Membuka Pintu Langit Sholawat, Dzikir dan Do’a Maiyah Al i’tiraf Sendangagung Lampung Tengah - Lampung
Zainal Abidin Majelis Ilmu dan Silaturahmi Masjid Al-Wustho Sendangagung Kec. Sendangagung Kab. Lampung Tengah Prov. Lampung 2016
0
Kalau kita tidak mau dihina, maka janganlah menghina. Bahkan ketika kita disakiti pun, dianjurkan agar kita tetap bersabar. Apa artinya semua itu? Kita tetap berbuat baik terhadap sesama, saling memaafkan, termasuk menaklukkan kebakhilan dalam diri kita. Sehingga semua amal baik yang kita lakukan akan membuka pintu langit sebagai rahmat Allah terhadap kita.*) Nabi Muhammad ﷺdiutus Allah
tiada lain untuk merahmati semesta alam.
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.s. 21:107).
Maka tentulah bukan kebetulan bila ternyata Nabi Muhammad SAW dan agama yang dibawanya merupakan rahmat. Merupakan kasih sayang bagi semesta alam. Allah SWT menyifati Nabi Muhammad SAW dengan beberapa sifat yang kesemuanya merupakan penggambaran akan besarnya kasih sayang beliau.
“Benar-benar telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, yang terasa berat baginya penderitaan kalian; penuh perhatian terhadap kalian; dan terhadap orang-orang Mukmin, sangat pengasih lagi penyayang” (Q.s. 9:128)
Adalah sangat wajar jika kita berdo’a, memohon ampunan, memuji Allah SWT, bersholawat kepada Nabi Habibullah Muhammad SAW, dzikir berulang-ulang karena karena kefakiran dan kelemahan kita. Tentu saja kita tetap selalu untuk bekerja keras. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh (melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik dengan sangat keras) dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Q.s. Al Kahfi: 110)
Mohon maaf jika hal-hal tersebut di atas tidak berkenan, terima kasih.
Kebagusan, Gedong Tataan - Pesawaran, 30 April 2016 Zainal Abidin Mustofa
------------------------------------*)
K. H. A. Mustofa Bisri. 2007. Membuka Pintu Langit. Jakarta: Penerbit Kompas.
1
Do’a Iftitah *)
----------------*)
Do’a iftitah merupakan do‟a yang dibaca pada waktu shalat tepat setelah takbiratul ihram. Doa itu merupakan ketetapan dari
Rasulullah SAW. Do‟a iftitah berisikan ungakapan pujian atas kebesaran-Nya. Juga berisikan pengakuan kelemahan dan kelengahan insan hingga memerlukan perlindungan dan pengampuanan dari-Nya. Permohonan petunjuk agar diberikan akhlaq yang mulia dan dihindarkan dari berbagai akhlaq yang buruk, demikian keterangan yang terdapat dalam Ibanatul Ahkam. Ibnu Umar radhiallahu anhu berkata bahwa pada suatu waktu kami shalat bersama Nabi Muhammad saw, tiba-tiba ada seorang jama‟ah bersuara lantas Rasulullah SAW bertanya “Siapa yang mengatakan kalimat tadi?” orang yang bersuara tadi menjawa “Saya Ya Rasul..!”. Kemudian Rasulullah berkata “Saya heran dengan kalimat itu, karena kalimat itu mampu membuka pintu-pintu langit”. Lalu Ibnu Umar berkata semenjak mendengar pernyataan Rasulullah itu (tentang do‟a iftitah) aku tidak pernah meninggalkan bacaan kalimat tersebut. Adapun bacaan dan terjemahan dari do‟a iftitah yang dibaca setelah takbiratul ihram (rakaat pertama) sebelum surat al-Fatihah adalah sebagai berikut. Untuk mempermudah pemahaman ditulis secara terpisah:
(Allahu akbar, kabirau walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukrotaw wa ashila) Artinya: Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. (Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ardha hanifam muslimaw wa ma ana minal musyrikin) Artinya: Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah. (Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil „alamin la syarika lahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimin) Artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. dan begitulah aku diperintahkan dan aku dari golongan orang muslim.
2
Sebuah Pengakuan Cak Nun
Tuhan kekasih Sungguh tidak ada kepantasan sedikit pun padaku Untuk Engkau gabungkan bersama ahli-ahli syurga-Mu Namun sungguh aku tidak akan kuat untuk Engkau campakkan ke dalam dahsyatnya api neraka-Mu Maka tumbuhkanlah, maka tumbuhkanlah Kesadaran untuk bertaubat kemudian ampunilah dosa-dosaku Karena hanya Engkau Maha Pengampun segala dosa yang besar Dosaku bertumpuk seperti hamparan pasir di pantai Anugerahilah aku taubat wahai Yang Maha Perkasa Umurku,umurku berkurang berkurang setiap hari setiap malam sedangkan dosaku bertumpuk-tumpuk semakin bertambah sampai aku tidak tahu lagi bagaimana untuk membersihkannya Kekasih hamba-Mu yang penuh maksiat ini datang mengetuk pintu rumah-Mu bersimpuh bersujud mengakui segala dosa dengan hati yang memanggil-manggil ampunan-Mu Kekasih Apabila Engkau ampuni maka memang hanya Engkaulah yang Maha Pengampun Tapi kalau Engkau usir aku tapi kalau Engkau tolak dan Engkau campakkan aku kiranya kepada siapa lagi kami, aku, kami semua akan bisa berharap akan bisa berharap
Kebagusan, Gedong Tataan - Pesawaran, 1 Syawal 1434 H Terima kasih kepada guru-guruku yang memberi kesadaranku untuk bertaubat: Mustofa bin Abdul Dja'far, Abu Hani Muhammad bin Hakami, Achmad Mustofa Bisri bin Bisri Mustofa, Abdurahman Ad-Dakhil bin Wahid Hasyim, Muhammad Ainun Nadjib bin Muhammad Abdul Latif.
