TransNusa #9

Page 1

Mar - Apr 2011

Pasola! Sumba’s warriors on horseback

Lombok

Paper mache monsters

Sumbawa The long island

Cambodia

Frizz, Tuk tuks and the Tonle Sap



TransNusa Inflight Magazine

To customers of TransNusa Air Services

Juvi Jodjana CEO

Selamat Datang! Jika Anda saat ini sedang memegang majalah TransNusa inflight, Anda akan melihat bahwa salah satu artikel kami adalah Kamboja, Anda mungkin bertanya - “untuk apa, sedangkan TransNusa tidak terbang ke sana?” Anda benar, saya akan jelaskan; kami, TransNusa Air Services, baru saja menghadiri Asian Tourism Forum (ATF) di Phnom Penh Kamboja sebuah ide yang dikembangkan bahwa ASEAN harus dipromosikan dan dianggap sebagai satu tujuan. Kami percaya hal ini dibuat menjadi lebih memungkinkan karena perintis rute penerbangan baru di Asia dan Asia Tenggara - berpandangan jauh. Di masa lalu betapa sulitnya untuk sampai ke tujuan seperti Laos, Vietnam, Myanmar dan Kamboja, sekarang lebih mudah, dan semua memungkinkan. Air Asia contohnya, telah menyajikan penerbangan ke wilayah satu dan wilayah lainnya – tidak lagi merepotkan. Apa yang harus kami lakukan di TransNusa? Mudah - kami telah lama bergerak sebagai pelopor dalam membuka daerah penerbangan bagian timur Indonesia yang dikenal sebagai wilayah Nusa Tenggara (Bali dan Nusa Tenggara) dan hal ini menarik perhatian maskapai penerbangan regional lain. Mengunjungi kepulauan Komodo menjadi lebih mudah, begitu halnya dengan danau tiga warna yang indah Kelimutu atau suku-suku di perbukitan pulau Alor dengan tempat menyelamnya yang spektakuler. Yang populer saat ini adalah pulau Sumba dengan ikatnya, warisan megalitik, desa tradisional dan penganut Marapu, memiliki pantai yang indah dan festival menarik “Pasola”- pertempuran antar suku yang dilakukan oleh prajurit berkuda. Keindahan Indonesia Timur sekarang terbuka dan kami pelopor dalam pembukaan yang sebelumnya sulit untuk dikunjungi karena sangat terpencil seperti Kamboja.! Jadi, bergabunglah. Terbang bersama kami dimana setiap penerbangan mengarah ke petualangan - sebagai pelopor bersama-sama membuat daerah Indonesia Timur yang biasanya hanya Anda baca, tetapi sekarang Anda dapat kunjungi.

Welcome aboard! If you’re holding our inflight magazine, you can see that one of our features is Cambodia, and you may be thinking –“why, TransNusa doesn’t fly there?” You’re right, but let me explain – we, TransNusa, have just attended the ASEAN Tourism Forum in Phnom Penh, Cambodia where an idea developed that ASEAN should be promoted and thought of as one destination. We believe this was made all the more possible because of new airlines pioneering new routes in Asia and South-east Asia - far sighted airlines. In times gone by how difficult it was to get to destinations like Laos, Viet Nam or Myanmar and Cambodia; now it’s easy, they’re all possible. Air Asia, for example, has presented seamless air travel in the region - one region – one destination. What then has this got to do with us at TransNusa? It’s easy – we have long seen ourselves as pioneers in opening up the eatern area of Indonesia known as the Lesser Sundas – Bali and Nusa Tenggara – what a large area, and taking the cue from other regional airlines it’s our goal to make it all accessible to the traveler. Visiting the dragons of Komodo is now a simple flight, as are the three beautiful crater lakes of Kelimutu steep in mystery on the island of Flores. Equally as easy because of our daily flights is a visit to the hill tribes on the island of Alor and a day’s diving in its beautiful waters. Seasonally popular now is the island of Sumba with its “ikat” weaving, megalithic heritage, traditional and colourful Marapu religion, beautiful beaches and the exciting staging of Pasola – battles on horseback between rival teams. Indonesia’s exotic east is now open and we are leading the way in opening u previously difficult-to-get-to destinations that are wonderfully remote like Cambodia.! So join us. Fly with us where every flight leads to an adventure - as pioneers together making the east of Indonesia an area you’d normally only read, about that is now accessible to all.

Sementara Anda menikmati penerbangan kemana pun tujuan Anda. Coba lihatlah rute penerbangan kami dan mulailah merencanakan jadwal dan petualangan berikutnya. Salah satu anak perusahaan kami TransNusa Holiday dengan pengalamannya mampu dan siap membantu Anda.

Meanwhile enjoy this flight wherever you may be headed. Look at our route map and start planning your next itinerary and adventure. Our tour and travel arm, TransNusa Holiday with its years of experience is able and ready to assist you.

Sekali lagi, selamat menikmati penerbangan Anda.

Once again, do have a nice flight and in the spirit of travel enjoy wherever you are going.

All the very best TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 01


TransNusa Inflight Magazine

Contents

12 06

06 Pasola On the island of Sumba with its warriors on horseback

10 DVDs

26

Movie reviews

12 Frizz, Tuk tuks and the Tonle Sap The sights of Phom penh, Cambodia

20 Special report ATF Cambodia

26 Paper mache monsters Lombok’s Hindus celebrate

30 Gadgets Hot hi-tech

32 Oops...they missed it again We take a trip across Sumbawa

38 TransNusa Schedules 40 TransNusa Route Map 41 Thing to know Bali to Kupang fast facts

02

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

32



TransNusa Inflight magazine is published bi-monthly

Publisher The Agency Nakula Plaza A10 Jl. Nakula, Legian Bali, Indonesia 80361 | Tel / Fax: +62 361 737 285

The views or opinions expressed or implied in TransNusa Inflight Magazine are those of the author and do not necessarily reflect those of TransNusa or The Agency.

Editor Tim

We welcome readers’ photographs and articles but cannot accept liability for loss or damage however caused.

Contributors

Kelly-ann Stuart, Raphael, Wiwik, Jerry Lai, Ray Ramang All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in retrieval system, or trasmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without the prior written permission of The Agency

Director

Wiwik Mulyani

Graphics

Arif Novianto, Aditya Nugroho

Sales

Trix - Hp: +62 81 236 127 327 | +62 361 743 3013

Admin

Inflight Magazine available on all TransNusa routes, selected expos & travel events, TransNusa offices and participating businesses in Bali & Nusa Tenggara.

Ganetrix, Yosi

Inflight Magazine Special Advertising Rates!

Advertising enquiries

1 Page rp 6.000.000,1/2 Page rp 4.000.000,1/3 Page rp 3.000.000,-

+62 361 743 3013 Online version of magazine: transnusa.co.id/aboutus/download.html

More than 30,000 pax/readers per month - in every seat pocket!

INDONESIA AIR TRANSPORT

BAE 146 jet aircraft

Oct - Dec 09 Jan - Mar 09

Jul - Aug 10

Apr - Jun 10

Sep - Oct 10

Dragon Quest Sailing to Komodo

Bridging the gap Lombok moving forward

Mbeliling forest

Labuan Bajo

Tambora

The mountain that spawned Frankenstein

Alor

east Indonesia

What a dive!

Indonesia’s finest foreshore Gili Trawangan

04

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

The Gili islands

Lombok

experience the wonder

Labuan Bajo gateway to komodo VOTE FOR KOMODO NEW 7 WONDERS OF NATURE

Sembalun Lombok’s hidden valley

Dragons

very dry; stirred not shaken

Sunny wet season

The other Kuta south lombok

Senggigi a breath of fresh air

Diving the east lombok & alor Ménage à trois the perfect threesome

South - Sumbawa west

Tanjung Lombok Ringgit

4"*- */%0/&4*"


News

Peserta FAM Trip Sumba tiba di Tambolaka – Sumba pada tgl 26 Februari 2011 dengan menggunakan pesawat Avia Star. Hujan turun deras menyambut kedatangan 21 orang peserta FAM Trip yang terdiri dari: JATATUR, BIDI TUR, Lima Vita Tour, Top Tour Indonesia, UBS Tour, Kaloka Tour, Kelana Tour dan Kontributor SCTV. Bus telah menunggu kedatangan kami dan siap mengantarkan kami ke Hotel Manandang yang membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dari Tambolaka.

Dua photographer dari Kupang, penulis TransNusa Inflight magazine dan para peserta lainya sibuk mempersiapkan kamera mereka guna mengabadikan event yang luar biasa ini.

Setelah cukup beristirahat, jam 8 pagi para rombongan bersiap-siap menuju Desa Kodi untuk menyaksikan Pasola. Para peserta sangat antusias untuk menyaksikan acara ini.

FAM Trip ini diselenggarakan oleh TransNusa dan TransNusa Holiday merupakan bagian dari usaha kami untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada di Sumba.

Pasola adalah event tahunan yang di adakan di Sumba dan biasanya dilakukan pada bulan Februari – Maret. Selain itu para peserta di beri kesempatan untuk mengunjungi desadesa adat pemuja Merapu beserta peninggalan megalitik dan juga untuk melihat pembuatan ikat Sumba yang terkenal.

TransNusa Gathering TransNusa Airservices Management Gathering diadakan pada tgl 6 - 7 Februari 2011 di Bali yang bertema “FUN, FOCUS and FIGHT” bertujuan untuk saling mempererat kerjasama, koordinasi antara semua divisi dan level. Acara ini diakhiri dengan santap malam bersama di Jimbaran-Bali yang disambut oleh Bpk Juvi Jodjana Darektur Utama TransNusa Air Services dan Bpk. Alain Niti Susanto - Direktur Keuangan TransNusa Air Services.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 05


Story & Photo by The Agency & Jerry Lay

Pulau Sumba dengan prajurit berkuda. On the island of Sumba with its warriors on horseback. Bukan permainan dari Polo yang dimainkan oleh orangorang seperti Pangeran Charles dan putranya Harry, para prajurit kuda di Sumba “Pasola” memberikan tontonan dan keterampilan yang mungkin tiada bandingannya di dunia. Tidak ada ksatria ksat berbaju besi mengkilap penunggang kuda, me mereka hanya menggenakan baju biasa, sarung dan selen selendang berwarna-warni. Tanpa perlindungan ap apapun, mereka membuat pertandingan “ekstrim” di dunia modern yang telah merancang helm yang ergonomis, bantalan bahu

