temporary exhibition design
KISAH PENCARIAN HARSONO: SEBUAH RANGKUMAN annisa dyah lazuardini maulitta cinintya iasha ulfa rifanny
exhibition site:
dia.lo.gue
Dia.lo.gue is a public artspace that aims to foster dialogue or conversation between people, the arts and design. This ethos is reflected in our name, translated in local Betawi language as ‘He/She – You – Me’, and in our logogram, which can be interpreted as individuals of many different characters, ages and personalities. Our intention is to inclusively embrace the community to create real dialogue between artists and designers and the general public. Indeed, a gallery cannot succeed without such support and interaction of these elements.
Dia.lo.gue artspace exhibits all types of media expression including paintings, video, alternative sculpture, paper and other mediums. In line with our philosophy that art and design should be an integral part of life, not only an exhibition but also cultural events are held involving local communities. Variety of merchandises by home-grown talents are displayed for sale at Dia.lo.gue shop. Some products are limited and uniquely designed which are not easily found elsewhere, collectible stationary, merchandises, workspace products, home accessories, artworks, toys and many more.
Dia.lo.gue was designed by one of prominent Indonesia’s architects, Andra Matin. The use of wood, bare wall and plenty of windows were intended to create an organic feel and bring nature lights inside as much as possible to give warmth and serene atmosphere. Dia.lo.gue’s artspace is a place to hang out, browse, chat, dialogue with others in the industry, or simply find inspiration in the rotating exhibits.
FX HARSONO Lahir di Blitar, Jawa Timur, 22 Maret 1949, FX Harsono merupakan salah satu perupa senior yang masih sangat aktif dan produktif dengan karyakarya yang selalu relevan dengan isu sosial di Indonesia. Berbasis awal seni grafis, ia menempuh pendidikan seni di ASRI (sekarang ISI) dari 1969 sampai 1974, dan juga di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dari 1987 sampai 1991. Sekarang ia tinggal dan bekerja di Jakarta.
HARSONO & HIS THOUGHT
HIS WORKS
Most visitors are‌
Spectator target
Art enthusiasts Community Invited person Coffee shop customers Expatriates who live in Kemang Writer Art students
Art enthusiasts General public
Activities Exhibition Dialogue/discussion/talkshow Intimate music session Movie screening Workshop Eat&drink Bazaar&shop
The ambience A bit dark at entry level, gradually proceed into brighter area to the outdoor Somewhat serene and quiet
Type of works Communicate deep meanings Understandable by general public
BETWEEN VENUE AND ARTIST
The ambience Some works are a bit creepy Most of the works need a dark display ambience
KISAH PENCARIAN HARSONO: SEBUAH RANGKUMAN "Tanah asal atau akar bagi kehidupan saya bukanlah suatu hal yang penting. Bahkan dapat dikatakan tidak ada lokasi geografis atau kultural yang bisa disebut sebagai tanah asal atau akar budaya. Saya hanya bisa menyebut cerita dari mana saya lahir dan dibesarkan. Maka, kesejarahan bagi saya lebih penting daripada akar kebudayaan. Artinya kebudayaan 'asli' yang melatarbelakangi kehidupan saya sebenarnya tidak ada dan tidak lagi penting. Identitas bukan berdasarkan pada tempat berasal, tapi lebih terkait pada kesejarahan dan kesejarahan tidak terpaku pada satu budaya saja, melainkan percampuran budaya-budaya. Identitas tidak mempunyai makna tunggal bagi saya, melainkan tercipta karena keragaman. Semua ini menjadikan saya sebagai bagian dari identitas hibrida."Â
STORYBOARD Introduksi Mengenai FX Harsono dan pencarian identitas karya 1972 Dinamika Keruangan Mencoba mengeksplor metode yang dulu dianggap anti-estetis (geometri) 1974 Sebuah Kritik (Desember Hitam) Oposisi terhadap institusionalisasi seni oleh pemerintah (Kritik isu sospolbud) 1980-1990 Lingkungan Hidup Kolaborasi dengan para aktivis lingkungan (berbasis seni penyadaran) 1997-1998 Derita & Korban Kritik sosial dan empati terhadap penderitaan Lugas, menohok, keras, ironis, getir, instrospektif, refleksif 2000-an Siapa Saya? Internal (sejarah personal yang berelasi dengan situasi sosiokultural Indonesia)
Selama lebih dari tiga dekade pengkaryaannya, FX Harsono secara total merefleksikan segala hal yang signifikan dalam hidupnya, mulai dari isu-isu besar di luarnya, negara, isu identitas, minoritas, sampai ke kontemplasi akan keberadaannya sendiri.
