Dzarratul Hikmah #2

Page 1


Â

Dzarratul Hikmah Sebuah jurnal kumpulan gagasan Edisi 2 Tahun 2019



Ada sedikit kebingungan ketika melihat tulisan-tulisan anakanak KAMIL yang terkumpul. Alangkah sayangnya jika tulisan-tulisan yang berisi gagasan-gagasan berharga ini hanya sekadar mampir lewat begitu saja dalam lintasan waktu, hanya menjadi topping penghias program kerja. Tentu tidak. Menjadi satu antologi mungkin sebuah jawaban, namun ada sedikit visi agar ke depannya KAMIL memiliki produk karya rutin, yang kecil namun konsisten. Maka dari itu lah, jurnal ini dibentuk menjadi beberapa edisi dengan halaman yang tidak terlalu banyak. Dan inilah dia, edisi kedua dari kumpulan tulisan KAMIL 2019. (PHX)


Daftar Konten

PAUD (Pendidikan Agama Usia Dini) (5) Tuntutan Kecakapan Matematika dan Standar Prosesnya (11) School Created For Students Not For Educators (24) Mengenal Sekilas Umat Islam di Papua Barat (30) SARA Antara Kepentingan dan Cinta-Cita Bangsa (35) Globalisasi Ditengah Ketakutan Dari Hilangnya Jati Diri Bangsa (41)


PAUD (Pendidikan Agama Usia Dini) Nabila Nurfajri

Pendidikan agama usia dini sangat penting untuk mengatasi penurunan moral saat ini. Pendidikan agama akan menumbuhkan etika dalam diri anak-anak yang akan membentuk karakter. Definisi pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang umur 0 – 6 tahun. Pada rentang umur tersebut merupakan masa emas (golden age) karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak bisa diulang pada masa mendatang. Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

5


ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Nah, jelas tertera pada undang-undang tersebut bahwa anak usia dini memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan rohani. Dalam islam, pendidikan agama usia dini dicontohkan Nabi Ibrahim AS kepada putranya Ismail AS. Nabi Ibrahim meninggalkan Ismail kecil di lembah tandus yang dekat dengan baitullah seperti tertulis dalam Al-Qur’an Surah Ibrahim ayat 37 yang artinya: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur’ Berdasarkan ayat diatas proses pendidikan dapat diahas dengan empat tahapan, tahapap pertama adalah memilih lingkungan. Lingkungan pendidikan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Lingkungan yang

6


baik, akan membawa pengaruh baik pada karakter anak, begitu sebaliknya. Nabi Ibrahim meninggalkan Ismail dilingkungan yang dekat dengan rumah Allah tanpa kesenangan atau kemudahan. Ini membuat Ismail tumbuh dengan karakter yang kuat, sabar dan taat. Ini menunjukkan bahwa penting mangajarkan hidup prihatin pada anak dari kecil agar anak tidak manja dan memiliki daya juang serta menempatkan anak pada lingkungan pendidikan yang islami dan dekat dengan masjid untuk menumbuhkan ketaatan. Selanjutnya anak diajarkan mendirikan sholat hingga tumbuh kesadaran bahwa sholat bukan sekedar kewajiban tapi kebutuhan bagi dirinya. Sholat merupakan inti dari pembentukan karakter. Jika sholatnya baik, maka baik jugalah karakternya. Sebab sholat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Maka mengajarkan sholat se-dini mungkin pada anak sangat dianjurkan. Tahap selanjutnya menanamkan akhlak mulia pada anak agar hati sebagian manusia cenderung atau simpati kepada mereka. Akhlak mulia dapat diajarkan dengan memberi teladan yang baik pada anak. Keluarga atau tenaga pendidik harus memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Membacakan sirah nabawiyah serta kisah-kisah para sahabat juga menjadi salah satu proses pembentukan akhlakul karimah. Pada tahap yang terakhir anak diajarkan

7


untuk bersyukur dengan cara banyak berbagi kepada orang yang membutuhkan. Hal ini sekaligus menanamkan rasa empati terhadap orang lain, sehingga tidak muncul jiwa individualis dalam diri anak. Proses pendidikan diatas juga selaras dengan yang diajarkan Lukman al-Hakim kepada anaknya yang tertulis dalam Al-Qur’an Surah Luqman ayat 13-18. Dalam ayat ini disampaikan bahwa dalam diri anak harus tetanam 5 karakter utama yaitu; jangan menyekutukan Allah, berbakti kepada kedua orangtua, berbuat baik, mendirikan sholat dan jangan sombong. Maka ini tantangan yang harus diselesaikan agar anak-anak sebagai generasi penerus memiliki karakter yang tangguh serta memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan-nya dan dengan manusia lainnya. Pendidikan seharusnya tidak dilaukakn secara dogmatis tapi anak diberi kebebasan untuk bertanya secara kritis untuk menumbuhkan pemahaman konsep kenapa suatu kegiatan harus atau tidak boleh dilakukan. Seperti misalnya kewajibab berjilbab bagi perempuan. Mengajarkan anak berjilbab tidak hanya dengan memberi tahu bahwa dalam Al-Qur’an wajib bagi perempuan untuk berjilbab tapi ijinkan anak tersebut bertaya kritis kenapa mereka harus berjilbab selain itu adalah kewajiban. Kemudian orang tua atau pendidik memberi jawaban yang 8


membuat mereka merasa berharga dan jilbab merupakan kebutuhan untuk mereka tetap menjaga harga diri. Beberapa fenomena yang sering ditemui ketika anak diajarkan secara dogmatis, maka pada titik tertentu mudah baginya mengubah sudut pandang. Seperti ketika anak diminta menggunakan jilbab sebab jika ia keluar rumah tanpa menutup aurat selangkah maka ayahnya akan masuk neraka selangkah, ketika terjadi sesuatu yang buruk terhadap hubungan ayah dan anak, maka anak akan mudah melepas hijabnya. Sebab konteks ia memakai jilbab adalah ayahnya bukan memahami konsep bahwa jilbab itu untuk dirinya. Maka menanamkan konsep pemahaman kepada anak sangat penting agar jati dirinya terbentuk dan tidak mudah termobang-ambing dengan opini atau ajakan orang lain. Jika konsep yang tertanam kuat pada jiwa anak maka ia tidak mudah untuk dihasut tapi jikalau pemahaman konsepnya lemah maka ia akan sangat labil dalam menghadapi perkembangan zaman. Sehingga, pendidikan agama sangat penting sekali untuk menanamkan konsep yang benar terhadap nilai dan norma se-dini mungkin. Dan ini merupakan tugas kita sebagai generasi pendahulu untuk menciptakan generasi penerus yang lebih kokoh karakter dan akhlaknya. Jika bukan kita generasi yang membawa kembali kejayaan Islam, maka semoga kita yang 9


menyiapkan generasi penerus untuk membawa kembali kajayaan Islam. Allahu Akbar! Â

