KOMUNITAS KO LONGRU MAH . LA B U A N B A J O . J U LI 2017
KISAH KASIH DI GANG KIWI PAMERAN . NONTON BERSAMA . MUSIK
[ Katalog Kisah Kasih di Gang Kiwi, 2017 ]
KISAH KASIH DI GANG KIWI PAMERAN . NONTON . MUSIK
Pameris KM. Yanto Filem Pendek Komunitas
Unusually
Inisiator Komunitas Kolong Rumah, Rumah Lukis, Komunitas Unusually Urunan Lorong Kecil, Warung Kojo, ÂTokotako, Di Balik Dinding,
Labuan Bajo Trip, Dino Trip, Labuan Bajo Tersenyum Pimpinan Produksi Ade Awaluddin Firman Juru Acara Zulkifli Madide Dokumentasi Foto Amir Hamsa & Komunitas Unusually Squad Operator Drone Saddam Husen Perlengkapan Rizal Manto, Saddam Husen Editor Video Publikasi Andri Sugara Setting Pengeras Suara & Lampu Panggung Saddam Husen, Alfi Maisal, Grafika Ade Awaluddin Firman Pose dalam Sampul Fadillah Makarim Photophone Wahyu Sindi Parsetyo (@dibalik_dinding)
Komo
Kolong Rumah merupakan nama yang disematkan menjadi arena bermain, belajar bersama, dan komunitas bagi para kawanan muda Labuan Bajo yang lahir dari c ikal bakal produksi dan kegiatan yang diinisiasi s egelintir k awanan muda dan mahasiswa Labuan Bajo yang berkuliah di M akassar, Surabaya, Bali dan Lombok yang mengisi liburan smester kuliah dengan kegiatan diskusi, bakti sosial, dan seni di k ampung halaman sejak 2010. Dalam perkembangannya, nama komunitas Kolong R umah ini kemudian diluncurkan pada tahun 2016 melalui k egiatan bersama Teras Pesisir. Unit-unit yang m enggawangi arena b elajar ini adalah Komunitas Unusually, Rumah Lukis K ampung Air, Warung Kojo, Tokotako, dan Labuan Bajo Trip. Inisiasi yang dilakukan antara lain Misi Bakti Sosial Marombok (2010), Seminar Kepemudaan (2011), Seminar Pendidikan (2012), P erformance Art ‘Mencari Kemerdekaan di Hari Kemerdekaan’ (2012), Demonstration of Art ‘Tolak Bala’ (2013), Filem Pendek ‘Pulang’ (2014), Nonton, Cerita-Cerita, dan Ganda-Ganda ‘Cinta Monyet di Gang Kiwi’ (2016), Kelas Menggambar Romantis (2016), Kelas Teater (2016), Kelas Puisi dan Cerpen (2016), Workshop D esain Grafis (2016), Project Photophone ‘Di Balik Dinding’ (2017 - Sekarang), P iknik dan Belajar (2016 - S ekarang), ‘Di Suatu Sunyi, Aku: Puisi-Puisi Fuad’ (2016), Filem Pendek ‘Cinta Monyet di Gang Kiwi’ (2017), Filem Pendek ‘Hutan Paradoks’ (2017), Selamatan dan Ziarah Ingatan Kampung (Labuan) Bajo (2017 - S ekarang), Pameran, Nonton, dan Musik ‘Kisah Kasih di Gang Kiwi’ (2017), Merayakan Ramadhan dengan Bakti Sosial kolaborasi Komunitas Muslimah Labuan Bajo (2018), Guru Baler (2018 - Sekarang).
isah Kasih di Gang Kiwi: K Apa Saja Yang Bisa Kita Ingat?
Pimpinan Produksi “Kisah Kasih di Gang Kiwi” sitiran dari sebuah judul lagu Kisah Kasih di Sekolah yang d iciptakan Obbie Messakh dan dipopulerkan oleh Chrisye dalam album Dekade (2002) yang populer dalam tayangan televisi sejak
2003 hingga tamat tahun 2005 (sumber: Wikipedia). Judul lagu itu memang m engiringi masa dan ingatan remaja bagi kita yang lahir tahun 90’an, persisnya k etika kita mengalami masa sekolah menengah pertama. Kisah Kasih di Gang Kiwi menjadi nama untuk hajatan kita berpameran lukisan, menonton filem pendek, dan main musik—cara yang kita dapat jangkau dan m ungkin kita senangi. Melalui hajatan ini, kita seakan memanggil kembali cerita di masa r emaja itu atau kisah-kisah kita di Kampung Air. Meski tampakannya tak seutuhnya terletak dalam karya-karya yang tersaji. Namun seolah hadir sebagai ingatan, semacam menjelajahi lagi pengetahuan masa remaja melalui ruang (Kampung Air dan sekitarnya) yang kita kenal sekarang ini yang barangkali dapat kita kisahkan kembali (atau bahkan membangun kisah yang baru), tetapi mewujudkannya dengan bentuk-bentuk yang lain. Pameran, nonton, dan main musik atau bentuk-bentuk semacam itu hanya wujud perumpamaan lainnya. Gang Kiwi belakangan baru memiliki namanya. Jalan setapak yang kita kenal dengan menyebutkan lokasinya dengan hanya menandai nama-nama pemilik rumah di sisi sepanjang gang itu. Gang-gang sempit yang menjadi penghubung rumah- rumah, lalu-lalang dan aktivitas warga lainnya, dan akses keluar-masuk kendaraan roda dua. Setapak jalan yang membelah K ampung Air ini yang rupanya belakangan diperkenalkan jelang momentum perayaan Sail Komodo 2013. Di beberapa titik sepanjang jalan setapak ini, mudah menjumpai para kawanan remaja hingga anak muda kampung sebagai tempat mereka menongkrong di kolong, tangga, dan teras rumah. Pemandangan itu bahkan tak jarang kita jumpai, namun sebelum pembangunan jalan reklamasi pantai benar-benar terjadi. Tempat tongkrongan lain, kadang-kadang menghabiskan sore dan malam di atas paparah—penjemuran ikan yang terbuat dari susunan jeriau bambu yang didirikan di tepi pantai di sepanjang kampung pesisir Labuan Bajo. Jeriau penjemuran ikan yang dibangun warga sendiri dengan berangsur yang agaknya menjadi yang terpanjang dan pernah ada di Manggarai Barat.
10
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Setapak jalan yang membelah K ampung Air lantas b elakangan diberi nama Gang Kiwi. Nama yang rupanya d isematkan jelang persiapan momentum p erayaan Sail K omodo 2013. Gang-gang sempit yang m enjadi penghubung rumah-rumah, lalu lalang dan a ktivitas warga, serta s ebagai a kses keluar-masuk kendaraan r oda dua. Di sore atau malam h ari, tampak m udah menjumpai para kawanan r emaja hingga anak muda di b eberapa titik s epanjang jalan s etapak ini, sebagai tempat mereka menongkrong di kolong, tangga, dan teras r umah. N amun pemandangan itu yang k adang tak jarang kita jumpai s ebelum pembangunan jalan reklamasi pantai benar-benar terjadi. Tak jarang tempat tongkrongan lain menghabiskan sore dan malam di atas paparah—penjemuran ikan yang terbuat dari susunan jeriau b ambu yang d idirikan di tepi pantai di s epanjang Kampung Ujung, K ampung Tengah, K ampung Air dan K ampung Baru. Jeriau penjemuran ikan yang dibangun w arga gaknya sendiri dengan berangsur yang a menjadi yang terpanjang dan pernah ada di Manggarai Barat. Baca catatan terkait istilah paparah melalui blog http://adenafirman.com/blog/dulu-labuan-bajo-ada-banjir-ikan/
Sesi foto untuk Âkebutuhan poster kegiatan di depan kamar kerja Lorong Kecil, Âkediaman Amir Hamsa
Melukis K isah Kasih di Gang Kiwi
Ade Awaluddin Firman Sore itu hujan turun di selatan Labuan Bajo dan tak lama akan m engarak ke Kampung Air dan sekitarnya. Sudah dua hari hujan datang seperti itu mengguyur sebagian kota mungil ini persis jelang sore hingga malam harinya. Saya dan sebagian kawan saya tampak sadrah sebab hujan turun adalah keadaan yang tidak diinginkan untuk acara yang digelar di tempat terbuka.
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
Apa lagi persiapan untuk menempatkan dan mengatur pernak-pernik perlengkapan acara ini belum juga dibentang. Padahal waktu acara sudah berlalu dua jam, acara ini hanya baru memungkinkan dibuka pada malam harinya. Seperti rencana, bila hujan masih akan turun hingga malam nanti, hajatan Kisah Kasih di Gang Kiwi akan tetap diteruskan di teras kios milik Pak Mawar. Meski luasnya hanya s ekira 3x8 meter, mungkin kegiatan ini bisa teduh di bawah atap teras kios bapak Fajar. Bila itu terjadi, maka kami harus merelakan bagian tertentu acara akan tarasa b untung. Untungnya, sejak pukul lima sore hingga malam harinya langit cerah
15
sampai acara ini ditutup. Format acara dengan utuh disodorkan; p ameran lukisan, nonton bersama filem pendek, dan penampilan musik yang sengaja dibiarkan berjalan secara acak.
tancap, kotak lampu, dan perangkat sound system. Alat-alat ini yang secara beramai-ramai terkumpulkan dari kawankawan kami lainnya d alam seminggu persiapan sebelum acara.
“Kalian mau bikin apa?” Tanya salah satu tetangga yang bercengkerama bersama warga lainnya sore itu ketika kami mulai meletakkan alat-alat di jalan baru Kampung Air di bibir Gang Kiwi saat hujan mulai reda.
“Acara apa itu ka?” Tanya ibu yang paling muda di antara ibu-ibu itu lagi. Ia seperti kurang puas dengan jawaban dari Hamsa.
“Mau bikin acara sebentar e,“ jawab Hamsa. Begitu juga tetangga sekitaran itu yang tampak saksama melihat arak-arakan kami, sementara kami yang mencolok membawa gulungan kabel, layar
“Pameran lukis sama nonton filem,” jawab Hamsa sekali lagi. Obrolan antara mereka berhenti ketika ibu-ibu Gang Kiwi itu tahu apa dan di mana acara ini akan dihajatkan. Memang diantara kami, Hamsa menjadi orang pertama yang akan disodorkan pertanyaan semacam itu oleh
16
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
tetangga sekitaran Gang Kiwi Kampung Air. Bila kami tampak berkumpul lagi dan melakukan aktivitas yang mungkin tak biasa seperti hari biasanya.
oleh beberapa rumah di Gang Kiwi. Rumah-rumah di situlah yang sementara dalam perbaikan setelah terjadinya musibah kebakaran beberapa waktu lalu.
Mungkin, itu k arena kawan-kawan Komunitas Unusually sering bertemu di sekitaran gang ini, jalan sempit menuju tempat biasa mereka bermarkas. Di kolong rumahnya itu juga adalah ruang kerja penyablonan yang dia beri nama Lorong Kecil.
Dengan begitu, acara mesti digeser ke lokasi lain sebab kabel listrik kami yang tersedia tak cukup panjang bila tetap digelar di bibir Gang Kiwi, apalagi untuk mengaliri tegangan listrik yang tak cukup dari rumah-rumah terdekat dari gang ini.
Rupanya, daya listrik di rumah terdekat dari lokasi acara yang kami minta tidak cukup menampung daya listrik untuk lampu dan perangkat sound system yang kami bawa. Meter listrik berdaya 900 watt itu rupanya terpakai
Kami diuntungkan lagi dengan tetangga setempat yang baik hati yang merelakan satu kulkasnya dia matikan agar aliran listrik yang cukup dari rumahnya bisa kami colok. Pak Azis mengizinkan kami untuk
mengaliri listriknya itu secara sukarela kepada kami—biaya pemakaian Pak Asiz talangi s eperti biasanya, dia menolak ketika kami menyisipkan biaya untuk itu. L angkah baik, bentangan kabel yang tersedia cukup menyeberangi jalan hingga ke titik acara. Pun acara ini jatuh persis di depan Rumah Lukis, Kampung Air. “Kalo bikin acara lagi ambilmi saja listrik di sini,” kata bapak berkeluarga Bugis ini saat saya dan Hamsa mendatangi dan meminta izin pemakaian listrik rumahnya beberapa saat hujan reda. “Terima kasih banyak, Om,” lalu kami pamit dan melanjutkan urusan lainnya.
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
17
Diskusi bersama Rumah Lukis dan teman-teman Komunitas Unusually dalam project Kolong Rumah untuk persiapan Pameran, Nonton Filem & Musik: Kisah Kasih di Gang Kiwi. Kepala kabel sudah dicolok, posisi penempatan perlengkapan acara sudah langsung diadaptasi dengan
letak tempat yang tidak direncanakan itu. Lukisan-lukisan lama karya kawan kami, Yanto, lalu dipajang. Layar tancap untuk
memutar filem-filem pendek yang dibikin adik-adik Unusually dan lapakan penampil musik sudah siap pula dibentang. Kampung Air
18
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
di malam minggu dibalut gelap tiada berbintang. Tiga titik u tama s uguhan pencahayaan lampu yang menyala s etidaknya mengalihkan mata saya dari langit yang berawan malam itu ke titik keramaian. Warga setempat rupanya pun ikut berarak ke keramian ini. Acara kecil ini s emacam acara syukuran dari buah ide kecil di suatu malam ketika kami yang b ertemu sebagaimana biasa. Rupanya kawan kami, Yanto, baru saja beberapa hari datang dari M akassar dan mengabarkan dirinya akan menetap di kampung halaman. Dia berencana membikin galeri dan semacam kelas belajar kesenirupaan di Kampung Air yang dia beri nama Rumah Lukis.
