Mendobrak Tirai-Tirai Kemustahilan
Panduan Gerakan Pujian Penyembahan Puasa 40 Hari (3P40) GPT BAITHANI 18 Januari – 27 Februari 2016
KATA PENGANTAR Gerakan “Pujian Penyembahan Puasa 40 Hari” (3P40) Shallom… Kita sudah belajar bahwa cara kerja Tuhan kita berbeda dengan cara kerja kita. Tuhan bekerja melalui “Musim-musim” yang Tuhan sediakan bagi kita. Bukan berdasarkan kalender waktu atau jam (chronos), akan tetapi berdasarkan waktu kehendak Tuhan sendiri yaitu “Chairos”. Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas lahirnya Tema Tahun 2016 yaitu “Tahun Mendobrak Tirai-Tirai Kemustahilan”. Sebuah tema yang jauh berbeda dari tema-tema tahun yang pernah kita terima sebelumnya. Dalam tema tahun ini ada kata “Mendobrak” yang sepertinya diluar kewajaran, kenormalan bahkan cenderung “Agresif, Aktif, Menyerang” dsb. Rupanya, itulah “musim” yang Tuhan sedang bawa bagi kita saat-saat ini. Sebuah musim dimana Tuhan akan menyatakan berbagai macam mujizat, pemulihan, kesembuhan dan hal-hal DAHSYAT lainnya kepada seluruh umat Tuhan, namun yang Tuhan kehendaki dari kita adalah sebuah sikap yang “agresif, aktif dan menyerang”. Iman yang sungguh-sungguh diterjemahkan dalam tindakan nyata bagaikan sedang MENDOBRAK sesuatu, bukan sekedar retorika wacana belaka. Kita patut bersyukur juga, ditahun 2016 Tuhan perkenankan saya dan keluarga sebagai Hamba-Nya melayani sidang Jemaat Baithani ini selama 40 tahun. Itu semua tidak akan terjadi tanpa penyertaan Tuhan dan kerja sama yang baik antara Yayasan Margi Rahayu dan Majelis Gereja dan seluruh komponen jemaat. Kita patut bersyukur juga, Yayasan Margi Rahayu sebagai wadah awal lahirnya sidang Jemaat Baithani, tahun 2016 ini tepatnya pada tanggal 25 Februari 2016 tepat berusia 41 tahun. Dari Yayasan Margi Rahayu juga kita melihat pengelolaan asset kita yang semakin
berkembang dan itu semua jadi karena campur tangan Tuhan dan kerja sama dari ketiga Pilar Gereja dan seluruh komponen jemaat. Sidang Jemaat Baithani yang dikasihi Tuhan. Sebagaimana bangsa Israel setelah keluar dari tanah Mesir, selama 40 tahun Tuhan mempersiapkan dan mendidik mereka dipadang gurun dengan tujuan untuk masuk dan menduduki Tanah Perjanjian. Demikian jugalah perjalanan sidang jemaat Baithani ini. Sebagaimana Tanah Perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Bangsa Israel, Tuhan akan membawa kita masuk kedalam sebuah suasana pelayanan, suasana ibadah, suasana kehidupan berjemaat, suasana berkat, suasana keluarga, kehidupan bersosial -dengan lingkungan dimana gereja kita berada- kedalam sebuah suasana/atmosfir yang belum pernah alami dan nikmati sebelumnya. Dan sebagaimana Bangsa Israel harus berperang untuk MENGGENAPI PERJANJIAN ALLAH tersebut dan menikmati semua yang baik yang ada di Tanah Perjanjian tersebut, demikian juga Allah menghendaki kita untuk BERPERANG/MENDOBRAK secara sadar dan sengaja untuk MEREBUT setiap janji-janji Firman Tuhan yang Tuhan janjikan bagi kita yang sudah dinyatakan dalam Kitab Suci kita menjadi kenyataan dan DIGENAPI dalam kehidupan kita. Ini bukan musimnya bagi penonton yang hanya bisa duduk manis dan mengkritik habis-habisan. Ini bukan musimnya kita melayani Tuhan dengan aturan-aturan buatan manusia yang membatasi karya Tuhan bekerja. Ini bukan musimnya kita menyembah sistem