Samantabadra 2020-02

Page 1

M

SAMANTABADRA

endoakan orang yang keinginan dan perasaannya tidak sama, sama seperti menyalakan api di atas air, membangun rumah di angkasa.

PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat

Surat Balasan kepada Ben Dono SAMANTABADRA | FEBRUARI 2020| NOMOR. 313

gosyo kensyu Surat Balasan kepada Nyonya Ueno Dono

02

#313

gosyo cabang Surat Balasan Kepada Ben Dono

feb ru a r i

2 0 2 0


Keseruan peserta kensyu gosyo NSI akhir tahun 2019 mengangkat tema “Menyiarkan Ajaran/Darma yang Sesungguhnya Menghasilkan Manusia Unggul untuk Indonesia Maju”, dalam aktivitas kreativitas dan keakraban.

Foto bersama segenap umat dan pengurus NSI dan Bapak Ade Armando praktisi komunikasi sebagai pembicara dalam sesi kensyu gosyo NSI akhir tahun 2019.

B

aik tanah suci maupun neraka bukanlah terdapat di luar diri kita, kecuali di tengah-tengah dada kita sendiri. Orang yang sadar akan hal ini disebut Buddha, tetapi orang yang sesat akan hal ini disebut manusia biasa. Sadar akan hal ini adalah Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian, barangsiapa yang mempertahankan Saddharmapundarikasutra akan menyadari bahwa neraka adalah juga tanah Buddha. Sebaliknya, meskipun seseorang menjalankan pertapaan ajaran sementara selama ratusan juta tahun yang tak terbilang , kalau ia menjauhi Saddharmapundarika-sutra, ia selalu berada dalam neraka.

Surat Balasan kepada Ueno Dono Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

M

enyadari hal ini disebut Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya (sokushin jobutsu); membuka kesadaran ini disebut membuka jiwa Buddha. Devadatta merubah neraka Avici menjadi tanah Buddha; demikian pula dengan pencapaian kesadaran Buddha puteri Naga dalam keadaaan sebagaimana adanya. Semuanya ini dimungkinkan karena Saddharmapundarika-sutra sanggup membuat setiap orang mencapai kesadaran Buddha, baik yang menentang maupun yang menurutinya. Surat Balasan kepada Ben Dono

Keterangan halaman muka Bunga teratai perlambang hukum sebab-akibat. Selamat tahun baru 2020!


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Balasan kepada Toki Nyudo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI 30 Desember 2019 - 1 Januari 2020

Nammyohorengekyo, Ajaran Buddha bukan ajaran yang mengajarkan kita untuk melamun atau mengkhayal, melainkan suatu ajaran yang mengajarkan kita untuk dapat melakukan perubahan; perubahan perilaku atau cara hidup dari yang kurang baik menjadi baik. Agama Buddha adalah suatu ajaran yang membimbing kita agar kita dapat menikmati hidup dengan kualitas yang paling baik dan bahagia. Tujuan pokok dari kelahiran Buddha Sakyamuni adalah ingin membabarkan satu hukum ini, yaitu hukum Nammyohorengekyo. Hukum ini bisa membuat semua orang menjadi Buddha. Menjadi Buddha artinya adalah menjadi orang yang sadar. Buddha mengajarkan bahwa semua orang bisa bahagia dengan mencapai kesadaran Buddha. Potensi kesadaran Buddha ini

sudah dimiliki atau sudah ada di dalam diri kita sendiri. Dengan hukum Nammyohorengekyo, semua umat manusia bisa mencapai kesadaran Buddha. Sulit bagi kita untuk dapat memahami hal ini, karena kita selalu membandingkan ajaran Buddha dengan cara berpikir kita. Buddha bahagia karena selalu memikirkan kebahagiaan orang lain, selalu memikirkan bagaimana caranya menyebarluaskan hukum Nammyohorengekyo. Sedangkan kita sulit menjadi Buddha karena kita seringkali hanya memikirkan diri kita sendiri. Hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita, dapat kita jadikan sebagai guru atau hikmah baik. Kebahagiaan yang ada dalam hidup kita merupakan istana khayalan, janga terlena karena perjalanan kita yang sesungguhnya masih panjang. Apapun yang terjadi, yang paling

penting adalah kita tetap dapat mempertahankan hati kepercayaan terhadap hukum Saddharmapundarika Sutra. Jadikanlah tanah Buddha atau pencapaian kesadaran Buddha sebagai tujuan utama dalam hidup kita kali ini. Di dalam ajaran agama Buddha, semua yang terjadi ada sebab, jodoh, akibat, dan imbalan (In, En, Ka, Ho). Inilah yang harus dibangun dengan baik dalam keseharian hidup kita. Kita harus punya kesadaran tentang bagaimana menggunakan atau memanfaatkan tubuh kita dengan maksimal. Badan kita ini dipakai atau tidak dipakai, samasama akan hancur juga. Oleh karena itu, kita harus menimbulkan kesadaran untuk menggunakan badan ini dengan nilai yang paling tinggi. Apa nilai yang paling tinggi? Nilai yang tertinggi adalah ketika kita menggunakan Samantabadra | Februari 2020

1


badan kita untuk menyebarluaskan hukum Nammyohorengekyo. Agama Buddha itu adalah sebuah agama yang mengajarkan kepada kita cara berpikir yang benar, cara berucap yang benar, cara berperasaan yang benar, dan cara berperilaku yang benar. Kalau kita mau menjalankan cara hidup yang benar, kita harus punya patokan atau pedoman yang benar. Satusatunya pedoman yang harus kita pegang adalah ajaran sesungguhnya dari sang Buddha, yaitu Saddharmapundarika Sutra. Ajaran yang tepat bagi kehidupan masa akhir darma adalah Nammyohorengekyo. Inti dari ajaran Hinayana mengajarkan bahwa manusia bisa mencapai tingkat arahat. Manusia yang bisa mencapai kesadaran Buddha hanyalah Buddha Sakyamuni. Sedangkan manusia yang lain, terutama perempuan, orang jahat, dan orang pintar tidak bisa mencapai kesadaran Buddha. Pada masa itu, manusia yang bisa mencapai tingkat Sravaka dan Pratekyabuddha sudah bahagia karena kekotoran jiwa umat manusianya tidak sekeruh di masa akhir darma. Seribu tahun setelah Buddha Sakyamuni 2

Samantabadra | Februari 2020

meninggal, karakter manusia cenderung masih lebih baik daripada sekarang, dapat dipercaya, lebih sungguh-sungguh melaksanakan, dan menaati tata krama dalam masyarakat. Pada dasarnya, kualitas jiwa mereka masih bagus sehingga dengan ajaran Theravada dan mencapai tingkat Arahat, mereka sudah bahagia. Setelah itu, masuk ke dalam ajaran Mahayana. Pada masa itu, manusiamanusianya juga masih lebih baik dibandingkan dengan masa akhir darma. Keserakahan, kemarahan, dan kebodohannya tidak terlalu parah seperti zaman sekarang. Meskipun pada zaman sekarang, kelihatannya manusia lebih peduli terhadap jiwa, tetapi kekejaman terjadi di manamana. Contohnya, banyak terjadi peristiwa anak membunuh orang tua dan bahkan orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri. Selain itu, banyak terjadi adu domba atau saling memfitnah satu sama lain. Baik ajaran Hinayana maupun Mahayana, serta ajaran-ajaran lain di luar hukum Nammyohorengekyo, kekuatannya sudah tidak cukup untuk memberikan manfaat serta mengatasi kekeruhan yang terjadi di

masa akhir darma. Hukum Nammyohorengekyo memang diperuntukkan untuk manusia masa akhir darma. Jika kita masih menggunakan ajaran sementara dalam kehidupan sehari-hari kita, tidak mampu secara tuntas menjelaskan tentang fenomena hidup. Menurut agama Buddha, kehidupan kita ini berkelanjutan, ada masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Di dalam masyarakat ada berbagai hukum dan kesepakatan. Kita harus mengisi tahun baru dengan hati kepercayaan. Apa yang kita jalankan dalam kehidupan sehari-hari harus sesuai dengan ajaran Buddha. Melalui ajaran Buddha Niciren Daisyonin, kita bisa merubah perasaan jiwa kita dari perasaan jiwa yang kotor/buruk menjadi perasaan jiwa yang baik dan penuh dengan maitri karuna. Apa hubungan antara kita dengan alam semesta? Apa yang terjadi di alam semesta sangat erat hubungannya dengan kondisi perasaan jiwa kita. Karena kita adalah alam semesta kecil, yang merupakan bagian dari alam semesta besar. Dalam agama Buddha, ada prinsip yang mengajarkan bahwa hidup manusia itu Shiki Shin


Funi. Hidup kita tidak hanya berupa fisik, tetapi juga terdiri dari perasaan jiwa. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga perasaan jiwa kita agar dapat menarik jodoh-jodoh baik dan terhindar dari jodoh-jodoh buruk. Keselamatan adalah hasil dari keberhasilan kita dalam menempatkan perasaan jiwa kita secara baik. Keselamatan juga merupakan hasil dari tindakan kita yang selalu waspada. Ketahanan moral adalah hati kepercayaan. Agama Buddha mengajarkan kita agar dapat memunculkan kekuatan dari dalam, sehingga kita dapat mengalahkan iblis di dalam diri kita sendiri, termasuk iblis penyakit. Agama ini adalah agama yang paling dibutuhkan dan paling cocok di masa akhir darma. Dalam kondisi zaman yang serba maju dan canggih seperti sekarang ini, manusia membutuhkan agama yang betul-betul bisa membimbing di jalan yang benar serta memberikan arahan yang tepat. Di dalam kehidupan, semua yang akan terjadi ada tandatanda alamatnya. Pada tahun 1257, terjadi gempa bumi besar di negara Jepang. Menurut agama Buddha, ini merupakan tanda alamat bahwa akan

ada sebuah peristiwa besar terjadi. Tanda alamat ini menunjukkan bahwa ini saatnya untuk menyebarluaskan hukum Nammyohorengekyo. Oleh karena itu, kita yang lahir sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi harus terus menyebarluaskan hukum ini. Prinsip dalam agama Buddha, semua dimulai dari diri kita dan dimulai dari sekarang. Kekuatan yang paling utama harus dapat kita munculkan dari dalam diri kita sendiri. Kita harus punya prinsip yang tegas bahwa tidak ada agama lain selain agama Buddha Niciren Daisyonin. Rejeki adalah akibat yang harus kita upayakan sendiri, tidak datang begitu saja. Sebagai manusia, kita harus bisa memberi manfaat kepada orang lain. Kita dapat menjadi manusia yang baik dan benar apabila kita mampu menghayati serta menerapkan ajaran agama yang sesungguhnya. Diberkati atau tidak diberkati, semua itu adalah hasil dari perbuatan kita sendiri. Ajaran agama apapun di luar hukum Nammyohorengekyo, menjadi tidak relevan ketika memasuki masa akhir darma. Ajaran tersebut sudah tidak dapat lagi memberikan

manfaat. Oleh karena itu, kita harus memahami ajaran Buddha Niciren dengan menyebut mantra Nammyohorengekyo. Memahami bahwa inti hakikat yang sesungguhnya hanya ada di dalam ajaran Niciren Daisyonin. Hal ini harus membuat kita lebih rendah hati, karena ajaran lain hanya mengajarkan sampai di permukaan saja. Semua harus punya cita-cita untuk sampai di Jojakodo (tanah Buddha). Tanah Buddha ada di dalam diri kita sendiri, di dalam perasaan jiwa kita. Oleh karena itu, kita harus dapat memelihara perasaan jiwa kita agar selalu ingin membahagiakan orang lain. Semua perbuatan kita harus mengarah kepada konsenrufu, baru kita bisa mencapai tanah Buddha. ***

Samantabadra | Februari 2020

3


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Balasan kepada Toki Nyudo Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI 30 Desember 2019 - 1 Januari 2020

Nammyohorengekyo,

itu banyak sekali gosyogosyo yang dititipkan Surat balasan kepada oleh Niciren Daisyonin Toki Nyudo perihal kepada Toki Nyudo ini. mendambakan JojakkoToki Nyudo sungguh hati do, menjelaskan perihal menjaga warisan ajaran pencapaian kesadaran yang dititipkan oleh Niciren Buddha. Surat ini Daisyonin. merupakan surat atau gosyo Di gosyo ini pertamapertama yang ditulis oleh tama dijelaskan mengenai Niciren Daisyonin ketika kejamnya kondisi di Pulau Niciren Daisyonin berada Sado. Angin bertiup dengan di Pulau Sado. Buddha kencang, pagi-pagi ada Niciren berangkat ke sana embun dan salju, suasana pada tanggal 10 bulan 10, cenderung dingin walaupun sampai tanggal 1 bulan 11. ada matahari, apalagi ketika Perjalanan menuju Pulau musim dingin. Maka itu Sado memakan waktu 21 Niciren Daisyonin katakan, hari perjalanan dengan jalan “saya mengetahui keadaan kaki. seperti ini saya siap untuk Niciren Daisyonin menuju Jojakko-do,� atau senantiasa memikiran umat berarti mendambakan yang ada di Kamakura. pencapaian kesadaran Mereka merasa risau Buddha dan menyadari memikirkan Niciren bahwa ajal bisa dating kapan Daisyonin yang sedang pun. berada di Pulau Sado ketika Dalam kondisi cuaca itu. Toki Nyudo adalah salah yang ekstrim, rumah yang satu murid kesayangan reyot, pakaian seadanya, Niciren Daisyonin, ia Niciren Daisyonin tetap sangat dipercaya. Maka menulis gosyo dan mau 4

Samantabadra | Februari 2020

membabarkan ajaran Buddha. Bukan main perjuangan dan penderitaan Niciren Daisyonin, tapi beliau tetap ingin untuk melestarikan gosyo untuk umat masa akhir darma dan seterusnya. Ajaran Buddha dibabarkan setelah Buddha Sakyamuni meninggal, 200 tahun kemudian berkembang secara luas mulai dari India, Tiongkok, Jepang, sampai negaranegara lain. Tetapi tersebar luasnya agama Buddha dan sutranya, tergantung waktu dan tempatnya, tidak semuanya sama. Seperti Vashubandu yang membabarkan ajaran sang Buddha tetapi yang disebarkan adalah sutra Abhida belum masuk ke Saddharmapundarika-sutra. Walaupun beliau tahu dengan ajaran yang unggul sari Saddarmapundarikasutra, tetapi tidak bisa membabarkannya, karena


waktunya belum tepat. Begitu juga Nagarjuna yang membabarkan sutra Mahaprajnaparamitha, dijelaskan mengenai pertapaan, ke-Bodhisatvaan dan paramitha, tetapi beliau juga tahu bahwa sutra yang paling unggul adalah Saddarmapundarika-sutra yang memungkinkan semua orang untuk mencapai kesadaran Buddha. Tetapi karena belum waktunya, tidak bisa dibabarkan. Kalau dibabarkan juga, kemampuan manusia pada masa itu belum bisa menerima. Oleh karena itu, hukum agung tunggal yang ditinggalkan oleh Buddha Sakyamuni, yaitu Saddarmapundarika-sutra, hanya bisa disebarluaskan dan diberi tugas kepada Bodhisatva yang muncul dari bumi, seperti Visistakaritra. Berbagai Buddha yang muncul di dunia ini, semuanya adalah sebab jodoh satu hal yang penting dan memiliki tugas kejiwaan masing-masing; ada yang membabarkan ajaran Hinayana, Buddha Niciren Daisyonin tugasnya untuk membabarkan inti hukum yang tersirat dari Saddarmapundarika-sutra, yaitu Nammyohorengekyo dari Sandaihiho. Jadi ini adalah sutra yang paling unggul yang hanya bisa

dibabarkan oleh Niciren Daisyonin. Orang-orang yang diasingkan ke Pulau Sado adalah kriminal dan orangorang yang dianggap mengancam pemerintah Jepang. Jadi begitu Niciren Daisyonin masuk ke tempat itu, Niciren Daisyonin dianggap sebagai orang jahat, mereka saling benci. Keadaan demikian digambarkan oleh Niciren Daisyonin sebagai kondisi dunia kebinatangan. Orang yang berada di dunia kebinatangan pada umumnya bersikap berdasarkan insting, takut kepada yang lebih besar atau kuat, dan tidak bisa membedakan yang mana yang benar dan yang salah kendati diberitahu secara baik-baik. Mereka tidak dapat mengetahui perbedaan antara majikan, guru, dan ayah bunda. Mereka tidak mengerti tentang pentingnya hormat dan sopan santun. Serupa dengan kondisi zaman sekarang di mana anak bisa membunuh orang tua, guru dirundung (bully), hal tersebut adalah sikap-sikap berdasarkan naluri dari dunia kebinatangan, maka itu dikatakan bodoh. Sama halnya dengan perkembangan susunan NSI. Walaupun NSI secara sungguh-sungguh

menjaga kemurnian ajaran Buddha Niciren, namun sampai sekarang kita masih menghadapi berbagai pemfitnahan dan tantangan. Hal ini berarti di samping kita harus lebih giat lagi menyebarkan hukum yang sebenarnya, kita juga memiliki tugas kejiwaan yang besar sebagai para Boddhisatva yang muncul dari bumi yaitu sungguh-sungguh kita menyebarluaskan ajaran filsafat Buddha yang sesungguhnya, filsafat yang sudah lewat jangan kita pakai lagi. Kalau kita masih pakai filsafat yang sudah lewat, tidak ada gunanya. Di akhir tahun ini, kita harus camkan untuk betul-betul percaya ajaran yang tepat waktu dan tepat guna. Sungguh-sungguh kita jalankan sesuai dengan ajaran Niciren Daisyonin hukum sebab akibat. Kita bikin sebab yang baik dan pasti akibat baiknya ada. Jangan ragu-ragu lagi. Di akhir tahun ini mari kita tinjau diri, selama perjalanan satu tahun pada 2019, apakah kita lebih banyak melakukan hal yang positif atau negatif? Terlepas dari positif atau pun negatif, itu semua adalah pengalaman yang berharga dan perlu kita jadikan semangat untuk menjalani hidup yang lebih baik. Yang mengalami Samantabadra | Februari 2020

5


banyak hal baik jangan sombong, hati-hati dan waspada jangan sampai terpapar pengaruh buruk. Yang mengalami banyak hal buruk juga jangan kecewa, masih banyak kesempatan untuk maju terus di tahun depan. Seperti halnya ketika matahari terbit, bintangbintang tidak lagi terlihat. Saddarmapundarika-sutra Nammyohorengekyo dari Sandaihiho adalah matahari yang menerangi semua yang ada di alam semesta, tidak ada yang terkecuali. Artinya Nammyohorengekyo itu diutamakan untuk kebahagiaan semua umat manusia. Yang penting adalah kita sungguhsungguh percaya dan jalankan. Agama Buddha awalnya mulai dari India, kemudian menuju ke timur sampai ke Indonesia yang dikatakan sebagai Jambudwipa. Sesungguhnya Indonesia adalah tempat pokok untuk kita menyebarluaskan Nammyohorengekyo. Kita dikatakan tidak dilayani oleh biksu, tetapi walaupun tidak ada biksu, kita semua sungguh hati belajar untuk lebih giat lagi menjadikan kita lebih menghayati kemurnian ajaran Buddha Niciren. Kita maju ke depan dengan syinjin yang tulus dan murni, 6

Samantabadra | Februari 2020

seperti awal kita menyebut Nammyohorengekyo, di situ kita percaya dengan tulus. Di dalam hidup kita maupun di keluarga kita, kita pasti punya sifat atau kondisi hidup yang belum bisa kita ubah. Namun demikian, jangan kita berpikir bahwa kesalahan ada pada Gohonzon atau Gohonzon tidak ada kekuatan, bukan itu. Ketika hal tersebut terjadi, berarti kita belum menjalankan hidup kita sesuai dengan ajaran Buddha. Di dalam gosyo ini Niciren Daisyonin memberi bimbingan kepada Toki Nyudo agar catatan-catatan ajaran dikumpulkan dan disimpan dengan baik, hal ini menunjukkan bagaimana Niciren Daisyonin memikirkan secara mendalam untuk melestarikan ajaran. Niciren Daisyonin berpesan kepada para biksu supaya giat belajar, dan pesan ini berlaku untuk kita semua dalam memperdalam syingyogaku setiap saat. Tanpa belajar darma, kita tidak tahu cara-cara bijaksana seperti apa yang perlu kita tempuh dalam hidup. Akhirnya dasar pikiran kita cenderung berada pada tiga dunia buruk. Di dalam bab Nasehat Untuk Mempertahankan

dan bab Bodhisatva Sadhaparibhuta, terdapat penjelasan bahwa pelaksanaan Saddarmapundarikasutra akan mengalami banyak rintangan dan penganiyayaan. Hal ini dikarenakan untuk mempertahankan dan berjalan di atas darma Buddha, kita akan menghadapi banyak orang-orang yang kecenderungannya berada di tiga dunia buruk dan tidak suka apabila kita mencapai kesadaran Buddha. Oleh karena itu kita harus bisa menghadapinya dengan mengembangkan welas asih dan maitri karuna, ketulusan dan tanpa pamrih dalam setiap pergerakan hidup kita. Dengan cara demikian NSI bisa bertahan sampai sekarang. Waktu hidup kita terbatas, dan kita harus memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk kebaikan dan hanya mendambakan Jojakko-do (mewujudkan kesadaran Buddha dalam kehidupan kali ini). ***


S

eperti yang kita ketahui, setiap 22 Desember, Indonesia memperingati Hari Ibu. Tapi jangan salah, Hari Ibu yang dimaksud bukanlah Mother’s Day yang diperingati seluruh dunia. Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya makna dan tujuan dari Hari Ibu yang diperingati di Indonesia dimaksudkan sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsadalam rangka mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Peringatan ini juga dimaksudkan untuk

mempertebal semangat seluruh komponen bangsa dalam mencapai kemajuan diberbagai bidang pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan. Tekad dan perjuangan kaum perempuan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dilandasi oleh citacita dan semangat persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur, telah dinyatakan semenjak Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan kaum perempuan Indonesia

dan senantiasa diperingati tiap tahunnya oleh bangsa Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, dimanapun berada baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tahun 2019, Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) memperingati makna PHI dengan menyelengarakan pertemuan Ibu secara Nasional di Vihara Vimalakirti Bandung yang turut dihadiri langsung oleh Pembimas Buddha Jawa Barat, Bapak Bodhi Giri Ratana. Pertemuan yang dihadiri kira-kira 300 orang umat NSI se-Jawa Barat itu mengambil tema “Memberdayakan Perempuan NSI Sebagai Wujud Balas Budi Terhadap Nusa dan Bangsa�. Pertemuan di Vihara Samantabadra | Februari 2020

7

liputan

Peringatan Hari Ibu Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia "Memberdayakan Perempuan NSI sebagai Wujud Balas Budi terhadap Nusa dan Bangsa"


Ia juga berkeinginan untuk menyiksa orangorang yang lebih rendah seperti pelayan dan pembantu. Istri seperti ini juga dikatakan sebagai istri berjiwa pembunuh. Karena bisa membunuh dengan kata-katanya.

Vimalakirti Bandung itu diawali dengan Gongyo sore bersama pada pukul 12 siang. Dilanjutkan makan siang bersama, dan kira-kira pada pukul 13.30 mulai memasuki acara inti. Yakni dimulai dengan sambutansambutan, penampilan kesenian dan pembabaran ajaran oleh DPP NSI. Pembimas Buddha Jabar, dalam sambutannya memberikan apresiasi terselenggarannya peringatan hari Ibu yang di inisiasi oleh NSI. Perlu disyukuri, tanpa adanya peran dari seorang Ibu, dunia ini akan menjadi Gelap. Semangat berjuang bagi Ibu-ibu NSI. Bapak Bodhi menyampaikan bahwa sangat senang berada dalam kegiatan-kegiatan NSI, apalagi pada saat ibu-ibu NSI tampil membawakan keseniankesenian Indonesia. Sehingga beliau menyampaikan untuk sering-sering diadakan kegiatan di Vihara Vimalakirti Bandung. Bapak Pembimas Buddha diakhir sambutannya menyampaikan Semangat Ibu-ibu, Oma-oma harus

8

Samantabadra | Februari 2020

tetap terjaga dan luar biasa. Kita semua, bapak-bapak dan Ibu-ibu kita semua perlu menyiapkan generasi penerusnya. Karena perjalanan kedepannya, tidak berasa karena waktu berasa cepat. Jangan lupa menyiapkan anakanak untuk masa depan yang unggul. Perempuan NSI diajak dengan betul-betul dengan hati kepercayaan hukum Nammyohorengekyo, kita jalankan sesuai dengan ajaran yang sesungguhnya. Tentunya pertama-tama kita harus membangun benteng keluarga. Berarti kita harus membangun keluarga yang harmonis. Dengan keluarga yang harmonis, kita jalankan pun dengan tenang dan senang. Dalam pembabaran ajaran tersebut, dijelaskan mengenai 6 macam contoh istri kata Buddha, yaitu : 1. Istri yang berkeinginan untuk menyiksa. Istri yang berhati kejam dan gembira melihat malapetaka dan kesulitan orang lain.

2. Istri yang mengatur suaminya agar usaha nya maju , dan setelah itu selalu berusaha mengambil dan menyembunyikan harta suaminya. Istri seperti ini adalah istri berjiwa pencuri. 3. Istri yang malas, rakus dan kata-katanya kasar, berusaha untuk menguasai suaminya. Istri seperti ini disebut sebagai istri berjiwa kasar. 4. Istri yang selalu memikirkan suami dan mencintai suami nya seperti seorang ibu. Menjaga suami seperti anak, terlalu sayang jadi cemburu dan suka mengatur. Istri seperti ini disebut sebagai istri berjiwa seperti adik perempuan. 5. Istri yang melihat suaminya sangat gembira seperti bertemu dengan kawan lamanya. Selalu bersikap anggun dan sopan serta setia pada suaminya. istri seperti ini yang baik, dan kita harus seperti ini.


6. Istri yang tidak pernah marah disakiti dan selalu berhati tenang. Tetap sabar dan tabah. Istri seperti ini, istri berjiwa mengabdi pada suami. Tema “Memberdayakan Perempuan NSI Sebagai Wujud Balas Budi Terhadap Nusa dan Bangsa� pada peringatan hari Ibu yang diselenggarakan di NSI tahun ini memiliki makna bahwa Kita harus menjadi perempuan yang menjalani dengan baik ajaran Buddha. Sehingga suami kita maupun anakanak kita juga bisa shinjin dengan baik dan menjalani kehidupan dengan benar sesuai dengan ajaran hukum Buddha. Sehingga keluarga kita harmonis, dan perempuan yang berdaya memiliki daya ungkit yang besar dalam peningkatan kualitas hidup perempuan sehingga harapan terwujudnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat terealisasi. Perempuan perlu berdaya, dalam arti peran perempuan dalam ekonomi perlu ditingkatkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Perempuan berdaya, akan menjadi pendorong terwujudnya peningkatan kualitas hidup perempuan, yang kemudian akan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai untuk mewujudkan SDM Unggul, Indonesia Maju.

Perempuan sangat berperan dalam menumbuhkan keluarga dan otomatis masyarakat. Memberdayakan ekonomi perempuan dengan membangun kewirausahaan perempuan sebagai salah satu solusi untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan, peningkatan peran keluarga dalam pendidikan anak pencegahan perkawinan anak dan pencegahan pekerja anak. Hal tersebut juga sejalan dengan Pemerintah dengan fokus Pembangunan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), serta sesuai dengan visi Presiden dalam mewujudkan pembangunan SDM yang unggul. Kegiatan diakhiri dengan foto-foto bersama dan menanyi bersama. Kiranya kegiatan dalam

rangka peringatan hari Ibu ini kiranya umat Buddha NSI harus kembali lagi kedasar hati kepercayaan kita. Kembali lagi kita sungguh jalankan, termasuk grup kesenian nya, harus semakin ditingkatkan lagi semangat shinjin nya. Kita harus siap jalankan tugas, sehingga dapat bersama-sama menjadi pelaksana dharma yang unggul dengan mengikuti kegiatan dengan hati yang tulus yang didasari semangat penyebarluasnya Dharma dan mari samasama berjuang sepenuh hati serta semakin bersatu hati dalam perjalanan kosenrufu kita untuk kemudian membangun bangsa Indonesia tugas sebagai Bodhisatva yang muncul dari bumi demi menyebarluaskan Dharma Agung Nammyohorengekyo. ***

Samantabadra | Februari 2020

9


liputan

Kensyu Gosyo Akhir Tahun 2019 “Menyiarkan Ajaran/Dharma Yang Sesungguhnya, Mewujudkan Manusia Unggul Untuk Indonesia Maju�

U

mat NSI berkumpul lagi dalam kegiatan Kensyu Gosyo Umum di Akhir Tahun 2019 berlangsung dari tanggal 30, 31 Desember 2019 – 1 Januari 2020 yang diselenggarakan Maha Vihara Saddharma-NSI (Myoho-Ji), Ciapus- Kabupaten Bogor. Kegiatan ini diikuti oleh +400 umat NSI dari 18 provinsi di seluruh Indonesia. Hari Pertama Pagi hari tanggal 30 Desember 2019, menjadi awal hari yang menggembirakan bagi seluruh peserta kensyu Akhir Tahun yang akan melewati pergantian tahun dengan keluarga besar NSI dan suasana kegembiraan. Rangkaian acara kensyu ini dimulai pukul 17.00 wib dengan gongsyo sore yang 10

Samantabadra | Februari 2020

dilanjutkan dengan makan malam, dan pembabaran Dharma sesi satu. Ketua umum NSI, MPU Suhadi Sendjaja menyampaikan kegembiraannya dapat berkumpul bersama-sama dengan umat NSI dari seluruh Indonesia pada momen Kensyu Gosyo Umum di akhir tahun 2019. Kegiatan Kensyu yang telah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari ini akhirnya dapat terwujud dengan baik. Ada yang berbeda dengan kensyu kali ini, yakni bagi para Dharma Dhuta dan Ketua Daerah NSI se-Indonesia, pada kensyu kali ini mulai diterapkan untuk duduk dibarisan awal/ depan, mulai dari awal kegiatan Kensyu hingga akhir acara Kensyu. Hal ini dilakukan agar para Dharma Dhuta dan Ketua Daerah kiranya

bisa lebih fokus, nyaman, dan lebih serius dalam mendengarkan pembabaran Dharma, sehingga diharapkan pemahaman akan ajaran para Dharma Dhuta dan Ketua Daerah lebih dimengerti dan mendalam yang mana pemahaman ajaran tersebut juga bisa semakin baik tersampaikan kepada umatumat di daerahnya masingmasing. Kensyu kali ini juga ada beberapa kegiatan barus seperti kontes foto, sesi cerdas cermat rangking 1 yang diikuti oleh seluruh peserta Kensyu, dan dan lomba fashion show pada saat malam kesenian. Setelah pembabaran Gosyo, dilanjutkan dengan Daimoku bersama. Selanjutnya para peserta beristirahat mempersiapkan kegiatan keesokan harinya.


Hari Kedua Keesokan paginya, para peserta kensyu setelah sarapan dan Gongyo Pagi, peserta mendengarkan gosyo sesi dua yang diselingi dengan sesi cerdas cermat rangking 1 yang diikuti oleh seluruh peserta. Terlihat antusias dan kegembiraan bapak-ibu, oma-opa, generasi muda serta seluruh peserta kensyu dalam sesi ini. Pada sesi ini, seluruh peserta kensyu dibagikan kertas yang bertuliskan huruf A dan B, untuk menjawab pertanyaanpertanyaan mengenai Gosyo yang telah dijelaskan oleh Ketua Umum NSI dan DPP NSI, serta pertanyaan-pertanyaan seputar pengetahuan umum. Setelah sesi ini, dilanjutkan makan siang bersama kemudian ada pembagian 2 sesi yakni sesi untuk para Generasi muda adalah diskusi dengan Bapak Dr. Ade Armando, sedangkan Ibu-Ibu NSI diarahkan pada sesi Demo masak. Ada 3 orang yang memperagakan demo masak yaitu, Ibu Jong Sioe Tjun (Kue Agar Lumut) , Ibu Hong Nio (Donat Kentang), dan Fennela (Chocolate Lava Cake).

