5 minute read

Apakah Pemuda itu Penting?

Apakah Pemuda itu Penting?

Amru Daulay

Advertisement

Data BPS (Badan Pusat Statistika) menyebutkan pada tahun 2015, Indonesia mampu memproduksi 75 ton beras. Tapi, pada tahun 2015 pula, Indonesia mengimpor 861 ton beras dari berbagai negara. Diantaranya yakni: Vietnam, Thailand, Tiongkok, India, Pakistan, Amerika Serikat, Taiwan, Singapura, Nyanmar, dan lainnya. Indonesia masih mengimpor garam untuk kebutuhan industri meski memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia. Total impor garam Indonesia pada 2009 tercatat 1,73 juta ton, lalu 2,18 juta ton di 2010, 2,61 juta ton pada 2011, 2,36 juta ton pada tahun 2012, dan pada 2013 sebanyak 2,02 juta ton. Indonesia memiliki lebih dari 800 air terjun yang tersebar di seluruh pulau. Tapi, jumlah PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang berhasil dibangun di Indonesia pada tahun 2016 hanya berkisar 232. Setiap tahun, Indonesia mampu mencetak kurang lebih 750 ribu sarjana teknik. Tapi, yang hanya bekerja sekitar 9 ribu saja. Ironisnya, ada sekitar 7 ribu insinyur asing bekerja di Indonesia. Mulai pada Mei 2016 jumlah pengangguran di Republik Indonesia mencapai angka 7,02 Juta Jiwa (5,81 persen dari jumlah

penduduk). 6,22 % dari jumlah tersebut (sekitar 436 ribu jiwa) merupakan sarjana, atau minimal lulusan strata 1.

Pertanyaannya, apa kontribusi pemuda Indonesia saat ini? Dimanakah pemuda Indonesia yang katanya mencapai 62 juta jiwa berada? Apakah pemuda Indonesia hanya menikmati dirinya dengan gadget tanpa memperdulikan kemajuan bangsa Indonesia? Apakah pemuda Indonesia hanya sibuk memikirkan, “Kapan nikah?” daripada memikirkan, “Apa yang kusumbangkan untuk bangsa ini?” Mengingat betapa pentingnya pemuda terhadap umat ini, maka peranan generasi muda dalam pembangunan bangsa adalah tema yang akan kita bicarakan pada kesempatan ini, dengan landasan surat an-Nisa ayat 9:

ﺍﺪﻳﺪﺳ ﻻﻮﻗ ﻟﻮﻘﻴﺍﻮ ﻟﻭ ٱ ﺍﻮﻘﺘﻴﻠﻓ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﺍﻮﻓﺎﺧ ﺎﻔﻌﺿ ﺔﻳﺭﺫ ﻢﻬﻔﻠﺧ ﻦﻣ ﺍﻮﻛﺮﺗ ﻮﻟ ﻦﻳﺬﻟٱ ﺶﺨﻴﻟﻭ ،ﻉﺎﻴﻀﻟﺍﻭ ﻢﻠﻈﻟﺍ ﻢﻬﻴﻠﻋ ﺍﻮﻓﺎﺧ ﺎﻓﺎﻌﺿ ﺍﺭﺎﻐﺻ ءﺎﻨﺑﺃ ﻢﻬﻔﻠﺧ ﻦﻣ ﺍﻮﻛﺮﺗﻭ ﺍﻮﺗﺎﻣ ﻮﻟ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﻒﺨﻴﻟﻭ ،ﻢﻬﺘﻴﺑﺮﺗ ﻦﺴﺣﻭ ،ﻢﻬﻟﺍﻮﻣﺃ ﻆﻔﺤﺑ ﻚﻟﺫﻭ ،ﻢﻫﺮﻴﻏﻭ ﻰﻣﺎﺘﻴﻟﺍ ﻦﻣ ﻢﻬﻳﺪﻳﺃ ﺖﺤﺗ ﻦﻤﻴﻓ ﷲ ﺍﻮﺒﻗﺍﺮﻴﻠﻓ ( ) .ﻑﻭﺮﻌﻤﻟﺍﻭ ﻝﺪﻌﻠﻟ ﺎﻘﻓﺍﻮﻣ ﻻﻮﻗ ﻢﻬﻟ ﺍﻮﻟﻮﻘﻴﻟﻭ ،ﻢﻬﻨﻋ ﻯﺫﻷﺍ ﻊﻓﺩﻭ٩