liturgi ibadah buatan manusia. Ini bukan musimnya kita menyembah doktrin gereja semata tetapi ini musimnya bagi para PENYERANG, PEJUANG IMAN, PEMUJI dan PENYEMBAH yang benar, PENDOA, PELAYAN TUHAN untuk benar-benar bergerak maju MENDOBRAK segala kemustahilan. Itu alasan mengapa kami dari Team Pastoral menginisiasi Gerakan 3P40 ini, sebagai langkah iman yang nyata bagi kita untuk sama-sama memasuki musim yang baru ini dengan sungguh-sungguh mengikat kekuatan “daging” kita yang menjauhkan kita dari Kehendak Tuhan kita. Oleh sebab itu, saya beserta Team Pastoral mengajak
seluruh komponen Sidang Jemaat Baithani untuk mempersiapkan diri masuk dalam musim yang baru ini melalui: Gerakan Pujian Penyembahan dan Puasa 40 Hari (3P40). Yang kita mulai sejak tanggal 18 Januari – 27 Februari 2016. Kami mengajak seluruh jemaat untuk berpuasa bersama-sama selama 40 hari tersebut. Dan kami mengajak pula seluruh jemaat untuk Memuji dan Menyembah Tuhan selama 40 hari digereja yang diadakan setiap hari Senin – Sabtu pkl 19.00 wita. Dan untuk meningkatkan kekeluargaan dalam tubuh jemaat kita, kami mengajak sidang jemaat untuk bersama-sama berbuka puasa digereja pada pukul 18.00 wita. Dan mari, kita akan sama-sama menjadi pribadipribadi yang akan menikmati segala hal yang baik bahkan yang sangat baik yang Tuhan sudah rancangkan bagi kita (Yes 55:8-9; Yer 29:11). Selamat berpuasa dan bersama-sama masuk dalam musim yang baru di Tahun Mendobrak Tirai-tirai Kemustahilan 2016 ini. Tuhan Yesus Memberkati.
Denpasar, 17 Januari 2016.
Pdt. Otniel Firmanyo Osiyo, M.Th.
BACAAN RENUNGAN FIRMAN TUHAN Ibadah 3P40 HARI KE-1 HARI KE-2 HARI KE-3 HARI KE-4 HARI KE-5 HARI KE-6 HARI KE-7 HARI KE-8 HARI KE-9 HARI KE-10 HARI KE-11 HARI KE-12 HARI KE-13 HARI KE-14 HARI KE-15 HARI KE-16 HARI KE-17 HARI KE-18 HARI KE-19 HARI KE-20 HARI KE-21 HARI KE-22 HARI KE-23 HARI KE-24 HARI KE-25 HARI KE-26 HARI KE-27
Yosua 1:1-18 Yosua 2:1-24 Yosua 3:1-17 Yosua 4:1-24 Yosua 5:1-12 Yosua 5:13-15 Ibadah Minggu Yosua 6:1-27 Yosua 7:1-26 Yosua 8:1-29 Yosua 8:30-35 Ibadah bersama Pdt. Timothy Parengkuan Yosua 9:1-27 Ibadah Minggu Yosua 10:1-15 Yosua 10:16-28 Yosua 10:29-43 Yosua 11:1-15 Yosua 11:16-23 Yosua 12:1-24 Ibadah Minggu Yosua 13:1-7 Yosua 13:8-33 Yosua 14:1-5 Yosua 15:1-19 Yosua 15:20-63 Ibadah Minggu
HARI KE-28 HARI KE-29 HARI KE-30 HARI KE-31 HARI KE-32 HARI KE-33 HARI KE-34 HARI KE-35 HARI KE-36 HARI KE-37 HARI KE-38 HARI KE-39 HARI KE-40
Yosua 16:1-17:18 Yosua 18:1-10 Yosua 18:11-28 Yosua 19:1-51 Yosua 20:1-9 Yosua 21:1-42 Ibadah Minggu Yosua 21:43-45 Yosua 22:1-8 Yosua 22:9-34 Yosua 23:1-16 Yosua 24:1-28 Yosua 24:29-33
POKOK-POKOK DOA SYAFAAT BANGSA DAN NEGARA Doakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Doakan Presiden dan Wakil Presiden, beserta para menteri. Para wakil rakyat (DPR/MPR) agar diberi roh takut akan Tuhan dan hikmatNya. Juga MK (Mahkamah Konstitusi) dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Berdoa untuk kestabilan ekonomi, politik dan BBM. Berdoa juga beberapa daerah di Indonesia yang rawan terkena bencana alam : banjir, gunung meletus dan gempa. Doakan TNI dan POLRI agar mereka diberi kekuatan dalam menjalankan fungsinya dengan semaksimal mungkin, terutama dalam menghadapi ancaman kelompok teroris, sehingga masyarakat merasa nyaman dan aman.
