Samantabadra 2019-06

Page 1

SAMANTABADRA PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat

gosyo cabang Surat Kepada Ben-dono

06

#305

SAMANTABADRA | JUNI 2019 | NOMOR. 305

Paduan Suara NSI Banten pada Kensyu Kartini NSI 2019

gosyo kensyu Surat Perihal Kiriman Sutra Doa

j u n i 2 0 1 9


Tarian Lansia NSI. Kensyu Kartini 2019.

Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

“Mendoakan orang yang keinginan atau perasaannya tidak sama, ibarat menyalakan api di atas air, membangun rumah di angkasa.� Surat kepada Ben-dono

Keterangan halaman muka Bunga teratai, perlambang hukum sebab-akibat sesaat. www.pexels.com/@ben-cheung-140183

Foto bersama segenap umat dan pengurus NSI dengan Staff Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Ibu Titi Eko, Kepala Kesbangpol Kabupaten Bogor Bapak Wawan pada Kensyu Kartini NSI, April 2019 di Mahawihara Saddharma NSI.

Sekalipun Niciren hanya sedikit saja berpihak kepada Saddharmapundarika-sutra, sudah mendapat kesulitan besar. Apalagi memikirkan Buddha Sakyamuni yang setiap hari hadir di dunia selalu memihak Saddharmapundarika-sutra, tidak dapat dikatakan lagi berdasarkan teori kewajaran. Dengan demikian, isi yang dibabarkan Bab ke-13 Anjuran untuk mempertahankan Saddharmapundarikasutra, tidak sedikitpun yang tidak berlaku; dirasakan sungguh-sungguh unggul.

Surat Perihal Kiriman Sutra Doa


sambutan Samantabadra | Juni 2019

1


2

Samantabadra | Juni 2019


Samantabadra | Juni 2019

3


4

Samantabadra | Juni 2019


Samantabadra | Juni 2019

5


6

Samantabadra | Juni 2019


Samantabadra | Juni 2019

7


8

Samantabadra | Juni 2019


Samantabadra | Juni 2019

9


10

Samantabadra | Juni 2019


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Kesatuan Suami-Istri Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 27-28 April 2019

Nammyohorengekyo,

tidak diajarkan oleh agama mana pun. Teroris-teroris yang ditangkap di Sri Lanka Pemilu sudah selesai diketahui berasal dari dan semua telah berjalan dengan lancar dan selamat. Pakistan, dan menganut agama Islam. Aksi teror ini Namun, terkadang tidak ada kaitannya dengan orang-orang larut dalam agama Islam, karena agama perasaan suka dan tidak Islam tidak mengajarkan suka, tidak memikirkan untuk membunuh. kepentingan yang lebih Gosyo kali ini membahas besar, yakni kepentingan tentang perempuan. Tidak untuk kemajuan bangsa. bisa dipungkiri bahwa Keselamatan kita setelah perempuan memiliki pemilu yang besar masih peranan yang sangat terjamin. Kemarin, di vital dalam kehidupan, Sri Lanka, gereja dan hotel-hotel diserang, berdampingan dengan lakilaki. menyebabkan ratusan Sebelum ajaran korban yang meninggal. Kita, yang baru saja Saddharmapundarika-sutra dibabarkan, sutra-sutra melaksanakan pesta demokrasi, aman-aman saja. lain mengatakan bahwa Ini adalah hal yang istimewa. perempuan tidak akan bisa menjadi Buddha. Kalau Padahal, Sri Lanka diumpamakan sebagai bibit, adalah negara Buddhis, di perempuan bagaikan bibit mana 90% penduduknya beragama Buddhis. Kembali yang sudah digoreng, sudah lagi, kita harus ingat bahwa tidak bisa tumbuh lagi. Hati perempuan penuh dengan perilaku-perilaku terorisme Nammyohorengekyo,

kecemburuan, keserakahan, dan keiri-hatian; tidak bisa menjadi Buddha. Maka itu, tidak ada satu sutra pun selama ajaran 42 tahun pertama dari Buddha Sakyamuni yang menjelaskan tentang pencapaian kesadaran Buddha dari perempuan. Pelaksanaan bagi umat lelaki dibahas dalam ajaran bayangan, tapi mereka hanya dapat mencapai kesadaran Buddha yang sementara. Perempuan adalah makhluk yang terlalu istimewa, hampir semua keistimewaan alam semesta ada pada perempuan. Perempuan, dari mengandung sampai melahirkan, melalui peristiwa alam luar biasa yang berlangsung dalam badannya. Dalam sembilan bulan mengandung, pada waktu melahirkan, dan sewaktu mengurus anak, Samantabadra | Juni 2019

11


seorang wanita harus melalui banyak penderitaan, sementara lelaki mempunyai daya tahan yang rendah, mereka tidak kuat dihadapi oleh penderitaan. Buddha menjelaskan bahwa selama 42 tahun, ajarannya tidak cukup dan tidak kuat untuk membantu perempuan mencapai kesadaran Buddha. Dalam 8 tahun terakhir, saat beliau membabarkan ajaran bayangan pun, kekuatan ajarannya belum kuat untuk membimbing perempuan menjadi Buddha. Kemudian, ajaran yang sesungguhnya, Nammyohorengekyo, baru memunculkan kekuatan tersebut. Murid Buddha sendiri, yang bernama Pragnakuta, tidak percaya bahwa makhluk yang seburuk dan sekotor itu bisa mencapai kesadaran. Begitu dibuktikan oleh Puteri Naga, seketika, tanpa mengubah kondisinya dan dengan badan apa adanya, ia bisa menjadi Buddha, karena Saddharmapundarika-sutra mempunyai satu ajaran yang sangat hebat, yaitu sepuluh dunia yang mencakupi sepuluh dunia. Jadi, kejelekan para perempuan bisa dijadikan jodoh untuk melatih diri, sehingga mereka bisa menjadi orang yang luar biasa, dengan daya tahan dan konsistensi yang hebat. 12

Samantabadra | Juni 2019

Hal ini dapat dibuktikan pula dalam kegiatankegiatan NSI, di mana kegiatan-kegiatan yang bisa bertahan paling lama adalah kegiatan-kegiatan perempuan. Intinya, dengan Nammyohorengekyo, kelemahan-kelemahan perempuan bisa diubah menjadi keunggulan, Bonno Soku Bodai, Hendoku Yaku; hawa nafsu menjadi kesadaran, racun menjadi obat. Ini adalah dasar hukumnya. Gosyo ini adalah sebuah bimbingan yang ditujukan pada istri Syijo Kingo, Nicigennyo, yang berumur 33 tahun. Ada tradisi Jepang yang mengatakan bahwa angka 33 membawa sial. Maka itu, Nicigennyo terpengaruh oleh budaya dan kebiasaan seperti itu, sehingga ia merasa ketakutan, tidak merasa tenang. Dengan pemikiran yang seperti itu, tentu ia tidak hidup dengan kebahagiaan. Maka itu, ia meminta bimbingan dari Buddha Niciren sambil mengirimkan persembahan. Kita seringkali terpengaruh dengan omongan-omongan yang sesat, ramalanramalan, dan omongan yang tidak memiliki bukti nyata. Untung, waktu itu Nicigennyo menerima surat balasan ini dari Niciren

Daisyonin. Buddha Niciren mengatakan, pada akhir gosyo, bahwa sebenarnya di dalam hidup ini, segala sesuatu memang sudah dipersembahkan, tapi persembahan tersebut akan diberi kepada Dewa Matahari dan Dewa Bulan. Niciren Daisyonin tidak pernah mendoakan Nicigennyo akan nasibnya, walaupun telah menerima sumbangan. Buddha berkata, bahwa persembahannya sudah diteruskan, dan tidak diterima langsung oleh Buddha Niciren. Sudah ada dua dewa di atas pundak kita, dewa Dosyo dan Domyo, yang selalu mencatat semua perbuatan kita, yang baik maupun buruk. Semua perbuatan kita akan tertumpuk dalam gudang karma. Semua nasib kita, sial atau beruntung, adalah hasil perbuatan diri kita sendiri, bukan tergantung umur. Kita, yang sudah percaya dengan agama Buddha, jangan berpikir dengan cara berpikir yang salah, seperti ramalan-ramalan tentang umur. Sial atau tidak sial, itu bukan ajaran agama. Agama hanya mengajarkan cara agar umat manusia bisa mengubah nasibnya, dari yang tidak baik menjadi yang baik.


Dari sekarang kita perlu membiasakan diri dengan cara berpikir berdasarkan agama Niciren Syosyu. Yang paling penting adalah menjalankan hidup sehari-hari dengan membuat sebab-sebab yang baik. Perasaan, pikiran, dan tindakan kita harus didasarkan dengan ajaran yang baik. Ajaran yang paling baik adalah Nammyohorengekyo. Jadi, kita, umat NSI, adalah orangorang yang bertekad, mulai hari ini, untuk menyaring masukan-masukan luar agar pikiran kita hanya dipenuhi oleh cara berpikir Buddha Niciren. Kita boleh mendengarkan cara berpikir yang lain, tapi tidak boleh memakainya. Yang harus dihayati di dalam hati kita hanya ajaran dari Buddha Niciren, menduakan atau mencampuradukkan dengan ajaran lain hanya akan membawa malapetaka. Perempuan dan lelaki sama-sama unggul dan membutuhkan satu sama lain. Kalau perempuan hidup di dunia tanpa lelaki, mereka juga akan merasa kesepian. Masalah siapa yang lebih unggul, tidak perlu dimasalahkan, karena semua sama, dan semua saling membutuhkan sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu, Buddha

berkata, dalam kaitannya dengan pencapaian kesadaran Buddha, memang perempuan dijadikan teladan, karena perempuan memiliki lebih banyak kejelekan sifat. Tapi, kalau ini bisa diatasi, lelaki juga pasti bisa. Dalam kaitan lain, NSI membuat pernyataan dalam menanggapi kejadian di Sri Lanka. Saya mengirim pernyataan tersebut kepada tokoh beragama dan menteri agama, untuk menyampaikan rasa prihatin dan ucapan berduka. Terorisme adalah tindakan yang tidak berprikemanusiaan. Kejadian ini harus menjadi hikmah supaya bangsa Indonesia semakin bersatu. Saya memimpin organisasi NSI agar berguna untuk umat dan untuk masyarakat. Para umatnya juga harus merasa mendapat manfaat dari agama ini. Saat kensyu misalnya, hendaknya semua umat benar-benar mendengarkan dan menghayati, agar ajaran Buddha Niciren bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan masingmasing dari kita dapat menjadi perempuan dan lelaki yang unggul. Perempuan memang sering mempunyai siasatsiasat yang buruk. Jangan

bersikap lemah karena ingin diperhatikan. Kelemahan dan kelembutan berbeda, dan kelembutan adalah kodrati wanita. Wanita ingin diperhatikan oleh suami, tapi suami tidak akan hidup selamanya. Kalau suami sudah meninggal dan tidak ada lagi yang memperhatikan, apa berarti tidak ada lagi kebahagiaan? Memang, diperhatikan oleh suami membahagiakan, tapi kita akan lebih bahagia jika diperhatikan oleh Buddha. Buddha ingin memberikan kita pegangan hidup, ajaran yang paling hebat, dan ajaran Buddha tidak lekang dimakan waktu. Kita harus bisa menerima nasib kita agar kita bisa mengubahnya. Sehingga dengan demikian, kondisi seperti ini tidak membuat kita menderita. Agama ingin membuat kita lepas dari penderitaan. Setelah menjalankan agama Buddha, penderitaan pasti masih ada. Agama Buddha bukan agama yang menghilangkan penderitaan kita, tapi agama Buddha membuat kita terlepas dari ikatan penderitaan, sehingga penderitaan tadi menjadi sesuatu yang dapat kita hadapi dan atasi, membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Semua berjalan sesuai dengan sebab dan akibat. Samantabadra | Juni 2019

13


Apabila kita mampu menjadi tenaga-tenaga Bodhisattva untuk kosenrufu, kita akan menanam nasib-nasib yang baik. Alam semesta selalu berubah; terkadang cerah, terkadang hujan. Sama halnya dengan perasaan manusia; terkadang galau, terkadang gembira, terus silih berganti. Tapi, di balik hujan dan angin itu, manfaatnya tetap ada. Kalau cerah terus, hidup kita tidak akan ada manfaatnya, tapi tantangannya adalah untuk mencegah hujan itu agar tidak berkembang menjadi hujan badai atau puting beliung. Itu membutuhkan kondisi pada perasaan jiwa. Alam semesta mempunyai perasaan jiwa, begitu pun halnya dengan manusia. Walaupun perasaan jiwa kita berada di Dunia Buddha, dunia kemarahan juga ada, maka nasib kita bisa berubah, karena ada 10 dunia yang mencakupi 10 dunia. Di balik dunia kemarahan ada Dunia Buddha dan ke sembilan dunia lainnya. Begitu pun perasaan jiwa dunia yang lain, saling mencakupi. Oleh karena itu, perasaan jiwa yang akan membawa manfaat itu harus memiliki dasar Dunia Buddha. Dengan dasar Dunia Buddha, tidak memandang perasaan 14

Samantabadra | Juni 2019

kita yang bergembira, marah, atau dalam dunia keserakahan, semua akan mengarah kepada yang positif dan produktif. Rasa serakah akan menjadi keserakahan untuk membantu orang, dan kemarahan akan dituju untuk mendorong orang lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Secara historis sebenarnya agama Buddha di Indonesia berkembang dengan pesat. Namun perlahan melemah karena terjadi campur-aduk antara ajaran Buddha dan ajaran Siwa, maka Sriwijaya dan Majapahit pun jatuh, walaupun keduanya tidak pernah perang melawan satu sama lain. Di dalam negeri, mereka tidak pernah berperang, dan mereka pun tidak pernah menjajah negeri lain namun kekuasaan dan pengaruh kerajaan-kerajaan tersebut sampai ke Afrika; itulah yang namanya damai menyinari dan tangguh menguatkan. Tema kensyu peringatan Hari Kartini di NSI kali ini mengangkat subtema perempuan yang “lembut tak terkalahkan”. Perempuan sebaiknya menjadi seperti “angin sepoi-sepoi”. Kenyataannya banyak wanita yang serupa “angin topan”.

Justru itu kita perlu bijak bersikap. Terkadang dalam kelembutan seperti “angin sepoi-sepoi” terdapat kekuatan yang membangun, memberikan suasana yang adem, kondusif bagi lingkungan untuk tumbuh dan maju. Pada tanggal 28 April, kita akan merayakan pertama kali penyebutan Nammyohorengekyo yang terlaksanakan lebih dari 700 tahun yang lalu, untuk mengingat dan mengenal kembali Buddha kita. Seorang manusia biasa yang bernama Niciren Daisyonin pertama kali mengumandangkan Nammyohorengekyo, satu mantra yang memang diperuntukkan untuk Masa Akhir Dharma. Tapi, mantra ini belum tersebar dengan luas sekarang. Orangorang yang tidak beragama Buddha akan mengenal Namu Amitabha, tapi belum tentu mereka mengenal Nammyohorengekyo. Namu Amithaba diperuntukkan untuk masa seribu tahun setelah Buddha moksa. Kekuatannya untuk zaman sekarang sudah tidak cukup lagi. Kita harus merasa beruntung karena sudah berjodoh dengan Nammyohorengekyo, dan ini seharusnya tidak


membuat kita menjadi orang-orang yang egois. Niciren Daisyonin tidak mempunyai pemikiran yang seperti itu. Nanti, ketika kita Dokyo Sodai, icinennya harus untuk mengumandangkan ajaran ini, tidak hanya melalui mulut, tapi juga melalui hati dan perbuatan, melalui tiga karma kita. Belakangan ini, Jakarta sering dilanda banjir, dan sebagian masyarakat menyalahkan kinerja pemerintah. Orang Buddha seharusnya tidak berpikir seperti ini; siapa pun pemerintahnya, kita perlu mengembangkan sikap yang berorientasi solusi, memikirkan penduduk yang terkena dampak banjir dan menawarkan bantuan, itulah sikap orang Buddhis, bukannya menyalahkan orang lain. Sikap Buddhis adalah untuk berkontribusi, ikut berdoa, menyambangi, memberi dukungan, dan menjaga kebersihan – itu yang namanya tangguh menguatkan, damai menyinari, dan lembut tak terkalahkan. Seorang Buddhis perlu melihat manusia dengan mata yang terbuka, tidak membedakan orang berdasarkan suku, agama, atau rasnya. Jangan sampai karena kita tidak suka satu

orang dari sebuah ras kita jadi menyamaratakan semua orang dari ras tersebut memiliki kualitas yang sama. Realitanya, dalam semua agama dan ras, pasti ada orang yang baik dan buruk. Tapi, mereka semua adalah keluarga kita, dan tantangan kita adalah untuk membangun dan menerima keluarga kita apa adanya. Perubahan nasib tidak tergantung dari berapa lama kita sudah menyebut gongyo dan daimoku. Manfaat Nammyohorengekyo antara lain adalah mempertemukan kita dengan jodoh-jodoh baik, dan membuat kita merasa kuat, bebas, suci, dan tenang. Kita harus menyadari, bahwa ternyata selama menyebut Nammyohorengekyo, kita juga banyak salah paham. Seringkali kita berpikir mantra Nammyohorengekyo seolah bisa mengubah rupa dan nasib dari seseorang seperti sihir. Kenyataannya, perubahan ini adalah sebuah hasil yang wajar dari perubahan cara berpikir dan perilaku diri kita sendiri menjadi lebih baik dan sejalan dengan dharma. Penyebutan Nammyohorengekyo dengan tulus dan sepenuh hati mengundang jodoh-

jodoh baik di sekitar kita dan merupakan rejeki yang tak terkira dalam hidup ini. Mantra yang manjur ini harus dimanfaatkan sepenuhnya oleh diri kita dan tak lupa untuk menjalankan tugas kejiwaan kita untuk menyebarluaskan dharma. ***

Samantabadra | Juni 2019

15


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Kesatuan Suami-Istri Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 27-28 April 2019

Nammyohorengekyo, Gosyo ini diberikan kepada Nicigennyo, istri dari Syijo Kingo. Nicigennyo menulis surat kepada Niciren Daisyonin karena khawatir dengan umurnya yang sudah 33 tahun, usia yang dianggap berbahaya menurut tradisi Jepang. Ia mengirim sumbangan berupa barang-barang kepada Niciren Daisyonin agar didoakan untuk bisa terhindar dari bahaya dan bencana. Dalam gosyo ini, Niciren Daisyonin menjelaskan mengenai kesalahpahaman tentang umur, yang dipercayai bukan hanya oleh orang Jepang, tapi juga kita, yang mempunyai ketergantungan pada angka. Misalnya, orang tidak mau mempunyai nomor rumah 13 karena menganggapnya sebagai angka yang sial. Kaum wanita yang mempertahankan Saddharmapundarikasutra unggul dan utama di antara seluruh umat manusia. Gohonzon sungguhsungguh melindungi semua umat yang percaya kepada 16

