“
Surat Perihal Penegakan Keempat Bodhisattva
SAMANTABADRA | SEPTEMBER 2018 | NOMOR. 296
“
Hukum ini (Nammyohorengekyo) telah lama disampaikan kepada Anda secara sungguhsungguh, maka beritahukanlah kepada orang lain. Umumnya yang dikatakan murid Niciren dan orang yang melaksanakan pertapaan Saddharmapundarikasutra haruslah sama seperti Niciren. Kalau melaksanakan seperti itu pasti akan dijaga dan dilindungi oleh Buddha Sakyamuni, Tathagata Prabhutaratna, para Buddha sepuluh penjuru, dan Dasaraksasi.
Samantabadra gosyo kensyu SURAT PERIHAL PENEGAKAN KEEMPAT BODHISATTVA gosyo cabang SURAT PERIHAL BERBAKTI DAN TIDAK BERBAKTI liputan KU NSI DALAM LOKAKARYA PENGARUSUTAMAAN MODERASI KEAGAMAAN DEWAN HAM PBB
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT
PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
September
2 0 1 8
09 # 296
“
Berat dan dalamnya budi ayah dan ibu adalah bagaikan samudera luas. Maka, bila hanya berbakti untuk masa sekarang saja tanpa membantu untuk masa yang akan datang, hanyalah bagaikan air setetes. Lima ribu lebih rol sastra dalam juga tidak berisi hal yang lainnya, hanya membabarkan tentang besarnya karunia kebajikan berbakti kepada ayah dan ibu.
“
Surat Perihal Berbakti dan Tidak Berbakti Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia
Keterangan halaman muka Ilustrasi dedaunan musim gugur
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Tiga Rintangan dan Empat Iblis Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 28-29 Juli 2018
Gosyo perihal tiga rintangan empat iblis salah satunya membahas perubahan cuaca yang ekstrim atau musim yang tidak tepat pada waktunya. Tiga rintangan itu pertama adalah rintangan yang timbul karena hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri. Manusia terdiri dari jiwa dan raga. Inilah keunggulan agama Buddha, bisa menjelaskan hal tersebut secara detail. Sebelum lahir, manusia sudah membawa karmanya masing-masing, apakah akan terlahir sebagai laki-laki atau perempuan. Dalam pandangan agama Buddha, jiwa dan raga memang terdiri dari dua unsur tetapi merupakan satu eksistensi atau kehadiran, karena itulah disebut funi yang berarti bukan dua. Jiwa manusia merupakan dasar yang menentukan bagaimana cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak dalam kehidupan seharihari. Hubungan antara
jiwa dan raga ini harus harmonis, baru kita bisa menjadi manusia yang sehat. Rintangan kedua adalah bencana yang disebabkan oleh hubungan antara manusia dengan masyarakat. Manusia tidak dapat hidup seorang diri, setiap manusia pasti membutuhkan bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, hubungan antara kita dengan masyarakat harus harmonis. Semua hal yang terjadi tidak terlepas dari manusia itu sendiri. Rintangan ketiga adalah bencana yang ditimbulkan antara manusia dengan alam. Dasar timbulnya berbagai macam bencana adalah ketidakharmonisan. Betapa pentingnya bagi kita untuk bisa memahami makna-makna kehidupan berdasarkan hukum Agama Buddha, supaya kita dapat mengatur kehidupan kita agar seirama dengan hukum alam. Inilah yang disebut dengan Nammyohorengekyo.
Kenapa kita menyebut Nammyohorengekyo? Karena kita adalah orang-orang yang bertekad untuk hidup seirama dengan hukum alam semesta. Jika kita berjalan seirama dengan hukum alam semesta, maka kita akan terhindar dari tiga bencana. Hubungan di dalam tubuh kita menjadi harmonis. Ketika semua bagian di dalam tubuh kita bekerja dengan harmonis, maka tubuh kita akan menjadi sehat. Agama Buddha berperan untuk membantu manusia dalam menjaga keharmonisan ini. Kebutuhan utama manusia pada dasarnya hanya ada tiga, yaitu makanan, pakaian, dan obat-obatan. Dari ketiga kebutuhan tersebut, yang paling utama adalah makanan. Oleh karena itu, kita harus mensyukuri apa yang kita miliki saat ini, tidak September 2018 | Samantabadra
1
boleh membuang-buang makanan. Dengan menyebut Nammyohorengekyo di hadapan Gohonzon, kita dapat memunculkan jiwa Buddha kita. Dengan munculnya jiwa Buddha tersebut, kita memiliki kekuatan untuk bisa menjalankan hidup sesuai dengan ajaran Buddha Niciren Daisyonin. Ketepatan ajaran itu tergantung dari sejauh mana kita percaya terhadap ajaran Niciren Daisyonin. Kita harus terus membangun cara hidup kita secara Buddhis. Manusia seringkali lupa dan lengah dalam menjalankan hidupnya. Di saat sulit, baru sungguh-sungguh berdoa. Haruslah dipahami bahwa sesungguhnya daimoku adalah pelaksanaan yang berkelangsungan, seperti air yang mengalir. Begitu waktunya sampai dan karmanya matang, maka kita akan menerima imbalan. Sebagai orang yang beragama, tidak cukup hanya berdoa saja. Persembahan buah yang kita taruh di altar merupakan wujud rasa terima kasih kita kepada Gohonzon. Kekuatan Gohonzon tidak tergantung pada persembahan yang kita kasih, tetapi dari kesungguhan hati kita. Dalam gosyo ini, Niciren 2
Samantabadra | September 2018
Daisyonin juga merasa penting untuk membimbing Ikegami Munenaga. Pada umumnya, manusia ingin memiliki banyak harta. Buddha ingin agar seluruh umat manusia bisa menjadi makhluk yang paling bahagia. Karena itulah, Buddha menjelaskan bahwa letak kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah pada harta, tetapi pada jiwa kita masing-masing. Jika jiwa Buddha kita sudah berkembang, maka dimanapun kita berada maka tempat tersebut akan menjadi tanah Buddha. Tiga rintangan empat iblis yang muncul dalam hidup kita bukanlah hukuman. Dalam agama Buddha tidak mengenal konsep hukuman, melainkan hukum karma atau hukum sebab akibat. Segala macam rintangan ditimbulkan oleh diri kita sendiri. Di dalam agama Buddha, yang namanya iblis bukanlah setan. Iblis yang dimaksud oleh Buddha adalah fungsi perasaan jiwa kita yang buruk. Munculnya penyakit karena terganggunya keseimbangan dalam tubuh kita yang disebabkan oleh iblis keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. Hawa nafsu harus menjadi kesadaran (bonno soku bodai). Dengan adanya
hawa nafsu, manusia jadi menderita. Ketika ada penderitaan, baru timbul keinginan untuk bertemu Buddha. Setelah bertemu Buddha dengan menyebut Nammyohorengekyo, kesadaran Buddha kita akan timbul. Tujuan hidup kita adalah mencapai kesadaran Buddha. Semakin banyak kesulitan, kita semakin dekat dengan Gohonzon. Semakin dekat dengan Gohonzon, maka kesadaran Buddha kita akan semakin timbul. Karena itulah, orang bijaksana bila bertemu kesulitan akan merasa senang. Sebaliknya, orang bodoh bila bertemu kesulitan akan menjadi marah dan menyalahkan Gohonzon. Haruslah disadari bahwa kesulitan timbul bukan karena orang lain, tetapi karena perbuatan kita sendiri. Untuk dapat mengatasi kesulitan, kita harus memunculkan kesadaran Buddha kita. Dalam menghadapi kesulitan jangan memakai konsep ajaran Buddha yang 42 tahun, yang harus kita pakai adalah konsep Bonno Soku Bodai. Untuk menjadi Buddha memang tidak gampang, Buddha Sakyamuni butuh pertapaan berkali-kali. Tapi kita tidak boleh kecil hati karena kita adalah orang
yang beruntung, bagaikan pasir-pasir yang menempel di atas kuku. Kita adalah orangorang pilihan karena kita lahir di masa akhir dharma dan berjodoh dengan Gohonzon. Adanya Gohonzon dan Gosyo yang dibabarkan oleh Buddha Niciren Daisyonin, mempermudah kita untuk mencapai kesadaran Buddha. Sekarang semuanya tergantung dari kesungguhan hati kita. Sungguh hati dalam menjalankan Gongyo Daimoku, berpakaian rapi, duduk yang tegap, dan bersuara lantang. Agama muncul untuk mengatasi kekacauan dalam hidup manusia. Dengan adanya Gohonzon dan Nammyohorengekyo, kita bisa mengubah hidup kita yang tadinya kacau menjadi tidak kacau. Sunguhsungguh jalankan dan jangan melakukan pemfitnahan dharma, pasti akan mendapat hasilnya. Agama seharusnya bisa membuat manusia menjadi lebih baik. Tetapi semua itu tidak berjalan dengan sendirinya. Kita harus mengubah cara hidup kita, yang sebelumnya berdasarkan pikiran kita sendiri menjadi berlandaskan pada pikiran Buddha. Kita harus punya tekad yang kuat untuk berubah, harus meyadari tugas kita sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi. Mengapa kita
belum berhasil mencapai kesadaran Buddha? Karena kita belum menjalankan fungsi kita sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi dengan sepenuh hati. Kita harus patuh dan hormat kepada orangtua. Zaman boleh berubah, tapi kita harus tetap membalas budi kepada orangtua. Kita baru bisa membalas budi yang sesungguhnya apabila kita sudah berhasil mencapai kesadaran Buddha. Apabila kita tidak bisa mencapai kesadaran Buddha dan tidak merasa bahagia, bagaimana mungkin kita bisa membahagiakan orangtua kita. Oleh karena itu, kalau orangtua kita melarang kita dalam menjalankan syinjin, maka kita boleh tidak menurutinya. Karena jika kita menuruti, maka kita tidak akan bisa membalas budi kepada mereka. Dana paramita harus mencakup dua aspek, yang memberi mendapat manfaat, yang menerima juga memperoleh manfaat. Baik yang memberi maupun yang menerima, harus melakukannya dengan sungguh hati. Buddha menjelaskan bahwa tidak ada tanah suci dan tanah kotor. Yang ada hati yang suci atau hati yang kotor. Hati kita suci ataupun kotor, semuanya tergantung dari tiga karma,
yaitu karma perasaan, mulut, dan perbuatan yang berasal dari diri kita sendiri. Oleh karena itu, kita harus menjalankan syinjin dengan baik, baru kita bisa membalas budi kepada orangtua dan turut menyumbang kepada negara. ***
September 2018 | Samantabadra
3
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Tiga Rintangan dan Empat Iblis Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 28-29 Juli 2018
Nammyohorengekyo,
mengalami dua kali pengusiran. Pertama diusir Gosyo perihal tiga rintangan karena ayahnya dihasut oleh dan empat iblis (sansyo Bhikku Ryokan bahwa kuil syima) ditulis pada bulan Gokuraku terbakar karena 11 tahun 1277 di gunung Munenaka. Pada saat menulis Minobu dan diberikan gosyo ini, Munenaka diusir kepada Munenaga, adiknya dari rumah untuk kedua Munenaka (kakak beradik yang kalinya, karena Munenaka dikatakan sebagai Ikegami tetap mempertahankan hati bersaudara). Munenaga kepercayaannya. Pada saat lebih banyak menerima surat itu kaum penguasa dikuasai bila dibandingkan dengan oleh sekte Nembuce, sehingga kakaknya, karena Kakaknya Yasumitsu khawatir dengan Munenaka lebih kuat syinjinkedudukannya. Bhiksu nya daripada adiknya. Adiknya Ryokan menghasut jika kedua masih terikat dengan hal-hal anaknya tetap menganut yang ada di depan mata, Nammyohorengekyo maka penuh kekhawatiran dan kedudukan Yasumitsu akan selalu ragu-ragu. terancam. Ayah mereka merupakan Buddha Niciren Daisyonin seorang penguasa di wilayah kemudian mengkhawatirkan Ikegami sekaligus menteri Munenaga karena pengusiran pembangunan pemerintah kakaknya. Seperti yang kita di Kamakura. Ia seorang ketahui pada zaman dahulu penganut sekte Nembuce, anak laki-laki pertama sehingga menentang kedua biasanya memiliki warisan anaknya untuk menganut harta dan kedudukan yang hati kepercayaan kepada diberikan dari ayahnya. Jika Nammyohorengekyo. Karena Munenaka diusir, maka harta Munenaka memiliki hati dan tahta akan jadi milik kepercayaan yang lebih adiknya yaitu Munenaga. kuat, ia diusir dari rumah Buddha memberikan oleh ayahnya. Munenaka semangat dan nasihat 4
Samantabadra | September 2018
pada Munenaga agar dapat menghadapi rintangan ini. Pada akhirnya Munenaga dapat mengatasi rintangan ini, ia tetap mempertahankan hati kepercayaan pada Nammyohorengekyo, bahkan akhirnya kedua Ikegami bersaudara dapat men-syakubuku ayahnya untuk menganut Nammyohorengekyo. Ketika pada zaman syoho dan zoho, di masa Pratirupadharma, hati manusia masih tulus dan sederhana. Pada saat itu umat manusia masih terdapat sifat penuh dengan kemanusiaan dan kekeluargaan. Namun pada masa akhir dharma lebih baik kita mengatakan banyak orang-orang berprajna sesat, daripada mengatakan mereka tidak berprajna. Dalam hubungan keluarga yang tidak harmonis, hubungan antara orangtua-anak atau kakak-adik, mencerminkan wajah masyarakat yang saling membenci dan saling
berselisih. Ketika terjadi pertikaian, para dewa akan meninggalkan negeri lalu akan timbul tiga bencana dan tujuh musibah. Munculnya tiga bencana dan tujuh musibah digambarkan sebagai munculnya tujuh matahari, sehingga tumbuhan kering kerontang, air sungai besar dan kecil mengering. Bumi besar akan membara seperti arang, laut menjadi seperti minyak mendidih. Akhirnya kobaran lidah api yang berasal dari neraka penderitaan yang tak terputusputus memenuhi udara dan mencapai surga Brahma. Jadi hal ini menjelaskan, bila terjadi tiga bencana tujuh musibah, keadaan di alam semesta menjadi seperti di dunia neraka. Tiga bencana adalah kelaparan, perang, wabah penyakit. Dari sini kita belajar, tingkah laku manusia dapat menjadi wujud nyata di lingkungan. Jika perang berkelanjutan akan menyebabkan bencana kelaparan, sehingga memunculkan wabah penyakit. Tujuh musibah adalah kelainan gerakan matahari dan bulan, kelainan peredaran bintang, kebakaran, banjir, angin besar, kemarau panjang, serangan dari negeri asing, dan perang saudara. Dari sini kita belajar bahwa perasaan jiwa sangatlah penting karena dapat memanggil jodoh dari
luar (baik maupun buruk) dan dapat terwujud dalam kehidupan kita. Pada umumnya, anak patuh pada orang tua, pegawai setia kepada majikan, murid taat kepada guru, semuanya merupakan hal yang wajar. Namun masyarakat sekarang cenderung mudah dikuasai oleh tiga racun (keserakahan, kemarahan dan kebodohan) sehingga menjadi lebih banyak ditemui peristiwa pegawai mengkhianati majikan, anak tidak sopan kepada orang tua, dan murid merendahkan guru. Hal ini sering terjadi di masyarakat. Buddha Niciren Daisyonin mengingatkan bahwa seorang anak haruslah berbudi bakti pada orangtua. Tetapi apabila mereka melakukan kejahatan, tentu saja kita tidak boleh mematuhi, sebaliknya jika mengingatkan perbuatan jahat mereka berarti kita berbakti kepada mereka. Artinya memang harus berbakti, tetapi harus jeli melihat, bukan berarti berbakti membabi buta. Jika orang tuanya jahat, gurunya mengajarkan hal yang salah, dan majikan memiliki usaha yang tidak benar, maka jangan diikuti! Bukan dilawan terang-terangan, namun kita lawan dengan perombakan sifat jiwa. Ini adalah hal yang paling utama dalam berbakti, jika jahat jangan diikuti, bila kita mengikuti kita sama saja menjerumuskan mereka dalam karma buruk.
