DOKUMEN PERENCANAAN REGIONAL WELERI RAYA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Perencanaan (TKP 437P)
Oleh: Kelompok 1B M. Saifuddin Amanullah Yonika Evidonta Lidya Nauli Br. Siagian Danna Prasetya Gilang Rizki Ramadhan Gita Maharani Putri Adriansari Indra Nofika Fitasari Nelli Graceulina Purba Olyna Ayuning Rizani Violita Yeti Ulfa Hafidz Aliyudin Novi Yanti Reksa Istiana
21040113120058 21040113120002 21040113120004 21040113120008 21040113120014 21040113120022 21040113120024 21040113120026 21040113120030 21040113120032 21040113120036 21040113120042 21040113120046 21040113120048 21040113120052
Selviana Indira Firdaus Nugroho Istiqomah Ayuningtyas Diandra Rachmah M. Hanifah Marsha Septi Ayuning Tyas Nadhira Rizky Yanti Jonathan Badawi W. S. Hanifah Cindy Pratiwi Dhafina Almas Iffan Shahriztan M Hafiz Satria P Alwan Fauzan A. Tegar Satriani Annisa Bayanti Nusantara Natasya Situmorang
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
21040113100072 21040113130074 21040113130078 21040113140080 21040113130084 21040113130088 21040113140092 21040113140098 21040113130100 21040113130108 21040113130110 21040113130118 21040113140122 21040113130128 21040113140132 21040113130134
Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1. Tujuan 1.2.2. Sasaran 1.3 Ruang Lingkup Wilayah 1.4 Kerangka Pikir 1.5 Sistematika Penulisan Bab II Profil Wilayah Weleri Raya 2.1 Agregat Weleri Raya 2.2 Karakteristik Keruangan 2.2.1 Daya Dukung Lahan 2.2.2 Rawan Bencana 2.2.3 Penggunaan Lahan 2.2.4 Kesesuaian Lahan 2.2.5 Infrastruktur 2.2.6 Pusat-Pusat Permukiman 2.3 Karakteristik Kependudukan dan Sosial Ekonomi 2.3.1 Karakteristik Kependudukan 2.3.2 Karakteristik Sosial-Ekonomi 2.4 Karakteristik Aktivitas 2.4.1 Aktivitas Pertanian 2.4.2 Aktivitas Perikanan 2.4.3 Aktivitas Perkebunan 2.4.4 Aktivitas Industri 2.4.5 Aktivitas Manusia 2.5 Karakteristik Kelembagaan 2.5.1 Karakteristik Kelembagaan Formal 2.5.2 Karakteristik Kelembagaan Non Formal
i
1 1 2 2 2 3 4 5 7 7 11 11 12 14 15 16 23 24 24 30 35 35 36 37 39 40 42 42 44
Bab III Analisis Isu-Isu Strategis 3.1. Potensi 3.2. Masalah 3.3. Tantangan 3.4 Skenario Perencanaan Bab IV Konsep Rencana Pengembangan 4.1 Tujuan dan Sasaran Perencanaan 4.1.1. Tujuan Perencanaan 4.1.2. Sasaran Perencanaan 4.2 Konsep Perencanaan 4.2.1. Kota Hub/ Hub City 4.2.2. Best Practice Bab V Rencana Tata Ruang 5.1 Rencana Jaringan Sarana Prasarana 5.1.1. Jalan dan Transportasi 5.1.2. Sarana Pendidikan 5.1.3. Sarana Perekonomian 5.1.4. Sarana Kesehatan 5.2 Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya 5.3 Rencana Pengembangan Hub Weleri Raya 5.3.1. Hub Agropolitan 5.3.2. Hub Minapolitan 5.3.3. Hub Transpolitan 5.3.4. Pariwisata 5.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Bab VI Strategi dan Indikasi Program 6.1. SWOT 6.2. Strategi Perencanaan 6.3. Indikasi Program
45 45 47 49 51 59 59 59 59 60 60 61 63 63 63 65 65 66 67 69 69 70 71 71 73 75 75 75 76
ii
Daftar Gambar Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Weleri Raya Gambar 1.2 Kerangka Pikir Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya Gambar 2.2 Persentase Jumlah Penduduk Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2013 Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Weleri dan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2013 Gambar 2.4 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Gambar 2.5 Kontribusi Sektor Ekonomi Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal tahun 2013 Gambar 2.6 Perubahan Tingkat Kemiskinan Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2014 Gambar 2.7 Kontribusi Kemiskinan Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal Gambar 2.8 Daya Dukung Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.9 Lokasi Rawan Bencana di Weleri Raya Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.11 Diagram Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.12 Kesesuaian Lahan Weleri Raya Tahun 2011 Gambar 2.13 Kondisi Jalan di Weleri Raya Gambar 2.14 Saluran Irigasi di Weleri Raya Gambar 2.15 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Gambar 2.16 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Gambar 2.17 Analisis Supply Demand Sarana Pendidikan Tiap Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.18 Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan Gambar 2.19 Keterjangkauan Sarana Pendidikan terhadap Angkutan Umum Gambar 2.20 Analisis Supply Demand Sarana Kesehatan Tiap Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.21 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan Gambar 2.22 Persebaran Sarana Perekonomian Gambar 2.23 Jangkauan Pelayanan Pasar Gambar 2.24 Peta Pusat Permukiman Weleri Raya Gambar 2.25 Jumlah Penduduk Weleri Raya Per Kecamatan Tahun 2014 Gambar 2.26 Kepadatan Penduduk Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2005-2015 Gambar 2.28 Piramida Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.29 Diagram Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Weleri Raya Tahun 2013 Gambar 2.30 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA di Weleri Raya Gambar 2.31 Grafik Perubahan Tingkat Kemiskinan Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2009-2014 Gambar 2.32 Persebaran Keluarga Miskin di Weleri Raya Tahun 2014 Gambar 2.33 Diagram Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Per Kecamatan di Weleri Raya Gambar 2.34 Produktivitas Lahan Sektor Pertanian Weleri Raya Gambar 2.35 Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Weleri Raya
iii
3 4 7 7 8 8 9 9 10 11 12 13 14 14 15 16 17 17 18 19 19 20 21 21 22 23 24 25 25 26 27 28 29 29 30 31 32 33
Gambar 2.36 Persebaran IKM di Weleri Raya Gambar 2.37 Aktivitas Pertanian di Weleri Raya Gambar 2.38 Peta Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya Gambar 2.39 Hasil Perikanan di Kecamatan Rowosari Gambar 2.40 Peta Aliran Hasil Perikanan di Weleri Raya Gambar 2.41 Hasil Produksi Perkebunan di Kecamatan Ringinarum Gambar 2.42 Peta Aliran Komoditas Non Padi di Weleri Raya Gambar 2.43 Produksi Tas di Desa Truko, Kecamatan Kangkung Gambar 2.44 Sentra Industri Weleri Raya Gambar 2.45 Penduduk bekerja di Pertanian Gambar 2.46 Pantai Cahaya Kendal Gambar 2.47 Peta Aliran Manusia di Weleri Raya Gambar 2.48 Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap Kelembagaan Formal Gambar 2.49 Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang Gambar 3.1 Skema Potensi Gambar 3.2 Peta Potensi Weleri Raya Gambar 3.3 Pohon Masalah Weleri Raya Gambar 3.4 Peta Masalah Weleri Raya Gambar 3.5 Skema Tantangan Gambar 3.6 Peta Tantangan Weleri Raya Gambar 4.1 Konsep Sentralitas dan Teori Regional Ekonomi Gambar 5.1 Peta Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan Gambar 5.2 Peta Rencana Jaringan Trayek Angkutan Gambar 5.3 Peta Rencana Sarana Pendidikan SD dan SMP Tahun 2035 Gambar 5.4 Peta Rencana Sarana Perekonomian Pasar Tahun 2035 Gambar 5.5 Peta Rencana Sarana Puskesmas Tahun 2035 Gambar 5.6 Peta Rencana Struktur Ruang Weleri Raya Gambar 5.7 Rencana Pusat Pengembangan Hub-City Regional Weleri Raya Gambar 5.8 Peta Rencana Pusat Penegmbangan Hub Agropolitan Gambar 5.9 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Minapolitan Gambar 5.10 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Transpolitan Gambar 5.11 Peta Rencana Pusat Pariwisata Gambar 5.12 Peta Rencana Pengembangan Wilayah Weleri Raya Gambar 5.13 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Gambar 6.1 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Strategi Gambar 6.2 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan Sasaran 1, Strategi, dan Program Gambar 6.3 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 2, Strategi, dan Program Gambar 6.4 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 3, Strategi, dan Program Gambar 6.5 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 4, Strategi, dan Program Gambar 6.6 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 5, Strategi, dan Program
34 35 36 37 37 38 38 40 40 41 41 42 43 43 46 46 48 48 50 50 61 63 64 65 66 66 67 69 70 70 71 71 72 73 76 77 77 78 79 80
iv
Daftar Tabel Tabel II.1 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Tabel II.2 Sentra Industri di Weleri Raya Tabel III.1 Potensi Weleri Raya Tabel III.2 Masalah Weleri Raya Tabel III.3 Tantangan Weleri Raya Tabel III.4 Skenario Perencanaan Weleri Raya Tabel III.5 Skenario Perencanaan Weleri Raya (4 Periode) Tabel II.2 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Tabel II.4 Sentra Industri di Weleri Raya Tabel V.1 Hasil Analisis Skalogram Weleri Raya Tabel VI.1 Analisis SWOT Tabel VI.2 Strategi Perencanaan
v
28 39 45 47 49 51 54 28 39 67 81 75
Bab I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang Perencanaan
merupakan
kegiatan
kesejahteraan
masyarakat.
Sedangkan
berkesinambungan yang mencakup keputusan atau pilihan
perencanaan dalam pembangunan datang dari isu-isu
dari berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk
strategis baik dari keruangan, sosial-ekonomi, kelembagaan,
mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang
dan aktivitas lainnya dimana nantinya akan menghasilkan
(Conyers dan Hills, 1994). Perencanaan dalam sebuah kota
tujuan, sasaran, dan konsep perencanaan untuk melakukan
bertujuan memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai
perencanaan pembangunan melalui skenario untuk 20 tahun
kondisi kota yang ideal. Oleh karena itu, perencanaan kota
kedepan yang mempertimbangkan pula potensi dan
merupakan
permasalahan yang ada baik itu kelebihan maupun
suatu
kegiatan
implementatif
untuk
mengakomodasi kebutuhan baru di masa datang. Hal ini dimaksudkan untuk memprediksi perkembangan wilayah.
1
meningkatkan
kekurangan yang dimiliki. Pada dasarnya setiap wilayah juga memiliki
Perencanaan wilayah maupun kota merupakan
karakteristik dan potensi yang berbeda antar wilayah sehingga
perencanaan yang multidimensi baik dari segi waktu maupun
hal ini dijadikan dasar untuk menentukan tujuan dan sasaran
segi aspek yang terkait. Landasan yang digunakan pun
serta memunculkan konsep perencanaan untuk 20 tahun
menunjukan bahwa perencanaan merupakan ilmu multiteori
kedepan melalui skenario yang akan direncanakan. Pada
dari berbagai jenis ilmu. Bahkan beberapa ahli merumuskan
Weleri Raya, wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten
perencanaan sebagai pengaturan secara bijaksana karena
Kendal yang tergabung dalam wilayah strategis Kedungsepur
meleburkan berbagai ilmu untuk penyesuaian manusia dan
bersama Kota Semarang, Kabupaten Ungaran, Demak, dan
lingkungan dimasa yang akan datang berupa pembangunan
Purwodadi. Jika dibandingkan dengan wilayah lain di
dalam berbagai bentuk keputusan yang terintegrasi.
Kabupaten Kendal maupun wilayah lainnya baik diluar
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
maupun didalam wilayah strategis Kedungsepur itu sendiri,
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Weleri Raya memiliki potensi dan karakteristik wilayahnya
mengamanatkan
perencanaan
sendiri untuk perkembangan 20 tahun mendatang sebagai
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem
penentuan konsep dan arah skenario yang akan
perencanaan pembangunan nasional baik untuk jangka
direncanakan.
untuk
melakukan
panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka
Penggambaran permasalahan, karakteristik dan
pendek (1 tahun). Dalam pembangunan yang direncanakan
profil, serta potensi Weleri Raya ditemukan setelah
pemerintah merupakan upaya terarah, terpadu dan
dilakukannya pengumpulan data-data dan informasi dari
berkesinambungan dengan pembangunan nasional untuk
kegiatan lapangan. Hal ini memunculkan isu bahwa Weleri
Raya merupakan simpul strategis, baik untuk Wilayah Weleri
tematik tersebut akan mempermudah untuk mengetahui
Raya sendiri maupun Kabupaten Kendal dan sekitarnya,
pengembangan suatu wilayah khususnya Wilayah Weleri
seperti Kabupaten Batang, Temanggung, dan kabupaten
Raya, yaitu Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung,
sekitarnya. Simpul strategis ini meliputi aliran manusia dan
RInginarum, dan Gemuh. Arah perkembangan Weleri Raya
barang sehingga memunculkan konsep perencanaan berupa
nantinya akan digunakan untuk menentukan skenario berupa
Hub City. Penggambaran Weleri Raya sebagai kota
usulan
penghubung akan diwujudkan melalui beberapa hub tematik
mengembangkan Weleri Raya 20 tahun mendatang yang akan
yang disesuaikan dengan potensi wilayahnya. Hub tematik
tertuang dalam beberapa periode seperti RPJP (20 tahun-an),
akan terbagi menjadi Hub Transpolitan, Hub Minapolitan
RPJM (5 tahun-an), dan RKP (1 tahun-an) sesuai
(tangkap dan budidaya), dan Hub Agropolitan (padi maupun
permasalahan, karakteristik dan profil, serta potensi ysng
non-padi) yang akan memusat dititik tertentu sesuai
dimiliki oleh Weleri Raya.
preskripsi,
program
dan
strategi
untuk
karakteristik terkuat di wilayahnya. Dari berbagai jenis hub
1.2
Tujuan dan Sasaran Adapun tujuan dan sasaran dalam penyusunan laporan akhir ini, yaitu sebagai berikut:
1.2.1.
Tujuan Tujuan penyusunan dokumen perencanaan ini adalah untuk merencanakan Weleri Raya sebagai kota hub yang terintegrasi
dan berdaya saing guna pembangunan sosial-ekonomi dalam jangka waktu 20 tahun, yaitu sampai pada tahun 2035 yang terintegrasi dengan Kabupaten Kendal dan juga wilayah sekitarnya. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik wilayah serta permasalahan yang ada di Weleri Raya yang nantinya permasalahan-permasalahan tersebut akan dijadikan strategi untuk masa depan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibuat perkiraan permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang serta rumusan rekomendasi sebagai bentuk tindak lanjut untuk pembangunan Weleri Raya dapat disusun. Oleh karena itu, diharapkan permasalahan-permasalahan yang ada di Weleri Raya dapat teratasi secara optimal serta potensi-potensi yang dimiliki oleh Weleri Raya dapat dikembangkan.
1.2.2.
Sasaran Sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Menyusun rencana kegiatan lapangan sebagai acuan pengumpulan data di Weleri Raya. 2. Melakukan kegiatan yang bertujuan mencari data-data sekunder yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik dan permasalahan di Weleri Raya. 3. Menyusun skema permasalahan. 4. Menyusun analisis dan skenario perencanaan. 5. Menyusun strategi perencanaan dan arah kebijakan.
2
1.3
Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah pada dokumen perencanaan ini meliputi lima kecamatan di Kabupaten Kendal yaitu Kecamatan
Weleri, Kecamatan Ringinarum, Kecamatan Rowosari, Kecamatan Gemuh, dan Kecamatan Kangkung. Weleri Raya terdiri dari 75 desa yang mempunyai luas 162,47 km2. Batas Wilayah Weleri Raya antara lain sebagai berikut : Batas Utara
: Laut Jawa
Batas Timur
: Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Pegandon
Batas Barat
: Kabupaten Batang
Batas Selatan
: Kecamatan Pageruyung dan Kecamatan Patean
Perkotaan Weleri memiliki fungsi pusat pelayanan sebagai pusat perdagangan dan jasa, letak Weleri Raya dilalui oleh Jalur Pantura, rel kereta api dan rencana jalan tol. Wilayah Weleri memiliki keunggulan di sektor transportasi karena adanya Stasiun Weleri yang merupakan stasiun kelas kecil dan Terminal Penumpang Bahurekso (stasiun kelas B) di Kecamatan Gemuh.
Gambar 1.1 Peta Wilayah Administrasi Weleri Raya
3
1.4
Kerangka Pikir
Gambar 1.2 Kerangka Pikir
4
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam dokumen perencanaan akhir ini disajikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dilakukannya perencanaan wilayah berdasarkan isu-isu permasalahan yang ada, maksud dan tujuan, ruang lingkup wilayah, kerangka pikir, serta sistematika penulisan. BAB II PROFIL WILAYAH WELERI RAYA Bab ini membahas tentang karakteristik Wilayah Weleri Raya berdasarkan aspek keruangan, sosial-ekonomi, aktivitas, dan kelembagaan. BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini membahas tentang potensi, permasalahan, tantangan, serta skenario perencanaan Wilayah Weleri Raya. BAB IV KONSEP RENCANA PENGEMBANGAN Bab ini membahas tentang tujuan dan sasaran perencanaan serta konsep perencanaan berdasarkan permasalahanpermasalahan yang ada di Weleri Raya BAB V RENCANA TATA RUANG Bab ini membahas tentang struktur ruang dan pola ruang Weleri Raya dalam menjadikan Weleri Raya sebagai kota hub berdasarkan analisis dan skenario perencanaan yang telah dilakukan. BAB VI STRATEGI DAN INDIKASI PROGRAM Bab ini membahas tentang analisis SWOT, strategi dan indikasi program Weleri Raya.
5
Bab II Profil Wilayah Weleri Raya 2.1
Agregat Weleri Raya
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah)
Gambar 2.1 Konstelasi Wilayah Weleri Raya
Weleri Raya yang terdiri dari Kecamatan Weleri, Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Ringinarum dan Kecamatan Gemuh secara administrasi termasuk dalam Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kabupaten Kendal termasuk dalam kawasan strategis nasional Kedungsepur (Kendal, Ungaran, Semarang, Demak dan Purwodadi). Keberadaan Weleri Raya memberikan sumbangan terhadap perkembangan Kabupaten Kendal, Kedungsepur dan Jawa Tengah. Dari sisi Kependudukan, persentase jumlah penduduk Weleri Raya adalah sebesar 25% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten Kendal. Angka tersebut menunjukkan bahwa Weleri Raya termasuk salah satu penyumbang penduduk cukup banyak di Kabupaten Kendal yang dapat berpotensi memajukan pembangunan dan perekonomian daerah. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Weleri Raya juga menjadi wilayah tujuan migrasi penduduk dari luar karena dianggap memiliki sarana lengkap dan jaminan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
7
25% Weleri Raya Luar Weleri Raya (dalam Kabupaten Kendal) 75%
Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.2 Persentase Jumlah Penduduk Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2014
Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk, Weleri Raya dan Kabupaten Kendal selama periode sepuluh tahun mengalami fluktuasi. Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk rata-rata Weleri Raya ialah 0,62%, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kendal adalah 0,70%. Laju pertumbuhan penduduk se-Kabupaten Kendal secara otomatis dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk di Weleri Raya. Sehingga hampir setiap tahun laju pertumbuhan penduduk antara keduanya mendekati sama. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di wilayah Weleri Raya dan Kabupaten Kendal yang positif akan membawa dampak pada pertambahan penduduk sehingga meningkatkan kebutuhan akan lapangan pekerjaan dan kondisi perekonomian masyarakat.
3.0% 2.0%
Laju Pertumbuhan
1.0% 0.0% -1.0% -2.0% -3.0% -4.0% -5.0%
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Weleri
0.3%
0.6%
0.9%
1.1%
1.8%
1.1%
0.8%
-1.7%
0.8%
-4.1%
Kab Kendal
0.7%
1.4%
2.0%
1.5%
1.4%
0.5%
0.8%
-3.0%
0.8%
-0.6%
Sumber : Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Weleri dan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2014
8
Mayoritas penduduk yang ada di Weleri Raya dan Kabupaten Kendal adalah lulusan sekolah dasar. Fakta tersebut didukung oleh hasil perhitungan angka partisipasi kasar SD, SMP dan SMA di Weleri Raya dan Kabupaten Kendal. Partisipasi paling tinggi adalah partisipasi untuk sekolah dasar (SD) yang dipengaruhi oleh jumlah murid yang lebih banyak daripada SMP maupun SMA. Angka partisipasi kasar yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah. Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100% menunjukkan bahwa ada penduduk yang sekolah belum mencukupi umur dan atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya.
KABUPATEN KENDAL
WELERI RAYA
120% 100%
97%
93%
89%
82%
80%
61%
60%
60%
40% 20% 0% SD
SMP
SMA
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014. (data diolah) Gambar 2.4 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA Weleri Raya dan Kabupaten Kendal
Dari sisi perekonomian jika dilihat berdasarkan kontribusi sektor ekonomi yang ada, Weleri memiliki kontribusi yang cukup besar pada sektor Transportasi dan Komunikasi, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Pertanian. Sebanyak 31,16% sektor Transportasi dan Komunikasi di Kabupaten Kendal disumbangkan oleh Weleri Raya pada tahun 2013. Sektor – sektor ekonomi lainnya juga turut memberikan sumbangan yang berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian Weleri Raya.
9
Jasa - Jasa 19.54% Keuangan 17.80% Transportasi & Komunikasi 31.16% Perdagangan, Hotel & Restoran 26.48% Konstruksi 4.68% Listrik, Gas & Air Minum 20.81% Industri 12.22% Pertambangan & Penggalian 28.70% Pertanian 22.54% 0% Weleri Raya
20%
40%
60%
80%
100%
Wilayah Lain di Kabupaten Kendal
Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2014 (dengan asumsi) Gambar 2.5 Kontribusi Sektor Ekonomi Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal Tahun 2013
Kesejahteraan masyarakat dianalisis dari tingkat kemiskinan yang dilihat dari jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 seperti indikator kemiskinan yang dikeluarkan BkkBN. Dapat dilihat dari Gambar 2., perubahan jumlah penduduk miskin di Weleri Raya cenderung tidak terlalu besar. Berbeda dengan lingkup yang lebih luas yaitu Kabupaten Kendal yang mengalami fluktuasi. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa belum ada upaya dan perubahan ke arah yang lebih baik untuk mengurangi jumlah keluarga tidak mampu di Weleri Raya. Ditunjukkan pada Gambar 2.7 , kontribusi Weleri Raya cukup besar yaitu mencapai 27%.
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.6 Perubahan Tingkat Kemiskinan Weleri Raya dan Kabupaten Kendal Tahun 2009-2014
10
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.7 Kontribusi Kemiskinan Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal
2.2
Karakteristik Keruangan Karakteristik keruangan pada wilayah regional Weleri Raya meliputi beberapa aspek seperti tata guna lahan, daya dukung
lahan, kesesuaian lahan, infrastruktur, serta pusat permukiman.
2.2.1
Daya Dukung Lahan Daya dukung lahan merupakan hasil overlay dari jenis tanah, kelerengan, curah hujan yang ada di Weleri Raya (Lampiran
II.2 dan II.3). Di Weleri Raya terdapat 2 kawasan yaitu kawasan budidaya, dan kawasan lindung. Di wilayah Weleri Raya, luas kawasan budidaya sebesar 99,9% dan kawasan lindung sebesar 0,1%. Kawasan lindung berupa sempadan sungai yang tidak diperbolehkan untuk didirikan bangunan. Sebagai arahan dalam kegiatan pembangunan wilayah Weleri Raya untuk menciptakan pusat-pusat aktivitas, daerah yang tepat dibangun adalah daerah yang peruntukkannya sebagai kawasan budidaya. Untuk mendukung Weleri sebagai pusat koneksi antarmoda transportasi, maka lahan budidaya yang belum terbangun dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sistem transportasi yang otomatis akan mengembangkan kegiatan sosial-ekonomi.
11
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.8 Daya Dukung Lahan Weleri Raya Tahun 2011
2.2.2
Rawan Bencana Bencana yang terdapat di Wilayah Weleri Raya berupa banjir, kekeringan, dan tanah longsor. Daerah yang terkena bencana
banjir dan tanah longsor terletak di Kecamatan Gemuh, sementara daerah yang terkena bencana kekeringan terletak di Kecamatan Ringinarum. Daerah yang terkena bencana banjir dan kekeringan merupakan permukiman dengan luas 243.3 m 2 sementara tanah longsor berada di lahan pertanian dengan luas 301.8 m2. Perlu adanya usaha-usaha dalam mencegah bencana banjir dan kekeringan pada lahan permukiman. Demikian pula dengan bencana tanah longsor yang berada di lahan pertanian terutama lahan pertanian produktif dalam rangka mengembangkan produktifitas pertanian Weleri Raya.
12
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.9 Lokasi Rawan Bencana di Weleri Raya
13
2.2.3
Penggunaan Lahan
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.10 Peta Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.11 Diagram Penggunaan Lahan Weleri Raya Tahun 2011
14
Lahan terbangun di Weleri Raya sebesar 39% dan lahan non terbangun sebesar 61% yang dibagi menjadi peruntukkan lahan untuk pertanian sawah, perkebunan dan hutan (Lampiran II.1). Banyaknya lahan yang masih belum terbangun di Wilayah Weleri Raya dapat difungsikan untuk pembangunan wilayah tersebut dengan mengarahkannya sebagai pusat-pusat aktivitas seperti perdagangan dan jasa. Sedangkan lahan pertanian mendukung sebagai pengembangan produksi pertanian untuk meningkatkan kegiatan sosialekonomi.
2.2.4
Kesesuaian Lahan Jenis tanah pada Wilayah Weleri Raya terdiri atas latosol coklat dan alluvial hidromorf. Jenis tanah alluvial hidromorf memiliki
produktifitas rendah hingga tinggi dan biasanya cocok digunakan untuk pertambakan, pertanian dan permukiman. Sedangkan jenis tanah latosol coklat memiliki produktifitas sedang hingga tinggi yang cocok difungsikan untuk pertanian dan perkebunan. Topografi atau kelerengan menurut peta dari Bappeda Kabupaten Kendal dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu wilayah selatan yang berupa perbukitan dan kaki pegunungan dengan kata lain kelerengannya adalah curam hingga sangat curam (15 % sampai >40%), dan wilayah utara berupa dataran rendah dan pesisir dengan kata lain kelerengannya adalah datar hingga landai (0% sampai 14%), area berkembang Weleri Raya berada pada kelerengan datar sampai curam. untuk curah hujannya berkisar antara 20.7 mm–27.7 mm yang menurut BMKG termasuk dalam klasifikasi sedang. Dari hasil tumpang tindih ( overlay) peta daya dukung lahan dengan peta lahan terbangun dapat diketahui bahwa lahan
permukiman
yang
ada
mayoritas berada pada lahan yang sesuai,
yang
artinya
lahan
terbangun berada pada lahan dengan peruntukkan budidaya yaitu sebesar 99.9% sedangkan lahan yang tidak sesuai sebesar 0.08% yang merupakan bangunan yang berada di sempadan sungai dan pantai.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.12 Kesesuaian Lahan Weleri Raya Tahun 2011
15
2.2.5 A.
Infrastruktur Jalan Hirarki jalan yang terdapat di Wilayah Weleri Raya terdiri dari jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer, kolektor
sekunder, lokal, dan lingkungan. Kondisi fisik jalan di Weleri Raya dari semua jenis hirarki terbagi menjadi empat kondisi yaitu baik, sedang, rusak, dan rusak berat. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang sudah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar jalan di Weleri Raya berada dalam kondisi yang sedang dan baik (Lampiran II.5). Dapat dilihat pada Gambar 2.13, jalan dengan kondisi yang rusak dan sangat rusak lebih dominan berada di daerah Kecamatan Gemuh, terutama pada jalan yang berada di sebelah selatan dari Weleri Raya meskipun ada beberapa juga jalan dengan kondisi sangat rusak yang berada pada Kecamatan Rowosari dimana jalan dengan kondisi sangat rusak tersebut sebagaian besar berada pada hirarki jalan sekunder dan di bawah kelas jalan lokal (lingkungan). Kondisi jalan di wilayah Weleri Raya perlu diperbaiki dan dikembangkan oleh pemerintah setempat karena bisa dimanfaatkan sebagai faktor pendukung utama dari konsep perencanaan yaitu Hub City.
B.
Irigasi
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.13 Kondisi Jalan di Weleri Raya
Kondisi irigasi di Weleri Raya sebagian besar sudah baik. Terdapat 77.1% dari keseluruhan saluran irigasi di lima kecamatan yang kondisinya sudah baik dan sisanya (22.9%) kondisinya masih buruk. Permasalahan irigasi yang terdapat di Weleri Raya antara lain kondisi saluran yang kering, tersumbat sampah dan alirannya tidak lancar. Terdapat 1 Desa di Kecamatan Kangkung, yaitu Desa
16
Truko yang tidak memiliki saluran irigasi. Saluran irigasi yang ada di Weleri Raya perlu melakukan perbaikan sistem drainase untuk mendukung kegiatan pertanian Weleri Raya agar dapat berdaya saing dan mendukung konsep pembangunan agropolitan.
Sumber: Hasil Observasi Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.14 Saluran Irigasi di Weleri Raya
C.
Trayek Angkutan Umum
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.15 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya
17
Jika dilihat dari tabel di lampiran II.19 dan peta trayek angkutan umum yang sudah disesuaikan dengan status keaktifan dari trayek angkutan umum itu sendiri, maka dapat dilihat bahwa 56% wilayah regional Weleri Raya sudah terjangkau dan sudah dilewati oleh trayek angkutan umum dengan statusnya aktif. Namun, masih ada beberapa wilayah sebanyak 12% seharusnya terjangkau trayek angkutan umum namun pada kondisi sekarang sudah tidak aktif dan wilayah yang sama sekali tidak terjangkau oleh trayek angkutan umum sebesar 32%. Contohnya pada Kecamatan Kangkung, trayek angkutan yang aktif beroperasi sampai saat ini melayani 3 kelurahan saja dan sedangkan 2 kelurahan lain pernah terlayani trayek angkutan umum, serta 10 kelurahan yang tidak terjangkau sama sekali oleh trayek angkutan umum. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan dan pengembangan trayek angkutan umum yang ada di Weleri Raya baik dari pemerintah maupun instansi terkait agar fungsi Weleri Raya yang akan dikembangkan sebagai kota hub dapat didukung dengan adanya trayek angkutan yang mampu menjangkau seluruh kelurahan di Weleri Raya sesuai standar
Jumlah
pelayanan trayek angkutan umum diharuskan melayani semua wilayah per kelurahan. 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Jumlah Penumpang (jiwa)
Jumlah Unit menurut Wawancara Lapangan (unit) Frekuensi PP (kali/hari)
A.05
A.06
A.08
A.09
A.16
A17
A.19
A.22
A.26
A.27
A.28
Nomor Trayek
Sumber: Hasil Wawancara Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.16 Trayek Angkutan Umum Weleri Raya
Berdasarkan tabel yang bisa dilihat pada lampiran II.19, jumlah armada yang tersedia juga masih di bawah standar. Jika sesuai standar, setiap trayek minimal memiliki 20 unit sedangkan pada wilayah Weleri Raya hanya terdapat rata-rata 7 unit. Pada trayek nomor A.19 di Weleri Raya memiliki jumlah unit terbanyak yaitu 15 unit. Namun jumlah pengguna angkutan umum yang paling banyak secara rata-rata bukan pada trayek nomor A.19, melainkan trayek nomor A.05 yang memiliki jumlah unit paling sedikit, yaitu 3 unit. Hal ini terjadi karena jumlah permintaan terhadap pelayanan angkutan umum tinggi namun dalam pelayanannya tidak dapat melayani permintaan yang ada pada wilayah yang dilalui trayek tersebut. Maka dari itu perlu adanya pemenuhan standar jumlah armada pada trayek angkutan umum untuk menunjang pergerakan yang dilakukan secara masal.
18
D. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Weleri Raya tergolong sangat lengkap karena sudah terdiri dari lima tingkat, yaitu PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA (Lampiran II.6). Grafik kemampuan sarana pendidikan di Weleri Raya mengindikasikan tidak ada sarana pendidikan yang kurang.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.17 Analisis Supply Demand Sarana Pendidikan Tiap Kecamatan di Weleri Raya
Hal ini mengindikasikan bahwa sarana pendidikan di Weleri Raya sudah mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Jika dilihat dari persebarannya, sarana pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Weleri. Banyaknya sarana pendidikan ini juga dipengaruhi oleh kepadatan penduduk di Kecamatan Weleri yang tergolong padat, sehingga penduduk di Kecamatan Weleri ini membutuhkan sarana pendidikan yang lebih banyak dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya yang ada di Weleri Raya. Selain karena memiliki jumlah penduduk yang paling banyak, sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Weleri Raya ini juga dilalui oleh trayek angkutan umum. Tentu saja hal ini menjadi salah satu faktor penarik untuk masyarakat Weleri Raya
dan
sekitarnya
aksesibilitasnya
yang
karena mudah.
Perhitungan untuk analisis Supply
Demand sarana pendidikan dalam memenuhi kebutuhan penduduk didasari oleh perbandingan jumlah penduduk menurut usia sekolah dengan jumlah sarana pendidikan yang ada di Weleri Raya. Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.18 Jangkauan Pelayanan Sarana Pendidikan
19
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.19 Keterjangkauan Sarana Pendidikan terhadap Angkutan Umum
Jangkauan pelayanan sarana pendidikan pada Gambar 2.18 merupakan hasil analisis menggunakan network analyst yang diukur berdasarkan jarak antara titik sarana dengan titik terjauh dari jangkauan pelayanan sarana pendidikan itu sendiri yaitu sejauh 1.000 meter untuk SD dan SMP, dan 3.000 meter untuk SMA. Jika dilihat pada Gambar 2.18, masih terdapat beberapa daerah di Weleri Raya yang belum terjangkau oleh sarana pendidikan berupa SD, SMP, dan SMA terutama untuk daerah-daerah di selatan Weleri Raya. Namun, jika dilihat pada peta persebaran sarana pendidikan dioverlay dengan peta tata guna lahan yang menghasilkan peta keterjangkauan sarana pendidikan seperti pada Gambar 2.19, maka akan didapatkan kesimpulan bahwa seluruh lokasi permukiman sudah terjangkau oleh sarana pendidikan. E.
Sarana Kesehatan Sarana kesehatan di Weleri Raya terdiri dari puskesmas, rumah sakit dan rumah sakit bersalin, namun keberadaannya tidak
menyebar di semua kecamatan (Lampiran II.6). Akan tetapi terdapat rumah sakit bersalin dan juga rumah sakit di Kecamatan Weleri yang dapat memberikan pelayanan pada kecamatan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sekiranya Weleri Raya sudah terlayani sarana kesehatan. Perhitungan untuk analisis Supply Demand sarana kesehatan dalam memenuhi kebutuhan penduduk didasari oleh perbandingan jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan yang ada di Weleri Raya.
20
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.20 Analisis Supply Demand Sarana Kesehatan Tiap Kecamatan di Weleri Raya
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.21 Peta Jangkauan Pelayanan Sarana Kesehatan
Pada
Gambar 2.21 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil analisis sarana kesehatan di Weleri Raya yaitu Puskesmas
dan Rumah Sakit menggunakan network analyst dengan jangkauan 1.500 meter untuk puskesmas dan 10.000 meter untuk rumah sakit menghasilkan informasi bahwa sarana kesehatan tersebut sudah mampu menjangkau sebagian besar wilayah Weleri Raya.
21
F.
Sarana Perekonomian Sarana perekonomian di Weleri Raya memiliki jenis yang beragam. Namun, persebaran dari sarana perekonomian itu sendiri
belum cukup merata karena masih terpusat pada satu lokasi yaitu di pusat aktivitas Kecamatan Weleri tepatnya di dekat Pasar Weleri (Lampiran II.6). Jika dilihat berdasarkan peta pada Gambar 2.22 terdapat jumlah penduduk dari setiap kecamatan. Berdasarkan peta tersebut, dapat dilihat adanya disparitas atau ketimpangan antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya dalam hal penyediaan sarana perekonomian. Terdapat kecamatan dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi, namun ketersediaan dan persebaran sarana perekonomiannya belum merata, bahkan masih sangat sedikit. Jika dikaitkan dengan fungsi wilayah sebagai kawasan perdagangan dan jasa, maka dilihat dari persebaran pasar yang ada di Weleri Raya sudah cukup merata di setiap kecamatan karena tiap-tiap kecamatan sudah memiliki pasar tingkat kecamatan. Namun, jika dilakukan analisis dengan menggunakan network analyst maka didapatkan hasil bahwa pasar-pasar yang ada di Weleri Raya belum mampu menjangkau seluruh wilayah Weleri Raya terutama di bagian selatan seperti yang terlihat pada Gambar 2.23.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.22 Persebaran Sarana Perekonomian
22
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.23 Jangkauan Pelayanan Pasar
2.2.6
Pusat-Pusat Permukiman Pada Wilayah Weleri Raya, terdapat 3 orde sistem permukiman dimana orde pertama adalah Kecamatan Weleri, orde kedua
adalah Kecamatan Kangkung, dan orde ketiga adalah Kecamatan Rowosari, Kecamatan Gemuh, dan Kecamatan Ringinarum (Lampiran II.7). Sebagai orde pertama, Kecamatan Weleri menjadi pusat pelayanan bagi orde-orde di bawahnya. Hal ini didukung dengan adanya pasar induk di Kecamatan Weleri sehingga banyak masyarakat dari luar Kecamatan Weleri datang ke kecamatan tersebut. Selain pasar induk, di Kecamatan Weleri juga terdapat stasiun kereta api. Oleh karena itu Kecamatan Weleri sering digunakan sebagai tempat transit bagi para pedagang dari luar Weleri Raya sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Weleri pantas untuk dijadikan sebagai pusat perkembangan kota hub di Weleri Raya.
23
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011 (data diolah) Gambar 2.24 Peta Pusat Permukiman Weleri Raya
2.3
Karakteristik Kependudukan dan Sosial-Ekonomi Karakteristik kependudukan yang dibahas yaitu meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, rasio
ketergantungan, partisipasi sekolah dan tingkat kesejahteraan di Weleri Raya. Sedangkan karakteristik sosial-ekonomi membahas ketenagakerjaan, produktivitas pertanian, potensi komoditas dan persebaran IKM di Weleri Raya.
2.3.1
Karakteristik Kependudukan Pada aspek kependudukan yang dibahas mencakup jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan,
partisipasi sekolah dan tingkat kesejahteraan di Weleri Raya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kendal, pada tahun 2014 jumlah penduduk total di Weleri Raya adalah 239.453 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 119.775 jiwa penduduk laki-laki dan 118.970 jiwa perempuan. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Weleri yaitu mencapai 57.466 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling rendah ada di Kecamatan Ringinarum yaitu sebanyak 35.342 jiwa. Kecamatan Weleri memiliki jumlah penduduk terbanyak karena merupakan wilayah yang memiliki paling banyak kawasan perkotaan dimana wilayah tersebut memiliki fasilitas dan ketersediaan lapangan kerja yang lebih memadai (Lampiran II.8-II.9).
24
Jumlah Penduduk (jiwa)
70000 60000 50000
50.492
57.466 48.515
47.638 35.342
40000 30000 20000 10000 0 Gemuh
Kangkung
Ringinarum
Rowosari
Weleri
Sumber : Kabupaten Kendal dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.15 Jumlah Penduduk Weleri Raya Per Kecamatan Tahun 2014
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.26 Kepadatan Penduduk Weleri Raya Tahun 2014
Laju pertumbuhan penduduk setiap kecamatan pada Wilayah Weleri Raya berbeda. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Weleri Raya dari tahun 2005-2015 adalah 0,20%. Laju pertumbuhan ini tergolong rendah dan tidak membawa perubahan jumlah penduduk yang signifikan. Dapat dilihat dari grafik pertambahan jumlah penduduk per kecamatan pada Gambar 2.27, pertambahan jumlah penduduk sepuluh tahun terakhir cenderung konstan. Sementara itu, pada tahun 2014 terakhir jumlah penduduk Weleri Raya mengalami penurunan hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah terjadinya migrasi keluar dan kematian.
25
70000
Jumlah Penduduk (jiwa)
60000 50000 Gemuh 40000 30000 20000
Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri
10000 0
Sumber : Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (Data diolah) Gambar 2.27 Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2005-2015
Berdasarkan struktur penduduk, dapat diketahui seberapa besar rasio ketergantungan penduduk. Struktur penduduk disajikan dalam piramida penduduk yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok umur. Dapat dilihat pada Gambar 2.28, piramida penduduk setiap kecamatan di Weleri Raya merupakan piramida penduduk muda (expansive). Piramida penduduk expansive menunjukkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Sehingga jumlah penduduk usia produktif (angkatan kerja) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (bukan angkatan kerja).
26
Gemuh
Kangkung
70 – 74
70 – 74
60 – 64
60 – 64
50 – 54
50 – 54
40 – 44
40 – 44
30 – 34
30 – 34
20 – 24
20 – 24
10 – 14
10 – 14
0–4
0–4 6
4
2
0
2
4
6
6
4
2
0
Persen (%)
2
4
6
2
4
6
Persen (%)
Rowosari
Ringinarum
70 – 74
70 – 74
60 – 64
60 – 64
50 – 54
50 – 54
40 – 44
40 – 44
30 – 34
30 – 34
20 – 24
20 – 24
10 – 14
10 – 14
0–4
0–4
6
4
2
0
2
4
6
6
4
2
0
Persen (%)
Persen (%)
Weleri 70 – 74 60 – 64 50 – 54 40 – 44 Perempuan
30 – 34
Laki-laki
20 – 24 10 – 14 0–4 6
4
2
0
2
4
6
Persen (%)
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015. (data diolah) Gambar 2.28 Piramida Penduduk Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014
Pada Tabel II.1 , terlihat bahwa Kecamatan Kangkung memiliki rasio ketergantungan paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Weleri Raya. Hal ini mengindikasi bahwa Kecamatan Kangkung memiliki beban tanggungan penduduk
27
yang lebih tinggi, sehingga perlu adanya peluang kerja yang memadai guna meringankan dan memenuhi kebutuhan beban tanggungan penduduk usia kerja. Hal ini berlaku pula untuk wilayah kecamatan lain. Tabel II.1 Rasio Ketergantungan Dirinci Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2014 Non Rasio Kecamatan Produktif produktif Ketergantungan Gemuh
33%
67%
50%
Kangkung
35%
65%
54%
Rowosari
33%
67%
50%
Ringinarum
32%
68%
47%
Weleri 32% 68% 47% Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah)
Sebagian besar penduduk di Weleri Raya adalah tamatan SD, hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya sumber daya manusia dengan kualitas yang baik. Tingkat partisipasi sekolah di wilayah Weleri Raya akan berpengaruh juga terhadap perkembangan daerah tersebut, karena apabila sumber daya manusia yang dimiliki bagus dan berkualitas, maka akan meningkatkan perekonomian wilayah (Lampiran II.10)
3% 14%
26%
Tidak Tamat Tamat SD
18%
Tamat SMP 39%
Tamat SMA Tamat PT
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.29 Diagram Persentase Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Weleri Raya Tahun 2013
Angka partisipasi kasar yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Berdasarkan Gambar 2.30 maka tingkat partisipasi penduduk dalam pendidikan sebagian besar masih rendah, kecuali partisipasi penduduk dalam pendidikan SMA di Kecamatan Weleri. Rendahnya angka tersebut dapat disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Rendahnya angka tingkat partisipasi tersebut dapat mempengaruhi sumberdaya manusia yang erat kaitannya dengan pembangunan Weleri Raya.
28
SD
SMP
SMA
180% 155%
160% 140% 120% 100% 80% 60%
104%
90% 94%
92% 59%
98%
95%
70%
78% 73% 70%
77%
ROWOSARI
WELERI
40% 16%
20%
0%
0% GEMUH
KANGKUNG
RINGINARUM
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah) Gambar 2.30 Angka Partisipasi Kasar SD, SMP, SMA di Weleri Raya
Kesejahteraan masyarakat dianalisis dari tingkat kemiskinan yang dilihat dari jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 seperti indikator kemiskinan yang dikeluarkan BkkBN (Lampiran II.11). Dapat dilihat dari Gambar 2.31, perubahan jumlah keluarga miskin masing-masing kecamatan di Weleri Raya cenderung mengalami perubahan yang berbeda-beda. Jumlah keluarga miskin yang mengalami penurunan adalah Kecamatan Gemuh. Tingkat kemiskinan yang menurun ini mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian masyarakat yang semakin membaik.
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.31 Grafik Perubahan Tingkat Kemiskinan Per Kecamatan di Weleri Raya Tahun 2009-2014
29
Sedangkan jumlah keluarga miskin yang mengalami peningkatan setiap tahunnya adalah di Kecamatan Kangkung. Meningkatnya jumlah keluarga miskin di kecamatan tersebut dapat disebabkan karena beberapa faktor diantaranya faktor pendapatan, jenis pekerjaan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Perlunya program yang mengupayakan perbaikan kondisi perekonomian masyarakat maupun upaya penyediaan lapangan pekerjaan di wilayah tersebut.
Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.32 Persebaran Keluarga Miskin di Weleri Raya Tahun 2014
2.3.2
Karakteristik Sosial-Ekonomi
A. Ketenagakerjaan Penduduk di Weleri Raya sebagian besar bekerja di bidang pertanian, baik itu petani sawah maupun petani ikan (nelayan). Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani sangat mendukung pengembangan kegiatan pertanian dan perikanan di Weleri Raya. Aktivitas ekonomi masyarakat selain sebagai petani, banyak pula penduduk yang bekerja di bidang industri pengolahan, bidang perdagangan, hotel dan restoran serta konstruksi/bangunan.
30
3%
Gemuh
1%
Kangkung 1% 4%
10%
1%
13% 2%
11%
6%
8%
63% 77%
Ringinarum
Weleri 7% 2%
4% 3% 1% 1% 21%
53% 11% 91% 5% 1%
Rowosari 2% 4%
1%
Pertanian Pertambangan/Penggalian
2%
Industri Pengolahan
10%
Listrik, Gas dan Air Mium 81%
Konstruksi/Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Persewaan Keuangan dan Jasa-jasa
Sumber: Kendal Dalam Angka, 2014 (data diolah)
Gambar 2.33 Diagram Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Per Kecamatan di Weleri Raya
31
B. Produktivitas Lahan Produktivitas pertanian dilihat dari produktivitas lahan dan produktivitas petani. Produktivitas lahan adalah hasil dari perbandingan antara produksi hasil pertanian dengan luas lahan pertanian, sedangkan produktivitas petani adalah perbandingan antara produksi hasil pertanian dengan jumlah petani. Produktivitas lahan dikatakan baik apabila dari luas lahan yang tetap namun dapat menghasilkan produksi pertanian tinggi. Pada Gambar 2.34, produktivitas lahan tidak terlihat dinamis karena tidak ada perubahan yang drastis angka produksi pertanian pada tahun 2013-2014. Sehingga dalam kondisi idealnya lahan pertanian paling produktif berada di Kecamatan Weleri, karena masih sesuai dengan lahan yang tersedia di setiap kecamatannya dan masih cocok untuk dijadikan lahan pertanian. 25.00
Produktivitas (%)
20.00 15.00 Nilai Produktivitas 2013 10.00
Nilai Produktivitas 2014
5.00 0.00 Gemuh
Weleri
Ringinarum Kangkung
Rowosati
Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka, 2015 (data diolah) Gambar 2.34 Produktivitas Lahan Sektor Pertanian Weleri Raya
Produktivitas petani dikatakan baik apabila dari jumlah petani yang sedikit namun dapat menghasilkan produksi pertanian tinggi, sehingga petani tersebut memiliki pendapatan dan keuntungan lebih banyak. Perbandingan produktivitas pertanian berdasarkan jumlah petani, pada setiap kecamatan di Weleri Raya tahun 2013-2014 masih sangat dinamis. Jika dibandingkan antara produktivitas sektor pertanian terhadap lahan dan tenaga kerja paling stabil berada di Kecamatan Gemuh, namun yang termasuk kategori yang tidak stabil adalah Kecamatan Rowosari karena produksi pertaniannya sedikit sedangkan tenaga kerjanya banyak (Lampiran II.12II.13).
32
1.80 1.60
Produktivitas (%)
1.40 1.20 1.00
Nilai Produktivitas 2013
0.80
Nilai Produktivitas 2014
0.60 0.40 0.20 0.00 Gemuh
Weleri
Ringinarum
Kangkung
Rowosati
Sumber: Kendal Dalam Angka, 2015 (data diolah)
Gambar 2.45 Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Weleri Raya
Produktivitas pertanian dapat digunakan untuk mengetahui daerah yang paling sesuai untuk menjadi lokasi utama pengembangan agropolitan. Daerah yang sesuai sebagai lokasi pengembangan agropolitan adalah Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Kangkung. Daerah tersebut dipilih karena memiliki produktivitas pekerja sebagai petani yang paling baik dan mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014. Sedangkan Kecamatan Ringinarum tidak dipilih sebagai lokasi pengembangan agropolitan karena hasil produktifitas pertanian yang masih fluktuatif berbeda dengan Kecamatan Gemuh dan Kangkung yang stabil. Namun, Kecamatan Ringinarum masih memiliki potensi untuk dikembangkan hasil pertaniannya sehingga perlu adanya usaha pengembangan produktivitas pertanian di Ringinarum. C. Potensi Komoditas Potensi komoditas yang ada di Weleri Raya diketahui dari hasil analisis turunan LQ. Berdasarkan hasil turunan analisis LQ komoditas pertanian tahun 2013 dan 2014 yang menjadi sektor basis adalah padi dan kedelai karena sebagian besar di Weleri Raya didukung oleh irigasi yang baik sehingga memudahkan petani untuk melakukan penanaman padi sepanjang tahun. Potensi padi yang ada di Weleri Raya membutuhkan penunjang seperti lumbung padi dan tempat pengering padi agar padi dapat tahan lama saat penyimpanan. Potensi-potensi komoditas pertanian ini sangat mendukung pengembangan agropolitan di wilayah yang memiliki potensi tersebut. Sementara itu, komoditas perikanan yang menjadi sektor basis adalah ikan bandeng yang dikelompokkan ke dalam sentra pengolahan ikan. Sektor basis ikan bandeng tersebut didukung oleh adanya sentra industri yang ada di Kecamatan Rowosari. Sedangkan dari sektor peternakan, komoditas perternakan tahun 2014 yang menjadi sektor basis adalah ayam kampung. Ayam kampung menjadi komoditas peternakan yang mendominasi karena biasanya hampir dari masing-masing rumah di Weleri Raya memiliki hewan peliharaan ayam kampung (Lampiran II.15-II.18).