Dalam sesi diskusi dengan Dr. Ade Armado dijelaskan bahwa Bangsa adalah sekelompok manusia yang berada dalam suatu ikatan batin yang dipersatukan karena memiliki persamaan sejarah serta cita cita yang sama. Indonesia berdiri atas kesepakatan bahwa semua rakyat Indonesia hidup sejajar, tanpa ada perbedaan ras, etnik, agama, kepercayaan, keyakinan. Tidak ada mayoritas, tidak ada minoritas. Saat ini Bangsa Indonesia sedang berada di bawah ancaman. ancaman terbesar terhadap NKRI bukanlah datang dari kaum radikal, ekstremis, apalagi teroris. Namun Ancaman terbesar datang dari kaum fundamentalis Islamis: mereka yang percaya bahwa umat Islam berkewajiban memperjuangkan penegakan Syariah berdasarkan Al Quran, Hadis, Sunnah dan Ijma’ Ulama. Sehingga pemerintah harus tegas menghentikan aksi kaum Islamis yang menindas keberagaman dan semangat kebangsaan. Diperlukan pendakwah yang menyebarkan Islam pluralis dan kritis. Selain itu

masyarakat sendiri harus secara aktif dan berinisiatif melawan paham paham intoleran, sempit dan menindas. Dalam sesi tanya jawab tersebut, GM NSI aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam diskusi tersebut dan berhasil membuat degub kagum Pak Ade Armando atas wawasan dan pengetahuan dari GM NSI. Seperti yang sudah sering Ketua Umum NSI sampaikan bahwa sebenarnya untuk mewujudkan perdamaian saat ini bukan lagi toleransi, tetapi menerima sepenuhnya akan perbedaan-perbedaan yang ada. Karena toleransi sebenarnya masih menyisakan jarak, namun jika kita menerima dengan sepenuhnya akan berbagai perbedaan termasuk perbedaan agama dan menyadari bahwa kita semua adalah satu keluarga, sebangsa dan se tanah air dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, dan sebenarnya agama hadir untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah). Karena kemunculan

Samantabadra | Februari 2020

11


sabun terutama di daerah kecil dan berkembang. Padahal, sebenarnya kita bisa meraciknya sendiri dengan membeli kimia di toko kimia terdekat. Ini adalah salah satu usaha yang bisa digeluti yang masih jarang ditemui para pengusaha. Sehingga tujuan NSI menghadirkan narasumber demo pembuatan sabun agar suatu agama itu adalah satu umat NSI bisa mengetahui cara kemunculan dimana situasi membuat sabun dengan benar itu adalah tidak baik,karena dan sesuai, agar umat NSI bisa ada agama, maka situasi memiliki kemampuan mebuat menjadi baik. Jika ada tindakan sabun sendiri untuk keperluan dari seseorang/kelompok sehari-hari dan kedepannya yang melakukan perusakan, diharapkan dengan kekerasan dan melakukan keterampilan kemampuannya ujaran-ujaran kebencian, harus dalam membuat sabun, ibu-ibu dipastika itu bukan agama. umat NSI bisa memproduksi Berarti orang tersebut sedang hasil sabun buatan home merusak agama, melakukan made-nya dengan label merk upaya untuk merusak agama sendiri dan bisa dijadikan dan harus kita waspadai sebagai salah satu pemasukan/ bersama. Agama harus penghasilan ekonomi. dijadikan sebagai sumber Setelah demo kekuatan, jadi tidak benar pembuatan sabun, peserta kalau pada suatu saat ada mempersiapkan diri untuk peristiwa yang dikatakan ini gala dinner. Pukul 18.30 konflik antar agama. Semua wib, seluruh peserta sudah agama masing-masing pasti siap dengan dress code nya akan menuju pada satu titik masing-masing untuk makan temu, yaitu kemanusiaan/ malam. Bagi tim angklung kebahagiaan/ perdamaian. yang akan tampil mengisi Selain sesi diskusi dengan acara sudah siap dengan Bapak Ade Armando, pada kensyu kali ini juga NSI mendatangkan narasumber untuk demo pembuatan sabun. Peluang usaha sabun adalah salah satu bisnis yang masih jarang peminatnya. Untuk itu, satu pengusaha sabun bisa meraup untung sampai puluhan juta karena sedikitnya saingan usaha 12

Samantabadra | Februari 2020

seragam kebaya ibu-ibu angklung, begitu pula dengan tim paduan suara bapak-ibu dan tim tarian yang sudah siap dengan kostum pangunggnya masing-masing yang sangat menarik. Tak ketinggalan juga para generasi muda NSI yang berpakaian putih hitam dan memaki topi koki dengan bersemangat melayani bapakibu dan peserta kensyu laiinya dalam menikmati malam gala dinner itu. Suasa malam itu semakin terasa hangat dengan iringan lagu dan gemerlap gemerlip lampulampu dan hiasan dekorasinya. Setelahnya, dilanjutkan dengan penampilan keseniankesenian dan juga fashion show peragaan dari hasil daur ulang barang bekas plastik. Malam kesenian selesai sekitar pukul 22.45 wib dan dilanjutkan dengan daimoku bersama hingga pukul 24.00 dan pergantian tahun. Malam itu ditutup dengan umat saling memberikan ucapan selamat Tahun Baru, kemudian beristirahat untuk melanjutkan kegiatan keesokan harinya.


Hari Ketiga Hari terahir Kensyu ini diawali dengan sarapan dan gongyo pagi pukul 08.00 wib. Dilanjutkan dengan segmen kesan pesan dari peserta. Kesan pesan dari peserta Kensyu mengungkapkan kegembiraan merekanya selama kegiatan kensyu ini berlangsung, acaranya bagus dan bersyukur bisa mengikuti kegiatan-kegiatan dan aktif di susunan NSI serta dengan percaya dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh mau menjalankan ajaran Niciren Daisyonin, maka permasalahan apapun dalam hidup pasti mudah diatasi karena diri sendiri memiliki kekuatan dan kebijaksanaan untuk mengatasi kesulitan. Selain itu juga ada yang menyampaikan bahwa kita harus lebih menyayangi dan menjaga vihara kita, dan berkomitmen setiap bulannya masing-masing peserta kensyu membawa sikat sendiri dari rumah dan setiap kali mandi, sambil membersihkan kamar mandinya.

Pada pukul 10.00 wib, dilaksanakan Dokyo Syodai Peringatan Tahun baru 2020. Jajaran DPP, DPW dan DPD NSI seluruh Indonesia melakukan upacara Dokyo Syodai dan Syoko. Seusai melakukan Dokyo Syodai, dilanjutkan dengan kesan pesan sesi dua dan kesimpulan dari ketua umum. Ketua Umum NSI memberikan bimbingan, bahwa sebagai murid-murid Niciren Daisyonin umat NSI hendaknya selalu menanamkan keyakinan yang kuat terhadap hukum Nammyohorengekyo dan terus mendalami ajaran Buddha Niciren sehingga dapat memahami Dharma secara tepat dan membawa kebahagiaan dalam kehidupan. Sebagai Boddhisatva yang muncul dari bumi, kita memiliki tugas kejiwaan untuk melestarikan hukum agung Nammyohrengekyo. Di tahun baru ini umat NSI diajak untuk semakin semangat dan bergiat dalam upaya menyebarluaskan Dharma. Kensyu ditutup dengan upacara gongyo sore

dan dilanjutkan makan siang. Setelah itu, peserta kembali ke daerah masing-masing. Kegembiraan dan semangat syinjin yang diperoleh selama Kensyu hendaknya dapat dijaga, untuk memajukan diri sendiri, orang lain dan susunan NSI. Semangat syinjin ini hendaknya tidak luntur seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu kita tidak boleh lengah. Kita harus konsisten dalam syonjin agar semangat itu tetap terpelihara melalui pertemuan di daerah, kensyu, gongyo daimoku dan kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh susunan NSI. Dengan begitu, barulah kita dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum nammyohorengekyo ini dan kita mampu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emosional, maupun kualitas Intelektualnya. ***

Samantabadra | Februari 2020

13


liputan

Dokumentasi Dokyo Sodai Tahun Baru 2020

Vihara Vimalakirti NSI Bangka

Vihara Vimalakirti NSI Solo

Cetya NSI Palembang

Vihara Vimalakirti NSI Lampung

Vihara Vimalakirti NSI Jambi

Vihara Vimalakirti NSI Sukoharjo

Vihara Vimalakirti NSI Tangerang 14

Samantabadra | Februari 2020


Dokyo Syodai Peringatan Tahun Baru di Vihara Vimalakirti NSI Tangerang

P

ada hari Rabu, tanggal 1 Januari 2020 di Vihara Vimalakirti Karawaci Tangerang melaksanakan Dokyo Sodai menyambut Tahun Baru. Dokyo Sodai di pimpin oleh DPD NSI Tangerang Bapak Suryandi, dihadiri sekitar 150 umat yang turut serta menjalankan dokyo syodai dengan semangat. Selanjutnya umat lansia yg berusia di atas 50 tahundiberi-

kan satu kotak dupa/hio, yg merupakan sumbangan dari umat dan untuk umat, dilanjutkan dengan saling mengucapkan selamat tahun baru antar umat dan pengurus NSI. ***

Kerja Bakti Kebersihan Lingkungan Vihara Vimalakirti NSI Teluk Naga

M

inggu, tanggal 5 Januari 2020 pukul 08.00 di Wihara Vimalakirti NSI Teluk Naga, para pengurus dan anggota NSI melakukan gerakan kerja bakti kebersihan lingkungan guna mengantisipasi musim hujan dan menjaga lingkungan sekitar wihara agar tetap sehat, bersih dan nyaman. Gerakan ini juga untuk mendukung penggunaan wihara sebagai fasilitas pertemuan pembinaan umat NSI di Teluk Naga. Ketua daerah NSI Teluk Naga, bapak Inan beserta istri, dan juga sekitar 18 orang hadir dan turut serta dalam gerakan kerja bakti, walaupun disertai hujan gerimis tidak menyurutkan semangat kerja bakti.Â

Aktivitas meliputi menyapu, memotong ranting dan cabang pohon, membersihkan ruangan kantor, ruangan kelas, ruang utama wihara, dan kamar mandi. Semua dilakukan secara bergotong royong oleh umat yg hadir. ***

Samantabadra | Februari 2020

15


liputan

Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja menjadi Dosen Tamu pada mata kuliah Dialog Antar Agama pada program Magister (S2) Fakultas Usluhudin UIN Syarf Hidayatullah Jakarta

P

ada tanggal 20 Desember 2019, Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja menjadi Dosen Tamu pada mata kuliah Dialog Antar Agama pada program Magister (S2) Fakultas Usluhudin UIN Syarf Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Mpu Suhadi Sendjaja menyampaikan beberapa point-point pembahasan terkait dengan materi Persoalan-persoalan Dialog Sebagai Resolusi Konflik, yakni disampaikan bahwa secara ringkas dialog adalah 16

Samantabadra | Februari 2020

percakapan yang mendalam, mencakup kemampuan untuk mendengarkan dan saling berbagi pandangan mengenai suatu hal yang dibahas. Maka dialog berbeda dengan debat, dialog bertujuan untuk memperkaya wawasan/perspektif terhadap suatu masalah agar suatu permasalahan dapat diselesaikan secara komprehensif sedangkan berdebat bertujuan untuk saling mempertahankan pendapat, bahkan cenderung untuk mematahkan atau menjatuhkan pendapat

orang lain. Urusan dialog sebenarnya tidak ada ayang ruwet. Kuncinya masingmasing umat manusia menjalani ajaran agamanya dnegan tepat, melaksanakan dalam kehidupan sehari hari. Pasti dia bisa menyingkirkan kepentingan-kepentingan pribadi. Buddha bilang pikiran kita harus ingin terus membahagiakan orang lain. Agama tidak ada permasalahan. Intinya yang penting kita harus kembali kepada moderasi agama, memahami ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Perlu diingat, yang di moderasi bukan agamanya. Tapi sikap beragam nya. Beragama memang harus radikal. Radikal disini harus mengakar terhadap keyakinan diri kita sendiri dari masing-masing agama yang dianut. Buddha mengatakan jangan seperti eceng gondok, akarnya hanya diatas permukaan air, yang tertiup angin angin terlepas. Namun harus seperti teratai, yang mengakar sampai ke tanah. Kebenaran agama belum terbantahkan. Maka dari itu jika mau menjaga dunia ini menjadi tempat yang aman justru harus perkuat keyakinan kita.


Beliau juga menyampaikan bahwa Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, dan sebenarnya agama hadir untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah). Jika ada tindakan dari seseorang/ kelompok yang melakukan perusakan, kekerasan dan melakukan ujaran-ujaran kebencian, harus dipastikan itu bukan agama. Berarti orang tersebut sedang merusak agama, melakukan upaya untuk merusak agama dan harus kita waspadai bersama. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik antar agama. Semua agama masingmasing pasti akan menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian. Agama tidak pernah konflik, tapi agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,sering diperalat untuk kepentingan-

kepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan konflik. Oleh karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan. Kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Agama apapun pasti menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian. Karena mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat beragama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Dalam diskusi tersebut Ketua Umum NSI menyampaikan bahwa beliau lebih cenderung tidak menggunakan kata toleransi. Toleransi masih ada punya batas-batas dan masih menyisakan jarak serta kadar toleransi bisa berkurang,.

“sebenarnya saat ini bukan lagi toleransi, tetapi menerima sepenuhnya akan perbedaanperbedaan yang ada. Karena toleransi sebenarnya masih menyisakan jarak, namun jika kita menerima dengan sepenuhnya akan berbagai perbedaan. Meskipun berbeda agama, ras dan suku, tapi kita tetap satu saudara sebangsa dan setanah air dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga kita harus saling menjaga satu sama lain, rukun sesama semua agama, sesama manusia.. Sehingga dengan kita menerima sepenuhnya, kita bisa memberikan sumbangsih dalam menguatkan persaudaraan. Hidup rukun dan damai dalam keberagaman bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. ***

Samantabadra | Februari 2020

17


liputan

Gerak Jalan Kerukunan Hari Amal Bakti di Provinsi Banten DPD NSI Tangerang yang dipimpin oleh Bapak Djuanda diundang untuk berpartisipasi dalam Gerak Jalan Kerukunan dalam rangka Hari Amal Bakti Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten. Kegiatan gerak jalan berlangsung pada hari Rabu, tanggal 08 Januari 2020 jam 06.30 pagi dimulai dari Gedung Kantor Wilayah Kementerian Agama RI Provinsi Banten.

18

Samantabadra | Februari 2020


Ketua Umum NSI diundang Menghadiri Rapat Koordinasi Fasilitasi Kegiatan Ibadah

P

ada tanggal 9 Januari 2020, pukul 09.30 wib Ketua Umum NSI-Mpu Suhadi Sendjaja diundnag untuk menghadiri Kegiatan Rapat Koordinasi Fasilitasi Kegiatan Ibadah yang diadakan di Aula Gedung Korpi, Jl. Nyaman Nomor 02 Komplek Pemda Kabupaten Bogor. Kegiatan ini dihadiri dari berbagai unsur pejabat yang membidangi. Selain Ketua Umum NSI yang merupakan perwakilan agama Buddha, anggota FKUB Kab. Bogor juga sekaligus sebagai salah satu Perumus Peraturan Bersama Menteri (PBM) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 9 dan 8 tahun 2006, hadir juga unsur Polres Bogor, Koduim 0621 Kba. Bogor, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bogor, Kejaksaan Negeri Bogor,

Kasat Pol PP, Kepala DPKPP, Kabag Adpem Setda, Kabag Kesra Setda, Kepala Kantor Kesbangpol, Ketua FKUB Kab. Bogor dan tokoh lintas agama. Ada 2 hal utama yang disampaikan Ketua Umum NSI-Mpu Suhadi Sendjaja. Hal pertama yang disampaikan adalah beliau memaparkan dengan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri. Nomor : 9 dan Nomor : 8 tahun 2006 yang diharapkan bahwa kerukunan ini bisa kita pelihara bersamasama yaitu antara pemerintah dan umat beragama secara bersama-sama. Jadi bukan hanya urusan Pemerintah dan FKUB saja tapi bersamasama antara Pemerintah daerah dan seluruh umat beragama. Disampaikan oleh Ketum NSI juga mengenai

fasilitasi kegiatan ibadah dalah hal ini rumah ibadah, bahwa Pasal 28, ayat (3) (“Dalam hal bangunan gedung rumah ibadah yang telah digunakan secara permanen dan / atau memiliki nilai sejarah yang belum memiliki IMB untuk rumah ibadat sebelum berlakunya Peraturan Bersama ini, bupati / wali kota membantu memfasilitasi penerbitan IMB untuk rumah ibadat dimaksud�) ; sehingga tidak perlu melampirkan kembali dukungan masyarakat setempat sebanyak 60 (enam puluh) orang penduduk setempat, sebab di jelaskan bahwa dukungan tersebut tidak bersifat multak, dan pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi tersediannya lokasi pembangunan rumah ibadat. Hal kedua yang disampaikan Mpu Suhadi Sendjaja adalah mengenai Agama, Mpu Suhadi menjelaskan bahwa semua Agama itu baik. Agama muncul karena ada sebuah kekacauan . Maka itu Agama disebut sebagai A itu tidak, Gama itu Kacau. Di India Sakyamuni muncul karena ada kekacauan kemudian karena kemunculan Sakyamuni membabarkan pemikiran yang arif sehingga kekacauan itu bisa diatasi., sehinggga disebut sebagai Agama. Agama harus dijadikan Samantabadra | Februari 2020

19


liputan

sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat Ada peristiwa yang dikatakan ini konflik antar agama. Agama tidak pernah konflik, tapi Agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,sering diperalat untuk kepentingankepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan Konflik. Oleh Karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan sehingga dengan begitu suasana damai pun pasti akan terwujud. Suasana damai bisa diartikan dengan satu suasana dari rukunnya semua umat beragama, kalau semua umat

beragama rukun, intern-nya rukun, antar umat beragamanya rukun, dengan pemerintah-nya Rukun, berati suasana itu akan menjadi suasana yang damai. Artinya damai itu sebagai modal yang penting. Tidak ada agama yang mengajarkan tidak baik. Kontruksi berpikir ini yang harus dibangun ketika kita ingin membangun sebuah suasana damai, suasana yang baik rukun, karena agama tidak pernah mengajarkan kita tidak rukun. Jadi mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing komunitas itu untuk menjaga kemurnian dan juga kesucian agama yang diyakini. Hakekatnya pembangunan ini adalah

membangun manusianya, bukan hanya membangun fisik saja. Jadi manusianya yang jadi titik sasaran utamanya untuk menciptakan suasana yang damai. Serta penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa ***

Pertemuan Gosyo di Comal dan Wonogiri

P

embabaran darma Buddha Niciren dan pembinaan umat terus berlangsung ke pelosok tanah air, di antaranya di Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang (atas), dan Desa Banyuwadang, Kabupaten Wonogiri (kanan), keduanya di Provinsi Jawa Tengah. ***