Karena Ikegami bersaudara memang dasarnya sudah menjalankan shinjin, maka itu Buddha Niciren Dasiyonin khawatir dan mengingatkan, alang-alang yang tumbuh terus menerus selama seribu tahunpun akan musnah dalam sekejap menjadi abu. Hal ini berarti karunia dari seratus ribu tahun pun akan musnah karena sepatah kata. Ini merupakan fakta yang tak dapat dibantah. Alangalang yang begitu banyak, bila dilempar sebatang korek api bisa hangus dengan cepat. Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa dalam menjalankan hati kepercayaan, jangan meninggalkan hati kepercayaan atau putus di tengah jalan. Jika kita menjalankan sesuatu harus ada kepala dan ekor. Banyak orang yang bekerja ada kepalanya, namun tidak ada ekornya; pada awalnya semangat menjalankan shinjin, kemudian mulai lengah dan hilang di tengah jalan sehingga tidak ada hasilnya. Maka dari itu dalam menjalankan shinjin harus berkesinambungan. Kita harus ingat, berapa banyakpun kurnia kebajikan rejeki kita sekejap akan musnah jika kita meninggalkan hati kepercayaan. Dasar hati kepercayaan kepada ajaran Niciren Daisyonin adalah daimoku. Shinjin itu perlu pelaksanaan yang baik dari perilaku kita September 2018 | Samantabadra
5
sehari-hari, seperti gongyo daimoku pagi sore, datang tepat waktu saat pertemuan, makan dengan rapih, tidak membuang-buang makanan, dan rutin kensyu. Zaman dapat berubah namun hukumnya tetap sama, yaitu hukum alam semesta, hukum Nammyohorengekyo. Hukum sebab akibat dari dulu hingga sekarang tetap sama, ketika berbuat sebab yang buruk akan menghasilkan akibat yang buruk juga. Begitu juga dengan sebab baik pasti akan berakibat baik. Kekuatan Gohonzon dari dulu hingga sekarang tetap sama, dan juga tidak membeda-bedakan. Yang penting adalah Gohonzon dari tiga hukum rahasia agung. Kita harus memiliki keyakinan seperti Ikegami bersaudara. Walaupun ayahnya menentang, namun karena kekuatan kepercayaan hati mereka, pada akhirnya ayahnya dapat membuang hukum Nembutce dan menganut Nammyohorengekyo. Kita juga harus yakin dalam menghadapi rintangan, jangan kecil hati dan penuh kekhawatiran. Kita harus yakin akan kekuatan Myoho (gaib) akan muncul jika kita sungguhsungguh menjalankan pertapaan. Kekuatan Gohonzon tetap sama dari dulu hingga sekarang dan juga tidak membedabedakan. Hal ini dibuktikan dari Raja Subavyuha. Ia 6
Samantabadra | September 2018
memiliki permaisuri bernama Vimalladatha dan dua anak yaitu Vimalagarbha dan Vimalanetra. Raja ini sulit untuk mempercayai hukum Nammyohorengekyo, dan menentang hati kepercayaan anaknya. Namun dengan kekuatan hati kepercayaan dan kesungguhan hati anakanaknya bersama-sama dengan Ibunya (Vimaladatta), mereka bersama-sama menjalankan perombakan sifat jiwa bisa merombak keluarga itu. Akhirnya dapat mengajak ayahnya untuk shinjin. Mungkin ada dari anggota keluarga kita yang belum shinjin, jangan menyerah! Perombakan dari satu orang dapat dapat menarik satu keluarga. Satu orang pun jika hati kepercayaannya kuat, dapat merobak satu keluarga. Satu keluarga dapat merobak satu lingkungan, bahkan satu dunia. Inilah kekuatan Nammyohorengekyo yang jangan pernah kita lupakan. Walaupun sepertinya belum ada yang mengikuti kita, tetap yakin dan jangan ragu-ragu! Pasti kita dapat merombak keluarga kita, jika kita tetap yakin dan tidak kalah suasana. Ini berarti kita perlu menjalankan perombakan sifat jiwa, melalui pelaksanaan sehari-hari. Buddha Niciren memberi bimbingan pada Munenaga, “Walau kemungkinannya satu di antara seratus atau seribu, bila mempercayai
ajaran Niciren, hadapilah ayah Anda dan katakanlah dengan tegas, ‘karena Anda adalah ayah saya, menurut peraturan memang benar saya harus mematuhi Anda. Tetapi, karena ayah telah menjadi musuh Saddharmapundarikasutra, kalau terus mengikuti sebaliknya, saya akan menjadi tidak berbakti. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berpisah dengan Anda dan mengikuti Kakak. Bila Anda mengusir dia, pikirkanlah bahwa saya juga bersama Kakak.’� Buddha Niciren tidak hanya mengingatkan Munenaga saja namun juga mengingatkan kita, jika kita mendapatkan tantangan dan rintangan, hadapi dengan tegas, dan berani, jangan sekalipun melepaskan Gohonzon. Selain tegas, harus dibarengi dengan perombakan sifat jiwa, yaitu pelaksanaan sehari-hari untuk mengubah sifat jiwa kita. Ketika terjadi arus pasang dan surut, terbit dan terbenamnya bulan juga ketika terjadi perubahan keempat musim: panas, gugur, dingin dan semi, pasti terjadi hal yang berbeda dari biasanya. Sama halnya ketika manusia biasa menjadi Buddha. Artinya, ketika akan menjadi Buddha pasti akan timbul rintangan yang disebut sebagai tiga rintangan dan empat iblis. Orang yang bijaksana akan merasa gembira menghadapinya, sedangkan
orang bodoh akan merasa takut dan mundur. Adanya tantangan mustinya dihadapi dengan gembira, semuanya kita rasakan seperti racun yang menjadi obat. Tanpa tantangan, kita tidak mungkin berhasil. Sama halnya seperti bersekolah, bagaimana mau naik kelas jika tidak ada ujian? Dalam menjalani hati kepercayaan, jangan takut dengan tiga rintangan empat iblis. Tiga rintangan terdiri dari 1.) rintangan hawa nafsu yang disebabkan tiga racun yaitu keserakahan, kemarahan dan kebodohan; 2.) rintangan karma, dari keluarga dan orang-orang sekitar yang menghalangi jalannya Agama Buddha; 3.) rintangan imbalan, akibat karma buruk masa lampau, ditentang orang-orang yang paling berkuasa (In En Ka Ho: sebab akibat akhirnya nyata menjadi imbalan). Empat Iblis adalah 1.) Iblis penyakit, yang menghalangi pelaksanaan shinjin kita; 2.) Iblis hawa nafsu dari tiga racun; 3.) Iblis kematian, padahal semua manusia pasti akan mati; 4.) Iblis Surga ke-enam, merupakan Iblis yang paling menyeramkan (diri sendiri dapat menjadi iblis yang menghambat shinjin orang lain, dan dapat menjadi kalah suasana karena Iblis). Jangan takut dengan tiga rintangan empat iblis ini. Pasti jika kita jalankan shinjin dengan sungguh-
sungguh, ada jalan keluar. Sutra Nirvana menyatakan, “umat manusia kerap kali menerima penderitaan semenjak dahulu, dari kalpa yang tak terhitung. Kelahiran yang dialami setiap manusia dalam masa satu kalpa saja tak terhitung kerapnya. Tulang yang ditinggalkan selama itu membukit setinggi Gunung Vipula di Rajagiha dan susu yang diminum setara dengan air dari empat lautan. Darah yang mengalir keluar dari tubuh lebih dari air dari empat samudera, demikian pula air mata yang ditumpahkan karena kesedihan atas kematian orang tua, adik kakak, istri, anak dan sanak keluarga. Meskipun semua tanaman yang tumbuh di bumi besar dihitung dengan ukuran empat inchi, tidak dapat dihitung jumlah seluruh orang tua yang dimiliki selama kehidupan lampau.� Kesedihan yang kita rasakan kebanyakan karena kita masih merasa belum puas akan kebahagiaan untuk diri sendiri. Jarang ada yang menangis karena teman kita tidak ikut kensyu, misalnya.Tanpa kita sadari, masih kerap ditemui kasus anak yang meremehkan orang tua, misalnya dengan mengirimkan orang tua ke panti jompo. Bahkan, ada juga yang orang tuanya minta sendiri kepada anaknya untuk dikirim ke panti jompo. Hal ini dikarenakan sebagai orang tua yang usianya sudah
lanjut, anak-anak tidak ada perhatiannya kepada orang tuanya. Sebentar lagi NSI berusia 54 tahun, akan ada banyak kegiatan salah satunya, gerak jalan kerukunan beragama. Selain itu, menyambut ASEAN Games akan ada gerakan membersihkan sampah di Thamrin dan Sudirman. Menjelang 28 Oktober 2018, akan ada wisuda Mahasiswa-Mahasiswi STAB Samantabadra. Melalui acara-acara ini diharapkan banyak yang tahu mengenai hukum ini, dan hukum ini dapat tersebar luas. Untuk itu mari kita kembali ke dasar shinjin ajaran Buddha Niciren Daisyonin. ***
September 2018 | Samantabadra
7
Ketua Umum NSI Sebagai Nara Sumber dalam Lokakarya Nasional Pengarusutamaan Moderasi Beragama
Pada tanggal 25 Juli 2018, bertempat di Hotel Royal kuningan Jakarta, Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja mendapat kepercayaan diundang menjadi narasumber yang mewakili dari unsur Agama Buddha dalam Lokakarya Nasional yang digelar Balitbang Diklat, Pusat Kerukunan Umat Beragama dengan Kalijaga Institute for Justice UIN Sunan Kalijaga Yogyakarya. Lokakarya ini mengusung tema Pengarusutamaan Moderasi Beragama sebagai Implementasi Resolusi Dewan HAM 16/18. Pembukaan acara pada tanggal 25 Juli 2018 ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Agama Bapak Lukman Hakim 8
Samantabadra | September 2018
Saifuddin didampingi Sekjen Kemenag Nur Syam. Lokakarya ini dilaksanakan sebagai respon terhadap Resolusi Dewan HAM PBB yang disponsori oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Amerika Serikat tentang “Melawan Inteloransi, Pelabelan Negartif, stigmatisasi, diskriminasi, hasutan kekerasan dan tindak kekerasan terhadap perseorangan atas dasar agama atau kepercayaan. Dalam Kesempatan ini Mpu Suhadi Sendjaja menyampaikan point-point pembahasan mengenai Memahami Makna Agama dan Peran Umat Buddha Indonesia Dalam Mewujudkan Toleransi Aktif dan Moderasi Agama.
1. Agama untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah). Agama berasal dari Bahasa Sansekerta: A- Tidak (Kamus Sanskrit, 2009, p.3) , Gama-Kesembronoan, kedangkalan, kacau (Sanskritdictionary,2018), Agama = Tidak Sembrono, Tidak Dangkal, Tidak Kacau. Agama Muncul Dengan Tujuan Untuk Mewujudkan Perdamaian, Menghilangkan Kekacauan. Semua Agama Punya Konsep Ketuhanannya Masing-masing yang Menuju pada Satu Titik Temu, yaitu Kemanusiaan/
Kebahagiaan/Perdamaian. Sehingga kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. 2. Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja sampaikan bahwa peran umat buddha dalam mewujudkan toleransi aktif dan moderasi agama di Indonesia adalah dentgan Menginternalisasikan nilai hakiki yang diajarkan oleh Buddha dalam diri setiap umat Buddha: “Mai Ji Sa Ze Nen. I Ga Ryo Shujo. Toku Nyu Mu-Jo Do. Soku Joju Busshin”. “Hal Ini Adalah Pikiranku Senantiasa, Bagaimana Aku Dapat Membuat Seluruh Makhluk Hidup Memperoleh Jalan Menuju “Jalan Teragung” dan Cepat Memperoleh Kesadaran Buddha.” (SaddharmapundarikaSutra, Bab 16 Panjangnya Usia Sang Tathagata, dalam Buku Paritra NSI, 2017, h.38). “Apabila Sebuah Kapal Dikemudikan Oleh Juru Mudi yang Tidak Terampil, Maka Akan Mendatangkan Kerugian Bagi Jiwa Seluruh Penumpang. Sama Halnya, Sekalipun Seseorang Memiliki Tenaga Fisik yang Kuat, Jika Semangatnya Lemah, Bagaimana pun Banyak Keistimewaan Tidak Akan Ada Gunanya.” (Gosyo Berita Kepada Otogoze, Surat
Perihal Badan Ringan Hukum Berat). Semangat disini adalah semangat beragama. Harus Menjadikan Ajaran Agama / Dharma / Hukum Buddha / Kesadaran Sebagai Landasan Dalam Seluruh Aspek Kehidupan. Semangat beragama harus menjadi sesuatu yang paling penting didalam hidup kita. Sehingga Badan Menjadi Ringan Karena Hukumnya (Dharmanya) Berat. Berbicara mengenai Moderasi Agama, Budaya Menyerap Agama Untuk dijadikan Landasan Kehidupan di Indonesia. Semua Kebudayaan di Indonesia itu menyerap Agama-agama dunia untuk dijadikan perpaduan unsur baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai bangsa Indonesia. Ketua Umum NSI memberikan contoh Niciren Syosyu Indonesia, bukan Niciren Syosyu di Indonesia. Artinya mengambil ajaran Buddha Niciren untuk panduan kehidupan namun tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya Indonesia. Tidak menjadi “kejepang-jepangan” ataupun “keindia-indiaan”. Tetap sebagai orang Indonesia tulen (orang Jawa, Sunda, Batak, Tionghoa, Madura, Dayak, dsb). Tidak menghilangkan keindonesiaan dalam diri seluruh umat Buddha Niciren. Mengenai Toleransi, toleransi saja tidaklah cukup. Ada nilai yang lebih tinggi dibandingkan sekedar toleransi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: toleransi/to·le·ran·si/ n adalah 1. sifat atau sikap toleran; 2. batas ukur untuk penambahan
atau pengurangan yang masih diperbolehkan; 3. penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja;. Toleransi saja tidak cukup, karena masih menyisakan jarak dan kadar toleransi bisa berkurang. Kita harus melihat bahwa kita semua adalah saudara. Memang berbeda suku, berbeda adat, berbeda adat istiadat dan agama. Tetapi kita semua bersaudara. Seperti itu dalam kearifan lokalnya. Namun kenapa dalam bersikap beragama kita tidak bisa seperti itu. Kita harus menerima dengan sepenuhnya bahwa kita semua adalah satu keluarga besar NKRI yang harus betul-betul menerima perbedaan itu secara tulus bahwa kita adalah keluaraga besar NKRI. Kita harus sadar bahwa Karena Kamu Adalah Aku! Ada Kesadaran dan Tindakan yang Mewujudkan Bahwa Ada Kamu di Dalam Diriku dan Ada Aku Di Dalam Dirimu. Aku ada Karena Kau Ada, Kau Ada Karena Aku Ada (Sebuah Sinergi yang Harmonis). Bukan Saling Meniadakan Tetapi Saling Memberdayakan. Diakhir pemaparan materinya, Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja memberikan kesimpulan bahwa makna dari moderasi adalah harus berubah, moderasi itu merubah total dari dasarnya. Moderasin harus kembali menjalani ajaran agama yang sebenarnya. Karena agama tetap membawa kebaikan, kesejahteraan dan keberkahan bagi kita semua.***
September 2018 | Samantabadra
9
Diskusi Kebudayaan Ketua Umum NSI dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X
M
inggu, 22 Juli 2018, bertempat di rumah Sultan di Jakarta, Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja berdiskusi dengan Sri Sultan Hamnegkubuwono X. Dalam pertemuan itu Ketua Umum NSI dan Sultan membicarakan mengenai kebudayaan dan yang kaitannya dengan kerukunan yang intinya semua harus kembali kepada sumber hakikat dan fungsi agama yaitu perdamaian. Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja juga menyampaikan men10
Samantabadra | September 2018
genai perlunya pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan makan akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika ajaran agama dipolitisasi untuk merebut kekuasaan maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian dalam agama Buddha adalah menyadari hukum sebab-akibat dan menjaga keselarasan serta
keseimbangan di dalam kehidupan. Semua memiliki peran dan fungsinya masing-masing dan ketika diposisikan dengan baik itu bahagia, itu damai. Dalam diskusi tersebut juga disampaikan mengenai spiritual, keagaman, berbangsa dan bernegara dalam mengamalkan ajaran agama. Bahwa penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik.
Di dalam penjelasannya MPU Suhadi Sendjaja menyatakan bahwa semua memiliki peran dan fungsinya masing-masing dan apabila ketika diposisikan dengan baik itu bahagia, itu damai. Kita semua tahu bahwa Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka agama harus menjadi sumber kekuatan dan beliau menekankan bahwa setiap pemimpin komunitas umatnya memahami ajaran yang dia yakini dengan benar dan tepat serta memahami dan melaksanakan ajaran yang di yakini dengan benar serta tepat juga. Harus benarbenar menjalankan dan melaksanakan apa yang kita yakini sesungguhnya. Tidak mengacu kepada orangnya, tetapi kembali ke ajaran yang sebenarnya/ sesungguhnya yang diyakini oleh masingmasing agama. Agama adalah untuk kita bukan sebaliknya. Amalkan ajaran dengan sungguh-sungguh sehingga tercermin di badan kita bukan di kitab suci dan agama bukanlah tujuan akhir, kesempurnaan menjadi manusia yakni kebahagiaan adalah tujuan, dan kebahagiaan hanya akan tercipta dalam suasana damai.
Beliau juga menyampaikan bahwa “Agama hadir untuk membela umat manusia, bukan sebaliknya�. Semua agama punya konsep ketuhanannya masing-masing yang menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/kebahagiaan/perdamaian. Sehingga kalau ada
pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu
hidup berprilaku baik, saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia, maka perdamian dunia akan selalu terpelihara dengan baik. Mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat beragama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Karena masih menyisakan jarak dan kadar toleransi bisa berkurang. Kita harus melihat bahwa kita semua adalah saudara. Memang berbeda suku, berbeda adat istiadat dan agama. Tetapi kita semua bersaudara. Kita harus menerima sepenuhnya keberadaan dari agama lain seperti di dalam satu keluarga besar. Kita harus sadar bahwa karena kamu adalah aku. Ada kesadaran dan tindakan yang mewujudkan bahwa ada kamu di dalam diriku dan ada aku di dalam dirimu. Aku ada karena kau ada, kau ada karena aku ada (sebuah sinergi yang harmonis). Bukan saling meniadakan tetapi saling memberdayakan sehingga dengan demikian perdamaian pasti terwujud. ***
September 2018 | Samantabadra
11
Ketua Umum NSI dalam Sarasehan Pembinaan Mental TNI
Agama Sebagai Rahmat Seluruh Alam
Kamis, 9 Agustus 2018, Ketua Umum NSI hadir dalam kegiatan Serasehan Pembinaan Mental Rohani TA 2018 dengan tema “Agama Sebagai Rahmat Seluruh Alam� yang diadakan oleh Pusbintal TNI. Bertempat di Puri Caping Gunung Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, kegiatan tersebut dihadiri oleh dengan tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan para Perwira Pembina Mental TNI dari tiga Matra (Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara). Tujuan diadakannya pengarahan bintal ini 12
Samantabadra | September 2018
adalah untuk memberikan pencerahan kepada prajurit agar selalu berhasil di dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai prajurit khususnya dalam kehidupan berasrama, bermasyarakat dan kedinasan. Para prajurit wajib meningkatkan kualitas iman, dan ketaqwaan sebagai landasan moral, agar selalu mendapat bimbingan, petunjuk, berkat dan rahmat dimanapun saat prajurit bertugas. MPU Suhadi Sendjaja sampaikan bahwa kita harus memahami penghayatan yang baik
terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika ajaran agama dipolitisasi untuk merebut kekuasaan maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik.
Di dalam penjelasannya MPU Suhadi Sendjaja menyatakan bahwa semua memiliki peran dan fungsinya masing-masing dan apabila ketika diposisikan dengan baik itu bahagia, itu damai. Mewujudkan harmonisasi kebangsaan berbasis agama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Kita harus sadar bahwa karena kamu adalah aku! ada kesadaran dan tindakan yang mewujudkan bahwa ada kamu di dalam diriku dan ada aku di dalam dirimu. aku ada karena kau ada, kau ada karena aku ada (sebuah sinergi yang harmonis). Saling memberdayakan bukan saling meniadakan. Dengan begitu, meningkatkan kualitas dari kiri kita dan diri sendiri menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas spiritual, kualitas emosional, maupun kualitas intelektualnya.
