6 minute read
ASI Ekslusif & Pembangunan Berkelanjutan
ASI Ekslusif & Pembangunan Berkelanjutan
Nur Annisa Fauziyah
Advertisement
Pembangunan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata bangun yang berarti cara menyusun. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai proses; cara; perbuatan membangun. Berkelanjutan berasal dari kata lanjut yang berarti panjang; lama; terus. Kata berkelanjutan sendiri berarti berlangsung terus-menerus; berkesinambungan (3). Berdasarkan definisi dari kata-kata tersebut dapat disimpulkan arti dari Pembangunan Berkelanjutan adalah proses membangun yang berlangsung terus menerus. Ketika kita mendengar pembangunan berkelanjutan kita ingat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa inggris dikenal dengan sebutan Sustainable Development Goals (SDGs).
SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati para pemimpin dunia, termasuk Indonesia untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.
SDGs berlaku bagi seluruh Negara. SDGs dirancang dengan melibatkan seluruh sektor pembangunan mulai dari pemerintah, CSO (Civil Society Organization), swasta, akademisi dll yang semuanya berkontribusi terhadap Tujuan dan Target SDGs.
Asi Ekslusif dan Pembangunan Berkelanjutan, apa maksudnya? Sebelum membahas lebih lanjut saya akan mendefinisikan terlebih dahulu arti dari ASI Eklusif. Exclusive
breastfeeding: provide only breastmilk to infants from birth until 6 months of age, with no other food or liquids (including water) (4) . Asi Ekslusif didefinisikan memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi dari mulai lahir hingga 6 bulan tanpa memberi makanan tambahan apapun atau cairan apapun (termasuk air putih). Mengapa ASI Ekslusif mampu berperan dalam Pembangunan Berkelanjutan? Karena keberhasilan pemberian ASI Ekslusif akan berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan dan target-target SDGs.
Tujuan SDGs yang bisa dicapai dengan terlaksanannya dengan baik pemberian ASI Eklusif diantaranya: Tujuan nomor 3 (Good Health), 4 (Quality Education), 8 (Good Job and Economic Growth).
Kontribusi pemberian ASI eklusif pada tujuan SDGs nomor 3 (Good Health) yaitu ASI memiliki manfaat yang sangat besar untuk mencapai kesehatan yang baik. Bayi yang meminum ASI akan lebih sehat dan terhindar dari penyakit mulai dari kepala sampai kaki misalnya infeksi otak, infeksi selaput otak, infeksi telinga, infeksi dalam rongga mulut, infeksi saluran pencernaan, infeksi paru-paru dan infeksi lainnya. Pemberian ASI melindungi bayi dari penyakit seperti asma, penyakit kanker, dan penyakit metabolik. Bayi yang diberi ASI akan lebih cerdas secara kognitif, cerdas emosional, perkembangan bahasa akan lebih baik karena saat proses menyusui, ibu & bayi berinteraksi sehingga membantu proses perkembangan bahasa dan bicara bayi (5). Pemberian ASI ekslusif mampu mencegah obesitas dan penyakit tidak menular lainnya saat dewasa (6).
Menyusui bukan hanya baik untuk bayi tetapi juga baik untuk kesehatan ibu diantaranya mengurangi perdarahan pasca persalinan, mempercepat pengecilan rahim, dan pengembalian berat badan pasca melahirkan. Ibu yang menyusui akan terlindung dari penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker indung telur, kanker rahim, kanker payudara, serta pengeroposan tulang (5).
Kemudian melalui pemberian ASI Eklusif dapat pula membantu tercapainya tujuan nomor 4 Pendidikan yang
Berkualitas. Pendidikan semakin berkualitas jika didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas mulai dari tenaga pegajar, kemudian inputnya itu sendri yaitu pembelajarnya, memberikan ASI Eklusif berarti memberikan makanan terbaik bagi bayi, ini merupakan langkah awal untuk membangun manusia yang sehat dan cerdas dimasa depan karena sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dari upaya memaksimalkan potensi manusia sejak bayi.
Di segi ekonomi ASI Eklusif mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian sesuai tujuan SDGs nomor 8. Dengan cara apa? Pertama dengan cara menghemat devisa, Kedua dengan menghemat subsidi kesehatan, dan perlu diketahui ketika kulaitas SDM menurun, fungsi kognitif rendah menyebabkan seseorang tidak produktif di sekolahnya dan juga saat dia bekerja, ketidak produktifan akan berpengaruh pada pendapatan bruto Negara. Mengapa pemberian ASI dapat menghemat devisa Negara? Kita ketahui bahwa bahan baku susu formula adalah susu sapi, sayangnya Indonesia masih menjadi Negara pengimpor susu, baik susu sapi yag akan diolah kembali atau susu siap jual. BPS mencatat pada semester pertama tahun 2014 sejumlah 30.798 ton susu dengan nilai USD 254 juta diimpor dari Negara lain untuk memenuhi 80% kebutuhan susu di Indonesia. Pemberian ASI dapat menekan
konsumsi susu formula yang berarti dapat mengurangi import sehingga menghemat devisa Negara (7) ditingkat keluarga penghematan perekonomian keluarga juga terasa Penelitian AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia menyebutkan jika ibu memberi ASI sampai 2 tahun, dalam arti tidak diberikan susu formula maka akan menghemat anggaran kelurga minimal Rp. 25 juta (5).