20

Samantabadra | Februari 2020


ajaran

Surat Balasan kepada Ueno Dono Gosyo Kensyu

Latar Belakang G

osyo ini ditulis di Minobu pada tanggal 11 bulan ke-7 tahun 1274, ketika Niciren Daisyonin berusia 53 tahun. Tetapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa gosyo ini ditulis pada tahun 1265, tatkala suami dari penerima surat ini, Nanjo Hyo-e Shichiro meninggal. Apabila pendapat yang disebut belakangan ini benar, maka gosyo ini ditulis pada bulan kedua setelah Niciren Daisyonin memasuki Gunung Minobu sesudah kembali dari Pulau Sado, karena nasihat beliau yang ketiga kalinya terhadap penguasa Jepang saat itu tidak dihiraukan. Sepuluh tahun setelah kehilangan suaminya, Nyonya janda Ueno Dono mengirimkan berbagai sumbangan kepada Niciren Daisyonin dalam rangka mendoakan arwah suaminya yang telah meninggal. Gosyo ini merupakan surat balasan terhadap sumbangan-sumbangan tersebut. Nyonya janda Ueno Dono mempunyai 5 orang putera dan 4 orang puteri. Ketika suaminya meninggal, anak laki-laki yang kedua, Nanjo Tokimitsu, baru berusia 7 tahun. Sedangkan anak lakilaki yang pertama, Shichiro Taro, meninggal ketika ia masih kecil, sehingga penderitaan Nyonya janda Ueno Dono menjadi dua kali lipat. Tetapi semua penderitaan itu diatasi olehnya. Anakanaknya yang lain telah dibesarkan dengan baik, dan ia sendiri meneruskan kepercayaan yang tulus. Pada akhir dari Gosyo ini Niciren Daisyonin menulis, “Di dalam surat ini telah Kutuliskan Ajaran Hukum yang Saya rahasiakan. Maka rahasiakanlah benar-benar surat ini’, karena di dalam surat ini Beliau memberi dorongan kepada Nyonya janda Ueno Dono, dengan menerangkan prinsip-prinsip yang amat mendalam mengenai pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya (sokushin jobutsu), serta pengertian neraka sebagai tanah Buddha. Berdasarkan isinya yang demikian, Gosyo ini dinamakan juga sebagai : Surat mengenai prinsip neraka adalah tanah Buddha (Jigoku soku Jakko Gosyo). Garis besar dari isi Gosyo ini adalah sebagai berikut. Pada awal dari Gosyo ini Niciren Daisyonin mengenang kembali mendiang Nanjo Hyo-e Shichiro dan memuji sikap kepercayaannya yang kuat. Dan sambil memperhatikan perasaan Nyonya janda Ueno Dono, Beliau mengatakan, “Anggaplah bahwa pada suatu saat Anda pasti akan bertemu dengan suami Anda di suatu tempat”, yang maksudnya ialah pasti ia akan bertemu dengan suaminya di tanah suci Gridhrakuta. Lalu Beliau menerangkan tentang prinsip “Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya” serta prinsip “Kesatuan hidup dan mati yang tak terpisahkan’, kemudian menerangkan pengertian yang mendalam tentang jodoh di antara orang-orang yang telah percaya dan menerima Saddharma (Myoho).

Samantabadra | Februari 2020

21


Selanjutnya, Beliau mengatakan bahwa baik tanah suci (tanah Buddha) maupun neraka terdapat di dalam jiwa kita sendiri, sehingga jsutru dengan percaya dan menerima Saddharma (Myoho) kita dapat menyadari bahwa neraka adalah juga tanah Buddha. Dengan demikian Beliau menginginkan pandangan tentang tanah suci atau surga yang dikemukakan dalam Sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra. Ketiga, Niciren Daisyonin menganjurkan kepada Nyonya janda Ueno Dono untuk giat menjalankan kepercayaan yang penuh dengan keinginan untuk menuntut agama Buddha, dengan mengemukakan bahwa warna biru yang berasal dari tanaman nila lebih biru daripada nilanya itu sendiri. Kemudian Beliau juga menjelaskan tentang neraka; khususnya mengenai gejala-gejala kematian, dan menerangkan kurnia Saddharmapundarika-sutra yang sanggup membuat setiap orang mencapai kesadaran Buddha, baik yang menentang maupun yang menurutinya. Terakhir, Niciren Daisyonin sekali lagi menyatakan belasungkawa serta memberi dorongan yang hangat kepada Nyonya janda Ueno Dono yang telah ditinggal oleh suaminya, lalu menganjurkannya untuk terus mendoakan arwah suamniya yang telah meninggal. Beliau menutup Gosyo ini dengan mengutip pepatah arif bijaksana zaman dahulu untuk memberi petunjuk tentang sikap pelaksanaan pertapaan agama Buddha.

Isi Gosyo B

erbagai barang sumbangan Anda telah saya terima. Sejak Ueno Dono meninggal, tentunya Anda ingin mendengar kabar darinya, tetapi hal ini tidak mungkin. Kalau bukan di dalam mimpi, tentunya Anda tidak dapat melihat dirinya. Kalau bukan di dalam ilusi bagaimana mungkin Anda dapat melihatnya? Tetapi sebenarnya alamarhum setiap siang dan malam melihat keadaan dunia saha dari tanah suci Gridhrakuta. Istri dan anak tak dapat melihat dan mendengarnya karena hanya memiliki mata yang terbuat dari daging. Namun anggaplah bahwa pada suatu saat Anda pasti akan bertemu dengan suami Anda di suatu tempat. Selama Anda berkali-kali lahir didunia ini, Anda telah menjalin ikatan perkawinan dengan pria-pria yang jumlahnya lebih besar daripada butir-butir pasir di dalam lautan besar. Tetapi justru di dalam perkawinan kali inilah Anda telah bertemu dengan suami Anda yang sebenarnya. Alasannya ialah, karena anjuran dari suami Anda inilah, Anda telah menjadi pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Maka pujalah suami Anda sebagai Buddha. Semasa hidupnya ia adalah Buddha yang hidup, sekarang ia adalah Buddha yang mati. Baik di dalam hidup maupun mati, ia adalah Buddha. Inilah suatu Ajaran Hukum yang Maha penting, yang disebut: Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya (sokushin jobutsu). Dalam Saddharmapundarika-sutra jilid IV dikatakan: “Apabila dapat mempertahankannya dengan baik, itu berarti mempertahankan Sang Buddha�. Baik tanah suci maupun neraka bukanlah terdapat di luar diri kita, kecuali di tengah-tengah dada kita sendiri. Orang yang sadar akan hal ini disebut Buddha, tetapi orang yang sesat akan hal ini disebut manusia biasa. Sadar akan hal ini adalah Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian, barangsiapa yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra akan menyadari bahwa neraka adalah juga tanah Buddha. Sebaliknya, meskipun seseorang menjalankan pertapaan ajaran sementara selama ratusan juta tahun yang tak terbilang , kalau ia menjauhi Saddharmapundarika-sutra, ia selalu berada dalam neraka. 22

Samantabadra | Februari 2020


Hal ini bukanlah dikatakan oleh Niciren, tetapi telah ditetapkan oleh Buddha Sakyamuni, Buddha Prabhutaratna dan seluruh Buddha penjelma dan sepuluh penjuru alam. Maka, orang yang menjalankan pertapaan ajaran sementara adalah ibarat orang yang terbakar oleh api, masuk lagi kedalam kobaran api; orang yang tenggelam di dalam air, masuk lagi ke dasar air. Orang yang tidak mempertahankan Saddharmapundarika-sutra adalah ibarat masuk ke dalam api dan air. Menjadi pengikut dari orang-orang berhikmah buruk yang memfitnah Saddharmapundarika-sutra seperti Honen, Kobo dan sebagainya, serta menganut Sutra Amitabha. Sutra Mahavairocana dan sebagainya, adalah ibarat dari api masuk ke api, dan air masuk ke dasar air, sehingga bagaimana mungkin seseorang dapat melepaskan diri dari penderitaan ? Tidak diragukan lagi bahwa orang-orang seperti ini akan terjerumus ke dalam gelora api neraka Samjiwa1,Kalasutra2 dan Avici3, serta tenggelam ke dalam kedinginan neraka Padma4 dan Mahapadma5. Di dalam Saddharmapundarika-sutra jilid II dikatakan: “Orang seperti ini sesudah habis usianya akan masuk ke dalam neraka Avici … demikianlah ia berputarputar selama kalpa-kalpa yang tak terhitung jumlahnya”. Arwah almarhum telah terselamatkan dari penderitaan ini, karena beliau adalah murid dari Niciren yang merupakan pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Dalam Saddharmapundarika-sutra dikatakan, “ …meskipun ia masuk ke dalam api yang besar, api itu tidak akan mampu membakarnya … Jika seseorang yang hanyut terbawa banjir dan menyebut namanya, ia akan segera mencapai tempat yang dangkal’. Begitu juga dikatakan “Api tak sanggup membakarnya, air tak sanggup menghanyutkannya”. Betapa meyakinkannya semua kata-kata ini! Pada dasarnya, neraka, pentung besi algojo neraka maupun suara hardikan Avoraksi6 bukanlah terdapat di luar diri kita. Ini sebenarnya merupakan suatu ajaran yang amat mendalam namun khusus saya ajarkan kepada Nyonya janda Ueno ; sama seperti Bodhisattva Manjusri yang mengajarkan Hukum Rahasia ‘Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya’ (sokushin jobutsu) kepada puteri Naga. Maka setelah mendengar hal ini, semakin giatlah menjalankan kepercayaan. Orang yang semakin giat menjalankan kepercayaan setelah mendengar Ajaran Hukum Saddharmapundarika-sutra adalah pencari jalan yang sebenarnya. Mahaguru Tien-tai mengatakan: “Berasal dari nila tetapi lebih biru daripadanya”. Maksudnya ialah bahwa nila, semakin dicelup semakin menjadi biru daripada waktu masih berupa daun. Saddharmapundarika-sutra adalah ibarat nila, emndalamnya pertapaan adalah ibarat nila yang menjadi semakin biru. Dua huruf ji-goku (neraka) berarti menggali tanah. Bukankah manusia selalu menggali tanah ketika seseorang meninggal? Inilah yang disebut neraka. Api yang membakar orang yang meninggal adalah gelora api Avici. Istri, anak dan sanak saudara yang bergegas di muka dan di belakang jenazah adalah algojo neraka, Avoraksi. Suara tangisan istri dan anak adalah suara algojo neraka. Tongkat untuk orang mati yang panjangnya sekitar 75 cm adalah pentung besi neraka. Kuda dan sapi yang mengangkut orang mati adalah raksasa berkepala kuda dan sapi. Liang kubur adalah neraka Avici. 84.000 kancah adalah 84.000 hawa napsu. Orang mati yang meninggalkan rumahnya adalah keberangkatan menuju gunung kematian. Anak-anak yang termenung kesedihan, berdiri di tepi sungai, yaitu sungai sungai Tiga Dunia Buruk. Tiada gunanya mencari neraka di tempat lain selain ini. Tetapi mereka yang mempertahankan Saddharmapundarika-sutra dapat merubah semuanya ini. Neraka berubah menjadi tanah Buddha, api yang bergelora berubah menjadi api prajna Sambhogakaya; orang yang meninggal menjadi Dharmakaya; liang berapi menjadi ruangan

Samantabadra | Februari 2020

23


Nirmanakaya yang berwelas asih agung. Sementara tongkatnya berubah menjadi tongkat hakikat (jisso) Saddharma, sungai Tiga Dunia Buruk berubah menjadi lautan prinsip ‘Hidup dan mati adalah Nirwana’, gunung kematian berubah menjadi pegunungan prinsip ‘Hawa napsu adalah kesadaran’. Yakinlah seperti ini. Menyadari hal ini disebut Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya (sokushin jobutsu); membuka kesadaran ini disebut membuka jiwa Buddha. Devadatta merubah neraka Avici menjadi tanah Buddha; demikian pula dengan pencapaian kesadaran Buddha puteri Naga dalam keadaaan sebagaimana adanya. Semuanya ini dimungkinkan karena Saddharmapundarika-sutra sanggup membuat setiap orang mencapai kesadaran Buddha, baik yang menentang maupun yang menurutinya. nilah kurnia satu kata “Sad” (Myo). Bodhisattva Nagarjuna mengatakan “Sama seperti seorang tabib yang agung dapat merubah racun menjadi obat’. Mahaguru Miao-lo mengatakan, “Bagaimana mungkin seseorang dapat mencari tanah Buddha di luar Buddha Gaya; dunia Saha ini tidaklah terdapat di luar tanah Buddha”. Ia juga mengatakan, “Hakikat Sejati (jisso) pasti akan terwujud pada segala gejala; segala gejala pasti akan terwujud sebagai Sepuluh Aspek ; Sepuluh Aspek pasti terwujud dalam Sepuluh Dunia; Sepuluh Dunia pasti terwujud dalam diri sendiri dan lingkungan”. Dalam Saddharmapundarika-sutra dikatakan “Hanya Buddha dan Buddha yang dapat menyelami hakikat sejati dari segala gejala, yaitu segala Hukum yang memiliki rupa yang sedemikian rupa, sifat yang sedemikian rupa … serta kebersamaan secara hakiki dari awal hingga akhir yang sedemikian rupa”. Dalam bab “Panjang usia Tathagata” dikatakan, “Sejak Aku benar-benar menjadi Buddha, telah berlalu ratusan ribu koti nayuta kalpa yang tak terbilang dan tak terbatas”. Yang dimaksud dengan “Aku” dalam kalimat Sutra ini adalah Manusia Sepuluh Dunia; dan karena Dunia Buddha memang sudah terdapat dalam jiwa Manusia Sepuluh Dunia, maka itu manusia menetap di tanah suci. Dalam bab “Upaya Kausalya” dikatakan, “Segala Hukum berada pada kedudukannya masing-masing, sehingga wajah dari dunia ini kekal adanya”. Kodrat dari wajah dunia ini adalah kekal abadi selama tiga masa, sehingga tak perlu kita sesali dan terkejut. Wajah yang dimaksud di sini ialah 8 tahap kehidupan Sang Buddha7; dan 8 tahap kehidupan Sang Buddha pun tidak lepas dari hidup dan mati. Kesadaran serupa ini disebut pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya (sokushin) jobutsu bagi pelaksana Saddharmapundarika-sutra. Almarhum adalah pelaksana Sutra ini sehingga tidak diragukan lagi beliau telah mencapai kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya. Maka itu tak perlu Anda bersedih hati; walaupun kodrat seorang manusia biasa adalah merasa sedih atas kepergian seseorang yang dicintai. Hal seperti ini sepertinya terjadi juga pada orang-orang arif bijaksana. Tatkala Sang Buddha Sakyamuni wafat, murid-murid-Nya yang telah mencapai kesadaran merasa sedih hati. Mungkin dengan ini mereka menunjukkan prilaku seorang manusia biasa. Bagaimanapun juga, lakukanlah doa sepuas hati untuk arwah yang telah mendahului Anda. Arif Bijaksana zaman dahulu juga mengajarkan, “Dasarkanlah jiwa Anda atas indera ke-9, tetapi jalankanlah pertapaan atas Enam Indera”. Memang kata-kata ini amat bijaksana. Di dalam surat ini telah kutuliskan Ajaran Hukum yang Saya Rahasiakan. Mak rahasiakanlah benar-benar surat ini. Salam. Tanggal 11 bulan ke-7 Surat Balasan Kepada Ny. janda Ueno Dono 24

Samantabadra | Februari 2020


Keterangan istilah: 1. Neraka Samjiwa (Tokatsu): Neraka pertama (paling ringan) dalam delapan neraka panas. Menurut kitab Sutra, orang yang masuk ke neraka ini akan dicincang tubuhnya oleh algojo neraka, tetapi segera tubuhnya menyatu kembali dan dicincang lagi. 2. Neraka Kalasutra (Kokujo): Neraka kedua dalam delapan neraka panas. Orang yang masuk ke Neraka ini diikat tubuhnya dengan kawat pijar lalu tubuhnya diiris-iris dengan gergaji. 3. Neraka Avici (Mugen): Neraka kedelapan atau neraka terberat dalam delapan neraka panas. Neraka yang penderitaannya tidak terbatas. Orang yang melanggar Lima Dosa Berat (membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh Arahat, mengeluarkan darah dari badan Buddha, dan memecah belah persatuan Sangha / umat Buddha) akan jatuh ke dalam neraka ini dan menderita selama satu kalpa) 4. Neraka Padma (Guren): Neraka ketujuh dalam delapan neraka dingin. Padma berarti bunga teratai yang berwarna merah darah. Maksudnya orang yang menderita kedinginan dalam neraka ini tubuhnya akan pecah dan membengkak seperti teratai merah. 5. Neraka Mahapadma (Dai-Guren): Neraka kedelapan dalam delapan neraka dingin. Sama seperti neraka Padma tetapi lebih berat penderitaannya. 6. Avoraksi : Algojo neraka yang berkepala sapi, bertangan manusia dan telapak kakinya sama seperti sapi. 7. Delapan tahap kehidupan Sang Buddha: Di dalam kehidupan seorang Buddha selalu terdapat kelima tahap kehidupan sebagai berikut: a. Turun ke bumi; b. Masuk ke rahim ibu; c. Lahir; d. Meninggalkan rumah untuk memulai pertapaan; e. Menghadapi Mara (Iblis); f. Mencapai kesadaran; g. Memutar roda Dharma; h. Moksya atau memasuki Nirwana. Catatan Tambahan: Gosyo ini ditulis pada bulan ke-7 tahun 1274, tidak lama sesudah Niciren Daisyonin memasuki gunung Minobu, dan diberikan kepada Nyonya janda Nanjo Hyo-e Shichiro (Ueno Dono), yaitu ibu dari Nanjo Tokimitsu. Meskipun Ueno Dono atau ayah dari Nanjo Tokimitsu meninggal 9 tahun sebelum saat ditulisnya surat ini, Niciren Daisyonin rupanya amat gembira atas adanya sumbangan dari keluarga Nanjo, sehingga dalam Gosyo ini beliau mengenang kembali mendiang Ueno Dono dan memberi keterangan yang jelas mengenai jiwa sesudah kematian.

