DALAM ISLAM
Buletin
PROGRESIF Menuju Peradaban Baru
REVITALISASI EKONOMI ISLAM
[Menjadikan Ekonomi Syar’i sebagai Acuan dan Pacuan untuk Pertumbuhan Negara dan Bangsa yang Makmur]
Redaksi Buletin PROGRESIF menerima tulisan pembaca yang berupa artikel, opini, puisi, humor islami, dll. Tulisan ditulis dengan rapi atau diketik dengan font Calibri 11 spasi 1. Redaksi Buletin PROGRESIF berhak mengedit naskah yang masuk tanpa mengurangi inti tulisan. Tulisan bisa dikirimkan melalui redaksi atau via Email buletin PROGRESIF dengan disertai nama dan alamat penulis. Tulisan yang telah dikirim menjadi hak redaksi sepenuhnya.
Edisi 06 | 10 Februari 2013
Harap meletakkan buletin ini di tempat yang semestinya karena mengandung ayat Qur’an, Hadist dan asma Allah
Sajian Utama: TIJARAH
[SEKAPUR SIRIH]
Edisi 06 | 10 Februari 2013
SALAM REDAKSI Assalamu'alaikum Wr. Wb.
A
lhamdulillah, untaian puja dan puji syukur hanyalah terhaturkan dan milik Allah SWT. Dzat yang telah memberikan kita kesempatan untuk dapat bernafas dan mengemban amanah sebagai sang khalifah di Bumi ini. Semoga kita senantiasa diberikan hidayah dan inayah-Nya untuk selalu didekatkan pada aktifitas yang positif dan bermanfaat, serta dijauhkan dari hal yang sia dan bermaksiat. Sholawat serta salam, takkan pernah terlupa, semoga selalu terucapkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Panglima perang teragung, manusia sederhana termulia, pemimpin shaleh terbijak yang menjadi uswah dan qudwah hasanah bagi kita. Untuknya, darinya dan karenanya, kita dapat merasakan hangatnya cahaya Islam, manisnya buah iman dan kukuhnya pilar ihsan dalam hidup kita. Setelah beberapa bulan tidak hadir dihadapan para pembaca, terhitung sejak awal pelantikan DPW PPI Hadhramaut, Alhamdulillah, di bulan Februari ini kami dapat menghadirkan kembali buletin PROGRESIF. Berbeda dengan sebelumnya, format Buletin PROGRESIF kali ini jauh lebih besar dari sebelumnya yang berefeksamping jumlah halamannya lebih tipis pula. Masih dalam tahap uji-coba, kami ingin melihat bagaimana Buletin PROGRESIF ini beradaptasi dan bagaimana aksi dan reaksi dari teman-teman pembaca. Mengangkat tema Ekonomi pada edisi kali ini memang cukup berat bagi kami. Selain minimnya kanal pengetahuan juga terbatasnya penulis dengan aktifitas yang begitu padat.
Di antara alasan terlambatnya penerbitan Buletin PROGRESIF adalah minimnya penulis dari teman-teman pelajar Indonesia di masingmasing lembaga atau instansi Islam yang tersebar di Yaman. Kami telah mengajukan permohonan pada tiap koresponden dari tiap lembaga. Target 2 edisi dalam satu kali terbit kali ini belum dapat terlaksana karena tidak ada respon yang massif dan konstruktif dari lembaga. Karena Buletin PROGRESIF adalah milik bersama dan sebagai wadah penggemblengan kreasi verbal dan visual, maka kami mengajak teman-teman pembaca sekalian untuk bersemangat mengirimkan kreatifitasnya pada kami. Terima kasih kami ucapkan atas kesabaran dan antusias teman-teman pembaca yang berkenan menunggu dan meluangkan waktunya membaca Buletin PROGRESIF ini. Kami turut mohon maaf sedalamnya atas keterlambatan kami dalam penerbitan. Demikian “sepatah dua patah kata” dari kami. Selamat menikmati ulasan Tijarah dan hembusan nafas ekonomi Islam dalam Buletin PROGRESIF. Ohya, Buletin PROGRESIF hadir dengan dua macam style, edisi Gray (Hitam-Putih) dan Colorful (Berwarna). Buat teman-teman yang ingin memesan edisi warna cetak atau soft file-nya dapat menghubungi redaksi Buletin PROGRESIF atau download langsung di halaman Buletin PROGRESIF di Facebook. Selamat Membaca!! Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
SUSUNAN REDAKSI: DEWAN PELINDUNG: DPW Hadhromaut, PENANGGUNGJAWAB: Dept. Informasi dan Komunikasi, REDAKSI AHLI: Muh. Robi’ Zt, Chafidz Ali W, PIMRED: Ismail Sunni Muhammad, SEKRETARIS: Abdul Muhith, EDITOR: Taufiq Hamid, REPORTER: Deni, Mahmuddin Hasibuan, LAY-OUTER: Asep Mahfudz, KORESPONDEN CAB. DARUL MUSTHAFA: Ubaidillah Muhammad, CAB RIBAT HAUTHOH: Ahmad Musyaffa’, CAB DAR EL-GHUROBA’: Fikri Ahmad, CAB RIBAT TARIM: Zaenal Arifin, CAB HUDAIDAH: M. Khoiruz Zadith T, ALAMAT: Aidid, Tarim, Hadhromaut, EMAIL: bulletin.progresif.ppiyaman@gmail.com / bulletinprogresif@rocketmail.com.
[SAJIAN UTAMA]
Edisi 06 | 10 Februari 2013
TIJARAH; Salah Satu Manifestasi Syariah dalam Menstabilisasi Fluks Problema Perekonomian Oleh Abdul Muhith* (Penulis adalah Mahasiswa Tingkat 2 Fak. Syariah & Hukum Univ. Ahgaff)
Kemelut problematika yang masih akut dan aktual dibeberapa akhir dekade ini adalah ketika kita diposisikan dengan ekonomi. Ukuran yang mereka jadikan patokan di segala sisi permasalahan adalah, perbaikan ekonomi. Kecondongan materialistis sudah menjadi keutuhan manusia dalam bermuamalat. Dari sinilah muncul bahwa kesejahteraan diukur dengan jumlah perekonomian mereka. Lalu bagaimana syariah menghadapi paradigma yang sudah menjamur selama ini.
Syariat Ekonomi Berdagang Dalam Islam
D
alam Al-Qur'an, Ekonomi Dagang diungkapkan dengan berbagai kata,
yaitu Tijarah (perdagangan), bay'
(menjual) dan syira' (membeli). Term lain yang berkaitan juga disebutkan dengan redaksi dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb, sedangkan perintah dagang secara global termuat disurah Al-Jum;ah ayat: 9. Tijarah adalah bentuk masdar dari kata kerja yang
“Menurut buku Menuju Tata Baru Ekonomi Islam (2001, terbitan Malaysia), 93 % perdagangan dunia dikuasai oleh negara-negara bukan muslim. Padahal ummat Islam hampir 20 % dari penduduk dunia atau sekitar 1,2 milyar orang”.
artinya menjual atau membeli. Dalam al-qur'an disebutkan sebanyak 8 kali dalam Alquran yang tersebar dalam tujuh
dalam realitas kehidupan. Akibatnya
surat, yaitu surah Albaqarah :16 dan 282 , An-Nisa' : 29, at-
ekonomi Islam dalam kondisi terpuruk.