Kegiatan Bintal ini sangat bernilai positif bagi prajurit yang akan melaksanakan tugas operasi dan dapat meningkatkan kesadaran para prajurit terhadap norma dan nilai-nilai yang harus di pedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara baik dan benar serta memberikan pembekalan kepada Prajurit agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Kondisi mental merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam menunjang keberhasilan tugas prajurit. Pembinaan mental menjadi sebuah keharusan sebab semangat juang, loyalitas, dedikasi dan rela berkorban serta sifatsifat positif lainnya hanya dapat lahir dari kondisi mental yang tangguh. Harus selalu siap mempertahankan keunggulan moral, solid dan berjiwa nasionalisme, dan memiliki militansi
yang dapat dibanggakan. Kecintaan terhadap segala embanan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara. Prajurit wajib menutumbuh kembangkan rasa kebersamaan yang baik, saling menghormati dan menghargai, serta sikap gotong-royong sebagai landasan untuk memelihara persatuan dan kesatuan. Kegiatan ini ini hakekatnya ingin membawa satu kondisi yang lebih baik untuk bangsa. Forum silaturahim dan sarana komunikasi serta bertukar informasi antara TNI dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, yang samasama memiliki fungsi sebagai perekat atau pemersatu umat dan pemersatu bangsa dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa NKRI yang berdaulat dan sejahtera. ***
September 2018 | Samantabadra
13
Kunjungan Umat NSI Tangerang dan FUB Tangerang ke Pabrik Kobe
K
amis pagi yang cerah, tanggal 5 Juli 2018 Forum Umat Buddha (FUB) Kota Tangerang mengadakan kegiatan Kunjungan ke pabrik Kobe di Tangerang. Peserta yang mewakili FUB terdiri dari sekte/majelis sekitar 11 orang dan NSI Tangerang 13 orang, berkumpul di Vihara Vimalakirti NSI Tangerang jam 09.00 pagi, berangkat ke lokasi pabrik Kobe di Jalan Manis Raya Nomor 15, Kadu, Curug, Bitung - Tangerang. Tidak sampai sejam, rombongan pun tiba di tujuan dan di sambut hangat oleh ibu Nunung, beliau yang memandu kegiatan selama di pabrik Kobe, 14
Samantabadra | September 2018
sesuai rencana mau demo masak. Ibu Nunung memperkenalkan profile perusahaan Kobe (PT Kobe Boga Utama) produsen dan eksportir makanan yang berlokasi di Tangerang, Indonesia. Perusahaan memulai kehidupannya pada tahun 1979 dan telah mendirikan merek terkemuka di Indonesia seperti Kobe dan BonCabe. Produknya tidak hanya dijual di pasar lokal tetapi juga diekspor ke Eropa, Asia, USA, Australia, dan negara lain. Sejak 2007 PT. Kobe Boga Utama telah berkembang untuk menyediakan produk yang disesuaikan untuk pemain
lain dalam industri makanan. Pelanggan industrinya saat ini termasuk pemain multinasional utama dalam industri makanan dan ritel. Setelah menjelaskan profile perusahaan, dilanjutkan dengan kegiatan memasak. Kegiatan pertama membuat bakwan sayuran, kedua membuat cireng dari nasi, tiga orang maju ikut mempraktikkan, ketiga membuat pisang goreng, kegiatan terakhir membuat ayam goreng tepung, masing masing kegiatan diwakili oleh dua orang dari peserta untuk ikut serta demo, dijelaskan cara bagaimana ayam bisa renyah seperti yang di jual di pasaran. ***
Pembinaan Umat NSI Jawa Tengah
Suasana upacara gongyo di Desa Widoro, Wonogiri
Suasana pertemuan gosyo di Desa Widoro, Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. 22 Juli 2018. Dibina oleh dharma duta Ibu Chairani.
Suasana pertemuan gosyo di Desa Plangkrongan, Kecamatan Magetan Provinsi Jawa Timur. 21 Juli 2018. September 2018 | Samantabadra
15
Generasi Muda NSI dalam Kegiatan Titian Bhineka
S
abtu, 11 Agustus 2018, tiga orang Generasi Muda NSI (Feny, Medita, dan saya, Sheny) ikut serta dalam kegiatan Titian Bhinneka yang merupakan perjalanan keimanan satu hari untuk dapat mengenal berbagai agama di Indonesia yang diikuti oleh anak dan remaja yang terdiri dari berbagai agama, latar belakang, suku maupun ras. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah memfasilitasi peserta berkenalan dengan mengunjugi berbagai rumah ibadah yang telah diakui negara yaitu rumah ibadah agama Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Khonghucu. Acara titian bhinneka ini diadakan di Taman Mini
16
Samantabadra | September 2018
Indonesia Indah, Jakarta Timur dan dimulai pada pukul 08.00. Sebelum acara dimulai, kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masingmasing. Setelah itu ada ice breaking yang menyenangkan seperti melingkar dan saling berpegangan tangan, games suit, dan baris menurut tinggi badan, besar tangan, umur agar para peserta mulai mengenal satu sama lain. Pada pukul 08.30 para peserta mulai berbaris dan dengan bimbingan pembimbing berjalan menuju lokasi pertama yaitu Masjid Pangeran Diponegoro yang merupakan rumah ibadat umat islam yang dapat digunakan oleh pengunjung maupun masyarakat sekitar untuk
menjalankan ibadah salat dan kegiatan lain seperti perayaan hari besar, ceramah, kajian agama, dan belajar al-quran. Di sana, pengurus masjid (marbot) menjelaskan sekilas sejarah masjid Pangeran Diponegoro, tata cara dan waktu beribadah agama Islam, hari raya agama Islam, istilah-istilah dalam agama Islam, perbedaan antara kiai, ustadz, marbot, dan lain lain yang berkaitan dengan agama islam. Setelah berinteraksi untuk mengenal lebih dalam agama Islam, peserta melanjutkan perjalanannya menuju Vihara Arya Dwipa Arama. Vihara ini merupakan vihara non sekte. Vihara ini melayani umat yang akan melakukan ibadah baik secara rutin maupun pada
hari-hari besar umat Buddha seperti Waisak, hari Tilem atau malam Punama. Di sana peserta mendengarkan penjelasan riwayat hidup Buddha Gautama dari kecil hingga moksa, hukum karma sebab akibat, larangan, dan cara menjadi makhluk hidup yang baik, makna altar, dan lain lain. Lokasi selanjutnya adalah Pura Penataran Agung Kertabhumi yang merupakan tempat peribadatan umat Hindu. Arsitektur pura ini mengambil model pura-pura Bali sehingga saat masuk, suasana nya seperti sedang berada di Bali. Peserta dijelaskan alasan mengapa bangunan bangunan di pura menjulang ke atas dan semakain tinggi semakin kecil yang menyerupai gunung, larangan dalam agama Hindu, berpuasa dalam agama Hindu yang berbeda dengan agama Islam, perayaan hari nyepi dan lain lain. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 setelah dari pura, kami akan melanjutkan peerjalanan menuju Gereja Katolik Santa Catharina tetapi sebelumnya peserta yang beragama Islam terlebih dahulu menjalankan sholat dzuhur di masjid, di sini kita juga diajarkan selain menghargai satu sama lain antar umat beragama, hendaknya saling mengingatkan walau berbeda agama. Sesampainya di gereja katolik, peserta makan siang terlebih dahulu. Setelah itu masuk ke dalam dan dijelaskan
terlebih dahulu sekilas mengenai agama katolik, perbedaan kristen protestan dan katolik, pengampunan dosa, arti katolik, dan lain lain. Selanjutnya tempat ibadah yang kami kunjungi adalah Gereja Protestan Haleluya. Saat masuk gereja, terlihat di atas altar menghadap ke bangku terdapat lukisan perjamuan kudus. Pendeta di sana menjelaskan bagaimana agama kristen bisa masuk ke Indonesia, baptis dalam agama kristen, dana persepuluhan, sidi, dan memberitahu bahwa di dalam agama kristen protestan tidak ada pengampunan dosa seperti di kristen katolik. Tempat ibadah terakhir yaitu Klenteng Kong Miao yang merupakan rumah ibadah umat agama khonghucu yang terdiri dari tiga bangunan inti yakni Tian Tan (Altar Suci), Da Cheng Dian (Kelenteng Nabi Agung), dan Qi Fu Dian (Kelenteng keberkahan). Di dalam sana, dijelaskan lebih dalam mengenai sejarah agama khonghucu, tata cara dan waktu beribadah, 5 kitab dalam agama khonghucu, nabi nabi dalam agama khonghucu, hari raya agama konnghuchu. Berakhirlah titian bhinneka yang diadakan oleh komunitas Kita Cinta Indonesia. Setelah mengikuti acara titian bhinneka
ini kami menjadi tahu sejarah agama yang ada di Indonesia, informasi terkait agama yang menggunakan rumah ibadah tersebut sebagai tempat ibadah, mendapatkan teman dari agama lain, semakin sadar akan pentingnya saling memahami, menerima, toleransi antar umat beragama. Saling mengenal satu sama lain agama bukan hanya dari eksternal nya saja tetapi juga harus internalnya. Selain itu, lewat acara titian bhinneka ini yang diadakan di TMII juga menerapkan bahwa bangsa Indonesia ini harus tetap rukun dan damai dengan keberagaman agama yang ada, di contohkan dengan kompleks TMII yang memiliki 6 tempat ibadah untuk 6 agama yang berdampingan dan tidak pernah terjadi gesekan dan pertikaian antar umat beragama. Jadikan perbedaan sebagai sebuah keunikan dalam berbangsa dan bernergara agar terlihat indah dan berwarna. Dan janganlah menjadikan sebuah perbedaan sebagai kesombongan akan rasa paling bena dalam berpikir dan bertindak, karena perbedaanlah yang mengakibatkan perpecahan yang membuat bangsa dan negara melemah. Semoga toleransi di Indonesia selalu terjalin. (sp)
September 2018 | Samantabadra
17
materi ajaran | gosyo kensyu
Gosyo Kensyu
Surat Perihal Penegakan Keempat Bodhisattva
LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis pada tanggal 17 bulan 5 tahun Ko-an ke-2 (1279) ketika Niciren Daisyonin berusia lima puluh delapan (58) tahun dan dikirim dari Gunung Minobu sebagai surat balasan kepada Toki Jonin yang tinggal di provinsi Syimofusa. Surat aslinya sudah lama tidak diketahui lagi. Isinya dapat dibagi menjadi tiga titik penting, yaitu : 1. Mengenai pertanyaan Toki Jonin tentang bila saatnya mendirikan keempat Bodhisattva dan Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh dari Ajaran Pokok Saddharmapundarikasutra, di jawab bahwa karena Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) merupakan waktu untuk mendirikan keempat Bodhisattva maka pasti timbul orang yang akan mewujudkannya. Bila ditinjau berdasarkan Hukum Buddha, Niciren Daisyonin merupakan pelaksana
18
Samantabadra | September 2018
Saddharmapundarika-sutra dan dikatakan sebagai orang yang terkaya di seluruh dunia; 2. Tidak pernah diajarkan bahwa karena Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) merupakan waktu yang tepat untuk penyebarluasan Ajaran Pokok Saddharmapundarika-sutra, Ajaran Bayangan harus dibuang. Dibimbing dengan keras bahwa orang yang berpandangan sesat seperti ini bukanlah murid Niciren Daisyonin; 3. Pada bagian akhir diulas mengenai laporan kematian Sammibo-Nicigyo.
ISI GOSYO |
S
ehelai kimono berwarna putih, sehelai pakaian berwarna abu-abu. sehelai jubah kasaya dengan warna yang sama, dan uang satu kan telah diterima. Kesungguhan hati yang telah berlangsung semenjak dahulu, bukan hanya sekarang saja, sukar diucapkan dengan kata-kata. Suatu saat, bila berjumpa, ingin disampaikan luapan perasaan hati ini. Di dalam surat dikatakan, “Semenjak dahulu telah didengar akan ditegakkan penghormatan kepada guru Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh (kuon jicejo) dari Ajaran Pokok. Juga, sebagai pendamping yang mewakilinya akan ditegakkan penghormatan kepada keempat Bodhisattva Yang Muncul Dari Bumi yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh. Seandainya yang saya dengar ini benar, bilakah waktunya?� Setelah 2000 tahun lebih semenjak kemoksyaan Sang Buddha. Hukum Buddha telah tersebar luas di India, Tiongkok, Jepang, dan seluruh dunia; para bhikku berjumlah bagaikan padi dan alang-alang, bermacam-macam Hukum berkembang bagaikan rumput dan rumpun bambu. Akan tetapi, sampai sekarang tidak satu pun kuil yang menjadikan Guru Sang Buddha dari Ajaran Pokok serta Bodhisattva Honge sebagai pusaka-pemujaan. Di tiga negeri; India, Tiongkok, dan Jepang, hal ini belum pernah terdengar. Orang-orang yang mendirikan ribuan kuil di Jepang tidak mengetahui bahwa mereka harus menegakkan guruajaran dari Ajaran Pokok dan wakilnya. Putra mahkota Jogu mendirikan kuil agama Buddha yang pertama di Jepang yang dinamakan Kuil Caturmaharaja. Akan tetapi yang dijadikan pusaka-pemujaan adalah Buddha Amitabha dan sebagai wakilnya adalah Bodhisattva Avalokitesvara serta lainnya. Juga, sebagai tambahan ditempatkan Caturmaharaja. Mahaguru Dengyo membangun Kuil Enrayku. Di gedung utama kuil Enryaku ini ditegakkan pusakapemujaan berupa Buddharupa Baisyajaguru dari jurusan timur, tetapi tidak ditegakkan guruajaran yang mencapai kesadaran pada masa lampau yang amat jauh beserta wakilnya. Di dalam tujuh kuil besar di provinsi Nara hal ini juga belum pernah terdengar. Demikian pula dengan kuil-kuil lainnya di luar kota. Meskipun banyak keragu-raguan, bila meninjau berdasarkan kalimat Saddharmapundarikasutra, menjadi jelas bahwa sebelum tiba Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) masa yang penuh dengan perselisihan tidak boleh ditegakkan. Guru sastra dan guru manusia yang hadir di dunia pada masa Saddharma dan Masa Pratirupadharma selama 2000 tahun tidak mendirikannya karena mengindahkan peringatan Sang Buddha. Seandainya selama masa Saddharma dan Pratirupadharma ditegakkan Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh dari Ajaran Pokok beserta wakilnya, akan sama seperti bulan yang timbul di tengah hari atau matahari yang terbit di malam buta, karena akan ditegakkan oleh Bodhisattva Visishtacaritra yang muncul di awal 500 tahun Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), maka selama Masa Saddharma dan Pratirupadharma tidak dijelaskan oleh guru – sastra dan guru – manusia yang merupakan Empat Panutan. Nagarjuna dan Vasubandhu mengetahui di dalam hati tetapi tidak membabarkannya secara lisan. Mahaguru Tien-tai Chieh-che (yang arif) juga mengetahui di dalam hati, tetapi karena merupakan bagian dari Bodhisattva Syakke, beliau hanya mengungkapkan sedikit tanpa September 2018 | Samantabadra
19
menerangkan makna sesungguhnya. Hal ini seperti mendengarkan kicauan burung tekukur ketika hampir terbangun, mimpi yang terputus karena membuka mata. Apalagi guru-manusia lainnya, tak satu patah pun mengutarakan. Di Gridhrakuta, para guru-sastra dan guru-manusia umat Syakke yang muncul selama Masa Saddharma dan Pratirupadharma di peringatkan dengan keras untuk tidak mengeluarkan sepatah kata pun sampai tiba Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) mengenai guru Ajaran Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran pada masa lampau yang amat jauh dari Ajaran Pokok beserta wakilnya, yakni keempat Bodhisattva yang Muncul dari Bumi, Bodhosattva Visishtacaritra dan lainnya. Sesuai dengan petuah emas Sang Buddha, setelah memasuki Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) harus ditegakkan Buddha Pokok beserta wakil pokok, yaitu keempat Bodhisattva, antara lain Bodhisattva Visishtacaritra. Sekarang adalah waktu yang sangat tepat menjelang timbulnya Bodhisattva Honge yang Muncul dari Bumi, sehingga merupakan waktu untuk menegakkan penghormatan kepada keempat bodhisattva ini. Sekarang sungguh merupakan saatnya. Oleh karena itu, mengenai keinginannya di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), Mahaguru Tien-tai mengatakan di dalam Hokke Mongu jilid ke-1, “Di kemudian hari, pada masa 500 tahun kelima Jalan Saddharma menjadi jauh dan dapat membawa kemakmuran.”Mahaguru Dengyo mengatakan keinginannya di dalam bagian akhir paruhawal Syugo Kokkai Syo, “Masa Saddharma dan Pratirupadharma sudah hampir berlalu, dan Mas Pascimadharma (Akhir Dharma) sudah di ambang pintu. Saat ini merupakan saat yang tepat untuk menyebarkan Ekayana Saddharma”. Ditinjau dari sudut masyarakat luas, Niciren adalah orang termiskin di Jepang; tetapi kalau dilihat berdasarkan Hukum Buddha. Ia merupakan orang terkaya di seluruh dunia. Berarti, kalau berpikir bahwa kini waktunya Masa Pascimadharma, kegembiraan meluap dari tubuh dan air mata haru tidak dapat ditahan; sukar untuk membalas budi kepada guru-ajaran Buddha Sakyamuni. Para pewaris Sang Buddha mungkin mempunyai imbalan akibat lebih rendah daripada Niciren; Mahaguru Tien-tai Chieh-che (yang arif). Mahaguru Dengyo, dan lainnya belum pula menyamai. Sekarang telah tiba waktunya untuk menegakkan keempat bodhisattva. Pertanyaan: Adakah bukti tertulis mengenai penegakkan keempat bodhisattva? Jawab: Di dalam Bab Munculnya Bodhisattva Dari Bumi. Bab ke-15 Saddharmapundarikasutra, terdapat kalimat, “Ada empat orang guru pembimbing, yang pertama bernama Visishtacaritra, ke dua bernama Anantacaritra, ke tiga bernama Visudhacaritra, ke empat bernama Supratishtitacaritra”. Pertanyaan : Adakah kalimat sutra yang menentukan hanya pada 500 tahun ke lima, mulai akan tersebarluas ke seluruh dunia tanpa henti-hentinya”. Jawab: Di dalam surat tertera, kaum keluarga Ota mengatakan bahwa di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) sekarang ini Jalan untuk memperoleh hanya dengan Ajaran Pokok, bukan dengan Ajaran Bayangan. Ini benar-benar merupakan kesalahan yang besar. Haruslah diketahui dengan sungguh-sungguh bahwa antara Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan, mengenai dalam-dangkalnya, unggul-rendahnya, menaruh dan mencabut, yang utama dan wakilnya, tergantung pada akar bakat dan waktu penyebaran Hukum Buddha. 20
Samantabadra | September 2018
Ada tiga masa penyebaran ajaran suci seumur hidup Sang Buddha; Masa Saddharma, Masa Pratirupadharma, dan Masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Akar bakat pun berbeda sesuai dengan ketiga masa tersebut. Sesudah kemoksyaan Sang Buddha, selama 500 tahun awal Masa Saddharma, adalah waktu yang tepat untuk menyebarkan Ajaran Hinayana. Selama 500 tahun paruh-akhir Masa Saddharma adalah waktu untuk menyebarkan Ajaran Bayangan Saddharmapundarika-sutra dan lainnya. Awal masa Pascimadharma (Akhir Dharma) merupakan waktu yang benar-benar tepat untuk menyebarkan Ajaran Pokok Saddharmapundarika-sutra. Sekalipun demikian, tidak berarti karena waktunya tepat untuk Ajaran Pokok, maka Ajaran Bayangan dibuang. Di dalam Saddharmapundarika-sutra tidak ada kalimat yang menyatakan harus membuang ke-14 bab terdahulu. Pemisahan antara Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan dilakukan berdasarkan ketiga susun perbandingan ajaran suci seumur hidup Sang Buddha. Ajaran Sementara dan Ajaran Bayangan tersebar pada Masa Saddharma dan Pratirupadharma, sedangkan Ajaran Pokok tersebar pada Masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Sekarang adalah waktu yang tepat untuk Ajaran Pokok dengan Ajaran Bayangan sebagai wakilnya. Oleh karena itu, orang yang mengatakan harus membuang Ajaran Bayangan karena ajaran tersebut tidak dapat mencapai kesadaran dan hanya percaya Ajaran Pokok merupakan orang yang tidak mengetahui Hukum maknapokok Niciren. Sungguh merupakan pandangan yang menyimpang dan picik! Orang yang bermaksud menbengkokkan Hukum yang sangat penting sebenarnya badannya dirasuki oleh iblis surga dan orang buruk sehingga akan menjatuhkan orang lain dan diri sendiri ke dalam neraka penderitaan yang tak terputus-putus. Betapa bodohnya! Hukum ini telah lama disampaikan kepada Anda secara sungguh-sungguh, maka beritahukanlah kepada orang lain. Umumnya yang dikatakan murid Niciren dan orang yang melaksanakan pertapaan Saddharmapundarika-sutra haruslah sama seperti Niciren. Kalau melaksanakan seperti itu pasti akan dijaga dan dilindungi oleh Buddha Sakyamuni, Tathagata Prabhutaratna, para Buddha sepuluh penjuru, dan Dasaraksasi. Bagaimana keadaan sebenarnya kaum keluarga Ota, saya tidak dapat mengukur dalamnya hati. Mengenai kematian Nicigyo-bo sungguh amat disesalkan. Dari Gunung Minobu ini dibacakan Saddharmapundarika-sutra dan diucapkan Nammyohorengekyo dengan harapan agar Nicigyo-bo dapat diterima di Gridhrakuta oleh Buddha Sakyamuni, Tathagata Prabhutaratna dan para Buddha sepuluh penjuru. Saya sendiri belum sembuh dari sakit, oleh karena itu hal-hal lainnya disingkatkan dan akan disampaikan di kemudian hari. Sekian. Tanggal 17 bulan ke-5 tahun Ko-an ke-2 Tertanda, Niciren
September 2018 | Samantabadra
21
|KUTIPAN GOSYO
1
Mengenai pakaian berwarna abu-abu dan jubah kasaya dengan warna yang sama.
