Apr - Mei 13
Outliers a book to change your life forever A day at the cock fights
Misty mountain magic
Wakatobi
Makassar
Labuan Bajo (Komodo)
Bima
Larantuka Ende
Jawa
Denpasar (Bali) (Hub)
Mataram (Lombok)
Ruteng
Sumbawa Tambolaka
Alor
Lewoleba
Maumere
Dili Atambua
Bajawa
Bali
Waingapu
West Nusa Tenggara
Kupang (Hub)
East Nusa Tenggara Fokker 50 / BAE 146
Coming Soon
Sabu Rote
Darwin
Welcome Message
Juvi Jodjana President Director
TransNusa Inflight Magazine
Welcome aboard ladies & gentlemen, boys & girls! Selamat datang dalam penerbangan TransNusa kemanapun tujuan Anda.
Welcome aboard this TransNusa flight wherever you may be flying.
Kami, TransNusa bangga telah berhasil membuat daerah-daerah yang terisolasi di bagian timur Indonesia menjadi lebih dekat satu dengan lainnya dan Anda dapat menyaksikan dari jendela pesawat Anda betapa sulitnya daerah tersebut dijangkau. Beberapa mungkin mengatakan kami adalah pelopor, tetapi kepada Anda-lah para pelanggan setia TransNusa kami ingin mengucapan terima kasih atas kesetiaan serta dukungannya selama beberapa tahun ini – tanpa Anda kami tidak akan berada di sini sekarang. Terima kasih!
We at TransNusa are proud to be succeeding in bringing once isolated areas of the east of Indonesia closer to together - look out the window of the plane and realize how difficult it used to be. Some might say we are pioneers but it’s you our passengers who we wish to thank who have supported us over the last few years – without your interest in Indonesia and your interest in utilising our service we wouldn’t be here now. Thank you!
Pada kesempatan ini pula kami ingin menyampaikan bahwa kami TransNusa bekerjasama dengan Asia Pacific Flight Training Sdn Bhd (APFT), akan mendirikan Akademi Penerbangan di Indonesia. Dimana dari kedua belah pihak telah menandatangan MoU pada tanggal 26 Februari di Sime Darby Convention Centre.
In our efforts to continually look at ways of improving air transport in our region, we are also very proud to announce that we, PT. TransNusa Aviation Mandiri (TransNusa) has just formed a joint venture with Asia Pacific Flight Training Sdn Bhd (APFT) to set up Flight Academy in Indonesia. By signing MoU at Sime Darby Convention Center 26 Feb 2013.
Majalah penerbangan kami kini telah memperluas ruang lingkup dari cerita tempat-tempat wisata, kami juga ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda. "Outliers" – the Story of Success menceritakan tentang mengapa beberapa orang lebih dari yang lainnya tanpa ada kelebihan bakat. Kami mengajak Anda untuk melihat perjalanan yang luar biasa di daerah pegunungan utara Vietnam, Misty Magic Mountain dan menilik lebih dekat dengan rumah kita A Day at the Cockfights yang menyajikan perspektif lain tentang sabung ayam.
Our inflight magazine where you are presently reading this message has now widened its scope of stories so that there is something for everyone. "Outliers" – The Story of Success, shows why some people achieve much more than others without being any more gifted. We have a travelogue about a mountain hideaway far in the north of Vietnam, "Misty Mountain Magic" and closer to home we have "A day at the cockfights" which presents another perspective on cockfighting.
Kami harap Anda menikmati majalah dan penerbangan kami.
Meanwhile we all wish you a pleasant and safe flight!
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 01
Contents
06
TransNusa Inflight Magazine
14
22
06 A day at the cock fight
30 DVD’s & Gadgets
14 Misty mountain magic
32 TransNusa Route Map & Schedules
22 Outliers – a book to change your life forever
34 & 36 TransNusa News
TransNusa Inflight Magazine ‘E’-edition on-line now available at
www.transnusainflightmagz.com
Read the magazine, see the pictures from cover on-line 02 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
TransNusa | Inflight Magazine | Jan - Feb 2012 | 03
TransNusa Inflight Magazine
Publisher
TransNusa Inflight magazine is published bi-monthly
The Agency Nakula Plaza A10 Jl. Nakula, Legian Bali, Indonesia 80361 | Tel / Fax: +62 361 737 285
The views or opinions expressed or implied in TransNusa Inflight Magazine are those of the author and do not necessarily reflect those of TransNusa or The Agency.
Editor
We welcome readers’ photographs and articles but cannot accept liability for loss or damage however caused.
Tim
Director
Wiwik Mulyani
All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in retrieval system, or trasmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without the prior written permission of The Agency
Contributors
Septariana Arinta H
Graphics
Arif Novianto, Aditya Nugroho
Sales
Isma Kristiari, Putu Parwati Hp: +62 81 236 127 327 | +62 361 743 3013
TransNusa Inflight Magazine
Admin
Olive, Siti
Distribution
Komang Mertha Yasa, Yosi
available on all TransNusa routes, selected expos & travel events, TransNusa offices & participating businesses in Bali & Nusa Tenggara with more than 30,000 readership/month. Advertising enquiries
+62 361 743 3013 Image courtesy of The Agency
Oct - Dec 09
Jan - Mar 09
Jul - Aug 10
Apr - Jun 10
Sep - Oct 10
Dragon Quest
Sailing to Komodo
Bridging the gap Lombok moving forward
Tambora
The mountain that spawned Frankenstein
Alor What a dive!
east Indonesia
Indonesia’s finest foreshore Gili Trawangan
Mbeliling forest
Labuan Bajo
Lombok
experience the wonder
Labuan Bajo gateway to komodo
Sembalun
Lombok’s hidden valley
Dragons
very dry; stirred not shaken
VOTE FOR KOMODO NEW 7 WONDERS OF NATURE
The Gili islands Sunny wet season
The other Kuta south lombok
Senggigi
Ménage à trois
the perfect threesome
July - Ags 11
Ministry of Culture and Tourism Republic of Indonesia
Diving the east lombok & alor
a breath of fresh air
Sept - Oct 11
www.indonesia.travel
Special Edition
Inauguration of TransNusa Airline
The Gold Coast, Australia
Warm in winter
A view to a thrill
Bali’s spectacular Bukit Jimbaran
Some bike it hot
Kayaking and biking Lombok and The Gilis
Kupang foodvaganza!
Lombok
and the personal touch
Dancing into the soul of Bali
Kelimutu, Flores Three crater lakes for everyone
04 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
TransNusa now an airline!
Tanjung Lombok Ringgit
South - Sumbawa west 4"*- */%0/&4*"
Jocs – the perfect 24/7 Kuta hotel Pagi, siang atau malam, setiap hari dan setiap minggu Jocs memberikan pengalaman akomodasi 24 jam-per hari, dan dari waktu ke waktu tamu datang kembali.
Morning, noon or night, each and every day of the week Jocs provides a 24-hour-a-day accomvacation experience that time and time again has its guests coming back for more.
Kamarnya yang stylish dengan tempat tidurnya yang nyaman, TV flat screen di dinding tepat di mana Anda inginkan bak hotel bintang 5 yang nyaman - hey jangan salah harganya bintang 3 lho.
Rooms are stylish, without being too cluttered. The beds are oh so comfortable with that flat screen on the wall right where you want it … delicious white sheets – hey the prices aren’t 5-star, but the comfort is. Sleeping and enjoying your room might take care of 8 hours.
Menghabiskan waktu sangatlah mudah. Jocs hotel berada di lokasi yang strategis: beragam toko souvenir, boutique dan restoran dengan hidangan yang beragam memanjakan pilihan Anda, pantai Kuta dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki dan kehidupan malam sangat mudah untuk dijangkau. Oleh karenanya Jocs memberikan segala kebutuhan liburan Anda 24 jam ; setiap hari dalam seminggu… perfectly … at Jocs.
The rest of the day is easy. At Jocs you’re in the perfect location: shops everywhere, great taste tempting eateries spoiling you for choice, Kuta beach a short walk away and a swinging night life within easy reach. That takes care of your holiday 24 hour needs; every day of the week … perfectly … at Jocs.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 05
TransNusa Inflight Magazine
06 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
A Day at the
TransNusa Inflight Magazine
Cock - fights Text & Photo by Tim Stuart
Oh, dia begitu indah. Didalam arena sebelum pertandingan dia tampak sangat menawan. Bulunya yang keemasan dan ekor putihnya panjang menjuntai, kedua kakinya yang kuat dan kokoh dengan pandangan matanya yang tajam membuatnya menonjol. Dia memiliki peluang besar untuk menang. Lawannya hanyalah seekor ayam jantan hitam kemerahan biasa. Dari awal tampak jelas bahwa pertandingan ini tidak imbang, tidak ada kecocokan. Dan benar, segera setelah pertandingan dimulai, si hitam-merah tidak dapat bersembunyi dari serangan bertubi-tubi yang dilontarkan oleh si ayam emas. Dan setiap kali ia didorong kembali ke dalam ring, ia berlari keluar - itu tampak jelas siapa yang akan jadi pemenangnya. Seseorang melihat ada sebuah tetesan darah kecil menetes dari dada si ayam emas. Master pertarungan menempatkan dirinya sebagai victim diujung arena, dan tak lama kemudian suara gemuruh teriakan penonton. Walau terluka parah, si ayam emas dengan gagah berani memasuki arena mencoba melawan lawannya yang masih berusaha keluar dari arena. Dengan beberapa langkah yang sedikit goyah, ayam penantang akhirnya tewas dan pertandingan usai. Untuk sejenak terdengar hiruk-pikuk - siapa yang menang? Ayam yang lari biasanya secara otomatis dinyatakan kalah. Yang biasa disebut pecundang, kecuali jika si lawan mati.
