Dokumen perencanaan regional weleri raya

Page 1



DOKUMEN PERENCANAAN REGIONAL WELERI RAYA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Perencanaan (TKP 437P)

Oleh: Kelompok 1B M. Saifuddin Amanullah Yonika Evidonta Lidya Nauli Br. Siagian Danna Prasetya Gilang Rizki Ramadhan Gita Maharani Putri Adriansari Indra Nofika Fitasari Nelli Graceulina Purba Olyna Ayuning Rizani Violita Yeti Ulfa Hafidz Aliyudin Novi Yanti Reksa Istiana

21040113120058 21040113120002 21040113120004 21040113120008 21040113120014 21040113120022 21040113120024 21040113120026 21040113120030 21040113120032 21040113120036 21040113120042 21040113120046 21040113120048 21040113120052

Selviana Indira Firdaus Nugroho Istiqomah Ayuningtyas Diandra Rachmah M. Hanifah Marsha Septi Ayuning Tyas Nadhira Rizky Yanti Jonathan Badawi W. S. Hanifah Cindy Pratiwi Dhafina Almas Iffan Shahriztan M Hafiz Satria P Alwan Fauzan A. Tegar Satriani Annisa Bayanti Nusantara Natasya Situmorang

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

21040113100072 21040113130074 21040113130078 21040113140080 21040113130084 21040113130088 21040113140092 21040113140098 21040113130100 21040113130108 21040113130110 21040113130118 21040113140122 21040113130128 21040113140132 21040113130134






Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan 1.2.2. Sasaran 1.3 Ruang Lingkup Wilayah 1.4 Kerangka Pikir 1.5 Sistematika Penulisan Bab II Profil Wilayah Weleri Raya 2.1 Agregat Weleri Raya 2.2 Karakteristik Keruangan 2.2.1 Daya Dukung Lahan 2.2.2 Rawan Bencana 2.2.3 Penggunaan Lahan 2.2.4 Kesesuaian Lahan 2.2.5 Infrastruktur 2.2.6 Pusat-Pusat Permukiman 2.3 Karakteristik Kependudukan dan Sosial Ekonomi 2.3.1 Karakteristik Kependudukan 2.3.2 Karakteristik Sosial-Ekonomi 2.4 Karakteristik Aktivitas 2.4.1 Aktivitas Pertanian 2.4.2 Aktivitas Perikanan 2.4.3 Aktivitas Perkebunan 2.4.4 Aktivitas Industri 2.4.5 Aktivitas Manusia 2.5 Karakteristik Kelembagaan 2.5.1 Karakteristik Kelembagaan Formal 2.5.2 Karakteristik Kelembagaan Non Formal

i

1 1 2 2 2 3 4 5 7 7 11 11 12 14 15 16 23 24 24 30 35 35 36 37 39 40 42 42 44


Bab III Analisis Isu-Isu Strategis 3.1. Potensi 3.2. Masalah 3.3. Tantangan 3.4 Skenario Perencanaan Bab IV Konsep Rencana Pengembangan 4.1 Tujuan dan Sasaran Perencanaan 4.1.1. Tujuan Perencanaan 4.1.2. Sasaran Perencanaan 4.2 Konsep Perencanaan 4.2.1. Kota Hub/ Hub City 4.2.2. Best Practice Bab V Rencana Tata Ruang 5.1 Rencana Jaringan Sarana Prasarana 5.1.1. Jalan dan Transportasi 5.1.2. Sarana Pendidikan 5.1.3. Sarana Perekonomian 5.1.4. Sarana Kesehatan 5.2 Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya 5.3 Rencana Pengembangan Hub Weleri Raya 5.3.1. Hub Agropolitan 5.3.2. Hub Minapolitan 5.3.3. Hub Transpolitan 5.3.4. Pariwisata 5.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Bab VI Strategi dan Indikasi Program 6.1. SWOT 6.2. Strategi Perencanaan 6.3. Indikasi Program

45 45 47 49 51 59 59 59 59 60 60 61 63 63 63 65 65 66 67 69 69 70 71 71 73 75 75 75 76

ii


Daftar Gambar Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Weleri Raya Gambar 1.2 Kerangka Pikir Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya Gambar 2.2 Persentase Jumlah Penduduk Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2013 Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Weleri dan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2013 Gambar 2.4 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Gambar 2.5 Kontribusi Sektor Ekonomi Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal tahun 2013 Gambar 2.6 Perubahan Tingkat Kemiskinan Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2014 Gambar 2.7 Kontribusi Kemiskinan Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal Gambar 2.8 Daya Dukung Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.9 Lokasi Rawan Bencana di Weleri Raya Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.11 Diagram Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.12 Kesesuaian Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.13 Kondisi Jalan di Weleri Raya Gambar 2.14 Saluran Irigasi di Weleri Raya Gambar 2.15 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Gambar 2.16 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Gambar 2.17 Analisis Supply Demand Sarana Pendidikan Tiap Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.18 Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan Gambar 2.19 Keterjangkauan Sarana Pendidikan terhadap Angkutan Umum Gambar 2.20 Analisis Supply Demand Sarana Kesehatan Tiap Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.21 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan Gambar 2.22 Persebaran Sarana Perekonomian Gambar 2.23 Jangkauan Pelayanan Pasar Gambar 2.24 Peta Pusat Permukiman Weleri Raya Gambar 2.25 Jumlah Penduduk Weleri Raya Per Kecamatan Tahun 2014 Gambar 2.26 Kepadatan Penduduk Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2005-2015 Gambar 2.28 Piramida Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.29 Diagram Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Weleri Raya Tahun 2013 Gambar 2.30 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA di Weleri Raya Gambar 2.31 Grafik Perubahan Tingkat Kemiskinan Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2009-2014 Gambar 2.32 Persebaran Keluarga Miskin di Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.33 Diagram Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Per Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.34 Produktivitas Lahan Sektor Pertanian Weleri Raya Gambar 2.35 Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Weleri Raya

iii

3 4 7 7 8 8 9 9 10 11 12 13 14 14 15 16 17 17 18 19 19 20 21 21 22 23 24 25 25 26 27 28 29 29 30 31 32 33


Gambar 2.36 Persebaran IKM di Weleri Raya Gambar 2.37 Aktivitas Pertanian di Weleri Raya Gambar 2.38 Peta Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya Gambar 2.39 Hasil Perikanan di Kecamatan Rowosari Gambar 2.40 Peta Aliran Hasil Perikanan di Weleri Raya Gambar 2.41 Hasil Produksi Perkebunan di Kecamatan Ringinarum Gambar 2.42 Peta Aliran Komoditas Non Padi di Weleri Raya Gambar 2.43 Produksi Tas di Desa Truko, Kecamatan Kangkung Gambar 2.44 Sentra Industri Weleri Raya Gambar 2.45 Penduduk bekerja di Pertanian Gambar 2.46 Pantai Cahaya Kendal Gambar 2.47 Peta Aliran Manusia di Weleri Raya Gambar 2.48 Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kelembagaan Formal Gambar 2.49 Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang Gambar 3.1 Skema Potensi Gambar 3.2 Peta Potensi Weleri Raya Gambar 3.3 Pohon Masalah Weleri Raya Gambar 3.4 Peta Masalah Weleri Raya Gambar 3.5 Skema Tantangan Gambar 3.6 Peta Tantangan Weleri Raya Gambar 4.1 Konsep Sentralitas dan Teori Regional Ekonomi Gambar 5.1 Peta Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan Gambar 5.2 Peta Rencana Jaringan Trayek Angkutan Gambar 5.3 Peta Rencana Sarana Pendidikan SD dan SMP Tahun 2035 Gambar 5.4 Peta Rencana Sarana Perekonomian Pasar Tahun 2035 Gambar 5.5 Peta Rencana Sarana Puskesmas Tahun 2035 Gambar 5.6 Peta Rencana Struktur Ruang Weleri Raya Gambar 5.7 Rencana Pusat Pengembangan Hub-City Regional Weleri Raya Gambar 5.8 Peta Rencana Pusat Penegmbangan Hub Agropolitan Gambar 5.9 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Minapolitan Gambar 5.10 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Transpolitan Gambar 5.11 Peta Rencana Pusat Pariwisata Gambar 5.12 Peta Rencana Pengembangan Wilayah Weleri Raya Gambar 5.13 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Gambar 6.1 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Strategi Gambar 6.2 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan Sasaran 1, Strategi, dan Program Gambar 6.3 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 2, Strategi, dan Program Gambar 6.4 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 3, Strategi, dan Program Gambar 6.5 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 4, Strategi, dan Program Gambar 6.6 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 5, Strategi, dan Program

34 35 36 37 37 38 38 40 40 41 41 42 43 43 46 46 48 48 50 50 61 63 64 65 66 66 67 69 70 70 71 71 72 73 76 77 77 78 79 80

iv


Daftar Tabel Tabel II.1 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Tabel II.2 Sentra Industri di Weleri Raya Tabel III.1 Potensi Weleri Raya Tabel III.2 Masalah Weleri Raya Tabel III.3 Tantangan Weleri Raya Tabel III.4 Skenario Perencanaan Weleri Raya Tabel III.5 Skenario Perencanaan Weleri Raya (4 Periode) Tabel II.2 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Tabel II.4 Sentra Industri di Weleri Raya Tabel V.1 Hasil Analisis Skalogram Weleri Raya Tabel VI.1 Analisis SWOT Tabel VI.2 Strategi Perencanaan

v

28 39 45 47 49 51 54 28 39 67 81 75





Bab I Pendahuluan 1.1

Latar Belakang Perencanaan

merupakan

kegiatan

kesejahteraan

masyarakat.

Sedangkan

berkesinambungan yang mencakup keputusan atau pilihan

perencanaan dalam pembangunan datang dari isu-isu

dari berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk

strategis baik dari keruangan, sosial-ekonomi, kelembagaan,

mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang

dan aktivitas lainnya dimana nantinya akan menghasilkan

(Conyers dan Hills, 1994). Perencanaan dalam sebuah kota

tujuan, sasaran, dan konsep perencanaan untuk melakukan

bertujuan memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai

perencanaan pembangunan melalui skenario untuk 20 tahun

kondisi kota yang ideal. Oleh karena itu, perencanaan kota

kedepan yang mempertimbangkan pula potensi dan

merupakan

permasalahan yang ada baik itu kelebihan maupun

suatu

kegiatan

implementatif

untuk

mengakomodasi kebutuhan baru di masa datang. Hal ini dimaksudkan untuk memprediksi perkembangan wilayah.

1

meningkatkan

kekurangan yang dimiliki. Pada dasarnya setiap wilayah juga memiliki

Perencanaan wilayah maupun kota merupakan

karakteristik dan potensi yang berbeda antar wilayah sehingga

perencanaan yang multidimensi baik dari segi waktu maupun

hal ini dijadikan dasar untuk menentukan tujuan dan sasaran

segi aspek yang terkait. Landasan yang digunakan pun

serta memunculkan konsep perencanaan untuk 20 tahun

menunjukan bahwa perencanaan merupakan ilmu multiteori

kedepan melalui skenario yang akan direncanakan. Pada

dari berbagai jenis ilmu. Bahkan beberapa ahli merumuskan

Weleri Raya, wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten

perencanaan sebagai pengaturan secara bijaksana karena

Kendal yang tergabung dalam wilayah strategis Kedungsepur

meleburkan berbagai ilmu untuk penyesuaian manusia dan

bersama Kota Semarang, Kabupaten Ungaran, Demak, dan

lingkungan dimasa yang akan datang berupa pembangunan

Purwodadi. Jika dibandingkan dengan wilayah lain di

dalam berbagai bentuk keputusan yang terintegrasi.

Kabupaten Kendal maupun wilayah lainnya baik diluar

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

maupun didalam wilayah strategis Kedungsepur itu sendiri,

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Weleri Raya memiliki potensi dan karakteristik wilayahnya

mengamanatkan

perencanaan

sendiri untuk perkembangan 20 tahun mendatang sebagai

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem

penentuan konsep dan arah skenario yang akan

perencanaan pembangunan nasional baik untuk jangka

direncanakan.

untuk

melakukan

panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka

Penggambaran permasalahan, karakteristik dan

pendek (1 tahun). Dalam pembangunan yang direncanakan

profil, serta potensi Weleri Raya ditemukan setelah

pemerintah merupakan upaya terarah, terpadu dan

dilakukannya pengumpulan data-data dan informasi dari

berkesinambungan dengan pembangunan nasional untuk

kegiatan lapangan. Hal ini memunculkan isu bahwa Weleri


Raya merupakan simpul strategis, baik untuk Wilayah Weleri

tematik tersebut akan mempermudah untuk mengetahui

Raya sendiri maupun Kabupaten Kendal dan sekitarnya,

pengembangan suatu wilayah khususnya Wilayah Weleri

seperti Kabupaten Batang, Temanggung, dan kabupaten

Raya, yaitu Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung,

sekitarnya. Simpul strategis ini meliputi aliran manusia dan

RInginarum, dan Gemuh. Arah perkembangan Weleri Raya

barang sehingga memunculkan konsep perencanaan berupa

nantinya akan digunakan untuk menentukan skenario berupa

Hub City. Penggambaran Weleri Raya sebagai kota

usulan

penghubung akan diwujudkan melalui beberapa hub tematik

mengembangkan Weleri Raya 20 tahun mendatang yang akan

yang disesuaikan dengan potensi wilayahnya. Hub tematik

tertuang dalam beberapa periode seperti RPJP (20 tahun-an),

akan terbagi menjadi Hub Transpolitan, Hub Minapolitan

RPJM (5 tahun-an), dan RKP (1 tahun-an) sesuai

(tangkap dan budidaya), dan Hub Agropolitan (padi maupun

permasalahan, karakteristik dan profil, serta potensi ysng

non-padi) yang akan memusat dititik tertentu sesuai

dimiliki oleh Weleri Raya.

preskripsi,

program

dan

strategi

untuk

karakteristik terkuat di wilayahnya. Dari berbagai jenis hub

1.2

Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran dalam penyusunan laporan akhir ini, yaitu sebagai berikut:

1.2.1.

Tujuan Tujuan penyusunan dokumen perencanaan ini adalah untuk merencanakan Weleri Raya sebagai kota hub yang terintegrasi

dan berdaya saing guna pembangunan sosial-ekonomi dalam jangka waktu 20 tahun, yaitu sampai pada tahun 2035 yang terintegrasi dengan Kabupaten Kendal dan juga wilayah sekitarnya. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik wilayah serta permasalahan yang ada di Weleri Raya yang nantinya permasalahan-permasalahan tersebut akan dijadikan strategi untuk masa depan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibuat perkiraan permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang serta rumusan rekomendasi sebagai bentuk tindak lanjut untuk pembangunan Weleri Raya dapat disusun. Oleh karena itu, diharapkan permasalahan-permasalahan yang ada di Weleri Raya dapat teratasi secara optimal serta potensi-potensi yang dimiliki oleh Weleri Raya dapat dikembangkan.

1.2.2.

Sasaran Sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

1. Menyusun rencana kegiatan lapangan sebagai acuan pengumpulan data di Weleri Raya. 2. Melakukan kegiatan yang bertujuan mencari data-data sekunder yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik dan permasalahan di Weleri Raya. 3. Menyusun skema permasalahan. 4. Menyusun analisis dan skenario perencanaan. 5. Menyusun strategi perencanaan dan arah kebijakan.

2


1.3

Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah pada dokumen perencanaan ini meliputi lima kecamatan di Kabupaten Kendal yaitu Kecamatan

Weleri, Kecamatan Ringinarum, Kecamatan Rowosari, Kecamatan Gemuh, dan Kecamatan Kangkung. Weleri Raya terdiri dari 75 desa yang mempunyai luas 162,47 km2. Batas Wilayah Weleri Raya antara lain sebagai berikut : Batas Utara

: Laut Jawa

Batas Timur

: Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Pegandon

Batas Barat

: Kabupaten Batang

Batas Selatan

: Kecamatan Pageruyung dan Kecamatan Patean

Perkotaan Weleri memiliki fungsi pusat pelayanan sebagai pusat perdagangan dan jasa, letak Weleri Raya dilalui oleh Jalur Pantura, rel kereta api dan rencana jalan tol. Wilayah Weleri memiliki keunggulan di sektor transportasi karena adanya Stasiun Weleri yang merupakan stasiun kelas kecil dan Terminal Penumpang Bahurekso (stasiun kelas B) di Kecamatan Gemuh.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Weleri Raya

3


1.4

Kerangka Pikir

Gambar 1.2 Kerangka Pikir

4


1.5

Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam dokumen perencanaan akhir ini disajikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dilakukannya perencanaan wilayah berdasarkan isu-isu permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, ruang lingkup wilayah, kerangka pikir, serta sistematika penulisan. BAB II PROFIL WILAYAH WELERI RAYA Bab ini membahas tentang karakteristik Wilayah Weleri Raya berdasarkan aspek keruangan, sosial-ekonomi, aktivitas, dan kelembagaan. BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini membahas tentang potensi, permasalahan, tantangan, serta skenario perencanaan Wilayah Weleri Raya. BAB IV KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN Bab ini membahas tentang tujuan dan sasaran perencanaan serta konsep perencanaan berdasarkan permasalahanpermasalahan yang ada di Weleri Raya BAB V RENCANA TATA RUANG Bab ini membahas tentang struktur ruang dan pola ruang Weleri Raya dalam menjadikan Weleri Raya sebagai kota hub berdasarkan analisis dan skenario perencanaan yang telah dilakukan. BAB VI STRATEGI DAN INDIKASI PROGRAM Bab ini membahas tentang analisis SWOT, strategi dan indikasi program Weleri Raya.

5





Bab II Profil Wilayah Weleri Raya 2.1

Agregat Weleri Raya

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah)

Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya

Weleri Raya yang terdiri dari Kecamatan Weleri, Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Ringinarum dan Kecamatan Gemuh secara administrasi termasuk dalam Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kabupaten Kendal termasuk dalam kawasan strategis nasional Kedungsepur (Kendal, Ungaran, Semarang, Demak dan Purwodadi). Keberadaan Weleri Raya memberikan sumbangan terhadap perkembangan Kabupaten Kendal, Kedungsepur dan Jawa Tengah. Dari sisi Kependudukan, persentase jumlah penduduk Weleri Raya adalah sebesar 25% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Kendal. Angka tersebut menunjukkan bahwa Weleri Raya termasuk salah satu penyumbang penduduk cukup banyak di Kabupaten Kendal yang dapat berpotensi memajukan pembangunan dan perekonomian daerah. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Weleri Raya juga menjadi wilayah tujuan migrasi penduduk dari luar karena dianggap memiliki sarana lengkap dan jaminan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

7


25% Weleri Raya Luar Weleri Raya (dalam Kabupaten Kendal) 75%

Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.2 Persentase Jumlah Penduduk Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2014

Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Weleri Raya dan Kabupaten Kendal selama periode sepuluh tahun mengalami fluktuasi. Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk rata-rata Weleri Raya ialah 0,62%, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kendal adalah 0,70%. Laju pertumbuhan penduduk se-Kabupaten Kendal secara otomatis dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk di Weleri Raya. Sehingga hampir setiap tahun laju pertumbuhan penduduk antara keduanya mendekati sama. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di wilayah Weleri Raya dan Kabupaten Kendal yang positif akan membawa dampak pada pertambahan penduduk sehingga meningkatkan kebutuhan akan lapangan pekerjaan dan kondisi perekonomian masyarakat.

3.0% 2.0%

Laju Pertumbuhan

1.0% 0.0% -1.0% -2.0% -3.0% -4.0% -5.0%

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Weleri

0.3%

0.6%

0.9%

1.1%

1.8%

1.1%

0.8%

-1.7%

0.8%

-4.1%

Kab Kendal

0.7%

1.4%

2.0%

1.5%

1.4%

0.5%

0.8%

-3.0%

0.8%

-0.6%

Sumber : Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Weleri dan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2014

8


Mayoritas penduduk yang ada di Weleri Raya dan Kabupaten Kendal adalah lulusan sekolah dasar. Fakta tersebut didukung oleh hasil perhitungan angka partisipasi kasar SD, SMP dan SMA di Weleri Raya dan Kabupaten Kendal. Partisipasi paling tinggi adalah partisipasi untuk sekolah dasar (SD) yang dipengaruhi oleh jumlah murid yang lebih banyak daripada SMP maupun SMA. Angka partisipasi kasar yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah. Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100% menunjukkan bahwa ada penduduk yang sekolah belum mencukupi umur dan atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya.

KABUPATEN KENDAL

WELERI RAYA

120% 100%

97%

93%

89%

82%

80%

61%

60%

60%

40% 20% 0% SD

SMP

SMA

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014. (data diolah) Gambar 2.4 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA Weleri Raya dan Kabupaten Kendal

Dari sisi perekonomian jika dilihat berdasarkan kontribusi sektor ekonomi yang ada, Weleri memiliki kontribusi yang cukup besar pada sektor Transportasi dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Pertanian. Sebanyak 31,16% sektor Transportasi dan Komunikasi di Kabupaten Kendal disumbangkan oleh Weleri Raya pada tahun 2013. Sektor – sektor ekonomi lainnya juga turut memberikan sumbangan yang berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian Weleri Raya.

9


Jasa - Jasa 19.54% Keuangan 17.80% Transportasi & Komunikasi 31.16% Perdagangan, Hotel & Restoran 26.48% Konstruksi 4.68% Listrik, Gas & Air Minum 20.81% Industri 12.22% Pertambangan & Penggalian 28.70% Pertanian 22.54% 0% Weleri Raya

20%

40%

60%

80%

100%

Wilayah Lain di Kabupaten Kendal

Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2014 (dengan asumsi) Gambar 2.5 Kontribusi Sektor Ekonomi Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2013

Kesejahteraan masyarakat dianalisis dari tingkat kemiskinan yang dilihat dari jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 seperti indikator kemiskinan yang dikeluarkan BkkBN. Dapat dilihat dari Gambar 2., perubahan jumlah penduduk miskin di Weleri Raya cenderung tidak terlalu besar. Berbeda dengan lingkup yang lebih luas yaitu Kabupaten Kendal yang mengalami fluktuasi. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa belum ada upaya dan perubahan ke arah yang lebih baik untuk mengurangi jumlah keluarga tidak mampu di Weleri Raya. Ditunjukkan pada Gambar 2.7 , kontribusi Weleri Raya cukup besar yaitu mencapai 27%.

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.6 Perubahan Tingkat Kemiskinan Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2014

10


Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.7 Kontribusi Kemiskinan Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal

2.2

Karakteristik Keruangan Karakteristik keruangan pada wilayah regional Weleri Raya meliputi beberapa aspek seperti tata guna lahan, daya dukung

lahan, kesesuaian lahan, infrastruktur, serta pusat permukiman.

2.2.1

Daya Dukung Lahan Daya dukung lahan merupakan hasil overlay dari jenis tanah, kelerengan, curah hujan yang ada di Weleri Raya (Lampiran

II.2 dan II.3). Di Weleri Raya terdapat 2 kawasan yaitu kawasan budidaya, dan kawasan lindung. Di wilayah Weleri Raya, luas kawasan budidaya sebesar 99,9% dan kawasan lindung sebesar 0,1%. Kawasan lindung berupa sempadan sungai yang tidak diperbolehkan untuk didirikan bangunan. Sebagai arahan dalam kegiatan pembangunan wilayah Weleri Raya untuk menciptakan pusat-pusat aktivitas, daerah yang tepat dibangun adalah daerah yang peruntukkannya sebagai kawasan budidaya. Untuk mendukung Weleri sebagai pusat koneksi antarmoda transportasi, maka lahan budidaya yang belum terbangun dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sistem transportasi yang otomatis akan mengembangkan kegiatan sosial-ekonomi.

11


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.8 Daya Dukung Lahan Weleri Raya Tahun 2011

2.2.2

Rawan Bencana Bencana yang terdapat di Wilayah Weleri Raya berupa banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Daerah yang terkena bencana

banjir dan tanah longsor terletak di Kecamatan Gemuh, sementara daerah yang terkena bencana kekeringan terletak di Kecamatan Ringinarum. Daerah yang terkena bencana banjir dan kekeringan merupakan permukiman dengan luas 243.3 m 2 sementara tanah longsor berada di lahan pertanian dengan luas 301.8 m2. Perlu adanya usaha-usaha dalam mencegah bencana banjir dan kekeringan pada lahan permukiman. Demikian pula dengan bencana tanah longsor yang berada di lahan pertanian terutama lahan pertanian produktif dalam rangka mengembangkan produktifitas pertanian Weleri Raya.

