Kisah Kasih di Gang Kiwi (2017)

Page 1

KOMUNITAS KO LONGRU MAH . LA B U A N B A J O . J U LI 2017

KISAH KASIH DI GANG KIWI PAMERAN . NONTON BERSAMA . MUSIK


[ Katalog Kisah Kasih di Gang Kiwi, 2017 ]



KISAH KASIH DI GANG KIWI PAMERAN . NONTON . MUSIK


Pameris KM. Yanto Filem Pendek Komunitas

Unusually

Inisiator Komunitas Kolong Rumah, Rumah Lukis, Komunitas Unusually Urunan Lorong Kecil, Warung Kojo, ­Tokotako, Di Balik Dinding,

Labuan Bajo Trip, Dino Trip, Labuan Bajo Tersenyum Pimpinan Produksi Ade Awaluddin Firman Juru Acara Zulkifli Madide Dokumentasi Foto Amir Hamsa & Komunitas Unusually Squad Operator Drone Saddam Husen Perlengkapan Rizal Manto, Saddam Husen Editor Video Publikasi Andri Sugara Setting Pengeras Suara & Lampu Panggung Saddam Husen, Alfi Maisal, Grafika Ade Awaluddin Firman Pose dalam Sampul Fadillah Makarim Photophone Wahyu Sindi Parsetyo (@dibalik_dinding)

Komo



Kolong Rumah merupakan nama yang disematkan menjadi arena bermain, belajar bersama, dan komunitas bagi para kawanan muda Labuan Bajo yang lahir dari c ­ ikal bakal produksi dan kegiatan yang diinisiasi s­ egelintir k­ awanan muda dan mahasiswa Labuan Bajo yang berkuliah di M ­ akassar, Surabaya, Bali dan Lombok yang mengisi liburan smester kuliah dengan kegiatan diskusi, bakti sosial, dan seni di k­ ampung halaman sejak 2010. Dalam perkembangannya, nama komunitas Kolong R ­ umah ini kemudian ­diluncurkan pada tahun 2016 melalui k­ egiatan ­bersama Teras Pesisir. Unit-unit yang m ­ enggawangi ­arena b ­ elajar ini adalah Komunitas Unusually, Rumah Lukis K ­ ampung Air, Warung Kojo, Tokotako, dan Labuan Bajo Trip. Inisiasi yang dilakukan antara lain Misi Bakti Sosial Marombok (2010), ­Seminar ­ Kepemudaan (2011), Seminar Pendidikan (2012), P ­ erformance Art ‘Mencari ­Kemerdekaan di Hari Kemerdekaan’ (2012), Demonstration of Art ‘Tolak Bala’ (2013), Filem Pendek ‘Pulang’ (2014), Nonton, Cerita-Cerita, dan Ganda-­Ganda ‘Cinta Monyet ­ di Gang Kiwi’ (2016), Kelas Menggambar Romantis (2016), Kelas Teater (2016), Kelas Puisi dan Cerpen (2016), Workshop D ­ esain Grafis (2016), Project Photophone ‘Di Balik Dinding’ (2017 - Sekarang), P ­ iknik dan Belajar (2016 - S ­ ekarang), ‘Di Suatu Sunyi, Aku: Puisi-Puisi Fuad’ (2016), Filem Pendek ‘­Cinta Monyet di Gang Kiwi’ (2017), Filem Pendek ‘Hutan ­Paradoks’ (2017), Selamatan dan Ziarah ­Ingatan Kampung (Labuan) Bajo (2017 - S ­ ekarang), Pameran, Nonton, dan Musik ‘Kisah Kasih di Gang Kiwi’ (2017), Merayakan Ramadhan dengan Bakti Sosial kolaborasi Komunitas Muslimah Labuan Bajo (2018), Guru Baler (2018 - Sekarang).


­ isah Kasih di Gang Kiwi: K Apa Saja Yang Bisa Kita Ingat? ­

Pimpinan Produksi “Kisah Kasih di Gang Kiwi” sitiran dari sebuah judul lagu Kisah Kasih di ­Sekolah yang d ­ iciptakan Obbie Messakh dan dipopulerkan oleh Chrisye ­dalam album Dekade (2002) yang populer dalam tayangan televisi sejak


2003 hingga tamat tahun 2005 (sumber: Wikipedia). Judul lagu itu memang m ­ engiringi masa dan ingatan remaja bagi kita yang lahir tahun 90’an, persisnya k­ etika kita ­mengalami masa sekolah menengah pertama. Kisah Kasih di Gang Kiwi menjadi nama untuk hajatan kita berpameran lukisan, ­menonton filem pendek, dan main musik—cara yang kita dapat jangkau dan m ­ ungkin kita senangi. Melalui hajatan ini, kita seakan memanggil kembali cerita di masa r­ emaja itu atau kisah-kisah kita di Kampung Air. Meski tampakannya tak seutuhnya ­terletak dalam karya-karya yang tersaji. Namun seolah hadir sebagai ingatan, semacam ­menjelajahi lagi pengetahuan masa remaja melalui ruang (Kampung Air dan sekitarnya) yang kita kenal sekarang ini yang barangkali dapat kita kisahkan kembali (atau bahkan membangun kisah yang baru), tetapi mewujudkannya dengan bentuk-bentuk yang lain. Pameran, nonton, dan main musik atau bentuk-bentuk semacam itu hanya wujud ­perumpamaan lainnya. Gang Kiwi belakangan baru memiliki namanya. Jalan setapak yang kita kenal ­dengan menyebutkan lokasinya dengan hanya menandai nama-nama pemilik rumah di sisi sepanjang gang itu. Gang-gang sempit yang menjadi penghubung rumah-­ rumah, l­alu-lalang dan aktivitas warga lainnya, dan akses keluar-masuk kendaraan roda dua. Setapak jalan yang membelah K ­ ampung Air i­ni yang rupanya belakangan ­ diperkenalkan jelang momentum perayaan Sail Komodo 2013. Di beberapa titik sepanjang jalan setapak ini, mudah menjumpai para kawanan remaja hingga anak muda kampung sebagai tempat mereka menongkrong di kolong, tangga, dan teras rumah. Pemandangan itu bahkan tak jarang kita jumpai, namun sebelum pembangunan jalan reklamasi pantai benar-benar terjadi. Tempat tongkrongan lain, kadang-kadang menghabiskan sore dan malam di atas paparah—penjemuran ikan yang terbuat dari susunan jeriau bambu yang didirikan di tepi pantai di sepanjang kampung pesisir Labuan Bajo. Jeriau penjemuran ikan yang dibangun warga sendiri dengan berangsur yang agaknya menjadi yang terpanjang dan pernah ada di Manggarai Barat.


10

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Setapak jalan yang membelah K ­ ampung Air l­antas b ­ elakangan diberi nama Gang Kiwi. Nama yang rupanya d ­ isematkan jelang ­persiapan momentum p ­ erayaan Sail K ­ omodo 2013. Gang-gang sempit yang m ­ enjadi ­penghubung rumah-­rumah, lalu ­lalang dan a ­ ktivitas warga, serta s­ ebagai a ­ kses ­keluar-masuk kendaraan r­ oda dua. Di sore atau malam h ­ ari, t­ampak m ­ udah ­menjumpai para kawanan r­ emaja ­hingga anak muda di b ­ eberapa t­itik s­ epanjang jalan s­ etapak ini, ­sebagai ­tempat ­mereka ­menongkrong di kolong, tangga, dan t­eras r­ umah. N ­ amun ­pemandangan itu yang k­ adang tak j­arang kita ­jumpai s­ ebelum pembangunan jalan reklamasi ­pantai ­benar-benar terjadi. Tak ­jarang t­empat tongkrongan lain menghabiskan sore dan malam di atas ­paparah—­penjemuran ikan yang t­erbuat dari susunan jeriau b ­ ambu yang d ­ idirikan di tepi pantai di s­ epanjang Kampung Ujung, K ­ ampung Tengah, K ­ ampung Air dan K ­ ampung Baru. ­Jeriau penjemuran ikan yang dibangun w ­ arga ­ gaknya sendiri dengan ­berangsur yang a ­menjadi yang terpanjang dan pernah ada di Manggarai Barat. Baca catatan terkait istilah paparah melalui blog http://adenafirman.com/blog/dulu-labuan-bajo-ada-banjir-ikan/


