Samantabadra 2019-07

Page 1

SAMANTABADRA PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat

gosyo cabang Surat Balasan kepada Nicigon Amagoze

Surat Balasan kepada Nicigon Amagoze

07

#306

“

Terkabul tidaknya doa Anda semata-mata tergantung pada hati kepercayaan Anda Sama sekali bukan kesalahan Niciren.

SAMANTABADRA | JULI 2019 | NOMOR. 306

Marching Band Mandarava NSI pada kegiatan Darmasanti Waisak 2019. Istora Senayan, Jakarta. 19 Mei 2019.

gosyo kensyu Surat Perihal Kalpa Pengurangan

j u l i 2 0 1 9


Foto bersama segenap umat, DPW DKI Jakarta dan DPP NSI seusai dokyo syodai peringatan Waisak 2019 di Wihara Sadaparibhuta NSI Jakarta. 19 Mei 2019.

Dokyo syodai peringatan hari raya Waisak 2019 di Pelataran Candi Borobudur. 19 Mei 2019.

“ D

alam masyarakat sekarang, mengikuti Hukum Agama Buddha yang telah tercemar oleh keburukan Masa Akhir Dharma hanya akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar.

Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

Surat Perihal Kalpa Pengurangan

“ D

alam masa akhir dharma yang keruh ini, terdapat banyak kejahatan dalam masyarakat. Tetapi keahatan yang terjadi karena salah menafsirkan dan menerapkan Hukum Agama Buddha (sehingga membuat karma buruk dan menimbulkan pengaruh buruk dalam seluruh masyarakat), lebih besar jumlahnya bila dibandingkan dengan kejahatan yang umum. Hal ini disebabkan karena kejahatan masyarakat dalam zaman yang bagaimanapun keruhnya dapat dikenali, sehingga masih terdapat keinginan untuk tidak melakukannya, sedangkan kejahatan dalam hukum agama Buddha sekilas kelihatan sebagai perbuatan baik sehingga hati tidak tergerak untuk menghentikannya; oleh karena itu semakin banyak orang yang melakukannya. Padahal, penderitaan dan kesulitan sebagai akibat dari kejahatan hukum Agama Buddha lebih dalam dan besar bila dibandingkan dengan kejahatan masyarakat biasa. Di sinilah terletak penderitaan dan kesusahan hati Niciren Daisyonin yang ingin menegaskan kesalahan kepercayaan dan mengajarkan Hukum Agama Buddha yang sesungguhnya.

Keterangan halaman muka Bunga teratai, perlambang hukum sebab-akibat sesaat.

Penjelasan Kutipan Gosyo Surat Perihal Kalpa Pengurangan


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Kiriman Sutra Doa Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 25-26 Juni 2019

Nammyohorengekyo, Gosyo ini sederhana namun membahas masalah mendasar yang kaitannya dengan sikap kita dalam beragama. Terkadang kita meragukan asal-usul, kekuatan Gohonzon, dan sebagainya. Orang-orang seperti ini menyimpang dari makna pokok ajaran Agama Buddha Niciren Syosyu, karena sesungguhnya besar atau kecilnya kekuatan Gohonzon ditentukan oleh hati kepercayaan masingmasing orang. Tentu, Gohonzon yang harus digunakan adalah Gohonzon dari Sandaihiho, namun tuas yang menggerakan kekuatan terdapat pada kesungguhan hati orang yang berdoa. Itu saja. Masyarakat Indonesia akan memasuki fase digital yang disebut revolusi industri 4.0. Pada era ini perangkat penunjang kehidupan semakin

tergantung pada internet (IoT, internet of things). Kepercayaan terhadap Tuhan dan ketuhanan menjadi krusial untuk dikaji relevansinya dengan perkembangan zaman. Di tengah perkembangan masyarakat, khususnya generasi muda, yang semakin maju dan canggih, generasi muda NSI dibina agar berada dalam moderasi dalam beragama maupun berperikehidupan. Generasi muda NSI menjalankan gongyo dan daimoku, mengikuti kensyu dan TGM, karena agama Buddha mengajarkan hal sunyata yang tidak ada pada kecanggihan teknologi. Ada hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual di dalam hidup yang masih menjadi ranah agama. Setiap orang punya kebebasan untuk meyakini dan mempelajari ajaran

agamanya masing-masing, hal ini dijamin oleh undangundang negara kita. Di sisi lain, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam melaksanakan penyebarluasan dharma. Kita harus lebih giat mendalami ajaran Buddha Niciren sehingga tidak menyalahartikan atau menyelewengkan ajaran. Kita pun harus senantiasa berorientasi pada praktik atau pelaksanaan dari apa yang telah kita pelajari sehingga tidak berhenti hanya dalam tataran teori semata. Gerakan penyebarluasan dharma terus digulirkan oleh NSI. Di Borobudur, NSI mengumandangkan daimoku dan dokyo syodai menjelang detik-detik Waisak. Beberapa orang awam mengaku merinding mendengarnya. Bagi kita yang sudah bertahun-tahun Samantabadra | Juli 2019

1


menjalankan gongyo dan daimoku, mungkin terasa biasa saja. Hal ini bisa jadi karena kesungguhan hati kita menurun. Apabila kita percaya Nammyohorengekyo, kegembiraan datang menyongsong, kesulitan dapat kita atasi, mulai dari hubungan antarmanusia, pekerjaan, kesehatan, dan seterusnya. Kuncinya ada di kesadaran Buddha. Oleh karena itu, umat NSI perlu membuat getaran-getaran yang baik agar bangsa ini bersatu dan mampu mengatasi permasalahan bangsa dengan baik.

Saddharmapundarika-sutra mendapat penindasan dari tiga musuh yang kuat. Tiga musuh yang kuat adalah pihak yang tidak paham tentang agama Buddha, pihak yang paham agama Buddha, dan pihak yang menggunakan kekuasaan. Ketiga musuh kuat ini memberi tekanan terhadap orang yang percaya, melaksanakan, dan menyebarluaskan Saddharmapundarika-sutra. Dalam beragama, biasanya kita mengharapkan tiadanya kesulitan. Hal tersebut tidak mungkin karena secara wajar Buddha Niciren berkata kesulitan Gosyo ini diberikan atau penderitaan adalah kepada seorang biksu hal yang pasti dalam siklus bernama Sairenbo yang kehidupan. Beragama berasal dari sekte Tientai Buddha juga bukan berarti (dari aliran Mahayana). kita akan mendapatkan Tientai lahir di Tiongkok. berbagai keajaiban (bisa Sekte Tientai menjadi sihir, kekuatan super, dsb). landasan munculnya atau Kita semua adalah murid tersusunnya teori Icinen langsung dari Buddha Sanzen. Niciren, seyogianya kita Pada awalnya, Sairenbo menjadi orang-orang yang tidak setuju dengan ajaran giat mendalami ajaran Buddha Niciren, namun Buddha. Kita menjadi setelah ia kerap berdialog, perantara bagi hukum ia pun mengerti ajaran Buddha agar tetap lestari. dari Buddha Niciren dan Tiga musuh kuat adalah menjadi muridnya. Di antara fungsi atau peran yang pertanyaan-pertanyaan yang menghambat usaha kita diajukan Sairenbo kepada untuk penyebarluasan. Niciren, salah satunya Namun, bukan berarti adalah adalah mengenai kita tidak perlu alasan mengapa orang menyebarluaskan dharma yang mempertahankan agar tidak mendapat 2

Samantabadra | Juli 2019

hambatan. Tujuan Buddha Sakyamuni muncul di dunia hanya satu, agar semua umat manusia dapat mencapai kesadaran Buddha. Beliau melepaskan semua tujuan pribadinya, termasuk kekuasaan yang paling besar dalam kerajaan, harta yang berlimpah, dan istri yang cantik. Ternyata, sampai hari ini, setelah 3,000 tahun, ajaran Buddha Sakyamuni selama 50 tahun masih relevan dan dipercaya oleh jutaan orang. Tujuan kita beragama Buddha NSI adalah untuk mencapai kesadaran Buddha, yang hanya bisa terwujud jika kita percaya, melaksanakan, dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Tanpa usaha untuk menyebarluaskan dharma, jiwa Buddha kita tidak akan muncul. Kita mau menjadi Buddha karena kita percaya. Kehadiran tiga musuh kuat adalah jodoh untuk meningkatkan kualitas diri dan syinjin kita dan membuktikan kebenaran dari hukum Nammyohorengekyo. Pada dasarnya manusia memiliki potensi yang tak terbatas untuk maju dan berkembang, namun banyak dari kita tersesat dalam filsafat hidup dan cara berpikir yang keliru. Potensi


kita akhirnya tenggelam, kekuatan yang muncul adalah kekuatan-kekuatan yang merusak. Fungsi agama Buddha adalah untuk menenggelamkan pandangan sesat dan mengarahkan kembali potensi kita untuk dan memunculkan kesadaran. Menurut ajaran agama kita, sebelum Saddharmapundarika-sutra, penyebab penderitaan dikatakan sebagai hawa nafsu. Mereka menjalankan cara hidup untuk memusnahkan hawa nafsu. Bahkan, perempuan pun disebut sebagai iblis karena menimbulkan rangsangan hawa nafsu. Setelah Saddharmapundarikasutra dibabarkan, Buddha Sakyamuni meluruskan maksudnya bahwa semua tergantung pada niat dan dasar perasaan jiwanya. Ini yang harus kita tingkatkan. Salah satu contoh tekanan dari penguasa adalah pemerintahan Jepang yang waktu itu terpengaruh oleh sektesekte lain. Niciren Daisyonin dan murid-muridnya, termasuk Sairenbo, mengalami berbagai penderitaan. Sairenbo jatuh sakit, dan ia bertanya pada Buddha Niciren tentang perihal “masuk ke dalam gunung�. Buddha Niciren membolehkannya untuk

beristirahat, hanya dalam konteks memulihkan kembali energinya. Penyakit Sairenbo sudah mulai membahayakan dan kondisi kesehatannya terus berkurang. Tapi, pada prinsipnya, menyebarluaskan dharma tidak ada batas waktunya, bahkan berlaku pada ketiga masa (lampau, sekarang, dan akan datang). Kita harus mempunyai icinen untuk terus menciptakan karmakarma yang baik untuk diri kita sendiri dan manusiamanusia yang lain. Apabila kita ingin harapan baik kita terwujud, mengatasi kesulitan, dan memperpanjang umur, cara satu-satunya adalah percaya penuh kepada dan doa berdasarkan Saddharmapundarika-sutra. Ternyata doa yang disertai upaya-upaya realistis untuk mewujudkannya dan bertujuan luhur itu pasti terkabul karena didukung oleh kemunculan prajna Buddha. Panjangnya usia seseorang tergantung dari karma tetap dan karma tidak tetapnya. Karma tetap pun bisa diperpanjang. Kita harus menjalankan tugas untuk menyebarluaskan Nammyohorengekyo, karena sesungguhnya kita harus membahagiakan orang lain dahulu sebelum mendapatkan kebahagiaan

sendiri. Inilah kunci untuk terkabulnya doa untuk menolak malapetaka dan memperpanjang usia. Sairenbo mengatakan, sejak ia menjadi biksu, ia pantang memakan daging dan tidak menikah, yang dianggap membuatnya suci dan bersih. Biksu-biksu mempunyai 250 pantangan, dan biksuni-biksuni mempunyai 500 pantangan. Niciren Daisyonin memperingatkan dengan tegas tentang keunggulan dan kegaiban menerima dan mempertahankan Saddharmapundarika-sutra. Sairenbo masih belum merasakan kebahagiaan. Menjalankan pantangan atau tidak, kuncinya adalah kesungguhan hati dalam memercayai, melaksanakan, dan menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra. Pantangan kita hanya satu, tidak meninggalkan Gohonzon, sebab Gohonzon adalah kunci untuk kita memunculkan kesadaran Buddha. Intinya adalah Saddharmapundarika-sutra, dan penyelesaiannya adalah pencapaian kesadaran Buddha. Hidup yang penuh dengan rezeki, mampu mengatasi kesulitan, dan usia yang panjang adalah hasil dari usaha kita untuk menyebarluaskan Nammyohorengekyo dengan niat ingin Samantabadra | Juli 2019

3


membahagiakan seluruh makhluk hidup. Indonesia terdiri dari berbagai budaya, suku, dan bahasa. Salah satu tujuan diselenggarakannya TGM setiap tahun oleh NSI adalah untuk meningkatkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda NSI yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa. Cara memahami ajaran Buddha dengan baik adalah dengan menjalankan Syin, Gyo, dan Gaku (percaya, belajar, melaksanakan). Tidak ada jalan lain, ketiga ini sudah serangkai. Jiwa kita kekal abadi, maka itu ketiga pilar kepercayaan kita harus dilaksanakan secara komplit dan bersamaan. Kita harus bisa membuktikan bahwa kita menjadi pribadi yang semakin baik karena menjalankan syinjin. Hal ini akan mendukung gerakan penyebarluasan dharma karena kita dapat menarik orang lain untuk merasakan keagungan ajaran ini. Niciren Daisyonin menegaskan bahwa tiga musuh kuat adalah halhal yang muncul untuk menantang kita dalam menyebarluaskan hukum. Kita harus memahami bahwa kita sedang melaksanakan usaha untuk mencapai kesadaran Buddha. Untuk mencapai kesadaran Buddha, 4

Samantabadra | Juli 2019

salah satu pertapaannya adalah menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Sehingga dengan demikian, kita bisa melihat rintangan itu dengan jelas, bukan sebagai hukuman atau kesalahan, tapi sebagai jodoh dan hikmah yang baik, yang memperkuat hati kepercayaan kita. Menyebarluaskan hukum Nammyohorengekyo bukan karena hal-hal lain, tapi semata-mata karena ingin membahagiakan orang lain. Tugas kita sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi untuk penyebarluasan Nammyohorengekyo tidak akan pernah habis. Rata-rata, orang yang sudah terkena penyakit berat cenderung untuk menyerah dan ingin dikasihani. Tapi, banyak umat NSI yang sudah sembuh, mempunyai tekad untuk selalu bisa berdoa di depan Gohonzon, semangat yang membara, dan mempunyai kesadaran yang lebih unggul. Ada dua jenis gosyo yang menjelaskan tentang Gohonzon, Kanjin No Honzon Syo mengajarkan Gohonzon dari aspek hukum, Nammyohorengekyo, dan Kai Moku Syo menjelaskan Gohonzon dari aspek manusianya, Buddha

Niciren. Hukumnya dan manusianya manunggal, menjadi Nin Po Ika. Niciren Daisyonin mewujudkan Gohonzon agar kita dapat memunculkan jiwa Buddha kita dan berdoa dengan dasar kesadaran. Saddharmapundarikasutra pada Masa Akhir Dharma diwujudkan menjadi Gononzon dari Sandaihiho. Yang mampu mewujudkan Gohonzon hanya Buddha Niciren. “Hukum“ Nammyohorengekyo secara hakiki sudah terkandung di alam semesta sejak awal mula, Buddha Sakyamuni membabarkannya dalam Saddharmapundarika-sutra. Gohonzon adalah inti dari hukum alam semesta. ***


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Kiriman Sutra Doa Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 25-26 Juni 2019

Nammyohorengekyo, Apabila kita mendengar kata “doa�, yang mungkin terlintas di pikiran kita adalah kita didoakan orang yang lebih hebat dari kita. Tapi, setelah kita belajar agama Buddha Niciren Daisyonin, jelas bahwa doa diwujudkan oleh diri kita sendiri, dengan menyebut Nammyohorengekyo, memunculkan Dunia Buddha, sehingga kekuatan jiwa kita muncul dan bisa mengatasi kesulitan apa pun yang kita alami. Berarti, kita tidak mengharapkan sebuah pemberian dari luar. Kita sudah mempunyai kebiasaan meminta atau mengharapkan orang lain untuk mendoakan kita, entah itu untuk kesuksesan, keharmonisan keluarga, dan sebagainya. Hanya kita sendiri yang bisa memunculkan kekuatan jiwa Buddha-nya, sehingga semuanya bisa berjalan dengan lancar. Gosyo ini diberikan kepada Sairenbo, yang dulunya

adalah biksu dari Sekte Tientai. Ketika beliau sakit, beliau meminta bimbingan kepada Niciren Daisyonin mengenai cara berdoa untuk menolak bahaya dan memperpanjang umur, ia tidak minta untuk didoakan oleh Niciren Daisyonin. Pertama-tama, orang yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra mendapat penindasan dari tiga jenis musuh kuat. Mempertahankan berarti menerima dan melaksanakan. Kita sebagai umat juga menerima Gohonzon dan melaksanakan sesuai dengan kata-kata Buddha. Sebuah kalimat dari Bab 13 dari Saddharmapundarikasutra, Bab Anjuran untuk Mempertahankan Saddharmapundarika-sutra. Artinya, Buddha Sakyamuni ingin Saddharmapundarikasutra bisa mengalir terus selama-lamanya dengan dipertahankan oleh umatnya. Pada waktu

itu, semua Boddhisatva, arahat, mau menjalankan tugas dan menyebarkan Saddharmapundarika-sutra di Masa Mutakhir Dharma karena umat Masa Mutakhir Dharma kotor, penuh dengan kebencian, iri hati, dan egoisme. Maka itu, para arahat dan Boddhisatva mau menyebarkan hukum ini agar bisa menyelamatkan umat manusia yang ada di masa akhir dharma. Buddha Sakyamuni mengatakan bahwa semua yang ingin menyebarkan dan menjalankan tugas ini harus mengalami tiga jenis musuh kuat. Pertama adalah orang yang tidak tahu agama Buddha yang mencela pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Seperti orang lain yang tidak mengerti, meledek mantra dan pelaksanaan kita karena mereka tidak mengenal agama kita. Buddha Niciren sendiri mengalami ini

Samantabadra | Juli 2019

5


ketika hendak ceramah dan menyebarluaskan Nammyohorengekyo, dan beliau dilarang, mengalami berbagai penganiayaan, dengan penyerangan yang menggunakan pedang dan tongkat. Yang kedua, orang yang tahu agama Buddha, seperti umat atau biksu, yang menjadi sombong dan licik merasa lebih hebat, dan memfitnah pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Orang yang sudah tahu, sok pintar, suka mengkritik, dan suka meragukan ajaran termasuk dalam kategori ini. Yang ketiga adalah para penguasa yang menindas para pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Pada masa sekarang di Indonesia, tidak ada musuh kuat berupa penguasa negara, bahkan kita bermitra dengan pemerintah bersamasama dengan tokoh-tokoh lintas agama. Tetapi tantangan yang kita hadapi dalam perjalanan syinjin kita lebih kepada hambatan dari keluarga, atasan di tempat kerja, teman atau rekan kerja. Misalnya suami/istri kita yang mengajak kita beraktivitas lain ketika waktunya untuk pertemuan, atau atasan di tempat kerja yang tidak mengizinkan kita mengambil cuti untuk mengikuti kegiatan NSI. Tiga jenis musuh kuat ini, terhadap siapa pun 6