10


Tuntutan Kecakapan Matematika dan Standar Prosesnya David Pratama

Pendahuluan Matematika adalah salah satu penemuan terhebat dalam sejarah peradaban umat manusia. Meletakkan dasar-dasar keilmuan pada alam pikiran, matematika mengantarkan perkembangan yang sangat menakjubkan dalam bidang sains, teknologi, bisnis, dan pemerintahan. Manusia yang hidup di zaman modern seperti saat ini sangat memerlukan matematika untuk menunjang kehidupannya. Tugas harian manusia di zaman ini membutuhkan kompetensi matematika sebagai penopang. Perkembangan sains dan teknologi hari ini telah membuat banyak perbedaan. Perbedaan ini terjadi dalam berbagai macam aspek kehidupan manusia. Hal ini berimbas langsung terhadap kompetensi matematika yang dibutuhkan hari ini. Matematika yang dibutuhkan oleh anak-anak kita hari ini berbeda dengan matematika yang kita butuhkan dahulu, sehingga matematika yang harus dipelajari oleh anak-anak kita hari ini berbeda dengan

11


matematika yang harus kita pelajari dahulu. Contoh, di awal tahun 2000, kita belum menjumpai komputer dengan prosesor dan software yang sangat cepat dalam beroperasi, sehingga kebutuhan hitung menghitung dalam kuantitas yang besar dan rumit masih harus dilakukan dengan semi manual, saat itu kalkulator sudah sangat populer. Perhatikan kemajuan peradaban manusia hari ini, teknologi komputer sudah sangat maju, kebutuhan hitung menghitung dengan kuantitas yang besar, masif, dan kompleks bisa dilakukan dengan cepat dan akurat menggunakan software komputer. Hal ini tentu saja merubah pola pikir dan pola kerja manusia modern. Pola pikir dan pola kerja yang berubah tentunya menghendaki perubahan pada kompetensi yang harus dimiliki oleh manusia. Pada kasus ini tentu tak lepas dari kompetensi matematika yang harus dimiliki. Publik hari ini memberikan perhatian yang besar tentang bagaimana pembelajaran matematika dilakukan dan dikembangkan di sekolah. Globalisasi, perkembangan teknologi informasi, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja menuntut kecakapan matematika yang baik dan memadahi sesuai kebutuhan zaman. Media sering menghembuskan bahwa matematika sekolah yang diajarkan saat ini dirasa belum cukup dan kurang berharga. Bahkan ketika diuji dengan tes standar, hasilnya

12


kurang memuaskan. Hal ini kemudian menjadi soal, dimana banyak generasi muda yang tidak memiliki kemampuan matematika yang efektif. Persoalan ini bukan soal yang sederhana. Matematika diajarkan 6-8 jam dalam seminggu selama 12 tahun di sekolah. Kesuksesan dalam belajar matematika menempati porsi yang cukup penting dalam tumbuh kembang anak selama disekolah. Selanjutnya, kecakapan dalam matematika menjadi salah satu kendaraan penting untuk menggapai kesuksesan di dunia pasca sekolah. Berdasar pada paparan di atas, penulis berusaha menuliskan komponen-komponen kecakapan apa saja yang wajib dimiliki oleh siswa untuk menghadapi beragam tuntutan kompleks di masa depan. Berangkat dari komponen-komponen kecakapan tersebut, diharapkan dapat mengantarkan siswa menggapai kesuksesan belajar matematika. Pembahasan Sukses adalah hasil dari serangkaian komponenkomponen yang saling terhubung dan terkait. Killpatrick, dkk, menyampaikan ada 5 komponen yang saling terhubung dan terkait untuk menghasilkan kesuksesan dalam belajar matematika. Kelima komponen tersebut

13


tidak berdiri sendiri-sendiri. Mereka mewakili aspek-aspek penting yang berbeda dari keselurahan proses pembangunan kecakapan siswa dalam bermatematika. Kelima komponen tersebut adalah pemahaman konseptual, kecakapan prosedural, kompetensi strategis, penalaran adaptif, dan disposisi produktif. Pemahaman Konseptual Pemahaman konseptual adalah salah satu komponen kecakapan matematika yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengintegrasikan dan memahami fungsional ide-ide matematika tertentu. Siswa yang cakap dalam hal ini akan mampu melihat lebih jauh fakta dan metode yang disajikan. Mereka tahu pentingnya fakta dan metode tersebut, lalu mengerti bagaimana menggunakannya. Siswa-siswa dengan pemahaman konseptual yang baik akan mampu mengorganisasikan potongan-potongan informasi yang mereka miliki, menghubungkan, menyusun, dan mengkonstruksinya menjadi sebuah pengetahuan baru untuk mereka. Selanjutnya, mereka akan dengan mudah mengingat kembali pengetahuan itu, dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan terkait.

