Samantabadra 2020-01

Page 1

SAMANTABADRA PARISADHA BUDDHA DHARMA NICIREN SYOSYU INDONESIA

Media informasi, komunikasi, pendidikan, dan pembinaan umat

gosyo kensyu Surat Perihal Mendambakan Jojakko-do gosyo cabang Surat Perihal Keinginan Hati Kakak-Beradik

01

#312

Surat Perihal Keinginan Hati Kakak-Beradik

SAMANTABADRA | JANUARI 2020| NOMOR. 312

“ S

addharmapundarikasutra yang Aku baca dan sebut (Nammyohorengekyo dari Sandaihiho, kesadaran dalam jiwa Niciren), dengan Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan menjadi satu akan mewujudnyatakan karunia kebajikan yang tidak terhitung.

j a n u a r i

2 0 2 0


J

ika hukum Agung ini disebarluaskan, maka Ajaran Sutra sementara dan Ajaran Bayangan tidak lagi mempunyai karunia manfaat satu bagian pun. Mahaguru Dengyo mengatakan, “Jika matahari terbit, bintang-bintang bersembunyi.” Dan dalam awal tulisan dari Tsun-Shih dikatakan, “Pada awal Masa Akhir Dharma menyinari Barat.” Hal ini sudah menyatakan tentang Hukum Putih Agung ini, sudah melampaui jaman generasi terdahulu, Niciren memikirkan dan merenungkan hal ini sebagai tibanya waktu tersebarluasnya Hukum Agung. Surat Perihal Mendambakan Jojakko-do Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) STT No.: 2578/SK/DITJEN PPG/STT/1999 Alamat Jl. Minangkabau No. 23A-25 Jakarta Selatan 12970, Indonesia Telepon (+62 21) 8306059, 8311844 Fax (+62 21) 8314959 E-mail samantabadra.nsi@gmail.com Website http://www.nicirensyosyuindonesia.org/ Facebook page http://www.facebook.com/nicirensyosyuindonesia

Keterangan halaman muka Bunga matahari dengan latar belakang matahari terbit. Selamat tahun baru 2020!

Partisipasi Kesenian Grup Angkung Gita Pundarika NSI pada Inaugural Ceremony Chinese People’s Federation for World Peace Indonesia (CPFWPI) 03 November 2019

DPP NSI dan DPW NSI Wilayah DKI menyambut kunjungan ustad muda yang juga komika dan youtuber, Tretan Muslim di Mahawihara Saddharma NSI untuk berdiskusi tentang kebangsaan, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama.


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja Surat Perihal Sumbangan Mandala Saddharma Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI 30 November – 01 Desember 2019

Nammyohorengekyo,

dalam memahami hidup. Suatu waktu nanti, kita Kita perlu mendalami akan masuk ke dalam fase gosyo ini karena gosyo ini sunyata. Perjalanan makhluk membahas tentang Mandala hidup berputar pada siklus Saddharma. Mandala adalah lahir-tua-sakit-mati, tidak ada sesuatu yang diwujudkan pengecualian. oleh orang yang mempunyai Ir. Ciputra baru saja kemampuan spiritual yang meninggal pada umur 88 tinggi. Mandala bisa dijadikan tahun, dan pada usia tua pun sebagai pusaka bagi orang hartanya masih berlimpah. untuk melaksanakan kegiatan Umumnya, cita-citanya dari spiritual. orang-orang sukses adalah Pusaka Gohonzon untuk mempunyai umur yang diwujudkan berdasarkan panjang. Contohnya, salah Saddharma. Sad berarti gaib, satu raja di Tiongkok, Qin Shi Dharma adalah Ho, ajaran. Huang, mempunyai ambisi Berarti, Mandala Pusaka ini. Di Xi An, ribuan tentara Gohonzon diwujudkan Terracota dibangun persis berdasarkan ajaran yang gaib. seperti tentara aslinya, untuk Di dalam gosyo ini, Buddha menjaga keagungan raja Niciren membahas mengenai tersebut dan menjaganya berbagai macam ajaran, dari dari kefanaan. Dengan segala sekte Zen, Amitabha, dan kepintarannya, hartanya, lain-lain. Setelah mencapai kekuatannya, raja Qin Shi kesadaran, Buddha Sakyamuni Huang bercita-cita agar terus mengajarkan Dharma secara hidup. Ia bahkan meminum bertahap selama 50 tahun. segala ramuan obat karena Sistem pembabaran ini ingin panjang umur. disesuaikan dengan kebutuhan Namun faktanya, Ciputra dan waktu, juga bakat dari yang begitu banyak uangnya pendengarnya. saja akhirnya meninggal. Yang Ajaran agama kita, Niciren ingin saya jelaskan adalah Syosyu, merupakan ajaran bahwa, ternyata semua untuk masa sekarang. Agama perjalanan makhluk tidak luput Buddha membimbing kita dari satu aturan alam semesta,

siklus kehidupan lahir-tuasakit-mati. Kita sekarang juga sedang berada dalam perjalanan tersebut. Berkaitan dengan hal ini, saya sering mengemukakan, bahwa awalnya semua orang merasakan setiap fase dari perjalanan hidup-mati sebagai penderitaan. Perjalanan ini dianggap tidak mempunyai manfaat. Namun sesungguhnya, kemampuan jiwa yang kuat, bebas, suci, dan tenang, semua ada dalam diri kita. Mungkin ketika mendengar frasa, “jiwa yang bebas�, arti dari frasa tersebut tidak terlintas dengan jelas dalam pikiran kita. Salah satu umat kita, Ibu Susan, membina di Lembaga Pemasyarakatan di Tangerang. Terdapat seorang penghuni di Lapas tersebut yang akan dibebaskan pada bulan Mei yang mendatang. Ketika mendengar ia akan dibebaskan, ia sangat gembira. Sementara, kita yang seharihari bebas, sebaliknya tidak bergembira dan senantiasa mengeluh. Buddha menginginkan agar seluruh umat manusia mampu menempuh perjalanan Samantabadra | Januari 2020

1


lahir-tua-sakit-mati dengan kebahagiaan. Itulah wujud maitri karuna dari sang Buddha. Agama Buddha menjelaskan bahwa hidup kita terdiri dari tiga masa: lampau, sekarang, dan akan datang. Meskipun kita patut memerdulikan karma kita pada masa lampau, saat sekarang, dan saat nanti karena bersifat berkesinambungan, kita harus ingat untuk tidak terikat dengan masa yang sudah berlalu maupun masa yang belum tiba. Orang yang hidupnya terus terikat pada masa lampau akan hidup dengan penuh penyesalan. Orang yang hidupnya mementingkan masa akan datang akan hidup dengan perasaan cemas dan khawatir. Maka itu, Buddha berkata bahwa hidup manusia, siapa pun dia, apa pun agamanya, akan terus berputar pada perjalanan lampau, sekarang, akan datang. Di antara tiga masa ini, yang paling penting adalah masa sekarang. Hendaknya kata-kata Buddha ini kita camkan dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, hendaknya kita berkonsentrasi pada masa sekarang, sebab masa akan datang belum sampai, dan masa lampau sudah berlalu. Mandala Nammyohorengekyo sangat istimewa; sewaktu hidup, kita berjodoh dengan mandala ini untuk menimbulkan jiwa Buddha kita dengan landasan jiwa yang bebas, suci, tenang, dan kuat. Waktu 2

Samantabadra | Januari 2020

kita meninggal, mandala ini akan menjadi lampu penerang untuk perjalanan kita menuju ke Gridhakuta. Agama harus seperti itu – agama seharusnya bisa menjelaskan dan mendukung kita dalam ketiga masa, lampau, sekarang, dan akan datang. Mandala adalah sebuah pusaka yang bisa kita gunakan sebagai jodoh untuk memunculkan energi yang baik dari dalam diri kita. Mandala dalam agama Buddha terdiri dari berbagai macam rupa, sesuai dengan waktu penggunaannya. Ketika Buddha Sakyamuni muncul di bumi dan mengajar selama 50 tahun, beliau menghasilkan 3 kelompok ajaran. Dalam ajaran yang diperuntukkan untuk manusia yang hidup dalam kurun waktu 1.000 tahun pertama setelah Buddha moksya, objek-objek meditasi lah yang menjadi mandala bagi manusianya. Dalam kurun waktu 1.0002.000 tahun setelah Buddha meninggal, ajaran SemiMahayana tersebarluas. Saat itu, patung-patung menjadi mandala, sebagai objek untuk mendekatkan diri dan membuat manusia berkonsentrasi dan membayangkan welas asih sang Buddha. Dengan cara-cara seperti itu saja, orang pada masa itu bisa memunculkan kesadaran. Namun, saat itu belum tepat waktunya bagi mereka untuk menerima Gohonzon sebagai

mandala, karena kekuatannya terlalu kuat. Penyakit jiwa manusia pada masa itu cukup dapat disembuhkan dengan upacara-upacara keagaman seperti itu. Sebetulnya, berdasarkan penelitian, 90% penyakit berasal dari penyakit jiwa, dan 10% lainnya berasal dari gangguan virus atau genetika. Namun, karena proses pemulihan juga bergantung pada kekuatan jiwa seseorang, sesungguhnya penyakit bergantung seluruhnya pada kekuatan jiwa. Pada zaman sekarang, penyakit jiwa manusia sudah semakin parah. Hati kita lebih keruh daripada orang-orang zaman dulu. Memang betul, bahwa pada zaman Romawi, raja-raja Romawi senang memelihara dan melatih orang sebagai binatang, dan mengajarkan mereka untuk berantam antara sesama. Pertengkaran manusia menjadi bahan tontonan di stadium. Ketika kita pikirkan kembali, memang pada zaman sekarang, orang lebih banyak berbicara tentang hak asasi manusia dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan. Faktanya, sekarang istilah “penjara” diganti jadi “lembaga pemasyarakatan”, kata “pembantu” tidak pantas digunakan, dan digantikan dengan istilah “asisten rumah tangga.” Terlihat seolah manusia zaman sekarang lebih bertata krama dengan adanya HAM, tapi sesungguhnya,


akal pikiran sebagian manusia menjadi semakin kejam. Apabila dulu, manusia diadu untuk membunuh lawan perlahan-lahan, satu per satu, sekarang satu pembunuhan saja bisa menghasilkan ratusan dan ribuan korban. Beberapa kondisi manusia masa akhir dharma lebih merisaukan. Mahaguru Tien Tai juga mengetahui bahwa mandala yang paling istimewa adalah Gohonzon, tapi ia menyadari bahwa saat itu waktunya belum tepat, karena “dosisnya� terlalu kuat. Jika kita yang hidup pada makhir dharma masih menganggap bahwa kepercayaan-kepercayaan lain masih pantas digunakan, berarti kita memfitnah dharma. Kalau kita mengatakan lain daripada apa yang dikatakan Buddha, berarti kita melakukan pemfitnahan terhadap Buddha. Mengenai kelima dosa besar, memecah-belah susunan adalah dosa yang sangat serius karena bisa saling memperkuat dosa umat. Apabila seseorang membawa pengaruh buruk atau akucisyiki pada umat lain, maka umat lain juga dapat meragukan kepercayaan mereka. Maka itu, di dalam susunan ini, yang harus kita upayakan adalah untuk terus membuat suasana Buddhis, agar kita dapat saling mendukung kepercayaan satu sama lain. Susunan ini adalah sebuah keluarga, sehingga itikad

kita pasti baik. Pengaruh buruk sebetulnya merupakan perilaku dari iblis, yang berkehendak untuk merusak perasaan jiwa Buddha dari manusia dalam skala yang besar. Namun, dalam gosyo, Buddha mengajarkan kepada kita semua, bahwa kalaupun satu waktu kita akan terjebak dan terjerumus pada pemfitnahan dharma, itu dapat menjadi “jodoh terbalik�. Ketika melakukan pemfitnahan dharma, kita akan jatuh ke Dunia Neraka dan menderita, sehingga kita dapat ingat lagi pada Gohonzon dan meninjau diri. Kemudian, sekalipun terjatuh pada neraka yang tidak terputus-putus, dalam kehidupan selanjutnya, kita dapat diselamatkan. Yang menyelamatkan kita adalah diri kita sendiri yang sungguhsungguh melaksanakan hati kepercayaan. Kemudian, tingkat sosial, tingkat intelektualitas, maupun tingkat kecerdasan seseorang juga turut menentukan intensitas dari karma mereka, karena orang yang mempunyai kuasa mempunyai pengaruh besar pada anggota-anggota biasa. Ketika Devadatta menjadi pemfitnah dharma dan bertengkar dengan Buddha Sakyamuni, ia mempunyai pengaruh yang besar – buktinya ia dapat memengaruhi Raja Ajatasatru yang juga memusuhi Buddha. Namun, berkat jodoh terbalik,

Devadatta tetap diangkat dari neraka yang tidak terputusputus, sehingga akhirnya ia pun dapat mencapai kesadaran Buddha. William Tanuwijaya, orang yang mencetuskan Tokopedia, sering dibawa Presiden Jokowi ke mana-mana. Walaupun Tokopedia sudah didirikan sejak 15 tahun yang lalu, semboyan mereka adalah untuk tetap bertitik tolak pada masa sekarang. Semboyan tersebut menggambarkan konsep Hon In Myo, untuk selalu berfokus pada masa sekarang. Obat berfungsi untuk mengobati rasa sakit, maka obat tentu digunakan dengan dosis yang sesuai dengan berat ringannya sebuah penyakit. Penyakit yang ringan harus diberi obat yang ringan, penyakit yang berat harus diberi obat yang kuat. Buddha selalu mengajarkan kita mengenai cara berpikir yang baik. Buddha Sakyamuni lahir di dunia ini untuk menegakkan Saddharmapundarikasutra. Memang ada sutrasutra lain yang pernah beliau babarkan, tapi tugas kelahiran beliau bukanlah untuk membabarkan ajaran yang 42 tahun, karena ajaran sementara hanya merupakan pengantar. Ibaratnya, tujuan kita ke sekolah adalah untuk menerima pendidikan sebagai pengantar untuk fase kuliah dan kerja. Sama halnya seperti ajaran sementara. Tugas pokok Buddha Sakyamuni Samantabadra | Januari 2020

3


adalah untuk membabarkan dan menceramahkan Saddharmapundarika-sutra. Buddha Sakyamuni menyelesaikan tugas pokoknya dalam 8 tahun terakhir dari kehidupannya. Beliau sadar bahwa waktunya sudah tiba. Beliau menyadari ini dan bangkit dari meditasinya. Ini adalah sebuah kegaiban karena Buddha tahu kapan waktu yang tepat untuk membabarkan Saddharmapundarika-sutra. Buddha langsung menghampiri Sariputra, kemudian menegurnya dan mengatakan bahwa beliau akan menjelaskan ajaran yang menjadi tugas kelahirannya. Sejak itu, Buddha mulai menjelaskan ajaran Saddharmapundarikasutra agar semua orang bisa mencapai kesadaran Buddha. Pencapaian Buddha sangat sulit dipahami dan sulit dijangkau (Go Chi-e mon. Nange nannyu. Issai shomon. Hyaku-shi-butsu. Sho fu no chi).Maka itu, kita harus mendengarkan ajarannya dengan cermat dan dengan ketiga karma kita (karma badan, hati, dan mulut). Kita harus melaksanakan Nyoze Gamon, mendengar dengan cermat, agar pelaksanaan kita seirama dengan keinginan Buddha. Ajaran Saddharmapundarika-sutra dibagi dua: bab 1-14 disebut sebagai ajaran bayangan. Apabila kita berkaca di depan cermin, kita bisa melihat cerminan wajah kita sendiri. 4

Samantabadra | Januari 2020

Buddha mengumpamakan ajaran bayangan melalui gambaran bulan di langit dan bulan di kolam. Bulan di kolam merepresentasikan ajaran bayangan, karena ajaran tersebut belum menjelaskan sebab pencapaian kesadaran Buddha, cara untuk mencapainya, dan akibat pencapaian kesadaran. Orang zaman dulu belum sepintar kita sekarang. Buktinya, sekarang sepasang suami-istri dapat memperoleh anak melalui teknologi bayi tabung. Umat Kristen berkata bahwa anak adalah karunia dari Tuhan dan Allah adalah sosok yang menghendakinya. Sekarang, dengan adanya kemajuan sains, rasanya campur tangan Tuhan tidak dibutuhkan lagi. Maka itu, manusia sekarang cenderung meragukan Tuhan. Sekarang, untuk membuat anak, yang diperlukan bukan lagi campur tangan Tuhan, tapi campur tangan dokter. Dokter akan mengerjakan pekerjaan tersebut atas kekuasaan uang. Dengan begitu, sekarang agama bergeser, dari gereja ke ATM. Orang mulai mementingkan aspekaspek yang superfisial, seperti kekayaan material, daripada kekayaan spiritual. Orang masa sekarang mulai meragukan agama, maka keraguan kita harus diubah melalui gosyo ini. Di dalam agama, keyakinan menjadi faktor utama. Kalau keyakinan kita kepada Gohonzon meluntur, kekuatan Gohonzon dan jiwa Buddha

tidak akan maksimal. Kita harus menyimak hal ini dan melakukan refleksi diri, mempertanyakan seberapa jauh kita sudah menjalankannya. Dulu, ajang pembunuhan dijadikan pertontotan. Sekarang, orang-orang berbicara tentang hak asasi manusia, dan kita terlihat lebih beradab. Namun kenyataannya, terdapat beritaberita meresahkan mengenai anak yang membunuh orangtuanya dan orang tua yang membunuh anaknya. Jadi sebetulnya, meskipun otak kita semakin pintar, kita malah menyalahgunakannya untuk menutupi perilakuperilaku jahat ini. Walaupun memelihara kejahatan yang sama, sekarang semuanya mulai disiasati. Di samping 5 dosa besar, jika seseorang juga melaksanakan pemfitnahan dharma, maka karma buruk yang telah ia tanam akan semakin besar. Sama halnya dengan pembunuhan, sebuah tindak pidana. Pembunuhan yang direncanakan merupakan tindakan pidana yang mengakibatkan konsekuensi hukum yang jauh lebih berat, hukuman yang dilipatgandakan ketimbang pembunuhan yang tidak direncanakan. Kelima dosa besar sudah merupakan karma buruk, maka bila ditambah pemfitnahan dharma, karma yang dibuat akan semakin berat konsekuensinya. Oleh karena itu, manusia masa sekarang


mempunyai 3 racun yang lebih mendalam dari manusia yang hidup 1.000-2.000 tahun yang lalu. Pengertian dosa dalam agama Buddha mengacu pada pelanggaran hukum sebabakibat. Dalam agama Kristen, dosa adalah pelanggaran dari perintah Tuhan. Seiring berjalannya waktu, akal manusia semakin pintar, tapi itu tidak menjadi ukuran untuk mengindikasikan kondisi jiwa seseorang. Orang zaman dulu terlihat kejam, tapi apa yang ia katakan ia jalankan, apa yang tidak ia katakan, ia tidak jalankan. Manusia zaman sekarang berkata tapi tidak menjalankan; kita banyak menipu. Bahkan, sekarang agama sering dimanfaatkan untuk kepentingan di luar aspek spiritual. Luar biasa biadabnya manusia sekarang, karena agama saja disalahgunakan untuk menipu orang. Kemudian, dalam dunia politik juga, orang-orang yang berperan sebagai pemimpin masyarakat banyak mempraktikkan kemunafikan. Ketika bertemu lawan suatu saat, mereka hanya lewat begitu saja – namun bila terdapat kepentingan pribadi, mereka baru menyambut dengan penuh senyum kecerahan, untuk memenuhi kepentingan masing-masing dan mendapatkan image. Hal tersebut dilakukan manusia masa ini bukan untuk menerapkan tata krama yang sesungguhnya, melainkan untuk memenuhi kepentingan

sendiri. Celakanya, sekarang pun muatan-muatan agama tidak lagi didasarkan pada welas asih, tapi didasarkan pada siasat-siasat yang dipolitisir. Orang zaman sekarang bahkan mencari untung melalui agama, karena manusia akhir dharma hanya peduli pada kepentingan pribadi. Diuraikan bahwa pada masa ini, orang bisa saja tersenyum di hadapan kita, tapi dalam saat yang bersamaan menusuk kita dari belakang, melakukan kejahatan yang kejam. Dalam gosyo, dikatakan bahwa syarat dasar bagi orang untuk mencapai kesadaran Buddha adalah untuk percaya, melaksanakan, dan mempelajari Hukum Nammyohorengekyo. Misalnya, kalau kita masih menghina susunan ini karena kita belum mempunyai biksu, itu merupakan kejahatan yang lebih jahat daripada kejahatan kriminal. Mempengaruhi umatumat lain adalah kejahatan yang lebih besar daripada melaksanakan lima dosa besar, karena merusak susunan adalah tindakan dengan skala yang lebih besar, yang dapat memengaruhi satu cabang, satu wilayah, bahkan satu susunan. Sekarang, arus perkembangan manusia terus melaju. Saya sering mengatakan bahwa dunia ada di genggaman kita, karena handphone kita dapat mengatasi banyak masalah. Semua berita ada di handphone, maka lama-lama

orang mulai berpikir bahwa bermain gadget membawa lebih banyak manfaat daripada melaksanakan Gongyo Daimoku. Tapi kita terkadang tidak menyadari bahwa terdapat beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan dengan gadget. Memang gadget sangat penting bagi kita di era ini, untuk mencari jalan, mengantar makanan, menyalurkan akses ke informasi, dan sebagainya. Padahal, dalam kehidupan ini, ada hal-hal penting yang tidak bisa diurus dengan HP. Misalnya, persoalan hidup-mati tidak bisa dijamin dengan HP. Masalah karma tetap, misalnya. Ibu Irawati pernah menderita tiroid, tapi umurnya diperpanjang selama 10 tahun. Perpanjangan hidup ini bisa tercapai bukan karena uang, tapi karena hati kepercayaannya dan kesadarannya untuk menjalankan tugas – hal mana tidak bisa digantikan oleh ilmu pengetahuan. Ada pula umat kita yang sudah menderita kanker payudara selama 16 tahun, namun sampai sekarang ia masih sehat. Harta yang bersifat materil kalah berharga dengan harta jiwa dan harta badan: kesehatan dan kesempatan untuk hidup. Satu-satunya hal yang bisa memperpanjang umur kita adalah Nammyohorengekyo. Dengan Myohorengekyo, karma tetap kita pun bisa diubah, karena panjang-pendekya umur tergantung dari perasaan jiwa kita. Samantabadra | Januari 2020

