp
120,000,000.00 120,000,000.00 120,000,000.00
Rp Rp Rp
120,000,000.00 250,000,000.00 750,000,000.00
Rp Rp
Total Sumber: analisis penulis
Sumber Dana
375,000,000,000.00 377,780,000,000.00 143
Cost Benefit Analysis Metode dalam perhitungan ini adalah benefit transfer method yaitu teknik valuasi yang mentransfer hasil valuasi dari kajian/studi sebelumnya di lokasi lain/konteks lain dengan mencari kajian yang pernah dilakukan dengan kasus yang sama/hampir sama. No 1 2 3 4 5
Tipe Harga (Rp/Ha) Nilai fungsi lahan sawah sebagai media budidaya atau penghasil bahan makanan. Rp 15.8 juta/ha/tahun. Nilai fungsi lahan sawah sebagai penyedia lapangan kerja. Rp 8.895.600/ha/tahun Nilai ekonomi fungsi mitigasi banjir. Rp 3.575.400/ha/tahun Nilai fungsi lahan sawah sebagai pengendali erosi dan sedimentasi. Rp 6.247.376/ha/tahun Nilai ekonomi lahan sawah sebagai penyedia unsur hara tanah. Rp 35.242 /ha/tahun Sumber: Sanim, B., dkk (2016); Rika, H., dkk (2014)
Sub program
Kegiatan
Studi kelayakan dan keberlanjutan Penyusunan RAB Penyusunan dasar hukum dan instrumen Pembuatan deliniasi UGB dan pengkajian kawasan di dalamnya Konsepsi dan Penyusunan zoning map Penyusunan dalam Kawasan UGB Penyusunan kegiatan TDR Rencana dan instrumen pelaksanaannya Penyusunan kegiatan insentif dan disinsentif dan instrumen pelaksanaanya Penyusunan kegiatan infiil dan redevelopment dan instrumen pelaksanaanya
Cost
Biaya Penyusunan Konsep dan Regulasi
Komponen Benefit
_
Cost
Penerima Benefit
Pemerintah Kabupaten Kendal
_
Cost
Rp
Besaran Benefit
1,000,000,000.00
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
_
144
Sub program
Kegiatan
Cost
Komponen Benefit
Cost
Penerima Benefit
Besaran Benefit
Cost
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
sosialisasi regulasi UGB 5x Sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder terkait
sosialisasi zoning map dalam UGB 2x sosialisasi skema Transfer of Development Rights 2x sosialisasi skema insentif dan disinsentif 2x sosialisasi hasil, manfaat, dan dampak UGB 2x
Biaya Sosialisasi
_
Manfaat Atas Penjualan Produk Sawah Mitigasi terhadap Banjir Mitigasi terhadap Erosi
Instrumen
_
_
Petani
_
Rp
780,000,000.00
_
Masyarakat
_
Fungsi Penyedia Unsur Hara
1.Transfer of Development Rights 2.Insentif Disinsentif 3.Infiil dan Redevelopment 4.Zonasi
Membuka Kesempatan Pekerjaan Manfaat Tidak Langsung terhadap Perekononian
_
Proses Perizinan
_
Pemerintah Kabupaten Kendal, Masyarakat Pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten Kendal
Insentif Evaluasi perencanaan Monitoring (planning assestment) dan Evaluasi Monitoring kinerja policy instruments UGB
Pemerintah Kabupaten Kendal
Biaya Monitoring dan Evaluasi
_
Total
Pemerintah Kabupaten Kendal
_
_
Rp
101,588,431.00
Rp
13,169,573,439.62
Rp
23,011,488,794.81
Rp
129,809,841.46
Rp
72,627,811,646.03
Rp
70,296,018,068.48
Rp
875,000,000,000.00
_
_ Rp
375,000,000,000.00
Rp
1,000,000,000.00
Rp Direct Benefit Inderect Benefit
377,780,000,000.00 Rp
_
1,054,336,290,221.40
Sumber: analisis penulis
Berdasarkan cost benefit analysis dapat dilihat bahwa program urban growth boundary ini memiliki keuntungan ekonomi (langsung dan tidak langsung) yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan.