14


Indikator bahwa seseorang memiliki pemahaman konseptual yang baik adalah ketika ia mampu menjelaskan sebuah persoalan atau situasi dengan cara yang beragam. Selain itu, mereka juga mampu menjelaskan perbedaan antara situasi yang satu dengan situasi yang lain. Contohnya, seorang siswa SD yang memiliki pemahaman konseptual yang baik akan mampu menjelaskan dengan banyak cara penjumlahan pecahan

. Misalnya ia

menjelaskannya melalui gambar atau cerita. Proses membangun pemahaman konseptual seorang siswa membutuhkan waktu dan latihan yang tidak sedikit. Mereka harus membuat hubungan dari pengetahuanpengetahuan yang sudah mereka miliki sebelumnya sebanyak dan sesering mungkin. Berangkat dari proses yang dilakukan berulang-ulang, mereka pada akhirnya akan mampu melihat sebuah persoalan atau situasi secara mendalam. Kelancaran Prosedural Kelancaran prosedural adalah salah satu komponen kecakapan matematika yang berkaitan langsung dengan pengetahuan prosedural, pengetahuan kapan dan bagaimana menggunakannya secara tepat, dan keterampilan menggunakannya dengan fleksibel, akurat, dan efisien. 15


Berbicara dalam konteks angka, kecakapan prosedural sangat dibutuhkan untuk mendukung pemahaman konseptual yang baik. Siswa membutuhkan teknik yang efisien dan akurat dalam melakukan sebuah komputasi dasar, seperti 19 7, 17 7, 4 đ?‘Ľ5, dan lain sebagainya, tanpa harus selalu melihat tabel atau alat bantu yang lain. Tanpa kecakapan prosedural, siswa akan kesulitan untuk memahami ide-ide dan menyelesaikan masalahmasalah matematika. Siswa membutuhkan waktu yang cukup untuk membangun dan melatih keterampilan prosedural mereka. Pemahaman konseptual yang baik dibutuhkan untuk membangun kelancaran prosedural. Hal ini akan bermanfaat bagi siswa untuk mempraktikkan sebuah prosedur. Seandainya seorang siswa mempraktikkan sebuah prosedur dan tidak mengerti apa yang mereka lakukan, maka akan semakin sulit dalam mempelajari sebuah konsep. Selain itu, hal ini akan membuat siswa tersebut harus berlatih lebih keras dan intensif untuk mengingat setiap langkah yang digunakan. Jika siswa kemudian sudah terlanjur menggunakan prosedur yang salah selama bertahun-tahun, maka akan sangat sulit untuk meluruskan hal tersebut. Oleh karena itu, kelancaran prosedural juga harus diiringi dengan usaha untuk memahami, agar 16


kegiatan yang dilakukan efektif dan efisien. Kompetensi Strategis Kompetensi strategis adalah salah satu komponen kecakapan matematika yang berupa kemampuan untuk memformulasikan masalah-masalah matematika, memodelkan, dan menyelesaikannya. Kecakapan ini lazim dikenal dengan kemampuan memecahkan masalah. Jika di sekolah siswa sering kali disajikan masalah-masalah yang sudah spesifik, namun diluar sekolah atau dikehidupan berlaku sebaliknya, sehingga dibutuhkan formulasi dari masalah tersebut agar dapat diselesaikan dengan menggunakan ide-ide matematika. Seorang siswa yang memiliki kecakapan kompetensi strategis, akan dengan fleksibel memberikan argumentasi, menduga dan mengecek sebuah persoalan, lalu memilih metode yang cocok untuk menyelesaikannya, sehingga mereka tidak hanya akan mendekati sebuah persoalan dengan cara yang biasa digunakan. Fleksibilitas dalam melakukan sebuah pendekatan terhadap sebuah masalah atau situasi adalah kemampuan kognitif terbesar yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak lazim. Contohnya: Ketika kita

17


harus memilih antara 4 ons kacang tanah seharga 45 sen dan 10 ons kacang tanah seharga 90 sen, kita harus berstrategi untuk menentukan mana yang lebih murah. Ketika kita mampu menggunakan rasio, maka kita akan mengerti dengan cepat bahwa paket kacang tanah 10 ons lebih murah jika dibandingkan dengan paket kacang tanah yang 4 ons. Kecakapan untuk berstrategi tentunya tidak terlepas dari dua komponen sebelumnya, yakni pemahaman konseptual dan kecakapan prosedural. Ada hubungan atau relasi antara kompetensi strategi, pemahaman konseptual, dan kecakapan prosedural. Untuk dapat menyelesaikan persoalan seperti dalam contoh diatas tentunya kita harus memiliki pemahaman konseptual yang benar dan kemampuan prosedural berhitung yang baik, tanpa itu kita tidak dapat memikirkan sebuah strategi yang efektif. Selain itu, untuk dapat membangun kecakapan prosedural, dibutuhkan juga kompetensi strategis untuk memilih langkah atau prosedur yang efektif. Penalaran Adaptif Penalaran adaptif adalah kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang untuk berpikir logis kaitannya dengan membangun hubungan antara konsep-konsep yang sudah ia miliki dengan berbagai situasi yang kemudian muncul. 18


Kecakapan ini akan mampu (1) mengarahkan berbagai macam fakta, prosedur, konsep, dan solusi yang dimiliki oleh seseorang;(2) melihat bahwa fakta, prosedur, konsep, dan solusi tersebut saling cocok satu sama lain, sehingga mereka memiliki arti;(3) merangsang hadirnya intuisi dan induksi berdasar pada pola dan analogi yang ada; (4) membantu seseorang untuk memberikan penjelasan dan justifikasi. Cara membangunnya membutuhkan waktu yang tidak singkat, siswa harus membangun kemampuannya sedikit demi sedikit. Siswa perlu menggunakan konsep-konsep dan prosedur-prosedur baru yang ia miliki, lalu berlatih menjelaskan dan menjustifikasinya dengan konsep dan prosedur yang telah ia mengerti. Kemampuan bernalar tidak berdiri sendiri begitu saja, ia ia juga berhubungan dengan komponen-komponen kecakapan yang lain. Pada proses penyelesaian masalah tidak rutin, penalaran akan sangat berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain.

Disposisi Produktif Disposisi produktif erat kaitannya dengan tendensi atau kecenderungan melihat makna dalam matematika, 19


menerimanya sebagai sesuatu yang berguna dan berharga, percaya bahwa usaha yang kuat dalam belajar matematika akan membawa hasil, dan melihat bahwa dirinya adalah pelaku dan pembelajar matematika yang efektif. Siswa yang membangun productive disposition yang baik akan memiliki keyakinan dan kepercayaan pada pengetahuan dan kemampuan yang ia miliki. Sikap positif ini akan berdampak pada hadirnya ketertarikan dalam bermatematika. Hal ini yang dikemudian hari akan menjadi modal penting untuk belajar. Jika siswa berusaha membangun pemahaman konseptual, kelancaran prosedural, kompetensi strategis, dan penalaran adaptif, mereka harus percaya bahwa matematika itu dapat dimengerti, tidak berubah-ubah, dan dengan usaha yang rajin, ia dapat dipelajari dan digunakan, dan mereka percaya mampu untuk itu. Sikap positif terhadap matematika menjadi modal pokok untuk belajar. Guru matematika berperan sangat penting dan serius dalam menjaga dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika. Cara guru yang salah dalam mengajak siswa bermatematika menjadi ancaman yang serius. Membangun matematika

komponen-komponen kecakapan bukan perkara mudah. Proses 20


pembangunannya membutuhkan sinkronisasi dan waktu. Oleh karenanya diperlukan standar proses. NCTM sebagai sebuah organisasi profesi internasional yang bergerak dalam bidang belajar dan pembelajaran matematika, menyampaikan beberapa standar proses yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyusun sebuah kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah standar proses yang harus ada dalam setiap proses belajar, Problem Solving Problem solving adalah menyelesaikan sebuah tugas yang metode penyelesaiannya belum diketahui sebelumnya. Pada usaha mencari solusi, siswa harus menggali kembali pengetahuan-pengetahuan yang sudah mereka miliki, melakukan proses berpikir, dan membangun pemahaman matematika yang baru. Reasoning and Proof Reasoning and Proof dimaknai sebagai proses berargumentasi dan berpikir analitik untuk melihat sebuah pola, struktur, atau aturan yang ada dalam dunia nyata dan dunia simbol. Hal ini serupa dengan penalaran adaptif, kemampuan untuk berpikir logis tentang hubungan antara konsep dan situasi. Communication 21


Communication, yang dimaknai oleh NCTM sebagai bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Komunikasi adalah jalan untuk berbagi gagasan dan mengklarifikasi sebuah pemahaman. Proses komunikasi juga akan membantu membangun pemahaman dan gagasan secara permanen dan membuatnya terpublikasi. Connection Connection, artinya menghubungkan ide-ide matematika dalam konteks antar topik, antar subjek, dan dengan pengalaman sendiri. Standar ini mirip dengan penalaran adaptif, dimana kemampuan membuat hubungan antara konsep dan situasi menjadi tekanannya. Representation Pada standar ini, kita harus mampu meletakkan matematika sebagai ide-ide dasar yang dapat diengerti dan digunakan. Simpulan Kesuksesan siswa dalam belajar matematika adalah hal yang harus menjadi fokus dan tujuan dari setiap guru matematika. Mencapainya diperlukan usaha yang terencana dan sistematis. Pemahaman konseptual, kecakapan prosedural, kompetensi strategis, penalaran 22


adaptif, dan disposisi produktif adalah kebiasaan yang harus ditanam pada diri seorang siswa dalam belajar matematika. Selanjutnya, problem solving, reasoning and proof, communication, connection, dan representation merupakan proses standar yang harus ada dalam setiap proses pembelajaran.

Â

23


School Created for Students Not for Educators Istikoyah

�Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan� (Pasal 31 ayat 1 UUD 1945). Based on that constitution, the state guarantees that every citizen of Indonesia, regardless of ethnicity, race, culture or gender has the right to education. Yes, of course, it's true as long as citizens are guaranteed education for them. This includes the acceptance of rights to educational facilities available and received. The current phenomenon, many educational institutions, both formal and non-formal, have emerged in an effort to complement the learning needs of citizens. The struggle of educators to teach science and educate in a positive direction is not as easy as turning the palm of the hand. It takes extra struggle and good cooperation between teachers (educators), educational institutions, and the government to achieve maximum education. The role of the teacher or educator is very important in building the right knowledge for the self-development of students when

24


interacting socially, the formation of personality, and knowledge. In addition, there are students who have physical and mental weaknesses that require handling strategies and specific approaches for them because part of the learning process is learning challenges, communicating in the learning process, social behavior, and challenges to self-acceptance of body conditions in the environment and their self, need special assistance from teachers (educators), friends, family, and society. One characteristic of a good educational institution is being able to facilitate the learning process appropriately and accordingly, motivate students, and direct them in a positive direction. But what happens if a student is educated with competition method education? it will be embedded in the minds of students that they must compete with their friends. Though advanced education can be formed if all parts of the education system are interdependent and work together. Just like the system in our body that is interdependent and influences and through cooperation between the body systems, there is a complete and maximum harmony of organs and systems of the body. If students are educated by the method of competition, education in our country can be destroyed because students will compete with each other and drop each other so that excellence is obtained by them. So, it is

25


appropriate for students to be directed to join, unite and cooperate with each other in order to rise from the backwardness of education. I believe that the Indonesian nation consists of people who are intelligent and will be able to rise to build a state education if all nations are united and want to build a shared education. In addition, good educational institutions do not suppress students 'mentality, make strict rules, and limit students' creations. Because it will result in the formation of student thinking patterns into robotic patterns, mental depression, and not being creative. One characteristic of a good education are teaching and directing students to be able to determine problem-solving, create, innovate, make learning fun, and shape education as part of life's needs apart from 3 necessities of life (clothing, food, home). This leads to the formation of schools because schools are created for students not for teachers, educators, lecturers, education staff, or the government. But purely created for students. If the implementation is not appropriate then it is a paradigm difference that can still be straightened back on the basis of awareness of the interests of education of this nation. In addition to the need for schooling for students, professional educators are also needed. The professionalism of an educator is not only seen from the advantages of achieving content when teaching, but also in

