Manual Teknik Pemetaan DTA #REV1

Page 1

MANUAL

Manual Teknik Pemetaan DTA

Penyusun 1. Hendra Gunawan 2. Bukhari 3. Edi Purwanto


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

ii


Kata Pengantar

p

eningkatan kapasitas pelaku masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP) sangatlah penting dalam mengenal sumberdaya alam melalui pemetaan batas daerah aliran sungai (DAS) dalam peta baik secara langsung (sketsa & visualisasi) maupun melalui peta topografi guna mendukung perencanaan pelestarian alam sebagai wilayah daerah tangkapan air. Pembelajaran dalam memetakan suatu Daerah Tangkapan Air (DTA) diharapkan dapat menambah pemahaman tentang kondisi areal tersebut sebelum dilakukan perencanaan pengelolaannya termasuk perencanaan rehabilitasi lahan. Manual ini disusun untuk memandu para fasilitator dan masyarakat desa dalam mamahami konsep pemetaan DTA, mengenal peta topografi, mengenal data dalam peta, dan contoh penerapnnya dalam melakukan pemetaan baik secara manual maupun komputerisasi yang pada gilirannya bermanfaat dalam perencanaan wilayah desa dalam sebuah RPJMDES yang berbasis Daerah Tangkapan Air. Manual “Teknik Pemetaan Daerah Tangkapan Air� ini merupakan bagian dari Seri Manual Perlindungan dan Rehabilitasi Daerah Tangkapan Air yang mengacu pada prinsip ke 1, 2, 3, 5, dan 6 pada Prinsip Perlindungan dan Rehabilitasi DTA Secara Vegetatif. Semoga manual ini bermanfaat khususnya dalam pemberdayaan masyarakat dan usaha-usaha penyadaran dan penyelamatan lingkungan. Penyusun,

OPERATION WALLACEA TRUST

iii


Manual : Teknik Pemetaan DTA

iv

Daftar Isi

hal iii iv v vi vii

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah

1 1 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan

3 3 3 4 5

BAB II KONSEP DAN TEKNIK PEMETAAN BATAS DAS 2.1 Persyaratan Pemetaan Batas DAS/DTA 2.2. Parameter Pemetaan Batas DAS diatas Peta 2.3 Metode Pemetaan Batas Das 2.4 Identifikasi Kondisi Daerah Tangkapan Air (DTA)

11 11 12 13 13

BAB III MENGENAL PETA TOPOGRAFI (RBI) 3.1 Apa Itu Peta 3.2. Peta Tematik 3.4. Komponen Peta RBI Untuk Memetakan DAS/DTA 3.4 Penjelasan Informasi Tepi Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal)

33 33 37 50

BAB IV TEKNIK DELINIASI WILAYAH KERJA DAS/DTA 4.1 Teknik Delinasi Batas DTA Peta Topografi Secara Manual 4.2 Teknis Digitasi Batas DTA dengan Google Earth secara Offline 4.3 Delinasi Batas DAS/DTA Secara Otomatis Tool Arcgis 9.3

59

DAFTAR PUSTAKA

@ 2012


Daftar Tabel

hal

5 Tabel 1.

Kebutuhan Data Biofisik dan Sosial Ekonomi untuk Identifikasi Kondisi DTA

6 26

Tabel 2.

Kriteria Penilaian Lahan Kritis

Tabel 3.

Interval dan Indeks Kontur

OPERATION WALLACEA TRUST

v


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Daftar Gambar

hal

8 8

Gambar 1.

Alat Densiometer

Gambar 2.

Kondisi penutupan vegetasi : rapat (A), jarang (B), dan

terbuka(C)

14 15

Gambar 3

Bagian-bagian Peta Rupabumi Indonesia

Gambar 4

Judul Peta, Skala, Nomor Lembar, Edisi dan Nama

Lembar

15 16 16 17 17 17 18 18

Gambar 5

Petunjuk letak peta dan diagram lokasi

Gambar 6

Informasi Sistem Referensi

Gambar 7

Informasi Pembuat dan Penerbit Peta

Gambar 8

Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta

Gambar 9

Keterangan Riwayat Peta

Gambar 10 Petunjuk pembacaan koordinat geografi & UTM Gambar 11 Koordinat Geografi dan koordinat UTM Gambar 12 Pembagian Daerah Administrasi Pada Peta Rupa Bumi

19

Gambar 13 Utara Sebenarnya (Us), Utara Grid (Ug), Utara

20 21 22 24 24 25

vi

Skala 1:50.000 Magnetik (Um) Dan Informasi Yang Menyertainya

Gambar 14 Skala-skala grafis pada peta rupabumi Gambar 15 Cara Penggunaan Protaktor Gambar 16 Contoh Legenda Gedung dan Bangunan lainnya Gambar 17 Contoh Legenda Perhubungan Gambar 18 Contoh Legenda tumbuh-tumbuhan Gambar 19 Contoh Legenda relief dan titik kontrol

@ 2012


hal

25 26 27 28 29 30 34

Gambar 20 Contoh legenda batas administrasi Gambar 21 Contoh legenda Unsur Perairan Gambar 22 Sifat Garis Kontur pada Peta Gambar 23 Contoh kenampakan kontur pada Data DEM Gambar 24 Cara Memotong garis kontur Gambar 25 Calculator conversi hasil perhitungan Gambar 26 Wilayah yang bisa dibatasi sebagai batas DAS dengan

Mengetahui wilayah tertinggi ,rendah dan sungai

utama serta anakan

36

Gambar 27 Batas wilayah berserta kontur , sungai dan penutupan

lahan lainnya di penjiplakan peta RBI di DTA Pongka

Kab. Mamasa

39 40 41

Gambar 28 Lokasi yang dicari dalam Google Earth Gambar 29 Menyimpan Lokasi file dalam Folder data Google Earth Gambar 30 Lokasi yang dikenali sebagai wilayah cekungan

41

Gambar 31 Lokasi Fasilitas alat digitasi dalam Google Earth

42 42 43 44 45

sebagai Batas DAS /DTA ditunjukan oleh Tanda Panah

Gambar 32 Jendela Google Earth-New Poligon Gambar 33 Jendela Google Earth memilih Style, Color, Line Gambar 34 Posisi Jendela Google Earth untuk Edit Gambar Gambar 35 Membuat feature /gambar garis Gambar 36 Pemilihan path bentuk diatas untuk digitasi membuat garis sungai

OPERATION WALLACEA TRUST

vii


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Daftar Gambar

hal

45

Gambar 37 Tampilan garis jalan dengan mengatur Width, Setelah

digitasi, pengaturan warna dan lebar tampilan path

selesai

48

Gambar 38 hasil data dari Google earth yang dibuka di Global

49 49

Gambar 39 Jendela Shapefile Export Options Gambar 40 Proses expor data file dari google Earth ke File

51

Gambar 44 Lokasi proses pemasukan data file Dem yang akan

Gambar 46 Hasil DEM yang sudah dipotong dilokasi yang kita Inginkan Gambar 47 Jendela Fill lokasi edit DEM menghilangkan data

berupa arah aliran sungai dari DEM

Gambar 49 Atas: Jendela Flow Acumulation, bawah ; hasil olahan

viii

gambar yang kurang

Gambar 48 Atas: Jendela flow direction , bawah ; hasil olahan

56

dipotong

Gambar 45 Jendela Membuat Referensi koordinat Supaya Sama

55

internet

Gambar 43 Penggambungan File hasil download

53 54 54

secara gratis diinternet

Gambar 42 Menu Arcgis untuk membuka File hasil download dari

52 53

Pemetaan format Shafile

Gambar 41 Lokasi Pengambilan Data (download data SRTM )

52

Mapper

@ 2012

berupa cakupan aliran sungai dari DEM


hal

57

Gambar 50 Jendela Hydrologi cakupan wilayah DAS dan hasil

58

DAS dari DEM

Gambar 51 Jendela Terain preprosessing mengkonversi data

cakupan wilayah DAS dan Hasil DAS dari DEM ke data

bentuk poligon

OPERATION WALLACEA TRUST

ix


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Daftar Istilah

GPS (Global Posision System) : Sebuah sistem navigasi yang memanfaatkan satelit NAVSTAR yang dapat dipergunakan secara global (di seluruh dunia). Penerima GPS (reveiver) yang dipakai akan menginformasikan koordinat tempat GPS berada. GPS ini mirip HP/Handphone kecil berfungsi mengetahui posisi kita di permukaan bumi secara otomatis.Biasa digunakan di luar ruangan ,hutan atau tempat yang kosong. Geomorfologi : Sebuah studi ilmiah terhadap kenampakan permukaan Bumi dalam proses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan bentuk lahan yang tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya dibentuk oleh runtuhan batuan. Koordinat : Posisi lokasi dalam jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis lurus keatas kebawah (vertical) dan garis kekanan dan kekiri (horizontal) pada peta. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical. UTM (Universal Tranverse mecator) : Penggambaran bentuk bumi (proyeksi) untuk bumi dibagi menjadi 60 bagian Zona. Setiap Zona mencakup 6 derjat Bujur (longitude) dan memiliki meridian tersendiri dengan satuan unit dalam meter. Setiap Zone Memiliki Panjang sumbu X sebesar 500000 meter dan panjang sumbu Y sebesar 10.000.000 meter. Zona UTM Indonesia pada posisi 90 0BT - 1440B dan 11 0LS – 6 0LU terbagi kedalam 9 zona UTM yaitu zona 46-54. Koordinat Geografi : Digunakan untuk menunjukkan suatu titik di Bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur dengan menggunakan sistem derajat menit dan detik.

x

@ 2012


Garis bujur : Horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di Bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur. Garis lintang : Garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan. Grid :

Kumpulan garis bantu dipeta sebagai pemandu untuk menggambar dan mengatur posisi objek dipeta dari atas kebawah dan kanan ke kekiri.

Garis Lintang Selatan : Garis khayal yang dibuat diatas kertas peta untuk menentukan menentukan lokasi di Bumi terhadap garis katulistiwa dari utara atau selatan secara melintang dari kiri kekanan. Garis Bujur Timur : Garis khayal yang dibuat diatas kertas dengan posisi dari atas ke bawah guna menghubungkan titik Kutub Utara dengan Kutub Selatan bumi dan menyatakan besarnya sudut antara posisi bujur dengan garis Meridian. Relief bumi : Bentuk permukaan bumi yang tidaklah rata ada yang berbentuk cekungan, Dataran tinggi, Dataran rendah, sampai ke pantai ,dalam bentuk nyata relief bisa berupa gunung , jurang, atau lembah. DEM ( Digital elevation model) : Data ketinggian dalam bentuk digital file yang diolah oleh komputer

OPERATION WALLACEA TRUST

xi


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Daftar Istilah

dengan teknik penyimpanan data komputer berupa topografi. Suatu DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-titik secara digital, yang mewakili bentuk topografi suatu terrain. Hydrologi : Suatu ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi meliputi berbebagai bentuk air yang menyangkut perubahan perubahan air dalam bentuk cair, padat, gas dalam atmosfer diatas dan di bawah permukaan, dengan distribusi atau  penyebarannya, gerakan dan lain sebagainya. SRTM : Singkatan dari Shuttle Radar Topographic Mission sebuah sistem pemotretan udara dengan menggunakan teknologi Synthetic Aperture Radar (SAR). SAR adalah salah satu teknik pengambilan data menggunakan radar (Radio detection and ranging) yang menggunakan jendela yang sangat sempit. Teknik ini hanya digunakan oleh alat bergerak terhadap obyek yang relatif diam. DGN-95 atau WGS 1984 : World Geographic System 1984 adalah datum dan sistem koordinat yang paling umum digunakan saat ini yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk menggantikan WGS72. Pengukuran GPS juga menggunakan datum dan sistem proyeksi ini. Datum : Referensi yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran permukaan bumi. Pada ilmu survei, merupakan titik referensi di permukaan bumi berikut model matematis dimana perhitungan koordinat dilakukan. Polygon,line, point : satu layer hanya memiliki simbol/warna yang sama untuk semua objeknya  tiga jenis geometri yakni titik (point), garis (line), dan area (polygon), yang disimpan dalam bentuk gambar.

xii

@ 2012


OPERATION WALLACEA TRUST

xiii


Manual : Teknik Pemetaan DTA

xiv

Prinsip-prinsip

Prinsip Perlindungan dan Rehabilitasi DTA secara Vegetatif

1. Perlindungan hutan alam yang masih tersisa 2. Pengelolaan lahan pada kemiringan kurang dari 40 % dengan pola agroforestry/wanatani 3. Pengelolaan lahan pada kemiringan di atas kelerengan 40 % dengan vegetasi permanen (Keppres 32/1990) 4. Setiap jengkal pengelolaan lahan harus memberikan perlindungan tanah secara maksimal dengan tanaman penutup tanah, baik berupa tumbuhan bawah maupun tanaman penutup tanah : (a) rendah (misalnya rerumputan, Centrocema sp, dsb.), (b) sedang (misalnya kaliandra, gamal), (c) tinggi (misalnya sengon) 5. Tidak melakukan pembukaan lahan (land-clearing) secara penuh 6. Merehabilitasi lahan terbuka (lahan kritis/bare land) dengan tanaman unggulan lokal atau jenis pioner yang sesuai dengan kondisi ekologi dan aspirasi masyarakat setempat. 7. Apabila tidak memungkinkan dilakukannya rehabilitasi jenis pepohonan karena alasan tertentu (misalnya biaya, ketersediaan bibit, kendala musim), maka dapat dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. 8. Melakukan upaya mempertahankan kesuburan tanah dan menjaga pencemaran air permukaan dan tanah melalui penggunaan pupuk organik dan pertanian semi-organik. 9. Perlu penciptaan aneka usaha ramah lingkungan untuk mengurangi tekanan penduduk terhadap sumber daya lahan. 10. Penerapan teknologi budidaya tanaman untuk meningkatkan keberhasilan rehabilitasi lahan Â

@ 2012


Prinsip Perlindungan dan Rehabilitasi DTA secara Sipil Teknik 1. 2.

Penterasan lahan pada lahan miring hingga kelerengan 40 % Penerapan teknik penteresan perlu memperhatikan kondisi setempat, khususnya kelerengan dan kedalaman tanah. 3. Teras yang dibangun perlu dipelihara dengan baik agar tidak menimbulkan mega erosi 4. Melakukan penguatan tampingan teras (terrace riser) dengan batu dan rumput yang tahan kekeringan. 5. Pembuatan rorak pada bidang olah teras 6. Penguatan batu dan rumput pada saluran pembuangan air 7. Pembuatan ‘rorak’ (silt-pit) saluran air yang memotong bukit 8. Pembuatan Sumur Resapan Air dan Embung pada lahan yang memiliki aliran permukaan berlebihan 9. Meminimasi jalan/jalan setapak yang memotong bukit. 10. Bangunan jalan perlu dilengkapi dengan saluran pembuangan air. 11. Saluran air yang dibuat pada kelerengan dilengkapi dengan bangunan terjunan dan perangkap sedimen (rorak/silt-pit) 12. Setiap jengkal pembangunan fisik harus memperhatikan peresapan air tanah (grass-block, sumur resapan, lubang biopori).

OPERATION WALLACEA TRUST

xv


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

xvi


BAB I

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pemetaan batas DAS/DTA diatas peta merupakan salah satu proses pemahaman bagi fasilitator dan masyarakat dalam mengenal daerah tangkapan air. Pembelajaran pemetaan batas sebuah das diatas peta akan memberikan manfaat bagi siapapun untuk mengetahui wilayah daerah aliran sungai /resapan air dari gambar yang dibuat. Agar manfaat dari tujuan pembelajaran pemetaan batas DAS /DTA diatas peta dapat tercapai, maka pemetaan ini harus bisa diterima oleh masyarakat umum dengan memperkenalkan kaidah-kaidah pemetaan yang ada, namun dikemas secara sederhana baik secara manual maupun teknologi komputer, Hal itu disajikan secara bertahap dan mudah dipahami. Karena keberhasilan dalam memetakan sebuah Batas DAS/DTA tidak hanya selesai dalam melaksanaan pembelajaran pemetaan Batas DAS /DTA saja , sehingga perlu diaplikasikan oleh Fasilitator PNPMLMP maupun desa kedalam perencanaan desa. Untuk selanjutnya dimasukan dalam sebuah peta desa atau sketsa desa, kecamatan maupun kabupaten pada wilayah tertentu. Adapun serangkaian kegiatan pembelajaran dalam pemetaan batas das yang bisa menunjang secara berhasil. Sebelum melakukan praktek pemetaan batas DAS dalam peta, kita harus memahami terlebih dahulu peta topografi. Peta ini harus memiliki kualitas yang cukup jelas dengan memiliki ciri sebagai berikut : warna, garis kontur, sungai, informasi wilayah, Jalan, Penggunaan lahan dan Informasi Batuan, jika ada. Selain itu, penunjang keberhasilan lainnya adalah memiliki pengetahuan memahami alat , bisa membaca, bisa komputer, bisa menghitung, dan bisa menggambar, dan juga kemampuan penunjang lainnya setelah pemetaaan diatas peta terutama penggunaan GPS , Kompas dan Alat ukur lainnya. Apabila kita akan memetakan wilayah rehabilitasi sekitar wilayah daerah aliran sungai tersebut suatu desa. Sehingga dapat dikatakan, bahwa jika tujuan pemetaan batas das diatas kertas ingin tercapai dengan baik, maka prasyarat di atas harus menjadi satu syarat wajib, yang akan mempermudah dalam pelaksanaan pemetaan. Selain itu, pemetaan ini harus diperhatikan secara serius karena bisa mempengaruhi keberhasilan tujuan penanaman, namun prinsipnya bahwa peta sebuah alat pendekatan saja dalam mengukur suatu wilayah bukan sesuatu yang pasti. Modul yang dibuat ini, hanya membahas beberapa pengenalan peta sebagai faktor pembelajaran dalam memahami sebuah DAS /DTA pada wilayah tertentu dalam sebuah peta, adapun faktor kemampuaan dalam melaksanakan bisa dilakukan secara kelompok atau partisipatif dalam pelaksanaan pemetaan diatas kertas, sehingga menimbulkan rasa kerja kelompok.

1.2 Tujuan

Memberikan arahan pembelajaran pemetaan batas DAS/DTA diatas kertas mulai dari persiapan pemetaan, teknik pemetaan, pelaksanaan pemetaan, hingga menggambar peta Batas DAS /DTA.

OPERATION WALLACEA TRUST

1


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

2


Konsep Dan Teknik Pemetaan Batas DAS 2.1 Persyaratan Pemetaan Batas DAS/DTA

Suatu wilayah dalam peta dapat didelineasi menjadi Batas DAS, apabila suatu wilayah terdapat suatu rangkaian aliran yang pada akhirnya melewati satu jalur aliran yang disebut outlet. Aliran dapat dideteksi dari arah aliran dan jumlah akumulasi aliran. Semakin tinggi jumlah akumulasi aliran, maka semakin rendah lokasi ketinggian aliran tersebut. Arah aliran menunjukkan bentuk aliran. Pada peta topografi bisa dilihat ujung awal sebuah aliran sungai yang berawal dari wilayah atas lokasi dengan tanda titik ketinggian yang tinggi menuju ketinggian yang rendah. Karena aliran ini akan mengakumulasi aliran air. Apabila suatu akumulasi aliran bertemu dengan akumulasi aliran lainnya akan menghasilkan akumulasi aliran lagi yang berarti suatu pertemuan aliran atau percabangan sungai. Apabila satu aliran-aliran tersebut tidak bertemu dengan aliran lainnya, maka pada lokasi kontur tersebut akan ditandai sebagai outlet. Batas DAS didelineasi pada lokasi kontur yang membentuk kurva tertutup berupa pungungan bukit suatu pada dataran tinggi.

Bab II. Konsep dan Teknik Pemetaan Batas Das

BAB II

2.2. Parameter Pemetaan Batas DAS diatas Peta

Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain: • Di lapangan, pada tahap awal kenali punggung-punggung bukit dan kenali darimana dan kemana aliran air sungai tersebut. • Didalam sebuah DAS tidak boleh terdapat gunung, karena suatu DAS dibatasi oleh punggung-punggung gunung/bukit. • Geomorfologi yang dibutuhkan dalam proses delineasi DAS meliputi ketinggian tempat, kemiringan lahan, arah sungai, akumulasi aliran, panjang hulu, panjang hilir, batas dan luas DAS. Parameter-parameter ditentukan oleh topografi wilayah. Diantara parameter-parameter tersebut, ketinggian tempat merupakan hal mendasar dan fundamental dalam penentuan batas DAS.

OPERATION WALLACEA TRUST

3


Manual : Teknik Pemetaan DTA

2.3 Metode Pemetaan Batas Das

Pembatasan DTA Secara Visual /Sketsa , Sketsa DTA merupakan gambaran kasar dari batas DTA berdasarkan pengamatan visual. Pengamatan visual dilakukan dengan cara mengamati batas punggung-punggung bukit dan aliran sungai. Hasil pengamatan visual kemudian digambarkan dalam peta desa, sehingga masyarakat akan mengatahui posisi DTA terhadap batas desa mereka. Dengan melakukan pembatasan DTA secara visual masyarakat desa akan mengetahui apakah di dalam desa mereka memiliki beberapa DTA atau desa mereka hanya menjadi bagian dari suatu DTA. Informasi seperti ini walaupun sederhana namun penting sebagai dasar penyusunan RPJM Desa. Informasi yang terdapat dalam sketsa DTA meliputi : batas DTA dan sungai dengan berbagai jenis pengalirannya. Batas DTA diberi warna yang berbeda dengan batas desa, sehingga terlihat perbedaan antara batas desa dengan DTA. Titik-titik tertinggi dari punggung-punggung bukit yang merupakan batas alam DTA diberi tanda segitiga disertai nama-nama lokasi atau nama bukit. Pengaliran sungai atau anak-anak sungai biasa dibagi menjadi tiga : (1) sungai yang memiliki aliran terus-menerus sepanjang tahun, (2) sungai yang hanya mengalir pada musim hujan, (3) sungai yang hanya mengalir sesaat setelah hujan. Berbagai bentuk pengaliran sungai tersebut ditandai dengan garis yang berbeda, misalnya (1) sungai menerus dengan garis tidak terputus, (2) sungai musiman dengan garis putus-putus, dan (3) sungai sesaat dengan garis titik-titik. Tingkat kerapatan sungai sesaat (torehan) biasanya dapat digunakan sebagai indikator tingkat kekritisan lahan. Sungai sesaat terjadi oleh jurang-jurang yang terbentuk dari kerusakan lahan pada lahan yang miring. Pembatasan DTA Menggunakan Peta Topografi ; Cara pemetaan ini pada prinsipnya sama pemetaan DTA secara visual, namun delin easi batasnya menggunakan peta topografi. Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan relief (perbedaan tinggi) suatu wilayah, terdiri atas garigaris yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Pembatasan DTA Menggunakan Program GIS; Selain dapat dilakukan interpretasi batas DTA secara visual dari peta topografi, saat ini juga, sudah berkembang cara cepat untuk membatasi DTA secara otomatis dengan menggunakan perangkat lunak seperti: Arcview, ArcGIS, dan Global Mapper. Dengan cara ini penentuan batas DTA diproses berdasarkan hasil tumpang tindih (overlay) antara soft copy data Digital Elevation Model (DEM) dan peta RBI pada skala 1 : 25000 untuk pulau Jawa dan skala 1:50000 untuk di luar Jawa. Metode yang digunakan ada dua macam, yaitu : (1) melakukan digitasi mengikuti kontur dan aliran sungai, dan (2) menggunakan automatic system tool hidrology dalam software yang dipilih (menentukan arah aliran, akumulasi aliran, jaringan aliran, dan kemudian delianasi batas DTA).