HAMBA-HAMBA TUHAN / GEREJA Terjalin kesatuan dan kerjasama yang baik diantara hamba-hamba Tuhan dari berbagai denominasi, sehingga berkat Allah tercurah untuk setiap tempat dimana mereka melayani (Mazmur 133) dan kekuatan iblis dihancurkan (Lukas 11:14-23). Doakan agar gereja-gereja di seluruh Indonesia dan luar negeri saling mengasihi dan membutuhkan satu dengan yang lain sebagai tubuh Kristus. Menganggap gereja lain lebih utama (kerendahan hati) dan saling memberkati dan mendoakan (Filipi 2:1-11).
UNTUK KOTA atau DAERAH DI MANA KITA TINGGAL Doakan pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat bekerjasama mencari solusi dari berbagai masalah yang ada, termasuk kemiskinan, pengangguran, kejahatan kota, narkotika, dan lain-lain.
Doakanlah kota & masyarakat Denpasar, doakan agar hati mereka terbuka bagi Kabar Baik. Doakan lembaga pelayanan dan jaringan doa yang terus memobilisasi gerakan doa bagi transformasi kota Denpasar. Doakan lingkungan tempat tinggal kita dan jalan-jalan yang kita lewati (MY HOME). Doakan untuk keamanan di Bali karena saat ini status siaga 1 dalam menghadapi ancaman serangan teroris.
POKOK DOA UNTUK KERABAT / KELUARGA Doakan bagi anggota keluarga kita yang belum menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Doakan anggota keluarga kita yang sedang menghadapi persoalan agar terjadi: pemulihan keluarga, pemulihan keuangan, pemulihan kesehatan. Doakan bagi mereka yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan, kesulitan untuk melanjutkan sekolah/ pendidikan, belum mendapatkan jodoh, dll. Doakan bagi diri sendiri dengan segala pergumulan yang dihadapi dan anggota keluarga kita supaya semakin hari semakin teguh di dalam Tuhan.
GPT BAITHANI DENPASAR Doakan untuk 40 tahun pelayanan Bpk Gembala dan 41 tahun Yayasan Margi Rahayu serta rencana KKR dari gerakan 3P40. Doakan Yayasan Otfirosi. Doakan agar Gembala-Gembala cabang GPT se- Bali terus sehati, sepikir dan satu tujuan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Doakan bagi pertobatan jiwa-jiwa baru. Doakan lahan parkir dan perluasan gedung gereja. Doakan regenerasi dan pemilihan Majelis Gereja untuk periode 2016-2020.
APA HUBUNGAN ANTARA DOA & PUASA ? Meskipun hubungan antara doa dan puasa tidak secara khusus dijelaskan dalam Kitab Suci, pertalian yang umum nampaknya menghubungkan keduanya dalam semua contoh doa dan puasa yang dicatat dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, doa dan puasa terlihat berhubungan erat dengan rasa membutuhkan dan ketergantungan, atau ketidakberdayaan total dalam menghadapi atau mengantisipasi bencana. Doa dan puasa dikombinasikan dalam Perjanjian Lama pada saat-saat meratap, penyesalan, dan/atau kebutuhan rohani yang mendalam. Pasal pertama dari kitab Nehemia menggambarkan Nehemia berdoa dan berpuasa karena kesedihan yang mendalam sehubungan dengan kabar bahwa Yerusalem terbengkalai. Doanya selama berhari-hari diwarnai dengan air mata, puasa, pengakuan dosa atas nama bangsaNya, dan permohonan untuk belas kasihan Allah. Begitu sungguhsungguhnya dia bertekun dalam doa sehingga hampir tidak bisa dibayangkan dia akan “beristirahat” di tengah-tengah doa semacam itu untuk makan dan minum. Kehancuran yang menimpa Yerusalem juga mendorong Daniel mengambil sikap yang sama: “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan
bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu” (Daniel 9:3). Sama seperti Nehemia, Daniel berpuasa dan berdoa agar Allah menunjukkan belas kasihan kepada bangsanya, dan berkata, “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturanMu,” (Daniel 9:5) Dalam beberapa contoh dalam Perjanjian Lama, puasa dikaitkan dengan doa syafaat. Daud berdoa dan berpuasa untuk anaknya yang sakit (2 Samuel 12:16), meratap di hadapan Tuhan dalam permohonan yang sungguh-sungguh (ayat 21-22). Ester mendesak Mordekai dan orang-orang Yahudi untuk berpuasa bagi dia ketika dia berencana untuk menghadap suaminya sang raja (Ester 4:16) Jelas, berpuasa dan doa syafaat berkaitan erat. Dalam Perjanjian Baru ditemukan contoh hubungan antara doa dan puasa, namun tidak berkaitan dengan penyesalan atau pengakuan dosa. Nabi Hanna “tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa” (Lukas 2:37). Dalam usia 84 tahun doa dan puasa merupakan bagian dari pelayanannya kepada Tuhan di Bait Suci sambil menantikan Juruselamat Israel yang dijanjikan. Juga dalam Perjanjian Baru, gereja Antiokia berpuasa dalam ibadah mereka ketika Roh Kudus berbicara kepada mereka untuk mengutus Saulus dan Barnabas untuk pekerjaan Allah. Pada saat itu, mereka berdoa dan berpuasa, menumpangkan tangan atas kedua orang itu dan mengutus mereka. Jadi kita melihat contoh-contoh doa dan puasa ini sebagai bagian dari penyembahan kepada Allah dam mencari perkenan-Nya. Sama sekali tidak ada indikasi bahwa Allah lebih mungkin menjawab doa seseorang kalau dibarengi dehgan puasa. Sebaliknya, puasa yang dilakukan berbarengan dengan doa nampaknya menunjukkan kesungguhan dari orang-orang yang berdoa dan keadaan kritis yang mereka hadapi.
Satu hal yang jelas: teologia puasa adalah teologia prioritas di mana orang-percaya diberi kesempatan mengekspresikan diri mereka dalam ibadah yang terpusat dan intensif kepada Allah dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan rohani. Ibadah ini dinyatakan dengan, untuk sementara waktu, menghindari rutinitas seperti makan dan minum supaya dapat menikmati waktu yang tidak terganggu dengan Bapa. “Oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus” (Ibrani 10:19), menyatakan bukan berdasarkan puasa atau tidak berpuasa sebagai dasarnya. Ini adalah salah satu bagian yang paling menggembirakan dari hal-hal yang “lebih baik” yang kita miliki di dalam Kristus. Doa dan puasa tidak seharusnya menjadi beban atau kewajiban, namun merupakan perayaan akan kebaikan dan kemurahan Allah pada anak-anak-Nya.
KAPAN BERPUASA? Pertama, setiap saat kita bisa melakukan puasa, sebab setiap saat kita perlu menghadap Tuhan. Kedua, saat alami keadaan sukar. Ester 4:16, “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta
dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang kalau terpaksa aku mati.” Ketiga, saat membutuhkan terobosan. Kisah Pr. Rasul 14:23, “ Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.” Keempat, saat "peperangan rohani," yaitu perang melawan diri sendiri dan penghulu-penghulu di udara (iblis). 2 Korintus 10:4, menyatakan, “Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa allah, yang sanggup untuk meruntuhkan bentengbenteng.”
CARA BERPUASA ? Ada tiga cara berpuasa yang bisa dilakukan jemaat : Pertama: Puasa tidak makan dan atau tidak minum dan hanya fokus pada Tuhan. Waktu puasa dimulai pada pukul 22.00 sampai keesokan hari Pukul 18.00. Imamat 23:32 berkata: “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu." Kedua : Puasa tidak makan dan atau tidak minum dan hanya fokus pada Tuhan. Waktu puasa dimulai pukul 22.00 sampai keesokan hari pukul 15.00. Kitab Hakim 20:26, menyatakan, “Kemudian
pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan Tuhan, berpuasa sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Tuhan.” Ketiga : Puasa tidak makan dan atau tidak minum mulai Pukul 22.00 sampai keesokan hari pukul 13.00, diperuntukkan bagi jemaat yang mengalami kelemahan fisik atau tidak sehat. Waktu berpuasa juga dapat menyesuaikan dari kebiasaan masing-masing.
INI SAATNYA ! Bagi yang mengasihi Tuhan, ini saatnya kita menyatakan kasih kita untuk terlibat dalam “Gerakan Pujian, Penyembahan dan Puasa 40 hari (3P40)” disertai Doa. Inilah momen terbaik untuk memperbaiki diri, terlebih bagi mereka yang ingin memahami dan menaati kehendak Tuhan, merindukan pertolongan Tuhan untuk mendobrak tirai-tirai kemustahilan: tirai sakit tak kunjung sembuh, tirai kejenuhan, tirai keluarga yang perlu pemulihan, tirai kehilangan pekerjaan, tirai hati dipenuhi kekhawatiran, tirai dihantui rasa takut, tirai kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa? serta tirai-tirai lainnya. Ini saatnya bagi kita mengalami terobosan. Bagi mereka yang dewasa iman, ini saatnya berdoa bagi gereja, kota atau daerah di mana kita tinggal, juga bagi negara dan bangsa. sebab, kesejahteraan kota adalah kesejahteraanmu (Yeremia 29:7).(*)
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (Lukas 1:37)”