26


terms of educational skills. An educator is required to be able to direct students in learning and bring it in a positive direction. Because in reality, the results of learning vary depending on students who use and integrate the learning process in their lives. Integration of positive learning will have a good impact on students' daily lives. During the learning process, in this case, the teacher as a facilitator seeks to be able to bring his students actively involved in learning and direct them to be able to explore information when learning takes place. So that learning is interactive, effective, and efficient. The role of teachers as an important part of education through specific intellectual services is supported by mastery of the knowledge, expertise, performance, skills that have been obtained through education and training. So that the teacher is also involved in the process of increasing the sustainability of education for the community. Teachers in this case as teaching staff in various levels of education should be a leader for their students. An example is when faced with differences in the characteristics of student learning styles. When studying in class, students often show their character, for example, students who like to sit still to listen of learning activities that take place without chatting and moving from their seats, there are also students who are cool to write in notes without looking at

27


the classroom situation while listening (discussion sounds from the teacher and their friend), and there are also students who prefer to joke with friends, run in class, or disturb other friends while studying, these students are very happy to move from their seats. However, when the discussion time, students from all three types of learning styles, they can both answer and understand the learning process well. In this learning situation, a teacher who is considered a leader in the class should determine wisely in dealing with the problem of learning styles. Teachers should be able to explain honestly about varied learning styles. Explain to them that not everyone has the same learning style so that each other must respect each other and not interfere with each other in learning. If the teacher is not able to explain this honestly, it will be ensured that students with certain learning styles will feel disturbed, oppressed, and not valued. In addition, the teacher is attempted to be responsible for being able to assess the development of students with these different learning styles. Not only based on values but also on the process of developing student learning. So that students with diverse learning styles feel treated fairly. In addition, the teacher does not rule out the possibility of learning from their students. Students can teach the teacher how their learning patterns are, how they understand the material taught by the teacher through their learning styles, and how they feel

28


comfortable learning. For this reason, the teacher must act with open arms to accept any differences and variations in learning that are shown directly by students. By understanding these variations, the teacher's knowledge and experience will be richer so that the teacher will bring success to the management of education and be more professional in handling students when learning and educating appropriately and accordingly. That's a success of the leader ~ the teacher for their students.

29


Mengenal Sekilas Umat Islam di Papua Barat Mohamad Alif D

ُ ‫ﺎﺱ ِﺇﻧﱠﺎ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﺫَﻛ ٍَﺮ َﻭﺃ ُ ْﻧﺜ َ ٰﻰ َﻭ َﺟﻌَ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ‬ ‫ﺎﺭﻓُﻮﺍ ۚ◌ ِﺇ ﱠﻥ‬ ُ ‫ﻳَﺎ ﺃَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﻨﱠ‬ َ َ‫ﺷﻌُﻮﺑًﺎ َﻭﻗَﺒَﺎ ِﺋ َﻞ ِﻟﺘَﻌ‬ ‫ﻴﺮ‬ ٌ ‫ﻋ ِﻠﻴ ٌﻢ َﺧ ِﺒ‬ َ َ ‫ﺃ َ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨﺪَ ﱠ ِ ﺃَﺗْﻘَﺎ ُﻛ ْﻢ ۚ◌ ِﺇ ﱠﻥ ﱠ‬ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allâh ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujarat(49) :13) Penggalan dari ayat ke-13 surah Al-Hujarat di atas menunjukkan bahwasanya Allah Azza Wa Jalla menciptakan manusia dengan beraneka ragam, baik sukunya, bangsanya, budayanya, bahasanya, warna kulitnya yang bertujuan untuk kita saling kenal-mengenal. Seperti halnya Indonesia, negara yang terdiri dari 17.504 pulau dengan jumlah penduduk sebanyak 270.054.853 juta jiwa (BPS 2018) yang mana merupakan negara berpendudukan muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 230 juta jiwa yang membentuk sekitar 13% pupulasi 30


muslim dunia. Mayoritas muslim di Indonesia sebagian besar menempati seluruh provinsi di Pulau Jawa yang kemudian disusul oleh Pulau Sumatra dst. Justru suatu hal yang menarik adalah bagaimana mengkaji lebih dalam ke wilayahwilayah yang mana agama islam merupakan agama minoritas di wilayah tersebut seperti halnya Pulau Papua khususnya Provinsi Papua Barat.

Papua Barat sendiri merupakan provinsi di Indonesia yang letaknya berada pada ujung barat Pulau Papua dengan

31


Manokwari sebagai ibukotanya. Total luas Papua Barat adalah 99.671 km2 dengan jumlah populasi sebanyak 1.368.092 Jiwa (BPS 2015). Dimana dari populasi tersebut terdapat 5 kepercayaan agama diantaranya Kristen Protestan (60,05%), Islam (31.21%), Katolik (8.36%), Budha (0.09%), dan Hindu (0.08%). Papua Barat memiliki 13 Kabupaten/Kota dengan 4 Kabupaten yang bermayoritaskan islam yaitu Fakfak, Kaimana, Sorong Selatan dan Raja Ampat. Saat ini keberadaan umat islam di Papua Barat mengalami perkembangan yang cukup pesat, bahkan pada tahun 2018 seperti yang dikutip dari pernyataan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat, Ustadz Ahmad Nausrau, “Kondisi umat Islam di Papua Barat berkembang cukup dinamis dimana pertumbuhan umat Islam di Papua Barat juga menunjukan kenaikan, informasi ini saya peroleh dari mantan gubernur sebelumnya yang mengatakan bahwa di Papua Barat jumlah umat Islam dan Kristiani 50:50 (sama banyaknya)�. Hal ini tidak terlepas dari sejarah awal mula masuknya islam di Papua Barat itu sendiri. Menurut beberapa sumber, Islam masuk ke Papua Barat melalui Maluku pada abad ke-15 yang selanjutnya masuk ke Papua Barat pada abad ke-16. Dapat dilihat secara geografis bahwasanya Papua memiliki kemiripan etnik dan budaya dengan 32