Kedua menghemat subsidi kesehatan. Pemberian ASI merupakan upaya promotif dan preventif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, ASI dapat menurunkan angka kesakitan danm kematian (9). Penelitian terkini mengungkapkan hubungan erat antara pemberian ASI dan penurunan risiko penyakit degeneratif saat usia dewasa, ini berarti apabila penyakit degeneratif bisa ditekan angkanya dengan pemberian ASI maka secara signifikan dapat menghemat biaya kesehatan. Sebuah studi oleh Joy Weimer (2003) menyatakan bahwa Amerika Serikat dapat menghemat paling sedikit 3,6 miliar USD apabila pemberian ASI ditingkatkan.(7)
Selain bermanfaat untuk kesehatan, segi ekonomi menyusui memiliki dampak yang baik pada lingkungan, menyusui mendukung kelestarian lingkungan, bisa mengurangi polusi karena pada saat proses produksi dan pendistribusian
susu formula, terdapat zat sisa seperti bungkus atau kemasan yang akan menimbulkan polusi baik dalam bentuk gas, cair, atau padat. Apabila pemberian ASI dapat ditingkatkan secara signifikan, maka produksi susu formula dapat ditekan sehingga polusi dapat terkurangi sehingga dapat menjadi penyelamatan lingkungan (7).
Bukti penggunaan susu formula tidak ramah lingkungan: susu formula yang dilengkapi kaleng, label kertas serta membutuhkan alat transport untuk mengangkutnya, alat dan kendaraan transport membutuhkan bahan bakar dan menghasilkan polusi. Kemudian botol susu dan dotnya yang terbuat dari plastik yang tidak dapat didaur ulang akan sangat berdampak buruk pada lingkungan. Kemudian saat ingin meminum susu formula diperlukan air untuk mengencerkan susu dan untuk mensterilkan botol dot, selanjutnya diperlukan tabung gas untuk memasak airnya.(5)
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas jelas bahwa ASI Eklusif dapat membantu pencapai Tujuan-Tujuan dan TargetTarget dalam Pembangunan Berkelanjutan. Selain ditinjau dari sisi manfaat, menyusui merupakan anjuran agama islam yang tercantum dalam banyak surat yaitu disurat Al-Qashash 28, AlBaqarah 2:233,Luqman 31: 14, Al-Ahqaf 46: 15.
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun) dengan kerelaan keduannya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah: 233)
Sayangnya kondisi saat ini pencapain ASI Eklusif didunia dan di Indonesia masih rendah, secara global pencapain ASI Ekslusif hanya 38% (6) dan pencapaian ASI Eklusif di Indonesia hanya sebesar 37,3 (8) untuk itu, ini menjadi PR kita bersama dalam peningkatan cakupan pemberian ASI ekslusif.
Pembangunan berkelanjutan bukan hanya masalah dunia atau Indonesia, karena kita bagian dari dunia maka ini merupakan hal yang harus kita perhatikan bersama untuk menuju better life and leaving no one behind sesuai prinsip dari Sustainable Development Goals. Dunia ini milik kita bersama maka
kita harus sama-sama menjaganya untuk keberlangsungan kehidupan kita dan keturunan-keturunan kelak.
Referensi
[1] Islam&Hinduism [Internet]. 2018 [cited 2018 Nov 12].
Available from: http://www.islam-hinduism.com/en/thehandwriting-of-bismillah-by-a-hindu-hand/
[2] United Nations. Sustainable Development Goals (SDGs) and Disability [Internet]. United Nations Department of Economic and Social Affairs. 2018 [cited 2018 Nov 12]. Available from:
https://www.un.org/development/desa/disabilities/abo ut-us/sustainable-development-goals-sdgs-anddisability.html
[3] KBBI. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) [Internet]. Ebta
Setiawan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa). 2018 [cited 2018 Nov 12]. Available from: https://kbbi.web.id/bangun-2
[4] UNICEF. From The First Hour of Life [Internet]. 2016 [cited 2018 Nov 12]. Available from: https://data.unicef.org/wpcontent/uploads/2016/10/From-the-first-hour-of-life.pdf
[5] Praborini A, Wulandari RA. Anti Stres Menyusui. Pertama.
Jakarta: PT. Kawan Pustaka; 2018.
[6] WHO. Global Nutrition Targets 2025 Breastfeeding Policy
Brief [Internet]. 2012 [cited 2018 Nov 12]. Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/149022 /WHO_NMH_NHD_14.7_eng.pdf
[7] Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi Ibu dan Bayi. Cetakan ke. Penyuntingan P, editor. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada; 2016.
[8] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KKR.
RISET KESEHATAN DASAR. Jakarta; 2017.
[9] WHO. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. 2003 [cited 2018 Nov 12]; Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/42590/ 9241562218.pdf;jsessionid=9574BF2F81876EA25DF107EF35 834185?sequence=1.