Samantabadra SAMANTABADRA | MEI 2018 | NOMOR. 292
Satu aksara Saddharmapundarika-sutra ini dirombak menjadi bulan, bulan dirombak menjadi Buddha. Padi dirombak menjadi batang padi; batang padi tumbuh menjadi rumput; rumput dirombak menjadi beras; beras dimakan menjadi darah daging manusia; manusia berdasarkan Saddharma dirombak menjadi Buddha. Wanita dirombak menjadi badan pokok satu aksara Myo. Satu aksara Myo adalah Buddha Sakyamuni di atas singgasana bunga teratai. Surat Balasan kepada O Nicinyo Dono
gosyo kensyu SURAT KEPADA IBU DARI OTO GOZE gosyo cabang SURAT BALASAN KEPADA O NICINYO DONO liputan KENSYU GENERASI MUDA NSI Q1 2018
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
M
e
i
2 0 1 8
05 # 292
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pdt. Utama Suhadi Sendjaja Surat Balasan kepada Nyonya Gyobu Saemon No Jo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 31 Maret - 01 April 2018
Nammyohorengekyo, Ajaran Saddharmapundarikasutra menjelaskan bahwa kita harus menimbulkan kesadaran Buddha kalau ingin berbahagia. Di dalam jiwa kita, ada 10 macam perasaan jiwa yang terus bergejolak setiap hari. Perasaan jiwa kita juga mencakupi dunia neraka. Pada ajaran agama Buddha, dunia neraka ada dalam perasaan jiwa kita sendiri yang menderita. Sebagai contoh, ibu dari Maudgalyayana menderita karena terjatuh pada dunia kelaparan, salah satu dari dunia buruk. Oleh karena itu, sama seperti Maudgalyayana, kita yang masih hidup harus ada keinginan untuk menolong orangtua kita yang sudah meninggal.
Namun, walaupun Maudgalyayana telah menyumbang kepada bhikkhu-bhikkhu, itu hanya dapat menolong ibunya untuk sementara waktu. Itu karena Maudgalyayana mengikuti ajaran sementara. Maka dari itu, sebetulnya perbuatan yang dapat dilakukan untuk menolong orangtua kita dan berbudi bakti kepada mereka, maupun yang masih hidup atau yang sudah meninggal, dan satu-satunya cara adalah untuk menyumbang Nammyohorengekyo kepada orangtua. Kalau orangtua masih hidup, kita dapat mengajak orangtua untuk bisa melaksanakan Nammyohorengekyo. Kalau orangtua sudah meninggal, kita dapat mengirim Nammyohorengekyo kepada mereka; mengirim dalam arti mendoakan mereka.
Tapi, yang harus mengirim tersebut bukanlah seorang Bhikkhu, tapi keluarganya sendiri, karena adanya hubungan gaib kenzo kumyo, antara jiwa dan jiwa. Doa yang memiliki kekuatan yang paling besar adalah doa dari keluarga. Ajaran non-Buddhis mengajarkan bahwa landasan dari berbudi bakti adalah prinsip taat dan setia. Sementara itu, di dalam ajaran Buddhis, kita diajarkan untuk berbudi bakti. Bakti disini berarti memelihara dan merawat orangtua sampai meninggal. Maka, kalau kita tidak melaksanakan budi bakti dengan landasan kesadaran Buddha, kita tidak akan bisa menolong orangtua kita. Ibu dari Maudgalyayana tidak dapat mencapai kesadaran Buddha karena beberapa hambatan dalam Mei 2018 | Samantabadra
1
dunia pratekya dan sravaka, berarti Maudgalyayana belum berbudi bakti yang sesungguhnya. Sebetulnya, kita memang harus mentaati orangtua. Namun, kalau orangtua melarang syinjin kita, pada saat itu kita boleh tidak menuruti mereka. Buddha Sakyamuni sendiri pun begitu; ayahnya tidak mengizinkannya untuk meninggalkan kerajaan, tapi beliau tidak menuruti perkataan ayahnya. Tapi, ketika Pangeran Siddharta mencapai kesadaran Buddha, beliau langsung kembali ke kerajaan dan menolong orangtuanya, berbudi bakti secara membimbing ayahnya yang masih hidup dan membimbing ibunya yang sudah meninggal melalui perasaan jiwa. Namun, beliau tidak dapat meyelamatkan orangtuanya karena belum menjelaskan Saddharmapundarikasutra kepada mereka, dan beliau pun menyesali hal tersebut. Dalam konteks ini, kita harus bisa menyadari betapa beruntungnya kita, karena walaupun kita bukan Buddha, kita merupakan orang-orang yang dilahirkan tepat waktu dengan berlakunya Saddharmapundarikasutra, sehingga kita dapat 2
Samantabadra | Mei 2018
menolong diri kita sendiri untuk mencapai kesadaran Buddha dan menolong orangtua kita untuk mencapai tujuan yang sama. Jadi, menurut ajaran agama Buddha Niciren Daisyonin, berbudi bakti adalah perilaku umat manusia, dan berbudi bakti adalah perilaku yang merupakan karma baik. Memang memperingati orang-orang yang sudah meninggal dalam perayaan Cheng Beng dan Ullambana itu tidak salah, namun agama Buddha meluruskan bahwa seharusnya kita setiap hari terus mendoakan orangtua kita yang sudah meninggal. Welas asih dari seorang ibu sangat besar. Maka itu, bagi kita umat manusia, balas budi kepada ayah dan ibu merupakan sesuatu yang harus kita lakukan. Balas budi yang paling berkualitas adalah ketika kita memberikan Nammyohorengekyo kepada orangtua. Saddharmapundarikasutra mengajarkan bahwa ketika jiwa kesadaran kita muncul, berarti kita berbuat sebab dari kesadaran Buddha dan akibat dari kesadaran Buddha pula, berarti kita hidup dengan bahagia. Dalam gosyo ini,
ditekankan bahwa kita harus memansuiakan diri kita sendiri. Jangan kata menjadi Buddha, menjadi manusia saja tidak mudah. Maka itu, kita harus memanusiakan diri kita dulu, dan kita harus bisa menjalankan hal yang paling mendasar, yaitu berbudi bakti kepada ayah dan ibu. Sebetulnya yang namanya bahagia berurusan dengan perasaan jiwa, dari 10 alam. Di samping itu, memang memiliki sandang, pangan dan papan yang memadai memang penunjang untuk semakin memberikan warna kebahagiaan. Tetapi, intinya kebahagiaan itu urusan perasaan. Perasaan jiwa kita harus selalu ada di dunia Buddha, sehingga menjadi sumber kekuatan untuk berlangsungnya sebab dan akibat. Hidup kita sebetulnya hanya terdiri dari irama yang terus menurus; sebab dan akibat. Dari sebab-sebab yang kita perbuat, kita bisa menolong anggota keluarga kita dari tujuh turunan ke atas dan tujuh turunan ke bawah. Kalau kita ada di dunia Buddha, kita menjadi seorang yang kuat, suci, bebas dan tenang, sehingga kekuatan kita besar. Kita dapat mengatasi kesulitan dan tidak terikat; memiliki
jiwa yang siap untuk tugas kosenrufu. Maka itu, Gosyo ini mementingkan sebuah bimbingan, untuk berbalas budi yang sesungguhnya. Hal ini bisa terjadi hanya kalau kita sendiri berbuat sebab-sebab yang baik. Kita harus terus memilih dan memutuskan ucapan, perilaku dan tindakan untuk membuat karma yang paling baik, dan itu merupakan sebuah pilihan. Namun, untuk berbuat karma baik, banyak sekali godaannya; 3 rintangan dan 4 iblis. Semua ini terus berlangsung selama kita lahir, tua, sakit, mati. Ketika kita meninggal, perasaan jiwa kita yang terdiri dari 3 unsur: ketai, kutai dan cutai. Ketika kita hidup, ketiga unsur ini berpadu, menyatu secara sempurna. Dharmakaya mengikat fisik (nirmanakaya) dan perasaan jiwa kita (sambogakaya). Tapi, kalau suatu waktu kita meninggal, Dharmakaya tidak lagi bisa mengikat Sambogakaya dan Nirmanakaya. Kekuatan untuk mengikat keduanya pun lepas, sehingga kondisi karma dari perasaan jiwa pun lepas dan masuk ke alam semesta. Perbuatan yang paling baik sebagai
seorang manusia adalah mempercayai Nammyohorengekyo, melaksanakan hidup berdasarkan Nammyohorengekyo dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Cara hidup berdasarkan Hukum Saddharmapundarikasutra adalah untuk hidup dengan memikirkan kebahagiaan orang lain. Menyebarluaskan Nammyohorengekyo disini tidak berarti semua umat manusia harus menjadi umat Niciren Syosyu. Namun, memasyarakatkan dan membantu orang lain memahami cara berfikir Niciren Daisyonin juga termasuk salah satu wujud syaku buku. Syaku buku ini bukan hanya bermanfaat bagi orang lain, tapi juga mematahkan kesesatan diri sendiri. Syaku buku bukan berarti mengencam orang lain sampai mereka percaya kepada hukum ini. Sampai nanti, andai kata Hukum Nammyohorengekyo ini tersebarluas ke seluruh umat manusia, tentunya tidak semuanya akan menjalankan syinjin dengan sungguh-sungguh. Ada yang menjalankan Nammyohorengekyo dengan sungguh hati, ada yang sebatas mendukung
saja, dan pasti ada juga orang-orang yang menentang Hukum Nammyohorengekyo. Meskipun begitu, ajaran ini pasti tersebarluas karena merupakan ramalan dari Buddha. Maka dari itu, NSI terus mengambil setiap kesempatan untuk membangun vihara di berbagai daerah, karena umat kita pasti terus berkembang. ***
Mei 2018 | Samantabadra
3
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Balasan kepada Nyonya Gyobu Saemon No Jo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum, Mahavihara Saddharma NSI 31 Maret - 01 April 2018
Nammyohorengekyo,
disini berarti taat kepada peraturan, taat kepada orangtua, Dalam memperingati setia kepada keluarga dan ketiga belas tahun meningnegara. Hukum Buddha juga gal ibunya, Nyonya Gyo Bu menekankan pentingnya budi Saemon No Jo memberi sum- bakti, yang mencakup ketabangan sebanyak 20 kanmon atan dan kesetian tersebut. sebagai persambahan kepada Maka itu, pentingnya budi Niciren Daisyonin. bakti juga disampaikan mePertama-tama, surat lalui sebuah kiasan yang berini menjelaskan mengenai bunyi, “Matahari dan bulan pentingnya berbudi bakti dan tidak rela memberi sinarnya perbedaan perspektif antara kepada orang yang tidak ajaran non-Buddhis dan ajaberbudi bakti.� Hal ini berarti ran Buddhis mengenai budi orang yang tidak berbudi bakti. bakti tidak akan menerima Niciren Daisyonin juga penerangan, kehangatan, mengungkapkan penyesalan- ataupun ketenangan. nya karena beliau belum Dewa Bumi juga menmenjalankan budi bakti gatakan bahwa ia bisa kepada ibunya saat ibunya menanggung bumi besar, masih hidup, dan beliau me- berserta dengan semua umat nyadari hal itu dengan mendan makhluk. Dewa Bumi jalankan ajaran dari Buddha berkata bahwa dirinya tidak Sakyamuni. keberatan ataupun kesakiDikatakan bahwa potan menyangga bumi, walau kok penting dalam ajaran sambil bergerak di angkasa. non-Buddhis adalah untuk Tetapi, ia berkata bahwa ia menjadi orang-orang yang merasa sakit-sakitan dan taat dan setia. Taat dan setia keberatan ketika menopang 4
Samantabadra | Mei 2018
bumi di kediaman orang yang tidak berbudi bakti. Maka, di tempat-tempat tersebut, bumi besar sering berguncang. Berguncangnya bumi besar dapat berupa gempa bumi yang sering terjadi, polusi, peperangan, penyakit, dan lainnya. Semua ini karena dasar perasaan jiwa yang buruk dan keseganan untuk berbudi bakti. Pada Masa Akhir Dharma, zaman semakin keruh dan semakin banyak pengaruh buruk, sehingga banyak sekali jumlah orang yang tidak berbudi bakti, melebihi debu-debu diatas bumi ini. Di samping itu, orang yang berbudi bakti jumlahnya sangat sedikit, tidak melebihi jumlah pasir diatas kuku. Alasan dibalik ini adalah bahwa umat manusia pada zaman sekarang, terutama generasi muda, menganggap
berbudi bakti kepada orangtua merupakan kesusilaan kuno. Karena keruntuhan sistem kekeluargaan dan bangkitnya individualisme, orang-orang kurang memperhatikan orangtua, memusatkan semua perhatian kepada diri mereka sendiri. Bila dipandang berdasarkan Hukum Buddha; filosofi berbudi bakti menekankan bahwa budi bakti merupakan kewajiban kita sebagai manusia. Disini kita ditegaskan, bahwa jika kita ingin menjadi anak yang berbudi bakti, kita harus mengutamakan pencapaian kesadaran Buddha, baru bisa berbudi bakti yang sesungguhnya. Maka itu, pada zaman sekarang, sedikit sekali anakanak yang ingin berbudi bakti; sedikit sekali yang ingin menjalankan sopan santun dan budi pekerti seperti dulu. Itulah sebabnya jumlah orang yang berbudi bakti pada masa sekarang sedikit, seperti pasir di atas kuku. Kemudian, dalam surat ini, penderitaan seorang ibu ditekankan berkali-kali karena mereka rela dan dengan tulus mengalami penderitaan dan rasa sakit tersebut demi kehidupan anaknya. Bukan hanya melahirkan, seorang orangtua juga harus merawat dan mengurus anaknya seiring berjalannya waktu.
Maka itu, sebagai anak, ada beberapa tingkat budi bakti; Budi bakti berdasarkan ajaran Non-Buddhis mencakup budi bakti berupa materi (memberikan makanan, uang, dsb.) dan menuruti perkataan orangtua; yang masih merupakan budi bakti yang rendah. Namun, budi bakti berdasarkan ajaran Buddhis, yang paling utama adalah untuk memberikan jalan bagi pencapaian kesadaran Buddha, dan menyebarluaskan (men-syaku buku) Nammyohorengekyo kepada mereka, agar orang tua yang masih hidup dapat mencapai kesadaran Buddha. Kalau orangtua sudah meninggal, anaknya lah yang harus menjalankan dengan sungguh-sungguh, sehingga dalam pencapaian kesadaran Buddha dapat memberi rezeki dan kebahagiaan kepada orangtua. Sebagai contoh, Maudgalyayana dapat melihat penderitaan ibunya, dan ingin memberikan kebahagiaan bagi ibunya dengan kekuatan gaibnya. Untuk itu, Maudgalyayana menyumbang makanan kepada Bhikku-Bhikkhu. Kalau diri kita sendiri belum mencapai kesadaran Buddha, orangtua dan lingkungan pun tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Maka, Buddha mengatakan bahwa jalan
satu-satunya adalah ajaran sebenarnya, yakni Hukum Saddharmapundarika-sutra yang bisa membahagiakan seluruh umat manusia. Hanya Hukum Saddharmapundarika-sutra yang bisa membahagiakan umat manusia dari ketiga masa. Niciren Daisyonin memuji Nyonya Gyobu karena beliau bisa memberikan sumbangan melalui Niciren Daisyonin (berarti berdasarkan Saddharmapundarika-sutra). Dengan demikian, sumbangan tersebut merupakan wujud berbudi bakti kepada ibunya. Kita pun juga harus betul-betul percaya kepada ajaran yang berguna dan bermanfaat pada zaman sekarang ini untuk berbudi bakti kepada orangtua. Hukum Nammyohorengekyo sangat unggul, dan kita dapat memperoleh kurnia kebajikan karena mengirim Trimahadharma Sakti dan disumbangkan kepada orang yang telah meninggal. Dengan menyebut Nammyohorengekyo dengan seluruh jiwa raga, kita akan sering bertemu zencisyiki (pengaruh baik), sehingga dapat menerima jodoh apapun dan memandangnya sebagai hikmah yang baik. Sehingga dari itu, kita dapat menjalankan tugas demi mencapai kesadaran Buddha dan juga membahagiakan orang tua. ***
Mei 2018 | Samantabadra
5
liputan
Penguatan Nilai-Nilai dalam KGM NSI
Hari Pertama Kensyu Generasi Muda (KGM) NSI yang dilaksanakan di Mahavihara Saddharma NSI, Ciapus - Bogor, berlangsung pada tanggal 23 - 25 Maret 2018. Pada KGM kali ini, ada sekitar 100 generasi muda dari berbagai daerah yang hadir. Acara dimulai pada hari Jumat, pukul 17.00 WIB dengan gongyo sore dan makan 6
Samantabadra | Mei 2018
malam bersama. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi gosyo yang membahas tentang “Surat Kepada Misawa�. Ketua Umum NSI, bapak Suhadi Sendjaja, menjelaskan tentang pentingnya hati kepercayaan kita terhadap hukum Saddharmapundarika Sutra. Kita harus percaya dengan sepenuh hati dan tidak boleh ada keraguan
Pancasila
sedikitpun, karena hukum ini adalah hukum yang paling unggul dan paling tepat untuk masa akhir dharma. Pelaksanaan Gongyo Daimoku pagi dan sore merupakan pelaksanaan dasar agar kita dapat mencapai kesadaran Buddha. Selain itu, kita juga harus menanggalkan pendirian sementara dan mewujudkan pendirian
sesungguhnya sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi. Sedini mungkin, kita harus memupuk rejeki jiwa sebanyak-banyaknya, tulus membantu orang lain, dan jalankan kehidupan dengan baik. Setelah pembahasan gosyo selesai, acara dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). Para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat pendidikannya, yaitu SMP, SMA, Mahasiswa/i, dan Pemuda/i. FGD ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa dalam pemahaman gosyo yang sudah berhasil diserap oleh masing-masing peserta. Acara hari pertama ditutup dengan briefing persiapan latihan bela negara oleh para pelatih dari Pusdik Intel Kodiklat TNI AD. Hari Kedua Pada pukul 04.30 WIB, pelatihan bela negara sudah dimulai dengan melakukan senam pagi bersama. Senam pagi ini bertujuan untuk melatih generasi muda NSI, yang merupakan calon pemimpin masa depan, agar memiliki kondisi fisik yang sehat dan bugar. Selesai senam pagi, acara dilanjutkan dengan MCK, makan pagi, dan gongyo pagi bersama. Kemudian, acara selanjutnya adalah diskusi
panel bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), bapak Yudi Latif, dan Budayawan Indonesia, bapak Radhar Panca Dahana. Diskusi panel ini membahas tentang nilai-nilai Pancasila dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup dalam bermasyarakat. Kita sebagai generasi muda harus berusaha lebih maksimal untuk membuat perubahan yang positif bagi diri sendiri, orang lain, dan bagi bangsa Indonesia. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi pembekalan Bela Negara yang disampaikan oleh Letkol Inf Bambang Sudiyo dari Pusik Intel, yang menjelaskan tentang unsur-unsur bela negara yang terdiri dari: 1. Cinta tanah air 2. Kesadaran berbangsa
3. 4. 5. 6.
dan bernegara Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara Rela berkorban untuk bangsa dan negara Memiliki kemampuan awal bela negara Waspada terhadap ancaman keutuhan NKRI
Selain itu, Letkol Bambang juga menjelaskan tentang karakteristik pemimpin, di mana seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh yang baik, berani bertanggungjawab atas segala tindakannya, mampu memotivasi anak buah, dan harus beriman serta taat dalam menjalankan ajaran agamanya. Semakin sore, acara KGM semakin seru dan para pesertapun semakin Mei 2018 | Samantabadra
7
bersemangat dengan adanya sesi pelatihan yel-yel yang dipimpin oleh Serka Andi Asmara. Selesai berlatih, acara dilanjutkan dengan MCK, gongyo sore, dan makan malam bersama. Malam harinya, para peserta yang sudah terbagi ke dalam 8 kelompok bersiap-siap untuk menampilkan kreativitas kelompoknya masing-masing. Penampilan tersebut boleh berupa drama singkat, baca puisi, menyanyi, ataupun menari dengan mengusung tema utama, yaitu Pancasila. Hal ini bertujuan agar para peserta bisa semakin akrab dan mengenal sesama anggota kelompoknya, serta dapat lebih memahami konsep Pancasila dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
selama kurang lebih 45 menit, kemudian dilanjutkan dengan MCK, sarapan, dan gongyo pagi bersama. Selesai gongyo, para peserta bergegas untuk mengikuti kegiatan outbond lapangan yang sudah disiapkan oleh para pelatih Pusdik Intel. Kegiatan outbond ini terbagi dalam empat pos, di mana setiap kelompok harus menyelesaikan misi yang mereka terima di masingmasing posnya. Pos Pertama adalah Pancasila. Di pos ini, pemahaman peserta mengenai konsep Pancasila sebagai ideologi negara kembali diuji. Para peserta diberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pos Kedua adalah Yel-yel. Pada pos ini, masing-masing Hari Ketiga kelompok diadu untuk bisa Para peserta dibangunkan membawakan yel-yel dengan pada pukul 04.30 WIB, untuk baik dan penuh semangat. melakukan senam pagi Kekompakkan kelompok bersama. Senam berlangsung juga dapat dilihat saat
8
Samantabadra | Mei 2018
menyerukan yel-yel bersama. Pos Ketiga diisi dengan kegiatan Navigasi Darat. Di sini masing-masing kelompok akan diberikan sebuah misi untuk bisa mencapai tempat tujuannya dengan berpedoman pada kompas. Pos Keempat, yaitu 5M; Melompat, Merangkak, Merayap, Mengguling, Menghilang. Di dalam pos ini, para peserta harus melewati berbagai rintangan dengan melakukan 5M untuk bisa sampai di titik tujuan. Kelompok yang jadi pemenang adalah kelompok yang paling cepat menyelesaikan misinya. Setelah berhasil menyelesaikan tantangan di semua pos, masing-masing kelompok harus menemui pelatih dan menyampaikan pesan berantai yang mereka terima sebelum outbond dimulai. Rangkaian KGM ditutup dengan sesi kesan pesan dan foto bersama. Dalam sesi kesan dan pesan, para peserta merasa bahwa rangkaian kegiatan KGM NSI sangatlah bermanfaat dalam pembentukan karakter, serta memberikan banyak pelajaran dan pengalaman berharga, terutama mengenai wawasan kebangsaan dan menguatkan nasionalisme sebagai generasi muda Indonesia. ***
GERAKAN MEMBERSIHKAN VIHARA UMAT NSI TELUK NAGA
Hari Minggu, 25 Maret 2018 dimulai dari pukul 9 pagi, segenap umat dan pengurus NSI Teluk Naga melakukan kerja bakti dipimpin oleh bapak Inan, ketua DPD NSI Teluk Naga. Sekitar 30 umat yg ikut serta melaksanakan kegiatan sosial kerja bakti kebersihan lingkungan di vihara vimalakirti teluk naga. Â Dengan berbekal alat-alat kebersihan yang dibawa secara swadaya disertai semangat yang tinggi, satu per satu umat mulai ambil bagian membersihkan area vihara. Ada yang membersihkan pintu dan jendela, ada yang menggantikan lampu-lampu yang putus, ada yang memotong rumput dan batang/ranting pohon, ada pula bagian membantu mengambil dan membersihkan daun kering serta potongan batang/ranting pohon. Umat NSI bekerja dengan penuh semangat, mereka mengerti dan sadar akan manfaat dan fungsinya vihara sebagai tempat penyebarluasan dharma, karena itulah penting sekali menjaga kebersihannya agar tercipta lingkungan bersih, meningkatkan rasa kenyamanan dan ikut menjaga kesehatan bersama. Pukul 12 siang waktunya untuk menyantap makan siang bersama yang telah disiapkan oleh ibu-ibu umat NSI, satu per satu mereka antri mengambil makanan dan minuman, di salah satu ruangan kelas di bagian bawah vihara, tempat makan siang dan
berkumpul. Selang dua jam kemudian, sekitar jam 2 siang, acara kerja bakti ini selesai, diakhiri dengan foto bersama. ***
Mei 2018 | Samantabadra
9
DIALOG KERUKUNAN ANTARUMAT BUDDHA DI BANTEN OLEH DITJEN BIMAS BUDDHA
Bapak Djuanda Widjaja, Ketua DPD NSI Tangerang mewakili NSI dalam dialog kerukunan umat Buddha, tanggal 4-6 April 2018 di Paragonbiz Hotel, Tangerang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ditjen Buddha Kementerian Agama RI agar umat Buddha di Banten yg terdiri dr banyak majelis/sekte, dapat mempromosikan kerukunan, saling menghormati, saling menghargai, tidak mencampuri urusan intern masing-masing majelis, khususnya menjelang tahun politik yang kerap mengaitkan isu agama dengan kepentingan politik. Dijelaskan oleh Dirjen Buddha Kementerian Agama RI, bahwa umat Buddha di provinsi Banten jumlahnya mencapai lebih dari 400 ribu orang, kedua terbanyak setelah Muslim, dengan demikian memiliki peran penting dalam menjaga suasana yg kondusif di Banten. Jumlah peserta yg mengikuti kegiatan 50 orang yang terdiri dr pimpinan masing-masing majelis yg ada di provinsi Banten. ***
10
Samantabadra | Mei 2018
NSI DALAM MUSYAWARAH ORGANISASI KEAGAMAAN BUDDHA NASIONAL TAHUN 2018
Guna meningkatkan koordinasi antar pengurus organisasi keagamaan Buddha serta pelayanan dan pembinaan terhadap umat Buddha se-Indonesia, Kementerian Agama Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menyelenggarakan “Musyawarah Organisasi Keagamaan Buddha Nasional Indonesia Di Jakarta Tahun 2018� di Hariston Hotel and Suites. Acara musyawarah organisasi tersebut berlangsung selama dua hari tanggal 24-25 Maret 2018 dan dihadiri oleh perwakilan seluruh organisasi baik majelis, organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan dari seluruh Indonesia.
Musyawarah Nasional ini diikuti 200 orang perwakilan dari Pengurus Pusat dan Pengurus Daerah dari 27 Majelis Organisasi/ Lembaga Keagamaan Buddha dan 12 Yayasan Agama Buddha serta Tokoh Agama Buddha se-Indonesia. Tujuan dilaksanakan acara ini tidak lain adalah untuk membangun kerjasama yang sehat diantara semua lembaga demi mewujudkan umat Buddha yang maju dan sejahtera serta untuk menyampaikan program Ditjen Bimas Buddha, memberikan kesempatan kepada pengurus organisasi keagamaan Buddha untuk menyampaikan evaluasi program Ditjen Bimas
Buddha, serta musyawarah program Ditjen Bimas Buddha. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) diundang dalam acara tersebut dan menugaskan 4 orang yakni Bapak Ardjuna Tenggana (Tegal Alur) Bapak Edy Suwandi Taslim (Cengkareng), Bapak Tan Kris Setiawan (Angke), dan Bapak Tjong Nie Kie (Kelapa Gading) yang mewakili dari NSI untuk Sebagai Peserta Aktif kegiatan Musyawarah Organisasi Keagamaan Buddha Nasional Tahun 2018. Musyawarah Nasional dibuka langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Buddha Kementerian Agama RI Caliadi, SH., MH. Mei 2018 | Samantabadra
11
komunikasi maka akan semakin baik karena berbagai praduga akan menjadi cair. Sebagai penyalur aspirasi umat maka Majelis hendaknya dapat mengkomunikasi dan mengakomodir apirasi tersebut dengan baik. dan dihadiri oleh Bhikkhu “Berkaitan dengan tahun Sangha, Sekretaris Dirjen 2019 sebagai tahun politik Bimas Buddha Nyoman maka Majelis harus jeli dalam Suriadarma, S.Pd., M.Pd., M.Pd.B., Direktur Urusan dan pembinaan umat agar tidak Pendidikan (Urpendik) Agama terjebak dalam ranah politik. Menyongsong tahun Buddha Drs. Supriyadi, M.Pd., 2019 Menteri Agama RI Kasubdit Kelembagaan telah mencanangkan tagline Karsan, S.Ag., M.Pd. selaku ‘Tebarkan Kedamaian� yang penanggungjawab kegiatan, berisikan himbauan agar Pembimas Buddha, serta Pejabat Eselon III dan Eselon semua umat beragama dapat IV Ditjen Bimas Buddha pada menebarkan kedamaian dan berdemokrasi secara Sabtu, 23 Maret 2018 siang. damai. Serta tetap menjaga Dalam sambutan dan stabilitas pembangunan arahannya Dirjen Bimas dengan mewujudkan Buddha mengatakan Tri Kerukunan Umat sebagai aset dan mitra Beragama dalam kehidupan strategis dalam melayani berbangsa, bernegara dan umat Buddha, maka perlu bermasyarakat, “pesan penguatan kerjasama antar Dirjen. Majelis yang ada serta Selain arahan Dirjen para penyamaan persepsi dalam peserta memperoleh arahan rangka pembinaan umat sehingga pelayanan terhadap dan diingatkan kembali bahwa lembaga keagamaan umat dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu musyawarah hendaknya konsisten dilakukan antar Majelis untuk saling menguatkan serta menjalin komunikasi, baik intern maupun dengan berbagai pihak. Semakin banyak 12
Samantabadra | Mei 2018
Budda yang merupakan sebagai perkumpulan, yayasan yang bergerak di bidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan yang bukan merupakan organisasi politik, sudah seyogyanya memberikan ajaran/ doktrin sesuai dnegan keberadaan negara yang berasaskan Pancasila. Acara tersebut membahas ada 6 rumusan pandangan dan sikap beragama tentang etika kerukunan antar umat beragama yaitu: 1. Setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain sebagai sesama makhluk hidup dan saudara sebangsa. 2. Setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain dengan sikap baik, empati, penuh kasih sayang dan sikap saling menghormati 3. Setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain mengembangkan dialog dan kerja sama kemanusiaan untuk kemajuan bangsa.