Samantabadra | Juni 2019

Nammyohorengekyo, maka Niciren Daisyonin menganjurkan kepada Nicigennyo untuk mengikuti suaminya, karena suaminya mempunyai hati kepercayaan yang kuat. Apabila bisa mempertahankan kepercayaan yang kuat, usia 33 tahun yang dianggap bahaya bisa menjadi usia 33 tahun yang sangat berezeki. Karena Nicigennyo penuh kekhawatiran, Niciren Daisyonin pertamatama menjelaskan tentang orang yang tidak percaya diri dan menganut filsafat sesat, terutama mereka yang percaya kepada ajaran Syingon dan Sutra Amitabha yang meremehkan dan menomorduakan Saddharmapundarika-sutra. Penganut ajaran-ajaran tersebut tidak percaya bahwa jiwa Buddha ada di dalam diri mereka, maka mereka menjalankan hidup dengan perasaan yang penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran dan mengharapkan

perlindungan dari luar. Seseorang hanya bisa menjadi agung apabila filsafat yang dianut adalah filsafat yang unggul. Jika filsafatnya unggul, manusianya akan menjadi luhur. Sebaliknya, apabila filsafatnya sesat, manusianya pun akan menjadi manusia yang penuh keegoisan, mementingkan diri sendiri, dan tidak percaya dengan hukum sebab-akibat. Untuk itu, Niciren Daisyonin ingin memperkuat hati kepercayaan Nicigennyo. Pertama-tama, beliau menjelaskan tentang perbandingan antara Saddharmapundarika-sutra dengan sutra sementara. Saddharmapundarika-sutra adalah sutra yang paling unggul di antara semua sutra yang dibabarkan oleh Buddha Sakyamuni. Maka itu, Saddharmapundarikasutra diumpamakan seperti matahari, bulan, dan bintang, dan ajaran sementara diumpamakan seperti obor, yang hanya memancarkan


cahaya yang kecil. Sebenarnya, Buddha ingin menjelaskan lebih dalam tentang pelaksanaan Saddharmapundarikasutra untuk membuktikan keunggulan dari ajarannya. Yang ingin dijelaskan Buddha adalah dasar pokoknya, manusianya; orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra bisa menjadi orang yang paling utama. Niciren Daisyonin mengambil sepuluh perumpamaan dari Bab 23 Saddharmapundarikasutra, Bab Baisyajaraja. Perumpamaan yang paling unggul adalah perumpamaan kedelapan, yang menyinggung tentang pentingnya seorang pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Tujuh perumpamaan yang lain hanya menjelaskan tentang keunggulan sutranya, tapi perumpamaan kedelapan menjelaskan keunggulan dari hukum dan pelaksananya. Walaupun Buddha Sakyamuni membabarkan 28 bab dalam Saddharmapundarika-sutra, itu semua hanya teori. Kita sendiri masih kesulitan untuk memahaminya. Justru karena ada Buddha Niciren Daisyonin yang menyadari dan mengetahui inti dari Saddharmapundarika-sutra adalah Nammyohorengekyo, dan membuktikan keunggulan dari Nammyohorengekyo, kita bisa memahami dan percaya dengan ajarannya. Tapi,

apabila ditanya, siapa Buddha kita, umumnya berat bagi kita (tidak tahu atau tidak yakin) untuk berkata bahwa Buddha pokok kita adalah Niciren Daisyonin. Masyarakat umum biasanya mengetahui Buddha sebagai Buddha Sakyamuni. Hal ini yang terkadang membuat umat NSI enggan dianggap “berbeda� dengan agama Buddha yang dianggap umum. Perumpamaan kedelapan mengatakan bahwa orang yang sungguh-sungguh mempertahankan dan menjalankan hati kepercayaan akan menjadi orang yang paling utama. Kesungguhan hati tidak diukur dari lamanya seseorang menjalankan syinjin dan terus aktif dalam susunan. Orang yang sungguh-sungguh adalah orang yang menerapkan Saddharmapundarika-sutra dalam kehidupannya melalui ketiga karma: karma badan, mulut, dan hati. Ada orang yang hadir secara fisik, misalnya dalam kensyu, tapi mulutnya tidak menyebut gongyo dan daimoku. Ada juga yang selalu gongyo dan daimoku di rumah, tapi hatinya tidak mengalami perombakan sifat jiwa karena masih ada keragu-raguan. Kita juga harus mempertanyakan diri, apakah kita sudah sungguhsungguh percaya. Tidak ada tawar-menawar, ketiga karma ini harus tercakup secara bersamaan. Apabila seseorang percaya, tidak mundur, dan

tidak menyayangi badannya (menyerahkan seluruh jiwa raga dan melaksanakan pertapaan sesuai dengan petuah emas), ia akan mendapatkan kurnia kebajikan yang luar biasa. Kurnianya adalah kehidupan di masa sekarang yang berlangsung sampai usia panjang, tanpa mala petaka. Ia akan memperoleh imbalan akibat besar yang unggul dan baik, dan juga mencapai keinginan untuk kosenrufu. Manusia yang tidak mempunyai keaktifan akan lebih cepat menua, lebih cepat pikun, dan lebih mudah jatuh sakit. Di dalam NSI, kita menggiatkan para anggota; bapak-ibu, dan lansia semua, sehingga pikiran umat selalu tertuju pada sesuatu yang produktif dan tidak tertuju kepada hal-hal yang kurang penting, sia-sia, atau mengkhawatirkan. Teman-teman dalam susunan ini bukan saudara kandung kita, tapi kita merasa bahwa mereka adalah keluarga sendiri. Apabila bersama saudara kandung, kita tidak hanya merasakan kegembiraan, tapi juga berselisih paham mengenai hal-hal kecil. Di sini, semua umat sama, tidak ada yang beda. Jiwanya pun menjadi gembira, dan itu bisa membuat umur kita panjang. Kemudian, sampai masa akan datang pun, kita akan menjadi orang yang paling bahagia, jika kita dengan tulus percaya pada hukum ini dan Samantabadra | Juni 2019

17


menjalankannya. Maka itu, kita harus menjalankannya dengan sungguh-sungguh, dengan badan, mulut, dan hati kita. Niciren Daisyonin juga memberi semangat kepada Nicigennyo, dan meyakinkannya agar tidak khawatir, karena Buddha mengatakan bahwa orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra dalam masyarakat ini, tanpa membedakan pria maupun wanita, biksu maupun biksuni, dapat sesuai menjadi majikan dari seluruh umat manusia. Tidak ada perbedaan di antara orang yang pintar dan orang yang bodoh, orang kaya dan orang miskin, perempuan dan lelaki. Kita mengenal tiga kebajikan: kebajikan majikan, guru, dan orang tua. Kita semua memiliki ini, tapi untuk mejadikannya sebagai ketiga kebajikan yang penuh maitri karuna, caranya adalah untuk mendasarkan kepercayaan kepada Nammyohorengekyo. Pengusaha adalah majikan bagi karyawannya, ibuibu adalah majikan bagi pembantunya, tapi majikan sesungguhnya yang diinginkan Niciren Daisyonin adalah majikan yang bertanggung jawab demi kebahagiaan seluruh umat manusia. Yang diutamakan adalah orang yang bisa memikirkan kebahagiaan orang lain. Selanjutnya gosyo ini menerangkan bahwa hanya Saddharmapundarika-sutra saja yang membabarkan 18

Samantabadra | Juni 2019

bahwa kaum wanita yang menerima dan mempertahankan sutra ini bukan hanya mengungguli semua wanita, bahkan juga mengungguli seluruh pria di dunia. Jika menjadi orang yang utama dan memunculkan kesadaran Buddha berdasarkan karma badan, mulut, dan hati, kita bisa mempunyai perasaan tanggung jawab, bisa disayangi orang, dan akhirnya menjadi orang yang terunggul. Hanya Saddharmapundarika-sutra yang menjelaskan bahwa semua umat mempunyai jiwa Buddha, semua umat sama, tidak ada bedanya. Ini sudah menjadi sebuah kenyataan. Di dalam Saddharmapundarikasutra, juga ada penjelasan tentang icinen sanzen, yang menjelaskan mengenai sepuluh dunia yang mencakupi sepuluh dunia. Walaupun wanita mempunyai sifat buruk, dan kerap diasosiasikan sebagai perlambang dunia kelaparan dan kemarahan, namun berdasarkan prinsip icinen sanzen perasaan buruk tersebut masih mencakup Dunia Buddha. Jika dibalik, ini akan menjadi perasaan jiwa yang lebih baik. Itu pentingnya perombakan nasib bagi umat manusia. Dalam hal syakubuku pun, orang akan diajak untuk merombak nasib dengan mengenal Nammyohorengekyo. Pada tahun 1980, banyak anggota yang mulai percaya dengan Nammyohorengekyo.

Ketika kita tahu bahwa di dalam diri kita ada jiwa Buddha, dengan bimbingan ajaran ini, kita jadi berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Tanpa sadar, kita merombak nasib kita, dan ini sudah terbukti oleh banyak anggota NSI. Banyak suami yang mulai ikut susunan, mendampingi istrinya yang terus menjalankan ajaran. Kuncinya adalah sepuluh dunia yang mencakupi sepuluh dunia. Karena Saddharmapundarika-sutra menjelaskan ini, wanita bisa mencapai kesadaran Buddha. Beberapa bulan yang lalu, kita belajar tentang Putri Naga, yang membuktikan bahwa bahkan sosoknya yang melambangkan seekor binatang dan seorang wanita bisa mencapai kesadaran Buddha. Jika wanita bisa mencapai kesadaran Buddha, wanita tidak hanya bisa menjadi orang yang utama, tapi juga membuktikan bahwa semua makhluk dari kecenderungan jiwa buruk pun pun bisa mencapai kesadaran Buddha. Itulah kenapa wanita disebut sebagai orang utama. Satu wanita yang bisa mencapai kesadaran Buddha bisa memberi kepastian bahwa pria dan orang jahat juga mempunyai kesempatan untuk bisa mencapai kesadaran Buddha. Kuncinya ada di wanita. Makanya, tidak heran, kenapa hanya ada istilah ibu jari, ibu kota, dan ibu pertiwi, karena wanita punya peranan yang penting.


Tapi, kembali pada kita sendiri, kita mau menjadi wanita yang seperti apa. Karena kita sudah kenal dengan hukum Nammyohorengekyo, kita harus merombak, mengubah karma mulut, badan, dan hati. Kita bisa mulai dari keluarga. Dalam keluarga, apabila seorang ibu merombak sifat jiwanya, ia bisa merombak seluruh keluarganya. Berarti, dalam keluarga itu, sang ibu menjadi orang yang utama karena bisa merombak nasib suami dan anak. Wanita, dikatakan, mempunyai “keistimewaan” yang jelek: cemburu, menyayang diri, sombong, suka mengeluh, egosentris, dan segalanya yang dasarnya adalah tiga racun: keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. Gosyo ini juga mengatakan, bahwa dalam lima ratus tahun yang kelima, jika ada kaum wanita yang mendengar sutra ini dan menjalankan sesuai dengan yang diajarkan, pada akhir kehidupannya ia akan menuju ke tempat yang dipenuhi oleh para Bodhisattva dan Buddha, dan akan terlahir dalam Dunia Buddha. Dia tidak akan terpengaruh oleh hawa nafsu keserakahan, apalagi kemarahan dan kebodohan. Makanya, wanita yang sudah sungguh-sungguh percaya sebenarnya sudah terhindar dari hal-hal yang demikian. Begitu mengenal Nammyohorengekyo, kita bisa berubah.

Tapi, semuanya dikatakan tergantung dari kekuatan kepercayaan dan pelaksanaan kita. Jika kita sungguhsungguh percaya, tidak ada yang “sial”, tidak ada usia 33 tahun yang mengandung bahaya. Semuanya berubah menjadi kebahagiaan yang sesungguhnya. Ada sebuah perumpamaan mengenai suami dan istri sebagai pohon fuji yang mengikuti pohon cemara; wanita mengikuti pria. Agar menjaga keharmonisan rumah tangga, istri harus mengikuti suami. Tapi, bukan berarti mengikuti dalam segalagalanya. Apa yang diinginkan suami kita ikuti dulu, nanti suami dengan sendirinya akan mengikuti kita. Nicigennyo yang masih khawatir dengan umurnya berarti belum memiliki kepercayaan yang kuat, syinjinnya masih lemah. Ia masih percaya dengan takhayul dan kekuatan dari luar. Nicigennyo dibimbing oleh Niciren Daisyonin untuk berguru kepada Syijo Kingo, suaminya. Yang dimaksud menjadi guru di sini adalah karena Syijo Kingo lebih kuat dalam menjalankan syinjinnya, sementara Nicigennyo masih lemah. Tapi, bukan berarti segalanya digurui oleh suaminya. Mengenai kesatuan suami-istri, dikatakan, “dasar dari keharmonisan suamiistri bukan hanya saling menyayangi dan mencintai, namun saling mengerti dan

saling mempercayai sebagai manusia.” Jika tidak ada rasa percaya di antara suami-istri, kehidupan mereka akan sulit, apalagi dalam hal syinjin. Nicigennyo juga menyumbang kepada Niciren Daisyonin agar dirinya didoakan. Sebenarnya, dasar dari sumbangan dana paramita itu suatu kebaikan; kita mematahkan ego kita dan membuat karma yang baik. Dana paramita adalah pelaksanaan pertapaan sebagai Bodhisattva. Sumbangan Nicigennyo adalah sebuah karma baik apabila dijalankan berdasarkan Saddharmapundarika-sutra. Kita, yang sudah diberi kebebasan dan kesadaran, umumnya masih menjalankan hati kepercayaan dengan seenaknya dan semaunya sendiri. Kita seharusnya menggunakannya untuk menyebarluaskan ajaran dan mementingkan kebahagiaan orang lain. Hendaknya, kita menyadari dan menjalankan pertapaan ini sesuai dengan ajaran Buddha, sehingga kita bisa menerima kurnia yang tak terhingga. ***

Samantabadra | Juni 2019

19


liputan

Kensyu Kartini NSI 2019

Tangguh Menguatkan, Damai Menyinari, Lembut Tak Terkalahkan

U

mat NSI berkumpul lagi dalam kegiatan Kensyu Kartini NSI tahun 2019. Peringatan Hari Kartini kali ini merupakan rangkaian kegiatan dari Kensyu Gosyo Umum yang berlangsung dari tanggal 27-28 April 2019 di yang diselenggarakan oleh NSI di Maha Wihara Saddharma-NSI (Myoho-Ji) di Desa Sukaluyu, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini diikuti oleh umat NSI dari 18 provinsi di seluruh Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Bengkulu, Aceh, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua. Ke-

20

Samantabadra | Juni 2019

giatan ini juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang diwakili oleh Staff Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan, Ibu Titi Eko, dan Bupati Bogor yang diwakilkan oleh Kepala Kesbangpol Kab. Bogor, Bapak Wawan. Rangkaian acara dimulai pukul 17.00 WIB degan gongyo sore yang dilanjutkan dengan makan malam dan pembabaran Dharma sesi satu. Ketua umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan kegembiraannya dapat berkumpul bersamasama dengan umat NSI dari seluruh Indonesia pada momen Kensyu Peringatan Hari Kartini 2019. Setelah pembabaran Gosyo, acara dilanjutkan dengan gladi resik bagi para pen-

gisi acara pagelaran kesenian. Acara diakhiri dengan daimoku bersama. Setelahnya, para peserta kensyu beristirahat. Keesokan paginya, setelah sarapan dan gongyo pagi, peserta kensyu mendengarkan gosyo sesi dua yang diselingi dengan Dokyo Syodai Peringatan Pertama Kali Penyebutan Nammyohorengekyo pukul 10. Jajaran DPP, DPW dan DPD NSI lingkup nasional melaksanakan upacara syoko. Ketua Umum NSI memberikan bimbingan terkait peringatan ini, bahwa sebagai murid-murid Niciren Daisyonin umat NSI hendaknya selalu menanamkan keyakinan yang kuat terhadap hukum Nammyohorengekyo dan terus mendalami ajaran Buddha Niciren sehingga dapat mema-


hami dharma secara tepat dan membawa kebahagiaan dalam kehidupan. Sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi, kita memiliki tugas kejiwaan untuk melestarikan hukum agung Nammyohorengekyo. Dengan memperingati pertama kalinya penyebutan Nammyohorengekyo setiap 28 April, umat NSI diajak untuk semakin semangat dan bergiat dalam upaya menyebarluaskan dharma. Seusai melakukan Dokyo Syodai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan kesimpulan hingga pukul 12 siang. Acara dilanjutkan dengan makan siang bersama lalu bersiap-siap untuk pagelaran kesenian. Tim angklung yang akan tampil mengisi acara sudah siap dengan seragam kebaya, begitu pula dengan tim paduan suara bapak-ibu dan tim tarian yang sudah siap dengan kostum panggungnya masing-masing. Peserta yang tidak mengisi acara pun tampil tak kalah menarik dan rapi dengan mengenakan baju batik. Pukul 13.00 peserta dan pengisi acara sudah siap untuk menyambut kedatangan para tamu undangan. Staff Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan, Ibu Titi Eko, Kepala Kesbangpol Kab. Bogor, Bapak Wawan yang mewakili Bupati Bogor, disambut dengan iringan penampilan dari Tim Marching Band Mandarava NSI, dan disambut oleh tarian Ketuk Tilu, kemudian diberikan kalung bunga oleh peserta Kensyu yang memakai pakaian adat sebelum masuk ke dalam ruangan darmasala disambut

dengan tepuk tangan yang meriah dan kegembiraan oleh para peserta kensyu. Pagelaran kesenian ini juga dimeriahkan oleh penampilan-penampilan dari hasil pembinaan yang ada di NSI di antaranya penampilan Tarian dari Ibu-ibu DKI, Tarian Lansia, Tarian Kolaborasi Generasi Muda, serta penampilan Paduan suara Gita Pundarika NSI dan Penampilan Angklung NSI. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Dalam sambutannya, Ketua Umum NSI menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada Kensyu Kartini NSI 2019, “Tangguh Menguatkan, Damai Menyinari, Lembut Tak Terkalahkan�, memiliki makna bahwa seorang wanita adalah kehadiran yang penting. Sosoknya yang kuat bukan untuk menindas atau mengalahkan, tetapi untuk menguatkan, seperti rotan yang melingkari pohon cemara. Kegelapan hati wanita yang selama ini dikatakan sebegitu buruknya ternyata justru dapat menjadi sumber cahaya yang dapat menerangi sekitar, sehingga saat seorang wanita mencapai kesadaran Buddha, maka lingkungannya pun pasti menjadi Buddha. Kelembutan wanita adalah ciri terpenting yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki, maka kelembutan seorang wanita adalah kemenangan yang sesungguhnya. Beliau juga menambahkan bahwasanya di dalam ajaran Buddha sejak 3000 tahun lalu, Saddharmapundarika-sutra, dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki maupun

perempuan, semua individu mempunyai potensi jiwa Buddha dan bisa mencapai kesadaran Buddha. Untuk itu apabila setiap individu menyadari akan hal ini, perpaduan potensi unggul dalam jiwa laki-laki dan perempuan akan menciptakan kehidupan sosial berbangsa dan bernegara yang selaras dan harmonis, laki-laki adalah ibarat anak panah, perempuan adalah busurnya. Anak panah akan melesat dengan hebat, bekerjasama dengan busur yang kuat. Ketika perempuan maju, keluarganya maju, bangsanya pun pasti maju dan menjadi kuat. Momen ini juga menjadi kesempatan kegiatan pelatihan dengan target semakin meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara pada umat Buddha. Sambutan Bupati Bogor yang dibacakan oleh Kepala Kesbangpol mengungkapkan bahwa pemerintah kabupaten Bogor memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada NSI atas inisiatifnya memperingati Hari Kartini melalui pengembangan kerjasama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia dalam pembentukan relawan pendamping kanker. Faktanya kanker payudara paling banyak terdeteksi menyerang kaum perempuan. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan pengendalian dan penanggulangan kanker payudara serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya perempuan, keberadaan relawan pendamping kanker akan memberikan dukungan dan meningkatkan

Samantabadra | Juni 2019

21


(kiri) Ketua Umum NSI memberikan plakat apresiasi kepada delegasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.

motivasi penderita kanker payudara untuk menjalani proses pengobatan secara optimal tanpa kehilangan semangat untuk tetap hidup berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Kiranya inisiatif ini membesarkan hati kita semua, bahwa perjuangan Ibu Kartini tidak hanya mengantarkan masyarakat pada pemahaman akan kesetaraan gender, akan tetapi juga mengasah hati kita semua untuk lebih peduli dan dan giat berbagi dalam rangka mengikis kesenjangan sosial, termasuk dalam aspek kesehatan. Dengan membantu masyarakat meningkatkan derajat kesehatannya, tentunya NSI telah berbuat banyak bagi masyarakat, sebagaimana Ibu Kartini juga telah berbuat banyak bagi bangsa indonesia. Sambutan Menteri PPPA RI yang pembacaanya diwakilkan oleh Staff Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kmeiskinan, Ibu Titi Eko, menyampaikan bahwa NSI sebagai salah satu organisasi keagamaan, harus menjadi

22

Samantabadra | Juni 2019

bagian integral dalam sinergi potensi untuk hadir dan mengejar ketertinggalan pembangunan sumber daya manusia (SDM), perempuan dan lakilaki, di tengah upaya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu indikator pengarusutamaan modal sosial dalam pembangunan. Memaknai perjuangan R.A. Kartini akan menjadi pengingat dan pembangkit kesadaran bersama bahwa pemberdayaan perempuan merupakan investasi yang sangat berharga pada era kini untuk menyongsong masa depan karena jika perempuan aman dan berdaya, niscaya Indonesia berjaya. Seusai acara sambutansambutan tersebut, Ketua Umum NSI memberikan plakat sebagai kenang-kenangan kepada perwakilan Bupati Bogor dan kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Nuansa kegembiraan yang terpancar semakin mengakrabkan rasa

kekeluargaan siang hari itu. Acara ditutup dengan penyebutan Mantera Agung Nammyohorengekyo oleh Ketua Umum NSI dan dilanjutkan dnegan foto bersama dengan seluruh peserta Kensyu. Kegembiraan dan semangat syinjin yang diperoleh selama Kensyu Kartini 2019 hendaknya dapat dijaga, untuk memajukan diri sendiri, orang lain dan susunan NSI. Semangat syinjin ini hendaknya tidak luntur seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu kita tidak boleh lengah. Kita harus konsisten dalam syinjin agar semangat itu tetap terpelihara melalui pertemuan di daerah, kensyu, gongyo daimoku dan kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh susunan NSI. Dengan begitu, barulah kita dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum nammyohorengekyo ini dan kita mampu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas spiritual, kualitas emosional, maupun kualitas intelektualnya.


menghayati dan lebih sungguh-sungguh dalam sikap syinjin. Melalui peringatan hari bersejarah kali ini, umat NSI semakin membangkitkan semangat dalam Syakubuku untuk mencapai Isyo Jobutsu Kosenrufu dalam kehidupan kali ini dan masa mendatang. Semangat syinjin ini hendaknya tidak luntur seiring Dokyo Syodai Peringatan berjalannya waktu. Pertama kalinya Buddha Pokok Oleh karena itu kita Niciren Daisyonin Mengumandangkan tidak boleh lengah. Nammyohorengekyo Kita harus konsisten dalam syinjin agar Bertepatan dengan rangkaian kegiatan semangat itu tetap Kensyu Kartini, pada tanggal 28 terpelihara melalui April 2019, seluruh peserta kensyu pertemuan di daerah, melaksanakan upacara Dokyo Syodai kensyu, gongyo memperingati salah satu dari empat daimoku dan kegiatanhari raya keagamaan Niciren Syosyu, kegiatan lain yang yakni tanggal di mana pertama kalinya diadakan oleh susunan Niciren Daisyonin mengumandangkan NSI. Dengan begitu, mantera agung Nam-myoho-renge-kyo barulah kita dapat ke seluruh alam semesta yang juga memperoleh manfaat merupakan menjadi tonggak sejarah sesungguhnya berdirinya Agama Buddha Sekte dari percaya Niciren Syosyu. kepada Hukum Upacara Dokyo Syodai dipimpin nammyohorengekyo langsung oleh Ketua Umum NSI, Maha ini dan kita mampu Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja. mengingatkan diri Beliau mengajak segenap umat Buddha sendiri agar selalu NSI untuk semakin percaya, sungguh menjadi manusia yang hati melaksanakan, dan bergerak berkualitas tinggi, untuk membahagiakan umat manusia. baik kualitas spiritual, Ketua Umum juga mengingatkan kualitas emosional, agar kita semua sebagai umat Niciren maupun kualitas Syosyu dan murid Buddha Niciren intelektualnya. *** agar semakin giat menjalankan upaya syakubuku dan menyebarluaskan Hukum Agung ini, dan kita harus lebih Samantabadra | Juni 2019

23


liputan

Survey TGM 32

Napak Tilas Kebudayaan di Timur Jawa

Foto bersama tim pelaksana TGM 32, Ketua Wilayah NSI Jawa Timur, Ketua dan Ibu Daerah NSI Surabaya, dan pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Latee, Sumenep, Madura.