Samantabadra | Juli 2019

yang sungguh-sungguh percaya dan melaksanakan Saddharmapundarika-sutra pasti akan menghadapinya. Tidak hanya dalam tingkat perorangan, NSI sebagai organisasi wadah perkembangan ajaran Buddha Niciren pun sampai sekarang menghadapi berbagai tantangan baik dari pihak internal maupun eksternal. Hal ini akan terus berlanjut, tidak akan ada habis-habisnya. Alih-alih kesal atau kecewa, tantangan tersebut perlu kita tanggapi sebagai kebutuhan untuk meningkatkan syinjin kita. Pada umumnya, kita percaya pada kata-kata manusia biasa, apalagi yang menyenangkan untuk didengar. Tapi, kita sangat sulit untuk menerima kata-kata Buddha. Orang yang mempunyai dosa berat pun mendapat hukuman pada masa sekarang saja, tapi kenyataannya, Niciren Daisyonin menerima hukuman atau rintangan selama tiga masa. Masa sekarang, waktu Niciren Daisyonin hidup, beliau mendapatkan hukuman luka di kepala, dipukul dengan tongkat dalam peristiwa Matsubagayatsu, diusir dari Kamakura, hampir dipenggal pada peristiwa Tatsunokuci, dan dihukum pengasingan ke Pulau Sado. Kemudian, pada masa lampaunya beliau juga dikatakan telah mendapatkan

hukuman dari orang-orang jahat yang belum bisa membebaskan kesesatan pokok jiwa mereka dan menghantam hukum Buddha. Walaupun mengalami berbagai macam rintangan dan tantangan, tapi Niciren Daisyonin bisa mengatasinya satu per satu, karena kekuatan kepercayaan dan pelaksanaannya. Icinennya adalah ingin menyebarkan Nammyohorengekyo demi kebahagiaan seluruh umat manusia. Akhirnya dengan kekuatan dari Saddharmapundarikasutra, Niciren Daisyonin pun mendapatkan rezeki selama tiga masa. Apa yang diramalkan dalam Bab 13 semuanya dialami oleh Niciren Daisyonin. Buddha Sakyamuni pernah berkata, bahwa yang menjalankan sesuai dengan Bab 13 ini adalah pelaksana Saddharmapundarika-sutra atau Buddha Pokok. Kurnia sebagai Buddha Pokok tidak akan pernah habis, karena menjadi Buddha dari seluruh umat yang ada di dunia. Maka itu, kesulitan akhirnya akan menjadi kebahagiaan. Terkadang kita lupa terhadap semua perubahan sifat kita sejak menerima dan mempelajari ajaran ini. Jika kita membandingkan apa yang kita alami dulu dan sekarang, kita ada hari ini karena sudah mengalami ketiga musuh kuat (berbagai


kesulitan dan tantangan hidup) tersebut dengan kasus yang berbedabeda. Rintangannya bisa berasal dari penyakit, ketidakharmonisan rumah tangga, kondisi ekonomi yang serba kekurangan; tapi semuanya bisa diatasi dengan kekuatan kepercayaan dan kekuatan pelaksanaan terhadap Saddharmapundarika-sutra. Hendaknya kita tidak menjadi jemawa dan jangan berpikir bahwa tujuan kita (kesadaran Buddha) sudah terwujud. Ajarannya agung dan luhur, yang menjadi faktor penentu kekuatannya adalah hati kepercayaan dan pelaksanaan kita. Maka itu, kita harus semakin semangat dan memantapkan hati kepercayaan, tidak hanya dalam kegiatan spesial seperti tahun baru, tapi semangat kita juga harus konsisten dalam semua pertemuan, jangan pilihpilih. Ada kemudahan, juga ada kesulitan. Jadi, kita harus senantiasa mawas. Jangan kita pikir bahwa ketika kita sudah merasakan kebahagiaan, semua upaya syinjin kita sudah selesai. Dlam cerita-cerita silat zaman dulu, seseorang pergi ke gunung untuk bertapa. Di gosyo ini juga disebutkan tentang Buddha Niciren yang menarik diri ke gunung, bertujuan

untuk beristirahat. Dalam menyebarluaskan dharma, tidak ada istilah “cuti� atau masuk ke dalam gunung, karena tugas kelahiran kita berlaku selamanya. Seperti makan dan bernafas, tidak ada istilah tidak bisa. Kita harus melaksanakan tugas dan mengatasi tantangan. Niciren Daisyonin menasehati Sairenbo untuk beristirahat karena ia sedang sakit. Namun demikian, bagi kita umat NSI hendaknya jangan menjadikan penyakit menjadi alasan untuk lalai menjalankan syinjin. Ketika kita sakit, terkadang kita terlena dengan kemalasan, dan menjadikan masa pemulihan sebagai alasan untuk vakum dalam menjalankan syinjin. Sesungguhnya, apabila kita mau, pemulihan bisa berjalan beriringan dengan aktivitas sehari-hari dengan kadar yang proporsional. Apabila kita tidak mencoba untuk maju dan berusaha, kita tidak akan pernah pulih dari kemalasan. Diingatkan kepada kita mengenai alasan kita untuk mundur dari hati kepercayaan dan tugas kita. Ini memberi peringatan bagi kita. Sebetulnya, dalam menjalankan hati kepercayaan, kita tidak boleh mundur karena merupakan tugas jiwa kehadiran kita di dunia sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi, itu

yang utama. Hal ini berarti perasaan jiwa kita juga menjadi besar dan penuh kegembiraan dan menjadi penyemangat. Begitu juga generasi muda, yang bisa kalah karena pengaruh kekasih dan distribusi waktu. Ada beberapa generasi muda NSI yang tadinya aktif mengikuti susunan, tapi begitu menikah dia pindah agama. Di sisi lain, ada juga beberapa yang berhasil men-syakubuku pasangannya, sehingga bisa sama-sama menjalankan hati kepercayaan dan saling membangun. Yang Syinjin pertama harus menjadi contoh, supaya tidak lepas dari hati kepercayaan. Bulan lalu, kita sudah belajar bahwa umumnya wanita senang disayang suami. Buddha Sakyamuni mengingatkan, bahwa jauh lebih baik lagi bila disayang Buddha. Rasa sayang suami terbatas, tapi apabila kita menyayangi Buddha, Jiwa Buddha di dalam diri kita sendiri yang membuat kekuatan menjaga diri kita, adalah selama-lamanya; itu adalah karma jiwa. Hendaknya, kita usahakan untuk menghindari pikiran untuk mundur dan istirahat. Apabila dasar syinjin kita benar dan tulus, dan mengutamakan semuanya untuk Saddharmapundarikasutra, pasti ada jalan untuk mengatasi segala apa pun. Samantabadra | Juli 2019

7


Kita masih sering berpikir, bahwa kesulitan kita hanya untuk diri kita sendiri, merasakan iri hati, tidak merasa disayangi, dan sebagainya. Kita harus bisa meniru Niciren Daisyonin, melaksanakan semua demi Saddharmapundarika-sutra, demi hukum. Untuk itu, jangan kita menyayangi diri sendiri. Yang ketiga, mengenai doa pelaksana Saddharmapundarika-sutra Masa Akhir Dharma untuk menolak malapetaka dan memperpanjang umur. Niciren Daisyonin mengirim satu rol untuk dicatat pada kertas lampiran setiap hari tidak kurang dari satu kali, membaca dan menyebut kalimat yang dianjurkan, yakni “berdoa kepada Buddha dan surga, maka mendapatkan bermacammacam kesulitan besar.� Seolah-olah sepertinya kita sungguh-sungguh percaya, membaca sutra, untuk menghadapi tiga musuh besar. Kita tidak perlu takut karena ini adalah kata-kata Buddha, yang mengatakan bahwa munculnya ketiga rintangan besar ini dikarenakan pelaksanaan kita yang sudah benar. Yang penting adalah untuk menegakkan sikap pelaksanaan dan kepercayaan sebagai berikut; tidak akan mundur dari hati kepercayaan. Berarti, di 8

Samantabadra | Juli 2019

dalam icinen kepercayaan tidak boleh ada perasaan sesat, takut, dan pikiran yang bukan-bukan. Ini adalah yang paling utama. Jangan sekali pun ada perasaan ragu-ragu, khawatir, dan keinginan untuk mundur, dan membiarkan iblis yang menghancurkan pikiran pengertian syinjin yang benar. Saddharmapundarikasutra adalah ajaran yang agung, seperti yang sudah dirasakan oleh banyak umat, yang memiliki semangat yang tidak tua dan tidak mati. Kedua, tidak menyayangi badan. Hal ini berarti di dalam perilaku maupun pelaksanaan tidak boleh ada kompromi dan keinginan untuk akrab dengan kesalahan perilaku dan pelaksanaan harus selalu didasari oleh kesungguhan hati. Manusia biasa yang sungguh-sungguh percaya akan menerima kurnia yang “tidak tua dan tidak mati.� Yang terakhir, di dalam surat terulis, bahwa Sairenbo dulu menuntut ajaran sementara, dan tidak diperbolehkan untuk memakan daging, menikah, dan lain-lain. Seolah sepertinya ia sudah menjalankan semuanya dengan benar. Tapi, Niciren Daisyonin mengatakan bahwa biksu yang memfitnah Saddharmapundarika-sutra akan terjatuh ke dalam neraka penderitaan yang tak terputus-putus, sedangkan

manusia biasa yang percaya hukum sesungguhnya tidak diragukan lagi pasti akan mencapai kesadaran Buddha. Kita adalah orang-orang yang sudah mengerti, seharusnya kita bisa lebih dari orang yang tidak tahu dan menjalankan tanpa keraguan. Jadi, artinya kita yang sudah tahu hukum yang sebenarnya harus yakin dan menjadi teladan. Jangan sampai sikap kita buruk dan tidak mencerminkan Buddhisme. Kita sudah belajar tentang perbandingan antara manusia biasa dan hukum pada Gosyo bulan lalu. Manusianya yang harus menjadi contoh. Di antara kita, mungkin masih ada yang belum bisa menerapkan ajaran Buddha dalam kehidupan masingmasing. Hal ini bisa tercermin dari sikap, kondisi rumah, tutur kata, dan gaya hidup. Kita harus bisa mewujudkan dan membuktikan perilaku yang baik sebagai cerminan dari ajaran Buddha yang kita pelajari. Jangan sampai kita mengaku beragama Buddha, namun sikap dan perangai kita jauh dari nilai-nilai Buddhisme. ***


liputan Ketua Umum NSI bersama tokoh agama Buddha lain menerbangkan lampion di pelataran Candi Borobudur pada hari Waisak 2019.

Waisak 2019 Pada peringatan Waisak 2019, Ketua Umum NSI menekankan pentingnya moderasi beragama dan mengajak umat Buddha untuk membangun nilai-nilai luhur bangsa dan menjaga keutuhan NKRI. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengembangkan nilai-nilai spiritualitas, mengembalikan kemurnian agama dengan mengamalkan nilai-nilai agama secara tepat dalam kehidupan. Samantabadra | Juli 2019

9


S

Ketua Umum NSI bersama segenap NSI yang memperingati detik-detik waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Pandita Tan Kris Setiawan dan Pandita Edi Purnawan bersama Menteri Agama RI dan segenap tokoh lintas Agama pada peringatan Darmasanti Waisak 2019 di Istora Senayan, Jakarta.

Ketua Wilayah NSI DKI Jakarta memberikan piagam apresiasi kepada perwakilan Kelurahan Pasar Manggis pada kegiatan pembagian tajir dalam rangka bulan ramadan yang bertepatan dengan hari Waisak 2019.

10

Samantabadra | Juli 2019

elain memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama, hari raya Waisak bagi NSI adalah momentum untuk membalas budi bagi bangsa Indonesia melalui kontribusi sosial. Berikut ini adalah rangkuman kegiatan NSI di pusat dan daerah dalam rangka hari raya Waisak 2019. Upacara Dokyo Syodai Peringatan Waisak di Candi Borobudur Umat NSI dan seluruh umat Buddha dari sekte lainnya berkumpul di pelataran atas Candi Borobudur yang sudah disiapkan untuk mengikuti dan menyambut detik-detik Waisak bersama-sama yang jatuh sekitar pukul 04.00 dini hari. Setelah detik-detik Waisak dikumandangkan dengan membunyikan gong, selanjutnya setiap sekte agama Buddha dipersilahkan melaksnakan ritual doa sesuai tradisi masing-masing secara singkat. NSI menyiapkan Altar Gohonzon (butsudan), lilin dan dupa. Prajna Purnama, Generasi Muda dari Bogor memimpin Upacara Dokyo Syodai. Kumandang Nammyohorengekyo mengalirkan getaran Hukum Agung Nammyohorengekyo agar seluruh umat manusia dan umat NSI khususnya bisa menjalankan pertapaan mewujudkan Isyo Jobutsu dan Kosenrufu.


Upacara Dokyo Syodai Peringatan Waisak di Wihara Vimalakirti NSI Pada tanggal 19 Mei 2019, di mana tepat pukul 10.00 umat NSI diseluruh Indonesia secara serempak mengadakan Upacara Dokyo Syodai bersama memperingati Waisak di Wihara masing-masing wilayah/daerah. Wihara terlihat dipadati oleh umat NSI yang mengikuti upacara Dokyo Syodai.

Ketua Umum NSI bersama Menteri Agama RI pada peringatan Waisak 2019 di Candi Borobudur.

Momentum ini dijadikan NSI untuk mempererat Bakti Sosial Donor darah Umat kerukunan dengan umat Islam NSI di lingkungan sekitar Wihara Umat NSI sejak tahun 1983, Sadaparibhuta NSI Jakarta melakukan donor darah secara dengan membagikan makanan rutin, yang biasanya juga dan minuman menjelang dilangsungkan setiap bulan buka puasa (tajil). Kegiatan puasa/menjelang Hari Idul ini diselenggarakan pada Fitri dan bulan Waisak. Tahun Minggu, 19 Mei 2019 pukul ini NSI menyelenggarakan 16.00 di pelataran Wihara kegiatan Bakti Sosial Donor Sadaparibhuta NSI, bekerja Darah di Wihara Vimalakirti sama dengan Kelurahan Pasar Bogor yang diselenggarakan Manggis. Kegiatan ini kurang pada 19 Mei 2019. Selain umat lebih dihadiri oleh 600 warga NSI Bogor, Umat Solo-Jawa sekitar. Tengah juga melakukan aksi Acara pembagian tajil donor darah yang berlangsung diawali dengan seremoni pada tanggal 26 Mei 2019 singkat, sambutan oleh Ketua di Wihara Vimalakirti Solo. Wilayah NSI DKI Jakarta, Bapak Kegiatan donor darah ini Tjong Nie Kie dan sambutan juga memiliki arti kepedulian dari perwakilan Kelurahan terhadap sesama, karena Pasar Manggis, Bapak Ponco. hidup ini harus bermanfaat Setelah sambutan, Ketua bagi orang lain dan menjadi Wilayah NSI DKI Jakarta karunia kebajikan. Kegiatan memberikan plakat apresiasi donor darah ini juga kepada pihak Kelurahan merupakan wujud terima kasih Pasar Manggis karena sudah kepada bangsa dan negara. menggerakkan warga untuk hadir pada kegiatan tersebut. Bakti Sosial Berbagi Tajil Kegiatan berjalan dengan Hari Waisak 2019 lancar, terlihat dari antusias bertepatan dengan bulan warga yang datang, mulai dari puasa (ramadan) umat Islam. ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, dan anak-anak. Kegiatan ini

Pandita Edi Purnawan memimpin upacara dokyo syodai peringatan Waisak 2019 di Wihara Sadaparibhuta NSI Jakarta.

juga dihadiri oleh Ketua RW 08 dan Ketua RW 06 Pasar Manggis, Jakarta Selatan. Bakti Sosial Membersihkan Taman Makam Pahlawan Pengurus dan umat NSI daerah Purwodadi melakukan bakti sosial membersihkan taman makam pahlawan di Purwodadi. Kegiatan ini disaksikan oleh Lurah setempat dan berlokasi di Desa Pengkol, Penawangan. Bakti Sosial Gerakan Kesenian Tim kesenian NSI DKI Jakarta dan Banten berpartisipasi dalam kegiatan peringatan Waisak di Emporium Mall, Jakarta. Pada tanggal 17 dan 19 Mei 2019, Marching Band Mandarava NSI, grup tari daerah, angklung dan paduan suara menyampaikan pesan damai Waisak melalui kesenian. Banyak umat NSI dan masyarakat umum yang hadir penuh antusias menyaksikan penampilan kesenian NSI. Partisipasi NSI dalam kegiatan tahunan ini adalah yang kelima kalinya sejak tahun 2015. Samantabadra | Juli 2019

11


Pada tanggal 19 Mei 2019, umat NSI yang tergabung dalam grup Marching Band Mandarava NSI mengikuti peringatan Darmasanti Trisuci Waisak Nasional 2563/ BE tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia) di Tenis Indoor, Senayan, Jakarta. “Menghormati Budaya Keberagaman untuk Persatuan Indonesia sebagai Wujud Pengamalan Buddha Dhamma� merupakan tema dari darmasanti tahun ini. Tema ini dipilih dengan dasar pemikiran bahwa kebersamaan dalam perbedaan merupakan kunci utama dalam mewujudkan kehidupan yang tenteram dan sejahtera. Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari bahasa, cara berpakaian sampai cara makan pun berbeda. Perbedaan itu menjadikan bangsa Indonesia mempunyai alasan untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi apa yang mereka miliki, terutama persatuan yang harus disadari oleh setiap anak bangsa, agar dapat memiliki pemahaman yang utuh terhadap keberagaman yang dapat mempercantik dan memperkaya Indonesia Peringatan Waisak yang dilakukan dengan berbagai macam kegiatan tersebut memiliki makna bahwa pengamalan nilai-nilai Buddhisme seyogianya bukan hanya setahun sekali, namun hendaknya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan menebarkan kedamaian bagi seluruh bangsa Indonesia, sehingga kita tidak mudah terpecah belah hanya karena perbedaan tersebut. Selain sebagai ajang budaya pemersatu bangsa, misi yang dibawa Umat NSI mengikuti kegiatan ini untuk terus melestarikan dan mengembangkan kesenian nasional memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta semakin cinta tanah air yang merupakan tugas sebagai Bodhisatva Gadgasvara yang muncul dari bumi demi menyebarluaskan dharma. Sebagai umat Buddha yang nasionalis, mari bersama kita menjaga keutuhan NKRl sebagai bangsa yang majemuk dalam kesatuan yang kokoh. Keberagaman inilah yang menjadikan Bangsa Indonesia semakin kuat dalam ikatan kebinekaan.

Dokyo syodai Waisak di Solo Baru

12

Samantabadra | Juli 2019

Dokyo syodai Waisak di Sukabumi

Dokyo syodai Waisak di Sukoharjo

Umat NSI Bali seusai dokyo syodai Waisak Dokyo syodai Waisak di Sragen

Umat NSI Karang Anyar seusai dokyo syodai Waisak


Umat NSI Bangka seusai dokyo syodai Waisak

Umat NSI Lampung seusai dokyo syodai Waisak

Umat NSI Bogor seusai dokyo syodai Waisak Umat NSI Bekasi seusai dokyo syodai Waisak

Samantabadra | Juli 2019

13


Peringatan Waisak di Wihara Vimalakirti NSI Bogor Ada 3 macam kegiatan akbar Waisak 2563 B.E./2019 di Wihara Vimalakirti Bogor: Karya Bakti kebersihan wihara, Donor Darah Massal dan Dokyo Syodai. Sudah dua tahun terakhir NSI Bogor berkarya bakti di TMP Dreded Bogor. Tahun ini, karena pertimbangan kondisi kebersihan di Wihara Vimalakirti NSI Bogor, pihak DPD memutuskan untuk berkarya bakti di wihara sendiri agar kebersihan dan kecemerlangan terasa begitu orang memasuki wihara. Pengurus daerah sudah mengatur blocking untuk menjadi wilayah kerja setiap Anak Cabang yang ada. Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan berlangsung efisien dan efektif tanpa penumpukan massa di satu blok pekerjaan.Total partisipasi umat sekitar 50 orang. Pihak Unit Donor Darah PMI Kota Bogor mewajibkan para calon donor makan maksimal dua jam sebelum pelaksanaan demi menjaga kualitas darah donor agar tidak berlemak sehingga mubazir. Satu lagi yang mengejutkan ialah calon donor yang ber-Hb terlalu tinggi ditolak dengan alasan akan membahayakan pasien penerima. Alhasil, dari 45 calon donor terambil hanya 25 orang termasuk Babinkamtibmas Kelurahan Tanah Sareal, Bapak Hurip, yang kebetulan sedang mengontrol dan mengamankan pelaksanaan 14

Samantabadra | Juli 2019

peringatan Waisak 2019 di wihara Vimalakirti NSI Bogor. Upacara dokyo syodai dimulai pada pukul 10.00 WIB. Dihadiri lebih dari 150 umat. Kegiatan Donor Darah dihentikan sejenak sekitar 1 jam. Upacara Dokyo Syodai berlangsung khidmat dan takzim dengan pemimpin Dokyo Syodai, Ketua Daerah NSI Bogor, Bapak Oking Darmawan. Selesai Upacara Dokyo Syodai, beliau membacakan Sambutan Ketua Umum NSI. Tak lama kemudian para umat yang ingin berdonor darah kembali berkumpul di Ruang Serbaguna.

Ibu Irawati membacakan sambutan Waisak Ketua Umum NSI

Ibu Tristina memberikan sambutan Waisak di Wihara Sadaparibhuta NSI

Kerja bakti membersihkan Wihara Vimalakirti NSI Bogor

Bakti donor darah di Wihara Vimalakirti NSI Solo Baru

Bakti donor darah di Wihara Vimalakirti NSI Bogor


Bakti sosial membersihkan taman makam pahlawan di Purwodadi oleh umat NSI daerah Purwodadi dan sekitarnya.

Dokyo syodai umat NSI Surabaya

Paduan Suara Pundarika NSI

Umat NSI Muncul seusai dokyo syodai Waisak

Dokyo syodai umat NSI Banten

Samantabadra | Juli 2019

15


Selain talkshow, NSI juga menampilkan tim kesenian Marching Band Mandarava NSI, paduan suara NSI Banten, Tarian Wanita NSI DKI Jakarta, dan Grup Angklung Gita Pundarika NSI. ***

Talkshow: Menjadi yang Sadar NSI berkolaborasi dalam talkshow dengan topik menjadi wanita yang sadar dalam rangkaian peringatan Waisak 2019 yang bertempat di Emporium Mall Pluit Jakarta. Ketua Karitra NSI, Ibu Tristina Handjaja hadir menjadi nara sumber dan Sdri. Mayasari sebagai moderator.