empat dijelaskan, “Ada tiga pakaian untuk ketiga waktu menurut pembagian musim, yaitu musim panas, musim dingin, dan musim semi serta gugur”. Keterangan: Pada zaman sekarang, ketentuan Dari sumbangan Toki Jonin berupa mengenai pakaian-hukum tergantung pakaian dan jubah kasaya jelas diketahui kepada masing-masing sekte. Niciren bahwa pakaian-hukum yang dikenakan Syosyu menentukan tiga pakaian, yaitu Niciren Daisyonin berwarna abu-abu. pakaian, jubah kasaya dan jutzu. Aturan Pakaian yang dikenakan Sangha disebut sekte kita mengenai tiga pakaian dijelaskan pakaian hukum, dan karena terdiri dari tiga oleh Nicikan Syonin di dalam Tiga Pakaian jenis dikatakan Tiga Pakaian. Keluarga kita, “Arti Tiga Pakaian bagi Semenjak dahulu di India, menurut keluarga kita bukan hanya tiga pakaian peraturan mendasar, pakaian-hukum seperti lainnya. Yang dinamakan Tiga yang dikenakan hanyalah yang disebut Pakaian adalah pakaian, jubah kasaya, dan kasaya. Akan tetapi, karena Tiongkok dan jutzu. Mengapa jutzu disebut juga sebagai Jepang mempunyai iklim yang dingin, di pakaian? Karena berfungsi sama dengan bawah jubah kasaya dikenakan pakaian dua hal sebelumnya dan juga karena lagi. Pakaian yang dikenakan di bawah menutupi dan menyembunyikan sifatkasaya ini disebut koromo. Jadi terdapat hukum 108 hawa nafsu, sehingga dapat perbedaan antara pakaian tersebut dengan dikatakan sebagai pakaian”. kasaya, pakaian-hukum yang dikenakan di Sekarang, mengenai warna pakaian atasnya. hukum guru pewaris ke-2 Nikko Syonin Mengenai Tiga Pakaian ini, di dalam demi menjaga lestarinya Hukum ini paruh-akhir catatan Syibun-Rice Syijiki untuk selama-lamanya menetapkan dijelaskan, “Yang dikatakan ketiga jenis 26 ketentuan dalam surat wasiat yang pakaian sebagai berikut : Pertama ditinggalkannya sebelum berpulang. adalah sogyari, pakaian kebesaran yang Ditunjukkan bahwa warna pakaian tidak dikenakan pada waktu mengunjungi istana boleh hitam seperti tinta sumi. Di dalam atau pakaian upacara yang dikenakan Surat Kegi, Bhikku Tertinggi ke-9 Nici-u pada waktu upacara ajaran-hukum dan Syonin memperingatkan dan menentukan, lain sebagainya. Kedua, Utara-so, atau “Kanaya yang dikenakan tidak boleh diterjemahkan sebagai pakaian luar, berwarna unggu atau biru karena warnayaitu pakaian biasa yang dikenakan pada warna tersebut digunakan oleh guru sekte waktu bertapa. Ketiga, anda-e, atau Rice dan lainnya”. diterjemahkan sebagai pakaian tengah, Mengapa jubah yang dikenakan yaitu pakaian sehari-hari”. berwarna abu-abu ? Alasan mengenai hal Dalam Sastra Funbetsu Kudoku jilid ini dijelaskan di dalam Surat Perihal Tiga 22
Samantabadra | September 2018
GM
Pakaian Keluarga Kita sebagai berikut, “Abu-abu adalah warna lumpur; warna yang terlepas dari kelima warna dasar : biru, merah, putih, hitam dan kuning dengan kelima warna antara : merah terang, merah muda, unggu, hijau dan kuning muda. Dan, warna abu-abu ini disebut funsoi, yaitu melambangkan kotornya kain pembersih tinja. Kain-kain kotor yang telah dibuang ini dikumpulkan dan dicuci bersih, untuk kemudian dijahit dijadikan sebagai pakaian.Ada empat alasan mengenai penggunaan pakaian seperti itu: 1. Menerangkan tingkat awal kepercayaan (myo-ji) dari mendengar dan mengetahui hukum Buddha. Warna putih untuk para penganut awam tingkat ri-soku berarti putih tanpa noda. Sekte lain menggunakan lima warna dasar, yaitu biru, merah, kuning dan lainnya. Lima warna antara untuk mewujudkan wajah badan pemanenan tingkat kangyo-soku ke atas, yakni tingkat seceju (tingkat para bhikku yang mendapat kedudukan dari kaisar atau pemerintah); 2. Secara terang dan tegas dapat dibedakan dengan sekte lain yang menghias-hias segi luar; 3. Karena berbeda dengan sekte lain, dapat menjadi pengikat kedua jodoh : langsung dan bertentangan (jun-en dan gyaku-en); 4. Sekte kita hanya mengenakan pakaian berwarna abu-abu untuk memperingatkan para bhikku kita atas pemfitnahan dharma, menjaga makna hukum sebenarnya, dan menyebarluaskan api hukum Buddha
Niciren Daisyonin selama ribuan zaman untuk selama-lamanya.
2
Ditegakkan penghormatan kepada guru Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh (Kuon Jicejo) dari Ajaran Pokok. Keterangan: Pertama, pertanyaan Toki Jonin kepada Niciren Daisyonin mengenai bila waktunya untuk mendirikan Budda Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh dari Ajaran Pokok dan keempat Bodhisattva yang Muncul dari Bumi yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh mengandung arti bahwa pada Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) ini harus didirikan keempat bodhisattva Honge yang Muncul dari Bumi dan guruajaran pokok. Pertanyaan yang diajukan berbunyi, “Semenjak dahulu telah didengar akan ditegakkan penghormatan kepada Guru Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh (kuon jicejo) dari ajaran pokok. Juga, sebagai pendamping yang mewakilinya akan ditegakkan penghormatan kepada keempat Bodhisattva yang Muncul dari Bumi yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh. Seandainya yang saya dengar ini benar, bilakah waktunya ?� Sebenarnya, di dalam surat Kanjin no Honzon yang diterima Toki Jonin terdahulu sudah diwujudkan ajaran mengenai wajah pusaka-pemujaan untuk Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), yaitu kalimat yang berbunyi, “Selanjutnya dikatakan, bentuk rupa pusaka pemujaan mewujudkan stupa pusaka yang terletak September 2018 | Samantabadra
23
di antariksa di atas dunia saha dari guru pokok. Di dalam stupa Myohorengekyo, di sisi kiri dan kanan terletak Buddha Sakyamuni dan Tathagata Prabhutaratna, sebagai wakil Buddha Sakyamuni adalah keempat bodhisattva Visishtacaritra dan lainnya. Di masa Saddharma dan Pratirupadharma hal ini ingin digambarkan akan tetapi tidak ada Buddha yang kekal abadi. Setelah memasuki Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) baru Buddharupa tersebut terwujud nyata. Bukankah demikian? “ (Gosyo hal.247). Kalimat Kanjin no Honzon Syo ini menerangkan bahwa pada upacara permanenan di Bab Panjangnya Usia Sang Tathagata, Buddha Sakyamuni dan Tathagata Prabhutaratna duduk berdampingan, bodhisattva Honge dan lain-lainnya, semua duduk berjajar dengan rapi. Dengan meminjam upacara semasa hidup Buddha Sakyamuni ini diwujudkan wajah Gohonzon penanaman bibit di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Di dalam Kanjin no Honzon Syo dikatakan, “Ajaran Pokok pada masa hidup Buddha Sakyamuni pada awal Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), seluruhnya merupakan jodoh langsung (jun-en). Akan tetapi, hal itu adalah pemanenan, sedangkan ini pembibitan; itu adalah satu bab dan dua kali setengah bab, sedangkan ini pembibitan; itu adalah satu bab dan dua kali setengah bab, sedangkan ini hanya kelima huruf daimoku “(Gosyo hal 249). Maka, semasa hidup Buddha Sakyamuni, kalimat pemanenan yang tersurat adalah satu bab dan dua kali setengah bab, sedangkan di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), kalimat pembibitan yang tersirat adalah Nammyohorengekyo. Dengan 24
Samantabadra | September 2018
demikian, pada mulanya dikatakan bahwa pusaka-pemujaan (honzon) dari Kanjin no Honzon adalah pusaka-pemujaan Icinen Sanzen Kenyataan, yaitu mandala agung yang mencakup Sepuluh Dunia. Karena orang dan Hukum manunggal, maka seluruh badan-hukum pusaka-pemujaan merupakan Buddha dari Bab Panjangnya Usia Sang Tathagata atau juga dikatakan Buddharupa. Buddha dari Bab panjangnya Usia Sang Tathagata Ajaran Pokok berarti Buddha Pokok Tathagata Sambhogakaya yang menerima dan berfungsi dengan sendirinya semenjak masa lampau yang tak berawal. (Kuon Ganjo Jijuyuhossyin Nyorai) yang tersirat di dasar kalimat. Selanjutnya, di dalam Surat Kanjin no Honzon dikatakan, “Pada waktu itu, timbul secara nyata ribuan dunia yang muncul dari bumi sebagai wakil Buddha Sakyamuni Ajaran Pokok, maka negeri ini harus ditegakkan pusaka-pemujaan utama di seluruh dunia. Di India dan Tiongkok belum pernah ada pusaka pemujaan ini. (Gosyo hal 254). “Pada waktu itu” menunjukkan Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang penuh dengan perselisihan. “Timbul nyata ribuan dunia yang muncul dari bumi” berarti kemunculan Buddha Pokok Niciren Daisyonin. “Menjadi wakil Buddha Sakyamuni Ajaran Pokok.” dan “pusakapemujaan utama di seluruh dunia” berarti sama dengan yang dikatakan terdahulu, “Di dalam stupa Myohorengekyo, di sisi kiri dan kanan terletak Buddha Sakyamuni dan Tathagata Prabhutaratna, yakni pusaka – pemujaan dalam bentuk hukum adalah kelima huruf Saddharma.” (Gosyo hal 247). Meskipun telah mendapat Surat Kanjin no Honzon dan telah membaca
kalimat di atas, Toki Jonin masih tidak mengetahui makna sebenarnya sehingga ia mempertanyakan kapan akan ditegakkan pusaka-pemujaan sebagai penghormatan kepada Guru Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran di masa lampau yang amat jauh dari Ajaran Pokok dan sebagai pendamping yang mewakilinya adalah keempat Boddhisattva yang Muncul dari Bumi yang mencapai kesadaran dari masa lampau yang amat jauh. Pada tahun ko-an ke-2 (1279) Niciren Daisyonin telah menulis dan mewujudkan Gohonzon. Di dalam Surat Balasan kepada Kyo’o Dono yang ditulis pada bulan 8 tahun Bun-ei ke-10 (1273) mengenai Gohonzon yang diberikan kepada Syijo Kingo dikatakan, “Mengenai Gohonzon ini, pada kedua masa : Saddharma dan Pratirupadharma tidak seorangpun pernah mempelajari ataupun meneruskannya, apalagi mewujudkan dengan menulisnya”. (Gosyo hal.1124). Dengan demikian dijelaskan bahwa Gohonzon ini pada zaman dahulu belum pernah didengar maupun diwujudkan. Berkenaan dengan ini, Niciren Daisyonin meragukan pemahaman Toki Jonin terhadap Hukum Niciren Daisyonin yang amat mendalam, sehingga mengatakan mungkin Toki Jonin masih belum mengerti sepenuhnya. Memang Toki Jonin berpikir dan mengatakan Gohonzon sebagai patung atau semacam itu. Sebelum pembuangan ke pulau Sado memang Toki Jonin telah menyumbang patung Mahakala dan satu patung Buddharupa Sakyamuni. Dengan mengajar dan membimbing berdasarkan “Satu bakat satu jodoh”, Niciren Daisyonin secara umum mengakui hal tersebut, akan tetapi
tentu saja makna sesungguhnya adalah Hukum Buddha penanaman bibit yang tersirat di dasar kalimat. Oleh karena itu, mengenai pusaka pemujaan Hukum Buddha Niciren Daisyonin, Nikko Syonin di dalam Fuji Isseki Mon to Zonci menyatakan, “Dalam petunjuk Hukum yang didirikan Syonin, yang menjadi pusaka pemujaan sama sekali tidak berupa patung, atau gambar Buddha dan Bodhisattva. Berpegang pada makna Gosyo, maka yang harus dijadikan pusaka-pemujaan hanyalah yang berdasarkan kelima huruf Myohorengekyo. Ini berarti pusaka-pemujaan yang ditulis sendiri oleh Niciren Daisyonin”. (hal 1606). Demikianlah kita mengetahui tentang pusaka-pemujaan dari Fuji Isseki Mon to Zonci no Koto. Kelima bhikku, selain Nikko Syonin, akhirnya terjerumus ke dalam pandangan keliru mengenai pusakapemujaan. Dari fakta ini dengan mudah dapat dirasakan bahwa Toki Jonin tidak mengetahui makna sesungguhnya Niciren Daisyonin. Sekarang kita sekalian yang menerima petunjuk ajaran sesungguhnya berdasarkan warisan Nikko Syonin haruslah mengetahui Hukum Buddha Niciren Daisyonin yang sebenarnya dan dapat melaksanakan pertapaan dengan tepat.
3
Setelah 2000 tahun lebih semenjak kemoksyaan Sang Buddha, Hukum Buddha telah tersebarluas di India, Tiongkok, Jepang, dan seluruh dunia. Keterangan: Di sini ingin lebih dijelaskan mengenai pertanyaan Toki Jonin perihal ditegakkannya pusaka-pemujaan September 2018 | Samantabadra
25
penanaman bibit yang tersirat di dasar kalimat oleh Niciren Daisyonin yang sudah diterangkan dengan tegas di dalam Surat Kanjin no Honzon dan lainnya. Terutama, isi kalimat kutipan ini menyerupai kalimat Surat Kanjin no Honzon, “Di India dan Tiongkok pusaka pemujaan ini belumlah ada. Di negeri Jepang di gedung utama Kuil Enryaku ini ditegakkan pusaka-pemujaan berupa Buddharupa Baisyajaguru dari jurusan timur, tidak diwujudnyatakan keempat bodhisattva dari Ajaran Pokok”. (Gosyo hal 254). Di sini yang terpenting adalah bila, dimana, dan siapa yang mendirikan pusaka pemujaan penanaman bibit yang tersirat di dasar kalimat. Akan tetapi pertanyaan Toki Jonin khusus mempertanyakan waktu. Oleh karena itu, perkataan “selama 2000 tahun lebih semenjak kemoksyaan Sang Buddha” menunjukkan bahwa Buddha Sakyamuni, setelah melewati dua ribu (2000) tahun Masa Saddharma dan Pratirupadharma, zamannya adalah masa Pascimadharma (Akhir Dharma), saat Niciren Daisyonin muncul secara nyata. Selama zaman yang terdahulu, 2000 tahun Masa Saddharma dan Pratirupadharma, tidak didirikan pusaka pemujaan penanaman bibit yang tersirat di dasar kalimat. Ini berarti, setelah 2000 tahun ini, para bhikku yang timbul tak terhitung banyaknya, seperti padi dan alang-alang. Hukum Buddha yang timbul juga bermacam-macam serta tercampur baur seperti bambu dan alang-alang. Akan tetapi, perihal didirikannya pusakapemujaan Bodhisattva Honge dan Buddha Sakyamuni guru-ajaran pokok dalam sejarah tiga negeri: India, Tiongkok dan Jepang semenjak zaman dahulu belum pernah didengar. Di dalam tiga negeri 26
Samantabadra | September 2018
tersebut khususnya bila memperhatikan Jepang, putra mahkota Syotoku mendirikan Kuil Caturmaharaja dengan pusaka pemujaannya Buddha Amitabha dan sebagai wakilnya Bodhisattva Mahasthamaprapta dan lainnya. Mahaguru Dengyo mendirikan Kuil Enryaku yang digedung utamanya ditegakkan pusaka pemujaan berupa Tathagaa Baisyajaguru. Sampai sekarang sama sekali tidak ada orang yang mendirikan guru ajaran masa lampau yang tak berawal beserta wakilnya. Di dalam Kanjin no Honzon dikatakan, “Pada waktu itu timbul secara nyata ribuan dunia yang muncul dari bumi sebagai wakil Buddha Sakyamuni Ajaran Pokok, maka di negeri ini harus ditegakkan pusakapemujaan utama di seluruh dunia.”(Gosyo hal.254). Dan selanjutnya diterangkan mengenai kapan, siapa dan dimana harus didirikan pusaka-pemujaan ini. Demikian pula surat ini pun selanjutnya akan menerangkan hal tersebut.
4
Menjadi jelas bahwa sebelum tiba Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) - masa yang penuh dengan perselisihan –tidak boleh ditegakkan.
GM
Keterangan: Mulai bagian ini diterangkan alasan tidak ditegakkannya guru-ajaran Ajaran Pokok pembibitan yang tersirat di dasar kalimat beserta wakilnya. Mengenai tidak boleh ditegakkan sebelum kemoksyaan Sang Buddha berlalu 2000 tahun lebih, di dalam Saddharmapundarika-sutra terdapat kalimat yang menerangkan tidak boleh mendirikan hingga tiba saat Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), masa
yang penuh perselisihan. Karena itu pada Masa Saddharma dan Pratirupadharma orang menyadari pusaka-pemujaan ini – karena adanya peringatan Sang Buddha – tidak dapat menerangkan, membabarkan, serta mewujudkannya. Di dalam Saddharmapundarika-sutra Bab Boddhisattva Baisyajaraja tertera, “Setelah kemoksyaan-Ku, pada 500 tahun kelima, akan terwujud kebahagiaan secara luas dan merata di seluruh dunia”. Bodhisattva Syakke dan bodhisattva yang berasal dari negeri lain mohon diizinkan untuk menyebarluaskan di Masa Pascimadharma, masa yang buruk dan mengerikan; akan tetapi Buddha Sakyamuni di dalam Bab Munculnya Boddhisattva dari Bumi menolak keinginan tersebut dengan mengatakan, “Berhentilah putra-putra-Ku yang baik “ ! Dan selanjutnya Beliau menugaskan kepada Bodhisattva Honge yang muncul dari bumi besar untuk menyebarluaskan di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang buruk ini. Mengenai alasan ditolaknya keinginan Bodhisattva Syakke dan Bodhisattva yang berasal dari negeri lain untuk menyebarluaskan di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), Mahaguru Tien-tai mengatakan di dalam Hokke Mongu, “Enam Keterangan terbagi tiga di muka dan tiga di belakang. Tiga di muka adalah alasan penolakkan bagi yang berasal dari negeri lain untuk menyebarluaskan setelah kemoksyaan Sang Buddha. Tiga di belakang menerangkan alasan penugasan Bodhisattva Honge”. Bhikku Tertinggi ke-26 menambahkan keterangan tentang tiga di muka dan tiga di belakang, Bodhisattva Honge dan Syakke serta dari negeri lain dengan tiga di muka
dan tiga di belakang dari Bodhisattva Honge dan negeri lainnya. Pertama, tiga di muka adalah tiga alasan penolakkan kepada yang berasal dari negari lain, yaitu : 1. bukan murid langsung Buddha Sakyamuni; 2. negeri tempat tinggalnya tidaklah tetap; 3. jodoh dengan umat manusia saha amat tipis. Tiga di belakang adalah tiga alasan mengundang keluar Bodhisattva Honge, yaitu : 1. Murid langsung Buddha Sakyamuni dari masa lampau yang amat jauh. 2. Semenjak masa lampau yang amat jauh dan seterusnya tetap berada di dunia saha; 3. Berjodoh amat dalam dengan umat manusia Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) Selanjutnya, mengenai tiga dimuka dan tiga di belakang dari Bodhisattva Syakke dan Honge. Tiga di muka adalah tiga alasan penolakkan Bodhisattva Syakke, yaitu : 1. Menerima bimbingan dan ajaran dari Buddha Sementara yang mencapai kesadaran pada usia 30 tahun di India, sehingga bukan merupakan murid Buddha Sakyamuni yang menimbulkan hati kesadaran pertama dari masa lampau yang amat jauh. 2. Dangkalnya tumpukkan jasa pelaksanaan di bawah bimbingan Buddha Sakyamuni; 3. Kurang memberi manfaat dan keuntungan bagi kehidupan umat manusia Masa Pascimadharma.
September 2018 | Samantabadra
27
Tiga di belakang adalah tiga alasan mengundang munculnya Bodhisattva Honge, yaitu : 1. Murid Buddha Sakyamuni yang menimbulkan hati kesadaran pertama dari masa lampau yang amat jauh; 2. Telah menumpuk jasa pelaksanaan yang mendalam semenjak masa lampau yang amat jauh; 3. Mendorong berkembangnya manfaat dan keuntungan bagi kehidupan umat manusia Pascimadharma (Akhir Dharma).
bakat; ketiga, mendapat tugas dari Sang Buddha; dan keempat , waktunya telah tiba. Dari enam keterangan Mahaguru Tien tai dan 12 keterangan Nicikan Syonin dibahas perihal ketiga, yaitu mengapa tidak mendapat tugas dari Sang Buddha. Juga, di dalam surat ini secara khusus diterangkan mengenai waktu. Di dalam Saddharmapundarika-sutra, dengan terang dan tegas ditetapkan bahwa Pascimadharma (Akhir Dharma) adalah masa yang tepat bagi penyebarluasan. Maka dikatakan seandainya menegakkan Sampai bagian ini dapat dilihat dari guru-ajaran dari masa lampau yang amat ke 12 alasan ini, bahwa persyaratan jauh beserta wakilnya sama seperti “bulan bagi orang yang diserahkan tugas muncul di siang hari, matahari terbit di penyebarluasan sesudah kemoksyaan Sang malam buta.� Buddha adalah ada tidaknya hubungan Kalau tidak sesuai dengan irama alam dengan Sang Buddha, tebal tipisnya semesta akan mengacaukan seluruh jodoh dengan umat manusia, dalam hubungan alam, manusia, dan lain-lain; dangkalnyaa jasa pelaksanaan dan laindan dengan demikian akan memecahkan lain. Kesimpulannya, Bodhisattva Syakke dan merusakkan gerakan-gerakan jiwa. dan yang berasal dari negeri lain yang Demikian pula dengan Hukum Buddha, tak sesuai dengan persyaratan di atas kalau menyalahi waktu akan memecahkan ditolak untuk menyebarluaskan setelah dan merusakkan akar bakat manusia; kemoksyaan Sang Buddha. Hukum Buddha tidak bermanfaat dan Mengenai alasan Bodhisattva Syakke bahkan mendatangkan kerugian. Oleh dan yang dari negeri lainnya tidak karena itu, sekalipun Vasubandhu menyebarkan di masa Saddharma dan dan Nagarjuna mengetahui di dalam Pratirupadharma, Niciren Daisyonin hati bahwa pusaka pemujaan adalah mengatakan di dalam Surat kepada Soya pembibitan yang tersirat di dasar kalimat, Nyudo, “Pertama, diri sendiri tidak mampu karena memahami peringatan Sang menahan; kedua, tidak memiliki bakat; Buddha untuk hanya menyebarkan di Masa ketiga, tidak mendapat tugas dari Sang Pascimadharma (Akhir Dharma), maka Buddha; keempat , waktunya belum tiba�. tidak menyebarkan di masa Saddharma. (Gosyo hal.1028). Ini disebut empat alasan Di masa Pratirupadharma, Mahaguru masa Saddharma dan Pratirupadharma. Tien tai sebagai Boddhisattva Syakke, Sebaliknya, empat alasan Masa juga menyadari hal itu dan menerangkan Pascimadharma : pertama, diri sendiri sebagian, tetapi tidak membabarkan dapat mempertahankan; kedua, memiliki makna sesungguhnya, Mahaguru Tien28
Samantabadra | September 2018
tai dikatakan sebagai kelahiran kembali Bodhisattva Baisyajaraja, maka merupakan guru pembimbing Masa Pratirupadharma. Beliau membahas teori Icinen Sanzen, tetapi tidak menerangkan makna sesungguhnya Icinen Sanzen Kenyataan yang tersirat di dasar kalimat Ajaran Pokok. Akhirnya, karena “waktunya belum tiba” dan “tidak mendapat tugas” maka tugas penyebarluasan makna sesungguhnya diserahkan kepada guru Bodhisattva Honge dari Masa Pascimadharma (Akhir Dharma).
berarti, kalau bodhisattva yang Muncul dari Bumi timbul secara nyata, baru Buddha Pokok dan Wakil Pokok dapat ditegakkan. Tetapi, bagaimanapun sekarang hanya menegakkan keempat Bodhisattv. Mengapa dikatakan demikian? Kalau direnungkan, bagaimanapun hal ini menunjukkan kerendahan hati Niciren Daisyonin yang tidak mengatakan diriNya sendiri sebagai Bodhisattva yang Muncul dari Bumi. Beliau sering kali menyatakan diri sendiri sebagai pengantar kemunculan Bodhisattva yang Muncul Sesuai dengan petuah emas Sang dari Bumi, padahal Buddha Pokok dan Buddha, setelah memasuki Masa Wakil Pokok ditegakkan oleh Boddhisattva Pascimadharma (Akhir Dharma) yang Muncul dari Bumi itu sendiri, harus ditegakkan Buddha Pokok beserta sebelum beliau menetapkan kedudukanwakil pokok. Nya, tidak dapat menegakkan; sehingga sebelumnya dikatakan akan menegakkan Keterangan: penghormatan kepada keempat Di sini diterangkan bahwa sekarang bodhisattva. adalah Masa Pascimadharma (Akhir Akan tetapi, perilaku Niciren Dharma). Kalau sesuai dengan yang Daisyonin yang menerima seluruh dibabarkan di dalam Saddharmapundarika- penganiayaan yang harus dihadapi sutra, maka sekarang telah tiba waktunya dalam perjalanan penyebarluasan di untuk menegakkan pusaka pemujaan Masa Pascimadharma sesuai dengan yang harus disebarluaskan di Masa ramalan Saddharmapundarika-sutra Pascimadharma (Akhir Dharma), yaitu menunjukkan bahwa Beliau sendiri Buddha Pokok dan wakil pokok. Dan sebenarnya adalah Bodhisattva yang dengan tegas dikatakan bahwa pada waktu Muncul dari Bumi; dengan demikian jelas itu Niciren Daisyonin yang membaca bahwa kedudukan pokok Beliau adalah Saddharmapundarika-sutra dengan badan Tathagata Sambhogakaya yang menerima sendiri merupakan orang terkaya di seluruh dan berfungsi dengan sendirinya dari masa dunia. lampau yang tak berawal. Oleh karena Dalam Kutipan di atas dikatakan “waktu itu, Gohonzon yang diwujudkan oleh untuk menegakkan penghormatan bagi Niciren Daisyonin ini dikatakan sebagai Buddha Pokok”; padahal bodhisattva yang keempat bodhisattva dan juga Buddha Muncul dari Bumi baru sebentar lagi akan Pokok beserta Wakil Pokok. Dengan timbul secara nyata, sehingga dikatakan demikian dapat dikatakan perbedaan di “menegakkan penghormatan kepada sini hanyalah perbedaan harfiah belaka. keempat Bodhisattva”. Dalam hal ini Di dalam Surat Perihal Penganiayaan-
5
September 2018 | Samantabadra
29
penganiayaan yang ditemui oleh Pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang ditulis pada bulan 1 tahun Bun-ei ke-11 (1274) terdapat kalimat yang bermakna sama, yaitu “Mahaguru Tien-tai dan Mahaguru Dengyo menerangkan pusaka-pemujaan dari Ajaran Pokok, keempat Bodhisattva dan merupakan altar peninggalan kelima huruf Myohorengekyo, Sekarang tiba waktunya untuk keempat bodhisattva muncul secara nyata. Niciren telah mengetahui hal ini sebelumnya”. (Gosyo, hal 596). Kalimat ini diperjelas oleh Nicikan Syonin di dalam Honzon Syo Bundan, “Pusaka-pemujaan dari Ajaran Pokok” berarti pusaka-pemujaan Orang adalah Hukum; “keempat bodhisattva” merupakan pusaka-pemujaan Hukum adalah Orang. Oleh karena itu dikatakan, “sekarang telah tiba waktunya untuk keempat bodhisattva muncul secara nyata”. Karena akan menegakkan Hukum Buddha yang demikian agung dan unggul dengan jelas ditunjukkan oleh Mahaguru Tien-tai dan Mahaguru Dengyo sebagai yang diinginkan di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) dan diri sendiri timbul secara nyata di masa itu, maka beliau mengatakan diri-Nya sendiri sebagai orang terkaya di seluruh dunia.
6
Ditinjau dari sudut masyarakat luas , Niciren adalah orang termiskin di Jepang, tetapi jika dilihat berdasarkan Hukum Buddha, Ia merupakan orang terkaya di seluruh dunia.
Anak Cabang
Keterangan: Kalimat ini mengandung arti bahwa karunia kebajikan yang dimiliki oleh 30
Samantabadra | September 2018
Niciren Daisyonin tidaklah terbatas dan tak terukur, satu badan Beliau mencakup fungsi Saddharma yang luas dan besar, dalam dan jauh, yakni Buddha Pokok pembibitan di Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), Tathagata Sambhogakaya yang menerima dan berfungsi dengan sendirinya semenjak masa lampau yang tak berawal. Dipandang dari segi duniawi, Niciren Daisyonin adalah orang termiskin di Jepang. Di dalam Surat dari Sado dikatakan, “Saya, Niciren, dalam hidup ini terlahir sebagai orang yang miskin dan hina-dina, berasal dari keluarga kasta Candala yang paling rendah kedudukannya.” (Gosyo hal 958). Dan, dalam Surat Membuka Mata juga dikatakan, Terlahir di tanah pinggiran, terlebih pada tingkat kedudukan yang rendah, lagipula dengan badan yang miskin. (Gosyo hal 200). Akan tetapi, bila ditinjau dari sudut pandang Hukum Buddha dapat dikatakan bahwa Niciren Daisyonin adalah Buddha Pokok Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), maka orang terkaya di seluruh dunia. Di dalam Surat Memilih waktu juga dikatakan, “Niciren tidak diragukan lagi adalah Pelaksana Saddharmapundarikasutra yang utama di negeri Jepang. Bila merenungkan berdasarkan hal ini, tiada orang yang berderajad sama, baik di Tiongkok, India, maupun seluruh dunia (Gosyo hal 284). Pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang membaca sutra tersebut dengan badan sendiri menunjukkan bahwa Hukum adalah Orang, tidak lain daripada Tathagata Sambhogakaya yang menerima dan berfungsi dengan sendirinya semenjak masa lampau yang tak berawal.
7
Haruslah diketahui dengan sungguh-sungguh bahwa antara Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan, mengenai dalam-dangkalnya, unggul rendahnya, menaruh dan mencabut, yang utama dan wakilnya, tergantung pada akar-bakat dan waktu penyebaran Hukum Buddha.