P

ada Tanggal 17-20 Maret 2019 lalu, tim pelaksana Temu Generasi Muda ke-32 Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (TGM ke-32 NSI) melakukan survey lokasi ke tempat-tempat sebagai destinasi yang akan dikunjungi pada kegiatan TGM ke-32 NSI yang dilaksanakan pada tanggal 02-08 Juli 2019. Tim mulai berangkat dari Kantor Pusat NSI pada tanggal 17 April 2019 pukul 23.43 wib. TGM kali ini dilaksanakan di beberapa tempat, yakni 24

Samantabadra | Juni 2019

Lasem-Rembang-SurabayaMadura. Kegiatan pratinjau ini akan dilaksanakan dengan menempuh jalur darat. Adapun tim pelaksana yang berangkat beranggotakan 6 (enam) orang generasi muda NSI, yakni : Sandy, Arya, Martinus, Prajna, Fina, dan Vina. TGM NSI ke- 32 kali ini, akan diangkat topik utama “Menjadi Manusia Indonesia yang Unggul Berdasarkan Saddharmapundarika Sutra�. Jawa Timur (Khususnya Kota Surabaya) dipilih menjadi pusat kegiatan TGM ke-32

NSI tahun 2019 ini karena ada satu sosok inspiratif di Kota Surabaya, yaitu Ibu Tri Rismaharini (Walikota Surabaya) yang mampu mentransformasikan Kota Surabaya selama sembilan tahun terakhir sejak menjabat sebagai Walikota Surabaya tahun 2010-2015 dan terpilih kembali untuk periode 20152020, dari kota yang kotor, kumuh, dan tidak aman menjadi kota taman, rapi, dan nyaman bagi warganya. Bukan hanya penghargaan nasional yang diperoleh Ibu Tri


Rismaharini atas prestasinya, tetapi juga penghargaan internasional, di antaranya, pada 26 Januari 2018, Tri Rismaharini mendapatkan penghargaan dari Asean Tourism Forum (ATF) 2018 dan ASEAN Tourism Associations (ASENTA) Award di Chiang Mai Thailand, penghargaan ini diberikan bagi kota yang dianggap mampu mengelola pariwisatanya dengan baik. Pada 04 Juli 2018 Walikota Surabaya kembali mendapatkan penghargaan kategori special mention dari Lee Kuan Yew Award, Singapura, atas prestasinya yang mampu memberdayakan masyarakat Kota Surabaya melalui program ekonomi dan pendidikan. Selanjutnya pada 09 Juli 2018, mendapatkan penghargaan The Open Gove Recognition of Excellence, penghargaan atas inovasi yang dilakukan dalam penggunaan teknologi di sektor pelayanan publik. Pada 01 Oktober 2018 memperoleh Scroll of Honour Award dari United Nation Habitat di Nairobi Kenya, ini adalah penghargaan atas kesuksesan Walikota Tri Rismaharini dalam bidang Urbanisasi, dirinya dianggap mempunyai kontribusi terhadap perkembangan dan perbaikan kehidupan kota, serta pengelolaan pemukiman dan perbaikan kehidupan masyarakat miskin. Selanjtunya penghargaan terbaru yang diterima oleh Ibu Tri Rismaharini adalah penghargaan atas predikat

kota paling populer versi online. Hasil ini diperoleh berdasarkan polling online dengan nilai tertinggi sebanyak 1.504.535 vote dalam City Guangzhou Award, dari negara Tiongkok pada 07 Desember 2018. Metamorfosis Kota Surabaya sejak kepemimpinan Tri Rismaharini sebagai Walikota tersebut tentu merupakan wujud nyata dari kelima nilai inti manusia unggul yang menjadi tema di dalam TGM ke-32 NSI. Hal ini wajib untuk dipelajari dan dijadikan sumber inspirasi oleh seluruh peserta TGM ke-32 NSI melalui diskusi dan interaksi dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini serta melihat langsung kondisi kota Surabaya yang sudah bermetamorfosis melalui kegiatan Widyawisata. Selain Kota Surabaya, ada beberapa tempat di Jawa Timur dan perbatasannya yang akan menjadi tujuan dari kegiatan TGM 32 NSI, yaitu Lasem, Rembang, Trowulan, dan Madura, di kota-kota tersebut para peserta akan melakukan pengkajian budaya (termasuk sejarah) dan melakukan silaturahmi kebudayaan dengan para santri dan santriwati di beberapa pesantren yang akan dikunjungi dan juga masyarakat yang berada di sana. Hal ini diharapkan dapat menjadi modal berharga bagi seluruh peserta TGM dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini dan

masa depan. Destinasi di Rembang Lasem Lasem merupakan salah satu kerajaan bawahan Majapahit yang merasakan dampak langsung dari pergeseran budaya bahari menuju kontinental yang dipaksa pergeserannya oleh Belanda. Kolonial tidak menginginkan masyarakat Lasem mengetahui asalusul nenek moyangnya yang dapat menyebabkan timbulnya suatu kekuatan komunal untuk mengganggu keberadaan kolonial. Jejakjejak kerajaan Lasem hampir tidak dapat terdeteksi melalui sisa-sisa peradaban seperti candi atau bangunan lainnya. Kisah mengenai kerajaan Lasem hanya didapat melalui kitab-kitab yang mampu terlestarikan dari waktu ke waktu. Salah satu situs yang masih terjaga adalah situs kapal kuno Punjulharjo. Situs kapal kuno ini adalah galangan kapal yang digunakan semasa kerajaan Lasem berjaya untuk membuat kapal-kapal dan sampai hari ini masih tersimpan rangka kapal kuno di situs ini. Menurut sejarah galangan kapal ini digunakan oleh Belanda bahkan oleh Jepang, oleh karenanya situs ini masih terjaga hingga hari ini. Melalui situs kapal kuno ini peserta dapat melihat langsung kejayaan bahari nusantara. Selain sejarah kerajaan Lasem, kecamatan ini juga menyimpan banyak Samantabadra | Juni 2019

25


corak, terdapat motif lain yang juga menggabungkan beberapa unsur dari ketiga negara tersebut, antara lain adalah motif hong, mawar, tulip, peoni, kupu-kupu, dan parang. Pada abad 20 batik tiga negeri merupakan secarik kain premium yang memiliki harga sangat tinggi. Batik tiga negeri adalah barang incaran para konglomerat dari Arab, Belanda, dan Tiongkok. Tidak heran karena proses pembuatan batik tiga negeri pada masa itu harus dilakukan di tiga lokasi yang Tim pelaksana meninjau "Batik Purnomo" di Lasem. berbeda. Pewarnaan merah pada batik tersebut harus diselundupkannya candu pada dilakukan di Lasem, warna kisah lainnya hingga kini masa pendudukan Belanda. dijuluki sebagai kota biru di pekalongan, dan warna Selain Lawang Ombo terdapat coklat di Solo atau Jogjakarta. pusaka. Mendaratnya pula Klenteng Cu An Kiong pasukan Laksamana Ceng Batik tiga negeri dewasa ini yang merupakan bangunan Ho di nusantara mewarnai sudah menjadi barang langka kehidupan di tanah air dengan khas Tiongkok di tanah Lasem. dan dikatakan hampir punah. Tidak hanya bangunan, di banyak corak Tiongkok, Hal ini dikarenakan pabrik Lasem juga terdapat secarik tidak terkecuali Lasem. Kota produksi batik tiga negeri kain yang sarat akan makna. Pusaka yang juga dijuluki tertua di Lasem sudah gulung Kain tersebut dikenal sebagai dengan “tiongkok kecil“ ini tikar sejak tahun 2004 lalu. mencerminkan sejarah panjang batik tiga negeri. Corak batik Tentunya hal ini disebabkan tiga negeri ini lahir pada orang-orang keturunan oleh banyak faktor, namun masa penjajahan Belanda. tionghoa di nusantara melalui demikian keberadaan batik Nama tiga negeri sendiri lahir berbagai produk akulturasi yang indah dan bersejarah ini karena motif serta warna yang sudah berdiri sejak harus tetap dilestarikan. Indonesia masih berusaha pada batik tiga negri yang Setelah meresap sejarah, menggabungkan unsur tiga meraih kemerdekaan, salah budaya, dan kehidupan di satunya adalah Rumah Lawang negara, yakni Indonesia, Lasem peserta TGM nantinya Tiongkok, dan Belanda. Unsur akan diajak untuk berdiskusi Ombo, kediaman seorang Indonesia diwakili dengan keturunan Tionghoa yang dengan budayawan, sinolog, warna coklat soga yang diperkirakan dibangun pada dan narasumber lainnya yang sangat kental dengan nuansa tahun 1700an. Lawang Ombo berkaitan dan berkompeten. Jawa, unsur Tiongkok diwakili Selain itu nantinya peserta ini menjadi menarik karena ternyata di dalamnya terdapat dengan warna merah getih juga akan bersilaturahmi lubang (semacam sumur) yang pitik (darah ayam), dan unsur dengan santri-santri dari Belanda diwakili dengan warna pondok pesantren Raudlatut tersambung ke sungai Lasem. biru indigo. Selain warna dan Lubang ini adalah tempat Thalibbin di Rembang. 26

Samantabadra | Juni 2019


Destinasi Trowulan Berbeda dengan Lasem yang jejak sejarah kerajaannya pudar, Trowulan yang konon katanya adalah ibukota kerajaan Majapahit menyisakan banyak peninggalan. Trowulan memiliki sebuah museum bernama Museum Trowulan Majapahit yang berisi segala sejarah dan peninggalan Majaphit. Melalui Museum ini bisa didapat informasi mengenai keterkaitan antara kerajaan Lasem dan Majapahit. Dalam museum ini juga tersimpan informasi mengenai hubungan Tiongkok dengan nusantara terutama majapahit yang sudah terjalin sangat lama dan baik. Selain museum terdapat pula sebuah kompleks situs candi peninggalan Majapahit yang terletak di sekitar kawasan museum. Kompleks candi ini adalah sedikit jejak yang masih tersisa dari megahnya kerajaan Majapahit di masa lampau. Destinasi Surabaya-Madura Setelah menjelajah pulau Jawa di Rembang dan Lasem. Peserta TGM akan diajak berdiskusi dengan salah

satu negarawan, yakni Prof. Mahfud MD di Surabaya. Peserta juga akan diajak menyebrangi Selat Madura untuk menuju ke Sumenep, mengunjungi pondok pesantren Annuqayah dan bukit kapur Arosbaya di Bangkalan. Tekad Buddha Niciren untuk menjadi mata, tiang, dan bahtera bagi bangsa-Nya, adalah nafas bagi pergerakan TGM NSI yang dialirkan kepada seluruh generasi muda sebagai semangat juang dan rasa cinta tanah air Indonesia. Semangat berdana paramita (menyumbang materi yang diwujudkan dengan menabung sendiri untuk mengikuti kegiatan ini sehingga kegiatan TGM NSI bisa berjalan dengan biaya swadaya dari seluruh peserta, menyumbangkan waktu, pikiran, tenaga, dan membuat suasana tenang dan menyenangkan) menjadi “jantung” yang menghidupkan semangat juang para peserta di dalam mengikuti kegiatan TGM NSI. Segenap “bekal” yang disajikan dalam setiap kegiatan TGM, adalah “bahan bakar” ke dalam masing-masing individu

Tim pelaksana TGM 32 di depan Klenteng Cu An Kiong, di Lasem.

generasi muda NSI, untuk menggerakkan semangat dan mendorong rasa percaya diri untuk yakin pada potensi kebuddhaan (kesadaran hakiki yang utuh) yang dimiliki di dalam diri sendiri. Menyadari potensi terbesar yang mampu dimunculkan oleh manusia dari dalam dirinya sendiri, yaitu kebuddhaan. Kontribusi untuk membangun bangsa Indonesia, haruslah terlebih dahulu dimulai dengan daya untuk mengendalikan diri sendiri. Karena segala perubahan besar terhadap dunia, diawali dengan perubahan pada diri sendiri. Itulah landasan Saddharmapundarika Sutra yang hakikatnya menjadi dasar dalam setiap kegiatan TGM NSI pada khususnya dan seluruh kegiatan NSI pada umumnya. ***

Tugu Perjuangan (kiri) dan Klenteng Cu An Kiong, di Lasem.

Samantabadra | Juni 2019

27


liputan

Ketua Umum NSI Sebagai Narasumber Program ILC

Saatnya Damai Bersenandung Kembali

K

etua Umum NSI-MPU Suhadi Sendjaja, pada tanggal 16 April 2019 diundang menjadi salah satu narasumber dalam program televisi swasta populer Indonesian Lawyer Club (ILC) yang disiarkan secara langsung di TV One. Tema acara ini adalah Damai Bersenandung Kembali. Acara ini dipandu oleh jurnalis senior Indonesia, yakni Karni Ilyas. Acara ini juga menampilkan beberapa narasumber lainnya yaitu Prof. B.J. Habibie, H.M. Jusuf Kalla, KH. Abdullah Gymnastiar, Prof. Mahfud MD, Din Syamsudin, Ust. Yusuf Mansur, Franz Magnis Suseno, Pdt. Henriette Hutabarat, Wisnu Bawa Tenaya, Budi S Tanuwibowo, Erick Thohir, dan Hasyim Djojohadikusumo. Pada kesempatan ini, Ketua Umum NSI menyampaikan pendapatnya serta Pesan Damai Tokoh Agama dalam

28

Samantabadra | Juni 2019

perspektif agama Buddha, bahwa kaitannya dengan tanggal 17 April 2019, yang telah disepakati sebagai hari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Legislatif, umat NSI sudah terkonsolidasi untuk memenuhi haknya sebagai warga negara yang baik, yakni dengan mengikuti pemilu. Kewabijan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memelihara kerukunan yang merupakan hal yang penting selain menjalankan hak konstitusi kita sebagai rakyat Indonesia. Karena kita adalah saudara Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mana negara kita merupakan sebuah perjalanan panjang. Kematangan berbangsa dan bernegara juga pasti semakin baik. Ada satu kekuatan yang tidak boleh kita sepelekan, yaitu kekuatan spiritual. Kita semua harus berdoa agar pemilihan umum tahun 2019 berjalan dengan lancar.

Dengan penuh kesadaran kita harus meletakkan bahwa kita sebagai bangsa memiliki filosofi yang kita sepakati, yakni Pancasila. Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita harus memaknai bahwa konteks sila pertama ini berhubungan dengan keagamaan. Oleh karena itu agama harus bisa memberi landasan yang kuat, arif dan bijaksana. Sehingga umat beragama yang diayomi itu mempunyai kekuatan, mempunyai kesadaran dan mempunyai nurani. Mengenai demokrasi yang cerdas, kiranya kecerdasan itu juga harus muncul dari hati nurani yang baik. Sehingga kecerdasan yang bersumber dari hati nurani yang baik menjadi kecerdasan yang bersumber dari rasa keagaamaan yang dilandasi oleh Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam konteks ini disampaikan Ketua Umum NSI bahwa agama tidak ada yang mengajarkan keburukan. Masalahnya komunitaskomunitas agama itu sungguhsungguh membimbing umatnya untuk paham kepada ajaran kepada ajaran agama nya dan melaksanakan ajaran agama nya itu. Kiranya itu menjadi hal yang perlu menjadi sebuah gerakan moderasi agama yang tentunya yang akan memberi landasan yang lebih baik untuk


pemerintahan Indonesia lima tahun ke depan. Beliau juga mengungkapkan bahwa penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memposisikan pada posisi yang sebenarnya maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian dalam agama Buddha adalah menyadari hukum sebab-akibat dan menjaga keselarasan serta keseimbangan di dalam kehidupan.***

Pertemuan Gosyo Pertama di Koba, Pangkal Pinang

P

enyebarluasan dharma (kosenrufu) adalah nafas dari pergerakan NSI. Di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka-Belitung, NSI mengadakan pertemuan gosyo perdana di daerah Koba, yang dibina oleh dharma duta sekaligus DPP NSI, Ibu Irawati Lukman, didampingi oleh pengurus dan umat NSI dari daerah Bangka. Kiranya umat di daerah Koba semakin semangat syinjinnya dan mendapat manfaat kebajikan dari hukum Nammyohorengekyo. ***

Pertemuan Gosyo di Desa Jatipuro, Karang Anyar

S

uasana pertemuan gosyo di kediaman Bapak Narjo, umat NSI di Desa Jatipuro, Karang Anyar, Jawa Tengah dengan pembina dharma duta Ibu Chairani. Pertemuan diadakan kembali setelah 25 tahun lamanya. Kiranya umat di daerah Karang Anyar semakin semangat syinjinnya dan mendapat manfaat kebajikan dari hukum Nammyohorengekyo. *** Samantabadra | Juni 2019

29


liputan

Donor Darah Umat NSI Tangerang dalam Rangka Waisak 2019

P

ada hari Rabu, 01 Mei 2019 di Vihara Vimalakirti NSI Tangerang, umat NSI melaksanakan kegiatan bakti sosial donor darah, dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak 2019. Diawali dengan gongyo pagi bersama pukul 07.30 yang dipimpin oleh Bapak Suryandi, acara dilanjutkan dengan bakti donor darah sampai dengan pukul 12 siang. Umat yang melakukan donor darah diharuskan untuk mendaftar dan mengisi formulir PMI terlebih dahulu, lalu dikumpulkan ke petugas 30

Samantabadra | Juni 2019

pendaftaran. Selanjutnya petugas akan memanggil nama pendonor satu persatu untuk diperiksa kesehatan tensi dan Hb-nya. Peserta yang memenuhi persyaratan prosedur PMI, akan dilanjutkan ke ruang tunggu antrian untuk mendonorkan darahnya. Seusai pengambilan darah, pendonor dapat mengambil kartu donor dan makanan ringan untuk dikonsumsi agar tekanan darah tidak berangsur turun. ***


Partisipasi NSI dalam Silaturahmi Komponen Masyarakat Kabupaten Bogor

M

inggu, 21 April 2019, bertempat di Aula Divia Cita Polres Bogor, Kapolres Bogor mengadakan Silaturahmi Komponen Masyarakat Kabupaten Bogor Pasca Pemilu 2019 guna terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif. 2019 Kegiatan ini dilaksanakan dalam Rangka Menciptakan Situasi Kabupaten Bogor yang Aman, Damai dan Sejuk. Kegiatan silaturahmi yang digelar ini di hadiri kurang lebih 200 komponen elemen Masyarakat Kabupaten Bogor, di antaranya Bupati Bogor Ibu Ade Munawaroh Yasin S.H., M.H., Kapolres Bogor AKBP Andi Moch .Dicky P.G S.Sos S.I.K., M.H., Dandim 0621 Kabupaten Bogor Letkol. Inf. Hari Eko Sutrisno, Ketua Pengadilan Negeri, Kajari Bogor, Ketua TKD capres 01, Ketua BPD

capres 02, Para ketua parpol, Ketua MUI Kabupaten Bogor, FKUB Kabupaten Bogor, Para tokoh agama; Asep (Islam), Nyoman Pujawan (Hindu), Asri, (Kristen), Oking dan Kyanne (Buddha) serta Para tokoh masyarakat. Dalam kegiatan tersebut disampaikan bahwa sebagai kabupaten terbesar seIndonesia, Kabupaten Bogor banyak disorot ketika Pemilu 2019, dengan DPT terbesar, 15 ribu TPS dan 135ribu petugas. Bupati dan Wakil Bupati Bogor berterima kasih kepada semua pihak yang telah menjaga suasana kondusif ketika Pemilu 2019 berlangsung. Bupati dan Wakil Bupati Bogor berbagi tugas ke wilayah barat dan timur untuk mengontrol situasi. Kapolres Bogor AKBP Andi M. Dicky P.G.S.Sos S.I.K., M.H., menuturkan,

dalam Kegiatan ini Muspida Kabupaten Bogor Bersama Komponen masyarakat sepakat akan bersama sama menjaga Kabupaten Bogor selalu dalam situasi aman dan Kondusif. Peran serta semua elemen masyarakat hingga terciptanya suasana yang aman dan kondusif selama kampanye dan pemungutan suara Pileg dan Pilpres tahun 2019, diapresiasi Kapolres Bogor. Beliau mengucapkan terimakasih atas peran aktif masyarakat dan mengajak menunggu hasil penghitungan KPU. AKBP Dicky menuturkan, pemilu tahun ini merupakan rangkaian yang panjang dimulai dari masa kampanye, pelaksanaan pemilihan sampai penghitungan. “Dan perlu kita syukuri pelaksanaan Pemilu tahun 2019 ini berjalan dengan aman, damai dan sejuk. Ini peran kita semua. Kita menunjukan komitmen kepada pimpinan komponenkomponen masyarakat bahwa kita sepakat berkomitmen untuk menjaga kondusifitas stabilitas keamanan termasuk persatuan dan kesatuan yang ada di Kabupaten Bogor ini,� katanya. (Kyanne) Referensi https://86news.co/2019/04/22/polresbogor-polda-jabar-gelar-silaturahmidengan-komponen-masyarat-kabupatenbogor-pasca-pungut-suara-pemilu-2019/ Samantabadra | Juni 2019

31


liputan

Kunjungan Peserta Festival Kebinnekaan ke Wihara Sadaparibhuta NSI

P

ada tanggal 12 April dan 5 Mei 2019 sekitar pukul 17.00, pengurus pusat NSI menerima kunjungan silahturahmi dari peserta kegiatan Wisata Kreatif yang merupakan satu kesatuan dari kegiatan festival kebhinekaan Untuk Merayakan Toleransi dan Keberagaman Indonesia. Beberapa pengurus dan umat NSI dengan senang hati menyambut dan menerima kehadiran sekitar 7-10 orang peserta dari kegiatan Festival Kebhinekaan. Adapun tujuan kunjungan ke wihara Sadaparibhuta NSI ini adalah untuk menumbuhkan rasa empati dan toleransi di antara umat beragama yang sangat beragam di Indonesia. Selain itu Wisata ini juga sekaligus ditujukan untuk mempelajari kembali kekayaan sejarah dan budaya religi di Jakarta, melalui kunjungan ke berbagai rumah rumah ibadah juga berinteraksi dengan penganutnya. Sesampainya di wihara, peserta diajak untuk berkeliling kantor Pusat NSI dan meuju lantai 4 untuk berdiskusi mengenai ajaran Buddha sekte Niciren Syosyu. Dalam forum diskusi tersebut, yang dipandu oleh Ketua Wilayah DKI, Bapak Tjong Nie Kie serta didampingi oleh perwakilan pimpinan Ibu yakni Ibu Mariawati, 32

Samantabadra | Juni 2019

memaparkan sekilas mengenai ragam agama, sejarah berdirinya Agama Buddha Niciren Syosyu, arti simbol/lambang yang ada dalam wihara, kebiasaan/ritual dalam bersembahyang Agama Buddha Niciren Syosyu. Selanjutnya, adalah sesi tanya jawab yang dilakukan oleh peserta. Dalam sesi tanya jawab tersebut sangat terlihat antusis peserta yang semakin besar akan keingintahuan mendapatkan wawasan mengenai Agama Buddha. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, terlihat bahwa belum banyak informasi mengenai agama Buddha Niciren Syosyu. Dari diskusi tersebut diketahui bahwa dalam pemikiran mereka Agama Buddha identik dengan lilin-lilin besar berwarna merah dan patung-patung besar. Menanggapi pertanyaan yang ada, pimpinan NSI menjelaskan kepada peserta sesuai dengan ajaran Buddha Niciren, bahwa agama Buddha yang sesungguhnya, yang tepat waktu dan tepat guna yang diajarkan oleh Buddha Niciren Daiyonin sebagai Buddha Pokok Masa Akhir Dharma adalah Nammyohorengekyo. Salah satu panitia kegiatan, Ira Lathief menyampaikan bahwa menjaga konsistensi pelaksanaan kegiatan festival kebhinekaan ini memang tidak mudah, karena tak bisa menutup mata dengan kecenderungan meningkatnya ekslusivitas dan intoleransi atas nama agama serta masih banyaknya stigma negatif terkait ras, agama, atau etnis tertentu, dikarenakan kurangnya dialog dan interaksi untuk membuat satu sama lain saling mengenal lebih baik. Sehingga dengan adanya rangkaian kegiatan festival kebhinekaan ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran toleransi lintas agama dan lintas budaya melalui medium kreatif dengan diisi dengan kegiatan Wisata Bhineka/ Wisata Rumah Ibadah Lintas Agama, Dialog tentang Toleransi , Pemutaran Film dan Pameran Foto. ***


Penampilan Tim Kesenian NSI di Thailand

P

ada tanggal 01 Mei 2019, NSI diundang oleh Cetiya Dhamma Manggala untuk mengirimkan delegasi tari NSI untuk tampil di Wihara Wat Khao Lao, Ratchaburi, Wang Manao, Thailand dalam rangka syukuran ulang tahun ke 83 Luangpo Jamnean Seelasetto. Penanggung jawab acara, Rani Ningsih, menyampaikan bahwa di organisasi Buddhis di Indonesia dalam hal kesenian, NSI sangat terdepan dan yang terbaik saat ini, oleh karena itu merupakan suatu kehormatan untuk bisa hadir sebagai perwakilan penghormatan umat Buddha Indonesia. Penari adalah umat NSI dari DKI Jakarta; Ayi Nilawati, Kitiwi, dan Lispiana. Mereka menjalankan tugas Bodhisattva Gadgasvara dengan turut menyebarluaskan dharma Nammyohorengekyo melalui kesenian. ***

Berita Duka Cita Bapak Jimmy Endang Kusnadi

Ibu Fiawati

Ibu Supiatin

Meninggal pada usia 76 tahun 13 April 2019 Umat NSI daerah Senen Baru DKI Jakarta

Meninggal pada usia 78 tahun 18 April 2019 Umat NSI daerah Bogor Jawa Barat

Meninggal pada usia 51 tahun 25 April 2019 Umat NSI daerah Kotabumi Bandar Lampung

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Ibu Rustiati

Ibu Tjioe Pit Cen (Pipit)

Ibu Subur

Meninggal pada usia 64 tahun 21 April 2019 Umat NSI daerah kota Jambi Jambi

Meninggal pada usia 61 tahun April 2019 Umat NSI daerah Sawah Besar DKI Jakarta

Meninggal pada usia 62 tahun 05 Mei 2019 Umat NSI daerah Jelambar DKI Jakarta

Samantabadra | Juni 2019

33


ajaran

Surat perihal Kiriman Sutra Doa Gosyo Kensyu

Gosyo Zensyu halaman 1356

Latar Belakang

S

urat ini dikirim kepada Sairenbo yang sedang sakit. Dalam keadaan itu, ia meminta bimbingan mengenai cara berdoa untuk menolak bahaya dan memperpanjang umur. Surat ini ditulis pada tanggal 28 tahun baru tahun Bun-ei ke-10 (1273), ketika Niciren Daisyonin berusia 52 tahun dan berada di Icinosawa. Beliau menulis kalimat Saddharmapundarika-sutra sebagai sutra doa, namun surat aslinya sudah tidak ada lagi. Makna utama surat ini menyampaikan jawaban yang jelas atau satu per satu pertanyaan Sairenbo. Pertama, mengenai “orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra mendapat penindasan dari Tiga Jenis Musuh Kuat”. Dalam hal ini dijelaskan bahwa karena Niciren Daisyonin mendapatkan penganiayaan dari tiga masa, maka karunia manfaat Saddharmapundarika-sutra juga tidak akan habis selama tiga masa. Kedua, “perihal keinginan untuk masuk ke pedalaman gunung”. Dasar terpokok dan terpenting dari pertapaan di Masa Akhir Dharma adalah menyebarluaskan Hukum. 34

Samantabadra | Juni 2019

Namun, karena sakit dan majikan negara juga menerima untuk percaya Hukum Sesungguhnya, maka diperbolehkan untuk masuk gunung. Akan tetapi, tegasnya, setelah sembuh dari penyakit harus sungguh-sungguh menjalankan penyebarluasan. Ketiga, “mengenai dosa pelaksana Masa Akhir Dharma untuk menolak malapetaka dan untuk memperpanjang umur”. Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa pertapaan untuk memperoleh hal tersebut adalah dengan menyerahkan semuanya pada Saddharmapundarika-sutra. Keempat, Sairenbo menyampaikan bahwa sejak menjadi Bhiksu pada usia 17 tahun, ia tidak makan daging, tidak beristri dan mempunyai anak, hanya bertapa mempertahankan sila suci dan bersih. Niciren Daisyonin memperingatkan dengan tegas tentang keunggulan dan kegaiban menerima dan mempertahankan Saddharmapundarikasutra. Akhirnya menerangkan bahwa selain kepada orang yang mempunyai kesungguhan hati untuk menyebarluaskan, tidak boleh dengan mudah memberikan sutra doa ini.


Isi Gosyo

S

urat yang berisi keinginan yang rinci telah diterima. Dari dahulu sudah disampaikan bahwa memasuki Masa Akhir Dharma, orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra akan mendapat penindasan dari Tiga Jenis Musuh Kuat, hal ini sudah disampaikan secara garis besar ketika (kita) bertemu. Sejauh berkenan dengan petuah emas dari Buddha, tidak boleh meragukannya. Maka Niciren juga, setelah sungguh-sungguh percaya kepada Saddharmapundarika-sutra, mendapat luka di kepala, dipukul, diusir dari tempat, mendapat hukuman penggal kepala, dihukum buang sampai akhirnya dibuang jauh ke Pulau Sado ini. Orang yang mempunyai dosa yang bagaimanapun beratnya, hanya mendapat hukuman pada masa sekarang saja, sedangkan Niciren seakan-akan mendapatkan kesulitan besar dari ketiga masa. Oleh karena itu, kesulitan besar pada masa sekarang ini adalah seperti yang sekarang ini. Kesulitan masa lampau berarti orang yang sangat buruk sekali, yakni Sunaksatra, Kokalika, dan lain-lain dari semasa Buddha Sakyamuni hidup yang menurut orang-orang waktu itu, tidak memusnahkan kesesatan yang masih tertinggal dari dosa berat terlahir sesudah kemoksyaan. Sang Buddha sebagai musuh yang menghantam Hukum Buddha, itulah yang dimaksud dengan hal ini. Selanjutnya, yang dikatakan kesulitan masa akan datang adalah orang-orang yang pada masa itu memfitnah dengan mengatakan bahwa Niciren-bo ini semasa hidup bertemu dengan macammacam kesulitan besar, pada saat ajal memakan diri sendiri dan sesudah meninggal pasti jatuh ke dalam Neraka Avici Besar, serta mendapat penderitaan yang tak ada habisnya. Dari dahulu sampai sekarang, di dalam masyarakat maupun di luar keduniawian, selalu terdapat banyak orang yang mendapat hukuman, baik orang yang unggul maupun rendah, yang berkedudukan tinggi maupun rakyat biasa, yang mempertahankan sila atau memecahkan sila, manusia biasa atau orang arif. Namun itu hanya terbatas pada masa sekarang saja. Bagi Niciren ini, di masa sekarang sudahlah tentu, dari masa lampau yang akan datang mendapat penganiayaan besar ketiga masa. Ini sematamata karena Saddharmapundarika-sutra. Berdasarkan penganiayaan besar selama tiga masa dari Niciren ini, harus dipikirkan bahwa karunia manfaat Saddharmapundarika-sutra selama tiga masa. Sejak dahulu, masa lampau yang amat jauh (kuon), sampai masa akan datang yang kekal terus menerus, karunia manfaat ketiga masa dari Myohorengekyo tidak pernah habis. Sekalipun Niciren hanya sedikit saja berpihak kepada Saddharmapundarika-sutra, sudah mendapat kesulitan besar. Apalagi memikirkan Buddha Sakyamuni yang setiap hari hadir di dunia selalu memihak Saddharmapundarika-sutra, tidak dapat dikatakan lagi berdasarkan teori kewajaran. Dengan demikian, isi yang dibabarkan Bab ke-13 Anjuran untuk mempertahankan Saddharmapundarika-sutra, tidak sedikitpun yang tidak berlaku; dirasakan sungguh-sungguh unggul. Perihal keinginan untuk masuk ke pedalaman gunung, pada umumnya, sekalipun dikatakan menentang pertapaan penyebarluasan Hukum Masa Akhir Dharma, namun karena mengidap penyakit dan saatnya malapetaka bertubi-tubi di seluruh tanah negeri di bawah langit, majikan negara tidak mau percaya bagaimanapun disampaikan karena tidak mengetahui dengan badan sendiri, Niciren juga terkadang ada pikiran untuk masuk ke pedalaman gunung. Apalagi dalam keadaan seperti anda, sudah barang tentu demikian, seandainya masuk ke pedalaman gunung juga, sesudah sembuh dari penyakit, jika ada kesempatan, sebarluaskan dengan membuang jiwa raga. Samantabadra | Juni 2019

35


Permohonan mengenai dua pelaksana masa akhir dharma untuk menolak malapetaka yang memperpanjang umur sudah diterima. Dikirim satu rol untuk dicatat dalam kertas lampiran. Setiap hari, tidak kurang dari satu kali, baca dan sebutlah. Niciren juga, sejak dari hari percaya, setiap kali menyebut kalimat yang dianjurkan ini, berdoa kepada Buddha dan surga, maka mendapatkan bermacam-macam kesulitan besar. Tetapi, karena kekuatan Saddharmapundarika-sutra dan petuah emas Buddha Sakyamuni mendalam serta berbobot, sampai sekarang selamat. Mengenai hal ini pun, pelaksana Saddharmapundarika-sutra tidak akan mundur dari hati kepercayaan, tidak menyayangi badan. Apabila badan itu semuanya diserahkan kepada Saddharmapundarika-sutra dan melaksanakan sesuai petuah emas di masa akan datang sudah barang tentu; di masa sekarang pun dapat menolak malapetaka dan memperpanjang umur, mendapat imbalan akibat besar yang unggul serta dapat mencapai keinginan konsenrufu. Di dalam surat tertulis bahwa sejak menjadi Biksu pada usia 17 tahun, tidak mempunyai istri dan anak, tidak makan daging, dan lain-lain. Pada hari melakukan pemfitnahan dharma besar dengan mempercayai Ajaran Sementara, sekalipun merupakan orang yang bertapa mempertahankan sila karena dosa pemfitnahan dharma menentang Saddharmapundarika-sutra orang ini miliaran kali lebih rendah daripada orang biasa yang memecahkan sila namun mempertahankan Hukum Sesungguhnya. Sekalipun mempertahankan sila. Biksu yang memfitnah dharma pasti terjatuh ke neraka penderitaan yang tak terputus-putus, sedangkan orang yang mempertahankan Hukum Sesungguhnya, meskipun sama sekali merupakan orang biasa yang memecahkan sila, tidak diragukan lagi pasti mencapai kesadaran Buddha. Sekarang, badan anda membuang Ajaran Sementara, Nembutsu dan lain-lain, serta percaya dan mengikuti Hukum Sesungguhnya, maka merupakan orang arif yang suci dan bersih di antara orang yang sungguh-sungguh mempertahankan sila. Terlebih lagi setelah menjadi biksu, sekalipun orang yang memegang ajaran sementara, seharusnya demikian. Apalagi orang yang bertapa Hukum Sesungguhnya, seharusnya lebih daripada itu. Umpamanya, ketika mengikuti sekte Ajaran Sementara mendapatkan istri dan anak, kalau mendapat kesulitan besar seperti ini, harus membuangnya dan menyebarluaskan Hukum Sesungguhnya. Pada dasarnya menjadi orang arif sungguh mengagumkan, alangkah mengagumkan sungguh-sungguh waspadalah mulai sekarang dan seterusnya. Sekalipun suami, istri dan lain-lain mendekat, jauhilah, jangan sampai menjadi hambatan badan, seranglah pemfitnahan istri dan lain-lain mendekat, jauhilah, jangan sampai menjadi hambatan badan, seranglah pemfitnahan dharma seluruh negeri serta harus menolong upacara dan bimbingan ajaran Buddha Sakyamuni. Sejak sekarang dan seterusnya sebutlah satu rol surat ini serta berdoalah kepada Buddha dan Surga, dan bergiatlah dalam penyebarluasan dengan sungguh-sungguh. Surat ini hanya berarti bagi orang yang sungguh-sungguh mau menyebarluaskannya. Sekalipun disebut pelaksana sutra ini, kalau tidak suci dan pintar, jangan memberikan ini dengan mudah. Terima kasih, terima kasih. Salam hangat Tanggal 28 tahun baru Bun-ei 10 Surat Balasan Kepada Sairenbo tertanda Niciren

36

Samantabadra | Juni 2019


Kutipan Gosyo

1

Memasuki Masa Akhir Dharma, orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra akan mendapat penindasan dari tiga jenis Musuh Kuat.

ke dalam Neraka Avici dan mendapat penderitaan besar. Sejak dahulu sampai sekarang di dalam masyarakat maupun di dalam dunia kesanghaan pun banyak terdapat Bhiksu dan manusia biasa yang memiliki berbagai dosa. Tetapi orang-orang Keterangan: yang berdosa tersebut bagaimanapun Bagian ini berisi penjelasan sebagai juga hanya mendapat hukuman pada masa berikut, pertama berdasarkan kesulitan sekarang. Sebaliknya, Niciren Daisyonin besar dari ketiga masa: lampau, sekarang mendapat kesulitan besar dari ketiga dan akan datang yang diterima Niciren masa. Apalagi hal tersebut bukan karena Daisyonin karena menyebarluaskan karma atau dosa yang berkenan dengan Saddharmapundarika-sutra dijelaskan hal-hal kemasyarakatan, melainkan tentang kegembiraan akan kepastian timbulnya sebab tersebut tidak lain karena menerima karunia manfaat yang tidak menyebarluaskan Saddharmapundarikahabis selama ketiga masa. Bahwa orang sutra. Dengan demikian, jika dikatakan yang menerima dan mempertahankan sebaliknya, menerima karunia manfaat Saddharmapundarika-sutra di Masa Akhir selama ketiga masa. Niciren Daisyonin Dharma akan ditindas oleh Tiga Jenis yang hanya sedikit memihak kepada Musuh Kuat adalah petuah emas Buddha Saddharmapundarika-sutra dan Sakyamuni. Niciren Daisyonin sendiri pun menyebarluaskan Hukum di negeri Jepang karena percaya Saddharmapundarika-sutra mendapatkan berbagai kesulitan besar, dan menyebarluaskan, ditekan dan ditindas apalagi Buddha Sakyamuni yang berkali-kali hingga hampir terenggut jiwa-Nya. Bahkan hadir di dunia dengan tujuan yang sangat akhirnya sampai dihukum buang ke tempat penting, yakni untuk menyebarluaskan yang jauh, yakni Pulau Sado. Saddharmapundarika-sutra. Jika Selanjutnya, orang yang memiliki memikirkan hal ini perasaan beruntun tak kesalahan berat pun, hukumannya hanya dapat dilukiskan dalam kata-kata. Oleh terbatas pada masa sekarang. Sebaliknya, karena itu, pembabaran dalam Bab Anjuran Niciren Daisyonin mendapat kesulitan untuk mempertahankan yang mengatakan dari ketiga masa, ‘kesulitan besar masa bahwa pelaksana Saddharmapundarikasekarang’ berarti hukuman pembuangan sutra menyebarluaskan hukum dengan ke Pulau Sado dan lain-lain. ‘Kesulitan masa menahan kesulitan besar menyatakan lampau’ berarti orang-orang yang pada mahamaitri karuna dari Sang Buddha yang masa itu mengatakan bahwa selama hidup tak pernah sedikit pun beristirahat. Betapa Niciren Daisyonin bertemu dengan berbagai agungnya! kesulitan besar, dan mati karena kelaparan, setelah meninggal Beliau pasti terjatuh

GM

Samantabadra | Juni 2019

37


2

Perihal Keinginan untuk masuk ke pedalaman gunung.