3
Al I’tiraf Abu Nuwas *)
إلَهِيي لَ ْس ُت ِللْ ِف ْرد َْو ِس َأ ْه ًال ِ Wahai Tuhanku, aku bukan ahli surga firdaus ِ ْ ِ َ َْو َ َأ ْق َوى َ َ إللَّن ِر إل Dan aku tidak kuat menahan siksa neraka jahim
َهَ ْ ِ َْو َ ً َوإ ْا ِف ْر ُذن ُـو ـِي Maka terima taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
ِ ْ ِ َ َْ ِ ُر إ َّنانْ ِ إل
َ َ ن َّن ِ Maka terima taubatku dan ampunilah dosa-dosaku ِ َهَ ْ ِ َْو َ ً َ َذإإلْ َ َال ِ َ ِ َو َذنْ ِ َزإاِ ٌد َ َْ َ ْإا َُم ِ ًّررإ ِ ُّذلان ُـ ْو ِ َوقَدْ َد َ ا ََوإ ْ َ ْر ُد ْد َ َ ْ َ ْر ُ ْو ِ َوإا ِ
ِ ُذن ُـ ْو ـِي ِمثْ ُل َأ ْدَ إ ِد ّ ِإلر َم ٍ َو ُ ْ ِري َ ِق ٌ ِ ُ ِّ ً َ ْو َإلَهِيي َع ْبدُ اَ إلْ َ ِِص َأَتَ ا ِ َوإ ْ َ ْ ِف ْر َو َأن ْن َت ِ َاإاَ َأ ْه ٌل ِ
Dosa-dosaku bagaikan bilangan pasir, Maka terimalah taubatku wahai Allah Yang Maha Agung Sedangkan umurku berkurang setiap hari, Dan dosaku bertambah bagaimanakah aku menanggungnya Wahai Tuhanku, hambamu yang penuh maksiat menghadapmu, Mengakui segala dosa, sungguh berdoa kehadapanmu Bila Engkau mengampuninya, memang Engkau Maha Pengampun, Dan bila Engkau menolaknya, maka kepada siapa lagi kami mengharapkan selain Engkau
----------------------------------------------
*) Abu Nuwas nama lengkapnya Abū Nuwās al-Ḥasan ibn Hānī al-Ḥakamī (756–814) di Indonesia dikenal dengan nama Abu Nawas. Lahir di kota Ahwaz ibukota Khuziztan, Persia. Ketenaran Abu Nuwas bukan hanya di negara-negara Timur seperti Indonesia, melainkan di negara-negara Barat pun nama ini sangat terkenal. Ketenaran ini berkat bukunya yang berjudul Alfu Lailah Wa Lailah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Thousand and One Night . Perlu dicatat bahwa ketenaran Abu Nuwas bukan hanya terbatas pada kalangan terpelajar; kalangan terpelajar inilah yang mula pertama dapat membaca karya-karyanya , dan di kalangan Pesantren pun nama ini banyak dikenal orang. Hal ini disebabkan oleh karena di kalangan tersbut secara luas telah beredar pula sebuah syair/puisi yang berjudul Al I‟tiraf (Pengakuan) dan puisi ini telah menjadi hafalan bagi para santri dan diakui sebagai karya Abu Nuwas. Oleh Maiyah Padhang MBulan dinamakan Wirid Mohon Ampunan. K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) menjadikan Al „Itiraf ini sebagai salah satu bagian doanya yang selalu dibaca disamping doa-doa lainnya, teksnya adalah sebagai berikut:
4
Kado Muhammad Emha Ainun Nadjib*) muhammadku sayyidku engkau selalu dan terus menerus lahir dalam jiwaku muhammad pengasuhku yang mengajarkan hidup yanga halal dan toyib terimalah nyanyian syukur dan hutang budiku terimakasih ya muhammad guru kami semua karena telah engkau perkenalkan kami kepada Allah penghuni utama kalbu kami kepada keabadian yakni negri kami yang akan datang kepada malaikat yang paling sejati dari segala sahabat serta kepada akhirat yang selalu terasa sangat dekat muhammad kekasih kami terima kasih karena engkau selalu mensyukuri kegembiraan kami terima kasih bahwa engkau senantiasa pulang menangisi derita hati kami
Ya Nabi salam ‘alaika, Ya Rasul salam ‘alaika Ya Habib salam ‘aliaka, Sholawathulloh ‘alaika
Ya Rasul Kupanggul cintamu berkeliling semesta Kutaburkan di hutan di sungai di kota-kota Ya Rasul Kudendangkan Al Qur‟an amanatmu itu ke seluruh penjuru Aku mengendarai angin Aku bergerak melalui cahaya Aku mengaliri gelombang Bagi-bagikan makanan keabadian Kutuangkan bergelas-gelas minuman kesejatian Kutaburkan cahaya ke lubuk-lubuk tersembunyi hati manusia
---------------------*)Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953. Pendidikan SD,Jombang (1965), SMP Muhammadiyah, Yogyakarta (1968), SMA Muhammadiyah, Yogyakarta (1971), Pondok Pesantren Modern Gontor, FE di Fakultas Filsafat UGM (tidak tamat). Pengasuh Ruang Sastra di harian Masa Kini, Yogyakarta (1970), Wartawan/Redaktur di harian Masa Kini, Yogyakarta (1973-1976), Pemimpin Teater Dinasti (Yogyakarta). Pemimpin Grup musik Kyai Kanjeng. Penulis puisi dan kolumnis di beberapa media. Karya seni teaternya: Geger Wong Ngoyak Macan (1989, tentang pemerintahan „Raja‟ Soeharto), Patung Kekasih (1989, tentang pengkultusan), Keajaiban Lik Par (1980, tentang eksploitasi rakyat oleh berbagai institusi modern), Mas Dukun (1982, tentang gagalnya lembaga kepemimpinan modern). Santri-Santri Khidhir (1990, bersama Teater Salahudin di lapangan Gontor dengan seluruh santri menjadi pemain, serta 35.000 penonton di alun-alun madiun), Lautan Jilbab (1990, dipentaskan secara massal di Yogya, Surabaya dan Makassar), Kiai Sableng dan Baginda Faruq (1993), Perahu Retak (1992). Buku-buku puisinya: “M” Frustasi (1976), Sajak-Sajak Sepanjang Jalan (1978), Sajak-Sajak Cinta (1978), Nyanyian Gelandangan (1982), 99 Untuk Tuhanku (1983), Suluk Pesisiran (1989), Lautan Jilbab (1989), Seribu Masjid Satu Jumlahnya ( 1990), Cahaya Maha Cahaya (1991), Sesobek Buku Harian Indonesia (1993), Abacadabra (1994), Syair Amaul Husna (1994). Buku-buku essainya: Dari Pojok Sejarah (1985), Sastra Yang Membebaskan (1985), Secangkir Kopi Jon Pakir (1990), Markesot Bertutur (1993), Markesot Bertutur Lagi (1994), Opini Plesetan (1996), Gerakan Punakawan (1994), Surat Kepada Kanjeng Nabi (1996), Indonesia Bagian Penting dari Desa Saya (1994), Slilit Sang Kiai (1991), Sudrun Gugat (1994), Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai (1995), Bola- Bola Kultural (1996), Budaya Tanding (1995), Titik Nadir Demokrasi (1995), Tuhanpun Berpuasa (1996), Demokrasi Tolol Versi Saridin (1997), Kita Pilih Barokah atau Azab Allah (1997), Iblis Nusantara Dajjal Dunia (1997), 2,5 Jam Bersama Soeharto (1998), Mati Ketawa Cara Refotnasi (1998), Kiai Kocar Kacir (1998), Ziarah Pemilu, Ziarah Politik, Ziarah Kebangsaan (1998), Keranjang Sampah (1998) Ikrar Husnul Khatimah (1999), Jogja Indonesia Pulang Pergi (2000), Ibu Tamparlah Mulut Anakmu (2000), Menelusuri Titik Keimanan (2001), Hikmah Puasa 1 & 2 (2001), Segitiga Cinta (2001), “Kitab Ketentraman” (2001), “Trilogi Kumpulan Puisi” (2001), “Tahajjud Cinta” (2003), “Ensiklopedia Pemikiran Cak Nun” (2003), Folklore Madura (2005), Puasa ya Puasa (2005), Kerajaan Indonesia (2006, kumpulan wawancara), Kafir Liberal (2006), Jalan Sunyi EMHA (Ian L. Betts, Juni 2006), dan lain-lain.