Harapannya itu juga yang agaknya mempertemukan semangat yang agaknya menjadi menggairahkan ini, bersama apa yang dikerjakan kawan-kawan di Komunitas Unusually. Terus terang, saya justru senang dan b eruntung bertemu dengan kesempatan belajar seperti ini lagi. Setelah dua tahun lebih bekerja sebagai tenaga pengajar bidang kesenian di salah satu sekolah menengah ke atas di Makassar, kini dia memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya dan mengikuti keinginan kuatnya itu di kampung ini. Lukisan yang dipamerkan dalam Kisah Kasih di Gang Kiwi yang d iadakan di malam minggu (8/7/17)
itu adalah karya lama dari pameran tugas akhir kuliahnya. Kembali dipamerkan sebab tema yang diusung b ersama mungkin cocok dengan filem pendek yang d ibikin adik-adik Unusually. Begitu juga a genda acara lainnya. Momen kecil ini sekaligus membuka kabar g embira kehadiran saluran baru untuk teman-teman remaja dan mungkin kawankawan sepantaran kami dan tentu untuk diri kami sendiri yang ingin belajar bersama di Rumah Lukis dan Komunitas Unusually melalui kelompok belajar dan bermain bersama project Kolong Rumah. Bagi sebagian kami yang tinggal di tepi bagian
Diunggah dalam Blog Ade Awaluddin Firman pada 14 Juli 2017: https://adenafirman.wordpress.com/2017/07/14/ melukis-kisah-kasih-di-gang-kiwi/
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
19
barat Labuan Bajo, rumah-rumah panggung h ingga tahun 2009 juga tak banyak sekarang masih mudah bisa kita jumpai di Kampung Air dan kampung-kampung persisir sekitarnya.
teralihkan dulu menjadi sebuah project yang mungkin dikerjakan dengan jangka dan rencana yang acak bersama kawan-kawan remaja atau siapa saja dari kampung setempat.
Sedikit banyak p engalaman masa kecil kami tumpah di kolong r umah-rumah panggung. Tak terkecuali orang-orang dewasa h ingga kini m asih kita jumpai yang mengisi waktu senggangnya di kolong rumah-rumah panggung—yang masih terbuka tanpa dinding, rumah- rumah panggung di K ampung Air dan s ekitarnya tampaknya tak sedikit berdiri sudah dengan d inding dan tiang b eton—walaupun hanya mengisi waktu senggang u ntuk bermain kartu atau m ungkin b ercengkrama soal pekerjaan dan urusan lain mereka di situ.
Project Kolong Rumah menjadi semacam kesempatan belajar atau apapun namanya bagi kawan-kawan Rumah Lukis, Komunitas Unusually, dan mungkin siapa saja untuk bermain dan b elajar bersama, setelah sedikit banyak belajar dari acara Teras Pesisir (2016) yang atas urunan langsung dari Komunitas Unusually, Warung Kojo, dan Toko Tako.
Ide ini yang membawa kami u ntuk meminjam nama kolong rumah sebagai komunitas. Hanya saja harapan ingin menjadikannya sebagai komunitas sementara kian didambakan, justru mungkin akan
“Apresiasi agaknya sedikit demi sedikit bisa tumbuh di Kampung ini, barangkali di kampung kita ini. Hanya bila kita sedikit lebih produktif atau membikin kegiatan k ecil semacam ini berkali-kali,” kata Yanto ketika saya jumpai di Rumah Lukis beberapa hari setelah acara Kisah Kasih di Gang Kiwi.
dan diakses pada 11 Juli 2018, 01:44 WITA di http://kolongrumah.org/cerita/melukis-kisah-kasih-di-gang-kiwi/
Filem Pendek Pulang (2014) Cinta Monyet (2017) Hutan Paradoks (2017)
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
21
Pulang Durasi: 04:07 Menit Sutradara / Ide Cerita: Zulkifli Madide / Ade Awaluddin Firman
Dua orang yang bersahabat c ukup lama, Melki dan Dulla. Dua s arjana muda yang telah m enyelesaikan studinya dan pulang ke kampung halamannya. Tetapi, mereka merasa sebuah persoalan datang kepadanya. Soalan yang biasa, disiplin ilmu kuliah yang m ereka pilih pun s eolah menjadi b eban bagi diri sendiri dan lingkungannya. Namun Melki lantas bertemu d engan sebuah harapan yang amat m endalam, sekali pun harapan itu datang sebagai cerminan atau refleksi bagi dirinya.
Mereka yang pergi dari kampung untuk bersekolah kemudian ‘pulang’ ke k ampung halamannya. Adalah sebuah perjalanan untuk m enunaikan ‘kepergian’ itu sendiri. Tetapi, ‘pulang’ yang pemuda itu temui ialah sebuah pemaknaan tentang perjalanan m enjadi diri sendiri.
22
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Cinta Monyet Durasi: 12:38 Menit Ide Cerita: Fuad Tobi
“Cinta itu apa?” “Cinta itu di ikrarkan di hati, diucapkan lewat lisan, ditunjukkan lewat perbuatan. Kayak iman” “Cinta itu saling suka. Itu saja” “Cinta itu cuman reaksi dari zat d opamin di otak yang menstimulus produksi norepinephrine sehingga memunculkan perasaan senang berlebih”
“Cinta itu motivasi, yg membuat s eorang ayah tak kenal lelah meski peluh membasahi wajah. Atau seorang ibu yang m enenangkan tangis b ayinya dengan penuh kesabaran. Cinta itu juga soal komitmen yang m enjadikan mahar boleh berbeda, tapi ijab kabul selamanya akan selalu sama”
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
23
Hutan Paradoks Durasi: 09:04 Menit Ide Cerita: Fuad Tobi
Film ini berkisah tentang sekelompok anak muda yang berencana mengisi waktu liburan dengan mendaki gunung atas usulan dari Stevin dan d isetujui oleh Nabila, Neng dan Ayu. Tapi, k arena ada urusan yang lebih penting Ayu dan Neng akan berangkat beberapa jam setelah menyelesaikan urusan m ereka. Di temani Galang yang seorang p olisi dan teman sebaya lainnya, Amar. Mereka berempat berangkat lebih dulu. Perjalanan mereka awalnya tergolong aman sampai mereka kesasar dalam satu hutan terlarang, Hutan Paradoks. Disinilah masalah bermula. Pertama
mereka menemukan mayat Neng dan Ayu yang seharusnya belum b erangkat dan Nabila yang tiba-tiba menghilang. Galang yang seorang Polisi meminta Amar dan Stevin pulang sementara dia mencari Nabila. Dalam perjalanan pulang, Stevin m endengar suara tembakan. Amar mencoba m enghalangi Stevin untuk kembali, tapi terlambat. Kejadian-kejadian aneh susul m enyusul menghampiri mereka, suara tembakan, kematian beberapa teman dan pertarungan dengan orang bertopeng, si pelaku utama.
Kampung Air, Lokasi Kegiatan ÂPameran, Nonton Filem & Main Musik
[Pra Kegiatan]
Anak-Anak Kampung Air Project Foto Kamera Handphone - Di Balik Dinding Oleh Wahyu Sindi Prasetyo
30
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
31
32
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
33
Diskusi & Persiapan Lainnya Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
35
36
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
37
38
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Teras Pesisir Kampung Air Saat Malam Hari
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
39
40
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
41
42
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Pindah Lokasi Kegiatan Di Depan Rumah Lukis, Kampung Air
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
43
44
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
45
46
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
47
Lukisan Kamaruddin ÂYanto, Karya Tugas Akhir dan ÂKuliahnya Yang Dipamerkan Kembali
48
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
49
Pameran, Nonton Filem & Main Musik Di Teras Pesisir Kampung Air
Kampung Air, Malam Hari Saat Air Laut Kembali Surut Ketika Kegiatan Berlangsung
54
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
55
Pemutaran Filem Pendek Komunitas Unusually
58
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
59
60
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
61
“Kisah Kasih di Gang Kiwi” Sabtu, 8 Juli 2017 Kampung Air, Labuan Bajo
64
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
65
Warga Kampung Air dalam Sesi Menonton Filem Pendek Karya Komunitas Unusually
68
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
69
Foto Bersama dalam Kisah Kasih di Gang Kiwi
Bincang Santai Usai Kegiatan Obrolan dan Rekomendasi Kegiatan Project Kolong Rumah
74
/ Kisah Kasih di Gang Kiwi
Kisah Kasih di Gang Kiwi /
75
[ Katalog Kisah Kasih di Gang Kiwi, 2017 ]