145
Kelayakan Finansial NET PRESENT VALUE N
Tahun
1 Tahun 1 2 Tahun 2 3 Tahun 3 4 Tahun 4 5 Tahun 5 6 Tahun 6 7 Tahun 7 8 Tahun 8 9 Tahun 9 10 Tahun 10 11 Tahun 11 12 Tahun 12 13 Tahun 13 14 Tahun 14 15 Tahun 15 16 Tahun 16 17 Tahun 17 18 Tahun 18 19 Tahun 19 20 Tahun 20 JUMLAH NPV BCR
Expenditure 250000 250000 250000 250000 500000 25300000 25120000 25120000 25120000 25000000 25050000 25050000 25050000 25050000 25050000 25110000 25050000 25050000 25050000 25110000 377780000 507166997.5 2.3
Revenue
75617945.08 75624124.54 75630365.78 75636669.44 75643036.13 50649466.49 50655961.16 50662520.77 50669145.98 50675837.44 50682595.81 50689421.77 50696315.99 50703279.15 50710311.94 884946997.5
0.15 0.2 Expenditure Revenue Expenditure Revenue 217391.3 208333.3 189035.9 173611.1 164379.1 144675.9 142938.3 0.0 120563.3 0.0 248588.4 0.0 200938.8 0.0 10937888.2 32691724.4 8472918.8 25324296.8 9443538.4 28429909.5 7010531.0 21105305.2 8211772.6 24723700.7 5842109.1 17589205.9 7140671.8 21500662.1 4868424.3 14658893.3 6179617.7 18697801.7 4037639.6 12216772.6 5384327.73 10886759.56 3371429.04 6816809.67 4682024.11 9467961.34 2809524.20 5681403.15 4071325.31 8234075.98 2341270.17 4735115.71 3540282.88 7161002.40 1951058.47 3946445.77 3078506.85 6227780.95 1625882.06 3289139.12 2683374.37 5416183.93 1358146.99 2741314.82 2327793.46 4710359.47 1129084.76 2284736.68 2024168.23 4096521.84 940903.97 1904206.19 1760146.29 3562682.17 784086.64 1587056.44 1534228.00 3098414.20 654970.58 1322730.48 57013498.74 154632595.3 39601968.64 108127802.4 97619096.6 2.7
68525833.7 2.7
Sumber: analisis penulis
Tabel Cost-BeneďŹ t Analysis di atas didasari oleh : 1. Total biaya per tahun disesuaikan dengan prakiraan biaya tahunan dari tabel pentahapan. 2. Discount rate sebesar 15-17%. Berdasarkan data pada tabel penghitungan Cost-BeneďŹ t, ditemukan bahwa angka pemasukan (revenue) lebih besar dibandingkan angka total biaya/angka pengeluaran (expenditure). Hal ini menyebabkan angka NPV dari program UGB mencapai angka dalam juta Rp154.632.595 (positif) dan angka BCR mencapai 2.7 (>1). Program ini juga menghasilkan NPV yang positif dan BCR>1 hingga suku bunga 25%. Maka program UGB merupakan program yang feasible (layak) dan menguntungkan.
146
Referensi: BPS Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal dalam Angka 2014-2019 Damayanti, R. P. (2019). Valuasi ekonomi multifungsi lahan sawah untuk kebijakan agribisnis (Doctoral dissertation, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya). Rika, H., Nurdin, M. H., & Lucky, A. (2014). Tinjauan Spasial Analisis Ekonomi Usahatani Pada Lahan Pertanian Terkonversi Di Kabupaten Sleman. Prosiding Pertemuan Imiah Tahunan (PIT) Ikatan Geograf Indonesia. Sanim, B., Siregar, H., & Kurnia, U. (2006). Evaluasi ekonomi lahan pertanian: pendekatan nilai manfaat multifungsi lahan sawah dan lahan kering. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 11(3), 32-41. Oregonmetro.gov/urban-growth-boundary conservationtools.org vpa.vic.gov.au/greenfield/more-information/urban-growth-boundary-key-facts/ Centre Regional Planning Agency
147
Pemanfaatan Sumber Daya Panas Matahari Sebagai Energi Listrik Hanun Nurmahwati 17/413480/TK/45920
149
Latar Belakang Permintaan energi dunia terus meningkat sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Proyeksi permintaan energi pada tahun 2050 hampir mencapai tiga kali lipat. Tampaknya masalah energi akan tetap menjadi topik yang harus dicarikan solusinya secara bersama-sama. Pemanfaatan energi telah berkembang dan meningkat sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri. Usaha-usaha untuk mendapatkan energi alternatif telah lama dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya minyak bumi. Pemanfaatan minyak bumi diperkirakan akan habis dalam waktu yang tidak lama jika pola pemakaian seperti sekarang ini yang justru semakin meningkat selaras dengan meningkatnya industri maupun transportasi. Selain itu dari berbagai penelitian telah didapat gambaran bahwa kualitas udara telah semakin mengkawatirkan akibat pembakaran minyak bumi. Tak terkecuali di Kabupaten Kendal walaupun persediaan energi listrik sudah dapat menjangkau kebutuhan saat ini, namun tidak dapat dipastikan 20 tahun kedepan. Terutama dengan adanya peningkatan kegiatan masyarakat dan pembangunan-pembangunan di masa depan guna memfasilitasi kegiatan perekonomian Kabupaten Kendal seperti penambahan sarana dan prasarana, pengembangan kawasan industri, penambahan pusat kegiatan baru, dan peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhan listrik yang melonjak di masa yang akan datang harus diimbangi dengan adanya peningkatan kualitas pengelola energi, penambahan variasi pembangkit listrik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kapasitas energi listrik.
Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa akan selalu disinari matahari selama 10 -12 jam dalam sehari. Potensi sumber energi matahari di Indonesia sebagai sumber energi listrik alternatif sangat perlu dimanfaatkan mengingat total intensitas penyinaran rata-rata 4,5 kWh per meter persegi perhari, matahari bersinar berkisar 2000 jam per tahun, sehingga tergolong kaya akan sumber energi matahari. Pengalaman dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), penerapan pembangkit listrik tenaga surya dapat dilaksanakan secara bertahap. Tahapan ini meliputi beberapa aspek yang meliputi aspek pengenalan sampai pada tahap penyebarluasan. Tahapan Pertama adalah tahap demonstrasi yaitu tahapan untuk mendapatkan model sistem tenaga surya, investigasi keandalan sistem, mendapatkan kemampuan ekonomis, meningkatkan kemampuan peneliti serta investigasi dampak sosial dari proyek listrik tenaga surya. Tahapan berikutnya adalah demonstrasi ganda tujuan. Tahapan ini adalah untuk mempelajari kendala dan masalah yang terjadi di lapangan, pengaturan distrubusi sistem serta pengaturan-pengaturan setelah purna jual. masih perlu pendekatan, berbagai penyuluhan baik teknis maupun non teknis mengingat kondisi sifat masarakat yang majemuk.. Tahapan penyebarluasan, tujuan dari tahapan ini adalah menyebarluaskan penerapan PLTS yang secara teknis
, ekonomis dan sosial bisa diterima oleh masyarakat.
Landasan Hukum 1. 2.
3.
Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi Perpres Nomor 41 tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan/atau Darurat Energi PP Nomor 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi
Tujuan Perencanaan 1.
2.
Mengoptimalkan sumber daya panas matahari sebagai energi listrik Menambah produktivitas masyarakat dengan meningkatkan kapasitas energi listrik guna mendukung keberlangsungan kegiatan Kabupaten Kendal sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Kendal
150
Metode Perencanaan 1. Analisis Wilayah
Analisis wilayah Kabupaten Kendal telah dilakukan oleh anggota Studio Kabupaten Kendal 1 pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Secara umum, analisis yang dilakukan oleh anggota kelompok digunakan untuk melihat informasi mengenai karakteristik Kabupaten Kendal seperti kondisi fisik lingkungan, dokumen perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan, dan sebagainya. Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendapat informasi yang sesuai dan terbukti kebenarannya guna mendukung perencanaan program-program di Kabupaten Kendal. Literatur yang digunakan berdasarkan referensi jurnal, portal berita, dan dokumen pemerintah
2. Logical Framework
Logical Framework Analysis (LFA) adalah instrumen analisis, presentasi dan manajemen yang dapat membantu perencana untuk menganalisis situasi eksisting, membangun hirarki logika dari tujuan yang akan dicapai, mengidentifikasi resiko potensial yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dann hasil, membangun cara untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap tujuan (output) dan hasil (outcomes), menyajikan ringkasan aktivitas suatu kegiatan serta membantu upaya monitoring selama pelaksanaan implementasi proyek.
3. Pentahapan
Pentahapan dilakukan agar kegiatan-kegiatan dari program perencanaan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurun waktu yang sudah ditentukan.
4. Cost Benefit Analysis (CBA)
Cost and Benefit Analysis (CBA) merupakan suatu alat analisis dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan dengan sebuah aktivitas atau proyek.
