6 minute read

Pemuda Jamin Peradabaan Bangsa

Pemuda Jamin Peradabaan Bangsa

Suci Ramadhanti Febriani

Advertisement

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar yang telah merdeka sejak 73 tahun lalu, negara yang kaya atas suku, adat, ras dan agama. Hal itu ditopang oleh kondisi geografis yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Negara yang memiliki simbol burung garuda ini memiliki keindahan alam tiada duanya dan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Hal itu membuktikan bahwa keberagaman tidak membuat masyarakat terpecah belah dan saling bergotongroyong untuk membangun peradaban bangsa.

Istilah "peradaban" dalam bahasa Inggris disebut civilization atau dalam bahasa asing lainnya peradaban sering disebut bescahaving (Belanda) dan die zivilsation (Jerman). Istilah peradaban ini sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita pada perkembangan dari kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya yang halus indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Berdasarkan pengertian di atas, peradaban bangsa adalah

perkembangan yang dilandasi oleh budaya yang sopan, indah, luhur yang dimiliki oleh masyarakat.

Membangun peradaban di awali dengan peran aktif negara dalam merealisasikan tujuan sebagai tolak ukur membangun bangsa. Misalnya, Indonesia senantiasa berperan aktif dalam kegiatan hubungan Internasional. Hal itu dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan peradaban dunia melalui program yang telah disepakati seluruh negara di dunia tanpa terkecuali melalui program SDGs. SDGs merupakan singkatan dari Sustainable Development Goals yang berarti tujuan pembangunan berkelanjutan yang didesain untuk tahun 2015-2030 untuk menggantikan tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yang telah berakhir pada tahun 2015.

Ada beberapa tujuan yang ditetapkan PBB dalam SDGs, tujuan itu terdiri dari 17 tujuan dengan 169 capaian yang meliputi masalah pembangunan yang berkelanjutan, termasuk di dalamnya adalah pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut. Salah satu fokus utama dalam SDGs adalah pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas salah satu indikator yang penting dalam tercapainya program SDGs. Pendidikan memacu percepatan kualitas sumber daya manusia

yang baik. Bagaimana suatu negara bisa membangun peradaban dan merealisasikan tujuan dunia jika tidak dimulai dari pendidikan yang layak dan jaminan dari negara untuk merealisasikan hak-hak warga negara agar mendapat pendidikan tanpa memandang strata sosial, ekonomi, ras, agama dsb.

Pendidikan merupakan pondasi dasar untuk mengembangkan keterampilan, keilmuan, pembinaan sumber daya manusia. Peradaban yang tinggi di awali dari terjaminnya pendidikan bagi setiap warga negara tanpa terkecuali. Semakin tinggi taraf pendidikan seseorang, ia semakin mampu untuk berkontribusi dalam pembangunan peradaban bangsa. Untuk itu, kualitas peradaban manusia ditentukan oleh unsur pendidikan.

Fakta atas kontribusi pendidikan terhadap pembangunan bangsa terlihat dari negara Finlandia. Negara ini berhasil merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi setiap pembelajaran dan hasilnya adalah Finlandia menempatai posisi pertama dalam keilmuan, disusul Korea dan Jepang. Tidak hanya aspek kognitif yang ditekankan, tetapi aspek psikomotorik dan afektif juga diajarkan. Kualitas guru dan unsur pendidikan lainnya mendapat perhatian yang besar, bahkan profesi guru tidak bisa diemban oleh seseorang yang

tidak memiliki keahlian dalam mendidik. Pemerintah memberi

perhatian yang besar untuk mendorong adanya kesetaraan hak berpendidikan di negara ini. Setiap anak bisa menikmati pendidikan secara gratis, karena sekitar 95% biaya pendidikan dikeluarkan oleh negara. Hal ini sangat berdampak positif. Faktanya, Finlandia menempat posisi pertama atas pendidikan terbaik dan hal itu diatas rata-rata dunia, disusul oleh Korea dan Jepang.

Selain peran pemerintah, bangsa ini butuh kontribusi pemuda yang memberikan sumbangsih dalam membangun peradaban. Pemuda merupakan satu dari sekian faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu bangsa. Pemuda tidak bisa dipisahkan dari pendidikan. Kualitas intelektual, keterampilan dan kemampuan dalam menyelesaikan polemik yang ada di masyarakat sepatutnya diajarkan dalam ruang lingkup pembelajaran. Mereka memiliki beban moril untuk membangun peradaban bangsa ini dan sebagai perantara lintas generasi berikutnya.

Beberapa kontribusi yang bisa dilakukan ialah mempelajari bidang keilmuan sesuai dengan minat dan bakat, menghasilkan dampak positif terhadap perubahan lingkungan atau masyarakat sekitar dengan berperan aktif memajukan pendidikan sekitar, baik dari segi keilmuan, akhlak ataupun

sikap mental dan kebermanfaatan untuk sesama, mengikuti kegiatan berdiskusi untuk membahas persoalan bangsa, mengikuti seminar dan mampu memiliki kontribusi nyata dalam masyarakat.

Tidak sedikit masyarakat yang membutuhkan aksara sebagai media informasi, faktanya saat ini masih ada masyarakat yang berada di pemukiman pedalaman yang tidak mengenal huruf. Melalui data BPS (Badan Pusat Statistik) menerangkan bahwa terdapat 2,07 persen atau sebanyak 3.387.035 jiwa yang mengalami buta huruf (per-september 2018). Bagaimana mereka bisa menyerap dan bertukar informasi, pengetahuan dan peradaban jika tidak bisa mengenal aksara?. Untuk itu, peradaban bangsa dimulai dari pendidikan dasar yang menanamkan nila-nilai kebangsaan hingga pendidikan tinggi yang menekankan peningkatan sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan global.

Tuntutan untuk memberikan inovasi dalam

menyelesaikan problema yang ada adalah tanggungjawab pemuda. Karena ia adalah pelopor perubahan ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan para leluhur bangsa, yaitu mencerdaskan anak bangsa dalam mempersiapkan persaingan global di tahun mendatang. Wujud yang nyata akan memberikan dampak positif secara langsung

pada masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa terus belajar ditengah keterbatasan ekonomi, strata sosial dan sebagainya.

Seperti yang dilakukan oleh segelintir pemuda yang memiliki peran dalam pendidikan; membangun sekolah, mendirikan taman bacaan, mendirikan rumah binaan dan sanggar budaya, membangun rumah diskusi atau ikut dalam penggiat literasi. Hal itu merupakan contoh konkret yang dimulai dari hal-hal sederhana tetapi memiliki makna yang besar bagi masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Bisa dibayangkan, jika ada di setiap desa satu orang pemuda sebagai pelopor pergerakan pendidikan, niscaya berapa ratus ribu masyarakat yang mengenyam aksara dan mengenal peradaban bangsa.

Walaupun ada sekian banyak kontribusi pemuda, masih ada tantangan yang lebih besar untuk bangsa ini, yaitu pewarisan nilai-nilai budaya dan akhlak sebagai pendamping bidang keilmuan yang masyarakat miliki. Kedua hal itu tidak kalah penting, bagaimana pemuda bisa menjadi perantara pelestarian budaya dan karakter yang telah terpatri dalam nilainilai pancasila, sehingga pendidikan tidak hanya berupa fisik tapi karakter yang dimiliki mencerminkan nilai-nilai kebangsaan.

Negeri ini tentunya berharap memiliki Sumber Daya Manusia yang kreatif, berprestasi dan memiliki kontribusi besar bagi bangsa ditengah krisis yang melanda negeri ini tentunya Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan. Peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas tinggi. Dimulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Ketika negara tidak mampu memenuhi hak-hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda harus bergerak dan memberikan andil dari hal-hal sederhana untuk membangun bangsa tercinta.

Pemuda bertanggung-jawab aktif dalam menyelesaikan problema masyarakat, terutama kaum intelektual. Bagaimana peningkatan kualitas pendidikan di mulai dari daerah-daerah terpencil yang memiliki sedikit akses untuk sarana mendapatkan pendidikan yang layak, bagaimana peran pemerintah dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan pemuda dalam rangka memberi dukungan materi dan moril atas kontribusi pemuda terhadap pendidikan berkualitas. Sehingga kolaborasi antara pemerintah dan pemuda akan menghasilkan peradaban yang tinggi bagi sebuah negara.

Usaha yang dilakukan oleh segelintir pemuda untuk membangun negeri ini perlu disosialisaikan sebagai tauladan untuk pemuda yang lain agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat yang berdampak positif untuk umat. Misalnya pemberian penghargaan atau apresiasi dan peningkatan sarana dan prasarana bagi pengembangan rumah binaan, taman bacaan atau komunitas yang bergelut dalam bidang pendidikan. Hal itu dilakukan agar motivasi dan kerjasama semakin erat antara negara dan pemuda sebagai wujud nyata membangun peradaban bangsa.

Negara ini bukan tersusun dari batas peta, tapi tersusun dari kontribusi pemuda untuk bangsa tercinta sebagai bukti nyata bahwa pemuda masih senantiasa ada untuk membangun peradaban bangsa dan mewujudkan cita-cita luhur yang telah tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan peran yang dijalankan pemuda, nantinya bisa dilihat bahwa Indonesia memiliki peradaban yang tinggi dan tidak kalah saing dengan negara-negara di dunia. oleh karenanya, perlu kerjasama yang baik dan solid dari setiap elemen bangsa agar harapan yang diinginkan negara ini bisa diwujudkan secara bersama.

Referensi

[1] http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertianperadaban-ciri-ciri-para-ahli-peradaban.html

[2] https://www.suara.com/health/2018/09/04/140511/kem endikbud-tingkat-buta-aksara-di-indonesia-turun-drastis

This article is from: