Munasabah dalam Tafsir Salman ITB

Page 1

Munasabah dalam Tafsir Salman ITB A. Pendahuluan Dunia dan alam semesta, telah menarik perhatian manusia sejak lama. Para filusuf dan ilmuwan seringkali mempertanyakan asal usul dan tujuan adanya dunia. Keteraturan dan ketidakteraturan dunia, merupakan salah satu pokok pertanyaan yang mereka ajukan. Pada umumnya, pertanyaan tersebut ditelaah melalui pendekatan ilmiah, atau dengan mengunakan hukum-hukum fisika. Sedangkan agama di sisi lain, menjawab pertanyaan tersebut dengan kepasrahan mutlak kepada Tuhan. Misalnya dalam agama Islam, al-Qur’an diepercayai sebagai firman Allah yang memuat segala informasi, sebagai petunjuk bagi manusia, agar selamat di dunia dan di akhirat. Benturan antara sains dan agama bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, dalam sejarah kita menngenal adanya zaman pencerahan di Eropa. Salah satu upaya untuk mencari titik temu, antara sains dan agama adalah dengan menafsirkan al-Qur’an. Karena sains merupakan bagian dari ilmu, sedangkan ilmu berasal dari Allah, sebagaimana al-Qur’an juga berasal dari Allah. Seperti halnya ilmu, upaya penafsiran Al-Qur’an terus berkembang seiring dengan berkembangnya perdaban manusia. Meskipun tafsir bi al-ma’tsur mempunyai nilai kesakralan tersendiri, namun tafsir bi al-ra’yu menawarkan pendekatan yang bervariasi dalam menafsirkan. Pendekatan bahasa dan sufistik, telah dilakukan sejak zaman Sahabat, sebagaimana penafsiran Ali bin Abi Thalib dan Ibnu Abbas. Ulama-ulama generasi berikutnya, memperluas pendekatan dalam menafsirkan alQur’an, hingga kemudian mengenalnya sebagai corak penafsiran. Usaha tersebut tentu tidak terlepas dari kontroversial, khususnya pada corak tafsir ilmi. Sebuah penafsiran yang bercorak ‘ilmi adalah kecenderungan menafsirkan Al-Quran dengan memfokuskan penafsiran pada kajian bidang ilmu pengetahuan, yakni untuk menjelaskan ayat-ayat yang berkaitan dengan Ilmu dalam al-Quran. 1 Cakupan dari ilmu itu sendiri, pada dasarnya sangat luas, namun sebagian berpandangan bahwa tafsir ilmi hanya terfokus pada ayat-ayat kauniayah. Tafsir ini menggunakan metode maudhu’i, mengumpulkan berbagai ayat al-Qur’an sesuai dengan pendekatan ilmu pengetahuan yang digunakan. Di Indonesia perkembangan corak tafsir lebih banyak diwarnai dengan masalah fiqih dan kemasyarakatan. Salah satu terobosan dalam corak ilmi dilakukan oleh Tim Tafsir Ilmiah Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2014, dengan menerbitkan karya tafsir yang diberi judul Tafsir Salman. Tafsir ini menggunakan pendekatan ilmiah dengan metode munasabah, yang fokus pada juz 30. Pada setiap surat, diambil beberapa kata kunci yang dijadikan tema untuk membahas beberapa tema ilmu pengetahuan. Berangkat dari hal tersebut, makalah ini akan memcoba memaparkan rasioanalitas dalam Tafsir Salman. Harapan penyusun dalam pembahasan ini, agar dapat meneguuhkan kembali tafsir ilmi dalam khazanah ilmu tafsir, sehingga tidak dipandang sebelah mata hanya untuk islamisasi ilmu pengetahuan.

1 Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, hal. 170

1


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Munasabah dalam Tafsir Salman ITB by Al Jurem - Issuu