SAMANTABADRA PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA
Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat
Surat Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Seumur Hidup
gosyo kensyu Surat Kepada Macenodono Goke Ama Goze
09
#308
SAMANTABADRA | SEPTEMBER 2019 | NOMOR. 308
“ B
agaikan cermin kotor, jika diasah maka akan berkilau seperti permata. Jiwa yang gelap di dalam icinen sekarang ini pun adalah sama seperti cermin yang buram, kalau diasah maka pasti akan menjadi cermin terang dari kesadaran Buddha. Bangkitkanlah hati kepercayaan yang mendalam dan asahlah selalu jiwa Anda setiap pagi dan sore, serta malam hari dengan rajin tanpa mengendor. Bagaimanakah cara mengasahnya? Yang dimaksud dengan mengasah, tidak lain hanyalah dengan giat melaksanakan kepercayaan dengan menyebut Nammyohorengekyo.
gosyo cabang Surat Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Seumur Hidup
september
2 0 1 9
Tenaga relawan pendamping kanker payudara dari NSI bersama Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YPKI) Linda Amalia Sari Gumelar pada pelatihan pendampingan kanker payudara. Jakarta, Juli 2019.
“ B
uddha Sakyamuni membabarkan bahwa meskipun telah melalui masa yang amat panjang selama kalpa yang tidak terbatas dan tidak terhingga, kura-kura bermata satu sukar menemukan kayu cendana terapung yang berlubang. Melalui perumpamaan ini Buddha Sakyamuni menggambarkan betapa sulitnya dapat bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra. Haruslah diketahui, sekalipun telah bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra namun sulit untuk bertemu dengan lubang Daimoku Saddharma yang sukar untuk disebut. Surat Kepada Maceno-dono Goke Ama Goze
Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia
Keterangan halaman muka Bunga teratai, perlambang hukum sebab-akibat sesaat.
“
Tim dapur kensyu NSI. 31 Desember 2015. Dalam kenangan, sesepuh NSI Haris Lamuda (tengah, kemeja cokelat).
K
ura-kura bermata satu yang melihat arah timur sebagai barat dan memandang utara sebagai selatan mengumpamakan kita, umat manusia, yang berwajah cerdas dan berperilaku sebagai orang yang berprajna, tetapi memikirkan yang unggul sebagai yang rendah dan merasakan yang rendah sebagai sesuatu yang unggul.
Surat Kepada Maceno-dono Goke Ama Goze
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Perjanjian Menjadi Guru dan Murid Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 27-28 Juli 2019
Nammyohorengekyo,
Cendikiawan Buddhis Tiongkok yang terkenal, Agama Buddha terdiri dari Tientai, memusatkan sebuah berbagai aliran dan sekte. sekte yang menganut Menurut agama Buddha, ada Saddharmapundarikatiga pembagian waktu yang sutra. Karena waktu itu, digolongkan sesuai dengan Buddha Sakyamuni hanya Dharma yang diperuntukkan membabarkan ajaran bagi setiap masa. Kurun Saddharmapundarika-sutra waktu dari kemoksyaan selama 8 tahun, beliau belum Buddha Sakyamuni sempat memperinci ajaran sampai dengan 1000 tahun ini, sehingga pada akhirnya sesudahnya disebut sebagai Hukum Nammyohorengekyo masa Saddharma atau Syoho. diperinci oleh Tientai dan Periode selanjutnya (1000dipertegas oleh Buddha 2000 tahun setelah Buddha Niciren. Pada masa akhir meninggal) disebut sebagai dharma sekarang ini, masa Pratirupadharma atau ajaran agama Buddha yang Zoho. Kemudian, periode mempunyai kekuatan yang 2000 tahun setelah Buddha cukup untuk memungkinkan wafat dan seterusnya disebut umat manusia untuk sebagai Pascimadharma memunculkan jiwa Buddha atau Mappo (berakhirnya dan mengatasi kesulitan kekuatan-kekuatan dharma adalah ajaran yang terakhir yang lainnya kecuali dibabarkan (ajaran 8 tahun Saddharmapundarika-sutra). terakhir). Jadi, kita, orangAjaran Buddha Sakyamuni orang yang beragama selama 50 tahun tidak Buddha, harus menjalankan semuanya bisa kita pakai, kepercayaan yang selaras dan karena setiap ajaran beliau persis dengan pesan Buddha. memang sudah diperuntukkan Bila kita mengikuti metode untuk zaman manusianya dari ajaran yang lain, berarti masing-masing. kita sedang membengkokkan ajaran, hal mana akan
menjerumuskan kita ke dalam pemfitnahan Dharma. Dengan berkata demikian, Niciren Daisyonin bukannya memusuhi sekte-sekte lain. Namun, Buddha Niciren sebetulnya paling taat dengan ajaran Buddha Sakyamuni, sebab beliau tahu bahwa kita tidak akan mendapatkan manfaat apa pun bila kita hidup beragama Buddha tanpa menjalankan persis seperti yang diajarkan. Kalau kita membengkokan ajaran, kita akan masuk ke Neraka Avici, neraka dari ketiga dunia buruk (kelaparan, kebinatangan, dan neraka). Gosyo ini diberikan kepada seorang biksu dari Sekte Tientai, Sairenbo. Tientai adalah guru besar yang sudah mencapai kesadaran Buddha, beliau lah yang membagi garis waktu menjadi tiga bagian. Sairenbo sangat pintar, dan usianya diperkirakan lebih tua dari Buddha Niciren. Diperkirakan bahwa surat ini adalah balasan dari sebuah permohonan Sairenbo kepada Niciren Daisyonin agar Sairenbo diterima sebagai Samantabadra | September 2019
1
muridnya. Niciren Daisyonin menerimanya sebagai murid, dan kemudian menjelaskan tentang hubungan jodoh guru dan murid dalam perspektif atau pemaknaan agama Buddha. Kita sebaiknya merenungkan kembali, makna dari beragama Buddha Niciren Syosyu. Apakah beragama Buddha berarti kita sekedar sembahyang saja? Apakah kita beragama Nammyohorengekyo hanya karena tidak mau repot menjalankan pertapaan yang sukar? Bagaimana bisa, semangat kita yang menganut agama ini, terkadang kalah dengan orang-orang lain di masyarakat? Misalnya, semangat kita kalah dengan kelompok orang yang bertekad menghadapi dan melawan kanker. Seharusnya, semangat umat NSI bisa melebihi mereka. Ada satu hal yang kita lupakan dan tidak kita laksanakan, sehingga terlihat seolah kita tidak memiliki bibit-bibit yang unggul. Dari 28 bab yang ada dalam Saddharmapundarikasutra, kita diajarkan tentang cara-cara hidup yang benar berdasarkan kesadaran Buddha, sehingga kita bisa mempunyai kekuatan dalam menghadapi kesulian seharihari. Kita sangat beruntung bisa berjodoh dengan Nammyohorengekyo, karena guru kita, Niciren Daisyonin, telah membantu seluruh 2
Samantabadra | September 2019
umat manusia di dunia memahami fokus dari ke28 bab tersebut. Walaupun kita sudah menganut Hukum Nammyohorengekyo, bukan berarti kita tidak mungkin memfitnah dharma. Kalau kita masih memegang atau mencampuradukkan dharma lain di luar Saddharmapundarika-sutra pada masa Mappo, kita memfitnah dharma karena hanya Saddharmapundarikasutra yang tepat waktu, tepat guna, dan sesuai dengan bakat manusia masa ini. Untuk mendapat kurnia manfaat yang sebesar-sebesarnya, kita harus mengeakkan ajaran sesungguhnya dan mengesampingkan ajaran sementara (Syo Jiki Sya Hyoben). Agama tidak akan menghilangkan semua penderitaan kita. Orang yang beragama Buddha masih bisa terkena penyakit; bahkan Buddha Sakyamuni sendiri jatuh sakit. Mungkin dalam pemikiran kita, kita masih membayangkan bahwa seseorang yang sudah menjadi Buddha tidak akan meninggal. Sesungguhnya, hukum alam berlaku pada semua makhluk, semua orang, termasuk Buddha. Buddha Niciren selalu berkata bahwa beliau paling unggul karena Saddharmapundarika-sutra adalah raja dari semua sutra yang bisa membantu seluruh umat manusia untuk menjadi Buddha.
Ada beberapa cendikiawancendikiawan yang sudah merasa bahwa mereka sudah memahami dan melaksanakan Saddharmapundarika-sutra, tapi sebetulnya mereka baru melaksanakan kepercayaan dengan mulut, sementara Buddha Niciren yang berprajna sudah menjalankan dengan ketiga karma (karma badan, mulut, dan hati). Oleh karena itu, hanya Niciren Daisyonin yang menjalankan Saddharmapundarikasutra persis dengan yang digambarkan oleh Buddha Sakyamuni. Kita seringkali lengah atau kalah dengan suasana ketika kita menghadapi penderitaan dalam Syinjin kita. Saya selama menjadi Ketua Umum pun tidak pernah berhenti menghadapi kesulitan. Berbeda dengan kita, Niciren Daisyonin membanggakan dirinya karena beliau telah mengalami berbagai penganiayaan. Sebetulnya, indikator dari kekuatan kepercayaan seseorang adalah kesulitan yang ia hadapi. Dikatakan bahwa kita hendak menuju Gridhakuta (tanah yang suci, tempat di mana Buddha Sakyamuni membabarkan Saddharmapundarika-sutra). Kalau bertemu dengan Dai Gohonzon, orang mengibaratkannya seolah kita terjun ke Gridhakuta. Secara hukum kejiwaan, Gridhakuta dijelaskan sebagai
tanah Buddha. Namun Niciren Daisyonin menegaskan bahwa makna dari “menuju Gridhakuta� bukanlah menuju tempat tertentu. atau Tozan. Sesungguhnya maknanya adalah perwujudan jiwa Buddha setiap hari di hadapan Gohonzon, pagi dan sore ketika kita Gongyo dan Daimoku. Maka itu, sebaiknya kita mementingkan dan memastikan bahwa kita membaca sutra setiap pagi dan sore di rumah dan melaksanakan ajaran ini dengan baik. Itulah mana sesungguhnya dari Gridhakuta. Dengan tujuan untuk mencapai kesadaran, perbuatan kita harus sesuai dengan ajaran Buddha. Sebetulnya kita juga bisa mempunyai keunggulankeunggulan seperti orang yang sudah mencapai kesadaran Buddha, karena tidak ada perbedaan di antara Buddha dan kita. Buddha dan kita sama-sama manusia biasa. Perbedaannya adalah usaha pertapaan Buddha yang didasarkan dengan kesungguhan hati yang lebih jauh daripada kita, yang masih kerap mengutamakan kesenangan pribadi kita masing-masing. Sebetulnya, semuanya tergantung pada ketulusan kita dalam menjalankan syinjin. Menurut Buddha, pada zaman masa akhir dharma ini, sifat-sifat manusia menjadi jauh lebih buruk. Buddha Sakyamuni lahir waktu itu karena sudah mulai banyak
kekacauan di masyarakat; beliau memenuhi tugasnya untuk membimbing umat manusia sehingga mereka bisa kembali ke cara hidup yang baik dan benar, agar bisa merubah suasana kehidupan di masyarakat, keluarga, dan lingkungan lainnya. Tapi, pada zaman sekarang, beribuan tahun setelah Buddha moksya, kondisi manusia jauh lebih buruk lagi, terutama karena dikuasai oleh tiga racun: keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. Saya pernah mendengar berita tentang seorang anak yang membunuh ayah kandungnya karena masalah uang. Anak tersebut meminta uang dan ayahnya tidak mau memberikannya, sehingga ia ditusuk dengan pisau oleh anaknya sendiri. Pada momen itu, anak tersebut lupa dengan kebaikan-kebaikan dan budi ayahnya kepadanya. Anak itu telah dikuasai oleh emosi atau kemarahan. Meskipun demikian, ia baru menangis dan menyesal setelah ayahnya meninggal dunia; ia jadi memikirkan nasib adikadiknya yang masih muda. Maka, terjadilah sebuah perubahaan perasaan jiwa sang anak yang tadinya berada di dunia kemarahan menjadi dunia Bodhisatwa dan Buddha. Makna kebodohan bukan literal; orang yang bodoh tidak mengacu pada orang yang tidak teredukasi. Dalam konteks agama kita, seseorang bisa dikatakan
bodoh bila ia tidak bisa membedakan hal yang baik dengan hal yang tidak baik. Seseorang juga bisa dikatakan bodoh jika ia tetap melaksanakan cara-cara hidup yang buruk walau sudah mengetahui perbedaan antara perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. Dalam gosyo ini, Buddha Niciren Daisyonin mengatakan bahwa hanya dirinya yang merupakan guru yang sesungguhnya. Beliau tidak bermaksud menyombong dengan berkata demikian; justru beliau ingin menjelaskan ukuran dari seorang guru yang baik. Guru yang sejati adalah guru yang sepenuhnya menaati dan menjalankan ajaran selaras dengan petunjuk dari Buddha Sakyamuni. Karena sudah bertemu dengan guru yang baik, kita harus menjadi murid yang baik, sehingga bisa terwujud Sitei Funi. Si berarti guru dan Tei berarti murid. Si dan Tei merupakan kesatuan, dan ini adalah inti pokok dari gosyo bulan ini. Dalam hidup kita kali ini, sebetulnya rezeki kita yang paling utama adalah bertemu dengan guru yang paling tepat. Kita tidak perlu lagi ragu kepada Niciren Daisyonin. Menurut Buddha, di dalam perjalanan hidup ini, kita semua mengalami proses lahir, tua, sakit, dan mati. Tentunya, kita hanya ingin Samantabadra | September 2019
3
mengalami tahap lahir dan tua saja, tapi kita tidak mau sakit dan mati. Tapi, nyatanya, siklus kehidupan akan terus berjalan karena merupakan hukum alam. Saya pernah mendengar cerita dari umat Hindu bahwa salah satu rekannya telah meninggal karena ditabrak sebuah truk ketika sedang beribadah. Ini menimbulkan pertanyaan yang sangat penting karena seseorang yang sedang membereskan sesajen, yang sedang menjalankan upacara agama dan berbakti kepada Tuhan, dibiarkan meninggal. Kalau betul bahwa Tuhan mempunyai kekuatan yang begitu besar, kenapa Beliau tidak menahan truk ataupun orangnya? Jika sakit adalah penderitaan, kenapa Tuhan mendatangkan penyakit kepada kita? Kalau mati adalah duka, kenapa Tuhan tidak menghapuskannya? Ketika kita mulai menuntut sebuah agama, kita menempatkan agama pada posisi itu, bahwa agama bisa memecahkan segala masalah pribadi kita dan menjawab semua pertanyaan kita. Agama sesungguhnya tidak berada di posisi itu, karena penderitaan akan selalu datang pada kita. Penderitaan tidak hanya datang kepada kita ketika kita sakit; kita akan seringkali mengalaminya. Bahkan, ketika seorang bayi dilahirkan pun, ia menderita karena harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. 4
Samantabadra | September 2019
Berbagai agama mempunyai jawaban masingmasing tentang sumber dari penderitaan manusia. Agama Buddha Niciren Syosyu menjelaskan bahwa sumber penderitaan kita adalah keterikatan kita sendiri dengan kesulitan. Ada sesuatu yang bisa membuat kita menjadi lebih dari orang lain. Ada sesuatu yang bisa menjaga kita agar terlihat tetap menarik biarpun umur kita sudah tua. Bukan dengan operasi plastik, tapi dengan perasaan jiwa, sesuatu yang bebas dari biaya moneter. Kita bisa menjadi manusia yang unggul melalui usaha untuk menjalankan pertapaan agama Buddha. Untuk menjalankan pertapaan ini secara tepat dan taat, kita perlu menjalin hubungan guru dan murid yang tidak terpisahkan. Buddha berkata bahwa semua makhluk di alam semesta hidup dalam tiga masa: masa lampau, sekarang, dan akan datang. Untuk memahami ini, kita harus mempraktikkan moderasi agama agar kita menjalankan selaras dengan apa yang diajarkan Buddha dan tidak mencampuradukkan ajaran. Ketika memahami ini, kita harus menyingkirkan pikiran dari agama lain. Ketiga masa ini terus berkelanjutan; hari ini adalah lanjutan dari kemarin, esok hari adalah lanjutan dari hari ini. Sama halnya dengan kematian. Perjalanan dari
kemarin, hari ini, dan besok tetap berjalan, namun siklus tersebut berlanjut pada keadaan yang sunyata. Pada kehidupan kali ini, kita berjodoh dengan agama Niciren Syosyu dan bisa menerima Gohonzon bukan karena sekedar kebetulan. Agama ini tersebar ke Indonesia bukan merupakan hal yang kebetulan. Segala sesuatu yang terjadi pada masa sekarang tidak terjadi karena bertepatan dengan suatu keadaan, melainkan karena hubungan dengan perbuatan kita pada masa yang sudah berlalu. Dulu, kita pernah bertemu dengan Buddha Niciren dan mempunyai perasaan jiwa yang sama dengan beliau. Kalau perasaan jiwanya tidak sama, aliran perjalanan dari hukum yang gaib ini tidak akan menggetarkan jiwa kita. Dalam jiwa kita, ada gelombang-gelombang yang tidak terlihat. Agama Buddha mengajarkan bahwa semuanya terjadi karena adanya Syoho Jisso yang terdiri dari So (bagian wajah atau wujud dari manusia), Syo (bagian yang sunyata, seperti pikiran dan perasaan), dan TaI (inti hakekat, sekejap perasaan jiwa). Syoho berarti gejala/fenomena yang ada di lingkungan kita. Jisso berarti wajah sesungguhnya, yaitu sekejap perasaan jiwa kita. Jadi, apa pun yang terjadi dalam hidup kita sesuai dengan sekejap perasaan jiwa kita.
Untuk terus memegang ajaran ini sampai masa akan datang, kita pun harus menjaga dan memelihara hubungan guru dan murid dengan Niciren Daisyonin. Oleh karena itu, sebetulnya tidak cukup bagi kita untuk sekedar belajar Gosyo. Apabila kita mempunyai hubungan guru dan murid yang tidak terpisahkan, apa yang menjadi keinginan dan tugas guru, harus kita percayai dan laksanakan sepenuhnya. Dengan begitu, Funi (kesatuan) akan terwujud. Apa yang dikatakan Buddha dalam gosyo ini mungkin saktu waktu akan muncul di masyarakat. Kita bisa saja dipermasalahkan oleh sekte lain. Hal ini sudah pernah kita alami dulu. Suatu waktu, bila kita diserang sekte lain karena dianggap sudah merendahkan mereka, kita hendaknya mempertegas bahwa Buddha Niciren tidak pernah menghina sekte lain ataupun memojokkan mereka. Beliau hanya mengungkapkan kembali pesan dari Buddha Sakyamuni, yang mengatakan bahwa ajaran yang paling bermanfaat, berdaya guna, dan mempunyai kekuatan pada masa akhir dharma adalah Hukum Nammyohorengekyo. Ajaran lain tidak perlu dipakai lagi. Oleh karena itu, kita membengkokkan ajaran bila kita tidak menomorsatukan Saddharmapundarika-sutra. Niciren Daisyonin hanya menegaskan pesan dari
Buddha Sakyamuni; beliau menegakkan kebenaran, bukan beropini sendiri. Niciren Daisyonin mengingatkan agar kita tetap taat kepada pesan Buddha Sakyamuni. Kalau pertapaan kita tidak sesuai, maka manfaat atau hasil yang kita dapat pasti sangat minim. Pada tanggal 21 Oktober nanti, akan diselanggarakan pelantikan presiden untuk periode selanjutnya. Bapak Jokowi mengatakan bahwa ia ingin memimpin bangsa ini selama lima tahun kedepan dalam suasana yang rukun. Pada tanggal 20 Oktober, sehari sebelum pelantikan, NSI akan mengadakan gerak jalan dengan target partisipan sejumlah 4000 orang. Kita akan gerak jalan mengantarkan Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin untuk memimpin negara ini dalam suasana yang rukun dan memajukan Indonesia (dengan meningkatkan infrastruktur dan kualitas SDM, melakukan reformasi birokrasi, meningkatkan efisiensi APBN, dan memperluas investasi luar negeri). Maka, kita harus menciptakan atmosfer yang luar biasa. Seharusnya, agama ini tersebar dengan luas. Buddha Sakyamuni sendiri berkata bahwa Nammyohorengekyo akan tersebar dengan luas di seluruh Jambudwipa. Muridmurid yang dididik Buddha Sakyamuni sebanyak 6,000 butir pasir di Sungai Gangga.
Mungkin sekarang, jumlah umat Saddharmapundarikasutra belum mencapai jumlah tersebut karena wujudnya masih sunyata. Nanti, akan ada zamannya di mana wiharawihara NSI akan brejumlah ribuan di Indonesia. Rata-rata, perasaan jiwa kita masih sering berada di dalam ketiga dunia buruk (neraka, kelaparan, dan kebinatangan), maka kita terus-menerus menderita. Maka itu, hendaknya kita tidak menganggap hubungan guru dan murid sebagai sebuah urusan atau tanggung jawab organisasi NSI, karena hubungan sitei funi dijalin berdasarkan kepercayaan kita masing-masing. Buddha Niciren Daisyonin secara implisit berkata bahwa beliau lebih hebat dari Buddha Sakyamuni, jika dipandang dari kondisi mereka yang berbeda. Niciren Daisyonin lebih banyak menderita dalam kehidupannya. Buddha Sakyamuni tidak pernah cekcok, dan gangguangangguan yang pernah beliau alami hanya terbatas pada sebuah insiden dengan gajah mabok, kesakitan fisik karena kakinya ditindih batu besar, dan kelaparan selama 90 hari. Buddha Sakyamuni tidak pernah ditebas samurai, diasingkan ke pulau, dan dianiaya seekstrim dan sesering Buddha Niciren Daisyonin. Dengan mempertimbangkan kondisi demikian, sebetulnya Niciren Daisyonin lebih Samantabadra | September 2019
5
unggul karena bisa mengatasi berbagai penderitaan. Semua yang dialami Buddha Niciren Daisyonin sesuai dengan nubuat tentang pelaksana yang sejati di dalam Saddharmapundarika-sutra. Sebetulnya semua orang yang menjalankan ajaran ini pasti akan menghadapi tiga musuh besar, yang merupakan rintanganrintangan untuk membuktikan bahwa kita sungguhsungguh mempercayai dan mempertahankan Nammyohorengekyo. Saya mengabdi pada guru pokok kita, Buddha Niciren, sebab saya hanya mempunyai hubungan sitai funi dengan beliau. Apabila kita beragama Buddha, kita menganut ajaran dan menjalankan pertapaan bukan atas dasar kebiasaan atau suruhan, melainkan karena keinginan dan kesadaran diri kita sendiri untuk menjadi Buddha. Karena kita ingin menjadi Buddha, kita harus menjalankan pertapaan penyebarluasan Nammyohroengekyo dan berusaha membahagiakan orang lain. Ada beberapa umat kita yang terserang penyakitpenyakit ganas seperti kanker, tapi semangat mereka tidak terkalahkan, sebab mereka masih menyimpan icinen untuk menjalankan syinjin. Ketulusan mereka terbukti dalam kerajinan mereka mengikuti pertemuan, latihan kesenian, dan sebagainya. 6
Samantabadra | September 2019
Dengan begitu, mereka merombak sifat jiwa mereka; sebab-sebab yang mereka buat akan menjadi akibat pada masa akan datang. Mereka mulai mengubah gaya hidup dan pola makan, sehingga proses pemulihan mereka berjalan dengan lancar. Begitu pun halnya dengan kejiwaan. Sebetulnya, dalam perjalanan hidup, manusia akan terus menciptakan kebiasaan. Sayangnya, kita lebih banyak membuat kebiasaan yang buruk daripada kebiasaan yang baik. Walaupun begitu, kita yang sudah mengenal Nammyohorengekyo bisa menghentikan kecenderungan buruk kita. Kebiasaankebiasaan yang baik akan menjadi karma yang baik, dan sebaliknya kebiasaankebiasaan yang buruk akan menjadi karma yang buruk yang nantinya akan membuat kita menderita. Ajaran sebelum Saddharmapundarikasutra mengajarkan proses pertapaan yang sangat panjang, sampai mencakup 52 tingkat. Ajaran sementara mengajarkan bahwa umat manusia perlu melalui 52 tingkat pertapaan untuk mencapai kesadaran Buddha. Di tengah perjalanan tersebut, tidak ada jaminan bahwa seseorang tidak akan jatuh ke tingkat pertapaan yang lebih rendah. Tapi, kita sangat beruntung karena diberikan cara langsung untuk mencapai
kesadaran Buddha. Asalkan kita sepenuhnya menjalankan Nammyohorengekyo, kesadaran Buddha kita pasti bisa muncul. Kita sudah bertemu ajaran yang paling bagus. Jika umpamanya hukum ini tidak dipercaya, tidak dihayati, kualitas kita tidak akan lebih bagus dari orang Buddhis dari sekte lain maupun orang dari agama lain. Buddha menjelaskan bahwa kehidupan kita penuh dengan penderitaan dan kebahagiaan. Dengan begitu, kita dihadapi dengan dua pilihan: untuk mendasarkan fondasi hidup dengan kesadaran atau kesesatan. Apabila perasaan jiwa kita dilandasi kesadaran, kita akan menjalankan kebiasaankebiasaan hidup yang baik dan akhirnya memperoleh kebahagiaan sebagai hasil. Namun, apabila perasaan jiwa kita terus dikuasai kesesatan, maka kita akan membuat karma-karma buruk, yang akhirnya akan memperoleh penderitaan sebagai akibat. Oleh karena itu, sesungguhnya perasaan jiwa kita sendiri lah yang menentukan masa depan kita, bukan kekuatan luar. Melalui pertapaan agama Buddha, mari kita berjuang untuk menata perasaan jiwa kita agar selalu berada pada dunia kesadaran, sehingga kesadaran bisa menjadi sumber dari segala karma mulut, hati, dan badan kita. ***
ceramah gosyo
Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Perjanjian Menjadi Guru dan Murid Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI, 27-28 Juli 2019
Nammyohorengekyo,
Dulu, diperlukan perjuangan yang besar untuk berGosyo ini diberikan ketemu Buddha. Sekarang, wapada Sairenbo, seorang laupun beliau sudah moksya, biksu dari sekte Tientai yang jiwa raga Niciren Daisyonin sangat memahami hukum tetap bersemayam dalam agama Buddha. Surat aslinya Gohonzon, yang mana bisa sudah tidak ada lagi. Pertakita temui setiap saat secara ma-tama, Niciren Daisyonin mudah. Kita harus berterima menyatakan penghargaan kasih, karena maitri karuna atas sumbangan yang diteri- Niciren Daisyonin sangat ma, dan selanjutnya membesar, mewujudkan Dai berikan balasan atas pertan- Gohonzon, agar semua umat yaan-pertanyaan Sairenbo. bisa memunculkan Dunia Dari awal gosyo, Niciren Buddha. Daisyonin mengingatkan keSairenbo juga menpada Sairenbo untuk berhati- girim barang-barang ke hati bila berkunjung pada Pulau Sado, di mana Nicisore hari. Dari kalimat ini, ren Daisyonin melalui kita bisa melihat bahwa Nici- hukum pembuangannya. ren Daisyonin sangat memKita bisa melihat kesungperhatikan murid-muridnya. guhan hati Sairenbo yang Beliau ingin menerima lebih mementingkan Buddha kunjungan Sairenbo, tapi di ketimbang keselamatannya samping beliau juga menjaga sendiri, sebab ia dengan tukewaspadaan kepadanya, lus mempersembahkan dana karena keadaan pada waktu paramita kepada Buddha. itu masih berbahaya; tidakMaknanya, kita sebaiknya lah mudah untuk bertemu meniru Sairenbo yang sedengan Niciren Daisyonin. lalu ingin memunculkan jiwa
Buddha dan mengutamakan Buddha. Sairenbo juga menyampaikan kegembiraannya karena sudah menerima dan mempertahankan kepercayaan kepada Saddharmapundarika-sutra. Ia membuktikan bahwa kepercayaan seseorang tidak tergantung pada seberapa lamanya ia menjadi penganut. Umat baru yang berkeinginan untuk percaya, mengerti, dan mempelajari Dharma, sekali pun gosyogosyo yang mendalam, pasti mampu melaksanakannya. Sebaliknya, umat lama yang tidak mau atau lalai mempelajari dan melaksanakan ajaran ini tidak akan bisa membuktikan kurnia kebajikan dari Gohonzon. Walaupun Sairenbo baru menjadi murid Niciren Daisyonin pada waktu itu, ia bisa merasakan adanya ikatan jodoh guru dan murid. Kegembiraan Sairenbo tidak terkatakan. Samantabadra | September 2019
7
Sairenbo kagum melihat sikap Buddha yang sesungguhnya dari Niciren Daisyonin, yang tidak lupa dengan Dharma walaupun Beliau sedang dalam kesulitan. Sikap ini lah yang harus kita pelajari. Ketika kita mengalami kesulitan, terkadang kita langsung menyerah dan bahkan menjadi tidak konsisten dalam menjalankan ajaran Buddha. Tetapi, Niciren Daisyonin mempunyai sikap yang tidak sedemikian rupa, dan ini memicu Sairenbo untuk bertekad menjadi murid beliau, maka terjadi hubungan jodoh antara guru dan murid yang sesungguhnya. Niciren Daisyonin mengatakan bahwa orang yang sudah percaya kepada Saddharmapundarika-sutra tidak perlu lagi mendalami pertapaan dalam ajaran Tientai. Ketika kita percaya pada Nammyohorengekyo yang bisa membuka jiwa Buddha kita, sebetulnya kita sudah mencapai tingkat Myokaku. Jadi, kita tidak perlu lagi menjalankan pertapaan yang bertahap. Sairenbo baru menjalankan hati kepercayaan pada Saddharmapundarika-sutra selama dua bulan, namun Niciren Daisyonin sudah bisa menerimanya sebagai murid. Padahal, Sairenbo juga sedang menjalankan hukuman di Pulau Sado, hal 8
Samantabadra | September 2019
mana berarti dirinya pernah melaksanakan pelanggaran atau kesalahan. Meskipun demikian, Niciren Daisyonin tidak melihat kedudukannya. Siapa pun bisa menjadi murid Niciren Daisyonin dan siapa pun bisa mencapai kesadaran Buddha. Oleh karena itu, Sairenbo sangat bergembira dalam menjalankan hati kepercayaannya. Kalau kita merenungkan kepercayaan kita, sebenarnya kita sering lupa untuk bersyukur. Meskipun kita menjalankan Gongyo dan Daimoku setiap hari, seringkali kita lupa berterima kasih padahal sudah menerima Gohonzon dan menyebut Nammyohorengekyo. Mungkin karena kita sudah lama menganut ajaran ini, kita menjadi terbiasa, sehingga rasa syukur tidak terpikirkan oleh kita. Hendaknya, kita tidak hanya sekedar bersyukur saja, tapi membuktikannya dengan pelaksanaan hati kepercayaan kita yang sesuai dengan ajaran Niciren Daisyonin. Kita bisa lahir di masa Pascimadharma dan bertemu dengan ajaran Nammyohorengekyo yang agung karena karma masa lampau kita. Pada kehidupan masa lampau, kita pernah berjanji untuk menjalankan tugas sebagai Bodhisatwa yang muncul dari bumi. Oleh sebab itu,
kita yang sudah berjodoh dengan Saddharmapundarika-sutra dan bertahan sampai sekarang seyogyanya menjalankan hati kepercayaan dengan badan, mulut, dan hati, sebagai pokok dasar dari Syinjin. Pada masa yang keruh ini, kita harus bisa membedakan guru yang sesat dengan yang baik, sebab sekarang Raja Iblis Surga Keenam telah merasuki orang arif. Iblis bisa merasuk jiwa seseorang dan menguasai jiwa tersebut sepenuhnya karena ada kelengahan dari orang itu sendiri, yaitu onsitsu: rasa marah, benci, dan iri hati. Jika seseorang dirasuki oleh Raja Iblis Surga Keenam, biasanya ia tidak menyadarinya. Ia akan berpikir bahwa ia selalu benar, bahwa ia paling pintar. Iblis tersebut akan membangkitkan keinginan dan sumber kesenangan kita, sehingga akhirnya kita merendahkan dan menghina Saddharmapundarika dan pelaksanapelaksananya. Terlebih lagi, Iblis Surga Keenam bisa berbentuk penyakit. Kalau kita lengah, kita bisa kalah dengan suasana. Pengaruh buruk bisa datang dari orang sekeliling kita, yang dapat memberi dampak negatif pada perbuatan dan tingkah laku kita. Bila seseorang “satu rumah� dengan orang yang buruk,
maka pasti, dengan berjalannya waktu, ia bisa menjadi orang yang buruk juga. Lama-lama, keburukan ini bisa tersebar ke seluruh dunia. Bangkitkanlah hati kepercayaan untuk meneguhkan diri dari akucisyiki (pengaruh yang buruk), yaitu orangorang yang menghalangi kita dari pencapaian kesadaran. Ada beberapa umat kita yang sudah mengalami penyakit-penyakit yang ganas, tapi ada beberapa yang masih mengikuti kegiatan NSI sampai sekarang. Kita harus mencontoh dari mereka, dalam hal menghadapi Raja Iblis Surga Keenam. Saddharmapundarikasutra adalah ajaran yang terunggul di antara berbagai hukum dan sutra lainnya, karena menjelaskan bahwa semua umat mempunyai jiwa Buddha. Meskipun dikatakan seperti itu dalam petuah emas Buddha Sakyamuni, banyak guru yang sesat yang menempatkan Saddharmapundarika-sutra pada kedudukan kedua dan ketiga. Sesungguhnya, guru dan murid yang sesat akan membengkokan ajaran Sang Buddha, menjalankan berdasarkan pemahaman mereka sendiri sebagai manusia biasa. Guru yang membabarkan Myohorengekyo sebagai sebab jodoh akan memenuhi tugasnya untuk membimb-
ing umat manusia menuju jalan kebijakan. Guru yang sejati tidak akan mengajarkan hal-hal yang tidak tertera di dalam ajaran sang buddha. Banyak orang yang merasa dirinya sudah menjadi pertapa Saddharmapundarika-sutra yang unggul karena seolah-olah merasa dirinya sudah menjalankan dan menguasai Saddharmapundarikasutra, tetapi sebenarnya mereka melupakan dasar pokok dari ajaran ini, yaitu menyebarluaskan Nammyohorengekyo demi kebahagiaan umat manusia. Guru yang sejati tidak akan mempunyai rasa keegoisan sedikit pun untuk mengutamakan kepentingannya sendiri. Niciren Daisyonin adalah satu-satunya guru yang sesungguhnya, karena pelaksanaan beliau sesuai dengan apa yang dibabarkan dalam Saddharmapundarikasutra. Sairenbo telah menganut ajaran dari Sekte Tientai dan menjadi biksu, tapi ketika bertemu Buddha Niciren Daisyonin, ia didorong untuk membuang ajaran sementara dan menjalankan hukum agama Buddha yang sebenarnya. Hal ini bukan berarti sebagian kata-kata Buddha tidak benar, tapi kita harus menjadikan ajaran sementara sebagai pengantar dari Saddharmapundarika-sutra. Kita bisa bertemu dengan
Buddha Niciren dan mengikuti susunan NSI karena kita memiliki jodoh antara guru dan murid. Itu harus kita camkan, sebab menerima dan mempertahankan ajaran, Syoku Syin Jobutsu, serta menyebarluaskan Dharma adalah tugas kita sebagai Bodhisatwa yang muncul dari bumi. Kalau dasar jiwa kita adalah kegembiraan, kita bisa menerima keadaan sebagaimana adanya, bahwa semuanya melalui proses sebab-akibat. Di mana pun kita berada, maupun kita berada di tanah yang kotor atau tanah yang suci, asalkan hati kita dilandasi dengan dunia Buddha, maka tanah itu menjadi tempat yang suci. Sebaliknya, kalau kita terikat dengan perasaan jiwa yang penuh kebencian, dan iri hati, penderitaan kita tidak akan ada habisnya. Kita sudah berjodoh dengan guru yang welas asih dalam membimbing umat, yang bahkan menganggap bahwa kesulitan umatnya adalah kesulitan beliau, dan kesulitan beliau adalah kesulitan beliau sendiri. Hendaknya, kita mementingkan tugas kita dan bersatu hati dengan sesama umat untuk mewujudkan kesadaran dan mencapai kegembiraan. ***
Samantabadra | September 2019
9
liputan
Audiensi Ketua Umum NSI dengan Ketua Umum DPR RI
Pembahasan RUU KUHP
S
enin, 22/7/2019, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja diundang menjadi perwakilan dari unsur agama Buddha untuk beraudiensi dengan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Audiensi tersebut membahas mengenai penyempurnaan draft Rancangan Undang-Undang Kitab Umum Hukum Pidana (RUU KUHP) yang terus dilakukan. Selain Ketua Umum NSI yang masuk dalam Koalisi Advokasi Kemerdekaan Beragama atau Berkeyakinan dari berbagai organisasi kemasyarakatan. Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pratiwi Febny (LBH Jakarta), Muhammad Rasyid Ridha (LBH Jakarta), Siti Aminah (ILRC), Pdt Penrad Siagian (Paritas Initiative), Peter Lesmana (MATAKIN), Trisno Raharjo (Muham10
Samantabadra | September 2019
madiyah), RM Agustinus Heri Wibowo (KWI) dan Pdt Lokka (PGI). Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo memastikan masih terbuka ruang penyempurnaan terhadap pasal-pasal penghinaan agama dalam RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Mengingat pembahasan RUU KUHP antara DPR RI dengan pemerintah masih terus berjalan di tahap akhir. Berbagai masukan dari kelompok masyarakat, khususnya dari cendekiawan dan organisasi keagamaan masih sangat diperlukan. Ketua DPR RI itu mengungkapkan bahwa pengesahan revisi KUHP itu penting bagi kelangsungan perkembangan hukum di Indonesia. Menurutnya revisi KUHP ini bersifat terbuka dan teliti dalam pembahasannya. Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Bamsoet ini sejalan dengan semangat Koalisi Advokasi Kemerdekaan
Beragama atau Berkeyakinan, bahwa KUHP merupakan citra peradaban sebuah bangsa yang harus sesuai dengan prinsip hak asasi manusia dan politik pemidanaan internasional. Karenanya, penyempurnaan RUU KUHP akan terus dilakukan hingga akhirnya bisa tuntas 100 persen untuk disahkan menjelang DPR RI periode 2014-2019 berakhir pada September 2019. Dalam pertemuan tersebut, Koalisi Advokasi Kemerdekaan Beragama atau Berkeyakinan menyampaikan berbagai masukan. Antara lain mengganti kata ‘penghinaan’ dengan ‘hasutan untuk menyebarkan, menyiarkan kebencian, dengan maksud melakukan kekerasan, atau diskriminasi’. Serta mengganti judul Bab VII RUU KUHP yang menyebut ‘Tindak Pidana Terhadap Agama dan Kehidupan Beragama’, agar tidak terjadi multitafsir yang menyebabkan agama menjadi
subjek hukum. Karenanya, mantan Ketua Komisi III DPR RI ini menyampaikan, berbagai masukan tertulis lainnya dari Koalisi Advokasi Kemerdekaan Beragama atau Berkeyakinan akan diteruskan ke Komisi III DPR RI. Sehingga, KUHP yang dihasilkan bisa sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia dan bisa menjawab berbagai persoalan serta memberikan kepastian hukum kepada masyarakat. Ketua Umum dalam forum tersebut mengungkapkan beberapa tanggapannya, bahwa dengan tegas menyatakan tokoh Agama menolak jika KUHP ikut mengatur Agama, kepercayaan atau keyakinan. Seharusnya agama tidak dapat menjadi subyek hukum. Subyek hukum yang perlu dilindungi adalah penganut agamanya, bukan agama itu sendiri. Sebagai sebuah konsep, menempatkan agama sebagai subyek hukum problematis karena ia tidak dapat mewakili dirinya sendiri di proses hukum. Karena pada dasarnya memang tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkanuntuk menyebarkan hasutan, menyiarkan kebencian dengan maksud melakukan kekerasan, atau diskriminasi atas dasar agama atau kepercayaan atau keyakinan. Agama tidak ada yang jelek, agama tidak ada yang mengajarkan tidak baik. Namun, saat ini Agama tidak menunjukkan kekuatan yang sebenarya dari Agama. Sehingga negara turut serta melindungi agama yang diatur dalam KUHP.
Oleh karena itu dalam kondisi apapun yang terjadi di masyarakat, kontruksi berpikir ini yang harus dibangun ketika kita ingin membangun sebuah suasana damai, suasana yang baik rukun, karena agama tidak pernah mengajarkan kita tidak rukun Jadi mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing komunitas itu untuk menjaga kemurnian dan juga kesucian agama yang diyakini. Oleh karena itu Moderasi Agama yakni mengembalikan kemurnian agama sebagaimana memang tertuang pada kitab suci masing-masing. Bahwa penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memosisikan pada posisi yang sebenarnya, makan akanterjadi kekacauan. Kesimpulan dari pertemuan adalah Lembaga-Lembaga Keumatan (Agama) dan Lembaga Kemasyarakatan meminta penundaan pengesahan RUU KUHP dan membuka ruang dialog kembali dengan Lembaga Keumatan (Agama) dan Lembaga Kemasyarakatan.
Beberapa argumentasi yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pada Asas Legalitas multitafsir, juga beberapa rumusan lain padahal KUHP harus tegas dan tidak membuka ruang tafsir lain. 2. Selama proses pembahasan pada tahun 2018 - 2019 Lembaga-Lembaga Keumatan (Agama) dan Lembaga Kemasyarakatan tidak disertakan untuk melakukan pembahasan, terutama dalam pasal-pasal delik agama. 3. Banyak persoalan kontoversial yang perlu dilakukan percakapan antara lain; - Penghinaan terhadap presiden yang telah dicabut oleh keputusan MK - Delik Kesusilaan - Tindak Pidana Khusus (Korupsi, HAM berat) Tindak Pidana Mati Ketentuan Penutup Ketentuan Peralihan. 4. Seluruh ketentuan dalam KUHP ke depan akan memiliki dampak besar pada masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan masalah pemidanaan. 5. Pembahasan dan usaha pengesahan RUU KUHP lebih pada kepentingan politik bukan pada substansi hukum. Referensi : http://www.dpr.go.id/berita/detail/ id/25370/t/Penyempurnaan+RUU+KUH P+Terus+Dilakukan https://news.detik.com/ berita/d-4635414/ketua-dpr-terimamasukan-soal-pasal-penghinaan-agama-di-ruu-kuhp
Samantabadra | September 2019
11
Kegiatan Crash Program NSI
Pelatihan Relawan NSI Pendamping Pasien Kanker
P
ada tanggal 26-28 Juli 2019, Parisadha Buddha Dahrma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) sudah melaksanakan kegiatan Crash Program hasil dari Pesamuan Kerja Pimpinan Nasional yang disepakati pada bulan Maret 2019 yang lalu, yaitu program kerja yang mana NSI bekerja sama dengan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) untuk memberikan pembinaan dan pelatihan pada relawanrelawan NSI sehingga relawan pendamping kanker dari NSI menjadi tenaga ahli dan sumber daya manusia yang berkemampuan untuk menjadi pendamping penderita kanker. YKPI yang berdiri sejak tahun 2003 merupakan suatu yayasan nirlaba yang didirikan oleh survivors kanker payuda12
Samantabadra | September 2019
tenaga relawan dan tenaga medis yang sukses memiliki kemampuan untuk membangun hubungan dan mendukung pasien kanker payudara dalam mengatasi penyakitnya.“YKPI mengadakan pelatihan ini karena para pengurus YKPI rata-rata survival di Indonesia, saat kami didiagnosa terkena kanker, banyak orang yang menginginkan menjadi pendamping kami, tapi ternyata dalam kedatangannya itu ra, dokter bedah onkology dan atau setelah para pendamping relawan peduli kanker payuda- pulang kita sebagai yang terkera dengan tujuan sebagai mitra na kanker malah merasa dunia pemerintah mendukung upaya kita makin sempit, kami meramenurunkan akan kanker sa terpojok, dan kami merasa payudara stadium lanjut. Pela- semakin tidak ada kepastian tihan Relawan Pendamping karena komunikasinya yang Pasien Kanker Payudara yang tidak tepat, psikologinya tidak diadakan oleh YKPI ini merupas,� paparnya. pakan angkatan ke V/2019, Mantan Menteri Negara dilaksanakan di London School Pemberdayaan Perempuan of Public Relation (LPSR) dan Perlindungan Anak Redengan mengikutsertakan 69 publik Indonesia pada Kabipeserta terdiri para bidan, per- net Indonesia Bersatu II dan awat, dan masyarakat umum mantan ketua umum Kongres sebagai pilar dasar kesehatan Wanita Indonesia (Kowani) primer dan pihak yang terkait. Ibu Linda Amalia Sari Gumelar selaku Ketua YKPI mengatakan dalam pembukaan yang diadakan pada pagi hari tanggal 26 Juli, bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah unTim relawan pendamping pasien kanker tuk melatih dan menjadi para NSI mengunjungi salah satu pasien.
periode 2004-2009 berharap agar relawan yang lulus dalam pelatihan ini nantinya sadar akan peran dan tanggung jawabnya sebagai relawan pendukung, dapat membangun hubungan dan berkemampuan dalam berkomunikasi dengan pasien, mengerti akan emosi dan perasaan dari pasien mengenai kanker payudara sehingga dapat berkomunikasi secara efektif, mengerti dampak emosional dari kanker payudara dan dapat memberikan pendapat strategis yang positif dalam mengatasi penyakitnya, mengerti segala sudut pandang dari kanker payudara, diagnosis dan perawatan, mengerti dan menghargai perbedaan budaya yang ada dalam suku sang pasien dan pengerti proses rehabilitasi. Umat NSI yang pada kesempatan pelatihan kali ini mengikutsertakan 9 Ibu-ibu NSI yang menjadi peserta pelatihan yakni Oey Rita Bahar, Lissjie, Juliantini, Elly Johan, Mariawati Setiawan, Chong Lie Tjin, Monita Njiauw, Etti dan Chairani. Dalam kegiatan pelatihan ini umat NSI menjalani rangkaian kegiatan mulai mendapatkan teori dan penjelasan dari pakarnya, diskusi kelompok, role play hingga ujian tertulis. Peserta juga diberikan materi tentang bagaimana mereka dapat menjadi pendamping yang baik. Materi-materi yang diberikan antara lain pengetahuan dasar tentang kanker payudara, cara berkomunikasi dengan penderita kanker yang benar, dan membaca psikologi penderita kanker. Spesifikasi
kegiatan pelatihan ini, selain modul-modul yang didapat dari para pembimbing, peserta pelatihan akan mendapat assesment yang layak untuk disertifikasi. Materi Pelatihan meliputi: - General knowledge of Breast Cancer, Diagnosis and treatment; - Emotional Impact of Breast Cancer and Cultural Sensitivity; - Building relationship & communication skill; - Counselling Technique; - Focus grup discussion; - Ujian untuk sertifikasi.
fikat bertaraf Internasional TUV Rheinland setelah dapat melewati test yang diberikan, para peserta setelah pelatihan harus memberikan laporan pendampingan pada 3 tahun mendatang untuk membuktikan bahwa para peserta menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dari pelatihan ini dan akan diasakan evaluasi bagi para pendamping yang telah mendapatkan sertifikat. Relawan NSI yang sudah mendapatkan pelatihan sebagai pendamping penderita kanker diharapkan siap mendampingi tidak hanya umat NSI yang terkena penyakit kanker, namun siap mendampingi penderita kankPeserta pelatihan angkaer lainnya yang membutuhkan tan ke V tahun 2019 ini terdiri pelayanan relawan dan usaha dari peserta yang berasal dari untuk bependamping kanker. Jakarta, Ambon, Surabaya, Kiranya kegiatan ini dapat Medan dan Semarang. menjadikan anggota NSI semaSertifikat yang dikeluarkan dalam pelatihan ini bagi peser- kin bersemangat dalam syinjin dan berkesadaran Buddha ta yang lulus pelatiha juga diakui oleh Reach to Recovery sehingga selalu menjadi ZenciInternational dan Rumah Sakit syiki (jodoh baik) bagi lingkungan sekitar kita. Semangat Kanker Dharmais, dan setiap berdanaparamita untuk tujuan 3 tahun YKPI bersama TUV membahagian banyak orang Rheinland akan melakukan evaluasi bagi para pendamping hendaknya dapat dijaga, untuk yang telah mendapatkan serti- memajukan diri sendiri, orang lain dan susunan NSI. fikat. Nantinya para lulusan pelatihan pendamping ini pada Dengan begitu, barulah kita dapat memperoleh manfaat waktu bertugas pendampingan diharapkan mampu mensesungguhnya dari percaya kepada Hukum Nammyojawab pertanyaan dari para horengekyo ini dan kita mampasien dengan pengetahuan dari pelatihan ini, jika ada yang pu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia tidak diketahui itu, bisa di tampung dulu, lalu ditanyakan yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emopada dokter yang merawat sional, maupun kualitas intelepasien tersebut. Selain itu para peserta yang ktualnya. *** lulus akan mendapatkan sertiSamantabadra | September 2019
13
Ketua Umum NSI Menjadi Narasumber "The Biggest Talkshow in Surabaya"
K
amis, 08 Agustus 2019, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja, diundang menjadi salah satu Narasumber dalam kegiatan The Biggest Talk Show in Surabaya. The Biggest Talk Show merupakan acara rutin 3 tahun sekali yang diselenggarakan Vihara Buddhayana Dharmavira Center (BDC) Surabaya. Jika pada tahun 2016 lalu The Biggest Talk Show mengupas tuntas Delapan Jalan Utama, pada tahun ini akan mengupas kehidupan manusia dari lahir sampai meninggal dalam tema besar Kemerdekaan Bathin, Kemerdekaan Kita, 14
Samantabadra | September 2019
materi dengan tema “Kemerdekaan Indonesia: Bhinneka Tunggal Ika” (Praktik Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perspektif Agama Buddha Niciren Syosyu). Beberapa point-pont pembahasan tersebut yakni:
Memahami Makna Agama Agama Untuk Mewujudkan Perdamaian (Menyelesaikan Masalah) Karena kemunculan suatu agama itu adalah satu kemunculan dimana situasi itu adalah tidak baik, dalam bahasa sansekerta a itu “tidak” dan gama itu “kacau”jadi agama itu adalah suatu kemunculan ketika suasana kacau. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada Kemerdekaan Indonesia. Acara ini digelar selama 8 hari, suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik tanggal 4 – 11 Agustus 2019 antar agama. Semua agama di Aula Dhammasala lantai 3, punya konsep ketuhanannya Vihara BDC, Jln. Panjang Jiwo masing-masing yang menuju Permai 44, Surabaya. Seluruh pada satu titik temu, yaitu acara ini dilaksanakan pada malam hari mulai pukul 18.00 – kemanusiaan/ kebahagiaan/ 21.00 dan terbuka untuk umum perdamaian. Agama tidak pernah konflik, tapi agama serta gratis tidak dipungut sering disalahgunakan, biaya. sering dibonceng,sering Dalam memaparkan diperalat untuk kepentinganpenjelasannya di sesi kepentingan lain. Tidak diskusi ini, Ketua Umum NSI ada satu agama-pun yang dipanelkan dengan Prof. Dr. mengajarkan konflik. Oleh KH. Said Aqil Siraq (Ketua karena itu agama harus PBNU). Ketua Umum NSI dijadikan sumber kekuatan. memberikan penjelasan yang Kalau ada pihak yang konstruktif dan proporsional menjadikan agama sebagai serta berpandangan sebagai sumber kekacauan, sumber seorang Buddhis. Dalam konflik artinya mereka tidak kesempatan ini Mpu Suhadi menghayati dan mengamalkan Sendjaja menyampaikan
ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Praktik Bhinneka Tunggal Ika Dalam Perspektif Agama Buddha Niciren Syosyu Menginternalisasikan nilai hakiki yang diajarkan oleh Buddha dalam diri setiap umat Buddha: “Mai Ji Sa Ze Nen. I Ga Ryo Shujo. Toku Nyu Mu-Jo Do. Soku Joju Busshin”. “Hal Ini Adalah Pikiranku Senantiasa, Bagaimana Aku Dapat Membuat Seluruh Makhluk Hidup Memperoleh Jalan Menuju “Jalan Teragung” dan Cepat Memperoleh Kesadaran Buddha.” Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta = Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. Esyo Fu Ni (Manusia dengan Lingkungan Bukan Dua, Saling Memengaruhi- Badan dan Bayangan). “apabila sebuah kapal dikemudikan oleh juru mudi yang tidak terampil, maka akan mendatangkan kerugian bagi jiwa seluruh penumpang. Sama halnya, sekalipun seseorang memiliki tenaga fisik yang kuat, jika semangatnya lemah, bagaimana pun banyak keistimewaan tidak akan ada gunanya.” Semangat di sini adalah semangat beragama. Harus menjadikan ajaran agama/ dharma/hukum buddha/kesadaran sebagai landasan dalam seluruh aspek kehidupan.
Mengarusutamakan Moderasi Agama (1)selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem; (2) berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. (Sumber:https://kbbi.web.id/ moderat) Benar-benar menjalankan Agama sesuai hakikat sesungguhnya dari ajaran agama tersebut.
ada aku di dalam dirimu. Aku ada karena kau ada, kau ada karena aku ada (sebuah sinergi yang harmonis). Bukan saling meniadakan tetapi saling memberdayakan sehingga dengan demikian perdamaian pasti terwujud. Maka dari itu, peran tokoh agama/ lintas agama harus selalu terus membangun Spiritual keagaman, melestarikan, dan mengimplementasikan semangat kebangsaan, Agar Bisa memahami ajaran cinta tanah air, berbangsa agama, maka perlu melakukan dan bernegara agar tercipta Literasi. Tidak hanya Literasi kehidupan yang harmonis terhadap teks tertulis, tetapi dalam hidup bermasyarakat, juga terhadap “teks” hidup berbangsa dan bernegara . yang terdapat di lingkungan Kegiatan yang alam semesta sehari-hari. berlangsung selama 8 hari itu Literasi Agama Menjadi menghadirkan delapan pokok Kunci dalam Mewujudkan bahasan kehidupan sebagai Praktik Bhinneka Tunggal manusia akan dikupas tuntas Ika Dalam Kemerdekaan oleh delapan pembicara. Indonesia. Mereka adalah para tokoh nasional yang mempunyai Mewujudkan perdamaian kapasistas di bidangnya dunia di kalangan masyarakat masing-masing. Selain Ketua beragama dengan toleransi Umum NSI, ada 7 tokoh yang saja tidaklah cukup. Karena menjadi pembicara dalam masih menyisakan jarak dan kegaiatan tersebut ,yaitu : kadar toleransi bisa berkurang. Andrie Wongso (motivator), Kita harus melihat bahwa Melly Kiong (praktisi, kita semua adalah saudara. konsultan keluarga), Soedomo Memang berbeda suku, Mergonoto (Pebisnis Kapal berbeda adat, berbeda adat Api Group), Arief Harsono istiadat dan agama. Tetapi (Samator Group), Prof. Dr. KH. kita semua bersaudara. Kita Said Aqil Siraq (Ketua PBNU), harus menerima sepenuhnya Sudhamek, AWS (Garuda keberadaan dari agama lain Group), YM. Nyanabandhu seperti di dalam satu keluarga (Bhikkhu Sagin) dan YA. besar. Kita harus sadar bahwa Viriyanadi Mahathera (Ketua karena kamu adalah aku. pembina Yayasan BDC). *** Ada kesadaran dan tindakan yang mewujudkan bahwa ada kamu di dalam diriku dan Samantabadra | September 2019
15
Toleransi terus digaungkan berbagai pihak sebagai dasar menjaga persatuan. Hal itu tampak pada talk show di Vihara Buddhayana Dharmawira Center (BDC) Kamis malam (8/8). Dialog kebangsaan tersebut membahas upaya-upaya untuk menjaga nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika. Talk show itu digelar setiap hari mulai 4–11 Agustus. Saban hari ada pembicara dan tema berbeda yang disajikan. Kemarin (9/8) topik utama yang dibahas adalah Bhinneka Tunggal Ika. Dua pembicara mengisi diskusi dan pemaparan ke publik tersebut selama dua jam. Yakni, Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketua Parisadha Buddha Dharma 16
Samantabadra | September 2019
Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja. Kyai Said menceritakan sejarah panjang Islam di Indonesia. Mulai keruntuhan kerajaan non-Islam hingga konsep keberagaman yang terbentuk di Indonesia. ’’Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan. Itu terbukti saat kerajaan Islam muncul tanpa ada peperangan sama sekali,’’ ucapnya di hadapan lebih dari 100 peserta yang hadir. Dia juga menyinggung pembentukan teks Pancasila. Menurut dia, saat perumusan tersebut, ada salah satu pasal yang diganti. Sebab, pasal itu dianggap terlalu memihak salah satu agama. Karena itu, umat agama lainnya merasa keberatan. ’’Setelah
konsultasi dengan ulama Hasyim Asyari, akhirnya pasal tersebut diganti,’’ katanya. Said mengatakan, yang menjadi pemecah belah sebetulnya bukan keberagaman di Indonesia. ’’Justru dari situlah keragaman muncul sebagai pemersatu,’’ jelasnya. Sementara itu, Suhadi juga menyinggung persaudaraan yang terbentuk di masyarakat. Ikatan tersebut merupakan jaminan untuk keberlangsungan bangsa. ’’Yang perlu diingat, kita ini negara besar, Negara Kesatuan Republik Indonesia,’’ ujarnya. Dalam kesempatan itu, seluruh peserta juga berdoa bersama untuk KH Maimoen Zubair yang wafat pada Selasa (6/8) di Makkah, Arab Saudi. Prosesi tersebut dipimpin langsung oleh Bhante Viriyanadi Mahathera. Sumber: https://www.jawapos.com/surabaya/10/08/2019/said-aqil-dan-suhadi-sendjaja-ajak-umat-jaga-bhinneka-tunggalika/
Ketua Umum NSI Menjadi Narasumber "Pancasila Dasar Negara dalam Dharma Kontekstual"
S
abtu, 10 Agustus 2019, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja menjadi Narasumber Diskusi Terbuka dengan “Pancasila Dasar Negara dalam Dharma Kontekstual” yang diselenggarakan oleh Institut Nagarjuna di Kantor Pusat NSI, Jalan Minangkabau No.23A-25, Manggarai, Jakarta. Ketua Umum NSI memberikan penjelasan yang konstruktif dan proporsional serta berpandangan sebagai seorang Buddhis. Beberapa point-pont pembahasan tersebut yakni: - Pancasila terdiri dari 5 sila yang pertama harus kita sangat pahami bahwa kelima sila ini adalah satu kesatuan. Sila pertama harus mnejadi landasan. Begitu juga tanpa adanya Sila pertama pancasila, maka tidak akan ada jiwa nya. Bung Karno menggali nilai-nilai ini di tengah-tengah masyarakan Indonesia, ditengah-tengah masyarakat banyak kearifan yang sudah mengakar, sehingga lahirlah Pancasila. Satu catatan bahwa Negara Indonesia bukanlah negara agama, tetapi memposisikan agama sebagai pedoman untuk menyelenggarakan negara dan pemerintahan. Kita meletakkan agama sebagai dasar untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. -
Pancasila harus dilihat secara utuh, tidak bisa secara terpisah0pisah karena Pancasila adalah satu kesatuan badan. Namun dalam kesatuan ini terdapat 5 hal yang merupakan jiwa dari Indonesia. Serupa dengan jiwa manusia, hubungan Dharma dengan Pancasila bahwa Ketuhanan agama Buddha adalah Trikaya yang Ekakaya. Ekakaya yang Trikaya, yakni Nirmanakaya, Sambhogakaya, dan Dharmakaya.
-
Fungsi sila pertama memiliki peran layaknya Dharmakaya (Ketuhanan yang maha Esa), yang menyatukan/mengikat sila-sila yang lainnya.Sila pertama yakni agama. Harus menjadikan ajaran agama/ dharma/hukum buddha/kesadaran sebagai landasan dalam seluruh aspek kehidupan. Kemunculan Agama ada karena dimana situasi itu adalah tidak baik, dalam bahasa sansekerta a itu “tidak” dan gama itu “kacau” jadi agama itu adalah suatu kemunculan ketika suasana kacau. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik antar agama. Agama tidak pernah konflik, tapi agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,
Samantabadra | September 2019
17
sering diperalat untuk kepentingan-kepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan konflik. Oleh karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan. Kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. -
Sila kedua itu output dari pengamalan dari sila pertama. Semua agama punya konsep ketuhanannya masing-masing yang menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian.
-
Sila ketiga adalah pengamalan dari sila pertama dan sila kedua secara komperhensif.
-
Sila keempat adalah teknis dasar menyelenggarakan negara kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan. Hikmah kebijaksanaan itu tidak akan muncul jika tanpa dasar landasan dunia Buddha. Pemikiran dan kearifan dari agam Buddha, begitupun pada dagam lain. Sehingga ada kekuatan spritual yang menlandasi perasaan jiwa yang baik sehingga dalam menyelenggarakan negara juga bisa berlandaskan hikmah kebijaksanaan.
-
Sila kelima yakni, Keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam agama Buddha kebahagiaan mutlak adalah mencapai kesadaran Buddha. Dengan membahagiakan orang lain, maka kita juga membahagiakan diri sendiri.
-
Praktik Pancasila Dasar Negara dalam Dharma Kontekstual Dalam Perspektif Agama Buddha Niciren Syosyu, yakni :Menginternalisasikan nilai hakiki yang diajarkan oleh Buddha dalam diri setiap umat Buddha:
“Mai Ji Sa Ze Nen. I Ga Ryo Shujo. Toku Nyu Mu-Jo Do. Soku Joju Busshin”. “Hal Ini Adalah Pikiranku Senantiasa, Bagaimana Aku Dapat Membuat Seluruh Makhluk Hidup Memperoleh Jalan Menuju “Jalan Teragung” dan Cepat Memperoleh Kesadaran Buddha.” Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta = Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. -
Mengarusutamakan Moderasi Beragama Moderasi = Moderat, (1)selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem; (2)berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. Kita harus benar-benar menjalankan Agama sesuai hakikat sesungguhnya dari ajaran agama tersebut. Agama Sendiri Sesungguhnya Sudah Moderat. Agar Bisa memahami ajaran agama, maka perlu melakukan Literasi. Tidak hanya Literasi terhadap teks tertulis, tetapi juga terhadap “teks” hidup yang terdapat di lingkungan alam semesta sehari-hari. Mengembangkan Kemampuan Avalokitesvara. Literasi Agama Menjadi Kunci dalam Mewujudkan Praktik Bhinneka Tunggal Ika Dalam Kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 14.30 hingga pukul 17.30 berlangsung lancar, dan terlihat antusias peserta dalam mendengarkan pembekalan yang diberikan oleh narasumber. Selain Ketua Umum NSI, ada 2 narasumber yang juga hadir dalam diskusi tersebut yakni : Sdr. Adi Kurniawan, M.Si (Tenaga Ahli BPIP, Direktur Idiologi Politik NCBI) dan Bapak William Kwan (Direktur Institut Pluralisme Indonesia). Kiranya kegiatan diskusi ini semakin menyadarkan kita bahwa penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya agama hadir untuk membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa.*** 18
Samantabadra | September 2019
Ketua Umum NSI Menjadi Narasumber FGD dan Uji Sahih ke-2 Buku Pengarusutamaan Moderasi Beragama
S
enin, 22 Juli 2019, bertempat di Hotel Aryaduta Jakarta, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama (MPU) Suhadi Sendjaja menjadi Narasumber perwakilan dari Agama Buddha dalam FGD dan Uji Sahih ke-2 Buku Pengarusutamaan Moderasi Beragama yang dimaksudkan untuk menerima masukan dari para tokoh, agamawan, dan akademisi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Puslitbang Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama yang mengundang peserta sejumlah tokoh agama, akademisi, perwakilan LIPI dan Ombudsman dan instansi terkait yang berasal dari MUI, PGI, NSI, MATAKIN, Wahid Institute, Gusdurian Network Indonesia, Staf Khusus Presiden Indonesia, Muhammdiyah, PHDI, akademisi UIN Bandung, serta Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan. Ketua Umum NSI memberikan masukan dengan berpandangan sebagai seorang Buddhis. Dalam forum tersebut juga disampaikan mengenai Spiritual, keagaman, berbangsa dan bernegara dalam mengamalkan ajaran agama. Dalam Kesempatan ini MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan beberapa point-pont pembahasan yakni: 1. Buku induk ini sudah cukup baik karena pada dasarnya ajaran agama itu sendiri sudah moderat. Moderasi = Moderat yang dalam KBBI artinya selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem; berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah. Yakni artinya, benar-benar menjalankan Agama sesuai hakikat sesungguhnya dari ajaran agama tersebut. 2. Ajaran agama berisi pengetahuan dan kearifan yang bisa menengahi semua Masalah serta upaya yang kuat juga dari semua komunitas dengan meneguhkan literasi kepada umat. Agar Bisa memahami ajaran agama, maka perlu melakukan Literasi. Tidak hanya Literasi terhadap teks tertulis, tetapi juga terhadap “teks� hidup yang terdapat di lingkungan alam semesta sehari-hari. Literasi Agama Menjadi Kunci dalam Mewujudkan Praktik Bhinneka Tunggal Ika Dalam Kemerdekaan Indonesia. 3. Dengan buku induk ini agar lebih memperkuat konsep yang sudah ada. Dengan moderasi agama yakni mengembalikan kemurnian agama sebagaimana memang tertuang pada kitab suci masing-masing. Sila pertama pancasila menjadi kunci bagi siapnya bangsa ini. Agama hadir untuk mengatasi berbagai masalah di dunia, bukan justru sebaliknya kehadiran agama pada hakikatnya adalah untuk membuat dunia tidak kacau. 4. Agama perlu dipahami dan dihayati dan perlu diamalkan sehingga tampak manfaatnya dalam kehidupan kemanusiaan. Penghayatan ajaran agama lah yang harus
Samantabadra | September 2019
19
menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memosisikan pada posisi yang sebenarnya maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian dalam agama Buddha adalah menyadari hukum sebab-akibat dan menjaga keselarasan serta keseimbangan di dalam kehidupan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Menteri Agama RI, Bapak Lukman Saiffudin. Menteri Agama dalam memberikan tanggapannya meminta kepada tim penulis agar buku judul buku tersebut disederhanakan menjadi Buku Moderasi Beragama. Sejumlah narasinya juga perlu disederhanakan untuk memudahkan pemahaman pembaca dan masyarakat luas. Buku ini dimaksudkan sebagai rujukan moderasi beragama. Menag juga menghimbau hindari pengunaan kata-kata yang terlalu akademis. Gunakan kata kata yang populer. Sebab buku ini nantinya bakal menjadi acuan bagi seluruh kementerian dan lembaga. Menag berpesan agar isi Buku Moderasi Beragama dapat dijelaskan secara detail, misalnya tentang mengapa moderasi beragama bukan moderasi agama, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di kemudian hari. “Yang kita moderasi itu dalam makna tidak berlebihan dan ekstrim yaitu dengan memahami ajaran agama dan mengamalkannya. Nah ini perlu penjelasan bagamaina cara kita beragama, bukan pada agamanya. Sebab esensi semua agama pada hakikatnya memanusiakan manusia,� kata Menag. Menag juga menambahkan perlunya ulasan bahwa beragama itu hakikatnya berindonesia dan berindonesia hakikatnya beragama. Penjelasan tentang tenggang rasa juga penting karena sangat relevan dengan konteks moderasi beragama. Tujuan utama acara ini ialah memperoleh masukan-masukan, saran-saran dari narasumber/ akademisi, delegasi lembaga keagamaan, dan perwakilan ormas. Dalam rangka affirmative action dari Menag untuk moderasi beragama dan pengarustamaan moderasi kehadiran buku ini menjadi penting untuk bangsa dan umat. Buku moderasi beragama akan menjadi outcome dari unit masing-masing eselon satu di Kemenag dan akan ada perbaikan dari buku putih menjadi buku induk, revisi penguatan dan implementasi di Bab 4 serta dimasukkan pengalaman empirik ada dari fakta multikultural yang ada di Indonesia. *** Referensi: https://jpp.go.id/humaniora/sosial-budaya/334991-kemenag-gelar-uji-sahih-ke-2-buku-moderasi-beragama
20
Samantabadra | September 2019
Gosyo Kensyu
Latar Belakang
S
urat ini ditulis pada tanggal 26 bulan 3 tahun 1279 (Koan ke2) dan diberikan kepada istri Maceno Rokuro Zaemon Nyudo. Sebutan Goke Ama ( janda) menunjukkan bahwa suaminya, Rokuro Zaemon Nyudo, telah meninggal dunia. Mengenai tanggal meninggalnya, ada yang mengatakan pada bulan 11 tahun 1278 (Koan ke-1), satu tahun sebelum surat ini ditulis, tetapi sesungguhnya tidaklah jelas. Apakah surat dari Niciren Daisyonin yang diterima oleh Goke Ama hanya surat ini saja, atau seperti perkiraan lainnya, menerima dua atau tiga surat lainnya, sulit dipastikan. Surat ini merupakan balasan atas berbagai sumbangan Goke Ama kepada Niciren Daisyonin di Minobu. Tetapi, seperti yang tertulis pada akhir surat ini, “Walaupun Anda belum pernah bertemu dengan Saya, Anda telah berkali-kali
mengirim utusan untuk mengunjungi Saya. Meskipun tidak mengetahui arti peristiwa ini, sungguh merupakan sesuatu yang amat gaib’, dapatlah diperkirakan bahwa Goke Ama belum pernah bertemu dengan Niciren Daisyonin sekalipun telah menyumbang berbagai sumbangan kepada Beliau. OIeh karena itu, sumbangan dikirimkan lewat utusan, sedang Goke Ama sendiri belum pernah datang ke Gunung Minobu. Sumbangan yang penuh dengan kesungguhan hati ini diterima Niciren Daisyonin dengan amat gembira, sehingga Beliau mengutip perumpamaan Kura-kura Bermata Satu untuk menunjukkan betapa agungnya karunia kebajikan menyumbang kepada Pelaksana Saddharmapundarika-sutra masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Bulan 3 tahun 1279 (Koan ke-2) masih merupakan masa bencana alam yang Samantabadra | September 2019
21
ajaran
Surat Balasan kepada Maceno-dono Ama Goze
berkelanjutan. Semenjak musim gugur hingga musim dingin tahun Koan-1 telah terjadi bencana kelaparan yang sulit dilukiskan. Di dalam Surat Balasan kepada Ueno Dono yang ditulis pada tanggal 12 bulan 10 tahun Koan-1 dikatakan, “Pada tahun yang lalu dan juga tahun ini di negeri ini berjangkit wabah penyakit menular. Orang yang meninggal bagaikan pohon yang tumbang dilanda angin besar, atau rumput yang tertimbun salju yang bertumpuk. Kelihatannya seakanakan tidak ada satupun yang tertinggal. Pada bulan 8 dan 9 terjadi angin besar, seluruh negeri Jepang tidak memperoleh hasil bumi. Ribuan rakyat sukar melewati musim dingin. Bencana ini jauh lebih hebat daripada yang pernah terjadi pada tahun Kanki dan Syoga yang telah lalu. Tak kurang daripada itu� (Gosyo, hal. 1552). Dengan demikian, dapatlah dibayangkan betapa sengsaranya keadaan pada waktu itu. Meskipun berada dalam keadaan seperti itu, sikap Niciren Daisyonin yang dengan teguh dan gagah memimpin perjuangan melestarikan Hukum untuk selamalamanya, benar-benar merupakan sikap yang mulia sebagai Buddha Pokok Masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Maka, kesungguhan hati Goke Ama dalam mempersembahkan sumbangan selama berkali-kali dipuji Niciren Daisyonin sebagai sesuatu yang amat berharga seperti kura-kura bermata satu yang bertemu dengan kayu terapung. Isi surat ini pertama-tama mengutip kalimat Bab Pelaksanaan yang Tenang dan Menyenangkan Saddharmapundarika-sutra untuk menjelaskan bahwa di dalam negara yang tak terhingga, Saddharmapundarikasutra ini, sekalipun hanya namanya 22
Samantabadra | September 2019
saja, sulit untuk didengar. Hal ini diumpamakan seperti sukarnya kurakura bermata satu bertemu dengan kayu terapung. Selanjutnya, adalah lebih sulit lagi untuk bertemu dengan Hukum Buddha Tri Maha Dharma Sakti dari Niciren Daisyonin, yang merupakan Saddharmapundarika-sutra masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Oleh karena itu, walaupun Niciren Daisyonin telah muncul sebagai Buddha Pokok Masa Pascimadharma (Akhir Dharma), seluruh orang di Jepang tidak dapat mempercayai-Nya, bahkan seluruh negara menentang dan memusnahkan. Akan tetapi, justru semakin dilanda oleh kesulitan atau penganiayaan semakin memperkokoh keyakinan Beliau sebagai Buddha Pokok Masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Hal tersebut tertulis dalam kutipan “OIeh karena itu, air mata kegembiraan tergenang di kedua pelupuk mata, seluruh tubuh dipenuhi dengan luapan kegembiraan�. Selanjutnya, surat ini diakhiri dengan pujian dan penghargaan terhadap kesungguhan hati Goke Ama yang telah menyumbang Niciren Daisyonin seperti itu. Kita sekarang dapat bertemu dan percaya kepada Gohonzon dari Tri Maha Dharma Sakti, karena memiliki jodoh yang dalam dan tebal. Sebagai penghargaan terhadap rejeki yang luar biasa ini, timbul rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan bertekad hati untuk membalas tudi, sehingga menyebut Daimoku dengan sungguh hati dan menjalankan kosenrufu untuk seterusnya.
Isi Gosyo
D
i dalam Bab Pelaksanaan yang Tenang dan Menyenangkan Bab ke-14 rol ke-5 Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “Wahai Manjusri, di dalam negara yang tidak terhingga, bahkan nama Saddharmapundarika-sutra ini saja pun tidak dapat didengar.â€? Kalimat Sutra ini bermakna sebagai berikut. Kita, umat manusia, hidup berputarputar dalam Triloka dan Samsara (Enam Dunia); pada suatu saat dilahirkan di Dunia Surga; pada saat yang lain dilahirkan di Dunia Kemanusiaan; suatu ketika dilahirkan di Dunia Neraka dan pada saat yang lain dilahirkan di Dunia Kelaparan; pada suatu saat dilahirkan di Dunia Kebinatangan, dan lain sebagainya. Demikianlah dilahirkan di suatu negara-negara yang tidak terhingga, sehingga penderitaan pun tidak terhitung banyaknya, begitu pula kesenangan; tetapi tidak sekalipun pernah dilahirkan di Negara Saddharmapundarika-sutra. Walaupun dikatakan kadang-kadang dilahirkan di negara Saddharmapundarika-sutra, tidak pernah ada yang menyebut Nammyohorengekyo. Diri sendiri dalam mimpi saja tidak menyebut Nammyohorengekyo, jangankan mendengar orang lain menyebutnya. Buddha Sakyamuni mengumpamakan sulitnya umat manusia bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra dengan sukarnya kura-kura bermata satu menemukan kayu cendana merah terapung yang berlubang di tengahnya. Artinya, ada seekor binatang yang dinamakan kura-kura yang berdiam di dasar lautan besar sedalam 80.000 yojana. Kura-kura itu tidak mempunyai tangan dan kaki, serta tidak memiliki sirip. Perutnya panas seperti besi yang membara, sedangkan tempurung punggungnya dingin seperti gunung salju. Kehendak yang didambakan kura-kura ini sepanjang siang dan malam, pagi dan sore, serta perkataan yang biasa diucapkan mulutnya setiap kejap adalah mendinginkan perut yang panas dan menghangatkan punggung yang dingin. Pohon cendana merah disebut Kayu Suci, sama dengan orang arif di antara umat manusia. Pohon-pohon lain adalah kayu biasa, dapat dipersamakan dengan manusia biasa yang bodoh. Pohon cendana merah ini merupakan kayu yang dapat mendinginkan perut sang kurakura, oleh karena itu sang kura-kura amat mendambakan untuk dapat menaiki kayu itu dan meletakkan perutnya di lubang tersebut agar perutnya dingin dan tempurung punggungnya hangat kena cahaya matahari. Akan tetapi, sesuai dengan teori hukum alam, kura-kura itu hanya dapat muncul dari dasar lautan dengan kedalaman 80.000 yojana sekali saja dalam seribu tahun. Seandainya telah muncul ke permukaan pun, sukar sekali untuk bertemu dengan kayu ini. Lautan sedemikian luas tanpa batas, sedangkan sang kura-kura amatlah kecil. Terlebih lagi, jarang sekali ada kayu yang terapung. Mungkin dapat berjumpa dengan kayu terapung lainnya, tetapi belum tentu dapat bertemu dengan kayu cendana merah yang terapung. Apalagi bertemu dengan kayu cendana berlubang yang sesuai dengan ukuran perut kura-kura, sukar sekali. Kalau lubang itu terlalu besar, badannya akan tenggelam, sehingga tentu tidak dapat menghangatkan tempurung punggungnya. Lagi pula, siapakah yang dapat menolong mengangkatnya ke atas? Sebaliknya, kalau lubang itu terlalu kecil, maka akan tenggelam ke dalam lautan luas karenĐ° disapu ombak. Samantabadra | September 2019
23
Bahkan, seandainya terjadi keajaiban sehingga dapat bertemu dengan kayu cendana terapung yang berlubang, karena matanya hanya satu dan juling, kura-kura akan melihat kayu terapung yang mengalir ke arah barat sebagai mengalir ke arah timur, sehingga semakin cepat ia berenang mengejarnya untuk cepat-cepat menaikinya, akan semakin jauh dari kayu terapung tersebut. Begitupun, aliran ke timur akan dilihatnya mengalir ke arah barat, demikian pula dengan arah selatan dan utarĐ°. Meskipun jarak dengan kayu terapung tersebut tidak jauh, tetap tidak dapat didekati. Dengan demikian, Buddha Sakyamuni membabarkan bahwa meskipun telah melalui masa yang amat panjang selama kalpa yang tidak terbatas dan tidak terhingga, kura-kura bermata satu sukar menemukan kayu cendana terapung yang berlubang. Melalui perumpamaan ini Buddha Sakyamuni menggambarkan betapa sulitnya dapat bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra. Haruslah diketahui, sekalipun telah bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra, namun sulit untuk bertemu dengan lubang Daimoku Saddharma yang sukar untuk disebut. Di sini, lautan besar diumpamakan sebagai penderitaan hidup dan mati, kura-kura diumpamakan sebagai kita, umat manusia. Kura-kura yang tidak mempunyai tangan dan kaki diumpamakan sebagai badan kita, manusia biasa yang tidak mengandung akar kebaikan. Perut yang panas mengumpamakan neraka panas dan kemarahan yang didasari kebencian. Punggung yang dingin mengumpamakan delapan neraka dingin dan hawa nafsu manusia biasa. Kura-kura yang berada di dasar lautan selama seribu tahun mengumpamakan keadaan kita yang terjatuh ke dalam Tiga Dunia Buruk dan selamanya tidak dapat muncul ke atas. Mengapung ke permukaan laut sebanyak sekali dalam seribu tahun mengumpamakan bahwa, meskipun dari Tiga Dunia Buruk dapat terlahir sebagai manusia sebanyak sekali selama kalpa yang tak terbatas, sulit sekali untuk bertemu dengan Buddha Sakyamuni yang terlahir di dunia ini. Yang dimaksud dengan mudah bertemu dengan kayu terapung selain kayu cendana, seperti cemara atau pinus dan sulit bertemu dengan kayu cendana, adalah mudah untuk bertemu dengan sutra-sutra lain selain Saddharmapundarika-sutra tetapi sulit bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra. Meskipun bertemu dengan kayu cendana tetapi sulit menemukan lubang yang cocok ukurannya, mengumpamakan bahwa walau telah bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra, tetapi sulit untuk menyebut kelima huruf Nammyohorengekyo yang merupakan inti pokok Saddharmapundarika-sutra. Kura-kura bermata satu yang melihat arah timur sebagai barat dan memandang utara sebagai selatan mengumpamakan kita, umat manusia, yang berwajah cerdas dan berperilaku sebagai orang yang berprajna, tetapi memikirkan yang unggul sebagai yang rendah dan merasakan yang rendah sebagai sesuatu yang unggul; Hukum yang tidak berguna untuk mencapai kesadaran Buddha dilihat sebagai Hukum yang berguna, sedang Hukum yang tidak tepat dengan akar bakat umat manusia dianggap sebagai Hukum yang cocok. Hal ini terlihat dalam pandangan bahwa Syingon lebih unggul dan Saddharmapundarika-sutra lebih rendah; Syingon sesuai dengan akar bakat umat manusia, sedang Saddharmapundarika-sutra tidak. Selanjutnya, marilah kita memikirkan hal-hal yang Saya ajarkan sampai di sini. Meskipun Buddha Sakyamuni muncul di India dan telah membabarkan ajaran suci dalam seumur hidup Beliau, tetapi baru membabarkan Saddharmapundarika-sutra setelah berlalu 43 tahun. Selama 8 tahun terakhir seluruh umat telah menerima dan percaya Saddharmapundarika24
Samantabadra | September 2019
sutra seperti permata Cintamani. Namun demikian, karena negara Jepang dan India terpisah sejauh 200.000 mil oleh lautan dan pegunungan, maka tidak pernah mendengar nama Saddharmapundarika-sutra. Setelah berlalu 1.200 tahun lebih semenjak kemoksyaan Buddha Sakyamuni, Saddharmapundarika-sutra telah menyeberang ke Tiongkok, tetapi masih belum tersebar di Jepang. Setelah berlalu 1.500 tahun semenjak kemoksyaan Sang Buddha, pada masa Kaisar Kimmei, Kaisar ke-30, untuk pertarna kalinya agama Buddha tersebar ke Jepang dari negara Korea. Dan juga, sejak Putra Mahkota Syotoku menerima ajaran Buddha dari Tiongkok sampai sekarang telah berlalu 700 tahun lebih. Saddharmapundarika-sutra dan sutra-sutra lainnya telah tersebar dari lapisan teratas, yakni Kaisar hingga yang terbawah, rakyat jelata. Orang yang memiliki hati akan mempertahankan satu bagian atau delapan rol Saddharmapundarikasutra, atau satu rol atau satu bab sebagai budi bakti kepada orang tua. Oleh karena itu, orangorang beranggapan bahwa mereka telah mempertahankan Saddharmapundarika-sutra. Tetapi sebenarnya hingga saat ini siapapun tidak pernah menyebut Nammyohorengekyo. Hal mana seakan-akan percaya Saddharmapundarika-sutra, tetapi sesungguhnya tidak percaya kepadanya. Hal ini persis seperti kura-kura bermata satu yang meskipun telah bertemu dengan kayu cendana suci yang sulit dijumpai, tetapi masih tidak dapat memasukkan perutnya ke dalam lubang. Tidak ada artinya bila tidak dapat memasukkan perutnya ke dalam kayu terapung, karena langsung akan tenggelam ke dasar lautan luas. Setelah 700 tahun tersebarnya Hukum Buddha di Negara kita, Saddharmapundarikasutra telah tersebarluas. Ada yang membaca Saddharmapundarika-sutra, ada yang membabarkannya, ada yang menyumbang dan ada pula yang mempertahankannya; jumlah mereka melebihi rumpun bambu, alang-alang, padi dan alang-alang air. Akan tetapi, tak seorang pun menganjurkan untuk menyebut Nammyohorengekyo sama seperti menganjurkan untuk menyebut judul nama Buddha Amitabha. Menyebut seluruh sutra dan nama seluruh Buddha tanpa Saddharmapundarika-sutra, sama seperti bertemu dengan kayu pohon biasa. Karena jika bukan kayu cendana, tidak dapat mendinginkan perut kura-kura; jika bukan matahari, tidak dapat menghangatkan tempurung punggungnya. Ajaran-ajaran lain hanya menyenangkan mata dan menggembirakan hati, tetapi tidak ada bukti sesungguhnya. Hal ini persis seperti berbunga tanpa menghasilkan buah, hanya ada kata-kata tetapi tak ada fungsi nyatanya. Hanya Saya, Niciren, seorang diri di negeri Jepang ini memulai untuk menyebut Daimoku Nammyohorengekyo. Semenjak musim panas di tahun Kenco ke-5 yang lalu hingga sekarang, selama 20 tahun lebih, yang telah menyebut Daimoku Nammyohorengekyo siang dan malam, pagi dan sore, hanya Niciren seorang diri. Sebaliknya sejumlah besar orang, ribuan dan puluhan ribu, menyebut Nembuce. Bagi Niciren, tidak ada orang yang mendukung di belakang. Orang yang percaya Nembuce mempunyai pelindung dan orang dari kalangan bangsawan. Namun demikian, raungan singa akan menghilangkan suara seluruh hewan lainnya. Hanya dengan melihat bayangan harimau, anjing akan ketakutan. Bila matahari terbit di ufuk timur, cahaya puluhan ribu bintang akan musnah dalam bentuk apapun. Dengan demikian, di tempat tidak ada Saddharmapundarika-sutra, Nembuce dapat membanggakan diri dan Samantabadra | September 2019
25
mengobarkan semangatnya, tetapi dengan dikumandangkannya Nammyohorengekyo, sama seperti singa yang dibandingkan dengan anjing, lingkaran matahari dibandingkan dengan sinar bintang. Sebagai contoh, burung rajawali tidak dapat disamakan dengan burung kuau. Karena keempat kelompok umat iri terhadap Niciren, mereka dan lapisan atas sampai bawah semua membenci Niciren. Para penghasut dan pemfitnah penuh di negeri ini, demikian pula orang licik banyak di tempat ini. Oleh karena itu, Nembuce yang rendah diambil dan Daimoku Nammyohorengekyo yang unggul dibenci. Hal ini sama seperti mengunggulkan anjing dan merendahkan singa atau mengunggulkan bintang dan merendahkan matahari; demikian penghinaan yang dilontarkan. Dengan demikian, di dalam masyarakat nama buruk Niciren sebagai orang yang berpandangan sesat dapat disebarkan, sedemikian mudah dapat dihasut, difitnah, direndahkan serta diejek, sehingga mendapat penganiayaan pedang dan tongkat atau mendapat hukuman pembuangan berkali-kali. Hal ini sama sekali tidak berbeda dengan keadaan pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang dijelaskan dalam Bab Penegakkan, jilid ke-5 Saddharmapundarika-sutra. Oleh karena itu, air mata kegembiraan tergenang di kedua pelupuk mata, seluruh tubuh dipenuhi dengan luapan kegembiraan. Kehidupan di Minobu amatlah sulit, pakaian yang menutup badan tidaklah mencukupi dan makanan untuk mempertahankan jiwa sedikit. Sama seperti ketika Su Wu ditangkap di Negara Fu, mempertahankan jiwa dengan memakan salju, sama seperti ketika Po I menyembunyikan diri di Gunung Shou, yang mempertahankan badannya dengan memakan warabi (sejenis rumput). Di Gunung Minobu ini, kalau bukan ibu-ayah, siapakah yang sudi berkunjung? Kalau bukan karena perlindungan Triratna, dapatkah Saya mempertahankan jiwa sekejap atau satu hari? Walaupun Anda belum pernah bertemu dengan Saya, Anda berkali-kali telah mengirim utusan untuk mengunjungi Saya. Bagaimanapun artinya, sungguh dirasakan sebagai sesuatu yang amat gaib! Dalam Bab Dharma Duta jilid ke-4 Saddharmapundarika-sutra, dikatakan bahwa Buddha Sakyamuni akan merasuk ke dalam badan manusia biasa untuk menyumbang kepada pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Apakah Buddha Sakyamuni, telah masuk ke badan Anda? Atau mungkin juga ini merupakan perwujudan timbunan akar kebaikan Ama Goze di masa lampau? Wanita yang disebut sebagai Putri Naga dapat mencapai kesadaran dalam Saddharmapundarika-sutra, sehingga ia berprasetya untuk menjaga dan melindungi wanita yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra di masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Sesungguhnyalah Anda merupakan orang yang berjodoh dengannya, alangkah agungnya. Tahun ko-an ke-2 bulan 3 tanggal 26 Surat balasan kepada Maceno Dono Goke Ama Goze Tertanda, Niciren
26
Samantabadra | September 2019
Kutipan Gosyo MENGENAI KURA-KURA BERMATA SATU
B
agian ini, di samping mengutip kalimat Bab Pelaksanaan yang Tenang dan Menyenangkan yang menerangkan betapa sulitnya umat manusia bertemu Hukum Sakti pada waktu yang tepat, juga mengambil perumpamaan kura-kura bermata satu untuk menerangkan betapa sukarnya umat manusia untuk dapat menyebut Nammyohorengekyo. Kisah kura-kura bermata satu terdapat dalam Bab Kisah Raja Subavyuha, bab ke27 Saddharmapundarika-sutra. “Sangat sulit untuk menyembah dan bertemu dengan Buddha, Seperti bunga Udumbara atau kura-kura bermata satu bertemu dengan kayu terapung yang berlubang” Kalimat ini diterangkan Mahaguru Miaolo dalam Catatan Hokke Mongu ke-10, “Di dalam Sutra dikatakan bahwa, bila perumpamaan kura-kura bermata satu disimpulkan dari sudut kenyataan, maka hanya mengumpamakan kesukaran untuk bertemu saja. Tetapi dalam pelaksanaan pada umumnya, kedua mata kura-kura ini bisa melihat. Oleh karena itu, yang dikatakan satu mata adalah penglihatannya tidak benar. Jadi, berada dalam lautan hidup mati merupakan pandangan sesat. Oleh karena itu, walau seandainya dapat bertemu kayu terapung Hukum Buddha, sukar bertemu dengan lubang sesungguhnya yang tepat”. Penjelasan kalimat sutra ini menerangkan betapa sulitnya untuk bertemu dengan Hukum Buddha. Niciren Daisyonin mempertegas kalimat ini bahwa bertemu dengan
Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti merupakan hal tersulit di antara yang sulit. Oleh karena itu, dalam Surat Balasan kepada Syijo Kingo dikatakan, “Menerima adalah mudah, mempertahankan adalah sulit. Tetapi pencapaian kesadaran Buddha terdapat dalam “mempertahankan” (Gosyo, hal. 1.136). Bagi umat manusia masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang memiliki akar bakat tiga racun yang berkobar dengan kuat, Hukum Buddha Sakyamuni tidak akan menjadi bibit pencapaian jalan kesadaran Buddha. Bibit Buddha yang sesungguhnya hanyalah Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti. Dapat bertemu dengan Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti yang begitu sulit dimengerti dan diselami serta dapat dilahirkan tepat pada waktu kosenrufu merupakan rejeki yang tak terukur oleh akal manusia biasa. Dengan demikian, perumpamaan kurakura bermata satu menjelaskan betapa sukarnya seseorang yang berada dalam perputaran Triloka dan Enam Dunia dapat dilahirkan sebagai manusia dan dapat bertemu dengan Hukum Buddha. Terlebih lagi mengumpamakan bahwa walau telah bertemu dengan Hukum Buddha, tetap sulit untuk bertemu dengan Saddharmapundarika-sutra yang merupakan Ajaran Sesungguhnya. Niciren Daisyonin menandaskan, meski telah bertemu dengan Saddharmapundarikasutra, terlebih sukar lagi untuk bertemu dengan Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti. Tetapi, seandainya telah bertemu dengan Nammyohorengekyo, Samantabadra | September 2019
27
untuk dapat meneruskan hati-kepercayaan seumur hidup secara berkelangsungan sangatlah sulit. Hal ini diajarkan dengan tegas. Dan juga, perumpamaan kura-kura bermata satu melukiskan dengan jelas keadaan manusia zaman sekarang yang tidak dapat melihat keadaan suasana secara tepat karena berpandangan sesat. “Perut yang panas dan tempurung punggung yang dingin,� benar-benar merupakan gambaran (jisso) kehidupan orang banyak, yakni berupa penderitaan yang tidak tergoyahkan. Pohon cendana yang wangi adalah kebahagiaan kehidupan yang kokoh tak tergoyahkan. Siapapun di dalam hati menuntut kebahagiaan itu, tetapi tak memperolehnya. Filsafat yang kadang-kadang ditemui tidak dapat memuaskan, sebaliknya menjerumuskan diri sendiri ke dalam ketidakbahagiaan. Walaupun mengembara dalam lautan penderitaan hidup dan mati, sama sekali tidak akan menemukan filosofi agung sesungguhnya yang dapat sesuai dengan hati dan memuaskan. Inilah sikap manusia zaman sekarang ini. Namun demikian, sesungguhnya jalan itu terletak dekat. Walau dikatakan jarang sekali dapat bertemu dengan Hukum Sakti, Sesungguhnya hal itu disebabkan oleh kesesatan pandangan diri sendiri. Pohon cendana yang wangi sesungguhnya terdapat di dalam hati sendiri. Setelah berputar-putar, orang arif dan filsuf menyimpulkan bahwa di dalam jiwa diri sendiri ada sesuatu yang dapat dipegang dan diyakinkan. Untuk mewujudkan pusaka maha agung ini Niciren Daisyonin mendirikan dan menetapkan stupa unggul selama masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang abadi. eee
28
Samantabadra | September 2019
1
Setelah berlalu 1.200 tahun Iebih semenjak kemoksyaan Buddha Sakyamuni, Saddharmapundarika-sutra telah menyeberang ke Tiongkok.
Anak Cabang
Keterangan: Dikatakan bahwa Saddharmapundarikasutra telah tersebarluas di Tiongkok setelah 1.200 tahun berlalu semenjak kemoksyaan Buddha Sakyamuni. Yang menjadi permasalahan di sini adalah bilamana kemoksyaan Buddha Sakyamuni. Karena terdapat berbagai pandangan, masalah ini tidak dapat ditentukan kepastiannya. Untuk itu, marilah kita memperhatikan beberapa pandangan sebagai berikut. Mengenai masa hidup Buddha Sakyamuni, ada teori yang mendasarkan pada syusei tenki (Catatan Beberapa Kesucian) yang menyatakan tahun 565 SM s/d 486 SM, dan ada pula teori Uihakuju dan lain-lain yang mengatakan pada tahun 465 SM s/d 386 SM. Semenjak dahulu, Asia telah menggunakan teori mapan yang mengatakan bahwa masa hidup Buddha Sakyamuni adalah semenjak tahun ke-24 pemerintahan Raja Chou dari Kerajaan Ciu (1029 SM) s/d tahun ke- 52 pemerintahan Raja Mu (949 SM). Niciren Daisyonin pun menggunakan pandangan ini. Di dalam Catatan Takhta Kerajaan Han dikatakan, “Ketika tahun ke-24 masa pemerintahan Raja Chou, yaitu pada tahun MonyetHarimau, sinar lima warna yang terang melintas dari selatan ke utara. Peramal Taisyi Suryu mengatakan, tanggal 8 bulan 4 merupakan saat kelahiran sang Buddha. Setelah selang waktu selama 79 tahun, pada tahun ke-50 masa pemerintahan Raja Mu ke-5, tepatnya pada perputaran mizunoe-saru, dua belas pelangi melintas dari selatan sampai utara pada tanggal 15 bulan 2, menurut peramal Taisyi Futo saat
sang Buddha moksya.� Kiranya dari hal ini dapat dipahami. Selanjutnya, yang menjadi permasalahan ialah kapan agama Buddha masuk dan diperkenalkan ke Tiongkok dan kapan Saddharmapundarika-sutra diperkenalkan ke sana. Niciren Daisyonin mencatat diperkenalkannya Saddharmapundarikasutra sebagai berikut. “Pada masa Ching Barat, 10 jilid Saddharmapundarikasutra Sebenarnya diperkenalkan dan diterima oleh Dharmaraksa, sedang 7 atau 8 jilid Saddharmapundarika-sutra Gaib diperkenalkan dan diterima oleh Kumarajiva.� (Gosyo, hal. 603). Kalau kemoksyaan Buddha Sakyamuni pada tahun 949 SM dan Sutra-sutra Mahayana diterjemahan pada tahun 265, maka berarti 1.214 tahun setelah kemoksyaan Buddha, yakni sama dengan 1.200 tahun lebih seperti dikatakan Niciren Daisyonin. Dari kenyataan ini dapatlah diketahui bahwa Niciren Daisyonin berpandangan bahwa kemoksyaan sang Buddha adalah tahun 949 SM. Pada akhirnya, sebagai referensi akan dijelaskan secara singkat penyebarluasan Agama Buddha di Tiongkok. Mengenai tahun diperkenalkannya terdapat berbagai pandangan, sehingga tidak dapat ditentukan kebenarannya. Mengenai masalah ini bangsa Han telah meninggalkan beberapa catatan kebudayaan. Masa yang terjauh yang dapat diselidiki adalah sampai Kerajaan Ciu, sedang yang terdekat adalah masa Han Akhir. Antara keduanya terpisah selama beberapa ratus tahun lebih. Ada dua alasan yang menyebabkan terjadinya tenggang waktu yang demikian jauh. Pertama, hubungan antara Tiongkok dengan berbagai Negara di kawasan barat, yang menjadi pusat kebudayaan agama Buddha. Semenjak dahulu telah terjadi hubungan dagang dan politik,
yakni hubungan melalui Jalan Sutra (silk road). Agama Buddha yang telah tersebar di berbagai negara kawasan barat, melalui jalan ini lambat laun tanpa terasa telah menyelusup ke Tiongkok. Walau yang menghubungkan timur dan barat adalah kelompok pedagang, tetapi di Tiongkok tak tertinggal catatan apapun yang berkaitan dengan diperkenalkannya agama Buddha oleh para pedagang tersebut. Penjelajahan dan penyelidikan terhadap Asia Tengah baru dilakukan beberapa tahun terakhir ini, sehingga masih merupakan bidang yang belum diketahui dengan jelas. Melalui pengertian akan hal ini kiranya akan memperjelas perihal diperkenalkannya agama Buddha ke kawasan timur. Alasan kedua, agama Buddha yang diperkenalkan ke Tiongkok berkembang sebagai agama bersama-sama ajaran Tao, yang merupakan kepercayaan bangsa Tiongkok semenjak dahulu kala. Pengaruh keduanya berkobar semakin tinggi, sehingga terjadi pertentangan. Telah berkembang perdebatan mengenai unggul lemahnya agama Buddha dengan Taoisme. Pihak ajaran Buddha bersikeras mempertahankan kekuasaannya sebagai sesuatu yang telah diperkenalkan semenjak rnasa yang jauh sekali. Mereka memperdebatkan dan tetap berpendirian bahwa semenjak jaman Han atau yang lebih jauh lagi semenjak masa Ciu agama Buddha sesungguhnya telah dikenal di Tiongkok. Selanjutnya, tahun berapakah agama Buddha tercatat diperkenalkan ke Tiongkok ? Pada umumnya, yang telah menjadi teori mapan adalah pada tahun 67 (Yuen-ping ke-10). Kaisar Ming dari kerajaan Han Akhir dalam mimpi melihat orang Kim mengirim utusan ke India, kemudian pada tahun Yuen-ping ke-10 bhikku-bhikku India, Kasyapa, Matanga dan Chu-falan telah
Samantabadra | September 2019
29
datang ke Ibu Kota Lo-yang sebagai utusan raja untuk mempersembahkan terjemahan 42 bab Sutra, yang menyebabkаn agama Buddha diperkenalkan secara resmi. Akan tetapi, kisah ini bukan merupakan kenyataan sejarah yang berdasarkan pada penyelidikan berbagai sarjana sekarang, melainkan tak Iebih dari cerita belaka tentang diperkenalkannya agama Buddha. Alasan dianggap sebagai cerita belaka adalah sebagai berikut. Pertama, pada waktu itu belum ada hubungan diplomatik antara Tiongkok dengan negara-negara di kawasan barat. Kedua, tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita itu tidak tetap, kadang ada kadang tidak, tergantung tulisan dalam dokumen. Apakah Bhikku India Kasyapa, Matanga dan Chu-falan benarbenar ada atau tidak, masih diragukan. Ketiga, terjemahan sutra 42 bab yang dikatakan ternyata bukan hasil karya waktu itu, melainkan hasil karya pada masa-masa selanjutnya. Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas dapatlah diperkirakan pada waktu Kaisar Ming sesungguhnya telah ada Triratna: Buddha, Dharma, dan Sangha secara lengkap. Sebelum ini, pada saatsaat yang lalu agama Buddha yang bersifat memasyarakat telah tersebarluas di Tiongkok; hal ini pun diakui dalam sejarah. Yang membuktikan hal itu adalah persembahan terhadap Buddha oleh Chu Wang Ing, ia dan Kaisar Ming adalah kakak beradik lain ibu. Ia menetap di Iuar ibu kota Lo-yang, di Istana Peng, pada tahun Yuenping ke-8 (65 M). Ia melaksanakan kepercayaan agama Buddha dengan sungguh hati. Dalam catatan kerajaan Han Akhir diperlihatkan amanat Raja Ming yang menceritakan Chu Wang Ing sesungguhnya telah percaya ajaran Buddha. Dalam satu bagian amanat tahun Yuen-ping ke-8 dikatakan, “Ing disamping menyebut kata-kata Wang Lau, juga mengagungkan 30
Samantabadra | September 2019
upacara Buddha serta berprasetya kepada dewa dengan bertapa menyucikan diri selama 3 bulan.”Pada waktu itu, ideologi Pertapa Wang Lau sudah tersebar dan karena agama Buddha yang datang dari luar mirip, maka dipercaya juga. Semua fakta ini menunjukkan bahwa semenjak jaman sebelum masehi orang-orang Han tertarik perhatiannya akan Hukum Buddha dari orang kawasan barat hingga abad pertama masehi keluarga raja Han telah menerima Hukum Buddha dan Hukum Buddha dapat menempati kedudukan yang berpengaruh. Sekarang, yang menjadi teori mapan di kalangan sarjana kini adalah pandangan yang mengatakan pada tahun 2 sebelum masehi, yakni tahun pertama masa pemerintahan Raja Yuen-su dari kerajaan Han Awal agama Buddha telah memasuki Tiongkok. Buktinya adalah berdasarkan Catatan See Yu dan Wuilio. Dikatakan utusan raja India Ison pada tahun pertama pemerintahan raja Yuen-ssu dari Kerajaan Han Awal telah mewariskan sutra Buddha secara lisan kepada Ching-lu, murid dokter Kim-lu. Mengenai diperkenalkannya agama Buddha di Tiongkok, Niciren Daisyonin mengambil tahun Yuen-ping ke-10 yang telah menjadi teori yang mapan. Salah satu umpama adalah dalam Catatan Takhta Kerajaan Han dikatakan, “Dan juga, sejak tahun ke-24 masa pemerintahan Raja Choi ke-4 dari Kerajaan Ciu hingga Raja Kuan-U ke-2 dari Kerajaan Han Akhir, kira-kira 1.115 tahun. Tahun Yuen-ping ke-10 Raja Kwang-U, dari Kerajaan Han Akhir, pada tanda tahun Hinotori, yakni kurang lebih 1.115 tahun semenjak Raja Chow Wang, kedua orang arif bijaksana, Matanga dan Kojiku telah membawa Sutra 42 Kehidupan (Sutra Hinayana) dan Sutra Juju Dankece (Sutra Mahayana) di punggung kuda untuk diperkenalkan ke Tiongkok.”
2
Raja-Manusia pewaris ke-44, Kaisar Gensyo. Sekte Tien Tai menyeberang pada waktu pemerintahan Raja Manusia pewaris ke - 45, yaitu Kaisar Syo-mu, tetapi tidak tersebarluas”. (Gosyo, hal. 1593). Dalam Surat Perihal Memilih Waktu tertera, “Setelah 400 tahun berlalu Keterangan: semenjak memasuki masa Pratirupadharma Walau terdapat berbagai pandangan (zoho), dari negeri Korea seIuruh Sutra dan mengenai kapan ajaran Buddha patung Buddha Sakyamuni, beserta bhikku diperkenalkan di Jepang, di sini ditentukan dan bhikkuni menyeberang ke Jepang. Saat berdasarkan pandangan pada tahun keitu, bertepatan dengan akhir masa Tang di 13 pemerintahan Kaisar Kimmei (tahun Tiongkok dan masuk masa Chin. Di Jepang 552). Selain surat ini, Niciren Daisyonin berlangsung pemerintahan pewaris ke-30 menjelaskan mengenai diperkenalkannya setelah Kaisar Jimmu, yaitu Kaisar Kimagama Buddha di berbagai surat lainnya. mei, Putra Kaisar Kimmei adalah Pangeran Selanjutnya akan dituliskan beberapa Yomei, dan putra pangeran ini adalah kalimat yang berkaitan dengan hal ini. Pangeran Jogu, bukan saja menyebarkan Dalam Berita Kepada Niike Dono Hukum Buddha bahkan menetapkan dijelaskan, “Setelah kemoksyaan Sang Saddharmapundarika-sutra, Sutra Buddha, pada masa Saddharma selama Vimalakirti, dan Sutra Shrimala sebagai 1.000 tahun ajaran Buddha tetap ada di Hukum yang dapat menyelamatkan Tenjiku, tidak menyeberang ke Negara Negara.” manapun. Setelah masa Saddharma Tentang diperkenalkannya agama (syoho) berakhir dan memasuki masa Buddha ke Jepang, berdasarkan bagian Pratirupadharma (zoho), setelah berlalu catatan Sejarah Kebudayaan Jepang 115 tahun ajaran Buddha menyeberang dikatakan diperkenalkan padа tahun keke Tiongkok. Setelah 300 tahun berada 13 pemerintahan Kaisar Kimmei, yaitu di Tiongkok, dari sana masuk ke Korea. tahun 552. Akan tetapi, selain itu terdapat Setelah 100 tahun lebih berada di sana, pula pendapat lain yang beralasan kuat. yaitu setelah 1.415 tahun, pada masa Raja Dalam buku Raja Hukum Jogu Syotoku Manusia ke-30, yaitu zaman Kaisar Kimmei, (Jogu syotoku Ho-o Tosece) dikatakan baru patung emas Buddha Sakyamuni ketika Kaisar Kimmei berkuasa pada bulan beserta seluruh sutranya menyeberang ke 10 tahun 538. Buku ini dicatat pada abad negeri Jepang.” (Gosyo, hal. 1436). 7 sampai abad 8. Dan juga dalam Catatan Dalam Surat Perihal Badan dan Hati Harta dan Keuangan Kuil Genko (Genko-ji Umat Manusia tertulis, “Pada masa Karan Yoku, Ki Ryuku Sizai Go) yang dibuat Pratirupadharma (zoho) Hukum Buddha sekitar abad 7-8, Bulan 12 pada tahun menyeberang ke negeri Jepang, yaitu pada ke-7 masa pemerintahan Kaisar Kim- mei. tahun ke-6 pemerintahan Kaisar Kimmei. Namun demikian, kalau hal ini disesuaikan Dari Kaisar Kimmei sampai Kaisar Kammu, dengan Catatan Sejarah Jepang, tahun 538 yaitu selama 200 tahun, tersebarluas bukan masa pemerintahan Kaisar Kimmei, ke-6 sekte, yaitu Sanron, Jojice, Hossyo, tetapi tahun ke-3 masa pemerintahan Kusya, Kegon, dan Rice. Sekte Syingon Kaisar Senge. Perbedaan seperti ini menyeberang pada waktu pemerintahan terjadi karena adanya kekacauan di dalam Setelah berlalu 1.500 tahun Semenjak kemoksyaan sang Buddha, pada masa Kaisar Kimmei, Kaisar ke-30, untuk pertama kalinya agama Buddha tersebar ke Jepang dan negara Korea.
Anak Cabang
Samantabadra | September 2019
31
kekaisaran Kimmei dan penggantinya. Tidak hanya tidak pasti kapan kaisar itu naik tahta dan wafat, bahkan terdapat latar belakang sejarah yang rumit, seperti tidak mengakui kekuasaan Kaisar Kimmei, Kekuasaan kerajaan terbagi dua, yaitu antara Kaisar Ankan dan Kaisar Senge. Niciren Daisyonin dalam berbagai surat mengatakan bahwa Kaisar Kimmei merupakan Raja Manusia generasi ke30, tetapi dalam sejarah negara Jepang pada umumnya yang digunakan adalah generasi ke-29. Di dalam sejarah Jepang, permaisuri Jingu Kogo tidak dimasukkan ke dalam hitungan raja, sedangkan Niciren Daisyonin mengikuti fakta sejarah dengan memasukkan permaisuri Jingu Kogo sebagai pewaris ke-15 dalam urutan kekaisaran, karena itu Kaisar Kimmei menjadi pewaris ke-30. Niciren Daisyonin mengatakan bahwa agama Buddha diperkenalkan ke Jepang pada 1.500 tahun setelah kemoksyaan Sang Buddha, agaknya berdasarkan pada pandangan mapan menurut Catatan Sejarah Jepang yang mengatakan bahwa agama Buddha diperkenalkan pada tahun 552. Seperti yang telah dijelaskan terdahulu bahwa kemoksyaan sang Buddha terjadi pada tahun 949 sM, maka tahun 552 sesuai dengan yang dikatakan 1.500 tahun Iebih setelah kemoksyaan sang Buddha. Dalam hal ini, kalau ditentukan berdasarkan tahun 538, maka tidak akan mencapai 1.500 tahun lebih, yaitu baru 1.487 tahun setelah kemoksyaan sang Buddha. Selanjutnya dalam Surat Perihal Hati dan Badan Manusia (Syu Jo Syin Syin) terdapat kata-kata, “Di dalam masa Pratirupadharma (zoho) Hukum Buddha diperkenalkan di Jepang, yakni tahun ke-6 pemerintahan Kaisar Kimmei.� Tidaklah jelas acuan apa yang digunakan Niciren Daisyonin dalam mengatakan tahun ke-6 pemerintahan Kaisar kimmei. 32
Samantabadra | September 2019
3
Akan tetapi, tak seorang pun menganjurkan untuk menyebut Nammyohorengekyo.
Anak Keterangan: Cabang Di negeri Jepang, Saddharmapundarika-
sutra seakan-akan dipercaya dan diagungkan secara luas semenjak jaman Putra Mahkota Syotoku. Pada bulan 7 tahun 606, yakni tahun ke14 masa pemerintahan Kaisar Suiko, Pangeran Syotoku telah menceramahkan Sutra Shrimala dan selanjutnya menceramahkan Saddharmapundarikasutra. Dan juga pada tahun ke-22, bulan 1 tahun 614 Beliau telah membuat aliran Saddharmapundarika-sutra dan pada bulan-4 telah menyelesaikan 4 jilid Makna dari Aliran Saddharmapundarika-sutra. Beliau juga menetapkan ketiga Sutra; Saddharmapundarika-sutra, Shrimala Sutra, dan Sutra Vimalakirti sebagai hukum yang dapat menyelamatkan dan menentramkan negara. Setelah memasuki Era Nara, Kaisar Syomu, pewaris ke-45, sangat mementingkan ajaran Buddha. Pada tahun Jinki ke-3 (726) Beliau telah menulis dan menyalin Saddharmapundarika-sutra. Pada bulan 11 tahun Tenpei ke-6 (734) keluar keputusan pemerintah bahwa syarat untuk mencapai jabatan kebhikkuan adalah dapat menghafal sebagian Saddharmapundarikasutra. Pada tahun Tenpei ke-12 (740), Beliau telah memerintahkan setiap provinsi untuk menulis dan menyalin sepuluh bagian Saddharmapundarika-sutra dan membangun pagoda 7 susun. Pada bulan 3 tahun berikutnya, yaitu tahun Tenpei ke13 (741), setiap provinsi telah membangun Kuil Kokubun dan menyimpan 10 bagian Saddharmapundarika-sutra yang telah ditulis itu dalam pagoda tersebut. Setelah memasuki masa Hei-an, yakni pada pewaris ke-50, Kaisar Kammu,
telah muncul Mahaguru Dengyo yang menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra dan mendirikan takhta suci Mahayana Syakumon di Kuil Enryaku di Gunung Hiei. Kaisar Murakami, pewaris ke- 62, pada bulan 1 tahun Ten-ryaku ke-9 (955) telah menulis dan menyalin Saddharmapundarikasutra serta melaksanakan 8 ceramah Saddharmapundarika-sutra di dalam Istana Kobiden. Selanjutnya 8 ceramah Saddharmapundarika-sutra, 10 ceramah, 30 ceramah telah menjadi pelaksanaan rutin setiap tahun sebagai upacara bangsawan masa Hei-an. Kaisar Go Syirakawa pada bulan 6 tahun Ka-o ke-1 (1.169) telah memasuki pintu Buddha (menjadi nyudo / bhikku awam) dan menceramahkan Saddharmapundarika-sutra di Jibucedo demi menyumbang ribuan arwah yang meninggal pada peristiwa Gempei. Sejak Saddharmapundarika-sutra diperkenalkan di Jepang, orang yang menyebut dan membaca, menyumbang dan mempertahankan Saddharmapundarika-sutra tak terhitung banyaknya. Namun demikian, inti pokok Saddharmapundarika-sutra, yaitu DaimokuNammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti, tak seorang pun yang menyebut dan menganjurkan orang lain untuk menyebut, kecuali Niciren Daisyonin. OIeh karena itu, dalam Surat tentang Memilih Waktu dikatakan, “Sejak Kaisar Kimmei sampai kaisar yang berkuasa sekarang ini, selama 700 tahun, masih belum pernah terdengar dan terlihat orang arif yang menganjurkan orang lain menyebut Nammyohorengekyo di samping dirinya.” Selanjutnya dalam surat yang sama dikatakan, “Tiada seorang pun menganjurkan Nammyohorengekyo kepada seluruh umat manusia. Mengenai kebajikan ini siapakah dalam satu langit surga ini dapat memusatkan matanya, dan dalam empat lautan dapat menyamai
tingginya.” (Gosyo hal. 284). Terlebih lagi justru Nammyohorengekyo inilah yang merupakan Hukum Putih Agung satu-satunya yang dapat menyelamatkan seluruh umat manusia masa Pascimadharma (Akhir Dharma), maka dalam Surat Perihal Membalas Budi dikatakan, “Dari Jepang hingga ke Tiongkok dan India, bahkan seluruh dunia, seluruh manusia, tak terkecuali berprajna maupun tidak, semuanya harus membuang hal-hal yang lain dan menyebut Nammyohorengekyo. Hal ini masih belum tersebarluas ke seluruh dunia selama 2.225 tahun setelah kemoksyaan Buddha Sakyamuni tiada seorang pun yang pernah menyebutnya, hanya Niciren soerang diri yang tanpa menyayangi suara menyebut Nammyohorengekyo.... Nammyohorengekyo.” (Gosyo, hal. 328). Sampai sekarang, setelah 700 tahun semenjak Niciren Daisyonin mengatakan seperti di atas, Daimoku telah memenuhi seluruh dunia. Hal ini dapat dikatakan sebagai bukti yang kuat bahwa Saddharma dapat menyelamatkan seluruh dunia.