Taubah : 24, An-Nur:37, Fathir : 29 , Shaf : 10 dan Al-Jum'ah
Fenomena ini pernah terjadi saat masa
:11. Sedangkan kata ba'a (menjual) disebut sebanyak 4 kali
kekhalifahan Umar bin Khattab, yaitu ketika
dalam Al-quran, yaitu Surah Al-Baqarah :254, Al-Baqarah :
para sahabat mendapat harta ghanimah yang
275, Surah Ibrahim : 31 dan Surah Al-Jum'ah : 9.
melimpah melalui ekspansi wilayah Islam ke Persia, Palestina dan negara-negara tetangga.
Riwayat dari Mu'az bin Jabal, bahwa Nabi bersabda
Para pejabat dan panglima tentera Islam mulai
”Sesungguhnya sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan”
meninggalkan perdagangan. Umar
(H.R. Baihaqi dan dikeluarkan oleh As-Ashbahani). Hadits
mengingatkan mereka, ”Saya lihat orang asing
ini dengan tegas menyebutkan bahwa profesi terbaik
mulai banyak menguasai perdagangan, sementara
menurut Nabi Muhammad adalah perdagangan.
kalian mulai meninggalkannya (karena telah menjadi pejabat di daerah dan mendapat harta ghanimah),
Sangat disayangkan, umat Islam saat ini masih
Jangan kalian tinggalkan perdagangan, nanti laki-laki
menduduki stadium nadir. Karena kurangnya pemahaman
kamu tergantung dengan laki-laki mereka dan wanita
syariah dagang yang telah digariskan Islam secara masif
kamu tergantung dengan wanita mereka”.
[SAJIAN UTAMA]
Edisi 06 | 10 Februari 2013
Figur kita nabi Muhammad telah merealisasikan ekonomi dagang ketika usia 17 tahun, beliau telah memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke berbagai negara. Afzalur Rahman dalam buku “Muhammad A Trader� menyebutkan, bahwa reputasi nabi Muhammad dalam dunia bisnis demikian bagus, sehingga beliau dikenal luas di Yaman, Syiria, Yordania, Iraq,
GALERI FOTO 1
Basrah dan kota-kota perdagangan lainnya di jazirah Arab. Dalam konteks profesinya sebagai pedagang inilah ia dijuluki gelaran mulia, Al-Amin. Afzalur Rahman juga mencatat dalam ekspedisi perdagangannya, bahwa Muhammad Saw telah mengarungi 17 negara ketika itu, aktivitas perdangangan yang luar biasa. Berpijak dari itulah, seharusnya umat Islam kembali tergugah merombak perekonomian. Tijarah, yang telah diusung dan sukses ditangan Islam kini sudah saatnya kita rebut kembali. Sektor Perekonomian Ummat Islam Sekarang Bisnis syari'ah, baik perbankan syari'ah, asuransi syari'ah,
2
pasar modal syari'ah, (obligasi syari'ah dan reksadana syari'ah), Multi Level Marketing Syari'ah, BMT, BAZ, LAZ, dan sebagainya yang marak di era modern merupakan loncatan positif dalam pengaplikasian syariah dan ekonomi. Cadangan minyak dunia Islam memiliki 70% dan menguasai 30% sumber gas asli dunia. Negara-negara Islam memasok dan menyuplai 42% permintaan petrolium (minyak) dunia. Data-data tersebut menunjukkan bahwa negeri-negeri muslim memiliki potrensi ekonomi yang cukup besar dan strategis. Namun dalam sektor perdagangan jauh dari dominasi ummat Islam. Menurut buku Menuju Tata Baru Ekonomi Islam
3
(2001, terbitan Malaysia), 93% perdagangan dunia dikuasai oleh negara-negara bukan muslim. Dengan demikian negeri-negeri muslim hanya menguasai 7% perdagangan dunia. Padahal umat Islam hampir mencapai 20% dari jumlah total penduduk dunia atau sekitar 1,2 milyar orang. Idealnya paling tidak
negara –negara Islam bisa
menguasai 20% perdagangan dunia, bahkan lebih dari itu, karena hampir 70 % sumber-sumber alam terdapat di negara-negara Islam. Mampukah kita mengambil alih dalam perdagangan ini, teruntuk kita sebagai anak harapan bangsa khususnya bagi umat Islam adalah manifestasi dan sumbangsih kita sangat-sangat dinantikan untuk merebut kembali estafet kesuksesan nabi dalam ekonomi dagang. Semangat!/end/.
Keterangan Gambar: 1. Diskusi FIKROH Perdana 2. Launching Simfoni Ratu Balqis di Hongkong 3. Bedah Buku “PESANTREN STUDIES
[OPINI]
Edisi 06 | 10 Februari 2013
REVITALISASI EKONOMI ISLAM Oleh Muhammad Imam Rahmatullah* (Penulis adalah Mahasiswa Tingkat 1 Fak. Syariah & Hukum Univ. Ahgaff asal Sarang)
D
ini,
dunia maupun di akhirat. Oleh
karena kompetisi dan kekuatan
k e m a j u a n
karena itu, Allah melalui syari'at-Nya
individualisme lah yang menurutnya
ekonomi Islam
telah menciptakan sebuah aturan-aturan
mampu mensejahterakan ekonomi".
dalam perbankan syariah sangatlah
yang bisa menjamin kemaslahatan
Berpijak dari sistem
pesat. Hal ini dibuktikan, karena
manusia, baik dalam cara mendapatkan
konvensional, setiap pelaku bisnis
gagalnya perbankan yang berbasis
harta, mengelolahnya, maupun
bebas untuk menuai laba sebanyak-
konvensional (kapitalis) dalam
penggunaannya". Beliau juga
banyaknya dengan cara apapun. Ini
mensejahterakan ekonomi. Namun
menambahkan, "Barangsiapa yang
tentunya berdampak pada ketatnya
sayangnya kemajuan itu tidak
mengikuti konsep syari'at dalam
persaingan pasar, dan dapat
disertai dengan penerapan prinsip-
mengelola dan menggunakan hartanya
menimbulkan situasi yang tidak
prinsip Islam dalam ranah konkrit
maka hartanya akan menjadi sebuah
sehat karena dipenuhi praktek
(pasar), baik dalam sektor
wasilah untuk kemaslahatan agama dan
kecurangan demi kemenangan
kewirausahaan, perniagaan, dan lain
kesejahteraan dunia. Dan sebaliknya,
persaingan pasar. Seperti yang
sebagainya. Karena kapitalisme telah
barangsiapa yang tidak mengukuti
terjadi di Indonesia, banyak sekali
merubah paradigma kebanyakan
syari'at maka hartanya akan menjadi
praktek kecurangan semisal ayam
umat Islam, khususnya pada sektor
bumerang yang bisa menjatuhkannya
tiren, sapi gelonggong, penipuan
ekonomi. Sehingga muncul sebuah
pada jurang kenistaan".
yang berkedok investasi kilat, dan
ewasa
asumsi "Islam itu hanya mengatur
Ironisnya justru selama ini
masih banyak lagi kasus-kasus yang
hubungan antara makhluk dan
umat muslim malah terjerumus
menggambarkan betapa buruknya
pencipta". Padahal syari'ah Islam itu
dalam derasnya arus mekanisme
mental masyarakat Indonesia. Yang
merupakan
yang
pasar yang berpaham konvensioanal
lebih memprihatinkan, kebanyakan
komprehensif, mencakup semua
(kapitalis) yang terus dihembuskan
dari mereka adalah orang Islam.
aspek kehidupan. Bahkan syariat
oleh sebagian besar negara Eropa
Seakan mereka sudah tidak
Islam menempatkan kesejahteraan
dan Amerika.