Oh, he was a beauty. In the pre- fight prelims he commanded the ring. Feathers of gold and a long white tail, sturdy strong legs and keen eyes made this guy stand out. He was odds-on to win. His opponent was your ubiquitous reddish black rooster - only a journeyman. From the start it was clear this was no contest; here was a mismatch. And soon enough, the black-and-red contender wanting no more of the hiding he was receiving, turned and fled for the exit with our golden boy in hot pursuit. And every time he was thrust back into the ring by the crowd , out he ran - it was obvious who the victor would be. But one person had noticed the small trickle of blood against the golden breastplate. The master of the fight placed what had seemed the victor on the edge of the ring, and it was only then that a hush came over the crowd. Gallantly but mortally wounded our boy began to move towards the restrained opponent, who was still trying to get out of the ring. A few wobbly steps, a final defiant crow and it was all over. For a moment pandemonium - who won? A rooster that runs away is normally and automatically the loser. The loser that is, unless the winner dies. In defeat, the body of our golden boy was raised high - normally a gesture of respect reserved for a winner.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 07
TransNusa Inflight Magazine
Up to this point I had not been involved. But the power of tragedy captivates. I could no longer remain detached from the events unfolding in front of me. I forgot about the words ‘cruel’ or ‘barbaric’. Here was the simple drama of nature being acted out - and sometimes even in nature luck is your most important asset. Here was a contest no different than a horse race, a heavyweight boxing match, or a bull-fight. Here was heroism. Here was tradition. Here was an animal fulfilling its destiny. I watched events unfold with renewed interest. Not all chickens will fight, so the “cari musuh” – (look for suitable enemy) search for an enemy - was particularly interesting. Owners on their haunches hold their charges in a face-off to find a pair that are natural enemies. That being decided, betting begins in earnest and the two roosters are brought to the ring where razor sharp blades, ‘taji’, are carefully attached to their feet. Leg measurements are taken and blades of an appropriate length selected. Too short or too long might result in the rooster spiking itself. Golden Boy’s taji hade been too long and he had spiked himself!
Dalam kekalahannya, tubuh si ayam emas di angkat tinggi-tinggi biasanya sikap hormat tersebut diberikan pada ayam pemenang. Sampai saat ini saya masih terkesima. Dengan kegigihan serta tragedi pertandingan yang menarik perhatian saya. Saya tidak dapat melupakan peristiwa yang berlangsung di depan mata saya. Saya lupa kata-kata ‘kejam’ atau ‘barbar’. Berikut adalah drama alam sederhana yang bertindak dan kadang-kadang keberuntungan adalah aset Anda yang paling penting. Berikut adalah kontes yang tidak jauh berbeda dengan pacuan kuda, pertandingan tinju kelas berat, atau pertarungan banteng. Berikut adalah kepahlawanan. Berikut adalah tradisi. Berikut adalah hewan yang memenuhi takdirnya. Saya menyaksikan pertandingan tersebut dengan semangat baru. Tidak semua ayam akan melawan penantangnya dengan gigih - itu sangat menarik. Pemilik ayam emas berjongkok memperhartikan dengan seksama menunggu hasil pertarungan tersebut. Keputusan harus segera diambil, kedua petarung diperhatikan dengan seksama, mulai dari “taji” yang dipasang pada kaki mereka, serta panjang pisau yang sesuai dengan pilihan. Terlalu pendek atau terlalu panjang yang mungkin mengakibatkan ayam itu melukai dirinya sendiri. Setelah ayam petarung siap bertarung, keriuhan yang memekakkan telinga melingkupi arena pertarungan. Petaruh mencari lawan untuk saling bertaruh dalam pertaruhan uang yang sederhana. Mereka meneriaki ayam yang mereka jagokan dan menyebutkan jumlah uang yang
08 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
Villa Almarik One of the first resorts on Gili Trawangan’s prime beachfront area. Everything is on your doorstep, a white sandy beach on the edge of a wide assemblage of beautiful blue coral and only a few minutes walk from the island’s central area. If you’ve been dreaming of white sandy beaches and crystal clear blue waters, look no further – you’ve found it. Welcome to Villa Almarik. The Resort has 20 simply and elegantly appointed cottages. Each is air-conditioned and has a spacious living area, a terrace and a traditional outdoor courtyard attached to the bathroom and is finished with traditional furnishings. A Balinese bale (elevated lounging area) completes each cottage. A mix of Indonesian and Mediterranean dishes awaits you at our restaurant. Gangga Divers at Villa Almarik, a PADI 5 STAR Dive Resort, is managed by the well known Gangga Divers Team. The Dive Center offers a large range of diving courses conducted by professional, PADI instructors, and caters to divers of every age and level of experience.
Lotus Bayview
A feast of the world’s varied cuisines... Dining on a distinct blend of the world’s varied cuisines including Asian and European specialties with an Italian accent, along with a wide selection of beverages, surrounded by Asian flowers and Indonesian antiques, and an enchanting and relaxing atmosphere this is what will await you at our restaurants. Lotus Restaurants have satisfied the most demanding of guests from all corners of the globe and we are proud to have established landmark status at all our locations. After our overwhelming success in Bali it was only natural for us to bring our cuisine and hospitality concept to Lombok island. Within the Senggigi Beach Art Center complex, adjacent to Lombok’s Sheraton Hotel lies the Lotus Bayview. The restaurant is only a few meters from the shoreline and from here you can see Bali’s Mount Agung while enjoying a gentle sea breeze. The menu includes the most popular dishes of all Lotus restaurants in Bali. Witnessing a stunning sunset from Lotus Bayview while indulging in our delicious food will certainly become an unforgettable memory of your stay in Lombok.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 09
TransNusa Inflight Magazine
dipertaruhkan sambil menunggu sampai ada orang yang mau bertaruh melawan Anda dengan jumlah uang yang sama. Semua kegaduhan yang terjadi karena adanya taruhan tadi. Selebihnya mudah. Beberapa serangan dilontarkan kebagian bawah leher begitulah caranya. Mereka saling melompati satu sama lainnya. Setiap kali mereka mendarat ke tanah suara “WOOO!” bergemuruh di sekitar arena. Sementara mereka berada di udara, kaki terentang, merupakan kesempatan bagi mereka untuk melukai leher lawannya. Kerumunan orang berdesak-desakkan untuk menyaksikan siapa yang menjadi pemenangnya. Segera setelah taji mengenai daerah vital, ayam jantan yang terluka tergelepar jatuh ketanah. Pada dasarnya, yang dapat bertahan itulah pemenangnya. Sabung ayam di Lombok umumnya hak prerogatif bagi warga HinduBali di Lombok yang digelar pada acara keagamaan. Konon acara tajen merupakan acara yang digelar sebelum acara tabuh rah sebuah upacara persembahan dengan mengorbankan ternak dengan cara menyembelih bagian leher hewan ternak. Sabung ayam (perang sata) melambangkan penciptaan, pemeliharaan, dan pemusnahan dunia. Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa perang sata merupakan simbol perjuangan hidup.
10 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
As the cocks near fight readiness, a deafening din envelopes the ring-side area. Punters search out others to bet against in a very simple even money betting system. You shout the color of the rooster you select and the amount you are willing to wager, until you find someone willing to bet against you for the same amount. That’s what the commotion is all about. The rest is easy. A few strokes down the neck and away they go, facing off again with neck plumes bristling. They leap at each other in a flurry of feathers. Each time they leave the ground the sound “WOOO!” reverberates around the arena. For it is while they are airborne, legs outstretched, that the opportunity to spike each other presents itself. The crowd urges them on. Once spiked in a vital area, a wounded rooster quickly topples over. Basically, a last-one- standing rule decides the outcome. Cockfights in Lombok are generally the prerogative of Lombok’s Balinese Hindus who stage these fights on religious holidays and festivals. The blood symbolically replaces what would otherwise be spilled on the human arena. In terms of sacrificial merit points, our golden boy’s defeat may not have been as tragic as it seemed.
Café Alberto
Relaxed beach-side dining Angin laut berhembus, deburan ombak terdengar, matahari terbenam tampak begitu dekat, serasa Anda dapat menyentuhnya membuat suasana relaks dan romantis di restorant ini. Dari namanya, sudah jelas sebuah restorant Italia. Tetapi jangan khawatir, jika Anda memiliki selera Asia, ada beberapa pilihan lain yang Anda dapat nikmati disini seperti sup Tom Yam serta hidangan Asia lain; lumpia, mie goreng dan nasi goreng juga ada. Home-made pasta yang satu ini pasti ada. Ibarat laut tanpa garam sama seperti ibarat Italia tanpa pastanya. Tampak bendera merah putih dan hijau pada menu - jadi cobalah pomodoro con ravioli - pasta yang didalamnya berisi bayam, disiram dengan saus tomat atau pilihan lain dari daging dan hidangan ikan - Café Alberto tepat di tepi pantai sudah tentu memiliki ikan segar.
The salty air, sea breezes, close proximity to the water, sunsets you can reach out and touch make for an atmosphere that spells kick back and relax, you’re where you should be and the ambience is tops. The excellent food and service add to the pleasure of dining at Café Alberto. There’s also home-made pasta – the owner is Italian and no Italian worth his salt would serve anything but the best pasta. It’s definitely an Italian restaurant (the name) but don’t worry if you have Asian or other tastes in food. There’s superb Tom Yam soup and other Asian delights such as lumpia and all the other “gorengs” like mie and nasi (fried rice and fried noodles). But it does sport the red white and green – so try the ravioli con pomodoro – filled pasta with tomato sauce and optional spinach or select from the meats and fish dishes – Café Alberto is as mentioned before right on the beach and the fish is as fresh as.
Untuk mengunjungi Café Alberto sangat mudah - ada layanan antar jemput! Jika Anda berada di Senggigi area.
Getting to Café Alberto is easy – there’s the pick-up service!
Dengan akses internet WiFi, makanan yang lezat dan suasana luar biasa merupakan tempat yang sempurna untuk bersantai dan bersantap.
With WiFi internet access, great food and superb atmosphere there’s nothing missing for that perfect relaxed beach-side dining.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 11
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 13
TransNusa Inflight Magazine
14 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
TransNusa Inflight Magazine
Misty Mountain Magic Text by Le Thu Hang, Nguyen Linh Chi , Nguyen Hoang Anh, Hoang Hai Yen , Dao Mai Hoa & Photo by Tim Stuart
Penulis kita membawa Anda ke Sapa yang misterius, sebuah dataran tinggi di utara Vietnam Our writers take you to Sapa, high in the north of Vietnam - the gateway to a mysterious world of minority cultures and luscious landscapes Gunung-gunung sering diselimuti kabut yang bergulung gulung bolak-balik di sepanjang puncak, memberikan godaan udara yang cerah. Cuaca yang selalu dingin, basah dan berkabut (suhu udara dapat turun beku hingga bersalju di musim dingin). Jalanan sangat licin berlumpur dan pemandangan yang luar biasa pada musim panas benar-benar tersembunyi dalam kabut.
The mountains are often shrouded in a mist that rolls back and forth along the peaks, offering tantalising glimpses of what lies in wait on a clear day. The weather’s invariably cold, wet and foggy (temperatures can drop to freezing and there is snow in winter). Paths are very muddy & slippery and the glorious vistas of summer are completely hidden in the mist.
Terbentang di sepanjang lembah, Sapa memiliki pemandangan yang mengagumkan, banyak situs-situs alami yang merupakan tempat tinggal bagi etnis yang beragam. Sekaligus titik keberangkatan bagi mereka yang mau menaklukkan Fansipan, puncak tertinggi di Vietnam 3.143 m.
Lying in many valleys, Sapa has spectacular scenery, many natural sites and is home to diverse ethnic communities. It is also a departure point for those who want to conquer Fansipan, the highest peak in Vietnam at 3,143m.
Meski hanya berjarak 9 km dari kota Sapa, paling tidak membutuhkan tiga hari untuk mencapai puncak dan kembali lagi. Puncak ini dapat diakses sepanjang tahun kepada siapa saja, asalkan mereka berada dalam kondisi yang baik. Berhubung tidak ada gubuk di gunung, tenda dan kantung tidur harus disiapkan. Tidak perlu membawa tali ataupun kemampuan untuk mendaki, cukup daya tahan dan stamina saja.
Although only 9 km from Sapa town, it takes at least three days to get to the summit and back. The top is accessible year-round to anybody, so long as they are in good shape. As there are no mountain huts on the way, tents and sleeping bags are provided. No ropes or technical climbing skills are needed, just endurance and plenty of energy.
Dengan munculnya pariwisata, Sapa, di provinsi Lao Cai, sekitar 380km barat laut dari Hanoi dan sangat dekat dengan perbatasan China, telah mengalami kebangkitan. Jalan yang buruk sudah di benahi dan telah punya nama, hotelhotel tak terhitung jumlahnya bermunculan, pasokan listrik dan makanan menjadi lebih baik. Sapa tidak memiliki banyak kehidupan dimalam hari, kebanyakan orang lelah dari perjalanan dan penjelajahan mereka. Sangat masuk akal jika memilih
With the advent of tourism, Sapa, in Lao Cai province, about 380k northwest of Hanoi and very near the border with China, has experienced a renaissance. Bad roads have been upgraded, many streets have been given names, countless new hotels have popped up, the electricity supply has been made reliable and the food has improved immeasurably. Sapa doesn’t have much nightlife and by evening, most people are weary from travel and trekking anyway. It makes sense to pick a place to stay with a nice terrace, with good views and good brews where you can just sit
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 15
TransNusa Inflight Magazine
tempat tinggal berteras dengan pemandangan yang indah dan minuman menyegarkan dimana Anda hanya duduk dan bercengkarama dengan pelancong lainnya. Tetapi alangkah baiknya jika ada sedikit hiburan, dengan mengunjungi sebuah bar yang memiliki atmosfir yang menarik, bangunan kayu dimana-mana, dengan meja bilyard dan music yang dapat membuat kita terjaga hingga tengah malam. Pastikan saja hotel Anda membiarkan Anda kembali dengan keadaan terhuyung-huyung! Sapa, merupakan tempat yang ramah setebal kabut yang menyelimutinya. Hanya ada perbedaan sedikit dengan menu yang di tawarkan, mungkin jika beberapa dari mereka lebih spesifik akan lebih baik, tetapi tampaknya semua orang berusaha untuk menawarkan semua hidangan mulai daging, pasta dan risotto, hotpots, serta sandwich dan hamburger - bahkan restoran India menawarkan pizza, bersama dengan kopi yang sangat enak. Dan, jangan lupa, ciri khas di sini adalah tapas. Memang agak mahal, tetapi masih ada beberapa tempat tapas lainnya di Vietnam. Anda bisa makan kuda? Nah jika Anda ingin mencoba dan jika Anda bertanya-tanya bagaimana rasanya, disini tersedia daging kuda. Sapa sangat menarik karena orang-orang dari etnis H’mong dan Dzao, merupakan kelompok etnis terbesar di wilayah ini. Tutup kepala merah muncul dari para Red Dzao adalah pemandangan yang terlihat hampir di seluruh kota. Orang H’mong lebih banyak disini dan merupakan pedagang cerdik. Desa mereka mungkin terlihat seperti abad pertengahan, tetapi sebagian besar dari mereka memiliki handphone dan email untuk saling berhubungan. Hebatnya, banyak dari mereka terutama yang muda memiliki kemampuan berbahasa Ingris, Perancis dan beberapa bahasa lainnya. Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah akhir pekan, ketika Sapa tidak begitu ramai dan lebih akrab. Pengunjung dapat menemukan “Love Market” (pasar malam Sabtu dan Minggu) sangat menarik, dimana orang – orang
16 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
and swap lines with one’s fellow travellers. But things can be shaken up, if only slightly, with a visit to some bars which have a very nice atmosphere, dark wood everywhere, some pool tables and soothing music with good deals on beer that keeps going until after midnight. Just make sure your hotel will let you back in when you stagger home after midnight! In Sapa, there are foreigner-friendly places as thick as the evening mist. There’s little to differentiate between the menus; perhaps if some of them specialised a bit more they might do better, but it seems everyone’s trying to offer a bit of everything like meat dishes, pasta and risotto, hotpots, as well as sandwiches and hamburgers - even the Indian restaurant offers pizza, along with very good coffee. And, lest you forget, the specialty here is tapas. A bit pricey but one of the few tapas places in Vietnam. You could eat a horse? Well if you’d like to try and if you’re wondering what horse tastes like, it’s available too. Sapa is of great interest because of the H’mong and Dzao ethnic people, the largest ethnic groups in the region. The billowing red headdresses of the Red Dzao are visible all over town, a surreal sight. The H’mong are more numerous and canny traders. Their villages may look medieval but most will have a mobile phone and an email address to stay in touch. Amazingly, lots of young ethnic people have a good command of English, French and a handful of other languages. It’s best to visit during the week, when Sapa is less crowded and more intimate. Visitors find the “Love Market” (Saturday and Sunday night market) very interesting, where local people come and express their love and their emotions to each other easily. Through flute sounds, young girls come to the love market and can realize a boy’s love for them. Locals say that the Love Market is a unique tradition of the H’mong and Dzao ethnic minority people in Lao Cai province. After market-days, many couples get
Balon kateter masuk ke pembuluh darah melewati guiding kateter mendekati lokasi penyempitan. Lalu guide wire (semacam kawat) dalam balon kateter dimasukkan melewati lokasi penyempitan.
Balon kateter dikembangkan dan menekan plak pada dinding pembuluh.
Stent terdapat pada sebuah balon kateter. Masuk ke dalam pembuluh darah juga melalui guide wire dan dimasukkan ke lokasi penyempitan.
Langkah 2 Langkah selanjutnya, balon kateter melalui guide wire diposisikan pada bagian pembuluh yang tersumbat
Langkah 4 Setelah plak tertekan pada dinding pembuluh dan pembuluh telah cukup terbuka, balon kateter dikempiskan dan ditarik keluar.
Langkah 2 Balon kateter dikembangkan yang juga menyebabkan stent mengembang sampai menempel pada dinding dalam pembuluh, mengikuti bentuk masingmasing pembuluh.
18 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
Balon Kateter belum mengembang
Balon Kateter mengembang
Pre-embolization angiogram
Post-embolization angiogram
Plak
Intervensi Percutaneus Pembuluh Koroner
Balon kateter lalu dikempiskan dan ditarik keluar. Stent telah terpasang permanen pada pembuluh darah. Menyanggah pembuluh darah agar tetap terbuka dan memperbaiki asupan darah untuk jantung.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 19
TransNusa Inflight Magazine
lokal datang untuk mengutarakan cinta dan perasaan mereka ke lawan jenisnya secara mudah. Melalui suara seruling, gadis-gadis muda datang ke Pasar Cinta dan dapat menemukan lelaki pujaannya. Orang lokal mengatakan bahwa “Pasar Cinta� adalah tradisi unik antara etnis minoritas dari H’mong dan Dzao di propinsi Lao Cai. Setelah hari pasar selesai, banyak pasangan menikah. Desa orang etnis minoritas letaknya sangat jauh dari kota Sapa, sehingga mereka sering meninggalkan rumah mereka pada hari Sabtu sore dan tidur di pasar untuk menunggu hari pasar kedua di hari Minggu. Menjelajahi gunung dan lembah dengan pemandu lokal yang menolong Anda di sepanjang perjalanan adalah sesuatu yang luar biasa. Anda dapat merasakan kehidupan asli tradisi penduduk setempat dan mengeksplorasi warna-warni budaya suku bukit. Hal ini sangat mengagumkan pada malam hari di sekitar api unggun menari dan menyanyi dengan orang-orang lokal yang ramah. Sapa memasuki musim gugur dengan sawah teraseringnya. Musim gugur adalah musim yang paling indah di wilayah pegunungan. Terasering di Sapa tampak seperi tangga alami ke surga. Pada bulan April dan Mei ketika masyarakat mengairi ladang mereka untuk mempersiapkan tanaman baru, permukaan terasering bersinar seperti cermin yang memantulkan warna tanah yang kontras coklat kemerahan, biru dari langit tinggi di atas dan hijau hutan sekitarnya. Tanggul yang mengelilingi bidang-bidang teras terlihat seperti benang lembut berjajar seperti dalam lukisan. Terasering telah ada selama ratusan tahun. Mereka diciptakan oleh kelompok etnis minoritas. Banyak yang mengatakan sawah terasering dari Sapa merupakan sawah yang paling megah dan spektakuler di dunia. Sapa, adalah Ratu Pegunungan, duduk dengan anggun menghadap sebuah lembah yang indah, gunung-gunung tinggi menjulang di atas kota di semua sisinya. Selamat datang di barat laut Vietnam, pintu gerbang ke dunia lain dari budaya minoritas yang misterius dengan pemandangan yang elok.
20 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
married. Villages of ethnic minority people are very far from Sapa town, so they often leave their home on Saturday afternoon and sleep at the market on Saturday night to wait for the market-day on Sunday. Trekking through the mountains and valleys with local guides who help you along the way is really great. You can experience the authentic life of locals traditions and explore colourful hill tribe cultures. It’s especially marvelous at night around a campfire dancing and singing with the friendly local people. Sapa enters the autumn with yellow-ripened terraced rice fields. Fall is the most beautiful season in the mountainous region. The terraced fields in Sapa are referred to as natural staircases to heaven. In April and May when the local people water their fields to prepare for a new crop, the surface of terraced fields shines like a mirror reflecting the contrast of the reddish brown soil, the deep blue of the sky high above and the green of surrounding forests. Embankments surrounding these terraces fields look like threads softly lined as in a painting. Terraced fields have existed for hundreds of years. They were created by the many generations of ethnic minority groups. Many say the terraced rice fields of Sapa are some of the most magnificent and spectacular rice terrace fields in the world. Sapa, the Queen of the Mountains, sits regally overlooking a beautiful valley, lofty mountains towering over the town on all sides. Welcome to the destination in northwest Vietnam, gateway to another world of mysterious minority cultures and luscious landscapes./
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 21
TransNusa Inflight Magazine
Outliers – a book to change your life forever Story by Tim Stuart & ilustrations by The Agency
Apakah Anda pernah berfikir bahwa Bill Did you ever think that Bill Gates, The Gates, The Beatles bahkan Mozart tidak Beatles and perhaps even Mozart, were lebih berbakat daripada kita? no more talented than the rest of us? Apakah Anda pernah berfikir bahwa menjadi sukses itu tidak bergantung kepada bakat yang Anda miliki? Mungkinkah kalimat “self-made man” adalah keliru atau budaya seseorang dapat mempengaruhi bagaimana kesuksesan dari seseorang dalam hidupnya? Malcolm Gladwell
22 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
Dalam bukunya, Outliers, Malcolm Gladwell menganalisa keadaan luar biasa dari seorang yang sukses, yang terbaik dan paling cerdas dan menghasilkan sebuah kesimpulan yang mengejutkan.
Did you ever think that becoming a success doesn’t depend on being born talented? That perhaps the phrase “self-made man” is a misnomer or that someone’s culture can determine how successful one is in life? In his book Outliers, Malcolm Gladwell analyses the circumstances of unusually successfully people, the best and the brightest and comes up with some startling conclusions.
TransNusa Inflight Magazine Outlier, Gladwell mengatakan, bahwa pria dan wanita yang karena satu atau alasan lain, berhasil dan begitu luar biasa sehingga membuat kita bertanya-tanya mengapa. Dia ingin meyakinkan kita bahwa penjelasan biasa tidak dapat menjawab atas keberhasilan/kesuksesan seseorang. Orang tidak hanya bangkit dari apa-apa. “Hanya dengan menanyakan dari mana mereka berasal kita dapat mengungkap logika di balik yang berhasil dan yang tidak” ia menyimpulkan. Jawabannya adalah kita terlalu memperhatikan seperti apa seseorang, dan terlalu sedikit memperhatian asal mereka: budaya mereka, keluarga mereka, generasi mereka, dan pengalaman sosial mereka. Sepanjang cerita ia menjelaskan rahasia software miliarder, apa yang diperlukan untuk menjadi pemain sepak bola hebat, mengapa orang Asia pandai matematika, dan apa yang membuat The Beatles menjadi rock band terbesar yang pernah ada. Ini adalah mereka yang sukses, dengan kata lain, yang mendapat peluang khusus yang membawa mereka pada keberhasilan lebih lanjut. Ini adalah tentang yang kaya yang mendapatkan keringanan pajak terbesar. Ini adalah tentang siswa terbaik yang mendapatkan pengajaran dan perhatian khusus. Dan ini adalah mereka yang berusia sembilan hingga sepuluh tahun yang mendapatkan pembinaan dan praktek yang terbaik. Dia mengatakan bahwa pelajaran disini sangat sederhana.Tetapi sangat menonjol seberapa sering (pelajaran) itu terlewatkan. Kita terlalu asyik pada mitos bahwa yang terbaik dan paling cerdas serta “self-made” yang membuat kita berpikir bahwa “Outliers” tumbuh secara alamiah di dunia. Kita melihat bagaimana Bill Gates muda dan dunia menjadi heran ketika memperlihatkan
Outliers, Gladwell says, are men and women who, for one reason or another, are so accomplished and so extraordinary that they make us wonder why.He wants to convince us that theusual explanations of success don’t work. People don’t rise from nothing. “It is only by asking where they are from that we can unravel the logic behind who succeeds and who doesn’t” he concludes. His answer is that we pay too much attention to what people are like, and too little attention to where they are from: that is, their culture, their family, their generation, and the curious experiences of their upbringing. Along the way he explains the secrets of software billionaires, what it takes to be a great soccer player, why Asians are good at math, and what made the Beatles the greatest rock band ever. It is those who are successful, in other words, who are most likely to be given the kinds of special opportunities that lead to further success. It’s the rich who get the biggest tax breaks. It’s the best students who get the best teaching and most attention. And it’s the biggest nine- and ten-year-olds who get the most coaching and practice. He says the lesson here is very simple. But it is striking how often it is overlooked. We are so caught in the myths of the best and the brightest and the self-made that we think outliers spring naturally from the earth. We look at the young Bill Gates and marvel that our world allowed that thirteen-year-old to become a fabulously successful entrepreneur. But that’s the wrong lesson. Our world only allowed one thirteen-year-old unlimited access to a time sharing terminal in 1968. If a million teenagers
Bill Gates
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 23
TransNusa Inflight Magazine
Chris Langan
Einstain
seorang anak berusia tiga belas tahun menjadi seorang pengusaha paling luar biasa sukses. Tetapi, itu adalah pelajaran yang salah. Dunia hanya mengijinkan satu anak berusia tiga belas tahun untuk mendapatkan akses ke pusat “time-sharing computer” yang tak terbatas pada tahun 1968. Jika jutaan anak muda sekarang diberikan kesempatan yang sama, akan ada berapa banyak Microsoft sekarang?
had been given the same opportunity, how many more Microsofts would we have today?
Didalam sebuah pernyataan pentingnya, dia mengatakan “Fakta mengatakan, para ahli telah menetapkan apa yang mereka yakini sebagai “angka ajaib” untuk sebuah kepiawaian, yaitu “10.000 jam”.
Gladwell sets forth the so-called 10,000 hour rule, and in its course, shows why Bill Gates and the Beatles succeeded for essentially the same reason. Gladwell begins by noting that musical geniuses such as Mozart, and chess grandmasters, both achieved their status after about 10 years. 10 years is roughly how long it takes to put in 10,000 hours of hard practice. 10,000 hours is the magic number of greatness. Bill Gates at Seattle’s famous Lakeside school with two of the first computer terminals, had access to unlimited time-sharing computer time at essentially the beginning of the modern industry and before anyone else. Because he was absorbed and drawn into programming, spending countless hours in fascinated self-study, he achieved 10,000 hours of programming experience before hitting a level where computers hit the world. Because hitting that level took place at exactly the time need for that level of computer expertise to be needed in society, ability came together with need and unique user programmers were born.
Gladwell menetapkan apa yang disebut aturan 10.000 jam, dan dalam perjalanannya, menunjukkan bahwa Bill Gates dan The Beatles pada dasarnya adalah alasan yang sama. Gladwell memulai dengan menyatakan bahwa jenius musik seperti Mozart dan grandmaster catur, keduanya mencapai status mereka setelah sekitar 10 tahun. 10 tahun adalah kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk dimasukkan ke dalam 10.000 jam berlatih keras. 10.000 jam adalah angka ajaib dari sebuah keagungan. Bill Gates yang terkenal di Seattle Lakeside sekolah dengan dua terminal komputer pertama, memiliki akses ke ”time-sharing computer” yang tak terbatas pada awal industri modern sebelum ada orang lain yang melakukannya. Karena dia tertarik dan tenggelam dalam pemrograman, dia menghabiskan waktu yang tak terhitung dalam gairah belajar sendiri, dia akhirnya mencapai
24 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
In a momentous statement he says “In fact, researchers have settled on what they believe is the magic number for true expertise: ten thousand hours.”
TransNusa Inflight Magazine 10 ribu jam dalam pengalaman pemrograman sebelum mencapai level computer “booming” di dunia. Karena mencapai tingkat itu terjadi tepat pada kebutuhan waktu yang sama untuk tingkat keahlian komputer yang akan diperlukan dalam masyarakat, maka kemampuan datang bersamaan dengan kebutuhan dan lahirlah programmer pengguna yang unik. The Beatles menghabiskan 7 hari seminggu dalam sebuah tugas di Hamburg, Jerman dan diperkirakan mereka memulai perjalanan fenomenal mereka menuju kebesaran di Inggris setelah memainkan 10 ribu jam mereka. Penelitian pada musisi selanjutnya di sekolah musik pada umumnya menunjukkan bahwa tingkat mahir, menengah dan musisi amatir dibagi secara akurat kepada “waktu mereka berlatih, bukan pada bakat alam yang dimiliki”, setiap grup berlatih dengan jumlah waktu yang sama dalam hidupnya. Gladwell membuat kasus menarik bahwa jenius adalah fungsi dari waktu dan bukan bakat, membuktikan kebenarannya dengan pernyataan terkenal Edison bahwa jenius adalah hasil dari 98% keringat dan 2% kecerdasan. Selama hampir satu generasi, psikolog di seluruh dunia telah terlibat dalam perdebatan sengit atas pertanyaan yang sebagian besar dari kita akan mempertimbangkan bahwa telah ditetapkan beberapa tahun lalu. Pertanyaannya adalah: apakah ada yang namanya bakat bawaan? Jawaban
The Beatles played seven days a week on extended stints in Hamburg Germany and estimated by the time they started their phenomenal climb to greatness in England that they had played for 10,000 hours. Subsequent studies of musicians in general in music school showed that elite, mid-level, and low-level musicians hewed very closely to the “genius is a function of hours put in and not personal gifts” school of thought: members of each group had similar amounts of total lifetime practice. Gladwell makes a fascinating case that genius is a function of time and not giftedness, validating Edison’s famous saying that genius is about 98% perspiration and 2% intelligence. For almost a generation, psychologists around the world have been engaged in a spirited debate over a question that most of us would consider to have been settled years ago. The question is this: is there such a thing as innate talent? The obvious answer is yes. Not every hockey player born in January ends up playing at the professional level. Only some do – the innately talented ones. Achievement is talent plus preparation. The problem with this view is that the closer psychologists look at the careers of the gifted, the smaller the role innate talent seems to play and the bigger role preparation seems to play.”
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 25
TransNusa Inflight Magazine
yang jelas adalah ya. Tidak setiap pemain hoki lahir pada bulan Januari berakhir bermain di tingkat profesional. Hanya beberapa yang melakukan - yang memiliki bakat bawaan. Prestasi adalah bakat ditambah persiapan. Masalah dengan pandangan ini adalah bahwa psikolog lebih dekat melihat karir yang berbakat, “semakin kecil peran bakat bawaan, persiapan bermain tampaknya lebih besar.” Kami mengungkapkan kisah sedih dari Chris Langan, seseorang dengan IQ tertinggi sepanjang sejarah. Akan tetapi, dia adalah contoh kegagalan luar biasa dalam kehidupan pribadinya, yang kemudian diterjemahkan kedalam kehidupan profesionalnya. Dia memiliki kekurangan karisma dan rasa seperti apa yang orang lain pikirkan. Dia dibesarkan oleh ayah tiri yang pemarah dan pemabuk – dia tidak pernah diajarkan untuk berbicara kepada orang tidak punya kecakapan berbicara dan bertindak, kecerdasan praktis – dia sering bekerja sebagai tukang pukul – yang paling cerdas – sangat jenius! Ada pepatah Asia mengatakan jika seseorang bangun sebelum fajar selama 360 hari setahun gagal untuk membuat keluarganya kaya. Kerja keras, sukses mengoperasikan sawah yang rumit, sama dalam kompleksitas suatu sintesis kimia organik , terbukti telah menghasilkan kemampuan untuk presisi dan kompleksitas yang melampaui petani tanaman lainny. Fakta bahwa bahasa-bahasa Asia dalam banyak kasus menggunakan kata-kata pendek dan lebih logis untuk nomor menganugerahkan keuntungan awal yang kuat, yang seperti keuntungan usia dalam contoh pemain hoki / sepak bola, bola salju secara signifikan dari waktu ke waktu. Gladwell berpendapat orang
26 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
We are presented withthe sad case of Bill Langen, whose IQ is one of the highest in recorded history. However, he was a spectacular failure in his personal life which translated also into a failure in his professional life. He has an astonishing lack of charisma and sense of what others are thinking. He was raised by an angry, drunken stepfather – he was never taught how to speak to people, had no sense of savoir faire, practical intelligence – he often worked as a bouncer – the most intelligent person in the world – a genius! There is an Asian saying that no one who can rise before dawn 360 days a year can fail to make his family rich. The hard, intricate work of operating a successful rice paddy, equal in complexity to an organic chemical synthesis almost, is shown to have produced an ability for precision and complexity which outstrips growers of other crops. The fact that Asian languages in many cases use shorter and more logical words for numbers confers a strong early advantage which, like the age advantage in the hockey/soccer player example, snowball significantly over time. Gladwell argues Asians are not innately more able at math, but culturally more amenable to it based on the felicity of a language which is to our language as the metric system of weights and measures is to the English.