4

@ 2012


Identifikasi kondisi DTA bertujuan untuk mengetahui/mengenal kondisi suatu DTA saat ini, yang meliputi aspek biofisik dan sosial ekonomi masyarakat sehingga dapat diperoleh strategi yang tepat dalam upaya melakukan rehabilitasi DTA. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengambilan data primer maupun sekunder. Data biofisik dan sosial ekonomi yang diidentifikasi disajikan pada tabel berikut : Tabel 1. Kebutuhan Data Biofisik dan Sosial Ekonomi untuk Identifikasi Kondisi DTA No A

Cara Pengambilan Data

Keterangan

sekunder

BMG

Primer dan sekunder

Peta tanah

Primer atau sekunder

Peta topografi

Kelerengan

Primer atau sekunder

Peta topografi

Tingkat penutupan vegetasi

Primer

Penggunaan lahan

Primer

Jenis pohon tumbuh baik

Primer

Sebaran lahan kritis

Primer

Nama sungai/danau

Primer

Jenis pengaliran sungai Sosial Ekonomi Luas dan status kepemilikan lahan Jumlah penduduk

Primer

Nama kelompok tani

primer

Mata pencaharian

sekunder

Standar upah

primer

Tingkat pendapatan

primer dan sekunder

Monografi desa

Tingkat pendidikan

sekunder

Monografi desa

Jenis tanaman diminati Pola tanam diminati

primer primer

Jenis Data Biofisik Iklim (curah hujan, suhu, kelembaban, dll.) Media tumbuh (kedalaman tanah, jenis tanah, struktur tanah, dll.) Ketinggian tempat

B

sekunder

Monografi desa

sekunder

Monografi desa

Bab II. Konsep dan Teknik Pemetaan Batas Das

2.4 Identifikasi Kondisi Daerah Tangkapan Air (DTA)

Monografi desa

OPERATION WALLACEA TRUST

5


Manual : Teknik Pemetaan DTA

1. Sasaran Rehabilitasi DTA

Pada dasarnya rehabilitasi DTA diprioritaskan pada lahan kritis baik di dalam maupun di luar kawasan hutan negara, namun demikian dapat juga dilakukan pada lahan-lahan yang berpotensi kritis. Menurut Permenhut No P.3 /Menhut-II/2011 yang dimaksud lahan kritis adalah lahan tidak produktif dan tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan perlindungan tanah, dengan kriteria penutupan vegetasi kurang dari 25% dan ada gejala erosi permukaan dan parit. Sedangkan pusat penelitian tanah dan agroklimat (1997) mendefenisikan lahan kritis sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan fisik tanah karena berkurangnya penutupan lahan yang bervegetasi (tajuk pohon) serta adanya gejala erosi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi dan lingkungannya.

2. Kriteria tingkat kekritisan suatu lahan

Menurut Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1997) tingkat kekritisan suatu lahan dibedakan menjadi empat tingkat, yaitu lahan (1) potensial kritis, (2) semi kritis, (3) kritis, dan (4) sangat kritis yang dikelompokkan berdasarkan parameter : kondisi penutupan vegetasi, kerapatan drainase, penggunaan lahan, dan kedalaman tanah sebagiamana disajikan dalam Tabel 2 berikut : Tabel 2. Kriteria Penilaian Lahan Kritis Parameter

Potensial Kritis

Semi Kritis

Kritis

Sangat Kritis

Penutupan vegetasi

>75% (rapat)

50-75% (jarang/ sedang)

25-50% (terbuka)

<25% (sangat terbuka)

Tingkat torehan/ kerapatan drainase

Agak tertoreh

Cukup tertoreh

Sangat tertoreh

Sangat tertoreh

Penggunaan lahan/vegetasi

Hutan, kebun campuran, perkebunan, belukar

Pertanian, lahan kering, semak belukar, alangalang

Pertanian, lahan kering, rumput semak

Gundul, rumput semak

Kedalaman tanah

Dalam (>100 cm)

Sedang (60-100 cm)

Dangkal (30-60 cm)

Sangat dangkal (<30 cm)

Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat (1997)

6

@ 2012


2. Tanah milik rakyat/tanah desa/tanah lainnya yang sudah ada tanaman kayu-kayuan tetapi masih perlu dilakukan pengkayaan tanaman 3. Tanah desa, tanah adat, tanah negara bebas, serta tanah lainnya yang terlantar dan bukan kawasan hutan negara

3. Metode identifikasi lahan kritis perdesaan

Identifikasi lahan kritis dalam suatu desa perlu dilakukan sebelum implementasi kegiatan rehabilitasi lahan. Melalui kegiatan identifikasi tersebut maka akan diperoleh informasi lokasi, luas, dan tingkat kekritisan suatu lahan yang akan direhabilitasi. Karena kegiatan rehabilitasi akan difokuskan di lahan masyarakat, maka identifikasi lahan kritis harus dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat. Lahan kritis yang diidentifikasi berada dalam wilayah DTA yang menjadi target rehabilitasi. Metode yang digunakan dalam identifikasi lahan kritis pada sebuah DTA dilakukan melalui observasi lapangan dengan mempertimbangkan kriteria lahan kritis. Metode ini bertujuan untuk memudahkan para fasilitator, masyarakat, dan pelaku desa dalam mengenali kondisi kekritisan sebuah DTA. Langkah identifikasi dilakukan sebagai berikut : • Kenali dahulu batas DTA karena kita akan bekerja dalam wilayah DTA target

Bab II. Konsep dan Teknik Pemetaan Batas Das

Untuk rehabilitasi di dalam kawasan hutan negara maka perlu dilakukan koordinasi dengan lembaga terkait seperti Kementrian Kehutanan. Adapun untuk rehabilitasi DTA di luar kawasan hutan negara maka dilakukan pada lahan-lahan kering (tidak beririgasi), yaitu tegalan, kebun campuran, dan lahan tidur (semak belukar/lahan kurang produktif) sebagai berikut : 1. Tanah milik rakyat yang terlantar dan berada di bagian hulu maupun hilir

• Lakukan identifikasi bersama masyarakat karena mereka yang paling mengenal kondisi wilayahnya • Lakukan identifikasi lahan kritis yang masuk dalam wilayah DTA target dengan melakukan pengambilan data sebagai berikut :

1. Penutupan vegetasi

Penutupan vegetasi dapat diamati dengan dua cara, yaitu : Melakukan pengamatan tingkat penutupan tajuk tegakan pohon, yaitu berapa persen cahaya yang tidak sampai ke lantai hutan karena terhalang tajuk tegakan pohon. Jika yang diamati adalah keterbukaan tajuk tegakan pohon (besarnya persentase cahaya yang sampai ke lantai hutan), maka penutupan tajuk tegakan = 100% - persentase keterbukaan tajuk tegakan. Penutupan tajuk tegakan dapat dilakukan secara visual, namun untuk ketepatannya dapat digunakan alat densiometer yang dikembangkan oleh SEAMEO-BIOTROP sebagaimana gambar berikut :

OPERATION WALLACEA TRUST

7


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Menghitung kerapatan populasi jenis pohon (meliputi tingkat semai, pancang, tiang, atau pohon) dalam setiap ha. Kerapatan populasi dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) Rapat ( jika ∑ pohon > 500 individu/ha atau >5 individu dalam setiap plot ukuran 10 m x 10 m), (2) Sedang (2-5 individu setiap plot ukuran 10 m x 10 m), dan (3) Terbuka (< 2 individu setiap plot ukuran 10 m x 10 m).

2. Kedalaman tanah

Kedalaman tanah dapat diukur dengan menggunakan penggaris atau meteran dengan cara menggali tanah hingga ditemukan bahan dasar (batuan). Kedalaman tanah dibedakan menjadi : (1) Dalam (> 100 cm), (2) Sedang (60 – 100 cm), (3) Dangkal (30 – 60 cm), dan (4) Sangat dangkal (< 30 cm).

3. Penggunaan lahan Gambar 1. Alat Densiometer Gambar 2. Berbagai kondisi penutupan vegetasi: rapat (A), jarang (B), dan terbuka(C)

8

Penggunaan lahan secara visual dapat diamati di lapangan. Penggunaan lahan difokuskan pada areal yang akan dijadikan sebagai sasaran rehabilitasi. Beberapa penggunaan lahan yang mungkin ditemukan antara lain : hutan, kebun campuran, perkebunan, pertanian lahan kering, semak belukar, alangalang, rumput semak, atau gundul. Bersamaan dengan identifikasi lahan kritis, dapat dilakukan pengambilan data lain yang berkaitan, yaitu : (a) Tingkat kelerengan, (b) Ketinggian

@ 2012


4. Pemetaan Lahan Kritis pada DTA

Pemetaan lahan kritis pada DTA dilakukan secara partisipatif. Pemetaan partisipatif adalah pemetaan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat mengenai tempat atau wilayah di mana mereka hidup. Hal ini dilakukan oleh masyarakat setempat karena masyarakat yang hidup dan bekerja di tempat itulah yang memiliki pengetahuan dan kepentingan mendalam mengenai wilayahnya. Dari hasil pemetaan secara partisipatif, maka akan tergambar posisi di mana rencana lokasi rehabilitasi DTA. Berdasarkan hasil pengumpulan data biofisik, dapat ditetapkan lahan yang layak untuk dilakukan rehabilitasi. Lahan yang telah ditetapkan perlu dilakukan pemetaan untuk mengetahui batas dan luas lahan. Setelah diketahui batas DTA, maka di dalam DTA dilakukan pemetaan batas areal sasaran rehabilitas DTA yang antara lain berupa lahan kritis yang tersebar di dalam DTA tersebut. Prinsip-prinsip pemetaan lahan lahan kritis dilakukan sebagai berikut : • Untuk memulai pemetaan lahan kritis, kita harus menentukan titik awal yang dapat menentukan rute pemetaan

Bab II. Konsep dan Teknik Pemetaan Batas Das

tempat, (c) Jenis pohon yang tumbuh baik, (d) Status kepemilikan lahan, (e) Nama pemilik, batas, dan luas lahan melalui kegiatan pemetaan lahan sasaran rehabilitasi DTA.

• Titik awal sebaiknya adalah objek yang mudah dikenali dan dicari dalam peta topografi, misalnya jembatan atau persimpangan jalan, kemudian diambil titik koordinatnya menggunakan GPS • Pasang patok pertama sebagai awal pemetaan pada lokasi lahan kritis atau lahan sasaran rehabilitasi lainnya, kemudian diambil datanya menggunakan GPS. • Dengan mengaktifkan “track” pada GPS, dari patok I kemudian bergerak mengelilingi lahan kritis yang menjadi sasaran hingga kembali ke patok pertama. Gunakan tanda-tanda patok lain sepanjang perjalanan memberikan informasi penting seperti batas lahan. • Jika lahan kritis terpencar, maka proses pemetaan tetap berjalan seperti cara di atas dengan memberi tanda patok yang lain. • Patok-patok yang telah dipasang akan diikuti dengan entry data pada GPS dengan kode sesuai nomor patok sehingga informasi rute pemetaan akan tergambarkan dalam GPS. • Sepanjang perjalanan, kita mencatat informasi penting dalam wilayah pemetaan, antara lain : kelerengan lahan, ketinggian tempat, kedalaman tanah, tingkat penutupan vegetasi, jenis pohon yang tumbuh baik, nama pemilik/status kepemilikan lahan, dan luas lahan.

OPERATION WALLACEA TRUST

9


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

10


Mengenal Peta Topografi (RBI) 3.1 Apa Itu Peta

Seringkali kita mendengar ungkapan atau pertanyaan seperti dibawah ini. Apa itu peta? Kenapa informasi peta lebih mudah dimengerti? apa yang istimewa dari peta sehingga yang ditampilkan jadi lebih mudah difahami? bagaimana cara membuat peta yang baik dan benar? berangkat dari masalah diatas modul ringkas ini, mencoba memberikan dasar-dasar pembuatan atau pengenalan peta dasar dan tematik baik manual maupun digital.

