Samantabadra 2018-12

Page 1

Samantabadra S

ekarang, Anda sekalian juga merupakan orang yang berada di pihak raja negara pemfitnah negara ini, meskipun perasaan hati

Anda sama dengan keinginan Niciren, tetapi badannya berlainan; oleh karena itu sulit membebaskan diri dari menerima dosa yang sama. Karena itu, usaha memperdengarkan dan membabarkan Hukum ini pada telinga majikan, bukan main menakjubkan!

SAMANTABADRA | DESEMBER 2018 | NOMOR. 299

Menteri Agama RI dan Ketua Umum NSI melambaikan tangan kepada peserta Gerak Jalan Kerukunan NSI 2018 (dalam rangka HUT NSI ke 54).

Seandainya majikan Anda sekarang tidak menggunakan, bagaimanapun Anda telah terluput dari menerima dosa yang sama. Mulai sekarang, hendaknya Anda berhati-hati dalam bertutur. Pasti para dewa akan melindungi Anda. Niciren pun akan menyampaikan kepada para dewa. Surat Perihal Menerima Dosa yang Sama

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, PENDIDIKAN, DAN PEMBINAAN UMAT

PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Desember

2 0 1 8

12 # 300


tara NSI 2018

usan Swayamvara Tari N

“

Seperti penyakit, karma juga ada dua macam. Karma tetap dan karma tidak tetap. Walaupun karma itu karma tetap, bisa dilenyapkan jika sungguh-sungguh bertobat. Apalagi kalau karma itu karma tidak tetap.

ung Swayamvara Angkl

Nusantara NSI 2018

“

Surat Perihal Memperpanjang Karma Tetap Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

Keterangan halaman muka Gerak Jalan Kerukunan NSI dalam rangka HUT 54 NSI Jalan M.H. Thamrin, Jakarta

mantabadra NSI

Wisuda II STAB Sa


sambutan

Sambutan Ketua Umum NSI dalam Wisuda II STAB Samantabadra NSI Mahawihara Saddharma NSI, 27 Oktober 2018 Nammyohorengekyo, Pada hari yang berbahagia ini, para wisudawan dan wisudawati tengah merasakan kegembiraan karena telah berhasil melewati suka-duka selama tiga setengah tahun masa perkuliahan. Wisudawan-wisudawati saat ini yang usianya paling tua adalah 82 tahun, kemudian diikuti dengan yang rentang usianya 70-20 tahun. Hal ini tentu sebagai sebuah catatan, khususnya untuk dirjen bimas Buddha yang menangani urusan pendidikan, bahwa di NSI, sebagaimana diajarkan di dalam Buddha Dharma bahwa pendidikan tidak dibatasi oleh usia, kami mendorong beliau-beliau ini untuk terus mengejar pendidikan pada usia berapa pun, bahkan salah satu dari wisudawan ditemani oleh buyutnya hari ini. Hal ini tentu juga merupakan hal yang patut dibanggakan karena dengan seperti ini NSI telah melengkapi eksistensinya sebagai sebuah lembaga keagamaan, yang tidak hanya mengajak umatnya untuk beribadah saja karena sesungguhnya ibadah tidak sebatas membaca kitab suci saja. Makna ibadah juga termasuk mengamalkan nilai-nilai kitab suci bagi kepentingan umat banyak. Salah satu upaya untuk menunjuang tujuan itu adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan intelektual. Di NSI, kita selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas intelektual, spiritual dan emosional umat. Wisuda kali ini adalah wisuda angkatan kedua. Para siswa STAB Samantabadra NSI saat ini hampir semuanya adalah umat NSI. Mereka adalah para Dharmmaduta. Oleh karena itu, melalui STAB Samantabdara NSI kami berusaha memenuhi persyaratan dari dirjen Bimas Buddha bahwa Dharmmaduta seyogyanya memiliki pendidikan minimal Strata 1. Kami berharap dapat membekali para Dharmmaduta NSI dengan kemampuan dakwah yang cukup dan pendidikan formal yang memadai. Pada kesempatan yang baik ini terdapat 18 wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan pendidikan di jurusan Dharma Acarya. Kami terus berupaya agar dapat menyelenggarakan sekolah tinggi lebih baik lagi karena kami percaya sekolah tinggi agama adalah sebuah kebutuhan. Kami menyadari bahwa umat Buddha harus dapat bersaing dengan kemajuan teknologi saat ini, maka dari itu, dengan adanya peningkatan kualitas pendidikan, kualitas penyampaian Dharma dan intelektualitas diharapkan dapat meningkat. Penyampaian ajaran Buddha dengan bahasa yang lebih intelek dan menarik diharapkan mampu menarik perhatian lebih banyak kids zaman now. Selamat sekali lagi kepada semua wisudawan-wisudawati. Nammyohorengekyo. MPU. Suhadi Sendjaja Ketua Umum

November 2018 | Samantabadra

1


sambutan Sambutan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Agama Buddha Kementrian Agama RI yang diwakilkan oleh Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha dalam Wisuda II STAB Samantabadra NSI Mahawihara Saddharma NSI, 27 Oktober 2018 Namo Buddhaya, Rasa syukur kita panjati kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kita mendapatkan berkah kebahagiaan dan kesehatan, sehingga dapat hadir pada wisuda kedua STAB Samantabadra NSI. Pada kesempatan ini saya ucapkan selamat kepada wisudawan wisudawati yang telah menyelesaikan studinya di STAB Samantabadra NSI. Ucapan selamat ini menjadi lebih bermakna setelah saya melihat bahwa yang diwisuda adalah kakek buyut saya. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya konsep pendidikan menjadi nyata dalam STAB Samantabadra, artinya bahwa pendidikan tidak kenal usia dan itu dibuktikan oleh senior kita yang ada di STAB Samantabadra ini. Pendidikan di STAB bukan berarti hanya diharapkan untuk menjadi bekal dunia kerja, tetapi sesungghuhnya pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas diri setiap individu. Untuk itu saya sampaikan selamat sekali lagi kepada wisudawan dan kepada seluruh pembimbing STAB Samantabadra yang telah mencurahkan pikirannya untuk mengembangkan STAB dab meningkatkan kualitas para mahasiswanya. Semoga apa yang dilakukan dapat memberikan berkah dan manfaat untuk kita semua. Pada kesempatan ini saya ingin mengutip salah satu ucapan Pak Presiden di saat Beliau menghadiri wisuda di Universitas Indonesia. Beliau berkata, “Saya berharap pendidikan tinggi menjadi penopang sistem nasional dalam menanggapi revolusi industri era 4.0. Saya yakin pendidikan tinggi adalah organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan inovasi dan paling responsif dengan perkembangan IPTEK.� Itu adalah ungkapan Bapak Presiden yang mengharapkan di dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi harus mampu mengembangkan dan menyesuaikan dengan perkembangan dunia pada saat ini. Seperti yang telah disampaikan bahwa kita hidup di dunia digital yang kita sebut dengan era 4.0. Oleh karena itu, kemampuan yang telah didapatkan selama kuliah di STAB Samantabadra NSI mari kita kembangkan dan kita buat sebagai bahan untuk memasuki dunia di era 4.0 ini. Jika bapak ibu sekalian selama ini hanya membaca buku-buku teks, maka sekarang ini tuangkanlah dalam bentuk tulisan-tulisan yang dapat dituangkan dalam media-media sosial. Perang opini, perang pemikiran lewat media sosial menjadi sangat mempengaruhi kehidupan umat saat ini. Kita tidak akan bisa menjawab perang opini perang wacana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab kalau kita tidak mampu membuat suatu jawaban terhadap opini yang sedang digelorakan itu. Maka, kehidupan kita yang akan dipengaruhi dan diikuti oleh perubahan-perubahan ini kiranya mari kita bersama-sama untuk terus mengembangkan diri kita agar kita siap dan mampu menjalankan kehidupan di era 4.0 ini. Bapak ibu yang saya hormati, menghadapi hal itu maka ke depan seluruh perguruan tinggi agama Buddha di Indonesia diharapkan untuk terus mengembangkan dirinya agar mahasiswanya mampu dan siap menghadapi tantangan yang akan lebih berat lagi. Semoga dengan semua perubahan yang dilakukan, baik dengan sarana dan prasarananya, masalah fasilitas dan kemampuan para dosennya, perguruan tinggi Indonesia akan mampu duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan perguruan tinggi umum lainnya. 2

Samantabadra | November 2018


Bapak ibu yang saya hormati, khusus kepada para wisudawan dan para keluarga, serta umat NSI, saya mengingatkan marilah kita jadikan diri kita sebagai matahari. Setelah bapak ibu menempuh pendidikan di STAB Samantabadra NSI, tentu bapak ibu sekalian perlu mencurahkan dan menerangkan dunia ini. Pengetahuan yang dimiliki tidak hanya untuk disimpan di dalam diri, tidak untuk dimasukkan ke dalam kantong baju bapak ibu sekalian, tetapi sesungguhnya ilmu pengetahuan harus menjadi bekal untuk menerangi dunia ini. Jadilah matahari untuk menerangi semua orang, sehingga manfaat dapat diperoleh oleh orang sekitar kita. Bapak ibu sekalian melakukan kebaikan bagi sesama manusia adalah tugas kita semua. Semoga dengan demikian kita menjadi seorang satria yang siap untuk mengembangkan dan membangun masyarakat di sekitarnya. Bapak ibu sekalian jika bapak ibu hidup di tanah Jawa, mungkin bapak ibu sekalian pernah menonton pertunjukan wayang. Dari situ lah sesungguhnya ada dua sisi yang saling berseteru, yaitu kebaikan dan keburukan. Kebaikan digambarkan oleh satria, sementara keburukan digambarkan oleh bojangga. Sesungguhnya dalam diri kita juga kerap terjadi pergolakan antara niat baik dan niat buruk. Dengan diperolehnya pemahaman pengetahuan yang didapatkan dari STAB Samantabadra NSI ini, maka para lulusan akan dapat menemukan kebijaksaan untuk selalu memunculkan niat baik. Dengan demikian bapak ibu sekalian akan mampu menjadi matahari yang menyinari seluruh alam semesta ini. Bapak ibu yang saya hormati, mengakhiri sambutan ini saya ingin memberikan sebuah ungkapan yang mungkin juga menjadi ajaran dari Buddha Niciren, yaitu jasa kebajikan Buddha Sakyamuni dari perjalanan kebodhisatva-an membuat Ia mencapai ke-Buddha-an dan dapat menyelamatkan seluruh makhluk hidup, yang tersimpan dalam lima aksara Myo Ho Re Nge Kyo. Maka ketika Ia melaksanakan kelima aksara ini, jasa kebajikan yang diperoleh sebelum dan sesudah mencapai ke-Buddha-an dilimpahkan kepada kita semua. Dengan memelihara dan menjaga hati kepercayaan kepada Gohonzon, percaya gongyo daimoku, dan menyebut Nammyohorengekyo kita akan mewarisi semua kebaikanNya. Sekian dan terima kasih. Namo Buddhaya Drs. Supriyadi. M.Pd. Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI

November 2018 | Samantabadra

3


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Tanda-Tanda Alamat Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 26-28 Oktober 2018

Nammyohorengekyo, Gerak Jalan kerukunan NSI dalam rangka HUT ke 54 NSI bisa terlaksanakan dengan baik karena adanya Myoho. Tanpa Myoho, tidak mungkin gerakan kita bisa menggerakan seluruh umat beragama. Kita memiliki kekuatan dari Myoho untuk menyatukan masyarakat. Acara tersebut pun menjadi refleksi dari keinginan kita yang tulus untuk mempertahankan keselamatan dan perdamaian bangsa kita. Bapak Menteri, Ketua KPU, serta tokoh-tokoh besar lain yang hadir pada acara kita pun dapat merasakan bahwa gerakan kita luar biasa, dan ini dikarenakan oleh getaran dan kekuatan Myoho. Di dalam Saddharmapundarika-sutra, Buddha Sakyamuni mengatakan bahwa orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dan mempertahankan Hukum Nammyohorengekyo, pria maupun wanita, semuanya akan menjadi orang-orang yang paling unggul di antara seluruh umat manusia. Pertama-tama, Myo bisa membuka dan memunculkan kesadaran Buddha kita. Maka itu, hati kita lah yang paling

4

Samantabadra | November 2018

berperan dalam menggetarkan lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berinteraksi dengan lingkungan; saling mempengaruhi (Esyo Funi). Untuk mempertahankan hidup, kita memerlukan masukan. Secara fisik, ini berupa makanan dan minuman. Dari segi perasaan, ini berupa masukan baik dan buruk. Masukan baik akan memunculkan getaran yang bagus, yang nantinya akan mempengaurhi alam semesta besar juga. Tapi, umpamanya bila hati kita mendapat masukkan yang tidak baik sehingga kita penuh dengan rasa benci, iri hati, dan kemarahan, maka ini akan menimbulkan getaran yang merusak bagi alam semesta di sekitar. Kedua, Myo juga mempunyai kekuatan untuk menghidupkan kembali, dalam arti menghidupkan kembali ajaran-ajaran sebelum Saddharmapundarika-sutra, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan hidup kita sehari-hari. Ketiga, Myo juga berarti “bulat sempurna.� Yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak ibu-ibu semua, adalah bahwa kita harus lebih percaya kepada Buddha Niciren. Tokoh-tokoh penting

yang hadir pada Gerak Jalan kemarin memuji saya, tapi saya mengatakan kepada mereka bahwa sebetulnya bukan saya yang luar biasa, tapi guru saya, Buddha Niciren. Saya berusaha untuk sangat percaya pada Buddha Niciren karena saya sendiri tidak punya apapun yang diandalkan; saya tidak bisa mengandalkan kekuatan intelektual, materi, maupun kekuasaan. Oleh sebab itu, terpaksa, satu-satunya andalan saya adalah Buddha. Maka itu, terkadang bapak-bapak ibu-ibu juga harus dibuat terpaksa agar bisa percaya, sebab percaya kepada Hukum ini sulit. Inilah sebab mengapa salah satu dari 6 hal yang sulit adalah untuk memiliki kepercayaan dan keyakinan terhadap sesuatu. Fungsi dari agama adalah untuk mengajarkan manusia agar bisa mengatasi kekacauan. Dengan begitu, kalau kita mau berubah, kita pun harus betulbetul belajar dan percaya agar dapat memiliki perasaan jiwa yang baik.


Uang bukanlah jaminan untuk kebahagiaan. Bukan berarti saya pikir bahwa hidup tidak memerlukan uang, tapi uang itu bukan segala-galanya. Jadi, sebenarnya karma kita dan perombakan sifat jiwa kita seharihari (dari 4 dunia yang buruk menjadi 4 dunia yang suci) yang menentukan akibat kebahagiaan nanti. Keempat dunia buruk (dunia neraka, kelaparan, kebinatangan, dan kemarahan) membuat malapetaka dan membuat umur pendek. Untuk merubah menjadi keempat dunia baik (dunia sravaka, pratekya, bodhisattva, dan Buddha), kita harus belajar mempraktikkan Buddha dharma melalui Nammyohorengekyo; Honmono Honzon, Honmono Daimoku, dan Honmono Kaidan. 10 macam perasaan di dalam jiwa kita membuat gerakan hidup yang berupa sebab-akibat yang terus berlanjut sampai kita mati. Ketika mati, sebab-akibat kita masih ada, tapi sunyata. Menurut agama lain, setelah meninggal, segalanya sudah habis dan selesai, karena mereka tidak memiliki konsep lahir kembali. Tapi, agama Buddha percaya bahwa setiap orang akan lahir kembali, sesuai jodoh dan waktunya. Tentu, orang rata-rata merasa lebih lega bila mengetahui kehidupan kita, bersama dengan utangutang kita, akan lunas dan usai pada akhir kehidupan kali ini. Walaupun begitu, ini bukan tentang mengikuti kepercayaan yang lebih “enak� atau “melegakan�, tetapi yang mana yang benar. Ilmu pengetahuan pun sudah banyak yang membuktikan

bahwa memang ada kehidupan sebelum kehidupan yang kali ini. Menurut agama Buddha, kalau kita meninggal, jiwa kita tetap membawa gudang karma. Mati itu adalah permulaan dari kehidupan yang baru, karena adanya siklus lahir-tua-sakitmati. Oleh karena itu, orangorang yang beragama Buddha mempunyai gaya hidup yang berbeda. Cara hidup orang beragama Buddha cenderung lebih konsekuen, karena kita tahu bahwa semua harus dipertanggungjawabkan. Vihara adalah sarana, dan kitalah subjek yang harus melaksanakan perbaikan untuk menjadi orang yang suci. Oleh karena itu, yang paling penting dalam hidup kita ini, dengan mengetahui konsep bahwa kehidupan kita akan lanjut setelah kematian, adalah bahwa kita harus menjalankan cara hidup yang sebaik-baiknya. Saya kira ini lah yang disebut pokokpokok atau tanda alamat, bukan hal-hal yang aneh. Buddha berkata, bahwa apapun kejadian dan fenomena lingkungan yang terjadi, semua bersumber dari hati manusia yang menimbulkan getarangetaran. Maka itu, yang harus dilakukan para Bodhisattva yang muncul dari bumi adalah untuk mencapai hasil kebahagiaan; yang hanya bisa dilakukan dengan membahagiakan orang lain dengan cara penyiaran Dharma. Rasa bahagia dimulai dari membahagiakan orang lain. Memang, dulu kita sering berpikir dengan egois bahwa kebahagiaan kita sendirilah yang terpenting. Dengan cara hidup

seperti ini, kita tidak mungkin bisa bahagia. Gerak Jalan Kerukunan NSI adalah salah satu sarana bagi kita untuk memikirkan, bergerak, dan berdoa untuk bangsa ini, supaya bangsa ini nanti dapat melaksanakan pemilu dengan selamat dan aman. Kalau kita melakukan itu, kita berarti mengajak umat NSI membuat sebab baik yang besar, supaya mendapat akibat kebahagiaan. Buddha Niciren pernah berkata bahwa kita harus memikirkan dan mendoakan kebahagiaan bangsa kita dulu sebelum memikirkan kebahagiaan diri sendiri. Gerak Jalan Kerukunan merupakan pelaksanaan dari kata-kata Buddha. Tanggung jawab saya sebagai ketua umum adalah untuk memimpin dan mengajak umat NSI untuk berkontribusi sebesar-besarnya untuk kebahagiaan dan keamanan bangsa dan negara. Usaha-usaha untuk terus mempertahankan NSI sampai seterusnya pun sudah dilaksanakan; salah satunya adalah dengan mempersiapkan anak muda kita yang dibekali dengan intelektualitas dan pendidikan, yang akan menjadi kekuatan untuk, bukan hanya mempertahankan NSI, tapi juga membuat NSI lebih maju. Kalau susunan ini semakin dipercaya oleh pemerintah, umat NSI akan memiliki kesempatan yang lebih banyak lagi untuk memikirkan dan melakukan sesuatu usaha bagi kepentingan orang banyak sehingga dengan demikian, kita semua dapat membuat karma baik. ***

November 2018 | Samantabadra

5


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Tanda-Tanda Alamat Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 26-28 Oktober 2018

Nammyohorengekyo,

terjadi di alam semesta. Surat ini diberikan kepada Kegiatan kensyu NSI selain Syijo Kingo. Pertama-tama, sebagai forum pengajaran dan gosyo ini menjelaskan pembabaran dharma, juga bahwa sudah ada tandamerupakan momen untuk bisa tanda ketika Buddha berkumpul dengan keluarga Sakyamuni membabarkan besar NSI dari berbagai wilayah Saddharmapundarika-sutra. di Indonesia, terutama pada Tanda-tanda yang paling unggul kensyu dalam rangka HUT di Bab Kekuatan Gaib Sang NSI pada bulan Oktober. Kita Tathagata adalah tanda-tanda semuanya adalah Bodhisattva pada Upacara Bab Kekuatan yang muncul dari bumi, Gaib Sang Tathagata; yang buktinya adalah tanda getaran merupakan penyebarluasan yang dirasakan dalam perasaan pada masa Mutakhir Dharma. jiwa; dalam hati kita. Getaran Bergetarnya tandadari Nammyohorengekyo tanda alamat bumi besar demikian hebat, sehingga melambangkan bergetarnya semuanya bisa merasakan. keenam indra. Esyo Funi adalah Gosyo mengenai tandahubungan kesatuan dari subjek tanda alamat menjelaskan dan lingkungan yang tidak bahwa kita semua Bodhisattva terpisahkan. yang muncul dari bumi akan Dikatakan dalam gosyo bangkit menjalankan tugas bahwa pada umumnya orang untuk penyebarluasan dharma akan terkejut jika terjadi demi kebahagiaan seluruh umat perubahan di langit (misalnya manusia sesuai dengan ajaran gerhana bulan, gerhana Buddha Niciren Daisyonin. matahari, halilintar, kilat). Segala hal yang terjadi pasti Kemudian, kita akan resah memiliki tanda-tanda terlebih setiap kali ada bencana bumi dahulu. Umpamanya, jika yang melanda. kita sedang mencari rumah Perasaan hati selalu seseorang, pasti kita minta mempengaruhi keenam alamat dan ciri khas rumah indra kita; yang mewujudkan tersebut. Gosyo ini menjabarkan perasaan jiwa kita tersebut. tentang tanda-tanda yang Subjek diumpamakan sebagai

6

Samantabadra | November 2018

badan dan lingkungan diumpamakan sebagai bayangan. Kalau tidak ada badan, tidak mungkin ada bayangan. Begitupun sama halnya dengan konsep Esyo Funi, kalau tidak ada subjek, tidak ada lingkungan,begitupun sebaliknya. Kita hidup dalam sebuah lingkungan, tapi kita sendiri bisa membuat lingkungan yang terwujud berdasarkan perasaan jiwa kita. Maka, lingkungan kita adalah cermin dan bayangan dari perbuatan-perbuatan kita. Semua yang kita jalankan, pasti menghasilkan bukti nyata pada lingkungan kita. Maka itu, kita semua harus kembali lagi pada dasar hati kepercayaan dan menjalankan segala hal dengan sungguh-sungguh; sehingga semua pasti ada jalannya. Tanggal 21 Oktober kemarin, kita baru saja melaksanakan gerak Jalan yang berlangsung dengan sukses, bersama dengan umat-umat dari berbagai agama. Karena kita menjalankan tugas untuk penyebarluasan


dharma, alam semesta pun mendukung; cuacanya tidak terlalu panas, tidak hujan pula. Jadi, kalau perasaan hati kita ada pada dasar perasaan yang baik, maka kita memanggil jodoh-jodoh yang baik pula. Tanda-tanda alamat yang berupa getaran pada saat gerak Jalan kerukunan NSI dalam rangka HUT ke 54 merupakan akibat, dan sebabnya sebetulnya adalah persiapan yang sudah ditanamkan dari bulan-bulan sebelumnya. Keadaan Indonesia belakangan ini mengkhawatirkan; terjadinya gempa bumi di Palu dan Lombok, dikarenakan perpecahan dan keburukan indera manusia pada masa ini. Karena memiliki dasar perasaan yang penuh dengan kebencian, kemarahan, dan keiri-hatian, maka memanggil jodoh yang sedemikian rupa, itulah tandatanda alamat. Diingatkan kembali dalam gosyo, bahwa yang paling utama adalah perasaan kita, sehingga kita diajak untuk mengatur perasaan kita untuk membuat kebaikan. Setiap kali Buddha Sakyamuni mau membabarkan ajaran, terjadi guncanganguncangan dari alam semesta. Karena Saddharmapundarikasutra adalah ajaran yang paling unggul yang menjelaskan mengenai filsafat kejiwaan yang sedemikian rupa, yang dapat memungkinkan semua umat manusia untuk mencapai kebahagiaan yang mutlak, yaitu kesadaran Buddha. Pada pembabaran ajaran Saddharmapundarika-sutra,

tanda alamatnya adalah munculnya Stupa Pusaka dari bumi. Stupa Pusaka adalah sesuatu yang demikian agung, yaitu Gohonzon dan Nammyohorengekyo. Di Bab 15 pun, dijelaskan bahwa pada Upacara Antariksa, tanah merekah dan terbelah dua saat BodhisattvaBodhisattva muncul dari bumi berdatangan untuk menerima tugas. Ini berarti bahwa diri kita sendiri sudah bertekad untuk menjalankan tugas ini, dan sekarang waktu dan jodohnya sudah tepat. Waktu Buddha Sakyamuni membabarkan awal (Purwaka) dari Saddharmapundarika-sutra, ada enam tanda: tanda-tanda pembabaran Hukum (bahwa Nammyohorengekyo akan tersebarluas), bermeditasi (Daimoku), hujan bunga (semuanya akan mencapai kesadaran Buddha), tandatanda guncangan bumi (yang disebabkan oleh perasaan jiwa kita), dan tanda-tanda kegembiraan umat. Poin yang paling utama adalah, bahwa kita diajak untuk menerima dan mempertahankan Hukum Nammyohorengekyo sampai akhir hayat. Hal ini pun sering kita abaikan. Contohnya, biasanya setelah malam kesenian, banyak umat yang langsung pulang. Seharusnya kita menumpuk sebabsebab baik dari kehidupan sehari-hari kita, karena pada akhirnya, imbalannya pasti terwujud nyata. Ayo kita belajar menerima dan mempertahankan dari awal sampai akhir. Terlebih lagi,

agama Buddha kita juga sudah meyakinkan bahwa kita bisa mencapai kebahagiaan yang mutlak, karena bisa memutuskan Gampon No Mumyo (kesesatan pokok jiwa kita). Karma buruk kita yang ada di dalam diri kita sendiri bisa dirombak, dari yang buruk menjadi yang baik. Nammyohorengekyo memiliki kekuatan yang dahsyat dan bukan main, dan hukum agung ini lah yang merupakan satusatunya hal penting bagi Niciren Daisyonin. Maka itu, beliau tetap menulis surat dan menyebarkan ajaran saat menjalankan hukuman di Gunung Minobu. Kita pun harus mengikuti contoh ini. Gerak Jalan sudah selesai, dan sekarang kita kumpul dalam rangka HUT NSI yang ke-54, tapi yang ingin kita capai, yakni kedamaian Indonesia, terutama menjelang pemilihan presiden RI pada tanggal 17 April 2019. Ini berarti bahwa kita harus terus bergiat, bukan hanya sampai 17 April, tapi seterusnya; sama dengan syinjin kita, yang harus kita jalankan sampai ajal dengan tidak terputus-putus. Tugas ini harus dijalankan oleh kita semua tanpa terkecuali. Maka itu, mari kita bergandengan tangan dan bersatu hati, sama-sama menunjang dan menjaga sesama lain, dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Akhirnya, kita sendiri pasti akan merasakan akibatnya dan mendapatkan kurnia kebajikan dari Myohorengekyo. ***

November 2018 | Samantabadra

7


liputan

Gerak Jalan Kerukunan NSI 2018 “Buddha Niciren Daisyonin membimbing kita semua, sebelum mendoakan nasib dirimu, pikirkan dan doakan nasib bangsamu. Bangsa kita kini sedang dilanda tiga bencana dan tujuh musibah yang diibaratkan seperti musim dingin. Saat Presiden Jokowi mengatakan dalam salahsatu pidatonya “Bersiaplah, Musim Dingin Akan Datang” mengingatkan kita pada pesan dari Buddha Niciren yang selalu mengajarkan murid-murid-Nya, sesuai kewajaran hukum alam, musim dingin pasti menjadi musim semi. Di saat musim dingin, seluruh anggota bangsa hendaknya bisa bahu-membahu dan bergandengan tangan untuk bisa bertahan melewati “musim dingin”. Musim dingin pasti menjadi musim semi. Begitu juga permasalahan yang sedang dialami oleh negeri ini, pasti bisa kita atasi bersama dengan bersatu hati (Itai Dossyin). Sebagai bangsa berbudaya bahari, kita semua saling membutuhkan dalam hidup ini dalam simbiosis mutualisme, karena subjek dan lingkungan tidak terpisahkan” - Suhadi Sendjaja Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Oktober 2018

8

Samantabadra | November 2018


Ketua Umum NSI dan Menteri Agama RI memberikan sambutan dalam Gerak Jalan Kerukunan NSI 2018 di pelataran gedung Kemenag RI, Jalan Thamrin.

T

anggal 21 Oktober 2018 adalah momen bersejarah untuk seluruh umat beragama di Indonesia untuk kembali menyadari betapa besarnya potensi terbaik yang dimiliki insan-insan bangsa. Sejak pagi dini hari di Kantor Kementerian Agama RI, Jalan MH Thamrin berkumpul sebanyak 8000 peserta dalam Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama dengan tema Damai Indonesiaku yang dirintis oleh Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) sejak empat tahun lalu. Bertepatan dengan hari jadi NSI ke-54 dan hari Sumpah Pemuda, Gerak Jalan Kerukunan ini melibatkan 6.000 umat Buddha NSI dan 2.000 umat beragama lainnya, di antaranya 20 komunitas umat Buddha di Indonesia (WALUBI dan PERMABUDHI), umat perwakilan dari agama Islam diwakilkan oleh rekan-

rekan dari MUI, Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mewakili unsur umat Hindu, Persatuan Gereja-gerja di Indonesia (PGI) mewakili unsur umat Kristen, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) mewakili unsur agama Katolik, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) mewakili unsur agama Konghucu. Gerak Jalan Kerukunan tampil semarak dengan adanya

parade iringan kesenian daerah tradisional Indonesia dan juga kesenian kontemporer yang dipersembahkan oleh umat Buddha NSI, mulai dari Marching Band oleh Generasi Muda Buddhis NSI, parade pakaian daerah 34 propinsi Indonesia, iringan alat musik tradisional Angklung oleh Wanita Buddhis NSI, hingga penari-penari tradisional dari umat Buddhis NSI juga turut meramaikan. Kerukunan adalah salah satu fondasi penting dalam membangun negara yang kuat dan kokoh. Gerak Jalan Kerukunan mendapat dukungan penuh dari Kemenag RI melalui Ditjen Buddha, dan Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) melalui surat No. B-224/SJ/B.VII/ BA.01.2/09/2018. Tahun ini menjadi tahun keempat, Menteri Agama Republik Indonesia, Bapak Drs. H. Lukman Hakim membuka acara Gerak Jalan Kerukunan. Gerak Jalan kerukunan ini dimulai dari titik start di depan Kantor Kementerian Agama RI

Pembentangan bendera merah putih sepanjang 50 meter oleh peserta Gerak Jalan Kerukunan NSI sebelum perjalanan dimulai. November 2018 | Samantabadra

9


Jalan MH.Thamrin jam 06.00 WIB, menuju Patung Kuda di depan Gedung Indosat, lalu berputar balik menuju Bundaran HI, dan berputar balik kembali ke depan Kantor Kementerian Agama RI Jalan MH. Thamrin. “Acara ini menjadi ungkapan syukur dan pengamalan ajaran untuk bisa membawa manfaat

bagi banyak orang lain. Selama empat tahun berturut-turut NSI bekerja sama dengan Kementerian Agama dalam hal ini Ditjen Buddha dan PKUB. Kegiatan ini mengajak semua teman-teman dari agama lain untuk meningkatkan kerukunan dan persaudaraan sebagai sumber kekuatan bangsa,� ungkap Mahapandita Utama Suhadi Sendjaja, Ketua Umum NSI selaku inisiator dan ketua penyelenggara kegiatan. Kerukunan akan 10

Samantabadra | November 2018

menciptakan perdamaian sebagai modal paling penting untuk semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Agama mengajarkan semua umat untuk damai. Agama muncul karena adanya kekerasankekerasan pada zaman sebelum agama bermunculan. Agama seyogyanya mampu menciptakan perdamaian dan mengatasi kekacauan dalam kehidupan. Semua agama dengan konsep ketuhanannya masing-masing menuju satu titik temu, yaitu kemanusiaan, kebahagiaan, dan perdamaian. Kerukunan adalah fondasi di dalam membangun negara yang kuat, oleh karena itu diperlukan peran umat beragama dalam mewujudkan kerukunan dan moderasi agama di Indonesia. “Diangkatnya tema Damai Indonesiaku, karena NSI ingin mengajak seluruh majelis agama di Indonesia untuk memperkuat fungsi agama sebagai sumber perdamaian, mengajak semua komunitas agama untuk bersatu hati, dan semakin bergiat untuk menciptakan perdamaian dan ketenteraman di Indonesia. Jika ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya, tidak mewujudkan Ketuhanan dalam dirinya. Agama tidak pernah mengajak umatnya untuk melakukan kekerasan. Kebaikan dan kesucian agama

harus dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan apapun dan ada keinginan untuk selalu mementingkan kebahagiaan orang banyak dalam segala aspek kehidupan� Dalam rute yang dilalui oleh peserta gerak jalan kerukunan ini, terdapat 8 titik simbolis (setiap 400 meter) yang melambangkan bahwa seluruh peserta telah melalui setiap bulan sampai

pada tahun 2019 (pemilihan presiden dan wakil presiden serta legislatif) dengan aman dan damai. Titik pertama, tanggal 23 September 2018, kemudian titik kedua, tanggal 23 Oktober 2018, lalu titik ketiga tanggal 23 November 2018, titik keempat tanggal 23 Desember 2018, titik kelimat 23 Januari 2019, titik keenam 23 Februari 2019, titik ketujuh 23 Maret 2018, dan titik kedelapan 17 April 2019 (sebagai titik finish). Di titik finish para


tokoh agama bersama-sama menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa, dan Bagimu Negeri, kemudian para tokoh lintas agama membacakan dan menandatangani deklarasi bersama, dan ditutup dengan melepaskan burung merpati sebagai simbol perdamaian dan pelepasan balon yang bertuliskan “Damai Indonesiaku, Sejahtera IndonesiakuNammyohorengekyo�. Puncak acara dari Gerak Jalan Kerukunan ini ditutup dengan pembacaan dan penandatanganan Deklarasi Kesepakatan Perdamaian dan Persatuan NKRI oleh para tokoh pimpinan/ majelis enam agama di Indonesia yang disaksikan oleh Menteri Agama RI, Ketua Komisi Pemilihan Umum RI, Arif Budiman, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu, Abhan untuk bersepakat mewujudkan kehidupan umat beragama yang damai sesuai hakekat dari ajaran agama masingmasing. Deklarasi ini menjadi sebuah prasetya agar seluruh komunitas beragama bersatu hati untuk mengajak seluruh umat Indonesia untuk hidup rukun dan harmonis. Senantiasa menjadikan ajaran agama sebagai landasan dalam seluruh aspek kehidupan. “Tugas komunitas agama adalah menciptakan

Foto bersama para pimpinan majelis/parisadha agama bersama saksi setelah menandatangani deklarasi untuk perdamaian dan persatuan NKRI.

November 2018 | Samantabadra

11


ketenteraman. Aksi ini ingin memancarkan ketulusan seluruh komunitas 6 agama di Indonesia. Fungsi dan peran agama menjadi landasan bagi seluruh umatnya, karena semua pihak adalah umat beragama. Kita semua adalah WNI NKRI, untuk itu agama bisa memberi landasan kita untuk menjadi warga negara yang baik. Komunitas agama berperan untuk menjaga komunitas agama masingmasing menjadi rukun dan tenteram� Adanya kesepakatan dan tekad bulat untuk secara bersama - sama dan bahumembahu sepenuhnya dalam mengupayakan pengarusutamaan kekuatan moderasi dari ajaran agamaagama yang diyakini sebagai sumber dan prinsip untuk merawat dan menguatkan kerukunan serta persaudaraan demi terwujudnya perdamaian

12

Samantabadra | November 2018


abadi dan keadilan sosial dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya dalam menghadapi pesta demokrasi baik Pemilihan Anggota Legislatif maupun Pemilihan Presiden/Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2019. Untuk itu para Pimpinan Majelis-Majelis/Parisadha Agama bertekad dan bersikap: 1. Untuk senantiasa menjaga dan menjalankan fungsi dan peran agama sebagaimana mestinya. 2. Secara aktif mengikhtiarkan dan melakukan penyadaran akan pentingnya nilai - nilai perdamaian dan persatuan pada semua golongan umat beragama yang sesuai dengan hakikat ajaran agamanya masing-masing. 3. Mendukung dan membantu pemerintah dalam menciptakan iklim yang sejuk dan kondusif di kalangan masyarakat, sehingga senantiasa tercipta perdamaian dan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Dengan penuh kesadaran menerima perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) sebagai realitas dan fakta nyata akan keragaman Keluarga Besar Bangsa Indonesia. 5. Senantiasa mewujudkan akan terciptanya Kerukunan Hidup antar Umat Beragama di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Pada kondisi kehidupan berbangsa saat ini, toleransi saja tidak lagi cukup, namun setiap orang harus bisa menerima sepenuhnya satu sama lain. Bahwa kita semua adalah keluarga besar NKRI. Nammyohorengekyo. Semoga semua mahkluk berbahagia. ***

November 2018 | Samantabadra

13


WISUDA II STAB SAMANTABADRA NSI

14

Samantabadra | November 2018


W

isuda angkatan ke dua Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Samantabadra NSI diselenggarakan di Mahawihara Saddharma NSI yang juga merupakan Kampus II STAB. Upacara pengukuhan wisudawan dan wisudawati STAB Samantabadra dihadiri oleh Direktur Jendral Bimas Buddha Kementerian Agama RI yang diwakili oleh Direktur urusan dan pendidikan agama Buddha, Drs. Supriyadi, MPd. Sebanyak 17 wisudawan dan wisudawati menerima gelar S1 pendidikan agama Buddha. Pendidikan adalah proses

sepanjang hayat. Hal ini dibuktikan oleh wisudawan tertua berusia 82 tahun, Bapak Lukman Tanjung, umat NSI daerah Tegal Alur. Walau sudah tidak muda lagi, namun semangat untuk belajar terus berkobar. Bapak Tan Kris Setiawan membacakan sambutan perwakilan wisudawan dan Ibu Filia Liu membacakan janji wisudawan STAB Samantabadra NSI. Para wisudawan berkomitmen untuk mendarmabaktikan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan di STAB Samantabadra untuk pengembangan masyarakat dan kemajuan bangsa. ***

Foto bersama lulusan terbaik STAB Samantabadra NSI angkatan II bersama DPP NSI (kiri-kanan): Filia Liu, Yulianti Dharmawan, Tony Tahir, Tan Kris Setiawan, Juliantini.