06

| TransNusaa | Infl IInnnflflflight ight Magazine | Marr - Apr Apr Ap

2011 2011

Not the gentlemanly game of Polo played by the likes of Prince Charles and his son Harry, the warriors on horse-back in Sumba’s Pasola povides a spectacle of sheer excitement and skill perhaps unequalled anywhere in the world. No knights in shiny armor these horsemen, theirs is an old tea shirt, a sarong or a colourful scarf. With nothing to protect themselves from incoming spears, they make the “extreme”


berteknologi tinggi, pelindung mulut dan pura-pura terluka tampak seperti permainan para banci. Sadel? Apa itu sadel? Sanggurdi? Apa itu sanggurdi? kaki mereka yang kuat melingkar di dada kuda poni kecil, membantu mereka tetap berada di punggung kuda. Peralatan sederhana terdiri dari bantal tipis sebagai sadel, serta tali kekang yang terdiri dari beberapa helai tali. Tapi mereka masih dapat bergerak dengan kecepatan penuh, penunggang berputar dan memukul hingga terpental ke tanah. Dengan satu tangan mencengkeram kendali dan yang lainnya membawa serta melemparkan tombak seolaholah mereka menjadi satu kesatuan yang tangguh. Seorang anak laki-laki kecil di punggung kuda tidak sabar menunggu hari mereka untuk dapat bergabung dengan acara ini. Hampir semua orang yang saya temui dalam acara Pasola ini, pernah menunggang kuda tetapi tidak semua dapat berpartisipasi dalam acara ini. Pasola merupakan acara musiman di mana desa-desa diwakili oleh tim penunggang kuda terbaik yang menyerang dengan cara melemparkan tombak ke lawan mereka saat mereka berada di punggung kuda. Dahulunya menggunakan tombak besi, tombak sekarang terbuat dari kayu dengan ujungnya yang tumpul. Ini masih sangat ritual dengan gagasan bahwa darah yang tumpah merupakan persembahan bagi para leluhur. Masing-masing tim berdiri di posisi berlawanan dari sebuah arena yang melingkar, di mana kemudian

sports of the modern world with their ergonomically designed helmets, high tech shoulder pads, mouth guards and feigned injuries look like games for sissies. Saddles? What saddles? Stirrups? What stirrups? Strong legs wrapped around the girth of their small ponies keeps rider and horse as one. Equestrian equipment consists of a thin cushion, reins and some strands of rope. But move at full gallop they do, whirling their mounts around at top speed and hitting the breaks without the hint of crashing to the ground. With one hand gripping the reins and the other carrying or hurling spears, their control of balance is awesome. Small boys on horseback linger nearby impatiently waiting for the day when they can join the fray. Almost everyone I spoke to knows how to ride but not all participate in Pasola which is a seasonal event where villages are represented by teams on horseback that hurl spears as they attack each other on horseback. Once with metal spears, the spears are now of wood with blunt ends. It’s still highly ritualsed with the idea that blood is spilled for the ancestors. Teams line up at opposite sides off the circular arena where two or three warriors break away from the group and begin circling in the centre while hurling spears and intermittantly charging the opponents amidst a rain of spears.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 07


Pasola worrior Waiting to join the contest Best viewing spot!

dua tiga prajurit melepaskan diri dari kelompok dan mulai berputar-putar di tengah untuk melemparkan tombak sambil sesekali menghindari diri dari lawan dan hujan tombak. Lingkaran prajurit, menyerang dengan melemparkan tombak dan mundur. Arena pertandingan yang mulai kabur dari gerakan mengejar dan melempar lembing yang sering membuat kuda dan penunggangnya bertabrakan. Pengejaran terus berlangsung, tombak berterbangan

08

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

Warriors circle, attack fling spears and retreat. The arena is a blur of movement of chase and hurl where horses and riders often crash. The chase is on, a spear flies through the air and finds its mark with such force that though it has a blunt end the chased rider comes crashing to the ground. He’s soon on his feet jumping up and down like a clown indicating he hasn’t been injured. The victor triumphantly acknowledges the cheers from his camp. This signifies a victory. Injuries are common, deaths occasional. It was once a deadly battle.


di udara, walau menggunakan tombak yang tumpul, jika terkena penunggang kuda akan tersungkur ke tanah. Segera dia berdiri dan melompat-lompat seperti badut menunjukkan diri bahwa dia tidak terluka. Para supporter bersorak-sorai kegirangan merayakan kemenangan timnya. Luka sudah biasa, kematian sesekali. Pasola dulunya merupakan pertempuran mematikan. Penonton yang membentuk sebuah cincin di sekeliling deru medan perang memberi dukungan tim mereka, yang lain berdiri di atas truk dan bus memiliki poin pandang yang lebih baik, tetapi kurang terlibat dalam tontonan seru di mana kuda atau tombak kadang berhenti sangat dekat dari penonton. Para penyemangat dan intensitas peserta sepertinya tidak pernah berkurang. Sumba tidak terlalu jauh dari Bali, hanya membutuhkan waktu 45 menit terbang dengan TransNusa (Avia Star). Masyarakat penganut Merapu masih dapat Anda saksikan disini dengan begitu banyak peninggalan megalitik dan ikatnya. Transportasi darat masih sangat terbatas, hotel dan restoran yang langka, tapi untuk menyaksikan tontonan spektakuler Pasola dan orang Sumba yang berani saya yakin Anda tidak akan menyesal datang ke Sumba. Semoga festival Pasola ini bukan hanya sebagai hiburan bagi para turis, tetapi merupakan element penting dari daerah ini. Sebagai bagian dari perjalanan FAM trip yang diselenggarakan oleh TransNusa dan TransNusa Holiday, saya dapat melihat dan mengetahui kapan dan dimana akan diadakan festival Pasola. Pasola diadakan secara sporadis sepanjang tahun. Di samping itu, transportasi pemesanan hotel, dan makan (kotak makan siang) adalah aspek-aspek penting dan saya tidak perlu khawatirkan lagi, walaupun terbatas pulau ini telah menyentuh pariwisata. How to get there

Warriors waiting their turn

Spectators that form a ring around the battlefield roar their support; others on the top of trucks and buses have better vantage points, but are less involved in the spectacle where horses often stop within inches of the onlookers. The vigor and intensity never seems to lessen. Sumba is close to Bali geographically and easy to get to by air. The ancient past is still very much a part of the lives of the people. Transport can be difficult to arrange; hotels and restaurants are scarce but perhaps to witness such a spectacle as Pasola and indeed to meet the colourful and tough Sumba people one must expect some effort – let’s hope Pasola never becomes a spectacle put on for tourists. As part of a FAM trip organized by TransNusa and TransNusa holiday I was ably looked after and had none of the problems one might have in “finding” where and when a Pasola might take place. They are held sporadically during the year. In addition, transport, hotel bookings and meals (lunch boxes) were aspects of such a trip that I didn’t have to worry about on an island that is as yet only just beginning to touch the tip of tourism.

5X seminggu TransNusa Air Services melayani penerbangan ke Tambolaka (Sumba). Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kantor TransNusa terdekat di kota Anda (atau buka halaman 38).

Fligts five times per week are operated by TransNusa Air Services to Tambolaka (Sumba). For further information, please contact the TransNusa office at each destination (further details available P38).

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 09


TransNusa Inflight Magazine

DVDs

BLACK SWAN

127 HOURS

Sebuah sanggar tari balet yang berbasis di New York bakal segera membuat pementasan tari Swan Lake yang legendaris itu. Jelas saja ide ini membuat para penari di sanggar itu berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan peran utama dalam pementasan bergengsi ini. Ada yang berusaha sewajarnya namun tak jarang pula yang dengan segala cara berusaha menjadi yang terpilih meski itu artinya harus mengeksploitasi sisi gelap dirinya. Pilihan Thomas Leroy (Vincent Cassel) akhirnya jatuh pada Nina (Natalie Portman, seorang penari muda berbakat, yang dianggapnya mampu memerankan tokoh utama yang cukup kompleks itu. Meski sudah terpilih namun jalan buat Nina masih belum mulus. Ada penari lain bernama Lily (Mila Kunis) yang juga mengincar posisi yang sama. Untuk menjadi tokoh utama Swan Lake, seorang penari harus mampu memerankan White Swan yang anggun sekaligus Black Swan yang sensual. Berawal dari persaingan ini, Nina dan Lily lantas menjalin persahabatan sementara di saat yang sama Nina ternyata mulai mengeksplorasi sisi gelapnya demi mencapai cita-citanya menjadi pemeran utama Swan Lake. Director Studio Producer(s) Screenplay Cast

: : : : :

Darren Aronofsky Fox Searchlight Pictures Arnold Messer, Brian Oliver, Scott Franklin, Mike Medavoy Mark Heyman, Andrés Heinz, John McLaughlin Natalie Portman, Vincent Cassel, Mila Kunis, Barbara Hershey, Winona Ryder, Toby Hemingway

Hanya kemauan untuk hidup yang sangat tinggi yang membuat Aron Ralston (James Franco) berhasil menyelamatkan dirinya dari ganasnya alam. Meski terpaksa harus kehilangan satu tangannya, Aron tak pernah menyerah. Meski ia harus mendaki tebing tinggi dan berjalan bermil-mil, itu tak membuat Aron mundur. Di saat-saat tanpa kepastian ini, hanya refleksi masa lalu yang membayang di mata Aron. Dengan tangan yang terluka dan hampir membusuk, Aron tak punya pilihan selain mengamputasi tangannya sendiri. Dengan segala keberanian, Aron lantas mendaki tebing setinggi 65 kaki dan berjalan sejauh delapan mil sebelum ia akhirnya terselamatkan. Selama perjalanan, yang ada di benak Aron adalah teman-teman, kekasih, keluarga, dan dua orang pendaki yang sempat ia jumpai sebelum kecelakaan. Akankan mereka jadi orang terakhir yang bertemu Aron? Director Studio Producer(s) Screenplay Cast Inspiration

: : : : : :

Danny Boyle Fox Searchlight Pictures Danny Boyle, Christian Colson, John Smithson Danny Boyle, Simon Beaufoy James Franco, Kate Mara, Lizzy Caplan, Clémence Poésy, Amber Tamblyn Aron Ralston

KING’S SPEECH Prince Albert (Colin Firth) memang tak pernah berharap menjadi raja Inggris. Ia tahu benar keterbatasan yang ia miliki. Tak mungkin ia memimpin sebuah negara sebesar Inggris sementara berbicara di depan umum saja sudah jadi perjuangan berat buatnya. Celakanya takdir berkata lain dan Albert harus segera naik tahta. Sepeninggal Raja George V (Michael Gambon), Prince Edward (Guy Pearce) yang seharusnya naik tahta namun karena Edward lebih memilih melepas tahta dan menikahi Wallis Simpson (Eve Best), tak ada pilihan lain buat Albert selain mengambil alih tampuk kekuasaan. Albert tahu kalau ini bukan urusan mudah, apalagi Perang Dunia II sudah di depan pintu. Ia harus mampu mengatasi kekurangannya.

10

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

Untungnya, Elizabeth (Helena Bonham Carter), tak pernah menyerah. Setelah mencoba beberapa dokter untuk menyembuhkan gagap yang diderita Albert, Elizabeth lantas mencoba metode yang lebih tak lazim. Ia meminta Lionel Logue (Geoffrey Rush), seorang terapis dengan metode aneh, untuk menyembuhkan suaminya. film ini direlease pada bulan desember 2010 dan menjadi film hollywood box office 2010.

Director Studio Producer(s) Screenplay Cast

: : : : :

Tom Hooper Alliance Films Iain Canning, Gareth Unwin, Emile Sherman David Seidler Colin Firth, Geoffrey Rush, Helena Bonham Carter, Guy Pearce, Michael Gambon, Timothy Spall, Jennifer Ehle, Derek Jacobi


Café Alberto Relaxed beach-side dining Angin laut berhembus, deburan ombak terdengar, matahari terbenam tampak begitu dekat, serasa Anda dapat menyentuhnya membuat suasana relax dan romantis di restaurant ini. Dari namanya, sudah jelas sebuah restaurant Italia. Tetapi jangan khawatir, jika Anda memiliki selera Asia, ada beberapa pilihan lain yang Anda dapat nikmati disini seperti sup Tom Yam serta hidangan Asia lain; lumpia, mie goreng dan nasi goreng juga ada. Home-made pasta yang satu ini pasti ada. Ibarat laut tanpa garam sama seperti ibarat Italia tanpa pastanya. Tampak bendera merah putih dan hijau pada menu - jadi cobalah pomodoro con ravioli - pasta yang didalamnya berisi bayam, disiram dengan saus tomat atau pilihan lain dari daging dan hidangan ikan - Café Alberto tepat ditepi pantai sudah tentu memiliki ikan segar.

The salty air, sea breezes, close proximity to the water, sunsets you can reach out and touch make for an atmosphere that spells kick back and relax, you’re where you should be and the ambience is tops. The excellent food and service add to the pleasure of dining at Café Alberto. There’s also home-made pasta – the owner is Italian and no Italian worth his salt would serve anything but the best pasta. It’s definitely an Italian restaurant (the name) but don’t worry if you have Asian or other tastes in food. There’s superb Tom Yam soup and other Asian delights such as lumpia and all the other “gorengs” like mie and nasi (fried rice and fried noodles). But it does sport the red white and green – so try the ravioli con pomodoro – filled pasta with tomato sauce and optional spinach or select from the meats and fish dishes – Café Alberto is as mentioned before right on the beach and the fish is as fresh as.

Untuk mengunjungi Café Alberto sangat mudah - ada layanan antar jemput! Jika Anda berada di Senggigi area.

Getting to Café Alberto is easy – there’s the pick-up service!

Dengan akses internet WiFi, makanan yang lezat dan suasana luar biasa merupakan tempat yang sempurna untuk bersantai dan bersantap.

With WiFi internet access, great food and superb atmosphere there’s nothing missing for that perfect relaxed beach-side dining.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2010 | 11


Frizz, Tuk tuks and theTonle Sap The sights of Phom penh, Cambodia Dalam deskripsinya tentang Phnom Penh, Kamboja, Devid seorang relawan Korps Perdamaian menunjukkan kepada kita keterampilannya menggambarkan tempat ini melebihi dari sebuah buku panduan di Lonely Planet. In his inviting description of Phnom Penh, Cambodia, Peace Corps volunteer Dave shows us writing skills that would more than enhance the pages of a Lonely Planet Guide Book.

12

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


The Royal Palace, Phnom Penh

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2010 | 13


Tuk tuk Old area Phnom Phen Word’s bigest breakfast The comfortable Anise Hotel, Beoung Keng Kang I - nicest area to stay in Phnom Phen

Nongkrong di bar di PPhnom Penh, sudah pasti Anda akan bertemu dengan denga salah satu dari mereka. Anda pasti tahu semacam aapa itu: selalu menceritakan bagaimana mereka menemukan tempat liburan yang m saya pijak sekarang, serta s memberitahukan betapa banyak tempat ini telah te berubah dan berkembang. Phnom Penh tidak berbeda. Karakter ini ada hampir disetiap bar-bar asing di Phnom Penh dan jika Anda beruntung, Anda akan duduk di samping salah satu dari mereka, mereka akan mulai bercerita bagaimana Kamboja sepuluh tahun, dua puluh tahun bahkan tiga puluh tahun yang lalu: jalan beraspal dengan lubang yang cukup besar. Senjata api berceloteh di kota pada malam hari. Gerobak-gerobak turun ke jalan-jalan utama. Cukup dan hampir-bebas obat bius untuk membius gajah selama berhari-hari. Sayang sekali semua itu sudah pergi. Phnom Penh ’nya yang dulu’ tidak ada lagi, dan sekarang terlihat seperti kota-kota Asia Tenggara lainnya.

Hang out in bars in Phnom Penh long enough and you’re bound to run into one of those “it’s-not-howit-used-to-be people.” You know the kind: always lamenting how they pretty much discovered whatever vacation spot you’ve landed yourself in, telling you how much this place has changed and become developed. Phnom Penh is no different. These characters inhabit the foreign bars in Phnom Penh and if you’re fortunate/unfortunate enough to be sitting next to one of them, he’ll start telling you how different Cambodia’s capital city was ten, twenty, even thirty years ago: unpaved roads with potholes big enough to swallow a horse. Machine-gun fire chattering over the city at night. Ox carts going down the main streets. And enough nearly-free drugs to keep an elephant anesthetized for days. Too bad that’s all gone, he’ll tell you. “His” Phnom Penh is no longer in existence; what’s left is a watered-down remnant that looks just like any other Southeast Asian city.

Untungnya, dia salah. Thankfully, he’s wrong. Phnom Penh, berbeda dibandingkan dengan dekade setelah perang saudara yang menghancurkan Kamboja

14

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

Phnom Penh, while different than it was in those heady decades after Cambodia’s devastating


saat itu, tidak begitu memikat, hanya sebuah kota beruap kumuh yang dahulu kala pernah Anda baca. Phnom Penh hari ini adalah mikrokosmos dari realitas yang lebih besar dari Kamboja modern: sebuah permata yang belum dipoles, yang siap untuk bersinar. Kamboja saat ini lebih aman, menjelajahi daerah ini lebih bebas untuk menikmati keindahan Kamboja. Serta memiliki peninggalan sejarah kerajaan Angkor yang menakjubkan, tidak ketinggalan dengan pusatpusat perbelanjaan dan restorannya. Berikut adalah beberapa highlights kota yang menarik ini. Royal Palace: The Royal Palace Kamboja ini mirip dengan yang ada di Bangkok, sangat indah dan tidak begitu ramai. Salah satu dari itu adalah Pagoda Perak, yang lantai keramik hem…ya, dengan ubin perak; sebuah aula dimana raja Kamboja mengadakan upacara mereka, dan paviliun besi yang diberikan kepada Kamboja oleh Napoleon. Memiliki taman yang indah, pergilah lebih awal di pagi hari atau di sore hari untuk menghindari panas. Biaya masuk $ 2 untuk orang asing. Wat Phnom: pagoda ini terletak di sebuah bukit di jantung kota, Anda akan mengetahuinya dengan tampilan jam raksasa di sisi bukit. Belilah beberapa pisang untuk memberi makan monyet-monyet di

civil war, is no less alluring than the steamy, seedy city of yore you read about. Phnom Penh of today is a microcosm of the larger reality of modern Cambodia: a still-scruffy, unpolished gem with bright bits and pieces starting to poke out. Today it’s safer, which makes exploring all the more worry-free and rewarding, and it offers a fascinating slice of Cambodia, from the history-steeped reminders of the mighty Angkor empire to the shiny new empires of shopping malls and gourmet restaurants. Here are some of the highlights of this charming city. Royal Palace: The Cambodian Royal Palace is similar to the one in Bangkok, but it’s worth a look and it’s usually less crowded. Among the highlights are the Silver Pagoda, whose floor is tiled with, yes, silver tiles; the throne hall where the Cambodian kings hold their ceremonies; and the strange iron pavilion given to Cambodia by Napoleon. It has exquisite landscaping; go early in the morning or in the late afternoon to escape the heat. There is a $2 fee for foreigners.

The Royal Palace, Phnom Penh

Wat Phnom: This pagoda is on a hill in the heart of the city; you’ll know it by the giant clock face set into the hillside. Buy some bananas to feed the

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 15


River front restaurants, Phnom Penh

sana, tetapi waspadalah karena mereka mungkin mencoba untuk mencuri barang-barang Anda! Biaya masuk hanya $ 1 yang akan membawa Anda ke dalam pagoda di bagian atas di mana Anda dapat membayar penghormatan kepada puluhan patung-patung Buddha antik, atau Anda dapat mengunjungi toko-toko “Buddha-Mart” yang terlihat seperti toko yang menjual barang-barang religius. Tepi sungai: disinilah tempat orang-orang Phnom Penh untuk datang dan bersantai. Sisowath Quay adalah jalan yang membentang sepanjang Sungai Tonle Sap yang indah, sungai yang berubah arah dua kali setahun. Bar, restoran, dan bar lagi berbaris disisi jalan, makanan dan minuman yang menawarkan rasa apapun, dan jalan bagi pejalan kaki menyusuri garis sungai di sisi lain. Datang di malam hari untuk menyaksikan orang-orang Khmer sedang ber aerobikmenari, atau bergabung dengan mereka. Kemudian mendinginkan diri dengan minuman segar di salah satu pub di sepanjang jalan Quay. Sebuah cara yang menyenangkan untuk mengakhiri hari yang sibuk di ibukota. Central Market: Anda dapat melihat kubah besar Phnom Penh di Central Market. Baru saja direnovasi, sebuah pasar yang besar, memiliki segalanya dari souvenir, pakaian hingga perangkat keras, semua

16

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

monkeys there, but beware because they may try to steal your things! The $1 entrance fee will get you into the pagoda at the top where you can pay homage to the scores of antique Buddha statues, or you can visit the Chinese-run “Buddha-Mart” which looks like a convenience store dealing in religious items. Riverside: This is where Phnom Penh comes to play. Sisowath Quay is the road that runs along the picturesque Tonle Sap River, a river that changes direction twice a year. Bars, restaurants, and more bars line one side of the street, offering food and drink for any taste, and a river walk-style park lines the other side. Come in the evening to watch the Khmer people engage in some dance-aerobics, or join in yourself. Cool off afterward with a drink or five at one of the many pubs along the Quay. A fun way to end a busy day in the capital. Central Market: You can see the massive dome of Phnom Penh’s Central Market (Psa Thmey in Khmer) from kilometers around. Newly-renovated, this big, airy market has everything, from souvenirs to clothing to hardware, all at rock-bottom prices. Practice your bargaining with some of the friendly sellers; you’ll be amazed at what you can walk away with! If you’re hot and thirsty don’t worry;


Villa Almarik

Lotus Bayview A feast of the world’s varied cuisines...

One of the first resorts on Gili Trawangan’s prime beachfront area. Everything is on your doorstep, a white sandy beach on the edge of a wide assemblage of beautiful blue coral and only a few minutes walk from the island’s central area. If you’ve been dreaming of white sandy beaches and crystal clear blue waters, look no further – you’ve found it. Welcome to Villa Almarik. The Resort has 20 simply and elegantly appointed cottages. Each is air-conditioned and has a spacious living area, a terrace and a traditional outdoor courtyard attached to the bathroom and is finished with traditional furnishings. A Balinese bale (elevated lounging area) completes each cottage. A mix of Indonesian and Mediterranean dishes awaits you at our restaurant. Gangga Divers at Villa Almarik, a PADI 5 STAR Dive Resort, is managed by the well known Gangga Divers Team. The Dive Center offers a large range of diving courses conducted by professional, PADI instructors, and caters to divers of every age and level of experience.