Konsep Perencanaan 1. Green, Free, and Renewable Energy
Green energy atau energi hijau berasal dari sumber daya alam seperti sinar matahari, angin, hujan, pasang surut air laut, tanaman, alga, dan panas bumi. Sumber daya energi ini bersifat terbarukan, artinya dapat terisi ulang secara alami. Sebaliknya, bahan bakar fosil adalah sumber daya terbatas yang membutuhkan jutaan tahun untuk dikembangkan dan akan terus berkurang dengan penggunaannya. Energi hijau memanfaatkan sumber energi yang tersedia di seluruh dunia, termasuk di daerah pedesaan dan terpencil yang tidak memiliki akses listrik. Kemajuan dalam teknologi energi terbarukan telah menurunkan biaya panel surya, turbin angin, dan sumber energi hijau lainnya. Hal ini lebih menempatkan kemampuan menghasilkan listrik di tangan rakyat daripada perusahaan minyak, gas, batubara, dan perusahaan utilitas.
2. Eco-Friendly Energy
Tenaga surya adalah salah satu sumber energi paling ramah lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa hasil penelitian yang dikemukakan oleh para ahli.
American Chemical Society telah membandingkan bahan bakar surya dan fosil dan menyimpulkan bahwa semua teknologi surya menghasilkan jauh lebih sedikit emisi udara siklus hidup per GWh daripada pembangkit listrik konvensional berbasis bahan bakar fosil apabila dilihat secara keseluruhan (Orlando, 2019). International Renewable Energy Agency dan International Energy Agency Photovoltaic Power System Programme mengeluarkan karya tulis paper gabungan yang menjelaskan bahwa lebih dari 90% bahan dalam panel surya saat ini dapat didaur ulang ke generasi berikutnya. Hingga saat ini pun para ilmuwan dan produsen di seluruh dunia secara aktif bercita-cita untuk menciptakan teknologi energi surya yang lebih baik dan lebih berkelanjutan (Orlando, 2019).
151
3. Participatory Energy
Penerapan inovasi panel surya untuk energi listrik ini tidak melulu soal pengelola yang ahli di bidang nya, namun juga dapat melibatkan partisipasi masyarakat yang tidak membutuhkan keahlian khusus dalam operasional dan pemeliharaannya. Masyarakat dapat memasang instalasi PLTS Atap di atap rumah masing-masing atau biasa disebut dengan Solar Home System. Pembangkitan yang terdistribusi juga dapat meminimalisir rugi-rugi energi pada transmisi listrik karena pemasangannya dekat dengan pengguna/beban. Pelibatan peran masyarakat disini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang bersifat moduler, grid-ready (memang disiapkan untuk terhubung dengan jaringan listrik) dan minim perawatan. Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pembangkitan diharapkan dapat merubah pola konsumtif menjadi pola produktif terhadap energi listrik serta mendorong penggunaan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan secara massal.
Detail Rencana
1. Pembangkitan Listrik Terdistribusi
Pembangkitan terdistribusi (distributed generation) adalah sistem pembangkitan listrik dari banyak pembangkit. Dapat segera mengejar defisit energi khususnya di daerah perkotaan yang cukup tinggi kebutuhan energi listriknya, terutama untuk aktivitas perkantoran, bisnis dan industri. Kelebihan sistem ini dibanding sistem kelistrikan yang terpusat yang ada saat ini yaitu : 1. Dapat beroperasi secara independen, tidak memerlukan wilayah pengoperasian yang besar dan rumit, jaringan transmisi pendek, 2. Dapat menggunakan sumber energi yang ada pada kawasan yang akan dilayani, 3. Unit pembangkitan dapat dibuat dalam skala utilitas maupun residensial menyesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan.
Dengan skema tarif yang menarik dan perijinan yang dipermudah, dipastikan akan banyak pihak yang akan berpartisipasi dalam waktu cepat. PLTS merupakan pilihan tepat untuk pembangkitan terdistribusi karena : 1. Tidak membutuhkan bahan bakar karena memanfaatkan energi matahari secara cuma-Cuma (investasi yang sangat besar hanya dibutuhkan di depan), 2. Tidak membutuhkan keahlian khusus dalam operasional dan pemeliharaannya, 3. Bekerja secara otomatis dan dapat dikontrol dari jarak jauh melalui jaringan internet
152
2. Penyimpanan Energi Terdistribusi
Penyimpanan energi terdistribusi (distributed energy storage) adalah model penyaluran energi listrik PLTS dengan pola non jaringan distribusi. Pelibatan peran masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan model pusat pengisian (charging station) baterai yang menjadi pusat penyaluran energi listrik yang telah tersimpan dalam baterai. Kelebihan model ini dibanding sistem penyimpanan energi (baterai) terpusat yang ada saat ini : 1. Dapat menjangkau kawasan yang lebih luas, termasuk yang memiliki bentang alam menyulitkan jika menggunakan jaringan distribusi konvensional (tiang), 2. Kapasitas energi tiap rumah dapat ditingkatkan jika ada peningkatan kebutuhan oleh pemiliknya dengan penambahan unit baterai..