Sesi foto untuk ­kebutuhan poster kegiatan di depan kamar kerja Lorong Kecil, ­kediaman Amir Hamsa



Melukis K ­ isah Kasih di Gang Kiwi ­

Ade Awaluddin Firman Sore itu hujan turun di selatan Labuan Bajo dan tak lama akan m ­ engarak ke Kampung Air dan sekitarnya. Sudah dua hari hujan datang seperti itu ­mengguyur sebagian kota mungil ini persis jelang sore hingga malam ­harinya. Saya dan sebagian kawan saya tampak sadrah sebab hujan turun adalah keadaan yang tidak diinginkan untuk acara yang digelar di tempat t­erbuka.


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

Apa lagi persiapan ­untuk menempatkan dan ­mengatur pernak-pernik ­perlengkapan acara ini belum juga dibentang. ­Padahal waktu acara sudah berlalu dua jam, acara ini hanya baru ­memungkinkan dibuka pada malam harinya. Seperti rencana, bila ­hujan masih akan turun hingga malam nanti, ­hajatan Kisah Kasih di Gang Kiwi akan tetap diteruskan di teras kios milik Pak Mawar. ­Meski luasnya hanya s­ ekira 3x8 meter, mungkin ­kegiatan ini bisa teduh di bawah atap teras kios bapak Fajar. Bila itu ­terjadi, maka kami ­harus ­merelakan ­bagian ­tertentu acara akan tarasa b ­ untung. Untungnya, sejak pukul lima sore hingga malam harinya langit cerah

15

sampai acara ini ditutup. Format acara dengan utuh disodorkan; p ­ ameran ­lukisan, nonton ­bersama filem pendek, dan penampilan musik yang sengaja dibiarkan berjalan secara acak.

tancap, ­kotak ­lampu, dan ­perangkat sound ­system. Alat-alat ini yang ­secara ­beramai-ramai ­terkumpulkan dari kawankawan kami lainnya d ­ alam seminggu persiapan ­sebelum acara.

“Kalian mau bikin apa?” Tanya salah satu t­etangga yang bercengkerama bersama warga lainnya sore itu ketika kami mulai meletakkan alat-alat di jalan baru Kampung Air di bibir Gang Kiwi saat hujan mulai reda.

“Acara apa itu ka?” ­Tanya ibu yang paling muda di antara ibu-ibu itu lagi. Ia seperti kurang puas ­dengan jawaban dari Hamsa.

“Mau bikin acara ­sebentar e,“ jawab ­Hamsa. Begitu juga t­etangga sekitaran itu yang ­tampak saksama ­melihat arak-­arakan kami, ­sementara kami yang mencolok membawa gulungan kabel, layar

“Pameran lukis sama ­nonton filem,” jawab ­Hamsa sekali lagi. ­Obrolan antara mereka berhenti ketika ibu-ibu Gang Kiwi itu tahu apa dan di mana acara ini akan dihajatkan. Memang diantara kami, Hamsa menjadi orang pertama yang akan ­disodorkan pertanyaan semacam itu oleh


16

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi

t­etangga sekitaran Gang Kiwi ­Kampung Air. Bila kami tampak ­berkumpul lagi dan melakukan ­aktivitas yang mungkin tak biasa seperti hari biasanya.

oleh beberapa rumah di Gang Kiwi. Rumah-rumah di situlah yang ­sementara dalam perbaikan setelah terjadinya musibah ­kebakaran beberapa ­ waktu lalu.

Mungkin, itu k­ arena kawan-kawan ­Komunitas ­Unusually ­sering bertemu di sekitaran gang ini, jalan sempit menuju tempat ­biasa mereka bermarkas. Di kolong rumahnya itu juga adalah ruang kerja penyablonan yang dia beri nama Lorong Kecil.

Dengan begitu, acara mesti digeser ke lokasi lain sebab kabel listrik kami yang tersedia tak cukup panjang bila tetap digelar di bibir Gang Kiwi, apalagi untuk mengaliri tegangan listrik yang tak cukup dari rumah-rumah terdekat dari gang ini.