Samantabadra | Februari 2020

25


Kutipan Gosyo

1

Baik tanah suci maupun neraka bukanlah terdapat di luar diri kita, kecuali di tengah-tengah dada kita sendiri. Orang yang sadar akan hal ini disebut Buddha, ‘tetapi orang yang sesat akan hal ini disebut manusia biasa.

Anak Cabang

Keterangan: Di dalam Sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra diajarkan bahwa manusia sesudah meninggal akan masuk ke tanah suci (surga) atau neraka, tergantung baik buruknya perbuatan semasa hidupnya. Menurut ajaran serupa itu, tanah suci atau surga terdapat jauh di sebelah barat, sementara neraka terdapat di bawah tanah sejauh 1000 Yojana. Tetapi di sini Niciren Daisyonin menegaskan bahwa semuanya itu bukanlah terdapat di luar kehidupan kita, melainkan di dalam perasaan atau suasana jiwa kita sendiri. Neraka maupun Dunia Buddha terdapat di dalam jiwa kita sendiri, kebenaran dan prinsip perombakan kehidupan ini diuraikan dalam Ajaran Hukum Icinen Sanzen, Saddharmapundarika-sutra. Orang yang sadar bahwa jiwanya merupakan wujud Icinen Sanzen adalah seorang Buddha, sedangkan orang yang belum sadar dan tersesat akan hal ini adalah manusia Sembilan Dunia.

2

Sadar akan hal ini adalah Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian, barangsiapa yang mempertahankan Saddharmapundarikasutra akan menyadari bahwa neraka adalah juga tanah Buddha. Sebaliknya, meskipun seseorang menjalankan pertapaan ajaran sementara selama ratusan juta tahun yang tak terbilang, kalau ia menjauhi 26

Samantabadra | Februari 2020

Saddharmapundarika-sutra, ia selalu berada dalam neraka.

Anak Cabang

Keterangan: Saddharmapundarika-sutra menerangkan prinsip Icinen Sanzen yang merupakan sumber pokok pencapaian kesadaran Buddha, sedangkan Icinen Sanzen itu sendiri diwujudkan oleh Niciren Daisyonin sebagai Gohonzon. Oleh sebab itu, jalan menuju pencapaian kesadaran Buddha adalah percaya dan menerima Gohonzon lalu menyebut Nammyohorengekyo. Tetapi kalau kita menjauhi Gohonzon, Dunia Buddha kita tidak akan dapat dibuka, sehingga kita pun akan terseret oleh karmakarma buruk dan ‘selalu berada dalam neraka’. Sebagaimana ditandaskan oleh Niciren Daisyonin disini, “Barang siapa yang mempertahankan Saddharmapundarikasutra akan menyadari bahwa neraka adalah juga tanah Buddha”, maka hendaklah kita yakin bahwa dengan menerima dan mempertahankan Gohonzon seumur hidup, kesulitan apa pun dapat kita rombak menjadi kebahagiaan yang sebenarnya. Dengan keyakinan yang demikian, marilah kita semakin ulet menjalankan kepercayaan dan pelaksanaan kita.

3

Pada dasarnya, neraka, pentung besi algojo neraka maupun suara hardikan Avoraksi bukanlah terdapat di luar diri kita. Ini sebenarnya merupakan suatu ajaran yang amat mendalam, namun khusus Saya ajarkan kepada Nyonya Ueno ; sama seperti Bodhisattva Manjusri yang mengajarkan Hukum Rahasia ‘Pencapaian kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana


adanya’ kepada puteri Naga. Maka setelah mendengar hal ini, semakin giatlah menjalankan kepercayaan.

Anak Cabang

Keterangan: Di sini Niciren Daisyonin menyatakan bahwa adanya neraka di dalam jiwa sendiri merupakan suatu ajaran yang amat mendalam, tetapi ajaran yang sedemikian rupa itu khusus diajarkan kepada Nyonya Ueno, dan Beliau pun menganjurkan kepadanya agar setelah mendengar ajaran yang mendalam ini ia semakin giat menjalankan kepercayaan. Kepergian suaminya yang merupakan tumpuan segala kasih sayangnya tentunya merupakan suatu penderitaan dan kesedihan besar bagi Nyonya Ueno. Maka di sini Niciren Daisyonin mengajarkan kepadanya bahwa almarhum Ueno Dono yang telah menganut Hukum Sakti sudah pasti mencapai kesadaran Buddha. Dan Beliau memberi dorongan kepadanya agar Nyonya Ueno dapat bangkit dari kesedihannya dan menjalankan kepercayaan yang semakin mantap dan kuat. Kita pun menghadapi berbagai penderitaan dan kesusahan hati dalam kehidupan. Tetapi hendaknya kita dapat membentuk diri kita yang tidak lemah diombang-ambingkan oleh kesulitan tersebut, melainkan tetap berdoa kepada Gohonzon meskia apa pun yang terjadi.

4

Orang yang semakin giat menjalankan kepercayaan setelah mendengar Ajaran Hukum Saddharmapundarika-sutra, adalah pencari jalan yang sebenarnya.

GM

Keterangan: Di sini Niciren Daisyonin mengajarkan bahwa sikap seorang penganut agama Buddha yang sebenarnya ialah semakin mendalam mempelajari ajaran Saddharma, semakin giat pula menjalankan kepercayaan.

Tujuan kita membaca Gosyo dan mempelajari falsafah jiwa adalah tidak lain untuk memperdalam kepercayaan kita. Sering kita dengar bahwa agama Buddha adalah ibarat sebuah lautan. Kalau dengan sedikit mempelajari agama Buddha lalu langsung kita merasa mengerti, itu tidak lain dari suatu kesombongan yang amat parah. Maka perlu kita camkan bahwa dalam mempelajari Gosyo setiap bulan, haruslah kita berdasarkan atas sikap menuntut kepercayaan terhadap Gohonzon.

5

Mahaguru Tien-tai mengatakan, “Berasal dari nila tetapi lebih biru daripadanya”. Maksudnya ialah bahwa nila, semakin dicelup semakin menjadi biru daripada waktu masih berupa daun. Saddharmapundarika-sutra adalah ibarat nila, mendalamnya pertapaan adalah ibarat nila yang semakin biru.

GM

Keterangan: Oleh karena karma buruk sejak masa lampau yang tak terbatas, jiwa kita telah dinodai oleh Tiga Racun; serakah, marah, dan bodoh. Maka, agar manusia masa akhir darma seperti kita ini dapat mencapai kesadaran Buddha, Niciren Daisyonin telah mewujudkan Gohonzon. Tetapi, meskipun Gohonzon ini disebut kumpulan segala macam kurnia, apabila kepercayaan kita lemah, sudah barang tentu kekuatan Gohonzon tak dapat kita munculkan. Jsutru dengan mengulangi dan menimbun setiap hari pertapaan agama Buddha yang mencakup kebahagiaan diri sendiri dan orang lain (Jigyo keta), barulah kita dapat’mencelup, jiwa kita dengan warna Dunia Buddha. Kata-kata Tien-tai di atas kalau ditinjau dari segi ‘manusia’-nya , maka dapat pula kita terapkan untuk hubungan hubungan Samantabadra | Februari 2020

27


antara guru dan murid. Guru atau pembimbing adalah ibarat ‘nila’-nya, murid adalah ibarat warna biru yang semakin cemerlang pada waktu dicelup. Jadi maksudnya ialah murid harus melebihi gurunya sendiri. Sebagai umat Buddha, kita harus memberi dorongan dan semangat kepada kawan-kawan seagama, agar mereka menjadi orang-orang berbakat yang melebihi kita sendiri.

6

Almarhum adalah pelaksana Sutra ini sehingga tidak diragukan lagi beliau telah mencapai kesadaran Buddha dalam keadaan sebagaimana adanya. Maka itu Anda tak perlu bersedih hati ; walaupun kodrat seorang manusia biasa adalah merasa sedih atas kepergian seseorang yang dicintai. Hal seperti ini sebenarnya terjadi juga pada orang-orang arif bijaksana. Tatkala Sang Buddha Sakyamuni wafat, murid-murid-Nya yang telah mencapai kesadaran merasa sedih hati. Mungkin dengan ini mereka menunjukkan perilaku seorang manusia biasa. Keterangan: Ini adalah salah satu bagian penutup dari Gosyo ini. Di sini, sekali lagi, Niciren Daisyonin memberi dorongan yang hangat dan penuh welas asih kepada Nyonya Ueno yang telah ditinggal suaminya. Pada bagian sebelum kutipan di atas, Niciren Daisyonin mengungkapkan bahwa Saddharmapundarika-sutra sanggup membuat umat seperti Devadatta dan puteri Naga pun mencapai kesadaran Buddha. Maka pada bagian ini beliau menyatakan bahwa almarhum yang sepanjang hidupnya telah menerima dan mempertahankan Saddharma tidak diragukan lagi mencapai kesadaran Buddha, sehingga Niciren Daisyonin menasihati Nyonya Ueno dengan mengatakan, “Maka itu Anda tak perlu bersedih hati”. Tetapi di pihak lain beliau juga mengatakan “Kodrat seorang manusia biasa adalah merasa sedih atas kepergian seseorang yang dicintai”. 28

Samantabadra | Februari 2020

Di sini Niciren Daisyonin menunjukkan pengertian serta kehangatan yang mendalam atas kesedihan Nyonya Ueno. Lebih lanjut Beliau juga mengatakan, “Hal seperti ini sebenarnya terjadi juga pada orang-orang arif bijaksana. Tatkala Sang Buddha Sakyamuni wafat, muridmurid-Nya yang telah mencapai kesadaran merasa sedih hati. Mungkin dengan ini mereka menunjukkan perilaku seorang manusia biasa”. Artinya, murid-murid Sang Buddha Sakyamuni yang diperkirakan telah mencapai kesadaran pun tetap merasa sedih ketika Sang Buddha wafat, maka di sini Niciren Daisyonin memperkirakan mereka sengaja menunjukkan perilaku manusia biasa. Secara tersirat Niciren Daisyonin menyatakan bahwa para arif bijaksana saja merasakan kesedihan hati, apalagi Nyonya Ueno sebagai manusia biasa sudah pasti dan wajar merasa sedih mengenang kepergian suaminya. Dari kalimat ini benar-benar dapat kita rasakan welas asih Niciren Daisyonin yang amat mendalam dan sikap beliau yang penuh perikemanusiaan.

7

Bagaimanapun juga lakukanlah sepuas hati doa untuk arwah yang telah mendahului Anda. arif bijaksana zaman dahulu juga mengajarkan, “Dasarkanlah jiwa Anda atas indra ke9, tetapi jalankanlah pertapaan atas Enam Indra”. Memang kata-kata ini amat bijaksana. Di dalam surat ini telah Kutuliskan Ajaran Hukum yang Saya rahasiakan. Maka rahasiakanlah benarbenar surat ini.

GM

Keterangan: Di sini, sambil menganjurkan Nyonya Ueno untuk memanjatkan doa demi arwah suaminya yang telah meninggal. Niciren Daisyonin mengutip kata-kata arif


bijaksana untuk memberi petunjuk mengenai sikap pelaksanaan pertapaan agama Buddha. Tidak jelas di sini siapa yang dimaksud dengan arif bijaksana, tetapi setidak-tidaknya teori Sembilan Indra dan Enam Indra adalah ajaran yang dikemukakan dalam beberapa mazhab agama Buddha, yang antara lain adalah mazhabTien-tai. Enam indra adalah Indra indra penglihatan, indra pendengaran, indra perasa lidah, indra penciuman, indra perasa tubuh (kulit), dan indra hati. Sedangkan indra ke-9 adalah indra pokok yang suci bersih, suatu kebenaran atau hakikat yang tetap dan kekal serta menjadi landasan bagi jiwa kita. Oleh karena itu, mendasarkan jiwa kita atas indra ke-9 berarti meletakkan landasan pokok jiwa kita atas Dunia Buddha yang terdapat pada indra ke-9. Tetapi untuk itu, kita harus menjalankan pertapaan yang mencakup kebahagiaan diri sendiri dan orang lain (jigyo keta) di dalam Enam Indra. Maka itu dalam kutipan di atas dikatakan, “Tetapi jalankanlah pertapaan atas Enam Indra”. Menjalankan pertapaan atas Enam Indra berarti kita melihat Gohonzon dengan mata, menjalankan Gongyo dan penyebutan Daimoku, mendengar Ajaran Hukum serta merenungkannya, lalu menjalankan agama Buddha dalam masyarakat yang nyata. Justru dengan menjalankan pertapaan yang berkelangsungan atas Enam Indra inilah maka kita dapat membuat Dunia Buddha Indra Sembilan menjadi berkilauan di dalam jiwa kita, sehingga kita dapat maju dalam perjalanan menuju pencapaian kesadaran Buddha hidup kali ini. Terakhir Niciren Daisyonin mengatakan, “ Di dalam surat ini telah Kutuliskan Ajaran Hukum yang Saya rahasiakan. Maka rahasiakanlah benar-benar surat ini”. Yang dimaksud dengan “Ajaran yang dirahasiakan” adalah ajaran mengenai adanya Dunia Neraka maupun Dunia Buddha dalam jiwa manusia. Ajaran ini begitu unik dan mendalam sehingga beliau menganjurkan kepada

Nyonya Ueno agar tidak sembarangan menceritakan kepada orang lain. ***

Catatan

Samantabadra | Februari 2020

29


30

Samantabadra | Februari 2020


Samantabadra | Februari 2020

31


32

Samantabadra | Februari 2020


ajaran

Surat Balasan Kepada Ben Dono Gosyo Cabang

Latar Belakang S

urat ini ditulis pada tanggal 21 bulan 7 tahun 1276 (Kenji ke-2) di Minobu dan diberikan kepada Ben Ajari Nissyo. Surat aslinya masih tersimpan dengan baik di Kuil Honno di Kyoto. Seperti sang dikatakan bahwa di dalam sehalai kertas di tulis banyak hal yang penting, maka pada ujung surat di bagian yang kosong pun dimuat berbagai catatan dan di belakang surat juga ditulis judul-judul buku Syingon. Dari sini dapat dirasakan bagaimana kehidupan Niciren Daisyonin di Minobu. Isi surat ini terutama menanyakan keadaan para murid di daerah Kamakura, terutama mengkwatirkan keadaan keempat orang, Kawanobe dan lainnya yang sudah lama tidak ada kabar beritanya. Untuk itu tugas membimbing agar tidak seorang pun mundur dari kepercayaan dititipkan kepada Nissyo. Kemudian, ingin mengajarkan dan menyampaikan Hukum, Niciren Daisyonin menganjurkan murid-murid-Nya yaitu Cikugobo dan lainnya agar segera datang ke gunung Minobu. Sehubungan dengan itu juga memohon agar mereka membawakan catatan buku-buku lainnya atau tulisan kalimat pokok dari Dasabhumi-vibhasa-sastra. Setelah dua tahun lebih meninggalkan Kamakura memasuki Gunung Minobu, Niciren Daisyonin senantiasa khawatir akan para murid dan penganut di Kamakura yang telah bersama-sama dalam suka dan duka, khususnya dalam peristiwa penganiayaan Tacenokuci. Dari sini dapat dirasakan perasaan hati Daisyonin yang setiap waktu memprihatinkan kelestarian Hukum Buddha untuk masa akan datang.

Isi Gosyo K

arena ingin memperbaiki atap rumahnya, Taki-o telah kembali ke rumah. Perihal pengorbanan Ikegami Emon-dayu Dono tertulis dari surat Daisyin Ajari. Harap disampaikan kegembiraan hati saya atas sumbangan jubah dari Juro Nyudo Dono. Beberapa waktu yang lalu Saburo Saemon Dono telah mengirim seorang utusan ke sini. Saya merasa yang dikatakan orang itu meragukan, oleh karena itu kunjungilah secara khusus dan dengarkanlah dengan baik. Kirimlah surat mengenai hal ini. Dan juga, maksud ini hendaknya disampaikan pula kepada Saemon Dono. Perihal keempat orang, Kawanobe Dono dan yang lain-lain, saya sangat khawatir karena sementara waktu ini tidak ada kabar beritanya. Apakah terjadi sesuatu pada mereka? Hendaknya kabarkan kepada saya dengan menulis secara rinci satu persatu. Saya terutama memikirkan orangorang ini, karena itu sering menuntut surga. Masa yang akan datang adalah masalah nanti, pada ini pasti diperoleh tanda rejeki. Harap diberitahukan hal ini dengan keras. Ito Haciro Zaemon sekarang menjadi kepala daerah Syinano. Ia sudah menghadapi ajal dan dihidupkan kembali melalui doa Niciren Daisyonin. Ia berjanji tidak akan menjadi penganut Samantabadra | Februari 2020

33


Nembuce dan juga menyampaikannya kepada Myo-osyobo, tetapi sebaliknya dia telah menjadi penganut Nembuce dan biksu dari Syingon, sehingga terjatuh ke dalam neraka tak terputus-putus. Notobo sebenarnya berpihak kepada kita, namun karena takut kepada masyarakat dan di samping itu mempunyai banyak keinginan, ia tidak hanya membuang Niciren bahkan memusuhi. Begitupun sama halnya dengan Syoubo. Keempat orang, Kawanobe Dono dan lainnya, masing-masing merupakan pengikut Niciren yang sangat penting, maka saya dengan sungguh hati telah mendoakan sampai kepala hancur. Tetapi sampai sekarang tidak ada tandanya, saya rasa di antara mereka ada yang mundur dalam hati kepercayaan. Mendoakan orang yang keinginan dan perasaannya tidak sama, sama seperti menyalakan api di atas air, membangun rumah di angkasa. Hendaknya ini disampaikan kepada keempat orang itu. Harus dipikirkan ketepatan ramalan mengenai Mongolia. Hal itu sama sekali bukan dosa Niciren. Harap disampaikan kepada Cikugobo (Niciro), Sammibo, Soce (Niciko) agar segera datang ke sini bila ada waktu karena ingin disampaikan Hukum Buddha yang sangat penting. Buku besar yang mencatat kalimat penting dari Dasabhumi-vibhasa- sastra dan judul-judul buku Syingon yang ditulis dan dicatat Sadobo di belakang surat, juga segala sesuatu yang dicatat sewaktu-waktu karena semua merupakan barang yang ringan hendaknya dibawa ke sini. Karena tidak ada kertas lagi, maka di dalam sehelai kertas ini ditulis banyak hal penting. Tanggal 21 bulan 7 Ben Dono Tertanda, Niciren

Kutipan Gosyo

M

endoakan orang yang keinginan atau perasaannya tidak sama, sama seperti menyalakan api di atas air, membangun rumah di angkasa. Keterangan: Surat ini merupakan surat petunjuk masalahmasalah kecil dalam kehidupan Niciren Daisyonin yang sekejap pun tidak berhenti berjuang, sekalipun berada di Minobu. Di dalamnya tidak terdapat ajaran Hukum Buddha, tetapi ada satu kalimat yang sangat penting yaitu mengajarkan cara berdoa berdasarkan Hukum Buddha. Niciren Daisyonin telah berdoa demi murid-Nya, Kawanobe Nyudo dan lain-lain. Sungguh pun dalam mendoakan orang lain, bila yang didoakan tidak memiliki perasaan yang sama, tidak sampai; sekalipun Buddha Pokok berdoa. Betapapun, Hukum Buddha menjadikan kemauan dan

34

Samantabadra | Februari 2020

perasaan hati orang itu sendiri sebagai dasar pokok. Di sinilah letak perbedaan dengan berbagai agama yang berpangkal pada yang Maha Pengasih, Maha Tahu, dan Maha Kuasa. Hukum Buddha berfondasi pada kemanusiaan. Bila hati seseorang bercabang dua, doanya tidak akan berhasil. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam Surat Perihal Itai Dosyin, “Meskipun di dalam diri seseorang, kalau terdapat dua hati yang bertentangan, maka pasti segala sesuatu tidak akan tercapai.� (Gosyo, hal. 1463). Yang dimaksud dengan “Dua hati yang saling bertentangan� adalah waktu di satu pihak berdoa tetapi juga terselip keraguan atau tidak benar-benar berusaha sesungguh hati. Haruslah diketahui bahwa doa yang tercapai adalah doa untuk tujuan yang sama dan disertai usaha yang giat dan tekun. ***


Samantabadra | Februari 2020

35


ajaran

Beragama Bukan Berarti Tiadanya Kesulitan Forum Diskusi

Mengapa kita perlu beragama? Sebagian orang mungkin menjawab untuk menjamin keselamatan, agar banyak rejeki (materi dan kesehatan), atau semata untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang disyaratkan oleh undang-undang untuk memeluk agama tertentu tanpa alasan fundamental sebagai landasan mereka beragama. Jawaban lain mungkin adalah untuk mengurangi atau bahkan meniadakan kesulitan di hidup kita. Jawaban-jawaban tersebut mencerminkan agama dimaknai sebagai wadah bernaungnya kekuatan super yang dapat membantu manusia menghadapi kesulitan-kesultan dan menjamin kebahagiaan dalam hidup. Indonesia memiliki sejarah yang panjang terkait perkembangan agama yang sangat lekat dengan budaya. Kecenderungan karakteristik masyarakat Indonesia yang terbuka terhadap budaya baru membuat banyak agama asing yang masuk ke Indonesia. Keenam agama yang saat ini diakui oleh pemerintah Indonesia eksistensinya, sesungguhnya adalah agama-agama yang berasal dari luar negeri. Agama atau sistem kepercayaan asli Indonesia seperti Sunda Wiwitan, Kejawen Kapitayan, sudah semakin tenggelam keberadaannya.

36

Samantabadra | Februari 2020

Secara historis sejak zaman purbakala, manusia sudah mengembangkan sistem kepercayaan seperti animisme (kepercayaan kepada roh yang mendiami semua benda [pohon, batu, sungai, gunung, dan sebagainya]), dan dinamisme (kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam mempertahankan hidup). Secara inheren ada aspek spiritual dari diri manusia yang bersifat transendental untuk berusaha memahami fenomena kehidupan dan kemudian memunculkan sistem-sistem kepercayaan dan agama-agama di dunia. Sebagai seorang Buddhis, sewajarnya kita memahami agama yang kita anut dan alasan mengapa kita beragama. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kita dan memerlukan upaya ekstra karena kita hidup di lingkungan masyarakat dominan non-Buddhis sehingga tanpa disadari ada konsep-konsep agama non-Buddhis yang kita gunakan dalam pola pikir kita dan hal ini memengaruhi cara kita memaknai agama, seperti dalam hal berdoa. Agama Buddha sesungguhnya berfokus pada pembangkitan kesadaran Buddha yang secara inheren sudah ada dalam diri manusia, namun ada penganut Buddha yang ketika berdoa berharap atas turunnya/diberikannya perlindungan, rejeki,


keselamatan dari “Buddha” yang dianggap sebagai hal super di luar sana alih-alih sebagai potensi kesadaran terluhur yang ada di dalam diri. Prinsip dasar agama Buddha berbeda dengan agama Samawi atau agama wahyu (agama dari langit, karena para pengikutnya meyakini agama samawi dibangun berdasarkan wahyu Tuhan). Agama Buddha adalah agama yang bersumber dari kesadaran manusia (istilahnya agama bumi). Perbedaan mendasar ini sesungguhnya yang membedakan pendekatan manusia dalam menyikapi permasalahan. Sebagai pemeluk agama Buddha kita diajarkan untuk bersikap pro-aktif dalam mengatasi permasalahan dan tantangan hidup kita. Kita punya “Dunia Buddha” atau potensi kebuddhaan di dalam diri kita yang dapat dibangkitkan melalui syin gyo gaku; percaya kepada ajaran Buddha, melaksanakan ajaran Buddha, dan mempelajari ajaran Buddha. Mengembangkan kepercayaan kepada Buddha dapat dilakukan melalui meditasi melantunkan daimoku dan gongyo. Melaksanakan ajaran berarti menyelaraskan sikap hidup kita dengan nilai etika moral dan Buddhisme, mempelajari ajaran Buddha kita peroleh melalui pertemuan, kensyu, ceramah, membaca literatur Buddhis, gosyo, dan lainnya. Beragama Buddha, dengan demikian, bukan berarti menihilkan permasalahan. Berharap bahwa ketika kita sudah beragama Buddha maka akan ada sebuah kekuatan super yang dapat melindungi kita dari segala mara bahaya, pendeeritaan, kekecewaan, kesedihan, penyakit, dan kesulitan, adalah pemahaman yang keliru. Kesulitan adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia. Kesulitan sesungguhnya adalah hal yang diperlukan oleh diri kita sebagai bahan bakar untuk maju, tumbuh, dan berkembang. Kesulitan

adalah dinamika yang pasti ada di dalam kehidupan manusia, bukan sesuatu yang perlu kita takuti, sesali, atau hempaskan. Justru ketika kita menolak kesulitan, kita akan merasa lebih menderita karena kita melawan kewajaran hidup. Permasalahannya adalah, sebagian orang masih menganggap bahwa kesulitan adalah sesuatu yang tidak pantas mereka terima tatkala mereka sudah beragama, melakukan ibadah rutin, berbuat baik kepada orang lain dan lingkungan, berderma, dan hal-hal positif lainnya. Lantas mereka menyalahkan agamanya, “mengapa saya masih mendapatkan kesulitan, padahal saya sudah beragama dan bersikap baik?” Ini adalah salah satu pandangan keliru yang kita peroleh sejak awal mengenal agama dan menjadi salah satu akar penderitaan kita. Penderitaan, rejeki, kebahagiaan, dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada faktor karma masa lampau, ada faktor pola asuh kita sejak kecil hingga dewasa, faktor lingkungan pergaulan, cara kita dididik oleh orang tua kita dan sekolah, dan faktor lain yang kesemuanya turut membentuk pola pikir kita dalam memaknai apa itu penderitaan, rejeki, dan kebahagiaan. Sebagai contoh, ketika saya bersikap sopan kepada Budi, belum tentu Budi akan bersikap sopan juga kepada saya. Apabila Budi juga bersikap sopan kepada saya, belum tentu sopannya sesuai harapan saya atau sebanding perlakuan sopan yang saya berikan kepada Budi. Atau bisa jadi sikap Budi jauh lebih sopan daripada saya. Kita umumnya dididik bahwa ketika kita berbuat baik, kita pasti akan mendapat akibat yang baik juga. Padahal, kenyataannya ada berbagai kemungkinan akibat yang bisa kita dapatkan dengan kadar yang bervariasi. Oleh karena itu, sebaiknya kita lebih berfokus kepada “sebab” tanpa mengharapkan atau menakar “akibat”.

Samantabadra | Februari 2020

37


Kalau beragama bukan untuk menghilangkan atau mengurangi penderitaan kita, lantas untuk apa kita beragama? Apabila kita bertanya kepada diri kita sendiri atau kepada orang-orang di sekitar kita tentang alasan mengapa kita beragama, jawaban sederhananya mungkin tidak terlalu bervariasi; agar mendapat perlindungan dari mara bahaya dan penderitaan, keberuntungan, rejeki yang mumpuni, kesehatan dan umur panjang, serta kebahagiaan. Pemikiran dan pengharapan tersebut berlaku umum terlepas dari apa agamanya. Ketika ibadah atau doa kita tidak mewujudkan harapan-harapan baik, kita cenderung kecewa dan menyalahkan agamanya. Di dalam agama Buddha Niciren, sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk menyalahkan agama atau darma/ ajaran. Buddha Niciren maupun Buddha Sakyamuni hanya menunjukkan jalan menuju kebuddhaan. Kita sendiri yang harus mengerahkan upaya untuk berjalan di atas darma Buddha yang sesungguhnya dan mewujudkan kebuddhaan tersebut. Buddha Niciren adalah manusia biasa seperti kita, tidak mempunyai kekuatan super yang bisa mengabulkan segala permintaan umatnya. Warisan yang ditinggalkannya berupa ajaran filsafat jiwa yang mampu menuntun kita menjadi manusia yang sadar dan bijaksana, mampu mengatasi berbagai kesulitan hidup sekaligus menikmatinya. ***

38

Samantabadra | Februari 2020

Catatan


syingyogaku

Mendambakan Tanah Buddha

G

osyo “Surat Balasan Kepada Toki Nyudo, Perihal Mendambakan Jojakko-do” ditulis oleh Buddha Niciren menjelang akhir hidupnya. Surat ini menggambarkan kondisi Buddha Niciren yang merasa gembira dapat membaca dan menghayati Saddharmapundarika-sutra dengan sepenuh jiwa raga. Di akhir gosyo ini, Buddha Niciren mengatakan, “Badan jiwa mempunyai batas dan kita tidak boleh menyayanginya, hanyalah mendambakan Jojakko-do.” Dalam sutra-sutra sebelum Saddharmapundarika-sutra, Jojakko-do atau tanah Buddha adalah sebuah tempat yang digambarkan sebagai tanah yang suci dan bebas dari penderitaan,

sedangkan sebaliknya, dunia saha (dunia ini, tempat kita berada sekarang) digambarkan sebagai tempat yang dipenuhi oleh kekotoran batin dan penderitaan. Dua tanah atau tempat ini dipandang sebagai dua tempat yang berbeda dan saling lepas satu sama lain. Sutra terdahulu menggambarkan tanah suci berada di sebelah barat negeri Tiongkok, dunia Buddha juga digambarkan sebagai sebuah dunia terbaik tanpa penderitaan yang dapat dicapai setelah kematian. Memasuki ajaran Saddharmapundarika-sutra, Buddha menyadari bahwa dunia saha dan dunia Buddha merujuk pada “tempat” atau kondisi yang sama yaitu dunia

ini; tempat kita bernafas saat ini, bersekolah, bekerja. Yang menentukan suatu kondisi tanah/tempat/suasana menjadi suci atau kotor (sehingga dikatakan sebagai “tanah suci” atau “tanah kotor”) adalah pikiran dari manusia-manusia yang hidup di dalamnya. Ajaran dari Saddharmapundarikasutra ini juga menegaskan bahwa tidak ada dunia lain di luar sana yang perlu kita dambakan sebagai “tanah suci” atau dunia Buddha. Dunia Buddha adalah kondisi pikiran kita ketika kita mampu memunculkan ciri-ciri kebuddhaan dalam pikiran kita yang kita wujudkan menjadi sikap hidup yang bijaksana, welas asih, maitri karuna, tanpa Samantabadra | Februari 2020

39


pamrih, dan senantiasa ingin berkontribusi terhadap kemanusiaan. Dengan demikian, tempat hidup kumpulan manusia dengan sifat-sifat tersebut dikatakan sebagai jojakko-do atau tanah Buddha. Badan Jiwa Mempunyai Batas Ketika kita masih remaja, hidup di keluarga berkecukupan, negara tidak dalam kondisi perang, masih sempat bermain bersama teman-teman sebaya, rasanya kita seperti akan hidup selamanya. Ketika malam hari kita tidur, kita yakin bahwa kita pasti akan bangun keesokan paginya dalam kondisi sehat. Namun sesungguhnya kita tidak dapat menghitung secara pasti waktu hidup yang kita miliki di dunia ini. Ada faktor kejiwaan di luar jangkauan pikiran manusia seperti bencana alam, kecelakaan, dan terjangkit penyakit. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa “saat ajal adalah sekarang�, kita dapat meninggal sewaktu-waktu dalam usia muda maupun tua. Kutipan gosyo “badan jiwa mempunyai batas� juga mengajarkan kita agar bijak menggunakan waktu. Waktu adalah modal kehidupan manusia. Semua manusia memiliki waktu 40

Samantabadra | Februari 2020

yang sama dalam satu hari, namun produktivitas yang dihasilkan tiap manusia dalam waktu yang sama sangat bervariasi. Agar kita mampu memaksimalkan waktu yang kita miliki, hendaknya kita mengidentifikasi terlebih dahulu misi hidup kita. Kita semua tahu bahwa Buddha Niciren mengajarkan bahwa misi hidup kita sebagai Bodhisattva yang muncul dari bumi adalah menyebarluaskan hukum Nammyohorengekyo dan berpedoman pada Saddharmapundarika-sutra. Tujuan Buddha ini dapat kita wujudkan dengan berbagai jalan, sesuai dengan profesi, minat, dan bakat yang kita miliki di masyarakat. Kita cerminkan darma Buddha melalui sikap dan perilaku kita sehari-hari di dalam fungsi kita sebagai pelajar, dokter, pejabat pemerintah, pengacara, pengusaha, orang tua, anak, dan lain-lain. Sebagai karyawan misalnya, kita mampu mengontrol diri kita agar tidak terjebak dalam politik kantor yang kotor, fokus bekerja bagi kemajuan perusahaan, tidak korupsi uang maupun waktu, menjunjung tinggi etika moral, tidak merendahkan orang lain walau jabatannya lebih rendah, mampu menghargai dan menghormati rekan kerja secara baik dan proporsional.

Dalam ajaran Buddha Niciren, konsep waktu dijelaskan sebagai keterhubungan antara masa lampau (sebelum kita lahir), masa sekarang, dan masa yang akan datang (setelah kita meninggal), dengan fokus di masa sekarang. Cerminan masa lalu kita dapat kita lihat pada kondisi hidup kita saat ini, dan gambaran masa mendatang kita terbentuk dari sikap dan perilaku kita pada hidup kali ini. Dengan demikian, rangkaian waktu yang kita lewati adalah proses karma dalam membentuk jati diri kita sendiri. Terpapar pengaruh buruk jauh lebih mudah ketimbang pengaruh baik. Hal ini terutama karena kecenderungan sifat jiwa manusia pada masa akhir darma didominasi oleh perasaan dan pikiran dari empat dunia buruk; neraka, keserakahan, kemarahan, kebinatangan. Sadar terhadap kondisi seperti ini, kita perlu lebih aktif mendekatkan diri kepada pengaruh-pengaruh baik. Melalui gongyo dan daimoku kita perkuat tekad untuk membebaskan pikiran dari pengaruh buruk dan cara berpikir yang sesat dengan cara giat mempelajari darma Buddha. Kita terus latih hari demi hari kemampuan kita dalam menentukan pilihan yang bijak dalam hidup.


Di dalam diri kita senantiasa terjadi pergolakan batin dalam menentukan pilihan. Dalam mengalokasikan waktu misalnya, sebagian besar dari kita lebih memilih untuk menjelajah media sosial terkait artis atau teman kita daripada menghabiskan waktu untuk belajar bahasa baru yang juga bisa diakses melalui media sosial. Pilihan pertama biasanya tidak memberikan dampak signifikan untuk pengembangan diri kita, mungkin sekadar tambahan informasi terkait perkembangan hidup orang yang kita senangi. Sedangkan pilihan kedua walau cenderung membuat kita malas, namun dapat memberikan kita kemampuan baru. Di sinilah pentingnya peran kita untuk memperkuat tekad dalam memilih hal-hal yang lebih berfaedah bagi pengembangan diri kita ketimbang untuk kesenangan sesaat. Ketahui Tujuan Hidup Kita Tanpa tujuan hidup yang jelas, kita akan kebingungan dan tidak maksimal dalam menggunakan waktu hidup kita. Tujuan hidup bisa berubah, namun sebaiknya kita fokuskan satu demi satu tujuan tersebut agar hasilnya lebih optimal. Ketika misalnya kita tidak tahu untuk apa kita kuliah jurusan kedokteran karena disuruh oleh orang

tua, kita akan bingung selama kuliah dan setengah hati menjalaninya. Hal ini akan berbeda apabila keputusan kita untuk kuliah jurusan kedokteran juga didukung oleh kemauan dari diri kita sendiri, kita mencari tahu pentingnya menjadi seorang dokter, dan akan menjadi dokter spesialis apa ketika lulus sarjana. Atau apabila kita tidak suka dengan dunia kedokteran, kita gali lebih dalam minat dan bakat kita, lalu jelaskan hal tersebut ke orang tua secara baikbaik sehingga mendapat dukungan dari mereka. Kita pun dapat membuat tujuan-tujuan hidup lain, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang intinya bisa memberikan kontribusi positif bagi pengembangan masyarakat sesuai dengan ajaran Buddha. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas dan kokoh, kita juga cenderung tidak terpengaruh oleh ejekan, hinaan, tidak terdistraksi dengan media sosial, karena kita tahu apa yang kita lakukan dan

alasan atau motivasi yang mendasarinya. Ada satu konsep dalam bahasa Jepang “ikigai” yang secara harfiah “iki” ( 生き) berarti “hidup,” dan “gai” (甲斐), berarti nilai, ikigai dengan demikian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pencarian nilai, motivasi atau kegembiraan dalam hidup melalui tujuan. Konsep ikigai dapat membantu kita mengidentifikasi tujuan hidup kita dan terdapat empat hal yang memengaruhi seseorang dalam memperoleh kepuasan batin dari tujuan hidupnya, yaitu melakukan apa yang kita sukai/cintai, melakukan apa yang kita kuasai, melakukan hal yang bisa memenuhi kebutuhan hidup (sandang, pangan, papan), dan melakukan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat/ kontribusi sosial. Dalam menjalani hidup, kita harus lebih aktif untuk memberikan makna kepada hidup kita sendiri dan

Samantabadra | Februari 2020

41


menyelaraskannya dengan dunia/lingkungan sosial kita. Orang yang telah menjalankan ikigai dalam hidupnya memiliki semangat ketika bangun tidur di pagi hari dan semangat tersebut berkelanjutan hari demi hari. Hal ini dapat membuat kita panjang umur dan hidup lebih terarah. Ikigai juga tidak harus selalu berorientasi bisnis, namun dari hobi yang kita senangi kita bisa menghasilkan produk yang menunjang sandang, pangan, dan papan kita dalam hidup. Seorang pendeta misalnya yang menjalani profesinya sebagai ikigai, dapat memiliki kecukupan hidup melalui derma. Memiliki hobi di bidang seni, membesarkan anak, berkarir di perusahaan swasta, bekerja sebagai petugas kebersihan, semuanya bisa menjadi ikigai ketika kita menemukan kepuasan, kegembiraan, dan ahli di dalamnya yang merupakan buah dari ketekunan dan antusiasme. Sesal Tiada Guna Di samping menggarisbawahi pentingnya menghargai jiwa dan waktu, di dalam gosyo ini Niciren Daisyonin juga menekankan kepada kita, hendaknya kita tidak terjebak dalam penyesalan atau emosi-emosi negatif lain yang menyebabkan kita 42

Samantabadra | Februari 2020

menjadi tidak produktif; menghabiskan waktu dan energi menjadi sia-sia. Keserakahan, kemarahan, dan kebodohan yang dilambangkan sebagai tiga racun bagi manusia yang menjadi akar ketidakbahagiaan manusia. Di samping itu, terdapat emosi-emosi negatif lain seperti kekecewaan, penyesalan, rasa malu, iri, frustrasi, depresi, terkucilkan, kesepian, rasa bersalah, dikhianati, dan lain-lain. Emosi-emosi bukan untuk ditiadakan, akan tetapi perlu kita sadari keberadaannya sebagai emosi yang membuat kita tidak produktif, oleh karena itu kita perlu melengkapi diri kita dengan kemampuan untuk menyalurkan emosiemosi tersebut secara baik dan meminimalisir dampak buruknya. Dalam kadar yang proporsional dan didasari dengan kesadaran dunia Buddha, energi dari emosi negatif tersebut dapat berguna bagi perkembangan diri kita. Misalnya, energi kemarahan bisa mendorong keberanian kita untuk menyuarakan aspirasi kita, keserakahan dalam ilmu pengetahuan dapat membuat kita lolos ujian masuk perguruan tinggi. Inilah pentingnya bagi kita untuk mengembangkan dunia Buddha melalui pertapaan gongyo dan daimoku

agar kita dapat menyadari secara penuh keberadaan kesembilan kecenderungan perasaan jiwa kita dan memanfaatkan semuanya untuk pengembangan hidup yang berfaedah. Kita perlu membiasakan pola pikir yang menghargai waktu, bahwa kita tidak dapat mengulangnya kembali. Kehidupan kita adalah rangkaian dari proses pembuatan keputusan dari hari ke hari dan membentuk diri kita hari ini. Pola-pola rutin yang kita bentuk hasil dari budaya, membuat kita berpikir seolah-olah hidup memberikan kita banyak kesempatan. Tidak naik kelas tahun ini, bisa mengulang di tahun depan. Padahal sesungguhnya dalam waktu setahun kita dapat memperoleh banyak peluang lain yang mungkin bisa mengubah perjalanan atau nasib hidup kita; belajar bahasa baru, memperoleh beasiswa pertukaran pelajar, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mari kita fokus pada kekinian agar waktu yang kita miliki dalam hidup kali ini berlalu dengan optimal. Kehilangan fokus membuat waktu yang kita habiskan tidak efektif karena otak tidak mampu menyerap informasi dengan baik. Ada kutipan yang menarik tentang makna “nilai waktu� yang sudah cukup lama beredar di internet, sebagai berikut:


Untuk menyadari nilai dari satu tahun, tanyalah kepada pelajar yang tidak lulus pada ujian akhir. Untuk menyadari nilai dari satu bulan, tanyalah kepada ibu yang melahirkan bayi prematur. Untuk menyadari nilai dari satu minggu, tanyalah editor sebuah majalah mingguan. Untuk menyadari nilai dari satu jam, tanyalah kekasih yang menunggu pasangannya. Untuk menyadari nilai dari satu menit, tanyalah mereka yang tertinggal pesawat. Untuk menyadari nilai dari satu detik, tanyalah mereka yang selamat dari kecelakaan. Untuk menyadari nilai dari satu milidetik, tanyalah kepada atlit lari olimpiade.

menerangkan kebenaran ini, dan manusia yang percaya, melaksanakan, dan mempertahankan ajaran Saddharmapundarika-sutra niscaya akan menyadari bahwa “neraka” itu sendiri adalah tanah suci (Buddha).” Kutipan ini meneguhkan bahwa pengertian “dunia” seperti halnya “10 Dunia” dalam icinen sanzen, sesungguhnya merupakan deskripsi atas perasaan jiwa manusia dan tidak merujuk pada sebuah tempat atau kondisi di luar diri manusia. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa kondisi perasaan neraka dan Buddha sesungguhnya mengacu pada jiwa yang esa. Kebahagiaan kita bukan berarti lenyapnya penderitaan, penderitaan kita bukan berarti tiadanya kebahagiaan. Spektrum kehidupan sempurna apa adanya. Kesesatan pikiran manusialah yang mengkotakkotakan hidup menjadi hitam Tiada Tanah Suci Maupun dan putih, di tengah realita Tanah Kotor kehidupan yang berwarna. Gosyo ini mengingatkan Dasar kesombongan diri kita pada kutipan gosyo manusia membuat dunia Surat Balasan kepada Istri tempat kita hidup dipenuhi dari Ueno Dono, yang dengan kesenjangan menyatakan bahwa, “tanah sosial. Yang kaya merasa suci (Buddha) maupun tanah derajatnya lebih tinggi kotor (neraka), keduanya daripada yang miskin dan berada di dalam hati tiap manusia, bukan berada di luar enggan bergaul dengan mereka. Yang memiliki diri. Manusia yang menyadari hal ini disebut “Buddha”; yang jabatan tinggi di perusahaan, memandang rendah orang masih tertutup kesesatan yang jabatannya lebih rendah disebut manusia biasa. dan memperlakukannya Saddharmapundarika-sutra

tidak sebaik dengan perlakuan kepada orang yang jabatannya setingkat. Strata sosial itu sendiri bebas nilai dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia dan inilah salah satu fenomena yang mendorong Siddharta Gautama untuk memperdalam kebijaksanaan untuk menemukan inti hakikat dari kehidupan yang terwujud sebagai Buddhisme. Kebahagiaan dan penderitaan itu unik bagi masing-masing manusia, dan ini yang perlu kita kembangkan dalam hidup di tengah pengaruh budaya kapitalis yang membuat kita semakin tidak unik alias seragam. Nilai kebahagiaan misalnya, dianggap ketika seseorang mampu masuk perguruan tinggi negeri terbaik, bekerja di konsultan multinasional, memiliki rumah dan mobil. Lantas orang yang tidak seperti itu apakah gagal dalam hidup? Ternyata tidak. Kita punya pilihan untuk menggunakan instrumen lain dalam mengukur kebahagiaan dan berbahagia atas kehidupan itu sendiri. Inilah keunggulan Buddhisme, di mana kita diajarkan untuk berdaya dan menyadari potensi yang kita miliki untuk mengarungi samudera kehidupan tanpa banyak menyesal atau meratap. (Samanta)

Samantabadra | Februari 2020

43


kesehatan

Waspada Corona C

oronaviruses (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (Middle East Respiratory SyndromeMERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (Severe Acute Respiratory SyndromeSARS-CoV). Coronavirus novel (nCoV) adalah virus jenis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Investigasi terperinci menemukan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang/luwak ke manusia dan MERS-CoV dari unta berpunuk satu ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan belum menginfeksi manusia. Pada 31 Desember 2019, Kantor WHO China dikabarkan tentang kasus pneumonia yang belum diketahui penyebabnya, terdeteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Coronavirus jenis baru (2019nCoV) diidentifikasi sebagai virus penyebab oleh otoritas Cina pada 7 Januari. Pada 10 Januari, WHO menerbitkan serangkaian panduan sementara untuk semua negara tentang bagaimana mereka dapat mempersiapkan 44

Samantabadra | Februari 2020

diri untuk menghadapi virus Tips: 1. ini, termasuk cara memantau orang sakit, menguji sampel, merawat pasien, mengendalikan infeksi di pusat kes2. ehatan, menjaga persediaan obat-obatan yang tepat, dan berkomunikasi dengan publik tentang virus baru ini. Gejala umum infeksi adalah 3. gangguan pernapasan (sesak napas dan kesulitan bernafas), termasuk demam dan batuk. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan 4. bahkan kematian. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi termasuk mencuci tangan se5. cara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, memasak daging dan 6. telur hingga matang. Hindari kontak dekat dengan siapa 7. pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan. Negara-negara didorong untuk terus memperkuat kesiapsiagaan mereka 8. terhadap kedaruratan kesehatan sejalan dengan Peraturan Kesehatan Internasional (2005). https://www.who.int/health-topics/coronavirus

Sebaiknya hindari berpergian ke Cina dalam waktu dekat. Jika berpergian dengan pesawat atau ke tempat umum pusat keramaian gunakan masker. Virus ini bisa memasuki tubuh melalui tenggorokan... maka usahakan agar tenggorokan tetap lembab, jangan sampai tenggorokan terasa kering. Jika tenggorokan kering dalam waktu cukup lama, virus bisa menimbulkan manifestasi. Hindari gorengan terlalu banyak. Minum vitamin C. Hindari kontak langsung dengan bendabenda di tempat umum yang potensial tersentuh oleh banyak orang, seperti pegangan pintu, meja, pegangan kursi, dan lain-lain. Bisa dilap atau dilapisi menggunakan tisu. Hindari sering menyentuh hidung, wajah, dan mulut kita, terutama setelah tangan kita kontak dengan benda-benda umum dan kotor.


Samantabadra | Februari 2020

45


46

Samantabadra | Februari 2020


Samantabadra | Februari 2020

47


kesehatan

Tips Alami Terhindar dari Flu

D

i saat musim hujan, virus flu sangat mudah menular. Ditambah hawa dingin membuat sistem kekebalan tubuh menurun hingga lebih mudah tertular virus. Berikut beberapa metode alami yang mudah dan dapat menjauhkan kita dari serangan flu.

Mengonsumsi banyak cairan baik dari air putih atau jus bisa membantu menggantikan cairan yang hilang akibat demam dan mengevaporasi saluran pernapasan. Kondisi ini akan membantu melonggarkan lendir yang membuat seseorang merasa lebih baik.

2009 menemukan bahwa, tidur kurang dari 7 jam sehari meningkatkan risiko terkena flu sebanyak 3 kali lipat. Tidur selama 7 jam tersebut, bukan merupakan tidur yang terputus-putus tetapi tidur nyenyak selama 7 jam.

1. Minum minuman hangat

3. Mencuci tangan secara rutin

Sup dan teh adalah minuman yang paling disukai selama musim dingin. Panas dari minuman-minuman ini akan ditransfer dari kerongkongan ke saluran pernapasan. Ini mengendurkan lendir dan memungkinkan kita untuk mengeluarkan dahak dengan mudah. Selain itu, minuman hangat ini juga akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang flu. Selain teh, contoh lain adalah lemon hangat dan wedang jahe.

Pilek dan flu dapat menyebar terlalu mudah melalui sentuhan. Terutama setelah seseorang menyentuh permukaan keras seperti meja dan pegangan pintu, di mana virus dapat bertahan selama 2-8 jam. Jauhkan jari dan tangan dari mata, hidung, dan mulut sebisa mungkin, dan pastikan untuk mencuci tangan secara rutin.

Air garam membawa banyak bantuan untuk mengurangi rasa tidak enak dari sakit tenggorokan. Garam juga dapat menarik keluar kelebihan air dalam jaringan tenggorokan, mengurangi peradangan, dan membersihkan lendir dan meringankan iritasi di tenggorokan.