Sekalipun demikian, pada waktu itu Sairenbo sendiri tidak sehat, masih perlu beristirahat. Lagi pula keadaan negeri Jepang terus menerus tertimpa Keterangan: malapetaka, majikan masyarakat percaya Sairenbo berkeinginan masuk ke kepada Hukum sesat dan memfitnah pedalaman gunung. Mengenai boleh Saddharmapundarika-sutra, sehingga tidaknya masuk kepedalaman gunung tidak mau sadar sekalipun diberitahukan ia meminta bimbingan kepada Niciren Hukum Sesungguhnya. Dalam hati Niciren Daisyonin dan mendapat jawaban dari Daisyonin sendiri terbersit keinginan Beliau. Demikian isi bagian ini. untuk masuk ke pedalaman gunung, Mengenai ‘Perihal keinginan untuk maka dapat dimengerti Sairenbo yang masuk kepedalaman gunung’ pertama berkeinginan sama. Tetapi khususnya dijelaskan, sesuai dasar ketentuan Niciren Daisyonin membimbing bahwa pelaksana pertapaan dikatakan ‘Menentang biarpun masuk ke pedalaman gunung, jika pertapaan penyebarluasan Hukum Masa sembuh dari penyakit dan sehat kembali, Akhir Dharma’. Pelaksana pertapaan jalan sesuai pola penyebarluasan hukum pada kebuddhaan yang sesuai dengan bakat Masa Akhir Dharma, tetap harus sungguhdan waktu Masa Akhir Dharma adalah sungguh bergiat dalam penyebarluasan ‘Pelaksana penyebarluasan Hukum’. Jika Saddharmapundarika-sutra dengan dikatakan dari ketentuan yang mendasar, membuang jiwa raga. maka masuk ke pedalaman gunung berarti memecahkan dan mematahkan Permohonan mengenai doa pemfitnahan dharma dari orang-orang pelaksana Masa Akhir Dharma yang licik dan jahat, dan menarik mereka untuk menolak malapetaka dan ke hukum yang benar. Ini merupakan memperpanjang umur sudah diterima. pelaksanaan untuk orang lain. Oleh karena itu hidup di dalam masyarakat Keterangan: nyata, memecahkan dan mematahkan Bagian ini berisi bimbingan mengenai kepercayaan yang sesat dari orangcara doa “Menolak malapetaka dan orang yang menyebarluaskan Hukum memperpanjang umur”. Pertama-tama. Sesungguhnya merupakan hal yang dianjurkan agar tiap hari tanpa lalai terpenting. Dengan demikian, masuk ke sedikitpun membaca dan menyebut ‘Sutra pedalaman gunung berarti melepaskan Doa’ dari satu rol yang terlampir. Pada diri dari masyarakat nyata dan merupakan saat ini surat asli ‘Sutra Doa’ tersebut sudah tidak ada sehingga isinya tidak jelas. pertapaan agar diri sendiri mendapat kesadaran. Ini merupakan pertapaan Syoju, Diperkirakan isi ‘Sutra Doa’ itu mengutip cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kalimat Saddharmapundarika-sutra. Di dalam Bab-23 Bodhisattva Baisjyaraja bakat dan waktu Masa Akhir Dharma Saddharmapundarika-sutra terdapat yang penuh dengan kelicikan, kejahatan kalimat yang berbunyi, “Berbagai macam dan pemfitnahan dharma. Maka Niciren musuh yang membenci semuanya menjadi Daisyonin dengan terang menjelaskan hilang musnah” dan “Jika dapat mendengar ketentuan mendasar cara pelaksanaan sutra ini, penyakit langsung hilang, tidak pertapaan.

GM

3

38

Samantabadra | Juni 2019

Anak Cabang


akan menjadi tua dan mati.” Di dalam Bab ke-26 Mantram Dharani dikatakan, “Jika tidak mengikuti doa-Ku, mengacaukan serta menyulitkan orang yang membabarkan Hukum, kepalanya akan pecah menjadi tujuh bagian seperti cabang pohon arjaka.” dan “Menjaga dan melindungi orang menerima dan mempertahankan Saddharma karunianya tidak dapat diukur.” Sejak hari mulai percaya Saddharmapundarika-sutra, Niciren Daisyonin tiap hari membaca dan menyebut kalimat dianjurkan dan terus berdoa kepada para Buddha dan berbagai dewa. Dari dahulu, di dalam Surat Balasan kepada Ueno Dono, Niciren Daisyonin mengatakan, “Niciren sejak lahir hingga sekarang, sehari satu waktu pun tidak ada hal yang membuat hati tenang. Hanya berkeinginan menyebarluaskan Daimoku Saddharmapundarika-sutra ini” (Gosyo Zensyu halaman 1558). Demikian, demi menyelamatkan dan membuat seluruh umat manusia Masa Akhir Dharma mencapai kesadaran Buddha, beliau menegakkan keinginan agung menyebarluaskan Saddharma dan demi pencapaian tersebut berdoa di dalam hati serta menjalankan pelaksanaan untuk orang lain secara berkesinambungan. Niciren Daisyonin menjelaskan, sekalipun bertemu dengan berbagai kesulitan besar yang dapat merenggut jiwa pun, akan tetap selamat jika ada pelaksanaan yang berkesinambungan dari kekuatan kepercayaan dan kekuatan pelaksanaan. Hal ini dikatakan, “mendapatkan bermacammacam kesulitan besar. Tetapi, karena kekuatan Saddharmapundarika-sutra dan petuah emas Buddha Sakyamuni mendalam serta berbobot, sampai sekarang selamat,” berarti karena dijaga oleh kekuatan Buddha dan kekuatan Hukum, dapat mengatasi satu persatu kesulitan besar dan bisa selamat sampai hari ini.

Sebagai hal yang terpenting dalam berdoa, diajarkan untuk menegakkan sikap pelaksanaan dan kepercayaan sebagai berikut. Pertama, “Tidak akan mundur dari hati kepercayaan” berarti di dalam icinen kepercayaan tidak boleh ada perasaan sesat, takut, dan pikiran yang bukan-bukan. Kedua, “Tidak menyayangi badan” berarti di dalam perilaku maupun pelaksanaan tidak boleh ada kompromi dan keinginan untuk akrab dengan kesalahan, perilaku dan pelaksanaannya harus selalu didasari dengan kesungguhan hati. Ketiga, “Badan itu semuanya diserahkan kepada Saddharmapundarika-sutra” berarti meyakini Nammyohorengekyo dengan mutlak. Keempat, “Melaksanakan sesuai petuah emas” berarti mempercayai ajaran Buddha dengan tulus dan terus melaksanakan tanpa menyimpang. Dengan demikian, jika hati kepercayaannya memiliki keberanian, prilaku dan pelaksanaannya benar dan sungguh hati, keyakinan hati kepercayaannya mutlak dan bergiat dalam pelaksanaan tanpa menyimpang, maka tidak perlu dikatakan lagi mengenai masa akan datang; pada masa sekarang pun dapat memperpanjang umur dan menolak malapetaka serta pasti memperoleh imbalan akibat besar yang unggul dan gaib. Jika setiap orang menjalankan pertapaan dengan ‘Badan berlainan yang bersatu hati’ keinginan agung kosenrufu pasti akan tercapai.

4

Di dalam surat tertulis bahwa sejak menjadi Bhiksu pada usia 17 tahun, tidak mempunyai istri dan anak, tidak makan daging, dan lain-lain.

Anak Cabang

Keterangan: Pada bagian ini disampaikan mengenai keberadaan Bhiksu yang menyebarluaskan dan mempertahankan Samantabadra | Juni 2019

39


Saddharmapundarika-sutra di Masa Akhir Dharma serta anjuran untuk berhati-hati mengenai sutra doa. Orang yang mempertahankan sila dengan suci dan bersih, seperti apa pun juga, jika melaksanakan pertapaan Ajaran Sementara dan menentang Saddharmapundarikasutra lebih rendah miliaran kali daripada manusia biasa yang memecahkan sila tetapi percaya Saddharmapundarikasutra, Hukum Sesungguhnya Masa Akhir Dharma. Mengapa demikian? Karena Bhiksu yang memfitnah Saddharmapundarikasutra akan terjatuh ke dalam neraka penderitaan yang tak terputus-putus, sedangkan manusia biasa yang percaya Hukum Sesungguhnya tidak diragukan lagi pasti akan mencapai kesadaran Buddha. Sebenarnya Saddharmapundarika-sutra adalah bibit pencapaian kesadaran Buddha, maka jika menerima dan mempertahankan ini pasti dapat mencapai jalan kebuddhaan. Sebaliknya, orang yang memfitnah Saddharmapundarika-sutra di dalam Bab Perumpamaan Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “Orang yang tidak percaya dan memfitnah sutra ini memutuskan seluruh bibit Buddha dalam masyarakat. Dan setelah hidupnya berakhir, masuk ke dalam neraka Avici.� Dengan demikian orang yang memfitnah Saddharma menjadi memutuskan bibit pencapai kesadaran Buddha. Sekalipun manusia biasa memecah sila, jika menerima dan mempertahankan Saddharmapundarika-sutra dapat mencapai kesadaran Buddha. Sesungguhnya, bermacam-macam sila yang kecil tidak lain hanyalah jodoh yang menolong agar dapat mematangkan bibit Buddha. Justru karena dari dasarnya ada bibit Buddha, maka bisa mempertahankan sila. Bagaimanapun juga, seorang Bhiksu dari Ajaran Sementara sekalipun, seharusnya lebih suci dan bersih 40

Samantabadra | Juni 2019

dari pada orang-orang di dalam masyarakat. Apalagi orang yang melaksanakan pertapaan Ajaran Sesungguhnya tentu harus lebih suci dan bersih. Sekalipun memperoleh isteri dan anak pada waktu menganut sekte Ajaran Sementara, kalau bertemu dengan penganiayaan yang sedemikian besar, tidak boleh menyayangi mereka dan harus menyebarluaskan Hukum Sesungguhnya. Dari dahulu, Sairenbo adalah orang arif, sungguh agung sekali. Ia mengemban tugas kejiwaan seumur hidup, dikemudian hari pasti harus terlepas dari semua kerabat, menyerang pemfitnahan dharma di seluruh negeri, menolong upacara dan bimbingan dari Buddha Sakyamuni. Dengan mengatakan hal ini Niciren Daisyonin menganjurkan agar sebagai seorang Bhiksu harus menembus cara hidup yang mempertahankan sila yang suci dan bersih. Akhirnya, sekali lagi diusulkan untuk membaca dan menyebut sutra doa, berjanji dan berdoa kepada para Buddha dan berbagai dewa serta menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra. Dan diperingatkan bahwa sutra doa hanya diberikan kepada orang yang memiliki keinginan kuat dan kokoh untuk menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra. Bahkan, sekalipun merupakan pelaksana sutra ini, jika orang tersebut tidak suci dan tidak sungguh-sungguh, jangan dengan mudah memberikan sutra ini. ***


Samantabadra | Juni 2019

41


42

Samantabadra | Juni 2019


Samantabadra | Juni 2019

43


ajaran

Surat kepada Ben-dono Gosyo Cabang

Latar Belakang

S

urat ini ditulis pada tanggal 21 bulan 7 tahun 1276 (Kenji ke-2) di Minobu dan diberikan kepada Ben Ajari Nissyo. Surat aslinya masih tersimpan dengan baik di Kuil Honno di Kyoto. Seperti sang dikatakan bahwa di dalam sehalai kertas di tulis banyak hal yang penting, maka pada ujung bagian yang kosong pun dimuat berbagai catatan dan dibelakang surat juga ditulis judul-judul Syingon. Dari sini dapat dirasakan bagaimana kehidupan Niciren Daisyonin di Minobu. Isi surat ini terutama menanyakan keadaan para murid di daerah Kamakura, terutama mengkhawatirkan keadaan keempat orang, Kawanobe dan lainnya yang sudah lama tidak ada kabarnya. Untuk itu tugas membimbing agar tidak seorang pun mundur dari kepercayaan dititipkan kepada Nissyo, kemudian ingin mengajarkan dan menyampaikan Hukum. Niciren Daisyonin menganjurkan muridmurid-Nya yaitu Cikugobo dan lainnya yang segera datang ke gunung Minobu. Sehubungan dengan itu juga memohon agar mereka membawakan catatan bukubuku lainnya atau tulisan kalimat pokok dari Dasabhumi-viibhasa-sastra. 44

Samantabadra | Juni 2019

Setelah dua tahun lebih meninggalkan Kamakura memasuki Gunung Minobu, Niciren daisyonin senantiasa khawatir akan para murid dan penganut di Kamakura yang telah bersama-sama dalam suka dan duka, khususnya dalam peristiwa penganiayaan Tacenokuci. Dari sini dapat dirasakan perasaan hati Daisyonin yang setiap waktu memprihatinkan kelastarian Hukum Buddha untuk masa akan datang.


Isi Gosyo

K

arena ingin memperbaiki atap rumahnya, Taki-o telah kembali ke rumah. Perihal pengorbanan Ikegami Emon-dayu Dono tertulis dari surat Daisyin Ajari. Harap disampaikan kegembiraan hati saya atas sumbangan jubah dari Juro Nyudo Dono. Beberapa waktu yang lalu Saburo Saemon Dono telah mengirim seorang utusan ke sini. Saya merasa yang dikatakan orang itu meragukan, oleh karena itu kunjungilah secara khusus dan dengarkanlah dengan baik. Kirimlah surat mengenai hal ini. Dan juga, maksud ini hendaknya disampaikan pula kepada Saemon Dono. Perihal keempat orang, Kawanobe Dono dan yang lain-lain, saya sangat khawatir sementara waktu ini tidak ada kabar beritanya. Apakah terjadi sesuatu pada mereka? Hendaknya kabarkan kepada saya dengan menulis secara rinci satu persatu. Saya terutama memikirkan , orang ini, karena itu sering menuntut surga. Masa yang akan datang adalah masalah nanti, pada ini pasti diperoleh tanda rejeki. Harap diberitahukan hal ini dengan keras. Ito Haciro Zaemon sekarang menjadi kepala daerah Syinano. Ia sudah menghadapi ajal dan dihidupkan kembali melalui doa Niciren Daisyonin. Ia berjanji tidak akan menjadi penganut Nembuce dan juga menyampaikannya kepada Myoosyobo, tetapi sebaliknya dia telah menjadi penganut Nembuce dan biksu dari Syingon, sehingga terjatuh ke dalam neraka tak terputusputus. Notobo sebenarnya berpihak kepada kita, namun karena takut kepada masyarakat dan di samping itu mempunyai banyak keinginan, ia tidak hanya membuang Niciren bahkan memusuhi. Begitupun sama halnya dengan Syoubo. Keempat orang, Kawanobe Dono dan lainnya, masing-masing merupakan pengikut Niciren yang sangat penting, maka saya dengan sungguh hati telah mendoakan sampai kepala hancur. Tetapi sampai sekarang tidak ada tandanya, saya rasa di antara mereka ada yang mundur dalam hati kepercaan. Mendoakan orang yang keinginan dan perasaannya tidak sama, sama seperti menyalakan api di air, membangun rumah di angkasa. Hendaknya ini disampaikan kepada keempat orang itu. Harus dipikirkan ketepatan ramalan mengenai Mongolia. Hal itu sama sekali bukan dosa Niciren. Harap disampaikan kepada Cikugobo (Niciro), Sammibo. Soce (Niciko) agar segera datang ke sini bila ada waktu karena ingin disampaikan Hukum Buddha yang sangat penting. Buku besar yang mencatat kalimat penting dari Dasabhumi-vibhasa-sastra dan judul-judul buku Syingon yang ditulis dan dicatat Sadobo di belakang surat, juga segala sesuatu yang dicatat sewaktu-waktu—karena semua merupakan barang yang ringan—hendaknya dibawa ke sini. Karena tidak ada kertas lagi, maka di dalam sehelai kertas ini ditulis banyak hal penting. Tanggal 21 bulan 7 Ben Dono Tertanda, Niciren

Samantabadra | Juni 2019

45


Keterangan Gosyo Mendoakan orang yang keinginan atau perasaannya tidak sama, sama seperti menyalakan api di atas air, membangun rumah di angkasa. Keterangan: Surat ini merupakan surat petunjuk masalah-masalah kecil dalam kehidupan Daisyonin yang sekejap pun tidak berhenti berjuang. sekalipun berada di Minobu. Di dalamnya tidak terdapat ajaran Hukum Buddha, tetapi ada satu kalimat yang sangat penting yaitu mengajarkan cara berdoa Hukum Buddha. Niciren Daisyonin telah memanjatkan doa demi murid-Nya, Kawanobe Nyudo dan lain-lain. Sungguh pun dalam mendoakan orang lain, bila yang lain tersebut tidak memiliki perasaan yang sama, maka tidak akan sampai, sekalipun Buddha Pokok yang memanjatkan doa. Betapa pun, Hukum Buddha menjadikan kemauan dan perasaan hati orang itu sendiri sebagai dasar pokok. Di sinilah letak perbedaan dengan berbagai agama yang berpangkal yang Maha Pengasih, Maha Tahu, dan Maha Kuasa. Hukum Buddha berfondasi pada kemanusiaan. “Meskipun di dalam diri seseorang, kalau terdapat dua hati yang bertentangan, maka pasti segala sesuatu tidak akan tercapai.� (Gosyo, hal. 1463). Yang dimaksud dengan “Dua hati yang saling bertentangan� adalah waktu ketika satu pihak berdoa tetapi juga terselip keraguan atau tidak benarbenar berusaha sesungguh hati. Haruslah diketahui bahwa doa yang tercapai adalah doa untuk tujuan yang sama. *** 46

Samantabadra | Juni 2019

Catatan


Samantabadra | Juni 2019

47


ajaran

Forum Diskusi

B

Percaya, Melaksanakan, dan Belajar Syin, Gyo, Gaku

egitu kita membicarakan mengenai hal Syin, Gyo dan Gaku, kita sering merasakan bahwa ketiga hal ini seolah-olah terpisah dengan kehidupan kita sehari-hari. Bila maknanya kita gali lebih mendalam satu-persatu dan pikirkan, maka kita akan dapat mengerti bahwa itu adalah suatu kata yang umum dan mengandung maksud yang penting. Dengan percaya (Syin), melaksanakan (Gyo), dan belajar (Gaku), kita bisa mengerti arti di dalamnya dan bisa menyesuaikan dengan kehidupan kita sehari-hari. Inilah yang dikatakan bahwa manusia memiliki suatu kehidupan. Bila kita memikirkan tentang kehidupan maka kita akan bisa menemukan ketiga hal yang penting di atas. Dasar teori ini adalah suatu fungsi yang menjadi pelaksanaan pokok dari kehidupan manusia. Mengenai Syin, Gyo, dan Gaku ini, bila kita lebih mendalami maknanya, terutama dalam hal Syin, Niciren Daisyonin (di dalam Gosyo Nichijo Gohenji) mengatakan bahwa “Dasar Pokok Hukum Agama Buddha sumber dasarnya adalah Syin (Percaya)”. (Gosyo Zensyu hal. 1244). Jadi yang namanya Syin itu merupakan dasar pokok pertapaan hukum agama Buddha, mengenai hal Syin ini terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

