Samantabadra O
rang yang disebut Buddha adalah tabib unggul yang tak dapat diperbandingkan atau dipersamakan dengan orang-orang tersebut. Buddha
ini sekarang membabarkan obat untuk tidak mati, yaitu kelima asksara Myo-
SAMANTABADRA |JUNI 2014 | NOMOR. 245
Menteri PP & PA RI pada Kensyu Kartini NSI 2014 bersama pimpinan dan segenap umat NSI
gosyo kensyu SURAT BALASAN KEPADA MYOSIN-AMA liputan KENSYU KARTINI NSI 2014 liputan MB MANDARAVA NSI PADA PERINGATAN WAISAK NASIONAL 2014
Ho-Ren-Ge-Kyo. Bahwa kelima aksara ini dibabarkan sebagai obat manjur untuk penyakit umat di seluruh dunia. (Surat Balasan Kepada Myosyin-Ama) MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
J u n i
2 0 1 4
06 # 245
Galeri Foto Lomba Merangkai Bunga Kensyu Kartini NSI 2014
Dari Redaksi
Halo anak-anak NSI di seluruh Indonesia! Kita segera berjumpa lagi, kali ini di... Pada Tansi 23 ini, kalian akan mendapatkan pengalaman seru belajar dharma Buddha Niciren dengan temanteman sedharma.
Selain itu, Kak Seto* yang terkenal dengan “Si Komo�nya akan hadir sebagai pembicara untuk membagikan wawasan kepada adik-adik semua tentang tumbuh kembang yang baik pada anak. Masih banyak lagi hal seru dan menarik lainnya yang hanya dapat adik-adik dapatkan di Tansi! Ayo, segera daftarkan diri kalian! *dalam konfirmasi
Juni 2014 | Samantabadra
1
Samantabadra Samantabadra CERAMAH GOSYO Ketua Umum NSI Ketua Dharma NSI Dharma Duta
Menteri PP & PA RI pada Kensyu Kartini NSI 2014 bersama pimpinan dan segenap umat NSI
O
rang yang disebut Buddha adalah tabib unggul yang tak dapat
3 5 12
diperbandingkan atau dipersamakan dengan orang-orang tersebut. Buddha
ini sekarang membabarkan obat untuk tidak mati, yaitu kelima asksara Myo-
Halaman Muka
K
arangan bunga karya kreatif ibu-ibu peserta Kensyu Kartini NSI 2014. Berita selangkapnya di halaman 14
gosyo kensyu SURAT BALASAN KEPADA MYOSIN-AMA liputan KENSYU KARTINI NSI 2014 liputan MB MANDARAVA NSI PADA PERINGATAN WAISAK NASIONAL 2014
Ho-Ren-Ge-Kyo. Bahwa kelima aksara ini dibabarkan sebagai obat manjur untuk penyakit umat di seluruh dunia.
LIPUTAN Kensyu Kartini NSI 2014 Audiensi dengan Meneg PP & PA RI Peringatan 28 April (Sambutan KU NSI) Dokyo Syodai Waisak 2014 NSI Jawa Timur Pertemuan GM NSI Semarang Peringatan Waisak Nasional 2014 (MB Mandarava NSI) Tarian dan Angklung NSI pada Forum WBSY
14 18 19 21 21 22 25
MATERI AJARAN Gosyo Kensyu Surat Balasan Kepada 26 Myosyin Ama Goze Gosyo Cabang Surat Balasan Kepada Toki 39 Ama Goze Forum Diskusi Hidup Mati Adalah Nirwana 48 REFLEKSI Kebahagiaan dalam Dinamika Rumah Tangga
Samantabadra | Juni 2014
(Surat Balasan Kepada Myosyin-Ama) MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
J u n i
2 0 1 4
06 # 245
INSPIRASI Meneg PP & PA RI: Perempuan Maju, Negara Maju
53
WAWASAN Pemantapan Peran Perempuan dalam Keluarga 56 Vesak Day 61 KESEHATAN Slow Food MERS
14
64 66
CERITA SUTRA Keenambelas Putra Mahkota
58
RESEP SALAD BANGKOK
68
JADWAL KEGIATAN
69
VIHARA DAN CETYA NSI
70
19
22
51
Untuk saran, masukkan, dan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di : Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia
2
SAMANTABADRA |JUNI 2014 | NOMOR. 245
daftar isi
Juni 2014
PENERBIT Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) PELINDUNG Dewan Pimpinan Pusat NSI PENASEHAT Suhadi Sendjaja PENANGGUNG JAWAB Sumitra Mulyadi PEMIMPIN REDAKSI Minto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Samanta KONTRIBUTOR Megah Ria, Prasetyo Dharma, Udin Tirta, Kyanne Virya, Jessica Susilo, Bambang, Martinus STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999
25
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja “Surat Perihal Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Bagi Wanita� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 26-27 April 2014
Nammyohorengekyo, Selamat Hari Kartini! Gosyo yang dibahas kali ini adalah pencapaian Kesadaran Buddha untuk kaum perempuan. Namun demikian, tidak berarti Gosyo ini tidak bermanfaat bagi laki-laki. Di dalam prinsip Agama Buddha dijelaskan, sebelum masuk Saddharmapundarikasutra, perempuan, orang jahat, tak bisa mencapai Kesadaran Buddha. Dahulu yang bisa mencapai Kesadaran Buddha hanya lelaki, tapi setelah masuk Saddharmapundarika-sutra, perempuan juga bisa menjadi Buddha. Laki-laki juga tidak bisa menjadi Buddha kalau tidak waspada. Walaupun dalam pandangan umum laki-laki kerap diposisikan lebih tinggi daripada perempuan, walaupun belum tentu lebih baik tapi dianggap lebih baik. Dalam pantangan bhiksu (laki-laki) hanya 250 pantangan, kalau (bhiksuni) perempuan harus 500
pantangan. Dikatakan bahwa perempuan sifatnya mudah marah, iri hati, cemburu dan lain-lain, maka jaman dulu perempuan tak boleh diberi pekerjaan dan menghadiri upacara resmi. Pandangan tersebut terjadi sebelum ajaran Buddha masuk ke Saddharmapundarika-sutra. Maka, Agama Buddha Niciren Syosyu adalah Hon In Myo, Agama Buddha yang selalu mempunyai hikmah yang baik, dengan pendirian yang baik, dan pandangan positif. Ketika Buddha mengatakan bahwa kaum perempuan itu mempunyai sifat-sifat kelemahan, ini menjadi hikmah yang baik, yaitu karena dengan adanya kelemahan tersebut, maka pertapaan kita harus lebih meningkat kualitasnya, seperti harus jadi lebih rajin, harus jadi lebih sungguhsungguh, sehingga karena kita lebih sungguh-sungguh dan lebih rajin, maka akan jadi lebih baik. Dulu sebelum masuk Saddharmapundarikasutra diceritakan, bahwa
perempuan itu bodoh, maksudnya bukan tidak sekolah, tetapi selalu mengulang kesalahan yang sama. Sudah tahu salah tapi mengulanginya lagi, contohnya seperti binatang keledai, selalu terperosok pada lubang yang sama, yang seperti ini tidak hanya dilakukan oleh perempuan saja, laki-laki juga sama. Jadi laki-laki maupun perempuan sama-sama bodoh. Dalam konteks ini, laki-laki maupun perempuan mempunyai kebodohan. Itu yang pertama. Yang kedua, kita harus Zencisyiki dan bersifat Hon In Myo. Walaupun sejak dulu perempuan sudah bisa menjadi Buddha, hanya belum tahu caranya bagaimana, maka lahir-mati berulang-ulang tak pernah menjadi Buddha. Dikatakan, kalau dikumpulkan tulangtulangnya dari berkali-kali hidup-mati akan lebih tinggi daripada Gunung Salak, berkali-kali lahir-mati tidak Juni 2014 | Samantabadra
3
ceramah gosyo pernah menjadi Buddha. Demikian juga air matanya, yang ditangisi kalau uang belanja kurang, kalau diputusin pacar, berpisah dari orang yang dicintai, kalau air matanya dikumpulkan akan melebihi air di empat lautan besar, tetapi tak pernah menjadi Buddha, itu semua karena belum tahu caranya, belum tahu kuncinya. Saddharmapundarikasutra memberitahukan kepada kita kunci untuk menjadi Buddha, bahwa hidup ini tidak hanya berputar-putar di tiga dunia buruk. Kalau hanya begitu, seperti berjalan di tempat gelap, rasanya takut, khawatir, tidak ada kegembiraan. Tetapi dengan Saddharmapundarika-sutra, tidur rasanya enak seperti sehabis Kensyu, kunjungan anggota, tapi kalau lama tidak Kensyu dan lama tak mengurusi anggota, rasanya susah tidur, karena kalau kita berbuat untuk kebaikan orang lain, kita berada di empat dunia yang suci. Kalau kita hanya berputarputar di tiga dunia buruk, tidak akan mendatangkan rejeki (hoki) dalam kehidupan kita. Hoki adalah sebuah hasil dari sebabsebab yang baik yang keluar dari Dunia Buddha. selama ini karena kita tak tahu, selalu berputar-putar di dunia buruk terus, maka membuat sebab buruk terus. Sekarang di abad 21 yang begitu maju, 4
Samantabadra | Juni 2014
kita mau bicara dengan orang di Amerika tinggal tekan tombol di handphone. Namun di sisi lain, orang ingin jadi Caleg masih minta ke dukun, ini kan aneh. Maka Buddha mengatakan, sebetulnya nasib buruk atau nasib baik itu tergantung sehari-hari perasaan jiwa kita ada di mana. Kalau seharihari perasaan jiwanya ada di tiga dunia buruk, maka kita harus meningkatkan kualitas perasaan jiwa kita agar naik hingga ke Dunia Buddha. Seperti halnya kita yang mengikuti kegiatan Kensyu, jauh-jauh datang dari daerahnya, adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas perasaan jiwa, agar jiwanya tidak berputar-putar di tiga dunia buruk, dan bisa meningkat hingga ke dunia Buddha. Yang merubah nasib kita bukanlah orang lain, bukan karena faktor eksternal. Kalau beragama Buddha masih mengharapkan nasibnya dapat berubah karena pihak lain, ini berarti belum percaya ajaran Buddha Niciren Daisyonin. Kekuatan dari Gosyo ini adalah untuk menjelaskan kalau kita sungguh-sungguh percaya Hukum Nammyohorengekyo, pasti kita akan bisa masuk ke dunia Buddha. Harihari di dalam hidup kita berdasarkan Dunia Buddha, sehingga makan enak, tidur enak, karena kita tahu, hidup gembira atau tidak
itu tergantung kita, harus hati-hati jalannya, kalau perlu sambil menyebut Nammyohorengekyo dan sambil memperhatikan orang lain, itu adalah sebab hidup yang gembira dan berejeki adalah jodoh-jodoh yang baik yang datang dari perasaan Buddha kita. Orang yang berejeki menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk kemajuan dharma dengan melakukan dana paramita, belajar dengan cara mengikuti Kensyu dan pertemuan, hidupnya dibaktikan untuk halhal yang bermanfaat dan positif. Orang-orang yang kurang berejeki, banyak menghabiskan sumber daya hidupnya pada hal-hal yang tidak diinginkan, seperti biaya ke Rumah Sakit, dokter, hutang, dan sebagainya. Tanpa Nammyohorengekyo, kita seperti berjalan di tempat yang gelap. Kalau kita ada Nammyohorengekyo, Dunia Buddha kita terbuka, dengan belajar Gosyo kita seperti mendapatkan sinar matahari. Buddha Niciren Daisyonin mengatakan agar belajar Gosyo seperti orang berjalan di tempat gelap mendapatkan lampu. Kita akan menjadi Buddha kalau berada di Jalan Buddha, maka kita harus sungguh hati menjalankan ajaran Buddha. eee
Ketua Dharma
Rangkuman Ceramah Ketua Dharma NSI Bapak Sumitra Mulyadi “Surat Perihal Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Bagi Wanita” Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 26-27 April 2014
Nammyohorengekyo,
seseorang yang menganut Saddharma (Myoho) Bulan ini kita belajar secara tulus dan murni; Gosyo “Surat Perihal 1. Orang seperti ini tidak Pencapaian Kesadaran akan terjerumus ke dalam Buddha bagi Wanita”, jiwa neraka, kelaparan dan bertepatan dengan kebinatangan, 2. Ia akan lahir peringatan Hari Kartini. di hadapan para Buddha Memang pria dan wanita tak dari kesepuluh penjuru, 3. ada perbedaan, semua bisa Dimanapun juga ia lahir, ia mencapai Kesadaran Buddha. selalu akan mendengar sutra Surat “Pencapaian ini, 4. Kalau ia terlahir di Kesadaran Buddha bagi antara manusia dan dewa, ia kaum Wanita” ditulis pada akan menikmati kebahagiaan tahun 1265, diberikan yang tiada tara, 5. Kalau ia kepada seorang wanita. Surat lahir di hadapan Buddha, ini mengambil Bab Devadatta ia akan dengan sendirinya Saddharmapundarika-sutra. lahir sebagai bunga teratai. Di dalam Bab Devadatta ini Ini menjelaskan kalau menerangkan 2 hal yaitu sungguh-sungguh percaya : 1. Prinsip Pencapaian Gohonzon, menyebut Kesadaran Buddha bagi Nammyohorengekyo, ia akan orang jahat, yaitu Devadatta. mendapatkan akibat seperti 2. Pencapaian Kesadaran itu. Buddha bagi kaum Wanita, Bab Devadatta ini yang diwakili oleh Puteri mengandung 2 macam Naga. Di dalam Gosyo ini petuah. Pertama, adalah dengan mengutip kalimatmengenai usaha penyebaran kalimat sutra, diterangkan ajaran Buddha oleh mengenai berbagai macam Devadatta, serta pencapaian pahala atau kurnia yang Kesadaran Buddha oleh dapat diterima oleh Buddha Sakyamuni. Kedua,
usaha penyebaran sutra oleh Manjusri serta pencapaian Kesadaran Buddha oleh Putri Naga. Seperti kita ketahui bahwa Devadatta itu adalah orang jahat, ia adalah sepupu Buddha Sakyamuni dan sangat iri hati terhadap Buddha Sakyamuni. Sejak remaja Devadatta selalu ingin lebih dari Buddha Sakyamuni. Saat remaja, mereka berkelahi memperebutkan seorang puteri yang cantik di India, yaitu Yasodhara dan Devadatta kalah, ini membuat Devadatta semakin marah. Ketika Buddha Sakyamuni meninggalkan istana untuk menjalankan pertapaan agama Buddha, Devadatta juga menjalankan hal seperti itu, meninggalkan, tetapi bagaimanpun juga ia tak dapat mengalahkan Buddha Sakyamuni. Kemudian, timbul pikiran jahatnya untuk membunuh Juni 2014 | Samantabadra
5
ceramah gosyo Buddha Sakyamuni, seperti melempari batu-batu dari atas bukit untuk melukai Buddha Sakyamuni, tapi hanya mengenai jari kaki Buddha Sakyamuni, lalu melepaskan gajah mabuk untuk membunuh Buddha Sakyamuni, bahkan bekerjasama dengan Raja Ajatasatru untuk membunuh Buddha Sakyamuni. Terakhir ketika dia memakai racun di kukunya dan mendekati Buddha Sakyamuni dengan berpura-pura baik tapi ingin mencakar Buddha Sakyamuni dengan kuku yang beracun itu, akhirnya bumi terbelah dan dia jatuh hidup-hidup ke dalam bumi itu, sehingga masuk ke Dunia Neraka yang tak terputusputus penderitaanya. Tetapi di dalam Bab XII Saddharmapundarika-sutra ini Buddha Sakyamuni mengatakan, bahwa Devadatta adalah teman baik Saya dan ia akan mencapai Kesadaran Buddha di masa mendatang. Di masa lampau ada seorang Raja yang mendambakan untuk mencapai Kesadaran Buddha dengan Hukum Kesunyataan ini, sehingga ia melepaskan tahtanya kepada pangeran/ anaknya kemudian ia mengumumkan ke seluruh negeri barangsiapa yang bisa membuat dia mencapai kesadaran Buddha, maka ia akan berbakti kepada orang itu. 6
Samantabadra | Juni 2014
Kemudian ada seorang pertapa yang mengatakan ia mempunyai hukum bunga teratai dan ia akan mengajarkan kepada orang yang mau berbakti kepadanya, maka raja itu sangat gembira dan berbakti kepada pertapa ini dengan mengambilkan buah-buahan, air, makanan dan lainlain, sehingga pertapa ini tak kekurangan makanan, bahkan badannya dijadikan tempat duduk, tempat tidur bagi pertapa itu, sedemikian rupa walaupun siang malam dia bekerja seperti itu tidak merasa letih dan dikatakan saat itu umur manusia tak terbatas. Selama 1.000 tahun dia melayani pertapa ini sehingga pertapa ini dalam hidupnya tak pernah kekurangan dan pertapa ini mengajarkan sutra bunga teratai sehingga akhirnya Raja ini mencapai Kesadaran Buddha dan Buddha Sakyamuni mengatakan bahwa Raja ini adalah diri Beliau di masa lampau, sedangkan pertapa itu adalah Devadatta. Jadi, disini menerangkan penyebarluasan Hukum Agama Buddha oleh Devadatta dan pencapaian Kesadaran Buddha oleh Buddha Sakyamuni. Memang ini sangat sulit dimengerti bahwa Devadatta yang begitu jahat bisa mencapai Kesadaran Buddha. Kedua, pencapaian Kesadaran Buddha bagi Putri Naga.