5
Tombo Ati *) Tombo ati iku ono limang perkoro (Ada lima obat penentram jiwa)
Kaping pisan moco Qur'an sakmaknane (Cinta Qur'an dengan menyelami maknanya)
Kaping pindo sholat wengi lakonono (Sujudkan jiwa raga di tengah sunyi malam)
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono (Kepada orang sholeh dirimu senantiasa dekatkan)
Kaping papat weteng iro engkang luwe (Adapun terhadap rasa lapar upayakan bertahan)
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe (Dan atas keasyikan dzikir jangan pernah bosan)
Salah sakwijine sopo biso ngelakoni (Salah satu saja engkau khusyu' melakukannya)
Insya Allah Gusti Pengeran ngijabahi (Insya Allah nasibmu akan dirawat oleh Yang Maha Kuasa)
-----------------*) Sebagaimana diketahui “Tombo Ati” adalah nama sebuah sajak berbahasa Arab ciptaan Sayyidina Ali karomallohuwajha, yang oleh KH.Bisri Mustofa dari Rembang (ayah KH. A. Mustofa Bisri) diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dengan menggunakan judul tersebut. Dalam sajak itu, disebutkan 5 hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kelima hal itu dianggap sebagai obat (tombo) bagi seorang Muslim. Dengan melaksanakan secara teratur kelima hal yang disebutkan dalam sajak tersebut, dijanjikan orang itu akan menjadi Muslim “yang baik”. Dianggap demikian karena ia melaksanakan amalan agama secara tuntas. Sajak ini sangat populer di kalangan para santri di Pulau Jawa, terutama di lingkungan pesantren. Terlihat dalam sajak tersebut yang berisi “perintah agama” untuk berdzikir tengah malam, mengerti dan memahami isi kandungan kitab suci al-Qur‟ân, bergaul erat dengan para ulama dan berpuasa untuk menjaga hawa nafsu, adalah hal-hal utama dalam asketisme (khalwah) yang merupakan pola hidup ideal bagi seorang Muslim, yang menempa dirinya menjadi “orang baik dan layak” (shaleh). Jika anjuran itu diikuti oleh kaum Muslim dalam jumlah besar, tentu saja keseluruhan kaum Muslimin akan memperoleh “kebaikan” tertentu dalam hidup mereka. (Abdurrahman Wahid. 2006. Islamku, Islam Anda dan Islam Kita. Jakarta: The Wahid Institut. h. 261-262). Dalam kitab Tibyaan karya Imam Nawawi, syair “Obat Hati” adalah sebagai berikut: Khamsun hunna dawaul qaib (Lima hal yang bisa menjadi obat hati): Qiraaatul quran ( Membaca Quran dan maknanya), Wa qiyamul lail (dan melakukan sholat malam/tahajjud), Wa majaalisatus shalihien (dan selalu berkumpul dengan orang yang baik ), Wa ikhlaaul baathin (dan menahan lapar [berpuasa]) dan Wa tadharruindas shabaah (dan berdzikir menjelang subuh). Monggo kita menata hati dan menjernihkan pikiran.
6
Ya Nabi Salam Alayka Maher Zain*)
َال ل
ن
أأنت نور ر ًإ جت د إل ع ٌع ًإ رل أأ الا قدر ًإ إم الانبي ء ٌ أأنت إلوودإ ٌ أأنت لل َلن ري ٌ أأنت علد إاوو ووفي ٌ أأنت ه د ابَ دمحم َن ال ل َر و ال ل َابَ ال ل َولوإت ل -----------------------------------------
*) Maher Zain nama lengkapnya Maher Mustafa Maher Zain lahir di Tripoli, Lebanon, 16 Juli 1981 adalah penyanyi, penulis lagu, dan produser musik asal Swedia berdarah Lebanon. Dari banyaknya penggemar di halaman facebooknya, Maher Zain menjadi bintang dalam musik Islam modern.Ia merilis album perdananya berjudul Thank You Allah tahun 2009 oleh Awakening Records dan menjadi album yang sukses sekaligus mengangkat kembali pamor musik islam di dunia. Album keduanya yang berjudul Forgive Me dirilis tahun 2012 oleh label yang sama. Keluarga Maher pindah ke Swedia ketika ia berumur 8 tahun.Ia menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana dalam bidang Teknik penerbangan. Setelah lulus, Maher memasuki industri musik di Swedia dan bekerja dengan Nadir Khayat (RedOne), produser musik Swedia Kelahiran Maroko pada tahun 2005. Setelah RedOne pindah ke New York tahun 2006, ia pergi ke Amerika Serikat dan memasuki industri musik di sana. Ia menjadi produser rekaman dengan penyanyi R&B asal Amerika Kat DeLuna. Maher memutuskan untuk kembali ke Swedia dan berpindah karir menjadi seorang penyanyi dan penulis lagu yang bernapaskan islami serta religius.Pada bulan Januari 2010, Lagu Maher Zain yang Berjudul "Ya Nabi Salam Alayka" mendapat penghargaan sebagai lagu religi terbaik dari siaran radio asal Timur Tengah, Nogoum FM. Maher Zain terpilih sebagai bintang muslim tahun 2011 dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh "Oniislam" situs berita asal Mesir. Pada bulan Juli 2011, Maher tampil di sampul majalah muslim asal Inggris dan Jawa "Emel". Situs web resmi Maher Zain (http://www.maherzain.com/), Maher Zain Official Facebook page (https://www.facebook.com/MaherZain), Maher Zain twitter account (https://twitter.com/MaherZain), Maher Zain Youtube Channel (https://www.youtube.com/user/MaherZainOfficial)
ٍروي ا قل ا خري ر ل ريب م ه أأ رصت دريب شفي ي ر و أأهي إخملت ر يل ً زإد إا احَل ً جتل ابري دًل خ إملر لن ابَ ُم د َن ال ل َر و ال ل َابَ ال ل َولوإت ل
7
SHOLAWAT K.H. A. Mustofa Bisri *)
Ya Rasulalloh sholawat dan salam bagi paduka Dari kedua mataku yang menggenang airmata dan darah Serasa kulihat manik�manik mutiara berkilauan di kedua mata paduka yang indah Paduka pasti terluka memandang kelakuan kami Paduka pasti berduka Oh Rasulalloh oh kekasih Ampun, bukan kami hendak mempermalukan paduka Tapi kami tak sekuat paduka Dunia telah menguasai diri kami Padahal paduka telah berulang kali mengingatkan Kami terlalu memanjakan daging�daging Dan mengabaikan sukma�sukma kami Kami terlalu sibuk membela kepentingan diri sendiri Berebut materi sambil meneriakkan nama paduka Maka kami pun tak bisa mendengar suara paduka yang merdu menghimbau penuh kasih sayang Mengajak saling menyayang Ya Rasulalloh sholawat dan salam bagi paduka Mereka yang tak mau mendengar paduka Tak percaya pada keabadian hakiki yang paduka tunjukkan Telah mengejar kebahagiaan semu mereka sendiri Dan mereka harus membuktikan kekeliruan mereka dalam kepahitan azab penderitaan Oh, alangkah malang Oh, alangkah sayang Tak ada kebahagiaan pada daging yang dimanjakan Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sesaat Tak ada kebahagiaan pada kepentingan sendiri yang dimenangkan Tak ada kebahagiaan pada kenikmatan singkat Tak ada kebahagiaan pada api yang membakar Tak ada kebahagiaan pada darah yang tertumpah Tak ada kebahagiaan pada dendam yang diumbar Tak ada kebahagiaan pada kobaran amarah Tak ada kebahagiaan pada puing�puing berasap Tak ada kebahagiaan pada tangis dan ratap Tak ada kebahagiaan pada kebahagiaan yang telah paduka tunjukkan Oh Rasulalloh, oh kekasih Kami terlalu mencintai diri kami Hingga mencelakakannya Ternyata paduka lebih mencintai diri kami Ya Rasulalloh sholawat dan salam bagimu selalu
-------------------------*)
8
Rasool' Allah Harris J*)
cover by: Muhammad Nuril Alim Abidin Mustofa
Oohh... Oohh. Oh you, came into this life Oh kau, hadir ke dunia ini Brought up as an orphan child Terlahir sebagai anak yatim Through a time of deep despair, O Muhammad! Lewati saatsaat penuh kesusahan, ya Muhammad! Your days at work began Hari-hari penugasanmu dimulai As a fair and honest man Sebagai lelaki yang adil dan jujur You showed just how much you cared Kau tunjukkan betapa kau amat welas asih And one night in that cave Dan suatu malam di gua itu When the Archangel came Saat malaikat Jibril datang And your life in this world Dan kehidupanmu di dunia ini Would never be the same Takkan pernah sama lagi III Rasool'Allah, Habib'Allah Your light is always showing me the way Cahayamu selalu menunjukkanku jalan Rasool'Allah, Habib'Allah I'm longing for the day I see your face Aku rindu ingin bisa melihat wajahmu Oohh. You brighten up my day Kau cerahkan hariku Oohh. And in my heart you'll stay Dan kau kan selalu ada di dalam hatiku Oohh. With every breath I take Dengan setiap helaan nafasku Oohh... I'll never leave your way Aku takkan pernah meninggalkan jalanmu Eyes that could light up any soul Mata yang bisa ceriakan setiap jiwa You became the Chosen One Kau menjadi yang terpilih To proclaim the world of God, O Muhammad! Untuk mengabarkan dunia Tuhan, ya Muhammad! In the brightness of the Sun Di dalam terangnya mentari Or the Stillness of the night Atau heningnya malam You would never ever stop Kau takkan pernah berhenti Being kind, Giving Hope Menjadi baik, memberi harapan And serenity and love Dan ketenangan dan cinta To a divided world Pada dunia yang terpecah That didn't have enough Yang tak punya cukup cinta
9
Back to III Rasool'Allah, Habib'Allah Peace be upon you Semoga damai dilimpahkan padamu Rasool'Allah, Habib'Allah I really love you Aku sungguh mencintaimu Rasool'Allah, Habib'Allah Peace be upon you Semoga damai dilimpahkan padamu Rasool'Allah, Habib'Allah ... Rasool'Allah, Habib'Allah Your light is always showing me the way Cahayamu selalu menunjukkanku jalan Rasool'Allah, Habib'Allah I'm longing for the day I see your face Aku rindu ingin bisa melihat wajahmu Rasool'Allah, Habib'Allah Your light is always showing me the way Cahayamu selalu menunjukkanku jalan Rasool'Allah, Habib'Allah I'm longing for the day I see your face Aku rindu ingin bisa melihat wajahmu Oohh. You brighten up my day Kau cerahkan hariku Oohh. And in my heart you'll stay Dan kau kan selalu ada di dalam hatiku Oohh. With every breath I take Dengan setiap helaan nafasku Oohh... O Muhammad I'll never leave your way Ya Muhammad, aku takkan pernah meninggalkan jalanmu
------------------------------------------------------------------------------------
*) Harris J, lahir di Chelsea, Inggris, 3 Maret 1997. Harris Jung ini merupakan penyanyi lagu Islami asal Inggris. Harris J merupakan orang Inggris keturunan India dan Irlandia. Sudah sejak kecil bakat menyanyi Harris J terlihat. Ketika dia berumur 5 tahun dia suka menyanyi pada acara sekolah dan acara gathering. Harris J ini memulai rekaman setelah menjadi pemenang ajang Awakening Talent Contest yang diselenggarakan perusahaan rekaman musik Islami pada tahun 2013. Harris J ini lulusan dari BRIT School of Performing Arts di London pada Juli 2015. Album pertama Harris J berjudul „Salamâ€&#x; telah dikeluarkan pada bulan September 2015 ke seluruh dunia. Salah satu lagu Harris J yang kini populer yaitu "Salam Alaikum". Lagu lainnya ada "Rasool'Allah" dan lagu "Worth It" yang berduet dengan Saif Adam. Selain sebagai penyanyi, Harris J ini ternyata juga rajin beribadah ke masjid, dan pandai membaca AlQuran. Twitter: @HarrisJOfficial, Instagram: http://www.instagram.com/OfficialHarrisJ
10
Sholatum Bissalam Habib Syech *)
ِل ُل َق ِ إلتَّن َِنِ َ اَ َرإ ِمى Sholatum bissalamil mubiini
َِو َال ٌ ِ َّنلس َال ِ إمل ُ ِبن
linuqtotitta‟yiini ya ghoromi
Shalawat serta salam sesungguhnya untuk yang terkhusus, wahai Rinduku.....
ِم َعه ِد ُ َ َي ُو َ اَ َرإ ِمي
ِ ٍن َ ِ َ َ إو َل إلتَّن ِو
Nabiyyun kana ashlattakwiini min „ahdikun fayakun ya ghoromi
Sang Nabi, awal penciptaan sejak masa Kun fa yakun, wahai Rinduku…
ُم ِ َثً ُمس بِال ُ ُب َل َّنإلر َش ِد
َإ َّن َم َو َء َ َا ًّر ن َ ِ ٍ ِر
Ayyaman ja ana haqqon nadziri mughiitsam musbilan subularrosyaadi
Wahai engkau yang telah datang kepada kami membawa sebenar peringatan, penolong serta penunjuk jalan kebenaran…
َِو َ َم َو َء ِ اَ ّ ِ إمل ُ ِبن
َِر ُ و ُ ِ َ ضَ ِوي إاَ ِبن
Rasulullahiya dhowil jabiini wa ya man ja a bil haqqil mubiini
Wahai Rasulullah yang dahinya bercahaya…Wahai yang datang dengan kebenaran yang terang…
َََ ِ َق ِر إل ِل ّ ِس ِ ُتُ دى إل Sholatullamtazal tutla alaika
َ َََو َال ُ لَم َ َز ُت َل kami‟thorinnasiimi tuhda ilaika
Shalawat senantiasa tercurah atasmu bagaikan angin wewangian yang dihadiahkan kepadamu… ----------------------------------*) Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. AlHabib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf (tokoh alim dan imam Masjid Jami‟ Asegaf di Pasar Kliwon Solo), berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya. Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm.Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. AlImam, AlArifbillah, AlHabib Muhammad Anis bin Alwiy AlHabsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom AlHabsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosul yang diawali dari Kota Solo. Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosulnya, tanpa disadari banyak umat yang tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan jama‟ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosul SAW dalam kehidupan ini. Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosul SAW, berdiri sekitar Tahun 1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Sampai sekarang, Habib Syech masih melantunkan syairsyair indah nan menggetarkan hati Sholawat Shimthud Durror di berbagai tempat, untuk di Jogja setiap malam Jumat Pahing di IAIN SUKA, Timoho.Sholawat rutin: setiap hari Rabu Malam dan Sabtu Malam Ba‟da Isyak di Kediaman Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf. Pengajian Rutin Selapanan Ahbabul Musthofa : Purwodadi ( Malam Sabtu Kliwon ) di Masjid Agung Baitul Makmur Purwodadi, Kudus ( Malam Rabu Pahing ) di Halaman Masjid Agung Kudus, Jepara ( Malam Sabtu Legi ) di Halaman Masjid Agung Jepara, Sragen ( Malam Minggu Pahing ) di Masjid Assakinah, Puro Asri, Sragen, – Jogja ( Malam Jum‟at Pahing ) di Halaman PP. inhajuttamyiz, Timoho, di belakang Kampus IAIN dan Solo ( Malam Minggu Legi ) di Halaman Mesjid Agung Surakarta. Sudah saatnya bersholawat, menjunjung, memuji dan meniru Nabi Muhammad SAW agar memperoleh syafaatnya dan beliau mengakui kita sebagai umatnya, karena percuma saja kita yang mengaku umatnya, tapi tidak pernah bersholawat.
11
SHOLAWAT BADR K.H. Ali Mansur Siddiq *)
Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah Shalaatullaah Salaamullaah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah Semoga Shalawat dan salam Allah dilimpahkan kepada Thaha ( Nabi Muhammad), seorang utusan Allah Shalawat dan salam Allah semoga dilimpahkanNya kepada Yasin (Nabi Muhammad), kekasih Allah
Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Kami bertawassul dengan Bismillah, dengan al-Hadi (Nabi Muhammad, pembawa hidayah), utusan Allah, dan dengan perantaraan semua pejuang fisabilillah, terutama dengan (perantaraan) Ahli badar, Ya Allah
llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Ya Tuhanku! Selamatkan umat Islam dari bala’ bencana, malapetaka, serta kesusahan dan kegelisahan. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Ya Tuhanku! Selamatkan kami. Hilangkan semua yang menyakitkan kami. Gagalkan tipu-daya musuh. Dan bersikap lemah lembutlah kepada kami. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
12
Ya Tuhanku! Lenyapkan berbagai kerusuhan, bala'bencana dan berbagai penyakit menular, akibat dari perbuatan para ahli maksiat dan pengrusak. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Wakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah Banyak sudah rahmat yang berhasil kita raih. Tidak terhitung kerendahan yang tersingkir. Dan tidak sedikit kenikmatan yang kita terima. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Banyak sudah Engkau membuat kaya orangorang. Tidak terhitung jumlahnya Engkau curahkan (kenikmatan) kepada orang yang membutuhkan. Dan tidak sedikit Engkau berikan ampunan kepada orang-orang yang berdosa. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Laqad Dlaaqat’Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa A,llaah Sungguh, seluruh dataran bumi yang terbentang luas ini benar-benar terasa sempit oleh hati (yang sedang susah). Karenanya, selamatkan kami dari bala’ bencana yang menyulitkan ini. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Kami datang seraya memohon kasih sayang, kebajikan dan kebahagiaan hidup. Karenaitu, bentangkan uluran anugerahMu kepada kami. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Jangan Engkau tolak (permohonan kami), sehingga mengalami kerugian. Sebaliknya, jadikan kami selalu diatas kebaikan. Wahai Tuhan Pemilik kemuliaan dan kewibawaan. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
Wain Tardud Faman YaTii Binaili Jamii’i Haajaati Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Jika Engkau tolak (permohonan kami), lantas kepada siapa kami akan datang mengadu untuk tercapainya seluruh hajat kami? Wahai Tuhan Yang meringankan penderitaan. Berkat Ahli Badar, Ya Allah
llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa Wadaf i MasaaAtin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Ya Tuhanku! Ampuni dan muliakan kami dengan memperoleh apa saja yang kami mohon, dan dengan tercegahnya kejahatan musuh dari kami. Berkat Ahli Badar, Ya Allah!
llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu FadlLin Wadzuu ‘Athfin Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
13
Ya Tuhanku! Engkau Pemilik kelemah-lembutan, Pemilik anugerah dan kasih sayang. Sudah berapa banyak kegelisahan yang Engkau lenyapkan. Berkat Ahli Badar, Ya Allah!
Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah Limpahkan shalawat (rahmat ta'zhim) kepada Seorang Nabi yang baik hati, tanpa terhingga dan tanpa hitungan. Limpahkan juga shalawat tersebut kepada keluarga beliau, para sayyid yang mulia. Berkat Ahli Badar, Ya Allah!
Sholli wasallim linnabiyyi khoiril basyar wal aali wal badri qinaa min kulli syarr Alloohumma laa tuaakhidznaa bil jariirah wa ashlih lanal ‘alaaniyati wassariiroh Limpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, sebaik-baik manusia, beserta keluarga dan Ahli Badar. Lindungi kami dari semua kejahatan. Ya Allah! Jangan Engkau siksa kami akibat keburukan amal perbuatan kami.(Akan tetapi) perbaguslah perilaku lahir dan batin kami.
----------------------------------*) KH. ALI MANSUR SHIDDIQ Banyuwangi, salah seorang cucu dari KH. Muhammad Shiddiq Jember tahun 1960. Kiyai 'Ali Mansur Shidiq adalah anak saudara/keponakan KH. AHMAD QUSYAIRI, ulama besar dan pengarang kitab Tanwir al-Hija yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib 'Alawi bin 'Abbas bin 'Abdul 'Aziz alMaliki alHasani, dengan judul Inarat adDuja. Kiai Ali Mansur saat itu menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi, sekaligus menjadi Ketua PCNU di tempat yang sama. Proses terciptanya Shalawat Badar penuh dengan misteri dan teka-teki. KH Ali Mansur Siddiq katanya terinspirasi dari sebuah Kitab yang berjudul MANDZUMAH AHLUL BADAR ALMUSAMAH JALIYATUL KADAR FII FADOIL AHLUL BADAR yang di susun oleh AL IMAM ASSAYYID JA‟FAR ALBARJANZI. Konon, pada suatu malam, ia tidak bisa tidur. Hatinya merasa gelisah karena terus-menerus memikirkan situasi politik yang semakin tidak menguntungkan NU. Orang-orang PKI semakin leluasa mendominasi kekuasaan dan berani membunuh kiai-kiai di pedesaan. Karena memang kiailah pesaing utama PKI saat itu. Sambil merenung, Kiai Ali Mansur terus memainkan penanya diatas kertas, menulis syair-syair dalam bahasa arab. Dia memang dikenal mahir membuat syair sajak ketika masih belajar di Pesantren Lirboyo, Kediri. Kegelisahan Kiai Ali Mansur berbaur dengan rasa heran, karena malam sebelumnya bermimpi didatangi para habib berjubah putih hijau. Semakin mengherankan lagi, karena pada saat yang sama istrinya bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Keesokan harinya mimpi itu ditanyakan pada Habib Hadi AlHaddar Banyuwangi. Habib Hadi menjawab: “Itu Ahli Badar, ya Akhy.” Kedua mimpi aneh dan terjadi secara bersamaan itulah yang mendorong dirinya menulis syair, yang kemudian dikenal dengan SHALAWAT BADAR. Keheranan muncul lagi karena keesokan harinya banyak tetangga yang datang kerumahnya sambil mebawa beras, daging, dan lain sebagainya, layaknya akan mendatangi orang yg akan punya hajat mantu. Mereka bercerita, bahwa pagi-pagi buta pintu rumah mereka didatangi orang berjubah putih yang memberitahukan bahwa di rumah Kiai Ali Mansur akan ada kegiatan besar. Mereka diminta membantu. Maka mereka pun membantu sesuai dengan kemampuannya. “Siapa orang yg berjubah putih itu?” Pertanyaan itu terus mengiang-ngiang dalam benak Kiai Ali Mansur tanpa jawaban. Namun malam itu banyak orang bekerja di dapur untuk menyambut kedatangan tamu, yang mereka sendiri tidak tahu siapa, dari mana dan untuk apa? Menjelang matahari terbit, serombongan habib berjubah putih hijau dipimpin oleh Habib Ali bin Abdurrahman alHabsyi dari Kwitang Jakarta, datang kerumah Kia Ali Mansur. “Alhamdulillah………,” ucap kiai Ali Mansur ketika melihat rombongan yang datang adalah para habaib yang sangat dihormati keluaganya. Setelah berbincang basa-basi sebagai pengantar, membahas perkembangan PKI dan kondisi politik nasional yang semakin tidak menguntungkan, Habib Ali menanyakan topik lain yang tidak diduga oleh Kiai Ali Mansur: “Ya Akhy! Mana Syair yg ente buat kemarin? Tolong ente bacakan dan lagukan di hadapan kami-kami ini!” Tentu saja Kiai Ali Mansur terkejut, sebab Habib Ali tahu apa yang dikerjakannya semalam. Namun ia memaklumi, mungkin itulah karomah yg diberikan Allah kepadanya.Sebab dalam dunia kewalian, pemandangan seperti itu bukanlah perkara aneh dan perlu dicurigai. Segera saja Kiai Ali Mansur mengambil kertas yg berisi Shalawat Badar hasil gubahannya semalam, lalu melagukannya dihadapan mereka. Secara kebetulan Kiai Ali Mansur juga memiliki suara bagus. Ditengah alunan suara Shalawat Badar itu para Habaib mendengarkannya dengan khusyuk. Tak lama kemudian mereka meneteskan air mata karena haru. Selesai mendengarkan Shalawat Badar yang dikumandangkan oleh Kiai Ali Mansur, Habib segera bangkit. “Ya Akhy….! Mari kita perangi genjer-genjer PKI itu dengan Shalawat Badar…!” serunya dengan nada mantap. Setelah Habib Ali memimpin doa, lalu rombongan itu mohon diri. Sejak saat itu terkenallah Shalawat Badar sebagai bacaan warga NU untuk membangkitkan semangat melawan orang-orang PKI. Untuk lebih mempopulerkannya, Habib Ali mengundang para habib dan ulama (termasuk Kiai Ali Mansur dan KH. Ahmad Qusyairi, paman Kiai Ali Mansur) ke Jalan Kwitang, Jakarta. Di forum istimewa itulah Shalawat Badar dikumandangkan secara luas oleh Kiai Ali Mansur. ( Antologi NU Jilid I. Pengantar: KH. Abdul Muhith Muzadi, Majalah Langitan Edisi 54).