33
D. Persebaran Industri Kecil Menengah (IKM) Jenis sentra Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Weleri Raya menyebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Weleri, Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Kangkung (Gambar 2.36). Sentra industri yang paling banyak ada di Desa Tanjungsari yaitu sentra pengolahan ikan yang mencapai 465 unit. Sentra industri paling banyak kedua adalah sentra industri tas yang berlokasi di Desa Truko dengan jumlah 57 unit. Selain itu ada pula sentra box ayam di Desa Sumberagung dan sentra kaligrafi di Desa Tanjungsari. Adanya sentra industri pengolahan ikan yang besar, sangat mendukung konsep minapolitan di Kecamatan Rowosari. Sedangkan adanya sentra industri lain yang menyebar di tiga kecamatan tersebut sangat mendukung konsep Weleri Raya sebagai kota hub.
Sumber:Hasil Observasi Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 2.36 Persebaran IKM di Weleri Raya
34
2.4
Karakteristik Aktivitas Aktivitas di Weleri raya terdiri dari aktivitas pertanian, aktivitas perikanan, aktivitas perkebunan, aktivitas industri dan
aktivitas manusia.
2.4.1
Aktivitas Pertanian Aktivitas pertanian berupa aliran barang hasil pertanian di Weleri Raya. Hasil pertanian tersebut adalah tanaman pangan
yaitu padi. Hasil produksi tanaman padi pada umumnya sebanyak 2-6 ton dengan pengiriman biasanya 2 kali dalam setahun (setiap panen raya). Pemasaran hasil produksi tanaman padi dari Weleri Raya didistribusikan ke Kabupaten Kendal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Provinsi Lampung dan Kota Semarang. Kecamatan yang paling banyak hasil produksinya adalah Kecamatan Gemuh yaitu 8 ton dalam sekali panen raya namun produktivitas padi yang paling tinggi di Weleri Raya adalah Kecamatan Weleri. Hal ini bisa dikarenakan oleh luas sawah dan masalah dalam produksi pertanian. Namun, hasil pertanian ini juga cenderung dikonsumsi sendiri oleh masyarakat di Weleri Raya sehingga aliran produksi pertanian ke luar Weleri Raya masih sedikit. Kecamatan yang paling sering melakukan pengiriman ke luar Weleri Raya adalah Kecamatan Weleri yang dikirim ke Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Provinsi Lampung dan Kota Semarang sehingga diperlukan pengembangan usaha pertanian ini terutama untuk petani. Selain itu, masyarakat di Weleri Raya pada sektor pertanian karena 71% penduduk di Weleri Raya bekerja sebagai petani. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Weleri Raya sangat bergantung pada sektor pertanian .
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.37 Aktivtitas Pertanian di Weleri Raya
35
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015
Gambar 2.38 Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya
2.4.2
Aktivitas Perikanan Aktivitas Perikanan di Weleri Raya berupa hasil produksi perikanan di Kecamatan Rowosari. Hasil produksi perikanan ini
sebanyak 20-40 kwintal dalam sehari, dengan distribusi setiap hari. Produksi perikanan Kecamatan Rowosari pada tahun 2012 berupa ikan bandeng sebanyak 42 ton dan udang sebanyak 13,8 ton. Daerah yang didistribusikan yaitu Kota Semarang, Kota Pekalongan, Kabupaten Jepara dan DKI Jakarta. Biasanya, hasil perikanan ini di distribusikan ke distributor terlebih dahulu seperti yang ada di Kabupaten Jepara dan DKI Jakarta. Untuk menunjang aktivitas perikanan di Kecamatan Rowosari sudah terdapat 2 TPI. Masyarakat di Kecamatan Rowosari ini pada umumnya sudah diajarkan miyang agar masyarakat bisa mencari ikan dan hasilnya dapat untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, menurut Luthfia (2013) Sistem Ijon dalam Jual Beli Ikan Di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal, Kecamatan Rowosari ini juga dikenal sebagai pengolahan ikan serta produksi pembuatan terasi, yang mana pemasaran ikan sudah sampai ke daerah lain. Oleh karena itu, aktivitas perikanan ini dapat mengembangkan sektor ekonomi di Kecamatan Rowosari.
36
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.39 Hasil Perikanan di Kecamatan Rowosari
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015
Gambar 2.40 Peta Aliran Hasil Perikanan di Weleri Raya
2.4.3
Aktivitas Perkebunan Aktivitas perkebunan pada Weleri Raya berupa aliran barang hasil produksi tembakau di Weleri Raya. Dimana hasil produksi
tembakau di Weleri Raya ini didistribusikan pada daerah-daerah sekitar seperti Kudus, Temanggung, Demak, Pekalongan, Batang dan Kabupaten Kendal sendiri. Distribusi ini umumnya didistribusikan pada distributor atau ke PT Gudang Garam dan PT Djarum. Hasil produksi tembakau dalam sekali distribusi sebanyak 10-75 kwintal per tahun. Kecamatan Kangkung merupakan kecamatan dengan
37
penghasil tembakau paling banyak, yaitu sebanyak 75 kwintal, sedangkan Kecamatan Gemuh, Ringinarum dan Weleri sebanyak 15 kwintal dan Kecamatan Ringinarum sebanyak 10 kwintal. Di Weleri Raya sudah tersedia 13 gudang yang terdapat di Kecamatan Gemuh, Kecamatan Weleri dan Kecamatan Ringinarum. Gudang ini mempermudah distributor untuk menyimpan tembakau sebelum dikirim ke pabrik atau industri hasil tembakau, sehingga menghindari masalah pendistribusian bagi hasil tembakau ini sendiri. Tanaman tembakau merupakan potensi dan komoditas unggulan di Kabupaten Kendal, sehingga hasil dan distribusi tanaman ini mempengaruhi kondisi perekonomian Weleri Raya maupun Kabupaten Kendal.
Sumber: bappeda.kendalkab.go.id Gambar 2.41 Hasil Produksi Perkebunan di Kecamatan Ringinarum
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015
Gambar 2.42 Peta Aliran Komoditas Non Padi di Weleri Raya
38
2.4.4
Aktivitas Industri Aktivitas industri merupakan aliran barang hasil industri di Weleri Raya. Aliran industri ini dipengaruhi oleh adanya sentra
industri di Weleri Raya, berikut adalah tabel sentra industri tersebut: Tabel II.2 Sentra Industri di Weleri Raya No
Nama Sentra
Jenis Produk
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Sentra IKM
Lokasi
1
Sentra Pengolahan Ikan
Ikan Pindang
450
425
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
2
Sentra Pengolahan Ikan
Ikan Panggang
50
40
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
3
Sentra Kaligrafi
Kaligrafi
12
4
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
4
Sentra Industri Tas
Tas dan Koper
19
57
Ds. Truko Kec. Kangkung
5
Sentra Box Ayam
Box/Kandang Ayam
50
55
Ds. Sumberagung Kec. Weleri
Sumber: Hasil Survey Weleri Raya, 2015
Distribusi produksi sentra masih dalam di lingkup Kabupaten Kendal dan Jawa Tengah, namun untuk Sentra Industri Tas sudah diluar Jawa Tengah seperti Kalimantan. Bahan baku masing-masing sentra berasal dari Kabupaten Kendal dan sekitarnya seperti Kota Semarang (Sentra Industri Tas). Sentra industri yang paling banyak adalah di kecamatan rowosari (Tabel II.2) sehingga diperlukan pengembangan sentra industri di kecamatan lainnya. Selain adanya sentra industri tersebut, industri-industri kecil juga tersebar di Weleri Raya. Di Kecamatan Gemuh terdapat industri batu bata, genteng, konveksi dan makanan ringan. Di kecamatan Ringiarum terdapat industri makanan ringan. Di Kecamatan Weleri terdapat industri tempe, makanan ringan, minuman, saos dan batik. Industri-industri ini sangat potensial di Weleri Raya sehingga memungkinkan adanya sentra baru.
39
Sumber: promojateng-pemprovjateng.com Gambar 2.43 Produksi Tas di Desa Truko, Kecamatan Kangkung
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015
Gambar 2.44 Sentra Industri Weleri Raya
2.4.5
Aktivitas Manusia Aktivitas manusia di Weleri Raya dipengaruhi oleh pekerjaan dan pariwisata yang terdapat di Weleri Raya. Pada pekerjaan,
masyarakat Weleri Raya pada umumnya tidak melakukan aktivitas ke luar Weleri Raya dimana masyarakat Weleri Raya pada umumnya bekerja bekerja sebagai Petani (Lampiran II.12) dimana lokasi pekerjaan masih berada di kelurahan yang sama dengan tempat tinggal sehingga mobilitas hanya terjadi di intrawilayah.
40
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015 Gambar 2.45 Penduduk bekerja di Pertanian
Pariwisata yang terkenal di Weleri Raya adalah Pantai Cahaya yang ada di Kecamatan Rowosari. Pantai ini sering dikunjungi oleh warga Weleri Raya maupun masyarakat Kabupaten Kendal. Pantai Cahaya merupakan tujuan wisata yang diminati masyarakat, dimana pada tahun 2013 jumlah pengunjung mencapai 200.000 pengunjung. Pantai yang lain adalah Pantai Sendang Sikucing yang dikelola oleh Pemda dan kurang diminati warga sehingga perlu adanya pengembangan agar menambah pemasukan daerah.
Sumber : panduanwisata.yogyakarta.id Gambar 2.46 Pantai Cahaya Kendal
41
Sumber: Observasi Studio Proses Weleri, 2015
Gambar 2.47 Peta Aliran Manusia di Weleri Raya
2.5
Karakteristik Kelembagaan Aspek kelembagaan merupakan aspek yang turut berkontribusi dalam pembangunan wilayah. Kelembagaan yang ada terdiri
dari kelembagaan berstatus formal (pemerintah) maupun non-formal (non-pemerintah), hal tersebut dilihat dari peran masing-masing lembaga yang diatur dalam Undang-Undang maupun Peraturan Daerah. Kelembagaan di Kabupaten Kendal memiliki beberapa fungsi, fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai fasilitator/ mediator/ advokasi/ konsultasi, perencana/ pembuat kebijakan, dan implementer/ pelaksana kegiatan/ penerima manfaat. Semua lembaga-lembaga yang ada mempunyai tanggungjawab yang berbedabeda sesuai dengan perannya dalam memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan masyarakat.
2.5.1
Karakteristik Kelembagaan Formal Sesuai data Dinas Kabupaten Kendal 2015, lembaga-lembaga yang ada berkaitan dengan ormas. Ormas yang ada di
Kabupaten Kendal diantaranya adalah BAPPEDA, DISPERINDAG, DISNAKERTRANS, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, BPSDMP (Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pertanian), Badan Usaha Milik Desa, Koperasi Simpan Pinjam, BPD (Badan Perwakilan Desa), Dinas ESDM, Koperasi Unit Desa, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan lembaga lain yang terkait. Lembagalembaga tersebut mempunyai cakupan kewenangan yang sangat luas dan umum terkait dengan pembangunan wilayah, oleh karena itu agar lebih terfokus pada konsep yang diambil dalam tugas ini yaitu Kota Hub maka dipilih beberapa lembaga yang mempunyai hubungan dengan dua pilar utama konsep tersebut yaitu terkait dengan transportasi dan perdagangan. Lembaga-lembaga tersebut
42
antara lain BAPPEDA, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. Kinerja kelembagaan formal pemerintah Kabupaten Kendal masih melum optimal. Hal tersebut ditunjukkan dalam implementasi RPJMD, konsistensi pemerintah hanya sebesar 57,14% atau sebanyak 40 program dari 70 program. Kemudian konsistensi pemerintah masih kurang sesuai dalam menganggarkan dana sesuai dengan target pendanaan program RPJMD di RKPD tahun 2014. Tingkat akuntabilitas pemerintah dalam rencana pendanaan juga masih rendah (hanya mencapai 61,42% atau 43 program dari 70 program), kemudian kemandirian pemerintah daerah dalam mendanai program juga kurang maksimal (61,45% atau 161 dari 262 program). Berdasarkan grafik di bawah, sebagian besar masyarakat di 3 Kecamatan (Rowosari, Gemuh, Kangkung) menunjukkan respon yang puas terhadap kinerja kelembagaan formal di Kabupaten Kendal, sedangkan masyarakat 2 Kecamatan lain (Weleri dan Ringinarum) sebagian besar menunjukkan respon tidak puas. Oleh karena itu pihak lembaga-lembaga pemerintahan di Kabupaten Kendal harus meningkatkan kinerja dan pelayanannya agar dapat mewujudkan good governance. 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Weleri
Rowosari
Ringinarum
Sangat Puas
Puas
Gemuh
Kangkung
Tidak Puas
Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2015 Gambar 2.48 Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kelembagaan Formal
15 10 5 0 Gemuh
Ringinarum Setuju
Weleri Tidak Setuju
Sumber : Hasil Survei Lapangan, 2015 Gambar 2.49 Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang
43
Dari rencana pembangunan jalan tol Semarang-Batang yang melewati 3 Kecamatan (Gemuh, Ringinarum, Weleri), sebagian besar masyarakat setuju atas pembangunan jalan tol tersebut. Masyarakat menganggap bahwa pembangunan jalan tol ini akan memudahkan aksesibilitas ke luar kota dan memberikan peluang baru untuk pemasaran hasil produksi pertanian, produksi hingga perdagangan yang lebih mudah dan luas karena selama ini sebagian besar hanya di wilayah lokal saja dan lewat tengkulak. Data lain terkait dengan kepuasan masyarakat dapat dilihat pada Lampiran II.20.
2.5.2
Karakteristik Kelembagaan Non-Formal Kelembagaan non-formal yang terdapat di Weleri Raya terdiri dari perkumpulan sosial/ kebudayaan/ olahraga seperti
Kelompok Tani/ Nelayan, Kelompok Gotong Royong dan lain-lain. Sebagian besar masyarakat di 5 Kecamatan di Weleri Raya merasa puas terhadap kinerja kelembagaan non-formal yang terdapat di lingkungan setempat. Berdasarkan data hasil wawancara dengan warga sekitar, mereka menganggap keberadaan lembaga non-formal penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun keikutsertaan masyarakat dalam kelembagaan non-formal masih belum maksimal. Hanya 2 Kecamatan yang sebagian besar masyarakatnya sering mengikuti kegiatan lembaga non-formal (Kecamatan Weleri dan Gemuh), sedangkan 3 Kecamatan lain (Ringinarum, Kangkung, Rowosari) sebagian besar masyarakatnya jarang atau tidak pernah mengikuti kegiatan lembaga non-formal. Oleh karena itu perlu adanya optimalisasi fungsi kelembagaan non-formal di lingkungan desa di Weleri Raya agar dapat membantu mewujudkan good governance sebagai salah satu sasaran perencanaan Weleri Raya sebagai kota hub. Data lain terkait karakteristik kelembagaan non-formal dapat dilihat pada Lampiran II.21.
44
Bab III Analisis Isu-Isu Strategis 3.1.
Potensi Tabel III.1 Potensi Weleri Raya Substansi
Infrastruktur
No 1
Jenis Potensi Jangkauan pelayanan fasilitas sudah memenuhi kebutuhan
2
Hasil produksi pertanian tiap tahun stabil
3
Poduktivitas hasil pertanian diatas rata-rata
4
Produktivitas hasil perikanan di atas rata-rata
5
Hasil produksi perikanan tiap tahun stabil
6
Adanya simpul perdagangan dan jasa
Terdapat Pasar Induk Weleri, Pasar Kembang dan simpul perdagangan dan jasa di Kecamatan Weleri
Adanya 5 jenis sentra Industri Kecil Menengah (IKM)
Sentra pengolahan ikan pindang (425 IKM) dan ikan panggang (40 IKM) serta sentra kaligrafi (4IKM) berada di Desa Tanjungsari Kecamatan Rowosari Sentra industri tas (57 IKM) berada di Desa Truko Kecamatan Kangkung
Adanya sarana transportasi yang mendukung mobilitas
Sentra box ayam (55 IKM) berada di Desa Sumberagung Kecamatan Weleri Terdapat fasilitas pendukung berupa Stasiun Weleri dan simpul transportasi di Kecamatan Weleri Terdapat Terminal Bahurekso di Kecamatan Gemuh
Aktivitas Pertanian
Aktivitas Perikanan
Aktivitas Perdagangan dan Jasa
Transportasi
Fakta Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, pelayanan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perekonomian sudah menjangkau Weleri Raya Hasil pertanian padi di Kecamatan Kangkung menunjukkan keadaan yang stabil setiap tahun dan jumlah produksinya tertinggi no 2 di Weleri Raya, yaitu sebesar 12.726,6 ton dan non padi sebesar 914 ton pada tahun 2012 Kecamatan Gemuh merupakan kecamatan dengan kualitas pertanian non padi terbaik di Kabupaten Kendal dengan hasil pertanian padi di sebesar 94,72 ton dan non padi sebanyak 892 ton pada tahun 2012 Distribusi pemasaran hasil produksi tanaman padi dikirim ke Kabupatan Kendal, Brebes, Kudus, Demak, Batang, Lampung dan Kota Semarang Frekuensi pengiriman yang dilakukan pada distribusi hasil tanaman padi ini yaitu setiap 2 kali setahun (setiap panen raya) Terdapat 2 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Rowosari dan hasil perikanan yang mencakup luar Kabupaten Kendal Pengembangan minapolitan di Kecamatan Kangkung dilakukan dengan program pengembangan tambak dan pusat pembibitan ikan Hasil produksi ikan bandeng di Kecamatan Kaliwungu, Patebon, Cepiring, Kangkung dan Rowosari sebanyak 4.946.750 kg/tahun dengan omset Rp 61.058.950.000,00/tahun Kecamatan Kangkung menghasilkan 330,5 ton bandeng dan udang sebanyak 32 ton pada tahun 2012 Kecamatan Rowosari menghasilkan 42 ton bandeng 13,84 ton udang pada tahun 2012
7
8
Terdapat persimpangan Weleri-Sukorejo sebagai simpul transportasi Pariwisata
9
Potensi pariwisata di Kecamatan Weleri dan Kecamatan Rowosari
Kecamatan Weleri memiliki beberapa potensi pariwisata seperti Goa Maria di Desa Sidomukti, Waterland Sekartama di Desa Karangdowo, Makam Kyai Sambong di Desa Sambongsari
Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing di Kecamatan Rowosari Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
45
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1B Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 3.1 Skema Potensi
Gambar 3.2 Peta Potensi Weleri Raya
46
3.2.
Masalah Tabel III.2 Masalah Weleri Raya
Substansi
No
Masalah
1.
Lambatnya Pembangunan Fisik
2.
Tidak Terbentuknya Perkotaan yang Kompak
3.
Kurang Optimalnya Pemanfaatan Penggunaan Lahan
4.
Rendahnya Tingkat Daya Hubung Desa
Fisik
Fakta “Belum adanya perbaikan jalan rusak dari tahun ke tahun ” – Camat Kecamatan Rowosari, 2015 Berdasarkan peta perkotaan yang terdapat di lampiran, dapat diketahui bahwa kawasan perkotaan di Weleri Raya tidak menyatu atau tersebar di kecamatankecamatan Weleri Raya Lahan terbangun di Weleri Raya sebesar 39% dan lahan non terbangun sebesar 61%, yang dibagi menjadi peruntukkan lahan untuk pertanian sawah, perkebunan dan hutan. Terdapat banyak lahan yang dapat difungsikan untuk pembangunan di Weleri Raya, namun masih belum terbangun Jalan di Weleri Raya masih berada dalam kondisi buruk (13% rusak, 6% rusak berat) 45% wilayah Weleri Raya belum terjangkau oleh angkutan umum
5.
Lambatnya Pembangunan SosialEkonomi
APK SD/Sederajat: 93%, APK SMP/Sederajat: 82%, SMA/Sederajat:60% 6.
Rendahnya Kualitas SDM
7..
Tingginya Tingkat Kemiskinan
8.
Terhambatnya Aliran Distribusi Barang
9.
Kurang Luasnya Cakupan Pemasaran Hasil Pertanian
10.
Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan
Aktivitas
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
47
Pasar-pasar yang ada di Weleri Raya belum mampu menjangkau seluruh wilayah Weleri Raya terutama di bagian selatan seperti yang terlihat pada Peta Jangkauan Pelayanan Pasar Tidak terdapat SMK di Weleri Raya
Aktivitas Sosial-Ekonomi
Kelembagaan
Berdasarkan Peta Persebaran Fasilitas Perekonomian (Gambar 2.22) maka persebaran fasilitas perkenomian belum merata, dan masih berpusat di Kecamatan Weleri.
Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kepuasan kesehatan: Sangat Sehat (32%), Sehat (75%), Kurang Sehat (17%); Masih ada masyarakat yang menggunakan saluran irigasi, sungai sebagai aktivitas kebersihan (BAB, BAK, Mencuci) Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kondisi lingkungan: Sangat baik (23%), Baik (62%), Kurang Baik (26%) ; Pengelolaan Sampah belum optimal Dari 100% Keluarga Miskin di Kab. Kendal, 27% berasal dari Weleri Raya (38,951 KK) Jalan di Weleri Raya masih berada dalam kondisi buruk (13% rusak, 6% rusak berat) Berdasarkan Peta Aliran Komoditas Tanaman Padi di Weleri Raya yang terdapat (Gambar 2.38) maka persebaran hasil Pertanian Weleri Raya hanya tersebar di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Brebes, Kota Pekalongan, Batang, Temanggung, Semarang, Demak, Kudus dan Weleri Raya saja Berdasarkan RPJMD dan RKPD, Progran Pelatihan Keterampilan hanya dilakukan satu tahun sekali “Lembaga non-formal tidak meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, hanya golongan-golongan tertentu” – Shodeg, Bayan Desa Pucangrejo
Terhambatnya Pembangunan Fisik dan Sosial-Ekonomi
Lambatnya Pembangunan Fisik
Tidak Terbentuknya Perkotaan yang Kompak
Kurang Optimalnya Penggunaan Lahan
Terhambatnya Aliran Distribusi Barang
Lambatnya Pembangunan Sosial-Ekonomi
Kurang Luasnya Cakupan Pemasaran Hasil Pertanian
Rendahnya Tingkat Daya Hubung Desa
Belum Berkembangnya
Rendahnya
Ekonomi Alternatif Potensial
Kualitas SDM
Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Ketrampilan
Tingginya Tingkat Kemiskinan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
Gambar 3.3 Pohon Masalah Weleri Raya
Gambar 3.4 Peta Masalah Weleri Raya
48
3.3.
Tantangan Pembangunan suatu wilayah tidak terlepas dari adanya suatu tantangan yang harus dihadapi untuk tetap bertahan. Dalam
pembangunan Wilayah Weleri Raya terdapat beberapa tantangan yang jika dibiarkan akan menjadi suatu masalah, namun jika dapat dilibatkan dalam perencanaan pembangunan Weleri Raya, maka tantangan tersebut akan membawa dampak positif terhadap Weleri Raya. Tantangan di Wilayah Weleri Raya diantaranya adalah adanya pembangunan Jalan Tol Semarang Batang yang melewati beberapa desa di Kecamatan Weleri salah satunya adalah Desa Sambongsari dan adanya rencana pembangunan KIK di Kaliwungu. Dengan adanya pembangunan jalan tol akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas baik barang maupun manusia, hal ini dapat menjadi dampak negatif bagi Weleri Raya karena fungsi Weleri Raya yang sebagai pusat penghubung menjadi sepi karena pengendara lebih memilih lewat tol daripada melewati Weleri Raya, namun juga bisa menjadi dampak positif karena mampu memperlancar aliran barang produksi Weleri Raya. Adanya KIK di Kecamatan Kaliwungu yang meskipun tidak berbatasan langsung dengan Weleri Raya dapat membawa dampak bagi Weleri Raya yaitu penyerapan tenaga kerja penduduk asli Weleri Raya.
Substansi Aktvitas
No 1
Driving Force Pembangunan
Sektor
Kawasan
Industri
Kendal
Infrstruktur
2
Industri
Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu
Transportasi
3
Pembangunan
Jalan
Kaliwungu-Weleri 4
Pengembangan Stasiun Pegandon
6
Pembangunan
Jalan
Bebas Hambatan (Tol) Semarang-Batang
49
Pengembangan KIK seluas 2.770 hektar Perluasan KIK sedang berjalan, pada saat ini sekitar 500 hektar lahan di sekitar KIK telah dipakai untuk bangunan pabrik atau proses produksi beragam produk. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk telah mengakuisisi lahan seluas 600 hektar/ 22.22% dari total lahan 2.700 hektar. Terletak sekitar 21 km dari sebelah barat Semarang, 20 km dari Bandara Internasional Ahmad Yani dan 25 km ke Pelabuhan Tanjung Emas. Peningkatan pelabuhan menjadi pelabuhan penyebrangan (ASDP). Pengembangan pelabuhan penumpang. Penyusunan Master Plan pelabuhan Kabupaten Kendal. Akan dibangun jalan kolektor yang melewati Kecamatan Weleri, Gemuh, Pegandon, Ngampel dan Kaliwungu Selatan. Commuter line akan masuk ke Jawa Tengah, melintasi Stasiun Gubug, Stasiun Tegowanu, Stasiun Alas Tua, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol sampai pada Stasiun Weleri.
Pengembangan
Commuter Line
5
Tabel III.3 Tantangan Weleri Raya Fakta
Terdapat stasiun kereta api yang terletak di Tegorejo, Pegandon, Kendal. Peningkatan stasiun kelas III yang berada di Pegandon. Pembebasan lahan untuk proyek pembangunan ruas tol masih di bawah 50%. Pembebasan lahan jalan tol ditargetkan selesai pada awal tahun 2016. Pembangunan jalan bebas hambatan ditargetkan selesai pada tahun 2018.
Tantangan Pembangunan KIK akan menyerap tenaga kerja sehingga mendorong migrasi keluar penduduk asli Weleri ke Kaliwungu.
Preferensi pengiriman barang melalui jalur laut.
Peningkatan permintaan lahan untuk permukiman dan sarana prasarana penunjang. Memudahkan masyarakat untuk menjangkau Weleri Raya. Dapat menimbulkan kemacetan pada titik-titik tertentu, seperti pada palang kereta api. Mematikan potensi Stasiun Weleri sebagai stasiun transit Peningkatan mobilitas barang dan manusia melalui jalan tol. Masyarakat lebih senang keluar langsung di Kota Semarang maupun Kabupaten Batang tanpa melewati Weleri Raya.
Substansi
Pemerintahan
No
7
Driving Force
Dana Desa
Fakta
Tantangan
Jalan tol Semarang-Batang melalui Kecamatan Weleri, Ringinarum, Gemuh, Pegandon, Ngampel, Brangsong, Kaliwungu Selatan dan Kaliwungu. Pintu keluar tol pada Kecamatan Pegandon. Anggaran dana yang dialokasikan sejumlah Rp 360 juta dari APBD Kabupaten Anggaran dana yang dialokasikan sejumlah Rp 130 juta
Mematikan usaha-usaha kecil yang berada di sepanjang jalan pantura. Peningkatan pertumbuhan ekonomi desa. Kemampuan SDM dalam mengelola dana desa.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
Pembangunan KIK
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 1B Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 3.5 Skema Tantangan
Gambar 3.6 Peta Tantangan Weleri Raya
50
3.4
Skenario Perencanaan Skenario perencanakan dibutuhkan untuk melakukan prediksi kemungkinan yang terjadi di masa depan. Hal tersebut sangat penting bagi perencanaan Weleri Raya di masa yang akan datang.
Berikut ini merupakan ulasan skenario yang mungkin akan terjadi di masa depan berdasarkan driving force yang mempengaruhi eksistensi Weleri Raya. Tabel III.4 Skenario Perencanaan Weleri Raya
Driving Force
KIK
Pembangunan Jalan Tol
51
Skenario Pesimis Pembangunan KIK tidak berjalan sesuai jadwal (lambat). Hal tersebut karena adanya masalah pembembebasan lahan. Maka akan berdampak pada perekonomian Kabupaten Kendal yang secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian Weleri Raya.
Pembangunan Jalan Tol tidak terlaksana sesuai jadwal karena masalah pembebasan lahan.
Status Quo
Optimis
Pembangunan KIK terlaksana, namun tidak menyerap tenaga kerja penduduk Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya. Hal tersebut tidak meningkatkan perekonomian penduduk yang ada di Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya.
Pembangunan KIK terlaksana tepat waktu dengan menyerap tenaga kerja. Maka dari itu, terdapat pembangunan sarana-sarana penunjang ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut meningkatkan perekonomian yang sebanding dengan peningkatan permintaan. Hal tersebut secara langsung berdampak positif bagi Weleri Raya.
Pembangunan Jalan Tol terlaksana, namun tidak berdampak besar terhadap pertumbuhan perekonomian karena tidak terdapat pintu masuk keluar di Weleri Raya.
Pembangunan Jalan Tol terlaksana tepat waktu dengan pintu masuk keluar di Kecamatan Weleri. Hal tersebut dapat memecah arus lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dan timur (Semarang). Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut akan melancarkan aliran distribusi barang.
Driving Force
Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu
Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri
Pengembangan Commuter Line
Skenario Pesimis Tidak terlaksanannya pengembangan Pelabuhan Kaliwungu.
Tidak terlaksananya pengembangan Jalan Kaliwungu-Weleri
Tidak terlaksananya pengembangan
Commuter Line
Status Quo
Optimis
Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu berjalan namun banyak hambatan karena daya dukung lokasi tidak mendukung
Pembangunan Pelabuhan Kaliwungu terlaksana tepat waktu.
Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana namun tidak seusai jadwal.
Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana tepat waktu. Hal tersebut mengurangi beban Jalan Pantura. Selain itu, hal tersebut dapat menimbulkan titik aktivitas sosial-ekonomi di Kecamatan Gemuh dan Ringinarum.
Pengembangan Commuter Line terlaksana namun tidak sesuai jadwal karena terhambatnya proses konsolidasi antarkabupaten/kota di Kedungsepur
Pengembangan Commuter Line terlaksana tepat waktu. Hal tersebut meningkatkan aktivitas Stasiun Weleri sehingga mendorong terjadinya pengembangan Stasiun Weleri. Selain itu, adanya pengembangan Commuter Line menyebabkan peningkatan aliran manusia di wilayah Kedung Sepur.
52
Skenario
Driving Force
Pesimis
Optimis
Pengembangan Stasiun Pegandon
Tidak terlaksananya pengembangan Stasiun Pegandon karena kondisi eksisting yang tidak mendukung, seperti kurang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Pengembangan Stasiun Pegandon terlaksana namun tidak sesuai jadwal.
Pengembangan Stasiun Pegandon terlaksana tepat waktu. Hal tersebut dapat menghambat pengembangan Stasiun Weleri karena jarak kedua stasiun tersebut berdekatan.
Dana Desa
Tidak turunnya anggaran dana desa karena adanya kebijakan baru pemerintah pusat.
Kebijakan dana desa ada, namun penyalurannya terhambat karena terjadi praktek korupsi.
Anggaran dan penyaluran dana desa sesuai dengan yang ditetapkan. Hal tersebut akan meningkatkan infrastruktur desa yang akan meningkatkan perekonomian desa.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
53
Status Quo
Skenario Driving Force Pembangunan KIK terlaksana tepat waktu dengan menyerap tenaga kerja. Maka dari itu, terdapat pembangunan sarana-sarana penunjang serta ketersediaan tenaga kerja yang terampil. Hal tersebut meningkatkan perekonomian yang sebanding dengan peningkatan permintaan. Pembangunan Jalan Tol terlaksana tepat waktu. Hal tersebut dapat memecah arus lalu lintas dari arah barat (Jakarta) dan timur (Semarang). Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut akan melancarkan distribusi barang.
Tabel III.5 Skenario Perencanaan Weleri Raya (4 Periode) Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Proses pembangunan KIK di Kecamatan Kaliwngu sedang dimulai.
2021-2025 KIK sudah mulai beroperasi sehingga mulai muncul permintaan terhadap tenaga kerja, barang dan jasa, serta banyaknya lalu lintas aliran bahan baku maupun hasil produksi. Selain itu, mulai munculnya permintaan terhadap permukiman bagi tenaga kerja KIK.
2026-2030 Meningkatnya aktivitas perekonomian di Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya yang memiliki potensi untuk memberikan penawaran terhadap permintaan atas adanya KIK.
2031-2035 Lalu lintas yang melewati Weleri Raya semakin meningkat sehingga aktivitas sosial-ekonomi yang ada di Weleri Raya pun meningkat.
Proses pembebasan lahan yang akan dilewati oleh rencana jalan tol (termasuk 3 kecamatan di Weleri Raya yaitu Kecamatan Weleri, Kecamatan Ringinarum, dan Kecamatan Gemuh). Dalam lima tahun ini proses pembangunan jalan tol sedang dimulai.
Jalan tol mulai beroperasi sehingga banyak lalu lintas kendaraan yang melewati Weleri Raya. Hal tersebut mendorong munculnya aktivitas ekonomi di sekitar pintu masuk-keluar jalan tol.
Aktivitas ekonomi di sekitar pintu masuk-keluar jalan tol semakin berkembang sampai ke Jalan Lingkar Weleri.
Pergerakan yang ada di Kecamatan Weleri sebagai lokasi pintu keluar-masuk jalan tol semakin meningkat sehingga menjadi faktor berkembangnya perekonomian di Weleri Raya.
Pihak yang Bertanggung Jawab
Kondisi Dilapangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, PT KIK
Proses pembebasan lahan, Pembangunan Tahap I
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum
Proses pembebasan lahan
54
Skenario Driving Force Pengembangan Pelabuhan Kaliwungu berjalan namun banyak hambatan karena daya dukung lokasi tidak mendukung
Pembangunan Jalan Kaliwungu-Weleri terlaksana tepat waktu. Hal tersebut mengurangi beban Jalan Pantura. Selain itu, hal tersebut dapat menimbulkan titik aktivitas sosial-ekonomi di Kecamatan Gemuh dan Ringinarum.
55
Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Proses pembebasan lahan dan pembangunan sedang dilaksanaan.
2021-2025 Pelabuhan Kaliwungu mulai beroperasi sehingga banyak kapal-kapal yang singgah.
2026-2030 Semakin banyaknya kendaraan yang melewati Weleri Raya karena menuju atau berasal dari Pelabuhan Kaliwungu yang berdampak kepada meningkatnya aktivitas sosial-ekonomi di sepanjang jalur kendaraan yang dilewati.
2031-2035 Lalu lintas yang melewati Weleri Raya semakin meningkat sehingga aktivitas sosial-ekonomi yang ada di Weleri Raya pun meningkat.
Pembebasan lahan dan proses pembangunan sedang dilaksanakan.
Jalan Kaliwungu-Weleri sudah mulai beroperasi sehingga mengurangi arus kendaraan yang melewati Jalan Pantura.
Berkembangnya titik-titik aktivitas sosial-ekonomi di sepanjang Jalan KaliwunguWeleri sehingga menimbulkan perubahan penggunaan lahan di sepanjang Jalan KaliwunguWeleri terutama Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Ringinarum.
Sepanjang Jalan KaliwunguWeleri menjadi kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Gemuh dan Kecamatan Ringinarum sehingga meningkatkan perkembangan di kedua kecamatan tersebut, termasuk sebagai jalur distribusi hasil pertanian dan produksi IKM.
Pihak yang Bertanggung Jawab
Kondisi Dilapangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum, PT KIK
Telah terlaksana peresmian pertama dalam pengembangan Pelabuhan Kaliwungu
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum
Belum ada proses tindak rencana pembangunan
Skenario Driving Force Pengembangan Commuter Line terlaksana tepat waktu. Hal tersebut meningkatkan aktivitas Stasiun Weleri sehingga mendorong terjadinya pengembangan Stasiun Weleri. Selain itu, adanya pengembangan Commuter Line menyebabkan peningkatan aliran manusia di Wilayah Kedungsepur. Tidak terlaksananya pengembangan Stasiun Pegandon karena kondisi eksisting yang tidak mendukung seperti kurang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Pelebaran area Stasiun Weleri untuk menunjang tersedianya sistem
2021-2025 Pergerakan manusia dari dan ke Semarang-Kendal semakin mudah sehingga aktivitas sosial-ekonomi meningkat.
2026-2030 Tenaga kerja semakin banyak yang menjadi kaum commuter sehingga permintaan akan kebutuhan commuter line meningkat. Hal tersebut juga mendorong Stasiun Weleri untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
2031-2035 Integrasi antarwilayah semakin berkembang sehingga aliran manusia, barang, dan jasa semakin mudah. Hal tersebut, membuat perekonomian Kabupaten Kendal termasuk Weleri Raya meningkat.
Pelaksanaan Stasiun Pegandon terhambat karena adanya prioritas pembangunan dari pemerintah daerah Kabupaten Kendal.
Stasiun Pegandon tidak berkembang secara karena belum adanya integrasi dengan moda transportasi lainnya. Selain itu, adanya Stasiun Weleri yang secara eksisting menjadi stasiun utama di Kabupaten Kendal yang juga berkembang.
Adanya kerjasama pengelolaan antara Stasiun Pegandon dan Stasiun Weleri agar sistem transportasi semakin terintegrasi.
Banyak masyarakat yang memilih menggunakan moda transportasi kereta api karena memiliki pelayanan yang nyaman dan aman sehingga meningkatkan permintaan untuk Stasiun Weleri dan Stasiun Pegandon.
Commuter Line.
Pihak yang Bertanggung Jawab
Kondisi Dilapangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Pekerjaan Umum, PT Kereta Api Indonesia
Belum ada proses tindak rencana pengembangan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal, Dinas Perhubungan
Belum ada proses tindak rencana pengembangan
56
Skenario Driving Force Anggaran dan penyaluran dana desa sesuai dengan yang ditetapkan. Hal tersebut akan meningkatkan infrastruktur desa yang akan meningkatkan perekonomian desa.
Skenario yang Mungkin Terjadi Selama 20 Tahun 2016-2020 Tersalurkannya anggaran dana desa sesuai dengan peraturan yang ditetapkan sehingga terjadinya pembangunan infrastruktur desa seperti jalan, jembatan, irigasi, dan berbagai fasilitas desa.
2021-2025 Meningkatnya mobilitas, aksesbilitas, dan aktivitas sosial-ekonomi masyarakat desa yang telah melaksanakan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari dana desa.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
57
2026-2030 Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat desa karena dukungan infrastruktur yang telah dibangun.
2031-2035 Meningkatnya produkivitas masyarakat desa sehingga mampu menghasilkan produksi yang berdaya saing. Selain itu, terjadi pengurangan keluarga miskin yang ada karena telah meningkatnya perekonomian keluarga.
Pihak yang Bertanggung Jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal
Kondisi Dilapangan Alokasi dana desa Kabupaten Kendal Tahun 2015 sebesar 36 Miliyar
Bab IV Konsep Rencana Pengembangan 4.1
Tujuan dan Sasaran Perencanaan
4.1.1.
Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan Weleri Raya adalah “Mewujudkan Weleri Raya Sebagai Pusat Penghubung yang Terintegrasi dan
Berdaya Saing Guna Pembangunan Sosial-Ekonomi Pada Tahun 2035�. Ruang lingkup konsentrasi dalam perencanaan Weleri Raya adalah perencanaan yang berorientasi dalam dimensi wilayah (regional) Weleri Raya. Dari tujuan diatas terdiri dari 3 (tiga) frase penting dalam pembentukan kalimat. Frase pertama terkait dengan pusat penghubung, karena letak Weleri Raya yang strategis dan potensi pengembangan sistem transportasi seperti pengembangan jalan tol, stasiun, dan sarana transportasi lainnya. Frase kedua adalah terintegrasi, dimana semua wilayah yang termasuk Regional Weleri Raya dapat terhubung atau terkoneksi satu sama lainya secara optimal. Berdaya saing merupakan frase ketiga yang mengandung arti bahwa kedepannya Weleri Raya mampu berdaya saing baik sumberdaya manusianya maupun perekonomiannya. Serta yang terakhir merupakan frasa yang menekankan terhadap pembangunan sosial-ekonomi dimana hal ini untuk mewujudkan cita-cita Wilayah Regional Weleri Raya agar aktivitas sosial-ekonomi meningkat sehingga berpengaruh juga terhadap kesejahteraan masyarakat.
4.1.2.
Sasaran Perencanaan Sasaran perencanaan regional yang digunakan untuk mencapai tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
1.
Terwujudnya Pemanfaatan Lahan yang Kompak Terwujudnya pemanfaatan lahan yang kompak adalah memanfaatkan lahan Weleri Raya secara tepat dalam perencanaan, terutama peruntukan lahan infrastruktur untuk menghubungkan setiap bagian di Weleri Raya agar menjadi satu kesatuan yang kompak. Pemanfaatan ruang diprioritaskan pada optimalisasi dan efisiensi penggunan lahan yang memiliki keterkaitan, terintegrasi, mixed landuse dengan kepadatan tinggi, intensifikasi aktivitas, kombinasi fungsi dan transportasi publik sehinggan tercapai manfaat keberlanjutan lingkungan, sosial dan global yang diperoleh dari pemusatan fungsi-fungsi wilayah.
2.
Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur yang Berkelanjutan Terwujudnya pemenuhan kebutuhan infrastruktur yang berkelanjutan adalah mewujudkan tata ruang wilayah dan penyediaan infrastruktur yang berkelanjutan melalui pembangunan yang diarahkan pada peningkatan pemanfaatan tata ruang dan pembangunan infrastruktur wilayah secara terencana, selaras, serasi, seimbang, berkeadilan, efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
59
3.
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi Antarwilayah Terwujudnya integrasi aktivitas sosial-ekonomi antarwilayah adalah mewujudkan pembauran hingga menjadi kesatuan antara aktivitas pemenuhan kebutuhan masyarakat Weleri Raya juga wilayah sekitarnya dengan sistem sosial terencana yang dirancang untuk mengembangkan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan, yang terkait erat dengan proses pembangunan ekonomi. Terukur melalui mata pencaharian, penghasilan dan pendidikan. Dapat digolongkan menjadi sosialekonomi tinggi, sedang dan rendah.
4.
Terwujudnya Sumberdaya Manusia yang Berdaya Saing Terwujudnya sumberdaya manusia yang berdaya saing erat kaitannya dengan manusia sebagai sumber daya yang dinamis dan aktor pembangunan yang mampu berdaya saing. Maka dari itu, sasaran ini mewujudkan pembangunan yang diprioritaskan pada peningkatan daya saing sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi serta memiliki ketrampilan yang memadai sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan yang dilihat dari turunnya angka kemiskinan.
5.
Terwujudnya Good Governance Terwujudnya good governance adalah penyelenggaraan pemerintah yang diprioritaskan pada pelaksanaan otonomi daerah dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.
4.2
Konsep Perencanaan
4.2.1.
Kota Hub/ Hub City Konsep perencanaan yang akan diterapkan di Weleri Raya didasari dari hasil analisis terhadap tantangan dan isu-isu
strategis. Konsep perencanaan secara umum Weleri Raya sebagai Kota Hub/Hub City. Kota Hub pada dasarnya merupakan kota perantara atas aliran manusia atau barang. Hal tersebut dikarenakan kota hub memiliki kelengkapan fasilitas transportasi yang terintegrasi sehingga aliran manusia dan barang menjadi lebih efektif dan efisien. Aliran manusia akan meningkat bila sebuah kota mempunyai daya tarik yang membangkitkan perjalanan pendatang. Sedangkan aliran barang meningkat ketika sebuah kota dapat menawarkan kemudahan pendistribusian barang. Oleh sebab itu, kota penghubung harus memiliki sebuah moda transportasi yang efektif terhadap waktu dan efisien terhadap biaya. Menurut Freeman dalam Neal (2014), kota hub dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Degree, Betweenness, dan Closeness. Berikut ini merupakan penjabaran dari tiap jenis kota hub: 
Degree merupakan kota yang melakukan ekspor hasil produksinya dan melayani banyak tempat sehingga kota tersebut akan memiliki perekonomian yang lebih dominan, sebab wilayah lain sangat bergantung terhadap kota tersebut.

Betweenness merupakan kota yang berada ditengah-tengah rantai distribusi komoditas sehingga kota tersebut memiliki keuntungan yaitu berfungsi sebagai jembatan perantara yang dapat memfasilitasi atau membatasi aliran komoditas.
60
Closeness merupakan kota yang merupakan tujuan utama pendistribusian komoditas karena memiliki tingkat konsumsi yang

tinggi. Namun konsumennya tidak hanya berada di kota tersebut, namun juga daerah sekitarnya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan hinterland memiliki akses yang cukup ke pusat kota.
Sumber: Neal, 2014
Gambar 4.1 Konsep Sentralitas dan Teori Regional Ekonomi
Berdasarkan jenis kota hub yang diungkapkan oleh Freeman dalam Neal (2014) Weleri Raya dalam konteks regional sesuai dengan jenis Kota Hub Degree. Hal tersebut dikarenakan Weleri Raya memiliki potensi-potensi yang mendukung untuk konsep tersebut seperti memiliki wilayah produksi komoditas unggulan, memiliki fasilitas transportasi yang cukup lengkap, dan letaknya strategis . Weleri Raya sebagai konsep Degree Hub City diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di Weleri Raya dan mengembangkan potensi yang ada sehingga terwujudnya tujuan perencanaan Weleri Raya di Tahun 2035.
4.2.2.
Best Practice Salah satu contoh dari Kota Hub yang berada di Indonesia adalah Kota Batam. Salah satu misi pemerintah Kota Batam
adalah untuk mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar Modern berskala internasional sebagai kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industri pariwisata, pusat perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumberdaya kelautan melalui kerjasama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya. Berikut adalah alasan mengapa Kota Batam menjadi salah satu kota hub yang berada di Indonesia: 1. Memiliki lokasi yang strategis. 2. Ketersediaan tenaga kerja yang memiliki keahlian. 3. Dukungan penuh dari pemerintah. 4. Sarana dan prasarana modern yang baik. 5. Status FTZ di keseluruhan pulau (Batam, Remapang dan Pulau Galang). Beberapa program yang dilakukan untuk mengembangkan misi tersebut yang diambil dari RPJMD Kota Batam Tahun 20112016 adalah:
61
1. Program pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur sarana dan prasarana permukiman dan perumahan. 2. Program pembangunan, peningkatan kualitas dan pengawasan bangunan. 3. Program pengelolaan dan peningkatan utilitas perkotaan. 4. Program penanggulangan kemiskinan dan penanganan masalah-masalah sosial. 5. Program peningkatan pembinaan, pengawasan dan perlindungan ketanagakerjaan. 6. Program peningkatan kualitas, produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan misi tersebut yang diambil dari RPJMD Kota Batam Tahun 20112016 adalah: 1. Program perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan. 2. Program penelitian dan pengembangan daerah. 3. Program pengembangan data/informasi/statistik daerah. 4. Program pengembangan partisipasi dan budaya politik. 5. Program peningkatan kualitas pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala dearah. 6. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. 7. Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. 8. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah. 9. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 10. Program penataan peraturan perundang-undangan. 11. Program pembangunan, peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perkantoran pemerintah. Program-program pembangunan daerah tesebut dijabarkan dalam pelaksanaan oleh masing-masing SKPD, dimana Dinas Tenaga Kerja Kota Batam melaksanakan program kegiatan yaitu: 1. Program peningkatan kualitas, produktivitas tenaga kerja dan kesempatan kerja. 2. Program peningkatan pembinaan, pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan 3. Program peningkatan pelayanan keuangan daerah 4. Program pembangunan, peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan prasarana perkantoran pemerintah 5. Program kualitas sumber daya aparatur
62
Bab V Rencana Tata Ruang 5.1
Rencana Jaringan Sarana Prasarana Rencana sarana dan prasarana dalam perencanaan regional merupakan analisis kebutuhan untuk sarana dan prasarana,
sesuai dengan data yang telah ada ialah jalan dan transportasi, fasilitas pendidikan dan kesehatan. Pada pembahasan profil Weleri Raya, sarana dan prasarana eksisting mampu memenuhi cakupan dalam dan luar Weleri Raya. Selanjutnya, proyeksi dilakukan untuk melihat pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat hingga tahun 2035, tidak hanya berdasarkan standar yang telah ditetapkan pemerintah namun melalui analisis distribusi pelayanan (network analyst) tiap sarana menentukan kebutuhan akan fasilitas pada skala desa, kecamatan dan kabupaten yang dapat dilihat pada Lampiran V.6.
5.1.1.
Jalan dan Transportasi Dalam mewujudkan Wilayah Weleri Raya yang terintegrasi, maka perlu adanya pengembangan jaringan jalan di Weleri Raya.
Pengembangan jalan ini merupakan perbaikan kondisi jalan yang secara eksisting masih dalam kondisi buruk. Maka dari itu, di dalam perencanaan untuk 20 tahun mendatang akan dilakukan perbaikan jalan. Selain itu, terdapat pembangunan jembatan pada desadesa yang terisolasi yang berada di Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Gemuh. Dengan adanya jembatan penghubung ini maka dapat meningkatkan mobilisasi baik untuk hasil produksi pertanian atau perikanan maupun mobilisasi masyarakatnya.
Gambar 5.1 Peta Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan
63
Gambar 5.2 Peta Rencana Jaringan Trayek Angkutan
Selain pengembangan jaringan jalan, jaringan trayek angkutan umum juga harus terjangkau oleh semua masyarakat. Rencana Jaringan trayek angkutan ini terutama akan dibangun di Kecamatan Kangkung karena pada kondisi eksisting masih banyak desa di kecamatan ini yang belum terlayani angkutan umum. Sebagai puat penghubung (Kota Hub) terutama pusat hub untuk sektor agropolitan dan minapolitan, maka Wilayah Weleri Raya harus terjangkau oleh angkutan untuk memudahkan perpindahan barang dan manusia.
64
5.1.2.
Sarana Pendidikan
Gambar 5.3 Peta Rencana Sarana Pendidikan SD dan SMP Tahun 2035
Weleri Raya pada tahun 2015
telah
memiliki
sarana
pendidikan berupa setingkat SD, SMP, SMA dan Sekolah Tinggi. Pemenuhan
kebutuhan
sarana
pendidikan
diikuti
dengan
pertumbuhan penduduk pada tahun akhir perencanaan. Masing-masing sarana pendidikan memiliki skala pelayanan yang berbeda. Pada tingkat desa seperti TK/SD, di Weleri Raya, dengan melihat tersedianya lahan budidaya untuk memenuhi proyeksi penduduk 291.728 jiwa, akan dilakukan penambahan unit TK/SD. Begitu pula pada tingkat kecamatan akan dibangun unit SMP sesuai kebutuhan masing-masing proyeksi penduduk tiap kecamatan. Selain membangun unit baru, akan dilakukan peningkatan kualitas pada unit eksisting dengan menambahkan kelas. Selain itu, guna meningkatkan keterampilan pelajar maka akan direncanakan pembangunan SMK untuk keterampilan menyesuaikan potensi yang akan dikembangankan yaitu SMK Pertanian, SMK Pembangunan dan SMK Perikanan dan Kelautan.
5.1.3.
Sarana Perekonomian Kegiatan perekonomian pada tahun 2035 perlu didukung dengan sarana perekonomian pada tiap cakupan pelayanan. Weleri
Raya saat ini terdapat 12 pasar yang tersebar di lima kecamatan pada skala kecamatan. Untuk memenuhi standar pada setiap kecamatan akan dilakukan pembangunan sejumlah 3 unit pasar skala kecamatan. Adapun rencana pemindahan lokasi Pasar Sendangawuhan, Kecamatan Rowosari ke Desa Wonotenggang agar cakupan pelayanan tidak hanya di Kecamatan Rowosari tapi juga mampu melayani beberapa desa di Kecamatan Gemuh.
65
Gambar 5.4 Peta Rencana Sarana Perekonomian Pasar Tahun 2035
5.1.4.
Sarana Kesehatan Peningkatan
jumlah
penduduk di Weleri Raya harus diikuti dengan jaminan kualitas hidup masyarakatnya terutama di bidang kesehatan. Sarana kesehatan di Weleri Raya saat ini terdiri dari skala kecamatan yaitu puskesmas dan balai kesehatan pada skala desa. Akan direncanakan pembangunan puskesmas pada bagian selatan Kecamatan Weleri agar memberikan kemudahan akses pada masyarakat Weleri Raya bagian selatan. Gambar 5.5 Peta Rencana Sarana Puskesmas Tahun 2035
66
5.2
Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya Penentuan Struktur Ruang Wilayah Weleri Raya menggunakan analisis-analisis yang merupakan kontribusi dari data-data 5
sasaran regional (Lampiran V.1-V.5). Rencana struktur ruang Weleri Raya terdiri atas sistem pusat kegiatan. Sistem pusat kegiatan tersebut terbagi atas pusat kegiatan; fungsi pelayanan; dan pengembangan fasilitas perkotaan dan jaringan sarana prasarana yang terdiri atas sistem prasarana utama dan sistem prasarana lainnya. Rencana Struktur ruang ini tertuang dalam Peta Rencana Struktur Ruang dengan tingkat ketelitian skala 1:200.000 (satu banding dua ratus ribu). Sebagai salah satu bagian dari struktur ruang, penentuan pusat permukiman menggunakan analisi skalogram dengan melihat bobot dari masing-masing sarana yang digunakan yaitu sarana pendidikan, ekonomi, kesehatan dan transportasi sehingga didapat hasil skoring seperti berikut:
Kecamatan
Tabel V.1 Hasil Analisis Skalogram Weleri Raya Total Skoring
Weleri
6.474,7
I
4.310
II
Ringinarum
3.413,3
III
Gemuh
2.688,3
III
2110
III
Kangkung
Rowosari Sumber: BPS Kabupaten Kendal,2014 (olah data)
Gambar 5.6 Peta Rencana Struktur Ruang Weleri Raya
67
Orde
Berikut merupakan penjabaran-penjabaran dari rencana struktur ruang Weleri Raya untuk 20 tahun mendatang: 1) Pusat kegiatan yang dimaksud pada rencana struktur ruang Weleri Raya meliputi: a.
PKL (Pusat Kegiatan Lingkungan) yang meliputi Kecamatan Weleri
b.
PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang meliputi: 1.
Kecamatan Weleri
2.
Kecamatan Rowosari
3.
Kecamatan Ringinarum
4.
Kecamatan Kangkung
5.
Kecamatan Gemuh
2) Rencana Fungsi Pelayanan yang dimaksud pada rencana struktur ruang Weleri Raya meliputi: a.
PKL yang terletak di Perkotaan Kecamatan Weleri dengan fungsi sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa. Selain itu, PKL ini akan menjadi pusat distribusi barang terutama hasil produksi dari Hub Agropolitan dan Hub
Minapolitan; dan manusia di Wilayah Weleri Raya. b.
PPK yang terletak di perkotaan meliputi: 1. Perkotaan Weleri berfungsi sebagai pusat distribusi dan perdagangan dan jasa untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 2. Perkotaan Rowosari berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan hasil minapolitan perikanan tangkap untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 3. Perkotaan Ringinarum berfungsi sebagai pusat pertanian untuk skala kecamatan dan beberapa desa. 4. Perkotaan Kangkung berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan minapolitan perikanan budidaya (tambak) dan agropolitan padi untuk skala kecamatan atau beberapa desa. 5.
Perkotaan Gemuh berfungsi sebagai pusat produksi dan pelayanan agropolitan non padi untuk skala kecamatan dan beberapa desa.
3) Pengembangan fasilitas perkotaan meliputi: 1. PKL Kecamatan Weleri meliputi pengembangan kualitas sistem transportasi, perdagangan dan jasa 2. PPK Perkotaan Weleri meliputi pengembangan kualitas sistem trasnportasi, fasilitas perdagangan dan jasa. 3. PPK Perkotaan Rowosari meliputi pengembangan fasilitas pendukung pusat minapolitan. 4. PPK Perkotaan Ringinarum meliputi pengembangan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan. 5. PPK perkotaan Kangkung meliputi pengembangan fasilitas pendukung kegiatan minapolitan dan agropolitan. 6. PPK perkotaan Gemuh meliputi pengembangan failitas pendukung kegiatan agropolitan.
68
5.3
Rencana Pengembangan Hub Weleri Raya Pengembangan Weleri Raya sebagai pusat penghubung dalam lingkup regional diwujudkan dalam membentuk pusat
penghubung (simpul) yang memiliki kemampuan produksi dan pelayananan transportasi. Berdasarkan konsep pengembangan Degree-
Hub, pusat yang akan dibangun ialah Hub Agropilitan, Hub Minapolitan dan Hub Transpolitan. Penetapan tersebut masuk kedalam pembahasan rencana struktur ruang Weleri Raya. Rencana masing-masing hub memiliki fungsi dan elemen yang mendukung pengembangan Weleri Raya sebagai pusat penghubung.
Gambar 5.7 Rencana Pusat Pengembangan Hub-City Regional Weleri Raya
5.3.1.
Hub Agropolitan Hub Agropolitan merupakan simpul dalam sistem produksi dan distribusi komoditas pertanian. Terciptanya Hub Agropolitan
akan meningkatkan kegiatan pertanian, hasil produksi dan aliran pendapatan. Penentuan simpul lokasi Hub Agropolitan melalui pertimbangan dari data dan analisis yang telah dijabarkan pada profil. Dengan melihat potensi komoditas pertanian dan produktivitas pertanian terhadap penyediaan lahan dan tenaga kerja bidang pertanian, maka lokasi Hub Agropolitan dipisahkan menjadi Hub
Agropolitan padi dan Hub Agropolitan non-padi. Hub Agropolitan padi di Kecamatan Kangkung dan non-padi di Kecamatan Gemuh merupakan simpul dari produksi komoditas potensial. Hal ini ditunjukan pada daerah tersebut memiliki produktivitas pertanian terhadap tenaga kerja diatas rata-rata dan stabil pada tahun 2013 dan 2014. Elemen dari Hub Agropolitan terdiri dari sarana lumbung padi dan perbaikan infrastrukur penunjang lainnya, sedangkan Elemen dari Hub Agropolitan non padi terdiri dari pergudangan .
69
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data)
Gambar 5.8 Peta Rencana Pusat Penegmbangan Hub Agropolitan (a) Kecamatan Kangkung (b) Kecamatan Gemuh
5.3.2.
Hub Minapolitan Hub Minapolitan merupakan simpul dalam sistem produksi dan distribusi komoditas perikanan. Fungsi dari Hub Minapolitan
diharapkan akan meningkatkan kegiatan ekonomi khususnya pada sektor perikanan di Weleri Raya. Hub Minapolitan ditempatkan pada bagian utara Weleri Raya tepatnya di Kecamatan Rowosari. Hal tersebut karena Kecamatan Rowosari memiliki komoditas potensial pada sektor perikanan dan kelautan terutama komoditas bandeng. Elemen dalam simpul Hub Minapolitan terdiri dari sentra perikanan, dermaga nelayan dan pengembangan Tempat Pelelangan Ikan.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data)
Gambar 5.9 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub Minapolitan (a) Kecamatan Kangkung (b) Kecamatan Rowosari
70
5.3.3.
Hub Transpolitan Hub Transpolitan merupakan pembentukan simpul guna mengoptimalkan utilitas jalan dan transportasi di Weleri Raya
sebagai perantara distribusi komoditas unggulan dan barang jasa lainnya. Lokasi dari Hub Transpolitan adalah Kecamatan Weleri, yang merupakan kawasan perkotaan inti dan memiliki keterkaitan fungsional yang dihubungan dengan sistem jaringan utilitas wilayah yang terintegrasi. Elemen yang akan dikembangkan pada Hub Transpolitan berupa pasar, terminal, stasiun, dan jalan Weleri-Sukorejo.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data) Gambar 5.10 Peta Rencana Pusat Pengembangan Hub-Transpolitan
5.3.4.
Pariwisata Di Kecamatan Rowosari terdapat dua pantai yaitu Pantai Cahaya dan Pantai Sendang Sikucing. Pengelolaan terhadap kedua
pantai ini dilakukan oleh pihak yang berbeda, dimana Pantai Cahaya dikelola oleh swasta sedangkan Pantai Sendang Sikucing dikelola oleh Pemda. Pengelolaan Pantai Sendang Sikucing belum maksimal sehingga perlu dikembangkan adanya pengembangan. Elemenelemen yang direncanakan dalam pengembangan pariwisata Pantai Sendang Sikucing adalah akomodasi pariwisata yaitu hotel.
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal,2014 (olah data) Gambar 5.11 Peta Rencana Pusat Pariwisata
71
Diantara ketiga Hub tersebut terdapat sifat hubungan yang meliputi: 1.
Hubungan antara Hub Minapolitan Kangkung, Hub Minapolitan Rowosari, Hub Agropolitan Kangkung dan Hub
Agropolitan Gemuh dan Kawasan Pariwisata Rowosari dengan Hub Transpolitan memiliki hubungan langsung karena Hub Transpolitan berfungsi sebagai penyalur atau distributor hasil produksi Hub Minapolitan dan Hub
Agropolitan, serta sebagai penghubung aliran manusia menuju kawasan pariwisata. 2.
Hubungan antara Hub Minapolitan Kangkung dengan Hub Minapolitan Rowosari memiliki hubungan langsung karena memiliki spesialisasi produksi dalam hal perikanan.
3.
Hubungan antara Hub Agropolitan Kangkung dengan Hub Agropolitan Gemuh memilik hubungan langsung karena memiliki spesialisasi produksi dalam hal pertanian.
4.
Hubungan antara Hub Minapolitan, Hub Agropolitan dan Kawasan Pariwisata memiliki hubungan tidak langsung karena berbeda spesialisai.
Gambar 5.12 Peta Rencana Pengembangan Wilayah Weleri Raya
72
5.4
Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya Penentuan rencana Pola Ruang Weleri Raya menggunakan analisis overlay antara daya dukung lahan dengan lahan
terbangun. Kawasan yang diperuntukkan sebagai lahan terbangun merupakan kawasan budidaya. Penentuan pola ruang ini didasarkan dengan melihat jaringan jalan sehingga perkembangan lahan terbangun di Weleri Raya pada 20 tahun mendatang memiliki keterkaitan dengan jaringan trasnportasi. Selain itu, penentuan pola ruang juga melihat demand sarana untuk 20 tahun mendatang (lampiran).
Gambar 5.13 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Weleri Raya
Rencana pola ruang Wilayah Weleri Raya terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Rencana pola ruang ini tertuang dalam peta rencana pola ruang Wilayah Weleri Raya dengan tingkat ketelitian skala 1:200.000 (satu banding dua ratus ribu). Berikut merupakan penjabaran-penjabaran dari rencana pola ruang Weleri Raya untuk 20 tahun mendatang: 1) Rencana pengembangan kawasan lindung terdiri atas kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan rel kereta api. a.
Kawasan sempadan sungai dengan garis sempadan sepanjang 100 m berada di sepanjang Sungai Lampir yang melewati Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Weleri, Sungai Blukar yang melewati Kecamatan Ringinarum, kecamatan Gemuh dan Kecamatan Kangkung.
73
b.
Kawasan sempadan rel kereta api dengan garis sempadan sepanjang 6 m berada di sepanjang rel kereta api yang melewati kecamatan Weleri dan Kecamatan Gemuh.
c.
Kawasan sempadan pantai dengan garis sempadan sepanjang 100 m yang terdapat di sepanjang garis pantai di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari.
2) Kawasan Budidaya yang terdiri atas: a. Kawasan permukiman yang terdiri atas perumahan dan segala fasilitas pendukung dan penunjang penduduk di Wilayah Weleri Raya. b. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa di Weleri Raya yang berfungsi sebagai tempat untuk distribusi hasil-hasil produksi seperti pertanian dan perikanan. c. Kawasan hutan produksi tetap yang terdapat di sebagian Kecamatan Ringinarum dan Kecamatan Weleri. d. Kawasan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Gemuh. e. Kawasan perikanan yang terdapat di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari. f. Kawasan pertanian yang terdapat di seluruh Wilayah Weleri Raya yang berupa pertanian padi dan non padi. g. Kawasan tanaman tahunan yang terdapat di Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Rowosari. h. Kawasan Pariwisata yang terdapat di Kecamatan Rowosari yang berupa pariwisata pantai.
74
Bab VI Strategi dan Indikasi Program 6.1.
SWOT Tabel VI.1
6.2.
Strategi Perencanaan Tabel VI.2 Strategi Perencanaan Strategi
No
Sasaran
Permasalahan Eksisting
1
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan yang Kompak
Peningkatan Pemanfaatan Ruang
Kurang optimalnya penggunaan lahan sehingga tidak terbentuk perkotaan yang kompak
2
Terwujudnya Pemenuhan Infrastruktur Berkelanjutan
Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Rendahnya tingkat daya hubung desa
Peningkatan Iklim Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai Ekonomi Alternatif Potensial 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial Ekonomi Antarwilayah
Pembentukan Pusat-Pusat Produksi Komoditas Unggulan (Pertanian dan Perikanan)
Terhambatnya aliran distribusi barang, kurang optimalnya pemasaran hasil komoditas unggulan (pertanian dan perikanan), belum berkembangnya ekonomi alternatif potensial
Peningkatan Distribusi Komoditas Unggulan (Pertanian dan Perikanan) Peningkatan Keterampilan Sumberdaya Manusia 4
Terwujudnya Sumberdaya Manusia yang Berdaya Saing
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Kurangnya intensitas program pelatihan keterampilan, tingginya tingkat kemiskinan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia
Penanggulangan Angka Kemiskinan 5
Terwujudnya Good Governance
Peningkatan Kinerja Pemerintahan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
75
Kurang optimalnya kinerja pemerintah
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.1 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Strategi
6.3.
Indikasi Program Tabel Indikasi Program terlampir (Lampiran VI.1). Dalam penentuan prioritas program mempertimbangkan tiga hal yaitu
keterkaitan, urgensi dan dampak ekonomi. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah hubungan satu program dengan program yang lainnya. Yang dimaksud dengan urgensi adalah program yang harus lebih dahulu diutamakan serta masalah yang harus lebih dahulu diselesaikan. Sedangkan dampak ekonomi adalah nilai ekonomi yang dihasilkan tiap program ketika telah dilaksanakan. Berikut ini merupakan diagram keterkaitan antara tujuan, sasaran, strategi, dan program-program yang direncanakan.
76
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.2 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 1, Strategi, dan Program
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.3 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 2, Strategi, dan Program
77
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.4 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 3, Strategi, dan Program
78
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.5 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 4, Strategi, dan Program
79
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Gambar 6.6 Bagan Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran 5, Strategi, dan Program
80
Tabel VI.1 Tabel SWOT
1
STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
1
WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
2
Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)
2
3
Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)
3
4
Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)
4
5
Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)
5
Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)
6
Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)
6
Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7
Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
8
Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7 8
Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)
OPPORTUNITY 1 Adanya peningkatan fungsi kawasan (sasaran 1) 2 3 4 5 6
Peningkatan pengunjung di Pantai Cahaya sebagai potensi pariwisata (sasaran 3) Rencana pembangunan jalan tol (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas) Rencana pengembangan Terminal Weleri (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Produksi pertanian Weleri Raya sudah mampu memenuhi permintaan se-Jawa Tengah dan Lampung (sasaran 3, analisis produktivitas) Adanya kesempatan setiap aparatur daerah untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, diklat dan pelatihan lainnya dalam rangka meningkatkan kompetensi. (sasaran 5, analisis interpretasi)
S1-T1, S6-O1 Peningkatan fungsi kawasan dapat terwujud secara signifikan
W1-O1, W1-O2, W1-O3, W1-O4, W1-O5 Pemaksimalan pemanfaatan lahan untuk fungsi kawasan
S1-O2, S6-O2 Peningkatan potensi pariwisata di Pantai Cahaya
W2-O1, W2-O3, W2-O4, W2-O5 Memaksimalkan pemerataan fasilitas perekonomian
S1-03, S1-O4, S6-O3, S6-O4 Peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
W2-O2 Pegoptimalan potensi pariwisata dengan pemerataan fasilitas ekonomi
S1-05 Peningkatkan kapasitas produksi hasil pertanian untuk didistribusikan ke luar Weleri Raya
W2-O6 Peningkatan aktivitas perekonomian dan manajemennya
S1-O6 Peningkatan kapabilitas setiap aparatur daerah
W3-O1, W3-O2,W3-O3 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung peningkatan fungsi kawasan
S2-O3, S2-O4, S3-O3, S3-O4, S6-O5 Perluasan jangkauan distribusi pertanian
W3-O4 Pengembangan Terminal Weleri guna mendukung penambahan trayek angkutan umum
S2-O5 Peningkatan kesejahteraan petani S3-O1, S3-O5 Produktifitas pertanian meningkat S4-O1 Distribusi hasil IKM lebih optimal S4-O2 Peningkatan penjualan hasil sentra IKM S4-O3, S4-O4 Perluasan distribusi hasil sentra IKM S4-O6 Peningkatan pengelolaan hasil sentra IKM oleh pemerintah lebih efisien dan optimal S5-O2, S5-O5, S5-O6 Memaksimalkan potensi sumber daya alam yang ada S5-O3, S5-O4 Distribusi hasil SDA lebih maksimal
W3-O5 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung distribusi hasil produksi pertanian ke luar wilayah Weleri Raya W3-O6 Penambahan trayek angkutan umum guna mendukung bidang pendidikan oleh pemerintah W4-O1, W4-O2 Pengadaan sarana pendidikan kejuruan guna mendukung peningkatan potensi ekonomi lokal kreatif W5-O1 Peningkatan kualitas SDM dengan adanya pemberian informasi mengenai lapangan pekerjaan sebagai buruh industri di KIK W5-O2, W5-O3,W5-O4,W8-O2 Pengadaan pelatihan dan pembinaan industri kecil/ekonomi kreatif kepada masyarakat W5-O5, W8-O5 Pengadaan pembinaan kegiatan pertanian yang lebih produktif dan pemberian bibit unggul W5-O6 Pengadaan program bantuan dan binaan ekonomi kreatif mandiri kepada masyarakat yang tidak mampu W6-O1, W6-O2, W6-O3, W6-O4, W6-O5, W6-O6,W7-O6 Peningkatan pelatihan kepada aparatur pemerintah guna mengoptimalkan kinerjanya sesuai bidang
81
1
STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
1
WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
2
Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)
2
3
Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)
3
4
Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)
4
5
Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)
5
Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)
6
Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)
6
Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7
Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
8
Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7 8
Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)
OPPORTUNITY S7-O1 Adanya kesesuaian desentralisasi dengan fungsi kawasan S7-O2 Pengoptimalan potensi pariwisata dengan desentralisasi S7-O3,S7-O4 Adanya kesesuaian desentralisasi dengan peningkatan aksesibilitas di Weleri
W7-O1 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pemerintah terkait pengoptimalan fungsi kawasan di Weleri W7-O2 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas terkait anggaran dan pelaksanaan pengembangan potensi pariwisata pantai Cahaya W7-O3, W7-O4 Peningkatan transparansi dan akuntabilitas terkait anggaran dan pelaksanaan pengembangan transportasi
S7-O5 Pengoptimalan produksi pertanian dengan adanya desentralisasi S7-O6 Peningkatan desentralisasi secara efisien dan optimal di Weleri Raya S8-O1 Optimalnya fungsi kawasan dan pengelolaan lembaganya S8-O2 Fokus pengelolaan potensi pariwisata dari kelembagaan lebih optimal S8-O4 Pengoperasian administrasi transportasi di pemerintahan lebih optimal S8-O6 Terwujudnya kelembagaan yang efektif dan efisien THREATH Perkembangan Batang yang memiliki fungsi yang sama, yaitu 1 perdagangan dan jasa (sasaran 1) Kelengkapan fasilitas di luar wilayah Weleri Raya (sasaran 2, analisis 2 persebaran fasilitas) Perkembangan daya saing sumberdaya manusia di wilayah sekitar. 3 (sasaran 4) 4 Semakin ketatnya persaingan memperoleh pekerjaan. (sasaran 4) Keberadaan jalan tol yang menghambat aksesibilitas masyarakat 5 terhadap kantor pemerintahan setempat (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas) Kewenangan pusat yang diberikan kepada daerah (desentralisasi) 6 dengan pengelolaan yang tidak efektif. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kepercayaan masyarakat mulai menurun terhadap aparatur 7 pemerintahan. (sasaran 5, analisis perhitungan)
S1-T3,S3-T2,S3-T3,S3-T4,S4-T4,S5-T3,S5-T4 Peningkatan kualitas SDM lebih berdaya saing di Weleri Raya dengan fasilitas-fasilitas yang memadai S1-T5,S3-T5,S7-T5,S8-T5 Pemindahan kantor pemerintah setempat ke lokasi yang lebih strategis, mudah terjangkau, dan tidak terhambat oleh adanya jalan tol
S1-T1 Pengoptimalan lahan terbangun khususnya untuk kawasan perdagangan jasa yang lebih efektif S1-T3,S1-T4 Pengadaan program Peningkatan SDM yang lebih berdaya saing di Weleri Raya yang intensif S1-T5 Pengoptimalan lahan terbangun khususnya untuk kawasan pemerintahan yang lebih terjangkau dan efektif S1-T6,S7-T1,S7-T2 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi pada semua bidang secara signifikan dan efektif
S2-T1,S3-T1,S4-T1,S4-T3 Pengoptimalan hasil produksi pertanian dan sentra IKM dengan distribusinya ke pasar lokal di sekitar Weleri Raya
S1-T7,S2-T7,S3-T7,S4-T7,S5-T7,S6-T7,S7-T7,S8-T6,S8-T7 Peningkatan intensitas transparansi kegiatan dan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah
S2-T3, S2-T4 Pengembangan ekonomi alternatif seperti industri kecil dan menengah
S1-T8 Pengadaan koordinasi yang intens dari tingkat nasional hingga tingkat daerah guna mewujudkan penggunaan lahan yang optimal
S2-T6, S2-T7,S3-T6,S3-T7,S4-T6,S4-T7 Peningkatan intensitas program pembinaan pertanian dan sentra IKM
S2-T1,S4-T2 Pengadaan fasilitas perekonomian yang lengkap guna mewujudkan kawasan perdagangan dan jasa yang berdaya saing
S1-T1,S5-T1 Peningkatan kualitas fasilitas-fasilitas yang sudah ada di Weleri Raya S1-T2, S1-T4,S4-T2,S5-T2 Penambahan jumlah fasilitas pendukung yang lebih lengkap dan efisien
82
1
1
WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
2
Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)
2
3
Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)
3
4
Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)
4
5
Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)
5
Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)
6
Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)
6
Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7
Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
8
Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7 8 OPPORTUNITY Sulitnya membangun koordinasi antar instansi terakit di tingkat 8 provinsi hingga lembaga teknis daerah. (sasaran 5, analisis interpretasi)
STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi) S2-T8,S3-T8,S4-T8,S5-T8 Peningkatan intensitas terhadap koordinasi antar instansi khususnya untuk pengelolaan SDA, bidang pertanian dan sentra IKM yang terintegrasi
S1-T2,S8-T2,S2-T2,S5-T2,S6-T2,S6-T5,S8-T3,S8-T4 Pengadaan kelengkapan fasilitas dan kualitasnya Weleri Raya guna meningkatkan daya saing dengan daerah lainnya
S5-T6,S5-T7 Pengadaan program pembinaan pengelolaan SDA dengan intensif dan akurat S6-T1,S6-T2 Peningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana transportasi terintegrasi di Weleri Raya S6-T3 Peningkatan anggaran dalam menunjang pelatihan dan penambahan kapabilitas SDM dalam bidang transportasi S6-T4 Pengadaan kebijakan dalam bidang transportasi terkait SDM yang hanya boleh diambil dari wilayah Weleri Raya saja S6-T7,S8-T7 Peningkatan intensitas transparansi dana dalam pengadaan dan pengelolaan desentralisasi kepada masyarakat
S2-T3 Pemerataan fasilitas perekonomian di Weleri Raya S2-T4,S4-T3,S4-T4,S5-T1,S5-T3,S5-T4,S8 Pengadaan balai pelatihan produk kreatif masyarakat (industri rumahan) guna meningkatkan SDM dalam perekonomian S2-T5,S8-T5 Pengadaan jalur alternatif untuk menjangkau fasilitas perekonomian dan pemerintahan S2-T6 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi terkait fasilitas perekonomian yang belum merata S2-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dan pengelola di daerah terkait pengadaan fasilitas perekonomian di Weleri Raya S3-T1,S3-T2,S3-T4,S3-T5 Peningkatan trayek angkutan umum beserta kelengkapan fasilitas transportasi guna mendukung aktivitas perdagangan dan jasa yang berdaya saing S3-T6 Peninjauan kembali terhadap efektivitas pengelolaan desentralisasi terkait trayek angkutan umum di Weleri Raya S3-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dan pengelola di daerah terkait pengadaan trayek angkutan umum yang efektif S4-T1,S4-T6 Pengadaan sekolah kejuruan berkualitas guna mendukung terwujudnya potensi ekonomi lokal yang berdaya saing S4-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dengan pengelola di daerah terkait pengadaan sekolah kejuruan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan S5-T6 Pengadaan evaluasi pelaksanaan program desentralisasi untuk mensejahterakan rakyat miskin S5-T8 Peningkatan intensitas koordinasi antara pemerintah pusat dengan pengelola daerah terkait program bantuan untuk rakyat tidak mampu yang lebih efektif S6-T1,S6-T8 Pengadaan pelatihan untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan koordinasi antar instansi terkait secara rutin S6-T3,S6-T4,S7-T4 Pengadaan FGD antar masyarakat dan pemerintah dalam peluang dan informasi lowongan pekerjaan
S6-T8 Adanya koordinasi dari tingkat nasional hingga daerah untuk mewujudkan transportasi publik yang nyaman efisien, efektif dan terjangkau S7-T1,S7-T2,S7-T3,S7-T6,S7-T7,S8-T3,S8-T4,S8-T6 Pengoptimalan pengelolaan desentralisasi yang tepat sasaran mulai dari prioritas pembangunan hingga pendanaan S7-T4 Pengadaan kebijakan pada jumlah upah yang diberikan terhadap pekerja dari luar Weleri harus lebih rendah daripada kepada pekerja dari dalam Weleri S7-T8,S8-T8 Perlu koordinasi secara intens dan monitoring seta evaluasi secara berkala dalam pelaksanaan desentralisasi S8-T1,S8-T2 Pengoptimalan anggaran dan kerjasama untuk pengadaan fasilitas dan teknologi di Weleri Raya
83
1
STRENGTH Memiliki jumlah fasilitas yang memenuhi sesuai dengan standar (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
1
WEAKNESS Kurangnya pemaksimalan lahan terbangun (sasaran 1, analisis overlay--> DDL+kawasan terbangun) Fasilitas perekonomian tidak tersebar secara merata (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana) Trayek angkutan umum yang tidak menjangkau seluruh wilayah (sasaran 2, analisis keterjangkauan fasilitas) Belum adanya sarana pendidikan kejuruan yang mendukung potensi ekonomi lokal. (sasaran 2, analisis ketersediaan sarana)
2
Dominasi mata pencaharian pertanian (sasaran 3, analisis produktivitas)
2
3
Produktivitas tenaga kerja pertanian diatas rata-rata (sasaran 3, analisis produktivitas)
3
4
Adanya 5 jenis sentra IKM (pengolahan ikan, kaligrafi, industri tas, box ayam)
4
5
Potensi sumberdaya alam tinggi (pertanian, perikanan & kelautan) (sasaran 3, analisis potensi komoditas)
5
Jumlah KK miskin tinggi (sasaran 4, analisis kemiskinan)
6
Potensi transportasi di Weleri Raya (sasaran 2, analisis jangkauan pelayanan fasilitas)
6
Belum optimalnya kinerja pelayanan aparatur pemerintah sesuai SPM. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7
Transparansi dan akuntabilitas aparatur belum optimal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
8
Masyarakat lebih tertarik berpartisipasi pada kelembagaan nonformal daripada lembaga formal. (sasaran 5, analisis perhitungan)
7 8
Sesuai dengan PP No. 41 Tahun 2007, tentang desentralisasi terhadap penerapan dan pembentukan struktur sesuai kebutuhan. (sasaran 5, analisis interpretasi) Kemampuan dalam penyediaan peralatan dan fasilitas teknologi dalam membantu kegiatan operasional lembaga (indikasi pemerintah bersungguh-sungguh dalam merlakukan perbaikan) (sasaran 5, analisis interpretasi)
OPPORTUNITY S6-T6,S7-T6 Pengadaan evaluasi pelaksanaan desentralisasi secara rutin guna menekan kesempatan KKN S7-T8,S8-T8 Pengadaan koordinasi secara rutin terkait transparansi dan akuntabilitas pemerintah antar instansi terkait S8-T1 Penambahan fasilitas lembaga non-formal yang berfokus pada kegiatan ekonomi lokal kreatif yang berdaya saing
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
84
Daftar Pustaka ____. Kota Batam. Tersedia dalam: www.penghubungkepri.org. Diunduh pada 15 Desember 2015. _____.2011. Mobility Hub Studies. Toronto: Volume 2 Appendix F: Fokus Areas & Mobility Hub Studies. _____.2011. Moving Mississauga From Vision To Action. Mississauga. _____.2012. Mobility Hub Guidelines 2012 TAC Sustainable Urban Transportation Award Submission. Toronto: Metrolink. _____.2012.Kennedy Station Mobility Hub. Toronto: Metrolink Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 04-1733-2004Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Bappeda. 2011. Peta Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal : Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. BKKBN. 2015. Indikator dan Kriteria Keluarga dalam www.bkkn.go.id diakses pada 13 November 2015 BPS. 2010. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2010. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2011. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2011. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2012. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2012. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2013. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2013. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2013. Provinsi Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2014. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2014. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2014. Provinsi Jawa Tengah : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kabupaten Kendal dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Gemuh dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Kangkung dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Ringinarum dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik
85
BPS. 2015. Kecamatan Rowosari dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Kecamatan Weleri dalam Angka tahun 2015. Kabupaten Kendal : Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka tahun 2015. Provinsi Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik BPS. 2015. Rumus Angka Partisipasi Kasar dalam sirusa.bps.go.id diakses pada 13 November 2015 Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. _____. BAB III: Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsinya. Tersedia dalam: skpd.batamkota.go.id. Diunduh pada 15 Desember 2015. Disperindag. 2014. Sentra Industri di Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal : Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Hardoko, Ervan. 2015. Kompas.com: Pembebasan Lahan Tol Batang-Semarang Selesai Maret 2016. Diunduh pada: regional.kompas.comIngram Briana.2012. Mobility Hubs: Foundation for Enhancing the First & Last Mile Experience. Toronto: Metrolink Jababeka. 2015. Kawasan Industri Kendal dalam www.jababeka.com diakses pad 20 Oktober 2015 Kantor Penghubung Provinsi Kepulauan Riau: Badan Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Kepulauan Riau. Khamdi, Muhammad. 2014. Kereta Api Commuter Bulan Ini Layani Wilayah Jawa Tengah. Diunduh: kabar24.bisnis.com
Koran Jakarta: Menjadikan Kendal Kawasan Industri Terbesar di Jateng. Tersedia dalam: www.otda.kemendagri.go.id Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011 – 2031 Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kendal Tahun 2005 - 2025 Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kendal Tahun 2010 – 2015 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Salsberg, Lisa DKK.2010. Planning for Mobility Hubs: Creating Great Transit Places. Canada: Planning for Mobility Hubs: Creating Great Transit Places
86
LAMPIRAN
LAMPIRAN REGIONAL WELERI RAYA LAMPIRAN BAB II Lampiran II.1
Luasan Penggunaan Lahan PENGGUNAAN LAHAN
LUAS (m2)
Tegalan Sawah tadah hujan Sawah irigasi
3.806.022,068 1.474.407,109 93.031.871,35
Permukiman
31.681.606,24
Kebun
828.301,603
Hutan
25.799.408,42
Empang
2.942.796,758
Semak/belukar
391.710,409
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
Lampiran II.2 CURAH HUJAN
Skoring Daya Dukung Lahan SKOR
JENIS TANAH
20,7 - 27,7
30
Aluvial Hidromorf
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Litosol Merah
SKOR 15 30 30 30 30 15 15 15 75
KELERENGAN
SKOR
SKOR TOTAL
PERUNTUKAN
0-8
20
65
Kawasan Budidaya
15-25
60
120
Kawasan Budidaya
0-8
20
80
Kawasan Budidaya
25-40
80
140
Kawasan budidaya
0-8
20
80
Kawasan Budidaya
15-25
60
105
Kawasan Budidaya
0-8
20
65
Kawasan Budidaya
25-40
80
125
Kawasan budidaya
25-40
80
185
Kawasan Lindung
1
CURAH HUJAN
SKOR
JENIS TANAH
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Aluvial Hidromorf
20,7 - 27,7
30
SKOR 30 30 15 30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
20,7 - 27,7
30
Latosol Coklat
30 30
20,7 - 27,7
30
Aluvial kelabu Tua
20,7 - 27,7
30
Aluvial kelabu Tua
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
20,7 - 27,7
30
Asosiasi Aluvial Kelabu
Sumber: Bappeda Kabupaten Kendal, 2011
15 15 15 15 15
KELERENGAN
SKOR
SKOR TOTAL
PERUNTUKAN
15-Aug
40
100
Kawasan Budidaya
25-40
80
140
Kawasan budidaya
0-8
20
65
Kawasan Budidaya
15-25
60
120
Kawasan Budidaya
15-Aug
40
100
Kawasan Budidaya
25-40
80
140
Kawasan budidaya
25-40
80
125
Kawasan budidaya
0-8
20
65
Kawasan Budidaya
15-25
60
105
Kawasan Budidaya
25-40
80
125
Kawasan budidaya
0-8
20
65
Kawasan Budidaya
KAWASAN SEMPADAN Jenis Sempadan
Panjang sempadan (m)
Sungai Pantai Rel Kereta Api
100 100 6
Sumber: RTRW Kabupaten kendal 2011-2031
2
Lampiran II.3
Peta Jenis Tanah, Peta Kelerengan Dan Peta Curah Hujan
3
4
5
Lampiran II.4
Peta Klasifikasi Desa-Kota Weleri Raya
6
Lampiran II.5
Panjang Jalan Kabupaten Kendal Berdasar Status Jalan
KECAMATAN
KONDISI BAIK
KONDISI SEDANG
KONDISI RUSAK
KONDISI RUSAK BERAT
PANJANG JALAN PER KECAMATAN (Meter)
Gemuh Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri
43022 63800 8463 24589 24420
15364 48064 22929 22177 36954
7333 6809 24016 24926 8570
63529 251 3298 412 0
129248 118924 58706 72104 69944
PANJANG BERDASARKAN KONDISI (Meter)
164294
145488
71654
67490
448926
32.41
15.96
15.03
100
PERSENTASE (%)
36.60 Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Kendal dan Hasil Observasi Kelompok 1B, 2014
Lampiran II.6
Jumlah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, dan Perekonomian (a) Fasilitas Pendidikan KECAMATAN
TK GEMUH 18 RINGINARUM 14 KANGKUNG 31 ROWOSARI 11 WELERI 18 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015
(b) Fasilitas Kesehatan
SEKOLAH SD 25 19 21 24 28
SMP 6 3 7 3 7
SMA 1 0 2 2 4
KECAMATAN PUSKESMAS GEMUH 0 RINGINARUM 0 KANGKUNG 0 ROWOSARI 0 WELERI 1 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015
RUMAH SAKIT 1 0 0 0 5
(c) Fasilitas Perekonomian KOPERASI
PASAR
GEMUH
KECAMATAN
1
1
RINGINARUM
0
1
7
KECAMATAN
KOPERASI
PASAR
KANGKUNG
1
3
ROWOSARI
1
4
WELERI 2 Sumber: Hasil Observasi Kelompok 1B Weleri Raya, 2015
1
JUMLAH MASJID
JUMLAH MUSHOLLA
JUMLAH SMA
JUMLAH GEREJA PROTESTAN
JUMLAH RUMAH SAKIT SWASTA
JUMLAH RUMAH SAKIT BERSALIN
JUMLAH GEREJA KATHOLIK
JUMLAH KLENTENG
1 1 1 1 1 5 20
1 1 1 1 1 5 20
1 1 1 1 1 5 20
1 1 1 1 1 5 20
1 1 1 0 1 4 25
1 1 0 1 0 3 33.3
1 1 0 0 0 2 50
1 0 0 0 0 1 100
1 0 0 0 0 1 100
1 0 0 0 0 1 100
ORDE
JUMLAH PERTOKOAN
1 1 1 1 1 5 20
ERROR
JUMLAH PASAR UMUM
1 1 1 1 1 5 20
PROSENTASE
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU
1 1 1 1 1 5 20
JUMLAH
JUMLAH PUSKESMAS
WELERI 1 1 1 GEMUH 1 1 1 KANGKUNG 1 1 1 RINGINARUM 1 1 1 ROWOSARI 1 1 1 TOTAL 5 5 5 BOBOT 20 20 20 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (Olah Data)
JUMLAH SMP
JUMLAH SD
JUMLAH TK
KECAMATAN
JUMLAH PAUD
Lampiran II.7 Perhitungan Analisis Pusat Permukiman (a) Analisis Skalogram
15 13 11 11 11 61
25% 21% 18% 18% 18% 100%
0 0 0 2 0 2
I II III III III
JUMLAH SD
JUMLAH SMP
JUMLAH PUSKESMAS
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU
JUMLAH PASAR UMUM
JUMLAH PERTOKOAN
JUMLAH MASJID
JUMLAH MUSHOLLA
JUMLAH SMA
JUMLAH GEREJA PROTESTAN
JUMLAH RUMAH SAKIT SWASTA
JUMLAH RUMAH SAKIT BERSALIN
JUMLAH GEREJA KATHOLIK
JUMLAH KLENTENG
SKOR
ORDE
WELERI 140 360 KANGKUNG 300 620 RINGINARUM 120 280 GEMUH 220 360 ROWOSARI 180 220 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (Olah Data)
560 420 380 500 480
140 140 60 120 60
180 40 20 60 60
220 40 100 60 120
100 100 20 20 80
680 200 160 100 260
760 600 600 740 460
2520 1800 1640 400 140
100 50 0 25 50
166.7 0 33.3 33.3 0
250 0 0 50 0
100 0 0 0 0
100 0 0 0 0
100 0 0 0 0
6476.7 4310 3413.3 2688.3 2110
I II III III III
KECAMATAN
JUMLAH PAUD
JUMLAH TK
(a) Analisis Indeks Marshall
8
Lampiran II.8 Perhitungan Eksisting Dan Proyeksi Penduduk (a) Penduduk Weleri Eksisting (jiwa) KECAMATAN
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Gemuh
47.829
47.931
48.489
49.142
49.212
49.570
50.096
50.483
50.514
51.144
50.492
Kangkung
46.972
47.133
47.461
47.701
48.075
48.396
48.648
48.975
47.967
48.627
47.638
Ringinarum
35.072
35.060
35.384
36.024
36.850
37.335
37.938
38.359
34.597
34.523
35.342
Rowosari
48.709
48.813
49.043
49.142
50.111
50.184
50.802
51.137
54.755
55.904
48.515
Weleri
56.442
56.754
56.809
57.397
57.878
61.170
61.837
62.408
59.419
59.004
57.466
235.691
237.186
239.406
242.126
246.655
249.321
251.362
247.252
249.202
239.453
Total 235.024 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015
(b) Penduduk Weleri Raya Proyeksi 2035 Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa) Gemuh
Ringinarum
Weleri
Rowosari
Kangkung
Total
2015
51.011
39.085
66.163
51.519
49.234
257.013
2016
51.196
39.318
67.064
51.664
49.352
258.595
2017
51.382
39.553
67.977
51.809
49.471
260.192
2018
51.568
39.789
68.903
51.955
49.589
261.805
2019
51.755
40.027
69.841
52.101
49.708
263.432
2020
51.943
40.266
70.792
52.247
49.827
265.076
2021
52.132
40.506
71.756
52.394
49.947
266.735
2022
52.321
40.748
72.733
52.541
50.067
268.410
2023
52.510
40.992
73.724
52.689
50.187
270.101
2024
52.701
41.237
74.728
52.837
50.307
271.809
2025
52.892
41.483
75.745
52.985
50.428
273.533
2026
53.084
41.731
76.776
53.134
50.549
275.274
2027
53.277
41.980
77.822
53.283
50.670
277.031
2028
53.470
42.231
78.882
53.433
50.791
278.806
9
Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa) Gemuh
Ringinarum
Weleri
Rowosari
Kangkung
2029
53.664
42.483
79.956
53.583
50.913
280.598
2030
53.858
42.737
81.044
53.733
51.035
282.408
2031
54.054
42.992
82.148
53.884
51.158
284.236
2032
54.250
43.249
83.266
54.036
51.280
286.081
2033
54.447
43.507
84.400
54.187
51.403
287.945
2034
54.644
43.767
85.550
54.340
51.527
289.827
86.714
54.492
51.650
291.728
2035 54.842 44.028 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (olah data)
Lampiran II.9 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Dan Kelamin per Kecamatan (a) Weleri Raya (b) Kecamatan Gemuh Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan 0-4 6.551 6.346 5-9 6.836 6.930 10-14 7.091 7.037 15-19 8.319 6.297 20-24 5.976 5.229 25-29 6.420 5.974 30-34 6.449 5.890 35-39 5.448 5.415 40-44 5.685 5.768 45-49 6.412 5.491 50-54 4.791 4.748 55-59 3.680 3.347 60-64 1.975 2.434 65-69 1.666 2.109 70-74 1.235 1.864 75+ 1.105 1.603 Total 79.639 76.482 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 Kelompok Umur
Total
Jumlah 12.897 13.766 14.128 14.616 11.205 12.394 12.339 10.863 11.453 11.903 9.539 7.027 4.409 3.775 3.099 2.708 156.121
Jumlah Penduduk (jiwa) Laki-laki Perempuan 0-4 6.551 6.346 5-9 6.836 6.930 10-14 7.091 7.037 15-19 8.319 6.297 20-24 5.976 5.229 25-29 6.420 5.974 30-34 6.449 5.890 35-39 5.448 5.415 40-44 5.685 5.768 45-49 6.412 5.491 50-54 4.791 4.748 55-59 3.680 3.347 60-64 1.975 2.434 65-69 1.666 2.109 70-74 1.235 1.864 75+ 1.105 1.603 Total 79.639 76.482 Sumber: Kecamatan Kangkung Dalam Angka, 2015 Kelompok Umur
(b) Kecamatan Kangkung Jumlah 12.897 13.766 14.128 14.616 11.205 12.394 12.339 10.863 11.453 11.903 9.539 7.027 4.409 3.775 3.099 2.708 156.121
Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 2.170 2.020 5 –9 2.317 2.162 10 – 14 2.195 2.128 15 – 19 1.942 1.732 20 – 24 1.570 1.498 25 – 29 1.777 1.798 30 – 34 1.881 1.809 35 – 39 1.476 1.624 40 – 44 1.750 1.919 45 – 49 1.661 1.766 50 – 54 1.602 1.579 55 – 59 1.251 1.039 60 – 64 677 743 65 – 69 568 720 70 – 74 685 685 75+ 593 593 Total 24.115 23.815 Sumber: Kecamatan Kangkung Dalam Angka, 2015
Jumlah 4.190 4.479 4.323 3.674 3.068 3.575 3.690 3.100 3.669 3.427 3.181 2.290 1.420 1.288 1.370 1.186 47.930
10
(c) Kecamatan Rowosari
(d) Kecamatan Ringinarum
Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 1.935 1.825 5 –9 2.217 2.208 10 – 14 2.418 2.413 15 – 19 2.301 2.013 20 – 24 1.979 1.669 25 – 29 1.870 1.848 30 – 34 1.748 1.772 35 – 39 1.640 1.837 40 – 44 1.824 1.846 45 – 49 1.676 1.699 50 – 54 1.519 1.480 55 – 59 1.185 1.025 60 – 64 678 802 65 – 69 586 700 70 – 74 410 587 75+ 347 458 Total 24.333 24.182 Sumber: Kecamatan Rowosari Dalam Angka, 2015
Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 00 – 04 1.413 1.421 05 – 09 1.503 1.521 10 – 14 1.590 1.553 15 – 19 1.569 1.389 20 – 24 1.468 1.069 25 – 29 1.440 1.208 30 – 34 1.598 1.310 35 – 39 1.311 1.141 40 – 44 1.418 1.374 45 – 49 1.297 1.317 50 – 54 1.104 1.188 55 – 59 904 795 60 – 64 515 637 65 – 69 426 567 70 – 74 284 443 75 + 222 347 Total 18.062 17.280 Sumber: Kecamatan Ringinarum Dalam Angka, 2015
Lampiran II.10
Jumlah 3.760 4.425 4.831 4.314 3.648 3.718 3.520 3.477 3.670 3.375 2.999 2.210 1.480 1.286 997 805 48.515
Perhitungan Angka Partisipasi Pendidikan Tingkatan Sekolah SD SMP SMA
Gemuh 4946 2636 1005
Usia
Gemuh 7-12 5496,6 13-15 2812,8 16-18 1702,8 Angka Partisipasi Kasar Gemuh SD 90% SMP 94% SMA 59% Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015 (olah data)
(e) Kecamatan Weleri Jumlah 2.834 3.024 3.143 2.958 2.537 2.648 2.908 2.452 2.792 2.614 2.292 1.699 1.152 993 727 569 35.342
Jumlah Penduduk (jiwa) Kelompok Umur Laki-laki Perempuan 0–4 2.415 2.317 5 –9 2.431 2.425 10 – 14 2.680 2.562 15 – 19 2.641 2.340 20 – 24 2.217 1.999 25 – 29 2.526 2.266 30 – 34 2.411 2.247 35 – 39 2.024 2.023 40 – 44 2.125 2.176 45 – 49 2.015 2.188 50 – 54 1.816 1.834 55 – 59 1.421 1.260 60 – 64 726 865 65 – 69 577 756 70 – 74 448 709 75+ 408 618 Total 28.881 28.585 Sumber: Kecamatan Weleri Dalam Angka, 2015
Jumlah Penduduk Menurut Tingkatan Sekolah (jiwa) Ringinarum Rowosari Kangkung 3155 4930 4976 1181 2411 1853 0 1375 235 Jumlah Penduduk Menurut Usia (jiwa) Ringinarum Rowosari Kangkung 3021 6328,8 5400 1246,8 3305,4 2653,2 1156 1970,4 1500,4 Ringinarum Rowosari Kangkung 104% 78% 92% 95% 73% 70% 0% 70% 16%
Jumlah 4.732 4.856 5.242 4.981 4.216 4.792 4.658 4.047 4.301 4.203 3.650 2.681 1.591 1.333 1.157 1.026 57.466
Weleri 6128 2487 3170 Weleri 6225,6 3231,6 2050,8 Weleri 98% 77% 155%
11
Lampiran II.11 Jumlah Penduduk Miskin (a) Penduduk Miskin Berdasarkan KK Pra Sejahtera dan Sejahtera I Tahun 2009-2014 Kecamatan
2009 9.121 8.276 5.206 10.628 9.706 42.937
Gemuh Kangkung Ringinarum Rowosari Weleri Total Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015
Lampiran II.12
Jumlah KK Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 2011 2012 9.465 6.600 9.125 9.125 5.206 6.310 9.103 8.970 9.011 8.788 41.910 39.793
2010 9.343 8.253 5.206 9.557 9.660 42.019
2013 6.619 9.492 5.206 8.213 8.628 38.158
2014 6.641 9.753 5.206 8.650 8.701 38.951
Jumlah Tenaga Kerja per Sektor Tahun 2014
Kecamatan
Pertanian
Pertambangan/Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Konstruksi/Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan, Persewaan, Pengangkutan dan Jasa
Gemuh
17361
104
2084
24
568
3670
3899
Ringinarum
11139
9
65
0
517
363
190
Kangkung
17956
21
1388
11
199
2558
1132
29785 Weleri 13652 Sumber: Kabupaten Kendal Dalam Angka, 2015
0
3680
62
775
1563
1011
309
1139
80
2838
5323
2205
Rowosari
Lampiran II.13 Produktivitas Lahan Pertanian Di Weleri Raya (Terhadap Lahan Dan Tenaga Kerja) (a) Produktivitas Lahan Pertanian Kecamatan
Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2013
Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2014
Luas Lahan 2014
Luas Lahan 2013
Nilai Produktivitas 2013
Nilai Produktivitas 2014
Gemuh
26056
26056
1462.08
1476.89
17.82
17.64
Weleri
22214
14713
1140.06
1140.06
19.48
19.48
Ringinarum
15671
18904
1113.00
1113.00
14.08
14.08
Kangkung
28312
27283
1825.05
1825.05
15.51
15.51
Rowosati 23913 Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angka, 2015 (olah data)
23409
2030
2030.00
11.78
11.78
12
(a) Produktivitas Lahan Pertanian Terhadap Tenaga Kerja Produksi Pertanian Pangand dan Palawija 2013
Kecamatan
Produksi Pertanian Pangan dan Palawija 2014
Tenaga Kerja 2013
Tenaga Kerja 2014
Nilai Produktivitas 2013
Nilai Produktivitas 2014
26056 14713 18904 27283 23409
17361 13652 11139 17956 29785
17193 13652 11128 17946 27898
1.50 1.63 1.41 1.58 0.80
1.52 1.08 1.70 1.52 0.84
Gemuh 26056 Weleri 22214 Ringinarum 15671 Kangkung 28312 Rowosati 23913 Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angka, 2015 (olah data)
Lampiran II.14 Prediksi PDRB dan Kinerja Ekonomi (a) PDRB Kabupaten Kendal 2003-2013 NO
SEKTOR
KABUPATEN KENDAL (rupiah) 2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
979,932.51
1,027,464.48
1,030,409.06
1,079,934.19
1,086,655.98
1,125,211.42
1,271,432.21
1,258,430.83
1,397,854.03
1,445,051.16
1,502,090.73
36,515.19
37,149.42
38,626.20
42,347.62
53,220.39
54,524.43
55,293.07
56,440.51
58,127.36
1,613,583.82
1,641,119.86
1,716,524.18
1,756,426.89
1,959,314.05
2,153,337.09
2,228,765.65
2,383,482.40
2524898.29
50,413.48
44,680.42
45,258.31
48,121.20
58,547.48
59,332.91
168,061.99
62,775.63
66,140.41
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri
4
Listrik, Gas & Air Minum
56,192.12
57,989.49
5
Konstruksi
130,408.82
124,340.62
117,456.49
128,521.63
129,341.54
139,957.57
151,985.06
159,796.42
60,072.44
181,053.74
195,538.04
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
741,003.99
759,002.98
787,223.21
809,708.78
846,063.53
877,575.39
915,672.41
981,409.38
1,031,584.88
1,086,383.06
1,136,820.22
7
Transportasi & Komunikasi
97,038.10
98,496.78
100,889.75
106,325.91
117,184.47
127,686.52
134,411.98
146,336.37
155,623.15
161,465.17
167,754.73
8
Keuangan
93,711.70
100,996.97
106,959.14
112,158.19
117,828.72
127,187.48
137,501.24
146,035.65
155,116.76
163,758.15
174,832.08
9
Jasa - Jasa
Total Sumber: Data Bappeda 2003 – 2014
44,543.40 1,861,210.21
319,118.82
334,328.84
336,447.63
336,447.63
364,558.01
4,061,726.43
4,167,580.37
4,279,793.97
4,419,992.04
4,623,577.98
49,920.30 1,927,188.77
389,877.37
4,822,594.31
408,594.48
434,876.22
464,714.85
493,223.21
539,446.60
5,090,679.30
5,394,079.30
5,717,086.82
6,033,633.03
6,365,648.46
13
(b) PDRB Weleri Raya 2003-2013 NO
SEKTOR
1
Pertanian
2
Pertambangan & Penggalian
3
Industri
4
Listrik, Gas & Air Minum
5
Konstruksi
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
7 8
WELERI RAYA 2003
2004
2005
2006
2007*
2008*
2009*
2010*
2011*
2012*
2013*
238,588.67
206,072.00
235,112.95
243,389.49
244,904.41
253,593.82
286,548.24
283,618.06
315,040.47
325,677.50
338,532.76
11,658.99
11,200.92
11,319.61
12,152.54
12,782.67
14,325.68
15,272.71
15,646.93
15,867.51
16,196.79
16,680.87
173,345.13
187,049.49
202,531.20
214,553.67
227,353.32
235,412.83
239,337.04
263,037.64
272,251.50
291,150.69
308,425.13
9,117.04
9,485.58
9,393.39
10,015.49
11,695.29
12,069.38
12,185.52
12,348.99
34,978.83
13,065.52
13,765.84
10,146.88
7,254.20
7,224.32
6,017.10
6,055.49
6,552.51
7,115.61
7,481.32
2,812.46
8,476.54
9,154.66
206,054.42
206,133.49
208,323.54
214,374.70
223,999.81
232,342.75
242,429.13
259,833.35
273,117.58
287,625.69
300,979.19
Transportasi & Komunikasi
28,947.59
29,715.21
30,460.89
33,126.11
36,509.12
39,781.06
41,876.40
45,591.47
48,484.79
50,304.89
52,264.42
Keuangan
16,993.91
18,122.27
19,181.24
19,963.03
20,972.33
22,638.09
24,473.84
25,992.88
27,609.22
29,147.30
31,118.35
Jasa - Jasa 60,910.10 Total 755,762.73 (*) Angka Sementara/Proyeksi Sumber: Data Bappeda 2003 – 2006 (olah data)
64,718.68
66,228.86
65,746.81
71,239.99
76,187.77
79,845.36
84,981.20
90,812.11
96,383.06
105,415.79
739,751.84
789,776.00
819,338.94
857,077.90
893,969.78
943,665.00
999,906.60
1,059,782.87
1,118,461.40
1,180,007.48
9
14
Lampiran II.15 Perhitungan Potensi Komoditas Pertanian (a) Komoditas Pertanian Tahun 2013 KECAMATAN Gemuh
Ringinarum
Weleri
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung
Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Rowosari Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Kangkung Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (olah data)
JUMLAH
WILAYAH 7,642.00 17,581.00 756.00 0.00 77.00 6,044.00 9,540.01 74.00 0.00 13.00 13,337.84 8,876.00 0.00 0.00 0.00 22,683.12 1,229.77 0.00 0.00 0.00 18,557.00 8,538.00 1,198.00 18.68 0.00
Weleri Raya
Kabupaten Kendal
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL LQ KOMODITAS PERTANIAN LQ 1.09 0.88 3.64 0.04 0.20
JUMLAH 68,263.96 45,764.78 2,028.00 18.68 90.00 116,165.42 236,538.00 195,565.00 2,098.70 1,795.81 1,684.00 437,681.51
SEKTOR BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS NON BASIS
15
(b) Komoditas Pertanian Tahun 2014 KECAMATAN Gemuh
Ringinarum
Weleri
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Jagung
Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Rowosari Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Padi Kangkung Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2015 (olah data)
JUMLAH
WILAYAH 7,678.00 25,390.00 641.00 0.00 146.00 5,994.00 12,821.00 77.00 12.00 0.00 13,434.00 1,279.00 0.00 0.00 0.00 22,326.00 1,083.00 0.00 0.00 0.00 15,547.52 10,776.52 958.52 0.00 0.00
Weleri Raya
Kabupaten Kendal
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau
PERTANIAN Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau TOTAL LQ KOMODITAS PERTANIAN LQ 1.06 0.92 3.68 0.03 0.47
JUMLAH 64,979.52 51,349.52 1,676.52 12.00 146.00 118,163.56 235,933.77 214,636.76 1,752.51 1,459.84 1,206.30 454,989.18
SEKTOR BASIS NON BASIS BASIS NON BASIS NON BASIS
16
Lampiran II.16
Perhitungan Potensi Komoditas Peternakan (a) Komoditas Peternakan Tahun 2013 WILAYAH
PETERNAKAN Ayam Kampung Bebek/Itik Itik Manila Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Weleri Raya
TOTAL Ayam Kampung Bebek/Itik Itik Manila Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
Kabupaten Kendal
TOTAL LQ KOMODITAS PETERNAKAN PETERNAKAN LQ Ayam Kampung 2.339 Bebek/Itik 0.203 Itik Manila Angsa 2.023 Sapi Potong 0.239 Kerbau 1.055 Kuda 1.526 Kambing 0.249 Domba 0.065 Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014 (olah data)
(b) Komoditas Peternakan Tahun 2014 JUMLAH 125,638 10,943 803 304 161 104 7,842 360 146,155 1247552 1250180 3491 29565 3546 1583 731440 127793 3395150
WILAYAH
PETERNAKAN
Weleri Raya
Ayam Kampung Bebek/Itik
346,505 167,265
Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba
805 526 253 111 8,571 5,087 529,123 1227250 898173
TOTAL Ayam Kampung Bebek/Itik
Kabupaten Kendal
Angsa Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Domba TOTAL
LQ KOMODITAS PETERNAKAN PETERNAKAN LQ Ayam Kampung 1.259 Bebek/Itik 0.830 Itik Manila 0.830 Angsa #DIV/0! BASIS Sapi Potong 0.082 NON BASIS Kerbau 0.323 BASIS Kuda 0.313 BASIS Kambing 0.523 NON BASIS Domba 0.178 NON BASIS Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2015 (olah data) SEKTOR BASIS NON BASIS
JUMLAH
28637 3488 1583 73036 127293 2359460
SEKTOR BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS NON BASIS
17
Lampiran II.17 Perhitungan Potensi Komoditas Perikanan (a) Komoditas Perikanan Tahun 2013 KECAMATAN
BANDENG
LELE
-
-
Gemuh Ringinarum Kangkung Rowosari Weleri TOTAL
330.5 42.00 372.5
Weleri Raya
PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang
JUMLAH
TOTAL Kabupaten Kendal
Bandeng Lele Nila Rucah Udang
TOTAL Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014
PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang
66.23 66.23 132.46 132.46 132.46 529.84 5091.8
32.12 2.78 31.33 66.23
-
WILAYAH
NILA
6.8 48.60 11.64 67.04
RUCAH
UDANG
-
13.84 20.00 20.00
13.84
LQ KOMODITAS PERIKANAN LQ SEKTOR 4.736586276 BASIS
0.25677641
NON BASIS
187850.2 192942
(b) Komoditas Perikanan Tahun 2014 KECAMATAN Gemuh Ringinarum Kangkung Rowosari Weleri TOTAL
BANDENG -
LELE 330.5 42.00
372.5
NILA 32.12 48.6 85.39 166.11
6.8 2.78 8.74 18.32
RUCAH -
UDANG 13.84 3.69 3.69
13.84
18
WILAYAH
PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang
Weleri Raya
JUMLAH 372.5 166.11 18.32 3.69 13.84 574.46 4928
TOTAL Bandeng Lele Nila Rucah Udang
Kabupaten Kendal
TOTAL Sumber: BPS Kabupaten Kendal, 2014
Lampiran II.18
PERIKANAN Bandeng Lele Nila Rucah Udang
LQ KOMODITAS PERIKANAN LQ 1.06 BASIS
0.06
SEKTOR
NON BASIS
3155.485 8083.485
Sentra Industri Kecil-Menengah Weleri Raya No
Nama Sentra
Jenis Produk
1
Sentra Pengolahan Ikan
Ikan Pindang
Jumlah Tenaga Kerja (jiwa) 450
2
Sentra Pengolahan Ikan
Ikan Panggang
3
Sentra Kaligrafi
4 5
Jumlah Sentra IKM
Lokasi
425
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
50
40
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
Kaligrafi
12
4
Ds. Tanjungsari Kec.Rowosari
Sentra Industri Tas
Tas dan Koper
19
57
Ds. Truko Kec. Kangkung
Sentra Box Ayam
Box/Kandang Ayam
50
55
Ds. Sumberagung Kec. Weleri
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2015
19
Lampiran II.19
Trayek Angkutan Umum
Pelayanan Trayek Angkutan Umum Aktif Melayani Tidak Aktif Melayani Tidak Terlayani Melayani Total Kelurahan
Gemuh
Kangkung
Ringinarum
Rowosari
Weleri
Total
Persen
9 5 2 16
3 2 10 15
6 1 5 12
12 1 3 16
12 0 4 16
42 9 24 75
56 12 32 100
(a) Trayek Angkutan Umum Sumber: Hasil Survey Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
(b) Jumlah Penumpang, Jumlah Unit, Frekuensi Pulang Pergi Trayek Angkutan Umum Weleri Raya Trayek
Jumlah Penumpang (jiwa)
Jumlah Unit menurut Wawancara Lapangan (unit)
Frekuensi PP (kali/hari)
Jalur A.05 yaitu Ps. Talang – Karangmulyo – Pegandon – Tamangede – Krompaan – Gebang – Lomansari – Pucangrejo – Weleri
10
3
3
Jalur A.06 yaitu Ps.Cepiring - Tanjungmulyo - Ps.Kangkung - Gebanganom-Tlahab - Pucangrejo – Weleri
5
3
3
Jalur A.08 yaitu Weleri - Karanganom - Rowosari - Gempolsewu – Sendangsikucing
10
7
3
Jalur A.09 yaitu Weleri - Wonotenggang - Pojoksari - Rowosari – Tawang
7
8
3
Jalur A.16 yaitu Weleri – Sumberagung – Manggungsari – Tejorejo – Ringinarum
10
8
5
Jalur A.17 yaitu Weleri - Ngasinan - Caruban - Pagerdawung - Sedayu - Pamrihan-Galih - Cepokomulyo Triharjo – Sojomerto
5
9
9
Jalur A.19 yaitu Cepiring - Podosari - Botomulyo - Gemuh - Sedayu - Pamrihan-Galih - Cepokomulyo Triharjo – Sojomerto
6
15
10
Jalur A.22 yaitu Ps. Weleri - Sendang Kulon - Sendang Dawung - Kaliyoso
9
8
4
Jalur A.26 yaitu Weleri - Tratemulyo - Karangsari - Sendangdawuhan – Pojoksari - Jungsemi
9
8
3
Jalur A.27 yaitu Weleri - Penaruban - Pucuksari - Parakan - Tanjungsari - Tanjunganom - Bulak - Aramaram – Siwalan
7
4
2
Jalur A.28 yaitu Weleri - Sidomukti - Surokonto – Kebongembong
4
5
3
Rata-Rata Sumber: Hasil Survey Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
7
7
4
20
Lampiran II.20 Karakteristik Kelembagaan Formal (a) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Kondisi Eksisting
KEPUASAN TERHADAP KONDISI JALAN 15
20 10 0
15
2
16 13 1
13
19
14
6 7
1
0
Sangat Puas
17
11
Puas
KEPUASAN TERHADAP KONDISI FASILITAS PENDIDIKAN
Tidak Puas
26 2
24 5
4 1
Sangat Puas
4
Puas
28
21 7
16 4 4
2
2
Tidak Puas
3
1
26
19 3
1
Puas
25
2
4
2
Sangat Puas
4
3
Tidak Puas
KEPUASAN TERHADAP JAMINAN KEAMANAN
KEPUASAN TERHADAP KONDISI FASILITAS KESEHATAN
40 20 0
26
23 8
40 20 0
40 20 0
22 9
19 9
1
2
Sangat Puas
24
16 1 7
Puas
8
0 1616 0
Tidak Puas
Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya.
21
(b) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Lembaga Formal
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA FORMAL 21 6
20 2
50
10
3
15
9
8
0
22 9
19 5 1
0
Sangat Puas
Puas
Tidak Puas
(c) Respon Penduduk Weleri Raya Terhadap Lembaga Formal
TINGKAT KEPENTINGAN LEMBAGA FORMAL
31
40
26
30 20
24
23
20
17
14
10
0
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN LEMBAGA FORMAL
15 3
1 1
Gemuh
16 14
0 1
0
Penting
11 9
2 9
10
10 4 10
12
3
5
1
Kangkung Ringinarum Rowosari
Sangat Penting
7
1
10
11
17
12
Weleri
Tidak Penting
0
Gemuh
Kangkung
Ringinarum
Sering
Jarang
Rowosari
Weleri
Tidak Pernah
22
KEBUTUHAN LEMBAGA FORMAL BARU
TINGKAT KINERJA LEMBAGA FORMAL
27
30
27
19
5
2
0
0
Gemuh
10
Baik
24
23
17 14
3
1 1
0 1
0
1 7
1
0
1
0
Kangkung Ringinarum Rowosari Sangat Baik
20
6
5
31
26
30 4
3
10
40
18 8
20
25
Weleri
Sangat Penting
Tidak Baik
Penting
Tidak Penting
Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya
(d) Respon Penduduk Terhadap Pembangunan Jalan Tol Tran Jawa Kecamatan Gemuh
25%
25%
Setuju
Kecamatan Ringinarum 0 0
Kecamatan Weleri 0 0
100%
100%
50%
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan yang dilewati jalan tol dalam kecamatan di Weleri Raya. - Weleri: Sambongsari, Penyangkringan, Bumiayu, Nawangsari, dan Sumberagung. - Ringinarum: Tejorejo, Ngawensari, Wungurejo, Ringinarum, dan Rowobranten. - Gemuh: Cepokomulyo dan Galih.
23
Lampiran II.21 Karakteristik Kelembagaan Non-Formal (a) Kepuasaan Penduduk Weleri Ray Terhadap Lembaga Non-Formal
KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA NON FORMAL
26 30
21
18
25 20
20 13
8
5
15
18
8 4
10 5 0
1 Gemuh
2
1 Kangkung
Ringinarum
Sangat Puas
4
1 Rowosari
Puas
Weleri
Tidak Puas
Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya.
(b) Respon Penduduk Weleri Raya Terhadap Lembaga Non-Formal
24
TINGKAT KINERJA LEMBAGA NON FORMAL KEBUTUHAN LEMBAGA NON FORMAL BARU
26
22
30
17 7
20
23
21
10
7
6
2
4
10 0
1
Gemuh
3
1
0
Kangkung Ringinarum Rowosari Sangat Baik
Baik
19 24
25 20 15 10 5 0
20 10 6
8 5
Ada
Tidak Ada
20
15 13
15
11 4 9
10
20
10
TINGKAT KEPENTINGAN LEMBAGA NON FORMAL
29
7 5
7
20 10 10
2
0 0
0 Gemuh
Kangkung Ringinarum Rowosari
Sering
Jarang
27
23
22
30
5 0
Weleri
9
10 8 6
5
Tidak Tahu
28 16
10 7
Kangkung Ringinarum Rowosari
Tidak Baik
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN LEMBAGA NON FORMAL
11
11
5
0
Gemuh
Weleri
9
Weleri
Tidak Pernah
Gemuh
2
0 1
3
1
Kangkung Ringinarum Rowosari
Sangat Penting
Penting
2
Weleri
Tidak Penting
Data diambil dari hasil survei terhadap dua responden pada masing-masing kelurahan dalam kecamatan di Weleri Raya
25
LAMPIRAN BAB V Lampiran V.1
Kontribusi Sasaran 1 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran
Input
Proses
Output
Kontribusi
Penjelasan
Sasaran 1
Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana
Kecenderungan Pemanfaatan Lahan
Pola Ruang
Menentukan Kawasan Lindung Dan Budidaya
Daya Dukung Lahan
Sasaran 1
Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana
Kecenderungan Pemanfaatan Lahan
Pola Ruang
Menentukan Kawasan Lindung Dan Budidaya
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak
Rawan Bencana
Sasaran 1
Overlay penggunaan lahan + Daya Dukung lahan + Rawan bencana
Kecenderungan Pemanfaatan Lahan
Pola Ruang
Menentukan Kawasan Lindung
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak
Jumlah Penduduk
Sasaran 4
Skalogram
Sistem Pusat Permukiman
Struktur Ruang
Menentukan Pusat Kegiatan
Sasaran 2
Skalogram
Sistem Pusat Permukiman
Struktur Ruang
Menentukan Pusat Kegiatan Dan Jaringan Sarana Prasarana
Sasaran Ke-
Penjelasannya
Nama Data
Asal Data
Sasaran 1
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak
Penggunaan Lahan
Sasaran 1
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Yang Kompak
Sasaran 1
Sasaran 1
Terwujudnya Arahan Pemanfaatan Lahan Kelengkapan Fasilitas Yang Kompak Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015 Sasaran 1
Lampiran V.2
Kontribusi Sasaran 2 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran
KeSasaran 2
Penjelasan Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan
Input Nama Data Jumlah Sarana Kesehatan
Proses Asal Data Sasaran 2
Analisis Ketersediaan (Supply) Sarana
Output Identifikasi Pemenuhan Infrastruktur
Kontribusi Struktur atau Pola Struktur Ruang
Penjelasan Sistem Jaringan Transportasi
Jumlah sarana Pendidikan Jumlah Sarana
26
Sasaran Ke-
Input Penjelasan
Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan
Proses
Nama Data Perekonomian
Asal Data
Jumlah Penduduk
Sasaran 4
Titik Persebaran Sarana Kesehatan
Sasaran 2
Analisis Keterkaitan Spasial
Output
Kontribusi Struktur atau Pola
Penjelasan
Identifikasi Penempatan / Pengembangan Fasilitas Sosial Ekonomi Secara Strategis
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Transportasi, Sistem Pusat Pelayanan
Analisis Persebaran Fasilitas
Identifikasi Pelayanan Fasilitas dalam Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman, Sistem Pusat Pelayanan, Sistem Jaringan Transportasi
Analisis Jangkauan Pelayanan Fasilitas
Identifikasi Cakupan Pelayanan Fasilitas Berdasarkan Jarak Tempuh
Struktur Ruang
Sistem Pusat Pelayanan, Sistem Jaringan Transportasi
Proses
Output
Kontribusi
Penjelasan
Potensi Komoditas Weleri Raya
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Produktivitas Pertanian
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Titik Persebaran Sarana Pendidikan Titik Persebaran Sarana Perekonomian Jaringan Jalan Trayek Angkutan Umum
Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan
Peta Persebaran Fasilitas
Sasaran 2
Peta Persebaran Jumlah Penduduk
Sasaran 4
Terwujudnya Pemenuhan Kebutuhan Infrastruktur Berkelanjutan
Peta Persebaran Fasilitas
Sasaran 2
Peta Jaringan Jalan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
Lampiran V.3 Sasaran Ke-3
Kontribusi Sasaran 3 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran Penjelasannya
Input Nama Data
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Jumlah Komoditas Pertanian Pangan, Holtikultura, Perikanan, Dan Peternakan Tahun 2014
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi (Pertanian) Produksi Pertanian
Asal Data Sasaran 3
Sasaran 3
Analisis Potensi Komoditas: Perbandingan Antara Komoditas Di Weleri Raya Terhadap Kabupaten Kendal (Turunan Lq) Analisis Produktivitas : Perbandingan Antara Tenaga Kerja Dengan Produksinya
27
Sasaran Ke-3
Sasaran Penjelasannya
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Sasaran 3
Terwujudnya Integrasi Aktivitas Sosial-Ekonomi
Input Asal Data
Hasil Wawancara Pada Petani, Nelayan Dan Pelaku Industri
Sasaran 3
Analisis Distribusi
Sasaran 3
Analisis Deskriptif
Sasaran 3
Analisis Overlay :
Tenaga Kerja Sentra Industri Unit Usaha Sentra Industri Kegiatan Produksi/Distribusi Sentra Industri Luas Penggunaan Lahan Rencana Pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang Luas Penggunaan Lahan Pertanian Jumlah Penduduk Pengangguran
Hasil Kuesioner, Frekuensi Interkasi Masyarakat Frekuensi Layanan Umum Terwujudnya Integrasi Sasaran 3 Informasi Kepada Masyarakat Aktivitas Sosial-Ekonomi Keikutsertaan Masyarakat Pada Kegiatan Lembaga Formal/NonFormal Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
Lampiran V.4
Sasaran 4
Output Aliran Hasil Pertanian Aliran Hasil Perikanan Aliran Hasi Industri Peta Lokasi Sentra Jumlah Pelaku Usaha Sentra Jumlah Tenaga Kerja Prediksi Pengurangan Produksi Pertanian
Sasaran 3
Sasaran 3
Kontribusi
Penjelasan
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Membentuk Struktur Ruang
Sistem Pusat Permukiman
Analisis Tingkat Integrasi Sosial: Persentase Input
Tingkat Integrasi Sosial
Proses
Output
Kontribusi
Penjelasan
Analisis Deskriptif Tentang Persentase Kepuasan
Kepuasan Masyarakat Terhadap Kualitas Hidup
Struktur Ruang
Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Pusat Kegiatan
Kontribusi Sasaran 4 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran
Sasaran Ke-
Proses
Nama Data
Input Penjelasannya
Mewujudkan Sumberdaya Manusia Yang Berdaya Saing
Nama Data
Asal Data
Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Kesehatan
Sasaran 4
Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
Sasaran 4
Frekuensi Berrekreasi
Sasaran 4
28
Sasaran Sasaran Ke-
Input Penjelasannya
Nama Data
Asal Data
Kepuasan Masyarakat Terhadap Pekerjaan
Sasaran 4
Kepuasan Masyarakat Terhadap Kondisi Rumah
Sasaran 4
Jumlah Kk Pra Sejahtera Dan Sejahtera 1
Sasaran 4
Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur
Sasaran 4
Jumlah Murid
Sasaran 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah
Jenis Pelatihan Yang Pernah Diadakan
Proses
Output
Kontribusi
Penjelasan
Analisis Deskriptif Tentang Total Dan Persentase Kk Miskin
Tingkat Kemiskinan
Struktur Ruang
Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Pusat Kegiatan Agar Dapat Mengurangi Tingkat Kemiskinan
Struktur Ruang
Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Sarana Agar Penduduk Dapat Menerima Pelayanan Pendidikan
Pesebaran Jenis Pelatihan
Struktur Ruang
Mendukung Struktur Ruang Dalam Sistem Sarana Agar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Terwadahi
Output
Kontribusi
Penjelasan
Deskripsi Tingkat Kepuasan Terhadap Kondisi Jalan
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Pembangunan Jalan Tol
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Analisis Angka Partisipasi Kasar
Sasaran 4
Analisis Deskriptif Tentang Persentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Tamatan Sekolah
Sasaran 4
Analisis Deskriptif Tetang Jenis Pelatihan
Tingkat Pendidikan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
Lampiran V.5
Kontribusi Sasaran 5 dalam Penentuan Struktur dan Pola Ruang Weleri Raya Sasaran
Input
Sasaran Ke-5
Penjelasannya
Nama Data
Asal Data
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Jalan
Sasaran 5
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Pendapat Masyarakat Terhadap Proyek Jalan Tol
Sasaran 5
Proses Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Jalan Di Weleri Raya Analisis Tanggapan Masyarakat Terhadap Proyek Pembangunan Jalan Tol Di Weleri Raya
29
Sasaran Sasaran Ke-5
Input Penjelasannya
Nama Data
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Pendidikan
Sasaran 5
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Fasilitas Kesehatan
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Keamanan
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Ketersediaan Jembatan Sebagai Penghubung Antar Daerah
Sasaran 5
Sasaran 5
Terwujudnya Good Governance
Kuisioner Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pasar
Sasaran 5
Sasaran 5
Asal Data
Sasaran 5
Proses
Output
Kontribusi
Penjelasan
Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Kesehatan Deskripsi Persepsi Kepuasan Masyarakat Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Keamanan Deskripsi Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Jembatan Penghubung Deskripsi Persepsi Kepuasan Terhadap Ketersediaan, sKeterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pasar
Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan Deskripsi Persepsi Masyarakat Terkait Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pendidikan
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Keamanan
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Analisis Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Jembatan Penghubung
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Analisis Kepuasan Terhadap Ketersediaan, Keterjangkauan Dan Kualitas Fasilitas Pasar
Struktur Ruang
Sistem Jaringan Prasarana
Sumber: Hasil Analisis Kelompok Studio Perencanaan Weleri Raya, 2015
30
Lampiran V.6 (a) Skala Desa
Perhitungan Rencana Sarana/Prasarana Skala Desa, Kecamatan dan Kabupaten Rencana Penyediaan
Kategori
Pendidikan
Kesehatan
Jenis
SD
Balai Kesehatan
Jumlah Desa
Jumlah Penduduk Tahun 2035
Jumlah Pendukung (jiwa)
Standart (m2/jiwa)
Kecamatan Weleri
16
86,714
1,600
1.25
Kecamatan Rowosari
16
54,492
1,600
1.25
Kecamatan Gemuh
15
54,842
1,600
1.25
Kecamatan Ringinarum
12
44,028
1,600
1.25
Kecamatan Kangkung
16
51,650
1,600
1.25
Kecamatan Weleri
16
86,714
2,500
0.12
Kecamatan Rowosari
16
54,492
2,500
0.12
Kecamatan Gemuh
15
54,842
2,500
0.12
Kecamatan
Sumber
SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332005 SNI-0317332006 SNI-0317332007 SNI-0317332008
Selisih antara eksisting dan proyeksi
Luas ideal proyeksi
108393
-20
-40392.5
2,000
68115
3
5885
34
2,000
68553
-4
-8552.5
25
28
2,000
55035
-3
-5035
34
32
2,000
64563
2
3437.5
9
35
300
10406
-26
-7705.68
10
22
300
6539
-12
-3539.04
16
22
300
6581
-6
-1781.04
Jumlah Eksisting
Jumlah Proyeksi
luas lahan minimal (m2)
kebutuhan lahan proyeksi minimal
34
54
2,000
37
34
30
31
Rencana Penyediaan Kategori
Jenis
Kecamatan
Jumlah Desa
Jumlah Penduduk Tahun 2035
Jumlah Pendukung (jiwa)
Standart (m2/jiwa)
Kecamatan Ringinarum
12
44,028
2,500
0.12
Kecamatan Kangkung
16
51,650
2,500
0.12
Sumber
Selisih antara eksisting dan proyeksi
Luas ideal proyeksi
5283
-7
-1983.36
6198
-14
-4098
Jumlah Eksisting
Jumlah Proyeksi
luas lahan minimal (m2)
kebutuhan lahan proyeksi minimal
11
18
300
7
21
300
SNI-0317332009 SNI-0317332010
Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)
(b) Skala Kecamatan
Kategori
Pendidikan
Jenis
SMP
Jumlah Penduduk Tahun 2035
Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)
Standart (m2/jiwa)
Kecamatan Weleri
86,714
4,800
1.88
Kecamatan Rowosari
54,492
4,800
1.88
Kecamatan Gemuh
54,842
4,800
1.88
44,028
4,800
1.88
51,650
4,800
1.88
86,714
30,000
0.008
Pengguna/Unit
Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung Kesehatan
Puskesmas
Kecamatan Weleri
Sumber
SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004
Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi
Jumlah Eksisting
Jumlah Proyeksi
luas lahan minimal (m2)
kebutuhan lahan proyeksi minimal
8
18
9,000
162589
-10
-90588.75
6
11
9,000
102173
-5
-48172.5
6
11
9,000
102829
-5
-48828.75
3
9
9,000
82553
-6
-55552.5
5
11
9,000
96844
-6
-51843.75
2
3
300
867
-1
-267.14
32
Kategori
Jenis
Pengguna/Unit
Jumlah Penduduk Tahun 2035
Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)
Standart (m2/jiwa)
Kecamatan Rowosari
54,492
30,000
0.008
Kecamatan Gemuh
54,842
30,000
0.008
44,028
30,000
0.008
51,650
30,000
0.008
Kecamatan Weleri
86,714
30,000
0.33
Kecamatan Rowosari
54,492
30,000
0.33
Kecamatan Gemuh
54,842
30,000
0.33
44,028
30,000
0.33
51,650
30,000
0.33
Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung
Ekonomi
Pasar
Kecamatan Ringinarum Kecamatan Kangkung Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)
Sumber
SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004 SNI -031733-2004
Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi
Jumlah Eksisting
Jumlah Proyeksi
luas lahan minimal (m2)
kebutuhan lahan proyeksi minimal
2
2
300
545
0
0
2
2
300
548
0
0
1
1
300
440
0
0
2
2
300
517
0
0
3
3
10,000
28905
0
0
4
2
10,000
18164
2
21836
1
2
10,000
18281
-1
-8280.666667
1
1
10,000
14676
0
0
3
2
10,000
17217
1
12783.33333
33
(c) Skala Kabupaten
Kategori
Jenis
Pendidikan
SMA
Kesehatan
Rumah Sakit
Pengguna/Unit
Kabupaten
Kabupaten
Jumlah Penduduk Tahun 2035
291,726
291,726
Jumlah Penduduk Pendukung (jiwa)
Standart (m2/jiwa)
4,800
240,000
2.6
-
Rencana Penyediaan Selisih antara Luas ideal eksisting proyeksi dan proyeksi
Jumlah Eksisting
Jumlah Proyeksi
luas lahan minimal (m2)
kebutuhan lahan proyeksi minimal
SNI-03-1733-2004
5
61
12,500
759703
-56
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
5
1
-
-
4
Sumber
-697203
Sumber: BPS Kecamatan Dalam Angkal, 2014 (olah data)
34
LAMPIRAN BAB VI Lampiran VI.1 No.
Indikasi Program Weleri Raya Tahun 2015 - 2035 Strategi
Peningkatan Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang
Program
Prencanaan tata ruang
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Dasar
Perkotaan Weleri Raya yang Tidak Kompak
Dasar
Kurang Optimalnya Penggunaan Lahan
Dasar
Rendahnya Daya Hubung Desa
Dasar
Rendahnya Daya Hubung Desa
Dasar
Masih terdapat warga yang menggunakan sumber irigasi bersama-sama sehingga banyak terjadi konflik antar warga
Dasar
Pasar belum bisa mengimbangi jumlah pedagang di Weleri Raya, Koperasi yang berada di Weleri Raya belum tersebar secara merata
Lokasi
Indikator
Weleri Raya
tersedianya dokumen acuan penataan ruang
Weleri Raya
Jumlah perizinan pemanfaatan ruang dan lahan yang telah selesai diproses sesuai kewenangan
Satuan Indikator
Kondisi Kinerja awal (Input)
dokumen
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
Peningkatan kualitas infrastruktur
Perbaikan infrastruktur jalan Peningkatan pemeliharaan infrastruktur jalan
2
Peningkatan kualitas saluran irigasi
Peningkatan kualitas sarana perekonomian
Weleri Raya
Kondisi jalan baik
Weleri Raya
Penyelesaian pemeliharaan jalan dan jembatan
Weleri Raya
Saluran irigasi yang berfungsi optimal
Weleri Raya
Daya tampung Pasar Weleri terhadap pedagang; lokasi koperasi
%
%
%
%
%, lokasi
41%
15%
70%
80%; terpusat di Kecamatan Weleri
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Impact
II
Bappeda, PU, Ciptaru
Penanggungja wab
6
Terarahnya perencanaan tata ruang Weleri Raya
Weleri Raya memiliki penggunaan lahan yang kompak sehingga mendukung aktivitas sosialekonomi
100%
Terjaganya kelestarian lingkungan (misalnya terbebas dari banjir, kawasan kumuh)
Aktivitas sosialekonomi tidak terganggu
III
Bappeda, Ciptaru, BPPT
100%
Lancarnya mobilitas aktivitas sosialekonomi
Terjadi peningkatan aktivitas sosialekonomi (produksi, distribusi)
I
Dinas Pekerjaan Umum
100%
Lancarnya mobilitas aktivitas sosialekonomi
Terjadi peningkatan aktivitas sosialekonomi (produksi, distribusi)
II
Dinas Pekerjaan Umum
100%
Meningkatnya hasil pertanian
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
IV
Dinas Pertanian
III
Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM
1 Pengendalian pemanfaatan ruang
Outcome
2 0 1 6
Pri ori tas
100% , tersebar diWeleri Raya
Meningkatnya aktivitas sosialekonomi
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
35
No.
Strategi
Program
Peningkatan kualitas sistem transportasi
Pemenuhan Sarana Kesehatan pada Tahun 2035
Pemenuhan Sarana Pendidikan padaTahun 2035
Pembangunan jembatan penghubung desa
Relokasi Pasar Sendangdawuh an ke Wonotenggang
3
Peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia
Program Pelatihan Ketrampilan Masyarakat untuk Ekonomi Altenatif
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Tematik Hub Transpolita n
Terhambatnya aliran distribusi barang, Kurang optimalnya pemasaran hasil pertanian
Dasar
Kurangnya sarana pendidikan untuk 35 tahun perencanaan
Dasar
Kurangnya sarana pendidikan untuk 35 tahun perencanaan
Weleri Raya
Jumlah Sarana Pendidikan
Rendahnya Daya Hubung Desa
Desa Gempolsewu, Kecamatan Rowosari dan Desa Kedunggadin g (Dukuh Tapak Timur dan Tapak Barat) Kecamatan Ringinarum
Jumlah jembatan penghubung desa yang terbangun
Dasar
Dasar
Terhambatnya aliran distribusi baran
Dasar
Belum Berkembangnya Ekonomi Alternatif Potensial
Lokasi
Focused Area
Kecamayan Weleri
Indikator
jumlah armada; luas stasiun; kinerja terminal C
Jumlah Sarana Kesehatan
Kecamatan Rowosari
Pelaksanaan Relokasi ke Wonotenggang
Weleri Raya
peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan industri kecil dan menengah
Satuan Indikator
Kondisi Kinerja awal (Input)
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
Outcome
unit; ha; %
9 unit per trayek; luas stasiun 1,7 ha; kinerja terminal C 50%
20 unit per trayek; luas stasiun 2,67 Ha; kinerja terminal C 100%
Weleri Raya memiliki kualitas sistem transportasi yang baik
Peningkatan aktivitas sosial-ekonomi
unit
Puskesmas : 2 unit; Balai Kesehatan: 53 unit
Puskesmas : 3 unit; Balai Kesehatan: 118 unit
Weleri Raya Tahun 2035 dapat melayani penduduk pada sarana kesehatan
unit
SMA/SMK: 5 unit; SMP:28 unit; SD:160 unit
SMA/SMK: 61 unit, SMP: 60 unit, SD: 182 unit
0
2
Belum terelokasin ya Pasar Sendangda wuhan ke Wonotengg ang
Terjadinya Relokasi Pasar Sendangda wuhan ke Wonotengg ang
unit
%
0%
100%
Impact
Pri ori tas
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Penanggungja wab
II
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kualitas sumberdaya manusia dibidang kesehatan meningkat
II
Dinas Perhubungan, PU, PT KAI, Disperindag
Weleri Raya pada Tahun 2035 dapat melayani penduduk dibidang sarana pendidikan
Kualitas sumberdaya manusia dibidang pendidikan meningkat
IV
Dinas Pendidikan
Lancarnya mobilitas antardesa
Meningkatnya aktivitas sosialekonomi antardesa
IV
Dinas Pekerjaan Umum,
Cakupan pasar di Kecamatan Rowosari meluas
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
I
Dinas Pekerjaan Umum
Terserapnya tenaga kerja dan meningkatnya aktivitas sosialekonomi
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
II
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
36
No.
Strategi
Program
Pelatihan Ketrampilan Masyarakat Berbasis Ekonomi Hub Agropolitan
Peningkatan iklim Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai ekonomi alternatif potensial 4
Peningkatan distribusi komoditas unggulan (pertanian dan perikanan) 5
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Lokasi
Indikator
Tematik Hub Agropolitan
Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan
Kecamatan Kangkung, Kecamatan Gemuh, Kecamatan Ringinarum
peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan produksi pertanian
Pelatihan Ketrampilan Masyarakat Berbasis Ekonomi Hub Minapolitan
Tematik Hub Minapolitan
Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan
Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung
peserta program pelatihan ketrampilan berhasil membangun dan mengembangkan produksi perikanan tangkap dan budidaya
Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum
Tematik Hub Transpolita n
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Focused Area
tingkat partisipasi masyarakat terhadap penggunaan transportasi umum
Dasar
Belum Berkembangnya Ekonomi Alternatif Potensial
Rowosari, Kangkung, Weleri
Jumlah industri yang memiliki jaringan inovasi dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan industri lainnya
Dasar
Kurangnya Intensitas Program Pelatihan Keterampilan
Rowosari, Kangkung, Weleri
Jumlah industri kecil dan menengah yang menjadi peserta pelatihan peningakatan kemampuan IPTEKIN
Tematik Hub Minapolitan
Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi
Kalirejo, Kangkung dan Gemuh
Terdapat pusat pengembangan pembibitan pertanian dan perikanan tangkap
Tematik Hub Agropolitan
Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi
Gemuh dan Kangkung
Pembangunan jaringan inovasi industri Pelatihan peningkatan kemampuan IPTEKIN sentra industri kecil menengah Peningkatan pengembangan pusat pembibitan pertanian dan perikanan tangkap Peningkatan cakupan pemasaran hasil pertanian
Cakupan pemasaran
Satuan Indikator
%
%
%
%
%
Kondisi Kinerja awal (Input)
0%
0%
0%
0%
0%
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
Outcome
Impact
Pri ori tas
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Penanggungja wab Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan, Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Pemerinah Desa, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Pemerinah Desa
100%
Terciptanya Kawasan Hub Argopolitan
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
III
80%
Terciptanya Kawasan Hub Minapolitan
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
III
80%
Tercipatanya Kawasan Hub Transpolitan
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
IV
Dinas Perhubungan, Dinas Sosial
70%
Berkembangnya inovasi dalam ekonomi altenatif potensial
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
III
Diperindag, BPPT, Dinas Koperasi dan UMKM
70%
Berkembangnya sentra industri kecil menengah
Percepatan pertumbuhan perekonomian di Weleri Raya
II
Diperindag, BPPT, Dinas Koperasi dan UMKM
Peningkatan permintaan hasil produksi pertanian dan perikanan tangkap
IV
Dinas Perikanan dan Kelautan
Peningkatan distribusi produksi pertanian dan perikanan
I
Dinas Pertanian
unit
0
4
Meningkatnya kualitas produksi pertanian dan perikanan tangkap
lokasi
ekspor regional jawa tengah
ekspor luar pulau
Meningkatnya cakupan pemasaran hasilpertanian dan
37
No.
Strategi
Program
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Lokasi
Indikator
Satuan Indikator
Kondisi Kinerja awal (Input)
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
dan perikanan
Pembentukan pusatpusat produksi komoditas unggulan( pertanian dan perikanan)
6
Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dalam Bidang Pendidikan dan Kesehatan
Pembangunan sarana penunjang produksi pertanian padi Pembangunan sarana penunjang produksi pertanian non padi Pembangunan dan pengembangan sarana penunjangn hasil perikanan tangkap dan budidaya
Tematik Hub Agropolitan
Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi
Tematik Hub Agropolitan
Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi
Gemuh
Jumlah lumbung pertanian non padi
Tematik Hub Minapolitan
Kurang Optimalnya Pemasaran Hasil Produksi
Gempolsewu, Rowosari
Kondisi TPI, Kondisi Dermaga. Jumlah POM Nelayan
Dasar
Pembangunan SMK Pertanian
Tematik Hub Agropolitan
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Pembangunan SMK Perikanan dan Kelautan
Tematik Hub Minapolitan
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Pengadaan SMK Pembangunan
Tematik Hub Transpolita n
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
7
Impact
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Penanggungja wab
perikanan
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun
Outcome
Pri ori tas
Kangkung
Seluruh wilayah
Kecamatan Kangkung
Kecamatan Rowosari
Focused Area
Jumlah lumbung pertanian padi
Angka Partisipasi Kasar
SMK Pertanian
SMK Perikanan dan Kelautan
SMK Pembangunan
unit
0
1
Terkumpulnya hasil pertanian padi pada lumbung padi yang telah disediakan
Produksi pertanian padi meningkat
I
Dinas Pertanian
Produksi pertanian non padi meningkat
I
Dinas Pertanian
unit
0
1
Terkumpulnya hasil pertanian non padi pada lumbung non padi yang telah disediakan
deskripsi; deskripsi; unit
buruk; buruk; 0 unit
baik; baik; 1
Terkumpulnya hasil perikanan padi pada TPI yang telah disediakan
Produsi perikanan tangkap dan budidaya meningkat
II
Dinas Perikanan dan Kelautan
%
APK SD/Sederaj at: 93%, APK SMP/Seder ajat: 82%, SMA/Seder ajat:60%
APK SD/Sederaj at: 113%, APK SMP/Seder ajat: 102%, SMA/Seder ajat:80%
Meningatnya kualitas sumberdaya manusia di bidang pendidikan
Penduduk memiliki daya saing yang tinggi
III
Dinas Pendidikan
Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Argopolitan
II
Dinas Pendidikan
Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Minapolitan
II
Dinas Pendidikan
Berkembangnya aktivitas di Kawasan Hub Transpolitan
II
Dinas Pendidikan
unit
Tidak ada SMK Pertanian
Terdapat 1 unit SMK Pertanian
unit
Tidak ada SMK Perikanan dan Kelautan
Terdapat 1 unit SMK Perikanan dan Kelautan
unit
Tidak ada SMK Pembangu nan
Terdapat 1 unit SMK Pembangu nan
Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Argopolitan Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Minapolitan Memiliki murid yang berpotensi menjadi penerus pengembangan Kawasan Hub Transpolitan
38
No.
Strategi
Program
Promosi Kesehatan Masyarakat
Pengembangan Lingkungan Sehat
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Dasar
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Dasar
Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Lokasi
Weleri Raya
Kepuasan masyarakat terhadap kesehatan, alih fungsi saluran irigasi dan sungai
Weleri Raya
Kepuasan masyarakat terhadap kondisi lingkungan, Sistem pengelolaan sampah
Penanggulangan Angka Kemiskinan Keluarga Harapan
8
Indikator
Satuan Indikator
%, kegiatan
%
Kondisi Kinerja awal (Input) Tingkat Kepuasan Masyarakat terhadap kepuasan kesehatan: Sangat Sehat (32%), Sehat (75%), Kurang Sehat (17%); Masih ada masyarakat yang menggunak an saluran irigasi, sungai sebagai aktivitas kebersihan (BAB,BAK, Mencuci) Sangat baik (23%), Baik (62%), Kurang Baik (26%) ; 80% pengelolaa n sampah belum optimal
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
Outcome
Impact
Pri ori tas
100% setiap rumah memiliki sarana kebersihan, saluran irigasi dan sungai bebas dari kegiatan masyarakat (BAB,BAK, Mencuci)
Terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat
Kualitas sumberdaya manusia meningkat
IV
Dinas Kesehatan
100% baik, 20% pengeolaan sampah belum optimal
Meningkatnya kesehatan lingkungan masyarakat
Kualitas sumberdaya manusia meningkat
III
Dinas Kesehatan
Kesejahteraan meningkat
III
Dinas Sosial
Kesejahteraan meningkat
III
Dinas Pendidikan
Kesejahteraan meningkat
I
Dinas Koperasi dan UMKM
Weleri Raya
Keluarga Miskin yang mengikuti program keluarga harapan
%
0%
80%
Dasar
Tingginya angka kemiskinan
Weleri Raya
Siswa keluarga miskin yang menerima bantuan dana siswa keluarga miskin
%
0%
80%
Dasar
Tingginya angka kemiskinan
Weleri Raya
Keluarga Miskin yang mengikuti program KUR
%
0%
80%
Dasar
Tingginya angka kemiskinan
Bantuan Dana Siswa Keluarga Miskin
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14% Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14% Menurunya angka keluarga miskin di Weleri Raya terhadap Kabupaten Kendal dari 27% menjadi 14%
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Penanggungja wab
39
No.
Strategi Peningkatan kinerja pemerintahan
9
Program
Peningkatan kinerja pelayanan kelembagaan pemerintah Peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah melalui peningkatan pendidikan aparat, diklat dan bintek. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan Peningkatan profesionalisme aparatur dalam pelaksanaan pembangunan Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian Peningkatan jumlah kesepakatan kerjasama antara pemeritah Kabupaten Kendal dengan pihak ketiga (pemerintah daerah dan dunia usaha). Peningkatan pengelolaan keuangan daerah Peningkatan frekuensi informasi yang dipublikasikan
Strategi Dasar dan Strategi Tematik
Masalah
Lokasi
Indikator
Satuan Indikator
Kondisi Kinerja awal (Input)
Kondisi Kinerja Akhir (Output)
Outcome
Impact
Pri ori tas
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 2 0
2 0 2 1
2 0 2 2
2 0 2 3
2 0 2 4
2 0 2 5
2 0 2 6
2 0 2 7
2 0 2 8
2 0 2 9
2 0 3 0
2 0 3 1
2 0 3 2
2 0 3 3
2 0 3 4
2 0 3 5
Penanggungja wab
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah
%
59.72%
100%
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
III
Pemerintah Kab. Kendal dan Seluruh Dinas yang ada di Kab. Kendal
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
Jumlah aparat pemerintahan yang mengikuti pelatihan
unit
170
1000
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
III
Pemerintah Kab. Kendal
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
Jumlah partisipasi masyarakat dalam perencanaan
unit
0
400
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
II
Bappeda
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
%
20%
90%
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
II
Pemerintah Kab. Kendal
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
%
100%
100%
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
IV
Pemerintah Kab. Kendal
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Weleri Raya
jumlah kerjasama antara pihak pemerintah baik dengan sesama instansi pemerintahan maupun dengan swasta
unit
30
60
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
II
Pemerintah Kab. Kendal
Weleri Raya
Jumlah dokumen terkait dana yang dikelola pemerintah
%
60%
100%
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
II
Pemerintah Kab. Kendal
Weleri Raya
jumlah informasi yang disebarluaskan secara sistematis kepada masyaraka
unit
16x
25x
Meningkatnya pelayanan pemerintah
Meningkatnya tingkat kepuasan masyarakat
I
Pemerintah Kab. Kendal
Dasar
Dasar
Belum optimalnya pelayanan pemerintah Belum optimalnya pelayanan pemerintah
Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintahan
40