3. Revolusi Mental Ketahanan Listrik
Energi listrik terdistribusi dalam bentuk pembangkitan terdistribusi dan penyimpanan energi terdistribusi akan merubah mental masyarakat dalam upaya pencapaian ketahanan energi listrik Kabupaten Kendal. Beban pemenuhan kebutuhan energi yang selama ini dipikul oleh PLN didistribusikan kepada masyarakat dan pelaku bisnis dengan insentif tarif dan kemudahan ijin. PLN harus mulai memainkan peran menjaga kualitas energi dari pembangkitan terdistribusi agar handal dan berkelanjutan. Kemudian pembangkitan terdistribusi yang melibatkan masyarakat akan merubah perilaku konsumtif energi menjadi lebih efisien karena adanya perubahan pola pikir dari konsumen menjadi produsen listrik sehingga program efisiensi energi secara otomatis berjalan dengan perubahan pola pikir tersebut.
Project Cycle Penelitian
Monitoring dan Evaluasi
Penyebarluasan
Perencanaan
Pembangunan
1.Penelitian
Tahap ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam analisa pertimbangan perencanaan. Surveyor biasanya melakukan penelitian melalui kajian literatur, analisa preseden, hingga turun langsung ke lapangan.
2.Perencanaan
Tahap ini, dilakukan perumuÂŹsan tahapan-tahapan program, spesifikaÂŹsi kegiatan yang akan dilakukan tiap proyek, merumuskan rencana detail tiap kegiatan proyek hingga pendanaan yang dibutuhkan.
3.Pembangunan
Tahapan ini merupakan langkah implementasi dan eksekuÂŹsi pelaksanaan program yang telah disesuaikan dengan perencanaan awal. Pembangunan PLTS diiringi dengan pemban-gunan jaringan sarana prasarana serta infastruktur dasar pendukung kegiatan PLTS.
4.Penyebarluasan
Tahapan penyebarluasan atau meningkatkan status pelayanan.
5.Monitoring dan Evaluasi
pengembangan
diharapkan
dapat
Tahap monitoring dan evaluasi ini dilakukan melalui pemantauan pelaksaÂŹnaan proyek dari segi kinerja, periode pelaksanaan, maupun pembiayaan. Hasil evaluasi dijadikan acuan untuk mengembangkan PLTS baru lainnya di masa 153 yang akan datang atau perbaikan PLTS Kabupaten Kendal
Kerangka Kerja Logis Logical Framework
Intervention Logic Mewujudkan energi terbarukan melalui potensi panas matahari
Objective
Purpose
Result
Activities
Meningkatkan kapasitas energi listrik untuk kebutuhan listrik di Kab Kendal Mewujudkan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Mewujudkan peningkatan kapasitas energi listrik Realisasi PTLS di Kab Kendal Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang Peningkatan kualitas SDM sebagai tenaga kerja di PLTS Mengintegrasikan PLTS dengan sarana dan prasarana penunjang Meningkatkan jaringan energi listrik Monitoring dan evaluasi PLTS
Objecktively Verification Indicator Jumlah daya terpasang di Kab Kendal Jumlah produksi energi listrik di Kab Kendal Jumlah listrik terjual di Kab Kendal Jumlah efisiensi energi yang diproduksi Jumlah kebutuhan energi listrik Kab Kendal Tingkat keterjangkauan pelayanan energi listrik di masyarakat
Sources of Verification PT PLN PT PLN PT PLN PT PLN
PT PLN
PUPR
IPM Kab Kendal Jumlah kegiatan yang meningkat juga membutuhkan lebih banyak energi listrik Hasil evaluasi yang dapat menjadi acuan perbaikan PTLS kedepannya
Assumption Tidak ada keluhan masyarakat tentang pasokan energi listrik untuk berkegiatan
Ketersediaan anggaran untuk kesuksesan pembangunan PTLS Ketersediaan anggaran untuk program-program kegiatan yang diadakan oleh PTLS
PUPR PT PLN PT PLN
Evaluasi diadakan rutin setiap triwulan dan dilaksanakan dengan sebaik mungkin
154
Tabel Pentahapan Program Rencana
155
Pembiayaan Program Rencana
Berdasarkan hasil perhitungan pada discount rate 15% didapatkan hasil bahwa nilai NPV bernilai positif yakni berjumlah Rp514,231,769 dan nilai BCR senilai 1.13 dimana nilai ini lebih dari 1, dapat dikatakan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya ini feasible dan layak untuk dijalankan.
156
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
157