48

Samantabadra | Juni 2019

1. Percaya terhadap apa. 2. Bagaimana cara menjalankan dan menghayati kepercayaan. Mengenai ‘Percaya terhadap apa’, bila kita membaca Gosyo Niciren Daisyonin, kita akan mengerti bahwa yang dimaksud percaya adalah percaya terhadap Gohonzon. Gohonzon adalah satu-satunya tujuan dari kelahiran Niciren Daisyonin yang merupakan perwujudan jiwa Buddha dan jodoh terbaik untuk mewujudkan jiwa Buddha bagi seluruh umat manusia. Mengenai ‘Bagaimana cara menjalankan kepercayaan’, untuk melaksanakannya kita harus berdasarkan bimbingan dari Niciren Daisyonin. Sekarang ini bimbingan dari Niciren Daisyonin adalah mulai dari berdirinya Sekte Niciren Syosyu hingga kini. Maka kita harus mengikuti bimbingan yang berdasarkan hati kepercayaan yang benar dan menjalankannya. Bila kita tidak tahu mau percaya terhadap apa dan bagaimana cara untuk mewujudkan hati kepercayaan kita secara tepat, maka akan menjadi kepercayaan yang salah dan pasti tidak akan bisa memperoleh karunia kebajikan (kudoku). Ketika kita membicarakan syin, gyo, dan gaku, sesungguhnya kita sedang membicarakan hati kepercayaan (syinjin)


sebagai satu kesatuan dan saling terkait satu sama lain. Ada atau tidak adanya syin bisa dilihat dari gyo dan gaku. Umpamakan di dalam kata-kata, bicaranya enak didengar yang mengatakan bahwa syinjinnya kuat, tetapi kalau orang itu lalai dalam melaksanakan gongyo dan sikap hidupnya tidak baik, ini berarti orang itu tidak melaksanakan hati kepercayaan. Walaupun kita mempunyai pengetahuan dan pandai, tetapi tidak dilaksanakan sama saja tidak ada artinya. Tujuan syinjin adalah untuk memunculkan kesadaran Buddha (jobutsu). Di dalam prosesnya, kita perlu melaksanakan gongyo, daimoku dan syakubuku yang sesuai dengan keinginan dari Buddha sehingga Hukum Sakti Agung tersebarluas (kosenrufu). Sebagian orang keliru memahami tujuan syinjin sebagai tercapainya keinginankeinginan materialis, yang ada di depan mata saja. Mengenai kekuatan Gohonzon dan karunia dari Daimoku maka Nicikan Syonin mengatakan “Kurnia dari Gohonzon (Muryo Muhen) adalah tak terbatas dan tak terhingga. Fungsi gaibnya teramat dalam dan luas jauhnya. Maka bila percaya dan mempertahankan Gohonzon serta menyebut Nammyohorengekyo maka tidak ada doa yang tidak terkabulkan, tidak ada dosa yang tidak terhapuskan, tidak ada rejeki yang tak kunjung datang, tidak ada kebenaran yang tak terwujud nyata”. (Kanjin no Honzon Syo Bundan, Nicikan Syonin Bundan hal. 443). Maka orang yang baru menganut dan dengan Syinjin akan dapat mengatasi masalah. Dengan Gyo menimbun kebajikan dan akan mendapat suatu kurnia dari sikap hidup yang sesuai ajaran. Niciren Daisyonin tidak menyuruh orang untuk melaksanakan dan mempercayai secara takabur. Dasar pelaksanaan dari gyo adalah dengan setiap hari menjalankan

gongyo pagi (5 doa) dan gongyo sore (3 doa). Bila kita tidak lalai melaksanakannya secara terus menerus maka kita akan bisa mencapai kesadaran Buddha. Mengenai hal ini, Niciren Daisyonin (di dalam Hon In Myo Syo) mengatakan “Hati kepercayaan yang kuat tidak ada memikirkan hal-hal lain, orang yang patuh menyebut Nammyohorengekyo maka Badan Manusia Biasa adalah Badan Buddha”. (Gosyo Zensyu hal. 872). Gongyo yang mengandung karunia dari Ji Gyo Keta, Niciren Daisyonin (di dalam Sandaihiho Syo) mengatakan “Begitu memasuki Masa Akhir Dharma ini, Daimoku yang dibaca oleh Niciren lain daripada yang sebelumnya yaitu Nammyohorengekyo dari Ji Gyo Keta”. (Gosyo hal. 1022). Di dalam Masa Akhir Dharma ini yang sama pentingnya dengan Gongyo adalah Syakubuku (upaya meneruskan Dharma dari Buddha Niciren Daisyonin ke umat manusia). Ini merupakan perbuatan maitri karunia. Kita sebagai umat Masa Akhir Dharma dan sebagai murid dari Buddha Pokok Niciren Daisyonin, bila di dalam menjalankan maitri karuna dengan giat melaksanakan Syakubuku maka kita merupakan keluarga ‘Bodhisattva Muncul Dari Bumi’ dan yang menjalankan tanggung jawabnya. Syakubuku dasarnya adalah untuk bagaimana orang lain percaya dan masuk, menerima dan mempertahankan Gohonzon. Tetapi makna yang luas adalah membicarakan hal Hukum Buddha, satu kata juga baik. Kita harus membicarakan kesalahan dari percaya hukum yang sesat. Ini adalah Syakubuku yang unggul, namun di Masa Akhir Dharma ini dalam menjalankan Syakubuku di dalam mewujudkan bukti nyata adalah suatu hal yang penting. Gaku (belajar) adalah belajar dengan membaca Gosyo yang berasal dari Buddha Niciren, menerima bimbingan dan pembinaan dari dharma duta.

Samantabadra | Juni 2019

49


Mempelajari hal-hal di luar ajaran Buddha Niciren boleh saja, asalkan kita mempunyai kemampuan untuk memahami hal tersebut sebagai fenomena yang dapat membertebal syinjin kita. Apabila pemahaman kita tidak mumpuni sehingga timbul keragu-raguan, maka kita sebaiknya bertanya kepada pimpinan atau dharma duta kita agar lebih jelas dan tidak menyesatkan atau memudarkan hati kepercayaan kita. Gaku juga menjadi aspek penting dalam syinjin kita dalam kosenrufu. Kita perlu mempelajari ajaran-ajaran Buddha secara konsisten dan menyeluruh agar kita dapat menjelaskan secara tepat kepada orang lain mengenai ajaran Buddha Niciren. Di dalam belajar kita tidak boleh ada sikap malas dan sombong. Niciren Daisyonin (di dalam Syoho Jisso Syo) mengatakan “Harus dengan giat melaksanakan dua jalan yaitu Gyo dan Gaku. Bila menolak Gyo dan Gaku maka tidak ada Hukum Buddha. Saya mau melaksanakan dan mengajak orang untuk melaksanakan hati kepercayaan dimulai dari Gyo dan Gaku. Gyo dan Gaku timbul dari Syinjin. Bila ada kekuatan walaupun hanya satu kata saja harus diungkapkan melalui kata-kata�. (Gosyo Zensyu hal. 1361). Bila kita tidak lalai dengan Gyo dan Gaku maka Hukum Buddha dari Niciren Daisyonin akan tersebarluas. Di dalam kehidupan yang namanya pelaksanaan kehidupan dimulai dari percaya dulu. Bila tidak ada hati kepercayaan maka pelaksanaannya tidak akan sesuai. Sekarang yang dapat kita lihat dalam kehidupan dengan adanya kepercayaan akan pelaksanaan dan fungsi diumpamakan ditaruh di dalam Syiki (di atas sadar) dan Mui Syiki (di bawah sadar). Hal ini diumpamakan seperti gelas yang di dalamnya berair. Anak-anak tidak peduli apakah air itu boleh diminum atau tidak. Air yang bagaimana pun juga tetap ingin diminum oleh anak-anak, 50

Samantabadra | Juni 2019

karena anak-anak itu percaya bahwa air itu boleh diminum. Tetapi bila anak-anak itu sudah pernah minum air yang tidak sehat dan mengakibatkan perut mereka sakit maka lain kali anak-anak itu akan lebih berhati-hati. Bila berulang-ulang, pengalaman minum air ini maka dengan sendirinya secara di bawah sadar kita dapat membedakan air mana yang boleh diminum dan air mana yang tidak boleh diminum. Seperti halnya manusia yang menjalankan Syin, Gyo dan Gaku. Maka dalam setiap sudut pandang kehidupan pertama kita yaitu percaya lalu menuju pelaksanaan. Dengan menjalankan belajar dan melakukan introspeksi diri sebagai proses yang berkesinambungan, kita baru bisa mempunyai pandangan mendalam dan menyeluruh tentang hidup dan syinjin. Yang dikatakan Syin dari hati kepercayaan berarti tidak boleh melalaikan hubungan antara Syin dan Gyo. Syin bukan sekadar di dalam hati tetapi kita harus mensinergikan antara Syin dan Gyo. Lalu mengenai hubungan Gyo dan Gaku itu adalah seperti kedua roda. Belajar yang tidak ada pelaksanaan bisa terjerumus dan bila orang yang mengira dirinya pandai namun tidak ada belajar hanya pelaksanaan saja maka juga bisa terjerumus menjadi orang yang kasar, berani tetapi bodoh. Manusia adalah mahkluk yang berpikir, memiliki akal dan budi luhur. Proses belajar akan menimbulkan pikiran yang mendalam. Ini adalah syarat yang tidak bisa dihilangkan. Di dalam pelaksanaan ada belajar, di dalam belajar pun ada pelaksanaan. Kesimpulannya Syin, Gyo dan Gaku merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yang berarti hati kepercayaan (syinjin), juga merupakan syarat dari pertapaan Hukum Buddha. ***


Catatan

Samantabadra | Juni 2019

51


HASIL PESAMUAN KERJA PIMPINAN NASIONAL PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA (NSI) Meningkatkan Kualitas Spiritual, Emosional, dan Interlektual Pimpinan NSI Untuk Indonesia Jaya

P

ada tanggal 29-30 Maret 2019 Maha Vihara Saddharma NSI (Myoho-Ji), Bogor. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) melaksanakan Pesamuan Kerja Pimpinan Nasional tahun 2019. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 300 pimpinan NSI dari 18 provinsi di Indonesia, dan dibuka secara resmi oleh Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Bapak Caliadi, SH,. MH. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas perkembangan organisasi NSI dari lini pusat hingga anak cabang sekaligus konsolidasi para pimpinan, pedoman pelaksanaan administrasi, serta misi dan program NSI ke depan, yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengevaluasi pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Susunan (PPS), program umum dan membahas program insidentil. 2. Laporan kinerja DPW/DPD NSI terhadap pelaksanaan program/kegiatan pembinaan yang ada di NSI, termasuk didalamnya yaitu: - Laporan Absensi/Kehadiran Pertemuan di Daerah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir - Laporan Jumlah Anggota NSI di daerah-daerah 5 tahun terakhir dan saat ini - Pembahasan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan dalam meningkatkan pelayanan keagamaan kepada umat NSI

Pesamuan Kerja Pimpinan Nasional tahun 2019 menghasilkan, beberapa hal berikut : 1. Tanda Dafar Organisasi dan Rumah Ibadah Sistem dan pedoman Organisasi NSI bersifat Sentralisasi, sehingga pendaftaran maupun perpanjangan Tanda Dafar Organisasi dan Rumah Ibadah juga harus melalui pusat. Oleh karena itu sertifikat bukti kepemilikannya harus nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia. • Pencatatan Pendaftaran Rumah Ibadah NSI di seluruh Indonesia (Wihara maupun Cetya apakah sudah ada/belum tanda daftar). • Pendataan organisasi dan rumah ibadah memiliki 2 Pembina umum yakni Kemendagri (Ditjen Kesbang), dan Pembina teknisnya adalah Kemenag RI. • Akan didaftarkan struktur susunannya. Secara terpusat akan terdaftar di Kesbangpol dan akan ditembuskan di Kesbangpol dan Kesbangpol tingkat 2. • Pegurusan Pembebasan PBB Rumah Ibadah. 2. Pembinaan anak dan Sekolah Minggu • Akan dibuat tim khusus untuk pembinaan anak-anak di daerah untuk Sekolah Minggu • Akan ada pelatihan bagi pengajar Sekolah Minggu. • Bahan Referensi buku-buku Sekolah Minggu harus dari NSI. • Pengambilan nilai Agama Buddha harus melalui NSI dan menggunakan soal-soal Agama Buddha Niciren Syosyu. Jika kesulitan tidak diperbolehkan dari sekolah, bisa laporkan kepada Ketua Umum dan Pembimas Daerah. 3. Dana Paramita • Pimpinan NSI harus menjaga dan menghimpun dana paramita dengan benar dan jujur bukan untuk kepentingan pribadi. Dana paramita dari umat untuk selanjutnya 52

Samantabadra | Juni 2019


dikirimkan ke pusat sesuai prinsip sentralisasi secara utuh. Tidak dipotong biaya operasional ataupun biaya lain. Dana operasional dikirimkan oleh Pusat kepada daerah. • Setiap umat yang berdana paramita, akan diberikan tanda terima dari ketua daerahnya. Tanda terima rangkap tiga (untuk umat yang dana paramita, untuk arsip di daerah, dan dilaporkan ke pusat). 4. Kegiatan Insidental Program NSI • NSI akan kerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia untuk memberikan pelatihan pada relawan-relawan NSI. • Memberikan Pembinaan pendampingan bagi Umat NSI yang terkena sakit kanker. 5. Pembinaan STAB Samantabadra-NSI • Akan direalisasikan kuliah jarak jauh agar daerah-daerah juga bias ikut kuliah. Dibahas secara teknis dengan kordinasi dan bersinergi dengan Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI. • Nantinya diberlakukan kebijakan oleh Kemenag RI bahwa Penceramah, Dharma Dhuta, Pandita harus memilili gelar strata satu (S1) 6. Laporan Pimpinan NSI Pimpinan NSI wajib memberikan laporan dan pertanggungjawaban hasil kerjanya terhadap program kerja NSI dalam pembinaan dan pengembangan susunan kepada pimpinan pusat. Kiranya kegiatan ini menjadikan pimpinan NSI semakin bersemangat dalam syinjin yang hendaknya dapat dijaga, untuk memajukan diri sendiri, orang lain dan susunan NSI. Semangat syinjin ini hendaknya tidak luntur seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu kita tidak boleh lengah. Kita harus konsisten dalam syinjin agar semangat itu tetap terpelihara melalui pertemuan di daerah, kensyu, gongyo daimoku dan kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh susunan NSI. Dengan begitu, barulah kita dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum nammyohorengekyo ini dan kita mampu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emosional, maupun kualitas Intelektualnya. ***

Samantabadra | Juni 2019

53


syingyogaku

Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan dalam Saddharmapundarika-sutra

A

jaran Buddha, khususnya pada Saddharmapundarika-sutra, menjelaskan perihal kesetaraan antara lakilaki dan perempuan sebagai manusia. Di dalam gosyo perihal Kesatuan Suami-Istri, Niciren Daisyonin menjabarkan bahwa secara kultural dan di dalam sutra-sutra Buddha sebelum Saddharmapundarika-sutra, terdapat pembedaan kualitas antara laki-laki dan perempuan dalam memunculkan kebuddhaan. Perempuan dipandang sebagai manusia dengan kualitas yang kurang baik melalui perumpamaan-perumpamaan yang melukiskan perempuan sebagai utusan neraka, ular besar, pohon yang bengkok, atau bibit buddhanya sudah digoreng. Hal ini berarti perempuan sulit atau mustahil memiliki potensi kebuddhaan. Budaya patriarki yang berkembang di dunia, termasuk di Jepang dan Tiongkok sebagaimana dituliskan di dalam gosyo tersebut, turut membentuk sebuah konsep bahwa perempuan adalah sosok yang buruk dan sumber malapetaka. Di sebutkan bahwa salah satu kesenangan di dunia adalah tidak dilahirkan sebagai perempuan. Kebijaksanaan Buddha Niciren telah sampai pada pemahaman terluhur mengenai derajat manusia yang beliau temukan dalam Saddharmapundarika-sutra. Derajat dan potensi laki-laki dan perempuan pada hakikatnya adalah sama sebagai manusia. Yang membedakan keduanya selama ini adalah hasil dari konstruksi sosial dan budaya patriarki yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Buddha Sakyamuni telah menyadari hal ini di dalam kesadarannya yang paripurna yang terwujud dalam Saddharmapundarika-sutra.

54

Samantabadra | Juni 2019

Perbedaan laki-laki dan perempuan yang mendasar ada pada peran kodratinya. Perempuan bisa hamil, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan mengurus anak, melakukan pekerjaan domestik (mencuci, menyetrika, mencuci), adalah peran sosial yang dapat dikerjakan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Begitu pun perihal potensi memunculkan kebuddhaan. Lakilaki dan perempuan memiliki potensi yang sama untuk memunculkannnya. Buddha Niciren bahkan menegaskan di dalam gosyo, bahwa perempuan yang menerima dan mempertahankan sutra ini dapat menjadi manusia yang unggul, mengungguli perempuan dan laki-laki lainnya di dunia. Ajaran Buddha Niciren yang berdasarkan Saddharmapundarika-sutra memberikan kita pemahaman penting yang amat mendasar perihal kesetaraan antara perempuan dan laki-laki serta meluruskan stigma-stigma yang selama ini berkembang di masyarakat. Tidak sepantasnya kita meremehkan orang lain, karena jenis kelaminnya, gendernya, rasnya, dan identitas sosial lainnya yang melekat pada diri seseorang. Kita diajak untuk melihat realitas manusia dalam konteks yang paling mendasar yaitu kemanusiaan. Melihat segala fenomena sosial secara proporsional dan kasus per kasus. Walau judul dari gosyo ini menekankan pada hubungan suami-istri, namun Niciren Daisyonin juga menggarisbawahi perihal pentingnya menghayati dan menerapkan dharma dalam kehidupan kita sehari-hari. Beliau memberikan dorongan semangat serta wejangan bahwa ketika kita menjalankan hidup kita berdasarkan


dharma, rintangan dan kesulitan pasti akan tetap ada. Bahkan, kita akan menghadapi situasi-situasi di mana kita akan dibenci oleh orang lain karena berupaya untuk menegakkan kebenaran. Apabila kita berada dalam situasi yang demikian, ingatlah bahwa Buddha Niciren mengatakan, sekali pun kita dibenci oleh semua manusia, namun apabila kita disayangi oleh Buddha Sakyamuni, Buddha Prabutharatna, para Buddha Sepuluh Penjuru‌ apa yang perlu kita risaukan? Pernyataan Buddha ini hendaknya tidak serta-merta diartikan sebagai dukungan Buddha terhadap segala sikap dan perilaku kita sebagai umat Buddha NSI. Hanya karena kita berada di susunan NSI, mengklaim diri kita sebagai pemeluk agama Buddha, tidak berarti lantas kita akan “disayangiâ€? oleh Buddha. Yang menjadi ukurannya adalah kesesuaian kita dalam bersikap, berucap, dan berpikir dengan apa yang diajarkan sang Buddha. Kita dituntut untuk belajar dan mengevaluasi diri secara aktif dan mandiri. Hal ini sesuai dengan konsep pembangkitan dari dalam akan menghasilkan perlindungan dari luar atau yang bisa diasosiasikan sebagai “disayangiâ€? oleh Buddha (nai kun ge go). Oleh karena itu, percaya, belajar, dan melaksanakan (syin gyo gaku) adalah manunggal dalam membentuk hati kepercayaan kita dan perlu kita lakukan secara konsisten agar kita tidak kehilangan arah dan tersesat. Sesungguhnya praktik Buddhisme adalah mandiri dan bersifat autokritik. Praktik dharma (gongyo dan daimoku) kita perlukan agar kita dapat meningkatkan kesadaran kita untuk mengidentifikasi pikiran kita secara jernih. Melaksanakan gongyo dan daimoku adalah upaya kita untuk menyibak kabut kesesatan yang menyelimuti pikiran kita sehingga kita mampu menemukan kebuddhaan di dalam diri kita dan menunculkannya secara konsisten dari hari ke hari. Buddha Niciren juga menyampaikan poin penting yang menjadi kunci keberhasilan syinjin kita, yaitu sikap kita sendiri. Beliau mengumpamakan, bila panglima tentara lemah

hatinya, tentara itu sendiri tidak berguna. Bila busur lemah, makan tali busurnya pun kendur. Sikap kita ibarat busur, dharma ibarat tali busurnya. Apabila sikap kita dalam menuntut hukum Buddha lemah, membiarkan diri sendiri lengah dan menyalahkan suasana, kita tidak dapat memperoleh manfaat dari dharma Buddha. Hal ini berarti sikap kita lah penentu kebermanfaatan dharma Buddha di dalam hidup kita. Seperti halnya sekolah atau kuliah, agar kita bisa rajin dan berprestasi, pertama-tama kita harus memberitahukan otak kita secara kognitif tentang pentingnya bersekolah dan manfaat yang akan kita peroleh dengan kita berprestasi. Kita akan mampu menjadi manusia yang berwawasan, dapat mengejar karir di perusahaan atau organisasi terkemuka, dan yang terpenting mampu berkontribusi terhadap pengembangan masyarakat. Mengapa penting untuk berkontribusi? Karena salah satu tujuan kita hidup di dunia adalah mencipta nilai dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kita. Ketika kita menyadari hal ini, kita secara sadar akan mampu menyerap sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan dan mengolahnya menjadi potensi bagi diri kita. Begitu pula halnya dengan ajaran Buddha, mereka ada untuk kita manfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan kualitas diri kita. Yang menentukan sejauh mana mereka dapat bermanfaat adalah kemampuan kita dalam memanfaatkan dan mengolahnya. Untuk itu, kita perlu memahami apa pentingnya agama Buddha untuk kehidupan kita. Yang utama adalah agar pikiran kita tidak tersesat dan mampu menjadi manusia yang unggul dalam kebijaksanaan. Kita letakkan hidup kita dalam koridor jalan dharma yang terbukti mampu mengantarkan manusia dalam mewujudkan kebahagiaan hakiki dalam kehidupan yang mencakup ketiga masa; seperti halnya Buddha Niciren. Dengan demikian, dapat dijelaskan fenomena di mana ada orang yang mengklaim telah menerima Gohonzon puluhan tahun, namun hidupnya masih diliputi oleh Samantabadra | Juni 2019