Paham yang
mempedulikan rambu halal-haram
ekonomi sebagai salah satu maqâsid-
beranggapan bahwa setiap indvidu
yang telah ditetapkan oleh syari'ah.
nya.
mempunyai kebebasan yang absolut
Situasi seperti ini sebenarnya sudah
Dr. Yusuf Hamid dalam
dalam berbisnis. Sebuah paham yang
jauh diprediksikan oleh Rasulullah
kitabnya, Maqâsidu al-'ammah lÎ as-
dirumuskan oleh Adam Smith,
SAW. Beliau bersabda: "Kelak akan
syari'ah al-Islâmiyah mengatakan:
seorang filosof Perancis ini
tiba sebuah masa di mana seseorang
"Harta adalah suatu hal yang primer
mengatakan, "Mekanisme hukum
sudah tidak memperdulikan lagi
bagi manusia, ia diciptakan untuk
pasar terbentuk atas dorongan
apa-apa yang ia peroleh, apakah itu
menopang kemaslahatan manusia baik di
kepentingan-kepentingan pribadi,
halal atau haram". (HR. Bukhori).
ajaran
[OPINI]
Edisi 06 | 10 Februari 2013
Imbas dari ketatnya situasi
negara-negara
dan
problem ekonomi umat Islam
ini, pada tahun 2008 ekonomi dunia
masyarakat yang kaya. Demikian
yang telah lama dirundung
diguncang oleh krisis global yang
pula, antara sesama anggota
kemunduran ini.
melanda Eropa dan Amerika,
masyarakat di dalam suatu negeri.
Pertama, mengembalikan
sehingga tak sedikit industri dan
Lebih lanjut mereka menegaskan
paradigma umat Islam bahwa tidak
perbankan yang berbasis
bahwa untuk memperbaiki keadaan
ada sistem apapun yang menjamin
konvensional terpaksa gulung tikar
ini, tidak ada jalan lain kecuali
kebahagian haqiqi selain syari'at
karena mengalami kebangkrutan.
mengubah paradigma dan visi, yaitu
Islam, dengan mengembangkan
Bukan hanya itu, kebebasan yang
melakukan satu titik balik peradaban
konsep ekonomi syari'ah dengan
diusung oleh sistem konvensioanal
dalam arti membangun dan
wajah kekinian agar selaras pada
sebenarnya lebih menguntungkan
mengembangkan sistem ekonomi
kemajuan
pihak yang memiliki budget besar,
yang memiliki nilai dan norma yang
mensosialisakannya ke berbagai
mereka bebas berinvestasi sesuka
bisa dipertanggung jawabkan.
lembaga pendidikan maupun media
hati dengan modal tinggi tanpa
Realita itu setidaknya menjadi
umum.
memikirkan usaha-usaha kecil yang
renungan bagi umat Islam untuk
Kedua, meningkatkan etos
bermodal minim, sehingga terjadi
kembali kepada praktek ekonomi
kerja umat Islam sesuai dengan
kesenjangan ekonomi di tengah
syari'ah yang telah lama
sistem syari'ah dalam setiap praktek
masyarakat.
ditinggalkan.
ekonomi, baik dalam transaksi jual
zaman
dan
Di samping itu, disadari dan
Demi meningkatkan
beli, persewaan, gadai, asuransi dan
diyakini pula bahwa ekonomi
pembangunan ekonomi Islam,
lain sebagainya. Hal ini tentunya
konvensionalisme
yang
tentunya membutuhkan perubahan
juga dengan meningkatkan mental
berlandaskan pada sistem rib창wi,
sistem dalam setiap sektor ekonomi.
agama setiap umat Islam.
ternyata banyak memiliki kekeliruan
Dan tak ada pilihan lagi tentunya
Ketiga, menumbuhkan
dan kesalahan dalam sejumlah
bagi kita selain kembali pada sistem
regulasi dan sarana yang
premisnya,
ekonomi syariah yang memiliki 3
mendukung penguatan ekonomi
prinsip utama:
syari'ah dalam praktek, baik melalui
terutama rasionalitas
ekonomi yang telah mengabaikan moral.
Pertama, kejujuran (Al-
institusi keuangan maupun melalui
Bahkan para pakar ekonomi
Shidq). Kejujuran adalah ruh dari
kegiatan bisnis dan usaha riil. Serta
seperti Fritjop Chapra dalam
ekonomi syariah. Kejujuran menjadi
menciptakan mekanisme pasar yang
bukunya, The Turning Point, Science,
bukti adanya komitmen akan
berbasis syariah dan meningkatkan
Society and The RisingCulture (terj.
pentingnya perkataan, tindakan dan
jalur ekonomi antar negara Islam
1999) dan Ervin Laszio dalam 3rd
semua yang terkait dengan
dengan melakukan kesepakatan
Millenium, The Challenge and The
perserikatan dalam sistem ekonomi
ekonomi.
Vision (terj. 1999) mengungkapkan
syari'ah.
Jika tiga langkah ini sudah
bahwa kelemahan dan kekeliruan
Kedua, kesetaraan (Al-
terealisasikan maka kebangkitan
itulah yang antara lain menyebabkan
Mus창wah). Prinsip kesetaraan
ekonomi Islam bukanlah kenisbian
ekonomi (konvensional) tidak
menegaskan bahwa setiap pihak
lagi, melainkan niscaya akan menjadi
berhasil menciptakan keadilan
berada pada posisi yang sama dalam
kenyataan setelah sekian lama kita
ekonomi dan kesejahteraan bagi
mu'창malat.
tertunduk terhadap ekonomi
umat manusia. Yang terjadi justru
Ketiga, keadilan dan kebenaran (Al-'ad창lah).
kapitalis. Mari mulai dari sekarang kita
sebaliknya, ketimpangan yang
Mengacu dari berbagai
bersama-sama saling membantu
semakin tajam antara negara-negara
paradigma di atas, setidaknya ada
untuk menyongsong kemajuan
dan masyarakat yang miskin dengan
tiga langkah strategis yang perlu
Islam./end/
[REPORTASE] STRUKTUR DEWAN PENGURUS WILAYAH HADRAMOUT
PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI YAMAN (DPW HADRAMOUT PPI YAMAN) Periode 2012-2013
B. PENGURUS DEPARTEMEN 1. Departemen Pendidikan dan Dakwah Ketua : Zainal Fanani (Universitas Al-Ahgaff) Anggota :1. Mu'tazim Fauroq (Universitas Al-Ahgaff) 2. Abdul Basith (Universitas Al-Ahgaff) 3. Ridwan Agustiawan (Universitas Al-Ahgaff) 4. Umar Nawawi (Universitas Al-Ahgaff) 5. Syaiful Arif (Universitas Al-Ahgaff) 6. Muhammad Zuhair (Rubat Tarim) 7. Zainul Hasan (Darul Mushthofa) 2. Departemen Seni dan Budaya Ketua : Risan Wulli Windarko (Universitas Al-Ahgaff) Anggota:1. Muhlisin (Universitas Al-Ahgaff) 2. Muhammad Taufiq (Universitas Al-Ahgaff) 3. Muhammad Akbar R.D. (Universitas Al-Ahgaff) 4. Asep Zakariya (Universitas Al-Ahgaff) 5. Imam Syarifuddin (Darul Mushthofa) 3. Departemen Usaha dan Dana Ketua : Ahmad Sahal (Universitas Al-Ahgaff) Anggota: 1. M. Bachtiar Ali Basya (Universitas Al-Ahgaff) 2. Ahmad Ubaidillah (Universitas Al-Ahgaff) 4. Departemen Informasi dan Komunikasi Ketua : Alfin Mubarack (Universitas Al-Ahgaff) Anggota : 1. M. Ismail Sunni (Universitas Al-Ahgaff) 2. Reza (Universitas Al-Ahgaff) 3. Muhammad Syahid (Universitas Al-Ahgaff) 4. Ubaidillah (Darul Mushthofa) 5. Zainal Arifin (Rubat Tarim) 6. Rispan Nur (Darul Ghuroba')
Edisi 06 | 10 Februari 2013
A. PENGURUS HARIAN 1. Ketua : Pandi Yusron (Universitas Al-Ahgaff) 2. Wakil Ketua : Ahmad Arif Salman (Universitas Al-Ahgaff) 3. Sekretaris : Masruhin (Universitas Al-Ahgaff) 4. Wakil Sekretaris: Zainal Arifin (Rubat Tarim) 5. Bendahara : Ahmad Zaki Hijriana(Universitas Al-Ahgaff) 6. Wakil Bendahara: Sholeh Madadi (Darul Musthofa)
Nafsu, Tuhankah Kau?!!!.. Sebuah Puisi Oleh Hasan Zainur *
Nafsu bertahta memperhamba, Hati menjerit terhempit, Terjajah namun berwibawa, Laksana penasehat yang setia, “Sampai kapan kau akan jadi budak perut dan kelamin, Hah!!!.” Inikah yang kau gemborkan dengan kata 'Takwa'? Kau cari kemuliaan di depan mereka, Namun kau lupa kepada pencipta kemuliaan yang sebenarnya. Terus … Teruskan saja!! Puaskan syahwatmu dengan kelalaian yang kau manjakan! Tinggalkan saja ketaatan pada Rabbmu dengan kemaksiatan, Tumpuk saja hartamu dalam dunia yang kau banggakan, Timbun saja bangkai dosamu dalam keburukan yang kau kerjakan, Hah. .!! Betapapun kau umbar syahwatmu, Tetap saja ajal akan jadi akhir hayatmu, Betapapun kau lalaikan perintah Rabbmu. Kelak kau dengan Rabb-mu akan bertemu, Betapapun kau kumpulkan hartamu,
Akan tiba saat ia tak peduli padamu, Betapapun kau timbun dosamu, Sebentar lagi akan kau rasakan nikmatnya dalam adzabmu. Hah . .. !! Selamanya kau takkan merasa puas dengan mengumbar syahwat nafsu serakahmu, Karena kau tak tahu seberapa besar syahwat dan nafsumu, Melebihi Rabbmu. * Ngalam Writer – Darul Musthafa
Istighfar Bernuansa Sambal Sebuah Puisi Oleh Hasan Zainur *
Astaghfirullah, !! Semoga bukan hanya lisanku berbuih dosa melafalkannya, Namun, .. Hati kotor dan perbuatanku mampu membuktikannya, Tapi, .. Bukankah istighfarku selama ini hampa? Hingga dengan ludah tersembur racun was-was iblis dan para punggawa, Hasad membakar melibas segala hasanah, Hingga melihat kebaikan saudara sendiri, Layaknya mencari jarum di tumpukan jerami, Nafsu sang raja dengan
KOLOM
Edisi 06 | 10 Februari 2013
Puisi
kesombongan berjubah. Astaghfirullah, Bukankah aneh kecintaan duniawi? Suudzon bertopeng khusnudzon, Tajassus berlagak ikrom, Agamapun terjual demi kepentingan pribadi. Astaghfirullah, Riya' dan ujub gagah berani, Membuat hati busuk percaya diri, Untuk memuliakan sesama, Ikhlas terasa menyangga tujuh langit, Untuk berwibawa, Betapapun nista tampak tak rumit. Astaghfirullah, Hatiku terlalu keras berlapis dosa dan najis, Hinga sifat ifar sahabat nabi tak kunjung menitis, Ya Qodir, Dapatkah aku lebih mulia dari anjing ashabul kahfi? Ataukah lebih hina dari anjing lacak pak polisi? Ya Ghoffar, Semoga istighfar bernuansa sambal ini, Layak kau terima kelak di kehidupan abadi. Amiin!!