The Beatles
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 27
TransNusa Inflight Magazine
Asia secara bakat tidak lebih mampu dalam matematika, namun lebih setuju untuk itu secara budaya didasarkan pada bakat dari bahasa yaitu bahasa kita sebagai sistem metrik bobot dan ukuran adalah Inggris. “Praktek bukanlah hal yang Anda lakukan setelah Anda baik. Praktek adalah hal yang Anda lakukan yang membuat Anda lebih baik” dan “siapa kita tidak dapat dipisahkan dari mana kita berasal”. “Warisan budaya adalah kekuatan yang kuat. Mereka memiliki akar yang kuat dan hidup yang panjang. Mereka bertahan, dari generasi ke generasi, hampir utuh, bahkan ketika kondisi ekonomi dan sosial dan demografi yang melahirkan mereka telah lenyap, mereka memainkan peran dalam mengarahkan sikap dan perilaku kita dan kita tidak dapat memahami dunia kita tanpa mereka”. Gladwell menelusuri pengaruh budaya Korea dan hormat kepada atasan sebagai fakta yang signifikan dalam jumlah tingginya kecelakaan pesawat di maskapai penerbangan nasional. Itu hanya ketika fenomena budaya seperti ketidakmampuan bertentangan dengan atasan yang kemudian dikoreksi oleh budaya pelatihan kembali membawa Air Lines Korea mulai mencapai tingkat keselamatan yang sama dari perusahaan penerbangan dari negara-negara lain. Sampai saat itu co-pilot tidak punya cara berlawanan atau menasihati kapten mereka tentang tindakan yang perlu diambil (sering untuk menghindari kecelakaan!). “Sukses bukanlah tindakan acak. Ia lahir dari satu perkiraan dan perangkat yang kuat dari keadaan dan kesempatan”. Segala sesuatu yang Anda pelajari dalam Ouliners mengatakan bahwa keberhasilan mengikuti jalur yang dapat diprediksi. Ini bukan yang paling cerdas yang sukses. Jika itu, Chris Langan akan berada di tingkat yang sama dengan Einstein. Sukses tidak hanya jumlah dari keputusan dan upaya yang kita buat atas nama kita sendiri. Hal ini yang disebut Gladwell sebagai sebuah “anugrah”. Outlier adalah mereka yang telah diberi peluang - dan telah memiliki kekuatan dan adanya tambang(sumber) untuk mereka manfaatkan.
28 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
“Practice isn’t the thing you do once you’re good. It’s the thing you do that makes you good.” And “Who we are cannot be separated from where we’re from.” “Cultural legacies are powerful forces. They have deep roots and long lives. They persist, generation after generation, virtually intact, even as the economic and social and demographic conditions that spawned them have vanished, and they play such a role in directing attitudes and behavior that we cannot make sense of our world without them.” Gladwell traces the influence of Korean culture and deference to superiors as significant facts in a high number of plane crashes in the national airline. It was only when cultural phenomena such as the inability to contradict a superior were corrected by cultural retraining that Korean Air Lines began to achieve the same safety levels of the airlines of other countries. Up until then co pilots had no way of contradicting or advising their captains of action that needed to be taken (often to avoid a crash!). Success is not a random act. It arises out of a predictable and powerful set of circumstances and opportunities.” Everything you learn in Oulinerssays that success follows a predictable cours. It is not the brightest that succeed. If it were, Chris Langan would be up there with Einstein. Nor is success simply the sum of the decisions and efforts we make on our own behalf. It is says Gladwell “a gift”. Outliers are those who have been given opportunities – and have had the strength and presence of mine to seize them.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 29
DVD’s & Gadgets “Iron Man 3” menceritakan tentang seorang pengusaha milyuner yang nyentrik dan brilian Tony Stark/Iron Man yang kali ini harus melawan sebuah musuh baru yang sangat kuat. Saat semua yang dimiliki Stark tiba-tiba hancur di tangan musuh barunya tersebut. Stark mencoba bertahan hanya dengan peralatan ‘tempur’ yang dimilikinya. Perjalanan berat yang harus dilaluinya yang membuatnya menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantuinya. Release Date : May 3rd, 2013 Starring : Robert Downey Jr., Guy Pearce, Rebecca Hall, Gwyneth Paltrow, Ben Kingsley Director : Shane Black Writer : Drew Pearce, Shane Black, Stan Lee, Don Heck, Larry Lieber, Jack Kirby Studio : Walt Disney Pictures Genre : Superhero, Action, Adventure, Sci-Fi
TransNusa TransNusa Inflight Inflight Magazine Magazine Pain and Gain menceritakan tentang dunia ‘gym’ dari Dua pria yang berprofesi sebagai binaraga Daniel Lugo (Wahlberg) dan Paul Doyle (Johnson). Karir binaraga mereka yang turun-naik membuat mereka suatu hari melakukan tindakan nekat penculikan dan pemerasan. Namun karena masih “amatir” mereka justru ‘kena batunya’ sendiri. Release Date : April 26th, 2013 Starring : Rebel Wilson, Mark Wahlberg, Dwayne Johnson Jr., Anthony Mackie, Ed Harris Director : Michael Bay Writer : Christopher Markus, Stephen McFeely, Pete Collins Genre : Drama
Blue Sky Studio, salah satu studio animasi pesaing Pixar, yang telah membuat Ice Age dan Rio akan merilis proyek ambisius mereka berjudul “Epic”. Film ini menceritakan tentang sebuah dunia fantasi yang tersembunyi di dalam hutan misterius. Ada dua kekuatan yang akan saling bertarung yaitu spirit kebaikan melawan spirit kejahatan. Release Date: Starring Director Writer Studio Genre
May 24th, 2013 : Beyoncé Knowles, Colin Farrell, Josh Hutcherson, Amanda Seyfried, Johnny Knoxville : Chris Wedge : Tom J. Astle, Matt Ember : 20th Century Fox : Animation, Fantasy
Sony NEX-3N Melanjutkan generasi kamera Sony NEX-series milikinya, Sony kini menghadirkan NEX-3N yang diposisikan di segmen yang sama seperti Sony NEX-F3. Masuk ke posisi Sony Alpha NEX kelas entry, Sony NEX-3N menawarkan segudang fitur baru yang membuatnya tampil lebih keren. Generasi terbaru Sony NEX ini hadir dengan bodi yang lebih ramping dengan hand grip berukuran lebih besar agar lebih nyaman digenggam. Bobotnya juga sangat ringan, yaitu hanya sekitar 210 gram. Bahkan ukuran dan bobotnya ini menjadikannya sebagai kamera CSC yang paling kecil dan ringan untuk saat ini.
BlackBerry Z10 BlackBerry secara resmi menjual BlackBerry Z10 mulai tanggal 15 Maret 2013. Bahkan para konsumen di Jakarta dan Surabaya yang memiliki kartu kredit BCA diberi kesempatan khusus untuk memiliki BlackBerry Z10 dengan diskon istimewa, dari harga resminya Rp6.999.000, konsumen yang menggunakan kartu kredit BCA untuk membeli Z10 akan mendapatkan fasilitas cicilan 0% selama 12 bulan dan gratis cicilan 1 kali atau lebih hemat sekitar 580 ribu rupiah. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para pecinta BlackBerry. Tidak hanya menjual, BlackBerry Indonesia juga bekerjasama dengan operator GSM untuk memberikan paket istimewa selama pameran 30 | TransNusa 30 | TransNusa
| Inflight Magazine | Mar - Apr 2013 | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
Dengan mengandalkan sensor bertipe APS-C HD CMOS dan prosesor BIONZ yang telah diperbaharui, Sony NEX-3N dapat menghasilkan foto 16.1 megapixel dan merekam video pada resolusi Full HD 1080p. Jangkauan ISO juga lebih luas, dengan tersedianya opsi dari ISO 100 hingga ISO 16000. Pada sektor layarnya, Sony NEX-3N masih mewarisi layar 3 inci yang dapat dilipat 180 derajat ke atas seperti Sony NEX-F3. Selain itu Sama seperti DSLT Sony Alpha A58, Sony NEX-3N kini hadir dengan fitur Auto Object Framing untuk crop otomatis dengan komposisi yang sempurna dan dukungan teknologi TRILUMINOS Colour yang kompatibel dengan TV Bravia.
Mediterraneo, in the heart of Labuan Bajo, is one of the most popular restaurants in the Komodo Archipelago and probably the most active lounge and meeting point in town. Overlooking Labuan Bajo harbor, Mediterraneo offers you a main restaurant level with colorful wooden furniture made from old fishing boats, an original vessel bar, a cozy boutique and an upper floor lounge with a super comfortable sofa and cushions area where you can chill out while checking your mail sipping a fresh fruit cocktail. Inspired by a passion for fresh, seasonal and local cuisine, our kitchen tantalizes guests with classic and contemporary favourite Italian and Mediterranean cuisine, serving at the same time some of the favourite Indonesian and Asian dishes and fresh local fish and vegetables. Enjoy an authentic juicy Italian pizza cooked in our firewood oven or savor our special fish of the day accompanied by a glass of white chilled wine.
OUR MENU In the appetizer menu you will find dishes like mahi mahi tartare and carpaccio di manzo; many pasta dishes like pappardelle al ragu’ and
spaghetti alla carbonara. In the mains list: try roasted king fish and grilled rosemary lamb chops while in the pizza menu gourmet, pizza plate such as parma ham pizza or calzone with tomato mozzarella and spinach. In the daily specials local dishes such as Mediterraneo nasi goreng and other Indonesian specialities. Not to be missed: creme brulee and tiramisu’ della casa. Coming soon: movies and special documentaries on a big screen. Watch for special events, big screen programs and live music evenings. Book an unforgettable boat safari to Komodo National park or a nature discovery trek through our travel agent desk situated at the restaurant level. The restaurant and the lounge are available for private celebrations, business lunches or dinners.
10% T T E G COUnN g i S w I D y sho sNusa b Tran ass yourarding p bo
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 31
Route Map & Flight schedules
TransNusa Inflight Magazine Wakatobi
Makassar
Labuan Bajo (Komodo)
Bima
Larantuka Ende
Denpasar (Bali) (Hub)
Mataram (Lombok)
Ruteng
Sumbawa Tambolaka
Jawa
Maumere
Dili Atambua
Bajawa
Waingapu
Bali
Kupang (Hub)
West Nusa Tenggara
Sabu
East Nusa Tenggara
Rote
Coming Soon
Fokker 50 / BAE 146 ROUTES
Frequency
Pulau Bali/Timor/Sulawesi
Alor
Lewoleba
Darwin
ROUTES
Frequency
Ruteng - Kupang
Tue, Thu, Sat, Sun
Pulau Bali/Lombok/Sumbawa Denpasar - Ende
Daily except Thu
Kupang - Bajawa
Tue, Thu, Sat, Sun
Denpasar - Labuan Bajo
Daily
Kupang - Denpasar
Daily except Thu
Kupang - Makasar
Mon, Thu, Sat
Bajawa - Kupang
Tue, Thu, Sat, Sun
Denpasar - Kupang
Daily except Thu
Makasar - Kupang
Mon, Thu, Sat
Kupang - Larantuka
Daily
Denpasar - Bima
Tue, Thu, Fri, Sun
Kupang - Rote
Mon, Wed, Sat
Larantuka - Kupang
Daily
Bima - Denpasar
Tue, Thu, Fri, Sun
Rote-Kupang
Mon, Wed, Sat
Denpasar - Mataram
Daily
Pulau Alor (Kalabahi)
Pulau Sumba Kupang - Tambolaka
Tue, Wed, Fri, Sun
Mataram - Denpasar
Daily
Tue, Wed, Fri, Sun
Denpasar - Tambolaka
Tue, Thu, Fri, Sun
Tue, Thu, Fri, Sun
Mataram - Bima
Tue, Wed, Fri, Sun
Tambolaka - Ende
Tue, Fri, Sun
Bima - Mataram
Tue, Wed, Fri, Sun Daily
Kupang - Alor
Daily
Tambolaka - Kupang
Alor - Kupang
Daily
Tambolaka - Denpasar
Pulau Flores (Ende/Sikka/Manggarai/Bajawa/Larantuka) Kupang - Ende
Daily
Kupang - Waingapu
Mon, Wed, Fri, Sun
Mataram - Sumbawa
Ende - Kupang
Daily
Waingapu - Kupang
Mon, Wed, Fri, Sun
Sumbawa - Mataram
Daily
Ende - Tambolaka
Tue, Fri, Sun
Denpasar - Sumbawa
Mon, Wed, Thu, Sat
Ende - Denpasar
Daily except Thu
Kupang - Labuan Bajo
Mon, Wed, Sat
Sumbawa - Denpasar
Mon, Wed, Thu, Sat
Mon, Wed, Sat
Labuan Bajo - Kupang
Mon, Wed, Sat
Mataram - Tambolaka
Tue, Fri, Sun
Mataram - Ende
Tue, Fri, Sun
Ende - Labuan Bajo
Pulau Flores (Labuan Bajo)
Daily exept Thu
Labuan Bajo - Denpasar
Daily
Maumere - Kupang
Daily exept Thu
Labuan Bajo - Ende
Mon, Wed, Sat
Kupang - Ruteng
Tue, Thu, Sat, Sun
Kupang - Maumere
32 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
For further information please check our website: www.transnusa.co.id or email: info@transnusa.co.id
Tips
Penting bagi pengguna telephone di pesawat
Bagi yang belum tahu, mengapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya: Menurut sumber informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontributor yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibat ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang. Contoh kasusnya karena menyalakan ponsel antara lain: Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja “take-off ” dari bandara Zurich, Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat. Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupa dimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem
TransNusa Inflight Magazine navigasi. Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang “final approach” untuk “landing” di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game mereka (The Australian, 23-9-1998). Seperti kita tahu di Indonesia, begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan. Para “pelanggar hukum” itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, disamping merupakan gangguan (nuisance) kenyamanan bagi orang lain. Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat: Arah terbang melenceng,Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu, Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar,Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel. Sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas komputer diakibatkan oleh CD & game Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS. Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya. (Di Jakarta saja diperkirakan ada sekitar 600 BTS yang semuanya dapat sekaligus terjangkau oleh sebuah ponsel aktif di pesawat terbang yang sedang bergerak di atas Jakarta ). (Varis/ pertamina) Oleh karenanya demi keselamatan bersama marilah kita untuk tidak mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat.
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 33
News
TransNusa Inflight Magazine
Annual meeting PT. TransNusa Aviation Mandiri Seperti tahun sebelumnya, kali ini Rapat Tahunan PT. TransNusa Aviation Mandiri dilaksanakan di T-MORE hotel & lounge tanggal 4 Februari 2013. Acara dibuka oleh GM Commercial TransNusa, Bpk. Bambang Wibowo.
Promo 2013 “AYO LIBURAN” sukses
Meeting tahunan ini diikuti oleh seluruh pimpinan dan perwakilan Branch, Sub Branch dan General Sales Agent (GSA) PT. TransNusa Aviation Mandiri.
Setelah promo tarif baru di kuartal terakhir 2012, TransNusa kembali mengadakan promo “Ayo Liburan“ dengan periode pembelian 10–22 Desember 2012, dan periode terbang pada 07 Januari s/d 17 Maret 2013. Tarif promo hanya Rp. 79.999,-/pax, berlaku untuk semua rute sekali penerbangan. Promo ini sebagai bentuk penghargaan kepada semua pelanggan setia TransNusa, sekaligus memberikan kesempatan bagi semua lapisan masyarakat yang belum merasakan sensasi terbang bersama TransNusa.
Hadir dalam meeting ini, rekan-rekan dari Branch Surabaya, Denpasar, Mataram, Sub Branch Makasar, Bajawa, Ende, Maumere, Waingapu, Sumbawa, dan GSA Alor, Larantuka, Ruteng, Labuan Bajo, Tambolaka. Acara berlangsung dengan baik dan membahas banyak hal demi kemajuan TransNusa kedepannya.
Promo ini juga bermaksud untuk mengedukasi masyarakat bagaimana merencanakan perjalanan mereka termasuk untuk berlibur. Budaya berlibur di masa liburan sekolah dan/atau akhir tahun yang “mahal dan susah” & kita berikan pilihan masa 3(tiga) bulan di awal tahun 2013 sebagai masa “Liburan Super Murah” dan adil terbuka untuk semua. Perlu diketahui bahwa program promo berjalan sukses karena 95% seat promo terjual habis. Kami mengucapkan selamat dan terima kasih telah berpartisipasi dalam program promo 2013 “Ayo Liburan”. Tetap jadikan TransNusa sebagai penerbangan pilihan Anda
Penyerahan bantuan dari PT TransNusa Aviation Mandiri kepada Institut Leimena TransNusa menyerahkan bantuan kepada Institut Leimena sebesar US$ 5000 yang diserahkan oleh Bpk Bayu Sutanto, Managing Director TransNusa kepada Institut Leimena yang diwakili oleh Bpk Matius. Institut Leimena adalah sebuah lembaga non-profit yang mengkaji berbagai kebijakan dan permasalahan publik yang berkembang untuk ikut mendorong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, serta memfasilitasi implementasi program-program strategis yang relevan di tengah masyarakat. Sumbangan pemikiran dan program-program tersebut terutama ditujukan untuk pejabat pemerintahan terkait (legislatif, eksekutif, yudikatif) baik pusat maupun daerah, media, akademisi, gereja dan lembaga keagamaan lainnya, serta berbagai kalangan yang ikut mempengaruhi permasalahan publik yang dihadapi.