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.” (Q.S. An-Nisa: 9)

Ayat tersebut diawali dengan kalimat ﺶﺨﻴﻟﻭ kita kaji lebih dalam secara semantic: istinbatnya ﺶﺨﻴﻟﻭ adalah shigat amar , kaidah mengatakan ﺭﻣﻻﺍ ﻰﻓ ﻝﺻﻻﺍ ﺏﺟﻭﻠﻟ pada asalnya suatu perintah adalah wajib, oleh karena itu wajib kepada kita, saya, saudara dan kita semua merasa takut jika meninggalkan anakanak, keturunan, dan generasi-generasi yang lemah. Berkaitan dengan masalah tersebut imam Ibnu katsir menjelaskan, bahwa Sababun Nuzul ayat tersebut berkenaan dengan munculnya pertanyaan dari Sa’ad bin Abi Waqas kepada Rasul tatkala Abi Waqas menjelang wafat. Seraya bertanya: “Ya rasul, aku ini memiliki harta yang banyak sementara pewarisku hanya seorang anak wanita, bolehkah aku bersedekah 2/3 nya ya Rasul?” Rasul menjawab: “Tidak boleh!”, “Setengahnya ya rasul?”, “Tidak boleh!”, “Bagaimana kalau 1/3 nya ya rasul?” Rasul menjawab: “1/3 itu sudah banyak.” Seraya beliau melanjutkan sabdanya: “Sesungguhnya apabila kamu meninggalkan ahli waris mu dalam keadaan mampu itu lebih baik daripada meninggalkannya dalam keadaan lemah tiada berdaya, sehingga menggantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain.”

Hadirin, lantas lemah apa yang harus kita takutkan? Prof.Dr.B.J. Habibie mengatakan: setidaknya ada lima kelemahan yang harus kita hindari, yakni lemah harta, lemah

fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup dan yang sangat ditakutkan adalah lemah akhlak. Saudara-saudara! Jika lima kelemahan ini melekat pada generasi kita, saya yain mereka bukan sebagai pelopor pembangunan tapi menjadi virus pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan.

Padahal saudara-saudara di negeri tercinta ini, sejarah membuktikan sejak tahun 1908 masa Kebangkitan Nasional sampai menjelang detik-detik Proklamasi dikumandangkan berbagai ormas kepemudaan, seperti Persatuan Pelajar Stovia, Trikoro Dharmo, Jong Islamaiten Bond bahkan kita mengenal Budi Utomo tokoh muda yang kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old Man istilah Bung Karno, menjadi Stood Geber, bahkan menjadi The Foundating Father, pendiri, penggerak, yang mampu merebut kemerdekaan jika tanpa pemuda mustahil Indonesia ini merdeka. Demikian ungkapan kekaguman Bung Karno terhadap generasi muda kita yang diabadikan oleh perjuangan bangsa.

Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita, kepada saudara-saudara pemuda saat ini dan para pemuda yang akan datang, agar memiliki semangat juang tinggi serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan nusa, bangsa, dan agama yang kita anut ini. Sebab ﺩﻐﻟﺍ ﻝﺎﺟﺭ ﻡﻭﻳﻟﺍ ﻥﺎﺑﺷ young today is

leader tomorrow, pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin dimasa yang akan datang. Karena itu, Rasul mengingatkan “Pergunakanlah lima kesempatan sebelum datang lima kesempitan”. Diantaranya ﻙﻣﺭﻫ ﻝﺑﻗ ﻙﺑﺎﺑﺷ masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Sebab kata William Sceaspeare: You for and hour you than for lover, masa mudamu cuma satu jam kecantikanmu hanya setumbuh kembang. Makanya, if you sing before breakfast, you cry before night, jika kamu menyanyi sebelum datangnya pagi maka kamu akan menangis sebelum datangnya malam.