Pada Bab Stupa Pusaka, Buddha Sakyamuni dan Prabhutaratna duduk berdampingan di dalam Stupa Pusaka itu dan Bodhisattva Manjusri tugasnya adalah penyebarluasan di dalam samudera istana Raja Naga. Saat itu Manjusri juga hadir pada Upacara Antariksa itu, kemudian Prajnakuta bertanya kepada Manjusri “Adakah yang bisa di syakubuku di dalam istana naga itu?” Manjusri menjawab :”Ada banyak sekali” dan akhirnya mereka semua muncul dari dalam samudera dengan masing-masing duduk di atas bunga teratai menuju ke Pesamuan Antariksa. Ada begitu banyak yang di syakubuku di dalam Istana Raja Naga. Lalu Prajnakuta menanyakan lagi “Adakah yang sudah mencapai Kesadaran Buddha?”, dijawab oleh Manjusri, “Putri Naga yang baru berusia 8 tahun karena dia mempunyai maitri karuna yang besar”, lalu Putri Naga ini muncul keluar menuju Pesamuan Antariksa dan ketika ia muncul, ia menyerahkan mutiara seharga 3.000 dunia besar kepada Buddha Sakyamuni dan Buddha Sakyamuni menerimanya dengan gembira. Sebelumnya Prajnakuta menyangkal “mana mungkin pada usia 8 tahun bisa mencapai Kesadaran
Ketua Dharma
Buddha!” Sariputra juga menyangkal, “mana bisa, wanita kan kotor, badannya tak bisa mencapai Kesadaran Buddha”. Seperti ajaranajaran sementara sebelum Saddharmapundarikasutra, memang sutra itu menyangkal bahwa wanita tak bisa mencapai Kesadaran Buddha. Tapi, Putri Naga membuktikan dengan menyerahkan mutiaranya dan Buddha Sakyamuni menerimanya dengan gembira, secepat itu Putri Naga mencapai Kesadaran Buddha dengan badan apa adanya tanpa melalui merubah badannya menjadi pria dulu, tapi perubahan dari 9 dunia menjadi dunia Buddha satu hal yang sangat gaib adalah 8 tahun, artinya untuk mencapai Kesadaran Buddha tak perlu berkalpakalpa lamanya seperti dulu, untuk mencapai Kesadaran Buddha perlu waktu yang panjang dengan hidup mati yang berulang-ulang; kedua, dia tanpa merubah dirinya bisa menjadi Buddha seperti ajaran sementara dulu, ini semua adalah kekuatan dari Saddharmapundarika-sutra bahwa semua orang ada jiwa Buddhanya maka bisa mencapai kesadaran Buddha. Bab Devadatta ini tertinggal di Istana Chang An sehingga Saddharmapundarikasutra yang tersebar di masyarakat Tiongkok hanya terdiri dari 27 Bab,
tapi seorang Dharma Duta yang bernama Man telah menyadari bahwa dalam Saddharmapundarika-sutra yang tersebar di Tiongkok tak ada Bab Devadatta ini, lalu dia mengambil Bab ini kembali dari Istana Chang An. Maka saat ini Saddharmapundarika-sutra tersebar kembali dalam bentuk yang utuh, terdiri dari 28 Bab. Kurnia-kurnia yang dapat diterima oleh orang yang mendengarkan Bab Devadatta Saddharmapundarika-sutra ini dengan hati yang bersih dan penuh kepercayaan, yaitu : pertama, tidak jatuh ke dalam ketiga dunia buruk; kedua, terlahir di hadapan Buddha; ketiga, dimanapun juga lahirnya akan mendengar sutra ini; keempat, kalau terlahir di antara manusia dan dewa akan memperoleh kebahagiaan yang tiada tara dan kelima, kalau terlahir di hadapan Buddha akan lahir dengan sendirinya sebagai bunga teratai. Sungguh pun demikian, seluruh umat manusia telah tersesat dan keluar dari Ibukota Kesadaran Sejati dan memasuki pelosok pikiran yang sesat serta hati yang goncang. Sejak saat itu di antara segala perbuatannya dalam ketiga karma; badan, mulut dan hati, sedikit sekali karma yang baik tetapi banyak karma buruknya,
maka itu di dalam kalimat sutra dikatakan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia terdapat 800.000.400 icinen, tetapi apa yang dibuat dalam setiap icinen adalah karma dari ketiga dunia buruk. Kita umat manusia berputar-putar dan bersamsara dalam 25 macam dunia Triloka, ibarat burungburung yang berpindahpindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain. Kita lahir mati kemudian lahir mati lagi, ibarat roda pedati yang berputar, tiada awal maupun akhir. Kita adalah umat manusia yang semakin menambah karma buruk yang dalam dan berat setiap kali kita lahir dan mati. Oleh karena itulah dalam Sutra Syinchikan dikatakan “Makhluk berperasaan berputar-putar lahir dalam keenam dunia, tanpa awal dan akhir, ibarat roda pedati yang berputar, satu saat menjadi ayah ibu, satu saat menjadi suami isteri, hidup demi hidup, lahir demi lahir saling berhutang budi”. Dalam Bab Perumpamaan Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “Triloka tidak pernah tentram, tetap seperti rumah yang terbakar”. Dalam Bab XII Sutra Nirvana dikatakan “Para Bodhisattva Mahasatva melihat seluruh umat manusia dan menyadari, bahwa oleh karena sebab dan jodoh dari lingkungan yang Juni 2014 | Samantabadra
7
ceramah gosyo mempunyai rupa, wangi, rasa dan sentuhan, seluruh umat manusia menerima segala penderitaan sejak masa lampau yang tidak terbatas hingga saat ini. Selama kalpakalpa yang tidak terhitung jumlahnya. Banyaknya tulang yang telah ditimbun oleh setiap manusia selama satu kalpa adalah setinggi Gunung Vipula di Rajagriha, air susu yang telah diminumnya lebih banyak dari air laut keempat lautan besar, darah yang telah dikeluarkan oleh ayah ibu, kakak adik, anak isteri dan segala sanak saudara pun lebih banyak dari air keempat lautan di mana kita selalu berada di dalam ketiga dunia, neraka, kelaparan dan kebinatangan. Apalagi untuk menghitung jumlah tulang tengkorak seluruh manusia.” Demikian tulang-tulang yang tertimbun karena kita mengorbankan jiwa kita secara sia-sia, lebih tinggi daripada Gunung Vipula, sedangkan airmata yang tercucur karena rasa cinta dan rasa kasihan lebih banyak daripada keempat lautan besar, akan tetapi tiada sebatang tulangpun yang dikorbankan untuk Hukum Agama Buddha. Begitu juga tiada setetes airmata pun yang tercucur karena mendengar satu kata dan satu bait sutra. Oleh karena itulah, kita menjadi manusia yang tak dapat keluar dari kurungan sangkar Triloka dan berkelana di 8
Samantabadra | Juni 2014
lorong-lorong 25 macam dunia fana. Kalau demikian, bagaimanakah cara kita lepas dari Triloka? Jawabnya ialah dengan kurnia pertapaan Hukum Agama Buddha inilah kita dapat menerangi kegelapan kesesatan jiwa dan membuka kesadaran jiwa. Lalu dalam Hukum Agama Buddha ini, pertapaan seperti apakah yang kita jalankan untuk melepaskan diri dari penderitaan hidup dan mati? Yaitu tidak lain dari Saddharma (Myoho) yang tunggal. Sungguhpun demikian, seluruh umat manusia telah tersesat dan keluar dari Ibukota Kesadaran Sejati dan memasuki pelosok pikiran yang sesat. Di antara segala perbuatannya dalam ketiga karma badan, mulut dan hati, sedikit sekali karma yang baik tetapi banyak karma yang buruknya. Dengan membaca kalimat seperti itu kita bisa menyadari betapa buruknya keadaan jiwa kita sebelum mengenal Gohonzon, karena pada waktu itu kita tidak mengenal Dunia Buddha dari Gohonzon yang memiliki kurnia begitu besar sehingga kita selalu kalah pada hawa nafsu diri sendiri dan terus menerus menimbun karma buruk. Kesadaran jiwa yang sejati dalam istilah agama Buddha, bahasa Jepangnya disebut “Hossyo Syinnyo No Miyako” atau Ibukota Kesadaran Sejati. Agama
Buddha mengumpamakan jiwa Buddha yang terdapat pada dasar jiwa manusia biasa sebagai “Ibukota”, karena jiwa Buddha adalah sumber kebahagiaan mutlak. Oleh karena itu sumber kebahagiaan mutlak bukanlah berada di luar jiwa manusia. Inilah yang disebut “Ibukota Kesadaran Sejati” atau “Hossyo Syinnyo No Miyako”. Sungguhpun demikian, pada umumnya seorang manusia biasa tak pernah mengenal “harta pusaka” termulia yang terdapat dalam jiwanya sendiri, sehingga ia selalu mencari kebahagiaan di luar jiwanya dan hidup berdasarkan dirinya yang tidak menentu. Keadaan seperti ini oleh agama Buddha disebut memasuki “pelosok pikiran yang sesat dan hati yang goncang” sebagai lawan kata dari “ibukota kesadaran sejati” sebagai akibatnya, setiap perbuatan (karma badan), ucapan (karma mulut) dan perasaan (karma hati) akan bersifat egois, sehingga akan tertimbun karma-karma buruk sifat egois yang tak pernah memikirkan orang lain. Dalam surat tadi dikatakan “Dalam kehidupan satu hari seorang manusia terdapat delapan ratus juta empat ribu icinen, tetapi apa yang dibuat dalam setiap icinen adalah karma ketiga dunia buruk”. Jadi dalam kehidupan
Ketua Dharma
sehari seorang manusia biasa terdapat 800.000.4000 icinen, tetapi kesemuanya itu tidak pernah terlepas dari keenam dunia yaitu dunia neraka, dunia kelaparan, dunia kebinatangan, dunia kemarahan, dunia manusia dan surge, berputar-putar di enam dunia ini tak bisa meningkat untuk mencapai Dunia Buddha. Dalam 6 dunia inilah manusia biasa mengulangi mati hidupnya berulang kali. Dalam samsara ini kadang-kadang kita menjadi suami-isteri, ayah-ibu dan sebagainya, senantiasa mempunyai jodoh tertentu. Disini tiada awal tiada akhir laksana roda pedati yang berputar berulang kali membuat karma yang buruk. Kalau demikian, bagaimanakah caranya kita lepas dari triloka atau 6 dunia? Jawabnya adalah dengan kurnia pertapaan Hukum Agama Buddha inilah kita dapat menerangi kegelapan kesesatan jiwa dan membuka kesadaran jiwa kita sejati. Pada bagian sebelumnya telah diuraikan bahwa dalam kehidupan seorang manusia biasa selama satu hari akan timbul 800.000.400 icinen tetapi hampir seluruhnya merupakan icinen yang menimbulkan karma buruk. Oleh karena itu kita selalu berkisar dalam keenam dunia terutama dalam ketiga dunia buruk, neraka, kelaparan
dan kebinatangan, sehingga kita pun tak bisa keluar dari penderitaan keenam dunia dan triloka atau dunia dimana kita masih terikat pada hawa nafsu. Maka pada bagian ini Niciren Daisyonin mengatakan bahwa untuk melepaskan diri dari penderitaan triloka dan enam dunia, tiada jalan lain kecuali kita menjalankan pertapaan agama Buddha ini agar kita dapat menerangi kegelapan kesesatan jiwa kita (Gampon No Mumyo) dan membuka kesadaran jiwa kita yang sejati (Gampon No Hossyo). Sebenarnya dalam diri kita sudah terlengkapi baik kesesatan pokok jiwa dan kesadaran pokok jiwa. Jadi semuanya ada di dalam jiwa kita sendiri. Kita menderita karena kita dikuasai oleh kesesatan pokok jiwa kita sendiri dari 3 racun yaitu keserakahan, kemarahan dan kebodohan yang diumpamakan sebagai kegelapan di dalam jiwa kita. Kalau gelap artinya tidak terang. Kita tak dapat melihat kekeliruan kita atau kesalahan kita atas perbuatan-perbuatan kita yang buruk, bahkan kita merasakan kita yang benar hingga kita berjalan sesuai dengan 3 racun itu, maka membuat karma buruk dari kehidupan kita itu. Kalau kita percaya Gohonzon yang akan memberikan satu kekuatan
Buddha sehingga kegelapan pokok jiwa kita akan disinari dengan Nammyohorengekyo menjadi terang sehingga kita bisa melihat dimana letaknya kekurangan-kekurangan diri sendiri, kekeliruankekeliruan diri kita sehingga akhirnya kita bisa keluar dari penderitaan itu dan tidak lagi melakukan perbuatanperbuatan yang buruk. Jadi dengan kekuatan hati kepercayaan kita terhadap Gohonzon, menyebut Nammyohorengekyo, Gongyo Daimoku, membaca Gosyogosyo Niciren Daisyonin, akhirnya kita sadar, mana yang boleh kita lakukan dan mana yang tak boleh kita lakukan sehingga kita tak mengikuti segala keinginankeinginan diri kita sendiri, itu terjadi perombakan dari sifat jiwa yang menyebabkan kita keluar dari penderitaan, sebab kalau kita berbuat buruk, pasti akibatnya buruk, sebaliknya kalau kita berbuat baik, pasti akibatnya baik. Niciren Daisyonin katakana perasaan jiwa kita sebagai cermin, kalau cerminnya gelap buram, kita tak bisa bercermin dengan sempurna, sebab tak kelihatan dimana kesalahan-kesalahan kita, tapi kalau perasaan jiwa kita terang karena cermin jiwa kita bersih karena menyebut Nammyohorengekyo, maka dengan sungguh percaya, melaksanakan Gongyo Daimoku dan belajar akhirnya kita bisa merombak Juni 2014 | Samantabadra
9
ceramah gosyo sifat jiwa kita. Tanpa keyakinan kepada Gohonzon, tanpa munculnya kesadaran jiwa kita, tak akan bisa kita menjalankan perombakan sifat jiwa karena gelap tak kelihatan, mungkin kita bisa lihat kesalahan orang lain, tapi yang bersangkutan tak merasa, mungkin dia merasa dia jalannya benar, karena dia gelap seperti orang berjalan di hutan pada malam hari, tapi kalau siang hari kita berjalan di hutan itu, mungkin kita sangat gembira karena bisa menikmati pemandangan yang indah karena kelihatan semua. Di dalam Agama Buddha, jiwa yang sesat diumpamakan sebagai jalan di tempat yang gelap dan jiwa yang sadar diumpamakan sebagai berjalan di tempat yang terang. Gampon No Mumyo dan Gampon No Hossyo itu sebagai satu kesatuan ada di dalam jiwa kita masing-masing. Kalau jiwanya berada dalam 3 dunia yang buruk itu adalah Gampon No Mumyo, gelap tak kelihatan. Tapi, kalau dasarnya di 4 dunia suci, apalagi kalau dunia Buddha, itu adalah Gampon No Hossyo atau Kesadaran Pokok Jiwa yang Terang. Maka orang yang percaya Gohonzon dengan sungguhsungguh pasti bisa menerangi kedalaman dari dasar jiwa kita masing-masing sehingga selalu bisa keluar dari penderitaan kita sejak 10
Samantabadra | Juni 2014
masa lampau, hanya dengan agama Buddha Gohonzon ini kita bisa mencegah kesalahan menghentikan kejahatan. Maka untuk kita bisa keluar dari triloka itu, kita harus menjalankan hati kepercayaan kepada Gohonzon, kita menjalankan pertapaan agama Buddha agar kita bisa menerangi kegelapan kesesatan jiwa kita dan membuka kesadaran jiwa kita yang sejati (Gampon No Hossyo). Dengan pertapaan agama Buddha, karena ia akan menerangi jiwa kita yang tertutup oleh kegelapan kesesatan jiwa dengan sinar matahari kesadaran jiwa yang sangat cerah, sehingga kita dapat menikmati hidup ini secara penuh. Maka pertanyaan yang timbul ialah Hukum mana yang harus kita jalankan untuk menerangi kegelapan kesesatan jiwa dan mengatasi penderitaan hidup dan mati. Maka Niciren Daisyonin menerangkan disini bahwa untuk itu tiada jalan lain kecuali Saddharma yang tunggal, “Saddharma yang tunggal� ini oleh Niciren Daisyonin diwujudkan sebagai Dai Gohonzon Nammyohorengekyo dari ketiga Hukum Rahasia Agung dan ditinggalkan untuk seluruh umat manusia jaman akhir Dharma yang kekal abadi. Agama Buddha Niciren Daisyonin yang berintisarikan
Nammyohorengekyo dari Ketiga Hukum Rahasia Agung ini adalah agama Buddha yang seperti matahari, karena kalau kita percaya pada Gohonzon dan setiap hari menjalankan Gongyo serta penyebutan Daimoku, maka kita akan dapat menikmati hidup ini seakan-akan seperti diterangi oleh matahari. Sedangkan orang yang tidak percaya pada Gohonzon adalah sama seperti orang yang menutup matanya sendiri, lalu beranggapan bahwa alam ini memang gelap. Maka itu kita perlu membuka mata kepercayaan kita untuk membangun kehidupan kita. Selain sutra ini, tidak ada sutra yang dapat memungkinkan pencapaian Kesadaran Buddha. Apalagi pencapaian Kesadaran Buddha bagi kaum wanita sama sekali tidak diijinkan dalam sutra-sutra lainnya. Dalam kalimat ini Niciren Daisyonin menegaskan bahwa hanya dalam Saddharmapundarikasutra diajarkan bahwa kaum wanita dapat mencapai Kesadaran Buddha. karena memang dalam sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra banyak dilontarkan kecamankecaman terhadap kaum wanita, seperti kaum wanita mempunyai 5 rintangan yaitu : 1. Ia tak dapat menjadi Dewa Brahma, 2. Dewa Indra, 3. Raja Mara, 4. Raja
Ketua Dharma
Cakravartin, 5. Seorang Buddha. kemudian dalam Ajaran Kong Hu Cu dikatakan, bahwa pada waktu muda wanita harus tunduk kepada orangtua, pada waktu dewasa tunduk kepada suami, pada waktu tua tunduk pada anak. Dalam sutra-sutra selain Saddharmapundarika-sutra dikatakan bahwa seorang wanita rupanya mirip Bodhisattva tapi hatinya bagaikan Iblis Yaksa, selalu berubah-ubah tak menentu dan penuh kekeruhan sehingga tak akan mungkin menjadi Dewa Brahma, Dewa Indra, Raja Mara, Raja Cakravartin dan Buddha. Seorang wanita tidak dapat mencapai Kesadaran Buddha, akan tetapi ia juga menimbulkan nafsu birahi pada kaum pria dan menjadi penggoda untuk menjerumuskannya ke dalam dunia buruk. Dalam sutra Amitabha dan lain-lain dikatakan bahwa jauh di sebelah barat terdapat sebuah tanah suci dimana tidak ada seorangpun kaum wanita, sehingga kaum pria dapat melaksanakan pertapaan agama Buddha dengan tenang. Dalam kitab-kitab Tiongkok kuno dikatakan, bahwa kaum wanita mempunyai hati yang bengkok, dan segala malapetaka timbul dari 3 orang wanita. Dalam sutrasutra tertua ada dialoq antara Buddha Sakyamuni dan Ananda yang bertanya
kepada Buddha Sakyamuni mengapa kaum wanita tidak boleh mempunyai pekerjaan dan kaum wanita tak boleh menghadiri upacara-upacara resmi. Buddha Sakyamuni menjawab, kaum wanita tak boleh menghadiri upacara resmi dan tak boleh mempunyai pekerjaan karena mereka mudah marah, sering cemburu dan iri hati, selalu menyayangi barang dan kikir dan bodoh. Tetapi dalam Saddharmapundarikasutra, semua pandangan yang negative mengenai kaum wanita ini telah dimusnahkan, karena Sang Putri Naga, putri dari Raja Naga Sagara yang berusia 8 tahun, ketika mendengar kotbah Bodhisattva Manjusri mengenai Saddharmapundarikasutra di Istana Naga, telah menimbulkan keinginan untuk mencapai Kesadaran Buddha sehingga di Gridhakuta (Ryojusen) ia mencapai Kesadaran Buddha dengan keadaan sebagaimana adanya (Sokusyin Jobutsu), ia membuktikan pencapaian kesadaran Buddha bagi kaum wanita. Sebenarnya membaca satu kalimay dan satu kata serta menyalin satu huruf dan satu kata dari Sutra ini saja sudah merupakan “sebab� untuk melepaskan diri dari penderitaan lahir dan mati serta mencapai kesadaran agung. Oleh sebab itu orang
yang telah berjodoh dengan huruf-huruf sutra inipun pasti dapat dibebaskan dari Raja Neraka Yamaraja. Sementara orang yang telah menulis 64 huruf dari Sutra ini sudah dapat mengirim arwah ayahnya ke Dunia Surga, karena bagaimanapun juga diri dan lingkungan Sang Buddha adalah tidak lebih dari icinen manusia biasa. Jadi sebetulnya antara Buddha dan manusia biasa sama keduanya mempunyai Kesadaran Pokok Jiwa dan Kesesatan Pokok Jiwa, tapi bedanya adalah kalau manusia biasa dikuasai oleh kesesatan pokok jiwa dan dikuasai oleh 3 racun; keserakahan, kemarahan dan kebodohan, sedangkan Buddha, jiwaNya selalu berdasarkan Dunia Buddha maka dikatakan yang sadar adalah Buddha, yang sesat adalah manusia biasa, jadi bedanya di sesat dan sadar saja.
eee
Juni 2014 | Samantabadra
11
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman “Surat Perihal Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Bagi Wanita� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 26-27 April 2014
Nammyohorengekyo, Bapak-Ibu yang saya hormati, Kensyu hari ini lain dari pada kensyu biasanya, kita belajar Gosyo pada siang hari, terima kasih alam mendukung kita bagi perempuan, saat turun hujan tadi kita lagi asyik mendengar Gosyo, biasanya saat itu kita masih di jalan. Hampir setiap tahun kita merayakan Hari Kartini bersamaan dengan Kensyu dan kalau kita ingat NSI merayakan Hari Kartini ini dari tahun 1974. Pada waktu itu Sokai Kartini di Lokasari di lapangan bola basket, masih kecil-kecilan, yang hadir kebanyakan perempuan, keseniannya baru angklung ala sekolah SD dan Koras. Tarian dari Bogor kelompoknya dari tahun 74 sampai sekarang terus tak pernah absen merayakan hari Kartini ini, selama 40 tahun bertahan 12
Samantabadra | Juni 2014
dan ibu-ibunya sampai sekarang masih ada, itu semua karena kekuatan dari Nammyohorengekyo, maka bisa bertahan sampai 40 tahun lamanya karena kita lihat perjuangan dari Ibu Kartini ini. Beliau memperjuangkan nasib dari kaum perempuan, yang pada waktu itu karena jaman feodal, kaum perempuan susah sekali bergeraknya, seperti Gosyo yang kita pelajari dari Ajaran Sementara yang mengatakan perempuan itu iri hati, cemburu, cepat marah dan bodoh. Saya pikir tentu saja bodoh, sekolah tidak boleh, pergi ke pasar tidak boleh, kerja tidak boleh, tentu saja bodoh. Ibu Kartini tidak ingin perempuan Indonesia seperti itu, perempuan akan tetap bodoh karena dibuat tidak boleh kemana-mana. Perjuangan Ibu Kartini tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan. Ajaran Buddha tidak membedakan antara perempuan dan laki-laki dengan Nammyohorengekyo semua bisa mencapai Kesadaran Buddha. Kalau kita lihat perjuangan dari Ibu Kartini berhasil, sebab sekarang perempuan bisa jadi apa saja. Tidak seperti jaman dulu, anak-anak sekarang pada pinter, termasuk dalam hal menjaga kehamilan, kalau jaman dulu setahun sudah hamil lagi, jadi terus aja punya anak. Orang keturunan Tionghoa dulu umumnya, kalau Bapaknya punya warung, anaknya jaga warung, kalau bapaknya tukang babi, anaknya turun menurun juga jadi tukang babi hanya seperti itu saja. Tetapi dengan kemajuan jaman ini, sekarang perempuan sudah
Dharma Duta
lebih lebih pintar, lebih mudah mencari pekerjaan. Dulu perempuan susah mejalankan keaktifan di susunan karena harus menjaga anak, mengurus rumah tangga, sekarang dimana-mana tidak ada perempuan yang tidak bisa menjalankan tugas sebagai Bodhisattva Muncul dari Bumi. Kita harus ingat, bahwa tujuan kita adalah harus mencapai Kesadaran Buddha. Memang semua orang ada jiwa Buddhanya, tapi harus kita wujudkan. Yang melahirkan adalah tugas perempuan, tugas ini tidak bisa digantikan oleh laki-laki. Jadi kodrat perempuan itu harus tetap ada. Niciren Daisyonin juga tidak mengatakan, karena laki-laki dan perempuan itu sama. Dulu kualitas perempuan sedemikian rendah. Laki-
laki dulu tidak boleh pegang sapu, tapi sekarang yang menjadi cleaning service adalah laki-laki, tidak menjadi masalah. Jadi perempuan tidak bisa hanya menerima saja, misalnya tidak bisa melahirkan anak laki-laki, kemudian harus pasrah ditinggal menikah lagi oleh suaminya, di sini perbedaannya sedemikian rupa yang betul-betul meremehkan wanita. Maka lahirlah RA. Kartini, maka kita berterima kasih sebagai kaum perempuan. Kita pun berterima kasih kepada Nammohorengekyo, Buddha Niciren Daisyonin. Kita harus kerjasama di rumah tangga, saling menghormati. Kalau perempuan bisa menjadi Buddha, apalagi laki-laki. Jadi tidak selalu laki-laki itu pasti baik, sebaliknya perempuan tidak selalu pasti jahat.
Jaman sekarang sudah demikian majunya, tapi kita tak boleh kebablasan, kita harus berpegangan kepada Nammyohorengekyo. Kebahagiaan yang ingin kita capai adalah bukan kebahagiaan yang relatif, tapi adalah kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu pencapaian Kesadaran Buddha, maka betapa bahagianya kita yang sudah bertemu Gohonzon, merasakan keberuntungan, merasakan kekuatan dari Nammyohorengekyo. Ini bukan hanya untuk perempuan saja, tapi laki-laki maupun perempuan yang sungguh-sungguh percaya Nammyohorengekyo dengan tulus dan ikhlas baru kurnia dari Gohonzon bisa diterima, yaitu tidak jatuh ke dalam ketiga dunia buruk. eee
Catatan
Juni 2014 | Samantabadra
13
liputan
Kensyu Kartini NSI 2014
Mewujudkan Perempuan NSI yang Tanggap dan Tangguh
Ketua Umum NSI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, jajaran DPP, bersama peserta Kensyu Kartini NSI 2014 yang bermain angklung dan menyanyi, bernyanyi bersama pada sesi penutupan pengarahan dari Ibu Menteri dalam rangka peringatan Hari Kartini 2014 di Mahavihara Saddharma NSI.
14
Samantabadra | Juni 2014
p
Pada bulan April, NSI senantiasa melaksanakan kensyu nasional peringatan Hari Kartini. Kensyu Kartini NSI 2014 diselenggarakan di Mahavihara Saddharma NSI, Kabupaten Bogor, pada tanggal 26-27 April 2014. Seperti halnya tahun lalu, Kensyu Kartini NSI kali ini terasa istimewa dengan kehadiran Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Ibu Linda Amalia Sari Gumelar, yang memberikan bimbingan dan arahan langsung kepada umat NSI perihal makna peringatan Hari Kartini dan implikasinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Juni 2014 | Samantabadra
15
liputan
U
mat NSI dari 12 provinsi memenuhi komplek Mahavihara Saddharma NSI sejak Sabtu siang, 26 April 2014. Acara dimulai dengan makan siang dan dilanjutkan dengan pembabaran dharma (gosyo) sesi pertama. Menjelang sore, peserta kensyu bersamasama melaksanakan gongyo sore dan makan malam. Setelah itu diadakan lomba merangkai bunga yang diikuti oleh perwakilan umat dari tiap-tiap daerah. Semua peserta lomba menghasilkan rangkaian bunga yang indah dan menarik, sehingga juri mengaku kesulitan untuk memilih. Seusai lomba merangkai bunga, acara dilanjutkan dengan malam kesenian, sekaligus menjadi gladi resik (rehearsal) kesenian yang akan ditampilkan keesokan harinya ketika Ibu Menteri PP & PA RI hadir. Pada penghujung malam kesenian, diumumkan pemenang lomba merangkai bunga. Juara pertama dimenangkan oleh daerah Tangerang, juara ke dua daerah Jatinegara, juara ke tiga daerah Medan, juara harapan satu daerah Pekojan, juara harapan dua daerah Senen Baru, dan juara harapan tiga wilayah Bali. Pagi hari Minggu, dilaksanakan gongyo pagi, dan dilanjutkan dengan sesi pembabaran gosyo sesi dua. Setelah itu diadakan acara simbolis penyerahan ijasah kepada perwakilan lulusan STAB Samantabadra NSI angkatan pertama dari tiap program studi. Ijasah diserahkan oleh masing-masing ketua program studi dan disaksikan oleh Rektor STAB Samantabadra NSI. Untuk menambah wawasan umum para peserta kensyu, NSI mengundang pembicara dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana
Penampilan Tarian Umat NSI Banten.
16
Samantabadra | Juni 2014
Foto bersama pemenang lomba merangkai bunga dengan Ketua Umum NSI, DPP NSI, dan juri.
Penampilan Tari Ngarojeng yang dibawakan oleh umat NSI DKI Jakarta pada malam kesenian.
Penampilan Grup Angklung Gita Pundarika NSI.
Penampilan Paduan Suara Umat NSI DKI jakarta.
Menteri PP & PA RI menyampaikan paparannya dalam suasana akrab dan penuh kekeluargaan, duduk berdampingan dengan Ketua Umum NSI dan Ibu. Beliau menyatakan kegembiraannya bisa kembali hadir di tengah-tengah keluarga besar NSI.
Nasional (BKKBN), Dra. Sri Rahayu, Msi, Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta BKKBN. Beliau memberikan pemaparan tentang pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pembinaan keluarga dan keluarga berencana, sehingga dapat terwujud masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Siang harinya, Menteri PP & PA RI, Ibu Linda Amalia Sari, tiba di Mahavihara Saddharma NSI. Seluruh umat NSI peserta Kensyu Kartini menyambut gembira kedatangan beliau. Acara siang itu dibuka dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya� bersama-sama. Dalam pembukaan arahannya, Ibu Linda mengungkapkan kegembiraannya bisa hadir kembali di tengah-tengah keluarga besar NSI. Beliau menjelaskan bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia dan segenap
Ketua Umum NSI memberikan cendera mata kepada Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta BKKBN.
warganya akan semakin sulit. Oleh karena itu, peran agama sebagai fondasi utama dalam membangun moralitas manusia menjadi penting. Melalui pengamalan ajaran agama yang tepat, kita yakin kita bisa menjadi manusia yang tanggap dan tangguh, seperti tema yang diusung oleh NSI pada Kensyu kali ini. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pertunjukkan kesenian oleh umat NSI, yang khusus dipersiapkan untuk
ditampilkan di hadapan Ibu Menteri, meliputi tarian, paduan suara, dan permainan musik angklung. Kehadiran Ibu Menteri hingga sore hari di Mahavihara Saddharma, ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta Kensyu Kartini, dan dilepas dengan pertunjukkan musik dari Marching Band Mandarava NSI. Rangkaian acara Kensyu Kartini NSI 2014 ditutup dengan sesi kesan-pesan dan gongyo sore. Umat-umat yang Juni 2014 | Samantabadra
17
liputan mengikuti kensyu menyampaikan luapan rasa gembira yang mereka peroleh selama dua hari satu malam itu. Mereka juga merasa bangga sebagai umat NSI, yang berkesempatan untuk bertatap muka dan mendengar arahan langsung dari Ibu Menteri PP & PA RI. Acara kreativitas, seperti lomba merangkai bunga, juga merupakan sarana yang baik untuk menyalurkan ekspresi dan memperkuat interaksi di antara umat NSI dari berbagai daerah dan wilayah di tanah air. (Sam)
Simbolis penyerahan ijasah kepada perwakilan lulusan STAB Samantabadra NSI angkatan pertama dari tiap program studi.
Persiapan Kensyu Kartini 2014
Audiensi Ketua Umum NSI dengan Menteri PP & PA RI
B
erkenaan dengan persiapan Kensyu Kartini NSI 2014, NSI mengundang kehadiran Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (PP & PA RI), Ibu Linda Amalia Sari Gumelar, untuk memberikan arahan langsung terkait peringatan Hari Kartini 2014 di Mahavihara Saddharma NSI. Menanggapi undangan NSI, Kementerian PP & PA RI, mengundang Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja untuk melakukan audiensi dengan Ibu Menteri pada 22 April 2014 di kantor Kementerian PP & PA RI, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Ketua 18
Samantabadra | Juni 2014
Umum NSI menjelaskan perihal rangkaian kegiatan Kensyu Kartini NSI 2014, serta niat baik untuk mengundang kembali kehadiran Ibu Menteri dalam acara tersebut, setelah tahun lalu Ibu Menteri juga diundang dalam Kensyu Kartini NSI 2013 di
Berastagi, Sumatera Utara. Ibu Linda menyambut baik dan menyatakan kesediaan beliau untuk hadir dalam Kensyu Kartini NSI 2014, dan pada pertemuan itu diputuskan waktu untuk sesi pengarahan dari beliau. eee
Sambutan Ketua Umum NSI pada Dokyo Syodai Penyebutan Nammyohorengekyo untuk Pertama Kalinya (28 April 2014)
Membuktikan Keagungan Nammyohorengekyo Melalui Cerminan Sikap Diri Sendiri
Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja
S
ekitar 700 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 April 1253, untuk pertama kalinya Niciren Daisyonin menyebut dengan sepenuh
hati mantra yang berbunyi Nammyohorengekyo. Ini bukan sekedar sejarah, tetapi merupakan sebuah tonggak penyebarluasan dharma. Buddha Sakyamuni telah menetapkan Nammyohorengekyo sebagai mantra untuk masa akhir dharma. Hal ini dikarenakan penyakit karma manusia yang hidup di masa akhir dharma sudah terlalu berat, termasuk kita semua yang ada di sini. Mantra-mantra lain tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengatasi berbagai penyakit karma tersebut. Sama halnya seperti kalender yang sudah lewat
tahunnya. Pada tahun yang sama, kalender tersebut mempunyai kekuatan. Tetapi setelah lewat tahunnya, kekuatan dari kalender tersebut bisa dikatakan hampir tidak ada. Oleh karena itu, peringatan ini memiliki makna yang begitu mendalam. Delapan belas tahun setelah Niciren Daisyonin pertama kali menyebut Nammyohorengekyo, tepatnya pada tahun 1271, beliau mulai mewujudkan Gohonzon. Dengan diwujudkannya Nammyohorengekyo menjadi Gohonzon, artinya sudah ada panji yang bisa disebarluaskan kepada seluruh umat manusia
Pimpinan dan pengurus NSI Jabotabek bergantian melakukan syoko.
Juni 2014 | Samantabadra
19
liputan
Dokyo syodai peringatan 28 April di Vihara Sadaparibhuta NSI dipimpin oleh Ketua Umum NSI.
pada masa akhir dharma. Setiap kali kita melakukan upacara peringatan penyebutan Nammyohorengekyo untuk pertama kalinya, kita harus semakin menghayati tugas dan tanggung jawab kita sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi. Salah satunya adalah dengan cara membuktikan keagungan dari mantra ini melalui gerakan badan kita sendiri. Buktikanlah bahwa penyakit-penyakit karma yang menghinggapi jiwa kita bisa sembuh karena Nammyohorengekyo. Kemudian orang-orang akan bertanya-tanya bagaimana cara penyakit karma kita bisa sembuh? Hal inilah yang 20
Samantabadra | Juni 2014
kemudian menjadi jodoh bagi kita untuk menyebarluasan dharma. Tanpa jodoh seperti ini, penyebarluasan dharma akan menjadi sulit. Tanpa merasakan sakit terlebih dahulu, kita tidak bisa memunculkan kekuatan untuk membuktikan keagungan dari Nammyohorengekyo. Ini adalah makna pokok yang harus terus kita hayati. Akhir-akhir ini sering terjadi bencana di Jakarta, seperti kebakaran di Pasar Senen. Selain itu, juga banyak terjadi kasus kekerasan seksual pada anak-anak. Oleh karenanya, kita harus lebih waspada dalam menjaga anak-anak kita. Susunan ini akan terus berusaha untuk membekali umatnya dengan
berbagai pengetahuan supaya menjadi lebih pintar. Para generasi muda juga selalu diajak untuk lebih aktif, mau belajar, dan mampu berprestasi dalam bidangnya masing-masing. Beragama tidak hanya dengan melakukan ritual keagamaan saja. Kita juga harus dapat memahami maknamakna yang terkandung di dalam ajaran Buddha dan menerapkannya di dalam hidup kita. eee
Dokyo Syodai Peringatan Waisak Umat NSI Wilayah Jawa Timur
Dokyo syodai peringatan Waisak 2014 di Cetya NSI Surabaya dipimpin oleh Ketua Wilayah NSI Jawa Timur.
Foto bersama umat NSI wilayah Jawa Timur seusai upacara dokyo syodai. Umat saling bersalaman mengucapkan selamat Waisak.
Pertemuan Generasi Muda NSI Semarang
P
ada bulan April 2014, dharma duta NSI, Ibu Chairani melakukan kunjungan anggota ke daerah Semarang dan melakukan
pembinaan terhadap generasi muda NSI di sana. Dalam kesempatan itu, Ibu Chairani menjelaskan lebih dalam mengenai sifat jiwa
dan riwayat Buddha Niciren. Generasi muda NSI Semarang juga aktif bertanya dan berdialog dengan dharma duta untuk lebih memahami ajaran Buddha Niciren untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. eee
Juni 2014 | Samantabadra
21
liputan
Peringatan Waisak Nasional 2014
Penampilan Marching Band Mandarava NSI dan Dokyo Syodai Selepas Detik Waisak
Marching Band Mandarava NSI mengiringi rombongan prosesi Waisak Nasional 2014 di garis terdepan, dari Candi Mendut hingga Candi Borobudur.
P
eringatan Hari Waisak di Indonesia jatuh pada tanggal 15 Mei 2014. Rangkaian acara Waisak Nasional yang diselenggarakan Walubi sudah dimulai beberapa hari sebelumnya. Pada tanggal 14 Mei 2014, prosesi Waisak dilaksanakan dari Candi Mendut ke Candi 22
Samantabadra | Juni 2014
Borobudur. Marching Band Mandarava NSI mengiringi rombongan prosesi Waisak di garis terdepan. Perjalanan ditempuh selama hampir dua jam. Tim Marching Band Mandarava NSI terdiri dari 70 orang, termasuk pengiring bendera dan tim official. Rombongan berangkat dari
Jakarta pada tanggal 13 Mei sore menggunakan bus, dan tiba kembali di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2014. Seluruh pemain dan tim official menjalankan tugasnya sebagai Bodhisattva Gadgasvara dengan penuh kegembiraan, sehingga kondisi fisik pun menunjang dari awal hingga akhir perjalanan.
5
1
2
6 7
3 8
4
Malam harinya, acara peringatan Waisak Nasional dihadiri oleh Wakil Presiden RI, Bapak Boediono, dan diisi dengan acara kesenian dan sendratari. Pada detikdetik Waisak 2014 yang berlangsung pada 15 Mei jam 02.15.37 WIB, segenap umat Buddha dan bhiksu-sangha dari seluruh Indonesia dan
Keterangan foto : 1. Tim Marching Band Mandarava NSI melaksanakan gongyo pagi sesampainya di penginapan. 2. Latihan (rehearsal) terakhir di halaman penginapan. 3. Tim bendera yang terdiri dari generasi muda dan ibuibu umat NSI dengan penuh semangat mengibarkan bendera seirama dengan lagu marching band. 4. Tim official mengiringi
9 rombongan marching band, siaga memberikan dukungan air minum kepada tim marching band dan bendera agar tetap prima. 5. Rombongan Marching Band Mandarava NSI berada di garis terdepan rombongan prosesi, bersiap berangkat dari depan Candi Mendut. 6. Barisan pemain beristirahat di tempat sebelum bermain. 7. Barisan bendera beristirahat di tempat sebelum bermain. 8. Rombongan prosesi memasuki pelataran Candi Borobudur. 9. Foto bersama seluruh pemain dan tim official Marching Band Mandarava NSI setelah selesai melaksanakan tugas sebagai Bodhisattva Gadgasvara Juni 2014 | Samantabadra
23
liputan berbagai sekte berkumpul di pelataran Candi Borobudur. Selewat detik-detik Waisak, para pimpinan agama dari tiap sekte yang hadir melaksanakan doa sesuai dengan tradisi masing-masing. Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja, memimpin upacara dokyo syodai peringatan Waisak di hadapan ribuan umat Buddha. Umat NSI dari Jawa Tengah dan DKI Jakarta dan sekitarnya yang hadir mengikuti upacara dokyo syodai dengan khidmat. Rangkaian acara Waisak Nasional 2014 ditutup dengan pelepasan 1000 lampion yang menghiasi langit berkabut pada subuh itu. (Sam)
Suasana pelepasan lampion di penghujung seremoni peringatan Waisak 2014 di pelataran Candi Borobudur. Tampak langit berkabut memberikan kesan dramatis pada suasana peringatan Waisak kali ini.
24
Samantabadra | Juni 2014
Penampilan Tarian dan Angklung NSI pada Forum Internasional World Buddhist Sangha Youth
Foto bersama grup angklung Gita Pundarika NSI bersama jajaran sangha WBSY, Ketua Majelis, DPP Walubi, dan Dirjen Bimas Buddha RI.
D
alam rangka peringatan Waisak 2014, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) bekerjasama dengan World Buddhist Sangha Youth (WBSY) menggelar acara ramah tamah dan makan malam (gala dinner) “Interflow Communications of World Buddhist Sangha Youth and All Venerable Buddhist Sanghas of Indonesia�, yang merupakan sarana silaturahmi antara WBSY dan Sangha Buddha di Indonesia. Topik utama dari komunikasi ini adalah menyampaikan gagasan untuk menjaga dan memulihkan warisan budaya Buddhis,
Candi Borobudur. Dalam forum internasional tersebut, NSI mendapat kehormatan diundang untuk menampilkan tarian daerah (Tari Payung) dan pertunjukkan musik angklung, yang dibawakan oleh segenap umat NSI dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, yang berjumlah 85 orang. Grup Angklung Gita Pundarika NSI membawakan empat buah lagu, yaitu Bengawan Solo, El Condo Pasa, Shanghai Tan, dan Malam Suci Waisak. Acara yang diadakan di Hotel Borobudur pada tanggal 16 Mei 2014 ini, dihadiri
oleh segenap bhiksu-sangha, pengurus dan partisipan dari WBSY yang berasal dari Taiwan, Tiongkok, Sri Langka, Korea, Jepang, Myanmar, Malaysia, Austria, Nepal, Vietnam, Singapore, Swedia, Swiss, Indonesia, Amerika, India, dan Thailand. Acara ini juga dihadiri oleh Dirjen Bimas Buddha RI, Drs. Dasikin, M.Pd. Hadir pula pembicara dari balai konservasi Candi Borobudur yang memberikan paparan terkait kondisi Candi Borobudur dan upayaupaya pelestarian serta pemulihannya. (Sam) Juni 2014 | Samantabadra
25
materi ajaran | gosyo kensyu
Gosyo Kensyu
Surat Balasan Kepada Myosyin Ama Goze (Gosyo Zensyu Halaman 1479) LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis pada tanggal 16 bulan 8 tahun Ko-an ke- 1 (1278) dan diberikan kepada Myosyin Ama sebagai surat berita. Dari kalimat “Mengenai penyakitnya Nyudo Dono (Takahasi Dono)”, yang tertera di dalam surat ini, Myosyin Ama diperkirakan adalah istri dari Takahasyi Rokuro Hyoe Nyudo dari negeri Suruga daerah Fuji (sekarang kota Fuji, Propinsi Syizuoka). Surat ini seharusnya di tulis pada tahun Kenji pertama, mengingat Nyudo menderita sakit berat pada tahun Kenji pertama (1275) dan diperkirakan meninggal pada bulan 10 tahun yang sama. Surat aslinya sudah tak ada lagi, akan tetapi salinan dari Nikko Syonin masih tersimpan di kuil Pusat Jaiseki-ji. Myosyin Ama, penerima surat ini, tinggal di Propinsi Syizuoka, daerah Fuji. Dari isi surat dapat diperkirakan ia mencukur rambut untuk menjadi Bhiksuni karena Nyudo, Suaminya, menderita sakit berat. Setelah Nyudo meninggal dunia, ia meneruskan hati kepercayaan sambil membesarkan anaknya yang masih kecil. Myosyin Ama diperkirakan sama dengan Jimyo Ama atau Kubo Ama. Di dalam surat yang disalin oleh Nikko Syonin, yaitu surat 26
Samantabadra | Juni 2014
berita kepada Myosyim Ama yang tertanggal 2 bulan 11 tahun Koan Ke-2 (1279), tertulis ditujukan kepada Jimyo Ama. Pada Gohonzon yang diciptakan oleh Niciren Daisyonin pada bulan 2 tahun Kenji ke-2 (1276) dibagian samping dibubuhkan oleh Nikko Syonin, “diberikan kepada Nyonya janda Takahasyi Rokuro Hyoe Nyudo Jimyo Ni, dari Propinsi Fuji, Nisyiama, Kawai”. Dengan demikiam jelas bahwa ia adalah nyonya janda Takahasyi Hyoe Rokuro Nyudo dari daerah Fuji Kosyina, yang juga bibi dari Nikko Syonin. Surat ini ditulis sebagai jawaban laporan Myosyin Ama mengenai penyakit suaminya. Dalam surat ini ditujukan bahwa Buddha adalah tabib yang terunggul dan Buddha dapat menyembuhkan penyakit umat sedunia dengan obat yang manjur Myoho. Selain itu juga diajarkan bahwa penyakit dapat membangkitkan hati yang menuntut jalan Buddha, dan pemfitnahan Dharma adalah penyakit yang dimaksud. Pada akhirnya Myosyin Ama diberi semangat bahwa suaminya, Nyudo, yang percaya hal ini dapat memusnahkan dosa berat pemfitnahan Dharma, sehingga dapat datang ke tanah Buddha.
ISI GOSYO |
B
uah kesemek tanpa getah sebanyak dua keranjang dan sekeranjang terung telah diterima. Mengenai sakitnya Nyudo Dono (Takahasyi Dono). Di Tiongkok pernah ada tabib yang bernama Huang Ti dan Pien Ch’ueh, di India pernah ada tabib yang bernama Jisui dan jivaka. Orang-orang ini adalah Pusaka pada zamannya dan merupakan guru dari tabib masa selanjutnya. Orang yang disebut Buddha adalah tabib unggul yang tak dapat diperbandingkan atau dipersamakan dengan orangorang tersebut. Buddha ini sekarang membabarkan obat untuk tidak mati, yaitu kelima asksara Myo-Ho-Ren-Ge-Kyo. Bahwa kelima aksara ini dibabarkan sebagai obat manjur untuk penyakit umat di seluruh dunia. Nyudo Dono adalah manusia negeri Jepang dalam dunia ini. Terlebih lagi penyakit yang di deritanya adalah penyakit badan, sehingga jelaslah kalimat sutra adalah obat manjur untuk penyakit tersebut. Bahkan Myo-Ho-Ren-Ge-Kyo adalah obat terbaik tiada tara. Raja jahat yang bernama Virudhaka telah membunuh 500 orang lebih wanita yang sesuku dengan Buddha. Maka Buddha mengutus Ananda ke tanah Buddha untuk mendapatkan teratai biru. Bunga tersebut disentuhkan ke badan 500 lebih wanita yang terbunuh, sehingga mereka hidup kembali dan tujuh hari kemudian terlahir di surga Trayastrimsa. Bunga yang disebut teratai bagaikan mengandung kebajikan yang terunggul, sehingga Buddha menyamakannya dengan Myoho. Orang meninggal bukan hanya (belum tentu) karena sakit. Penduduk pulau Iki dan Tsusyima pada jaman itu seluruhnya telah dibunuh pada saat yang bersaman oleh tentara Mongolia. Menderita sakit tidak dipastikan akan meninggal, dan mungkin pula penyakit ini diatur oleh Buddha. Arti hal ini dibabarkan di dalam sutra Vimalakirti dan sutra nirvana yaitu, bahwa orang yang berpenyakit dapat menimbulkan hati yang menuntut jalan kebuddhaan. Di antara seluruh penyakit, Buddha paling memprihatinkan, kelima dosa besar, icchantika, dan pemfitnahan Dharma sebagai penyakit yang terberat. Manusia negeri Jepang sekarang, tanpa terkecuali seorangpun, semuanya menderita penyakit terbesar dan terberat, yakni penyakit terparah dari pemfitnahan Dharma besar. Guruguru sekte Zen, sekte Nembutsu, sekte Ritsu, dan sekte Syingon menderita penyakit yang terlalu berat, sehingga baik diri sendiri maupun orang lain tidak mengetahui penyakitnya. Karena penyakit ini (pemfitnahan dharma) sudah melampaui batas, maka tentara dari empat penjuru laut akan segera menyerang. Baik Raja, Menteri, maupun puluhan ribu rakyat akan tenggelam (dalam laut). Peristiwa ini amat memperhatinkan untuk dilihat dengan mata kepala sendiri. Pada masa sekarang kelihatannya hati kepercayan Nyudo Dono kepada Saddharmapundarika-sutra tidak kuat lagi. Tetapi, kini nasib masa lampau Juni 2014 | Samantabadra
27
materi ajaran | gosyo kensyu membuatnya menderita penyakit lama ini, karena penyakit itu siang dan malam selalu timbul keinginannya untuk menjalankan hati kepercayan, sehingga percaya kepada Saddharmapundarika-Sutra. Dosa kecil yang dibuat pada masa sekarang mungkin sudah dihapuskan, dan karena kebajikan menganut Saddharmapundarika-sutra, keburukan besar dari pemfitnahan dharma juga akan terhapus. Bila akan datang ia harus pergi ke Ryozen, sama seperti matahari yang menerangi sepuluh penjuru dunia, ia merasa gembira dapat meninggal dengan segera. Dan, apapun yang terjadi di jalan sebelum terlahir kembali (Jalan Chuu), katakanlah, “Saya adalah murid Niciren�. Di negeri Jepang yang kecil juga, bila mengatakan saya adalah karyawan Sagami no Mori akan ditakuti tanpa alasan. Meskipun mungkin Niciren bukanlah Guru Dharma nomor satu di negeri Jepang namun karena percaya kepada Saddharmapundarikasutra menjadi orang yang paling bijaksana di seluruh dunia. Nama ini terdengar sampai sepuluh penjuru tanah suci. Mungkinkah langit dan bumi tidak mengetahui hal ini? Bila mengatakan sebagai murid Niciren, setan buruk seperti apapun tidak mungkin mengatakan tidak mengetahui nama Niciren. Bagaimanapun, tak terkatakan rasa terima kasih saya atas kesungguhan hati yang berulang kali. Sampai jumpa lagi. Monyet mengandalkan pohon, ikan mengandalkan air, wanita mengandalkan pria. Karena merasa sedih dan sayang akan berpisah, Anda mencukur rambut dan mengenakan kimono berwarna abu-abu. Tentu Buddha sepuluh penjuru akan menyayangi dan mengasihani. Dan percayalah Saddharmapundarika-sutra pun tidak akan melupakan, serta semakin bergiatlah melaksanakan hati kepercayaan. Tanggal 16 bulan 8 Surat balasan kepada Myosyin Ama Goze
Tertanda Niciren
28
Samantabadra | Juni 2014
| KUTIPAN GOSYO
1
Kelima aksara dibabarkan sebagai obat manjur untuk penyakit umat di seluruh dunia.
GM
Keterangan : Sebagai jawaban atas laporan Myosyin Ama mengenai penyakit Nyudo, pada awal surat Niciren Daisyonin menguraikan bahwa Buddha adalah tabib unggul yang melebihi tabib-tabib termasyur dalam legenda Tiongkok dan India , yaitu Huang Ti, Pien Ch’ueh, Jisui, dan Jivaka. Obat manjur yang diberikan oleh Buddha untuk seluruh umat manusia di dunia adalah kelima aksara Myo-HoRen-Ge-Kyo. Diberi dorongan semangat, dengan percaya kepada myoho ini pasti dapat menyembuhkan penyakit Nyudo. Di tinjau dari berbagai kalimat sutra, Buddha memberikan obat dharma untuk menyembuhkan penyakit hati dari seluruh umat, maka Buddha diperumpamakan sebagai tabib atau raja obat. Berkenaan dengan hal ini, perumpamaan tabib yang hebat yang dibabarkan dalam Sadharmapundarika-sutra Bab 16 paling terkenal. Obat yang digunakan oleh tabib Buddha adalah Hukum ajaran. Penyakit yang disembuhkan bukan hanya penyakit jasmani, tetapi penyakit badan dan hati secara keseluruhan. Sumber pokok dari penyakit yang diderita pada badan sendiri adalah badan dan hati. Mengenai hal ini, di dalam surat perihal penyembuhan penyakit, Pokok-pokok perbedaan Mahayana, Hinayana, Semi Mahayana, dan Ajaran Sesungguhnya, dijelaskan bahwa penyakit secara garis besar terbagi dua, yaitu penyakit badan dan penyakit hati. Mengenai penyakit badan, di dalam surat tersebut dikatakan, “penyakit-penyakit
ini tidak perlu disembuhkan oleh Buddha. Tabib-tabib ahli seperti Jisui, Rusui, Jivaka, Pien Ch’ueh dapat memberi resep yang manjur untuk menyembuhkan penyakit jasmani” (Gosyo Zensyu hal. 995). Sedangkan mengenai penyakit hati diuraikan, “Penyembuhan semua ini diluar kemampuan kedua Dewa, ketiga Petapa Suci, atau keenam Guru non-Buddhis. Bahkan obat yang diramu oleh Shen Nung dan Huang Ti kurang ampuh”. Dengan demikian diajarkan bahwa penyakit hati tersebut hanya bisa disembuhkan dengan hukum Buddha. Obat manjur dari Buddha yang dapat menyembuhkan penyakit hati dan jiwa adalah obat manjur yang terunggul, yaitu “obat tidak mati” Myohorengekyo. Dalam Sadharmapundarika-sutra, Bab 23, Bab perbuatan pokok Bodhisattva Baisyajaraja dikatakan, “Sutra ini adalah obat baik bagi penyakit umat manusia di seluruh dunia. Sekalipun sedang menderita sakit, jika mendengar sutra ini, penyakit tersebut langsung lenyap dan tidak tua serta tidak akan mati”. Sudah jelas sutra yang dimaksud dalam kalimat di atas adalah Myoho, yang merupakan “obat baik untuk seluruh umat” dan juga “obat yang tidak akan mati”. Suami Nyonya Myosyin Ama adalah manusia dari negeri Jepang. Negeri Jepang termasuk dalam “dunia ini”, sehingga dengan sedirinya suami Nyosyin Ama seharusnya diselamatkan dengan obat manjur Myoho. Dengan demikian tidak mungkin beliau tidak diselamatkan. Apalagi dikatakan, “Penyakit yang dideritanya (Nyudo) adalah penyakit badan”. Bila dibandingkan dengan penyakit hati, penyakit badan ini sangat ringan, sehingga tidak mungkin tidak Juni 2014 | Samantabadra
29
materi ajaran | gosyo kensyu sembuh. Demikian dorongan semangat yang diberikan. Dan selanjutnya, untuk menguraikan tentang karunia kebajikan Myo-Ho-Ren-Ge-Kyo diambil cerita mengenai Buddha Sakyamuni yang dapat menghidupkan kembali wanita yang dibunuh oleh raja Virudhaka dengan bunga teratai biru. Perumpamaan ini diperkirakan untuk menunjukan bahwa Myo-Ho-RenGe- Kyo adalah obat tidak akan mati.
2
Orang meninggal bukan hanya (belum tentu) karena sakit.
GM
Keterangan : Selanjutnya Niciren Daisyonin menunjukkan bahwa penyebab orang meninggal tidak pasti karena penyakit, dan juga orang yang menderita sakit tidak berarti pasti meninggal. Selain itu, beliau juga menguraikan bahwa sakitnya Nyudo diatur oleh Buddha agar hati kepercayaan beliau semakin mendalam. Oleh karena itu dianjurkan untuk membangkitkan hati yang kuat dalam menuntut jalan keBuddhaan. Sebagai contoh bahwa orang meninggal tidak hanya karena ditunjukkan fakta nyata kematian penduduk Iki dan Tsusyima yang terbunuh dengan peperangan dengan Mongolia. Pada zaman sekarang juga, banyak jiwa orang melayang karena peperangan antar negara atau karena kekacauan di dalam negeri. Di dalam negeri kita sendiri tidak sedikit orang yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas, kebakaran, atau berbagai kejadian lain yang tidak diperkirakan. Dan, juga di surat-surat kabar kita membaca bahwa kasus pembunuhan yang menyebabkan nyawa melayang semakin banyak terjadi. Dibandingkan dengan jaman sekarang, 30
Samantabadra | Juni 2014
pada jaman dahulu persentase orang yang meninggal karena menderita penyakit dan karena berusia lanjut lebih banyak dari pada penyebab lainnya. Seperti dikatakan, “penyebab orang meninggal bukan hanya (belum tentu) karena sakit”, berarti tidak pasti orang yang menderita sakit akan meninggal. Selain itu juga dikatakan, “Menderita sakit tidak dipastikan akan meninggal”. Dan dalam masyarakat sering pula kita mendengar, “Pandai menjadi sakit, tetapi tidak pandai meninggal”, atau “Karena menderita satu penyakit maka dapat tereselamatkan”. Dengan demikian mungkin saja seseorang sering menderita sakit. Namun justru karena sakit yang diderita tersebut ia lebih memperhatikan kesehatannya dan pada akhirya menjadi berumur lebih panjang. Peristiwa ini sering terjadi dan telah kita ketahui dengan baik. Pada jaman Kamakura dahulu sering kali terjadi wabah penyakit menular tanpa diketahui cara pengobatan sehingga banyak orang meninggal. Orang-orang pada jaman itu segera takut mati jika menderita sakit. Kepada suami Myosyin Ama yang sedang menderita sakit berat, Niciren Daisyonin memberikan semangat dengan mengatakan bahwa tidak pasti orang yang menderita sakit akan meninggal, dan juga “menderita sakit tidak dipastikan akan meninggal, dan mungkin pula penyakit ini diatur oleh Buddha…, karena sakit dapat menimbulkan hati yang menuntut jalan keBuddhaan”. Dengan demikian dianjurkan untuk memperkuat hati kepercayaan dengan penuh semangat. Dikatakan bahwa mungkin penyakit Nyodo itu diatur oleh Buddha. Maksudnya, karena jatuh sakit menimbulkan hati yang menuntut Hukum Buddha.
Sutra Jomyo adalah sutra mengenai Vimalakirti. Vimalakirti adalah hartawan yang tinggal di istana di kota Vaishali semasa Buddha Sakyamuni hidup. Ia menguasai magna ajaran Mahayana secara mendalam. Pada suatu ketika ia menunjukkan rupa dirinya menderita sakit. Dan ketika Bodhisattva Manjusri dan lainnya menjenguk, beliau berdialog mengenai teori Sad dari Mahayana dengan mereka. Pada akhirnya ia mewujudkan perubahan gaib yang besar dan kembali ke tempat Sang Tathagata Myozen Koku Fudo. Dalam Sutra Nirwana tertera lima macam pertapaan yang harus dilaksanakan oleh para Bodhisattva. Salah satu di antaranya adalah pertapaan penyakit. Karena maitri karuna, bodhisattva menimbulkan penyakit yang sama dengan umat. Dengan cara itu Bodhisattva dapat menyelamatkan umat. Buddha Sakyamuni juga, demi meyakinkan dan memberi tahu umat mewujudkan penyakit dan tidur. Hal ini membabarkan bahwa meskipun Buddha tidak menderita sakit, Beliau menimbulkan rupa penyakit pada dirinya. Hal ini tertera dalam Surat Balasan kepada Ota Nyudo, “Dalam sutra Vimalakirti dikatakan, ‘Pada waktu itu hartawan Vimalakirti sendiri menginginkan berbaring di atas tempat tidur… Pada waktu itu Buddha memberi tahu Manjusri untuk segera menjenguknya dan menanyakan keadaannya…’ Dalam sutra Mahanirwana dikatakan, ‘Pada waktu itu Sang Buddha menunjukkan diri sendiri menderita sakit dan berbaring pada sisi kanan seperti orang sakit’. Dalam Saddharmapundarika-sutra di katakan, ‘sedikit sakit, sedikit kesulitan’. Dalam Maka syikan ke-8 dikatakan, ‘Jika berbaring ditempat tidur, Buddha mengungkapkan ajaran tentang penyakit. Dan sesuai dengan musnahnya Sang Tathagata, kerap kali
didiskusikan bahwa berdasarkan penyakit membabarkan kekuatannya” (Gosyo Zensyu hal. 1009). Dengan demikian, di dalam Sutra Jomyo dan Sutra Nirvana dibabarkan bahwa Buddha, Bodhisattva, dan Vimalakirti menimbulkan penyakit demi membabarkan Hukum dan menyelamatkan umat. Niciren Daisyonin mengatakan, “orang yang berpenyakit dapat mencapai kesadaran Buddha”. Dengan perkataan ini dimaksudkan bahwa manusia biasa sering kali baru berpikir serius tentang jiwa jika sedang menderita sakit dan banyak membuka mata akan kebutuhan hati kepercayaan. Sekalipun pada jaman sekarang ilmu kedokteran telah maju sekali, hal ini tetap berlaku.
3
Di antara seluruh penyakit, Buddha paling memprihatinkan kelima dosa besar, icchantika, dan pemfitnahan dharma sebagai penyakit yang terberat.
Anak Cabang
Keterangan : Selanjutnya ditunjukan bahwa memfitnah kepada dharma adalah penyakit yang terberat dan terbesar. Dan dengan melimpah-limpahnya penyakit ini mengundang malapetaka yang besar, seperti serangan dari Mongolia. Karma buruk yang mengundang penderitaan adalah penyakit di dalam jiwa. Penyakit di dalam jiwa ini dapat dipisahkan menjadi : lima dosa besar, incchantika, dan pemfitnahan Dharma. Karena ketiga hal ini merupakan sebab karma untuk terjatuh kedalam neraka yang penderitaannya tak terputus-putus, maka suasana jiwa akan mengalami penderitaan dan kesulitan yang terberat. Masyarakat Jepang pada waktu itu melanggar karma dosa pemfitnahan Juni 2014 | Samantabadra
31
materi ajaran | gosyo kensyu Dharma yang besar, penyakit yang terberat dalam ketiga hal tersebut. Hal ini karena mereka percaya kepada berbagai sekte yang ditegakkan berdasarkan pemfitnahan kepada Saddharmapundarika-sutra, seperti sekte Zen, Nembutsu, Syingon, Ritsu dan sebagainya. Mengenai pemfitnahan dharma adalah penyakit yang terberat, dalam salah satu surat dikatakan , “jika merenungkan tentang penyakit, tidak lebih dari enam penyakit. Dengan mengesampingkan lima di antaranya, penyakit yang ke enam, yaitu penyakit karma, adalah yang paling sulit disembuhkan. Apalagi penyakit karma tersebut ada ringan dan ada pula yang berat, banyak dan sedikitnya tidak dapat ditentukan. Akan tetapi, di antara semua itu memfitnah Saddharmapundarikasutra merupakan penyakit karma yang paling utama. Syinno, Hotei, Kada, Enjaku tidak dapat berbuat apa-apa. Jisui, Rusui, Jivaka dan Vimalakirti juga menutup mulut mereka. Hanya obat manjur dari sutra Sad Buddha Sakyamuni yang dapat menyembuhkannya” (Gosyo Zensyu hal. 1010). Mengapa penyakit terberat dikatakan disebabkan karena memfitnah hukum sakti? karena memfitnah hukum sakti berarti menentang peraturan hukum yang paling mendasar dalam jiwa yang disebut Myoho. Di dalam Saddharmapundarikasutra, bab panjang usia Tathagata dikatakan, “meminum racun yang lain, sehingga bertambah parah dan putus napas. Mereka jatuh terguling di lantai (0n ta dokuyaku, yaku hotsu monran, enden uji). Niciren Daisyonin menerangkan arti kalimat ini sebagai berikut. “yang lain” berarti para Bhiksu pemfitnah dharma dari sekta Nembutsu, Zen, dan Syingon. “Racun” berarti ajaran-ajaran sementara dan 32
Samantabadra | Juni 2014
ajaran bayangan kedua obat ini bukanlah obat manjur dari Saddharmapundarikasutra, sehingga menjadi “putus nafas dan terguling dilantai”. Putus nafas berarti, karena tidak mempunyai jiwa dari Bab Panjang Usia Tathagata menjadi putus nafas. Terguling di lantai berarti masuk ke dalam neraka Avici. “Mendapatkan anaknya meminum racun” diterangkan di dalam Kitab Syaku sebagai “percaya dan menerima dharma dari guru sesat dinamakan sebagai minum racun” ( Gosyo Zensyu hal. 745). Seluruh rakyat negeri Jepang pada waktu itu percaya sungguh-sungguh pada sekte Zen, Ritsu, Nembutsu, Syingon, dan lainnya, sehingga dikatakan, “tanpa terkecuali satu orangpun”. Dalam Surat Perihal Membuka Mata dikatakan, “Berdasarkan dosa kemasyarakatan, orang yang jatuh ke dalam jalan buruk bagaikan tanah di atas kuku. Dengan Hukum Buddha orang yang terjatuh ke dalam jalan buruk adalah tanah di sepuluh penjuru, bhiksu lebih banyak daripada umat awam, bhiksuni lebih banyak daripada wanita… Orang yang mengetahui hal ini di negeri Jepang hanyalah Niciren seorang diri” (Gosyo Zensyu hal. 199). Demikianlah, demi mengajarkan dan menyelamatkan seluruh rakyat akan hal ini, Niciren Daisyonin menegakan dan membuka serta memecahkan dan mematahkan berbagai sekte dengan mengatakan, “Nembutsu adalah Neraka Avici, Zen adalah Iblis Surga, Syingon akan meruntuhkan negara, Ritsu adalah penghianat negara”. Akan tetapi, karena penyakit pemfitnahan dharma ini terlalu parah orang itu sendiri tidak menyadari. Sekalipun melihat orang yang sedang mendarita penyakit itu, tetap tidak diketahui.
Memang, bahwa percaya Hukum Buddha akan menjadi pemfitnah dharma dan juga menjadi sebab dari penderitaan besar, dalam mimpipun tentu tak berpikir oleh bhiksu, bhiksuni dan umat pada waktu itu. Oleh karena itu, orang banyak sangat membenci kehadiran Niciren Daisyonin yang menjalankan syakubuku demi menyadarkan dosa pemfitnahan dharma dan menyelamatkan umat. Tetapi akibatnya, karena terikat pada hukum sesat orang banyak semakin membuat karma berat dengan memfitnah Saddharma. Tambahan pula mereka semakin menumpuk karma berat dengan membeci dan menyerang Niciren Daisyonin. Dengan demikian, meskipun diri sendiri tidak mudah mengetahuinya akibat penyakit besar pemfitnahan dharma bertumpuk, yang pada akhirnya terwujud nyata berupa penderitaan dan kesulitan besar di kehidupan. Akibat nyata ini adalah nyata ini adalah penyerbuan tentara Mongolia secara besar-besaran. Di dalam sastra perihal menentramkan negara dengan menegakkan filsafat yang benar Niciren Daisyonin meramalkan “malapetaka yang terdahulu sudah jelas, dan melapetaka yang akan datang bagaimana kita ragukan lagi ? malapetaka masih tersisa karena kesalahan dari pada hukum buruk, sehingga timbul bertubitubi pada waktu itu. Apa yang akan dilakukan untuk melawan malapetaka tersebut‌..â€??(Gosyo Zensyu hal. 31). Dengan demikian, kedua malapetaka : perang di dalam negeri dan serbuan dari luar negeri telah diramalkan pasti timbul. Demikianlah, pada bulan 2 tahun Bunei ke-9 (1274) dan pada bulan 5 tahun Ko-an ke-4 (1281), terjadi serangan dari Mongolia. Serangan dari Mongolia ini merupakan malapetaka negeri yang
belum pernah dialami, sehinnga baik pemerintah yang berkuasa maupun rakyat, takut negeri jepang akan musnah. Niciren Daisyonin menunjukkan, malapetaka besar ini merupakan akibat dari pemfitnahan dharma yang dilakukan oleh seluruh negeri. Meskipun hal ini sesuai dengan ramalan sutra, Beliau tetap merasa sedih dan amat prihatin menyaksikan hal ini dengan mata sendiri. Bagaimanapun juga, Beliau ingin menyelamatkan orang banyak dari penderitaan. Hal ini dapat kita rasakan sebagai Maha maitri karuna Beliau.
4
Karena penyakit itu, siang dan malam selalu timbul keinginannya untuk menjalankan hati kepercayaan, sehingga percaya kepada Saddharmapundarika-sutra.
Anak Cabang
Keterangan : Dalam bagian ini Niciren Daisyonin memberi semangat bahwa dari penyakit ini Nyudo Dono membangkitkan hati kepercayaan dan melaksanakan dengan penuh kesungguhan. Oleh karena itu, dapat dipastikan beliau pasti mencapai kesadaran dan dapat menghapus dosa yang diperbuat pada masa kini dan juga dosa masa lampau. Beliau juga menutup surat ini dengan memberi keyakinan bahwa setelah meninggal nanti, jika menyatakan diri sebagai murid Niciren Daisyonin tidak perlu takut kepada apapun juga. Hingga saat ini, hati kepercayaan Nyudo tidak dapat dikatakan kuat. Dengan menderita penyakit yang berat dan lama, beliau dapat membangkitkan keyakinan dan juga dapat menjalankan hati kepercayaan. Niciren Daisyonin memuji hal ini. Beliau menguraikan bahwa karena percaya Hukum Sakti, dosa kecil yang diperbuat Juni 2014 | Samantabadra
33
materi ajaran | gosyo kensyu pada masa sekarang sudah dihapuskan dan karma berat dari pemfitnahan dharma pada masa lampau seharusnya sudah terhapuskan. Bahwa tidak ada jalan lain untuk menghapus dosa berat karena pemfitnahan dharma, kecuali dengan mengikuti hukum sakti, diuraikan dalam salah satu surat sebagai, “Sutra Mahanirvana mengatakan dengan menunjuk Saddharmapundarikasutra, ‘Sekalipun pemfitnahan hukum sakti ini dengan meninjau diri sendiri dan bertobat serta mengikuti hukum sakti tersebut akan dapat terselamatkan. Tanpa hukum sakti ini tidak akan diselamatkan. Oleh karena itu seharusnya kembali kepada Hukum Sakti, dan sebagainya. Mahaguru Kei-Kei mengatakan, “Orang yang terjatuh ketanah sebaliknya berdiri kembali dengan bertumpu pada tanah itu. Demikian pula, dengan pemfitnahan hukum sakti akan menolak terjatuh ke dalam kesesatan’ dan sebagainya”.( Gosyo Zensyu hal. 1010 ). Dan sesuai dengan uraian bahwa “sekalipun orang yang memfitnah dharma Saddharmapundarika-sutra akan jatuh ke dalam tiga buruk maupun tanah manusia dan surga, sebaliknya juga dengan meminjam tangan Saddharmapundarikasutra dapat menjadi Buddha” (Gosyo Zensyu hal. 1586 ). Dan juga dikatakan, “Bila akan datang ia harus pergi ke Reozen, ia merasa gembira dapat meninggal dengan segera”. Kalimat ini dapat kita baca bahwa Niciren Daisyonin menunjukkan, kalau meneruskan hati kepercayaan sampai saat ajal, tidak perlu diragukan lagi mengenai pencapaian kesadaran Buddha dalam badan apa adanya. Kalimat ini juga dapat dirasakan sebagai mahamaitri karuna dari Buddha Pokok yang mendorong dan memperhatikan dari dasar hati agar Nyudo yang sedang tidak merasa tenang karena 34
Samantabadra | Juni 2014
sakitnya yang lama dapat mempertahankan hati kepercayaan tanpa goyah sampai saat ajal. Selain itu, Niciren Daisyonin juga memberi dorongan semangat dengan kuat kepada Nyudo, bahwa meskipun dalam perjalanan ke Ryozen akan timbul gangguan, jika menyebut diri sebagai murid Niciren Daisyonin tidak perlu takut kepada apapun juga. Dengan bekal keyakinan seperti itu, hati kepercayaan Nyudo akan semakin berkobar. Di dalam bagian tambahan surat ini juga di katakan bahwa Myosyin Ama mencukur rambut menjadi bhiksuni karena memprihatinkan penyakit Nyudo. Niciren Daisyonin turut prihatin akan hal ini. Hati kepercayaan yang demikian sungguh-sungguh pasti akan diakui oleh para Buddha dari sepuluh penjuru dan Saddharmapundarika-sutra. Dengan keyakinan seperti itu diberi semangat pada hati kepercayaan Nyudo. eee
English
Reply to Myoshin Ama-Goze I
have received the two baskets of leached persimmons and the basket of eggplants you sent. Concerning the matter of [your husband] the lay priest’s illness, there were physicians in China named Huang Ti and Pien Ch’üeh, and there were physicians in India named Water Holder and Jīvaka. They were the treasures of their age and teachers to the physicians of later times. But the man called the Buddha was a superb physician who far surpassed them. This Buddha expounded the medicine of immortality. This is the five characters of Myoho-renge-kyo we have today. Moreover, he specifically taught that these five characters are “good medicine for the ills of the people of Jambudvīpa.” The lay priest is a man of Japan, which lies within Jambudvīpa, and furthermore he suffers from bodily illness. The sutra passage about good medicine for illness is clear. In addition, this Sutra of the Lotus is the greatest medicine. When a wicked ruler named King Virūdhaka killed more than five hundred women of the Buddha’s clan, the Buddha sent Ānanda to Eagle Peak for blue lotus flowers that he then touched to the bodies of the women, who were restored to life and after seven days were reborn in the heaven of the thirty-three gods. Because the flower known as the lotus is a flower possessing such excellent virtue, the Buddha likened it to the Mystic Law. Also, a person’s death is not determined by illness. In our own time, the people of Iki and Tsushima, though not suffering from illness, were slaughtered in an instant by the Mongols. It is not certain that, because one is ill, one will die. And could not this illness of your husband’s be the Buddha’s design, because the Vimalakīrti and Nirvana sutras both teach that sick people will surely attain Buddhahood? Illness gives rise to the resolve to attain the way. Among all the diseases, the Buddha worried that the five cardinal sins, incorrigible disbelief, and slander of the Law were especially grave ones. Without a single exception, the people of Japan today are afflicted with the most serious of all illnesses, the grave illness of major slander. I refer to the followers of the Zen, Nembutsu, and Precepts schools, and to the True Word teachers. Because their illness is so serious, neither do they recognize it in themselves, nor are others aware of it. And because this illness worsens, warriors from throughout the four seas will attack at any moment, and the ruler, his ministers, and the common people will all sink into the sea. To see this before one’s very eyes is indeed a painful thing. In his present life, the lay priest does p.938not appear to have had particularly strong faith in the Lotus Sutra. But due to the workings of his karma from the past, he has sunk into this long illness and now seeks the way day and night without cease. Any minor offenses he committed in this lifetime have probably already been eradicated, and the great evil of slander will also be extinguished because he has taken faith in the Lotus Sutra. If he were to go right now to Eagle Peak, he would be as delighted as if the sun had come out and he were able to see in all ten directions. He would rejoice, wondering how an early death could be so happy a thing. No matter what may happen on the road between this life and the next, he should declare himself to be a disciple of Nichiren. Although Japan is a tiny country, if one but announces that one is a vassal of the lord of Sagami, people will unaccountably fear one. I am the most unreasonable priest in Japan, but with regard to believing in the Lotus Sutra, I am the foremost sage in Jambudvīpa. My name resounds
Juni 2014 | Samantabadra
35
materi ajaran | gosyo kensyu throughout the pure lands of the ten directions, and heaven and earth no doubt know it. If your husband declares that he is Nichiren’s disciple, I do not think that evil demons of any kind can claim ignorance of my name. I have no words to express my thanks for your frequent sincere offerings. With my deep respect. Monkeys rely on trees, fish rely on water, and women rely on men. Being loath to part from your husband, you shaved off your hair and dyed your sleeves black. Thinking, “How could the Buddhas of the ten directions possibly not feel compassion for me?” and “How could the Lotus Sutra ever abandon me?” rely on them, rely on them! The sixteenth day of the eighth month Reply to the lay nun Myōshin Nichiren
Catatan
36
Samantabadra | Juni 2014
中文
Juni 2014 | Samantabadra
37
中文
38
Samantabadra | Juni 2014
materi ajaran | gosyo cabang
Gosyo Cabang
Surat Balasan Kepada Toki Ama Goze LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis pada tanggal 27 bulan ke-3 tahun 1276 (Kenji ke2) di Gunung Minobu. Ketika Toki Jonin membawa abu tulang almarhum ibunya dari Wakanomiya daerah Syimofusa ke Gunung Minobu, Niciren Daisyonin mendengar bahwa Amagoze sedang menderita sakit. Karena itu Niciren Daisyonin menulis surat yang ditujukan kepada Amagoze. Surat tersebut masih tersimpan dengan baik hingga sekarang ini. Ketika Toki Jonin meninggalkan Niciren Daisyonin sambil membawa titipan surat yang ditujukan kepada Amagoze, kitab Saddharmapundarikasutra miliknya tertinggal di Gunung Minobu. Niciren Daisyonin mengutus seorang murid untuk mengantarkannya. Peristiwa ini tercatat dalam Surat Perihal Lupa Mempertahankan Sutra. Pertama-tama surat ini berisi ucapan terima kasih atas berbagai sumbangan. Kemudian mengungkapkan bahwa kunjungan Toki Jonin yang dari jauh ke Gunung Minobu sebenarnya karena
dorongan dari istrinya. Di sini Beliau memuji kebajikan bantuan moril (naijo) dari sang istri yang telah mendorong suaminya berkunjung ke Gunung Minobu. Selanjutnya, isi surat ini menjelaskan laporan Toki Jonin perihal keadaan ibunya pada waktu meninggal yang dalam keadaan baik sekali. Dan bersamaan itu menyampaikan rasa kegembiraan Toki Jonin atas perilaku Amagoze yang telah merawat ibunya dengan amat baik. Tentu saja Niciren Daisyonin dapat memperkirakan Toki Jonin tidak menyampaikan perasaan terima kasih seperti itu kepada Amagoze. Dengan memberitahu hal ini kepada Amagoze diharapkan akan semakin mempertebal rasa cinta kasih antara suami istri Toki Jonin serta dapat menjadi dorongan yang menimbulkan kegembiraan kepada Amagoze. Dari hal ini dapat dirasakan kesungguhan hati Niciren Daisyonin yang memperhatikan segala sesuatu sampai sekecil-kecilnya. Juni 2014 | Samantabadra
39
materi ajaran | gosyo cabang ISI GOSYO |
U
ang logam satu renceng berikut sebuah tabung telah Saya terima dengan baik. Melesatnya anak panah tergantung kekuatan busurnya, bergeraknya awan tergantung kekuatan naga, kegiatan suami tergantung kekuatan istrinya. Sekarang, kunjungan Tuan Toki ke Gunung Minobu ini adalah kekuatan dari Amagoze (istri). Dengan melihat asap kita dapat mengetahui apinya, dengan melihat hujan kita dapat mengetahui naga, dengan melihat suami kita dapat melihat istrinya. Sekarang ketika bertemu dengan Tuan Toki, Saya seakan-akan merasa berjumpa dengan Amagoze. Di dalam pembicaraan Tuan Toki terasa kesedihan atas meninggalnya ibunya, tetapi dalam kesedihannya itu tersirat juga kegembiraan karena ibundanya wafat dengan amat baik dan Amagoze dengan sungguh hati telah merawat almarhumah hingga saat ajal. Dan kegembiraan ini tidak akan terlupakan sampai masa kapanpun. Akan tetapi, hal yang paling mengawatirkan adalah penyakit yang diderita Amagoze.
Penyakit Anda pasti dapat disembuhkan, Walaupun harus menjalankan pengobatan akupuntur selama tiga tahun tanpa lalai. Orang yang tidak menderita sakit saja tidak dapat menghindarkan diri dari teori kefanaan. Tetapi Anda yang masih belum terlalu tua dan terlebih lagi Anda seorang pelaksana Saddharmapundarika-sutra, pasti tidak akan mati mendadak. Tidak mungkin itu penyakit karma. Seandainya penyakit karmapun, dengan kekuatan besar Saddharmapundarika-sutra yang dapat diharapkan, tidak ada penyakit apapun yang tidak dapat disembuhkan.
Dengan menerima dan mempertahankan Saddharmapundarika-sutra, Raja Ajatasatru telah memperpanjang usianya selama 40 tahun. Chen Cen, kakak Mahaguru Tien Tai, dikatakan telah memperpanjang usia selama 15 tahun. Amagoze juga seorang pelaksana Saddharmapundanika-sutra yang kuat kepercayaannya dan penuh semangat seperti bulan yang purnama dan laut yang pasang. Mungkinkah tidak dapat menyembuhkan penyakit serta memperpanjang usia? Yakinilah hal ini dengan kuat dan sayangilah badan Anda serta jangan sekali-kali berkeluh kesah dalam hati. Seandainya timbul rasa sedih dan mengeluh, pikirkanlah kembali peristiwa di Iki dan Cesyima serta di Dazaifu. Atau ketika orang-orang Kamakura yang sedang bergembira seperti manusia surga harus pergi ke Kyusyu. Orang yang harus meninggalkan anak istri, atau orang yang ditinggalkan suami, atau orang yang saling mencintai akan saling berpandangan, wajah bertemu wajah, mata bertemu mata, mereka saling menatap dengan rasa sendu; kesedihan yang mereka rasakan bagaikan pohon yang dibelah. Demikian berat susah hati karena perpisahan itu. Satu hari, dua hari, selangkah demi selangkah semakin lama semakin jauh meninggalkan Yuigahama, Inamura, Kosyigoe, Sakawa, Hakone. Badan yang melewati sungai, gunung dan tertutup awan ini hanya dapat diikuti dengan cucuran air mata dan hati yang berkeluh kesah. Kepedihan yang dirasakan tidaklah dapat dilukiskan. 40
Samantabadra | Juni 2014
Dalam kesedihan yang sedemikian rupa, bila diserang oleh pasukan Mongolia akan tertawan hidup-hidup di gunung atau di lautan. Yang akan terlihat hanyalah mata yang penuh kegelisahan, baik ketika berada di dalam kapal maupun di Korea. Hal ini karena Niciren, Pelaksana Saddharmapundarika -sutra yang dapat dikatakan sebagai ibu ayah seluruh negeri Jepang yang tidak berdosa sama sekali, tanpa alasan apapun difitnah, dipukul, dan diarak keliling kota seperti perbuatan gila, sehingga mendapat siksaan Dasaraksasi. Mereka masih akan mengalami penderitaan besar yang puluhan ribu juta milyar kali lebih dari penderitaan sekarang ini. Amatilah sungguh-sungguh kegaiban ini. Kalau berpikir kita pasti menjadi Buddha, sama sekali tidak ada yang perlu dikeluhkan. Tiada artinya baik dilahirkan sebagai permaisuri atau dilahirkan di dunia surga. Ikutilah jejak Putri Naga dan dapatkanlah kedudukkan yang sederajat dengan Bhikkuni Mahaprajapati. Alangkah menggembirakan hal ini. Hendaknya hanya menyebut Nammyohorengekyo, Nammyohorengekyo. Tanggal 27 bulan ke-3 Kepada Ama-goze
Tertanda,
Niciren
Juni 2014 | Samantabadra
41
materi ajaran | gosyo cabang | KUTIPAN GOSYO
1
Melesatnya anak panah tergantung kekuatan busurnya, bergeraknya awan tergantung kekuatan naga, kegiatan suami tergantung kekuatan istrinya. Sekarang, kunjungan Tuan Toki ke Gunung Minobu ini adalah kekuatan dari Amagoze (istri). Keterangan : Bagian ini mengajarkan bahwa melesatnya anak panah tergantung kekuatan busurnya, bergeraknya awan tergantung kekuatan naga, kegiatan suami tergantung pada kekuatan istrinya. Melalui kunjungan Toki Jonin ke Gunung Minobu, Niciren Daisyonin dapat memikirkan kekuatan istrinya yang berada dibelakang, sehingga dikatakan serasa bertemu dengan Amagoze sendiri. Hal yang serupa juga terlihat ketika Syijo Kingo berkunjung dari Kamakura ke tempat pembuangan di Pulau Sado, juga ketika Abucebo dan Kokufu Nyudo mengunjungi Niciren Daisyonin dari Pulau Sado ke Gunung Minobu. Di samping memuji kesungguhan hati orang yang telah berkunjung, Niciren Daisyonin juga selalu memikirkan orang yang mendorong dari belakang, karena itu dikatakan sama seperti berkunjung sendiri. Dari hal ini dapat terlihat betapa dalamnya prajna Niciren Daisyonin yang tak terpaku pada hal-hal di hadapan mata dan terasa betapa luas dan besar maitri karuna Beliau terhadap manusia. Dengan menggunakan berbagai perumpamaan, Niciren Daisyonin memberi petunjuk perihal kesatuan cinta suami istri, kewajiban dan cara hidup Wanita. Adapun dalam surat ini istri diumpamakan sebagai busur, suami diumpamakan 42
Samantabadra | Juni 2014
sebagai anak panah. Kegiatan suami dalam masyarakat tergantung pada kekuatan istri. Karena itu, istri memegang peranan utama bila dibandingkan dengan suami. Dalam Surat Kepada Ikegami Bersaudara dikatakan, “Dalam hal menjadi Wanita sebenarnya adalah seperti mengikuti benda, tetapi akhirnya benda itu berbalik mengikuti dirinya�. (Gosyo, hal. 1088). Di sini diajarkan bahwa mengikuti suami sambil memimpinnya dengan mahir merupakan cara hidup seorang wanita. Di antara para murid Niciren Daisyonin pun juga ada penganut yang berstatus janda, sehingga teori mendasar ini belum tentu sesuai untuk semua orang. Pada masa sekarang terdapat istri yang bersama-sama bergiat dalam masyarakat, tetapi dalam kedudukkan sebagai seorang istri dalam keluarga, teori mendasar ini merupakan petunjuk yang sangat penting dalam membina kehidupan keluarga yang harmonis. Seorang istri mempunyai kekuatan yang menentukan arah kebahagiaan atau ketidakbahagiaan sebuah keluarga. Penggunaan kekuatan itu secara bijaksana akan menggerakkan hati sang suami dan menentukan dapat tidaknya suami mengembangkan kekuatan yang dimilikinya dalam masyarakat. Bila sang istri tidak mengetahui ciri khas yang dimiliki wanita, hanya memaksakan kehendak sendiri pada suami, maka bukan hanya melukai harga diri suami, bahkan merenggut kekuatan jiwa suami, sehingga akhirnya menghancurkan cinta kasih suami istri. Baik laki-laki maupun wanita haruslah hidup dengan bijaksana dan penuh inisiatif, namun cara hidupnya harus sesuai dengan keistimewaan masing-
masing. Baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, ketika pria dan wanita masing-masing dapat mewujudkan sepenuhnya keistimewaan yang dimilikinya akan terwujud keseimbangan dan baru terbina kehidupan yang ideal. Niciren Daisyonin memuji jasa bantuan moril dari seorang wanita dengan menyatakan, bahwa walau seorang lakilaki merasa keberhasilannya tercapai dengan kekuatan dan jasa dirinya sendiri, namun di dasar itu terdapat fungsi kekuatan wanita sebagai seorang istri. Di sini terkandung makna betapa pentingnya keharmonisan suami-istri. Kekhawatiran akan penyakit Amagoze membuat Niciren Daisyonin pertamatama menganjurkan pengobatan seperti tertulis dalam surat “harus menjalankan pengobatan akupuntur selama tiga tahun tanpa lalai”. Di samping itu juga menerangkan untuk menambah tenaga jiwa guna melawan penyakit berdasarkan penyembuhan medis adalah hati kepercayaan. Dan Beliau juga memberi semangat, karena Amagoze adalah seorang pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang hati kepercayaannya makin menjadi kuat, pasti dapat mengatasi penyakit apapun serta dapat memperpanjang usia. Pada bagian ini Niciren Daisyonin memberi petunjuk untuk mengatasi penyakit berdasarkan teori yang mudah dimengerti. Berarti, di samping menunjukkan cara penyembuhan penyakit jasmani dan kejiwaan, sekaligus juga merupakan cara penyembuhan akar sumber perombakan nasib. Pertama, ditunjukkan cara penyembuhan medis sebagaimana tertera dalam isi surat, “harus menjalankan pengobatan akupuntur selama tiga tahun tanpa lalai”, untuk memulihkan tubuh. Dari sini terlihat bahwa Niciren
Daisyonin memanfaatkan sepenuhnya ilmu kedokteran Jepang pada waktu itu. Selanjutnya Beliau mengajarkan, hati kepercayaan yang kuat terhadap Hukum agama Buddha bisa menambah kekuatan jiwa, sehingga nasib seburuk apapun pasti dapat disembuhkan. Dengan mengutip perumpamaan Raja Ajatasatru semasa hidup Buddha Sakyamuni dan Chen Cen kakak Maha Guru Tien Tai diterangkan bahwa karma tetap sekalipun dapat diubah dan bisa memperpanjang usia. Kedua perumpamaan ini dijelaskan dalam Surat Memperpanjang Karma Tetap (Kaenjo Gosyo) yang juga diberikan kepada Amagoze. Ketiga, memberi semangat dari sudut kejiwaan. Niciren Daisyonin mengajarkan untuk merenungkan keadaan orangorang di Kamakura yang berada dalam suasana kesedihan atas perpisahan dengan istri dan anak, karena harus berperang melawan Mongolia dan juga setibanya di Kyusyu diserang oleh pasukan Mongolia yang kuat, sehingga meskipun bersembunyi di gunung atau melarikan diri ke laut, akan tertawan hidup-hidup. Dan selama berada dalam kapal musuh atau dalam perjalanan ke Korea akan dianiaya bahkan dibunuh oleh pasukan Mongolia. Orang-orang Jepang mengalami keluhan dan penderitaan seperti ini karena menghantam dan menganiaya Niciren Daisyonin, pelaksana Saddharmapundarika-sutra, sehingga mendapat siksaan dari Dasaraksasi. Terlebih lagi mereka akan mengalami “penderitaan besar yang puluhan ribu milyar kali lebih dari penderitaan sekarang ini”. Ini mengisyaratkan secara tersamar penderitaan yang tak terputus-putus setelah kematian. Kemudian, sebaliknya Niciren Daisyonin memberi dorongan, bahwa karena Amagoze menganut Hukum Juni 2014 | Samantabadra
43
materi ajaran | gosyo cabang Sakti pasti akan mencapai Kesadaran Buddha, sehingga tak perlu berkeluh kesah terhadap penyakit yang sekarang diderita. Kesedihan, keluh kesah, putus asa dan lain sebagainya merupakan musuh terbesar dalam penyembuhan penyakit. Berarti, di samping ini semua merupakan sebab timbulnya penyakit, juga merupakan sebab pokok yang memperburuknya. Apapun juga penyakit manusia, semua berkaitan secara mendalam dengan keadaan perasaan. Perasaan mengeluh akan memperburuk penyakit, sebaliknya kalau memancarkan kekuatan jiwa untuk memerangi penyakit, akan timbul sinar penuh harapan. Akhir-akhir ini telah terbukti bahwa kesedihan, keluh kesah, putus asa dan menyerah pada nasib, serta lainnya mempunyai hubungan yang mendalam dengan memburuknya penyakit jantung dan juga menjadi penyebab timbulnya penyakit kanker. Keadaan jiwa ini juga berhubungan secara mendalam dengan penyakit leukimia, radang lambung, kencing manis dan penyakit lainnya. Meskipun ada sikap bertahan dengan susah hati, dengan mengharapkan kesembuhan di masa akan datang, kalau penderitaannya berlangsung terus tanpa akhir, maka kekuatan jiwa untuk dapat mengatasi penyakit akan hilang. Niciren Daisyonin membandingkan kesedihan hati Amagoze atas penderitaan penyakitnya dengan penderitaan orangorang di Kamakura pada waktu itu. Dengan mengajarkan kegembiraan karena dapat tercapainya kesadaran Buddha, Niciren Daisyonin mengobarkan semangat keberanian dan harapan untuk masa akan datang untuk menghalau kesedihan hati. Dengan demikian, ketika memandang sinar harapan untuk masa akan 44
Samantabadra | Juni 2014
datang, dan hati kepercayaan terhadap Saddharmapundarika-sutra semakin kuat, akan menghasilkan kesembuhan penyakit badan dan hati, sesuai dengan bertambahnya kekuatan jiwa, penyakit karma berat juga dapat diatasi. Terlebih lagi, perjuangan melawan penyakit dengan berdasarkan hati kepercayaan terhadap Saddharmapundarika-sutra, tidak hanya berakhir dengan penyembuhan penyakit saja. Perjuangan melawan penyakit itu sendiri akan menjadi perombakan nasib dan dapat mengatasi berbagai penderitaan, bahkan terus berlanjut menjadi jalan pencapaian kesadaran Buddha dalam kehidupan ini. Suasana pencapaian kesadaran Buddha adalah sesuatu yang melebihi suasana kebahagiaan yang diterima karena terlahir sebagai permaisuri atau terlahir sebagai manusia surga, karena bersifat kekal abadi. Kebahagiaan manusia surga bersifat di permukaan saja sehingga tidak kekal, sebaliknya suasana kebahagiaan pencapaian kesadaran itu bersifat selamalamanya, tidak akan rusak, seperti berlian Kongo Hokikai (Sila Bejana Vajra). Kalau mengetahui bahwa perjuangan melawan penyakit dengan berdasarkan hati kepercayaan akan memperoleh suasana kebahagiaan mutlak, maka dalam menghadapi penderitaan penyakit tidak akan berkeluh kesah dan penuh harapan untuk masa yang akan datang. Harapan ini akan menjadi kekuatan yang merombak penyakit menjadi kesembuhan.
2
Orang yang tidak menderita penyakit saja tidak dapat menghindarkan diri dari teori kefanaan. Tetapi Anda masih belum terlalu tua, dan terlebih lagi Anda seorang pelaksana
Saddharmapundarika-sutra, pasti tidak akan mati mendadak. Tidak mungkin itu penyakit karma. Seandainya penyakit karmapun, dengan kekuatan besar Saddharmapundarika-sutra yang dapat diharapkan, tidak ada penyakit apapun yang tidak dapat disembuhkan. Keterangan : Tiada seorang pun yang dapat menghindarkan diri dari kematian. Walau seseorang membanggakan kesehatannya yang teramat baik, bisa saja meninggal dunia tanpa terduga sebelumnya. Dan juga, jika usianya sudah sampai, siapapun harus menghadapi kematian. “Tetapi Anda masih belum terlalu tua dan terlebih lagi Anda seorang pelaksana Saddharmapundarika-sutra, pasti tidak akan mati mendadak”. Kekuatan Saddharmapundarika-sutra dapat melawan berbagai malapetaka pada masa sekarang dan melindungi. Penyakit karma berarti penyakit yang sukar disembuhkan yang timbul karena karma buruk semenjak masa lampau. Maka Syikan jilid ke-8 bagian paruh awal menerangkan penyakit karma sebagai berikut: “Penyakit karma tentu disebabkan oleh karma masa lampau, atau karena pada masa sekarang menghancurkan sila sehingga menggerakkan karma masa lampau dan menimbulkan penyakit karma”. Dengan demikian, penyakit karma ada yang ditimbulkan karena kekuatan karma yang menarik penyakit atau karena pada masa sekarang menghancurkan sila, sehingga menggerakkan karma masa lampau dan terwujud nyata sebagai penyakit. Bagaimanapun juga, sebab pokok penyakit adalah nasib. Seandainya ada penyakit yang dianggap sulit disembuhkan,
bila bukan disebabkan oleh karma buruk masa lampau, maka dapat disembuhkan dengan pengobatan medis. Tetapi, penyakit karma hanya dapat disembuhkan dengan berdasarkan kekuatan Hukum Buddha. Penyakit karma dalam arti penyakit karma tetap pun, pasti bisa diatasi dengan hati kepercayaan yang kuat dan semakin kuat terhadap Saddharmapundarika-sutra. Di dalam Surat Memperpanjang Karma Tetap dikatakan, “Karma tetap pun kalau sungguh-sungguh bertobat pasti dapat dihapuskan. Apalagi karma tidak tetap”. Dalam Saddharmapundarika-sutra jilid ke-7 dikatakan, “Sutra ini adalah obat yang paling mujarab bagi penyakit seluruh umat manusia di dunia, dan lain-lain. “Sutra” berarti kalimat Saddharmapundarikasutra”. Dengan demikian, kalau bertobat atas pemfitnahan Hukum di masa lampau di hadapan Gohonzon, karma seburuk apapun pasti dapat dihapuskan. Dengan percaya dan menerima Hukum Nammyohorengekyo yang agung, pasti kesadaran Buddha tercapai. Karena itu dalam isi surat dikatakan, “Kalau terpikir kita pasti menjadi Buddha, sama sekali tidak ada yang perlu dikeluhkan. Tiada artinya baik dilahirkan sebagai permaisuri atau dilahirkan di Dunia Surga. Ikutilah jejak Putri Naga dan dapatkanlah kedudukan yang sederajat dengan Bhiksuni Mahaprajapati”. Karena tiada kegembiraan yang melebihi dapat mencapai kesadaran, maka dengan hati yang penuh rasa terima kasih dan hati yang timbul kegembiraan menyebut Daimoku. Sebagai kesimpulan surat ini, diajarkan bahwa meneruskan hati kepercayaan bukan hanya untuk mengatasi penderitaan penyakit, juga merupakan sikap dasar pokok hati kepercayaan. eee Juni 2014 | Samantabadra
45
materi ajaran | gosyo cabang
46
Samantabadra | Juni 2014
中文
Juni 2014 | Samantabadra
47
materi ajaran | forum diskusi
Forum Diskusi
Hidup Mati Adalah Nirwana Pertanyaan: Dalam Sutra Nama Suci dibabarkan, “Kalau mencari kesadaran dari para Buddha pada sekejap perasaan hati pelaksanaan umat, maka umat adalah kesadaran, hidup mati adalah Nirwana�. Dan dalam Sutra Nama Suci juga dibabarkan, “Kalau perasaan hati umat manusia kotor, maka tanah air tempat tinggalnya juga kotor. Sebaliknya jika perasaan hati umat manusia suci, maka tanahnya pun suci�. (Surat Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Dalam Satu Kehidupan ini, Gosyo Zensyu halaman 383). Jadi sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan suci dan tanah kotor? Jawab : Sampai bagian ini telah ditunjukkan, bahwa segala hokum berada dalam sekejap perasaan jiwa sendiri. Selanjutnya diuraikan, bahwa kedua hukum, sesat dan sadar juga tercakup dalam sekejap perasaan hati, dan pantulan dari sekejap perasaan hati ini dinyatakan menjadi tanah kotor atau tanah suci. Dengan demikian diajarkan pentingnya menggosok sekejap 48
Samantabadra | Juni 2014
perasaan hati sendiri. Dan yang menjadi hukum pertapaan untuk menggosok sekejap perasaan hati adalah penyebutan Daimoku. Pertama dikutip dua kalimat sutra dari Bodhisattva Vimalakirti yang mengatakan, bahwa umat dan Buddha tidaklah berbeda;perbedaannya hanya terletak pada sekejap perasaan jiwa secara nyata. Dan yang dikatakan tanah suci atau tanah kotor bukanlah dua tanah yang berlainan, hanya merupakan pantulan jiwa secara obyektif. Berarti, dengan adanya dua keadaan perasaan hati: yang sesat (buruk) dan yang sadar (baik), terdapat perbedaan manusia biasa dan Buddha. Kemudian, berdasarkan teori Subyek dan Lmgkungan Bukan Dua (Esyo Funi), pada pantulan jiwa timbul perbedaan yang disebut tanah kotor dan tanah suci. Maka, kedua perbedaan yang ada tidaklah menjadi badan yang sesungguhnya. Yang terpenting, karena sekejap perasaan hati merupakan dasar pokok, maka sekejap perasaan hati ini harus dibersihkan dari keadaan jiwa yang sesat, sehingga berubah menjadi keadaan jiwa yang sadar. Untuk ini disimpulkan, yang menjadi pokok terpenting adalah penyebutan Nammyohorengekyo.
Dapatlah dipahami bahwa kalimatkalimat ini pada khususnya mematahkan pandangan keliru yang ditetapkan banyak sekte ajaran Buddha pada waktu itu. Pandangan keliru itu bersumber dari pemahaman yang salah, bahwa umat dan Buddha, tanah kotor dan tanah suci saling terpisah dan berlainan. Pada akhirnya pandangan yang keliru ini yang menyatakan, bahwa tanah suci baru terdapat setelah meninggal, dan di tanah suci ini manusia diselamatkan oleh Buddha Amitabha. Dengan menggunakan pandangan yang keliru ini, Sekte Jodo menjadi makmur dan Jaya. Sebenarnya, pembabaran hukum Semi Mahayana hanyalah merupakan upaya Sang Buddha dalam membimbing umat, tetapi mereka keliru menangkap ajaran ini sebagai ajaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, hal ini dipatahkan Nichiren Daisyonin dari dasar pokoknya. Yang dikatakan Sutra Nama Suci adalah Sutra Vimalakirti atau resminya disebut Sutra Pembabaran Vimalakirti. Sutra ini dinamakan demikian, karena yang menjadi peran utama adalah Vimalakirti, seorang tokoh agama Buddha dari kalangan umat awam. Vimalakirti adalah bahasa Sansekerta, yang bermakna nama suci. Oleh karena itu, sutranya disebut Sutra Nama Suci. Kutipan kalimat pertama adalah salah satu dialog antara Bodhisattva Manjusri dengan Bodhisattva Vimalakirti ketika Beliau mengunjungi Bodhisattva Vimalakirti yang sedang menderita sakit. Pertama, mengenai kalimat, “Kalau mencari kesadaran dari para Buddha pada sekejap perasaan hati pelaksanaan umat”. Dialog antara Bodhisattva Manjusri dengan Bodhisattva Vimalakirti merupakan tanya jawab mengenai filsafat
mendasar dari agama Buddha, yakni perihal sunyata. Atas pertanyaan dari Bodhisattva Manjusri mengenai dimana adanya sunyata, Bodhisattva Vimalakirti menjawab: seharusnya terdapat dalam 62 pandangan. Selanjutnya Bodhisattva Manjusri bertanya: “Di manakah terdapat 62 pandangan itu”. Bodhisattva Vimalakirti menjawab, bahwa semua pandangan itu harus dicari dalam kesadaran para Buddha. Kalau demikian, Bodhisattva Manjusri bertanya lagi, dimanakah terdapat kesadaran para Buddha. Dijawab, bahwa harus dicari pada sekejap perasaan hati pelaksanaan dari seluruh umat manusia. Kalimat Tanya jawab yang terakhir inilah yang dikutib dalam surat ini. Kalau mencari kesadaran dari para Buddha pada sekejap perasaan hati pelaksanaan umat”. Yang disebut kesadaran, seperti ditunjukkan oleh perkataan itu sendiri, biasanya dipikirkan sebagai sesuatu yang melampaui dunia kehidupan manusia sehari-hari dan berada di tempat yang lain. Sekejap perasaan hati pelaksanaan umat yang dikatakan dalam sutra ini sebenamya berarti, sekejap perasaan jiwa mula-mula ingin mencari dan kemudian baru bergerak. Dan di situlah terdapat Kesadaran Buddha. Yakni,dengan adanya sekejap perasaan hati pelaksanaan, umat dapat menyadari dan mengetahui kesadaran para Buddha. Atau sebaliknya, 62 pandangan kesadaran Buddha ini menjadi sama dengan kesadaran umat. Maka, titik tolak kesemuanya ini ada pada sekejap perasaan hati umat manusia. Oleh karena itu “Umat adalah Bodhi” Selanjutnya mengenai Sutra Nama Suci yang dikutip dalam kalimat ini, “Hidup mati adalah nirwana”. Kalimat ini terdapat dalam tanya jawab antara Bodhisattva Manjusri dan Bodhisattva Vimalakirti Juni 2014 | Samantabadra
49
materi ajaran | forum diskusi pada bagian yang menjelaskan pertapaan para Bodhisattva sehingga mencapai Jalan Buddha. Bodhisattva Manjusri bertanya, “Bagaimanakah agar Bodhisattva dapat menembus dan mencapai Jalan Buddha”? Vimalakirti menjawab, “Jika Bodhisattva berjalan di jalan ‘Tidak Ada’ (bido), dengan ini menembus dan mencapai Jalan Buddha. Dari pandangan hidup biasa, Jalan ‘Tidak Ada’ ini berlawanan dengan ‘Jalan Buddha’. Tetapi dari pandangan sebenarnya, Jalan ‘Tidak Ada’ ini adalah jalan untuk dapat mencapai ‘Jalan Buddha’. Dalam hal ini Bodhisattva Manjusri bertanya, bagaimana Bodhisttva melaksanakan jalan ‘Tidak Ada’ ini. Vimalakirti menjawab, bahwa seorang Bodhisattva, meskipun melakukan lima dosa besar sehingga terjatuh ke dalam neraka penderitaan yang tidak terputusputus, ia tidak ada penderitaan, kesulitan, kemarahan dan kebencian. Meskipun jatuh ke Dunia Neraka, tidak ada kekotoran dan dosa. Meskipun menunjukkan perbuatan yang penuh hawa nafsu keserakahan, namun terlepas dari bermacam-macam keterikatan jwa. Dengan demikian, kalau dilihat tampaknya bersikap menjalankan Jalan ‘Tidak Ada’, tetapi sebenarnya tetapi sebenarnya dengan itu menjalankan ‘Jalan Buddha’. Dan Bodhisattva mewujudkan pelaksanaan menyelamatkan umat yang tersesat, tetapi sebenarnya dengan itu dapat menyelamatkan umat manusia dengan tepat dan benar. Meskipun mewujudkan rupa memasuki bermacammacam jalan, dapat mematahkan sebab jodoh tercapainya bermacam-macam jaln tersebut dan mewujudkan nirwana tetapi tetap tidak mematahkan dan memutuskan hidup mati. Demikianlah menembus dan mencapai Jalan Buddha dengan menjalankan jalan ‘Tidak Ada’. Perkataan dalam jawaban Bodhisattva Vimalakirti ini 50
Samantabadra | Juni 2014
: “Mewujudkan nirwana, tetapi tetap tidak mematahkan dan memutuskan hidup mati”, dikutip dalam surat ini menjadi perkataan “hidup mati adalah Nirwana”. Kemudian mengenai kalimat surat ini yang berbunyi, “Kalau perasaan hati umat manusia kotor, maka tanah air tempat tinggalnya juga kotor. Sebaliknya, jika perasaan umat manusia suci, maka tanahnyapun suci”. Kalimat ini berarti, bila tanah Buddha suci, pembabaran hokum di tempat itu juga suci. Jika pembabaran hukum suci, prajnapun suci. Jika prajna suci, sekejap perasaan hati juga menjadi suci; sekejap perasaan hati suci, Tanah Buddha pun menjadi suci. Oleh karena itu, sebagai kebalikan jika sekejap perasaan hati suci, Tanah Buddha pun suci, maka bila melihat Tanah Buddha sebagai yang tidak suci, hal ini bukan berpegang kepada Prajna Buddha, tetapi berpegang kepada manusia biasa. Bila didasari Prajna Buddha, akan dapat melihat bahwa Tanah Buddha adalah suci. Dari isi yang diajarkan dalam sutra Vimalakirti, Niciren Daisyonin menyimpulkan bahwa, baik yang disebut tanah suci atau tanah kotor, maupun yang disebut Buddha atau manusia, semuanya tergantung sekejap perasaan hati manusia. Yakni, tergantung apakah sekejap perasaan hati manusia itu baik berarti sadar (berakar pokok kepada Prajna Buddha). Atau, apakah sekejap perasaan hati manusia itu buruk yang berarti sesat (sekejap perasaan hati manusia terlepas dari Prajna Buddha). Dan, tergantung dari keduanya ini terdapat perbedaan dalam gejala nyata. eee
refleksi
Kebahagiaan Dalam Dinamika Rumah Tangga I
bu rumah tangga tidak hanya berperan dalam mengurus suami dan mendidik anak. Ia juga adalah kekuatan pendorong utama yang menunjang satu keluarga. Dapat dikatakan bahwa pandangan dan kearifan dari ibu rumah tangga secara diamdiam tanpa disadari telah membimbing arah jalan hidup dari keluarga itu. Namun demikian kadang kala karena pengaruh gaya hidup masyarakat, dapat ditemui dalam masyakarat perempuan / ibu yang melangkah menuju kehidupan mewah penuh kepalsuan. Gaya hidup seperti itu membuatnya terlenda dan menyesatkan dirinya sendiri, membuat dirinya semakin terperosok dalam kesepian dan kesendirian. Setiap kita membaca majalah kewanitaan sesuatu yang selalu muncul dan terlihat para ibu-ibu pada umumnya memiliki pola kehidupan yang hampir serupa sehingga akan terasa keanehan seakan-akan para ibu itu secara serentak mengatakan, “keluarga saya
ada dua putra, ada dua putri. Rumah tangga saya sangat sederhana, suamiku jujur dan rajin bekerja, ia tidak pernah ambil cuti dari perusahanya. Ketepatanya melaksanakan tugas pekerjaan bagaikan jam di dinding yang selalu tepat. Anak-anak pun kesehatanya membaik mereka rajin dalam tugas pelajaranya dan hasil raport nya pun cukup memuaskan. Setelah mereka pergi tertinggal saya seorang diri, pekerjaan setiap hari adalah membersihkan lingkungan cuci baju sambil menyaksikan acara televise kemudian mempersiapkan minum makan. Pada sore hari bersama-sama para ibu-ibu tetangga pergi berbelanja kadang kala menyaksikan film. pada malam hari seluruh keluarga kumpul untuk makan bersama-sama. Pada hari minggu sang suami membantu menyelesaikan rumah kadang kala seluruh keluarga pergi berekreasi. Jika dikemudian hari dapat pindah pada komplek perumahan yang lebih baik dan mempunyai kendaraan pribadi maka kiranya semua permintaan telah terpenuhi�.
Udin Tirta
Sesungguhnya apa yang dimaksud dengan kehidupan bahagia itu? Memang sekarang pada umumnya kita telah mencapai keadaan kehidupan dan harapan yang setara dengan anggapan umum. Sehingga pada jaman sekarang ini pemenuhan kebutuhan spiritual manusia seolah dapat diwujudkan melalui materi. Sekarang tanah bukit dipapas menjadi rata, rawa ditimbun kemudian dibangun perumahan toko, ruko yang semuanya mempunyai bentuk wajah yang sama. Selain itu syarat kehidupan hampir sama. Oleh karena itu, kadang kala bisa salah memasuki rumah orang lain. Tetangga membeli piano, sedangkan tetangga disebrang memiliki biola apakah saya harus membeli itu atau membeli gitar? Semua ini akan menjadikan kehidupan sebagai persaingan yang tiada arti apapun. Kebahagiaan kecil yang sangat sederhana siapapun dapat mengidamkanya. Namun kebahagaiaan demikian sesungguhnya hanya merupakan bayangan Juni 2014 | Samantabadra
51
refleksi palsu saja dan sama sekali tidak akan memperoleh rasa keberisian dari jiwa. Sesunguhnya apakah kebahagiaan yang tiada kepuasan itu? Kiranya ini adalah satu kebahagiaan yang tidak ada jiwanya. Air di dalam saluran got yang macet mengandung racun dan jentik penyakit. Memang di dalam rumah tangga yang sederhana dan tentram, walau keliatanya tiada gejolak apapun, namun di situ terjadi kemacetan, kalau terlalu lama terjadi kemacetan, di situ akan timbul bibit-bibit penyakit yang bersumber dari kebosanan rutinitas dan kemalasan, yang merupakan racun penyakit dari kehidupan. Justru pada kehidupan yang “standar� demikian ini, rawan terhadap potensi konflik. Sama sekali tidak bermaksud mengagetkan, namun jika kita agak sedikit mengamati dengan seksama
52
Samantabadra | Juni 2014
kehidupan itu maka siapapun segera akan mengerti sesungguhnya dalam setiap saat dan setiap detik yang selalu berputar dan berubahubah tiada henti-hentinya itulah kehidupan. Dalam hal ini sama sekali tidak berkaitan dengan kesukaan atau hobi perorangan melainkan ini adalah wujud sesunguhnya dari kehidupan. Cara pemikiran yang berangapan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang baku, tidak berubah-rubah, ini akan membuat berbagai tragedi beraneka ragam dalam kehidupan rumah tangga. Orang yang memiliki pandangan kehidupan dari kebahagiaan yang di bakukan adalah sama seperti racun penyakit dan jentik-jentik nyamuk menular yang terdapat di dalam air yang macet tidak mengalir itu. Jika melihat masyarakat sekarang ini maka kita harus memperhatikan bahwa di
hadapan masa-masa yang akan mendatang telah mengalir suatu arus yang sangat deras dan dahsyat yang belum pernah terlihat sekarang ini. Arus ini akan semata-mata membuat orang-orang untuk mengejar kebahagiaan yang konsumtif dan materialistis. Jika sekarang kita memiliki kesadaran bahwa diri kita telah berada di dalam arus dasyat itu, maka harus berusaha untuk mengatasi dan melampaui arus deras itu. Kiranya walau berada didalam arus dasyat itu seluruh keluarga harus dengan teguh dan tenang untuk berenang maju dengan gaya bebas yang tidak terikat pada kebahagian yang baku. Kondisi tidak terikat inilah yang merupakan kehidupan dan kebahagiaan yang agung dan sesungguhnya dari orang-orang jaman sekarang ini. eee
inspirasi
Meneg PP & PA RI pada Kensyu Kartini NSI 2014
“Perempuan Maju, Negara Maju�
Juni 2014 | Samantabadra
53
inspirasi
M
enteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (PP & PA RI), Ibu Linda Amalia Sari Gumelar berkenan hadir dan memberikan pengarahan kepada umat Buddha Niciren Syosyu Indonesia pada kensyu peringatan Hari Kartini 2014 yang bertema “Mewujudkan perempuan Indonesia yang tanggap dan tangguh dalam membina keluarga.” Kehadiran beliau adalah yang ke dua kalinya, setelah tahun 2013 beliau juga hadir pada kensyu peringatan Hari Kartini NSI di Berastagi, Sumatera Utara.
Peran Perempuan dalam Kemajuan Keluarga, Masyarakat, dan Bangsa Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan kegembiraannya karena telah berkesempatan hadir dan berkumpul kembali kepada umat NSI. “Saya senang telah hadir, meski jadwal padat tapi saya merasa bahagia berada di tengah umat NSI. Keakraban yang ramah, sopan, dan santun. Tidak ada yang lain dalam pikirannya hanyalah bentuk-bentuk kedamaian, tidak ada yang lain dalam pikiran umat NSI selain untuk menjadi bagian dari bangsa ini,” tuturnya. Beliau juga berharap bahwa kegiatan positif, seperti Kensyu dapat berjalan terus dan menjadi contoh bagi institusi agama lain. Berkenaan dengan tema yang diangkat dalam Kensyu Kartini 2014, Ibu Linda menyampaikan pembekalan mengenai perempuan dan perannya dalam membangun diri, keluarga, dan bangsa. 54
Samantabadra | Juni 2014
Perempuan Sebagai Tiang Negara Menurut Menteri PP & PA RI, tema dalam Kensyu Kartini 2014 dianggap menjadi hal yang penting untuk memberikan semangat dan motivasi bagi wanita indonesia dalam mendidik dan membina anak-anaknya bersama suami dalam membangun keluarga yang sejahtera. Kalau berbicara keluarga pasti ada ibu, ayah dan anak. Seorang ibu yang merawat, menyusui anaknya harus mengetahui cara atau pendekatan yang digunakan dalam mengasuh anak, sehingga mereka memahami aspek yang baik dan buruk dalam mengasuh anak. Hal tersebut mempengaruhi tumbuh kembang anak. Wanita NSI harus tanggap dan cerdas. Ini merupakan cita-cita kartini, beliau mencoba mendobrak kebiasaan lama yang membatasi akses wanita terhadap perkembangan peradaban. Dia melihat anak perempuan yang tidak mendapat akses atau tidak
bisa menentukan sikap. Dengan cara beliau, melalui tulisan dan organisasi memperjuangkan hak perempuan. Kartini sangat visioner dan memiliki pandangan ke depan. Tidak hanya itu dia juga membuat sekolah. Kita harap kita harus bisa meneruskan cita-cita beliau. Agama mengajarkan kebaikan dan penghormatan pada perempuan, maka sesungguhnya perempuan mempunyai kedudukam yang mulia, sehingga perlu menempatkan diri pada posisi yang tepat. Wanita adalah tiang negara, tapi kalau tidak diberi akses dan kesempatan, maka negara juga akan rapuh. Oleh karena tiangnya rapuh maka poros negara akan runtuh. Menurut Linda Gumelar, wanita harus diberikan pendidikan intelektual dan emosional yang baik. “Bila perempuan lemah, maka negara akan lemah. Bila perempuan maju, maka negara maju,” tegasnya. Perempuan dalam Keluarga Sekarang banyak kasus kekerasan seksual pada anak, masalah ini menjadi koreksi dan introspeksi keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sejauh mana perhatian kita terhadap anak dan tumbuh kembang anak. Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak selain membuat undang-undang perlindungan anak, UU pornografi, dan perdagangan orang juga
Ibu Menteri ketika menyaksikan pertunjukkan kesenian yang dibawakan oleh umat NSI pada Kensyu Kartini NSI 2014.
membuat konsepsi peran Ibu dalam keluarga. Khusus untuk anak juga ada konsep kabupaten layak anak yang akan mulai disosialisasikan di tiap provinsi, kabupaten memiliki perda tentang lingkungan yang ramah anak dan kondusif bagi tumbuh kembang anak. Program ini tentunya harus didukung pula oleh setiap perempuan dalam upayanya membangun keluarga. Seringkali ibu tak memenuhi fungsi afeksi dan proteksi yang merupakan fungsi vital dalam keluarga. Peristiwa kekerasan seksual pada anak semakin meluas, korbannya tidak hanya satu. Kita sebagai perempuan harus senantiasa mencermati anak dan lingkungan sepermainannya dan pendidikannya. Dengan begitu tentunya masalah yang terjadi sekarang akan semakin berkurang dan mewujudkan kondisi yang ideal bagi perkembangan anak. “Urusan kita (sesama pemeluk agama) dengan agama tentu urusan masing masing, tetapi kalau
merupakan suatu peluang tapi juga menjadi tantangan. semoga kita tak hanya menjadi penonton. Kalau kita tak siap maka kita akan tersisih, perjuangan Kartini dan cita-citanya akan kembali tenggelam,” ujarnya. Beliau juga menambahkan, NSI adalah organisasi yang memfokuskan perhatiannya pada pendidikan perempuan. “Saya lihat perempuan NSI bagus, rajin, dan memiliki jiwa pelayanan yang baik, saya kira Perempuan dan Tantangan ini terbentuk karena sosok Indonesia Ke Depan pimpinan yang berupaya Tahun 2030 penduduk membangun kondisi ini, tentu mencapai 305 juta jiwa saja tak terlepas dari peran dengan komposisi penduduk yang didominasi oleh pemuda- keluarga,” katanya. Dasar ajaran agama Buddha akan pemudi dan lansia. Kalau bangsa Indonesia tak siap, membimbing kita semua kondisi tersebut akan menjadi dalam berperilaku dan beban negara. Maka sangat bertingkah laku. Perempuan Indonesia terutama NSI penting program-program sekarang ditujukan pada harus terus berkarya dan mereka, pembekalan semacam menularkan kebiasaan dan getaran-getaran kesadaran Kensyu adalah salah satu ke seluruh penjuru, dengan kegiatan yang mendukung program pemerintah dalam begitu segala bentuk kekhawatiran tak akan lagi mempersiapkan mental dan menjadi batu pengganjal bagi moral bangsa Indonesia. “Apalagi tahun 2015 akan ada kemajuan bangsa. (Tyo) perdagangan bebas, jadi ini urusan negara, mari kita bergandengan bersama-sama membangun bangsa. Di eraera kedepan, tantangannya akan semakin sulit, maka itu agama menjadi fondasi utama dalam membangun moralitas manusia. Bangsa kita memiliki sifat gotong royong. Melalui kegiatan Kensyu seperti ini saya harap tema ini dapat terwujud, kita yakin kita bisa,” tutur Ibu Linda.
Juni 2014 | Samantabadra
55
wawasan
Pemantapan Peran Perempuan dalam Keluarga Menuju Keluarga yang Berkualitas Dra. Sri Rahayu, M.Si Direktur Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta BKKBN disampaikan pada Kensyu Kartini NSI 2014
D
alam rangka peringatan Hari Kartini 2014, saya bersama tim dari BKKBN berkesempatan untuk memberikan sosialisasi tentang bagaimana cara kita dalam meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan di kalangan NSI, sesuai dengan tema kensyunya, yaitu mewujudkan perempuan NSI yang tanggap dan tangguh. Kuantitas penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai angka 240 juta jiwa. Bisa kita bayangkan dengan kondisi Indonesia yang seperti ini, maka kita harus berbagi dalam hal rumah, makanan, pendidikan, dan sebagainya. Hal ini perlu disikapi dengan baik oleh pemerintah dan tentunya oleh kita semua. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. Seiring berjalannya waktu, BKKBN mendapatkan tambahan tugas, yaitu dalam hal 56
Samantabadra | Juni 2014
mengendalikan jumlah penduduk. Salah satunya caranya dengan menggalakkan program keluarga berencana. Selain itu, program lain yang tak kalah penting adalah program pembangunan keluarga, baik dari sisi anak, orangtua, maupun golongan lanjut usia. Ciri pokok dari remaja sehat adalah tidak melakukan seks bebas, tidak memakai narkoba, dan tidak
terjangkit HIV AIDS. Masalah lain yang sering ditemukan pada kaum remaja adalah tingginya kasus aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan. Kita harus bisa mengupayakan agar hal ini tidak terjadi di lingkungan sekitar kita. Di samping itu, kesetaraan gender antara kaum perempuan dan lakilaki masih belum seimbang. Masih banyak pemikiran dan
perlakuan di masyarakat yang merendahkan posisi kaum perempuan, seperti ada sebagian perempuan yang tidak diperbolehkan KB dan kerjanya hanya melahirkan saja. Padahal bila terlalu sering melahirkan dengan kondisi tubuh yang tidak dijaga, bisa mengakibatkan infeksi yang kemudian akan berpengaruh terhadap meningkatnya angka kematian ibu setelah melahirkan. Pada posisi inilah Undangundang yang mengatur tentang pernikahan memegang peranan yang sangat penting. Menurut UU Pernikahan yang berlaku saat ini, seseorang sudah diperbolehkan untuk menikah di usia 18 tahun bagi pria dan usia 16 tahun bagi perempuan. Padahal saat anak berumur 16 tahun, alat reproduksinya belum sempurna dan masih bisa berkembang lagi. Oleh karena itu, disarankan seseorang untuk menikah setelah usianya mencapai angka 20 tahun. Di dalam keluarga, kaum laki-laki juga dituntut agar lebih aktif dalam menghadapi berbagai permasalahan reproduksi kaum wanita. Para lelaki harus menjadi suami yang siaga ketika istrinya sedang hamil dan melahirkan. Apabila sudah melahirkan sebanyak dua kali, maka bisa mengikuti program keluarga berencana dengan melakukan sterilisasi. Selain itu, program pembangunan keluarga juga memperhatikan keberadaan
para lanjut usia. Dimana para lansia ini terus diberdayakan supaya bisa tetap memberikan manfaat bagi orang-orang di sekelilingnya. Indonesia merupakan negara dengan jumlah pernikahan dini tertinggi di dunia. Pernikahan dini mempunyai resiko yang tinggi terhadap angka kasus perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, kemajuan media dan teknologi informasi juga perlu diperhatikan. Orangtua tidak bisa memantau sepenuhnya konten atau materi yang diakses oleh anak-anak. Belum lama ini terjadi kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak di salah satu sekolah internasional. Hal ini tentunya akan berdampak buruk, bahkan dapat menghancurkan masa depan anak tersebut. Peran orangtua dalam mendidik anak sangatlah penting. Kurangnya perhatian dari orangtua dapat membentuk karakter anak yang tidak peduli dengan lingkungan sosial, tidak ada motivasi belajar, sering tawuran, kecanduan narkoba, game, dan pornografi. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi para orangtua. Yang pertama, punya anak jangan di usia yang terlalu muda karena kondisi alat reproduksi yang masih belum sempurna. Hal ini bisa meningkatkan resiko ibu meninggal saat melahirkan. Usia pernikahan yang ideal, yaitu minimal 20 tahun
untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Yang kedua, punya anak jangan terlalu banyak karena bisa memicu kerusakan pada alat reproduksi sang ibu. Yang ketiga, usahakan agar jangan sampai ada lebih dari satu balita di rumah karena akan memecah perhatian orangtua dan hal ini bisa berpengaruh buruk bagi perkembangan anak. Yang terakhir, jangan melahirkan di usia yang terlalu tua. Bagi wanita, sebaiknya sudah berhenti melahirkan maksimal di usia 36 tahun. Kemudian juga disarankan untuk mengikuti program keluarga berencana, cukup dengan dua anak saja. Dengan begitu, kita sebagai orangtua akan lebih maksimal dalam memelihara, membiayai, dan membina anak-anak kita. Kita harus bisa memenuhi kebutuhan belajar anak dengan memberikan pendidikan yang terbaik. Menjaga anak dari pengaruh media yang buruk. Ketika anak-anak bermain laptop atau gadget, sebaiknya mereka berada di ruang terbuka supaya bisa dipantau, jangan dibiarkan sendirian di dalam kamar. Kami ingin mengajarkan tentang bagaimana cara menjadi orangtua hebat dalam mengasuh anak. Kesimpulannya, marilah kita membangun keluarga yang berkualitas guna mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. eee Juni 2014 | Samantabadra
57
cerita sutra
58
Samantabadra | Juni 2014
Keenambelas Putra Mahkota P
ada suatu masa lampau yang tak terhingga, yang dikenal sebagai 3000 Asam Kheya Kalpa Koti, ada seorang Buddha yang bernama Mahabignagnanabhibhu. Mahabignagnanabhibhu melaksanakan pertapaan untuk menjadi seorang Buddha. Duduk dengan tenangnya dan merenungkan diri secara mendalam, ia berjuang melawan serangan iblis yang muncul dari dalam jiwanya yang menghalanginya dalam mencapai kearifan yang sempurna. Karena ketekunannya yang luar biasa, para dewadewa Hukum agama Buddha di surga mempersembahkannya sebuah singgasana di bawah sebuah pohon Bodhi. Ketika Mahabignagnanabhibhu mengambil tempat duduk di atas singgasana tersebut, Dewa Brahma dan dewa-dewa Hukum agama Buddha lainnya menghujaninya dengan bunga-bunga yang tak terhitung jumlahnya, sementara hembusan angin semerbak mengusir bunga-bunga yang layu serta membawa
kesegaran. Keempat raja langit menabuh genderang dan yang lainnya mempersembahkan musik untuk memuji usaha Mahabignagnanabhibhu yang luar biasa. Diberkahi oleh sedemikian banyaknya dewa-dewa dan raja-raja langit, Mahabignagnanabhibhu tetap duduk untuk jangka waktu yang lama. Akhirnya, ia memahami Hukum Gaib dan memperoleh kearifan yang terunggul dari Sang Buddha. Sebelum ia meninggalkan keduniawian, ia telah menjadi seorang raja dan ayah dari 16 orang putra mahkota. Anakanaknya semua masih sangat muda dan selalu bermain dengan mainannya. Akan tetapi, ketika mendengar ayahandanya telah memperoleh Kesadaran Buddha, mereka membuang mainannya dan menghampiri ayahandanya. Begitu juga ibundanya, kakeknya, ratusan menteri negara dan orang-orang lain, semua bergegas ingin berjumpa dengan Sang Buddha, meskipun hanya sebentar saja dan memberikan penghormatan.
Sesampainya di hadapan Buddha, setiap orang membungkukkan dirinya setelah mengelilingi Beliau dengan penuh rasa hormat. Keenam belas putra mahkota ini mewakili seluruh hadirin dalam pesamuan tersebut, dengan takzim memohon dengan sangat kepada Sang Buddha : “Yang Mulia Buddha. Ajarkanlah kami Hukum agama Buddha sehingga kami dapat memperoleh kedamaian jiwa serta diberkahi dengan karunia yang tak terhingga�. Dewa-dewa Hukum agama Buddha dari belahan timur alam semesta sedang memperhatikan semuanya ini di bawah suatu sinar gemerlapan yang indah sekali. Mereka segera turun untuk turut serta dengan umat. Mereka membungkukkan diri, berpaling dan mempersembahkan tumpukkan bunga-bunga bersama dengan istana yang bagaikan surga. Kemudian mereka menanyakan hal yang sama kepada Sang Buddha. Selanjutnya, dewadewa dari setiap penjuru alam semesta turun satu persatu dan menanyakan hal yang serupa. Pada Juni 2014 | Samantabadra
59
akhirnya Sang Buddha menjawab permintaan mereka dan menjelaskan ajaran-ajaran tersebut yang hanya dipahami oleh para Buddha. Keenambelas pangeran ini terkesan dan bertekad untuk melaksanakan pertapaan Hukum agama Buddha. Untuk suatu jangka waktu yang lama, dikarenakan suatu jerih payah serta kearifannya, mereka semuanya telah maju dalam pelajaran dan pertapaan Hukum agama Buddha. Suatu hari mereka bertanya kepada Sang Buddha : “Sebegitu jauh kami telah mengetahui dan melaksanakan berbagai ajaran, kini kami mohon Sang Buddha dapat mempercayakan ajaran yang tertinggi dan kearifan Sang Buddha yang sempurna kepada kami. Kami akan berusaha sekuat tenaga menguasai ajaran tersebut sekaligus menyelamatkan umat�. Menjawab pertanyaan ini, Buddha Mahabignagnanabhibhu akhirnya membabarkan Saddharmapundarikasutra, ajaran yang tertinggi, selama jangka waktu yang panjang. Setelah pengungkapan ini, Sang Buddha memasuki suatu ruangan kecil untuk beristirahat. Sebaliknya, para Bhiksu muda kegirangan membubarkan dirinya keberbagai jurusan 60
Samantabadra | Juni 2014
untuk menyebarluaskan Saddharmapundarika-sutra di antara umat manusia. Akan tetapi, banyak orang yang tidak percaya ajaran tersebut dan bahkan memfitnah para Bhiksu muda. Ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan semacam ini, Buddha Mahabignagnanabhibhu mempersingkat masa istirahatnya dan tampil di hadapan orang-orang. Beliau berkata : “Dengarlah, semuanya! Keenambelas Boddhisattva ini unggul dalam kearifannya dan telah lama menjalankan pertapaan agama Buddha semenjak kehidupan mereka di masa lampau dengan berbakti kepada banyak Buddha. kalian harus menghormati serta memuji mereka seperti para Buddha. Bagi mereka yang memfitnah pasti akan menyesal ke kemudian hari. Karena Anda tidak dapat mencapai kesadaran tanpa percaya pada Saddharmapundarikasutra, yang merupakan ajaran Sang Buddha yang tertinggi�. Demikianlah keenambelas putra mahkota mulai mengkhotbahkan Sutra atas nama Sang Buddha Mahabignagnanabhibhu. Mereka dilahirkan di negeri-negeri yang berbeda di seluruh alam semesta
dan menjadi Buddha di negerinya masing-masing, serta menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra. Orang-orang yang diasuh oleh putra mahkotaputra mahkota ini telah dilahirkan bersama mereka kembali dan memeluk Saddharmapundarikasutra. Keseluruhan cerita ini muncul dalam Bab ke 7 Saddharmapundarikasutra, di mana Buddha Sakyamuni menerangkan ke-16 putra mahkota Mahabignagnanabhibhu adalah masa lampau Beliau sendiri. eee
wawasan
Vesak Day
The Government of the Republic of Indonesia has declared Vesak as a public holiday since 1983. At the same time, Hindus have got their Seclusion Day as a public holiday since 1983, as well. These two public holidays were bonuses to the minority groups of Buddhists and Hindus. This government policy has proven the fairness policy among all religions in the Indonesia society. Most public holidays have been given to Moslems while the rest goes to Christians / Catholics. This Vesak celebration to Nichiren Buddhists is
Kyanne Virya
different from other sects in terms of the appreciation events. What have been done to keep Vesak as a public holiday? What are the rituals? So many things have been done. In general, once a year, on the D-day, Buddhists stand by at Borobudur and Mendut Temples to commemorate the moment of Vesak. The other one is the national cultural event, so called Dharmasanti Vesak, to be held usually in Jakarta, showing Buddhists’ cultural performances.
Vesak in General Vesak is an annual public holiday observed traditionally by practicing Buddhists in South Asian and South East Asian countries like Nepal, Singapore, Vietnam, Thailand, Cambodia, Malaysia, Sri Lanka, Myanmar, Indonesia, Pakistan and India. Sometimes informally called “Buddha’s birthday”, it actually encompasses the birth, enlightenment Nirvana, and passing (Parinirvana) of Gautama Buddha. Vesak is celebrated by Buddhists around the world, and in different manners all Juni 2014 | Samantabadra
61
wawasan over the world. Though some countries occasionally use different date for this festival, many would fall on the same day. The exact date of Vesak Day varies according to the various lunar calendars used in different countries and traditions. In Theravada countries following the Buddhist calendar, it falls on the full moon Uposatha day (typically the 5th or 6th lunar month). Vesak Day in China, Hong Kong and Macau is on the eighth of the fourth month in the Chinese lunar calendar. Thus the date varies from year to year, but as general consensus in many countries, falls on the full-month day in May. The decision to agree to celebrate the Vesak as the Buddha’s birthday was formalized at the first Conference of the World Fellowship of Buddhists held in Sri Lanka in 1950, although festivals at this time in the Buddhist world are a centuries-old tradition. The Resolution that was adopted at the World Conference reads as follows: That this Conference of the World Fellowship of Buddhists, while recording its appreciation of the gracious act of His Majesty, the Maharaja of Nepal in making the full-moon day of Vesak a Public Holiday in Nepal, earnestly requests 62
Samantabadra | Juni 2014
the Heads of Governments of all countries in which large or small number of Buddhists are to be found, to take steps to make the full-moon day in the month of May a Public Holiday in honour of the Buddha, who is universally acclaimed as one of the greatest benefactors of Humanity. Vesak Day is often referred to with other names in each country. Official names of Vesak Day are Vesākha, Vesak, Wesak, Waisak, Visakah Puja, Vaishaka, Buddha Purnima, Visakha Bucha, Saga Dawa, 佛誕 (fó dàn), Fāt Dàahn, and Wèi Sāi Jié. In Mahayana Buddhist traditions, the holiday is known by its Sanskrit name, vaiśākha, and derived variants of it. Vesākha is known as Vesak or Wesak in the Sinhalese language. It is also known as: * বুদ্ধ পূর্ণিমা Buddha Purnima or বুদ্ধ জয়ন্তী Buddha Jayanti in India, Bangladesh and Nepal * 花祭 (Hanamatsuri) in Japan, * 석가 탄신일 Seokka Tanshin-il (Hanja: 釋迦誕身 日) in Korean (Korea), * 佛誕 (Mandarin: Fódàn, Cantonese: Fāt Dàahn) in Chinese-speaking communities in China, Singapore, Taiwan. * Phật Đản in Vietnamese (Vietnam), * Saga Dawa (sa ga zla ba) in Tibetan (Tibet),
* (Kasone la-pyae Boda nei), lit. “Full Moon Day of Kason,” the second month of the traditional Burmese calendar (Burma) * Visak Bochéa in Khmer (Cambodia), * Vixakha Bouxa in Laotian (Laos) * Visakah Puja, Vesakha Puja, or Visakha Bucha in Thai (Thailand), * Waisak in Indonesia, * Vesak / Wesak in Sri Lanka and Malaysia. A major festival in the Buddhist Calendar, Waisak day celebrates the birth, enlightenment and death of Buddha Siddharta Gautama. Borobudur is a central meeting point for Buddhists from all over Indonesia, and around the world on this auspicious day held every year, on a full moon in either April or May each year. Each year one of a series of Buddhist organisations take the lead in the festivities, which include a procession from Mendut temple through to Pawon temple and then Borobudur. Depending on the organiser of the year, the emphasis is slightly different, but it is always colourful and filled with festivity. The thousands of Buddhists sit and join together in repeating mantras, is a powerful and humbling experience. Then
a meditation begins, with a complete silence. Intense. Rituals of national Waisak (Vesak) celebration in Indonesia usually observe following ceremonies: 1. Taking blessed water from the spring of Jumprit in Temanggung County and torch ignition with the eternal flame of Mrapen, Grobogan County. 2. “Pindatapa” ritual, a ritual of giving food to the monks by the congregation to remind that the monks had devoted his life without livelihoods. 3. Meditation on the peak of the full moon. Determination of the full moon is based on the calculation of astronomy, so that the peak of the full moon can also occur during the daytime. Besides the three main ceremonies, other Waisak ceremonies that were also conducted are pradaksina, parades, and art events.
Vesak in NSI In NSI, the first Chairman, Pak Senosoenoto, announced that Vesak Day was Gratitude
Day for NSI members. He referred to this quotation from a gosho: The old fox never forgets the hillock where he was born; the white turtle repaid the kindness he had received from Mao Pao. If even lowly creatures know enough to do this, then how much more should human beings! Thus Yü Jang, a worthy man of old, fell on his sword in order to repay the debt he owed his lord Chih Po, and the minister Hung Yen for similar reasons cut open his stomach and inserted the liver of his dead lord, Duke Yi of Wei. What can we say, then, of persons who are devoting themselves to Buddhism? Surely they should not forget the debts of gratitude they owe to their parents, their teachers, and their country. (On Repaying Debts of Gratitude) I still remember that in the 1st year of public holiday, NSI made hundreds of banners to be put on all over Indonesia just to show our Buddhists’ gratitude and existence to the public.
The main theme was that Buddhists’ being grateful to this holiday facility. It has shown Pak Soeharto’s (our 2nd president) concern on Buddhist communities growth and development for the sake of our beloved country, Indonesia. The youth around Jabotabek worked hand in hand to write and color the letters on those banners. It was really an effort! Not to mention those nights when they went around the city to install them in the strategic spots to pronounce our gratitude to the country. People started to being aware of Buddhism existence in Indonesia as of 1983. Nowadays, NSI keeps commemorating it in the form of Dokyo Shodai while reminding the members of doing good things, i.e. good karma, for the sake of people and nation’s welfare and progress. Meanwhile, we continues supporting the national events by participating and sending our members to Borobudur temple and the Dharmasanti. eee
Juni 2014 | Samantabadra
63
kesehatan
Slow Food A
nda pasti pernah makan makanan cepat saji atau yang lebih dikenal dengan fast food. Fast food bagi sebagian orang adalah menu favorit karena selain rasanya yang enak, penyajian yang simpel dan mudah juga menjadi pemilihan. Namun, fast food juga mengandung hal berbahaya yang perlu kita hindari sehingga diperlukan upaya untuk melawan efek buruk dari makanan cepat saji yaitu gerakan slow food. Slow food berarti makanan lambat saji. Slow food juga
64
Samantabadra | Juni 2014
berarti makanan dengan penyajian yang alami dari awal dibuat hingga ke tangan konsumen. Slow food mulai dipublikasikan pada tahun 1989 untuk melawan makanan cepat saji dan gaya hidup serba instan, menghilangnya makanan tradisi lokal dan ketidakpedulian masyarakat terhadap apa yang mereka makan, dari mana asal makanannya, bagaimana rasanya, dan bagaimana pengaruh dari makanan yang kita makan terhadap
lingkungan sekitarnya. Konsep dari makanan ini didasari oleh tiga prinsip yang saling bertalian, yaitu: baik, makanan yang baik, segar dan bercita rasa tinggi serta mengikuti musimnya; bersih, diproduksi selaras dengan alam dan lingkungan, serta kesehatan manusia; dan adil, harga wajar dan terjangkau untuk konsumen dan produsen. Poin menarik dari konsep adil di sini juga berlaku pada hewan yang dimakan. Untuk memproduksi daging ayam secara besar diperlukan perternakan ayam. Bayangkan, ayamayam itu hidup berdesak-desakan dalam kandang yang sangat sempit, tak bisa bergerak, disuntuk hormon penggemuk dan estrogen perangsang telur serta antibiotik. Berbeda halnya dengan ayam kampung. Kalau ayam kampung hidupnya bebas,
bisa kelayapan ke mana-mana. Makanannya juga alami. Paling tidak mereka lebih bahagia daripada ayam ternak. Karena itu, dalam slow food ada istilah happy animal. Slow food juga berlaku untuk tanaman. Semua makanan slow food adalah organik bebas dari pestisida. Misalnya, sangat banyak tanaman berkhasiat tinggi yang sudah jarang dikenal orang. Misalnya, kelor. penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kandungan protein kelor lebih tinggi dari daging, kalsiumnya lebih tinggi dari susu, vitamin A-nya lebih tinggi dari wortel, vitamin C-nya lebih tinggi dari jeruk, potasiumnya lebih tinggi dari pisang, dan zat besinya lebih tinggi dari bayam. Semangat dari gerakan ini adalah untuk menyelamatkan warisan budaya makan yang asli di seluruh dunia. Jangan sampai tradisi makan dan makanan tradisional di dunia musnah tergerus kepopuleran fast food. Jika dilakukan secara konsisten, dalam jangka panjang, Slow food bahkan berpotensi memberi dampak langsung terhadap keselamatan lingkungan. Slow food juga mengajak kita untuk memaknai hidup, merasakan prosesnya. Makan dengan lambat dapat membantu proses pencernaan dan penyerapan nutrisinya. Selaras dengan ritme alamiah tubuh. Kegiatan memasak ala ibu yang tidak terburu-buru
dan dihayati juga bagian dari rekreasi dan rileksasi. Gerakan Slow food memiliki impian bahwa suatu saat tanaman dan ternak konsumsi akan diproduksi secara alamiah, tidak terburu-buru dan dalam jumlah besar demi pasar. Pestisida, hormon, antiobiotik, dan obat-obatan sintetis pun disingkirkan. Dengan sendirinya, keseimbangan alam akan terjaga, karena makhluk yang hidup di sekitar ekosistem pertanian tidak terbunuh. Slow food menempatkan kebersamaan dalam menikmati makanan. Berikut ini cara makan sehat menurut anjuran gerakan Slow Food: 1. Utamakan bahan makanan segar. Dapatkan makanan segar langsung dari petani atau berbelanja di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan jalur distribusi terpendek makanan segar. Yang diperlukan tubuh kita adalah makanan segar yang baru dipanen atau belum lama dipanen. Sayuran kemarin tidak akan dijual di pasar tradisional, karena tak ada lemari pendingin untuk menyimpan sayuran agar tetap segar. Di supermarket, sangat besar kemungkinan sayuran segar yang Anda beli sudah dipanen beberapa hari atau bahkan seminggu sebelumnya, sehingga kandungan nutrisi dan energinya telah banyak menyusut. Begitu pula daging dan ikan segar, belilah di
pasar tradisional. Namun, tetap harus teliti dan waspada terhadap formalin dan zat pewarna makanan. 2. Ganti bumbu instan dan MSG dengan bahanbahan seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombai, daun bawang, seledri, jahe, merica, dan minyak wijen. 3. Sediakan bumbu instan segar dan alami. Caranya bekukan ulekan bumbu dalam ice tray atau kantong plastik, sehingga Anda tinggal menggunakannya sesuai keperluan, tanpa repot harus mengupas dan mengulek dulu. Jadi, tak perlu menggunakan bumbu instan kemasan. (Martinus)
Sumber: http://amugadalink.wordpress. com/2012/12/25/helianti-hilmanpelopor-gerakan-slow-food-indonesia/ http://www.lizaherbal.com/main/ content/view/288/1/
Juni 2014 | Samantabadra
65
kesehatan
Apa yang Perlu Kita Ketahui Tentang MERS Q: Apa itu MERS? A: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit virus yang menyerang saluran pernafasan yang disebabkan oleh corona virus. Virus ini pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada tahun 2012 dan sejauh ini sudah menginfeksi 495 orang di 12 negara dan lebih dari 100 orang meninggal dunia.
Q: Apakah penyakit ini sama dengan SARS ? A: Tidak . Penyakit ini berbeda dengan SARS yang berjangkit di tahun 2003.
Q: Apa gejala dari orang yang menderita MERS? A: Gejala umum adalah demam, batuk dan sesak nafas. Beberapa orang juga menunjukkan gejala penyakit pencernaan, seperti diare dan sakit 66
Samantabadra | Juni 2014
perut. Kondisi serius seperti gangguan pembekuan darah, gagal ginjal dan perikarditis (radang kandung jantung) juga dikaitkan dengan virus baru ini. 30% diantaranya meninggal dunia
Q: Apakah penyakti ini menular dari orang ke orang ? A: Ya penyakit ini dapat menular jika terdapat kontak yang dekat (misalnya: tinggal serumah ) namun demikian tidak mudah menular jika di area publik seperti mall dll Q: Dari mana sumber virus ini berasal ? A: Belum diketahui pasti dan masih dalam penelitian . Namun virus ini ditemukan di binatang Unta di Qatar , Mesir dan Arab Saudi dan binatang kelelawar di Arab Saudi
Q: Apakah saya beresiko mendapatkan penyakit ini ? A: Anda tidak beresiko jika anda tidak mempunyai kontak dekat dengan penderita atau orang yang diduga menderita MERS . Q : Bagaimana jika saya baru berpergian dari Timur Tengah ( Arab Saudi, Bahrain, Iran, Irak, Israel, Jordan, Kuwait, Libanon, Pales-
tina, Oman, Qatar, Siria, Uni Emirat Arab , dan Yaman ) dan kemudian menderita sakit ? A: Jika anda menderita demam dan gangguan pernafasan seperti batuk dan sesak nafas dalam 14 hari sesudah berpergian dari negara tersebut maka Anda sebaiknya menhubungi dokter Anda. Q: Bagaimana cara saya melindungi diri ? A: Sering cuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik atau gunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol. Gunakan tissue untuk menutupi mulut dan hidung jika Anda batuk atau bersin dan segera buang tissue ke tong sampah. Hindari menyentuh mata, hidung atau mulut dengan menggunakan tangan yang tidak bersih. Hindari kontak dekat , seperti mencium , salam pipi , berbagi gelas atau alat makan dengan orang sakit. Sering membersihkan alat alat yang sering disentuh misal gagang pintu , tombol lift, dll. Q: Apakah ada vaksin untuk penyakit ini A: Sementara ini tidak ada vaksin khusus untuk penyakit ini .
Q: Apakah ada pengobatan khusus ? A: Tidak ada obat khusus untuk penyakit ini. Obat-obatan hanya diberikan suportif dan mengurangi gejala saja . Q: Apakah ada pemeriksaan lab untuk penyakit ini? A:Â Ya. Laboratorium Kementerian Kesehatan Jakarta bisa melakukan pemeriksaan untuk penyakit ini namun tentunya berdasarkan rujukan dari dokter pemeriksa. (Yaya) Disarikan dari berbagai sumber www. dna berita.com www.wikipedia.com www.themalaymailonline.com
Juni 2014 | Samantabadra
67
resep
Salad Bangkok
Oleh : Ibu Oking D, Bogor
Bahan : Buah Nanas Melon Mentimun Pepaya muda (mengkel) Apel Anggur Daun lotus / kol / selada (banyaknya buah dapat ditentukan sesuai selera)
Bahan Saus : 100 gram selai kacang halus 50 gram saus tomat 30 gram sambal botol 100 gram mayonaise 30 gram mustard 2 sdt garam 2 sdm susu kental 5 sdm air jeruk lemon
Cara Membuat : 1. Semua bahan buah dan daun dicuci bersih, lalu tiriskan. 2. Potong bahan-bahan menjadi kecil-kecil, sesuai selera. Buah anggur boleh tidak dipotong. 3. Campur semua bahan saus menjadi satu, lalu aduk rata. 4. Tuangkan saus yang telah dicampur ke atas buah dan daun yang telah disiangi. 5. Siap disajikan.
68
Samantabadra | Juni 2014
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan Juni 2014 TGL
HARI 1 Minggu 2 Senin 3 Selasa 4 Rabu 5 Kamis 6 Jumat 7 Sabtu 8 Minggu
9 Senin 10 Selasa 11 Rabu
12 Kamis 13 Jumat 14 Sabtu 15 Minggu 16 Senin 17 Selasa 18 Rabu 19 Kamis 20 Jumat 21 Sabtu 22 Minggu 23 Senin 24 Selasa 25 Rabu
26 Kamis 27 Jumat 28 Sabtu 29 Minggu 30 Senin 1 Selasa 2 Rabu
JAM
KEGIATAN
19:00 Ceramah Gosyo 10:00 10;00 10:00 14:00 19:00 14:00 19:00 19:00
Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak‐anak Daimoku Bersama Rapat Koordinator Lansia Pelajaran Pimpinan Daerah & Cabang Pertemuan Wanita Umum Pertemuan Ibu/Wanita Karier Pertemuan Pria Umum
19:00 Pertemuan Cabang
10:00 Pertemuan Anak‐Anak Daerah / Kelompok 19:00 Pelajaran Pimpinan Anak Cabang / Ranting
14:00 Pertemuan Wanita Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Pria Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Koord. Generasi Muda Jabotabekcul
19:00 19:00 10:00 14:00 19:00
Pertemuan Anak Cabang / Ranting Pertemuan PK‐2 Pertemuan Generasi Muda Daerah/Kelompok Pertemuan Lansia Umum Pertemuan 4 ( empat ) Bagian
TEMPAT
Daerah Masing²
V. Sadaparibhuta lantai 2 Gd. STAB lantai 1 V. Sadaparibhuta V. Sadaparibhuta lantai 1 V. Sadaparibhuta lantai 2 V. Sadaparibhuta lantai 2 V. Sadaparibhuta lantai 2 Gd. STAB lantai 1
Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat Pusat
Daerah Masing² V. Sadaparibhuta lantai 2
Pusat
Daerah Masing²
Daerah Masing² Daerah Masing² RRBP
Daerah Masing²
Daerah Masing² V. Vimalakirti Muncul Daerah Masing²
14:00 Pendalaman Gosyo Untuk Dharmaduta 19:00 Musyawarah DPW & DPD
RRBP
19:00 Pendalaman Gosyo Penceramah 19:00 Pendalaman Gosyo Koord. GM Jabotabekcul
V. Sadaparibhuta lantai 2 V. Sadaparibhuta lantai 2
19:00 Musyawarah DPD Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum 14:00 Pendalaman Gosyo
KET
Daerah Masing² MV. Saddharma (MyohoJi) MV. Saddharma (MyohoJi) V. Sadaparibhuta lantai 2
Pusat
Pusat Pusat
Pusat Pusat
Juni 2014 | Samantabadra
69
Vihara & Cetya
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Mayor H.M. Rasjad Nawawi (Jl.Lingkaran 2 Dempo) Blok F 20 No. 564 RT. 08 / 02 Kec. Ilir Timur Kota Palembang Telp. (0711) 357541 PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
70
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Vihara Vimalakirti Muncul Diresmikan 3 Mei 1986 Dipugar 28 okt 2007 Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Vihara Vimalakirti Cisauk Depan SMU 1 Serpong Desa Setu (Muncul) – Kec. Cisauk Kabupaten Tangerang Telp. (021) 75872730 Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Rajawali Jl. Ampera IV No. 12 RT 005/RW 09 Jakarta Utara Telp. (021) 64710728, 6401168 Cetya Tanjung Priok Jl. Deli No. 31, Tanjung Priok – Jakarta Utara Telp. (021) 4356309 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034
Samantabadra | Juni 2014
Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 4 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821 Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Jl. Merdeka, No. 57 RT 05/03 Kel. / Kec. Lemah Wungkuk Kabupaten Cirebon Telp. (0231) 202793 PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo
Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201 Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Ponorogo Jl. Ontorejo 93 Kabupaten Ponorogo Telp. (0352) 681241
Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen
Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan
Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang
Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan
Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali
Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep
Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo
PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510