16

Samantabadra | Juli 2019


S

enin 16 Mei 2019, bertempat di Hotel Millenium Sirih, Jakarta. Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja menjadi Narasumber perwakilan dari Agama Buddha dalam FGD dan Uji Sahih Buku Pengarusutamaan Moderasi Beragama. Kegiatan yang digagas Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ini bertujuan untuk membedah draft “Buku Putih Moderasi Beragama� yang telah disusun Tim Litbang Kemenag bersama dengan CONVEY-PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Latar belakang penyusunan buku ini karena dari beberapa hasil kajian lapangan ditemukan bahwa salah satu penyebab konflik terjadi

disebabkan oleh karena cara beragama yang cenderung ekstrim dan radikal sehingga menimbulkan ekses negatif terhadap hubungan antar umat beragama yang berbeda. Dengan melihat latar belakang ini maka pemerintah perlu menyusun sebuah buku yang bertujuan untuk mengarusutamakan cara beragama yang moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme dan radikalisme. Sejak beberapa tahun terakhir, istilah moderasi beragama menjadi sangat populer. Secara konseptual teoretis, yang dimaksud dengan moderasi beragama adalah bagaimana agama itu difahami dan dilaksanakan secara moderat oleh pemeluk-pemeluknya yang menjadikannya sebagai

landasan moral dan spiritual bagi pembangunan peradaban manusia yang lebih baik. Buku tentang Pengarusutamaan Moderasi Beragama sebagai landasan awal untuk pelaksanaan kebijakan pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan Kementerian Agama. Menteri Agama RI, Bapak Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan apresiasinya terhadap penyelenggaraan forum ini yang sekaligus dimaknai sebagai uji sahih. Pihaknya ingin mendapatkan peneguhan sekaligus kritik untuk melakukan perbaikan draft buku yang telah disusun ini sehingga buku ini menjadi kesepakatan bersama. Dia menyebut pengarusutamaan moderasi beragama sebagai salah satu strategi pemajuan kebudayaan sumber daya Samantabadra | Juli 2019

17

liputan

Ketua Umum NSI Sebagai Narasumber FGD dan Uji Sahih Buku Pengarusutamaan Moderasi Beragama


manusia bangsa Indonesia. Pengarusutamaan ini penting dilakukan dalam rangka merawat keIndonesiaan. Moderasi beragama adalah bagaimana kita sebagai masyarakat indonesia yang agamis ini, kemudian dapat menjaga cara kita beragama, cara kita memahami agama, dan cara kita mengamalkan agama agar selalu berada pada spektrum moderat. Saat ini, Indonesia bahkan dunia sedang menghadapi tantangan adanya kelompok masyarakat yang bersikap eksklusif, eskplosif, serta intoleran dengan mengatasnamakan agama. Maka moderasi beragama adalah salah satu strategi untuk menangkalnya. Ketua Umum NSI memberikan masukan yang konstruktif dan proporsional serta berpandangan sebagai seorang Buddhis. Dalam forum tersebut juga disampaikan mengenai Spiritual, keagaman, berbangsa dan bernegara dalam mengamalkan ajaran agama. Dalam Kesempatan ini MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan beberapa point-pont pembahasan yakni: 1. Saat ini kita memasuki era revolusi yang disebut revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan digitalisasi, otomatisasi, dan perkembangan kecerdasan buatan yang mulai menggantikan tenaga, bahkan mulai menggantikan pikiran manusia. Revolusi Industri 4.0 dan terkikisnya keimanan/ketuhanan menjadi menarik karena perkembangan revolusi industri 4.0 berjalan seiringan dengan pertumbuhan kematangan para generasi millenial. Pada akhirnya fenomena ini sedikit demi sedikit mengikis keimanan mereka yang dianggap tidak dapat menyelesaikan masalah layaknya yang dilakukan teknologi. Tentu hal ini apabila terus berjalan akan berlanjut pada generasi-generasi selanjutnya, sehingga dapat berujung pada pesatnya pertumbuhan manusia Indonesia yang agnostik, bahkan atheis. Kemajuan teknologi, kebenaran dan spiritualitas kemajuan teknologi yang tidak terhentikan ini dimaknai sebagai hikmah baik yang hadir untuk menunjang- peningkatan kebahagiaan seluruh umat manusia. Oleh karenanya perlu disadari bahwa dalam kemajuan yang begitu tidak terprediksi ini kecerdasan manusia tetap tidak dapat dikalahkan, karena manusia adalah pencipta berbagai teknologi tersebut. Lebih jauh lagi terdapat satu inti dari kehadiran manusia yang sama sekali tidak dapat digantikan oleh kecerdasan buatan, teknologi, robot, dan sebagainya, yakni perasaan, hati nurani, atau spiritualitas yang merupakan sumber dari luhurnya suatu kebudayaan. Semakin tinggi suatu kualitas kejiwaan atau spiritual pada masyarakat, maka akan berbanding lurus dengan luhurnya kebudayaan. Hal ini menjadi sebuah keunggulan bagi bangsa Indonesia, karena bangsa ini tidak menjadikan kecerdasan buatan, robot, alat, atau teknologi lainnya sebagai basis, tetapi bangsa Indonesia sejak dulu adalah bangsa yang sangat mengandalkan spiritualitas, sehingga pada sila pertama yang menjadi landasan bagi sila lainnya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa�. Para founding fathers dengan kearifan, kebijaksanaan, kemuliaan hati telah menyusun sebuah dasar negara yang final dengan menempatkan ketuhanan sebagai pokok kehidupan berbangsa dan bernegara. Spiritualitas ini adalah kunci bagi kemajuan bangsa Indonesia yang dalam perjalanannya selalu menuju pada kebenaran dan kebahagiaan yang hakiki. Kebenaran dan Kebahagiaan yang hakiki itu sampai kapanpun tidak dapat dicapai oleh kecerdasan buatan, robot, dan lain sebagainya, karena kebenaran yang hakiki, kebahagiaan yang hakiki, hati nurani, spiritualitas dan kejlwaan merupakan Inti dari kemanusiaan yang hanya dapat dijawab oleh agama. 2. Perjalanan bangsa dan negara ini harus yakin dan mantap. Konflik-konflik disintegrasi yang didasari oleh etno religius sentris atau primordialis yang menyudutkan 18

Samantabadra | Juli 2019


pihak yang berbeda adalah hal yang seharusnya tidak terjadi lagi di Indonesia, karena ini menghambat laju bangsa Indonesia menuju kesejahteraan umum dan mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu Moderasi Agama yakni mengembalikan kemurnian agama sebagaimana memang tertuang pada kitab suci masing-masing. Sila pertama pancasila menjadi kunci bagi siapnya bangsa ini menyambut Indonesia emas. Agama hadir untuk mengatasi berbagai masalah di dunia, bukan justru sebaliknya kehadiran agama pada hakikatnya adalah untuk membuat dunia tidak kacau. Agama sebagai sumber kebenaran hakiki, sumber daripada pedoman moral merupakan “kompas� bagi manusia termasuk generasi millenial dan generasi-generasi setelahnya untuk dapat menentukan arah pendayagunaan berbagai kemajuan teknologi. Alat dan media ini harus digunakan sepenuhnya untuk kemanusiaan, membawa bangsa Indonesia mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Untuk siap maju dan memimpin dunia ini, sebagai bangsa Indonesia kita perlu mengetahui kekuatan dan jati diri kita sebagai bangsa dan negara. Indonesia adalah bangsa yang spiritual dan keberagaman serta kekayaan yang ada di dalamnya adalah sumber kekuatan tegaknya negara ini. Oleh karenanya perbedaan itu bukanlah sumber perpecahan, melainkan sumber kekuatan yang terhimpun bagi kedaulatan Indonesia. Maka saat ini kita harus meneguhkan sumber kekuatan kita, yakni tetap berpegang teguh dan mengembangkan nilai-nilai spiritualitas melalui moderasi agama dan persatuan. 3. Bahwa penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memosisikan pada posisi yang sebenarnya maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian dalam agama Buddha adalah menyadari hukum sebab-akibat dan menjaga keselarasan serta keseimbangan di dalam kehidupan. Selain Ketua Umum NSI, kegiatan ini juga dihadiri sejumlah tokoh agama lain seperti Abdul Mu’ti, Richard Daulay, Uung Sendana Liggaraja, dan Ulil Absar Abdalla. Selain tokoh dari enam agama, Kemenag juga mengundang para penggiat kerukunan, peneliti LIPI, serta perwakilanKementerian/ Lembaga seperti dari Kemenkopolhukam, Kemenko PMK, dan Bappenas. Referensi : http://www.nusakini.com/news/menag-moderasi-beragama-bagian-strategi-pemajuan-sdm-bangsa https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/prlew1320/uji-sahih-buku-putih-moderasiberagama-kemenag-undang-pakar

Samantabadra | Juli 2019

19


liputan

Partisipasi STAB Samantabadra NSI pada Kegiatan Generasi Emas 2019

K

ementrian agama Republik Indonesia sesuai dengan DIPA Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menyelenggarakan kegiatan pembinaan mahasiswa Buddhis Tingkat Nasional yang bertempat di Hotel The Rich Jogja pada tanggal 17 s/d 20 Mei 2019. Acara ini dihadiri juga oleh Bapak Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama D.I.Y Dr Edi Gunawan, M.Pdi, Dirjen Bimas Buddha dan para pejabat Ditjen Bimas Buddha Kementrian Indonesia. Perwakilan mahasiswi STAB SamantabadraNSI, Indryani Savitri hadir sebagai salah satu dari 250 mahasiswa STAB seluruh Indonesia. Tahun 2019 ini merupakan tahun ke 5 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha menyelenggarakan kegiatan pembinaan khususnya kepada mahasiswa Buddhis. Tahun ini kegiatan ini di beri nama “GeMas Generasi Emas 2019” dengan Tema Dua Be “BerAgama dan BerIndonesia” diharapkan 250 orang mahasiswa yang terpilih mampu menjadi duta yang berlandaskan agama Buddha untuk lebih membangun Indonesia lebih baik ke depan.

20

Samantabadra | Juli 2019

Acara yang diselenggarakan selama 4 hari 3 malam itu dimulai setelah makan malam yang diawali dengan acara pembukaan oleh Dirjen Bimas Buddha melanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya , pembacaan ayat suci, dan langsung diisi sesi Pemaparan Materi Wawasan Pendidikan Kebangsaan Bagi Mahasiswa yang dibawakan oleh Bapak Caliadi,SH.,MH acara berlangsung dari jam 19.30-23.00. Latar belakang dilaksanakannya acara ini adalah agar generasi muda Indonesia perlu mengingat ideologi Negara dan kembali bersatu hati dalam mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia mengingat Radikalisme yang semakin meresahkan masyarakat kita. Tujuan dari Gemas 2019 ini disampaikan untuk menyatukan pandangan mahasiswa/I Buddhis seluruh Indonesia juga mempererat komunitas, peran dan tanggung jawab Generasi Muda agar cinta Tanah air dan punya mental yang kuat untuk menghadapi dunia di era Modern ini. Dalam pembukaan disampaikan agar mahasiswa bisa mengikuti dan mendapat manfaat yang maksimal harus punya 3 karakter ini, kuncinya ada 3 hal yakni Pertama Membaca, sangat langka generasi muda hobi membaca ilmu pengetahuan juga tentang agama jadi harus dibiasakan dari sekarang, perihal ke dua tentang Menulis, menulis tentang kita sendiri, ide-ide kita bisa tuangkan lewat tulisan dan yang terakhir Berdiskusi, apa yang ada di


pikiran kita, kita bisa berdiskusi dengan orang lain sehingga wawasan kita bisa semakin luas, tentu ketiga hal diatas harus dilengkapi oleh sikap hati dan Spiritual baru lengkap semuanya dan bisa diaplikasikan untuk membangun Indonesia lebih baik. Sesi pertama dibawakan oleh Bapak Caliadi,SH.,MH tentang Wawasan Pendidikan Kebangsaan yang mengharapkan para generasi muda Buddhis melihat kondisi bangsa yang memasuki era digital dimana peran mahasiswa sekaligus generasi bangsa kita sangat penting. Dihari kedua ada sesi di pagi hari, dibawakan oleh Prof. Oman Faturahman dengan moderator Suranto, MA dengan tema Aktualisasi Moderasi Beragama dalam Kehidupan Kampus. Disampaikan mengenai agama Buddha di Indonesia dan sejauh mana peran mahasiswa/i dalam masyarakat, pertama dimulai diperan dikampus ada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diterapkan di kampus dan bagaimana ketiganya perlu diupayakan agar selalu rukun dan mendukung satu sama lain, juga bagaimana nanti kedepannya kita bisa menjadi abdi masyarakat dimana kita bisa jadi teladan di masyarakat kita dalam sikap, perilaku kita, tau betul agama Buddha yang dianut dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Beliau sempat menyebut Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja bahwa Bapak Suhadi punya visi dalam keagamaan yang dibinanya, bagaimana meningkatkan kualitas setiap umat yang dibimbing. Beliau menyampaikan bahwa visi seperti NSI ini saat bagus dan wajib diterapkan di tiap lembaga agama, tentang bagaimana juga membangun infrastruktur dalam suatu agama. Tanpa Infrastruktur, organisasi agama tidak akan berjalan agar agama Buddha dapat berkembang dan lestari. Suatu kemajuan Negara , agama dan kehidupan bisa maju jika IPTEK dan ITak (Iman dan Takwa) harus seimbang. Agama tanpa pengetahuan akan buta,Ilmu pengetahuan yang kuat tanpa didasari agama , manusia akan jadi hampa,dan manusia tidak akan tahu arah kehidupan yang benar kemana, Intinya harus seimbang, ilmu pengetahuan dan agama agar bisa lurus dan berhasil serta memperoleh kebahagiaan nantinya.

Setelah sesi pertama di pagi hari selesai, di siang hari langsung menuju Borobudur , makan siang, persiapan Prosesi Waisak, Makrab dilanjutkan dengan bersembahyang menurut agama Buddha sekte nya masing-masing sambil menunggu detik-detik waisak di Candi Borobudur. Keesokan harinya pukul 04.00 pagi, dilanjutkan dengan ritual sembahyang menyambut detik-detik waisak oleh semua sekte Agama Buddha. Keesokan harinya, dimulai dengan sesi menarik mengenai “5Pilar Revolusi Mental bagi Kalangan Mahasiswa berbasis Mind Power” dibawakan oleh Bapak Hamry Gusman Zakaria penulis yang juga motivator. Beliau membawakan tema “Revolusi Mental untuk Mewujudkan Kedaulatan NKRI”. Dalam sesi ini dijelaskan bahwa Kita Harus bersatu, tanpa mendiskriminasikan agama, suku, ras , dan golongannya karena kita satu, Kita Indonesia. *** Kesan Pesan mengikuti Kegiatan Generasi Emas “Gemas” 2019 Bersyukur sekali saya yang aktif sejak masih kecil di NSI selalu dibina sehingga lewat kegiatan NSI sudah ditanamkan rasa cinta tanah air, pemahaman mengenai ideologi Negara dan selalu dibina untuk bersatu hati dalam mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia. Sesuai icinen saya tahun lalu, ada jodoh yang mempertemukan di acara ini, untuk membangun Indonesia lebih baik lagi. Padahal tahun lalu saya hanya bericinen ingin merasakan Waisak di Borobudur, ternyata alam semesta mewujudkan semuanya sebagai akibat karma baik saya selama ini. Rasanya begitu luar biasa kesan pertama mengangungkan Nammyohorengekyo di antara yang lain, rasanya begitu menggembirakan karena ikut bagian di dalamnya , berharap Nammyohorengekyo yang diagungkan di Borobudur bisa membuat tenang yang mendengar, juga turut menjalankan kosenrufu agar agama ini lebih tersebar luas lagi, karena seperti pesan Buddha Niciren guru saya agar hanya Nammyohorengekyo yang jadi pegangan dalam masa akhir dharma ini. Samantabadra | Juli 2019

21


Selama mengikuti setiap sesi, saya berusaha memberikan yang terbaik, juga sambil berkenalan dengan teman teman Buddhis seluruh Indonesia juga menyampaikan Nammyohorengekyo kepada mereka, terasa asing bagi mereka, hampir semua orang yang saya temui tidak tahu apa itu Nammyohorengekyo. Bersyukur selama hampir setahun saya berusaha mengikuti kuliah di STAB Samantabadra NSI ditengah kesibukan saya bekerja, tidak ada alasan untuk tidak mengutamakan dharma, ternyata semua pelajaran agama yang saya dapat di STAB Samantabadra-NSI berguna ketika saya berbicara pada orang awam sehingga bisa paham pandangan ketuhanan Niciren Syosyu yakni pada Hukumnya yakni Sebab Akibat Gaib yang ada di alam semesta Saya juga ingin membawa generasi muda yang ada di Tangerang untuk mengikuti sesi pertemuan generasi muda di honbu. Kita generasi NSI perlu bersyukur sudah ada wadah NSI, lingkungan yang membuat kita terpacu untuk terus bertumbuh dan belajar, tinggal kita ikuti saja setiap kegiatannya tanpa terkecuali, salah satunya TGM. Semoga ilmu yang saya dapatkan bisa berguna bagi bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini (Indryani Savitri)

22

Samantabadra | Juli 2019

Pembelian Cetya Semarang

P

ada tanggal 17 Mei 2019, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja melakukan kunjungan ke Cetya Semarang. Kunjungannya kali ini adalh untuk membicarakan mengenai kesepakatan untuk membeli cetya Semarang yang biasanya dijadikan tempat untuk pertemuan dan ceramah pembabaran Dharma yang merupakan rumah umat NSI Semarang. Nantinya cetya Semarang akan dibangun menjadi Vihara Semarang sekaligus menjadi kantor wilayah Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Tengah yang dapat menunjang berbagai aktivitas kegiatan pengembangan susunan

NSI di Jawa tengah seperti administrasi serta pembabaran ajaran Dharma. Bagi kita umat NSI tentunya harus selalu meneladani bimbingan Buddha tentang menerima dan mempertahankan rasa percaya kepada Gohonzon dan selalu berusaha mengupayakan gerakan susunan NSI selalu bermanfaat sebagai sarana penyebarluasan Dharma dan bermanfaat demi kebahagiaan orang laindan kita semua. ***


Samantabadra | Juli 2019

23


ajaran

Surat Mengenai Kalpa Pengurangan Gosyo Kensyu

Latar Belakang

M

engenai kapan dan kepada siapa surat ini ditulis tidaklah jelas, tetapi dari isi suratnya dapatlah diperkirakan bahwa surat ini ditulis setelah tahun 1276 (Kenji ke-2). Dalam surat ini terdapat kutipan, “Saya telah mengutus Daisyin Ajari untuk berziarah ke makam almarhum Rokuro Nyudo Dono.” Yang dimaksud dengan almarhum Rokuro Nyudo diperkirakan adalah Takahasi Rokuro Hyoe Nyudo. Dari sini dapat diduga bahwa surat ini ditulis setelah Takahasi Rokuro Hyoe Nyudo meninggal dan diberikan kepada keluarga Nyudo dengan mengutus Daisyin Ajari. Judul “Surat Mengenai Kalpa Pengurangan” diberikan kemudian, sesuai dengan kutipan kalimat di awal surat “Dikatakan bahwa sebab dari Kalpa Pengurangan terdapat di dalam perasaan hati manusia”, sedang nama lain dari surat ini adalah “Surat Prajna yang Meruntuhkan Negara.” Tulisan asli surat ini masih tersimpan dengan baik di kuil Taisekiji. Bagian awal surat ini mengajarkan bahwa sebab dari Kalpa Pengurangan terdapat di dalam perasaan hati manusia, yaitu semakin bertambahnya ketiga racun akan melemahkan hati yang baik, sehingga mengacaukan masyarakat dan memperpendek usia manusia. Dan Hukum yang membimbing perasaan hati manusia harus sesuai dengan perubahan zaman. 24

Samantabadra | Juli 2019

Sebelum agama Buddha tersebar luas di Tiongkok dan Jepang, perasaan hati yang jahat dari umat manusia tidak terlalu kuat sehingga ajaran non Buddhis dapat mengatasinya. Tetapi kemudian, karena hati jahat mulai menjadi kuat dan hati baik mulai melemah, ajaran non Buddhis menjadi tak berdaya; akhirnya prajna agama Buddha yang baru tersebarluas dapat mengendalikan hati yang jahat dan memperkuat hati yang baik. Pada masa permulaan tersebarluasnya agama Buddha, ajaran Hinayana cukup berhasil mengatasi hati manusia ini, namun karena prajna jahat semakin menjadi-jadi, akhirnya ajaran Hinayana pun tak berdaya. Oleh karena itu, ajaran Mahayana mulai tersebarluas dan hampir berhasil mengatasi; sekalipun demikian, dengan berubahnya zaman ajaran Mahayana menjadi tak berdaya pula. Akhirnya dengan Saddharmapundarika permasalahan ini dapat diatasi. Selanjutnya, Niciren Daisyonin menerangkan alasan mengapa baik di Tiongkok maupun di Jepang, penyebarluasan agama Buddha dimulai dengan ajaran Hinayana kemudian ajaran Mahayana Sementara. Dan juga alasan mengapa di Tiongkok muncul Mahaguru Tien Tai dan di Jepang muncul Mahaguru Dengyo untuk menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra.


Isi Gosyo

D

ikatakan bahwa sebab dari Kalpa Pengurangan terdapat di dalam perasaan hati manusia. Ketiga racun; keserakahan, kemarahan, dan kebodohan yang semakin kuat mengakibatkan jiwa manusia semakin mengerut dan tinggi badannya semakin mengecil.