14
Sholawat Basyairul Khoirot Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani *)
------------------------------------------*) Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah seorang „alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra‟ dan juga Abu Sa‟ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Beliau berdakwah lebih dari 25 tahun seorang diri, meninggalkan kampung halaman, berjalan dari kampung ke kampung, melintasi hutan, gurun pasir, sungai, menjumpai umat mendakwahkan kalimat Tauhid. Dalam perjalanan dakwah belaiu inilah banyak karamah-karamah (kemulian yang luar biasa) yang diceritakan dalam kitab manaqib yang ditulis oleh murid-murid beliau yang terpercaya. Suatu ketika Abu Sa‟ad Al Mukharrimi membangun Madrasah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir setelah beliau kembali dari dakwah selama 25 tahun tersebut. Beliau mengelola Madrasah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat melaui nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke madrasah beliau. Sehingga Madrasah ini tidak muat menampung semuanya. Maka diadakan perluasan. Imam Adz Dzahabi ketika menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A‟lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat” Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni. Kefahaman beliau sangat tinggi dalam ilmu agama, kepedulian beliau untuk ummat sangat mendalam. membuat beliau sanggup mengorbankan harta dan dirinya untuk mendakwahkan agama Allah. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta‟ala, takdir, dan ilmu-ilmu ma‟rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah.“ Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung”. Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani meiliki karamah yang sangat hebat dan banyak” Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi‟ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj. Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do‟a mereka. Karena tawasul adalah salah satu Sunnah nabi SAW sebagaimana Nabi Adam bertawasul dengan Nabi Muhammad. Catatan: Sebelum mewiridkan Sholawat Basyairul Khairot sebaiknya bertawasul sebagaimana berikut ini:
15
Asma Allah Sami Yusuf *) Rahim Karimun 'Adim 'Alimun Halim Hakimun Matin Mannan Rahmaanun Fattah Gaffarun Tawwab Razzaqun Syahid Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad Ya Muslimin shallu alayh Allahuma shalli 'ala Muhammad wa shahbi Muhammad Ya Mu'minn shallu alayh Latif Khabirun Sami' Basirun Jalil Raqibun Mujib Ghafuur Syakuurun Waduud Qayuumun Ra'uuf Shabuurun Majid Allahuma shalli 'ala Muhammad wa ali Muhammad Ya Muslimin shallu alayh Allahuma shalli 'ala Muhammad wa shahbi Muhammad Ya Mu'mineen shallu alayh Allahu Akbar Allahu Akbar La ilaha illa hu Al Malikul Quddus Allahu Akbar Allahu Akbar Ya Rahmanul irham da'fana Allahu Akbar Allahu Akbar Ya Ghaffaru ighfir dhunubana Allahu Akbar Allahu Akbar Ya Sattaru ustur 'uyubana Allahu Akbar Allahu Akbar Ya Mu'izu a'izza ummatana Allahu Akbar Allahu Akbar Ya Mujibu ajib du'aana Allahu Akbar Allahu Akbar Ya latifu ultuf bina
---------------------------------------------
*) Sami Yusuf (lahir 1 Juli 1980) adalah seorang penyanyi penulis lagu Inggris-Iran, komposer, produser dan musisi multiinstrumentalis.Pada tahun 2003 Yusuf merilis debut album AlMu'allim pada usia 23, menjual lebih dari dua juta kopi. Setelah merilis album kedua "My Ummah" pada tahun 2005, Yusuf telah digembar-gemborkan sebagai "Bintang Rock Islam Terbesar" oleh majalah Time untuk sukses dalam menarik basis penggemar yang relatif muda dari daerah yang beragam di seluruh dunia, kebanyakan mereka dari latar belakang Muslim. Yusuf telah menjual lebih dari tujuh juta album. Pada bulan Oktober 2010, setelah lima tahun kekosongan, album ketiga "Wherever You Are" resmi diluncurkan, yang menyatakan genrenya sendiri diciptakan "Spiritique". Yusuf terlibat dalam inisiatif kemanusiaan, mendukung, antara lain, Islamic Relief dan Save the Children. Penghargaan: “Bintang Rock Terbesar Islam” – Time (2006), “Bintang Terbesar Timur Tengah” – Guardian (2006), “Raja Pop Islam” – AlJazeera (2007), IOL Star of 2009 (2009), 500 Most Influential Muslims in 2009 (2009), BBC‟s 30 More Famous Britons (2009), First Global Ambassador of Silatech (2009 - Present), Doctor of Letters Award – Universitas Roehampton (2009), 500 Most Influential Muslims in 2010 (2010).
16
Shohibu Bayti
SHÔHIBU BAYTÎ (3x), YÂ SHÔHIBU BAYTÎ Tuan rumah (hati)ku (3x), wahai Tuan rumah (hati)ku.
IMÂMU HAYÂTÎ (3x), YÂ IMÂMU HAYÂTÎ Pemimpin hidupku (3x), wahai Pemimpin hidupku.
MURSYIDU ÎMÂNÎ, ANTA SYAMSU QOLBÎ, QOMARU FU`ÂDÎ, YÂ QURROTU ‘AYNÎ Penuntun imanku, Engkau Matahari qalbuku, Rembulan hatiku, wahai Penyejuk mataku.
SYÂFI’U NASHÎBÎ, YÂ MAWLÂ JIHÂDÎ, UFUQU SYAWQÎ, YÂ BÂBU ÂKHIROTÎ Penolong nasibku, wahai Muara perjuanganku, Cakrawala rinduku, wahai Pintu akhirat/keabadianku.