Anak Cabang
Keterangan: Di provinsi Syimofusa, di antara anggota keluarga Ota Goro Saemon-no-jo Jomei ada yang mengatakan bahwa Ajaran Bayangan sama sekali tidak ada Jalan Pencapaian. Ketika mendapat laporan dari Toki Jonin, hal ini diperingatkan oleh Niciren Daisyonin dengan keras. Beberapa tahun sebelum surat ini ditulis, yaitu pada tanggal 23 bulan 11 tahun Kenji ke-1 (1275) di dalam Surat Kanjin no Honzon Toku-i (mengenai Makna Tersirat Surat Kanjin no Honzon) yang juga ditujukan kepada orang yang bertempat tinggal di provinsi yang sama, Syimofusa, yaitu Soya Kyosin dikatakan bahwa terdapat penafsiran keliru mengenai kalimat Surat Kanjin no Honzon yang berbunyi, “Ajaran di luar satu bab dan dua kali setengah bab adalah Ajaran Hinayana. ajaran sesat, ajaran tidak ada Jalan Pencapaian, sehingga dinamakan ajaran yang menyembunyikan wajah”. (Gosyo hal.249). Kalimat ini disalahtafsirkan bahwa Ajaran Bayangan tidak ada Jalan Pencapaian sehingga dikatakan bahwa di dalam pelaksanaan Gongyo pun tidak perlu membaca Bab Upaya Kausalya. Dalam hal ini Niciren Daisyonin dengan tegas mematahkan dan mengajarkan bahwa Beliau tidak mewariskan pandangan picik. Pemikiran bahwa Ajaran Bayangan harus dibuang karena tidak ada Jalan Pencapaian
diperingatkan dengan tegas oleh Niciren Daisyonin dalam surat ini dengan mengatakan, “tidak mengetahui Hukum makna-pokok Niciren. Sungguh merupakan pandangan yang menyimpang dan picik”. Mengenai hukum-ajaran apa yang harus disebarkan, ditentukan oleh waktu dan bakat. Bila ajaran dan pelaksanaannya sesuai dengan waktu dan bakat akan didapatkan bukti pencapaian kesadaran. Karena itu, pada zaman masing-masing, guru-pembimbing Hukum Buddha yang sebenarnya harus mengetahui waktu dan bakat sehingga dapat menyebarluaskan hukum-ajaran yang sesuai untuk mengajar dan membimbing umat pada zaman itu. Sebagai contoh, pada akhir Masa Saddharma setelah kemoksyaan Sang Buddha timbul Nagarjuna, Vasubandhu, dan lainnya, Meskipun mereka mengetahui bahwa Saddharmapundarika-sutra merupakan ajaran yang terunggul dan Saddharma adalah inti hakekat, mereka tetap menyebarkan ajaran semi-Mahayana. Hal ini sama dengan Mahaguru Nan-yueh, Mahaguru Tien-tai, dan lainnya yang timbul di Masa Pratirupadharma. Mereka mengetahui inti hakekat Saddharma dan bahkan diri sendiri telah menyebut daimoku, tetapi tetap menyebarkan Ajaran Bayangan Saddharmapundarikasutra. Sebaliknya, Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) merupakan waktu untuk hanya menyebarluaskan Ajaran Pokok, sehingga dikatakan di dalam Surat Kanjin no Honzon, “Bila membahas hal ini berdasarkan Ajaran Pokok, maka hanya pada awal Masa Pascinadharma (Akhir Dharma) yang menjadi bakat yang sebenarnya”. Di dalam Surat Honin Myo juga dikatakan, “Pada Masa September 2018 | Samantabadra
31
Pascimadharma (Akhir Dharma) sekarang ini, suasana kehadiran Bodhisattva Honge, Visishtacaritra dan lainnya adalah waktu untuk menyebarluaskan Ajaran Pokok. Mengapa menggunakan pandangan teori, tetapi tidak melaksanakan pertapaan fakta yang nyata ? Penggunaan (fungsi) luar dari pembuktian dalam jiwa Saya adalah kedua Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan yang unggul dan rendah. Kekhawatiran bahwa jika Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan dijadikan satu sebagai pertapaan akan menghilangkan tugas yang didapatkan di dalam Ajaran Pokok, sungguh merupakan sesuatu pemikiran yang amat janggal. Perkataan dan kalimat sejenis ini tidaklah terbatas”. (Gosyo hal 873). Akan tetapi, dalam pelaksanaan pertapaan tidak hanya digunakan hukumajaran makna sebenarnya; sebagai tambahan digunakan hukum satu tahap sebelumnya. Dengan demikian, Mahaguru Tien-tai, guru-pembimbing Ajaran Bayangan Masa Pratirupadharma, dalam menegakkan Saddharma sebagai yang sebenarnya menggunakan Ajaran Sementara sebagai wakilnya, yakni membaca Sutra Amitabha dari Ajaran Sementara. Masa itu merupakan perbandingan antara Ajaran Sementara dengan Ajaran Sesungguhnya. Pelaksanaan tambahan ini digunakan sebagai bukti penunjang dalam meninggikan Ajaran Bayangan Saddharmapundarika-sutra. Demikian pula dengan Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) sekarang, saat Ajaran Pokok sebagai yang sebenarnya dan Ajaran Bayangan sebagai Penunjang. Niciren Daisyonin adalah guru-pembimbing Ajaran Pokok sebagai yang sebenarnya 32
Samantabadra | September 2018
dan sebagai penunjang dibaca Ajaran Bayangan. Inilah yang dimaksud dengan pembacaan Bab Upaya Kausalya dari Ajaran Bayangan. Nicikan Syonin di dalam Surat Toryu Gyoji membahas tentang pertapaan secara seksama. Ditetapkan pelaksanaan pertapaan adalah pelaksanaan utama dan pelaksanaan penunjang. Pelaksanaan penunjang ditetapkan untuk membantu dan mewakili yang utama. Dari penjelasan ini diketahui bahwa pertapaan utama adalah penyebutan Daimoku, sedangkan pembacaan Bab Upaya Kausalya dan Bab Panjangnya Usia Sang Tathagata merupakan pelaksanaan penunjang. Di antara keduanya itu, Bab Panjangnya Usia Sang Tathagata merupakan yang utama, sedangkan Bab Upaya Kausalya merupakan penunjang. Ini adalah pelaksanaan untuk sendiri (jigyo) dari kedua pertapaan untuk diri sendiri dan pertapaan untuk orang lain (jigyo-keta). Mengenai pelaksanaan untuk orang lain (keta) di dalam akhir Surat Wajah Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) dikatakan, “Arti pelaksanaan untuk orang lain yang sesungguhnya hanya terdapat di dalam Daimoku. Bila membahas mengenai bukti penunjang, akan sampai kepada seluruh ajaran suci seumur hidup, maka bagaimanapun hanya sebagian saja. Dalam Surat Kepada Keluarga Ota dikatakan, ‘untuk menyebarluaskan Hukum yang agung harus duduk dengan tenang mempelajari ajaran suci seumur hidup dan aliran delapan sekte’ “. Mengenai hukum makna pokok Niciren Daisyonin ini sudah diwariskan di dalam Surat Kanjin no Honzon yang ditulis pada tahun Bun-ei. Di dalam Surat Toku-i
dikatakan “Mempelajari dan melaksanakan yang ditunjukkan di dalam Surat Kanjin no Honzon ini”. Kepada seluruh murid Niciren Daisyonin mengatakan bahwa orang yang hanya berpegang kepada pandangan sendiri yang bermakna sesat sehingga membingungkan baik diri sendiri maupun orang lain akan merusakkan dan menghancurkan kepercayaan yang sebenarnya, sehingga merupakan iblis surga dan akan terjatuh ke dalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya. Kepada seluruh murid diperingatkan dengan keras. “Tidak mengetahui hukum makna pokok Niciren. Sungguh merupakan pandangan yang picik”. Dan juga dikatakan, “Yang dikatakan murid Niciren dan orang yang melaksanakan pertapaan Saddharmapundarika-sutra haruslah sama seperti Niciren”. Berarti, bila melaksanakan kepercayaan, pelaksanaan, dan belajar yang sesungguhnya dengan setulus hati, bagaimanapun akan memperoleh perlindungan dari Buddha dan dewa. Selanjutnya mengenai tewasnya Nicigyo-bo. Nicigyo-bo berarti Sammibo Nicigyo yang lahir di provinsi Syimofusa. Semenjak dahulu ia telah menjadi murid Niciren Daisyonin, sehingga menempati kedudukan yang tinggi di antara para murid lainnya. Ketika penyebarluasan di Gunung Fuji ia melaksanakan dengan sungguhsungguh dan secara aktif mewakili Nikko Syonin dalam diskusi Hukum dengan Sekte lain. Ia menerima Surat Gokkosyin, Surat Homon Mosaru Bekisama no Koto dan Surat Jusyo. Akan tetapi, akhirnya ia terjerumus ke dalam kesombongan akan kepintaran sendiri sehingga kadangkala ingin membantah ajaran dan bimbingan yang diberikan oleh Niciren Daisyonin
sehingga seringkali diperingatkan. Perkataan “Mengenai kematian Nicigyobo sungguh amat disesalkan” dalam surat ini menjelaskan bahwa di dalam Peristiwa Acehara ia mundur dari kepercayaan dan akhirnya menemui ajal secara tidak wajar. KUON JICEJO Pencapaian kesadaran Buddha (pencerahan kebuddhaan) pada masa lampau yang amat jauh (suatu kurun waktu yang tak terbayangkan jauhnya). Dalam Ajaran Pokok Saddharmapundarika-sutra. Buddha Sakyamuni menyatakan bahwa Beliau sesungguhnya mencapai kesadaran Buddha pada masa lampau yang tak terbayangkan jauhnya, dengan demikian Beliau mengungkapkan pencerahan asal muasalnya sebagai Buddha Pokok, sedangkan dalam semua Sutra sebelum Saddharmapundarika dan Ajaran Bayangan Saddharmapundarika-sutra (Saddharmapundarika-sutra Bab I s/d XIV) Buddha Sakyamuni digambarkan sebagai seorang Buddha yang mencapai kesadaran Buddha untuk pertama kalinya di bawah pohon Bodhi di India (Syijo Sokaku). ***
September 2018 | Samantabadra
33
34
Samantabadra | September 2018
September 2018 | Samantabadra
35
36
Samantabadra | September 2018
materi ajaran | gosyo cabang
Gosyo Cabang
Surat Balasan kepada Ueno Dono Perihal Berbakti dan Tidak Berbakti Gosyo Zensyu halaman 1563
LATAR BELAKANG |
S
urat ini ditulis pada tanggal 8, bulan 3 tahun Ko-an ke-3 (1280) di Gunung Minobu ketika Nichiren Daisyonin berusia 59 tahun. Hari itu bertepatan dengan peringatan tahun ke-16 wafatnya almarhum ayah Nanjo Tokimitsu yang bernama Nanjo Hyoe Siciro Nyudo Gyozo. Surat ini merupakan surat balasan dari Nichiren Daisyonin atas kiriman beras sumbangan makanan kepada bhiksu untuk upacara membagi karunia kebajikan kepada almarhum ayah Nanjo Tokimitsu. Surat aslinya sekarang sudah tidak ada lagi. Makna pokok surat ini adalah sebagai berikut. Dari sumbangan Nanjo Tokimitsu untuk upacara membagi karunia kebajikan kepada orang yang telah meninggal, diterangkan tentang pentingnya bakti. Kesungguhan berbakti diterangkan melalui perbandingan karma buruk karena tidak berbakti. Perihal berbakti memang ditunjukan dalam sastra luar maupun sastra dalam. Namun bakti yang sesungguhnya hanya bergantung pada Saddharmapundarika-sutra. Dan ditegaskan dengan keras bahwa perubahan langit
dan bumi timbul karena umat manusia negeri jepang melakukan pelanggaran tidak berbakti. Pelanggaran tersebut dilakukan karena mereka menentang Saddharmapundarika-sutra. Akhirnya, surat ini disimpulkan dengan mengajarkan bahwa Nanjo Tokimitsu yang melaksanakan bakti akan mendapat perlindungan dari para dewa.
September 2018 | Samantabadra
37
ISI GOSYO |
B
eras satu karung, yang merupakan sumbangan makanan untuk bhiksu dalam rangka peringatan wafatnya almarhum Ueno Dono, telah diterima dengan baik.
Seiring dengan mempersembahkan di hadapan Buddha, akan dibacakan satu rol syair jigage sebagai sumbangan. Untuk mengetahui yang dikatakan berbakti, pertama-tama harus mengetahui tentang tidak berbakti terlebih dahulu. Yang dikatakan tidak berbakti adalah orang yang bernama Yu-mung memukul ayahnya, sehingga kilat menyambar dan menghancurkan badannya sendiri, seseorang yang bernama Pan-fu mencaci maki ibunya, sehingga ular berbisa datang menelannya, Raja Ajatasatru membunuh ayahanda Maharaja, sehingga terjangkit sejenis lepra putih, Raja Virudhaka membunuh ayahnya, sehingga terpanggang di atas sungai dan jatuh hidup-hidup kedalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya. Belum ada contoh seperti ini bagi orang yang membunuh orang lainnya! Dari imbalan tentang tak berbakti seperti di atas, dapatlah dipahami betapa besar karunia dari berbakti. Tiga ribu Rol lebih sastra luar hanya mengajarkan perihal berbakti kepada ayah dan ibu dan tak ada perihal berbakti lainnya. Namun, sastra luar tersebut hanya mengajarkan tentang berbakti untuk masa hidup sekarang dan tidak dapat membantu orang tua di masa akan datang. Berat dan dalamnya budi ayah dan ibu adalah bagaikan samudera luas. Maka, bila hanya berbakti untuk masa sekarang saja tanpa membantu untuk masa yang akan datang, hanyalah bagaikan air setetes. Lima ribu lebih rol sastra dalam juga tidak berisi hal yang lainnya, hanya membabarkan tentang besarnya karunia kebajikan berbakti kepada ayah dan ibu. Tetapi, ajaran yang dibabarkan Buddha Sakyamuni selama 40 tahun lebih sebelum Saddharmapundarika-sutra tampaknya membabarkan tentang bakti. Akan tetapi, karena tidak mewujudkan makna sesungguhnya, maka dapat dikatakan sebagai tidak berbakti di dalam bakti. Adanya Maudgalyayana yang terhormat, yang menyelamatkan ibunya dari dunia kelaparan, hanyalah menyelamatkan sampai Dunia kemanusiaan dan Dunia Surga. Maudgalyayana belum memasukan ibunya ke dalam jalan pencapaian kesadaran Buddha. Buddha Sakyamuni pada usia 30 tahun membabarkan hukum kepada ayahnya, Raja Suddhodana, sehingga beliau memperoleh tingkat arahat yang keempat. Dan pada usia 38 tahun ia membuat ibunya, permaisuri Maya, memperoleh tingkat arahat. Semua ini menyerupai berbakti, akan tetapi tak dapat menghindarkan diri dari kesalahan tidak berbakti. Apa sebabnya? Karena dengan membuat ayah ibu memperoleh tingkat arahat hanya sedikit melepaskan mereka dari penderitan enam jalan, namun sebaliknya memasukan mereka ke dalam jalan yang tak dapat mencapai kesadaran Buddha. Hal ini sama seperti Pangeran diturunkan menjadi rakyat jelata atau putri raja dikawinkan dengan laki-laki yang hina. Oleh karena itu, Buddha membabarkan dalam Saddharmapundarika-sutra Bab Upaya Kausalya, “(Bila aku tidak membabarkan Hukum sesungguhnya) aku akan jatuh ke dalam 38
Samantabadra | September 2018
dosa serakah dan pelit (kendon). Bagaimanapun hal ini tidak baik”. Buddha menjadi orang yang memberikan nasi dan gandum serta menyayangi embun manis, memberi arak kotor dan menyayangi arak murni. Dengan demikian menjadi orang yang paling tidak berbakti. (Jika Buddha membiarkan keadaan seperti itu) menjadi sama dengan Raja Virudhaka yang terjatuh hidup-hidup ke dalam neraka. Atau juga seperti Raja Ajatasatru yang terusmenerus mendapat lepra putih pada badannya. Empat puluh dua tahun setelah menerima kesadaran, baru membabarkan Saddharmapundarika-sutra, (Di dalam sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra) kaum Dwiyana berpikir akan masuk Nirvana setelah kemoksyaan-Nya, dan mungkin setelah mendengar sutra ini dapat menuntut prajna Buddha di tanah seberang”. Karena membabarkan Saddharmapundarika-sutra untuk berbakti kepada ayah dan ibu, maka Tathagata Prabhutaratna yang datang dari dunia pusaka suci memuji sebagai “Buddha yang melaksanakan bakti yang sesungguhnya”. Dan para Buddha dari sepuluh penjuru yang diundang datang dan menetapkan, “Buddha yang paling berbakti di antara seluruh Buddha”. Ditinjau dari uraian di atas, seluruh umat negeri Jepang dapat dikatakan sebagai orang yang tak berbakti. Di dalam kalimat Sutra Nirvana Buddha membabarkan bahwa jumlah orang yang tidak berbakti lebih banyak daripada debu-debu bumi besar. Oleh karena itu, matahari dan bulan di langit serta bintang sejumlah 84.000 masing-masing menjadi murka dan membelalakkan matanya ke negeri Jepang. Ahli nujum sekarang melaporkan bahwa sering terjadi bencana alam. Setiap hari timbul bencana (di negeri Jepang). Sehingga seperti perahu kecil yang mengapung di samudera luas. Anak-anak kecil negeri Jepang yang kehilangan nyawa dan kaum wanita yang muntah darah adalah disebabkan hal ini. Anda adalah orang yang berbakti di negeri Jepang. Dewa Mahabrahma dan Sakra Devanam Indra datang dan menjadi sayap kanan dan kiri. Para dewa bumi dari empat penjuru menerima kaki Anda dan menganggap Anda sebagai ayahibu mereka. Sebenarnya masih ada yang ingin disampaikan, akan tetapi surat ini diakhiri sampai di sini. Sekian. Tanggal 8 bulan 3 tahun Ko-an ke-3 (1280) Surat Balasan Kepada Ueno Dono Disampaikan dengan hormat, Tertanda Niciren
September 2018 | Samantabadra
39
KUTIPAN GOSYO |
1
Untuk mengetahui yang dikatakan berbakti, pertamatama harus mengatahui tentang tidak berbakti terlebih dahulu. Keterangan: Pentingnya berbakti menjadi jelas setelah mengetahui akan karma buruk yang sangat mengerikan yang timbul karena tidak berbakti. Sebagai contoh mengenai orang yang menerima imbalan mengerikan karena tak berbakti, diambil Yu-mung, Pan-fu, Raja Ajatasatru, dan Raja Virudhaka. Besarnya hukuman yang diterima karena tak berbakti ini sebaliknya juga menunjukan betapa besar karunia yang diterima karena berbakti. Jika demikian, mengapa berbakti itu amat penting? Hal ini adalah karena jiwa itu merupakan sesuatu yang agung dan suci. Ayah dan Ibu adalah orang yang melahirkan jiwa, mendidik, dan juga membesarkannya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu ayah dan ibu adalah orang yang berbudi tertinggi dan penuh dengan kebaikan. Dengan demikian, penting sekali untuk berbakti kepada ayah dan ibu yang demikian berbudi. Sebaliknya, orang yang menentang orang tua akan menjadi orang yang paling hina, karena melupakan budi. Perilaku ini juga berarti meremehkan keagungan jiwa diri sendiri, sehingga akan mendapatkan akibat buruk besar yang lebih berat dari siapapun juga.
40
Samantabadra | September 2018
2
Tiga ribu rol lebih sastra luar hanya mengajarkan perihal berbakti kepada ayah dan ibu dan tak ada perihal berbakti lainnya. Namun, sastra luar tersebut hanya mengajarkan tentang berbakti untuk masa hidup sekarang dan tidak dapat membantu orang tua dimasa mendatang. Keterangan: Inti hakekat ajaran Kong Hu Cu dan Tao di Tiongkok adalah berbakti kepada ayah dan ibu. Tetapi, yang dijelaskan hanyalah berbakti untuk masa sekarang saja. Dengan demikian tidak dapat menyelamatkan mereka dari penderitaan setelah kematian. Karena ajaran Kong Hu Cu dan Taoisme tidak membabarkan pandangan jiwa tiga masa, maka tidak dapat menerangkan hukum SebabAkibat mengenai penderitaan maupun kebahagiaan setelah kematian. Dikatakan bahwa besarnya budi ayah dan ibu adalah bagaikan Samudera, sedangkan berbakti untuk masa sekarang bagaikan satu tetes air saja. Meskipun pada kehidupan sekarang kita berusaha untuk berbakti kepada orang tua dengan memberinya kebahagiaan, akan tetapi bila tidak dapat menyelamatkan mereka dari penderitaan neraka setelah kematian, kita tidak dapat dikatakan sebagai berbakti yang sesungguhnya. Bila penderitaan masa sekarang dibandingkan dengan penderitaan Jalan buruk seperti neraka, kelaparan, dan kebinatangan setelah kematian, maka
penderitaan setelah kematian itu lebih kejam ratusan milyar kali dan jangka waktunya juga lebih panjang. Benar-benar perbedaannya bagaikan lautan luas dan satu tetes air! Apalagi budi yang diberikan orang tua adalah berupa jiwa di masa sekarang ini. Keagungan jiwa itu begitu luas dan besar tak terbatas, tak tergantikan oleh apapun juga. Bakti anak kepada orang tua pada masa sekarang, seperti mencukupi segala kebutuhan materinya, kalau dibandingkan dengan keagungan jiwa, dapat dikatakan sebagai perbandingan antara lautan luas dengan setetes air.