Rupanya, daya listrik di rumah terdekat dari l­okasi acara yang kami minta tidak cukup menampung daya listrik untuk lampu dan perangkat sound ­system yang kami bawa. Meter listrik berdaya 900 watt itu rupanya terpakai

Kami diuntungkan lagi dengan tetangga ­setempat yang baik hati yang ­merelakan satu ­kulkasnya dia matikan agar aliran listrik yang cukup dari rumahnya bisa kami colok. Pak Azis ­mengizinkan kami untuk

mengaliri listriknya itu secara sukarela kepada kami—biaya pemakaian Pak Asiz talangi s­ eperti ­biasanya, dia menolak ­ketika kami menyisipkan ­biaya untuk itu. L ­ angkah baik, bentangan kabel yang tersedia cukup ­menyeberangi jalan ­hingga ke titik acara. Pun acara ini jatuh persis di depan ­Rumah Lukis, ­Kampung Air. “Kalo bikin acara lagi ­ambilmi saja listrik di sini,” kata bapak berkeluarga Bugis ini saat saya dan Hamsa mendatangi dan meminta izin pemakaian listrik rumahnya beberapa saat hujan reda. “Terima kasih banyak, Om,” lalu kami pamit dan ­melanjutkan urusan ­lainnya.


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

17

Diskusi bersama Rumah Lukis dan teman-teman Komunitas Unusually dalam project Kolong Rumah untuk persiapan Pameran, Nonton Filem & Musik: Kisah Kasih di Gang Kiwi. Kepala kabel ­sudah ­dicolok, ­posisi ­penempatan ­perlengkapan ­acara ­sudah langsung ­diadaptasi ­dengan

l­etak tempat yang ­tidak ­direncanakan itu. ­Lukisan-lukisan lama karya kawan kami, ­Yanto, lalu ­dipajang. Layar ­tancap ­untuk

memutar filem-filem pendek yang dibikin adik-adik ­Unusually dan lapakan penampil musik sudah siap pula ­dibentang. ­Kampung Air


18

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi

di malam minggu dibalut gelap tiada ­berbintang. Tiga titik u ­ tama s­ uguhan ­pencahayaan lampu yang menyala s­ etidaknya ­mengalihkan mata saya dari langit yang ­berawan malam itu ke titik ­keramaian. Warga ­setempat rupanya pun ikut berarak ke keramian ini. Acara kecil ini s­ emacam acara syukuran dari buah ide kecil di suatu malam ketika kami yang b ­ ertemu sebagaimana biasa. ­Rupanya kawan kami, Yanto, baru saja beberapa hari datang dari M ­ akassar dan ­mengabarkan ­dirinya akan menetap di ­kampung ­halaman. Dia ­berencana membikin galeri dan ­semacam kelas belajar ­kesenirupaan di ­Kampung Air yang dia beri nama ­Rumah Lukis.

Harapannya itu juga yang agaknya ­mempertemukan semangat yang agaknya menjadi ­menggairahkan ini, bersama apa yang ­dikerjakan kawan-kawan di Komunitas ­Unusually. ­Terus terang, saya j­ustru senang dan b ­ eruntung ­bertemu ­dengan ­kesempatan belajar ­seperti ini lagi. Setelah dua tahun ­lebih bekerja sebagai ­tenaga pengajar bidang ­kesenian di salah satu ­sekolah ­menengah ke atas di Makassar, kini dia ­memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya dan mengikuti keinginan kuatnya itu di kampung ini. Lukisan yang di­pamerkan dalam Kisah Kasih di Gang Kiwi yang d ­ iadakan di malam minggu (8/7/17)

itu adalah karya lama dari ­pameran tugas ­akhir ­kuliahnya. Kembali ­dipamerkan ­sebab tema yang diusung b ­ ersama mungkin cocok dengan filem pendek yang d ­ ibikin adik-adik ­Unusually. ­ Begitu juga a ­ genda acara ­lainnya. Momen kecil ini ­sekaligus membuka kabar g ­ embira kehadiran saluran baru untuk teman-teman ­remaja dan mungkin kawankawan sepantaran kami dan tentu untuk diri kami sendiri yang ingin belajar ­bersama di Rumah Lukis dan Komunitas ­Unusually melalui kelompok ­belajar dan bermain ­bersama project Kolong Rumah. Bagi sebagian kami yang tinggal di tepi ­bagian