------------------------------
Maiyatullah, kesadaran senantiasa bersama Allah SWT. Maiyatullah Segitita Cinta; bersama Allah SWT dalam cinta Allah-Rasulullahmanusia. Allah SWT-lah satu-satunya pihak yang pantas duduk di singgasana kalbu manusia. Dan Allah SWT tidak rela jika Dia tidak ditemani oleh Kekasihnya: Muhammad SAW. Allah SWT mewariskan diri-Nya sendiri untuk hidup bersama manusia di dalam hati manusia. Allah SWT menjadi tuan rumah (shohibu bayti) di dalam kalbu manusia. Sedangkan Rasulullah SAW penjaga pintunya. Shohibu Bayti merupakan karya Muhammad Ainun Nadjib, Syekh Nursamad Kamba dan Ahmad Fuad Effendy. Mawlaana Muhammad Ainun Nadjib dikaruniai oleh Allah pengetahuan dan kemampuan untuk menjabarkan konsep Maiyah dan menerapkan aplikasinya dalam bentuk cinta segitiga Allah - Rasulullah - manusia. Mengapa Maiyah terikat oleh cinta, karena hubungan yang intim dengan Allah dan RasulNya mustahil terbentuk tanpa ketulusan, keikhlasan dan kemurnian jiwa. Ruh tidak bisa eksis dalam jiwa yang selalu pamrih, riya‟, dan munafik sedangkan Ruh adalah jembatan kebersamaan dengan Allah. Halaqah Maiyah merupakan titik-titik air yang menyebarkan riak-riak ke wilayah sekitarnya untuk tetap bergerak ke arah gelombang yang lebih besar. Atau titik-titik cahaya yang menyinari alam sekitarnya untuk tetap mampu memandang segala hal secara proporsional. Salikul-maiyah dalam proses mi‟raj menuju Allah jatuh bangun melampaui ujian demi ujian hingga akhirnya meraih Cahaya Allah. Secara sederhana Maiyah adalah dimana saja kita berada, di rumah, di tempat kerja, di rumah ibadah maupun di pasar, di jalan dan dimanapun saja, selalu kita bersama Allah dan Rasulullah. Kapan saja kita sadar maupun tidur di pagi hari, siang, sore atau malah hari, selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.
17
Wirid Robbi Latadzarni - Ya Hafidz Emha Ainun Nadjib*)
Allohumma dzolamuuna wafathnaa warhamnaa wansurnaa warzuqnaa La Robbi anjilii munzalan mubarokan wa anta khoirul munziliin La Robbi latardzarnii fardhan wa anta khoirul waritsiin Ya Hafiidz Ya Rohmaan
ya Hafiidz ya Rohiim
ikhfadzna irfamna
------------------------------*) Emha Ainun Nadjib tentang Wirid dan Kerja Keras. Wirid itu tanah, kerja keras itu tanamannya. Tanah tanpa tanaman itu omong kosong, tahayul atau klenik. Manusia yang tidak mengakarkan dan menumbuhkan tanaman di atas tanah, akan hanya menjadi manusia hutan belantara yang hidupnya pada tanaman sunnah (tradisi penciptaan) Allah. Hidupnya tidak produktif, tidak kreatif, tidak inovatif, dan itu artinya tidak setia kepada daya kerja dan kewajiban menggerakkan kehidupan yang berasal dari Allah. Tanaman yang ditumbuhkan hanya di pot atau tabung yang memisahkan hubungannya dengan syariat bumi, alias hanya mengeksploitir bumi itu hanya mengambil beberapa jumput tanah untuk ditaruh di dalam pot juga tidak akan menemukan dayaguna maksimal dari potensial alam. Dengan batas kosmologi pot itu manusia juga jadinya memutuskan huhungan dengan sumber, sehingga tidak akan tercapai pula titik tuju kehidupannya. Ia bersikap ahistoris terhadap sejarah eksistensi kehidupannya, serta berlaku tidak ilmiah terhadap kenyataan hidupnya, Ia hanya memperoleh sukses yang palsu, kemajuan yang menjebak hari tuanya, produk yang temporer dan tidak sejati, dan akhirnya penyesalan menjelang maut. Kita tidak ikut memperjuangkan proses kelahiran diri kita, sehingga tanggung jawab kita kepada diri kita sendiri secara alamiah cenderung kalah mendalam dibanding tanggung jawab bapak kita atas diri kita. Tapi karena ibu‐lah yang lebih menghayati kesengsaraan dalam melahirkan kita, maka tanggung jawab atas hidup kita mendalam dibanding tanggung jawab bapak, dan terlebih lagi dibandingkan dengan kadar tanggung jawab kita atas diri kita sendiri. Namun demikian tanggung jawab siapapun atas diri kita tidak ada sejumput debu dibanding besarnya, agung dan setianya tanggung jawab Allah atas kehidupan kita. Karena peranNya dalam proses penciptaan dan pelahiran aras kita sama sekali jangan dibandingkan dengan peran Ibu bapak kita. Allah sangat konsisten setia, mesra dan amat bertanggung jawab terhadap nafkah kita, rejeki kita, kesejahteraan kita, keselamatan dan kebahagiaan kita. Indahnya tanggung jawab Allah itu akan sangat tampak jelas di mata ilmu kita dan kesadaran batin kita apabila pada pandang yang kita pakai dalam menilai apapun saja yang kita alami ini - berperspektif dunia akhirat, bukan hanya melalui kalkulasi dan atau berskala dunia saja atau akhirat saja. Wirid yang kita lakukan ini berfungsi dialektis Pertama, Ia merupakan wujud tanggung jawab kita kepada kemurahan Allah atas kehidupan kita. Kedua, wirid itu sendiri merupakan salah satu „perangsang‟ bukti tanggung jawab Allah atas hidup kita. Semakin kita mewiridkan kekuasaan dan cintaNya disi kerja keras kita setiap hari semakin Allah menunjukkan bukti tanggungjawabNya. Sesayang‐sayang bapak dan handai tolan kepada kita, jangan pernah diperbandingkan melawan rasa sayang Allah kepada kita. Secinta‐cinta ibu dan sanak famili kepada kita, jangan pernah dikompetisikan melawan kadar cintaNya kepada kita. Ada perhubungan cinta segitiga antara Allah swt, Rasulullah Muhammad saw dengan kita. Akurasi dan maksimalisasi kabulnya doa kita dan suksesnya kerja keras kita, sesungguhnya minimal berbanding sejajar dengan frekwensi dan kedalaman wirid kita kepada Allah dan Rasulnya, maksimalnya satu wirid menjadi tujuh batang pohon barokah, dimana dari setiap pohon barokah itu terlahir seratus buah pada masing‐masingnya. Saya mengajak anda semua pergi ke sawah lantas mencangkulnya dan menanamnya dengan kemajuan hidup dan bukannya pergi ke sawah untuk duduk bersila dan berwirid dengan harapan tanaman akan tumbuh dengan sendirinya. Sambil bekerja keras atau disela‐sela kerja keras itulah kita berwirid. Dengan tujuan pertama wirid itu akan merabuki tanaman kita sehingga berbuah barokah, dinamis, investatif, produktif dan menyimpan rejeki‐rejeki tak terduga. Kedua kita sama sekali tidak mampu menjamin bahwa kita akan terus sukses, terus „berkuasa‟ atau terus „punya‟ ini itu. Dalam hal itu tradisi wirid akan menghindarkan kita dari keterjerembaban ke titik terendah dari kehidupan alias kondisi faqir. (EAN. Wirid Padhang Mbulan)
18
Wirid Padhang Mbulan Ahmad Fuad Effendy*)
Ya Allah Ya Mannan ya Karim Ya Allah ya Rohman ya Rohim Ya Allah ya Fattah ya Halim Ya Allah ya Rohman ya Rohim -----------------------------Ya Allah Ya Mannan. Ya Allah Maha Pemberi. Allah pasti akan merespon atau memberi kepada orang yang meminta. Tidak pandang bulu. Orang itu orang beriman atau tidak. Bahkan, oarnag yang tidak mau minta kepada Allah disebut-Nya sombong. Sementara Rasulullah menyebut orang yang tidak mau minta itu sebagai lemah. Ya Allah ya Karim. Ya karim biasanya dimengerti sebagai Yang Mahamulia. Padahal istilah Yang Mulia itu masih sangat abstrak dan umum. Lebih tepatnya, Ya Karim berarti Allah Yang Mahamulia dalam memberi. atau dalam istilah lain Mulia dalam hal kedermawaan. Ya Rohman ya Rohim.Dua asma Allah yang mengandung makna cinta. Bedanya, yang pertama cinta dalam arti yang meluas. Bisa kepada siapa saja tanpa memandang apapun. Sedangkan yang kedua cenderung kepada hubungan cinta yang mendalam. Ini hanya terjadi pada sepasang kekasih atau antara suami dan istri atau antara orang tua dan anak. Ya Allah ya Fattah. Allah-lah yang Maha Pembuka. Pembuka dalam sifat ini mengandung maksna yang luas. Allah membukakan rahmat-Nya kepada manusia. Allah Maha membukakan rahasia, membukakan kegelapan, membukakan kesulitan, membukakan pintu rezeki, dan seterusnya. Ya Allah Ya Halim. Wahai Allah yang Maha Penyantun. Dalam arti lain juga ditambahkan sebagai Maha Pengiba. Makna Penyantun dan Pengiba ini adalah Allah bersabar untuk tidak segera menjatuhkan hukuman kepada manusia yang bersalah. Beliau menunda azab-Nya. Beliau bersabar menunda azab-Nya kepada orang-orang yang telah menghianati-Nya.