Dining on a distinct blend of the world’s varied cuisines including Asian and European specialties with an Italian accent, along with a wide selection of beverages, surrounded by Asian flowers and Indonesian antiques, and an enchanting and relaxing atmosphere this is what will await you at our restaurants. Lotus Restaurants have satisfied the most demanding of guests from all corners of the globe and we are proud to have established landmark status at all our locations. After our overwhelming success in Bali it was only natural for us to bring our cuisine and hospitality concept to Lombok island. Within the Senggigi Beach Art Center complex, adjacent to Lombok’s Sheraton Hotel lies the Lotus Bayview. The restaurant is only a few meters from the shoreline and from here you can see Bali’s Mount Agung while enjoying a gentle sea breeze. The menu includes the most popular dishes of all Lotus restaurants in Bali. Witnessing a stunning sunset from Lotus Bayview while indulging in our delicious food will certainly become an unforgettable memory of your stay in Lombok.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 17


dengan harga murah. Praktekkan kemampuan Anda untuk tawar-menawar. Anda akan kagum dengan apa yang Anda bisa dapatkan! Jika Anda panas dan haus jangan khawatir; kafe di pinggir jalan disekitar Central Market akan melayani dengan es kopi susunya yang nikmat. Pasar lain: Di Phnom Penh dimana orang-orang Kamboja biasa berbelanja, cobalah ke salah satu pasar yang tersebar di seluruh kota, Anda akan melihat orang-orang Kamboja dari 24 provinsi. Transaksi yang luar biasa. Setiap pasar memiliki spesialisasinya sendiri. Pasar Rusia populer dengan turis pencari sutra berkualitas, DVD, atau souvenir, sedangkan Pasar Olimpiade dan Pasar O’Russey menawarkan rasa “Kamboja asli.” Hati-hati: pasar-pasar ini biasanya cukup ramai dan sesak. Perhatikan barang bawaan Anda dan segera cari jalan keluar jika mulai terasa panas dan mulai berdesak-desakan. Museum Nasional: Banyak artefak yang diselamatkan dari Angkor Wat dan daerah sekitarnya disimpan di sini. Di dalamnya menyimpan sejarah mengenai Kamboja. Menjelajahi patung-patung, lingas, dan potongan lain warisan Kamboja. Biaya masuk ke musium ini $ 2 untuk orang asing. Makan: masakan Kamboja jauh berbeda dari rekanrekan-nya Thailand dan Vietnam. Rasa Kamboja sangatlah luas: mulai dari sup asam hingga melon pahit, atau hidangan yang diterjemahkan menjadi “gorengan panas”, masakan Kamboja memiliki sesuatu untuk semua orang. Ada banyak restoran di sekitar Phnom Penh yang mengubah masakan Khmer menjadi

cafés serving some of the best iced coffee with milk line the streets surrounding the Central Market. Other Markets: Phnom Penh is where Cambodia comes to shop; go into one of the many markets around the city and you will see people from all of Cambodia’s 24 provinces. Great deals can be had with some persistent bargaining, and each market has its own specialty. The famous Russian Market is popular with tourists looking for quality silk, DVDs, or souvenirs, while Olympic Market and Psa O’Russey offer a taste of “real Cambodia.” Beware: these markets can get quite crowded and claustrophobic. Watch your belongings and have an escape route should the heat and the crowds get too much for you. National Museum: Many artifacts that were rescued from Angkor Wat and the surrounding countryside are housed here. Soak in some of Cambodia’s storied history. Browse among the statues, lingas, and other pieces of Cambodia’s legacy. There is a $2 entrance fee for foreigners. Eat: Cambodian cuisine is much different from its Thai and Vietnamese counterparts. The Cambodian palate is surprisingly broad: from sour soups to bitter melons, to a dish that translates into “fried hot”, Cambodian cooking has something for everyone. There are plenty of restaurants around Phnom Penh that translate Khmer cooking into Western-friendly dishes; try Friends, Khmer Surin, or Frizz. Or, if you’re feeling adventurous, you can pop into any of the thousands of Khmer restaurants all over the city. If you see a big crowd and a red Angkor Beer sign, you know you’re in the right place. Shoot: There is a gun range outside of Phnom Penh where you can shoot machine guns, grenade launchers, and bazookas. The prices vary according to the munitions; after a long, hot day in the markets, blowing off some steam by blowing up some coconuts might be right up your alley.

Independence Monument The Royal Palace are

18

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


Tonle Sap river “ the sinking cargo boat”

masakan Barat; coba, Khmer Surin, atau Frizz. Atau, jika Anda suka berpetualang, Anda bisa mencoba ke salah satu restoran Khmer yang tersebar di seluruh kota. Jika Anda melihat kerumunan orang banyak dan tanda merah Angkor Beer, Anda tahu bahwa Anda di tempat yang benar. Tembak: Ada berbagai senjata di luar Phnom Penh di mana Anda dapat mencoba menembak senapan mesin, meluncurkan granat, dan bazoka. Harga bervariasi sesuai dengan amunisi. Setelah hari yang panjang dan panas di pasar, alangkah nikmatnya dapat meneguk es kelapa muda yang menyegarkan.

Semua daerah di Phnom Penh dapat diakses oleh tuk tuk, Anda akan bertemu supir yang menyenangkan dan dengan senang hati akan memandu Anda sepanjang hari. Supir yang baik tahu semua tujuan yang tercantum tetapi tidak semua. Mereka semua berusaha untuk membuat uang, tapi jangan khawatir, supir tuk tuk di Phnom Penh pada umumnya baik. Jika mereka tidak tahu bagaimana untuk mendapatkan tujuan Anda, mereka akan berusaha mencari seseorang yang tahu dan tidak akan meninggalkan Anda ‘sampai Anda aman di jalan. David Kierski adalah seorang relawan yang tinggal di Takeo Kamboja, sekitar 1.5 jam dari Phnom Penh.

All of Phnom Penh is accessible by tuk tuk; find a driver who is worth his salt and he’ll make an indispensible guide for the whole day. The good ones know all the destinations listed above and then some. While they all are trying to make some money, the tuk tuk drivers in Phnom Penh generally aren’t crooks. If they don’t know how to get you to your destination, they will find someone who will and won’t leave your side ‘till you’re safely on your way. David Kierski is a volunteer living in Takeo, Cambodia, about 1.5 hours’ very bumpy ride from Phnom Penh.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 19


Special Report

Kamboja berhasil menjadi tuan rumah event regional pariwisata, Organisasi Pariwisata Asean, menteri pariwisata, Travel Agent dari seluruh ASEAN beserta International buyer, Media serta professional dari seluruh dunia berkumpul disini.

Cambodia successfully hosts regionl tourism event, Asean Tourism Organizations, Tourism Ministers, Travel Suppliers from across ASEAN International Buyers, Media and other professional sfrom around the world.

ATF TRAVEX - 3 – pameran perdagangan pariwisata menampilkan 518 stand dari 434 perusahaan dari sepuluh negara-negara ASEAN tercatat sebagai partisipasi yang sangat kuat.

ATF TRAVEX – a 3- travel trade only day exhibition and business platform featured 518 booths from 434 exhibiting companies from the 10 ASEAN countries recorder a very strong participation.

Ada peningkatan pembeli dan penjual terkait dengan keikut sertaan di ATF Brunei tahun lalu dan ternyata jauh lebih mudah untuk menjual Nusa Tenggara karena saat ini jauh lebih dikenal dengan adanya kampanye Komodo yang menjadi finalis 7 keajaiban alam baru dunia.

There was an incease in buyers and sellers over the corresponding event held last year in Brunei and it turned out to be much easier to sell our area of Nusa Tenggara as it is now becoming better known as a result of the interest generated by the campaign to have to have Komodo voted in to be included as one of the new 7 wonders of the natural world.

Hal yang sama diporoleh oleh TransNusa Air Services di mana lebih banyak pembeli menjadi lebih akrab dengan perusahaan kami serta respon pasar Europa dan Russia menjadi lebih kuat. Kecenderungan untuk masa depan terlihat menjadi lebih terfokus pada FIT (Free Independent Travellers) karena mereka lebih mudah untuk membuat pengaturan dan lebih mudah untuk meningkatkan keuntungan. Banyak pengunjung juga menyarankan tersedianya pemesanan melalui internet. Media dan para delegasi diajak untuk tour berkeliling kota termasuk mengunjungi The Royal Palace dan tempat-tempat yang menarik lainya, tanpa ada masalah lalu lintas yang menghebohkan merupakan satu harapan bagi Phnon Penh untuk berkembang dan akan mampu menangani masalah yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN serta destinasi liburan yang saat ini mereka hadapi. Bagi kami perusahaan penerbangan yang berfokus pada daerah timur Indonesia, kita bisa mengambil pelajaran dari ide yang muncul di Forum ATF di mana ASEAN harus dipandang sebagai tujuan wisata tunggal, demikian juga kita sekarang harus melihat Nusa Tenggara (Bali hingga Timor) dipromosikan sebagai satu tujuan wisata.

20

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

The same was true for TransNusa Air Services where more buyers are now becoming more familiar with the company and where the response from the Eurpope and Russain market is much sronger. The trend for the future looks to be more focused on FITs (Free Independent Travellers) because they are easrier to make arrangements for and much easier to improve profits. Many visitors also expressed the need to be able to make internet bookings. Media delegates were hosted to tours of the city including The Royal Palace and other attractions where it was clear that a destination without horrendous traffic problems is a clear advantage over the competition – one hopes that as Phnom Penh contiunues to develop it will be able to handle the problems other ASEAN cities and holiday destinations now face. For us as an airline and for the region in general we can take heed of the ide that has emerged from the Forum where ASEAN should be looked at as a single tourist destination that so too we now should look at the whole of Nusa Tenggara the Lesser Sundas – Bali to Timor as a sinle entity and promoted as such


TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 21


at

Big Sunday F1 race days Get ready, the engines have started and the new F1 season is on its way. And presenting all the live action, every race from start to finish, along with eats and drinks, Arena Sanur brings you its Big Sunday F1 race coverages. It’s showtime!!!

22

The teams are in and many are happy to see that the major ones have not changed. The rivalry contiues. Can McLaren with Jensen and Hamilton improve their performances with their new car and compete with the defending champions, Mark Webber and Sebastian Vettel in their Red Bulls. Can Ferrari the most famous name of all live up to its hype and billing of best driver/ best car and justify its position as favourite with Fernando Alonso leading the team? Or can Michael Schumacher accomplish what could be the greatest comeback of all time in his Mercedes? Or is their the possibility of an ‘outsider’ with a famous name, grabbing the lime light in the form of the Lotus team?

Meanwhile here is a list of the teams and that all important list of race days for you to remember as well as the dates and times for you to get down to Bali’s best F1 coverage at Arena, Sanur and join in all the fun. Season’s tickets are available that entitle you to free drinks, betting sweeps, snacks and of course seating arrangements.

The season is underway but it’s probably going to be awhile before these questions can be answered – each raceday will be full of interest as we look to solving this riddle.

Adjustable rear wings, new moveable bodywork regulations mean drivers of suitably equipped cars can adjust the rear wing from the cockpit, altering its angle of incidence through a set range. But during the race can only be activated when a driver is less than one second behind another

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

RULE CHANGES With moveable rear wings, a new tyre supplier, the return of KERS, a 107 percent qualifying rule and more, there are plenty of regulation changes that will have a major impact on the Formula One field in 2011.


car at pre-determined points on the track. The system is then deactivated once the driver brakes. In combination with KERS, it is designed to boost overtaking. Also like KERS, it isn’t compulsory.

No F-ducts or double diffusers Any system, device or procedure which uses driver movement as a means of altering the aerodynamic characteristics of the car is prohibited from 2011 - that means no F-ducts.

Tyres Following Bridgestone’s decision to withdraw at the end of 2010 after 13 years in Formula One, Pirelli take over as the sport’s sole tyre supplier. The Italian company, last part of F1 in 1991, will provide all teams with rubber for the next three years.

Gearboxes As part of the sport’s cost-saving and environmental initiatives, gearboxes now need to last for five race weekends, instead of the previous four.

KERS A badge of honour for some, a bugbear for others on its debut in 2009, KERS - or Kinetic Energy Recovery Systems - have been reintroduced in 2011. KERS take the waste energy generated under braking and turns it into additional power. This is then made available to the driver in fixed quantities per lap.

Penalties

Wheel tethers

Team orders

In response to several stray wheels over the course of the 2010 season, teams must now place a second tether on every wheel to improve safety. The two tethers must be contained in separate suspension members.

The clause in the sporting regulations banning team orders has been removed.

Stewards now have the power to impose a wider range of penalties for driving and other rule transgressions. Added to their armoury are time penalties, the right to exclude drivers from race results, or suspend them from subsequent events.

2011 teams Sebastian Vettel & Mark Webber RED BULL | Lewis Hamilton & Jensen Button MCLAREN | Fernando Alonso & Felipe Massa FERRARI Michael Schumacher & Nico Rosberg MERCEDES GP | Nick Heidfield & Vitaly Petrov RENAULT | Ruben Barrichello & Pastro Maldonado WILLIAMS Adrian Sutil & Paul di Resta FORCE INDIA | Kamui Kobayashi & Sergio Perez SAUBER | Sebastien Bueni & Jaime Alguersuari TORO ROSSO Jarno Trulli & Heikki Kovalainen LOTUS | Timo Block & Jerome d’Ambrosio VIRGIN | Nairan Karthikeyan & TBA HRT Bahrain Grand Prix Sakhir, 11-13 March (cancelled)

Spanish Grand Prix Circuit de Catalunya, 20-22 May

German Grand Prix Nurburgring, 22-24 July

Japanese Grand Prix Suzuka, 7-9 October

Australian Grand Prix Albert Park, Melbourne, 25-27 March

Monaco Grand Prix Monte Carlo, 27-29 May

Hungarian Grand Prix Hungaroring, 29-31 July

Korean Grand Prix Korea International Circuit, Yeongam, 14-16 October

Malaysian Grand Prix Sepang, 8-10 April

Canadian Grand Prix Circuit Gilles Villeneuve, Montreal, 10-12 June

Belgian Grand Prix Spa-Francorchamps, 26-28 August

Chinese Grand Prix Shanghai, 15-17 April Turkish Grand Prix Istanbul Park, 6-8 May

European Grand Prix Valencia, Spain, 24-26 June British Grand Prix Silverstone, 8-10 July

Italian Grand Prix Monza, 9-11 September Singapore Grand Prix Singapore, 23-25 September

Indian Grand Prix Greater Noida, 28-30 October Abu Dhabi Grand Prix Yas Marina, 11-13 November Brazilian Grand Prix Interlagos, 25-27 November TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 23


24

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


Lombok’s Hindus celebrate Monster-monster berdatangan dari mana-mana. Warga Hindu di Lombok, selama sebulan penuh telah sibuk dihalaman belakang dan gudang untuk berkreasi menciptakan sebuah monster dengan desain imajinatif melebihi Frankenstein. Banyak dari kreasi terinspirasi dari para seniman Bali, yang berbakat menciptakan subjek yang menakutkan. Mereka membuat monster tersebut diatas sebuah platform bambu yang kemudian diarak melalui jalan-jalan utama di kota Mataram sehari sebelum Nyepi, tahun Baru Saka. Biasanya dimulai dengan gerimis, karena bertepatan jatuh di musim hujan. Tapi itu tidak menyurutkan semangat para pengarak dan penonton. Semua antusias untuk bersenang-senang. Selain itu, pawang hujan telah melakukan tugasnya - tidak setetes hujanpun jatuh selama parade berlangsung. Orang-orang datang dari seluruh penjuru dan perayaan warga Hindu ini menjadi perayaan yang menyenangkan bagi semua orang. Semua terpikat oleh monster kertas yang dimeriahkan dengan permainan musik traditional. Monster dengan tema yang berbeda yang mungkin pernah hadir dalam mimpi buruk Anda tampak nyata bersaing satu dengan lainnya. Dengan warna-warna yang spektakuler dan dicat sesuai temanya masing-masing, diarak dengan semangat meledak-ledak ke jalanjalan utama di Mataram. Suara-suara seram berkumandang keluar dari

The monsters come from everywhere. For one month they have been materialising in the back-yards and sheds of Lombok’s Balinese Hindus with more imaginative design than any Frankenstein. Many are the creations of artisans brought in from Bali, gifted in monstermaking and commissioned to produce ghoulish subjects. They make their appearance carried on bamboo platforms in a procession through the streets of Mataram on the day before Nyepi, Balinese new year.

Ogoh-ogoh paper mache monster Mayura Palace, Cakranegara Lombok

The day usually begins with a drizzle – it’s the rainy season. But that does not dampen the spirit of onlookers and performers alike. All are intent on having a good time. And besides, the rain man is always on hand and does his job - not a drop during the parade. People come from all over the island and the “show” which is Hindu in essence becomes a celebration of fun for all. All are captivated by the sheer impact of the paper mache monsters that move to the crescendo of drums and chants. Monsters in different themes right out of your worst nightmares compete with each other. Spectacularly painted in vibrant colours and sporting different themes they explode onto the streets and are carried amidst throngs of onlookers on Mataram’s main city road. The surging sounds of “hehaaaahh!” ricochet as the bearers of these gruesomelooking paper mache monsters raise them high on the wooden

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 25


monster-monster kertas yang mereka ciptakan diikuti dengan gerakan para pengarak ogoh-ogoh yang sesekali mengangkat tinggi platform kayu penyangga ogoh-ogoh dan berputar-putar disetiap perempatan jalan yang mereka lalui seolah-olah monster tersebut hidup. Dengan kostum yang berwarna-warni tampak seperti orang-orang di Bali yang sedang dalam perjalanan ke Pura. Tidak ada saat lain selain saat itu yang membuat pulau Lombok seperti sebuah parade. Penonton sangat antusia sama antusiasnya seperti para pengarak ogoh-ogoh. Berikut suara, warna dan gerak yang luar biasa – merupakan awal dari tenang dan sepi dihari berikutnya, yaitu tahun Baru Saka (Nyepi), ketika seluruh warga Hindu menghabiskan 24 jam tanpa bicara, makan dan cahaya dalam waktu yang dikhususkan untuk introspeksi pada tahun sebelumnya . Monster itu sendiri merupakan suatu lambang kejahatan di dunia dan akhirnya dibakar sebagai simbolis membersihkan diri dari kejahatan. Dengan demikian membawa keberuntungan bagi dunia. Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa acara Hindu Bali ada di Lombok? Pengaruh Bali memang sangat kental dalam kebudayaan Lombok hal tersebut terjadi dikarenakan adanya ekspansi oleh kerajaan Bali pada tahun 1740 di bagian barat pulau Lombok dalam

26

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

platforms that are used to transport them and spin them around as though bringing them to life. There are always the costumes, as colourful as ever when the Balinese ready themselves for a trip to the temple. At no other time does the island of Lombok experience such a pageant. But onlookers too come for the occasion of fun and good humor. Here is sound, colour and great motion - a prelude to the calm and quiet of the next day’s Balinese new year called Nyepi, when Balinese everywhere spend 24 hours without speech, food and light in a time devoted to introspection on the previous year. The monsters themselves represent the evil in the world and are finally set alight as a symbolic ridding of evil. Thereby bringing good luck to the world. If you’re wondering why a Balinese festival could make such an impact on Lombok, you need to be aware that Balinese number some 100,000 or roughly 10% of the population of Lombok. And they are not just simply migrants from across the Straits. They reflect important historical links between the two islands where as recently as the late 19th century, Lombok (with its Balinese rulers) was the richest and most powerful state in the Archipelago.


waktu yang cukup lama. Sehingga banyak terjadi percampuran antar dua budaya Sasak dan Bali yang saling mengambil dan meminjam hingga terciptalah kesenian baru yang menarik dan saling melengkapi.

Lombok was colonised by the Balinese from the kingdom of Karangasem on Bali’s east coast, just across the straits. They first conquered the west of the island in the area of Ampenan and Mataram, later moving east where by the late 17th century they controlled, with the assistance of many local Sasaks, most of Lombok until pushed out by a new team of even harsher colonisers, the Dutch.

Sepanjang tahun, festival Hindu dan ritual merupakan bagian penting dari keanekaragaman budaya yang mewarnai wajah Lombok. Ogoh ogoh merupakan salah satu rangkaian upacara Hindu kemudian diikuti hari raya Galungan dan Kuningan dimana Pura akan penuh dengan kostum, persembahan serta penganutnya.

Throughout the year, Balinese festivals and rituals are an important part of the colourful cultural diversity that makes up Lombok. Ogoh ogoh begins a series of many Balinese festive days leading up to Galungan in April and Kuningan in May when the temples will be replete with costumes, offerings and devotees.

Tapi kemudian monster akan pergi.

But by then the monsters will have gone.

Ogoh-ogoh procession Pura Meru Cakranegara Lombok

How to get there

Setiap hari TransNusa Air Services melayani penerbangan ke Mataran. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kantor TransNusa terdekat di kota Anda (atau buka halaman 38).

Daily flights to Mataram are operated by TransNusa Air Services. For further information, please contact the TransNusa office at each destination (further details available P38).

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 27


TransNusa Inflight Magazine

Gadgets Samsung Galaxy Gio S5660 Rupanya tak hanya Samsung Galaxy Ace S5830 dan Samsung Galaxy Suit S5670 yang dirilis Samsung diawal tahun 2011 ternyata Samsung juga akan merilis satu buah ponsel Galaxy lainnya. Dan nama Samsung Galaxy Gio S5660 yang disebut-sebut sebagai adik ddari da ari SSamsung am msuung ng GGalaxy aallaxxy Ac Acee ini ini ak akan kan ikut iiku kutt juga juga dirilis ddii pada awal tahun 2011. Sams Sa Samsung msun ung Gala Ga Galaxy ala laxy xy Gio G o S5660 SS56 5660 60 ini ini kabarnya kkab abar ab arny ar nyaa akan ny a hadir dengan spesifikasi dan fitur yang luar biasa menggiurkan. Untuk hal tampilan, GGalaxy Ga ala laxy xy Gio Gio S5660 S56 5660 60 ini ini hadir had a ir dengan dden enga en gann menggunakan layar sentuh 3,2 inci dan dukungan kamera 3 megapiksel yang auto fokus. ga Dalam Dala Da laam se ssegi gi pperforma erfo er form fo rmaa Ga rm GGalaxy laaxy xy Gio S5660 ini akan didukung oleh prosesor 800MHz dan OS Android 2.2 Froyo. Tak hanya itiituu sa saja saja, ja,, fifitu ja turr se sepe seperti p rtii AA-GPS, memori internal 2GB, Bluetooth, WiFi 802.11n, FM tuner dan slot kartu microSD, pe Quicktype Qu uicickktyp typpe ol ooleh ehh keyboard Swype dan aplikasi ThinkFree Office juga akan turut menghiasi smartphone yyang ya ang ng ssat satu a ini. Untuk melengkapi semua itu, Smartphone Android ini dapat bekerja pada jaringan at qu quad-band ua GSM/EDGE dan 3G/HSDPA jaringan dual-band. KKabarnya smartphone ini akan dirilis pada bulan Maret 2011 di Inggris. Mengenai kapan dan berapa harga smartphone ini tiba di Indonesia belum ada informasi jelasnya.

Canon Compact Flash Portable DTE Perekam Canon Compact Flash Portable DTE. Canon meluncurkan Gadget terbaru Compact Flash portabel DTE perekam FS-CF dan FS-CF Pro, dirancang khusus untuk digunakan pada camcorder Canon HDVi dan camcorder mini-DVI. Gadget ini memungkinkan Anda untuk merekam video HD Jenis-1 Compact Flash (CF) media solid-state. Setelah rekaman video telah direkam pada perekam Canon Compact Flash Portable DTE ini, Anda dapat menghubungkan perekam FS-CF ke Mac atau PC melalui port USB 2.0 atau langsung memasukkan kartu CF ke card reader.

Dari sisi softwarenya, PlayBook akan menggunakan sistem operasi BlackBerry Tablet OS berdasarkan arsitektur micro-kernel QNX Neutrino. Neutrino telah banyak digunakan pada perangkat kesehatan, otomotif hingga router internet.

BlackBerry PlayBook BlackBerry PlayBook merupakan produk terbaru dari RIM sang produsen Blackberry, Harga BlackBerry PlayBook di Indonesia sendiri belum diketahui, akan tetapi untuk spesifikasi nya BB yang rencananya untuk memberikan saingan buat ipad buatan apple ini bisa kita ketahui. Berikut adalah beberapa fitur BlackBerry PlayBook yang telah diungkap oleh RIM dalam Developer Conference 2010 di San Francisco, Selasa (28/9/2010) dini hari.

28

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

Software PlayBook mendukung Flash 10.1, WebKit dan HTML 5, OpenGL (untuk grafis 3D seperti pada game), Adobe Mobile AIR, Adobe Reader, Java, POSIX dan BlackBerry WebWorks. Media yang bisa diputar di PlayBook termasuk video hingga resolusi 1080p High Definition. Formatnya, mencakup H.264, MPEG, DivX dan WMV. Sedangkan audionya mencakup MP3, AAC dan WMA. Kita tunggu saja secepatnya kehadiran BlackBerry PlayBook di Indonesia, sampai sekarang belum ada bocoran harga BlackBerry PlayBook di Indonesia maupun di Ameraka, seperti halnya harga nokia x5 juga banyak yang mencari dan menunggu!


Alienware M17x

Laptop 2011 – Jika Anda seorang gamer, sungguh tidak akan salah memilihlaptop 2011 dari Alienware ini karena spesifikasinya yang sangat tinggi sangat cocok untuk pengguna game dan layak mendapatkan julukan laptop gaming 2011. Produsen: Alienware Model: M17x Kelebihan : Sebuah tampilan layar 17 inci cukup besar untuk meningkatkan pengalaman gaming. Kekurangan : Jika Anda tertarik pada perangkat game portabel, laptop ini terlalu berat dan besar untuk dibawa berkeliling. Kesimpulan : Alienware memiliki semua fitur yang diperlukan untuk menjadi pesaing berat game. Sebagai salah satu “Laptop Terbaru 2011 yang benar-benar mengandalkan spek games, harga $1,799.00 tampaknya sangat pantas untuk laptop 2011 Alienware M17x.

Canon Rebel T3i dan T3 Hari ini Canon menawarkan produk baru , camera Canon Rebel T3i DSLR murah. Masuk kelas entry level, dengan harga dibawah 1000 dollar saja. Canon 1100D disebut juga Canon T3 dan Canon 600 disebut Canon T3i Paket yang ditawarkan termasuk 18-55m lensa. Rencananya baru akan dipasarkan bulan Maret mendatang untuk mengantikan T2i. Canon T3i dan T3 memiliki beberapa se[erti capture HD dan Full HD, ukuran sensor dan viewfinder Harga Canon T3 paling murah, $599.99 dengan EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 II zoom lens Harga Canon T3i body saja $799. Paket bundle lensa EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS II zoom lens $899.99, atau Canon EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS zoom lens $1,099.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 29


Oops...

they missed it again We take a trip across Sumbawa

30

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2010


Biasanya wisatawan hanya menggunakan Sumbawa sebagai tempat transit dalam perjalanan ke timur untuk melihat Komodo atau hanya terbang diatasnya. Penulis / fotografer kita mengatakan: “Anda tidak tahu apa yang Anda lewatkan”. To the many travellers who have only used Sumbawa as a transit artery on their way east to see the dragons of Komodo or as an over-fly, our writer/photographer says: “You don’t know what you missed”. Bima environs

Berukuran sekitar 300 km dari barat ke timur dan memiliki lebar hanya 15 km di beberapa tempat, Sumbawa adalah sebuah pulau yang memiliki teluk yang tenang, air terjun, pegunungan vulkanik yang mencapai ke bawah laut, pantai dengan pasir putih dan ombak besar. Yang dulunya merupakan daerah kesultanan yang kaya akan kayu dan kuda, saat ini Sumbawa terkenal dengan mineral dan mungkin minyak.

easuring some 300 kilometers from west to east and only as wide as 15 kilometers in some places, Sumbawa is an island of tranquil bays, waterfalls, volcanic mountains that reach down to the sea, beaches with untouched white sand and great surf. Once consisting of powerful sultanates deriving great wealth from timber and horses, the Sumbawa of today is rich in minerals and possibly oil.

Sebagai seorang traveler, semakin ramai tujuan wisata bagian barat Indonesia, mendorong para traveler untuk bergerak kebagian timur. Masuklah Sumbawa, tanah yang tidak terjamah oleh banyak orang, tetapi ditemukan oleh beberapa.

As travellers tire of the more crowded destinations in western Indonesia the move will be to the east: Enter Sumbawa, a land missed by many but discovered by a few.

Peselancar Jepang, Amerika dan Australia mengetahui Sumbawa! merupakan tempat berselancar yang istimewa sebut saja Hu’u, Periskop dan Super Suck. Tempat tersebut memiliki kualitas dan konsistensi gelombang yang luar biasa dan telah bertahun-tahun menjadi sirkuit pertadingan surfing kelas dunia. Memiliki gunung Tambora bagi para penggemar trekking. Gunung Tambora pada tahun 1816 tercatat memiliki letusan terbesar dalam sejarah. Letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia. Debu yang dihasilkan oleh letusan gunung Tambora mengakibatkan musim dingin berkepanjangan (tahun tanpa musim panas) di Amerika Utara dan Eropa. Sekitar 100 km berkendara melewati bekas semburan lahar. Membutuhkan waktu 2 hari untuk menguji stamina dan kesabaran

Japanese, Americans and Australian surfers know of Sumbawa and its idyllic surf breaks called Hu’u, Periscopes and Super Suck. Such is the quality and consistency of the waves that Sumbawa has for years been on the world’s surf competition circuit. It has ‘THE’ Volcano trekking experience in Mt. Tambora, centre in 1816 of the largest eruption in recorded history. A 100 km drive along a lava plain with its rounded secondary volcanic cones and empty craters still strewn with volcanic ejecta, and a testing 2-day hike through a rain forest brings you to Tambora’s awesome caldera, 11 km in diameter and thousands of precipitous feet deep. Once a giant mountain before losing its head in the monstrous explosion, it now reaches a height of 2,851 meters.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 31


Beautiful under water scene, Moyo Island Mt. Tambora

melalui hutan tropis yang akan membawa Anda ke kawah Gunung Tambora. Berdiameter 11 Km dan ribuan kaki dalamnya. Sebuah gunung raksasa yang kehilangan kepalanya dalam ledakan mengerikan, sekarang memiliki ketinggian 2.851 meter. Sumbawa memiliki keindahan bawah laut yang luar biasa. Meskipun hanya kelompok kecil dan elit yang menyelam diperairan ini dan lebih memilih merahasiakan Sumbawa sebagai tujuan menyelam dengan trumbu karang yang sehat dan ikan-ikannya yang besar. Pulau Satonda dengan teluk terpencil dan bekas kawah yang menjadi danau mini terletak di laut sebelah utara Gunung Tambora merupakan salah satu tempat menyelam yang menarik

32

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

It has underwater wonderlands. Though the small and elite group of divers that have already sampled Sumbawa’s choice dive spots would rather keep it a secret, word is spreading that there are uncrowded sites with undamaged coral that are teeming with fish. Satonda island with its secluded bay and mini crater-lake in the sea just north of Mt Tambora has absolutely pristine coral which is as good as anywhere else in the region. And the waters around Kolo, only 30 minutes from Bima in east Sumbawa guarantee the big stuff - it’s where local fishermen used to fish for shark. Sumbawa is a fascinating ethnographic area. An island of contrasting traditions,


untuk dikunjungi. Dan perairan sekitar Kolo, hanya 30 menit dari Bima di Sumbawa Timur - di mana nelayan lokal terbiasa memancing ikan hiu. Sumbawa merupakan daerah etnografi yang menarik. Sebuah pulau yang kontras penuh dengan tradisi, budaya dan sejarah. Bagi saya yang menarik di Sumbawa adalah orangorangnya. Dengan ragam warna-warni yang tampak di pasar pinggir jalan atau di desa-desa pegunungan kecil dengan rumah-rumah mereka beserta lumbung padinya, para traveler disambut dengan senyuman hangat.

cultures and histories. This means people, and for me the real highlight of Sumbawa. In the profusion of colour at roadside markets or in small mountain villages with their rice barn houses, travellers are still a rarity and welcomed with a smile rather than an outstretched hand. Those transit travellers flashing across this long island missed a lot. I hope this short photo essay will entice you to sample a little of Sumbawa.

Para traveler yang hanya transit atau terbang melewati pulau ini, tidak merasakan hal diatas. Saya harap ini merupakan gambaran singkat yang dapat membujuk Anda untuk singgah di Sumbawa. Sape harbour

How to get there

Setiap hari TransNusa Air Services melayani penerbangan ke Sumbawa. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kantor TransNusa terdekat di kota Anda (atau buka halaman 38).

Daily flights to Sumbawa are operated by TransNusa Air Services. For further information, please contact the TransNusa office at each destination (further details available P38).

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 33


Wallace ‘draws the line’ Jika Anda membaca buku tentang flora dan fauna dari kepulauan Indonesia atau apapun tentang teori evolusi, Anda akan menemukan referensi Alfred Russel Wallace dan ‘Garis’ nya.

Pick up any book on the flora and fauna of the Indonesian archipelago or anything on theories of evolution and you will find reference to Alfred Russel Wallace and his ‘Line’.

Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang Charles Darwin dan teori evolusi yang berdasarkan seleksi alam yang ditulis dalam bukunya ‘The Origin of Species’. Tapi tidak banyak dari kita menyadari bahwa ada orang lain penggagas teori ini. Alfred Russel Wallace, adalah seorang naturalis juga penggagas teori evolusi. Daerah penting utama terletak pada distribusi global flora dan fauna dan aspek terpenting dalam penelitiannya dilakukan di Indonesia dan lebih khususnya di daerah Bali dan

Most of us have heard of Charles Darwin and his theory of evolution based on natural selection written in his book ‘ The Origin of Species’. But not many of us realize that there was in fact a co-originator of the theory, Alfred Russel Wallace, who was a little known naturalist. His main area of interest lay in the global distribution of flora and fauna and he based important aspects of his theories on research done in Indonesia and more specifically the area of Lombok and Bali.

34 34

| Tr TransNusa Trran an aans nsN ns sNu Nu Nus usssaa | Infl IInnfl nflflig ight igh iig ggh ght hhtt Magazine Mag M Maag agaaz azi azin zzin zine ziiinne | M Maar Mar ar - Apr Ap Apr 2011 220011 11

With his challenging views amid great controversy, Wallace was probably singly more responsible than any other in first putting Lombok on the world map.


Lombok. Dengan pandangan yang menantang telah membuat kontroversi besar, Wallace merupakan orang pertama dari yang lainnya yang menempatkan Lombok pada peta dunia.

Wallace saw the world as six separate regions, with boundaries brought about by climate and geography that gave rise to specific and often unrelated groups of plants and animals. He saw the clearest and most obvious example of these as being where the Australian and South East Asian areas meet.

Wallace melihat dunia sebagai enam wilayah terpisah, dengan batas-batas dibawa oleh iklim dan letak geografi yang memunculkan kelompok-kelompok tertentu dan sering grup tumbuhan dan hewan tidak berhubungan. Dia melihat contoh yang paling jelas dimana wilayah Australia dan Asia Tenggara bertemu.

It is here that Wallace drew his famous line. Now known as Wallace’s Line, it starts south-east of the Philippines, passing between the lands of Mindanao and Sangihe, runs south between Kalimantan and Sulawesi and then out into the Indian Ocean after dissecting Bali and Lombok.

Garis inilah yang membuat Wallace terkenal. Sekarang dikenal sebagai Garis Wallace (Wallace Line), mulai dari sebelah Tenggara Filipina, melewati Mindanao dan Sangihe, berjalan ke Selatan antara Kalimantan dan Sulawesi, kemudian keluar ke Samudra Hindia setelah membelah Bali dan Lombok.

This line marks the center of a transitional (also called Walaceae) and evolutionary zone where the lands, flora and fauna of subtropical Southeast Asia make a sudden and quite dramatic transition into the earth, plants and animals typical of Australia.

Baris ini menandai pusat zona transisi (juga disebut Walaceae) dan evolusi di mana tanah, flora dan fauna dari Asia Tenggara subtropis membuat transisi tiba-tiba dan perubahan yang cukup dramatis ke bumi, tumbuhan dan hewan khas Australia.

In his momentous book The Malay Archipelago, The Land of the Orangutan and the Bird of Paradise, A Narrative of Travel With Studies of Man and Nature (1868, Macmillan and Co., London), Wallace writes: The great contrast between the two divisions of the Indonesian archipelago is nowhere so abruptly exhibited as on passing from the island of Bali to that of Lombok, where the two regions are in closest proximity. In Bali we have garbles, fruit thrushes, and woodpeckers; on passing over to Lombok these are seen no more, but we have an abundance of cockatoos, honeysuckers, and brush-turkeys, which are equally unknown in Bali, or any island further west. The strait here is fifteen miles wide, so that we may pass in only two hours from one great division of the earth to another, differing as essentially in their animal life as Europe does from America.

Dalam buku penting, The Malay Archipelago, The Land of the Orang-utan dan Bird of Paradise, A Narrative of Travel with Studies of Man and Nature (1868, Macmillan and Co. London), Wallace menulis: Perbedaan terbesar antara dua divisi dari kepulauan Indonesia yang dapat kita lihat adalah pulau Bali dan Lombok. Dimana di kedua wilayah tersebut dalam memiliki jarak yang cukup dekat. Di Bali memiliki burung garbles, thrush buah, dan burung pelatuk; sedangkan di Lombok tidak ada, yang ada adalah kakaktua, honey suckers dan kalkun sikat dimana tidak ditemukan di Bali, atau di kepulauan lain yang letaknya lebih ke barat. Selat di sini luasnya lima belas mil, jadi kemungkinannya kita hanya melewati dua jam dari devisi besar bumi

TransNusa Tr Tra T ran ra nsssN nsN Nu ussa usa sa | Infl IInnfl nflight flight iigh ig gght ghhhtt Magazine Ma Mag Maaggazi gaz azi aazin zi zzin in ine | M Maar Mar ar - Apr Apr 2011 Ap 201111 | 3355 20


ke devisi lainnya, pada dasarnya begitu pula halnya dengan kehidupan binatang di Eropa berbeda dengan di Amerika. Hal ini pernah terpikir kehidupan di kedua sisi dari garis tersebut benar-benar terpisah dari yang lain, dan di beberapa daerah itu ternyata benar. Misalnya, Bali dan Lombok hanya terpisah 20 kilometer, namun masih ada spesies yang belum pernah berhasil menyeberang di antara ke dua pulau tersebut. Disini, Wallace menjelaskan; hal tersebut dikarenakan oleh Selat Lombok. Selat antara Bali dan Jawa memiliki kedalaman hanya 200 meter, sedangkan antara Bali dan Lombok (di ‘Line’) mencapai kedalaman dari 200 hingga 3.000 meter mengejutkan!. Selama periode glasial dimana air terkunci di kutub, permukaan air laut hanya sampai 180 meter lebih rendah dari hari ini. Menurunnya permukaan laut berarti Malaysia, Sumatera, Jawa dan Bali dihubungkan dengan tanah kering, sementara

36

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011

It was once thought life on either side of the line was completely separate from the other, and in some areas it’s true. For instance, Bali and Lombok are only 20-odd kilometers apart, yet contain species that have never managed to cross between the islands. This, Wallace explained, was due to the depth of the Lombok Straits. While the straits between Bali and Java reach depths of only 200 metres, those between Bali and Lombok (the ‘Line’) reach depths from 200 to a staggering 3,000 metres. During the most recent glacial periods when water was locked up in the polar ice caps, sea levels were up to 180 meters lower than today. Lowered sea levels meant that Malaysia, Sumatra, Java and Bali were connected by dry land while Australia, New Guinea and neighbouring islands including Lombok were united as a single landmass. That trench between Lombok and Bali was a major divider. Not only is it


Australia, New Guinea dan pulau-pulau tetangga termasuk Lombok bersatu sebagai daratan tunggal. Selat antara Lombok dan Bali adalah pembagi utama. Tidak hanya dalam, tetapi juga memiliki arus yang sangat kuat, begitu kuatnya, menyebabkan kapal selam pada perang dunia kedua dalam perjalanannya ke Singapura dari Australia menghabiskan waktu 10 jam bergerak maju melawan arus air. Ya mulai dari Lombok hingga ribuan kilometer sebelah timur kepulauan Polinesia, warna cokelat, hutan tidak hijau, adalah warna dominan tanah. Anda mungkin tidak akan melihat kanguru melompat-lompat di sekitar hutan, tetapi Anda akan melihat makhluk “baru” seperti bebek liar dan babi, trenggiling, kakaktua jambul kuning, burung beo dan yang paling terkenal adalah kepulauan Komodo. Dinyatakan bahwa pulau Lombok mungkin tidak begitu dikenal, tetapi dengan Wallace’s Line Lombok tidak hanya dikenal di peta dunia tetapi pulau ini selamanya akan terhubung ke zaman yang membuat kemajuan dalam teori tentang evolusi kehidupan di planet kita.

deep, but it also has extremely strong currents; so strong that a submarine during the second world war en route to Singapore from Australia spent 10 hours without any forward movement as it battled against the flow of water. Yes from here on and until you reach the first Polynesian islands thousands of kilometres to the east, hues of brown, not jungle green, are the predominant land colours. You probably won’t see kangaroos hopping around in the bush, but you will see “new” creatures such as wild ducks and pigs, primitive anteaters, sulphurcrested cockatoos, rosella parrots and even on Komodo island the giant dragons. Where otherwise the island of lombok may have bathed in relative obscurity for many more years, with Wallace’s Line Lombok was not only on the world map but the island would forever be connected to the most epoch making advances in theories about the evolution of life on our planet.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 37


TransNusa Inflight Magazine

Flight schedules ROUTES

Frequency

Jakarta - Kupang

Daily

Surabaya - Kupang

Daily

Java

Kupang - Surabaya

Daily

Kupang - Jakarta

Daily

ROUTES

Frequency

ROUTES

Tambolaka – Kupang

Sun, Tue, Thu, Sat

Denpasar - Ende

Daily

Kupang – Lewoleba

Sun, Tue, Thu, Sat

Ende - Denpasar

Daily

Lewoleba – Kupang

Sun, Tue, Thu, Sat

Tambolaka - Ende

Sun, Tue, Thu, Sat

Ende - Tambolaka

Sun, Tue, Thu, Sat

Bali/Lombok/Sumbawa/Komodo

Alor, Lembata, Timor, Flores, Rote

Denpasar - Mataram

2 x /Daily

Mataram - Denpasar

2 x /Daily

Frequency

ROUTES CONNECTING with Sriwijaya Air (Boeing 737-300)

Kupang - Alor

Daily

Mataram - Sumbawa

Daily

Alor - Kupang

Daily

Sumbawa - Mataram

Daily

Kupang - Ende

2 x /Daily

Mataram - Bima

Daily

Alor

Ende - Kupang

2 x /Daily

Bima - Mataram

Daily

Ende

Daily

Daily

Maumere

Daily

Mon, Wed, Fri

Mataram - Labuan Bajo

Maumere - Kupang

Mon, Wed, Fri

Labuan Bajo - Mataram

Daily

Ende - Maumere

Mon, Wed, Fri

Mataram - Tambolaka

Sun, Tue, Thu, Sat

Kupang - Ruteng

Sun, Tue, Thu, Sat

Tambolaka - Mataram

Sun, Tue, Thu, Sat

Ruteng - Kupang

Sun, Tue, Thu, Sat

Denpasar - Labuan Bajo

Daily

Kupang - Maumere

Kupang - Bajawa

Sun, Wed, Fri

Labuan Bajo - Denpasar

Daily

From Jakarta/Surabaya:

To Jakarta/Surabaya:

Thu, Fri, Sun

To Jakarta/Surabaya:

Alor

Mon, Tue, Wed, Sat

Bajawa

Sun, Wed, Fri

Ende

Daily

Bajawa - Kupang

Sun, Wed, Fri

Denpasar - Tambolaka

Sun, Tue, Thu, Sat

Maumere

Mon, Wed, Fri

Kupang – Tambolaka

Sun, Tue, Thu, Sat

Tambolaka - Denpasar

Sun, Tue, Thu, Sat

Ruteng

Sun, Tue, Thu, Sat

For further information please check our website:

www.transnusa.co.id or email: info@transnusa.co.id

38

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


RISA SENTRA MEDIKA HOSPITAL Melayani dari Hati

Facilities : Ready for Evacuation, Ambulance services, Home Care Facilities, Laboratory, Surgery Room, Pharmacy, Radiology Center, Maternity Room, Perinatology Room, CT Scan, Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Medical Check-up, Anatomy Pathology Lab, Observation Rooms. Jl. Pejanggik No. 115 Cakranegara, Mataram, Lombok - Indonesia 83231 Phone : +62 370 625560 | Fax : +62 370 625559 Email : rsrisasentramedika@yahoo.com

ONLINE SERVICE : +62 370 625560

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 39


Route Map

TransNusa Inflight Magazine

Labuan Bajo (Komodo)

Larantuka

Bima

Surabaya

Ende

Ruteng Denpasar (Bali) (Hub)

Mataram (Lombok)

Sumbawa

Lewoleba

Alor

Maumere

Atambua

Bajawa Tambolaka

Jawa Jaw aw wa Bal alii Bali

Kupang (Hub)

