Samantabadra 2014-11

Page 1

Samantabadra SAMANTABADRA |MOPEMBER 2014 | NOMOR. 250

R

aja singa dikatakan maju tiga langkah mundur satu langkah. Baik ketika menerkam semut maupun menerkam binatang buas lainnya, gairahnya sama.

Dalam menulis dan mewujudkan Gohonzon yang sungguh dijaga ini, Buddha Niciren bersikap tidak lebih rendah daripada raja singa. Inilah yang dikatakan “Segenap kekuatan raja singa” yang terdapat dalam Bab Bodhisattva Muncul dari Bumi Saddharmapundarika-sutra. Hendaknya sungguh-sungguh percaya kepada Mandala ini (Gohonzon). (Surat Balasan Kepada Kyo’o Dono)

gosyo kensyu SURAT BALASAN KEPADA KYO’O DONO liputan BAKTI DONOR DARAH “50 TAHUN NSI” liputan PERINGATAN PERWUJUDAN DAI-GOHONZON

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT

PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Nopember

2 0 1 4

11 # 250


Siger

Gerakan kemanusiaan umat NSI dengan melakukan donor darah, Oktober 2014

K

Di tangan orang yang tidak memiliki keberanian, pedang pun tidak ada gunanya. Pedang tajam yang dinamakan Saddharmapundarika-sutra ini dapat

digunakan khusus oleh orang yang memiliki hati kepercayaan yang kuat, sama dengan ki yang dipersenjatai dengan tongkat besi. (Surat Balasan Kepada Kyo’o Dono)

S

adarilah penderitaan sebagai penderitaan, dan bukalah kegembiraan sebagai kegembiraan. Baik dalam keadaan gembira maupun menderita yang

bagaimanapun juga, hendaknya selalu menyebut Nammyohorengekyo. (Surat Perihal Tempat Umat Manusia Bermain dan Bersenang-Senang)


Samantabadra Samantabadra SAMANTABADRA |MOPEMBER 2014 | NOMOR. 250

daftar isi R

Nopember 2014

Halaman Muka

G

erakan Bakti Donor Darah Umat NSI dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-50 Tahun NSI. Berita selengkapnya di halaman 14.

aja singa dikatakan maju tiga langkah mundur satu langkah. Baik ketika menerkam semut maupun menerkam binatang buas lainnya, gairahnya sama.

Dalam menulis dan mewujudkan Gohonzon yang sungguh dijaga ini, Buddha Niciren bersikap tidak lebih rendah daripada raja singa. Inilah yang dikatakan “Segenap kekuatan raja singa” yang terdapat dalam Bab Bodhisattva Muncul dari Bumi Saddharmapundarika-sutra. Hendaknya sungguh-sungguh percaya kepada Mandala ini (Gohonzon). (Surat Balasan Kepada Kyo’o Dono)

gosyo kensyu liputan liputan

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT

CERAMAH GOSYO Ketua Umum NSI Ketua Dharma NSI Dharma Duta

2 6 12

LIPUTAN Bakti Donor Darah “50 Tahun NSI” 14 Peringatan Perwujudan Dai Gohonzon (12 Oktober) 16 MATERI AJARAN Gosyo Kensyu Surat Balasan Kepada Kyo’o 17 Dono Gosyo Cabang Surat Balasan Kepada Shijo Kingo (Tempat Bermain dan 35 Bersenang-Senang) Forum Diskusi Hukum Agama Buddha 44 Niciren Daisyonin

SURAT BALASAN KEPADA KYO’O DONO BAKTI DONOR DARAH “50 TAHUN NSI” PERINGATAN PERWUJUDAN DAI-GOHONZON

PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Nopember

2 0 1 4

11 # 250

WAWASAN Mari Berprestasi Untuk Indonesia! KESEHATAN Manfaat Cuka

OBITUARI Ibu Nani Junghansnata (Penasihat NSI) RESEP Bolu Hijau

48 51

14 54 58

JADWAL KEGIATAN

59

VIHARA DAN CETYA NSI

60

16

54 Untuk saran, masukkan, dan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami di : Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

PENERBIT Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) PELINDUNG Dewan Pimpinan Pusat NSI PENASEHAT Suhadi Sendjaja PENANGGUNG JAWAB Sumitra Mulyadi PEMIMPIN REDAKSI Minto WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Samanta KONTRIBUTOR Megah Ria, Silviani, Kyanne Virya, Wantie, Udin Tirta, Meliana

51

STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999

Nopember 2014 | Samantabadra

1


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja “Surat Delapan Angin� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 27-28 September 2014

percaya Gohonzon saja sudah jatuh hati, karena mereka penuh dengan Waktu cepat sekali sopan santun, penuh berlalu, kita (NSI) sudah dengan semangat, penuh hampir memasuki 50 dengan percaya diri, tahun, maka Gosyo Delapan Angin ini sebagai penuh dengan disiplin. Misalnya ketika pemain landasan untuk kita angklung berjalan menuju memasuki 50 tahun. panggung angklungnya Sebenarnya pada hakekatnya adalah sama, tidak berbunyi. Maka materi Gosyo tapi manusia memerlukan yang kita bahas pada tantangan, maka 50 bulan ini adalah tentang tahun ini adalah sebuah tantangan untuk semakin 8 angin, bukan masuk angin. Kalau masuk angin maju meningkatkan hati gampang, tinggal pergi kepercayaan kita untuk ke toko jamu saja cari menyebarluaskan ajaran Niciren Daisyonin. Untuk jamu tolak angin sembuh. Tapi kalau 8 angin yang itu semua terpanggil kita maksud ini tidak untuk mengadakan sebuah pagelaran yang mempan pakai jamu tolak angin. Makan hari ini sangat spesial. Apalagi kita pelajari Gosyonya. pagelaran mempunyai tujuan yang penting yaitu Sebelumnya, Niciren mengagungkan Gohonzon. Daisyonin mengatakan, yang namanya arif Melalui pagelaran ini bijkasana adalah orang orang bisa melihat yang tidak terpengaruh penampilan umat yang Nammyohorengekyo,

2

Samantabadra | Nopember 2014

oleh 8 angin. Jadi kalau kita tidak terpengaruh oleh 8 angin, kita disebut orang arif bijaksana. Arif bijaksana sama dengan Buddha. Jadi ternyata seorang Buddha adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh 8 angin, artinya seorang Buddha juga bisa terkena 8 angin, tapi dia tak terpengaruh. Sekarang kita semua ingin menjadi Buddha kan? Artinya kita harus hidup di tengah-tengah masyarakat. Kalau tidak ingin terkena 8 angin, jangan hidup di masyarakat, tapi di dalam goa, pasti tidak akan terkena 8 angin. Sebab apabila kita bertapa di dalam goa tidak akan ada yang ngejek, tidak akan ada yang memuji, tidak mendengar suara yang membuat kita gembira,


Ketua Umum

yang ada hanya suara jangkrik, tidak seperti itu pertapaan kita. Tapi kita pertapaannya adalah hidup di tengah-tengah masyarakat yang ada 8 angin ini, yaitu (1) keberuntungan, (2) kerugian, (3) reputasi, (4) kehancuran, (5) pujian, (6) ejekan, (7) penderitaan, dan (8) kegembiraan. Yang penting 8 macam hal ini tidak membuat kita terpengaruh. Artinya kita boleh bergembira tapi jangan berlebihan. 8 angin yang pertama yaitu keberuntungan, artinya kita boleh mendapat untung. Seperti orang dagang mendapat untung, tapi tak terpengaruh oleh 8 angin, maksudnya tidak lupa diri sampai melupakan hati kepercayaan. 8 angin yang kedua adalah kerugian. Kita pun dapat menerima kerugiaan, mungkin kita ceroboh, mungkin kita serakah, mungkin perhitungan kita kurang tepat sehingga kita mengalami kerugian. Ketika kita mengalami kerugian, kitapun tidak boleh tenggelam dalam kesedihan hingga

kita melalaikan hati kepercayaan. Kerugian dipikir terus menerus juga tidak ada gunanya, maka jangan sampai kita tenggelam karena kerugian, apabila demikian berarti kita terpengaruh oleh 8 angin. 8 angin yang ketiga adalah reputasi. Reputasi itu sebetulnya boleh. Reputasi adalah nama baik, tapi jangan karena terlalu mengejar reputasi, hingga lupa tujuan yang sebenarnya. Karena mengejar reputasi akhirnya berkembang menjadi ambisi, sehingga tujuan hati kepercayaan terlupakan. Lawan dari reputasi adalah kehancuran. Kita tidak boleh frustasi karena kegagalan. Kita harus maju terus dalam hati kepercayaan. Apabila karena kehancuran kemudian mundur dari hati kepercayaan, artinya kita kena 8 angin. Selanjutnya adalah pujian. Jangan lupa diri karena kesenangan dipuji, kemudian lupa pada syinjin. Lawan dari pujian adalah ejekan. Kita mungkin saja diejek oleh orang lain,

pada saat itu kecewa kita jangan berlebihan sampai mengganggu hati kepercayaan kita. Memang kita kecewa, siapa yang tidak kecewa kalau diejek? Tapi kita harus bangkit dan mengambil sebagai hikmah yang baik. Selanjutnya adalah kegembiraan. Kita jangan larut dalam kegembiraan. Walaupun kita dalam keberhasilan, kegembiraan kita harus mendorong kita semakin syinjin. Terakhir adalah penderitaan. Tidak larut dalam penderitaan atau kesedihan, tapi tetap bisa mempertahankan hati kepercayaan. Jadi 8 angin itu adalah hal yang biasa. Tapi seorang Buddha tidak terpengaruh oleh 8 angin. Kekuatan kita untuk tidak terpengaruh oleh 8 angin ini adalah doa. Supaya doa kita bisa terkabul, dalam surat 8 angin ini dijelaskan bahwa kita harus langsung agar tidak terpengaruh oleh 8 angin, karena kalau kita tidak terpengaruh oleh 8 angin, berarti kita sama seperti orang arif bijaksana atau Buddha. Kita semua pasti Nopember 2014 | Samantabadra

3


ceramah gosyo ingin menjadi Buddha, maka mari kita berdoa. Kalau ingin doa kita terkabul, ada 2 sikap yang harus kita penuhi, yaitu doa berdasarkan hati kepercayaan kepada Gohonzon. Tujuan doa kita harus sama dengan doa Buddha Niciren, yaitu untuk Isyo Jobutsu dan Konsenrufu. Kalau kita menjadi Buddha adalah orang yang paling bahagia. Banyak duit belum tentu membuat hidup kita bahagia. Kita boleh punya banyak duit, tetapi jangan menjadikan duit sebagai tujuan. Tujuan kita adalah Isyo Jobutsu dan Konsenrufu, artinya menyebarkan Nammyohorengekyo lewat perilaku, lewat perbuatan, yang sifatnya buruk, yang pengangguran, yang sakit-sakitan, yang keluarganya berantakan, ternyata berubah jadi baik. Orang-orang ingin diajak ke Gohonzon, itu baru namanya Konsenrufu. Maka kita semua harus hidup sesuai dengan ajaran Buddha, sehingga kita dapat memperlihatkan keagungan dari Ajaran 4

Samantabadra | Nopember 2014

Buddha, itu namanya Isyo Jobutsu dan Konsenrufu. Isyo Jobutsu, artinya kita semakin sempurna, semakin arif, semakin bijaksana, bisa mewujudkan kualitas hidup yang semakin baik. Jadi kalau kita seperti ini, tujuan kita sudah baik, adalah hukumnya harus sama yaitu Namyohorengekyo. Di dalam gosyo ini, Niciren Daisyonin mengambil contoh bhikkhu dari sekte Tien tai yang bernama Myo un, ternyata bhikkhu ini telah didukung oleh keluarga Kiyomori. Jadi ceritanya, guru dan murid sudah satu hati tapi ternyata bhikkhu Myo un ini akhirnya kepalanya dipenggal juga. Niciren Daisyonin menegaskan melalui gosyo ini, doanya tidak terkabul karena doanya berdasarkan ajaran sekte Syingon. Maka Niciren Daisyonin menegaskan doa kita harus sama dengan doa Niciren Daisyonin dan dasarnya ajarannya harus Nammyohorengekyo, harus Gohonzon. Bapakbapak, ibu-ibu, kalau 2 dasar itu terpenuhi,

doa kita pasti terkabul. Dasar syinjinnya harus Nammyohorengekyo Niciren, harus Gohonzon dari Sandaihiho. Tujuan doa kita harus Isyo Jobutsu dan Konsenrufu. Sikap syinjin kita sudah tepat seperti yang diajarkan oleh Buddha Niciren Daisyonin agar doa kita terkabul. Maka 50 tahun kita temanya, “Berjalan di atas jalan Dharma yang sesungguhnya, menuju Indonesia Jaya�. Kita pernah diajarkan oleh seorang murid Niciren Daisyonin dalam melakukan sesuatu hal harus menggunakan siasat dari Saddharmapundarika Sutra. Ada 3 sikap menggunakan siasat Saddharmapundarika Sutra, yaitu (1) mengandalkan Daimoku. Jadi hal apapun, andalan utama kita adalah Daimoku atau menyebut Nammyohorengekyo. Doa Saya untuk membuat kata sambutan pada HUT 50 tahun NSI adalah Gohonzon. Saya ingin mengagungkan Nammyohorengekyo. Saya ingin membuat sambutan


Ketua Umum

yang bisa mengagungkan Nammyohorengekyo, bisa mengagungkan Buddha Niciren Daisyonin, ingin membuat Agama Buddha ini tersebarluas. Siasat kedua adalah berani menghadapi, artinya tidak melarikan diri pada waktu menghadapi persoalan. Kita sering gagal karena kita menghindar dari kenyataan, menghindar dari masalah. Jadi kita bersembunyi di belakang Gohonzon dan menyuruh

Gohonzon yang maju. Ini salah. Yang harus maju adalah kita sendiri. Kita Daimoku sehingga kita mempunyai kekuatan dan keberanian untuk maju dan menghadapi masalahnya dan berani melihat keburukan dari dalam diri kita sendiri. Siasat yang ketiga adalah waspada. Artinya selalu siap menghadapi kemungkinan yang paling buruk. eee

Nopember 2014 | Samantabadra

5


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Dharma NSI Bapak Sumitra Mulyadi “Surat Delapan Angin� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 27-28 September 2014

lokasi tanah untuk digarap dari majikannya ke daerah Ecigo yang Surat perihal Delapan lebih jauh. Tentu saja Syijo Angin ini ditulis pada Kingo merasa keberatan tahun 1277 di Gunung atas hal itu, karena Minobu ketika Niciren itu kawan sekerjanya Daisyonin berusia menghasut kembali 56 tahun. Isi suratnya menjelaskan bahwa orang majikan, mereka dengan yang bijaksana tidak akan berkata, “Kalau pegawai terpengaruh oleh delapan tidak menuruti perintah sang majikan, hendaknya angin, maka nama lain dari surat ini adalah Surat tanah miliknya disita saja�. Kejadian ini oleh Delapan Angin. Syijo Kingo disampaikan Syijo Kingo yang sejak dulu setia kepada kepada Niciren Daisyonin yang berada di Gunung majikannya, Ema, telah memperoleh kepercayaan Minobu. Syijo Kingo pun bermaksud ingin dari majikannya. Oleh menuntut kawan-kawan karena itu, di antara kawan sekerjanya banyak sekerjanya. yang iri terhadap Syijo Dalam Gosyo ini, Niciren Daisyonin Kingo dan berusaha memberikan bimbingan menghasut majikannya, sehingga pada bulan ke-9 dan dorongan bahwa tahun 1276 atas perintah karena majikannya telah memberikan budi dari majikannya, Syijo luhur sepanjang hidup Kingo dikurangi gajinya kepadanya, maka jangan dengan memindahkan Nammyohorengekyo,

6

Samantabadra | Nopember 2014

mudah terhasut yang dapat menimbulkan masalah dan bertengkar maupun membenci dengan tidak wajar terhadap majikannya. Juga membimbing untuk tidak bergembira yang berlebihan karena mencapai keberhasilan atau sebaliknya mengeluh ketika mengalami kegagalan. Orang yang bijaksana tidak terpengaruh oleh delapan angin, apabila berbakti kepada majikan dengan hati kepercayaan yang kuat, maka pasti akan memperoleh perlindungan dari para dewa. Dalam Gosyo itupun sekaligus memberi dorongan semangat kepada Syijo Kingo, bahwa untuk terkabulnya


Ketua Dharma

suatu doa terhadap hal apapun, kesatuan hati dari guru dan murid yakni meneruskan kepercayaan dari kesatuan antara guru dan murid yang tidak terpisahkan (Syitei Funi) yang berkelangsungan merupakan hal penting sekali. Kalau berdoa dengan sikap demikian pasti akan berhasil. Dalam Gosyo ini Niciren Daisyonin mengungkapkan kegembiraannya dengan mengatakan, “Walaupun telah lama tidak menerima surat dari Anda, namun tetap terkenang dalam hati, dan Saya sangat bergembira atas kiriman berbagai barang sumbangan melalui utusan Anda, dan akan Saya sampaikan kepada Gohonzon�. Mahaguru Dengyo telah membangun Pusat Agama Buddha di Gunung Hiei yang berdasarkan Saddharmapundarika Sutra, tetapi keturunannya beserta para murid-muridnya yang lain justru telah memasukkan Ajaran Syingon dan mencampuradukkan Ajaran sehingga merusak

Ajaran Buddha. Karena Niciren Dasiyonin memahami makna Agama Buddha yang sesungguhnya, Beliau bangkit dan meluruskan kembali Ajaran Buddha. Ketika itu, para penganut Ajaran lain tidak dapat menerima, bahkan telah menimbulkan kemarahan dan kebencian terhadap Niciren Daisyonin. Dengan begitu, Niciren Daisyonin mengalami banyak penganiayaan. Jadi penganiayaan yang dialami oleh Niciren Daisyonin adalah akibat dari meluruskan pengertian yang salah mengenai Ajaran Buddha, tetapi mereka malah menuduh Niciren Daisyonin telah memfitnah Ajaran, sehingga banyak dari murid Niciren Daisyonin yang telah bekerja kepada para penguasa atau majikan-majikannya yang menganut sekte yang lain justru ikut mengalami penganiayaan, seperti dikurangi penghasilannya, disita tanahnya atau hanya dikurangi tanahnya, diusir atau di berhentikan dari pekerjaan dan lainlainnya.

Niciren Daisyonin mengatakan, kepada Syijo Kingo, “Coba lihat majikan kamu, Ema, walaupun kamu murid Saya, selama ini tidak pernah mengalami kesulitan dari majikan kamu, itu artinya telah menerima budi besar, sebab satu keluarga besar kamu semua hidup dari majikan ini�. Baru setelah Syijo Kingo mulai syakubuku ema, disitu majikannya mulai curiga kepada Syijo kingo. Maka Niciren Daisyonin mengatakan, walaupun mulai sekarang seandainya tidak mendapatkan budi dari majikan Anda lagi, majikan ini bukan harus menjadi orang yang Anda benci, ini untuk menyadarkan Syijo Kingo, bahwa manjikannya sebenarnya adalah orang yang sangat berbudi besar kepada keluarga besar Syijo Kingo, maka jangan karena hal-hal kecil, kemudian melakukan hal-hal di luar kewajaran sebagai seorang manusia, sebab berdasarkan Agama Buddha adalah nilai-nilai kemanusiaan. Kadang-kadang banyak terjadi di dalam Nopember 2014 | Samantabadra

7


ceramah gosyo masyarakat sekarang, nilai atau ukuran itu sudah bergeser, bukan lagi berdasarkan budi, tata krama, tetapi semua berdasarkan materi, seperti yang terjadi sekarang ini orang tua yang dituntut (hukum) oleh anak kandungnya sendiri sejumlah satu milyar Rupiah karena masalah tanah. Ibu tersebut mengatakan, pada 10 tahun yang lalu ia telah memberikan kepada anak dan menantunya sejumlah 10 juta Rupiah, tapi mungkin tidak secara hitam dan putih, sekarang dituntut dengan jumlah satu milyar Rupiah. Coba bayangkan pantaskah anak dan menantunya ini menuntut ibunya yang melahirkan dan membersarkannya. Coba bayangkan kalau ibu ini tidak bisa bayar, pasti diusir dan terlunta-lunta. Niciren Daisyonin mengatakan, harus menitikberatkan kepada nilai kemanusiaan, orang yang tidak tahu balas budi pasti tidak dilindungi oleh para dewa. Maka Niciren Daiysonin membimbing Syijo Kingo, harus melihat persoalannya lebih 8

Samantabadra | Nopember 2014

mendalam, jangan hanya melihat untung rugi di depan mata saja. Niciren Daisyonin menjelaskan, bahwa orang bijaksana tidak terpengaruh oleh delapan angin. Jadi kalau masih terpengaruh oleh delapan angin, artinya masih orang biasa, seperti saat untung, kita gembira, tapi saat rugi kita jadi marah. Masalahnya kita tidak mau dirugikan, sehingga membuat menderita banyak orang, lupa kepada budi keluarga, teman-teman dan lain-lainnya. Ejekan dan pujian itupun sama, bisa membuat kita lupa. Saat kita diejek bisa menimbulkan kemarahan yang hebat, begitu pun dengan reputasi, kegagalan, lalu kegembiraan dan penderitaan. Maka Niciren Daisyonin, orang yang tidak terpengaruh oleh kedelapan macam angin ini adalah orang bijaksana. Artinya untuk bisa tidak terpengaruh oleh delapan angin adalah hanya ada satu jalan, yaitu bagaimana meningkatkan hati kepercayaan kita kepada Gohonzon, sebab

itu dasarnya adalah dunia Buddha. Maka kalau dasarnya adalah 3 dunia buruk, 4 kecenderungan buruk, pasti terpengaruh oleh 8 angin, ini yang masih ego sekali, tapi ketika orang bisa membuka dunia Buddhanya menjadi maitri karuna, ia bisa terlepas dari 8 angin ini, sebab tidak mementingkan diri sendiri, tapi memikirkan untuk kepentingan orang lain. Niciren Daisyonin melihat Syijo Kingo yang temperamental, maka Niciren Daisyonin membimbing Syijo Kingo untuk melihat jauh sebelum terjadinya hal ini, latar belakang majikannya, bagaimana sikapnya terhadap Syijo Kingo dan lain-lainnya. Di zaman sekarang hal-hal ini sudah hilang. Orang yang bekerja pada seorang majikan, tanpa ada masalah sekian tahun dia bekerja dengan aman, tapi saat majikannya dalam keadaan kesulitan hingga membayar gajinya terlambat, ia bisa marah terhadap majikannya, sebab ia tidak bisa melihat halhal yang lalu-lalu dari


Ketua Dharma

majikannya, maka mana bisa mendapatkan perlindungan dari para dewa-dewa, akhirnya dia membuat karma buruk terus karena hanya mementingkan diri sendiri, sehingga ia menderita. Maka Niciren Daisyonin berusaha membimbing Syijo Kingo dengan memberikan contoh-contoh masalah tuntutan. Ada orang menuntut, ia berhasil. Ada yang tidak menuntut juga ia terkabul. Ada yang karena menuntuk tidak dikabulkan. Contohnya para penjaga malam yang juga murid-murid Niciren Daisyonin, kasihan sekali mereka, karena tanah rumahnya disita semua, mereka begitu berkeluh kesah menuntut, walaupun mereka tidak bersalah sebetulnya, tapi Niciren Daisyonin mengatakan sesuai janji bahwa mereka tidak akan menuntut, bahkan mereka menulis tuntutan resmi sehingga menimbulkan kemarahan dari majikannya, maka tidak terkabulkan tuntutan mereka. Haki Daigaku Saburo Yosyimato dan Ikegami,

karena menuruti nasehat yang diberikan Niciren, maka doa mereka telah dikabulkan. Sedangkan Hakiri agaknya telah memiliki kepercayaan terhadap hukum Agama Buddha, namun sehubungan dengan tuntutan ini, karena ia tidak menuruti nasehat yang diberikan oleh Niciren Daisyonin sehingga Saya meragukan keadaannya dan tuntutannya tak terkabul, maka Niciren Daisyonin mengatakan : “Perbedaan doa antara guru dan murid sama seperti membakar sesuatu di atas air, yang tidak akan terkabulkan. Dan juga, walau doa antara guru dan murid sama, namun karena selama masa yang panjang orang yang berdoa dengan berdasarkan Hukum Sesat, telah melanggar Hukum Sakti, sehingga bukan hanya tidak terkabulkan doanya, bahkan guru dan murid bersama-sama akan musnah. Jadi sikap kita kepada guru kita, Niciren Daisyonin, harus ada kebersatuan, artinya harus sesuai dengan

bimbingan Niciren Daisyonin. Kalau tidak sesuai, kita berdoa seperti apapun juga, apalagi kalau bertentangan, pasti tidak akan terkabulkan. Maka kita perlu belajar gosyo dan lain-lainnya, agar kita bisa menyesuaikan, menyamakan perasaan hati kita dengan perasaan hati Niciren Daisyonin. Kalau demikian, Niciren Daisyonin mengatakan, “Pasti doa kita terkabulkan.� Niciren Daisyonin mengatakan, walaupun murid dan gurunya sama, tapi kalau berdasarkan ajaran yang sesat dalam waktu yang panjang, bukan hanya doanya tak terkabul, bahkan guru dan murid akan musnah. Di sini Niciren Daisyonin memberi contoh ajaran Syingon. Niciren Daisyonin memberi bukti nyata. Ketika terjadi konflik internal di dalam Jepang antara kerajaan Jepang dengan Kesyogunan di Kamakura. Dulu ada kaisar di Jepang, di Kamakura ada kelompok Syogun. Akhirnya kelompok militer ini membangun Nopember 2014 | Samantabadra

9


ceramah gosyo kekuasaaan. Tentu Kaisar tidak bisa menerima dan ingin menaklukkan dengan berdasarkan Syingon yang sesat untuk menaklukkan penguasa di Kamakura. Yang pertama, bhikkhu dari Gunung Hie itu yang tertinggi ditangkap oleh orangorang dari kesyogunan dari Kamakura dan dipenggal, yang kedua kali juga terjadi seperti tidak mau tahu bahwa ajaran itu telah meruntuhkan Hukum kerajaan Jepang. Sekarang yang ketiga kali mereka lagi berdoa untuk menaklukkan Mongolia. Pada tahun 1274, Niciren Daisyonin dibebaskan dari Pulau Sado dan dipanggil oleh Heino Saimon, penguasa pada waktu itu. Karena Niciren Daisyonin memberikan ramalan bahwa negeri ini kalau tetap tak menggunakan Hukum Sakti, akan terjadi perang saudara di dalam negri dan penyerangan dari pihak asing dari sebelah barat. Saat itu Mongolia sudah mengirim utusan ke Jepang untuk meminta Jepang takluk. Sebelumnya Niciren Daisyonin telah ditanya 10

Samantabadra | Nopember 2014

kapan Mongolia akan menyerang. Niciren Daisyonin menjawab, “tak lama lagi, karena utusan Mongolia sudah datang�. Tapi mereka tidak memberikan respon. Padahal Niciren Daisyonin menantikan kerjasama untuk mengatasi serangan dari Mongolia. Lalu Niciren Daisyonin katakana, “Sudah tiga kali memberi nasihat, tetapi tak ditanggapi,� maka Niciren Daisyonin masuk ke Gunung Minobu. Niciren Daisyonin membimbing Syijo Kingo untuk tidak menuntut kepada majikan masalah tanah itu dan kalau Syijo Kingo tidak menuntut, maka semua pasti berjalan dengan baik dan minta Syijo Kingo jangan banyak keluar rumah, datang untuk bertugas, jangan salah tingkah, jangan cemas, jangan emosi, jangan membenci majikan dan lain-lainnya, pasti semua akan dapat diatasi. Nyatanya memang betul. Pada tahun 1279, akhirnya kepercayaan majikannya pulih kembali, tanah yang sudah diambil dikembalikan dengan berlipat ganda, sehingga

akhirnya Syijo Kingo bisa mengatasi semua kesulitannya. Maka yang penting bagi kita adalah bagaimanapun yang terjadi, masalahnya kita jangan menggunakan pandangan dan pikiran kita sendiri, gunakanlah pikiran Buddha, yaitu lewat gosyo-gosyo Niciren Daisyonin. Gongyo Daimoku kita tingkatkan. Apapun yang terjadi, Daimoku sungguh-sungguh di depan Gohonzon dan membaca gosyo Niciren Daisyonin, karena itu semua merupakan suatu bimbingan bagi kita untuk meningkatkan hati kepercayaan kita. Kalau kita menggunakan pikiran dan pandangan kita yang berada dalam 3 dunia buruk, yang ego pasti gelap. Tidak bisa melihat permasalahannya dengan terang. Sekarang Niciren Daisyonin sudah tidak ada, tapi bimbingannnya ada di dalam gosyogosyoNya dan Daimoku di depan Gohonzon. Ketika Dunia Buddha kita terbuka, kita bisa melihat dengan terang dan jelas. Walaupun Niciren Daisyonin


Ketua Dharma

sudah tidak ada, tapi kekuatan Buddha dan kekuatan Hukum ada pada Gohonzon. Maka kita harus meningkatkan hati kepercayaan kita dan pelaksanaan kita. Sungguh-sungguh daimoku di depan Gohonzon dan jalankan syin gyo gaku, semua menjadi bekal bagi kita untuk bisa mengarungi lautan penderitaan hidup dan mati. Jadi tak ada hal apapun yang tidak bisa diatasi, semua pasti bisa diatasi, sebab kekuatan Gohonzon itu adalah luas dan mendalam, semua

pasti bisa diatasi. Yang penting adalah kita harus selalu meningkakan hati kepercayaan kita, sebab kalau kita lalai, iblis akan mengambil kesempatan. Gosyo ini walaupun tidak panjang, tapi memberikan pencerahan kepada kita, membimbing kita dalam segala apapaun. Jangan terlalu cepat mengambil keputusan dengan pandangan dan pikiran sendiri dalam situasi dan kondisi yangkena 8 angin di depan mata. Kalau kita bisa melihat lebih jauh yang menimbulkan prajna

yang berdasarkan hati kepercayaan kita, hasilnya pasti lebih baik. Niciren Daisyonin mengatakan semua harus bertitik tolak yang dasarnya adalah kemanusiaan. Jangan yang dasarnya 8 angin. Saat dasar dunia kita adalah dunia Buddha, kita tidak terpengaruh oleh 8 angin. Apalagi sekarang menjelang memasuki 50 tahun NSI, kita harus persiapkan jiwa untuk itu, kehidupan kita adalah untuk masa depan kita sendiri. eee

Nopember 2014 | Samantabadra

11


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman “Surat Delapan Angin� Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 27-28 September 2014

Dari kutipan gosyo kali ini dijelaskan bahwa contoh Syijo Kingo, dapat kita refleksikan pada kondisi masa kini. Di masyarakat, kita dapat temui orang-orang yang yang hanya mau mencari gaji besar, gampang marah, seringkali tidak puas dengan apa yang ada. Padahal sudah bagus mendapat pekerjaan, di jaman sekarang sulit mendapat pekerjaan karena banyaknya orang butuh kerjaan. Bisa juga ribut antara suami istri gampang mengucapkan kata cerai, lupa dengan janji sehidup semati, lupa dengan anak. Begitu juga bisa terjadi pada anak dan orang tua, yang tidak puas dengan keadaan, walaupun dengan susah payah membanting tulang untuk menghidupkan keluarga. Tapi anak memilih berpisah dengan orang tuanya. 12

Samantabadra | Nopember 2014

Niciren Daisyonin membimbing dengan tugas harus mengutamakan hati kepercayaan sehingga bisa muncul prajna dan bisa menyadari bahwa yang namanya manusia mengetahui budi, tahu terima kasih dan menghormati sesama umat, sesuai dengan gosyo ini tidak kalah dengan delapan angin, keuntungan, kerugian, pujian, ejekan, penderitaan, dan kegembiraan. Kita semua adanya hari ini kan ketemu Gohonzon Nammyohorengekyo, tiga hukum rahasia agung dan bisa mempertahankan syinjin kan adanya NSI, maka walau sekarang masih banyak keinginan yang belum terpenuhi, tetapi bukan berarti kita tidak tahu terima kasih dan balas budi pada NSI. Mari kita wujudkan tanda terima kasih kita kepada umat NSI 50 tahun.

Mengenai tuntutan ada yang dikabulkan, dapat terkabul tanpa tuntutan, ada yang menuntut malah tidak terkabul, semua tergantung syinjin dan gyo riki, wujud jadi Ho Riki dan Buce Riki. NSI telah membuktikan tanpa menuntut malah terkabulkan, tidak menuntut Mega Mendung akhirnya sekarang kita dapat Vihara MyohoJi, jadi perkuatlah Syinjin kita pasti ada jawaban dari syinjin kita. HUT NSI ke 50 tahun sudah di depan mata, mari kita Itai Dosyin menyambutnya dengan gembira, Icinen untuk mengagungkan Gohonzon dan penyebaran Nammyohorengekyo. eee


Catatan

Nopember 2014 | Samantabadra

13


liputan

Bakti Donor Darah Umat NSI dalam Rangka Peringatan Hari Jadi ke-50 Tahun NSI 14

Samantabadra | Nopember 2014


Foto bersama Ketua Umum NSI, dr. Ulfa Suryani (PMI Pusat), Pembimas Buddha DKI Jakarta Kemenag RI, beserta segenap pengurus dan umat NSI.

P

arisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) menyelenggarakan bakti donor darah yang dipusatkan di Jakarta. NSI bekerja sama dengan tim Palang Merah Indonesia (PMI) dari daerah Garut, atas koordinasi dari PMI Pusat. Hari Minggu, 12 Oktober 2014, mulai dari jam 7 pagi, umat NSI mulai berdatangan. mereka berasal dari wilayah Jakarta, daerah Lampung, Sukabumi, Bandung, Bogor, Kerawang, Bekasi, Cianjur, Tangerang, dan Muncul. Tidak kurang dari 500 umat NSI mendaftarkan diri untuk mendonorkan darahnya. Acara ini dihadiri oleh utusan Pembimas Buddha DKI Jakarta Kemenag RI, Suwanto, S.Ag. PMI Pusat, yang dalam kesempatan kali ini diwakili oleh Kepala Bidang Penyediaan Darah Unit Transfusi Darah Palang

Merah Indonesia Pusat, dr. Ulfa Suryani MARS, menyatakan kegembiraan dan terima kasihnya kepada NSI atas kegiatan donor darah yang difasilitasi. Kita yang melakukan donor darah bukan sekedar pendonor, melainkan adalah pahlawan kemanusiaan. Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja mengungkapkan, donor darah adalah program kegiatan rutin NSI yang sudah dimulai sejak tahun 1983, yang merupakan gerakan “kebodhisattvaan.” “Bodhi” adalah sadar, “sattva” adalah makhluk, jadi donor darah adalah gerakan dari manusia-manusia yang sadar. Pada waktu itu, kegiatan ini diprakarsai sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada pemerintah yang menetapkan hari raya Waisak sebagai hari raya nasional. Selain karena agenda rutin, donor darah kali ini diselenggarakan dalam

rangka menyambut hari jadi ke-50 tahun NSI, yang tepatnya jatuh pada tanggal 28 Oktober 2014. Selain donor darah, NSI juga akan mengadakan Gerak Jalan Kerukunan pada tanggal 19 Oktober 2014, dan pagelaran seni-budaya (acara syukuran) pada tanggal 26 Oktober 2014. Semua rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan hari jadi ke-50 tahun NSI ini diarahkan agar umat Buddha NSI dapat menjadi pelaksana dharma yang unggul untuk membangun mental dan akhlak dirinya sendiri, untuk kemudian membangun bangsa Indonesia. (Sam)

Umat NSI yang sedang mendonorkan darahnya. Beberapa di antara mereka mendonorkan darah untuk pertama kalinya.

Nopember 2014 | Samantabadra

15


liputan

12 Oktober 2014

Peringatan Perwujudan Dai-Gohonzon

P

eringatan perwujudan dai-Gohonzon pada tanggal 12 Oktober 2014, diperingati terpusat dengan upacara Dokyo Syodai di Vihara Sadaparibhuta NSI, Jakarta, dipimpin oleh Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja. Peringatan tahun ini lebih istimewa, karena bertepatan dengan momen hari jadi ke-50 tahun NSI. Pagi hingga siang harinya, diadakan gerakan bakti donor darah yang dihadiri oleh segenap umat NSI dari Jabotabekcul,

termasuk Jawa Barat dan sekitarnya (Kerawang, Cianjur, Sukabumi, Bandung), Palembang, serta Lampung. Umat NSI memenuhi ruang Vihara Sadaparibhuta NSI malam hari itu. Ketua Umum NSI menjelaskan bahwa peringatan Perwujudan DaiGohonzon memiliki makna bahwa mandala (Gohonzon) dititipkan oleh Buddha Sakyamuni kepada kita dan diwujudkan oleh Buddha Niciren Daisyonin untuk kita semua pada masa akhir

Bagian generasi muda NSI yang mengikuti upacara dokyo syodai.

16

Samantabadra | Nopember 2014

dharma. Oleh karena itu setiap peringatan 12 Oktober harus membuat kita semakin yakin kepada Gohonzon. Keyakinan yang semakin mendalam terhadap Gohonzon tercermin dari kesungguhan hati kita dan diwujudkan dalam pelaksanaan syinjin seharihari. Dengan demikian, umat NSI semakin hari harus semakin maju, dan yang paling penting lagi, hukum ini harus tersebar luas. Beliau juga menambahkan bahwa terkabul atau tidaknya doa, tergantung dari kesungguhan hati kita masing-masing. Oleh karena itu yang harus kita wujudkan, itulah kepercayaan yang sesungguhnya. Jadi hari ini harus menjadi makna kebangkitan kita untuk mengagungkan dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo kepada seluruh umat manusia demi pencapaian kesadaran Buddha diri kita maupun orang lain.

(Sam)

DPP, DPW, dan DPD melakukan upacara syoko.


materi ajaran | gosyo kensyu

Gosyo Kensyu

Surat Balasan Kepada Kyo’o Dono Gosyo Zensyu Halaman 1124 LATAR BELAKANG |

S

urat ini ditulis sebagai balasan atas laporan suami istri Syijo Kingo mengenai keadaan penyakit Kyo’o Goze, putri mereka. Walaupun surat ini ditujukan kepada Kyo’o Goze, namun pada waktu itu, yaitu tahun 1273 (Bun-ei ke 10), Kyo’o Goze masih bayi; karena itu dapat diperkirakan bahwa surat ini diberikan kepada Syijo Kingo atau istrinya, Nicigen-nyo. Meskipun pada waktu itu Niciren Daisyonin telah berada di rumah Ici no Sawa Nyudo di daerah Icinosawa, Pulau Sado, Beliau tetap merupakan orang yang tidak bebas karena sedang menjalankan hukuman pembuangan. Oleh karena itu kiriman uang dari Syijo Kingo diterima dengan sangat gembira. Sekalipun surat ini tidak panjang, isinya sangat penting karena di dalamnya ditegaskan bahwa Gohonzon adalah jiwa raga Niciren Daisyonin. Selain itu ditekankan pentingnya kepercayaan dari dasar hati kepada

Gohonzon. Pada peristiwa Tatsunokuchi Niciren telah menanggalkan pendirian sementara-Nya dan mewujudkan pendirian sebenar-Nya sebagai Buddha Pokok masa Akhir Dharma, membuka dan mewujudkan suasana jiwa Beliau sebagai Kuon Ganjo Jijuyusyin Nyorai. Sekarang, setelah menegakkan obyek akar pokok kepercayaan dan pelaksanaan bagi seluruh umat manusia, selesailah tugas Beliau sebagai Buddha pokok masa Akhir Dharma. Murid-murid Niciren Daisyonin pada waktu itu, terutama Syijo Kingo, mengetahui bahwa harus membuang Ajaran Sementara dan percaya Saddharmapundarika-sutra serta menyebut Daimoku sebagai pelaksanaan sehari-hari. Akan tetapi, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa Niciren Daisyonin adalah Pusaka Pemujaan (Honzon). Kebanyakan para murid tersebut berpikir bahwa pusaka pemujaan adalah patung Nopember 2014 | Samantabadra

17


materi ajaran | gosyo kensyu Buddha Sakyamuni. Menanggapi hal tersebut, dalam surat ini diajarkan dengan jelas, apakah yang menjadi dasar pokok kepercayaan dan pelaksanaan serta bagaimanakah sikap yang harus dlaksanakan sebagai kepercayaan yang

tepat. Hanya sedikit sekali Gosyo yang menjelaskan titik penting ini dengan jelas. Dengan arti demikian saja dapat dikatakan bahwa Gosyo ini amat penting.

ISI GOSYO |

T

epat setelah Saya mengharapkan dapat mendengar kabar setelah perjumpaan yang terakhir, bagaikan mengetahui keinginan Saya, Anda mengirimkan utusan. Dan, uang yang berguna untuk segalanya telah diterima dengan baik. Walaupun hal ini dicari di gunung atau di laut, pada saat ini bagi Niciren sendiri merupakan sesuatu yang penting. Perihal Kyo’o Goze yang terdapat dalam surat Anda, telah saya doakan kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra siang dan malam. Gohonzon yang telah diberikan beberapa waktu yang lalu hendaknya diterima dan dipertahankan, tidak boleh terlepas dari badan sekejap pun. Mengenai Gohonzon ini, pada kedua masa, yaitu Saddharma (Syoho) dan Pratirupadharma (Zoho) tidak seorang pun pernah mempelajari ataupun meneruskan; apalagi mewujudkan dengan menulisnya, sama sekali tidak pernah ada. Raja singa dikatakan maju tiga langkah mundur satu langkah. Baik ketika menerkam semut maupun menerkam binatang buas lainnya, gairahnya sama. Dalam menulis dan mewujudkan Gohonzon yang sungguh dijaga ini, Niciren bersikap tidak lebih rendah daripada raja singa. Inilah yang dikatakan “Segenap kekuatan raja singa� yang terdapat dalam Bab Bodhisattva Muncul dari Bumi Saddharmapundarikasutra. Hendaknya sungguh-sungguh percaya kepada Mandala ini (Gohonzon). Nammyohorengekyo sama seperti raungan raja singa. Penyakit apapun tidak dapat menghalanginya. Dalam kalimat sutra tertera bahwa Hariti dan Dasaraksasi akan melindungi orang yang mempertahankan Daimoku dari Saddharmapundarika-sutra. Kebahagiaan yang setara dengan Raja Ragaraja (Aizen Myo O), dan karunia yang setara dengan Dewa Vaisravana lambat laun akan terkandung. Sebagai umpama, bermain dan berada di manapun pasti tidak akan terjadi malapetaka. Di manapun dapat bergerak dan bermain dengan tenang dan senang tanpa takut, seperti raja singa. Diantara Dasaraksasi, kekuatan perlindungan dari Kunti khususnya sangatlah mendalam. Akan tetapi semuanya tergantung pada hati kepercayaan. Di tangan orang yang tidak memiliki keberanian, pedang pun tidak ada gunanya. Pedang tajam yang dinamakan Saddharmapundarika-sutra ini dapat digunakan khusus oleh orang yang memiliki hati kepercayaan yang kuat, sama dengan ki yang dipersenjatai dengan tongkat besi. 18

Samantabadra | Nopember 2014


Niciren melarutkan seluruh jiwa raga dalam tinta sumi untuk menulis Gohonzon ini. Hendaknya percayalah! Keinginan hati Buddha adalah Saddharmapundarikasutra. Keseluruhan jiwa Niciren tidaklah melebihi Nammyohorengekyo. Di dalam Catatan Hokke Mongu Mahaguru Miao-lo mengatakan, “Dengan wujud pokok dari jiwa yang kekal (Kempon Onju), ini dijadikan akar pokok”. Bagi Kyo’o Goze, kesukaran sekarang pasti dapat dirombak menjadi kebahagiaan. Karena itu hendaknya semakin membangkitkan hati kepercayaan dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Gohonzon ini. Apapun tidak ada yang tidak akan tercapai. Dalam Bab Bodhisattva Baisyajaraja dikatakan, “Segala keinginan akan tercapai dan memberikan kepuasan sepenuhnya, sama seperti kolam yang jernih dan suci yang dapat memuaskan segala kehausan”. Dan juga, dalam Bab Perumpamaan tentang Rumput Obat juga dikatakan, “Masa sekarang tenang dan sejahtera masa akan datang akan dilahirkan di tempat yang baik (Genze Annon Gosyo Zensyu)”. Tidak diragukan lagi kesemuanya akan terjadi sesuai dengan kalimat sutra di atas. Hal-hal yang lain akan disampaikan pada kesempatan yang lain. Bila Saya telah dibebaskan dari hukuman pembuangan di Pulau Sado ini, Saya akan berkunjung secepatnya ke Kamakura untuk menjumpai Anda. Jika merenungkan kekuatan karunia kebajikan yang dimiliki Saddharmapundarikasutra, maka “tidak tua dan tidak mati” ada di hadapan mata. Hanya yang memprihatinkan adalah kekuatan jiwa Kyo’o Goze yang lemahnya sama seperti embun. Saya akan berdoa sekuat tenaga agar mendapat pertolongan para dewa. Ikutilah jejak Putri Naga dan Nyonya Vimaladatta. Nammyohorengekyo, Nammyohorengekyo. Bulan 8 Tanggal 15

Salam hormat, Niciren

Nopember 2014 | Samantabadra

19


materi ajaran | gosyo kensyu

1

Perihal Kyo’o Goze yang terdapat dalam surat Anda, telah Saya doakan kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra siang dan malam. Keterangan: Niciren Daisyonin menginginkan kesembuhan Kyo’o Goze, sehingga terus mendoakannya kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra. Selain itu, perkataan itu juga untuk memberikan dorongan semangat. Memang, tiada hal lain yang lebih menyusahkan dan mengkhawatirkan seorang ibu daripada penyakit yang diderita anaknya. Nama Kyo’o Goze diberikan oleh Niciren Daisyonin. Demikian pula nama kakaknya, Tsukimaro Goze. Di dalam Surat Kyo’o Goze, Niciren Daisyonin mengatakan, “Pada masa sekarang pasti merupakan anak berbudi yang meneruskan jejak orang tua dan pada kehidupan yang akan datang anak ini pasti membimbing hingga menjadi Buddha” (Gosyo Zensyu hal. 1123) Perasaan susah suami istri Syijo Kingo tidaklah dapat dilukiskan. Dalam keadaan demikian setiap kata dari kalimat, “Saya doakan kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra siang dan malam”, merupakan dorongan semangat kepada Syijo Kingo yang besarnya tidak terkirakan. Matahari dan bulan dapat dikatakan sebagai salah satu lambang jiwa alam semesta, maka dikatakan Dewa Surya dan Dewa Chandra. Berdoa kepada mereka dapat dikatakan 20

Samantabadra | Nopember 2014

| KUTIPAN GOSYO menyampaikan kepada yang seharusnya mendidik dan menjaga jiwa kita. Menghadapi kekuatan iblis yang kuat dan sombong yang merenggut kebahagiaan umat manusia, Niciren Daisyonin menghantamnya dengan kuat seperti raja singa.Di dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang Benar dan sebelas surat lainnya berdentam semangat yang berkobar-kobar untuk menghancurkan kesesatan dan menegakkan kebenaran. Pada sisi lain Niciren Daisyonin benar-benar menyayangi dan menginginkan kebahagiaan setiap orang, sehingga Beliau memberi dorongan semangat dari bermacammacam sudut serta sering memperhatikan dan memikirkan sampai kepada hal-hal sederhana yang menyentuh kepekaan perasaan jiwa manusia.

2

Mengenai Gohonzon ini, pada kedua masa: Saddharma (Syoho) dan Pratirupadharma (Zoho) tidak seorang pun pernah mempelajari atau pun meneruskan; apalagi mewujudkan dengan menulisnya, sama sekali tidak pernah ada.

GM

Keterangan: Gohonzon yang di tengah-tengahnya tertulis Nammyohorengekyo -- Niciren disebut sebagai Gohonzon dari Icinen Sanzen Fakta Nyata (Ji No Icinen Sanzen). Ini merupakan bagian yang


tidak pernah didengar oleh siapa pun selama 2000 tahun masa Saddharma dan Pratirupadharma; apalagi ditulis dan diwujudkan. Karena itu dikatakan, Gohonzon yang sama sekali belum pernah ada; tentu Buddha Sakyamuni pun tidak pernah mewujudkannya. Gohonzon yang sama sekali tidak dapat diwujudkan oleh Buddha Sakyamuni, Bodhisattva Nagarjuna, Bodhisattva Vasubandhu maupun Mahaguru Tien-tai dan Mahaguru Dengyo, pada masa Akhir Dharma ini baru ditulis dan diwujudkan oleh Niciren Daisyonin sendiri. Dalam kata-kata itu dapatlah dirasakan kebanggaan dari Niciren Daisyonin. Makna Badan Pokok Hukum Buddha adalah tercapainya jalan ke-Buddhaan bagi seluruh umat manusia. Untuk itu Buddha Sakyamuni membabarkan Saddharmapundarika-sutra dan menerangkan bahwa di dalam jiwa umat manusia terdapat sifat Buddha. Pencapaian kesadaran Buddha tidak lain daripada membuka dan merasakan sifat Buddha dalam diri sendiri. Untuk membuka, merasa dan menyadari sifat Buddha ini diperlukan kepercayaan kepada Saddharmapundarika-sutra. Diajarkan, bahwa pelaksanaan pertapaan sesungguhnya adalah menerima dan mempertahankan, membaca, menyebut, menjelaskan dan menyalin. Mahaguru Tientai dapat merasakan dalam jiwa bahwa pokok penting dari falsafah Saddharmapundarika-sutra adalah pencapaian kesadaran Buddha. Tetapi beliau sama sekali tidak menjelaskan badan pokok dari sifat Buddha

tersebut serta tidak mewujudkan secara jelas apakah yang menjadi bibit sumber pokok kesadaran Buddha. Sebaliknya untuk menanggapi hal ini, Niciren Daisyonin untuk pertama kali menerangkan bahwa badan pokok itu adalah Nammyohorengekyo serta menulis dan mewujudkannya sebagai Pusaka Pemujaan (Honzon). Dan diajarkan bahwa kalau menerima dan mempertahankan Gohonzon, percaya dan menyebut Daimoku, akan terjadi kemanunggalan mutlak suasana dan prajna (Kyoci Myogo) di dasar jiwa, sehingga jiwa raga sendiri akan menjadi dasar pokok Saddharma. Dengan demikian, bila dibandingkan dengan kelima macam pertapaan serta menyadari di dalam jiwa yang dipentingkan oleh Buddha Sakyamuni dan Hukum Buddha di masa Saddharma dan Pratirupadharma, maka pertapaan percaya, menerima dan mempertahankan Gohonzon sebagai dasar pokok merupakan keistimewaan ajaran Niciren Daisyonin masa Akhir Dharma. Hukum Buddha pada masa lampau hanya dapat menunjukkan proses untuk dapat mendekati tujuan, tetapi yang mewujudkan badan pokok tujuan tersebut secara jelas dan tegas menjadi Gohonzon adalah Hukum Buddha Niciren Daisyonin. Haruslah diketahui, bahwa disini terdapat perbedaan besar dalam kepandaian dan kekuatan sebagai Buddha. Jika dikatakan secara lebih teliti, pelaksanaan pertapaan yang rumit hanya dapat menyelamatkan sebagian orang yang memenuhi persyaratan. Nopember 2014 | Samantabadra

21


materi ajaran | gosyo kensyu Sebaliknya, pertapaan yang sederhana dari ajaran dapat menyelamatkan siapapun dari berbagai tingkat tanpa dapat dibeda-bedakan. Haruslah diketahui, bahwa makna yang sangat penting dari diwujudnyatakannya Gohonzon adalah kedudukan Niciren Daisyonin sebagai akar pokok jalan ke-Buddha-an bagi seluruh umat manusia, untuk dapat mencapai kesadaran.

3

Dalam menulis dan mewujudkan Gohonzon yang sungguh dijaga ini, Niciren bersikap tidak lebih rendah daripada raja singa.

GM

Keterangan: Kutipan kalimat ini menjelaskan tentang sikap dan persiapan hati Niciren Daisyonin dalam menulis Gohonzon. Niciren Daisyonin mencurahkan seluruh jiwa raga-Nya dalam sehelai Mandala ini, maka Gohonzon merupakan jiwa Niciren Daisyonin sendiri. Oleh karena itu, Gohonzon mempunyai kekuatan yang agung dan unggul. Kekuatan Gohonzon yang agung dan unggul ini dapat membuat seluruh umat manusia mencapai kesadaran. Dalam Catatan Ajaran Lisan dikatakan, “Keinginan hati Niciren dan sejenisnya sekarang adalah membuka kesadaran badan sendiri, sehingga tercapai kesadaran Buddha dalam badan apa adanya; ini disebut sebagai rahasia Buddha dan kekuatan Gaib-Nya (Nyorai Himitsu Jinzu Syi Riki). Tidak ada rahasia dan 22

Samantabadra | Nopember 2014

kegaiban lainnya selain pencapaian kesadaran Buddha” (Gosyo Zensyu hal.753). Dan juga dalam Surat Kanjin no Honzon dikatakan, “Kedua hukum, yakni pertapaan sebab (Ingyo) dan kebajikan akibat (Katoku) dari Buddha Sakyamuni telah tercakup dalam lima aksara Myohorengekyo. Apalagi kita menerima dan mempertahankan kelima aksara ini, dengan sendirinya kita dapat mewarisi karunia sebab-akibat-Nya”. (Gosyo Zensyu hal. 246) Dapat dikatakan, bahwa badan-pokok yang merupakan kumpulan daripada 80.000 gudang Dharma Hukum Buddha dan miniatur dari jiwa alam semesta adalah Gohonzon. Sebagai contoh, walaupun Gohonzon itu dikatakan sebagai Gohonzon Iki Ci En (Satu Bakat Satu Jodoh) atau Omamori Gohonzon yang kecil sekalipun, tetap mengandung sumber akar tercapainya kesadaran Buddha bagi seluruh umat manusia, karena mencakup Hukum Buddha secara keseluruhan. Artinya, segenap jiwa raga Niciren Daisyonin, Buddha Pokok Masa Akhir Dharma, mengalir di dalamnya. Dengan demikian, orang yang menerima dan percaya Gohonzon ini dituntut untuk memiliki keyakinan yang kuat serta sungguh melaksanakan kepercayaan dan pelaksanaan.

4

Hendaknya sungguh-sungguh percaya kepada Mandala ini (Gohonzon).

GM


Keterangan: Camkanlah secara mendalam satu kata “sungguh-sungguh”. Untuk dapat percaya seperti yang dapat dikatakan, “Hendaknya sungguh-sungguh percaya”, haruslah berpikir menurut ajaran Niciren Daisyonin secara keseluruhan. Oleh karena itu, walau terdapat berbagai pemikiran, seperti yang dikatakan, “Sama sekali tidak ragu-ragu merupakan kepercayaan yang sesungguhnya (Mugi Wasshin)”, hendaknya meneruskan kepercayaan kepada Gohonzon ini tanpa keraguraguan, yaitu yakin bahwa Gohonzon mutlak tidak ada kesalahan. Dan juga, hendaknya setulus hati hanya percaya Gohonzon ini, sama sekali tidak ada sikap dan perasaan bahwa yang lain juga memiliki kebenaran. Yang terpenting adalah hanya percaya kepada Gohonzon secara berkesinambungan, jujur dan sungguh hati. Dan harus memiliki hati kepercayaan yang “mematahkan dan memecahkan teori sementara, hanya menerima satu teori Saddharmapundarika-sutra (Kokke Syakubuku Hagon Monri)”. Teori mendasar ini tidak ada pusaka pemujaan lain yang lebih tepat untuk memasrahkan jiwa raga selain Gohonzon. Oleh karena itu sama sekali tidak boleh ada hati kepercayaan yang langsung mundur ketika menghadapi Tiga Rintangan Empat Iblis dan Tiga Jenis Musuh Kuat. Walau menghadapi hambatan atau larangan yang bagaimanapun besarnya, harus tetap bersikap gagah dan tidak kalah suasana.

Hati-kepercayaan seperti ini akan dapat menerobos segala macam rintangan. Makna tersebut ini juga termasuk dalam kutipan ini. Terlebih lagi, hati kepercayaan janganlah menjadi tidak bersemangat karena terjerumus ke dalam kebiasaan, seperti yang dikatakan dalam petuah emas, “Perkuatlah kepercayaan Anda hari demi hari, bulan demi bulan” (Gosyo Zensyu hal. 1190). Jalankanlah hati kepercayaan dengan perasaan penuh inisiatif dan tekad baru yang segar di dalam diri sendiri. Memang, selain itu mungkin dapat diterangkan melalui bermacam cara dan dengan memikirkan berbagai unsur, tetapi hendaknya mencamkan secara mendalam, “sungguh-sungguh” dan mau meneruskan hati kepercayaan yang kuat.

5

Nammyohorengekyo sama seperti raungan raja singa. Penyakit apapun tidak dapat menghalanginya. Keterangan: Bagian ini menerangkan dua sudut pandang mengenai karunia kebajikan dari orang yang telah percaya dan menerima Gohonzon. Kutipan, “Nammyohorengekyo sama seperti raungan raja singa” menunjukkan kekuatan yang berkobar-kobar dari sumber pokok jiwa orang tersebut, yakni kekuatan sumber pokok jiwa Nammyohorengekyo yang bangkit terwujud dengan menyebut daimoku. Seperti raungan raja singa, raja dari ratusan hewan Nopember 2014 | Samantabadra

23


materi ajaran | gosyo kensyu lainnya, yang akan mengatasi dan mendiamkan suara hewan lainnya, irama Nammyohorengekyo yang kuat dan agung akan menghilangkan dan memadamkan jiwa yang penuh dengan hawa nafsu dan penderitaan penyakit. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin mengatakan dengan tegas, “Penyakit apapun tidak dapat menghalanginya”. Pada umumnya penyakit itu timbul karena melemahnya kekuatan jiwa. Dahulu, orang Jerman mengatakan, “Tuhan menyembuhkan penyakit, dokter mengambil uangnya.” Agaknya semua mengetahui bahwa kekuatan dasar pokok penyembuhan penyakit terletak pada kekuatan jiwa raga orang itu sendiri. Sesungguhnya di dasar jiwa sudah ada kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Justru badan sebenarnya sumber pokok kekuatan jiwa itu tidak lain adalah Nammyohorengekyo. Pengertian penyakit bukan hanya penyakit jasmaniah belaka. Berbagai kesulitan dan penderitaan hidup semua timbul dari teori dasar yang sama. Bila kekuatan jiwa untuk hidup melemah dan kalah terhadap penderitaan atau penyakit, maka akan terjatuh ke dalam penderitaan. Meskipun timbul kesulitan dan diserang oleh berbagai penderitaan, bila kekuatan jiwa untuk hidup ini kuat, maka dapat menghantam dan mengatasi penderitaan ini. Sesungguhnya seluruh pasang surut gelombang kehidupan adalah untuk kebahagiaan hidup, sehingga hal itu bagaikan bunga-bunga kehidupan. Bila dapat menerima keadaan seperti itu, penderitaan dapat 24

Samantabadra | Nopember 2014

dikatakan sebagai kesenangan. Hal di atas merupakan syarat dari segi subyek (syoho) untuk membuktikan terwujudnya kebahagiaan. Sedangkan kutipan selanjutnya yang berbunyi, “Hariti dan Dasaraksasi akan melindungi orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra”, dapat dikatakan sebagai syarat dari segi lingkungan (Eho). Sebagai contoh, kenyataan orang yang sakit dapat bertemu dengan dokter yang pandai atau dapat memperoleh obat yang manjur. Dewa-dewa pelindung seperti Dasaraksasi dan Dewa Hariti, dari sudut suasana dan syarat lingkungan, merupakan lambang dari gerakan yang mendukung kebahagiaan orang banyak. Dalam surat ini memang diambil perlindungan dari Kunti, salah seorang dari Dasaraksasi, tetapi selain itu ada juga perlindungan dari Dewa Mahabrahma, Sakra Devanam Indra, Dewa Surya dan Dewa Chandra, Caturmaharajakayika, dan lainnya. Dengan demikian, pokoknya Gohonzon yang ditengah-tengah-Nya tertulis judul utama Nammyohorengekyo sebagai akar pokok, mengandung jiwa dari Sepuluh Dunia secara keseluruhan, seperti Buddha Sakyamuni, Tathagata Prabhutaratna, para Buddha dari sepuluh penjuru, bodhisattva, serta Dewa Mahabrahma, Sakra Devanam Indra, Dewa Surya dan Dewa Chandra, Caturmaharajakayika, Hariti, Dasaraksasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ketika menyebut Daimoku kepada Gohonzon ini tidak hanya akan


menggerakkan akar pokok jiwa agung Nammyohorengekyo secara berkobarkobar, bahkan akan menghidupkan fungsi dewa-dewa pelindung sehingga makin meningkatkan kebahagiaan secara keseluruhan.

Karena itu dapat dikatakan bahwa Raja Ragaraja yang disebut terdahulu menunjukkan karunia nyata, sedangkan Vaisravana yang disebut belakangan menunjukkan karunia sunyata. Dengan demikian, ada dua sebab pokok kebahagiaan manusia. Disini Kebahagiaan yang setara dikatakan, bahwa karunia kekuatan dengan Raja Ragaraja (Aizen Gohonzon mewujudkan kedua hal Myo O) dan rejeki yang setara tersebut. Sudah barang tentu yang dengan Vaisravana lambat laun akan menjadi dasar pokok adalah karunia terkandung. sunyata. Adalah suatu hal yang wajar, bahwa dalam setiap kehidupan manusia selalu diikuti berbagai kesulitan. Keterangan: Dalam hal ini, yang dikatakan karunia Kata “Aizen” dari Aizen Myo O”, yang ada di dalam jiwa akan nyata berarti dewa yang menguasai hawa dalam kehidupan ini sebagai karunia nafsu cinta, maka mewujudkan hawa yang nyata, kesulitan dapat dirombak nafsu. Kebahagiaan berarti keadaan menjadi kesadaran. Oleh karena itu, bila nyata yang penuh kepuasan tanpa kedua sisi ini diwujudnyatakan, maka kekurangan. Oleh karena itu, Saiwai disitu terdapat kebahagiaan manusia yang setara dengan Ragaraja berarti yang sesungguhnya. perasaan jiwa bahagia yang dapat merasakan terpenuhinya segala Di manapun dapat bergerak keinginannya. Maka dapat dikatakan dan bermain dengan tenang sebagai teori dasar “Hawa Nafsu adalah dan senang tanpa takut Kesadaran (Bonno Soku Bodai)”. seperti raja singa. Vaisravana adalah salah satu dari Caturmaharajakayika yang disebut Keterangan: Dhanada. Ia bertugas sebagai dewa Bila terus menerus percaya kepada yang melindungi dan menjaga Hukum Gohonzon Nammyohorengekyo yang Buddha dengan memberi karunia dan diwujudkan oleh Niciren Daisyonin, kebajikan. Kutipan “Karuna yang setara maka berada di manapun akan dengan Vaisravana”, berarti karunia memiliki suasana jiwa yang “bermainyang tertumpuk di dalam jiwa tanpa main bersuka ria (Syujo Syo Yuraku)”, diketahui atau dirasakan. Karunia selalu tenang dan senang. Ini berarti, jiwa ini tidak langsung nyata dalam suasana jiwa yang bahagia mutlak. gejala, namun adanya karunia jiwa ini Kutipan “di manapun” berarti, berada membuat seluruh kehidupan lamadalam suasana masyarakat yang kelamaan diliputi dengan kebahagiaan. bagaimanapun, berada di negeri apapun

6

7

PK2

Nopember 2014 | Samantabadra

25


materi ajaran | gosyo kensyu maupun pekerjaan dan kedudukan masyarakat yang bagaimanapun, kebahagiaan tertinggi dalam kehidupan adalah “bermain-main bersuka ria (Syujo Syo Yuraku)”. Kutipan “bergerak dan bermain”, berarti hidup itu sendiri adalah senang dan tenang. Tetapi ini tidak berarti, bahwa dalam perjalanan kehidupan kita ini tidak ada penderitaan, hambatan dan kegagalan; sudah pasti ada berbagai penderitaan dan pasang surut kehidupan. Tetapi seperti yang dikatakan dalam kutipan, “tanpa takut seperti raja singa”, seperti raja singa yang tidak takut kepada ratusan hewan lainnya yang ada di sekelilingnya, demikian pula kita dengan tenang dapat mengatasi rintangan dan penderitaan, sehingga dapat hidup dengan suasana jiwa yang tenang dan senang. Satu kalimat ini menyimpulkan inti hakikat kehidupan ideal untuk menerangkan teori sesungguhnya dalam menikmati kehidupan. Tentu saja, yang dimaksud dengan, “hidup sendiri dengan tenang dan senang” berarti sungguh-sungguh selalu senang dari dasar hati, tidak terjerumus ke dalam keputusasaan hidup yang tidak berkekuatan atau ketidakpedulian terhadap penderitaan orang lain. Dengan adanya keberisian perasaan jiwa untuk menyempurnakan diri sendiri sebagai manusia serta mengorbankan seluruh jiwa raga demi kebahagiaan orang lain, barulah dapat memperoleh “bermain-main bersuka ria” ini. Hendaknya jangan melupakan hal ini. 26

Samantabadra | Nopember 2014

8

Pedang tajam yang dinamakan Saddharmapundarikasutra ini dapat digunakan khusus oleh orang yang memiliki hati kepercayaan yang kuat, sama dengan Ki yang dipersenjatai dengan tongkat besi.

PK2

Keterangan: Saddharmapundarika-sutra, yang berarti Nammyohorengekyo Gohonzon adalah pedang tajam yang dapat memutuskan kesesatan jiwa manusia yang tetap ada, sumber akar nasib buruk manusia. Pedang tajam ini tak dapat dibandingkan dengan filsafat manapun. Betapa unggul dan agungnya tenaga tersebut telah disampaikan hingga bagian terdahulu, sehingga sebagai manusia dapat menetap dalam suasana jiwa yang senantiasa tenang dan senang seperti raja singa. Tetapi, betapapun unggul dan ternamanya sebilah pedang, namun untuk menggunakannya diperlukan hati yang benar, teknik dan keberanian. Demikian pula dengan penggunaan pedang Saddharmapundarika-sutra. Untuk menimbulkan kekuatannya secara penuh diperlukan hati kepercayaan. Keberanian berarti berani dalam menghadapi apapun juga. Dalam keberanian ini terkandung makna tenaga yang kuat, pemikiran yang mendalam, ketulusan hati, dan lain sebagainya. Hati kepercayaan yang mendalam dan kuat dapat menarik keluar kekuatan karunia agung dan unggul. Oleh karena


Nammyohorengekyo adalah makna badan pokok jiwa alam semesta, maka kekuatannya tergantung pada kekuatan kepercayaan dan pelaksanaan orang yang berdoa. Sesuai dengan hal itu, besarnya kekuatan tak terbatas. Maka, besarnya kekuatan yang terwujud tergantung pada kekuatan doa orang tersebut. Akan tetapi, yang dikatakan berdoa dan hati kepercayaan disini sama sekali bukan menyerahkan segala sesuatunya kepada Gohonzon tanpa ada usaha dari diri sendiri. Sebagai manusia maupun sebagai seorang anggota masyarakat, tenaga yang dikeluarkan melebihi orang lain, kesungguhan hati dalam usaha, dan hati yang lurus termasuk dalam hati kepercayaan. Mengapa demikian ? Dalam Surat Sanze Syobutsu Sokanmon Kyoso Hairyu dikatakan, “Mengetahui hal ini berarti langsung menyadari dan memahami seluruh hukum adalah Hukum Buddha, yakni tingkat Myojisoku”. (Gosyo Zensyu hal. 566). Myojisoku berarti, “Ketika menerima Nammyohorengekyo di atas kepala adalah Myojisoku”. (Gosyo Zensyu hal. 752). Inilah sikap dasar awal kepercayaan kepada Gohonzon. Orang yang yakin kepada Gohonzon dan tidak lupa berusaha untuk bersikap sebagai manusia, adalah orang yang memiliki hati kepercayaan yang berani. Dalam keadaan seperti ini, sama seperti Ki yang memperoleh tongkat besi; kita dapat menjalankan kehidupan dengan kuat dan tenang serta dapat mengatasi seluruh kesulitan dan penderitaan.

9

Niciren melarutkan seluruh jiwa raga dalam tinta sumi untuk menulis Gohonzon ini. Hendaknya percayalah!

Anak Cabang

Keterangan: Nammyohorengekyo - Gohonzon yang diungkapkan dan diwujudkan oleh Niciren Daisyonin pada masa Akhir Dharma berbeda sekali dengan Hukum Buddha masa lampau. Dalam Surat Perihal Sandaihiho dikatakan, “Pusaka Pemujaan (Honzon) yang didirikan dalam Bab Panjang Usia Tathagata sejak asal muasal 500 asamkheya kalpa koti dan tanah ini memiliki jodoh yang dalam dan tebal dengan Trikaya yang tidak dibuat-buat, yakni guru Buddha Sakyamuni ini”. Yang dimaksud dengan “asal muasal 500 asamkheya kalpa koti” adalah masa lampau yang tak berawal (Kuon Ganjo). Dengan demikian, yang dikatakan, “Guru Buddha Sakyamuni” berarti Tathagata Jijuyuhosyin dari Kuon Ganjo. “Pusaka Pemujaan (Honzon) yang didirikan dalam Bab Panjang Usia Tathagata”, sama sekali bukan sesuatu yang didirikan oleh Buddha Sakyamuni, tetapi didirikan oleh Niciren Daisyonin dengan mengikuti Bab Panjang Usia Tathagata. Kalimat ini lebih diperjelas dengan keterangan dalam Catatan Ajaran Lisan sebagai berikut, “Dalam Catatan Ajaran Lisan dikatakan, kalimat yang sesuai untuk Gohonzon adalah kalimat rahasia Buddha dan kekuatan gaib-Nya (Nyorai Himitsu Jinzu Syi Riki). Ketiga ajaran, yakni sila, samadhi, dan prajna (Kai, jo, e) mengenai Bab Panjang Nopember 2014 | Samantabadra

27


materi ajaran | gosyo kensyu Usia Tathagata adalah Sandaihiho ini. Di tanah Buddha (Gridhrakuta), Niciren pasti dapat menghadapi, menerima dan berprasetya di mulut. Honzon berarti badan pokok satu pelaksana Saddharmapundarika-sutra. (Gosyo Zensyu hal. 760). Sekarang, baik yang dikatakan dalam kutipan Surat Perihal Sandaihiho maupun yang dikatakan dalam Catatan Ajaran Lisan, arti sesungguhnya dari pusaka pemujaan Niciren Daisyonin, Jijuyuhosyin dari Kuon Ganjo adalah badan pokok satu badan pelaksana Saddharmapundarika-sutra di masa Akhir Dharma. Sesuai hal itu dibabarkan bahwa manusia adalah badan Buddha. Dengan perkataan lain, jiwa Niciren Daisyonin sendiri adalah Gohonzon. Tetapi bila hanya demikian, hal ini mungkin baik bagi orang yang ada semasa hidup Niciren Daisyonin. Bagi umat yang ada setelah kemoksyaan Niciren Daisyonin, tentu tidak ada lagi pusaka pemujaan yang menjadi landasan sumber pokok kehidupan. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin mencurahkan segenap jiwa raga-Nya ke dalam tinta sumi dan mewujudkannya sebagai sehelai mandala untuk ditinggalkan selamalamanya di masa Akhir Dharma sebagai pusaka pemujaan tempat seluruh umat manusia menyumbang jiwa raga. Dalam surat ini dikatakan, “Niciren melarutkan seluruh jiwa raga dalam tinta sumi untuk menulis Gohonzon ini”. Kalimat inilah yang menerangkan bahwa jiwa Niciren Daisyonin adalah Gohonzon, dengan terang diwujudkan tentang 28

Samantabadra | Nopember 2014

kemanunggalan antara Manusia dan Hukum (Ninpo Ikka). Ini merupakan hati maitri karuna agung yang diberikan kepada umat manusia yang tidak dapat langsung bertemu dengan Niciren Daisyonin.

10

Keinginan hati Buddha adalah

Saddharmapundarika-sutra. Keseluruhan jiwa Niciren tidaklah melebihi Nammyohorengekyo.

Anak Cabang

Keterangan: Kutipan kalimat ini menerangkan mengenai perbandingan Ajaran Pembibitan dan Pemanenan (Syudatsu sotai). Yang dimaksud dengan Buddha dalam kutipan, “Keinginan hati Buddha adalah Saddharmapundarika-sutra”, adalah Buddha Sakyamuni yang dilahirkan di India, guru Hukum Buddha Pemanenan. Maksud dan semangat akar pokok Buddha Sakyamuni adalah ke-28 Bab Saddharmapundarika-sutra. Selanjutnya ditandaskan, bahwa guru ajaran pembibitan adalah Niciren Daisyonin. Jiwa Niciren Daisyonin tidak lain daripada Nammyohorengekyo. Sama seperti yang diajarkan dalam Surat Balasan Kepada Ueno Dono, “Sekarang, setelah memasuki masa Akhir Dharma, Saddharmapundarika-sutra maupun sutra-sutra lainnya tidak berguna, kecuali Nammyohorengekyo”. (Gosyo Zensyu hal. 1546). Di dalam masa Akhir Dharma ini, Ajaran Buddha Sakyamuni, sekalipun


Saddharmapundarika-sutra, bukanlah Hukum pencapaian kesadaran Buddha. Hanya dengan percaya Gohonzon dari Sandaihiho, percaya dengan menerima dan mempertahankan ajaran Niciren Daisyonin, serta menyebut Nammyohorengekyo dan melaksanakan kata-kata Gosyo, tidak ada jalan hukum lainnya untuk mencapai kesadaran. Walau kalimat ini amat singkat, tetapi isinya dengan jelas dan singkat menerangkan perbedaan antara Buddha Sakyamuni dengan Buddha Niciren Daisyonin. Pada dasarnya, setelah melewati masa Akhir Dharma dan Pratirupadharma, agama Buddha mementingkan upacara, sehingga menjadi formalitas belaka. Apalagi di masa yang amat keruh ini, bila hukum tidak diterangkan, maka umat manusia masa Akhir Dharma yang abadi tidak dapat diselamatkan. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin mewujudkan dan menulis Hukum Sebenarnya. Diri Beliau sendiri adalah Buddha masa Akhir Dharma. Haruslah diketahui bahwa disini terletak rahasia keyakinan Beliau yang agung. Dan makna pokok ajaran Niciren Daisyonin adalah Beliau telah mencurahkan seluruh jiwa raga-Nya ke dalam tinta sumi untuk mewujudkan secara jelas Gohonzon Nammyohorengekyo.

11

Dalam Catatan Hokke Mongu Mahaguru Miao-lo mengatakan, “Dengan wujud pokok dari jiwa yang kekal (Kempon Onju), ini dijadikan akar pokok”.

Keterangan: Di dalam Catatan Hokke Mongu jilid kesepuluh bagian paruh akhir dikatakan, “Sutra ini (Saddharmapundarika-sutra), berdasarkan jiwa Buddha yang menetap secara kekal dijadikan sebagai tenggorokan. Berdasarkan pelaksanaan Saddharma, Ekayana dijadikan mata. Dengan berdasarkan menghidupkan kembali dan membuang bibit dijadikan sebagai hati, berdasarkan wujud pokok usia yang jauh (Onju), dijadikan jiwa”. “Wujud pokok dari jiwa yang kekal (Kempon Onju)” berarti ‘menanggalkan pendirian sementara, menegakkan yang sebenarnya’ yang terdapat dalam Bab Panjang Usia Tathagata, yaitu “membuka yang dekat mewujudkan yang jauh”, dengan menerangkan pencapaian kesadaran pada 500 asamkheya kalpa koti yang lalu. Di dalam Bab ke-28 Saddharmapundarikasutra, wujud pokok dari jiwa yang kekal berarti jiwa merupakan pokok yang sangat penting. Sekarang, maksud pokok Niciren Daisyonin mengutip kalimat Mahaguru Miao-lo ini adalah untuk menerangkan, bahwa sama seperti wujud pokok dari jiwa yang kekal yang ada dalam jiwa Buddha Sakyamuni, Niciren Daisyonin pun dalam jiwa-Nya mewujudkan wujud pokok dari jiwa yang kekal. Dengan demikian, apakah wujud pokok dari jiwa yang kekal menurut ajaran Niciren Daisyonin ? Pokok berarti Trikaya yang tidak dibuat-buat, kesadaran Tanah Pokok (Honci) dalam Nopember 2014 | Samantabadra

29


materi ajaran | gosyo kensyu jiwa. Jiwa kekal berarti, jiwa masa lampau yang tak berawal (Kuon Ganjo). Ini tidak lain berarti Nammyohorengekyo dari Sandaihiho. Dengan demikian, pencapaian kesadaran Buddha pada 500 asamkheya kalpa koti pada Buddha Sakyamuni dengan Saddharma dari masa lampau yang tak berawal (Kuon Ganjo), menurut Niciren Daisyonin memang berbeda sekali. Akan tetapi, bukan berarti keduanya tidak berhubungan, bahkan hubungan antar keduanya dalam dan luas. Ini berarti, asal muasal pencapaian kesadaran Buddha Sakyamuni pada 500 asamkheya kalpa koti adalah, “Saya pada pokoknya melaksanakan jalan kebodhisattvaan, ini berarti (Ga Hon Gyo Bosatsu Do)”. Demikian dijelaskan pertapaan jalan kebodhisattvaan. Jalan pertapaan kebodhisattvaan ini berarti memasuki tingkat hon in syoju, tingkat pertama kedudukan sebab pokok. Di dalam akar dasar ini diterangkan secara tersirat bahwa semenjak masa lampau yang tak berawal (Kuon Ganjo) telah menerima dan mempertahankan Saddharma. Dengan demikian, kalau menggali setahap lebih mendalam mengenai wujud pokok jiwa yang kekal dari Buddha Sakyamuni untuk mencari teori sesungguhnya yang dirahasiakan di dalamnya, maka akan ditemukan wujud pokok jiwa yang kekal dari Niciren Daisyonin. Buddha Sakyamuni hanya menjelaskan akibat, karena itu disebut guru hon-gam myo. Sedangkan Niciren Daisyonin dengan jelas menunjukkan sebab pokok untuk menjadi Buddha, karena itu disebut guru hon-in myo. Hal ini mempengaruhi cara penyelamatan umat manusia. Maka ajaran Buddha Sakyamuni bagaimanapun menjadi Hukum Buddha Pemanenan, sedangkan ajaran Niciren Daisyonin adalah Hukum Buddha Pembibitan, yang menyebarkan 30

Samantabadra | Nopember 2014

bibit sumber pokok pencapaian kesadaran.

12

Bagi Kyo’ o Goze, kesukaran sekarang pasti dapat dirombak menjadi kebahagiaan.

Keterangan: Karena Gohonzon memiliki kekuatan sedemikian unggul dan agung, maka kalau sungguh-sungguh berdoa dengan kepercayaan yang kuat, pasti segala doa akan terkabul dan merasa puas. Dengan demikian, akan menetap dalam suasana kebahagiaan jiwa yang kekal. Khusus untuk kalimat, “Apapun tidak ada yang tidak akan tercapai”, hendaknya keyakinan agung Niciren Daisyonin ini dapat dijadikan sebagai prinsip bagi diri sendiri. Bagi Kyo’ o Goze, penyakit yang diderita memang merupakan ketidakbahagiaan, tetapi kutipan kalimat disini memberi dorongan bahwa justru karena adanya penyakit dan dapat mengatasinya, maka dapat dirombak menjadi kebahagiaan. Pada kenyataannya, sering kita melihat bahwa orang yang telah mengatasi penyakit parah, kelak tubuhnya akan menjadi lebih kuat dari orang yang tak pernah sakit. Mengapa ? Karena tubuh tersebut telah diuji dapat menahan latihan penderitaan. Hal ini tidak hanya berlaku pada penyakit, tetapi berlaku pula pada permasalahan lain dalam hidup kita. Apabila suatu kesalahan yang besar dapat menjadi ibu dari suatu kesuksesan yang besar, maka segala pengalaman menjadi harta dalam kehidupan. Akan tetapi, janganlah lupa bahwa dapat tidaknya suatu malapetaka dibuat menjadi karunia ditentukan oleh sikap kita yang tidak kalah terhadap suasana yang terus berjuang untuk mengatasinya. Dengan meletakkan akar pokok hati kepercayaan kepada


Gohonzon, maka akan dapat memecahkan dan menghancurkan nasib buruk diri sendiri, tidak hanya akan mengatasi permasalahan yang dihadapi sekarang bahkan akan membuka jalan suasana jiwa bahagia yang tak terpikirkan.

13

Jika merenungkan kekuatan karunia kebajikan yang dimiliki Saddharmapundarika-sutra, maka “tidak tua dan tidak mati” ada di hadapan mata. Hanya yang memprihatinkan adalah keadaan jiwa Kyo’o Goze yang lemahnya seperti embun.

Keterangan: “Tidak tua dan tidak mati”, tidak berarti bahwa badan jasmani tidak menjadi tua dan tidak mati. Proses “lahir-tua-sakitmati” yang dialami badan merupakan teori kewajaran alam semesta, sehingga tidak dapat dihindari. Yang dimaksud disini adalah, kekuatan karunia Gohonzon dapat membangkitkan sifat Buddha dalam diri sendiri secara nyata, sehingga dalam jiwa sendiri dapat merasakan kebahagiaan yang kekal abadi. Yang terpenting adalah dapat merasakan dan mengetahui hal ini di dalam jiwa sendiri. Badan jasmani siapapun tidak dapat mengelak dari proses lahir-tua-sakit-mati. Terlebih lagi Kyo’o Goze, bayi yang lemah dan berpenyakitan. Dalam setiap saat ia mungkin menghadapi malapetaka, tak ada yang dapat menjamin keberlangsungan hidupnya; karena itu dikatakan “Sama seperti embun”. Seperti perbedaan antara perbandingan badan jasmani yang dikatakan “lemah seperti embun” dengan keadaan jiwa yang mengandung permata Saddharma, sehingga “tidak tua

dan tidak mati”, maka kebahagiaan mutlak yang didasarkan pada keyakinan kepada Saddharma dan kebahagiaan relatif yang tergantung pada lingkungan luar, haruslah dipandang sebagai sesuatu yang berbeda. Jadi, meskipun menimbun betapa banyak pun, kebahagiaan relatif tidak akan menjadi kebahagiaan mutlak. Kebahagiaan mutlak berarti hati kepercayaan yang kokoh hanya kepada Gohonzon sehingga dapat membuka kegembiraan jiwa yang terdapat dalam diri sendiri. Ketika Niciren Daisyonin berada di Pulau Sado sebagai orang pembuangan yang mengalami penderitaan yang tak terkatakan, pernyataan sebagai orang yang terkaya di Jepang, tidak lain menunjukkan makna ini. Akan tetapi, seperti yang diajarkan dengan jelas bahwa “Hukum Buddha adalah badan, hukum masyarakat adalah bayangan”, maka kebahagiaan mutlak yang terbuka dalam jiwa atau suasana jiwa “Tidak tua dan tidak mati”, bagaimanapun pasti dalam kehidupan nyata kita akan menjadi bukti sesungguhnya bagaikan bayangan. Pembuktian secara nyata ditentukan oleh Prajna, kecerdasan orang itu, kekuatan usaha dan kesungguhan hatinya dalam pelaksanaan membangun masyarakat dan negara. Akan tetapi, karena Kyo’o Dono masih belum memiliki kekuatan sampai disitu dalam dirinya, maka Niciren Daisyonin memohon perlindungan para dewa. Tetapi bagi orang dewasa, haruslah ditanggapi bahwa gerakan perlindungan para dewa agar terwujud melalui usaha yang dilakukan dalam masyarakat dan sikap kita sebagai anggota masyarakat. eee

Nopember 2014 | Samantabadra

31


materi ajaran | gosyo kensyu

English

Reply to Kyo’o J

ust when I was longing to hear from you once again, the messenger whom you took the trouble to send arrived. In my present circumstances, your gift of money is far more valuable than any treasure to be found on land or sea. Since I heard from you about Kyō’ō, I have been praying to the gods of the sun and moon for her every moment of the day. Always cherish the Gohonzon that I gave you some time ago for her protection. The Gohonzon was never known, let alone inscribed, by anyone in the Former or Middle Day of the Law. The lion king is said to advance three steps, then gather himself to spring, unleashing the same power whether he traps a tiny ant or attacks a fierce animal. In inscribing this Gohonzon for her protection, Nichiren was like the lion king. This is what the sutra means by “the power [of the Buddhas] that has the lion’s ferocity.” Believe in this mandala with all your heart. Nam-myoho-renge-kyo is like the roar of a lion. What sickness can therefore be an obstacle? It is written that those who embrace the daimoku of the Lotus Sutrawill be protected by the Mother of Demon Children and by the ten demon daughters. Such persons will enjoy the happiness of the wisdom king Craving-Filled and the good fortune of the heavenly kingVaishravana. Wherever your daughter may frolic or play, no harm will come to her; she will move about without fear like the lion king. Among the ten demon daughters, the protection of Kuntī is the most profound. But your faith alone will determine all these things. A sword is useless in the hands of a coward. The mighty sword of the Lotus Sutra must be wielded by one courageous in faith. Then one will be as strong as a demon armed with an iron staff. I, Nichiren, have inscribed my life in sumi ink, so believe in the Gohonzon with your whole heart. The Buddha’s will is the Lotus Sutra, but the soul of Nichiren is nothing other than Nam-myoho-renge-kyo. Miao-lo states in his commentary that the heart of this sutra is the revelation of the Buddha’s original enlightenment and his immeasurable life span. Kyō’ō’s misfortune will change into fortune. Muster your faith, and pray to this Gohonzon. Then what is there that cannot be achieved? There can be no doubt about the sutra passages that say, “This sutra can fulfill their desires, as a clear cool pond can satisfy all those who are thirsty,” and “They will enjoy peace and security in their present existence and good circumstances in future existences.”4 I will write you again. When I am pardoned from exile in this province, I will hasten to Kamakura where we will meet. If we consider the power of the Lotus Sutra, we will find perpetual youth and eternal life before our eyes. My only worry is that her life may be as short-lived as dew; therefore, I am praying with all my might for the heavenly gods to protect her. [Kyō’ō,] follow in the footsteps of Lady Pure Virtue or the dragon king’s daughter. Nam-myoho-renge-kyo, Nam-myoho-renge-kyo. Respectfully, Nichiren The fifteenth day of the eighth month Reply to Kyō’ō

32

Samantabadra | Nopember 2014


中文

Nopember 2014 | Samantabadra

33


中文

34

Samantabadra | Nopember 2014


materi ajaran | gosyo cabang

Gosyo Cabang

Surat Balasan Kepada Syijo Kingo

Tempat Umat Manusia Bermain dan Bersenang-Senang Gosyo Zensyu Halaman 1143

LATAR BELAKANG |

S

urat ini merupakan surat yang memberi dorongan semangat kepada Syijo Kingo yang berada di dalam keadaan yang sangat menderita, karena sedang disingkirkan oleh majikannya, Ema, dan dibenci oleh kawan sekerjanya. Diajarkan bahwa kebahagiaan sesungguhnya dalam kehidupan adalah hidup yang berdasarkan kepercayaan kepada Saddharma. Akan tetapi, ajaran yang ditunjukkan di sini sama sekali tidak terbatas pada keadaan tertentu saja atau permasalahan pribadi Syijo Kingo semata, melainkan menerangkan teori hukum dari segi sumber akar pokok yang selalu menetap mengenai apakah suasana jiwa kebahagiaan dari umat manusia atau cara hidup sebagai manusia itu.

Dalam pengertian itu, walau surat ini amat singkat, namun berisi bimbingan yang amat penting mengenai kehidupan. Disamping itu, dalam surat ini dijelaskan pula mengenai teori filsafat dasar Hukum Buddha yang amat mendalam secara sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh rakyat biasa. Dengan demikian, setiap kata dalam surat ini mempunyai bobot dan sinar yang kuat, singkatnya, dalam surat ini tidak satu katapun yang tidak mempunyai arti. Rasanya benar-benar melihat permata pusaka yang amat cemerlang.

Nopember 2014 | Samantabadra

35


materi ajaran | gosyo cabang ISI GOSYO | Bagi seluruh umat manusia, tiada ‘bermain bersenang-senang’ (Yuraku) yang melebihi penyebutan Nammyohorengekyo. Dalam Bab XVI Panjang Usia Tathagata Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “Tempat umat manusia bermain bersenangsenang (Syujo Syo Yuraku)”. Kutipan kalimat ini menerangkan mengenai Diri Sendiri yang Menerima Kesenangan Hukum (Jiju Horaku). Anda tidak berada di luar ‘umat manusia’ tadi. Dan, ‘tempat’ menunjukkan seluruh dunia; negeri Jepang juga terdapat di dalam dunia itu. ‘Bermain bersenang-senang’ berarti diri kita sendiri, jasmani dan jiwa, lingkungan dan subyek, semuanya merupakan badan pokok Icinen Sanzen, karena Buddha Jijuyusyin, maka menjadi ‘bermain bersenang-senang’; bukankah begitu ? Dengan demikian, tidak ada ‘bermain bersenang-senang’ selain menerima dan mempertahankan Saddharmapundarika-sutra (Gohonzon). Dalam Saddharmapundarika-sutra Bab V Perumpamaan Tentang Rumput Obat dikatakan, “Dalam kehidupan kali ini merasa tenang dan tenteram, pada kehidupan akan datang dilahirkan di tempat yang menyenangkan (Gense Annon, Gosyo Zensyu)”. Akan tetapi, janganlah terikat oleh bermacam-macam penderitaan dan kesulitan yang timbul di dalam masyarakat. Sekalipun orang arif dan orang bijaksana tidak dapat meloloskan diri dari penderitaan ini. Minumlah arak bersama istri dan sebutlah Nammyohorengekyo. Sadarilah penderitaan sebagai penderitaan dan bukalah kegembiraan sebagai kegembiraan. Baik dalam keadaan gembira maupun menderita yang bagaimanapun juga, hendaknya selalu menyebut Nammyohorengekyo. Bukankah ini berarti diri sendiri yang menerima kesenangan Hukum (Jiju Horaku) ? Jalankanlah hati kepercayaan yang semakin kuat berkobar-kobar. Selamat. Tanggal 27 bulan 6 tahun Kenji ke-2 Surat Balasan Kepada Syijo Kingo Tertanda, Niciren

36

Samantabadra | Nopember 2014


| KUTIPAN GOSYO

1

Bagi seluruh umat manusia, tiada ‘bermain bersenang-senang’ (Yuraku) yang melebihi penyebutan Nammyohorengekyo. Keterangan: Yuraku berarti bermain ‘bersenangsenang’. Yang dimaksud di sini bukanlah bermain bersenang-senang dalam pengertian yang dangkal seperti pada masyarakat pada umumnya. Yang dikatakan bermain bersenangsenang dalam masyarakat umum pasti terdapat obyek dari kesenangan itu, baik berupa permainan, olah raga atau lainnya. Itupun merupakan sesuatu yang terbatas, yang diperoleh ketika melepaskan diri dari kewajiban dan pekerjaan dalam masyarakat. Yuraku dalam kalimat ini berarti bermain bersenang-senang dalam kehidupan ini. Dengan perkataan lain, kehidupan itu sendiri akan menjadi suasana jiwa yang penuh ‘bermain dan bersenang-senang’. Hal ini merupakan keadaan suasana jiwa yang ideal yang ingin dicapai dalam Hukum Buddha. Tetapi ini tidak berarti bahwa di dalam hidup ini kita tidaklah bersungguhsungguh atau bermain-main saja. Bila demikian, berarti kita lari dari kenyataan. Walau sekarang kita dapat mengatasinya, kenyataan kejam bahkan yang beberapa kali lipat lebih kejam pasti akan kita temui di kemudian hari. Hal itu sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai bermain bersenang-

senang. Bermain bersenang-senang yang sesungguhnya berarti dapat menghadapi kerasnya kenyataan hidup ini dan dapat melewatinya dengan ketenangan serta kegembiraan hati. Oleh karena tenaga jiwa yang kuat dan prajna ini bersumber pada Saddharmapundarika-sutra, maka dikatakan, “Tiada ‘bermain bersenang-senang’ yang melebihi penyebutan Nammyohorengekyo”. ‘Bermain’ (Yu) berarti dapat hidup dengan bebas dalam kehidupan yang nyata. ‘Bersenang-senang’ (Raku) berarti menikmati kehidupan dengan kegembiraan dari dasar jiwa. Kalau mempunyai prajna dan kekuatan jiwa yang kuat, sama seperti kegembiraan yang diperoleh bila kita berlayar dan dapat mengatasi ombak besar. Atau sama seperti kegembiraan karena kita berhasil mendaki puncak gunung yang curam dan berbahaya. Keadaan yang penuh gejolak dan gelombang ini dapat diatasi dengan gembira, hendaknya diketahui bahwa dasar hakikat untuk dapat bersenang-senang dan tenang yang sesungguhnya dalam kehidupan ini, bagi seluruh umat manusia di dunia ini tiada cara lainnya kecuali dengan melaksanakan Hukum Buddha, Nammyohorengekyo.