Foto bersama lulusan tertua STAB Samantabadra NSI angkatan II Bapak Lukman Tanjung bersama istri, anakanak, menantu, dan cucu-cucu.

November 2018 | Samantabadra

15


Upacara dokyo syodai peringatan HUT ke 54 NSI dipimpin oleh Ketua Umum NSI.

KENSYU NASIONAL PERINGATAN HUT KE 54 NSI

Upacara syoko dilakukan oleh DPP, DPW, dan DPD NSI .

16

Samantabadra | November 2018


B

ulan Oktober selalu menjadi momentum akbar bagi umat Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) di seluruh Indonesia untuk berkumpul dan berbagi kegembiraan dengan semangat syinjin dalam memperingati hari jadi NSI sekaligus hari Sumpah Pemuda, hari di mana para leluhur bangsa berdaulat untuk menjunjung tinggi tumpah darah, bangsa, dan bahasa Indonesia. Tekad ini pula yang selalu ingin dikembangkan oleh NSI kepada umat-umatnya melalui seluruh lini pembinaan di pusat, wilayah, hingga

Umat NSI Pangkal Pinang memberikan karya anak-anak sekolah minggu Pangkal Pinang dalam rangka memperingati HUT NSI yang ke 54 kepada Ketua Umum NSI.

menyentuh tiap umat, sehingga kita semua mampu menjadi mata, tiang, dan bahtera bagi pembangunan masyarakat Indonesia. Rangkaian peringatan hari jadi NSI yang ke 54 tahun

terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu Gerak Jalan Kerukunan NSI 2018, Wisuda II STAB Samantabadra NSI, dan Kensyu Nasional dalam rangka HUT ke 54 NSI. Gerak Jalan Kerukunan NSI 2018

Pemberian penghargaan kepada peserta swayamvara dokyo syodai dari kategori umum, lansia, generasi muda, dan anak-anak. November 2018 | Samantabadra

17


(kiri-kanan) Suasana swayamvara dokyo syodai kategori anak dan lansia.

Suasana swayamvara angklung nusantara.

dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2018, hari Minggu pagi di Jalan M.H. Thamrin Jakarta, yang merupakan kawasan bebas kendaraan pada hari Minggu. Wisuda II STAB Samantabadra NSI berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2018, menjadi bagian dari acara Kensyu Nasional 18

Samantabadra | November 2018

dalam rangka HUT ke 54 NSI dari tanggal 26 sampai 28 Oktober 2018. Jumat tanggal 26 Oktober menjelang jam makan siang, para peserta kensyu sudah memadati kompleks Mahawihara Saddharma NSI, Tamansari, Bogor, tempat diselenggarakannya

kensyu. Umat dari berbagai wilayah dan daerah telah siap dengan aneka produk kreasi mereka yang siap dijajakan di bazaar, mulai dari kue-kue dan makanan khas daerah, dekorasi dan asesoris kerajinan tangan, hingga dudukan anjali yang terbuat dari kardus susu. Seluruh hasil penjualan dari


Suasana swayamvara tari nusantara.

November 2018 | Samantabadra

19


Penghargaan Peserta Gerak Jalan Kerukunan 2018.

Juara Swayamvara Tari Nusantara 2018.

Juara Swayamvara Angklung Nusantara 2018.

Juara I Swayamvara Tari Nusantara 2018, umat NSI DKI Jakarta.

20

Samantabadra | November 2018

bazaar didanaparamitakan oleh umat. Kensyu dalam rangka HUT NSI lebih lebih semarak karena diselenggarakannya swayamvara seni nusantara (yang terbagi menjadi swayamvara tari dan swayamvara angklung), serta swayamvara dokyo syodai (yang terbagi dalam kategori anak, generasi muda, umum, lansia, dan penabuh tambur). Semangat dari swayamvara itu sendiri adalah kreativitas dan itai dosyin. Kedudukan dalam peringkat perlu dipandang sebagai motivasi untuk terus mengembangkan diri dan susunan NSI agar dapat lebih banyak memberikan kontribusi positif di masyarakat. Dari swayamvara dokyo syodai, diharapkan umat dapat lebih baik dalam melafalkan sutra dan bersikap di depan Gohonzon. Peringatan hari jadi NSI dan sumpah pemuda ditandai dengan dilaksanakannya upacara dokyo syodai dan syoko pada pagi hari tanggal 28 Oktober 2018. Dalam sambutannya, Ketua Umum NSI menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota NSI yang turut serta dalam rangkaian acara peringatan HUT ke 54 NSI. Semua kegembiraan dan manfaat dari kegiatan syinjin yang kita lakukan manfaatnya pasti kita rasakan secara nyata dalam pikiran dan kehidupan kita. ***


Kesan-Pesan Peserta Kensyu Nasional HUT ke 54 NSI “Selamat ulang tahun untuk NSI yang ke 54, semoga semakin bertambah usia dapat semakin maju dan semakin matang. Kami dari jambi tidak menyangka angklung dapat juara satu pada festival kali ini. Dua bulan sebelum festival, kami mendapatkan informasi bahwa lagu wajibnya adalah lagu Keroncong Pemuda Pemudi, kami bingung karena tidak pernah mendengarkan lagu ini. Kemudian kita pelajari lagunya, dan kemarin malam itu hasilnya. Ditambah juga awalnya kita selama kurang lebih satu tahun sudah mempersiapkan lagu bebasnya lagu medley, tapi ternyata dua bulan sebelum festival baru dikasih tahu tidak boleh lagu medley. Kemudian kami harus ganti lagu lagi, dan teman-teman sempat merasa down karena merasa sudah mantap tapi kemudian lagunya diganti. Tapi saya tetap semangatin ibu-ibu dengan mengingatkan lagi tujuan ikut angklung yaitu untuk menyumbang ke Buddha dan konsenrufu. Jadi, piala bukan tujuan utama kita. Saya juga menghimbau umat lain seperti Bangka dan Bandung untuk semangat membawa angklung. Saya tunggu tahun depan angklung dari daerah lain.” (Novia Kendro, Jambi) “Kesan saya benar-benar bahagia dan senang bisa ikut kensyu lagi tahun ini. Icinen saya tidak hanya sampai 54, atau 55 saja, harus sampai 56, 60, 61, bahkan sampai 70, 80 atau sampai 100 harus terus semangat dan satu hati di sini. Saya juga bangga kepada Bapak KU dan DPP, walaupun NSI digenjot tetap mau memikirkan penyebarluasan hukum ini. Pada kensyu ini saya melihat masih banyak bapak-bapak yang merokok. Harusnya yang perokok berusaha untuk tidak merokok di wihara sebagai kawasan bebas asap rokok, dan juga banyak lansia dan anak-anak di sini. Kalau kita dapat memikirkan orang lain, nanti hasilnya juga kembali ke diri kita.” (Herryanto, Bali) “Tahun lalu pada saat kensyu HUT NSI ke-53 saya sedang dirawat di rumah sakit. Meskipun saya di rumah sakit, hati saya berada di Vihara ini. Selama satu tahun saya tidak bisa ikut kensyu. Tahun ini saya bisa ikut kensyu, saya senang sekali, dan seterusnya saya ingin terus bisa ikut kensyu. Dokter saya waktu itu melarang saya untuk berjalan karena sakit. Selama sembilan bulan saya hanya di dalam rumah, tidak pertemuan juga. Saya merasa waktu setahun itu sangat lama. Kemudian sekarang saya sudah dapat pulang lagi ke rumah saya di Citra Raya, dan dapat ketemu anggota NSI lagi, apalagi hari ini bisa ada di sini, saya senang sekali. Bapak ibu harus sehat selalu, jangan sampai sakit. Kalau sudah sakit, meskipun ada uang, tidak bisa kemana-mana. Anak saya mau menjemput saya ke rumahnya, tapi saya tidak mau, saya mau di Citra Raya saja dengan umat-umat NSI. Semoga setiap ulang tahun NSI kita semua selalu ada.” (Ong Nio, Banten) “Selamat ulang tahun kepada NSI dan selamat hari Sumpah Pemuda. Kensyu tahun ini menurut saya sangat bagus dan saya yakin kensyu setiap tahun ada peningkatan. Tahun ini dari Pontianak yang ikut kensyu ada 30, semoga tahun depan ada 50 lebih yang ikut kensyu. Kami mendapatkan kabar bahwa vihara di Pontianak akan dibangun dua lantai dan kami sangat bahagia karena kondisi Vihara Pontianak sekarang jika hujan deras, akan banjir dan tidak dapat digunakan. Kami sangat semangat menanti vihara di Pontianak dapat dibangun menjadi dua lantai. Pontianak diharapkan dapat semakin besar.” (Handoko, Kalimantan Barat) “Pak Suhadi sering mengatakan bahwa kita harus mengandalkan Myoho. Pada saat melaksanakan gerak jalan kerukunan 2018, kami dari Lampung, percaya pada Myoho bahwa kami bisa membawa 60 orang untuk ikut gerak jalan. Akhirnya memang terbukti, akhirnya semua anggota Lampung memiliki kesadaran untuk melaksanakan tugas sebagai Boddhisatva muncul dari Bumi. Tarian lampung juga sangat semangat karena mau mempersiapkan diri. Semua umat Lampung satu hati dan mau menjalankan tugasnya.” (Alfian, Lampung)

November 2018 | Samantabadra

21


Sinergi Lintas Lembaga Dukung Percepatan Pemberdayaan Perempuan

Foto bersama Ketua Karitra NSI, Gubernur Sumatera Utara, dan perwakilan Puspa.

S

inergi untuk percepatan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjadi tema Temu Nasional Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (FK Puspa) Nasional ke 3 di kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (14/11/2018). Ratusan peserta hadir dengan pendahuluan hiburan tari selamat datang , disusul sambutan dari Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan dibuka secara resmi oleh Menteri KPPPA RI, Yohanna Embise. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) sebagai anggota FK Puspa diundang dalam kegiatan ini. Hadir Ketua Karitra NSI, Tristina Handjaja sebagai utusan lembaga keagamaan dan Mayasari sebagai perwakilan media. Festival rembuk Nasional pelaksanaan sinergi diisi dengan 22

Samantabadra | November 2018

diskusi, sebagai narasumber dalam rembuk nasional hadir Sekmen KPPPA, Deputi Bappenas Prof Dr.Hayono Isman, Wulan Tilaar, Forkom PM-PPPA, Forum Puspa Sumut Dan Forum Puspa NTB. Banyak lembaga/ormas yang telah melakukan kerja nyata untuk perempuan dan anak sesuai fungsi kapasitas dan keahlian mereka di wilayah masingmasing. Berkonsentrasi pada isu-isu perempuan dan anak akan memberikan dampak yang signifikan jika terjalin sinergitas antar komponen masyarakat. Forum Nasional Puspa ke 1 telah berlangsung di Yogyakarta, Puspa ke 2 di Surabaya dan kali ini di Kota Medan. Kegiatan nasional ini bagian dari penguatan sinergitas pemerintah dengan publik (lembaga profesional dunia usaha, organisasi keagamaan, ormas, perguruan tinggi, media dan komunitas

lainnya yang peduli pada pemberdayaan perempuan dan anak). Selain itu dalam rangka memaksimalkan pelibatan partisipasipasi masyarakat untuk percepatan pencapaian program prioritas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak dan adanya rekomendasi konsep kebijakan implementasi partisipasi masyarakat dalam percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) utamanya target kelima yaitu kesetaraan gender. Diharapkan pertemuan tersebut dapat bertukar pengalaman dan dapat menambah pengetahuan, berdialog, berkolaborasi, dan peserta dapat terus aktif memperkuat partisipasi publik untuk perempuan dan anak. ***

(Referensi: http://www.thejakartatimes.com/ sinergi-lintas-lembaga-dukung-percepatanpemberdayaan-perempuan/)


Seleksi Penyuluh Non-PNS Kemenag RI Kanwil Banten

Pada hari Minggu, tgl 11 November 2018 pukul 07 pagi sampai jam 04 sore. 8 Calon Penyuluh Agama Buddha Non PNS dari NSI wilayah Banten diundang untuk mengikuti tes dan wawancara. Kedelapan calon PAH adalah : 1) Ibu Mei Hoa 2) Ibu Ang Seng Nie 3) Bapak Kipi Supanto (Guan Kie) 4) Bapak Suryandi Mulya 5) Ibu Susan Mulyadi 6) Theresia Lesly (Fong Fong) 7) Sdri Trevani Plorentina 8) Thio Kim Sie Handy. S (Kim Sui)

Forum Diskusi Aktual Pemerintah dengan Majelis-Majelis Agama di Wilayah Banten

Ketua Daerah NSI Tangerang, Djuanda Widjaja menghadiri acara Forum Diskusi Actual (FDA) yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri RI, pada hari Rabu 14 November 2018 di Hotel Sapphire Sky, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. *** November 2018 | Samantabadra

23


Ketua Umum NSI Menjadi Nara Sumber Diskusi Publik Pra-MBI III 2018

M

ufakat Budaya Indonesia (MBI) menyelenggrakan Diskusi publik dengan bekerja sama dengan Perpustakaan Universitas Indonesia ini merupakan diskusi publik yang ketiga dari rangkaian pra-event Temu Akbar Mufakat Budaya Indonesia 2018. Dengan tema Kebangsaan, diskusi bertajuk “Apa dan Siapa Bangsa Indonesia Ini?� telah terlaksana dengan baik di Aula Terapung Perpustakaan UI Depok pada Jumat 2 November 2018 pukul 15.00- 18.00 WIB. Dihadiri oleh sekitar 100 peserta, acara ini menghadirkan empat narasumber yaitu Bambang Wibawarta, Haidar Bagir, Maha Pandit Utama Suhadi Sendjaja dan Olivia Zalianty yang mewakili generasi milenial. Diskusi tersebut dipandu oleh dipandu oleh Bara Pattiradja. 24

Samantabadra | November 2018

Diskusi berfokus pada bagaimana generasi milenial sebuah bangsa terkait kedaulatan teritorial, di saat mereka mendeklarasikan diri sebagai warga global? Pada abad digital, generasi baru tidak lagi merasa berada dalam lingkup sebuah bangsa, lantaran pergaulan mereka tak ada lagi berbatas spasial dan teritorial. Ruang yang mereka huni adalah tanpa batas. Mereka telah melampaui definisi citizen, menuju interaksi alam bebas dengan status netizen. Lalu, bagaimana dengan civic culture atau budaya kewargaan dalam sebuah bangsa yang berdaulat mesti ditegakkan? Apakah mereka masih dapat mengenali dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa bernama Indonesia? Atau janganjangan identitas kebangsaan yang bersidik-jari Indonesia

itu telah lebur ke dalam riuh perbincangan di jagad maya, yang dihuni oleh orang-orang asing, yang juga tidak punya identitas kebangsaan? Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI memberikan masukan yang konstruktif dan proporsional serta berpandangan sebagai seorang Buddhis, beliau menyampaikan bahwa bangsa bukan sekumpulan manusia yang senasib, dalam batas geografi yang sama, yang berada dalam tiga masa -lampau, sekarang, dan masa depan, namun sepenuh kehadiran. Kehadiran saya sangat khas. Keadaan setiap orang sangat khas. Bahkan manusia yang lahir kembar pun tidak ada yang persis sama. Terdapat Tiga Perbedaan: (1) Perbedaan Lima Unsur (Go On Seken), (2) Perbedaan Manusia (Syujo Seken), (3) Perbedaan Tempat Kedudukan (Kokudo Seken). Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan saling mempengaruhi. Manusia dan alam bukan dua, bukan juga two in one, tetapi satu. Sub-


jek dan lingkungan bukan dua (Esyo Funi) Karena itu apa yang ada di lingkungan merupakan sepenuhnya refleksi dari subyek ini. Bila lingkungan harus diperbaiki maka yang diperbaiki adalah tubuhnya. Itu prinsip dasarnya. Manusia sebagai sebuah komunitas dan perkembangan lainnya adalah teknologi. Agama Buddha melihatnya sebagai temuan-temuan. Misalnya, cerita komik Kho Ping Ho menceritakan tentang cermin lopian yang dapat mendengar dari jarak jauh. Dulu rasanya tak mungkin. Sekarang itu bukan hal aneh lagi. Newton pun tidak menciptakan hukum daya tarik bumi tetapi dia menemukan. Teknlogi adalah sarana, bukan tujuan. Tetap harus ada intervensi dari manusia. Di dalam Robot tidak ada kesadaran, hanya program logika algoritma, tidak ada hati dan rasa, hanya manusia yang memiliki hati, rasa, dan pikiran secara utuh. Temuan-temuan oleh manusia adalah alat bantu untuk meningkatkan kemudahan bagi kemudahan dalam hidup. Ujungnya adalah untuk kebaikan dan kemanusiaan. Kemajuan teknologi harus dibarengi dengan kemajuan spiritual. Untuk kebahagiaan manusia. Landasannya harus kesadaran, tujuannya adalah menjadi manusia-manusia yang memiliki kesadaran secara paripurna untuk membahagiakan orang lain. Itulah bangsa Indonesia, bangsa bahari. Melandasi segala tindak tanduk kehidupannya dengan menyadari bahwa diri kita dengan lingkungan adalah satu

kesatuan yang saling memengaruhi. Di dalam kebahagiaan bangsa ada kebahagiaan diri kita. Semua manusia itu bersaudara. Indonesia menjadi satu bangsa yang dilandasi oleh kebudayaan dari 17 ribu pulau. Di laut kehidupan jutaan, ikan kecil menjadi makanan ikan besar, plankton ada rumput laut, dan biota lain. Semua bersimbiose mutualisme. Begitu juga bangsa indonesia dengan ribuan suku bangsa dan ratusan bahasa. Masing-masing menjadi landasan komunitas dan perbedaan menjadi kekuatan untuk membentuk sebuah kebangsaan yang unggul. Pada kesimpulannya, MPU Suhadi Sendjaja memaparkan bahwa sejatinya bangsa Indonesia adalah orang-orang yang memiliki kesadaran secara paripurna untuk membahagiakan orang lain. Kita sebagai makhluk sosial ada pemikiran bahwa dalam diriku ada dirimu, dalam dirimu ada diriku (Sim-

biosis Mutualisme). Itulah yang ada di dalam kehidupan di alam semesta ini, seperti di lautan, matahari memberi manfaat kepada biota laut, biota laut saling memberi manfaat kepada biota laut lainnya, dan seterusnya, seperti itulah mata rantai irama alam semesta dan hakikat sejati dari bangsa Indonesia yang bahari. Bersimbiose yang mutualisme di alam semesta menjadi suatu ciri khas karena perbedaan manusia, tempat kedudukan, pribadi-pribadi menjadi kekuatan bersama ketika kita sepakat untuk tingkatan kesejahteraan bagi seluruhnya.*** Referensi : https://litera.id/2018/11/05/apa-dan-siapabangsa-indonesia-ini/ https://www.mizan.com/apa-dan-siapa-bangsaindonesia-ini/

November 2018 | Samantabadra

25


Ketua Umum NSI Menjadi Undangan Kehormatan Diskusi Publik Pra-MBI III 2018

M

ufakat Budaya Indonesia (MBI) kembali menyelenggarakan Diskusi Publik dalam rnagkaian Temu Mufakat Budaya Indonesia 2018. pada pagi Selasa, 6 November 2018. Bertempat di Kantor Media Indonesia, Mufakat Budaya Indonesia mengangkat topik diskusi “Menimbang Kembali Konstitusi Indonesia�. Kali ini diskusi menghadirkan 26

Samantabadra | November 2018

narasumber Mahfud MD, Komaruddin Hidayat, Refly Harun dan Radhar Panca Dahana, serta moderator Abdul Kohar. Dihadiri Di forum tersebut, dibahas berbagai persoalan bangsa yang masih tersisa pasca reformasi konstitusi serta bagaimana untuk melakukan upaya diskursif secara komprehensif untuk memikirkan ulang (rethinking) pondasi ide

di mana kebangsaan dan kenegaraan (modern) Indonesia mesti dibangun. Tepatnya, ada upaya mengoptimalkan sistem ketatanegaraan kita melalui agenda menuntaskan reformasi konstitusi. Wacana mengenai perubahan konstitusi saat ini semakin kuat ketika ada ide perubahan terbatas terhadap UUD NRI 1945. Diskusi tersebut berfokus pada bahasan bagaimana


dalam diskusi publik ini membahas mengenai apakah konstitusi Indonesia sudah berjalan sesuai dengan hakikat sejatinya? Apakah konstitusi Indonesia saat ini sudah sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan keadaban dari bangsa Indonesia? Jika sudah, apa yang perlu ditingkatkan? Jika belum, apa yang seharusnya diperbaiki atau diganti, sebagian atau menyeluruh? Di forum tersebut, Mahfud MD memaparkan perkembangan dari pembentukan tim kerja tersebut. Bahwasanya materi dari ide perubahan tersebut antara lain terkait dengan wacana mengembalikan fungsi MPR untuk membuat GBHN. Wacana tersebut didasari atas kenyataan bahwa karena tidak adanya GBHN sekarang, pembangunan tidak terkoordinasi sehingga sering terjadi misalnya kebijakan pusat dan daerah tidak sinkron, setiap berganti kepemimpinan maka secara tidak langsung berganti pula kebijakannya. Menurut Mahfud MD, upaya perubahan terbatas tersebut tentu harus disikapi sangat hati-hati. Tentunya Mahfud MD bermaksud mengatakan bahwa perubahan tersebut tidak mungkin dilakukan hanya terbatas pada Pasal 2 yang menyangkut kewenangan MPR saja. Sementara itu, Refly Harun yang juga menjadi pembicara, menyarankan agar agenda perubahan konstitusi selanjutnya menindaklanjuti kewenangan lembaga-

lembaga konstitusional yang ada pasca perubahan UUD 1945. Refly juga menyarankan agar nantinya jika benar akan dilakukan perubahan, sebaiknya perubahan dilakukan dengan cara amandemen dan diserahkan kepada tim khusus yang melakukan konsolidasi materi perubahan UUD. Jadi sesungguhnya fokus utama yang paling mendasar pada perubahan konstitusi adalah harus memperhatikan masalah paradigma dan prinsip perubahan serta aspek teoritik dalam perubahan konstitusi. Aspek teoritik pada perubahan konstitusi mencakup prosedur perubahan, mekanisme perubahan, sistem perubahan dan substansi perubahan. Oleh sebab itu, wacana perubahan konstitusi kedepannya perlu ada kesepakatan bersama sebagai agenda nasional menata sistem ketatanegaraan kita. Kesepakatan tersebut akan menjadi modal utama dan akan memudahkan kita dalam menyusun desain, visi dan misi serta metodologi yang akan digunakan. Dari kajian yang komprehensif tersebut, diharapkan konstitusi nantinya mampu menjawab tantangan kita dalam berbangsa dan bernegara. Catatan-catatan penting jika kedepannya terjadi perubahan konstitusi adalah perlunya mematangkan konsep desain arah konstitusi yang ingin dicapai dan metodologi yang digunakan. Dengan cara tersebut, diharapkan suatu konstitusi yang the living constitution dan menjadi

produk kebudayaan rakyat Indonesia. Jadi nanti muara dari forum Mufakat Budaya Indonesia ini sebenarnya adalah mendorong perubahan konstitusi yang berlandaskan nilai-nilai budaya dan hukum adat Indonesia. Pada kesempatan ini Ketua Umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja hadir menjadi tamu kehormatan dan memberikan komentar/ masukan yang proporsional dari perspektif Agama Buddha. M.P.U Suhadi Sendjaja menyampaikan bahwa Agama muncul karena ada kekacauan. Tidak benar kekacauan terjadi karena agama. Agama muncul agar kekacauan bisa diatasi. Agama Muncul Dengan Tujuan Untuk Mewujudkan Perdamaian, Menghilangkan Kekacauan. Semua agama sama-sama menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/perdamaian. Kalau Ada Pihak Yang Menjadikan Agama Sebagai Sumber Kekacauan, Sumber Konflik artinya Mereka Tidak Menghayati dan Mengamalkan Ajaran Agamanya. Sehingga, sejatinya, tidak ada Konflik Antaragama. Itu asal mula dan landasan ini tidak boleh berubah. Peran agama dan kebudayaan menyangkut soal penataan yang dalam namun perlu waktu panjang. *** Referensi : https://www.mufakatbudayaindonesia.org/ menimbang-kembali-konstitusi-indonesia/ https://litera.id/2018/11/08/menimbang-kembali-konstitusi-indonesia/ https://mahasiswaindonesia.id/2018/11/19/ reformasi-konstitusi-adalah-koentji/

November 2018 | Samantabadra

27


materi ajaran | gosyo kensyu

Gosyo Kensyu

Memperpanjang Karma Tetap Ka En Jo Go Syo

LATAR BELAKANG |

S

urat ini ditulis pada tahun Bun-ei ke-2 ( 1279 ). Ketika itu Niciren Daisyonin berusia 58 tahun. Surat tersebut dikirim dari Minobu kepada istri Toki Jonin yang bertempat tinggal di Nakamiya, desa Katsusyika Propinsi Syimofusa. Ketika Toki Jonin menjadi bhiksu awam (Nyudo), Toki Ama Goze turut pula mencukur rambutnya dan bersama- sama suaminya menjadi bhiksuni. Toki Ama Goze mendapat nama Myojo. Wataknya tenang, halus budi pekertinya dan selalu mendukung suaminya. Toki Ama Goze adalah wanita yang terus menjalankan hati kepercayaan bersama suami. Akan tetapi pada usia lanjutnya, Toki Ama Goze sering mendapat kesulitan yang ditimbulkan oleh Iblis penyakit. Dalam surat tersebut Niciren Daisyonin mengajarkan kepada Ama Goze bahwa kekuatan Buddha dapat merombak karma tetap. Selain itu Niciren Daisyonin juga membimbing dan memberi dorongan semangat kepada Ama Goze sampai hal-hal yang terkecil melalui surat tersebut. Judul surat tersebut juga tertera dalam isi surat itu yang berbunyi, “Walaupun karma itu adalah karma tetap, jika berdasarkan pada Saddharmapundarika-sutra, karma tetap tersebut dapat diperpanjang�. Kalimat tersebut 28

Samantabadra | November 2018

dipersingkat menjadi Memperpanjang Karma Tetap ( Ka En Jo Go Syo ), atau disebut juga sebagai Karma Tetap Dari Usia Diperpanjang ( Jogo Emmyo Syo ). Surat yang asli masih terdapat di kuil Hokkekyo, Nakayama. Akan tetapi bagian akhir dari surat tersebut yang membuat bulan dan tahun sudah tidak ada. Dalam surat itu dikatakan bahwa Syijo Kingo mengunjungi Niciren Daisyonin di Gunung Minobu pada bulan 10 tahun yang lalu. Pada saat itulah Niciren Daisyonin menyampaikan tentang penyakit yang di derita Ama Goze pada Syijo Kingo. Syijo Kingo menjawab bahwa penyakit tersebut pasti akan timbul pada bulan 1 atau bulan 2 tahun berikutnya. Bila kita melihat hal itu, maka dapat kita perkirakan bahwa surat tersebut ditulis pada bulan 1 atau bulan 2. Adapun tentang tahun penulisan surat tersebut terdapat dua pendapat yang berbeda. Ada yang mengatakan surat tersebut ditulis pada tahun Ko-an ke- 2, tetapi adapula yang berpendapat bahwa surat tersebut ditulis pada tahun Bun-ei ke-12 (1275). Alasan perkiraan yang pertama adalah karena dalam Surat Balasan kepada Toki Dono Nyobo Ama Goze yang ditulis pada bulan 11 tahun Ko-an ke-2 tertera bahwa penyakit yang diderita Ama Goze


semakin parah. Sedangkan perkiraan yang kedua didasarkan pada Surat Balasan kepada Toki Ama Goze yang ditulis pada tanggal 27 bulan ke-3 tahun kenji ke-2 yang mengatakan bahwa Toki Ama Goze harus mendapatkan pengobatan moksibasi. Diperkirakan bahwa hal tersebut berhubungan erat dengan isi surat di atas yang menganjurkan untuk meminta pertolongan kepada Syijo Kingo. Surat tersebut pertama-tama menjelaskan bahwa ada penyakit yang ringan dan penyakit yang berat. Sama halnya dengan penyakit adalah karma. Karma yang di dalam surat itu diartikan sebagai usia, ada yang merupakan karma tetap dan ada yang tidak tetap. Penyakit yang paling beratpun dapat disembuhkan bila ditangani oleh dokter yang ahli. Begitu juga dengan karma tetap. Seseorang dapat merombak karma tetap dan memperpanjang umur dengan hati kepercayaan hukum sakti. Perkataan ini merupakan suatu dorongan pada Ama Goze yang telah kehilangan semangat hidup dan merasa putus asa karena penyakit yang dideritanya. Isi surat tersebut bertujuan untuk memberi semangat pada Ama Goze agar mempunyai harapan yang besar untuk hidup. Tujuan tersebut dapat dilihat dari kalimat dalam surat tersebut yang berbunyi , “Sutra ini (Saddharmapundarika-sutra) adalah obat manjur untuk menyembuhkan penyakit seluruh umat manusia di dunia”. Juga dengan khusus dan tegas dikatakan bahwa Saddharmapundarika-sutra menjanjikan kebahagiaan bagi kaum wanita. Selanjutnya ditulis pula bukti-bukti nyata yang mengisahkan perpanjangan usia Raja Ajatasatru, Chen-ch’en dan Bodhisattva Sadhapaributa. Jika kaum pria dapat memperoleh manfaat agung dari sutra ini, apalagi kaum wanita. Kaum wanita tak mungkin tidak mendapat bantuan. Niciren Daisyonin sendiri mendoakan penyembuhan penyakit Ibu-Nya, sehingga ibu-Nya dapat memperpanjang usia selama 4 tahun. Semua bukti-bukti yang nyata itu merupakan

bimbingan Niciren Daisyonin agar Ama Goze dapat menimbulkan hati kepercayaan dengan kuat. Penyakit yang berat dapat saja diobati oleh dokter yang ahli apabila penyakit tersebut tidak timbul pada batas usia karma tetap. Pernyataan tersebut berarti bahwa dalam tubuh manusia terdapat tenaga untuk hidup yang mempunyai kekuatan melawan penyakit. Hanya saja daya gerak dari tenaga untuk hidup ini dirintangi oleh penyakit. Pengobatan yang dilakukan oleh seorang dokter akan menghilangkan rintangan ini, sehingga kekuatan jiwa akan timbul kembali. Tetapi, apabila sebab dasar dari penyakit yang diderita adalah karma tetap, maka tenaga untuk hidup itu sendiri menjadi lemah dan runtuh, akhirnya musnah sama sekali. Jika demikian keadaannya, maka dokter yang paling ahlipun tak dapat membantu. Seseorang yang menderita penyakit yang didasari karma tetap harus memperkuat ‘kekuatan jiwa’ orang itu sendiri. Satu-satunya jalan untuk menghidupkan kembali tenaga jiwa yang hampir padam adalah merombak karma tetap orang tersebut dan bertobat kepada hukum sakti. Sumber pokok untuk hidup baru bisa timbul dengan merombak karma tetap. Oleh karena itu Niciren Daisyonin dengan keras membimbing hati kepercayaan Ama Goze. Beliau juga menganjurkan Ama Goze untuk mendapatkan pengobatan dari Syijo Kingo.

November 2018 | Samantabadra

29


ISI GOSYO |

P

enyakit itu sebenarnya ada dua macam. Penyakit yang berat dan penyakit yang ringan. Sekalipun penyakit itu berat, kalau ditangani dokter yang ahli, penyakit itu akan cepat dapat di obati dan usia dapat diperpanjang. Apabila penyakit berat dapat diobati, maka penyakit yang ringan pasti dapat disembuhkan. Seperti penyakit, karma juga ada dua macam. Karma tetap dan karma tidak tetap. Walaupun karma itu karma tetap, bisa dilenyapkan jika sungguh-sungguh bertobat. Apalagi kalau karma itu karma tidak tetap. Dalam Saddharmapundarika-sutra jilid-7 Bab XXIII, Bab perbuatan pokok Bodhisattva Bhaisajyaraja dikatakan, “Sutra ini adalah obat manjur untuk menyembuhkan penyakit seluruh umat manusia di dunia”. Kalimat di atas adalah kalimat yang terdapat dalam Saddharmapundarika-sutra. Semua ajaran suci yang dibabarkan seumur hidup Sang Buddha Sakyamuni adalah petuah emas Buddha. Ajaran-ajaran suci tersebut bukanlah merupakan kata-kata bualan semenjak kalpa yang tak terhitung. Jadi, seluruh ajaran suci yang dibabarkan oleh Sang Buddha Sakyamuni disebut sebagai sutra-sutra. Di antara seluruh sutra tersebut hanya dalam Saddharmapundarika-sutra Sang Buddha Sakyamuni mengatakan, “Dengan tulus dan jujur membuang ajaran sementara dan hanya membabarkan ajaran sesungguhnya”. Maka, Saddharmapundarika-sutra yang memuat kalimat itu adalah sutra yang sungguh-sungguh besar di antara sutra-sutra lainnya: Saddharmapundarika-sutra adalah kebenaran yang paling benar. Tathagata Prabhutaratna memperkuat bukti bahwa semua kata-kata Buddha adalah kebenaran. Para Buddha sepuluh penjuru menjulurkan lidah ke surga Brahma untuk memperkuat pernyataan tersebut. Maka tidak mungkin dapat dikatakan bahwa kata-kata Buddha adalah bualan. Dalam Saddharmapundarika-sutra juga dibabarkan hukum rahasia yang paling dalam dan utama. Dalam kalimat sutra tersebut dibabarkan tentang masa lima kali 500 tahun atau lebih dari 2500 tahun sesudah kemoksyaan sang Buddha. Selain Saddharmapundarika-sutra juga membabarkan mengenai adanya kemungkinan penyakit pada kaum wanita. Pada tanggal 15 bulan 2, raja Ajatasatru yang berusia 50 tahun menderita bisul-bisul yang besar dan ganas di sekujur tubuhnya. Jivaka, tabib yang paling ternama tidak berdaya. Raja tersebut dipastikan akan meninggal pada tanggal 7 bulan 3 untuk kemudian akan jatuh dalam neraka yang berisi penderitaan tak terputus-putus. Kesenangan-kesenangan besar selama lima puluh tahun lebih lenyap dalam sekejap. Penderitaan besar seumur hidupnya terkumpul dalam tiga kali tujuh hari terakhir dalam hidupnya itu. Jadi, usianya telah ditetapkan. Akan tetapi, Sang Buddha membabarkan Sutra Nirvana yang merupakan keterangan tambahan mengenai Saddharmapundarika-sutra. Sang Buddha memberikan pada raja Ajatasatru tersebut. Dalam sekejap penyakit badannya sembuh, juga karma berat dalam perasaan hatinya menguap seperti embun di pagi hari. Seribu lima ratus tahun lebih setelah kemoksyaan Sang Buddha, hiduplah seorang bernama Chen-ch’en. Dikatakana bahwa ia mengetahui jika umurnya telah ditetapkan. Chen-ch’en mengetahui bahwa umurnya hanya 50 tahun. Namun ketika ia bertemu dengan Mahaguru Tien Tai usianya diperpanjang 15 tahun. Setelah itu Chen-ch’en dapat hidup sampai usia 30

Samantabadra | November 2018


65 tahun. Selain itu Bodhisattva Sadhaparibhuta membabarkan bahwa seseorang dapat memperpanjang usianya dengan melakukan pertapaan Saddharmapundarika-sutra : karena pertapaan Saddharmapundarika-sutra dapat memperpanjang karma tetap. Memang mereka itu semua adalah kaum pria dan bukan wanita, namun bagaimanapun juga pelaksanaan pertapaan Saddharmapundarika-sutra dapat memperpanjang karma tetap yang akhirnya akan memperpanjang usia. Juga bisa dilihat bahwa apa yang dialami Chench’en sebenarnya tidak sesuai dengan kalimat ‘lima kali 500 tahun’ (Chen-ch’en hidup 1500 tahun setelah kemoksyaan Sang Buddha Sakyamuni). Jadi, kisah Chen-ch’en adalah bagai padi yang panen di musim dingin atau bunga serunai yang mekar di musim panas. Oleh karena itu kaum wanita yang melaksanakan pertapaan Saddharmapundarika-sutra tepat pada masa lima kali 500 tahun setelah kemoksyaan Sang Buddha Sakyamuni, pasti dapat merombak dan memperpanjang karma tetap; memperpanjang usia. Siapapun tak akan terkejut mendengarnya seperti juga Chen-ch’en. Dengan demikian doa Niciren untuk penyembuhan penyakit berat ibu-Nya yang karuna, tidak hanya menyembuhkan penyakit ibu-Nya pada masa ini. Doa Niciren bahkan dapat memperpanjang usia ibu-Nya sepanjang empat tahun. Ama Goze, Anda sebagai seorang wanita yang jatuh sakit, laksanakan pertapaan dengan sungguh-sungguh untuk menimbulkan hati kepercayaan kepada Saddharmapundarika-sutra. Apa lagi ada seorang dokter yang baik bernama Syijo Nakatsukasa Saemon No-jo. Ia juga seorang pelaksana Saddharmapundarikasutra. Jiwa bagi manusia adalah sebuah pusaka yang sukar diperoleh. Perpanjangan usia satu hari saja merupakan sesuatu yang jauh lebih berharga dari pada puluhan ribu kilo emas. Saddharmapundarika-sutra adalah sutra yang paling unggul diantara ajaran-ajaran suci yang dibabarkan dalam seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni, karena Saddharmapundarika-sutra berisi Bab panjangnya Usia Sang Tathagata. Meskipun seseorang dilahirkan sebagai putra raja, apabila ia berumur pendek maka jiwanya amat dangkal dan ringan. Jiwanya akan berbobot lebih ringan daripada rumput. Oleh karena itu kehidupannya akan menjadi sia-sia. Juga apabila ada seseorang yang jiwanya arif dan tenang bagai matahari namun meninggal dalam usia dini, maka kearifanya menjadi tidak bermanfaat. Ama Goze, cepatlah menimbun harta kesungguhan hati secara terus menerus dan juga cepat-cepatlah sembuh dari penyakit. Niciren juga ingin menyampaikan kepada Syijo Kingo. Tetapi memang ada orang yang dapat menerima dengan baik suatu penyampaian melalui perantara dan ada juga yang tidak. Ada orang yang berpendapat apabila seseorang menyampaikan sesuatu melalui perantaraan, maka orang itu kurang bersungguh hati. Memang sukar mengetahui hati orang lain. Beberapa waktu yang lalu Saya pernah mengalami hal seperti itu. Syijo Kingo adalah orang yang tak suka menerima penyampaian yang dilakukan seorang perantara. Maka menggunakan perantara dalam hal ini Saya kira kurang tepat, Saya kira untuk meminta pertolongan dengan sungguh hati janganlah melalui perantara. Saya sudah menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam akan penyakit yang anda derita ketika ia berkunjung ke Minobu pada bulan ke-10 tahun yang lalu. Mendengar tentang November 2018 | Samantabadra

31


penyakit Anda tersebut beliau mengatakan, “Keadaan sekarang tidaklah terlalu berbahaya, namun apabila tak berhati-hati penyakit tersebut pasti timbul menjelang tahun baru atau bulan dua tahun yang akan datang. Oleh karena itu saya merasa prihatin sekali”. Beliau juga mengatakan, “Toki Dono mengandalkan Ama Goze sebagai tiang dan tongkat, sehingga menjadi amat khawatir”. Kata-kata tersebut diucapkannya dengan penuh kekhawatiran. Memang Syijo Kingo adalah orang yang berpendirian teguh dan menyayangi orang-orang yang mendukungnya. Sekali lagi saya sampaikan dengan sungguh-sungguh bahwa penyakit ini akan sukar ditinggalkan bila masih menyayangi harta benda. Jiwa satu hari adalah lebih unggul daripada seluruh harta 3000 dunia besar. Bagaimanapun juga yang pertama-tama harus dilaksanakan adalah mewujudkan kesungguhan hati. Hal tersebut dibabarkan dalam Saddharmapundarikasutra jilid ke-7 yang berbunyi , “Daripada menyumbang seluruh harta senilai 3000 dunia besar, lebih baik membakar satu jari tangan sebagai sumbangan kepada Buddha dan Saddharmapundarika-sutra”. Jiwa lebih unggul daripada 3000 dunia secara keseluruhan. Usia Ama Goze belum terlalu tua dan terlebih lagi sudah bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra. Jika dapat memperpanjang jiwa satu hari saja maka Ama Goze akan memupuk karunia kebajikan menjadi jiwa yang sungguh-sungguh amat berharga. Kirimkanlah nama dan usia yang Anda tulis sendiri. Niciren akanmenyampaikan pada Dewa Surya dan Dewa Chandra. Iyo Dono juga sangat khawatir, sehingga mungkin ia juga membacakan jigage kepada Dewa Surya dan Dewa Chandra. Surat Balasan Kepada Ama Goze tertanda, Niciren

32

Samantabadra | November 2018


|KUTIPAN GOSYO

1

Karma juga ada dua macam. Karma tetap dan karma tidak tetap. Walaupun karma itu tetap, bisa dilenyapkan jika sungguh-sungguh bertobat. Apa lagi kalau karma itu tidak tetap.

itu terjadi? Dalam Abhidharmakosa-sastra dikatakan, “Terbuatnya itu tergantung dari bobot kesesatan atau kebersihan hati. Juga sebagaimana tempat terbuatnya, maka akan timbul dalam tempat karunia kebajikan. Apabila memusnahkan orang tua, karma Keterangan : menjadi karma tetap”. Berbagai pandangan semenjak jaman Perkataan, “Tergantung bobot kesesatan dahulu menyatakan bahwa karma dapat atau kebersihan hati” berarti pada dibagi menjadi dua jenis. Karma tetap dan waktu itu karma yang baik atau buruk karma tidak tetap. Kalau kita meninjau dilaksanakan dengan icinen yang kuat. penggolongan karma dari pandangan yang “Tempat terbuatnya”, berarti perbuatan pokok, maka kita akan mendapatkan tiga yang sering diulangi yang akhirnya menjadi jenis penggolongan. kebiasaan. Pada akhirnya karma yang terus Pertama-tama adalah penggolongan diulang-ulang tersebut timbul ditempat berdasarkan isi imbalan akibat. Sebab karma karunia kebajikan yang selanjutnya akan yang sudah menetapkan imbalan akibatnya memusnahkan orang tua. Ini berarti bahwa adalah karma tetap. Imbalan yang timbul dari karma yang tetap terbentuk dari bermacamkarma tetap adalah imbalan yang berlaku macam perilaku terhadap obyek yang mutlak dan tidak berubah-ubah. Sedangkan berbeda-beda. Dengan demikian, jiwa kita karma yang tidak mutlak menentukan mengandung karma tetap dan tidak tetap imbalan akibatnya adalah karma tidak tetap. yang terbagi atas bermacam-macam jenis. Karma tidak tetap akan menimbulkan Isi Dalam surat tersebut Niciren Daisyonin imbalan yang mungkin dapat berbeda-beda. menggunakan pengertian karma sebagai usia. Penggolongan kedua adalah Usia adalah suatu hal yang paling dipikirkan penggolongan yang berdasarkan waktu. secara serius oleh umat manusia. Mungkin Karma dikatakan sebagai karma tetap apabila Toki Ama Goze menyampaikan perasaan waktu untuk memperoleh imbalan akibat dari hatinya mengenai hal usia ini. Oleh karena itu karma tersebut sudah ditentukan. Sedangkan Niciren Daisyonin menerangkan dalam surat bila waktu untuk memperoleh imbalan akibat tersebut bahwa usia yang sudah ditetapkan dari karma itu tidak ditentukan maka karma sebagai karma tetap, sebenarnya dapat tersebut adalah tidak tetap. diperpanjang. Beliau juga memberi petunjuk Penggolongan ketiga adalah mengenai cara untuk memperpanjang penggolongan yang berdasarkan isi imbalan usia. Beliau mengatakan bahwa usia dapat dan juga waktunya. Karma tetap menurut diperpanjang dengan “sungguh-sungguh penggolongan ini adalah karma yang isi bertobat”. Bagaimanakah caranya bertobat maupun waktu imbalan akibatnya telah ? Pada jaman dahulu bertobat dilakukan ditetapkan secara mutlak. Karma yang isi dengan mengakaui kesalahan-kesalahan kita maupun waktu imbalan akibatnya tidak di depan Ayah atau guru dan selanjutnya ditentukan adalah karma tidak tetap. Jika demikian, bagaimanakah karma tetap memohon maaf. Akan tetapi dalam

GM

November 2018 | Samantabadra

33


Saddharmapundarika-sutra diajarkan cara bertobat yang lebih mendalam. Dalam Saddharmapundarika-sutra diajarkan cara bertobat dari dasarnya. Dalam Sutra Boddhisattva Samantabhadra (Sutra penutup dari Saddharmapundarika-sutra) dikatakan, “Seluruh lautan karma dan kesesatan itu timbul dari Avidya. Bila ingin bertobat, duduklah bersila dan renungkankanlah wajah sesungguhnya. Seluruh dosa akan lenyap dan akan terhapus. Cahaya matahari akan melenyapkan embun ini. Kata “wajah sesungguhnya” yang terdapat dalam kalimat tersebut adalah Saddharma yang mengandung seluruh inti hakekat dari keseluruhan hukum. Niciren Daisyonin mewujudkan Saddharma yang merupakan inti hakikat seluruh hukum dan juga mengandung seluruh hukum yang tersebut menjadi Gohonzon - Nammyohorengekyo. Jadi dalam hukum Buddha Niciren Daisyonin perkataan “Merenungkan Wajah Sesungguhnya” berarti percaya kepada Gohonzon menyebut Nammyohorengekyo dan melaksanakannya dalam kehidupan. Dengan melakukan hal itu maka seluruh kesesatan akan hilang. Seluruh karma yang menjadi penghalang kebahagiaan yang di buat semenjak masa lampau kita akan hilang lenyap bagi embun pagi yang disinari cahaya matahari. Kita dapat merombak seluruh karma tetap dengan kurnia kebajikan Gohonzon. Fungsi karma buruk yang memperpendek umur menjadi lenyap dan tenaga jiwa untuk hidup timbul kembali. Pada akhirnya kita dapat menerima sepenuhnya segala kesenangan dan kekayaan kehidupan. Selanjutnya Niciren Daisyonin menganjurkan Ama Goze untuk menerima pengobatan dari Syinjo Kingo; seorang Dokter Ahli. Syijo Kingo ini adalah juga sesama murid Niciren Daisyonin. Pada permulaan surat tersebut dikatakan bahwa penyakit 34

Samantabadra | November 2018

yang berat sekalipun dapat diobati dengan cepat dan selanjutnya memperpanjang usia apabila ditangani oleh dokter yang Ahli. Dengan memusnahkan karma yang menjadi penghalang kebahagiaan, tenaga yang menjadi sumber pokok dari jiwa akan timbul secara nyata. Satu-satunya jalan untuk merombak karma tetap atau karma yang menjadi penghalang kebahagiaan adalah bahwa kita harus mempunyai hati kepercayaan yang kuat. Hati kepercayaan yang kuat kepada Gohonzon. Tetapi walaupun kekuatan penyembuhan sendiri dari diri kita timbul dan berkobarberkobar, kita tidak mempunyai harapan untuk mengatasi penyakit apabila kekuatan tersebut dihalangi oleh penyakit. Akhirnya penyakit yang berat tidak dapat disembuhkan. Dokter yang baik akan meneliti dengan seksama keadaan jiwa kita. Dokter yang baik akan menolong bagian jiwa yang lemah atau bagian jiwa yang menolak timbulnya tenaga penyembuh sendiri dalam diri kita. Setelah bagian tersebut diobati, maka fungsi tenaga penyembuh dalam diri kita akan dapat bergerak dengan leluasa dan penyakitpun akan dapat kita tinggalkan atau lenyapkan. Jiwa adalah sesuatu yang tidak dapat digantikan oleh apapun juga. Oleh karena itu perpanjangan usia satu hari saja merupakan tumpukan karunia kebajikan yang tak terhingga. Petunjuk ini diberikan oleh Niciren Daisyonin juga dengan penuh maitri karuna. Demikian, pula petunjuk tentang sikap untuk meminta pertolongan pada Syijo Kingo yang diajarkan secara rinci. Mengenai bagian ini mungkin terdapat berbagai penafsiran. Akan tetapi mula-mula Niciren Dasyonin menerangkan dahulu mengenai sifat Syijo Kingo. Pertama-tama harus diketahui bahwa Syijo Kingo lebih menyukai pembicaraan langsung dari pada penyampaian melaluhi


perantara. Oleh karena Syijo Kingo mempunyai sifat seperti tiu maka Ama Goze harus meminta pertolongan dengan sungguh hati. Syijo Kingo adalah seorang yang berhati lapang dan gagah. Ia adalah juga seorang yang selalu bersifat terus terang. Sudah barang tentu orang seperti Syijo Kingo ini tidak dapat digerakkan denga kekuasaan. Oleh karena itu dengan meminta pertolongannya secara langsung dengan penuh kesungguhan hati, maka orang tersebut akan menyentuh hatinya. Syijo Kingo akan merasa bahwa yang meminta pertolongan tersebut tak lain daripada keluarganya sendiri. Dalam peristiwa ini terkandung petunjuk bahwa adalah sangat penting bagi kita untuk mengetahui bakat orang yang kita hadapi. Dalam peristiwa tersebut juga diajarkan cara membimbing orang lain. Apabila kita membimbing orang lain, maka kita harus selalu mengajarkan tentang akar pokok hati kepercayaan. Kita juga harus selalu menganjurkan untuk membangkitkan hati kepercayaan. Bersamaan dengan itu kita harus pula mengajarkan untuk menimbulkan prajna yang sempurna. Ketika Syijo Kingo berkunjung ke Minobu, Niciren Daisyonin telah menyampaikan tentang penyakit yang diderita Ama Goze. Mendengar hal tersebut Syijo Kingo merasa khawatir. Oleh karena itu Niciren Daisyonin memberikan dorongan untuk bertemu dengan Syijo Kingo agar penyakitnya dapat cepat disembuhkan dan umurnya dapat diperpanjang sekalipun hanya satu hari.

2

Jiwa bagi manusia adalah sebuah pusaka yang sukar diperoleh. Perpanjangan usia satu hari saja merupakan suatu yang lebih berharga daripada puluhan ribu kilo emas.

Saddharmapundarika-sutra adalah sutra yang paling unggul di antara ajaranajaran suci yang dibabarkan dalam seluruh kehidupan Buddha Sakyamuni, karena Saddharmapundarika-sutra berisi bab panjangnya usia sang Tathagata.

Anak Cabang

Keterangan : Bagi siapapun di dunia ini, jiwa merupakan pusaka yang paling unggul. Oleh karena adanya jiwa ini segala harta dapat mempunyai arti dan nilai. Jika jiwa sudah mati, maka harta sebanyak apapun juga tidak akan ada artinya. Dalam Surat Sekarung Beras Putih dikatakan, “Di antara seluruh harta pusaka yang tersebar penuh dalam 3000 Dunia besar tidak ada satupun yang dapat menggantikan jiwa”. (Gosyo halaman 1596). Selain itu dalam surat tersebut juga dikatakan, “jiwa satu hari saja adalah sesuatu yang lebih unggul dari pada seluruh harta yang terdapat dalam 3000 Dunia Besar”. Jiwa memang lebih unggul dari pada seluruh pusaka yang memenuhi alam semesta, karena jiwa tersebut mencipta nilai dan juga tidak dapat digantikan oleh apapun juga. Jiwa dapat mencipta nilai dan tidak dapat digantikan karena dalam dasar jiwa tersembunyi sifat Buddha secara rahasia. Sifat Buddha adalah badan pokok hakikat seluruh alam semesta yang unggul. Walaupun jiwa itu dikotori oleh hawa nafsu atau jiwa itu menderita karena karma yang buruk, pada dasarnya di dalam jiwa tersebut tersembunyi secara rahasia jiwa Buddha. Dalam jiwa manapun selalu tersembunyi jiwa Buddha yang penuh Prajna dan maitri karuna. Sutra yang menerangkan tentang jiwa Buddha ini adalah Saddharmapundarika-sutra dalam bab panjang Usia Sang Tathagata. Dalam bab tersebut Sang Buddha Sakyamuni berkata, “Sebenarnya sejak aku mencapai kesadaran

November 2018 | Samantabadra

35


Buddha telah berlalu ratusan milyar kalpa koti nayuta yang tak terhitung dan terbatas”. Perkataan ini menerangkan mengenai pencapaian kesadaran Buddha dimasa lampau yang amat jauh, pada 500 asam kheya kalpa kolti. Selanjutnya dikatakan, “Sejak saat itu, aku selalu berada di dunia saha untuk membabarkan dan mengajarkan hukum”. Melalui pembabaran tersebut Sang Buddha Sakyamuni menerangkan, bahwa jiwa Buddha berada di dunia saha sejak asal mula dan kekal. Dengan kalimat tersebut Sang Buddha Sakyamuni ingin menunjukkan bahwa di dasar jiwa yang dalam dari seluruh umat terdapat jiwa Buddha yang kekal. Saddharma yang kekal sejak asal mula tersirat secara rahasia dalam kalimat- kalimat bab panjangnya Usia Sang Tathagata.

Catatan

36

Samantabadra | November 2018

Niciren Daisyonin yang merupakan Buddha pokok massa Akhir Dharma mewujudkan Saddharma itu secara nyata menjadi Gohonzon dari Tri Maha Dharma Sakti. Dengan adanya Gohonzon, maka seluruh umat manusia dapat membangkitkan dan mewujudkan sifat Buddha yang kekal dalam jiwa masing-masing. Oleh karena itu dalam surat di atas dikatakan, “Perpanjangan usia satu hari saja dapat menumpuk karunia kebajikan yang semakin besar”. Kita yang menerima dan mempertahankan Gohonzon serta menyebut Daimoku setiap hari harus dapat sungguh-sungguh mengetahui keagungan jiwa kita sehari-hari. ***


November 2018 | Samantabadra

37


38

Samantabadra | November 2018


November 2018 | Samantabadra

39


materi ajaran | gosyo cabang

Gosyo Cabang

Surat Perihal Menerima Dosa yang Sama

LATAR BELAKANG |

S

urat ini ditulis pada bulan 9 tahun Bun-ei ke-11 (1274), diberikan kepada Syijo Kingo yang telah berdialog tentang Hukum Buddha kepada majikannya, Micetoki Ema dan menganjurkannya untuk percaya. Isinya memberikan dorongan semangat kepada Syijo Kingo bahwa sekali saja ia menganjurkan majikannya untuk turut menganut – terlepas dari apakah orang itu turut percaya atau tidak – ia telah terhindar dari menerima dosa yang sama, serta memberi petunjuk agar semenjak sekarang berhati-hati dalam bertutur kata dan tidak memberi kesempatan kepada orang yang membencinya.

40

Samantabadra | November 2018

Tetapi, makna surat ini tidak terbatas hanya pada petunjuk mengenai keadaan yang teristimewa membahayakan badan Syijo Kingo saja, melainkan menjelaskan bahwa Hukum Buddha sangat mengutamakan keagungan jiwa. Orang yang melakukan dosa ini harus menerima penderitaan yang dalam dan berat, tetapi besar kecilnya dosa yang diterima tergantung besar kecilnya akibat imbalan terhadap orang tersebut. Oleh karena itu, di sini diterangkan teori mendasar tentang keagungan jiwa.


ISI GOSYO |

S

aya telah menerima uang dua Kan. Bagi makhluk berperasaan, tiada harta utama yang melebihi jiwa. Orang yang merampas jiwa pasti terjatuh ke dalam Tiga Dunia Buruk. Maka, Raja Cakravarti memulai sepuluh sila kebaikan dengan menjaga sila tidak membunuh makhluk hidup. Begitupun Sang Buddha pada awal pembabaran Sutra-sutra Hinayana menjelaskan Lima Sila yang dimulai dengan tidak membunuh makhluk hidup. Di dalam ajaran Mahayana Sutra Bommo, sepuluh susun sila larangan juga dimulai dengan sila tidak membunuh makhluk hidup. Bab Panjang Usia Sang Tathagata Saddharmapundarika-sutra Buddha Sakyamuni merupakan bab yang karunia kebajikannya setara nilainya dengan sila tidak membunuh makhluk hidup. Oleh karena itu orang yang membunuh makhluk hidup akan dibuang oleh para Buddha dari ketiga masa dan juga tidak dilindungi oleh Surga Kamadhatu yang keenam. Hal ini telah diketahui oleh para sarjana di dalam masyarakat, Niciren pun agaknya telah memahami. Akan tetapi, membunuh makhluk hidup ada bermacam-macam, yaitu tergantung ringan beratnya kesalahan orang yang dibunuh. Bila membunuh atau memusnahkan orang yang membunuh ayah bundanya, majikannya atau gurunya sendiri, meskipun sama-sama membuat dosa membunuh makhluk hidup, dosa beratnya akan berbalik menjadi dosa yang ringan. Hal ini telah diketahui oleh para sarjana di masyarakat. Tetapi, bila menyumbang musuh Saddharmapundarika-sutra – sekalipun ia bodhisattva yang maha maitri maha karuna pasti terjatuh ke dalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya. Meskipun seseorang berdosa karena melakukan lima dosa besar, bila ia membenci musuh Saddharmapundarika-sutra, pasti memperoleh kelahiran di Dunia Manusia atau Dunia Surga. Raja Sen-yo dan Raja Utoku yang menghantam 500 orang sehingga tak terhitung musuh Saddharmapundarika-sutra, sekarang terlahir kembali sebagai Buddha Sakyamuni. Muridmurid dari keluarga yang tak terhingga seperti Kasyapa, Ananda, Sariputra, Maudgalyayana dan lainnya pada waktu itu berada di barisan depan untuk menggempur kedudukan musuh atau membunuh serta menindasnya; mereka merupakan orang-orang yang turut bergembira dalam perjuangan melindungi Hukum Sakti. Bhiksu Kakutoku pada waktu itu adalah Buddha Kasyapa. Pada waktu itu, ia menganjurkan Saddharmapundarika-sutra kepada Raja Utoku. Ia merupakan pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang memiliki maitri karuna agung, yang telah menyerang dan menghancurkan musuh Saddharmapundarika-sutra, seperti menyerang dan menghancurkan orang-orang yang menentang orang tua mereka pada kehidupan yang lampau. Masa sekarang ini sama seperti masa Raja Sen-yo dan Raja Utoku. Jika raja negara pada waktu itu menerima dan mempergunakan kata-kata Niciren, akan terjadi masa seperti Raja Sen-yo dan Raja Utoku. Tetapi, karena tidak menggunakannya dan malahan mendukung musuh Saddharmapundarika-sutra, seluruh negara berbalik menyiksa Niciren. Dan, dari satu orang yang paling berkuasa sampai ribuan rakyat di bawahnya, semua menjadi pemfitnah Dharma yang melampaui kelima dosa besar. Sekarang, Anda sekalian juga merupakan orang yang berada di pihak raja negara pemfitnah negara ini, meskipun perasaan hati Anda sama dengan keinginan Niciren, tetapi badannya November 2018 | Samantabadra

41


berlainan; oleh karena itu sulit membebaskan diri dari menerima dosa yang sama. Karena itu, usaha memperdengarkan dan membabarkan Hukum ini pada telinga majikan, bukan main menakjubkan! Seandainya majikan Anda sekarang tidak menggunakan, bagaimanapun Anda telah terluput dari menerima dosa yang sama. Mulai sekarang, hendaknya Anda berhati-hati dalam bertutur. Pasti para dewa akan melindungi Anda. Niciren pun akan menyampaikan kepada para dewa. Hendaknya benar-benar berhati-hati. Sekarang, orang yang membenci Anda semakin sering mencari kesempatan. Pesta-pesta minum arak di malam hari harus dihentikan sama sekali. Hendaknya minum arak hanya bersama istri kalau ada yang kurang lengkap. Menghadiri pesta orang lain di siang hari harus tetap waspada. Kalau meninggalkan arak, musuh tidak akan mendapat kesempatan. Sekali lagi, hendaknya sungguh-sungguh waspada. Sekian. Tanggal 26 bulan 9 Surat Balasan Kepada Saemon-no-jo Dono Tertanda, Niciren

42

Samantabadra | November 2018


KUTIPAN GOSYO |

1

Bagi makhluk berperasaan, tiada harta yang utama melebihi jiwa. Orang yang merampas jiwa pasti terjatuh ke dalam Tiga Dunia Buruk. Keterangan: Bahwa jiwa merupakan sesuatu yang agung diakui oleh siapapun, tetapi bila dinyatakan mengapa jiwa itu agung, tak seorang pun dapat menjawabnya. Jawabannya hanya karena jiwa itu agung, maka dikatakan agung. Mengenai alasan mengapa jiwa itu agung, di sini dengan satu kalimat di atas dengan jelas telah dijawab. Bagi seluruh makhluk hidup, tujuan dan penciptaan nilai yang paling hakiki terletak pada menjaga dan mempertahankan hidup itu sendiri. Di sini, secara umum “makhluk berperasaan� dimaksudkan sebagai makhluk hidup yang berperasaan dan mempunyai kemampuan bergerak. Tetapi, bila berpikir bahwa pada pohon dan rumput juga, segala fungsi dan gerakannya adalah untuk mempertahankan kehidupannya, maka arti kalimat ini menjadi jelas. Yang dimaksud dengan agung adalah sesuatu yang hanya satu-satunya, tak dapat digantikan oleh apapun juga, tidak dapat dijadikan sebagai alat atau cara untuk tujuan lainnya; jiwa itu sendiri merupakan 5 tujuan yang hakiki. Hal ini jelas sekali dikatakan oleh Niciren Daisyonin sebagai “harta utama�. Apapun wujudnya, bila merampas, melukai, dan merusak benda yang amat disayangi oleh pemiliknya akan menjadi perbuatan yang berdosa. Dan, bila barang yang dirampas dan dirusakkan itu adalah

barang yang benar-benar disayangi oleh pemiliknya, perbuatan itu merupakan dosa yang besar dan dalam. Oleh karena jiwa itu merupakan harta utama bagi makhluk hidup, bila merenggutnya akan membuat dosa berat, sehingga pasti terjatuh ke dalam Tiga Dunia Buruk : Neraka, Kelaparan, dan Kebinatangan. Dalam hal ini, bagaimanakah seharusnya berpikir terhadap kenyataan bahwa seluruh mahluk hidup mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan mengorbankan makhluk hidup lainnya ? Kalau hanya berpikir dari segi ini, maka dalam hidup terus menerus menumpuk dosa. Sesungguhnya, dalam ajaran Hinayana dikatakan bahwa selama hidup terus menerus membuat dosa, sehingga akhirnya menyangkal kehidupan itu sendiri, yaitu dengan menganggap segala sesuatu kembali ada kosong (ku); dengan menghancurkan badan menjadi abu serta memusnahkan prajna akan tercapai kesadaran nirvana. Sebaliknya, agama Buddha ajaran Mahayana bukan hanya bertujuan tidak membuat dosa, meskipun melakukan pembunuhan, melalui ini makhluk hidup menyumbang jiwa dengan tujuan demi mencipta nilai kebaikan bagi masyarakat.

2

Bab Panjang Usia Sang Tathagata Saddharmapundarika-sutra. Buddha Sakyamuni merupakan bab yang karunia kebajikannya setara nilainya dengan sila tidak membunuh mahluk hidup.

November 2018 | Samantabadra

43


Keterangan: Seperti telah diketahui bersama, di dalam Bab Panjang Usia Sang Tathagata dengan terang dibabarkan pencapaian kesadaran Buddha Sakyamuni semenjak masa lampau yang amat jauh, bab yang mewujudkan kekekalan Dunia Buddha yang menetap dalam jiwa setiap manusia. Hidup-mati yang dikatakan di sini adalah hidup-mati yang telah ada sejak asal mula. Melalui hidup-mati ini jelas bahwa badan pokok jiwa tetap ada secara kekal. Oleh karena itu, Bab Panjang Usia Sang Tathagata merupakan teori filsafat yang unggul yang membuat seluruh umat manusia dapat merasakan dan mengetahui adanya jiwa kekal abadi dalam diri sendiri. dengan demikian, bagi Buddha Sakyamuni, pembabaran ini merupakan sumber pokok pelaksanaan tidak membunuh mahluk hidup.

3

Orang yang membunuh mahluk hidup akan dibuang oleh para Buddha dari ketiga masa, dan juga tidak dilindungi oleh Surga Kamadhatu yang keenam. Keterangan: Kalimat ini menerangkan bahwa semangat akar pokok Hukum Buddha adalah pantangan membunuh mahluk hidup, yang berarti sangat mengagungkan jiwa. Oleh karena itu, orang yang membunuh mahluk hidup dibuang oleh orang yang menyadari seluruh Hukum Buddha dari ketiga masa : lampau, sekarang, dan akan datang, yakni seluruh Buddha. Selain itu dalam kalimat ini diterangkan bahwa Raja Cakravarti, Dewa Mahabrama, Sakra Devanam Indra, dan lain-lain yang 44

Samantabadra | November 2018

berdiam di Surga Kamadhatu keenam – karena mereka terutama mempertahankan sila pertama tidak membunuh mahluk hidup, sehingga dilahirkan di Dunia Surga – tidak akan melindungi orang yang berdosa membunuh mahluk hidup. “Akan dibuang oleh para Buddha dari ketiga masa”, berarti pasti tidak akan mencapai kesadaran Buddha, bahkan tidak akan mendapatkan perasaan tenang dan kemantapan jiwa yang penuh kepuasaan. “Tidak dilindungi oleh Surga Kamadhatu Keenam” berarti, fungsi tenaga dunia luar, alam dan masyarakat, tidak akan bergerak timbul untuk melindungi jiwa orang-orang tersebut. Jadi, baik dari segi materi atau lingkungan, di manapun tidak dapat diandalkan, sehingga orang tersebut terjatuh ke dalam neraka penderitaan yang paling mendalam. Meskipun jiwa dikatakan sebagai sesuatu yang agung, tidak berarti keagungan jiwa itu merata. Seandainya seluruh keagungan jiwa itu merata, maka tiada apapun yang dapat kita makan, tak dapat mempertahankan jiwa sendiri, tidak bisa menghukum orang yang paling buruk sekalipun, sehingga dengan demikian keburukan akan merajalela dan kebaikan akan musnah. Dengan demikian, pada umumnya kita mengakui keagungan jiwa secara hakiki, tetapi pada khususnya tergantung kepada akibat imbalan masing-masing. Perbedaan sedikit banyaknya dosa yang diterima karena membunuh itu tergantung dari akibat imbalan tersebut. Meskipun dikatakan hanya mendapat sedikit imbalan, kalau membunuh, bagaimanapun tetap menimbun dosa. Yang terpenting adalah jangan membunuh mahluk hidup tanpa arti, tetapi hendaknya pengorbanan tersebut dapat digunakan untuk menghidupkan diri


sendiri demi menimbulkan kebaikan yang lebih besar. Bila membiarkan yang membawa pengaruh buruk pada seluruh jiwa, meskipun kelihatannya menjalankan kebaikan mengagungkan jiwa, sebenarnya membantu meningkatkan tenaga pengaruh buruk pada seluruh jiwa, sehingga mendapat dosa besar seperti yang terkandung dalam judul surat ini, “Menerima dosa yang sama�. Mengenai hal ini, bila sebaliknya dapat memperbaiki pegaruh buruk itu sehingga keburukannya tidak berpengaruh, maka akan menjadi kebaikan besar. Oleh karena itu, mengenai keagungan jiwa tidak dapat diselesaikan dengan teori khayalan saja. Kalimat ini menerangkan teori mendasar mengenai pelaksanaan yang tuntas untuk menjaga keagungan jiwa.

4

Bila membunuh atau memusnahkan orang yang membunuh ayah bundanya, majikannya atau gurunya sendiri, meskipun sama-sama membuat dosa membunuh makhluk hidup, dosa beratnya akan berbalik menjadi dosa yang ringan. Keterangan: Semua jiwa dalam perputaran ketiga masa menanggung bermacam-macam dosa yang dilakukannya, tetapi bila dipandang dari sudut sumber pokok jiwa, seluruh jiwa itu secara merata sama agungnya. Tetapi, meskipun bersifat demikian agung, masing-masing berlainan, tergantung dari berat ringannya dosa karma. Bila membunuh orang yang melimpahkan kasih sayang yang teramat besar bagi diri sendiri, akan memikul dosa yang dalam dan berat. Oleh karena itu, dikatakan bila

membunuh orang serupa ini akan menjadi dosa yang ringan. Tetapi hendaknya diperhatikan, bahwa kalimat ini bukan menganjurkan pembunuhan, melainkan hanya perumpamaan bahwa seandainya ada kejadian serupa itu, akan membuat dosa yang ringan. Dengan demikian, keputusan menjatuhkan hukuman mati bagi orang yang diputuskan berdosa melakukan pembunuhan berdasarkan kemasyarakatan atau hukum negara tidak dapat dibenarkan. Dan juga, karena perbedaan tingkat keagungan jiwa tergantung pada “berat ringannya kesalahan�, maka haruslah diketahui bahwa yang sebenarnya menyebabkan jiwa sendiri menjadi agung dan mulia adalah memusnahkan dosa karma yang diperoleh sendiri dalam perputaran ketiga masa dan mengusahakan terlaksananya perbuatan yang membawa kebaikan bagi seluruh jiwa di dalam masyarakat.

5

Tetapi, bila menyumbang musuh Saddharmapundarika-sutra – sekalipun ia bodhisattva yang maha maitri maha karuna pasti terjatuh ke dalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya. Keterangan: Saddharmapundarika-sutra, yakni Gohonzon, merupakan hukum sumber pokok jiwa alam semesta raya, sumber pokok yang menghidupkan seluruh jiwa. Orang yang memfitnah dan menindas Saddharma ini dapat memberikan pengaruh jahat ke seluruh jiwa, sehingga merupakan orang dari keburukan besar. Oleh karena itu, orang yang membantu keburukan besar ini, meskipun ia seorang yang tergolong dalam kebaikan besar November 2018 | Samantabadra

45


seperti bodhisattva yang maha maitri, karena satu hal ini saja akan terjatuh ke dalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya. Bagaimanapun seseorang telah menjalankan kebaikan welas asih selama waktu yang amat panjang dan gemar membantu orang lain, bila ia membunuh orang secara sadis, maka seketika itu juga orang tersebut menjadi penjahat besar. Dengan berpikir menurut kebiasaan dalam masyarakat, hal ini mudah dimengerti. Walaupun bodhisattva yang betapa maha maitri maha karuna, kebaikannya tidak dapat menyamai Saddharma itu sendiri. kekuatan Saddharma setara dengan alam semesta raya yang dapat memberikan manfaat kepada seluruh jiwa. Oleh karena itu, meskipun memiliki kebaikan yang bagaimanapun bila menentang dan memusuhi Saddharma, langsung akan menjadi terhapus dan bahkan berubah menjadi keburukan besar. Sebaliknya, seseorang yang melakukan keburukan lima dosa besar, tetapi mau melaksanakan kebaikan besar menjaga Saddharma, segera tertolong dari penderitaan besar neraka yang tak terputus-putus dan dapat dilahirkan di Dunia Manusia atau Dunia Surga. Selanjutnya, orang yang semenjak dahulu memiliki akar kebaikan sehingga tinggal di Dunia Manusia dan Dunia Surga, bila menindas orang yang memusuhi Hukum Sakti dan terus menjaga Hukum Buddha, ia akan mencapai kesadaran Buddha. Menjaga Hukum Sakti, yaitu menjaga Saddharmapundarika-sutra, berarti menjaga dan mendidik seluruh jiwa yang ada di alam semesta raya. Dengan berpikir demikian, orang yang menghantamnya membuat dosa kecil, 46

Samantabadra | November 2018

merusakkan jiwa dan bahkan dapat menelan kebaikan sangat besar. Tetapi, “mematahkan, membunuh, atau merusakan” musuh Saddharmapundarikasutra di sini terdapat dalam Hukum Buddha sebelum Buddha Sakyamuni adalah “menghentikan sumbangan”, jadi tidak berarti membunuh.

6

Meskipun perasaan hati Anda sama dengan keinginan Niciren, tetapi badannya berlainan; oleh karena itu sulit membebaskan diri dari menerima dosa yang sama. Karena itu, usaha memperdengarkan dan membabarkan Hukum ini pada telinga majikan, bukan main menakjubkan! Seandainnya majikan Anda sekarang tidak menggunakan, bagaimanapun Anda telah terluput dari menerima dosa yang sama. Keterangan : Teori mendasar “menerima dosa yang sama” menunjukan ketegasan Hukum Buddha. “Menerima dosa yang sama” berarti, meskipun diri sendiri tidak melakukannya, dengan ikut mendukung, sama saja artinya, sehingga mendapat dosa. Dengan demikian, walaupun diri sendiri tidak ingin merusak Hukum Sakti, tetapi membiarkan orang lain merusakkannya sesuai dengan teori mendasar “menerima dosa yang sama”, sebagai akibat berarti menyetujui atau berkeinginan sama. Di dalam Surat Balasan Kepada Soya Dono dikatakan, “kalau melihat musuh Saddharmapundarika-sutra dan tidak menindasnya maka baik guru maupun murid tidak diragukan lagi pasti terjatuh ke dalam neraka yang tak terputus-putus penderitaannya”. (Gosyo Hal.1058).


Ema, majikan Syijo Kingo, adalah seorang penganut Bhiksu Ryokan dari Kuil Gokuraku yang menghendaki dan merencanakan untuk menindas Niciren Daisyonin. Maka, kalau Syijo Kingo yang merupakan bawahan membiarkan hati kepercayaan Ema, dalam pengertian yang luas, tidak dapat menghindarkan diri dari “menerima dosa yang sama”. Di dalam struktur masyarakat pada waktu itu, kepercayaan merupakan sesuatu yang menjadi dasar yang mengakar dengan kuat dalam kehidupan. Dalam suasana seperti itu bukanlah hal yang mudah bagi seorang pegawai untuk memberitahukan hati kepercayaan kepada majikannya. Sekalipun memiliki ketekadan hati yang kuat, tetap bukan hal yang mudah. Akan tetapi, keberanian Syijo Kingo yang telah memberitahu Hukum kepada majikannya tanpa takut, dipuji oleh Niciren Daisyonin dalam surat ini sebagai, “karena itu, usaha memperdengarkan dan membabarkan Hukum ini pada telinga majikan bukan main menakjubkan!” Sikap Syijo Kingo ini mengajarkan kita bahwa di dalam keadaan yang

bagaimanapun, di antara orang banyak yang menentang, yang terpenting adalah tetap menjalankan prinsip hati kepercayaan di dalam diri sendiri dan melaksanakan pelaksanaan penyebaran Hukum secara berkelangsungan. Tetapi, untuk masyarakat jaman sekarang, “majikan” adalah masyarakat itu sendiri, yaitu orang-orang yang membentuk masyarakat itu. Oleh karena itu, pada jaman sekarang, orang yang mengajarkan hukum sesungguhnya dengan menyebarkan Saddharma di dalam masyarakat merupakan orang-orang yang dapat menghindari “menerima dosa yang sama”.***

Catatan

November 2018 | Samantabadra

47


48

Samantabadra | November 2018


November 2018 | Samantabadra

49


materi ajaran | forum diskusi

Forum Diskusi

Ketuhanan dalam Agama Buddha Niciren Syosyu Pertanyaan : Agama-agama yang lain dapat menceritakan bagaimana asal mula manusia, bagaimana konsep Agama Buddha mengenai hal ini ? Jawab : Jangka waktu yang diperkirakan para ahli antara saat terbentuknya hidup organik di planet kita dan munculnya manusia tiga milyar tahun. Selama itu bentuk hidup yang tidak terhitung banyaknya muncul dan mati. Penjelasan pada beberapa agama tentang teori penciptaan atau asal usul manusia sangat bertentangan dengan kenyataan ilmiah dan dan penemuan bukti otentik. Agama Buddha tidak mengenal adanya sesosok manusia atau kekuatan yang menciptakan manusia dan alam semesta (Tuhan) tetapi segala gejala baik makhluk hidup maupun alam semesta terjadi dan berproses dengan kekuatannya sendiri. Sebagai contoh : Lumut dapat tumbuh di dinding yang bersih, hal ini karena adanya jodoh matahari, air dan udara sehingga lumut itu dapat tumbuh. Contoh sederhana ini dapat menjelaskan dengan tepat bagaimana asal mula manusia. Oleh karena itu asal mula manusia adalah suatu proses evolusi yang sangat panjang sejak milyaran 50

Samantabadra | November 2018

tahun yang lalu, sehingga membentuk kehidupan yang seperti sekarang ini. Teori Darwin mengenai evolusi manusia mendekati suatu bentuk kebenaran, karena manusia tidak diciptakan, tetapi berevolusi dan berkembang sesuai dengan kekuatannya masing-masing. Manusia sekarang adalah hasil evolusi dan perkembangan dari makhluk hidup yang hidup milyaran tahun yang lalu. Pertanyaan : Bagaimana setelah kita meninggal apakah kita akan masuk ke Neraka atau Surga? Jawab : Agama Buddha tidak mengenal adanya Neraka dan Surga setelah kematian seperti yang digambarkan dalam agama-agama yang lainnya. Neraka atau Surga adalah suatu keadaan / kondisi jiwa seseorang. Neraka dalam bahasa Jepang disebut Jigoku, yang berarti keadaan jiwa seseorang yang tertekan oleh penderitaan dan tidak dapat berkutik sedikitpun sampai-sampai tak bisa mengeluarkan nafsu apapun, kebebasan sudah tiada sama sekali. Jadi Neraka itu dapat kita rasakan semasa kita sedang hidup, begitu juga Surga. Surga adalah suatu keadaan jiwa gembira dan berseri-seri.


Menurut Sanju Hiden Syo : Dunia Surga terdiri dari enam Surga Kamadhatu, delapan belas Surga Rupadhatu dan empat Surga Arupadhatu. Ketiga macam Dunia Surga ini dimaksudkan untuk membedakan mutu kegembiraan manusia. Orang yang berada di Dunia Surga, hidupnya penuh keberisian, kegembiraan dan waktu terasa singkat. Dalam Gosyo Musyimoci, Buddha Niciren Daisyonin berkata : “Di manakah tempatnya Dunia Neraka maupun Dunia Surga ? Ada Sutra yang mengatakan bahwa Dunia Neraka terdapat di bawah tanah, sementara ada yang mengatakan bahwa Dunia Buddha terdapat di sebelah Barat. Tetapi kalau kita renungkan secara cermat, tampaknya kedua-duanya terdapat dalam tubuh kita yang setinggi 5 kaki ini”. Menurut anggapan kita selama ini, baik Dunia Surga maupun Dunia Neraka adalah sesuatu tempat yang kita tuju setelah kita meninggal. Tetapi menurut Saddharmapundarika-sutra diuraikan bahwa segala sesuatu itu baik Dunia Surga atau Dunia Neraka terdapat pada masa hidup ini. Pertanyaan : Jika begitu bagaimana setelah kita meninggal, kemanakah kita akan pergi ? Apa yang terjadi setelah kematian ? Jawab : Dalam sebuah Gosyo, Buddha Niciren Daisyonin pernah mengatakan : “Pelajarilah dahulu perihal kematian, barulah sesudah itu pelajari hal-hal lainnya”. Setelah kematian, jiwa kita tidak musnah melainkan menjadi sunyata. Jiwa kita dan Hukum yang menimbulkan kehidupan dan kematian dalam alam semesta ini merupakan satu

kesatuan. Jiwa manusia sesungguhnya merupakan suatu keberlangsungan yang tidak ada awal dan akhir, ini mengacu pada pengertian bahwa adanya suatu hakikat yang abadi. Pemahaman yang benar harus didasarkan pada konsep Sunyata, yang mana terdapat hukum dunia materi yaitu tidak mungkin terdapat suatu perubahan dari “Ada” menjadi “Tidak Ada” atau sebaliknya. Contohnya energi listrik bisa berubah menjadi energi kinetik, tetapi tidak mungkin suatu energi muncul dari suatu keadaan tidak ada, dan energi tidak bisa tiba-tiba menghilang. Inilah Hukum Kekekalan Energi. Jiwa manusia sebenarnya mempunyai energi kejiwaan. Pada energi kejiwaan ini pun berlaku Hukum Kekekalan Energi. Jadi jiwa yang hidup adalah energi kejiwaan yang aktif, sedangkan jiwa yang mati adalah energi kejiwaan yang pasif. Apabila kita melihat kematian dari sudut pandang jiwa kekal abadi, maka adanya kematian tidak lain adalah untuk kelahiran dan kehidupan yang akan datang, serta untuk semakin memperkaya kehidupan itu sendiri. Buddha Niciren Daisyonin mengungkapkan tentang kematian dengan lebih tegas dengan prinsip Kesatuan Hidup dan Mati Yang Tak Terpisahkan (Syoji Funi), ini ingin menerangkan bahwa hidup dan mati pada hakikatnya satu adanya. Contohnya ketika kita bangun dan tidur, pada waktu tidur kita mengalami kematian semu dan setelah bangun kita hidup kembali tetapi diri kita sebelum dan sesudah tidur tetap sama. Seluruh jiwa alam semesta mengalami hal yang sama. Kematian akan mengakiri kehidupan dan selanjutnya kematian ini akan membawa kehidupan baru, sehingga perjalanan hidup mati dari suatu jiwa tidak akan ada akhirnya. November 2018 | Samantabadra

51


Jiwa kita semasa hidup menjadi nyata dengan adanya tubuh kita, tetapi setelah kita mati jiwa kita menjadi sunyata, karena itu dikatakan setelah kematian pun tetap ada “Aku� nya jiwa manusia yang merasakan kegembiraan, penderitaan ataupun keserakahan. Keadaan jiwa baik dalam keadaan hidup ataupun mati, jiwa kita berakar mendalam pada jiwa alam semesta. Jadi setelah meninggal secara sederhana jiwa kita terpadu dengan jiwa alam semesta dan sesuai dengan karma yang telah dibuat menunggu jodoh untuk terlahir kembali. Pertanyaan : Banyak orang mengalami fenomena adanya makhluk halus alias roh, hantu, setan atau jin, bagaimana agama Buddha menjelaskan ini ? Jawab : Agama Buddha tidak mengenal konsep roh, tetapi jiwa. Manusia setelah meninggal, jiwanya menjadi sunyata sehingga tidak dapat dilihat. Jiwa manusia itu sama seperti energi karena itu lebih tepat disebut Energi Kejiwaan. Energi tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Energi Kejiwaan ketika manusia hidup menjadi nyata dengan adanya tubuh, setelah kematian jiwa menjadi sunyata. Jiwa sesudah kematian itu dapat dibayangkan sebagai aneka macam gelombang radio yang terdapat di sekeliling kita. Di antara gelombang-gelombang itu ada yang membawa alunan musik yang indah, ada irama klasik atau jazz, tetapi ada juga gelombang yang membawa suara manusia yang penuh dendam. Semua gelombang itu tidaklah menghilangkan satu sama lain, dan juga mereka tidak 52

Samantabadra | November 2018

saling bergabung. Semua gelombang itu terdapat di ruangan di mana kita berada tetapi tak dapat dilihat oleh mata kita. Gelombang itu hanya dapat ditangkap dengan menggunakan pesawat radio atau televisi yang dapat mengubah gelombang tersebut menjadi gambar atau suara. Jadi jika sebagian orang pernah mengalami keadaan bertemu dengan roh, hantu atau sebagainya adalah merupakan jiwa-jiwa manusia yang ada diseluruh alam semesta ini yang membawa karmanya masingmasing. Pertanyaan : Apakah dalam Agama Niciren Syosyu terdapat pemahaman mengenai reinkarnasi ? Jawab : Kelahiran kembali tidak sama dengan reinkarnasi, dan lebih tepat disebut Rebirth atau tumimbal lahir yang berarti lahir berulang-ulang. Reinkarnasi secara harfiah terdiri dari dua suku kata yakni re dan inkarnasi yang berarti lahir baru jadi reinkarnasi dalam pengertian ini diartikan bahwa jika sekarang kita terlahir sebagai manusia maka seterusnya akan terlahir sebagai manusia kembali, begitu seterusnya, tetapi pengertian tumimbal lahir adalah jiwa itu akan terus mengalami kelahiran yang berulang-ulang, dan jiwa itu dapat terlahir sebagai manusia atau makhluk lainnya (binatang, tumbuhan, dan entitas lain) sesuai dengan karma yang dibuat. Dalam Ajaran Theravada dikatakan bahwa setelah kematian kita akan mencapai Nirvana, tetapi dalam Saddharmapundarika-sutra dikatakan bahwa hakikat dan keadaan sebenarnya


dari jiwa adalah mengulangi hidup mati secara kekal. Pertanyaan : Bagaimana proses kita dapat dilahirkan kembali ? Jawab : Jiwa kita ketika mati akan terbuka ke seluruh alam semesta, tetapi pada suatu saat ia pasti akan mengumpulkan kembali zat-zat yang terdapat di dalam alam semesta untuk mewujudkan dirinya. Dalam hal ini jiwa yang terlahir kembali adalah tidak berbeda dari jiwa yang dahulu pernah hidup dan mati, sehingga ia akan mengumpulkan zat-zat yang ada di alam semesta sesuai dengan kecenderungan jiwa yang telah terpahat di dalam jiwanya. Semua itu tergantung pada saat kematian menjelang, dalam dunia apa kita berada, jika kita meninggal dalam dunia neraka maka kemungkinan kita akan dilahirkan kembali dalam kehidupan yang mempunyai kecenderungan dunia neraka yang lebih kuat, begitu sebaliknya. Jiwa kita setelah melebur menjadi satu dengan jiwa alam semesta akan terus mengumpulkan kekuatannya untuk dapat menemukan jodoh agar dapat terlahir kembali. Dalam kalimat Gosyo dikutip sebagai berikut : “Memperkecil seluruh alam semesta ke dalam satu jiwa adalah nyo… jasmaninya meluas ke seluruh penjuru alam, sementara hatinya memasuki seluruh makhluk berperasaan”. Ini berarti “Aku” nya jiwa manusia yang telah mati akan terwujud kembali menjadi zygot atau lainnya, hal ini diperjelas dalam Ongi Kuden yang berbunyi : “Memperkecil seluruh alam semesta ke dalam satu jiwa …”, jasmaninya meluas ke sepuluh penjuru alam” berarti

jiwa kita atau khususnya jasmani kita terbentuk dari zat-zat yang terdapat di alam semesta. Karena itu di dalam zygot atau bentuk lainnya terkandung seluruh kemampuan untuk menjadi manusia atau makhluk lainnya di kemudian hari sama seperti biji kelapa di dalam terkandung seluruh kemampuan untuk menjadi sebuah pohon kelapa. Jiwa kita yang telah terbentuk menjadi zygot atau bentuk lainnya menunggu jodoh yang tepat untuk mewujudkan jati dirinya. Jodoh di sini adalah proses pembuahan atau bentuk lainnya yang mempunyai kecenderungan yang sama dengan keadaan jiwa tersebut. Setelah mendapatkan jodoh yang tepat maka zygot atau bentuk lainnya akan terlahir kembali menjadi manusia atau makhluk lainnya. Contoh: Air yang kita minum, tentu saja tidak akan hilang begitu saja tetapi setelah diproses dalam tubuh akan dibuang keluar dan mengalir kembali ke lautan luas, dengan adanya jodoh matahari dan awan melalui proses penguapan maka turun kembali menjadi hujan dan air itu kembali menjadi air yang kita minum. Proses jiwa manusia adalah sama seperti hal ini. Setelah kematian jiwa kita kembali melebur ke jiwa alam semesta setelah mendapatkan jodoh yang tepat maka akan teerlahir kembali. Pertanyaan : Apakah mungkin ada kehidupan selain di bumi kita ini ? Jawab : Secara teori Agama Buddha memungkinkan adanya kehidupan selain di bumi ini, karena Alam semesta itu adalah sedemikian luasnya dan tidak November 2018 | Samantabadra

53


terbatas. Kehidupan di bumi hanyalah bagian terkecil dari seluruh alam semesta. Bumi kita terletak di Galaksi Bima Sakti yang merupakan bagian dari seluruh tatanan alam semesta, sehingga dimungkinkan terdapat ribuan atau ratusan ribu Galaksi lain selain Galaksi yang kita tempati ini. Bahkan sejalan dengan perkembangan teknologi, baru-baru ini kita telah menemukan lainnya yang berada di luar Galaksi Bima Sakti yakni Galaksi Andromeda, jika terdapat satu tatanan kehidupan seperti di Bumi, maka kemungkinan akan terdapat kehidupan lain di Galaksi lain. Tentu saja kehidupan di sini tidak harus diartikan sama seperti di bumi, bentuk kehidupan itu sendiri beraneka ragam. Para Filsuf Buddhis sejak dahulu kala mengembangkan gagasan tentang alam semesta yang memiliki Tanah Buddha yang tidak terbatas jumlahnya, yang menyebar ke semua arah di alam semesta dan memenuhi seluruh waktu yang tak terbatas sejak dari masa lalu yang tidak terbatas sampai masa mendatang yang langgeng. Buddha Niciren Daisyonin dalam Gosyo Balasan kepada Tayo-no-sakan dikatakan : “Satu dunia (Shitenge) terbentuk dari Gunung Semeru dan empat benua yang mengelilinginya serta planet-planet lainnya. Sepuluh milyar dunia membentuk satu Sistem Dunia Kecil, seribu Sistem Dunia Kecil membentuk satu Sistem Dunia Sedang, dan seribu Sistem Dunia Sedang membentuk satu Sistem Dunia Besar�. Ini berarti bahwa kehidupan di alam semesta adalah tak terbatas jumlahnya, sehingga Buddhisme tidak hanya tertutup atau terpancang pada pengertian dunia kita yang kecil ini saja tetapi mencakupi seluruh alam semesta raya baik secara mikro maupun makro kosmos. 54

Samantabadra | November 2018

Pertanyaan : Bagaimana Agama Buddha memandang tentang adanya konsep kiamat ? Jawab : Konsep Kiamat dalam pandangan Agama Buddha adalah suatu bentuk kewajaran dari alam semesta. Kiamat tidak dibuat oleh suatu kekuatan dari luar (Tuhan) yang menjatuhkan hukuman kepada manusia, tetapi kiamat atau kehancuran itu merupakan suatu proses alami dari sesuatu yang berbentuk dan berkehidupan. Bumi adalah bagian dari alam semesta yang juga mengalami proses lahir, tumbuh, sakit dan mati. Setiap hari diseluruh alam semesta terdapat ribuan bintang yang musnah dan kemudian akan muncul bintang baru. Bumi adalah salah satu bagian terkecil dari bintang-bintang yang ada diseluruh alam semesta ini. Sama halnya dengan manusia bumi (bintang) juga mengalami kelahiran/ pembentukan, tumbuh/berkembang, sakit/ kelapukan dan mati/musnah. Kehancuran sebuah bintang (bumi) maka akan muncul kembali sebuah bintang baru dan kehidupan baru demikian seterusnya tanpa ada akhir. Jadi jelaslah konsep kiamat dalam agama lain yang mengatakan bahwa kiamat itu dapat karena suatu hukuman dari sesosok yang dinamakan Tuhan, sama sekali tidak benar / tepat. Kiamat atau kehancuran itu adalah sebuah gejala alami dari alam semesta.***


Catatan

November 2018 | Samantabadra

55


wawasan

A

Kaidah Kalimat Baku dalam Bahasa Indonesia

da perkembangan baru dalam bahasa Indonesia. Ketika kita masih bersekolah pada tahun 1980-an, guru-guru bahasa Indonesia mengajari kita kata-kata berimbuhan seperti mempercayai, mempelajari, mempengaruhi, mempedulikan, mempesona. Namun kini mulai tahun 2017 bermunculanlah memercayai, memelajari, memengaruhi, memedulikan, memesona di media massa, cetak maupun elektronik. Sebagai penutur bahasa Indonesia, kita perlu menggunakan bentukan kata yang benar, atau paling tidak sekadar mencermati hal ini sehingga tidak terkecoh. Melihat perkembangan baru dalam bahasa Indonesia, kita, umat BuddhaNSI, penutur bahasa Indonesia, wajib mengetahui pilihan bentukan-kata yang benar berdasarkan prinsip kebahasaan yang berlaku secara baku. Sebagaimana kita ketahui di bangku SMA dahulu, imbuhan bahasa Indonesia itu terdiri atas awalan, sisipan dan akhiran. Awalan, contohnya: me-, ber-, per-,di-, ter-. Sisipan, contohnya: -el-, gigi jadi geligi. Akhiran ialah - an, - kan. masukan dengan masukkan. Terhadap kata-kata tertentu dengan huruf pertama tertentu tidak ada perubahan bunyi: me- + lakukan = melakukan. Namun, terhadap kata-kata tertentu dengan huruf pertama tertentu ada perubahan bunyi: me - + terbitkan = menerbitkan. Fokus 56

Samantabadra | November 2018

2. Di KBBI edisi III dan IV, lema kita kata-kata berawalan huruf yang ada hanya hati. Perhati p: pelajari, percaya, pengaada, tetapi penjelasannya ruh, peduli, pesona. Kata-kata merujuk ke lema hati. Dua berhuruf pertama p termasuk edisi terakhir KBBI kembali golongan kedua, mengalami merujuk kepada KBBI asal, peleburan bunyi: me- + pukul = yaitu KBBI I. Sehingga, benmemukul. Inilah aturan potuk afiksasi yang terbentuk koknya – semua kata dengan kembali menjadi memperhahuruf pertama p akan lebur jadi tikan, dengan kata dasarnya m: pelajari, percaya, pengaruh, adalah hati. Kenyataannya, peduli, pesona ditambah yang inkonsistensi terjadi – selain sudah berakhiran – i perangi, karena kamus besar bahasa payungi Indonesia sendiri tidak konBerikut ini yang tersisten – juga karena masyaramasuk perkecualian: kat pengguna bahasa juga promosi, posisikan, tidak terlalu akrab dengan produksi, proses, memkamus. Banyak kebingungan promosikan, memterjadi. Namun, jika meruproduksi, memproses juk kepada KBBI yang paling . Untuk gampangnya, baru, KBBI edisi IV, bentuk mengapa kata-kata ini yang tepat digunakan untuk p-nya tidak lebur jadi m? ragam bahasa formal adalah Karena promosi, posisimemperhatikan, dengan kata kan, produksi, proses dasar hati (Majalah Intisari berasal dari bahasa Edisi Mei 2012) Inggris. Yang agak sulit ialah punya dan perhatikan. Ada perdebatan di antara para pemerhati bahasa Indonesia. Ada yang berpendapat mempunyai dan memperhatikan yang benar. Ada yang berpendapat memunyai dan memerhatikan yang benar. Saya berpendapat mempunyai dan memperhatikan yang benar. Alasannya: 1. punya -- mempunyai, bukan memunyai. Penyebab: kebiasaan (Beritagar.id)

Demikianlah sekadar menambah wawasan pembaca tentang beberpa catatan tentang mana yang benar. tentunya bahasa Indonesia terus berkembang. Kita perlu terus memperhatikan dan mengikutinya agar bahasa Indonesia kita mengikuti zaman. Melihat perkembangan terkini bahasa Indonesia, kita, umat Buddha NSI, penutur bahasa Indonesia, seyogianya mengetahui pilihan bentukankata yang betul berdasarkan prinsip kebahasaan yang berlaku standar. (Kyanne Virya)

Referensi: Berita Tagar, Mempunyai atau Memunyai?, oleh Ivan Lanin Majalah Intisari Edisi Mei 2012


wawasan

Hari AIDS Sedunia Kemajuan Harapan Hidup Bagi ODHA Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember diperingati untuk tumbuhkan kesadaran tentang HIV/AIDS. Bagaimana kita memperlakukan orangorang yang mengidap HIV/AIDS? Di abad 21, komentar yang menyudutkan mereka yang terinfeksi HIV jelas tidak bermartabat. Apalagi menengok ke belakang, sejak epidemi AIDS di tahun 1980-an, masyarakat memperlakukan mereka yang terinfeksi HIV atau orang yang hidup dengan AIDS (ODHA) dengan sangat buruk. Saat itu, selain ODHA dikucilkan dari pergaulan masyarakat, perawatan untuk mereka pun belum seoptimal sekarang. ODHA dibiarkan mati perlahan dalam kesepian. Sampai kini belum ada obat yang bisa secara tuntas menyembuhkan AIDS. Kabar baiknya, meski tak ada obat penyembuh, kini tingkat harapan hidup mereka yang terinfeksi HIV dan menjalani terapi Antiretroviral hampir menyamai tingkat harapan hidup mereka yang tidak terinfeksi HIV. Profesor Helen Stokes-Lampard dari Royal College GP seperti dikutip BBC mengatakan adalah sebuah capaian medis yang luar biasa bahwa infeksi HIV yang tadinya memiliki prognosis buruk sekarang bisa dikelola, dan mereka yang terinfeksi HIV bisa hidup secara signifikan lebih lama. Bagaimana di tanah air? Bila di negara maju seperti AS masih ada orang yang bergerak di dunia medis mengeluarkan pernyataan tak sensitif soal ODHA dan mereka yang terinfeksi HIV seperti Betty Price, bagaimana dengan di Indonesia? Sayangnya, persoalan ODHA dan mereka yang terinfeksi HIV tak hanya tentang mengelola virus mematikan ini hingga tak segera merenggut nyawa. AIDS adalah penyakit yang membawa dampak sosial buruk bagi mereka yang menderita. Stigma bahwa ODHA adalah orang-orang yang pantas menerima azab kematian dari Tuhan karena dosa-dosa mereka adalah hal yang jamak. Penyakit AIDS kerap dikaitkan dengan perilaku

seks bebas (terutama homoseksual) dan narkoba. Karenanya, simpati pada ODHA nyaris tak ada, padahal mereka adalah orang-orang yang rentan dengan kematian bila tak mendapat perawatan paripurna. Bandingkan perlakuan masyarakat dengan mereka yang juga mengidap penyakit mematikan seperti kanker. Bisa dibayangkan bagaimana simpati dan doa mengalir tak putus-putus pada pasien jenis penyakit ini. Edukasi jelas jalan terbaik untuk melenyapkan stigma pada ODHA dan mereka yang terinfeksi HIV. Masyarakat harus terus-terusan diajarkan tak hanya tentang bagaimana menghindari penularan AIDS, tapi juga soal bersosialisasi secara beradab dan manusiawi dengan ODHA. Mitos-mitos tak bermutu seperti hanya mereka yang homoseksual dan pengguna narkoba yang mungkin terinfeksi HIV perlu ditepis. Faktanya, bayi yang tak berdosa pun bisa terinfeksi HIV. Sejatinya seperti penyakit mematikan lainnya, siapa saja bisa terkena HIV/AIDS, termasuk ibu rumah tangga yang setia pada suami, mereka yang tak pernah berhubungan dengan sesama jenis atau tak pernah menyentuh pekerja seks komersial. Mengapa takut? Yang pasti, masyarakat harus paham hal yang sangat mendasar: tak perlu takut melakukan kontak fisik dengan ODHA. Berjabat tangan dan bersentuhan dengan ODHA tidak akan membuat seseorang terinfeksi HIV. Virus HIV tak bisa berpindah lewat udara, sentuhan, keringat, air mata, atau pertukaran saliva. Ia biasanya berpindah lewat hubungan seksual tanpa proteksi (karena adanya pertukaran cairan tubuh) dan jarum suntik yang terkontaminasi virus HIV. ODHA hamil yang tidak melakukan terapi kemungkinan besar menularkan virus HIV pada bayinya, termasuk lewat ASI. ODHA dan mereka yang terinfeksi HIV dengan terapi terkini Antiretroviral bisa menjalani hidup yang nyaris sama kualitasnya dengan mereka November 2018 | Samantabadra

57


yang tidak terinfeksi HIV. Bila mereka diasingkan dan tidak diterima secara baik oleh masyarakat, bisa dibayangkan bagaimana kita sesungguhnya melenyapkan berbagai potensi yang ada pada mereka. Ada banyak rujukan yang dengan mudah dicari bila ingin memahami bagaimana menghindari penularan AIDS/HIV. Tapi bila masyarakat sudah lebih dulu antipati pada ODHA dan mereka yang terinfeksi HIV,

syukur-syukur berempati—pada keinginan untuk memahami ODHA dan mereka yang terinpun buyar. Simpati dan empati adalah barang langka, apalagi feksi HIV. (Sumber: https://www.dw.com/id/hari-aidsbila harus membaginya dengan sedunia-kemajuan-harapan-hidup-bagimereka yang mengusung stigma odha/a-41484185) seperti ODHA. Mungkin cara termudah adalah dengan menempatkan diri pada posisi mereka, bagaimana bila saya yang terinfeksi HIV? Atau bagaimana bila orang-orang yang saya cintai ternyata ODHA? Apa rasanya terasing, ditakuti, belum lagi dihujat? Mungkin dengan cara ini kita bisa lebih bersimpati—

Resep Sup Krim Makaroni Bahan-bahan: 1. 200 gram macaroni 2. 1 jagung manis 3. 3 siung bawang merah 4. 3 siung bawang putih 5. secukupnya Ladaku 6. secukupnya Royco 7. Bawang daun (topping) 8. Seledri 9. 3 sendok makan tepung maizena 10. 1 butir telur Langkah: 1. Rebus secara terpisah makaroni dan jagung 2. Blender bawang merah dan putih (pakai sedikit air) dan masukan ke dalam panci untuk siap dimasak. 3. Lalu tambahkan dua gelas air matang, panaskan sampai mendidih. 4. Masukan telur, aduk-aduk dalam panci agar tidak menggumpal. 5. Masukan jagung dan makaroni yang sudah direbus tadi. 6. (Secara terpisah) larutkan 3 sendok makan tepung maizena dengan setengah gelas air dalam mangkuk, lalu masukkan ke dalam panci. 7. Tambahkan royco dan ladaku sesuai selera. 8. Jika sudah mendidih, matikan kompor. Dan siap dihidangkan. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/6194233-macaroni-corn-cream-soup

58

Samantabadra | November 2018


kesehatan

Manfaat Tepung Kelapa bagi Kesehatan A

pakah Anda pernah menggunakan tepung kelapa sebagai bahan yang dicampurkan untuk membuat roti, muffin, cupcake, atau panekuk? Ternyata tepung ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Apa itu tepung kelapa? Tepung kelapa adalah tepung yang berasal dari daging kelapa yang didapat setelah santan atau minyak kelapa dihasilkan. Bentuknya menyerupai tepung terigu berupa serbuk putih halus. Tepung ini diklaim memiliki banyak manfaat kesehatan yang lebih baik dari tepung biasa. Tepung ini diklaim 100 persen bebas gluten. Karena tidak mengandung gluten, tepung ini dianggap ideal bagi siapa saja yang intoleransi terhadap gluten. Tepung kelapa memiliki 58 persen kandungan serat, kandungan serat pada tepung ini lebih tinggi  jika dibandingkan dengan tepung terigu sehingga bisa memenuhi asupan serat harian Anda. Menurut salah seorang praktisi kesehatan dr. Claudia Anggi Citra Putri, tepung November 2018 | Samantabadra

59


kelapa mengandung serat pangan 11 gram dalam 50 gram sediaan. Dengan demikian dapat dikatakan tepung kelapa memilliki kandungan serat 14 kali lebih banyak dibandingkan dengan tepung terigu. 1. Mengendalikan gula darah Karena tepung kelapa mengandung serat yang tinggi, tepung ini dapat mengontrol gula darah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2003 menemukan bahwa mengganti tepung terigu dengan tepung yang dibuat dari kelapa ini dapat menurunkan indeks glikemik (ukuran dampak makanan terhadap gula darah). Anda yang takut diabetes atau memang sudah mengidap diabetes bisa mengganti tepung terigu dengan tepung kelapa untuk mengontrol gula darah Anda. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Inovatif Food Science & Emerging Technologies juga telah mengonfirmasi temuan ini. 2. Menurunkan berat badan Serat makanan pada tepung ini dapat membantu mengendalikan kadar glukosa sehingga memungkinkan untuk membantu mengontrol gula darah. Makanan serat tinggi juga dipercaya dapat menjaga perut kenyang lebih lama sehingga dengan mengonsumsi tepung kelapa dapat membantu mengontrol nafsu makan dan berat badan. Tepung ini juga mengandung tinggi protein, rendah lemak, 60

Samantabadra | November 2018

dan mengandung asam laurat yang sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh dan kulit. Tepung yang dihasilkan dari ampas santan ini juga mengandung mangan yang membantu dalam penyerapan mineral penting. 3. Membantu metabolisme Selain tinggi serat dan protein, tepung ini juga memiliki gizi yang sangat tinggi. Salah satu gizi tinggi di dalam tepung adalah tingginya kandungan lemak jenuh yang sehat dalam bentuk asam lemak rantai sedang (MCFA). Lemak jenuh dalam bentuk asam lemak rantai sedang ini digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi dan membantu mendukung metabolisme yang sehat, serta kadar gula darah yang seimbang. 4. Membantu kesehatan pencernaan Tepung yang memiliki tekstur sama dengan tepung terigu ini

juga dapat membantu Anda untuk memiliki pencernaan yang sehat karena tepung ini memiliki kepadatan nutrisi yang sangat tinggi. Penelitian telah menunjukkan bahwa tepung kelapa dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida pada orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi. Sedangkan tingginya kandungan serat makanan yang larut maupun tidak larut di dalam tepung kelapa dapat membantu menyehatkan usus. Sumber:

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/ manfaat-tepung-kelapa-kesehatan/ https://health.detik.com/beritadetikhealth/d-4289735/konsumsi-tepungkelapa-bisa-bantu-kontrol-gula-darah ?a=2.22739259.1053694699.15415028161964058941.1528178203


Hai anak-anak NSI! Kali ini ayo kita mewarnai sesuai dengan nomor pada gambar. Ikuti petunjuk, kemudian kamu akan tahu gambar apa ini.

1: abu-abu 3: oranye 2: merah 4: kuning

5: hijau 6: biru

7: coklat

Sumber: https://festival-collection.com

November 2018 | Samantabadra

61


wawasan

Lima Desa Unik di Indonesia Berbicara soal kekayaan dan keindahan alam Indonesia memang tiada habisnya. Rasanya setiap ujung yang ada di Indonesia memiliki cerita dan keindahan tersendiri. Laut dan daratan Indonesia telah membentuk suatu keindahan yang tak jarang negara lain punya. Salah satunya adalah desa-desa unik yang sangat kental akan budaya dan sangat menggoda untuk dikunjungi.

1. Desa Wae Rebo

2. Desa Penglipuran

Desa unik pertama yang dimiliki Indonesia dan telah mendunia adalah Desa Wae Rebo yang berada di kecamatan Satarmase, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Di desa ini setidaknya ada tujuh rumah utama yang berbentuk kerucut dengan tinggi dan diameternya yang sama. Rumah unik yang ada di desa ini bisa ditinggali oleh enam hingga delapan keluarga.

Bali memang tempat yang sangat terkenal di kancah internasional, banyak wisatawan dunia yang mengakui keindahan yang dimiliki oleh pulau Bali ini. Selain pantai yang menjadi andalan pulau dewata, ternyata Bali juga memiliki sebuah desa unik bernama Desa Penglipuran yang terletak di Bangli. Konon katanya desa ini disebut-sebut sebagai desa paling bersih di Pulau Dewata.

Untuk pemandangan di desa ini tak perlu diragukan lagi, hamparan gunung dan hijaunya alam bisa nikmati setiap harinya. Apa lagi letak dan keberadaan rumah kerucut yang tersusun secara melingkar menjadikan sempurna desa Wae Rebo ini.

Udara dan keadaan desa ini masih asri serta sangat kental dengan budaya Bali. Rumah berarsitektur Bali tampak berjejer di kiri dan kanan jalan. Pepohonan, rerumputan dan bunga aneka warna pun tampak tumbuh subur.

62

Samantabadra | November 2018


3. Desa Baduy Beralih sedikit ke Pulau Jawa tepatnya di Provinsi Banten, terdapat sebuah desa unik yang sangat kental akan budaya tradisionalnya. Desa tersebut bernama Desa baduy. Desa Baduy dihuni oleh Suku Baduy. Desa Baduy terbagi menjadi dua yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Bagi pengunjung yang ingin datang ke desa ini bisa langsung mengunjungi Desa Ciboleger yang menjadi pintu masuk menuju pemukiman Suku Baduy. Dari Desa Ciboleger harus trekking menuju pemukiman Baduy Luar dan Baduy Dalam selama sekitar kurang lebih empat jam. Sesampainya di pemukiman Baduy, pengunjung dapat melihat rumah-rumah Suku Baduy yang terbuat dari bambu dan tertata rapi. 4. Desa Trunyan Desa Trunyan merupakan desa yang berada di Kabupaten Bangli, Bali. Pemandangan yang hijau di desa ini dilengkap dengan banyaknya tengkorak manusia yang berserakan dimanamana. Seram pasti, namun hal inilah yang membuat desa Bungli menjadi unik. Desa ini punya kuburan di sisi timur Danau Batur. Di sini, jenazah tidak dikuburkan. Jenazah yang ada dibiarkan saja di atas tanah hingga membusuk. Sungguh berbeda dengan warga Bali lainnya yang mayoritas melakukan upacara Ngaben saat ada orang yang meninggal. 5. Desa Kete Kesu

Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/11/04/18828

Masyarakat di desa Kete Kesu, Tana Toraja ni punya kepercayaan bahwa menguburkan jenazah manusia di tebing batu adalah hal baik. Maka jangan heran jika Anda menyaksikan tengkorak berserakan di berbagai sisi tebing di Kete Kesu. Saat berlibur ke desa ini, pengunjung dapat melihat peti mati orang Toraja yang disebut erong. Bentuknya ada yang disimbolkan dengan alat kelamin serta kepala hewan. Kebanyakan erong ini usianya telah mencapai 500 tahun.

November 2018 | Samantabadra

63


Berita Duka Cita

Bapak Suparno

Bapak Taslim

Bapak Theng Fung Hie

Meninggal pada usia 70 tahun 04 Oktober 2018 Umat NSI Bogor Jawa Barat

Meninggal pada usia 85 tahun 09 November 2018 Umat NSI Tangerang Banten

Meninggal pada usia 86 tahun 31 Oktober 2018 Umat NSI Cengkareng DKI Jakarta

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Jadwal Pelatihan Ketrampilan NSI Kelas Memasak Selasa Minggu ke-1 (Pertemuan Ibu) Jam 10.00-12.00 Selasa Minggu ke-2,3,4 Jam 13.00-15.00 Peserta belajar untuk ahli membuat makanan dengan ahli-ahli memasak yang sudah berpengalaman.Â

64

Samantabadra | November 2018

Kelas Prakarya Kamis Jam 13.00-15.00 Peserta mampu menghasilkan karya-karya kerajinan tangan yang bermanfaat untuk kreativitas dan wirausaha mandiri. Tempat: Vihara Sadaparibhuta NSI. Jl. Minangkabau Jakarta Selatan. Info lebih lanjut 0218311844.

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Desember 2018 Tanggal 01 02 03 04 05 06 07 08 09

Hari Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

10 11

Senin Selasa

12

Rabu

13 14 15 16 17 18 19

Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

20 21 22 23

Kamis Jumat Sabtu Minggu

24 25 26

Senin Selasa Rabu

27 28 29 30 31 01 Jan

Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa

Jam Kegiatan 17.00 Kensyu Gosyo Umum Desember 2018 Kensyu Gosyo Umum Desember 2018 13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta

Tempat Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

19.00 Pendalaman Gosyo Pimpinan Jabotabekcul

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

19.00 Ceramah Gosyo

Daerah masing-masing

10.00 10.00 10.00 13.00 19.00 12.00 14.00 19.00 19.00

Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Ibu Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1

19.00 Pertemuan Cabang

Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

14.00 Pertemuan Wanita Daerah 19.00 Pertemuan Pria Daerah

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing

10.00 Pertemuan Anak-Anak Daerah 10.00 Pertemuan Generasi Muda Daerah 14.00 Pertemuan Lanjut Usia Umum

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Empat Bagian

Daerah Masing-Masing

13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta 19.00 Pertemuan DPD & DPW Jabotabekcul

Wihara Sadaparibhuta NSI Wihara Sadaparibhuta NSI

Kensyu Generasi Muda NSI Kensyu Generasi Muda NSI 17.00 Kensyu Gosyo Umum Januari 2019 Kensyu Gosyo Umum Januari 2019 Kensyu Gosyo Umum Januari 2019

Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI

November 2018 | Samantabadra

65


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

66

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | November 2018

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.