3
Lima ribu lebih rol sastra dalam juga tidak berisi hal yang lainnya, hanya membabarkan tentang besarnya karunia kebajikan berbakti kepada ayah dan ibu. Keterangan: Ajaran Buddha pada hakekatnya membabarkan tentang karunia kebajikan dari berbakti. Ajaran Kong Hu Cu dari bagian awal sampai dengan akhir membabarkan mengenai moral. Memang agama Buddha tidak mengajarkan bahwa melaksanakan bakti adalah tujuan akhir. Akan tetapi agama Buddha berpendapat bahwa dengan menegakkan keagungan jiwa sebagai dasar pokok, kita dapat memperoleh kebajikan rejeki dan Prajna. Dengan ini kita dapat membuka jalan untuk melaksanakan bakti yang sesungguhnya pada masa sekarang. Serta juga berdasarkan pandangan jiwa kekal abadi kita dapat mengirim rejeki kebajikan kepada jiwa yang sudah
meninggal. Dengan demikian agama Buddha memungkinkan untuk berbakti secara mutlak. Akan tetapi, sekalipun termasuk ajaran Buddha, sutra-sutra ajaran sementara belum membabarkan pencapaian kesadaran Buddha bagi seluruh umat manusia. Sutra-sutra ajaran sementara tersebut tidak dapat memberikan jalan pencapaian kesadaran Buddha kepada ayah dan ibu. Oleh karena itu, tidak dapat mejalankan bakti dalam arti yang sesungguhnya. Dengan menyumbang para bhiksu suci Maudgalyayana yang dihormati dapat menyelamatkan ibunya, Sodainyo. Namun, Maudgalyayana hanya menyelamatkan ibunya terbatas pada Dunia kemanusiaan dan Dunia surga. Buddha Syakamuni sendiri segera setelah mencapai kesadaran membimbing ayahnya, Raja Suddhodana. Akan tetapi Beliau hanya membimbing ayahnya sampai dengan tingkat arhat, yang merupakan tingkat sravaka yang tertinggi. Selanjutnya dengan membabarkan Sutra Hinayana, Buddha Sakyamuni dapat menyelamatkan jiwa ibunya, Mahamaya, yang meninggal tujuh hari setelah melahirkan Beliau. Bimbingan ini juga hanya untuk mencapai tingkat arhat. Inilah contoh dari berbakti dalam sutrasutra Ajaran Sementara. Jika-masih menetap dalam Dunia Kemanusiaan dan Dunia Surga, tetap tak terlepas dari Kefanaan. Meskipun tingkat arhat dari sravaka telah melewati kefanaan.
September 2018 | Samantabadra
41
4
Empat puluh dua tahun setelah menerima kesadaran baru membabarkan Saddharmapundarika-sutra, “(Di dalam sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra) kaum Dwiyana berpikir akan masuk Nirvana setelah kemoksyaanNya, dan mungkin setelah mendengar sutra ini dapat menuntut prajna Buddha di tanah seberang�. Di dalam sutra-sutra Ajaran Sementara, Kaum wanita tidak diperkenankan untuk mencapai kesadaran Buddha. Demikian pula halnya dengan kaum Dwiyana dan orang jahat. Setelah memasuki Saddharmapundarika-sutra dibabarkan bahwa seluruh umat dapat mencapai kesadaran Buddha. Kalau Saddharmapundarika-sutra tidak dibabarkan, kaum Dwiyana tidak akan mencapai kesadaran Buddha. Dengan demikian ayah dan ibu Buddha Sakyamuni yang telah mencapai tingkat arahat tidak dapat mencapai kesadaran Buddha. Terutama ibu Maya, dengan tidak adanya pencapaian kesadaran Buddha bagi kaum wanita, semakin tak ada harapan bagi dirinya untuk mencapai kesadaran Buddha ini. Mengapa kaum Dwiyana tidak dapat mencapai kesadaran Buddha untuk selamanya? Karena kaum Dwiyana terjatuh kedalam lubang egoisme. Mengapa kaum Dwiyana dikatakan terjatuh ke dalam lubang egoisme? Dalam sutra-sutra ajaran sementara pertapaan untuk mencapai kesadaran Buddha 42
Samantabadra | September 2018
hanya dapat dilaksanakan oleh orang yang mempunyai akar bakat terunggul. Orang tersebut dapat dikatakan melebihi orang lain dalam hal ketabahan dan kesungguhan hati untuk melaksanakan. Oleh karena itu, adalah tidak mungkin bagi umat awam untuk melaksanakan pertapaan tersebut. Pada akhirnya, kaum Dwiyana kehilangan hati untuk membimbing dan mengajar pertapaan tersebut pada umat. Sebaliknya dalam Saddharmapundarika-sutra dijelaskan bahwa sejak asal mula seluruh umat mempunyai sifat Buddha. Serta ditunjukan bahwa dengan percaya kepada hukum sakti Saddharmapundarika-sutra, siapapun dapat mencapai jalan kesadaran Buddha. Oleh karena itu, kaum Dwiyana yang menunjukan dan membabarkan Saddharmapundarika-sutra dapat memasukan siapapun ke dalam jalan ke Buddhaan. Mereka mendapat keberanian dan harapan untuk sungguh-sungguh membimbing orang lain. Dengan demikian mereka dapat keluar dari lubang egoisme. Bagaimanapun, Saddharmapundarikasutra memungkinkan pencapaian kesadaran Buddha bagi ayah dan ibu dari Buddha Sakyamuni sendiri. Maka, kalau melihat pandangan berbakti Buddha Sakyamuni, dikatakan, “membabarkan Saddharmapundarika-sutra untuk berbakti kepada ayah dan ibu�. Buddha Prabhutaratna dan para Buddha sepuluh penjuru membuktikan kebenaran Saddharmapundarika-sutra dan akhirnya memuji bakti Buddha Sakyamuni.
5
Seluruh umat negeri jepang dapat dikatakan sebagai orang yang tak berbakti. di dalam kalimat sutra Nirvana, Buddha membabarkan bahwa jumlah orang yang tidak berbakti lebih banyak daripada debu-debu bumi besar. Oleh karena itu, matahari dan bulan dilangit serta bintang sejumlah 84.000 masing-masing menjadi murka dan membelalakkan matanya ke negeri Jepang.
84.000, masing-masing menjadi murka dan membelalakan matanya ke negeri Jepang”. Berarti sering timbul gerhana matahari dan gerhana bulan serta fatamorgana terlihatnya dua atau tiga matahari di langit. Serta bencana timbulnya bintang (komet) Halley. Perkataan, “… perahu kecil yang mengapung di samudra luas,” tak usah diragukan lagi menunjukan gempa bumi besar. Perkataan, “anak-anak kecil negeri Jepang yang kehilangan nyawa dan kaum wanita yang muntah darah,” diperkirakan Keterangan: menunjukkan bahwa pada waktu itu Saddharmapundarika-sutra adalah sering timbul penyakit. Di antara umat sutra yang menerangkan bahwa manusia negeri Jepang itu terdapat Nanjo seluruh umat manusia dapat mencapai Tokimitsu yang menjalankan kepercayaan kesadaran Buddha. Umat manusia negeri Saddharma mengikuti Niciren Daisyonin Jepang menentang sutra ini. Mereka dan tidak lalai mengirimkan sumbangan sebaliknya percaya kepada ajaran upaya doa membagi karunia kebajikan kepada sementara, seperti Nembutsu dan almarhum ayahnya. Syingon. Mereka juga memfitnah dan Dengan demikian dibandingkan dengan menghina Niciren Daisyonin, Pelaksana umat manusia negeri Jepang yang tak Saddharmapundarika-sutra. berbudi ini, Nanjo Tokimitsu dapat Karena menentang dikatakan sebagai orang yang berbakti saddharmapundarika-sutra, sutra berbakti tertinggi. Oleh karena itu, surat ini diakhiri sesungguhnya semua umat negeri Jepang dengan mengatakan, “Dewa Mahabrahma menjadi ‘orang-orang yang tak berbakti’. dan Sakra Devanam Indra datang dan Mengenai besarnya karma rakyat menjadi sayap kanan dan kiri. Para dewa Jepang karena tidak berbakti ini, sesuai bumi dari empat penjuru menerima kaki dengan yang diuraikan pada awal Anda dan menganggap Anda sebagai sarat, maka pada masa sekarang ini ayah-ibu mereka.” *** “matahari, bulan dan bintang sejumlah 84.000 masing-masing menjadi murka dan membelalakan matanya ke negeri Jepang”. “Perubahan gerakan bumi setiap hari”. menunjukkan seringnya timbul perubahan bintang dan bencana alam. “Matahari, bulan dan bintang sejumlah September 2018 | Samantabadra
43
44
Samantabadra | September 2018
September 2018 | Samantabadra
45
materi ajaran | forum diskusi
Forum Diskusi
Jangan Menyerah pada Nasib Pertanyaan: Dalam agama Buddha sering disebutsebut mengenai “nasib�. Apakah jalan hidup manusia sudah ditentukan sebelum dilahirkan? Jawab : Pada dasarnya sulit dipercaya bahwa masing-masing diri manusia memiliki nasib yang melekat, namun hal ini benar adanya dan tercermin dari bermacam-macam perbedaan atau keunikan yang dimiliki manusia, antara lain perbedaan fisik, perbedaan kepribadian serta perbedaan suasana lingkungan maupun perbedaan berezeki atau tidak berezekinya seseorang. Oleh karena adanya perbedaan-perbedaan yang tidak dapat diperbaiki itulah, maka timbullah keiri hatian, kebencian dan lainlain. Pada hakikatnya sejak lahir antara manusia yang satu dengan lainnya sudah ada perbedaan kebiasaan dan sifat. Hal ini biasanya akan langsung memengaruhi apakah kita dapat menjadi bahagia atau tidak. Maka apabila hal ini dikatakan sebagai suatu kebetulan, sebenarnya bukanlah kebetulan. Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana menjalankan atau menghadapi nasib. Meskipun nasib sudah menjadi tetap dan kehidupan sudah dalam keadaan putus asa sekalipun, biasanya 46
Samantabadra | September 2018
manusia tetap masih susah menerima nasibnya. Dalam Hukum agama Buddha, kebahagiaan maupun kemalangan kita tidak mungkin jauh dari sikap hidup kita sendiri. Lalu siapakah yang menentukan nasib kita? Sebenarnya nasib kita ditentukan tak lain oleh kita sendiri. Artinya bahwa perasaan jiwa dan badan kita sejak masa lampau yang amat jauh hingga sekarang, menjalankan pola perilaku serupa secara terus menerus selama hidup; semuanya itu akan terkumpul dan tertumpuk menjadi kecenderungan sifat dalan jiwa yang tidak dapat dihapuskan. Hal ini yang membentuk nasib. Karena nasib ditentukan oleh diri sendiri, maka kita harus dapat menerima dan merombaknya. Kita harus berinisiatif untuk membentuk dan merombak nasib. Hukum Buddha yang sesungguhnya bukan seperti yang dikatakan hanya mengikuti dan mengalah pada nasib, tetapi justru bagaimana menghadapi nasib dengan berani dan penuh kekuatan. Maka mulai sekarang dan untuk masa akan datang, dengan didasari tanggung jawab pada diri kita sendiri, berusahalah merombak kecenderungan sifat jiwa diri sendiri dalam menghadapi nasib. Inilah wujud hukum dasar pokok perombakan nasib. Nasib dalam bahasa kanji adalah ‘syiku mei’, yang berarti jiwa yang tetap. Sejak
asal mula setiap manusia mempunyai jiwa yang unggul. Jiwa yang unggul ini tidak dapat digantikan dengan apapun. Jiwa ini mengandung nasib dan terwujud nyata pada diri masing-masing. Saddharmapundarika-sutra selalu menggunakan berbagai perumpamaan untuk membabarkan teori dasar mengenai jiwa yang unggul ini. Salah satu perumpamaan digambarkan pada kisah co jagu syi. Perumpamaan ini mengisahkan kehidupan seorang anak laki-laki miskin dan seorang hartawan. Anak laki-laki ini sebenarnya adalah anak kandung hartawan tersebut, namun terpisah sejak kecil. Ia ingin mencari kebahagiaan. Oleh karena itu ia berkelana ke berbagai negeri. Perjalanan yang panjang itu akhirnya menyebabkan hidupnya menderita. Setelah melalui perjalanan yang jauh, anak laki-laki ini akhirnya sampai ke kota di mana ayahnya tinggal. Ia berdiri di depan pagar rumah ayahnya. Ketika pertama kali bertemu ayahnya, ia merasa takut melihat ayahnya yang berwibawa itu. tetapi akhirnya ia diterima sebagai pembantu di rumah ayahnya. Kemudian ia bekerja dengan rajin sebagai pembantu. Oleh karena itu ia bekerja dengan sungguh-sungguh. Lama-kelamaan ia dipercayakan sebagai penanggung jawab keuangan. Akhirnya, ia menjadi ahli waris hartawan tersebut, setelah hartawan itu meninggal. Kisah dalam perumpamaan ini sebenarnya bukan hanya ingin menjelaskan nasib, tetapi menjelaskan bagaimana jalan untuk merombak nasib itu. Kisah inipun berusaha membuka serta membangkitkan tenaga untuk membangun sikap inisiatif dalam menjalankan kehidupan. Di sini jelas menunjukkan betapa perlunya satu agama yang sesungguhnya. Agama yang dapat mengajarkan untuk membuka dan
membangkitkan kekuatan tenaga diri kita sendiri. Agama yang mendorong kita untuk dapat menemukan diri kita yang sebenarnya. Pertanyaan: Tujuan hidup yang sesungguhnya menurut Hukum Buddha adalah mencapai kesadaran Buddha, apakah artinya itu? Jawab: Biasanya manusia memiliki keinginan yang hanya terbatas pada keuntungan di depan mata saja. Tetapi, bila kita mendengar pembabaran karunia kebajikan dalam kalimat sutra dan gosyo, sesungguhnya kita sudah dipastikan akan mendapat rezeki, seperti kesehatan serta kehidupan yang berkecukupan apabila kita melaksanakan sikap hidup dengan dasar hati kepercayaan kepada Nammyohorengekyo. Malah lebih jauh dari itu, keuntungan dan manfaat dari karunia kebajikan yang dibabarkan dalam kalimat sutra dan gosyo, akan melebihi keuntungan dan manfaat yang ada di depan mata. Sebenarnya keinginan manusia untuk menjadi sehat dan hidup dengan materi yang cukup merupakan keuntungan dan manfaat yang paling rendah. Rezeki dari dunia Buddha akan melebihi itu. Hal ini berarti tenaga jiwa yang mutlak (jiwa Buddha) terus menerus bergelora. Bila tenaga jiwa ini sungguh-sungguh dikeluarkan maka dapat mengubah suasana yang penuh kesulitan dan penderitaan yang membuat kita mengeluh menjadi tenang dan senang. Hal ini tercermin dalam kalimat gosyo “Warisan Hakikat Hukum Kejiwaan�(syoji icidaiji kecimyaku syo). Sang Buddha Sakyamuni yang mencapai kesadaran sempurna pada masa lampau yang tak terhingga (kuon jice jo), Saddharmapundarika-sutra yang
September 2018 | Samantabadra
47
membimbing semua umat manusia untuk mencapai kebuddhaan, serta kita sekalian, manusia biasa, tidaklah berbeda atau terpisahkan satu sama lainnya. Karena itu menyebut Nammyohorengekyo dengan kesadaran serupa ini adalah mewarisi hakikat hukum kejiwaan (Gosyo hal 1337). Hal ini artinya Niciren Daisyonin, Gohonzon dan kita sama sekali tidak ada perbedaan. Dengan kepercayaan dan perasaan serupa ini, serta rasa ingin membalas budi dan menyebut Nammyohorengekyo dengan sungguhsungguh, pada saat itulah akan timbul secara nyata tenaga jiwa yang besar dan yang unggul. Inilah makna hubungan darah hati kepercayaan. Keuntungan dan manfaat yang melebihi keuntungan dan manfaat di depan mata, seperti kekayaan dan kesehatan, adalah mencapai kesadaran Buddha. Itulah tujuan kehidupan sesungguhnya dari hati kepercayaan.
tugas inilah, kita bergerak menjalankan maitri karuna dengan sungguh-sungguh, akhirnya tujuan mencapai kesadaran Buddha dapat tercapai. Dengan demikian akan membawa rezeki yang tidak tergoyahkan. Perputaran hidup mati yang berulang hingga puluhan kali, ratusan kali, ribuan kali atau ratusan juta kali yang terus menerus memiliki tenaga jiwa yang kuat dan rasa tugas kemanusiaan, serta dapat menjalankan maitri karuna, itulah tercapai kesadaran Buddha yang sesungguhnya. Kehidupan yang berbahagia ini dapat kita peroleh, apabila kita mencapai kesadaran Buddha. Tapi kebanyakan orang tidak menginginkan kebahagiaan ini, biasanya mereka hanya menginginkan kebahagiaan yang kecil dan sementara yang terukur oleh materi. Maka itu kebahagiaan yang paling unggul dalam kehidupan ini adalah mencapai kesadaran Buddha. Di dalam tercapainya kesadaran Buddha ini tentu sudah mencakupi kekayaan materi dan kekayaan perasaan jiwa, Pertanyaan: serta keuntungan dan manfaat di masa kini Bagaimana cara atau jalan untuk juga. Hal ini semua seperti di dalam satu juta mencapai kesadaran Buddha? tercakup sepuluh ribu, seratus ribu maupun sembilan ratus ribu! Jawab: Kita telah belajar tentang keuntungan dan Pada hakikatnya eksistensi jiwa kita adalah manfaat yang begitu besar, maka kita harus mutlak. Bukan hanya pada saat ini, tetapi menginginkan tercapai kesadaran Buddha kekal sepanjang masa. Dalam perputaran bagi diri sendiri, serta pencapaian kesadaran siklus hidup mati yang tiada awal dan akhir, Buddha bagi orang lain pula. Jangan takut kita harus mewujudkan kesadaran Buddha, menghadapi kesulitan sebesar apapun, selalu dan kesempatan itu muncul dalam kehidupan tetap menjalankan pertapaan diri sendiri dan kali ini karena jodoh kita sudah matang dan selalu membahagiakan orang lain. Di situlah bertemu dengan Gohonzon dan hukum sebenarnya suasana jiwa yang tercapai agung Nammyohorengekyo. kesadaran Buddha dalam badan seadanya Suasana jiwa yang dapat mencapai (soku syin jobuce). *** kesadaran Buddha adalah walau sering terlahir kembalipun, tetap memiliki tenaga jiwa yang kuat serta dapat merasakan tugas sebagai manusia yang terlahir di dunia ini. Dengan dasar tenaga jiwa yang kuat dan rasa 48
Samantabadra | September 2018
kesehatan
Penyebab dan Gejala Kanker Nasofaring
K
anker nasofaring atau juga dikenal dengan nama kanker THT adalah jenis kanker tenggorokan yang terjadi pada lapisan luar nasofaring. Nasofaring merupakan salah satu bagian pada tenggorokan bagian atas yang terletak di belakang hidung dan di balik langit-langit rongga mulut. Penyebab pasti kanker nasofaring (karsinoma nasofaring) masih belum diketahui secara pasti. Namun, dokter menduga bahwa kondisi ini memiliki hubungan dengan virus Epstein-Barr (EBV). EBV umumnya terdapat pada air liur dan dapat ditularkan melalui kontak langsung ke orang atau benda yang terkontaminasi. Kanker nasofaring diduga muncul karena
adanya kontaminasi EBV dalam sel nasofaring penderitanya. Sel yang telah terkontaminasi menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal. EBV menjadi penyebab beberapa penyakit, seperti mononukleosis. Namun pada kebanyakan kasus, EBV tidak menyebabkan permasalahan infeksi yang berkepanjangan. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring, yaitu: - Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada seorang yang berusia 30-50 tahun. - Riwayat kanker nasofaring dalam keluarga.