5


Sangat disayangkan bahwa keyakinan manusia kepada agama bergeser, karena filsafat agama sebetulnya mengajarkan hal yang terpenting dalam kehidupan. Dulu, ketika terjadi revolusi kebudayaan di Tiongkok, semua peninggalan agama dibakar habis oleh para komunis yang menganggap bahwa agama membuang waktu karena merupakan “obat bius�. Mereka tidak melihat manfaat dari sembahyang, dan mereka lebih mementingkan pekerjaan, agar dapat menciptakan hasil ekonomi. Para komunis menganggap agama bahaya karena mereka berpandangan bahwa agama menghalangi semangat kerja dan produktivitas, karena waktu selalu dipakai umat untuk sembahyang dan menyembah. Umat Niciren Syosyu berdoa sebanyak dua kali sehari, pagi dan sore, sesuai dengan kebutuhan kita. Namun meskipun kita diberi kesempatan untuk menyesuaikan waktu, terkadang kita masih lalai dan akhirnya melaksanakan Gongyo Daimoku secara tergesa-gesa. Ini sangat disayangkan, karena manfaat dari melaksanakan Gongyo Daimoku di hadapan Gohonzon sangatlah besar. Mandala pusaka ini dibuat Niciren Daisyonin karena beliau mengamati kebutuhan orang. Buddha Niciren paham bahwa di dalam Saddharmapundarika6

Samantabadra | Januari 2020

sutra, terdapat bab 11 yang menjelaskan tentang menara pusaka yang menjulang setinggi 500 yojana ke langit. Di dalam menara pusaka, Buddha Sakyamuni dan Buddha Prabhutaratna duduk berdampingan. Dari situ, terdengar suara Buddha Sakyamuni yang melantunkan sutra-sutra, dan terlihat Prabhutaratna mengangguk-anggukkan kepala membenarkan apa yang dibabarkan Buddha Sakyamuni. Gambaran ini diwujudkan oleh Buddha Niciren Daisyonin dalam Gohonzon sebagai menara pusaka: sehelai kertas dengan tujuh huruf, Namu Myohorengekyo. Dalam menara pusaka, terdapat Buddha Sakyamuni dan Prabhutaratna yang duduk berdampingan serta Hukum Saddharmapundarika-sutra yang menjelaskan Icinen Sanzen. Gohonzon adalah kristalisasi dari hukum Icinen Sanzen. Kemudian, terdapat juga keempat bodhisatwa: Visistakaritra, Anantakaritra, Visudhakaritra, Supratishtitakaritra (tenaga bodhisatwa yang kuat, tenang, suci, dan bebas). Kemudian, terdapat Sariputra, Samantabadra, Maudgalyayana, dan Ananda. Berarti, 10 dunia lengkap tertera dalam gohonzon. Gambaran seperti ini diwujudkan dalam Gohonzon karena Buddha Niciren ingin membuatkan sebuah mandala sebagai

jodoh bagi manusia untuk memunculkan kesadaran Buddha mereka. Maka itu, Buddha mewujudkan mandala yang merupakan perwujudan dari dunia Buddha. Oleh sebab itu, janganlah kita sekali-kali memperlakukan Gohonzon sebagai jimat. Kita sepatutnya melihat Gohonzon sebagai jodoh kita untuk mencapai kebahagiaan yang tertinggi. Jangan meragukan Gohonzon, karena Gohonzon merupakan perwujudan dari beberapa bab dalam Saddharmapundarika-sutra. Gohonzon betul-betul merupakan mandala yang paling tepat di masa akhir dharma agar kita dapat memunculkan kesadaran Buddha kita. Pada zaman Mappo yang keruh ini, di mana kepercayaan manusia kepada semua agama mulai melengah, kita semua mengalami isu yang sama. Di Prancis, dan Jerman, gereja-gereja sudah mulai dijual. Teknologi bisa kita manfaatkan sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan kita sehari-hari, dan untuk kepentingan penyebarluasan dharma, tapi hendaknya kita tidak terlalu memprioritaskannya. Teknologi boleh maju, zaman boleh berkembang, tapi keyakinan kita terhadap Gohonzon tidak boleh meluntur, sebaliknya keyakinan kita harus semakin mendalam. ***


ceramah gosyo

Rangkuman Ceramah Dharma Duta Ibu Irawati Lukman Surat Perihal Sumbangan Mandala Saddharma Disampaikan pada Kensyu Gosyo Umum Mahawihara Saddharma NSI 30 November – 01 Desember 2019

Nammyohorengekyo,

dianugerahkan kepada Sennici Ama. Kemudian, Pada Kensyu kali ini, kita dijelaskan bahwa Gohonzon mempelajari Surat perihal diwujudkan oleh Buddha Mandala Saddharma. Niciren berdasarkan sutra. Diperkirakan surat ini diberikan Gohonzon ditulis oleh beliau kepada Sennici Ama, karena bukan dengan semena-mena, Niciren Daisyonin memberi bukan dengan sekehendak penjelasan mengenai hati, tapi dengan berdasarkan penganugerahan Gohonzon Bab 11 Menara Pusaka dalam dari Myohorengekyo. Saddharmapundarika-sutra. Buddha Niciren pertama Bab tersebut menjelaskan mewujudkan Gohonzon di skema dari Menara Pusaka, Pulau Sado pada tahun 1273. yang mencakupi Dunia Yang dimaksud di sini adalah Buddha (paling atas) sampai Gohonzon yang diwujudkan Dunia Neraka, serta tulisan sebelum Dai Gohonzon, yang Nammyohorengekyo diberikan Niciren Daisyonin Niciren di tengah. Buddha secara pribadi kepada muridNiciren mengambil makna muridnya. tersirat di dasar kalimat, Gohonzon Nammyohorengekyo, dari diwujudkan berdasarkan Bab 16 Bab Usia Panjangnya Saddharmapundarika-sutra, Tathagata. satu-satunya sutra yang dapat Walaupun mandala ini menyembuhkan penyakit hanya mengandung 5 aksara umat manusia pada masa atau 7 aksara, Myohorengekyo akhir dharma. Dalam surat atau Nammyohorengekyo, ini, ditekankan bahwa para mandala ini merupakan guru bodhisatwa yang muncul dari seluruh Buddha ketiga dari bumi mempunyai tugas masa. Mandala ini juga untuk menyebarluaskan merupakan mantra yang Saddharmapundarika-sutra. memungkinkan pencapaian Dalam isi gosyo, kesadaran Buddha bagi pertama-tama dikatakan kaum wanita. Kedua hal ini bahwa Gohonzon telah

membuktikan kekuatan agung dari Gohonzon. Seluruh Buddha bisa mencapai kesadaran Buddha karena melaksanakan pertapaan berdasarkan Nammyohorengekyo, inti dari Saddharmapundarika-sutra. Para Buddha melaksanakan kepercayaan sesuai dengan Hukum Alam Semesta yang didasarkan pada maitri karuna. Karena menjalankan dasar maitri karuna ini, para Buddha, dan bahkan manusia, dapat memunculkan kesadaran Buddha. Selanjutnya, dipertegas bahwa Nammyohorengekyo telah membuka jalan untuk pencapaian kesadaran Buddha bagi wanita. Pada dasarnya, semua umat mempunyai jiwa Buddha karena memiliki 10 dunia yang mencakupi Dunia Buddha. Icinen Sanzen merupakan gerakan dari perasaan jiwa sekejap umat manusia. Jadi, di dalam sekejap perasaan jiwa, setiap manusia sebetulnya memiliki potensi untuk memunculkan Dunia Buddha. Maka itu, tidak ada perbedaan antara jiwa seorang wanita Samantabadra | Januari 2020

7


maupun pria, karena semua orang bisa mewujudkan Dunia Buddha. Niciren Daisyonin menegaskan hal ini kepada Sennici Ama karena ia seorang perempuan. Terdapat 10 dunia yang mencakupi 10 dunia, hal mana memungkinkan kita untuk mewujudkan Dunia Buddha. Maka, saya kira kita patut menyadari betapa beruntungnya kita, perempuan, karena adanya penjelasan Icinen Sanzen ini, sebab kita menyadari kemampuan kita untuk memunculkan kesadaran. Buddha Sakyamuni dan Mahaguru Tien Tai samasama tahu mengenai Hukum Alam Semesta ini, namun karena waktunya belum tepat, badan hukum ini tidak bisa disebarluaskan pada saat itu. Maka, Buddha Niciren Daisyonin, yang menyadari kekuatan dari Hukum Nammyohorengekyo ini, mewujudkan ajarannya dalam sehelai kertas Gohonzon. Alhasil, kita yang percaya, menerima, dan mempertahankan Gohonzon dapat lebih mudah memunculkan kesadaran. Dalam surat kepada Sennici Ama, Niciren Daisyonin menitikberatkan pentingnya perwujudan ini kepada wanita, karena boleh dikatakan bahwa wanita paling dikecam dalam ajaran sementara dari Buddha Sakyamuni. Wanita terkenal memiliki sifat marah benci dan iri hati. Kecemburuan karena kecantikan, kekayaan, 8

Samantabadra | Januari 2020

ketenaran, dan lain sebagainya memicu wanita untuk memelihara onsitsu – hal mana merupakan hal yang sangat bahaya. Apabila kita tidak duduk di hadapan Gohonzon dan menyebut Nammyohorengekyo, kemungkinan besar kita tidak akan duduk bersama di sini dengan tentram dan damai. Kita bisa saja terhanyut dengan kecemburuan kita, antara suami-istri dan sesama kawan. Tapi, karena kita sudah menjalankan ajaran Nammyohorengekyo, kita tahu cara untuk menata perasaan jiwa kita. Oleh karenanya, Hukum Myohorengekyo disebut sebagai guru dari seluruh Buddha. Jadi, sangat disayangkan, bila kita yang sudah berjodoh dengan Nammyohorengekyo tetap tidak bersungguhsungguh dalam menjalankan hati kepercayaan, karena hanya hukum ini yang bisa mewujudkan Dunia Buddha kita dan membuat kita bahagia. Sebaliknya, tanpa Nammyohorengekyo, kita tidak akan dapat bebas dari penderitaan-penderitaan kita di dunia neraka; kita akan terus berputar-putar dalam dunia keserakahan, kemarahan, dan kebodohan. Demikianlah pentingnya Gohonzon. Hendaknya, kita berterima kasih karena sudah menerima Gohonzon sebagai Menara Pusaka. Berarti, kita harus menjalankan sesuai dengan apa yang diinginkan Buddha

Niciren. Ingat, hukum ini adalah hukum satu-satunya yang memungkinkan kita untuk mencapai kesadaran Buddha, tidak ada yang lain. Satu-satunya sutra yang dapat menyembuhkan penyakit kumat manusia masa akhir dharma adalah Saddharmapundarikasutra, dan inti ajarannya terletak dalam mantra Nammyohorengekyo. Pada masa Saddharma dan Pratirupadharma, manusia hanya berbuat keburukan yang ringan, karena ketiga racun dalam hati mereka masih dangkal. Dasar hawa nafsu mereka masih tergolong ringan, hingga ketika diberi tahu pun, mereka tidak menentang. Maka, pada saat itu umat manusia cukup dibimbing dengan sutrasutra yang ringan. Sebagai umpama, orang yang menderita penyakit ringan dapat dipulihkan dengan obatobatan yang ringan. Jika kita melakukan perbandingan, kita akan menyadari bahwa anakanak dulu sangat santun dan patuh pada orang tua mereka. Mereka tidak berani membantah orang tua, tidak berani berleha-leha dan berfoya-foya. Apabila orang tua belum mulai makan, mereka juga tidak berani makan. Sekarang, orang-orang muda mulai mengacuhkan norma-norma seperti ini. Oleh sebab itu, kondisi manusia zaman sekarang diibaratkan seperti seseorang yang


menderita penyakit berat, yang hanya dapat dipulihkan dengan obat yang kuat. Manusia zaman dulu memang sering melakukan kekejaman secara terangterangan (meremehkan jiwa manusia, membunuh orang lain). Tapi, dengan adanya kemajuan zaman, kejahatankejahatan ini sudah mulai ditutupi dengan kemunafikan. Manipulasi sedemikian rupa dikarenakan perasaan yang penuh dengan iri hati dan marah benci; terdapat niat untuk menjatuhkan orang lain dari belakang. Urusan kecil seringkali dibesarbesarkan, sehingga akhirnya menyebabkan perang saudara, perang dunia, dan tragedi-tragedi lainnya yang disebabkan ulah manusisa. Umat zaman dulu tidak mempunyai keraguan terhadap agama mereka sendiri. Mereka cukup diajarkan cara pertapaan yang jelas dan nyata, yakni melaksanakan sila, membaca, menyebut, dan menyalin sastra dan sutra. Apabila mereka diberi tahu bahwa menyebut mantra sebanyak 1.000 kali menjanjikan kurnia, mereka akan percaya dan melaksanakannya. Namun, umat Buddha pada masa akhir dharma memelihara keraguan terhadap agamanya sendiri. Maka, kita juga perlu introspeksi diri dan bertanya pada diri sendiri: apakah kita betul-betul sudah percaya dengan ajaran Niciren Daisyonin?

Memang kita terlihat sungguh-sungguh, tapi terkadang kita masih terpengaruh dengan kepercayaan-kepercayaan luar, dan kita masih goyah dalam semangat Syinjin kita. Dalam kehidupan sehari-hari, belum tentu kita menjalankan kepercayaan sesuai dengan ajaran Niciren Daisyonin yang disampaikan melalui gosyo. Gosyo mengingatkan kita untuk senantiasa meninjau diri dan menerima keadaan. Melalui ajarannya, Niciren Daisyonin menjelaskan bagi umat manusia masa akhir dharma mengenai akar pokok penderitaan dan akhir dari penderitaan hidupmati. Yang dapat mencabut penderitaan manusia hanya Nammyohorengekyo dari Sandaihiho, obat yang paling manjur untuk manusia masa sekarang. Sutra-sutra yang dipakai pada masa yang sudah berlalu sudah tidak berlaku untuk kondisi manusia sekarang. Ibaratnya, pada tanggal 1 Januari 2020 nanti, penanggalan 15 Februari 2019 sudah tidak berguna karena harinya telah berlalu. Untuk mengatasi kesulitan dan penderitaan kita pada zaman Mappo ini, kita harus “meminum obat� yang tepat yang sesuai dengan waktu dan manfaatnya, yakni Hukum Nammyohorengekyo. Perlu diingat juga bahwa obat yang manjur pun, sekali dicampur dengan racun, tidak akan berguna untuk mengobati suatu penyakit.