Di Tiongkok dan Jepang, sebelum kehadiran hukum agama Buddha terdapat kitab ajaran non Buddhis “ Tiga Raja Lima Kaisar� dan “ Ketiga Arif Bijaksana� yang mengatur perasaan hati rakyat dan menata kehidupan masyarakat. Namun demikian, karena hati manusia semakin kurang tertarik terhadap perbuatan yang baik dan sebaliknya menjadi semakin mahir dalam perbuatan yang buruk, maka prajna ajaran non Buddhis yang tipis dan dangkal sulit mengatasi pangkal keburukan yang mendalam ini. Karena ajaran non Buddhis tidak dapat mengatasi masalah kehidupan masyarakat, beralihlah ke ajaran agama Buddha dan tercapai keadaan yang aman dan tenteram. Ini berarti prajna Buddha yang unggul mampu menjelaskan jiwa manusia secara terang dan terperinci. Makna hati kitab ajaran non Buddhis masa sekarang ini berbeda dengan kitab ajaran non Buddhis semula. Ketika hukum agama Buddha mulai tersebar luas, terjadi pertentangan antara kitab ajaran non Buddhis dengan sutra agama Buddha. Lama kelamaan kitab ajaran non Buddhis mengalami kekalahan sehingga baik raja maupun rakyat tidak mau menggunakannya. Penganut ajaran non Buddhis telah mengikuti ajaran Buddha, oleh karena itu tak terjadi lagi pertentangan. Tetapi selanjutnya, di antara orang-orang yang mempertahankan ajaran non Buddhis ada yang mengutip hati sutra sang Buddha sehingga prajna mereka bertambah dan mencampur adukan ke dalam kitab ajaran non Buddhis. Mendengar hal ini, raja yang bodoh menganggap ajaran non Buddhis lebih unggul. Karena perasaan hati manusia mulai kurang tertarik terhadap prajna yang baik, prajna buruk menjadi semakin unggul. Dalam sutra agama Buddha pun, prajna Sutra Hinayana berusaha mengatur kehidupan masyarakat, tetapi tidak berhasil. Pada waktu itu, Sutra Mahayana disebarkan untuk mengatur kehidupan masyarakat dan sedikit berhasil mengatasinya. Kemudian, karena akhirnya prajna Sutra Mahayana pun tak dapat menjangkaunya, maka ditarik keluar prajna Sutra Ekayana (Saddharmapundarika-sutra) untuk mengatasi permasalahan ini dan untuk sementara telah berhasil. Pada masa sekarang keadaan masyarakat sudah tidak dapat diatasi baik dengan kitab ajaran non Buddhis, Sutra Hinayana, Sutra Mahayana maupun Ekayana Saddharmapundarika-sutra, dan lainnya. Mengapa demikian? Karena hati keserakahan, kemarahan, dan kebodohan umat manusia sangat kuat, sama kuatnya dengan kebaikan agung terunggul dari sang Buddha. Sebagai umpama, hidung anjing lebih unggul dari Samantabadra | Juli 2019

25


hidung manusia; daya penciumannya mampu membedakan antara burung dan hewan lainnya, tidak kalah dengan kekuatan gaib para arif (kaum arahat ajaran Hinayana). Keunggulan telinga burung hantu, keunggulan mata elang, kelincahan lidah burung gereja, keunggulan badan naga, melebihi seluruh orang arif. Pada Masa Akhir Dharma yang keruh ini, hati manusia penuh dengan keserakahan, kemarahan, dan kebodohan yang demikian hebat sehingga tidak dapat diatasi oleh para arif dan para bijaksana yang bagaimanapun. Oleh karena itu sang Buddha menyembuhkan keserakahan dengan obat Pengamatan terhadap Ketidaksucian (fu jo kan), kemarahan disembuhkan dengan Pengamatan Maitri Karuna, kebodohan disembuhkan dengan Pengamatan Dua Belas Sebab Jodoh. Namun sekarang, dijelaskannya Hukum Pengamatan ini malah membuat manusia semakin terjerumus ke dalam keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. Sebagai umpama, walau air dapat memadamkan api, kebaikan dapat menghancurkan kejahatan, tetapi bila api muncul dari air, kalau disiram dengan air, sama seperti menyiram dengan minyak yang hanya akan menambah berkobarnya api. Dalam masyarakat sekarang, mengikuti hukum agama Buddha yang telah tercemar oleh keburukan Masa Akhir Dharma hanya akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar. Karena tidak mengetahui hal ini, orang-orang yang melaksanakan pertapaan (berbagai ajaran agama) untuk menimbun akar kebaikan, malah akan semakin menimbulkan gejalagejala yang meruntuhkan masyarakat. Dana paramitha (sumbangan) yang diberikan kepada biksu sekte Tien Tai dan sekte Syingon sekarang ini, kelihatannya seakan-akan menimbun akar kebaikan, tetapi sesungguhnya merupakan perbuatan jahat yang besarnya melampaui sepuluh karma buruk dan lima dosa besar. Oleh karena itu, dalam mengatur kehidupan masyarakat perlu kehadiran seorang arif yang memiliki prajna seperti Mahabodhi Bhagavat, seorang raja yang bijaksana seperti Raja Senyo; keduanya bekerja sama untuk menimbun akar kebaikan. Dengan tegas dan keras menuntut orang yang dianggap arif bijaksana dari delapan sekte menjatuhkan hukuman pembuangan, menghentikan sumbangan kepadanya, atau memenggal kepalanya; dengan demikian dapat sedikit mengatur kehidupan masyarakat. Dalam bab II Upaya Kausalya, Saddharmapundarika-sutra rol pertama dikatakan mengenai “Syoho Jisso” dan “hanya antara Buddha dan Buddha yang dapat menyelami dan mengamalkannya.” Yang dimaksud dengan “dasar pokok hingga akhir pada hakikatnya sama (honmatsukukyoto atau honmacekukyoto)” adalah “dasar pokok” berarti akar pokok kejahatan dan akar pokok kebaikan; “akhir” berarti akhir dari kejahatan dan akhir dari kebaikan. Kesadaran yang sangat dalam terhadap hakikat akar pokok kebaikan dan kejahatan sampai cabang dan daun, itulah Buddha. Mahaguru Tien Tai berkata, “Dalam jiwa sekejap telah tercakupi Sepuluh Hukum Dunia”, Mahaguru Chang An berkata, “Sang Buddha menjadikan hal ini sebagai satu hal maha penting, bagaimana mungkin dimengerti dengan mudah?” Mahaguru Miao-Lo berkata, “Ini adalah ajaran inti hakikat yang terakhir.” Dalam bab XIX, Karunia Kebajikan Dharma 26

Samantabadra | Juli 2019


Duta Saddharmapundarika-sutra, dikatakan, “seluruh Hukum tidak ada yang bertolak belakang dengan Jisso�, dan sebagainya. Mahaguru Tien Tai menanggapi hal ini dengan berkata, “Seluruh politik dan ekonomi, tidak ada yang bertolak belakang dengan Jisso�, dan sebagainya. Orang bijaksana tidak melaksanakan hukum agama Buddha di luar hukum masyarakat; yang sungguh-sunguh memperhatikan hukum untuk mengatur kehidupan masyarakat disebut sebagai orang bijaksana. Pada masa pemerintahan Raja Chow dari kerajaan Yin rakyat hidup menderita. Ta Kung Wang muncul untuk menghentikan keluh kesah rakyat dengan memenggal kepala Raja Chow. Raja kedua dari dinasti Chin membuat rakyat hidup menderita. Pada waktu itu muncul Chang Liang yang berhasil mengatur kehidupan masyarakat dan menyejahterakan kehidupan rakyat. Walau mereka hadir sebelum agama Buddha ada, mereka adalah utusan leluhur Buddha Sakyamuni yang telah membantu rakyat jelata. Sekalipun tanpa disadari, orang-orang yang mempertahankan ajaran non Buddhis ini memiliki prajna yang mengandung prajna hukum agama Buddha. Sekarang, ketika terjadi gempa bumi besar pada tahun 1257 (Syoka pertama) dan peristiwa bintang sapu (komet) pada tahun 1264 (Bun-ei pertama), kalau rajanya berprajna unggul, pasti akan memanfaatkan Niciren. Seandainya tidak demikian pun, ketika terjadi pertentangan di dalam puak (klan) Hojo pada tahun 1272 (Bun-ei 9) dan serangan Mongolia pada tahun 1274 (Bun-ei 11), seharusnya dilakukan hal seperti Raja Wen dari kerajaan Yin yang menyambut Fuye sejauh 7 mil di luar kota. Matahari dan bulan bagi orang yang buta tidak merupakan pusaka, sama seperti orang arif yang dibenci oleh raja yang bodoh. Hal-hal yang rumit tidak ditulis secara terinci. Hati Saddharmapundarika-sutra sama seperti di atas. Janganlah sekali-kali memikirkan hal lainnya. Adanya kejahatan besar pertanda datangnya kebaikan besar. Apabila di seluruh dunia terjadi kekacauan, berarti dapat tersebar luas ke seluruh dunia; ini tidak perlu diragukan lagi. Saya telah mengutus Daisyin Ajari untuk berziarah ke makam almarhum Rokuro Nyudo Dono. Pada waktu-waktu yang lalu, Saya sendiri akan mengunjungi mereka orang-orang yang telah mendengar Hukum bila mereka berada di daerah Kanto; sehingga sebenarnya Saya sendiri ingin membaca Jigage di hadapan makam. Tetapi dalam keadaan sekarang, kalau Niciren pergi kesana, pada hari itu juga akan tersiar ke seluruh negeri dan menimbulkan kegaduhan di Kamakura. Sekalipun orang yang Saya kunjungi itu memiliki hati kepercayaan, dikwatirkan akan menarik perhatian orang di sekeliling dan menyusahkan orang tersebut. Karena tidak dapat berkunjung dan sangat merindukan jiwa alamrhum, maka sebagai satu cara, Saya telah mengutus murid Saya untuk berziarah ke makam dan membacakan Jigage. Harap Anda memakluminya.

Samantabadra | Juli 2019

27


Kutipan Gosyo

1

Dikatakan bahwa sebab dari Kalpa Pengurangan terdapat didalam perasaan hati manusia. Ketiga racun; keserakahan, kemarahan, dan kebodohan yang semakin kuat mengakibatkan jiwa manusia semakin mengerut dan tinggi badannya semakin mengecil.

GM

Keterangan: Orang India purba mempunyai pandangan bahwa batas usia manusia mengalami penambahan dan pengurangan berulangulang. Ketika batas usia manusia semakin bertambah dinamakan Kalpa Penambahan, sebaliknya ketika batas usia semakin berkurang dinamakan Kalpa Pengurangan. Dalam surat ini dijelaskan bahwa penyebab terjadinya batas usia manusia yang semakin berkurang adalah semakin kuatnya nafsu jiwa manusia yang berupa keserakahan, kemarahan, dan kebodohan dan semakin melemahnya hati kebaikan. Bila nafsu ketiga racun semakin kuat dan kekuatan jiwa hanya dihamburkan untuk kejahatan belaka, maka irama jiwa menjadi kacau dan kekuatan jiwa menjadi kering kerontang. Kutipan kalimat “jiwa manusia semakin mengerut” artinya karena kekuatan jiwa semakin melemah, usia pun semakin berkurang. Sedangkan kutipan “tinggi badannya semakin mengecil” berarti perwujudan melemahnya kekuatan jiwa dalam bentuk badan jasmaniah. Selanjutnya mengenai hubungan Kalpa Pengurangan dengan nafsu dalam Kosa Sastra (Kusya Ron) – dijelaskan sebagai berikut, “Dengan timbulnya kata-kata bualan dari yang berperasaan, akan berputar dalam jalan berbagai macam karma buruk dan mengulangi serta menambahnya, oleh karena itu usia orang di dunia ini semakin berkurang. Ketika usia rata-rata menjadi 10 tahun akan 28

Samantabadra | Juli 2019

muncul ketiga malapetaka kecil. Berbagai malapetaka ini berasal dari dua hukum, yang pertama adalah terikat pada makanan mewah dan kedua tidak dapat mengendalikan nafsu birahi.” Ketika nafsu-nafsu keserakahan, kemalasan, berbual dan lainnya semakin menjadi kuat dan usia rata-rata manusia berkurang menjadi 10 tahun, akan timbul tiga bencana : peperangan, wabah penyakit, dan kelaparan. Marah yang disertai benci adalah sebab utama dari peperangan, kebodohan dan mengeluh adalah sebab utama timbulnya wabah penyakit, keserakahan adalah sebab utama bencana kelaparan. Ketiga racun : keserakahan, kemarahan, dan kebodohan bersama dengan kacaunya nafsu birahi, cinta yang tidak adil (merampok dan mencuri) serta bermacam-macam hukum sesat (ideologi yang menyesatkan) menjadi sebab berkurangnya usia rata-rata manusia hingga mencapai 10 tahun dan saat itu timbul tiga bencana dan akhirnya manusia mudah menemui ajalnya. Sang Buddha muncul untuk menjelaskan Hukum Agama Buddha hanya pada masa Kalpa Pengurangan karena pada masa itu hawa nafsu manusia kuat dan Lima kekeruhan menonjol dalam masyarakat. Ajaran agama Buddha adalah ajaran yang dapat mengatasi dan menyingkirkan hati kejahatan serta memperkuat hati yang baik, sehingga dapat menyelamatkan manusia dari penderitaannya.

2

Makna hati kitab ajaran non Buddhis masa sekarang ini berbeda dengan kitab ajaran non Buddhis semula.

Keterangan: Setelah agama Buddha tersebar, ajaran non Buddhis telah menambah prajnanya dengan


mengambil hati dari ajaran agama Buddha sehingga sama sekali berlainan dengan ajaran non Buddhis semula. Ajaran non Buddhis terdapat berbagai macam. Dalam Makasyikan bagian pertama jilid ke 10 diterangkan mengenai ketiga macam ajaran non Buddhis sebagai berikut, “Pertama, ajaran non Buddhis di luar agama Buddha, kedua, non Buddhis yang mengikuti ajaran agama Buddha; ketiga, ajaran non Buddhis yang terbentuk setelah mempelajari ajaran agama Buddha.” Menanggapi hal ini, Niciren Daisyonin dalam Surat Mengenai Garis Besar Makna Seluruh Ajaran Suci, Buddha Sakyamuni mengatakan,“ Dalam non Buddhis terdapat tiga orang. Pertama, non Buddhis di luar Hukum Agama Buddha (95 macam non Buddhis); kedua, non Buddhis yang mengikuti ajaran agama Buddha (Hinayana); ketiga, non Buddhis yang terbentuk dengan mempelajari Hukum Agama Buddha (non Buddhis dari Mahayana yang tidak mengetahui Saddharma).” (Gosyo, hal.403) Dan juga dalam Surat Membuka Mata dikatakan, “ Sebagai umpama, filsafat non Buddhis sebelum tersebarluasnya agama Buddha berpegang teguh pada pandangan yang tersesat dan dangkal; namun filsafat non Buddhis setelah tersebarluasnya agama Buddha, karena melihat dan mendengar agama Buddha serta mengetahui kesalahan sektenya sendiri, sehingga menimbulkan hati yang licik yang semakin mendalam pada pandangan tersesatnya untuk mencuri ajaran agama Buddha yang kemudian dimasukkan ke dalam ajaran alirannya sendiri. Itulah yang dikatakan ajaran non Buddhis Hinayana dan ajaran non Buddhis Mahayana.” Dengan menyerap prajna agama Buddha yang kemudian diperlihatkan sebagai prajna sektenya sendiri, non Buddhis yang mengikuti ajaran agama Buddha (Hinayana) dan non Buddhis yang berbentuk dengan mempelajari Hukum Agama Buddha (non Buddhis dari Mahayana yang tidak mengetahui Saddharma) telah menyesatkan orang-orang. Oleh karena itu, percaya kepada non Buddhis yang demikian

itu sama artinya dengan percaya kepada berbagai sekte pemfitnah. Hukum Agama Buddha yang telah menimbulkan racun.

3

Karena perasaan hati manusia mulai kurang tertarik terhadap prajna yang baik, prajna buruk menjadi semakin unggul. Dalam Sutra agama Buddha pun, prajna Sutra Hinayana berusaha mengatur kehidupan masyarakat, tetapi tidak berhasil.

GM

Keterangan: Pada gosyo di atas, Niciren Daisyonin menjelaskan proses mengatur masyarakat dalam agama Buddha sebagai berikut. Mulamula masyarakat dapat diatur oleh Sutra Hinayana, tetapi kemudian karena hati jahatnya semakin kuat, Sutra Hinayana menjadi tak berdaya. Selanjutnya beralih pada ajaran Sutra Mahayana, tetapi berselang beberapa waktu, ini pun tak sesuai lagi sehingga akhirnya sementara waktu dapat diatasi dengan Saddharmapundarika-sutra. Akan tetapi, Sutra Ekayana, yaitu Saddharmapundarika-sutra Buddha Sakyamuni yang disebarluaskan oleh Mahaguru Tien Tai dan Mahaguru Dengyo, masih belum merupakan Hukum Inti Hakikat Sesungguhnya, sehingga hanya memberi manfaat untuk sementara waktu saja. Karena keserakahan, kemarahan dan kebodohan manusia semakin kuat, Hukum Agama Buddha yang sesungguhnya dapat mengendalikan hati dan menekan sifat-sifat buruk ini sebaliknya telah disalahgunakan sebagai alat yang menambah keserakahan, kemarahan, dan kebodohannya.

4

Oleh karena itu, Sang Buddha menyembuhkan keserakahan dengan obat Pengamatan terhadap Ketidaksucian (fu jo kan), kemarahan disembuhkan dengan Pengamatan Maitri Karuna, Kebodohan disembuhkan dengan Pengamatan Dua Belas Sebab Jodoh. Namun sekarang, dijelaskannya Hukum Pengamatan ini malahan membuat manusia semakin Samantabadra | Juli 2019

29


terjerumus ke dalam keserakahan, kemarahan dan kebodohan.

Anak Cabang

Keterangan: Kekeruhan di masa Akhir Dharma sekarang ini tidak dapat disembuhkan oleh hukum Agama Buddha Sakyamuni yang bagaimana pun, dan guru sesat akan menyalahgunakan Hukum sebagai hukum yang sesat, sehingga sama seperti obat yang diubah menjadi racun. Dalam masa Akhir Dharma hati jahat yang penuh dengan ketiga racun; keserakahan, kemarahan, dan kebodohan, amatlah kuat dan kekuatannya di perkirakan sama kuatnya dengan kebaikan agung maitri karuna Buddha Sakyamuni dalam menyelamatkan umat manusia. Kuatnya ketiga racun dalam diri umat manusia ini tidak dapat dihilangkan baik oleh orang arif maupun oleh orang bijaksana. Prajna sesat dari guru yang sesat telah meracuni Sekte Tien Tai secara hebat sekali. Oleh karena itu, dalam bagian ini diperingatkan dengan keras bahwa memberi sumbangan kepada guru sesat merupakan kejahatan besar yang melampaui kelima dosa besar. Pengamatan Ketidaksucian, Pengamatan Maitri Karuna, dan Pengamatan Dua Belas Sebab Jodoh adalah Mengamati Dharma (Kanpo) yang tercakup dalam kelima macam Pengamatan Dharma untuk menghentikan perasaan yang sesat. Mengenai hal ini dalam Surat Mengenai Garis Besar Makna Seluruh Ajaran Suci Buddha Sakyamuni diajarkan Lima cara Mengamati Dharma untuk menghentikan Hati yang sesat: 1. Menghitung pernafasan: dengan menghitung pernafasan memperbaiki keruwetan pikiran. 2. Menjauhkan hawa nafsu: dengan mengamati ketidaksucian badan memperbaiki sifat keserakahan. 3. Maitri karuna: dengan mengamati maitri karuna memperbaiki iri hati. 4. Sebab jodoh: dengan mengamati kedua belas sebab jodoh memperbaiki sifat mengeluh.

30

Samantabadra | Juli 2019

5. Dunia upaya: dengan mengamati keenam dunia : tanah, air, api, angin, sunyata dan dasar pokok memperbaiki jalan rintangan; ini disebut Amitabha Buddha. Kelima pengamatan ini adalah kelima jenis pengamatan Dharma demi menghentikan perasaan hati yang sesat, dan ini merupakan Hukum pertapaan dari Triyana, yaitu Sravaka, Pratyekabuddha, dan Boddhisatva. Di antaranya, Pengamatan Ketidaksucian badan untuk mengatasi keserakahan atau berwujud nafsu-nafsu; Pengamatan Maitri Karuna adalah Pengamatan Dharma yang menimbulkan hati maitri karuna untuk seluruh umat manusia, sehingga umat dapat memperbaiki iri hati dan marah benci. Juga Dua Belas Sebab Jodoh adalah teori hukum yang dapat memperbaiki kebodohan dan keluhan karena menyadari bahwa segala gejala muncul dari sebab jodoh. Namun demikian, dalam masyarakat masa akhir dharma (zaman yang keruh ini), kalau melaksanakan pertapaan Pengamatan Dharma demikian, malahan akan membuat tiga racun menjadi semakin kuat. Apakah sebabnya sehingga dapat terjadi demikian? Seperti yang diajarkan dalam surat ini, prajna ajaran Buddha merupakan sesuatu yang menerangkan jiwa manusia secara jelas. Perasaan hati seorang manusia merupakan sesuatu yang luas dan besar, yang mencakupi keluasan alam semesta dan dimensi waktu semenjak asal mula terbentuknya alam semesta. Di dalamnya terkandung tumpukan hawa nafsu, ada yang lemah dan dangkal, ada pula yang kuat, muncul dari lapisan jiwa yang dalam sekali. Begitupun sama halnya dengan hati kebaikan. Fungsi hati kebaikan ada yang dangkal dan dalam, ada yang kuat dan lemah. Ajaran agama Buddha menjelaskan hukum sesuai dengan dangkal dalamnya serta kuat lemahnya nafsu dan hati kebaikan untuk memperkuat hati kebaikan demi menekan nafsu. Kalau memandang wajah zaman Kalpa Pengurangan sekarang ini, nafsu manusia semakin kuat dan mendalam sedangkan fungsi hati kebaikan hanya muncul dan hidup


sebagai sesuatu yang dangkal dan lemah. Untuk mengatasi nafsu dan memperkuat hati kebaikan, diperlukan hukum yang lebih mendalam. Namun demikian, dalam masa sekarang ini Ekayana Saddharmapundarikasutra sama sekali tidak mempunyai kekuatan. Bila Saddharmapundarika-sutra saja sudah tidak bermanfaat lagi, apalagi melaksanakan ajaran Hinayana pertapaan kelima pengamatan untuk menghentikan perasaan hati sesat. Sudah sewajarlah bila tidak dapat diharapkan manfaatnya. Melaksanakan Mengamati Dharma (kanpo) bukan saja tidak bermanfaat, malahan akan lebih merangsang bertambah kuatnya ketiga racun dan keburukan. Dalam hal ini, merangsang nafsu yang terpendam di dasar jiwa dengan Mengamati Dharma sama seperti membangunkan sesuatu yang sedang dalam keadaan tertidur. Sama seperti pengobatan penyakit bisul, kalau tidak diobati dengan mengeluarkan seluruh nanahnya, akan semakin memburuk dan bahkan akan memperluas jaringan serta menimbulkan infeksi. Untuk memperbaiki nafsu-nafsu diperlukan hukum yang penuh memiliki kekuatan untuk mengendalikan hawa nafsu. Kalau digunakan hukum yang lemah dan dangkal untuk mengatasi nafsu yang kuat dan dalam, tidak hanya akan memperkuat nafsu yang ada hingga sekarang bahkan akan menggoyahkan nafsu-nafsu yang terpendam sehingga akan muncul ke permukaan dan menambah nafsu yang sudah ada. Inilah alasan utama mengapa Pengamatan Dharma seperti Pengamatan Keitdaksucian akan menambah dan memperkuat ketiga racun.

5

Dalam masyarakat sekarang, mengikuti Hukum Agama Buddha yang telah tercemar oleh keburukan Masa Akhir Dharma hanya akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar.

GM

Keterangan: Dalam Masa Akhir Dharma yang keruh ini, terdapat banyak kejahatan dalam masyarakat.

Tetapi kejahatan yang terjadi karena salah menafsirkan dan menerapkan Hukum Agama Buddha, sehingga membuat karma buruk dan menimbulkan pengaruh buruk dalam seluruh masyarakat – lebih besar jumlahnya bila dibandingkan dengan kejahatan yang umum. Ini disebabkan karena kejahatan masyarakat dalam zaman yang bagaimanapun keruhnya dapat dikenali, sehingga masih terdapat keinginan untuk tidak melakukannya, sedangkan kejahatan dalam Hukum Agama Buddha sekilas kelihatan sebagai perbuatan baik sehingga hati tidak tergerak untuk menghentikannya; oleh karena itu semakin banyak orang yang melakukannya. Padahal, penderitaan dan kesulitan sebagai akibat dari kejahatan hukum Agama Buddha lebih dalam dan besar bila dibandingkan dengan kejahatan masyarakat biasa. Di sinilah terletak penderitaan dan kesusahan hati Niciren Daisyonin yang ingin menegaskan kesalahan kepercayaan dan mengajarkan Hukum Agama Buddha yang sesungguhnya.