12


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.9 Lokasi Rawan Bencana di Weleri Raya

13


2.2.3

Penggunaan Lahan

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.11 Diagram Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011

14


Lahan terbangun di Weleri Raya sebesar 39% dan lahan non terbangun sebesar 61% yang dibagi menjadi peruntukkan lahan untuk pertanian sawah, perkebunan dan hutan (Lampiran II.1). Banyaknya lahan yang masih belum terbangun di Wilayah Weleri Raya dapat difungsikan untuk pembangunan wilayah tersebut dengan mengarahkannya sebagai pusat-pusat aktivitas seperti perdagangan dan jasa. Sedangkan lahan pertanian mendukung sebagai pengembangan produksi pertanian untuk meningkatkan kegiatan sosialekonomi.

2.2.4

Kesesuaian Lahan Jenis tanah pada Wilayah Weleri Raya terdiri atas latosol coklat dan alluvial hidromorf. Jenis tanah alluvial hidromorf memiliki

produktifitas rendah hingga tinggi dan biasanya cocok digunakan untuk pertambakan, pertanian dan permukiman. Sedangkan jenis tanah latosol coklat memiliki produktifitas sedang hingga tinggi yang cocok difungsikan untuk pertanian dan perkebunan. Topografi atau kelerengan menurut peta dari Bappeda Kabupaten Kendal dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu wilayah selatan yang berupa perbukitan dan kaki pegunungan dengan kata lain kelerengannya adalah curam hingga sangat curam (15 % sampai >40%), dan wilayah utara berupa dataran rendah dan pesisir dengan kata lain kelerengannya adalah datar hingga landai (0% sampai 14%), area berkembang Weleri Raya berada pada kelerengan datar sampai curam. untuk curah hujannya berkisar antara 20.7 mm–27.7 mm yang menurut BMKG termasuk dalam klasifikasi sedang. Dari hasil tumpang tindih ( overlay) peta daya dukung lahan dengan peta lahan terbangun dapat diketahui bahwa lahan

permukiman

yang

ada

mayoritas berada pada lahan yang sesuai,

yang

artinya

lahan

terbangun berada pada lahan dengan peruntukkan budidaya yaitu sebesar 99.9% sedangkan lahan yang tidak sesuai sebesar 0.08% yang merupakan bangunan yang berada di sempadan sungai dan pantai.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.12 Kesesuaian Lahan Weleri Raya Tahun 2011

15


2.2.5 A.

Infrastruktur Jalan Hirarki jalan yang terdapat di Wilayah Weleri Raya terdiri dari jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor

sekunder, lokal, dan lingkungan. Kondisi fisik jalan di Weleri Raya dari semua jenis hirarki terbagi menjadi empat kondisi yaitu baik, sedang, rusak, dan rusak berat. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar jalan di Weleri Raya berada dalam kondisi yang sedang dan baik (Lampiran II.5). Dapat dilihat pada Gambar 2.13, jalan dengan kondisi yang rusak dan sangat rusak lebih dominan berada di daerah Kecamatan Gemuh, terutama pada jalan yang berada di sebelah selatan dari Weleri Raya meskipun ada beberapa juga jalan dengan kondisi sangat rusak yang berada pada Kecamatan Rowosari dimana jalan dengan kondisi sangat rusak tersebut sebagaian besar berada pada hirarki jalan sekunder dan di bawah kelas jalan lokal (lingkungan). Kondisi jalan di wilayah Weleri Raya perlu diperbaiki dan dikembangkan oleh pemerintah setempat karena bisa dimanfaatkan sebagai faktor pendukung utama dari konsep perencanaan yaitu Hub City.

B.

Irigasi

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.13 Kondisi Jalan di Weleri Raya

Kondisi irigasi di Weleri Raya sebagian besar sudah baik. Terdapat 77.1% dari keseluruhan saluran irigasi di lima kecamatan yang kondisinya sudah baik dan sisanya (22.9%) kondisinya masih buruk. Permasalahan irigasi yang terdapat di Weleri Raya antara lain kondisi saluran yang kering, tersumbat sampah dan alirannya tidak lancar. Terdapat 1 Desa di Kecamatan Kangkung, yaitu Desa

16


Truko yang tidak memiliki saluran irigasi. Saluran irigasi yang ada di Weleri Raya perlu melakukan perbaikan sistem drainase untuk mendukung kegiatan pertanian Weleri Raya agar dapat berdaya saing dan mendukung konsep pembangunan agropolitan.

Sumber: Hasil Observasi Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.14 Saluran Irigasi di Weleri Raya

C.

Trayek Angkutan Umum

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.15 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya

17


Jika dilihat dari tabel di lampiran II.19 dan peta trayek angkutan umum yang sudah disesuaikan dengan status keaktifan dari trayek angkutan umum itu sendiri, maka dapat dilihat bahwa 56% wilayah regional Weleri Raya sudah terjangkau dan sudah dilewati oleh trayek angkutan umum dengan statusnya aktif. Namun, masih ada beberapa wilayah sebanyak 12% seharusnya terjangkau trayek angkutan umum namun pada kondisi sekarang sudah tidak aktif dan wilayah yang sama sekali tidak terjangkau oleh trayek angkutan umum sebesar 32%. Contohnya pada Kecamatan Kangkung, trayek angkutan yang aktif beroperasi sampai saat ini melayani 3 kelurahan saja dan sedangkan 2 kelurahan lain pernah terlayani trayek angkutan umum, serta 10 kelurahan yang tidak terjangkau sama sekali oleh trayek angkutan umum. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dan pengembangan trayek angkutan umum yang ada di Weleri Raya baik dari pemerintah maupun instansi terkait agar fungsi Weleri Raya yang akan dikembangkan sebagai kota hub dapat didukung dengan adanya trayek angkutan yang mampu menjangkau seluruh kelurahan di Weleri Raya sesuai standar

Jumlah

pelayanan trayek angkutan umum diharuskan melayani semua wilayah per kelurahan. 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Jumlah Penumpang (jiwa)

Jumlah Unit menurut Wawancara Lapangan (unit) Frekuensi PP (kali/hari)

A.05

A.06

A.08

A.09

A.16

A17

A.19

A.22

A.26

A.27

A.28

Nomor Trayek

Sumber: Hasil Wawancara Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.16 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya

Berdasarkan tabel yang bisa dilihat pada lampiran II.19, jumlah armada yang tersedia juga masih di bawah standar. Jika sesuai standar, setiap trayek minimal memiliki 20 unit sedangkan pada wilayah Weleri Raya hanya terdapat rata-rata 7 unit. Pada trayek nomor A.19 di Weleri Raya memiliki jumlah unit terbanyak yaitu 15 unit. Namun jumlah pengguna angkutan umum yang paling banyak secara rata-rata bukan pada trayek nomor A.19, melainkan trayek nomor A.05 yang memiliki jumlah unit paling sedikit, yaitu 3 unit. Hal ini terjadi karena jumlah permintaan terhadap pelayanan angkutan umum tinggi namun dalam pelayanannya tidak dapat melayani permintaan yang ada pada wilayah yang dilalui trayek tersebut. Maka dari itu perlu adanya pemenuhan standar jumlah armada pada trayek angkutan umum untuk menunjang pergerakan yang dilakukan secara masal.

18


D. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Weleri Raya tergolong sangat lengkap karena sudah terdiri dari lima tingkat, yaitu PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA (Lampiran II.6). Grafik kemampuan sarana pendidikan di Weleri Raya mengindikasikan tidak ada sarana pendidikan yang kurang.

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.17 Analisis Supply Demand Sarana Pendidikan Tiap Kecamatan di Weleri Raya

Hal ini mengindikasikan bahwa sarana pendidikan di Weleri Raya sudah mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Jika dilihat dari persebarannya, sarana pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Weleri. Banyaknya sarana pendidikan ini juga dipengaruhi oleh kepadatan penduduk di Kecamatan Weleri yang tergolong padat, sehingga penduduk di Kecamatan Weleri ini membutuhkan sarana pendidikan yang lebih banyak dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya yang ada di Weleri Raya. Selain karena memiliki jumlah penduduk yang paling banyak, sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Weleri Raya ini juga dilalui oleh trayek angkutan umum. Tentu saja hal ini menjadi salah satu faktor penarik untuk masyarakat Weleri Raya

dan

sekitarnya

aksesibilitasnya

yang

karena mudah.

Perhitungan untuk analisis Supply

Demand sarana pendidikan dalam memenuhi kebutuhan penduduk didasari oleh perbandingan jumlah penduduk menurut usia sekolah dengan jumlah sarana pendidikan yang ada di Weleri Raya. Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.18 Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan

19


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.19 Keterjangkauan Sarana Pendidikan terhadap Angkutan Umum

Jangkauan pelayanan sarana pendidikan pada Gambar 2.18 merupakan hasil analisis menggunakan network analyst yang diukur berdasarkan jarak antara titik sarana dengan titik terjauh dari jangkauan pelayanan sarana pendidikan itu sendiri yaitu sejauh 1.000 meter untuk SD dan SMP, dan 3.000 meter untuk SMA. Jika dilihat pada Gambar 2.18, masih terdapat beberapa daerah di Weleri Raya yang belum terjangkau oleh sarana pendidikan berupa SD, SMP, dan SMA terutama untuk daerah-daerah di selatan Weleri Raya. Namun, jika dilihat pada peta persebaran sarana pendidikan dioverlay dengan peta tata guna lahan yang menghasilkan peta keterjangkauan sarana pendidikan seperti pada Gambar 2.19, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa seluruh lokasi permukiman sudah terjangkau oleh sarana pendidikan. E.

Sarana Kesehatan Sarana kesehatan di Weleri Raya terdiri dari puskesmas, rumah sakit dan rumah sakit bersalin, namun keberadaannya tidak

menyebar di semua kecamatan (Lampiran II.6). Akan tetapi terdapat rumah sakit bersalin dan juga rumah sakit di Kecamatan Weleri yang dapat memberikan pelayanan pada kecamatan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sekiranya Weleri Raya sudah terlayani sarana kesehatan. Perhitungan untuk analisis Supply Demand sarana kesehatan dalam memenuhi kebutuhan penduduk didasari oleh perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan yang ada di Weleri Raya.

20


Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.20 Analisis Supply Demand Sarana Kesehatan Tiap Kecamatan di Weleri Raya

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.21 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan

Pada

Gambar 2.21 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil analisis sarana kesehatan di Weleri Raya yaitu Puskesmas

dan Rumah Sakit menggunakan network analyst dengan jangkauan 1.500 meter untuk puskesmas dan 10.000 meter untuk rumah sakit menghasilkan informasi bahwa sarana kesehatan tersebut sudah mampu menjangkau sebagian besar wilayah Weleri Raya.

21


F.

Sarana Perekonomian Sarana perekonomian di Weleri Raya memiliki jenis yang beragam. Namun, persebaran dari sarana perekonomian itu sendiri

belum cukup merata karena masih terpusat pada satu lokasi yaitu di pusat aktivitas Kecamatan Weleri tepatnya di dekat Pasar Weleri (Lampiran II.6). Jika dilihat berdasarkan peta pada Gambar 2.22 terdapat jumlah penduduk dari setiap kecamatan. Berdasarkan peta tersebut, dapat dilihat adanya disparitas atau ketimpangan antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya dalam hal penyediaan sarana perekonomian. Terdapat kecamatan dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi, namun ketersediaan dan persebaran sarana perekonomiannya belum merata, bahkan masih sangat sedikit. Jika dikaitkan dengan fungsi wilayah sebagai kawasan perdagangan dan jasa, maka dilihat dari persebaran pasar yang ada di Weleri Raya sudah cukup merata di setiap kecamatan karena tiap-tiap kecamatan sudah memiliki pasar tingkat kecamatan. Namun, jika dilakukan analisis dengan menggunakan network analyst maka didapatkan hasil bahwa pasar-pasar yang ada di Weleri Raya belum mampu menjangkau seluruh wilayah Weleri Raya terutama di bagian selatan seperti yang terlihat pada Gambar 2.23.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.22 Persebaran Sarana Perekonomian

22


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.23 Jangkauan Pelayanan Pasar

2.2.6

Pusat-Pusat Permukiman Pada Wilayah Weleri Raya, terdapat 3 orde sistem permukiman dimana orde pertama adalah Kecamatan Weleri, orde kedua

adalah Kecamatan Kangkung, dan orde ketiga adalah Kecamatan Rowosari, Kecamatan Gemuh, dan Kecamatan Ringinarum (Lampiran II.7). Sebagai orde pertama, Kecamatan Weleri menjadi pusat pelayanan bagi orde-orde di bawahnya. Hal ini didukung dengan adanya pasar induk di Kecamatan Weleri sehingga banyak masyarakat dari luar Kecamatan Weleri datang ke kecamatan tersebut. Selain pasar induk, di Kecamatan Weleri juga terdapat stasiun kereta api. Oleh karena itu Kecamatan Weleri sering digunakan sebagai tempat transit bagi para pedagang dari luar Weleri Raya sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Weleri pantas untuk dijadikan sebagai pusat perkembangan kota hub di Weleri Raya.

23


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.24 Peta Pusat Permukiman Weleri Raya

2.3

Karakteristik Kependudukan dan Sosial-Ekonomi Karakteristik kependudukan yang dibahas yaitu meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, rasio

ketergantungan, partisipasi sekolah dan tingkat kesejahteraan di Weleri Raya. Sedangkan karakteristik sosial-ekonomi membahas ketenagakerjaan, produktivitas pertanian, potensi komoditas dan persebaran IKM di Weleri Raya.

2.3.1

Karakteristik Kependudukan Pada aspek kependudukan yang dibahas mencakup jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan,

partisipasi sekolah dan tingkat kesejahteraan di Weleri Raya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kendal, pada tahun 2014 jumlah penduduk total di Weleri Raya adalah 239.453 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 119.775 jiwa penduduk laki-laki dan 118.970 jiwa perempuan. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Weleri yaitu mencapai 57.466 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling rendah ada di Kecamatan Ringinarum yaitu sebanyak 35.342 jiwa. Kecamatan Weleri memiliki jumlah penduduk terbanyak karena merupakan wilayah yang memiliki paling banyak kawasan perkotaan dimana wilayah tersebut memiliki fasilitas dan ketersediaan lapangan kerja yang lebih memadai (Lampiran II.8-II.9).

24


Jumlah Penduduk (jiwa)

70000 60000 50000

50.492

57.466 48.515

47.638 35.342

40000 30000 20000 10000 0 Gemuh

Kangkung

Ringinarum

Rowosari

Weleri

Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.15 Jumlah Penduduk Weleri Raya Per Kecamatan Tahun 2014

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.26 Kepadatan Penduduk Weleri Raya Tahun 2014

Laju pertumbuhan penduduk setiap kecamatan pada Wilayah Weleri Raya berbeda. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Weleri Raya dari tahun 2005-2015 adalah 0,20%. Laju pertumbuhan ini tergolong rendah dan tidak membawa perubahan jumlah penduduk yang signifikan. Dapat dilihat dari grafik pertambahan jumlah penduduk per kecamatan pada Gambar 2.27, pertambahan jumlah penduduk sepuluh tahun terakhir cenderung konstan. Sementara itu, pada tahun 2014 terakhir jumlah penduduk Weleri Raya mengalami penurunan hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah terjadinya migrasi keluar dan kematian.

25


70000

Jumlah Penduduk (jiwa)

60000 50000 Gemuh 40000 30000 20000

Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri

10000 0

Sumber : Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (Data diolah) Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2005-2015

Berdasarkan struktur penduduk, dapat diketahui seberapa besar rasio ketergantungan penduduk. Struktur penduduk disajikan dalam piramida penduduk yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok umur. Dapat dilihat pada Gambar 2.28, piramida penduduk setiap kecamatan di Weleri Raya merupakan piramida penduduk muda (expansive). Piramida penduduk expansive menunjukkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Sehingga jumlah penduduk usia produktif (angkatan kerja) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (bukan angkatan kerja).

26


Gemuh

Kangkung

70 – 74

70 – 74

60 – 64

60 – 64

50 – 54

50 – 54

40 – 44

40 – 44

30 – 34

30 – 34

20 – 24

20 – 24

10 – 14

10 – 14

0–4

0–4 6

4

2

0

2

4

6

6

4

2

0

Persen (%)

2

4

6

2

4

6

Persen (%)

Rowosari

Ringinarum

70 – 74

70 – 74

60 – 64

60 – 64

50 – 54

50 – 54

40 – 44

40 – 44

30 – 34

30 – 34

20 – 24

20 – 24

10 – 14

10 – 14

0–4

0–4

6

4

2

0

2

4

6

6

4

2

0

Persen (%)

Persen (%)

Weleri 70 – 74 60 – 64 50 – 54 40 – 44 Perempuan

30 – 34

Laki-laki

20 – 24 10 – 14 0–4 6

4

2

0

2

4

6

Persen (%)

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.28 Piramida Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014

Pada Tabel II.1 , terlihat bahwa Kecamatan Kangkung memiliki rasio ketergantungan paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Weleri Raya. Hal ini mengindikasi bahwa Kecamatan Kangkung memiliki beban tanggungan penduduk

27


yang lebih tinggi, sehingga perlu adanya peluang kerja yang memadai guna meringankan dan memenuhi kebutuhan beban tanggungan penduduk usia kerja. Hal ini berlaku pula untuk wilayah kecamatan lain. Tabel II.1 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Non Rasio Kecamatan Produktif produktif Ketergantungan Gemuh

33%

67%

50%

Kangkung

35%

65%

54%

Rowosari

33%

67%

50%

Ringinarum

32%

68%

47%

Weleri 32% 68% 47% Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah)

Sebagian besar penduduk di Weleri Raya adalah tamatan SD, hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya sumber daya manusia dengan kualitas yang baik. Tingkat partisipasi sekolah di wilayah Weleri Raya akan berpengaruh juga terhadap perkembangan daerah tersebut, karena apabila sumber daya manusia yang dimiliki bagus dan berkualitas, maka akan meningkatkan perekonomian wilayah (Lampiran II.10)

3% 14%

26%

Tidak Tamat Tamat SD

18%

Tamat SMP 39%

Tamat SMA Tamat PT

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.29 Diagram Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Weleri Raya Tahun 2013

Angka partisipasi kasar yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Berdasarkan Gambar 2.30 maka tingkat partisipasi penduduk dalam pendidikan sebagian besar masih rendah, kecuali partisipasi penduduk dalam pendidikan SMA di Kecamatan Weleri. Rendahnya angka tersebut dapat disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Rendahnya angka tingkat partisipasi tersebut dapat mempengaruhi sumberdaya manusia yang erat kaitannya dengan pembangunan Weleri Raya.

28


SD

SMP

SMA

180% 155%

160% 140% 120% 100% 80% 60%

104%

90% 94%

92% 59%

98%

95%

70%

78% 73% 70%

77%

ROWOSARI

WELERI

40% 16%

20%

0%

0% GEMUH

KANGKUNG

RINGINARUM

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.30 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA di Weleri Raya

Kesejahteraan masyarakat dianalisis dari tingkat kemiskinan yang dilihat dari jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 seperti indikator kemiskinan yang dikeluarkan BkkBN (Lampiran II.11). Dapat dilihat dari Gambar 2.31, perubahan jumlah keluarga miskin masing-masing kecamatan di Weleri Raya cenderung mengalami perubahan yang berbeda-beda. Jumlah keluarga miskin yang mengalami penurunan adalah Kecamatan Gemuh. Tingkat kemiskinan yang menurun ini mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian masyarakat yang semakin membaik.

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.31 Grafik Perubahan Tingkat Kemiskinan Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2009-2014

29


Sedangkan jumlah keluarga miskin yang mengalami peningkatan setiap tahunnya adalah di Kecamatan Kangkung. Meningkatnya jumlah keluarga miskin di kecamatan tersebut dapat disebabkan karena beberapa faktor diantaranya faktor pendapatan, jenis pekerjaan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Perlunya program yang mengupayakan perbaikan kondisi perekonomian masyarakat maupun upaya penyediaan lapangan pekerjaan di wilayah tersebut.

Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.32 Persebaran Keluarga Miskin di Weleri Raya Tahun 2014

2.3.2

Karakteristik Sosial-Ekonomi

A. Ketenagakerjaan Penduduk di Weleri Raya sebagian besar bekerja di bidang pertanian, baik itu petani sawah maupun petani ikan (nelayan). Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani sangat mendukung pengembangan kegiatan pertanian dan perikanan di Weleri Raya. Aktivitas ekonomi masyarakat selain sebagai petani, banyak pula penduduk yang bekerja di bidang industri pengolahan, bidang perdagangan, hotel dan restoran serta konstruksi/bangunan.

30


3%

Gemuh

1%

Kangkung 1% 4%

10%

1%

13% 2%

11%

6%

8%

63% 77%

Ringinarum

Weleri 7% 2%

4% 3% 1% 1% 21%

53% 11% 91% 5% 1%

Rowosari 2% 4%

1%

Pertanian Pertambangan/Penggalian

2%

Industri Pengolahan

10%

Listrik, Gas dan Air Mium 81%

Konstruksi/Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Persewaan Keuangan dan Jasa-jasa

Sumber: Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah)

Gambar 2.33 Diagram Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Per Kecamatan di Weleri Raya

31


B. Produktivitas Lahan Produktivitas pertanian dilihat dari produktivitas lahan dan produktivitas petani. Produktivitas lahan adalah hasil dari perbandingan antara produksi hasil pertanian dengan luas lahan pertanian, sedangkan produktivitas petani adalah perbandingan antara produksi hasil pertanian dengan jumlah petani. Produktivitas lahan dikatakan baik apabila dari luas lahan yang tetap namun dapat menghasilkan produksi pertanian tinggi. Pada Gambar 2.34, produktivitas lahan tidak terlihat dinamis karena tidak ada perubahan yang drastis angka produksi pertanian pada tahun 2013-2014. Sehingga dalam kondisi idealnya lahan pertanian paling produktif berada di Kecamatan Weleri, karena masih sesuai dengan lahan yang tersedia di setiap kecamatannya dan masih cocok untuk dijadikan lahan pertanian. 25.00

Produktivitas (%)

20.00 15.00 Nilai Produktivitas 2013 10.00

Nilai Produktivitas 2014

5.00 0.00 Gemuh

Weleri

Ringinarum Kangkung

Rowosati

Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.34 Produktivitas Lahan Sektor Pertanian Weleri Raya

Produktivitas petani dikatakan baik apabila dari jumlah petani yang sedikit namun dapat menghasilkan produksi pertanian tinggi, sehingga petani tersebut memiliki pendapatan dan keuntungan lebih banyak. Perbandingan produktivitas pertanian berdasarkan jumlah petani, pada setiap kecamatan di Weleri Raya tahun 2013-2014 masih sangat dinamis. Jika dibandingkan antara produktivitas sektor pertanian terhadap lahan dan tenaga kerja paling stabil berada di Kecamatan Gemuh, namun yang termasuk kategori yang tidak stabil adalah Kecamatan Rowosari karena produksi pertaniannya sedikit sedangkan tenaga kerjanya banyak (Lampiran II.12II.13).

32


1.80 1.60

Produktivitas (%)

1.40 1.20 1.00

Nilai Produktivitas 2013

0.80

Nilai Produktivitas 2014

0.60 0.40 0.20 0.00 Gemuh

Weleri

Ringinarum

Kangkung

Rowosati

Sumber: Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah)

Gambar 2.45 Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Weleri Raya

Produktivitas pertanian dapat digunakan untuk mengetahui daerah yang paling sesuai untuk menjadi lokasi utama pengembangan agropolitan. Daerah yang sesuai sebagai lokasi pengembangan agropolitan adalah Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Kangkung. Daerah tersebut dipilih karena memiliki produktivitas pekerja sebagai petani yang paling baik dan mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014. Sedangkan Kecamatan Ringinarum tidak dipilih sebagai lokasi pengembangan agropolitan karena hasil produktifitas pertanian yang masih fluktuatif berbeda dengan Kecamatan Gemuh dan Kangkung yang stabil. Namun, Kecamatan Ringinarum masih memiliki potensi untuk dikembangkan hasil pertaniannya sehingga perlu adanya usaha pengembangan produktivitas pertanian di Ringinarum. C. Potensi Komoditas Potensi komoditas yang ada di Weleri Raya diketahui dari hasil analisis turunan LQ. Berdasarkan hasil turunan analisis LQ komoditas pertanian tahun 2013 dan 2014 yang menjadi sektor basis adalah padi dan kedelai karena sebagian besar di Weleri Raya didukung oleh irigasi yang baik sehingga memudahkan petani untuk melakukan penanaman padi sepanjang tahun. Potensi padi yang ada di Weleri Raya membutuhkan penunjang seperti lumbung padi dan tempat pengering padi agar padi dapat tahan lama saat penyimpanan. Potensi-potensi komoditas pertanian ini sangat mendukung pengembangan agropolitan di wilayah yang memiliki potensi tersebut. Sementara itu, komoditas perikanan yang menjadi sektor basis adalah ikan bandeng yang dikelompokkan ke dalam sentra pengolahan ikan. Sektor basis ikan bandeng tersebut didukung oleh adanya sentra industri yang ada di Kecamatan Rowosari. Sedangkan dari sektor peternakan, komoditas perternakan tahun 2014 yang menjadi sektor basis adalah ayam kampung. Ayam kampung menjadi komoditas peternakan yang mendominasi karena biasanya hampir dari masing-masing rumah di Weleri Raya memiliki hewan peliharaan ayam kampung (Lampiran II.15-II.18).

33


D. Persebaran Industri Kecil Menengah (IKM) Jenis sentra Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Weleri Raya menyebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Weleri, Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Kangkung (Gambar 2.36). Sentra industri yang paling banyak ada di Desa Tanjungsari yaitu sentra pengolahan ikan yang mencapai 465 unit. Sentra industri paling banyak kedua adalah sentra industri tas yang berlokasi di Desa Truko dengan jumlah 57 unit. Selain itu ada pula sentra box ayam di Desa Sumberagung dan sentra kaligrafi di Desa Tanjungsari. Adanya sentra industri pengolahan ikan yang besar, sangat mendukung konsep minapolitan di Kecamatan Rowosari. Sedangkan adanya sentra industri lain yang menyebar di tiga kecamatan tersebut sangat mendukung konsep Weleri Raya sebagai kota hub.

Sumber:Hasil Observasi Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.36 Persebaran IKM di Weleri Raya

34


2.4

Karakteristik Aktivitas Aktivitas di Weleri raya terdiri dari aktivitas pertanian, aktivitas perikanan, aktivitas perkebunan, aktivitas industri dan

aktivitas manusia.

2.4.1

Aktivitas Pertanian Aktivitas pertanian berupa aliran barang hasil pertanian di Weleri Raya. Hasil pertanian tersebut adalah tanaman pangan

yaitu padi. Hasil produksi tanaman padi pada umumnya sebanyak 2-6 ton dengan pengiriman biasanya 2 kali dalam setahun (setiap panen raya). Pemasaran hasil produksi tanaman padi dari Weleri Raya didistribusikan ke Kabupaten Kendal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Provinsi Lampung dan Kota Semarang. Kecamatan yang paling banyak hasil produksinya adalah Kecamatan Gemuh yaitu 8 ton dalam sekali panen raya namun produktivitas padi yang paling tinggi di Weleri Raya adalah Kecamatan Weleri. Hal ini bisa dikarenakan oleh luas sawah dan masalah dalam produksi pertanian. Namun, hasil pertanian ini juga cenderung dikonsumsi sendiri oleh masyarakat di Weleri Raya sehingga aliran produksi pertanian ke luar Weleri Raya masih sedikit. Kecamatan yang paling sering melakukan pengiriman ke luar Weleri Raya adalah Kecamatan Weleri yang dikirim ke Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Provinsi Lampung dan Kota Semarang sehingga diperlukan pengembangan usaha pertanian ini terutama untuk petani. Selain itu, masyarakat di Weleri Raya pada sektor pertanian karena 71% penduduk di Weleri Raya bekerja sebagai petani. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Weleri Raya sangat bergantung pada sektor pertanian .

Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.37 Aktivtitas Pertanian di Weleri Raya

35


Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015

Gambar 2.38 Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya

2.4.2

Aktivitas Perikanan Aktivitas Perikanan di Weleri Raya berupa hasil produksi perikanan di Kecamatan Rowosari. Hasil produksi perikanan ini

sebanyak 20-40 kwintal dalam sehari, dengan distribusi setiap hari. Produksi perikanan Kecamatan Rowosari pada tahun 2012 berupa ikan bandeng sebanyak 42 ton dan udang sebanyak 13,8 ton. Daerah yang didistribusikan yaitu Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Jepara dan DKI Jakarta. Biasanya, hasil perikanan ini di distribusikan ke distributor terlebih dahulu seperti yang ada di Kabupaten Jepara dan DKI Jakarta. Untuk menunjang aktivitas perikanan di Kecamatan Rowosari sudah terdapat 2 TPI. Masyarakat di Kecamatan Rowosari ini pada umumnya sudah diajarkan miyang agar masyarakat bisa mencari ikan dan hasilnya dapat untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, menurut Luthfia (2013) Sistem Ijon dalam Jual Beli Ikan Di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal, Kecamatan Rowosari ini juga dikenal sebagai pengolahan ikan serta produksi pembuatan terasi, yang mana pemasaran ikan sudah sampai ke daerah lain. Oleh karena itu, aktivitas perikanan ini dapat mengembangkan sektor ekonomi di Kecamatan Rowosari.

36


Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.39 Hasil Perikanan di Kecamatan Rowosari

Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015

Gambar 2.40 Peta Aliran Hasil Perikanan di Weleri Raya

2.4.3

Aktivitas Perkebunan Aktivitas perkebunan pada Weleri Raya berupa aliran barang hasil produksi tembakau di Weleri Raya. Dimana hasil produksi

tembakau di Weleri Raya ini didistribusikan pada daerah-daerah sekitar seperti Kudus, Temanggung, Demak, Pekalongan, Batang dan Kabupaten Kendal sendiri. Distribusi ini umumnya didistribusikan pada distributor atau ke PT Gudang Garam dan PT Djarum. Hasil produksi tembakau dalam sekali distribusi sebanyak 10-75 kwintal per tahun. Kecamatan Kangkung merupakan kecamatan dengan

37


penghasil tembakau paling banyak, yaitu sebanyak 75 kwintal, sedangkan Kecamatan Gemuh, Ringinarum dan Weleri sebanyak 15 kwintal dan Kecamatan Ringinarum sebanyak 10 kwintal. Di Weleri Raya sudah tersedia 13 gudang yang terdapat di Kecamatan Gemuh, Kecamatan Weleri dan Kecamatan Ringinarum. Gudang ini mempermudah distributor untuk menyimpan tembakau sebelum dikirim ke pabrik atau industri hasil tembakau, sehingga menghindari masalah pendistribusian bagi hasil tembakau ini sendiri. Tanaman tembakau merupakan potensi dan komoditas unggulan di Kabupaten Kendal, sehingga hasil dan distribusi tanaman ini mempengaruhi kondisi perekonomian Weleri Raya maupun Kabupaten Kendal.

Sumber: bappeda.kendalkab.go.id Gambar 2.41 Hasil Produksi Perkebunan di Kecamatan Ringinarum

Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015

Gambar 2.42 Peta Aliran Komoditas Non Padi di Weleri Raya

38


2.4.4

Aktivitas Industri Aktivitas industri merupakan aliran barang hasil industri di Weleri Raya. Aliran industri ini dipengaruhi oleh adanya sentra

industri di Weleri Raya, berikut adalah tabel sentra industri tersebut: Tabel II.2 Sentra Industri di Weleri Raya No

Nama Sentra

Jenis Produk

Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah Sentra IKM

Lokasi

1

Sentra Pengolahan Ikan

Ikan Pindang

450

425

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

2

Sentra Pengolahan Ikan

Ikan Panggang

50

40

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

3

Sentra Kaligrafi

Kaligrafi

12

4

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

4

Sentra Industri Tas

Tas dan Koper

19

57

Ds. Truko Kec. Kangkung

5

Sentra Box Ayam

Box/Kandang Ayam

50

55

Ds. Sumberagung Kec. Weleri

Sumber: Hasil Survey Weleri Raya, 2015

Distribusi produksi sentra masih dalam di lingkup Kabupaten Kendal dan Jawa Tengah, namun untuk Sentra Industri Tas sudah diluar Jawa Tengah seperti Kalimantan. Bahan baku masing-masing sentra berasal dari Kabupaten Kendal dan sekitarnya seperti Kota Semarang (Sentra Industri Tas). Sentra industri yang paling banyak adalah di kecamatan rowosari (Tabel II.2) sehingga diperlukan pengembangan sentra industri di kecamatan lainnya. Selain adanya sentra industri tersebut, industri-industri kecil juga tersebar di Weleri Raya. Di Kecamatan Gemuh terdapat industri batu bata, genteng, konveksi dan makanan ringan. Di kecamatan Ringiarum terdapat industri makanan ringan. Di Kecamatan Weleri terdapat industri tempe, makanan ringan, minuman, saos dan batik. Industri-industri ini sangat potensial di Weleri Raya sehingga memungkinkan adanya sentra baru.

39


Sumber: promojateng-pemprovjateng.com Gambar 2.43 Produksi Tas di Desa Truko, Kecamatan Kangkung

Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015

Gambar 2.44 Sentra Industri Weleri Raya

2.4.5

Aktivitas Manusia Aktivitas manusia di Weleri Raya dipengaruhi oleh pekerjaan dan pariwisata yang terdapat di Weleri Raya. Pada pekerjaan,

masyarakat Weleri Raya pada umumnya tidak melakukan aktivitas ke luar Weleri Raya dimana masyarakat Weleri Raya pada umumnya bekerja bekerja sebagai Petani (Lampiran II.12) dimana lokasi pekerjaan masih berada di kelurahan yang sama dengan tempat tinggal sehingga mobilitas hanya terjadi di intrawilayah.

40


Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.45 Penduduk bekerja di Pertanian

Pariwisata yang terkenal di Weleri Raya adalah Pantai Cahaya yang ada di Kecamatan Rowosari. Pantai ini sering dikunjungi oleh warga Weleri Raya maupun masyarakat Kabupaten Kendal. Pantai Cahaya merupakan tujuan wisata yang diminati masyarakat, dimana pada tahun 2013 jumlah pengunjung mencapai 200.000 pengunjung. Pantai yang lain adalah Pantai Sendang Sikucing yang dikelola oleh Pemda dan kurang diminati warga sehingga perlu adanya pengembangan agar menambah pemasukan daerah.

Sumber : panduanwisata.yogyakarta.id Gambar 2.46 Pantai Cahaya Kendal

41


Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015

Gambar 2.47 Peta Aliran Manusia di Weleri Raya

2.5

Karakteristik Kelembagaan Aspek kelembagaan merupakan aspek yang turut berkontribusi dalam pembangunan wilayah. Kelembagaan yang ada terdiri

dari kelembagaan berstatus formal (pemerintah) maupun non-formal (non-pemerintah), hal tersebut dilihat dari peran masing-masing lembaga yang diatur dalam Undang-Undang maupun Peraturan Daerah. Kelembagaan di Kabupaten Kendal memiliki beberapa fungsi, fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai fasilitator/ mediator/ advokasi/ konsultasi, perencana/ pembuat kebijakan, dan implementer/ pelaksana kegiatan/ penerima manfaat. Semua lembaga-lembaga yang ada mempunyai tanggungjawab yang berbedabeda sesuai dengan perannya dalam memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan masyarakat.

2.5.1

Karakteristik Kelembagaan Formal Sesuai data Dinas Kabupaten Kendal 2015, lembaga-lembaga yang ada berkaitan dengan ormas. Ormas yang ada di

Kabupaten Kendal diantaranya adalah BAPPEDA, DISPERINDAG, DISNAKERTRANS, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, BPSDMP (Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian), Badan Usaha Milik Desa, Koperasi Simpan Pinjam, BPD (Badan Perwakilan Desa), Dinas ESDM, Koperasi Unit Desa, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan lembaga lain yang terkait. Lembagalembaga tersebut mempunyai cakupan kewenangan yang sangat luas dan umum terkait dengan pembangunan wilayah, oleh karena itu agar lebih terfokus pada konsep yang diambil dalam tugas ini yaitu Kota Hub maka dipilih beberapa lembaga yang mempunyai hubungan dengan dua pilar utama konsep tersebut yaitu terkait dengan transportasi dan perdagangan. Lembaga-lembaga tersebut

42


antara lain BAPPEDA, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. Kinerja kelembagaan formal pemerintah Kabupaten Kendal masih melum optimal. Hal tersebut ditunjukkan dalam implementasi RPJMD, konsistensi pemerintah hanya sebesar 57,14% atau sebanyak 40 program dari 70 program. Kemudian konsistensi pemerintah masih kurang sesuai dalam menganggarkan dana sesuai dengan target pendanaan program RPJMD di RKPD tahun 2014. Tingkat akuntabilitas pemerintah dalam rencana pendanaan juga masih rendah (hanya mencapai 61,42% atau 43 program dari 70 program), kemudian kemandirian pemerintah daerah dalam mendanai program juga kurang maksimal (61,45% atau 161 dari 262 program). Berdasarkan grafik di bawah, sebagian besar masyarakat di 3 Kecamatan (Rowosari, Gemuh, Kangkung) menunjukkan respon yang puas terhadap kinerja kelembagaan formal di Kabupaten Kendal, sedangkan masyarakat 2 Kecamatan lain (Weleri dan Ringinarum) sebagian besar menunjukkan respon tidak puas. Oleh karena itu pihak lembaga-lembaga pemerintahan di Kabupaten Kendal harus meningkatkan kinerja dan pelayanannya agar dapat mewujudkan good governance. 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Weleri

Rowosari

Ringinarum

Sangat Puas

Puas

Gemuh

Kangkung

Tidak Puas

Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2015 Gambar 2.48 Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kelembagaan Formal

15 10 5 0 Gemuh

Ringinarum Setuju

Weleri Tidak Setuju

Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2015 Gambar 2.49 Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang

43


Dari rencana pembangunan jalan tol Semarang-Batang yang melewati 3 Kecamatan (Gemuh, Ringinarum, Weleri), sebagian besar masyarakat setuju atas pembangunan jalan tol tersebut. Masyarakat menganggap bahwa pembangunan jalan tol ini akan memudahkan aksesibilitas ke luar kota dan memberikan peluang baru untuk pemasaran hasil produksi pertanian, produksi hingga perdagangan yang lebih mudah dan luas karena selama ini sebagian besar hanya di wilayah lokal saja dan lewat tengkulak. Data lain terkait dengan kepuasan masyarakat dapat dilihat pada Lampiran II.20.

2.5.2

Karakteristik Kelembagaan Non-Formal Kelembagaan non-formal yang terdapat di Weleri Raya terdiri dari perkumpulan sosial/ kebudayaan/ olahraga seperti

Kelompok Tani/ Nelayan, Kelompok Gotong Royong dan lain-lain. Sebagian besar masyarakat di 5 Kecamatan di Weleri Raya merasa puas terhadap kinerja kelembagaan non-formal yang terdapat di lingkungan setempat. Berdasarkan data hasil wawancara dengan warga sekitar, mereka menganggap keberadaan lembaga non-formal penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun keikutsertaan masyarakat dalam kelembagaan non-formal masih belum maksimal. Hanya 2 Kecamatan yang sebagian besar masyarakatnya sering mengikuti kegiatan lembaga non-formal (Kecamatan Weleri dan Gemuh), sedangkan 3 Kecamatan lain (Ringinarum, Kangkung, Rowosari) sebagian besar masyarakatnya jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan lembaga non-formal. Oleh karena itu perlu adanya optimalisasi fungsi kelembagaan non-formal di lingkungan desa di Weleri Raya agar dapat membantu mewujudkan good governance sebagai salah satu sasaran perencanaan Weleri Raya sebagai kota hub. Data lain terkait karakteristik kelembagaan non-formal dapat dilihat pada Lampiran II.21.

44




Bab III Analisis Isu-Isu Strategis 3.1.

Potensi Tabel III.1 Potensi Weleri Raya Substansi

Infrastruktur

No 1

Jenis Potensi Jangkauan pelayanan fasilitas sudah memenuhi kebutuhan

2

Hasil produksi pertanian tiap tahun stabil

3

Poduktivitas hasil pertanian diatas rata-rata

4

Produktivitas hasil perikanan di atas rata-rata

5

Hasil produksi perikanan tiap tahun stabil

6

Adanya simpul perdagangan dan jasa

Terdapat Pasar Induk Weleri, Pasar Kembang dan simpul perdagangan dan jasa di Kecamatan Weleri

Adanya 5 jenis sentra Industri Kecil Menengah (IKM)

Sentra pengolahan ikan pindang (425 IKM) dan ikan panggang (40 IKM) serta sentra kaligrafi (4IKM) berada di Desa Tanjungsari Kecamatan Rowosari Sentra industri tas (57 IKM) berada di Desa Truko Kecamatan Kangkung

Adanya sarana transportasi yang mendukung mobilitas

Sentra box ayam (55 IKM) berada di Desa Sumberagung Kecamatan Weleri Terdapat fasilitas pendukung berupa Stasiun Weleri dan simpul transportasi di Kecamatan Weleri Terdapat Terminal Bahurekso di Kecamatan Gemuh

Aktivitas Pertanian

Aktivitas Perikanan

Aktivitas Perdagangan dan Jasa

Transportasi

Fakta Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, pelayanan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perekonomian sudah menjangkau Weleri Raya Hasil pertanian padi di Kecamatan Kangkung menunjukkan keadaan yang stabil setiap tahun dan jumlah produksinya tertinggi no 2 di Weleri Raya, yaitu sebesar 12.726,6 ton dan non padi sebesar 914 ton pada tahun 2012 Kecamatan Gemuh merupakan kecamatan dengan kualitas pertanian non padi terbaik di Kabupaten Kendal dengan hasil pertanian padi di sebesar 94,72 ton dan non padi sebanyak 892 ton pada tahun 2012 Distribusi pemasaran hasil produksi tanaman padi dikirim ke Kabupatan Kendal, Brebes, Kudus, Demak, Batang, Lampung dan Kota Semarang Frekuensi pengiriman yang dilakukan pada distribusi hasil tanaman padi ini yaitu setiap 2 kali setahun (setiap panen raya) Terdapat 2 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Rowosari dan hasil perikanan yang mencakup luar Kabupaten Kendal Pengembangan minapolitan di Kecamatan Kangkung dilakukan dengan program pengembangan tambak dan pusat pembibitan ikan Hasil produksi ikan bandeng di Kecamatan Kaliwungu, Patebon, Cepiring, Kangkung dan Rowosari sebanyak 4.946.750 kg/tahun dengan omset Rp 61.058.950.000,00/tahun Kecamatan Kangkung menghasilkan 330,5 ton bandeng dan udang sebanyak 32 ton pada tahun 2012 Kecamatan Rowosari menghasilkan 42 ton bandeng 13,84 ton udang pada tahun 2012

7

8

Terdapat persimpangan Weleri-Sukorejo sebagai simpul transportasi Pariwisata

9

Potensi pariwisata di Kecamatan Weleri dan Kecamatan Rowosari

Kecamatan Weleri memiliki beberapa potensi pariwisata seperti Goa Maria di Desa Sidomukti, Waterland Sekartama di Desa Karangdowo, Makam Kyai Sambong di Desa Sambongsari

Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing di Kecamatan Rowosari Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

45


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1B Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 3.1 Skema Potensi

Gambar 3.2 Peta Potensi Weleri Raya

46


3.2.

Masalah Tabel III.2 Masalah Weleri Raya

Substansi

No

Masalah

1.

Lambatnya Pembangunan Fisik

2.

Tidak Terbentuknya Perkotaan yang Kompak

3.

Kurang Optimalnya Pemanfaatan Penggunaan Lahan

4.

Rendahnya Tingkat Daya Hubung Desa

Fisik

Fakta “Belum adanya perbaikan jalan rusak dari tahun ke tahun ” – Camat Kecamatan Rowosari, 2015 Berdasarkan peta perkotaan yang terdapat di lampiran, dapat diketahui bahwa kawasan perkotaan di Weleri Raya tidak menyatu atau tersebar di kecamatankecamatan Weleri Raya Lahan terbangun di Weleri Raya sebesar 39% dan lahan non terbangun sebesar 61%, yang dibagi menjadi peruntukkan lahan untuk pertanian sawah, perkebunan dan hutan. Terdapat banyak lahan yang dapat difungsikan untuk pembangunan di Weleri Raya, namun masih belum terbangun Jalan di Weleri Raya masih berada dalam kondisi buruk (13% rusak, 6% rusak berat) 45% wilayah Weleri Raya belum terjangkau oleh angkutan umum

5.

Lambatnya Pembangunan SosialEkonomi

APK SD/Sederajat: 93%, APK SMP/Sederajat: 82%, SMA/Sederajat:60% 6.

Rendahnya Kualitas SDM

7..

Tingginya Tingkat Kemiskinan

8.

Terhambatnya Aliran Distribusi Barang

9.

Kurang Luasnya Cakupan Pemasaran Hasil Pertanian

10.

Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan

Aktivitas

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

47

Pasar-pasar yang ada di Weleri Raya belum mampu menjangkau seluruh wilayah Weleri Raya terutama di bagian selatan seperti yang terlihat pada Peta Jangkauan Pelayanan Pasar Tidak terdapat SMK di Weleri Raya

Aktivitas Sosial-Ekonomi

Kelembagaan

Berdasarkan Peta Persebaran Fasilitas Perekonomian (Gambar 2.22) maka persebaran fasilitas perkenomian belum merata, dan masih berpusat di Kecamatan Weleri.

Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kepuasan kesehatan: Sangat Sehat (32%), Sehat (75%), Kurang Sehat (17%); Masih ada masyarakat yang menggunakan saluran irigasi, sungai sebagai aktivitas kebersihan (BAB, BAK, Mencuci) Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kondisi lingkungan: Sangat baik (23%), Baik (62%), Kurang Baik (26%) ; Pengelolaan Sampah belum optimal Dari 100% Keluarga Miskin di Kab. Kendal, 27% berasal dari Weleri Raya (38,951 KK) Jalan di Weleri Raya masih berada dalam kondisi buruk (13% rusak, 6% rusak berat) Berdasarkan Peta Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya yang terdapat (Gambar 2.38) maka persebaran hasil Pertanian Weleri Raya hanya tersebar di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Brebes, Kota Pekalongan, Batang, Temanggung, Semarang, Demak, Kudus dan Weleri Raya saja Berdasarkan RPJMD dan RKPD, Progran Pelatihan Keterampilan hanya dilakukan satu tahun sekali “Lembaga non-formal tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, hanya golongan-golongan tertentu” – Shodeg, Bayan Desa Pucangrejo


Terhambatnya Pembangunan Fisik dan Sosial-Ekonomi

Lambatnya Pembangunan Fisik

Tidak Terbentuknya Perkotaan yang Kompak

Kurang Optimalnya Penggunaan Lahan

Terhambatnya Aliran Distribusi Barang

Lambatnya Pembangunan Sosial-Ekonomi

Kurang Luasnya Cakupan Pemasaran Hasil Pertanian

Rendahnya Tingkat Daya Hubung Desa

Belum Berkembangnya

Rendahnya

Ekonomi Alternatif Potensial

Kualitas SDM

Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Ketrampilan

Tingginya Tingkat Kemiskinan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

Gambar 3.3 Pohon Masalah Weleri Raya

Gambar 3.4 Peta Masalah Weleri Raya

48


3.3.

Tantangan Pembangunan suatu wilayah tidak terlepas dari adanya suatu tantangan yang harus dihadapi untuk tetap bertahan. Dalam

pembangunan Wilayah Weleri Raya terdapat beberapa tantangan yang jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah, namun jika dapat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan Weleri Raya, maka tantangan tersebut akan membawa dampak positif terhadap Weleri Raya. Tantangan di Wilayah Weleri Raya diantaranya adalah adanya pembangunan Jalan Tol Semarang Batang yang melewati beberapa desa di Kecamatan Weleri salah satunya adalah Desa Sambongsari dan adanya rencana pembangunan KIK di Kaliwungu. Dengan adanya pembangunan jalan tol akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas baik barang maupun manusia, hal ini dapat menjadi dampak negatif bagi Weleri Raya karena fungsi Weleri Raya yang sebagai pusat penghubung menjadi sepi karena pengendara lebih memilih lewat tol daripada melewati Weleri Raya, namun juga bisa menjadi dampak positif karena mampu memperlancar aliran barang produksi Weleri Raya. Adanya KIK di Kecamatan Kaliwungu yang meskipun tidak berbatasan langsung dengan Weleri Raya dapat membawa dampak bagi Weleri Raya yaitu penyerapan tenaga kerja penduduk asli Weleri Raya.

Substansi Aktvitas

No 1

Driving Force Pembangunan

Sektor

Kawasan

Industri

Kendal

Infrstruktur

2

Industri

Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu

Transportasi

3

Pembangunan

Jalan

Kaliwungu-Weleri 4

Pengembangan Stasiun Pegandon

6

Pembangunan

Jalan

Bebas Hambatan (Tol) Semarang-Batang

49

 Pengembangan KIK seluas 2.770 hektar  Perluasan KIK sedang berjalan, pada saat ini sekitar 500 hektar lahan di sekitar KIK telah dipakai untuk bangunan pabrik atau proses produksi beragam produk.  PT Kawasan Industri Jababeka Tbk telah mengakuisisi lahan seluas 600 hektar/ 22.22% dari total lahan 2.700 hektar.  Terletak sekitar 21 km dari sebelah barat Semarang, 20 km dari Bandara Internasional Ahmad Yani dan 25 km ke Pelabuhan Tanjung Emas.  Peningkatan pelabuhan menjadi pelabuhan penyebrangan (ASDP).  Pengembangan pelabuhan penumpang.  Penyusunan Master Plan pelabuhan Kabupaten Kendal.  Akan dibangun jalan kolektor yang melewati Kecamatan Weleri, Gemuh, Pegandon, Ngampel dan Kaliwungu Selatan.  Commuter line akan masuk ke Jawa Tengah, melintasi Stasiun Gubug, Stasiun Tegowanu, Stasiun Alas Tua, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol sampai pada Stasiun Weleri.

Pengembangan

Commuter Line

5

Tabel III.3 Tantangan Weleri Raya Fakta

 Terdapat stasiun kereta api yang terletak di Tegorejo, Pegandon, Kendal.  Peningkatan stasiun kelas III yang berada di Pegandon.  Pembebasan lahan untuk proyek pembangunan ruas tol masih di bawah 50%.  Pembebasan lahan jalan tol ditargetkan selesai pada awal tahun 2016.  Pembangunan jalan bebas hambatan ditargetkan selesai pada tahun 2018.

Tantangan  Pembangunan KIK akan menyerap tenaga kerja sehingga mendorong migrasi keluar penduduk asli Weleri ke Kaliwungu.

 Preferensi pengiriman barang melalui jalur laut.

 Peningkatan permintaan lahan untuk permukiman dan sarana prasarana penunjang.  Memudahkan masyarakat untuk menjangkau Weleri Raya.  Dapat menimbulkan kemacetan pada titik-titik tertentu, seperti pada palang kereta api.  Mematikan potensi Stasiun Weleri sebagai stasiun transit  Peningkatan mobilitas barang dan manusia melalui jalan tol.  Masyarakat lebih senang keluar langsung di Kota Semarang maupun Kabupaten Batang tanpa melewati Weleri Raya.


Substansi

Pemerintahan

No

7

Driving Force

Dana Desa

Fakta

Tantangan

 Jalan tol Semarang-Batang melalui Kecamatan Weleri, Ringinarum, Gemuh, Pegandon, Ngampel, Brangsong, Kaliwungu Selatan dan Kaliwungu.  Pintu keluar tol pada Kecamatan Pegandon.  Anggaran dana yang dialokasikan sejumlah Rp 360 juta dari APBD Kabupaten  Anggaran dana yang dialokasikan sejumlah Rp 130 juta

 Mematikan usaha-usaha kecil yang berada di sepanjang jalan pantura.  Peningkatan pertumbuhan ekonomi desa.  Kemampuan SDM dalam mengelola dana desa.

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

Pembangunan KIK

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1B Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 3.5 Skema Tantangan

Gambar 3.6 Peta Tantangan Weleri Raya

50


3.4

Skenario Perencanaan Skenario perencanakan dibutuhkan untuk melakukan prediksi kemungkinan yang terjadi di masa depan. Hal tersebut sangat penting bagi perencanaan Weleri Raya di masa yang akan datang.

Berikut ini merupakan ulasan skenario yang mungkin akan terjadi di masa depan berdasarkan driving force yang mempengaruhi eksistensi Weleri Raya. Tabel III.4 Skenario Perencanaan Weleri Raya

Driving Force

KIK

Pembangunan Jalan Tol

51

Skenario Pesimis Pembangunan KIK tidak berjalan sesuai jadwal (lambat). Hal tersebut karena adanya masalah pembembebasan lahan. Maka akan berdampak pada perekonomian Kabupaten Kendal yang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian Weleri Raya.

Pembangunan Jalan Tol tidak terlaksana sesuai jadwal karena masalah pembebasan lahan.

Status Quo

Optimis

Pembangunan KIK terlaksana, namun tidak menyerap tenaga kerja penduduk Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya. Hal tersebut tidak meningkatkan perekonomian penduduk yang ada di Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya.

Pembangunan KIK terlaksana tepat waktu dengan menyerap tenaga kerja. Maka dari itu, terdapat pembangunan sarana-sarana penunjang ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut meningkatkan perekonomian yang sebanding dengan peningkatan permintaan. Hal tersebut secara langsung berdampak positif bagi Weleri Raya.

Pembangunan Jalan Tol terlaksana, namun tidak berdampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian karena tidak terdapat pintu masuk keluar di Weleri Raya.

Pembangunan Jalan Tol terlaksana tepat waktu dengan pintu masuk keluar di Kecamatan Weleri. Hal tersebut dapat memecah arus lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dan timur (Semarang). Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut akan melancarkan aliran distribusi barang.


Driving Force

Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu

Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri

Pengembangan Commuter Line

Skenario Pesimis Tidak terlaksanannya pengembangan Pelabuhan Kaliwungu.

Tidak terlaksananya pengembangan Jalan Kaliwungu-Weleri

Tidak terlaksananya pengembangan

Commuter Line

Status Quo

Optimis

Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu berjalan namun banyak hambatan karena daya dukung lokasi tidak mendukung

Pembangunan Pelabuhan Kaliwungu terlaksana tepat waktu.

Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana namun tidak seusai jadwal.

Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana tepat waktu. Hal tersebut mengurangi beban Jalan Pantura. Selain itu, hal tersebut dapat menimbulkan titik aktivitas sosial-ekonomi di Kecamatan Gemuh dan Ringinarum.

Pengembangan Commuter Line terlaksana namun tidak sesuai jadwal karena terhambatnya proses konsolidasi antarkabupaten/kota di Kedungsepur

Pengembangan Commuter Line terlaksana tepat waktu. Hal tersebut meningkatkan aktivitas Stasiun Weleri sehingga mendorong terjadinya pengembangan Stasiun Weleri. Selain itu, adanya pengembangan Commuter Line menyebabkan peningkatan aliran manusia di wilayah Kedung Sepur.

52


Skenario

Driving Force

Pesimis

Optimis

Pengembangan Stasiun Pegandon

Tidak terlaksananya pengembangan Stasiun Pegandon karena kondisi eksisting yang tidak mendukung, seperti kurang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.

Pengembangan Stasiun Pegandon terlaksana namun tidak sesuai jadwal.

Pengembangan Stasiun Pegandon terlaksana tepat waktu. Hal tersebut dapat menghambat pengembangan Stasiun Weleri karena jarak kedua stasiun tersebut berdekatan.

Dana Desa

Tidak turunnya anggaran dana desa karena adanya kebijakan baru pemerintah pusat.

Kebijakan dana desa ada, namun penyalurannya terhambat karena terjadi praktek korupsi.

Anggaran dan penyaluran dana desa sesuai dengan yang ditetapkan. Hal tersebut akan meningkatkan infrastruktur desa yang akan meningkatkan perekonomian desa.

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

53

Status Quo


Skenario Driving Force Pembangunan KIK terlaksana tepat waktu dengan menyerap tenaga kerja. Maka dari itu, terdapat pembangunan sarana-sarana penunjang serta ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut meningkatkan perekonomian yang sebanding dengan peningkatan permintaan. Pembangunan Jalan Tol terlaksana tepat waktu. Hal tersebut dapat memecah arus lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dan timur (Semarang). Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut akan melancarkan distribusi barang.

Tabel III.5 Skenario Perencanaan Weleri Raya (4 Periode) Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Proses pembangunan KIK di Kecamatan Kaliwngu sedang dimulai.

2021-2025 KIK sudah mulai beroperasi sehingga mulai muncul permintaan terhadap tenaga kerja, barang dan jasa, serta banyaknya lalu lintas aliran bahan baku maupun hasil produksi. Selain itu, mulai munculnya permintaan terhadap permukiman bagi tenaga kerja KIK.

2026-2030 Meningkatnya aktivitas perekonomian di Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya yang memiliki potensi untuk memberikan penawaran terhadap permintaan atas adanya KIK.

2031-2035 Lalu lintas yang melewati Weleri Raya semakin meningkat sehingga aktivitas sosial-ekonomi yang ada di Weleri Raya pun meningkat.

Proses pembebasan lahan yang akan dilewati oleh rencana jalan tol (termasuk 3 kecamatan di Weleri Raya yaitu Kecamatan Weleri, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Gemuh). Dalam lima tahun ini proses pembangunan jalan tol sedang dimulai.

Jalan tol mulai beroperasi sehingga banyak lalu lintas kendaraan yang melewati Weleri Raya. Hal tersebut mendorong munculnya aktivitas ekonomi di sekitar pintu masuk-keluar jalan tol.

Aktivitas ekonomi di sekitar pintu masuk-keluar jalan tol semakin berkembang sampai ke Jalan Lingkar Weleri.

Pergerakan yang ada di Kecamatan Weleri sebagai lokasi pintu keluar-masuk jalan tol semakin meningkat sehingga menjadi faktor berkembangnya perekonomian di Weleri Raya.

Pihak yang Bertanggung Jawab

Kondisi Dilapangan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, PT KIK

Proses pembebasan lahan, Pembangunan Tahap I

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum

Proses pembebasan lahan

54


Skenario Driving Force Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu berjalan namun banyak hambatan karena daya dukung lokasi tidak mendukung

Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana tepat waktu. Hal tersebut mengurangi beban Jalan Pantura. Selain itu, hal tersebut dapat menimbulkan titik aktivitas sosial-ekonomi di Kecamatan Gemuh dan Ringinarum.

55

Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Proses pembebasan lahan dan pembangunan sedang dilaksanaan.

2021-2025 Pelabuhan Kaliwungu mulai beroperasi sehingga banyak kapal-kapal yang singgah.

2026-2030 Semakin banyaknya kendaraan yang melewati Weleri Raya karena menuju atau berasal dari Pelabuhan Kaliwungu yang berdampak kepada meningkatnya aktivitas sosial-ekonomi di sepanjang jalur kendaraan yang dilewati.

2031-2035 Lalu lintas yang melewati Weleri Raya semakin meningkat sehingga aktivitas sosial-ekonomi yang ada di Weleri Raya pun meningkat.

Pembebasan lahan dan proses pembangunan sedang dilaksanakan.

Jalan Kaliwungu-Weleri sudah mulai beroperasi sehingga mengurangi arus kendaraan yang melewati Jalan Pantura.

Berkembangnya titik-titik aktivitas sosial-ekonomi di sepanjang Jalan KaliwunguWeleri sehingga menimbulkan perubahan penggunaan lahan di sepanjang Jalan KaliwunguWeleri terutama Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Ringinarum.

Sepanjang Jalan KaliwunguWeleri menjadi kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Ringinarum sehingga meningkatkan perkembangan di kedua kecamatan tersebut, termasuk sebagai jalur distribusi hasil pertanian dan produksi IKM.

Pihak yang Bertanggung Jawab

Kondisi Dilapangan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum, PT KIK

Telah terlaksana peresmian pertama dalam pengembangan Pelabuhan Kaliwungu

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum

Belum ada proses tindak rencana pembangunan


Skenario Driving Force Pengembangan Commuter Line terlaksana tepat waktu. Hal tersebut meningkatkan aktivitas Stasiun Weleri sehingga mendorong terjadinya pengembangan Stasiun Weleri. Selain itu, adanya pengembangan Commuter Line menyebabkan peningkatan aliran manusia di Wilayah Kedungsepur. Tidak terlaksananya pengembangan Stasiun Pegandon karena kondisi eksisting yang tidak mendukung seperti kurang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.

Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Pelebaran area Stasiun Weleri untuk menunjang tersedianya sistem

2021-2025 Pergerakan manusia dari dan ke Semarang-Kendal semakin mudah sehingga aktivitas sosial-ekonomi meningkat.

2026-2030 Tenaga kerja semakin banyak yang menjadi kaum commuter sehingga permintaan akan kebutuhan commuter line meningkat. Hal tersebut juga mendorong Stasiun Weleri untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

2031-2035 Integrasi antarwilayah semakin berkembang sehingga aliran manusia, barang, dan jasa semakin mudah. Hal tersebut, membuat perekonomian Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya meningkat.

Pelaksanaan Stasiun Pegandon terhambat karena adanya prioritas pembangunan dari pemerintah daerah Kabupaten Kendal.

Stasiun Pegandon tidak berkembang secara karena belum adanya integrasi dengan moda transportasi lainnya. Selain itu, adanya Stasiun Weleri yang secara eksisting menjadi stasiun utama di Kabupaten Kendal yang juga berkembang.

Adanya kerjasama pengelolaan antara Stasiun Pegandon dan Stasiun Weleri agar sistem transportasi semakin terintegrasi.

Banyak masyarakat yang memilih menggunakan moda transportasi kereta api karena memiliki pelayanan yang nyaman dan aman sehingga meningkatkan permintaan untuk Stasiun Weleri dan Stasiun Pegandon.

Commuter Line.

Pihak yang Bertanggung Jawab

Kondisi Dilapangan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum, PT Kereta Api Indonesia

Belum ada proses tindak rencana pengembangan

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Perhubungan

Belum ada proses tindak rencana pengembangan

56


Skenario Driving Force Anggaran dan penyaluran dana desa sesuai dengan yang ditetapkan. Hal tersebut akan meningkatkan infrastruktur desa yang akan meningkatkan perekonomian desa.

Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Tersalurkannya anggaran dana desa sesuai dengan peraturan yang ditetapkan sehingga terjadinya pembangunan infrastruktur desa seperti jalan, jembatan, irigasi, dan berbagai fasilitas desa.

2021-2025 Meningkatnya mobilitas, aksesbilitas, dan aktivitas sosial-ekonomi masyarakat desa yang telah melaksanakan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari dana desa.

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

57

2026-2030 Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat desa karena dukungan infrastruktur yang telah dibangun.

2031-2035 Meningkatnya produkivitas masyarakat desa sehingga mampu menghasilkan produksi yang berdaya saing. Selain itu, terjadi pengurangan keluarga miskin yang ada karena telah meningkatnya perekonomian keluarga.

Pihak yang Bertanggung Jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal

Kondisi Dilapangan Alokasi dana desa Kabupaten Kendal Tahun 2015 sebesar 36 Miliyar





Bab IV Konsep Rencana Pengembangan 4.1

Tujuan dan Sasaran Perencanaan

4.1.1.

Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan Weleri Raya adalah “Mewujudkan Weleri Raya Sebagai Pusat Penghubung yang Terintegrasi dan

Berdaya Saing Guna Pembangunan Sosial-Ekonomi Pada Tahun 2035�. Ruang lingkup konsentrasi dalam perencanaan Weleri Raya adalah perencanaan yang berorientasi dalam dimensi wilayah (regional) Weleri Raya. Dari tujuan diatas terdiri dari 3 (tiga) frase penting dalam pembentukan kalimat. Frase pertama terkait dengan pusat penghubung, karena letak Weleri Raya yang strategis dan potensi pengembangan sistem transportasi seperti pengembangan jalan tol, stasiun, dan sarana transportasi lainnya. Frase kedua adalah terintegrasi, dimana semua wilayah yang termasuk Regional Weleri Raya dapat terhubung atau terkoneksi satu sama lainya secara optimal. Berdaya saing merupakan frase ketiga yang mengandung arti bahwa kedepannya Weleri Raya mampu berdaya saing baik sumberdaya manusianya maupun perekonomiannya. Serta yang terakhir merupakan frasa yang menekankan terhadap pembangunan sosial-ekonomi dimana hal ini untuk mewujudkan cita-cita Wilayah Regional Weleri Raya agar aktivitas sosial-ekonomi meningkat sehingga berpengaruh juga terhadap kesejahteraan masyarakat.

4.1.2.

Sasaran Perencanaan Sasaran perencanaan regional yang digunakan untuk mencapai tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:

1.

Terwujudnya Pemanfaatan Lahan yang Kompak Terwujudnya pemanfaatan lahan yang kompak adalah memanfaatkan lahan Weleri Raya secara tepat dalam perencanaan, terutama peruntukan lahan infrastruktur untuk menghubungkan setiap bagian di Weleri Raya agar menjadi satu kesatuan yang kompak. Pemanfaatan ruang diprioritaskan pada optimalisasi dan efisiensi penggunan lahan yang memiliki keterkaitan, terintegrasi, mixed landuse dengan kepadatan tinggi, intensifikasi aktivitas, kombinasi fungsi dan transportasi publik sehinggan tercapai manfaat keberlanjutan lingkungan, sosial dan global yang diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi wilayah.

2.

Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur yang Berkelanjutan Terwujudnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur yang berkelanjutan adalah mewujudkan tata ruang wilayah dan penyediaan infrastruktur yang berkelanjutan melalui pembangunan yang diarahkan pada peningkatan pemanfaatan tata ruang dan pembangunan infrastruktur wilayah secara terencana, selaras, serasi, seimbang, berkeadilan, efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

59


3.

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi Antarwilayah Terwujudnya integrasi aktivitas sosial-ekonomi antarwilayah adalah mewujudkan pembauran hingga menjadi kesatuan antara aktivitas pemenuhan kebutuhan masyarakat Weleri Raya juga wilayah sekitarnya dengan sistem sosial terencana yang dirancang untuk mengembangkan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan, yang terkait erat dengan proses pembangunan ekonomi. Terukur melalui mata pencaharian, penghasilan dan pendidikan. Dapat digolongkan menjadi sosialekonomi tinggi, sedang dan rendah.

4.

Terwujudnya Sumberdaya Manusia yang Berdaya Saing Terwujudnya sumberdaya manusia yang berdaya saing erat kaitannya dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan aktor pembangunan yang mampu berdaya saing. Maka dari itu, sasaran ini mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan pada peningkatan daya saing sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta memiliki ketrampilan yang memadai sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan yang dilihat dari turunnya angka kemiskinan.

5.

Terwujudnya Good Governance Terwujudnya good governance adalah penyelenggaraan pemerintah yang diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

4.2

Konsep Perencanaan

4.2.1.

Kota Hub/ Hub City Konsep perencanaan yang akan diterapkan di Weleri Raya didasari dari hasil analisis terhadap tantangan dan isu-isu

strategis. Konsep perencanaan secara umum Weleri Raya sebagai Kota Hub/Hub City. Kota Hub pada dasarnya merupakan kota perantara atas aliran manusia atau barang. Hal tersebut dikarenakan kota hub memiliki kelengkapan fasilitas transportasi yang terintegrasi sehingga aliran manusia dan barang menjadi lebih efektif dan efisien. Aliran manusia akan meningkat bila sebuah kota mempunyai daya tarik yang membangkitkan perjalanan pendatang. Sedangkan aliran barang meningkat ketika sebuah kota dapat menawarkan kemudahan pendistribusian barang. Oleh sebab itu, kota penghubung harus memiliki sebuah moda transportasi yang efektif terhadap waktu dan efisien terhadap biaya. Menurut Freeman dalam Neal (2014), kota hub dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Degree, Betweenness, dan Closeness. Berikut ini merupakan penjabaran dari tiap jenis kota hub: 

Degree merupakan kota yang melakukan ekspor hasil produksinya dan melayani banyak tempat sehingga kota tersebut akan memiliki perekonomian yang lebih dominan, sebab wilayah lain sangat bergantung terhadap kota tersebut.



Betweenness merupakan kota yang berada ditengah-tengah rantai distribusi komoditas sehingga kota tersebut memiliki keuntungan yaitu berfungsi sebagai jembatan perantara yang dapat memfasilitasi atau membatasi aliran komoditas.

60


Closeness merupakan kota yang merupakan tujuan utama pendistribusian komoditas karena memiliki tingkat konsumsi yang



tinggi. Namun konsumennya tidak hanya berada di kota tersebut, namun juga daerah sekitarnya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan hinterland memiliki akses yang cukup ke pusat kota.

Sumber: Neal, 2014

Gambar 4.1 Konsep Sentralitas dan Teori Regional Ekonomi

Berdasarkan jenis kota hub yang diungkapkan oleh Freeman dalam Neal (2014) Weleri Raya dalam konteks regional sesuai dengan jenis Kota Hub Degree. Hal tersebut dikarenakan Weleri Raya memiliki potensi-potensi yang mendukung untuk konsep tersebut seperti memiliki wilayah produksi komoditas unggulan, memiliki fasilitas transportasi yang cukup lengkap, dan letaknya strategis . Weleri Raya sebagai konsep Degree Hub City diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Weleri Raya dan mengembangkan potensi yang ada sehingga terwujudnya tujuan perencanaan Weleri Raya di Tahun 2035.

4.2.2.

Best Practice Salah satu contoh dari Kota Hub yang berada di Indonesia adalah Kota Batam. Salah satu misi pemerintah Kota Batam

adalah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. Berikut adalah alasan mengapa Kota Batam menjadi salah satu kota hub yang berada di Indonesia: 1. Memiliki lokasi yang strategis. 2. Ketersediaan tenaga kerja yang memiliki keahlian. 3. Dukungan penuh dari pemerintah. 4. Sarana dan prasarana modern yang baik. 5. Status FTZ di keseluruhan pulau (Batam, Remapang dan Pulau Galang). Beberapa program yang dilakukan untuk mengembangkan misi tersebut yang diambil dari RPJMD Kota Batam Tahun 20112016 adalah:

61


1. Program pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana permukiman dan perumahan. 2. Program pembangunan, peningkatan kualitas dan pengawasan bangunan. 3. Program pengelolaan dan peningkatan utilitas perkotaan. 4. Program penanggulangan kemiskinan dan penanganan masalah-masalah sosial. 5. Program peningkatan pembinaan, pengawasan dan perlindungan ketanagakerjaan. 6. Program peningkatan kualitas, produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan misi tersebut yang diambil dari RPJMD Kota Batam Tahun 20112016 adalah: 1. Program perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan. 2. Program penelitian dan pengembangan daerah. 3. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah. 4. Program pengembangan partisipasi dan budaya politik. 5. Program peningkatan kualitas pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala dearah. 6. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. 7. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. 8. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah. 9. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 10. Program penataan peraturan perundang-undangan. 11. Program pembangunan, peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perkantoran pemerintah. Program-program pembangunan daerah tesebut dijabarkan dalam pelaksanaan oleh masing-masing SKPD, dimana Dinas Tenaga Kerja Kota Batam melaksanakan program kegiatan yaitu: 1. Program peningkatan kualitas, produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. 2. Program peningkatan pembinaan, pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan 3. Program peningkatan pelayanan keuangan daerah 4. Program pembangunan, peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perkantoran pemerintah 5. Program kualitas sumber daya aparatur

62




Bab V Rencana Tata Ruang 5.1

Rencana Jaringan Sarana Prasarana Rencana sarana dan prasarana dalam perencanaan regional merupakan analisis kebutuhan untuk sarana dan prasarana,

sesuai dengan data yang telah ada ialah jalan dan transportasi, fasilitas pendidikan dan kesehatan. Pada pembahasan profil Weleri Raya, sarana dan prasarana eksisting mampu memenuhi cakupan dalam dan luar Weleri Raya. Selanjutnya, proyeksi dilakukan untuk melihat pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat hingga tahun 2035, tidak hanya berdasarkan standar yang telah ditetapkan pemerintah namun melalui analisis distribusi pelayanan (network analyst) tiap sarana menentukan kebutuhan akan fasilitas pada skala desa, kecamatan dan kabupaten yang dapat dilihat pada Lampiran V.6.

5.1.1.

Jalan dan Transportasi Dalam mewujudkan Wilayah Weleri Raya yang terintegrasi, maka perlu adanya pengembangan jaringan jalan di Weleri Raya.

Pengembangan jalan ini merupakan perbaikan kondisi jalan yang secara eksisting masih dalam kondisi buruk. Maka dari itu, di dalam perencanaan untuk 20 tahun mendatang akan dilakukan perbaikan jalan. Selain itu, terdapat pembangunan jembatan pada desadesa yang terisolasi yang berada di Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Gemuh. Dengan adanya jembatan penghubung ini maka dapat meningkatkan mobilisasi baik untuk hasil produksi pertanian atau perikanan maupun mobilisasi masyarakatnya.

Gambar 5.1 Peta Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan

63


Gambar 5.2 Peta Rencana Jaringan Trayek Angkutan

Selain pengembangan jaringan jalan, jaringan trayek angkutan umum juga harus terjangkau oleh semua masyarakat. Rencana Jaringan trayek angkutan ini terutama akan dibangun di Kecamatan Kangkung karena pada kondisi eksisting masih banyak desa di kecamatan ini yang belum terlayani angkutan umum. Sebagai puat penghubung (Kota Hub) terutama pusat hub untuk sektor agropolitan dan minapolitan, maka Wilayah Weleri Raya harus terjangkau oleh angkutan untuk memudahkan perpindahan barang dan manusia.

64


5.1.2.

Sarana Pendidikan

Gambar 5.3 Peta Rencana Sarana Pendidikan SD dan SMP Tahun 2035

Weleri Raya pada tahun 2015

telah

memiliki

sarana

pendidikan berupa setingkat SD, SMP, SMA dan Sekolah Tinggi. Pemenuhan

kebutuhan

sarana

pendidikan

diikuti

dengan

pertumbuhan penduduk pada tahun akhir perencanaan. Masing-masing sarana pendidikan memiliki skala pelayanan yang berbeda. Pada tingkat desa seperti TK/SD, di Weleri Raya, dengan melihat tersedianya lahan budidaya untuk memenuhi proyeksi penduduk 291.728 jiwa, akan dilakukan penambahan unit TK/SD. Begitu pula pada tingkat kecamatan akan dibangun unit SMP sesuai kebutuhan masing-masing proyeksi penduduk tiap kecamatan. Selain membangun unit baru, akan dilakukan peningkatan kualitas pada unit eksisting dengan menambahkan kelas. Selain itu, guna meningkatkan keterampilan pelajar maka akan direncanakan pembangunan SMK untuk keterampilan menyesuaikan potensi yang akan dikembangankan yaitu SMK Pertanian, SMK Pembangunan dan SMK Perikanan dan Kelautan.

5.1.3.

Sarana Perekonomian Kegiatan perekonomian pada tahun 2035 perlu didukung dengan sarana perekonomian pada tiap cakupan pelayanan. Weleri

Raya saat ini terdapat 12 pasar yang tersebar di lima kecamatan pada skala kecamatan. Untuk memenuhi standar pada setiap kecamatan akan dilakukan pembangunan sejumlah 3 unit pasar skala kecamatan. Adapun rencana pemindahan lokasi Pasar Sendangawuhan, Kecamatan Rowosari ke Desa Wonotenggang agar cakupan pelayanan tidak hanya di Kecamatan Rowosari tapi juga mampu melayani beberapa desa di Kecamatan Gemuh.

65


Gambar 5.4 Peta Rencana Sarana Perekonomian Pasar Tahun 2035

5.1.4.

Sarana Kesehatan Peningkatan

jumlah

penduduk di Weleri Raya harus diikuti dengan jaminan kualitas hidup masyarakatnya terutama di bidang kesehatan. Sarana kesehatan di Weleri Raya saat ini terdiri dari skala kecamatan yaitu puskesmas dan balai kesehatan pada skala desa. Akan direncanakan pembangunan puskesmas pada bagian selatan Kecamatan Weleri agar memberikan kemudahan akses pada masyarakat Weleri Raya bagian selatan. Gambar 5.5 Peta Rencana Sarana Puskesmas Tahun 2035

66


5.2

Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya Penentuan Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya menggunakan analisis-analisis yang merupakan kontribusi dari data-data 5

sasaran regional (Lampiran V.1-V.5). Rencana struktur ruang Weleri Raya terdiri atas sistem pusat kegiatan. Sistem pusat kegiatan tersebut terbagi atas pusat kegiatan; fungsi pelayanan; dan pengembangan fasilitas perkotaan dan jaringan sarana prasarana yang terdiri atas sistem prasarana utama dan sistem prasarana lainnya. Rencana Struktur ruang ini tertuang dalam Peta Rencana Struktur Ruang dengan tingkat ketelitian skala 1:200.000 (satu banding dua ratus ribu). Sebagai salah satu bagian dari struktur ruang, penentuan pusat permukiman menggunakan analisi skalogram dengan melihat bobot dari masing-masing sarana yang digunakan yaitu sarana pendidikan, ekonomi, kesehatan dan transportasi sehingga didapat hasil skoring seperti berikut:

Kecamatan

Tabel V.1 Hasil Analisis Skalogram Weleri Raya Total Skoring

Weleri

6.474,7

I

4.310

II

Ringinarum

3.413,3

III

Gemuh

2.688,3

III

2110

III

Kangkung

Rowosari Sumber: BPS Kabupaten Kendal,2014 (olah data)

Gambar 5.6 Peta Rencana Struktur Ruang Weleri Raya

67

Orde


Berikut merupakan penjabaran-penjabaran dari rencana struktur ruang Weleri Raya untuk 20 tahun mendatang: 1) Pusat kegiatan yang dimaksud pada rencana struktur ruang Weleri Raya meliputi: a.

PKL (Pusat Kegiatan Lingkungan) yang meliputi Kecamatan Weleri

b.

PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang meliputi: 1.

Kecamatan Weleri

2.

Kecamatan Rowosari

3.

Kecamatan Ringinarum

4.

Kecamatan Kangkung

5.

Kecamatan Gemuh

2) Rencana Fungsi Pelayanan yang dimaksud pada rencana struktur ruang Weleri Raya meliputi: a.

PKL yang terletak di Perkotaan Kecamatan Weleri dengan fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa. Selain itu, PKL ini akan menjadi pusat distribusi barang terutama hasil produksi dari Hub Agropolitan dan Hub

Minapolitan; dan manusia di Wilayah Weleri Raya. b.

PPK yang terletak di perkotaan meliputi: 1. Perkotaan Weleri berfungsi sebagai pusat distribusi dan perdagangan dan jasa untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 2. Perkotaan Rowosari berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan hasil minapolitan perikanan tangkap untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 3. Perkotaan Ringinarum berfungsi sebagai pusat pertanian untuk skala kecamatan dan beberapa desa. 4. Perkotaan Kangkung berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan minapolitan perikanan budidaya (tambak) dan agropolitan padi untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 5.

Perkotaan Gemuh berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan agropolitan non padi untuk skala kecamatan dan beberapa desa.

3) Pengembangan fasilitas perkotaan meliputi: 1. PKL Kecamatan Weleri meliputi pengembangan kualitas sistem transportasi, perdagangan dan jasa 2. PPK Perkotaan Weleri meliputi pengembangan kualitas sistem trasnportasi, fasilitas perdagangan dan jasa. 3. PPK Perkotaan Rowosari meliputi pengembangan fasilitas pendukung pusat minapolitan. 4. PPK Perkotaan Ringinarum meliputi pengembangan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan. 5. PPK perkotaan Kangkung meliputi pengembangan fasilitas pendukung kegiatan minapolitan dan agropolitan. 6. PPK perkotaan Gemuh meliputi pengembangan failitas pendukung kegiatan agropolitan.

68


5.3

Rencana Pengembangan Hub Weleri Raya Pengembangan Weleri Raya sebagai pusat penghubung dalam lingkup regional diwujudkan dalam membentuk pusat

penghubung (simpul) yang memiliki kemampuan produksi dan pelayananan transportasi. Berdasarkan konsep pengembangan Degree-

Hub, pusat yang akan dibangun ialah Hub Agropilitan, Hub Minapolitan dan Hub Transpolitan. Penetapan tersebut masuk kedalam pembahasan rencana struktur ruang Weleri Raya. Rencana masing-masing hub memiliki fungsi dan elemen yang mendukung pengembangan Weleri Raya sebagai pusat penghubung.

Gambar 5.7 Rencana Pusat Pengembangan Hub-City Regional Weleri Raya

5.3.1.

Hub Agropolitan Hub Agropolitan merupakan simpul dalam sistem produksi dan distribusi komoditas pertanian. Terciptanya Hub Agropolitan

akan meningkatkan kegiatan pertanian, hasil produksi dan aliran pendapatan. Penentuan simpul lokasi Hub Agropolitan melalui pertimbangan dari data dan analisis yang telah dijabarkan pada profil. Dengan melihat potensi komoditas pertanian dan produktivitas pertanian terhadap penyediaan lahan dan tenaga kerja bidang pertanian, maka lokasi Hub Agropolitan dipisahkan menjadi Hub

Agropolitan padi dan Hub Agropolitan non-padi. Hub Agropolitan padi di Kecamatan Kangkung dan non-padi di Kecamatan Gemuh merupakan simpul dari produksi komoditas potensial. Hal ini ditunjukan pada daerah tersebut memiliki produktivitas pertanian terhadap tenaga kerja diatas rata-rata dan stabil pada tahun 2013 dan 2014. Elemen dari Hub Agropolitan terdiri dari sarana lumbung padi dan perbaikan infrastrukur penunjang lainnya, sedangkan Elemen dari Hub Agropolitan non padi terdiri dari pergudangan .

69


Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data)

Gambar 5.8 Peta Rencana Pusat Penegmbangan Hub Agropolitan (a) Kecamatan Kangkung (b) Kecamatan Gemuh

5.3.2.

Hub Minapolitan Hub Minapolitan merupakan simpul dalam sistem produksi dan distribusi komoditas perikanan. Fungsi dari Hub Minapolitan

diharapkan akan meningkatkan kegiatan ekonomi khususnya pada sektor perikanan di Weleri Raya. Hub Minapolitan ditempatkan pada bagian utara Weleri Raya tepatnya di Kecamatan Rowosari. Hal tersebut karena Kecamatan Rowosari memiliki komoditas potensial pada sektor perikanan dan kelautan terutama komoditas bandeng. Elemen dalam simpul Hub Minapolitan terdiri dari sentra perikanan, dermaga nelayan dan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data)

Gambar 5.9 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Minapolitan (a) Kecamatan Kangkung (b) Kecamatan Rowosari

70


5.3.3.

Hub Transpolitan Hub Transpolitan merupakan pembentukan simpul guna mengoptimalkan utilitas jalan dan transportasi di Weleri Raya

sebagai perantara distribusi komoditas unggulan dan barang jasa lainnya. Lokasi dari Hub Transpolitan adalah Kecamatan Weleri, yang merupakan kawasan perkotaan inti dan memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungan dengan sistem jaringan utilitas wilayah yang terintegrasi. Elemen yang akan dikembangkan pada Hub Transpolitan berupa pasar, terminal, stasiun, dan jalan Weleri-Sukorejo.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data) Gambar 5.10 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub-Transpolitan

5.3.4.

Pariwisata Di Kecamatan Rowosari terdapat dua pantai yaitu Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing. Pengelolaan terhadap kedua

pantai ini dilakukan oleh pihak yang berbeda, dimana Pantai Cahaya dikelola oleh swasta sedangkan Pantai Sendang Sikucing dikelola oleh Pemda. Pengelolaan Pantai Sendang Sikucing belum maksimal sehingga perlu dikembangkan adanya pengembangan. Elemenelemen yang direncanakan dalam pengembangan pariwisata Pantai Sendang Sikucing adalah akomodasi pariwisata yaitu hotel.

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data) Gambar 5.11 Peta Rencana Pusat Pariwisata

71


Diantara ketiga Hub tersebut terdapat sifat hubungan yang meliputi: 1.

Hubungan antara Hub Minapolitan Kangkung, Hub Minapolitan Rowosari, Hub Agropolitan Kangkung dan Hub

Agropolitan Gemuh dan Kawasan Pariwisata Rowosari dengan Hub Transpolitan memiliki hubungan langsung karena Hub Transpolitan berfungsi sebagai penyalur atau distributor hasil produksi Hub Minapolitan dan Hub

Agropolitan, serta sebagai penghubung aliran manusia menuju kawasan pariwisata. 2.

Hubungan antara Hub Minapolitan Kangkung dengan Hub Minapolitan Rowosari memiliki hubungan langsung karena memiliki spesialisasi produksi dalam hal perikanan.

3.

Hubungan antara Hub Agropolitan Kangkung dengan Hub Agropolitan Gemuh memilik hubungan langsung karena memiliki spesialisasi produksi dalam hal pertanian.

4.

Hubungan antara Hub Minapolitan, Hub Agropolitan dan Kawasan Pariwisata memiliki hubungan tidak langsung karena berbeda spesialisai.

Gambar 5.12 Peta Rencana Pengembangan Wilayah Weleri Raya

72


5.4

Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Penentuan rencana Pola Ruang Weleri Raya menggunakan analisis overlay antara daya dukung lahan dengan lahan

terbangun. Kawasan yang diperuntukkan sebagai lahan terbangun merupakan kawasan budidaya. Penentuan pola ruang ini didasarkan dengan melihat jaringan jalan sehingga perkembangan lahan terbangun di Weleri Raya pada 20 tahun mendatang memiliki keterkaitan dengan jaringan trasnportasi. Selain itu, penentuan pola ruang juga melihat demand sarana untuk 20 tahun mendatang (lampiran).

Gambar 5.13 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya

Rencana pola ruang Wilayah Weleri Raya terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rencana pola ruang ini tertuang dalam peta rencana pola ruang Wilayah Weleri Raya dengan tingkat ketelitian skala 1:200.000 (satu banding dua ratus ribu). Berikut merupakan penjabaran-penjabaran dari rencana pola ruang Weleri Raya untuk 20 tahun mendatang: 1) Rencana pengembangan kawasan lindung terdiri atas kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan rel kereta api. a.

Kawasan sempadan sungai dengan garis sempadan sepanjang 100 m berada di sepanjang Sungai Lampir yang melewati Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Weleri, Sungai Blukar yang melewati Kecamatan Ringinarum, kecamatan Gemuh dan Kecamatan Kangkung.

73


b.

Kawasan sempadan rel kereta api dengan garis sempadan sepanjang 6 m berada di sepanjang rel kereta api yang melewati kecamatan Weleri dan Kecamatan Gemuh.

c.

Kawasan sempadan pantai dengan garis sempadan sepanjang 100 m yang terdapat di sepanjang garis pantai di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari.

2) Kawasan Budidaya yang terdiri atas: a. Kawasan permukiman yang terdiri atas perumahan dan segala fasilitas pendukung dan penunjang penduduk di Wilayah Weleri Raya. b. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa di Weleri Raya yang berfungsi sebagai tempat untuk distribusi hasil-hasil produksi seperti pertanian dan perikanan. c. Kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di sebagian Kecamatan Ringinarum dan Kecamatan Weleri. d. Kawasan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Gemuh. e. Kawasan perikanan yang terdapat di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari. f. Kawasan pertanian yang terdapat di seluruh Wilayah Weleri Raya yang berupa pertanian padi dan non padi. g. Kawasan tanaman tahunan yang terdapat di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari. h. Kawasan Pariwisata yang terdapat di Kecamatan Rowosari yang berupa pariwisata pantai.

74




Bab VI Strategi dan Indikasi Program 6.1.

SWOT Tabel VI.1

6.2.

Strategi Perencanaan Tabel VI.2 Strategi Perencanaan Strategi

No

Sasaran

Permasalahan Eksisting

1

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan yang Kompak

Peningkatan Pemanfaatan Ruang

Kurang optimalnya penggunaan lahan sehingga tidak terbentuk perkotaan yang kompak

2

Terwujudnya Pemenuhan Infrastruktur Berkelanjutan

Peningkatan Kualitas Infrastruktur

Rendahnya tingkat daya hubung desa

Peningkatan Iklim Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai Ekonomi Alternatif Potensial 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial Ekonomi Antarwilayah

Pembentukan Pusat-Pusat Produksi Komoditas Unggulan (Pertanian dan Perikanan)

Terhambatnya aliran distribusi barang, kurang optimalnya pemasaran hasil komoditas unggulan (pertanian dan perikanan), belum berkembangnya ekonomi alternatif potensial

Peningkatan Distribusi Komoditas Unggulan (Pertanian dan Perikanan) Peningkatan Keterampilan Sumberdaya Manusia 4

Terwujudnya Sumberdaya Manusia yang Berdaya Saing

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Kurangnya intensitas program pelatihan keterampilan, tingginya tingkat kemiskinan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia

Penanggulangan Angka Kemiskinan 5

Terwujudnya Good Governance

Peningkatan Kinerja Pemerintahan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

75

Kurang optimalnya kinerja pemerintah


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.1 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Strategi

6.3.

Indikasi Program Tabel Indikasi Program terlampir (Lampiran VI.1). Dalam penentuan prioritas program mempertimbangkan tiga hal yaitu

keterkaitan, urgensi dan dampak ekonomi. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah hubungan satu program dengan program yang lainnya. Yang dimaksud dengan urgensi adalah program yang harus lebih dahulu diutamakan serta masalah yang harus lebih dahulu diselesaikan. Sedangkan dampak ekonomi adalah nilai ekonomi yang dihasilkan tiap program ketika telah dilaksanakan. Berikut ini merupakan diagram keterkaitan antara tujuan, sasaran, strategi, dan program-program yang direncanakan.

76


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.2 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 1, Strategi, dan Program

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.3 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 2, Strategi, dan Program

77


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.4 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 3, Strategi, dan Program

78


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.5 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 4, Strategi, dan Program

79


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.6 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 5, Strategi, dan Program

80


Tabel VI.1 Tabel SWOT

1

STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

1

WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

2

Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)

2

3

Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)

3

4

Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)

4

5

Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)

5

Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)

6

Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)

6

Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7

Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

8

Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7 8

Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)

OPPORTUNITY 1 Adanya peningkatan fungsi kawasan (sasaran 1) 2 3 4 5 6

Peningkatan pengunjung di Pantai Cahaya sebagai potensi pariwisata (sasaran 3) Rencana pembangunan jalan tol (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas) Rencana pengembangan Terminal Weleri (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Produksi pertanian Weleri Raya sudah mampu memenuhi permintaan se-Jawa Tengah dan Lampung (sasaran 3, analisis produktivitas) Adanya kesempatan setiap aparatur daerah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, diklat dan pelatihan lainnya dalam rangka meningkatkan kompetensi. (sasaran 5, analisis interpretasi)

S1-T1, S6-O1 Peningkatan fungsi kawasan dapat terwujud secara signifikan

W1-O1, W1-O2, W1-O3, W1-O4, W1-O5 Pemaksimalan pemanfaatan lahan untuk fungsi kawasan

S1-O2, S6-O2 Peningkatan potensi pariwisata di Pantai Cahaya

W2-O1, W2-O3, W2-O4, W2-O5 Memaksimalkan pemerataan fasilitas perekonomian

S1-03, S1-O4, S6-O3, S6-O4 Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas

W2-O2 Pegoptimalan potensi pariwisata dengan pemerataan fasilitas ekonomi

S1-05 Peningkatkan kapasitas produksi hasil pertanian untuk didistribusikan ke luar Weleri Raya

W2-O6 Peningkatan aktivitas perekonomian dan manajemennya

S1-O6 Peningkatan kapabilitas setiap aparatur daerah

W3-O1, W3-O2,W3-O3 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung peningkatan fungsi kawasan

S2-O3, S2-O4, S3-O3, S3-O4, S6-O5 Perluasan jangkauan distribusi pertanian

W3-O4 Pengembangan Terminal Weleri guna mendukung penambahan trayek angkutan umum

S2-O5 Peningkatan kesejahteraan petani S3-O1, S3-O5 Produktifitas pertanian meningkat S4-O1 Distribusi hasil IKM lebih optimal S4-O2 Peningkatan penjualan hasil sentra IKM S4-O3, S4-O4 Perluasan distribusi hasil sentra IKM S4-O6 Peningkatan pengelolaan hasil sentra IKM oleh pemerintah lebih efisien dan optimal S5-O2, S5-O5, S5-O6 Memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada S5-O3, S5-O4 Distribusi hasil SDA lebih maksimal

W3-O5 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung distribusi hasil produksi pertanian ke luar wilayah Weleri Raya W3-O6 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung bidang pendidikan oleh pemerintah W4-O1, W4-O2 Pengadaan sarana pendidikan kejuruan guna mendukung peningkatan potensi ekonomi lokal kreatif W5-O1 Peningkatan kualitas SDM dengan adanya pemberian informasi mengenai lapangan pekerjaan sebagai buruh industri di KIK W5-O2, W5-O3,W5-O4,W8-O2 Pengadaan pelatihan dan pembinaan industri kecil/ekonomi kreatif kepada masyarakat W5-O5, W8-O5 Pengadaan pembinaan kegiatan pertanian yang lebih produktif dan pemberian bibit unggul W5-O6 Pengadaan program bantuan dan binaan ekonomi kreatif mandiri kepada masyarakat yang tidak mampu W6-O1, W6-O2, W6-O3, W6-O4, W6-O5, W6-O6,W7-O6 Peningkatan pelatihan kepada aparatur pemerintah guna mengoptimalkan kinerjanya sesuai bidang

81


1

STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

1

WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

2

Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)

2

3

Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)

3

4

Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)

4

5

Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)

5

Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)

6

Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)

6

Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7

Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

8

Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7 8

Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)

OPPORTUNITY S7-O1 Adanya kesesuaian desentralisasi dengan fungsi kawasan S7-O2 Pengoptimalan potensi pariwisata dengan desentralisasi S7-O3,S7-O4 Adanya kesesuaian desentralisasi dengan peningkatan aksesibilitas di Weleri

W7-O1 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah terkait pengoptimalan fungsi kawasan di Weleri W7-O2 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas terkait anggaran dan pelaksanaan pengembangan potensi pariwisata pantai Cahaya W7-O3, W7-O4 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas terkait anggaran dan pelaksanaan pengembangan transportasi

S7-O5 Pengoptimalan produksi pertanian dengan adanya desentralisasi S7-O6 Peningkatan desentralisasi secara efisien dan optimal di Weleri Raya S8-O1 Optimalnya fungsi kawasan dan pengelolaan lembaganya S8-O2 Fokus pengelolaan potensi pariwisata dari kelembagaan lebih optimal S8-O4 Pengoperasian administrasi transportasi di pemerintahan lebih optimal S8-O6 Terwujudnya kelembagaan yang efektif dan efisien THREATH Perkembangan Batang yang memiliki fungsi yang sama, yaitu 1 perdagangan dan jasa (sasaran 1) Kelengkapan fasilitas di luar wilayah Weleri Raya (sasaran 2, analisis 2 persebaran fasilitas) Perkembangan daya saing sumberdaya manusia di wilayah sekitar. 3 (sasaran 4) 4 Semakin ketatnya persaingan memperoleh pekerjaan. (sasaran 4) Keberadaan jalan tol yang menghambat aksesibilitas masyarakat 5 terhadap kantor pemerintahan setempat (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas) Kewenangan pusat yang diberikan kepada daerah (desentralisasi) 6 dengan pengelolaan yang tidak efektif. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kepercayaan masyarakat mulai menurun terhadap aparatur 7 pemerintahan. (sasaran 5, analisis perhitungan)

S1-T3,S3-T2,S3-T3,S3-T4,S4-T4,S5-T3,S5-T4 Peningkatan kualitas SDM lebih berdaya saing di Weleri Raya dengan fasilitas-fasilitas yang memadai S1-T5,S3-T5,S7-T5,S8-T5 Pemindahan kantor pemerintah setempat ke lokasi yang lebih strategis, mudah terjangkau, dan tidak terhambat oleh adanya jalan tol

S1-T1 Pengoptimalan lahan terbangun khususnya untuk kawasan perdagangan jasa yang lebih efektif S1-T3,S1-T4 Pengadaan program Peningkatan SDM yang lebih berdaya saing di Weleri Raya yang intensif S1-T5 Pengoptimalan lahan terbangun khususnya untuk kawasan pemerintahan yang lebih terjangkau dan efektif S1-T6,S7-T1,S7-T2 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi pada semua bidang secara signifikan dan efektif

S2-T1,S3-T1,S4-T1,S4-T3 Pengoptimalan hasil produksi pertanian dan sentra IKM dengan distribusinya ke pasar lokal di sekitar Weleri Raya

S1-T7,S2-T7,S3-T7,S4-T7,S5-T7,S6-T7,S7-T7,S8-T6,S8-T7 Peningkatan intensitas transparansi kegiatan dan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah

S2-T3, S2-T4 Pengembangan ekonomi alternatif seperti industri kecil dan menengah

S1-T8 Pengadaan koordinasi yang intens dari tingkat nasional hingga tingkat daerah guna mewujudkan penggunaan lahan yang optimal

S2-T6, S2-T7,S3-T6,S3-T7,S4-T6,S4-T7 Peningkatan intensitas program pembinaan pertanian dan sentra IKM

S2-T1,S4-T2 Pengadaan fasilitas perekonomian yang lengkap guna mewujudkan kawasan perdagangan dan jasa yang berdaya saing

S1-T1,S5-T1 Peningkatan kualitas fasilitas-fasilitas yang sudah ada di Weleri Raya S1-T2, S1-T4,S4-T2,S5-T2 Penambahan jumlah fasilitas pendukung yang lebih lengkap dan efisien

82


1

1

WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

2

Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)

2

3

Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)

3

4

Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)

4

5

Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)

5

Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)

6

Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)

6

Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7

Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

8

Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7 8 OPPORTUNITY Sulitnya membangun koordinasi antar instansi terakit di tingkat 8 provinsi hingga lembaga teknis daerah. (sasaran 5, analisis interpretasi)

STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi) S2-T8,S3-T8,S4-T8,S5-T8 Peningkatan intensitas terhadap koordinasi antar instansi khususnya untuk pengelolaan SDA, bidang pertanian dan sentra IKM yang terintegrasi

S1-T2,S8-T2,S2-T2,S5-T2,S6-T2,S6-T5,S8-T3,S8-T4 Pengadaan kelengkapan fasilitas dan kualitasnya Weleri Raya guna meningkatkan daya saing dengan daerah lainnya

S5-T6,S5-T7 Pengadaan program pembinaan pengelolaan SDA dengan intensif dan akurat S6-T1,S6-T2 Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana transportasi terintegrasi di Weleri Raya S6-T3 Peningkatan anggaran dalam menunjang pelatihan dan penambahan kapabilitas SDM dalam bidang transportasi S6-T4 Pengadaan kebijakan dalam bidang transportasi terkait SDM yang hanya boleh diambil dari wilayah Weleri Raya saja S6-T7,S8-T7 Peningkatan intensitas transparansi dana dalam pengadaan dan pengelolaan desentralisasi kepada masyarakat

S2-T3 Pemerataan fasilitas perekonomian di Weleri Raya S2-T4,S4-T3,S4-T4,S5-T1,S5-T3,S5-T4,S8 Pengadaan balai pelatihan produk kreatif masyarakat (industri rumahan) guna meningkatkan SDM dalam perekonomian S2-T5,S8-T5 Pengadaan jalur alternatif untuk menjangkau fasilitas perekonomian dan pemerintahan S2-T6 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi terkait fasilitas perekonomian yang belum merata S2-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dan pengelola di daerah terkait pengadaan fasilitas perekonomian di Weleri Raya S3-T1,S3-T2,S3-T4,S3-T5 Peningkatan trayek angkutan umum beserta kelengkapan fasilitas transportasi guna mendukung aktivitas perdagangan dan jasa yang berdaya saing S3-T6 Peninjauan kembali terhadap efektivitas pengelolaan desentralisasi terkait trayek angkutan umum di Weleri Raya S3-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dan pengelola di daerah terkait pengadaan trayek angkutan umum yang efektif S4-T1,S4-T6 Pengadaan sekolah kejuruan berkualitas guna mendukung terwujudnya potensi ekonomi lokal yang berdaya saing S4-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dengan pengelola di daerah terkait pengadaan sekolah kejuruan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan S5-T6 Pengadaan evaluasi pelaksanaan program desentralisasi untuk mensejahterakan rakyat miskin S5-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dengan pengelola daerah terkait program bantuan untuk rakyat tidak mampu yang lebih efektif S6-T1,S6-T8 Pengadaan pelatihan untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan koordinasi antar instansi terkait secara rutin S6-T3,S6-T4,S7-T4 Pengadaan FGD antar masyarakat dan pemerintah dalam peluang dan informasi lowongan pekerjaan

S6-T8 Adanya koordinasi dari tingkat nasional hingga daerah untuk mewujudkan transportasi publik yang nyaman efisien, efektif dan terjangkau S7-T1,S7-T2,S7-T3,S7-T6,S7-T7,S8-T3,S8-T4,S8-T6 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi yang tepat sasaran mulai dari prioritas pembangunan hingga pendanaan S7-T4 Pengadaan kebijakan pada jumlah upah yang diberikan terhadap pekerja dari luar Weleri harus lebih rendah daripada kepada pekerja dari dalam Weleri S7-T8,S8-T8 Perlu koordinasi secara intens dan monitoring seta evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan desentralisasi S8-T1,S8-T2 Pengoptimalan anggaran dan kerjasama untuk pengadaan fasilitas dan teknologi di Weleri Raya

83


1

STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

1

WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)

2

Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)

2

3

Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)

3

4

Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)

4

5

Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)

5

Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)

6

Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)

6

Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7

Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

8

Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)

7 8

Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)

OPPORTUNITY S6-T6,S7-T6 Pengadaan evaluasi pelaksanaan desentralisasi secara rutin guna menekan kesempatan KKN S7-T8,S8-T8 Pengadaan koordinasi secara rutin terkait transparansi dan akuntabilitas pemerintah antar instansi terkait S8-T1 Penambahan fasilitas lembaga non-formal yang berfokus pada kegiatan ekonomi lokal kreatif yang berdaya saing

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

84


Daftar Pustaka ____. Kota Batam. Tersedia dalam: www.penghubungkepri.org. Diunduh pada 15 Desember 2015. _____.2011. Mobility Hub Studies. Toronto: Volume 2 Appendix F: Fokus Areas & Mobility Hub Studies. _____.2011. Moving Mississauga From Vision To Action. Mississauga. _____.2012. Mobility Hub Guidelines 2012 TAC Sustainable Urban Transportation Award Submission. Toronto: Metrolink. _____.2012.Kennedy Station Mobility Hub. Toronto: Metrolink Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 04-1733-2004Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Bappeda. 2011. Peta Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. BKKBN. 2015. Indikator dan Kriteria Keluarga dalam www.bkkn.go.id diakses pada 13 November 2015 BPS. 2010. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2010. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2011. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2011. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2012. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2012. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2013. Provinsi Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2014. Provinsi Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik

85


BPS. 2015. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2015. Provinsi Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Rumus Angka Partisipasi Kasar dalam sirusa.bps.go.id diakses pada 13 November 2015 Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. _____. BAB III: Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsinya. Tersedia dalam: skpd.batamkota.go.id. Diunduh pada 15 Desember 2015. Disperindag. 2014. Sentra Industri di Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal : Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Hardoko, Ervan. 2015. Kompas.com: Pembebasan Lahan Tol Batang-Semarang Selesai Maret 2016. Diunduh pada: regional.kompas.comIngram Briana.2012. Mobility Hubs: Foundation for Enhancing the First & Last Mile Experience. Toronto: Metrolink Jababeka. 2015. Kawasan Industri Kendal dalam www.jababeka.com diakses pad 20 Oktober 2015 Kantor Penghubung Provinsi Kepulauan Riau: Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Kepulauan Riau. Khamdi, Muhammad. 2014. Kereta Api Commuter Bulan Ini Layani Wilayah Jawa Tengah. Diunduh: kabar24.bisnis.com

Koran Jakarta: Menjadikan Kendal Kawasan Industri Terbesar di Jateng. Tersedia dalam: www.otda.kemendagri.go.id Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011 – 2031 Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kendal Tahun 2005 - 2025 Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kendal Tahun 2010 – 2015 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Salsberg, Lisa DKK.2010. Planning for Mobility Hubs: Creating Great Transit Places. Canada: Planning for Mobility Hubs: Creating Great Transit Places

86


LAMPIRAN



LAMPIRAN REGIONAL WELERI RAYA LAMPIRAN BAB II Lampiran II.1

Luasan Penggunaan Lahan PENGGUNAAN LAHAN

LUAS (m2)

Tegalan Sawah tadah hujan Sawah irigasi

3.806.022,068 1.474.407,109 93.031.871,35

Permukiman

31.681.606,24

Kebun

828.301,603

Hutan

25.799.408,42

Empang

2.942.796,758

Semak/belukar

391.710,409

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

Lampiran II.2 CURAH HUJAN

Skoring Daya Dukung Lahan SKOR

JENIS TANAH

20,7 - 27,7

30

Aluvial Hidromorf

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Litosol Merah

SKOR 15 30 30 30 30 15 15 15 75

KELERENGAN

SKOR

SKOR TOTAL

PERUNTUKAN

0-8

20

65

Kawasan Budidaya

15-25

60

120

Kawasan Budidaya

0-8

20

80

Kawasan Budidaya

25-40

80

140

Kawasan budidaya

0-8

20

80

Kawasan Budidaya

15-25

60

105

Kawasan Budidaya

0-8

20

65

Kawasan Budidaya

25-40

80

125

Kawasan budidaya

25-40

80

185

Kawasan Lindung

1


CURAH HUJAN

SKOR

JENIS TANAH

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Aluvial Hidromorf

20,7 - 27,7

30

SKOR 30 30 15 30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

20,7 - 27,7

30

Latosol Coklat

30 30

20,7 - 27,7

30

Aluvial kelabu Tua

20,7 - 27,7

30

Aluvial kelabu Tua

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

20,7 - 27,7

30

Asosiasi Aluvial Kelabu

Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011

15 15 15 15 15

KELERENGAN

SKOR

SKOR TOTAL

PERUNTUKAN

15-Aug

40

100

Kawasan Budidaya

25-40

80

140

Kawasan budidaya

0-8

20

65

Kawasan Budidaya

15-25

60

120

Kawasan Budidaya

15-Aug

40

100

Kawasan Budidaya

25-40

80

140

Kawasan budidaya

25-40

80

125

Kawasan budidaya

0-8

20

65

Kawasan Budidaya

15-25

60

105

Kawasan Budidaya

25-40

80

125

Kawasan budidaya

0-8

20

65

Kawasan Budidaya

KAWASAN SEMPADAN Jenis Sempadan

Panjang sempadan (m)

Sungai Pantai Rel Kereta Api

100 100 6

Sumber: RTRW Kabupaten kendal 2011-2031

2


Lampiran II.3

Peta Jenis Tanah, Peta Kelerengan Dan Peta Curah Hujan

3


4


5


Lampiran II.4

Peta Klasifikasi Desa-Kota Weleri Raya

6


Lampiran II.5

Panjang Jalan Kabupaten Kendal Berdasar Status Jalan

KECAMATAN

KONDISI BAIK

KONDISI SEDANG

KONDISI RUSAK

KONDISI RUSAK BERAT

PANJANG JALAN PER KECAMATAN (Meter)

Gemuh Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri

43022 63800 8463 24589 24420

15364 48064 22929 22177 36954

7333 6809 24016 24926 8570

63529 251 3298 412 0

129248 118924 58706 72104 69944

PANJANG BERDASARKAN KONDISI (Meter)

164294

145488

71654

67490

448926

32.41

15.96

15.03

100

PERSENTASE (%)

36.60 Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Kendal dan Hasil Observasi Kelompok 1B, 2014

Lampiran II.6

Jumlah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, dan Perekonomian (a) Fasilitas Pendidikan KECAMATAN

TK GEMUH 18 RINGINARUM 14 KANGKUNG 31 ROWOSARI 11 WELERI 18 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015

(b) Fasilitas Kesehatan

SEKOLAH SD 25 19 21 24 28

SMP 6 3 7 3 7

SMA 1 0 2 2 4

KECAMATAN PUSKESMAS GEMUH 0 RINGINARUM 0 KANGKUNG 0 ROWOSARI 0 WELERI 1 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015

RUMAH SAKIT 1 0 0 0 5

(c) Fasilitas Perekonomian KOPERASI

PASAR

GEMUH

KECAMATAN

1

1

RINGINARUM

0

1

7


KECAMATAN

KOPERASI

PASAR

KANGKUNG

1

3

ROWOSARI

1

4

WELERI 2 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015

1

JUMLAH MASJID

JUMLAH MUSHOLLA

JUMLAH SMA

JUMLAH GEREJA PROTESTAN

JUMLAH RUMAH SAKIT SWASTA

JUMLAH RUMAH SAKIT BERSALIN

JUMLAH GEREJA KATHOLIK

JUMLAH KLENTENG

1 1 1 1 1 5 20

1 1 1 1 1 5 20

1 1 1 1 1 5 20

1 1 1 1 1 5 20

1 1 1 0 1 4 25

1 1 0 1 0 3 33.3

1 1 0 0 0 2 50

1 0 0 0 0 1 100

1 0 0 0 0 1 100

1 0 0 0 0 1 100

ORDE

JUMLAH PERTOKOAN

1 1 1 1 1 5 20

ERROR

JUMLAH PASAR UMUM

1 1 1 1 1 5 20

PROSENTASE

JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU

1 1 1 1 1 5 20

JUMLAH

JUMLAH PUSKESMAS

WELERI 1 1 1 GEMUH 1 1 1 KANGKUNG 1 1 1 RINGINARUM 1 1 1 ROWOSARI 1 1 1 TOTAL 5 5 5 BOBOT 20 20 20 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (Olah Data)

JUMLAH SMP

JUMLAH SD

JUMLAH TK

KECAMATAN

JUMLAH PAUD

Lampiran II.7 Perhitungan Analisis Pusat Permukiman (a) Analisis Skalogram

15 13 11 11 11 61

25% 21% 18% 18% 18% 100%

0 0 0 2 0 2

I II III III III

JUMLAH SD

JUMLAH SMP

JUMLAH PUSKESMAS

JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU

JUMLAH PASAR UMUM

JUMLAH PERTOKOAN

JUMLAH MASJID

JUMLAH MUSHOLLA

JUMLAH SMA

JUMLAH GEREJA PROTESTAN

JUMLAH RUMAH SAKIT SWASTA

JUMLAH RUMAH SAKIT BERSALIN

JUMLAH GEREJA KATHOLIK

JUMLAH KLENTENG

SKOR

ORDE

WELERI 140 360 KANGKUNG 300 620 RINGINARUM 120 280 GEMUH 220 360 ROWOSARI 180 220 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (Olah Data)

560 420 380 500 480

140 140 60 120 60

180 40 20 60 60

220 40 100 60 120

100 100 20 20 80

680 200 160 100 260

760 600 600 740 460

2520 1800 1640 400 140

100 50 0 25 50

166.7 0 33.3 33.3 0

250 0 0 50 0

100 0 0 0 0

100 0 0 0 0

100 0 0 0 0

6476.7 4310 3413.3 2688.3 2110

I II III III III

KECAMATAN

JUMLAH PAUD

JUMLAH TK

(a) Analisis Indeks Marshall

8


Lampiran II.8 Perhitungan Eksisting Dan Proyeksi Penduduk (a) Penduduk Weleri Eksisting (jiwa) KECAMATAN

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Gemuh

47.829

47.931

48.489

49.142

49.212

49.570

50.096

50.483

50.514

51.144

50.492

Kangkung

46.972

47.133

47.461

47.701

48.075

48.396

48.648

48.975

47.967

48.627

47.638

Ringinarum

35.072

35.060

35.384

36.024

36.850

37.335

37.938

38.359

34.597

34.523

35.342

Rowosari

48.709

48.813

49.043

49.142

50.111

50.184

50.802

51.137

54.755

55.904

48.515

Weleri

56.442

56.754

56.809

57.397

57.878

61.170

61.837

62.408

59.419

59.004

57.466

235.691

237.186

239.406

242.126

246.655

249.321

251.362

247.252

249.202

239.453

Total 235.024 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015

(b) Penduduk Weleri Raya Proyeksi 2035 Tahun

Jumlah Penduduk (jiwa) Gemuh

Ringinarum

Weleri

Rowosari

Kangkung

Total

2015

51.011

39.085

66.163

51.519

49.234

257.013

2016

51.196

39.318

67.064

51.664

49.352

258.595

2017

51.382

39.553

67.977

51.809

49.471

260.192

2018

51.568

39.789

68.903

51.955

49.589

261.805

2019

51.755

40.027

69.841

52.101

49.708

263.432

2020

51.943

40.266

70.792

52.247

49.827

265.076

2021

52.132

40.506

71.756

52.394

49.947

266.735

2022

52.321

40.748

72.733

52.541

50.067

268.410

2023

52.510

40.992

73.724

52.689

50.187

270.101

2024

52.701

41.237

74.728

52.837

50.307

271.809

2025

52.892

41.483

75.745

52.985

50.428

273.533

2026

53.084

41.731

76.776

53.134

50.549

275.274

2027

53.277

41.980

77.822

53.283

50.670

277.031

2028

53.470

42.231

78.882

53.433

50.791

278.806

9


Tahun

Jumlah Penduduk (jiwa) Gemuh

Ringinarum

Weleri

Rowosari

Kangkung

2029

53.664

42.483

79.956

53.583

50.913

280.598

2030

53.858

42.737

81.044

53.733

51.035

282.408

2031

54.054

42.992

82.148

53.884

51.158

284.236

2032

54.250

43.249

83.266

54.036

51.280

286.081

2033

54.447

43.507

84.400

54.187

51.403

287.945

2034

54.644

43.767

85.550

54.340

51.527

289.827

86.714

54.492

51.650

291.728

2035 54.842 44.028 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (olah data)

Lampiran II.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Kelamin per Kecamatan (a) Weleri Raya (b) Kecamatan Gemuh Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan 0-4 6.551 6.346 5-9 6.836 6.930 10-14 7.091 7.037 15-19 8.319 6.297 20-24 5.976 5.229 25-29 6.420 5.974 30-34 6.449 5.890 35-39 5.448 5.415 40-44 5.685 5.768 45-49 6.412 5.491 50-54 4.791 4.748 55-59 3.680 3.347 60-64 1.975 2.434 65-69 1.666 2.109 70-74 1.235 1.864 75+ 1.105 1.603 Total 79.639 76.482 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 Kelompok Umur

Total

Jumlah 12.897 13.766 14.128 14.616 11.205 12.394 12.339 10.863 11.453 11.903 9.539 7.027 4.409 3.775 3.099 2.708 156.121

Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan 0-4 6.551 6.346 5-9 6.836 6.930 10-14 7.091 7.037 15-19 8.319 6.297 20-24 5.976 5.229 25-29 6.420 5.974 30-34 6.449 5.890 35-39 5.448 5.415 40-44 5.685 5.768 45-49 6.412 5.491 50-54 4.791 4.748 55-59 3.680 3.347 60-64 1.975 2.434 65-69 1.666 2.109 70-74 1.235 1.864 75+ 1.105 1.603 Total 79.639 76.482 Sumber: Kecamatan Kangkung Dalam Angka, 2015 Kelompok Umur

(b) Kecamatan Kangkung Jumlah 12.897 13.766 14.128 14.616 11.205 12.394 12.339 10.863 11.453 11.903 9.539 7.027 4.409 3.775 3.099 2.708 156.121

Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 2.170 2.020 5 –9 2.317 2.162 10 – 14 2.195 2.128 15 – 19 1.942 1.732 20 – 24 1.570 1.498 25 – 29 1.777 1.798 30 – 34 1.881 1.809 35 – 39 1.476 1.624 40 – 44 1.750 1.919 45 – 49 1.661 1.766 50 – 54 1.602 1.579 55 – 59 1.251 1.039 60 – 64 677 743 65 – 69 568 720 70 – 74 685 685 75+ 593 593 Total 24.115 23.815 Sumber: Kecamatan Kangkung Dalam Angka, 2015

Jumlah 4.190 4.479 4.323 3.674 3.068 3.575 3.690 3.100 3.669 3.427 3.181 2.290 1.420 1.288 1.370 1.186 47.930

10


(c) Kecamatan Rowosari

(d) Kecamatan Ringinarum

Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 1.935 1.825 5 –9 2.217 2.208 10 – 14 2.418 2.413 15 – 19 2.301 2.013 20 – 24 1.979 1.669 25 – 29 1.870 1.848 30 – 34 1.748 1.772 35 – 39 1.640 1.837 40 – 44 1.824 1.846 45 – 49 1.676 1.699 50 – 54 1.519 1.480 55 – 59 1.185 1.025 60 – 64 678 802 65 – 69 586 700 70 – 74 410 587 75+ 347 458 Total 24.333 24.182 Sumber: Kecamatan Rowosari Dalam Angka, 2015

Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 00 – 04 1.413 1.421 05 – 09 1.503 1.521 10 – 14 1.590 1.553 15 – 19 1.569 1.389 20 – 24 1.468 1.069 25 – 29 1.440 1.208 30 – 34 1.598 1.310 35 – 39 1.311 1.141 40 – 44 1.418 1.374 45 – 49 1.297 1.317 50 – 54 1.104 1.188 55 – 59 904 795 60 – 64 515 637 65 – 69 426 567 70 – 74 284 443 75 + 222 347 Total 18.062 17.280 Sumber: Kecamatan Ringinarum Dalam Angka, 2015

Lampiran II.10

Jumlah 3.760 4.425 4.831 4.314 3.648 3.718 3.520 3.477 3.670 3.375 2.999 2.210 1.480 1.286 997 805 48.515

Perhitungan Angka Partisipasi Pendidikan Tingkatan Sekolah SD SMP SMA

Gemuh 4946 2636 1005

Usia

Gemuh 7-12 5496,6 13-15 2812,8 16-18 1702,8 Angka Partisipasi Kasar Gemuh SD 90% SMP 94% SMA 59% Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (olah data)

(e) Kecamatan Weleri Jumlah 2.834 3.024 3.143 2.958 2.537 2.648 2.908 2.452 2.792 2.614 2.292 1.699 1.152 993 727 569 35.342

Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 2.415 2.317 5 –9 2.431 2.425 10 – 14 2.680 2.562 15 – 19 2.641 2.340 20 – 24 2.217 1.999 25 – 29 2.526 2.266 30 – 34 2.411 2.247 35 – 39 2.024 2.023 40 – 44 2.125 2.176 45 – 49 2.015 2.188 50 – 54 1.816 1.834 55 – 59 1.421 1.260 60 – 64 726 865 65 – 69 577 756 70 – 74 448 709 75+ 408 618 Total 28.881 28.585 Sumber: Kecamatan Weleri Dalam Angka, 2015

Jumlah Penduduk Menurut Tingkatan Sekolah (jiwa) Ringinarum Rowosari Kangkung 3155 4930 4976 1181 2411 1853 0 1375 235 Jumlah Penduduk Menurut Usia (jiwa) Ringinarum Rowosari Kangkung 3021 6328,8 5400 1246,8 3305,4 2653,2 1156 1970,4 1500,4 Ringinarum Rowosari Kangkung 104% 78% 92% 95% 73% 70% 0% 70% 16%

Jumlah 4.732 4.856 5.242 4.981 4.216 4.792 4.658 4.047 4.301 4.203 3.650 2.681 1.591 1.333 1.157 1.026 57.466

Weleri 6128 2487 3170 Weleri 6225,6 3231,6 2050,8 Weleri 98% 77% 155%

11


Lampiran II.11 Jumlah Penduduk Miskin (a) Penduduk Miskin Berdasarkan KK Pra Sejahtera dan Sejahtera I Tahun 2009-2014 Kecamatan

2009 9.121 8.276 5.206 10.628 9.706 42.937

Gemuh Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri Total Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015

Lampiran II.12

Jumlah KK Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 2011 2012 9.465 6.600 9.125 9.125 5.206 6.310 9.103 8.970 9.011 8.788 41.910 39.793

2010 9.343 8.253 5.206 9.557 9.660 42.019

2013 6.619 9.492 5.206 8.213 8.628 38.158

2014 6.641 9.753 5.206 8.650 8.701 38.951

Jumlah Tenaga Kerja per Sektor Tahun 2014

Kecamatan

Pertanian

Pertambangan/Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air Minum

Konstruksi/Bangunan

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pengangkutan, Persewaan, Pengangkutan dan Jasa

Gemuh

17361

104

2084

24

568

3670

3899

Ringinarum

11139

9

65

0

517

363

190

Kangkung

17956

21

1388

11

199

2558

1132

29785 Weleri 13652 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015

0

3680

62

775

1563

1011

309

1139

80

2838

5323

2205

Rowosari

Lampiran II.13 Produktivitas Lahan Pertanian Di Weleri Raya (Terhadap Lahan Dan Tenaga Kerja) (a) Produktivitas Lahan Pertanian Kecamatan

Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2013

Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2014

Luas Lahan 2014

Luas Lahan 2013

Nilai Produktivitas 2013

Nilai Produktivitas 2014

Gemuh

26056

26056

1462.08

1476.89

17.82

17.64

Weleri

22214

14713

1140.06

1140.06

19.48

19.48

Ringinarum

15671

18904

1113.00

1113.00

14.08

14.08

Kangkung

28312

27283

1825.05

1825.05

15.51

15.51

Rowosati 23913 Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angka, 2015 (olah data)

23409

2030

2030.00

11.78

11.78

12


(a) Produktivitas Lahan Pertanian Terhadap Tenaga Kerja Produksi Pertanian Pangand dan Palawija 2013

Kecamatan

Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2014

Tenaga Kerja 2013

Tenaga Kerja 2014

Nilai Produktivitas 2013

Nilai Produktivitas 2014

26056 14713 18904 27283 23409

17361 13652 11139 17956 29785

17193 13652 11128 17946 27898

1.50 1.63 1.41 1.58 0.80

1.52 1.08 1.70 1.52 0.84

Gemuh 26056 Weleri 22214 Ringinarum 15671 Kangkung 28312 Rowosati 23913 Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angka, 2015 (olah data)

Lampiran II.14 Prediksi PDRB dan Kinerja Ekonomi (a) PDRB Kabupaten Kendal 2003-2013 NO

SEKTOR

KABUPATEN KENDAL (rupiah) 2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

979,932.51

1,027,464.48

1,030,409.06

1,079,934.19

1,086,655.98

1,125,211.42

1,271,432.21

1,258,430.83

1,397,854.03

1,445,051.16

1,502,090.73

36,515.19

37,149.42

38,626.20

42,347.62

53,220.39

54,524.43

55,293.07

56,440.51

58,127.36

1,613,583.82

1,641,119.86

1,716,524.18

1,756,426.89

1,959,314.05

2,153,337.09

2,228,765.65

2,383,482.40

2524898.29

50,413.48

44,680.42

45,258.31

48,121.20

58,547.48

59,332.91

168,061.99

62,775.63

66,140.41

1

Pertanian

2

Pertambangan & Penggalian

3

Industri

4

Listrik, Gas & Air Minum

56,192.12

57,989.49

5

Konstruksi

130,408.82

124,340.62

117,456.49

128,521.63

129,341.54

139,957.57

151,985.06

159,796.42

60,072.44

181,053.74

195,538.04

6

Perdagangan, Hotel & Restoran

741,003.99

759,002.98

787,223.21

809,708.78

846,063.53

877,575.39

915,672.41

981,409.38

1,031,584.88

1,086,383.06

1,136,820.22

7

Transportasi & Komunikasi

97,038.10

98,496.78

100,889.75

106,325.91

117,184.47

127,686.52

134,411.98

146,336.37

155,623.15

161,465.17

167,754.73

8

Keuangan

93,711.70

100,996.97

106,959.14

112,158.19

117,828.72

127,187.48

137,501.24

146,035.65

155,116.76

163,758.15

174,832.08

9

Jasa - Jasa

Total Sumber: Data Bappeda 2003 – 2014

44,543.40 1,861,210.21

319,118.82

334,328.84

336,447.63

336,447.63

364,558.01

4,061,726.43

4,167,580.37

4,279,793.97

4,419,992.04

4,623,577.98

49,920.30 1,927,188.77

389,877.37

4,822,594.31

408,594.48

434,876.22

464,714.85

493,223.21

539,446.60

5,090,679.30

5,394,079.30

5,717,086.82

6,033,633.03

6,365,648.46

13


(b) PDRB Weleri Raya 2003-2013 NO

SEKTOR

1

Pertanian

2

Pertambangan & Penggalian

3

Industri

4

Listrik, Gas & Air Minum

5

Konstruksi

6

Perdagangan, Hotel & Restoran

7 8

WELERI RAYA 2003

2004

2005

2006

2007*

2008*

2009*

2010*

2011*

2012*

2013*

238,588.67

206,072.00

235,112.95

243,389.49

244,904.41

253,593.82

286,548.24

283,618.06

315,040.47

325,677.50

338,532.76

11,658.99

11,200.92

11,319.61

12,152.54

12,782.67

14,325.68

15,272.71

15,646.93

15,867.51

16,196.79

16,680.87

173,345.13

187,049.49

202,531.20

214,553.67

227,353.32

235,412.83

239,337.04

263,037.64

272,251.50

291,150.69

308,425.13

9,117.04

9,485.58

9,393.39

10,015.49

11,695.29

12,069.38

12,185.52

12,348.99

34,978.83

13,065.52

13,765.84

10,146.88

7,254.20

7,224.32

6,017.10

6,055.49

6,552.51

7,115.61

7,481.32

2,812.46

8,476.54

9,154.66

206,054.42

206,133.49

208,323.54

214,374.70

223,999.81

232,342.75

242,429.13

259,833.35

273,117.58

287,625.69

300,979.19

Transportasi & Komunikasi

28,947.59

29,715.21

30,460.89

33,126.11

36,509.12

39,781.06

41,876.40

45,591.47

48,484.79

50,304.89

52,264.42

Keuangan

16,993.91

18,122.27

19,181.24

19,963.03

20,972.33

22,638.09

24,473.84

25,992.88

27,609.22

29,147.30

31,118.35

Jasa - Jasa 60,910.10 Total 755,762.73 (*) Angka Sementara/Proyeksi Sumber: Data Bappeda 2003 – 2006 (olah data)

64,718.68

66,228.86

65,746.81

71,239.99

76,187.77

79,845.36

84,981.20

90,812.11

96,383.06

105,415.79

739,751.84

789,776.00

819,338.94

857,077.90

893,969.78

943,665.00

999,906.60

1,059,782.87

1,118,461.40

1,180,007.48

9

14


Lampiran II.15 Perhitungan Potensi Komoditas Pertanian (a) Komoditas Pertanian Tahun 2013 KECAMATAN Gemuh

Ringinarum

Weleri

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung

Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Rowosari Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Kangkung Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (olah data)

JUMLAH

WILAYAH 7,642.00 17,581.00 756.00 0.00 77.00 6,044.00 9,540.01 74.00 0.00 13.00 13,337.84 8,876.00 0.00 0.00 0.00 22,683.12 1,229.77 0.00 0.00 0.00 18,557.00 8,538.00 1,198.00 18.68 0.00

Weleri Raya

Kabupaten Kendal

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL LQ KOMODITAS PERTANIAN LQ 1.09 0.88 3.64 0.04 0.20

JUMLAH 68,263.96 45,764.78 2,028.00 18.68 90.00 116,165.42 236,538.00 195,565.00 2,098.70 1,795.81 1,684.00 437,681.51

SEKTOR BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS NON BASIS

15


(b) Komoditas Pertanian Tahun 2014 KECAMATAN Gemuh

Ringinarum

Weleri

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung

Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Rowosari Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Kangkung Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2015 (olah data)

JUMLAH

WILAYAH 7,678.00 25,390.00 641.00 0.00 146.00 5,994.00 12,821.00 77.00 12.00 0.00 13,434.00 1,279.00 0.00 0.00 0.00 22,326.00 1,083.00 0.00 0.00 0.00 15,547.52 10,776.52 958.52 0.00 0.00

Weleri Raya

Kabupaten Kendal

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau

PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL LQ KOMODITAS PERTANIAN LQ 1.06 0.92 3.68 0.03 0.47

JUMLAH 64,979.52 51,349.52 1,676.52 12.00 146.00 118,163.56 235,933.77 214,636.76 1,752.51 1,459.84 1,206.30 454,989.18

SEKTOR BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS NON BASIS

16


Lampiran II.16

Perhitungan Potensi Komoditas Peternakan (a) Komoditas Peternakan Tahun 2013 WILAYAH

PETERNAKAN Ayam Kampung Bebek/Itik Itik Manila Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba

Weleri Raya

TOTAL Ayam Kampung Bebek/Itik Itik Manila Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba

Kabupaten Kendal

TOTAL LQ KOMODITAS PETERNAKAN PETERNAKAN LQ Ayam Kampung 2.339 Bebek/Itik 0.203 Itik Manila Angsa 2.023 Sapi Potong 0.239 Kerbau 1.055 Kuda 1.526 Kambing 0.249 Domba 0.065 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (olah data)

(b) Komoditas Peternakan Tahun 2014 JUMLAH 125,638 10,943 803 304 161 104 7,842 360 146,155 1247552 1250180 3491 29565 3546 1583 731440 127793 3395150

WILAYAH

PETERNAKAN

Weleri Raya

Ayam Kampung Bebek/Itik

346,505 167,265

Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba

805 526 253 111 8,571 5,087 529,123 1227250 898173

TOTAL Ayam Kampung Bebek/Itik

Kabupaten Kendal

Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba TOTAL

LQ KOMODITAS PETERNAKAN PETERNAKAN LQ Ayam Kampung 1.259 Bebek/Itik 0.830 Itik Manila 0.830 Angsa #DIV/0! BASIS Sapi Potong 0.082 NON BASIS Kerbau 0.323 BASIS Kuda 0.313 BASIS Kambing 0.523 NON BASIS Domba 0.178 NON BASIS Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2015 (olah data) SEKTOR BASIS NON BASIS

JUMLAH

28637 3488 1583 73036 127293 2359460

SEKTOR BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS

17


Lampiran II.17 Perhitungan Potensi Komoditas Perikanan (a) Komoditas Perikanan Tahun 2013 KECAMATAN

BANDENG

LELE

-

-

Gemuh Ringinarum Kangkung Rowosari Weleri TOTAL

330.5 42.00 372.5

Weleri Raya

PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang

JUMLAH

TOTAL Kabupaten Kendal

Bandeng Lele Nila Rucah Udang

TOTAL Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014

PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang

66.23 66.23 132.46 132.46 132.46 529.84 5091.8

32.12 2.78 31.33 66.23

-

WILAYAH

NILA

6.8 48.60 11.64 67.04

RUCAH

UDANG

-

13.84 20.00 20.00

13.84

LQ KOMODITAS PERIKANAN LQ SEKTOR 4.736586276 BASIS

0.25677641

NON BASIS

187850.2 192942

(b) Komoditas Perikanan Tahun 2014 KECAMATAN Gemuh Ringinarum Kangkung Rowosari Weleri TOTAL

BANDENG -

LELE 330.5 42.00

372.5

NILA 32.12 48.6 85.39 166.11

6.8 2.78 8.74 18.32

RUCAH -

UDANG 13.84 3.69 3.69

13.84

18


WILAYAH

PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang

Weleri Raya

JUMLAH 372.5 166.11 18.32 3.69 13.84 574.46 4928

TOTAL Bandeng Lele Nila Rucah Udang

Kabupaten Kendal

TOTAL Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014

Lampiran II.18

PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang

LQ KOMODITAS PERIKANAN LQ 1.06 BASIS

0.06

SEKTOR

NON BASIS

3155.485 8083.485

Sentra Industri Kecil-Menengah Weleri Raya No

Nama Sentra

Jenis Produk

1

Sentra Pengolahan Ikan

Ikan Pindang

Jumlah Tenaga Kerja (jiwa) 450

2

Sentra Pengolahan Ikan

Ikan Panggang

3

Sentra Kaligrafi

4 5

Jumlah Sentra IKM

Lokasi

425

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

50

40

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

Kaligrafi

12

4

Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari

Sentra Industri Tas

Tas dan Koper

19

57

Ds. Truko Kec. Kangkung

Sentra Box Ayam

Box/Kandang Ayam

50

55

Ds. Sumberagung Kec. Weleri

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2015

19


Lampiran II.19

Trayek Angkutan Umum

Pelayanan Trayek Angkutan Umum Aktif Melayani Tidak Aktif Melayani Tidak Terlayani Melayani Total Kelurahan

Gemuh

Kangkung

Ringinarum

Rowosari

Weleri

Total

Persen

9 5 2 16

3 2 10 15

6 1 5 12

12 1 3 16

12 0 4 16

42 9 24 75

56 12 32 100

(a) Trayek Angkutan Umum Sumber: Hasil Survey Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

(b) Jumlah Penumpang, Jumlah Unit, Frekuensi Pulang Pergi Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Trayek

Jumlah Penumpang (jiwa)

Jumlah Unit menurut Wawancara Lapangan (unit)

Frekuensi PP (kali/hari)

Jalur A.05 yaitu Ps. Talang – Karangmulyo – Pegandon – Tamangede – Krompaan – Gebang – Lomansari – Pucangrejo – Weleri

10

3

3

Jalur A.06 yaitu Ps.Cepiring - Tanjungmulyo - Ps.Kangkung - Gebanganom-Tlahab - Pucangrejo – Weleri

5

3

3

Jalur A.08 yaitu Weleri - Karanganom - Rowosari - Gempolsewu – Sendangsikucing

10

7

3

Jalur A.09 yaitu Weleri - Wonotenggang - Pojoksari - Rowosari – Tawang

7

8

3

Jalur A.16 yaitu Weleri – Sumberagung – Manggungsari – Tejorejo – Ringinarum

10

8

5

Jalur A.17 yaitu Weleri - Ngasinan - Caruban - Pagerdawung - Sedayu - Pamrihan-Galih - Cepokomulyo Triharjo – Sojomerto

5

9

9

Jalur A.19 yaitu Cepiring - Podosari - Botomulyo - Gemuh - Sedayu - Pamrihan-Galih - Cepokomulyo Triharjo – Sojomerto

6

15

10

Jalur A.22 yaitu Ps. Weleri - Sendang Kulon - Sendang Dawung - Kaliyoso

9

8

4

Jalur A.26 yaitu Weleri - Tratemulyo - Karangsari - Sendangdawuhan – Pojoksari - Jungsemi

9

8

3

Jalur A.27 yaitu Weleri - Penaruban - Pucuksari - Parakan - Tanjungsari - Tanjunganom - Bulak - Aramaram – Siwalan

7

4

2

Jalur A.28 yaitu Weleri - Sidomukti - Surokonto – Kebongembong

4

5

3

Rata-Rata Sumber: Hasil Survey Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

7

7

4

20


Lampiran II.20 Karakteristik Kelembagaan Formal (a) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Kondisi Eksisting

KEPUASAN TERHADAP KONDISI JALAN 15

20 10 0

15

2

16 13 1

13

19

14

6 7

1

0

Sangat Puas

17

11

Puas

KEPUASAN TERHADAP KONDISI FASILITAS PENDIDIKAN

Tidak Puas

26 2

24 5

4 1

Sangat Puas

4

Puas

28

21 7

16 4 4

2

2

Tidak Puas

3

1

26

19 3

1

Puas

25

2

4

2

Sangat Puas

4

3

Tidak Puas

KEPUASAN TERHADAP JAMINAN KEAMANAN

KEPUASAN TERHADAP KONDISI FASILITAS KESEHATAN

40 20 0

26

23 8

40 20 0

40 20 0

22 9

19 9

1

2

Sangat Puas

24

16 1 7

Puas

8

0 1616 0

Tidak Puas

Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya.

21


(b) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Lembaga Formal

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA FORMAL 21 6

20 2

50

10

3

15

9

8

0

22 9

19 5 1

0

Sangat Puas

Puas

Tidak Puas

(c) Respon Penduduk Weleri Raya Terhadap Lembaga Formal

TINGKAT KEPENTINGAN LEMBAGA FORMAL

31

40

26

30 20

24

23

20

17

14

10

0

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN LEMBAGA FORMAL

15 3

1 1

Gemuh

16 14

0 1

0

Penting

11 9

2 9

10

10 4 10

12

3

5

1

Kangkung Ringinarum Rowosari

Sangat Penting

7

1

10

11

17

12

Weleri

Tidak Penting

0

Gemuh

Kangkung

Ringinarum

Sering

Jarang

Rowosari

Weleri

Tidak Pernah

22


KEBUTUHAN LEMBAGA FORMAL BARU

TINGKAT KINERJA LEMBAGA FORMAL

27

30

27

19

5

2

0

0

Gemuh

10

Baik

24

23

17 14

3

1 1

0 1

0

1 7

1

0

1

0

Kangkung Ringinarum Rowosari Sangat Baik

20

6

5

31

26

30 4

3

10

40

18 8

20

25

Weleri

Sangat Penting

Tidak Baik

Penting

Tidak Penting

Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya

(d) Respon Penduduk Terhadap Pembangunan Jalan Tol Tran Jawa Kecamatan Gemuh

25%

25%

Setuju

Kecamatan Ringinarum 0 0

Kecamatan Weleri 0 0

100%

100%

50%

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan yang dilewati jalan tol dalam kecamatan di Weleri Raya. - Weleri: Sambongsari, Penyangkringan, Bumiayu, Nawangsari, dan Sumberagung. - Ringinarum: Tejorejo, Ngawensari, Wungurejo, Ringinarum, dan Rowobranten. - Gemuh: Cepokomulyo dan Galih.

23


Lampiran II.21 Karakteristik Kelembagaan Non-Formal (a) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Lembaga Non-Formal

KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA NON FORMAL

26 30

21

18

25 20

20 13

8

5

15

18

8 4

10 5 0

1 Gemuh

2

1 Kangkung

Ringinarum

Sangat Puas

4

1 Rowosari

Puas

Weleri

Tidak Puas

Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya.

(b) Respon Penduduk Weleri Raya Terhadap Lembaga Non-Formal

24


TINGKAT KINERJA LEMBAGA NON FORMAL KEBUTUHAN LEMBAGA NON FORMAL BARU

26

22

30

17 7

20

23

21

10

7

6

2

4

10 0

1

Gemuh

3

1

0

Kangkung Ringinarum Rowosari Sangat Baik

Baik

19 24

25 20 15 10 5 0

20 10 6

8 5

Ada

Tidak Ada

20

15 13

15

11 4 9

10

20

10

TINGKAT KEPENTINGAN LEMBAGA NON FORMAL

29

7 5

7

20 10 10

2

0 0

0 Gemuh

Kangkung Ringinarum Rowosari

Sering

Jarang

27

23

22

30

5 0

Weleri

9

10 8 6

5

Tidak Tahu

28 16

10 7

Kangkung Ringinarum Rowosari

Tidak Baik

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN LEMBAGA NON FORMAL

11

11

5

0

Gemuh

Weleri

9

Weleri

Tidak Pernah

Gemuh

2

0 1

3

1

Kangkung Ringinarum Rowosari

Sangat Penting

Penting

2

Weleri

Tidak Penting

Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya

25


LAMPIRAN BAB V Lampiran V.1

Kontribusi Sasaran 1 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran

Input

Proses

Output

Kontribusi

Penjelasan

Sasaran 1

Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana

Kecenderungan Pemanfaatan Lahan

Pola Ruang

Menentukan Kawasan Lindung Dan Budidaya

Daya Dukung Lahan

Sasaran 1

Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana

Kecenderungan Pemanfaatan Lahan

Pola Ruang

Menentukan Kawasan Lindung Dan Budidaya

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak

Rawan Bencana

Sasaran 1

Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana

Kecenderungan Pemanfaatan Lahan

Pola Ruang

Menentukan Kawasan Lindung

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak

Jumlah Penduduk

Sasaran 4

Skalogram

Sistem Pusat Permukiman

Struktur Ruang

Menentukan Pusat Kegiatan

Sasaran 2

Skalogram

Sistem Pusat Permukiman

Struktur Ruang

Menentukan Pusat Kegiatan Dan Jaringan Sarana Prasarana

Sasaran Ke-

Penjelasannya

Nama Data

Asal Data

Sasaran 1

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak

Penggunaan Lahan

Sasaran 1

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak

Sasaran 1

Sasaran 1

Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Kelengkapan Fasilitas Yang Kompak Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Sasaran 1

Lampiran V.2

Kontribusi Sasaran 2 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran

KeSasaran 2

Penjelasan Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan

Input Nama Data Jumlah Sarana Kesehatan

Proses Asal Data Sasaran 2

Analisis Ketersediaan (Supply) Sarana

Output Identifikasi Pemenuhan Infrastruktur

Kontribusi Struktur atau Pola Struktur Ruang

Penjelasan Sistem Jaringan Transportasi

Jumlah sarana Pendidikan Jumlah Sarana

26


Sasaran Ke-

Input Penjelasan

Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan

Proses

Nama Data Perekonomian

Asal Data

Jumlah Penduduk

Sasaran 4

Titik Persebaran Sarana Kesehatan

Sasaran 2

Analisis Keterkaitan Spasial

Output

Kontribusi Struktur atau Pola

Penjelasan

Identifikasi Penempatan / Pengembangan Fasilitas Sosial Ekonomi Secara Strategis

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Transportasi, Sistem Pusat Pelayanan

Analisis Persebaran Fasilitas

Identifikasi Pelayanan Fasilitas dalam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman, Sistem Pusat Pelayanan, Sistem Jaringan Transportasi

Analisis Jangkauan Pelayanan Fasilitas

Identifikasi Cakupan Pelayanan Fasilitas Berdasarkan Jarak Tempuh

Struktur Ruang

Sistem Pusat Pelayanan, Sistem Jaringan Transportasi

Proses

Output

Kontribusi

Penjelasan

Potensi Komoditas Weleri Raya

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Produktivitas Pertanian

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Titik Persebaran Sarana Pendidikan Titik Persebaran Sarana Perekonomian Jaringan Jalan Trayek Angkutan Umum

Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan

Peta Persebaran Fasilitas

Sasaran 2

Peta Persebaran Jumlah Penduduk

Sasaran 4

Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan

Peta Persebaran Fasilitas

Sasaran 2

Peta Jaringan Jalan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

Lampiran V.3 Sasaran Ke-3

Kontribusi Sasaran 3 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran Penjelasannya

Input Nama Data

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Jumlah Komoditas Pertanian Pangan, Holtikultura, Perikanan, Dan Peternakan Tahun 2014

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi (Pertanian) Produksi Pertanian

Asal Data Sasaran 3

Sasaran 3

Analisis Potensi Komoditas: Perbandingan Antara Komoditas Di Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal (Turunan Lq) Analisis Produktivitas : Perbandingan Antara Tenaga Kerja Dengan Produksinya

27


Sasaran Ke-3

Sasaran Penjelasannya

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Sasaran 3

Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi

Input Asal Data

Hasil Wawancara Pada Petani, Nelayan Dan Pelaku Industri

Sasaran 3

Analisis Distribusi

Sasaran 3

Analisis Deskriptif

Sasaran 3

Analisis Overlay :

Tenaga Kerja Sentra Industri Unit Usaha Sentra Industri Kegiatan Produksi/Distribusi Sentra Industri Luas Penggunaan Lahan Rencana Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang Luas Penggunaan Lahan Pertanian Jumlah Penduduk Pengangguran

Hasil Kuesioner, Frekuensi Interkasi Masyarakat Frekuensi Layanan Umum Terwujudnya Integrasi Sasaran 3 Informasi Kepada Masyarakat Aktivitas Sosial-Ekonomi Keikutsertaan Masyarakat Pada Kegiatan Lembaga Formal/NonFormal Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

Lampiran V.4

Sasaran 4

Output Aliran Hasil Pertanian Aliran Hasil Perikanan Aliran Hasi Industri Peta Lokasi Sentra Jumlah Pelaku Usaha Sentra Jumlah Tenaga Kerja Prediksi Pengurangan Produksi Pertanian

Sasaran 3

Sasaran 3

Kontribusi

Penjelasan

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Membentuk Struktur Ruang

Sistem Pusat Permukiman

Analisis Tingkat Integrasi Sosial: Persentase Input

Tingkat Integrasi Sosial

Proses

Output

Kontribusi

Penjelasan

Analisis Deskriptif Tentang Persentase Kepuasan

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Hidup

Struktur Ruang

Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Pusat Kegiatan

Kontribusi Sasaran 4 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran

Sasaran Ke-

Proses

Nama Data

Input Penjelasannya

Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing

Nama Data

Asal Data

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Kesehatan

Sasaran 4

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

Sasaran 4

Frekuensi Berrekreasi

Sasaran 4

28


Sasaran Sasaran Ke-

Input Penjelasannya

Nama Data

Asal Data

Kepuasan Masyarakat Terhadap Pekerjaan

Sasaran 4

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Rumah

Sasaran 4

Jumlah Kk Pra Sejahtera Dan Sejahtera 1

Sasaran 4

Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur

Sasaran 4

Jumlah Murid

Sasaran 4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah

Jenis Pelatihan Yang Pernah Diadakan

Proses

Output

Kontribusi

Penjelasan

Analisis Deskriptif Tentang Total Dan Persentase Kk Miskin

Tingkat Kemiskinan

Struktur Ruang

Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Pusat Kegiatan Agar Dapat Mengurangi Tingkat Kemiskinan

Struktur Ruang

Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Sarana Agar Penduduk Dapat Menerima Pelayanan Pendidikan

Pesebaran Jenis Pelatihan

Struktur Ruang

Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Sarana Agar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Terwadahi

Output

Kontribusi

Penjelasan

Deskripsi Tingkat Kepuasan Terhadap Kondisi Jalan

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Pembangunan Jalan Tol

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Analisis Angka Partisipasi Kasar

Sasaran 4

Analisis Deskriptif Tentang Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah

Sasaran 4

Analisis Deskriptif Tetang Jenis Pelatihan

Tingkat Pendidikan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

Lampiran V.5

Kontribusi Sasaran 5 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran

Input

Sasaran Ke-5

Penjelasannya

Nama Data

Asal Data

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Jalan

Sasaran 5

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Pendapat Masyarakat Terhadap Proyek Jalan Tol

Sasaran 5

Proses Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Jalan Di Weleri Raya Analisis Tanggapan Masyarakat Terhadap Proyek Pembangunan Jalan Tol Di Weleri Raya

29


Sasaran Sasaran Ke-5

Input Penjelasannya

Nama Data

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Pendidikan

Sasaran 5

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Kesehatan

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Keamanan

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Ketersediaan Jembatan Sebagai Penghubung Antar Daerah

Sasaran 5

Sasaran 5

Terwujudnya Good Governance

Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pasar

Sasaran 5

Sasaran 5

Asal Data

Sasaran 5

Proses

Output

Kontribusi

Penjelasan

Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Kesehatan Deskripsi Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Keamanan Deskripsi Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Jembatan Penghubung Deskripsi Persepsi Kepuasan Terhadap Ketersediaan, sKeterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pasar

Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Keamanan

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Analisis Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Jembatan Penghubung

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pasar

Struktur Ruang

Sistem Jaringan Prasarana

Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015

30


Lampiran V.6 (a) Skala Desa

Perhitungan Rencana Sarana/Prasarana Skala Desa, Kecamatan dan Kabupaten Rencana Penyediaan

Kategori

Pendidikan

Kesehatan

Jenis

SD

Balai Kesehatan

Jumlah Desa

Jumlah Penduduk Tahun 2035

Jumlah Pendukung (jiwa)

Standart (m2/jiwa)

Kecamatan Weleri

16

86,714

1,600

1.25

Kecamatan Rowosari

16

54,492

1,600

1.25

Kecamatan Gemuh

15

54,842

1,600

1.25

Kecamatan Ringinarum

12

44,028

1,600

1.25

Kecamatan Kangkung

16

51,650

1,600

1.25

Kecamatan Weleri

16

86,714

2,500

0.12

Kecamatan Rowosari

16

54,492

2,500

0.12

Kecamatan Gemuh

15

54,842

2,500

0.12

Kecamatan

Sumber

SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332006 SNI-0317332007 SNI-0317332008

Selisih antara eksisting dan proyeksi

Luas ideal proyeksi

108393

-20

-40392.5

2,000

68115

3

5885

34

2,000

68553

-4

-8552.5

25

28

2,000

55035

-3

-5035

34

32

2,000

64563

2

3437.5

9

35

300

10406

-26

-7705.68

10

22

300

6539

-12

-3539.04

16

22

300

6581

-6

-1781.04

Jumlah Eksisting

Jumlah Proyeksi

luas lahan minimal (m2)

kebutuhan lahan proyeksi minimal

34

54

2,000

37

34

30

31


Rencana Penyediaan Kategori

Jenis

Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Penduduk Tahun 2035

Jumlah Pendukung (jiwa)

Standart (m2/jiwa)

Kecamatan Ringinarum

12

44,028

2,500

0.12

Kecamatan Kangkung

16

51,650

2,500

0.12

Sumber

Selisih antara eksisting dan proyeksi

Luas ideal proyeksi

5283

-7

-1983.36

6198

-14

-4098

Jumlah Eksisting

Jumlah Proyeksi

luas lahan minimal (m2)

kebutuhan lahan proyeksi minimal

11

18

300

7

21

300

SNI-0317332009 SNI-0317332010

Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)

(b) Skala Kecamatan

Kategori

Pendidikan

Jenis

SMP

Jumlah Penduduk Tahun 2035

Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)

Standart (m2/jiwa)

Kecamatan Weleri

86,714

4,800

1.88

Kecamatan Rowosari

54,492

4,800

1.88

Kecamatan Gemuh

54,842

4,800

1.88

44,028

4,800

1.88

51,650

4,800

1.88

86,714

30,000

0.008

Pengguna/Unit

Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung Kesehatan

Puskesmas

Kecamatan Weleri

Sumber

SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004

Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi

Jumlah Eksisting

Jumlah Proyeksi

luas lahan minimal (m2)

kebutuhan lahan proyeksi minimal

8

18

9,000

162589

-10

-90588.75

6

11

9,000

102173

-5

-48172.5

6

11

9,000

102829

-5

-48828.75

3

9

9,000

82553

-6

-55552.5

5

11

9,000

96844

-6

-51843.75

2

3

300

867

-1

-267.14

32


Kategori

Jenis

Pengguna/Unit

Jumlah Penduduk Tahun 2035

Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)

Standart (m2/jiwa)

Kecamatan Rowosari

54,492

30,000

0.008

Kecamatan Gemuh

54,842

30,000

0.008

44,028

30,000

0.008

51,650

30,000

0.008

Kecamatan Weleri

86,714

30,000

0.33

Kecamatan Rowosari

54,492

30,000

0.33

Kecamatan Gemuh

54,842

30,000

0.33

44,028

30,000

0.33

51,650

30,000

0.33

Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung

Ekonomi

Pasar

Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)

Sumber

SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004

Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi

Jumlah Eksisting

Jumlah Proyeksi

luas lahan minimal (m2)

kebutuhan lahan proyeksi minimal

2

2

300

545

0

0

2

2

300

548

0

0

1

1

300

440

0

0

2

2

300

517

0

0

3

3

10,000

28905

0

0

4

2

10,000

18164

2

21836

1

2

10,000

18281

-1

-8280.666667

1

1

10,000

14676

0

0

3

2

10,000

17217

1

12783.33333

33


(c) Skala Kabupaten

Kategori

Jenis

Pendidikan

SMA

Kesehatan

Rumah Sakit

Pengguna/Unit

Kabupaten

Kabupaten

Jumlah Penduduk Tahun 2035

291,726

291,726

Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)

Standart (m2/jiwa)

4,800

240,000

2.6

-

Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi

Jumlah Eksisting

Jumlah Proyeksi

luas lahan minimal (m2)

kebutuhan lahan proyeksi minimal

SNI-03-1733-2004

5

61

12,500

759703

-56

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

5

1

-

-

4

Sumber

-697203

Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)

34


LAMPIRAN BAB VI Lampiran VI.1 No.

Indikasi Program Weleri Raya Tahun 2015 - 2035 Strategi

Peningkatan Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang

Program

Prencanaan tata ruang

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Dasar

Perkotaan Weleri Raya yang Tidak Kompak

Dasar

Kurang Optimalnya Penggunaan Lahan

Dasar

Rendahnya Daya Hubung Desa

Dasar

Rendahnya Daya Hubung Desa

Dasar

Masih terdapat warga yang menggunakan sumber irigasi bersama-sama sehingga banyak terjadi konflik antar warga

Dasar

Pasar belum bisa mengimbangi jumlah pedagang di Weleri Raya, Koperasi yang berada di Weleri Raya belum tersebar secara merata

Lokasi

Indikator

Weleri Raya

tersedianya dokumen acuan penataan ruang

Weleri Raya

Jumlah perizinan pemanfaatan ruang dan lahan yang telah selesai diproses sesuai kewenangan

Satuan Indikator

Kondisi Kinerja awal (Input)

dokumen

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

Peningkatan kualitas infrastruktur

Perbaikan infrastruktur jalan Peningkatan pemeliharaan infrastruktur jalan

2

Peningkatan kualitas saluran irigasi

Peningkatan kualitas sarana perekonomian

Weleri Raya

Kondisi jalan baik

Weleri Raya

Penyelesaian pemeliharaan jalan dan jembatan

Weleri Raya

Saluran irigasi yang berfungsi optimal

Weleri Raya

Daya tampung Pasar Weleri terhadap pedagang; lokasi koperasi

%

%

%

%

%, lokasi

41%

15%

70%

80%; terpusat di Kecamatan Weleri

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Impact

II

Bappeda, PU, Ciptaru

Penanggungja wab

6

Terarahnya perencanaan tata ruang Weleri Raya

Weleri Raya memiliki penggunaan lahan yang kompak sehingga mendukung aktivitas sosialekonomi

100%

Terjaganya kelestarian lingkungan (misalnya terbebas dari banjir, kawasan kumuh)

Aktivitas sosialekonomi tidak terganggu

III

Bappeda, Ciptaru, BPPT

100%

Lancarnya mobilitas aktivitas sosialekonomi

Terjadi peningkatan aktivitas sosialekonomi (produksi, distribusi)

I

Dinas Pekerjaan Umum

100%

Lancarnya mobilitas aktivitas sosialekonomi

Terjadi peningkatan aktivitas sosialekonomi (produksi, distribusi)

II

Dinas Pekerjaan Umum

100%

Meningkatnya hasil pertanian

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

IV

Dinas Pertanian

III

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM

1 Pengendalian pemanfaatan ruang

Outcome

2 0 1 6

Pri ori tas

100% , tersebar diWeleri Raya

Meningkatnya aktivitas sosialekonomi

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

35


No.

Strategi

Program

Peningkatan kualitas sistem transportasi

Pemenuhan Sarana Kesehatan pada Tahun 2035

Pemenuhan Sarana Pendidikan padaTahun 2035

Pembangunan jembatan penghubung desa

Relokasi Pasar Sendangdawuh an ke Wonotenggang

3

Peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia

Program Pelatihan Ketrampilan Masyarakat untuk Ekonomi Altenatif

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Tematik Hub Transpolita n

Terhambatnya aliran distribusi barang, Kurang optimalnya pemasaran hasil pertanian

Dasar

Kurangnya sarana pendidikan untuk 35 tahun perencanaan

Dasar

Kurangnya sarana pendidikan untuk 35 tahun perencanaan

Weleri Raya

Jumlah Sarana Pendidikan

Rendahnya Daya Hubung Desa

Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari dan Desa Kedunggadin g (Dukuh Tapak Timur dan Tapak Barat) Kecamatan Ringinarum

Jumlah jembatan penghubung desa yang terbangun

Dasar

Dasar

Terhambatnya aliran distribusi baran

Dasar

Belum Berkembangnya Ekonomi Alternatif Potensial

Lokasi

Focused Area

Kecamayan Weleri

Indikator

jumlah armada; luas stasiun; kinerja terminal C

Jumlah Sarana Kesehatan

Kecamatan Rowosari

Pelaksanaan Relokasi ke Wonotenggang

Weleri Raya

peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan industri kecil dan menengah

Satuan Indikator

Kondisi Kinerja awal (Input)

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

Outcome

unit; ha; %

9 unit per trayek; luas stasiun 1,7 ha; kinerja terminal C 50%

20 unit per trayek; luas stasiun 2,67 Ha; kinerja terminal C 100%

Weleri Raya memiliki kualitas sistem transportasi yang baik

Peningkatan aktivitas sosial-ekonomi

unit

Puskesmas : 2 unit; Balai Kesehatan: 53 unit

Puskesmas : 3 unit; Balai Kesehatan: 118 unit

Weleri Raya Tahun 2035 dapat melayani penduduk pada sarana kesehatan

unit

SMA/SMK: 5 unit; SMP:28 unit; SD:160 unit

SMA/SMK: 61 unit, SMP: 60 unit, SD: 182 unit

0

2

Belum terelokasin ya Pasar Sendangda wuhan ke Wonotengg ang

Terjadinya Relokasi Pasar Sendangda wuhan ke Wonotengg ang

unit

%

0%

100%

Impact

Pri ori tas

2 0 1 6

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Penanggungja wab

II

Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kualitas sumberdaya manusia dibidang kesehatan meningkat

II

Dinas Perhubungan, PU, PT KAI, Disperindag

Weleri Raya pada Tahun 2035 dapat melayani penduduk dibidang sarana pendidikan

Kualitas sumberdaya manusia dibidang pendidikan meningkat

IV

Dinas Pendidikan

Lancarnya mobilitas antardesa

Meningkatnya aktivitas sosialekonomi antardesa

IV

Dinas Pekerjaan Umum,

Cakupan pasar di Kecamatan Rowosari meluas

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

I

Dinas Pekerjaan Umum

Terserapnya tenaga kerja dan meningkatnya aktivitas sosialekonomi

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

II

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

36


No.

Strategi

Program

Pelatihan Ketrampilan Masyarakat Berbasis Ekonomi Hub Agropolitan

Peningkatan iklim Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai ekonomi alternatif potensial 4

Peningkatan distribusi komoditas unggulan (pertanian dan perikanan) 5

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Lokasi

Indikator

Tematik Hub Agropolitan

Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan

Kecamatan Kangkung, Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringinarum

peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan produksi pertanian

Pelatihan Ketrampilan Masyarakat Berbasis Ekonomi Hub Minapolitan

Tematik Hub Minapolitan

Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan

Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung

peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan produksi perikanan tangkap dan budidaya

Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum

Tematik Hub Transpolita n

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Focused Area

tingkat partisipasi masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum

Dasar

Belum Berkembangnya Ekonomi Alternatif Potensial

Rowosari, Kangkung, Weleri

Jumlah industri yang memiliki jaringan inovasi dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan industri lainnya

Dasar

Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan

Rowosari, Kangkung, Weleri

Jumlah industri kecil dan menengah yang menjadi peserta pelatihan peningakatan kemampuan IPTEKIN

Tematik Hub Minapolitan

Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi

Kalirejo, Kangkung dan Gemuh

Terdapat pusat pengembangan pembibitan pertanian dan perikanan tangkap

Tematik Hub Agropolitan

Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi

Gemuh dan Kangkung

Pembangunan jaringan inovasi industri Pelatihan peningkatan kemampuan IPTEKIN sentra industri kecil menengah Peningkatan pengembangan pusat pembibitan pertanian dan perikanan tangkap Peningkatan cakupan pemasaran hasil pertanian

Cakupan pemasaran

Satuan Indikator

%

%

%

%

%

Kondisi Kinerja awal (Input)

0%

0%

0%

0%

0%

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

Outcome

Impact

Pri ori tas

2 0 1 6

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Penanggungja wab Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan, Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Pemerinah Desa, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Pemerinah Desa

100%

Terciptanya Kawasan Hub Argopolitan

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

III

80%

Terciptanya Kawasan Hub Minapolitan

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

III

80%

Tercipatanya Kawasan Hub Transpolitan

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

IV

Dinas Perhubungan, Dinas Sosial

70%

Berkembangnya inovasi dalam ekonomi altenatif potensial

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

III

Diperindag, BPPT, Dinas Koperasi dan UMKM

70%

Berkembangnya sentra industri kecil menengah

Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya

II

Diperindag, BPPT, Dinas Koperasi dan UMKM

Peningkatan permintaan hasil produksi pertanian dan perikanan tangkap

IV

Dinas Perikanan dan Kelautan

Peningkatan distribusi produksi pertanian dan perikanan

I

Dinas Pertanian

unit

0

4

Meningkatnya kualitas produksi pertanian dan perikanan tangkap

lokasi

ekspor regional jawa tengah

ekspor luar pulau

Meningkatnya cakupan pemasaran hasilpertanian dan

37


No.

Strategi

Program

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Lokasi

Indikator

Satuan Indikator

Kondisi Kinerja awal (Input)

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

dan perikanan

Pembentukan pusatpusat produksi komoditas unggulan( pertanian dan perikanan)

6

Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Pembangunan sarana penunjang produksi pertanian padi Pembangunan sarana penunjang produksi pertanian non padi Pembangunan dan pengembangan sarana penunjangn hasil perikanan tangkap dan budidaya

Tematik Hub Agropolitan

Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi

Tematik Hub Agropolitan

Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi

Gemuh

Jumlah lumbung pertanian non padi

Tematik Hub Minapolitan

Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi

Gempolsewu, Rowosari

Kondisi TPI, Kondisi Dermaga. Jumlah POM Nelayan

Dasar

Pembangunan SMK Pertanian

Tematik Hub Agropolitan

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Pembangunan SMK Perikanan dan Kelautan

Tematik Hub Minapolitan

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Pengadaan SMK Pembangunan

Tematik Hub Transpolita n

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

7

Impact

2 0 1 6

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Penanggungja wab

perikanan

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun

Outcome

Pri ori tas

Kangkung

Seluruh wilayah

Kecamatan Kangkung

Kecamatan Rowosari

Focused Area

Jumlah lumbung pertanian padi

Angka Partisipasi Kasar

SMK Pertanian

SMK Perikanan dan Kelautan

SMK Pembangunan

unit

0

1

Terkumpulnya hasil pertanian padi pada lumbung padi yang telah disediakan

Produksi pertanian padi meningkat

I

Dinas Pertanian

Produksi pertanian non padi meningkat

I

Dinas Pertanian

unit

0

1

Terkumpulnya hasil pertanian non padi pada lumbung non padi yang telah disediakan

deskripsi; deskripsi; unit

buruk; buruk; 0 unit

baik; baik; 1

Terkumpulnya hasil perikanan padi pada TPI yang telah disediakan

Produsi perikanan tangkap dan budidaya meningkat

II

Dinas Perikanan dan Kelautan

%

APK SD/Sederaj at: 93%, APK SMP/Seder ajat: 82%, SMA/Seder ajat:60%

APK SD/Sederaj at: 113%, APK SMP/Seder ajat: 102%, SMA/Seder ajat:80%

Meningatnya kualitas sumberdaya manusia di bidang pendidikan

Penduduk memiliki daya saing yang tinggi

III

Dinas Pendidikan

Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Argopolitan

II

Dinas Pendidikan

Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Minapolitan

II

Dinas Pendidikan

Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Transpolitan

II

Dinas Pendidikan

unit

Tidak ada SMK Pertanian

Terdapat 1 unit SMK Pertanian

unit

Tidak ada SMK Perikanan dan Kelautan

Terdapat 1 unit SMK Perikanan dan Kelautan

unit

Tidak ada SMK Pembangu nan

Terdapat 1 unit SMK Pembangu nan

Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Argopolitan Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Minapolitan Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Transpolitan

38


No.

Strategi

Program

Promosi Kesehatan Masyarakat

Pengembangan Lingkungan Sehat

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Dasar

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Dasar

Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Lokasi

Weleri Raya

Kepuasan masyarakat terhadap kesehatan, alih fungsi saluran irigasi dan sungai

Weleri Raya

Kepuasan masyarakat terhadap kondisi lingkungan, Sistem pengelolaan sampah

Penanggulangan Angka Kemiskinan Keluarga Harapan

8

Indikator

Satuan Indikator

%, kegiatan

%

Kondisi Kinerja awal (Input) Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kepuasan kesehatan: Sangat Sehat (32%), Sehat (75%), Kurang Sehat (17%); Masih ada masyarakat yang menggunak an saluran irigasi, sungai sebagai aktivitas kebersihan (BAB,BAK, Mencuci) Sangat baik (23%), Baik (62%), Kurang Baik (26%) ; 80% pengelolaa n sampah belum optimal

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

Outcome

Impact

Pri ori tas

100% setiap rumah memiliki sarana kebersihan, saluran irigasi dan sungai bebas dari kegiatan masyarakat (BAB,BAK, Mencuci)

Terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat

Kualitas sumberdaya manusia meningkat

IV

Dinas Kesehatan

100% baik, 20% pengeolaan sampah belum optimal

Meningkatnya kesehatan lingkungan masyarakat

Kualitas sumberdaya manusia meningkat

III

Dinas Kesehatan

Kesejahteraan meningkat

III

Dinas Sosial

Kesejahteraan meningkat

III

Dinas Pendidikan

Kesejahteraan meningkat

I

Dinas Koperasi dan UMKM

Weleri Raya

Keluarga Miskin yang mengikuti program keluarga harapan

%

0%

80%

Dasar

Tingginya angka kemiskinan

Weleri Raya

Siswa keluarga miskin yang menerima bantuan dana siswa keluarga miskin

%

0%

80%

Dasar

Tingginya angka kemiskinan

Weleri Raya

Keluarga Miskin yang mengikuti program KUR

%

0%

80%

Dasar

Tingginya angka kemiskinan

Bantuan Dana Siswa Keluarga Miskin

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14% Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14% Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14%

2 0 1 6

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Penanggungja wab

39


No.

Strategi Peningkatan kinerja pemerintahan

9

Program

Peningkatan kinerja pelayanan kelembagaan pemerintah Peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah melalui peningkatan pendidikan aparat, diklat dan bintek. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan Peningkatan profesionalisme aparatur dalam pelaksanaan pembangunan Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian Peningkatan jumlah kesepakatan kerjasama antara pemeritah Kabupaten Kendal dengan pihak ketiga (pemerintah daerah dan dunia usaha). Peningkatan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan frekuensi informasi yang dipublikasikan

Strategi Dasar dan Strategi Tematik

Masalah

Lokasi

Indikator

Satuan Indikator

Kondisi Kinerja awal (Input)

Kondisi Kinerja Akhir (Output)

Outcome

Impact

Pri ori tas

2 0 1 6

2 0 1 7

2 0 1 8

2 0 1 9

2 0 2 0

2 0 2 1

2 0 2 2

2 0 2 3

2 0 2 4

2 0 2 5

2 0 2 6

2 0 2 7

2 0 2 8

2 0 2 9

2 0 3 0

2 0 3 1

2 0 3 2

2 0 3 3

2 0 3 4

2 0 3 5

Penanggungja wab

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah

%

59.72%

100%

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

III

Pemerintah Kab. Kendal dan Seluruh Dinas yang ada di Kab. Kendal

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

Jumlah aparat pemerintahan yang mengikuti pelatihan

unit

170

1000

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

III

Pemerintah Kab. Kendal

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

Jumlah partisipasi masyarakat dalam perencanaan

unit

0

400

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

II

Bappeda

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

%

20%

90%

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

II

Pemerintah Kab. Kendal

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

%

100%

100%

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

IV

Pemerintah Kab. Kendal

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Weleri Raya

jumlah kerjasama antara pihak pemerintah baik dengan sesama instansi pemerintahan maupun dengan swasta

unit

30

60

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

II

Pemerintah Kab. Kendal

Weleri Raya

Jumlah dokumen terkait dana yang dikelola pemerintah

%

60%

100%

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

II

Pemerintah Kab. Kendal

Weleri Raya

jumlah informasi yang disebarluaskan secara sistematis kepada masyaraka

unit

16x

25x

Meningkatnya pelayanan pemerintah

Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat

I

Pemerintah Kab. Kendal

Dasar

Dasar

Belum optimalnya pelayanan pemerintah Belum optimalnya pelayanan pemerintah

Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintahan

40





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.