Perumpamaan ini menggambarkan keraguan kita terhadap Nammyohorengekyo - obat yang paling manjur, yang bisa mengatasi segalanya. Keraguan kita karena kepercayaan pada hal-hal lain mengakibatkan ketidakmaksimalan dalam pelaksanaan Syinjin kita. Jadi, karena keraguan dalam hati kita, kekuatan Gohonzon pun tidak dapat mewujudkan bukti nyata. Saat Buddha Niciren masih hidup, kondisi Jepang masa itu sangat keruh - semua orang menjadi icchantika, orangorang yang tidak mempunyai harapan. Di Jepang waktu itu, manusianya terus-menerus melaksanakan pemfitnahan dharma. Apabila dibandingkan dengan 5 dosa besar (membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh arahat, mengeluarkan darah dari badan Buddha, merusak atau menghancurkan susunan), pemfitnahan dharma di negeri Jepang dianggap sebagai dosa yang lebih besar. Semua umat Jepang memfitnah dharma karena Sekte Syingon, Zen, dan Amitabha, dan lainnya tidak percaya pada Saddharmapundarika-sutra. Mereka mengumumkan bahwa Saddharmapundarikasutra bukan merupakan ajaran yang paling utama. Sesungguhnya, apabila dijalankan secara tidak sengaja, kelima dosa besar tidak akan menjadi karma yang terlalu berat, bila Samantabadra | Januari 2020

9


dibandingkan dengan kelima dosa besar yang dijalankan secara sengaja. Tapi, dengan memfitnah dharma, memfitnah ajaran yang paling agung – berarti kita memfitnah jiwa Buddha kita, sehingga menghalangi kemunculan kesadaran kita sendiri. Sebaliknya, yang muncul adalah ketiga racun kita yang semakin menguat, yang menghalangi bibit Buddha kita dalam kesempatan untuk mencapai kesadaran. Dalam gosyo ini, kita diingatkan tentang keunggulan Gohonzon dan keagungan Nammyohorengekyo. Sesungguhnya apabila kita sungguh-sungguh percaya, meninjau diri, dan bertobat, karma kita bisa dihapuskan. Artinya, dengan hati kepercayaan yang kuat, kita mampu menghadapi segala halangan/rintangan, dan kita akan berani menghadapi kesulitan demi kesulitan. Seyogyanya kita membentengi diri dari melaksanakan pemfitnahan dharma; jangan merusak susunan dan mengadudombakan sesama umat. Tidak sepatutnya kita mengajak orang untuk memahami kehidupan menurut akal pikiran kita sendiri. Pada umumnya, orang tidak merasakan bahwa ia telah memfitnah Dharma. Beratnya dosa yang diakibatkan pemfitnahan dharma diumpamakan setara dengan mencabut mata seluruh umat 10

Samantabadra | Januari 2020

dari tiga ribu pemirsa. Saat Buddha Niciren menyebarluaskan ajaran dari Hukum Nammyohorengekyo, semua umat di negeri Jepang yang mengecamnya tidak merasa bersalah. Keluguan mereka diibaratkan seperti orang buta yang tidak bisa melihat matahari dan bulan yang terang, seperti seseorang yang sedang tidur dan mengacuhkan bunyi tambur. Mereka adalah orang-orang yang merasa pintar sendiri – walaupun mereka salah, mereka merasa dirinya benar. Pada umumnya, orang mengakui bahwa mereka membutuhkan agama, tanpa mengerti makna agama mereka yang sesungguhnya. Kita juga beranggapan telah mementingkan upacara agama sehingga mengharapkan karunia dan manfaat. Tapi pertanyaan sebenarnya adalah: sejauh mana kita sudah percaya pada Nammyohorengekyo? Meskipun kita aktif mengikuti Kensyu dan pertemuan, dan sekalipun tidak pernah absen dari bulan Januari sampai Desember, kita tidak pernah tahu kesungguhan hati seseorang. Badan kita mungkin berada di sini secara fisik, tapi hati kita belum tentu di sini. Wujud Syinjin yang sebenarnya adalah pelaksanaan yang sungguh hati dan penyebarluasan Dharma. Orang yang sudah tahu mengenai ajaran sesungguhnya namun tetap

tidak menjalankannya, melencengkannya, membohongi umat, dan mencampuradukkan ajaran – akan menerima karma yang lebih berat daripada orang yang yang belum tahu mengenai ajaran sesungguhnya. Kita semua yang berada di pertemuan gosyo ini sudah tahu bahwa Saddharmapundarikasutra adalah ajaran yang sesungguhnya, maka kita harus menjalankan ajaran sesuai dengan kata-kata Buddha. Buddha tidak pernah membual. Apabila kita merasa kita sudah sungguh-sungguh tapi belum merasakan bukti nyata, berarti Syinjin kita belum sepenuhnya benar dan tulus. Tapi, sekalipun sudah menjalankan dengan sungguhsungguh, hendaknya kita menyadari bahwa terdapat aspek-aspek yang sunyata, yang tidak kelihatan. Karma baik kita juga memerlukan waktu dan jodoh agar bisa terwujud menjadi bukti nyata. Pada zaman sekarang, sutra-sutra dari ajaran sementara sudah tidak berlaku, karena (1) merupakan pemfitnahan dharma terhadap hukum sebenarnya. Kalau kita masih memercayai cara-cara lama dan mengajak orang lain memercayainya, berarti kita juga mengajak orang lain turut memfitnah dharma. Kemudian, hal tersebut juga (2) mengganggu pertapaan hukum sebenarnya. Kalau kita goyah dengan kepercayaan-


kepercayaan lain, kita menyianyiakan kesempatan dan jodoh untuk memunculkan dunia Buddha, sehingga akhirnya pertapaan kita terganggu. Pada dasarnya, kita pasti masih sering kalah dengan suasana, lengah karena faktor ekonomi, permasalahan keluarga, dan sebagainya, sehingga kita mulai tertarik dengan kepercayaankepercayaan lain. Kita sering iri hati pada orang-orang yang sudah sukses dan bisa bertamasya keliling dunia. Jangan terpengaruh dengan hal-hal demikian. Juga, kita harus berwaspada terhadap orangorang yang hendak mengajak kita memfitnah dharma, karena mereka pasti mencari kekurangan dan kelemahan kita sebagai umpan untuk menarik kita ke kepercayaan lain. Terakhir, diingatkan bahwa hukum agung Nammyohorengekyo pada masa mutakhir dharma tidak diberikan kepada muridmurid Buddha Sakyamuni yang paling pintar, seperti Maudgalyayana dan Sariputra. Beliau memberikannya pada umat yang menyebut Nammyohorengekyo (para bodhisatwa yang muncul dari bumi). Sesungguhnya, kita, umat NSI, sudah mengenal ajaran yang sesungguhnya semenjak dulu. Oleh karena itu, selain menggunakan kepercayaan kita untuk mengatasi kesulitan sehari-hari, ada

pula satu tugas penting yang menjadi tanggung jawab kita: melaksanakan dan menyebarluaskan dharma. Mungkin kita seringkali mempertanyakan kehebatan dari gelar “bodhisatwa yang muncul dari bumi.� Gelar yang dipandang “hebat� dalam masyarakat pada umumnya tidak lain dari gelar dokter dan insinyur. Namun sesungguhnya, tugas kita begitu unggul dan mulia: untuk percaya, belajar, dan melaksanakan ajaran ini dan membahagiakan orang lain. Dalam satu hari saja, dalam satu kejadian saja, kita mempunyai kesempatan untuk membahagiakan orang lain. Jika kita melakukan kesalahan, hendaknya kita melakukan introspeksi diri dan berusaha untuk menimbulkan kesadaran kita, sehingga kita memahami apa yang tidak boleh dijalankan. Dengan begitu, kita dapat membuktikan kekuatan Nammyohorengekyo. Tugas kejiwaan kita sebagai bodhisatwa yang muncul dari bumi adalah untuk menerima dan mempertahankan ajaran ini, sehingga kita bisa mempunyai jiwa yang kuat, bebas, suci, dan tenang. Kekuatan ini ada di dalam diri kita sendiri. Hendaknya kita berusaha keras untuk memunculkan kekuatan ini dengan mendalami hati kepercayaan yang sesungguhnya, hal mana akan menguatkan jiwa kita agar kita bisa menghadapi segala rintangan.

Apabila kita memakai pikiran kita sendiri dan mencari kenyamanan diri, maka kekuatan Gohonzon tidak akan dapat digunakan secara maksimal. Apabila kita tidak merasakan kesadaran Buddha yang sebetulnya ada dalam hati kita, kita akan mudah kalah suasana. Menjelang tahun baru nanti, kita akan berkumpul di Ciapus lagi dan melaksanakan Gongyo Daimoku di hadapan Gohonzon pada tengah malam. Memasuki dekade baru, kita harus bertekad untuk terus meningkatkan kualitas diri kita. Bahkan, seharusnya, Icinen kita untuk menjadi orang yang lebih baik ditanam setiap hari. Kita harus melaksanakan Hon In Myo (menanam sebab baik) dalam sekejap-sekejap perasaan jiwa. ***

Samantabadra | Januari 2020

11


liputan

Diskusi santai dalam Konten Crossfaith Culinary Maha Vihara Saddharma-NSI

P

ada tanggal 23 November 2019, Maha Vihara SaddharmaNSI (Myoho-Ji) kedatangan seorang Ustad Muda yang juga seorang Komika dan Youtuber yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, namanya yaitu Tretan Muslim. Tujuannya datang ke Vihara Saddharma NSI adalah untuk bersilahturahmi sekaligus makan siang bersama yang bertajuk Crossfaith Culinary. Kedatangan Muslim kali ini juga sealian berdiskusi dengan Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja mengenai Kebangsaan, Kerukunan dan Toleransi antar Umat Beragama. Kedatangan Muslim Vihara NSI, sangat disambut hangat dengan penurh rasa kekeluargaan dan gembira oleh Ketua Umum 12

Samantabadra | Januari 2020

NSI dan beberapa perwakilan dari DPP NSI dan juga ditemani oleh Generasi Muda NSI. Dalam diskusi tersebut Ketua Umum NSI menyampaikan bahwa sebenarnya saat ini bukan lagi toleransi, tetapi menerima sepenuhnya akan perbedaanperbedaan yang ada. Karena toleransi sebenarnya masih menyisakan jarak, namun jika kita menerima dengan sepenuhnya akan berbagai perbedaan termasuk perbedaan agama dan menyadari bahwa kita semua adalah satu keluarga, sebangsa dan se tanah air dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa Tidak ada agama yang mengajarkan keburukan, dan sebenarnya agama hadir untuk mewujudkan

perdamaian (menyelesaikan masalah). Karena kemunculan suatu agama itu adalah satu kemunculan dimana situasi itu adalah tidak baik, dalam bahasa sansekerta a itu “tidak” dan gama itu “kacau”jadi agama itu adalah suatu kemunculan ketika suasana kacau. Jika ada tindakan dari seseorang/ kelompok yang melakukan perusakan, kekerasan dan melakukan ujaran-ujaran kebencian, harus dipastika itu bukan agama. Berarti orang tersebut sedang merusak agama, melakukan upaya untuk merusak agama dan harus kita waspadai bersama. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik


antar agama. Semua agama masing-masing pasti akan menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian. Agama tidak pernah konflik, tapi agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,sering diperalat untuk kepentingan-kepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan konflik. Oleh karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan. Kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Kiranya kita sebagai umat NSI yang telah menganut ajaran dari Buddha Niciren selalu konsisten dan bersemangat dalam menbarkan hal-hal baik yang bertujuan membahagiakan banyak orang dan semakin memajukan susunan NSI, sehingga dengan percaya dan menjalankan dnegsn sungguh hati, kita pasti dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum Nammyohorengekyo ini dan kita mampu mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emosional, maupun kualitas Intelektualnya. Selain itu, perlu adanya sebuah gerakan moderasi agama dan literasi agama yang tentunya yang akan memberi landasan yang lebih baik untuk mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat dan kerukunan antar umat beragama terus terawat dengan baik yang hakekatnya akan membawa satu kondisi yang lebih baik untuk bangsa dan negara. *** https://www.youtube.com/watch?v=GB2GAvLTYCE&t=1s

Samantabadra | Januari 2020

13


liputan

Audiensi dengan Wakil Walikota Bekasi dalam Rangka Silahturahmi sekaligus Proses Pengurusan Izin Renovasi Vihara Vimalakirti NSI Bekasi

S

ehubungan dengan perkembangan umat NSI yang meningkat dan kondisi bangunan yang sudah tidak memadai untuk menampung kegiatan keagamaan umat di Vihara Vimalakirti Bekasi, maka NSI bermaksud merenovasi/ membangun kembali bangunan tersebut sekaligus melakukan penyesuaian IMB Rumah Ibadat Vihara. Pada hari Jumat, 29 November 2019, Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja beserta perwakilan DPD NSI Bekasi melakukan Audiensi dengan Wakil Walikota Bekasi. Selain untuk silahturahmi, audiensi ini membahas mengenai rencana akan direnovasinya Vihara Vimalakirti NSI Bekasi, sehingga perlu dilakukan

14

Samantabadra | Januari 2020

penjajakan dan kordinasi yang baik dan lancar guna mendukung Proses Pengurusan Izin Renovasi Vihara Vimalakirti NSI Bekasi yang akan sekaligus melakukan penyesuaian IMB Rumah Ibadat Viharanya. Audiensi ini merupakan tahapan awal dari merupakan rangkaian dari beberapa tahapan proses untuk mendapatkan IMB dan merenovasi rumah ibadah. Dalam kesemapatan ini, Ketua Umum NSI menyampaikan sekilas mengenai isi dari peraturan bersama menteri no. 8 dan 9 tahun 2006 mengenai ronovasi rumah ibadah. Dalam PBM Menag dan Mendagri Nomer 9 (Menag) dan 8 (Mendagri) Tahun 2006 menugaskan pembinaan kerukunan umat

beragama kepada setiap kepala daerah. Selain itu, sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 9 dan 8 tahun 2006 Pasal 28, ayat (3) (“Dalam hal bangunan gedung rumah ibadah yang telah digunakan secara permanen dan / atau memiliki nilai sejarah yang belum memiliki IMB untuk rumah ibadat sebelum berlakunya Peraturan Bersama ini, bupati / wali kota membantu memfasilitasi penerbitan IMB untuk rumah ibadat dimaksud�) ; sehingga tidak perlu melampirkan kembali dukungan masyarakat setempat sebanyak 60 (enam puluh) orang penduduk setempat, sebab di jelaskan bahwa dukungan tersebut tidak bersifat multak, dan pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi tersediannya lokasi pembangunan rumah ibadat. Kiranya audiensi tersebut menjadi awal yang baik dalam menjalin relasi, kordinasi dengan pihak pemerintah Bekasi, sehingga dalam proses akan direnovasinya Vihara Vimalakirti NSI Bekasi sekaligus penyesuaian IMB Rumah Ibadat Vihara dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Kiranya umat NSI juga harus selalu bersama-sama saling menjaga, semakin satu hati sehingga menjadi sebabsebab baik sehingga dalam proses renovasi Vihara NSI Bekasi maupun Vihara-vihara lainnya dan penerbitan IMB rumah ibadah nya dapat berjalan denagn baik dan lancar. Nammyohorengekyo ***


Ketua Umum NSI diundang Berpartisipasi Sebagai Tamu Kehormatan di KTT Dunia 2020

P

ada tanggal 2 Desember 2019, Kantor NSI dikunjungi oleh 2 orang yang merupakan tim panitia penyelenggara acara pelaksanaan program Inaugurasi dari The Chinese People's Federation for World Peace (Federasi Masyarakat Tionghoa untuk Perdamaian Dunia) Indonesia, disingkat CPFWP, yang waktu itu diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Tujuan kedatangannya ke kantor NSI adalah untuk menemui Ketua Umum NSI, Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, dan membicarakan serta mengundang Ketua Umum NSI untuk berpartisipasi sebagai tamu kehormatan dan memberikan sambutan di KTT Dunia 2020. Sebelumnya, Ketua Umum NSI juga diminta memberikan sambutan ada acara di Hotel Borobudur pada tanggal 3

November lalu dan sempat diminta untuk menjadi Ketua Umum CPFWP untuk mewakili Indonesia. Namun Ketua Umum NSI tidak menerima tawaran tersebut, karena beliau adalah Ketua Umum NSI, dan hanya ingin fokus dan sepenuh hati dan jiwa raga untuk semakin membesarkan NSI. Selain itu Ketua Umum NSI juga sebenarnya diundang berpartisipasi dalam kegiatan the Chinese World Assembly pada tanggal 22 November 2019 di Taipei Marriott HotelTaipei, Taiwan. Namun karena padatnya jadwal kegiatan Ketua Umum NSI, beliau lebih memilih untuk mengurusi NSI dibanding berangkat ke Taiwan. Kali ini, MPU Suhadi Sendjaja kembali diundang dalam acara internasional dan diminta memberikan sambutan pada kegiatan KTT Dunia tahun 2020 tentang

"Perdamaian, Keamanan dan Pembangunan Manusia" yang akan diselenggarakan pada tanggal 3-8 Februari 2020 di Seoul, Korea. KTT Dunia 2020 disponsori oleh Universal Peace Federation (UPF) sebagai bagian dari seri KTT Dunia yang telah berlangsung lama dan berkelanjutan yang mempromosikan saling ketergantungan, kemakmuran bersama, dan nilai-nilai universal. KTT Dunia 2020 akan menampilkan Pelantikan Dewan KTT Internasional untuk Perdamaian (ISCP), sebuah asosiasi global para kepala negara dan pemerintahan saat ini dan sebelumnya yang didedikasikan untuk dialog dan kolaborasi demi perdamaian dan pembangunan manusia. Selain itu, KTT Dunia 2020 akan mencakup Konferensi Global dari Asosiasi Samantabadra | Januari 2020

15


liputan

Internasional Parlemen untuk Perdamaian, Konferensi Global dari Asosiasi Antar agama untuk Perdamaian dan Pembangunan, dan Upacara Penghargaan Hadiah Damai Keempat Sunhak. KTT Dunia 2020 sangat istimewa karena akan diselenggarakan pada awal tahun ulang tahun keseratus pendiri UPF, Rev. Dr. Sun Myung Moon (1920-2012). Sepanjang tahun 2020, program dan perayaan untuk menghormati kehidupan, warisan dan prestasi Dr. Moon akan diadakan di seluruh dunia; KTT Dunia 2020 akan menjadi titik tertinggi tahun keseratus ini. Selain sesi tingkat tinggi KTT Dunia 2020, Ketua Umum NSI sebagai delegasi dari Indonesia juga akan ditawari berbagai peluang untuk bertemu dengan pejabat tingkat tinggi di Korea, mewakili pemerintah, pemimpin nasional dari organisasi keagamaan, akademisi, dan swasta. Pada tanggal 6 Februari 2020, semua peserta KTT 16

Samantabadra | Januari 2020

Dunia akan menjadi tamu kehormatan pada program Perayaan Centenary yang spektakuler di tempat yang indah di pegunungan di luar Seoul. Sebuah pertemuan yang sangat selektif yang terdiri dari beberapa ribu delegasi dari seluruh dunia akan hadir pada KTT Dunia 2020, termasuk para kepala negara dan pemerintahan saat ini dan sebelumnya, anggota parlemen, pemimpin agama, pemimpin perempuan dan pemimpin masyarakat sipil. Dengan mengingat hal ini, KTT Dunia akan menyatukan para pemimpin dunia, yang pengalaman, bijaksana dan wawasan individu dan kolektifnya diperlukan jika kita ingin membangun dunia yang saling pengertian, perdamaian berkelanjutan dan kemakmuran bagi semua. Adanya undangan kegiatan ini kepada Ketua Umum NSI, bukanlah sebuah hal yang kebetulan. Pastinya ini adalah hasil karma baik dari Ketua Umum NSI yang selalu bersemangat dalam syinjin sehingga menjadi

Zencisyiki(jodoh baik) bagi lingkungan sekitar kita. Semangat beliau menyebarkan hukum agung ini dengan menyampaikan kata-kata Buddha Niciren di setiap kesempatan forum-forum yang ada, yang bertujuan membahagiakan banyak orang dan semakin memajukan susunan NSI yang secara terus menerus konsisten dalam menjalankan ajaran Buddha Niciren sehingga diluar pikiran diri kita sendiri yang tidak terjangkau (Myoho), kita pasti dapat memperoleh manfaat sesungguhnya dari percaya kepada Hukum Nammyohorengekyo ini dan kita mampu memajukan diri sendiri, dan mengingatkan diri sendiri agar selalu menjadi manusia yang berkualitas tinggi, baik kualitas Spiritual, kualitas Emosional, maupun kualitas Intelektualnya untuk bertugas sebagai Bodhisatva yang muncul dari bumi untuk menyebarluaskan hukum agung ini. ***


Samantabadra | Januari 2020

17


liputan

Ketua Umum NSI Menjadi Narasumber dan Memberikan Kuliah Umum Kegiatan Makrab Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia di Maha Vihara Saddharma NSI

P

ada tanggal 6-8 Desember 2019 yang lalu Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Indonesia (KMB UI) mengadakan Malam Keakraban (Makrab) Tahun 2018 dengan tema “Home Is Where the Heart Is��. Makrab yang berlangsung selama 3 hari dua malam yang dilaksanakan di Komplek Maha Vihara Saddharma (myohoji) NSI Desa Sukaresmi, Kecamatan tamansari, Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut di ikuti oleh kurang lebih 160 peserta. Peserta sampai di Vihara Saddharma sekitar pukul 23.30 WIB. Keesokan harinya, peserta mengikuti Gongyo Pagi bersama didampingi oleh beberapa generasi muda NSI. Siang harinya, Ketua Umum NSI-Mpu Suhadi Sendjaja diundang sebagai Narasumber untuk memberikan kuliah umum kepada peserta Makrab KMB UI. Dalam Kesempatan ini Mpu Suhadi Sendjaja menyampaikan mengenai konsep ketuhanan Agama Buddha. Dalam kuliah umumnya Beliau menyampaikan bahwa 18

