SAMANTABADRA | MARET 2018 | NOMOR. 290
gosyo kensyu SURAT KEPADA MISAWA gosyo cabang SURAT KEPADA HARADONO GOHENJI liputan GERAKAN VAKSINASI DIFTERI OLEH NSI
2 0 1 8
# 290
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
M a r e t
03
Ketua Umum NSI bersama pengusaha, pemuka Agama Buddha dan pejabat Kementerian Perindustrian RI dalam kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia. 05 Februari 2018.
Samantabadra
Ketua Umum NSI bersama Presiden Republik Indonesia foto bersama seluruh peserta setelah audiensi penyerahan hasil Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa kepada Presiden di lstana Kepresidenan Bogor. 10 Februari 2018.
Walau mempelajari Hukum agama Buddha, namun tidak mengetahui bahwa jiwa sendirilah yang bodoh atau walau memiliki prajna yang unggul, namun karena pengaruh sang guru yang tersesat sehingga jiwa sendiri telah menjadi bengkok, dan sulit untuk menyadari dan belajar agama Buddha dengan tepat.
Surat kepada Misawa
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja Surat kepada Konici-bo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 27-28 Januari 2018
Nammyohorengekyo, Niciren Daisyonin selalu berkata bahwa pada masa akhir dharma, kalau kita menyebarluaskan Hukum Nammyohorengekyo, seharusnya kita tidak mengutamakan tujuan kita untuk menghasilkan uang, ataupun memiliki reputasi yang baik. Itu semua merupakan sarana dan bukan tujuan. Sarana-sarana tersebut harus kita manfaatkan dalam menjalankan tugas kosenrufu. Tujuan kita adalah untuk mencapai kesadaran Buddha dalam kehidupan kali ini. Maka itu, kita pun ingin menerapkan ini dalam susunan NSI. Kembali lagi, harta benda dan uang bukanlah tujuan utama kita, tapi menjadi sarana untuk membahagiakan kita.
Banyak permasalahan berakar dari permasalahan uang yang diperoleh, dalam konflik masyarakat, pekerjaan dan juga dalam rumah tangga. Karena konflik-konflik tersebut, uang malah mempersulit keadaan kita. Oleh karena itu, uang harus digiring oleh kita agar dapat digunakan menjadi sebab-sebab baik. Pencapaian kesadaran Buddha adalah kebahagiaan tertinggi, sehingga jauh lebih berharga dan penting daripada pendapatan uang. Ada beberapa hal dalam gosyo ini yang sebetulnya sangat relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Konici-bo menjalankan syinjin karena awalnya di syaku buku anaknya. Bagi seorang ibu yang baru ditinggalkan anaknya yang sudah meninggal terlebih dulu, pasti Konici-
bo memikrkan terus keadaan Yasyiro dalam alam selanjutnya. Menurut agama kita, kehidupan setelah kematian bukan berupa surga atau neraka, sebab surga dan neraka ada dalam diri kita pada kehidupan seharihari. Mati bukanlah urusan pencabutan nyawa, tapi menurut agama Buddha, mati adalah sebuah proses dari hukum alam lahir, tua, sakit, dan mati. Agama Buddha percaya bahwa sesudah meninggal, jiwa kita menjadi bagian dari alam semesta. Jiwa adalah kukecu, ku berarti sunyata, ke berarti nyata dan cu berarti hakekat. Jadi, di dalam badan kita, ada bagianbagian yang nyata dan sunyata (ada tapi tidak nampak). Yang dikatakan sunyata bukanlah roh Maret 2018 | Samantabadra
1
atau setan, melainkan pikiran dan perasaan. Yang dikatakan nyata adalah fisik yang dapat dilihat, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Yang dikatakan hakekat mengingatkan bahwa jiwa kita itu syiki syin funi, raga dan jiwa merupakan kesatuan. Satu waktu, jiwa yang hidup akan mati. Ketika mati, unsur yang tadi ketai, kutai dan cutai itu terpisah. Cutai lah yang mengikat ketai dan kutai seseorang, maka orang itu dapat hidup. Ketika meninggal, keterikatan pun akan lepas. Fisik kita tidak akan bergerak lagi. Hidup itu gerak dan mati itu adalah diam, tidak ada lagi kehidupan. Oleh karena itu, menurut agama Buddha, yang tidak kelihatan itu bukanlah roh dan setan, tapi hal-hal yang sunyata tersebut dari jiwa kita dalam rupa getaran. Ada 10 macam getaran dalam badan kita; getaran Neraka, Kelaparan, Kebinatangan, Kemarahan, Kemanusiaan, Surga, Sravaka, Pratekya Buddha, Boddhisatva dan Buddha. Semua ini tergantung pada perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ada dalam tiga dunia buruk, getaran jiwa 2
Samantabadra | Maret 2018
kita akan masuk ke getaran dunia neraka. Dalam alam semesta pun sama, ada 10 getaran dari 10 alam. Hal inilah yang dikhawatirkan Konici-bo. Buddha Niciren meyakinkan Konici-bo bahwa ketika masih hidup, syinjin anaknya sudah sangat baik dan perasaan jiwa yang baik pasti sering ia tumpuk, maka Konici-bo tidak perlu khawatir. Buddha Niciren dengan yakin berkata bahwa Yasyiro pasti akan memasuki alam yang bagus, paling tidak ia akan masuk ke dalam empat alam yang suci; Sravaka, Pratekya Buddha, Boddhisatva, atau Buddha. Yasyiro juga mempunyai jasa dalam mengajak ibunya menjadi murid Niciren Daisyonin. Konicibo pun, dari hukum penganiayaannya di Pulau Sado sampai Niciren Daisyonin berada di Gunung Minobu, tetap memperhatikan Buddha Niciren dengan tidak hentihentinya, mengirimkan makanan, barang-barang dan surat. Semua ini karena jasa dari Yasyiro. Dalam kehidupan Yasyiro, ia telah memupuk sebab-sebab baik, dan setelah meninggal, ia pun meninggalkan ibunya
yang syinjinnya luar biasa. Kedua faktor ini menjadi bukti bahwa Yasyiro pasti akan baik-baik saja di alam sesudah kehidupannya, dan pasti akan hidup kembali di tempat yang baik dan menyenangkan. Sampai di sini, yang harus kita pelajari adalah bahwa kita dapat meninggal kapan saja, maka itu kita juga harus memiliki persiapan walaupun masih muda. Kematian dapat terjadi kapan saja, maka itu bagi generasi muda juga tidak ada kompromi. Kita harus menjalankan syinjin dengan sungguh-sungguh, karena ajal akan datang setiap saat. Jangan kita berpikir bahwa kematian masih jauh dari kita. Kenzo Kumyo adalah sebuah konsep yang menegaskan bahwa ada kegaiban diantara hubungan keluarga. Karena Kenzo Kumyo, orangtua maupun anak dapat mencapai jobutsu. Karena kepercayaan Konici-bo yang kuat, maka anaknya juga tidak akan dibiarkan untuk tidak mencapai kesadaran Buddha. Kalau seorang ibu memiliki syinjin yang kuat, berarti anaknya juga akan tertolong. Sebaliknya pun sama. Kalau seorang anak syinjinnya kuat, itu pun akan
menolong orangtuanya. Bukan hanya sebatas orangtua, kenzo kumyo bisa berdampak sampai anggota keluarga dari 7 turunan ke atas dan 7 turunan ke bawah. Niciren Daisyonin selanjutnya mengatakan dan menegaskan kepentingan hubungan kepercayaan antara ibu dan anak. Juga ditekankan agar kita hendaknya berhatihati terhadap orang yang menentang Gohonzon dan pemfitnahan dharma. Buddha Niciren berkata bahwa yang mengerikan bagi kita adalah jodoh buruk, akucisyiki. Beliau mengambil perumpamaan gajah mabok, yang sangat mengerikan bagi seluruh desa dan rakyatnya karena dapat membahayakan semua orang. Maka itu, cara untuk berhati-hati dan menghindari pengaruh buruk adalah dengan mendekatkan diri dengan pengaruh-pengaruh baik. Kalau kita mendekatkan diri kepada zencisyiki, maka kita akan menjauhi akucisyiki. Pada umumnya tiada hubungan yang lebih intim daripada hubungan anak dengan orangtua. Walaupun anak dan orangtua terlihat seperti dua pribadi yang
berbeda dan terpisah, tapi sebetulnya ada sebuah kekuatan gaib yang bekerja diantara keduanya. Inilah yang disebut kenzo kumyo. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan syinjin, mencapai prestasi dalam mewariskan Nammyohorengekyo adalah yang paling berharga. Oleh karena itu, selanjutnya dikatakan bahwa ketika orang tua mengalami musibah, tentu tidak wajar bila sang anak merasa bahagia. Kalau menurut Hukum Kewajaran, pasti anak akan merasa susah hati apabila orangtuanya mengalami musibah. Kebahagiaan orangtua adalah kebahagiaan sang anak, begitu pun sebaliknya. Maka itu, doa yang paling manjur datang dari orangtua atau anak karena hubungan gaib ini. Kebahagiaan bersama antara orangtua dan anak merupakan kebahagiaan seluruh keluarga, jadi pencapaian kesadaran Buddha dari orangtua dan anak juga merupakan prinsip perombakan keluarga. Dengan demikian, bagi penganut Saddharmapundarikasutra, kita harus bisa menjalankan 10 kebajikan,
melebihi yang lainnya. Caranya adalah untuk menjadikan syinjin kita sebagai dasarnya. Inti dari gosyo ini adalah penjelasan hubungan orangtua dan anak yang gaib, (kenzo kumyo). Getaran jiwa antara anak dan orangtua ada dalam suatu frekuensi yang merupakan kesatuan dan tak terpisahkan. ***
Maret 2018 | Samantabadra
3
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat kepada Konici-bo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 27-28 Januari 2018
Nammyohorengekyo,
datang. Untuk itu, beliau menanyakan atau meminta Surat ini ditujukkan bimbingan kepada Niciren kepada Konici-bo, seorang Dasiyonin, yang kemudian janda dari Provinsi Awa. menjawab pertanyaannya Ia di syakubuku oleh dengan gosyo yang kita anaknya yang bernama pelajari malam ini. Yasyiro. Pada waktu Niciren Kalau dilihat dari suratDaisyonin menjalani hukum surat yang diterima oleh penganiayaan di Pulau Sado, Konici-bo, banyak sekali Konici-bo sering mengirim gosyo yang berisi penting pakaian dan barang-barang dan rinci. Konici-bo, kepadanya melalui titipan setelah dapat bimbingan orang lain. Tapi sayangnya, dari Niciren Daisyonin, setelah Konici-bo menjalani begitu dengan sungguh hati kepercayaan dan hati menjalankan menjadi penganut, anaknya, hati kepercayaannya, Yasyiro meninggal dunia. sesuai dengan petunjuk Yasyiro adalah seorang dari Buddha Niciren, samurai yang harus sehingga pada akhirnya menuruti perintah dapat menjalankan hati dari majikannya, yakni kepercayaannya sampai membunuh orang. Akhirnya, akhir hayatnya. ia sendiri pun terbunuh. Pada awal gosyo, Karena kejadian ini, pertama-tama Niciren Konici-bo tentu susah hati Daisyonin menjelaskan dan khawatir akan nasib bahwa dalam hukumannya anaknya di masa akan di Pulau Sado, beliau 4
Samantabadra | Maret 2018
mengingat kembali dan sangat merindukan kampung halamannya. Dalam kerinduan ini, Konici-bo mengantarkan makanan dan berbagai barang, seolah-olah terobati kerinduannya tersebut. Di sini kita bisa lihat bahwa Niciren Daisyonin selalu mengingat asal muasal kehidupannya. Ini mengingatkan kepada kita bahwa sifat tersebut merupakan sifat manusiawi, merasakan kerinduan dan keinginan untuk balas budi kepada orang tua. Maka itu, kita pun juga harus ingat dengan asal mula kita. Pada Temu Generasi Muda, para generasi muda juga dilatih dan dicetuskan untuk terus mengingat dan mencintai tanah air.
Pada waktu itu, ada sebuah penyesalan dari Niciren Daisyonin karena dirinya belum berkunjung lagi ke makam orangtuanya ketika kondisinya memungkinkan. Sewaktu beliau diasingkan di Pulau Sado, dalam keadaan tidak mungkin, baru Niciren Daisyonin menyadari penyesalan tersebut. Ini juga mengingatkan kita bahwa kita harus selalu berbudi bakti kepada orangtua, bukan hanya sewaktu hidup, tapi setelah meninggal juga. Kalau kita betul-betul syinjin dan menganut hati kepercayaan, sudah seharusnya kita mendoakan orangtua melalui gongyo daimoku. Itulah ciri khas dari budi bakti yang bisa mendoakan orangtua agar mereka juga bisa mencapai kesadaran Buddha. Buddha Niciren berada di Pulau Sado bukan karena beliau bersalah, korupsi, mencuri, atau merampok. Tapi, hanya semata-mata karena beliau ingin menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra dan mematahkan filsafat-filsafat sesat yang dilaksanakan pada sektesekte di Jepang masa itu. Sekte-sekte itu menjadi kepercayaan, yang bahkan sudah dianggap lebih
daripada orangtua mereka. Tapi, Niciren Daisyonin dengan lantang, berani, dan berkobar-kobar mengatakan bahwa semua itu tidaklah benar. Kita dapat melihat semangat dari Niciren Daisyonin pada waktu itu, yang betul-betul ingin menyebarluaskan Nammyohorengekyo tanpa memikirkan keselamatan jiwa sendiri (fuji syaku syinmyo). Dengan kesungguhan hati, Buddha Niciren ingin mematahkan filsafat-filsafat sesat terebut karena mereka menggunakan pikiran dan ajaran sendiri, bukannya mengikuti ajaran Buddha dan juga memfitnah dharma. Sekte-sekte tersebut dianggap tidak sesuai oleh Buddha Niciren, karena dapat meruntuhkan negara dan tak dapat membuat umat manusia mencapai kesadaran Buddha. Maka itu, Niciren Daisyonin berjuang demi kebahagiaan umat manusia, berani memberi tahu pemerintah, walaupun kehidupannya sendiri terancam. Ini semangat dari Niciren Daisyonin yang patut menjadi contoh bagi syinjin kita, untuk menjalankan tugas sebagai Boddhisatva dan menyebarluaskan
dharma walaupun berbagai tantangan dan rintangan perlu dihadapi. Pada masa sekarang juga, walaupun zaman kemajuan telah tiba, filsafat-filsafat sesat masih banyak kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga membuat kita sulit mencapai kesadaran Buddha. Karena hal-hal demikian, jangan kata ingin melihat, mendengar suara Niciren Daisyonin pun rakyat Jepang sudah kesal. Niciren Daisyonin adalah Buddha Pokok Masa Akhir Dharma yang mempunyai keyakinan penuh dan icinen yang kuat, sehingga dirinya tidak menyerah dengan tujuan semulanya untuk menyebarkan Nammyohorengekyo. Beliau pun sangat yakin bahwa pasti dirinya dapat kembali ke Kamakura. Akhirnya, memang menjadi nyata bahwa beliau dapat kembali. Ini karena keberadaan dewa-dewi yang sudah berprasetya dan melindungi pelaksana Saddharmapundarikasutra. Jika tidak melindungi pelaksana Saddharmapundarikasutra, berarti mereka tidak menetapi janji mereka kepada Buddha Sakyamuni.
Maret 2018 | Samantabadra
5
Sebetulnya, yang dimaksudkan oleh Niciren Daisyonin mengenai hal dewa-dewi dalam gosyo ini adalah untuk menjelaskan bahwa karena keyakinan yang kuat, dirinya pasti bisa menghadapi berbagai penganiayaan. Walaupun dewa-dewi tidak melindunginya sekalipun, beliau tetap tidak mengutamakan dirinya dalam hal menyebarluaskan hukum ini. Beliau bahkan mengatakan, “Bila dewadewi membuang saya, Niciren, kalian akan menjadi kayu bakar api neraka dan selama-lamanya terkurung dalam benteng penderitaan yang tak terputusputus. Bila kalian takut melakukan pelanggaran ini, bergegaslah mewujudkan beberapa tanda panda negara sehingga saya dapat diizinkan kembali pulang.� Bukan main icinen dan keyakinan Buddha Niciren yang pada akhirnya dapat membuat hal itu terwujud. Kita pun dalam kesulitan apapun juga seharusnya tidak mundur dan ragu-ragu, tapi sebaliknya tetap yakin bahwa segala sesuatu yang didepan kita pasti terjadi kalau kita menjalankan hati kepercayaan yang sesuai dengan Saddharmapundarika-sutra. 6
Samantabadra | Maret 2018
Pada umumnya, dalam menghadapi rintangan sulit, dari jauh hari pun sudah timbul kebimbangan dan kekhawatiran di hati kita. Disinilah kita belajar semangat dari Buddha Niciren Daisyonin. Kalau dibandingkan rintangan yang kita hadapi dengan tantangan yang dihadapi Niciren Daisyonin, maka perbandingannya akan beda bagai bumi dan langit. Tapi, keyakinan kita ini belum menyerupai keyakinan Niciren Daisyonin. Biasanya kita sudah mengeluh dulu, sehingga kalah dengan suasana. Syinjin kita harus bisa memunculkan kekuatan, dan seharusnya kita tidak memanjakan diri sendiri. Hanya diri kita sendiri lah yang bisa dan harus memperkuat hati kepercayaan dalam menghadapi apapun. Memang sekarang ini keberadaan ekonomi sulit, apalagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan NSI yang memerlukan pengeluaran biaya. Tapi, apabila keadaan ekonomi sulit, maka kita pun harus pandai menabung dan menghemat. Setelah kembali dari Pulau Sado, Niciren Daisyonin sebetulnya sudah bebas dari hukuman
pembuangannya. Pada umumnya, manusia yang sudah bebas dari kesulitan dan penderitaan, tidak akan mencari kesusahan dan ancaman lagi. Namun, ini merupakan hal yang berbeda. Setelah dibebaskan, Niciren Daisyonin menghadap lagi ke Heino Saemon, namun masih ditolak. Beliau pun pergi ke Gunung Minobu, bukan untuk memundurkan diri atau hendak bertamasya, namun beliau melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menulis gosyogosyo dan meneruskan penyebarluasannya. Pada waktu itu, Niciren Daisyonin sangat girang ketika menerima surat dari Konici-bo, seorang janda dari kampung yang sama. Sayangnya, surat itu malah menyampaikan berita duka bahwa Yasyiro telah meninggal. Niciren Daisyonin adalah seorang yang bermaitri karuna, karena beliau dapat merasakan penderitaan Konici-bo sebagai seorang ibu yang baru kehilangan anaknya. Bagi seorang ibu yang kehilangan anaknya terlebih dahulu, bukan main susah hatinya. Meskipun demikian, Niciren Daisyonin juga
memberikan bimbingan kepadanya, memberi tahu bahwa Yasyiro dalam kehidupannya sudah bertemu dengan Niciren Daisyonin dan telah bercakap-cakap, meninggalkan pesan untuk ibunya. Ketika masih hidup, Yasyiro memberi tahu Buddha Niciren bahwa dirinya sudah tak bisa berbalas budi kepada ayahnya yang sudah meninggal, tetapi bila ia meninggal mendahului ibunya yang sudah menjanda, ia menyadari bahwa ia akan menjadi seorang anak yang tidak berbakti. Untuk itu, ia menitipkan pesan kepada Buddha Niciren untuk menyampaikan, bahwa dirinya sudah memegang Hukum Nammyohorengekyo dan menjalani syinjin, sehingga ibunya tidak perlu mengkhawatirkan keadaan anaknya. Tidak ada seorang orangtua yang tidak menyayangi anaknya. Pastinya orangtua akan rela melakukan dan mengorbankan apa pun untuk melihat anaknya hidup kembali. Tapi, dalam kenyataan, hal itu tidak bisa terjadi.
Banyak sekali penderitaan dan rintangan yang dialami semua manusia di zaman mutakhir dharma ini, karena adanya kelima racun. Maka itu, menyebarluaskan Saddharmapundarika-sutra yang tepat waktu dan tepat guna ini merupakan tugas kita agar umat manusia bisa berbahagia. Dikatakan juga bahwa siapa saja yang membnuh seekor semut pun akan ditetapkan untuk jatuh dalam neraka dan dunia buruk, apalagi membunuh manusia. Niciren Daisyonin juga mengingatkan Konicibo bahwa kepercayaan Yasyiro sendiri kepada hukum ini tidak akan menghapuskan karmakarmanya, tapi apabila ia bertobat dengan sungguh hati, pasti karmakarmanya bisa dihapuskan dan kesadaran Buddha pasti dapat tercapai. Jika bertemu dengan guru yang benar, maka pengaruhpengaruh buruk (akucisyiki) bisa digantikan menjadi pengaruh baik (zencisyiki). Jika bertemu dengan guru yang baik dan dirinya bertobat dengan penuh hati, maka siapa pun dapat merombak nasib dirinya sendiri. Kita yang percaya kepada Saddharmapundarika-sutra
harus waspada dan berani menghadapi musuh-musuh Saddharmapundarika-sutra yang mempengaruhi kita. Jangan sampai pengaruh buruk dari luar dan dari diri kita sendiri mengakibatkan keragu-raguan yang menjadi penghalang dalam menjalankan syinjin. ***
Maret 2018 | Samantabadra
7
liputan
NSI Menyelenggarakan Program Vaksinasi Difteri: DKI Jakarta
Suasana vaksinasi difteri di Vihara Sadaparibhuta NSI, yang diikuti oleh umat NSI DKI Jakarta.