Wirid: Kefakiran di hadapan Allah. Selalulah menyapa Tuhan. Wirid Padhang Mbulan ini berisi pengharapan yang sangat akan kemurahan Allah. Sehingga nuansa yang dibangun adalah ketidakberdayaan manusia dan penghambaan total kepada Allah. Semoga melalui wirid ini, rezeki terpelihara, ketentraman hidup terjaga dan masalah-masalah yang menimpa kita disediakan jalan keluarnya. Kapan luang dan ikhlas wiridkan juga: “Ya Mannana Ya Karim Ya „Adla Ya Hakim Ya Rohmana Ya Rohim Ya Hafiidha ya Halim”. Berapa kalipun sekuatnya, syukur sekurang-kurangnya 100 kali. Jika muncul rasa takut, cemas, gelisah, wiridkan kalimat Rasulullah Muhammad SAW di saat genting: “In lam takun „alayya ghodhobun fala ubali”.
*) Ahmad Fuad Effendy (Cak Fuad), penyusun wirid-wirid Padhang Mbulan yang berisi pengharapan yang sangat kepada kemuarahan Allah. Sehingga nuansa yang dibangun adalah ketidakberdayaan manusia dan penghambaan total kepada Allah. Cak Fuad adalah salah satu marja‟ dan referensi keilmuan yang 24 tahun lebih telah mempilari Maiyah dengan kajian tafsir al-Qur‟an. Dalam beberapa pertemuan Maiyahan terakhir, khususnya di Padhangmbulan, Cak Fuad menguraikan makna „tadabbur‟, sebagai satu bentuk urgen interaksi manusia dengan al-Quran selain „tafsir‟. Penjelasan Cak Fuad mengenai tadabbur (tadabburul Qur‟an) mendapat perhatian khusus dan eksplorasi luas dari Cak Nun dan kini dijadikan sebagai semangat pembebasan yang akan diusung sebagai “brand” Maiyahan bersama masyarakat:Tadabburan. Tafsir bersifat akademis, ilmiah, dan dilengkapi dengan sejumlah syarat sehingga hanya sedikit orang yang mampu. Adapun tadabbur bertekanan utama pada kemauan untuk mengamalkan al-Quran dan mengutamakan apa dan bagaimana out put perilaku, akhlak, dan iman seseorang yang bertadabbur. Tadabbur terbuka bagi setiap orang yang membaca alQuran. Ia paralel dengan kesadaran atau metode „belajar dari‟. Satu ayat pun dapat bermakna dan mengubah hidup seseorang manakala ayat itu ditadabburi. Cak Fuad adalah dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Al Maliky Malang, Jawa Timur.
19
---- Biarkan sholawat, dzikir dan do’a bekerja menurut caranya dan jangan pernah pikirkan --------------------------------------------------------------------oOo----------------------------------------------------------------- Sabda Rasulullah bahwa kalau setiap hari ilmu saya tidak bertambah berarti hidup saya tidak berkah. ---
Yang Mengumpulkan Zainal Abidin, lahir di Sendangagung, 30 April 1969. Lulus D3 Pendidikan Fisika (1990)
dan S1 Penyetaraan Pendidikan Fisika
(1997) keduanya dari FKIP Universitas Lampung, Bandar Lampung. Sejak 1992 menjadi guru fisika di SMAN 3 Bandar Lampung. Antara 1990 -1992 menjadi guru fisika SMP Islam Sendangasri, MTs Al Mu‟allimin Sendangrejo, MA Ma‟arif Sendangagung Kab. Lampung Tengah dan SMAN 1 Sukoharjo Kab. Pringsewu. 1998-2000 mengajar juga di SMAN 1 Kedondong Kab. Pesawaran.
Bersama Iyan Ibrani dan Yohanes Dwi Nugroho menjadi pemenang kedua Lomba Pembuatan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup Tingkat Provinsi Lampung berjudul Air untuk Kehidupan (2000). Juara kedua Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA bagi Guru Tingkat Provinsi Lampung, LPMP Lampung (2007). Guru Teladan Tingkat Nasional versi Pesta Sains Nasional IPB Bogor (2010). Juara kedua Lomba Inovasi Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) FMIPA IPB Bogor (2013). Pengurus Asosiasi Guru Fisika Indonesia Jakarta (2007-2011). Finalis Science Education Award Indonesia Toray Science (SEA ITSF) Jakarta 2015. Kader Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Lampung (2006-sekarang). Beberapa tulisannya di http://www.scribd.com, antara lain: 1. Memahami Fisika Tanpa Rumus; 2. Internet untuk Pembelajaran Fisika yang Menyenangkan; 3. TinjauanTerhadap Profesionalisme Guru Fisika; 4. 101 Fakta Fisika; 5. Riset untuk Remaja; 6. Butir-butir Penting Penelitian Tindakan Kelas; 7. Dimanakah Engkau Guru Profesional? Beberapa tulisan di http://docstoc.com, antara lain: 1. Pengantar Teori Kinetik Gas, 2. Pengelolaan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), 3. Pemanfaatan Facebook untuk Pembelajaran Sains, 4. Menulis Itu Berkarya dan lain-lain. Sekitar seratus tulisan lainnya ada di http://kompasiana.com/ZainalAbidinMustofa. Mengelola Grup Majelis Ilmu dan Silaturahmi Masjid Al-Wustho Sendangagung di facebook. Email: zay.abidin@gmail.com.
20