Samantabadra | Januari 2020

agama Buddha merupakan agama kesadaran, Buddha merupakan manusia yang sadar, Menjelaskan Agama Buddha Niciren Syosyu dan Saddharmapundarika-sutra. Pemahaman Buddha Nichiren Daishonin terhadap ajaran tersirat yang tertuang dalam Saddharmpundarika Sutra dijelaskan dan diajarkan secara individu maupun kelompok dalam bentuk surat yang dikirimkan pada para pengikutnya. Surat-surat yang ditulis oleh Buddha Nichiren Daishonin yang memuat tentang bimbingan pribadi maupun penjelasan tentang Buddhisme itulah yang kemudian kita kenal sebagai Gosyo. Jadi sangatlah berbeda bila kita membaca Saddharmapundarika Sutra dan Gosyo, karena Saddharmapundarika-sutra adalah Kesadaran dari Buddha Sakyamuni, sedangkan Gosyo adalah kesadaran dari Buddha Nichiren Daishonin yang didasarkan pada ajaran tersirat Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian Mandala Gohonzon bukanlah sesuatu


yang dibuat atas kehendak dari Buddha Nichiren Daishonin tetapi merupakan ajaran tersirat dari Saddharmapundarika Sutra yang dibabarkan oleh Sang Buddha Sakyamuni. Buddha Nichiren Daishonin berhasil menyadari makna tersebut dan mewujudkan Gohonzon, sebagai upaya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dan mencapai Kebahagiaan Mutlak. Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa hal yang membedakan antara agama Buddha dengan agama yang lain adalah keyakinan akan Jiwa yang Kekal Abadi, bahwa makhluk hidup setelah kematian akan mengalami proses untuk mencapai kelahiran kembali. Semua gejala itu berjalan dengan sendirinya sesuai dengan prinsip Hukum Sebab Akibat yang mutlak. Kelahiran dan kematian bukanlah sesuatu hal yang ditentukan atau diciptakan tetapi merupakan proses dan Hukum Sebab Akibat. Apabila kita melihat kematian dari sudut pandang jiwa kekal abadi, adanya kematian tidak lain adalah untuk kelahiran dan kekidupan yang akan datang, serta untuk

semakin memperkaya kehidupan itu sendiri. Buddha Nichiren Daishonin mengungkapkan tentang kematian dengan lebih tegas dengan prinsip Kesatuan Hidup dan Mati Yang Tak Terpisahkan (syoji funi), ini ingin menerangkan bahwa hidup dan mati pada hakekatnya satu adanya. Keadaan jiwa baik dalam keadaan hidup ataupun mati, jiwa kita berakar mendalam pada jiwa alam semesta. Jadi setelah meninggal secara sederhana jiwa kita berpadu dengan jiwa alam semesta dan sesuai dengan karma yang telah dibuat menunggu jodoh untuk terlahir kembali. Didalam akhir kuliah umumnya, Ketua umum NSI menekankan baiknya forum-forum seperti ini dan ini merupakan usaha yang benar, beliau menekankan pendidikan itu perlu dan perubahan harus dimulai dari diri sendiri. Agama adalah untuk kita bukan sebaliknya. Amalkan ajaran Buddha dengan sungguh-sungguh sehingga tercermin di badan kita melalui pelaksanaan kita sehari-hari dalam kehidupan. Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan NSI terhadap pembinaan remaja, khususnya melalui kegiatan seperti ini berharap kerjasama dan tali silahturahmi kekeluargaan semacam ini dapat terpelihara, dilanjutkan dan ditingkatkan sehingga terjalin hubungan yang lebih harmonis produktif antara umat Buddha dengan masyarakat. ***

Samantabadra | Januari 2020

19


liputan

Ketua Umum NSI Menghadiri Rapat Kerja FKUB Kab. Bogor “Mewujudkan Kabupaten Bogor Yang Berkesadaran Dalam Bingkai Kerukunan�

K

etua Umum NSI-MPU Suhadi Sendjaja, pada Hari Selasa, 10 Desember 2019 menghadiri Rapat Kerja Fkub Kab. Bogor dengan tema “Mewujudkan Kabupaten Bogor Yang Berkesadaran Dalam Bingkai Kerukunan�. Kerukunan akan keberagaman umat beragama menjadi salah satu potensi dan penopang dalam proses integrasi dan pembangunan. Hal ini, didasarkan pada semua ajaran agama yang pasti mewajibkan umatnya untuk mencintai sesama dan hidup rukun. Kerukuan ini harus kita pelihara bersama-sama yaitu antara pemerintah dan umat beragama secara bersama-sama. Jadi bukan hanya urusan Pemerintah dan FKUB saja tapi bersama-sama antara Pemerintah daerah dan seluruh umat beragama. Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma NSI-MPU Suhadi Sendjaja dalam kesempatan kali ini memberikan beberapa arahan dan pencerahan bahwa dalam suasana damai bisa diartikan dengan satu suasana dari rukunnya semua umat beragama, kalau semua umat 20

Samantabadra | Januari 2020

beragama rukun, intern-nya rukun, antar umat beragamanya rukun, dengan pemerintah-nya Rukun, berati suasana itu akan menjadi suasana yang damai. Artinya damai itu sebagai modal yang penting. Tidak ada agama yang mengajarkan tidak baik. Kontruksi berpikir ini yang harus dibangun ketika kita ingin membangun sebuah suasana damai, suasana yang baik rukun, karena agama tidak pernah mengajarkan kita tidak rukun. Jadi mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dari masing-masing komunitas itu untuk menjaga kemurnian dan juga kesucian agama yang diyakini. Hakekatnya pembangunan ini adalah membangun manusianya, bukan hanya membangun fisik saja. Jadi manusianya yang jadi titik sasaran utamanya untuk menciptakan suasana yang damai. Serta penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Perlu pemahaman dan penghayatan yang baik terhadap ajaran agama, sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa ***


Dukungan dan Partisipasi NSI dalam Pameran Indonesia Seafood Expo (ISE) 2019

D

alam rangka memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) ke-6 tahun 2019, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Dan Perikanan (PDSPKP) menggelar Indonesia Seafood Expo (ISE) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, 12 – 14 Desember 2019. Harkannas sendiri diperingati setiap tahun pada setiap tanggal 21 November, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014, ada 2 (dua) poin penting yang mendasari ditetapkannya Hari Ikan Nasional. Pertama, ikan sebagai bahan pangan

yang mengandung protein berkualitas tinggi berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan ketahanan pangan dan gizi nasional. Dan kedua, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi perikanan yang perlu dimanfaatkan secara optimal dan lestari. Direktur Jenderal PDSPKP, Agus Suherman, saat membuka acara mengatakan, Pagelaran Indonesia Seafood Expo merupakan salah satu upaya mensosialisasikan pada masyarakat akan pentingnya makan ikan dan ajakan juga bagi masyarakat agar terus makan ikan karena ikan sehat menyehatkan. “Sesuai dengan tema acara hari “Konsumsi

Ikan Meningkatkan Daya Saing Bangsa”, maka dari itu kami dari KKP tidak pernah surut mengajak masyarakat untuk terus mengkonsumsi ikan,” kata Agus Suherman. Dimana lanjut Agus, tahun 2019 ini kami menargetkan tingkat konsumsi ikan masyarakat 54,49 Kg, angka ini naik dari tahun 2018 yang sebesar 50,69 kg/kapita dan tahun. Dan hingga Oktober kemarin data yang sudah masuk untuk tahun 2019 ini sudah sekitar 50 kg/ kapita. Jadi dipastikan hingga sampai penguhujung tahun targetnya bisa terlampaui. Pameran Indonesia Seafood Expo (ISE) ini menampilkan berbagai produk perikanan dan kuliner ikan yang di display oleh 34 provinsi, 8 Kab/Kota, 50 UKM, 10 asosiasi/industri, dan mitra Gemar Makan Ikan (Gemarikan) yang akan menempati 130 booth. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) sebagai Mitra KPP yang sebelumnya juga telah berkerja sama melalui MOU sebagai mitra Gemarikan juga turut diundang dan berpartisipasi dalam pameran tersebut. NSI turut mendukung pemberdayaan ekonomi bagi umat NSI. Salah satu yang berkesempatan menampilkan produk nya dalam pameran tahunan ini Samantabadra | Januari 2020

21


liputan

adalah produk Siomay dan otak-otak Siomay Cendana yang dibuat oleh Andri dan Mamanya, Ibu A Lien. NSI berkomitmen untuk mendorong program Gemarikan, sehingga Ketua Umum NSI selalu menginformasikan dan menghimbahau bahwa umat NSI harus sering makan ikan sehingga gizi umat NSI bisa terpenuhi dengan baik. Mengingat saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan di masyarakat, salah satunya adalah stunting. Yang mana, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, diperkirakan 30,8%

Balita di Indonesia mengalami stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Selain itu juga, Stunting tidak hanya berdampak pada penurunan produktivitas namun juga berpenguruh pada penurunan kecerdasan, dan kerentanan terhadap penyakit. Dan, berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi negara sebesar 2-ÂŹ3 % dari Product Domestic Bruto (PDB). Kegiatan pameran ini diharapkan menjadi ajang sosialisasi agar terus

mendongkrak tingkat konsumsi ikan dalam negeri. Tentunya kegiatan pameran ini bisa memotivasi kreativitas dan inovasi dari umat NSI dalam peningkatan nilai tambah produk-produk hasil buatan dan karya dari umat NSI. NSI yang menjadi jembatan untuk dapat bermitra antara pelaku usaha UKM dalam rangka meningkatkan skala ekonomi dan memperluas akses pasar produk UKM ke masyarakat umum maupun pasar domestik. *** http://www.neraca.co.id/article/125875/peringatiharkannas-ke-6-kkp-gelar-indonesia-seafood-expo

Peluncuran Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 dan Refleksi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

R

abu, 11 Desember 2019, Kementerian Agama RI merilis Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 (Indeks KUB 2019). Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) mengukur tingkat kerukunan umat agama di Indonesia. Untuk memperoleh indeks tersebut, terdapat tiga dimensi yang diukur yaitu: toleransi, kesetaraan, dan kerjasama di antara umat beragama. Berdasarkan survei Indeks KUB 2019 yang dilakukan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan 22

Samantabadra | Januari 2020


Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama ini, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan tahun 2019 Indeks Kerukunan Umat Beragama (Indeks KUB 2019) meningkat. Skor Indeks KUB pada tahun 2019 ini menunjukkan angka rata-rata nasional pada poin 73,83 dari rentang 0-100, atau masuk kategori “Rukun Tinggi�. Meningkatnya Indeks Kerukunan Umat Beragama berdasarkan survei Indeks KUB 2019 yang dilakukan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Fachrul Razi menambahkan, meskipun trend Indeks KUB menurun dibandingkan tahun 2015, tetapi dalam lima tahun terakhir, angka rata-rata Indeks KUB selalu berada di atas angka 70, atau pada kategori tinggi. Masing-masing dimensi KUB, menunjukkan nilai sebagai berikut: dimensi kerjasama dengan skor 75,40; dimensi toleransi dengan skor 72,37; dan dimensi kesetaraan dengan skor 73,72. Hal ini menurut Menag adalah hal yang patut disyukuri dan terus dipelihara oleh bangsa Indonesia. Menag menambahkan, saat ini Kementerian Agama sedang menyiapkan policy brief dan policy recommendation untuk penyusunan program dan kegiatan di setiap satuan kerja agar terjadi peningkatan Indeks KUB dan memberikan proyeksi tentang angka indeks pada tahun-tahun berikutnya.

Sementara itu, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja menghadiri langsung kegiatan tersebut. Berkenaan dengan Meningkatnya Indeks Kerukunan Umat Beragama berdasarkan survei Indeks KUB 2019 yang dilakukan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, untuk saat ini dan kedepannya yang paling mendasar yaitu perlu mencari tahu, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerukunan umat beragama dan berusaha untuk meningkatkannya. Serta menanamkan pemikiran bahwa kerukunan merupakan suasana yang sangat diperlukan untuk pembangunan bangsa menuju Indonesia Jaya. Kerukunan merupakan fondasi di dalam membangun negara yang kuat, oleh karena itu diperlukan peran umat beragama dalam mewujudkan kerukunan dan moderasi agama di Indonesia. Seperti yang sudah sering Bapak Ketua Umum NSI dengungkan bahwa Agama mengajarkan nilai-nilai luhur kebaikan, keutamaan, kesempurnaan dan kedamaian. Agama hadir untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah), meskipun semua agama punya konsep ketuhanannya masingmasing namun tetap menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/

perdamaian. Sehingga sudah seyogyanya masyarakat harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Meskipun berbeda agama, ras dan suku, tapi kita tetap satu saudara sebangsa dan setanah air dan kita harus saling menjaga satu sama lain. Kita harus menerima sepenuhnya keberadaan dari agama lain seperti di dalam satu keluarga besar. Karena mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat beragama dengan toleransi saja tidaklah cukup. Karena masih menyisakan jarak dan kadar toleransi bisa berkurang, sehingga dengan kita menerima sepenuhnya, kita bisa memberikan sumbangsih dalam menguatkan persaudaraan. Hidup rukun dan damai dalam keberagaman bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Selain para tokoh agama, Kegiatan peluncuran Indeks KUB 2019 ini dihadiri oleh tokoh perempuan, perwakilan majelis agama, peneliti dan widyaiswara Kemenag, Kakanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, serta Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan di Indonesia. *** Referensi: https://www.vivanews.com/berita/nasional/23957papua-barat-teratas-di-indeks-kerukunan-umatberagama-aceh-terendah?medium=autonext https://elshinta.com/news/194900/2019/12/11/ kemenag-indeks-kerukunan-umat-2019-meningkat

Samantabadra | Januari 2020

23


liputan

Silaturahmi Bersama Menteri Agama dan Evaluasi Pelaksanaan Program Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama

R

abu, 18 Desember 2019, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Maha Pandita Suhadi Sendjaja beserta Perwakilan DPP NSI dan STAB Samantabadra-NSI menghadiri kegiatan Silaturahmi Bersama Menteri Agama dan Evaluasi Pelaksanaan Program Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama. Bertempat di Aula Auditorium Rasyidi, Gedung Kementerian Agama RI, Jl. Tshmrin, Jakarta. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Fachrul Razi. Pada kesempatan ini Dirjen Bimas Buddha, Bapak Caliadi juga memaparkan program kerja 2020. Selain Ketua Umum NSI, hadir pula Ketua WALUBI Hartati 24

Samantabadra | Januari 2020

Murdaya, Ketua Permabudhi Arief Harsono serta para tokoh dan pemuka agama lainnya. Kegiatan selanjutnya diisi dengan makan siang bersama, dan dilanjutkan rapat dengan semua Ketua-ketua Majelis Agama yang dipimpin oleh Dirjen Bimas Buddha. Dalam sambutannya, Menag menyampaikan dihadapan perwakilan majelis, yayasan, lembaga serta rohaniwan agama Buddha lainnya bahwa pentingnya menjaga perdamaian. "Kedamaian ini juga sangat besar sekali dampaknya. Bukan saja bagi pembangunan kehidupan agama saja, tetapi juga terhadap pembangunan ekonomi sebuah bangsa," katanya. Dikatakan Menag semua ajaran agama memperhatikan akhlak para

pemeluknya. "Saya kira semua agama memiliki tujuan yang sama, yaitu memperbaiki akhlak yang tentunya berujung pada kedamaian," lanjutnya. Menag menghimbau pentingnya menjaga kedamaian sesuai dengan ayat suci yang ada pada kitab umat Buddha. Menurutnya, itu adalah sesuatu hal yang bagus dan menghindari dengan perpecahan antar umat. "Perdamaian tentunya sangat sesuai dengan ayat suci yang dibacakan tadi. Bahwa pertengkaran itu menimbulkan petaka. Jadi hindari pertengkaran karena saya kira semua agama pasti mengimbau hal yang sama juga," jelas Menag terkait ayat suci Dhammapada yang dibacakan di awal acara. Sambutan yang


disampaikan oleh Menag sejalan dengan apa yang sudah sering Ketua Umum NSI sampaikan kepada umat NSI maupun sampaikan kepada audiens pada forum-forum bahwa bahwa sebenarnya agama hadir untuk mewujudkan perdamaian (menyelesaikan masalah). Karena kemunculan suatu agama itu adalah satu kemunculan dimana situasi itu adalah tidak baik, dalam bahasa sansekerta a itu “tidak� dan gama itu “kacau�jadi agama itu adalah suatu kemunculan ketika suasana kacau. Agama harus dijadikan sebagai sumber kekuatan, jadi tidak benar kalau pada suatu saat ada peristiwa yang dikatakan ini konflik antar agama. Semua agama punya konsep ketuhanannya masing-masing yang menuju pada satu titik temu, yaitu kemanusiaan/ kebahagiaan/ perdamaian. Agama tidak

pernah konflik, tapi agama sering disalahgunakan, sering dibonceng,sering diperalat untuk kepentingankepentingan lain. Tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan konflik. Oleh karena itu agama harus dijadikan sumber kekuatan. Kalau ada pihak yang menjadikan agama sebagai sumber kekacauan, sumber konflik artinya mereka tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Tidak mewujudkan ketuhanan dalam dirinya. Sehingga, sejatinya, tidak ada konflik antaragama. Agama tidak ada yang mengajarkan keburukan. Masalahnya apakah komunitas-komunitas agama itu sudah sungguh-sungguh membimbing umatnya untuk paham kepada ajaran kepada ajaran agama nya dan melaksanakan ajaran agama nya. Peran para tokoh agama pun harus memahami/ memiliki pengayatan agama

yang sesungguhnya yang disampaikan kepada umatnya. Penghayatan ajaran agama lah yang harus menjadi landasan utama di dalam menjalankan perilaku kita dalam kehidupan, karena pada dasarnya semua agama membimbing manusia untuk menjadi baik. Sehingga jika ajaran agama dijadikan landasan kehidupan maka akan menjadi kebaikan serta kerukunan dan keutuhan bangsa, namun sebaliknya jika agama tidak bisa memosisikan pada posisi yang sebenarnya maka akan menghasilkan perpecahan bangsa. Kiranya itu menjadi hal yang perlu menjadi sebuah gerakan moderasi agama dan literasi agama yang tentunya yang akan memberi landasan yang lebih baik untuk mewujudkan perdamaian dunia di kalangan masyarakat persatuan dan perdamaian yang hakekatnya akan membawa satu kondisi yang lebih baik untuk bangsa dan negara. *** Samantabadra | Januari 2020

25


ajaran

Surat Balasan kepada Toki Nyudo Perihal Mendambakan Jojakko-do Gosyo Kensyu

Gosyo Zensyu halaman 955

Latar Belakang

S

urat ini merupakan surat pertama yang ditulis sesudah Niciren Daisyonin berada di Pulau Sado. Niciren Daisyonin berangkat pada tanggal 10 bulan 10 tahun Bun-ei ke-8 (1271) dari Eci. Tanggal 21 Beliau tiba di Teradomari dan akhirnya bisa sampai di Sado pada tanggal 28. Sampai di Sanmaido Tsukahara tanggal 1 bulan 11. Setiba di sana membereskan segala sesuatunya. Setelah itu Niciren Daisyonin memikirkan para murid dan penganut di Kamakura yang mengkhawatirkan keadaan Beliau. Selanjutnya, karena tempat Sanmaido Tsukahara kecil, sebagian orang yang mengikuti Niciren Daisyonin dimohon agar pulang kembali. Untuk itulah diperkirakan tanggal 23 bulan 11. Niciren Daisyonin menulis surat ini. Surat aslinya sudah tidak ada lagi. Sebelum berangkat ke Pulau Sado, baik surat Teradomari maupun surat ini, keduanya berisi berita untuk Toki Jonin. Oleh karena itu, dapat dirasakan betapa besarnya kepercayaan Niciren Daisyonin kepada Toki Jonin. Bahan-bahan penting untuk menulis Gosyo-gosyo yang sangat penting di Pulau Sado dititipkan kepada Toki Jonin. Dari hal ini juga, dapat diperkirakan tentang kepercayaan Niciren Daisyonin pada Toki Jonin. Surat ini pendek, tetapi isinya dapat menggambarkan kejamnya keadaan di Pulau Sado. Sekalipun keadaan itu diterangkan tidak secara emosional dan wajar, namun justru dapat dirasakan bagaimana beratnya keadaan di sana. Dalam keadaan seperti itu, Niciren Daisyonin sudah siap untuk meninggal dan merasa gembira dapat membaca Saddharmapundarika-sutra dengan jiwa raga. Dari hal ini dapat diketahui, bahwa Beliau telah mewujudkan suasana jiwa Buddha Pokok Masa Akhir Dharma yang telah melampaui Mahaguru Tien Tai dan Mahaguru Dengyo.