Diunggah dalam Blog Ade Awaluddin Firman pada 14 Juli 2017: https://adenafirman.wordpress.com/2017/07/14/ melukis-kisah-kasih-di-gang-kiwi/


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

19

barat Labuan Bajo, rumah-­rumah ­panggung h ­ ingga tahun 2009 juga tak ­banyak sekarang masih mudah bisa kita j­umpai di Kampung Air dan ­kampung-­kampung ­persisir sekitarnya.

­teralihkan dulu ­menjadi ­sebuah ­project yang ­mungkin ­dikerjakan ­dengan ­jangka dan ­rencana yang acak ­bersama ­kawan-kawan remaja atau siapa saja dari kampung setempat.

Sedikit banyak p ­ engalaman masa kecil kami ­tumpah di kolong r­ umah-rumah panggung. Tak t­erkecuali orang-orang ­dewasa h ­ ingga kini m ­ asih kita ­jumpai ­yang mengisi waktu senggangnya di kolong rumah-­rumah ­panggung—yang ­masih t­erbuka ­tanpa dinding, rumah-­ rumah ­panggung di K ­ ampung Air dan s­ ekitarnya tampaknya tak ­sedikit ­berdiri sudah dengan d ­ inding dan tiang b ­ eton—walaupun hanya ­mengisi waktu senggang u ­ ntuk ­bermain ­kartu atau m ­ ungkin b ­ ercengkrama soal pekerjaan dan urusan lain mereka di situ.

Project Kolong ­Rumah ­menjadi ­semacam ­kesempatan ­belajar atau apapun namanya bagi ­kawan-kawan Rumah Lukis, ­Komunitas ­Unusually, dan mungkin siapa saja ­untuk bermain dan b ­ elajar ­bersama, setelah ­sedikit banyak ­belajar dari ­acara Teras Pesisir (2016) yang atas urunan langsung dari ­Komunitas Unusually, Warung Kojo, dan Toko Tako.

Ide ini yang membawa kami u ­ ntuk meminjam nama kolong rumah ­sebagai ­komunitas. ­Hanya saja ­harapan ­ingin ­menjadikannya ­sebagai ­komunitas ­sementara kian ­didambakan, j­ustru mungkin akan

“Apresiasi agaknya ­sedikit demi ­sedikit bisa tumbuh di Kampung ini, ­barangkali di kampung kita ini. ­Hanya bila kita sedikit lebih ­produktif atau membikin kegiatan k­ ecil semacam ini ­berkali-kali,” kata Yanto ketika saya jumpai di ­Rumah Lukis beberapa hari setelah acara Kisah Kasih di Gang Kiwi.

dan diakses pada 11 Juli 2018, 01:44 WITA di http://kolongrumah.org/cerita/melukis-kisah-kasih-di-gang-kiwi/


Filem Pendek Pulang (2014) Cinta Monyet (2017) Hutan Paradoks (2017)


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

21

Pulang Durasi: 04:07 Menit Sutradara / Ide Cerita: Zulkifli Madide / Ade Awaluddin Firman

Dua orang yang bersahabat c ­ ukup lama, Melki dan Dulla. Dua s­ arjana muda yang telah m ­ enyelesaikan ­studinya dan pulang ke kampung ­halamannya. ­Tetapi, ­mereka merasa ­sebuah ­persoalan datang ­kepadanya. Soalan yang biasa, disiplin ilmu ­kuliah yang m ­ ereka pilih pun s­ eolah menjadi b ­ eban bagi diri sendiri dan ­lingkungannya. Namun Melki lantas bertemu d ­ engan sebuah harapan yang amat m ­ endalam, sekali pun harapan itu datang sebagai cerminan atau refleksi bagi dirinya.

Mereka yang pergi dari kampung ­untuk ­bersekolah kemudian ‘­pulang’ ke k­ ampung ­halamannya. Adalah ­sebuah perjalanan untuk m ­ enunaikan ‘­kepergian’ itu sendiri. Tetapi, ‘pulang’ yang ­pemuda itu temui ialah sebuah pemaknaan tentang ­perjalanan m ­ enjadi diri sendiri.