6

Oleh karena itu, dalam mengatur kehidupan masyarakat perlu kehadiran seorang arif yang memiliki prajna seperti Mahabodhi Bhagavat, seorang raja yang bijaksana seperti Raja Senyo; keduanya bekerja sama untuk menimbun akar kebaikan. Dengan tegas dan keras orang yang dianggap orang arif bijaksana dari delapan sekte menjatuhkan hukuman pembuangan, menghentikan sumbangan kepadanya, atau memenggal kepalanya; dengan demikian dapat sedikit mengatur kehidupan masyarakat. Keterangan: Sesuai dengan yang diajarkan sebelum ini, masyarakat Masa Akhir Dharma telah diracuni oleh berbagai ajaran sekte agama Buddha. Untuk memperbaiki masyarakat Masa Akhir Dharma ini, perlu muncul orang yang berprajna agung seperti Mahabodhi Bhagavat yang dibantu oleh raja yang bijaksana. Mereka dapat menghentikan kesesatan hukum jahat yang Samantabadra | Juli 2019

31


tampak di permukaan sebagai akar kebaikan dan mengecam dengan keras para biksu yang dianggap sebagai orang arif dari delapan sekte, tindakan yang kelihatannya sebagai kejahatan besar, dan yang terpenting adalah menghentikan dana paramitha. Yang dikatakan “atau memenggal kepalanya” di sini adalah menanggapi kalimat Parinirvana Sutra yang menyatakan bahwa Raja Senyo telah membunuh para Brahmana. Dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang benar dikatakan, “ Ajaran Buddha sebelum Buddha Sakyamuni adalah memenggal dosa, namun setelah pembabaran Sutra Nonin berarti menghentikan Dana Paramitha (Gosyo, hal 30).” Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa nafsu yang tidak dapat diatasi dan disembuhkan oleh Ekayana Saddharmapundarika-sutra sekalipun adalah Gampon no Mumyo (Kesesatan yang Tidak Jelas dari Dasar Pokok Jiwa). Saddharmapundarikasutra Sang Buddha Sakyamuni pun tidak berdaya untuk mematahkan Gampon no Mumyo ini, malahan akan merangsangnya sehingga terpanggil bangkit ke luar. Pedang tajam yang dapat mengatasi dan menyembuhkan Gampon no Mumyo tidak lain hanya Nammyohorengekyo, Gampon no Hossyo (Sifat Dharma dari Dasar Pokok Jiwa). Dalam mengatasi dan menyembuhkan Gampon no Mumyo ini Sekte Tien Tai berusaha dengan berdasarkan pada Saddharmapundarikasutra Buddha Sakyamuni , sedang Sekte Syingon dengan berdasarkan pada hukum sesat ketiga kelompok sutra Sekte Syingon. Tetapi kesemuanya itu malah menambah dan memperkuat munculnya kesesatan jiwa dan berakhir dengan hasil yang berlawanan. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa dana paramitha kepada para biksu Sekte Tien Tai dan Syingon merupakan kejahatan besar. Di hentikannya dana paramitha kepada mereka merupakan kunci untuk mengatur masyarakat dan menghentikan malapetaka. Kemudian dijelaskan, “Seorang arif yang memiliki prajna seperti Mahabodhi Bhagavat” 32

Samantabadra | Juli 2019

serta mengutip kalimat “Syoho Jisso” dari Saddharmapundarika-sutra berarti bahwa yang menyadari inti hakikat seluruh Hukum Agama Buddha dan Hukum Masyarakat adalah prajna sang Buddha. Dengan menggunakan prajna demikian baru dapat mengangkat orang-orang dari pokok penderitaan dan dapat memberikan kebahagiaan. Syoho Jisso Icinen Sanzen adalah teori hakikat Saddharmapundarika-sutra. Syoho berarti seluruh gejala dalam dunia nyata ini yang terwujud dalam 3000 gejala. Jisso berarti Wujud Kebenaran Sesungguhnya, yang mewujudkan Icinen yang paling mendasar dalam jiwa. Selanjutnya, Syoho Jisso berarti “syoho adalah jisso”, yakni seluruh gejala politik, ekonomi, dan lain-lain sama sekali tidak bertentangan dengan wujud kebenaran sesungguhnya. “Seluruh gejala” adalah wujud kebenaran sesungguhnya, yakni wujud Myohorengekyo dari dasar mendalam jiwa dan alam semesta. Dengan demikian, karena semuanya adalah Syoho Jisso Icinen Sanzen, maka Hukum Agama Buddha tidak terdapat di luar hukum masyarakat. hukum agama Buddha dilaksanakan di dalam masyarakat. Orang yang mengatur masyarakat dengan tepat lewat pengamatan segala gejala, baik politik, ekonomi, dan lain-lain dengan prajna Hukum Agama Buddha dikatakan sebagai orang bijaksana, seperti Ta kung Wang dan Chang Liang. Prajna mereka berhasil menembus sumber pokok kejahatan dan mematahkannya serta menenangkan penderitaan rakyat. Hal ini dapat dikatakan sebagai contoh nyata pelaksanaan prajna agama Buddha di dalam masyarakat secara bawah sadar (muisyiki).

7

Yang dimaksud dengan “dasar pokok hingga akhir pada hakikatnya sama (Honmaceku kyoto)” adalah “dasar pokok” berarti akar pokok kejahatan dan akar pokok kebaikan; “akhir” berarti akhir dari kejahatan dan akhir dari kebaikan. Kesadarn yang sangat dalam terhadap hakikat akar pokok kebaikan dan kejahatan sampai cabang dan daun, itulah Buddha.


Keterangan: Dalam Bab Upaya Kausalya sang Buddha menyatakan bahwa kesadaran Beliau adalah menyadari Syoho Jisso, inti hakikat Sepuluh Aspek. Dari Sepuluh Aspek dikutip kalimat Honmatsukukyoto untuk menjelaskan bahwa yang menyadari dengan tegas dan jelas akar pokok serta cabang dan daun kebaikan maupun kejahatan adalah Buddha. Apakah yang sesungguhnya ingin diterangkan dengan akar pokok dan cabang serta daun kebaikan dan kejahatan ? Hon dari Honmatsukukyoto berarti dasar pokok, sumber pokok kebaikan dan kejahatan. Seluruh sumber pokok kebaikan berarti Gampon no Hossyo (sifat dharma dari dasar pokok jiwa), sedangkan sumber pokok kejahatan adalah Gampon no Mumyo (kesesatan yang tidak jelas dari dasar pokok jiwa). Ketika Gampon no Hossyo dan Gampon no Mumyo ini muncul dalam dunia gejala, akan terjadi berbagai keadaan kebahagiaan atau malapetaka, penderitaan. Orang pada umumnya beranggapan agama Buddha membabarkan dunia kedalaman dari jiwa, sehingga dapat menjelaskan dasar pokok kebaikan dan kejahatan dan mengganggap dunia gejala itu tidaklah penting, bagaikan cabang dan daun. Pandangan yang keliru yang menganggap bahwa kedua hal, dunia kedalaman dari jiwa dan dunia gejala, tidaklah berhubungan bersumber dari pandangan yang keliru yang menganggap Ajaran Sementara (nizen) sebagai Hukum Agama Buddha yang sesungguhnya. Sama seperti yang dijelaskan dalam Bab Upaya Kausalya bahwa gejala jiwa itu sendiri yang pada hakikatnya dari dasar pokok hingga akhir adalah satu (Honmatsukukyoto) merupakan wajah jiwa yang sebenarnya. Yang menyadari hakikat hal ini dengan tepat adalah prajna Buddha, tidak hanya terbatas pada dunia kedalaman dari jiwa (dasar pokok/hon), bahkan mencakupi juga dunia gejala termasuk seluruh aspek kehidupan masyarakat (akhir/matsu atau mace). Hal yang terpenting untuk mengatur dan menyembuhkan masyarakat Masa Akhir

Dharma yang keruh dan kotor ini diperlukan “kehadiran orang arif yang memiliki prajna seperti Mahabohdhi Bhagavat” dan “seorang raja yang bijaksana seperti Raja Senyo.” Dengan menghilangkan pemfitnahan Dharma yang merupakan sumber pokok malapetaka dan mengatur kehidupan masyarakat dengan prajna Hukum Agama Buddha yang sesungguhnya. Sama seperti yang dijelaskan dalam Bab Upaya Kausalya bahwa gejala jiwa itu sendiri yang pada hakikatnya dari dasar pokok hingga akhir adalah satu merupakan wajah jiwa yang sebenarnya. Yang menyadari hakikat hal ini dengan tepat adalah prajna Buddha, tidak hanya terbatas pada dunia kedalaman dari jiwa, bahkan mencakupi juga dunia gejala termasuk seluruh aspek kehidupan masyarakat. Hal yang terpenting untuk mengatur dan menyembuhkan masyarakat Masa Akhir Dharma yang keruh dan kotor ini diperlukan “kehadiran orang arif yang memiliki prajna seperti Mahabodhi Bhagavat.” dan “seorang raja yang bijaksana seperti Raja Senyo.” Dengan menghilangkan pemfitnahan Dharma yang merupakan sumber pokok malapetaka dan mengatur kehidupan masyarakat dengan prajna Hukum Agama Buddha yang sesunguhnya akan terwujud kebahagiaan dan perdamaian dunia yang sesungguhnya.

8

Orang bijaksana tidak melaksanakan Hukum Agama Buddha di luar hukum masyarakat, yang sungguh memperhatikan hukum untuk mengatur kehidupan masyarakat disebut sebagai orang bijaksana.

Anak Cabang

Keterangan: Bagian ini menjelaskan bahwa karena dasar pokok (hon) dan akhir (matsu) pada hakikatnya adalah sama, maka Sepuluh Dunia pun tercakup dalam Perasaan Sekejap (Issyin) dan seluruh hukum kemasyarakatan sama sekali tidak bertentangan dengan Wujud Kebenaran Sesungguhnya (Jisso). Orang arif yang mempunyai prajna Hukum Agama Samantabadra | Juli 2019

33


Buddha akan melaksanakannya di dalam hukum kemasyarakatan, bukan di luarnya, menuntun dan membimbing rakyat menjadi bahagia. Dengan demikian, yang dikatakan Hukum Agama Buddha juga merupakan hukum kemasyarakatan – bukan semata yang terdapat di luar masyarakat, sehingga hukum Agama Buddha harus mengembangkan prajnanya dalam masyarakat dan memperlihatkan bukti nyata. Dalam Surat Perihal Sekarung Beras Niciren Daisyonin mengajarkan, “Sesungguhnya, dengan sendirinya segala gejala kemasyarakatan adalah Hukum Buddha.... Hukum masyarakat itu sendiri keseluruhannya adalah Hukum Agama Buddha (Gosyo, hal 1597). Karena gejala nyata dalam kehidupan dan Hukum Agama Buddha merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, maka keseluruhan hukum masyarakat itu sendiri adalah Hukum Agama Buddha. Oleh karena itu, Wajah Sesungguhnya dari Hukum Agama Buddha akan terwujud nyata dalam gejala kehidupan, dan sebaliknya bila mengetahui tuntutan umat manusia serta dapat mengajarkan cara untuk mencapai kebahagiaan, berarti mengetahui Hukum Agama Buddha. Sebagai umpama, Niciren Daisyonin telah mengambil tokoh-tokoh sejarah, Ta Kung Wang, menteri yang berjasa pada awal Kerajaan Chou dan Chang Liang, perintis Kerajaan Han, yang mengetahui keinginan rakyat dan berhasil menghilangkan penderitaan serta mewujudkna kebahagiaan serta perdamaian. Meskipun mereka bukan Buddhis, namun dapat dikatakan dalam jiwa mereka terkandung prajna Hukum Agama Buddha. Dengan demikian, pada satu pihak Niciren Daisyonin telah mengecam dengan keras para biksu dari berbagai sekte agama Buddha yang telah merusak dan menentang semangat Hukum Agama Buddha, sehingga membuatnya seperti ajaran di luar agama Buddha; di lain pihak, meskipun Ta Kung Wang dan Chang Liang bukan Buddhis, namun karena sesuai dengan semangat Hukum Agama 34

Samantabadra | Juli 2019

Buddha, mereka telah diberi penghargaan tinggi bahwa mereka “memiliki prajna yang mengandung prajna Hukum Agama Buddha.” Di sini terletak keluwesan pemikiran Niciren Daisyonin yang luas dan tajam dalam menatap sifat dan semangat pokok tanpa terpengaruh oleh bentuk luar. Hal ini memang dapat dianggap sebagai satu kewajaran, namun dari situ dapat diambil maknanya.

9

Adanya kejahatan besar pertanda datangnya kebaikan besar. Apabila di seluruh dunia terjadi kekacauan, berarti dapat tersebarluas ke seluruh dunia; ini tidak perlu diragukan lagi.

Anak Cabang

Keterangan: Bagian ini menjelaskan bahwa orang arif yang berprajna agung seperti Mahabodhi Bhagavat yang diperlukan dalam mengatur masyarakat masa sekarang ini tidak lain menunjukkan diri Niciren Daisyonin sendiri. Alasannya karena peringatan Niciren Daisyonin dalam Surat Perihal Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang Benar yang meramalkan bencana pemberontakan dalam negeri telah terbukti sebagaimana tertulis dalam surat ini “ketika terjadi pertentangan dalam puak Hojo pada tahun 1272 (Bun-ei 9) dan serangan dari Mongolia pada tahun 1274 (Bun –ei 11).” Dengan demikian, orang biasa pun yang tidak dapat membedakan kebenaran dan kesesatan Hukum Agama Buddha, dapat menilai keunggulan Niciren Daisyonin secara wajar. Seandainya terdapat “seorang raja yang memiliki prajna unggul” yang dapat menilai Hukum Agama Buddha, maka melihat gejala gempa bumi syoka dan peristiwa bintang sapu, demi terhindar dari bencana, pasti akan mencari guru yang dapat mengajarkan Hukum Agama Buddha yang tepat. Sekalipun ramalan Niciren Daisyonin terbukti dengan tepat, namun penguasa negara tidak mau mencari Niciren Daisyonin untuk mengajarkan Hukum Agama Buddha, seperti dikatakan “Orang


arif yang dibenci oleh raja yang bodoh.” Akan tetapi, munculnya bencana alam dalam dunia ini juga merupakan tanda-tanda kebaikan besar segera akan tiba; pasti Hukum Agung Nammyohorengekyo akan tersebarluas di dunia ini. Niciren Daisyonin dalam berbagai Gosyo menanggapi Ketiga Bencana dan Tujuh Musibah dari dua sudut pandangan. Pertama, timbulnya tiga bencana dan tujuh musibah adalah akibat yang timbul dari dilakukannya pemfitnahan Dharma oleh satu negara. Kedua, menunjukkan tanda-tanda runtuhnya hukum sesat dan bangkitnya hukum sakti. Mengenai hubungan kedua pandangan ini, Niciren Daisyonin dalam Surat Perihal Penuntutan terhadap Pemfitnahan Dharma dan Memusnahkan Dosa mengajarkan sebagai berikut. Pertanyaan: Dalam surat peringatan kepada almarhum Saimyoji Nyudo yang disampaikan melalui Yadoya Nyudo pada tanggal 16 bulan ke-7 tahun Bun-o pertama (1260) tertulis perihal gempa bumi syoka dan lain-lain. Berarti dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang Benar telah diterangkan bahwa bila tergantung kepada ajaran pokok Honen maka Hukum Agama Buddha akan musnah di negara Jepang. Dengan demikian menimbulkan kemarahan Dewa Surga dan Dewa Bumi, sehingga pasti timbul pemberontakan di dalam negeri dan serangan dari luar negeri. Kedua macam malapetaka ini pertanda akan tersebar luasnya Saddharmapundarikasutra. Di manakah perbedaan antara Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang benar dengan keadaan sekarang ini? Jawab: Pertanyaan Anda baik sekali ! Dalam Bab X, Dharma Duta Saddharmapundarika-sutra rol ke-4 dikatakan, ‘Ketika sang Tathagata masih berada di sini saja, sutra ini telah banyak menimbulkan permusuhan dan rasa iri, apalagi sesudah kemoksyaan-Nya.’ Dalam bab

XXIII. Boddhisatva Baisyajaraja, diterangkan perihal ‘apalagi setelah kemoksyaan sang Buddha.’ Lebih daripada itu setelah kemoksyaan-Ku pada masa lima kali lima ratus tahun yang terakhir, sutra ini akan tersebarluas di seluruh dunia (enbudai). Dari kutipan sutra ini dapat disimpulkan bahwa setelah sang Buddha moksya, kebencian dan iri hati akan berlimpah-limpah. Pada masa Akhir Dharma, masa kelima dari lima kali lima ratus tahun terakhir, Myohorengekyo akan tersebar luas. Selanjutnya sutra mengatakan, ‘Iblis, Mahoraga, Dewa-dewa, naga, yaksya, gandarva, kimnara dan lainlain, menimbulkan bermacam-macam malapetaka.’ “ (Gosyo, hal 1129). Dan juga dalam surat Inti Hakikat Saddharmapundarika-sutra (Hokke Syuyo Syo), setelah menanggapi kedua sisi pandangan menyimpulkan sebagai berikut, “Pada kesimpulannya, dilihat dari dua sudut pandang, bencana alam ada yang baik dan ada yang buruk. Bodhisatva Visisthakaritra dan arif bijaksana lain akan timbul menegakkan Tiga Hukum Ajaran Pokok (Honmon). Myohorengekyo pasti tak diragukan akan tersebar luas dalam empat penjuru surga dan empat penjuru lautan.”(Gosyo, halaman 338) Niciren pun dalam catatan penjelasan Surat Inti Hakikat Saddharmapundarika-sutra (Hokke Syuyo Syo Bundan) mengatakan, “Pemfitnahan Dharma dari negara akan membuat kemarahan langit dan bumi, oleh karenanya akan menimbulkan bencana alam. Dan bencana alam ini pun merupakan tanda-tanda akan tersebarluasnya hukum agung di masa yang akan datang. ”(Kumpulan Bundan, hal. 613). Singkatnya, segala gejala merupakan akibat dari suatu sebab. Akan tetapi, untuk menanggapi dan mengatasi gejala sekarang ini demi merintis masa mendatang diperlukan prajna unggul manusia. Kalau gejala tiga bencana dan tujuh musibah ditanggapi sebagai suatu akibat, maka sebabnya adalah pemfitnahan Dharma oleh suatu negara; tetapi bila hal ini ditanggapi demi masa mendatang, Samantabadra | Juli 2019

35


ini adalah pertanda bangkitnya hukum agung. Niciren Daisyonin dalam Surat Kejahatan Besar dan Kebaikan Besar menjelaskan sebagai berikut , “ Dalam suatu peristiwa penting, tidak terdapat tanda-tanda yang kecil, kalau timbul kejahatan besar, maka kebaikan besar akan akan segera tiba. Dalam suatu negara yang memfitnah hukum yang agung, pasti akan tersebarluas Hukum Sakti Agung Mengapa harus berduka cita?. Sekalipun bukan kasyapa turut menarikan tariannya, sekalipun bukan Sariputra pun ikut berdiri dan menari.� (Gosyo, hal 1300). Mengetahui penyebab terjadinya gejala sekarang ini memang merupakan hal yang penting, namun kalau hanya sampai di situ saja, itu hanya merupakan pengetahuan belaka. Selain berlandaskan pada pengertian yang tepat, harus diketahui apakah yang harus dilakukan demi mewujudkan masa depan yang lebih cemerlang. Karena dalam tahap dijelaskannya Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan filsafat yang benar Niciren Daisyonin belum menjelaskan Hukum Sakti (syoho), maka tiga bencana dan tujuh musibah dijelaskan sebagai akibat pemfitnahan dharma oleh suatu negara, akan tetapi dengan dijelaskannya isi dari Hukum Sakti sebagai Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti. masa krisis akan ditempatkan sebagai tanda-tanda bangkitnya hukum agung ini.

10

Saya sendiri akan mengunjungi orang-orang yang telah mendengar hukum bila mereka berada di daerah Kanto; sehingga sebenarnya Saya sendiri ingin membaca Jigage di hadapan makam. Tetapi dalam keadaan sekarang, kalau Niciren pergi ke sana, pada hari itu juga akan tersiar ke seluruh negeri dan menimbulkan kegaduhan di Kamakura. Sekalipun orang yang Saya kunjungi itu memiliki hati kepercayaan, dikhawatirkan akan menarik perhatian orang di sekeliling dan menyusahkan orang tersebut.

36

Samantabadra | Juli 2019

Keterangan: Dalam bagian ini Niciren Daisyonin mengutus Daisyin Ajari untuk membacakan Jigage di muka makam almarhum Rokuro Nyudo Dono. Semenjak dahulu Rokuro Nyudo Dono sudah menjadi murid Niciren Daisyonin dan menjalankan kepercayaan dengan tekun walau dihadapi dengan bermacam-macam kesulitan. Niciren Daisyonin amatlah memikirkan muridmurid-Nya. Sebenarnya beliau sendiri ingin membaca dan berdoa untuk almarhum, tetapi bila Niciren Daisyonin keluar dari Minobu dan pergi ke daerah Fuji, yang merupakan daerah kekuasaan Hojo Tokimune dan terdapat banyak anggota keluarga Hojo, akan mengakibatkan bermacam-macam hal yang akan menyusahkan orang yang dikunjungi, sehingga Niciren Daisyonin tak dapat berkunjung ke sana. Memikirkan almarhum Rokuro Nyudo Dono membuat Niciren Daisyonin tak dapat duduk tenang di Gunung Minobu, sehingga beliau mengutus Daisyin Ajari. Dari kutipan di atas dapat kita rasakan betapa Niciren Daisyonin benar-benar memikirkan murid-murid-Nya satu persatu. ***


Samantabadra | Juli 2019

37


38

Samantabadra | Juli 2019


Samantabadra | Juli 2019

39


ajaran

Surat Balasan kepada Nicigon Amagoze Gosyo Cabang

Gosyo Zensyu Halaman 1262

Latar Belakang

S

urat ini ditulis di Gunung Minobu tanggal 29 bulan 11 tahun Koan ke-3 (1280) ketika Niciren Daisyonin berusia 59 tahun dan merupakan surat balasan atas surat permohonan doa serta kiriman sumbangan uang dan pakaian musim panas dari Nicigon Ama. Mengenai Nicigon Ama, dalam Surat Warisan Murid dan Penganut, Bhiksu Tertinggi Niciryo Syonin menyatakan, “Riwayat Nicigon Ama tidaklah jelas, namun diperkirakan beliau mempunyai hubungan keluarga dengan Takahasyi Rokuro Hyoe Nyudo�. Ada juga yang mengatakan bahwa Beliau adalah Ibu Nicigen dari Kuil Jisso di Iwamoto. Kepastiannya tidaklah jelas.

40

Samantabadra | Juli 2019


Isi Gosyo

S

urat permohonan doa yang diajukan oleh Nicigon Ama pada tanggal 8 bulan 11 tahun Koan ke-3 (1280) beserta sumbangan satu renceng uang dan sehelai pakaian musim panas yang dijahit dari kain kasa telah dipersembahkan di hadapan Pusaka Saddharmapundarika-sutra dan hal ini juga telah disampaikan kepada Dewa Surya dan Dewa Candra. Selanjutnya, janganlah sekali-kali mengukur karunia kebajikan Gohonzon sekehendak hati sendiri. Terkabul tidaknya doa Anda semata-mata tergantung pada hati kepercayaan Anda, sama sekali, bukan kesalahan Niciren. Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah. Bila angin bertiup, ranting pohon akan berayun. Hati manusia sama seperti air. Hati kepercayaan yang lemah sama seperti air keruh. Hati kepercayaan yang bersemangat dan tulus hati sama seperti air jernih. Pohon, sama dengan teori kewajaran Hukum Buddha, angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra. Camkanlah hal-hal tersebut di atas. Selamat. Bulan 11 tanggal 29 Balasan Kepada Nicigon Ama Tertanda, Niciren

Kutipan Gosyo

1

Terkabul tidaknya doa Anda semata-mata tergantung pada hati kepercayaan Anda, sama sekali bukan kesalahan Niciren. Keterangan : Bagian ini menjelaskan perkataan Niciren Daisyonin bahwa terkabul tidaknya suatu doa tergantung pada tebal tipisnya hati kepercayaan, dan sama sekali bukan merupakan kesalahan Beliau. Mengenai isi permohonan doa yang diajukan Nicigon Ama tidaklah jelas, tetapi

dengan dikirimkannya surat permohonan doa ini kepada Niciren Daisyonin kemungkinan ia sedang dilanda kesulitan besar. Menanggapi hal ini, Niciren Daisyonin mengajarkan dengan jelas dan tegas, sikap yang terpenting adalah hati kepercayaan kepada Saddharmapundarika-sutra. Dikatakan bahwa terkabul tidaknya suatu doa sepenuhnya tergantung pada kekuatan kepercayaan orang itu, berarti Beliau ingin memecahkan dan mematahkan pandangan mendasar dalam berdoa yang mudah menjerumuskan kita, yaitu Samantabadra | Juli 2019

41


kebiasaan mengandalkan kekuatan dari luar diri sendiri. Karena isi permohonan doanya tidak jelas, di sini tidak dapat dikatakan secara pasti. Tapi dengan adanya bimbingan Niciren Daisyonin yang jelas dan tegas mengenai sikap hati kepercayaan, dapatlah diperkirakan adanya sikap manja pada diri Nicigon Ama. Kemungkinan ia mengira dengan mengajukan permohonan doa secara langsung kepada Niciren Daisyonin, Buddha Pokok Masa Akhir Dharma, pasti doanya akan terkabulkan. Dengan demikian, bimbingan ini dimaksudkan untuk memperbaiki secara tegas dasar pokok hati kepercayaan Nicigon Ama yang manja dan juga mengajarkan untuk mempunyai inisiatif serta harus membangkitkan hati kepercayaan yang tegar dan kokoh. Bimbingan ini dapat dikatakan berisi kasih sayang seorang ayah yang maitri karuna. Kita, manusia biasa, mudah lupa berterima kasih kepada Gohonzon apabila segala sesuatunya berjalan dengan tenang dan lancar. Sebaliknya, bila berhadapan dengan hal-hal yang kurang menyenangkan atau timbul berbagai kesulitan, baru teringat untuk berdoa dihadapan Gohonzon. Kalau akibat doa tersebut tidak menjadi nyata, dengan mudah timbul pikiran, “Saya sudah berdoa atau sudah menjalankan lama sekali, kok” Sikap berdoa dengan hati kepercayaan seperti ini bukanlah sikap yang benar. Yang terpenting, hati kepercayaan harus seperti air mengalir. Hati kepercayaan yang manja, yang sehari-harinya lupa kepada Gohonzon dan baru ingat berdoa kembali setelah menghadapi suatu kesulitan, sama sekali bukan hati kepercayaan Saddharmapundarika-sutra. Tidak terkabulnya suatu keinginan atau doa sama sekali bukan karena Gohonzon tidak mempunyai kekuatan, tetapi karena 42

Samantabadra | Juli 2019

lemahnya kekuatan kepercayaan dan kekuatan pelaksanaan. Kekuatan Buddha dan kekuatan Hukum tidaklah terbatas besarnya. Pokoknya, hati kepercayaan yang manja tidaklah memiliki doa yang sungguhsungguh karena pada waktu berdoa, tidak benar-benar dengan rasa percaya dari dasar hati. Hendaknya diketahui bahwa perasaan hati yang tidak percaya seperti ini akan terwujud nyata dalam kehidupan. Icinen kita dalam menyebut Nammyohorengekyo akan tersebar keseluruh alam semesta tanpa berkurang sedikit pun. Dengan menetapkan Icinen yang kuat terhadap Gohonzon ketika menyebut Daimoku, timbullah Dunia Buddha, hingga jiwa jadi kuat dan bergerak. Maka keinginan atau doanya akan terkabulkan.

2

Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah… pohon sama dengan teori kewajaran Hukum Buddha, angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra. Keterangan : Seperti dikatakan dalam kutipan “Hati kepercayaan yang bersemangat dan tulus hati sama seperti air jernih” dan “Angin yang bertiup menggoyangkan pohon sama dengan melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra”, maka hati kepercayaan yang mengakibatkan terkabulnya keinginan adalah hati kepercayaan yang tulus, sungguh-sungguh dan berani, serta membutuhkan pelaksanaan yang kuat. Kata “bulan” dari kalimat “Kalau airnya jernih, bayangan bulan akan terpantul dengan indah”, berarti kekuatan dan prajna


Buddha sama seperti raja dari singa. Hati kepercayaan yang jernih sama sekali tidak meragukan kekuatan kebajikan Saddharma. Dengan demikian Hukum Buddha yang agung ini diwujudkan dalam jiwa kita, manusia biasa. Namun, tidaklah cukup bila hanya memiliki kepercayaan yang tulus dan sungguh-sungguh. Dengan terwujudnya sifat Buddha dalam jiwa kita, kekuatan dan prajna Buddha itu harus digunakan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang nyata. Bila tidak demikian, tentu akibatnya tidak akan terwujud. Selanjutnya dikatakan bahwa pelaksanaan Hukum Buddha adalah, “Melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra” Hal ini sama dengan, “Angin yang bertiup menggoyangkan pohon”. Pohon adalah teori kewajaran, dan angin yang menggoyangkan berarti menggoyangkan kewajaran. Berarti, dalam menghadapi keadaan suasana sekarang berdasarkan hati kepercayaan, paling sedikit pasti ada perombakan kearah perbaikan. Dengan melaksanakan Hukum Buddha sepenuh jiwa raga, keadaan dilingkungan kita juga dapat dirombak. Yang dimaksud dengan, “Melaksanakan pertapaan membaca kalimat sutra”, adalah melaksanakan Gongyo dan menyebut Daimoku serta menjalankan petuah Buddha, yaitu menyebarluaskan Hukum Buddha dan memikirkan kebahagiaan orang lain. Tentu saja hal ini diajarkan dalam semua gosyo. ***

Catatan

Samantabadra | Juli 2019

43


44

Samantabadra | Juli 2019


ajaran

Dendam Menjauhkan Rezeki Forum Diskusi

Pertanyaan Apakah yang dimaksud dengan istilah onsyitsu? Bagaimana mengatasinya? Jawab: Istilah onsyitsu dapat diartikan sebagai dendam, iri hati. Dendam adalah perasaan ingin membalas kejahatan orang lain, sedangkan iri hari adalah perasaan tidak senang melihat kelebihan, keunggulan, atau kebahagiaan orang lain. Ketika perasaan jiwa kita dikuasai dengan dendam, iri hati, atau kemarahan, kita terbelenggu dalam penderitaan. Ketika melihat orang yang menyebabkan dendam, perasaan jiwa menjadi terikat, entah karena rasa curiga, benci, marah atau takut. Pendek kata, perasaan jiwa menjadi berat dan sempit. Bermacam-macam perilaku yang jahat, seperti menjatuhkan orang, merendahkan orang, membuat cerita bohong untuk menjelekkan orang lain dan sebagainya sering dilakukan seseorang dalam keadaan dendam. Seseorang yang dendam tentu akan memberi pengaruh pada suasana di sekitarnya. Pada jaman Buddha Sakyamuni hidup, Devadatta adalah contoh nyata orang yang merusak susunan Buddha karena rasa iri dan dendam yang sangat

mendalam kepada Buddha Sakyamuni. Sifat dendam seperti Devadatta juga ada di dalam perasaan jiwa kita masing-masing. Hendaknya kita senantiasa mawas diri untuk tidak hanyut dalam Lima Dosa Besar tersebut. Ketika dalam keadaan terbelenggu dan dendam, kita sering kali tidak menyadari bahwa kita berada dalam kondisi tersebut. Di dalam keadaan seperti itu, kekuatan jiwa Buddha seseorang sedikit demi sedikit tergerogoti, sehingga ia kehilangan prajna Buddha. Karena tidak ada prajna, maka apapun yang dikerjakannya tidak akan berhasil. Dengan demikian dapat menimbulkan kemarahan dalam jiwa serta keputusasaan. TĐ°k jarang perbuatan yang tak sesuai dengan kewajaran dirasakan sebagai sesuatu yang lumrah untuk dilakukan. Perasaan jiwa benar-benar ternoda karena dendam ini. Dengan tertumpuknya dendam secara terus menerus di dalam jiwa, dapat dipastikan bahwa suatu saat penderitaan neraka secara nyata harus dihadapi. Oleh karena itu sebelum berbuah menjadi penderitaan neraka, marilah kita berusaha sekeras-kerasnya untuk membebaskan perasaan jiwa dari dendam ini.

Samantabadra | Juli 2019

45


Adalah hal yang manusiawi sekali apabila seseorang merasa marah dan ingin membalas perlakuan yang tidak menyenangkan yang diterimanya. Entah itu berupa penghinaan, ejekan, sindiran, apalagi pemukulan atau penganiayaan. Ketika Buddha Niciren Daisyonin menerima penganiayaan dengan tongkat, melukiskannya sebagai berikut: “Penganiayaan tongkat terjadi pada waktu wajah saya dipukul oleh Syou-bo. Tetapi, ia memukul dengan Saddharmapundarika-sutra rol ke-5. Ketika dipukul oleh Syou-bo di tengah kepungan puluhan orang, perasaan hati Niciren dapat merasakan, bahwa semua adalah demi Saddharmapundarika-sutra. Namun, karena masih berbadan manusia biasa, selama dipukul, jika ada tenaga saya ingin merampas kembali tongkat dari Syou-bo… (namun) bagaimana mungkin dapat melupakan budi dari Syou-bo? (Gosyo Zensyu hal. 1.555)”.

tidak akan muncul. Oleh karena itu, pada saat bertemu dengan hal-hal yang membuat susah hati, kita harus menerimanya sebagai panggilan jodoh dari sebab-akibat yang telah ditumpuk dalam jiwa oleh diri kita sendiri. Kita harus mencari penyelesaiannya di dalam jiwa sendiri, bukan menyalahkan orang lain atau lingkungan suasana. Hal ini amat berat, bila tidak didasari dengan doa yang sungguh-sungguh kepada Gohonzon untuk melihat hukum jiwa sendiri. Manusia cenderung menyalahkan halhal di luar dirinya. Biasanya orang berkilah untuk membenarkan ketidakmampuannya menerima hati yang terjadi sebagai karma diri sendiri dengan mengatakan, “Kalau dia tidak berbuat seperti itu, tentu saya tidak merasa tersinggung”. Atau, “Bagaimana pun, untuk menyelesaikan masalah ini secara tuntas harus ada itikad baik dari kedua belah pihak. Bila hanya satu pihak yang berubah, percuma saja, karena orang itu tetap akan berjalan dengan caranya sendiri”. Kilah seperti ini tidak sesuai dengan Hukum Dapat kita amati bahwa Buddha Niciren Buddha. Pokoknya, apapun yang terjadi, Daisyonin dalam sekejap merasa marah, maupun suasana apapun yang ditemui, namun dengan segera dapat menguasai semua hanyalah jodoh yang dipanggil dari kembali perasaan. Dengan demikian, beliau sebab-akibat yang ada pada diri sendiri. dapat melihat hikmah yang mendalam dari Untuk mencari bahwa penyebab dasar penganiayaan yang diterimanya itu. Bahkan terletak pada diri sendiri diperlukan lebih jauh lagi, Beliau dapat merasakan keberanian yang bersumber dari daimoku bahwa pemukulan tersebut merupakan budi yang sungguh-sungguh. Langkah pertama dari Syou-bo sebagai jodoh untuk mencapai adalah dengan mengambil sikap bahwa akibat Buddha. Sekarang, bagaimanakah “penyebabnya pasti ada dalam jiwa saya kita dapat menerima berbagai hal yang tidak sendiri. Kalau tidak ada sebab dalam jiwa, menyenangkan dengan cara seperti yang tidak mungkin bertemu dengan jodoh diteladani oleh Buddha Niciren Daisyonin? seperti itu”. Untuk benar-benar menerima Bagaimana pun, hal yang paling mendasar sepenuh hati bahwa semua yang dialami dalam agama Buddha adalah sebabitu bersumber pada diri sendiri, kita perlu akibat kejiwaan. Apapun yang kita hadapi mengamati perasaan jiwa secara mendalam. merupakan jodoh yang dipanggil dari sebab- Ini merupakan perjuangan. Pada mulanya akibat yang tertumpuk di dalam jiwa kita pasti timbul perasaan menyalahkan orang sendiri. Kalau di dalam jiwa kita sendiri tidak lain dan tidak dapat menerima, akan tetapi terdapat sebab-akibat, maka jodoh tersebut dengan sungguh hati ingin menjalankan 46

Samantabadra | Juli 2019


petunjuk Buddha, maka lambat laun perasaan jiwa akan terbuka. Memang, sakit sekali melihat perasaan jiwa diri sendiri yang buruk, timbul perasaan malu dan menyesal. Namun jika telah dapat menerima, bahwa apa pun yang terjadi merupakan kesalahan diri kita sendiri, maka akan terjadi peningkatаn kualitas pada perasaan jiwa kita. Perasaan jiwa menjadi bebas dan segar. Lebih jauh lagi, akan timbul rasa berterima kasih kepada orang yаng menyebabkan timbulnya rasa tidak menyenangkan tersebut. Kalau tidak bertemu jodoh orang itu, di dalam jiwa tidak terjadi peningkatan. Bagaimanapun juga, membebaskan diri dari perasaan iri hati dan dendam merupakan perjuangan dalam meningkatkan kualitas perasaan jiwa menuju kesadaran. Tunas yang baru tumbuh dapat dicabut dengan mudah, tetapi apabila telah tumbuh menjadi pohon besar yang berakar kokoh tentu tak dapat dicabut. Demkian pula dengan dendam, sedikit saja ada perasaan dendam, kita harus berjuang untuk mengikis sampai ke akar-akarnya. Jangan ditunda-tundа untuk menghilangkan dendam. Karena kalau sudah berurat akar susah untuk diatasi. Kebanyakan orang membiarkan dendam ini tumbuh dan berkembang dengan subur, sehingga pada suatu saat perasaan tidak menyenangkan ini akan meledak dengan hebatnya. Pada waktu perаsaan jiwa kita merasa tidak enak karena tersinggung, tidak senang melihat kelakuan orang lain, kecewa terhadap diri sendiri, pada waktu itu bibit untuk mundur dari hati kepercayaan ditanam. Kalau bibit ini terus dipelihara, meskipun orang tersebut kelihatan aktif bergerаk menjalankan kegiatan susunan, pasti sewaktu bertemu dengan jodohnya, orang tersebut mundur dari hati kepercаyaan. Mundur dari hati kepercayaan

tidak selalu berarti tidak aktif atau pindah agama. Mundur dari hati kepercayaan juga bisa berarti tetap terlihat aktif dalam kegiatan susunan, menjalankan gongyo dan daimoku rutin, namun menunjukkan sikap hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Buddhis, etika-moral, dan kemanusiaan. Inilah tantangan dari kehidupan manusia di masa akhir dharma. Begitu merasa ada perasaan dendam dalam jiwa, segeralah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Gohonzon dari Sandaihiho, untuk mengatasinya. Seberat apa pun dendam yang telah ditumpuk, bila kita benar-benar berjuang untuk menghilangkannya, semua dapat sirna. Jangan ada pikiran bahwa dendam kesumat yang telah ditumpuk tak mungkin dapat dihilangkan. Agama Buddha kita adalah agama Buddha Hon in myo, sehingga bila kita memiliki keinginan yang kuat untuk menenggelamkan sifat-sifat buruk, dalam sekejap itu pula di dalam jiwa kita karma dapat berubah. Tak perlu waktu bertahun-tahun atau berulang kali hidup-mati untuk mengatasi karma buruk. Perjuangan pelaksanaan hati kepercayaan kita setiap hari adalah untuk mempunyai perasaan jiwa yang bebas, penuh semangat untuk membangun, menegakkan inisiatif diri sendiri tanpa diombang-ambingkan oleh suasana yang ada di sekitar. Mengatasi dendam adalah karma baik. Semakin banyak kita berbuat karma baik di dalam hidup kita, maka kita dapat menerima karma buruk dengan lebih ringan karena tumpukan karma baik kita lebih banyak daripada karma buruk. Karma adalah pasti. Segala karma baik dan buruk yang kita telah perbuat pasti akan berbuah menjadi akibat. Yang perlu kita sadari adalah bagaimana caranya kita berbuat lebih banyak karma baik dan mampu menerima karma buruk diri kita, apa pun itu, dengan bijak. Samantabadra | Juli 2019

47


Perasaan tidak senang atau dendam tidak dapat dibenarkan, apаlagi kepada orang yang telah percaya kepada Gohonzon. Simaklah petunjuk Buddha Niciren Daisyonin ini, “Dalam Bab Dharmaduta jilid keempat Saddharmapundarika-sutra dikatakan bahwa, walau sebagai seorang penganut maupun biksu, kalau memfitnah orang yang menganut dan menjelaskan Saddharmapundarika-sutra, walau hanya dengan sepatah kata, maka dosanya lebih berat daripada dosa memfitnah secara langsung di hadapan Buddha Sakyamuni selama satu kalpa.” Begitupun dalam Bab Nasihat Bodhisattva Samantabhadra Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “Walaupun secara sungguhsungguh maupun tidak, namun kalau memaki orang yang menganut Saddharmapundarika-sutra, dosanya berat sekali”. Jadi, kalau meninjau kalimat Saddharmapundarika-sutra di atas, maka betapapun, tidak diperkenankan saling memfitnah.” Kalau kita benar-benar mencamkam petunjuk Buddha Niciren Daisyonin ini, pertapaan kita benar-benar adalah untuk membebaskan diri dari dendam ini. Keaktifan yang dibarengi dengan perjuangan melawan dendam, akan membuat hati kepercayaan kepada Gohonzon dari Sandaihiho dapat tertanam dengan kokoh. Dari sini lah akan ditumpuk karunia yang tak akan habis-habis hingga ke anak cucu. Marilah kita menjaga susunan untuk bebas dari dendam dengan berjuang menghilangkan dendam di dalam jiwa kita sendiri. Karunia Gohonzon yang besarnya tak terkirakan dapat menjadi nihil sama sekali, 48

Samantabadra | Juli 2019

kаlau kita tidak melaksanakan petunjuk Sang Buddha. Niciren Daisyonin mengatakan tegas sekali mengenai hal ini “Karunia daimoku sama sekali tidak ada unggul rendahnya. Sebab emas yang dimiliki oleh orang bodoh dan emas yang dimiliki oleh arif bijaksana, begitu pun api yang di nyalakan oleh orang bodoh dan api yang dinyalakan oleh arif bijaksana adalah sama dan sama sekali tidak ada perbedaan. Namun, hanya jika menyebut daimoku dengan menentang pada hati Saddharmapundarika-sutra, maka di situ terdapat perbedaan”. Hendaknya kita memperbaharui hati kepercayaan kita dengan semakin waspada terhadap perilaku kita yang menentang Saddharmapundarika-sutra. Buanglah jauhjauh pikiran bahwa pelaksanaan gongyo daimoku secara tekun pasti memperoleh banyak karunia Gohonzon. Sekalipun kita rajin melakukan gongyo dan daimoku, tetapi dalam perasaan jiwa tetap penuh dendam, karuniа kebajikan dan pelaksanaan gongyo dаimoku akan sia-sia. Jangan sampai kita rugi, sudah susah payah melaksanakan gongyo dan daimoku, tetapi menjadi siasia karena penuh diliputi dengan perasaan dendam ini. Orang yang bebas dari dendam baru dapat menegakkan inisiatif dirinya sendiri dan dapat mengeluarkan keistimewaannya. Orang itu dapat menghargai kelebihan orang lain tanpa merasa iri dan juga menerima kekurangan orang lain, seperti inilah yang membuat susunan maju dan hidup kita sendiri juga meningkat. Getaran jiwa yang penuh semangat membangun pasti akan mempengaruhi juga tanah air kita untuk maju. ***


