Samantabadra SAMANTABADRA |OKTOBER 2014 | NOMOR. 249
gosyo kensyu SURAT PERIHAL DELAPAN ANGIN liputan KESEPAKATAN BERSAMA MAJELIS-MAJELIS AGAMA TENTANG PERKAWINAN
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
Oktober
2 0 1 4
10 # 249
RANGKAIAN KEGIATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI JADI KE-50 TAHUN PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA 1. Donor Darah (1.000 umat) pada hari Minggu, 12 Oktober 2014, di Balai Pusat NSI, Jalan Minangkabau, No. 23 – 25 Jakarta Selatan, dimulai pada pukul 09:00 WIB.
2. Gerak Jalan Kerukunan (5.000 umat bersama Menteri Agama RI dan tokoh/umat lintas agama) pada hari Minggu, 19 Oktober 2014, berkumpul di Monumen Nasional pukul 05:30 WIB. Rute yang dilalui Monumen Nasional – Bundaran HI – Monumen Nasional. 3. Kensyu Gosyo Umum pada hari Jumat-Sabtu-Minggu / 24-2526 Oktober 2014, di Mahavihara Saddharma NSI (Myoho-ji). 4. Syukuran – Pagelaran Kesenian 50 Tahun NSI pada hari Minggu, 26 Oktober 2014 di Hall D-2, JI Expo – Kemayoran Jakarta.
Pagelaran Malam Kebudayaan NSI, 1980
E
s terbuat dari air, tetapi lebih dingin daripada air. Pewarna biru dihasilkan dari nila, tetapi apabila sesuatu berulang kali dice!upkan di dalamnya,
akan menjadi lebih biru daripada tanaman nila itu sendiri. Sama dengan Saddharmapundarika-sutra; semakin Anda memperkuat keyakinan, Anda akan mendapat kebajikan lebih daripada orang lain. (Surat Perihal Badan Ringan-Hukum Berat)
Samantabadra Samantabadra SAMANTABADRA |OKTOBER 2014 | NOMOR. 249
daftar isi SAMBUTAN KU DALAM RANGKA HUT NSI-50
gosyo kensyu SURAT PERIHAL DELAPAN ANGIN liputan KESEPAKATAN BERSAMA MAJELIS-MAJELIS AGAMA TENTANG PERKAWINAN
2
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
CERAMAH GOSYO Ketua Umum NSI Ketua Dharma NSI Dharma Duta
6 10 17
LIPUTAN Musyawarah Majelis Lintas Agama tentang Perkawinan 20 Semangat Hati Kepercayaan Umat NSI Rahtawu 21 Peringatan HUT RI-69 Umat NSI Tangerang 22 MATERI AJARAN Gosyo Kensyu Surat Perihal Delapan Angin 23 Gosyo Cabang Surat Balasan Kepada 37 Nicigon Ama Goze Forum Diskusi 42 Manusia dan Hukum
Untuk saran, masukkan, dan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di : Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
Oktober
2 0 1 4
10 # 249
SYIN GYO GAKU Ketekadan Hati Hari Ini
REFLEKSI Terhormat dengan Konsisten Belajar Dharma Optimisme Perilaku Konsumtif The 1928 Youth Pledge WAWASAN Penjelasan Ilmiah tentang Hantu
Halaman Muka
L
ogo peringatan hari jadi NSI yang ke-50 tahun. Tepatnya tanggal 28 Oktober tahun 2014, NSI genap berusia 50 tahun. Kiranya dalam momen ini pengurus dan umat NSI dapat semakin menghayati tugas kehadiran sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi yang berjalan di atas jalan Dharma yang sesungguhnya.
47
52 53 55 61
20
57
KESEHATAN Bahaya Duduk Terlalu Lama 66 CERITA RAKYAT Datu Kalaka
Oktober 2014
21
67
RESEP Choi Pan
70
BERITA DUKA CITA
69
JADWAL KEGIATAN
71
VIHARA DAN CETYA NSI
72
PENERBIT Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) PELINDUNG Dewan Pimpinan Pusat NSI PENASEHAT Suhadi Sendjaja PENANGGUNG JAWAB Sumitra Mulyadi PEMIMPIN REDAKSI Minto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Samanta KONTRIBUTOR Silviani, Kyanne Virya, Wantie, Febriandy Chandra, Trevani
22
55
STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999
Oktober 2014 | Samantabadra
1
sambutan
SAMBUTAN KETUA UMUM PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA DALAM RANGKA PERINGATAN HARI JADI NSI KE-50 TAHUN Nammyohorengekyo, Umat NSI yang saya banggakan,
Tanggal 28 Oktober 2014, NSI telah genap berdiri 50 tahun di bumi pertiwi, Indonesia. Setengah abad NSI menjadi rumah yang kokoh bagi para umat Buddha NSI dalam menghayati dharma Buddha Niciren Daisyonin; menjadi pohon yang rimbun dan teduh bagi para Bodhisattva yang muncul dari bumi dalam upayanya memahami hakikat hati kepercayaan yang murni dan tulus, yang diwujudkan dalam doa pelaksanaan.
Dalam perjalanan waktunya sebagai lembaga keagamaan, NSI dihadapkan pada berbagai tantangan internal maupun eksternal. Tantangan-tantangan tersebut dimaknai NSI sebagai jodoh untuk terus meningkatkan kualitas pemahaman dharma secara realistis, sekaligus sebagai jodoh untuk membuktikan keagungan dari Hukum Nammyohorengekyo. Potensi yang dimiliki NSI sebagai wadah keagamaan Buddha begitu besar dan nyata. Di era 80-an, NSI melakukan gerakan-gerakan masif humanis yang bersifat nasionalis dalam skala lokal maupun nasional. NSI menjadi pelopor gerakan berbasis Buddhis dalam kebersihan di taman makam pahlawan, donor darah, donor mata, pawai HUT Kemerdekaan RI, aktif dalam kegiatan Jambore Pramuka, pelestarian seni-budaya daerah, dan lain sebagainya. Sejarah menorehkan nama NSI sebagai lembaga keagamaan Buddha yang memberikan kepedulian nyata terhadap perkembangan bangsa Indonesia sekaligus menjalankan tugas kelahiran sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi. NSI ibarat pohon yang tumbuh semakin tinggi, angin yang menerpanya pun semakin kencang. Oknum-oknum yang tidak memahami hakikat dari dharma menempuh upaya-upaya yang sesungguhnya membawa kerugian bagi dharma, dirinya maupun orang lain. Kesombongan, keserakahan, kemarahan, kebodohan, dijadikan guru hati. Mata hati yang diselubungi oleh kabut kesesatan, membuat mereka sulit melihat keagungan Hukum Nammyohorengekyo; enggan berjalan di atas Hukum tersebut. Hati kepercayaan kepada Gohonzon hanya sebatas formalitas. Pembenaran akal terhadap hal yang sesungguhnya keliru pun kerap menjadi perisai rapuh untuk melindungi ego diri. Lupa sekaligus tidak dapat melihat, bahwa kebenaran dan bukti nyata kekuatan Nammyohorengekyo tak terjangkau kepintaran akal pikiran manusia yang tersesat. Kesadaran Buddha yang dimunculkan oleh orang-orang yang 2
Samantabadra | Oktober 2014
berkeyakinan tulus pada Nammyohongekyo, memanggil perlindungan alam semesta dan segenap jodoh baik agar para pelaksana Saddharmapundarika-sutra dapat terus lestari dan menyebarluaskan Hukum Agung Nammyohorengekyo. Eksistensi NSI hingga detik ini, adalah sebuah bukti nyata dari kekuatan Nammyohorengekyo dari para umat serta pengurus NSI yang menjalankan ajaran Buddha Niciren dengan konsisten, tulus dan sungguh hati.
Kenyataan bahwa masing-masing dari kita hingga kini berada di NSI tentu bukanlah sebuah kebetulan. Mata hati kita terbuka untuk melihat bahwa NSI lah yang secara konsisten mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dari ajaran Buddha Niciren. Para pengurus dan pembabar dharma di NSI senantiasa diarahkan agar membabarkan dharma dengan dasar hati yang percaya, tiada kompromi, apalagi maksud untuk menyelipkan kepentingan pribadi di dalam muatan pembabaran dharma. Hakikat dari penyebarluasan dharma (syakubuku) adalah pembuktian keagungan Gohonzon melalui sikap hidup diri sendiri agar orang lain dapat merasakan manfaat yang serupa dengan bukti nyata yang kita rasakan. Syakubuku bukanlah upaya untuk menjadikan umat atau orang awam sebagai komoditas. Manusia bebas menentukan jalan hidupnya, termasuk dalam memilih wadah agama. Yang terpenting, bagaimana agar kita dapat menentukan pilihan yang bijaksana, yang benar-benar dapat memberi nilai kebaikan di dalam hidup kita dan lingkungan sekitar kita. Buddha Niciren menjelaskan dalam salah satu gosyonya, bahwa jumlah pelaksana Saddharmapundarika-sutra di dunia saha ibarat butir-butir pasir sungai Gangga yang menempel di atas kuku. Sangat sedikit dibandingkan jumlah pasir di sepanjang sungai Gangga. Bodhisattva yang muncul dari bumi adalah orang-orang masa akhir dharma istimewa yang telah berprasetya di masa lampau dan berjodoh kembali dengan Gohonzon di masa kini. Seluruh umat manusia pada dasarnya memiliki potensi untuk mengembangkan kebuddhaan mereka, namun hanya manusia yang memiliki tugas kejiwaan sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi yang mampu menyadari tugas jiwa dan menjalankan dharma atas kesadaran sendiri. Dengan memahami hal ini, tentunya kita tidak akan terjebak dalam polemik komodifikasi anggota yang berkembang di masyarakat. Umat NSI yang saya hormati,
Dalam kesempatan yang sangat baik ini, saya sebagai Ketua Umum NSI, ingin mengajak seluruh umat NSI, para Bodhisattva yang muncul dari bumi, untuk berjalan di atas jalan dharma sesungguhnya, menuju Indonesia jaya. Dharma yang diwariskan oleh Buddha Niciren Daisyonin dan tidak lekang. Bimbingan-Nya pun jelas tertuang dalam gosyo. Saya memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan dharma tersebut kepada umat secara murni dan apa adanya. Karena dengan cara tersebut Oktober 2014 | Samantabadra
3
sambutan lah, hubungan hati kepercayaan antara Buddha Niciren, Gohonzon, dan kita dapat mengalir. Dharma ini pun dapat memancarkan kemanfaatannya secara penuh terhadap umat manusia. Dengan diwujudkannya Gohonzon dari Sandaihiho dan Hukum Agung Nammyohorengekyo, Buddha Niciren mewariskan pusaka yang amat berharga, sebagai jodoh terbaik untuk memunculkan kebuddhaan di dalam perjalanan hidup kita. Hal ini memerlukan daya upaya berupa kesungguhan dan ketulusan hati kepercayaan. Umat Buddha NSI adalah umat Buddha Indonesia. Dharma Buddha bersifat universal, terlepas dari asal mula perkembangannya dari segi historis. Buddha Niciren memberi teladan di dalam ajaran-Nya, bahwa kita haruslah menjadi mata, tiang, dan bahtera bagi bangsa kita. Dengan dasar ajaran tersebut, umat NSI menyadari identitasnya sebagai bangsa Indonesia yang dengan dasar dharma Buddha, bertekad untuk membangun diri dan bangsa menuju kejayaan. Kejayaan di sini adalah sebuah perwujudan kebaikan dari berbagai aspek kehidupan, yang memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi semua pihak; diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Kejayaan juga berarti mampu membebaskan diri dari kesesatan pokok jiwa, memiliki pikiran yang kuat, suci, dan tenang. Karakteristik jiwa atau pikiran seperti ini adalah kebuddhaan. Hal tersebut hanya mampu diwujudkan dengan syinjin (hati kepercayaan) yang tulus dan tidak tergoyahkan kepada Gohonzon. Pelaksanaan pertapaan gongyo-daimoku yang konsisten dan sungguh hati, menjalankan aktivitas di susunan NSI secara baik, dan mempraktikkan sikap hidup yang baik dalam kehidupan sehari-hari, adalah kunci untuk memunculkan kebuddhaan dari waktu ke waktu. Ketika kita mampu membangun diri kita sendiri berlandaskan Buddha dharma, maka kita akan mampu mewujudkan balas budi kepada orang tua, bangsa dan negara, melalui sikap hidup dan karya nyata positif. Umat NSI yang saya cintai,
Makin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerpa. Segala tantangan yang dihadapi NSI semakin membuktikan bahwa NSI adalah wadah yang tumbuh semakin besar, memberikan kesempatan kepada umatnya untuk melatih diri agar menjadi manusia-manusia yang unggul di tengah masyarakat, sehingga mampu memberdayakan dirinya sendiri untuk kebaikan lingkungannya. Lima puluh tahun adalah bagian dari rangkaian perjalanan waktu dari ketiga masa; sekarang, lampau, dan akan datang. Perjalanan waktu ini hendaknya dapat kita maknai bahwa titik berat kehidupan ada pada masa “sekarang�. Yang lampau tidak akan kembali, yang akan datang belum lah tiba. sekarang lah saatnya kita giat, dan semakin giat melaksanakan syinjin. Karunia kebajikan dari Gohonzon akan 4
Samantabadra | Oktober 2014
dirasakan oleh orang-orang yang konsisten menjalankan syinjin secara tulus dan sungguh hati. Selamat hari jadi ke-50, NSI! Mari buktikan bahwa hati kepercayaan kita kepada Gohonzon dapat senantiasa memberikan manfaat kebaikan bagi lingkungan, masyarakat, dan nusa bangsa Indonesia. Jakarta,
Oktober 2014
Maha Pdt. Utm. Suhadi Sendjaja Ketua Umum
Oktober 2014 | Samantabadra
5
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja “Surat Perihal Badannya Ringan Hukumnya Berat” Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 30-31 Agustus 2014
Nammyohorengekyo, Belum lama kita mengadakan kegiatan Kensyu Lansia, pada acara itu dibuat acara pemilihan Raja dan Ratu Lansia NSI, terpilih pada waktu itu sepasang raja dan ratu lansia NSI se-Indonesia tahun 2014, yaitu Bapak Lukman Tanjung dan ratunya adalah Ibu Lukman Tanjung. Kriterianya adalah rajin kensyu, bisa mengajak anaknya, menantunya semua syinjin. Kalau keluarganya kensyu paling sedikit 8 orang yang ikut kensyu dan hari ini 12 orang keluarga Bapak Lukman yang ikut kensyu. Bapak Lukman sekarang baik, dulu tukang berantem, profesinya dulu supir truk. Bapak Lukman bisa rubah, bisa menjalankan perombakan sifat jiwa. Kensyu lansia yang baru saja dilaksanakan luar biasa, ada 180 orang. Semua senang ikut kensyu lansia. NSI ingin melakukan 6
Samantabadra | Oktober 2014
banyak hal untuk umatnya. Berhubung kita akan mengadakan HUT NSI ke 50 dengan tema “Berjalan di atas Jalan Dharma sesungguhnya menuju Indonesia Jaya”, karena kita ingin umat NSI berjalan di atas jalan Dharma, yaitu ajaran yang sesungguhnya. Ada juga yang mengaku menjalankan Ajaran Niciren, tapi ajarannya dibelokbelokkan karena ada kepentingan. Hal tersebut yang selalu kita jaga agar tidak terjadi, hingga kini NSI berusia 50 tahun. Kalau kita menjaga ajaran Buddha Niciren, apa manfaatnya? Apa kurnianya? Sosial ekonomi berpengaruh, maka umat NSI harus bangkit. Kita mempunyai agama yang bisa merubah nasib kita secara total, maka umat NSI harus terus meningkat. Rejeki jiwanya harus meningkat. Kemampuan intelektualnya harus meningkat. Kemampuan spiritualnya juga harus
meningkat. Kemampuan emosionalnya harus meningkat. Hari ini, bapak-bapaknya (saat kensyu) sudah duduk dengan rapih. Ini adalah peningkatan kecerdasan emosional. Mereka menyadari bahwa ini adalah kesempatan kensyu untuk melatih diri. Umat NSI harus bangkit. Maka harus mulai mau membangun kebiasaan-kebiasaan untuk meningkatkan kualitas ekonomi kita. Dulu kita banyak yang kesulitan ekonomi, tidak ada yang berlebihan ekonominya, ke pertemuan naik bus umum semua. Mau kensyu juga sulit. Waktu itu dorongannya untuk rubah nasib miskin. Maka saat itu tidak punya duit, disuruh menyumbang untuk mematahkan nasib miskin. Tapi kalau sekarang, tidak punya duit disuruh menyumbang,
Ketua Umum
malah mengatakan, “Enak aja. Ajaran apa itu?!” Sebetulnya, itu adalah ajaran yang sesungguhnya. Sekarang susah diterapkan, karena mulai bertentangan dengan logika-logika di luar agama Buddha. Sebab di Indonesia ada pembanding yang menyediakan kendaraan untuk antar jemput kita, jadi terpancing. Lupa sebetulnya kita berjalan di atas jalan untuk merubah nasib miskin kita. Gosyo bulan ini menyambung gosyo bulan kemarin, yaitu naik perahu atau kapal yang besar untuk mengarungi samudra hidup dan mati, tetapi lebih kepada masalah-masalah etika dan lain-lainnya. Semangat syinjin, Saya hanya mau mendengar bimbingan Buddha Niciren yang disampaikan di NSI. Sebab NSI tidak memiliki ajaran, NSI bukan sebuah aliran agama. NSI adalah sebuah lembaga agama yang mewadahi orangorang yang beragama, atau aliran agamanya Niciren Syosyu. Konsep Ketuhanan kita berdasarkan ajaran Agama Buddha Niciren. Kita tidak membuat agama sendiri. Kita tidak membuat ajaran sendiri. Inti hakikat dari gosyo ini adalah hukumnya berat, badannya ringan, jadi
kita harus mementingkan hukum, mementingkan ajaran. Kalau perlu mengorbankan badan untuk menyebarkan atau mengagungkan hukum. Dalam rangka peringatan 50 tahun NSI, kita harus punya icinen untuk mengagungkan Gohonzon dan ingin menyebarluaskan Gohonzon, sehingga masyarakat tahu bahwa Gohonzon ini hebat dengan melihat perilaku umatnya, melihat penampilan upacaranya. Wahh ini hebat! Ketika saya berbicara dengan sutradara pagelaran seni 50 tahun NSI, saya ditanya, “Bapak inginnya pertunjukkan yang biasabiasa atau yang luar biasa?” Saya jawab, “Saya maunya yang luar biasa”. Maka nanti orkestranya saja kalau digabung, jumlahnya 100 orang. Belum lagi umat yang mendukung kesenian lain seperti tarian dan nyanyian, serta umat yang akan hadir. Ini adalah salah satu upaya untuk menghargai Gohonzon. Di Indonesia ini, di Universitas Islam Negeri, sedang dibangun pusat kebudayaan Tionghoa. Tapi di Universitas Islam itu sudah ada kebudayaan Tionghoa. Jadi kebudayaan Tionghoa itu menjadi salah satu jurusan yang dipelajari
di UIN di Ciputat. Dan Saya diminta untuk menjadi salah satu pengurus bersama-sama dengan Bapak Edy Mulyanto. Saya bantu karena ini tujuannya bagus. Kalau belajar kebudayaan Tionghoa, sebagian adalah ajaran Konghucu. Kebudayaan Tionghoa itu intinya ada tiga, yaitu ajaran Konghucu, ajaran Tao dan ajaran Buddhis. Itu membantu kebudayaan Tionghoa. Nanti masyarakat Indonesia 20 tahun ke depan, kurikulum tahun 2013 walaupun ditentang nanti akan dipakai. Jadi nanti dari SD ada pelajaran budi pekerti. Dulu dihapus, maka anak-anak generasi muda sekarang kurang sopan kepada ayah ibu. Padahal di dalam agama Buddha juga dijelaskan, yaitu ada 3 budi yang besar. Budi yang pertama adalah kepada ayah-ibu. Budi yang kedua adalah kepada guru, dan budi ketiga adalah kepada masyarakat. Konghucu menjelaskan bagaimana kita bisa balas budi kepada ayah dan ibu. Sebetulnya kalau ini berjalan nanti masyarakat Indonesia disiapkan untuk menerima agama Buddha. Kalau berdasarkan ini, Niciren Daisyonin mengatakan, ajaran Oktober 2014 | Samantabadra
7
ceramah gosyo Konghucu adalah pengantar untuk lebih memudahkan masuk pada agama Buddha dan memudahkan kita untuk menyebarluasakan Agama Buddha. Maka kita harus siap-siap nanti ada peluang besar untuk menyebarluaskan Agama Buddha Niciren Daisyonin dengan lebih mudah. Yang masih ada harus menggunakan peluang itu, karena Niciren Daisyonin berpesan dalam Gohonzon ini. Walaupun ajaran kita bagus, guru bagus, tapi kalau kita tidak mempunyai semangat kesungguhan hati untuk menjalankan hati kepercayaan tidak ada gunanya, maka ayo, kita gairahkan dan bangkitkan semangat kita. Tanggal 12 Oktober kita akan donor darah, kita juga mau mengadakan kegaiatan Gerak Jalan Kerukunan dari Monas sampai bundaran HI. Demikian pula halnya dengan rakyat Jepang karena menjadi musuh Saddharmapundarika sutra, mereka membawa kehancuran pada diri sendiri dan negerinya. Buddha Niciren berkata, “karena Saya mengumumkan ini, Saya dikatakan terlalu tinggi hati oleh mereka yang kurang mengerti, sesungguhnya saya tidak berkata karena 8
Samantabadra | Oktober 2014
kesombongan, hanya jika Saya tidak mengatakannya Saya bukan pelaksana Saddharmapundarika sutra. Terlebih lagi ketika kata-kata Saya kemudian terbukti kebenarannya, umat dapat cepat percaya. Dengan meninggalkan tulisan ini, umat di kemudian hari akan mengenal prajna Saya yang akan melihat dengan jelas masa akan datang yang jauh.� Kalimat tersebut sebetulnya tekad Niciren Daisyonin untuk menegakkan Saddharmapundarika Sutra, tidak ada sutra lain yang bisa menolong kita pada Masa Akhir Dharma. Jangan duakan keyakinan kita kepada Gohonzon. NSI bisa sampai hari ini semata-mata bukan karena saya sebagai Ketua Umum, tetapi karena kekuatan Myoho. Makanya Vihara ini dinamakan Myoho-Ji. Kalau tidak ada kekuatan Myoho, tidak jadi. Tahu-tahu sudah hampir sepuluh tahun di sini. Masyarakat sini juga sayang sama kita. Ini adalah kekuatan Myoho. Kita yang sudah merasakan kekuatan myoho harus memberi tahu kekuatan ini kepada orang lain. Kalau kita tidak memberi tahu agama ini, maka agama ini akan pudar. Jika kita membiarkan
hukum ini tidak tersebar luas sampai nanti lewat 50 tahun, kita semua akan kehilangan kesempatan untuk berbuat kebajikan. Hukum ini akan tetap berjalan. Hukum ini akan tetap tersebarluas. Janganjangan umat dari sekte lain yang masuk ke NSI. Janganjangan masyarakat lain yang masuk ke NSI, tapi kitanya yang akan ketinggalan, maka kita harus berani. Kalau kita ketemu umat dari susunan lain, kita tanya mereka : “Kapan kamu balik ke NSI?� Saya menegaskan malam ini di antara sekian banyak organisasi, NSI lah yang masih bisa mempertanggungjawabkan kebenarannya dan berjalan di atas jalan yang sesungguhnya. Itulah yang menjadi sumpah kita pada 50 tahun ini dan itu menjadi tema dan yakini itu. Kita jalan sama-sama. Karena Niciren Daisyonin sudah tidak ada dan semua dipercayakan kepada kita semua. Niciren Daisyonin mengatakan hanya ajaran ini (Saddharmapundarikasutra-Nammyohorengekyo) yang bisa menyelamatkan umat manusia di Masa Akhir Dharma, hanya agama ini yang bisa menjadi kapal untuk menyeberangkan umat
Ketua Umum
manusia pada Masa Akhir Dharma hingga mereka bisa mengarungi lautan hidup mati dan mencapai daratan Kesadaran Buddha. Oleh karena itu, umat manusia Masa Akhir Dharma, termasuk kita sebelum bertemu Gohonzon, adalah orang-orang yang mempunyai mata, tetapi mata kita buta. Artinya mata kita selalu salah melihat, karena kita mendapat penerangan yang benar. HUT ke-50 NSI adalah kesempatan untuk membuka mata seluruh masyarakat bahwa ini adalah Agama Buddha yang
sebenarnya. Maka sungguhsungguh menjalankan Ajaran Buddha Niciren Daisyonin yang akan membuka mata jiwa kita. Semua orang pasti mengalami kematian, tetapi harus meninggal secara bernilai, meninggal dengan nama baik, maka kita harus menjalankan hidup yang dapat bermanfaat untuk orang lain, Niciren Daisyonin mengatakan, bukalah mata mereka, mereka semua dalam kegelapan, mereka belum mendapat penerangan dari filsafat yang sesungguhnya. Maka pertama-tama
kita sendiri yang harus sungguh-sungguh percaya dan melaksanakan. Semakin kuat hati kepercayaan kita kepada Gohonzon, maka akan semakin besar perlindungan yang kita rasakan, kalau kita bisa menjalankan hal tersebut, maka kita telah membuat karma baik, sehingga ketika kita meninggal nanti, pasti akan meninggalkan nama baik, tidak saja nama baik untuk satu keturunan, tetapi tujuh turunan ke atas dan tujuh turunan ke bawah. eee
Oktober 2014 | Samantabadra
9
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Dharma NSI Bapak Sumitra Mulyadi “Surat Perihal Badannya Ringan Hukumnya Berat� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 30-31 Agustus 2014
Nammyohorengekyo
terhitung. Pelaksana Saddharmapundarika Sutra Surat kepada Otogoze, pun pasti dilindungi dan ditulis pada tanggal 4 bulan selamat. 8 tahun 1275 di Gunung Gosyo ini menerangkan Minobu. Nama lain dari mengenai bagaimana surat ini adalah Badan sikap menerima Hukum. Ringan Hukum Berat. Maka dikatakan Hukum Gosyo ini ditujukan kepada Berat Badan Ringan artinya Otogoze. Tapi bila melihat mengorbankan jiwa raga isi suratnya, ini ditujukan demi menyebarluaskan kepada ibunya. hukum.Artinya untuk Ketika Niciren Daisyonin menilai seseorang dilihat dibuang ke Pulau Sado, dari perilakunya yang Ibu Otogoze berkunjung berani jalan jauh untuk ke Pulau Sado dengan bertemu dengan Niciren membawa sumbangan, Daisyonin sebagai seorang walaupun Lokasi Pulau murid. Kalau memikirkan Sado terpisah jauh dari keselamatan diri sendiri Kamakura. Niciren mungkin tak jadi pergi, Daisyonin mengatakan, karena perjalanan bahwa sikap ibu Otogoze begitu jauh dan sangat ini pantas dihargai dan membahayakan. dipuji, sebagai suatu hal Ketika Agama Buddha yang aneh, di samping masuk ke Tiongkok, saat menyatakan terima kasih itu sudah ada ajaran Beliau kepada ibu Otogoze. Konghucu dan lainnya. Karunia kebajikan dari Ketika Agama Buddha Saddharmapundarika diperkenalkan dari India Sutra pasti besar tak pun, di Tiongkok sudah ada 10
Samantabadra | Oktober 2014
sastra klasik atau normanorma kesusilaan. Ajaranajaran ini mengajarkan rakyat akan tata susila untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Rakyat mematuhi pimpinan yang mengikuti ajaran-ajaran ini. Anak yang tidak patuh dihukum sebagai anak yang tidak berbakti, dan lainlain. Padahal sebelumnya manusia hidup seperti binatang yang tidak mengenal orangtuanya sendiri, maka dengan adanya tata karma,bisa meningkatkan perilaku manusia sehingga bisa menghargai orangtuanya di dalam kedudukan masyarakat dan lainnya. Tapi Niciren Daisyonin mengakatakan ajaran Konghucu tidak memahami hukum sebab akibat dan tidak mengenal 3 masa yaitu lampau, sekarang dan
Ketua Dharma
yang akan datang. Niciren Daisyonin dalam Kaimokusyo mengatakan : “Seperti orang buta yang tidak bisa melihat hal-hal di hadapanannya maupun di punggungnya sneidir dan ketika orang tua, guru meninggal, bagaimana bisa menyelamatkan mereka di masa yang akan datang karena tidak mengenal hukum sebab akibat dan 3 masa.�Di dalam gosyo membuka mata, Niciren Daisyonin menjelaskan seperti itu, Niciren Daisyonin dengan tegas mengatakan, 4 orang arif dan 3 pertapa dari ajaran-ajaran Konghucu dan Brahma disebut sebagai orang arif, tapi nyatanya mereka tidak lebih dari manusia biasa yang belum memutuskan ketiga kesesatan. Mereka dikatakan sebagai orang arif, tetapi nyatanya mereka tidak lebih dari anak kecil yang tidak mengetahui hukum sebab akibat. Ketika Agama Buddha masuk ke Tiongkok pada awalnya masyarakatmenolak, tapi kemudian menerima, karena mereka dikumpulkan oleh penguasa dan dilakukan dialog, perdebatan dan lainlainnya, sehingga akhirnya mereka dikalahkan
oleh orang-orang yang beragama Buddha,karena ajaran Agama Buddha lebih mendalam.Tapi Niciren Daisyonin juga menghargai ajaran Konghucu sebagai jalan untuk masuk ke Agama Buddha.Karena ajaran Konghucu ini memudahkan untuk Agama Buddha masuk ke Tiongkok.Walaupun Agama Buddha lebih unggul, Niciren Daisyonin menjelaskan dalam Agama Buddha juga banyak klas-klasnya, tapi kalau diumpamakan ajaran non Buddhis itu seperti batu dan ajaran Agama Buddha seperti emas, lebih unggul, tapi emas juga ada tingkatannya mutu yang berbeda-beda seperti dalam Agama Buddha ada yang Mahayana, Hinayana, ajaran rahasia dan ajaran nyata, ajaran sementara dan ajaran sesungguhnya. Ada perbandingannnya seperti itu. Niciren Daisyonin menjelaskan, ajaran Hinayana seperti kendaraan kecil, seperti perahu hanya bisa diisi 2 atau 3 orang dan berjalan di pinggir pantai, tak bisa menyeberang ke laut sebelah sana, karena kapalnya kecil. Ajaran Mahayana seperti kapal yang lebih besar, bisa memuat 20,
30 orang tapi tetap ada batasnya walaupun bisa berlayar lebih jauh dari kapal Hinayana. Tapi masih kalah dengan ajaran sesungguhnya yang kapalnya besar sekali yang bisa memuat ribuan orang dan bisa pergi keluar negeri. Umpamanya seperti itu perbandingannya. Ajaran Saddharmapundarika Sutra yang diumpamakan sebagai kapal besar yang bisa memuat banyak orang dan lain-lain. Disini ingin menjelaskan betapa unggulnya Saddharmapundarika Sutra, yang di dalamnya menjelaskan seperti: Devadatta, orang yang paling jahat, di dalam Saddharmapundarika Sutra Bab XII “Devadatta� bisa mencapai kesadaran Buddha. Raja Ajatasatru, raja yang jahat, yang membunuh ayahnya, di dalam Saddharmapundarika Sutra pun bisa mencapai kesadaran Buddha, maka ajaran Saddharmapundarika Sutra adalah ajaran yang bulat sempurna yang memperoleh kekuatan gaib yang bisa membuat semua orang mencapai kesadaran Buddha. Demikianlah Oktober 2014 | Samantabadra
11
ceramah gosyo perbandingan semua sutra dengan non Buddhis bagaikan emas dan batu, juga berbagai ajaran semua sutra Agama Buddha terhadap Saddharmapundarika Sutra bagaikan kunangkunang dengan sang surya juga guru-gurunya yang berpengaruh langsung, jadi orang yang membabarkan sutra yang rendah tentu beda dengan orang yang membabarkan sutra yang unggul dengan sendirinya, maka kalau dibandingkan dengan pelaksana Saddharmapundarika Sutra, orang-orang yang berpegang dengan ajaranajaran sementara itu jauh sekali karena tinggi rendahnya sutra, maka dikatakan mereka bagaikan api yang dipadamkan air dan embun yang lenyap di embus angin. Orang mengatakan bila seekor anjing menggonggong, seekor singa ususnya akan membusuk. Seluruh guru sekte Syingon bagaikan anjing, sedangkan pelaksana Saddharmapundarika Sutra bagaikan matahari. Ceritanya dulu orangorang sekte Syingon, guru-gurunya di masyarakat Jepang punya kedudukan tinggi bagai orang-orang yang sangat 12
Samantabadra | Oktober 2014
dihormati, diagungkan kedudukannya, padahal mereka berpegangan pada ajaran sebelum Saddharmapundarika Sutra. Sedangkan Niciren Daisyonin sebagai pelaksana Saddharmapundarika Sutra karena kedudukannya rendah di masyarakat. Kuil satupun tidak punya sehingga Beliau sangat direndahkan. Padahal kalau dibandingkan sesuai dengan ajaran, mereka tak ada apa-apanya. Tapi karena masyarakatnya tidak mengerti, akhirnya seperti itu sehingga pandangan dan pikiran Niciren Daisyonin yang benar tidak diakui, tidak diterima. Di sini dijelaskan es sebelum matahari terbit memang keras, tetapi ketika matahari panas, es itu akan mencair. Juga api sepanas-panasnya kalau kena air akan padam. Disini menerangkan, guru-guru Syingon itu tidak memahami sehingga menganggap dirinya begitu tinggi, padahal tidak ada apa-apanya. Sikap rakyat Jepang pada waktu itu, karena mereka belum mengalami berperang dengan luar, maka mereka sombong sekali, merasa mereka kuat. Ketika ada
serangan dari Mongolia yang pertama kali tahun 1274, mereka betul-betul baru kaget, bahwa ada negara yang begitu kuat sehingga mereka merasa tak berdaya. Begitu banyak yang meninggal karena serangan dari tentara Mongolia padahal itu tidak sepenuhnya menyerang Jepang, karena pada waktu itu terjadi angintopan besar, sehingga banyak kapal-kapal Mongolia yang tenggelam. Niciren Daisyonin katakan sebelum serangan dari Mongolia, orang-orang Jepang begitu sombong dengan keyakinannya, tapi ketika diserang orang Mongolia mereka sangat ketakutan. Maka bila Mongolia kembali menyerang pasti tidak ada yang berani menghadapinya. Niciren Daisyonin katakan seperti itu, ini semua karena negara membiarkan Bhikkhu-bhikkhu sekte Syingon, Nembutsu, Ritsu, dan lainnya memusuhi Niciren, pelaksana Saddharmapundarika Sutra dari Buddha Sakyamuni, sehingga membahayakan mereka sendiri. Demikian pula negara membangkitkan kebencian dewa-dewa sehingga seluruh rakyat
Ketua Dharma
menjadi pengecut bagaikan api takut dengan air, pohon takut terhadap kapak, seekor burung Kuau karena ketakutan sehingga kehilangan akalnya ketika melihat seekor burung elang atau seekor tikus yang diancam oleh kucing. Di dalam medan perang, prajurit mengandalkan dewan Jendral. Apabila dewan Jendral kehabisan keberanian, prajuritnya juga menjadi pengecut. Artinya orang-orang Jepang yang memimpin waktu itu bukan orang yang pantas sehingga rakyat tidak mendapat bimbingan yang tepat. Maka mereka kehilangan harapannya. Sebetulnya Niciren Daisyonin adalah orang satu-satunya yang mampu membimbing dan membawa rakyat keluar dari penderitaan seperti itu. Tapi mereka tak memperlihatkannya. Nyawa seorang wanita adalah suaminya. Jadi wanita tanpa suami bagaikan tak bernyawa. Sekarang wanita yang memiliki suami sekalipun masih sukar hidup di masyarakat. Meskipun Anda tidak mempunyai suami sebagai andalan jiwa, dalam masyarakat Anda hidup lebih unggul daripada mereka yang bersuami.
Di dalam hati Anda mempertahankan keyakinan terhadap dewadewa dan meneruskan memuja Sang Buddha. Memang Anda seorang wanita yang luar biasa. Ketika Saya berada di Kamakura dengan mengenyampingkan para penganut, Saya tidak dapat memastikan dalam dangkalnya keyakinan masing-masing penganut Saddharmapundarika Sutra. Hal ini baru Saya ketahui setelah Saya dibuang ke Pulau Sado. Meski tidak ada orang datang mengunjungi Saya, Anda seorang wanita tidak hanya mengirimkan berbagai persembahan, tetapi juga telah mengadakan perjalanan secara pribadi untuk menjenguk. Hal ini terlalu menakjubkan sebagai suatu pernyataan, apalagi Anda kini telah mengunjungi Saya di Minobu. Saya tidak dapat mencari kata-kata untuk berterima kasih pada Anda. Sudah pasti dewa-dewa melindungi dan dasaraksasi memuji Anda. Sang Buddha telah berpanji dalam Bab Boddhisatva Baisyajaraja Saddharmapundarika Sutra bahwa bagi wanita sutra tersebut bagaikan obor
dalam kegelapan seperti seorang pelindung ketika ia berjalan melalui tempattempat berbahaya. Niciren Daisyonin mengatakan Saddharmapundarika Sutra atau Gohonzon mempunyai kekuatan yang besar untuk melindungi, maka Anda pasti mendapatkan perlindungan. Ketika Kumarajiva membawa Saddharmapundarika Sutra ke Tiongkok, raja Surga Vaisravana mengirimkan sejumlah besar barisan tentara untuk mengawalnya agar selamat melewati Pamirs. Ketika guru Dharma Dosyo membaca dan menyebut Saddharmapundarika Sutra di lapangan, harimau yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul melindunginya. Memang Kumarajiva adalah seorang yang terkenal sebagai orang yang menerjemahkan Saddharmapundarika Sutra dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Tionghoa. Kumarajiva itu orang India yang belajar Bahasa Tionghoa. Lalu menerjemahkan Saddharmapundarika Sutra dari Bahasa Sansekerta ke Bahasa Tionghoa, dan terjemahannya itu yang paling tepat. Yang digunakan oleh Oktober 2014 | Samantabadra
13
ceramah gosyo Niciren Daisyonin adalah terjemahan dari Kumarajiva. Beliau mengatakan, nanti setelah Beliau meninggal, dikremasi, kalau apa yang dia ungkapkan atau terjemahkan benar, maka lidahnya tidak akan terbakar, dan ternyata memang seperti itu. Jadi Kumarajiva menerjemahkan Saddharmapundarika Sutra yang paling tepat. Maka ketika dia membawa Saddharmapundarika Sutra masuk ke Tiongkok, dia dilindungi oleh dewa-dewa supaya selamat melewati jalan yang berbahaya. Tiada alasan mengapa Anda tidak akan dilindungi dengan cara yang sama seperti Kumarajiva. Kita pun sama kalau betulbetul percaya Gohonzon dan menjalankan, akan mendapatkan perlindungan yang sama. Karena tidak ada alasan untuk tidak mendapatkan perlindungan, jadi sebetulnya tidak perlu khawatir, kalau sungguhsungguh jalankan dengan tepat pasti ada perlindungan. Ke 36 dewa bumi dan 28 dewa bintang akan memberikan Anda perlindungan. Setiap orang memiliki dua orang dewa 14
Samantabadra | Oktober 2014
surgawi yang senantiasa mendampinginya, tepat seperti bayangan yang mengikuti badan. Yang satu disebut dewa Dosyo, dan yang lainnya dewa Domyo. Kedua dewa ini bergantian melapor segala perbuatan kita. Ini sebenarnya menjelaskan hukum sebab akibat, sehingga apapun yang kita perbuat tidak ada yang lolos. Sebab baik maupun buruk, sehingga mendapatkan akibat imbalan yang sesuai. Tapi Niciren Daisyonin mengatakan: “Dewa ini memberikan perlindungan kepada kita seperti bayangan dengan badannya.” Dewa Dosyo dan dewa Domyo masingmasing berada di atas pundak kanan dan kiri, dan menjaganya. Oleh karena itu, surga tidak pernah menghukum mereka yang tidak melanggar kesalahan, apalagi orang yang baik. Itulah sebabnya Mahaguru Miao Lo menyatakan “Semakin kuat keyakinan seseorang, semakin kuat perlindungan dewa-dewa. Sepanjang seseorang mempertahankan keyakinan yang teguh, ia pasti menerima perlindungan yang kuat dari para dewa.” Saya katakan hal ini demi Anda.
Saya tahu keyakinan Anda senantiasa teruji, tetapi kini Anda harus lebih memperkuatnya. Hanya dengan demikian, dasaraksasi akan memberikan perlindungan yang lebih besar. Anda tidak perlu mencari contoh dari tempat lain. Setiap orang di Jepang dari penguasa hingga rakyat jelata tanpa terkecuali telah mecoba membahayakan Saya. Tetapi Saya tetap selamat sampai hari ini. Hal ini dikarenakan meskipun Saya, Niciren seorang diri, Saya memiliki kepercayaan yang kuat terhadap Saddharmapundarika Sutra. Seperti kita ketahui, Niciren Daisyonin sejak pertama kali menyebut Nammyohorengekyo pada tanggal 28 April 1253, sejak itu Niciren Daisyonin dibesarbesarkan, gubuknya diobrak-abrik, dibuang ke semenanjung Izu selama 3 tahun lalu bebas. Lalu pada tahun 1271, Niciren Daisyonin ditangkap mau dipenggal. Lalu diganti dengan pembuangan ke Pulau Sado. Maka Niciren Daisyonin mengatakan : “Jangan mencari contoh yang lain, tapi Niciren Daisyonin selamat sampai hari ini walaupun seorang
Ketua Dharma
diri, karena Beliau mempunyai Kepercayaan yang kuat terhadap Saddharmapundarika Sutra.� Bapak-bapak dan ibuibu semua, perlindungan itu datang, ada atau tidak tergantung kekuatan hati kepercayaan kita dan pelaksanaannya. Tidak ada embel-embel lain, hanya percaya kepada Gohonzon dari 3 hukum rahasia agung, dan berpegang pada kata-kata Buddha . Tapi sekarang berkembang bahwa itu tidak cukup. Kalau tidak ada pelayanan Bhikkhu dan lainnya, kita tidak ada rejeki dan tidak bisa merubah nasib. Ada doktrin seperti itu karena Bhikkhu tertinggi pemegang pewarisan tapi kalau sungguhsungguh belajar ajaran Niciren Daisyonin, halhal seperti itu tidak ada. Bahwa Bhikkhu fungsinya sebagai guru, membimbing umat, tidak berperan menentukan seseorang berejeki atau tidak berejeki. Seseorang merubah nasib atau tidak tergantung sebab akibat perbuatan kita sendiri. Ini jangan sampai kita salah. Kalau terjebak oleh pandanganpandangan seperti itu. Ini menyesatkan. Di dalam
gosyo, Niciren Daisyonin mengatakan : “Kalau kita semakin yakin, maka akan semakin besar perlindungannya.� Bukan karena hal-hal di luar itu. Kita jangan sampai salah sehingga kita meragukan kekuatan Gohonzon. Kekuatan Gohonzon tidak seperti itu. Maka sungguhsungguh percaya Gohonzon, menjalankan bimbingan Niciren Daisyonin, pasti kita mendapatkan kurnia kebajikan yang besar. Pada serangan Mongolia terakhir di Iki, Cesyima dan kesembilan propinsi, puluhan ribu prajurit dan rakyat sipil, pria dan wanita telah dibunuh, ditangkap, tenggelam di laut atau terjatuh dari jurang hingga mati. Apabila Mongolia menyerang lagi akan timbul malapetaka yang lebih besar dan tidak terbandingkan. Kyoto dan Kamakura akan mengalami sama seperti Ika dan Cesyima di masa lalu. Bersiaplah sebelumnya dan larikan diri ke tempat lain. Pada saat itu, mereka yang menyatakan tidak ingin melihat atau mendengar Saya, akan mengatupkan kedua telapak tangan dan menaruh kepercayaan kepada Saddharmapundarika Sutra. Bahkan pada
penganut Nembutsu dan Zen akan menyebut Nammyohorengekyo. Di dalam Saddharmapundarika Sutra menerangkan bila ada pria dan wanita yang memiliki keyakinan yang kokoh terhadap sutra ini, mereka akan didukung diatas pundak dan digendong diatas punggung. Ketika Kumarajiva berpetualang ke Kuca, patung kayu Buddha Sakyamuni menggendongnya diatas punggung. Waktu siang dia membawa patung itu tapi ketika malam hari, katanya patung itu menggendongnya. Ada yang melihat seperti itu, maka Niciren Daisyonin mengatakan Buddha akan menggendong di punggung. Ketika Saya hampir dipenggal, maha Boddhi Bhagavat telah menggantikan tempat Saya. Sekarang juga tepat seperti yang lalu. Kalian semua adalah penganut Niciren, bagimana mungkin gagal mencapai kesadaran Buddha? Disini menerangkan bahwa hati kepercayaan yang kuat merupakan satu hal yang penting, maka perkuatlah keyakinan Anda lebih daripada sebelumnya. Es terbuat dari air tapi lebih dingin daripada air. Oktober 2014 | Samantabadra
15
ceramah gosyo Warna biru dihasilkan dari nila, tetapi apabila sesuatu berulang kali dicelupkan di dalamnya akan menjadi lebih biru daripada tanaman nila itu sendiri. Sama dengan Saddharmapundarika Sutra, semakin Anda memperkuat keyakinan Anda, akan mendapat keuntungan lebih daripada orang lain. Seperti semakin unggulnya warna, jadi semakin kita sungguhsungguh menjalankan, kita akan mendapatkan keuntungan yang lebih daripada orang yang menjalankan biasa-biasa saja, maka kita harus semakin sungguh-sungguh menjalankan. Dalam sutra Nirvana menyatakan bahwa badan itu ringan sedangkan hukum itu berat dan mengorbankan jiwa demi penyebaran hukum. Hukum itu Dharma, yaitu Nammyohorengekyo. Tidak ada yang lebih daripada itu. Hukum itu berat, lebih daripada segala-galanya. Buddha pun menjadi Buddha lewat Nammyohorengekyo, maka kita harus siap menghadapi pandangan-
16
Samantabadra | Oktober 2014
pandangan yang keliru yang menyesatkan dan tidak timbul salah paham mengenai hal ini. Rejeki yang diperoleh karena membuka mata seseorang buta tidak dapat dilukiskan. Apalagi dapat membuka mata seluruh umat negeri Jepang. Bagaimana mungkin karunia yang diperoleh dapat dikatakan? Jadi artinya penyebarluasan untuk membuka mata orang. Jadi kalau kita bisa syakubuku seesorang hingga ia bisa menyadari kekeliruannya itu, rejekinya besar. Apalagi bisa menyadarkan kekeliruan dari banyak orang. Semakin besar kurnia kebajikannya yang tidak bisa diukur. Niciren Daisyonin mengatakan karena kedudukannya rendah, dihina dan lain-lainnya, pandangannya yang benar tidak diakuinya, maka Jepang mengalami hal yang menyedihkan akibat serangan dari Mongolia. Apapun bencana yang menimpa, hendaknya Anda segera datang mengunjungi Saya disini, di Minobu. Anda akan disambut sepenuh hati. Seandainya
terjadi hal terburuk, marilah kita bersamasama mati kelaparan dalam gunung ini. Saya dapat membayangkan, putri Anda, Otogoze telah tumbuh menjadi seorang wanita muda dan cerdas. Saya akan menyurati lagi kelak. Gosyo ini ingin meyakinkan kepada kita bahwa hanya satu, yaitu keyakinan kepada Gohonzon dari ketiga hukum rahasia agung, tidak ada yang lain. Jangan berpikir ada hal-hal lain yang ikut memberi rejeki dan kurnia kepada kita. Hanya satu, semua berasal dari diri sendiri, jangan mengharapkan dari luar. Semua hanya satu, yaitu kekuatan hati kepercayaan itu adalah bimbingan dari Niciren Daisyonin, jadi kita jangan terkecoh. eee
Dharma Duta
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman “Surat Balasan Kepada Shiji Shi-ro� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 19-20 Juli 2014
Nammyohorengekyo,
Belum lama ini kita mengadakan kensyu Dikatakan bahwa nyawa lansia, mereka luar seorang perempuan adalah biasa, hal itu dapat kita suaminya, jadi ada umat lihat sendiri, mereka yang berkonotasi kalau bertahan dalam berbagai nyawanya melayang berarti tantangan, susunan kita suaminya tidak bertangung bisa seperti ini adalah jawab. Perempuan tanpa karena perjuangan lansia suami bagaikan manusia juga, Karena mereka yang tidak bernyawa. Itu syinjin sehingga anaknya, padangan jaman dulu mantunya, cucunya semua (jadul), sekarang ini bisa syinjin. Maka jangan perempuan yang memiliki kecil hati, walaupun suamipun masih ada juga dikatakan istri tergantung yang kesulitan hidup. Di suami itu dulu, karena katakan dalam Gosyo, jaman dulu perempuan Walaupun anda tidak ingin sekolahpun tidak mempunyai suami sebagai boleh tinggi-tinggi. Kalo hal yang diandalkan tidak ada suami sepertinya dalam masyarakat, perempuan tidak bisa anda lebih unggul dari berbuat apa-apa. Sekarang pada perempuan yang di NSI juga ada perempuan bersuami. Karena anda yang mandiri, maka yang mempertahankan penting adalah syinjin. keyakinan terhadap Jadi kita tidak perlu gohonzon, maka anda khawatir, Niciren Daisyonin adalah perempuan yang membuat kita (perempuan) luar biasa. Bererti kita begitu tersanjung, tetapi semua adalah perempuan bukan berarti mulai yang luar biasa. sekarang kita tidak perlu
suami, tetap perlu, untuk menjaga harmonisasi dalam rumah tangga, untuk saling menyayangi, sama-sama mendidik anak agar menjalankan hati kepercayaan, bukan untuk saling adu siapa yang lebih hebat. Ada di antara kita yang suaminya sudah meninggal, awalnya mereka seperti tidak bernyawa, setelah disyakubuku mereka mampu bangkit dan membesarkan anak-anaknya sampai dewasa dan sukses dalam pendidikan dan pekerjaan, bisa seperti itu karena mereka mempertahankan hati kepercaannya, maka yang terpenting adalah dapat mempertahankan syinjin sampai ajal. Ketika Niciren Daisyonin di Kamakura, ketika belum banyak tantangan, banyak penganut/murid yang Oktober 2014 | Samantabadra
17
ceramah gosyo mencari/mengunjungi, tetapi begitu banyak tantangan, dihalangi, dibuang ke Pulau Sado, ke Gunung Minobu, yang berkunjung/mencari hampir tidak ada, sedikit sekali.. Di masyarakat umumnya juga seperti itu, kalau lagi senang hidupnya banyak yang ingin berteman dengannya, tetapi begitu mendapat kesulitan teman yang tadinya akrabpun bisa meninggalkannya. Namun begitu, Ibu Otogoze yang sudah tidak bersuami, mempunyai anak yang masih kecil, dengan semangat dan kesungguhan hati berkunjung menemui Niciren Daisyonin. Demikian kuat keinginan Ibu Otogoze untuk mengujungi Niciren Daisyonin. Sekarang untuk bertemu Niciren Daisyonin sebenarnya tidak dekat, tinggal membuka Butsudan, sejauh-jauhnya adalah kensyu ke Myohoji, walau ada umat yang dating jauh seperti dari Medan, dalam waktu 2 jam sudah sampai, tetapi Ibu Otogoze menempuh perjalanan berhari-hari, dan harus berjalan kaki. Generasi muda NSI di sini juga hebat-hebat, sejak perpecahan kita mengalami 18
Samantabadra | Oktober 2014
banyak hasutan, untuk mengoyahkan susunan, tetapi kita sampai hari ini tetap bertahan di NSI, bererti kitapun ada semangat seperti itu. Nyatanya setiap bulan yang dating kensyu stabil, antara 600 – 700 orang dari seluruh wilayah, dengan biaya sendiri, makanya kita juga hebat, walaupun banyak yang menghalangi, semangat ini tetap harus diperjuangkan, jangan kalah dengan iblis. Di katakana bahwa perlindungan itu pasti. Tetapi kita masih sering mempertanyakan, apalagi kita sering meragukan ‘kwejin’, ada yang mengatakan tidak ada ‘kwejin’nya, ada di antara kita yang masih seperti itu, tetapi dalam gosyo ini ditegaskan, bahwa perlindungan itu pasti. Niciren Daisyonin mengatakan, tidak perlu melihat kemana-mana, lihat pengalaman Saya sendiri, pengalaman Niciren Daisyonin dengan kita siapa yang lebih berat ? kita tidak pernah mengalami tantangan seperti yang dialami oleh Niciren Daisyonin, tetapi kadang-kadang kita merasa sepertinya masalahnya paling berat, orang yang
paling menderita, maka kita harus mencontoh Niciren Daisyonin. Kitapun harus bisa membuktikan kekuatan Nammyohorengekyo agar bisa membuktikan kepada orang lain, bukti nyata itu tidak selalu ekonomi, tetapi kesehatan juga, keharmonisan juga, keselamatan juga. Kalo syinjinnya benar pasti 3 harta akan mendukung. Tidak peduli siapa suami anda, tidak boleh mengikutinya apabila ia musuh dari Saddharmapundarikasutra, perkuatlah hati kepercayaan dari sebelumnya. Jangan salah mengerti kalaimat tersebut, jangan mengartika di suruh melawan suami kalau misalnya suami melarang gongyo-daimoku, atau pertemuan, atau kensyu, tetapi bagaimana bisa menjalankan perombakan sifat jiwa sampai suaminya bisa mengerti sehingga tidak dilarang ketika menjalankan aktifitas di susunan, tetapi bukan berarti berkompromi, mislanya kalau hari Minggu mengikuti kebaktian. Syinjin kita harus seperti es, es terbuat dari air, tetapi es lebih dingin dari air, atau perwana biru dari Nila,
Dharma Duta
sesuatu yang dicelupkan ke dalamnya lebih biru dari warna Nila itu sendiri. Begitupun dengan Saddharmapundarikasutra, semakin anda memperkuat keyakinan anda akan mendapat ‘keuntungan’ lebih dari pada orang lain. Kita harus membina syinjin semakin hari semakin semagat, walaupun ada tantangan, tetap harus mempertahankan, segala sesuatu harus dicari hikmahmya. Kalau kita perhatikan makin lama, semangat syinjin kita agak merosot, untuk daimoku, dulu semua semangat, setiap kali ada moment moment dihimbau untuk daimoku, mereka semangat, tetapi sekarang semangatnya tidak seperti dulu. Kalau kita tidak daiomuku akan mudah kalah suasana. Contoh sekarang ini daimoku bersama yang kita adakan tidak banyak umat yang datang, makin lama makin merosot, harus lebih giat lagi. Demikian juga dalam hal pertemuanpetemuan atau latihan latihan kesenian banyak yang kalah suasana. Hari ini lebih baik dari kemarin, esok harus lebih baik dari hari ini, kalao kita terus
bersemangat tidak akan kalah suasana. Apalagi menjelang peringatan 50 tahun NSI. Dalam Gosyo dikatakan, Hukum itu berat badanyan ringan. Tetapi sering kita balik, badannya berat hukum ringan, sehingga mengentengkan gongyo daimoku, pertemuan, perombakan sifat jiwa, sebaliknya mengutamakan badan sendiri, malasmalasan, santay dulu ah. Waktu akan terus berjalan, tahu-tahu kita sudah umur 60 / 70 tahun, kembali lagi tidak mungkin. Dalam rangka 50 tahun NSI yang semakin dekat dengan hari H, iblis akan semakin banyak mengganggu, terutama di grup kesenian. Belum tentu semua berjalan lancar, karena jadwal latihan juga akan ditambah, berarti sering meninggalkan rumah, pasti akan banyak tantangan, bisa saja, baru diingatkan kesalahan waktu latihan saja bisa tersinggung, dan mundur, atau tahutahunya penyakit dating, rencananya bisa gagal untuk ikut kegiatan 50 tahun NSI, kita harus sungguh menghayati. Apalagi umat daerah yang jauh-jauh sudah memesan tiket, mereka tidak
semuanya mampu secara ekomomi. Maka Daimoku sangat penting. Kita harus fuji sakusyimyo, daimoku harus ditambah, sumbang jiwa raga kita, karena tugas inti kita adalah mengangungkan Gohonzon, menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Membuka mata mereka yang belum kenal Nammyohorengekyo, kita perlihatkan kepada mereka, seperti inilah orang yang syinjin. Penonton pun juga membawa tugas, di situ ada undangan /umat lain, kebersihan, kedislinan, kerapihan perlu kita jaga. Ibu –ibu juga harus rapih, hal-hal ini harus tetap kita perhatakan. Waktu tidak menunggu kita, icinen kita harus penyebarluasan dharma, tantangan apapun adalah iblis yang ingin menggangu kita dalam upaya penyebarluasan dharma. Persiapkan diri kita masing-masing untuk menuju 50 tahun NSI. eee
Oktober 2014 | Samantabadra
19
liputan
Forum Musyawarah Pimpinan Majelis Lintas Agama Tentang Perkawinan
Ketua Umum NSI (ke dua dari kiri) berfoto bersama pimpinan majelis lintas agama (MUI, PGI, KWI, PHDI, Walubi, dan Matakin).
D
ewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengundang majelis-majelis agama (PGI, PHDI, Walubi, Matakin, KWI), dalam pertemuan Komisi Kerukunan Antar Umat Beragama pada hari Jumat, 12 September 2014, bertempat di kantor MUI, Jl. Proklamasi No. 51 Jakarta Pusat. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja, mewakili majelis agama Buddha, terlibat dalam koordinasi masalah-masalah kebangsaan terkini dan silaturrahim dengan para pimpinan majelis dan tokoh lintas agama. Salah satu agenda utama dalam forum tersebut membahas perkawinan beda agama. Dari hasil diskusi, pimpinan majelis-majelis agama tingkat pusat, yang terdiri dari MUI, PGI, KWI, PHDI, Walubi, dan Matakin, telah bersepakat untuk hal-hal sebagai berikut : 1. Perkawinan itu adalah peristiwa yang sakral, oleh sebab itu, pada dasarnya harus dilakukan sesuai dengan ajaran agama masing-masing. 2. Negara wajib mencatat perkawinan yang sudah disahkan oleh agama sesuai UU 1 tahun 1974.
3. Kewajiban negara untuk mencatat perkawinan yang ditetapkan oleh pengadilan dicatatkan di catatan sipil sesuai dengan UU 23 Tahun 2006 jo UU 24 Tahun 2014 tentang Administrasi Kependudukan. eee 20
Samantabadra | Oktober 2014
Semangat Hati Kepercayaan Umat NSI di Desa Rahtawu
G
erakan umat NSI di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, diwujudkan dengan berbagi sembako dengan umat dan masyarakat sekitar pada bulan Juli 2014. Hal ini juga bertujuan untuk membangkitkan semangat hati kepercayaan umat NSI di Cetya Vimalakirti Desa Rahtawu, Kudus. eee
Oktober 2014 | Samantabadra
21
liputan
Kemeriahan Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Vihara Vimalakirti NSI Tangerang
S
egenap umat NSI Tangerang memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke69 pada hari Minggu, 17 Agustus 2014 di Vihara Vimalakirti NSI Tangerang. Beragam perlombaan telah dipersiapkan oleh generasi muda NSI Tangerang untuk diikuti oleh para umat. Perlombaan untuk anak-anak terbagi dua kategori yaitu kelompok anak besar dan kelompok anak kecil. Lomba kelompok anak besar antara lain lomba makan kerupuk, balap kelereng, balap karung, 22
Samantabadra | Oktober 2014
lari membawa ember, tali berantai, tendang bola dengan terong, memasukan pensil ke dalam botol, joget bola, makan kerupuk dan makan siomay. Sedangkan untuk kelompok anak kecil antara lain lomba minum susu, lari bawa bendera, masukan bola ke keranjang. Sedangkan perlombaan untuk dewasa yaitu lomba makan kerupuk dan minum kopi panas. Acara dimulai dengan dokyo syodai bersama jam 10 pagi yang dipimpin oleh Sdr. Martinus. Usai melaksanakan dokyo sodai, anak-anak diajak
untuk menyanyikan lagu Hari Kemerdekaan. Senyum ceria dan antusias semangat anak-anak terpancar ketika mengikuti perlombaan. Acara perlombaan diakhiri dengan joget bersama-sama sambil mengambil kupon doorprize. Usai jam tiga sore anak-anak pun dikumpulkan ke dalam Vihara untuk pembagian hadiah, doorprize dan souvenir. (trevani)
materi ajaran | gosyo kensyu
Gosyo Kensyu
Surat Perihal Delapan Angin
LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis pada tahun 1277 (Kenji 3) ketika Niciren Daisyonin berusia 56 tahun di Gunung Minobu. Isi suratnya menjelaskan bahwa orang bijaksana adalah tidak terpengaruh oleh kedelapan angin, maka nama lain dari surat ini adalah Surat Delapan Angin. Syijo Kingo yang sejak dulu setia terhadap majikannya, Ema, telah memperoleh kepercayaan yang tebal dari majikannya. Oleh karenanya, di antara kawan sekerjanya banyak yang iri hati terhadap Syijo Kingo dan telah menghasut majikannya. Untuk itu pada bulan kesembilan tahun 1276 (Kenji 2) atas perintah dari majikannya, Syijo Kingo telah dikurangi gajinya dengan ketetapan menggantikan tanah miliknya ke daerah Ecigo. Terlebih lagi setelah memasuki tahun 1277 (Kenji 3) Syijo Kingo yang tidak menyetujui pergantian tanah miliknya maka kawan sekerjanya
telah menghasut majikan mereka dengan berkata : “Kalau pegawai tidak menuruti perintah sang majikan, hendaknya tanah miliknya disita saja�, demikian keadaan Syijo Kingo yang semakin terdesak. Dalam keadaan demikian, Syijo Kingo telah melaporkan kejadian tersebut kepada Niciren Daisyonin yang berada di Gunung Minobu, bersamaan dengan itu pula ia rupanya bermaksud menuntut kawan-kawan sekerjanya. Dalam menanggapi hal ini Niciren Daisyonin memberikan bimbingan dan dorongan bahwa karena majikannya telah memberikan budi luhur sepanjang hidup kepadanya, maka betapapun jangan mudah terhasut hingga menimbulkan masalah dan bertengkar maupun membenci dengan tidak wajar terhadap majikannya. Juga jangan bergembira karena mencapai keberhasilan ataupun mengeluh ketika Oktober 2014 | Samantabadra
23
materi ajaran | gosyo kensyu mengalami kegagalan. Terlebih dari itu, sebagai seorang bijaksana yang tidak terpengaruh oleh kedelapan angin, kalau berbakti kepada majikan dengan hati kepercayaan yang kuat, maka pasti akan memperoleh perlindungan dari para dewa. Sekaligus memberi dorongan semangat kepada Syijo Kingo bahwa demi terkabulnya suatu doa terhadap hal apapun, kebersatuan hati dari guru dan murid yakni meneruskan kepercayaan dari kesatuan antara guru dan murid yang tak terpisahkan (Syitei Funi) yang berkelangsungan merupakan
hal yang penting sekali. Kalau berdoa dengan sikap demikian, pasti akan berhasil. Dengan memperhatikan secara seksama sikap penguasa Kamakura terhadap murid-murid dan diri Beliau pada waktu itu, serta memperhatikan sifat Syijo Kingo yang berkeras hati, di mana Niciren Daisyonin telah memberikan nasihat dan bimbingan yang terperinci serta penuh pengertian terhadap tugas dan pendirian seorang ksatria yang berbakti kepada penguasa Kamakura.
ISI GOSYO |
W
alau telah sekian lama tidak menerima surat dari Anda, namun tetap terkenang dalam hati, dan Saya sangat bergembira atas kiriman berbagai barang sumbangan melalui utusan Anda dan akan Saya sampaikan kepada Gohonzon. Mengenai masalah tuntutan tanah milik, setelah Saya membaca surat Anda dengan mencocokkan surat majikan Anda yang ditujukan kepada Anda, maka sehubungan dengan itu, sebelum menerima Surat Anda pun Saya telah memperkirakan bahwa majikan Anda kiranya sangat mementingkan hal tersebut. Dan diperkirakan orangorang yang berdekatan dengan Beliau telah menghasut dengan berkata : “Syijo Kingo agaknya tidak dapat menerima tanah milik yang digantikan; dan mungkin akan memprotes majikan. Walau terdapat banyak orang yang mementingkan diri sendiri, namun terhadap orang yang mementingkan diri sendiri sedemikian rupa, hendaknya ditangguhkan sementara pemberian tanah di atas�. Mengenai hal ini, hendaknya Anda memiliki ketabahan hati dalam menghadapi hal tersebut di atas. Bagi diri Anda sendiri, orang tua, sanak saudara, dan segala sesuatunya dalam keluarga Anda, telah menerima budi luhur dari majikan yang berbudi luhur agung itu. Terlebih dari itu, ketika Niciren menghadapi penganiayaan di mana seluruh orang-orang di Jepang telah membenci, begitupun di antara para murid-murid Saya ada yang disita tanah miliknya oleh penguasa. Dan juga ada yang diberhentikan dari pekerjaan oleh majikannya; ada yang diusir dari tanah miliknya. Namun demikian, majikan Anda, Ema, yang sama sekali tidak pernah menyulitkan 24
Samantabadra | Oktober 2014
Anda, sungguh Anda telah menerima budi luhur agung yang tiada terhitung jumlahnya.
Karena telah menerima budi luhur agung yang demikian, maka seandaikata mulai sekarang tidak menerima sedikit budinya pun, namun betapapun majikan Anda bukanlah yang harus Anda benci. Mungkin Anda masih menantikan pemberian budi luhur selanjutnya dari majikan Anda, sehingga bermaksud menolak penggantian tanah milik yang diberikan itu. Dikatakan terdapat perihal Kedelapan Angin. Justru orang bijaksana yang tidak terpengaruh oleh kedelapan macam angin sehingga dikatakan sebagai orang bijaksana. Kedelapan macam angin adalah : keberuntungan, kerugian, kehancuran, reputasi, pujian, ejekan, penderitaan dan kegembiraan. Seyogyanya tidak bergembira walau memperoleh keuntungan kemasyarakatan, sebaliknya juga tidak akan mengeluh terhadap hal yang merugikan. Orang yang tidak terpengaruh oleh kedelapan macam angin ini pasti akan dilindungi oleh para Dewa. Namun demikian, kalau menentang Hukum Kewajaran dengan membenci majikan Anda, maka walau berdoa dengan bagaimanapun tidak akan memperoleh perlindungan dari para Dewa.
Tuntutan yang diajukan kepada penguasa, terdapat yang dikabulkan, juga terdapat pengabulan tanpa tuntutan; begitupun terdapat karena menuntut malah tidak dikabulkan. Tuntutan para penjaga malam, karena terlalu berkeluh kesah dalam upaya agar dikabulkannya tuntutan yang diajukan, di samping itu mereka adalah murid dari Niciren sehingga rumah dan tanah milik mereka telah disita, kiranya tak terlukiskan betapa kasihannya mereka itu. Bila sesuai dengan janji, mereka tidak akan mengajukan tuntutan, maka Saya telah berjanji untuk mendoakan tetapi malahan sebaliknya mereka telah menulis surat tuntutan resmi dan mendiskusikannya dengan orang-orang. Oleh karena itu tuntutan yang diajukan itu tidak akan dikabulkan, dan hingga sekarang keadaannya masih tetap begitu saja. Perihal Hiki Daigaku Saburo Yosyimoto dan Ikegami, karena menuruti nasihat yang diberikan Niciren, maka doa mereka telah dikabulkan. Sedangkan Hakiri agaknya telah memiliki kepercayaan terhadap Hukum agama Buddha, namun sehubungan dengan tuntutan ini, karena ia tidak menuruti nasihat yang diberikan oleh Niciren sehingga Saya meragukan keadaannya. Untuk itu Saya telah memberikan perhatian bahwa tuntutan yang diajukan itu tidak akan dikabulkan, oleh karenanya tidak berhasil. Namun demikian, karena tidak dapat mendengar apa yang sesuai dengan perasaan hati Saya, maka sebagai akibatnya perkara tuntutan itu tidak akan terkabulkan sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan demikian, perbedaan doa antara guru dan murid sama seperti membakar sesuatu barang di atas air, yang tidak akan terkabulkan. Dan juga, walau doa antara guru dan murid sama, namun karena selama masa yang panjang orang yang telah berdoa dengan berdasarkan Hukum Sesat telah melanggar Hukum Sakti, sehingga bukan hanya tidak terkabulkan doanya bahkan guru dan murid bersama-sama akan musnah. Oktober 2014 | Samantabadra
25
materi ajaran | gosyo kensyu Myoun, adalah Bhikku Tertinggi Sekte Tien-tai ke-50. Pada bulan kelima tahun 1176 (Koan 2), karena kemarahan dari kaisar telah dijatuhi hukuman. Tetapi ketika dibuang ke daerah Izu, para Bhikku Gunung Hiei telah menculiknya kembali dalam perjalanan di Oce. Dan selanjutnya, ia telah dikembalikan sebagai Bhikku Tertinggi. Namun kemudian, pada bulan kesebelas tahun 1183 (Juei-2) telah ditangkap dan dibunuh oleh Yosyinaka. Walau dikatakan demikian, namun kesalahan hingga dijatuhi hukuman pembuangan serta dipenggal kepalanya adalah bukan merupakan kesalahannya, betapapun, orang bijaksana dan orang arif bijaksana akan berhadapan dengan hal demikian. Akan tetapi, ketika Minamoto berperang dengan keluarga Kiyomori dari Heike, seluruh keluarga Kiyomori yang terdiri dari 20 orang lebih telah menandatangani surat sumpah bersama bahwa “Keluarga Heike sebagai penganut Gunung Hiei dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada Gunung Hiei, antara lain 3.000 orang Bhikku Gunung Hiei yang merupakan ayah bunda kami. Penderitaan Gunung Hiei adalah penderitaan kami; kegembiraan Gunung Hiei adalah kegembiraan kami�. Karena 24 daerah negeri Omi seluruhnya telah disumbangkan kepada Gunung Hiei, sehingga seluruh rakyat dan bhikku telah menjadi satu kesatuan, di mana di dalamnya telah berdoa dengan mencurahkan seluruh Hukum Syingon, sedangkan di luar telah menggerakkan tentara bhikku untuk menyerang Minamoto. Namun demikian, pengawal dari Kiso Yosyinaka yang bernama Hikuci Kanemice bersamasama Yosyinaka beserta lima, enam orang telah menaiki Gedung Pusat Gunung Hiei dan telah menangkap Bhikku Tertinggi Myoun di atas altar persembahyangan dan mengikatkannya dengan tali dan digulingkan ke bawah bagaikan batu besar di tanjakan sebelah Barat Gunung Hiei, kemudian dipenggal kepalanya. Walau terdapat bukti nyata yang demikian, namun orang-orang di negeri Jepang tidak menjauhkan diri dari ajaran Syingon, malah tidak berkeinginan untuk mengetahui sebab musabab hingga terjadinya hal di atas.
Selama tiga bulan dari bulan kelima, keenam, dan ketujuh tahun Jokyu ke-3 yang lalu, telah terjadi peperangan antara Kyo dan Ebisu. Pada waktu itu Kuil Gunung Hiei, Kuil Timur (Toji), ketujuh kuil besar dan Kuil Onjo dan lain-lainnya telah menyebarkan seluruh Hukum Rahasia dari Syingon yang utama di Jepang, dan telah melaksanakan doa satu persatu terhadap Dewa Tensyodaijin, Dewa Syohaciman, dan Raja Gunung demi mengalahkan penguasa di Kamakura. Dalam kesempatan itu telah dihadiri oleh 41 orang bhikku utama di Jepang. Seluruh Gunung Hiei dipimpin Bhikku Tertinggi yang terdahulu Bhikku Agung Jien, sedangkan pimpinan penghuni Kuil Timur (Toji) Kuil Ninna, dan Kuil Mi-i, seluruhnya telah berdoa demi mengalahkan Yosyitaka. Terlebih dari itu, Pangeran Dojo Hosyinno (kaisar yang lalu) di Istana Sisinden dimulai dari tanggal 8 bulan ke-6 telah mendoakan atas penaklukan tersebut. Namun demikian, yang dikatakan doa demi penaklukan yang akan dicapai selama tujuh hari, di mana pada hari ketujuh tanggal 14 telah mengalami 26
Samantabadra | Oktober 2014
kekalahan. Panglima yang sangat disayangi, Seitaka, telah dipenggal kepalanya, sedangkan Pangeran Dojo Hossyino telah meninggal secara tragis sekali. Walau terdapat hal-hal yang demikian, namun tiada seorangpun yang mengetahui letak kesalahannya adalah karena ajaran Syingon. Hingga sekarang ini, doa penaklukan dengan mencurahkan pada Hukum Syingon, telah terjadi pertama kali pada masa Myoun, kedua kalinya pada diri Jien dan pada waktu itu telah meruntuhkan Hukum Kerajaan Jepang dan kali ini adalah untuk yang ketiga kalinya.
Jadi, doa demi penaklukan terhadap Mongolia sekarang ini, mungkin terdapat hal-hal yang serupa dengan contoh di atas. Hal ini sangat dirahasiakan sekali, harap jangan menyampaikannya kepada orang lain dan simpanlah di dalam hati Anda sendiri. Dengan demikian, mengenai penggantian tanah milik kali ini, hendaknya jangan mengajukan tuntutan serta jangan membenci majikan dan jangan sering keluar rumah. Harap tetap berada di Kamakura, dan kadang-kadang datang untuk bertugas ke tempat tugas. Dengan demikian kiranya keinginan Anda akan terkabulkan. Dan sama sekali tidak diperkenankan bersikap salah tingkah, dan janganlah sekali-kali menimbulkan hati kemarahan yang menuntut reputasi dan keuntungan. Tertanda,
Niciren
Oktober 2014 | Samantabadra
27
materi ajaran | gosyo kensyu | KUTIPAN GOSYO
1
Karena telah menerima budi luhur agung yang demikian, maka seandaikata mulai sekarang tidak menerima budinya pun, namun betapapun majikan Anda bukanlah yang harus Anda benci. Mungkin Anda masih menantikan pemberian budi luhur selanjutnya dari majikan Anda, sehingga bermaksud menolak penggantian tanah milik yang diberikan itu.
menjalankan kehidupan yang sesuai dengan kewajaran agama Buddha. Justru, karena Syijo Kingo memperoleh bimbingan yang keras dari Niciren Daisyonin, sehingga pada akhirnya ia telah berhasil melaksanakan hati kepercayaan dan pekerjaannya dengan baik dan memperoleh pujianpujian dari orang-orang di Kamakura sebagai “Syijo Kingo dari sekte Saddharmapundarika-sutra�. (Gosyo, hal.1118). Dan “Sungguh ia benar-benar Keterangan : sebagai lelaki sejati�. Justru karena Syijo Pada bagian ini Niciren Daisyonin Kingo memiliki hati kepercayaan dan memberikan bimbingan yang tegas kekuatan pelaksanaan yang sedemikian bahwa betapapun harus mengutamakan rupa, sehingga Buddha Niciren hati kepercayaan, disamping itu Daisyonin telah memberikan bimbingan menandaskan bahwa walau terhadap yang keras sekali terhadap Syijo Kingo. majikan dan kawan sekerja yang menentang hati kepercayaan, namun Dikatakan terdapat perihal harus berbakti dengan sungguhKedelapan Angin. Justru sungguh hingga menjadi seorang ksatria orang bijaksana yang tidak yang utama. Karena Hukum agama terpengaruh oleh kedelapan macam Buddha adalah sesuatu yang menyinari angin sehingga dikatakan sebagai segi dalam dari jiwa manusia, dan orang bijaksana. menjelaskan dengan terperinci suatu Hukum yang tegas dan tak tergoyahkan Keterangan : yang berkelangsungan terus menerus, Bagian ini menjelaskan dengan maka dengan memahami Hukum gamblang bagaimanakah sebenarnya itu akan dapat memahami Hukum yang dikatakan sebagai orang masyarakat yang dibentuk oleh manusia bijaksana yang sesungguhnya. Pada yang merupakan medan penggerak dari umumnya yang dikatakan orang jiwa. Oleh karenanya kalau berjuang bijaksana diperkirakan sebagai menuju perombakan sifat jiwa dengan orang yang memahami Hukum Alam mempertahankan kepercayaan dan kemasyarakatan serta dapat yang murni dan tulus, maka dalam memberikan penilaian yang tepat tanpa kehidupan kemasyarakatan sewajarnya kekeliruan. menjadi suri tauladan dan harus
GM
2
PK2
28
Samantabadra | Oktober 2014
Sebagai umpama, dalam bidang politik ataupun dalam bidang ekonomi terdapat berbagai orang-orang bijaksana, akan tetapi orang bijaksana yang dimaksud dalam Hukum agama Buddha sama sekali berlainan dengan orang bijaksana yang berhubungan dengan berbagai bidang dari lingkungan masyarakat luas. Orang bijaksana yang dimaksud adalah orang yang mengetahui dengan tepat dan tidak terpengaruh maupun disesatkan oleh jodoh lingkungan masyarakat luas. Seperti yang dikatakan Socrates “Ketahuilah diri Anda sendiri�, hal ini mempunyai maksud dan titik penting untuk tidak terpengaruh oleh kedelapan angin. Justru orang bijaksana itu bukan yang dimaksud dengan orang bijaksana yang berhubungan dengan bidang-bidang yang terbatas saja, melainkan orang bijaksana yang mencakupi keseluruhan dari kehidupan. Walau dikatakan tidak terpengaruh oleh kedelapan angin, namun jodoh demikian yang timbul dari lingkungan masyarakat luas merupakan sesuatu yang tidak dapat diputuskan dalam kehidupan sebagai seorang manusia. Dan juga kalau menutup diri dengan hati yang sedemikian keras, akan menutup dan membunuh sifat kemanusiaan di mana kehidupan tanpa perasaan bagaikan gersangnya padang pasir. Hal yang terpenting adalah sama sekali tidak bersikap pasif dan menutup diri, melainkan memiliki sikap yang penuh inisiatif, menegakkan dan mengetahui diri sendiri untuk
menikmati perubahan dan gejolak kehidupan dengan penuh kegembiraan. Kutipan “Pasti para Dewa akan melindungi� berarti, seluruh gejala alam akan menjadi sesuatu fungsi yang menguntungkan bagi diri sendiri. Ketika seseorang menegakkan kepribadiannya yang kokoh, akan dapat menghidupkan dan merubah gejala lingkungan masyarakat luas yang menguntungkan dirinya, dan pada kenyataan memang seluruh aspek lingkungan masyarakat luas pun telah berubah.
3
Tuntutan yang diajukan kepada penguasa, terdapat yang dikabulkan, juga terdapat pengabulan tanpa tuntutan; begitupun terdapat karena menuntut malah tidak dikabulkan. Tuntutan para penjaga malam, karena terlalu berkeluh kesah dalam upaya agar dikabulkannya tuntutan yang diajukan, di samping itu mereka adalah murid dari Niciren sehingga rumah dan tanah milik mereka telah disita, kiranya tak terlukiskan betapa kasihannya mereka itu. Bila sesuai dengan janji, mereka tidak akan mengajukan tuntutan, maka Saya telah berjanji untuk mendoakan, tetapi malahan sebaliknya mereka telah menulis surat tuntutan resmi dan mendiskusikannya dengan orangorang. Oleh karena itu tuntutan yang diajukan itu tidak akan dikabulkan dan hingga sekarang keadaannya masih tetap begitu saja. Perihal Hiki Daigaku Saburo Yosyimoto dan Ikegami, karena menuruti nasihat Oktober 2014 | Samantabadra
29
materi ajaran | gosyo kensyu yang diberikan Niciren maka doa mereka telah dikabulkan. Sedangkan Hakiri agaknya telah memiliki kepercayaan terhadap Hukum agama Buddha, namun sehubungan dengan tuntutan ini karena ia tidak menuruti nasihat yang diberikan oleh Niciren sehingga Saya meragukan terhadap keadaannya. Untuk itu Saya telah memberikan perhatian bahwa tuntutan yang diajukan itu tidak akan dikabulkan, oleh karenanya tidak berhasil. Namun demikian, karena tidak dapat mendengar apa yang sesuai dengan perasaan hati Saya, maka sebagai akibatnya perkara tuntutan itu tidak akan terkabulkan sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan demikian, perbedaan doa antara guru dan murid sama seperti membakar sesuatu barang di atas air, yang tidak akan terkabulkan. Dan juga, walau doa antara guru dan murid sama namun karena selama masa yang panjang orang yang telah berdoa dengan berdasarkan Hukum Sesat telah melanggar Hukum Sakti sehingga bukan hanya tidak terkabulkan doanya, bahkan guru dan murid bersama-sama akan musnah.
Anak Cabang
Keterangan : Bagian ini menjelaskan keinginan Syijo Kingo untuk mengajukan tuntutan atas hak tanah miliknya. Mengenai masalah tuntutan, Niciren Daisyonin telah mengajukan contoh-contoh nyata dari orang yang terkabulkan maupun orang yang tidak terkabulkan dalam 30
Samantabadra | Oktober 2014
hal tuntutan itu serta menunjukkan faktor apakah yang terpenting dalam mengatasi hal di atas. Akan tetapi yang dipermasalahkan Niciren Daisyonin di sini, semata-mata bukan hanya berupa perihal dalam peraturan saja. Bimbingan yang diberikan Buddha Niciren Daisyonin, pertama-tama adalah masalah sebelum terjadinya hal ini yakni bagaimanakah seharusnya bersikap sebagai seorang manusia yang wajar. Seperti yang dikatakan dalam kutipan kalimat “Kalau menentang kewajaran dengan membenci majikan Anda, maka walau berdoa dengan bagaimanapun, tidak akan memperoleh perlindungan dari para Dewa�, adalah menunjuk hal tersebut di atas. Walau suatu tuntutan berdasarkan peraturan hukum adalah wajar, namun kalau dipandang dari sudut eratnya hubungan maupun budi luhur yang diperoleh selama waktu yang lama, maka kiranya hal tersebut kurang tepat sebagai seorang manusia. Buddha Niciren Daisyonin memberikan bimbingan bahwa walau suatu masalah sesuai dengan kewajaran, namun kalau hal itu terlepas dari jalan sebagai seorang manusia, maka betapapun tidak akan memperoleh perlindungan dari para Dewa. Perihal tidak memperoleh perlindungan dari para Dewa Hukum agama Buddha, walau terdapat berbagai pandangan, sebagai umpama, sekalipun seseorang menang dalam perkara tuntutan namun bila ia tidak mengenal budi luhur kemanusiaan maka sering terjadi ia diasingkan oleh lingkungannya. Oleh
karena itu, kita tidak dapat menilai sesuatu dengan pandangan yang demikian saja, namun yang terpenting adalah bertitik tolak pada kemanusiaan dalam arti yang luas, dan sikap pandangan demikianlah yang tepat untuk memandang kebenaran atau kesalahan dan memandang berbagai masalah. Satu hal lagi yang ditandaskan Buddha Niciren Daisyonin adalah perihal hubungan guru dan penganut. Bila hatinya satu maka segala doa pasti terkabulkan, demikianlah yang dimaksud dengan kesatuan guru dan murid yang tak terpisahkan (Syitei Funi). Buddha Niciren Daisyonin adalah guru dari Hukum agama Buddha, namun demikian karena Buddha Niciren Daisyonin telah menyadari sedalam-dalamnya Myoho (Saddharma) dengan “Makna yang tak terhingga dilahirkan dari satu Hukum�, maka mengenai Hukum apa pun Beliau dapat memberikan penilaian yang tepat tanpa kekeliruan sedikitpun. Hal mana sama seperti Hakiri yang walau dalam Hukum agama Buddha percaya terhadap Sang Buddha Niciren Daisyonin, namun karena dalam perkara tuntutan, yakni
dalam kaitannya dengan Hukum kemasyarakatan tidak mau menuruti kata-kata Sang Buddha Niciren Daisyonin sehingga keinginannya tidak tercapai. Kalau Hukum yang dianut adalah Hukum yang jahat dan menyesatkan, maka walau guru dan murid bersatu hati berdoa, namun tidak lain semuanya akan menjadi musnah. Perihal keharusan untuk senantiasa berdasarkan pada Hukum Sakti, justru merupakan syarat utama yang mendasar sekali. Dengan demikian, dalam usaha untuk keberhasilan sesuatu hal, hendaknya mengutamakan pada sesuatu yang sesuai dengan budi pekerti sebagai seorang manusia. Karena hal itu sendiri pun memang merupakan sesuatu yang wajar. Terlebih lagi, perihal keharusan dalam berdoa dengan berdasarkan pada kesatuan guru dan murid yang tak terpisahkan yang berlandaskan pada Hukum Sakti, kiranya harus kita tanggapi sebagai bimbingan penting dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sebagai penganut dan masyarakat luas. eee
Oktober 2014 | Samantabadra
31
materi ajaran | gosyo kensyu
The Eight Winds I had been anxious about you because I had not heard from you in so long. I was overjoyed to receive your messenger, who arrived with your various offerings. I am going to bestow the Gohonzon on you for your protection. About the problem of your transfer to another estate: I have studied your lord’s letter to you and your letter to me, and compared them. I anticipated this problem even before your letter arrived. Since your lord regards this as a matter of the utmost importance, I surmise that other retainers have spoken ill of you to him, saying: “He shows a lack of respect for you in his unwillingness to move to a new estate. There are many selfish people, but he is more selfish than most. We would advise you to show him no further kindness for the time being.” You must beware and act cautiously. As vassals, you, your parents, and your close relatives are deeply indebted to your lord. Moreover, he showed you great clemency by taking no action against your clan when I incurred the wrath of the government and the entire nation hated me. Many of my disciples had their land seized by the government and were then disowned or driven from their lords’ estates. Even if he never shows you the slightest further consideration, you should not hold a grudge against your lord. It is too much to expect another favor from him, just because you are reluctant to move to a new estate. Worthy persons deserve to be called so because they are not carried away by theeight winds: prosperity, decline, disgrace, honor, praise, censure, suffering, and pleasure. They are neither elated by prosperity nor grieved by decline. The heavenly gods will surely protect one who is unbending before the eight winds. But if you nurse an unreasonable grudge against your lord, they will not protect you, not for all your prayers. When one goes to court, one may win one’s case, but then again one may lose, when satisfaction could have been obtained outside of court. I considered how the night watchmen might win their case. I felt great pity for them; they were deeply troubled, and their houses and lands had been confiscated just because they were Nichiren’s followers. I said that I would pray for them, provided they did not go to court. They agreed and promised not to go. So when I heard they had submitted petitions and were embroiled in lawsuits, I was concerned that it would not go their way; so far no results have been forthcoming. Daigaku and Uemon no Tayū had their prayers answered because they followed my advice. Hakiri seems to believe my teachings, but he ignored my suggestions about his lawsuit, and so I have been concerned about its progress. Some good seems to have come of it, perhaps because I warned him that he would lose unless he followed my advice. But because he did not listen to the extent I had hoped, the outcome has been less fruitful than he expected. If lay believers and their teacher pray with differing minds, their prayers will be as futile as trying to kindle a fire on water. Even if they pray with one mind, their prayers will go unanswered if they have long made the error of attacking greater teachings with lesser ones. Eventually, both lay believers and their teacher will be ruined. Myōun was the fiftieth chief priest of the Tendai school. He was punished by the retired emperor in the fifth month of the second year of Angen (1176) and ordered into exile in the province of Izu. 32
Samantabadra | Oktober 2014
English
En route, however, he was rescued at Ōtsu by his priests from Mount Hiei. He reassumed his position as chief priest, but in the eleventh month of the second year of Juei (1183), he was captured by [Minamoto no]Yoshinaka and beheaded. I am not saying that being exiled or beheaded is in itself an indication of fault. Even sages and worthies undergo such things. When civil war broke out between Yoritomo of the Minamoto clan andKiyomori of the Taira clan, more than twenty of Kiyomori’s clansmen signed a pledge and affixed their seals. They vowed: “We will look to Mount Hiei as our clan temple. We will revere the three thousand monks as our own parents. The sorrows of the mountain temple will be our sorrows, and the joys of the mountain temple, our joys.” They donated all the twenty-four districts of Omi Province to the temple. Then the chief priest [Myōun] and his disciples employed all the rites of the True Word teachings in their prayers to vanquish the enemy and even ordered their armed priests to shoot arrows at the Minamoto soldiers. Yoshinaka [of the Minamoto clan] and one of his retainers, Higuchi, however, accompanied by a mere five or six men, climbed Mount Hiei and burst into the main hall. They dragged Myōun from the platform where he was praying for victory, bound him with a rope, rolled him down the west slope of the mountain like a big stone, and beheaded him. Nevertheless, the people of Japan do not shun the True Word teachings, nor have they ever delved into this matter. During the fifth, sixth, and seventh months of the third year of Jōkyū (1221), the cyclical sign kanoto-mi, the imperial court and the barbarian warriors engaged in combat. At that time Mount Hiei, Tō-ji, the seven major temples of Nara, Onjō-ji, and the other temples each performed all the most esoteric rites of the True Word school in their prayers to the Sun Goddess, Great Bodhisattva Hachiman, the Mountain King, and other deities. Forty-one of the most renowned priests, including the General Administrator of Priests Jien, a former chief priest of theTendai school, and the administrators of priests of Tō-ji, of Omuro, and of the Jōjū-in hall of Onjō-ji temple, prayed repeatedly for [Hōjō] Yoshitoki’s defeat. The prelate of Omuro also began a ceremony to overpower the enemies in Shishin-den Palace on the eighth day of the sixth month. He proclaimed that the imperial court would be victorious within seven days. But on the seventh day—the fourteenth day of the sixth month—the battle ended in defeat, and the prelate died of extreme grief because his beloved page, Setaka, had been beheaded. Yet despite all this, no one ever wondered what was wrong with the True Word doctrines. The ceremonies that incorporated all the True Word doctrines—the first conducted byMyōun and the second by Jien—resulted in the complete collapse of royal rule in Japan. Now, for the third time, a special religious ceremony is being held to ward off the Mongol invasion. The present regime will surely suffer the same fate. This is a confidential matter; you should keep it strictly to yourself. As for your own problem, I advise you not to go to court. Neither harbor a grudge against your lord, nor leave his service. Stay on in Kamakura. Go to attend on your lord less frequently than before; wait upon him only from time to time. Then you can expect that your wish will be fulfilled. Never conduct yourself in a shameful manner. Be unmoved by greed, by the desire for fame, or by anger. eee
Oktober 2014 | Samantabadra
33
materi ajaran | gosyo kensyu
34
Samantabadra | Oktober 2014
中文
Oktober 2014 | Samantabadra
35
materi ajaran | gosyo kensyu
36
Samantabadra | Oktober 2014
materi ajaran | gosyo cabang
Gosyo Cabang Surat Balasan Kepada Nicigon Ama Goze Gosyo Zensyu halaman 1262 LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis di Gunung Minobu tanggal 29 bulan 11 tahun Koan ke-3 (1280) ketika Niciren Daisyonin berusia 59 tahun dan merupakan surat balasan atas surat permohonan doa serta kiriman sumbangan uang dan pakaian musim panas dari Nicigon Ama. Mengenai Nicigon Ama, dalam Surat Warisan Murid dan Penganut, Bhiksu Tertinggi Niciryo Syonin menyatakan, “Riwayat Nicigon Ama tidaklah jelas, namun diperkirakan Beliau mempunyai hubungan
keluarga dengan Takahasyi Rokuro Hyoe Nyudo�. Ada juga yang mengatakan bahwa Beliau adalah Ibu Nicigen dari Kuil Jisso di Iwamoto. Kepastiannya tidaklah jelas.
Oktober 2014 | Samantabadra
37
materi ajaran | gosyo cabang
ISI GOSYO |
S
urat permohonan doa yang diajukan oleh Nicigon Ama pada tanggal 8 bulan 11 tahun Koan ke-3 (1280) beserta sumbangan satu renceng uang dan sehelai pakaian musim panas yang dijahit dari kain kasa telah dipersembahkan dihadapan Pusaka Saddharmapundarika-sutra dan hal ini juga telah disampaikan kepada Dewa Surya dan Dewa Candra. Selanjutnya, janganlah sekali-kali mengukur karunia kebajikan Gohonzon sekehendak hati sendiri. Terkabul tidaknya doa Anda semata-mata tergantung pada hati kepercayaan Anda, sama sekali bukan kesalahan Niciren. Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah. Bila angin bertiup, ranting pohon akan berayun. Hati manusia sama seperti air. Hati kepercayaan yang lemah sama seperti air keruh. Hati kepercayaan yang bersemangat dan tulus hati sama seperti air jernih. Pohon, sama dengan teori kewajaran Hukum Buddha, angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra. Camkanlah hal-hal tersebut diatas. Selamat. Bulan 11 tanggal 29 Balasan Kepada Nicigon Ama
tertanda, Niciren
38
Samantabadra | Oktober 2014
| KUTIPAN GOSYO
1
Terkabul tidaknya doa Anda semata-mata tergantung pada hati kepercayaan Anda, sama sekali bukan kesalahan Niciren. Keterangan : Bagian ini menjelaskan perkataan Niciren Daisyonin bahwa terkabul tidaknya suatu doa tergantung pada tebal tipisnya hati kepercayaan, dan sama sekali bukan merupakan kesalahan Beliau. Mengenai isi permohonan doa yang diajukan Nicigon Ama tidaklah jelas, tetapi dengan dikirimkannya surat permohonan doa ini kepada Niciren Daisyonin kemungkinan ia sedang dilanda kesulitan besar. Menanggapi hal ini, Niciren Daisyonin mengajarkan dengan jelas dan tegas, sikap yang terpenting adalah hati kepercayaan kepada Saddharmapundarika-sutra. Dikatakan bahwa terkabul tidaknya suatu doa sepenuhnya tergantung pada kekuatan kepercayaan orang itu, berarti Beliau ingin memecahkan dan mematahkan pandangan mendasar dalam berdoa yang mudah menjerumuskan kita, yaitu kebiasaan mengandalkan kekuatan dari luar diri sendiri. Karena isi permohonan doanya tidak jelas, disini tidak dapat dikatakan secara pasti. Tapi dengan adanya bimbingan Niciren Daisyonin yang jelas dan tegas mengenai sikap hati kepercayaan, dapatlah diperkirakan adanya sikap manja pada diri Nicigon Ama. Kemungkinan ia mengira dengan mengajukan permohonan doa secara
langsung kepada Niciren Daisyonin, Buddha Pokok Masa Akhir Dharma, pasti doanya akan terkabulkan. Dengan demikian, bimbingan ini dimaksudkan untuk memperbaiki secara tegas dasar pokok hati kepercayaan Nicigon Ama yang manja dan juga mengajarkan untuk mempunyai inisiatif serta harus membangkitkan hati kepercayaan yang tegar dan kokoh. Bimbingan ini dapat dikatakan berisi kasih sayang seorang ayah yang maitri karuna. Kita, manusia biasa, mudah lupa berterima kasih kepada Gohonzon apabila segala sesuatunya berjalan dengan tenang dan lancar. Sebaliknya, bila berhadapan dengan hal-hal yang kurang menyenangkan atau timbul berbagai kesulitan, baru teringat untuk berdoa dihadapan Gohonzon. Kalau akibat doa tersebut tidak menjadi nyata, dengan mudah timbul pikiran, “Saya sudah berdoa atau sudah menjalankan lama sekali, kok� Sikap berdoa dengan hati kepercayaan seperti ini bukanlah sikap yang benar. Yang terpenting, hati kepercayaan harus seperti air mengalir. Hati kepercayaan yang manja, yang sehariharinya lupa kepada Gohonzon dan baru ingat berdoa kembali setelah menghadapi suatu kesulitan, sama sekali bukan hati kepercayaan Saddharmapundarika-sutra. Tidak terkabulnya suatu keinginan atau doa sama sekali bukan karena Gohonzon tidak mempunyai kekuatan, tetapi karena lemahnya kekuatan kepercayaan dan kekuatan pelaksanaan. Kekuatan Buddha dan kekuatan Hukum tidaklah terbatas Oktober 2014 | Samantabadra
39
materi ajaran | gosyo cabang besarnya. Pokoknya, hati kepercayaan yang manja tidaklah memiliki doa yang sungguh-sungguh karena pada waktu berdoa, tidak benar-benar dengan rasa percaya dari dasar hati. Hendaknya diketahui bahwa perasaan hati yang tidak percaya seperti ini akan terwujud nyata dalam kehidupan. Icinen kita dalam menyebut Nammyohorengekyo akan tersebar keseluruh alam semesta tanpa berkurang sedikit pun. Dengan menetapkan Icinen yang kuat terhadap Gohonzon ketika menyebut Daimoku, timbullah Dunia Buddha, hingga jiwa jadi kuat dan bergerak. Maka keinginan atau doanya akan terkabulkan.
2
Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah… pohon sama dengan teori kewajaran Hukum Buddha, angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra. Keterangan : Seperti dikatakan dalam kutipan “Hati kepercayaan yang bersemangat dan tulus hati sama seperti air jernih” dan “Angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra”, maka hati kepercayaan yang mengakibatkan terkabulnya keinginan adalah hati kepercayaan yang tulus, sungguh-sungguh dan berani, serta membutuhkan pelaksanaan yang kuat. Kata “bulan” dari kalimat “Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah”, berarti kekuatan dan prajna Buddha sama seperti raja 40
Samantabadra | Oktober 2014
dari singa. Hati kepercayaan yang jernih sama sekali tidak meragukan kekuatan kebajikan Saddharma. Dengan demikian Hukum Buddha yang agung ini diwujudkan dalam jiwa kita, manusia biasa. Namun, tidaklah cukup bila hanya memiliki kepercayaan yang tulus dan sungguh-sungguh. Dengan terwujudnya sifat Buddha dalam jiwa kita, kekuatan dan prajna Buddha itu harus digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang nyata. Bila tidak demikian, tentu akibatnya tidak akan terwujud. Selanjutnya dikatakan bahwa pelaksanaan Hukum Buddha adalah, “Melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra” Hal ini sama dengan, “Angin yang bertiup menggoyangkan pohon”. Pohon adalah teori kewajaran, dan angin yang menggoyangkan berarti menggoyangkan kewajaran. Berarti, dalam menghadapi keadaan suasana sekarang berdasarkan hati kepercayaan, paling sedikit pasti ada perombakan kearah perbaikan. Dengan melaksanakan Hukum Buddha sepenuh jiwa raga, keadaan dilingkungan kita juga dapat dirombak. Yang dimaksud dengan, “Melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra”, adalah melaksanakan Gongyo dan menyebut Daimoku serta menjalankan petuah Buddha, yaitu menyebarluaskan Hukum Buddha dan memikirkan kebahagiaan orang lain. Tentu saja hal ini diajarkan dalam semua Gosyo. eee
中文
Oktober 2014 | Samantabadra
41
materi ajaran | forum diskusi
Forum Diskusi
Manusia dan Hukum
Pertanyaan 1 : Sering saya mendengar kalimat nasehat: “Ikuti hukumnya. Jangan ikuti orangnya� (E Ho Fu E Nin). Tolong jelaskan secara rinci arti dan makna kalimat ini. Jawab: Kalimat tersebut mengajarkan sikap yang seharusnya dalam menuntut ajaran agama Buddha. Penuntut ajaran agama Buddha harus mendengarkan pembabaran ajaran sebaik-baiknya tanpa terpengaruh siapakah sang pembabar. Berbagai perumpamaan telah mengajarkan tentang hal ini, terutama kisah Putra Himalaya yang sangat mendambakan dapat mendengar pembabaran hukum agama Buddha. Pada suatu hari Putra Himalaya mendengar sepenggal syair Hukum Buddha tanpa terlihat sang pembabar. Ia ingin sekali mendengar dan mengetahui syair itu secara lengkap dan mohon diajarkan. Ternyata yang mengucapkan syair hukum 42
Samantabadra | Oktober 2014
Buddha itu adalah iblis yang sangat mengerikan. Rupanya buruk sekali dan penampilannya amat menakutkan. Bagi orang lain, penampilan iblis seperti itu pasti mematahkan niatnya untuk mencari hukum Buddha. Tapi Putra Himalaya tidak demikian. Meskipun mengerikan tapi ia tetap menuntut hukum Buddha hingga akhirnya memperoleh kesadaran. Sikap dan semangat menuntut hukum Buddha seperti itu memang sangat diperlukan. Tapi manusia sekarang cenderung terikat penampilan luar seseorang, entah kemapanan materi, kecantikan atau ketampanan, kepiawaian dalam mengungkapkan kata-kata. Keterikatan pada bentuk luar itu dapat membuat orang tidak mendengarkan dengan sungguh sungguh apa yang diucapkannya. Jadi dalam mendengarkan ceramah kita tidak boleh mencampur adukkan antara orang dengan hukumnya. Walaupun penyampaiannya tidak/belum sempurna, tapi yang dibabarkannya adalah ajaran agama Buddha. Dengan
melaksanakan kata-kata Buddha melalui suara orang tersebut kita bisa mendapat karunia kebajikan dari Gohonzon. Sebaliknya bila hati kita penuh rasa sebal, benci atau dendam saat mendengar pembabaran tersebut, penderitaan nerakalah akan kita terima. Penderitaan neraka bukan hukuman dari Gohonzon, melainkan karena diri sendiri yang melakukan pemfitnahan dharma, a.l. meremehkan atau menghina, membenci, iri hati serta dendam kepada orang yang percaya hukum Buddha. Keempat pemfitnahan dharma ini amat berat karena yang jadi objek adalah orang yang percaya kepada hukum Buddha atau Gohonzon. Apapun alasannya, Buddha Niciren mengajarkan tidak boleh membenci orang lain. Tapi seringkali pelaksana kepercayaan beberapa tahun kemudian kehilangan hati untuk menuntut hukum Buddha maka jatuh kedalam pemfitnahan dharma ini. Saat mendengarkan ceramah, perasaan jiwanya tidak tertarik untuk meningkatkan kepercayaan atau kesadaran, bahkan cenderung meremehkan diri sang penceramah, entah mengobrol dengan umat disebelahnya, tidak mau mendengarkan bahkan mengkritik isi ceramah dan mentertawai si penceramah. Itu sebabnya seseorang yang telah lama menganut agama Buddha tidak memperoleh kemajuan yang berarti dalam hidupnya. Penceramah tentu tidak layak berkata: “Jangan melihat saya sebagai orang yang belum sempurna, tapi
dengarkanlah kata-kata Buddha yang saya babarkan�. Karena dengan berkata seperti itu berarti orang tersebut tidak melaksanakan apa yang diceramahkannya sendiri. Pendengar juga tentu tidak tidak mendapat manfaatnya. Hukum Buddha yang diceramahkan itu juga berlaku atau ditujukan kepada diri sendiri. Yang diceramahkannya itu adalah juga jodoh baik bagi dirinya. Ketika menemui kesulitan, maka apa yang diceramahkan akan teringat kembali untuk dilaksanakan dalam upayanya mengatasi kesulitan itu. Orang tersebut seyogyanya akan sadar dan malu. Sebaliknya bila tujuan berceramah hanya untuk umat, tidak termasuk untuk diri sendiri, maka ceramahnya tidak akan menjadi jodoh baik untuknya. Jadi saat menemui rintangan, ia sendiri tak dapat mempergunakan apa yang diceramahkan, tapi hanya berfungsu sebagai pengetahuan filosofi belaka. Akibatnya ia mungkin akan mundur hati kepercayaannya. Camkanlah, apa yang diceramahkan untuk orang lain juga berlaku untuk diri sendiri. Begitupun apa yang ditulisnya (bagi seorang penulis). Dengan sikap ini, penceramah dapat membabarkan hukum Buddha sesempurna mungkin. Ada penceramah yang membabarkan hukum Buddha disesuaikan atau berdasarkan keadaan dan kondisi dirinya. Misalnya tak berani menyampaikan pentingnya dana paramita karena dirinya sedang dilanda kesulitan ekonomi, tidak berani mendorong anak-anak umat Oktober 2014 | Samantabadra
43
materi ajaran | forum diskusi lain untuk menganut ajaran Buddha karena anaknya sendiri percaya filsafat lain, tidak berani menganjurkan orang lain membuang emosinya karena kemarahannya sendiri masih sering meledak dan sebagainya. Sikap seperti ini sangat keliru, bahkan dapat dikatakan memutarbalikan ajaran Buddha. Maka ceramah yang disampaikannya terasa hambar, tidak terasa getaran maitri karunanya. Seharusnya, meskipun diri sendiri belum bisa sepenuhnya melaksanakan kata-kata Buddha, tapi tetap membabarkan hukum Buddha ini. Sikap jiwa seperti inilah yang dapat diterima oleh segenap umat pendengar. harus dapat berpikir timbal balik. Bayangkanlah bila kita berada pada posisi sebagai penceramah. Dapatkah kita menjamin, kita pasti dapat berceramah lebih baik daripadanya? Tapi biasanya orang yang suka mentertawai atau mencela orang lain, prestasinya lebih buruk daripada orang yang dicelanya itu. Sikap bijaksana seperti ini sangat berguna diterapkan dalam tiap aspek kehidupan sehari-hari, dalam keluarga, tempat kerja, susunan, bisnis ataupun pergaulan sosial lain. Sering kita terjebak dalam pandangan yang tidak pada tempatnya, yaitu memandang terlalu tinggi atau rendah orang lain, merasa diri sendiri terlalu tinggi atau rendah. Padahal bila diamati dengan mendalam, ternyata orang itu tidaklah terlalu tinggi seperti yang kita sanjungkan, tidak terlalu rendah seperti yang kita kira, sedangkan diri sendiripun ternyata tidak terlalu 44
Samantabadra | Oktober 2014
tinggi seperti yang kita sombongkan, tidak terlalu rendah seperti yang kita minderkan. Sikap objektif yang berdasarkan hukum Buddha inilah yang akan menuntun kita menjadi arif bijaksana. Gohonzon adalah wujud kemanunggalan manusia (Niciren Daisyonin) dengan Hukum (Nammyohorengekyo). Perilaku seumur hidup Buddha Niciren Daisyonin adalah Nammyohorengekyo itu sendiri. Jadi pada dasarnya manusia dan hukumnya tidak terpisahkan. Sering kita dengar: “Orang/umat Gohonzon kok tingkahnya begitu�. Protes dengan mengkaitkan antara umat dengan agamanya jarang ditujukan bagi pemeluk agama lain karena agama lain tidak mengumandangkan hukum agama mereka segencar kita. Pernyataan ini menunjukan pandangan masyarakat, umat Gohonzon harus berperilaku sesuai ajarannya. Memang seharusnya demikian ! Dalam salah satu gosyo dikatakan: “Tersebarluasnya hukum tergantung manusianya�. Hukum ini takkan tersebarluas dengan sendirinya, tapi perlu orang yang menyebarkannya, maka peran manusia (dengan segala sikap dan perilakunya) sangat penting. Orang takkan melihat kekuatan hukum ini jika kita tidak melaksanakan dan membuktikan kebenaran hukum ini. Dalam kebangkitan agama Buddha sangat penting bagi kita untuk membuktikan kekuatan hukum secara nyata/konkrit dalam perilaku kehidupan. Keteladanan sikap kita akan membuka mata orang banyak akan kekuatan hukum ini.
Pertanyaan 2: Kini saya telah mengerti, mendengarkan pembabaran hukum Buddha tidak boleh terikat pada pribadi sang pembabar. Tapi sangat sulit bagi saya untuk mendengarkan ceramah dari orang yang saya ketahui pasti kelakuannya bertolak belakang dengan apa yang diceramahkannya. Setiap kali saya mendengar suaranya, langsung dalam hati saya timbul rasa antipati dan ingin mengeritik. Tapi saya sendiripun tak mau terpancing untuk membuat pemfitnahan dharma lagi. Bagaimana mengatasi rasa benci ini? Jawab: Salah satu penderitaan besar menurut agama Buddha adalah bertemu dengan orang yang dibenci. Apalagi dengan sesama umat sudah pasti akan sering bertemu, bahkan harus saling bekerja sama dan mendengar ceramahnya. Pasti suatu penderitaan besar. Ada pendapat: “Daripada membuat karma buruk lebih baik menghindar. Kalau tidak bertemu orang tersebut tentu saya tidak akan membuat karma buruk. Lebih baik saya tidak kepertemuan atau tidak aktif sama sekali�. Pendapat diatas sepintas benar dan masuk akal. Tapi bila ditinjau lebih mendalam ternyata salah sama sekali. Bagaimanapun setiap umat Buddha Niciren Syosyu harus ikut dalam keaktifan. Hanya dengan ikut aktifitas susunanlah jiwa seseorang dapat terbuka dan kesadaran jiwanya
meningkat. Suka duka dalam susunan akan mendorong meningkatnya kesadaran jiwa. Bila hanya gonkyodaimoku dirumah jiwa Buddha takkan terbuka. Kita dapat merasakan perbedaan besar sebelum maupun setelah masuk dan aktif dalam susunan. Tetap dalam susunan merupakan bagian sangat penting dalam upaya kita mempertahankan kesadaran kita masing-masing akan Hukum Pokok. Maka apapun yang terjadi hendaknya jangan sekali-kali meninggalkan susunan. Memang sangat sulit bagi kita untuk membedakan manusia dan hukumnya, dan bukti nyata yang ada pada sang penceramah membuat para pendengar percaya akan apa yang dikemukakannya. Orang yang perilaku kehidupannya bertolak belakang dengan yang diceramahkannya sendiri membuat orang sulit percaya akan kebenaran hukum Buddha. Tapi bila kita bersikap tidak mau mendengar sama sekali terhadap ceramahnya membuat kita tidak bisa maju secara spiritual. Tiap insan mempunyai kesesatannya sendiri yang mungkin telah disadarinya tapi untuk mengubahnya menjadi kesadaran bukanlah semudah bagaikan membalik telapak tangan. Bagaimana pun bila orang tersebut terus berada dan aktif dalam susunan, suatu saat ia pasti sadar melalui pengalaman hidupnya. Kita tak dapat mengatur orang lain agar sesuai dengan keinginan kita. Yang dapat kita lakukan adalah menjaga agar orang itu kelak tidak kalah suasana bila Oktober 2014 | Samantabadra
45
materi ajaran | forum diskusi menghadapi rintangan dari karmanya. Dan penting sekali bagi kita untuk mengubah cara berpikir kita dalam menerima orang lain dengan apa adanya. Bila diteliti, ternyata tidak semua orang benci padanya. Bahkan masih ada orang yang dapat bersahabat secara wajar dengan orang tersebut. Mengapa orang yang sama telah membangkitkan rasa benci pada diri kita? Inilah jodoh karma atau jodoh jiwa kita dan kita telah terpancing untuk mengeluarkan rasa antipati kita terhadapnya. Kalau tidak berjodoh tentu tidak bertemu dalam daerah atau cabang yang sama atau bahkan sama sekali tidak mengenal dengannya. Tapi karena adanya ikatan jodoh, maka bertemu. Jadi jangan menghindar dari kenyataan akan adanya jodoh ini, tapi atasilah hingga jiwa kitapun meningkat. Agar dapat menerima jodoh tersebut secara positif, pertama coba menganalisa latar belakang orang tersebut. Cari sebabnya maka ia berperilaku yang tidak sesuai dengan ceramahnya sendiri. Pasti terdapat kesesatan jiwanya yang mendalam. Mungkin saja dia sendiri diam diam sudah berusaha mengubahnya tapi belum maksimal atau signifikan. Dengan memahaminya dengan baik pasti akan mengurangi atau menghapus rasa benci bahkan bukan tidak mungkin akan berbalik menjadi rasa simpati akan perjuangan perombakan sifat jiwanya. Tapi bukan berarti kita membenarkan atau mendukung perilakunya yang bertolak belakang dengan ajaran Buddha. Dia pasti akan menerima akibat imbalan dari 46
Samantabadra | Oktober 2014
perilakunya dan kita tak berhak atau sanggup mengatur imbalan akibat orang tersebut, karena itu adalah karmanya sendiri. Selanjutnya yang harus dianalisa adalah diri sendiri. Jangan berasumsi bahwa kita tidak ada kesesatan seperti orang yang kita benci itu, karena tiap orang dapat melakukan apapun yang dilakukan orang lain. Dengan mempelajari kekeliruan orang lain kita dapat mengantisipasi diri kita agar tidak berbuat hal serupa, karena tiap orang memiliki Sepuluh Dunia yang saling mencakupi. Maka jangan hanya mempelajari keberhasilan orang, tapi juga harus mempelajari kegagalannya. Renungkanlah dalam dalam jiwa kita sendiri dengan bercermin dihadapan Gohonzon. Pasti akan didapatkan hikmah positif dari adanya jodoh dengan orang tersebut. Bukalah jiwa kita selebar lebarnya untuk dapat menerima orang lain seadanya, jiwa sempit membuat kita menjerumuskan diri sendiri kedunia neraka, yang suatu saat akan terwujud nyata sebagai nasib buruk. Kita akan menderita. Dengan terbukanya jiwa kita untuk menganlisa dan menemukan kelemahan yang ada pada orang lain, kita sendiri dapat terhindar dari karma dan nasib yang sama. Akhirnya kita akan berterima kasih kepada orang tersebut karena melalui jodoh dirinya kita dapat meningkatkan kesadaran diri sendiri. Yang dapat meningkatkan kesadaran jiwa dan harkat kemanusiaan kita adalah kita sendiri. eee
syingyogaku
Ketekadan Hati Hari Ini Kyo No Hoshin (Berbunga dan Berbuah) “Setelah berbunga selanjutnya akan berbuah, setelah bulan terbit selanjutnya pasti akan menjadi bulan purnama. Jika lampu temple ditambah minyaknya pasti akan bertambah terangnya. Turunnya hujan akan menyuburkanpPohon dan rerumputan. Dengan demikian manusia harus semakin menimbun akar kebaikan baru dapat menjadi jaya dan makmur.�
pada akhirnya pasti akan mencapai kejayaan dan kemakmuran, tidak peduli betapa sulit dan menderitanya keadaan seseorang. Namun, hal ini tidak hanya semata-mata menimbun akar kebaikan pasti dapat mengatasi kesulitan dan penderitaan. Kita juga harus dengan teguh mempertahankan hati kepercayaan demi melangkah maju berkelangsungan tanpa terputus-putus. Jika dipandang dari prinsip kebenaran hukum sebab akibat yang terjadi sesaat yang bersamaan (Inga Guji), maka orang yang Surat balasan kepada Ueno Dono berjuang sungguh-sungguh demi kosenrufu yang persis berada dalam terpaan tiupan badai Setelah berbunga tidak lama kemudian dingin akan memperoleh kebahagiaan ketika akan tumbuh berkembang menjadi buah bulan bertekad hati. Kebahagiaan yang diperoleh muncul dengan bulan sabitdan kemudian tentu melebihi orang yang hidup dalam akan menjadi bulan purnama. Hal-hal tersebut suasana ketenangan berkecukupan. merupakan gejala alam semesta dan irama Hendaknya marilah kita menyayangi dan perubahan alam semesta yang kelihatanya menghargai setiap harinya untuk menegakkan tidak beraturan. Namun sesungguhnya hidup yang menjalankan pertapaan hukum kesemuanya berubah berdasarkan pada satu Buddha. Dengan demikian, kita akan dapat hukum kebenaran yang utuh dan tetap. membuka dan merintis suasana kehidupan Nammyohorengekyo adalah dasar pokok seluas-luasnya dan sebesar-besarnya. seluruh hukum yang ada di alam semesta ini. Seluruh gejala beraneka ragam di Apa yang dimaksud dengan serah alam semesta bergerak berdasarkan pada terima hubungan darah dari Saddharma Saddhrama (Myoho). Oleh karena itu, kita Pundharika Sutra? yang percaya, yakin dan mempertahankan “Karena telah terjalin jodoh yang sangat Saddharma (Myoho) ini baru dapat memiliki kuat dengan Saddharma Pundharika-sutra kehidupan yang selaras dan seirama dengan di masa kehidupan yang lampau, maka irama alam semesta. Maka, dapat dikatakan masa sekarang ini dapat menerima dan bahwa kepercayaan kepada Gohonzon dapat mempertahankan sutra. Sehingga perihal menimbun akar kebaikan , dan pasti dapat pencapaian akibat Buddha pada masa akan membuka dan merintis kehidupan yang luas datang. Sama sekali tidak ada apapun yang dan agung. dapat meragukanNYA hidup mati masa Orang yang melaksanakan pelaksanaan yang tekun dan sungguh-sungguh setiap lampau, hidup masa sekarang dan hidup harinya di dalam susunan NSI akan seirama mati masa kan datang yakni hidup mati sama seperti hukum alam semesta raya, yang selama tiga masa tidak akan terlepas dan Oktober 2014 | Samantabadra
47
syingyogaku berpisah dengan saddharma pundharika sutra. Inilah yang dimaksud dengan serah terima hubungan darah dari Saddharma Pundarika-sutra.�
Tidak peduli walau menghadapi penderitaan berat bagaimanapun betapapun jangan memisahkan diri dengan Gohonzon, dan tidak terlepas dari susunan PBDNSI demi tercapainya kosenrufu. Hendaknya kita dengan Surat satu hal penting hubungan darah ketekadan hati, keprcayaan yang tulus dan murni, serta memiliki Ichinen rasa terima hidup dan mati. kasih mau dengan sepenuh hati jiwa raga melaksanakan kegiatan. Ketika kita dapat menerima dan mempertahankan Gohonzon, hal tersebut Ada bukti nyata sehingga ada hukum sama sekali bukan karena jodoh yang Buddha sangat dangkal. Kutipan kalimat Gosyo ini membuktikan bahwa kita telah menjalin jodoh “Marilah amati hukum Buddha Niciren yang sangat mendalam dengan Gohonzon sejak yang tidak terbatas dan hanya memiliki kewajaran yang tegas karena dilengkapi masa lampau yang jauh. dengan bukti tertulis. Mengenai hal ini tiada Jika sekarang kita percaya dan menerima Gohonzon, menjalankan ibadah dengan giat sesuatu yang melampauinya. Terlebih lagi dan tekun demi tercapainya kosenrufu. Maka dari itu bukti nyata di dalam kehidupan hal tersebut adalah akibat dari masa lampau lebih mengunguli teori kewajaran maupun yang jauh. Begitu pula alasan mengapa kita bukti tertulis.� terlahir di Indonesia. Tujuan kita di dunia pada masa akhir dharma sekarang ini adalah untuk Gosyo perihal ketiga Bhikku tripitaka menyelamatkan orang yang malang (tidak mendoakan turunnya hujan berbahagia). Maka tidak dapat diragukan lagi bahwa kita semua dapat mencapai Kutipan kalimat gosyo ini menandaskan kebahagiaan. Seandainya sekarang kita tengah bahwa hal yang terpenting di dalam hukum hidup dalam penderitaan, kita tidak boleh agama Buddha adalah dapat mewujudkan lupa terhadap kurnia kebajikan yang maha bukti nyata di dalam kehidupan yang nyata. agung dan dahsyat dari Gohonzon. Karena kita Di antara ketiga bukti yang terdiri dari telah berjodoh dengan Gohonzon, kita harus bukti tertulis, bukti teori kewajaran dan selalu ingat dalam hati akan tugas jiwa yang bukti kenyataan, memang bukti tertulis dan telah kita prasetyakan, yaitu untuk maju satu bukti teori kewajaran adalah sangat penting. langkah demi satu langkah untuk membuka Namun jika tidak ada bukti kenyataan, maka dan merintis masa depan yang maha agung hukum Buddha masih tidak dapat dikatakan nan mulia. sebagai agama yang memiliki kekuatan. Oleh karena itu serah terima hubungan dari Benar, atau tepat tidaknya bukti kenyataan Saddharma Pundharika-sutra ini berlangsung dengan agama memiliki hubungan yang dan mencakup ketiga masa, yakni lampau, erat sekali. Agama sama sekali bukan hanya sekarang, dan akan datang. Selama-lamanya berupa sandaran dari segi rohani saja. Namun menerima dan mempertahankan Gohonzon dengan terwujudnya bukti kenyataan harus dan takkan berpisah untuk selama-lamanya dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam hal ini menandaskan hubungan jodoh bagi kehidupan. Melaksanakan kepercayaan ini tidak bersifat sementara dan juga bukan agama yang memiliki kekuatan sesungguhnya hanya terbatas pada masa sekarang saja. Untuk dapat membuat kehidupan pribadi seseorang itu kita sepatutnya bersyukur atas besarnya memperoleh manfaat serta menghasilkan nilai kurnia rejeki kita dan tebalnya dan dalamnya kehidupan. Adapun agama yang menyangkal karma jodoh dengan gohonzon. 48
Samantabadra | Oktober 2014
bukti kenyataan menunjukan bahwa agama itu tidak dapat merubah kehidupan yang nyata. Begitupun sama halnya ideologi yang mengandalkan pada kehidupan mendatang setelah kematian. Nichiren Daishonin melalui kutipan kalimat gosyo ini menjelaskan betapa pentingnya bukti kenyataan. Makna pokok dari kalimat ini adalah untuk mempertegas agar orangorang memahami agama yang tidak memiliki kekuatan. Bersamaan dengan itu, Daishonin juga menandaskan secara tegas bahwa jika kita melaksanakan hukum Buddha pasti dapat mewujudnyatakan kebahagiaan dalam kehidupan yang nyata. Kita setiap hari menyebut Daimoku menghadap Gohonzon yang memiliki kekuatan. Seluruh doa pasti terkabulkan, pasti dapat mewujudkan bukti nyata dari kehidupan yang bermanfaat. Maka, jangan memiliki kepercayaan yang awang-awang, tapi setiap hari kita harus memperoleh kemajuan dan pertumbuhan dengan menegakkan lencana sasaran dan doa yang sungguh-sunguh terhadap Gohonzon. Dengan demikian, mahkota kemenangan pasti merupakan milik anda. Yakinilah yang dikatakn Daishonin bahwa “tiada sesuatu yang dapat mengunguli bukti kenyataan�. Marilah kita menjadikan kutipan ini sebagai dasar pegangan dari hati kepercayaan kita. Namun demikian jangan sekali-kali karena berangapan bukti kenyataan adalah yang terpenting, sehingga mengabaikan kewajaran dan bukti tertulis. Adapun bukti kenyataan adalah sesuatu yang dilahirkan karena selaras dengan irama Myoho, yang juga merupakan selaras dengan irama semesta. Bukti kenyataan dilahirkan karena perilaku kita selaras dan menuruti yang diajarkan oleh Daishonin, serta tidak bertentangan dengan kalimat sutra. Maka, camkanlah sedalam-dalamnya jika hati kepercayaan dan kehidupan diri sendiri semuanya selalu menaati apa yang dikatakan kalimat sutra, maka bukti kenyataan akan bermunculan mengalir keluar bagaikan mata air yang tiada habisnya. Untuk itu marilah miliki dan pertahankan keyakinan demikian
untuk melangkah maju dengan cerah dan bersemangat!
Myoho adalah inti sari dan inti hakekat dari seluruh sutra “Nammyohorengekyo tidak hanya sebagai inti hakekat dari ajaran seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni, namun juga merupakan hati, dan badan serta kesimpulan inti hakekat dari Saddharma Pundarika-sutra.� Surat balasan kepada Soya Nyudo Dono Daimoku yang kita sebut setiap hari adalah inti sari dan inti hakekat dari seluruh sutra, dan merupakan sumber dasar pokok segala gejala alam semesta raya. Penyebutan daimoku selaras dengan irama alam semesta, sehingga setiap harinya kita dapat hidup penuh semangat, dan memperoleh kehidupan yang berbahagia. Namun demikian, walaupun kita setiap hari menyebut daimoku yang memiliki kurnia kebajikan yang tidak terbatas sedemikan rupa namun apakah betul bettul memiliki kesadaran yng selaras dan cocok dengan itu? Sebagai umpama dalam kehiduapn setiap hari. Tidak perduli pekerjaan rumah tangga, tugas kantor maupun kegiatan hati kepercayaan yang kesemuanya harus dibuat suatu rencana yang akan dilaksanakan selanjutnya. Karena hendaknya diketahui bahwa penyebutan daimoku meruapakan dasar pokok kehidupan pada suatu hari itu. Namun sesuatu yang tidak boleh terlupakan maupun terabaikan bahwa ketika kita tealah menetukan suatu rencana bahwa pada hari ini harus menyelesauikan satu tugas pekerjaan mengunjungi rumah anggota, atau menjelaskan keagungan hukum budha kepada seorang kawan maka sebelumnya itu apakah kita telah menyebut daimoku dengan panjatan doa demi terlaksananya rencana pekerjaan maupun tugas sehingga dapat terlaksana dengan tuntas? Jadi justru yang terpenting walau kita setiap hari berada dalam kesibukan tugas pekerjaan maupun kegiatan hati Oktober 2014 | Samantabadra
49
syingyogaku kepercayaan, hendaknya dapat menyisihkan waktu untuk menyebut daimoku dengan penuh kesungguhan hati. Gongyo lima kali dipagi hari sebutlah daimoku dangan cerah dan bersemangat untuk mengakan ketekatan hati pada hari itu, sehingga jiwa kita penuh dengan kekuatan. Gongyo pada malam hari, tinjaulah gerakan pada hari itu kemudian mempersiapkan tugas pekerjaan esok hari agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar dan sepatutnya. Jika tidak menjadikan penyebutan daimoku sebagai dasar pokok kehidupan dan melaksanakan kegiatan seenaknya saja kadang-kadang sulit untuk tercapainya apaapa yang kita inginkan. Ketika menyebut daimoku maupun menjalankan tugas pekerjaan setiap hari hendaknya selalu bersemangat dengan hati kegembiraan yang mencakupi jiwa raga. Sebaliknya tidak menjadikan penyebutan daimoku sebagai dasar pokok, maka pekerjaan akan terasa tidak berjalan lancar atau keadaan badan kurang fit. Oleh karena itu hendaknya mulai hari ini kita dapat memperbaharui ketekatan hati untuk menjadikan penyebutan daimoku sebagai dasar pokok dari kehidupan.
kita mengatakan seseorang hebat, maka dasar apakah yang kita pakai untuk menyebutnya hebat? Apakah karena kekayaaannya, atau kedudukannya? Semua ini biasanya hanya merupakan lapis luar dan permukaan dari orang itu, yang pasti akan lenyap begitu saja. Kalau begitu, apakah karena usianya yang panjang? Memang usia panjang merupakan hal yang sangat penting. Namun panjang usia itu sama sekali tidak dapat menentukan nilai kehidupan orang itu. Adapun “kehidupan yang bernilai� yang diakui oleh masyarakat umum seharusnya berdasarkan seberapa besar seseorang mengabdi kepada orang lain dan mengabdi kepada masyarakat. Selain itu orang yang dapat berjuang mempertahankan hidup dengan idealisme yang ia yakini hingga menuntaskannya hingga pada akhir hayatnya. Orang yang semata-mata berusaha memenuhi hawa nafsu diri sendiri hingga membahayakan bahkan merusak masyarakat inilah yang harus dilarang. Kehidupan yang bernilai dan bermakna sesungguhnya dibangun dalam keyakinan pribadi yang selaras dan menyatu dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat. Nichiren Daishonin mengatakan dapat dilahirkan sebagai manusia adalah tidak Memahami makna dari hidup mudah, bahkan sangat sulit sekali. Namun “Seseorang sangat sulit dilahirkan sebagai demikian, menjadi seorang manusia jika manusia, sama seperti kesulitanya sama semata-mata hanya untuk tidak mati dan seperti tanah yang berada didalam kuku. melewati seluruh kehidupan dengan sikap Sekalipun dapat dilahirkan sebagai pasif pesimistis merupakan sesuatu yang manusia, untuk mempertahankannya bertentangan dengan kewajaran. Justru kita adalah sangat sulit sekali. Hal ini sama harus hidup menjalankan kehidupan sendiri seperti tetesan air embun yang berada dengan pro aktif dan berusaha sekuat tenaga di atas rumput. Walau dapat hidup melakukan apa yang sepatutnya dilaksanakan mencapai berusia 120 tahun, namun setelah sebagai manusia. Yakni menciptakan meninggal, nama buruk yang ditinggalkan. kehidupan yang bernilai bagi diri sendiri Bukankah lebih baik hanya hidup satu hari maupun lingkungan. “Walau hanya dapat hidup satu hari dan meninggalkan nama baik di dunia ini?� namun meninggalkan nama baik didunia Surat kaisar Shu shun ini�. Yang dikatakan nama baik di sini sama sekali semata-mata bukan demi reputasi dan keuntungan pribadi. Melainkan menunjukkan Kutipan kalimat gosyo ini mengajarkan bahwa kita harus hidup berjuang demi perilaku dan nilai dari kehidupan. Misalnya 50
Samantabadra | Oktober 2014
kosenrufu yang berpijak pada pandangan tujuan yang luhur dan agung. Dengan demikian baru dapat mengobarkan semaksimal mungkin kekuatan jiwa kita. Jika gerakan kita ini dimulai dari satu orang, maka sama seperti gelombang pertama yang akan berkembang jadi puluhan ribu gelombang. Dengan demikian, dalam sejarah nanti pasti dapat membuktikan bahwa kegiatan kita memberikan pengabdian yang sangat penting dan besar terhadap perkembangan masyarakat. Kita harus melihat dan memandang dengan jelas jelas dan terang bahwa kita sedang menciptakan sejarah. Oleh karena itu, kita
harus sungguh-sungguh memikirkan dan merenungkan saat ini hal-hal apakah yang harus dan sepatutnya saya laksanakan? Orang yang melaksanakan pelaksanaan yang benar dan tepat lah yang merupakan orang yang bernama baik dan terkenal sesungguhnya. (Udin
Tirta)
Oktober 2014 | Samantabadra
51
refleksi
Terhormat dengan Konsisten Belajar Dharma
S
ravaka di antara keempat Dunia Suci dari 10 dunia, yang dalam Jepang disebut sebagai Dunia Syomon dan Enggaku (Prateyabuddha) disebut sebagai Dwiyana. Sesungguhnya Sravaka berarti menunjukkan mendengar dengan seksama Ajaran/ Suara Buddha untuk diteruskan/disampaikan kepada seluruh umat manusia. Inilah asal mula Dunia Sravaka atau Syomon. Yang dimaksud Dunia Sravaka adalah menunjuk suatu suasana jiwa dalam upaya memperkaya pengetahuan dan pengamatan diri sendiri dengan beruhasa sekuat tenaga untuk menyerap seluruh idiologi atau ilmu penegtahu atau pengalaman orang orang yang dtemuainya Oleh karena itu belajar dengan sungguh-sungguh, giat mengasah dan melatih diri, maka saat itulah suasana jiwa diri sendiri adalah Dunia Sravaka. Ada pepatah bahasa Tionghoa yang mengatakan : “Tidak belajar, yakni minder dan terhina”, tidak berusaha untuk belajar lebih maju dalam upaya mencapai peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan, maka pada akhirnya akan terjerumus ke dalam kehidupan yang minder dan terhina serta menyedihahkan. Dalam bimbingan dikatakan “Pada masa muda justru harus berjuang lebih sungguh-sunguh untuk menimbun sebanyak mungkin kekuatan sesungguhnya dalam memperlajari, mengamati berbagai permasalahan sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit dan menderita. Ketahuilah kehidupan itu adalah menang atau kalah. Di dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan dengan sungguh hati, baru dapat mengasah dan melatih diri sendiri sehingga mencetak kepribadian yang kokoh tidak tergoyahlan sehingga memiliki kepribadian yang kuat. Ada seorang filsuf pernah mengkritisi orang yang kurang pengetahuan dengan mengatakan : “orang yang hanya dibekali dengan jubah pengetahuan yang dangkal dan sempit adalah sama seperti topeng monyet yang memakai pakaian yang terbuat dari sisa-sisa/sampah, yang membuatnya sudah merasa sangat bangga, sungguh sangat menyedihkan.” Kita berusaha untuk belajar dengan sungguhsungguh membaca dan lain sebagainya, pada
52
Samantabadra | Oktober 2014
dasarnya adalah demi untuk menyerap lebih banyak pengetahuan atau idiologi dalam upaya mengisi jiwa diri sendiri, sehingga dengan demikian kita dapat memiliki kekuatan untu hidup secara berkelansungan dengan agung dan terhormat. Jika seseorang tidak melatih diri dan tidak mendapat rangsangan apapun, maka kemampuan yang dimiliki sejak asal muasal dalam jiwanya tidak dapat dikembangkan, maka seakan-akan tertidur nyeyak beitu saja. Ini berarti justru karena menghadapi berbagai macam kesulitan dan penderitaan serta rangsangan, dari situ baru dapat merangsang dengan giat kekuatan jiwa yang terdapat dalam jiwa. Jadi justru karena adanya kesulita baru dapat dengan leluasa merangsang keluar kekuatan jiwanya, justru karena dalam keadaan yang sangat sulit justru akan dapat berupaya mengatasi kesulitan, padahal pada keadaan biasa mungkin tidak dapat melakukan. Jadi dengan demikian kekuatan yang terselubung dalam jiwa dari situlah dapat hidup kembali sehingga menghasilkan kekuatan yang sangat dahsyat. Juara base ball bernama Ong Tjuen Tji, selalu memberi dorongan kepada juniornya, dengan mengatakan, “Kunci kemenangan adalah bukan kepada kekuatan badan atau kemampuan orang itu, tetapi pada kekuatan keinginan orang itu sendiri.” Dikatakan juga, “Jangan sekali-kali sudah merasa puas, tetapi harus berusaha untuk lebih maju lagi, karena kalau sudah puas dengan keadaan sekarang orang akan berhenti pertumbuhannya”. Seorang pengarang bernama Simomora pernah mengatakan, “Tiada yang lebih tidak berdaya dari pada menghadapi orang yang selalu gelagapan dan segala seuatunya seperti tidak berdaya.” Dengan membaca berbagai buku nasihat dari pujangga di dunia ini justru mengajarkan kepada kita orang yang belajar sungguh-sungguh, pasti akan mengalami kemajuan / pertumbuhan yang sangat besar. Memang belajar dengan sungguh– sungguh mungkin sangat sulit, namun jerih payah ini pada akhirnya akan menjadi kekuatan diri sendiri. Diharapkan anda sekalian harus selalu mempertanyakan diri sendiri, “Sesungguhnya mengapa saya harus belajar?” Sunguh dari titik tolak kehidupan kita memikirkan kembali dari asal muasalnya, marilah maju dengan penuh semangat. (Udin Tirta)
Optimisme
Kehidupan Berkeyakinan dan Pantang Menyerah Udin Tirta Sikap hidup yang mencari kegembiraan dalam penderitaan Apakah anda pernah mendengar cerita tentang “pemudi Anna” ? Buku ini adalah karangan sastrawan/ penulis cerita anak-anak terkenal di Amerika Serikat bernama Peter (tahun 1868 – 1920), karangan ini dipublikasikan pada awal abad ke-20. Dan dikatakan merupakan buku terlaris nomer wahid di Amerika Serikat, kiranya banyak orang membaca hasil karya agung tersebut. Dalam buku tersebut menceritakan seorang pemudi yatim piatu bernama Anna yang kedua orang tuanya telah meninggal sejak ia masih kecil, kemudian ia diasuh oleh bibinya, ia selalu ingat perjanjian dengan sang ayah, yaitu “walaupun dihadang oleh hal apapun, harus tetap menghadapi dengan rasa optimis”. Karena
itu ia selalu berkeinginan untuk menggali hal-hal yang menggembirakan/ menyenangkan dari setiap orang yang dijumpai, maka orang-orang yang pernah berjumpa dengan Anna akan selalu merasa terharu, penuh kepedulian, tulus, penuh kehangatan, sehingga semua senang menjadi sahabat karibnya. Lama kelamaan seluruh daerah itu telah berkembang menjadi penuh kehangatan. Seiring dengan semakin tersohornya buku cerita ini lambat laun ‘Anna’ telah menjadi kata pengganti dari ‘Optimisme’. Bahkan telah menjadi icon dari “Idiologi Optimistis” dan “Sikap Optimis”. Sesungguhnya sesuatu yang dilaksanakan oleh Anna dalam menjalani suka duka kehidupannya untuk menggali hal-hal yang menggembirakan, bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat dikatakan
sebagai sesuatu yang sulit sekali. Jika tidak ada usaha, niat dan tekad yang kuat dan kokoh, maka merupakan sesuatu yang mustahil. Filsuf Perancis, Allan pernah mengatakan: “ Pesimis termasuk dalam emosional/ perasaan, sedangkan optimis termasuk di dalam ruang lingkup niat dan tekad hati”. Tanpa semangat yang kuat dan kokoh tidak tergoyahkan, maka tidak mungkin menjadi seseorang yang punya rasa optimis. Pada dekade 1960 an pernah film dengan lagu thema “Que sera sera”, yang dibawakan oleh artis terkenal Amerika Serikat bernama Doris Day, dimana lagu tersebut sangat popular hingga saat ini. “Que Sera Sera” adalah bahasa Spanyol yang berarti “segalanya terserah sesuai dengan keadaan, dan ikutilah dengan sewajarnya”. Ada sebagian orang menganggap sikap ini Oktober 2014 | Samantabadra
53
refleksi diumpamakan sebagai idiologi optimisme, namun demikian, hal tersebut di atas tidak lain hanya semacam mengikuti kemana arah angin, atau sikap hidup yang mengikuti terpaan pasang surutnya ombak. Dengan demikian sama sekali berbeda dengan idiologi optimisme; kemudian orang yang hidup tenang tanpa rasa khawatir dan kesulitan apapun sama sekali tidak berhubungan dengan optimisme.
Jika ditanyakan, mengapa mereka sedemikian teguh meyakini kehidupan mereka, serta memiliki keyakinan yang sedemikian kuat? Alasannya adalah mereka percaya dan yakin terhadap falsafah kehidupan. Bagi Anna, ia dilukiskan sebagai seorang pemudi yang cerah dan cerdas serta memiliki pandangan hidup yang proaktif dan inisiatif; sedangkan bagi orang Yahudi yang ditahan di kamp konsentrasi adalah karena keyakinan yang teguh Dengan tabah penuh terhadap kepercayaan Agama keuletan menghadapi yang dianutnya. kesulitan dan penderitaan Betapapun juga sikap kehidupan kehidupan apapun, semuanya Kamp konsentrasi Nazi memiliki makna masingyang memenjarakan orangmasing. Oleh karena itu orang Yahudi dengan jangan sekali-kali lepas dan lingkungan yang sangat buruk melarikan diri dari kenyataan dan menyesatkan, adalah agar hidup. orang-orang yang ditahan di Saddharmapundarikakamp tersebut merasakan sutra mengajarkan, bahwa keputusasaan terhadap jiwa adalah perwujudan nyata masa akan datang. Namun dari Icinen Sanzen, dengan demikian para tahanan di sana kata lain, bahwa seluruh jiwa penuh keyakinan diri yang adalah Badan Pokok dari kuat terhadap kehidupan, Myoho, yang secara lengkap yakni dengan sikap positif dan sempurna mencakupi menentukan masa yang akan Jiwa Buddha. Jika memiliki datang akan dirinya sendiri. keyakinan bahwa diri sendiri Di sini marilah kita merasakan adalah Badan Pokok dari makna sesungguhnya dari Myoho dan di dalam jiwa Idiologi Optimisme itu. telah tercakupi secara lengkap Kehidupan memiliki makna dan sempurna Jiwa Buddha nilai kehidupannya dan harus yang Agung dan luhur. Justru menunggu perwujudnyataan di sini akan menimbulkan di masa yang akan datang. sikap yang teguh dan mutlak Jika tidak memiliki keyakinan yang dimiliki oleh diri sendiri demikian, maka tidak dengan keyakinan yang mungkin dapat dengan teguh kokoh bahwa diri sendiri menghadapi suasana yang pasti dapat mengatasi dan sulit dan menderita. melampaui kesulitan/ 54
Samantabadra | Oktober 2014
penderitaan atau tantangan apapun juga; yakni memiliki pandangan kehidupan bahwa kebahagiaan pasti dapat diwujudnyatakan; inilah Idiologi Optimisme. Ketika Niciren Daisyonin mengalami hukuman pembuangan di Pulau Sado, Beliau dengan tenang dan lapang menyatakan: “ Walau diri Saya sebagai seorang buangan, namun tidak terhingga kegembiraan yang meluap-luap�. Dari kejadian tersebut dapat mengetahui Niciren Daisyonin memiliki keyakinan teguh yang tidak tergoyahkan oleh kehidupan yang sedang dilanda penderitaan dengan memiliki keyakinan mutlak, bahwa Beliau pasti akan dibebaskan untuk kembali ke Kamakura. Dari hal ini kita dapat belajar sikap yang harus dipertahankan secara teguh dalam menjalankan kehidupan yang optimis. eee
Perilaku Konsumtif
Kebutuhan atau Keinginan? Megah Ria berlebihan, tidak ada skala prioritas, serta gaya hidup yang bermewah-mewah.
Fenomena perilaku konsumtif banyak ditemukan di kalangan masyarat, baik tua maupun muda. Fenomena ini dapat dengan mudah kita lihat di pusat-pusat perbelanjaan, anusia memiliki berbagai macam dimana sebagian besar orang menggunakan kebutuhan yang harus dipenuhi uang mereka untuk membeli baju, tas, untuk dapat mempertahankan kelangsungan sepatu, aksesoris, dan barang lainnya secara hidupnya. Kegiatan manusia dalam upaya berlebihan. Keputusan untuk membeli memenuhi kebutuhannya tersebut dinamakan barang-barang tersebut bukan atas dasar sebagai kegiatan konsumsi. Dalam pengertian kebutuhan, tetapi lebih kepada pemuasan yang lebih luas, konsumsi adalah kegiatan yang keinginan dan sebagai salah satu upaya bertujuan mengurangi atau menghabiskan untuk meningkatkan status sosial mereka daya guna suatu benda, baik berupa barang di mata masyarakat. Orang-orang yang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan berperilaku konsumtif akan merasa bangga atas berbagai jenis tuntutan hidup. Tuntutan dan percaya diri apabila berhasil membawa hidup ini terdiri dari kebutuhan manusia pulang kantong belanjaan dalam jumlah akan makanan dan minuman, pakaian, yang banyak. Aktivitas berbelanja kemudian tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan menjadi sebuah kebiasaan atau hobi yang lain sebagainya. Namun, seiring dengan dapat dilakukan setiap saat, terlepas dari berjalannya waktu, kegiatan konsumsi telah ada atau tidaknya kebutuhan terhadap suatu mengalami pergeseran makna yang cukup barang. Perilaku konsumtif juga didukung signifikan. Saat ini, manusia mengkonsumsi oleh tindakan para produsen yang seringkali barang atau jasa tidak hanya didasarkan pada memancing konsumen dengan memberikan tuntutan hidup semata, tetapi lebih banyak potongan harga khusus dan mempromosikan disebabkan oleh faktor keinginan. Perilaku keunggulan produknya melalui iklan semacam ini kemudian dikenal dengan televisi, majalah, poster, dan berbagai media sebutan perilaku konsumtif. Menurut Yayasan menarik lainnya. Faktor-faktor inilah yang Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), perilaku menyebabkan perilaku konsumtif berkembang konsumtif adalah kencenderungan manusia dengan begitu pesat, hingga akhirnya dianggap untuk mengkonsumsi tanpa batas, dimana sebagai sebuah perilaku yang wajar. faktor keinginan lebih dipentingkan daripada kebutuhan. Konsumtif bisa juga diartikan Bila kita lihat secara sekilas, perilaku sebagai perilaku konsumsi yang boros dan konsumtif sepertinya tidak berdampak buruk
M
Oktober 2014 | Samantabadra
55
dan tidak merugikan siapapun. Tetapi bila dicermati lebih lanjut, perilaku konsumtif ternyata memiliki beberapa dampak negatif sebagai berikut : 1. Meningkatkan volume sampah
Perilaku konsumtif mempunyai kaitan yang sangat erat terhadap meningkatnya volume sampah. Salah satunya adalah sampah plastik yang dihasilkan dari kantong belanjaan. Semakin banyak kita membeli barang, maka semakin banyak pula kantong plastik yang akan diberikan untuk membawa barangbarang belanjaan kita. Tidak berhenti sampai di situ saja, barang-barang yang kita beli suatu saat nanti juga akan menjadi tumpukan sampah jika sudah tidak terpakai lagi. Selain sampah plastik, perilaku konsumtif juga menyebabkan terjadinya peningkatan volume sampah kertas. Sampah kertas ini berasal dari berbagai media promosi yang digunakan oleh para produsen untuk menarik perhatian konsumen. Media promosi yang banyak digunakan sekarang ini, sebagian besar terbuat dari bahan dasar kertas, contohnya katalog, brosur, dan poster. Bisa kita bayangkan berapa banyak sampah kertas yang terkumpul, apabila setiap toko di Indonesia mencetak 10.000 lembar brosur setiap bulannya? Dan berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk menghasilkan brosur tersebut? 2. Mencemarkan lingkungan
Berkembanganya perilaku konsumtif di masyarakat, berdampak langsung terhadap meningkatnya permintaan barang. Permintaan barang yang meningkat akan merangsang para pelaku industri untuk lebih meningkatkan lagi hasil produksi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan permasalahan baru, yaitu berupa pencemaran lingkungan. Di dalam setiap kegiatan produksi, menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Semakin meningkatnya produksi, maka semakin meningkat pula volume limbah yang dihasilkan. Limbah ini sebenarnya bisa 56
Samantabadra | Oktober 2014
diatasi apabila para pelaku industri memiliki kesadaran untuk melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum membuangnya ke sungai. Namun pada kenyataannya, masih sangat sedikit sekali industri yang mau mengolah limbah mereka, karena sebagian besar orang hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja dan tidak peduli terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. 3. Menimbulkan kecemburuan sosial
Perilaku konsumtif mungkin bukan masalah bagi mereka yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas. Tetapi tidaklah demikian bagi mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu. Berdasarkan data yang ada, sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Dimana mereka harus bekerja keras untuk dapat memperoleh sesuap nasi dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adanya kesenjangan ini, ditambah dengan fenomena perilaku konsumtif, akan menimbulkan rasa iri atau kecemburuan sosial bagi sebagian pihak. Tidak berhenti sampai di situ, rasa iri ini mempunyai potensi yang besar untuk berkembang ke arah yang lebih buruk, yaitu munculnya berbagai tindakan kriminal. Setelah mengetahui dampak-dampak buruk dari perilaku konsumtif tersebut, diharapkan kita bisa berpikir lebih bijaksana sebelum kita memutuskan untuk mengkonsumsi sesuatu. Pikirkanlah kembali apakah barang atau jasa yang akan kita konsumsi benar-benar kita butuhkan, ataukah hanya sekedar pemuas keinginan dan gengsi semata. eee Referensi : http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertianperilaku-konsumtif.html http://meltri-elia.blogspot.com/2011/10/konsep-konsumsikonsumen-konsumtif.html http://green.kompasiana.com/polusi/2011/11/26/budayakonsumtif-dan-pencemaran-lingkungan-413613.html
wawasan
Penjelasan Ilmiah Di Balik Fenomena Penampakan Hantu
C
erita mengenai fenomena penampakan hantu telah ada sejak lama dan hal ini terus menarik perhatian banyak orang bahkan hingga sekarang. Sebagaimana kemunculan penampakan hantu adalah hal yang tidak dapat dijelaskan oleh banyak orang, maka ada juga orangorang yang menjelaskan hal tersebut secara ilmiah. Jika biasanya orang yang tidak percaya dengan keberadaan hantu mengatakan bahwa hantu hanyalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara verbal oleh diri kita. maka mungkin 10 penjelasan ilmiah berikut ini dapat membantu Anda menjelaskan fenomena penampakan hantu itu dalam cara yang lebih verbal.
1. Lelucon Hantu adalah salah satu hal yang tidak dapat dibuktikan namun tetap dipercaya oleh banyak orang. Menyadari hal ini ada saja orang-orang yang ingin berusaha mencari keuntungan dari fenomena tersebut, baik karena alasan pamor atau lelucon semata. Pada saat melakukan investigasi penampakan hantu, hal pertama yang harus diperhatikan adalah fenomena yang ternyata sama sekali tidak memiliki hubungan paranormal. Mungkin saja sebuah laporan penampakan hantu terjadi hanya karena tindakan anggota keluarga atau orang-orang yang berusaha menciptakan sebuah lelucon atau bahkan ingin menjual cerita tersebut. Namun ada kalanya karena investigasi sudah dilakukan, orang terkait terlalu malu untuk mengakui bahwa itu adalah lelucon yang diciptakannya. Hal ini menyebabkan lelucon itu menjadi kepercayaan berkepanjangan yang menyebar ke
lingkungan sekitar. Jadi tentunya jika Anda mendengar ada penampakan hantu, hal utama yang harus dipastikan adalah itu bukan rekayasa orang lain. 2. Kesalahan Otak Biasanya orang-orang melihat penampakan hantu lebih dalam wujud yang membuat mereka merinding seperti wujud pria tentara perang dunia, raden zaman kuno, dan seterusnya. Ternyata hal seperti itu terjadi karena pikiran kita sedang tidak fokus. Joe Nickell, peneliti senior dari komite untuk penyelidikan skeptis mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti pikiran yang terganggu, kurang tidur, kelelahan, atau Temporal Lobe Epilepsy (bagian otak yang terasosiasi dengan penglihatan). Saat otak kita sedang lelah atau tidak fokus maka otak kita akan secara sendirinya berusaha mengisi segala Oktober 2014 | Samantabadra
57
wawasan informasi di sekitar kita dengan informasi visual yang tidak lengkap. Baik karena kelopak mata Anda yang berkedut atau serangga yang lewat di depan mata Anda, hal itu menyebabkan pikiran kita tertipu dan menganggap bahwa kita melihat sesuatu yang mengerikan. Pada umumnya hal ini terjadi dalam waktu singkat.
3. Titik Dingin Saat Anda sedang menjelajahi sebuah tempat di malam hari, Anda merasakan udara yang tiba-tiba saja semakin dingin. Akan tetapi begitu Anda berjalan ke arah lain temperatur tersebut kembali menjadi normal. Para ahli paranormal biasa menyebut hal ini sebagai cold spot atau titik dingin. Mereka mengatakan bahwa hal ini terjadi karena si hantu mengambil energi di sekitar mereka termasuk panas di udara. Sayangnya, para ilmuwan memiliki penjelasan yang lebih membosankan namun sederhana. Titik dingin ini terjadi karena udara dingin yang masuk dari jendela atau ventilasi rumah. Walaupun sebuah ruangan tertutup rapat, setiap objek memiliki temperatur mereka sendiri dan beberapa permukaan lebih panas dibandingkan yang lainnya. Untuk menstabilkan temperatur ruangan, objekobjek itu melepaskan panas mereka dalam sebuah proses yang disebut konveksi. Di sinilah udara panas naik ke tempat yang lebih tinggi dan udara dingin turun ke tempat yang lebih rendah. Perubahan inilah menyebabkan rasa dingin di kulit manusia.
karena jam kerja yang terlalu panjang, ataupun kenaikan gaji, namun karena mereka ingin seseorang mengusir hantu di toilet pabrik tersebut. Diceritakan bahwa sebuah hantu yang marah menyerang seorang pekerja di toilet wanita, menyebabkan semua orang menjadi panik. Huru hara terjadi sampai pada batas polisi harus mengambil tindakan tegas. Hal serupa juga terjadi di sebuah sekolah di Patong, Phuket, Thailand saat 22 murid masuk rumah sakit karena dipercaya melihat hantu wanita tua. Setelah penyelidikan dilakukan ternyata diketahui bahwa para pekerja dan para murid menderita fenomena yang dikenal sebagai histeria massa. Delusi ini terjadi saat sekumpulan orang berada dalam lingkungan yang menekan mereka, seperti sekolah atau tempat kerja yang sibuk contohnya. Tekanan jangka panjang itu pada akhirnya menyebabkan rasa pusing, mual, hingga kejang-kejang. Apabila di antara orang-orang itu ada orang yang percaya akan kejadian paranormal maka laporan penampakan hantu akan dapat ditemukan. Dari yang tadinya hanya beberapa orang menderita gejala ini, orang lain juga akan menderita gejala serupa karena lingkungan yang sama. Inilah yang pada akhirnya mengerah ke histeria massa.
5. Ideomotor Di dunia paranormal ada berbagai medium dan cara yang memperbolehkan seseorang berbicara dengan orang-orang yang telah meninggal. Salah satu cara paling terkenal adalah Papan Ouija (Ouija Board). Orang-orang akan meletakkan 4. Histeria Massa tangan mereka di sebuah medium dan Pada Juni 2013, lebih dari 3.000 pekerja menanyakan si hantu sebuah pertanyaan. melakukan protes massal di sebuah pabrik Papan yang berisikan angka, huruf, dan Gazipur, Bangladesh. Mereka bukan protes kata-kata sederhana seperti “iya� atau 58
Samantabadra | Oktober 2014
“tidak� ini akan menjadi medium jawaban si hantu. Ternyata penjelasan ilmiah di balik fenomena hantu ini adalah kekuatan dari sugesti. Kekuatan sugesti membuat seseorang menggerakkan ototnya secara tidak sadar. Pada tahun 1853, pembuktian dilakukan dengan membagi sekumpulan partisipan menjadi 2 grup yang sama jumlhanya. Grup pertama diberitahukan bahwa sebuah meja akan bergerak ke kanan sedangkan grup lain diberitahukan ke kiri. Mereka kemudian duduk di meja yang sama dan meja itu tidak bergerak. Tapi pada saat semua partisipan diberitahukan ke 1 arah yang sama, efek ideomotor terjadi dimana meja itu digerakkan secara tidak sadar ke arah yang diberitahukan.
6. Rangsangan Listrik di Otak Banyak saksi yang melaporkan fenomena penampakan hantu dalam bentuk bayangan gelap berwujud manusia. Banyak orang percaya bahwa itu adalah setan, iblis, doppleganger, atau tubuh astral. Akan tetapi, para peniliti memiliki teori ilmiah yang telah dibuktikan. Seorang peneliti Swiss membuktikan hal itu dengan melakukan sebuah eksperimen elektrik ke otak seorang partisipan. Si partisipan kemudian melaporkan bahwa ia melihat seorang bayangan duduk di belakangnya, mengikuti segala gerakannya hingga saat si dokter meminta si partisipan membaca sebuah kartu, si bayangan mencoba untuk mengambil kartu itu dari tangan si partisipan. Yang sebenarnya terjadi aalah si penelisi merangsang bagian otak yang dikenal sebagai left temporoparietal junction, yakni bagian otak yang membantu kita membedakan diri kita dan orang
lain. Gangguan pada bagian otak itu menyebabkan seseorang menciptakan manusia bayangan sebagaimana diceritakan di atas. Hal ini mungkin adalah penjelasan di balik penampakan bayangan hantu yang dilaporkan orang-orang.
7. Karbon Monoksida Pada tahun 1912, sebuah keluarga pindah ke rumah yang relatif besar namun sayangnya rumah itu adalah rumah berhantu yang menyeramkan. Dalam rumah itu terkadang akan terdengar pintu yang dibanting, perabotan yang bergerak sendiri, dan langkah kaki dalam ruangan yang kosong. Di malam hari, sepasang pria dan wanita akan terlihat berdiri di samping ranjang dan kemudian lenyap begitu saja. Seiring berjalannya waktu, tumbuhan di rumah tersebut mulai layu. Barulah diketahui bahwa ternyata terjadi kebocoran perapian di rumah itu. Perapian yang seharusnya membuang residu asap ke cerobong malah mengarahkanya balik ke rumah itu. Pada akhirnya diketahui bahwa keluarga tersebut menderita keracunan Karbon Monoksida (CO). Karbon Monoksida sendiri adalah gas tidak terlihat dan tidak berbau yang sangat berbahaya. Gas ini akan menyebabkan seseorang kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen ini membuat seseorang lemas, mual, pusing, halusianasi, hingga akhirnya kematian. Halusinasi inilah yang diderita keluarga di atas. Kasus serupa juga terjadi di tahun 2005, saat seorang wanita melaporkan fenomena penampakan hantu di kamar mandinya yang ternyata ada kebocoran pemanas air, membuat rumah itu penuh dengan Karbon Monoksida.
Oktober 2014 | Samantabadra
59
wawasan 8. Sleep Paralysis Kelumpuhan tidur (sleep paralysis) atau yang lebih dikenal sebagai fenomena ketindihan adalah sebuah kejadian dimana saat Anda terbangun di malam hari, Anda sama sekali tidak dapat bergerak, tidak dapat bersuara, yang dapat Anda lakukan hanyalah terbaring ketakutan dengan mata terbuka. Kejadian seperti ini sering sekali dikaitkan dengan setan atau hantu. Pada kenyataannya hal itu sama sekali tidak benar karena ada penjelasan ilmiah di balik hal ini. Fenomena “ketindihan setan� atau kelumpuhan tidur ini sebenarnya terjadi saat pikiran dan tubuh kita tidak tersinkronasi. Biasanya saat seseorang tidur, tubuh dan pikiran mereka akan secara tidak sadar perlahanlahan relaks hingga terlelap namun terkadang pikiran mereka tetap sadar, inilah yang menyebabkan mereka tidak dapat menggerakkan tubuh mereka. Hal ini sering terjadi saat seseorang mulai terbangun atau memasuki tahapan tidur yang dikenal sebagai tidur REM (Rapid Eye Movement). Lalu bagaimana dengan penampakan hantu yang terlihat saat kelumpuhan terjadi? Penampakan itu sebenarnya adalah halusinasi yang terjadi karena rasa takut dan pikiran yang belum sadar sepenuhnya baik karena rasa ngantuk saat bangun atau rasa lelah saat tertidur. 9. Infrasonik Setiap suara memiliki frekuensi mereka sendiri dan telinga manusia dapat mendengar suara dengan berfrekuensi 20 Hz hingga 20.000 Hz. Suara dengan frekuensi kurang dari 20 Hz inilah yang dikenal dengan nama infrasound atau infrasonik. Walaupun kita tidak bisa mendengarnya namun ternyata kita dapat 60
Samantabadra | Oktober 2014
merasakannya. Kenyataannya, banyak di antara kita yang cukup sensitif terhadap suara infrasonik ini. Infrasonik ini sendiri dapat tercipta dari fenomena alam seperti angin, iklim, dan juga peralatan rumah tangga kita. Yang mengerikannya adalah infrasonik dapat menyebabkan berbagai pengaruh aneh, dimulai dari rasa mual, ketakutan berlebih, kegelisahan, merinding, hingga kegilaan. Sebagaimana mata manusia juga terpengaruh oleh frekuensi sekitar kita, infrasonik yang mendekati 20 Hz dapat menyebabkan mata manusia bergetar yang pada akhirnya membuat seseorang percaya ia melihat sebuah penampakan hantu padahal pada kenyataannya tidak. 10. Alasan Psikologi Ternyata ada cukup banyak penjelasan nyata mengenai fenomena penampakan hantu. Loyd Auerbach, pemburu hantu dan penulis buku terkait penampakan telah melakukan investigas selama 30 tahun. Namun ia mengakui bahwa kebanyakan penampakan hantu yang dilaporkan ternyata dapat dijelaskan secara ilmiah. Ia mengatakan bahwa biasanya penampakan hantu itu hanyalah karena alasan psikologi semata. Mereka yang melaporkan telah melihat penampakan hantu ternyata berada dalam kondisi yang terlalu sensitif, baik karena rasa takut, acara TV, depresi, dan seterusnya. Pikiran manusia itu menakjubkan, apalagi saat seseorang sedang berada dalam kondisi seperti itu maka hanya dengan rangsangan yang relatif ringan maka mereka dapat menciptakan halusinasi mereka sendiri. Sumber: http://www.tahupedia.com/content/ show/487/10-Penjelasan-Ilmiah-Di-Balik-FenomenaPenampakan-Hantu
refleksi
The 1928 Youth Pledge
Our Own Formal Promise to the Country
W
ho has ever pronounced the Youth Pledge? Every Indonesian! When did we start to pronounce it? We have done so since we were in primary school. We actually pronounce our intention to have only one country, one nation and one language. All of us who have gone through formal education in the home country have again and again said the pledge. Unconsciously, we have memorized all the three points of the Youth Pledge. What are the consequences of this pledge on our daily life? Are they part of our responsibility and concern as members of the nation? Have we applied the ideas in our lives as Chinese Indonesians? Do we act as real Indonesians based on the Youth Pledge? To what extent could we act as Chinese descents being born in Indonesia? Are we Indonesian enough? Are our cultural activities in the temple part of these? How could
Kyanne Virya we improve our Indonesian status? What are our Buddhism viewpoints on this matter? The thesis of my writing is as an NSI member, we need to apply the Youth Pledge in our daily life as a useful member of the community as part of the Daishonin’s doctrine. The rise of nationalism is worth discussing here before going over the Youth Pledge history. The nationalism of the early 20th century was the product of the new imperialism and was part of wider currents of unrest affecting many parts of Africa and Asia that remained the subjects of Western colonialism. In Indonesia, nationalism was concerned not merely with resistance to Dutch rule but with new perceptions of nationhood—embracing the ethnic diversity of the archipelago and looking to the restructuring of traditional patterns of authority in order to enable the creation of Indonesia as a modern state. It derived in
part from specific discontents, the economic discriminations of colonial rule, the psychological hurt arising from the slights of social discrimination, and a new awareness of the allpervading nature of Dutch authority. Important too was the emergence of the new elite, educated but lacking adequate employment opportunities to match that education, Westernized but still retaining its ties with traditional society. (Encyclopaedia Britannica) According to the same source, there are 8 parties which were founded to promote Indonesian nationalism: 1. The formation of Budi Utomo (“Noble Endeavour”) in 1908 is often taken as the beginning of organized nationalism. Founded by Wahidin Sudirohusodo, a retired Javanese doctor, Budi Utomo was an elitist organization, the aims of which—though cultural rather than political—included a Oktober 2014 | Samantabadra
61
concern to secure a mutual accommodation between traditional culture and contemporary society.
2. Numerically more important was Sarekat Islam (“Islamic Association”), founded in 1912. Under its charismatic chairman, Omar Said Tjokroaminoto, the organization expanded rapidly, claiming a membership of 2,500,000 by 1919.
3. In 1912 the Indies Party (Indische Partij)—primarily a Eurasian party—was founded by E.F.E. Douwes Dekker; banned a year later, it was succeeded by another Eurasian party, calling itself Insulinde, a poetic name for the East Indies. 4. In 1914 the Dutchman Hendricus Sneevliet founded the Indies Social Democratic Association, which became a communist party in 1920 and adopted the name Indonesian Communist Party (Partai Komunis Indonesia; PKI) in 1924.
5. At the end of World War I, the Dutch, in an effort to give substance to their promise to associate the Indonesian community more closely with government, created the People’s Council (Volksraad). Composed of a mixture of appointed and elected representatives of the three racial divisions defined by the government—Dutch, Indonesian, and “foreign Asiatic”—the People’s Council provided opportunities for debate and criticism but
62
Samantabadra | Oktober 2014
no real control over the government of the East Indies. Some nationalist leaders were prepared to accept seats in the assembly, but others refused, insisting that concessions could be obtained only through uncompromising struggle.
6. The defeat of the communist revolt and the earlier decline of Sarekat Islam left the way open for a new nationalist organization, and in 1926 a “general study club” was founded in Bandung, with a newly graduated engineer, Sukarno, as its secretary. The club began to reshape the idea of nationalism in a manner calculated to appeal to Indonesia’s new urban elite. After the failure of the ideologically based movements of Islam and communism, nationalist thinking was directed simply to the idea of a struggle for independence, without any pre-commitment to a particular political or social order afterward. Such a goal, it was believed, could appeal to all, including Muslims and communists, who could at least support a common struggle for independence, even if they differed fundamentally about what was to follow. Nationalism, in this sense, became the idea that the young Sukarno used as the basis of his attempt to unify the several streams of anti-colonial feeling. 7. The ideas of the Bandung Study Club were reinforced by currents of thought emanating from Indonesian students in The Netherlands. Their
organization, restructured in 1924 under the self-consciously Indonesian (as opposed to Dutch) name Perhimpunan Indonesia (Indonesian Union), became a center of radical nationalist thought, and in the mid-1920s students returning from The Netherlands joined forces with like-minded groups at home. 8. The new nationalism required a new organization for its expression, and in July 1927 the Indonesian Nationalist Association, later the Indonesian Nationalist Party (Partai Nasional Indonesia; PNI), was formed under the chairmanship of Sukarno. The PNI was based on the idea of noncooperation with the government of the East Indies and was thus distinguished from those groups, such as Sarekat Islam, that were prepared to accept People’s Council membership. Sukarno, however, while seeking to create a basis of mass support for the PNI, also attempted with some success to work together with more-moderate-leaders and succeeded in forming in the party a broadly based, if rather precarious, association of nationalist organizations. The nationalist sentiment resonated beyond political parties, however. On Oct. 28, 1928, a number of representatives of youth organizations issued the historic Youth Pledge (Sumpah Pemuda), whereby they vowed to recognize only one Indonesian motherland, one Indonesian people, and one
wawasan Indonesian language. It was a landmark event in the country’s history and also is considered the founding moment of the Indonesian language. (Encyclopaedia Britannica) Before discussing the Daishonin’s doctrine on patriotism, let’s see what, when, who and how the Youth Pledge appeared in our state life 13 years before the Independence Day. The Youth Pledge (Indonesian: Sumpah Pemuda), was a declaration made on October 28, 1928 by young Indonesian nationalists at a conference in the then-Dutch East Indies. They proclaimed three ideals: one motherland, one nation and one language. (Wikipedia) The first Indonesian youth congress was held in Batavia, capital of the then-Dutch East Indies in 1926, but produced no formal decisions but did promote the idea of a united Indonesia. In October 1928, the second Indonesian youth congress was held at three different locations. In the first session, the hope was expressed that the congress would inspire the feeling of unity. The second session saw discussions about educational issues. In the third and final session, held at 126, Kramat Raya St., on October 28 participants heard the future Indonesian national anthem Indonesia Raya by Wage Rudolf Supratman. The congress was closed with the reading of the Youth Pledge. In Indonesian, with the original spelling, the pledge reads:
Pertama, kami, poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia. Kedoea, kami, poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga, kami, poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. In English, the pledge reads: Firstly, we, the sons and daughters of Indonesia, acknowledge one motherland, Indonesia. Secondly, we. the sons and daughters of Indonesia, acknowledge one nation, the nation of Indonesia. Thirdly, we, the sons and daughters of Indonesia, uphold the language of unity, Indonesian. Who were the members of the committee then? The committee of the Indonesian Youth Congress according to Wikipedia consisted of : • Chairman: Sugondo Djojopuspito (PPPI) • Vice Chairman: R.M. Joko Marsaid (Jong Java) • Secretary: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond) • Treasurer: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond) • Aide I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond) • Aide II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia) • Aide III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes) • Aide IV: Johannes
Leimena (Jong Ambon) • Aide V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi) Now after discussing the let’s see what, when, who and how the Youth Pledge arose in our state life 13 years before the Independence Day I am talking about the Daishonin’s doctrine on patriotism and nationalism. What is patriot? According to Longman Dictionary of Contemporary English a patriot is someone who loves his/her country and is willing to defend it while patriotic means having or expressing a great love of your country. Meanwhile, patriotism is a teaching to become a patriot. Did our Buddha tell something about patriotism? Yes, he did. Look up the famous gosho quotation:
I will be the pillar of Japan. I will be the eyes of Japan. I will be the great ship of Japan. This is my vow, and I will never forsake it! (The Opening of the Eyes) This famous quote teaches us to be patriots of our beloved country, Indonesia. Be actors not spectators in the national development. We can do something for the sake of Indonesia as an entrepreneur, businessman, employer, employee, worker, college student, school children, and housewife. Be concerned about our country last condition. In the past, we collected gold jewellery to be sold to keep our Rupiah rate against US Dollar. To explore the concept of
Oktober 2014 | Samantabadra
63
the Youth Pledge, another illustration will be elaborated hereinbelow. Nowadays we face the lack of Premium in relation to the tight national budgeting by the end of 2014. No more much subsidy shall be given to save the budget. People should use Pertamax to reduce the economic burden with respect of the subsidy. Subsidized fuels are supposed to be given to public transportation, not for the private and company cars which are indeed for personal use. In 2004, in Indonesia, the gasoline was still Rp 4,500 while in Melbourne, in Australia the similar product was already A $1 (Rp 7,500) then. In 2014 now, in Wellington, New Zealand, a liter gasoline costs
64
Samantabadra | Oktober 2014
NZ$ 2.2 (around Rp 22,000). In Indonesia Pertamax is around Rp 11,000. It is still far below the one in New Zealand! Foreign gas stations, such as Shell and Total, have made up the pricing of Rp 12,000 up to Rp 13,000 for the similar even better product. This is still half the price in NZ! Indonesia is really a heaven in the fuel pricing. No wonder people, from teenagers up to the elderly, tend to waste it. They rarely think of saving it up. Going anywhere alone in a car, riding a motorcycle for a short trip, turning on AC early in the morning and late at night are those examples of wasting fuel. On the other side, the rich in Indonesia seem unreal as they have never used Pertamax.
They keep using Premium for daily lives: at home and at work. Even though the government has announced and reminded of the idea. They have made use of something subsidized not supposed for them. They will be really wealthy if only they use Pertamax exclusively since they have cut all the subsidy themselves. The gasoline is not for luxurious cars such as BMW and Mercedes Benz, but for economical ones. The year of car-make is another factor to consider using subsidized or non-subsidized one. The earlier ones might use Premium while the later ones had better take Pertamax. See how hard it is to be an Indonesian? We have to sacrifice and go beyond our
wawasan
comfort zone and go to the growth zone considering our country present condition. Be concerned about the country condition and do something to help it out. This is how to be a good citizen while practicing the Daishonin’s doctrine on patriotism. Here we keep our country as the only that we love referring to the Youth Pledge. Back to the Youth Pledge, please use bahasa Indonesia in our daily communication not Chinese. The use of Chinese should be in a limited sphere: in the family, and among business partners, not in the public places such as in the mall, railway station or bus terminal. Our learning the Indonesian culture and performing arts from Aceh to Papua will contribute to the application. This act will develop the Indonesian quality and weight in our social life. Every NSI member has developed his/her cultural and later on the social intelligence. This reminds me of why NSI 1st Chairman declared the Youth Pledge Day as the birthday of NSI. He would like to make NSI members aware of their positioning in this Indonesian
community and exposing the nationalism – the whole nation, not pointing out only certain ethnic groups. That’s all my discussing the Youth Pledge. Continue doing your best in your own social position practicing the Daishonin’s principles, proving our human quality. As an NSI member, we should use the ideas of the Youth Pledge in our daily life as a helpful part of the community as a small component of the Daishonin’s teaching to be the pillar of
Indonesia, to be the eyes of Indonesia, to be the great ship of Indonesia. This is my vow, and I will never forsake it! Start from the small stuff as we are not bureaucrats or house members! References: 1. Encyclopaedia Britannica. Indonesia 2.
Wikipedia. The Youth Pledge
Oktober 2014 | Samantabadra
65
kesehatan
Bahaya Duduk Terlalu Lama S
ebagian dari kita banyak menghabiskan waktu untuk duduk. Namun, siapa sangka bahwa ternyata duduk terlalu lama dapat meningkatkan resiko terserang suatu penyakit. Seperti dilansir oleh detikHealth.com, menurut seorang pakar gaya hidup sehat, dr Phaidon L Toruan MM, ada hubungan antara kebiasaan duduk dalam waktu yang sangat lama dengan sejumlah
66
Samantabadra | Oktober 2014
masalah kesehatan, seperti kegemukan dan kelainan metabolik. Kelainan metabolik yang dimaksud meliputi tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang dan kadar kolestrol yang tidak normal. Macam-macam penyakit akibat terlalu lama duduk: 1. Nyeri punggung Terlalu lama duduk akan menimbulkan nyeri punggung di bagian bawah atau sakit tulang belakang secara keseluruhan. Terlalu lama duduk dalam posisi yang sama menyebabkan otot punggung menjadi kaku, sehingga punggung terasa sakit. 2. Peradangan pada sendi belakang Terlalu lama duduk dapat memicu terjadinya peradangan pada sendi tulang belakang. Akibatnya kita dapat merasa nyeri pada bagian leher. Kondisi ini dapat semakin parah jika kebiasaan terlalu lama duduk itu tidak diubah. 3. Risiko terkena diabetes Perempuan yang duduk sampai delapan jam sehari mempunyai risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk, maka akan semakin besar risiko terkena diabetes. 4. Mengganggu sistem metabolisme Duduk berjam-jam dapat mengganggu sistem
metabolisme dalam tubuh. Hal ini dikarenakan adanya penurunan kadar kolesterol baik dalam tubuh. Jika terus dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah kesehatan secara keseluruhan. 5. Serangan jantung dna penyakit fatal lainnya Kelamaan duduk akan mengakibatkan lemak darah dan kadar kolesterol menjadi tinggi. Kondisi ini akan meningkatkan risiko kita terserang penyakit jantung dan penyakit fatal lainnya.
Selain kelima dampak tersebut, penelitian juga menyebutkan bahwa terlalu lama duduk dapat merusak ginjal. Perempuan yang duduk lebih dari 8 jam setiap harinya, berisiko besar terkena penyakit ginjal.
Menurut praktisi kesehatan Thomas Yates, yang dilansir oleh Tempo, untuk mengatasi masalah ini, Yates menyarankan, setiap pekerjaan yang menuntut duduk dalam waktu cukup lama sebaiknya melakukan gerakan peregangan setiap 20 menit sekali. Meskipun cara ini belum terbukti 100%, namun dengan diiringi pola hidup yang sehat dan olahraga yang rutin, dapat mengurangi resiko. (vivi/dari berbagai sumber)
cerita rakyat
Kisah Rakyat Datu Kalaka M
enurut cerita orang tua-tua beberapa abad yang lalu, di suatu kampung tinggallah seorang lelaki bernama Datu Kalaka. Ia amat disegani dan dihormati orang-orang di kampung itu karena ia menjadi pemimpin masyarakat di sana. Itu pula sebabnya ia diberi gelar datu oleh masyarakat. Datu Kalaka disegani dan dihormati masyarakat, tetapi ia dibenci dan ditakuti Belanda. Ia sangat menentang Belanda dan memimpin perlawanan yang banyak meminta korban di pihak Belanda. Anehnya, walaupun pernah berkali-kali terkepung pasukan Belanda, Datu Kalaka selalu dapat meloloskan diri.
Tersebar berita di masyarakat, khususnya di kalangan orang Belanda, bahwa Datu Kalaka mempunyai kesaktian menghilangkan diri. Walaupun orang biasa dapat melihat, orang Belanda tetap tidak mampu melihat. Hal itu membuat penasaran pihak Belanda. Dengan segala tipu daya, mereka berusaha menangkap Datu Kalaka. Mereka menjanjikan hadiah besar bagi siapa saja yang mampu menyerahkan Datu Kalaka hidup maupun mati kepada pihak Belanda.
Jadi, jika Belanda berusaha mencarinya di kampung pasti sia-sia. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu, ia kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Karena sudah cukup lama Belanda tidak pernah datang ke kampungnya, Datu Kalaka merasa aman dan tidak perlu pindah tempat tinggal. Ia menetap di kampung sambil mengerjakan ladang dan kebun serta memimpin masyarakat.
Pada suatu hari, ketika Datu Kalaka sedang bersantai di rumah, ada orang datang memberitahu bahwa pasukan Belanda memasuki kampung. Tentu mereka akan
menangkap Datu Kalaka.
Sebagai seorang datu, Datu Kalaka tidak mau menunjukkan kekhawatirannya di hadapan orang lain. Ia juga tidak ingin menyelamatkan diri sendiri jika masyarakat menjadi korban karenanya. Oleh karena itu, ia menyuruh penduduk menyelamatkan diri. Setelah itu, ia memikirkan cara untuk meloloskan diri. Sayang, tempat tinggalnya sudah dikepung Belanda. Tidak mungkin lagi ia lepas dari sergapan. Jika sampai tertangkap, ia tidak dapat membayangkan hukuman apa yang akan diterimanya. Mungkin ia akan disiksa, dikurung, bahkan dibunuh.
Oktober 2014 | Samantabadra
67
cerita rakyat Jika ia melawan, berarti bunuh ayunan itu diikat wilatung diri. (sejenis rotan yang besar batangnya) ditautkan ke Datu Kalaka tidak ingin puncak betung (bambu ditangkap dan tidak mau besar) yang ada di kiri kanan mati konyol. Ia berpikir cepat lorong itu. Mereka amat dan memutuskan mengambil terkejut ketika menengok ke jalan nekat yang tidak masuk akal. Jika jalan yang ditempuh dalam ayunan yang berada di tengah-tengah lorong. Di itu ternyata meleset, nyawa dalam ayunan itu terbaring taruhannya. dengan tenangnya seorang Ketika pasukan Belanda bayi raksasa sebesar ayunan. memasuki kampung, mereka Bayi itu menatap serdadu amat penasaran karena Belanda yang berdiri di kampung sepi. Rumahsekeliling ayunan, kemudian rumah kosong. Belanda ia memejamkan mata. Ukuran marah dan melampiaskan bayi itu lebih besar dan kemarahan mereka dengan panjang daripada ukuran menghancurkan kampung orang dewasa yang normal. itu. Mereka berpencar dan Seluruh tubuhnya ditumbuhi memeriksa segenap pelosok bulu, bahkan berkumis dan kampung. bercambang lebat. Mereka kaget ketika Seluruh anggota pasukan tiba-tiba melihat suatu Belanda gemetar ketakutan. pemandangan aneh tapi Jika bayinya saja sebesar nyata di suatu lorong. Sebuah itu, apalagi orang tuanya. ayunan raksasa! Kedua sisi Pasukan Belanda pun hilang kain panjang yang dijadikan keberaniannya. Mereka segera
68
Samantabadra | Oktober 2014
meninggalkan bayi raksasa dan kampung yang telah kosong itu untuk kembali ke markas.
Bayi raksasa itu ternyata Datu Kalaka. Sebelum pasukan Belanda datang, ia sempat membuat ayunan. Kemudian, ia berbaring di dalam ayunan itu dan berlaku seperti bayi. Di Kabupaten Hulu Sungal Tengah Propinsi Kalimantan Selatan sekarang masih ada sebuah desa bernama Kalaka. Konon, nama itu diambil dari nama Datu Kalaka. Di sana juga ada sebuah makam, menurut orang tua-tua makam itu makam Datu Kalaka. Makam itu luar biasa besarnya, jarak antara nisan yang satu dengan nisan lainnya kucang lebih dua meter. Orang percaya bahwa tubuh Datu Kalaka itu tinggi besar, lebar dadanya kurang lebih tujuh kilan (jengkal). eee
Berita Duka Cita
Ibu Nani Junghansnata Meninggal pada usia 85 tahun 22 September 2014 Umat NSI daerah Bogor Jawa Barat
Bapak Iwa Wirasaputra Meninggal pada usia 72 tahun 07 Juli 2014 Umat NSI Daerah Cengkareng DKI Jakarta
Ibu The A Min Co
Ibu Sarti Setiawan
Meninggal pada usia 64 tahun 21 Juli 2014 Umat NSI Daerah Muncul Jawa Barat
Meninggal pada usia 93 tahun 20 Agustus 2014 Umat NSI Daerah Fajar DKI Jakarta
Bapak Rudy Budiyanto Meninggal pada usia 64 tahun 18 Juni 2014 Umat NSI Daerah Pademangan DKI Jakarta
Kornea mata almarhum Bapak Rudy Budiyanto diberikan ke pihak Bank Mata oleh pihak keluarga.
Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.
Oktober 2014 | Samantabadra
69
resep
Choi Pan Oleh : Ibu Oking D, Bogor
Bahan A (kulit) : 500 gram tepung beras 100 gram sagu 1000 cc air panas 1 sdm garam 3 sdm minyak goreng
Bahan B (isi) : 500 gram bengkoang (rajang halus) 250 gram wortel (rajang halus) 50 gram udang kering (haluskan) 10 siung bawang merah (iris tipis) 8 siung bawang putih (iris tipis) 1/2 sdt lada 1 sdm garam 1 sdt penyedap rasa
70
Samantabadra | Oktober 2014
Bahan C (sambal) : 100 gram cabe merah + rawit 5 siung bawang putih 4 sdm gula 2 sdt garam 1 sdm cuka 400 cc air Cara Membuat : 1. Semua Bahan A diaduk rata, diseduh dengan air panas, setelah dingin diremas-remas sambil ditambah tepung beras. 2. Pada Bahan B, tumis bawang hingga harum, lalu masukkan semua Bahan B dan masak hingga kering. 3. Ambil Bahan A secukupnya dan isi dengan Bahan B. Dibentuk lalu kukus hingga matang. Setelah matang, poles dengan minyak bawang putih.
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan Oktober 2014 TGL HARI 29 Senin 30 Selasa 1 Rabu
2 Kamis 3 Jumat 4 Sabtu 5 Minggu
6 Senin 7 Selasa 8 Rabu
9 Kamis 10 Jumat 11 Sabtu 12 Minggu 13 Senin
14 Selasa 15 Rabu 16 Kamis 17 Jumat 18 Sabtu 19 Minggu 20 Senin 21 Selasa 22 Rabu
23 Kamis 24 Jumat 25 Sabtu 26 Minggu 27 Senin 28 Selasa 29 Rabu 30 Kamis 31 Jumat
JAM 14:00 Pendalaman Gosyo
KEGIATAN
TEMPAT Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2
19:00 Pendalaman Gosyo Penceramah 19:00 Pendalaman Gosyo Koord. GM Jabotabekcul
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2
10:00 10;00 10:00 14:00 19:00 14:00 19:00 19:00
Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak‐anak Daimoku Bersama Rapat Koordinator Lansia Pelajaran Pimpinan Daerah & Cabang Pertemuan Wanita Umum Pertemuan Ibu/Wanita Karier Pertemuan Pria Umum
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Gedung STAB Samantabadra Lt. 3 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 4 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 1 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Gedung STAB Samantabadra Lt. 1
10:00 19:00 19:00 19:00
Pertemuan Anak‐Anak Daerah / Kelompok Dokyo Syodai Peringatan Perwujudan Dai‐Gohonzon Pelajaran Pimpinan Anak Cabang / Ranting Dokyo Syodai Peringatan Wafatnya Niciren Daisyonin
Daerah Masing‐Masing Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 4 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 4
19:00 19:00 10:00 14:00 19:00
Pertemuan Anak Cabang / Ranting Pertemuan PK‐2 Pertemuan Generasi Muda Daerah/Kelompok Pertemuan Lansia Umum Pertemuan 4 ( empat ) Bagian
Daerah Masing‐Masing
19:00 Ceramah Gosyo
19:00 Pertemuan Cabang
14:00 Pertemuan Wanita Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Pria Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Koord. Generasi Muda Jabotabekcul
Daerah Masing‐Masing
Daerah Masing‐Masing
Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing RRBP Daerah Masing‐Masing
Daerah Masing‐Masing
14:00 Pendalaman Gosyo Untuk Dharmaduta 19:00 Musyawarah DPW & DPD
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Daerah Masing‐Masing
19:00 Pendalaman Gosyo Penceramah 19:00 Pendalaman Gosyo Koord. GM Jabotabekcul
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2
Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum‐Syukuran 50 Tahun NSI 14:00 Pendalaman Gosyo
Mahavihara Saddharma NSI Mahavihara Saddharma NSI Hall D‐2 JI Expo Kemayoran‐Jakarta Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2
Oktober 2014 | Samantabadra
71
Vihara & Cetya
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Mayor H.M. Rasjad Nawawi (Jl.Lingkaran 2 Dempo) Blok F 20 No. 564 RT. 08 / 02 Kec. Ilir Timur Kota Palembang Telp. (0711) 357541 PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
72
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Vihara Vimalakirti Muncul Diresmikan 3 Mei 1986 Dipugar 28 okt 2007 Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Vihara Vimalakirti Cisauk Depan SMU 1 Serpong Desa Setu (Muncul) – Kec. Cisauk Kabupaten Tangerang Telp. (021) 75872730 Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Rajawali Jl. Ampera IV No. 12 RT 005/RW 09 Jakarta Utara Telp. (021) 64710728, 6401168 Cetya Tanjung Priok Jl. Deli No. 31, Tanjung Priok – Jakarta Utara Telp. (021) 4356309 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034
Samantabadra | Oktober 2014
Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 4 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821 Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Jl. Merdeka, No. 57 RT 05/03 Kel. / Kec. Lemah Wungkuk Kabupaten Cirebon Telp. (0231) 202793 PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo
Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201 Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Ponorogo Jl. Ontorejo 93 Kabupaten Ponorogo Telp. (0352) 681241
Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen
Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan
Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang
Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan
Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali
Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep
Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo
PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510