September 2018 | Samantabadra
49
kepala bisa menimbulkan sakit kepala,� kata Profesor Zhang Feng. Bila kamu menemukan beberapa gejala seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jangan tunda untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada dokter spesialismu.
- Merokok dan mengonsumsi alkohol. - Mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
nasofaring yang lain. Tak hanya dari mimisan, dikutip dari Mayo Clinic, darah yang ditemukan pada saliva atau air liur pun perlu dicurigai. LagiGejala Umum Kanker lagi ini gejala yang cukup umum, Nasofaring karena itu lakukan pemeriksaan 1. Pembengkakan di leher lebih lanjut untuk mengetahuinya Pembengkakan di area leher lebih pasti. ada banyak sebabnya, namun salah satunya bisa disebabkan 3. Pendengaran berkurang karena penyakit kanker Seiring pertumbuhan tumor, nasofaring. hidung akan tersumbat. Tak “Sebab, di bagian nasofaring hanya itu, pertumbuhan tumor banyak kelenjar getah bening. di bagian nasofaring juga bisa Maka, penyebaran ke kelenjar menyebabkan pendengaran getah bening lebih cepat di berkurang atau tinnitus. bagian leher. 60-80 persen Pendengaran yang berkurang pasien mengalami penyebaran di pun dapat mengarah pada kelenjar getah bening di leher,� ketulian, mengingat rongga kata Ahli onkologi kepala dan hidung dan daerah pendengaran leher Profesor Zhang Feng berhubungan erat karena ada dari Modern Cancer Hospital saluran yang menghubungkan. Guangzhou, Tiongkok. 4. Sakit kepala 2. Sering Mimisan Ada banyak gejala yang Gejala lainnya yang kerap hadir ketika bicara soal kanker muncul adalah mimisan. Kamu nasofaring, salah satunya adalah wajib waspada ketika mimisan sakit kepala. Kok bisa sakit terjadi dalam waktu lebih dari kepala? satu bulan disertai gejala kanker “Ketika tumor menekan area
5. Tanda lain Bukan cuma sakit kepala, darah di saliva, pendengaran yang menurun, serta pembengkakan di area leher, tanda lain juga sering kali menyertai pengidap kanker nasofaring. Gejala lain yang bisa muncul berupa kerusakan pada saraf kranial karena di sekitar rongga hidung ada saraf yang saat tertekan tumor akan menimbulkan kerusakan pada saraf di sekitarnya. Kondisi ini juga berpengaruh pada penglihatan misalnya pandangan berbayang. Sumber: https://www.alodokter.com/ karsinoma-nasofaring https://health.detik.com/beritadetikhealth/d-4156117/harus-tahu-5-gejala-darikanker-nasofaring/6/#news
8/9/2018
2018septlgkp.html
1
Samantabadra | September 2018
A
2
M
A
N
T
A
B
A
D
I 4
C
5
I
6
B
O
N
O
S
A
Y
H
O 8
A 9
R I
15
A
S
J
I
O
N
B
G
U
A
C
G
E
U
M
S
J
Y
I
O
R
E
B
O
N
O
K
U
B
O
N
E
A
I
G
I
R
I
O K
N I
G
T 10
M
Y
O 11
B 12
T
E
S
M
R I
P
L
B
C
U
A
R
A
16
U T
G
A
L I
G
M A P
Y N
14
E M
R 17
E
13
E
L P
D
E 7
R
P
R
G
18 19
3
O
S
D
50
S
U N
N
Jawaban TTS Samantabadra September 2018
L U H
A
wawasan
Manfaat Kopi Bagi Tubuh
Sekarang ini, kopi tidak hanya minuman yang diminum oleh orang-orang dewasa atau pekerja kantoran. Kopi telah menjadi gaya hidup bagi hampir semua kalangan masyarakat, yang diminum tidak hanya di warung kopi konvensional saja. Dengan semakin meningkatnya tren minum kopi, apakah kopi sendiri memiliki manfaat bagi tubuh?
T
ernyata manfaat kopi tidak sebatas menahan rasa kantuk saja. Minum kopi dalam batasan yang wajar memiliki beberapa manfaat bagi tubuh. Kopi meningkatkan energi dan kinerja otak Kopi diketahui dapat membuat manusia tidak mudah lelah dan meningkatkan energi. Setelah meminum kopi, kafein akan diserap melalui peredaran darah dan mengalir ke otak. Di otak, kafein akan menghambat neurotransmitter inhibitor yang disebut adenosin. Ketika itu terjadi, jumlah neurotransmitter lain seperti norepinephrine
dan dopamine meningkat, menyebabkan peningkatan pelepasan neuron. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi meningkatkan berbagai aspek fungsi otak. Ini termasuk memori, mood, kewaspadaan, tingkat energi, waktu reaksi, dan fungsi kognitif umum. Kafein meningkatkan performa fisik Beberapa studi menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan tingkat metabolisme sebesar 3-11 persen. Pada penelitian, terungkap bahwa kafein secara spesifik meningkatkan pembakaran lemak sebanyak 10 persen pada individu
dengan obesitas, dan 29 persen pada orang kurus. Kopi dapat membakar lemak Kafein menstimulasi sistem saraf, menyebabkannya mengirim sinyal ke sel lemak untuk memecah lemak tubuh. Kafein membuat sel-sel lemak memecah lemak tubuh, melepaskannya ke dalam darah sebagai asam lemak bebas dan mengubahnya menjadi tenaga. Kafein mampu meningkatkan performa fisik dari rata-rata 11-12 persen. Itulah sebabnya banyak yang menyarankan untuk meminum kopi setengah jam sebelum berolahraga. September 2018 | Samantabadra
51
Kopi menurunkan risiko terkena diabetes Tipe II Studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi kopi memiliki 23-50 persen lebih rendah risiko terkena penyakit diabetes tipe II. Dari 18 penelitian yang melibatkan total 457.922 individu, setiap cangkir kopi setiap hari dikaitkan dengan 7 persen penurunan risiko pengembangan diabetes tipe II. Kopi bisa melindungi dari Alzheimer dan Demensia Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit Alzheimer dan Demensia, yaitu dengan makan sehat dan berolahraga. Sementara itu, minum kopi juga bisa sangat efektif. Kafein bisa menurunkan risiko Parkinson Menurut penelitian, peminum kopi memiliki risiko lebih rendah menderita parkinson dengan penurunan risiko 32-60 persen. Pada kasus ini, tampaknya kafein itu sendiri yang menyebabkan efeknya. Orang yang minum kopi tanpa kafein tidak memiliki risiko parkinson yang lebih rendah. Kopi dapat melindungi hati Beberapa penyakit yang dapat menyerang hati seperti hepatitis dan hati berlemak, dapat menyebabkan kondisi yang disebut sirosis, yakni ketika sebagian besar hati telah digantikan oleh jaringan parut. Ternyata, kopi bisa melindungi tubuh dari sirosis. Orang yang minum empat cangkir atau lebih 52
Samantabadra | September 2018
dalam hari memiliki risiko 80 persen lebih rendah. Kopi bisa melawan depresi dan membuat lebih bahagia Dalam sebuah penelitian di Harvard yang diterbitkan pada tahun 2011, wanita yang empat cangkir atau lebih per hari memiliki risiko 20 persen lebih rendah mengalami depresi. Studi lain dengan 208.424 individu menunjukkan bahwa mereka yang empat cangkir atau lebih per hari memiliki kemungkinan 53 persen lebih kecil untuk melakukan bunuh diri. Peminum kopi berisiko rendah terhadap beberapa jenis kanker Studi menunjukkan bahwa peminum kopi berisiko 40 persen lebih rendah terkena kanker hati. Satu studi dari 489.706 orang menemukan bahwa mereka yang minum 4-5 cangkir kopi per hari memiliki risiko kanker kolorektal 15 persen lebih rendah. Kopi tidak menyebabkan penyakit jantung Faktanya, ada beberapa bukti bahwa wanita yang minum kopi memiliki risiko penyakit jantung yang berkurang. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa peminum kopi memiliki risiko stroke sebesar 20 persen lebih rendah. Kopi dapat membantu Anda hidup lebih lama Dalam dua penelitian yang sangat besar, minum kopi dikaitkan dengan risiko kematian 20% lebih rendah pada pria dan
26 persen lebih rendah pada wanita, selama periode 18-24 tahun. Efek ini tampaknya sangat kuat pada penderita diabetes tipe II. Dalam sebuah penelitian, penderita diabetes yang meminum kopi memiliki risiko kematian 30 persen lebih rendah selama masa studi 20 tahun. Kopi adalah sumber antioksidan terbesar dalam diet barat Bagi orang yang makan makanan standar Barat, kopi sebenarnya bisa menjadi aspek makanan sehat. Itu karena kopi mengandung sejumlah besar antioksidan. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang mendapatkan lebih banyak antioksidan dari kopi daripada buah dan sayuran. Sumber: https://vik.kompas.com/kopinusantara/
Kapal Tank Pertama di Dunia Buatan Indonesia Dapat tembus laut, sungai, rawa, inilah kapal tank pertama di dunia buatan Republik Indonesia.
September 2018 | Samantabadra
53
I
ndustri perkapalan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memproduksi kapal tank yang diklaim sebagai produksi pertama di dunia dengan nama Antasena. Kapal Antasena itu diproduksi oleh PT Lundin, produsen kapal berteknologi canggih yang berbasis di Banyuwangi, bekerja sama dengan PT Pindad Indonesia dan CMI Defense, industri pertahanan asal Belgia. Kapal tank tersebut dinilai istimewa karena merupakan kapal tempur yang dapat dioperasikan tidak hanya di laut, tapi juga di perairan kecil, seperti kawasan pantai, rawa, dan sungai. Kapal dengan spesifikasi tersebut belum pernah diproduksi sebelumnya oleh industri kapal dunia. Program pembuatan kapal tank tersebut sudah dimulai sejak satu tahun lalu. Industri kapal di Banyuwangi lah dipercaya untuk memproduksi kapal bersama PT Pindad karena dinilai telah berpengalaman memproduksi kapal berteknologi canggih. Bahkan telah banyak memenuhi pesanan militer internasional, termasuk dari Rusia. Kapal ini nantinya akan dioperasikan di wilayah yang daerahnya memiliki banyak sungai dan rawa, seperti Kalimantan dan Papua. Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan
industri perkapalan Banyuwangi berdasarkan rekomendasi Kementerian Pertahanan. Industri kapal di Banyuwangi ini memproduksi kapalnya, sedangkan Pindad membangun canon-nya. Menurutnya, kapal tank buatan Banyuwangi ini merupakan produk baru yang belum pernah ada di dunia karena dilengkapi canon caliber 105 MM yang cocok untuk diajak berakselerasi dan menghancurkan kapal musuh. Direktur PT Lundin Liza Lundin menambahkan, kapal tank ini dibuat dengan hull ganda atau disebut sebagai catamaran. Dimensi bagian bawah kapal dibuat hanya setinggi satu meter, jadi dapat masuk ke perairan kecil seperti sungai dan rawa. Bentuknya yang fleksibel membuat kapal tempur satu ini dapat beroperasi hingga ke sungai, maka dikatakan sesuai untuk mengejar perompak karena dulu kapal patroli kesusahan saat perompaknya dari laut masuk ke sungai karena kapal patroli terlalu besar. Nama Antasena sendiri diambil oleh tokoh mitologi pewayangan yang mampu menyelam di air. Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/07/29/bisatembus-laut-sungai-rawa-inilah-kapal-tank-pertama-di-dunia-madein-ri
Berita Duka Cita
Ibu Sie Tjoei Hiong
Ibu Holly Sejahtera
Bapak Lim Yu Seng
Meninggal pada usia 91 tahun 31 Juli 2018 Umat NSI Gajahmada DKI Jakarta
Meninggal pada usia 76 tahun 31 Juli 2018 Umat NSI Jelambar DKI Jakarta
Meninggal pada usia 62 tahun 01 Agustus 2018 Umat NSI Tangerang Banten
Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.
54
Samantabadra | September 2018
dunia anak Hai anak-anak NSI! Siapa yang suka Pizza? Kali ini yuk kita cari kata-kata dalam bahasa Inggris yang berhubungan dengan makanan favoritmu itu!
Sumber: https://www.kiddoshelter.com/food-word-search-puzzles-images/
September 2018 | Samantabadra
55
resep
Resep Es Timon Oleh Linda Nataprawira, NSI Bogor
Bahan-Bahan: 2 buah timun 1 buah lemon 2 sachet nutrisari jeruk nipis (optional) gula pasir secukupnya air es secukupnya Cara Membuat: 1. Cuci timun, lalu parut menggunakan parutan keju. 2. Tambahkan perasan air jeruk lemon. 3. Tambahkan nutrisari, gula n air es. 4. Sajikan dengan irisan jeruk lemon dan es batu.
Resep Enoki Goreng Telur Asin Bahan-bahan: 100 gram jamur enoki, rendam dalam air es 5 sdm tepung terigu 2 sdm tepung sagu 1/2 sdt garam 1/2 sdt kaldu ayam Lada bubuk secukupnya 1 butir telur asin Daun kari secukupnya Daun pandan secukupnya, potong-potong 1 sdm mentega Langkah: 1. Terigu dan sagu dicampur menjadi satu. Tambahkan garam, kaldu ayam, dan lada bubuk. Aduk rata; 2. Masukkan jamur dan aduk rata; 3. Panaskan minyak dan goreng jamur sampai matang. Angkat dan tiriskan; 4. Bumbu telur asin: Panaskan mentega dan masukkan telur asin. Aduk sampai berbusa. Masukkan daun kari dan daun pandan, aduk rata; 5. Masukkan jamur dan masak sampai bumbu tercampur rata. Angkat dan sajikan. Sumber: https://lifestyle.okezone.com/read/2015/03/17/298/1120077/resep-inoki-telur-asin
56
Samantabadra | September 2018
Catatan
Jadwal Pelatihan Ketrampilan NSI Kelas Memasak Selasa Minggu ke-1 (Pertemuan Ibu) Jam 10.00-12.00 Selasa Minggu ke-2,3,4 Jam 13.00-15.00 Peserta belajar untuk ahli membuat makanan dengan ahli-ahli memasak yang sudah berpengalaman.Â
Kelas Prakarya Kamis Jam 13.00-15.00 Peserta mampu menghasilkan karya-karya kerajinan tangan yang bermanfaat untuk kreativitas dan wirausaha mandiri. Tempat: Vihara Sadaparibhuta NSI. Jl. Minangkabau Jakarta Selatan. Info lebih lanjut 0218311844.
Dana paramita dapat disalurkan melalui:
Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.
September 2018 | Samantabadra
57
teka-teki silang 4
5
2018sept.html
1
2
3
6 4
5
7
6
8 7
9 8
10 9
11
10
12
13
11
14 12
15
13
16
15
17
14
16
17
18
18
19
19
Mendatar Across
Menurun Down
1. Boddhisat va yang dit erangkan dalam 2. Noodle Sadharmapundarika- sut ra yang unggul 3. Nama salah sat u t ar berasal dari Jawa T e Mendatar dlam penget ahuan. Menurun 4. T arian t radisional t openg berasal dari 5. Gosyo Penc apaian K kot a ... Seumur Hidup. adalah 6. Hawa 6. Sinonim dari kat a lau 1. Boddhisatva yang nafsu diterangkan dalamkesadaran (Ist2.ilah Noodle Jepang) 7. Bulan Hari Ulang T ah Sadharmapundarika-sutra yang unggul 3. Nama salah satu tarian tradisional yang 8. Kekuat an dari dalam jiwa (Ist ilah 9. Sebab akibat sesaat dlam pengetahuan. berasal dari Jawa Tengah. Jepang) 11. Ada gula ada ... 10. Gaib (Ist ilahberasal Jepang) 13. Syin. 4. Tarian tradisional topeng dari 5. Gosyo Pencapaian Kesadaran Buddha 14. 25 X 2 kota 12. ... Vihara (Isyilah Inggris) Seumur Hidup. 15. Sinonim dari kat a anggapan. 17. Bagai punnguk merin nafsu adalah kesadaran (Istilah 6. Hawa16. 6. Sinonim dari kata laut 18. Merah (Ist ilah inggris Universit as Gajah Mada 19. Benc ana kelapara, benc ana ..., Jepang) 7. Bulan Hari Ulang Tahun NSI. benc ana penyakit 8. Kekuatan dari dalam jiwa (Istilah 9. Sebab akibat sesaat ( Istilah Jepang )
Across
10. 12. 15. 16. 19.
58
Jepang) Gaib (Istilah Jepang) Vihara (Isyilah Inggris) Sinonim dari kata anggapan. Universitas Gajah Mada Bencana kelapara, bencana ..., bencana penyakit
Samantabadra | September 2018
Down
11. 13. 14. 17. 18.
Ada gula ada ... Syin. 25 X 2 Bagai punnguk merindukan ... Merah (Istilah inggris)
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan September 2018 Tanggal 1 2
Hari Sabtu Minggu
3 4
Senin Selasa
5 6 7 8 9 10 12
Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Rabu
13 14 15 16 17 18 19
Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu
20 21 22 23
Kamis Jumat Sabtu Minggu
24 25 26
Senin Selasa Rabu
27 28 29 30
Kamis Jumat Sabtu Minggu
Jam
Kegiatan
Tempat
10.00 10.00 10.00 13.00
Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia
Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1
12.00 14.00
Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Wanita Umum Pendalaman Gosyo Pimpinan Jabotabekcul
Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2
19.00
Ceramah Gosyo
Daerah masing-masing
19.00 19.00 19.00
Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum
Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1
19.00
Pertemuan Cabang
Daerah Masing-Masing
10.00 19.00
Pertemuan Anak-Anak Daerah Pertemuan Pelajaran Anak Cabang
Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2
14.00 19.00
Pertemuan Wanita Daerah Pertemuan Pria Daerah
Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing
19.00
Pertemuan Anak Cabang
Daerah Masing-Masing
10.00 14.00 19.00
Pertemuan Generasi Muda Daerah Pertemuan Lanjut Usia Umum Pertemuan Empat Bagian
Daerah Masing-Masing
13.00
Pendalaman Gosyo Dharma Duta Pertemuan DPD & DPW Jabotabekcul
Wihara Sadaparibhuta NSI Wihara Sadaparibhuta NSI
17.00
Kensyu Gosyo Umum Oktober 2018 Kensyu Gosyo Umum Oktober 2018
Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI
Daerah Masing-Masing
September 2018 | Samantabadra
59
Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang
PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
60
Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821
Samantabadra | September 2018
Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201
Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510