Kosakata Baku S

ebagai penutur asli bahasa Indonesia, kita perlu memiliki pengetahuan tentang tata bahasa dan perbendaharaan kata yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD). Hal ini penting terutama bagi kita dalam menulis di media-media formal, seperti laporan, penelitian, atau artikel publik. Sebisa mungkin kita perlu melakukan pengecekan dengan mengacu pada KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia dan panduan EYD oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus dan pedoman tersebut menjadi acuan pengguna Bahasa Indonesia dalam menulis agar ejaan setiap kata itu benar alias baku. Saat ini kita tak perlu khawatir dengan ketebalan kamus kebanggaan bangsa Indonesia. Karena versi digitalnya sudah tersedia di internet secara gratis (kbbi.kemdikbud.go.id/). Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu menguasai bahasa Indonesia secara tepat, senantiasa mengacu KBBI agar bahasa Indonesia karena berbahasa Indonesia yang baik dan benar mencerminkan sikap cinta tanah air. Kekurangan atau kelebihan satu huruf akan memengaruhi pencitraan sebuah perusahaan, lembaga pendidikan, maupun institusi lainnya, termasuk perseorangan warga masyarakat (citra diri) karena akan terlihat ketelitiannya. Hal ini berlaku untuk banyak profesi; pengusaha, pedagang, pendidik, mahasiswa, siswa, dan sekretaris (yang sehari-harinya berurusan dengan tulis-menulis surat, risalah dan dokumen). Maka, telitilah sebelum mengetik dengan membuka-buka dulu kamus digital kita agar tidak terjadi kesalahan sekecil apa pun dalam penulisan. Penggunaan Kosakata yang Baku Kata-kata vihara, kurnia, rejeki, bodhisattva, nirvana, bhiksu, pertapa, sering kita baca dalam teks Buddhis. Kata yang baku berdasarkan KBBI ialah wihara, karunia, rezeki, Bodhisatwa, Nirwana, Biksu, petapa. Kata-kata umum yang penulisannya kerap tidak sesuai kebakuan KBBI sering kita temui, misalnya, jaman, praktek, apotik, obyek, subyek, ksatria atau satria, sekedar. Yang benar dan baku ialah zaman, praktik, apotek, objek, subjek, kesatria, sekadar (artinya hanya untuk ‌ atau seperlunya. Kata lain yang ejaannya sesuai KBBI adalah telanjur, telantar, tebersit. Sebagai orang Indonesia, kita seyogianya dapat menulis kata secara baku dengan selalu merujuk pada KBBI terutama dalam konteks formal. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar juga memudahkan kita dalam berekspresi dalam tulisan. (Kyanne Virya)

Samantabadra | Juli 2019

49


wawasan

Data Dipakai untuk Kejahatan Data pribadi yang diperjualbelikan secara bebas dapat dijadikan bekal untuk melacak perilaku pemilik data lewat akun media sosial. Tak hanya empuk sebagai sasaran pemasaran produk, pemilik data semakin rawan sebagai target kejahatan. Dari penelusuran Kompas, sebagian pemilik kartu kredit yang data pribadinya diperjualbelikan dapat dikonfirmasi. Mereka umumnya nasabah dengan batas kredit di atas Rp 50 juta. Di dalam daftar data pribadi yang diperjualbelikan, mereka dihimpun dalam kelompok nasabah kartu kredit prioritas. Pengelompokan itu membuat mereka menjadi sasaran empuk pemasaran, sekaligus penipuan. Ayu (48), manajer di salah satu perusahaan di Jakarta Pusat, data pribadinya ditemukan dijual secara daring bersama sekian banyak data pribadi lainnya di Tokopedia dan Bukalapak. Dari informasi yang dimuat dalam data yang diperjualbelikan tersebut diketahui bahwa itu merupakan data Ayu saat mendaftar sebagai nasabah kartu kredit salah satu bank swasta pada 2002. Ayu mengaku tawaran berbagai macam produk perbankan dan produk lainnya baru mulai gencar masuk ke nomor ponselnya pada 2010.

50

Samantabadra | Juli 2019

”Hampir setiap hari ponsel saya masuk (panggilan) telepon dan SMS yang berbagai macam penawaran produk,” ucapnya. Hal yang mengkhawatirkan dari berbagai macam penawaran itu, menurut Ayu, adalah penawaran airsoft gun yang dikirimkan lewat SMS. Ayu mencurigai pengirim pesan singkat itu mengetahui hobinya menembak. ”Yang saya heran, kok sampai nawarin airsoft gun. Kok bisa tahu saya ini hobi menembak,” ujarnya. DS (23), tenaga pemasaran lewat hubungan telepon atau telemarketing untuk produk asuransi yang terafiliasi dengan bank di Jakarta, mengungkapkan, data pribadi dibutuhkan untuk memasarkan produk perbankan. Latar belakang pemilik data juga sangat membantu untuk menentukan prioritas pemasaran. Data pribadi yang diketahui baru memiliki kartu kredit merupakan data bagus. Umumnya pemilik data itu lebih terbuka dan mau menerima promosi produk asuransi. Namun, data bagus seperti itu jumlahnya terbatas. ”Biasanya pihak bank hanya memberikan kami 7-8 data bagus per hari. Sementara data yang enggak bagus itu jumlahnya bisa sampai ratusan, bahkan ribuan,” kata DS, Sabtu (30/3/2019)

Ramainya penawaran kartu kredit belum diimbangi dengan jaminan perlindungan data pribadi nasabah. Di kalangan tenaga pemasaran dan di pasar daring ditemukan data pribadi diperjualbelikan. Data pribadi itu dijual untuk kepentingan pemasaran produk perbankan. Bagi DS, calon nasabah yang masuk dalam kategori data jelek atau tidak bagus umumnya telah memiliki kartu kredit dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun. Umumnya mereka juga sudah kerap memperoleh tawaran produk perbankan, termasuk penipuan oleh pihak tertentu yang mengatasnamakan bank. Akibatnya, mereka lebih sering menolak berbagai macam penawaran. Selama 3 tahun menggeluti profesi tenaga pemasaran telemarketing untuk asuransi di dua bank yang terafiliasi dan satu perusahaan asuransi, DS mengaku tak mengetahui persis asal-usul data pribadi tersebut. DS hanya mengetahui data itu dipasok oleh bank atau perusahaan tempatnya bekerja. Saat bekerja di perusahaan asuransi, diakui DS, data pribadi yang dia peroleh diketahui berisi data nasabah dari berbagai macam bank. ”Yang di perusahaan asuransi itu, data (pribadi) yang saya peroleh itu adalah data nasabah dari berbagai macam bank. Tetapi,


saya tidak tahu dari mana data itu datang,� katanya. Kompas pun menemukan data pribadi diperjualbelikan di kalangan tenaga pemasaran perbankan hingga pasar daring, dengan harga Rp 1 per data hingga Rp 20.000 per data. Data itu berisi nama lengkap, nomor ponsel, hingga alamat rumah dan nama ibu. Data itu kemudian dikelompokkan atas beberapa kategori, salah satu-

nya kelompok nasabah kartu kredit prioritas. Sebagian pemilik kartu kredit yang data pribadinya diperjualbelikan dan dapat dikonfirmasi Kompas umumnya nasabah dengan batas kredit di atas Rp 50 juta. Di dalam daftar data pribadi yang diperjualbelikan, mereka dihimpun dalam kelompok nasabah kartu kredit prioritas. Pengelompokan itu membuat mereka menjadi sasa-

ran empuk pemasaran, sekaligus penipuan. Masuknya berbagai pesan singkat atau SMS yang berisi penawaran kredit ke kotak pesan nomor ponsel merupakan salah satu indikasi data pribadi pemilik nomor ponsel telah diperjualbelikan. Jual beli data pribadi ditemukan di kalangan tenaga pemasaran hingga di pasar daring. Harus ditindak Pakar teknologi informasi Samantabadra | Juli 2019

51


Onno W Purbo mengungkapkan, peredaran data pribadi yang memuat nama lengkap dan nomor ponsel harus ditindak tegas oleh aparat penegak hukum. Sebab, cukup dengan nama lengkap dan nomor ponsel, profil pemilik data itu dapat dilacak dan diidentifikasi lewat data sekunder yang terekam di akun media sosialnya. ”Data ini (data pribadi yang diperjualbelikan) menjadi satu referensi. Kemudian bisa mapping (memetakan). Kan, kita bisa cari namanya di Twitter, Facebook, untuk profiling (melacak dan mengidentifikasi profilnya). Jadi, dia (pelaku)

52

Samantabadra | Juli 2019

mengambil data sekunder lain yang terbuka di internet yang terkait nama-nama (di data pribadi yang diperjualbelikan) itu sehingga bisa profiling,” papar Onno. Dukungan informasi dari data sekunder itu mempermudah dalam menentukan jenis produk yang cocok dipasarkan kepada pemilik data, termasuk modus kejahatan yang bisa dilakukan. ”Jadi, itu (identifikasi profil atau profiling) dipakai untuk semua, untuk iklan, termasuk untuk kejahatan,” ujar Onno.

Digunakan kejahatan Steve Martha, Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, mengungkapkan, data pribadi kini tak hanya digunakan untuk memasarkan produk, baik melalui telepon maupun surat elektronik. Hal terburuk, data itu juga digunakan untuk penipuan. Menurut dia, maraknya kasus penipuan dengan modus meminta one time password (OTP) atau kode rahasia kartu kredit berangkat dari data pribadi yang diperjualbelikan. Dengan menggunakan data pribadi, pelaku kejahatan dapat meyakinkan korban bahwa dia adalah petugas bank. ”Penjahat mencoba mencuri OTP dengan cara menipu nasabah. Seolah- olah petugas bank, dengan membacakan nomor kartu (yang ada di data pribadi yang diperjualbelikan). Akibatnya, korban secara tidak langsung percaya dan mengira bahwa yang menghubungi adalah bank,” tuturnya. Pada 2016, Subdit Cyber Crime Polda Metro Jaya pun sudah dua kali mengungkap penjualan data pribadi untuk pembobolan kartu kredit. Kerugian yang ditimbulkan dari dua kasus itu mencapai lebih dari Rp 5 miliar. Pada 2018, Polda Metro Jaya kembali mengungkap penjualan data pribadi oleh IS, pemilik situs www.temanmarketing.com. Namun, hingga kini, situs itu belum ditutup oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Data pribadi di situs itu dapat dibeli seharga Rp 350.000 untuk sekitar 21.000 data pribadi.


IS pun dijerat pidana terkait dengan tindakannya menjual data pribadi. IS dikenakan pidana yang sama dengan tiga tersangka pembobol kartu kredit yang menggunakan data pribadi dari www.temanmarketing.com, yakni Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penipuan. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menuturkan, sejauh ini, kepolisian dapat mengungkap jual-beli data pribadi berkat laporan masyarakat. Pengungkapan jual-beli data itu hanya dapat dilakukan selama masyarakat aktif melaporkannya ke kepolisian. ”Laporan kasus terkait dengan data pribadi di 2018 ada 17 laporan, sudah diselesaikan 14 kasus. Pada 2019, ada 1 laporan dan saat ini masih dalam proses. Jika ada yang merasa akun dan data pribadinya diambil dan merasa dirugikan, silakan laporan, nanti kami baru lihat unsurnya (pelanggarannya). Kalau selama ini tak dirugikan, kami, kan, tak tahu,” ujar Argo. Masih lemah Namun, hingga saat ini, menurut Deputi Direktur Riset Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar, belum ada sanksi pidana terkait dengan praktik jual-beli data pribadi. Pihak yang dijual data pribadinya pun hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi melalui mekanisme perdata. Dari segi regulasi, lanjut Wahyudi, sebenarnya ada larangan data pribadi dibagikan tanpa

izin pemilik data, yakni diatur dalam Pasal 26 Ayat 1 UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Hal itu diatur lebih rinci di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016. ”Jika terjadi pemindahtanganan data pribadi tanpa izin, maka yang bisa dilakukan pemilik data hanya gugatan ganti rugi melalui mekanisme perdata, seperti diatur dalam Pasal 26 Ayat 2 UU ITE. Namun, mekanisme perdata ini tak pernah dipergunakan karena sulit sekali (bagi pemilik data) untuk membuktikan adanya kebocoran atau jual-beli data,” ujarnya. Hilang kepercayaan Jika jual-beli data ini tak ditangani secara serius, Ketua Indonesian Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengingatkan, hal itu dapat berdampak buruk terhadap perlindungan diri pribadi warga sipil. Salah satu dampak terburuk jual-beli data adalah pencurian identitas atau identity theft, yang tujuannya menciptakan diri dengan menggunakan data pribadi orang lain. ”Ketika dia sudah menguasai data pribadi kita, maka dia bisa menciptakan dirinya dengan menggunakan identitas kita. Dia bisa pinjam uang ke bank dengan menggunakan data kita. Kita baru tahu data kita disalahgunakan setelah bank menagih karena kreditnya macet. Yang tanggung jawab, kan, kita,” katanya.

Pada akhirnya, menurut Ardi, jika jual-beli data pribadi itu tak terbendung, maka akan dapat memicu kehilangan kepercayaan publik terhadap sistem keamanan negara, salah satunya terhadap perbankan. Ardi mencontohkan pencurian data pribadi di dunia yang sudah terbukti adalah di Facebook. Ada 50 juta data akun di media sosial itu dicuri oleh Cambridge Analytica. Data yang dicuri itu meliputi data perilaku pemilik akun yang terekam di Facebook, mulai dari perilaku sehari-hari hingga dukungan politiknya. ”Dampaknya (jual-beli data pribadi) tidak hanya terhadap pribadi, tetapi juga terhadap sistem. Industri bisa kolaps. Kalau ini diketahui dalam skala masif seperti Facebook, maka lihat saja, saham Facebook, kan, melorot,” ujarnya. Ahli ekonomi keuangan IPMI International Business School, Roy Sembel, pun menyampaikan hal serupa. Menurut dia, jika jual-beli data pribadi khususnya di lingkungan perbankan tak dikendalikan, maka itu dapat berdampak buruk terhadap bisnis perbankan. Apalagi, sekarang data pribadi semakin mudah diperoleh sehingga perlu ada pemahaman bersama terkait dengan dampak buruk dari jual-beli data pribadi ini. ”Ini (jual-beli data pribadi) bisa menyebabkan kepercayaan terhadap perbankan menjadi rendah. Kalau (kepercayaan) jadi rendah, meskipun teknisnya (pengoperasian bank) baik, maka transaksi tak akan jalan,” katanya.

Samantabadra | Juli 2019

53


Direktur Jaringan dan Layanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Osbal Saragi belum meyakini sepenuhnya ada banyak data nasabah kartu kredit yang diperjualbelikan. Namun, jika memang itu terjadi, maka menurut dia hal itu sangat merugikan pihak nasabah dan juga bank. ”Pihak bank dirugikan karena ada potensi customer distrust, yaitu ketidakpercayaan nasabah kepada bank. Ini menimbulkan risiko reputasi bagi bank,” ujarnya melalui pesan di aplikasi Whatsapp. Chief Executive Officer Citibank NA Indonesia Batara Sianturi pun menyampaikan, jika memang benar data nasabah itu diperjualbelikan, maka itu bisa menjadi masukan bagi regulator, baik Otoritas Jasa Keuangan maupun BI. ”Supaya kita bisa kasih masukan (kepada regulator) supaya antarbank juga bisa kerja sama lebih baik (mengatasi jual-beli data pribadi),” ujarnya. Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengatakan, berdasarkan aturan di POJK 1/ POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan, pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) wajib menjaga data nasabah dan dilarang menyebarkan data nasabah tanpa persetujuan pemilik data. Selain itu, PUJK harus menertibkan pemanfaatan agen pemasaran produk keuangan, mulai dari pemilihan agen, tidak menggunakan data yang sumbernya tidak jelas, dan dilarang

54

Samantabadra | Juli 2019

memperjualbelikan data. Nasabah juga wajib untuk berhati-hati menyebarkan data pribadi, seperti jangan pernah share data, termasuk jika ada pihak yang mengaku pegawai dari bank yang meminta password kartu ATM-nya. ”PUJK dan atau pihak yang terbukti melanggar ketentuan POJK Perlindungan Konsumen dapat dikenakan sanksi administratif antara lain berupa peringatan tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, dan cabut izin usaha,” kata Sekar. Menurut dia, nasabah yang merasa dirugikan dalam kasus jual-beli data nasabah dapat melaporkan ke OJK via konsumen@ojk.go.id atau melalui Kontak OJK 157 dengan menyampaikan kronologi permasalahannya. Sesuai ketentuannya, dari laporan tersebut, OJK akan melakukan penelusuran kepada bank dan konsumen terkait. Menurut mantan Ketua Komisi Informasi Pusat Periode 2013-2016 Abdulhamid Dipopramono, UU tentang perlindungan data pribadi sudah sangat dibutuhkan saat ini. Dengan maraknya pencurian data pribadi, masyarakat butuh perlindungan dengan payung hukum yang jelas. ”Urgensinya sudah sangat mendesak. Semua orang bisa dan sudah menjadi korban. Sekarang jika terjadi tidak ada mekanisme untuk menghukum pelaku. Ini yang harus diperjelas,” katanya tegas.

Pencurian data ini sudah sangat berbahaya. Sebab, data pribadi sangat mudah tersebar di era sekarang. Mulai dari pendaftaran nomor telepon, kartu kredit, hingga kartu tanda penduduk elektronik yang membutuhkan kelengkapan data pribadi. Selama ini, perlindungan data pribadi hanya berpegangan pada Pasal 17 UU No 14/2008. Pasal itu menegaskan pelarangan memperjualbelikan data pribadi. Akan tetapi, belum ada mekanisme hukum yang mengatur sanksi dan hukuman bagi pelaku. Abdul menuturkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika sebenarnya sudah memiliki draf UU yang mengatur pembaruan perlindungan data pribadi. Draf itu sudah matang sejak tahun lalu. ”Saya sering diundang untuk memberikan masukan. Sudah matang draf itu. Tetapi, tidak tahu mengapa satu tahun belakangan ini belum selesai juga. Seharusnya pemerintah lebih proaktif,” ucapnya. Dengan adanya UU baru, masyarakat bisa lebih tenang menghadapi pencurian data pribadi. Mereka bisa menuntut pelaku untuk hukuman pidana ataupun penggantian ganti rugi berupa uang. *** Sumber: https://kompas.id/baca/ utama/2019/05/14/data-pribadi-jadi-akseskejahatan/


Samantabadra | Juli 2019

55


56

Samantabadra | Juli 2019


Samantabadra | Juli 2019

57


58

Samantabadra | Juli 2019


Samantabadra | Juli 2019

59


wawasan

Yuk, kurangi sampah plastik! Fakta Sampah Plastik Pada akhir tahun 2018, terjadi peristiwa kematian paus di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ketika dibedah, peneliti menemukan 5,9 kilogram sampah plastik di dalam organ paus dan diperkirakan hal inilah yang menjadi penyebab kematian mamalia tersebut. Hewan-hewan laut mengira sampah plastik yang ada di perairan adalah makanan, sehingga mereka mengkonsumsinya. Setelah ditelan dan masuk ke dalam tubuh, sampah plastik tidak dapat dicerna sehingga mengakibatkan hewan tersebut mengalami gangguan pencernaan dan akhirnya mati. Sampah plastik merupakan salah satu faktor terbesar penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini dikarenakan sampah plastik membutuhkan waktu antara 20 hingga 1.000 tahun untuk dapat terurai. Ironisnya, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah plastik ke laut terbanyak setelah Tiongkok. 60

Samantabadra | Juli 2019

Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Akibatnya, sampah tersebut tidak hanya mengotori dan merusak keindahan laut, tetapi juga membunuh hewan laut secara perlahan. Cara Hidup Tanpa Plastik Plastik sudah menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan dari hidup manusia, terutama di jaman yang serba modern dan praktis seperti sekarang ini. Rasanya hampir tidak mungkin untuk melepaskan plastik dari kehidupan kita sehari-hari. Penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dapat kita temukan di berbagai tempat, mulai dari pasar tradisional, supermarket, restaurant, department store, dan lain-lain. Kantong plastik yang berbahan dasar ringan dan tersedia dalam berbagai ukuran, dianggap sebagai solusi paling mudah dan murah

untuk memenuhi kebutuhan jual beli barang. Ketika kita sebagai konsumen ingin membeli suatu barang, apakah itu makanan, minuman, baju, mainan, buku, atau perlengkapan lainnya, maka para penjual akan membungkusnya dengan kantong plastik. Padahal, plastik merupakan jenis sampah yang sangat berbahaya dan dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, kita harus mengubah cara hidup kita agar lebih bijak dalam menggunakan plastik. Berikut ini adalah beberapa cara sederhana yang dapat kita terapkan untuk memulai hidup yang lebih baik tanpa plastik: Sedia Botol Air Komponen terbesar dalam tubuh manusia adalah air, yaitu sekitar 60%-70% dari berat tubuh. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi organ-organ tubuh manusia agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, manusia membutuhkan asupan cairan yang cukup setiap harinya, kurang lebih 2,5 liter atau setara dengan mengkonsumsi


10 gelas air putih. Kebutuhan manusia akan air ini, memiliki hubungan yang cukup erat terhadap penggunaan botol plastik yang semakin tinggi. Belum banyak orang yang terbiasa untuk membawa botol air minum dari rumah, mereka lebih suka membeli minuman kemasan di luar. Padahal dengan membawa botol minum sendiri, kita bisa menghemat uang jajan dan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang berdampak buruk bagi lingkungan. Tahukah kamu, ada berapa banyak minuman yang dikemas dalam botol plastik di sekitar kita? Sebagai contoh, Aqua merupakan salah satu produsen air putih kemasan yang paling laris di Indonesia. Berdasarkan data penjualan di tahun 2014, ternyata Aqua memproduksi 20 juta liter air setiap bulannya yang dikemas ke dalam galon ukuran 19 liter, botol plastik 1,500 ml dan 600 ml, serta gelas plastik 320 ml. Hal ini tentu bukan jumlah yang sedikit, ditambah lagi dengan meningkatnya permintaan akan air minum kemasan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, dengan membiasakan diri membawa botol minum yang bersifat reuseable (dapat digunakan berulang-ulang), maka secara tidak langsung kita telah ikut serta dalam upaya penyelamatan lingkungan. Sebagai generasi muda, kita harus lebih peduli dan turut menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup anak cucu kita di masa depan.