55


ketidakbahagiaan. Hal ini bukan karena Gohonzon atau dharmanya yang tidak memiliki kekuatan, melainkan sikap orang tersebut yang belum dapat menerapkan dharma di dalam kehidupannya. Seolah-olah berada di atas jalan dharma, namun sesungguhnya menyusuri jalan yang lain. Pun bukan wewenang kita untuk melakukan penilaian atau justifikasi terhadap orang lain. Setiap orang menjalani proses karmanya masing-masing. Kita perlu bersinergi dan saling memberikan dukungan terhadap orang lain agar mampu memiliki pemahaman yang benar mengenai kehidupan sesuai dengan dharma tanpa harus menyelipkan justifikasi atau penilaian subyektif kita atas kehidupan orang lain. Di dalam gosyo perihal Kesatuan Suami-Istri, Niciren memberikan wejangan kepada istri dari Syijo Kingo untuk menjadikan suaminya yang percaya terhadap Saddharmapundarika-sutra sebagai guru atau pembimbing di dalam rumah tangga. Hal ini dikarenakan Buddha Niciren tahu dan yakin kualitas hati kepercayaan dari Syijo Kingo yang mendalam. Dalam konteks kekinian, hal ini berarti kita sebagai murid Buddha Niciren, baik laki-laki dan perempuan, dalam berumah tangga hendaknya dapat menunjukkan kualitas hati kepercayaan yang bisa dijadikan sebagai teladan atau panutan bagi pasangannya. Suami dan istri harus bersinergi, saling mendukung, saling percaya, dan saling membangun satu sama lain agar rumah tangganya langgeng dan dapat mewujudkan keluarga yang berkualitas. Komunikasi antara suami dan istri harus dilakukan secara terbuka, bertanggung jawab, saling menghargai, dan dilandasi oleh asas kesetaraan yang proporsional. Bagian terakhir yang tidak kalah penting dalam gosyo perihal Kesatuan Suami-Istri, Niciren Daisyonin menyatakan bahwa Saddharmapundarika-sutra mampu mengubah bahaya menjadi rejeki, memusnahkan tujuh kesulitan dan melahirkan tujuh rejeki. Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan obyek bahaya atau kesulitan tersebut menjadi rejeki, melainkan transformasi mentalitas kita 56

Samantabadra | Juni 2019

melalui Saddharmapundarika-sutra dalam menyikapi kesulitan dan permasalahan dalam hidup sebagai sebuah kewajaran dan hal yang kita perlukan untuk maju. Kesulitan musnah lalu lahir rejeki adalah proses ketika kita mampu menghadapi dan mengatasi kesulitan kita dengan bijak, tidak menyalahkan suasana, tidak disertai niat buruk. Faktor dominan yang menentukan kebahagiaan kita sesungguhnya adalah cara pandang kita terhadap fenomena kehidupan. Kita adalah segelintir orang yang beruntung dapat memperoleh asupan bimbingan yang luhur dari Buddha Niciren, yang memberikan kita pemahaman tentang mewujudkan kebahagiaan yang hakiki dari akarnya. Ajaran Buddha yang sedemikian luhurnya, akan siasia apabila kita tidak mampu memahaminya secara tepat dan mempraktikannya di dalam kehidupan. (Samanta)


Potret Hidup Perempuan Zaman Dulu Bagi para perempuan yang hidup di jaman emansipasi seperti sekarang ini, mungkin tidak pernah terbayangkan bagaimana penderitaan perempuan yang hidup di jaman dulu. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, posisi dan derajat perempuan dianggap lebih rendah atau tidak sejajar jika dibandingkan dengan kaum pria. Para perempuan seringkali mendapat perlakuan yang tidak adil, mereka tidak diperbolehkan untuk menempuh pendidikan tinggi layaknya kaum pria. Perempuan juga tidak boleh bekerja di luar rumah, mereka hanya dididik untuk mengurus kebutuhan rumah dan bertugas memberikan keturunan. Perempuan tidak bebas berpendapat, hidupnya penuh dengan berbagai aturan serta larangan yang tidak boleh dilanggar.  Pada jaman Romawi dan Yunani kuno, perempuan dijadikan sebagai budak yang bebas diperjualbelikan untuk memenuhi nafsu seks para pria. Mereka sering mendapatkan perlakuan buruk dan kasar. Suami boleh selingkuh, sedangkan sang istri tidak berhak untuk protes atau melawan. Bahkan di jaman India kuno, ada sebuah tradisi yang sangat mendiskriminasikan kaum perempuan, di mana ketika suami meninggal maka sang istri harus ikut menemani dengan cara dibakar hidup-hidup. Perlakuan tidak adil terhadap perempuan juga terjadi di negara Arab, ketika anak perempuan lahir maka keluarga akan menganggap itu sebagai aib yang memalukan. Sehingga anak perempuannya akan dikubur hidup-hidup atau jika dibesarkanpun mereka akan mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Di negara Tiongkok, pada jaman Dinasti Sung hingga awal abad ke-20, perempuan mengalami siksaan berupa ikat kaki. Balutan kaki yang dilakukan sejak kecil akan menghalangi pertumbuhan kaki perempuan, sehingga ketika dewasa ukuran kakinya hanya berkisar antara

refleksi

Kebahagiaan Perempuan 10-13 cm. Pada saat itu, masyarakat Tiongkok memandang perempuan yang berkaki kecil adalah sosok perempuan yang ideal, sedangkan perempuan berkaki besar tidak disukai dan sering mendapatkan hinaan. Tidak hanya itu saja, masyarakat Tiongkok juga lebih senang dan bangga ketika memiliki keturunan anak laki-laki dibandingkan perempuan. Jika anak yang lahir adalah perempuan maka mereka akan merasa malu, sehingga banyak ditemukan kasus bayi perempuan yang dibuang atau dibunuh karena tidak diinginkan oleh keluarganya. Makna di Balik Emansipasi Perempuan Melihat berbagai perlakuan tidak adil yang dialami perempuan, kita harus bersyukur karena kita hidup di jaman emansipasi yang sudah berkembang sedemikian pesatnya. Perjuangan perempuan di Indonesia yang dipelopori oleh R.A. Kartini mendapat dukungan dari berbagai pihak, serta perlindungan hukum dari negara. Sekarang ini, baik pria maupun perempuan berhak menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan perempuan juga berpeluang untuk meraih cita-citanya. Berbagai profesi yang dulunya hanya dimiliki oleh kaum pria, saat ini sudah banyak ditempati oleh perempuan, seperti profesi sebagai seorang pilot, polisi, dokter, menteri, atau bahkan presiden sekalipun. Melahirkan anak perempuan tidak lagi dipandang sebagai aib atau hal yang memalukan. Â Akan tetapi, pemahaman tentang emansipasi perempuan seringkali disalahartikan dan menimbulkan permasalahan baru. Banyak perempuan yang menganggap emansipasi sebagai peluang agar mereka dapat membuktikan bahwa diri mereka lebih hebat daripada pria. Pemahaman keliru inilah yang pada akhirnya menimbulkan rasa sombong pada perempuan, sehingga tanpa disadari mereka sering melakukan tindakan yang merendahkan kaum pria. TiSamantabadra | Juni 2019

57


dak jarang kita temukan kasus dimana seorang istri lebih berkuasa dibanding suaminya atau istri yang pergi bekerja sedangkan sang suami bertugas mengurus bayi di rumah. Bila kita analisis lebih dalam, konsep emansipasi perempuan yang sebenarnya adalah proses pelepasan diri para perempuan dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju. Emansipasi perempuan bukan berarti perempuan berhak menuntut perlakuan spesial atau bahkan menuntut posisi yang lebih tinggi dibanding pria. Para perempuan harus menyadari kodratnya sebagai seorang perempuan, dimana tugas utamanya adalah melahirkan dan membesarkan anak. Perempuan diharapkan dapat menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Berperan sebagai ibu yang dapat membimbing anak-anaknya agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dan cerdas, serta bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara. Dengan adanya emansipasi, perempuan bebas memperoleh pendidikan seluas-luasnya, dimana hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi perempuan dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan istri yang baik. Pencapaian Kesadaran Buddha bagi Perempuan Dalam ajaran agama Buddha sebelum Saddharmapundarika-sutra, dikatakan bahwa perempuan tidak dapat mencapai kesadaran Buddha. Hati perempuan diibaratkan seperti sungai yang berkelok-kelok, penuh dengan berbagai perasaan buruk seperti cemburu, marah, dan iri hati. Dikatakan bahwa perempuan memiliki rupa yang menawan seperti Bodhisattva, tetapi keburukan hatinya bagaikan iblis Yaksa. Walau seluruh mata Buddha sepuluh penjuru jatuh ke tanah, perempuan tetap tidak akan bisa mencapai kesadaran Buddha. Namun, setelah Buddha Sakyamuni membabarkan Saddharmapundarika-sutra, dijelaskan bahwa semua perempuan dapat mencapai kesadaran Buddha dengan badan apa adanya. Yang 58

Samantabadra | Juni 2019

dimaksud dengan badan apa adanya adalah perempuan tidak perlu berubah wujud menjadi pria dulu untuk dapat mencapai kesadaran Buddha. Hal ini juga dibuktikan dengan munculnya sosok Putri Naga. Ketika Putri Naga dengan sepenuh hati menyumbangkan mutiara yang dimilikinya kepada sang Buddha, maka seketika itu juga ia telah berhasil mencapai kesadaran Buddha. Tentu tidak mudah bagi Putri Naga yang merupakan perempuan dan juga hewan, untuk dapat mengalahkan rasa egois dan serakah yang ada di dalam dirinya demi mempersembahkan sesuatu yang berharga kepada Buddha. Karena ketulusan hatinya itu, dalam sekejap Putri Naga langsung mencapai kesadaran Buddha dengan badan apa adanya. Di dalam Saddharmapundarika-sutra, dijelaskan bahwa hanya ada satu jalan pencapaian kesadaran Buddha bagi seluruh umat manusia di masa akhir dharma, yaitu dengan menyebut Nammyohorengekyo di hadapan Gohonzon. Bahkan dikatakan, bagi perempuan yang dapat melaksanakan hukum ini dengan sungguh hati, maka ia akan mengungguli semua pria yang ada di dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga sekejap-sekejap perasaan kita agar selalu ada di dunia Buddha. Dengan ada di dunia Buddha, jiwa kita akan menjadi kuat, bebas, suci, dan tenang, sehingga kita tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal buruk yang ada di lingkungan sekitar kita. Cara berpikir kita juga akan dipenuhi dengan prajna yang baik, sehingga kita dapat mengambil langkah yang tepat dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Hidup ini adalah untuk bermain dan bersenang-senang. Akan tetapi, kebahagiaan baru bisa kita peroleh jika kita terlebih dahulu membahagiakan orang lain. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu memupuk karma-karma yang baik, belajar memikirkan kebahagiaan orang lain, dan terus meningkatkan kualitas diri kita dari hari ke hari. Dengan begitu, barulah kita dapat menikmati hidup dan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya. (Megahria)


I

ndonesia adalah sebuah bangsa yang besar, terdiri dari beraneka ragam suku dan budaya. Tentunya bukan pekerjaan mudah untuk menyatukan bangsa ini. Negara memerlukan sebuah pedoman yang kuat dan kokoh untuk mengatur pemerintahan agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945. Kelahiran Pancasila ini disampaikan oleh presiden Soekarno saat menghadiri rapat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam pidatonya, presiden Soekarno menyatakan Pancasila sebagai dasar negara yang terdiri dari lima sila, yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pancasila adalah sebuah paham atau ideologi negara yang memiliki peranan sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila merupakan landasan negara dalam mengambil segala keputusan dan berfungsi untuk mengatur jalannya pemerintahan. Dengan lahirnya Pancasila, diharapkan bangsa Indonesia dapat membentuk kepribadian yang kokoh, sehingga tidak mudah dijajah atau dipecah belah oleh negara lain. Oleh karena itu, kita sebagai bagian dari bangsa, khususnya para generasi muda harus ikut mendukung dan turut mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

refleksi

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Menghargai dan Menghormati Perbedaan Dalam sila pertama Pancasila ingin menjelaskan bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya konsep Ketuhanan yang terdiri dari berbagai macam agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Namun, perbedaan agama ini tidak boleh menjadi penyebab atau pemicu munculnya permasalahan dalam hidup bermasyarakat. Sejak dini, harus ditanamkan pemikiran bahwa meskipun kita berbeda-beda, tetapi kita tetap satu Indonesia. Perbedaan justru akan menambah nilai budaya dalam negara kita dan memberikan warna hidup yang lebih indah. Kita harus bisa membangun sikap saling menghargai dan menghormati terhadap orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Tidak masalah jika tidak sama, karena kita tetap bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Selain itu, kita sebagai umat beragama juga harus menerapkan ajaran agama kita dalam kehidupan sehari-hari. Jangan melakukan hal-hal negatif yang bisa merugikan orang lain, seperti menipu, mencuri, membunuh, dan tindakan-tindakan buruk lainnya. Membangun Hidup yang Bermanfaat Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya. Kita tidak mungkin bisa hidup seorang diri di dunia ini. Oleh karena itu, kita harus menciptakan suasana hidup bermasyarakat yang saling memberi manfaat positif. Ada pepatah yang mengatakan, memberi jauh lebih baik daripada menerima. Hal ini sangat berkaitan dengan hukum sebab akibat yang diajarkan dalam agama Buddha. Dikatakan bahwa jika kita ingin bahagia, maka kita harus terlebih dahulu membahagiakan orang lain. Selain itu, kita juga harus terus berupaya agar hidup kita bisa Samantabadra | Juni 2019

59


bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Kebahagiaan itu sesungguhnya terletak pada proses ketika kita berupaya membahagiakan orang lain. Berusahalah untuk menjadi teladan, baik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan lainnya. Dengan menjadi orang yang bermanfaat, itu artinya kita telah berhasil menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam diri kita. Membentuk Pribadi yang Tangguh Usia remaja menjelang dewasa adalah usia yang sangat rentan karena masih dalam proses pencarian jati diri dan belum memiliki tujuan hidup yang jelas. Dalam usia tersebut, banyak generasi muda yang terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat, seperti narkoba, alkohol, rokok, seks bebas, dan berbagai tindak kriminal. Hal ini dikarenakan mereka tidak membentengi diri dengan karakter yang tangguh, sehingga mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal buruk disekelilingnya. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk berpegang teguh pada Pancasila, yang dapat memberikan petunjuk tentang cara berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila juga mengajarkan tentang bagaimana menjadi manusia yang bermoral, beretika, dan mempunyai pandangan hidup serta cita-cita yang luas. Apabila kita mampu mengimplementasikan nilainilai Pancasila tersebut, maka kita akan menjadi pribadi yang tangguh, pribadi yang siap bekerja untuk membangun bangsa. Kita harus menyadari bahwa generasi muda adalah generasi penerus bangsa, generasi yang akan menentukan akan jadi apa bangsa ini ke depannya. Oleh karena itu, generasi muda harus berani, berdiri paling depan, dan berjuang untuk mempertahankan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Kita harus mencegah masuknya paham-paham lain yang bertentangan dengan nilai Pancasila, karena hal tersebut berpotensi untuk merusak dan memecah belah bangsa. Pancasila bukan untuk dihapal, melainkan untuk dijadikan sebagai cara hidup bagi seluruh anak bangsa dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Megahria)

60

Samantabadra | Juni 2019

Catatan


refleksi

Perubahan Nasib Berawal dari Perubahan Sikap Doa

D

alam gosyo memperpanjang karma tetap dijelaskan apabila kita sungguh-sungguh percaya kepada Gohonzon dan sungguh-sungguh menjalankan hati kepercayaan karma tetap (usia hidup) pun dapat diperpanjang. Seperti Raja Ajatasatru orangnya sangat kejam telah membunuh ayah dan ibunya bahkan ingin membunuh Buddha Sakyamuni karena hasutan dari Devadata. Akibatnya jatuh ke dalam dunia neraka avici yang tidak terputus-putus. R aja ajasatru menderita penyakit kulit, di sekujur tubuhnya tumbuh bisul dan tidak ada satu tabib pun yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Buddha Sakyamuni membimbing Raja Ajatasatru dengan membabarkan sutra nirvana yang merupakan keterangan tambahan dari Saddharmapundarika-sutra diberikan kepada Raja Ajatasatru mendengar pembabaran Buddha Sakyamuni dan sudah merasa menderita akhirnya Raja Ajatasatru mau bertobat, menyesali segala perbuatan dan mau merombak sifat yang buruk menjadi lebih baik. Akhirnya penyakitnya sembuh. Bila perasaan jiwa manusia dipenuhi kemarahan dan kebencian, maka akan memanggil jodoh-jodoh buruk di alam semesta, seperti penyakit, bencana alam. Sebaliknya Buddha katakan bila perasaan jiwa selalu gembira, bersyukur, penuh rasa terima kasih, maka dapat memanggil rejeki baik bahkan dari ribuan mil jauhnya. Saya pernah mendengar beberapa pengalaman hidup teman saya terkait hal ini. Pertama, seorang ibu yang sangat benci terhadap suaminya karena suaminya telah menghabiskan uang tabungan untuk anaknya termasuk membelikannya rumah, namun sangat pelit terhadap istrinya. Sang istri tidak

bisa menerima kondisi ini. Perasaan marah dan benci yang menumpuk akhirnya membuat kondisi psikisnya lemah. Ia divonis menderita penyakit kanker payudara dan dioperasi sampai dua kali. Awalnya ia menyalahkan suasana dan berhenti menjalankan gongyo daimoku. Namun karena semakin menderita, akhirnya ibu ini sungguh-sungguh bertobat, tidak mau benci kepada suaminya. Sambil terus berobat akhirnya ia sembuh. Terkadang manusia baru mau bertobat ketika kondisi hidupnya sudah kritis. Contoh pengalaman kedua dari seorang ibu yang menderita sakit di pangkal pahanya. Duduk sakit, tidur sakit, sakitnya luar biasa. Sudah dua kali pindah dokter namun belum sembuh juga malah semakin parah. Akhirnya ibu ini mencurahkan perhatiannya untuk berdaimoku, duduk di hadapan Gohonzon sambil meninjau diri mencari akar penyebab perasaan jiwanya menderita dan tidak bisa menerima keadaan. Setelah konsisten menjalankan daimoku akhirnya dirinya mengakui dan menyadari selama ini menumpuk kebencian terhadap saudaranya, dan ia benarbenar mau bertobat. Keesokan harinya ia bertemu dengan temannya yang mengatakan kemungkinan besar ada bisul di mata kakinya, karena kondisi serupa pernah terjadi pada kerabatnya. Ternyata benar di mata kakinya ada bisul kecil persis mengenai syarafnya sehingga sakit sekali. Bisul tersebut kemudian ditangani dan sembuh.Ketika kita sungguh sungguh Samantabadra | Juni 2019

61


bertobat, timbul myoho (dalam hal ini jodoh baik berupa teman yang memberitahukan sumber penyakitnya dan dapat ditangani dengan tepat). Dalam gosyo pencapaian kesadaran Buddha bagi perempuan ada penjelasan bahwa pada sutra-sutra sebelum Saddharmapundarikasutra, perempuan, orang jahat, sravaka, dan pratekya-Buddha tidak dapat mencapai kesadaran Buddha. Namun melalui Saddharmapundarika-sutra semua golongan tersebut pun dapat mencapai kesadaran Buddha. Kebajikan dari Saddharmapundarikasutra memungkinkan semua makhluk untuk mencapai kesadaran Buddha.dengan badan apa adanya. Buddha Sakyamuni menyadari bahwa kejahatan maupun.kebaikan ada dalam satu perasaan jiwa (secara lengkap tertuang dalam 10 dunia perasaan jiwa, icinen sanzen). Hati kepercayaan yang mendalam kepada Gohonzon diiringi pelaksanaan yang sesuai ajaran Buddha, dapat menyinari dan menerangi kesesatan pokok jiwa kita sehingga kita dapat mengidentifikasi jiwa kita dengan lebih mudah dan menemukan kesadaran Buddha yang tertutup bayangan kesesatan. Untuk memunculkan kesadaran Buddha kita perlu menyebut Nammyohorengekyo dengan sepenuh jiwa di depan Gohonzon, karena Gohonzon adalah jodoh terbaik untuk memunculkan perasaan jiwa dari dunia Buddha (kesadaran pokok). Buddha Niciren daisyonin menjelaskan bahwa bagi orang yang percaya dengan tulus dan sungguh hati kepada Nammyohorengekyo niscaya akan terhindar dari jalan ketiga dunia buruk yaitu neraka, kelaparan, dan kebinatangan, karena dunia Buddhanya timbul. Hal ini dikarenakan jiwa kita akan memiliki kekuatan, kebebasan dari kemelekatan, kesucian, dan ketenangan sehingga tidak mudah terpengaruh pengaruh buruk, namun di saat yang sama dapat menjadi pengaruh baik bagi lingkungan sekitar. Kurnia dari pelaksanaan hati kepercayaan yang tulus dan tepat kepada Gohonzon adalah dapat mengundang jodoh-jodoh yang 62

Samantabadra | Juni 2019

menunjang kehidupan kita dan kosenrufu. Bisa terlahir dalam keluarga yang menganut agama Buddha Niciren Syosyu, atau setelah dewasa kemudian berjodoh dengan Gohonzon adalah juga kurnia kebajikan dunia Buddha yang telah kita buat sejak masa lampau. Hal ini menunjukkan bahwa kita semua pada dasarnya memiliki bibit kesadaran pokok dunia Buddha yang dapat langsung kita munculkan dengan Nammyohorengekyo, seperti halnya bunga teratai yang berbunga dan berbuah pada saat yang sama melambangkan proses sebab-akibat kejiwaan sesaat. Sikap doa kita dalam menjalankan daimoku dan gongyo di hadapan Gohonzon serta perilaku hidup sehari-hari juga menentukan perubahan nasib dalam hidup kita. Bila doa kita didasari oleh perasaan jiwa yang maitri karuna, niscaya sikap hidup kita pun akan berjalan selaras dan harmonis. Janganlah mengembangkan sikap doa yang tidak sesuai dengan ajaran Buddha, seperti berkeluh kesah, berisi sumpah-serapah. Sebaliknya, kita perlu mengembangkan sikap doa yang reflektif, introspektif, bersyukur, dan lebih menghargai hidup. Kita hidup pasti memiliki ekspektasi dan harapan tertentu. Namun apabila belum terwujud, hal tersebut mungkin karena kita tidak menjalankan sikap dan perilaku hidup yang searah atau langkah-langkah menuju perwujudan hal tersebut. Kita hanya berandaiandai dan berpikir berdoa ibarat menggosok lampu ajaib yang akan mengeluarkan jin yang dapat mengabulkan keinginan kita tanpa kita berbuat apa-apa. Hal ini adalah konsep pemikiran yang keliru tentang doa. Konsep doa yang tepat adalah doa pelaksanaan. Kekuatan Gohonzon akan menunjang pelaksanaan sikap hidup kita yang bertujuan untuk issyo jobutsu dan kosenrufu. Ketika berdoa di hadapan Gohonzon sesungguhnya kita membangkitkan potensi kebuddhaan dari dalam diri kita sendiri untuk menarik jodoh-jodoh baik di sekitar kita. (Lili Happy)


kesehatan

Mispersepsi Dalam Diet VEGAN

D

iet vegan menjadi populer belakangan ini. Mulai dari pakar medis hingga selebriti dunia, seperti Beyonce, mempromosikan pola makan berbasis nabati ini. Namun manfaat diet vegan baru kita dapatkan jika kita melakukannya dengan benar. Lalu apa saja kesalahan yang membuat pola diet vegan tak akan menuai hasil? Berikut lima kesalahan yang kerap dilakukan saat memulai pola makan nabati.