4. Setiap pemeluk agama agama tidak memandnag agama orang dari sudut pandangan sendiri dan tidak mencampuri urusan orang lain. 5. Setiap pemeluk agama menerima dan menghormati persamaan dan perbedaan masingmasing agama dan tidak mencampuri wilayah doktrin/akidah/ keyakinan dan praktik peribadatan agama lain. 6. Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama dan penyiaran agama tidak mengganggu kerukunan antar umat beragama. Peserta juga mendapatkan materi “Agenda Strategis 2018 Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Pusat dan Daerah� dari Direktur Urpendik Agama Buddha serta diadakan pula Group Discussion dengan enam topik bahasan, yaitu: 1. Organisasi Keagamaan Buddha meliputi pendirian, operasional/ pengelolaan, pelaporan dan SIORI Buddha (Sistem Informasi Organisasi dan Rumah Ibadah);
Musyawarah Nasional ditutup oleh Direktur Urpendik Agama Buddha pada Minggu, 25 Maret 2018 pada siang hari. Dalam sambutan pada acara penutupan, Direktur 3. Lembaga Pengelola Urpendik mengatakan Dana Sosial Keagamaan organisasi keagamaan Buddha Wajib; Buddha sebagai mitra Ditjen Bimas Buddha agar dapat 4. Manajemen Rumah lebih meningkatkan sinergitas Ibadah Agama Buddha dengan jajaran Ditjen Bimas (Vihara/Arama/Kuil, Buddha demi mewujudkan Cetya, dan Kelenteng/ umat Buddha Indonesia yang Tempat Ibadah semakin berkualitas. Untuk Tridharma / Bio); itu diperlukan komitmen 5. Menghadapi Pemilihan bersama antara pengurus Umum 2018-2019; organisasi keagamaan Buddha dengan Ditjen Bimas 6. Hari Besar dan Hari Buddha dalam pelayanan Keagamaan Buddha. umat Buddha serta dapat mengimplementasikan Hasil diskusi ini kemudian program Revolusi Mental yang dicangkan oleh dirapat plenokan yang Bapak Presiden Jokowi, dipimpin oleh Direktur yaitu: budaya tertib, Urpendik yang didampingi budaya bersih dan budaya Kasubdit Pendidikan Dasar disiplin dalam kehidupan dan Menengah (Dikdasmen) Paniran, S.Ag., M.Si., M.Pd.B., berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Semoga Kasubdit Pendidikan Tinggi dengan diselenggarakan Parwadi, S.Ag., M.Pd.B., kegiatan ini, dapat dan Kasubdit Kelembagaan. membangun ikatan kuat Dimana hasil rapat pleno seluruh lembaga Organisasi ini nantinya sebagai Keagamaan Buddha (OKB) bahan rekomendasi untuk untuk saling bergandengan pengembangan program tangan dalam berjuang Ditjen Bimas Buddha dalam membina umat Buddha. *** rangka pelayanan dan pembinaan kepada umat Buddha. Setelah berlangsung selama 2 hari 1 malam, 2. Ruang Lingkup dan Cakupan Obyek (Sangha, Majelis/ Perkumpulan/ Perhimpunan, Yayasan, dan Organisasi tidak berbadan hukum);
Mei 2018 | Samantabadra
13
ketua umum nsi memberikan masukkan terhadap ruu hukum pidana
Senin, 26 Maret 2018, bertempat di Kantor Pusat Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Grha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat, lembaga keumatan yang terdiri lembaga agama kristen yang diwakilkan oleh Persatuan Gereja-gereja seluruh Indonesia (PGI), lembaga umat Katholik yang diwakilkan oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Lembaga Umat Buddha yang diwakilkan oleh Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama (M.P.U) Suhadi Sendjaja, Lembaga umat 14
Samantabadra | Mei 2018
Hindu yang diwakilkan oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan unsur agama Konghucu yang diwakilkan oleh Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) meminta pemerintah menunda pengesahan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) mengingat dampaknya terhadap kehidupan umat beragama. Selain itu, pemerintah juga diminta agar melibatkan lembaga-lembaga keagamaan dan berbagai elemen masyarakat dalam pembahasan RKUHP. RKUHP merupakan upaya pemerintah untuk
menggantikan KUHP sekarang yang merupakan warisan Belanda. Upaya ini sesungguhnya sudah berlangsung lama, namun selalu mengalami penundaan. Saat ini, RKUHP tersebut dibahas oleh pemerintah dan DPR untuk disahkan. Dalam konteks ini, lembaga-lembaga keumatan mengingatkan pemerintah dan DPR akan bahaya Bab tindak pidana terhadap agama dan kehidupan beragama yang diatur dalam RKUHP. Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI, M.P.U Suhadi Sendjaja banyak memberikan masukan yang konstruktif dan proporsional, M.P.U Suhadi
Sendjaja menyampaikan bahwa agama seharusnya yang memberi perlindungan pada semua aspek kehidupan, termasuk kepada negara, oleh karena itu, agama tidak perlu dilindungi, karena agama sudah kuat. Agama muncul karena kekuatannya yang luar biasa yang tidak ada pada yang lain. M.P.U Suhadi Sendjaja juga menyampaikan bahwa jangan sampai undang-undang ini malah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk melakukan sesuatu yang akhirnya menunjang keberhasilan kepentingan kelompok tersebut. Ini yang harus diwaspadai di dalam melakukan Pengesahan RKUHP. Hal-hal ini bisa diantisipasi kalau pendirian dari seluruh pimpinan lembaga keumatan dan juga seluruh masyarakat Indonesia sama, bahwa agama tidak perlu dilindungi, karena agama semakin dihina semakin kuat. Kemudian mengenai pasal yang berisi tentang kegiatan peribadatan, MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan bahwa memang tidak akan terhindar bahwa bisa saja ada kegiatan-kegiatan keagamaan di dalam rumah pribadi, orang Buddha bisa merayakan ulang tahun di rumahnya dengan sembahyang di altar. Lalu umat Islam mengadakan ‘selametan’ tujuh hari
kelahiran anaknya di rumah. Begitu juga orang Kristen, mungkin ada upacara yang serupa di rumah, hal-hal seperti itu memang tidak bisa terhindar. Oleh karena itu hal ini berbeda dengan apa yang diatur dalam Peraturan Bersama Menteri (PBM) Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 mengenai pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadat, di PBM memang ada rumah ibadah pribadi, seperti dalam agama Buddha ada Cetya, lalu dalam Islam ada Mushola, Kristen ada Kapel. Di rumahrumah tersebut pasti tidak terhindar dari kegiatankegiatan keagamaan. Pada dasarnya kegiatan beragama itu baik. Oleh karena itu harus sangat hati-hati, jangan sampai orang lagi pesta ulang tahun pakai sembahyang, orang lagi selametan di rumah lalu digerebek. Itu berbahaya. Dalam pernyataannya, Ketua Umum NSI, M.P.U Suhadi Sendjaja menyimpulkan, “oleh karena itu kita harus membuat pernyataan bersama bahwa kita kelompok-kelompok daripada keumatan ini
memang punya pendirian yang sama, justru kita semakin menyatukan diri itu untuk memberi perlindungan kepada negara. Kemudian adanya peraturan-peraturan yah untuk mengatur tindakan-tindakan orangorang yang melawan hukum, mengganggu orang, itu kan melawan hukum termasuk mengganggu orang beribadah dan lain sebagainya. Oleh karena itu rancangan yang masih ada sekarang ini disarankan supaya bisa ditunda dulu pengesahannya, sehingga dengan demikian ketika sudah ada perbaikan yang tepat, undang-undang ini nantinya justru muncul memberikan kemaslahatan atau kegunaan bagi kehidupan bergama itu. Saya kira itu.� Dalam pernyataan bersama tersebut ditegaskan bahwa lembaga Keumatan mengapresiasi usaha pemerintah dalam merancang KUHP, namun demikian mengkhawatirkan beberapa hal yang berkaitan dengan Delik Agama yang Mengancam Kehidupan Keagamaan & Toleransi. Cakupan ketentuan pidana yang menjadi catatan kritis para pimpinan lembaga keumatan meliputi, Bagian Kesatu: Tindak Pidana terhadap Agama (Pasal 348 – Pasal 350) yaitu (1) melakukan penghinaan Mei 2018 | Samantabadra
15
agama (2) menyebarluaskan penghinaan agama melalui media tulisan, gambar, rekaman, dan melalui sarana teknologi informasi (3) melakukan tindak pidana yang sama dengan penghinaan agama sebelum lewat 2 tahun dari pemidanaan yang pertama (4) menghasut agar meniadakan keyakinan terhadap agama yang dianut sah di Indonesia. Bagian Kedua: Tindak Pidana terhadap Kehidupan Beragama dan Sarana Ibadah (Pasal 351-Pasal 353) yaitu (1) Mengganggu atau merintangi dengan kekerasan kegiatan ibadah atau pertemuan keagamaan (2) Membuat gaduh di dekat bangunan tempat untuk menjalankan ibadah (3) Menghina orang atau pemimpin keagamaan yang menjalankan ibadah (4) Menodai, merusak, atau membakar bangunan sarana ibadah. Menurut para pimpinan lembaga keumatan , rancangan pasal-pasal di atas masih bermasalah. Mengenai penghinaan agama, secara konseptual, penghinaan hanya bisa ditujukan kepada orang. Dan di dalam pasal 110 KUHP yang masih berlaku sampai saat ini, terdapat delik yang disebut delik subyektif, yang mensyaratkan ada subyek orang yang terhina. Sedangkan agama bukan subyek yang dapat merasa 16
Samantabadra | Mei 2018
terhina. Jika delik penghinaan agama seperti dalam RKUHP dipertahankan, akan ada kesulitan dalam pembuktian, yaitu siapa yang berhak menentukan atau mewakili agama jika agama telah terhina. Pasal-pasal semacam ini bahkan berpotensi mengajarkan masyarakat untuk bersikap intoleran dan jauh dari pedoman Bhinneka Tunggal Ika. Resolusi penghinaan agama (defamation of religion) pernah dibahas dalam sidang Majelis Umum PBB. Namun pada perkembangannya yang disepakati adalah resolusi tentang melawan intoleransi dan kebencian berdasarkan agama (Combating intolerance, negative stereotyping, stigmatization of, and discrimination, incitement to violence and violence against, persons based on religion or belief). Perubahan ini disepakati secara konsensus oleh seluruh anggota PBB, termasuk Indonesia, dengan kesadaran bahwa yang dimaksud dengan penghinaan agama, sesungguhnya adalah perbuatan intoleransi, pelabelan negatif, diskriminasi, dan hasutan kekerasan terhadap orang lain berdasarkan agamanya. Resolusi ini sangat sejalan dengan Pasal 20 ayat 2 serta Pasal 18 ayat 3 Kovenan Hak
Sipil dan Politik yang telah dijadikan hukum Indonesia dengan UU Nomor 12/2005. Dengan demikian, rumusan pidana yang paling tepat dalam konteks ini seharusnya pidana terhadap perbuatan orang atau kelompok orang, berupa hasutan kebencian, stigma atau pelabelan negatif, baik secara lisan atau tertulis, melalui media audio atau visual termasuk teknologi informasi, yang bermaksud mendorong kekerasan, diskriminasi, atau permusuhan terhadap orang atau kelompok orang lain berdasarkan agamanya. Sebetulnya hal-hal tersebut sudah diatur di dalam RKUHP dalam bab terkait pidana terhadap golongan penduduk (pasal 289), yang rumusannya masih dapat diperbaiki. Selanjutnya mengenai penghasutan agar meniadakan keyakinan terhadap “agama yang sah dianut di Iindonesia� (RKUHP Pasal 350) juga sangat problematis. Tidak ada satu UU pun yang menetapkan tentang agama apa saja yang dianut secara sah di Indonesia. Dan jika ketentuan semacam ini diadakan hal ini akan bermakna menundukkan agama di bawah negara, karena negara yang berhak mengatakan sah atau tidaknya suatu agama. ***
ketua umum nsi bersama mufakat budaya indonesia melakukan bincang budaya dengan Presiden RI
Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja disambut hangat dan akrab oleh Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo dalam pertemuan perbincangan budaya bersama Mufakat Budaya Indonesia Jumat, 06 April 2018 di Istana Kepresidenan RI, Jakarta.
B
ertempat di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar perbincangan budaya dengan dengan para budayawan di Jumat, 06 April 2018. Ketua Umum NSI-Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja diundang oleh Presiden RI, Bapak Jokowi untuk hadir dalam acara tersebut bersama Mufakat Budaya Indonesia. Para budayawan dari berbagai bidang seni berkumpul di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Mereka ngobrol santai sambil menyeruput kopi bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Silahturahmi dengan para budayawan dan seniman ini digelar pada pukul 15.00 WIB. Presiden yang mengenakan kemeja batik lengan panjang, menerima para budayawan dan seniman di Beranda Istana Merdeka Jakarta. Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. Mereka tampak akrab menyapa para budayawan. Sedikitnya ada sekitar 30 budayawan yang hadir dalam kesempatan tersebut. Selain Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja, tampak hadir pula Budayawan Radhar Panca Dahana, Butet Kertaradjasa, Mohammad Sobary, Jum Supangkat, Franz Magnis Suseno, Sutanto Mendut, Jean Couteau, Toety Herati N. Rooseno, Al-Azhar, Tatang Ramadhan Bouqie, Garin Nugroho, Nasirun, Ahmad Tohari, Sardono Waluyo Kusumo, Moh. Rifky, Mukhamad Khasan, Acep Zamzam Noer (Tasikmalaya), Eddie Bachroelhadi, Nungky Kusumastuti, Hanafi, Krisniati Marchellina, Bambang Prihadi, Sri Warso Wahono, Christine Hakim, Agus Noor, Soeprapto Mei 2018 | Samantabadra
17
Soerjodarmo, Bayu Wardhana dan Olivia Zalianty. Mereka duduk bersama di teras belakang Istana Merdeka. Pukul 14.53 WIB, mereka tampak saling berbincang, sembari menunggu kehadiran Preseiden Jokowi. Sementara itu, di pojok timur teras tersebut, tersedia sebuah booth kopi, lengkap dengan mesin dan baristanya. Beberapa antre untuk mendapatkan kopi tersebut. Selain itu, tersedia juga dua lembar kanvas putih yang masih kosong yang disenderkan di pilar penyangga teras. Pukul 15.10 WIB, Presiden Jokowi keluar dari dalam Istana Merdeka, bergabung dengan para budayawan. Presiden Jokowi menyalami satu persatu budayawan yang hadir. Usai menyambut para budayawan yang hadir, Silahturahmi dengan budayawan ini diawali Presiden yang menyempatkan diri melukis di sebuah kain kanvas. Namun bukan gambar yang ia lukis, melainkan menulis ‘Indonesia Maju’ menggunakan cat berwarna merah dengan sebuah lingkaran. Lukisan itu kemudian disempurnakan lagi oleh pelukis kenamaan Indonesia, Nasirun. Semula Presiden Jokowi dan para budayawan serta seniman beramah tamah di beranda/ teras Istana Merdeka. Mereka melanjutkan ramah tamah dan diskusi di bawah pohon besar di halaman belakang Istana Merdeka. Sejumlah budayawan memberikan pendapat dalam diskusi itu. Dalam diskusi tersebut yang hadir dalam pertemuan tersebut diberikan kesempatan berpendapat untuk mengungkapkan hal yang harus dilakukan Presiden Jokowi dalam periode akhir kepemimpinannya. Sobary menilai kecuali program pembangunan infrastruktur yang massif sebagai pondasi yang akan menjadi warisan di masa mendatang, pemerintah juga telah menguatkan 18
Samantabadra | Mei 2018
Presiden Joko Widodo menyempatkan diri melukis di sebuah kain kanvas dengan tulisan ‘Indonesia Maju’ menggunakan cat berwarna merah dengan sebuah lingkaran, saat menerima kunjungan sejumlah budayawan dan seniman, di Istana Merdeka, Lukisan itu kemudian disempurnakan lagi oleh pelukis kenamaan Indonesia, Nasirun.
suprastruktur ideologi Pancasila dan revolusi mental. “Presiden telah memerintahkan penguatan Pancasila dengan lembaga baru dengan fungsi eksplisit menangkal ideologi lain,” kata Sobary. Sementara untuk revolusi mental, menurutnya jika dilaksanakan di tingkat bawah akan menjadi jawaban atas tuntutan rakyat. Sobary juga menilai Jokowi memiliki gaya komunikasi politik yang berbeda dengan lainnya. “Komunikasi politik seperti ini tidak ada gurunya, dan ternyata efektif tanpa harus ngeden-ngeden dan teriak-teriak,” kata Sobary. “Pembangunan materialnya luar biasa terutama di bidang infrastruktur. Sebaliknya pembangunan immaterialnya, pembangunan kemanusiaannya memang tertinggal dan itu sangat disadari oleh Presiden,” ungkap perwakilan budayawan, Radhar Panca Dahana, Dia mengemukakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengejar ketertinggalan tersebut adalah meningkatkan fondasi kebudayaan. Lemahnya fondasi kebudayaan juga menjadi pangkal dari kesenjangan kebudayaan hingga persoalan kedangkalan dalam beragama. Dengan sabar, Jokowi mendengarkan masukan-masukan, pendapat dan apresiasi para budayawan. Presiden Jokowi mengutarakan “Memang dalam 3, 5 tahun ini saya dan kabinet selalu bicara masalah hal yang fisik yaitu infrastruktur. Dan kenapa kita memulai dengan investasi bidang di infrastruktur karena kita sebagai negara besar terlalu jauh ditinggal oleh kanan kiri kita,” katanya. Kemudian, Bapak Presiden juga menambahkan tahapan kedua adalah investasi di bidang sumber daya manusia yang nantinya menjadi fondasi atau nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut dipandang Jokowi sebagai modal dasar untuk bersaing dan berkompetisi dengan negara lain. “Dan perlu saya sampaikan memang revolusi mental bukan jargon. Saya kira itu tidak perlu diteriakan terus. Memberikan contoh adalah lebih baik dari Mei 2018 | Samantabadra
19
Presiden Jokowi bersama para budayawan melanjutkan ramah tamah dan diskusi di bawah pohon besar di halaman belakang Istana Merdeka.
pada berteriak,� ungkapnya. Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI, M.P.U Suhadi Sendjaja mmemberikan masukan yang konstruktif dan proporsional, M.P.U Suhadi Sendjaja menyampaikan mengenai pembangunan di Indonesia dan bagaimana kerjasama pemerintah dengan masyarakat. Salah satu hal penting untuk pembangunan dasar yakni penanaman nilai kemanusian. “Semakin tinggi budaya dan pembangunan infrastruktur kita, semakin tinggi kualitas dari pada kebahagiaan yang dihasilkan oleh pembangunan kita.� Pembangunan pada dasarnya adalah untuk kebahagiaan manusia. Kualitas budaya suatu bangsa, semakin tinggi perasaan jiwa, 20
Samantabadra | Mei 2018
perasaan tinggi, ucapan dan perilakumanusianya semakin berkualitas. Jika kualitas semakin bagus sehingga meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual maka juga akan semakin membahagiakan manusia. Dalam menerima kunjungan bincang budaya dengan Presiden Joko Widodo, para budayawan berpendapat masih banyak hal yang harus dilakukan Presiden dalam periode akhir kepemimpinannya. Secara khusus, mereka menyoroti mengenai ketertinggalan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di tengah upaya pemerintah yang menggenjot pembangunan infrastruktur. Pembangunan yang
berkembang di Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidaknya terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung itu. Sehingga Bapak Presiden Jokowin dalam kesempatan itu memastikan agar pertemuan santai dengan para budayawan semacam ini bisa gelar secara reguler/rutin setiap tiga atau empat bulan ***
AUDIENSI KETUA UMUM NSI DENGAN GUBERNUR BALI DALAM RANGKA KOORDINASI KENSYU NASIONAL KARTINI 2018
Pada akhir bulan April tepatnya pada tanggal 27-30 April 2018, NSI akan menyelenggrakan serangkaian Kegiatan Kensyu Peringatan Hari Kartini yang secara rutin 1 tahun sekali di berbagai tempat dengan Base Camp di Vihara NSI yang tersebar di 18 provinsi di Indonesia. Pada peringatan hari kartini di tahun 2018 ini NSI memiliki gagasan untuk diadakan di Bali. Pemilihan Bali tersebut
adalah ingin menunjukkan bahwa di Bali aman pasca erupsi puncak Gunung Agung karena beberapa negara mengeluarkan travel warning agar warga negaranya tak mengunjungi Bali sehingga sebagian masyarakat takut berkunjung ke Pulau Bali. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Presiden kita, bahwa Bali layak dan aman untuk dikunjungi. Tema kegiatan ini adalah “Wanita
NSI adalah Bahtera Untuk Menuju Indonesia Negara Bahari Yang Jaya yang diikuti oleh umat NSI dari 18 provinsi di seluruh Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Kep. Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan yang juga diikuti +60 Mei 2018 | Samantabadra
21
orang saudara se-Dharma kita, yakni Umat Buddha Niciren Syosyu yang ada di Malaysia. Di dalam rangkaian acaranya, tepatnya tanggal 29 April 2018 di pagi hari, NSI akan mengadakan aksi memungut sampah di Pantai Sanur, Bali bersama Ibu Menteri Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak dan Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Gubernur Bali, beserta dengan seluruh peserta Kensyu Peringatan Hari Kartini Tahun 2018. Berkenaan dengan kegiatan aksi memungut sampah yang menjadi satu sebagai rangkaian acara kensyu peringatan hari Kartini 2018, pada tanggal 5 April 2018 lalu, Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja telah melakukan audiensi/ bertemu secara langsung dengan Bapak Gubernur dalam rangka koordinasi dan mohon petunjuk untuk peringatan secara nasional 22
Samantabadra | Mei 2018
hari kartini tahun 2018 di Bali sekaligus mengundang Bapak Gubernur dalam kegiatan tersebut. Ketua Umum NSI disambut dengan baik oleh Bapak Gubernur Bali dan. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum NSI menyampaikan beberapa laporan terkait kegiatan Kensyu Peringatan Hari Kartini. Point-point yang disampaikan pada saat audiensi, antara lain : 1. Bahwa NSI sudah bermitra dengan KPPPA belasan tahun yang lalu dan sejak tahun 2001 sudah menjadi tradisi/ ketentuan di NSI bahwa acara peringatan Hari Kartini dengan Base Camp di Vihara NSI yang tersebar di 18 provinsi di Indonesia dan turut mengundang Menteri PP&PA RI sebagai Pembimbing dan Mitra kami. Sedikit gambaran, peringatan hari kartini di komunitas NSI : Tahun 2013 di adakan di Brastagi,
dihadiri oleh Menteri PP&PA, lbu Linda Gumelar dan Tahun 2014, Ibu Linda kembali hadir di Maha Vihara Saddharma Bogor. Tahun 2015 dihadiri oleh Menteri PP&PA Ibu Yohana S.Yembise, dan Tahun 2016 dan 2017 juga diadakan di Maha Vihara Saddharma Bogor yang pembacaan sambutan Menteri PP&PA Ibu Yohana S.Yembise diwakilkan oleh Deputi Pengarusutamaan Gender KPP&PPA RI, dr. Heru Prasetyo Kasidi. 2. Konsistensi Pembinaan pemberdayaan di NSI sudah ada sejak tahun 1970-an dan terus berkelanjutan dan berkesinambungan sampai sekarang. 3. Memaparkan pembinaan dan kegiatan yang dibina oleh NSI 4. Menyampaikan gambaran acara kegiatan Kensyu peringatan Hari Kartini
di Bali; Gala Dinner sekaligus Malam Keakraban, dan Pentas Kesenian/Kreativitas umat Buddha NSI dan juga akan disuguhkan beberapa hasil masakan ibu2 NSI sebagai salah satu pemberdayaan yang dibina oleh NSI. 5. Menyampaikan kegiatan aksi memungut sampah di Pantai Sanur, Bali bersama tepatnya tanggal 29 April 2018 di pagi hari, NSI bersama Ibu Menteri Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak dan Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Gubernur Bali, beserta dengan seluruh peserta Kensyu Peringatan Hari Kartini Tahun 2018. Kegiatan ini sebagai salah satu tindakan peduli lingkungan dan cinta tanah air. 6. Menyampaikan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga ikut mendukung kegiatan aksi memungut sampah ini dengan membatu kordinasi pelibatan Saka Kalpataru Bali untuk ikut serta dalam aksi memungut sampah tanggal 29 April 2018 nanti.
Bapak Gubernur memberikan tanggapan yang positif mengenai kegiatan ini dan mendukung kegiatan tersebut. Bapak Gubernur langsung memberikan arahan kepada staff nya untuk membantu kordinasi terkait tempat, kebutuhan dan persiapan kegiatan aksi memungut sampah tersebut. Dinas Lingkungan Hidup Prov. Bali juga akan memfasilitasi kegiatan ini dengan menyapkna karung, plastik dan truk sampah ditiap sisi/bibir pantai. Bapak Gubernur mengapresiasi dan menyambut ide yang baik untuk senantiasa mengingatkan masyarakat berprilaku menjaga kebersihan agar masyarakat lebih sadar dan tergugah untuk menjaga kebersihan. Sehingga Sanur sebagai daerah pariwisata terjaga kebersihannya sebagai standarisasi akan kebersihanBapak Gubernur juga akan menghimbau masyarakat sekitar Pantai sanur untuk ikut serta ikut berpartisipasi dalam kegiatan aksi memungut sampah yang diinisiasi oleh NSI. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dan juga meyadari bahwa Indonesia
adalah negara maritim, maka sudah seharusnya warga negara ini ikut serta dalam menjaga kepulauan dan lautan yang ada sebagai salah satu bentuk cinta tanah air dan hal menunjukan hubungan perilaku keseharian manusia dengan kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem, sehingga menimbulkan pemahaman mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup yang berkesadaran lingkungan dalam kehidupan kita sehari-hari. ***
Mei 2018 | Samantabadra
23
ketua umum nsi dalam dialog nasional koalisi pemerintah kabupaten Globalisiasi dalam bentuk perdagangan internasional, investasi dan privatisasi, mendorong laju ekspansi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan komoditas makanan yang penting bagi pasar nasional dan internasional dan membuka lapangan pekerjaan serta keuntungan bagi perdagangan berbagai perusahaan dan bank. Namun, pembangunan perkebunan kelapa sawit juga menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia, ketidaksetaraan sosial, deforestasi, degradasi lingkungan hidup, konflik sosial, dan lain sebagainya. Salah satu organisasi non pemerintah di Indonesia berbasis keanggotaan individu yang prihatin terhadap dampak-dampak negatif sistem perkebunan besar kelapa sawit yaitu Sawit Watch. Sawit Watch dibentuk dengan tujuan untuk mewujudkan perubahan sosial bagi petani, buruh, dan masyarakat adat/lokal menuju keadilan ekologis. Berbagai Kegiatan yang dilakukan oleh Sawit Watch antara lain: 1. Melakukan kajian terhadap kebijakan dan hukum yang berkaitan pengelolaan perkebunan besar kelapa sawit dan dampaknya terhadap petani, buruh dan masyarakat adat 2. Memantau praktek-praktek pembangunan perkebunan kelapa sawit serta aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan perkebunan dan lembaga keuangan pemberi kredit. 3. Membangun ekonomi alternatif atas model perkebunan kelapa sawit skala besar. 4. Memfasilitasi terbangunnya resolusi konflik akibat pembangunan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit skala besar 5. Mendorong terjadinya perubahan kebijakan yang berpihak kepada petani, buruh dan masyarakat adat. 6. Melakukan pendidikan publik untuk mendorong model-model pembangunan yang berbasiskan lingkungan hidup 7. Melakukan promosi, pendidikan publik, dan kampanye untuk pencapaian keadilan ekologis 8. Memfasilitasi masyarakat untuk melakukan dialog dengan pemerintah, parlemen dan dunia usaha dalam rangka penyelesaian konflik dan perubahan kebijakan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. 9. Melakukan penguatan kapasitas anggota dan pengembangan organisasi. Bertempat di Morrisey Hotel Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 70, Gondangdia, RT.7/RW.5, Menteng, Jakarta Pusat, 2 April 2018, Koalisasi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek Kelapa) menggelar Dialog Nasional Bertema “Kemana Arah Pembangunan Perkebunan Kelapa Dan Sawit Ke Depan?�. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mensharing dan menjelaskan perbandingan dua model pengembangan perkebunan dua komoditas (kelapa dan sawit) di tiga kabupaten (Lingga, Gorontalo, dan Buol) serta memberikan langkah-langkah model pendekatan solusi ke depan. Dialog ini dihadiri oleh Bupati Gorontalo, Bupati Buol, Bupati Lingga, Bupati Kepulauan Sula dan Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur. Turut hadir Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sambas Misni Safari, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Bina Desa (Bindes), Serikat Petani Indonesia (SPI), Aliansi Petani Indonesia (API), Field, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional, Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA), LTKL, JKLPK, SETARA Jambi, CAPPA, The Asia Foundation (TAF), Clua , Ford Foundation KOPEK Kelapa (kepala dinas perkebunan), Sahabat Kelapa Indonesia, Sawit Watch, Asosiasi Usaha Kelapa UKM (Pepmikindo24
Samantabadra | Mei 2018
minyak kelapa, AISKI-sabut kelapa, HIMPAKI-arang kelapa, FNCI-nata de coco) serta perwakilan lintas agama: PGI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), PP Muhammadiyah, Parisadha Buddha Dhrma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Parisadha Hindu Dharma Indonesia. Dalam pembukaannya Inda Fatinaware Direktur Eksekutif Sawit Watch mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak sawit namun berharap tidak ada lagi ekspansi lahan baru sawit dan mendorong perbaikan tata kelola sawit yang berkelanjutan. Ini diperoleh melalui peningkatan produktivitas, hilirasi industri sawit sehingga dapat mensejahterakan masyarakat. Ia menyatakan senang karena para bupati di daerah mulai bergerak pula memperjuangkan kelapa sebagai alternative sumber minyak nabati yang sehat. Pernyataan tersebut didukung oleh ketua umum KOPEK Nelson Pomalingo. Menyambut baik dialog yang digagas ini, Nelson yang juga Bupati Gorontalo memaparkan kekuatan pengelolaan kelapa terintegrasi jagung atau padi yang memberikan nilai tambah besar bagi petani. Kelapa adalah tanaman yang ramah terhadap tanaman lain, pada contoh di Gorontalo jagung sangat produktif disela kelapa. Pihaknya mengharapkan, penanaman kedua tanaman itu juga bisa diintregasikan dengan usaha peternakan serta tanaman sela, seperti jagung, kedelai atau komoditas pangan lain agar petani mempunyai pendapatan lain sebelum panen. Menurut dia, agar penanaman kedua komoditas itu berkelanjutan dan bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh rakyat, perlu dilakukan pengembangan riset. Riset diperlukan akan pemanfaatan lahan ekonomis serta tidak merusak lingkungan. Nelson menambahkan, kedua komoditas itu memerlukan pengembangan industri secara terpadu. Seperti industri sawit yang saat ini hilirnya terus dikembangkan, tambahnya, kelapa tidak ekonomis jika hanya dimanfaatkan airnya. Perlu pengembangan industri ikutan seperti pengolahan batok dan bagian lain seperti batok namun tetap memperhatikan lingkungan. Saat ini di Buol, ada 140 hektar lahan yang dialokasikan sebagai areal penggunaan lain, sebanyak 36 ribu hektar dari luasan itu layak dibagikan sebagai lahan pertanian. “Ini yang kami bagikan kepada rakyat. Selain ditanami sawit atau kelapa serta tumbuhan lain, areal ini bisa tumpang sari dengan tanaman lain. Hanya saja, izinnya terbuka bagi petani mandiri�. Ia juga berharap gerakan ini bisa didorong bersama secara nasional dan semua pemangku kepentingan, terutama organisasi sipil harus bersatu mendorong kebijakan yang berpihak pada petani. Ia menutup bahwa pekerjaan besar ini tidak cukup jika hanya pemerintah daerah. Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI, M.P.U Suhadi Sendjaja banyak memberikan masukan yang konstruktif dan proporsional, M.P.U Suhadi Sendjaja menyampaikan mengenai bagaimana pengelolaan perkebunan kelapa sawit di masa mendatang sesuai dengan tuntutan global yang semakin concern dengan isu-isu keberlanjutan, terutama hubungan antara perusahaan dengan petani. Harus ada peningkatan produktivitas dan kemitraan dengan petani, pola kemitraan ini bukan hanya bersifat transaksional jual beli saja, tetapi juga salah satunya berupa penyuluhan-penyuluhan secara aktif dari perusahaan ke petani-petani mengenai teknis berkebun yang baik, baik dari segi teknis agronomi maupun hukum. Sehingga diharapkan produktivitas lahan para petani sawit independen tersebut dapat meningkat, dan dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan petani dan keluarganya. Karena program peningkatan produktivitas kelapa sawit tidak boleh melupakan petani. Perlu kerja sama erat yang melibatkan perusahaan skala besar maupun petani sawit rakyat. Hanya dengan kerjasama yang baik antara perusahaan dan petani sektor sawit nasional akan semakin maju. Jadi harus seimbang, pengusaha dan petani harus baik, tanpa petani pengusaha tidak bisa berjalan sendiri dan petani tanpa pengusaha menjadi kurang berkembang yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ke depannya, dialog semacam ini diharapkan tidak berhenti dan tetap berlanjut terutama dalam upaya mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia. KOPEK akan mendukung rencana Bupati Lingga untuk mengadakan International Coconut Investor Summit September mendatang. *** Mei 2018 | Samantabadra
25
materi ajaran | gosyo kensyu
Gosyo Kensyu
Surat Kepada Ibu dari Oto Goze Gosyo Zensyu halaman 1222
LATAR BELAKANG |
T
ahun ditulisnya surat ini dikatakan tahun Bunei ke-10 (1273) atau tahun Bunei ke-9 (1272). Yang jelas bahwa surat ini ditulis di Pulau Sado. Surat aslinya ada tiga halaman dan disimpan di kuil Cho-on di propinsi Hyogo. Namun ada yang mengatakan bahwa di antara halaman dua dan tiga ada halaman yang hilang. Penerima surat ini adalah ibu dari Oto Goze. Ia sejak semula sudah berpisah dengan suami dan tinggal di kamakura bersama putrinya, Oto Goze (pada umumnya orang mengatakan bahwa ia dengan Nicimyo Ama adalah orang yang sama). Meskipun ia adalah seorang janda, ia telah mengunjungi Pulau Sado maupun Gunung Minobu untuk bertemu dengan Niciren Daisyonin. Di dalam surat berita kepada Oto Goze yang ditulis pada tahun kenji ke-1 (1275) dikatakan, “dibuang kepulau Sado karena mendapat kemarahan pemerintah. Dalam keadaan tidak ada orang yang mengunjungi dan menengok, atas dasar kesungguhan hati, 26
Samantabadra | Mei 2018
sebagai badan wanita anda telah datang berjumpa dengan Saya. Hal ini adalah sesuatu yang tak terjangkau pikiran dan seakan-akan bukan suatu yang nyata� (Gosyo Zensyu halaman 1220) begitu Niciren Daisyonin memuji kesungguhan hati ibu dari Oto Goze dalam menuntut hukum atau ajaran sehingga datang menghadap Niciren Daisyonin. Surat ini juga terus menerus memuji kesungguhan hati menuntut ajaran ini.
ISI GOSYO | Ibu dari Oto Goze, Sekarang, wanita yang mencintai Saddharmapundarika-sutra, seharusnya menjadi Buddha. Sekalipun saya adalah orang yang malas menulis, tetapi sudah menyampaikan hal ini bukan hanya sekali melainkan sudah berulang kali. Dan juga saya mendengar bahwa ibu telah banyak memelihara para murid sehingga tidak tahu bagaimana caranya untuk mengucapkan rasa terima kasih ini. Pertama, sebagai badan seorang ibu telah datang sampai di sini (Niciren dibuang sampai di sini karena adanya sesuatu). Untuk kesungguhan hati yang begitu tebal dari anda benarbenar merasa hal ini sukar terdapat sehingga terharu sekali. Saya merasakan terima kasih. Di antara banyak murid Tathagata Sakyamuni, ada sepuluh orang wakil murid yang disebut sepuluh murid utama. Di antaranya, orang yang bernama Maudgalyayana adalah nomor satu dalam kekuatan gaib. Ia telah mengelilingi matahari, bulan yang berputar, yang disebut empat bawah langit, dalam waktu tak lebih dari memotong sehelai rambut. Jika mencari sebab dari hal ini, sebabnya karena di masa lampau ia datang dari jarak 1.000 li untuk mendengar hukum Buddha. Orang bernama Chang-an, murid Mahaguru Tientai, untuk mendengar Saddharmapundarikasutra telah melangkah menempuh jalan puluhan ribu li. Mahaguru Dengyo telah melalui 3.000 li untuk mempelajari Makasyikan. Hsuan Tsang memperoleh sutra prajna paramita dengan mengembara sejauh 200.000 li bukankah kesungguhan hati dinyatakan pada perjalanan jauh? mereka semua adalah pria dan perilaku dari orang yang merupakan kelahiran kembali dari Buddha dan Bodhisattva. Sekarang Anda adalah seorang wanita, badan yang susah mengetahui hukum ajaran perbandingan ajaran sementara dengan ajaran sesungguhnya. Bagaimana orang ini memiliki nasib yang sedemikian baik. Pada masa yang lalu, karena mencintai suami yang mencintainya, kaum wanita telah mengunjunginya sejauh 1.000 li, atau pernah menjadi batu, atau pohon, atau burung, atau ular. Tanggal 3 bulan 11 Kepada Ibu dari Oto Goze Tertanda, Niciren Bagaimana perkembangan Oto Goze? Sikap kehidupan yang menyumbang jiwa raga kepada Saddharmapundarika-sutra, akan menjadi jiwa dari Oto Goze sehingga akan menjadi bahagia.
Mei 2018 | Samantabadra
27
|KUTIPAN GOSYO
Bukankah kesungguhan hati dinyatakan pada perjalanan yang jauh?
itu, semakin dapat diketahui tebalnya hati menuntut hukum Buddha dalam mengatasinya. Dalam hukum Buddha terdapat cara pikiran yang mementingkan sikap perilaku secara fakta nyata. Untuk Keterangan: menilai seberapa tebal hati kepercayan, Di sini, dalam pelaksanaan tidak lain adalah dengan melihat hukum Buddha yang terpenting pelaksanaan yang merupakan bayangan adalah menyebarluaskannya hukum dari hati orang tersebut. Selama masih dan semangat menuntut ajaran. manusia biasa, dangkal dalamnya hati Bagaimanapun membaca sastra dan kepercayaan dinilai dari perilaku yang sutra serta mempelajari makna ajaran, diwujud-nyatakan sebagai hasil akibat jika kehilangan hati menuntut hukum orang tersebut. yang merupakan dasar mengalirnya hati Ibu dari Oto Goze mengunjungi pokok hukum Buddha, pelaksanaannya Niciren Daisyonin di Pulau Sado dengan sendiri akan menjadi kerangka belaka. Hal ini sama seperti yang diuraikan dalam melalui lautan dan gunung. Sikap nyata ini dipuji Niciren Daisyonin dari dasar surat Buddha mewujudkan catatan masa lubuk hati Beliau. Beliau juga mengutip akan datang, “jika tidak ada orang yang perumpamaan mengenai wanita meneruskan dan mempertahankannya, yang karena merindukan suami, telah sama seperti patung kayu dan batu yang mengembara dalam perjalanan yang jauh. memakai jubah hukum�. (Gosyo Zensyu Dan karena kesungguhan keinginan hati halaman 508). ini, badannya diubah menjadi bermacamApabila tidak memiliki keinginan hati macam. Sebagai umpama, putri Kiyohime, untuk menuntut hukum Buddha dan karena merindukan pria bernama Ancin melestarikan sampai masa yang akan akhirnya menjadi ular. Sedangkan ibu dari datang, bagaimana secara formalitas Oto Goze, dengan icinen hati kepercayaan ada sastra ajaran dan makna ajaran yang yang menuntut Saddharma, ia pasti akan unggul, akan menjadi sesuatu yang tak mencapai kesadaran Buddha. Demikianlah ada jiwanya, sama seperti patung kayu dan batu yang memakai jubah bhiksu dan Niciren Daisyonin memberikan kegembiraan. *** memegang bokor. Perumpamaan-perumpamaan yang diuraikan di sini, semuanya mengenai teladan menuntut hukum Buddha dengan mengatasi jalan yang susah dan jauh. Semakin jauh dan curam jalan 28
Samantabadra | Mei 2018
Mei 2018 | Samantabadra
29
Catatan
30
Samantabadra | Mei 2018
materi ajaran | gosyo cabang
Gosyo Cabang
Surat Balasan kepada O Nicinyo Dono Gosyo Zensyu halaman 1263
LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis di Gunung Minobu ketika Niciren Daisyonin berusia 59 tahun, yaitu pada tahun Koan ke-3 (1280). Surat ini diberikan kepada O Nicinyo. Menurut hasil penelitian, O Nicinyo adalah Myoici Ama sendiri atau pelayan pribadi beliau. Akan tetapi hal yang sebenarnya tidaklah jelas. Di dalam surat hanya dijelaskan, “Yang dititipkan melalui Ben Ajari Nissyo�. Dari kalimat ini dapat ditafsirkan, O Nicinyo mempunyai hubungan keluarga dengan Nissyo. Dalam isi surat, sebagai balasan sumbangan dari O Nicinyo, Niciren Daisyonin mengutip perumpamaan sumbangan kue pasir dari Sri Sambhava dan perumpamaan pelita sumbangan wanita miskin untuk menguraikan
bahwa ketulusan hati-kepercayaan yang murni akan mendapatkan karunia kebajikan yang besar. Selanjutnya Beliau mengajarkan kekuatan agung Saddharma yang diumpamakan dengan bumi besar yang menumbuhkan puluhan ribu benda, atau lautan besar yang dapat menampung aliran dari seluruh sungai, ataupun matahari dan bulan yang mengusir kegelapan empat bawah langit dan sebagainya.
Catatan kaki isi gosyo: 1 Empat bawah langit: disebut juga Empat Benua. Menurut pandangan India Kuno, dunia ini berpusat pada Gunung Sumeru; dan pada empat penjurunya terdapat empat benua. Keempat benua tersebut adalah: Purvavideha di sebelah timur, Aparagodaniya di sebelah barat, Uttarakuru di sebelah utara, dan Jambudwipa di sebelah selatan. Dikatakan, Jambudwipa merupakan tempat agama Buddha muncul dan berkembang. Disebut Jambudwipa karena pada bagian ini terdapat banyak pohon jambu. Mei 2018 | Samantabadra
31
ISI GOSYO |
S
aya telah menerima sumbangan uang 300 mon yang dititipkan melalui Ben Ajari Nissyo. Pada kesempatan ini, Saya juga telah menerima 200 mon. Buddha sangatlah agung, tidak akan mengukur dangkal atau dalamnya ketulusan hati seseorang melalui banyak sedikitnya barang yang disumbangkan. Pada suatu waktu Sri Sambhava menyumbang kue moci dari pasir. Atas dasar sumbangan tersebut, pada kehidupan selanjutnya ia terlahir kembali sebagai Maharaja Asoka yang menguasai seluruh dunia. Demikian pula, seorang wanita miskin telah mencukur rambutnya sendiri, dan dari hasil penjualan rambut tersebut ia membeli minyak untuk menyumbang pelita kepada Buddha. Angin kuat yang menghembus Gunung Sumeru tidak dapat memadamkan pelita yang disumbangkan oleh wanita miskin tersebut. Maka, uang sebesar 200-300 mon yang telah anda sumbangkan lebih unggul daripada sumbangan penguasa negari Jepang kepada negara; atau sumbangan menara yang dihias dengan tujuh pusaka hingga bertumpuk hampir menyentuh Surga Trayastrimsa. Satu aksara Saddharmapundarika-sutra, apabila diumpamakan adalah bagai bumi besar. Oleh karena satu aksara dari Saddharmapundarika-sutra mampu melahirkan puluhan ribu benda. Satu aksara Saddharmapundarika-sutra juga bagaikan lautan besar. Lautan besar itu menampung aliran dari seluruh sungai, seperti halnya Saddharmapundarikasutra mengandung seluruh sutra. Satu aksara Saddharmapundarika-sutra bagaikan matahari dan bulan pula. Dengan demikian dapat menyinari empat bawah langit1. Satu aksara Saddharmapundarika-sutra ini dirombak menjadi bulan, bulan dirombak menjadi Buddha. Padi dirombak menjadi batang padi; batang padi tumbuh menjadi rumput; rumput dirombak menjadi beras; beras dimakan menjadi darah daging manusia; manusia berdasarkan Saddharma dirombak menjadi Buddha. Wanita dirombak menjadi badan pokok satu aksara Myo. Satu aksara Myo adalah Buddha Sakyamuni di atas singgasana bunga teratai. Nammyohorengekyo, Nammyohorengekyo. Disampaikan dengan rasa hormat. O-Nicinyo Dono tertanda, Niciren
32
Samantabadra | Mei 2018
KUTIPAN GOSYO |
1
Demikian pula, seorang wanita miskin telah mencukur rambutnya sendiri, dan dari hasil penjualan rambut tersebut ia membeli minyak untuk menyumbang pelita kepada Buddha. Angin kuat yang menghembus Gunung Sumeru tidak dapat memadamkan pelita yang disumbangkan oleh wanita miskin tersebut.
Sakyamuni memberi penganugerahan kepadanya sebagai Syumi Tooko Nyorai. Uang sumbangan 200-300 mon dari O Nicinyo memang sangat kecil jumlahnya, bila dibandingkan dengan dana paramita dari para murid yang telah dibabarkan dalam berbagai surat. Namun bila dibandingkan dengan keadaan hidup O Nicinyo, dana paramita ini pasti sesuatu yang sangat Keterangan : berharga. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin Di dalam surat ini dikutip cerita tentang memuji, “Uang sebesar 200-300 mon Sri Sambhava dan sumbangan pelita dari yang telah anda sumbangkan lebih unggul seorang wanita miskin. Oleh karena cerita daripada sumbangan penguasa negeri tentang Sri Sambhava sudah sangat terkenal, Jepang kepada negara; atau sumbangan kiranya tak perlu diuraikan lagi. Sedangkan menara yang dihias dengan tujuh pusaka cerita mengenai seorang wanita miskin hingga bertumpuk hampir menyentuh terdapat di dalam kisah Raja Ajatasatru Surga Trayastrimsa�. Ini merupakan sebuah Junketsu. Singkatnya kisah tersebut adalah contoh dana paramita yang berupa harta. sebagai berikut. Akan tetapi, hakikat dari dana paramita ini Pada suatu ketika Raja Ajatasatru adalah pelaksanaan penyebaran dharma mengumpulkan minyak dari seluruh negeri sesuai dengan pengkhotbahan Sang Buddha, untuk menyumbangkan pelita kepada yaitu dana paramita hukum. Di dalam Buddha Sakyamuni secara besar-besaran. keadaan masyarakat yang penuh dengan lima Melihat peristiwa ini, seorang wanita tua kekeruhan, orang yang tidak takut kepada yang miskin merasa sangat sedih. Meskipun Tiga Jenis Musuh Kuat dan tetap melakukan ia terlahir pada zaman hidupnya Buddha yang Syakubuku dengan mengenakan jubah zirah sukar dijumpai, ia tak dapat menyumbang ketabahan, adalah orang yang melaksanakan kepada Buddha tersebut. Maka, akhirnya ia dana paramita dharma yang tertinggi. memutuskan untuk mencukur rambutnya Yakinlah bahwa orang tersebut sedang sendiri dan dari hasil penjualan rambut menumpuk karunia untuk masa yang akan tersebut ia dapat menyumbang kepada datang. Buddha; sekalipun hanya dalam bentuk Satu aksara Saddharmapundarikasebuah pelita. Pada pagi harinya, puluhan sutra, apabila diumpamakan ribu pelita yang disumbangkan oleh Raja adalah bagai bumi besar. Ajatasatru telah padam. Akan tetapi, ada Oleh karena satu aksara dari satu pelita yang nyalanya malah bertambah Saddharmapundarika-sutra mampu terang. Itulah pelita sumbangan dari wanita melahirkan puluhan ribu benda. Satu tua tersebut. Meskipun dicoba untuk aksara Saddharmapundarika-sutra juga dipadamkan, pelita itu tak padam juga. Atas ketulusan hati sumbangan wanita ini, Buddha bagaikan lautan besar. Lautan besar itu
2
Mei 2018 | Samantabadra
33
menampung aliran dari seluruh sungai, seperti halnya Saddharmapundarika-sutra mengandung seluruh sutra. Satu aksara Saddharmapundarika-sutra bagaikan matahari dan bulan pula. Dengan demikian dapat menyinari empat bawah langit. Keterangan : Kutipan di atas merupakan kalimat yang mengajarkan mengenai karunia kabajikan dari satu aksara Saddharmapundarikasutra. Tak perlu dijelaskan lagi, Saddharmapundarika-sutra yang dimaksud di sini adalah Saddharmapundarika-sutra masa Akhir Dharma, yaitu NammyohorengekyoSandaihiho yang dibabarkan oleh Niciren Daisyonin, Buddha Pokok masa Akhir Dharma. “Satu aksara Saddharmapundarikasutra, apabila diumpamakan adalah bagai bumi besar. Oleh karena satu aksara dari Saddharmapundarika-sutra mampu melahirkan puluhan ribu benda”. Kalimat ini menunjukkan bahwa Saddharma adalah sumber pokok yang melahirkan segala hukum dari puluhan ribu benda di seluruh alam semesta raya. Mengapa Saddharma dikatakan sebagai yang melahirkan puluhan ribu benda ? Hukum Buddha merupakan suatu penyelidikan tentang hakikat keberadaan seluruh benda, bagaimana merombaknya dan bagaimana benda itu bergerak. Kemudian ditemukan adanya satu hukum yang mendasari keberadaan tersebut. Hukum itulah yang disebut Saddharma. Maka, Saddharma adalah hukum sumber pokok dari puluhan ribu benda, sehingga diumpamakan sebagai bumi besar yang melahirkan puluhan ribu benda. Kita sekalian juga merupakan keberadaan yang didasari Saddharma ini. Kalimat “Satu aksara Saddharmapundarika-sutra juga bagaikan lautan besar. Lautan besar itu 34
Samantabadra | Mei 2018
menampung aliran dari seluruh sungai”, menunjukkan bahwa seluruh hukum tercakup dalam Saddharma. Ajaran suci seumur hidup Buddha Sakyamuni dibabarkan atas dasar kesadaran-Nya kepada Saddharma ini. Maka, puluhan ribu hukum - dapat dikatakan seluruh filsafat di luar Hukum Buddha - mengikuti atau kembali pada satu hukum Saddharma ini. Oleh karena semuanya itu keluar dan berkembang dari Icinen manusia yang didasari pada Saddharma. Dengan demikian, tentulah pada hakikatnya kesemuanya itu keluar dari Saddharma. Kalimat “Satu aksara Saddharmapundarika-sutra bagaikan matahari dan bulan pula. Dengan demikian dapat menyinari empat bawah langit”, menunjukkan bahwa bila kita memandang seluruh hukum berdasarkan Saddharma ini, maka kita akan melihat dan menganalisa intisari dari keseluruhannya. Jika dibahas secara umum, bila kita hanya memiliki pandangan yang sebagian saja dan terikat dengan pandangan tersebut, akhirnya kita tak dapat menangkap intisarinya, meskipun hal yang hanya sebagian itu. Dengan berdiri berdasarkan pandangan luas secara keseluruhan, barulah makna yang sebagian itu menjadi jelas. Berdasarkan makna ini, apabila kita meninjau dari mata Saddharma yang merupakan sumber pokok dari keseluruhan, baru dapat menyinari seluruh hukum dengan terang. Secara praktis dapat dikatakan, bahwa dengan memperoleh prajna dari Saddharma kita dapat memahami kehidupan diri sendiri dan hukum masyarakat dengan benar. Dengan demikian kita dapat menciptakan nilai yang tepat bagi segalagalanya. ***
Mei 2018 | Samantabadra
35
materi ajaran | forum diskusi
Forum Diskusi
Mempertahankan Syinjin
1
Saya sering kali merasa tidak dapat mempertahankan hatikepercayaan secara konsisten. Demikian pula, ada orang yang pada suatu saat menjalankan hati-kepercayaan dengan penuh semangat, tapi di lain waktu tidak bersemangat sama sekali. Bahkan tak jarang sampai meninggalkan kepercayaan kepada Gohonzon. Mengapa orang dapat mundur dari hati-kepercayaan? Jawab: Ada satu hal yang perlu dijaga oleh setiap umat Buddha Niciren Syosyu, yaitu tidak meninggalkan hati kepercayaan kepada Gohonzon seumur hidup. Dalam keadaan apapun juga, baik sedang mengalami penderitaan yang sangat berat atau sedang menikmati kebahagiaan, hendaknya tetap percaya kepada Gohonzon. Inilah yang dinamakan mempertahankan Sila Bejana Pusaka Vajra. Ajaran Niciren Syosyu tidak menekankan berbagai pantangan (sila) seperti tidak memakan daging, tidak boleh meminum minuman keras, harus meninggalkan kehidupan duniawi, dan lain sebagainya seperti yang dikenal dalam ajaran lainnya. Satu-satunya hal yang harus dijaga sebagai pantangan adalah tidak meninggalkan hati-kepercayaan kepada Gohonzon selama hidup ini. Pada 36
Samantabadra | Mei 2018
waktu menerima pemberkahan (gojukai) kita berprasetya untuk mempertahankan Gohonzon seumur hidup dalam keadaan apapun juga. Untuk mempertahankan hati-kepercayaan secara berkesinambungan diperlukan perjuangan yang bukan main gigihnya karena hati manusia mudah sekali berubah sesuai dengan suasana. Niciren Daisyonin mengajarkan kita untuk melaksanakan hati-kepercayaan seperti air yang mengalir. Beliau mengatakan di dalam Surat Perihal Mendengar Ceramah, “Yang disebut pelaksanaan seperti air adalah seperti air yang mengalir siang dan malam tanpa henti. Sedikitpun tak pernah beristirahat. Demikianlah, orang yang percaya Saddharmapundarika-sutra (Gohonzon) seperti itu dikatakan sebagai pelaksana dari air� (Gosyo Zensyu halaman 841). Kebalikan dari pelaksana seperti air adalah pelaksana seperti api. Api mudah berkobar, tetapi mudah juga padam. Berbeda dengan api, air mengalir secara tetap meskipun harus melalui berbagai halangan. “Pelaksana seperti api memang banyak, akan tetapi pelaksana seperti air sedikit�, nasehat Buddha Niciren Daisyonin. Banyak orang yang mempunyai hati-kepercayaan secara tekun, sekalipun menghadapi rintangan yang beratnya tak terkatakan, adalah orang yang melaksanakan hati-kepercayaan bagai air
yang mengalir. Dan, mempertahankan hatikepercayaan ini terletak pada sekejap-sekejap perasaan jiwa pada waktu menerima jodoh. Bila kita menerima suatu jodoh tidak sesuai dengan ajaran Buddha, yaitu menimpakan kesalahan kepada hal-hal di luar diri sendiri, pada saat itu dapat dikatakan kita mundur dari hati-kepercayaan. Jika cara menerima jodoh seperti itu diteruskan, pada akhirnya akan mundur dari hati-kepercayaan secara total, yaitu mengembalikan Gohonzon. Pada umumnya rintangan timbul karena menguatnya berbagai hawa nafsu, munculnya karma diri sendiri, atau adanya tekanan dari pihak yang lebih berkuasa. Sebagai contoh, setelah melaksanakan hati-kepercayaan beberapa waktu lamanya biasanya orang mulai dapat mengatasi kesulitan yang ada. Pada waktu suasana dalam kehidupan mulai berubah seringkali berbagai hawa nafsu mulai berkobar, keinginan untuk menonjolkan diri, keinginan untuk mengejar apa yang belum didapatkan, keinginan untuk mengatur orang lain mulai timbul. Ini adalah rintangan dari hawa nafsu. Rintangan karma diperoleh seseorang ketika sebab akibat yang telah ditumpuk di dalam jiwa menjadi matang dan muncul sebagai imbalan akibat. Pada waktu itu orang merasa karma-karma buruk yang diperbuatnya timbul silih berganti, seolaholah tak habis-habisnya. Pada saat imbalan akibat muncul secara nyata ada kalanya orang meragukan kekuatan Gohonzon dan menjadi mundur dari hati-kepercayaan. Adakalanya orang bertanya-tanya, “Koq setelah percaya Gohonzon tetap mendapat kesulitan?� Ini merupakan rintangan dari karma. Sebenarnya, percaya Gohonzon atau tidak, jika karmanya telah masak orang itu tetap mendapat kesulitan. Rintangan yang lain lagi datang dari pihak yang berkuasa. Misalnya, larangan untuk melaksanakan
hati-kepercayaan dengan menggunakan kekuasaan. Pada waktu mendapatkan rintangan ini orang juga sering menjadi raguragu dan mundur dari hati-kepercayaan. Hendaknya kita senantiasa waspada dalam pelaksanaan hati-kepercayaan setiap hari. Saat kesulitan timbul merupakan saat untuk mempertahankan Sila Pusaka Vajra. Banyak orang yang melupakan prasetyanya sendiri ketika menghadapi rintangan yang ada. Tidaklah heran bila Buddha Niciren Daisyonin mengatakan bahwa meskipun banyak orang yang tampaknya mempunyai hati-kepercayaan tetapi yang dapat mencapai kesadaran Buddha bagaikan pasir di atas kuku. Petuah emas ini hendaknya membuat kita semakin waspada dalam menjaga Sila Bejana Vajra. Orang yang tidak dapat mempertahankan hati-kepercayaan akan mundur pada waktu mendapat rintangan. Sekalipun penyebab mundurnya seseorang dari hati-kepercayaan kelihatannya bukan dari diri orang tersebut, seperti karena dilarang oleh pihak keluarga atau adanya bentrokan antar sesama umat, pada dasarnya penyebab mundurnya orang tersebut dari hati-kepercayaan adalah diri orang itu sendiri. Bukankah filsafat dasar agama Buddha mengajarkan bahwa bila tidak ada sebab tentu tidak ada akibat? Oleh karena itu, kita tak dapat mengatakan bahwa seseorang menjadi mundur dari hatikepercayaan kepada Gohonzon disebabkan oleh orang lain. Pada dasarnya bukan seperti itu. Orang lain atau suatu peristiwa yang menyebabkan seseorang mundur hanyalah jodoh yang dipanggil oleh tumpukan sebab akibat yang telah ditimbun di dasar jiwa orang tersebut. Cara orang menanggapi jodoh itulah yang menentukan ia mundur atau malah semakin meningkatkan diri dalam hati-kepercayaan.
Mei 2018 | Samantabadra
37
Filsafat dasar agama Buddha tidak memisahkan antara jasmani dengan kejiwaan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, pelaksana hati-kepercayaan juga mencakup keduanya. Banyak orang yang melaksanakan hati-kepercayaan seolah-olah telah menjadi kebiasaan sehingga perasaan jiwanya tidak ikut serta. Secara jasmani kelihatannya orang tersebut melaksanakan hati-kepercayaan secara sungguh-sungguh, namun sebenarnya secara kejiwaan ia telah mundur. Mundurnya hati-kepercayaan tersebut ditandai dengan tebalnya perasaan mementingkan diri sendiri, seperti mudah tersinggung, mudah meremehkan orang lain, merasa diri sendiri dibutuhkan, sering tidak senang, merasa telah melaksanakan hatikepercayaan, dan lain sebagainya. Tumpukan sebab akibat dari berbagai perasaaan yang berpusat pada diri sendiri ini pada suatu saat akan matang menjadi imbalan nyata. Dengan bertemu salah satu jodoh, yang mungkin kelihatannya hanya sepele, orang itu tidak dapat menerima jodoh tersebut dengan perasaan jiwa yang luas sehingga akhirnya mundur dari hati-kepercayaan. Inilah yang seringkali kita saksikan mengapa orang yang kelihatannya aktif dalam melaksanakan hatikepercayaan tiba-tiba dapat mundur karena penyebab yang kelihatannya sepele. Cara berpikir yang memisahkan antara jasmani dengan kejiwaan dapat kita lihat pada pendapat yang menyatakan bahwa yang disebut hati-kepercayaan cukup hanya melaksanakan gongyo daimoku pagi dan sore, tanpa perlu mengikuti berbagai kegiatan lainnya. Pendapat ini sungguhsungguh keliru. Pertapaan umat Buddha Niciren Syosyu bukan hanya bersembahyang, melainkan juga melaksanakan berbagai kegiatan dengan dasar maitri karuna. Pertapaan ini sesuai dengan pertapaan 38
Samantabadra | Mei 2018
kebodhisattvaan. Susunan kita merupakan perwujudan Gohonzon yang hidup. Manusiamanusia yang ada dalam Majelis kita mewakili golongan umat Sepuluh Dunia secara lengkap. Melaksanakan gongyo dan daimoku secara teoritis memang dapat membangkitkan jiwa Buddha, akan tetapi jiwa Buddha baru dapat terwujud secara nyata dengan adanya jodoh yang tepat. Dengan menjalankan hati-kepercayaan sungguh-sungguh di dalam susunan barulah dapat mewujudkan jiwa Buddha yang sesungguhnya. Susunan dapat diumpamakan sebagai satu-satunya kendaraan yang menuju pada tujuan pencapaian kesadaran Buddha. Tiada kendaraan lainnya yang dapat membawa ke sana. Dalam kendaraan tersebut terdapat berbagai orang dengan bermacam-macam sifat, dari yang paling buruk sampai dengan yang paling baik. Bahkan sering dikatakan bahwa susunan kita merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai sifat buruk. (Orang bernasib buruk karena mempunyai sifat buruk sehingga memerlukan Gohonzon untuk merombak nasibnya). Bekerja sama dengan berbagai orang yang mempunyai bermacam sifat memerlukan pegangan yang teguh pada tujuan yang ingin kita capai. Hendaknya selalu kita camkan dalam jiwa bahwa susunan merupakan kendaraan tunggal yang dapat membawa kita menuju pencapaian kesadaran Buddha. Oleh karena itu, apapun yang terjadi hendaknya kita tidak meninggalkan susunan. Bahkan di dalam kendaraan yang sama ini kita dapat saling mendorong untuk lebih cepat mencapai tujuan. Pada kesimpulannya, mundur tidaknya seseorang ditentukan oleh sikap jiwanya sendiri pada waktu menerima rintangan. Jika rintangan itu diterima sebagai jodoh untuk meningkatkan perasaan jiwanya,
maka ia akan memperkuat hati-kepercayaan. Sebaliknya, bila jodoh tersebut diterima dengan menimpakan kesalahan kepada orang lain atau hal-hal di luar dirinya, ia akan mundur dari hati-kepercayaan. Pada dasarnya tidak ada hal-hal di luar diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mundur dari hati-kepercayaan.
2
Bagaimanakah sikap kita menghadapi seseorang yang sedang mundur dari hatikepercayaan? Jawab: Seperti telah dijelaskan di atas hendaknya kita benar-benar memahami bahwa pada dasarnya seseorang mundur dari hatikepercayaan terletak pada perasaan jiwa orang tersebut dalam menerima suatu jodoh atau dengan kata lain tak ada orang lain yang dapat disalahkan. Oleh karena itu hendaknya kita tidak menjadi hakim yang berusaha mencari letak kesalahan mundurnya seseorang di luar diri orang itu sendiri. Namun demikian, kita tetap dapat menganalisis penyebab mundurnya orang tersebut dan mencamkannya dalam hati bahwa kita juga mempunyai kemungkinan untuk mengalami hal yang sama. Sebagai contoh, seseorang mundur dari hati-kepercayaan karena merasa tugas yang dilakukannya secara mati-matian tidak dihargai oleh umat. Ia merasa kecewa dan tidak mau melaksanakan keaktifan lagi. Kita tak dapat menilai bahwa jika orang lain dapat menghargai karya orang lain itu tentu ia tidak akan mundur dari hati-kepercayaan. Mungkin benar orang banyak kurang menghargai karyanya, tetapi tidak berarti orang tersebut mundur karena hal itu. Ia mundur dari hati kepercayaan karena mengharapkan pujian
dari orang lain, bukan mengharapkan pujian dari Gohonzon. Seandainya ia merasa bahwa yang dilakukannya memang bermanfaat bagi orang banyak, maka ia tidak akan kecewa meskipun tidak mendapat penghargaan. Dan juga, sebenarnya bukan peristiwa itu saja yang membuatnya mundur dari hati-kepercayaan, melainkan dari sikap jiwanya selama ini. Dalam menerima berbagai masalah orang tersebut cenderung menganggap dirinya yang berbuat, bukan didasarkan pada rasa tugas dari Gohonzon. Jika ia benar-benar berbuat secara tulus karena rasa tugas, maka penilaian dari orang lain tidak mempengaruhi hubungan hatikepercayaannya dengan Gohonzon. Hendaknya kita dapat melihat akar sifat yang menyebabkan orang tersebut mundur dari kepercayaan dan juga menganalisis hal-hal apa yang perlu diperbaiki. Dari analisis sifat orang tersebut, kita juga dapat mencamkan dalam hati bahwa yang terpenting adalah melakukan sesuatu secara tulus dan tidak mengharapkan pujian dari orang. Pujian dari Gohonzon dapat kita rasakan dari perubahan dalam kehidupan kita sendiri. Selain itu, kita juga mengetahui bahwa orang memerlukan pujian akan keberhasilan karyanya. Oleh karena itu, kita harus pandai memanfaatkan pujian untuk memberi semangat kepada orang lain. Demikianlah yang dimaksud dengan sikap tidak menghakimi, tetapi menganalisis masalah untuk mendapatkan manfaat bagi diri sendiri. Ikatan jodoh dengan Gohonzon yang terjalin pada waktu upacara gojukai akan tetap berlangsung hingga kapanpun juga. Meskipun seseorang kelihatannya meninggalkan hati-kepercayaan pada saat sekarang, suatu saat ia pasti kembali melaksanakan hati kepercayaan. Namun demikian, untuk dapat kembali lagi Mei 2018 | Samantabadra
39
memerlukan waktu. Biasanya orang harus jatuh ke neraka terlebih dahulu baru dapat kembali lagi melaksanakan hati-kepercayaan. Jika belum merasakan kesusahan yang tak tertahankan biasanya orang tak akan kembali. Bahkan, karena Raja Iblis bergembira melihat seseorang mundur dari hati-kepercayaan kepada Gohonzon, pada umumnya orang yang mundur menikmati keadaan Dunia Surga yang amat menyenangkan. Dalam keadaan seperti itu Raja Iblis bersenang hati, dan orang yang mundur tak ingat lagi untuk melaksanakan hati-kepercayaan. Oleh karena itu, kadang kala tidak ada gunanya mengajak orang yang sedang dirasuki Iblis Dunia Surga untuk kembali melaksanakan hati-kepercayaan. Hingga suatu saat imbalan akibat neraka telah matang dan mau tak mau orang tersebut akan kembali melaksanakan hatikepercayaan. Seandainya sebelum percaya kembali orang tersebut telah meninggal dunia, ikatan jodoh dengan Gohonzon akan terus berlanjut pada kehidupan yang akan datang. Sebagai sesama teman sedharma sering kali kita menyayangkan mengapa seseorang harus mundur dari hati-kepercayaan. Namun, kepastian adanya ikatan jodoh yang tak akan terputus dengan Gohonzon membuat kita yakin bahwa pada suatu saat ia akan kembali lagi melaksanakan hatikepercayaan. Meskipun pada saat sekarang orang tersebut tampaknya sama sekali tidak mau menjalankan keaktifan, bagaimanapun ikatan jodohnya dengan Gohonzon tidak akan pernah putus. Kiriman doa yang tulus dari orang yang berjodoh dekat dengan orang yang mundur dari hati-kepercayaan dapat menggetarkan perasaan jiwanya. Orang tersebut dapat melaksanakan hatikepercayaan kembali. Orang yang mundur dari hati-kepercayaan 40
Samantabadra | Mei 2018
dapat memberi contoh kepada orang lain tentang betapa ruginya mundur dari hatikepercayaan. Jika orang itu dapat kembali aktif dalam susunan dan benar-benar dapat menyadari letak kesalahannya dalam hati-kepercayaan akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan juga untuk orang lain. Ia dapat mengukir dalam perasaan jiwanya betapa ruginya mundur dari hatikepercayaan. Pengalaman kejiwaan ini akan membuatnya waspada terhadap kecenderungan jiwa yang dapat membuatnya mundur kembali. Dalam agama Buddha tidak dikenal adanya kutukan bagi orangorang yang mundur dari hati-kepercayaan. Siapapun juga mempunyai kemungkinan untuk meninggalkan hati-kepercayaan. Oleh karena itu, hendaknya kita waspada untuk selalu memperkuat hati-kepercayaan dalam setiap hari. Ingat, “Sedikit saja lengah, iblis akan mengambil kesempatan� (Gosyo Zensyu halaman 841). ***
Catatan
Mei 2018 | Samantabadra
41
wawasan
Kisah Marie Thomas Dokter Perempuan Pertama di Indonesia
P
ada 1851, sebuah sekolah dokter berdiri untuk pertama kalinya di Indonesia (kala itu masih bernama Hindia – Belanda). Mulanya bernama Sekolah Dokter Djawa, lalu akhirnya berganti menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen), Sekolah Dokter untuk Hindia Belanda. Kala itu, dominasi murid di SOTIVA adalah kaum laki – laki. Perempuan yang berupaya untuk mendaftar ke STOVIA masih mendapatkan penolakan. Hingga akhirnya, kemunculan Aletta Jacobs, dokter perempuan pertama di 42
Samantabadra | Mei 2018
Belanda membawa perubahan yang cukup besar di kalangan STOVIA. Pertemuannya dengan Gubernur Jenderal A.W.F Idenburg membawa angin segar bagi dunia medis di Hindia – Belanda, terutama untuk kaum perempuan. Dalam pertemuannya dengan Idenburg, Jacobs menyampaikan pernyataannya bahwa perempuan di Rumah Sakit, perempuan membutuhkan penanganan dari tenaga medis perempuan. Hal yang masih menjadi keterbatasan ini ditengarai beberapa regulasi dari pihak
penguasa yang menyulitkan kaum perempuan untuk mendaftar ke STOVIA. Berkat jasa Aletta Jacobs inilah kaum perempuan akhirnya bisa menikmati bangku sekolah kedokteran di Hindia – Belanda. Pula, inilah yang menghasilkan dokter perempuan pertama di Indonesia. Marie Thomas, namanya. Marie Thomas lahir di Likopang, Minahasa, Sulawesi Utara pada 17 Februari 1896 dari pasangan Adriaan Thomas dan Nicolina Maramis. Ayahnya adalah seorang tentara, sehingga kerap berpindah –
pindah dari satu kota ke kota yang lainnya. Hal ini membuat Marie dan adiknya sering berpindah – pindah sekolah. ia menyelesaikan pendidikannya di Europese Lagere School (ELS), sebuah sekolah khusus anak – anak Eropa dan bumiputera beragama Kristen di Manado. Ia lulus dari ELS pada tahun 1911. Satu tahun setelahnya, STOVIA dan NIAS (de Nederlandsch Indische Artsenschool) – Sekolah kedokteran di Surabaya yang berdiri pada 1912 – membuka kesempatan bagi siswa perempuan untuk mendaftarkan dirinya di sekolah pendidikan dokter. Namun sayang, kaum perempuan masih dipersulit dengan beberapa hal seperti membayar biaya pendaftaran dan menanggung biaya hidup mereka sendiri, berbeda dengan kaum laki – laki yang sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah. Melihat keadaan itu, beberapa perempuan Belanda di Batavia mendirikan sebuah yayasan yang bertujuan untuk memberikan bantuan pendidikan bagi perempuan bumiputera yang ingin melanjutkan sekolah di bidang kedokteran. Dengan nama Studiefonds voor Opleiding van Vrouwelijke Inlandsche Artsen (SOVIA), yayasan ini didirikan oleh oleh Charlotte Jacobs (saudara perempuan Aletta) bersama Marie Kooij – van Zeggelen dan Elisabeth van Deventer – Maas. Mereka menyediakan beasiswa bukan hanya bagi dokter perempuan,
namun juga kepada para siswa sekolah keperawatan. Marie Thomas berhasil mendapatkan beasiswa dari SOVIA yang kemudian menghantarnya masuk ke STOVIA di Batavia pada 1912. Waktu itu, Marie adalah satu – satunya siswa perempuan diantara 180 siswa laki – laki dalam sekolah kedokteran tersebut. Dua tahun kemudian, seorang perempuan bernama Anna Warouw datang ke STOVIA sebagai siswa pendidikan dokter. Marie menyelesaikan pendidikannya di tahun 1922 dan langsung bekerja sebagai dokter di rumah sakit terbesar di Batavia kala itu, Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) – sekarang RS Cipto Mangunkusumo. Marie adalah sosok yang penuh talenta dengan berbagai pencapaian yang ia terima dalam kariernya sebagai dokter, termasuk spesialisasinya dalam bidang ginekologi dan kebidanan. Selain itu, Marie merupakan salah satu dokter yang pertama kali terlibat dalam kebijakan mengontrol kelahiran bayi lewat metode IUD. Ia menikah sengan Mohammad Yusuf, teman kelasnya selama bersekolah di STOVIA. Setelah menikah, Marie dan Yusuf pindah ke Padang, kampung halaman Yusuf dan bekerja di sana sebagai dokter. Marie dan Yusuf memiliki dua orang anak bernama Sonya dan Eri. Selain kariernya sebagai dokter, Marie pernah tergabung dalam
Persatoean – Minahasa, sebuah organisasi yang didirikan pada 1927. Ia bergabung selama tiga tahun di organisasi tersebut. Tahun 1940, ia menjadi bendahara sebuah organisasi lokal di Padang bernama Vereeniging van Indonesische Geneeskundigen. Di tahun 1950, ia mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi. Sekolah kebidanan tersebut merupakan yang pertama kali berdiri di Sumatera, dan kedua di Indonesia. Marie meninggal pada tahun 1966 di usianya yang ke70 tahun karena pendarahan otak secara tiba – tiba. hingga akhir hayatnya, ia tetap mendedikasikan dirinya dalam dunia kedokteran dan pendidikan kebidanan. Jasa – jasanya dan kontribusinya dalam dunia kesehatan kala itu menjadi inspirasi banyak orang, meski tidak banyak yang mengenal namanya sebagai perempuan Indonesia yang pertama kali menjadi dokter. sumber: https://www.goodnewsfromindonesia. id/2018/02/23/kisah-marie-thomasdokter-perempuan-pertama-di-indonesia
Mei 2018 | Samantabadra
43
Malahayati, Laksmana Laut Perempuan Pertama di Dunia
KEK Mandalika: Pesona Alam Baru di Pulau Lombok P
residen Joko Widodo pada tahun lalu menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhumah Laksamana Malahayati. Ia adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Dalam berbagai catatan, Malahayati merupakan laksamana laut perempuan pertama di dunia. Dia adalah panglima perang Kesultanan Aceh yang tesohor berkat keberaniannya melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis abad ke-16 M. Keberanian dan daya juang Malahayati tidak bisa dilepaskan dari keluarganya yang merupakan bangsawan Aceh. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1530-1539. Sementara ayahnya, Mahmud Syah jua sempat menjadi laksamana angkatan laut. Tidak heran, bila Malahayati mewarisi semangat juang dan kecintaan terhadap angkatan laut. Bahkan, Malahayati juga sempat mengecap pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di sana pula ia menjalin hubungan dengan perwira senior yang lantas menjadi suaminya. Namun nasib naas datang lantaran suami Malahayati, gugur saat bertempur dengan pasukan Portugis. Dari situ, ia bertekad untuk membantu pasukan yang termahal sebuah nama Inong Balee. Prajuritnya terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam peperangan. Cornelis de Houtman, penjelajah Belanda pertama yang tiba di Indonesia, menjadi salah seorang yang tahu betul rasanya digebuk pasukan Malahayati. Saat berupaya menggoyang Aceh pada 1599, pasukan Cornelis de Houtman justru porak poranda. Tidak hanya Belanda, pasukan Portugis pun sempat merasakan kehebatan pasukan Laksamana Malahayati. Namun, perjuangan Laksamana Malahayati harus terhenti sekitar tahun 1606. Ia gugur saat bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Malaka. Jasadnya dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, Banda Aceh. Setelah lama dilupakan, kini nama Malahayati resmi abadi sebagai pahlawan nasional. Jasanya dianggap besar bagi perjuangan Aceh yang menjadi bagian dalam sejarah panjang bangsa Indonesia.
sumber: https://nasional.kompas.com/read/2017/11/10/12303431/profil-pahlawan-malahayati-laksmana-laut-perempuanpertama-di-dunia.
44
Samantabadra | Mei 2018
kesehatan
Biduran (Urtikaria) Penyakit Gatal ‘Tanpa Sebab’
B
iduran atau dalam bahasa medis disebut urtikaria merupakan reaksi pada tubuh yang menyebabkan ruam atau bentol merah dengan berbagai ukuran dan gatal. Ruam mungkin dipicu oleh alergi seperti makanan tertentu atau obat-obatan atau dengan faktor lain seperti panas atau berolahraga. Ruam gatal dikarenakan sejumlah kecil cairan pada pembuluh darah yang berada di bawah permukaan kulit mengalami kebocoran. Berikut klasifikasi dari urtikaria : 1. Urtikaria akut Urtikaria akut dapat berkembang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari enam minggu. Pada umumnya urtikaria dapat terjadi pada 24 - 48jam.
sakit pada kulit, tetapi ruam dan gatal dapat mengganggu. Berikut beberapa tanda dan gejala urtikaria : 1. Ruam berwarna merah 2. Mengalami rasa gatal pada ruam merah 3. Ruam merah berbentuk oval atau seperti cacing Dalam beberapa kondisi urtikaria berkembang menjadi angiodema. Angiodema adalah reaksi kulit yang mirip dengan urtikaria tetapi mempengaruhi lapisan kulit yang lebih dalam. Angiodema biasa muncul pada sekitar mata, pipi, atau bibir. Angiodema memiliki beberapa tanda dan gejala Tanda dan gejala Urtikaria seperti : Pada umumnya urtikaria 1. Ruam merah tidak menyebabkan rasa berukuran besar dan kulit Urtikaria dapat menyerang siapa saja dan segala usia. Beberapa orang dapat mengalami urtikaria berulang. 2. Urtikaria kronis Urtikaria kronis dapat terjadi lebih dari enam minggu. Namun ini jarang terjadi. Ruam atau bentol merah pada umumnya muncul secara tiba-tiba dan dapat mempengaruhi setiap area kulit. Ruam akan disertai oleh rasa gatal. Terdapat bervariasi ukuran yang dapat muncul, terkadang beberapa ruam berkumpul menjadi satu membentuk ruam yang besar. Ruam akan tampak seolah-olah bergerak menyebar ke seluruh tubuh.
Mei 2018 | Samantabadra
45
mengalami penebalan. 2. Kulit mengalami pembengkakan dan kemerahan. 3. Kulit yang mengalami ruam merah akan terasa nyeri atau terdapat sensasi hangat. 4. Pembengkakan parah yang terjadi di lidah dapat menyebabkan kesulitan bernafas. 5. Gejala angiodema memiliki durasi yang lebih lama dari urtikaria. Bengkak dapat mereda setelah 3 hari bahkan lebih. Penyebab Urtikaria Urtikaria disebabkan karena sel-sel pada kulit mengeluarkan bahan kimia seperti histamin. Bahan kimia yang keluar tersebut menyebabkan pembuluh darah kecil yang berada d bawah permukaan kulit mengalami kebocoran. Ruam merah yang terbentuk berasal dari tumpukkan cairan . Berikut beberapa pemicu hal-hal tersebut : 1. Alergi seperti : - Alergi pada makanan seperti alergi pada kacang, strawberry, buah yang asam, telur, penyedap makanan, makanan yang pedas, coklat, atau kerang. Alergi makanan dapat terjadi secara tibatiba bahkan jika sebelumnya tidak ada masalah jika mengkonsumsi makanan 46
Samantabadra | Mei 2018
tersebut. - Alergi terhadap gigitan dan sengatan serangga. - Alergi terhadap obatobatan seperti golongan penisilin, aspirin, antinyeri. 2. Infeksi virus Pada beberapa orang infeksi virus seperti pilek atau flu dapat menjadi pemicu terjadinya urtikaria. 3. Kontak kulit Kontak kulit langsung dengan bahan yang dapat menyebabkan urtikaria seperti bahan kimia, lateks, kosmetik, tanaman, sale. 4. Faktor genetik Angiodema herediter berasal dari garis keturunan keluarga. Hal ini terjadi karena kadar protein yang rendah atau terdapat gangguan fungsi proteinyang berperan mengatur fungsi sistem kekebalan tubuh. Penanganan Urtikaria Jika gejala yang terjadi termasuk ringan maka kemungkinan besar tidak memerlukan terapi pengobatan. Pada umumnya urtikaria dan angiodema dapat sembuh dengan sendirinya. Terapi pengobatan dapat membantu meringankan rasa gatal dan ketidaknyamanan. Berikut beberapa hal yang dapat membantu meringankan gejala urtikaria :
1. Mandi menggunakan air dingin dapat membantu meringankan gatal. 2. Menggunakan lotion yang mengandung calamine atau menthol untuk membantu meringankan gatal. Namun rasa gatal bisa datang kembali. 3. Berkonsultasi dengan apoteker untuk mendapatkan obat yang mengandung anti histamin. 4. Jika Anda dapat mengetahui pemicu urtikaria atau angiodema seperti makanan, maka dikedepannya dapat menghindari hal tersebut. 5. Berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi pengobatan yang tepat untuk membantu mengurangi pembengkakan di kulit. Sumber: https://vivahealth.co.id/article/ detail/7088/biduran-(urtikaria)
dunia anak Hai anak-anak NSI! Coba cari perbedaan kedua gambar di bawah ini, ada berapa banyak yang kamu temukan?
Sumber: https://jokideo.com/spot-the-difference-16/
1
Y O 2
3
M
N
K
4
5
B
U
D
D
H
L 6
T
T
U
K
Y
T
O H
8
E
O
M
7
B
A 9
U
E
K
A 10
N
T
D
E
K
11
S
M
12
U
R
G
A
A
L
13
J
E
P
A
N
G
14
M
M
A
N
U
S
I
A
M
Y
15
B
G
P
E
B
A
A
R
R
A
L
16
L
O
O
17
K
T
O
B
E
18
D
I
S
19
U
A
A
K
I
H
I
T
O
20
S
Jawaban TTS Mei 2018
C
I
T
I
Z
E
N
A
A
N
R
Mei 2018 | Samantabadra
47
Resep Talam Singkong Keju Bahan-bahan (porsi 7 buah) Bahan A: 250 gr singkong 1/4 sdt garam 50 gr gula pasir 25 gr keju 125 ml susu cair(125 ml air +1 sdm dancow) Bahan B: 125 ml santan(1/4 butir kelapa) 1/4 sdt garam 10 gr tepung beras 25 gr sagu Cara Membuat: 1. Parut singkong lalu peras 25 ml airnya & buang 2. Blender semua bahan A hingga halus 3. Oles cetakan kue talam(cetakan puding)dengan minyak lalu tuang adonan 3/4 tinggicetakan 4. Panaskan kukusan lalu kukus 15 menit dengan api sedang. Jangan lupa tutup kukusan di lapisi serbet 5. Rebus santan & garam jangan sampai mendidih ya bun hanya sampai hangat kuku 6. Lalu tuang dalam wadah bahan B & campur hingga rata 7. Tuang bahan B di atas bahan A lalu kukus lagi 10 menit hingga matang 8. Setelah dingin keluarkan kue dengan cara tekan cetakan di semua sisinya.Setelah semua sisinya renggang,masukan ujung sendok di salah satu sisinya lalu ungkit pelanpelan(cetakan miringkan sedikit ke bawah ya bun agar mudah terlepas)setelah bagian bawah terlepas,pukul pelan-pelan di telapak tangan & kue keluar mulus . 9. NB:ini cara mengeluarkan kue dengan cetakan puding yang bergelombang agar motif gelombangnya tidak rusak. Sajian siap di nikmati. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/4706767-talam-singkong-keju
48
Samantabadra | Mei 2018
pengumuman
Jadwal Pelatihan Ketrampilan NSI Kelas Memasak Selasa Minggu ke-1 (Pertemuan Ibu) Jam 10.00-12.00 Selasa Minggu ke-2,3,4 Jam 13.00-15.00 Peserta belajar untuk ahli membuat makanan dengan ahli-ahli memasak yang sudah berpengalaman.Â
Kelas Prakarya Kamis Jam 13.00-15.00 Peserta mampu menghasilkan karya-karya kerajinan tangan yang bermanfaat untuk kreativitas dan wirausaha mandiri. Tempat: Vihara Sadaparibhuta NSI. Jl. Minangkabau Jakarta Selatan. Info lebih lanjut 0218311844.
Dana paramita dapat disalurkan melalui:
Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.
Berita Duka Cita
Bapak Lie Sung Che
Ibu Janny Abadi
Meninggal pada usia 69 tahun 18 Maret 2018 Umat NSI Sukabumi Jawa Barat
Meninggal pada usia 64 tahun April 2018 Umat NSI Cengkareng DKI Jakarta
Ibu Oey Lian Nio
Bapak Tjoe Kim Tan
Meninggal pada usia 82 tahun 05 April 2018 Umat NSI Kias Nawi Banten
Meninggal pada usia 87 tahun 07 April 2018 Umat NSI Bogor Jawa Barat
Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.
Mei 2018 | Samantabadra
49
ttsapr1.html
1
2
3
4
6
5
7
8
9 10
11
12
13
14 15
16 18
17 19
20
Across Mendatar 4. Seseorang yang telah mencapai tingkat kesadaran sempurna. 5. Ibukota Jepang 6. Ayam ... adalah salah satu makan khas dari Bali 11. Dunia ke-6 dari sepuluh dunia 12. Nippon / Nihon / Negeri matahari terbit. 14. Makhluk hidup berakal budi 15. Pantai Padang-Padang adalah tempat wisata dari Provinsi ... 16. 12 ... adalah hari perwujudan Dai Gohonzon. 18. 1 + 1 19. Nama Kaisar Jpeang pada saat ini adalah Kaisar ... 20. Penduduk (Istilah Inggris)
50
Samantabadra | Mei 2018
Down Menurun 1. Kota terbesar di Jepang setelah Tokyo adalah .. 2. Salah satu dari karma dari 3 karma buruk adalah 3. Nama (Istilah Inggris) 7. "Myohorengekyo Nyorai Juryo-hon Dai Ju-roku" disebut juga Saddharmaundarika-sutra bab ke- ... Panjang Usia Tathagata. 8. Ada ... dibalik batu 9. Dunia yang dikuasi oleh hawa napsu adalah dunia ... 10. Dunia ke-4 dari sepuluh dunia 13. Tindakan (Istilah Jepang) 17. Bintang (Istilah Inggris)
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan Mei 2018 Tanggal 1 2 3 4 5 6
Hari Selasa Rabu kamis Jumat Sabtu Minggu
7 8
Senin Selasa
9
Rabu
10 11 12 13 14 15 16
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu
17 18 19 20
Kamis Jumat Sabtu Minggu
21 22 23
Senin Selasa Rabu
24 25 26 27 28 29 30 31
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
Jam 13.00 19.00
Kegiatan Pendalaman Gosyo Dharma Dhuta Pendalaman Gosyo Pimpinan Jabotabekcul
Tempat Vihara Sadaparibhuta NSI Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2
19.00
Ceramah gosyo
Daerah masing-masing
10.00 10.00 10.00 13.00 19.00 12.00 14.00 19.00 19.00
Pertemuan GM Jabotabekcul Pertemuan Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Wanita Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum
Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1
19.00
Pertemuan Cabang
Daerah Masing-Masing
10.00 19.00
Pertemuan Anak-Anak Daerah Pertemuan Pelajaran Anak Cabang
Daerah Masing-Masing Vihara Sadaparibhuta NSI Lt.2
14.00 19.00
Pertemuan Wanita Daerah Pertemuan Pria Daerah
Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing
19.00
Pertemuan Anak Cabang
Daerah Masing-Masing
10.00 14.00 19.00
Pertemuan GM Daerah Pertemuan Lansia Umum Pertemuan 4 Bagian
Daerah Masing-Masing
13.00
Pendalaman Gosyo Dharma Duta Pertemuan DPD & DPW Jabotabekcul
Vihara Sadaparibhuta NSI Vihara Sadaparibhuta NSI
19.00 17.00
Pertemuan DPD Kensyu Gosyo Umum Kensyu Gosyo Umum Pendalaman Gosyo Dharma Dhuta HARI RAYA WAISAK
Daerah masing-masing Maha Vihara Saddharma NSI Maha Vihara Saddharma NSI Vihara Sadaparibhuta NSI
13.00
Daerah Masing-Masing
Mei 2018 | Samantabadra
51
Vihara & Cetya
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang
PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
52
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821
Samantabadra | Mei 2018
Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201
Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510