Kerjasama dengan siswa penerbang Asia Pacific Flight Training dari Malaysia 34 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013
TransNusa Inflight Magazine HEAD OFFICE
SUB BRANCH
KUPANG
Bajawa
Maumere
Waingapu
Sumbawa Besar
Jl. Palapa No. 7, Naikoten – Kupang Telp. (+62 380) 822555 | Fax. (+62 380) 832573 Email: koe@transnusa.co.id
BRANCH OFFICES DENPASAR
Jl. Sunset Road No. 100 C Kuta Telp. (+62 361) 8477395, 8477393, 8477358 Fax. (+62 361) 8477454 Email: dps@transnusa.co.id
SURABAYA
Jl. Ngagel Jaya No. 53 A Telp. (+62 31) 5047555 | Fax. (+62 31) 50111749 Email: sub@transnusa.co.id
MATARAM
Jl. Panca Usaha No. 28 Telp. (+62 370) 624555 | Fax. (+62 370) 647535 Email: ami@transnusa.co.id
MAKASSAR
Bandara Udara Sultan Hasanuddin Makassar Telp. (+62 411) 3656093 , (+62 411) 3656067 Email: upg@transnusa.co.id
JAKARTA
Jl. Cideng Timur No.10 dan 10 A Jakarta Pusat Telp : ( +62 21) 6315821/6318709/6327546 Fax : ( +62 21) 6315273 Email : Info@transnusa.co.id
D.I. Panjaitan No. 10 Telp. (+62 384) 21755 Fax. (+62 384) 21200 Email: bjw@transnusa.co.id Waingapu Jl Adi Sucopto. No.1 Telp : (+62 387) 62427 Email: wgp@transnusa.co.id
Bandar Udara Frans Seda Telp : (+62 382)2425363 Fax. (+62 382) 23821 Email: mof@transnusa.co.id Bandar Udara Brang Biji Telp / Fax. (+62 371) 626161 Email: swq@transnusa.co.id
Ende
Bandar Udara H.H. Aeroboesman Telp/Fax. (+62 381) 24242 Email: ene@transnusa.co.id
Rote
Kmpl. Perkantoran Bupati Rote Ndao Telp/fax: ( +62 380)8007927/71033 email : rti@transnusa.co.id
GENERAL SALES AGENTS (GSA) / SUB SALES Larantuka
Jl. Herman Fernandez No. 289 (Depan Optic Reinha) Kel. Amagarapati Telp : (+62 383 ) 2325386 Fax. (+62 383) 2325386 Email: mof@transnusa.co.id
Lewoleba
Jl. Trans Naga Wutun Telp. (+62 383) 41636 Fax. (+62 383) 41636 Email: lwe@transnusa.co.id
Labuan Bajo
Jl. Komodo Kampung Tengah Manggarai Barat Telp. (+62 385) 41800 Fax. (+62 385) 41954 Email: lbj@transnusa.co.id
Alor
Jl. Jend. Sudirman No. 100 Telp. (+62 386) 21039, 2222555 Fax. (+62 386) 2222555 Email: ard@transnusa.co.id
Tambolaka
Hotel Aloha Jl. Jend. Sudirman No. 26 Telp. (+62 387) 22563 Fax. (+62 387) 21245
Bima
Jl. Sulawesi No. 26 Telp: (+62 374) 647251 Fax : ( +62 374 ) 42108 Email: bmu@transnusa.co.id
Ruteng
Jl. Komodo No.2 Telp: (+62 385)21829/22322 Fax. (+62 385) 21983 Email: rtg@transnusa.co.id
For further information please check our website: website: www.transnusa.co.id email: info@transnusa.co.id
TransNusa | Inflight Magazine | Apr - Mei 2013 | 35
TransNusa and Asia Pacific Flight Training venturing in Flying School KUALA LUMPUR, Feb 26 - Asia Pacific Flight Training Sdn Bhd (APFT) hari ini memperluas sayapnya ke Indonesia dengan menandatangani Perjanjian Persepakatan (MoU) dengan PT. TransNusa Aviation Mandiri (TransNusa). MoU bertujuan membentuk perusahaan patungan untuk mendirikan Akademi Penerbangan, PT. Transasia Pacific Aviation Training (TAPAT) APFT diwakili oleh Executive Chairman, Datuk Othman Faruk sementara TransNusa diwakili oleh Presiden Direktur, Juvenile Jodjana. Berbicara kepada wartawan setelah upacara penandatanganan di Sime Darby Convention Center, Faruk mengatakan sampai saat ini, APFT telah melatih 800 pilot di empat sekolah penerbangan di Malaysia. "Kami juga telah menandatangani MoU dengan GMR Hyderabad International Airport Ltd (GHIAL), India pada bulan Januari 2010 yang disaksikan oleh Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak yang bertujuan mendirikan sebuah organisasi penerbangan pelatihan di Hyderabad," katanya. Sementara itu, Juvenille mengatakan Indonesia saat ini memproduksi 300 pilot terlatih, sementara negara itu membutuhkan setidaknya 800 pilot per tahun. "MoU yang ditandatangani pada hari ini akan memungkinkan TAPAT untuk melatih sedikitnya 200 pilot baru yang terampil setiap tahunnya dan kita mungkin membutuhkan sebanyak tiga sekolah untuk memenuhi kebutuhan pilot di Indonesia," katanya. Menurut Juvenille, dengan lebih dari 17.000 pulau di Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, perjalanan domestik telah meningkat sebanyak 17 persen dalam tiga tahun terakhir. "Dengan perekonomian menunjukkan perbaikan yang sehat, lebih banyak orang bepergian baik di dalam negeri maupun internasional meningkatkan jumlahnya. Penerbangan ke Kuala Lumpur - Jakarta misalnya, yang dimulai hanya lima penerbangan per hari sekarang menjadi 15 penerbangan per hari," katanya. Dengan adanya MoUyang sudah ditandatangani, APFT akan menyediakan keahlian, silabus dan pesawat untuk TAPAT yang diharapkan akan dibangun di Pulau Jawa. Sedangkan untuk memulai pembangunan sekolah sedang menunggu persetujuan dari Dirjen Perhubungan udara untuk menyetujui adanya APFT.
KUALA LUMPUR, 26 Feb -- Executive Chairman Asia PaciďŹ c Flight Training, Datuk Faruk Othman (kanan) bersama dengan President Director PT. TransNusa Aviation Mandiri, Juvenile Jodjana (kiri) pada Menandatangani Perjanjian Persepakatan (MoU) antara Asia PaciďŹ c Training dengan PT. Panca Global Investama di Sime Darby Convection Centre.
KUALA LUMPUR, Feb 26 (Bernama) -- Asia Pacific Flight Training Sdn Bhd (APFT) today expanded its wings to Indonesia by signing a memorandum of understanding (MOU) with P.T. TransNusa Aviation Mandiri (TransNusa). The MoU is to form a joint venture to set up the first Malaysian Flight Academy in Indonesia, PT. Transasia Pacific Aviation Training (TAPAT) APFT was represented by its Executive Chairman, Datuk Faruk Othman while TransNusa was represented by its President Director, Juvenile Jodjana. Speaking to reporters after the signing ceremony at Sime Darby Convention Center here, Faruk said to date, APFT has trained 800 pilots at its four aviation schools in Malaysia. "We have also signed an MoU with GMR Hyderabad International Airport Ltd (GHIAL), India in January 2010 that was witnessed by our Prime Minister Datuk Seri Najib Tun Razak towards setting up a flight training organisation in Hyderabad," he said. Meanwhile, Juvenille said Indonesia was currently producing 300 trained pilots while the country needed at least 800pilots per year. "The MoU signed today will enable TAPAT to train at least 200 highly skilled new pilots annually and we may need as many as three schools to fully meet the demands of pilots in Indonesia," he said. According to Juvenille, with over 17,000 islands in Indonesia, and the steady economic growth in Indonesia, domestic travel has increased as much as 17 per cent in the last three years. "With the economy showing healthy improvements, more people are travelling both domestically and international increasing the numbers of flights taking for instance Kuala Lumpur - Jakarta flight which started with only five flights now has become 15 flights per day," he said. With the MoU signed, APFT will provide the expertise, syllabus and aircraft for TAPAT that is expected to be built in the Java Island. The school is awaiting approval for construction to begin but the Directorate General of Civil Aviation (DGCA)of Indonesia has recognised APFT.
36 | TransNusa
| Inflight Magazine | Apr - Mei 2013