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

BAB III

Menurut Collin English Dictionary (2003) peta didefinisikan sebagai gambaran suatu tempat seperti kota, negara ataupun benua, yang memperlihatkan informasi utamanya bila dilihat dari atas. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan cuplikan perwakilan informasi dalam bentuk spasial (garis,titik,angka,kata dan warna) dari unsur-unsur pada muka bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi, batuan dan unsur-unsur buatan manusia Dalam kehidupan kita sehari hari, mungkin pernah kita mendengar atau melihat sebuah kata jenis peta yang sering dipakai oleh orang – orang yang sering melakukan survei pemetaan tambang, kehutanan , tanah, jaringan listrik, PDAM dan lain sebagainya. Mungkin kita pernah menggambar diatas kertas berupa : Sketsa jalan, Gunung, sungai dan sering kali kita kita namakan peta. Nah, perlu kita luruskan bahwa peta memiliki karakter tersendiri, dimulai dari jenisnya, skala/perbandingan antara gambar dengan kenyataan dilapangan, Koordinat atau titik Posisi suatu benda dipermukaan bumi, garis bantu atau grid dan sebagainya. Beberapa jenis peta yang sering kita temui dan dijual dipasaran yang diproduksi oleh perusahaan atau pemerintah seperti : peta rupabumi (RBI), peta bathimetri ( kedalaman laut), peta wilayah (Tata ruang, Hutan, dan Tambang), Peta Tanah (persil tanah), peta navigasi laut, peta jaringan jalan, peta citra dan peta atlas. Kalau kita kelompokan Jenis peta ini, dapat dibedakan atas tiga kategori yaitu : a) Peta tematik b) Peta rupabumi dan c) Atlas. Secara umum ketika kita akan menggunakan peta , misalnya Peta Topografi (rupabumi). Tahapan Apa yang harus kita lakukan, adapun tahapan yang harus dilakukan adalah :

OPERATION WALLACEA TRUST

11


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Membaca Peta; upaya kita dalam mengenali/mendiskripsikan simbol atau tanda sering muncul dalam peta yang kita baca. Melakukan orientasi medan sebenarnya dengan medan diatas peta, sesuaikan dengan arah bisa dibantu dengan kompas. Selain itu juga, kita mengamati dan mengenali tanda medan yang digambarkan oleh pembuat peta sebagai contoh tanda medan : gunung di buat tanda alam dengan garis ketinggian yang rapat, sungai dengan tanda garis putus putus atau garis berwarna, nama lokasi dengan tanda titik , juga mengetahui posisi dan arah, mengetahui sistem georeferensi, mengenal sumber data, dan lain-lain. Mencermati/Analisis Peta; Suatu tindakan yang kita lakukan untuk menganalisa tampilan /informasi dalam peta. Misalnya yang dilakukan menghitung kemeringan suatu lereng dari garis kontur yang ada, menghitung perkiraan : luas, jarak, tinggi suatu tempat, menentukan pola dan kepadatan drainase (sungai), menganalisa pola tutupan lahan, menganalisa pola sebaran permukiman, dan lain-lain. Prediksi/Penafsiran/Interpretasi Peta; suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol yang ada di peta. Menganalisis peta dikaitkan dengan sumber informasi lain, untuk suatu tujuan. Sebuah ilustrasi berikut : apabila suatu wilayah dalam peta mempunyai pola drainase rektangular (saluran terbuka ), maka dapat diprediksi bahwa permukaan tanah wilayah tersebut adalah datar, dan tersusun atas batuan permukaan yang lunak. Syarat peta ; Seharusnya sebuah peta tidak boleh membingungkan, mudah dapat dimengerti maksud yang di gambarkan oleh pemakai peta, memberikan gambaran yang sebenarnya dan memiliki ketelitiaan atau ada informasi perubahan magnet bumi atau sesuai dengan tujuannya, Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), akhirnya tampilan peta hendaknya enak dipandang (menarik, rapih dan bersih). Untuk itu perlu kita telaah contoh peta yang selama ini diproduksi oleh badan pemetaan berupa peta RBI.

3.2. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk keperluan atau tujuan tertentu misalnya peta batas administrasi, peta tata ruang, peta Daerah Aliran Sungai/Daerah Tangkapan Air, Peta Penggunaan Lahan, Peta Infrastruktur, Peta Jenis Tanah, Peta Sebaran Penduduk). Lalu modul dalam bab ini akan menjelaskan Peta Tematik yang lebih kepada penggunaan peta rupabumi yang disederhanakan sebagai dasar pemetaan wilayah DAS /DTA sebagai referensi dalam meletakkan dalam informasi tematiknya

12

@ 2012


Tentunya orang Indonesia pasti paham dengan Rupanya Bumi (wujud) alam Indonesia, namun belum tentu semua orang Indonesia paham ketika wujud bumi indonesia digambar dalam peta. Untuk itulah, barangkali perlu kita menggali dari salah satu sumber peta yang dibuat oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) yang ada di Jalan Raya Bogor Jakarta wilayah Cibinong, yang selama ini memperkenalkan istilah rupabumi untuk Peta Topografi. Sebenarnya wujud Peta Rupabumi menyajikan dengan berbagai tema : unsur buatan manusia (kota, jalan, struktur bangunan dan lain-lain) serta unsur alam (Sungai, Danau, Gunung, dsb). Unsur-unsur Rupa bumi alami seperti Pola aliran (salah satu ciri untuk membatasi DAS/DTA), Garis kontur erat dengan peta fisik seperti Peta Rawan Bencana, Peta Geologi/Geologi, Tata Lingkungan, Peta Tata Ruang, dan lain-lain. Sedangkan peta untuk peta-peta yang bertema sosek misalnya industri, pendidikan, pertanian lebih erat dengan kenampakan unsur buatan manusia seperti jalan, pasar, pabrik, sekolah, dll. Tema tersebut digambar diatas bidang datar berupa kertas dengan skala dan proyeksi tertentu.

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

3.3 Menyoal Peta Rupabumi (Topografic Map) untuk DAS/DTA

Untuk mempermudah penggambaran RBI supaya mewakili, maka biasanya peta dasar ini, dibuat dalam berbagai perbandingan skala: kecil (1:50.000 s.d 1:250.000), ataupun dalam besar (dibawah 1:50.000). Pembagian Peta Rupabumi Indonesia, mengacu pada sistem grid pemetaan dunia yaitu grid geografis maupun grid Universal Tranverse Mercator (UTM) dengan sistem koordinat DGN-95 atau WGS 1984.

3.4. Komponen Peta RBI Untuk Memetakan DAS/DTA

Merupakan susunan informasi yang dicantumkan dalam peta yang terdapat dalam muka peta yang dijelaskan dalam tepi peta yang muncul disetiap peta topografi (RBI) yang dibutuhkan untuk tema DTA/DAS terbagi dua, sebagai berikut.: 1. Muka peta, Bagian pokok pada peta yang menunjukkan sejumlah obyek/ informasi yang ada di suatu daerah DAS dengan skala kecil (1: 150.000 , 1: 250.000, dst) tergantung luasan suatu DAS pada wilayah Kabupaten atau propinsi, namun layout /muka peta untuk /DTA tertentu bisa menggunakan peta skala besar yang ditampilkan pada muka peta topografi rupabumi biasanya memiliki skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000 dengan kenampakankenampakan yang menggambarkan unsur, sebagai berikut: • Batas Administrasi (imaginer= hanya tampak diatas peta), seperti kecamatan,kabupaten, propinsi • Buatan Manusia, seperti: jalan, rel kereta api, bangunan, sawah, dan sebagainya • Perairan, seperti: danau, rawa, sungai, dan sebagainya

OPERATION WALLACEA TRUST

13


Manual : Teknik Pemetaan DTA

• Unsur alam, seperti: relief, kontur, titik tinggi, gunung, bukit, pegunungan, lembah, dan sebagainya • Tumbuhan, seperti: hutan, semak belukar, padang rumput, dan sebagainya 2. Informasi Tepi Peta, Merupakan bagian peta yang berisi penjelasan secara detil, yang dapat membantu menggunakan peta. Tata letak informasi tepi pada Peta topografi Rupabumi Indonesia di publikasi oleh BAKOSURTANAL telah dibakukan untuk memudahkan pengguna dalam membaca peta. Informasi tepi yang terdapat pada sebelah kanan dan bagian bawah muka peta rupabumi dapat dilihat pada gambar 2:

Gambar 3. Bagian-bagian Peta Rupabumi Indonesia

14

@ 2012


3.4 Penjelasan Informasi Tepi Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal) : 1. Judul Peta : Ada beberapa keterangan dalam judul peta di mana teridiri dari suatu kesatuan yang merupakan identitas suatu peta rupabumi. Bilamana seseorang menginginkan peta dengan lokasi tertentu, maka ia harus mengetahui nomor lembar peta (misal: 1029-143) atau menunjukkan nama lokasi di suatu daerah (misal: Bogor) dan skala peta yang dimaksud terdiri dari Kolom judul peta yang dapat ditemukan informasi Untuk lebih jelasnya lihat gambar 3 dibawah: Judul Peta : Skala : Nomor Lembar : Nama Lembar : Edisi (Tahun Penerbitan/ Pencetakan) :

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

Beberapa komponen yang semestinya kita baca, analisa dan tafsirkan dalam sebuah peta untuk DAS/DTA diuraikan dalam penjelasan Tepi topografi RBI

2. Petunjuk Letak Peta dan Diagram Lokasi : Petunjuk letak peta menunjukkan nomor dan nama lembar peta terhadap nomor dan lembar peta di sekelilingnya. Biasanya matrik petunjuk peta berukuran 3 x 3, dan lembar peta yang sesuai judul berada di tengah-tengah. Petunjuk letak peta sangat membantu pengguna di dalam mencari nomor lembar peta-peta yang bersebelahan. Diagram lokasi menunjuk letak nomor peta pada area yang lebih luas, misalnya bagian dari Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 4 Judul Peta, Skala, Nomor Lembar, Edisi dan Nama Lembar

3. Informasi Sistem Referensi ; Gabungan pemakaian sistem referensi pembentukan gambar permukaan bumi indonensia yang diflot dari sabang sampai meruke yang digambarkan dengan nama sistem proyeksi

OPERATION WALLACEA TRUST

Gambar 5. Petunjuk letak peta dan diagram lokasi

15


Manual : Teknik Pemetaan DTA

penggambaran (dari bentuk bulat bumi indonesia ke dalam bidang datar), sistem bentuk ukuran berupa kotak segi empat sama sisi (grid), datum/ entitas/ciri (garis lintang /horizontal untuk menentukan koordinat suatu tempat) dan garis bujur vertikal pemetaan untuk menentukan ketinggian/ kedalaman, satuan tinggi (meter), dan selang kontur (beda tinggi antar ketinggian). Proyeksi peta adalah penggambaran garis pada bidang datar (kertas) secara berurut /sistematis untuk menggambarkan garis-garis imaginer (tidak nyata) yang melambangkan lintang dan bujur meridian dari bujur bumi dari sebagian permukaan atau keseluruhan bola bumi. Grid peta adalah sistem koordinat persegipanjang yang ditumpang susun terhadap peta atau suatu penggambaran dari permukaan bumi yang mempunyai karakteristik dan ketelitian tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi lokasi di permukaan bumi terhadap lokasi lainnya dan juga dipakai untuk perhitungan arah dan jarak terhadap titik lain. Proyeksi peta yang digunakan pada peta rupabumi Indonesia adalah Proyeksi Transverse Mercator (TM) sedangkan sistem grid mengikuti sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM). Datum yang dipakai biasanya datum horisontal dan datum vertikal. Sesuai dengan perkembangan, di Indonesia mengalami beberapa penggunaan datum, misalnya Datum Indonesia 1974 (ID-1974). Saat ini dipakai Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-1995) atau WGS’84 untuk peta rupabumi yang dibuat setelah tahun 1995.

4. Informasi Pembuat dan Penerbit Peta ; Salah satu instansi yang bertanggung jawab terhadap pembuatan dan penerbitan Peta Rupabumi Indonesia, dalam hal ini BAKOSURTANAL. Peta rupabumi produksi BAKOSURTANAL ini juga dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta (Copy Rights) No 19 tahun 2002. Gambar 6. Informasi Sistem Referensi Gambar 7 Informasi Pembuat dan Penerbit Peta

16

@ 2012


7. Keterangan Peta ; Catatan penting misalnya “Peta ini bukan referensi resmi batas administrasi nasional atau internasional� juga berupa riwayat peta diletakkan sebelah kanan di bawah daftar keterangan (legenda) : sumber data untuk penyusunan peta, metode kompilasi, tahun pemotretan foto udara, survei lapangan.

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

5. Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta ; Informasi nama sangat penting untuk memudahkan pengguna mencari lokasi yang diinginkan. Nomor lembar dibuat secara sistematis untuk memudahkan pencarian pada indeks peta.

8. Petunjuk Pembacaan Koordinat Geografi dan UTM; Bisa berupa tabel petunjuk pembacaan koordinat geografi dan koordinat grid UTM diletakkan di sebelah kanan bawah. Tulisan berwarna biru untuk pembacaan koordinat Geografi dan tulisan berwarna hitam untuk koordinat grid UTM. Petunjuk koordinat bertujuan memberikan illustrasi bagaimana pengguna membaca koordinat geografi atau koordinat grid UTM. Salah satu indikasi biasanya diberikan contoh titik tinggi beserta nilai ketinggian atau simbol bangunan dan nama obyek (misalnya: lebaksari di Kab. bandung selatan ).

Gambar 8. Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta Gambar 9. Keterangan Riwayat Peta

Pada dasarnya sistem koordinat pada peta rupabumi menggunakan sistem koordinat grid geografi (gratikul) dengan warna biru, sedangkan grid UTM diberikan pada keempat sisi peta dan diberi warna hitam.Koordinat geografi mempunyai satuan derajat, menit dan detik.