2

Dan, ‘tempat’ menunjukkan seluruh dunia; negeri Jepang juga terdapat di dalam dunia

itu.

Nopember 2014 | Samantabadra

37


materi ajaran | gosyo cabang Keterangan: Kutipan kalimat ini pada umumnya ini menandaskan ‘negeri Jepang juga terdapat di dalam dunia itu’. Akan tetapi, haruslah diketahui bahwa ‘tempat menunjukkan seluruh dunia’ sebenarnya menunjukkan sikap Niciren Daisyonin yang berbeda secara mendasar. Bagi suatu agama, tempat bermain bersenang-senang adalah surga. Menurut ajaran ini tiada tempat bermain bersenang-senang yang melebihi daripada memasuki pintu surga. Dalam ajaran agama Buddha seperti sekte Jodo dan lainnya, tempat bermain dan bersenang-senang adalah tanah lain seperti tanah suci Sukhavati di sebelah Barat, sedangkan dunia ini dilukiskan sebagai tanah kotor yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan. Oleh karena itu, dunia ini disebutnya sebagai dunia saha, yakni tempat harus menahan dengan tabah. Sebaliknya, filsafat Saddharmapundarika-sutra untuk pertama kalinya membabarkan agar tidak mencari dunia ideal di tempat lain. Sesungguhnya dunia saha ini merupakan tempat umat manusia bermain bersenang-senang. Dan selanjutnya, menerangkan teori dasar yang dapat merombak dunia ini menjadi dunia ideal bagi setiap manusia.

3

‘Bermain bersenang-senang’ berarti diri kita sendiri, jasmani dan jiwa, lingkungan dan subyek, semuanya merupakan 38

Samantabadra | Nopember 2014

badan pokok Icinen Sanzen, karena Buddha Jijuyusyin, maka menjadi ‘bermain bersenang-senang’; bukankah begitu? Keterangan : Jalan dari suasana bermain bersenang-senang yang sesungguhnya baru terbuka dengan kita membuka jiwa dan menyadari bahwa badan kita adalah badan pokok Icinen Sanzen; Buddha Jijuyusyin. Disamping itu, hal ini bukan hanya bersifat pikiran atau khayalan saja, bahkan bukan merupakan permasalahan pribadi seseorang yang terlepas dari suasana. ‘Jasmani dan jiwa, lingkungan dan subyek’ semuanya menyatakan Buddha Jijuyusyin Icinen Sanzen. Icinen Sanzen berarti Jijuyusyin; Jijuyusyin berarti Icinen Sanzen. Icinen Sanzen sesuai Hukum, sedangkan Jijuyusyin sesuai manusia. Maka, Kesatuan Manusia dan Hukum yang Tak Terpisahkan (Ninpo Ikka) adalah wajah sesungguhnya. Sebenarnya, teori dasar Hukum Icinen Sanzen adalah teori jasmani dan jiwa tak terpisahkan (Syiki Syin Funi) serta Subyek dan Lingkungan Tidak Terpisahkan (Esyo Funi). Isi dari perbedaan Lima Komponen (Go On Seken), salah satu dari Tiga Perbedaan (San Seken), adalah rupa (Syiki), menerima (Ju), merenungkan (So), gerakan (Gyo), dan kecenderungan jiwa (Syiki). Rupa berarti Hukum Jasmani, sedangkan menerima, merenungkan, gerakan, dan kecenderungan jiwa adalah Hukum Kejiwaan. Dan juga, perbedaan kelima komponen adalah


subyek (Syoho), sedangkan Perbedaan Manusia (Syujo Seken) dan Perbedaan Tempat (Kokudo Seken) adalah Lingkungan (Eho). Dengan demikian, jika menyatakan badan sendiri sebagai badan pokok Icinen Sanzen, berarti kedua jasmani dan jiwa, subyek dan lingkungan, secara keseluruhan harus dirombak dari segi sumber pokok. Jijuyusyin berarti badan yang menerima atas keinginan sendiri dan menggunakannya. Oleh karena itu, kita dapat menikmati kehidupan ini dengan bebas. Hidup itu sendiri adalah suasana kebahagiaan yang menyenangkan. Pada pokoknya dengan menerima dan mempertahankan Gohonzon dari Sandaihiho dan menyebut Nammyohorengekyo, maka kita akan membuka dan mewujudkan badan pokok Icinen Sanzen diri sendiri dan menjadi Buddha Jijuyusyin. Inilah yang dimaksud dengan manusia biasa adalah hakikat Buddha (Bonpu Soku Goku); tidak lain dari perwujudan Dunia Buddha dalam jiwa. Oleh karena itu dikatakan, “Tiada ‘bermain bersenangsenang’ yang melebihi penyebutan Nammyohorengekyo”.

4

Akan tetapi, janganlah terikat oleh bermacammacam penderitaan dan kesulitan yang timbul di dalam masyarakat. Sekalipun orang arif dan orang bijaksana tidak dapat meloloskan diri dari penderitaan ini.

Keterangan: Yang dikatakan ‘penderitaan dan kesulitan yang timbul di dalam masyarakat’, berarti penderitaan yang timbul dalam upaya mewujudkan tujuan yang ideal. Adapun penderitaan itu timbul dari masyarakat yang nyata. Bagi Syijo Kingo, ini berupa tekanan dari kawan-kawan yang tidak menyenanginya dan karena hasutan mereka itu ditekan oleh majikannya, Ema. Hal ini tidak hanya berlaku dalam dunia hukum Buddha. Bila berkeinginan maju untuk satu tujuan, pasti timbul bermacam-macam perlawanan dan tantangan. Hal ini pasti tidak dapat dielakkan karena sesuatu yang ideal itu melampaui realitas. Dalam upaya mencapai tujuan yang ideal tersebut, satu langkahpun kita tidak dapat mengelak dan mundur dari kenyataan yang ada, malahan merupakan perombakan terhadap kenyataan itu. Terutama kalau memandang hal ini dari sudut agama Buddha, ajaran Hinayana menolak kenyataan yang ada dalam diri sendiri dengan mematahkan hawa nafsu untuk memperoleh keseimbangan diri. Pada hakikatnya, kalau tidak menyangkal diri sendiri dengan menghancurkan diri dan memusnahkan prajna, tidak akan memperoleh keseimbangan tersebut. Karena semua pertapaan ini terbatas pada dunia di dalam jiwa diri sendiri saja, maka amat sedikit kemungkinan mendapat hantaman dari masyarakat. Selanjutnya, ajaran Semi Mahayana, menginginkan keadaan ideal dari dunia Nopember 2014 | Samantabadra

39


materi ajaran | gosyo cabang khayalan. Walau hal ini bersifat ideal, namun karena bukan merupakan perombakan dalam kenyataan serta merupakan suatu pelarian diri dari kenyataan, maka sedikit sekali mengalami tantangan dari masyarakat. Karena ajaran tersebut memberi harapan hidup yang ideal setelah kematian, manusia diajarkan untuk tabah dan sabar menahan penderitaan dalam menghadapi realitas kehidupan yang kejam sekarang ini. Sebaliknya, Saddharmapundarikasutra mengandung keinginan yang sangat kuat untuk merombak realitas kehidupan ini. Yang ingin diwujudkan adalah masyarakat yang dapat menjaga negara, sehingga sebagai efek sampingnya ada yang tidak dapat menerima Saddharmapundarika-sutra itu. Dengan demikian, ‘penderitaan di masyarakat’ yang menimpa diri Niciren Daisyonin maupun para murid Beliau secara bertubi-tubi merupakan sesuatu yang wajar sekali. Tetapi di sini, perombakan yang diinginkan oleh Niciren Daisyonin bukanlah merombak realitas dan gejala kemasyarakatan, tetapi perombakan di dalam jiwa dari sumber pokok sifat kemanusiaan setiap manusia. Perombakan di dalam jiwa setiap orang ini akhirnya menjadi perombakan di dalam masyarakat. Sekarang, yang dikatakan dalam kutipan “Janganlah terikat oleh bermacam-macam penderitaan dan kesulitan yang timbul di dalam masyarakat”, sesungguhnya mempunyai makna perombakan dari setiap manusia pada dasar jiwa. Kalau tidak 40

Samantabadra | Nopember 2014

memahami maksud perombakan kenyataan masyarakat menurut Niciren Daisyonin, maka dikhawatirkan akan timbul kesalahpahaman bahwa Niciren Daisyonin ingin merombak kenyataan masyarakat. Bila ditanggapi demikian, akan bertentangan dengan pelaksanaan Niciren Daisyonin semenjak Beliau mengajukan Surat Menenteramkan Negara dan Menegakkan Filsafat yang benar (Rissyo Ankoku Ron) dan pelaksanaan Nikko Syonin serta lainnya yang menasehati pemerintah pada waktu itu. Terlebih dari itu yang dikatakan ‘penderitaan dan kesulitan yang timbul di dalam masyarakat’ bukan hanya penganiayaan yang timbul ketika berusaha menyebarluaskan Hukum Sesungguhnya, namun mencakupi pula seluruh kesulitan hidup dan berbagai penderitaan yang timbul di dalam masyarakat nyata. Dalam hal ini, sekalipun orang arif maupun orang bijaksana, tak seorang pun dapat mengelakkannya. Masyarakat berarti Triloka atau Enam Dunia, yaitu penderitaan dan kesulitan yang selalu ada dalam kehidupan nyata ini. Baik orang arif maupun orang bijaksana tidak dapat menghindarinya. Mengapa demikian ? Walau orang arif dan orang bijaksana menuntut kebahagiaan dari teori kebenaran yang tak berubah-ubah dan ingin terlepas dari Enam Dunia, namun dirinya sendiri tetap merupakan manusia biasa yang memiliki badan biasa serta berputar dalam kehidupan Enam Dunia yang nyata. Oleh karena itu, orang arif


dan orang bijaksana, Buddha yang unggul sekalipun, tidak dapat melarikan diri dari ‘penderitaan di dalam masyarakat’. Yang menjelaskan teori dasar ini dengan tegas dan sederhana adalah Hukum Sepuluh Dunia Yang Saling Mencakupi. Bagi orang arif dan orang bijaksana dalam artian umum, yaitu keempat golongan suci Sravaka, Pratyekabuddha, Bodhisattva dan Buddha, ‘Penderitaan dan kesulitan di dalam masyarakat’ berarti perputaran Enam Dunia. Sedangkan bagi orang arif, orang bijaksana dan Buddha dalam arti khusus, maka ‘penderitaan dan kesulitan di dalam masyarakat’ berarti Sembilan Dunia. Walaupun demikian, teori sesungguhnya tidaklah berubah. Oleh karena itu, yang dapat langsung menerima keadaan yang sebenarnya sehingga dapat menyadari keadaan jiwa yang kokoh tak tergoyahkan adalah orang airf dan orang bijaksana yang dapat mengatasi gelombang Sembilan Dunia dengan tenang dan gembira adalah Buddha.

5

Baik dalam keadaan gembira maupun menderita yang bagaimanapun juga, hendaknya selalu menyebut Nammyohorengekyo. Bukankah ini berarti diri sendiri yang menerima kesenangan Hukum (Jiju Horaku)?

Keterangan: Sudah sewajarnya di dalam kehidupan kita mengalami kegembiraan dan penderitaan. Tak seorangpun yang

dapat menghindar dari kedua hal ini. Yang dimaksud dengan ‘menerima dan mempertahankan Saddharma akan memperoleh kehidupan sekarang akan aman dan sejahtera dan pada kehidupan akan datang dilahirkan di tempat yang baik’, bukan berarti semua penderitaan dan kegembiraan akan hilang dalam kehidupan ini. Hanya saja jangan tenggelam dalam penderitaan maupun kegembiraan, sehingga kehilangan kepribadian diri sendiri. Hendaknya kita dapat meneguhkan pribadi dengan hidup dalam jiwa agung Saddharma, sehingga kita dapat menikmati ombak penderitaan dengan tenang dan gembira. Kegembiraan dan penderitaan yang ada dalam kehidupan nyata ini masih merupakan tingkat kebahagiaan relatif di dalam kehidupan nyata. Sekalipun kebahagiaan mutlak berarti diri sendiri menerima kesenangan Hukum (Jiju Horaku), yaitu menyebut Nammyohorengekyo. Kebahagiaan mutlak bukanlah sesuatu yang timbul dari tumpukan kebahagiaan relatif. Dengan demikian, kebahagiaan mutlak pencapaian tujuan yang ideal dalam Saddharma, sama sekali bukan keadaan tanpa penderitaan, karena telah menghapus karma buruk yang tertinggal di dalam jiwa dari masa lampau. Suasana seperti itu, pada hakikatnya belum selangkahpun keluar dari lingkungan kebahagiaan relatif. Kebahagiaan mutlak berarti, sekalipun menghadapi suasana kebahagiaan relatif yang penuh tertutup dengan penderitaan dan kesulitan, tetap Nopember 2014 | Samantabadra

41


materi ajaran | gosyo cabang mempunyai keyakinan yang mendalam terhadap Saddharma sehingga jiwa agung Saddharma terwujud nyata di dalam jiwa sendiri. Yang dikatakan pencapaian kesadaran Buddha dengan badan apa adanya tidak lain adalah hal ini. Kebahagiaan sebenarnya bukan berarti keadaan tanpa menghadapi kesulitan sama sekali. Bahkan sebaliknya, bila kehidupan kita sendiri tanpa penderitaan dan keadaan masyarakat tanpa kesulitan, mungkin keadaan menjadi membosankan, bahkan kita mungkin menjadi semakin menderita. Ajaran Sementara melukiskan tanah suci Sukhavati di sebelah Barat sebagai tempat yang paling bahagia tanpa kesulitan dan penderitaan, sehingga bagaimanapun merupakan dunia khayalan. Bagaimanapun juga pada kenyataannya penderitaan dan kesulitan pasti akan mengikuti. Oleh karena itu, bila kita membuka suasana jiwa dengan kepribadian diri sendiri yang kokoh dan tidak kalah terhadap penderitaan, maka akan terbukalah suasana jiwa yang dapat menikmati segala sesuatu dengan gembira. Yang menerangkan dengan jelas tentang keadaan jiwa yang nyata berdasarkan Hukum yang dapat memberi kesadaraan kebahagiaan mutlak yang tak tergoyahkan adalah Saddharmapundarika-sutra. Ini bukan berarti menutup mata atau melarikan diri dari penderitaan dan kesulitan, melainkan meletakkan penderitaan dan kesulitan tepat di hadapan mata 42

Samantabadra | Nopember 2014

agar dapat disadari dan diterima sebagai penderitaan serta membuka kegembiraan sebagai kegembiraan. Inilah Hukum Pengamatan yang dapat melihat secara tembus (Takkan). Dengan menyebut Nammyohorengekyo, maka dapat ditegakkan kemanunggalan mutlak antara suasana dan prajna dengan Gohonzon, sehingga kita menjadi tak terpengaruh oleh penderitaan dan kesulitan. Diri sendiri tegak dengan kuat dan akhirnya dapat menerima penderitaan serta kegembiraan sebagai kegembiraan yang terunggul. Inilah yang dikatakan sebagai ‘diri sendiri menerima kesenangan Hukum’. Haruslah diketahui bahwa diri sendiri yang menerima kesenangan Hukum merupakan suasana kebahagiaan manusia yang sesungguhnya.


中文

Nopember 2014 | Samantabadra

43


materi ajaran | forum diskusi

Forum Diskusi

Hukum Agama Buddha Niciren Daisyonin

Pertanyaan: Dalam salah satu Gosyo tertulis “Nammyohorengekyo adalah kegembiraan yang terbesar”. Bagaimana kita menafsirkannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Jawab : Dalam kehidupan kita mendapatkan berbagai kegembiraan, apalagi bila kita ingat betapa sedihnya kita menderita sakit, mengalami kecelakaan dan sebagainya. Mari kita umpamakan sekarang : seseorang yang kehausan karena berjalan jauh, setiba di rumah disediakan minuman segar, ia akan mengatakan, “Ah, betapa nikmatnya minuman ini”. Seorang mahasiswa akan mengatakan pada dirinya sendiri, setelah ia lulus ujian, “Saya merasa amat bahagia”. Seorang karyawan yang baru saja di puji atasannya, mungkin akan mengatakan, “Betapa gembiranya aku hari ini”. Semua contoh ini adalah pernyataan suatu kegembiraan 44

Samantabadra | Nopember 2014

atau kebahagiaan, dan berbagai macam kebahagiaan itu tergantung motivasi dan situasi. Sekarang kita menyimak pernyataan dari Niciren Daisyonin, “Nammyohorengekyo adalah kegembiraan yang terbesar dari segala kegembiraan”. Dengan ini, Niciren Daisyonin menyatakan apa sebenarnya kegembiraan yang absolut, yang terbesar. Yaitu tidak lain dari penyebutan Daimoku, yang menghasilkan berbagai macam kegembiraan, kesenangan, gembira, ceria, perasaan bergairah, sorak-sorai kemenangan dan banyak lagi pada kita. Makin besar kegembiraan itu terasakan, makin sukar untuk menyimpan kegembiraan itu untuk diri sendiri. Kita kemudian tergerakkan oleh dorongan yang tak tertahankan untuk membagi kegembiraan itu kepada seseorang atau bahkan semua orang di dunia ini. Dan lebih dari sekedar memberi, kita segera merasakan suatu dorongan kuat untuk menceritakan rahasia kebahagiaan kita, karena kita ingin melihat agar kawan kita juga memperoleh kebahagiaan


seperti kita. Ini berarti, bahwa kita sedang melaksanakan sesuatu yang orang lain tidak dapat lakukan pada kawan kita itu. Dengan demikian, kita akan merasakan dalam diri kita sesuatu perasaan yang luas yang tak terlukiskan dengan kata-kata, “Kegembiraan terbesar dari segala kegembiraan”. Itulah sebenarnya yang kita rasakan bila kita dengan senang hati melaksanakan dialog Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin, atau mengajak orang lain untuk menganut Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin. Tentu saja, ada kegembiraan yang seharusnya disebut “kegembiraan yang egois”. Tetapi, kegembiraan semacam ini hanyalah membuat Anda merasa kosong dan susah hati pada akhirnya. Kegembiraan yang Anda dapatkan dari menyebut Daimoku, tidaklah sementara, tidak relatif. Kegembiraan ini tidak tergoyahkan dan absolut. Dengan kegembiraan seperti ini, Anda akan mendapatkan bahwa kehidupan itu sendiri adalah kebahagiaan yang terbesar. Ada seorang ibu yang berusia 58 tahun, tetapi kelihatannya seperti baru berusia 35 atau 36 tahun. Ia kelihatan muda dan bersemangat. Ia seorang janda dan tinggal seorang diri. Tadinya orang mengira ia tentunya kesepian. Tetapi ia mengatakan dengan senyum, “Saya menikmati hidup saya lebih dari siapapun di dunia ini. Anda tidak pernah dapat membayangkan bagaimana kegembiraan saya dalam melakukan berbagai macam

pekerjaan”. Kita dapat mengatakan bahwa ia benar-benar merasakan demikian, bila kita melihat ketika ia mengatakannya demikian. Tidak ada kepura-puraan dalam kata-katanya. Apa yang menyebabkan ia demikian bahagia ? Yaitu, kepercayaannya yang tulus pada Gohonzon. Karena hidupnya penuh dengan “kegembiraan yang terbesar”. Tentu saja, kita dapat merasa bahagia bila memenuhi suatu pekerjaan atau mencapai sesuatu, misalnya, suatu kedudukan sosial yang mapan atau menguasai seni fotografi. Jika kita merasa puas dengan kebahagiaan semacam ini dan kehilangan kebahagiaan tertinggi yang pasti dapat kita capai, kita tidak akan bisa merasakan apa sebenarnya hidup itu. Kita dapat dikatakan tidak bahagia menurut makna sebenarnya dari kata itu. Hendaknya kita dapat mencapai kebahagiaan yang sebenarnya yang dapat kita rasakan dan mensyukurinya dari lubuk hati dan sepenuh jiwa, daripada hanya puas dengan kebahagiaan yang semu. Tiada Kepura-puraan Sesuatu yang amat penting adalah apa yang kita rasakan jauh dalam jiwa kita. Hal ini pasti akan muncul dalam wajah kita. Bagaimanapun bijaksananya kita, begitu ramahnya kita, atau bagaimana baiknya kita dalam memberikan bimbingan dengan kemampuan yang tinggi, kita tidak dapat menutupi apa yang sebenarnya kita pikirkan. Tidak ada seorang pun yang bertoleransi dengan berpuraNopember 2014 | Samantabadra

45


materi ajaran | forum diskusi pura. Juga kita tidak dapat memaksa seseorang untuk percaya. Pada akhirnya, tujuan atau keinginan kita yang sesungguhnya yang memutuskan segalanya. Karena itu, sebagai pimpinan hendaknya dapat menjadi model dari kemanusiaan, mempunyai kepribadian yang menarik, kepercayaan yang sungguh-sungguh pada Gohonzon, dan sikap yang penuh percaya diri, sehingga setiap orang dapat dengan gembira mengikuti atau melaksanakan petunjuk kita. Pertanyaan: Apakah ada suatu peristiwa atau kasus dari seorang penganut Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin yang jatuh ke neraka ?

Jawab: Seseorang yang berkepercayaan kuat tidak akan terjatuh ke dalam neraka. Tetapi, seseorang yang kepercayaannya lemah tidak dapat memperbaiki nasibnya. Seseorang yang menyimpang dari jalan kepercayaan juga tidak dapat mencapai kesadaran Buddha. Orang yang demikian akan jatuh ke dalam neraka. Dalam salah satu Gosyo Niciren Daisyonin menyatakan, “Tanpa hubungan darah kepercayaan, seseorang tidak dapat memuja Saddharmapundarika-sutra”. (Syoji Icidaiji Kecimyaku Syo, hal. 1338). Dan pada bagian lain Niciren Daisyonin menyatakan, “Bahkan andaikata Anda harus dibuang dan jatuh ke dalam neraka karena kepercayaan yang 46

Samantabadra | Nopember 2014

demikian lemah, Anda seharusnya tidak mencela Saya”. (Surat Balasan Kepada Hyoeno Sakan). Dalam dunia kepercayaan, tidak ada sesuatu seperti “tawar menawar” atau “pengurangan (discount)”. Yang ada hanyalah Hukum Sebab dan Akibat yang mutlak. Seorang penganut yang berkesungguhan hati tidak akan gagal mencapai kesadaran Buddha atau kebahagiaan sejati. Kita boleh saja berbuat seolah-olah sebagai penganut yang mantap kepercayaannya. Kita juga dapat berlaga sebagai model dari seorang yang sungguh-sungguh dalam kepercayaan. Tetapi bukti nyata akan menceritakan segala-galanya. Kita tidak dapat menutup-nutupinya. Memang, tidak semua umat dapat disebut sebagai penganut yang mempunyai kepercayaan yang mantap. Ada beberapa yang mempergunakan organisasi untuk kepentingan sendiri tanpa sedikitpun kepercayaan. Hal yang seperti ini lebih buruk daripada pemfitnahan dari orang yang bukan penganut. Mereka tidak dapat menghindari diri dari terjatuhnya ke neraka. Kita adalah orang yang bersungguhsungguh melaksanakan wasiat Niciren Daisyonin melalui pelaksanaan dialog Hukum agama Buddha melawan taufan pemfitnahan dan rintangan. Bagaimana mungkin terjadi, bahwa Buddha membiarkan kita jatuh ke dalam neraka ? Kita harus mempunyai keyakinan ini. Jernihkan Diri Sendiri Namun bagaimanapun, kita tidak


boleh mencela sesama anggota, merendahkan, mengkritik, atau tidak mempercayai mereka. Kelakuan seperti ini tidaklah lebih baik daripada memfitnah terhadap kepercayaan. Halhal itu akan membawa kita ke dalam neraka daripada memberikan manfaat. Kita harus menimbun sebab-sebab baik dari Dunia Buddha melalui penyebutan Daimoku. Ketekadan kita untuk tidak jatuh ke dalam neraka adalah amat penting. Lebih penting lagi adalah memutuskan

untuk mencapai kesadaran Buddha, berdoa untuk tujuan pokok ini, dan menjalankan pelaksanaan kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari dengan pendirian yang kuat dan penuh harapan. Sebagaimana Niciren Daisyonin nyatakan, “Mempunyai kepercayaan berarti melaksanakan dialog Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin�, kita harus dengan segenap jiwa raga berjuang untuk pelaksanaan penyebarluasan Dharma.

Catatan

Nopember 2014 | Samantabadra

47


wawasan

Mari Berprestasi Untuk Indonesia!

I

ndonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam dan budaya, tetapi juga memiliki sumber daya manusia yang luar biasa. Berikut ini adalah beberapa contoh anak bangsa yang berprestasi dan membanggakan nama Indonesia di mata dunia. 1. B.J. Habibie Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang biasa disebut B.J. Habibie merupakan salah satu anak bangsa yang berprestasi tidak hanya di tingkat nasional, tetapi

48

Samantabadra | Nopember 2014

juga internasional. Mantan Presiden ke-3 Republik Indonesia ini dikenal sebagai seorang ahli dalam bidang design dan konstruksi pesawat terbang. B.J. Habibie pernah bekerja di sebuah perusahaan penerbangan terkemuka di Hamburg Jerman, yaitu MesserschmittBolkow-Blohm (MBB). Di sana, beliau dipercaya untuk menjabat sebagai wakil presiden sekaligus direktur teknologi, serta ditunjuk sebagai penasihat senior bidang teknologi untuk dewan direktur MBB. Berkat prestasinya yang sangat cemerlang, beliau berhasil mendapatkan penghargaan di bidang dirgantara, yaitu Theodor von Karman Award pada tahun 1992 dan Edward Warner Award pada tahun 1994.

Megah Ria

2. Rudy Hartono Kurniawan Pria kelahiran 18 Agustus 1949 ini telah mampu mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa melalui bidang olahraga bulutangkis. Rudy Hartono merupakan satu-satunya pebulutangkis di dunia yang berhasil memenangkan All England, yaitu kejuaraan bergengsi bulutangkis untuk nomor tunggal putra sebanyak 8 kali dan 7 kali berturut-turut (tahun 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973 , 1974, dan 1976 ). Rudy sukses meraih gelar All England pertamanya ketika usianya masih sangat muda, yaitu 18 tahun. Berkat prestasinya ini, nama Rudy Hartono tercatat di dalam Guiness Book of World Record pada tahun 1982.


3. Sri Mulyani Indrawati Sri Mulyani adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang berhasil menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan Direktur Pelaksana Bank Dunia yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat. Sebelumnya, Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan Indonesia ke26 dengan masa jabatan 2005 – 2010. Pada saat itu, beliau dinilai berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi dan keuangan global, serta mampu melakukan pemberantasan korupsi di Kementrian Keuangan. Berkat kinerjanya tersebut, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia pada tahun 2006.

4. Pramoedya Ananta Toer Pramoedya Ananta Toer atau yang akrab disapa Pram merupakan salah satu sastrawan legendaris yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Pria kelahiran 6 Februari 1925 ini telah menghasilkan lebih dari 50 karya tulis yang diterjemahkan ke dalam 41 bahasa. Meskipun beliau telah meninggal, namun hingga saat ini karya-karyanya masih banyak digemari oleh generasi muda, baik di dalam maupun di luar negeri. Karya Pramoedya yang paling terkenal adalah Tetralogi Pulau Buru, yang beliau tulis ketika berada di pengasingan selama 11 tahun. Tetralogi ini terdiri dari empat buku yang berjudul Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.

5. Sehat Sutardja Prestasi lain berasal dari seorang pria keturunan Tionghoa bernama Sehat Sutardja. Beliau adalah pendiri pendamping, presiden, sekaligus CEO perusahaan Marvell Technology Group yang bertempat di California, Amerika Serikat. Marvell merupakan salah satu perusahaan semikonduktor terbaik di dunia. Berkat kesuksesannya dalam berbisnis, nama Sehat Sutardjo sempat disebutsebut sebagai orang terkaya ke-891 sedunia oleh majalah Forbes World’s Richest People 2007 dengan nilai kekayaan mencapai angka 1 milliar dollar AS.

Nopember 2014 | Samantabadra

49


wawasan Melihat begitu banyaknya prestasi yang diukir oleh ketujuh sosok di atas, diharapkan mampu membangkitkan semangat kita, khususnya para generasi muda, untuk dapat berkontribusi secara nyata demi kemajuan bangsa dan negara. Tidak ada kata terlambat untuk memulai dan tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan. Mari berprestasi bagi Indonesia!

6. Butet Manurung Perempuan yang memiliki nama asli Saur Marlina Manurung ini merupakan sosok yang luar biasa di dalam bidang pendidikan. Pada tahun 2003, ia mulai merintis sekolah gratis bagi masyarakat pedalaman dan mengembangkan sebuah sistem pendidikan yang diberi nama Sokola Rimba. Ia rela tinggal selama berbulanbulan di daerah pedalaman, demi mengajar orangorang di sana agar pandai membaca dan menulis. Berkat kepeduliannya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Heroes of Asia Award 2004 dari majalah TIME. Selain itu, namanya juga berhasil masuk ke dalam jajaran perempuan berpengaruh versi majalah Globe Asia pada tahun 2007.

50

Samantabadra | Nopember 2014

7. Joey Alexander Sila Joey Alexander Sila adalah salah satu anak bangsa yang telah mengharumkan nama Indonesia melalui kemampuannya dalam bermain musik. Ketika berusia 10 tahun, pianis cilik ini berhasil memenangkan Grand Prix 1st International Festival – Contest of Jazz Improvisation Skill yang diselenggarakan pada 5 - 8 Juni 2013 di Odessa, Ukraina. Sebagai peserta termuda (satu-satunya peserta kategori anak), Joey mengalahkan 43 peserta lainnya yang berasal dari 15 negara. Dengan memenangkan festival tersebut, Joey berkesempatan mengikuti tour keliling Eropa dan melakukan proses rekaman di salah satu studio rekaman terbaik dunia.

Referensi : http://www.hipwee.com/inspirasi/15orang-yang-bikin-kamu-bangga-jadiorang-indonesia/ http://www.belajarkreatif. net/2014/01/daftar-orang-pintar-danjenius-indonesia.html http://zulkifli19.wordpress. com/2012/08/21/7-orang-indonesiapertama-yang-mengguncang-dunia/ http://www.tokohindonesia.com/ biografi/article/285-ensiklopedi/3178ibu-guru-di-hutan-belantara


kesehatan

Manfaat Cuka M

ungkin di antara kita ada yang pernah mendengar, “orang yang suka makan cuka tidak akan merasaklan kelelahan.� Akhir-akhir ini dari segi ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa sungguh cuka merupakan bumbu masakan yang sehat dan akhir-akhir ini pun cara diet dan santapan sehat teristimewa menandaskan kegunaan dari cuka. Dikatakan orang tubuh yang kurang fit mudah kelelahan mungkin karena mengkonsumsi cuka yang kurang memadai. Yang dimaksud cuka disini bukanlah cuka kimia biasa seperti DIXI, melainkan cuka organic berupa cuka apple, cuka aren, cuka beras. Marilah kita setahap lebih maju untuk memahami sesungguhnya kegunaan kongkrit yang bagaimanakah yang dimiliki cuka terhadap tubuh manusia. 1. Memajukan metabolisme sehingga membuat tubuh untuk tidak mudah kelelahan Ketika makanan yang berada didalam tubuh terjadi pembakaran dengan melepaskan energy maka dalam peruses ini akan menghasilkan gas Co2 dan air merupakan limbah. Perinsip ini persis seperti mesin dari kendaraan, makanan adalah sama seperti Bensin dimana telah terjadi pembakaran akan menghasilkan Co2 dan air berupa gas buangan. Oleh karena itu dengan kendaraan sebagai contoh, bensin menghasilkan energy agar kendaraan dapat bergerak maju sedangkan cairan pembantu pembakaran. Membantu pembakaran bahan bakar sesempurna mungkin. Namun seketika pembakaran tidak sempurna. Maka limbah buangan yang tertinggal lambat laun akan membuat permasalahan dari silinder mesin kendaraan itu.

Dengan prinsip yang sama didalam metabolism tubuh manusia kadang kala karena limbah dari metabolism badan tertumpuk didalam tubuh akan menyebabkan tubuh bersifat keasaman yang selanjutnya akan berubah menjadi mudah kelelahan; cuka karena mengandung berbagai macam asam amino organic. Dapat mendorong keaktivan dari metabolism yang membuat tubuh agak bersifat basa. Dengan demikian membuat tubuh kemampuan untuk tidak mudah kelelahan.

2. Membakar Gen kelelahan dan meringgankan pegel pinggang dan punggung Tubuh manusia setelah bekerja maupun olah raga akan menambah tumbuhnya susu asam yang merupakan salah satu unsure timbulnya kelelahan dalam tubuh. Disini cuka memiliki fungsi untuk membakar susu asam dan asam alinya untuk berubah menjadi fungsi panas sehingga dapat mempercepat untuk menghpus kelelahan, pegal pinggang maupun sakit punggung dapat terjadi karena zat-zat penyebab kelelahan tertimbun dibahu dan pinggang, beserta pada urat-urat. Cuka dapat mempercepat penguraian dari susu asam dan metabolism. Oleh kaena itu dapat memperlemah rasa pegel pinggang dan sakit punggung. Nopember 2014 | Samantabadra

51


kesehatan 3. Manfaat yang membuat lemak tidak tertimbun Sebab-sebab kegemukan adalah karena massa panas yang diterima melebihi dari penggunaan dalam massa olah raga. Dalam tubuh manusia setelah terjadi proses metabolisme, maka massa panas yang kelebihan akan tersimpan berupa lemak dibawah kulit, sehingga terjadi kegemukan. Begitupun akan tertimbun sebagai lemak dalam saluran darah. Sehingga terjadinya kadar kolesterol yang tinggi, oleh karena itu orang yang cenderung kegemukan atau pola makan yang tidak teratur. Sekali-kali jangan meremehkan unsure ini yang mudah menyebabkan kegemukan. Orang-orang kegemukan pada umumnya memiliki satu kesamaan yaitu lebih suka makanan yang rasanya lebih medok, menyebabkan mudah kehausan dan perlu mengkonsumsi jumlah air yang lebih banyak, oleh karena itu akan menyebabkan metabolism yang buruk sehingga mudah menimbun lemak. Didalam proses peragian pembuatan cuka secara alami mengandung asam amino yang dapat menekan Gen kegemukan. Oleh karena itu jika ingin mempertahankan bobot badan yang ideal tiada salahnya sedikit lebih banyak meminum cuka.

4. Mengurangi penyerapan garam dapat mencegah darah tinggi

Orang-orang berpenyakit darah tinggi selalu berkeluh kesah dengan berkata “karena darah tinggi maka harus mengurangi penyerapan garam, namun jika makananya kurang rasa, sulit untuk dikonsumsi�. Disinilah cuka akan menjadi bumbu masakan yang sangat ideal. Pada masa lalu orang sering mempergunakan plum asin untuk dijadikan sebagai bumbu masakan. Sesungguhnya rasa asin dan rasa asem memiliki hubungan yang erat sekali. Rasa asem dari cuka tidak akan mengurangi bahkan akan menambah keresapan dari masakan. Oleh karena itu orang yang selalu mengkonsumsi garam kadar rendah hendaknya mengantikan kecap asin dengan cuka untuk dipergunakan dalam berbagai masakan. Hasilnya akan tetap utuh kelezatannya.

5. Mengurai lemak (kolesterol membuat peredaran darah lebih lancar)

Kolesterol merupakan bahan yang diperlukan dari selaput sel-sel tubuh dan untuk pembentukan hormon. Keduanya itu berupa lemak namun terjadi terlalu banyak maka akan tertimbun di dinding saluran darah yanga akan menyebabkan pengerasan nadi. Adapun cara kehidupan jaman sekarang ini orang-orang cenderung bersifat kebaratbaratan. Hal mana akan menimbulkan permasalahan kelebihan penyerapan dari kolesterol. Adapun cuka memiliki daya penguraian kolesterol yang kelebihan didalam cairan darah itu, sehingga akan membuat arus perputaran darah berjalan lancar dengan demikian orang yang menderita karena tingginya kolesterol satu tahap dapat teratasi.

Sesungguhnya siasat rahasia untuk mempertahankan keremajaan adalah berusaha untuk mencapai saluran darah yang sehat. Orang yang sering mengkonsumsi cuka urat dan saluran darahnya lebih tidak mudah mengeras.

6. Memperkuat dan menyehatkan tulang yakni sangat berguna dalam fungsi penyerapan terhadap Kalsium

52

Kalsium merupakan suatu unsure gizi yang mudah timbul kekuranganNya sedangkan cuka dapat membantu meningkatkan penyerapan dan pengunaan dari kalsium. Ini disebakan karena cuka berfungsi membantu meleburnya unsure kalsium didalam makanan.

Samantabadra | Nopember 2014


Di dalam penyelidikan bersama antara universitas Tohoku dan universitas Kyoto dijepang terhadap hal ini mereka telah memperbandingkan ikan kecil yang dimasak dengan diberi minyak ,dengan ikan kecil yang dimasak dengan ditambah cuka ternyata ikan yang dimasak dengan cuka unsure kalsium dalam daging ikan mengandung 1,1 kali lipat daripada yang dimasak dengan minyak. Terlebih lagi sup ikan yang dimasak dengan cuka, kekentalan kalsiumnya lebih tinggi 2.5 kali lipat dibandingan dengan yang menggunakan minyak. Ini dapat terjadi karena kalsium yang terdapat didalam tulang itu didalam masakan dengan cuka akan melumer menjadi dengan daging ikan dan sup ikan. Inilah yang menyebabkan peningkatan dan kegunaan dari kalsium. Selain itu dalam penyelidikan para sarjana dengan menjadikan ikut sebagai percobaan ternyata cuka memiliki rangsangan pembentukan ulang dan mencegah timbulanya keropos tulang.

7. Merangsang timbulnya cairan pencernaan yang akan menambah napsu makan

Sifat asam yang khusus dari cuka akan merangsang otak hingga menambah hawa nafsu makan. Asinan yang di rendam dalam cuka dapat merangsang bertambahnya cairan pencernaan sehingga berfungsi membantu prose pencernaan.

Ketika tubuh manusia kelelahan maka cairan pencernaan, maka air liur tidak begitu aktif sehingga menyebabkan tidak ada nafsu makan. Oleh karena itu ketika timbul kelelahan tiada salahnya mempergunakan cuka dalam masakan selain dapat merangsang dan mengembalikan hawa nafsu makan begitupun dapat mencegah menurunya kekuatan daya tahan tubuh. (Udin Tirta)

(Sumber: Majalah kesehatan Pumpkin)

Nopember 2014 | Samantabadra

53


Obituari

Ibu Nani Junghansnata Penasihat NSI

S

enin, 22 September 2014, ibunda saya tercinta meninggal dunia dengan tenang dalam arti sebenarnya, bukan bahasa klise, di R.S.I.A Melania – Bogor. Sejak pukul 12-an hari itu, beliau mulai memasuki masa koma alias tak sadarkan diri. Monitor terpasang menunjukkan denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh. Dari ketiga komponen yang tercatat terus-menerus di monitor itu, yang ternormal ialah suhu tubuh, stabil 37 derajat alias tidak demam. Denyut jantung dan tekanan darah naik turun di bawah batas normal. Mendengar kabar dari istri tercinta bahwa kondisi mama semakin menurun, saya bergegas menuju rumah sakit. Menjelang sore, monitor tidak menunjukkan angka apapun. Semua angka menghilang. Dipanggillah juru 54

Samantabadra | Nopember 2014

rawat. Sang juru rawat junior mengutak-atik monitor dan muncul kembalilah angkaangka itu namun dengan porsi kecil-kecil, grafik bergerak naik turun. Beberapa menit kemudian, keadaan tak membaik, juru rawat senior datanglah untuk memantau dan melakukan beberapa tindakan. Membaca situasi kritis ini, beliau minta semua anak yang ada untuk segera berkumpul. Sang kakak lelaki yang hadir langsung berteriak, “Mama sudah meninggal.� Tak tertahankan air mata mulai keluar dari pelupuk mata kami. Meninggal itu suatu kewajaran alam sesuai siklus Lahir-Tua-Sakit-Mati. Setiap manusia dan setiap makhluk hidup mengalaminya. Hal yang sama tampak dalam kehidupan ibu saya. Sesudah ayah meninggal pada 9 September 1994, 20 tahun yang lalu, ibu mulai terkena diabetes. Penyakit ini cenderung berkomplikasi dan mempengaruhi organ-organ tubuh lainnya: jantung, paruparu dan ginjal. Tiga tahun yang lalu mama jatuh pingsan, ketika sedang duduk [untung duduk.] beberapa kali

tanpa sebab pasti; dugaan sementara gejala stroke ringan. Berkonsultasilah mama ke dokter saraf di dua rumah sakit di Bogor. Karena kebetulan maslahnya bergeser ke masalah jantung, berpindahlah beliau ke ahli jantung. Selama dalam perawatan, beliau sering mengeluh sesak nafas. Sang dokter jantung selalu mengatakan jantung membengkak. Diagnosis ini berlanjut dengan tanpa penyelesaian sampai akhirnya ybs. minta second opinion dari seorang dokter umum. Sang dokter umum langsung memerintahkan rontgen paru dan dari sinilah tampak cairan telah meliputi paru-paru. Anjuran beliau ialah agar cairan ini disedot oleh seorang dokter paru. Di sini terasa sudut pandang genaralis lebih jitu daripada sudut pandang spesialis, apalagi superspesialis. Tak berapa lama, dikirimlah surat ke R.S. Azra untuk diambil cairan itu. Cairannya ternyata berwarna kuning keruh. Yang terbaik yang berwarna putih bening; tak ada indikasi penyakit paru. Sang dokter paru berbisik kepada kami berdua yang ada di tempat pada saat itu:


kanker. Beliau minta kami menunggu hasil laboratorium untuk kepastiannya. Beberapa minggu kemudian hasil lab Prodia menunjukkan hal serupa: kanker stadium lanjut. Mama hanya bertanya kepada dokter paru kalaukalau berbahaya untuk anakanak kecil (Beliau sangat care akan anak-anak kami yang kebetulan serumah.) dan beliau tak mau tindak lanjut apapun. Sungguh beliau tak mau menyusahkan orang lain. Sejak itulah perjuangan melawan penderitan bergulir. Segala macam upaya dilakukan, kecuali kemoterapi. Berbagai obat yang menyebut diri dapat menyembuhkan kanker dicoba, sampai suatu titik mama tidak merasakan efeknya. Ybs. sungguh menderita secara fisik: makan tak enak, tak makan tak enak juga. Penurunan tampak dari bulan ke bulan. Satu bulan terakhir sungguh cepat degradasinya. Awalnya ybs. masih kuat standy by di toko sambil mengisi waktu seperti biasanya. Namun setelah sebulan mulailah fisiknya tak nyaman, terasa mual di seputar kantung nasi – ulah sel-sel kanker itu. Rasa sesak nafas pun secara berkala muncul. Namun demikian, beliau masih kuat keluar masuk WC sendiri tanpa bantuan siapapun. Terpaksalah mama tinggal di rumah tanpa ke toko lagi. Setiap hari tetap mama menelepon ke toko untuk

terdalam dan menyebabkan nyeri di sekujur tubuh. Tindakan penyedotan cairan sempat dilakukan beberapa kali lagi namun penyedotan terakhir hampir gagal dan akhirnya tak dapat lagi diambil karena cairannya makin menghitam dan mengental. Sesak nafas secara berkala timbul, diselingi nafas berbunyi ala asmatis. Dalam jangka beberapa bulan mama sempat dirawat karena garam (NaCl) tubuh menurun yang menyebabkan badan lemas. Tiga bulan terakhir beliau tak kuasa lagi ke kamar mandi sendiri. Pergerakan makin Ibu Jung ketika memperingati ulang terbatas, jalan perlu dipapah tahunnya yang ke 84 pada Maret 2013 dan banyak mengandalkan silam. Kondisi kesehatannya terus menurun setelah itu. kursi roda. Berjemur di sinar matahari pagi pun sudah ditinggalkan karena terasa memantau perkembangan pusing dan tak kuat duduk bisnis. berlama-lama. Sekalipun Beberapa dokter pun fisiknya tak kuat dan harus tetap didatangi untuk second bertarung melawan sel-sel opinion. Hasilnya tetap tak kanker, daya nala dan daya berubah, mereka sudah give ingatrnya masih bekerja up, menyerah. Obat pun dengan baik. Pikun tak tampak tak ada yang spesifik untuk kankernya. Yang diobati sesuai sama sekali. Beliau kritis menanggapi segala kejadian dengan gejala yang muncul: di sekitar. Pertanyaan apapun mual, pusing, lemas. Dokter mengenai masa lalu siap terakhir yang menangani ialah dr. Martino, seorang ahli dijawabnya dengan akurat. Sebulan terakhir kondisi penyakit dalam. Sempat sang dokter terkagum-kagum akan beliau semakin menurun. Merasakan kondisinya yang kondisi mama yang masih semakin menukik turun, bisa bertahan hidup pada secara spontan beliau minta usia sangat lanjut. Sungguh dicarikan suster. Memang fisiknya sangat kuat sehingga terbukti sang suster hanya mampu bertahan sampai 10 berdinas 3 minggu kurang. bulan ke depan menahan Sungguh efisien. Sehari perilaku sel-sel kanker yang kian hari menyebar – merusak sebelum perawatan rumah sakit terakhir, beliau minta jaringan-jaringan tubuh dikeramasi rambutnya; Nopember 2014 | Samantabadra

55


obituari padahal sehari sebelumnya baru keramas. Rupanya ini permintaan terakhir beliau sebelum kembali ke alam sunyata. Ada pesan kepada istri saya untuk tidak berlamalama dirawat dan pesan ini pun terealisasi dengan dirawat hanya 3 hari sampai saat meninggal pada hari Senin, 22/9/14, pada bulan yang sama dengan almarhum ayah tercinta 20 tahun silam. Dari dua permintaan terakhir beliau, kita belajar semangat beliau yang tak ingin merepotkan anak-cucu pada saat terakhir. Prinsip ini memang beliau terapkan sepanjang hidupnya: jangan merepotkan anak-anak untuk segala urusan: ke pasar, ke vihara, ke salon dst. Satu lagi yang menunjukkan prinsip ini ialah mama meninggal dunia sebulan sebelum perayaan hari-H HUT ke-50 NSI, manakala kita sedang bersiapsiap dan kesibukan masih tipis. Bayangkan jika beliau meninggal pada seminggu sebelum perayaan. Everybody gets busy. Kenyataannya, beliau meninggal sebulan sebelum kita disibukkan oleh perayaan HUT. She has been thoughtful. Secara umum penurunan kondisi jasmani akibat ulah kanker itu predictable/ dapat diramalkan, namun saat meninggalnya sangat unpredictable/tak dapat diramalkan. Begitu dokter men-judge beliau kanker selaput paru, kami sudah 56

Samantabadra | Nopember 2014

tahu pasti akan efek dan penurunan kondisi jasmaninya: sesak nafas, menyerang kepala dan sakitsakit sekujur tubuh. Namun, nobody could predict when she would pass away. Di tengah penderitaan beliau, ada perasaan sombong/jaga image ibunda sakit kanker. Saya pribadi merasa canggung dan secara tak sadar tidak menerima atas keadaan mama. Namun terakhirnya, saya tinjau diri di depan Gohonzon dan mencari titik sombong ini. Sungguh this is subconscious mind, secara di bawah sadar saya telah berpikir dan berprilaku menjaga-diri yang kuat, sehingga mama pun demikian adanya. Namun ketika saya sadar dan kanjin, mama pun mulai menerima keadaan dan melapangkan jalan menuju wafat secara baik dan penuh kesadaran. Terbukti wajahnya saat masuk ke alam sunyata sangat bersih dan cantik, jauh lebih baik dibandingkan ketika sedang menderitanya, much better than when she was suffering from cancer. She was really a sleeping beauty. Memori lainnya tentang mama ialah beliau sangat well-planned dalam segala hal, dalam arti sangat bagus

perencanaannya, baik dari segi keuangan maupun dari segi kegiatan sosial. Mama juga tepat-waktu, jarang sekali terlambat. Anakcucu cenderung molor waktu, namun beliau sangat punctual. Setiap kali akan berangkat ke manapun: ke vihara, kondangan atau kunjungan ke Jakarta, beliau selalu stand by sebelum anak-cucu siap. Beliau juga orang yang disiplin. Setiap pagi, pukul 5 sudah bangun dan membereskan dapur. Tak pernah sekalipun lepas gongyo sejak beliau memulai karir syinjin pada tahun 1968. Daimoku pun minimal ½ jam sehari. Saat penyakit semakin meraja lela, beliau terpaksa lepas gongyo karena sudah tak kuat duduk berlama-lama di depan Gohonzon. Sisi baiknya lagi ialah mama pekerja keras alias hardworking. Sejak Ibu Jung, didampingi anak dan mantu, mengikuti Kensyu Lansia NSI pada Agustus 2014. Kensyu terakhir yang diikuti beliau.


Penasihat NSI Ibu Djohan Nataprawira (kiri) dan Ibu Jung (kanan) bersama Ketua Umum NSI dan istri (tengah), pada Kensyu Lansia NSI 2013 di Ciwidey, Jawa Barat.

muda beliau sering naik turun bus ke Jakarta untuk urusan bisnis. Tak pernah beliu mengeluh. Kami ketika masih SD sering mendampingi - lebih tepatnya diajak - untuk urusan membeli stok barang elektronik di toko. Mama sangat menyayangi saya, sebagai anak bungsu. Setiap kali ada acara di NSI, beliau selalu mencari dan mengingatkan saya untuk segera pulang. Kadang kala risih karena sudah seusia ½ abad, namun mama tetap care about me. Beliau pun menjelang akhir hayatnya sempat mengkhawatirkan masa depan saya dan keluarga sepeninggal mama. Ungkapan ini terdengar via salah seorang auntee yang menengok. Maka

saya pun terus berdaimoku untuk mama dan nencoba meyakinkan beliau bahwa everything will be ok once she dies. Don’t worry about me, mom. Thank you so much for any care you have given to me, mama‌ Banyak pelayat yang datang memberi penghormatan terakhir kepada mama. Sejak hari kedua hingga hari keempat tak hentihentinya para pelayat terus berdatangan sambungmenyambung, baik dari para pemasok, rekan bisnis, relasi, teman-teman, para pengurus dan umat NSI dari DKI, Tangerang dan Bekasi. Karangan bunga pun memenuhi seluruh dinding Ruang Anggrek Rumah Duka

Sinar Kasih. Ketua Umum NSI, Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja, berkenan memandu upacara masuk peti, mengatur dan merapikan jenazah beliau sehingga tampil sempurna. She was really a loving (penyayang), beloved (tercinta)dan dearest mother dan a lovable (ramah dan atraktif) person. And she was lovely (cantik), too. She was a good example of sleeping beauty when she passed away. We hope mom will be reborn in a better condition based on her good dan meritorious actions along her lifetime. Good bye, mommy. Nam-myoho-rengekyo. (Kyanne Virya)

Nopember 2014 | Samantabadra

57


resep

Bolu Hijau

Oleh : Ibu Oking D, Bogor

Bahan: 20 butir kuning telur 5 butir putih telur 250 gram gula pasir 150 gram terigu 50 gram maizena 200 gram mentega cair 50 gram Kara Powder 1 Sendok makan Rhum + 50 cc air daun suji

Cara Membuat : 1. Telur dikocok tambahkan gula, kocok terus sampai kental. 2. Masukan tepung terigu, tambahkan Maezena, Kara Powder, kemudian masukan Mentega Cair dan air daun suji. 3. Selanjutnya panggang selama + 30 menit dengan api 170 derajat celcius.

Berita Duka Cita

Bapak Lim Wan Sen

Bapak Suryadi

Meninggal pada usia 86 tahun 25 September 2014 Umat NSI Daerah Rajawali DKI Jakarta

Meninggal pada usia 74 tahun 20 September 2014 Umat NSI Daerah Lampung Bandar Lampung

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

58

Samantabadra | Nopember 2014


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Nopember 2014 TGL HARI 1 Sabtu 2 Minggu 3 Senin 4 Selasa 5 Rabu

6 7 8 9

Kamis Jumat Sabtu Minggu

10 Senin 11 Selasa 12 Rabu 13 14 15 16

Kamis Jumat Sabtu Minggu

17 Senin 18 Selasa 19 Rabu 20 21 22 23

Kamis Jumat Sabtu Minggu

24 Senin 25 Selasa 26 Rabu 27 28 29 30

Kamis Jumat Minggu Senin

JAM

KEGIATAN

TEMPAT

19:00 Pendalaman Gosyo Penceramah 19:00 Pendalaman Gosyo Koord. GM Jabotabekcul

Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

10:00 10;00 10:00 14:00 19:00 14:00 19:00 19:00

Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Gedung STAB Samantabadra Lt. 3 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 4 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 1 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Gedung STAB Samantabadra Lt. 1

19:00 Ceramah Gosyo

Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak‐anak Daimoku Bersama Rapat Koordinator Lansia Pelajaran Pimpinan Daerah & Cabang Pertemuan Wanita Umum Pertemuan Ibu/Wanita Karier Pertemuan Pria Umum

19:00 Pertemuan Cabang

10:00 Pertemuan Anak‐Anak Daerah / Kelompok

Daerah Masing‐Masing

Daerah Masing‐Masing

Daerah Masing‐Masing

19:00 Pelajaran Pimpinan Anak Cabang / Ranting

Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 1

19:00 19:00 10:00 14:00 19:00

Daerah Masing‐Masing

14:00 Pertemuan Wanita Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Pria Daerah / Kelompok 19:00 Pertemuan Koord. Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak Cabang / Ranting Pertemuan PK‐2 Pertemuan Generasi Muda Daerah/Kelompok Pertemuan Lansia Umum Pertemuan 4 ( empat ) Bagian

13:00 Pendalaman Gosyo Untuk Dharmaduta 19:00 Musyawarah DPW & DPD 19:00 Musyawarah DPD Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum

Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing RRBP

Daerah Masing‐Masing Vihara Vimalakirti NSI Bogor Daerah Masing‐Masing

Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Daerah Masing‐Masing Mahavihara Saddharma NSI Mahavihara Saddharma NSI

Nopember 2014 | Samantabadra

59


Vihara & Cetya

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Mayor H.M. Rasjad Nawawi (Jl.Lingkaran 2 Dempo) Blok F 20 No. 564 RT. 08 / 02 Kec. Ilir Timur Kota Palembang Telp. (0711) 357541 PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

60

Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Vihara Vimalakirti Muncul Diresmikan 3 Mei 1986 Dipugar 28 okt 2007 Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Vihara Vimalakirti Cisauk Depan SMU 1 Serpong Desa Setu (Muncul) – Kec. Cisauk Kabupaten Tangerang Telp. (021) 75872730 Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Rajawali Jl. Ampera IV No. 12 RT 005/RW 09 Jakarta Utara Telp. (021) 64710728, 6401168 Cetya Tanjung Priok Jl. Deli No. 31, Tanjung Priok – Jakarta Utara Telp. (021) 4356309 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034

Samantabadra | Nopember 2014

Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 4 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821 Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Jl. Merdeka, No. 57 RT 05/03 Kel. / Kec. Lemah Wungkuk Kabupaten Cirebon Telp. (0231) 202793 PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo

Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201 Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Ponorogo Jl. Ontorejo 93 Kabupaten Ponorogo Telp. (0352) 681241

Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen

Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan

Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang

Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan

Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali

Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep

Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo

PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.