Hentikan Penggunaan Sedotan Beberapa tahun belakangan ini, banyak bermunculan berbagai trend minuman manis yang menggugah selera, contohnya saja seperti es kopi susu, bubble tea, thai tea, cheese tea, dan jenis minuman lainnya. Kehadiran minuman manis ini juga disertai dengan berbagai promo menarik, yang pada akhirnya berhasil meningkatkan hasrat konsumsi di masyarakat. Ketika kita membeli minuman tersebut, sang penjual pasti akan melengkapinya dengan sebuah sedotan plastik. Dan tanpa kita sadari, sedotan ini turut menyumbang sampah plastik di dunia dalam jumlah yang tidak sedikit. Mungkin sebagian besar dari kita akan menganggap ini adalah hal yang sepele karena ukuran sedotan yang tidak terlalu besar. Akan tetapi, pernahkah kita menghitung berapa banyak sedotan sekali pakai yang terbuang percuma dalam satu hari? Contoh kasus, siapa yang tidak mengenal Starbucks Coffee? Berdasarkan data di bulan Januari 2018, coffee shop asal Amerika Serikat ini telah memiliki 326 gerai di Indonesia. Anggap saja masing-masing gerai berhasil menjual 200 cup coffee dalam satu hari. Maka, total sedotan plastik yang terbuang setiap harinya adalah sekitar 65.200 sedotan, sungguh angka yang fantastis. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah sedotan ini? Mudah sekali, biasakanlah untuk tidak memakai sedotan

saat kita membeli minuman. Atau, kita bisa menggantinya dengan sedotan stainless yang dapat digunakan berulang kali. Baik diminum tanpa sedotan maupun dengan sedotan stainless, kenikmatan rasa minuman kita tidak akan berkurang, bukan? Sedia Kantong Belanja Kehidupan manusia di jaman modern ini tidak terlepas dari kebiasaan berbelanja. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis ritel modern di Indonesia. Yang termasuk dalam kategori ritel modern adalah Hypermarket, Supermarket, Mini Market, Convenience Store, dan Department Store. Berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti buah, sayur, aneka daging, makanan ringan, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga dapat dengan mudah kita temukan di gerai ritel tersebut. Saat kita berbelanja, masing-masing gerai akan membungkus barang belanjaan kita dengan menggunakan kantong plastik. Semakin banyak kita berbelanja, maka semakin banyak pula kantong plastik yang dibutuhkan. Berdasarkan data Nielsen Retail Audit di tahun 2018, jumlah gerai mini market di Indonesia mengalami peningkatan, dimana jumlah Indomaret naik menjadi 15.526 gerai, Alfamart 13.522 gerai, dan Alfamidi 1.478 gerai. Kalau ditotal, jumlah keseluruhan dari ketiga mini market ini mencapai angka 30.526 gerai. Bisa kita bayangkan berapa banyak kantong plastik yang dikeluarkan setiap Samantabadra | Juli 2019

61


refleksi

harinya? Anggap saja terjadi 100 transaksi dalam satu hari di masing-masing gerai. Dan dalam satu kali transaksi membutuhkan dua buah kantong plastik. Maka jika dihitung, 100 transaksi x 2 kantong plastik x 30.526 gerai mini market = 6.105.200 kantong plastik siap mencemari lingkungan setiap harinya. Lalu, apakah kita akan diam saja melihat bumi yang kita cintai menjadi rusak dan tercemar? Tentu tidak, langkah yang harus kita lakukan sangatlah mudah, yaitu dengan mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja. Kita dapat menggantinya dengan tas kanvas atau tas kain yang bisa dicuci dan digunakan berulang-ulang. Biasakanlah untuk menolak kantong plastik dan sadarilah bahwa bumi kita akan menjadi lebih indah dan sehat tanpa plastik. (Megah Ria)

62

Samantabadra | Juli 2019

Makna Persahabatan Hari Persahabatan Sedunia Pada tanggal 30 Juli setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Persahabatan Sedunia. Hari Persahabatan Sedunia lahir dari sebuah gagasan yang bertujuan agar umat manusia dapat saling bersahabat secara luas, tanpa membedakan suku, agama, ras, budaya, dan gender. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk menunjang kehidupannya. Selain itu, Hari Persahabatan Sedunia juga memiliki tujuan untuk mempersiapkan kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa, agar memiliki kecakapan dalam menjalin hubungan dan membangun persahabatan dengan orangorang dari berbagai negara. Dalam cakupan yang lebih luas, Hari Persahabatan Sedunia diharapkan dapat mewujudkan perdamaian dunia, dimana hubungan antar negara bisa terjalin dengan baik dan harmonis.

“Walking with friend in the dark is better than walking alone in the light.” -Helen KellerPersahabatan dalam Ilmu Psikologi Kata “Persahabatan” memiliki banyak arti dan dapat didefinisikan secara berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Hal ini dikarenakan belum ada ukuran yang baku untuk menilai arti persahabatan itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli dalam Ilmu Psikologi mengenai arti persahabatan. Menurut Baron & Bryne (2006), “Persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai situasi, dan juga menyediakan dukungan emosional.” Sedangkan menurut ahli Shaffer (2005), “Persahabatan adalah sebuah hubungan yang kuat dan bertahan lama antara dua individu yang dikarakteristikkan dengan kesetiaan, kekariban, dan saling menyayangi.” Pendapat lainnya menurut


Santrock (2002), “Persahabatan adalah suatu bentuk hubungan yang dekat dan melibatkan suatu kesenangan, percaya, penerimaan, respek, saling membantu, menceritakan sebuah rahasia, pengertian, dan juga spontanitas.� Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persahabatan adalah hubungan yang sangat dekat, dimana terdapat kesamaan atau keterikatan, serta dapat menimbulkan rasa aman dan nyaman. “A friend is someone who understands your past, believes in your future, and accepts you just the way you are.� -UnknownMengenal Sosok Sahabat Sejati Mungkin kita sering mendengar tentang sahabat sejati, tetapi masih belum paham akan makna yang sesungguhnya. Berikut ini adalah beberapa kriteria dari sosok sahabat sejati: 1. Menginginkan yang Terbaik Sahabat sejati adalah orang yang selalu ingin melihat kita tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Sahabat sejati akan selalu mengingatkan kita untuk tidak melakukan hal yang buruk dan terhindar dari berbuat kesalahan. Selain itu, mereka juga berusaha untuk mendukung kita dengan memberikan saran-saran yang positif, agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat dan mampu menghadapi berbagai permasalahan hidup kita dengan baik. 2. Menerima Segala Kekurangan Sahabat sejati adalah sosok yang mampu menerima diri kita apa adanya, tidak hanya menerima kelebihan kita saja, tetapi juga memahami kekurangan yang kita miliki. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada manusia yang sempurna, setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidaklah sulit menerima kelebihan orang lain, tetapi bukan hal yang mudah untuk bisa menerima kekurangan mereka. Daripada menghakimi kekurangan sahabat kita, lebih baik kita saling memotivasi dan bersama-sama memperbaiki diri. 3. Menemani Saat Suka dan Duka Sahabat sejati adalah orang yang merasa senang ketika kita bahagia dan tak jarang ikut bersedih saat kita terluka. Atau dengan kata lain, sahabat sejati adalah mereka yang mampu bertahan di sisi kita saat suka maupun duka. Sahabat sejati selalu hadir di saat kita membutuhkan, mereka rela meluangkan waktunya, dan dengan setia mendengarkan curahan hati kita. Ketika kita sedang mengalami suatu masalah, sosok sahabat sejati sangatlah penting karena kehadiran mereka dapat memberikan dukungan emosional yang luar biasa. Mereka mampu menguatkan dan membangkitkan kembali semangat hidup kita. 4. Mampu Menghargai Perbedaan Dalam menjalin persahabatan, tidak jarang terjadi perbedaan pendapat dalam memandang suatu hal. Terkadang perbedaan ini menjadi pemicu dan menimbulkan masalah dalam hubungan kita. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk bersikap dewasa dan menghargai adanya perbedaan. Kita harus menyadari bahwa pendapat kita tidak selalu benar dan tidak selalu diterima oleh orang-orang di sekitar kita. Karena itulah, kita harus belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain dan memahaminya dari sudut pandang orang tersebut. Jadikanlah perbedaan sebagai salah satu faktor yang dapat mewarnai dan memperkuat hubungan persahabatan kita. Samantabadra | Juli 2019

63


“Many people will walk in and out of your life, but only true friends will leave footprints in your heart.� -Eleanor RooseveltManfaat Memelihara Persahabatan Mempunyai banyak teman dan menjalin hubungan yang akrab dengan mereka ternyata memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal kesehatan. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat kita peroleh, jika kita memelihara persahabatan kita dengan baik: 1. Memperpanjang Umur Menurut sebuah penelitian di tahun 2010, orang-orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat cenderung berumur lebih panjang dibandingkan dengan orang yang menyendiri. Selain itu, hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa adanya keterkaitan antara kekuatan hubungan sosial seseorang, mulai dari jumlah teman yang dimiliki hingga kontribusi di dalam masyarakat, terhadap menurunnya angka kematian. 2. Membuat Lebih Sehat Memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan banyak orang, tanpa disadari akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan kita. Dalam beberapa penelitian yang melibatkan ribuan peserta, ditemukan bahwa kondisi kesehatan cenderung buruk pada orang-orang yang memiliki hubungan sosial yang lemah. 3. Menjaga Pikiran Tetap Tajam Sebuah penelitian di tahun 2012, menemukan adanya resiko terkena penyakit demensia yang lebih tinggi pada orangtua yang merasa kesepian. Memiliki sahabat yang baik akan menimbulkan rasa nyaman, terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Hal ini dikarenakan mereka mempunyai teman berbagi, tempat untuk menuangkan segala isi pikiran dan perasaan mereka. (Megah Ria) Referensi: http://www.psikoma.com/apa-itu-persahabatan-pandangan-psikologi/ https://www.idntimes.com/life/inspiration/aviva-hana-izdihara/5-makna-persahabatan-yang-kalian-harus-tahu-c1c2/full https://www.happyfresh.id/blog/hari-persahabatan-sedunia/

64

Samantabadra | Juli 2019


kesehatan

Manfaat Lengkuas bagi Kesehatan

L

engkuas merupakan jenis tumbuhan yang termasuk dalam umbi-umbian yang hidup di daratan tinggi maupun rendah. Tekstur kulitnya lebih kasar dan dagingnya lebih keras dan berserat. Aroma lengkuas ini tidak terlalu kuat ketimbang bumbu-bumbu masakan lainnya. Ada dua jenis tanaman lengkuas yang banyak dikenal oleh masyarakat, yaitu lengkuas putih dan lengkuas merah. Pada bumbu masakan yang biasa digunakan adalah lengkuas putih. Bumbu masakan ini banyak manfaat untuk menyembuhkan berbagai masalah kesehatan. Berikut manfaat lengkuas yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit: 1. Kesuburan Pria Akar lengkuas dapat meningkatkan jumlah dan

kemampuan bergerak sperma. Hal ini baik untuk meningkatkan kesuburan pada pria. Sperma dipercaya dapat aktif meningkat 3 kali lipat setelah mengkonsumsi lengkuas. 2. Menyembuhkan Asma Lengkuas mampu melebarkan bronkiolus untuk mengurangi asma. Sifat antiinflamasi dari lengkuas bermanfaat untuk mengendalikan serta menyembuhkan asma dan gangguan pernapasan akut. 3. Menyembuhkan Batuk Batuk yang mengganggu hari-harimu dapat disembuhkan dengan lengkuas. Air sadapan lengkuas sangat mujarab kamu gunakan untuk menyembuhkan batuk. Caranya, siapkan botol

minuman dan kemudian potong lengkuas kecil-kecil. Masukan lengkuas yang telah dipotong ke dalam mulut botol. Agar aman dan tidak terganggu, sembunyikan dengan menunupi semakbelukar. Biarkan semalaman dan konsumsi selama 3 kali berturut-turut hingga batuknya reda. 4. Menyembuhkan Diare Lengkuas memiliki sifat anti mikroba yang dapat membasmi bakteri yang terbawa ke dalam tubuh. Sehingga dengan mengonsumsi lengkuas dapat meredakan penyakit diare yang meringankan penderita. 5. Mencegah Penyakit Kanker dan Tumor Lengkuas dipercaya memiliki sifat melawan kanker. Zat antioksidan dan Samantabadra | Juli 2019

65


antiinflamasi yang terkandung dalam lengkuas dapat membantu menurunkan kerusakan DNA akibat radikal bebas. 6. Membantu Pertumbuhan Rambut Bagi kamu yang memiliki rambut tipis dapat menggunakan minyak olahan lengkuas. Kandungan asam lemak pada lengkuas dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah pada kulit kepala. Dengan demikian, lengkuas ini mampu membantu pertumbuhan rambut. 7. Menjaga Kesehatan Otak Antiinflamasi pada lengkuas dapat membantu kesehatan pada otak. Lengkuas dapat mengurangi risiko degenerasi kognitif dan membantu mencegah depresi. Lengkuas yang kamu ketahui biasanya digunakan untuk bumbu masakan ini bisa kamu gunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit. *** Sumber: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4576751/7-manfaat-lengkuas-untuk-menyembuhkan-penyakit

KULINER KHAS KALIMANTAN SELATAN

P

ulau Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia. Ada beragam budaya serta kuliner yang sangat menarik dan menggugah selera di sana. Kuliner Kalimantan khususnya Kalimantan Selatan memiliki ciri khas dan cita rasa yang unik. Inilah beberapa kuliner khas Kalimantan Selatan dengan cita rasa khas dan unik tersebut.

66

Samantabadra | Juli 2019


Katupat Kandangan Makanan khas Kalimantan Selatan yang wajib dicoba adalah katupat kandangan. Makanan ini berasal dari daerah Kandangan di Hulu Sungai Selatan. Katupat kandangan adalah sajian ketupat yang disajikan bersama sayur gabus kuah santan.

Mie Bancir Jika di Aceh memiliki Mie Aceh, di Kalimantan Selatan ada Mie Bancir. Sajian mie ini hampir sama dengan mie-mie lain di Indonesia. Hanya saja, mie bancir disajikan dengan kuah yang gurih dan lezat.

Manday Manday merupakan makanan atau masakan yang terbuat dari kulit buah cempedak. Manday juga disebut sebagai mandai bacang atau dami. Makanan ini memiliki cita rasa khas yang gurih sekaligus manis tergantung bumbu rempah yang terkandung di dalamnya.

Aneka Kue Selain makanan di atas, masih ada makanan lain yang sangat identik dengan Kalimantan Selatan antaranya kue Bingka, Pakasam, kerupuk ikan atau amplang dan masih banyak lagi.

Referensi: https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3893984/5-makanan-khaskalimantan-selatan-yang-wajib-dicoba-saat-ke-sana http://www.negerikuindonesia.com/2015/04/soto-banjar-kuliner-tradisional.html

Samantabadra | Juli 2019

67

wawasan

Soto Banjar Makanan khas Kalimantan Selatan yang wajib dicoba saat pergi ke sana adalah soto banjar. Soto banjar memiliki cita rasa khas yang gurih dan menggugah selera. Cita rasa dari Soto Banjar ini unik. Rasa gurih dari kaldu dan bumbu yang menyatu dalam kuah soto memberikan cita rasa yang kuat pada Soto Banjar ini. Selain itu perpaduan bahan pelengkap yang bermacam - macam membuat sensasi yang berbeda saat menyantapnya.


kesehatan

TIPS MENGUSIR NYAMUK SECARA ALAMI

1

Pelihara ikan di kolam Ikan-ikan bisa memakan jentik nyamuk, jadi Anda tidak perlu terlalu khawatir dengan kolam di pekarangan rumah Anda. Namun, jika Anda punya kolam mungil tempat minum burung, cobalah menguras dan mengganti airnya setidaknya seminggu sekali.

2

Ganti warna lampu teras Cara lain yang dapat Anda terapkan adalah mengganti warna lampu di teras dengan warna kuning. Warna ini disinyalir tidak menarik perhatian nyamuk sehingga tak akan mendekati rumah.

3

Periksa jendela Selanjutnya periksa jendela rumah Anda dan pastikan tidak ada lubang yang memungkinkan nyamuk masuk ke dalam rumah. Selain itu, jangan lupa tutup jendela dan pintu di malam hari, karena nyamuk aktif pada saat itu.

68

Samantabadra | Juli 2019


4

Buat angin buatan Keberadaan angin dapat membuat serangga atau hewan terbang berukuran kecil terganggu. Oleh sebab itu, hadirkanlah angi buatan melalui kipas angin listrik maka nyamuk pun akan menyingkir dari rumah. Anda juga perlu membersihkan selokan, teras, halaman, hingga alas pot. Agar dampaknya lebih terasa, ajak pula para tetangga untuk melakukan hal yang sama.

5

Jangan menggantung baju Nyamuk pada dasarnya menyukai tempat yang lembab dangelap. Cara mencegah yang harus dilakukan adalah menghindari menumpuk barang-barang atau baju berlebihan, apalagi baju kotor yang sudah terkena keringat. Jika ingin dipakai, jangan lupa kebaskan dahulu baju tersebut. Biasakan menutup lemari, dan jauhkan barang-barang yang menumpuk ke tempat yang agak jauh dari pusat kegiatan Anda di rumah.

6

Segera buang sampah padat Tak hanya menggantung baju, salah satu cara untuk menarik perhatian nyamuk adalah dengan nmenumpuk benda-benda padat seperti kaleng, ban, dan ember bekas. Oleh karena itu, sebaiknya segera buang atau rapikan barang-barang padat yang menumpuk. Lebih lanjut, bersihkan pula sudu-sudut rumah karena barang yang menumpuk di sudut rumah juga bisa menjadi rumah nyamuk.

Referensi: https://properti.kompas.com/read/2019/06/06/190321121/langkah-ampuh-usir-nyamuk-secara-alami?page=1

Samantabadra | Juli 2019

69


resep

Resep Opor Ayam Kampung Bahan: - 1 ekor ayam kampung(potong sesuai selera)rebus dan tiriskan - 6 siung bawang putih - 4 biji kemiri - 1 buah pala - Lada - Garam - Royco - 4 iris lengkuas digeprek - 4 lembar daun salam - 2 serai digeprek - kunyit seruas jari - 2 bungkus Sun kara - 2 sendok makan Gula pasir - Bawang goreng untuk taburan Cara membuat: - Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak, masukkan bumbu lainnya. Setelah harum beri 1.5 liter air biarkan mendidih, kemudian masukkan royco dan gula, kemudian tes rasa. - Setelah mendidih masukkan ayam yang telah direbus bersama santan, masak sambil diaduk agar santan tidak pecah. Jika dirasa sudah cukup matikan api, angkat sajikan dengan taburan bawang goreng. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/9146444-opor-ayam-kampung

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.

70

Samantabadra | Juli 2019


Hai anak-anak NSI! Yuk kita bantu si kelinci menemukan wortelnya yang hilang. Jalan mana yang kamu tempuh?

Sumber: https://www.vectorstock.com/royalty-free-vector/maze-game-with-rabbit-and-carrot-vector-19266587

Samantabadra | Juli 2019

71


Berita Duka Cita

Bapak Aryanto Ujang

Ibu Ng Nyuk Kie

Bapak Joko Sutoyo

Bapak Herry Supandi

Meninggal pada usia 59 tahun 24 April 2019 Umat NSI daerah Kapuk DKI Jakarta

Meninggal pada usia 75 tahun 16 Mei 2019 Umat NSI daerah Cimone Banten

Meninggal pada usia 65 tahun 22 Mei 2019 Umat NSI daerah Serpong Banten

Meninggal pada usia 58 tahun 23 Mei 2019 Umat NSI daerah Cimone Banten

Ibu Mei Kuan

Ibu Thio Meihua (Sumi)

Meninggal pada usia 53 tahun 26 Mei 2019 Umat NSI daerah Rajawali DKI Jakarta

Meninggal pada usia 59 tahun 31 Mei 2019 Umat NSI daerah Lampung Bandar Lampung

Bapak Franky

(suami Ibu Linah) Meninggal pada 06 Juni 2019 Umat NSI daerah Bogor Jawa Barat

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Donor mata mendiang Ibu Subur (kiri, berita duka citanya dimuat pd Samantabadra Juni 2019) dan Ibu Mei Kuan (kanan). Diberikan oleh pihak keluarga kepada pihak Bank Mata DKI Jakarta, didampingi oleh pengurus NSI. 72

Samantabadra | Juli 2019


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Juli 2019 Tanggal Hari 01 Senin 02 Selasa 03 Rabu

04 05 06 07

08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Jam Kegiatan 13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta, luar daerah, & TGM TGM 32 TGM 32 19.00 Pertemuan Wanita Karier 19.00 Pertemuan Pria Umum Kamis TGM 32 Jumat TGM 32 Sabtu TGM 32 Minggu 10.00 Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul 10.00 Daimoku Bersama 13.00 Pertemuan Koordinasi Lansia TGM 32 Senin TGM 32 Selasa 12.00 Pertemuan Pimpinan Ibu 14.00 Pertemuan Ibu Umum Rabu 19.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Ceramah Gosyo Sabtu Minggu 10.00 Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul 10.00 Pertemuan Anak-Anak Daerah Senin Selasa Rabu 14.00 Pertemuan Wanita Daerah 19.00 Pertemuan Pria Daerah Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Cabang Sabtu Minggu 10.00 Pertemuan Generasi Muda Daerah 14.00 Pertemuan Lanjut Usia Umum Senin 19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Selasa Rabu 10.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta 19.00 Rapat DPW-DPD NSI DKI Jakarta Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Anak Cabang Sabtu Kensyu Gosyo Umum Materi Agustus 2019 Minggu Kensyu Gosyo Umum Materi Agustus 2019 Senin 13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta dan Luar Daerah 19.00 Pertemuan Empat Bagian Selasa Rabu 19.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta

Tempat Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Jawa Timur Jawa Timur Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1 Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Jawa Timur Jawa Timur Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Daerah Masing-Masing

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Daerah Masing-Masing Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Samantabadra | Juli 2019

73


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

74

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | Juli 2019

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.