22

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi

Cinta Monyet Durasi: 12:38 Menit Ide Cerita: Fuad Tobi

“Cinta itu apa?” “Cinta itu di ikrarkan di hati, diucapkan lewat lisan, ditunjukkan lewat perbuatan. Kayak iman” “Cinta itu saling suka. Itu saja” “Cinta itu cuman reaksi dari zat d ­ opamin di otak yang menstimulus produksi ­norepinephrine sehingga memunculkan perasaan senang berlebih”

“Cinta itu motivasi, yg membuat s­ eorang ayah tak kenal lelah meski peluh ­membasahi wajah. Atau seorang ibu yang m ­ enenangkan tangis b ­ ayinya dengan penuh ­kesabaran. Cinta itu juga soal komitmen yang m ­ enjadikan mahar boleh berbeda, tapi ijab kabul ­selamanya akan selalu sama”


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

23

Hutan Paradoks Durasi: 09:04 Menit Ide Cerita: Fuad Tobi

Film ini berkisah tentang sekelompok anak muda yang berencana mengisi waktu liburan dengan mendaki gunung atas usulan dari Stevin dan d ­ isetujui oleh Nabila, Neng dan Ayu. Tapi, k­ arena ada urusan yang lebih penting Ayu dan Neng akan berangkat beberapa jam setelah menyelesaikan urusan m ­ ereka. Di temani Galang yang seorang p ­ olisi dan teman sebaya lainnya, Amar. ­Mereka berempat berangkat lebih dulu. Perjalanan mereka awalnya tergolong aman sampai mereka kesasar dalam satu hutan terlarang, Hutan Paradoks. Disinilah masalah bermula. ­Pertama

mereka menemukan mayat Neng dan Ayu yang seharusnya belum b ­ erangkat dan Nabila yang tiba-tiba menghilang. Galang yang seorang Polisi meminta Amar dan Stevin pulang sementara dia mencari Nabila. Dalam ­perjalanan pulang, Stevin m ­ endengar suara ­tembakan. Amar mencoba m ­ enghalangi Stevin untuk kembali, tapi terlambat. Kejadian-kejadian aneh susul m ­ enyusul menghampiri mereka, suara t­embakan, kematian beberapa teman dan ­pertarungan dengan orang bertopeng, si pelaku utama.



Kampung Air, Lokasi Kegiatan ­Pameran, Nonton Filem & Main Musik



[Pra Kegiatan]

Anak-Anak Kampung Air Project Foto Kamera Handphone - Di Balik Dinding Oleh Wahyu Sindi Prasetyo




30

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

31


32

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

33


Diskusi & Persiapan Lainnya Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

35


36

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

37


38

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi

Teras Pesisir Kampung Air Saat Malam Hari


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

39


40

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

41


42

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi

Pindah Lokasi Kegiatan Di Depan Rumah Lukis, Kampung Air


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

43


44

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

45


46

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

47

Lukisan Kamaruddin ­Yanto, Karya Tugas Akhir dan ­Kuliahnya Yang Dipamerkan Kembali


48

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

49



Pameran, Nonton Filem & Main Musik Di Teras Pesisir Kampung Air


Kampung Air, Malam Hari Saat Air Laut Kembali Surut Ketika Kegiatan Berlangsung



54

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

55



Pemutaran Filem Pendek Komunitas Unusually


58

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

59


60

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

61


“Kisah Kasih di Gang Kiwi” Sabtu, 8 Juli 2017 Kampung Air, Labuan Bajo



64

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

65


Warga Kampung Air dalam Sesi Menonton Filem Pendek Karya Komunitas Unusually



68

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

69


Foto Bersama dalam Kisah Kasih di Gang Kiwi



Bincang Santai Usai Kegiatan Obrolan dan Rekomendasi Kegiatan Project Kolong Rumah



74

/ Kisah Kasih di Gang Kiwi


Kisah Kasih di Gang Kiwi /

75


[ Katalog Kisah Kasih di Gang Kiwi, 2017 ]


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.