Maluku. Dimana Fakfak memiliki kedekatan dengan Maluku Tengah, Tenggara, dan Selatan, sedangkan Raja Ampat memiliki kedekatan dengan Maluku Utara akibat dari campur tangan kerajaan Maluku-Tidore. Bahkan seorang orientalis Inggris, Thomas W Arnold, menulis dalam bukunya yang berjudul The Preaching of Islam yang dikutip oleh Bagyo Prasetyo menyebutkan bahwa pada awal abad ke-16 suku-suku di Papua serta pulau-pulau di sebelah barat lautnya seperti Waigeo, Misool, Waigama, dan Salawati yang merupakan bagian dari kabupaten Raja Ampat, telah berada dalam kekuasaan Sultan Bacan yang merupakan salah seorang raja di Maluku, yang kemudian Sultan Bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke Semenanjung Onim (Fakfak) di barat laut Irian pada tahun 1606. Hal ini tentunya bertentangan dengan kenyataan bahwa agama kristen pertama kali masuk ke Papua melalui Pulau Mansinam yang merupakan salah satu Pulau di Manokwari yang dibawa oleh dua orang Missionaris Belanda yaitu Ottow dan Geissler yang masuk pada tanggal 5 Februari 1855. Dari keterangan ini menunjukkan bahwasanya agama yang terlebih dahulu sampai ke Pulau Papua adalah agama islam dengan selisih kurang lebih 2.5 abad lamanya.

33


Lantas muncul pertanyaan, mengapa justru saat ini umat islam bukan merupakan agama yang paling dominan di Pulau Papua ? Lalu hal apa yang mengakibatkan kurang berkembangnya agama islam pada saat itu ? dan berbagai pertanyaan menarik lainnya yang tentunya masih terlalu panjang hanya untuk sekedar dituangkan pada 2 halaman ini. Justru ini menjadi PR kita bersama sebagai umat Islam di Indonesia, bagaimana kita mampu berperan aktif untuk terus memberi sumbangsi, perhatian, pikiran dan sedikit tenaga pada wilayah-wilayah yang mana agama islam merupakan agama minoritas seperti halnya wilayah Papua Barat. Karna tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti agama islam merupakan agama yang mendominasi wilayah Papua dan Papua Barat, atau justru malah sebaliknya. Dan akankah kita dapat menempatkan posisi kita sebagai penerus estafet perjuangan Nabi Muhammad Sallahu ‘alaihi Wassalam di Bumi ini ? Tanyakan pada diri kita masing-masing. َ‫ﺎﺱ ﻻَ ﻳَ ْﻌﻠَ ُﻤﻮﻥ‬ ِ ‫ِﻳﺮﺍ َﻭﻟَ ِﻜ ﱠﻦ ﺃ َ ْﻛﺜ َ َﺮ ﺍﻟﻨﱠ‬ ً ‫ِﻴﺮﺍ َﻭﻧَﺬ‬ ً ‫ﺎﺱ ﺑَﺸ‬ ِ ‫ﺳ ْﻠﻨَﺎﻙَ ﺇِﻻﱠ ﻛَﺂﻓﱠﺔً ِﻟﻠﻨﱠ‬ َ ‫َﻭ َﻣﺂ ﺃ َ ْﺭ‬ Dan Kami tidak mengutusmu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba’(34): 28)

34


SARA Antara Kepentingan dan Cinta-Cita Bangsa M. Meiza jolanda

Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbanyak ke 4 yang ada dunia, dengan begitu banyaknya populasi yang ada, tentu saja indonesia kaya akan budayabudaya daerah yang menjadi salah satu kebanggaan tersendiri dari indoensia. Mulai dari seni pertunjuakan Randai sebagai salah satu budaya yang ada di Sumatera Barat, Wayang golek yang ada di Jawa Barat sampai seni pertunjukan Zapin yang ada di Kalimantan. Perbedaan yang terjadi di Indonesia bukan hanya ada pada budaya tetapi juga pada agama. Indonesia melegalkan 5 agama yang boleh di anut oleh masyarakat Indonesia itu sendiri yaitu, Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan , Budha, Hindu dan Konghuchu. Dengan begitu heterogennya kekayaan budaya dan agama yang ada di Indonesia ini membuat masyarakat Indonesia terbiasa dengan adanya perbedaan. Tetapi belakang ini Indonesia di hadapkan dengan beberapa isu yang membuat kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi terganggu atau bahkan terpecah. Salah satu isu yang membuat masyarakat Indonesia terpecah belah adalah isu SARA. 35


Menurut Robert W. Hefner salah satu peneliti budaya dan agama yang berasal dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa “ Isu yang paling sensitif selama 10 tahun terakhir yang ada di Indonesia adalah isu SARA, yang mana isu menjadi salah satu pemantik terpecahnya kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia�. Isu SARA ini menjadi salah satu isu yang di angkat oleh oknum-oknum tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam hal berbangsa dan bernegara, seharusnya masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan isu-isu seperti ini. Yang mana isu ini menjadi sebuah isu lama yang coba di angkat kembali. Menurut Tamrin Amal Tomagola yaitu salah seorang peneliti mengenai SARA mengatakan bahwa “isu SARA ini sebenaranya sudah terjadi pada masa pra kolonial melayu bahkan sebelum Indoensia itu ada�.Menurut dia isu SARA yang terjadi pada masa itu adalah sesuatu yang wajar sebagai sebuah dinamika kultural masyarakat. Isu ini pun juga tak luput terjadi pada masa awal kemerdekaan sampai pada masa awal Orde Baru, tetapi pada masa Orde Baru terjadi penekanan yang sistematis karena isu ini di anggap membahayakan kehidupan berbangsa dan berenegara yang ada di Indonesia. Dengann penekanana dari pihak pemerintah pada masa itu isu seperti ini dapat di minimalisir. Pada perkembanganya bahwa isu ini menajdi sesuatu yang