OPERATION WALLACEA TRUST

Gambar 10. Petunjuk pembacaan koordinat geografi & UTM

17


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Dalam penulisan Lintang geografi ada yang diberi tanda indikasi Utara (U) atau Selatan (S). Bujur geografi untuk wilayah Indonesia akan selalu mengarah ke Timur (T). Contoh salah satu koordinat pojok kanan bawah peta (Lintang dan Bujur ) : L = 115o 15’ 00” T dan B = 08o 45’ 00”. Koordinat yang sama bila dihitung dalam sistem grid UTM adalah sumbu X dan Y : 0307491 mT dan 9032336 mU.

Studi Kasus 1: Diketahui suatu lokasi yang bernama titik A desa sarimukti kabupaten bandung pada peta koordinat RBI. Untuk diketahui berapa koordinat lintang dan Bujur lokasi titik A tersebut, dibawah tahapan cara sederhana dengan koordinat lokal/UTM dalam ukuran meter ? Cara mengetahui titik koordinat secara manual bisa mengunakan dengan alat bantu yang ditempelkan diatas garis peta dengan menggunakan penggaris atau alat bernama protaktor untuk bantu mengetahui koordinat Ambilah sebuah mistar lalu buatlah garis pada koordinat UTM dengan memilih salah satu koordinat yang sudah ada pada peta baik lintang maupun Bujur. Perhatikan skala pada peta menunjukan skala 1:50000 buatlah persamaan 2cm dipeta à 1 km dilapangan atau 2 mm à 100 m (karena 1/50000 cm x 2 cm = 100.000 cm jadi 2 cm di peta sama dengan 1 km), maka kita bisa memanfaatkan garis koordinat dengan mistar satuan centimeter sebagai skala untuk mengetahui . Dimana penggaris kita letakan mengarah menuju kekanan untuk mengetahui koordinat Lintang dan posisi dari bawah keatas untuk titik bujur. Sehingga titik koordinat A bisa diketahui. Sedangkan untuk mengetahui koordinat Bujur , arahkan mistar keatas peta.

Gambar 11. Koordinat Geografi dan koordinat UTM

18

@ 2012


Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

9. Pembagian Daerah Administrasi; Pembagian daerah administrasi merupakan sketsa dari gambaran pembagian wilayah administrasi sebenarnya yang ada pada isi peta.Gambar ini dapat membantu para pembaca peta mengetahui cakupan wilayah yang dipetakan.Pembagian wilayah administrasi tersebut meliputi wilayah propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

11. Singkatan atau Kesamaan Arti; Peta umumnya menampilkan sejumlah singkatan atau kesamaan arti (glossary). Singkatan atau nama-nama geografi antara satu daerah dengan daerah lainnya tidak selalu sama. Glosari diletakkan di bagian bawah, sebelah kanan/kiri skala grafis. Sebagai contoh, sebutan sungai di daerah Jawa barat (Ci) tidak sama dengan di Pulau Bali (Tukad, Yeh, Pangkung). Contoh singkatan, Tel = Teluk; Tg = Tanjung, dan sebagainya. 12. Pembacaan Utara Sebenarnya (US), Utara Grid (UG) dan Utara Magnetik (UM); Setiap peta mempunyai informasi yang perlu untuk menentukan arah sebenarnya, arah grid dan arah magnetik atas garis manapun pada peta. Informasi ini diberikan dalam bentuk diagram dengan catatan penjelasan. Diagram ini diletakkan di bagian paling kiri bawah.

Gambar 12. Pembagian Daerah Administrasi Pada Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000 Gambar 13. Utara Sebenarnya (Us), Utara Grid (Ug), Utara Magnetik (Um) Dan Informasi Yang Menyertainya.

OPERATION WALLACEA TRUST

19


Manual : Teknik Pemetaan DTA

3.5 Skala Peta Dan Pengukuran Jarak

1. Skala Peta ; angka perbandingan antara jarak dua titik di atas peta dengan jarak tersebut di permukaan bumi. Pada peta skala 1:50.000, jarak 1 cm di peta berati 50.000 cm atau 500 meter di lapangan. Biasa kita kenal ada 2 (dua) tipe skala, yaitu skala numerik dan skala grafis (lihat gambar) . Skala numerik adalah skala yang dinyatakan dengan angka, misalnya 1:25.000, diletakkan secara jelas di bagian kanan atas peta dan juga di bagian tengah bawah, biasanya di atas skala grafis. Skala grafis diletakkan di bagian tengah bawah dan umumnya dinyatakan dalam kilometer. Skala grafis digambarkan dalam bentuk unit batang disertai nilai per unit. Misalnya : satu unit batang mempunyai satuan panjang 2 km; satuan ini dapat dibagi lagi menjadi 10 bagian. Jadi satu bagian kecil adalah 200 meter. Studi Kasus 2: Jika kita mengukur jarak = 10 cm pada skala peta 1:50.000, berapa jarak di lapangan sebenarnya, jawabanya: 10 cm di peta = 10 x 50.000 cm atau 500.000 cm, atau = 5000 meter = 5 km di lapangan Tangga konversi satuan panjang dan waktu : Setiap naik 1 (satu) Tangga di kali 10 dan sebaliknya setiap 1 tangga turun dibagi 10. Sedangkan conversi waktu setiap turun 1 tangga 60 menit dan bisa menjadi kalibrasi antara waktu dengan jarak.

Skala 1:250.000 , digambar grafis : Skala 1:50.000, digambar grafis : Skala 1:25.000 , digambar grafis :

Gambar 14. Skala-skala grafis pada peta rupabumi

20

Kedetilan isi peta akan bergantung pada tingkat di mana peta akan digambar. Peta berskala besar kedetilannya lebih lengkap dibandingkan dengan peta berskala kecil.

@ 2012


Studi kasus 3 : Apabila kita tidak memiliki alat ukur apapun , kita bisa menggunakan kertas yang sama sisi sesuai kebutuhan. Cara meletakkan sepotong kertas yang bertepi lurus tepat pada dua titik tersebut adalah pada masing-masing titik diberi tanda dengan garis pendek. Lalu letakkan kertas tadi pada skala grafis peta dengan titik yang sebelah kanan ada pada salah satu titik angka skala di sebelah kanan, sehingga titik yang sebelah kiri berada pada pembagian sebelah kiri titik nol. Total jarak adalah dari pembagian angka yang besar (sebelah kanan) dan ditambah dengan yang ada pada pembagian sebelah kiri dari titik nol.

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

2. Mengukur Jarak Jarak Lurus di Peta ; Mengukur jarak suatu tempat secara lurus diatas peta dapat dilakukan secara mudah dan sederhana dengan bantuan penggaris atau alat sederhana sekalipun, setelah kita mengetahui dua titik atau lebih. Untuk lebih memudahkan pemahaman kita semua maka kita bisa menyimak pada kolom pengukuran jarak lurus dengan menggunakan kertas dibawah ini :

Menggunakan Skala Tersendiri; Penggunaan Skala tambahan sebagai alternative ketika skala peta mengalami perubahan material misalnya kertas peta bisa mengembang atau menyusut cukup besar karena kertas berbahan dari kayu , Padahal bahan dari metal, dan plastik tidak demikian. Sehingga skala yang digambar pada peta juga akan mengembang dan menyusut bersamaan dengan peta tersebut. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu digunakan skala dari alat bantu lainnya dengan detil sama dengan skala peta. Adapun alat yang bisa digunakan adalah protaktor (busur derajat) dapat juga digunakan mengukur jarak pendek pada peta dan sudut atau arah antar posisi dipeta ketika melakukan perjalanan.

Gambar 15. Cara Penggunaan Protaktor

OPERATION WALLACEA TRUST

21


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Menggunakan Garis-garis Grid ; Garis-garis grid dalam peta rupabumi diwakili oleh garis-garis tanda pendek (garis tik). Jarak antar garis-garis tik ini selalu tetap dan dapat digunakan untuk menentukan jarak antara dua titik secara cepat. Skala yang tersendiri bisa diperiksa atau dicocokkan terhadap garis-garis ini sebelum digunakan untuk menyakinkan bahwa antara peta dan skala ini cocok. Mengukur Suatu Jarak Sungai ; Mengukur suatu jarak yang tidak lurus, misal sepanjang jalan atau sungai, dapat dilakukan dengan alat dan bahan sederhana misalnya dengan menggunakan benang jahit. Caranya : Letakkan sepotong benang /tali pada tepi yang lurus. Tempelkan benang tersebut sampai akhir ukuran sebuah sungai ,ikutilah garis sungai tersebut , lalu ukur panjang benang tersebut dengan mistar biasa yang memeiliki ukuran centimeter.

3.6 Legenda Peta

Kegunaan Legenda peta adalah sebuah tabel untuk menjelaskan simbolsimbol yang terdapat di dalam suatu peta. Simbol di dalam peta rupabumi indonesia skala 1 : 50.000 dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Gedung dan Bangunan Lainnya ; Gedung dan bangunan lainnya yang dimaksudkan dalam hal ini antara lain pemukiman, bangunan, tempat ibadah, kuburan, kantor, sekolah, dll. Pemukiman ditampilkan dengan simbol area berwarna oranye dan diberi garis tepi berwarna hitam. Sedangkan bangunan, sesuai dengan skalanya ditampilkan dengan simbol titik yang berwarna hitam. Tapi perlu diketahui bahwa simbol bangunan yang berupa kotak segiempat berwarna hitam bukan berarti menunjukkan sebagai rumah atau bangunan tunggal, melainkan merupakan gambaran bahwa di lokasi tersebut terdapat bangunan-bangunan atau kumpulan bangunan

Gambar 16. Contoh Legenda Gedung dan Bangunan lainnya

22

@ 2012


2. Perhubungan ; Unsur simbol perhubungan yang dipetakan antara lain jalan, jalan kereta api, jembatan, stasiun, terminal bis, lapangan terbang dan obyek-obyek lain yang berkaitan. Simbol jalan, khususnya jalan raya, digambarkan dengan garis ganda berwarna hitam dengan warna isian merah.Semakin tinggi kelas jalan maka semakin lebar simbolnya. Garis tunggal dan putus-putus menunjukkan tingkat kelas jalan tersebut yang lebih rendah, misalnya jalan lain dan jalan setapak. Sesuai dengan spesifikasi teknis Peta Rupabumi Indonesia, kelas jalan dibagi menjadi 5 (lima), yaitu: • Jalan arteri, yaitu setara jalan negara (yang menghubungkan antar ibukota propinsi), jalan propinsi (yang menghubungkan antar ibukota kabupaten), jalan bypass, jalan lingkar dan jalan bebas hambatan ( jalan tol).

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

Informasi yang menyertai pemukiman atau bangunan biasanya berupa teks yang menerangkan nama bangunan atau pemukiman tersebut. Jenis dan ukuran huruf yang dipakai untuk nama tempat (kota atau desa) mempunyai arti penting untuk membedakan status kelas tempat tersebut. Masalahnya adalah sempitnya ruang pada peta, untuk itu maka dimanfaatkan huruf besar atau kecil dalam menyatakan perbedaan kelas. Ukuran huruf semakin kecil jika tingkat atau kelas tempat tersebut juga semakin rendah (nama kampung lebih kecil daripada nama kota)

• Jalan kolektor, yaitu setara jalan kabupaten (menghubungkan antar kecamatan). • Jalan lokal, yaitu jalan di dalam kota. • Jalan lain-lain, yaitu setara jalan kecamatan (yang menghubungkan antar desa). • Jalan setapak, yaitu jalan kecil yang penting (misalnya di tengah hutan atau di atas gunung) namun bukan untuk lalu lintas kendaraan bermotor. Jembatan digambarkan bersilangan dengan sungai atau jalan lain. Pada bagian tepi jembatan umumnya dibuat dengan garis yang tebal. Jika jembatan tersebut berupa titian maka digambarkan x pada bagian persilangannya.Sedangkan terowongan dan tambangan digambar dengan garis putus-putus. Jalan atau rel kereta api digambarkan dengan simbol garis tunggal berwarna hitam. Umumnya hanya dibedakan dengan jalan kereta api rangkap dan jalan kereta api tunggal. Kelas yang lebih rendah diberikan untuk jalan lori, yaitu dengan mengurangi ketebalan garisnya.

OPERATION WALLACEA TRUST

23


Manual : Teknik Pemetaan DTA

3. Tumbuh-tumbuhan; Unsur tumbuh-tumbuhan di dalam peta rupabumi berupa sawah irigasi dan tadah hujan, kebun/perkebunan, hutan, semak/ belukar, tegalan/ladang, rumput/tanah kosong, dan hutan rawa.Unsur tumbuh-tumbuhan pada umumnya dibatasi dengan garis warna hijau, disertai dengan simbol-simbol yang membentuk pola tertentu untuk pohon atau tanaman.

Untuk sawah irigasi diberi simbol kotak-kotak teratur berwarna biru, dan untuk sawah tadah hujan simbol kotak-kotak tidak teratur.Warna biru menggambarkan unsur air yang terkandung pada sawah. Sawah irigasi adalah lahan yang diusahakan untuk padi dengan cara irigasi, sedangkan sawah tadah hujan adalah lahan yang diusahakan untuk padi dengan cara tadah hujan.

Gambar 17. Contoh Legenda Perhubungan Gambar 18. Contoh Legenda tumbuh-tumbuhan

24

Hutan ditampilkan dengan pola isian tidak teratur berwana hijau, sedangkan semak/ belukar dengan pola isian yang sama tetapi memiliki kerapatan yang lebih rendah daripada hutan. Kebun/perkebunan diberi isian warna hijau tanpa pola, demikian pula dengan tegalan/ladang diberi warna kuning tanpa pola.Untuk daerah yang berumput dan lahan kosong tidak diberi isian warna atau putih saja.Sedangkan hutan rawa disimbolkan dengan warna hijau dan berpola garis putus-putus berwana biru.

@ 2012


Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

4. Relief dan Titik Kontrol; Bentuk Relief menunjukkan bentuk permukaan lapangan pada bidang vertikal. Penyajian relief di peta dengan cara menunjukkan tinggi dan bentuk permukaannya, di atas atau di bawah datum yang biasanya dipakai, yaitu permukaan laut. Penyajian relief pada peta rupabumi memiliki tingkat kelengkapan dan ketelitian bermacammacam sesuai dengan skalanya.

Unsur relief umumnya diberi warna oranye dan hitam.Warna oranye menggambarkan keadaan relief tanah biasa dan warna hitam menggambarkan kondisi daerah yang berbatu atau diperkeras. Sedangkan titik kontrol digambarkan dengan simbol titik angka untuk Titik Tinggi, segitiga dengan titik untuk Titik Triangulasi, persegi dengan titik untuk Titik Tinggi Geodesi (TTG) dan bintang untuk Titik Astronomi (A) dan Gaya Berat (GB). Titik tinggi dengan angka menunjukkan tinggi suatu lokasi dalam satuan meter di atas permukaan laut. Titik triangulasi terdapat 3 (tiga) kelas yaitu primer (P), sekunder (S) dan tertier (T). Batas Administrasi ; Simbol untuk batas administrasi biasanya selalu garis tunggal dengan ketebalannya bervariasi, garis putus-putus atau kombinasi titik-titik di antara garis putus-putus tersebut. Batas administrasi internasional biasanya ditambah dengan strip warna untuk menonjolkan penyajiannya.

Gambar 19. Contoh Legenda relief dan titik control Gambar 20. Contoh legenda batas administrasi

OPERATION WALLACEA TRUST

25


Manual : Teknik Pemetaan DTA

6. Unsur Perairan; Unsur perairan umumnya diberi warna biru dengan garis batas (outline) biru. Unsur perairan yang dimaksud antara lain laut, rawa, empang, penggaraman, sungai, danau, bendungan, dan lainnya. Penggaraman digambarkan sebagai suatu area dengan isian warna biru muda dan batas garis tepi berwarna hitam.Sedangkan empang diberi isian warna biru dengan pola kotak-kotak tidak teratur berwarna putih. Sungai, anak sungai, kanal irigasi, dan selokan akan digambarkan dalam garis ganda,tergantung skalanya peta atau jika skalanya memungkinkan. Tetapi jika sebaliknya maka hanya dengan garis tunggal saja

3.7 Membaca Kontur

1. Pengertiaan Kontur : Garis yang sering kita temui dalam peta berjajar dan tertata rapi sedemikian rupa itu sering disebut dengan garis kontur. Secara harfiah, kontur adalah garis yang menggambarkan ketinggian suatu tempat dalam peta. Garis kontur sebagai garis yang tidak nampak diatas permukaan tanah , namun sebagai garis khayal yang menggambarkan semua titik ketinggian yang sama di peta dari permukaan laut. Pengambaran garis kontur memiliki rentang antara satu kontur dengan kontur lainnya. Sehingga jarak antara 2 kontur sering disebut Interval kontur. jarak vertikal ketinggian antara 2 (dua) kontur yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Angka rentang /interval kontur secara nyata di tulis di tepi peta Tabel 3. Interval dan Indeks Kontur

Gambar 21. Contoh legenda Unsur Perairan

26

Skala Peta

Interval Kontur

Indeks Kontur

1:10.000

5 meter

25 meter

1:25.000

12,5 meter

50 meter

1:50.000

25 meter

100 meter

@ 2012


50 meter

200 meter

1:250.000

100 meter

500 meter

Didalam peta pada lokasi datar yang jarak horizontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus untuk membedakan dengan kontur standar 2. Sifat garis kontur : Adapun sifat garis ketinggian adalah sebagai berikut : 1. Setiap garis mempunyai nilai tinggi. 2.

Tidak akan berpotongan dan tidak bercabang

3.

Garis yang lebih rendah mengelilingi yang lebih tinggi, kecuali daerah cekungan (danau; kawah; dll).

4.

Bentuk Garis ketinggian menjorok keluar menyerupai huruf U sebagai punggungan, kalau gunung berbentuk bundar/ oval/ mirip huruf O, sedangkan garis yang menjorok kedalam berbentuk seperti huruf V sebagai lembah , salah satu tanda adanya sungai.

Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

1:100.000

Gambar 22. Sifat Garis Kontur pada Peta

OPERATION WALLACEA TRUST

27


Manual : Teknik Pemetaan DTA

5.

Pada daerah yang landai letaknya akan berjauhan dan yang terjal rapat

6.

Daerah diantara garis ketinggian yang sama dinamakan (sadel), kalau garis ketinggiannya terbentuk ada tanda medan yang besar dinamakan Pass.

7.

Pada umunya garis ketinggian pada setiap kelipatan 100 m dpl digambarkan garis tebal Kegunaan garis kontur antara lain :

8.

Bentuk relief /pegunungan dapat dilihat dengan jelas dari bentuk garis konturnya.

9.

Dapat mengetahui bentuk-bentuk lereng seperti: homogen (seragam), cekung (concave) dan cembung (convex).

10. Dapat mengetahui atau menghitung ketinggian tempat yg ada di permukaan relief dengan cara interpolasi melalui garis kontur dan mengukur besarnya lereng/gradien melalui garis kontur 11. Mengetahui konfigurasi relief/ naik turunnya relief dengan membuat penampang profil. 12. Pada lokasi tertentu bisa memperkirakan isi/volume suatu bentuk permukaan bukit/ pegunungan ataupun isi suatu cekungan mis. Waduk, DTA

Gambar 23. Contoh kenampakan kontur pada Data DEM

28

@ 2012


Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

Macam – macam Garis Ketinggian : 1. Garis ketinggian yang digambarkan tipis 2. Garis ketinggian yang digambarkan tebal 3 .Garis ketinggian yang digambarkan terputus-putus.

3. Cara Sederhana Membuat Potongan Profil dari Kontur ; Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis.Pada gambar 24 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter. Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis AB, dan tandai pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis. Berilah label angka tinggi.

1. Cara Menghitung Gradien Kemiringan Lereng ; Kelas Kemiringan Lereng Berdasarkan Peta Rupabumi berskala 1: 50.000 dengan interval kontur 25 meter dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

OPERATION WALLACEA TRUST

Gambar 24. Cara Memotong garis kontur

29


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Dalam mengukur kemiringan sebuah lereng pada gambar diatas, dilakukan berdasarkan berbagai pendekatan yang digunakan. Prinsipnya kita mencari pendekatan yang paling mudah. Kita gunakan rumus metematika (rumus segitiga) dimana harus diketahui terlebih dahulu beda tinggi interval kontur , lalu mengetahui jarak antar 2 titik pada garis dengan ukuran di peta dengan menghitung skala peta. Misalnya jarak A dan B adalah 4 cm di peta pada skala 1: 50000 , maka jarak dilapangan sama dengan 4 cm x 50000 = 200000 cm =2000 meter. Beda tinggi topografi A-B adalah 1200 – 1100 = 100 m , maka kemiringan lahan dalam presen lereng adalah 100/ 2000 = 0,05 atau 100/2000 X100% = 5 % , Jadi sudut kemiringan lahan dalam derajat sehingga Arctangen 0,05 = 2,862 0 atau sama dengan 3 0. Sehingga hasilnya kita bisa menyimpulkan lereng pada peta tersebut diatas memiliki kecuraman yang landai. Apabila punya komputer bisa menggunakan kalkulator hasil download dari internet yang memiliki Arctangen.

Gambar 25. Calculator conversi hasil perhitungan

30

@ 2012


Bab III. Mengenal Peta Topografi (RBI)

31

OPERATION WALLACEA TRUST


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

32


Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA 4.1 Teknik Delinasi Batas DTA Peta Topografi Secara Manual

Pembuatan batas wilayah DAS pada Peta Topografi bisa dilakukan dengan memakai alat manual/sederhana dengan cara penggambaran diatas peta topografi yang sudah menggambarkan bentuk permukaan bumi secara dua dimensi yang memiliki perwakilan ketinggian muka bumi dalam bentuk informasi garis kontur dan nomor titik ketinggian. Teknik delinasi (penggambaran batas) DTA secara manual bisa diterapkan untuk mempermudah penerapan di tingkat desa masyarakat secara partisipatif. Apabila lokasi pembatasan areal belum tersedia peta Topografi dan mengalami kesulitan mendapatkan peta, ada baiknya bisa membeli atau mengcopy dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), atau dapat juga diperoleh dari dinas pengairan suatu wilayah setempat.

Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

BAB IV

Parameter batas DAS pada peta Topografi : Parameter-parameter ditentukan oleh topografi wilayah. Diantara parameter-parameter tersebut, ketinggian tempat merupakan hal mendasar dalam penentuan batas DAS : • Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain • Sebuah DAS/DTA identik dengan suatu luasan untuk menampung air yang memiliki arah alirkan air menuju sungai. • Di peta, bisa dikenali punggung-punggung bukit dengan melihat garis kontur dan kenali darimana kemana aliran air sungai tersebut mengalir. • Didalam sebuah DAS tidak boleh terdapat gunung, karena suatu DAS dibatasi oleh punggung-punggung gunung/bukit. • Pengamatan geomorfologi yang dibutuhkan dalam proses delineasi/ batas DAS meliputi ketinggian tempat, kemiringan lahan, arah sungai, akumulasi aliran, panjang hulu, panjang hilir, batas dan luas DAS. Bahan dan alat : Peta Topografi (RBI) skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000, Kertas kalkir , Perlengkapan alat tulis (Pensil, peghapus, spidol, dan penggaris) , dan millimeter block jika diperlukan.

OPERATION WALLACEA TRUST

33


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Teknik Penggambaran batas DAS : Beberapa tahapan yang perlu di perhatikan dalam melakukan penggambaran Batas lingkup kerja wilayah DAS atau sebuah Daerah Tangkapan Air: Tahap 1. Membaca kelengkapan unsur Peta Topografi. Kenali simbol tanda medan di alam unsur-unsur alami seperti sungai Unsur-Unsur hidrografi, termasuk sungai, danau dan bentuk garis pantai , Tanaman yang dibedakan berdasarkan jenisnya Unsur-unsur lain seperti tambang, pasir , batuan dan lain-lain. Juga kita kenali gambar atau simbol buatan misalnya jalan, jembatan, bangunan rumah dll. Beberapa Atribut symbol legenda peta topografi Rupa Bumi Indonesia dapat dilihat pada bab 3 sebelumnya. Tahap 2. Memperhatikan bentuk kontur. Adapun hal hal yang perlu diperhatikan dalam membatasi sebuah DTA adalah • Kenali Garis ketinggian kontur dan pilihlah kontur kontur berbentuk punggungan menyerupai hurup U dari titik terteinggi garis kontur. • Tandai bentuk medan (gunung , lembah dan Bukit diatas kertas /peta) disekeliling wilayah dengan tanda yang mudah dipisahkan supaya mudah dikenali • Jika ada garis yang kurang jelas perjelas dengan menggunakan pensil, bedakan garis yang tipis dengan garis tebal pada kontur tersebut.

Gambar 26. Wilayah yang bisa dibatasi sebagai batas DAS dengan Mengetahui wilayah tertinggi ,rendah dan sungai utama serta anakan.

34

Tahap 3. Identifikasi Sungai Utama, Menggambar alur sungai yang terdapat di dalam daerah aliran sungai yang telah dibatasi. Maksud dari identifikasi ini untuk mengetahui arah aliran dari mana sungai mengalir dengan patokan daerah tinggi menuju daerah rendah, serta sebaran anakan

@ 2012


• Berilah warna biru muda tebal untuk sungai utama dan warna biru kecil untuk anakan sungai • Catatlah nama sungai dan nama wilayah sekitar DAS atau DTA tersebut Tahap 4. Menggambarkan Bentuk DAS/DTA ; Supaya Peta topografi tidak rusak , selanjutnya dilapisi kertas transparan untuk mengambarkan garis kontur dan jaringan sungai setelah data sungai dan kontur (peta topografi) terkumpul dan cukup jelas untuk dilakukan penggambaran batas atau bisa juga langsung digambar diatas peta, selanjutnya kita melakukan delinasi (pembatasan wilayah dengan menarik garis pada punggung bukit ) berdasarkan parameter sbb: • Menggambarkan DAS/DTA didahului dengan mencari ujung anak-anak sungai, kemudian ditarik garis dengan mengikuti kontur pada peta topografi.

Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

sungai yang mengarah ke sungai utama. Sungai utama adalah sungai besar yang terhubung dengan beberapa anak sungai. Anak sungai akan membantu kita melihat aliran air ke sungai utama. (gambar) • Gambarlah alur sungai utama sebagai outlet (sungai utama sebagai buangan sungai anakan) pada peta topografi tersebut yang masuk dalam wilayah batas DAS (untuk menghindari adanya alur sungai yang terpotong

• Lakukan dengan menarik garis pada peta topografi tersebut dengan membujur mengikuti punggungan bukit sesuai ketinggian tempat diatas peta dari yang paling terjal menuju daerah rendah. • Hubungkan garis tersebut sampai membentuk lingkaran tertutup , mengelilingi aliran sungai dari hulu sampai hilir dari atas dan bawah samping kanan kiri tidak ada ruang terbuka atau celah dalam satu kesatuan ruangan Daerah Tangkapan Air. • Batas DAS tidak boleh memotong alur sungai pada titik pengeluaran sungai utama.

Kertas karkir

Menggambar di atas karkir

Hasil Gambar

OPERATION WALLACEA TRUST

35


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Tahap 5. Menghitung perkiraan luas DAS dengan metode grid. Setelah kita memberikan warna terpisah batas DAS/DTA, sungai utama dan anak sungai pada peta topografi dengan warna yang terang (berbeda) , Selanjutnya Hitunglah luas sebuah DTA dengan bantuan grid dalam satuan perbandingan skala atau bisa menggunakan millimeter blok. Perhitungan luas dengan metode segi empat ini dilakukan dengan cara membuat petak-petak/kotak bujur sangkar dengan ukuran 1cm x 1cm pada daerah yang akan dihitung luasnya. Pada batas tepi yang luasnya setengah kotak atau lebih, dibulatkan menjadi satu kotak, sedangkan kotak yang luasnya kurang dari setengah dihilangkan atau tidak dihitung. Hal yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan keseimbangan, harus ada penyesuaiaan antara kotak yang dibulatkan dengan yang dihilangkan. Sedapat mungkin kotak/daerah yang dihilangkan sama atau seimbang dengan daerah yang dibulatkan Rumus : Gambar 27. Batas wilayah berserta kontur, sungai dan penutupan lahan lainnya di penjiplakan peta RBI di DTA Pongka Kab. Mamasa

36

Luas yang dihitung = jumlah kotak (n) x (luas setiap kotak x penyebut skala peta) Adapun tahapan praktek perhitungan sebagai berikut: Buat grid seukuran 1 cm x 1 cm pada plastik transparan (bisa menjiplak dari kertas milimeter block), selebar luas DAS atau selebar masing-masing land unit yang telah dibatasi di peta RBI. Tiap kotak mewakili luas 1 cm2.

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

Tampalkan plastik transparan di atas peta RBI. Hitung jumlah kotak yang terisi penuh oleh polygon DAS/satuan lahan. Untuk poligon yang tidak terisi penuh dalam kotak, dihitung luasannya menggunakan pendekatan geometri sesuai dengan bentuk batas yang berada dalam kotak.

Misal Luas 1 : 19 kotak x 1 cm2 = 19 cm2 Luas 2 : luas geometri 1 Luas 3 : luas geometri 2‌.Dst Luas total = Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 + dst misal : luas 2 + luas 3 = x = 19 cm2 + x (misal 3 cm2) = 22 cm2 luas peta

4.2 Teknis Digitasi Batas DTA dengan Menggunakan Google Earth secara Offline Bebagai fasilitas teknologi semakin berkembang , begitu pun fasilitas pengadaan peta yang bisa kita peroleh dari dunia maya ,misalnya Google Earth. Fasilitas Google earth juga oleh kita sebagai user dapat dimanfaatkan

OPERATION WALLACEA TRUST

37


Manual : Teknik Pemetaan DTA

keunggulan dalam menandai sebuah lokasi wilayah DAS dengan mengetahui kondisi image tanpa tertutup awan. Dalam fasilitas Google earth kita bisa terbang keseluruh dunia dengan memanfaatkan fasilitas zoom (pembesaran layar) pada sofware tersebut. Secara standar kalau untuk digitasi , Layanan sofware (open sources) bersifat gratis alias tidak bayar, asalkan kita setelah online via internet, kita harus men-save (menyimpan) hasil streaming gambar pada dokument system komputer jadi tidak terganggu oleh koneksi internet. Digitasi disini mengandung pengertiaan , kita melakukan penandaan wilayah dengan melakukan penggambaran secara realtime atau offline dari hasil download data internet. Proses membuat titik dan garis dengan mengikuti gambar yang tampak di layar disebut digitasi di layar (on-screen digitation). Kita menggambar diatas image atau peta di google earth lokasi DAS atau DTA yang akan kita petakan. Peta Google Earth dapat digunakan dengan syarat image nya terlihat jelas dan pada bagian sawah tidak tertutup oleh awan. Bahan dan alat Adapun alat yang digunakan pada praktek ini adalah: • Laptop • Sofware Googel Earth • Alat tulis • bahan yang digunakan adalah memanfaatkan image citra yang disediakan oleh Google Earth secara gratis Cara kerja yang dilakukan : 1. Buka aplikasi Google Earth pada komputer anda dengan klik icon

2. Penampilan Google Earth setelah dibuka ketika di klik pada icon diatas

38

@ 2012


4. Maka, secara otomatis, Aplikasi Google Earth akan mengarahkan titik yang dituju seperti penampilan berikut:

Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

3. Pada tab Fly To, isikan waypoint koordinat lokasi yang akan kita maksud baru bisa mengetikan koordinat (misal: 70 56’18.30” S; 1120 37’25,58” E) atau menulis nama kota misalnya Bandung, yogyakarta , jakarta. Contoh dengan mengetik koordinat seperti berikut: 7 56’53.21” S , 112 36’47,08” E Sebagaimana penampilan berikut:

5. Lalu cari lokasi yang akan kita petakan daerah aliran sungai dengan cara menggeser layar sampai lokasi yang akan dipetakan ditemukan. Setelah lokasi ditemukan, perbesar sampai ukuran yang memungkinkan fitur yang akan dipetakan seperti misalnya punggungan bukit, jalan, sungai, dan sebagainya dapat dilihat. 6. Geser tombol tengah dengan (mouse) untuk memperbesar dan memperkecil tampilan. Bergantung pada koneksi Internet diperlukan beberapa saat sampai fitur yang dikehendaki dapat terlihat dengan jelas, Apabila tidak ada internet dilokasi praktek maka semua data di save dulu.

OPERATION WALLACEA TRUST

Gambar 28. Lokasi yang dicari dalam Google Earth

39


Manual : Teknik Pemetaan DTA

7. Setelah pasti pada posisi yang kita temukan wilayahnya, Klik kanan pada pilihan My Places dalam kotak Places, pilih Add, kemudian Folder , pada contoh di atas, folder yang dibuat akan ditempatkan pada My Places GE, anda bisa menempatkan folder tersebut di mana saja, semisal pada gambar di atas terdapat Temporary Places, maka anda tinggal meng-klik kanan pada Temporary Places tersebut, seperti pada gambar dibawah :

8. kemudian melanjutkan langkah-langkah berikutnya , sehingga akan muncul jendela Google Earth New Folder . Beri nama folder misalkan: Poligon DAS/DTA , Kemudian pilih OK

Gambar 29. Menyimpan Lokasi file dalam Folder data Google Earth

40

Folder akan tersimpan di dalam folder My Places. Untuk melihatnya, anda klik tanda segitiga yang berada di ujung Folder

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

9. Setelah folder Poligon terbuat, maka selanjutnya kita akan mendigit dan membuat polygon dari citra quicbird Google earth. Perhatikan image atau bidang gambar anda mana yang masuk dalam punggungan lembah dan dataran . Setelah mengetahui lokasi sungai utama dan bukit sebagai batas DAS cakupan luas atau DTA dalam cakupan kecil maka lakukan digitasi batas.

10. Pastikan bahwa folder Poligon yang ter-klik (sehingga berwarna biru) Hal ini dimaksudkan karena feature poligon yang akan kita masukkan akan tersimpan di dalam folder Poligon tersebu. Jangan salah klik, perhatikan folder-nya sebelum anda mendigit feature. Kemudian lanjutkan dengan digitasi on screen di aplikasi Google earth Pilih Add Polygon pada icon menu bar : Gambar 30. Lokasi yang dikenali sebagai wilayah cekungan sebagai Batas DAS /DTA Gambar 31. Lokasi Fasilitas alat digitasi dalam Google Earth ditunjukan oleh Tanda Panah

OPERATION WALLACEA TRUST

41


Manual : Teknik Pemetaan DTA

11. Maka Akan Muncul Jendela Google Earth-New Poligon, dengan merubah namanya sesuai dengan objek yang digitasi oleh kita, Misalkan sungai utama Ladongi (Dan Yang Paling Penting Adalah Jangan Mengklik Ok Terlebih Dahulu

12. Kemudian digitasi wilayah yang anda kehendaki ,setelah polygon terbentuk, maka anda bisa mengganti warna polygon anda dengan memilih fasilitas Style, Color. Line untuk memberi warna garis tepi pada polygon dan Area untuk memberi warna polygon

Gambar 32. Jendela Google Earth-New Poligon Gambar 33. Jendela Google Earth memilih Style, Color. Line

42

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

13. Selanjutnya, tambah lagi polygon yang anda inginkan, lalu Jangan Lupa, Sebelum mendigit, pastikan folder yang anda pilih, yakni folder yang berisi data Poligon DTA

14. Lanjutkan digitasi anda bila anda ingin mendigitasi seluruh area secara penuh. Karena Feature/grafik gambar pada pemetaan ada 3 macam, yakni poligon, garis dan titik, sehingga setelah membuat poligon, maka selanjutnya kita akan membuat feature garis yakni jalan. Langkahnya hampir sama, yakni : Membuat Folder baru di dalam folder My Places

Gambar 34. Posisi Jendela Google Earth untuk Edit Gambar

OPERATION WALLACEA TRUST

43


Manual : Teknik Pemetaan DTA Gambar. 35 Membuat feature /gambar garis

44

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

15. Kemudian, memulailah mendigit, yakni dengan cara mengklik/memilih folder Garis/Jalan (hingga terblok biru)

16. Beri warna kemudian atur lebar tampilan jalan yakni dengan mengatur Width, Setelah digitasi, pengaturan warna dan lebar tampilan path selesai, maka pilih OK pada kotak kotak Google earth New Path. Lanjutkan dengan digitasi sungai atau jalan lainnya, misalkan jalan setapak atau umum di kecamatan atau anda bisa mendigit batas objek lainnya.

Gambar. 36. Pemilihan path bentuk diatas untuk digitasi membuat garis sungai. Gambar 37. Tampilan Garis Jalan Dengan Mengatur Width, Setelah digitasi, Pengaturan Warna Dan Lebar Tampilan Path Selesai.

OPERATION WALLACEA TRUST

45


Manual : Teknik Pemetaan DTA

19. Setelah itu, kita akan lanjutkan untuk membuat feature titik Langkah yang sama dengan pembuatan poligon dan garis ( jalan), yakni Add folder pada folder My Places, beri nama misalkan titik Setelah folder titik terbentuk, tambahkan titik dengan cara memilih

20. Buatlah lebih banyak titik sesuai kebutuhan kita misalkan untuk membuat plot suatu lokasi fasilitas masyarakat seperti, kantor desa, dusun, dll. Anda dapat melihat koordinat dari titik yang anda buat pada kolom lattitude dan longitude, atau anda bisa meletakkan titik sesuai dengan koordinat yang anda inginkan, yakni dengan cara memasukkan koordinatnya pada kolom lattitude-longitude tersebut. Anda juga dapat mengganti tampilan titik dalam google earth dengan mengaturnya dengan cara‌klik kanan masuk di properties lalu menuju lambang titik disebelah kiri nama , lalu kotak Style and Color dibawah nama.

46

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

21. Maka, setelah itu anda pun memiliki 3 folder, yakni poligon (kotak), garis/ jalan, dan titik. Langkah selanjutnya adalah menyimpannya sebagai data.kml/kmz Save masing-masing folder dengan cara : Klik kanan pada masing-masing folder, pilih save place as, letakkan pada folder yang anda inginkan, kemudian save sebagai kmz

22. Apabila ada kepentingan untuk sherring data hasil digitasi baik untuk pemerintah maupun lembaga lainnya meminta peta sama kita , maka hasil kerjaan dari digitasi di GE bisa dikonversi data kmz tersebut menjadi data shp dengan bantuan softwere Global Mapper. 23. Buka softwere Global Mapper. Open data file, kemudian buka ketiga file (polygon, garis/jalan, titik) yang berformat kmz tersebut. Langkah 1 : Buka lah sofware Global mapper di komputer anda Langkah 2 : Setelah terbuka maka bukalah file yang sudah anda digitasi dengan Global Mapper pada lokasi lalu tandai file dari Google Earth tersebut

OPERATION WALLACEA TRUST

47


Manual : Teknik Pemetaan DTA

Maka hasil digitasi anda pun akan muncul

24. Langkah selanjutnya adalah mengkonversinya, yakni Pilih File, kemudian pilih Eksport Vektor Data, pilih Eksport Shapefile Gambar 38 Hasil Data Dari Google Earth Yang Dibuka Di Global Mapper

48

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

25. Maka akan muncul Jendela Shapefile Export Options. Ceklis untuk kolom Export Areas, kemudian simpan dengan nama landuse, lalu Ceklis untuk kolom Export Lines, kemudian simpan dengan nama jalan, lalu Ceklis untuk kolom Export Points, kemudian simpan dengan nama titik Kemudian pilih OK pada Koyak Shapefile Export Options Kemudian buka Softwere GIS lainnya yang kita punya , misalnya Arc View maupun Arc GIS yang menggunakan format file ext* shapefile pada umumnya.

Gambar 39 Jendela Shapefile Export Options Gambar 40. Proses expor data file dari google Earth ke File Pemetaan format Shafile

OPERATION WALLACEA TRUST

49


Manual : Teknik Pemetaan DTA

4.3 Delinasi Batas DAS/DTA Secara Otomatis di Arcgis 9.3

Delineasi batas Daerah Aliran Sungai (DAS) / DTA dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan teknologi komputer menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) SRTM yang bisa di unduh secara gratis melalui internet. Dapat di-download di http://srtm.csi.cgiar.org/ tersedia SRTM 90 m. Penggambaran garis batas DAS dilakukan sendiri dengan bahan dan data yang sudah disiapkan oleh user (manusia). Garis batas yang akan terbentuk berdasarkan analisa komputer dengan mengektrak data ketinggian dalam bentuk image digital dengan alat bantu extention permodelan DAS pada arcgis. Alat bantu(tool) software yang bisa digunakan adalah Arcview (penambahan extention) dan ArcGIS dengan extention Hydrology. Software GIS ini memiliki fasilitas kelengkapan yang banyak menyertakan analisa spasial lebih lanjut. Bahan dan alat : • Adapun alat yang digunakan pada praktek ini adalah: • Laptop • Instalasi Software Arch GIS Arc MAP 9.3 atau versi 10 tergantung compatible degan system komputer • Alat tulis • Bahan yang digunakan berupa data digital Elevation Model SRTM Urutan pengerjaanya, Deliniasi batas DAS secara otomatis, dalam modul ini hanya beberapa langkah saja dari banyaknya tahapan yang ada dalam tool arcgis dalam proses pembatasan wilayah DAS yaitu Fill Sinks : Komputer melakukan analisis hidrologi untuk menghilangkan gangguan akibat data yang kurang lengkap atau dilakukan generalisasi ketinggian seperti kondisi elevasi yang mencolok dengan cakupan yang kecil dimana dapat mempengaruhi delineasi DAS nantinya. Dilakukan untuk menghapuskan gambar kecil yang tidak sempurna. Flow Direction : Untuk memperoleh gambaran arah aliran air pada lereng pegunungan dengan tampilan akhir berupa informasi dalam bentuk image pixelate . Flow Accumulation : Untuk Menganalisa cakupan wilayah air pada suatu wilayah tertentu yang digambarkan . Watersheed : Tahapan terakhir dalam proses pembuatan deliniasi wilayah sub sub tangkapan air .

50

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

Cara kerja Proses Penggambaran : 1. Sediakan data ketinggian atau DEM secara gratis dari internet dengan mendownload filenya seperti gambar dibawah ini :

Gambar 41. Lokasi Pengambilan Data (download data SRTM ) secara gratis diinternet

OPERATION WALLACEA TRUST

51


Manual : Teknik Pemetaan DTA

2. Ekstrak Zip file data hasil download masukan difolder komputer anda 3. Buka software aplikasi Arc GIS-Arc Map 4. Lalu Aktifkan ArcToolbox , Click menu Conversion tools. Dan klik oleh mouse tool ----> ASCII to raster didalam sofware. Selanjutnya Add Layer dengan mengklik icon lalu tambahkan layer :

5. Data layer SRTM yang dibuka pada lokasi dimana data disimpan, misal: D\ DAS Pongka \srtm_Sulsel\Dem1

Gambar 42. Menu Arcgis untuk membuka File hasil download dari internet Gambar 43. Penggambungan File hasil download

52

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

6. Pilihlah lokasi yang akan kita lakukan proses pemotongan wilayah yang menjadi lokasi DAS yag akan kita kerjakan dengan cara, masuk ke ArcToolbox lokasi data management tools à klik dengan mouseà buka mosaic to raster à masukan semua data yang akan kita potong dengan file lokasi batas kabupaten atau propinsi

Gambar 45. Jendela Membuat Referensi koordinat Supaya Sama Gambar 44. Lokasi proses pemasukan data file Dem yang akan dipotong

OPERATION WALLACEA TRUST

53


Manual : Teknik Pemetaan DTA

7. Lakukan pengukuran Morfometri DAS dengan pemodelan Hidrologi di ArcGIS menggunakan Fill Sink., masuk menu ke ArcToolbox à à Spatial Analyst Tool àà Hydrology àà Fill. Pada Window dalam Fill tersebut lakukan dengan mengisi file kolom: Input surface raster dengan kontur, Output surface raster dengan D\DAS Pongka \fill kontur _Sulsel. Selanjutnya klik OK, Sebagaimana penampilan berikut:

Gambar 46. Hasil DEM yang sudah dipotong dilokasi yang kita Inginkan Gambar 47. Jendela Fill lokasi edit DEM untuk menghilangkan data gambar yang kurang

54

8. Lakukan penentuan Pola Aliran dengan masuk ke ArcToolbox àà Spatial Analyst Tool àà Hydrology -àà Flow Direction Selanjutnya di window arcgis muncul Flow Direction, lalu lakukanlah pengisian kolom input sebagai berikut : Isikan data surface raster dengan Fill_extract, Output flow direction raster dengan O:\9.my job hendra\Latihan batas DTA GE\ ORSEL\dem\FlowDir_Fill1. Adapun hasil akhir dari kegiatan Flow Direction terlihat sebagai berikut

@ 2012


Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA Gambar 48. Atas : Jendela flow direction, bawah; hasil olahan berupa arah aliran sungai dari DEM

OPERATION WALLACEA TRUST

55


Manual : Teknik Pemetaan DTA

9. Lakukan penentuan Flow Accumulation yang Menganalisa cakupan wilayah air aliran dari hasil arah aliran setiap sel dengan masuk ke ArcToolbox à à Spatial Analyst Tool àà Hydrology à à Flow Accumulation. Sama dengan proses sebelumnya di window Flow Accumulation, ikuti lagkah pengisian kolom sebagai berikut: Input flow direction raster dengan FlowDir_Fill1, Output accumulation raster dengan O:\9.my job hendra\Latihan batas DTA GE\ORSEL\dem\FlowAcc_Flow1. Selanjutnya ikuti default yang Hasil akhir proses komputer pada flow acummulation sebagai berikut :

Gambar 49 Atas : Jendela Flow Acumulation, bawah; hasil olahan berupa cakupan aliran sungai dari DEM

56

@ 2012


11. Langkah berikutnya lakukan konversi data dari data grid ke data garis atau poligon supaya bisa diketahui luasan dan lebih mudah untuk dipahami. Adapun caranya seperti biasa dengan : Klik kanan pada lokasi jendela symbol oleh mouse anda , dimana lokasi untuk membuka tool hidrology 9, klik Bukalah Jendela ArcHydro Toll 9 , lalu bukalah ---> Terain preprosessing

OPERATION WALLACEA TRUST

Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

10. Secara otomatis delineasi basin / watershed area untuk seluruh data DEM yang kita telah sesuaikan dengan cara : Bukalah Jendela ArctoolBox lalu bukalah ---> Spatial Analyst Tools masuk ke jendela ---> Hydrologi dan bukalah ---> Basin (bentuk DAS), maka Hasil akhir dari delineasi batas DAS yang dilakukan akan terlihat sebagai berikut:

Gambar 50 Jendela Hydrologi cakupan wilayah DAS dan hasil DAS dari DEM

57


Manual : Teknik Pemetaan DTA

-Ă lalu klik polygon cacthment processing , maka Hasil akhir dari delineasi batas DAS dengan nama data catchment yang dilakukan akan terlihat sebagai berikut:

Gambar 51. Jendela Terain preprosessing (aliran air dalam suatu medan ) mengkonversi data cakupan wilayah DAS dan Hasil DAS dari DEM ke data bentuk poligon

58

@ 2012


Adipandang Yudono, S.Si, MURP, Modul Dasar Implementasi Sistem Informasi Geografis dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus: Wilayah DAS Lesti, Malang- Jawa Timur) Pelatihan Implementasi SIG untuk Pengelolaan DAS, Balai PKTK SDA-PU. Malang, Jawa Timur - 2009 Agus Wibowo, MSc. Watershed ApplicationWatershed Application using ArcGIS in IT for NRM Bogor Agricultural University , email: aw3126@ yahoo come-mail: aw3126@yahoo.com Ryan Hill, John Olson, Chris Kroeber,David G. Tarboton, Charles Hawkins, The Multi-Watershed Delineation Tool: GIS Software in Support of Regional Watershed Analyses. Development Team Kiran Chinnayakanahalli. Department of Civil and Environmental Engineering Utah State University 4110 Old Main Hill, Logan, UT 84322-4110

Bab IV. Teknik Deliniasi Wilayah Kerja DAS/DTA

Daftar Pustaka :

http://support.esri.com/en/downloads/datamodel/detail/15 http://akabarahikari.blogspot.com/2012 http://ml.scribd.com/doc/65912537/PGG-jadi http://srtm.csi.cgiar.org/ http://kupangdotnet.blogspot.com/2012/06/membuat-peta-jalan-danlokasi-dengan.html http://downloads.ziddu.com/downloadfile/3232800/DijitasiPolygondiGE. zip.html http://www.senyawa.com/2010/06/membaca-peta-kontur-bag-1.html

OPERATION WALLACEA TRUST

59


Manual : Teknik Pemetaan DTA

@ 2012

60


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.