West Tenggara Wes st Nusa Tengg ng ara

Sabu

East Tenggara Eas Ea aasst NNusa usa us sa Te sa engg ggara gg arra

Rote Sriwijaya Air

ATR 42-300 / Fokker 50 / BAE 146

Coming Soon

HEAD OFFICE

GENERAL SALES AGENTS (GSA) / SUB SALES

KUPANG

Alor

Maumere

Larantuka

Jl. Palapa No. 7, Naikoten – Kupang Telp. (+62 380) 822555 Fax. (+62 380) 832573 Email: info@transnusa.co.id

Jl. Jend. Sudirman No. 100 Telp. (+62 386) 21039, 2222555 Fax. (+62 386) 2222555 Email: ard@transnusa.co.id

Jl. Anggrek No. 02 Telp. (+62 382) 21393, 21369 Fax. (+62 382) 23821 Email: mof@transnusa.co.id

Ende

Ruteng

Jl. Herman Fernandez No. 289 (Depan Optic Reinha) Kel. Amagarapati Telp. (+62 383) 2325387 Fax. (+62 383) 2325386 Email: mof@transnusa.co.id

Jl. Kelimutu No. 37 Telp. (+62 381) 24222, 24333 Fax. (+62 381) 23592 Email: ene@transnusa.co.id

Jl. Niaga No. 17 Telp. (+62 385) 21123, 21829 Fax. (+62 385) 21983 Email: rtg@transnusa.co.id

Labuan Bajo

Tambolaka

Sumbawa Besar

Jl. Kasimo Manggarai Barat Telp. (+62 385) 41800 Fax. (+62 385) 41954 Email: lbj@transnusa.co.id

Hotel Aloha Jl. Jend. Sudirman No. 26 Telp. (+62 387) 22563 Fax. (+62 387) 21245

Bandar Udara Brang Biji Telp / fax : 0371 - 626161 Email: swq@transnusa.co.id

Lewoleba

Bajawa

Jl. Trans Naga Wutun Telp. (+62 383) 41636 Fax. (+62 383) 41636

D.I. Panjaitan No. 10 Telp. (+62 384) 21755 Fax (+62 384) 21200 Email : bjw@transnusa.co.id

BRANCH OFFICES DENPASAR Jl. Sunset Road No. 100 C Kuta Telp. (+62 361) 8477395 Fax. (+62 361) 8477454 Email: dps@transnusa.co.id

SURABAYA Jl. Ngagel Jaya No. 53 A Telp. (+62 31) 5047555 Fax. (+62 31) 50111749 Email: sub@transnusa.co.id

MATARAM Jl. Panca Usaha No. 28 Telp. (+62 370) 624555 Fax. (+62 370) 647535 Email: ami@transnusa.co.id

Mataram (sub sales) Jl. Adi Sucipto No. 43 Ampenan Telp. (+62 370) 6162428, 6162433

Bima

Rote

Jl. Sulawesi No. 26 Telp/Fax. (+62 374) 647251 Email: bmu@transnusa.co.id

Waingapu Telp/Fax. (+62 387) 2564514

Hotel Ricky, Jl. Gereja No. 04 Telp. (+62 380) 871045 Fax. (+62 380) 871123

ADVERTISING INFO

Wiwik Mulyani

Telp. (+62 361) 737285 / 743 3013 Email: inflightmagazine@trans nusa.co.id | sales.theagency@ gmail.com The

Agency Office

Nakula Plaza A10 | Jl. Nakula, Legian, Bali 80361

40

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


TransNusa Inflight Magazine

Things to know Airport Tax Airport tax untuk Bandara Ngurah Rai Bali, Rp 40.000,Bandara Udara Nusa Tenggara Barat & Nusa Tenggara Timur sebesar Rp. 25.000,Airport Departure Tax Airport tax from Bali is Rp 40.000,- per passenger, and Rp 25.000,- per passenger from West Nusa Tenggara and East Nusa Tenggara.

Driving Self-drive car and motorcycle rentals are available for those holding an international driving permit, but Bali’s and Nusa Tenggara’s congested and unpredictable roads are not the place to learn how to drive a motorcycle. Consider hiring vehicles with drivers as rates are very reasonable. Fasilitas Kesehatan Bali & Lombok telah memiliki Rumah Sakit berskala internasional. Bali memiliki BIMC Hopital Tlp: 0361 761 263 dan Lombok memiliki Rumah Sakit Risa Sentra MedikaI di Mataram Tlp: 0370 625 559.

ATM & Credit Card ATM tersedia hampir diseluruh kota di Bali, NTB dan NTT. Sebagian besar hotel dan restoran menerima pembayaran melalui kartu kredit dikenai tambahan biaya sebesar 1 Medical Facilities 3% surcharge. Bali & Lombok have some international hospitals. Bali has BIMC Hospital phone 0361 761 263 with its state-of-the-art facilities. Lombok has the Risa Sentra Medika Hospital in ATM Machines & Credit Card Mataram which provides excellent 24-hour medical service, Automated Teller Machines (ATM) abound in major phone 0370 625 559. Major population centres east of cities in Bali, West Nusa Tenggara & East Nusa Tenggara. Bali have hospitals however their standard is not always Major credit cards are accepted at most hotels and many international. businesses. As a result, all final charges shown on your monthly statement will reflect inter-bank exchange rates and possibly even a 1 - 3% surcharge. Transportasi Laut Ferry tersedia di masing-masing daerah di Nusa Tenggara, seperti Bali ke Lombok, Lombok -Sumbawa, SumbawaBerkendara Labuan Bajo, Sumabawa-Sumba, Kupang-Flores, Kupang Sewa mobil dan sepeda motor tersedia terutama di Bali -Rote dan Kupang-Alor. & NTB. Baik itu beserta sopir atau tidak. Berhati-hatilah dalam berkendaraan, terutama kepada para pengendara sepeda motor agar terhidar dari kecelakaan.

Sea Access Regular car and passenger ferry services operate between all the islands in Bali and Nusa Tenggara. Taxi & Transportasi Operator Taxi tersedia di Lombok dan Bali. Sementara beberapa kota di Sumbawa, Flores dan Kupang taxi tidak menggunakan argo. Di Kupang harga taxi dihitung perjam sebesar Rp 50.000,- dan minimum pemakaian adalah 2 jam. Ada juga mini bus atau angkutan kota yang sudah ditentukan rute dan tarifnya. Transportasi umum juga tersedia dari kota ke kota bahkan antar pulau di Nusa Tenggara. Taxi & Transportation There are several reputable metered taxi companies operating in Bali and Lombok. For Sumbawa, towns in Flores and Kupang taxis do not use meters. In Kupang taxis charge Rp 50,000 per hour and minimum rent are 2 hours, but the small mini buses run very convenient routes and schedules. Public transport, in the form of small local vans and intercity buses, operate at very reasonable rates.

TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 41


TransNusa Inflight Magazine Tra

Airline Partners

www.aviastar.biz | Fleet: BAE 146 200

www.aviastar.biz | Fleet: Fokker 50

www.iat.co.id | Fleet: ATR 42 300

www.sriwijayaair-online.com | Fleet: Boeing 737-300

42

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011


TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011 | 43


TransNusa Inflight Magazine

News

Peresmian Capem. Kapan

SOE, Untuk mendekatkan pelayanan kepada nasabah di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Bank NTT membuka kantor Cabang Pembantu (capem) di Kapan, Kecamatan Mollo Utara. Dengan diresmikannya kantor cabang pembantu ini maka Bank NTT telah memperluas pelayanan melalui sebuah kantor cabang bertempat di Kota SOE, dan tiga kantor cabang pembantu di Oenlasi, Niki-Niki dan Kapan. Kantor Bank NTT Cabang Pembantu Kapan diresmikan Wakil Bupati TTS, Drs. Benny A. Litelnoni, di Kapan, Sabtu (29/1/2011), dihadiri masyarakat bersama tokoh masyarakat, undangan serta staf Bank NTT Cabang SoE. Turut hadir Wakil Ketua TP PKK Kabupaten TTS, Fransiska Litelnoni, Direktur Kepatuhan Bank NTT, Eduardus Bria Seran, Kepala Divisi Manajemen Risiko, Dwi Agus Kontarto, Kepala Divisi Perencanaan & Corporate Secretary , Alex Riwu Kaho, Kepala Cabang SoE, Bastian Pello serta pimpinan cabang pembantu dan Kapolsek Mollo Utara, AKP. Petrus Tungga. Pembukaan dan peresmian Kantor Bank NTT Cabang Pembantu Kapan memiliki beberapa pengertian diantaranya, kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan bank. Juga terbaca jelas adanya pertumbuhan dan perkembangan pada sektor perekonomian sehingga perlu penambahan pelayanan di tengah masyarakat. Wakil Bupati TTS Drs. Benny Litelnoni :”Saya atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT yang berkenan hadir di Kapan untuk melayani masyarakat di daerah Mollo dan sekitarnya. Kapan adalah salah satu pusat perekonomian di TTS. Daerah ini juga pintu keluar-masuk transaksi perekonomian yang menghubungkan desa dengan ibukota kabupaten,” kata Litelnoni. Ia berharap kehadiran bank harus membangun komunikasi dengan masyarakat terutama mengutamakan pelayanan. Hindari pelayanan yang tidak menyenangkan bagi konsumen dan membuka ruang kritik/saran melalui kotak pengaduan sebagai bentuk komitmen palayanan yang baik.

Peresmian Bank NTT Capem. Kapan oleh Wakil Bupati TTS, Drs. Benny A. Litelnoni Pelantikan kepala cabang pembantu dan asisten manajer operasi Bank NTT Capem. Kapan

Dan untuk memenuhi kebutuhan jasa bank, Bank NTT menyediakan ATM bersama. “ Dengan ATM bersama bapak, ibu bisa mengambil uang di ATM dimana saja jika ada logo ATM bersama,” katanya. Direktur Kepatuhan juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pemda dan semua pihak yang telah mendukung dan memberikan perhatian kepada Bank NTT Endang, Kacapem Kapan Sehari sebelumnya Direktur Kepatuhan Bank NTT, Eduardus Bria Seran melantik Endang W. Hartati dan Gusti Salukh sebagai kepala cabang pembantu dan asisten manajer operasi Bank NTT Capem Kapan. Pelantikan berlangsung di lantai II Kantor Bank NTT Cabang SoE, Jumat (28/1/2011) malam.

Direktur Kepatuhan Bank NTT menyampaikan, Ke depan Bank NTT akan membangun 50 kantor cabang pembantu dan unit simpan pinjam di seluruh wilayah NTT untuk melayani masyarakat karena kehadiran Bank NTT bertujuan mendekatkan pelayanan. Saat ini Bank NTT memiliki 2 kantor cabang utama di Kupang dan Surabaya, 17 kantor cabang dan 1 kantor Acara pelantikan dihadiri seluruh staf dan Kepala Cabang Bank NTT SoE, Batian Pello. Turut hadir Kepala Divisi Manajemen Risiko, Dwi Agus Kuntarto dan Kepala Divisi Perencanaan & cabang khusus ledies, 24 kantor cabang pembantu serta 25 kantor kas yang tersebar di Corporate Secretary, Alex Riwu Kaho. seluruh NTT.

44

| TransNusa | Inflight Magazine | Mar - Apr 2011




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.