Minggu, 14 Januari 2018, bertempat di Lantai 2 Vihara Saddaparibhuta, Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan Vaksinasi difteri kepada umat Buddha NSI dengan biaya swadaya dari umat, dengan dibantu oleh tenaga medis yang berkompeten yang hadir dalam vaksinasi tersebut yakni dr.Megawati Wijaya, MM, dr. Djoko Indra Julius, M.Si., CCHT, dr. Rosmawati Wijaya, Dr. dr. Julitasari Sundoro, M.Sc, PH, Elizabeth, MM.Keb, dan Yuni Rohmawati, Am.Kep. Sejak pukul 10.00 umat mulai berdatangan ke Vihara Sadaparibhuta NSI di 8
Samantabadra | Maret 2018
Jl. Minangkabau No. 23A-25, Manggarai, Jakarta Selatan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Sekitar +300 umat Buddha NSI telah mendaftarkan diri dan diberikan vaksinanasi difteri yang nantinya akan dilakukan vaksinasi lanjutan 2 bulan setelah vaksin yang pertama dan 6 bulan setelah vaksin yang kedua dilakukan. NSI menginisiasi kegiatan vaksinasi tersebut karena akhir-akhir ini mewabahnya kembali penyakit difteri yang selama beberapa tahun sudah tak pernah terjadi lagi di Indonesia, terjadi kembali di beberapa daerah di Indonesia yang membuat cemas berbagai kalangan karena penyakit tersebut sangat mudah menular
dan berujung kematian. Serta untuk memutus rantai penularan dari penyakit tersebut satu-satunya adalah dengan melakukan imunisasi/ vaksin. Sebagai informasi, kasus-kasus difteri bermunculan sepanjang tahun 2017 dan merebak ke 95 kabupaten-kota pada 20 provinsi. Pemerintah juga menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) pada kasus difteri tersebut dengan ditemukannya 593 kasus dan 32 kasus di antaranya meninggal dunia. Pakar kesehatan menyebutkan bahwa salah satu dari penyebab maraknya kasus difteri saat ini disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang menolak imunisasi, khususnya imunisasi difteri. Padahal, cakupan imunisasi yang tinggi dan kualitas layanan imunisasi yang baik sangat menentukan keberhasilan pencegahan berbagai penyakit menular, termasuk Difteri. Sebagai informasi, rangkaian imunisasi yang bisa mencegah difteri adalah vaksinasi DPT-HB-Hib, vaksin DT, dan vaksin Td. Selain itu, kurangnya kesadaran untuk menjalani gaya hidup sehat dan bersih juga ikut menjadi pemicunya. Menyikapi hal tersebut, NSI telah berkordinasi dengan pihak Kementerian Kesehatan
Foto bersama tim dokter yang melakukan vaksin difteri dengan Ketua Umum NSI.
RI, Ibu Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan (SKK), Dr.Elizabeth Jane Soepardi demi mencegah dan turut serta membantu program pemerintah dalam memutus semaksimal mungkin rantai penularan penyebaran/ mewabahnya bakteri penyakit difteri NSI menyelenggarakan vaksinasi difteri kepada umat Buddha NSI dengan biaya swadaya dari umat, dengan dibantu oleh tenaga medis yang berkompeten. Difteri bisa efektif dicegah dengan vaksin apabila capaian imunisasi mencakup 95 persen dari yang ditargetkan. Ketika cakupan imunisasi mencapai 95 persen maka akan terbentuk kekebalan kelompok di mana bakteri
tidak bisa berkembang. Secara otomatis, 5 persen yang tidak divaksin akan terlindungi dari 95 persen penduduk yang imun terhadap difteri. Sebaliknya saat cakupan dari kekebalan kelompok itu menurun, di situlah bakteri penyebab penyakit difteri bisa menyerang, termasuk kepada orang-orang yang sudah divaksin. Beberapa hal tersebut antara lain adanya program imunisasi yang tidak lengkap, program imunisasi yang tak tercapai sempurna, adanya gerakan antivaksin di masyarakat, tidak adanya pelaksanaan vaksin tiap kurun waktu 10 tahun, dan kesadaran masyarakat yang sangat kurang tentang bahaya penyakit difteri. ***
Atas: Ketua Umum NSI dan umat NSI sedang menerima suntikan vaksin difteri.
Maret 2018 | Samantabadra
9
NSI Menyelenggarakan Program Vaksinasi Difteri: Banten
Antrian umat NSI Banten yang hendak mendapatkan vaksinasi difteri.
Pada Hari minggu yg cerah, tanggal 4 Februari 2018 di Vihara Vimalakirti Tangerang, mengadakan kegiatan bakti sosial vaksinasi difteri. Acara dimulai dari jam 12 siang dengan diawali registrasi peserta/umat yg telah mendaftar di masingmasing cabang, melakukan pembayaran bagi yang belum, ambil bukti bayar Dan ambil kartu peserta, Dan terakhir ambil barisan antrian. Tim kesehatan yang datang ke vihara vimalakirti terdiri dari satu orang dokter, Dr. Dr. Julitasari, MSc-PH Dan 3 orang perwakilan dari Puskesmas PabuaranTumpeng, Pabuaran – Karawaci, yaitu Sdri. Ita Sri Andari, Sdri. Anik Susanti Dan Sdr. Dwi Widya Ningsih, umat yang sekitar 180 umat yg terdiri dari tiga daerah yaitu Tangerang, Teluk Naga Dan Citra Raya ikut ambil bagian dan berpartisipasi, mereka dengan kesadaran kesehatan itu penting, mau ikut antri demi mendapatkan suntik vaksin difteri. Ketua Daerah NSI Tangerang, Bapak Djuanda, mengatakan bahwa penyakit difteri ini sudah masuk dalam kejadian luar biasa atau lebih dikenal KLB, kegiatan ini sangat mendukung gerakan pencegahan yang telah dijalankan pemerintah, oleh karena itu atas persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat Dan bekerjasama dengan kementeriaan kesehatan yang diwakili oleh Dr. Dr. Julitasari, MSc-PH, pemberian vaksin difteri dapat dilaksanakan. Bapak Djuanda juga berpesan semoga dengan kegiatan ini dapat mencegah penyebaran penyakit difteri, peserta Dan umat NSI khususnya di Banten dapat terselamatkan Dan bebas penyakit difteri. Pemberian vaksinasi ini dapat berjalan lancar dan sukses, umat yg antri pun tertib dan tidak mengalami hambatan. Pada pukul 14.30 acara berakhir, bersama dokter, perwakilan umat yang Ada bersama pengurus nsi tangerang ikut dalam sesi foto bersama. *** 10
Samantabadra | Maret 2018
NSI Menyelenggarakan Program Vaksinasi Difteri: Sukabumi
Umat NSI Sukabumi turut menyukseskan gerakan vaksinasi difteri NSI di Vihara Vimalakirti NSI Sukabumi.
Derap Pembangunan (Renovasi) Vihara Vimalakirti NSI Sukabumi
P
engurus NSI Daerah Sukabumi bertemu dengan Walikota Sukabumi, dalam rangka berdiskusi, meminta arahan dan dukungan pemerintah daerah Sukabumi untuk izin renovasi (pembangunan) Vihara Vimalakirti NSI Sukabumi.
Kiri-Kanan: Bapak Dede suhendar, Walikota Sukabumi Bapak H. Mohamad Muraz S.H., MM. , Ibu Sherly , Ibu Yuyun.
Maret 2018 | Samantabadra
11
Musyawarah Pembentukan FUB Kabupaten-Kota Sewilayah Banten
Perwakilan dari NSI Tangerang yang terdiri dari Bapak Djuanda Widjaja, Ibu Liana Waty, dan Bapak Yansen Wiranata menghadiri undangan dari Forum Umat Buddha (FUB) Provinsi Banten pada tanggal 24 Desember 2017, di kampus Universitas Buddhi Dharma, Karawaci, Tangerang. Acara dimulai pada jam 08.40 sampai dengan jam 12.30 siang, dihadiri oleh 50 orang perwakilan majelis/sekte/vihara kotamadya dan kabupaten di provinsi Banten. Pembimas Buddha Triroso menyampaikan kata sambutan, beliau menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada segenap umat buddha umumnya dan FUB khususnya, yang telah berhasil membentuk sebuah wadah kebersamaan, wadah kerukunan dan wadah komunikasi. Kami 12
Samantabadra | Maret 2018
berharap melalui wadah FUB ini dapat memberikan peran yang sangat strategis terhadap bimbingan, pembinaan dan pelayanan kepada umat beragama buddha akan semakin berkualitas sesuai harapan kita bersama, katanya. Selanjutnya Ketua Forum Umat Buddha Provinsi Banten Romo Yahya Santosa, menyampaikan kata sambutan, beliau berpesan kepada para tokoh agama/majelis agama buddha yang hadir harus lebih pro aktif dalam memberi informasi dan komunikasi secara langsung agar kehidupan intern umat beragama khususnya bagi umat beragama buddha di Wilayah Provinsi Banten dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka diharapkan agar umat buddha mampu mencermati situasi dan kondisi dunia secara dewasa
yang berkembang seperti saat ini, harapnya. Acara selanjutnya pemilihan ketua forum umat Buddha tingkat kotamadya dan kabupaten, setelah di musyawarahkan disepakati ketua-ketua yang akan membantu di tingkat kotamadya dan kabupaten adalah sebagai berikut : 1. FUB Kotamadya Tangerang : Romo Simabudy 2. FUB Kotamadya Tangerang Selatan : Romo Ong Yun Yang 3. FUB Kabupaten Tangerang : Romo Hendra Triswana 4. FUB Kota Serang : Romo Tedy Sugianto 5. FUB Kabupaten Serang/ Cilegon/Pandeglang : belum ada,sementara mengikuti FUB Kota Serang. ***
Kunjungan Anak-Anak NSI ke Taman Mini Indonesia Indah
Maret 2018 | Samantabadra
13
Dokyo Syodai Peringatan Tahun Baru 2018 Umat NSI Jambi
Segenap umat NSI Jambi mengikuti upacara dokyo syodai peringatan tahun baru 2018 pada 01 Januari 2018 di Vihara Vimalakirti NSI Jambi. Upacara dipimpin oleh Bapak Johny Kho.
Penampilan Angklung Gema Pundarika NSI Jambi Pada Malam Tahun Baru
Umat NSI Jambi berpartisipasi dalam acara malam tahun baru kota Jambi yang diselenggarakan di Jambi Town Square, 31 Desember 2017.
14
Samantabadra | Maret 2018
Ketua Umum NSI Mengikuti Kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan di Lemhanas RI
Ketua Umum NSI (posisi duduk ke-6 dari arah kanan) sedang mengikuti kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Antara Pengusaha, Pemuka Agama Buddha dan Pejabat Kementerian Perindustrian di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia
Memasuki bulan ke dua di tahun 2018, Lemhannas RI kembali menyelenggarakan kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangasaan (Taplai) yang diikuti oleh peserta dari Enterpreneurs Organization (EO). Sebanyak 96 orang anggota EO hadir dalam pembukaan taplai yang diadakan di ruang NKRI gedung Pancagatra Lemhannas RI, Senin, 5 Februari 2018. Dari 96 total peserta, 74 orang diantaranya berasal dari EO Indonesia, 20 orang Kementerian Perindustrian, dan 2 orang dari Pemuka Agama. Kegiatan taplai ini dilaksanakan selama tujuh hari, yang dibuka pada hari Senin 5 Februari 2018 di Lemhannas RI dan ditutup pada 11 februari 2018 di Villa Ratu Ciawi
Cikretek, Bogor. Mengangkat tema diskusi “Pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari empat konsensus dasar bangsa guna mengingkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Wakil Gubernur Lemhannas RI Marsdya TNI Bagus Puruhito dalam sambutannya mewakili gubernur berharap agar para peserta dapat memanfaatkan kegiatan taplai ini dengan sebaik-baiknya. Menurut Bagus, peran serta pengusaha dalam memajukan negara memiliki andil yang cukup besar. “Jika dunia usaha semakin meningkat, maka akan menumbuhkan usaha-usaha baru yang nantinya dapat menampung lebih banyak lagi jumlah tenaga kerja,” ujar
Bagus. Para peserta sebagai pelaku usaha yang terorganisir, diharapkan melalui kegiatan taplai ini dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam membangun perekonomian bangsa untuk memperjuangkan kesejahteran masyarakat. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan terkait pengenalan kelembagaan dan kedeputian serta penyampaian peraturan pada saat mengikuti kegiatan taplai kepada para peserta. Menteri Agama RI, Bapak Lukman Hakim Saifudin juga berkesempatan memberikan ceramah dihadapan seluruh peserta pemantapan nilainilai kebangsaan (Taplai) Maret 2018 | Samantabadra
15
Enterpreneur Organization (EO) di Lemhannas RI, Rabu 7 Februari 2018. Materi yang diangkat dalam kelas taplai tersebut yakni mengenai toleransi beragama di Indonesia. Menurut Menang RI, “Manusia sebagai umat beragama yang menyadari akan adanya perbedaan keyakinan antar warga negara, sudah semestinya tidak saling men-judge bahwa dirinyalah yang paling baik diantara umat beragama lainnya. “Mestinya tidak ada diantara kita yang paling berhak memiliki otoritas untuk menyatakan bahwa sayalah yang paling benar dan anda yang lain salah,” jelas Menang RI. Meskipun setiap penganut ajaran agama sudah tentu harus meyakini bahwa agama yang dianutnya adalah yang paling baik, tetapi Lukman menghimbau agar jangan sampai merasa menjadi yang paling benar kemudian menyalahkan agama lain. Hal tersebut merupakan kunci utama dalam bertoleransi yakni rendah hati dalam beragama, saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan. “Hal tersebut adalah titik yang harus di cermati dengan baik, karena itu adalah awal mula dapat bertoleransi dengan baik,” ujar Lukman. Agama menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menjaga kemajemukan warga, demi terjaganya keutuhan bangsa dan negara. Selain toleransi dan rendah 16
Samantabadra | Maret 2018
hati dalam beragama, esensi dan subtansi agama pada hakekatnya adalah untuk memanusiakan manusia agar harkat, derajat, dan martabat kemanusian dapat terjaga. “Semua agama mengajarkan keadilan, hargai, lindungin HAM persamaan di depan hokum,” tambah Lukman. Didalam kehidupan masyarakat agamis, agama tidak bisa dipisahkan dari segala akitifitas keseharian manusia, terlebih dalam berpolitik. “Perlu dicermati bahwa bukan memisahkan agama dengan politik karena ini adalah sesuatu hal yang tidak mungkin dipisahkan karena kita bukan bangsa yang sekuler. Ciri negara sekuler yaitu memisahkan secara drastis persolan kehidupan dengan keagamaan. Mereka dapat memisahkan secara tegas dan tidak ada urusan anda mau rajin beragama atau tidak,” tegas Menang RI. Menang RI juga berpesan kepada para peserta taplai EO bahwa yang harus dicermati adalah untuk tidak menyalahgunakan agama untuk tujuan yang memiliki kepentingan tertentu. Selanjutnya, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja yang menjadi salah satu peserta Lemhannas berlatarbelakang pemuka agama, memberikan pandangan/perspektif dari sudut pandang seorang Buddhist mengenai Spiritual, keagaman, berbangsa dan bernegara dalam mengamalkan ajaran agama. Bahwa
penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu Pemahaman dan Penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika ajaran agama dipolitisasi untuk merebut kekuasaan maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Didalam penjelasannya MPU Suhadi Sendjaja menyatakan agama harus menjadi sumber kekuatan dan beliau menekankan bahwa setiap pemimpin komunitas umatnya memahami ajaran yang dia yakini dengan benar dan tepat serta memahami dan melaksanakan ajaran yang di yakini dengan benar serta tepat juga. Harus benarbenar menjalankan dan melaksanakan apa yang kita yakini sesungguhnya. Tidak mengacu kepada orangnya, tetapi kembali ke ajaran yang sebenarnya/sesungguhnya yang diyakini oleh masingmasing agama. Agama adalah untuk kita bukan sebaliknya. Amalkan ajaran dengan sungguh-sungguh sehingga tercermin di badan kita bukan di kitab suci. Beliau juga menyampaikan bahwa “Agama hadir untuk membela umat
manusia, bukan sebaliknya”. Kemudian, beliau menyampaikan bahwa Mewujudkan Harmonisasi Kebangsaan Berbasis Agama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Kita harus sadar bahwa Karena Kamu Adalah Aku! Ada Kesadaran dan Tindakan yang Mewujudkan Bahwa Ada Kamu di Dalam Diriku dan Ada Aku Di Dalam Dirimu. Aku ada Karena Kau Ada, Kau Ada Karena Aku Ada (Sebuah Sinergi yang Harmonis). Bukan Saling Meniadakan Tetapi Saling Memberdayakan. “Berlomba menciptakan kebaikan”. Kebaikan apa? Apa saja asal ia berguna bagi masyarakat banyak, ujarnya”. Selain penyampaian materi oleh Deputi Bidang Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan, Menteri Agama RI, DR. Ir. Ngakan Timur Antara selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian juga memberikan ceramah kepada peserta pemantapan nila-nilai kebangsaan (Taplai) terkait Pentingnya Rasa Nasionalisme dalam Berekonomi dan peran industri dalam pertumbuhan ekonomi, serta juga pemaparan materi oleh Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Bapak Yudi Latief yang dalam ceramahnya dihadapan peserta pemantapan nilainilai kebangsaan (Taplai) EO memberikan gambaran singkat makna dari ke 5 sila Pancasila. Menurutnya,
dalam hal membumikan Pancasila didalam kehidupan sehari-hari, pertama-tama penting untuk memahami 5 isu strategis, diantaranya adalah Pemahaman Pancasila, Inklusi Sosial, Keadilan Sosial, Pelembagaan Pancasila, dan Keteladanan Pancasila. ***
Ketua Umum NSI bersama Menteri Agama RI setelah selesai sesi pembekalan di Lemhannas, Rabu 7 Februari 2018.
Suasana pada saat pembabaran materi dalam kegiatan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia. Maret 2018 | Samantabadra
17
Ketua Umum NSI dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa
Ketua Umum NSI bersama Presiden Republik Indonesia dan seluruh peserta setelah audiensi penyerahan hasil Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa kepada Presiden di lstana Kepresidenan Bogor.
Pada tanggal 8-10 Februari 2018, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) menyelenggarakan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa di Grand Sahid Jaya, Jakarta. Musyawarah antaragama-agama ini mengusung tema ‘Rukun dan Bersatu Kita Maju’. UKP-DKAAP Prof Din Syamsuddin mengatakan, forum ini dimaksudkan sebagai ajang silaturrahmi dan dialog dari hati ke hati para pemuka agama-agama. Tertutama untuk membahas masalahmasalah yang ada masalah yang real dan khususnya yang bersifat fundamental, strategis, sistemik bukan masalah imajinatif yang diharapkan menghasilkan kesepakatan guna mewujudkan kerukunan bangsa. Musyawarah Besar Pemuka Agama ini Musyawarah besar yang dihadiri oleh Presiden
18
Samantabadra | Maret 2018
Joko Widodo, dan diikuti oleh 450 tokoh lintas agama -- Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, baik dari pusat maupun daerah. Peserta berasal dari beragam latarbelakang lembaga keumatan, universitas, organisasi kemasyarakatan dan para cendekiawan. Tujuan Pelaksanaan Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, untuk mengembangkan dialog berbagai isu kebangsaan terkini di antara para pemeluk agama di Indonesia, serta membangun kesepakatan-kesepakatan yang berwibawa dan kerja sama antaraagama di Indonesia dan lintas para pemuka agama bagi kelangsungan bangsa ini. Musyawarah besar yang diselenggarakan selama 3 hari ini merupakan ajang silaturahmi dan dialog para pemuka agama, untuk membahas tujuh permasalahan pokok yang akan dibahas dalam musyawarah pemuka
agama terkait NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika termasuk kerukunan umat beragama. Dari hasil musyawarah tersebut, salah satu kesepakatan yang disepakati pemuka agama ialah NKRI berdasarkan Pancasila adalah bentuk terbaik dan final bagi bangsa Indonesia. Karena itu harus dipertahankan keutuhannya. Selanjutnya, Ketua Umum NSI ikut serta menyampaikan mengenai Pembahasan isu pokok dalam forum tersebut tentang Pandangan Dan Sikap Umat Beragama Tentang Penyiaran Agama Dan Pendirian Rumah Ibadat. 1. Pemuka Agama memandang bahwa penyiaran agama hendaknya tetap dalam semangat menghormati dan menghargai agama lain, serta menghindari berbagai cara yang dapat menimbulkan prasangka saling merebut umat agama lain, dan tidak menggunakan simbolsimbol khas agama lain dalam penyiaran agama. Dengan demikian penyiaran agama tidak mengganggu kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama.
Ketua Umum NSI menyampaikan pandangan dalam Pembahasan isu pokok dalam musyawarah mengenai Pandangan Dan Sikap Umat Beragama Tentang Penyiaran Agama Dan Pendirian Rumah Ibadat.
2. Musyawarah Besar Pemuka Agama memandang bahwa dalam pendirian rumah ibadat penting mengacu pada regulasi yang diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006, karena hal ini merupakan kesepakatan tokoh-tokoh agama, bukan dimaksudkan untuk kepentingan salah satu agama atau menghambat agama lain, akan tetapi dimaksudkan untuk mengatur kehidupan beragama agar memberikan kepastian serta tidak menimbulkan multitafsir yang justru akan dapat mengakibatkan ketidakrukunan di antara umat beragama di akar rumput. Oleh karena itu di sinilah pentingnya penegakan hukum dengan bijak, berkeadilan, dan memberikan kepastian hukum. 3. Musyawarah Besar Pemuka Agama memandang bahwa selama belum menjadi UU maka PBM perlu terus menerus disosialisasikan kepada kepala daerah dan penerapannya dimaksimalkan. Selain itu pemuka agama memandang bahwa semua upaya yang ingin mengubah Pancasila merupakan ancaman serius bagi eksistensi. Sehingga yang ingin melakukan mengubah Pancasila harus pendekatan dialogis agar menerima NKRI berdasarkan pancasila. Ketujuh pokok pembahasan
yang telah dibahas secara cukup mendalam diawali dengan tiga sesi sidang, dan. Kesepakatan dari pemusyawaratan para pemuka agama ini diberikan kepada Presiden Jokowi. Hasil Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa membahas tujuh bahan pokok kerukunan bangsa, yakni : 1. Pertama, akan membahas pandangan dan sikap umat beragama tentang NKRI berdasarkan Pancasila. 2. Kedua, membahas pandangan dan sikap umat beragama tentang Bhineka Tunggal Ika. 3. Ketiga, membahas pandangan dan sikap umat beragama tentang pemerintahan yang sah hasil pemilu demokratis berdasarkan konstitusi. 4. Keempat, prinsip-prinsip kerukunan antar umat beragama. 5. Kelima, etika kerukunan intra agama. 6. Keenam, penyiaran agama dan pendirian rumah ibadah. 7. Ketujuh, rekomendasi tentang faktor-faktor non agama yang mengganggu kerukunan antarumat beragama. Tujuh pokok hasil Musyawarah Besar Pemuka Agama tersebut juga disertai rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah, legislatif, media, pemuka agama dan pendidik. Di antaranya berbunyi, pemuka agama harus menjadi teladan dan pelopor kerukunan antar umat beragama. Dan pemberdayaan ekonomi umat menjadi
solusi bersama. Supaya umat beragama membentuk kelompok binaan usaha di semua tingkatan untuk memajukan ekonomi kerakyatan. Setelah kegiatan Musyawarah Besar Pemuka Agama ditutup siang hari pada 10 Februari 2018, sorenya para peserta Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa diterima Pesiden Jokowi di Istana KepresidenanBogor. Kegiatan ini dirangkaikan dengan perayaan puncak agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam acara The World Interfaith Harmony Week (Pekan Kerukunan Antariman) di Plenary Hall, Jakarta Convention Center pada 11 Februari 2018 yang dihadiri berbagai tokoh lintas agama. Sebelum acara dimulai dilakukan prosesi potong tumpeng yang menandai bahwa Indonesia sejak tahun 2010 ikut merayakan World Interfaith Harmony Week. “Kita menyakini dengan kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yag majemuk ini bisa bersamasama untuk kemajuan bangsa,� ujar Din Syamsuddin. Perayaan World Interfaith Harmony Week sendiri merupakan resolusi PBB untuk kerukuan umat beragama diseluruh dunia. World Interfaith Harmony Week, merupakan usulan Raja Abdullah II dan Pangeran Ghazi bin Muhammad dari Yordania pada tahun 2010. Dirayakan setiap minggu pertama bulan Febuari, World Interfaith Harmony Week bertujuan mempromosikan keharmonisan antar umat beragama diseluruh dunia. ***
Maret 2018 | Samantabadra
19
Doa Lintas Agama Dalam Rangka Menyambut Tahun Baru 2018 dan Syukuran RPTRA Flamboyan Kejora
Beberapa anak-anak yang berbusana baju adat yang ikut memeriahkan acara syukuran RPTRA Flamboyan Kejora
Salah satu program pemerintah yang berfokus kepada pembangunan sumber daya manusia dan sekaligus berusaha memenuhi tuntutan perluasan ruang terbuka hijau dan ruang publik adalah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Saat ini taman edukasi dan bermain berkualitas tinggi seperti ini sedang terus di proses untuk diupayakan ada di setiap kelurahan. Seperti diresmikannya RPTRA Flamboyan Kejora di Jalan Pembangunan II yang merupakan RPTRA ke-2 di Kelurahan Petojo Utara. Bertempat di jalan pembangunan II, Petojo Utara, Sabtu, 6 Januari 2018, dalam rangka menyambut tahun baru 2018 dan syukuranm RPTRA Flamboyan Kejoran, yang diselenggarakannya acara untuk membawakan doa lintas agama. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) diundang dalam acara syukuran tersebut. Bapak Tan Kris Setiawan (Kimbun) yang mewakili dari NSI untuk memimpin doa menurut agama Buddha Niciren Syosyu dalam acara syukuran tersebut. RPTRA adalah sarana edukasi sambil bermain bagi setiap anak di Jakarta sekaligus konsep ruang
20
Samantabadra | Maret 2018
publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya. RPTRA, walaupun singkatannya berarti “ramah anak�, sebenarnya juga ramah terhadap orang dewasa dan lansia. RPTRA baru yang dibangun saat ini hampir seluruhnya sudah memperhatikan aspek ramah disabilitas. Jadi lansia bisa memanfaatkan waktu tuanya mengasuh dan bermain dengan cucu. Dengan demikian mereka tidak merasa kesepian dan mendapatkan perannya kembali di dalam keluarga, yaitu mengasuh generasi muda. RPTRA memiliki jadwal belajar mengajar informal karena hampir semua RPTRA memiliki fasilitas ruang baca dan perpustakaan dengan buku yang terseleksi (tidak mengandung pornografi dan kekerasan) dan di setiap minggu, dihadirkan Abang None Buku Jakarta yang akan membimbing mereka membaca buku berkualitas, membacakan dongeng, dan mengajak nonton bersama film-film berkualitas. Sehingga anak-anak yang datang ke sini tujuannya bukan sekedar bermain, tapi juga belajar dan mengembangkan softskill dan hardskill mereka. RPTRA ini juga dibangun tidak di posisi strategis, namun berada di tengah pemukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitar. Acara syukuran ini juga turut dimeriahkan oleh pentas apresiasi dari anak-anak yang berbusana baju adat daerah, pembagian paket posyandu, dan ramah tama serta pelepasan burung sebagai simbol perdamaian dan persatuan. ***
materi ajaran | gosyo kensyu
Gosyo Kensyu
Surat kepada Misawa LATAR BELAKANG | Surat ini ditulis pada tanggal 23 bulan ke-2 tahun 1278 (Kenji 4) ketika Niciren Daisyonin berusia 57 tahun, diberikan dari Gunung Minobu kepada Misawa Kojiro yang berada di daerah Suruga (juga terdapat pandangan yang beranggapan bahwa penerima surat ini adalah cucunya yang bernama Misawa Masahiro). Perihal Misawa Kojiro tidak jelas tentang tanggal lahir dan bilamana ia meninggal. Dikatakan beliau berasal dari Daerah Hyogo, dan pada tahun-tahun terakhir beliau pindah ke Misawa Daerah Fuji Suruga sebagai kepala daerah Misawa. Daerah Misawa sekarang adalah Daerah Fuji Sungai Syiba Desa Sodeno. Dan juga, karena Misawa sebagai penguasa daerah, sehingga beliau sering mengkhawatirkan diri atas kecurigaan dari pemerintah, maka hubungan beliau dengan Niciren Daisyonin terjalin secara tidak resmi dan agak menjauhkan diri terhadap Niciren Daisyonin. Oleh karena itu, kelihatannya surat yang diterimanya sedikit sekali, yakni hanya 2 pucuk surat; surat ini dan Surat kepada Misawa Gobo yang ditulis pada tanggal 11 bulan ke-2 tahun 1275 (Bun-ei 12). Salinan surat ini telah disimpan oleh Yang Arya Bhikku Tertinggi ke-2, Nikko Syonin dan hingga saat ini masih terdapat di Kuil Honmon, Kitayama. Nama lain dari surat ini dikatakan sebagai Surat Sebelum dan Sesudah Pulau Sado. Surat ini dengan menarik kutipan Parinirvana Sutra menjelaskan bahwa walau terdapat banyak orang yang belajar dan melaksanakan pertapaan Hukum agama Buddha, namun orang yang dapat mencapai kesadaran Buddha jumlahnya lebih sedikit daripada tanah yang berada di atas kuku dan pelaksanaan pertapaan Hukum agama Buddha sama sekali bukan sesuatu hal yang mudah.
Kemudian menjelaskan bahwa Beliaulah yang telah melaksanakan pertapaan Hukum agama Buddha yang tersulit itu. Justru Niciren Daisyonin adalah Buddha Masa Akhir Dharma yang menyelamatkan seluruh umat manusia, dan selanjutnya mengajarkan bahwa Hukum agama Buddha yang menyelamatkan umat manusia Masa Akhir Dharma dijelaskan setelah hukuman pembuangan ke Pulau Sado. Isi yang dijelaskan separuh bagian muka pada umumnya menjelaskan ketekadan hati kepercayaan dari Misawa yang sangat lemah. Karena ia mengajukan pertanyaan, mengapa dalam pelaksanaan kepercayaan terhadap Hukum agama Buddha menimbulkan penderitaan, maka bagian ini mewujudkan prinsip kewajaran dan dijelaskan berdasarkan ajaran Niciren Daisyonin. Akan tetapi, permasalahan sebelum dan sesudah Pulau Sado yang disinggung di sini mengajarkan bimbingan yang diajarkan dalam kehidupan Niciren Daisyonin. Untuk memahami makna sesungguhnya Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin, surat ini tidak terbatas pada diri Misawa, melainkan ajaran yang sangat penting bagi seluruh murid yang mempelajari Hukum agama Buddha Niciren Daisyonin. Sedangkan isi separuh bagian akhirnya melalui peristiwa yang dialami oleh Bhikkuni Ucebusa untuk menunjukkan sikap kepercayaan yang sesungguhnya, dan melukiskan kegembiraan hati Niciren Daisyonin yang telah sekian lama baru menerima surat dari Misawa. Pada akhirnya menyimpulkan dengan mensitir bahwa Syingon merupakan Hukum Sesat yang meruntuhkan negara.
Maret 2018 | Samantabadra
21
ISI GOSYO | Betapapun hendaknya sampaikanlah kesungguhan hati Saya kepada orang-orang di Daerah Suruga agar bersatu hati antara sesamanya. Banyak terima kasih atas sumbangan barang-barang mentah yang disampaikan ke Gunung Minobu ini berupa seratus buah jeruk, kobu, nori, dan okonori, yang telah Saya terima dengan baik. Dan juga Saya telah menerima sebuah baju Kosode dari Bhikkuni Ucebusa. Begitupun mengenai berbagai hal yang diutarakan dalam surat Anda, Saya dapat mengerti dengan jelas. Ketika Niciren membaca Kutipan Parinirvana Sutra, Sang Buddha Sakyamuni dengan tegas mengatakan bahwa: “Walau orang yang mempelajari Hukum agama Buddha jumlahnya melebihi debu dari bumi besar, namun orang yang dapat mencapai kesadaran Buddha sesungguhnya jumlahnya lebih sedikit dari tanah yang berada di atas kuku”. Ketika memikirkan mengapa sedemikian sulitnya untuk mencapai kesadaran Buddha, kemudian terpikir mungkin memang demikian. Walau mempelajari Hukum agama Buddha, namun tidak mengetahui bahwa jiwa sendirilah yang bodoh atau walau memiliki prajna yang unggul, namun karena pengaruh sang guru yang tersesat sehingga jiwa sendiri telah menjadi bengkok, dan sulit untuk menyadari dan belajar agama Buddha dengan tepat. Sebagai umpama, walau orang telah berjumpa dengan guru yang unggul dan Sutra yang sesungguhnya serta telah memperoleh Hukum Sakti, namun ketika orang itu keluar dan terlepas dari penderitaan hidup mati, dan akan mencapai kesadaran Buddha, pasti akan muncul Tujuh Iblis Rintangan besar yang disebut sebagai Tiga Rintangan Empat Iblis sama seperti bayangan mengikuti tubuhnya, sama seperti waktu hujan terdapat awan yang mendung. Walau dengan susah payah telah berhasil mengatasi keenam rintangan penderitaan, namun kalau tidak berhasil mengatasi rintangan penderitaan yang ketujuh, maka sulit untuk mencapai kesadaran Buddha. Untuk sementara waktu kesampingkan keenam rintangan tersebut. Penderitaan besar yang ketujuh, dikatakan sebagai Iblis Surga Keenam. Sebagai umpama, walau manusia biasa Masa Akhir Dharma berada dalam keadaan yang hampir mencapai kesadaran Buddha, dan menyadari makna mendalam dari ajaran seluruh kehidupan Sang Buddha Sakyamuni serta memahami secara mendalam makna dari kalimat penting yang disebut Makasyikan, namun karena Raja Iblis Surga Keenam terkejut melihat hal ini dengan berkata : “Wah, ini bukan hal yang main-main. Kalau orang ini berada di dalam negeri ini, tidak hanya dirinya saja yang dapat keluar dan terlepas dari penderitaan hidup mati, mungkin akan membimbing orang lainnya. Dan juga akan merebut negara ini untuk dijadikan sebagai tanah yang suci, dengan cara bagaimanakah untuk mengatasinya”. Oleh karena itu, Raja Iblis Surga Keenam mengumpulkan dan memerintahkan bawahannya yang berada dalam Triloka dari Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu sambil berkata : “Persulitlah pelaksana Saddharmapundarikasutra sesuai dengan kekuatan Anda masing-masing, kalau itu tidak berhasil, maka rasukilah ke dalam jiwa para murid, penganutnya ataupun ke dalam jiwa orang-orang dalam negara itu agar menasehati ataupun mengancamnya. Seandainya hal itupun belum berhasil juga, 22
Samantabadra | Maret 2018
maka saya sendiri akan turun merasuk jiwa sang raja untuk mengancamnya, apakah masih mungkin tidak dapat menghentikannya”. Demikian pertimbangan mereka. Niciren sejak dahulu kala telah memahami hal itu memang demikian, yaitu bahwa pencapaian kesadaran Buddha dalam kehidupan sekarang bagi manusia biasa Masa Akhir Dharma adalah hal yang luar biasa sekali. Walau Sang Buddha Sakyamuni dalam mencapai kesadaran Buddha telah menjelaskan banyak Sutra-sutra, namun penganiayaan besar yang ditimbulkan oleh Raja Iblis Surga Keenam saat itu kiranya sulit dapat mengatasinya. Perbuatan jahat dari Devadatta dan Raja Ajatasatru kiranya tidak lain merupakan siasat jahat dari Raja Iblis Surga Keenam. Apalagi, yang dikatakan “Walau masa hidup Sang Tathagata pun sudah sedemikian banyak benci dan iri, apalagi setelah kemoksyaan Sang Buddha, akan lebih hebat lagi”. Walau penderitaan yang dialami Sang Buddha Sakyamuni pada masa hidup-Nya, bagi Niciren yang bertubuh manusia biasa kiranya walau hanya satu hari atau sebentar saja, sulit untuk dapat mengatasinya. Apalagi berbagai penderitaan besar selama 50 tahun lebih akan lebih sulit untuk mengatasinya. Terlebih lagi, penderitaan besar yang ratusan ribu kali lebih besar dalam Masa Akhir Dharma, bagaimana mungkin dapat mengatasinya. Dikatakan bahwa orang arif bijaksana mengetahui hal-hal yang belum terjadi, di antara tiga masa yang mengetahui perihal masa akan datang disebut sebagai arif bijaksana yang sesungguhnya. Akan tetapi meskipun Niciren bukan seorang arif bijaksana, dan berada di negeri Jepang dalam masa sekarang ini, telah mengetahui sejak dahulu bahwa negeri ini akan runtuh, karena sesuai dengan kalimat Sutra yang telah dijelaskan oleh Sang Buddha bahwa : “Apalagi setelah kemoksyaan Sang Buddha, akan lebih hebat lagi”. Seandainya kalau hal ini diutarakan maka Saya adalah seorang Buddha yang telah menetapkan diri-Nya sebagai pelaksana Saddharmapundarika-sutra untuk masa akan datang. Jika mengetahui hal tersebut dan tidak mengutarakannya, maka ketika dilahirkan di dunia ini akan menerima keadaan sebagai orang yang bisu dan gagap serta menjadi musuh bebuyutan Sang Buddha Sakyamuni dan menjadi musuh besar dari raja negara itu. Begitupun pada masa akan datang, kiranya akan menjadi orang berdosa yang jatuh ke dalam neraka penderitaan yang tak terputus-putusnya. Walau ketika berada dalam kesulitan sandang dan pangan, atau dinasehati oleh ayah bunda, sanak saudara, guru dan kaum sepertapaan, atau diancam oleh sang raja dan puluhan ribu rakyat, bila terdapat sedikitpun rasa hati yang takut, maka satu patah katapun tidak akan dapat diutarakannya”. Demikianlah Saya memperingatkan diri sendiri, dan ketika berpikir untuk mengatakan, “Mungkin sejak kalpa masa lampau yang jauh telah memiliki hati kesadaran terhadap Saddharmapundarika-sutra. Tetapi, seandainya satu kesulitan, dua kesulitan dapat diatasi, sedang kalau penderitaan besar datang bertubitubi, mungkin akan mundur dari kepercayaan. Kali ini dengan dihadapkan penderitaan yang betapa besarpun, kalau bertekad hati tidak mau mundur, maka akan mengutarakannya”, hal mana tidak berbeda dengan kalimat Sutra, oleh karenanya telah dihadapkan dengan berbagai penderitaan besar. Sekarang, Saya telah bertekad dengan sungguh-sungguh. Ketika Saya bersedia untuk menerima dan mengatasi penderitaan yang betapa besarpun, maka segala sesuatu keraguraguan dapat diatasi, sehingga Saya menetap di rimba Gunung Minobu ini. Anda sekalian Maret 2018 | Samantabadra
23
walau seandainya telah membuang Saddharmapundarika-sutra namun karena merupakan orang-orang yang telah membantu Saya walau hanya satu hari ataupun sebentar saja, bagaimana mungkin Anda sekalian dapat berpikir seperti orang yang asing? Terlebih dari itu, tidak perduli apapun yang akan terjadi terhadap diri Saya, tidak akan menimbulkan hati yang mundur dan bila dapat mencapai kesadaran Buddha, maka Saya akan membimbing Anda sekalian. Demikianlah Saya telah berjanji. Anda sekalian, di samping kurang mengetahui Hukum agama Buddha tidak seperti diri Saya, juga adalah penganut biasa, mempunyai tanah milik, istri dan keluarga serta pengikut. Meskipun kelihatannya sulit untuk dapat dilaksanakan, hendaknya Anda sekalian menuruti kata-kata Saya dengan berlagak bodoh saja, apakah mungkin Saya membiarkan Anda sekalian? Betapapun sama sekali tidak akan meremehkan Anda sekalian. Dan juga, mengenai perihal ajaran Hukum agama Buddha, ajaran pada waktu sebelum pembuangan ke Pulau Sado hendaknya hanya dipikirkan sebagai Sutra-sutra Nizen dari Sang Buddha Sakyamuni. Kalau sang raja hendak mempertahankan kerajaannya, mungkin akan memanggil dan mengumpulkan para Bhikku dari Sekte Syingon (demi menentukan kesaktian dari Hukum). Pada waktu itu, Saya akan mengutarakan hal yang sangat penting. Kalau hal ini diberitahukan kepada para murid-Ku, maka akan jelas diketahui mereka, sehingga mungkin tidak akan berani datang bertemu untuk berdebat, karena itu Saya tidak menjelaskannya dahulu. Namun setelah malam tanggal 12 bulan kesembilan Bun-ei ke-8, ketika Saya telah menjalankan hukuman pemenggalan kepala di Tacenokuci, karena Saya merasakan sangat menyesal kalau tidak mengutarakan hal yang sesungguhnya kepada orang-orang yang mengikuti Saya, maka Saya telah memberikan ajaran Hukum yang penting dari Pulau Sado secara rahasia kepada para murid Saya. Ini adalah suatu Hukum yang telah diketahui oleh para guru sastra agung seperti Kasyapa, Ananda, Nagarjuna, Vasubandu, Mahaguru Tien-tai, Mahaguru Miao Lo, Mahaguru Dengyo, dan para guru manusia agung, setelah kemoksyaan Sang Buddha, namun mereka menyimpannya dalam hati dan tidak pernah mengucapkan. Alasannya karena Sang Buddha melarang dengan mengatakan: “Setelah kemoksyaan-Ku dan kalau belum memasuki Masa Akhir Dharma, tidak boleh mengutarakan Hukum Agung ini�. Niciren meskipun bukan utusan-Nya, tetapi karena berada dalam Masa Akhir Dharma, tanpa memikirkan telah menyadari Hukum ini, maka sebelum orang arif bijaksana muncul pertama-tama telah menjelaskan sebagai pendahuluannya. Betapapun, kalau Hukum ini muncul, maka Hukum yang dijelaskan oleh guru sastra dan guru manusia Masa Purwaka Dharma (Syoho) dan Masa Madya Dharma (Zoho) sama seperti sinar bintang akan sirna cahayanya setelah munculnya matahari, dan sama seperti setelah mengenal yang unggul baru mengetahui yang dangkal. Masa sekarang ini kurnia para Bhikku dan Buddha Rupa dari Kuil Masa Purwaka Dharma (Syoho) dan Masa Madya Dharma (Zoho), semuanya telah sirna dan dikatakan bahwa hanya Hukum Agung ini saja yang akan tersebarluas ke seluruh dunia. Karena Anda sekalian merupakan orang-orang yang mempunyai jodoh dengan Hukum yang sedemikian agung ini, maka berbesar hatilah. 24
Samantabadra | Maret 2018
Dan juga, perihal Bhikkuni Ucebusa, di samping sudah lanjut usia dan merasa kasihan kepadanya, namun setelah menyembah Jinza kemudian baru mengunjungi Saya, maka kalau Saya menemuinya pasti karma dosanya akan semakin dalam. Oleh karenanya, Dewa adalah pesuruh, Saddharmapundarika-sutra adalah majikan. Perihal mengunjungi rumah pesuruh kemudian baru mengunjungi majikannya, dalam masyarakat pun hal itu dianggap tidak wajar. Di samping itu sebagai seorang Bhikkuni, seharusnya mengutamakan Sang Buddha. Karena terdapat berbagai kesalahan maka Saya tidak dapat menerimanya untuk bertemu. Begitupun, banyak orang-orang yang sesudah mengunjungi pemandian air panas di Syimobe baru mengunjungi Saya, mereka telah Saya tolak. Walau Bhikkuni Ucebusa telah lanjut usianya, bagai orang tua Saya sendiri dan penyesalannya sangat menyakitkan hati Saya, namun hendaknya agar memahami benar makna Hukum ini. Kemudian setelah dua tahun yang lalu bertemu dengan Anda, walau terdapat berbagai desas-desus yang mengatakan Anda sedang sakit, dan ketika Saya hendak menyuruh orang untuk menengok Anda, karena pengikut Saya mengatakan, “Kalau menyuruh orang ke sana, bukankah akan menimbulkan sesuatu yang aneh”, sehingga Saya berpikir bahwa “Mungkin kewajaran masyarakat umum adalah demikian. Sekarang karena kehendak Anda yang tulus dan jujur, kalau Anda sakit, maka seharusnya Anda mengirim pesuruh menghadap Saya”. Namun karena tidak ada seorang pesuruh pun yang datang sehingga Saya seakanakan membiarkan saja, padahal dalam hati Saya sangat mengkhawatirkan hal itu. Selain itu, walau kefanaan adalah hal biasa dari masyarakat, namun karena sejak tahun lalu dan tahun ini keadaan masyarakat semakin memburuk, maka tidak terpikirkan bahwa kita dapat bertemu kembali. Dalam keadaan sedemikian rindu dan menerima surat Anda, kiranya tiada sesuatu yang lebih menggembirakan hati daripada hal itu. Kepada Bhikkuni Ucebusa pun hendaknya dibicarakan sejelas-jelasnya mengenai hal ini. Walau berkeinginan menulis dengan jelas hal-hal mengenai Hukum agama Buddha namun khawatir terlalu panjang, Saya menyudahi dahulu sampai di sini. Perihal Sekte Zen, Nembuce dan Ritsyu sedikit telah Saya singgung sebelumnya, teristimewa perihal Sekte Syingon yang telah meruntuhkan negara Tiongkok dan Jepang. Zenmui Sanzo, Kongoci Sanzo, Fuku Sanzo, Mahaguru Kobo, Mahaguru Jikaku, Mahaguru Cisyo, keenam orang ini tidak hanya menyesatkan pandangan tentang unggul lemahnya Saddharmapundarika-sutra dan ketiga bagian dari Sutra Vairocana (Dainici) tetapi juga ketiga orang Sanzo yang menyesatkan dengan membuat kedua pandangan dari Dunia Kongo dan Dunia Daizo dengan mengatakan bahwa mereka menerima ajaran tersebut dari India, hal mana telah menipu ketiga orang Mahaguru yang menyebarluaskan ajaran itu dari tingkatan sang raja hingga seluruh rakyat di negeri Jepang. Raja Sien Cung dari kerajaan Tang di Tiongkok telah runtuh, begitupun negeri Jepang semakin melemah, maha Bodhisattva Haciman telah mengingkari prasetya untuk melindungi seratus keturunan dari kekaisaran di Jepang, dengan dijatuhkannya Kaisar Oki dari keturunan ke-82 dan diganti dengan penguasa Kamakura, tidak lain karena doa dari Bhikku besar yang telah dipengaruhi oleh ketiga Mahaguru tersebut yang mendoakan kemenangan Kaisar Oki. Namun seperti yang dikatakan, “Sebaliknya akan menerima akibatnya sendiri (Genjaku O Maret 2018 | Samantabadra
25
honnin)�, penguasa Kamakura telah mengeluarkan hukuman untuk memberantas orang jahat dan Hukum yang menyesatkan. Oleh karenanya telah berhasil dipertahankan selama 18 keturunan dan sesungguhnya dapat berlanjut melengkapi prasetya untuk melindungi raja sampai keturunan ke-100, tetapi kemudian karena menganut para pembabar Hukum yang menyesatkan, sehingga di dalam negara tidak terdapat Sang Buddha, maka Dewa Maha Brahma, Sakra Dewa Enam Indra, Putra Dewata Surya, Putra Dewata Candera dan Keempat Dewa Surga berunding untuk meminta negara lain untuk menyerangnya. Kemudian, karena telah mengutus pelaksana Saddharmapundarika-sutra untuk menasehatinya, namun sang raja tidak hanya tidak menuruti nasehat dalam menyelesaikan permasalahan, malahan telah menyesuaikan hati dengan para Bhikku untuk merusak sistem pemerintahan dari masyarakat umum dan menghancurkan Hukum agama Buddha yang melampaui masyarakat, serta menjadi musuh kuat dari Saddharmapundarika-sutra. Karena sudah tiba waktunya, maka negara ini semakin mendekati keruntuhan. Wabah penyakit sesungguhnya merupakan tanda akan timbulnya peperangan. Sangat menyedihkan, sangat menyedihkan. Bulan kedua tanggal 23 Kepada Misawa tertanda, Niciren
26
Samantabadra | Maret 2018
|KUTIPAN GOSYO
1
Ketika Niciren membaca kutipan Parinirvana Sutra, Sang Buddha Sakyamuni dengan tegas mengatakan bahwa: “Walau orang yang mempelajari Hukum agama Buddha jumlahnya melebihi debu dari bumi besar, namun orang yang dapat mencapai kesadaran Buddha sesungguhnya, jumlahnya lebih sedikit dari tanah yang berada di atas kuku”. Keterangan : Terdapat banyak sekali penganut Hukum agama Buddha, terutama pada masa lampau; orang-orang Jepang kebanyakan adalah penganut Hukum agama Buddha. Pada umumnya beranggapan bahwa karena orang-orang Jepang pada waktu itu adalah penganut agama Buddha yang tekun, sehingga kelihatannya seakan-akan semuanya dapat mencapai kesadaran Buddha. Akan tetapi, Sang Buddha Sakyamuni sendiri menjelaskan bahwa orang yang dapat mencapai kesadaran Buddha adalah sama seperti tanah di atas kuku. Kalau seluruh orang-orang Jepang dapat mencapai kesadaran Buddha merupakan suatu kebenaran, maka kata-kata Sang Buddha Sakyamuni menjadi bualan belaka. Akan tetapi, kata-kata emas Sang Buddha bukan bualan. Di sinilah Niciren Daisyonin mengajarkan permasalahan yang maha penting. Pertama, di antara orang-orang yang percaya terhadap Hukum agama Buddha pun, terdapat Saddharmapundarika-sutra yang merupakan maksud kelahiran Sang Buddha, dan Sutra-sutra selain Saddharmapundarikasutra. Kedua, walau dapat berjumpa dengan Saddharmapundarika-sutra yang merupakan maksud kelahiran Sang Buddha, namun karena Tiga Rintangan dan Empat Iblis yang senantiasa menghambat pertapaan, sehingga tidak mudah
untuk dapat melaksanakan kepercayaan dengan sempurna.
2
Walau mempelajari Hukum agama Buddha, namun tidak mengetahui bahwa jiwa sendirilah yang bodoh atau walau memiliki prajna yang unggul, namun karena pengaruh sang guru yang tersesat sehingga jiwa sendiri telah menjadi bengkok, dan sulit untuk menyadari dan belajar agama Buddha dengan tepat. Keterangan : Kalimat di atas mensitir perihal pertama yang dijelaskan dalam kutipan penjelasan di atas. Juga kalimat ini menunjuk dua inti sebab. Pertama, kutipan kalimat “Jiwa sendirilah yang bodoh” yakni mengajarkan karena kebodohan diri sendiri. Kedua, sama seperti yang diajarkan dalam kutipan kalimat “Walau memiliki prajna yang unggul, namun karena pengaruh sang guru yang tersesat, sehingga jiwa sendiri telah menjadi bengkok”, bahwa walau memiliki bakat yang unggul, namun karena terpengaruh oleh jodoh yang buruk sehingga tidak dapat melaksanakan kepercayaan Hukum agama Buddha dengan tepat. Hal yang kedua inilah yang menunjukkan bahwa walau percaya dan menerima Hukum Sakti, namun dihalangi-halangi oleh rintangan iblis adalah menunjuk kalimat selanjutnya yang berbunyi “Sebagai umpama, walau orang telah berhasil memperoleh Hukum Sakti dengan berjumpa pada guru yang unggul dan Sutra yang sesungguhnya”. “Guru yang unggul dan Sutra yang sesungguhnya” berarti menunjuk Manusia dan Hukum Masa Akhir Dharma ini. “Guru yang unggul” berarti Niciren Daisyonin, jiwa Buddha sejak masa lampau yang tak berawal, wujud Tathagata Sambhogakaya yang muncul atas kehendak
Maret 2018 | Samantabadra
27
sendiri, sedangkan Sutra yang sesungguhnya adalah Nammyohorengekyo dari Ketiga Hukum Rahasia Agung Icinen Sanzen sesungguhnya.
Dalam surat ini dijelaskan bahwa ketika Raja Iblis Surga Keenam melihat orang-orang menjalankan kepercayaan terhadap Hukum Sakti, kemudian ia mengumpulkan dan Untuk sementara waktu memerintahkan bawahannya pada Triloka dari kesampingkan keenam rintangan Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu, yakni tersebut. Penderitaan besar yang memerintahkan seluruh bawahannya yang ketujuh, dikatakan sebagai Iblis Surga berada di dalam Triloka (dunia yang nyata), Keenam. dan kalau bawahannya menyerah dan tidak sanggup, ia mengatakan : “Maka saya sendiri Keterangan : akan turun merasuk jiwa sang raja untuk Yang sangat ditakuti di antara Tiga Rintangan mengancamnya”. dan Empat Iblis adalah Raja Iblis Surga Keenam, Raja Iblis Surga Keenam berada dalam Surga yang dijelaskan dengan sederhana dalam Takejijai, yakni fungsi merasakan gembira surat ini. Mengenai Tiga Rintangan Empat ketika menguasai dan menggerakkan orang Iblis, karena telah kita pelajari dalam berbagai lain sekehendak diri sendiri. Yakni dapat surat-surat Niciren Daisyonin, di sini tidak akan dikatakan sebagai sifat iblis dari kekuasaan. kami jelaskan satu persatu dari Tiga Rintangan Sama seperti yang diajarkan dalam Surat dan Empat Iblis, namun apakah sesungguhnya Penyembuhan Penyakit dikatakan : “Hati dari perbedaan antara Tiga Rintangan dan Empat Sekte Saddharmapundarika-sutra adalah Iblis ? Tiga Rintangan adalah fungsi yang Icinen Sanzen, baik sifat jahat maupun sifat mengganggu pertapaan Hukum agama Buddha, baik tercakupi di dalam tingkatan kedudukan sebaliknya Empat Iblis adalah sesuatu sumber Myokaku. Jiwa kesadaran dasar pokok yang menggerakan fungsi perusakan terhadap diwujudkan sebagai Dewa Maha Brahma, jiwa orang yang bertapa Hukum agama Sakra Dewa Enam Indera, sedangkan kesesatan Buddha. Secara lengkap Empat Iblis adalah dasar pokok jiwa terwujud sebagai Raja Iblis sebagai berikut : Surga Keenam”. (Gosyo, hal. 977). Hal mana 1. Iblis Kenafsuan : sesuatu yang melibatkan mewujudkan kesatuan wujud sesungguhnya fungsi dari hati; dari jiwa itu sendiri. 2. Iblis Kecenderungan : sesuatu yang Sesungguhnya di dalam jiwa telah tercakup mengganggu fungsi dari jiwa; secara bersamaan, baik kesadaran maupun 3. Iblis Kematian : sesuatu yang terdapat kesesatan jiwa. Sudah barang tentu, baik di dalam jiwa masa sekarang, yang telah kesadaran maupun kesesatan jiwa merupakan membatasi usia setiap jiwa. satu kesatuan tubuh yang terpadu, hanya 4. Raja Iblis Surga Keenam : menetap di merupakan perwujudan dari jiwa yang Surga Takejijai, iblis yang menguasai berbeda. Penjelasan dasar pokok dari Triloka (dunia nyata ini). Kalau dipandang kesesatan dasar pokok jiwa diwujudkan sebagai berdasarkan keadaan sekarang, maka hal fungsi dari Raja Iblis Surga Keenam, pokoknya itu dapat dikatakan sebagai penggerak tidak lain merupakan pencerminan dari nafsu dari kekuasaan dalam masyarakat. Oleh jiwa diri sendiri. karena itu, iblis ini merupakan iblis yang Inti hakikat dari hati kepercayaan dapat sangat menakutkan bagi orang-orang dikatakan sebagai perjuangan melawan yang hidup dalam dunia kehidupan yang nafsu-nafsu tersebut di atas. Yang dapat nyata yang mendambakan kehidupan memecahbelahkan fungsi dari Raja Iblis ini tentram dan sejahtera. tidak lain hanya jiwa kesadaran dasar pokok
3
28
Samantabadra | Maret 2018
GM
”Walau Sang Buddha Sakyamuni dalam mencapai kesadaran Buddha telah menjelaskan banyak Sutra-sutra, namun penganiayaan besar yang ditimbulkan oleh Raja Iblis Surga Keenam saat itu kiranya sulit dapat mengatasinya. Perbuatan jahat dari Devadatta dan Raja Ajatasatru, kiranya tidak lain merupakan siasat jahat dari Raja Iblis Surga Keenam”. Hal mana ketika Devadatta dan Ajatasatru menganiaya Sang Buddha Sakyamuni, sesungguhnya Sang Buddha Sakyamuni sudah mencapai kesadaran Buddha. Akan tetapi perumpamaan ini daripada dikatakan sebagai demi pencapaian kesadaran Buddha diri sendiri, lebih baik dikatakan sebagai sesuatu yang timbul, karena demi pembabaran Hukum kepada umat Buddha. Bagian ini Niciren Daisyonin menjelaskan penderitaan-penderitaan yang timbul terhadap diri Beliau, adalah sesuatu Akan tetapi meskipun Niciren bukan seorang arif bijaksana, dan berada di yang timbul karena mengkhotbahkan Hukum negeri Jepang dalam masa sekarang Sakti kepada orang-orang. Di samping itu juga dapat dikatakan sebagai dasar pencapaian ini, telah mengetahui sejak dahulu bahwa negeri ini akan runtuh, karena sesuai dengan Kesadaran Buddha diri Beliau. Di sini yang dikatakan demi pencapaian kalimat Sutra yang telah dijelaskan oleh Sang Buddha bahwa : ”Apalagi setelah kemoksyaan Kesadaran Buddha diri sendiri adalah pendirian kedudukan “sebab”, sedangkan pengkhotbahan Sang Buddha akan lebih hebat lagi”. Hukum kepada orang-orang dikatakan sebagai pendirian kedudukan “akibat”. Untuk itu, Keterangan : perlu dikatakan bahwa sebab akibat yang Sejak Niciren Daisyonin mendirikan terjadi sesaat merupakan perilaku dari Sang Sekte Niciren Syosyu, Beliau telah memiliki Buddha Niciren Daisyonin. Dengan demikian, kesadaran bahwa perjuangan Beliau akan hendaknya jangan keliru memandang bahwa selalu mendapat rintangan penderitaan besar dari Raja Iblis Surga Keenam. Akan tetapi, oleh pendirian kedudukan sebab adalah segi Fungsi Luar (Geyu) dari Niciren Daisyonin, sedangkan karena sebelumnya telah menyadari akan pendirian kedudukan akibat adalah segi menimbulkan penderitaan, sehingga dalam Pembuktian Dalam (Naisyo) diri Beliau. bagian ini dijelaskan perasaan jiwa Beliau Perihal timbulnya penganiayaan besar yang bergejolak untuk berjuang melawan iblis, sehingga pada akhirnya telah mendirikan Sekte dalam Masa Akhir Dharma yang lebih dahsyat daripada masa hidup-Nya Sang Buddha Niciren Syosyu. Sakyamuni, tertulis dengan jelas dalam Bab Seperti yang dikatakan sebelum kutipan Dharma Duta Saddharmapundarika-sutra yang kalimat ini “Pencapaian Kesadaran Buddha berbunyi: “Walau masa hidup Sang Tathagata pada kehidupan sekarang ini bagi manusia pun sudah sedemikian banyak benci dan iri, biasa Masa Akhir Dharma adalah suatu hal apalagi setelah kemoksyaan Sang Buddha akan yang luar biasa sekali”. Dan juga mengenai lebih hebat lagi”. Oleh karena Niciren Daisyonin Sang Buddha Sakyamuni dijelaskan bahwa yakni Jiwa Buddha. Satu-satunya jalan yang dapat mewujudkan itu adalah hati kepercayaan terhadap Saddharma (Myoho). Dalam Catatan Ajaran Lisan (Ongi Kuden) diajarkan : “Pedang tajam yang dapat menaklukkan kesesatan dasar pokok jiwa adalah satu kata dari percaya. Hal mana dijelaskan sebagai tidak ragu-ragu disebut percaya (Mugi Wakusyin)”. (Gosyo hal. 751). Justru dengan kepercayaan yang kuat terhadap Gohonzon akan dapat memecahkan kesesatan dasar pokok jiwa, begitupun dapat menghancurkan Raja Iblis Surga Keenam yang merupakan pencerminan dari kesesatan. Di situlah dapat diteguhkan suasana jiwa yang kokoh tak tergoyahkan yang disebut sebagai pencapaian Kesadaran Buddha.
4
GM
Maret 2018 | Samantabadra
29
sebelum mendirikan Sekte Niciren Syosyu telah dengan jelas menyadari perihal ini, maka kalau Beliau bertekad menyebarluaskan Hukum agama Buddha, maka pasti akan dihadang dengan penganiayaan besar. Pada waktu itu, sedikitpun kalau merasakan takut dan terdapat keragu-raguan, maka tidak dapat mengutarakannya. Akan tetapi, karena telah timbul suatu masalah yang tidak dapat dibiarkan, maka Hukum Sakti harus diutarakan dengan nyata. Dalam hal ini, kalau membiarkan keadaan negeri Jepang yang memfitnah Hukum agama Buddha, maka negeri Jepang akan musnah. Pandangan Niciren Daisyonin yang mengetahui secara jelas keadaan masa akan datang di dalam surat ini dikatakan sebagai : “Di antara Tiga Masa, yang mengetahui perihal masa akan datang dikatakan sebagai arif bijaksana yang sesungguhnya”. Hal mana merupakan kesadaran Beliau bahwa diri-Nya adalah Sang Buddha yang menyelamatkan kebahagiaan umat manusia masa Akhir Dharma. Dan seandainya mengetahui hal ini pun, namun kalau tidak mengutarakan Hukum agama Buddha yang harus diutarakan, maka hal ini merupakan karma buruk, di mana akan menerima imbalan karma tidak dapat berbicara dengan bebas dan leluasa selama berkali-kali kelahiran, tidak terbatas pada hal ini saja malah harus mengetahui bahwa dirinya akan menjadi musuh dari Sang Buddha dan Raja serta harus terjatuh ke dalam neraka penderitaan yang tak terputus-putusnya pada masa akan datang. Maka di sini Beliau mulai mengajarkan bahwa dengan ketekadan dari kepercayaan yang tidak mundur untuk menjelaskan Hukum agama Buddha yang sesungguhnya. Begitu pun sama halnya dalam Surat Membuka Mata dikatakan: “Meskipun hanya sekali Saya mengutarakan satu kata mengenai hal ini, pasti akan ditentang oleh orang tua, sanak saudara, dan guru. Terlebih lagi pasti sang raja akan menindasnya. Akan tetapi, ketika memikirkan bahwa kalau mengetahui 30
Samantabadra | Maret 2018
hal ini namun tidak mengutarakannya, hal mana merupakan sesuatu yang tidak bermaitri karuna. Dan ketika menyesuaikan kedua kemungkinan antara mengutarakan dan tidak mengutarakannya dengan kalimat Saddharmapundarika-sutra dan Parinirvana Sutra, maka apabila tidak mengutarakannya mungkin pada kehidupan sekarang tidak akan terjadi hal apapun, namun pada masa kehidupan mendatang pasti akan jatuh ke dalam neraka penderitaan yang tak terputusputusnya. Sedangkan kalau mengutarakannya pasti akan dihadapkan dengan Ketiga Rintangan Empat Iblis yang akan menghalang-halangi. Untuk itu, sebelumnya Saya telah mengetahui dengan jelas bahwa akan terjadi hal tersebut. Dengan demikian, kalau memilih salah satu dari kedua kemungkinan tersebut, maka seharusnya mengutarakan hal di atas”. Dengan demikian, Niciren Daisyonin dengan memiliki hati yang kokoh berdasarkan kesadaran atas penganiayaan besar yang akan timbul pada Masa Akhir Dharma, untuk mendirikan Sekte Niciren Syosyu dan memulai perjuangan penyebarluasan Hukum agama Buddha. Ketekadan Beliau merupakan sesuatu yang tidak dapat diperbandingkan dengan apapun, di situlah dapat diketahui keagungan maitri karuna agung dari Sang Buddha Masa Akhir Dharma. Dengan melaksanakan penyebarluasan Hukum agama Buddha demikian ini, sungguh Niciren Daisyonin telah dihadang dengan penganiayaan besar sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam kalimat Sutra. Mengenai penderitaan Beliau setelah mendirikan Sekte Niciren Syosyu, dalam surat ini dengan sederhana dan tegas dikatakan : “Ketika berpikir untuk berkata … kali ini telah dihadapkan dengan berbagai penderitaan besar yang sesuai dengan kalimat Sutra”. Oleh karena itu, dalam kutipan kalimat yang singkat ini telah membuktikan bahwa Beliau telah membaca seluruh Saddharmapundarikasutra dengan jiwa raga. Untuk itu, kita
perlu mencamkan makna mendalam yang terkandung di dalamnya.
5
Sekarang, Saya telah bertekad dengan sungguh-sungguh. Ketika Saya bersedia untuk menerima dan mengatasi penderitaan yang betapa besarpun, maka segala sesuatu keraguraguan dapat diatasi, sehingga Saya menetap di rimba Gunung Minobu ini. Keterangan : Bagian ini mengajarkan bahwa karena Beliau telah membaca Saddharmapundarika-sutra dengan jiwa raga hingga memasuki Gunung Minobu merupakan ketekadan tidak mundur demi menyebarluaskan Hukum agama Buddha, dengan mewujudkan suasana jiwa yang jernih dan bersih tanpa ternoda oleh apapun. Mengenai asal usul memasuki Gunung Minobu, dalam Surat Perihal Perilaku Sang Buddha (Syujo Ofurumai Gosyo) diajarkan bahwa “Sejak dahulu Saya sudah mengetahui hal ini, karena nasehat kali ini kepada penguasa tidak dapat diterima, maka setelah tiga kali menasehati negara, kalau tidak diterima, maka harus mengikuti kebiasaan para arif bijaksana untuk mengundurkan diri ke gunung. Untuk itu, pada tanggal 12 bulan ke-5 Saya telah meninggalkan Kamakura memasuki gunung ini”. Yang dikatakan tiga kali menasehati dan tidak dapat diterima mencakupi makna mengorbankan jiwa raga menghadapai penganiayaan besar. Hal mana berarti menerima seluruh penderitaan yang harus dihadapi oleh pelaksana Saddharmapundarikasutra Masa Akhir Dharma, dalam mengkhotbahkan Saddharmapundarikasutra. Baik mengenai kebenaran dari Saddharmapundarika-sutra maupun diri Beliau sebagai pelaksana Saddharmapundarika-sutra sama sekali tidak ada keragu-raguan sedikitpun juga, malah sebaliknya karena Beliau telah memperoleh suasana jiwa Buddha Masa Akhir Dharma dari kesatuan Manusia dan Hukum
(Ninpo Ikka), kemudian Beliau memasuki Gunung Minobu. Niciren Daisyonin yang memasuki Gunung Minobu pada tanggal 17 bulan ke-5 tahun 1274 (Bun-ei 11) tidak lain memiliki makna mendalam untuk mendirikan Dai Gohonzon dari kesatuan Manusia dan Hukum, yakni Hukum Agung demi penyelamatan kebahagiaan seluruh umat manusia dari puluhan ribu tahun Masa Akhir Dharma yang kekal abadi.
6
Terlebih dari itu, tidak perduli apapun yang akan terjadi terhadap diri Saya, tidak akan menimbulkan hati yang mundur dan bila dapat mencapai kesadaran Buddha, maka Saya akan membimbing Anda sekalian. Demikianlah Saya telah berjanji. Keterangan : Bagian ini menjelaskan bahwa maitri karuna agung yang merangkul para murid Beliau, teristimewa para penganut biasa untuk diberikan kepastian mengenai pencapaian Kesadaran Buddha. Kutipan kalimat yang berbunyi : “Anda sekalian walau seandainya telah membuang Saddharmapundarika-sutra …..”. Mewujudkan maitri karuna tak terhingga dari Niciren Daisyonin untuk menyelamatkan Misawa dan seluruh umat manusia. yang diajarkan bahwa “Menerima berbagai penderitaan dari seluruh umat manusia sebagai penderitaan Niciren seorang diri”. (Gosyo, hal. 758). Hal mana berarti malapetaka dan penderitaan dari seluruh umat manusia semuanya menjadi penderitaan diri Niciren sendiri”. Yakni ketika membaca kutipan kalimat maitri karuna agung Sang Buddha Niciren yang luas tak terbatas yang berbunyi : “Walau terjadi apapun terhadap diri Saya, tidak menjadi masalah”, hal mana sangat mengharukan secara mendalam jiwa kita. Kemudian, pada kutipan kalimat berikutnya yang berbunyi : “Anda sekalian di samping kurang mengetahui Hukum agama Buddha, juga adalah penganut biasa”, hal mana mengajarkan Maret 2018 | Samantabadra
31
dengan mempertimbangkan pendirian dan keadaan dari kedudukan Misawa agar berlagak bodoh saja dan bertindak seakanakan sulit menganut kepercayaan terhadap Saddharmapundarika-sutra. Pada dasarnya menerima dan mempertahankan Gohonzon selama seluruh kehidupan merupakan kunci mencapai kesadaran Buddha pada Masa Akhir Dharma ini. Dengan berdasarkan pada kuat lemahnya kepercayaan dan pendirian setiap orang menghadapi masyarakat, walau kelihatannya orang yang memiliki kepercayaan yang kuat, namun ketika dihadapkan dengan penderitaan besar menjadi mundur dari kepercayaan, sehingga akan jatuh ke dalam ketidakbahagiaan. Kalau kita menerima dan mempertahankan hati kepercayaan dengan mantap dan berkelangsungan, Niciren Daisyonin pasti akan membimbing para muridNya mencapai Kesadaran Buddha. Hal mana dikatakan dalam kutipan kalimat yang berbunyi : “Apakah mungkin Saya membiarkan Anda sekalian? Betapapun sama sekali tidak akan meremehkan Anda sekalian”. Dalam kutipan di atas, terasakan sekali kehangatan hati maitri karuna yang mendalam, semata-mata berkeinginan keras untuk melindungi para murid Beliau.
7
Dan juga, mengenai perihal ajaran Hukum agama Buddha, ajaran pada waktu sebelum pembuangan ke Pulau Sado hendaknya hanya dipikirkan sebagai Sutra-sutra Nizen dari Sang Buddha Sakyamuni.
Anak Cabang
Keterangan : Mengenai Hukum agama Buddha yang dijelaskan Niciren Daisyonin, terdapat Hukum sebelum dan sesudah hukuman pembuangan Niciren Daisyonin ke Pulau Sado. Di antaranya terdapat perbedaan dalam segi bimbingan yakni setelah menjalani hukuman pembuangan baru menjelaskan Kebenaran Sesungguhnya. Sutra Nizen dari Sang Buddha Sakyamuni 32
Samantabadra | Maret 2018
adalah Ajaran Sementara yang dijelaskan selama 42 tahun pertama di antara seluruh pengkhotbahan Sang Buddha Sakyamuni selama 50 tahun, yakni ajaran persiapan demi menjelaskan Saddharmapundarika-sutra yang merupakan Ajaran Sesungguhnya. Jadi, Sang Buddha Sakyamuni sebelum menjelaskan Saddharmapundarika-sutra yang merupakan kesadaran tertinggi Beliau, di mana di dalam Amitarta Sutra yang merupakan Sutra Pembukaan, dikatakan: “Selama 40 tahun lebih masih belum mewujudkan kebenaran sesungguhnya”. Hal mana menjelaskan bahwa dalam Sutra Nizen masih belum menjelaskan kebenaran sesungguhnya. Sekarang, Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa “Hendaknya memandang Hukum sebelum hukuman pembuangan di Pulau Sado sebagai Sutra Nizen dari Sang Buddha”, pun mengandung arti yang sama. Jadi, mengenai Hukum yang dijelaskan selama sebelum hukuman pembuangan ke Pulau Sado (yakni dari tahun 1253 hingga bulan ke-9 tahun 1271 selama 19 tahun), walau terdapat banyak surat-surat Beliau, namun di situ masih belum menjelaskan pendirian Beliau sebagai Sang Buddha Masa Akhir Dharma, begitupun belum mewujudkan Ajaran Hukum yang Sesungguhnya. Sebagai umpama, dalam Sastra Menegakkan Hukum Sakti demi Mensejahterakan Negara (Rissyo Ankokuron) dijelaskan demi mencapai kesejahteraan negara, maka harus menegakkan Hukum Sakti dengan membuang ajaran-ajaran yang menyesatkan. Namun isi dari Hukum Sakti itu sama sekali tidak pernah disinggung. Dengan demikian, mengenai mengapa tidak dijelaskannya Hukum agama Buddha yang Sesungguhnya, sebelumnya Sastra Menegakkan Hukum yang Sakti demi Mensejahterakan Negara, sudah diajukan kepada pemerintah. Mungkin kalau penguasa mendambakan negara yang sejahtera, maka harus diberi kesempatan untuk berdebat dengan para Bhikku Syingon, sehingga pada kesempatan itu Beliau akan menjelaskan “Hal yang sangat
penting”. Namun kalau sebelumnya hal itu diajarkan kepada murid-murid Beliau, maka sebelumnya perihal kebenaran dan kesesatan, keunggulan dan kelemahan Hukum agama Buddha akan jelas dan bocor diketahui oleh mereka. Karena khawatir mereka akan mengelakkan diri untuk berdebat, sehingga Beliau tidak menjelaskan hal tersebut.
Pulau Sado, Beliau berada dalam keadaan yang sangat kritis, yang setiap saat dapat merenggut jiwa Beliau. Niciren Daisyonin menulis Surat Membuka Mata dengan perasaan seakan-akan memberi surat wasiat Beliau kepada para murid. Karena Surat Kanjin no Honzon ditulis pada tahun berikutnya yakni tahun 1273, walau keadaannya semakin membaik, namun Namun setelah malam tanggal 12 keadaan yang membahayakan jiwa masih bulan kesembilan Bun-ei ke-8, ketika tetap belum berubah. Dalam pengantar Surat Saya telah menjalankan hukuman Kanjin no Honzon dikatakan : “Hal ini bagi jiwa pemenggalan kepala di Tacenokuci, karena Niciren merupakan hal yang sangat penting, Saya merasakan sangat menyesal kalau rahasiakanlah hal ini sedalam-dalamnya. Kalau tidak mengutarakan hal yang sesungguhnya mempunyai hati kepercayaan yang murni dan kepada orang-orang yang mengikuti Saya, tulus tanpa ragu-ragu, maka bacalah Hukum maka Saya telah memberikan ajaran Hukum Rahasia ini secara bersama-sama”, karena yang penting dari Pulau Sado secara rahasia merupakan Ajaran Hukum Pembuktian Dalam kepada para murid Saya. (Naisyo), maka dengan tegas diperingatkan agar tidak mengutarakannya. Keterangan : Kiranya hal yang harus diperjelaskan di sini Tidak diajarkan Hukum Sesungguhnya adalah sehubungan dengan yang dikatakan kepada para murid semenjak hampir dipenggal : “Sebelum hukuman pembuangan di Pulau kepala Beliau pada peristiwa penganiayaan Sado sama seperti Ajaran Nizen dari Sang Tacenokuci, diperkirakan sebagai sesuatu yang Buddha Sakyamuni”. Maka, berbagai Sekte menyesalkan, hal mana menjelaskan sebagai Niciren Syu menafsirkan bahwa “Ajaran “Akan memberikan Hukum secara rahasia” pada masa pembuangan di Pulau Sado adalah menunjuk pada Surat Membuka Mata sebagai bagian inti pokok, sedangkan masa yang ditulis pada bulan ke-2 tahun 1272 (Bun-ei Gunung Minobu sebagai bagian penyebaran. 9) dan Surat Kanjin no Honzon yang ditulis pada Pandangan demikian tidak terdapat di dalam bulan ke-4 tahun 1273 (Bun-ei 10), kedua surat Ajaran Niciren Syosyu yakni pandangan salah ini di samping mewujudkan pokok pemujaan yang beranggapan bahwa “Gohonzon yang manusia dan pokok pemujaan Hukum serta diwujudkan di Pulau Sado”, dijadikan sebagai menjelaskan Hukum Agung yang belum Gohonzon Inti Hakikat dari Niciren Daisyonin. tersebarluas pada Masa Purwaka Dharma Pandangan yang beranggapan masa Pulau Sado (Syoho) dan Madya Dharma (Zoho). Terlebih adalah penting, karena ketika Niciren Daisyonin dari itu menandaskan bahwa diri Beliau adalah berada di Pulau Sado telah berkesadaran untuk pelaksana Saddharmapundari-sutra Masa Akhir mati, tidak lain merupakan pandangan dangkal Dharma, yang menyebarluaskan Hukum Agung yang hanya memandang Niciren Daisyonin dari itu yakni sebagai Sang Buddha Masa Akhir segi Manusia Biasa. Dharma. Masa Pulau Sado, yakni masa setelah Pada waktu ditulisnya Surat Membuka Niciren Daisyonin menanggalkan pandangan Mata, baru saja selesai menjalankan hukuman sementara dengan mewujudkan pandangan pemenggalan kepala di Tacenokuci, dan juga sesungguhnya (Hosyaku Kempon), betapapun sedang menjalankan hukum pembuangan di tidak lain merupakan awal dari Ajaran Inti
8
Anak Cabang
Maret 2018 | Samantabadra
33
Pokok dari seluruh ajaran Sang Buddha Niciren Daisyonin, yang klimaksnya setelah memasuki Gunung Minobu, yakni tidak lain adalah inti pokok bimbingan berupa Dai Gohonzon Altar Ajaran Sejati yang diwujudkan pada tanggal 12 bulan ke-10 tahun 1279 (Koan 2). Tiga titik perbedaan masa setelah Pulau Sado dan masa sebelum Pulau Sado. 1. Terdapat perbedaan makna dari Daimoku yang disebarluaskan. Dari Daimoku yang disebut dengan mulut menjadi Daimoku wujud sesungguhnya. Yakni menjadi satu kesatuan Pembuktian Dalam (Naisyo) dari Honzon. 2. Wujud Hukum dari Pembuktian Dalam telah diwujudkan sebagai Mandala Agung, Gohonzon. Walau terdapat banyak Gohonzon yang telah diwujudkan, namun pada masa Pulau Sado masih belum mewujudkan Pembuktian Dalam Sesungguhnya, yakni masih belum masanya demi mewujudkan maksud kelahiran Beliau di dunia ini sebagai Buddha Masa Akhir Dharma. 3. Mengenai Ketiga Hukum Rahasia Agung, sama seperti yang ditunjukkan dalam Surat Kanjin no Honzon, dan surat-surat lainnya, di mana Gohonzon dan Daimoku hanya ditunjukkan secara rahasia dan tidak dijelaskan nama dari Altar Agung (Kaidan). Hanya di dalam Surat Pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang dihadapkan dengan penganiayaan, yang ditulis satu bulan sebelum Niciren Daisyonin dibebaskan dari Pulau Sado, yakni salah satu surat di antara 50 surat lebih yang ditulis di Pulau Sado untuk pertama kalinya terlihat nama dari Ketiga Hukum Rahasia Agung. Walau ini seharusnya tidak diwujudkan dalam Pulau Sado, namun karena Beliau yakin terhadap semakin mendekatnya pembebasan dari hukuman pembuangan di Pulau Sado, sehingga diwujudkan nama dari Altar Agung. 34
Samantabadra | Maret 2018
Nicirenlah untuk pertama kalinya mewujudkan Hukum Agung ini dalam bentuk wujud sesungguhnya, walau sudah barang tentu Sang Buddha Sakyamuni, maupun orangorang yang dikatakan sebagai Guru Sastra Agung, Guru Manusia Agung, sudah barang tentu mengetahuinya dalam hati bahwa Saddharma (Myoho) adalah asas/prinsip kebenaran yang kekal abadi, Inti Hakikat dari Hukum agama Buddha, namun dikatakan sebagai “Mengetahuinya dalam hati namun tidak mengutarakannya (Naikan Rennen). Akan tetapi, Hukum yang diutarakan harus sesuai dengan waktunya, begitupun Sang Buddha Sakyamuni dalam Sutra mengatakan : “Setelah kemoksyaan-Ku, kalau belum memasuki Masa Akhir Dharma, maka Hukum Agung ini tidak boleh diutarakan”. Hal mana menandaskan bahwa bakat dan waktu dari Masa Purwaka Dharma (Syoho) dan Masa Madya Dharma (Zoho) belum matang, justru Masa Akhir Dharma yang harus menyebarluaskannya. Kutipan kalimat “Walau Niciren bukan utusannya” merupakan kata-kata yang merendah hati, namun kutipan kalimat yang berbunyi “Namun karena berada dalam Masa Akhir Dharma”, hal mana menjelaskan bertepatannya waktu penyebarluasan Masa Akhir Dharma. Kemudian kutipan “Karena tanpa memikirkan telah menyadari Hukum ini, maka sebelum orang arif bijaksana muncul, pertama-tama dijelaskan sebagai pendahuluan”. Bagian ini mengisyaratkan Sang Buddha Masa Akhir Dharma yang mempertahankan dan menyebarluaskan Hukum Agung serta mangajarkan bahwa betapa agungnya Hukum agama Buddha yang muncul pada Masa Akhir Dharma ini. Kemudian memberi dorongan kepada para murid Beliau yang mendahului puluhan ribu orang untuk menerima dan mempertahankan Hukum Agung ini dengan kebanggaan dan tugas jiwa demi penyelamatan kebahagiaan seluruh umat manusia.
9
Dan juga, perihal Bhikkuni Ucebusa, di samping sudah lanjut usia dan merasa kasihan kepadanya, namun setelah menyembah Jinza kemudian baru mengunjungi Saya, maka kalau Saya menemuinya pasti karma dosanya akan semakin dalam. Keterangan : Bhikkuni Ucebusa bertempat tinggal di keluarga Ucebusa Desa Ihara Daerah Suruga, kiranya ia terjalin dalam suatu hubungan kekeluargaan dengan Misawa. Niciren Daisyonin menolak untuk menerima kunjungan dari Bhikkuni Ucebusa yang telah lanjut usia, karena setelah menyembah Jinza kemudian baru mengunjungi Beliau, hal ini dikhawatirkan seandainya Beliau menerima kunjungannya, sehingga akan memberatkan karma dosa pemfitnahan terhadap Hukum dari Bhikkuni Ucebusa. Untuk itu, walau sungguh merasakan kasihan, namun telah menolaknya untuk bertemu. Alasannya adalah : 1. Seperti yang diajarkan “Dewa adalah pesuruh, Saddharmapundarika adalah majikan”. Di dalam Hukum agama Buddha, Dewa tidak menjadi objek kepercayaan yang berdiri sendiri, melainkan dikatakan sebagai fungsi yang melindungi Saddharmapundarikasutra dan orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian, Dewa dihadapan majikan Saddharmapundarika-sutra adalah bawahan. Jadi setelah mengunjungi bawahan, kemudian baru mengunjungi majikan, kiranya bertentangan dengan kewajaran masyarakat. 2. “Karena sebagai seorang Bhikkuni, maka seharusnya mengutamakan Sang Buddha” sebagai seorang Bhikkuni yang giat melaksanakan pertapaan agama Buddha, sudah sewajarnya harus diluruskan pandangannya yang terbalik, yang tidak mengutamakan Sang Buddha.
Di sini diajarkan dengan memberi nasehat terhadap sikap yang keliru dalam menjalankan hati kepercayaan. Selain Bhikkuni Ucebusa pun, terdapat banyak orang-orang yang setelah mengunjungi permandian air panas di Syimobe, kemudian baru mengunjungi Beliau, telah ditolak tanpa bertemu dengan Beliau. Maksud sesungguhnya adalah “Makna Hukum ini”, yakni kepercayaan yang tulus dan unggul yang mengutamakan Gohonzon. Hati kepercayaan adalah titik tolak yang menentukan pegangan dasar pokok dari kehidupan. Apabila keliru dalam hal ini, maka tidak dapat dikatakan sebagai hati kepercayaan yang benar. Walau telah menerima dan mempertahankan Gohonzon Hukum Sakti, akan tetapi kalau terdapat sikap pemikiran yang sedemikian, maka tidak akan dapat mencapai kesadaran Buddha. Justru karena mendambakan Kesadaran Buddha bagi Bhikkuni Ucebusa, sehingga Niciren Daisyonin telah mengambil sikap yang tegas dan keras. Walau dikatakan bahwa dalam hati kepercayaan harus dihadapkan dengan sikap yang tegas dan keras, namun dapat diperkirakan perasaan hati yang lesu dan putus asa dari Bhikkuni Ucebusa yang telah turun dari Gunung Minobu tanpa dapat bertemu dengan Niciren Daisyonin. Begitupun karena maitri karuna agung dari Niciren Daisyonin telah disampaikan, sehingga Bhikkuni Ucebusa yang sedianya tidak bersemangat turun dari Gunung Minobu telah menyadari sifat kemalasan dirinya hingga bangkit kembali. ***
Maret 2018 | Samantabadra
35
36
Samantabadra | Maret 2018
Maret 2018 | Samantabadra
37
38
Samantabadra | Maret 2018
Maret 2018 | Samantabadra
39
40
Samantabadra | Maret 2018
materi ajaran | gosyo cabang
Gosyo Cabang
Haradono Gohenji LATAR BELAKANG | Surat Balasan Kepada Haradono ditulis pada tanggal 16 Desember 1288 di Gunung Minobu, ketika Nikko Syonin berusia 43 tahun dan diberikan kepada Haradono. Haradono adalah seorang warga dari keluarga Hakiri Sanenaga, kepala daerah Koinokoni bagian selatan, sehingga diperkirakan beliau adalah penduduk sekitar daerah tersebut. Namun keadaan sesungguhnya tidak jelas adanya. Pada bulan Mei 1274 (Bun-ei ke-11) ketika Niciren Daisyonin memasuki Gunung Minobu, dimana Hakiri Sanenaga telah menjadi penganut Niciren Daisyonin melalui dialog bersama Nikko Syonin dan telah menyumbang tanah miliknya di lembah Minobu kepada Niciren Daisyonin, serta menunaikan tugas perlindungan luar. Walaupun demikian setelah wafatnya Buddha Niciren Daisyonin, dimana segala sesuatu dari ketiga Hukum Rahasia Agung telah diwarisi kepada Nikko Syonin, namun kelima Bhiksu Tinggi seperti Nissho, Nichiro, Niko, Nicho dan Nichiji tidak menjalankan tugas giliran penjagaan terhadap kuburan Niciren Daisyonin, dimana menentang dan menyeleweng dari keluhuran ajaran Niciren Daisyonin dengan mengatakan bahwa dirinya bukan murid Niciren Daisyonin. Pada waktu itu hanyalah Nikko Syonin seorang diri yang telah melindungi dan mempertahankan keluhuran dan kebesaran dari ajaran Buddha Niciren Daisyonin. Sedangkan karena Hakiri, kepala daerah Minobu telah melanggar pemfitnahan Hukum Agama Buddha, sehingga Gunung Minobu pun telah menjadi tempat yang penuh den-
gan pemfitnahan. Dan surat ini merupakan ketekadan Nikko Syonin untuk meninggalkan Gunung Minobu. Gosyo ini dengan tegas menasehati kepada murid-murid Niciren Daisyonin yang memfitnah hukum di Kamakura dan Hakiri yang dipengaruhi oleh Bhiksu Niko. Dan menjelaskan perasaan dan ketekadan Nikko Syonin untuk melindungi dan mempertahankan Hukum Sakti, sehingga rasa terpaksa meninggalkan Gunung Minobu yang terlihat dalam kutipan Gosyo yang berbunyi: “Meninggalkan lembah Gunung Minobu, merasakan sangat malu terhadap Niciren Daisyonin..... hanya Nikko seorang diri yang memegang dan mempertahankan keluhuran, kebenaran makna ajaran Niciren Daisyonin, dimana harus menjadi orang yang dapat menunaikan tugas, sehingga tercapai maksud kelahiran Niciren Daisyonin demi untuk menyelamatkan seluruh kebahagiaan umat manusia�. Nikko Syonin karena memepertahankan wasiat Niciren Daisyonin begitu ada permintaan dari Nanjo Tokimitsu telah meninggalkan Gunung Minobu yang penuh dengan pemfitnahan hukum yang kotor, sehingga pindah ke Gunung Fuji dan mendirikan Kuil Pusat Taisekiji. Sejak saat itu yakni dari tahun 1290 hingga Beliau wafat pada tahun 1333, selama 40 tahun lebih telah mencurahkan seluruh jiwa raga untuk membina murid dan gerakan penyelamatan kebahagiaan umat manusia maupun berbagai nasehat.
Maret 2018 | Samantabadra
41
ISI GOSYO |
M
eninggalkan lembah Gunung Minobu merupakan suatu hal yang sangat memalukan sekali terhadap Niciren Daisyonin, begitupun rasa penyesalan yang sangat adalah sulit diterangkan. Namun, kalau sekali lagi memikirkan barbagai hal lebih mendalam, maka walau berada dimanapun, yang terpenting adalah menegakkan, meneruskan, dan mempertahankan kebenaran dan keluhuran makna ajaran Niciren Daisyonin di dunia ini. Sekalipun demikian, hal yang masih sangat disesalkan adalah para murid semuanya telah menentang kepada guru. Dan karena hanya Nikko seorang diri yang memegang dan mempertahankan keluhuran kebenaran ajaran Niciren Daisyonin, dimana harus menjadi orang yang dapat menunaikan tugas hingga tercapai maksud kelahiran Niciren Daisyonin demi untuk menyelamatkan kebahagiaan seluruh umat manusia. Maka walau bagaimanapun takkan lupa terhadap tekad asal mula yang sesungguhnya.
KETERANGAN GOSYO |
1
Gosyo ini ditulis pada tanggal 16 Desember 1288 ( Sho-o ke-1 ) ketika Nikko Syonin berusia 43 tahun di Gunung Minobu dan diberikan kepada Haradono. Haradono dikatakan sebagai seorang keluarga dari keluarga Hakiri Sanenaga kepala daerah Minobu. Keadaan sesungguhnya tidak jelas adanya. Keterangan : Isi Gosyo menjelaskan keadaan hati dan sebab musabab Nikko Syonin meninggalkan Gunung Minobu, dimana setelah wafatnya Niciren Daisyonin, kelima Bhiksu Tinggi telah meninggalkan Minobu. Dan hanya Nikko Syonin seorang diri yang mempertahankan Hukum Sakti dan menjaga kuburan Niciren Daisyonin dan akhirnya karena perbuatan pemfitnahan dari Hakiri kepala daerah Minobu yang dihasut oleh Niko, sehingga Nikko Syonin terpaksa meninggalkan Gunung Minobu. 42
Samantabadra | Maret 2018
2
Justru memutuskan pemfitnahan hukum merupakan tradisi dari Niciren Syosyu. Meninggalkan lembah Gunung Minobu merupakan suatu hal yang sangat memalukan sekali terhadap Niciren Daisyonin, begitupun rasa penyesalan yang sangat sulit diterangkan. Namun kalau sekali lagi memikirkan berbagai hal lebih mendalam, maka walau berada dimanapun, yang terpenting adalah menegakkan, meneruskan, dan mempertahankan kebenaran dan keluhuran makna ajaran Niciren Daisyonin di dunia ini. Keterangan : Niciren Daisyonin pada tanggal 12 Mei 1274 (Bun-ei ke-11) setelah mengajukan nasehatnya yang ketiga kali kepada pemerintahan Kamakura. Dan karena tidak dapat diterima oleh pemerintah Kamakura pada waktu itu, sehingga sesuai dengan
pepatah cerita kuno yang mengatakan: “Kalau setelah ketiga kali menasehati namun tidak didengar maka harus mengundurkan diri”. Maka Niciren Daisyonin meninggalkan Kamakura, selama usia tuanya menetap di Gunung Minobu. Sehingga bulan September 1282, yakni hingga hari wafatnya Niciren Daisyonin selama 8 tahun 6 bulan tetap tinggal di Gunung Minobu untuk mendidik murid, membabarkan Dharma, menemui penganut yang berziarah maupun memberi semangat dan bimbingan kepada muridmurid dari berbagai daerah. Betapapun perwujudan Dai Gohonzon dari Altar Agung Honmon yang merupakan maksud kelahiran Buddha Niciren Daisyonin di dunia ini diwujudkan di Gunung Minobu. Dan sesungguhnya yang mengajak Niciren Daisyonin ke Gunung Minobu ini adalah Nikko Syonin, karena yang mengadakan dialog Hukum Agama Buddha dengan Hakiri Sanenaga sehingga ia menjadi murid Niciren Daisyonin adalah Nikko Syonin. Ketika mengenangkan kembali latar belakang demikian, walau Nikko Syonin telah berkalikali menasehati Hakiri, kepala daerah Minobu, namun tidak didengar dan tetap melanggar pemfitnahan terhadap Hukum Agama Buddha. Sehingga pada akhirnya, betapa sakit hatinya Nikko Syonin yang terpaksa meninggalkan tempat yang penuh ketenangan. Dimana dalam satu kutipan kalimat yang berbunyi: “Meninggalkan lembah Gunung Minobu merupakan suatu hal yang sangat memalukan sekali terhadap Niciren Daisyonin. Begitupun rasa penyesalan yang sangat adalah sulit diterangkan”. Dalam kutipan kalimat ini terasakan perasaan isi hati Nikko Syonin yang tak dapat terlukiskan. Namun, seperti yang diajarkan dalam kutipan kalimat selanjutnya yang berbunyi: “Namun, kalau sekali lagi memikirkan berbagai hal lebih mendalam,
maka walau berada dimanapun, yang terpenting adalah menegakkan, meneruskan, dan mempertahankan kebenaran dan keluhuran makna ajaran Niciren Daisyonin di dunia ini”. Maka disini menegaskan tekad Nikko Syonin untuk meninggalkan Gunung Minobu, semata-mata demi untuk mempertahankan kebenaran dan keluhuran dari makna ajaran Niciren Daisyonin. Di sini mengajarkan sikap yang mengutamakan betapa pentingnya Hukum Sakti dan melarang dengan tegas terhadap pemfitnahan terhadap Hukum Agama Buddha. Justru semangat tegas yang memutuskan pemfitnahan terhadap hukum ini, merupakan tradisi dari Niciren Syosyu. Harap hal ini dicamkan dalam jiwa kita masing-masing bahwa tradisi ini merupakan tulang punggung yang takkan berubah untuk selama-lamanya.
3
Marilah membalas budi dan berterima kasih atas perjuangan keras dari Nikko Syonin. Para murid, semuanya telah menentang terhadap guru. Dan, karena hanya Nikko seorang diri yang memegang dan mempertahankan kebenaran dan keluhuran ajaran Niciren Daisyonin, dimana harus menjadi orang yang dapat menunaikan tugas hingga tercapainya maksud kelahiran Niciren Daisyonin demi untuk penyelamatan kebahagiaan seluruh umat manusia. Maka walau bagaimanapun takkan lupa terhadap tekad asal mula yang sesungguhnya. Keterangan: Setelah wafatnya Niciren Daisyonin, kelima Bhiksu Tinggi, Nissyo, Nichiro, Niko, Nicho, dan Nichiji, tidak mau mendekati Nikko Syonin, pewaris Hukum Agama Buddha Niciren Daisyonin. Malah, karena takut terhadap tekanan kekuasaan, sehingga
Maret 2018 | Samantabadra
43
tidak mengaku dirinya sebagai murid Niciren Daisyonin. Ketika Niko terakhir ini mengunjungi Nikko Syonin di Gunung Minobu, telah membujuk Hakiri, kepada daerah Gunung Minobu sehingga Gunung Minobu menjadi gunung yang penuh pemfitnahan terhadap Hukum Agama Buddha. Dalam keadaan demikian, Nikko Syonin demi untuk memegang, meneruskan dan mempertahankan kebenaran makna ajaran Hukum Agama Buddha Niciren Daisyonin untuk masa mendatang yang kekal abadi
Catatan
44
Samantabadra | Maret 2018
telah berjuang seorang diri. Perasaan hati haru yang mendalam dari Nikko Syonin yang berjuang agar umat manusia Masa Akhir Dharma tidak ditutupi dengan kegelapan. Dan justru perjuangan keras dari Nikko Syonin inilah sehingga sekarang kita semuanya dapat menganut Agama Buddha Agung ini. Harap disamping mengucapkan rasa terima kasih, terlebih lagi hendaknya berjuang untuk perwujudan penyelamatan kebahagiaan umat manusia sebagai perwujudan rasa balas budi tersebut. ***
materi ajaran | forum diskusi
Forum Diskusi
Bersikap Aktif dalam Hati Kepercayaan Pertanyaan : Saat sekarang saya tak mempunyai kesulitan. Untuk apa saya percaya agama? Jawab : Memang saat sekarang Anda tidak mempunyai kesulitan, sehingga Anda mengatakan tak memerlukan agama; tetapi haruslah Anda pikirkan manfaat percaya kepada agama Buddha. Ajaran agama Buddha pasti dapat membereskan hawa nafsu. Hawa nafsu yang dibereskan ini bukan hanya secara dangkal, seperti yang dinamakan kesulitan dalam kehidupan. Kita percaya agama bukan karena ada kesulitan di hadapan mata dan tidak memerlukannya lagi bila tak ada kesulitan. Meskipun sekarang tidak memiliki kesulitan atau penderitaan secara langsung, tetapi siapa pun memiliki sebab pokok untuk menjadi menderita atau jatuh susah. Sebagai contoh, dalam keadaan sekarang yang sehat tanpa ada penyakit, kita tak tahu kapan penyakit timbul di badan kita, karena demikianlah kebiasaan badan manusia. Apalagi yang bukan mengenai kesehatan badan. Di dalam jiwa setiap manusia terdapat bermacam-macam nasib karma. Kita tak tahu kapan terjadi malapetaka atau keretakan hubungan antar manusia; demikianlah adanya penderitaan dan kesulitan. Ajaran Hukum Buddha merupakan jalan keluar untuk mengatasi nasib karma diri sendiri yang terpendam secara tersembunyi di dalam jiwa atau ketika nasib itu timbul dapat diselesaikan dengan tenaga jiwa yang tenang
dan yakin, sehingga dapat memunculkan prajna. Bukan hanya itu saja, ajaran Buddha Mahayana ini bahkan mengajarkan jalan untuk menghilangkan penderitaan orang lain, dan secara lebih luas seluruh makhluk hidup, atau untuk tidak jatuh ke dalam penderitaan. Sekarang, seandainya diri sendiri tidak memiliki kesulitan, tetapi dalam lingkungan penuh dengan kesulitan, masih dapatkah mengatakan bahwa diri sendiri merasakan kebahagiaan sesungguhnya ? Dan, bila suasana lingkungan penuh dengan penderitaan, pada akhirnya kesulitan atau penderitaan itu akan menimpa diri sendiri. Oleh karena itu, kita tak dapat mengatakan bahwa karena saya sekarang tidak memiliki kesulitan saya tidak perlu percaya Hukum Buddha. Hal ini disamakan seperti rumah saya sekarang tidak terbakar, saya tak perlu menyediakan alat pemadam kebakaran. Atau karena sekarang saya sehat tak perlu memikirkan kesehatan. Dan sama pula halnya, bila di dekat rumah kita terjadi kebakaran, kita tetap tenang karena rumah sendiri tidak terkena. Walaupun sekarang tidak mempunyai kesulitan, janganlah memanjakan diri dengan bersikap pasif. Hendaknya bersikap aktif agar semakin cepat percaya Hukum Buddha dengan tujuan membahagiakan diri sendiri dan juga untuk membahagiakan orang lain. Pertanyaan : Menurut saya, tak ada artinya bila diri kita sendiri berbahagia tetapi keadaan negara dan masyarakat tetap kacau. Bagaimana mengenai hal ini ? Maret 2018 | Samantabadra
45
Jawab : Memang, di masa sekarang ini banyak sekali keburukan di dalam masyarakat. Dalam keadaan seperti ini tentu sukar mendapatkan kebahagiaan untuk diri sendiri. Sebagai contoh, ketiga negara atau masyarakat dilanda angin kencang, resesi, sedikit banyak hal itu akan mempengaruhi kehidupan manusia. Biarpun menginginkan kebahagiaan untuk diri sendiri dan tetap menjalankan keegoisan, pada akhirnya akan mati tenggelam dalam gelombang kekerasan dan kekejaman masyarakat. Sebaiknya, bagaimanapun maju dan makmurnya keadaan masyarakat, belum tentu menjamin kita memperoleh kebahagiaan. Sebaik apapun keadaan masyarakat suatu negara dengan perombakan-perombakan struktur masyarakat yang bagaimanapun, tidaklah dapat dijadikan ukuran untuk kebahagiaan setiap umat manusia. Hal ini sudah terlihat jelas dalam sejarah dunia sampai saat sekarang ini. Sebenarnya dasar pokok pemikiran kita adalah tidak terlepas antara diri sendiri, masyarakat dan negara. Seandainya setiap orang tidak merasa puas dan bahagia, tentu tidak dapat dikatakan sebagai masyarakat yang baik. Menurut ajaran agama Buddha Niciren Syosyu, negara dan masyarakat yang ideal terbentuk bila kebahagiaan masingmasing umat dan kemakmuran serta kemajuan masyarakat menjadi satu. Hukum Buddha Mahayana, membabarkan cara hidup sebagai Bodhisattva, berarti manusia berperilaku sebagai Bodhisattva. Hukum Buddha Hinayana atau sebelum Mahayana mementingkan keselamatan diri sendiri, yaitu cara hidup yang egosentris. Sebaliknya agama Buddha Mahayana menitikberatkan memberi kebahagiaan kepada orang lain atau melaksanakan hal-hal yang memberi manfaat kepada lainnya, tanpa memikirkan keuntungan bagi diri sendiri. Untuk tujuan itulah kegiatan-kegiatan PBDNSI di dalam masyarakat sering diselenggarakan. 46
Samantabadra | Maret 2018
Orang yang hidup secara kebodhisattvaan akan mendapat kekuatan prajna dan maitri karuna Hukum Buddha dalam dirinya sendiri. Keinginan untuk memberi kekuatan kepada orang lain dan bukan untuk diri sendiri merupakan perilaku manusia sebagai Bodhisattva. Gerakan-gerakan yang timbul dari keinginan di dasar jiwa untuk melakukan seperti itu akan menimbulkan getaran yang membuat gelombang dan menggetarkan keluarga, masyarakat, negara, bahkan menyebarluas sampai melampaui batas negara. Cara hidup tertutup yang hanya memikirkan kebahagiaan diri sendiri dan sama sekali tidak memikirkan kebahagiaan masyarakat dan negara bukanlah cara hidup seorang Bodhisattva. Dengan cara hidup kebodhisattvaan ini, baik diri sendiri, masyarakat maupun negara akan maju. Dapat dikatakan jalanan ini benar-benar bisa mewujudkan kebahagiaan diri sendiri, kemajuan masyarakat dan kemakmuran negara secara keseluruhan. Dalam salah satu bimbinganNya, Niciren Daisyonin menjelaskan: “Bila Anda menginginkan kesejahteraan dan ketentraman pribadi, haruslah mendoakan agar suasana empat penjuru menjadi aman, tenang dan suci”. “Kesejahteraan dan ketentraman pribadi sendiri”, berarti kebahagiaan yang didapatkan setiap orang, sedang “empat penjuru menjadi aman, tenang dan suci”, berarti ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat. Tanpa ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat tak mungkin ada ketentraman dan kesejahteraan dalam diri setiap orang. Dengan demikian, Hukum Buddha Niciren Daisyonin adalah agama yang membabarkan cara hidup seorang manusia sebagai Bodhisattva yang sesungguhnya. ***
Catatan
Maret 2018 | Samantabadra
47
refleksi
Hal-hal yang Sudah Dilakukan untuk Melestarikan Lingkungan Hidup Sampah-sampah begitu banyak setiap harinya di setiap kota di Indonesia umumnya. Sampah berserakan di sekeliling kita: di rumah, di RT, di RW, sekolah, kampus, kantor, bahkan vihara. Ada warga yang membuang sampah seenaknya di sungai atau selokan terdekat! Nyaman? Of course not. Tidak sama sekali. Dengan situasi seperti ini pastilah dalam beberapa tahun ini, dunia kita akan semakin tidak nyaman dihuni, karena bau dan pengap akibat sampah yang bertebaran di manamana! Di lain pihak, di tengah situasi lingkungan hidup seperti tergambar sebagian di atas, apa sajakah yang sudah Anda lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup tercinta ini? Inilah judul artikel ini! Sudahkah memilah-milah barang buangan kita paling tidak menjadi organik dan anorganik alias sampah basah dan kering? Sudahkah berhemat kantung plastik? Sudahkah memakai air dalam botol minum biasa ketimbang air mineral kemasan? Sudahkah memakai ulang botol minum mineral beberapa kali sebelum dibuang ke tempat sampah? Sebagai pemerhati lingkungan hasil didikan NSI sejak Ketua Umum I, (alm) Bp Senosoenoto, hingga Ketua Umum II, Bp Suhadi Sendjaja, saya sangat prihatin mengenai gejala kurang baik ini. Kali ini saya menulis ketiga kalinya di majalah kita berkenaan dengan lingkungan hidup: Sayangi Lingkungan Hidup (2008) dan Youth and the Environment (2015) agar bapak dan ibu sebagai para bodhisattva [muncul dari bumi] lebih menyadaridan bertindak atas kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Tulisan berbahasa Inggris ini dibuat dalam rangka gerakan Vihara Bergerak MenyelamatkanBumi sekaligus penunjukan Vihara Saddharma sebagai Eco-Vihara. Juga ada himbauan dari WWF (World Wildlife Fund) tentang Ramah terhadap lingkungan. Kali ini tulisan saya membahas hal-hal nyata yang telah saya sendiri lakukan demi kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Maka, sebagai warga dunia yang baik, umat NSI sebagai bodhisattva [muncul dari bumi] lebih menyadari dan bertindak atas kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup mulai dari hal-hal kecil di sekitar rumahnya. Pandangan Buddhis tentang Lingkungan Hidup Sebelum lebih lanjut membahas soal peran sosial dan sumbangsih kita dalam kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup, ada baiknya kita lakukan tinjauan Buddhis Niciren Syosyu tentang hal ini. Kita kenal konsep Esyō-funi. Apakah Esyō-funi? Menurut Kamus Agama Buddha kita, Esyō-funi itu berarti Manunggalnya Jiwa dan Lingkungannya[依正不二]. Esyō-funi ialah prinsip bahwa jiwa dan lingkungannya, kendatipun dua gejala khas yang tampaknya berbeda, pada intinya bukan dua; jiwa dan lingkungannya itu dua tahap terpadu sebuah realitas tunggal. Lebih lanjut, terbaca: Dalam istilah Jepang, Esyō-funi, eshō itu kata gabungan shōhō, yang berarti jiwa atau manusia, dan ehō, lingkungannya. Funi, berarti “bukan dua,” menunjukkan manunggal atau bukan-dua. Funi itu kependekan nini-funi, yang berarti “dua (gejalanya) namun bukan dua (hakikatnya).” Hō pada shōhō dan ehō berarti imbalan atau akibat. Esyō-funi menunjukkan bahwa “jiwa” menentukan diri subyektif yang mengalami akibat-akibat perbuatan- perbuatannya pada masa lampau dan “lingkungannya” itu keadaan obyektif yang di situ imbalan-imbalan seseorang terwujud. Setiap manusia memiliki lingkungannya sendiri yang unik. Akibat-akibat karma muncul dalam diri sendiri dan dalam lingkungan obyektifnya, karena diri dan lingkungan itu dua aspek terpadu seseorang. 48
Samantabadra | Maret 2018
Untuk mengakhiri pembahasan teoretis, kamus ini menyatakan: Niciren (1222–1282) menulis dalam surat-Nya tentang Ramalan Masa Depan: “Kesepuluh penjuru itu lingkungan, dan umat manusia itu ‘jiwa.’ Sebagai ilustrasi, lingkungan seperti bayangan, dan jiwa itu badannya. Tanpa badan, tidak ada bayangan, tanpa jiwa, tidak ada lingkungan. Dengan cara yang sama, jiwa dibentuk oleh lingkungan” (644). Beliau pun menulis dalam Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha dalam Hidup Kali ini: “Jika pikiran manusia kotor, tanahnya juga kotor, namun jika pikiran manusia suci, tanahnya juga suci, begitupun halnya dengan tanah. Tidak ada dua tanah, suci atau kotor dalam diri mereka sendiri. Perbedaannya semata-mata terletak pada suci atau kotor dalam pikiran-pikiran kita.” Dengan demikian, terdapat interaksi, hubungan saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya, baik lingkungan sosial ketika berada di masyarakat umum, lingkungan agama ketika berada di cetya, vihara dalam pertemuan atau kensyu, maupun lingkungan hidup ketika berada di manapun kita dalam konteks pelestarian alam. Walau bagaimanapun dan dalam situasi apapun, faktor manusia ialah pusat segalanya. Manusia melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, berperilaku tertentu, pastilah berefek pada lingkungannya baik secara kejiwaan mapun fisik. Jika ia berbuat baik dengan icinen positif, maka ia akan menanamkan sesuatu yang baik di lingkungan. Sebaliknya, jika ia berbuat buruk dengan icinen negatif, maka ia akan menanamkan sesuatu yang buruk di lingkungan. Energi jiwanya akan tercermin di lingkungan sosial, baik lingkungan agama, maupun lingkungan hidup secara makro. NSI sebagai lembaga keagamaan secara ajek telah menanamkan ide-ide penyelamatan lingkungan sejak Ketua Umum I, (alm) Bp Senosoenoto, hingga Ketua Umum II, Bp Suhadi Sendjaja berdasarkan konsep Esyō-funi di atas, dalam konteks yang luas hingga dalam kehidupa berbangsa dan bernegara para umat yang mayoritas Keturunan Tionghoa. Pak Suhadi bahkan berhasil dengan diperolehnya status Eco-Vihara untuk Mahavihara – Ciapus pada tahun 2015 dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Selama lebih dari 10 tahun, atas bimbingan dan arahan NSI sebagai lembaga keagamaan, saya tersadar dan akhirnya menyadari peran dan fungsi sosial saya dalam kerangka kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Dengan bangga saya nyatakan saya sudah melakukan banyak hal untuk kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup, mulai dari lingkungan terkecil, rumah. Bapak, ibu, saudara sedharma lainnya tentunya bisa meniru perbuatan baik ini agar semakin banyak warga masyarakat tertular sikap hidup positif ini sehingga kondisi lingkungan hidup membaik paling tidak menjadi lebih rusak. Sebelum lebih lanjut ke pembahasan pribadi saya, ada baiknya kita simak dan teliti himbauan WWF yang saya baca di situs mereka sbb.: RAMAH PADA LINGKUNGAN Bahkan aktivitas paling sederhana yang dilakukan setiap hari, dapat membantu memulihkan planet kita yang kian rusak ini. Jangan tunda lagi, mari lakukan sekarang. Kelangsungan hidup berbagai mahluk hidup di muka bumi kian terancam. Sudah saatnya setiap orang ikut menangani dengan cara masing-masing dan sesegera mungkin. Pastikan semua menggunakan solusi dan teknologi yang ramah lingkungan! A. Hemat energi 1. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya Anda terus berkontribusi pada pemanasan global. Maret 2018 | Samantabadra
49
2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi. 3. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering. Jemur dan biarkan pakaian kering secara alami. B. Hemat air 1. Matikan keran saat sedang menggosok gigi. 2. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman. 3. Segera perbaiki keran yang bocor - keran bocor menumpahkan air bersih hingga 13 liter air per hari. 4. Jika mungkin, mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang paling boros air. C. Hemat kayu dan kertas 1. Selalu gunakan kertas di kedua sisinya. 2. Gunakan kembali amplop bekas. D. Kurangi, pakai lagi dan daur ulang (Reduce, Reuse and Recycle) 1. Bantulah mengurangi tumpukan sampah dunia. 2. Jangan gunakan produk ‘sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan cangkir plastik. 3. Gunakan baterai isi ulang. 4. Pilih kalkulator bertenaga surya. 5. Simpan makanan dalam wadah keramik, hindari aluminium/plastic foil dan bungkus plastik. E. Hemat energi 4. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya Anda terus berkontribusi pada pemanasan global. 5. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi. 6. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering. Jemur dan biarkan pakaian kering secara alami. F. Hemat air 5. Matikan keran saat sedang menggosok gigi. 6. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman. 7. Segera perbaiki keran yang bocor - keran bocor menumpahkan air bersih hingga 13 liter air per hari. 8. Jika mungkin, mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang paling boros air. G. Hemat kayu dan kertas 3. Selalu gunakan kertas di kedua sisinya. 4. Gunakan kembali amplop bekas.
50
Samantabadra | Maret 2018
H. Kurangi, pakai lagi dan daur ulang (Reduce, Reuse and Recycle) 6. Bantulah mengurangi tumpukan sampah dunia. 7. Jangan gunakan produk ‘sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan cangkir plastik. 8. Gunakan baterai isi ulang. 9. Pilih kalkulator bertenaga surya. 10. Simpan makanan dalam wadah keramik, hindari aluminium/plastic foil dan bungkus plastik. Konsumsi sumberdaya alam dan gaya hidup 7 miliar penduduk dunia saat ini telah melebihi kemampuan bumi untuk memulihkan diri secara alami dan menyangga kehidupan manusia secara berkelanjutan. Saat ini dibutuhkan 1½ bumi untuk dapat menopang gaya hidup dan konsumsi manusia. Demikianlah risalah World Wildlife Fund tentang kesadaran, kepedulian, tindakan kita akan kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Sekecil apapun hal yang kita lakukan, akan berpengaruh untuk kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup. Setelah ini, mari kita lihat dan dalami penerapan asas Esyō-funi melalui studi kasus pribadi saya sebagai hasil didikan NSI. Setiap butir saya bahas dengan dua sudut pandang: pengalaman tentang hal yang telah dilakukan dan anjuran untuk bapak/ibu/sdr. untuk menerapkannya secara lebih baik. Secara umum, telah saya lakukan semboyan reduce, reuse dan recycle dalam keseharian saya, baik di rumah, di kantor. Reduce berarti kurangilah penggunaan air, listrik, [barang] plastik dan kertas, reuse berarti gunakanlah kembali air limbah, [barang] plastik dan kertas dan recycle daur ulanglah [barang] plastik dan kertas menjadi sesuatu yang berbeda dan bermanfaat. Di Rumah 1. Mengumpulkan dan memakai kertas bekas dan amplop bekas layak pakai untuk cetak komputer atau drafting sesuatu atau menyimpan sekaligus mengirim sesuatu yang penting: Kertas bekas fotokopi atau cetakan, termasuk kertas kalender sobek, yang satu sisinya halaman kosong, dapat dimanfaatkan untuk tulis-menulis atau gambar-menggambar di sekitar rumah kami. Jika sudah terpakai ulang, barulah masuk ke butir 2. 2. Memilah-milah barang-barang buangan menjadi 2 kelompok [daur ulang] terpisah – kertas/ plastik dan botol: Sejak 5 tahun terakhir ini, di bekalang rumah kami selalu tersedia dua karung beras 25 Kg. Yang satu untuk kertas atau plastik dan satunya lagi untuk botol plastik. Dengan dua karung plastik ini, terciptalah “pabrik” pemilahan segala macam limbah kering, di rumah kami di Cipaku, Bogor: kantung pertama untuk segala macam kertas dan plastik alat elektronik kecil, bahkan baterai kering. Kantung kedua untuk segala macam botol dan wadah plastik. Jika sudah penuh sekitar 1 bulan, kami panggillah tukang sampah langganan untuk mengangkutnya tanpa memungut biaya penggantian darinya alias sepenuhnya hadiah untuk si bapak. 3. Menggunakan air bekas mandi untuk menyiram-nyiram atau cuci-mencuci: Dalam sehari kita berkemih lebih dari 5 kali. Kalau kita menyiram dengan 2 gayung air, sudah 10 gayung air terbuang. Ini air bersih. Apalagi kalau menggunakan mesin penguras/flush yang tersedia di toilet Maret 2018 | Samantabadra
51
modern! Sekali flush berarti 2-3 liter air bersih terbuang. Kalau kita gunakan air limbah, air bekas mandi yang sengaja ditampung dalam ember, paling tidak setengahnya sudah dihemat. Dengan logika berpikir inilah, sejak beberapa tahun terakhir ini saya terus menampung air bekas mandi untuk membersihkan toilet. Istri tercinta sengaja menampung air limbah bilasan cucian setiap harinya dan menggunakannya untuk sekadar mencuci tangan, mengepel dan menyiram air seni sekaligus untuk menyikat/membersihkan sepatu atau sandal. Ketika mencuci tangan pun, saya sempatkan diri untuk menampung air bekasnya. Bagaimana caranya? Setelah bersabun ria, siramlah tangan kiri dengan air bersih di atas ember. Tiga gayung cukup untuk membersihkan sabun di sini. Sesudah itu berpindah ke tangan kanan, siramlah. Dua gayung cukup untuk membersihkan sabun di tangan kanan. Jadi, sudah berapa isi ember kita? Lima gayung air limbah, siap untuk dipakai ulang! Kantung Belanja 4. Menggunakan kantung plastik lebih dari sekali: Begitu menerima kantung plastik dari manapun dengan kondisi masih kering dan bersih, saya terbiasa melipatnya rapi dan menaruhnya di tempat pool plastik keluarga atau di dalam tas kerja. Mengapa? Untuk digunakan kembali ketika perlu, entah untuk wadah makanan, membawa barang atau mengamakankan payung basah ketika hujan. Daripada Anda langsung buang dan menambah macet selokan atau tumpukan sampah dan ketika di TPA/Tempat Pembuangan Akhir bertahun-tahun baru hancur ? Anda bertanggung jawab, lho, atas perbuatan menambah merusak lingkungan, karma buruk, lho. 5. Menggunakan tas spunbond atau kain untuk keperluan membawa-bawa barang dari atau ke rumah: Kantung plastik sebaiknya dipakai berkali-kali kalau masih bagus daripada sekali pakai langsung dibuang. Hal ini sudah saya lakukan. Bahkan di dalam tas, saya kumpulkan plastik bersih berbagai ukuran agar tidak menjadi sampah begitu saja. Suatu saat di mana pun saya perlu mengemas makanan, kantung sudah tersedia! Tersedia juga tas spunbond atau kain jika sewaktuwaktu memerlukan wadah tambahan di luar tas kantor/ransel saya. Botol Minum 6. Memakai botol minum: Jika dibandingkan memakai botol minum dengan membeli air minum kemasan, tentunya memakai botol minum lebih ramah lingkungan karena tidak sekali pakai langsung dibuang. Sebagai pemerhati lingkungan, saya lebih memilih membawa sendiri botol minum yang bisa dicuci dan dipakai lagi ketimbang meminum air dari dalam botol kemasan yang cantik. Hal ini telah saya lakukan. Namun jika ada banyak botol Aqua di rumah – hasil pengumpulan pribadi setiap kali menemukan dan menerima suguhan air minum dalam kemasan dalam berbagai acara, kita masuk ke catatan no. 4. 7. Memakai ulang botol-minum air mineral selama 1 minggu sebelum dimasukkan ke karung daur ulang/recycle bag: Yang sudah saya praktekkan setahun terakhir ini ialah mengumpulkan botolminum air mineral yang saya peroleh dari bertamu, pesta, kantor, atau acara lainnya. Jika telanjur “membeli� atau menerima hadiah air minum kemasan, akan saya pakai berulang-ulang agar tidak mubazir atau menambah limbah begitu saja. Berkendara 8. Mematikan lampu besar mobil ketika antri di depan lampu merah pada malam hari: Pada malam hari ketika jarak antarmobil hanya beberapa Cm, saya matikan saja lampu besar karena silau dan yang lebih penting menghemat energi listrik di seputaran mobil saya, yang pastinya dihasilkan oleh accu dan ujung-ujungnya BBM. 52
Samantabadra | Maret 2018
9. Menyalakan pendingin udara jika sangat perlu: Hal ini pun terus saya lakukan begitu berkendara. Jaka udara sangat panas, sekalipun pada sore/malam hari – efek rumah kaca atau lapisan ozon yang bocor, apalagi mengangkut penumpang mau tak mau saya nyalakan. Jadi, sangatlah berhemat saya dalam hal ini. Namun, beberapa kali saya pernah mengalami memboroskan energi dunia secara tidak sadar‌ Salah seorang penumpang di kursi belakang menyalakan [double blower] AC belakang! Hari selanjutnya tanpa memeriksa AC belakang ini, saya jalankan mobil ke mana-mana di dalam kota. Jadilah pemborosan energi karena si AC terus menyala menyemburkan udara dingin sampai berjam-jam tanpa ada penumpang menikmati dingin dan sejuknya dia! Oh, no! Maka, janganlah lupa memeriksa pendingin udara di belakang pengemudi jika double blower. Biasakan lakukan hal ini agar ketika menyalakan mobil hari berikutnya tidak buang energi percuma karena pendingin udara belakang langsung menyala tanpa kita sadari. Peralatan Elektronik 10. Melepas steker peralatan elektronik yang tak digunakan dan charger telepon genggam dari tembok: Cobalah cermat listrik ketika mengisi ulang baterai telepon genggam atau kamera. Perhatikanlah pergerakan persentase pengisian dan lampu indikator setelah 1 jam pengisian. Ketika hampir 100%, apakah 90-99%, saatnyalah saya cabut perangkat listrik ini. Cabutlah kabelnya dari tembok, tidak hanya telepon genggamnya; charger terpasang di tembok tetap menyimpan listrik. Begitupun halnya lampu belajar/baca, pesawat TV atau radio/pemutar piringan/stereo set, kabel listriknya langsung dicabut begitu mesin dimatikan, termasuk di posisi stand-by; masih ada listrik di situ yang akan berpengaruh terhadap pemanasan global. 11. Menggunakan baterai AA dan AAA isi ulang (rechargeable): Sudah sangat umum kita membeli dan menyediakan baterai AA dan AAA di dalam rumah kita untuk mengganti baterai jam dinding, senter, mainan anak, tikusan komputer dan yang paling sering ialah remote control TV. Baru beberapa bulan ini saya mulai lagi menggunakan baterai isi ulang, baik yang paling kecil (AAA) untuk remote control TV maupun yang lebih besar (AA) untuk jam dinding. Ingatlah bahwa limbah baterai ini di Indonesia khususnya belum ditangani dengan benar, sekadar dibuang ke tanah dan akibatnya mencemari tanah yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas tanaman pangan kita. Dari segi harga, memang jauh lebih mahal, namun masa pakainya berkali-kali hingga 1.000 kali isi ulang! Kalau kita beli 1.000 baterai X Rp 3.000 = Rp 3.000.000! Berkendara: Melepas kaki dari pedal gas ketika jalan menurun: Perlukah mengegas ketika jalan menurun? Tak perlu! Lepaskan saja kaki dari pedal gas, maka kendaraan akan melaju lebih cepat tanpa tahanan mesin. Lakukan secara bijaksana dengan melihat situasi yang ada, sambil memasukkan lagi gigi tiga atau empat ketika terlalu cepat. Menggunakan kendaraan umum: Ketika sendirian bepergian di dalam atau ke luar kota, saya cenderung berkendaraan umum, apakah angkutan kota/desa, bus atau kereta demi menghemat bahan bakar minyak di mobil. Sungguh boros dan memboroskan energi dunia jika saya pergi jarak pendek atau jarak jauh berkendaraan pribadi. Apalagi sekarang di jalanan sudah banyak taksi atau ojek online yang jelas-jelas menambah jumlah mobil dan sepeda motor yang beredar. Dengan menggunakan jasa mereka, kita sudah mengurangi 1 mobil di jalan.
Maret 2018 | Samantabadra
53
Berjalan kaki menuju suatu tempat untuk jarak pendek: Sudah pasti saya berjalan kaki jika akan menuju suatu tempat berjarak pendek, 10 atau 15 menit. Berolah ragalah ketimbang bersepeda motor atau bahkan bermobil ketika hendak ke toko terdekat di kompleks kita. Di Kereta/Kantor Mengenakan masker-bisa-dicuci dalam perjalanan K.A.: Mengenakan masker di tempat umum, seperti di kereta atau bus umum berpendingin udara, sangat perlu untuk menjaga kesehatan apalagi ketika stamina sedang menurun. Hal ini saya lakukan hampir setahun terakhir ini. Awalnya dengan masker sekali pakai, namun tersadar saya akan limbahnya ketika setiap beberapa hari, maskernya dibuang ke tempat sampah. Apalagi ketika sebuah perusahaan obat memberikan masker yang bisa dicuci ketika membeli produknya semakin tersadarlah saya akan penghematan masker. Menunggu penumpang lift lainnya ketika akan menggunakannya: Janganlah menggunakan lift sendirian, di samping untuk keamanan, juga untuk menghemat energi listrik. Penggunaan energi listrik sudah pasti besar untuk sekali menarik atau menurunkan lift. Kalau naik, perlu lift, namun kalau turun, mengapa tidak menggunakan anak tangga agar otototot dan saraf kaki bergerak dan digerakkan? Mengumpulkan dan menggunakan tisu bekas untuk membersihkan kotoran: Tisu bekas kita sendiri, kita kumpulkan untuk berbagai keperluan - membersihkan bercak oli di mobil, tinta di fountain pen atau sekadar mengelap meja yang terkena percikan sayur. Kumpulkan saja dalam satu kantong kresek, suatu saat nanti bisa saya gunakan. Jangan gunakan tisu baru untuk membersihkan sesuatu. Tisu baru hanya untuk keperluan pribadi – membersihkan mulut setelah selesai makan atau minum, atau mengelap tangan sesudah makan Ketujuh belas hal yang sudah saya lakukan ini sejalan dengan himbauan WWF di atas. Hal ini sebagai pembuktian bahwa jika kita melaksanakan ajaran sang Buddha Niciren Daisyonin dalam kehidupan, pastilah selaras dengan pemikiran para ahli/akademisi. Istilahnya dengan mengetahui Dharma Buddha, pasti kita kuasai hukum masyarakat.Selaku warga semesta yang baik, umat NSI sebagai bodhisattva [muncul dari bumi] lebih merasakan dan berbuat banyak hal atas kelestarian dan pelestarian lingkungan hidup mulai dari hal-hal remeh di sekitar tempat tinggalnya. (Kyanne Virya)
54
Samantabadra | Maret 2018
kesehatan
Sekilas tentang HIV/AIDS Pada Kensyu Akhir Tahun 2017 yang lalu, umat NSI mendapatkan kesempatan untuk menerima pembekalan dari dra. Kristina Msi, seorang aktivis HIV/AIDS dan Kepala Bidang Promosi dan Pencegahan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta. Pada pembekalan mengenai HIV/AIDS, dra. Kristina memberikan penjelasan dan pengetahuan kepada umat NSI apa itu HIV/AIDS, dan bagaimana cara penularannya. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem imun manusia, sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV yang menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. HIV akan menyerang sel darah putih yang berperan sebagai tentara untuk melindungi tubuh kita dari infeksi. Ketika HIV telah memasuki sel darah putih untuk perkembangbiakannya, HIV akan membunuh sel tersebut, sehingga sistem kekebalan tubuh akan menurun dan membuat seseorang rentan terhadap berbagai macam penyakit. Virus HIV tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk, bersalaman atau
bersentuhan dengan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), menggunakan toilet bersama dengan ODHA, menggunakan peralatan makan atau minum bersama ODHA, serta tinggal serumah dengan ODHA. Penyebaran virus HIV hanya terjadi melalui kontak darah atau luka, menerima transfuse darah dari orang sudah terinfeksi HIV, ASI, hubungan seksual tidak aman, dan berganti-ganti pasangan. Dra. Kristina juga menjelaskan bagaimana kekerasan gender dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan HIV. Pasangan yang suka atau cenderung melakukan tindakan kekerasan beresiko lebih untuk memiliki banyak pasangan, oleh sebabnya, resiko untuk tertular HIV lebih besar. Selain itu, sulitnya menegosiasikan perilaku yang lebih aman dan baik kepada pasangan yang melakukan kekerasan juga menjadi penyebab resiko tertular HIV. Selain itu, perempuan lebih cenderung terinfeksi HIV karena 40% perempuan dengan HIV mengalami stigma dan diskriminasi berat, sehingga mereka takut untuk mengaku memiliki HIV untuk mendapatkan pengobatan yang menyebabkan menularkan virus tersebut kepada suami, dan anak-anaknya. Terlebih
lagi, 41,3% perempuan setuju harus berhubungan seks dengan suaminya tanpa kondom meskipun ia tidak menginginkannya. Sementara itu, laki-laki beresiko untuk tertular dan menularkan HIV kepada istri karena beberapa stereotip seperti laki-laki jantan harus berani mengambil resiko yang kemudian memicu kepada berganti-ganti pasangan, hubungan seks tanpa pengaman dan narkoba; stereotip tentang bahwa laki-laki adalah pengambil keputusan seperti keputusan untuk menggunakan kondom atau pembatasan kepada istri. Perempuan yang sering mengalami diskriminasi dan kekerasan rentan terhadap HIV karena ada kekerasan secara fisik, verbal dan seksual yang seringkali dilayangkan, sehingga perempuan takut untuk melaporkan terkena HIV untuk mendapatkan pertolongan atau pengobatan. Terakhir, dra. Kristina menekankan bahwa HIV/AIDS juga terjadi karena adanya kekerasan, oleh karenanya penting bagi keluarga untuk menjaga keharmonisan keluarga dan berkomunikasi dengan baik untuk mendapatkan pertolongan yang benar ketika terjangkit HIV/AIDS. ***
Maret 2018 | Samantabadra
55
kesehatan
Pembunuh dalam Senyap
D
iabetes adalah salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Apabila dibiarkan, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang secara perlahan dapat menyerang organ penting di tubuh manusia seperti mata (kebutaan), otak (stroke), hingga gagal jantung dan gagal ginjal. Sayangnya, banyak penderita diabetes yang baru menyadari penyakitnya ketika sudah terjadi komplikasi. Menurut hasil penelitian dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015, ada 415 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes, dan sekitar 10 jutanya terdapat di Indonesia. Jumlah penderita diabetes di Indonesia ini diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2040. 56
Samantabadra | Maret 2018
Mengenai penyakit diabetes, orang awam mengenalnya sebagai penyakit gula atau kencing manis. Sesungguhnya diabetes merupakan penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energi yang disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi membantu tubuh mendapatkan energi dari makanan.
memproduksi hormone insulin yang mencukupi atau insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi insulin). Pada umumnya diabetes tipe ini diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.
Gejala diabetes Mengetahui gejalagejala penyakit diabetes merupakan sesuatu yang penting untuk memeriksa kadar gula dalam darah. Segera ambil tindakan seperti mulai mengurangi Ada 2 tipe penyakit gula, rajin berolahraga, dan diabetes yaitu: memeriksa diri ke dokter Diabates tipe 1, yaitu apabila gejala diabetes keadaan tubuh sudah tidak dapat memproduksi hormon seperti d bawah ini mulai terlihat. insulin. Sehingga penderita harus menggunakan suntikan - Berat badan turun insulin dalam mengatur gula drastic darahnya. - Mudah terjadi infeksi Diabetes tipe 2, yaitu pada kulit, saluran kencing terjadi karena tubuh tidak dan gusi
- - - - - - -
Sering buang air kecil Sering merasa haus Mudah mengantuk Luka susah sembuh Badan terasa lemah Penglihatan kabur Sering merasa lapar
- Mengatur berat badan - Makan buah dan sayuran - Berhenti merokok - Berolahraga rutin
Penyakit diabetes baik Mengapa diabetes tipe 1 atau tipe 2 merupakan berbahaya? penyakit kronis dan bersifat Diabetes merupakan seumur hidup. Hingga salah satu penyakit paling saat ini, belum ada obat berbahaya di dunia. Salah yang benar-benar dapat satu penyebab diabetes menyembuhkan penyakit adalah kontrol gula yang tersebut. buruk. Tapi masih ada harapan Dengan kontrol gula darah untuk pengobatan dan yang buruk seseorang akan pencegahan penyakit mengalami komplikasi jangka diabetes. Penyakit diabetes panjang seperti stroke, tipe 1 tidak bisa dicegah, penyakit jantung, kebutaan, karena terjadi akibat sistem gagal ginjal, penyakit pada kekebalan tubuh menyerang pembuluh darah dan sel-sel yang sehat karena kerusakan syaraf sehingga dianggap zat asing yang menyebabkan amputasi berbahaya. pada anggota tubuh, serta Pada diabetes tipe 1, terjadi gangguan ereksi pada sistem kekebalan menyerang pria. sel pankreas dan merusak kemampuannya untuk Cara mencegah diabetes menghasilkan insulin. Selain Kita disarankan untuk virus yang menjadi pemicu mencegah penyakit diabetes terjadinya proses ini, faktor sejak dini. Salah satu caranya gen juga ikut berperan adalah dengan mengubah karena aada sebagian orang gaya hidup yang lebih sehat. yang lebih rentan menderita Untuk mencegah diabetes, diabetes. kembangkan gaya hidup Untuk diabetes tipe 2 sehat sejak sekarang. Ada atau yang biasa disebut beberapa langkah yang dengan penyakit kencing mudah dilakukan untuk manis biasanya diderita oleh memulai gaya hidup yang orang dewasa dan berkaitan sehat antara lain: dengan obesitas dan cenderung diturunkan dalam
keluarga. Penyakit diabetes tipe 2 masih bisa dihindari dengan cara menjaga berat badan, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, cukup istirahat, dan rajin berolahraga. Referensi: http://vik.kompas.com/diabetes/
Maret 2018 | Samantabadra
57
wawasan
KEK Mandalika: Pesona Sepuluh Hal Tentang Bitcoin Alam Baru di Pulau Lombok F
enomena kemunculan Bitcoin dan perkembangannya yang pesat, membuat banyak pengguna internet penasaran, benda apa itu sebenarnya. Banyak pertanyaan yang dilontarkan user soal Bitcoin dengan menggunakan berbagai search engine. Berikut sepuluh di antaranya yang paling populer, berdasarkan keyword pencarian di Google. 1. Apa Itu Bitcoin? Bitcoin adalah sebuah cryptocurrency, atau sejenis mata uang digital, yang diluncurkan pada 2009 oleh seorang anonim dengan menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto. Dengan berbasis teknologi blockchain yang dikombinasikan dengan enkripsi, Bitcoin menawarkan sebuah cara untuk mengirim uang digital secara peer-to-peer yang aman, meskipun tanpa pengawasan pemerintah atau regulator. 2. Bagaimana Cara Membeli Bitcoin? Bitcoin dapat dibeli dengan menggunakan mata uang konvensional, seperti dollar. Di samping itu Bitcoin juga dapat dibeli menggunakan cryptocurrency lain seperti Ethereum atau Litecoin. Untuk memungkinkan hal tersebut, beberapa situs pun hadir menyediakan layanan jual-beli Bitcoin. 3. Dimana Bitcoin Bisa dibeli? Tempat yang paling umum untuk membeli Bitcoin adalah melalui sistem penukaran online. Meski begitu, tiap situs memiliki tingkat kepercayaan dan keamanan yang berbeda, ditambah banyaknya hacker yang mengincar Bitcoin. Untuk itu, penting dalam mencari situs 58
Samantabadra | Maret 2018
yang sudah diatur dengan regulasi. Contohnya, di Amerika Serikat, Coinbase menjadi salah satu pilihan yang terpercaya. 4. Bagaimana Melakukan Investasi dengan Bitcoin? Banyak pembeli Bitcoin dan cryptocurrency lain percaya bahwa teknologi ini dapat merevolusi sektor keuangan dunia dan menggoyang mata uang konvensional. Mereka melihat Bitcoin seperti aset yang serupa dengan emas, dengan memegang teguh strategi jual dan tahan secara jangka panjang. Prinsip tersebut kerap disebut sebagai HODL (hold on for dear life). Untuk menerapkannya, cukup memindahkan sejumlah aset ke dompet Bitcoin untuk menjaganya tetap aman sampai diputuskan untuk menggunakannya atau menjualnya. 5. Bagaimana Cara Kerja Bitcoin? Bitcoin bekerja dengan merekam setiap transaksi yang terjadi di dalam jaringannya, sehingga para pemain nakal tidak dapat mengubah maupun menghapus data tersebut. Setiap pengguna Bitcoin memiliki kode terenkripsi yang berguna sebagai nomor rekening atau alamat untuk melakukan transaksi. Seluruh kegiatan tersebut akan tervalidasi dan dimasukkan ke blockchain melalui proses yang dinamakan ‘penambangan’. 6. Apa itu Penambangan Bitcoin? Menambang adalah sebuah mekanisme untuk menerbitkan Bitcoin baru, yang juga sekaligus sebagai cara agar transaksi tervalidasi dan dapat diterima. Penambangan ini memerlukan penyelesaian permasalahan komputasi berbentuk puzzle cryptographic yang kompleks. User yang berhasil menyelesaikan puzzle tersebut akan mendapatkan insentif berupa 12,5 BTC per blok, dan berlaku kelipatannya. 7. Bagaimana Cara Menambang Bitcoin? Bitcoin adalah sistem yang terbuka, jadi siapapun diperbolehkan untuk bergabung ke dalamnya sebagai penambang. Kegiatan menambang sendiri bukan hal yang mudah. Diperlukan hardware dengan spesifikasi yang mumpuni untuk menyelesaikan puzzle cryptographic menggunakan microchip bernama ASIC atau melalui serangkaian GPU yanh digabungkan. 8. Berapa Banyak Bitcoin yang Tersedia? Bitcoin hanya memiliki stok hingga 21 juta BTC sampai saat ini, dengan perkiraan 17 juta diantaranya sudah diproduksi, atau sekitar 80% dari total persediaan. 9. Berapa Harga Bitcoin Saat Ini? Per 27 Januari 2018, 1 BTC memiliki nilai sekitar USD 11.100 (Rp 147 juta), berdasarkan data dari CoinDesk. 10. Apa itu Bitcoin Cash? Bitcoin Cash merupakan hasil perpecahan dari sistem blockchain yang digunakan Bitcoin, dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah transaksi dengan menyesuaikan pada sebuah blok. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi ongkos transaksi dan waktu konfirmasi. Aksi ini pun bisa disebut sebagai ‘boikot’ karena menyangkut masalah ideologi pada komunitas Bitcoin. Referensi: https://inet.detik.com/cyberlife/d-3836648/10-hal-paling-dicari-soal-bitcoin
Maret 2018 | Samantabadra
59
S
abang punya Tugu 0 Km yang menjadi titik paling barat di Indonesia. Melintasi tugu ini, kita akan mendapat sertifikat sebagai Pelintas Ujung Barat Indonesia. Sabang berada di Pulau Weh sebagai pulau utama. Selain itu ada Pulau Klah, Seulako, Rubiah dan Rondo. Kecantikan Sabang sudah tidak diragukan lagi, Pulau Weh dan Pulau Rubiah jadi bukti otentiknya. Dihimpun dari berbagai sumber, pada tahun 2016 Tugu O Km menjadi destinasi yang sering diburu wisatawan di Sabang. Tugu Nol Kilometer sendiri diresmikan pada tahun 1997 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia waktu itu, Bapak 60
Samantabadra | Maret 2018
Try Sutrisno. Tugu Nol Kilometer Indonesia adalah tugu setinggi 43,6 meter dengan letak geografis yang berada pada Garis Lintang 05° 54’ 21.42” LU dan Garis Bujur 95° 13’ 00.50” BT. Penentuan posisi geografis ini diukur oleh pakar BPP Teknologi dengan menerapkan teknologi satelit Global Positioning System (GPS). Selain bisa berfoto di depannya, kita juga bisa mendapatkan sebuah sertifikat bernama Sertifikat 0 Km Indonesia. Sertifikat ini bisa jadi bukti bahwa kita pernah berkunjung ke Indonesia paling barat. Tinggal menyebutkan nama lengkap, serta membayar biaya administrasi
yang sangat terjangkau, sertifikat akan langsung dicetak saat itu juga. Sertifikat ini lengkap dengan nomer pengunjung ke berapa serta stempel dan tanda tangan asli pejabat yang berwenang. Jika tertarik berkunjung ke Tugu 0 Km, langsung saja meluncur ke Sabang. Dari Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, kita dapat menyeberang menggunakan Kapal Express Rondo selama 45 menit sampai ke Pelabuhan Balohan, Sabang. Sesampainya di Sabang, untuk menuju ke Tugu 0 KM, perjalanan akan dilanjutkan selama kurang lebih satu jam hingga satu setengah jam perjalanan. Meski perjalanan cukup lama, namun semua
akan terbayar tuntas dengan pemandangan yang luar biasa indah. Wajib rasanya jika liburan ke Sabang, mampir ke Tugu 0 Kilometer ini. Jangan lupa untuk mencetak sertifikat sebagai kenang-kenangan sudah pernah berkunjung ke Titik 0 Km Indonesia! Informasi wisata soal Sabang makin mudah diperoleh secara online dengan jaringan internet yang kuat di sana. Referensi: https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3187875/tugu-0-km-sabang-bertualang-dari-titik-paling-barat-indonesia
Resep Sempol Ayam Bahan-bahan 1. Setengah kilo dada ayam fillet 2. 300 gr tapioka/kanji 3.1 batang daun bawang 4. 1 sdt merica 5. 1 sdm garam 6. 1/2 sdt gula 7. 1 sdm kaldu jamur 8. Minyak goreng 9. Tusuk sate Cara Membuat 1. Giling ayam sampai halus 2. Tuang ke baskom/ mangkok, tambahkan kanji dan air sedikit demi sedikit agar tidak terlalu lembek. 3. Tambahkan daun bawang yg telah di iris-iris. 4. Tambah gula, garam, dan kaldu. 5. Aduk merata. 6. Olesi tangan dengan minyak goreng terlebih dahulu, agar mudah menempelkan adonan ke tusuk sate. 7. Rebus sampai matang. 8. Angkat, tiriskan, lalu celupkan di kocokan telur sebelum di goreng. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/4275371-sempol-ayam
1
V 2
3
N
G
A
B
E
N
4
B
K 5
K
L
J
O
E
N
6
B
O
N
O
E
S
O
K
U
B
O
D
I 7
K
8
D
K
A
I
Y
J
I
A
E
C
G
R
I
9
E
N
P
A
S
S
A
R
E 10
Y
Y
O
O
11
Z
A
N
B
U 12
S
F
U
O
14
N
E
K
Y
O
L
15
M
U
Y
N
16
I
N
G
A
G
U
J
S
I
K
T
17
H
B
13
C
E
18
O
L
I
D
A
Y
U
W
E
E
K
E
K
N
D
K 19
I
P
20
I
A
K
W A
A
I M
21
E
E
M
N N O
Jawaban TTS Maret 2018
P
A
T
Y
E
O
R
H O
Maret 2018 | Samantabadra
61
dunia anak Hai anak-anak NSI! Coba cari perbedaan kedua gambar di bawah. Ada berapa perbedaan yang kamu temukan?
Sumber: http://nannyoptions.ie/category/nanny-information/arts-crafts/spot-the-difference/
62
Samantabadra | Maret 2018
pengumuman
Jadwal Pelatihan Ketrampilan NSI Kelas Memasak Selasa Minggu ke-1 (Pertemuan Ibu) Jam 10.00-12.00 Selasa Minggu ke-2,3,4 Jam 13.00-15.00 Peserta belajar untuk ahli membuat makanan dengan ahli-ahli memasak yang sudah berpengalaman.Â
Kelas Prakarya Kamis Jam 13.00-15.00 Peserta mampu menghasilkan karya-karya kerajinan tangan yang bermanfaat untuk kreativitas dan wirausaha mandiri. Tempat: Vihara Sadaparibhuta NSI. Jl. Minangkabau Jakarta Selatan. Info lebih lanjut 0218311844.
Dana paramita dapat disalurkan melalui:
Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.
Berita Duka Cita
Ibu Ong Giok Kie
Bapak Supranoto Tedjokusumo
Ibu The Kian Nie
Meninggal pada usia 76 tahun 25 Desember 2017 Umat NSI Bogor Jawa Barat
Meninggal pada usia 73 tahun 17 Januari 2018 Umat NSI Surabaya Jawa Timur
Meninggal pada usia 66 tahun 24 Januari 2018 Umat NSI Tangerang Banten
Bapak Tjeng Khiok Pheng (Suami dari Ibu Ta Ling)
Ibu Eni
Meninggal pada usia 73 tahun 26 Januari 2018 Umat NSI Pontianak Kalimantan Barat
Meninggal pada usia 76 tahun 05 Februari 2018 Umat NSI Bogor Jawa Barat
Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.
Maret 2018 | Samantabadra
63
1 2 silang teka teki
3
4 5
6
1 1
2
3
2
3
7
8
4 4
5
9 5
6
6
7 7
8
8
10
11
9
9
12 10
10
14
11
11
12
15
14 14
12
13
13
16
15
16
15
17
13
16
18
17
18
17
18
19
20 19
19
20
20
21 21
MENDATAR
MENDATAR
MENDATAR
21
MENURUN
MENURUN
MENURUN
2. Upac ara pembakaran 1. Bahan yang digunakan untuk 2. Upac ara pembakaran mayat yang ada mayat yang ada 1. Bahan yang digunakan untuk di Bali menghasilkan kekebalan tubuh pembakaran mayat yang ada 1. Bahan yang digunakan untuk di Bali 2. Upacara menghasilkan kekebalan tubuh. 6. Hawakesadaran napsu adalah kesadaran (Istilah 3. Sajian khas Bali, Sejenis lonto 6. Hawa napsu adalah (Istilah 3. Sajian khas Bali, Sejenis lontong / di Bali menghasilkan kekebalan tubuh. Jepang) ketupat yang dibungkus oleh j Jepang) ketupat yang dibungkus oleh jamur, 6. Hawa napsu kesadaran (Istilah 3. Sajian khas Bali, Sejenis lontong / denga 7. Ibu kotaadalah provinsi Bali biasa disajikan bersama 7. Ibu kota provinsi Bali biasa disajikan bersama dengan kuah Jepang) yang dibungkus oleh jamur,& sam 10. Meninjau diri (Istilah Jepang) kare,& telur rebut , ayam (Istilah Jepang) 10. Meninjau diri kare, telur ketupat rebut , ayam sambal 12. kota Ajaran perantara 7. Ibu provinsi Bali (Istilah Jepang) 4. Nama Ibu dari biasa disajikan kuah 4. Nama bersama Ibu dari dengan Yasyiro. 12. Ajaran perantara (Istilah Jepang) Yasyiro. 15.sesaat Sebab akibat sesaat (Istilah Jepang) 5. Sajian khas Bali terbuat 15. Sebab 10. akibat (Istilah Jepang) 5. Sajian khaskare, Bali yang terbuat dari jamur Meninjau diri (Istilah Jepang) telur rebut , ayam & yang sambal 17. Liburan (Istilah Inggris) tiram, lalu dic ampur dengan an 17. Liburan12. (Istilah Inggris) tiram, lalu dic ampur dengan aneka Ajaran perantara (Istilah Jepang) 4. Nama Ibu dari Yasyiro. 18. AkhirInggris) pekan (Istilah Inggris) bumbu rempah, parutan kelapa 18. Akhir pekan (Istilah bumbu rempah, parutan kelapa & 15. Sebab akibat sesaat (Istilah Jepang) 5. Sajian khas Bali yang terbuat dari jamur 19. Pandai santan. 19. Pandai santan. 17. Liburan (Istilah Inggris) tiram, lalu dicampur dengan aneka 21. 2 x 2 6. Ajaran Khusus (Istilah Jepang) 21. 2 x 2 6. Ajaran Khusus (Istilah Jepang) 8. Kesatuan subjek dan lingkungan (Istilah 18. Akhir pekan (Istilah Inggris) bumbu8. rempah, parutan kelapa Kesatuan subjek dan & lingkunga Jepang) 19. Pandai santan. Jepang) 9. Musim (Istilah Inggris) Musim(Istilah (Istilah Inggris) 21. 2 x 2 6. Ajaran9.Khusus Jepang) 1/2 (Istilah 8. Kesatuan subjek dan lingkungan Jepang) 9. Musim (Istilah Inggris)
1/2
64
Samantabadra | Maret 2018
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan Maret 2018
Jadwal Kegiatan Susunan NSI Bulan Maret 2018
Tanggal 01 02 03 04
Hari Kamis Jumat Sabtu Minggu
05 06 07
Senin Selasa Rabu
08 09 10 11 12 13
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa
14
Rabu
15 16 17 18
Kamis Jumat Sabtu Minggu
19 20 21
Senin Selasa Rabu
22 23
Kamis Jumat
24 25 26 27 28
Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu
29 30 31 01 April
Kamis Jumat Sabtu Minggu
Jam
Kegiatan
Tempat
19:00 10:00 10:00 10:00 14:00
Pertemuan GM Jabodetabek Pertemuan Anak Jabodetabek Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.1
19.00
Pendalaman Gosyo Pimpinan Jabodetabek
19.00
Ceramah Gosyo
Daerah Masing-Masing
10.00 19.00 12.00 14.00 19.00 19.00
Pertemuan Anak-Anak Daerah Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Wanita Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum
Daerah Masing-Masing Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1
19.00
Pertemuan cabang
Daerah masing-masing
10.00 14.00 19.00
Pertemuan GM Daerah Pertemuan Lansia Umum Pertemuan Pelajaran Anak Cabang
Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2
14.00 19.00
Pertemuan Wanita Daerah Pertemuan Pria Daerah
Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing
19.00 17.00 19.00
Pertemuan Anak Cabang Kensyu Generasi Muda Kensyu Generasi Muda Kensyu Generasi Muda Pertemuan 4 Bagian
Daerah Masing-Masing Mahavihara Saddharma NSI Mahavihara Saddharma NSI Mahavihara Saddharma NSI Daerah Masing-Masing
13.00 19.00
Pendalaman Gosyo Dharma Dhuta Pertemuan DPD & DPW Jabodetabekcul
Vihara Sadaparibhuta NSI Vihara Sadaparibhuta NSI
19.00 17.00
Pertemuan DPD Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum
Daerah Masing-Masing Mahavihara Saddharma NSI Mahavihara Saddharma NSI Maret 2018 | Samantabadra
65
Vihara & Cetya
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang
PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
66
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821
Samantabadra | Maret 2018
Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201
Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510