PROGRAM
Exhibition Dialog dengan Harsono Peluncuran dan penjualan buku Pemutaran video pencarian Harsono
Introduksi - Geometri
Gerakan Seni Rupa Baru
Derita & Korban
Desember Hitam
Lingkungan Hidup
Siapa Saya?
adjustable artificial light
natural/sky direct light
can be used for dark room
shades/natural side light
General ambience: from dark to bright
LAYER & SIRKULASI Introduksi Dinamika Keruangan Sebuah Kritik Lingkungan Hidup Derita & Korban Siapa Saya?
INTRODUKSI – DINAMIKA KERUANGAN INTRODUKSI: Penjelasan seniman dan gambaran umum tema pameran Kisah Pencarian Harsono: perkembangan cara pandang dan pemikiran
Perjalanan ia mulai dari perlawanan terhadap apa yang konvensional: GEOMETRI, yang dianggap anti-estetis.
‘Dingin, tertib, tanpa muatan emosi.’ ‘reduksi dari seluruh representasi artistik.’ “′AKU INGIN MEMBUAT RUANGKU SENDIRI.”″
SEBUAH KRITIK Pengutaraan kritik politis, sosial, dan budaya terhadap isu pada masa tersebut.
Transmigrasi
Rantai yang Santai
Paling Top ‘75
Telah Terbit
SEBUAH KRITIK
tema segmen 2
tema segmen 1
DINAMIKA KERUANGAN
penjelasan tema utama
Pengenalan Buku tamu FX Harsono
motion graphic
teralis
kawat berduri
Motion graphic di sekeliling instalasi merupakan informasi pendukung mengenai isu yang diangkat sehingga pengunjung dapat merasakan seolah kembali pada masa tersebut
lingkungan hidup (1982) • Tripleks dan Hutan Kita merupakan karya seni installasi di alam bebas. • Pada satu sisi permukaan kayu-kayu lapis, yang disusun sepanjang satu kilometer ditepian Pantai Parangtriris, dimana Harsono menerakan angka-angka mengenai kerusakkan hutan di Indonesia. • Istilah ‘environment art’ pun mulai muncul di Indonesia.
derita dan korban (1998) • Penghancuran Kekuasaan dan Destruksi merupakan adegan performans, yang menjelaskan peraktik-praktik kekuasaan yang melahirkan korban berceceran ketika masa orde baru. • Kursi sebagai ungkapan simbol korban dari kekuasaan.
Penghancur Kekuasaan (1998)
Destruction (1998)
2) Penghancuran Kekuasaan: • Photography on canvas
3) Destruksi: • Video installation
1) Tripleks dan Hutan Kita: • Installasi kayu photography on canvas
4) Destruksi II: • Installasi kayu bakar dan topeng, hasil dari performa video instalasi.
Video yg menjelaskan proses terjadinya installasi Destruksi II
atmosphere and display lingkungan hidup
Peletakkan display lingkungan hidup diruang luar mengkaitkan jenis karya ‘environment art’ Display: • Peletakan brief awal dengan photoghraphy installasi di pantai parangtri:s. • Penggunaan meja papan board pu:h sebagai wadah pasir pantai dan susunan kayu lapis diatas kolam. • Penggunaan fixed spotlight sebagai penerang . • Huruf brief kontras dengan background. (Hitam)
Display Tripleks dan Hutan Kita Â
Fixed track gantungan foto
derita dan korban
• Peletakkan display karya-karya derita dan korban sesuai dengan jenis karyanya: photography, video instalasi dan instalasi seni. • Huruf brief kontras dengan background. (Putih) • Peletakkan photography penghancuran kekuasaan merupakan opening karya sebelum membaca brief untuk menghadirkan sense of interest. • Menggunakan track lighting system untuk brief dan instalasi.
Video instalasi destruksi memerlukan ruang yang gelap., display: • Layar (hitam) juga sebagai penutup ruang terang dibelakangnya. • Gorden warna hitam sebagai penutup kaca. • Ceiling projector untuk media instalasi. Untuk display instalasi seni destruksi: • Membutuhkan beberapa meja dengan berbeda ketinggian memberikan kesan komposisi pada seni. • Dan perbedaan sudut track lighting agar cahaya jatuh di berbagai bidang yang berbeda ketinggian.
Display penghancuran kekuasaan photography on canvas
9 cm
6cm
TITLE :…………………… ARTIST : FX HARSONO MEDIA :……….............. DIMENSION :………............
Detail Judul Karya
SEGMEN
SIAPA SAYA Pada segmen ini diceritakan periode dimana sudut pandang Harsono berubah, dari awalnya bertemakan sosial menjadi pandangan mengenai subjek diri. Karya yang didisplay diurutkan sesuai perubahan dari mulai setelah rezim suharto jatuh hingga saat ini
ALUR SIRKULASI
SEGMEN #4
SIAPA SAYA
INTRODUKSI TENTANG SEGMEN SIAPA SAYA Pada bagian introduksi terdapat foto-‐foto & kalimat-‐kalimat yang dituliskan pada dinding, lantai, dan panel sebagai penuansaan dan penjelasan akan kondisi yang dialami oleh Harsono pada masa itu. Foto menceritakan tentang kasus-‐kasus yang terjadi setelam rezim suharto runtuh. Kalimat-‐ kalimat tersebut berisi tentang p e r t a n y a a n “ S i a p a k a h sebenarnya mereka? “ & Siapa s a y a ? “ y a n g m e n d a s a r i perubahan sudut pandang Harsono.
Material : panel akrilik panel triplek cuKng s:cker Cara mendisplay : digantung ditempel
Gambar menjelaskan kondisi masa itu
Kalimat pertanyaan yang ada di benak Harsono pada periode itu
Karya yang digantung Introduksi segmen siapa saya
AREA EKSEBISI: DISPLACED Bagian ini berisi karya-‐karya dua dimensi berupa etsa foto yang banyak dibuat Harsono pasca tragedi 98. Panel triplek yang digantung digunakan sebagai media meletakkan karya. Material : panel triplek Cara mendisplay : digantung
Material : panel triplek Cara mendisplay : digantung Bagian yang berisi karya-‐karya dua maupun :ga dimensi. Karya :ga dimensi yang berbentuk meja sengaja disandingkan dengan meja yang memang sudah ada di area tersebut. Hal ini agar nuansa ruang makan terasa dan menunjang maksud dari karya
AREA EKSEBISI: TITIK NYERI & AFTER TASTE
AREA EKSEBISI: RUANG GELAP Material : dinding triplek kain hitam Alat : proyektor Cara mendisplay : diproyeksikan digantung Bagian yang berisi karya Harsono wri4ng in the rain memiliki kualitas ruang yang gelap & tertutup. Hal ini dikarenakan kebutuhan untuk menampilkan karya berupa video instalasi.
AREA EKSEBISI: what we have here perceived as truth we shall some day encounter as beauty
Bentuk karya : Video & lukisan 2 D Material : panel tripleks Alat : TV Cara mendisplay : digantung