1

Berpikir makanan tanpa daging selalu menyehatkan Para ahli setuju mengonsumsi bahan makanan nabati memang menyehatkan. Namun, kita harus memilih dengan bijak apa yang akan kita makan. Tak semua yang berbahan nabati menyehatkan, seperti mengonsumsi kentang goreng dan bir. Susu kacang almond sering menjadi pengganti susu sapi bagi para veganisme. Tapi, susu almond hanya mengandung 1,5 gram protein per porsi. Susu almond yang ditambah gula juga kurang baik. Di sisi lain, makanan berupa roti putih, pasta, kentang dan karbohidrat olahan lainnya memang mengenyangkan. Tapi, bahan makanan tersebut tak selalu baik untuk tubuh kita. Risiko obesitas, penyakit jantung dan

berbagai masalah kesehatan tetap mengintai para veganisme jika tak mengonsumsi makanan seimbang berupa sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan dan air. Jadi, tak semua yang berbahan nabati selalu menyehatkan. Sekali lagi, kita harus bijak memilihnya.

2

Konsumsi nutrisi yang kurang

Kita tetap bisa mendapatkan semua vitamin dan nutrisi yang diperlukan tubuh dengan melakukan diet vegan. Namun, kita tetap harus menyesuaikan menu makanan dan gaya hidup kita untuk memastikan tercukupinya semua kebutuhan tubuh. Vitamin B12, yang bertanggung jawab untuk menunjang fungsi yang tepat dari sistem saraf, lebih banyak Samantabadra | Juni 2019

63


ditemukan dalam produk hewani. Kekurangan B12 telah dapat mengakibatkan mati rasa, lesu, masalah memori, sakit kepala dan bahkan depresi. Sebagai alternatif, konsumsilah tempe dan nori atau rumput laut yang memiliki kandungan vitamin B12. Banyak energi bar, ragi gizi, dan sereal sarapan diperkaya vitamin B 12. Selain itu, suplemen vitamin bisa membantu kita mengantisipasi kekurangan salah satu vitamin tubuh. Kalsium yang biasanya terkandung dalam susu juga penting untuk tulang, meski susu sapi bukan sumber kalsium yang disarankan para ahli. Harvard School of Public Health merekomendasikan kita agar membatasi konsumsi susu dan produk susu tidak lebih dari satu hingga dua porsi per hari. Artinya, sebaiknya kita juga mendapatkan cukup kalsium dari sumber lain. Sumber kalsium bisa kita temukan dalam makanan seperti pakcoy atau sawi dan kale (kubis/kol) yang memiliki tingkat penyerapan lebih baik daripada susu. Pakcoy dan kalememiliki tingkat penyerapan 53 persen dan 49 persen lebih tinggi daripada susu yang hanya 32 persen. Kedua sayuran tersebut juga mengandung zat besi dan Vitamin K yang membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang. Asam lemak omega-3, umumnya terdapat dalam minyak 64

Samantabadra | Juni 2019

ikan seperti salmon, dapat mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan mata, dan membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Namun, kita juga bisa mendapatkannya dari bahan makanan seperti rumput laut, biji chia, dan kenari yang semuanya mengandung Omega-3 dalam jumlah cukup banyak.

3

Terlalu mengandalkan pengganti daging

Mereka yang menerapkan pola diet vegan biasanya mengganti bahan hewani dengan bahan lain yang merupakan “tiruan daging� seperti sosis tahu atau burger tempe. Yah, makanan pengganti daging memang membantu proses transisi ke pola makan nabati. Tapi, terlalu mengandalkan jenis tersebut bisa menimbulkan efek samping. Ahli Diet bernama Vandana Shet mengatakan, daging tiruan bisa saja memiliki kandungan lemak yang sama tinggi dengan daging asli. Bahkan, bisa saja kandungan lemak tersebut lebih tinggi. Saat ingin mengonsumsi burger, misalnya, beberapa pengganti daging yang populer memang diklaim menggunakan bahan-bahan


utuh, alami atau hanya mengalami sedikit pemrosesan. Tapi, banyak yang masih menyertakan satu bahan tambahan buatan dan olahan untuk membantu meniru rasa dan tekstur daging sapi. Inilah yang seringkali membuatnya tidak jauh lebih sehat dari produk asli. Jika kita masih ingin mengonsumsi burger, gunakan daging tiruan yang terbuat dari bahan-bahan utuh seperti kacang hitam, kentang manis, atau quinoa. Rasanya mungkin berbeda tetapi akan lebih enak daripada burger yang mengandung bahan olahan tinggi. Hal yang sama untuk pengganti keju, yang biasanya banyak mengandung zat aditif, pengawet dan pemrosesan tinggi. Bahkan, beberapa bahan pengganti keju mengandung kasein, yang merupakan protein dari susu. Sebagai alternatif, pilih pengganti keju yang terbuat dari kacang mete atau almond. Untuk saus, gunakan yang berbahan ubi jalar untuk menghasilkan rasa makaroni dan keju yang lezat. Kita juga bisa memilih alternatif keju yang lain dengan saus pesto atau tahini.

4

Bingung soal asupan protein

Asupan protein menjadi tanda tanya besar bagi banyak veganisme. Meski bahan makanan hewani mengandung asam amino yang penting bagi kesehatan, beras dan kacang-kacangan juga mengandung nutrisi serupa. Asupan harian yang direkomendasikan untuk protein adalah 0,36 gram untuk setiap 0,5 kilogram berat badan pria dan 46 gram untuk setiap 0,5 kilogram berat badan wanita. Namun, jumlah tersebut hanya untuk sekitar 10 persen dari asupan kalori harian yang direkomendasikan. Bagi mereka yang aktif berolahraga, tentu kita membutuhkan lebih banyak protein. Beberapa makanan yang memiliki kandungan protein tinggi misalnya tahu, lentil, berbagai jenis kacang-kacangan, gandum, beras liar, susu kedelai. oat dan quinoa. Brokoli, bayam, artichoke, kubis brussel juga mengandung sekitar empat hingga lima gram protein dalam

setiap penyajian. Ragi nutrisi dan biji rami yang bisa kita tambahkan pada menu salad atau sup juga kaya akan protein.

5

Meremehkan pentingnya rencana makan

Mempraktikan program diet juga memerlukan perencanaan makan yang matang. Jadi, kita juga harus meluangkan waktu untuk membuat perencanaan makan yang matang demi suksesnya program diet yang kita lakukan. Ada banyak resep makanan berbasis nabati yang bisa kita praktikan sendiri di rumah. Ahli gizi bernama Rachael Link juga memberikan beberapa contoh resep berbasis nabati kepada para vegan. Ia menyarankan kita untuk membuat telur orak-arik campur tahu dan tumis paprika, bawang dan bayam untuk sarapan, burrito dengan nasi merah, kacangkacangan, alpukat, dan sayuran untuk makan siang. Semua menu tersebut bisa kita siapkan di awal dan menghangatkannya saat jam makan tiba. Sebaiknya, kita juga mencari resep vegetarian saat waktu luang untuk membuat variasi menu dalam program diet kita. Cara ini sangat ampuh agar kita tak mudah tergoda untuk mengonsumsi pasta, kentang atau makanan lainnya yang menggagalkan diet kita. Misalnya, kita bisa memilih mie yang terbuat dari zukini atau labu bukan biji-bijian olahan. Ini akan menawarkan alternatif yang lebih sehat bagi pencinta pasta. *** Sumber: https://lifestyle.kompas.com/ read/2019/02/19/084312820/5-kesalahan-yang-sering-dilakukandalam-diet-vegan?page=4

Samantabadra | Juni 2019

65


Kualitas Pokok Menjadi Seorang Pemimpin

A

pakah seorang pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan sejak ia dilahirkan, atau karena ia berusaha membentuk kualitas tersebut? Ternyata kepemimpinan adalah sebuah proses. Ada pengecualian bagi kalangan tertentu, seperti keluarga kerajaan/kesultanan, misalnya, yang akan menjadi pemimpin berdasarkan keturunan. Namun demikian, secara umum kualitas pemimpin (leadership) dapat diperoleh melalui proses menghadapi berbagai permasalahan dan pelatihan. Hal ini salah satu alasan mengapa banyak seminar kepemimpinan di mana-mana. Motivator tidak akan menjadi peluang pencaharian, berceramah tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, apabila kualitas kepemimpinan sudah dimiliki sejak lahir. Karakter pemimpin sesungguhnya dapat dibentuk. Jika kita memang mau belajar dan berniat untuk mejadi seorang pemimpin, kita dapat meluangkan waktu untuk menghadiri seminar tentang kemimpinan, membaca sebanyak mungkin buku atau artikel, mencontoh pemimpin yang menurut kita inspiratif, dan kuncinya tentu menerapkan semua ilmu yang kita peroleh hingga kita benar-benar menjadi seorang pemimpin. Berikut beberapa kualitas pokok yang selayaknya kita miliki jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang sukses.

66

Samantabadra | Juni 2019


1

Membuat anggota kelompok kita nyaman untuk menyampaikan pendapat Ada banyak jenis atau karakter pemimpin, di antaranya adalah pemimpin yang diktator. Pemimpin yang demikian cenderung tidak memberikan anggotanya kebebasan berpendapat, sehingga mereka cenderung pasif dan menjalankan apa yang diperintahkan. Kualitas pemimpin seperti ini cocok untuk memimpin suatu negara, misalnya saja Korea Utara. Di sisi lain, ada karakter pemimpin yang demokratis, yang memberikan anggotanya kebebasan untuk berpendapat dan berekspresi. Kepemimpinan seperti ini cenderung lebih nyaman bagi kedua pihak. Mereka lebih terbuka dalam mengeluarkan ide dan pemimpin diharapkan menjadi lebih luwes dalam menanggapi berbagai pendapat dan mengambil keputusan yang bijak. Walau diharapkan dapat memuaskan semua pihak, kenyataannya pasti ada pihak yang kurang puas terhadap karakter pemimpin mana pun. Dengan demikian, pemimpin yang baik hendaknya mampu menyesuaikan diri dan mengambil keputusan berdasarkan kasus per kasus, tidak menggeneralisasi. Terkadang ia harus tegas, terkadang ia harus luwes, demi memperoleh hasil yang optimal.

2

Membuat keputusan

Pemimpin yang sukses adalah seorang ahli dalam membuat keputusan. Ada dua cara pengambilan keputusan, yaitu memfasilitasi anggota kelompok sehingga mereka dapat mencapai keputusan bersama atau membuat keputusan sendiri. Dalam hal ini, kedua cara tersebut tidak ada yang salah. Namun, akan lebih baik jika kita mencoba memfasilitasi para pihak agar mereka dapat bersama-sama menciptakan satu keputusan terlebih dahulu. Jika diskusi sudah buntu, maka

seorang pemimpin diharapkan dapat maju dan menawarkan solusi. Kita harus banyak belajar tentang berpikir kritis, bagaimana mengarahkan diskusi yang efektif dan banyak mencari pengalaman sehingga wawasan kita meluas. Seorang pemimpin perlu menunjukkan keberisian dan menguasai permasalahan.

3

Memimpin dengan contoh

Jangan jadi pemimpin yang “omdo� alias omong doang. Contohnya, kita selalu berbicara tentang kedisiplinan, tapi kita sendiri selalu datang terlambat dalam setiap rapat. Itu artinya kita “omdo�. Kita harus dapat memberikan contoh kepada orang yang kita pimpin, sehingga mereka dapat menghormati kita apa adanya dan mereka yakin kita tidak hanya bermodalkan katakata tapi juga menghayatinya dalam perilaku sehari-hari. Seorang pemimpin akan lebih dipercaya dan dihormati ketika mereka dapat menunjukkan sikap yang sejalan dengan kata-kata yang diucapkan. Pemimpin itu terbentuk berdasarkan waktu. Tidak ada orang yang tiba-tiba menjadi seorang pemimpin yang baik tanpa adanya proses pembelajaran. Kita pasti telah bertemu banyak pemimpin dalam hidupmu, dan mungkin beberapa dari orang tersebut mengagetkanmu dengan kualitas yang mereka miliki, sebut saja dapat berpikir secara kritis dan menemukan solusi dalam waktu tidak lebih dari 30 menit. Satu hal yang harus selalu kita ingat adalah mereka menghabiskan banyak waktu untuk mencapai tahap tersebut. Maka, kalau kita juga ingin seperti mereka, jangan ragu untuk terus belajar. Practice makes perfect. Banyak-banyaklah berlatih dan menempa diri, niscaya kualitas diri kita akan semakin meningkat. (vivi)

Samantabadra | Juni 2019

67


dunia anak

Hai anak-anak NSI! Apakah kamu tahu nama-nama ikan di laut? Yuk temukan mereka di dalam puzzle di bawah ini.

68

Samantabadra | Juni 2019


resep

Resep Babi Telur Asin Bahan Babi Goreng Tepung 1. 500 gram babi 2. secukupnya garam, gula, lada 3. 1 butir telur 4. 4 sdm tepung terigu 5. 2 sdm tepung maizena Bahan Saus Telur Asin 6. 5 kuning telur asin rebus (hancurkan dengan garpu) 7. 3 sdm mentega 8. 3 siung bawang putih cincang 9. secukupnya garam, gula, lada 10. Kaldu bubuk (kalau pakai)

Langkah 1. Campur babi dengan garam, gula, lada, dan 1 butir telur. 2. Lumuri dengan tepung (terigu + maizena). 3. Goreng dengan api sedang hingga kuning keemasan. 4. Panaskan mentega, masukkan bawang putih cincang, dan kuning telur asin. Bumbui dengan garam, gula, lada, kaldu bubuk. Masak hingga berbusa 5. Masukkan babi goreng, aduk hingga saus kuning telur asin melapisi dengan merata.

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.

Jawaban TTS Juni 2019

Sumber: https://cookpad.com/id/resep/8052265-babi-saus-telur-asin-salted-egg-yold-pork-belly?via=search&search_ term=babi%20telur%20asin

1

2

N

I

L

B

R

O

T

H

E

R

E

L

A

P

A

N

3

S

O

U

4

5

W

H

I

T

E

D 6

O

E

R

B

G

D

R

H

7 8

T

G

9

O

J

O

I

S

E

P

A

H

A 10

E

E

G

11

K

A

R

B

O

I

N

D

I

O

K

L

12

S

I

Y

K

Z

A L

13

L

D 14

A

N

O

I

F

C

15

B

I

S

C

U

I

T

N 16

M

D

S

U

I

Y

N

N

17

S

A

L

A

H 18

C

I N

T

I

Z

E

N

S

N

Samantabadra | Juni 2019

69


teka-teki silang

1

2

3 1

4

2

5

3

4

6

5

7

6

8 8

9

7

10

9 10

11 11

12 12

15

13

14

13

14

15

16 16

17 17

18 18

Across Across

Mendatar Mendatar

Down

Menurun

Down

Menurun

1. Nama terpanjang di dunia. 1. Nama sungai sungai terpanjang di dunia. 1. Nama lain laptop. 1. Nama lain laptop. 2. Saudara laki-laki laki-laki ( Istilah Inggris ) tingkatyang telah 2. Saudara ( Istilah Inggris ) 2. Seseorang yang telah 2.mencapai Seseorang 4. Putih ( Istilah Inggris ) kesadaran sempurna. 4. Putih ( Istilah Inggris ) kesadaran sempurna. 5. 45. + 44 + 4 3. Pendek ( Iatilah Inggris 3. )Pendek ( Iatilah Inggr 9. Habis manis, manis, ... dibuang 6. Pulau terluas didunia.6. Pulau terluas didunia. 9. Habis ... dibuang 11.11. NamaNama lain CO2. 7. Tidak berhasil lain CO2. 7. Tidak berhasil 13. Meninjau diri ( Istilah Jepang ) 8. Kekuatan dari dalam jiwa ( Istilah 13. Meninjau diri ( Istilah Jepang ) 8. Kekuatan dari dalam j 15. Biskuit ( Istilah Inggris ) Jepang ) 15. Biskuit ( Istilah Inggris ) Jepang ) 17. Berani karena benar, takut karena ... 10. Kesatuan subjek dan lingkungan yang 17. Berani karena benar, takut karena ... 10. Kesatuan 18. Penduduk ( Istilah Inggris ) tidak terpisahkan ( Istilah Jepang ) subjek dan 18. Penduduk ( Istilah Inggris ) tidak terpisahkan ( Ist adalah 12. Masa jabatan presiden indonesia 12. Masa jabatan presiden ... tahun tahun 14. Sekejap perasaan jiwa (... Istilah Jepang 14. Sekejap perasaan jiwa ) 16. Percaya ( Istilah Jepang))

16. Perc aya ( Istilah Jepa

70

Samantabadra | Juni 2019


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Juni 2019 Tanggal 29 Mei 30 Mei 31 Mei 01 02

Hari Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

03 04

Senin Selasa

05 06 07 08 09 10 11 12

Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

13 14 15 16 17 18 19

Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

20 21 22 23

Kamis Jumat Sabtu Minggu

24 25 26

Senin Selasa Rabu

27 28 29 30

Kamis Jumat Sabtu Minggu

Jam Kegiatan 19.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta

Tempat Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

19.00 Ceramah Gosyo

Daerah Masing-Masing

10.00 10.00 10.00 13.00

Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1

12.00 Pertemuan Pimpinan Ibu 14.00 Pertemuan Ibu Umum

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

10.00 Pertemuan Anak-Anak Daerah 19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang

Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

19.00 Pertemuan Wanita Karier 19.00 Pertemuan Pria Umum

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1

19.00 Pertemuan Cabang

Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

14.00 Pertemuan Wanita Daerah 19.00 Pertemuan Pria Daerah

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing

10.00 Pertemuan Generasi Muda Daerah 14.00 Pertemuan Lanjut Usia Umum 19.00 Pertemuan Empat Bagian

Daerah Masing-Masing

10.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta 19.00 Rapat DPW-DPD NSI DKI Jakarta

Wihara Sadaparibhuta NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

Kensyu Gosyo Umum Materi Juli 2019 Kensyu Gosyo Umum Materi Juli 2019

Daerah Masing-Masing

Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Samantabadra | Juni 2019

71


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

72

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | Juni 2019

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.