2. Banyak minum air putih

48

Samantabadra | Februari 2020

4. Tidur yang cukup Meskipun para ahli sering mengatakan bahwa, kebutuhan tidur setiap orang berbeda. Namun sebuah studi yang dilakukan oleh Carnegie Mellon pada tahun

5. Berkumur air garam

Referensi: https://health.detik.com/ hidup-sehat-detikhealth/d-2437307/7cara-mudah-agar-tetap-sehat-di-musimflu/8/#news


wawasan

Yusheng Salah Satu Ciri Khas ketika Imlek

P

erayaan tahun baru Imlek baru saja dilewati. Selain kue keranjang, kuliner khas yang juga menjadi ritual para masyarakat tionghoa di Indonesia dan sekitar Asia Tenggara adalah Yusheng. Yusheng adalah sebuah makanan yang dihidangkan di sebuah piring besar. Berisi potongan kol, timun, wortel, lobak, manisan jeruk dan potongan daging ikan. Sebelum menikmatin salad campuran sayur dan ikan tersebut, ada tradisi atau ritual yang harus dilakukan. Di depan meja setiap anggota keluarga bersiap dengan cara memegang sumpit masingmasing. Setelah saus plum, minyak wijen dan jeruk lemon dituangkan, kemudian mereka mengucapkan doa bersamasama dengan suara keras. Doa tersebut bisa harapan akan

ketentraman, kebersamaan, dan keberuntungan sepanjang tahun. Semua anggota keluarga yang duduk pada satu meja mengambil sayuran di piring dan mengaduk & melemparkan setinggitingginya dengan sumpit. Semakin tinggi sayuran yang dilempar, maka semakin tinggi pula kesempatan harapan itu terkabul. Pastinya mereka juga harus melakukannya dengan tawa hangat ketika memulai menikmati makanan tersebut. Sejarah Yusheng di Indonesia Tradisi ini berasal dari pesisir Guangzhou, para nelayang di daerah tersebut merayakan hari ke-7 tahun baru Imlek dengan berpesta hasil tangkapan ikan. Pada masa penjajahan Inggris di

semenanjung malaka, tradisi ini dibawa oleh pendatang dari Cina. Tradisi ini berkembang di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Indonesia juga memiliki versi Yusheng sendiri yang berasal dari masakan hakka khas Bangka, yaitu “Ng-sang�. Ng-sang khas Bangka terbuat dari potongan halus ikan mentah dan diaduk dengan saus kacang dan sayursayuran. Dulunya, makanan ini hanya dihidangkan pada saat imlek, namun sekarang sudah menjadi makanan yang bisa disajikan kapan pun. Referensi: https://www. goodnewsfromindonesia.id/2020/01/20/ yusheng-kuliner-khas-imlek-denganritual-menikmati-yang-unik

Samantabadra | Februari 2020

49


ruang anak

Hai anak-anak NSI! 14 Februari dikenal dengan Hari Kasih Sayang. Yuk temukan jalan menuju simbol hati di bawah ini yang melambangkan kasih sayang~

Sumber: https://lifefamilyjoy.com/free-printable-valentines-day-maze

50

Samantabadra | Februari 2020


Bahan: 250 ml air 50 gr margarine 50 gr butter 1/2 sdt garam 1/2 sdm gula 170 gr terigu 3 telur utuh 3 kuning telur 1/2 sdt baking powder 75 gr keju cheddar parut halus keringkan 20 gr keju edam/parmesan parut halus

Cara membuat: 1. Parut halus (jangan ditekan) keju cheddar, lalu keringkan dengan cara diangin-anginkan. 2. Parut keju edam/ parmesan. 3. Setelah keju cheddar agak kering, satukan dengan keju edam/ parmesan 4. Rebus air, margarin, gula, garam sampai mendidih. Matikan api, langsung masukan terigu, aduk rata. Nyalakan lagi api, aduk hingga kalis. Angkat dan biarkan dingin. 5. Tambah telur satu persatu,masukan keju,kocok rata. 6. Spuit ke atas loyang, bentuk sesuai selera.

Berita Duka Cita

resep

Resep Kue Sus Kering Keju 7. Panggang 200° C selama 20 menit. Lalu turunkan ke 130°, kemudian oven lagi 30-40 menit. Sumber: https://cookpad.com/ id/resep/11346555-sus-keringkeju?via=search&search_term=kue%20sus%20 kering

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Ibu Kho Siu Lan (Warni)

Bapak Yo Peng Sun

Meninggal pada usia 80 tahun 21 Desember 2019 Umat NSI daerah Citra Raya Banten

Meninggal pada usia 46 tahun 19 Januari 2020 Umat NSI daerah Tangerang Banten

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Samantabadra | Februari 2020

51


Resep Chocolate Lava Cake oleh Fennela (NSI Tangerang) Bahan-bahan Chocolate Lava Cake : • Dark cooking chocolate 150 gram (dipotong-potong) • Mentega tawar 75 gram • Telur 4 butir • Garam 1/4 sendok teh • Gula pasir 125 gram • Tepung terigu protein sedang 75 gram • Baking powder 1/2 sendok teh Bahan Taburan/Toping Cake Lava : • Gula donat atau gula icing 1/2 sendok makan • Kayu manis bubuk 1/2 sendok teh (optional) • Cherry atau stroberry (optional)

Cara Membuat Chocolate Lava Cake: 1. Langkah awal panaskan oven api bawah dengan suhu 190. 2. Selanjutnya lelehkan potongan dark chocolate dan mentega tawar dalam wadah yang direndam air panas hingga larut, sisihkan.

52

Samantabadra | Februari 2020

3. Setelah itu kocok telur, garam, dan gula pasir 5 menit hingga kental. masukkan tepung terigu dan baking powder sambil diayak dan diaduk hingga rata. tambahkan campuran dark cooking chocolate, aduk hingga rata. tuang adonan ke dalam cetakan muffin pendek yang sebelumnya diolesi dengan margarin. 4. Kemudian oven adonan dengan menggunakan api bawah suhu 190 derajat celcius kurang lebih selama 13 menit hingga matang. angkat, lalu segera balik dan sajikan selagi hangat setelah ditaburi bahan tabur dan buah cherry/stroberry sebagai pemanis. 5. Resep Chocolate Lava Cake Anti Gagal siap dinikmati, eehmm so so yumiii.


Resep Puding Lumut

oleh Ibu Jong Sioe Tjun (NSI DKI Jakarta)

Bahan-bahan Puding Lumut : • • • • • • • •

2 bungkus agar-agar bola dunia 2 butir telur putih + merah, dikocok Cara MembuatPuding Lumur : pakai sendok dengan merata 180 gr gula pasir 1. Daun pandan dan suji di jus disaring dan 2 santan kara 65 ml dipisahkan dengan ampasnya (diambir ½ sendok the garam airnya saja). 20 lembar daun pandan (jika mau lebih, 2. Setelah itu, Semua bahan dimasak, aduk boleh) terus sampai mendidih, lalu angkat aduk 10 lembar daun suji (jika mau lebih, terus hingga agak dingin (hangat-hangat boleh) kuku) Air 650 cc (dikali 2) 3. Tuang ke loyang sampai aagak dingin, baru dimasukkan ke kulkas, tunggu hingga mengeras. 4. Puding Lumut siap dihidangkan.

Resep Donat Kentang oleh Ibu Hong Nio (NSI Tangerang)

Bahan adonan: • 500 gram tepung terigu protein tinggi • 250 gram kentang, kukus, haluskan dan dinginkan • 50 gram susu bubuk fullcream • 1 bungkus/ 11 gram ragi instant • 100 gram gula halus • 75 gram mentega • ½ sdt garam • 4 butir kuning telur • 100 ml air dingin

Cara Membuat: 1. Campurkan tepung terigu, gula, susu bubuk, dan ragi instant, menjadi satu lalu aduk rata. Masukkan kentang halus, aduk sampai rata. 2. Masukkan kuning telur dan air dingin, uleni hingga rata dan setengah kalis. Tambahkan mentega dan garam, uleni terus hingga kalis elastis. Diamkan selama 15 menit. 3. Bentuk adonan menjadi bulat atau sesuai selera. Diamkan selama 20 menit, sampai terlihat mengembang. 4. Jika ingin berlubang, buat lubang kecil di tengah lalu goreng dengan minyak panas di atas api sedang hingga kuning keemasan. Gunakan sumpit kayu atau bahan yang tidak mudah meleleh saat donat mulai mengembang, masukkan sumpit di tengah lubang kecil donat sambil digoyang dengan berputar-putar sehingga lubang membesar dan rata. 5. Angkat dan tiriskan lalu hiasi dengan topping gula halus, coklat leleh, meises, keju atau aneka toping lainnya. Samantabadra | Februari 2020

53


wawasan

Cara Membuat Sendiri Sabun Mandi

Alat untuk Membuat Sabun Mandi 1. Wadah atau Panci Selalu gunakan panci yang terbuat dari stainless steel. Kenapa harus stainless steel? Karena panci berbahan aluminium, besi, timah akan menyebabkan reaksi berbahaya jika bersinggungan dengan larutan alkali. Jangan dicoba! Reaksinya bisa sangat beracun. Bisa juga menggunakan gelas ukur pyrex atau sejenisnya dan wadah dari plastik yang agak tebal. Kamu membutuhkan dua wadah/panci, satu untuk tempat larutan alkali dan satunya lagi untuk tempat minyak sekaligus meraksikan sabun.

54

Samantabadra | Februari 2020

2. Stick Blender atau Hand Whisker Jika pengadukan dilakukan dengan hand whisker maka bisa memakan waktu hingga satu jam. Untuk mempersingkat waktu pengadukan gunakan stick blender, hanya memakan waktu kurang lebih 5 – 10 menit. Selalu gunakan yang terbuat dari stainless steel!

akurat. Ketidakakuratan dalam mengukur bahan dapat membuat komposisi sabun menjadi tidak baik, seperti terlalu banyak minyak, terlalu banyak alkali (over alkalized). Maka kamu membutuhkan sebuah timbangan yang baik. Usahakan menggunakan timbangan digital, karena kamu membutuhkan akurasi dan operasi yang mudah.

3. Spatula Karet atau Plastik 5. Cetakan Untuk memastikan semua Kamu bisa membuat sabun masuk ke dalam cetakan dasar dari kardus cetakan. dilapisi dengan plastik. Bisa menggunakan cetakan kayu 4. Timbangan Digital jika ingin membuat sabun Cara paling baik untuk dalam jumlah yang besar. mengukur bahan untuk Jangan menggunakan cetakan membuat sabun adalah dengan alas aluminium, seperti dengan mengukur beratnya wadah bekas susu cair atau (gram, kg, ons, pon, dll). pringles. Mengukur dengan volume (ml, liter, cc, dll) sering tidak


Pengaman untuk Membuat Sabun Mandi Saat membuat sabun mandi kamu harus memperhatikan keamanan dan selalu hati-hati. Membuat sabun mandi sendiri tidak terlepas dari penggunaan alkali. Alkali merupakan bahan kimia berbahaya yang bersifat korosif. Jika terkena kulit bisa membuat kulit terbakar. Saat membuat sabun lebih baik tidak melibatkan anak-anak. • Pelindung Mata. Larutan alkali sangat berbahaya jika terkena mata. Maka dari itu kita harus selalu menjaga keamanan dengan menggunakan pelindung mata. Bisa berupa google ataupun kacamata bening yang bisa melindungi bagian mata kamu, atau bisa juga pelindung full face. • Sarung Tangan. Untuk melindungi tangan kamu yang akan bersinggungan dengan larutan alkali dan sabun yang masih mentah. Bisa dengan menggunakan sarung tangan plastik yang melindungi area telapak tangan. Atau jika dirasa kurang bisa menggunakan sarung tangan industri yang melindungi hingga ujung siku. • Selalu gunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, atau menggunakan jas laboratorium. Untuk menghindari kulit dari

cipratan larutan alkali yang digunakan. Bahan Untuk Membuat Sabun Mandi Bahan utama pembuatan sabun mandi antara lain minyak, alkali, dan air. Ada berbagai macam minyak yang tersedia untuk pembuatan sabun. Mengetahui karakteristik setiap minyak kamu bisa menentukan kombinasi mana yang paling baik untuk kulit. Penggunaan minyak disini kami berikan hanya sebagai panduan awal saja. 1. Minyak • Kelapa (Coconut Oil), memberikan busa yang melimpah pada sabun mandi dan juga berkontribusi terhadap kekerasan sabun batang. • Kelapa Sawit (Palm Oil), merupakan minyak utama dalam pembuatan sabun, mayoritas sabun konvensional menggunakan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit memberikan kekerasan pada sabun mandi dan mempercepat proses saponifikasi. • Zaitun (Olive Oil), merupakan minyak yang penting dalam sabun karena memberikan kelembutan pada kulit dan memberikan efek kemewahan.

2. Alkali (NaOH) Natrium Hidroksida (NaOH) digunakan untuk membuat sabun batang. Gunakan NaOH murni, bukan yang sudah dalam larutan, berbentuk flakes atau pellet. 3. Air Air digunakan untuk melarutkan NaOH. Sebaiknya gunakan air yang benarbenar murni H2O tanpa ada tambahan mineral yang lainnya. Jangan gunakan air sumur atau air PAM, cari Air Distilasi/Air Demineralisasi / Deionized Water. Resep Dasar Sabun Mandi Menggunakan 3 macam campuran minyak, dengan total volume minyak 500 gram: a. 150 gram (30%) – Minyak Kelapa b. 150 gram (30%) – Minyak Kelapa Sawit c. 200 gram (40%) – Minyak Zaitun (Pomace Olive Oil) d. 145 gram – Air (Deionized / Demineralized / Distilled Water) e. 72,5 gram – NaOH Langkah-langkah Cara Membuat Sabun Mandi Padat 1. Siapkan semua alat dan bahan. Jangan lupa selalu gunakan pengaman. 2. Tuangkan air ke dalam wadah dan timbang sesuai ukuran. 3. Ambil NaOH di tempat terpisah dan timbang sesuai dengan ukuran resep. Secara hatiSamantabadra | Februari 2020

55


hati masukkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Kamu akan melihat reaksi air langsung mendidih dan mengeluarkan uap yang menusuk (merupakan reaksi yang normal). 4. Aduk sampai semua NaOH larut. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu dibawah 40ºC. Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan sebaliknya. Jika memasukkan sebaliknya akan memberikan efek gunung meletus, akan berbahaya. 5. Sembari menunggu larutan NaOH dingin. Timbang sesuai ukuran dan campur minyak ke dalam wadah yang sudah disediakan. Jika minyak kelapa/kelapa sawit menggumpal maka cairkan terlebih dahulu. Jika tidak ada yang menggumpal maka tidak perlu dipanaskan. 6. Ketika suhu larutan NaOH sudah mencapai sekitar 30-35ºC, tuangkan ke dalam minyak secara perlahan. 7. Aduk secara terus menerus menggunakan hand whisk sampai mencapai trace, biasanya memakan waktu lama. Gunakan stick blender jika ingin lebih cepat mencapai trace. Larutan tercampur rata, tetapi 56

Samantabadra | Februari 2020

belum mencapai trace. Daftar Istilah dalam Telah mencapai trace. Pembuatan Sabun Mandi • Saponifikasi – Proses 8. Ketika adonan sabun kimia yang terjadi saat sudah mencapai mereaksikan atau trace maka hentikan mencampur alkali dengan pengadukan. Siapkan minyak. Proses kimia cetakan yang sudah tersebut menghasilkan dilapisi plastik atau sabun dan gliserin. kertas. Cetakan • Sap Value – Merupakan nilai sederhana dilapisi kertas. saponifikasi yaitu jumlah 9. Tuangkan ke dalam alkali yang dibutuhkan cetakan, jangan lupa untuk mengubah minyak untuk mengumpulkan menjadi sabun. Tiap minyak sisa-sisa yang ada di memiliki nilai saponifikasi pinggir panci dengan yang berbeda-beda. Dalam menggunakan spatula. pembuatan sabun kamu 10. Tutup menggunakan harus mengetahui nilai kain bekas atau handuk saponifikasi tiap minyak. bekas bagian atas • Trace – Trace merupakan cetakan. Untuk menjaga fase awal dari saponifikasi. agar tetap panas dan Saat awal pencampuran melanjutkan proses antara minyak dengan saponifikasi. Letakan di larutan alkali dilakukan tempat yang aman dari pengadukan. Pengadukan jangkauan anak-anak dan yang terus menerus ini biarkan selama 1-2 hari. membuat campuran yang 11. Kemudian keluarkan awalnya cair dan terpisah, sabun dari cetakan. menjadi semakin mengental Potong sesuai ukuran dan tercampur sempurna. yang diinginkan. Simpan • Curing – Merupakan fase di tempat yang kering waktu tunggu setelah sabun dengan aliran udara yang menjadi padat, memakan baik, biarkan 2-4 minggu. waktu kurang lebih 2 – 4 12. Sabun memasuki masa minggu. Sabun yang baru Curing. Saat curing, cek dibuat, biasanya proses pH tiap satu minggu saponifikasi masih belum sekali. Sabun sudah bisa selesai sehingga masih ada digunakan jika sudah kandungan alkali bebasnya. netral. Netral berarti Untuk menguji apakah proses saponifikasi sudah masih mengandung alkali sempurna dan tidak ada bebas dilakukan tes pH. lagi alkali bebas yang Pada saat ini juga air yang terkandung. terkandung dalam sabun akan ikut menguap dan akan menghasilkan sabun yang keras dan lembut di kulit. ***


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Februari 2020 Tanggal 01 02 03 04 05 06 07 08 09

Tempat Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

13 14 15 16 17 18

Hari Jam Kegiatan Sabtu 17.00 Kensyu Gosyo Umum Materi Februari 2020 Minggu Kensyu Gosyo Umum Materi Februari 2020 Senin 13.00 Pendalaman Gosyo darma duta dan luar daerah Selasa Rabu 19.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Ceramah Gosyo Sabtu Minggu 10.00 Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul 10.00 Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul 10.00 Daimoku Bersama 13.00 Pertemuan Koordinasi Lansia Senin 19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Selasa 12.00 Pertemuan Pimpinan Ibu 14.00 Pertemuan Ibu Umum Rabu 19.00 Pertemuan Wanita Karier 19.00 Pertemuan Pria Umum Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Cabang Sabtu Minggu 10.00 Pertemuan Anak-Anak Daerah Senin 19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang Selasa

19

Rabu

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

20 21 22 23

Kamis Jumat 19.00 Pertemuan Anak Cabang Sabtu Minggu 10.00 Pertemuan Generasi Muda Daerah 14.00 Pertemuan Lanjut Usia Umum Senin 19.00 Pertemuan Empat Bagian Selasa Rabu 13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta & Luar Daerah 19.00 Rapat DPW-DPD NSI DKI Jakarta Kamis Jumat Sabtu 17.00 Kensyu Gosyo Umum Materi Maret 2020 Minggu Kensyu Gosyo Umum Materi Maret 2020

10 11 12

24 25 26 27 28 29 01 Mar

14.00 Pertemuan Ibu Daerah 19.00 Pertemuan Pria Daerah

Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1 Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Samantabadra | Februari 2020

57


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

58

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | Februari 2020

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.