Timbul pertanyaan, bagaimana cara mengefektifkan waktu muda ini? Jawabannya adalah dengan melakukan aktivitas yang positif. Hal ini dipertegas Allah dalam Surat Taubah ayat 105:

ﻢﻜﺌﺒﻨﻴﻓ ﺓﺪ ﺸﻟٱﻬ ﻭ ﺐﻴﻐﻟٱ ﻢﻠﻋ ﻰﻟﺇ ﻥﻭﺩﺮﺘﺳﻭ ﻥﻮﻨﻣﺆﻤﻟٱﻭ ۥﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻢﻜﻠﻤﻋ ٱ ﻯﺮﻴﺴﻓ ﺍﻮﻠﻤﻋٱ ﻞﻗﻭ ﻦﻣ ﻪﻴﺿﺮﻳ ﺎﻤﺑ ﺍﻮﻠﻤﻋﺍ :ﺩﺎﻬﺠﻟﺍ ﻦﻋ ﻦﻴﻔﻠﺨﺘﻤﻟﺍ ءﻻﺆﻬﻟ -ﻲﺒﻨﻟﺍ ﺎﻬﻳﺃ- ﻞﻗﻭ ﻥﻮﻠﻤﻌﺗ ﻢﺘﻨﻛ ﺎﻤﺑ ﻦﻴﺒﺘﻴﺳﻭ ،ﻥﻮﻨﻣﺆﻤﻟﺍﻭ ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ ﻢﻜﻠﻤﻋ ﷲ ﻯﺮﻴﺴﻓ ،ﻲﺻﺎﻌﻤﻟﺍ ﺏﺎﻨﺘﺟﺍﻭ ،ﻪﻀﺋﺍﺮﻓ ءﺍﺩﺃﻭ ،ﻪﺘﻋﺎﻁ ﻲﻓﻭ .ﻥﻮﻠﻤﻌﺗ ﻢﺘﻨﻛ ﺎﻤﺑ ﻢﻛﺮﺒﺨﻴﻓ ،ﻢﻛﺮﻬﺟﻭ ﻢﻛﺮﺳ ﻢﻠﻌﻳ ﻦﻣ ﻰﻟﺇ ﺔﻣﺎﻴﻘﻟﺍ ﻡﻮﻳ ﻥﻮﻌﺟﺮﺘﺳﻭ ،ﻢﻛﺮﻣﺃ ( ) .ﻪﻧﺎﻴﻐﻁﻭ ﻪﻠﻁﺎﺑ ﻰﻠﻋ ﺮﻤﺘﺳﺍ ﻦﻤﻟ ﺪﻴﻋﻭﻭ ﺪﻳﺪﻬﺗ ﺍﺬﻫ١٠٥

”Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib

dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105)

Firman Allah tersebut mewajibkan kepada kita supaya giat bekerja. Dengan demikian dapat kita pahami apabila kita giat bekerja, rajin berusaha, dan gemar beramal artinya menuju masa depan yang cerah menjanjikan. Jika malas bekerja, enggan berusaha, dan tidak mau beramal artinya menuju masa depan yang suram dan mengenaskan. Sebab ﻝﺳﻌﻟﺍ ﻡﻌﻁﻳﻻ ﻝﺳﻛﻟﺍ insan pemalas tidak akan merasakan manisnya madu, tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. No again without a paint, tiada bahagia tanpa lembah derita, tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Kemalasan masa muda adalah kehancuran di masa tua.

Apa yang harus kita kerjakan? Dr. M. Sulaiman Al-Asqari dalam Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir menjelaskan ﻡﺗﺋﺷﺎﻣ ﺍﻭﻠﻣﻋﺍ Bekerjalah sesuai skill dan profesi masing-masing. Oleh karena itu saya menghimbau terutama kepada generasi muda, setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan. Yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, olah raga agar badan sehat, olah usaha agar ekonomi kuat, dan olah kinerja agar produktifitas meningkat.

190 | Gelisah dari Pascasarjana

This article is from: