LAPORAN STUDIO RENCANA
KOTA MUNTILAN
Studio Kota Muntilan
1
Practice makes perfect -masjal, 2019
4
Almira Nadia Shalsabila 17/411365/TK/45850
Jalu Risang Herawan 17/413481/TK/45921
Aqila Salma Kamila 17/413470/Tk/45910
Margaretha Roselyn Sibarani 17/410118/TK/45475
Studio Kota Muntilan
Khalisha Meirilia 17/415099/TK/46388
Yosia Aaron Satrio Putranto 17/415106/TK/46395
Bayu Adji Pratama 17/413472/TK/45912
Chrysan Easter Bhanuwati 17/410109/TK/45466
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Studio Rencana Kota Muntilan pada mata kuliah Studio Rencana Kota dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Dalam menyusun laporan ini, banyak bimbingan dan dukungan yang diberikan untuk kami. Untuk itu, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: • Bapak Dr. Eng, Muhammad Sani Roycahsyah, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing studio kami yang telah memberikan ilmu,wawasan, nasihat, dan motivasi untuk kami dalam menyelesaikan laporan ini. • Bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D., Bapak A. Eko Heri, S.T., MT., • Bapak Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D. dan Ibu Dr. Yori Herwangi, S.T., M.URP. selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Rencana Kota yang telah memberikan ilmu, arahan, saran dan kritik. • Orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa untuk kami. • Jajaran instansi pemerintahan dan seluruh warga Kabupaten Magelang dan Kecamatan Muntilan yang telah membantu kami dalam memperoleh informasi • Teman-teman Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2017 yang telah menularkan semangat • Seluruh pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak
Kata Pengantar
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai usulan perencanaan Kota Muntilan yang telah kami susun berdasarkan gambaran umum, potensi, masalah baik spasial maupun non-spasial. Maka, kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca agar laporan ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Yogyakarta, Juni 2019 Kelompok 10 Studio Rencana Kota Muntilan Studio Kota Muntilan
5
Daftar Isi
Meet The Team 4 Kata Pengantar 5 Daftar Isi 6 Pendahuluan 7 Gambaran Umum 9 Profil Kota 21 Konsep Rencana 25 Tujuan 26 Alternatif 29 Pemilihan Alternatif 36 Rencana Tata Ruang 39 Pola Ruang 40 Struktur Ruang 42 Intensitas Ruang 44 Prasarana 47 Sarana 50
6
Studio Kota Muntilan
Rencana Pentahapan 55 Kawasan Dolan Kali dan Tahap 1 57 Kampung Tape Ketan Tahap 2 60 Kawasan Pasar Hewan Tahap 3 63 Kawasan Pergudangan Tahap 4 66 Kawasan Perumahan Peraturan Zonasi 69 Baru di Kelurahan Matriks ITBX 73 Tamanagung Zoning Text 78 Urban Design 105 Kawasan Jalan Pemuda 107 Kawasan Wisata Gunung Pring 115 Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu 121 Kawasan Terminal Muntilan 131
141 151 161 173
PENDAHULUAN
1 Studio Kota Muntilan
7
Latar Belakang
Kota Muntilan adalah kota kecil yang dilalui oleh jalan arteri sekunder dan memiliki potensi di bidang ekonomi, wisata budaya, dan demografi namun sektor tersebut juga masih memiliki permasalahan yaitu kurangnya pengoptimalan kegiatan dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Dalam laporan rencana ini, kami merumuskan rencana untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensi yang dimiliki Kota Muntilan,sehingga kesejahteraan masyarakat Kota Muntilan dapat meningkat.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari laporan studio ini adalah sebagai tindak lanjut studio analisis yang kami lakukan semester lalu. Sasaran dari laporan ini adalah para pemangku kepentingan yang akan menggunakan laporan ini sebagai dasar perencanaan tata ruang di Kota Muntilan.
8
Studio Kota Muntilan
Ruang Lingkup
Ruang lingkup spasial kami adalah Kota Muntilan yang menjadi daerah perkotaan Kecamatan Muntilan. Batas kawasan amatan yang kami ambil merupakan batas fisik, bukan batas administratif. Kota Muntilan memiliki luas 8,97 km2 yang terdiri dari 4 desa dan 1 kelurahan. Kota Muntilan didominasi oleh permukiman namun memiliki distrik komersil di sepanjang Jalan Pemuda. Ruang lingkup temporal dari laporan ini adalah 2018 - 2019, namun ada beberapa data sekunder yang mencangkup tahun sebelumnya. Sedangkan untuk perumusan perencanaan berjangka waktu 20 tahun yaitu 2019 hingga 2039. Ruang lingkup substansial dalam laporan ini meliputi gambaran umum, profil kota, potensi, masalah, tujuan perencanaan, konsep perencanaan, rencana pentahapan dan pembiayaan Kota Muntilan.
Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang kami lakukan berupa pengumpulan data yang digunakan dan analisis data. Metode pengumpulan data yang kami lakukan adalah observasi, wawancara dan pengumpulan data sekunder dari instansi terkait. Untuk analisis data kami melakukan perhitungan kebutuhan dengan standar yang berlaku dan perhitungan untuk pemilihan alternatif dengan metode Analytical Hierarchical Process.
GAMBARAN UMUM
2 Studio Kota Muntilan
9
Sejarah Kota Muntilan Muntilan merupakan daerah dengan sejarah yang panjang. Berdasarkan Prasasti Canggal tahun 732, menunjukkan bahwa di Muntilan dan sekitarnya telah terdapat kehidupan sosial dan pusat-pusat aktivitas manusia. Di samping itu, keberadaan sejumlah candi di sekitar Muntilan, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Ngawen telah membuktikan bahwa Muntilan telah berpenduduk sejak sekitar abad ke VIII Masehi atau saat pemerintahan kerajaan Mataram Hindu. Masyarakat yang tinggal di Muntilan dan sekitarnya kala itu telah memiliki tingkat kebudayaan dan religi yang sangat tinggi jika dilihat dari keberadaan candi-candi yang ada. Kehidupan di Muntilan silih berganti dari masa kerajaan Mataram Hindu, Mataram Islam, hingga kepada masa-masa kolonial. Pada tahun 1813, Muntilan dijadikan daerah administratif setingkat distrik di dalam wilayah yang bernama Probolinggo. Tahun 1822, Probolinggo dijadikan kabupaten sendiri dengan Muntilan sebagai ibu kotanya. Ketika Perang Diponegoro tahun 1829,Muntilan menjadi daerah yang berperan penting dengan dibangunnya sebuah benteng oleh Belanda untuk membatasi gerakan gerilya Pangeran Diponegoro dan pasukannya. Ketika masa Tanam Paksa (Kultur stelsel) berlangsung, Muntilan menjadi penyedia lahan tanaman tebu untuk pabrik gula-pabrik gula yang ada di Yogyakarta. Pada masa ini, peran Muntilan sebagai sebuah kota mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dari sisi permukiman, banyak berkembang aktivitas-aktivitas orang-orang Cina dan Jawa. Kemudian pada tahun 1851, Pemerintah Belanda mendirikan sebuah sekolah dasar sederhana di Muntilan.
10
Studio Kota Muntilan
Kehidupan sosial dalam hal beragama terus meningkat terbukti dari komunitaskomunitas yang ada di kota ini. Pada awal abad XIX terdapat kampung Tionghoa di Muntilan, dan pada tahun 1870-an didirikan Kelenteng sebagai rumah ibadah bagi masyarakat Tionghoa. Pada tahun 1905, terjadi pemindahan lokasi Kelenteng. Dari yang semula berada di permukiman masyarakat utama, dipindahkan ke lokasi sekitar jalan utama yang ada di Muntilan saat itu. Kemudian, didirikan yayasan Tionghoa Hwee Koan pada tahun 1906 dan yayasan Tiong Siek Hwee pada tahun 1907. Selain etnis Tionghoa, pada akhir abad ke XIX Muntilan juga mengalami perkembangan komunitas agama dengan hadirnya missi Katolik
oleh Pastur F. van Lith pada tahun 1894. Oleh Pastur van Lith, pada tahun 1902 mulai dibangun poliklinik sederhana yang juga merupakan cikal bakal RSU Magelang di Muntilan. Dari segi infrastruktur, sejak tahun 1895 telah dibangun jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang melewati Muntilan. Pada tahun 1898 dibangun pula sebuah setasiun kecil di Muntilan. Di bidang penerangan, Muntilan mulai memiliki penerangan modern berupa lampu gas pada 1925. Satu tahun kemudian, jaringan telepon mulai memasuki Muntilan sebagai sarana publik.
Administratif
Kota Muntilan merupakan kota fungsional Kecamatan Muntilan. Kota Muntilan yang menjadi kawasan amatan kami terdiri dari 4 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Tamanagung, Desa Pucungrejo, Desa Gunungpring, Desa Sedayu, dan Kelurahan Muntilan. Kota Muntilan termasuk dalam kota kecil karena berpenduduk kurang dari 100.000 jiwa, yaitu 37.500 jiwa. Kota ini memiliki laju pertumbuhan penduduk 0,91% pertahun dan kepadatan penduduk 42 jiwa/ha. Kota Muntilan memiliki luas 8,97 2 km dengan 57,5% nya merupakan wilayah terbangun seluas 5,16 km2. Kota Muntilan dibatasi oleh Desa Gondosuli di sebelah utara, Kecamatan Mungkid di sebelah barat, Desa Ngawen di sebelah selatan, dan Kecamatan Salam di sebelah timur.
Desa Gunungpring Kelurahan Muntilan Desa Tamanagung Desa Sedayu Desa Pucungrejo
Kota Muntilan memiliki dilalui oleh Jalan Pemuda sebagai jalan arteri sekunder sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya. Selain itu, Kota Muntilan memiliki ciri khas yang jarang dimiliki kota lain yaitu titik pertumbuhan fasilitas sosial-kemasyarakatannya dipengaruhi oleh titik pusat pertumbuhan keagamaan. Studio Kota Muntilan
11
Fisik Dasar dan FIsik Ruang
Jenis Tanah
Kelerengan
Kota Muntilan memiliki kelerengan 0-8% yang masuk dalam kategori datar atau kemiringan rendah. Dengan memiliki kelerengan rendah, Kota Muntilan cocok untuk area permukiman dan bercocok tanam.
12
Studio Kota Muntilan
Jenis tanah yang ada pada Kota Muntilan adalah regosol coklat kelabuan. Pada umumnya jenis tanah regosol terbentuk dari material gunung api. Hal tersebut sesuai dengan letak Kota Muntilan yang berada dekat dengan gunung api aktif, yaitu Gunung Merapi. Jenis tanah ini cocok untuk ditanami tanaman padi, tebu, palawija, tembakau dan sayuran. Namun, jenis tanah ini sangat peka terhadap air. Apabila tidak banyak vegetasi penahan air yang ditanam, akan mudah terjadi bencana longsor.
Curah Hujan
Kota Muntilan memiliki rata-rata curah hujan 2.750 – 3.250 mm/tahun. Curah hujan setiap tahun di muntilan selalu meningkat. Pada tahun 2014 – 2017, curah hujan tertinggi berada pada tahun 2016, yaitu 3.884 mm. Pada tahun 2017, curah hujan Kota Muntilan sekitar 2.995 mm dengan rata-rata curah hujan 250 mm/bulan dan rata-rata curah hujan per hari sebesar 17,25 mm/hari. Curah hujan di Kota Muntilan ini masih termasuk dalam kategori rendah.
Koefisien Dasar Bangunan Koefisien Lantai Bangunan Blok dengan nilai KDB tinggi berada pada pusat kegiatan, seperti: pasar, komersil, perkantoran, dan beberapa permukiman. Nilai KDB non permukiman (komersil, jasa, dan perkantoran) akan semakin tinggi jika semakin dekat dengan jalan utama. Hal ini dipengaruhi oleh harga tanah yang tinggi di sekitar jalan utama sehingga pemanfaatan lahan untuk bangunan dilakukan secara masif. Pada permukiman yang tidak berada di dekat jalan utama atau pusat kegiatan, nilai KDB perumahan lebih tinggi dibanding pedesaan. Hal ini dapat terjadi karena orang yang tinggal desa memiliki tanah yang lebih luas dari pada luas tapak perumahan yang ditawarkan.
Variasi nilai KLB bersifat sprawl pada fungsi permukiman dan beraglomerasi dalam fungsi yang sama. Pada daerah permukiman, nilai KLB dapat berbeda karena perbedaan kemampuan tiap pemilik rumah untuk menentukan jumlah lantai rumahnya. Pada daerah-daerah non permukiman (gudang, perkantoran, pendidikan) memiliki nilai KLB yang cenderung sama karena ada faktor kemiripan atau identik pada bangunannya. Semakin tinggi nilai KLB pada fungsi komersil dan jasa menandakan semakin luas pula skala pelayanannya. Contohnya adalah Pasar Umum Muntilan
Koefisien Dasar Hijau KDH (Koefisien Dasar Hijau) merupakan persentase dari entitas hijau bertipe tanaman produktif, pepohonan, dan semak belukar dalam satuan blok amatan. Persebaran KDH bersifat sprawl dan menjauhi urbanize area Kota Muntilan, di mana tingkat urbanize area paling tinggi berada di sepanjang Jalan Pemuda Kota Muntilan. Nilai KDH akan semakin tinggi ketika mendekati area produktif fisiologis, seperti sawah, kebun, dan area pinggir sungai.
Studio Kota Muntilan
13
Struktur dan Komposisi Penduduk
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Kependudukan Pucungrejo Muntilan Taman Agung Sedayu Gunungpring Kota Muntilan
2013
2014
2015
2016
6729 6312 9958 4301 9253 36552
6792 6372 10053 4341 9343 36901
6854 6430 10145 4381 9430 37240
6919 6489 10257 4421 9414 37500
Komposisi penduduk Kota Muntilan dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang dinamis, namun cukup mengalami tren peningkatan terutama di usia parubaya sampai lanjut usia. Secara keseluruhan, tiap tahunnya penduduk Kota Muntilan kebanyakan berada pada usia produktif namun memiliki penduduk usia anakanak yang cukup banyak pula. Oleh karena itu, dependency ratio Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Kota Muntilan secara keseluruhan dari tahun ke tahun tidak menunpenduduk Kota Muntilan pada tahun 2013 sampai 2016 terus jukkan perubahan yang signifikan. mengalami pertumbuhan dengan laju pertumbuhan 0,9134 %. Pada Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin tahun 2016 jumlah penduduk Kota Muntilan sebesar 37500 jiwa. Data jumlah penduduk diperlukan untuk mengetahui jumlah penduduk yang mendiami Kota Muntilan sehingga dapat mengetahui fasilitas yang dibutuhkan untuk penduduk kota tersebut. Selain itu dengan mengolah data jumlah penduduk dengan luas wilayah juga dapat diketahui kepadatan penduduk pada Kota Muntilan. Karena tiap tahun penduduk di Kota Muntilan terus bertambah maka diperlukannya proyeksi untuk mengetahui kebutuhan lahan dan fasilitas-fasilitas pendukung untuk 20 tahun kedepan. Bersadarkan grafik dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan diagram diatas persebaran paling banyak penduduk di Kota Muntilan berdasarkan jenis kelamin dari tahun terdapat di Kelurahan Tamanagung sebesar 27% dan persebaran 2013 hingga 2016 didominasi oleh perempuan. Dapat dilihat bahwa penduduk paling sedikit berada di Kelurahan Sedayu sebesar 12%. perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama di Dari persentase tersebut dapat diartikan bahwa Kelurahan Taman tahun 2013 hingga 2015, namun terjadi peningkatan penduduk Agung merupakan pusat penduduk bermukim. perempuan yang cukup signifikan di tahun 2016.
14
Studio Kota Muntilan
Sex Ratio Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka yang menunjukan perbandingan jumlah laki-laki dengan 100 perempuan di suatu wilayah pada waktu tertentu. Sex ratio dapat dihitung dengan rumus berikut: jumlah penduduk laki-laki x 100 jumlah penduduk perempuan Tahun Laki-laki
Perempuan
Sex ratio
2013
18255
18297
99.8
2014
18430
18472
99.8
2015
18598
18642
99.8
2016
18686
18812
99.3
Rata-rata
99.7
Berdasarkan perhitungan, angka beban tanggungan pada Kota Muntilan menunjukan bahwa setiap 100 orang produktif di Kota Muntilan menanggung 48 orang non-produktif. Dependency Ratio (rasio ketergantungan) Kota Muntilan mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio ketergantungan di desa dan kelurahan Kota Muntilan juga menurun dari tahun ke tahun
Piramida Penduduk
Dalam kasus kota Muntilan, rasio jenis kelamin dari tahun 2013 hingga 2016 menunjukkan rata-rata sebesar 99,7 yang menandakan bahwa penduduk laki-laki lebih sedikit daripada penduduk perempuan dengan perbandingan 100 penduduk perempuan terdapat 99.7 penduduk laki-laki.
Depedency Ratio
Berdasarkan perhitungan dependency ratio atau angka beban tanggungan pada Kota Muntilan menunjukan bahwa setiap 100 orang produktif di Kota Muntilan menanggung 48 orang non-produktif. Dependency Ratio (rasio ketergantungan) Kota Muntilan mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio ketergantungan di desa dan kelurahan Kota Muntilan juga menurun dari tahun ke tahun Tahun Kelurahan
2013
2014
2015
2016
Pucungrejo
48,21
47,99
47,70
47,52
Gunungpring Tamanagung Muntilan Sedayu Kota Muntilan
48,24 48,34 48,31 53,48 49,24
47,99 47,98 48,01 47,96 47,98
47,73 47,77 47,78 47,66 47,72
47,52 47,64 47,65 47,23 47,53
Piramida penduduk Kota Muntilan merupakan piramida stasioner, dan tidak terjadi anomali pada piramida-piramida penduduk perkelurahan di kota ini. Dalam piramida penduduk Kota Muntilan ini, penduduk usia produktif mendominasi namun terjadi tren peningkatan pada usia nonproduktif bayi, balita, dan anak-anak. Dari piramida penduduk ini dapat disimpulkan bahwa Kota Muntilan memiliki banyak penduduk usia produktif (15-65 tahun) sehingga seharusnya memiliki banyak tenaga kerja, namun di sisi lain memiliki penduduk nonproduktif anak-anak (0-14 tahun) yang banyak juga.
Studio Kota Muntilan
15
Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Masyarakat
Total
Tamat SD/sederajat
4407
Tamat SMP/sederajat
3486
Tamat SMA/sederajat
7785
Tamat D1/sederajat
145
Tamat D2/sederajat
76
Tamat D3/sederajat
322
Tamat S1/sederajat
1045
Tamat S2/sederajat
101
Tamat S3/sederajat
44
Tamat SLB A
5
Tamat SLB B
8
Tamat SLB C
1
Tingkat pendidikan penduduk Kota Muntilan mayoritas pada jenjang SMA, lalu disusul oleh tingkat SD dan SMP secara berurutan. Bahkan, penduduk dengan tingkat pendidikan di atas SMA hanya sebesar 10%. Hal ini menunjukkan perlunya meningkatkan daya tampung fasilitas pendidikan pada daerah yang belum terlayani, dan meningkatkan kualitas tiaptiap fasilitas pendidikan yang sudah ada.
Penduduk Berdasarkan Sektor Pekerjaan Sektor Pekerjaan
Pertanian & peternakan
Jumlah 1164
Pertambangan/galian
434
Industri/pabrik
2145
Konstruksi/bangunan
101
Perdagangan/jasa
2508
Total
16
Studio Kota Muntilan
6353
Penduduk Kota Muntilan mayoritas bekerja di sektor perdagangan/jasa dan industri/pabrik. Hal ini memperjelas peran Kota Muntilan sebagai pusat kegiatan ekonomi, khususnya perdagangan.
Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain Total
Jumlah 30652 710 3436 3 209 39 21 35070
Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk Bruto No
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas wilayah (ha)
Kepadatan penduduk (jiwa/ha)
1
Pucungrejo
6919
127
54
2
Muntilan
6489
197
33
3
Tamanagung
10257
253
40
4
Sedayu
4421
92
48
5
Gunungpring
9414
224
42
37500
893
42
TOTAL
Kepadatan penduduk bruto adalah jumlah penduduk (jiwa) dibagi dengan luas total lahan di suatu wilayah (hektar/ha). Dalam kasus Kota Muntilan seluruh kelurahan memiliki kepadatan rendah karena <150 jiwa/ha, dengan kepadatan total/ seluruh Penduduk Kota Muntilan mayoritas Kota Muntilan sebesar 42 jiwa/ha. Kelurahan menganut agama islam yaitu sebesar 87%. Pucungrejo memiliki kepadatan tertinggi Lalu agama kedua terbesar yang dianut dengan 54 jiwa/ha. adalah agama katolik dengan persentase Kepadatan Penduduk Netto 10% yang berpusat di Kelurahan Muntilan. Jumlah Kepadatan Selanjutnya disusul oleh agama kristen No Kelurahan Luas wilayah penduduk penduduk (ha) (jiwa) (jiwa/ha) sebesar 2%, agama budha sebesar 1% dan 1 Pucungrejo 6919 70 99 sisanya sebesar 0%. Melalui analisis ini 2 Muntilan 6489 104 62 dapat disimpulkan bahwa penduduk dengan 3 Taman Agung 10257 133 77 agama tertentu cenderung bertempat tinggal 4 Sedayu 4421 43 103 di kawasan yang dekat dengan sarana 5 Gunungpring 9414 166 57 peribadatan agama yang dianutnya. TOTAL
37500
516
73
Kepadatan penduduk netto adalah jumlah penduduk (jiwa) dibagi dengan luas lahan terbangun(hektar/ha). Kepadatan penduduk netto di Kota Muntilan seluruhnya termasuk dalam klasifikasi kepadatan
rendah yaitu <150 jiwa/ha. Kepadatan netto tertinggi beradadi Kelurahan Sedayu dengan 103 jiwa/ha. Hal ini disebabkan karena penggunaan lahan di Kelurahan Sedayu banyak digunakan untuk persawahan menurut peta guna lahan dari Bappeda Kabupaten Magelang.
Kepadatan Penduduk Fisiologis No
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas lahan pertanian (ha)
Kepadatan penduduk (jiwa/ha)
1
Pucungrejo
6919
66
105
2
Muntilan
6489
116
56
3
Taman Agung
10257
157
65
4
Sedayu
4421
70
63
5
Gunungpring
9414
42
224
37500
451
83
TOTAL
Kepadatan fisiologis di Kota Muntilan mayoritas dikategorikan memiliki kepadatan rendah menurut SNI 03-1733-2004. Namun, pada Kelurahan Gunungpring kepadatan fisiologisnya tinggi yaitu sebesar 224 jiwa/ha. Hal ini dikarenakan mayoritas penggunaan lahan yang berupa pemukiman dan kebun campur menurut peta guna lahan dari Bappeda Kabupaten Magelang.
Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan merupakan angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah penduduk awal. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan metode aritmatik, geometrik, dan eksponensial. Dalam kasus studio Kota Muntilan kami menghitung laju pertumbuhan penduduk dengan metode geometrik, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
semua kelurahan dalam batas amatan Kota Muntilan termasuk lambat karena memiliki laju pertumbuhan <1%. Namun, pada Kelurahan Tamanagung memiliki laju terbesar yaitu 0,99%, hal ini menandakan bahwa Kelurahan Tamangung merupakan salah satu kelurahan yang paling cepat berkembang.
Proyeksi Penduduk Diasumsikan
proyeksi
penduduk Kota Muntilan selama 20 tahun kedepan dari tahun 2016 hingga 2036 dengan menggunakan perhitungan geometrik, maka jumlah penduduk Kota Muntilan 20 tahun kedepan sebesar 44.979 jiwa.
r = laju pertumbuhan penduduk Pt = jumlah penduduk tahun t Po = jumlah penduduk tahun awal t = selisih antara tahun t dengan tahun awal (dalam tahun) No 1 2
Kelurahan Gunungpring Tamanagung
3 Pucungrejo 4 Sedayu 5 Muntilan TOTAL
Laju pertumbuhan (%) 0.57 0.99 0.93 0.92 0.92 0.91
Berdasarkan perhitungan laju pertumbuhan dengan metode geometrik maka didapatkan hasil seperti pada tabel diatas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di Studio Kota Muntilan
17
Analisis Ekonomi
Sektor ekonomi di Kota Muntilan didominasi oleh adanya sektor perdagangan dan jasa berjumlah 3.358. Selain itu, sektor industri juga mendominasi dengan jumlah 2.886. Sektor perdagangan dibagi menjadi perdagangan dengan skala lokal dan regional. Perdagangan skala lokal dapat melayani penduduk di dalam Kota Muntilan. Perdagangan berskala lokal berupa toko serbaguna, rumah makan dan toko handphone. Sedangkan perdagangan skala regional memiliki skala pelayanan hingga hinterland dari Kota Muntilan. Perdagqngan skala regional berupa pasar tradisional (memiliki 2 pasar tradisional, Pasar Umum di pusat kota dan Pasar Mekar di Desa Tamanagung), pasar hewan, pasar burung dan pasar ungags yang terletak di Desa Tamanagung. Sektor jasa juga dibagi berdasarkan skala pelayanannya, yaitu lokal dan regional. Sektor jasa lokal yang terdapat di Kota Muntilan berupa laundry, fotokopi, bengkel, bank (atm dan kantor cabang) dan salon. Sedangkan sektor jasa regional yang ada di Kota Muntilan adalah Terminal Drs.Prajitno (tipe B), rumah sakit (RSUD Muntilan, RS Aisyah, RS Padma Lalita), hotel dan gudang. Kota Muntilan terdapat banyak pergudangan, yaitu gudang tembakau, gudang sembako, gudang bahan bangunan dan gudang elektronik. Terdapat dua perusahaan rokok yang memiliki gudang tembakau di Kota Muntilan, yaitu PT. Djarum dan PT. Gudang Garam. Gudang sembako yang terdapat di Kota Muntilan menampung sembako yang berasal dari sekitar Pulau Jawa dan Lampung. Sektor Industri yang ada di Kota Muntilan berupa berupa industri pahat batu, industri tahu, dan industri bahan bangunan. Industri pahat batu mendominasi sektor industri di Kota Muntilan. Hal ini disebabkan oleh Kabupaten Magelang yang terkenal dengan wisata candi
18
Studio Kota Muntilan
Sarana
Sarana Pendidikan
Sarana Kesehatan
Sarana Peribadatan
Sarana Instansi
Sarana pendidikan yang ada di Kota Muntilan adalah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas / Kejuruan, dan Politeknik. Terdapat satu sekolah menengah atas swasta di Muntilan yang cukup terkenal di Jawa Tengah dan sekitarnya, yaitu SMA Van Lith yang berada di Kawasan Pastoral Sanjaya. Berdasarkan hasil perhitungan analisis daya dukung daya tampung, sarana pendidikan yang kurang terpenuhi kebutuhannya di Kota Muntilan adalah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Menengah Pertama. Selain kekurangan dari segi jumlah, terdapat masalah lain di sarana pendidikan yaitu beberapa sekolah terletak di tepi jalan raya yang cukup membahayakan para siswanya.
Sarana kesehatan di Kota Muntilan digunakan untuk melayani permasalahan penduduk di bidang kesehatan. Ada beberapa jenis sarana kesehatan di Kota Muntilan, yaitu rumah sakit (pemerintah dan swasta), puskesmas, klinik, klinik bersalin, pos kesehatan desa, apotek, dan praktik dokter. Ketersediaan sarana kesehatan dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan sarana kesehatan di Kota Muntilan sudah cukup baik karena terdapat banyak rumah sakit yang mampu menjangkau hingga seluruh Kota. Namun beberapa sarana kesehatan kecil seperti pos kesehatan desa dan apotik masih kurang terjangkau di beberapa desa.
Sarana peribadatan yang ada di Kota Muntilan tersebar di seluruh Kota Muntilan, yang meliputi 46 masjid, 22 musholla, 5 gereja (2 gereja Kristen Katolik dan 3 gereja Kristen Protestan) dan 1 vihara di Jl. Pemuda. Adapun sebagian besar masjid dan musholla berada di jalan lokal dan lingkungan. Sarana peribadatan yang dominan adalah masjid dan musholla mengingat mayoritas penduduk Kota Muntilan adalah beragama Islam dan terdapat pusat persebaran agama. Sedangkan penduduk beragama lain, terdapat Pastoral Sanjaya sebagai pusat agama Katholik dan vihara untuk penduduk beragama Kota atau kecamatan Muntilan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Magelang mempunyai
Instansi yang ada di Kota Muntilan tersebar di seluruh Kota Muntilan, namun persebaran instansi yang ada di Kota Muntilan terpusat di Kelurahan Muntilan. Melalui data yang didapatkan melalui survei, Kota Muntilan memiliki 17 instansi, yang meliputi 1 kantor kecamatan, 5 kantor kelurahan, 2 UPT Dinas, dan lain - lain. Instansi di Kota Muntilan sebagian besar terletak di jalan lokal seperti Jl. Tentara Pelajar maupun jalan-jalan lainnya. Selain instansi pemerintahan, terdapat pula instansi keagamaan berupa kantor Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Pastoral.
Studio Kota Muntilan
19
Prasarana Jaringan Jalan
Jaringan Drainase
Secara garis besar, Kota Muntilan dilewati Berdasarkan peta, terdapat tiga jenis jarinoleh 3 hirarki jalan sebagai berikut : gan drainase di Kota Muntilan, yaitu drainase buatan, drainase alami, dan irgasi. Drainase a. Jalan arteri sekunder, yaitu Jalan Pemuda buatan umumnya berada pada jalan-jalan yang berwarna merah. Jalan ini menghubung- utama yang sudah tidak lagi memiliki lahan kan antara Yogyakarta dengan Semarang. untuk menyerap air ke dalam tanah sehingga Jalan Pemuda memiliki tingkat pelayanan B memiliki run-off yang cukup tinggi. Sedang(DS: 0,20-0,44), dimana arus stabil, namun kan drainase alami berada pada area perkecepatan kendaraan mulai dibatasi oleh mukiman dimana rumah-rumah masyarakat kondisi lalu lintas di Kota Muntilan. umumnya masih memiliki lahan pekarangan. Selain itu, irigasi berada dekat dengan daerb. Jalan kolektor, yaitu Jalan Lettu Sugiar- ah sawah. to. Jalan Lettu Sugiarno memiliki tingkat pelayanan A (DS: <0,20), dimana arus stabil dan Jaringan Persampahan kecepatan kendaraan tidak dibatasiJalan Lokal (tersebar), salah satunya adalah Jalan Tentara Pelajar. . Jalan Tentara Pelajar memiliki Berdasarkan peta, terdapat tiga jenis jarintingkat pelayanan C (DS: 0,44-0,75), dimana gan drainase di Kota Muntilan, yaitu drainase arus stabil, namun kecepatan kendaraan mu- buatan, drainase alami, dan irgasi. Drainase lai perlu dikendalikan oleh para pengguna buatan umumnya berada pada jalan-jalan utama yang sudah tidak lagi memiliki lahan kendaraan. untuk menyerap air ke dalam tanah sehingga Kualitas jalan di Kota Muntilan pada umum- memiliki run-off yang cukup tinggi. Sedangnya baik, jalan yang memiliki kualitas sedang kan drainase alami berada pada area perdan buruk biasanya terdapat pada jalan- mukiman dimana rumah-rumah masyarakat jalan lokal yang berada di dalam menuju umumnya masih memiliki lahan pekarangan. permukiman. Pada jalan arteri sekunder dan Selain itu, irigasi berada dekat dengan daerkolektor memiliki konstruksi berbahan aspal, ah sawah. sedangkan jalan menuju permukiman umumnya memiliki konstruksi berbahan paving.
20
Studio Kota Muntilan
PROFIL KOTA
3 Studio Kota Muntilan
21
Profil Kota Kota Muntilan adalah kota kecil yang dilalui oleh jalan arteri sekunder sebagai pusat pertumbuhan ekonomi beberapa kecamatan di sekitarnya dan titik pertumbuhan fasilitas sosial kemasyarakatannya dipengaruhi oleh pusat-pusat pertumbuhan keagamaan. Profil Kota Muntilan sebagai kota kecil dipilih sebagai profil karena ukuran kota memiliki pengaruh signifikan terhadap mindset dan pendekatan-pendekatan untuk menghasilkan konsep rencana yang sesuai. Konsep rencana juga banyak dipengaruhi oleh akses jalan utama eksisting yaitu jalan arteri sekunder sebagai penghubung antara Yogyakarta-Kota Magelang-Semarang. Jalan arteri tersebut membuat pola perkembangan
22
Studio Kota Muntilan
kota menjadi linier di tepi jalan arteri, yang ditandai dengan adanya distrik-distrik komersial-jasa berskala regional yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya seperti pasar hewan ternak, toko emas, toko elektronik, dan pasar induk. Hal-hal tersebut tentunya perlu diintervensi lebih lanjut untuk mengurangi eksternalitas negatif yang ditimbulkan. Fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatan di Kota Muntilan yang dipengaruhi oleh
pusat-pusat pertumbuhan keagamaan diambil sebagai profil karena hal ini merupakan hal unik yang hanya terjadi di beberapa kota di Indonesia. Kota Muntilan memiliki 3 situs budaya-keagamaan yang terletak cukup menyebar dan ketiganya membuat fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatannya bercorak serupa dengan situs tersebut. Yang pertama yaitu Makam Kyai Raden Santri di Gunungpring dengan pesantren-pesantren, masjid, dan fasilitas kesehatan islami yang muncul di sekitarnya. Selanjutnya yaitu Pastoral Sanjaya sebagai pusat pertumbuhan agama Katolik pada masa lampau yang terletak di Kelurahan Muntilan yang memunculkan distrik pendidikan Katolik, asrama siswa katolik, gereja, dan ziarah makam van Lith. Selain itu, ada juga Kelenteng Hok An Kiong di Kelurahan Muntilan sebagai representasi dari kebudayaan Tionghoa dan kepercayaan Konghucu yang memiliki streetfood khas Tiongkok di sekitarnya. Ketiga situs budaya ini menarik dan penting untuk dijaga keasliannya dan dimaksimalkan potensinya untuk menambah daya tarik Kota Muntilan.
Potensi Demografi
Perdagangan
Wisata
Kota Muntilan memiliki jumlah penduduk yang didominasi oleh penduduk berusia muda dan produktif. Piramida penduduk Kota Muntilan memiliki bentuk stasioner yang membesar pada usia-usia produktif, yaitu antara 15-64 tahun. Hal tersebut menunjukkan potensi memiliki angkatan kerja yang banyak sehingga memiliki produktivitas yang tinggi. Dari perhitungan angka ketergantungan, 100 penduduk usia poduktif menanggung 48 penduduk nonproduktif. Selain jumlah angkatan kerja yang tinggi, dari segi kualitas penduduk cukup baik. Hal ini disebabkan karena penduduk Kota Muntilan sudah banyak yang menjalankan program wajib belajar 12 tahun.
Dari sektor perdagangan, Kota Muntilan didukung oleh beberapa komoditas. Pasir dan batu di sungai di Muntilan memiliki kualitas baik, yang berasal dari Gunung Merapi. Selain itu terdapat banyak kerajinan pahat batu yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke Muntilan. Perkembangan pertokoan di Kota Muntilan tidak terlepas dari adanya Jalan Pemuda sebagai penghubung Kota Muntilan dengan PKW seperti Kota Magelang dan PKN seperti Kota Semarang dan Kota Yogyakarta. Selain itu, banyaknya gudang yang disewakan untuk beberapa perusahaan, termasuk perusahaan rokok nasional seperti PT. Gudang Garam dan PT. Djarum, membuktikan bahwa Muntilan mempunyai posisi strategis untuk transit barang dari suatu proses pendistribusian. Selain itu, di Kota Muntilan memiliki lima pasar yang komoditasnya berbedabeda tetapi terletak saling berdekatan. Pasarpasar tersebut memiliki skala regional melayani kecamatan Muntilan dan kecamatan-kecamatan di sekitarnya. Hal ini menunjukkan aglomerasi kegiatan perdagangan dengan komoditas yang bervariasi.
Daya tarik wisata di Kota Muntilan dominan oleh wisata religi. Terdapat Makam Kyai Raden Santri yang terletak di Desa Gunungpring. Banyak wisatawan yang datang untuk berziarah, terutama pada bulan jawa, rejeb dan ruwah. Di sekitar makam ini, banyak tumbuh tempat oleh-oleh khas Desa Gunungpring. Pada kawasan Pastoral terdapat Museum Misi dan makam an Lith V yang menjadi tempat bersejarah bagi umat Katholik. Selain itu, Vihara Hok An Kiong menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Muntilan karena memiliki letak yang strategis serta bangunan yang terawat.
TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA MUNTILAN
Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat
Tamat SD/sederajat Tamat D1/sederajat Tamat D2/sederajat Tamat D3/sederajat
Tamat S3/sederajat Tamat SLB C
Tamat SLB B
Tamat SLB A
Tamat S1/sederajat Tamat S2/sederajat
Studio Kota Muntilan
23
Masalah Sulitnya Akses Menuju Sarana Pergudangan Kota Muntilan memiliki gudanggudang dengan berbagai komoditas, di antaranya adalah sembako dan tembakau. Gudang-gudang tersebut memiliki skala lokal dan regional. Bahkan, gudang tembakau dimiliki oleh PT. Djarum dan PT. Gudang Garam untuk diolah di pabriknya di Kudus dan Kediri. Namun, akses keluar-masuk gudang sangat terbatas sehingga produktivitas dan efisiensi gudang juga berkurang, dan kadang-kadang juga menimbulkan kemacetan di sekitarnya.
24
Studio Kota Muntilan
Belum Optimalnya Pengelolaan Kawasan Perdagangan yang Ada
Belum Optimalnya Pengelolaan Destinasi Wisata yang Ada
Kota Muntilan memiliki kawasan industri pahat batu di bagian utara kota. Namun, industri pahat batu di kota ini memiliki produksi yang masih di bawah Kabupaten Tulungagung. Selain itu, aktivitas di kawasan ini kebanyakan hanya sekadar industri tanpa menyediakan ruang-ruang promosi berupa wisata tematik berupa kampung pahat batu agar menarik wisatawan untuk berkunjung mengetahui proses pembuatan patung, cobek, gapura, dan produk-produk kesenian pahat batu di Kota Muntilan. Pasar-pasar di Kota Muntilan kurang tertata sehingga memunculkan masalah seperti pasar tumpah, dan on-street parking. Pertokoan di Kota Muntilan juga memiliki masalah berupa tutupnya toko-toko secara permanen di sepanjang jalan arteri sekunder serta terhambatnya arus lalu-lintas akibat aktivitas parkir on-street di sepanjang jalan arteri sekunder.
Kota Muntilan memiliki 3 situs budaya berbasis agama-budaya, taman kota, kerajinan pahat batu, dan wisata alam â&#x20AC;&#x153;Dolan Kaliâ&#x20AC;?. Namun, semua destinasi wisata tersebut belum dikelola secara optimal sehingga hanya sedikit pengunjung yang datang. Pengelolaan yang belum optimal tersebut berupa akses yang cukup sulit seperti di kawasan wisata alam â&#x20AC;&#x153;Dolan Kaliâ&#x20AC;?, minimnya fasilitas seperti di taman kota, dan kurangnya branding dan marketing dari seluruh destinasi wisata yang ada. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tidak adanya pendidikan kejuruan berbasis pariwisata dan seni di Kota Muntilan sehingga kota ini kekurangan Sumber Daya Manusia yang cakap di bidang-bidang penunjang pariwisata Kota Muntilan.
KONSEP RENCANA
4 Studio Kota Muntilan
25
â&#x20AC;&#x153;Mewujudkan Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang atraktif, produktif, dan kompetitif yang kental dengan nuansa budaya tahun 2039â&#x20AC;?
26
Studio Kota Muntilan
Latar Belakang Perumusan Tujuan • Potensi perdagangan di kota Muntilan yang didukung oleh adanya 5 pasar dan 48 toko berskala regional serta terdapat jalan arteri sekunder yang memudahkan akses • Pemanfaatan potensi wisata budaya yang kurang optimal • Kurangnya diversifikasi lapangan pekerjaan • Kuantitas dan kualitas SDM yang baik tetapi tidak sebanding dengan jumlah dan jenis lapangan pekerjaan yang ada • Sejarah kota Muntilan yang kental akan keragaman agama dan budaya • Permasalahan di jalan arteri sekunder dan sekitarnya Mengapa Kota Perdagangan ?
Kota perdagangan dipilih berdasarkan potensi yang ada di kota Muntilan yaitu terdapat 5 pasar dan 48 toko berskala regional.
Mengapa Atraktif ?
Kota atraktif adalah kota yang memiliki kualitas yang mampu menarik orang-orang dari luar kota untuk melakukan aktivitas (perdagangan, pendidikan, pariwisata, dll) di kota tersebut. Oleh sebab itu, kami memilih frasa ini untuk mewakili harapan kami agar kota Muntilan dapat menjadi kota yang atraktif sehingga mendukung terwujudnya kota perdagangan.
Mengapa Produktif ?
Kota produktif adalah kota yang tidak hanya menjalankan fungsi internal, tetapi sekaligus memantapkan fungsi eksternalnya (KemenPUPR, 2019). Frasa ini diharapkan dapat mewakilkan harapan kami untuk Kota Muntilan agar dapat menjadi kota yang produktif yang tidak hanya dapat melayani masyarakat di dalamnya tetapi juga melayani wilayah sekitarnya.
Mengapa Kompetitif ?
Kota yang kompetitif adalah kota yang mampu menarik orang-orang kreatif dan setidaknya memiliki teknologi, tenaga ahli, dan toleransi. Kota kompetitif dapat mendorong perekonomian wilayahnya. Maka melalui frasa ini kami mengaharapkan kota Muntilan dapat menjadi kota yang mampu berdaya saing dengan kota-kota lain serta dapat mendorong perekonomian kota Muntilan terutama melalui sektor perdagangan
Mengapa Kental dengan Nuansa Budaya ?
Kental dengan nuansa budaya maksudnya adalah walaupun dengan berkembangnya kota Muntilan, kami mengharapkan agar kota Muntilan tetap menunjukkan sisi kebudayaan yang sudah ada dari dulu. Studio Kota Muntilan
27
Indikator Kegiatan
• Skala kegiatan • Jenis kegiatan • Komoditas perdagangan
Sarana Prasarana
• Tersedianya sarana dan prasarana • Terjangkaunya sarana dan prasarana
Sumber Daya Manusia
• Jumlah penduduk • Tingkat pendidikan • Jenis pekerjaan
Stabilitas
• Tangguh ekonomi • Tangguh bencana
28
Studio Kota Muntilan
Alternatif 1. Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Industri Pahat Batu 2. Pengembangan Distrik Pergudangan 3. Pengembangan Kawasan Perdagangan
Studio Kota Muntilan
29
Alternatif 1 : Pengembangan Kawasan Perdagangan Mengembangkan potensi perdagangan yang ada di Kota Muntilan secara merata dan menyeluruh baik pertokoan yang ada di sepanjang Jalan Pemuda, lima pasar berskala regional, maupun komersil-komersil yang berada di sekitar pusat aktivitas lainnya. Target : 1. Dapat melayani wilayah eksternal hingga skala regional dan internal kota Muntilan 2. Tersebarnya komersial di Kota Muntilan, tidak hanya mengumpul di sekitar jalan arteri sekunder 3. Meningkatnya tata kelola perdagangan dan daya saing pasar rakyat Strategi : 1. Membangun sarana-prasarana yang memadai dan merata ke seluruh kota Muntilan. 2. Meningkatkan kualitas, aksesibilitas dan persebaran perdagangan Pertimbangan : 1. Kota Muntilan memiliki banyak pertokoan dengan skala lokal dan regional 2. Memiliki lima pasar berskala regional 3. Koridor perdagangan yang berpotensi mengganggu kelancaran fungsi jalan arteri sekunder.
30
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
31
Alternatif 2 : Pengembangan Distrik Pergudangan Mengembangkan potensi wharehousing dan storage Kota Muntilan baik untuk produk skala lokal maupun regional. Target: 1. Menciptakan kawasan pergudangan dengan akses mudah dan memiliki sarana memadai Strategi: 1. Membangun sarana prasarana penunjang fungsi pergudangan 2. Membangun kompleks pergudangan 3. Mengintegrasikan jasa pengiriman, pergudangan, dan pendistribusian Pertimbangan: 1. Muntilan memiliki beberapa gudang besar namun aksesnya sulit 2. Berada pada daerah yang strategis (dekat tempat pemasaran, sumber, maupun di antara keduanya) 3. Letak geografi Kota Muntilan yang berkontur rata, kelerengan datar, dan tidak rawan banjir 4. Harga sewa gudang yang murah
32
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
33
Alternatif 3 : Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Industri Pahat Batu Mengembangkan potensi pariwisata dan sentra pahat batu yang meningkatkan ekonomi melalui perdagangan dan destinasi wisata di Kota Muntilan Target : 1. Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Kota Muntilan 2. Meningkatnya ekspor pahat batu Muntilan dengan pemanfaatan sumber daya alam lokal secara maksimal terkendali yang berwawasan lingkungan 3. Bertambahnya perdagangan di sekitar pariwisata Strategi : 1. Mengintegrasikan tempat-tempat wisata dengan sistem transportasi publik 2. Meningkatkan kualitas fasilitas pendukung pariwisata Kota Muntilan 3. Meningkatkan keterampilan SDM yang mendukung melalui pelatihan Pertimbangan : 1. Terdapatnya sentra pahat batu di Muntilan. 2. Tersedianya bahan baku usaha pahat batu. 3. Dekat dengan candi Borobudur. 4. Memiliki wisata lain seperti Makam Gunung Pring dan Dolan Kali.
34
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
35
Pemilihan Alternatif â&#x20AC;&#x153;Mewujudkan Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang atraktif, produktif, dan kompetitif yang kental dengan nuansa budaya tahun 2039â&#x20AC;?
Kegiatan
Sarana Prasarana
Pengembangan Kawasan Perdagangan
36
Studio Kota Muntilan
Sumber Daya Manusia
Pengembangan Distrik Pergudangan
Stabilitas
Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Industri Pahat Batu
Criteria Preferences Kegiatan Sarana-Prasarana Sumber Daya Manusia Stabilitas
Kegiatan 1 2 1/5 1/2
Sarana Prasarana 1/2 1 1/6 1/3
Kegiatan Alternatif I II III
Stabilitas 2 3 1/3 1
Pemilihan alternatif menggunakan metode Analytical Hierarchical Process
Pairwase Comparison
Sarana Prasarana I 1 1/2 5
II 2 1 3
III 1/5 1/3 1
Sumber Daya Manusia Alternatif I II III
Sumber daya Manusia 5 6 1 3
I 1,00 0,25 0,33
II 4,00 1,00 2,00
Alternatif I II III
I 1,00 5,00 3,00
II 0,20 1,00 0,50
III 0,33 2,00 1,00
I 1,00 2,00 3,00
II 0,50 1,00 2,00
III 0,33 0,50 1,00
Stabilitas III 3,00 0,50 1,00
Alternatif I II III
Studio Kota Muntilan
37
Criteria Preferences Kegiatan Sarana-Prasarana Sumber Daya Manusia Stabilitas
Kegiatan 4,000 8,500 1,167 2,600
Sarana Prasarana 2,333 4,000 0,578 1,433
Sumber daya Manusia 17,667 34,000 4,000 10,167
Stabilitas
Jumlah
Eigenvectors
6,667 13,667 1,667 4,000
30,667 60,167 7,411 18,200 116,444
0,510 0,517 0,064 0,156 1,000
Menghitung nilai eigenvector yang didapatkan dari hasil perkalian tiap matriks Alternative Rankings with Structure I II III
Kegiatan
Sarana-prasarana
0,510 0,3003 0,1001 0,1093
0,517 0,1150 0,2868 0,1150
Sumber daya Manusia 0,064 0,0370 0,0070 0,0197
Stabilitas 0,156 0,0241 0,0454 0,0869
NILAI ALTERNATIF 0,48 0,44 0,33
Melakukan perhitungan option performance matrix untuk menentukan hasil alternatif yang terpilih. Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa alternatif pertama yaitu pengembangan kawasan perdagangan
38
Studio Kota Muntilan
RENCANA TATA RUANG
5 Studio Kota Muntilan
39
Pola Ruang Saat Ini Pola ruang di Kota Muntilan didominasi oleh permukiman, perdagangan, dan kawasan hijau (pertanian dan hutan). Permukiman secara umum terletak menyebar (sprawl dan sporadis) di seluruh bagian kota Muntilan, sementara pertanian memiliki dominansi di bagian utara dan selatan kota (jauh dari jalan utama). Untuk fungsi komersil dan jasa berkembang mengikuti pola jalan (linier), yaitu Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar dengan pusat perdagangan kota terletak di sekitar Pasar Muntilan.
40
Studio Kota Muntilan
Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang Kota Muntilan disesuaikan dengan tujuan Kota Muntilan sebagai kota perdagangan, yaitu dengan menyebarkan perdagangan dan jasa tidak hanya terpusat berada di sepanjang jalan arteri, tetapi juga menyebar ke seluruh jalan kolektor. Selain itu dilakukan juga alih fungsi lahan pertanian di daerah perkotaan untuk kebutuhan industri dan permukiman baru, diutamakan alih fungsi lahan dilakukan pada Konsolidasi Tanah Perkotaan (KTP) yang memang diperuntukkan untuk alih fungsi lahan. Selain itu terdapat penambahan luas untuk kawasan industri pahat batu Muntilan. Studio Kota Muntilan
41
Struktur Ruang Saat Ini
Menurut UU No. 23 Tahun 2007, struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Struktur ruang perkotaan Muntilan berpusat pada area sekitar jalan arteri sekunder yaitu Jl. Pemuda, dapat terlihat dari sangat banyaknya fasilitas penunjang kegiatan dan perekonomian yang berada di sekitar jalan arteri sekunder tersebut. Fasilitas penunjang kegiatan dan perekonomian tersebut terdiri dari sarana pendidikan, instansi, perdagangan, kesehatan, peribadatan, dan transportasi. Dari peta struktur ruang yang ada dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas di perkotaan Muntilan sudah cukup merata dan fasilitas yang mendominasi merupakan fasilitas perdagangan (komersial dan jasa). Fasilitas-fasilitas tersebut kemudian dihubungkan dengan sistem prasarana seperti jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri sekunder serta dihubungkan oleh sistem jaringan air bersih dan sistem jaringan listrik.
42
Studio Kota Muntilan
Rencana Struktur Ruang Rencana Struktur Ruang Kota Muntilan didasari oleh daya dukung dari jalan arteri sekunder sebagai pusat kegiatan di Kota Muntilan yang sudah tidak dapat menampung kegiatan karena kapasitas jalan yang sudah padat, karena itu rencana struktur dilakukan dengan menyebarkan fasilitas umum di seluruh kecamatan Muntilan untuk mengurangi beban jalan arteri sekunder. Terdapat kenaikan kelas jalan pada jalan Lettu Sugiarno dan Jalan Kyai Raden Santri dari lokal menjadi kolektor untuk mendukung pertumbuhan kegiatan pasar baru muntilan dan wisata gunung pring. Selain itu juga terdapat penambahan prasarana jalan baru untuk memperbaiki konektivitas antar kawasan, terutama pada bagian cul de sac juga untuk menciptakan permukiman baru. Studio Kota Muntilan
43
Intensitas Ruang : Koefisien Dasar Bangunan Saat ini
Rencana
Kawasan sekitar Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar menjadi kawasan dengan KDB terbesar, yaitu sekitar 61-100%. Selain itu, daerah dengan KDB tinggi juga terletak di kawasan perkantoran Kecamatan Muntilan. Namun, masih terdapat kawasan dengan KDB rendah, terutama di kawasan persawahan di pinggiran Kota Muntilan.
KDB terbesar masih berada pada Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar juga daerah pasar yaitu sebesar 61 - 100%. Kemudian untuk daerah pusat-pusat permukiman memiliki KDB sebesar 41 - 60%. dan sisanya yang merupakan lahan hijau merupakan daerah dengan KDB sebesar 0 - 40%.
44
Studio Kota Muntilan
Intensitas Ruang : Koefisien Lantai Bangunan Saat ini
Koefisien lantai bangunan dengan nilai tinggi tidak terlalu banyak terdapat di Muntilan dan umumnya berada pada jalan utama yaitu Jalan Pemuda sebesar 2,251 - 3,00, sebagian besar Jalan Pemuda masih didominasi oleh koefisien sebesar 1,50 - 2,25. Dibagian permukiman luar dekat jalan umumnya memiliki koefisien 0,75 - 1.50, sedangkan untuk permukiman dalam memiliki koefisien sekitar 0 0,75.
Rencana
Koefisien Lantai Bangunan yang tinggi terdapat di beberapa bangunan, seperti di daerah pasar sebesar 2,251 - 3,00. Sedangkan untuk daerah jalan utama seperti Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar masih sebesar 1,50 - 2,251 dan di pusat-pusat permukiman sebesar 0,75 - 1,50. Sedangkan untuk daerah hijau masih memiliki KLB sebesar 0 - 0,75.
Studio Kota Muntilan
45
Intensitas Ruang : Koefisien Dasar Hijau Saat ini
KDH di Kota Muntilan saat ini KDH rendah (0-20%) dapat ditemukan di koridor Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar, kawasan yang diapit kedua jalan tersebut, dan kawasan permukiman padat di Desa Gunungpring. KDH 80%-100% terdapat di area persawahan yang terletak di luar pusat Kota Muntilan. Variasi KDH di Kota Muntilan disebabkan oleh penggunaan lahan dan kedekatan blok dengan pusat kegiatan dan pusat kota.
46
Studio Kota Muntilan
Rencana
Pembangunan permukiman baru membuat beberapa blok di luar pusat kota mengalami penurunan KDH. KDH di pusat kota berkisar 0-20% dan 20%-40%, begitu pula dengan KDH di Desa Gunungpring. Namun, beberapa blok masih memiliki KDH yang tinggi sebagai preservasi area persawahan.0,75.
Prasarana : Jalan
Prasarana : Drainase
Terdapat penambahan jalan di kawasan perumahan baru Terdapat rencana penambahan jaringan drainase, baik jarindan menaikkan kelas jalan untuk Jl.Tentara Pelajar, Jl Raden Santri, Jl gan primer, sekunder, maupun tersier. Gunungpring, dan Jl. Moh. Yusuf dari lokal menjadi kolektor.
Studio Kota Muntilan
47
Prasarana : Transportasi
Trayek Angkutan Kota Terminal
Pembuatan trayek transportasi publik yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bus luar kota (antar kota), dalam kota (lokal), dan angkutan perkotaan. Penambahan halte direncanakan berada pada pusat-pusat kegiatan sehingga meningkatkan mobilisasi.
Halte
Trayek Bus Lokal Terminal Halte
Trayek Bus Luar Kota Terminal Halte
48
Studio Kota Muntilan
Prasarana : Persampahan Terdapat rencana penambahan 10 unit TPS, 4 unit kontainer, dan 3 unit bank sampah yang didasari oleh proyeksi timbulan sampah untuk 20 tahun kedepan dan keterjangkauan wilayah atas sarana persampahan di Kota Muntilan.
Studio Kota Muntilan
49
Sarana : Jasa
Sarana : Perdagangan
Terdapat penambahan 20 unit jasa regional dan 45 unit jasa Terdapat rencana 52 perdagangan lokal dan 8 regional yang lokal yang disebar secara merata di Kota Muntilan agar memiliki ak- disebar diseluruh Kota Muntilan agar tidak memusat pada jalan ses yang mudah untuk sarana jasa. Pada pusat-pusat kegiatan ditam- arteri sekunder yaitu Jalan Pemuda. bahkan sarana jasa dengan intensitas yang lebih tinggi.
50
Studio Kota Muntilan
Sarana : Kesehatan
Sarana : Pendidikan
Terdapat penambahan sarana pendidikan sebanyak 9 PAUD, 13 TK, 10 SD, 4 SMP, dan 1 SMK Pariwisata, yang didasari oleh proyeksi Terdapat penambahan sebanyak 7 sarana kesehatan, berupa kebutuhan sarana pendidikan 20 tahun mendatang dan keterjangpos kesehatan desa, apotek, dan klinik kesehatan untuk menjangkau kauan dari sarana pendidikan. cakupan sarana kesehatan di Kota Muntilan.
Studio Kota Muntilan
51
Sarana : Pergudangan
Sarana : Olahraga dan Rekreasi
Pembangunan lapangan pada setiap desa/kelurahan sebagai akomodasi kebutuhan berolahraga. Terdapat juga pengoptimalan kawasan wisata budaya Kelenteng, Makam Gunung Pring, dan Pas Terdapat 3 rencana gudang baru di Kota Muntilan, 1 untuk toral Sanjaya sesuai tujuan perusahaan yaitu wisata budaya. Selain kompleks gudang besar yang berada di Jalan Kyai Raden Santri, 1 itu, juga dilakukan pengoptimalan pada Taman Ba,nu Runcing dan untuk gudang sentra industri pahat batu, 1 berupa gudang untuk Dolan Kali sebagai RTH sekaligus kawasan wisata yang atraktif dan pasar Muntilan. kompetitif.
52
Studio Kota Muntilan
Sarana : Industri
Sarana : Peribadatan
Terdapat rencana penambahan 1 industri berupa industri Terdapat penambahan musholla sebanyak 3 unit, selain itu pahat batu muntilan untuk mendukung Kota Muntilan yang bernu- dibangun juga musholla pada setiap pusat permukiman baru. ansa budaya.
Studio Kota Muntilan
53
Sarana : Ruang Terbuka Hijau Terdapat penambahan RTH sebanyak 3 unit karena RTH yang sudah ada belum menjangkau keseluruhan Kota Muntilan. RTH skala kelurahan diletakkan di dekat sarana pendidikan, sesuai dengan arahan Peraturan Menteri PU 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.
54
Studio Kota Muntilan
RENCANA PENTAHAPAN
6 Studio Kota Muntilan
55
Rencana Pentahapan Kota Muntilan (2019-2039) Perencanaan jangka panjang selama 20 tahun ke depan di Kota Muntilan dilakukan dengan pembagian tahap rencana per lima tahun sehingga selama 20 tahun, Kota Muntilan terbagi menjadi 4 tahap rencana per lima tahun. Tiap tahap per lima tahun tersebut memiliki tema spesifik sehingga dapat mewujudkan tujuan perencanaan yaitu â&#x20AC;&#x153;Kota Muntilan sebagai Kota Perdagangan yang Atraktif, Produktif dan kompetitif yang Kental akan Nuansa Budaya pada Tahun 2039â&#x20AC;?. Program dan kegiatan yang dilakukan selama 20 tahun tersebut juga diiringi dengan kegiatan pemeliharaan, monitoring dan evaluasi. Perubahan yang telah dilakukan selama 20 tahu tersebut diharapkan dapat berkembang secara berkelanjutan. Selain itu, perubahan yang dilakukan selama 20 tahun tersebut tidak akan menimbulkan masalah dan dapat memberikan dampak yang positif di masa yang akan datang.
56
Studio Kota Muntilan
Tahap 1 (2019-2023)
Tema : Persiapan pengembangan kawasan dan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar Program dan kegiatan yang diprioritaskan dalam tahap 1 adalah sosialisasi dan pembebasan lahan untuk persiapan pengembangan kawasan, pemeliharaan dan penambahan sarana-prasarana serta perbaikan lingkungan. Rincian program dan kegiatan pada tahap 1 adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan trayek Angkutan Umum Muntilan dengan perencanaan rute transportasi umum oleh pemerintah dan swasta. 2. Revitalisasi Taman Bambu Runcing dengan penataan PKL di sekitar Taman Bambu RUncing. 3. Penambahan Ruang Terbuka Hijau dengan pengadaan lahan untuk RTH baru. 4. Pembangunan IPAL Komunal dengan pengadaan lahan untuk IPAL. 5. Pembangunan TPS dan Bank Sampah serta pengadaan Kontainer. 6. Pemeliharan TPS, Kontainer dan Bank Sampah. 7. Penanganan sampah liar dengan penentuan titik pembuangan sampah liar. 8. Pengembangan kawasan baru dengan pengadaan lahan untuk perumahan baru dan pematangan lahan untuk perumahan baru. 9. Pengembangan Kawasan Perdaganan di Koridor Jalan Pemuda, Kyai Raden Santri, Tentara Pelajar dan Lettu Sugiono dengan sosialisasi dan pembebasan lahan. 10. Pengembangan kawasan Pergudangan dengan pembebasan lahan untuk kawasan pergudangan baru.
11. Pengoptimalan pasar-pasar di Muntilan dengan pembebasan lahan untuk pembangunan TPS. 12. Pengoptimalan instansi dan perkantoran dengan perbaikan dan penambahan jumlah lantai. 13. Pengembangan kawasan industri pahat batu dengan pembentukan asosiasi dan konsolidasi pahat batu muntilan dan perluasan kawasan industri pahat batu. 14. Pengembangan dan pembangunan sarana pendidikan dengan pengadaan lahan untuk penambahan 9 unit PAUD, 13 unit TK, 10 unit SD dan 4 unit SMP. 15. Pengembangan kawasan lapangan Pemda dengan penyediaan lahan sebagai lapak PKL. 16. Pelebaran jalan dengan akuisisi lahan di Jalan Gunungpring. 17. Peningkatan kelas jalan dengan perundingan bersama Dinas Perhubungan, peningkatan Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Gunungpring menjadi jalan kolektor. 18. Revitalisasi dan pengoptimalan jalur pedestrian di Jalan Pemuda dengan penertiban PKL. 19. Pembangunan dan perbaikan jaringan drainase dengan pembebasan lahan untuk pembuatan jaringan drainase baru dan perbaikan drainase yang rusak. 20. Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan air bersih dengan pembangunan jaringan air bersih baru dengan tingkat cakupan 20% dan pemeliharaan rutin. 21. Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Air dengan Progam PAMSIMAS. Studio Kota Muntilan
57
58
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
59
Tahap 2 (2023-2028)
Tema : Pengembangan kawasan, pemerataan dan penguatan sarana dan prasarana, serta pengintegrasian antar sektor dengan sistem perkotaan Program dan kegiatan yang diprioritaskan dalam tahap 2 adalah pembangunan sarana-prasarana, perbaikan dan penertiban kawasan serta sosialisasi program. Rincian program dan kegiatan pada tahap 2 adalah sebagai berikut : 1. Pembangunan halte dengan penambahan jumlah bus dan angkutan, pembangunan halte dan penambahan jumlah rute transportasi publikkota bekerjasama dengan swasta dan diatur oleh pemerintah Kabupaten Magelang serta melakukan sosialisasi rute ke masyarakat. 2. Revitalisasi Taman Bambu Runcing dengan peremajaan Tugu Bambu Runcing. 3. Penambahan Ruang Terbuka Hijau dengan pembangunan RTH di Desa Pucungrejo, Tamanagung dan Gunungpring. 4. Pembangunan IPAL Komunal dengan pembangunan IPAL industri, komunal di pusat-pusat permukiman dan Pasar Hewan Muntilan. 5. Pembangunan serta pemeliharaan TPS, Bank Sampah dan Kontainer dilengkapi dengan armada yang memadai serta sosialisasi ke masyarakat terkait penanganan sampah liar. 6. Pembangunan kawasan perumahan baru serta perbaikan dan pemeliharaan lingkungan perumahan. 7. Pengembangan kawasan perdagangan dengan penyediaan tempat parkir dan fasilitas penyebrangan. 8. Pengembangan kawasan pergudangan dengan pembangunan jalan
60
Studio Kota Muntilan
9. Pengoptimalan instansi dan perkantoran dengan pembangunan halte di dekat instansi Kelurahan Sedayu, penghijauan dan perbaikan instansi di kelurahan Gunungpringdan Pucungrejo. 10. Pengembangan kawasan industri pahat batu dengan perluasan, pembangunan dan branding kawasan industri pahat batu. 11. Penambahan fasilitas kesehatan dengan pembangunan pos kesehatan desa di Desa Tamanagung, Pucungrejo dsn Muntilan. 12. Perbaikan dan pemeliharaan sarana pendidikan. 13. Pemeliharaan fasilitas peribadatn seperti masjid, mushola, kelenteng Hok An Kiong, gereja, bruderan dan susteran. 14. Penambahan akses menuju Taman Bambu Runcing dengan pembangunan jembatan penyebrangan orang. 15. Pengembangan Kawasan Lapangan Pemda dengan penertiban jogging track dan penambahan Gedung/lapanhan olahraga di setiap desa/kelurahan. 16. Menambah jarungan jalan baru di permukiman. 17. Perbaikan jaringan jalan dengan pengurangan jaringan jalan tipe cul de sac. 18. Melakukan pelebaran jalan di Jalan Gunungpring. 19. Pembangunan jalur pedestrian di Jalan Tentara Pelajar. 20. Pembuatan, perawatan dan pemeliharaan jaringan drainase. 21. Pengembangan (cakupan hingga 30%), pemeliharaan rutin dan perbaikan komponen jaringan air bersih.
Studio Kota Muntilan
61
62
Studio Kota Muntilan
Tahap 3 (2029-2033)
Tema : Pengoptimalan sarana dan prasarana, pengoptimalan kawasan, dan city branding Program dan kegiatan yang diprioritaskan dalam tahap 3 adalah perbaikan dan pemeliharaan kawasan dan sarana-prasarana yang sudah dikembangkan di tahap sebelumnnya. Rincian program dan kegiatan pada tahap 3 adalah sebagai berikut : 1. Revitalisasi Terminal Drs. Prajitno dengan perbaikan desain terminal, sosialisasi penggunaan transportasi umum dan peningkatan kualitas bus umum dari swasta dan diawasi oleh Dinas Perhubungan. 2. Revitalisasi Taman Bambu Runcing dengan pemeliharaan sarana-prasarana existing. 3. Pemeliharaan RTH, IPAL, TPS, Kontainer, Bank Sampah, fasilitas sarana olahraga, sarana pendidikan, jaringan drainase dan jaringan air bersih. 4. Pengoptimalan TPS 3R. 5. Pengembangan kawasan mushola di pusat-pusat permukiman baru, kawasan wisata budaya (Makam Gunungpring, Kelenteng Hok An Kiong, Pastoral Sanjaya dan Dolan Kali) dan jaringan air bersih dengan cakupan hingga 40%. 6. Pembangunan klinik kesehatan dan apotek di Desa Gunungpring. 7. Penertiban parking on street. 8. Peremajaan bangunan di kawasan wisata industri pahat batu. 9. Branding wisata industri pahat batu Muntilan dan komoditas perdagangan lainnya. 10. Sosialisasi kepada masyarakat tentang penanganan sampah liar. Studio Kota Muntilan
63
64
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
65
Tahap 4 (2034-2038)
Tema : Pengoptimalan dan penyempurnaan kawasan Program dan kegiatan yang diprioritaskan dalam tahap 4 adalah pemeliharaan, pengoptimalan serta pengembangan dari kawasan dan fasilitas sarana-prasarana. Rincian program dan kegiatan pada tahap 4 adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas bus dan angkutan kota dan penetapan kualitas standar operasi. 2. Pembangunan jalur pedestrian dari Terminal Drs.Prajitno menuju area komersil sekitar. 3. Pemeliharaan RTH, TPS, kontaine, bank sampah, puskemas pembantu, sarana pendidikan, kawasan-kawasan wisata, fasilitas dan venue, jalur pedestrian, jaringan drainase dan jaringan air bersih. 4. Peremajaan bangunan di kawasan wisata industri pahat batu dan branding wisata indutri pahat batu. 5. Sosialiasi kepada masyarakat terkait penanganan sampah liar.
66
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
67
68
Studio Kota Muntilan
PERATURAN ZONASI
7 Studio Kota Muntilan
69
Peta Rencana Zonasi
70
Studio Kota Muntilan
No Peruntukan
1
2
3
4
5
Kawasan Peruntukan Perumahan
Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum
Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan Perkantoran
Zona
Peraturan Zonasi Sub-Zona
Zona Perumahan
Zona Pelayanan Umum
Kode
Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi
R-2
Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang
R-3
Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah
R-4
Sub Zona Pendidikan
SPU-1
Sub Zona Transportasi
SPU-2
Sub Zona Kesehatan
SPU-3
Sub Zona Peribadatan
SPU-6
Sub Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal Jalan Arteri
K-1.1
Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal Sub Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal Selain Jalan Arteri Sub Zona Perdagangan dan Jasa Deret Jalan Arteri Zona Perdagangan Sub Zona Perdagangan dan dan Jasa Deret Jasa Deret Selain Jalan Arteri Zona Industri
Sub Zona Aneka Industri
Zona Perkantoran
Sub Zona Instansi
K-1.2 K-2.1 K-2.2
I-4
KT-1
Kriteria Kawasan yang diperuntukkan untuk perumahan dengan kepadatan tinggi, dengan KDB maksimum 60 persen, KLB 1,8 dan KDH minimum 30 persen Kawasan yang diperuntukkan untuk perumahan dengan kepadatan tinggi, dengan KDB maksimum 50 persen, KLB 1 dan KDH minimum 35 persen Kawasan yang diperuntukkan untuk perumahan dengan kepadatan tinggi, dengan KDB maksimum 45 persen, KLB 0,5 dan KDH minimum 40 persen Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat pendidikan serta sarana lain yang menunjang kegiatan pendidikan Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat transit transportasi umum Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat kesehatan serta sarana lain yang menunjang kegiatan kesehatan Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat ibadah serta sarana lain yang menunjang kegiatan ibadah Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang berada di jalan arteri yang tidak menempel satu sama lain. Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang berada di jalan kolektor atau lokal yang tidak menempel satu sama lain. Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang berada di jalan arteri yang menempel satu sama lain. Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa yang berada di jalan kolektor atau lokal yang menempel satu sama lain. Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat bagi industri kecil dan menengah yang tidak memiliki dampak lingkungan signifikan bagi kawasan di sekitarnya. Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat bagi instansi pemerintahan Studio Kota Muntilan
71
6
Zona Taman Kawasan Peruntukan Ruang Terbuka Hijau Zona Permakaman
7
Kawasan Peruntukan Lainnya
8
Kawasan Peruntukan Campuran
72
Sub Zona Taman Kota
Kawasan yang diperuntukkan sebagai RTH yang berupa taman kota RTH-1 yang dilengkapi dengan sarana pendukung seperti tempat bermain, jalur pedestrian tempat sampah, toilet, dan penerangan
Sub Zona Pemakaman
H-1
Kawasan yang diperuntukkan sebagai tempat pemakaman umum yang dilengkapi dengan sarana pendukung seperti tempat parkir dan penerangan
Zona Pertanian
Sub Zona Pertanian
PL-1
Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan pertanian
Zona Pariwisata
Sub Zona Pariwisata
PL-3
Zona Campuran
Sub Zona Perumahan dan Perdagangan Jasa Sub Zona Perkantoran dan Perdagangan Jasa
Studio Kota Muntilan
C-1 C-3
Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan pariwisata yang dilengkapi dengan sarana pendukung seperti tempat parkir, toilet, dan penerangan Kawasan dengan peruntukan campuran antara perumahan dengan perdagangan dan jasa Kawasan dengan peruntukan campuran antara perkantoran dengan perdagangan dan jasa
Kegiatan Perumahan 1 Rumah Tunggal 2 Rumah Kopel 3 Rumah Deret 4 Townhouse 5 Rumah Susun Rendah 6 Rumah Susun Sedang 7 Rumah Susun Tinggi 8 Asrama 9 Rumah Kost 10 Panti Jompo 11 Panti Asuhan 12 Guest House 13 Paviliun 14 Rumah Dinas 15 Rumah Sederhana 16 Rumah Menengah 17 Rumah Mewah 18 Rumah Adat Perdagangan dan Jasa 1 Ruko 2 Warung 3 Toko 4 Pasar Tradisional 5 Pasar Lingkungan 6 Penyaluran Grosir 7 Pusat Perbelanjaan 8 Supermarket 9 Mal 10 Plaza 11 Bahan bangunan dan Perkakas 12 Makanan dan Minuman 13 Peralatan Rumah Tangga 14 Hewan Peliharaan 15 Alat dan bahan Farmasi 16 Pakaian dan aksesoris 17 Peralatan dan pasokan pertanian 18 Tanaman Kendaraan bermotor dan 19 perlengakapannya 20 Jasa bangunan 21 Jasa lembaga keuangan 22 Jasa komunikasi
R-2
R-3
R-4
K-1.1
K-1.2
K-2.1
K-2.2
I-4
KT-1
SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6
T T T T I I I B T B B T T T I I B B
T T T I I I I B I I I T T I I I B B
I I I I I I I B I I I I I I I I I I
I I I I I I I B I I I I I I I I T B
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
T T T I I I I B I T T I I I I I T B
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
I I I I I I B B I X T X X I I I I X
B B B B X X X X B X X X X T B B B X
I I I I I I I I I I I T T I I I I B
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
T T T T T T X B T T T X X T T T B B
T T T X X X X X X X X T T X X T X X
I I I X X X X X X X X T T T X T X X
I I I X T X X X X X X T B T X B T I
I I I I I I B B X I I I I I I I I I
X I I I I B I I X I I I I I I I I T
I I I I I I B B X I I I I I I I I I
X I I I I B I I X I I I I I I I I T
T X T X X X X X X B T I B X T T X X
T T I X X X X X X T X I T T T T X X
I I I X X X X X X X X I X X T X X X
X I I X X X X X X X X I X X T T X X
X X X X
X X X X
X X X X
I I I I
I I I I
I I I I
I I I I
X I I I
X I I I
X I I I
T T I I
Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Peruntukan Lainnya
Zona Pelayanan Umum
Zona Perumahan
Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona
Zona Perkantoran
No
Zona Industri
Matriks ITBX Zona Campuran
RTH
H-1
PL-1
PL3
C-1
C-3
I I I I I I I I I I I I I I I I I B
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
T T T T X X X X X T B B B T T T T B
B B B B X X X X X X X I I B B B X B
I I I I T T T B I B B I I I I I T B
I I I I I T X B T B T I I I I I T B
I I I X X X X X X X X I X X I T X X
I I I X X X X X X X X I X X T T T T
X T T X X X X X X X X T X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X T X X X X I I
T I I X X X X X X X X I X X X T X X
I I I T T I X X X T T T T T X I I I
I I I T T T X X X I T T T T T I I I
X I I I
X I I I
X X X X
X X X X
X X X X
X X X X
I I I I
I I I I
Studio Kota Muntilan
73
Kegiatan 23 Jasa pemakaman 24 Jasa riset dan pengembangan IPTEK Jasa perawatan/perbaikan/renovasi 25 barang 26 Jasa bengkel 27 SPBU 28 Jasa penyediaan ruang pertemuan 29
Jasa penyediaan makanan dan minuman 30 Jasa travel dan pengiriman barang 31 Jasa pemasaran properti 32 Jasa perkantoran/bisnis lainnya 33 Taman hiburan 34 Taman perkemahan 35 Bisnis lapangan dan olah raga 36 Studio keterampilan 37 Panti pijat 38 Klub malam dan bar 39 Hiburan dewasa lain 40 Teater 41 Bioskop 42 Restoran 43 Penginapan hotel 44 Penginapan losmen 45 Cottage 46 Salon 47 Laundry 48 Penitipan hewan 49 Penitipan anak Pemerintahan 1 Kantor Pemerintahan Pusat 2 Kantor Pemerintahan Propinsi 3 4 5 6 7 8 9 10
74
Kantor Pemerintahan Kota/Kabupaten Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan Mabes Polri Polda Polrestabes Polsek Kantor Swasta
Studio Kota Muntilan
R-2 X X
R-3 X X
R-4 X X
K-1.1 I I
K-1.2 I I
K-2.1 I I
K-2.2 I I
I-4 T T
KT-1 X I
SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 T X T I I I I I
X T X X
X T X X
X T X X
I I I I
I I I I
I I I I
I I I I
I I I T
I T T I
I B B I
I I I I
T T B I
X X X X X X T X X X X X X B X X X T T X T
X X X X X X T X X X X X X B X X X T T X T
X X X X X X T X X X X X X B X T T T T X T
I I I I I X T I I X X I T I I I B I I I I
I I I I I X X T I X X I T I I I B I I I T
I I I I I X T I I X X I T I T I B I I I I
I I I I I X X T I X X I T I T I B I I I T
I I T I I X I I X X X X X B X X X X X X X
I I I I X X T I I X X B X B X X X X X X X
I T I I B X I I T X X X X B X X X X X X X
I I I I T X T T T X X X X B B X X X X X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
B B
X X
X T T X X X B B
X T T X X X B B
X T I X X X B B
X T T X X X T I
X T T X X X T I
X T T X B T T I
X T T X B T T I
X X X X X X B I
I I I B B I I I
X X X X X X B X
Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Peruntukan Lainnya
Zona Pelayanan Umum
Zona Perumahan
Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona Perkantoran
Zona
Zona Industri
No
Zona Campuran
RTH X X
H-1 I X
PL-1 X X
PL3 X I
C-1 I I
C-3 I I
T T B I
X X X X
X X X X
X X X X
X X X I
I I X I
I I X I
I I T T T X X X X X X X X B X X X X X X X
T T T T X X I I X X X X X B X X X X X X X
X X X X I B X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
T X X X X X X X X X X X X T X X X X X X X
I X X X I B I I T X X T X T T T T X X X X
I I I I X X I I I X X X X T X X X I I T T
I I I I X X I I I X X T T T T T X I I T T
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X X X X X B X
X X X X X X B X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X B B X X X B X
X X X X X X X X
X T T X X T T T
X T T X X T T I
Kegiatan Industri 1 Makanan/minuman 2 Tekstil 3 Tembakau 4 Pakaian jadi 5 Pengemasan barang 6 Kayu 7 Kertas 8 Publikasi dan percetakan 9 Minyak dan batu bara 10 Bahan kimia dan produknya 11 Karet dan plastik 12 Produk mineral nonlogam 13 Produk logam dasar 14 Produk logam olahan 15 Mesin dan peralatan 16 Mesin perkantoran 17 Mesin dan perlengkapan elektronik 18 Peralatan medis, jam, instrumen optik 19 Alat-alat kendaraan bermotor 20 Furnitur dan manufaktur 21 Daur ulang 22 Polutan 23 Nonpolutan 24 Mengganggu trasportasi lingkungan 25 Tidak mengganggu transportasi umum Sarana Pelayanan Umum 1 TK 2 SD 3 SMP 4 SMA/SMK 5 Perguruan Tinggi/Akademi 6 Rumah sakit tipe B 7 Rumah sakit bersalin 8 Rumah sakit gawat darurat 9 Laboratorium kesehatan 10 Puskesmas 11 Puskesmas pembantu 12 Posyandu 13 Balai pengobatan 14 Pos kesehatan 15 Dokter umum 16 Dokter spesialis
R-2
R-3
R-4
K-1.1
K-1.2
K-2.1
K-2.2
I-4
KT-1
SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
B X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B X B
B X B X B X X X X X X B X X X X X X X T B X B X B
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X B X X X B X X X X X X X X X X X X B
X X X X X X X B X X X T X X X X X X X X X X X X B
I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I
X X X X X X X I X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
I I I T X B B B B T T T I I I I
I I I I B B B B T I I I I I I I
I I I I I I I I I I I I I I I I
X X X B X X X X I B X X X X I I
X X X X X X X X B X X X X X X X
X X X X B B X X B X X X X X X I
X X X X X B X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X T T T B
X X X X X X X X X X X X X X T T
I I I I I X X X X T T T T T T T
X X X X X X X X X X X X X X X X
B B B B B I I I I I I I I I I I
Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Peruntukan Lainnya
Zona Pelayanan Umum
Zona Perumahan
Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona Perkantoran
Zona
Zona Industri
No
Zona Campuran
RTH
H-1
PL-1
PL3
C-1
C-3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X B X X X X X X X B B X B X B
X X X X X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X X X X X
B B B B B I I I I I I I I I I I
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X B B X
X X X B B B B X B B X X B B B X
X X X X X B B X X X X X X X B X
Studio Kota Muntilan
75
Kegiatan Bidan Poliklinik Klinik dan/atau rumah sakit hewan Lapangan olah raga Gelanggang olah raga Gedung olah raga Stadion Masjid Gereja Pura Vihara Kelenteng Langgar/mushola Gedung pertemuan lingkungan Gedung pertemuan kota Gedung serba guna Balai pertemuan dan pameran Pusat informasi lingkungan Lembaga sosial/organisasi 35 kemasyarakatan 36 Terminal tipe C 37 Halte 38 Lapangan parkir umum Ruang Terbuka Hijau 1 Hutan Kota 2 Jalur Hijau dan Pulau Jalan 3 Taman Kota 4 TPU 5 Sempadan/Penyangga 6 Pekarangan Ruang Terbuka Non Hijau 7 Lapangan 8 Plasa 9 Tempat Parkir 10 Taman Bermain dan Rekreasi 11 Trotoar Peruntukan Lainnya 1 Pertanian Lahan Basah 2 Pertanian Lahan Kering 3 Holtikultura 4 Tambak 5 Kolam 6 Tempat Pelelangan Ikan 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
76
Studio Kota Muntilan
R-2 I I T I T T X I I I I I I I T T B I
R-3 I I I I T T B I I I I I I I T I I I
R-4 I I I I T T I I I I I I I I I I I I
K-1.1 B I B I T T X I I I I I I T X X I I
K-1.2 X X X X X X X T T T T T T X X X T X
K-2.1 X X B X X X X I I I I I I X X X T T
K-2.2 X X X X X X X T T T T T T X X X T X
I-4 B T B I X X X I T T T T I X X X X X
KT-1 X T T T X X X I I I I I I X I I I X
SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 T X I I T X I I T X I I T T T T T X T T T X T T X X X X I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I T T T T B X X X T X B B T X T B B X B B
I B I B
I B T T
I B T I
I B I I
X I B B
T I I I
X I B B
X X X T
T B I T
B X B I
X I I I
B X B I
X I I X I T
B I I T I I
B I I T I I
X I I X I X
X I I X I X
X I I X I X
X I I X I X
I I I X I I
X I I X I I
T I I X I I
X I I X I T
T T T I I
I I I I I
I I I I I
X T I T I
X T I T I
X T I T I
X T I T I
X X I X I
X T I X I
I T I T I
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Peruntukan Lainnya
Zona Pelayanan Umum
Zona Perumahan
Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona Perkantoran
Zona
Zona Industri
No
Zona Campuran
RTH X X X X X X X X X X X X T X X X X X
H-1 X X X X X X X X X X X X T X X X X X
PL-1 X X X X X X X X X X X X T X X X X X
PL3 X X X T B X X T T T T T I B X B B B
C-1 X B X T B B X T T T T T I B B B B B
C-3 X B B T X X X T T T T T I X B B B B
B X X I
X X B X
X X X X
X X X X
X X B I
B X B B
B X T T
B I I X I I
X I I X I I
I I I B I I
I I I I I I
I I I T I I
I I I X I I
X I I X I I
X I I X I I
X X I X I
T X I X I
T X I X I
X I I I I
X X I X I
T I T T I
I I I I I
T T I T I
T T I T I
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
I I I B B X
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
Kegiatan 7 Perkebunan Tanaman Keras 8 Perkebunan Agrobisnis 9 Lapangan Penggembalaan 10 Pemerahan Susu 11 Kandang Hewan 12 Tambang Mineral dan Batu Bara 13 Tambang Minyak dan Gas Bumi 14 Tambang Panas Bumi 15 Pengambilan Air Tanah 16 Wisata Alam 17 Wisata Buatan 18 Wisata Budaya Peruntukan Khusus 1 TPS 2 Daur Ulang Sampah 3 Pengelolaan Sampah/Limbah 4 Penimbunan Barang Bekas 5 BTS 6 Rumah Pompa 7 Pembangkit Listrik Peruntukan Campuran 1 Taman Pintar
R-2 X X X X X X X X X X B B
R-3 X X X X X X X X X B B B
R-4 X X X X X X X X B B B B
K-1.1 X X X X X X X X X X X B
K-1.2 X X X X X X X X X X X B
K-2.1 X X X X X X X X X X X B
K-2.2 X X X X X X X X X X X B
I-4 X X X X X X X X X X B B
KT-1 X X X X X X X X X X X X
SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
B X X X X B B
I B B X B B B
I B B X B B B
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
I I I B B X B
X X X X X X X
B X X X X X X
B X X X X X X
B X X X X X X
X
X
X
T
X
T
X
X
T
X
B
X
Zona Perdagangan dan Jasa
Zona Peruntukan Lainnya
Zona Pelayanan Umum
Zona Perumahan
Zona Ruang Terbuka Hijau
Zona Perkantoran
Zona
Zona Industri
No
Zona Campuran
RTH X X X X X X X X B I I I
H-1 X X X X X X X X X X X X
PL-1 T T B B X X X X B B X X
PL3 X X X X X X X X X I I I
C-1 X X X X X X X X X X X B
C-3 X X X X X X X X X X B B
B X B X X X X
X X X X X X X
X X X X X X X
B X X X T I B
X X X X X X X
B B X X X X X
X X X X X X X
I
I
X
X
X
B
T
Studio Kota Muntilan
77
Zoning Text Perumahan No.
1.
78
Uraian Ketentuan Ketentuan Sub Zona R-2 (Perumahan Kepadatan Tinggi) Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : dengan batasan : 1. Menyesuaikan dengan arsitektur dari rumah-rumah lain 1. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya; yang ada di sekitarnya a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan 2. Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Kepala 2. KDB maksimum 58% Dukuh setempat 3. KLB maksimum 1,7 3. Memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat 4. Jumlah dibatasi hanya 1 untuk setiap blok atau sesuai 4. KDH minimum 30% dengan proyeksi kebutuhan/SPM 5. Jumlah lantai maksimum 3 5. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terkait a. KDB maksimum 58% b. KLB maksimum 1,7 b. Intensitas Pemanfaatan Ruang c. KDH minimum 30% 1. GSB : Minimal 2 m 2. Ketinggian Maksimum : 3 lantai - Bertanggul : 3 m dari tepi sungai 3. Sempadan Sungai - Tidak bertanggul : 15 m dari tepi sungai - Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak c. Tata Bangunan minimal 10 m dari as jalan - Kolektor sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak 4. Sempadan Jalan minimal 7 m dari as jalan - Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3 m dari as jalan - Jalur pejalan kaki/jalur sepeda - Ruang Terbuka Hijau : taman; taman bermain; peresapan air; lapangan hijau - Ruang Terbuka Non Hijau : tempat parkir; jalan/trotoar; lapangan olahraga d. Prasarana dan Sarana Minimum - Prasarana Lingkungan ; jaringan jalan; jaringan telekomunikasi dan listrik; hidran umum; jaringan air - Utilitas Perkotaan : jaringan jalan; lahan parkir; sumur resapan; saluran drainase; saluran pembuangan - Fasilitas evakuasi bencana : lokasi evakuasi; sistem peringatan dini; jalur evakuasi; penandaan/rambu- Fasilitas Pendukung : poliklinik atau apotek; posyandu; warung/toko; pos keamanan; sarana olahraga; 1. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan komersial atau jasa kantor sebagai kegiatan e. Tambahan 2. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan industri sebagai kegiatan utamanya, masuk
Studio Kota Muntilan
Zoning Text Perumahan
2.
Sub Zona R-3 (Perumahan Kepadatan Sedang) Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : dengan batasan : 1. Menyesuaikan dengan arsitektur dari rumah-rumah 1. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya; lain yang ada di sekitarnya a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan 2. Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Kepala 2. KDB maksimum 50% Dukuh setempat 3. KLB maksimum 1 3. Memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat 4. Jumlah dibatasi hanya 1 untuk setiap blok atau sesuai 4. KDH minimum 35% dengan proyeksi kebutuhan/SPM 5. Jumlah lantai maksimum 2 5. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terkait a. KDB maksimum 50% b. Intensitas Pemanfaatan Ruang b. KLB maksimum 1 c. KDH minimum 35% 1. GSB : Minimal 2 m 2. Ketinggian Maksimum : 2 lantai - Bertanggul : 3 m dari tepi sungai 3. Sempadan Sungai - Tidak bertanggul : 15 m dari tepi sungai - Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak c. Tata Bangunan minimal 10 m dari as jalan - Kolektor sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak 4. Sempadan Jalan minimal 7 m dari as jalan - Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3 m dari as jalan - Jalur pejalan kaki/jalur sepeda - Ruang Terbuka Hijau : taman; taman bermain; peresapan air; lapangan hijau - Ruang Terbuka Non Hijau : tempat parkir; jalan/trotoar; lapangan olahraga d. Prasarana dan Sarana Minimum - Prasarana Lingkungan ; jaringan jalan; jaringan telekomunikasi dan listrik; hidran umum; jaringan air - Utilitas Perkotaan : jaringan jalan; lahan parkir; sumur resapan; saluran drainase; saluran - Fasilitas evakuasi bencana : lokasi evakuasi; sistem peringatan dini; jalur evakuasi; - Fasilitas Pendukung : poliklinik atau apotek; posyandu; warung/toko; pos keamanan; sarana 1. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan komersial atau jasa kantor sebagai e. Tambahan 2. Kelompok rumah yang memiliki fungsi campuran dengan industri sebagai kegiatan utamanya, Studio Kota Muntilan
79
Zoning Text Perumahan
3.
80
Sub Zona R-4 (Perumahan Kepadatan Rendah) a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : dengan batasan : 1. Tidak Mengganggu Lingkungan 1. Menyesuaikan dengan arsitektur dari rumah-rumah Sekitarnya lain yang ada di sekitarnya 2. Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Kepala 2. KDB maksimal : 46,15% Dukuh setempat 3. KDH minimal : 40% 3. Memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat 4. Jumlah dibatasi hanya 1 untuk setiap blok atau sesuai 4. KLB maksimal : 0,5 dengan proyeksi kebutuhan/SPM 5. Jumlah lantai maksimal : 1 lantai 5. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terkait b. Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB maksimal : 46,15% KDH minimal : 40% KLB maksimal : 0,5 c. Tata Bangunan 1. GSB : minimal 2 m 2. Ketinggian maksimal : 1 lantai 3. Sempadan Sungai : Bertanggul : 3 m dari tepi sungai Tidak Bertanggul : 15 m dari tepi sungai Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak 4. Sempadan Jalan : minimal 10 m dari as jalan Kolektor Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 7 m dari as jalan Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3 m dari as jalan d. Prasarana dan Sarana Minimum - Jalur pejalan kaki/jalur sepeda - Ruang Terbuka Hijau : taman; taman - Ruang Terbuka Non Hijau : tempat parkir; - Prasarana Lingkungan ; jaringan jalan; - Utilitas Perkotaan : jaringan jalan; lahan - Fasilitas evakuasi bencana : lokasi - Fasilitas Pendukung : poliklinik atau e. Tambahan 1. Kelompok rumah yang memiliki fungsi 2. Kelompok rumah yang memiliki fungsi Studio Kota Muntilan
Zoning Text Perdagangan dan Jasa No. 1.
Ketentuan a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
c. Tata Bangunan
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Tambahan f. Khusus
Uraian Ketentuan Sub Zona K-2.1 (Perdagangan dan jasa deret selain jalan arteri) Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinkan secara terbatas dengan batasan: Kegiatan diizinkan dengan syarat: 1. Mendapatkan izin tertulis dari RW dan desa/kelurahan 1. Tidak mengganggu lingkungan sekitar setempat 2. Menyediakan lahan parkir 2. Jumlah dibatasi sesuai proyeksi kebutuhan/SPM 3. Bangunan dengan fungsi lahan lain dengan 3. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terbaik ketentuan: a. KDH minimum = 10% 4. Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL b. Perkerasan maksimum = 20% 5. Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL c. KDB maksimum = 75% d. Jumlah lantai maksimum = 3 e. KLB maksimum = 2,3 1. KDH minimum = 10% 2. Perkerasan maksimum = 20% 3. KDB maksimum = 75% 4. Jumlah lantai maksimum = 3 5. KLB maksimum = 2,3 1. Sempadan sungai Bertanggul : 3 meter Tidak bertanggul : 15 meter 2. Sempadan jalan kolektor sekunder 11 meter dari as jalan, sedangkan jalan lokal 7 meter dari as jalan 3. Sempadan bangunan : 2 meter 4. Sempadan antarbangunan : 0,2 meter 5. Ketinggian bangunan : maksimum 3 lantai - Jalur pejalan kaki/jalur pesepeda - Ruang terbuka hijau: Daerah peresapan air, taman - Ruang terbuka nonhijau : Tempat parkir, jalan/trotoar, plasa - Utilitas perkotaan : Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih, TPS (untuk pasar) - Prasarana lingkungan : Jaringan jalan, lahan parkir, sumur resapan, saluran drainase, saluran pembuangan air limbah, penerangan, unit pemadam kebakaran, tempat sampah - Fasilitas pendukung : Warung/toko, pos keamanan, apotek, halte angkutan umum, dan sarana penunjang lain sesuai kebutuhan
Studio Kota Muntilan
81
Zoning Text Perdagangan dan Jasa 2.
Sub Zona K-2.2 (Perdagangan dan jasa deret di jalan arteri) a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
c. Tata Bangunan
Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinkan secara terbatas dengan batasan: Kegiatan diizinkan dengan syarat: 1. Mendapatkan izin tertulis dari RW dan desa/kelurahan 1. Tidak mengganggu lingkungan sekitar setempat 2. Menyediakan lahan parkir 2. Jumlah dibatasi sesuai proyeksi kebutuhan/SPM 3. Bangunan dengan fungsi lahan lain dengan 3. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terbaik ketentuan: a) KDH minimum : 5% 4. Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL b) Perkerasan maksimum : 20% 5. Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL c) KDB maksimum : 79% d) Jumlah lantai maksimum : 2 e) KLB maksimum : 1,6 1. KDH minimum : 5% 2. Perkerasan maksimum : 20% 3. KDB maksimum : 79% 4. Jumlah lantai maksimum : 2 5. KLB maksimum : 1,6 1. Sempadan sungai Bertanggul : 3 meter Tidak bertanggul : 15 meter 2. Sempadan jalan: 10 meter dari as jalan 3. Sempadan bangunan : 2 meter 4. Sempadan antarbangunan : 0,2 meter 5. Ketinggian bangunan : maksimum 2 lantai
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Tambahan f. Khusus
82
Studio Kota Muntilan
- Jalur pejalan kaki/jalur pesepeda - Ruang Terbuka Hijau : daerah peresapan air - Ruang Terbuka Non-hijau : Tempat parkir, jalan/trotoar - Utilitas Perkotaan: Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih - Prasarana Lingkungan: jaringan jalan, lahan parkir, sumur resapan, saluran drainase, saluran pembuangan air limbah, penerangan, unit pemadam kebakaran, tempat sampah - Fasilitas Pendukung : Poliklinik atau apotek, warung/toko, pos keamanan, halte angkutan umum, sarana ibadah, sarana penunjang lain sesuai kebutuhan
Pengembangan bangunan komersial dan jasa dapat diberikan penambahan luas lantai sebanyak-banyaknya 10% dari luas lantai yang diperkenankan dari aturan yang berlaku dan penambahan jumlah lantai sebanyak-banyaknya 3 lantai dari jumlah yang diperkenankan dari aturan yang berlaku apabila menyediakan fasilitas publik sebagai berikut: a. Ruang terbuka publik hijau b. Ruang terbuka publik non-hijau (lapangan, plaza, dll) c. Perluasan trotoar selebar 1 (satu) meter dari luas trotoar eksisting dengan menggunakan persil pemilik bangunan
Zoning Text Perdagangan dan Jasa 3.
Sub Zona K-1.1 (Perdagangan dan Jasa Tunggal Selain Jalan Arteri) - Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinkan secara terbatas dengan Kegiatan diizinkan dengan syarat : batasan : a. Kegiatan dan Penggunaan KDB Maksimal: 60 persen Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Kepala Dukuh setempat Lahan KDH Minimal: 20 persen Memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat KLB: 1,8 Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL KTB Maksimal: 80 persen Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL Menyediakan lahan parkir sesuai dengan Jumlah dibatasi hanya 1 untuk setiap blok kebutuhan atau sesuai dengan proyeksi kebutuhan/SPM KDB Maksimal: 60 persen KDH Minimal: 20 persen b. Intensitas Pemanfaatan Ruang KLB: 1,8 KTB Maksimal: 80 persen Sempadan Sungai: Bangunan dibangun dengan jarak minimal 10 meter dari tepi sungai Sempadan Jalan: Pada jalan kolektor, bangunan dibangun dengan jarak minimal 7,5 m dari as jalan Pada jalan lokal, bangunan dibangun dengan jarak minimal 4 meter dari as jalan c. Tata Bangunan Sempadan Antar Bangunan: Jarak bangunan minimal 1,5 meter dengan persil tetangga. Ketinggian Bangunan: Bangunan dapat dibangun dengan ketinggian maksimal adalah 3 lantai pada zonasi ini. Jalur Pejalan Kaki
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan f. Perubahan Peraturan Zonasi g. Tambahan h. Khusus
Ruang Terbuka Hijau: taman atau peresapan air Ruang Terbuka Non Hijau tempat parkir, lapangan, jalan, jalur pejalan kaki Utilitas Perkotaan jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, dan jaringan air bersih Prasarana: jaringan jalan, tempat parkir, saluran drainase, saluran pembuangan air limbah, penerangan, pemadam kebakaran, dan tempat sampah Fasilitas Pendukung: sarana pendidikan, sarana peribadatan, pos keamanan, terminal atau halte angkutan umum, balai pertemuan, maupun sarana penunjang lain yang sesuai dengan kebutuhan.
Studio Kota Muntilan
83
Zoning Text Perdagangan dan Jasa 4.
Sub Zona K-1.2 (Perdagangan dan Jasa Tunggal Jalan Arteri) - Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada Matriks ITBX
a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
T Kegiatan diizinkan secara terbatas dengan batasan : KDB Maksimal: 80 persen
B
Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Kepala Dukuh setempat
KDH Minimal: 5 persen
Memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat
KLB: 1,6
Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL
KTB Maksimal: 95 persen Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kebutuhan KDB Maksimal: 80 persen
Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL Jumlah dibatasi hanya 1 untuk setiap blok atau sesuai dengan proyeksi kebutuhan/SPM
Kegiatan diizinkan dengan syarat :
KDH Minimal: 5 persen KLB: 1,6 KTB Maksimal: 95 persen Sempadan Sungai: Bangunan dibangun dengan jarak minimal 10 meter dari tepi sungai
c. Tata Bangunan
Sempadan Jalan: Bangunan dibangun dengan jarak minimal 12,5 m dari as jalan Sempadan Antar Bangunan: Jarak bangunan minimal 0,5 meter dengan persil tetangga. Ketinggian Bangunan: Bangunan dapat dibangun dengan ketinggian maksimal adalah 2 lantai pada zonasi ini. Jalur Pejalan Kaki Ruang Terbuka Hijau: taman atau peresapan air Ruang Terbuka Non Hijau : tempat parkir, lapangan, jalan, jalur pejalan kaki
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan f. Perubahan Peraturan Zonasi g. Tambahan
h. Khusus
84
Studio Kota Muntilan
Utilitas Perkotaan : jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, dan jaringan air bersih Prasarana: jaringan jalan, tempat parkir, saluran drainase, saluran pembuangan air limbah, penerangan, pemadam kebakaran, dan tempat sampah Fasilitas Pendukung: sarana pendidikan, sarana peribadatan, pos keamanan, terminal atau halte angkutan umum, balai pertemuan,maupun sarana penunjang lain yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengembangan bangunan komersial dan jasa (zona K-1.2 dan K-2.2) dapat diberikan penambahan luas lantai sebanyakbanyaknya 10% dari luas lantai yang diperkenankan dari aturan yang berlaku dan penambahan jumlah lantai sebanyak-banyaknya 3 lantai dari jumlah yang diperkenankan dari aturan yang berlaku apabila menyediakan fasilitas publik sebagai berikut: Ruang terbuka publik hijau Ruang terbuka publik non-hijau (lapangan, plaza, dll) Perluasan trotoar selebar 1 (satu) meter dari luas trotoar eksisting dengan menggunakan persil pemilik bangunan
Zoning Text Sarana Prasarana Umum No.
1.
Ketentuan Uraian Ketentuan Sub Zona SPU-1 (Pendidikan) -Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinakan secara terbatas dengan batasan : Kegiatan diizinkan dengan syarat : 1. Perumahan, diijinkan terbatas untuk rumah tunggal, 1. Peradagangan dan jasa , yaitu jasa komunikasi (wartel, warnet) dan kopel, rumah deret, rumah susun rendah-sedang, rumah bioskop/teater diijinkan dengan syarat tidak mengganggu lingkungan a. Kegiatan dan susun tinggi sekitarnya dan menyediakan lahan parkir sesuai kapasitas pengunjung Penggunaan Lahan 2. Perdagangan dan jasa, diijinkan secara terbatas dengan batasan Tidak mengganggu lingkungan 2. Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL sekitar/fungsi pendidikan 3. Mendapat persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat, memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat 4. Jumlahnya dibatasi hanya 1 untuk setiap blok KDH minimal : 20% Perkerasan maksimal : 40% b. Intensitas KDB maksimal : 57,14% Pemanfaatan Ruang Jumlah lantai maksimal : 3 KLB maksimal : 1,7 Sempadan bangunan : 2 meter Sempadan antar bangunan : 2 meter Ketinggian bangunan maksimal : 15 meter Bertanggul : 3 meter c. Tata Bangunan Sempadan sungai Tidak bertanggul : 15 meter Arteri sekunder : 10 meter dari as jalan Sempadan jalan Kolektor sekunder : 7 meter dari as jalan Lokal : 4 meter dari as jalan Jalur pejalan kaki/ jalur pesepeda Ruang terbuka hijau: Taman, daerah resapan air Ruang terbuka non hijau: Tempat parkir, jalan/ trotoar d. Prasarana dan Utilitas perkotaan: Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih Sarana Minimum Prasarana lingkungan: Jaringan jalan, lahan parkir, sumur resapan, saluran drainase, saluran air limbah, penerangan, alat pemadam kebakaran, tempat sampah Fasilitas pendukung: Warung dan jasa lokal, pos keamanan, halte angkutan umum, sarana ibadah, sarana kesehatan Pembangunan sarana pendidikan sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan sarana pendidikan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum e. Pelaksanaan disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona sarana pendidikan) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan f. Perubahan Peraturan dapat diputuskan oleh bupati. Zonasi Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru. Luas lahan minimal 6.000 m2 dengan ruang yang cukup untuk bangunan sekolah, arena bermain, dan pengembangan di masa depan yang mungkin diperlukan. g. Tambahan Memiliki akses yang mudah yang dapat dilalui dengan berjalan kaki bagi sebagian besar siswa-siswi yang akan bersekolah. Akses yang mudah bagi persediaan air bersih.
h. Khusus i. Standar Teknis
Diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Studio Kota Muntilan
85
Zoning Text Sarana Prasarana Umum Sub SPU-2 (Terminal)
a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
2. c. Tata Bangunan
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan
f. Perubahan Peraturan Zonasi g. Tambahan h. Khusus i. Standar Teknis
86
Studio Kota Muntilan
-Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinakan secara terbatas dengan batasan : Kegiatan diizinkan dengan syarat : 1. Kegiatan perdagangan berupa ruko/toko, warung/ 1. Sarana pelayanan umum kesehatan skala kecil, seperti RS gawat darurat, warung makan, restoran/rumah makan, penitipan anak, klinik atau praktek dokter, serta puskesmas hotel bintang dan non bintang 2. Kegiatan perkantoran pemerintah. 2. Kegiatan peruntukan khusus untuk TPS, 3. Kegiatan peruntukan khusus untuk BTS/ tower, diizinkan dengan syarat 3. RTH: taman bermain tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, bukan daerah rawan bencana, berada pada tanah kering/tidak subur 4. Perumahan guest house dan rumah dinas KDH Minimal : 10% Perkerasan Maksimal : 50% KDB Maksimal : 60% Jumlah lantai Maksimal : 2 KLB Maksimal : 1,2 Sempadan bangunan 2 meter Sempadan antar bangunan 2 meter Ketinggian bangunan maksimal 10 meter Bertanggul : 3 meter Sempadan sungai Tidak bertanggul : 15 meter Arteri sekunder : 10 meter dari as jalan Sempadan jalan Kolektor sekunder : 7 meter dari as jalan Lokal : 4 meter dari as jalan Jalur pejalan kaki/ jalur pesepeda Ruang terbuka hijau: Daerah resapan air Ruang terbuka non hijau: Tempat parkir, jalan/ trotoar, plaza Utilitas perkotaan: Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih, TPS Prasarana lingkungan: Jaringan jalan, lahan parkir, area resapan, saluran drainase, saluran air limbah, penerangan, alat pemadam kebakaran, tempat sampah Fasilitas pendukung: Warung dan jasa lokal, pos keamanan, sarana ibadah, sarana kesehatan darurat 1. Pembangunan sarana transportasi sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. 2. Pembangunan sarana transportasi yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. 3. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan
disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. 4. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona sarana transportasi) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati. 1. Mempertimbangkan rencana tata ruang 2. Mempertimbangkan kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan 3. Mempertimbangkan kelestarian lingkungan
Selebihnya diatur dalam Permen Perhubungan RI No PM 79 Tahun 2018 tentang Pedoman Penetapan Kode Terminal Angkutan Jalan, SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
Zoning Text Sarana Prasarana Umum Sub Zona Kesehatan (SPU-3) -Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinakan secara terbatas dengan batasan : Kegiatan diizinkan dengan syarat : 1. Permukiman kepadatan sedang hingga tinggi 1. Mampu mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya 2. Perdagangan dan Jasa skala besar atau yang dapat 2.Perdagangan dan Jasa tidak boleh menimbulkan aktivitas yang dapat mengganggu akses jalan menuju rumah sakit mengganggu aksesibilitas menuju sarana kesehatan a. Kegiatan dan 3. Zona campuran (perdagangan/ jasa dan permukiman) dan zona campuran 3. Industri, hanya terbatas untuk sarana kesehatan skala Penggunaan Lahan (perkantoran dan jasa/permukiman) tidak boleh menimbulkan aktivitas yang kecil (praktik dokter - klinik) dapat mengganggu aksesibilitas menuju sarana kesehatan 4. Perkantoran, terbatas untuk sarana kesehatan skala 4. Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL kecil (praktik dokter - klinik) 5. Terminal, terbatas untuk sarana kesehatan skala kecil 5. Mendapat persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat, memperoleh (praktik dokter - klinik) persetujuan dari masyarakat setempat
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang 3.
c. Tata Bangunan
KDB Maksimal : 50% KDH Minimal : 30% KLB Maksimal : 2,0 Daerah perkerasan maksimal : 40% KDB Maks Sempadan bangunan Sempadan antar bangunan Ketinggian bangunan maksimal Sempadan sungai Sempadan jalan
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan
2 meter 2 meter 10 meter Bertanggul : 5 meter Tidak bertanggul : 15 meter Arteri sekunder : 20 meter dari as jalan Kolektor sekunder : 10 meter dari as jalan Lokal : 7 meter dari as jalan
Jalur pejalan kaki dan pesepeda Ruang terbuka hijau (taman, taman bermain, daerah resapan air, lapangan) Ruang terbuka non hijau (tempat parkir, trotoar) Utilitas (Jaringan jalan, jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi, hidran umum, jaringan air bersih) Sarana pendukung (ruang ibadah, kantin, ruang mekanik, halte angkutan umum, atm center) 1. Pembangunan sarana kesehatan sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan.
Studio Kota Muntilan
87
Zoning Text Sarana Prasarana Umum
f. Perubahan Peraturan Zonasi
g. Tambahan
2. Pembangunan sarana kesehatan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. 3. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. 4. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona sarana kesehatan) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati. Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru. 1. Mempertimbangkan rencana tata ruang dan persyaratan mendirikan sarana kesehatan 2. Mempertimbangkan kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan 3. Mempertimbangkan kelestarian lingkungan, terutama terkait pengolahan sampah dan limbah dari aktivitas sarana kesehatan 4. Mempertimbangkan jangkauan pelayanan
h. khusus
i. Standar teknis
88
Studio Kota Muntilan
1) Undang-Undang RI No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;. 2) Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); 4) Peraturan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; 5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 6) Peraturan Menteri Kesehatan No 028/ MENKES/ PER/I/2011 tentang Klinik. 7) SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan.
Zoning Text Sarana Prasarana Umum No.
Ketentuan Uraian Ketentuan Sub Zona SPU-6 (Peribadatan) -Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan diizinakan secara terbatas dengan batasan : Kegiatan diizinkan dengan syarat : a. Kegiatan dan 1. Tempat pengolahan sampah atau limbah Penggunaan Lahan 2. Mendapat persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat, memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat 3. Jumlahnya dibatasi hanya 1 untuk setiap blok
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
4.
c. Tata Bangunan
KDH minimal : 10% Perkerasan maksimal : 30% KDB Maks KDB maksimal : 69 % Jumlah lantai maksimal : 2 KLB maksimal : 1,4 Sempadan bangunan Sempadan antar bangunan Ketinggian bangunan maksimal Sempadan sungai Sempadan jalan
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan
f. Perubahan Peraturan Zonasi
g. Tambahan
2 meter 2 meter 10 meter Bertanggul : 3 meter Tidak bertanggul : 15 meter Arteri sekunder : 10 meter dari as jalan Kolektor sekunder : 7 meter dari as jalan Lokal : 4 meter dari as jalan
Jalur pejalan kaki/ jalur pesepeda Ruang terbuka hijau: Taman, daerah resapan air Ruang terbuka non hijau: Tempat parkir, jalan/ trotoar Utilitas perkotaan: Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih Prasarana lingkungan: Jaringan jalan, lahan parkir, sumur resapan, saluran drainase, saluran air limbah, penerangan, alat pemadam kebakaran, tempat sampah Fasilitas pendukung : Pos keamanan Pembangunan sarana peribadatan sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. Pembangunan sarana peribadatan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan
disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona sarana peribadatan) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati. Setiap perubahan fungsi bangunan gedung harus diikuti oleh pemenuhan persyaratan bangunan gedung terhadap fungsi yang baru dan diproses kembali untuk mendapatkan perizinan yang baru. Memiliki akses yang mudah Akses yang mudah bagi persediaan air bersih. Memiliki sistem keamanan
h. Khusus
Studio Kota Muntilan
89
Zoning Text Ruang Terbuka Hijau No.
Ketentuan Sub Zona RTH-1 (Taman Publik)
a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
1. b. Intensitas Pemanfaatan Ruang c. Tata Bangunan
Uraian Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas dengan Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : batasan : 1. Kegiatan peruntukan lainnya berupa pengambilan air tanah diizinkan secara 1. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya terbatas 2. Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kapasitas 2. Tidak mengganggu fungsi RTH pengunjung 3. Tidak mengganggu, merusak, maupun 3. Menyediakan ruang bagi aktivitas penunjang RTH, menurunkan kualitas ekosistem taman rekreasi, olahraga, wisata dan fasilitas umum atau lingkungan sekitarnya; lainnya; 4. Mengizinkan secara terbatas pendirian bangunan penunjang RTH, infrastruktur pendukung, taman rekreasi, olahraga, wisata dan fasilitas umum lainnya; 5. Berada pada lokasi yang telah disediakan untuk kegiatan tersebut 6. Jarak pengambilan air tanah dengan lingkungan sekitar kurang lebih 10 meter a. KDB maksimum 7% b. KLB maksimum 0,1 c. KDH minimum 90% d. Perkesaran maksimum 50% Plaza, warung, tidak berada di tengah RTH 1) Jalur pejalan kaki - Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk. - Jalur pejalan kaki dengan lebar minimal 1,5 meter. - Dapat berupa perkerasan namun yang dapat menyerap air. - Dilengkapi fasilitas pejalan kaki seperti lampu jalan, dan jalur hijau.
d. Prasarana dan Sarana Minimum
90
Studio Kota Muntilan
2) Ruang terbuka hijau : taman RT, taman RW, taman kota, hutan kota, pemakaman. 3) Ruang terbuka non hijau : lapangan olahraga, joging track, areal parkir. 4) Utilitas - Untuk taman kota, diarahkan membuat kolam retensi, kolam air, kolam air mancur, atau tandon bawah tanah dengan kapasitas minimal 12.000 liter yang dapat digunakan sebagai pengendali air larian serta pasokan air untuk pemadam kebakaran. - Hidran umum harus mempunyai jarak maksimal 3 meter dari garis tepi jalan, mudah dilihat, dan mudah diakses. - Dilengkapi dengan MCK lengkap dengan septictank dan peresepan
e. Tambahan
e. Tambahan
sumber sampah terbesar. a) Untuk persimpangan jalan, daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi pengemudi. b) Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan reklame (billboard) atau reklame 3 dimensi, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing daerah; - tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman misalnya menghalangi penyinaran matahari atau pemangkasan tanaman yang dapat merusak 5) Prasarana keutuhan bentuk tajuknya; - Jalan lokal dan jalan lingkungan harus memenuhi unsur luas bangunan dengan lebar perkerasan -minimal tidak mengganggu kualitas dari danair. ke RTH; 3,5 meter, dari bahan yangvisual dapat menyerap -- memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah volume 50-60 liter, yangRTH; sudah dipisahkan antara organik dan anorganik, tidak tertanam (dapat diangkat), danekologis harus memiliki -sampah tidak mengganggu fungsitipe utama RTH yaitu fungsi sosial, dan tutup. estetis. c) Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis mungkin pohon kecil - Letak tempat sampah mudah di ambil, tidak mengganggu pengguna jalan, dan sedekat denganhingga sedang, sumber sampah semak, perdu,terbesar. penutup tanah. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
Zoning Text Ruang Terbuka Hijau
a) Untuk persimpangan jalan, daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman yang menghalangi pengemudi. b) Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan reklame (billboard) atau reklame 3 dimensi, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing daerah; - tidak menyebabkan gangguan tehadap pertumbuhan tanaman misalnya menghalangi penyinaran matahari atau pemangkasan tanaman yang dapat merusak keutuhan bentuk tajuknya; - tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH; - memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH; - tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis. c) Jenis vegetasi yang harus ditanam adalah pohon pelindung dari jenis pohon kecil hingga sedang, semak, perdu, penutup tanah. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
Studio Kota Muntilan
91
Sub Zona H-1 (Pemakaman)
a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang c. Tata Bangunan
2.
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Tambahan
92
Studio Kota Muntilan
Zoning Text Ruang Terbuka Hijau Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas dengan Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : batasan : 1. Berada pada lokasi yang telah disediakan 1. Tidak mengganggu fungsi RTH pemakaman untuk kegiatan tersebut 2. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya 2. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya 3. Menyediakan lahan parkir sesuai dengan kapasitas pengunjung 4. Menyediakan ruang bagi aktivitas pendukung wisata, termasuk PKL, secara terbatas agar tidak mengganggu fungsi RTH pemakaman a. KDB maksimum 13% b. KLB maksimum 0,1 c. KDH minimum 80% d. Perkesaran maksimum 50% Pos pemantauan 1) Jalur pejalan kaki - Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk. - Jalur pejalan kaki dengan lebar minimal 1,5 meter. - Dapat berupa perkerasan namun yang dapat menyerap air. - Dilengkapi fasilitas pejalan kaki seperti lampu jalan, dan jalur hijau. 2) Ruang terbuka hijau : pemakaman 3) Ruang terbuka non hijau : area parkir dan trotoar 4) Utilitas - Jalan lokal dan lingkungan harus memenuhi unsur luas bangunan dengan lebar perkerasan minimal 3,5 meter, dari bahan yang dapat menyerap air. 5) Prasarana - Drainase lingkungan tepi jalan dibuat berada di bawah jalur pejalan kaki. - Tempat sampah berupa bin plastik atau tong sampah volume 50-60 liter, yang sudah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, tipe tidak tertanam (dapat diangkat), dan harus memiliki tutup. - Letak tempat sampah mudah di ambil, tidak mengganggu pengguna jalan, dan sedekat mungkin dengan sumber sampah terbesar. 6) Fasilitas - Penyediaan fasilitas sesuai dengan ketentuan diatas disesuaikan dengan luasan RTH pemakaman dan kebutuhan penduduk. a) Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan. b) Untuk penyediaan RTH pemakaman, maka ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut: - ukuran makam 1 m x 2 m
- ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area oemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80% dari luas ruang hijaunya. c) Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan. d) Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut: - sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan; - batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir; --jarak antar makan mempunyai satu dengannilai lainnya minimal 0,5 m sedapat mungkin ekonomi, menghasilkan buah yang dapat -atau tiap makam tidak diperkenankan dilakukan pedembokan/ perkerasan langsung -dikonsumsi pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan kondisi - tajuk cukupsetempat rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; pemakaman --batas blok hama pemakaman berupa pedestrian lebar 150 - 200 cm dengan deretan pohon pelindung tahanantar terhadap penyakit; disalah satu sisinya - berumur panjang; --batas berupa pagar atau kombinasi antara pagar buatan dapatterluar berupapemakaman pohon besar, sedang atautanaman kecil disesuaikan dengan ketersediaan ruang;dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung. - sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung. - ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total area oemakaman dengan liputan vegetasi 80%bikin dari di luas ruang hijaunya. Contoh Vegetasi untuktingkat Pemakaman (ada tabel susah spreadsheet) c) Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan. d) Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH ini adalah sebagai berikut: - sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan; - batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir; - sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi, atau menghasilkan buah yang dapat dikonsumsi langsung - tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; - tahan terhadap hama penyakit; - berumur panjang; - dapat berupa pohon besar, sedang atau kecil disesuaikan dengan ketersediaan ruang; - sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Zoning Text Ruang Terbuka Hijau
Contoh Vegetasi untuk Pemakaman (ada tabel susah bikin di spreadsheet)
Studio Kota Muntilan
93
Zoning Text Industri No.
Ketentuan Zona Aneka Industri (I.4) a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Uraian Ketentuan Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu kepada Matriks ITBX
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang Sempadan Sungai
c. Tata Masa Bangunan
Sempadan Jalan
Sempadan Antar Bangunan
1.
Ketinggian Bangunan :
Bertanggul : 3 meter Tidak Bertanggul : 15 meter Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 10 m dari as jalan Kolektor Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 7 m dari as jalan Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3,25 m dari as jalan Lingkungan : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 2,25 m dari as jalan Pada area dengan kepadatan tinggi bangunan dapat berhimpitan dengan bangunan dari kapling tetangga. Pada area dengan kepadatan relative rendah, jarak bangunan minimal 2 meter dari kapling tetangga atau disesuaikan dengan kesepakatan dengan tetangga yang berbatasan. Ketinggian bangunan maksimal 2 lantai
Disediakan lahan untuk bongkar muat hasil industri sehingga tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas. Prasarana Lingkungan : d. Prasarana dan Sarana Minimum
Memiliki pengolahan limbah yang terintegrasi (pembuangan air limbah, IPAL B3), saluran drainase, penerangan, unit pemadam kebakaran, tempat sampah B3 dan non B3, parkir kendaraan karyawan. Prasarana Pendukung : Kantor pengelola, sarana ibadah, halte angkutan umum, pos keamanan, jalur pejalan kaki, ruang terbuka hijau.
e. Tambahan
Utilitas Perkotaan : Akses jalan yang mendukung kelancaran arus transportasi kegiatan industri, sumber energi (gas, listrik), sumber air baku, jaringan telekomunikasi, hidran. - Kriteria baku mutu air limbah bagi kawasan industri dalam mg/l adalah : pH maksimum 6-9 TSS maksimum 150 BOD maksimum 50
94
Studio Kota Muntilan
Zoning Text Industri COD maksimum 100 Sulfida maksimum 1 Amonia maksimum 20 Fenol maksimum 1 Minyak dna lemak maksimum 15 MBAS maksimum 10 Kadmium maksimum 0,1 Krom heksavalen maksimum 0,5 Krom tota maksimum 1 Tembaga maksimum 2 Timbal maksimum 1 Nikel maksimum 0,5 Seng maksimum 10 Kualitas air limbah maksimum 0,8 lt/dt/ha lahan kawasan terpakai
Studio Kota Muntilan
95
Zoning Text Instansi dan Perkantoran No. 1.
Ketentuan Sub Zona KT-1 (Instansi) a. Kegiatan Penggunaan Lahan
- Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada matriks ITBX - Keterangan lebih lanjut mengenai penggunaan lahan terbatas dan bersyarat adalah: T B Kegiatan diziikan secara terbatas dengan batasan: Kegiatan diizinkan dengan syarat: 1. Kegiatan tidak mengganggu kegiatan utama di 1. Memiliki persetujuan dari ketua RT dan kepala zona instansi dukuh setempat 2. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan 2. Jam berlangsungnya kegiatan dibatasi terkait 3. KDB maksimum 57% 4. KDH minimal 20%
3. Melaksanakan penyusunan AMDAL 4. Menyesuaikan tampilan bangunan dengan bangunan disekitarnya
5. KLB maksimum 1.1 6. KTB maksimum 40% b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
7. Jumlah lantai maksimum 2 a. KDB maksimum 57% b. KDH minimal 20% c. KLB maksimum 1.1
c. Tata Bangunan
d. KTB maksimum 40% 1. GSB: minimal 2 meter 2. Ketinggian Maksimum: 2 lantai 3. Sempadan antar bangunan: minimal 2 meter 4. Sempadan jalan 5. Sempadan sungai
d. Prasarana dan Sarana Minimal
Jalan lokal minimal 4 meter dari as jalan Bertanggul 3 meter Tidak bertanggul 15 meter
- Jalur pejalan kaki/jalur pesepeda - Ruang Terbuka Hijau: ruang resapan air, taman - Ruang Terbuka Non Hijau: lapangan olahraga, plasa, tempat parkir
e. Pelaksanaan f. Tambahan
96
Studio Kota Muntilan
- Utilitas perkotaan: jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, hidran umum - Prasarana lingkungan: jaringan drainase, persampahan, jaringan air limbah - Fasilitas pendukung: warung/toko, sarana olahraga, tempat ibadah, bank, balai warga, halte angkutan umum, dan sarana penunjang lainnya.
Zoning Text Peruntukkan Lainnya No. 1.
Ketentuan Sub Zona C-1 (Perumahan dan Perdagangan Jasa) a. Kegiatan Penggunaan Lahan - Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada matriks ITBX - Keterangan lebih lanjut mengenai penggunaan lahan terbatas dan bersyarat adalah: T Kegiatan diziikan secara terbatas dengan batasan: 1. Pemberlakuan jam tertentu perdagangan jasa agar tidak menggangu fungsi perumahan
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
B Kegiatan diizinkan dengan syarat: 1. Memiliki persetujuan dari ketua RT dan masyarakat setempat 2. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terkait 3. Melaksanakan penyusunan AMDAL 4. Menyesuaikan tampilan bangunan dengan bangunan disekitarnya
a. KDB maksimum 53% b. KDH minimal 20 % c. KLB maksimum 1.6 d. Perkerasan maksimum 50%
c. Tata Bangunan
e. Jumlah lantai maksimum 3 1. GSB: minimal 2 meter 2. Ketinggian Maksimum: 3 lantai 3. Sempadan antar bangunan 4. Sempadan jalan
5. Sempadan sungai d. Prasarana dan Sarana Minimal
Daerah padat bangunan dapat saling berhimpitan Daerah renggan minimum 0,5 meter Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 10 m dari as jalan Kolektor sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 7 m dari as jalan Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3 m dari as jalan Bertanggul 3 meter Tidak bertanggul 15 meter
- Jalur pejalan kaki/jalur pesepeda - Ruang Terbuka Hijau: ruang resapan air, tumbuhan di jalur pedestrian - Ruang Terbuka Non Hijau: plasa, tempat parkir - Utilitas perkotaan: jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, hidran umum - Prasarana lingkungan: jaringan drainase, persampahan, jaringan air limbah - Fasilitas pendukung: bank, kantor pos, pos keamanan, halte angkutan umum, pusat perdagangan, dan sarana penunjang lainnya
Studio Kota Muntilan
97
Zoning Text Peruntukkan Lainnya e. Pelaksanaan
f. Perubahan Peraturan Zonasi f. Tambahan
98
Studio Kota Muntilan
1. Pembangunan rumah atau perdagangan/jasa yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan. 2. Pembangunan rumah atau perdagangan/jasayang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. 3. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. 4. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona rumah atau perdagangan/jasa) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati.
Zoning Text Peruntukkan Lainnya 1.
Sub Zona C-3 (Perkantoran dan Perdagangan Jasa) a. Kegiatan Penggunaan Lahan - Kegiatan dan penggunaan lahan mengacu pada matriks ITBX - Keterangan lebih lanjut mengenai penggunaan lahan terbatas dan bersyarat adalah: T B Kegiatan diziikan secara terbatas dengan batasan: Kegiatan diizinkan dengan syarat: 1. Kegiatan tidak mengganggu kegiatan utama di 1. Memiliki persetujuan dari ketua RT dan kepala zona instansi dukuh setempat 2. Pemberlakuan jam tertentu perdagangan jasa agar 2. Menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan terkait tidak menggangu fungsi perkantoran
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
c. Tata Bangunan
a. KDB maksimum 57% b. KDH minimal 15% c. KLB maksimum 1.7 d. Perkerasan maksimum 50% KDB Maksimum e. Jumlah lantai maksimum 3 1. GSB: minimal 2 meter 2. Ketinggian Maksimum: 3 lantai 3. Sempadan antar bangunan 4. Sempadan jalan
5. Sempadan sungai d. Prasarana dan Sarana Minimal
e. Pelaksanaan
3. Melaksanakan penyusunan AMDAL 4. Menyesuaikan tampilan bangunan dengan bangunan disekitarnya
Daerah padat bangunan dapat saling berhimpitan Daerah renggan minimum 0,5 meter Arteri Sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 10 m dari as jalan Kolektor sekunder : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 7 m dari as jalan Lokal : Bangunan dibangun dengan jarak minimal 3 m dari as jalan Bertanggul 3 meter Tidak bertanggul 15 meter
- Jalur pejalan kaki/jalur pesepeda - Ruang Terbuka Hijau: ruang resapan air, tumbuhan di jalur pedestrian - Ruang Terbuka Non Hijau: plasa, tempat parkir - Utilitas perkotaan: jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, hidran umum - Prasarana lingkungan: jaringan drainase, persampahan, jaringan air limbah - Fasilitas pendukung: bank, kantor pos, pos keamanan, halte angkutan umum, pusat perdagangan, dan sarana penunjang lainnya 1. Pembangunan perkantoran atau perdagangan/jasa yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif berupa kemudahan perizinan pembangunan.
Studio Kota Muntilan
99
Zoning Text Peruntukkan Lainnya
f. Perubahan Peraturan Zonasi f. Tambahan
100
Studio Kota Muntilan
2. Pembangunan perkantoran atau perdagangan/jasa yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini namun sudah memiliki ijin yang diperoleh sebelum disahkannya Peraturan Zonasi ini dan belum dilaksanakan, maka pembangunannya dapat terus dilakukan, namun akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan retribusi atau dapat mengajukan perubahan ijin kembali dengan insentif pada pembiayaannya. 3. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan maka diperbolehkan selama memiliki izin yang sah dan akan dibatasi perkembangannya untuk kegiatan yang diizinkan terbatas sedangkan untuk kegiatan yang tidak diizinkan akan dikenakan disinsentif berupa peningkatan pajak dan tidak diterbitkannya lagi perizinan operasi (bila ada), serta dicabutnya izin setelah 5 tahun dengan memberikan ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan. 4. Penggunaan lahan saat ini yang tidak sesuai sebelum peraturan ini ditetapkan dan tidak memiliki izin yang sah harus segera disesuaikan dalam waktu paling lama 36 bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini. Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi subzona perkantoran atau perdagangan/jasa) dan tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat diputuskan oleh bupati.
No.
Zoning Text Peruntukkan Lainnya
Ketentuan Uraian Ketentuan Sub Zona PL-1 (Pertanian) Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T B Kegiatan lain diizinkan secara terbatas dengan batasan Kegiatan lain diizinkan dengan syarat : adalah: - pertanian lahan kering, hortikultura, tambak, 1. Perumahan: rumah tunggal, dengan ketentuans esuai peternakan unggas, peternakan non unggas pasal 23 Perda No.10 Tahun 2011 tentang LP2B, yakni apabila, lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dimiliki petani hanya satu-satunya dan akan digunakan untuk rumah tinggal maka hanya boleh dialih fungsikan paling banyak 300m2. Ketentuan bangunan rumah tunggal adalah: - KDB maksimum 50% - KLB maksimum 1 - KDH minimum 40% dengan RTNH 10% - pemanfaatan ruang untuk bangunan penunjang/pelengkap berupa infrastruktur perkotaan, tempat sampah, dan/atau lokasi parkir
1.
a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan
2. Rumah susun rendah-sedang dan rumah dinas 3. Perdagangan dan jasa: pasar tradisional, peralatan dan pasokan pertanian, penggilingan padi, SPBU, SPBE , hewan peliharaan, tanaman(nursery), Jasa riset dan pengembangan IPTEK, 4. Perkantoran: kantor pemerintah 5. Sarana Pelayanan Umum: SD-SMA/SMK, perguruan tinggi/akademi/pesantren, rumah sakit tipe A-D, RS gawat darurat, puskesmas/pustu, lapangan olah raga, gedung olah raga, stadion, terminal tipe A-C, tempat ibadah 6. Peruntukan lainnya: wisata alam, wisata budaya 7. Ruang Terbuka Hijau: hutan kota, jalur hijau & pulau jalan, taman kota, 8. Peruntukan khusus: menara telekomunikasi, gardu listrik Ketentuan terkait diizinkan pada sub-zona PL-1 dengan syarat: - Diutamakan untuk kegiatan kepentingan umum/pemerintah - Pengendalian konversi lahan PL-1 di sekitar kegiatan yang dilakukan/dibangun
Studio Kota Muntilan
101
Zoning Text Peruntukkan Lainnya - Disediakan lahan pengganti jika lahan PL-1 yang digunakan termasuk lahan yang ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang dialihfungsikan - Bangunan boleh bertingkat (KLB tinggi) guna meminimalisir konversi lahan PL-1 - Dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik - Disusun rencana alih fungsi lahan - Dilakukan kajian kelayakan strategis
b. Intensitas Pemanfaatan Ruang c. Tata Bangunan d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Khusus f. Tambahan
102
Studio Kota Muntilan
a. KDB maksimum 5% b. KLB maksimum 0 c. KDH minimum 95% d. Perkesaran maksimum 5% 1) Jenis lahan pertanian pangan berkelanjutan beririgasi harus tersedia jaringan irigasi tersier dan/atau rencana pembangunan jaringan tersier; 2) Jenis lahan pertanian pangan berkelanjutan tidak beririgasi harus tersedia rencana pembangunan irigasi air permukaan dan/atau air bawah tanah 3) Tersedia akses jalan dan jembatan yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi sarana prasarana dan hasil pertanian. Ketentuan lebih detail mengacu pada peraturan-perundangan terkait sawah irigasi atau lahan pertanian pangan berkelanjutan dapat dilihat dalam UU 41 Tahun 2009 -
Zoning Text Peruntukkan Lainnya Sub Zona PL-3 (Pariwisata) a. Kegiatan dan Penggunaan Lahan -Kegiatan dan Penggunaan Lahan mengacu kepada Matriks ITBX T Kegiatan diizinakan secara terbatas dengan batasan : Kegiatan perdagangan dan jasa tidak mengganggu aktivitas pariwisata (jika pariwisata berbasis alam) Penyediaan lahan parkir untuk pengunjung b. Intensitas Pemanfaatan Ruang
c. Tata Bangunan 2
KDH minima: 75% Perkerasan maksimal: 50% KDB maksimal: 17% Jumlah lantai maksimal: 1 KLB maksimal: 0,2 Sempadan bangunan Sempadan antar bangunan Ketinggian bangunan maksimal Sempadan sungai Sempadan jalan
d. Prasarana dan Sarana Minimum
e. Pelaksanaan
f. Standar Teknis
B
Kegiatan diizinkan dengan syarat : Perumahan dengan tingkat ketinggian rendah Kegiatan peribadatan diizinkan secara terbatas Kegiatan peruntukan khusus untuk TPS
2 meter 2 meter 10 meter Bertanggul : 3 meter Tidak bertanggul : 15 meter Arteri sekunder : 10 meter dari as jalan Kolektor sekunder : 7 meter dari as jalan Lokal : 4 meter dari as jalan
Jalur pejalan kaki/ jalur pesepeda Ruang terbuka hijau: Daerah resapan air, taman Ruang terbuka non hijau: Tempat parkir, jalan/ trotoar, plaza Utilitas perkotaan: Jaringan jalan, jaringan telekomunikasi dan listrik, hidran umum, jaringan air bersih, TPS Prasarana lingkungan: Jaringan jalan, lahan parkir, sumur resapan, saluran drainase, saluran air limbah, penerangan, tempat sampah Fasilitas pendukung: Warung dan jasa lokal, pos keamanan, sarana ibadah, sarana kesehatan darurat 1. Sertifikat lahan/ surat tanah / surat keterangan izin membangun dari kepala daerah (Gubernur/Bupati/ Walikota) 2. Memiliki tata kelola persampahan namun dibatasi intensitas kegiatan dan luasannya 3. Pengelolaan dilakukan oleh dinas terkait maupun kelompok masyarakat dengan perjanjian tertentu Ketentuan selanjutnya diatur dalam Permen Pariwisata RI No 3 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata
Studio Kota Muntilan
103
104
Studio Kota Muntilan
URBAN DESIGN
8 Studio Kota Muntilan
105
Peta Rencana Urban Design
Kawasan Pasar Hewan Kawasan Pergudangan Kawasan Terminal Koridor Jalan Pemuda Kawasan Gunungpring Kawasan Dolan Kali Kawasan Perumahan Baru Sentra Kerajinan Pahat Batu
106
Studio Kota Muntilan
Chrysan Easter B.
Urban Design : Kawasan Jalan Pemuda Studio Kota Muntilan
107
Latar Belakang
Jalan Pemuda merupakan jalan yang memiliki hirarki jalan sebagai jalan arteri sekunder sehingga letaknya cukup strategis. Oleh karena itu, menurut Mario (2015), adanya jalan tersebut dapat memicu pertumbuhan kota yang pesat sehingga pada kondisi existingnya, Jalan Pemuda memiliki bangunan komersil berderet skala regional dan lokal. Selain itu, Jalan Pemuda juga memiliki letak yang strategis, yaitu sebagai salah satu penghubung Kota Muntilan dengan Magelang dan Yogyakarta.
Letak jalan yang strategis tersebut dapat mendukung untuk mewujudkan Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang produktif dan kompetitif dengan melayani perdagangan untuk hinterland dari kota Muntilan. Hal tersebut juga didukung dengan kondisi existing dari Kota Muntilan yang memiliki 48 komersial regional yang sebagian besar berada di Jalan Pemuda. Selain itu, Kelenteng Hok An Kiong juga terletak di tepi Jalan Pemuda sehingga aktivitas budaya juga dilakukan di sekitar Kelenteng tersebut. (misal : urban furniture, jalan) dapat menjadikan Kota Muntilan sebagai kota yang atraktif
108
Studio Kota Muntilan
sekaligus kental akan nuansa budaya. Pemuda belum dapat berfungsi secara efisien sebagai koridor perdagangan yang atraktif, produktif dan kompetitif yang kental akan nuansa budaya. Hal tersebut adalah sebagai berikut : • Jalur lambat yang berada di kanan jalan yang merupakan jalur cepat pada jalan arteri (menurut Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 pasal 108). • Sektor komersil di tepi jalan sebelah kanan banyak yang tutup. • Arah perjalanan jalur lambat yang tidak jelas (tidak terdapat rambu-rambu) • Parkir on street di depan toko (kanan dan kiri jalan) • Kondisi jalan yang menyulitkan orang untuk menyebrang (sensing the place).
Adanya gap antara potensi yang bisa dikembangkan dengan kondisi existing tersebut membuat Jalan Pemuda harus ditata kembali sehingga koridor perdagangan tersebut dapat mendukung tujuan dari Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang atraktif, produktif dan kompetitif yang kental dengan nu-
Profil Kawasan
Koridor Jalan Pemuda adalah kawasan yang memiliki luas 17 ha. Jalan Pemuda memiliki hirarki jalan sebagai jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kota Muntilan dengan Yogyakarta dan Magelang. Jalan Pemuda tersebut memiliki bangunan komersil berderet dengan jangkauan pelayanan lokal dan regional. Adanya Jalan Pemuda ini dianggap bisa dikembangkan sebagai koridor perdagangan sehingga memicu pertumbuhan dari Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang atraktif, produktif, dan kompetitif yang kental den-
Analisis SWOT
S
W
• • •
• • • •
O
•
Lokasi strategis yang menghubungkan kota Muntilan dengan Magelang dan Yogyakarta Telah menjadi pusat kegiatan ekonomi di Kota Muntilan Jalur lambat yang berada di kanan jalan yang merupakan jalur cepat pada jalan arteri (menurut Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 pasal 108). Sektor komersil di tepi jalan sebelah kanan banyak yang tutup. Arah perjalanan jalur lambat yang tidak jelas (tidak terdapat rambu-rambu) Parkir on street di depan toko (kanan dan kiri jalan) Kondisi jalan yang menyulitkan orang untuk menyebrang (sensing the place). Menjadi koridor perdagangan dengan jalan arteri sekunder yang lancar dan nyaman bagi pejalan kaki
•
T
• •
Menjadi koridor perdagangan yang atraktif dan kental akan nuansa budaya didukung dengan Kelenteng Hok An Kiong dan fasilitas penunjang lainnya. Pengunjung yang tidak menggunakan parkir off street Pengunjung yang malas untuk berjalan kaki
Konsep Awal Perencanaan
“Mewujudkan koridor Jalan Pemuda dengan konektivitas tinggi, walkable bagi pejalan kaki dan pesepeda, serta arus perjalanan yang lancar sehingga dapat menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan penerapan complete street”. Konektivitas tinggi : integrasi antara bangunan komersil sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Walkable : selain memiliki vegetasi yang cukup, bangunan komersil di tepi jalan juga memiliki kesan sekuritas sehingga aman bagi pejalan kaki sehingga dengan konsep walkable, dapat meningkatkan interaksi sosial masyarakat dan dapat menciptakan suasana aman dan nyaman, inklusif dan dapat mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki dan pesepeda secara maksimal untuk mengakses bangunan komersil yang ada. Complete Street : Konsep pembangunan jalan yang dapat mengakomodasi seluruh moda transportasi seperti kendaraan pribadi, sepeda, pejalan kaki dan kendaraan umum.
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan koridor perdagangan Jalan Pemuda yaitu menunjang kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan bangunan komersil existing dan rencana sehingga tercipta kegiatan ekonomi yang atraktif, produktif dan kompetitif (dapat melayani skala regional) yang kental dengan nuansa budaya. Hal tersebut dilakukan dengan : • Meningkatkan kegiatan perekonomian dengan bangunan komersil baru yang dapat menarik pengunjung dan memiliki cakupan pelayanan hingga regional. • Menambah lokasi ruang publik sebagai tambahan rekreasi. • Menata Jalan Pemuda sehingga aktivitas perdagangan yang ada tidak mengganggu fungsi dari Jalan Pemuda.
Detail Perencanaan Land Use
Layer pertama Jalan Pemuda didominasi akan digunakan sebagai bangunan komersil (warna orange). Selain itu, pada layer pertama, terdapat Kelenteng Hok An Kiong dan kegiatan penunjang Pusat Jajanan yang berada di dekat kelenteng agar Kelenteng Hok An Kiong lebih ramai dikunjungi. Pada layer pertama juga terdapat dua
Jembatan Penyebrangan Orang yang memudahkan pejalan kaki mengakses sektor Komersil yang ada. Selain itu, terdapat pula Art Center yang digunakan sebagai ruang publik untuk menyelenggarakan acara Kebudayaan atau lainnya. Pada Art Center terdapat parkiran off street yang dapat digunakan oleh pengunjung. Pada layer kedua, terdapat parkir off street vertikal agar arus di jalan arteri sekunder tetap lancar (tidak terjadi parkir on street). Selain itu, terdapat bangunan museum sebagai tujuan wisata edukasi yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Pada layer kedua, terdapat pula bangunan komersil warna merah) dan permukiman (warna kuning) yang menunjang kegiatan koridor perdagangan. Building Form and Mass • KDB maksimum yang dibangun sekitar 80%. Tingginya nilai KDB ini dipengaruhi letaknya yang di pusat kota. • KLB maksimum yang dapat dibangun adalah 1,6 dengan ketinggian 1-2 lantai. • Gaya bangunan : depan bagian bangunan komersil memiliki kaca (eyes on the street) • Vegetasi ditempatkan di sepanjang jalur pejalan kaki dan pesepeda • Tata bangunan yang digunakan dengan indikator keberhasilan konektivitas tinggi, aman dan nyaman bagi pejalan kaki serta memiliki arus perjalanan yang lancar sehingga dibutuhkan efisiensi area komersil yang berada di pinggir jalan dan bangunan lain di belakangnya. Studio Kota Muntilan
109
• • • • • • • • •
Pembangunan area parkir off street Pembangunan JPO Pembangunan Jalur Pejalan Kaki dengan Guiding Block dan jalur pesepeda dengan lebar 2 meter Pembangunan Jalur Pemberhentian transportasi umum pada kiri jalan menuju Magelang Bangunan komersil tepi jalan memiliki kaca pada bagian depan (sekuritas, eyes on the street) Pengaman jalur pesepeda dan pejalan kaki berupa vegetasi Vegetasi dan utilitas penerangan yang memadai Sempadan bangunan 2 meter Sempadan antar bangunan minimal 0,2 meter
Sirkulasi dan Parkir
Jalan Pemuda berfungsi sebagai jalan arteri sekunder sehingga berdasarkan PP No. 34 tahun 2006 pasal 17 ayat 3 menyatakan bahwa pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. Oleh karena itu, dibangun dua JPO, parkir off street dan pemberhentian transportasi umum agar tidak mengganggu kelancaran Jalan Pemuda. Selain itu, terdapat pula penambahan utilitas pendukung seperti lampu, rambu-rambu dan vegetasi. Jalan untuk pejalan kaki dan pesepeda juga memiliki total lebar 4,5 meter dilengkapi dengan guiding block. Dengan penambahan rencana di atas, diharapkan Jalan Pemuda dapat digunakan oleh semua orang dan aspek tanpa mengganggu kelancaran arus dari Jalan Pemuda.
110
Studio Kota Muntilan
Ruang Terbuka Ruang Terbuka yang dibangun berupa art center Kota Muntilan yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan kesenian dan kebudayaan yang akan dilaksanakan. Selain itu, terdapat Pusat Jajanan di dekat Kelenteng Hok An Kiong sebagai ruang publik yang bisa digunakan. Jalur untuk pejalan kaki dan pesepeda juga ditanami oleh vegetasi teduh sehingga lebih nyaman. Terdapat pula dua bangunan parkir off street, 1) terletak di belakang art center, 2) terletak dekat Pusat Oleh-oleh dan Museum Kota Muntilan.
Pedestrian Ways Jalur pejalan kaki dibuat dengan lebar 2 meter dengan fasilitas penunjang : • Guiding block • Penerangan • Pembatas dengan jalan beruapa vegetasi • Vegetasi peneduh • Jembatan Penyebrangan Orang • Selain itu, terdapat jalur pesepeda dan pemberhentian transportasi umum dengan rambu-rambu yang tepat. Activity Support • Penerangan setiap 20 meter • Papan iklan dan nama tidak boleh mengganggu kelancaran arus Jalan Pemuda • Sistem transportasi dilalui oleh transportasi umum untuk menuju koridor perdagangan yang lebih dekat. • Pembangunan halte yang dapat dilalui oleh bus lokal dan luar kota. • Adanya TPS dan Kontainer sebagai tempat pembuangan sampah untuk sementara sebelum dibawa dan diolah oleh bank sampah dan TPA.
Signage • Pemberhentian transportasi umum pada beberapa titik di kiri jalan menuju Jalan Magelang • Jalur sepeda dan pejalan kaki • Dilarang parkir di tepi jalan • Parking area di tempat parkir off street
Visualisasi Rencana (Before-After)
Jembatan Penyebrangan Orang
Jalur Pejalan Kaki dan Pesepeda
Parking Off Streets
Pemberhentian Transportasi Umum
Studio Kota Muntilan
111
Pusat Jajanan
Bangunan Komersil Deret
Art Center
112
Studio Kota Muntilan
Museum Kota Muntilan
Rencana Pentahapan
Studio Kota Muntilan
113
Rencana Pembiayaan
114
Studio Kota Muntilan
Bayu Adji Pratama
Urban Design : Kawasan Wisata Gunung Pring Studio Kota Muntilan
115
Latar Belakang
Pariwisata merupakan potensi yang sangat menggiurkan ketika bisa dikembangkan. Terlebih, jika wisata tersebut unik baik dari segi nilai maupun desainnya, akan membuat orang berbondong-bondong mengunjunginya. Gunung Pring, merupakan daerah yang ada di Muntilan yang menyimpan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Dengan penerapan konsep perencanaan yang menarik, wisata ini akan dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar sekaligus nguri-uri kebu-
Profil Kawasan
Kawasan WIsata Makam Kyai Raden Santri memiliki luas 19 ha. Wisata ini merupakan salah satu wisata bernuansa islami yang ada di Kelurahan Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah. Selain Kyai Raden Santri juga terdapat beberapa wali dan ulama yang juga dimakamkan di sana, seperti Kyai H. Dalhar, Kyai Krapyak III, Kyai Jogorekso, dll. Makam-makam ulama tersebut berada di dalam rumah seperti masjid yang sengaja dibuat sehingga peziarah dapat leluasa berdoa di sekitar makam.
Analisis Potensi Masalah Potensi: 1. Memiliki nilai pariwisata sejarah yang tinggi. 2. Sebagai pusat ziarah tahunan bagi orang-orang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Masalah: 1. Unsur sejarah yang belum dieksplore secara inklusif. 2. Penghasilan masyarakat dari sektor pariwisata tidak maksimal karena kedatangan peziarah tidak tetap.
Konsep Awal Perencanaan
“Menjadikan Kawasan Wisata Makam Kyai Raden Santri menjadi Kawasan Pariwisata yang inklusif, edukatif, atraktif, dan bernuansa budaya yang mampu meningkatkan ekononomi masyarakat”.
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan wisata Makam Kyai Raden Santri yaitu mengembangkan potensi pariwisata yang ada sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat
Detail Perencanaan Land Use Daerah delineasi Gunung Pring merupakan peruntukan lahan pariwisata pada pola ruangnya sehingga dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan pariwisata itu sendiri baik dari segi fisik maupun aktivitas atau kegiatan. Beberapa kawasan di sekitar makam
116
Studio Kota Muntilan
Building Form and Massing • KDB maksimum yang dibangunsekitar 70%. Hal ini untuk menjaga keasrian dari objek wisata Gunung Pring itu sendiri dan juga sebagai etika dalam perlakuan terhadap makam atau kuburan. • KLB maksimum yang dapatdibangunadalah 1,4 dengan ketinggian1-2 lantai. • Gaya bangunan : perpaduan antara gaya islami dengan modern • Vegetasi di tempatkan di luar area terbangun (bangunan) • Tata Bangunan Tata bangunan yang digunakan dengan indikator menciptakan kawasan wisata yang ramah lingkungan dengan cara membatasi pendirian bangunan selain untuk keperluan wisata dan ibadah pada kawasan Wisata Makam Kyai Raden Santri serta pemenuhan sarana dan prasarana terbangun untuk kawasan permukiman sekitar. Hal tersebut dilakukan dengan : • Pembangunan area parkir off street • Pembangunan JalurPejalan Kaki denganGuiding Block dengan lebar 1,2 meter • Vegetasi dan utilitaspenerangan yang memadai • Sempadan bangunan 3 meter • Sempadan antar bangunan minimal 1m Sirkulasi dan Parkir Dengan membludaknya pengunjung yang datang pada saat musim ziarah membuat arah masuk dan keluar kendaraan harus diatur melalui jalur yang berbeda agar tidak terjadi tumbukan dan menyebabkan kemacetan.
Pasalnya bus-bus besar yang masuk ke jalan 1. Sistem transportasi dilalui oleh transportasi umum untuk memudahkan mobilisalingkungan Gunung Pring membutuhkan si pengunjung wisata ruang yang lebih untuk bisa bermanuver. Penyediaan lahan parkir baik off street mau- 2. Pembangunan halte atau spot jemput penumpang yang dilalui oleh bus lokal pun on street akan sangat diperlukan terdan angkutan kota. lebih ketika puluhan bis masuk ke kawasan wisata Gunung Pring. Penandaan Ruang Terbuka â&#x20AC;˘ Pemberhentian transportasi umum pada spot yang mudah dijangkau dari kawasan Ruang Terbuka yang dibangun berupa taman wisata yang dapat digunakan untuk beristirahat para pengunjung yang berwisata ke Gunung â&#x20AC;˘ Parking area memenuhi area parkir off street dahulu baru dilanjutkan penPring sekaligus menjadi ruang terbuka pubgadaan parkir on street (pada saat ramai lik untuk berdiskusi, bersantai, ataupun hanpengunjung) ya ingin menikmati alam saja. Jenis vegetasi yang ditanam terbagi menjadi tanaman hias untuk memperindah kawasan rencana maupun tanaman alami (pepohonan) yang berfungsi menjaga ekosistem sekitar tetap baik kualitasnya. Nilai Sejarah Tinggi Pedestrian Ways
EKSISTING
Jalur pejalan kaki di buat dengan lebar 1,2 meter agar memberikan batas yang jelas antara hak manusia dan kendaraan dengan fasilitas penunjang : 1. Guiding block 2. Penerangan Selain itu, terdapat area penyeberangan pada beberapa titik kumpul (biasanya untuk pengunjung wisata) yang berada di sekitar Makam Aulia Gunung Pring merupakan temkawasan wisata. pat wisata sekaligus tujuan ziarah yang ada Activity Support di Gunung Pring. Di kompleks makam ini tercatat sejarah dan silsilah Jawa Modern hing1. Penerangan setiap 20 meter 2. Papan iklan dan nama tidak boleh berada ga Jawa Kuno. Bahkan terdapat juga silsilah di dalam kawasan wisata kecuali dengan yang terhubung dengan kerajaan luar negeri di Arab dan India. seizing pengurus wisata
Kunjungan Wisatawan
Jumlah wisatawan yang datang pada saat musim ziarah sangat banyak. Bahkan mereka rela berjalan kaki dengan jarak cukup jauh karena keterbatasan lahan parkir.
Dagang
Datangnya peziarah yang banyak tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari rupiah dengan berjualan atau menyediakan jasa yang dibutuhkan peziarah. Pada tanggal 16 Juni 2019 panjang pasar jualan warga bahkan mencapai sekitar 800 meter dan memenuhi jalan-jalan menuju Makam Raden Santri Santri Studio Kota Muntilan
117
Kontur
Jalur Pedestrian
Tangga menuju ke area makam sangat tinggi, curam, dan belum terdapat pos rehat yang nyaman membuat beberapa pengunjung terutama orang tua terengah-engah dan kesulitan mendapatkan tempat beristirahat yang nyaman
Parkir
Belum adanya trotoar di sekitar jalan menuju wisata makam membuat tidak ada batasan antara stand jualan milik warga, pejalan kaki, dan kendaraan yang lalu lalang sehingga membahayakan.
Rencana Pembiayaan Rincian Kegiatan
Tahap 1
Perizinan Lahan Kawasan Sosialisasi Pengembangan
Umum
Kawasan
Tahap 2
20.000.000
300.000.000
Konsolidasi Lahan
30.000.000
Pembebasan Lahan
200.000.000
Pembangunan Jalan
50.000.000
150.000.000
Pembangunan Jalur Pedestrian
50.000.000
Lainnya
10.000.000
Revitalisasi Masjid
200.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
70.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
265.000.000
105.000.000
Total
Studio Kota Muntilan
960.000.000
20.000.000
20.000.000
25.000.000
30.000.000
10.000.000
20.000.000
20.000.000
Pemeliharaan
10.000.000
15.000.000
15.000.000
Revitalisasi Masjid
200.000.000 10.000.000
Konsolidasi Lahan
30.000.000
Pemeliharaan Pembebasan Lahan
200.000.000
Pembangunan Jalan
50.000.000
Pemeliharaan Revitalisasi Jalan
150.000.000
Pembangunan Jalur Pedestrian
50.000.000
120.000.000 1.450.000.000
Lainnya
Tahap 4
20.000.000 300.000.000
15.000.000
50.000.000
Tahap 3
20.000.000
Branding Kawasan
20.000.000
Peletakan Bangku Taman
Tahap 2
40.000.000
Pembebasan Lahan
30.000.000
Penambahan Penerangan
Total Empat Tahap
118
20.000.000
Jalan
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Kawasan
Pembangunan Embung
10.000.000
Revitalisasi Jalan
Tahap 1
Sosialisasi Pengembangan
Pembangunan Diorama Sejarah
20.000.000
Pemeliharaan
Jalan
Rincian Kegiatan
Umum
20.000.000
Pembebasan Lahan
Pemeliharaan
Pembangunan Embung
Tahap 4
Perizinan Lahan Kawasan
Branding Kawasan
Pembangunan Diorama Sejarah
Tahap 3
40.000.000
Ruang parkir untuk pengunjung Wisata Kyai Raden Santri terbagi menjadi parkir off street dan parkir on street. Ketika musim ziarah tiba lahan parkir off street tidak bisa memenuhi kebutuhan parkir sehingga akan menambah bahu jalan dan lahan kosong untuk menjadi ruang parkir bagi kerndaraan pengunjung.
Peletakan Bangku Taman
50.000.000
10.000.000
10.000.000
Penambahan Penerangan
70.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
265.000.000
105.000.000
Pemeliharaan Total Total Empat Tahap
960.000.000
120.000.000 1.450.000.000
RENCANA
Taman dan Diorama
Bentuk kolam memiliki filosofi beribah sepanjang hayat. Diorama merupakan tempat membuat cerita replika sejarah dan menyimpan peninggalan. Taman memiliki bentuk seperti buku yang sedang dibaca dan berfungsi sebagai tempat beristirahat.
Masjid Masjid merupakan spot persinggahan bagi pengunjung sebelum memasuki area makam. Di masjid ini tidak hanya digunakan untuk ibadah saja namun juga kegiatan keagamaan seperti kajian, TPA, diskusi, dan tempat menuntut ilmu agama.
Embung
Stand Makanan Jenis lapak tidak permanen dimaksudkan untuk menjaga kondisi fisik tempat wisata dan memudahkan pengkondisian untuk acara-acara tertentu jika dibutuhkan.
Peletakan lapak pedagang maksimal di area taman agar menjaga kualitas ibadah yang dilakukan di spot berikutnya yaitu masjid.
Menambah daya tarik wisata dari segi alam. Selain itu embung juga dapat dimanfaatkan warga untuk budidaya ikan air tawar sehingga meningkatkan ekonomi Studio Kota Muntilan
119
Spot View Sunrise
Menambah daya tarik wisata untuk menikmati keadaan Gunung Pring di pagi hari. Para jamaah shubuh juga dapat menikmati sunrise ketika selesai melaksanakan sholat berjamaah di masjid yang berada di atas taman dan diorama.
Rute Masuk dan Parkir Parkir berkaitan dengan arah keluar masuk kendaraan yang dibedakan untuk memecah arus sehingga lebih lengang ketika musim ziarah tiba. Pemberian trotoar pada jalan difungsikan untuk mendukung keselamatan pejalan kaki yang melintas.
120
Studio Kota Muntilan
Yosia Aaron Satria P.
Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu Studio Kota Muntilan
121
Analisis SWOT
Latar Belakang Kota Muntilan terletak di kaki Gunung Merapi sehingga memiliki sumber daya alam berupa batu andesit yang melimpah dan menjadi bahan baku kerajinan batu pahat yang dijual di Kota Muntilan. Sentra Kerajinan Pahat Batu merupakan salah satu sentra kerajinan yang ada di kota Muntilan yang mengolah batu andesit menjadi berbagai macam kerajinan, seperti patung dengan bentuk yang beragam, sehingga Sentra Kerajinan Pahat Batu dapat menjadi salah satu potensi yang dikembangkan di Kota Muntilan dalam bidang perdagangan dan pariwisata.
S
Sentra dapat didefinisikan sebagai pusat kegiatan di kawasan tertentu dimana terdapat usaha yang menggunakan bahan baku serta sarana yang sama dan menghasilkan produk yang serupa yang terbentuk secara alami.
122
Studio Kota Muntilan
Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu terletak di Dusun Tejowarno, Desa Gunungpring, Kota Muntilan. Kawasan ini memiliki luas sebesar 15 hektar. Kawasan ini berbatasan dengan jalan Pemuda di sebelah timur dan utara, jalan Semaken di sebelah barat, dan kali Senawa di sebelah selatan. Masyarakat yang tinggal di kawasan ini sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin batu pahat.
Kawasan memiliki letak yang strategis, karena berbatasan langsung dengan Jalan Pemuda yang menghubungkan kota Muntilan dengan pusat kegiatan lain seperti Magelang dan Yogyakarta.
•
Kawasan belum memiliki sentra industri yang terpusat, sehingga produksi kerajinan batu pahat tidak maksimal Kawasan belum memiliki landmark yang dapat menjadi ciri khas kawasan sebagai sentra kerajinan pahat batu Kerajinan dijual di rumah-rumah pengrajin, belum ada toko-toko kerajinan yang secara khusus menjual hasil kerajinan Jalan yang ada pada kawasan merupakan jalan lingkungan dengan lebar tiga meter dan berbatasan dengan persil lahan milik penduduk.
W
•
•
Untuk itu, perlu adanya pengembangan kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu melalui branding dan intervensi desain agar dapat menjadi daya tarik wisata dan mengembangkan ekonomi lokal di Kota Muntilan.
Gambaran Umum
•
•
O T
•
Kawasan masih memiliki lahan tidak terbangun yang luas sehingga mempermudah pengembangan kawasan.
•
Adanya tren produksi penjualan kerajinan batu pahat yang menurun dari tahun ke tahun.
Tujuan Perencanaan Tujuan dari perencanaan kawasan adalah mewujudkan kawasan sentra kerajinan pahat batu yang atraktif, produktif dan berdaya saing di bidang ekonomi sebagai perwujudan dari pengembangan potensi wisata budaya yang ada di Kota Muntilan.
Konsep Perencanaan Walkable: jalan yang ada pada kawasan dirancang dengan konsep â&#x20AC;&#x2DC;walkable sharing streetâ&#x20AC;&#x2122; yang dilengkapi dengan median yang ditanami pohon dan sarana lain seperti lampu dan bangku untuk meningkatkan kenyamanan dan mengakomodasi kebutuhan pengunjung dan pejalan kaki. Attractive: meningkatkan daya tarik kawasan dengan cara menata bangunan pertokoan yang ada di sepanjang jalan serta membangun Muntilan Art Space sebagai untuk menunjang kegiatan wisata yang ada di kawasan Productive: meningkatkan produktivitas dalam pembuatan batu pahat untuk memenuhi permintaan akan kerajinan batu pahat dengan cara membangun pusat industri pahat batu yang terintegrasi satu sama lain untuk mempermudah proses produksi dan distribusi hasil kerajinan batu pahat Site Plan Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu Studio Kota Muntilan
123
Pemanfaatan Ruang
Berikut adalah penataan pemanfaatan ruang di Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu Muntilan. Terdapat beberapa perubahan guna lahan di beberapa area pada kawasan untuk memaksimalkan potensi kawasan. Kawasan dibagi menjadi 5 zona, yaitu zona RTH, zona permukiman, zona industri, zona perdagangan, dan zona pertanian.
Intensitas Pemanfaatan Ruang Koefisien Dasar Bangunan
Eksisting
Eksisting
Rencana
Kawasan Sentra Kerajinan Pahat Batu didominasi oleh permukiman, pertanian, dan perdagangan. Selain itu, terdapat juga guna lahan lain seperti industri sebagai tempat produksi batu pahat yang tersebar di beberapa titik pada kawasan ini.
124
Studio Kota Muntilan
0 - 20% 20 - 40% Rencana Permukiman
Pendidikan
Perdagangan
RTH
Industri
Pertanian
40 - 60% 60 - 80%
Kawasan Sentra Pahat Batu direncanakan untuk memiliki KDB yang sesuai dengan kebutuhan tiap guna lahan, yaitu sebagai berikut. Zona RTH, KDB maksimal sebesar 20 persen Zona Permukiman, KDB maksimal 40 persen Zona Industri, KDB maksimal 40 persen Zona Perdagangan, KDB maksimal 60 persen
Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Dasar Hijau
Elemen Urban Design Bentuk dan Massa Bangunan Bentuk Bangunan Bangunan dibangun dengan menggabungkan gaya bangunan tradisional Jawa dan gaya bangunan modern.
Eksisting
Eksisting
Tinggi Bangunan Bangunan direncanakan dengan ketinggian maksimal 2 lantai, dan tiap lantai memiliki tinggi 4 meter. Orientasi Bangunan
Rencana
Rencana
0 - 0,4
0,8 - 1,2
0 - 20 %
60 - 80 %
0,4 - 0,8
1,2 - 1,6
20 - 40 %
80 - 100%
Kawasan Sentra Pahat Batu direncanakan untuk memiliki KLB yang sesuai dengan kebutuhan tiap guna lahan, yaitu sebagai berikut. Zona RTH, KLB berkisar antara 0-0,4 Zona Permukiman, KLB berkisar antara 0,8-1,2 Zona Industri, KLB berkisar antara 0,8-1,2 Zona Perdagangan, KLB berkisar antara 1,2-1,6
Bangunan berupa toko-toko kerajinan dibangun menghadap jalan. Bangunan yang ada di dalam Muntilan Art Space dibangun menghadap jalur pedestrian yang ada di taman dan membelakangi tembok yang membatasi taman dengan permukiman.
Kawasan Sentra Pahat Batu direncanakan untuk memiliki KDH yang sesuai dengan kebutuhan tiap guna lahan, yaitu sebagai berikut. Zona RTH, KDH minimal 60 % Zona Permukiman, KDH minimal 40 % Zona Industri, KDH minimal 40 % Zona Perdagangan, KDH minimal 20 % Studio Kota Muntilan
125
Tata Bangunan
Bangunan dibangun mengikuti regulasi yang ada seperti peraturan sempadan jalan dan peraturan sempadan bangunan. Pada jalan lingkungan, bangunan dibangun dengan jarak 4 meter dari as jalan. Pada jalan arteri (Jalan Pemuda), bangunan dibangun dengan jarak 12,5 meter dari as jalan. Selain itu, terdapat sempadan antar bangunan yang memisahkan satu bangunan dengan bangunan yang lain, yaitu 2 meter.
Design Bangunan Bangunan didesain dengan dengan perpaduan arsitektur Jawa dan modern. Setiap bangunan yang berada di area strategis kawasan dibangun kembali dengan desain yang serupa. Bangunan Toko Kerajinan yang ada pada kawasan dibangun dengan bentuk memanjang setinggi dua lantai serta memiliki lantai yang terbuat dari kayu, Bangunan Industri yang ada pada kawasan dibangun seperti bangunan pabrik pada umumnya dengan bentuk memanjang setinggi satu lantai Bangunan Pendopo yang ada pada taman dibangun dengan atap limasan dan dibuat terbuka tanpa tembok
Tata Bangunan Eksisting: sebagian bangunan berbatasan langsung dengan jalan
Tata Bangunan Rencana: setiap bangunan memiliki sempadan minimal 4 meter untuk jalan lingkungan dan 12,5 meter untuk jalan arteri, diukur dari as jalan
126
Studio Kota Muntilan
Sirkulasi dan Parkir Jalan
Peta Jalan dan Parkir
Jalan yang terdapat pada kawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu jalan dengan konsep shared street yang juga menjadi jalur pedestrian serta jalan biasa. Jalan yang ada pada kawasan merupakan jalan yang sempit dan tidak memungkinkan untuk dibangun trotoar pada sisi jalan, sehingga jalan dengan konsep shared street diterapkan pada jalan yang direncanakan untuk dilewati pejalan kaki dengan jumlah yang tinggi, yaitu jalan yang berada di sekitar pertokoan dan taman. Jalan ini dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Jalan yang dibangun dengan konsep shared street memiliki median yang ditanami pohon sebagai peneduh untuk pejalan kaki.
Jalur Pedestrian
Jalur Pedestrian yang ada di kawasan merupakan shared street berupa jalan selebar empat meter yang dilengkapi dengan lampu, pohon, dan bangku untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki.
Parkir
Parking Space diletakkan di dekat Jalan Pemuda agar pengunjung dapat memarkirkan kendaraan sebelum berjalan-jalan disekitar pertokoan dan taman yang ada pada kawasan.
Peta Jalur Pedestrian
Penampang Jalan
4m 8m
Studio Kota Muntilan
127
Ruang Terbuka
Ruang Terbuka yang ada di kawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ruang terbuka yang berbentuk street, yaitu koridor jalan yang berada di kawasan dan ruang terbuka yang berbentuk square, yaitu Muntilan Art Space. Muntilan Art Space adalah taman yang dibangun untuk menjadi pusat kegiatan dan menunjang kegiatan wisata budaya yang ada di kawasan. Muntilan Art Space terintegrasi dengan toko-toko kerajinan dan sentra industri yang ada disekitarnya. Muntilan Art Space dilengkapi dengan fasilitas seperti pendopo sebagai tempat untuk menyelenggarakan pagelaran seni dan budaya serta pusat kuliner.
Penanda
Ada beberapa jenis penanda dalam kawasan ini. Pertama, terdapat penanda berupa nama bangunan yang terletak pada bangunan yang berfungsi sebagai pemberi identitas dan pengenal bangunan. Kedua, terdapat penanda berupa rambu-rambu jalan harus diperhatikan oleh pengguna jalan, yang diletakkan pada lokasi-lokasi strategis pada jalan yang ada di kawasan, seperti pertigaan, perempatan, dan lain-lain. Ketiga, terdapat penanda berupa papan jalan yang diletakkan di dalam taman, seperti papan petunjuk jalan dan papan penanda bangunan.
128
Studio Kota Muntilan
Prasarana
a. Prasarana Air Bersih Jaringan air bersih pada kawasan akan diintegrasikan dengan rencana jaringan penyaluran air bersih kota Muntilan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Visualisasi Rencana
b. Prasarana Air Limbah Jaringan air limbah pada kawasan akan diintegrasikan dengan rencana jaringan penyaluran air bersih kota Muntilan. Jaringan air limbah terdiri dari jaringan tersier, jaringan sekunder, dan jaringan primer yang selanjutnya akan disalurkan ke IPAL yang ada di kota Muntilan. c. Prasarana Persampahan Pada kawasan ini tempat sampah akan diletakkan pada seluruh kawasan, namun penempatan tempat sampah akan diprioritaskan di dekat area pertokoan dan di dalam taman. Sampah diangkut sekali sehari menggunakan gerobak sampah menuju TPS terdekat. d. Penerangan Pada kawasan ini tempat sampah akan diletakkan pada seluruh kawasan, namun penempatan lampu jalan akan diprioritaskan di sepanjang jalan yang ada di kawasan dan di dalam taman. Lampu yang dibangun di sepanjang jalan memiliki tinggi 5 meter setiap 10 m untuk menerangi kendaraan dan pejalan kaki yang melintas, sedangkan lampu yang diletakkan di dalam taman memiliki tinggi 3 meter setiap 5 m untuk menerangi pejalan kaki.
Studio Kota Muntilan
129
Pentahapan dan Pembiayaan Rincian Kegiatan Umum
Tahap 1 Perizinan Lahan Kawasan
100.000.000
Sosialisasi Pengembangan Kawasan
20.000.000
Pembangunan Gapura Kawasan
200.000.000
Tahap 2
Branding Kawasan Pengembangan Koridor Pertokoan
Pembebasan Lahan
1.000.000.000
Konsolidasi Lahan
400.000.000
Pengembangan Pertokoan Koridor Utara
2.000.000.000
Pengembangan Pertokoan Koridor Selatan
3.000.000.000
Pemeliharaan Pengembangan Sentra Industri
Pembebasan Lahan
1.000.000.000
Pembangunan Jalan
200.000.000
Pembangunan Sentra Industri
Pembangunan Pendopo
400.000.000
Pembangunan Pusat Kuliner
400.000.000
Pembangunan Toilet
200.000.000
Penanaman Pohon
100.000.000
Peletakan Lampu dan Bangku Taman
100.000.000
Peletakan Replika Candi
150.000.000
Revitalisasi Jalan
3.500.000.000
Pembangunan Median
1.500.000.000
Penanaman Pohon
200.000.000
Peletakan Lampu
50.000.000
Peletakan Bangku
50.000.000
Revitalisasi Masjid 10.520.000.000 21.850.000.000
130
Studio Kota Muntilan
75.000.000
75.000.000
50.000.000
50.000.000
100.000.000
100.000.000
40.000.000
40.000.000
25.000.000
25.000.000
340.000.000
340.000.000
200.000.000
Pemeliharaan Total
50.000.000
400.000.000
Pemeliharaan Lainnya
50.000.000
2.000.000.000
Pemeliharaan Jalan
Tahap 4
4.000.000.000
Pemeliharaan Pembangunan Munti- Pembebasan Lahan lan Art Space Pembangunan Jalur Pedestrian
Tahap 3
10.650.000.000
Khalisha Meirilia K.
Urban Design : Terminal Muntilan Studio Kota Muntilan
131
Latar Belakang
Kota Muntilan merupakan kota yang dilalui oleh jalan arteri sekunder yang menghubungkan antara dua kota besar, yaitu Yogyakarta dan Semarang. Muntilan juga menjadi kota yang dilewati para wisatawan yang akan berkunjung ke Candi Borobudur. Banyaknya aktivitas mobilisasi ke- maupun melewati Muntilan ini menyebabkan jalan-jalan utama di Muntilan dipadati oleh endaraan-kendaraan yang akan beraktivitas menuju tujuannya tetapi melewati Kota Muntilan.
Selain itu Kota Muntilan juga merupakan pusat kegiatan perdagangan bagi daerah-daerah di sekitarnya, seperti Kecamatan Salam dan Kecamatan Mungkid, menjadikan Kota Muntilan juga ramai akan aktivitas perdagangan. Keberadaan Pasar Baru Muntilan yang letaknya berada tepat di pinggir jalan arteri sekunder di Kota Muntilan, yaitu Jalan Pemuda, menyebabkan beberapa masalah seperti perlambatan kecepatan di jalan arteri sekunder, parkir liar, pasar yang memakai badan jalan, dan eksternalitas lain yang berkaitan dengan aktivitas perdagangan terjadi di Kota Muntilan.
132
Studio Kota Muntilan
Karena padatnya aktivitas yang ada di pusat Kota Muntilan, karena itu diperlukan adanya transportasi umum yang memadai guna mengurangi masalah-masalah yang terjadi, terutama masalah yang terjadi pada jalan arteri sekunder, yaitu Jalan Pemuda.
Analisis SWOT
S
• Muntilan merupakan kota yang dilewati oleh jalan arteri sekunder yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Semarang. • Muntilan merupakan pusat kegiatan ekonomi dari daerah-daerah disekitarnya. • Tingginya aksesibilitas terminal karena berada tepat di pusat Kota Muntilan.
W
• Sedikitnya jumlah penumpang menyebabkan berkurangnya jumlah angkutan umum • Kurang baiknya sarana prasarana yang menunjang sistem transportasi.
O
• Muntilan dilewati oleh jalan arteri sekunder yang menghubungkan dua kota besar, yaitu Yogyakarta dan Semarang. • Muntilan dilewati oleh angkutan yang akan menuju ke Wisata Candi Borobudur.
T
• Jika ada jalur cepat tanpa perlu melewati kota, maka Kota Muntilan akan sepi dilewati.
Konsep Awal
Terminal Muntilan direncanakan sebagai tempat transit yang nyaman bagi para pengguna angkutan umum yang sedang singgah maupun menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar. Terminal ini direncanakan menjadi green terminal yang selain mendukung perdagangan, juga mendukung wisata di Kota Muntilan.
Tujuan Perencanaan â&#x20AC;&#x153;Menjadikan Terminal Muntilan Sebagai Kawasan Green Transit, Baik Untuk Perdagangan Maupun Wisata, Yang Bernuansa Budayaâ&#x20AC;?
Siteplan Rencana Kawasan Terminal Muntilan Studio Kota Muntilan
133
Tata Guna Lahan
Tata Guna Lahan dan Intensitas Bangunan
Perdagangan
80%
Pergudangan
60%
Tata guna lahan rencana disekitar terminal didominasi oleh guna lahan perdagangan, kemudian terdapat pergudangan diantara pasar dan terminal.
134
Studio Kota Muntilan
Koefisien Dasar Bangunan
Rencana KDB pada kawasan rencana terminal terdapat 2 bagian. Pada bagian Pasar Baru Muntilan besar KDB yaitu 80%, begitupun pada pinggir jalan arteri sekunder, Jalan Pemuda, KDB direncanakan sebesar 80%. Sedangkan untuk kawasan dalam terminal dan kawasan pergugangan dekat terminal KDB direncanakan sebesar 60%.
Koefisien Lantai Bangunan
2.3
1.6
1.8 Rencana KLB pada kawasan rencana terminal mayoritas sebesar 1.8, yaitu terdapat pada daerah pasar, pinggir jalan arteri sekunder (Jalan Pemuda), dan pinggir Jalan Tambakan. KLB tertinggi berada pada pasar lama Muntilan yaitu memiliki KLB sebesar 2.3, sedangkan KLB terkecil berada pada kawasan Terminal yaitu sebesar 1.6.
Koefisien Dasar Hijau
20% 10% Rencana KDH pada kawasan rencana terminal didominasi oleh KDH dengan besar 10%. KDH dengan 10% dikarenakan kawasan sekitar terminal ini merupakan pusat kegiatan ekonomi di Kota Muntilan, sehingga lahan terbangun cenderung tinggi. Tetapi pada kawasan pergudangan KDH sedikit lebih tinggi dari sekitarnya yaitu sebesar 20%.
Studio Kota Muntilan
135
Komponen Urban Design
136
Studio Kota Muntilan
Material
Sempadan / Dimensi Jalan
Material utama menggunakan material dari industri pahat batu muntilan. Material berupa bebatuan pahat yang dijadikan bahan lapisan luar bangunan.
Sempadan jalan pada jalan utama masuk dari jalan arteri sekunder selebar 10 meter. Di dalam terminal, dimensi jalan pada teminal antar kota sebesar 10 meter, sedangkan untuk terminal dalam kota 6 meter.
Sirkulasi dan Parkir Sirkulasi Terminal Antar Kota
Sirkulasi pada teminal antar kota direncanakan untuk menjadi satu arah, sehingga memiliki alur yang teratur dan diharapkan mengurangi kejadian tabrakan antar bus dan angkutan kota.
Ruang Terbuka Ruang terbuka pada kawasan terminal direncanakan sebagai tempat singgah bagi pengguna angkutan antar kota juga sebagai tempat rekreasi bagi warga sekita. Di dalam taman ini disediakan bangku-bangku untuk berinteraksi juga dilengkapi dengan pepohonan dan bunga sebagai pelengkap kawasan.
Sirkulasi Terminal Dalam Kota
Sirkulasi pada terminal dalam kota dibuat memutar dengan jalan masuk angkutan melalui satu sisi dan keluar disisi lain.
Studio Kota Muntilan
137
Jalur Pedestrian
Penandaan (Signage)
Terdapat jembatan penghubung antara terminal dan pasar baru Muntilan. Jembatan ini dibuat untuk memudahkan penumpang angkutan umum berjalan menuju pasar mengingat sangat berbahayanya menyebrang di jalan arteri.
Terdapat beberapa rambu penanda kecepatan di dalam kawasan terminal. Juga terdapat penandaan kawasan terminal dengan menggunakan material pahat batu Muntilan.
138
Studio Kota Muntilan
Konsep Pengembangan
Pembangunan taman di depan terminal bus luar kota sebagai tempat istirahat bagi bus-bus yang sedang berhenti, juga dapat menjadi sarana rekreasi bagi penduduk sekitar terminal.
Pemugaran bentuk terminal bus antar kota dan dalam kota dengan menggunakan material pahat batu Muntilan serta perbaikan sirkulasi dan parkir di dalam terminal.
Pemugaran bentuk terminal bus antar kota dan dalam kota dengan menggunakan material pahat batu Muntilan serta perbaikan sirkulasi dan parkir di dalam terminal.
Studio Kota Muntilan
139
Pentahapan Program
Kegiatan
Tahun 2030
Revitalisasi Terminal Drs. Prajitno
2031
Perbaikan desain terminal antarkota Perbaikan desain terminal dalam kota Perbaikan jalan dalam terminal Pembuatan taman terminal Drs. Prajitno Pembangunan gapura besar Terminal Muntilan Pembangunan gapura kecil teminal muntilan
Pembiayaan No
Kegiatan
Biaya Satuan
Jumlah
Satuan
Total
1.
Perbaikan desain terminal antarkota
Rp800.000.000
1
unit
Rp800.000.000
2.
Perbaikan desain terminal dalam kota
Rp300.000.000
1
unit
Rp300.000.000
3.
Perbaikan jalan dalam terminal
RP100.000
6325
m2
Rp632.500.000
4.
Pembuatan taman terminal Drs. Prajitno
Rp100.000.000
1
unit
Rp100.000.000
5.
Pembangunan gapura besar Terminal Muntilan
Rp20.000.000
1
unit
Rp20.000.000
6.
Pembangunan gapura kecil teminal muntilan
Rp10.000.000
2
unit
Rp20.000.000
140
Studio Kota Muntilan
Jalu Risang Herawan
Urban Design :
Kawasan Dolan Kali dan Kampung Tape Ketan Studio Kota Muntilan
141
Latar Belakang Kawasan Dolan Kali adalah salah satu embrio kawasan di Kota Muntilan, tepatnya terletak di Desa Gunungpring. Dolan Kali disebut sebagai embrio karena saat ini hanya merupakan kawasan pinggir sungai yang terbengkalai, yang digunakan beberapa warga sekitar untuk menambang batu. Kawasan ini sempat memiliki fasilitas bermain/ playground, namun karena sepi dan tidak terawat, maka kawasan Dolan Kali menjadi seperti kebun di pinggir sungai. Saat ini, Kota Muntilan hanya memiliki Taman Bambu Runcing sebagai ruang terbuka publik kota. Taman tersebut pun terletak di bagian barat laut kota dan memiliki akses yang buruk karena terletak di antara Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar. Oleh karena itu, pengembangan Kawasan Dolan Kali sebagai riverside public space menjadi suatu tantangan tersendiri sebagai tonggak pengembangan kawasan-kawasan riverside di Kota Muntilan, bahkan Kabupaten Magelang. Selain kebutuhan sosial-rekreasi, keberadaan kampung khas/tematik juga menjadi hal yang perlu dikembangkan di suatu kota. Hal ini diperlukan untuk menjaga tradisi dan nilai khas suatu kota, serta untuk dikembangkan menjadi kawasan kampung tematik sebagai sarana pemberdayaan masyarakat kampung.
142
Studio Kota Muntilan
Di sisi barat daya Kota Muntilan, terdapat satu neighborhood yang terletak di pinggir sungai dan memiliki pola jalan yang grid dan organik. Keberadaan neighborhood ini dapat dikembangkan menjadi kampung khas tape ketan sebagai salah satu upaya untuk menjaga makanan khas Muntilan ini dan sebagai daya tarik alternatif bagi para wisatawan.
Analisis SWOT • Terletak di tepian sungai • Cukup dekat dengan Jalan Pemuda (Dolan Kali) • Memiliki tapak eksisting yang mendukung untuk aktivitas sightseeing dan kampung wisata (Kampung Tape Ketan)
• Letak cukup jauh dari jalan arteri dan kolektor (Kampung Tape Ketan) • Kondisi jalan yang sempit dan rusak (Dolan Kali) • Minim vegetasi dan panas (Dolan Kali)
S O W T
• Sedikitnya ruang terbuka publik di Kota Muntilan • Tape ketan Muntilan merupakan salah satu oleh-oleh khas dari Kota Muntilan • Keberadaan kampung-kampung tematik yang masih minim di Kabupaten Magelang
• Terjadi pembiaran oleh masyarakat dan pemangku kebijakan atas kerusakan fasilitas di Dolan Kali • Banyaknya industri dan toko oleh-oleh tape ketan di Kabupaten Magelang
Profil Kawasan
Kawasan rencana yang terdiri dari Dolan Kali dan Kampung Tape Muntilan memiliki luas sekitar 22,5 hektar dan terletak di tepi sungai. Saat ini, kondisi kedua tapak rencana merupakan kawasan terbengkalai (Dolan Kali) dan permukiman (Kampung Tape Ketan). Perencanaan dan eksekusi yang optimal akan memperkuat citra Kota Muntilan sebagai kota yang atraktif, produktif, dan kompetitif serta bernuansa budaya pada tahun 2039.
Konsep Awal â&#x20AC;&#x153;Mewujudkan kawasan tepian sungai Kota Muntilan sebagai pionir pengembangan kawasan tepian sungai di Kabupaten Magelang dalam hal penyediaan sarana sosial-rekreasi dan tujuan alternatif dengan kelengkapan amenitas publik yang ramah pejalan kaki dan cocok bagi segala usiaâ&#x20AC;? Ramah pejalan kaki: tidak terganggu oleh lalu-lalang kendaraan bermotor, jalan yang pedestrian-only di Dolan Kali dan penerapan shared street antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor warga Kampung Tape Ketan. Cocok bagi segala usia: Memiliki fasilitas sesuai usia (Dolan Kali) dan edukasi dan wisata yang dapat dipelajari dan dinikmati berbagai tingkatan usia (Kampung Tape Ketan).
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan Kawasan Dolan Kali dan Kampung Tape Ketan adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta menyediakan fasilitas ruang terbuka publik untuk masyarakat dalam mewujudkan Kota Muntilan yang atraktif, produktif, dan kompetitif serta bernuansa budaya pada tahun 2039. Hal ini diwujudkan dengan: 1. 2.
Pengembangan Kampung Tape Ketan sebagai kampung tematik untuk melihat pros es pembuatan tape ketan dan toko oleh-oleh, serta adanya streetfood stands yang semuanya dikelola oleh warga setempat. Pengembangan Kawasan Dolan Kali yang terdiri dari berbagai zona: zona baca, zona olahraga, zona anak, dan zona wisata kuliner.
Studio Kota Muntilan
143
Tata Guna Lahan
Building Form and Massing KDB
Vegetasi
Vegetasi ditempatkan mengikuti jalan dan Kampung Tape Ketan memiliki KDB maksi- sesuai kebutuhan untuk ornamen-ornamen mum 60%. Sebagai daerah berbasis kam- tertentu. pung tematik, KDB sedang berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung agar tidak merasa tertekan saat berjalan. Kawasan Dolan Kali memiliki KDB maksimum 30%. Ruang terbuka publik ini hanya memiliki bangunan berupa stand makanan dan griya baca serta toilet-toilet umum. KLB
Kedua tapak rencana memiliki letak serupa, yaitu di tepian sungai. Keduanya juga memiliki kesamaan berupa terletak dekat dengan kawasan permukiman yang cukup padat, terutama untuk tapak Kawasan Dolan Kali. Hal ini sesuai dengan peruntukan Kawasan Dolan Kali sebagai open public space bagi warga Gunungpring dan desa sekitarnya.
Kampung Tape Ketan maksimum 0,6, kecuali pabrik pengolahan sebesar 1,2. KLB yang kecil ini berfungsi juga untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Pengecualian untuk pabrik dikarenakan perlunya ruang yang besar dalam lahan dan jumlah pabrik yang terbatas sehingga diizinkan untuk meningkatkan KLB hingga 1,2. Kawasan Dolan Kali maksimum 0,3. Ruang terbuka publik mengutamakan kenyamanan berada di ruang terbuka. Gaya Bangunan Kampung Tape Ketan memiliki ornamen batu alam dan warna cenderung monokrom sedangkan Kawasan Dolan Kali memiliki gaya bangunan yang fleksibel dan tidak terikat dengan pakem/aturan tertentu.
144
Studio Kota Muntilan
Tata Bangunan Tata Bangunan tidak memiliki aturan khusus untuk membuat kesan kampung yang lebih natural dan organik.
Sirkulasi dan Parkir
Sirkulasi kendaraan menuju Kampung Tape Ketan diarahkan melalui jalan kolektor dan keluar menuju jalan arteri sekunder, sedangkan sirkulasi kendaraan menuju dan meninggalkan Kawasan Dolan Kali melalui jalan arteri sekunder. Kampung Tape Ketan menyediakan parkir untuk bus, mobil, dan motor untuk mengakomodasi wisatawan yang datang secara massal maupun perorangan, sedangkan parkir di Kawasan Dolan Kali tidak memiliki peruntukan tertentu. Hal ini terjadi karena perbedaan tingkat peruntukan sarana (Kampung Tape Ketan untuk wisatawan, sedangkan Kawasan Dolan Kali untuk warga Gunungpring dan sekitarnya).
Ruang Terbuka
Kampung Tape Ketan memiliki ruang terbuka berupa amfiteater dan streetfood stands sebagai pemenuhan fasilitas publik berupa hiburan dan makanan, sedangkan Kawasan Dolan Kali merupakan ruang terbuka publik.
Activity Support
Kawasan Dolan Kali memiliki toilet umum dan tempat sampah untuk menambah kenyamanan pengunjung, sedangkan Kampung Tape Ketan memiliki masjid, joglo, dan tempat sampah.
Signage/Penanda
Terdapat penunjuk area parkir di Kampung Tape Ketan dan penunjuk kedua kawasan di titik-titik tertentu.
Pedestrian Ways
Kedua tapak rencana ini merupakan kawasan ramah pejalan kaki karena tidak terganggu oleh lalu-lalang kendaraan bermotor dengan cara penerapan aturan pedestrian-only di Dolan Kali dan penerapan shared street antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor warga Kampung Tape Ketan.
Studio Kota Muntilan
145
Visualisasi Rencana Kawasan Dolan Kali Before
Before
Before
After (Zona Membaca)
After (Zona Olahraga)
After (Zona Bermain Anak)
146
Studio Kota Muntilan
Kampung Tape Ketan Before
Before
After
After
Studio Kota Muntilan
147
Pentahapan dan Pembiayaan Pentahapan Tahun Program
1
2
3
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 Sosialisasi untuk penataan ulang di tapak Kampung Tape Ketan Desain dan pembangunan jalur pejalan kaki, zona olahraga, zona anak-anak, griya baca, dan zona wisata kuliner serta penambahan utilitas pelengkap (vegetasi, penerangan, toilet) di Kawasan Dolan Kali Pembebasan Lahan untuk pembangunan masjid, joglo, pusat oleh-oleh, pabrik dan gudang tape ketan, dan streetfood stands di Kampung Tape Ketan Pelatihan produksi tape ketan warga tapak Kampung Tape Ketan Desain dan pembangunan parking area, penggantian material jalan, masjid, joglo, pabrik dan gudang tape ketan, pusat oleh-oleh, dan zona wisata kuliner serta penambahan fasilitas penunjang (vegetasi, penerangan) di Kampung Tape Ketan Branding Kampung Tape Ketan
148
Studio Kota Muntilan
2033
Pembiayaan Program
Jumlah
Satuan Tahap 1 2000 m2
Pembebasan lahan Kampung Tape Ketan Pembangunan Dolan Kali 1 Jasa Desain 2 Jalur pejalan kaki 3 Zona olahraga 4 Zona anak-anak 5 Griya baca 6 Zona Wisata Kuliner 7 Utilitas pelengkap Pelatihan produksi tape ketan Pembangunan Kampung Tape Ketan 1 Parking area 2 Penggantian material jalan
1 1 1 1 1 1 1 2
Biaya/satuan Rp
kali kompleks buah buah buah buah kompleks tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 buah 1 kompleks
Rp Rp
1 1 1 4 2 1
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Tahap 1
Jumlah
4.000.000,00 Rp 15.000.000,00 50.000.000,00 120.000.000,00 60.000.000,00 350.000.000,00 280.000.000,00 40.000.000,00 5.000.000,00
8.000.000.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
15.000.000,00 50.000.000,00 120.000.000,00 60.000.000,00 350.000.000,00 280.000.000,00 40.000.000,00 10.000.000,00
50.000.000,00 Rp 70.000.000,00 Rp Rp
50.000.000,00 70.000.000,00 9.045.000.000,00
Tahap 2 1 2 3 4 5 6 7
Pembangunan Kampung Tape Ketan Jasa Desain Masjid Joglo Pabrik dan gudang tape ketan Pusat oleh-oleh Zona Wisata Kuliner Utilitas pelengkap Branding Kampung Tape Ketan
kali buah buah buah buah buah
1 kompleks 2 tahun
Rp Rp
5 tahun
Rp
Total Tahap 2
10.000.000,00 800.000.000,00 750.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 20.000.000,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp 20.000.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp Rp
10.000.000,00 800.000.000,00 750.000.000,00 800.000.000,00 400.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00 40.000.000,00 2.840.000.000,00
20.000.000,00 Rp Rp
100.000.000,00 100.000.000,00
Tahap 3 Branding Kampung Tape Ketan Total Tahap 3 Total Tahap 1 Total Tahap 2
Rp Rp
9.045.000.000,00 2.840.000.000,00
Total Tahap 3 TOTAL KESELURUHAN
Rp Rp
100.000.000,00 11.985.000.000,00
Studio Kota Muntilan
149
150
Studio Kota Muntilan
Almira Nadia Shalsabila
Urban Design : Kawasan Pasar Hewan Studio Kota Muntilan
151
Latar Belakang
Kota Muntilan yang dilalui oleh jalan arteri sekunder ini memiliki potensi di sektor perdagangan. Dalam sejarah pun juga dijelaskan bahwa koridor jalan pemuda sejak zaman dahulu sudah merupakan koridor perdagangan yang didukung oleh adanya pecinan. Namun seiring berjalannya waktu, koridor perdagangan itu tidak bisa dijadikan salah satu andalan untuk menunjang perekonomian Kota Muntilan. Saat ini kota Muntilan telah memiliki pasar dan pertokoan yang komoditasnya berskala regional (dapat melayani kebutuhan warga diluar Muntilan). Salah satunya pasar hewan muntilan. Untuk mengoptimalkan peran pasar hewan sebagai penunjang sektor perdagangan, kawasan pasar hewan ini perlu dikembangkan. Pengembangan kawasan pasar hewan ini sebagai bentuk perwujudan dari tujuan kota muntilan, yaitu kota perdagangan.
Profil Kawasan
Kawasan ini memiliki luas 22 ha, berada di bentang alam darat dengan topografi 0-8%. Peruntukan lahan di kawasan ini berupa pasar hewan skala regional dan permukiman. Lokasi dipilih karena dianggap paling sesuai dengan konsep perencanaan, yaitu pengembangaan kawasan pasar hewan. Kawasan ini berada di tepi jalan kolektor sekunder, Jl Tentara Pelajar sehingga dapat diakses dengan mudah dan masih banyak lahan pertanian di sekitarnya sehingga mendukung nuansa hijau.
152
Studio Kota Muntilan
Kawasan Perencanaan
Potensi dan Masalah Pengembangan
Potensi
Lokasi pasar hewan saat ini berada dekat Jalan Tentara Pelajar yang menjadi jalan utama menuju Yogyakarta dari arah Magelang. Sehingga cukup mudah untuk mencapai pasar hewan. Pasar Hewan Muntilan saat ini menjadi pasar hewan satu-satunya di daerah Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Sehingga jangkauan pasar pun menjadi luas
Masalah
Permasalahan yang terjadi di pasar hewan ini adalah waktu berjualannya tidak setiap hari yang berdampak pada menumpuknya pedagang di satu waktu sehingga kurang tertatanya letak pedagang. Karena semrawutnya para pedagang, banyak pedagang yang berjualan di lahan parkir. Sehingga beberapa pengunjung harus parkir diluar pasar.
Selain menjadi wadah untuk berdagang, dapat digunakan menjadi wadah menambah wawasan tentang ilmu-ilmu peternakan yang dapat dijelaskan langsung oleh para peternak. â&#x20AC;˘ Farm Hub Konsep Hub atau pusat diterapkan pada daerah sekitar pasar hewan. Membangun pusat pertanian dan peternakan berupa pertokoan yang menjual kebutuhan pertanian dan peternakan. Dari kedua poin tersebut, farm hub ini memiliki dua fungsi utama yaitu komunitas dan perdagangan. Hal tersebut dapat dilihat dari variasi kegiatan (mixed-use) seperti penjualan kebutuhan pertanian dan peternakan, distribusi hewan ternak dan olahannya, dan komunitas mereka (para pedagang)
Tata Guna Lahan
Kawasan Pasar Hewan Muntilan secara umum merupakan fungsi komersil. Peruntukan ini berbatasan langsung dengan fungsi permukiman dan ruang terbuka hijau. Fungsi perdagangan yang berada dekat dengan pasar hewan, lebih diutamakan untuk perdagangan yang komoditasnya berupa kebutuhan pertanian dan peternakan. Guna Lahan Makro
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan kawasan pasar hewan yaitu: â&#x20AC;˘ Mewujudkan kawasan pasar hewan yang secara langsung dapat menunjang sektor perdagangan di Kota Muntilan sehingga dapat terwujudnya Kota Muntilan sebagai Kota Perdagangan Konsep Awal â&#x20AC;˘ Menjadikan pasar hewan kota muntilan Educational Farm Hub sebagai salah satu pemasukan pendapa Konsep ini memuat dua poin utama tan Kota Muntilan dengan menjadi pasar yaitu Education dan Hub (pusat) hewan berskala regioal dan menjadi alterâ&#x20AC;˘ Education/ edukasi natif tujuan agrowisata. Konsep edukasi diterapkan pada pasar hewan mewakili kegiatan perdagangan dan rekreasi. Alasan penerapan konsep ini adalah untuk menarik pengunjung dan pembeli dan dapat dibuka setiap
Guna Lahan Mikro
Studio Kota Muntilan
153
Building Form and Massing Koefisien Dasar Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan
Ketinggian Bangunan
A A
A
A
A
A A
5%
0
50 %
1
75 %
2,3
Koefisien dasar bangunan pada kawasan ini terbagi menjadi tiga kelas. Kelas pertama yaitu 0,75% merupakan sempadan sungai yang direncankan untuk dimanfaatkan sebagai daerah pelestarian dan juga taman sungai. Koefisien kelas kedua yaitu 60% adalah blok permukiman dan komersil non pertanian. Sedangkan kelas ketiga yaitu 80% adalah blok perdagangan pertanian dan peternakan dan juga pasar hewan yang merupakan rencana utama di kawasan ini.
Koefisien lantai bangunan pada kawasan ini terbagi menjadi tiga kelas. Kelas pertama yaitu 0 merupakan sempadan sungai yang direncankan untuk dimanfaatkan sebagai daerah pelestarian dan juga taman sungai sehinga tidak memiliki bangunan. Koefisien kelas kedua yaitu 1,5 adalah blok permukiman dan komersil non pertanian. Sedangkan kelas ketiga yaitu 2,4 adalah blok perdagangan pertanian dan peternakan dan juga pasar hewan yang merupakan rencana utama di kawasan ini.
154
Studio Kota Muntilan
B
B
C
A
12 m
A
8m
B
12 m
C
Ketinggian bangunan di kawasan ini maksimal adalah 3 lantai yang setiap lantainya memiliki tinggi 4 meter. Sehingga bangunan maksimal memiliki 12 meter. Ketinggian setiap bangunan direncanakan sama dengan bangunan lainnya di blok yang sama.
Koefisien Dasar Hijau
Penampang Jalan
Desain Bangunan
Pedestrian : 3,5 m
Pedestrian : 3,5 m Bahu 0,5 m
Bahu 0,5 m
Lajur 1 = 3,5 m
Lajur 2 = 3,5 m
Rumaja : 8 meter Rumija : 15 meter Ruwasja : 18 meter
90 % 50 % 40 % 20 % Koefisien dasar hijau terbagi menjadi empat. KDH kelas pertama adalah sempadan sungai yang direncakan sebagai taman sungai, kelas kedua adalah pasar hewan yang memiliki KDH sebesar 50%, kelas ketiga adalah permukiman dan pertokoan non pertanian dan peternakan sebesar 40%, dan kelas keempat adalah pertokoan pertanian dan peternakan
Jalan utama yang melintasi kawasan ini adalah Jalan Tentara Pelajar yang direncakan menjadi jalan kelas kolektor satu arah. Memiliki lebar ruang pengawasan jalan sebesar 18 meter dengan lebar ruang manfaat jalan selebar 8 meter yang terbagi menjadi dua lajur Desain bangunan dan tapak pada pasar dengan masing - masing 3,5 meter untuk hewan berkonsep organik untuk memunculjalan dan 0,5 meter untuk bahu jalan. Sedankan kesan alami didukung dengan vegetagakan lebar pedestrian selebar 3,5 meter si, terutama pepohonan. Selain itu, konsep organik yang diterapkan di bangunan dan tapak Pasar Hewan dapat menarik atensi. Material bangunan yang digunakan adalah material yang dapat dibentuk fleksibel seperti kayu dan bebatuan. Bebatuan dijadikan bahan konstruksi pagar untuk menguatkan dan memunculkan ciri Kota Muntilan yang menghasilkan kerajian dari batu dan dekat dengan objek wisata candi Borobudur. Orientasi bangunan di pasar hewan memusat ke dalam dengan pusatnya adalah bunderan. Studio Kota Muntilan
155
Sirkulasi dan Parkir
Ruang Terbuka Hijau
Activity Support
Sistem ruang terbuka yang ada di Pasar hewan adalah ruang terbuka hijau di setiap pinggir kandang dan di keliling pasar hewan sebagai batas alami dan daerah tangkapan air hujan. Pepohonan sebagai unsur utama dari ruang terbuka hijau juga berfungsi sebagai pemecah angin, peneduh, dan mengurangi kebisingan jalan.
Pendukung kegiatan yang ada di kawasan ini adalah kedekatan dengan sarana transportasi berupa halte yang mendukung kemudahan menuju kawasan ini. Dengan mudahnya akses menuju jalan kawasan ini, diharapkan kawasan ini menjadi ramai pengunjung dan lebih produktif dari kondisi saat ini.
Jalur pedestrian di kawasan direncankan terletak di seluruh jalan di kawasan ini. Dilengkapi dengan adanya guiding block untuk membantu para tuna netra dan desain yang lebih ramah untuk para penyandang disabilitas berkursi roda. Keberadaan jalur pedestrian ini mendukung kawasan yang walkable. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan pedestrian baru dan perbaikan pedestrian
Penandaan yang ada di kawasan ini berupa papan nama pertokoan dan pasar hewan dan rambu lalu lintas. Untuk pemasangan reklame yang ada di kawasan harus memenuhi beberapa syarat yaitu: 1. Merepresetasikan kawasan dan harmonis dengan desain kawasan. 2. Ukuran tidak terlalu besar dan jarak yang tidak saling berdekatan untuk mencegah kepadatan
Parkir
Sistem sirkulasi yang direncanakan tidak berbeda jauh dengan sistem sirkulasi saat ini. Perbedaannya adalah status Jalan Tentara Pelajar yang semula adalah jalan lokal berubah menjadi jalan kolekor. Jalan Tentara pelajar tetap satu arah karena jalan tersebut merupakan jalan utama menuju Yogyakarta dan kendaraan yang lewat berbagai ukuran. Ada satu jalan lokal yang merupakan percabangan jalan kolektor direncanakan menjadi satu arah karena mencegah kemacetan di jalan kolektor akibat keluar masuknya kendaraan dari jalan tersebut. Sistem parkir di kawasan ini dalah off street, yang berada di Pasar hewan dan di dalam blok pertokoan. Parkir off street ini mendukung kawasan lebih walkable
156
Studio Kota Muntilan
Pedestrian Ways
Signage
Konservasi
Pentahapan Program Perbaikan Pasar Hewan Pembuatan Komersial Baru Sarana Prasarana
Konservasi yang dilakukan di kawasan ini adalah perlindungan terhadap sungai yang membelah kawasan ini dengan melakukan revitalisasi sungai dengan menambah pepohonan di pinggir sungai sebagai pencegah longsor dan juga pembatas antara area terbangun dan area konservasi.
Tahun
Kegiatan
2019
2020
2021 2022 2023
Pembebasan Lahan Pembangunan Pasar Hewan Pembebasan Lahan Pembangunan Komersil Penyediaan Sarana Parkir Revitalisasi Trotoar
Pembiayaan No
Kegiatan
Biaya Satuan
Jumlah
Satuan
Total (Rp)
1
Pembebasan Lahan
300.000
37.000
m2
11.100.000.000
2
Pembangunan Kandang Pasar Hewan
20.0000.000
6
kandang
120.000.000
3
Tamanisasi
200.000
15000
tanaman
30.000.000
1.000.000.000
35
100.000
300
m2
30.000.000
10.000.000.000
1
1 buah
10.000.000.000 56.280.000.000
4 5 6 0
Pembangunan Komersil Penyediaan Sarana Parkir Revitalisasi Trotoar
35.000.000.000
Studio Kota Muntilan
157
Visualisasi Rencana
158
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
159
160
Studio Kota Muntilan
Aqila Salma Kamila
Urban Design : Kawasan Pergudangan Studio Kota Muntilan
161
Latar Belakang Kota Muntilan merupakan kota fungsional yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan melayani beberapa kecamatan di sekitarnya. Kota ini dilewati oleh jalan arteri sekunder yaitu Jalan Pemuda yang menjadi penghubung antara Yogyakarta dengan Magelang dan Semarang. Muntilan memiliki kontur tanah yang datar dengan kemiringan yang rendah yaitu sebesar 0-8%. Letak yang strategis dan kontur tanah yang relatif datar mendukung tumbuhnya perekonomian kota yang ditandai dengan banyaknya pasar dan bangunan-bangunan komersial dan jasa di Muntilan. Hal ini berimplikasi pada munculnya kebutuhan akan ketersediaan jasa logistik (pergudangan) sebagai tempat penyimpanan barang dagangan. Maka dari itu, pengembangan kawasan pergudangan merupakan aspek penting untuk mendukung sektor perdagangan.
Kota Muntilan memiliki cukup banyak gudang yang letaknya menyebar. Gudang tersebut, antara lain adalah gudang tembakau, gudang bahan bangunan, gudang sembako, dan gudang elektronik. Dengan tujuan utama â&#x20AC;&#x153;Mewujudkan Kota Muntilan sebagai kota perdagangan yang atraktif, produktif, dan kompetitif yang kental dengan nuansa budaya tahun 2038â&#x20AC;?, maka mengembangkan kawasan pergudangan merupakan salah satu tujuan utama perencanaan untuk mendukung perdagangan agar lebih atraktif, produktif dan kompetitif. Oleh karena itu, direncanakan kawasan pergudangan yang menggabungkan berbagai macam sektor gudang eksisting ke dalam satu kawasan yang terpusat dan compact dengan pemanfaatan guna lahan yang mixed-use.
35,4 ha 6,8 ha
Kawasan pergudangan ini berada di timur kawasan rencana dan menggunakan lahan alih fungsi pertanian. Kawasan ini terletak tepat di tepi Jalan Kh Ahmad Dahlan yang memiliki hierarki jalan lokal yang kemudian direncanakan untuk ditingkatkan menjadi jalan kolektor sesuai dengan rencana kota Muntilan pada tahun 2039. Akses jalan yang baik dan luas tapak yang cukup besar merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perencanaan tersebut.
Profil Kawasan Kawasan rencana yang diambil adalah kawasan pergudangan yang terletak di sebelah selatan kota Muntilan, Kelurahan Gunungpring, Muntilan. Kawasan ini dibatasi oleh Jalan Kh Ahmad Dahlan di timur laut, Jalan Kyai Raden Santri di sebelah tenggara, Jalan Growong di sebelah barat daya dan Jalan Lettu Suguiarno di sebelah barat laut. Kawasan ini memiliki luas tapak sebesar 35,4 hektar dan luas kawasan pergudangan sebesar 6,8 hektar.
162
Studio Kota Muntilan
Kondisi Eksisting
Analisis SWOT •
S W
O T
• • •
• • •
•
•
•
Muntilan memiliki letak yang strategis karena dilalui oleh jalan arteri sekunder yang menghubungkan antara Kota Yogyakarta dengan Kota Magelang dan Kota Semarang. Muntilan memiliki kontur tanah yang datar Harga sewa gudang yang relatif murah dibanding kota besar di sekitarnya Banyaknya gudang di Kota Muntilan, antara lain: • Gudang Tembakau • Gudang Bahan Bangunan • Gudang Sembako • Gudang Elektronik
Akses jalan yang sempit Kurang memadainya sarana prasarana penunjang pergudangan Tidak adanya lahan parkir yang cukup untuk kendaraan besar
Konsep Awal
Tujuan Perencanaan
Integrated Green Warehousing
Tujuan perencanaan Kawasan Pergudangan Kota Muntilan yaitu selaras dengan tujuan utama kota yaitu untuk mendukung terciptanya 'kota perdagangan' yang atraktif, produktif, dan kompetitif serta kental dengan nuansa budaya pada tahun 3039.
"Mewujudkan kawasan pergudangan hijau yang seluruh aktivitas di dalamnya saling terintegrasi dan dilengkapi oleh sarana dan prasarana pendukung guna menunjang perdagangan dan pertumbuhan Hal tersebut dapat dilakukan dengan: ekonomi kota Muntilan" • Membangun kawasan pergudangan hijau dengan green open space yang dapat diKonsep ini memiliki 2 poin utama yaitu Intemanfaatkan untuk aktivitas sosial grated dan Green • Membangun ruko di depan kawasan pergudangan sebagai bentuk pengoptimalan a. Integrated (terintegrasi): Integrasi antara penggunaan lahan agar tetap hidup. man, space, dan activity yang ada di dalam • Menyediakan bangunan gudang sewa sekawasan pegudangan. bagai tempat relokasi kawasan gudang eksisting sekaligus menarik perusahaan b.Green (hijau): Menciptakan kawasan pegulain. dangan yang dilengkapi dengan ruang ter• Menyediakan sarana dan prasarana penbuka hijau (RTH) yang dapat dimanfaatkan dukung kawasan pergudangan yang mesebagai public space yang mendukung berbmadai. agai kegiatan.
Memiliki letak strategis yang menghubungkan antara Kota Yogyakarta dengan Kota Magelang dan Kota Semarang. Memiliki potensi berupa gudang yang letaknya tersebar dan dapat direncanakan menjadi kawasan pergudangan yang terpusat.
Pembangunan tol yang mempercepat mobilitas sehingga pergudangan semakin tidak diperlukan.
Studio Kota Muntilan
163
Tata Guna Lahan Terdapat tiga guna lahan yang ada di kawasan ini, yaitu komersial, pertanian, dan pergudangan. Zona komersial berada di sepanjang Jalan Kyai Raden Santri, Jalan Growong, dan Jalan Lettu Sugiarno. Zona pergudangan rencana berada di depan bagian timur kawasan yang terletak di depan jalan kolektor (rencana) yaitu Jalan Kyai Raden Santri. Zona pertanian terletak di bagian tengah kawasan.
Tata Bangunan Koefisien Dasar Bangunan
80%
Komersial Pertanian
164
Studio Kota Muntilan
Pergudangan
15%
KDB yang ada di kawasan ini memiliki 2 kategori, yaitu 80% dan 15%. Blok yang memiliki KDB 80% berada di sepanjang jalan Kyai Raden Santri, Jalan Growong, dan Jalan Lettu Sugiarno. Hal ini dikarenakan pada blok tersebut merupakan guna lahan komersial. Sedangkan blok dengan KDB 15% terletak di tengah kawasan dengan guna lahan yang didominasi oleh lahan pertanian.
Koefisien Lantai Bangunan
1,8
0,0
KLB di kawasan ini memiliki 2 kategori, yaitu 1,8 dan 0,0. Bada blok yang memiliki KLB 1,8 jumlah lantai bangunan maksimal yang dapat dibangun adalah 3 lantai. Sedangkan blok dengan KLB 0,0 memiliki jumlag lantai maksimal 1 lantai.
Koefisien Dasar Hijau
Ketinggian Bangunan
Desain Bangunan
Pengaturan bangunan pada kawasan per- a. Bangunan Gudang gudangan memiliki tinggi maksimal 3 lantai dengan tinggi rata-rata per lantai adalah 4 meter. Tinggi maksimal masing-masing fungsi bangunan diatur sesuai dengan kebutuhan dan peraturan zonasi kawasan, yaitu sebagai berikut: â&#x20AC;˘ Komersial tunggal dan pergudangan (K-1.1) : 3 lantai â&#x20AC;˘ Pertanian (PL-1): 1 lantai Bangunan gudang pada kawasan pergudanb. Bangunan Ruko gan memiliki tinggi bangunan 7 m dan tinggi atap 2 m.
95%
20%
Pada kawasan ini KDH yang ada terbagi menjadi 2 kategori, yaitu 95% dan 20%. Blok dengan KDH 95% terletak dikarenakan lahan tersebut didominasi oleh guna lahan pertanian. Sedangkan blok dengan KDH 20% terletak di sepanjang Jalan di timur, selatan, dan barat kawasan. Hal ini dikarenakan pada blok tersebut guna lahan rencana merupakan komersial tunggal.
c. Masjid
c. Food court
Studio Kota Muntilan
165
Material
Sempadan / Dimensi Jalan Penampang Jalan Kyai Raden Santri
Sirkulasi dan Parkir
Parkir Terdapat 2 area parkir pada kawasan pergudangan ini. Area parkir yang pertama terletak di depan jalan kolektor yang merupakan lokasi parkir yang ditujukan untuk area parkir ruko.
Rumaja : 7 meter Rumija : 13 meter Ruwasja : 16 meter
Sesuai dengan rencana jalan Kota Muntilan, Jalan Kyai Raden Santri yang memiliki hierarki jalan lokal akan dinaikkan menjadi jalan kolektor. Jalan ini merupakan jalan utama untuk menuju ke kawasan pergudangan. Merupakan jalan 2 lajur dengan masing-masing Bangunan rencana gudang pada kawasan ini jalur memiliki lebar sebesar 3,5 m. Jalan ini dibuat dengan material sebagai berikut: memiliki rumaja sebesar 7 m, rumija sebesar 13m, dan ruwasja sebesar 16 m. â&#x20AC;˘ Dinding: Batu-bata plester dan aci denPenampang Jalan dalam kawasan gan tambahan material kayu. â&#x20AC;˘ Lantai: beton â&#x20AC;˘ Pintu dan jendela: Kaca polos dan aluminium â&#x20AC;˘ Atap: Zincalume Laminated
Rumaja : 8 meter Rumija : 15 meter
Jalan lingkungan di dalam kawasan pergudangan memiliki rumaja 8 m dan rumija 15 m. Di jalur pedestrian terdapat lampu jalan untuk penerangan.
166
Studio Kota Muntilan
Area parkir kedua terletak di dalam kawasan yaitu di depan kawasan food court dan taman, area parkir ini berfungsi sebagai lahan parkir bagi pengunjung dan pekerja di kawasan pergudangan. Terdapat area parkir bagi kendaraan mobil, motor, dan juga sepeda. Selain itu juga terdapat tempat parkir di tiap bangunan gudang untuk kendaraan besar seperti truk.
a. Parkir mobil
b. Parkir sepeda
c. Parkir motor
Rencana Parkir
Ruang Terbuka
Pada kawasan ini terdapat dua jenis ruang terbuka yaitu ruang terbuka yang berada di koridor jalan dan ruang terbuka yang berbentuk kawasan. Ruang terbuka yang ada di koridor jalan berupa jalur hijau yang dilengkapi dengan vegetasi dan semak-semak untuk meneduhkan jalan dan pedestrian agar nyaman digunakan oleh pejalan kaki sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di kawasan pergudangan
Sirkulasi Sirkulasi pada kawasan pergudangan Muntilan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Lahan Parkir Sirkulasi luar Sirkulasi dalam
Sedangkan ruang terbuka kawasan adalah dua taman yang berada dekat dengan area food court dan masjid. Taman tersebut dilengkapi dengan vegetasi yang bervasiasi, air mancur, kolam, gazebo, jalur pedestrian, tempat sampah, dan kursi taman Studio Kota Muntilan
167
Jalur Pedestrian
Aktivitas Pendukung
Penandaan (Signage)
Terdapat beberapa jenis penanda pada kawasan ini, yaitu: a. Gapura Terletak di depan pintu masuk dan keluar kawasan pergudangan, berfungsi untuk menunjukkan identitas kawasan. Terbuat dari material pahat batu Muntilan.
Jalur pedestrian di kawasan ini terletak di sepanjang jalan masuk utama dan seluruh jalan lingkungan di kawasan pergudangan. Jalur pedestrian di sepanjang jalan masuk utama yang memiliki hierarki jalan kolektor direncanakan dengan lebar 3,5 m. Jalur pedestrian ini dilengkapi dengan jalur hijau sebesar 0,5 m dan lampu jalan. Sedangkan jalur pedestrian pada jalan lingkungan di dalam kawasan pergudangan memiliki luas 3 m, dilengkapi dengan lampu jalan dan jalur hijau di beberapa lokasi. Jalur pedestrian di dalam kawasan pergudangan terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan.
168
Studio Kota Muntilan
Pendukung aktivitas yang ada di kawasan ini berupa food court, masjid, dan taman, dan ruko. Fasilitas food court, masjid, dan taman adalah fasilitas pendukung bagi karyawan dan pengunjung kawasan pergudangan. Sedangkan ruko berfungsi untuk menunjang kegiatan perdagangan dan menghidupkan kawasan.
b. Penanda jalur penyebrangan terletak di depan kawasan pergudangan pada Jalan Kyai Raden Santri agar untuk memudahkan masyarakat menyeberang dengan aman.
c. Penanda area parkir
Visualisasi Rencana Siteplan Rencana Komplek Pergudangan 1
2
3
4 5
12
d. Penanda area parkir sepeda
6
11
7
8 10
9
Keterangan 1. Jalur Pedestrian 2. Lahan Parkir food court dan masjid 3. Jalur Pedestrian dan taman 4. Taman kecil 5. Food court 6. Gazebo 7. Masjid 8. Taman Besar 9. Lahan Parkir ruko 10. Ruko 11. Gudang 12. Vegetasi jalur lingkar
Studio Kota Muntilan
169
Tampak Depan
170
Studio Kota Muntilan
Tampak Atas
Visualisasi Rencana Kawasan Pergudangan Muntilan
Visualisasi Rencana Jalan Kyai Raden Santri
Before
Before
After
After
Studio Kota Muntilan
171
Pentahapan Kegiatan
Tahap 1 2019
2020
2021
Tahap 2 2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
Sosialisasi pembangunan Kawasan Pergudangan Pembebasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan Kawasan Pergudangan baru Pembangunan sarana prasarana dasar Kawasan Pergudangan (termasuk lahan parkir) Pembangunan sarana pendukung masjid, foodcourt, dan ruko Pengembangan Infrastruktur Kawasan Pergudangan (listrik, air bersih, persampahan, drainase, air limbah,) Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan jalur untuk pedestrian Maintenance, Monitoring , dan Evaluasi
Pembiayaan Kegiatan Sosialisasi pembangunan Kawasan Pergudangan Pembebasan lahan untuk pembangunan dan pengembangan Kawasan Pergudangan baru Pembangunan sarana prasarana dasar Kawasan Pergudangan (termasuk lahan parkir)
Tahap 1 2019
2020
2021
Tahap 2 2022
2023
2024
Studio Kota Muntilan
2028
10.420.000.000 7.000.000.000 2.170.000.000
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan jalur untuk pedestrian
172
2027
240.000.000.000
Pengembangan Infrastruktur Kawasan Pergudangan (listrik, air bersih, persampahan, drainase, air limbah,)
Total Biaya
2026
70.000.000
Pembangunan sarana pendukung masjid, foodcourt, dan ruko
Maintenance, Monitoring , dan Evaluasi
2025
1.610.000.000 4.300.000.000 265.570.000.000
Margarettha Roselyn Urban Design : Pembangunan Kawasan Perumahan Baru di Kelurahan Tamanagung, Muntilan Studio Kota Muntilan
173
Latar Belakang
memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan, tetapi juga dapat mewujudkan pe Seiring berjalannya waktu, kota rumahan yang serasi dan sesuai dengan tata Muntilan terus mengalami perkembangan. ruang dan tata guna lahan. Perkembangan kota Muntilan ini berdampak pada perkembangan jumlah penduduk yang semakin meningkat juga. Saat ini jumlah pen- Profil Kawasan duduk di kota Muntilan adalah 37.499 jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah penduduk kota Muntilan pada 20 tahun ke depan yakni sebesar 44.979 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk berarti juga peningkatan kebutuhan akan perumahan. Berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukinan, dituliskan bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan Kawasan rencana pembangunan pedan kawasan permukiman agar masyarakat rumahan baru terletak di sebelah barat Kali mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam Keji, Kelurahan Tamanagung, Muntilan. Kalingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan wasan ini memiliki luas 10,25 ha dengan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. kondisi sebagian besar merupakan lahan Hal ini kemudian menjadi dasar rencana belum terbangun. Kawasan ini merupakan penyelenggaraan perumahan di kota Munti- kawasan yang sudah direncanakan untuk kawasan permukiman, dapat diketahui dari sulan. Penyelenggaraan perumahan di kota dah dibangunnya jaringan jalan. Oleh sebab Muntilan dilakukan melalui program peren- itu, hal ini mendukung untuk terealisasikanncanaan pembangunan perumahan secara ya rencana pembangunan perumahan baru bertahap dalam bentuk pemberian kemu- pada kawasan ini. Dengan adanya kawasan dahan pembiayaan dan/atau pembangu- perumahan baru yang terencana ini diharanan prasarana, sarana, dan utilitas umum di pkan dapat mendukung citra Kota Muntilan lingkungan hunian. Pembangunan perumah- sebagai kota yang atraktif, produktif, dan an baru ini akan dilaksanakan di Kelurahan kompetitif pada tahun 2039.` Tamanagung, Muntilan. Melalui pembangunan kawasan perumahan baru di kota Muntilan ini, diharapkan selain dapat membantu
174
Studio Kota Muntilan
Analisis SWOT
S
• Kawasan strategis terletak dekat dengan Jl. Tentara Pelajar yang direncanakan menjadi jalan kolektor • Merupakan kawasan perumahan baru yang terencana dan sesuai dengan tata guna lahan • Dekat dengan Pasar Baru Muntilan
W
• Kawasan belum terencana dengan baik • Kemungkinan terjadinya disparitas
O
• Jumlah penduduk yang meningkat • Kebutuhan akan rumah meningkat • Munculnya perumahan terenca lainnya
T
• Kawasan sekitar yang tumbuh dan berkembang dengan tidak terencana • Kemungkinan banjir lahar dingin yan melewati kali
Konsep Awal
Tujuan Perencanaan
â&#x20AC;&#x153;Mewujudkan kawasan perumahan baru terencana di kota Muntilan yang serasi, seimbang, terjangkau, dan berkelanjutan sehingga dapat menjadi hunian yang asri, teratur, dan nyaman bagi masyarakat kota Muntilan.â&#x20AC;?
Tujuan dari perencanaan pembangunan perumahan baru di kota Muntilan yakni : 1. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana, dan utilitas umum secara berkelanjutan 2. Mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai dengan tata ruang serta tata guna tanah 3. Mendukung citra Kota Muntilan sebagai kota yang atraktif, produktif, dan kompetitif
Dari konsep perencanaan pembangunan kawasan perumahan baru ini terdapat beberapa prinsip dengan penjabaran sebagai berikut: Serasi : Perencanaan pembangunan kawasan perumahan baru dapat selaras dan sesuai dengan tata ruang dan tata guna lahan yang berlaku 1. Seimbang : Kawasan perumahan baru memiliki keseimbangan antara lahan terbangun dan ruang terbuka hijau yaitu dengan presentase 70% lahan terbangun dan 30% ruang terbuka hijau. Kawasan perumahan baru ini juga seimbang dalam penyediaan rumah dengan perbandingan jumlah rumah sederhana : menegah : mewah adalah 1:3:6 2. Terjangkau : Kawasan perumahan baru ini menyediakan perumahan yang terjangkau oleh seluruh masyarakat kota Muntilan terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah 3. Berkelanjutan : Kawasan perumahan baru ini dapat memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan
Detail Perencanaan
Siteplan Perumahan Baru Kelurahan Tamanagung, Muntilan
Studio Kota Muntilan
175
Tata Guna Lahan
Tata guna lahan pada kawasan ini didominasi oleh perumahan dan didukung dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta ruang terbuka hijau pada kawasan sepanjang pinggir sungai. Tata Guna Makro
Tata Bangunan Koefisien Dasar Bangunan
50-60%
Koefisien Lantai Bangunan
50-60%
Pada rencana intensitas ruang, ka- Pada rencana intensitas ruang, kawasan perumahan baru ini memiliki koe- wasan perumahan baru ini memiliki koefisien dasar bangunan (KDB) yaitu 50-60% fisien lantai bangunan (KLB) yaitu 0,75-1,5.
Tata Guna Mikro
Desain Bangunan Pada kawasan perumahan baru ini memiliki 3 tipe rumah, yaitu tipe 35, tipe 45, dan tipe 45. Tiap tipe rumah memiliki desain bangunan masing-masing tetapi memiliki warna yang sama pada warna dinding maupun warna atap rumah. Tipe Rumah 35
Permukiman
176
Komersial Studio Kota Muntilan
RTH
Tipe Rumah 45
Tipe Rumah 72
Parkir Umum Kawasan
Jalur Pejalan Kaki
Jalur khusus pejalan kaki pada kawasan perumahan ini terletak di sepinggir sungai yang berfungsi sebagi jalur pejalan kaki untuk menyusuri taman yang disediakan di sepinggir sungai. Jalur pejalan kaki ini dilengkapi dengan lampu penerangan agar dapat nyaman dilalui saat malam hari.
Parkir Umum Area Masjid
Sirkulasi dan Parkir Kawasan perumahan baru ini memiliki 2 akses masuk di utara kawasan dan selata kawasan yakni melalui Jl. Tentara Pelajar. Pola jalan pada kawasan perumahan ini adalah gabungan pola grid dan loop dengan sirkulasi 2 arah sehingga memudahkan akses di sekitar kawasan perumahan.
Sarana Pendukung Kegiatan
Parkir Umum Area Gedung Serbaguna
Terdapat beberapa sarana pendukung kegiatan bagi masyarakat yang bermukim di kawasan perumahan baru ini yaitu : Masjid
Pada kawasan perumahan ini terdapat satu parkir umum dan beberapa tempat yang dapat digunakan untuk parkir umum seperti parkir di area masjid dan gedung serbaguna, Studio Kota Muntilan
177
Klinik Ibu dan Anak
Penandaan (Signage)
Preservasi
Kawasan yang di preservasi pada ka Penanda pada kawasan perumahan ini yakni berupa gapura yang terdapat pada wasan ini adalah sungai dan kawasan sempadan sungai. dua pintu masuk kawasan perumahan.
Gedung Serbaguna
Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau pada kawasan perumahan ini berupa taman yang terletak di sepinggir sungai.
Taman Sungai
178
Studio Kota Muntilan
Pentahapan
Pembiayaan
Studio Kota Muntilan
179
180
Studio Kota Muntilan
Studio Kota Muntilan
181
LAPORAN STUDIO RENCANA KOTA MUNTILAN
182
Studio Kota Muntilan