Samantabadra | September 2019
33
4
dari penganiayaan dan dibuang ke Ito dan Sado; demikian berpindah-pindah. Penderitaan dan kesusahan ini tak terbayangkan oleh kita sekarang, tetapi dapat kita rasakan hal itu dari berbagai bagian surat Niciren Daisyonin (gosyo). Di dalam surat ini dikatakan, “Yang telah menyebut Daimoku Nammyohorengekyo siang dan malam, pagi dan sore, hanya Keterangan: Niciren seorang diri. Sebaliknya sejumlah Dari kalimat yang pendek ini dapat besar orang, ribuan dan puluhan ribu, dirasakan bagaimana kesukaran dan menyebut Nembuce”. Dari kalimat ini dapat ketegasan Niciren Daisyonin dalam kita rasakan perjuangan Daisyonin seharimenyebarkan ajaran ini. Pada tanggal hari dalam suasana penganiayaan seperti 28 April tahun Kenco ke-5, Beliau mulai itu. Walaupun sekte-sekte lain menentang mendirikan sekte dan mengutip kalimat dengan kuat, satu langkah pun Niciren Sutra Amitarta bahwa, “Selama 40 Daisyonin tidak mundur. Meskipun ada tahun lebih belum mewujudkan yang siksaan dari pihak yang berkuasa, hari sesungguhnya,” untuk memecahkan demi hari, sekejap demi sekejap, seluruh dan mematahkan makna filosofi yang jiwa Niciren Daisyonin dicurahkan demi salah. Yakni dengan menerangkan empat menyebarkan dan melestarikan Saddhаrma. macam kecaman. Hal ini dikumandangkan Sekalipun hanya seorang diri, dapat kita Beliau dengan suara yang lantang, rasakan sikap Niciren Daisyonin yang bagaikan raungan singa. Beliau langsung bersungguh hati memikirkan dan berusaha. menghadapi empat sekte yang membuat Walau dalam keadaan yang buruk, sikap filosofi Jepang salah dengan mengatakan Beliau tidaklah mundur dan dengan gagah demikian. terus mempertahankan dan menyebut Karena itu, Niciren Daisyonin dibenci Hukum bermakna sejati. Di dalam perasaan oleh Tojo Saemon-nojo Kagenobu, seorang jiwa Niciren Daisyonin yang seperti itu pasti kepala daerah yang percaya Nembuce terpancar keyakinan kuat sebagai Buddha dengan kuat. Hal ini hampir merenggut jiwa Pokok. Beliau. Semenjak saat itu, kerap kali terjadi Di dalam surat ini dikatakan, “Raungan penganiyaan yang hampir mengambil singa akan menghilangkan suara seluruh nyawa Niciren Daisyonin, seperti Peristiwa hewan lainnya. Hanya dengan melihat Macebagayace, Ito, Tatsunokuci, Pulau bayangan harimau, anjing akan ketakutan. Sado, dan lain sebagainya. Hampir semua Bila matahari terbit di ufuk timur, cahaya peristiwa ini dilakukan oleh penguasa puluhan ribu bintang akan musnah dalam tertinggi pada waktu itu, yaitu pemerintah bentuk apapun. Dengan demikian, di Kamakura. tempat tidak ada SaddharmapundarikaSemenjak dibangunnya sekte ini hingga sutra, Nembuce dapat membanggakan 20 tahun lebih tak ada satu haripun yang diri dan mengobarkan semangatnya, dilewati Niciren Daisyonin dengan aman tetapi dengan dikumandangkannya dan tentram. Suatu saat ada di Kamakura, Nammyohorengekyo sama seperti di saat lainnya mengungsi ke Syimofusa, singa yang dibandingkan dengan daerah Awa untuk menghindarkan diri anjing, lingkaran matahari dibandingkan Sebaliknya sejumlah besar orang, ribuan dan puluhan ribu, menyebut Nembuce. Bagi Niciren, tidak ada orang yang mendukung di belakang. Orang yang mendukung Nembuce mempunyai pelindung dan orang dari kalangan atas.
GM
34
Samantabadra | September 2019
dengan sinar bintang.� Di dalam kalimat ini terkandung keyakinan yang sesungguhnya. Dapat kita rasakan bahwa yang diterangkan sebagai Buddha Pokok yang menyelamatkan umat manusia masa Pascimadharma (Akhir Dharma) adalah Niciren Daisyonin. Niciren Daisyonin menghantam dengan gagah dan keras filosofi sekte lain yang menggunakan strategi licik berserikat dengan kekuasаan politik. Yang menggunakan kekuasaan politik di belakangnya untuk memusnahkan dan melenyapkan Niciren Daisyonin adalah Doryu dari Sekte Zen, Ryokan dari Sekte Rice, Nen-a dari Sekte Nembuce dan lainlain. Dari sekte-sekte itu, di sini khususnya Niciren Daisyonin mengambil Sekte Nembuce. Mengapa demikian? Karena pada waktu itu sekte Nembuce telah tersebar secara merata dan ajaran serta makna sesatnya meracuni orang-orang Jepang, terutama yang membahayakan adalah merusakkan jiwa manusia. Suami Goke Ama, Maceno Rokuro Zaemon Nyudo, semasa hidupnya pun percaya kepada Nembuce. Mungkin Goke Ama juga masih terikat akan hal ini. Karena itu, di sini khusus diambil Nembuce untuk dipecahkan serta dipatahkan kesesatannya. Pada waktu itu, perubahan jaman yang pesat telah menimbulkan kekacauan di dalam masyarakat. Pada akhir jaman Heian terjadi kemerosotan di kelas kebangsawanan, dan hancurnya struktur pengatur masyarakat dari kaisar dan bangsawan, sehingga keamanan masyarakat terganggu. Di sini, samuraisamurai bermunculan atau muncul berbagai perampok. Oleh karena itu, keributan dan perang timbul terus menerus, sehingga terjadi kekacauan hebat dalam masyarakat. Suasana masyarakat yang berubah dengan cepat itu diikuti dengan bencana alam, kekurangan pangan
dan penyakit tersebar. Musibah ini terjadi terus menerus, sehingga jiwa manusia tidaklah tenang dan terguncang. Dari keadaan inilah, timbul ucapan bahwa jaman Heian telah berakhir dan datangnya masa Pascimadharma (Akhir Ditarma). Datangnya masa Pascimadharma ditanggapi sebagai kiamatnya dunia. Pemikiran tentang masa Pascimadharma (Akhir Dharma) seperti ini yang sesuai dengan keadaan masyarakat nyata, membuat kegoncangan perasaan jiwa manusia yang sudah tidak tenang ini semakin kuat. Terhadap manusia yang demikian tidak tenang harus diajarkan tentang cara hidup dan pedoman hidup sebagai makna akar pokok kehidupan. Dalam keadaan seperti itu, agama pun ikut runtuh. Sebenarnya, sekte Tien Tai pada waktu itu menempati kedudukan sebagai pusat dalam agama Buddha, tetapi kemerosotannya paling parah. Tidak lama setelah Mahaguru Dengyo berhasil mendirikan altar sejati di Gunung Hiei, turunan ke-3, Jikaku dan turunan ke-4 Cisyo menentang makna ajaran Mahaguru Tien Tai dan Dengyo dengan menerima ajaran sesat Ajaran Rahasia Syingon. Semenjak itu sama sekali Hukum Buddha tidak bisa membimbing jaman dan menyelamatkan manusia. Terlebih lagi di kalangan pimpinan terjadi keributan dengan memakai tenaga kekuasaan pemerintah dan bhikku tertinggi sekte tersebut terlibat dalam keributan Gempei (Genji dan Heike), sehingga akhirnya para bhikku melepaskan jubah bhikku dan turut berpakaian perang dan terlibat langsung dalam pertempuran. Karena kalangan atasnya seperti itu, maka bhikku biasa terpelajar yang ingin menegakkan ajaran kehilangan suasana dan turut menjadi orang yang menyenangi keributan. Semenjak akhir masa Heian sampai masa Kamakura merupakan Samantabadra | September 2019
35
masa berlangsungnya pembunuhan dan perampokan, sehingga agama tidak lagi dapat menjalankan kewajiban yang sebenarnya. Sekte-sekte yang lain juga demikian. Dengan demikian, hati orangorang semakin jauh dan terlepas dari dunia Hukum Buddha. Dan perasaan bahwa masa Pascimadharma (Akhir Dharma) sebagai akhir dunia semakin mendalam, sehingga orang banyak tidak memiliki semangat hidup. Yang dapat melihat rupa masyarakat jaman seperti itu dan pandai menangkap hati manusia adalah Honen, leluhur pendiri Sekte Nembuce. Ada tiga keistimewaan utama Sekte Nembuce, yaitu; (1) Tatacara / bentuk kepercayaannya amatlah sederhana bila dibandingkan dengan Hukum Buddha yang ada; (2) Ajaran teori dan paham sunyata yang telah ada dibuang dan mementingkan penyebutan nama Buddha Amitabha; (3) Dapat memperluas kekuatan ajarannya ke dalam masyarakat karena Hukum Buddha yang ada sampai sekarang tidak berhasil mendekati. Khususnya tidak perlu belajar, tak usah membaca satu hurufpun, hanya dengan menyebut nama Nembuce dapat diselamatkan dan dapat berada di nirvana setelah meninggal. Teori yang sederhana ini mudah diterima di kalangan rakyat biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menjadi organisasi kepercayaan raksasa. Oleh karena itu Niciren Daisyonin mengatakan, “Ribuan dan puluhan ribu orang menyebut Nembuce.” Dalam Surat Perihal Penganut Nembuce Sekarang Berdiam Di Neraka yang tak Terputus-putus dikatakan, “Setiap orang yang membawa tasbih Nenju (bijinya berbentuk bulat pipih) dan menyebut nama Buddha Amitabha setiap hari sebanyak 30.000 kali, 60.000 kali, 100.000 kali, 480.000 kali atau satu juta kali. Selama menyebut itu, meskipun tidak ada akar 36
Samantabadra | September 2019
kebaikan lainnya, dapat mendirikan ruangan Nembuce seperti Tomacikui. Akhirnya, dapat dirasakan bahwa orang arif dari sekte Hokke-Syingon semuanya turut percaya. Karena menginginkan kehidupan kekal di dunia surgawi setelah kematian, semua membuang sekte asalnya dan menjadi penganut Nembuce, atau tetap pada sekte asalnya tetapi mengagungkan Hukum Nembuce”. (hal. 104). Dari Gosyo ini dapatlah diketahui bahwa orang-orang pada waktu itu membuang sektenya dan percaya Nembuce. Para samurai di Kamakura kelihatannya kebanyakan menganut Sekte Zen. Tentu saja Hojo Tokiyori menganut Sekte Zen, sehingga sebagian besar orang sangat percaya Sekte Zen. Tetapi kemudian, kebanyakan para samurai itu mulai mempercayai Sekte Nembuce dan menyebut Nembuce sampai saat mati. Setelah Honen meninggal, Sekte Nembuce itu terpecah-pecah dalam berbagai kelompok. Tapi juga, Nembuce telah lama mengakar kuat dalam masyarakat. Seperti dikatakan “Orang yang percaya Nembuce mempunyai pelindung dan orang dari kalangan bangsawan.” Dalam Sekte Honen ada menteri kanan Kanezane Fujiwara, Jendral Syigetada Hatakeyama, Naozane Kumagaya, dan lainnya, sehingga di kalangan atas pun dapat masuk menyelusup secara mendalam. Di dalam Sekte Ippen yang asalnya dari samurai terdapat banyak samurai dan orang yang berpengaruh. Namanama Otomoyori dan keluarga Asyikaga merupakan keluarga yang tersohor sampai sekarang. Kuil Seijoko yang sekarang ada di Provinsi Kanagawa dibangun oleh pemerintah Kamakura. Dengan demikian Sekte Nembuce merupakan organisasi besar yang mempunyai banyak penganut dari rakyat
biasa sampai kalangan atas. Tetapi masa sekarang merupakan masa yang penuh penderitaan dan hawa nafsu, sehingga merupakan tempat yang kotor. Ajaran yang mengatakan bahwa dengan menyebut Nembuce setelah mati akan terlahir kembali di tanah suci, di tanah barat yang terletak sejauh 100.000 milyar tempat tinggal Buddha Amitabha, membuat orang yang sudah kehilangan harapan dalam hidup ini semakin lenyap tenaga hidupnya. Pendapat bahwa kematian dapat membuat pencapaian kesadaran di kehidupan mendatang mengakibatkan orang menjadikan kematian sebagai utopia, sehingga banyak orang yang bunuh diri. Meskipun tidak sampai bunuh diri banyak orang tidak mementingkan masa sekarang, membenci kehidupan sekarang, kecenderungan kemunduran dan pesimis semakin tinggi. Niciren Daisyonin memecahkan dan mematahkan secara tuntas kesesatan Sekte Nembuce yang memanfaatkan rakyat yang tak berprajna serta menjerumuskan mereka ke dalam ketidakbahagiaan. Sesungguhnya Niciren Daisyonin mengetahui dengan jelas bahwa memecahkan dan mematahkan fiosofi Sekte Nembuce akan mengundang tantangan atau sikap antipati orang banyak, serta akan dimusuhi oleh seluruh masyarakat. Dan Beliau tentu saja mengetahui secara pasti akan mendapat tentangan dari pihak pemerintah, tetapi Beliau tetap memecahkan dan mematahkan ajaran Nembuce. Terlebih lagi, isi dari yang dibabarkan dalam kalimat ini menunjukkan secara jelas sekali intisari Hukum Buddha Niciren Daisyonin. ini berarti, Hukum Buddha Niciren Daisyonin tidak tergantung pada kekuasaan, tetapi selalu berdiri di pihak rakyat biasa. Niciren Daisyonin tidak memiliki jodoh yang baik dan tidak memiliki kedudukan dalam
masyarakat, sebaliknya orang-orang Nembuce mempunyai banyak jodoh baik dan kedudukan tinggi. Di sini dengan jelas diperlihatkan mana yang bersifat kekuasaan dan mana yang benar-benar bersifat kemanusiaan, serta apakah penyiaran ajaran itu tergantung kepada tenaga kekuasaan atau bertitik tolak pada kemanusiaan. Jika suatu agama terikat dan mengandalkan pada kekuasaan, ia akan runtuh. Mengapa? Karena agama tersebut menjadi terkungkung dan memiliki wawasan yang sempit. Agama yang agung akan selalu berpihak pada kemanusiaan dan merombak jaman. Niciren Daisyonin seringkali menerangkan hal ini. Keyakinan ini haruslah kita rasakan sebagai semangat akar pokok Niciren Syosyu di jaman sekarang.
5
OIeh karena itu, air mata kegembiraan tergenang di kedua pelupuk mata, seluruh tubuh dipenuhi dengan luapan kegembiraan.
GM
Keterangan: Sejak Niciren Daisyonin memprokiamirkan Sekte Niciren Syosyu, dari awal sampai akhir dalam perjuangan melawan tiga kelompok musuh yang kuat, perilaku Beliau sedikit pun tidak berbeda, bahkan tepat dengan kalimat Sutra Buddha Sakyamuni. Dalam kutipan ini terasa kuat keyakinan Niciren Daisyonin bahwa diri Beliau sendiri adalah Buddha Pokok yang muncul di masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Pembuktian diri Niciren Daisyonin sebagai Buddha Pokok Masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang membaca rol ke-5 Saddharmapundarikasutra dengan ketiga karma; badan, mulut dan hati secara nyata merupakan Buddhakaya (badan Buddha) yang Samantabadra | September 2019
37
menyelamatkan seluruh umat manusia pada masa Pascimadharma (Akhir Dharma) yang kekal. Kegembiraan hati seperti yang dikatakan dalam kalimat, “Air mata kegembiraan tergenang di kedua pelupuk mata, seluruh tubuh dipenuhi dengan luapan kegembiraan,” dapat dirasakan sebagai hati maitri karuna agung dari Buddha. Di sini, Niciren Daisyonin menerima penganiayaan yang berkali-kali menimpa diri Beliau dengan gembira dan mengatakan, “Hal ini sama sekali tidak berbeda dengan keadaan pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang dijelaskan dalam Bab Penegakkan, rol ke-5 Saddharmapundarika-sutra.” Mengenai rol ke-5 ini seringkali diterangkan dalam berbagai Gosyo. Dalam Surat Membuka Mata dijelaskan, “Syair 20 baris Bab Penegakkan rol ke-5 Saddharmapundarikasutra... Kalau Niciren tak dilahirkan di negeri ini, agaknya Buddha yang agung menjadi pembual besar. Bodhisattva sejumlah 800.000 milyar nayuta menjatuhkan hukuman bualan kepada Devadatta... Pada masa sekarang, kalau tidak muncul tiga kelompok musuh kuat Saddharma, siapa yang akan memercayai dan menerima katakata ramalan Buddha? Kalau Niciren tak ada, siapakah yang membantu memenuhi ramalan Buddha mengenai pelaksana Saddharmapundarika-sutra... Dengan badan saya ini, saya telah mememenuhi ramalan dari Sutra. Semakin besar peringatan penguasa terhadap Saya, semakin besar kegembiraan Saya”. Kalimat ini juga mempunyai arti yang sama dengan surat ini. Mengapa rol ke-5 ini diterangkan secara khusus? Rol ke-5 merupakan salah satu bagian dari Saddharmapundarikasutra yang terdiri dari 8 rol, yaitu rol yang kelima. Di dalamnya termasuk bab ke-12 Bab Devadatta, bab ke-13 Bab Penegakan, 38
Samantabadra | September 2019
bab ke-14 Bab Pelaksanaan yang Tenang dan Menyenangkan, dan bab ke-15 Bab Munculnya Bodhisattva dari bumi. Dalam Surat Balasan kepada Maceno Dono dikatakan, “Dalam Bab ke-13 Penegakan rol ke-5 dikatakan bahwa pada akhir masa, memasuki masa Pascimadharma (Akhir Dharma) akan muncul pelaksana Saddharmapundarikasutra. Pada waktu itu, di negeri itu berkumpul banyak bhikku yang tak terhitung jumlahnya yang mempertahankan sila dan tidak memecahkan sila, dan lain sebagainya. Bhikku-bhikku ini menghasut raja negara untuk menjatuhkan hukum pembuangan dan membunuh pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Demikian diterangkan.” (Gosyo, hal 1.839). Kutipan kalimat ini merupakan kalimat yang terdapat dalam Bab ke13 Penegakkan rol ke-5. Karena Bab Penegakkan meramalkan hal yang sangat penting tentang munculnya pelaksana Saddharmapundarika-sutra di masa Pascimadharma (Akhir Dharma), dapat dikatakan sebagai bagian yang paling berbobot dalam rol tersebut. Arti yang sangat dalam dan berbobot yang terdapat dalam bab ini terutama dalam syair 20 baris. Yakni, dibabarkan bahwa di dalam upacara antariksa Saddharmapundarikasutra, para Bodhisattva sejumlah 800.000 milyar nayuta mematuhi anjuran yang dikemukakan oleh Buddha Sakyamuni. Diterangkan mengenai rupa ketiga kelompok musuh kuat yang timbul setelah kemoksyaan sang Buddha, mereka berprasetya tetap tabah menahan penganiayaan besar yang ditimbulkan ketiga kelompok musuh kuat untuk menyebarluaskan Saddharmapundarikasutra. Syair 20 baris dimulai dengan, “Setelah kemoksyaan sang Buddha di dalam dunia yang buruk dan menakutkan ini kami akan
sungguh-sungguh menyebarkan secara luas.” Ramalan ini paling cocok untuk masa Pascimadharma (Akhir Dharma) daripada masa Saddharma (syoho) dan Pratirupadharma (zoho). Dalam Surat Teradomari kalimat ini dikutip sebagai berikut, “Kalimat Sutra `di dalam dunia yang buruk dan menakutkan’ menunjukkan awal masa Pascimadharma.” (Gosyo, hal 954). Dengan demikian, syair 20 baris ini merupakan bagian yang menerangkan secara jelas keadaan setelah kemoksyaan Buddha Sakyamuni, yaitu tentang perilaku Buddha Pokok masa Pascimadharma yang menyebarluaskan Nammyohorengekyo dari Tri Maha Dharma Sakti dan munculnya tiga kelompok musuh kuat. Dalam hal ini Niciren Daisyonin telah membaca kalimat sutra tersebut dengan raga-Nya. Dalam Surat Teradomari tertera, “Di dalam Bab Penegakkan dikatakan. Ada banyak orang yang tidak arif yang mencaci maki, mengejek dan menghina dan lainlain. Niciren menepati kalimat Sutra ini. Mengapa kalian semua termasuk dalam kalimat Sutra ini? Dalam Bab Penegakkan yang sama dikatakan juga, `Dan mereka akan menyerang dengan pedang dan tongkat`. Niciren membaca kalimat ini dengan badan sendiri. Mengapa kalian semua tidak membaca kalimat Sutra ini? tempat tinggal dalam jumlah yang tak terhitung dan dua kali dibuang. Saddharmapundarika-sutra merupakan upacara pembabaran Hukum ketiga masa. Bab Bodhisattva Sadaparibhuta dari masa lampau adalah Bab Penegakkan di masa sekarang ini. Bab Penegakkan di masa sekarang adalah Bab Bodhisattva Sadaparibhuta di masa lampau. Bab Penegakkan di masa sekarang dapat menjadi Bab Bodhisattva Sadaparibhuta di masa akan datang dan pada waktu itu Niciren harus menjadi Bodhisattva
Sadaparibhuta.” (Gosyo, hal. 953). Syair 20 baris Bab Penegakkan ini telah dibaca Niciren Daisyonin dengan ketiga karma badan, mulut, dan hati. Maka harus menegakkan pendirian yang sama dengan Bodhisattva Sadaparibhuta yang menerima penganiayaan dengan tetap menghargai, sehingga akhirnya dapat mencapai kesadaran. Oleh kanena itu dikatakan “Harus menjadi Bodhisattva Sadaparibhuta,” dan ini menunjukkan keyakinan agung sebagai Buddha Pokok. Pendirian Bodhisattva Sadaparibhuta adalah pendirian dari sebab pokok (hon-in) dan sama sekali bukan menetap dengan tenang pada akibat-pokok (hon-ga) yang telah dibuat-buat dan dihias-hias. Perjalanan orang yang membangun apapun juga bagaimanapun akan kotor dan penuh keringat, dan dari situ meningkatkan fondasi dasar. Terlebih lagi untuk kosenrufu, diperlukan sumbangan seluruh jiwa raga, baru dapat tercapai. Niciren Daisyonin sendiri mengajarkan hal ini kepada murid di masa mendatang dengan menjadikan diri-Nya sebagai teladan. Di dalam kutipan “Semenjak musim panas di tahun. Kenco ke-5 yang lalu hingga sekarang, selama 20 tahun lebih, yang telah menyebut Daimoku Nammyohorengekyo siang dan malam, pagi dan sore, hanya Niciren seorang diri... Dengan demikian, di dalam masyarakat nama buruk Niciren sebagai orang yang berpandangan sesat dapat disebarkan sedemikian mudah dapat dihasut, difitnah, direndahkan serta diejek, sehingga mendapat penganiayaan pedang dan tongkat atau mendapat hukuman pembuangan berkali-kali.” Sebaliknya demikian, dalam surat ini dijelaskan bahwa memang Beliau hampir dibunuh sebanyak tiga atau empat kali oleh penguasa dan bhikku-bhikku sekte Samantabadra | September 2019
39
lain yang menentang tanpa terputusputus. Akan tetapi, bagaimanapun timbul ketiga kelompok musuh kuat, di dalam Gosyo dikatakan, “Pada masa sekarang, kalau tidak muncul tiga kelompok musuh kuat Saddharma, siapakah yang akan mempercayai dan menerima katakata Buddha. Kalau Niciren tak ada, siapakah lagi yang membantu memenuhi ramalan Buddha mengenai pelaksana Saddharmapundarika-sutra?” (Gosyo, hal 203). Dengan demikian, tentu saja segala penganiayaan dihadapi tanpa mundur sedikit pun, bahkan memang sudah sewajarnya harus terjadi seperti itu, sehingga dapat diterima dengan gembira. Sikap inilah yang dikatakan dalam Gosyo, “Seluruh tubuh dipenuhi dengan luapan kegembiraan”. Dan pada akhirnya dapat tercapai kosenrufu dari badan hukum dan tercapai satu tujuan yang unggul. Pada masa itu golongan samurai baru memegang kekuasaan. Mereka menegakkan struktur penguasaan secara tegas, sehingga segala hak kekuasaan secara mutlak berada dalam tangan penguasa. Dalam sistem masyarakat serupa itu, untuk mencapai sesuatu tiada cara lain kecuali dengan mengorbankan seIuruh jiwa raga. Di masa sekarang hak azasi manusia dilindungi oleh undang-undang, kebebasan menganut kepercayaan dan kebebasan berpendapat diakui, sehingga setiap orang dapat dengan leluasa mengemukakan pandangan yang diyakini. Dalam sistem masyarakat seperti ini pelaksanaan Hukum agama Buddha yang kita lakukan adalah seumur hidup mendasarkan kepercayaan kepada Gohonzon, bersungguh hati menjalankan pertapaan Hukum Buddha, dan Iebih jauh lagi setiap orang haruslah meningkatkan diri dan bersemangat dalam masyarakat, bangsa dan negara. Tindakan seperti ini sama dengan perjuangan 40
Samantabadra | September 2019
dengan mengorbankan jiwa raga. Saat sekarang ini organisasi Niciren Syosyu maju menuju pencapaian kosenrufu secara nyata (ke-gi). Dalam perombakan jaman apapun timbulnya tiga kelompok musuh kuat adalah sesuai dengan kalimat Sutra. Akan tetapi, walau dihadapkan dengan apapun juga, tetapkan pendirian hati kepercayaan yang tidak mundur dan teruskanlah kepercayaan dengan gagah perkasa, serta tetap melangkah pada kehidupan yang cemerlang.
6
Sama seperti ketika Su Wu ditangkap di negara Fu mempertahankan jiwa dengan memakan salju, sama seperti ketika Po I menyembunyikan diri di Gunung Shou-yang mempertahankan badannya dengan makan warabi (sejenis rumput). Di Gunung Minobu ini, kalau bukan ibu ayah, siapakah yang sudi berkunjung?
GM
Keterangan: Bagian ini menjelaskan keadaan kehidupan Niciren Daisyonin yang keras dan sulit di Gunung Minobu dengan mengutip perumpamaan tentang Su Wu ketika ditangkap di negara Fu dan perumpamaan Po I dan Su Ci yang bersembunyi di Gunung Shou-yang, serta menunjukkan betapa besar karunia kebajikan dan betapa berharganya sumbangan dari Goke Ama Goze. Sekalipun surat ini ditulis pada tanggal 26 bulan 3 tahun 1279 (Ko-an ke-2), tetapi karena dalam surat yang diberikan kepada Ueno Dono pada tanggal 19 bulan 9 tahun 1278 (Koan ke-1), dijelaskan sebagai yang tertera berikut ini, “Kehidupan di Minobu lebih kejam daripada yang dapat kita bayangkan. Tahun ini sejak menginjak bulan pertama, hujan turun terus menerus setiap hari, terutama setelah memasuki bulan ketujuh, hujan lebat turun terus-menerus
tanpa terputus. Karena di sini terletak di tengah gunung dengan bagian selatan terdapat Sungai Hakiri, di utara Sungai Haya, di sebelah timur terdapat Sungai Fuji, di sebelah barat terletak hutan gunung yang lebat; maka kalau setiap hari turun hujan yang terus menerus dan kadangkadang lebat sehari penuh, gunung akan longsor menimbun lembah dan batu yang tergulir akan menutupi jalan. Karena aliran air sungai deras, perahu pun tidak dapat menyeberanginya. Karena tak ada orang yang kaya, makanan juga kurang. Karena para saudagar tidak datang, orang tidak akan berkumpul. Apalagi semenjak bulan tujuh, satu syo garam berharga 100, lima gon garam ditukar dengan satu to gandum; akan tetapi karena sekarang garam sama sekali tak ada, tak dapat membeli apapun juga. Tauco juga sama sekali habis. Hal ini sama seperti bayi yang ingin menyusu. Dalam keadaan demikian, kesungguhan hati menyumbang garam satu muatan kuda lebih tebal dari bumi besar, lebih luas dari angkasa.� Dengan tidak adanya beras, gandum, garam, dan bahkan tauco, berarti tidak ada makanan sama sekali. Dan juga, bagi manusia garam tidak semata-mata penting sebagai penyedap rasa makanan, tetapi juga merupakan kebutuhan minimal untuk mempertahankan kondisi tubuh, sehingga kalau kekurangan garam kesehatan akan terganggu. Walau keadaan hidup Niciren Daisyonin lebih keras daripada cerita Su Wu dan Po I yang harus mempertahankan hidup dengan makan salju dan warabi (semacam rumput), tetapi Beliau sama sekali tidak menyembunyikan diri, bahkan setiap hari kegiatan Beliau tidak pernah berhenti. Siang malam, pagi sore membaca sutra, menyebut Daimoku, mendidik muridmuridNya, dan memimpin penyebarluasan Hukum.
Dalam keadaan kehidupan yang tidak bebas, makanan dan pakaian tidaklah mencukupi, apalagi kertas serta kuas, namun Surat yang ditulis di Gunung Minobu berjumlah paling banyak. Hal ini haruslah kita hayati. Ketika memasuki Gunung Minobu memang usia Niciren Daisyonin telah cukup lanjut, tetapi perjuangan Beliau selama bertahun-tahun menghadapi dan menahan penganiayaan setiap hari membuat kesehatan-Nya semakin melemah. Dalam hidup Niciren Daisyonin, Beliau meninggalkan sedemikian banyak surat yang diberikan kepada murid atau penganut. Gairah semangat yang berkobar-kobar demi melestarikan Hukum selama-lamanya, dan tenaga yang kuat untuk berjuang mencapai kosenrufu seperti raungan raja dari singa tidak lain merupakan perwujudan suasana jiwa yang kuat kokoh sebagai Buddha Pokok masa Pascimadharma (Akhir Dharma). Dalam keadaan yang sangat tidak bebas, Beliau tetap mempertahankan sampai akhir, terus mengobarkan keinginan kosenrufu dan melaksanakannya. Sikap Niciren Daisyonin sebagai Buddha Pokok masa Pascimadharma (Akhir Dharma), harus terus dijalankan oleh kita, sebagai murid, dengan tenaga yang kuat maju demi tercapainya kosenrufu secara nyata (kegi). ***
Samantabadra | September 2019
41
42
Samantabadra | September 2019
Samantabadra | September 2019
43
44
Samantabadra | September 2019
Samantabadra | September 2019
45
ajaran
Gosyo Cabang
Surat Perihal Pencapaian Kesadaran Buddha Seumur Hidup
Latar Belakang
S
urat ini ditulis pada tahun 1255 (tahun Kencho ke-7), saat Niciren Daisyonin berusia 34 tahun. Surat ini ditulis di Kamakura dan ditujukan kepada Toki Jonin. Dua tahun sejak pendirian dan deklarasi sekte ini, Niciren Daisyonin mulai melakukan penyebarluasan ajaran dari gubuknya di Matsubagayatsu. Ketika itu, Nissho, Nichiro, dan Toki Jonin sudah menjadi murid-murid Niciren Daisyonin. Dalam surat ini, pertama-tama Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa penyebutan Nammyohorengekyo adalah jalan langsung menuju kesadaran. Juga diajarkan bahwa walau telah menyebut Daimoku, namun janganlah sekali-kali menganggap hukum masih berada luar jiwa diri sendiri yang salah. Sebaliknya haruslah memiliki hati kepercayaan bahwa membaca sutra (doa), membakar dupa, dan lain-lain, kesemuanya ini merupakan akar kebaikan karunia kebajikan terkumpul di dalam icinen kita. Selanjutnya, Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan antara manusia biasa maupun Buddha di mana ketika berada dalam keadaan kesesatan maka dikatakan sebagai manusia biasa dan ketika berada dalam kesadaran dikatakan sebagai Buddha. Kemudian mengumpamakan jiwa yang sesat itu sebagai cermin yang belum diasah, sedangkan jiwa yang sadar sebagai cermin yang telah diasah. Dan diajarkan, bahwa penyebutan Nammyohorengekyo siang dan malam adalah pengasahan terhadap jiwa itu sendiri. Selanjutnya, Niciren Daisyonin menjelaskan makna pokok dari Myohorengekyo, dan menjelaskan kita harus menyebut Daimoku dengan kepercayaan penuh bahwa jiwa kita sendiri adalah badan pokok dan Myoho hingga mencapai Kesadaran Buddha di dalam kehidupan kali ini.
46
Samantabadra | September 2019
Isi Gosyo
B
agaikan cermin kotor, jika diasah maka akan berkilau seperti permata. Jiwa yang gelap di dalam icinen sekarang ini pun adalah sama seperti cermin yang buram, kalau diasah maka pasti akan menjadi cermin terang dari kesadaran Buddha. Bangkitkanlah hati kepercayaan yang mendalam dan asahlah selalu jiwa Anda setiap pagi dan sore, serta malam hari dengan rajin tanpa mengendor. Bagaimanakah cara mengasahnya? Yang dimaksud dengan mengasah, tidak lain hanyalah dengan giat melaksanakan kepercayaan dengan menyebut Nammyohorengekyo.
Keterangan Gosyo Penjelasan kata: “Kesesatan” dijelaskan sebagai ketidakmampuan diri kita untuk melihat secara jelas jiwa diri sendiri, (kesesatan dasar pokok), tidak dapat menyadari jiwa Buddha diri sendiri. “Kesadaran Jiwa Buddha dijelaskan ‘Kesadaran’ sebagai lawan kata dari ‘Kesesatan’ dan berarti dari kebenaran sesungguhnya. Makna penting dari Gosyo ini: 1. Bangkitkanlah Hati Kepercayaan Dalam surat ini Daisyonin mengajarkan arti dari Daimoku dengan menarik perumpamaan dari cermin. Tidak peduli apakah suatu cermin yang sudah diasah maupun yang belum diasah, kedua-duanya adalah sama, sebuah cermin. Namun demikian, biarpun sebuahcermin yang sama jikalau tidak diasah maka akan menjadi cermin yang
buram tidak jelas. Tetapi kalau sudah diasah maka akan menjadi cermin yang terang dan jelas. Pada masa hidup Niciren Daisyonin, cermin pada waktu itu adalah terbuat dari logam (terutama dari tembaga), dan berbeda cermin kaca sekarang ini. Dengan demikian kalau tidak sering diasah maka akan menjadi buram, dan sebaliknya kalau sering diasah maka akan memantulkan bayangan yang jernih bersih dan menjadi cermin yang berguna. Suasana jiwa kita juga pada dasarnya sama dengan hal ini. Dalam jiwa seseorang terdapat kesesatan dan kesadaran. Jikalau tidak mengenal Myoho (hukum Gaib), maka jiwanya akan selalu berada dalam keadaan kesesatan. Sedangkan kalau dapat menganut dan percaya kepada Myoho, Samantabadra | September 2019
47
dengan menyebut Daimoku, maka sama seperti cermin yangsudah diasah, dimana kesesatan akan hilang dan menampilkan suasana Kesadaran Buddha. Demi membuka suasana kesadaran, Niciren Daisyonin mengajarkan : Bangkitkanlah hati kepercayaan yang mendalam, asahlah jiwa setiap pagi dan sore, siang dan malam dengan rajin tanpa mengendor”. Yakni mengajarkan bahwa: a. Bangkitlah dan perdalamlah hati kepercayaan b. Melaksanakan penyebutan Daimoku yang tak henti-hentinya, tnerupakan kunci penting pencapaian kesadaran Buddha. Pertama-tama harus memiliki hati kepercayaan yang kuat dan mendatam terhadap Gohonzon. Jika memiliki hati kepercayaan yang setengah percaya setengah ragu dan lemah, maka kekuatan Gohonzon tidak dapat diwujudkan. Ketika seseorang memiliki kepercayaan kuat dengan keyakinan bahwa “Doanya pasti terkabulkan” “Dengan menerima dan mempertahankan Gohonzon pasti akan menjadi bahagia”, baru doanya pun akan berhasil.
Catatan
48
Samantabadra | September 2019
2. Pelaksanaan Penyebutan Daimoku yang Tiada Henti-hentinya Hal yang terpenting adalah dengan rajin dan giat menyebut Daimoku “Setiap pagi dan sore, siang dan malam dengan rajin tanpa mengendor”. Kalau kalah terhadap hati yang malas, maka tidak akan mampu mengubah suasana. Selama meneruskan penyebutan Daimoku dengan kuat dan ulet berkelangsungan yang mencakupi Jigyo Keta, maka pasti akan terwujudkan suasana jiwa kebahagiaan mutlak yang takkan menyerah terhadap keadaan bagaimanapun juga. Pertapaan Hukum Buddha dapat dikatakan sebagai perjuangan dahsyat memerangi iblis yang mencemarkan jiwa manusia! Oleh karena itu, kalau lengah sehingga malas, dan lupa untuk mengasah jiwa, maka jiwa kita akan tercemar menjadi kotor. Kalau suasana jiwa kita dirombak, maka keadaan di sekeliling kita pun akan berubah. Yakni, segala sesuatu ditentukan oleh icinen diri sendiri. Untuk itulah, marilah kita membuka panggung abad baru ini dengan icinen hati kepercayaan yang baru dan bersih ***
Forum Diskusi
1
ajaran
Tanya Jawab Perihal Agama Buddha
Apakah bedanya perombakan sifat jiwa dan perombakan nasib itu ?
Penjelasan: Perombakan sifat jiwa adalah perombakan akar dasar kehidupan manusia. Kehidupan yang kini mungkin berakar pada tiga racun (keserakahan, kemarahan dan kebodohan) dirombak. Akar kehidupan dari tiga racun tersebut diubah menjadi akar kehidupan Saddharmapundarika-sutra. Oleh karena akar kehidupan manusia itu menentukan tujuan kehidupan manusia tersebut, maka seluruh cara hidupnya akan bergantung pada akar kehidupannya itu. Kehidupan yang berakar pada keserakahan akan bertujuan untuk mengeruk harta tanpa perduli dan pada akhirnya akan mendatangkan ketidakbahagiaan. Kehidupan yang paling bahagia adalah kehidupan yang berakar pada Saddharmapundarika-sutra. Tujuan kehidupan yang berakar pada Saddharmapundarika-sutra adalah kebahagiaan seluruh umat manusia. Kebahagiaan seluruh umat manusia akan mendatangkan pula kebahagiaan pada diri sendiri. Perombakan nasib adalah perombakan nasib buruk akibat karma masa lampau. Perombakan nasib hanya bisa dicapai bila seseorang mempunyai pandangan tentang jiwa yang kekal abadi. Ketidakbahagiaan yang dialami manusia pada masa ini merupakan akibat dari
karma masa lampau manusia tersebut. Manusia yang ingin merombak nasib adalah manusia yang ingin meninggalkan kehidupan masa ini yang tidak bahagia adalah kehidupan yang didasari oleh tiga racun. Kehidupan masa kini yang didasari oleh ketiga racun adalah akibat dari kehidupan masa lampau yang didasari juga oleh ketiga racun tersebut. Untuk merombak ketidakbahagiaan tersebut, maka kehidupan masa ini harus dirombak. Jadi, perombakan nasib adalah meninggalkan akibat karma buruk masa lampau dan membuat sebab karma baik pada kehidupan masa ini. Membuat karma baik pada masa ini akan meubah ketidakbahagiaan menjadi kebahagiaan. Hidup yang bahagia adalah hidup yang berakar pada Saddharmapundarika-sutra. Dengan kata lain perombakan nasib hanya bisa tercapai dengan menjalankan perombakan sifat jiwa. Jadi antara perombakan nasib dan perombakan sifat jiwa terdapat hubungan yang tak terpisahkan. Perombakan sifat jiwa adalah sebab yang berakibat perombakan nasib. Manusia dapat mengatasi ketidakbahagiaan, bila ia mengerti tentang pandangan jiwa yang kekal abadi. Jika kita memandang dari jiwa kekal abadi, maka kita dapat melihat bahwa ketidakbahagiaan pada masa ini disebabkan oleh karma masa lampau. Masa lampau tidak dapat diubah. Namun masa yang akan datang bisa kita ubah. Masa depan yang bahagia Samantabadra | September 2019
49
tergantung pada sebab masa kini. Oleh karena itu merombak nasib adalah merombak kehidupan sekarang agar menjadi bahagia pada masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dalam “Surat Membuka Mata� dengan mengutip kalimat Sinjikan yang berbunyi, “Apabila ingin mengetahui sebab masa lampau lihatlah akibat di masa ini. Apabila ingin mengetahui akibat di masa yang akan datang, lihatlah sebab di masa ini�. Gerakan sekejap demi sekejap sejak masa lampau hingga kini terus-menerus membentuk nasib kita. Misalnya kita yang sekarang hidup dalam keadaan kesulitan ekonomi. Keadaan ini disebabkan oleh karma buruk yang tertinggal di dasar jiwa. Karma buruk yang terbentuk dari kehidupan yang tidak berakar pada Saddharmapundarika-sutra. Untuk menghapus karma buruk itu, kita harus membuat sebab yang berupa karma baik untuk masa yang akan datang. Sebab yang akan mendatangkan kebahagiaan dan dapat mengatasi kesulitan ekonomi di masa akan datang. Nasib buruk yang paling ditakuti adalah nasib yang disebabkan oleh pemfitnahan terhadap Hukum alam semesta. Pemfitnahan terhadap Hukum alam semesta adalah yang berasal dari pikiran, perasaan, dan perbuatan yang menentang Saddharmapundarika-sutra. Menentang Saddharmapundarika-sutra adalah sama dengan menentang akar pokok alam semesta. Jadi perbuatan pemfitnahan Hukum alam semesta ini merupakan sebab yang terbesar dari ketidakbahagiaan yang paling mendalam. Usaha perombakan nasib adalah usaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan seperti kesulitan ekonomi, kesehatan dan semua sebab ketidakbahagiaan lainnya dalam kehidupan ini. Sedangkan perombakan sifat jiwa adalah untuk memperbaiki akar pokok cara hidup yang berlangsung hingga kini. Oleh karena itu, manusia yang ingin merombak nasib dengan sendirinya akan melakukan perombakan sifat jiwa. Dengan demikian usaha perombakan sifat jiwa lebih bersifat inisiatif. Inisiatif untuk membabarkan dan melestarikan 50
Samantabadra | September 2019
Saddharmapundarika-sutra tanpa diminta oleh orang lain. Pada akhirnya pembabaran dan pelestarian Saddharmapundarika-sutra menjadi tujuan hidup manusia. Dari bahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perombakan nasib bisa dicapai dengan dasar perombakan sifat jiwa kita masing-masing. Nasib yang disebabkan oleh pemfitnahan dharma di masa lampau dapat dibuka dan dipecahkan. Membuka dan memecahkan nasib masa lampau dapat dilakukan apabila kita percaya dan melaksanakan Saddharmapundarika-sutra. Apabila kita percaya dan melaksanakan Saddharmapundarika-sutra maka kehidupan kita akan mengalir di dalam arus perombakan sifat jiwa. Kehidupan kita akan menjadi air jernih yang dapat mengusir dan membersihkan kotoran-kotoran dari nasib kita. Perombakan nasib kita akan tercapai bila kita menjalankan perombakan sifat jiwa. Keunggulan perombakan sifat jiwa dari seseorang akan menjadi perombakan nasib satu negeri. Pada akhirnya dapat menjadi perombakan nasib seluruh umat manusia. Oleh karena itu perombakan sifat jiwa adalah dasar dari seluruh perombakan-perombakan. Untuk dapat melaksanakan perombakan sifat jiwa diperlukan keyakinan yang mendalam. Kita harus mempunyai keyakinan yang mendalam atas Saddharmapundarikasutra. Keyakinan yang dapat menjadi kekuatan untuk melaksanakan dan melestarikan Saddharmapundarika-sutra tersebut. Keyakinan ini dapat kita peroleh melalui pertapaan yang berdasarkan hati kepercayaan.
2
Apakah hubungan antara perombakan sifat jiwa dengan hati kepercayaan?
Penjelasan: Perombakan sifat jiwa adalah perombakan yang sangat mendasar. Perombakan sifat jiwa bukanlah perubahan salah satu sifat manusia. Misalnya yang dulunya malas kini menjadi rajin. Hal ini belum dapat dikatakan sudah menjalankan perombakan sifat jiwa.
Tetapi yang dimaksud dengan perombakan sifat jiwa adalah merombak dasar pokok jiwa manusia itu. Umpamanya merombak dasar dari ketidakbahagiaan manusia. Sebab dasar itu adalah tiga racun yang berupa keserakahan, kemarahan dan kebodohan. Keserakahan yang dimaksud di sini adalah keserakahan yang berupa segala bentuk hawa nafsu yang ada. Sedangkan kemarahan yang dimaksud di sini adalah kemarahan yang ada pada dasar jiwa yang terdalam, misalnya tidak bisa menerima dan selalu menyalahkan suasana. Kebodohan berarti hati yang bodoh, hati yang tidak bisa melihat hal-hal yang wajar menurut Hukum agama Buddha. Ketiga racun ini akan membuat jiwa manusia menjadi keruh. Jiwa yang keruh pada akhirnya membuat manusia itu tidak bahagia. Oleh karena itu untuk menjadi bahagia manusia harus mengatasi kekeruhan jiwa. Jiwa manusia yang keruh hanya dapat diatasi dengan merombak akar pokok jiwa itu sendiri. Merombak akar jiwa tidak dapat dilakukan hanya dengan meninjau diri atau merombak perasaan jiwa. Satu-satunya jalan untuk dapat menghapus kekeruhan jiwa adalah dengan mewujudkan Dunia Buddha dalam diri sendiri. Dunia Buddha memiliki tenaga yang kuat dan bersih. Sehingga dengan mewujudkan Dunia Buddha dalam diri kita, maka kita pun mempunyai tenaga yang kuat dan suci. Untuk menimbulkan Dunia Buddha ini secara nyata, kita harus menjalankan kehidupan dengan dasar sumber pokok alam semesta, yaitu dengan percaya dan melaksanakan Saddharmapundarika-sutra. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah bahwa perombakan sifat jiwa hanya dapat dicapai dengan mewujudkan Dunia Buddha dalam diri kita secara nyata. Untuk mewujudkan Dunia Buddha yang ada dalam diri kita sendiri itu, kita harus melakukan langkah-langkah nyata. Langkah-langkah nyata tersebut adalah kita harus percaya kepada Gohonzon sebagai badan pokok Saddharmapundarika-sutra. Kepercayaan ini harus merupakan kepercayaan yang tunggal. Oleh karena
itu kita harus meninggalkan kepercayaankepercayaan kepada kekuatan lain di luar Gohonzon, seperti percaya terhadap tuyul, jin, roh dan benda-benda keramat macam cincin, keris, tombak dan lain-lain. Kepercayaan tunggal kepada Gohonzon sebagai badan pokok Saddharmapundarikasutra itu akan mendorong kita membabarkan Saddharmapundarika-sutra tersebut pada orang-orang lain. Pembabaran Saddharmapundarika-sutra harus dilaksanakan berdasarkan keinginan yang kuat untuk membahagiakan orang lain. Keinginan ini harus lahir dari niat yang murni dan penuh Maitri Karuna. Keinginan yang murni akan menimbulkan semangat yang berkobar-kobar untuk membabarkan Saddharmapundarika-sutra tersebut. Oleh karena kehidupan yang berjalan atas dasar Saddharmapundarika-sutra merupakan kehidupan yang paling bahagia, maka pembabaran Saddharmapundarikasutra dengan semangat yang berkobar-kobar pasti akan mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang nyata dari orang lain tersebut akan mendatangkan pula kebahagiaan pada diri sendiri. Pada saat itulah tercapai perombakan sifat jiwa, karena ketika itu kita telah mewujudkan Gohonzon (Dunia Buddha) dalam diri sendiri. Perombakan sifat jiwa yang berhasil dilakukan oleh diri kita akan mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan lingkungan. Oleh karena itu, kita dapat mewujudkan pula kebahagiaan dan kemakmuran negeri kita tercinta ini dengan melaksanakan perombakan sifat jiwa kita masing-masing. Tujuan yang besar hanya dapat dicapai bila terdapat langkah-langkah yang nyata. Kemakmuran negeri adalah tujuan yang besar. Tujuan tersebut akan dapat dicapai jika kita memilki dua aksara dalam jiwa, yaitu hati kepercayaan. Tujuan tersebut dapat menjadi tujuan hidup bila kita dapat menegakkan suasana jiwa yang luas dan dalam. Suasana jiwa yang tidak akan goyah dalam menghadapi suasana yang bagaimanapun juga. *** Samantabadra | September 2019
51
Obituari
Semangat Muda Haris Lamuda S
etiap kensyu gosyo umum di Mahawihara Saddharma NSI, saya selalu melihat sosok pria tua berkemeja tangan panjang warna putih atau warna-warna salem itu duduk di pojok kantin bawah ketika jam makan. Di balik kacamatanya dan sambil memegang tongkat, ia mengawasi aktivitas ibuibu masak NSI hilir-mudik menyajikan makanan untuk para peserta kensyu. Sesekali ia turut membantu menyajikan makanan, memastikan agar makanan tersaji dengan baik dan cukup. Setiap saya menghampirinya, selalu ada kelakar yang diselipkan olehnya di tengah-tengah obrolan, membuat pembicaraan terasa santai dan akrab. Walau sudah lanjut usia, namun caranya berbicara dan bersikap mencerminkan jiwa yang muda. Kepribadiannya yang humoris dan rendah hati membuatnya mudah bergaul. 52
Samantabadra | September 2019
Di kalangan ibu-ibu masak NSI misalnya yang notaben memiliki latar belakang sosial yang berbeda-beda, saya bisa merasakan kedekatan yang terjalin di antara mereka dan pria berambut tipis dan beralis panjang ini. Sentuhan kemanusiaan yang sulit dilupakan bagi mereka yang sering berinteraksi dengan Pak Aheng. Mendampingi istrinya sebagai koordinator dapur NSI, Pak Aheng atau Pak Haris Lamuda menjalankan tugas kejiwaan di susunan NSI hingga akhir hayatnya. Beliau adalah sesepuh dan telah menjalankan keaktifan di susunan NSI lebih dari tiga dekade dan turut membangun NSI. Saya sering menyaksikan kemesraan Pak Aheng dan istrinya dalam tawa dan canda, atau ketika mereka berjalan berdampingan bergandengan tangan. Pemandangan yang tidak selalu dapat kita
saksikan pada pasangan manula di mana hasrat hati seringnya sudah menurun, dan jenuh melanda karena telah menghadapi begitu banyak asam garam kehidupan rumah tangga. Namun Pak Aheng dan istrinya membuktikan bahwa cinta adalah sebuah perjalanan sepanjang masa. Bu Aheng terus menjaga dan mendampingi Pak Aheng hingga ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Di balik sikapnya yang santai, Pak Aheng serius dalam menekuni mimpinya dalam dunia pendidikan. Ia memiliki visi membangun bangsa Indonesia. Itulah mengapa ia memilih untuk menekuni dunia pendidikan dengan mendirikan yayasan Sekolah Kemurnian di Jakarta. Perjuangannya merintis Sekolah Kemurnian panjang dan berliku, namun hal tersebut yang membuatnya menghayati nilai bekerja keras. Kesuksesannya mengembangkan Sekolah
Kemurnian hingga menjadi tiga sekolah, dari PAUD hingga SMA justru membuatnya semakin rendah hati. Bak filosofi padi yang semakin berisi, semakin merunduk. Pak Aheng tidak ragu untuk berbagi ilmu kehidupan dengan orang-orang di sekitarnya. Salah satu asisten yang merangkap supir pribadinya, merasakan kepedulian dan bimbingan Pak Aheng dalam hidup dan berusaha. Kini, walau pun sudah mapan dan memiliki usaha di kampungnya, sang supir tetap setia mendampingi Pak Aheng di dalam senang dan susah. Kesetiaan adalah buah dari kepedulian yang tulus untuk turut memajukan kualitas hidup orang lain. Saya masih ingat kecintaan Pak Aheng terhadap bendabenda seni. Dinding rumah dan kantornya dipenuhi lukisan berbagai ukuran. Beliau sangat antusias mengoleksi karyakarya lukisan dari berbagai seniman. Jiwa artistiknya bisa jadi turut membentuk karakter beliau sebagai orang yang cair dan menghargai orang lain. Kini, saya tidak bisa lagi melihat sosoknya di pojok kantin Mahawihara Saddharma NSI. Namun semangat hidup dan teladan yang dibagikannya akan tetap hidup dalam benak saya dan orang-orang di sekelilingnya. Selamat jalan, Pak Aheng. Karma baik yang Bapak lakukan pada kehidupan kali ini, pasti menjadi akibat kebajikan Dunia Buddha. Nammyohorengekyo. (Samanta)
Memorial
The Lovable Ovidian
Ovid sudah tiada. Semuda itu. Semuda itu dia sudah berbakti untuk keluarga. Semuda itu dia sudah berbakti untuk wihara. Semuda itu dia sudah berbakti untuk negara. 19 tahun usianya penuh ceria penuh ingin tahu suka membantu ortu peduli sosial peduli sesama selalu menyapa selalu bertanya TGM 3 kali Presentasi 1 kali Oh, Ovidian Karitra, engkau sangat mengesankan memberi kesan, penuh pesan. Kami mengenang dan terkenang-kenang akan ceriamu. Berkurang seorang anggota NSI Berkurang seorang GM Nam-myoho-renge-kyo
Samantabadra | September 2019
53
Kehilangan orang tua sudah biasa, namun kehilangan anak itu luar biasa! Itulah yang terjadi pada kami. Pada tanggal 4/8 putra kedua kami, Ovidian Karitra, yang kerap dipanggil Ovid meninggal. Rasa sedih, pilu dan nyeri bercampur di dada kami. Terlahir pada tanggal 16/10/2000, Ovid memberi warna tersendiri di dalam keluarga terlepas dari segala kekurangan komunikasi sosialnya. Warnanya warna ceria. Tanpa berandai-andai, kami semua sudah menerima kepergiannya. Awalnya Ovid operasi usus buntu pada tanggal 17/6/19, tetapi kondisinya telanjur pecah. Kami mengetahui hal ini sesudah operasi yang berlangsung hampir 2 jam – di luar kelaziman. Sang dokter bedah memberi tahu kami bahwa usus buntu Ovid sudah pecah di dalam ketika beliau operasi, namun sudah dibersihkan dari segala nanah dan dinyatakan aman. Selang 40 hari pasca-operasi, terjadilah komplikasi pada hari Senin, 29/7, yakni muntahmuntah dan sakit perut. Komplikasi ini berlanjut ke rawat inap pada tanggal 31/7 dengan tindakan dipasang sonde dan beberapa kali dibilas isi ususnya. Namun cairan yang keluar tetap berwarna kehijauan dan keruh dengan endapan. Dua hari kemudian, Jumat, 2/8, dokter memutuskan untuk mulai memberi susu via sonde. Hasilnya oke. Pada hari Sabtu, 3/8, dokter pengganti memutuskan untuk susu via mulut. Beberapa jam kemudian Ovid mengalami kram perut dengan suhu tubuh tinggi hingga 39o C. Tak sampai 2 jam, lagi-lagi perutnya terasa sakit. Kondisi mulai menurun. Therapy process diulangi‌ Sakit perut bertambah sampai-sampai tidak tidur semalaman. Menjelang subuh, lengannya membiru. Tensi 90/60. Denyut nadi tak terdeteksi. Ovid terus berbicara sampai saat ajalnya di HCU/ICU pada pukul 9.17 sesudah dokter jaga mengupayakan memacu jantung dan napas buatan. Tak henti-hentinya kedua orang tuanya melantunkan Nam-myoho-renge-kyo mengantarnya ke saat ajal. Sesudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter jaga, kami berunding untuk bersepakat mendonorkan matanya meskipun yang bersangkutan belum mengisi Surat Wasiat. Setelah pihak Bank Mata DKI menghubungi pihak dokternya, Ovid ditolak niat mulianya menjadi donor mata karena kasus usus buntu pecah. Ribuan tangan Buddha menyambutnya ‌ begitu yang dapat kami laporkan ketika Malam Kembang : 1 Ruang C itu penuh para umat NSI yang ingin menyampaikan belasungkawa kepada Ovid, yang dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. Terima kasih atas segala dukungan moral dan material selama sakit dan sesudah meninggalnya. Mohon maaf jika yang bersangkutan selama hidup telah berkata dan berbuat salah. Catatan: Siapapun ketika meninggal pihak keluarganya boleh langsung mengajukan diri menjadi donor mata sekalipun belum membuat Surat Wasiat (Kyanne Virya, Ayah dari Ovidian).
54
Samantabadra | September 2019
wawasan
Tips Menjaga Kesehatan Jantung
J
antung merupakan organ vital tubuh manusia yang bekerja tanpa henti. Jantung berperan penting dalam memompa darah ke seluruh tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kesehatan jantung dipelihara agar terhindar dari berbagai penyakit yang dapat merusaknya. Menjaga kesehatan jantung dapat dilakukan dengan beberapa langkah sederhana, seperti berikut ini. 1. Menghentikan kebiasaan merokok Perokok memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner. Tidak hanya perokok sendiri, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok (perokok pasif) juga lebih berisiko mengalami penyakit tersebut. Hal ini karena zat beracun
pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, sehingga lama kelamaan aliran darah pada jantung menjadi terganggu. Akibatnya, fungsi jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
Konsumsilah ikan jenis ini dua kali seminggu secara teratur untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan asam lemak omega-3.
4. Mengonsumsi lebih banyak serat Menu makanan kaya akan 2. Melakukan aktivitas fisik serat dapat menurunkan (olahraga) secara rutin kadar kolestrol jahat Aktif secara fisik atau rutin (LDL) yang dapat olahraga dapat mengurangi meningkatkan risiko penyakit risiko penyakit jantung. jantung. Serat bisa didapatkan Sempatkan waktu untuk dari buah-buahan, sayuran, berolahraga sekitar 20 – 30 gandum, kacang, dan sereal. menit setiap hari, karena Penuhilah kebutuhan serat manfaatnya sangat baik untuk paling tidak 30 gram per hari. kesehatan jantung. Perlu diperhatikan bahwa konsumsi makanan 3. Mengonsumsi ikan berserat harus dilakukan Mengonsumsi makanan secara bertahap. Sebaiknya yang mengandung asam jangan makan sayuran dalam lemak omega-3 dapat membantu mencegah penyakit jumlah banyak sekaligus, jantung. Ikan adalah salah satu karena dapat mengakibatkan makanan yang kaya akan asam perut kembung. Saat mengonsumsi serat, minumlah lemak omega-3. lebih banyak air putih untuk Anda dapat memilih ikan , melancarkan pencernaan. sarden, tuna, atau salmon. Samantabadra | September 2019
55
5. Mengurangi konsumsi lemak jenuh Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang menumpuk berpotensi menyumbat pembuluh darah jantung. Oleh karena itu, batasi konsumsi lemak jenuh. Lemak jenis ini banyak terdapat pada daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu kaya lemak. 6. Menjaga tekanan darah Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ yang penting, seperti jantung dan otak, dapat berakibat fatal. Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi. 7. Menjaga kadar gula darah Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat membuat Anda terkena diabetes, namun juga membuat Anda berisiko terkena penyakit jantung. Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung serta pembuluh darah. Beberapa upaya untuk mengurangi risiko diabetes adalah mengganti nasi putih dengan nasi merah, dan mengurangi asupan gula. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika usia Anda di atas 45 tahun. 8. Mendapatkan istirahat yang cukup Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap hari. Kurang istirahat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit darah tinggi, diabetes, dan serangan jantung. Menjaga kesehatan jantung dapat dimulai dengan membiasakan gaya hidup sehat. Selain beberapa langkah di atas, Anda juga disarankan untuk mengelola stres dan memeriksakan kesehatan secara rutin ke dokter agar kesehatan jantung Anda tetap terjaga. Sumber: https://www.alodokter.com/berbagai-tips-untuk-menjaga-kesehatan-jantung
56
Samantabadra | September 2019
wawasan
Manfaat Membaca Buku
Buku adalah jendela dunia. Begitulah pepatah yang sering kita dengar dalam kehidupan seharihari. Banyak orang terkenal dan sukses dalam kehidupannya memiliki hobi membaca. Membaca selain menjadi hobi yang positif dalam mengisi waktu luang juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kecerdasan maupun hubungan sosial kita terhadap orang lain. Lebih lengkapnya, berikut ini uraian manfaat yang dapat dirasakan ketika banyak membaca buku.
1
Menambah Wawasan Tentu saja dengan banyak membaca buku wawasan kita akan bertambah. Kita dapat mengetahui persoalan-persoalan ataupun kehidupan di belahan dunia yang lain maupun masa lampau meski tidak melihatnya sendiri. Dengan memiliki banyak ilmu kita tidak akan mudah dibodohi oleh orang lain.
2
Berpikiran Terbuka Orang yang banyak membaca buku akan memiliki pikiran yang luas dan terbuka karena menyerap informasi tidak dari satu perspektif saja. Ia akan selalu melihat sebuah permasalahan dan perbedaan yang ada dengan berbagai sisi, sehingga tidak mengherankan orang yang banyak membaca buku tidak akan mudah menjustifikasi ataupun menyalahkan orang lain.
Samantabadra | September 2019
57
3
Banyak Inspirasi Kreativitas memerlukan banyak ide-ide yang harus dituangkan dalam bentuk karya. Melalui membaca buku maka kita akan mendapatkkan inspirasi-inspirasi yang akan menjadikan kita produktif.
4
Memiliki Hubungan Sosial yang Baik Terdapat sebuah penelitian di Amerika Serikat tentang kegemaran orang yang membaca buku. Penelitian tersebut membuktikan bahwa orang yang banyak membaca buku akan memiliki kepedulian sosial atau rasa empati yang lebih tinggi. Orang yang peduli terhadap orang lain akan selalu disenangi temantemanya.
5
Memiliki Imajinasi Tinggi Berbeda ketika menonton televisi dimana kita dapat melihat gambar-gambar yang ditampilkan. Membaca tidak menampilkan gambar-gambar yang bergerak sehingga pikiran kitalah yang harus bermain. Dengan begitu maka otak kita akan diajak untuk berimajinasi dan mebayangkan informasi ataupun ceritacerita yang disajikan dalam setiap bacaan.
6
Mengembalikan Mood untuk Beraktivitas Dalam keseharian kita tentunya dituntut untuk menyelesaikan berbagai hal, mulai dari pekerjaan di kantor, tugas sekolah, maupun aktivitas lainya. Dengan membaca buku maka kita akan melakukan rehat sejenak untuk menenangkan pikiran sambil menggali informasi-informasi baru dari bacaan.
Sumber: https://www.idntimes.com/life/inspiration/jailani-1/7-manfaat-membaca-buku-yang-kamu-perlu-tahu-c1c2/full
58
Samantabadra | September 2019
wawasan
Fakta-Fakta Pemindahan Ibu Kota
S
eperti yang telah kita ketahui bersama, Presiden Joko Widodo berencana memindahkan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan. Pemindahan ibu kota rencananya diumumkan pada tahun ini. Sedangkan tahun 2020 sebagai proses perencanaan, tahun 2021-2023 sebagai proses pembangunan, dan 2024 sebagai awal pemindahan pusat pemerintahan. Nah, seperti apa fakta-faktanya? Yuk simak. 1. Sejarah Sejarah pemindahan ibu Kota Indonesia sebelumnya sudah pernah dibahas oleh Presiden Soekarno. Kala itu, Beliau berencana memindahkan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Namun rencana itu dibatalkan dengan penetapan Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia.
2. Alasan Ibu Kota Pindah Alasan dipindahkannya ibu kota berkaitan dengan kondisi Jakarta saat ini. Menurut Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro akibat banjir dan kemacetan di Jakarta, Indonesia mengalami kerugian hingga ratusan triliun. 3. Pilihan Lokasi Ada empat daerah yang sempat digadang-gadangkan menjadi pilihan lokasi ibu kota baru, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat. Namun, pilihan saat ini mengerucut menjadi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Presiden Jokowi pun telah mengunjungi kedua tempat tersebut terkait pemindahan ibu kota. 4. Contek Brasil Pembangunan ibu kota baru akan menyontek dari
negara yang telah berhasil merealisasikan wacana tersebut, seperti Brasil. Hal-hal yang akan dicontek meliputi desain dan proses pemindahan. 5. Septic Tank di Ibu Kota Baru Kepala Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan harus menjurus ke arah konsep forest city atau Ibu Kota yang ramah lingkungan. Bambang memberi contoh penerapan sumur bor dan septic tank yang umum diaplikasikan pada rumahrumah di Jakarta. Dengan diaplikasikannya sistem tersebut di Jakarta, meski jauh dari ideal, namun hal itu kemudian menjadi praktik yang berlaku umum di Indonesia. Samantabadra | September 2019
59
Permasalahan Jakarta sebagai ibu kota saat ini terkait juga dengan kota-kota pendukungnya yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Untuk di ibu kota baru, Bambang mengatakan pihaknya akan menerapkan perencanaan wilayah berbasis metropolitan. Dengan sistem tersebut, akan ada satu kota induk yang didukung oleh kota-kota di sekitarnya. Kota-kota di sekitarnya ini nanti ada yang bersifat mandiri, namun ada pula yang bersifat pendukung semata. 6. Ibu Kota Baru Bebas Banjir Bambang Brodjonegoro juga menjamin bahwa ibu kota yang baru akan bebas dari banjir. Dia menjelaskan saat ini pemerintah terkait sedang melakukan peninjauan secara detail terkait persoalan banjir yang sering melanda ibu kota DKI agar tidak terjadi kembali di ibu kota baru. Menurutnya, sebenarnya penyebab banjir di Indonesia bukan hanya diakibatkan oleh iklim, melainkan juga dari sisi sistem perancangan dan pembangunan infrastrukturnya. 7. Harga Tanah di Kalimantan Tengah Naik Meski belum diumumkan lokasi pasti ibu kota yang baru, harga tanah di lokasi bakal calon Ibu Kota Indonesia Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, mulai naik hingga empat kali lipat dari harga sebelumnya. Hal ini muncul karena masyarakat banyak yang termakan tingginya harga tanah setelah isu pemindahan ibu kota. Berdasarkan informasi yang dihimpun di Gunung Mas, satu kavling tanah biasanya dipatok ukuran 20x30 meter, dengan harga Rp10 juta jika jauh dari pemukiman. Sedangkan harga tanah yang dekat dengan pemukiman, biasanya dihargai Rp25 juta. Dengan munculnya informasi akan dijadikan ibu kota, tanah melonjak menjadi Rp 40 juta per kavling dan Rp100 juta per kavling bila dekat dengan pemukiman atau naik empat kali lipat. Sumber: https://economy.okezone.com/ad/2019/08/02/470/2086882/6-fakta-persiapan-ibu-kota-pindah-ke-kalimantan-nomor5-tak-diduga?page=3 https://news.detik.com/berita/d-4645448/seputar-ibu-kota-pindah-sejarah-hingga-pilihan-lokasi https://www.merdeka.com/uang/kalimantan-disetujui-jadi-ibu-kota-baru-simak-5-faktanya.html
Dana paramita dapat disalurkan melalui:
Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita. 60
Samantabadra | September 2019
resep
Resep Muffin Keju Bahan kering: 270 gram tepung terigu 1 saset kecil susu bubuk 2 sendok teh baking powder setengah sendok teh garam 100 gram keju parut atau beberapa potong keju potong dadu (sesuai selera) Bahan basah: 200 ml yogurt plain 2 butir telur 150 gram gula pasir 70 gram margarin (cair) 50 ml minyak goreng 1 sdt perisa vanilla Cara membuat: 1. Dalam wadah campur semua bahan kering, aduk rata 2. Dalam wadah terpisah campur semua bahan basah 3. Buat lubang di tengah pada bahan kering kemudian tuang bahan basah, aduk rata (jangan mengaduk terlalu berlebihan, asal rata saja) 4. Panaskan oven selama Âą10 menit di suhu 180 derajad, kemudian tuang adonan ke dalam cetakan muffin panggang selama kurang lebih 25 menit, angkat sajikan
Berita Duka Cita Ibu Kwan Arih
Sdr. Ovidian Karitra
Bapak Haris Lamuda
Ibu Lie Koei Fon
Meninggal pada usia 88 tahun 29 Juli 2019 Umat NSI daerah Cikupa Banten
Meninggal pada usia 19 tahun 04 Agustus 2019 Umat NSI daerah Bogor Jawa Barat
Meninggal pada usia 83 tahun 08 Agustus 2019 Umat NSI daerah Gajahmada DKI Jakarta
Meninggal pada usia 63 tahun 12 Agustus 2019 Umat NSI daerah Bogor Jawa Barat
Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.
Samantabadra | September 2019
61
dunia anak
Name
Hai anak-anak NSI! Yuk temukan lima perbedaan antara kedua gambar di bawah ini.
A Day in the Park
Can you spot the 5 differences between these two pictures?
Sumber: allkidsnetwork.com
Spot the Difference 62 Samantabadra | September 2019 Worksheets
www.allkidsnetwork.com Š Copyright 2014 All Kids Network
Jadwal Kegiatan Susunan NSI
Bulan September 2019 Jadwal Kegiatan Susunan NSI September 2019 Tanggal 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Hari Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin
Jam 13.00 19.00 19.00 10.00 10.00 10.00 13.00 19.00 12.00 14.00 19.00 19.00 19.00 10.00 19.00 14.00 19.00 19.00 10.00 14.00 19.00 10.00 19.00 17.00 13.00
Kegiatan Kensyu Gosyo Umum Materi September 2019 Pendalaman Gosyo Dharma Duta & Luar Daerah Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta Pertemuan Ceramah Gosyo Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak‐Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Ibu Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum Pertemuan Cabang Pertemuan Anak‐Anak Daerah Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang Pertemuan Ibu Daerah Pertemuan Pria Daerah Pertemuan Anak Cabang Pertemuan Generasi Muda Daerah Pertemuan Lanjut Usia Umum Pertemuan Empat Bagian Pendalaman Gosyo Dharma Duta Rapat DPW‐DPD NSI DKI Jakarta Kensyu Gosyo Umum Materi Oktober 2019 Kensyu Gosyo Umum Materi Oktober 2019 Pendalaman Gosyo Dharma Duta & Luar Daerah
Tempat Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Daerah Masing‐Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1 Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing Daerah Masing‐Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2 Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Samantabadra | September 2019
63
Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia
BALAI PUSAT NSI
Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang
PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903
64
Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821
Samantabadra | September 2019
Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201
Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510