26

Samantabadra | Januari 2020


Isi Gosyo

S

ekarang adalah akhir bulan ke-11. Ketika Saya tinggal di Kamakura. Negeri Sagami. Saya berpikir, bahwa perubahan empat musim adalah sama di semua negeri. Tetapi, selama dua bulan sejak Saya tiba di negeri Utara Pulau Sado, angin dingin selalu bertiup. Ada saat di mana tidak turun embun dan salju, tetapi tidak ada hari, saat sinar matahari bisa terlihat. Dapat dirasakan, badan Saya sekarang menderita delapan neraka dingin. Apalagi hati orangorang di Sado seperti binatang yang selalu ingin menerkam. Mereka tidak mengetahui perbedaan antara majikan, guru dan ayah bunda. Apalagi mereka tidak dapat memikirkan perbedaan antara Hukum Buddha yang benar dan yang sesat, atau baik buruknya guru yang menyebarluaskan. Tetapi, Saya tidak dapat mengatakan mengenai hal-hal ini sekarang. Tanggal 10 bulan 10 yang lalu. seorang Bhiksu awam (Nyudo) mengikuti Niciren. tetapi pada waktu ia kembali dari Teradori, Saya menulis dan menitipkan pintu-hukum yang Saya rasa bisa dimengerti. Timbul dan berkembangnya Hukum Agung merupakan fakta nyata di hadapan mata. Selama 2.200 tahun lebih setelah kemoksyaan Sang Buddha, di India, Tiongkok, Jepang dan di seluruh dunia dikatakan. Vasubandhu dan Nagarjuna benar-benar merasakan dalam hati, tetapi keluar mereka menyesuaikan dengan waktu yang tepat. Mahaguru Tien Tai dan Dengyo menerangkan sedikit tentang Hukum Agung ini, tetapi tidak menyebarluaskannya. Orang-orang ini tidak menyebarluaskan Hukum rahasia yang sangat penting ini. Hukum tersebut ditinggalkan dan baru disebarluaskan di negeri Jepang ini. Bukankah Niciren adalah orang yang menyebarluaskannya? Tanda-tanda alamat yang mendahuluinya telah nyata. Pada tahun pertama Syoka (1257) terjadi gempa bumi besar, tanda-tanda alamat besar yang tidak pernah didengar sejak jaman dahulu. Sejak masa 12 generasi Dewa, 90 generasi Raja manusia, selama lebih dari 2.200 tahun sesudah kemoksyaan Sang Buddha, tidak pernah ada tanda-tanda alamat besar ini. Dalam Bab ke-21. Kekuatan Gaib Sang Tathagata, Saddharmapundarika-sutra dibabarkan. Sesudah kemoksyaan Sang Buddha, sungguhsungguh mempertahankan Saddharma ini. Oleh karena itu, para Buddha Semuanya bergembira dan mewujudnyatakan tenaga gaib yang tak terhitung. Selain itu dibabarkan. Dipegang seluruh Tathagata. Saddharma itu ditugaskan pada Bodhisattva Visishtacaritra. Jika hukum Agung ini disebarluaskan, maka Ajaran Sutra sementara dan Ajaran Bayangan tidak lagi mempunyai karunia manfaat satu bagian pun. Mahaguru Dengyo mengatakan, "Jika matahari terbit, bintang-bintang bersembunyi." Dan dalam awal tulisan dari Tsun-Shih dikatakan, "Pada awal Masa Akhir Dharma menyinari Barat." Hal ini sudah menyatakan tentang Hukum Putih Agung ini, sudah melampaui jaman generasi terdahulu, Niciren memikirkan dan merenungkan hal ini sebagai tibanya waktu tersebarluasnya Hukum Agung. Dalam bab ke-15. Bodhisattva Muncul dari Bumi dikatakan. Ada empat guru pembimbing Bodhisattva Muncul dari Bumi. Yang pertama disebut Visishtacaritra. Dalam bab ke-17, karunia kebajikan yang berbeda-beda. Saddharmapundarika-sutra dikatakan. Pada masa buruk Akhir Dharma, orang yang sungguh mempertahankan Sutra ini. Dalam Bab ke-11. Samantabadra | Januari 2020

27


Stupa Pusaka Saddharmapundarika-sutra dikatakan. Daripada mengambil Gunung Semeru dan melemparkannya ke dunia lain, mempertahankan sutra ini jauh lebih sukar. Saya mohon agar anda dapat menyimpan dan mengumpulkan lima buku yang berisi kalimatkalimat penting dari seluruh sutra dan Mahaprajna-paramitasastra dalam satu tempat. Sastra dan keterangan kalimat penting yang lain juga Saya minta tidak dihilangkan dan jangan dibiarkan berserakan. Dan mohon sampaikan kepada Bhiksu-bhiksu kecil agar tidak malas belajar dan berdiskusi. Mengenai dihukumnya Saya di tempat pembuangan, janganlah disedihkan sama sekali. Sesuai kalimat Bab nasihat untuk Mempertahankan dan Bab Bodhisattva Sadaparibhuta, maka pelaksana Saddharmapundarika-sutra akan mengalami penganiayaan. Badan jiwa mempunyai batas dan kita tidak boleh menyayanginya, hanyalah mendambakan Jojakko-do. Tanggal 23 bulan 11 Tahun Bun-ei ke-8 Surat Balasan Kepada Toki Nyudo Catatan: Saya kembalikan beberapa Bhiksu kecil (yang menemani Saya di Sado). Anda dapat menanyakan kepada mereka tentang keadaan dan tempat tinggal di Sanmaido Tsukahara negeri Sado. Saya tidak dapat menyampaikan dengan kata-kata di dalam tulisan.

Kutipan Gosyo

1

Ketika Saya tinggal di kamakura, Negeri Sagami, Saya berpikir bahwa perubahan empat musim adalah sama di semua Negeri. Tetapi, selama dua bulan sejak Saya tiba di Negeri Utara Pulau Sado, angin dingin selalu bertiup. Ada saat dimana tidak turun embun dan salju, tetapi tidak ada hari saat sinar matahari bisa terlihat.

Anak Cabang

Keterangan: Niciren Daisyonin memasuki Pulau Sado pada tanggal 28 bulan 10, maka pada saat ditulisnya surat ini telah berlalu satu bulan. Saat itu adalah musim dingin, lautan Jepang menjadi gelap, dan saat dimana paling banyak 28

Samantabadra | Januari 2020

turun salju. Selama ini Niciren Daisyonin terus menerus tinggal di tepi Lautan Pasifik, yakni Daerah Awa, dan Kamakura, yang sering kali udaranya terang. Maka, setelah tiba di Pulau Sado, pikiran tentang musim dingin menjadi berubah. Mungkin Niciren Daisyonin sangat terkejut, karena tidak dapat merasakan dan melihat sinar matahari. Musim dingin di pulau Sado sangat kejam, seluruh pulau menjadi tertutup salju. Keadaan alam yang demikian memang hal yang biasa . Namun, seperti yang telah diketahui, bahwa dinding dan atap gubuk Sanmaido Tsukahara telah runtuh dan rusak. Sungguh rumah yang tidak layak dihuni. Dari perkataan Beliau dapat


dirasakan, bahwa badan Niciren Daisyonin saat itu merasakan delapan neraka dingin. Dalam keadaan yang penuh angin dan salju yang sedemikian kejam, Niciren Daisyonin menulis, menyebut dan membaca sutra. Yang dikatakan neraka panas dipikirkan sebagai neraka yang panas membara, sedangkan penderitaan siksaan delapan neraka dingin pun pasti merupakan siksaan yang tiada tara. Dalam sembilan penganiayaan Buddha Sakyamuni yang dikutip tentang, Tidak memperoleh pakaian dalam angin dingin. Dikisahkan bahwa pada saat permulaan memasuki musim dingin, selama delapan malam berturut-turut bertiup angin dingin. Untuk itu Buddha Sakyamuni mencari pakaian untuk mengatasi kedinginanNya. Keadaan di India ini tentu tidak dapat menandingi keadaan Niciren Daisyonin yang berada di Pulau Sado yang musim dinginnya sangat kejam.

2

Apalagi hati orang-orang sado seperti binatang yang selalu ingin menerkam.

Anak Cabang

Keterangan: Kalimat ini menyatakan tentang betapa kejamnya hati orang-orang di Pulau Sado saat itu, yang dikatakan seperti binatang. Jika dikatakan berdasarkan Sepuluh Dunia, maka hati seperti itu adalah Jalan Dunia Kebinatangan. Bodoh adalah binatang. (Gosyo Zensyu, halaman 241). Orang-orang seperti ini tidak mengetahui nilai moral dan kebajikan yang wajar, mereka bergerak secara naluriah, sehingga merupakan orang yang tidak mengetahui pola hidup sebagai manusia, dan tidak mengagungkan majikan, guru, serta ayah bunda. Apalagi tidak mengetahui tentang perbedaan benar atau sesatnya Hukum Buddha. Diantara guru yang membabarkan Hukum Buddha. Diantara guru yang membabarkan Hukum Buddha, ada guru baik yang membabarkan ajaran yang benar, ada guru buruk yang dari luar kelihatannya baik, tetapi dasar jiwanya sesat. Guru seperti ini membabarkan Hukum buruk pada orang-

orang, sehingga tidak dapat memberikan kebahagiaan. Keadaan orang-orang yang ada di Pulau Sado jauh dari mampu mengetahui adanya perbedaan seperti ini. Sebenarnya dari dulu keadaan ini tidak hanya terdapat di Pulau Sado, di Kamakura pun demikian. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin mengalami penganiayaan yang demikian besar. Bahkan Niciren Daisyonin datang di Pulau Sado sebagai orang sebagai orang yang menjalankan hukuman pembuangan. Pada dasarnya orang-orang di Pulau Sado sebagai orang yang juga mengalami hukuman buang ke pulau, pasti adalah orang buruk atau dikatakan buruk oleh orang-orang di Kamakura. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin dikatakan sebagai Bhiksu yang buruk. Berdasarkan hal itu, Niciren Daisyonin dilihat sebagai musuh, sehingga Beliau mengatakan demikian dalam surat ini. Dilihat dari pihak lain, jika orang-orang Sado dibandingkan dengan orang-orang Kamakura dari segi kebudayaan saat itu, maka orangorang Kamakura lebih maju. Orang-orang di Pulau Sado masih polos, sehingga perasaan jiwanya mudah tampak nyata. Namun demikian, bahwa hal-hal tersebut untuk sementara tidak diperhatikan.

3

Vasubandhu dan Nagarjuna benarbenar merasakan dalam hati, tetapi keluar mereka menyesuaikan dengan waktu yang tepat. Mahaguru Tien Tai dan Dengyo menerangkan sedikit tentang Hukum Agung ini, tetapi tidak menyebarluaskannya.

Anak Cabang

Keterangan: Dalam surat Teradomari, Niciren Daisyonin mengatakan bahwa Beliau adalah pelaksana Saddharmapundarika-sutra yang membaca ajaran dari dua bab, yaitu Bab Anjuran untuk mempertahankan dan Bab Bodhisattva Sadaparibhuta dari Saddharmapundarikasutra, dengan jiwa raganya. Namun dalam surat ini disampaikan pada Toki Jonin, bahwa hal tersebut harus dipikirkan dan direnungkan. Mengenai Vasubandhu dan Nagarjuna. Samantabadra | Januari 2020

29


Mahaguru Tien Tai mengatakan, bahwa mereka menyadari Saddharma Icinen Sanzen dalam hati, namun keluar membabarkan hukum sesuai dengan waktunya. Hal ini dikatakan sebagai keluar menyesuaikan dengan waktu yang tepat. Vasubandhu dan Nagarjuna tidak langsung menyebarkan Saddharmapundarikasutra, Saddharma Icinen Sanzen. Tujuan mereka adalah memecah dan mematahkan Hinayana, serta menyebarkan SemiMahayana, namun sesungguhnya mereka telah mengetahui tentang teori hakikat Saddharmapundarika-sutra. Nagarjuna membabarkan sastra Mahaprajna-paramita. Sastra Mahaprajnaparamita diterangkan dalam Pancavimsahtisahasrika-prajnaparamitasutra. Nagarjuna telah melihat Madhyamikasastra dan membabarkan prajnaparamita, semua sunyata (semua prajna ini sunyata) dan menerangkan tentang kedudukan akar pokok filsafat Mahayana. Hal ini merupakan hasil dari sastra Mahaprajna paramita. Dalam sastra Mahaprajna-paramita yang dibabarkan berdasarkan Sutra Prajna-paramita, prajnaparamita ini belum merupakan Hukum yang paling unggul. Sutra yang membabarkan paling unggul adalah Saddharmapundarikasutra. Karena dibabarkan bahwa Dwiyana pun dapat mencapai kesadaran Buddha. Vasubandhu membabarkan Sastra Abhidarma-kosa dan memuliakan Hinayana. Namun, kemudian ia menyesal dan menyebarkan Mahayana. Disitu terdapat Sutra Saddharma yang mewujudkan pintu hukum tujuh perumpamaan, tiga tidak ada perbedaan, tidak adanya lagi sepuluh keunggulan yang tiada tara yang mewujudkan pintu hukum yang lain. Diterangkan dengan jelas dan tegas, bahwa tidak ada sutra yang pintu hukumnya lebih unggul dari Saddharmapundarika-sutra. Dengan demikian, Vasubandhu dan Nagarjuna keduanya merahasiakan satu hukum penting. Berarti, mereka mengetahui tentang satu Hukum Putih Agung Nammyohorengekyo. Akan tetapi, kerena waktunya adalah waktu untuk mengubah Hinayana dengan Mahayana, 30

Samantabadra | Januari 2020

maka mereka menyesuaikan waktunya. Mereka mewujudkan dan mengunggulkan Mahayana untuk memecahkan dan mematahkan Hinayana, sehingga tidak membabarkan Hukum Putih Agung tersebut. Selanjutnya Mahaguru Tien Tai dan Mahaguru Dengyo kurang lebih dapat menerangkannya, karena mereka menerangkan pintu hukum Icenen Sanzen, Saddharmapundarika-sutra. Hukum agung itu ditinggalkan untuk disebarluaskan, berarti bahwa Mahaguru Tien Tai dan Mahaguru Dengyo tidak menyebarluaskan Hukum Agung Icinen Sanzen fakta nyata dari penanaman bibit dan meninggalkannya. Mengenai hal tersebut, dalam Surat Membuka Mata dikatakan. Pintu hukum Icinen Sanzen hanya tersirat rahasia pada kalimat Bab Panjang Usia Tathagata Ajaran Pokok Saddharmapundarikasutra. Nagarjuna Vasubandhu telah mengetahuinya namunmasih tidak dapat menyebarluaskannya. Hanya orang berprajna Tien Tai saja menyimpan dalam hati (Gosyo Zensyu halaman 189) Mengenai yang dikatakan sebagai Orang yang berprajna Tien Tai saja menyimpan dalam hati. Nicikan Syonin dalam Surat Sanjuhiden mengatakan Tien Tai telah menyebarluaskan Hukum pertama dan kedua, yang jelas terlihat dalam makna kalimat. Namun, masih belum menyebarluaskan hukum yang ketiga. Yang dimaksud dengan hukum pertama dan kedua di sini adalah 100 dunia 1.000 aspek dari Ajaran Bayangan dan Icinen Sanzen dari Ajaran Pokok. Sedangkan Hukum ketiga adalah Nammyohorengekyo, Icinen Sanzen fakta nyata. Jika kita berpikir berdasarkan kalimat ini, maka mereka kira-kira membabarkan Ajaran Bayangan, tetapi Ajaran Pokok Saddharmapundarika-sutra ditinggalkan untuk disebarluaskan. Dari hal itu dapat diketahui, bahwa Hukum Agung Nammyohorengekyo adalah Ajaran Pokok Tunggal dari kalimat Tersirat. Oleh karena itu diterangkan sebagai Hukum rahasia yang sangat penting, yakni Sandaihiho, Ajaran Pokok Tunggal dari kalimat


tersirat Icinen Sanzen fakta nyata. Yang dimaksud dengan satu hal penting dari Bab Upaya Kausalya Saddharmapundarika-sutra adalah kalimat. Para Buddha yang dihormati telah ahdir di dunia ini dengan membawa sebab jodoh hanya satu hal sangat penting ini. Berarti, bahwa tujuan pokok kehadiran para Buddha di dunia adalah Nammyohorengekyo dari Sandaihiho, akar pokok Jalan Pencapaian Kesadaran bagi Buddha sepuluh penjuru tiga masa. Oleh karena itu, Hukum rahasia satu hal sangat penting ini adalah Sandaihiho, yang tersirat rahasia di dasar kalimat Saddharmapundarika-sutra. Oleh karena itu, dikatakan ditinggalkan untuk disebarluaskan Dalam surat Perihal Perilaku Sang Buddha Masa Akhir Dharma dikatakan, Mulai merampungkan suatu karya dalam bentuk dua jilid dinamakan Surat Membuka Mata (Kaimoku Syo), yang saya kerjakan semenjak bulan sebelas tahun yang lalu. (Gosyo Zensyu halaman 919). Rupanya Niciren Daisyonin setelah tiba di Tsukahara, langsung menulis Surat Membuka Mata. Sedangkan surat ini diwujudkan setelah Beliau menulis Surat Membuka Mata. Oleh karena itu, isi surat ini ada yang sama dengan Surat Membuka Mata. Hukum rahasia yang sangat penting, berarti Sandaihiho. Kata-kata Bukankah Niciren adalah orang yang menyebarluaskannya ? merupakan keyakinan Buddha Pokok Masa Akhir Dharma. Perkataan Orang yang menyebarluaskannya, ini hendaknya sunguh-sungguh kita perhatikan.

4

Tanda-tanda Alamat yang mendahuluinya telah nyata. Pada tahun pertama Syoka (1257) terjadi gempa bumi besar, tanda-tanda alamat besar tidak pernah didengar sejak jaman dahulu.

GM

Keterangan: Gempa bumi besar pada tahun Syoka dikatakan, sebagai tanda-tanda saat tersebarluasnya Hukum Sesungguhnya. Mengenai gempa bumi Syoka, dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan

Filsafat yang benar dikatakan, Memikirkan dan merenungkan gempa bumi besar pada tanggal 23 bulan 8 tahun Syoka pertama waktu Inri. (Gosyo Zensyu halaman 33). Oleh karena itu, saat malapetaka ini terjadi, merupakan waktunya untuk menulis Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang benar. Mengenai gejala ini, dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang benar dikatakan. Pada masa sekarang umumnya semua orang menentang yang benar dan mengikuti yang buruk. Oleh karena itu, dewa yang baik membuang negeri dan meninggalkannya. Orang arif pun meninggalkan negeri dan tidak mau kembali. Berdasarkan hal ini, iblis dan ki akan datang menimbulkan kesulitan dan malapetaka. (Gosyo Zensyu halaman 17). Demikianlah, ditentukan akibat dari terjatuhnya seluruh negeri ke dalam pemfitnahan Dharma. Sebaliknya, dalam surat ini artinya berubah, yakni dengan tegas dikatakan, merupakan tanda-tanda tersebarluasnya Hukum yang tidak pernah ada setelah kemoksyaan Buddha Sakyamuni. Bodhisattva yang Muncul dari Bumi yang dipimpin oleh Bodhisattva Visishtacaritra mendapat tugas menyebarluaskan Hukum setelah kemoksyaan Buddha Sakyamuni. Tanda-tanda alamat yang melampaui sepuluh kekuatan gaib yang dinyatakan dalam Bab kekuatan gaib Saddharmapundarika-sutra, terwujud nyata di negeri Jepang. Maka, Niciren Daisyonin mengumumkan, tidak diragukan lagi bahwa Hukum yang belum pernah ada sejak dahulu pasti akan tersebar di negeri ini. Dalam bab kekuatan gaib Sang Tathagata dikatakan. Seluruh bumi berguncang dalam enam jenis. Demikianlah, dibabarkan berguncangnya bumi besar sebagai tanda-tanda alamat timbul dan berkembang Hukum Agung yang tidak pernah ada sejak jaman dahulu. Dalam Surat Menentramkan Negara dengan Menegakkan Filsafat yang benar, dengan tujuan agar orang-orang ini dapat membuka mata terhadap Hukum Sesungguhnya, gempa bumi tersebut dengan tegas diterangkan Samantabadra | Januari 2020

31


sebagai akibat Pemfitnahan Dharma yang dilakukan satu negeri. Tetapi dalam surat ini, gempa bumi tersebut menjadi tanda-tanda alamat bagi timbul dan berkembangnya Hukum Agung. Kedudukan Niciren Daisyonin sebagai Buddha Pokok adalah untuk membangun dan meneruskan Hukum Buddha agar tersebar luas pada ribuan tahun Masa Akhir Dahrma. Dengan mengutip kalimat, Seluruh Tathagata memegang Hukum ini. dinyatakan dengan jelas, bahwa hukum Agung yang merupakan ikatan dan kesatuan seluruh Hukum yang dipegang dan dipertahankan oleh Niciren Daisyonin. Perkataan mengenai hal yang sama, juga dapat dilihat dari tulisan-tulisan ketika berada di Pulau Sado, yakni Kanjin no Honzon Syo, Buddha mewujudkan catatan masa akan datang, dan lain-lain. Jika dilihat dari sudut Hukum Buddha, maka gempa bumi yang besar bahayanya tidak diragukan lagi, merupakan hukuman dari Pemfitnahan Dharma. Namun, jika hanya dipikirkan sampai disitu, maka hanya akan sampai pada analisis, bahwa karena ada sebab mendasar maka timbul akibat seperti itu. Maka, Niciren Daisyonin lebih lanjut menjelaskan, bahwa harus mematahkan dan memutuskan Pemfitnahan Dharma, dan kemudian membangkitkan serta mengembangkan Hukum Sesungguhnya, dan harus merombak keburukan besar menjadi kebaikan besar. Demikianlah, sebagai manusia yang menyelamatkan umat manusia, Niciren Daisyonin melaksanakan dan merasakan kesadaran dalam diriNya sendiri. Di sini dapat dirasakan keyakinan yang mendalam sebagai Buddha Pokok Masa Akhir Dharma.

5

Jika Hukum Agung ini disebarluaskan, maka Ajaran Sutra Sementara dan Ajaran Bayangan tidak lagi mempunyai karunia manfaat satu bagianpun.

GM 6

Keterangan: Kalimat ini berarti bahwa pada Masa Akhir Dharma, hanyalah Hukum Buddha Niciren Daisyonin yang mempunyai kekuatan untuk menyelamatkan umat manusia. Sutra 32

Samantabadra | Januari 2020

Sementara dan Ajaran Bayangan telah hilang kekuatannya. Sutra Sementara dan Ajaran Bayangan masih belum menerangkan Hukum Sesungguhnya, maka Hukum Buddha itu telah berakhir pada masa Saddharma dan Pratirupadharma. Pada Masa Akhir Dharma haruslah hukum Buddha Niciren Daisyonin. Hal yang sama tercatat dalam Surat Perihal Buddha mewujudkan Catatan masa Yang Akan Datang. Dalam surat itu dikatakan, Bulan terbit dari barat dan menyinari bagian timur. Matahari terbit dari timur menyinari bagian barat. Hukum Buddha juga sama halnya. Pada Masa Saddharma dan Pratirupadharma, dari barat menuju timur. Pada Masa Akhir Dharma, dari Timur menuju barat. (Gosyo Zensyu halaman 508). Dengan demikian, Hukum Buddha Sakyamuni diumpamakan dengan bulan. Hukum Buddha Niciren Daisyonin diumpamakan dengan matahari. Dan Hukum Buddha itu ditentukan. Pasti timbul dari Jepang di tanah timur. Mahaguru Dengyo mengatakan. Jika matahari timbul, maka bintang-bintang bersembunyi. Tsun-Hsih mengatakan. Pada awal Masa Akhir Dharma menyinari barat. Kutipan-kutipan ini digunakan untuk menyatakan hal tersebut. Bab Bodhisattva Muncul dari Bumi Saddharmapundarikasutra menerangkan dan menegaskan, bahwa fungsi luar Niciren Daisyonin adalah Bodhisattva Visishtacaritra. Kalimat Bab Karunia Kebajikan yang berbeda-beda dan Bab Stupa Pusaka Saddharmapundarikasutra, keduanya menerangkan bahwa pada masa buruk sukar untuk mempertahankan Niciren Daisyonin yang menemui bermacam kesulitan dan penganiayaan membuktikan keterpaduan kalimat-kalimat itu. Saya mohon agar anda dapat menyimpan dan mengumpulkan lima buku yang berisi kalimatkalimat penting dari seluruh Sutra dan Mahaprajna paramita sastra dalam satu tempat.

GM


Keterangan: Dari kalimat di atas, tampaknya Niciren Daisyonin sering menitipkan data-data pada Toki Jonin. Sebagain data yang sangat diperlukan untuk menulis berbagai surat, dibawa ke Pulau Sado, sedangkan yang lainnya dititipkan pada Toki Jonin. Data ini diminta untuk disimpan dengan baik. Demikianlah, Niciren Daisyonin mengajarkan kepada muridmurid-Nya agar terus belajar. Dari kalimat ini dapat dirasakan bahwa hati Beliau demikian memperhatikan pelestarian Hukum, walaupun diri sendiri sedang dalam keadaan bahaya. Dan Toki Jonin sungguh-sungguh mematuhi perkataan Niciren Daisyonin, sehingga sampai hari ini pun banyak tertinggal surat-surat asli yang berhubungan dengan Toki Jonin. sebagai pelaksana Saddharmapundarikasutra yang sebenarnya, Niciren Daisyonin telah membacanya dengan jiwa raga. Kalimat tersebut disingkatkan, karena isinya sungguh telah diketahui oleh Toki Jonin. Dalam Surat Teradomari, juga telah diterangkan hal yang sama. Bab Bodhisattva Sadaparibhuta dari

masa lampau adalah Bab Nasihat untuk Mempertahankan Sekarang. Bab Nasihat untuk Mempertahankan Sekarang adalah Bab Bdhisattva Sadaparibhuta Masa Lampau. Bab Nasihat untuk Mempertahankan Sekarang di Masa Akan Datang menjadi Bab Bodhisattva Sadaparibhuta (Gosyo Zensyu halaman 953) Dalam Surat ini dikatakan, Badan Jiwa mempunyai batas dan kita tidak boleh menyayanginya, hanyalah mendambakan Jojakkodo. Kata-kata ini memang tegas, karena Niciren Daisyonin sungguh sudah bersedia untuk meninggal. Dan disini, sungguh nyata kegembiraan dan keyakinan Beliau yang tidak ragu-ragu untuk dapat sampai ke Jojakko-do. Dengan mendapatkan badan manusia yang mempunyai batas, maka dapat mencapai jalan Buddha, yakni dapat menegakkan kebahagiaan yang kokoh selama kalpa yang kekal. Tidak ada kegembiraan lain yang dapat melebihi kegembiraan ini. ***

Catatan

Samantabadra | Januari 2020

33


34

Samantabadra | Januari 2020


Samantabadra | Januari 2020

35


ajaran

Surat Balasan Kepada Hyo-E Sakan Dono Gosyo Cabang

Surat Perihal Keinginan Hati Kakak Beradik Gosyo Zensyu halaman 1108

Latar Belakang S

urat ini menunjukkan betapa pentingnya kesatuan hati (Itai Dosyin). Kesatuan hati adalah satu-satunya sumber wujud nyata karunia kebajikan Saddharma. Seandainya ada sedikit saja perasaan iri dan benci; terlebih lagi jika dasarnya tidak senang, bagaimanapun tidak akan ada karunia kebajikan. Maka di sini diperingatkan, seandainya di antara istri dan anak dari Ikegami bersaudara terdapat sedikit saja rasa tidak senang dan kebencian, hendaknya kakak beradik Ikegami tidak mempunyai perasaan seperti itu. Apabila hal ini terjadi, bagaimana mungkin dapat menimbulkan hubungan yang kuat untuk kesatuan hati itu? Hal ini dikatakan Niciren Daisyonin sebagai “menghormati dan mengagungkan Nicirenâ€?. Diajarkan bahwa bagaimanapun hati kepercayaan terhadap Niciren harus kuat. Hal ini bukan saja ditujukan kepada Ikegami bersaudara. Dapat dikatakan surat inilah yang mengajarkan teori dasar mengenai kesatuan hati yang sesungguhnya. Jika manusia terikat pada keinginan hati yang egois, maka sama sekali tidak bisa bersatu hati. Keadaan tidak bersatu hati tersebut dapat juga terjadi karena selalu menunjuk kekurangan orang lain, ingin saling menang sendiri, dan berdasarkan nafsu untuk menjatuhkan orang lain. Keadaan saling hantam antara dua orang atau lebih dapat menimbulkan perpecahan yang semakin lama semakin dalam. Sesungguhnya, kesatuan hati yang sebenarnya dapat tercapai jika memiliki satu tujuan dan keinginan yang ideal. Itulah artinya satu hati kawan seperjuangan. Semestinya ikatan dasar hubungan sesama manusia adalah tujuan yang agung. Dengan dasar seperti ini dapat bersikap maju bersama dan berkembang, sehingga tidak menemui jalan buntu; serta satu sama lain saling mendorong dan mengisi kekurangan pihak lainnya. Jika tujuan serta keinginan yang ideal itu runtuh dan musnah, akan timbul rasa iri dan benci sehingga satu sama lain dapat saling menjatuhkan. Khusus mengenai Ikegami Bersaudara, lingkungan mereka penuh dengan orang-orang yang memďŹ tnah dharma, yakni Bhiksu Ryokan dari kuil Gokuraku serta para pengikutnya. Pada setiap kesempatan orang-orang ini ingin agar mereka berdua mundur dari hati kepercayaan. Oleh karena itu, Niciren Daisyonin dengan keras memperingatkan kepada dua bersaudara ini agar dapat menahan diri untuk tidak saling berselisih atau sedikit saja memiliki perasaan yang tidak senang satu sama lain. Hal ini bukan hanya ditujukan kepada Ikegami bersaudara saja, tetapi membimbing kita agar memiliki hati kepercayaan yang kuat untuk menghantam iblis dalam diri sendiri. Apabila sedikit saja memiliki keinginan untuk mundur dari hati kepercayaan dan memutuskan hubungan kesatuan hati, maka iblis pun akan masuk. Dengan demikian akan menghancurkan badan diri sendiri. Hendaknya ketahuilah hal ini, karena inilah teori sesungguhnya dari hukum Buddha yang tidak akan berubah selama-lamanya. 36

Samantabadra | Januari 2020


Isi Gosyo

S

addharmapundarika-sutra yang Aku baca dan sebut (Nammyohorengekyo dari Sandaihiho, kesadaran dalam jiwa Niciren), dengan Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan menjadi satu akan mewujudnyatakan karunia kebajikan yang tidak terhitung. Anda berdua (Munenaka dan Munenaga) dengan bersatu hati telah membangun gedung Saddharma dan kuil Hacimangu (tanah milik tuan Ko yang merupakan tempat kediaman mantan Syogun Hojo Tokimune). Jika Anda berdua memiliki satu keinginan hati yang sama, yakinlah bahwa ini adalah benar-benar karunia kebajikan dari keunggulan Saddharmapundarika-sutra (Gohonzon). Rupa kesatuan hati Anda berdua bagaikan dua buah roda kereta dan kedua sayap burung. Jika di antara istri dan anak Anda berdua ada yang merasa tidak senang, janganlah dalam hubungan Anda berdua terjadi perselisihan. Kelihatannya Aku sombong, tetapi berusahalah untuk bersatu hati berdasarkan sungguh-sungguh menghormati dan mengagungkan Niciren. Seandainya anda berdua saling tidak menyenangi, haruslah dipikirkan bagaimana mungkin terjadi perlindungan sunyata dari Gohonzon kepada Anda berdua? Oleh karena mempertahankan Saddharmapundarika-sutra, Anda berdua memperoleh musuh nyata. Timbulnya perselisihan di antara Anda berdua bagaikan Burung Berkik dan kerang yang senantiasa bertengkar dan ribut satu sama lain, sehingga akhirnya tertangkap oleh nelayan. Jika bersikap seperti Burung Berkik dan kerang berarti memenuhi keinginan hati musuh. Sebutlah daimoku (Nammyohorengekyo), sungguh-sungguh berhati-hati, dan mawas diri. Sekian. Tanggal 12 bulan ke-11. Kepada Hyo-e Sakan Dono Hormat Saya, tertanda Niciren

Samantabadra | Januari 2020

37


Kutipan Gosyo

1

Saddharmapundarika-sutra yang Aku baca dan sebut (Nammyohorengekyo dari Sandaihiho, kesadaran dalam jiwa Niciren). Dengan Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan menjadi satu akan mewujudnyatakan karunia kebajikan yang tak terhitung. Keterangan: Perkataan Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan dalam kalimat “Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan menjadi satu” berarti Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan bersamasama mewujudnyatakan kekuatan, sehingga akhirnya akan menimbulkan manfaat dan keuntungan yang tidak terukur. Namun, bukan berarti Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan mempunyai kekuatan yang sama. Dalam Hukum Buddha terdapat makna sesat yang mengatakan bahwa Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan merupakan satu kesatuan. Seperti misalnya pendirian Kuil Kuon di Gunung Minobu yang menjadi pusat dari kuil Ikegami Honmon, Kuil Nakayama Hokkekyo, dan lain-lain. Mereka berpendapat, karena Niciren Daisyonin membaca dan menyebut 28 bab, 8 rol, 1 bagian SaddharmapundarikaSutra, maka ini merupakan bukti, bahwa Ajaran Bayangan dan Ajaran Pokok menjadi satu. Meskipun mengatakan demikian, dalam pertapaan dan Badan Hukumnya mereka mencampuradukkan pandangan sesat. Dalam Surat Perihal Empat Kepercayaan dan Lima Bab dikatakan, “Tidak diperbolehkan membaca dan menyebut satupun sutra lainnya” (Gosyo Zensyu halaman 341). Jelas dikatakan bahwa, Niciren Daisyonin tidak mengizinkan membaca dan menyebut satupun sutra lainnya. Dan dalam Surat Perihal Tenju Kyoju Homon dikatakan, “Niciren membaca satu bagian Saddharmapundarika-sutra” (Gosyo Zensyu 38

Samantabadra | Januari 2020

halaman 1001). Dengan mengutip kalimat tersebut mereka mengatakan Niciren Daisyonin membaca dan menyebut satu sutra. Tetapi kalimat ‘membaca dan menyebut’ berarti Niciren membaca dan menyebut dengan badan bukan hanya dengan mulut. Mengenai ‘membaca dan menyebut’ dalam Surat Sanze Syobutsu Syokanmon dikatakan, “Sekarang membuka Ajaran Bayangan dan menaruhnya memasuki Ajaran Pokok sehingga menjadi satu Saddharma”. (Gosyo Zensyu halaman 571). Dalam Surat Perihal Dunia Sepuluh Hukum dikatakan, “Ajaran Pokok mewujudnyatakan sebab Buddha Ajaran Bayangan, yakni menjadi akibat Buddha Ajaran Pokok. Oleh karena itu, menjadi hukum yang ada pada pokoknya sejak asal mula. Seperti perumpamaan bulan yang ada di langit dan bulan yang ada di air kolam. Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan, mewujud nyatakan tiga masa selalu menetap”. (Gosyo Zensyu halaman 425). Inilah kutipan kalimat yang dipakai kuil-kuil sesat di atas untuk membuktikan Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan merupakan satu kesatuan. Tetapi maksud kalimat Surat Sanze Syobutsu Syokanmon adalah, bahwa Ajaran Bayangan termasuk dalam Ajaran Pokok. Dengan demikian, jelas diwujudkan unggul rendahnya Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan. Sekalipun dikatakan termasuk dalam Ajaran Pokok tidak berarti Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan merupakan satu kesatuan. Ajaran Pokok di dalam Badan Ini melebihi Ajaran Bayangan dalam Badan Kita. Dalam Surat Dunia Sepuluh Hukum diterangkan, “Ajaran Pokok diumpamakan bulan yang ada di langit, Ajaran Bayangan bagaikan bulan yang terdapat di air”. Demikian pula halnya Surat Sanze Syobutsu Syokanmon menerangkan, “Ketika mendiskusikan mengenai Pintu Hukum, kalau mewujudnyatakan Ajaran Pokok, Ajaran


Sementara dan Ajaran Bayangan tidak keluar dari Enam Dunia, apalagi Sembilan Dunia.” ,Demikianlah dikatakan mengenai unggul rendahnya Ajaran Pokok dan Ajaran Bayangan.

2

Burung Berkik dan kerang yang senantiasa bertengkar dan ribut satu sama lain, sehingga akhirnya tertangkap oleh nelayan. Keterangan: Perumpamaan ini diambil untuk menunjukkan kepada kita, bahwa bila terjadi pertikaian dalam mencapai tujuan, pihak ketiga akan memanfaatkan kesempatan ini. Sehingga pada akhirnya kedua pihak yang bertikai akan hancur bersama. Sejak dahulu untuk menerangkan akibat pertikaian digunakan cerita keributan Burung Berkik dan kerang. Burung Berkik adalah burung yang berleher panjang dan memakan binatang-binatang kecil seperti ikan kecil, kerang dan lain-lain. Kerang dalam cerita ini adalah kerang yang gepeng panjang dan berwarna kehitaman, terdapat di laut dangkal. Ini adalah satu cuplikan dari cerita jaman dahulu. Ketika itu Raja Fei dari negeri Chaw hendak menyerang negeri Yen. Salah seorang pejabatnya yang bernama Su Tai mengatakan, bahwa ketika ia berjalan-jalan di tepi pantai, ditemuinya seekor kerang di atas tumpukan pasir. Kemudian datanglah Burung Berkik yang hendak memakan dagingnya.

Kerang tidak mau menyerah, ia segera menutup kulitnya dan menjepit paruh Burung Berkik. Lalu Burung Berkik berkata, “Jika dalam dua atau tiga hari tidak hujan kamu pasti mati ”. Kerangpun tidak mau kalah dan membalas, “Selama dua atau tiga hari jika paruhmu kujepit terus, kamulah yang mati”. Keduanya sama sekali tidak mau mengalah. Seorang nelayan segera datang dan menangkap mereka berdua. Ini berarti keributan dua negeri Chaw dan Yen memberi kesempatan bagi negeri1ain, yakni negeri Cin, memperoleh keuntungan seperti yang didapat nelayan. Demikianlah pejabat Su Tai menghentikan keinginan Raja Fei menyerang kerajaan Yen. Niciren Daisyonin mengutip perumpamaan ini dalam surat dengan maksud mengajarkan kepada Ikegami bersaudara tentang pentingnya kerukunan dan persatuan hati. Perkataan ‘nelayan’ dalam kalimat di atas berarti orang-orang yang berada dalam lingkungan Ikegami bersaudara. Orangorang yang berada dalam lingkungan Ikegami bersaudara sejak dahulu banyak yang tidak menyenangi mereka. Jika kedua bersaudara bertengkar, hal ini sebenarnya justru yang diinginkan orang ketiga dalam lingkungan. Mereka akan memanfaatkannya untuk memecah belah. Oleh karena itu, di sini diajarkan agar kedua bersaudara ini sedikitpun tidak perlu terjadi keributan. ***

Samantabadra | Januari 2020

39


ajaran

Tanya Jawab Perihal Hati Kepercayaan Forum Diskusi

1

Dalam diri saya sering timbul perasaan mengapa saya tidak dapat menimbulkan bukti nyata, dan ini sering menimbulkan pertanyaan dari kawan-kawan yang tidak menganut Gohonzon. Jawab: Kurnia sesungguhnya dari kepercayaan tidak muncul hanya dalam semalam. Bahkan seorang yang sudah bungkuk karena usia tua, tadinya hanyalah seorang bayi. Mungkin saja ia tidak melihat banyak perubahan dalam dirinya dari hari ke hari, namun bagaimanapun ia telah menjadi tua. Berlalunya tahun bagaimanapun telah mengubah seorang bayi yang mungil menjadi seorang tua renta. Sama halnya dengan kepercayaan, selama kita melaksanakan kepercayaan kita menimbun kurnia kebajikan yang besar, walaupun mungkin kita tidak menyadarinya dari sudut pandangan yang dekat. Mereka hanya percaya pada penglihatan sekilas untuk memberi penilaian bahwa tidak ada kurnia muncul. Tetapi penilaian semacam ini tidak dapat dijadikan patokan. Mata manusia demikian dibentuknya sehingga walaupun dibuka lebarlebar, ia hanya melihat kurnia yang sedikit dan tetap buta terhadap yang lebih besar. Misalnya seorang anggota ditabrak mobil dan tidak mengalami luka-luka parah, maka ketika pulang ia menghadap Gohonzon dan mengucapkan terima kasih atas peristiwa ini. Namun bila suatu hari berlalu dengan tidak terjadi suatu apapun pada dirinya, ia mengeluh, “Betapa membosankan hari ini !� Dan tidak menganggap bahwa sebenarnya ia tidak menemui suatu kesulitan apapun sebenarnya adalah kurnia dari Gohonzon. Kita perlu melihat bumi dipandang dari segi alam semesta, bukan alam semesta dari segi bumi. Sama halnya, kita harus memandang situasi saat sekarang dipandang dari segi tujuan dasar dalam kehidupan, dan tidak sebaliknya. Adalah penting untuk selalu ada dalam ingatan kita mengapa kita percaya kepada Gohonzon dan apa sebenarnya

40

Samantabadra | Januari 2020

tujuan dan tugas utama kita. Mereka yang tidak mempunyai tempat untuk tinggal berharap bahwa mereka mempunyai rumah sendiri. Mereka yang miskin berharap akan mendapat uang. Mereka yang tidak mempunyai anak, berangan-angan mendapat anak-anak mereka sendiri. Mereka berpikir bahwa bila harapan dan keinginan ini terpenuhi, maka bahagialah mereka. Namun kebahagiaan ini hanyalah sementara saja. Kebahagiaan yang sebenarnya adalah keadaan kehidupan di mana kita memiliki jiwa yang penuh untuk mengubah keadaan yang sulit sebagai batu loncatan untuk perkembangan kita. Setiap harinya kita dapat mengatasi kesulitan tanpa mengeluh itulah sebenarnya kurnia dan bukti nyata dari Gohonzon.

2

Mengapa kita harus begitu teliti membedakan antara ajaran pokok dan ajaran teoritis ketika kita belajar Hukum agama Buddha? Jawab: Ajaran pokok merupakan tahap ajaran yang kekal abadi dan universal, dan dikatakan sebagai tubuhnya. Sedangkan ajaran teori dikatakan sebagai bayangan dan menunjukkan tahap sementara. Tien-tai menyamakan yang pertama sebagai bulan di langit dan yang terakhir sebagai gambaran dari bulan itu di atas kolam. Maksudnya adalah agar kita menyadari bahwa bentuk bulan yang tergambar hanyalah berlangsung sekejap dan tergantung pada keadaan dari permukaan air kolam. Walaupun kita dapat melihat bulan seperti berada di dalam kolam, hal itu tidaklah nyata. Begitu juga sama halnya dengan ajaran Buddha Sakyamuni. Ketika Buddha ingin menyelamatkan umat manusia dengan mengajarkan pencapaian kesadaran Buddha Beliau sendiri, Beliau harus mempertimbangkan apa yang dapat dimengerti oleh umat manusia. Bahkan jika umat manusia menerima ajaran yang sama, mereka berbeda dalam pengertian mereka karena setiap orang mempunyai kemampuan dan latar belakang yang berbeda. Mereka mungkin juga dipengaruhi


oleh keadaan masyarakat dan masa pada waktu mereka hidup. Bila kita mempelajari Hukum agama Buddha tanpa menyadari tujuan yang sebenarnya, kita mungkin hanya mengambil ajaran penyesuaian ini sebagai yang benar. Sekte-sekte agama Buddha yang berdasarkan ajaran sebelum Saddharmapundarika-sutra tidak menyadari kedua ajaran yang berbeda dari Buddha Sakyamuni.

3

Saya merasa telah melakukan segala hal yang baik bagi keluarga saya, namun saya masih selalu mendapat rintangan dan keributan sering terjadi dalam keluarga saya. Mengapa sukar sekali menghapus karma buruk tersebut? Jawab: Jarang orang merasa bahwa ia menderita karena ia sendiri yang harus dipersalahkan. Saya yakin demikian juga sama halnya dengan Anda. Suatu persoalan yang bagaimanapun macamnya, adalah suatu akibat yang dihasilkan oleh suatu kombinasi dari sebab dan jodoh. Di sini ada segelas air. Kalau kita teliti sejenak maka ada endapan di dasar gelas. Bila kita aduk isi gelas ini, maka air itu akan menjadi kotor oleh karena endapan tersebut. Dalam hal ini, endapan tersebut adalah sebab dan gerakan mengaduk adalah jodoh. Seumpama kita melihat suami istri yang berkelahi laksana kucing dan anjing. Masing-masing bertahan bahwa yang lain yang harus dipersalahkan, seperti hendak mengatakan, “Kaulah yang mengaduk air itu, sehingga menjadi kotor”. Sekuat apapun kita aduk, air akan tetap jernih bila tidak ada endapannya. Orang seringkali gagal untuk memperhatikan endapan itu dan hanya menuduh orang lain karena telah mengaduknya ke atas. Dengan kata lain, mereka tidak menyadari sebab yang terletak dalam diri mereka sendiri dan mereka semata-mata hanya mengalami akibat dari sebab itu setelah akibat itu menjadi nyata oleh adanya jodoh. Dalam perkelahian, suami istri saling menuduh, tidak seorang pun pernah berpikir “Ini sebenarnya adalah kesalahan saya”. Suatu hari ada seorang ibu muda mengeluh pada saya, “Ibu mertua saya mempunyai sifat iri hati, dengki dan berbelit-belit, dan tidak pernah berubah”. Ia menyebut mertuanya itu dengan berbagai macam nama. “Semuda seperti Anda ini, Anda sendiri sebenarnya mempunyai sifat yang sama seperti ibu mertua Anda, dan masih belum bisa memperbaikinya”, kata saya. “Jadi bagaimana Anda mengharap dapat memperbaiki sifat mertua

Anda yang sudah tua ?” Kemudian saya jelaskan mengenai perumpamaan air di dalam gelas seperti di atas. Akhirnya ia mengerti bahwa sebenarnya bukanlah mertuanya tetapi ia sendirilah yang salah. Prinsip di atas berlaku pada semua persoalan apapun. Bukanlah pasangan Anda, anak-anak atau orang tua Anda yang harus dipersalahkan. Pertamatama kita harus mengubah nasib kita. Inilah tujuan kepercayaan kita. Selama kita masih mengeluh tentang suami, anak-anak ataupun mertua, kita tidak pernah dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Misalnya Anda mempunyai anak yang nakal. Sebenarnya, ini adalah karena nasib Anda untuk dirisaukan oleh anak Anda; ini adalah konsekuensi dari masa lampau Anda yang menganut ajaran sesat. Kedua, ini adalah karena Anda telah memegang atau mempunyai sikap yang salah mengenai kepercayaan, tidak menyadari nasib Anda dan hanya menyalahkan anak itu. Bila Anda mengubah sikap kepercayaan yang tidak menyalahkan anak itu, sebaliknya menyadari bahwa inilah nasib Anda maka anak itu pun akan berubah kelakuannya. Hal yang terpenting adalah agar kita menerima nasib kita dan berdoa di hadapan Gohonzon agar kita dapat mengubah nasib kita. Sebagaimana dalam Gosyo dinyatakan, “Dosa sekecil apapun akan membawa seseorang ke jalan yang sesat bila ia tidak bertobat. Dan dosa yang amat besar dapat dihapuskan bila seseorang bertobat dan menyesalinya”. Raja Ajatasatru melakukan beberapa dosa yang paling besar, tetapi ketika ia bertobat dari dasar hatinya, semua dosanya terhapuskan. Bila seseorang tidak bertobat, ia tidak dapat menghapus bahkan dosa yang sekecil apapun Anda harus berdada lapang menghadapi nasib Anda dan dengan sungguhsungguh berdoa di hadapan Gohonzon, minta maaf atas segala pemfitnahan yang telah Anda perbuat dalam kehidupan kali ini dan di masa lampau. Dengan demikian tidak ada karma atau nasib yang tak dapat diubah. Misalnya kita harus membayar hutang satu juta rupiah, tetapi kita yakin bahwa bila kita kembalikan hanya tiga puluh ribu rupiah sisa hutang akan dibatalkan. Apa yang kita pinjam harus kita kembalikan. Kita membuat sebab, maka itu kita harus menerima akibatnya. Namun bagaimanapun, melalui kurnia kepercayaan, kita dapat mengurangi seluruh karma pada suatu tingkatan yang tak terkirakan, tidak perduli bagaimana besar pun, dan masuk pada keadaan jiwa yang bahagia. *** Samantabadra | Januari 2020

41


bagi rasa

Pembabaran Darma di Lapas Tebing Tinggi

Kunjungan yang Membuka Mata

P

enjara atau lapas (lembaga pemasyarakatan) dan narapidana lekat dengan pemaknaan tempat para penjahat dan orang-orang yang divonis bersalah atas kasus pidana. Saya sendiri juga memiliki pandangan seperti itu. Hingga pada bulan November 2019 kemarin saya diajak oleh DPD NSI Medan Bapak Edison untuk berkunjung ke Lapas Kota Tebing Tinggi – Sumatera Utara bersama darma duta NSI Ibu Kristanti dan anggota sedarma lainnya. Awalnya beberapa kali saya ragu untuk ikut masuk ke dalam lapas, namun karena sudah beberapa kali diajak, saya pun akhirnya mau ikut beliau ke lapas. Pertama tiba, kami izin musuk untuk bertemu dengan Kalapas dan ternyata 42

Samantabadra | Januari 2020

beliau sangat menyambut baik kami. Saat itu baru saya ketahui Bapak Edison sudah empat bulan terakhir rutin memberikan penyuluhan darma di lapas tersebut setiap hari Rabu. Dari perbincangan dengan Kalapas, beliau menuturkan bahwa pengurus lapas sangat mengharapkan peran aktif dari masyarakat untuk tidak bersikap terlalu skeptis terhadap para mantan napi jika nantinya mereka telah bebas. Banyak program yang dilakukan oleh pengurus lapas agar nantinya mereka dapat melanjutkan kehidupan mereka masing-masing dengan lebih baik dan tidak lagi mengulangi kesalahan masa lalu. Salah satu program mereka adalah bimbingan/ siraman rohani. Tak terasa hampir setengah jam lamanya kami berbincang

dengan Kalapas. Waktu itu waktu telah menunjukan hampir pukul 10.30 dan sudah waktunya penyuluhan darma dan kami pun berpamit dari kantor Kalapas dan masuk ke ring 1 rutan tebing tinggi, melewati beberapa penjaga hingga kami tiba ke suatu bangunan kecil yang dibangun dan dinamakan “wihara� oleh pihak lapas. Mendekati pintu wihara kami telah disambut beberapa penghuni lapas. Tidak ada perbedaan sama sekali dari penampilan dan tutur kata mereka, sama seperti kita umumnya. Baik, berbicara sopan dan menyambut kami dengan baik pula. Hal mana dapat dilihat dari raut muka yang murah senyum dari mereka. Setelah semua duduk, Bapak Edison memulai sesi bimbingan dharma tentunya dengan 3x penyebutan mantra agung Nammyohorengekyo. Seketika bulu ini terasa berdiri karena baru kali ini saya mendengarkan lantunan mantra agung dilakukan oleh


para napi yang notabene bukan penganut agama Buddha Niciren Syosyu. Namun siapa sangka, lantunan penuh semangat dan tegas dengan volume lantang. Kesan pertama yang cukup mengejutkan buat saya. Dalam waktu kunjungan baru diketahui bahwa banyak dari mereka (napi keturunan tionghoa) berkasus narkoba bahkan ada remaja usia 18 tahun. Nampaknya bahaya narkoba benar-benar telah mengancam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat kita. Bahaya nyata narkoba tentunya juga harus mendapatkan perhatian lebih dari negara seperti penerapan hukum yang tegas kepada pengedar dan bandar narkoba. Di sela-sela waktu bimbingan saya diberikan waktu oleh Pak Edison untuk bisa berbagi dengan mereka. Saya hanya dapat memberikan pengalaman hidup saya sendiri kepada mereka. Saya berbagi bahwa kehidupan saya sendiri tentunya tidak banyak yang mengetahui datang dari keluarga yang cukup sederhana. Seorang anak yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah dasar saya karena ikut merasakan susahnya seorang ayah dan ibu menghidupi kami. Sampai hari ini bayangan masa kecil saya tidak pernah saya lupakan sejak 4 SD sudah bekerja paruh waktu dan tidak tetap dan hampir

memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Untuk kebutuhan sehari-hari saja juga sangat sulit, bahkan kami empat bersaudara hanya mengisi perut ini dengan pisang rebus, sop Ubi rambat, atau sekadar bubur. Jika sudah dapat menikmati nasi, siapa sangka hanya dengan lauk mie instant sebungkus untuk enam orang termasuk ayah dan ibu. Jauh dari namanya cukup. Kadang untuk sekedar keinginan membeli donat legend dengan taburan gula halus saja harus menunggu rezeki papa di akhir pekan (gaji) yang ada untuk membelinya. Coklat ayam yang seharga Rp 100,- tidak dapat saya nikmati. Kadang untuk bermain lentera saja hanya terbuat dari Batok Kelapa sedang anak anak lain sudah mendaptkan bentuk unik seperti kelinci, dan lain-lain. Hidup dalam serba keterbatasan. Tentunya yang membuat kami kuat sekeluarga adalah adanya pegangan Hukum Sakti Agung Nammyohorengekyo. Sehingga kita tidak mencari cara pintas demi memenuhi kebutuhan hidup ini seharihari. “Hidup boleh jauh dari berkecukupan namun janganlah mencari jalan pintas untuk itu semua. Dan tentu apa yang kita perbuat juga akan kita tuai nantinya,� sepenggal kalimat yang saya sampaikan kepada mereka sambil berharap ketika nanti saya berkunjung kembali ke

lapas jumlah penghuninya menciut. Bayangkan kapasitas lapas yang berjumlah 400-an orang telah terisi sekitar 1.400 penghuni. Lebih kurang dua jam kunjungan tersebut, dari bincang-bincang dengan pengurus lapas hingga para penghuni. Suatu pengalaman baru yang sangat berarti bagi saya. Keadaan ekonomi yang sulit, keterpaksaan dan tiada pilihan jalan lain terkadang membuat seseorang mampu bertindak kriminal. Tugas para penceramah agama seperti Pak Edison dan darma duta NSI yang lain, yang penuh semangat dan tentunya dalam perasaan gembira, menjalankan pembabaran darma agung ke lapas. Hal ini tentu menjadi permulaan jodoh baik bagi mereka untuk bertemu dengan hukum agung Nammyohorengekyo dan bisa kembali ke masyarakat secara baik. Bayangan saya bahwa penjara itu menyeramkan ternyata tidak sepenuhnya demikian. Para napi mau berubah menjadi lebih baik, mereka mau menerima masukan darma dan harapannya kita semua dapat menerima mereka kembali di tengah masyarakat. Pertemuan hari itu ditutup dengan penyebutan tiga kali Nammyohorengekyo. (Hendri Luthansa, anggota NSI daerah Medan)

Samantabadra | Januari 2020

43


refleksi

Padanan Istilah Buddhis dalam Bahasa Indonesia Pengelompokan Agama Di dunia ini dikenal dua rumpun agama: Arya Dharma dan Semit. Istilah Semit ini kita bahas dalam konteks agama, bukan dalam konteks politik dunia. Dunia kita ini secara umum sudah didominasi oleh agama-agama Semit: Kristen, Katolik, Yahudi, Islam, sehingga banyak istilah agama meminjam istilah agama Semit, misalnya doa, ibadah/ibadat, berkah/berkat, amin. Mengapa rumpun Semit lebih dominan? Tampak sekali sifat dan gaya rumpun agama Semit yang ekspansif dan ingin berkuasa, dibandingkan dengan rumpun Arya Dharma yang lebih pasrah, merendah dan merakyat. Cobalah kita berpikir kritis, apabila kita pergunakan kata-kata ini dalam konteks beragama kita, kita sebetulnya meminjam kata-kata dari kelompok agama Semit ini dan hampir semuanya berasal dari bahasa Arab. Tidakkah kita punya padanan katanya dalam literatur Buddhis atau Hindu sebagai agama-agama senior dalam rumpun agama Arya Dharma? Semit

Arya Dharma

doa = permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan

puja bakti berasal dari kedua kata puja bakti:

ibadah = perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt. yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya; ibadat

meditasi = pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu semadi = pemusatan pikiran dan perasaan, meditasi gongyo [Buddha]= doa, ibadat

berkah = karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat

karunia kebajikan berasal dari kedua kata karunia dan kebajikan: karunia = pemberian atau anugerah dari yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah kebajikan = sesuatu yang mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan dan sebagainya); perbuatan baik pahala = ganjaran Tuhan atas perbuatan baik manusia; buah perbuatan baik jasa = perbuatan yang baik atau berguna bagi orang lain, negara, instansi dan sebagainya)

puja = upacara penghormatan kepada dewa-dewa (berhala dan sebagainya), memuja = menghormati dewa-dewa dan sebagainya dengan membakar dupa, membaca mantra, dan sebagainya bakti = pernyataan tunduk dan hormat; perbuatan yang menyatakan setia (kasih, hormat, tunduk)

amin = terimalah; kabulkanlah; Agama Buddha tidak mengenal amin ketika mengakhiri doa. Ini kata khas demikianlah hendaknya (dikatakan yang hanya ada di rumpun Semit. pada waktu berdoa atau sesudah berdoa); mengamini = mengucapkan amin ketika mengakhiri doa, mengaminkan = mengiakan; menyetujui; membenarkan

44

Samantabadra | Januari 2020


Dari beberapa definisi di atas yang saya kutip dari KBBI, tampak sekali nuansa Semit yang mengagungkan ketuhanan. Jadi, bagi kita umat Buddha, kata Tuhan/Allah sebaiknya diganti dengan kata Buddha/Gohonzon sebagai wujud kebuddhaan yang nyata. Kata dewa diganti dengan Buddha sehingga kini lebih berterima di kalangan umat Buddha. Kata ibadah lebih luas cakupannya daripada doa, yakni segala perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Buddha, yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya: menjalankan Gongyo, melantunkan Daimoku, mengikuti pertemuan, kunjungan anggota, membaca gosyo, berceramah tentang ajaran Buddha, melaksanakan ajaran, misalnya 6 Paramitha, terutama, Dana Paramitha dalam melaksanakan karya bakti (termasuk kebersihan), donor darah, latihan kesenian daerah, bentuk uang. Kembali ke pertanyaan pokok di atas, jadi kalau kita katakan, “Maaf tadi saya sedang ibadah.” kurang tepat, karena kata ibadah luas cakupannya. Bagaimana jawaban yang paling tepat? Coba kita cari kata yang cocok dari daftar kata di atas untuk kasus kita ini. Pilihan kata kita cenderung ke meditasi atau semadi. Di antara kedua kata ini, meditasi lebih umum dan mendunia karena bahasa Inggrisnya pun mirip - meditation. Istilah ini saya katakan mendunia bukan hanya karena bahasa Inggrisnya pun mirip, akan tetapi karena dewasa ini banyak pihak menyelenggarakan dan memelajari bagaimana cara meditasi yang baik dan benar, bahkan ada yang menyebut diri meditasi kesehatan. Maka, jawaban yang paling tepat ialah : “Maaf tadi saya sedang meditasi.” Tak akan ada pertanyaan lanjutan yang timbul agama apa kamu dsb. Sudah hampir dipastikan sang penelepon berpikir ibu/bapak ini beragama Buddha! Kata doa pun patut kita telisik. Sudah beberapa kali saya nyatakan padanan kata Buddhisnya ialah puja bakti. Menurut literatur Buddhis yang saya baca, yang benar bagi Buddhis ialah puja bakti karena kita mempersembahkan sesuatu kepada sang Buddha. Dikatakan, “Daripada disebut sembahyang maupun doa, umat Buddha lebih sesuai dinyatakan sedang melakukan puja bakti. Istilah puja bakti ini terdiri atas kata puja yang bermakna menghormat dan bakti yang lebih diartikan sebagai melaksanakan Ajaran sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari (Sim Kwan Lie:2017, h.14).” Jadi puja bakti bermakna pelaksanaan nyata Ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari, sama sekali bukan meminta-minta kepada Buddha! Sikap Tegas sebagai Buddhis Melanjutkan pembahasan tentang sikap kita sebagai Buddhis menghadapi masyarakat nonBuddhis di atas, memang kita harus asertif/tegas dan percaya-diri menyatakan kehendak dan jati diri sebagai Buddhis dalam situasi manapun, baik ketika di rumah maupun di luar rumah. Ketika sedang Gongyo dapat telepon masuk, kita tidak layani, kemudian ketika sudah selesai kita memohon maaf kepada si penelepon bahwa kita tidak bisa menjawab karena sedang bermeditasi, atau ketika sekamar dengan orang non-NSI di hotel pada suatu kesempatan acara kantor atau acara kedinasan/kementerian mewakili NSI/Umat Buddha. Katakan, “Mohon maaf, mohon izin, saya mau meditasi dulu!” Tentunya dengan ancang-ancang begitu masuk kamar kita sudah beri tahu teman sekamar ini, bahwa kita Buddhis dan wajib melaksanakan meditasi 2 x sehari! Dampaknya? Mereka akan menghormati kita dengan mematikan TV. Situasi lain, kita kedatangan banyak teman sekolah dari luar kota dan mereka bermalam di rumah kita. Pastinya kita harus bergongyo ketika malam tiba dan ketika pagi hari. Katakanlah kepada mereka tentang niat kita untuk bergongyo sejenak, meskipun faktanya 20 menit atau lebih hingga 30 menit! Dalam situasi-situasi ini, kita harus mengkomunikasikan alias memberi tahu penelepon, teman sekamar, dan teman reuni bahwa kita perlu sekali bergongyo atau dengan bahasa awam: bermeditasi. Ini juga menjadi ajang pendidikan kepada publik, bahwa pada jam tertentu kita tidak bisa diganggu. (Kyanne Virya) Samantabadra | Januari 2020

45


wawasan

Tulibot, Alat Bantu Tunarungu Ciptaan Anak Bangsa

T

ulibot merupakan riset ciptaan Tim Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang memiliki fungsi untuk membantu para penyandang tunarungu. Untuk membantu komunikasi penyandang tunarungu Tulibot memiliki cara kerja yang cukup mudah dimanfaatkan oleh penggunanya. Tulibot bekerja dengan mendeteksi suara lewat aplikasinya. Arti suara tersebut kemudian diterjemahkan dengan menampilkan kata-katanya lewat smartglasses yang dipakai pengguna tunarungu. Sebaliknya ketika penyandang tunarungu ingin berkomunikasi dengan non-disable dirinya bisa memanfaatkan smartglove yang sudah diprogram dengan bahasa isyarat American Sign Language (ASL). Pesan yang ingin disampaikan pengguna kemudian akan berbunyi lewat audio yang ada, saat pengguna menggerakan

46

Samantabadra | Januari 2020

tanganya untuk memberikan bahasa isyarat. Alat bantu yang dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi penyandang tunarungu di masyarakat ini telah berhasil meraih grand prize dan menjadi pemenang sehingga menjadi satu-satunya peserta yang menerima penghargaan di podium. Riset tersebut berhasil mendapat penghargaan medali emas pada International Engineering Education Festival (E2Festa) 2019 yang diselenggarakan pada 26-27 November di Incheon, Korea Selatan. Riset Tulibot dicetuskan oleh enam mahasiswa PENS. Pengerjaan tulibot yang berhasil membawa prestasi pada ajang tersebut pun sudah dimulai sejak bulan Agustus lalu. Sebelum menerima kabar baik kemenangannya pada 27 November sore, Tim Arek PENS, nama kelompok pencetus Tulibot,

sebelumnya harus mengalahkan temuan-temuan dari sekitar 20 universitas lain yang berasal dari berbagai negara yang mengikuti E2Festa 2019. Beberapa negara yang turut serta dalam kompetisi tersebut di antaranya adalah Cina, Amerika Serikat, India, Singapura, Thailand, Malaysia, Hong Kong, dan masih banyak lagi. Dalam proses lomba yang dilalui ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh Tim Arek PENS, seperti penilaian presentasi, tanya jawab di booth pameran, penilaian paper yang dihasilkan hingga demo produk. Tim Arek PENS pun sebelumnya telah melakukan persiapan yang matang dengan bimbingan dari dosen mereka yaitu Dwi Kurnia Basuki dan Artriarini Kusuma. Sumber: https://www. goodnewsfromindonesia.id/2019/11/28/ tulibot-alat-bantu-tunarungu


kesehatan

MANFAAT & BAHAYA CHIA SEED

S

iapa yang belum tahu tentang jenis biji-bijian yang satu ini? Chia seed adalah biji-bijian kecil yang berasal dari tanaman Salvia hispancia. Chia seed atau biji chia belakangan ini digemari para pencinta gaya hidup sehat. Di balik bentuknya yang mungil, chia seed memiliki manfaat yang baik bagi tubuh, apalagi untuk orang-orang yang ingin menurunkan berat badan hingga ideal. Chia seed konon berasal dari Meksiko. Bahan makanan ini telah lama digunakan oleh suku Maya dan Aztec. Warna dari chia seed beragam. Ada yang hitam, abu-abu dan ada juga yang hitam degan bercak putih. Soal nutrisi, menurut US Department of Agriculture, chia seed mengandung 34,4

gram serat makanan, 16,5 gram protein bebas gluten, dan 26 gram asam lemak tak jenuh untuk tiap 100 gramnya. Di Indonesia sendiri chia seed sudah banyak dijual di supermarket khusus atau toko yang menyediakan bahan makanan organik. Sekarang sudah banyak orang yang mulai mengonsumsi biji yang satu ini. Apakah manfaat yang dapat diperoleh dari mengonsumsi chia seed? 1. Baik untuk kesehatan kulit Ternyata dengan mengonsumsi chia seed baik untuk kesehatan kulit. Tingginya kadar antioksidan yang terkandung dapat mempengaruhi kesehatan

kulit. Selain itu di dalam chia seed juga terkandung vitamin C yang lebih tinggi dari pada orange. 2. Meningkatkan kinerja otak dan jantung Kandungan asam lemak omega 3 yang terkandung di dalam chia seed ternyata mampu menurunkan trigliserid dan kolesterol di dalam tubuh. Dengan adanya kandungan tersebut, ternyata chia seed mampu membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya penyakit jantung. 3. Menguatkan sistem imun Manfaat lain yang didapat yaitu meningkatkan sistem Samantabadra | Januari 2020

47


menggumpal yang berujung pada sirkulasi darah. Itulah sebabnya pula chia seed tidak disarankan untuk penderita tekanan darah rendah. Orang yang memiliki gangguan saluran pencernaan tidak dianjurkan untuk konsumsi chia seed setiap hari. Kandungan serat dari chia seed yang tidak tercerna akan menyebabkan masalah pencernaan baru seperti perut buncit, sembelit, diare dan kembung. Dalam beberapa kasus, biji chia bisa sebabkan reaksi alergi. Kondisi ini terutama terjadi para orang-orang yang alergi biji wijen atau mustard. imun tubuh. Kandungan di dalam chia seed yang berupa asam lemak omega 3 ternyata juga mampu membantu tubuh mengatasi radang. 4. Menstabilkan gula dalam darah Chia seed ternyata juga mampu menstabilkan kadar darah dalam tubuh. Maka biji yang satu ini dapat mencegah risiko terjadinya diabetes mulai dari sekarang. 5. Baik untuk tulang Kandungan kalsium yang 5 kali lebih tinggi di bandingkan dengan susu ternyata menjadikan chia seed mampu menjaga kesehatan tulang. Selain itu dengan mengonsumsinya manfaat yang akan didapatkan adalah mencegah dari terjadinya

48

Samantabadra | Januari 2020

radang sendi. Di balik manfaat sehatnya, ada laporan dari para peneliti Polandia seperti dimuat dalam jurnal Nutrients mengenai bahaya chia seed. Dikutip dari South China Morning Post, mereka mengatakan konsumsi chia seed bisa berbahaya untuk mereka yang alami kondisi medis tertentu. Orang yang menderita stroke harus berhati-hati dalam mengonsumsi chia seed. Sebab kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi pada chia seed dapat mengencerkan darah. Orang-orang yang sudah menjalanin terapi pengencer darah harus membatasi asupan chia seed karena dapat menghambat kemampuan darah untuk

Referensi: https://www.idntimes.com/ health/fitness/andarip/5-manfaat-rajinmengonsumsi-chia-seed-c1c2/full https://food.detik.com/infosehat/d-4637731/populer-sebagai-menusarapan-sehat-chia-seed-bisa-picumasalah-kesehatan

Samantabadra | Oktober 2019


Cara membuat: 1. Kukus ubi lalu haluskan. Campur semua bahan kecuali minyak goreng. Aduk sampai benar² kalis. Jika dirasa belum Kalis, bisa ditambahkan sedikit air sampai adonan bisa dipulung dan gak lengket. Bahan: 1/4 kg ubi 2 sdm tepung maizena Tepung tapioka Gula Baking powder Garam Minyak goreng

resep

Resep Bola Ubi Kopong 4. Kekopongan bola ubi tergantung pada pencetan. Jika sdh berubah warna, angkat dan sajikan beri toping gula dingin. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/11172712-bola-ubikopong?via=search&search_term=bola%20ubi%20kopong

2. Bentuk bulat-bulat sesuai selera sampai adonan habis. 3. Goreng pada minyak dingin terlebih dahulu. Setelah itu nyalakan kompor. Goreng dan jika sudah agak setengah matang pencet-pencet bola ubi.

Berita Duka Cita

Dana paramita dapat disalurkan melalui:

Rekening BCA 001 3032 120 atas nama Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia

Bapak Akih

Ibu Irawati Juwana (I Siang)

Meninggal pada usia 71 tahun 26 November 2019 Umat NSI daerah Sukabumi Jawa Barat

Meninggal pada usia 69 tahun 01 Desember 2019 Umat NSI DKI Jakarta

Anda dapat menyampaikan bukti penyalurannya ke kantor pusat NSI dan menerima tanda terima dana paramita.

Karma baik mendiang pasti akan menjadi akibat kebajikan dari Dunia Buddha. Nammyohorengekyo.

Samantabadra | Januari 2020

49


ruang anak

Hai anak-anak NSI! Mari kita belajar bahasa Inggris. Tahukah kamu nama-nama hewan di bawah ini?

Sumber: https://www.vectorstock.com/royalty-free-vector/african-animals-crossword-vector-20950683

50

Samantabadra | Januari 2020


Jadwal Kegiatan Susunan NSI

Bulan Januari 2020 Tanggal 01 02 03 04 05

Hari Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

06 07

Senin Selasa

08

Rabu

09 10 11 12 13 14

Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa

15

Rabu

16 17 18 19

Kamis Jumat Sabtu Minggu

20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

30 31 01 02

Kamis Jumat Sabtu Minggu

Jam

Kegiatan Kensyu Gosyo Umum Materi Januari 2020 13.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta 19.00 Pertemuan Ceramah Gosyo

Tempat Mahawihara Saddharma NSI Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Daerah Masing-Masing

10.00 10.00 10.00 13.00 19.00 12.00 14.00 19.00 19.00

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.3 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.4 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.1 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 Gedung STAB Samantabadra Lt.1

Pertemuan Generasi Muda Jabotabekcul Pertemuan Anak-Anak Jabotabekcul Daimoku Bersama Pertemuan Koordinasi Lansia Pertemuan Pelajaran Pimpinan Cabang Pertemuan Pimpinan Ibu Pertemuan Ibu Umum Pertemuan Wanita Karier Pertemuan Pria Umum

19.00 Pertemuan Cabang

Daerah Masing-Masing

10.00 Pertemuan Anak-Anak Daerah 19.00 Pertemuan Pelajaran Pimpinan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2

14.00 Pertemuan Ibu Daerah 19.00 Pertemuan Pria Daerah

Daerah Masing-Masing Daerah Masing-Masing

19.00 Pertemuan Anak Cabang

Daerah Masing-Masing

10.00 Pertemuan Generasi Muda Daerah 14.00 Pertemuan Lanjut Usia Umum 19.00 Pertemuan Empat Bagian

Daerah Masing-Masing

19.00 Rapat DPW-DPD NSI DKI Jakarta

Wihara Sadaparibhuta NSI Lt. 2

Daerah Masing-Masing

13.00 Pendalaman Gosyo Dharma Duta & Luar Daerah Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 19.00 Pendalaman Gosyo DPW DKI Jakarta Wihara Sadaparibhuta NSI Lt.2 19.00 Pertemuan Ceramah Gosyo 17.00 Kensyu Gosyo Umum Materi Februari 2020 Kensyu Gosyo Umum Materi Februari 2020

Daerah Masing-Masing Mahawihara Saddharma NSI Mahawihara Saddharma NSI Samantabadra | Januari 2020

51


Buddha Dharma Wihara & Cetya Parisadha Niciren Syosyu Indonesia

BALAI PUSAT NSI

Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No.25 Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8311844, 8314959 PROVINSI SUMATERA UTARA Vihara Vimalakirti Medan Jl. Gandi No. 116 Kota Medan Telp : (061) 7343673 Vihara Vimalakirti Tebing Tinggi Jl. Persatuan Gang Toapekong No. 29 C Kota Tebing Tinggi Telp : (0621) 21900 PROVINSI SUMATERA SELATAN Cetya Batu Raja Jl. Dr. Setia Budi No. 20 A, Batu Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu Telp. (0735) 320724 Cetya Palembang Jl. Residen Abdul Rozak No. 2 RT 45 RW 09 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

PROVINSI KEP. BANGKABELITUNG Vihara Vimalakirti Pangkal Pinang Jl. Stasiun Induk XXI Semabung Lama Kota Pangkal Pinang Telp. (0717) 433456 PROVINSI JAMBI Vihara Vimalakirti Jambi Jln. Cendrawasih No. 32 Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur Kota Jambi Telp. (0741) 23782 PROVINSI LAMPUNG Vihara Vimalakirti Lampung Jl. Imam Bonjol No. 114 Kota Bandar Lampung Telp. (0721) 252660, 254728 PROVINSI BANTEN Vihara Vimalakirti Tangerang Jl. Imam Bonjol (Karawaci Bansin) Gg. Kavling Sawah No. 8 RT 002/07 Kel. Sukajadi - Tangerang 15113 Telp. (021) 5539903

52

Vihara Vimalakirti Muncul Jl. Platina II No. 50 Rt. 02/05 Desa Curug – Kec. Gunung Sindur Cetya Serang Jl. Lapang Indah Blok C Serang Telp : (0254) 202075, 201696 Vihara Vimalakirti Teluk Naga Kampung Melayu, Teluk Naga Kabupaten Tangerang PROVINSI DKI JAKARTA Vihara Sadaparibhuta NSI Jl. Minangkabau No. 23A Jakarta Selatan 12970 Telp : (021) 8307476 Vihara Vimalakirti Jl. Jembatan Gambang II No. I D RT 012/RW 001 Kel. Pejagalan, Kec. Penjaringan - Jakarta Utara Telp. (021) 6691622 Vihara Vimalakirti Perumahan Puri Kamal Blok B No. 6 Tangerang-Banten Telp. (021) 55951239 Vihara Vimalakirti Cengkareng Jl. Semboja No. 49 Cengkareng Jakarta Barat Telp. (021) 6192512 Cetya Senen Baru Jl. Bungur Besar VIII No. 105 Jakarta Pusat Cetya Fajar Jl. Gang U No. 16 RT 01/17 Fajar – Jakarta Utara Telp. (021) 6611953 Cetya Jatinegara Jl. Otista Raya No. 8 – Jakarta Timur Telp. (021) 8577969 PROVINSI JAWA BARAT Mahavihara Saddharma NSI Ds. Sukaluyu, Taman sari Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8487033, 8487034 Vihara Vimalakirti Bandung Jl. Suryani No.15 Kota Bandung Telp. (022) 6014319 Vihara Vimalakirti Bogor Jl. Merak No. 28 Kota Bogor Telp : (0251) 8332851 Vihara Vimalakirti Karawang Jl. Wirasaba Rt 03/20 Kabupaten Karawang Telp. (0267) 403821

Samantabadra | Januari 2020

Vihara Vimalakirti Sukabumi Jl. Lettu Sobri 25 Kota Sukabumi Telp. (0266) 225777 Vihara Vimalakirti Bekasi Jl. Semut Api-Api No. 10 RT. 03/011 Bekasi Timur Kota Bekasi Telp. (021) 98185477 Cetya Cirebon Blok Wanakerta Selatan No. 61 RT 02 RW 09 Kelurahan Tuk Mundal, Sumber Kabupaten Cirebon PROVINSI JAWA TENGAH Vihara Vimalakirti Solo Jl. Taman Seruni 1 Blok CG No. 6-7, Solo Baru Kota Surakarta Telp. (0271) 620298 Vihara Vimalakirti Sukoharjo Dusun Jetis, Desa Manang, Kabupaten Sukoharjo Vihara Vimalakirti Sragen Jl. Muria No.5A Kabupaten Sragen Vihara Vimalakirti Dusun Pendingan Desa Somogawe, Kec, Getasan Kabupaten Semarang Vihara Vimalakirti Boyolali Desa Pilang Rejo, Kec. Juwangi, Telawa Kabupaten Boyolali Vihara Vimalakirti Katong Dusun Kembangan Desa Katong, Kec. Toroh Kabupaten Grobogan Cetya Karanganyar Dusun Ngadirejo RT 02 / RW 03 Desa Ngunut Kec. Jumantono, Kabupaten Karang Anyar Cetya Semanggi Jl. Gang Apel, RT 06/12, Kel. Semanggi, Solo Cetya Purwodadi Jl. Kapten Tendean No. 9, Purwodadi 58111 Telp. (0292) 421340 Cetya Semarang Jl. Ronggowarsito No.5 Kota Semarang 50127 Telp. (024) 3518682 Cetya Kebumen Jl. Pahlawan 147 Kabupaten Kebumen Telp. (0287) 381201

Cetya Cilacap Jl. Abimanyu 192 Kabupaten Cilacap Telp. (0282) 541941 PROVINSI JAWA TIMUR Vihara Vimalakirti Ngawi Dusun Kesongo, Desa Kedung Putri, Kec Paron Kabupaten Ngawi Cetya Surabaya Jl. Mayjend. Sungkono Komp. Wonokitri Indah S-48 Kota Surabaya Telp. (031) 5673148 Cetya Banyuwangi Jl. Kalasan No. 15 Telp. (0333) 423108 Cetya Magetan Dusun Bengkah Desa Plangkrongan, Kec Poncol Kabupaten Magetan Cetya Wonomulyo Dusun Wonomulyo, Desa Genilangit, Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan Cetya Madura Jl. Trunojoyo No. 40 Kabupaten Sumenep PROVINSI BALI Vihara Vimalakirti Perum. Citra Nuansa Indah Jl. Nuansa Indah Utara 2 No. 1 Kota Denpasar PROVINSI KALIMANTAN BARAT Vihara Vimalakirti Jl. Waru (WR. Supratman) No. 4 Kota Pontianak Vihara Vimalakirti Jl. Setiabudi Gg. H. Abbas 2 No. 35 Kota Pontianak Telp : 0561 - 767510


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.