36


sangat hangat untuk di hembuskan kembali, tentu saja banyak motif-motif yang ada dari penghembusan isu-isu ini kembali dan ini berasal dari oknum-oknum yang ingin menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ada di indonesia. Tidak bisa kita pungkiri bahwa konflik horizontal yang terjadi di suatu negara itu banyak berasal dari isu-isu seperti ini, dan kemungkinan besar isu ini di hembuskan oleh pihak-pihak yang bukan berasal dari negara tersebut. Isu SARA merupakan isu yang menjadi awal untuk tersambungnya kepada isu yang lebih besar lagi seperti isu kemanusiaan yang akan manjadi konflik horizontal. Arab spring dengan berbagai macam negara yang kernena dampak dari kontfil ini, Negara seperti Suriah, Myanmar dengan suku Rohynianya, negara palestina, negara Iran dengan syiahnya dan lain-lain. Tokoh-tokoh agama yang ada di negara tersebut mencoba untuk mejarut kembali kehidupan berbangsa dan bernegara dari negaranya, contohnya dalah syeikh Buthi yang salah satu tokoh terkemuka yang ada di Iran mencoba kembali merajut kehidupan berbangsa dan bernegara yang ada di negara Iran dengan ceramah-ceramah kebangsaan beliau. Tetapi tetap saja hal ini sulit di lakukan karen propaganda-propaganda yang ada itu bukan hanya datang dari internal negara tersebut bahwkan lebih jauh lagi yaitu negara-negara eksternal yang punya kepentingan ke negara tersebut.

37


Banyak kejadian-kejadian konflik horizontal yang ada di dunia ini dimulai dari isu SARA, dan hal ini sekarang mulai memasuki masyarakat Indonesia dengan berbagai macam cara. Dokrin-dokrin perbedaan sebagai hal yang buruk adalah salah satu isu yang di hembuskan, yang mana membuat bangsa Indonesia menjadi asing akan yang namanya perbedaan, dan toleransi adalah sesuatu yang buruk untuk di ucapkan apalagi di lakukan. Ini adalah dokrin-doktrin awal yang akan memulai konflik horizontal tersebut. Dontrin-dontrik ini sudah mulai memasuki berbagai macam lapisan masyarakat yang ada, mulai dari lapisan masyarakat bawah hingga masyarakat atas, mulai dari ormas sebagai lembaga independen sampai kepada strukturul pemerintahan yang ada. hal ini menjadikan kekaburan pada siapa sebenarnya yang berada di balik isuisu seperti ini, saling menyalahkan sesama anak bangsa menjadiakan isu seperti benang yang semakin kusut, sehingga sangat sulit dan hampir mustahil dalam menemukan dalang dari setiap kejadian yang ada. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam nama bangsa Indonesia memanglah masyarakat Indonesia boleh dikatakan adalah bangsa yang baru tetapi sebelum itu sejadinya masyarakat Indeonsia adalah bangsa yang cukup tua, dan mengerti akan perbedaan-perbedaan yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari rentetang

38


kejadian sejarah yang ada di berbagai literatur yang ada dapat kita pelajari perjalanan panjang bangsa ini dalam menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada, yang mana dari perbedaan itu pula menjadi salah satu penguat dalam perjuangan bangsa ini. Di rasa miris ketika melihat dari rentetan sejarah yang ada bangsa ini tidak banyak belajar, yang mana seharusnya menjadikan pengalamanpengalaman bangsa menajadikan bangsa menjadi jusrtu lebih kuat dalam menghadapi isu-isu seperti itu. Dalam kondisi sekarang orang-orang yang cinta akan bangsa dan negaranya sangat di butuhkan tampil di publik untuk menjelaskan solusi bangsa ini dalam menghadapi isu-isu seperti itu, dengan mengedepankan sikap toleransi dan persatuan demi kemajuan yang lebih baik lagi bagi bangsa ini. Kita dalam melihat para tokoh-tokoh agama yang shalih dan cinta akan bangsanya mencoba untuk memahamkan bangsa ini bahwa ada tujuan yang lebih penting yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia ini dibandingkan dengan saling menyalahkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Dengan semakin dewasanya bangsa ini kedepannya, di harapkan ada persatuan yang terjalin kuat dalam nuanasa demokrasi dalam sebuah negara yang bernama Indonesia. Dalam literatur-literatur bapak-bapak pendiri bangsa banyak sekali mengungkapkan bahwa pentingnya

39


persatuan dalam perbedaan yang harus di pegang oleh bangsa Indonesia itu sendiri, seperti contoh HOS Tjokroaminoto dalam bukunya Islam dan Sosialisme, Ir. Soekarno dalam Dibawah Bendera Revolusi, Buya Hamka dengan Filsafah Hidupnya, dan masih banyak tokoh-tokoh bangsa yang menjelaskan hal ini. Ada sebuah tujuan dan harapan yang sangat besar dari para tokoh-tokoh bangsa yang di tujukan kepada generasi-generasi bangsa ini agar terus memelihara persatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan sebagai anak bangsa kita haruslah mewujudkan impian-impian para tokoh-tokoh bangsa tersebut.

40


Globalisasi Ditengah Ketakutan Dari Hilangnya Jati Diri Bangsa. Muhammad Suryo Panotogamo Abi Suroso

Arah perubahan suatu bangsa menghadapi isu mengenai era globalisasi, pro dan kontra pun selalu menjadi tolak ukur dari perubahan tersebut. Sudut pandang yang menarik dari isu ini dapat dibahas dari sisi kemanfaatannya, yang menunjukan seberapa besar dampak globalisasi mempengaruhi jati diri sebuah bangsa untuk mempertahankan nilai-nilainya bersamaan dengan kewajiban untuk terus mensejrahterakan rakyatnya. Prespektif inilah yang menunjukan seberapa besar kita dapat bertoleransi atas isu globalisasi dan menerimanya sebagai keuntungan kita dalam menyelaraskan permasalahan bangsa kita dengan perubahan dinamis yang terjadi di era ini. Secara sistematis terminologi dari era globalisasi perlu dipahami terlebih dahulu, terjadinya berkembangan secara pesat dari suatu negara yang mempengaruhi ukuran bertambahnya status ekonomi dan perdagangan dari suatu negara dipengaruhi dari hubungan antar negara. Komunitas beberapa negara tersebut, membentuk 41


ketergantungan untuk berkomunikasi secara cakupan dunia dalam kata lain disebut dengan “era globalisasi�. Lalu keterkaitan apa yang terjadi antara isu globalisasi dan sosial, dimana letak permasalahan sosial terjadi pada isu yang sedang hangat diperbicangkan yaitu, “era globalisasi�. Hubungan antar negara, yang merupakan simbiosis antar bangsa menjadikan globalisasi sebagai alat distribusi masif untuk mentransfer nilai jati diri dari bangsa yang satu kepada yang lainnya. Sehingga simtom utama dari hal ini adalah pro dan kontra dari globalisasi vs jati diri. Akar permasalahan yang tumbuh dari simtom yang ada menjadi perdebatan; apakah perlu melakukan globalisasi ditengah kondisi masyarakat yang belum matang secara kapasitas SDM? Apakah dampak terbesar terhadap jati diri kita sebagai masyarakat? Proteksionisme dan globalisasi menjadi permasalahan yang nyata, dimana hal ini juga susah dijawab oleh negara yang berstatus maju dan berkuasa. Beberapa kalangan yang menolak menyatakan globalisasi berdampak terhadap perubahan norma-norma yang dianut oleh bangsa. Sebagai contoh, hal pertama adanya keresahan dari masyarakat akan invasi tenaga kerja asing dianggap sebagai perubahan nyata suatu negara lebih memilih SDM luar diantara masyarakatnya, dimana nilai yang sudah diajarkan oleh leluhur adalah mengedepankan 42


rasa kekeluargaan dan bela negara. Kedua, budaya luar negri menjadi gandrung ditengah kalangan pemuda, para pemuda telah melupakan tata cara bertindak, berpikir, bahkan hal sekecil seperti warisan masakan nenek moyangnya yang tersingkirkan. Selanjutnya norma yang bergeser adalah hilangnya nilai sifat setiap individu, karena sudah lebih mendambakan publik figur bangsa lain ditimbang pahlawan nasionalnya sendiri. Disisi lain, kelompok yang setuju akan adanya globalisasi menyatakan pertumbuhan perdagangan akan berdampak secara meluas, dimana faktor ekonomi yang baik juga merupakan cara untuk melanggengkannya sebuah norma kebangsaan, sebagai contoh sejarah mencatat bangsabangsa dengan peradaban dan norma yang tinggi merupakan bangsa dengan kondisi ekonomi yang kuat. Pertama, globalisasi merupakan permasalahan dari pertumbuhan neraca perdagangan yang tidak ada kaitannya secara langsung terhadap jati diri bangsa. Kedua telah menjadi pengetahuan umum bahwa globalisasi akan menjadikan beberapa negara yang bekerjasama dapat saling bertukar terhadap informasi budaya dan jati diri di setiap negaranya masing-masing. Terakhir, globalisasi memperkuat jati diri bangsa dengan adanya kerjasama tersebut menunjukan negara yang diajak ikut berperan serta dalam kerjasama mengindikasikan sebuah negara

43


dengan jati diri dan sejarah yang besar di masa lalunya, dimana hal tersebut menjadi landasan kepercayaan untuk terjalinnya hubungan global antar beberapa negara. Sehingga jawabannya adalah dengan memetakan secara baik kelebihan dan kekurangan yang akan terjadi, sebab tidak ada suatu keputusan yang tidak dilandasi oleh solusi dan pertimbangan. Berpikir secara sistematik dan terintegrasi adalah jalan untuk memetakan seberapa jauh kita akan bertoleransi agar kita dapat berkembang secara kebangsaan tanpa harus melukai jati diri yang kita kibarkan dalam kebanggaan bendera kita serta nama baik kita. Menerima globalisasi tidak menjadikan kita lupa akan pribadi kita, lebih baik menerima perubahan dengan kesempatan berkembang ketimbang berdiam dalam tempurung ketakutan yang kita buat. Batasannya jelas memproteksi norma-norma yang ada dengan perjanjian hitam diatas putih sebelum menerima globalisasi secara bebas. Prasyarat atas kondisi yang wajib dipelajari di negara kita menjadikan perisai dari kekhawatiran tersebut. Alih-alih khawatir dengan globalisasi itu, peluang seperti transfer ilmu dan pertukaran kebutuhan menjadikan pengingat untuk ikut dalam permainan skala dunia yang sedang ramai terjadi. Hal ini dapat dirumuskan secara konkrit, pertama menyiapkan SDM kita agar bersaingan secara internasional sambil memproteksi posisi pekerjaan 44


tertentu dengan dalih pemerataan ilmu pengetahuan secara global. Kemudian, mengedukasi para penerus bangsa bahwa norma yang kita miliki merupakan sejarah yang terlahir dari proses waktu dan memiliki nilai pembeda dengan bangsa lain sebagai daya tarik orisinil bangsa kita. Terakhir, menumbuhkan rasa percaya diri bahwa pahlawan kita merupakan gambaran ksatria yang memperjuangkan tegaknya bagsa kita sampai hari ini. Secara singkat dapat digarisbawahi, bahwa globalisasi merupakan isu yang perlu diperhatikan secara strategis untuk mendapatkan keuntungan berlipat, bukan ketakutan yang menjadikan kita terlupakan oleh sejarah bangsa lainya. Jati diri kita akan tetap terjaga bahkan menjadi hal yang membanggakan, karena dapat dikenali secara mendunia. Jepang berhasil dengan mengambungkan modernisasi dan jati dirinya, Amerika berhasil dengan perubahan total yang membuat jati diri baru yang sangat didambakan oleh negara lain, lalu kenapa kita membuat ketakuan untuk menerima globalisasi sebagai pemusnah jati diri. Beradaptasi atau membuat hal yang baru, menjadi patokan sebuah bangsa dapat mempertahankan nilai yang dianut selama ini. Pemikiran menutup diri dari era ini, malah menunjukan sikap kita tidak peduli dengan tantangan kedepan yang dinamis terhadap nilai dan norma yang diperjuankan leluhur kita,

45


pertanyaannya apakah mereka tidak beradaptasi terhadap tantangan di zaman mereka.

46


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.