Laporan Studio Analisis
Kota Muntilan
Kelompok 5 Studio Analisis Kota 2018 Perencanaan Wilayah dan Kota
We are in danger of making our cities places where business goes on but where life, in its real sense, is lost. Hubert Humphrey
3
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Studio Analisis Kota Muntilan pada mata kuliah Studio Analisis Kota dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Dalam menyusun laporan ini, banyak bimbingan dan dukungan yang diberikan untuk kami. Untuk itu, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing studio kami yang telah memberikan ilmu, wawasan, nasihat, dan motivasi untuk kami dalam menyelesaikan laporan ini. 2. Bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Bapak A. Eko Heri, S.T., MT., Bapak Dr. Eng, Muhammad Sani Roycahsyah, S.T., M.Eng. dan Ibu Dr. Yori Herwangi, S.T., M.URP., Ph.D. selaku dosen pengampu mata kuliah Studio Analisis Kota yang telah memberikan ilmu, arahan, saran dan kritik. 3. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa untuk kami. 4. Jajaran instansi pemerintahan dan seluruh warga Kabupaten Magelang dan Kecamatan Muntilan yang telah membantu kami dalam memperoleh informasi 5. Teman-teman Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2017 yang telah menularkan semangat 6. Seluruh pihak yang membantu, baik secara langsung maupun tidak Laporan ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca, baik informasi spasial atau non-spasial, serta memberikan gambaran profil, potensi dan masalah Kota Muntilan. Kami menyadari dalam penyusunan analisis ini masih terdapat kekurangan. Maka, kami mengharapakan kritik dan saran dari pembaca agar laporan ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Yogyakarta, November 2018 Kelompok 5 Studio Analisis Kota Muntilan
4
Daftar Isi
Daftar Isi 5 Sarana dan Prasarana 47 Latar Belakang 8 Sarana 48 Tujuan 8 Pendidikan 48 Metodologi 9 Peribadatan 51 Ruang Lingkup 10 Kesehatan 52 Sistematika 10 Instansi 56 Gambaran Umum 11 Prasarana 57 Administrasi Kota Jaringan Jalan 57 Mutilan 13 Jaringan Drainase 61 Sejarah Muntilan 14 Jaringan Konstelasi 15 Persampahan 62 Fisik Dasar 19 Analisis Ekonomi 63 Letak Administratif 20 Profil 69 Rawan Bencana 20 Potensi 78 Jenis Tanah 21 Masalah 82 Geologi 21 Curah Hujan 22 Kelerengan 22 Kedalaman Tanah 23 Hidrogeologi 23 Kesesuaian Lahan 24 Keruangan 25 KDB 26 KLB 26 KDH 27 KTB 27 Permanenitas Bangunan 28 Kualitas Lingkungan 28 Struktur Ruang 29 Pola Ruang 29 Arah Perkembangan Kota Muntilan 30 Analisis Daya Tampung dan Daya Dukung 31 Kependudukan 33 Jumlah Penduduk 34 Struktur dan Komposisi Penduduk 35 Migrasi 37 Kepadatan Penduduk Netto 43 Kepadatan Penduduk Fisiologis 43
55
Meet the Team
Yosia Aaron Satrio Putranto 17/415106/TK/46395
Khalisha Meirilia 17/415099/TK/46388
Bayu Adji Pratama 17/413472/TK/45912
Almira Nadia Shalsabila 17/411365/TK/45850
Jalu Risang Herawan 17/413481/TK/45921
Chrysan Easter Bhanuwati 17/410109/TK/45466
Margaretha Roselyn Sibarani 17/410118/TK/45475
6
Aqila Salma Kamila 17/413470/Tk/45910
Pendahuluan 7
Latar Belakang Kota merupakan sebuah wadah dimana manusia beraktivitas mengembangkan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi yang tidak terbatas pada wilayah administratif seperti kotamadya. Perkembangan, pertumbuhan, dan mobilitas penduduk di dalamnya membuat kota menjadi dinamis sehingga akan memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kota. Perkembangan dan pertumbuhan kota akan membentuk jati diri kota yang lama-kelamaan berevolusi menjadi identitas kota. Pemaknaan identitas kota merupakan hal yang penting agar faktor-faktor penyebab ketidakjelasan orientasi kota dan kehidupannya serta degradasi kualitas lingkungan dapat diantisipasi lebih dini (Adrian & Setioko, 2017). Oleh karena itu, identitas kota diperlukan agar perkembangan kota menuju ke arah positif. Identitas kota dapat diketahui dari profil kota. Profil kota merupakan hasil sintesis dari peran dan fungsi kota. Karena peran dan fungsi kota bersifat spesifik, profil suatu kota bersifat unik dan berbeda dari kota-kota lainnya. Selain profil, diperlukan juga analisis komprehensif dari dua aspek, yaitu spasial dan aspasial yang meliputi fisik dasar, fisik ruang, ekonomi, sosial kependudukan, budaya, dan lingkungan untuk mengetahui keadaan eksisting kota dan memproyeksikan bagaimana keadaan kota di masa mendatang. Dari analisis spasial-aspasial dapat diketahui pula potensi dan masalah dari kota tersebut. Potensi dan masalah kota kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui masalah yang harus segera diperbaiki dan prioritas pengembangan potensi untuk membuat kota menjadi lebih nyaman dan produktif. Dinamika perkembangan dan pertumbuhan kota dapat dikontrol dan diarahkan dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, analisis yang
8
meliputi profil, peran dan fungsi, serta potensi dan masalah sangat penting untuk menunjang kualitas perencanaan yang baik dan tepat guna di kota amatan kami, Kota Muntilan. Hasil dari analisis ini akan dijadikan acuan dalam melakukan perencanaan pengembangan Kota Muntilan ,tentunya setelah melalui tahapan koreksi oleh dosen pembimbing dan/ atau penguji.
Tujuan Tujuan dari studio analisis Kota Muntilan adalah untuk mengetahui gambaran umum, peran, dan fungsi kota untuk mendapatkan profil Kota Muntilan. Analisis kemudian dikembangkan pada kajian potensi dan masalah yang dimiliki Kota Muntilan untuk dijadikan acuan dalam merencanakan Kota Muntilan di studio selanjutnya. Hasil-hasil analisis dituliskan di buku ini untuk memudahkan perencanaan terhadap Kota Muntilan karena data-data dan hasil analisis telah dikompilasikan menjadi sebuah laporan yang utuh.
Metodologi Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis Data
Pada tahap ini kami mengumpulkan data yang kami butuhkan untuk analisis. Data yang kami cari berupa data primer dan data sekunder. Data primer kami peroleh dari survey lapangan dan wawancara. Sedangkan data sekunder kami peroleh dari instansi pemerintahan terkait data yang kami butuhkan.
Pada tahap analisis data, data yang telah -dikumpulkan, baik primer atau sekunder, dianalisis dan saling disinkronkan. Selain itu, data yang didapat juga disesuaikan dengan standar yang berlaku. Hasi dari analisis ini diubah menjadi peta, tabel, grafik, dan narasi.
9
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Spasial Kawasan amatan kami merupakan Kota Muntilan yang menjadi daerah perkotaan Kecamatan Muntilan. Batas kawasan amatan yang kami ambil merupakan batas fisik, bukan batas administratif. Kota Muntilan memiliki luas 8,97 km2 yang terdiri dari 4 desa dan 1 kelurahan. Kota Muntilan didominasi oleh permukiman namun memiliki distrik komersil di sepanjang Jalan Pemuda. Berikut merupakan batas-batas amatan Kota Muntilan yang menjadi kawasan amatan kami: a. Utara : Desa Gondosuli b. Barat : Kecamatan Mungkid Desa Keji c. Selatan : Desa Ngawen d. Timur : Kecamatan Salam
Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial atau non-spasial Kota Muntilan meliputi aspek fisik dasar, kependudukan, kegiatan kota, dan sarana prasarana Kota Muntilan.
Sistematika BAB I : PENDAHULUAN Mencakup latar belakang, tujuan, metodologi, ruang lingkup, dan sistematika BAB II : Konstelasi Kota Muntilan Mencakup kedudukan Kota Muntilan terhadap Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, dan Provinsi Jawa Tengah BAB III: Kompilasi Data Mencakup data-data yang sudah dikumpulkan seperti fisik dasar, fisik ruang, kependudukan, ekonomi, sarana dan prasarana, profil kota, potensi kota, dan masalah kota BAB IV : Analisis Data Mencakup analisis yang telah dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan BAB V : Potensi dan Masalah Mencakup potensi dan masalah yang ada
10
Gambaran Umum 11
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
37.500 Jiwa
8,97 2 km
Luas Wilayah Terbangun
Laju Pertumbuhan Penduduk
5,16 2 km
Kepadatan Penduduk
0,91%
42 jiwa/ha
Kota Muntilan merupakan kota fungsional Kecamatan Muntilan. Kota Muntilan yang menjadi kawasan amatan kami terdiri dari 4 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa Tamanagung, Desa Pucungrejo, Desa Gunungpring, Desa Sedayu, dan Kelurahan Muntilan. Kota Muntilan termasuk dalam kota kecil karena berpenduduk kurang dari 100.000 jiwa, yaitu 37.500 jiwa. Kota ini memiliki laju pertumbuhan penduduk 0,91% pertahun dan kepadatan penduduk 42 jiwa/ha. Kota Muntilan memiliki luas 8,97 km2 dengan 57,5% nya merupakan wilayah terbangun seluas 5,16 km2. Kota Muntilan dibatasi oleh Desa Gondosuli di sebelah utara, Kecamatan Mungkid di sebelah barat, Desa Ngawen di sebelah selatan, dan Kecamatan Salam di sebelah timur. Kota Muntilan memiliki dilalui oleh Jalan Pemuda sebagai jalan arteri sekunder sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya. Selain itu, Kota Muntilan memiliki ciri khas yang jarang dimiliki kota lain yaitu titik pertumbuhan fasilitas sosial-kemasyarakatannya dipengaruhi oleh titik pusat pertumbuhan keagamaan.
12
Administrasi Kota Mutilan
Desa Sedayu Kelurahan Muntilan Desa Tamanagung Desa Pucungrejo Desa Gunungpring 13
Sejarah Muntilan Muntilan merupakan daerah dengan sejarah yang panjang. Berdasarkan Prasasti Canggal tahun 732, menunjukkan bahwa di Muntilan dan sekitarnya telah terdapat kehidupan sosial dan pusat-pusat aktivitas manusia. Di samping itu, keberadaan sejumlah candi di sekitar Muntilan, seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Ngawen telah membuktikan bahwa Muntilan telah berpenduduk sejak sekitar abad ke VIII Masehi atau saat pemerintahan kerajaan Mataram Hindu. Masyarakat yang tinggal di Muntilan dan sekitarnya kala itu telah memiliki tingkat kebudayaan dan religi yang sangat tinggi jika dilihat dari keberadaan candi-candi yang ada. Kehidupan di Muntilan silih berganti dari masa kerajaan Mataram Hindu, Mataram Islam, hingga kepada masa-masa kolonial. Pada tahun 1813, Muntilan dijadikan daerah administratif setingkat distrik di dalam wilayah yang bernama Probolinggo. Tahun 1822, Probolinggo dijadikan kabupaten sendiri dengan Muntilan sebagai ibu kotanya. Ketika Perang Diponegoro tahun 1829, Muntilan menjadi daerah yang berperan penting dengan dibangunnya sebuah benteng oleh Belanda untuk membatasi gerakan gerilya Pangeran Diponegoro dan pasukannya. Ketika masa Tanam Paksa (Kulturstelsel) berlangsung, Muntilan menjadi penyedia lahan tanaman tebu untuk pabrik gula-pabrik gula yang ada di Yogyakarta. Pada masa ini, peran Muntilan sebagai sebuah kota mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dari sisi permukiman, banyak berkembang aktivitas-aktivitas orangorang Cina dan Jawa. Kemudian pada tahun 1851, Pemerintah Belanda mendirikan sebuah sekolah dasar sederhana di Muntilan. Kehidupan sosial dalam hal beragama terus meningkat terbukti dari komunitaskomunitas yang ada di kota ini. Pada awal abad XIX terdapat kampung Tionghoa di Muntilan, dan pada tahun 1870-an didirikan Kelenteng sebagai rumah ibadah bagi masyarakat Tionghoa. Pada tahun 1905, terjadi pemindahan lokasi Kelenteng. Dari yang semula berada di permukiman masyarakat utama, dipindahkan ke lokasi sekitar jalan utama yang ada di Muntilan saat itu. Kemudian, didirikan yayasan Tionghoa Hwee Koan pada tahun 1906 dan yayasan Tiong Siek Hwee pada tahun 1907. Selain etnis Tionghoa, pada akhir abad ke XIX Muntilan juga mengalami perkembangan komunitas agama dengan hadirnya missi Katolik oleh Pastur F. van Lith pada tahun 1894. Oleh Pastur van Lith, pada tahun 1902 mulai dibangun poliklinik sederhana yang juga merupakan cikal bakal RSU Magelang di Muntilan. Dari segi infrastruktur, sejak tahun 1895 telah dibangun jalur kereta api Yogyakarta-Magelang yang melewati Muntilan. Pada tahun 1898 dibangun pula sebuah setasiun kecil di Muntilan. Di bidang penerangan, Muntilan mulai memiliki penerangan modern berupa lampu gas pada 1925. Satu tahun kemudian, jaringan telepon mulai memasuki Muntilan sebagai sarana publik. Untuk perkembangan kebutuhan pendidikan dasar, sejumlah sekolah mulai dibuka pada masa missi Katolik dari (Volkschool) sekolah rakyat hingga Hollandsch Inlandsch School (HIS). Kemudia untuk jenjang menengah terdapat Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO). Turut dibuka juga sekolah khusus seperti ambachtschool (sekolah tenaga tukang) dan standaardschool (sekolah guru). Alumni sekolah guru ini membentuk yayasan bernama Franciscus Xaverius College. Mulai era pendudukan Jepang, terjadi banyak tragedi berdarah dan bahkan aksi bumi hangus di Muntilan yang akhirnya mulai kondusif pada tahun 1949 hingga sekarang.
14
Konstelasi 15
Kota Muntilan Terhadap Jawa Tengah dan Sekitarnya Menurut Perda No. 6 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Pasal 16, posisi Kecamatan Muntilan adalah sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal), yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/beberapa kecamatan. Kota Muntilan cukup representatif secara fungsional terhadap Kecamatan Muntilan sehingga Kota Muntilan kami anggap sebagai PKL. Kota Muntilan dikelilingi oleh banyak PKW yaitu Kota Magelang, Wonosobo, Boyolali, Klaten, dan Kota Salatiga dan berada dekat dengan beberapa PKN yaitu perkotaan Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta.
16
PKN Perkotaan Semarang
PKW Wonosobo
PKW Kota Magelang
PKW Salatiga PKW Boyolali
PKL Muntilan PKW Klaten
PKN Perkotaan Surakarta
PKN Perkotaan Yogyakarta
Dalam Perda No. 6 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa Tengah 2009-2029 Pasal 17, sub-bagian sistem perwilayahan RTRW Jawa Tengah, Kecamatan Muntilan (termasuk Kota Muntilan) berada di wilayah Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan Kabupaten Temanggung) dengan fungsi pengembangan Purwomanggung sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi.
17
Kota Muntilan terhadap Kabupaten Magelang Kabupaten Magelang terletak di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan kabupaten Temanggung, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo dan Kota Magelang. Dalam Perda Nomor 5 Tahun 2011 RTRW Kabupaten Magelang tahun 2010-2030, pada pasal 47, Kawasan Perkotaan Muntilan merupakan kawasan Pengembangan PKL.
Kota Muntilan terhadap Kecamatan Muntilan
Kota Muntilan adalah kota fungsional kecamatan yang memiliki 4 desa yaitu Gunungpring, Tamanagung, Pucungrejo dan Sedayu serta 1 kelurahan, yaitu Kelurahan Muntilan. Kota Muntilan dapat melayani fasilitas administratif karena terdapat kantor Kecamatan Muntilan di Kelurahan Muntilan. Selain itu, terdapat pelayanan transportasi yaitu terminal tipe B di Desa Tamanagung. Kota Muntilan juga terdapat pelayanan kesehatan dengan RSUD Muntilan dan Puskesmas. Sepanjang jalan arteri sekunder Muntilan yaitu Jalan Pemuda terdapat sektor komersial baik skala regional dan lokal.
18
Fisik Dasar 19
Letak Administratif Secara administratif, Kota Muntilan terletak di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan berbatasan dengan Utara : Desa Gondosuli dan Kecamatan Mungkid Timur : Kecamatan Salam dan Sungai Blongkeng Selatan : Desa Gunungpring dan Desa Ngawen Barat : Desa Keji Kota Muntilan hanya mencakup satu kecamatan, yaitu Kecamatan Muntilan yang terdiri dari satu kelurahan dan empat desa. Kota Muntilan memiliki luas wilayah sebesar 8,97 km2 . Kelurahan Muntilan : 1,97 km2 Desa Tamanagung : 2,53 km2 Desa Sedayu : 0,92 km2 Desa Gunungpring : 2,24 km2 Desa Pucungrejo : 1,27 km2
Rawan Bencana
Kabupaten Magelang adalah daerah yang rawan bencana, terutama gunung api. Jenis bencana yang ada di Kabupaten Magelang adalah tanah longsor, kekeringan, banjir lahar dingin, banjir, dan angin puting beliung. Dari beberapa jenis bencana, Kota Muntilan memiliki bencana tanah lonsor tingkat rendah dan kawasan rawan bencana gunung api tingkat I. Maka Kota Muntilan masih termasuk daerah rawan bencana rendah daripada daerah di Kabupaten Magelang lainnya.
20
Geologi Kota Muntilan memiliki dua formasi batuan. Formasi yang mendominasi terdiri dari batuan tuff, pasir, volkanik, breksi, dan aglomerat. Sedangkan untuk formasi batuan breksi, aglomerat, tuff, dan aliran lava, hanya ada di sebagian kecil daerah amatan, tepatnya dibagian selatan Desa Gunungpring
Jenis Tanah Jenis tanah yang ada pada Kota Muntilan adalah regosol coklat kelabuan. Pada umumnya jenis tanah regosol terbentuk dari material gunung api. Hal tersebut sesuai dengan letak Kota Muntilan yang berada dekat dengan gunung api aktif, yaitu Gunung Merapi. Jenis tanah ini cocok untuk ditanami tanaman padi, tebu, palawija, tembakau dan sayuran. Namun, jenis tanah ini sangat peka terhadap air. Apabila tidak banyak vegetasi penahan air yang ditanam, akan mudah terjadi bencana longsor.
21
Curah Hujan Kota Muntilan memiliki rata-rata curah hujan 2.750 – 3.250 mm/tahun. Curah hujan setiap tahun di muntilan selalu meningkat. Pada tahun 2014 – 2017, curah hujan tertinggi berada pada tahun 2016, yaitu 3.884 mm. Pada tahun 2017, curah hujan Kota Muntilan sekitar 2.995 mm dengan rata-rata curah hujan 250 mm/bulan dan rata-rata curah hujan per hari sebesar 17,25 mm/hari. Curah hujan di Kota Muntilan ini masih termasuk dalam kategori rendah.
Kelerengan Kota Muntilan memiliki kelerengan 0-8% yang masuk dalam kategori datar atau kemiringan rendah. Dengan memiliki kelerengan rendah, Kota Muntilan cocok untuk area permukiman dan bercocok tanam.
22
Hidrogeologi Berdasarkan sifat jenis tanah yang dimiliki Kota Muntilan yaitu mudah menyerap air, menyebabkan tingkat penyimpanan cadangan air tanah di Kota Muntilan termasuk tinggi dan mudah ditemukan dan melimpah.
Kedalaman Tanah Kedalaman tanah adalah kedalaman lapisan tanah yang diukur dari permukaan tanah . Kedalaman tanah berpengaruh dalam penentuan penggunaan lahan diatasnya. Dalam hal pertanian, kedalaman tanah digunakan untuk menentukan jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada suatu lahan. Kota Muntilan memiliki mayoritas kedalaman lebih dari 60cm, sedangkan tanah yang memiliki kedalaman 30-60 cm berada di tepi sungai.
23
Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan adalah faktor penting untuk menentukan boleh tidaknya kawasan tersebut digunakan untuk suatu kegiatan. Setiap kegiatan memiliki syarat tertentu untuk jenis lahnnya.Dalam menentukan kesesuaian lahan permukiman, diperlukan menganalisis beberapa faktor, diantaranya curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan. Faktor tersebut dihitung menggunakan metode skoring untuk menentukan nilai harkat yang sesuai dengan ketentuan kesesuaian lahan, yaitu memiliki jumlah nilai <125 dengan kelerengan <8%. Faktor
Kelas
Spesifikasi
Keterangan
Bobot
Harkat (Kelas x Bobot)
Jenis Tanah
5
Regosol
Sangat Peka
15
75
Curah Hujan
1
8 â&#x20AC;&#x201C; 13,6
Sangat Rendah
10
10
Kelerengan
1
0-8
Datar
20
20
Total 105
Peta Kelerengan
Peta Curah Hujan
Peta Jenis Tanah Dari analisis tersebut maka diperoleh harkat 105 yang jika dicocokkan dengan standar SK Menteri Pertanian No 837/KPTS/UM/11/1980 mengenai klasifikasi peruntukan lahan, maka Kota Muntilan sesuai jika menjadi kawasan tanaman semusim dan permukiman.
24
Keruangan 25
KDB Koefisieen Dasar Bangunan merupakan perbandingan antara total luas bangunan terhadap luas blok secara keseluruhan. Blok dengan nilai KDB tinggi berada pada pusat kegiatan, seperti: pasar, komersil, perkantoran, dan beberapa permukiman. Nilai KDB non permukiman (komersil, jasa, dan perkantoran) akan semakin tinggi jika semakin dekat dengan jalan utama. Hal ini dipengaruhi oleh harga tanah yang tinggi di sekitar jalan utama sehingga pemanfaatan lahan untuk bangunan dilakukan secara masif. Pada permukiman yang tidak berada di dekat jalan utama atau pusat kegiatan, nilai KDB perumahan lebih tinggi dibanding pedesaan. Hal ini dapat terjadi karena orang yang tinggal desa memiliki tanah yang lebih luas dari pada luas tapak perumahan yang ditawarkan.
KLB KLB (Koefisien Lantai Bangunan) adalah pendekatan dengan mengalikan nilai KDB dengan jumlah lantai bangunan pada satu blok yang sama. Variasi nilai KLB bersifat sprawl pada fungsi permukiman dan beraglomerasi dalam fungsi yang sama. Pada daerah permukiman, nilai KLB dapat berbeda karena perbedaan kemampuan tiap pemilik rumah untuk menentukan jumlah lantai rumahnya. Pada daerah-daerah non permukiman (gudang, perkantoran, pendidikan) memiliki nilai KLB yang cenderung sama karena ada faktor kemiripan atau identik pada bangunannya. Semakin tinggi nilai KLB pada fungsi komersil dan jasa menandakan semakin luas pula skala pelayanannya. Contoh: Pasar Baru Muntilan dengan tiga lantai memiliki jangkauan yang lebih luas dibanding kawasan pertokoan yang ada pinggir jalan utama yang memiliki satu s.d dua jumlah lantai, serta warung atau kedai biasa dengan satu lantai.
26
KTB Koefisien Tapak Bangunan merupakan dominansi perbandingan antara luas bangunan dan daerah terbangun dengan luas tidak terbangun pada blok-blok yang sudah ditentukan. Untuk kasus Kota Muntilan, semakin mendekati jalan utama, maka nilai KTB akan semakin tinggi karena pembangunan berkembang secara linear mengikuti jalan utama (Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar). Begitu juga pada titik-titik pusat aktivitas perkotaan akan memiliki nilai KTB yang cenderung tinggi. Tipe kegiatan perkotaan seperti perdagangan lebih tinggi nilai KTB-nya dibanding permukiman biasa. Hal ini karena kebutuhan parkir, bongkar-muat barang, dan kegiatan lain membutuhkan medan atau kontur yang rata dan kuat (terbangun).
KDH KDH (Koefisien Dasar Hijau) merupakan persentase dari entitas hijau bertipe tanaman produktif, pepohonan, dan semak belukar dalam satuan blok amatan. Persebaran KDH bersifat sprawl dan menjauhi urbanize area Kota Muntilan, di mana tingkat urbanize area paling tinggi berada di sepanjang Jalan Pemuda Kota Muntilan. Nilai KDH akan semakin tinggi ketika mendekati area produktif fisiologis, seperti sawah, kebun, dan area pinggir sungai.
27
Permanenitas Bangunan Jika diamati, bangunan rumah memiliki beberapa bagian, seperti: ruang utama (ruang tamu, kamar tidur, dan ruang keluarga) dan ada ruang tambahan (dapur, teras, garasi, kamar mandi). Parameter penentuan permanenitas bangunan (permanen, semipermanen, nonpermanen) dinilai dari kondisi bangunan utama suatu rumah. Jika semua bangunan utama terbuat dari bata atau batako, maka dikatakan bangunan tersebut permanen. Jika semua bangunan utama rumah tersusun dari anyaman bambu atau kayu non jati maka bangunan tersebut nonpermanen. contoh: ruang utama permanen batako namun ada kamar mandi luar non permanen (gubuk) maka masih dikategorikan permanen.
Kualitas Lingkungan Kualitas lingkungan kota merupakan tinjauan aspek ekologi pada suatu kota. Terdapat dua indikator untuk menentukan tingkat kualitas lingkungan pada suatu kota, yaitu: 1. Kuantitas pepohonan 2. Tingkat polusi udara Kualitas lingkungan dikatakan baik apabila indikator 1 dan 2 samasama bernilai baik. Kualitas lingkungan sedang apabila salah satu dari dua indikator memiliki satu nilai buruk. Sedangkan kualitas lingkungan buruk apabila kedua indikator memiliki nilai buruk. Pada kasus Kota Muntilan, kualitas lingkungan akan semakin baik ketika menjauhi urbanize area kota Muntilan.
28
Struktur Ruang
110.290332
110.298670
PETA STRUKTUR RUANG EKSISTING KOTA MUNTILAN
LEGENDA -7.567920
!!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!
!!
!!
!
!!
!!
!!
!!
LEGENDA
!! !!
!!
!! !!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
"" !!
!!
!
!! !! Batas Amatan
!!
Sungai
!! !
Jalan Kolektor !!
Tempat Ibadah
Bangunan
! !
Jalan Lokal ! Jalan Luar Amatan !
Jalan Arteri
!!
!! !!
!!
Komersial
Industri
Instansi
! !
Masjid Musholla
! (
Gereja Vihara
!!
! ! ( " !! "!" ! ! " " ! Pendidikan Transportasi "!!!!! !!!! !! !! ! ! ! ! ! ! !! !!! ! ! ! " ) " ! !!!! " ! ( ! ! Kesehatan ! " !!!! ! ! " !!!! !(!! ! ! ! ! ! ! ! " !" ! " ! " ! ! ! ! ! !" (! Jasa " "" !!! ! ! ! " " ! ! !! "!"! ! ! ! ( ! !! (! !!" ! ! ! ! ( ! ! ( " ! ( ! ! (! (! !! ! ! (! (!! "!" !! (!!!!! ! ! ! ! "!!!!!!! !! !!""! !! ! ! ! ! !! !! ! " ! ( ! (!!! ! ! !! !!!! ! ! ! ! ! !! !!"!!! ! ! ! !!! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! !! ! ! !! !!! ! ! ! ! ! ( !! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !!! !! ! ! ! ! ! ! ! !! SKALA ! ! ! !! ! ! ! ! !! 0 0.15 0.3 0.6 0.9 1.2 ! ! ! Kilometers ! !! ! ! ! ! !!! ! ORIENTASI PETA INSET ! !!!! ! !!! ! !! U ! ! ! ! Industri Tahu, Lokal
! ! ! ! ! ! ! ! ! !
Industri Kayu, Regional
!!
Kuliner, Lokal
!!
Swalayan, Lokal
Industri Batako, Regional
Industri Makanan, Regional
!!
!!
Toko, Lokal
!!
PAUD
Warung, Lokal
!!
!!
!!
!!
!! !!
!!
SMA SMK !
!!
Halte
!
SMP MTs
POLITEKNIK
!!
!!
TK
Pasar, Regional
SD
Terminal Tipe C
!!
!
!
!!
!!
Showroom, Regional
Klinik Bersalin
Praktik Dokter
Rumah Sakit Pemerintah
Klinik
Pos Kesehatan Desa
Puskesmas
Rumah Sakit Swasta
!!
!!
Toko, Regional
Apotek
Tempat Ibadah
Bangunan
Jalan Lokal
Jalan Arteri
Jalan Luar Amatan
! !
Industri
Kuliner, Lokal
! (
Industri Tahu, Lokal
Swalayan, Lokal
"
Industri Batako, Regional
Toko, Lokal
Pendidikan
Warung, Lokal
Pasar, Regional
Showroom, Regional
Toko, Regional
! !
PAUD TK
! !
" "
Apotek Klinik
! !
Musholla
! (
Instansi
Vihara
Transportasi SMA SMK
SMP MTs
"
POLITEKNIK
Pos Kesehatan Desa
Instansi Gereja
Industri Makanan, Regional
!
Klinik Bersalin
! !
Industri Kayu, Regional
SD
Kesehatan
! !
Masjid
! !
! " )
Praktik Dokter Puskesmas
Halte Terminal Tipe C
! !
Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta
Jasa
Instansi
!!
-7.567920
!!
! ! !! ! ! !! !
" " "
KOTA MUNTILAN
!!
!!
!
!!
-7.575850
!
!!
Jalan Kolektor
Sungai
Komersial
! ! ! PETA STRUKTUR RUANG EKSISTING !
110.298670
!
!! Batas Amatan
Asuransi, Lokal Bank, Lokal Pangkas rambut, Lokal Bengkel, Lokal Bimbingan Belajar, Lokal Catering, Lokal Cuci Kendaraan, Lokal Digital Printing, Lokal Fitness Center, Lokal
!!
Foto Studio, Lokal
! ! ! ! ! ! ! ! ! !
Fotokopi, Lokal Hotel, Lokal Koperasi, Lokal Kurir, Lokal Kursus, Lokal Laundry, Lokal Notaris, Lokal Olahraga, Lokal Pegadaian, Lokal Pembuatan Kunci, Lokal
! ! ! ! ! ! ! ! ! !
Pengelasan, Lokal Penjahit, Lokal Penyewaan Kamera, Lokal Penyewaan Kendaraan, Lokal Percetakan, Lokal SPBU, Lokal Salon, Lokal Service HP, Lokal Service Sepatu, Lokal Travel, Lokal
!!
Bank, Lokal
Hotel, Lokal
Penjahit, Lokal
Pangkas rambut, Lokal
Koperasi, Lokal
Penyewaan Kamera, Lokal
Bengkel, Lokal
Kurir, Lokal
Penyewaan Kendaraan, Lokal
Bimbingan Belajar, Lokal
Kursus, Lokal
Catering, Lokal
Laundry, Lokal
Cuci Kendaraan, Lokal
Notaris, Lokal
Digital Printing, Lokal
Olahraga, Lokal
Fitness Center, Lokal
Pegadaian, Lokal
!!
-7.583780
Pengelasan, Lokal !!
Fotokopi, Lokal
!!
0
!
!!
-7.575850
SKALA
!!
Asuransi, Lokal
!!
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
!!
!!
!!
!!
!!
!!
Percetakan, Lokal
PETA INSET
!!
!!
!! !!
!!
!!
!!
SPBU, Lokal
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
U
Service HP, Lokal
Service Sepatu, Lokal
!!
!!
!!
!!
!!
Foto Studio, Lokal
Pembuatan Kunci, Lokal
Travel, Lokal
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
-7.591710
!!
!!
-7.583780
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!
!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!! !!
-7.591710
!! !!
!! !!
!!
!!
110.290332
45850 46388 45475 45910
110.298670
-7.599640
SUMBER
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
Pola ruang di Kota Muntilan didominasi oleh permukiman, perdagangan, SUMBER dan kawasan hijau (pertanian dan Open Street Map 2018 Google Earth 2018 hutan). Permukiman secara umum terBappeda Kabupaten Magelang Perencanaan Wilayah dan Kota letak menyebar (sprawl dan sporadis) di Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik seluruh bagian kota Muntilan, sementara Universitas Gadjah Mada 2018 pertanian memiliki dominansi di bagian utara dan selatan kota (jauh dari jalan utama). Untuk fungsi komersil dan jasa berkembang mengikuti pola jalan (linier), yaitu Jalan Pemuda dan Jalan Tentara Pelajar dengan pusat perdagangan kota terletak di sekitar Pasar Muntilan.
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
-7.599640
!!
!!
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
110.298670
PENYUSUN
!!
!!
Ă&#x153;
PENYUSUN
ORIENTASI
PolaĂ&#x153;Ruang
Salon, Lokal
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
!!
Menurut UU No. 23 Tahun 2007, struktur ruang adalah susunan pusatpusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Struktur ruang perkotaan Muntilan berpusat pada area sekitar jalan arteri sekunder yaitu Jl. Pemuda, dapat terlihat dari sangat banyaknya fasilitas penunjang kegiatan dan perekonomian yang berada di sekitar jalan arteri sekunder tersebut. Fasilitas penunjang kegiatan dan perekonomian tersebut terdiri dari sarana pendidikan, instansi, perdagangan, kesehatan, peribadatan, dan transportasi. Dari peta struktur ruang yang ada dapat dilihat bahwa persebaran fasilitas di perkotaan Muntilan sudah cukup merata dan fasilitas yang mendominasi merupakan fasilitas perdagangan (komersial dan jasa). Fasilitas-fasilitas tersebut kemudian dihubungkan dengan sistem prasarana seperti jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri sekunder serta dihubungkan oleh sistem jaringan air bersih dan sistem jaringan listrik.
45850 46388 45475 45910
29
!
Arah Perkembangan Kota Muntilan
1940 2018 Berdasarkan peta Muntilan tahun 1940, terlihat bahwa area perkotaan di Kota Muntilan dimulai di sekitar Jalan Pemuda dengan adanya pertokoan yang didirikan. Hal ini karena dipengaruhi oleh kedatangan masyarakat Tionghoa di Muntilan yang mempelopori adanya area perkotaan di Muntilan Pada tahun 1894an, Pastur F. van Lith hadir di Muntilan untuk menyebarkan agama Katolik di Muntilan dan sekitarnya. Oleh Pastur van Lith, pada tahun 1902 mulai dibangun poliklinik yang juga merupakan cikal bakal RSU Magelang di Muntilan serta sekolah-sekolah Katolik di Muntilan dan pada tahun 1900-an terdapat permukiman Katolik di sekitar kompleks Gereja. Pemerintah Belanda juga membangun sarana prasarana serta stasiun di Muntilan sehingga memperkuat ciri perkotaan di Kota Muntilan. Pembangunan di Kota Muntilan pada awalnya berkembang di sekitar Jalan Pemuda, namun pada akhirnya area perkotaan di Kota Muntilan melebar menuju arah timur dan barat Kota Muntilan. Adapun hal ini terjadi karena Kota Muntilan dibatasi oleh Sungai Blongkeng dan Sungai Pabelan di bagian utara dan selatan. Pemerintah juga mencanangkan program KTP (Konsolidasi Tanah Perkotaan), yang bertujuan untuk mengubah lahan pertanian menjadi lahan permukiman perkotaan di pinggir Kota Muntilan untuk mempercepat pembangunan di Kota Muntilan akibat permintaan lahan permukiman yang semakin meningkat, dengan cara menata penguasaan dan pemilikan tanah dan membangun prasarana seperti jalan.
30
Analisis Daya Tampung dan Daya Dukung Daya Tampung Daya tampung merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya (UU No. 23 Tahun 1997). Daya tampung juga bisa diartikan sebagai kemampuan suatu lahan unuk menampung sejumlah penduduk suatu daerah. Sehingga perlu melakukan perhitungan daya tampung untuk memperkirakan kebutuhan lahan permukiman dengan mempertimbangkan kondisi guna lahan eksisting. Faktor yang sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan lahan adalah jumlah penduduk. Maka perlu dilakukan proyeksi jumlah penduduk untuk menghitung proyesi kebutuhan lahan. Menurut Badan Pusat Statistik setiap satu kilometer persegi mampu menanmpung 1000 jiwa atau 40 jiwa/ha. Luas Wilayah (ha) Konsumsi = Lahan Jumlah Penduduk
Tahun 2016 2021 2026 2031 2036
Jumlah Penduduk 37500 38800 40100 41399 42699
Luas 897 897 897 897 897
Konsumsi Lahan (Jiwa/ha) 42 43 45 46 48
31
Daya Dukung Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perkehidupan manusia dan makhluk hidup lain (UU No. 23 Tahun 1997). Daya Dukung Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa adanya air, keberlangsungan hidup manusia akan terganggu. Air yang dibutuhkan sebaiknya memiliki kualitas yang baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi konsumennya. Berdasarkan data dari Bappeda, pengelolaan PDAM Tirta Gemilang memiliki sub unit 06 di Kelurahan Muntilan. Akan tetapi, sub unit 06 Muntilan tersebut tidak dapat melayani salah satu desa yang ada di Kota Muntilan, yaitu desa Gunungpring. Selain itu, berdasarkan data dari Bappeda, air produksi di sub unit tersebut memiliki air produksi sebanyak 1.072.224.000 liter sehingga walaupun sub unit PDAM yang ada tidak dapat melayani desa Gunungpring, akan tetapi jika dihitung dari air yang diproduksi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan air per orang per hari sesuai standar, maka air yang disediakan sudah dapat melayani seluruh penduduk yang ada di Kota Muntilan.
32
Walaupun ada sebagian desa yang tidak terpenuhi kebutuhan airnya oleh PDAM, cadangan air tanah di Kota Muntilan cukup banyak. Hal ini disebabkan karena kondisi hidrogeologi Kota Muntilan yang memiliki akuifer produktif. Daya Dukung Listrik Listrik merupakan kebutuha penting bagi pendukung kegiatan masyarakat Kota Muntilan, seperti prdagangan, permukiman, industri, dan pelayanan umum. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 maka diasumsikan bahwa dalam 1 KK, terdapat 5 penghuni. Sedangkan standar kebutuhan listrik per KK/ hari adalah 900 watt. Kota Muntilan telah dialiri listrik oleh PLN sebesar 42.701.000 watt. Dengan jumlah tersebut, setidaknya dapat memenuhi 47.455 KK. Maka kebutuhan listrik penduduk Kota Muntilan sebanyak 7.500 KK telah terpenuhi.
Kependudukan 33
Tabel Jumlah Penduduk Kota Muntilan 2013-2016
Jumlah Penduduk 2013
2014
2015
2016
Pucungrejo
6729
6792
6854
6919
Muntilan
6312
6372
6430
6489
Taman Agung
9958
10053
10145
10257
Sedayu
4301
4341
4381
4421
Gunungpring
9253
9343
9430
9414
Kota Muntilan
36552
36901
37240
37500
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Muntilan pada tahun 2013 sampai 2016 terus mengalami pertumbuhan dengan laju pertumbuhan 0,9134 %. Pada tahun 2016 jumlah penduduk Kota Muntilan sebesar 37500 jiwa.
mengetahui fasilitas - fasilitas yang dibutuhkan untuk penduduk kota tersebut. Selain itu dengan mengolah data jumlah penduduk dengan luas wilayah juga dapat diketahui kepadatan penduduk pada Kota Muntilan. Karena tiap tahun penduduk di Kota Muntilan terus bertambah maka diperlukannya proyeksi Data jumlah penduduk diperlukan untuk untuk mengetahui kebutuhan lahan dan mengetahui jumlah penduduk yang fasilitas-fasilitas pendukung untuk 20 mendiami Kota Muntilan sehingga dapat tahun kedepan.
34
Berdasarkan diagram diatas persebaran paling banyak terdapat di Kelurahan Tamanagung sebesar 27% dan persebaran penduduk paling sedikit berada di Kelurahan Sedayu sebesar 12%. Dari persentase tersebut dapat diartikan bahwa Kelurahan Tamanagung merupakan pusat penduduk bermukim.
Struktur dan Komposisi Penduduk Data penduduk Kota Muntilan berdasarkan jenis kelamin dapat tiap kelompok umur dapat menunjukkan dominasi jenis kelamin dapat suatu kelompok umur tertentu, dominasi usia penduduk, dan dominasi jenis kelamin. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas daerah
tersebut. Jika suatu daerah memiliki komposisi penduduk yang didominasi oleh umur 15-59 maka dapat diartikan bahwa kota ini didominasi oleh penduduk dengan usia produktif, hal ini berdampak positif bagi perkembangan kota karena memiliki kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang baik dan memadai.
Umur
2013
2014
2015
2016
0-4
2971
2955
2934
2902
5-9
2929
2932
2931
2931
10-14
2842
2820
2796
2788
15-19
2971
2991
3019
3020
20-24
2156
2190
2201
2232
25-29
2419
2401
2416
2432
30-34
2852
2828
2775
2749
35-39
2854
2859
2888
2875
40-44
2797
2800
2842
2852
45-49
2686
2719
2700
2718
50-54
2442
2504
2572
2620
55-59
2012
2100
2174
2259
60-64
1411
1491
1570
1656
65-69
1063
1096
1141
1190
70-74
841
864
870
894
75+
1230
1273
1336
1383
Total
36476
36825
37163
37500
35
Komposisi penduduk Kota Muntilan dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang dinamis, namun cukup mengalami tren peningkatan terutama di usia parubaya sampai lanjut usia. Secara keseluruhan, tiap tahunnya penduduk Kota Muntilan kebanyakan berada pada usia produktif namun memiliki penduduk usia anak-anak yang cukup banyak pula. Oleh karena itu, dependency ratio Kota Muntilan secara keseluruhan dari tahun ke tahun tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Tahun Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2013
18255
18297
36552
2014
18430
18472
36901
2015
18598
18642
37240
2016
18686
18812
37500
Bersadarkan grafik dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kota Muntilan berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2013 hingga 2016 didominasi oleh perempuan. Dapat dilihat bahwa perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama di tahun 2013 hingga 2015, namun terjadi peningkatan penduduk perempuan yang cukup signifikan di tahun 2016.
36
Migrasi Migrasi Masuk Jumlah Migrasi Masuk Jumlah migran masuk di Kota Muntilan mengalami perubahan di setiap desa/ kelurahannya pada tiap periode, namun semuanya mengalami penurunan pada periode Juni 2018. Dari kelima desa/kelurahan, Desa Pucungrejo merupakan satu-satunya desa yang selalu mengalami penurunan jumlah migran masuk, sedangkan desa dan kelurahan lainnya fluktuatif. Desa/Kelurahan Pucungrejo Gunungpring Tamanagung Muntilan Sedayu Total
Desember 2016 22 12 7 11 10 62
Juni 2017 22 18 22 30 8 100
Desember 2017 17 28 20 35 12 112
Juni 2018 4 2 4 4 2 16
Angka Migrasi Masuk Mi=
In mig P
x 1000
Kota Muntilan Kecamatan Muntilan
Mi = Angka Migrasi Masuk in mig = Jumlah penduduk masuk dalam satu periode P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode tahun yang sama 1000 = Angka konstanta
Desember 2016 2 2
Juni 2017 3 2
Desember 2017 3 3
Juni 2018 0 0
Angka Migrasi Masuk (Mi) di Kota Muntilan berkisar sekitar 2 dan 3 migran masuk dari 1000 penduduk, namun terjadi penurunan di tahun 2018 sehingga menjadi hampir nol. Tren serupa juga dialami oleh Kecamatan Muntilan sebagai pembanding dari Kota fungsionalnya. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Muntilan bukan menjadi tujuan para migran untuk bertempat tinggal sekaligus mencari pekerjaan.
37
Migrasi Keluar Jumlah Migrasi Keluar Jumlah penduduk yang keluar di tiap-tiap desa/kelurahan di Kota Muntilan mengalami penurunan dari periode Desember 2016 ke periode Juni 2017, namun semuanya mengalami kenaikan lagi menuju periode Desember 2017. Dari periode Desember 2017 ke Juni 2018, tiap-tiap desa/kelurahan tidak mengalami tren yang sama, ada yang turun dan ada yang naik. Desa/Kelurahan Pucungrejo Gunungpring Tamanagung Muntilan Sedayu Total
Desember 2016 26 36 48 63 19 192
Juni 2017 15 23 30 35 14 117
Desember 2017 34 38 60 45 29 206
Juni 2018 38 41 30 39 14 162
Angka Migrasi Masuk Mi=
out mig x 1000 P
Kota Muntilan Kecamatan Muntilan
Mi = Angka Migrasi Masuk out mig = Jumlah penduduk keluar dalam satu periode P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode tahun yang sama 1000 = Angka konstanta
Desember 2016 5 5
Juni 2017 3 3
Desember 2017 6 5
Juni 2018 4 4
Angka Migrasi Keluar (Mo) di Kota Muntilan bervariasi antara 3-6 orang keluar dari 1000 penduduk, tren serupa juga dialami Kecamatan Muntilan. Hal ini menujukkan bahwa hanya sedikit penduduk Kota Muntilan yang mencari pekerjaan atau berpindah tempat tinggal di Kota Muntilan.
38
Sex Ratio
Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah angka yang menunjukan perbandingan jumlah laki-laki dengan 100 perempuan di suatu wilayah pada waktu tertentu. Sex ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:
jumlah penduduk laki-laki x 100 jumlah penduduk perempuan Dalam kasus kota Muntilan, rasio jenis kelamin dari tahun 2013 hingga 2016 menunjukkan rata-rata sebesar 99,7 yang menandakan bahwa penduduk
laki-laki lebih sedikit daripada penduduk perempuan dengan perbandingan 100 penduduk perempuan terdapat 99.7 penduduk laki-laki. Tahun Laki-laki
Perempuan
Sex ratio
2013
18255
18297
99.8
2014
18430
18472
99.8
2015
18598
18642
99.8
2016
18686
18812
99.3
Rata-rata
99.7
Depedency Ratio
Berdasarkan perhitungan depen- setiap tahunnya. Rasio ketergantungan di dency ratio atau angka beban tanggungan desa dan kelurahan Kota Muntilan juga pada Kota Muntilan menunjukan bahwa menurun dari tahun ke tahun setiap 100 orang produktif di Kota Muntilan menanggung 48 orang non-produktif. Dependency Ratio (rasio ketergantungan) Kota Muntilan mengalami penurunan
39 39
Tahun
2013
2014
2015
2016
48,21
47,99
47,70
47,52
Gunungpring
48,24
47,99
47,73
47,52
Tamanagung
48,34
47,98
47,77
47,64
Muntilan
48,31
48,01
47,78
47,65
Sedayu
53,48
47,96
47,66
47,23
Kota Muntilan
49,24
47,98
47,72
47,53
Kelurahan Pucungrejo
Berdasarkan perhitungan dependency ratio atau angka beban tanggungan pada Kota Muntilan menunjukan bahwa setiap 100 orang produktif di Kota Muntilan menanggung 48 orang non-produktif. Dependency Ratio (rasio ketergantungan) Kota Muntilan mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio ketergantungan di kelurahankelurahan Kota Muntilan juga menurun dari tahun ke tahun
Piramida Penduduk
Piramida penduduk Kota Muntilan merupakan piramida stasioner, dan tidak terjadi anomali pada piramida-piramida penduduk perkelurahan di kota ini. Dalam piramida penduduk Kota Muntilan ini, penduduk usia produktif mendominasi namun terjadi tren peningkatan pada usia nonproduktif bayi, balita, dan anak-
4040
anak. Dari piramida penduduk ini dapat disimpulkan bahwa Kota Muntilan memiliki banyak penduduk usia produktif (1565 tahun) sehingga seharusnya memiliki banyak tenaga kerja, namun di sisi lain memiliki penduduk nonproduktif anakanak (0-14 tahun) yang banyak juga.
Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk Kota Muntilan mayoritas pada jenjang SMA, lalu disusul oleh tingkat SD dan SMP secara berurutan.Bahkan, penduduk dengan tingkat pendidikan di atas SMA hanya sebesar 10%. Hal ini menunjukkan perlunya meningkatkan daya tampung fasilitas pendidikan pada daerah yang belum terlayani, dan meningkatkan kualitas tiap - tiap fasilitas pendidikan yang sudah ada.
Sektor Pekerjaan
Jumlah
Pertanian & peternakan
1164
Pertambangan/galian
434
Industri/pabrik
2145
Konstruksi/bangunan
101
Perdagangan/jasa
2508
Total
6353
Tingkat Pendidikan Masyarakat Tamat SD/sederajat Tamat SMP/sederajat
Total 4407 3486
Tamat SMA/sederajat
7785
Tamat D1/sederajat
145
Tamat D2/sederajat
76
Tamat D3/sederajat
322
Tamat S1/sederajat
1045
Tamat S2/sederajat
101
Tamat S3/sederajat
44
Tamat SLB A
5
Tamat SLB B
8
Tamat SLB C
1
Penduduk Berdasarkan Sektor Pekerjaan
Penduduk Kota Muntilan mayoritas bekerja di sektor perdagangan/ jasa dan industri/pabrik. Hal ini memperjelas peran Kota Muntilan sebagai pusat kegiatan ekonomi, khususnya perdagangan.
Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dianut
Penduduk Kota Muntilan mayoritas menganut agama islam yaitu sebesar 87%. Lalu agama kedua terbesar yang dianut adalah agama katolik dengan persentase 10% yang berpusat di Kelurahan Muntilan. Selanjutnya disusul oleh agama kristen sebesar 2%, agama budha sebesar 1% dan sisanya sebesar 0%. Melalui analisis ini dapat disimpulkan bahwa penduduk dengan agama tertentu cenderung bertempat tinggal di kawasan yang dekat dengan sarana peribadatan agama yang dianutnya.
Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lain-lain Total
Jumlah 30652 710 3436 3 209 39 21 35070
41
Kepadatan Penduduk Menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Terdapat standar kriteria kepadatan penduduk di perkotaan, yaitu:
Kepadatan Penduduk Bruto No
31 - 40 41 - 50 >50
4242
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas wilayah (ha)
Kepadatan penduduk (jiwa/ha)
1
Pucungrejo
6919
127
54
2
Muntilan
6489
197
33
3
Tamanagung
10257
253
40
4
Sedayu
4421
92
48
5
Gunungpring
9414
224
42
TOTAL
37500
893
42
Kepadatan penduduk brutto adalah jumlah penduduk (jiwa) dibagi dengan luas total lahan di suatu wilayah (hektar/ha). Dalam kasus Kota Muntilan seluruh kelurahan memiliki kepadatan rendah karena <150 jiwa/ ha, dengan kepadatan total/ seluruh Kota Muntilan sebesar 42 jiwa/ha. Kelurahan Pucungrejo memiliki kepadatan tertinggi dengan 54 jiwa/ ha.
Kepadatan Penduduk Netto
Kepadatan penduduk netto adalah jumlah penduduk (jiwa) dibagi dengan luas lahan terbangun(hektar/ha). Kepadatan penduduk netto di Kota Muntilan seluruhnya termasuk dalam klasifikasi kepadatan rendah yaitu <150 jiwa/ha. Kepadatan netto tertinggi beradadi Kelurahan Sedayu dengan 103 jiwa/ha. Hal ini disebabkan karena penggunaan lahan di Kelurahan Sedayu banyak digunakan untuk persawahan menurut peta guna lahan dari Bappeda Kabupaten Magelang. No
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas wilayah (ha)
Kepadatan penduduk (jiwa/ha)
1
Pucungrejo
6919
70
99
2
Muntilan
6489
104
62
3
Taman Agung
10257
133
77
4
Sedayu
4421
43
103
5
Gunungpring
9414
166
57
TOTAL
37500
516
73
Kepadatan Penduduk Fisiologis Kepadatan fisiologis di Kota Muntilan mayoritas dikategorikan memiliki kepadatan rendah menurut SNI 031733-2004. Namun, pada Kelurahan Gunungpring kepadatan fisiologisnya tinggi yaitu sebesar 224 jiwa/ha. Hal ini dikarenakan mayoritas penggunaan lahan yang berupa pemukiman dan kebun campur menurut peta guna lahan dari Bappeda Kabupaten Magelang. No
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas lahan pertanian (ha)
Kepadatan penduduk (jiwa/ha)
1
Pucungrejo
6919
66
105
2
Muntilan
6489
116
56
3
Taman Agung
10257
157
65
4
Sedayu
4421
70
63
5
Gunungpring
9414
42
224
TOTAL
37500
451
83
43 43
Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan merupakan angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah penduduk awal. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan metode aritmatik, geometrik, dan eksponensial. Dalam kasus studio Kota Muntilan kami menghitung laju pertumbuhan penduduk dengan metode geometrik, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
r Pt Po t
= laju pertumbuhan penduduk = jumlah penduduk tahun t = jumlah penduduk tahun awal = selisih antara tahun t dengan tahun awal (dalam tahun)
1
Gunungpring
Laju pertumbuhan (%) 0.57
2
Tamanagung
0.99
3
Pucungrejo
0.93
4
Sedayu
0.92
5
Muntilan
0.92
No
TOTAL
Kelurahan
0.91
Berdasarkan perhitungan laju pertumbuhan dengan metode geometrik maka didapatkan hasil seperti pada tabel diatas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk di semua kelurahan dalam batas amatan Kota Muntilan termasuk lambat karena memiliki laju pertumbuhan <1%. Namun, pada Kelurahan Tamanagung memiliki laju terbesar yaitu 0,99%, hal ini menandakan bahwa Kelurahan Tamangung merupakan salah satu kelurahan yang paling cepat berkembang.
44 44
Proyeksi Penduduk Proyeksi merupakan suatu model perhitungan untuk mendapatkan data perkiraan di masa yang datang. Proyeksi penduduk diperlukan untuk mengetahui kebutuhan penduduk akan lahan dan sarana prasarana pendukungnya. Terdapat 3 metode yang dapat digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk, yaitu: Metode aritmatika dengan asumsi pertambahan aboslut sama setiap tahun Pt = Po+ r (tn-to) Metode geometrik dengan asumsi persentase pertumbuhan sama setiap tahun Pt = Po (1+r)t Metode Eksponensial dengan asumsi persentase pertumbuhan sama setiap hari Pt = Po (2,7182818)rt Berikut merupakan hasil perhitungan proyeksi penduduk Kota Muntilan 20 tahun ke depan dengan menggunakkan metode aritmatika, geometrik, dan eksponensial.
45
Metode aritmatika No
Kelurahan
1
Tahun 2016
2021
2026
2031
2036
Gunungpring
9414
10714
12014
13313
14613
2
Tamanagung
10257
10257
10257
10257
10257
3
Pucungrejo
6919
6919
6919
6919
6919
4
Sedayu
4421
4421
4421
4421
4421
6489
6489
6489
6489
6489
37500
38800
40100
41399
42699
5
Muntilan Total
Metode geometrik No
Kelurahan
1
Tahun 2016
2021
2026
2031
2036
Gunungpring
9414
9852
10310
10790
11291
2
Tamanagung
10257
10734
11233
11756
12303
3
Pucungrejo
6919
7241
7578
7930
8299
4
Sedayu
4421
4627
4842
5067
5303
6489
6791
7107
7437
7783
37500
39244
41070
42980
44979
5
Muntilan Total
Metode eskponensial No
Kelurahan
1
Tahun 2016
2021
2026
2031
2036
Gunungpring
9414
10114
10865
11673
12541
2
Tamanagung
10257
11020
11839
12718
13664
3
Pucungrejo
6919
7433
7986
8579
9217
4
Sedayu
4421
4749
5103
5482
5889
6489
6971
7490
8046
8644
37500
40287
43283
46498
49955
5
Muntilan Total
Proyeksi penduduk Kota Muntilan selama 20 tahun kedepan dari tahun 2016 hingga 2026 dengan perhitungan aritmatik, geometrik, dan eksponensial tanpa mempertimbangkan aspek fertilitas, mortalitas dan migrasi adalah seperti pada grafik diatas. Apabila diasumsikan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti pola geometrik, maka jumlah penduduk Kota Muntilan 20 tahun kedepan sebesar 44.979 jiwa.
4646
Sarana dan Prasarana 47
Sarana Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan (KBBI). Sarana dalam suatu perkotaan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan layanan di sekitar tempat tinggal masyarakat yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan. Dalam melakukan analisis sarana, kami menganalisis letak suatu sarana dan keterjangkauannya. Dasar yang digunakan dalam menganalisis sarana adalah SNI 03-1733-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Sarana Pendidikan 418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
LEGENDA
9163309.299216
9163309.299216
PETA JANGKAUAN PELAYANAN TK DAN PAUD KOTA MUNTILAN
Batas Amatan
TK
Sungai Jalan
PAUD
9162427.523879
9162427.523879
9161545.748542
9161545.748542
Kota TK Muntilan memiliki 14 Jangkauan Pelayanan 500m TK. Namun dalam persebarannya, ada beberapa bagian Kota Muntilan yang tidak terjangkau oleh TK (standar jangkauan 500m2). SKALA Selain itu, terdapat peletakan saranaORIENTASI Pendidikan PETA INSET jenjang TK yang kurang sesuai yang digambarkan pada peta menunjukkan PENYUSUN bahwa terdapat TK yang terletak di tepi jalan arteri SUMBER sekunder sehingga sangat berbahaya bagi anak-anak dan berisiko kecelakaan. 0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ă&#x153;
9160663.973206
9160663.973206
U
9159782.197869
9159782.197869
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
418868.565754
48
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
SD
418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
PETA JANGKAUAN P KOTA MUN
LEGEND
9163309.299216
9163309.299216
Kota Muntilan memiliki 18 Sekolah dasar. Persebaran SD telah menjangkau seluruh Kota Muntilan (standar jangkauan 1.000m2). Namun ada beberapa SD yang berada di tepi Jalan Tentara Pelajar yang merupakan jalanan ramai dan padat kendaraan. Sehingga dapat menyulitkan akses keluar masuk sekolah dan dapat membahayakan siswasiswi sekolah dasar.
Batas Amatan Sungai Jalan SD
9162427.523879
9162427.523879
9161545.748542
9161545.748542
PESANTREN Jangkauan Pelayanan
SKALA 0
0.15
0.3
0.6
9160663.973206
9160663.973206
PETA INSET
PENYUS
9159782.197869
9159782.197869
Bayu Adji Pratama 45912 Alm Jalu Risang Herawan 45921 Kha Yosia Aaron Satria P. 46395 Ma Chrysan Easter B. 45466 Aqi
SUMBE
Open Street Ma Google Earth Bappeda Kabupaten
Perencanaa Departemen Teknik A Faku Universita 418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
SMP Muntilan memili-
PETA ANALISIS PEL
Kota ki 8 sekolah menengah pertama. Persebaran SMP belum menjangkau seluruh bagian Kota Muntilan (standar jangkauan 1.000m2). Namun ada beberapa SMP yang berada di tepi Jalan Jogja-Magelang yang merupakan jalan arteri sekunder yang ramai dan padat kendaraan. Sehingga dapat menyulitkan akses keluar masuk sekolah dan membahayakan para siswa.
49
418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
LEGENDA
9163309.299216
9163309.299216
PETA JANGKAUAN PELAYANAN SMA KOTA MUNTILAN
SMA/SMK Batas Amatan Sungai Jalan
9162427.523879
9162427.523879
9161545.748542
9161545.748542
Kota SMA Muntilan memiliki PESANTREN 9 sekolah menengah atas SMK Pelayanan 3000m dan Jangkauan sekolah menengah kejuruan. Persebaran SMA dan SMK sudah menjangkau seluruh SKALA Kota Muntilan (standar jangkauan 3.000m2). ORIENTASI PETA INSET SMA dan SMK di Kota Muntilan banyak yang dimiliki oleh swasta PENYUSUN yang bergerak d bidang keagamaan, seperti SUMBER Muhammadiyah, Van Lith dan Pangudi Luhur. 0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ü
9160663.973206
9160663.973206
U
9159782.197869
9159782.197869
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
418868.565754
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
LEGENDA
9163309.299216
9163309.299216
PETA JANGKAUAN PELAYANAN SMA KOTA MUNTILAN
Batas Amatan Sungai Jalan
9162427.523879
9162427.523879
POLITEKNIK
Politeknik 9161545.748542
9161545.748542
Pada kota fungsional MuntilanSKALA terdapat satu politeknik yaitu PoORIENTASI PETA INSET liteknik Muhammadiyah Magelang. Jangkauan politeknik ini cenderung PENYUSUN regional sehingga dapat melayani wilayah hinterSUMBER land dari kota Muntilan. 0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ü
9160663.973206
9160663.973206
U
9159782.197869
9159782.197869
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018 418868.565754
50
419795.708599
420722.851443
421649.994288
422577.137133
Sarana Peribadatan
Peribadatan yang ada di Kota Muntilan tersebar di seluruh Kota Muntilan, yang meliputi 46 masjid, 22 musholla, 5 gereja (2 gereja Kristen Katolik dan 3 gereja Kristen Protestan) dan 1 vihara di Jl. Pemuda. Adapun sebagian besar masjid dan musholla berada di jalan lokal dan lingkungan.
Masjid dan Musholla Masjid dan Musholla adalah tempat ibadah paling banyak ditemukan di Kota Muntilan mengingat penduduk Kota Muntilan mayoritas adalah muslim. Apabila mengacu pada standar SNI, dimana setiap masjid memiliki penduduk pendukung 2500 jiwa dan jangkauan 1000 m serta musholla memiliki penduduk pendukung 250 jiwa dan jangkauan 100 m.
51
Sarana Kesehatan
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
PETA SARANA KESEHATAN KOTA MUNTILAN LEGENDA Sungai
-7.567920
-7.567920
Batas Amatan
Jalan Arteri
! C
Jalan Kolektor
Sarana kesehatan di Kota ! C Muntilan digunakan un! C tuk!C melayani permasala! C han ! C penduduk di bidang ! C kesehatan. Ada beberapa ! C jenis C sarana kesehatan di ! SKALA Kota Muntilan, yaitu rumah sakit (pemerintah ORIENTASI PETA INSET dan swasta), puskesmas, klinik, klinik bersalin, pos kesehatan desa, apotek, PENYUSUN dan praktik dokter. Ketersediaan sarana SUMBER kesehatan dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Jalan Lokal
Jalan Luar Amatan
Klinik
! C
! C ! C C !! C C ! C!
! C -7.583780
! C ! C
! C
! C
! C
! C! C ! C
! C
! C
! C
0
0.15
110.281994
110.273656
1.2 Kilometers
Ü
110.290332
110.281994
110.290332
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
-7.599640
-7.599640
110.265318
0.9
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
! C
110.273656
0.6
U
! C
110.265318
0.3
-7.591710
! C -7.591710
Rumah Sakit Swasta
! C
C ! C!
C !
Rumah Sakit Pemerintah
! C
C! ! C
! C
Pos Kesehatan Desa
Puskesmas
! C
! C
! C
Klinik Bersalin
Praktik Dokter
! C
-7.583780
-7.575850
! C
Apotek
! C
-7.575850
! C
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
110.298670
110.298670
PETA JANGKAUAN RUMAH SAKIT KOTA MUNTILAN LEGENDA -7.567920
-7.567920
Batas Amatan Sungai
Rumah Sakit Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Kota Muntilan memiliki Jalan Luar Amatan 3 rumah sakit. 1 rumah C Rumah Sakit Swasta ! Rumah Sakit Pemerintah ! C merupakan rumah sakit Jangkauan Rumah Sakit (10.000 m) sakit negeri tipe C yaitu RSUD Muntilan. 2 rumah SKALA sakit lainnya merupakan rumah sakit swasta yaitu ORIENTASI PETA INSET RS ‘Aisyiyah dan RS Padma Lalita. Rumah sakit yang ada sudah sangat PENYUSUN cukup untuk melayani penduduk Kota MuntiSUMBER lan baik dari segi jumlah maupun jangkauan radius pelayanan. -7.575850
-7.575850
Jalan Lokal
-7.583780
-7.583780
! C C ! C !
0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ü
-7.591710
-7.591710
U
-7.599640
-7.599640
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
110.265318
52
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
PETA JANGKAU KOTA MUN
Apotek
LEGEN -7.567920
-7.567920
Batas Amata
Di Muntilan terdapat sebanyak 15 apotek. Jumlah apotek yang ada sudah memenuhi kebutuhan penduduk kota Muntilan, tetapi apabila dilihat pada peta, terdapat sebagian kecil daerah kota Muntilan yang tidak terjangkau oleh radius pelayanan apotek. Hal ini disebabkan karena persebaran apotek banyak berada tidak jauh dari jalan arteri sekunder yaitu Jl. Pemuda.
Sungai Jalan Arteri
Jalan Kolekto
Jalan Luar Am
-7.575850
-7.575850
Jalan Lokal
Apotek
C ! ! C CC ! C! !
C !
Jangkauan A
C ! ! C C !
-7.583780
C !
C !
-7.583780
C !
C !
SKALA 0
0.15
0.3
0.6
PETA INSET
C !
-7.591710
-7.591710
C !
C !
PENYUS
Bayu Adji Pratama 45912 Alm Jalu Risang Herawan 45921 Kha Yosia Aaron Satria P. 46395 Mar Chrysan Easter B. 45466 Aqi
-7.599640
-7.599640
SUMBE
Open Street Ma Google Earth Bappeda Kabupaten
110.265318
110.273656
110.265318
110.273656
110.281994
110.281994
110.290332
110.290332
Perencanaan Departemen Teknik A Faku Universita
110.298670
110.298670
PETA JANGKA KOTA MUN
LEGEN -7.567920
-7.567920
Batas Ama Sungai
Jalan Arter
Jalan Kolek
Klinik
Jalan Loka
C !
Di Kota Muntilan terdapat 3 klinik. Berdasarkan jumlah, klinik yang ada sudah cukup untuk melayani penduduk kota Muntilan, akan tetapi radius pelayanannya belum menjangkau hingga ke seluruh daerah Kota Muntilan. Hal ini karena semua klinik terletak di daerah barat Kota Muntilan.
Jalan Luar
-7.575850
-7.575850
C !
C !
Klinik
Jangkauan
-7.583780
-7.583780
C !
SKAL 0
0.15
0.3
0.6
-7.591710
-7.591710
PETA INSET
PENYU
Bayu Adji Pratama 45912 A Jalu Risang Herawan 45921 K Yosia Aaron Satria P. 46395 M Chrysan Easter B. 45466 A
-7.599640
-7.599640
SUMB
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
53
Open Street M Google Eart Bappeda Kabupat
Perencana Departemen Teknik Fa Univers
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
PETA JANGKAUAN KLINIK BERSALIN KOTA MUNTILAN
LEGENDA -7.567920
-7.567920
Batas Amatan Sungai
! C
Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal
Klinik Bersalin Jalan Luar Amatan
-7.575850
-7.575850
! C ! C
! C
Klinik Bersalin
Jangkauan Klinik Bersalin (4.000 m)
Kota Muntilan memiSKALA liki 8 klinik bersalin. Berdasarkan jumlah ORIENTASI PETA INSET dan jangkauan radius pelayanan klinik bersalin yang dapat dilihat PENYUSUN di peta, klinik bersalin yang ada di Kota MuntiSUMBER lan sudah memenuhi kebutuhan penduduk Kota Muntilan.
! C
-7.583780
! C
-7.583780
! C
! C
0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ă&#x153;
-7.591710
-7.591710
U
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
-7.599640
-7.599640
! C
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
PETA POS KESEHATAN DESA KOTA MUNTILAN
Pos Kesehatan Desa LEGENDA
Sungai
-7.567920
-7.567920
Batas Amatan
Jalan Arteri
Jalan Kolektor Jalan Lokal
Jalan Luar Amatan
Terdapat 1 pos kesehatan C ! desa di Kota Muntilan. Pos kesehatan desa ini terletak di kelurahan Gunungpring yang meSKALA layani penduduk kelurahan tersebut. Akan ORIENTASI PETA INSET tetapi, jika dilihat pada peta, radius pelayanan pos kesehatan PENYUSUN ini belum menjangkau seluruh keluruhan Gunungpring SUMBER dikarenakan letaknya yang tidak berada di tengah kelurahan. Jangkauan Pos Kesehatan Desa (1.000 m)
-7.575850 -7.583780
-7.583780
-7.575850
Pos Kesehatan Desa
0
0.15
0.3
0.6
0.9
1.2 Kilometers
Ă&#x153;
-7.591710
-7.591710
U
C !
-7.599640
-7.599640
Bayu Adji Pratama 45912 Almira Nadia S. Jalu Risang Herawan 45921 Khalisha Meirilia K. Yosia Aaron Satria P. 46395 Margarettha Roselyn Chrysan Easter B. 45466 Aqila Salma Kamila
110.265318
54
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
45850 46388 45475 45910
Open Street Map 2018 Google Earth 2018 Bappeda Kabupaten Magelang
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2018
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
PETA JANGKAUAN KOTA MUN
LEGEN -7.567920
-7.567920
Batas Amatan
Puskesmas
Sungai Jalan Arteri
Jalan Kolekto
Kota Muntilan memiliki satu puskesmas. Walaupun hanya terdapat satu puskesmas, jumlah ini sudah cukup untuk melayani seluruh penduduk kota Muntilan. Namun, jika dilihat pada peta, radius pelayanan puskesmas belum menjangkau seluruh kota Muntilan karena letaknya yang berada di ujung barat kota Muntilan.
Jalan Lokal
-7.575850
-7.575850
Jalan Luar Am
C !
C !
Puskesmas
-7.583780
-7.583780
Jangkauan Pu
SKAL 0
0.15
0.3
0.6
-7.591710
-7.591710
PETA INSET
PENYU
Bayu Adji Pratama 45912 A Jalu Risang Herawan 45921 K Yosia Aaron Satria P. 46395 M Chrysan Easter B. 45466 A
-7.599640
-7.599640
SUMB
Open Street M Google Eart Bappeda Kabupat
110.265318
110.265318
110.273656
110.281994
110.273656
110.290332
110.281994
Perencana Departemen Teknik Fa Univers
110.298670
110.290332
110.298670
PETA JANGKAUAN P KOTA MUN
LEGEN
Praktik Dokter
-7.567920
-7.567920
Batas Amatan Sungai Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal
Kota Muntilan memiliki 8 praktik dokter. Praktik dokter ini banyak tersebar tidak jauh dari jalan arteri sekunder yaitu Jl Pemuda. Berdasarkan jumlah, praktik dokter yang ada sudah cukup untuk melayani penduduk Kota Muntilan walaupun ada sebagian kecil daerah kota Muntilan yang belum terjangkau oleh radius pelayanan praktik dokter.
-7.575850
-7.575850
Jalan Luar Ama
! C
! C
Praktik Dokter
Jangkauan Prak
! C
-7.583780
-7.583780
! C ! C ! C ! C
SKAL 0
0.15
0.3
0.6
PETA INSET
! C
-7.591710
-7.591710
! C
PENYU
Bayu Adji Pratama 45912 Al Jalu Risang Herawan 45921 Kh Yosia Aaron Satria P. 46395 M Chrysan Easter B. 45466 Aq
-7.599640
-7.599640
SUMB
110.265318
110.273656
110.281994
110.290332
110.298670
55
Open Street M Google Earth Bappeda Kabupate
Perencana Departemen Teknik Fak Univers
Instansi Instansi
Instansi yang ada di Kota Muntilan tersebar di seluruh Kota Muntilan, namun persebaran instansi yang ada di Kota Muntilan terpusat di Kelurahan Muntilan. Melalui data yang didapatkan melalui survei, Kota Muntilan memiliki 17 instansi, yang meliputi 1 kantor kecamatan, 5 kantor kelurahan, 2 UPT Dinas, dan lain-lain. Instansi di Kota Muntilan sebagian besar terletak di jalan lokal seperti Jl. Tentara Pelajar maupun jalan-jalan lainnya.
Instansi Keagamaan
Selain instansi pemerintahan, terdapat pula instansi keagamaan berupa kantor Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, dan Pastoral.
56
Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses, yang berbentuk usaha, proyek, pembangunan, dan sebagainya (KBBI). Beberapa prasarana yang dimiliki oleh Kota Muntilan akan dijelaskan pada bagian ini.
Jaringan Jalan Hierarki Jalan
Jalan Arteri Sekunder, yaitu Jalan Pemuda yang berwarna merah. Jalan ini menghubungkan antara Yogyakarta dengan Semarang. Klasifikasi jalan ini sendiri dirasa sudah tepat karena jalan arteri yang memasuki perkotaan diturunkan menjadi arteri sekunder. Namun akses masuk yang seharusnya terbatas, masih banyak ditemukan jalan-jalan lokal yang dapat langsung masuk ke jalan arteri sekunder. Jalan kolektor, yaitu Jalan Lettu Sugiarto yang berwarna biru. Jalan Lettu Sugiarto ini menghubungkan Muntilan kecamatan disekitarnya, terutama kecamatan Borobudur. Jalan Lokal terdapat pada setiap jalan selain Jalan Pemuda dan Jalan Lettu Sugiarno yang berwarna merah muda. Jalan Lokal di Kota Muntilan menghubungkan Kawasan antar Kawasan dengan rata-rata kecepatan rendah. Namun banyak ditemui jalan lokal yang langsung bersimpangan dengan jalan arteri sekunder yang menyebabkan perbedaan kecepatan secara signifikan dan menambah potensi kecelakaan di Kota Muntilan.
57
2 meter
58
14 meter
2 meter
4 meter
1,2 meter
Kualitas Jalan
Kualitas jalan di Kota Muntilan pada umumnya baik, jalan yang memiliki kualitas sedang dan buruk biasanya terdapat pada jalan-jalan lokal yang berada di dalam menuju permukiman. Beberapa jalan dengan kualitas buruk juga berada di area pasar yang merupakan jalan dengan beban cukup tinggi, dilewati oleh pengunjung pasar dan truk-truk pengangkut barang.
Konstruksi Jalan
Jalan di Kota Muntilan memiliki beberapa jenis konstruksi jalan, seperti aspal, beton, paving, bebatuan, dan tanah.
Sebagian besar jalan di Kota Muntilan, seperti jalan utama arteri dan kolektor juga sebagian besar jalan lokal sudah
memiliki konstruksi berupa aspal dan beton yang cenderung baik karena permukannya yang rata dan mudah dilewati oleh kendaraan bermotor. Sedangkan konstruksi jalan berupa paving terdapat di jalan-jalan lokal yang biasanya disekitar jalan tersebut berupa perumahan. Untuk konstruksi jalan bebatuan bisanya terdapat pada jalan lokal yang berada jauh dari jalan utama, sedangkan konstruksi jalan berupa tanah biasanya berada pada jalan diantara sawah yang ada di Kota Muntilan.
59
Kinerja Jaringan Jalan
Cara menentukan kinerja jaringan jalan adalah dengan mengukur Derajat Kejenuhan Jalan (Degree of Saturation). Adapun jalan-jalan yang dianalisis Derajat Kejenuhannya adalah Jalan Pemuda (jalan arteri), Jalan Lettu Sugiarno (jalan kolektor), dan Jalan Tentara Pelajar (jalan lokal) Perhitungan Derajat Kejenuhan Jalan adalah sebagai berikut: Q Q = Arus DS= C C = Kapasitas Q: LV + (HV x 1,2) + (MC x 0,25) LV : Light Vehicle (Mobil, Minibus, dll) HV : Heavy Vehicle (Truk, Bus, dll) MC : Motorcycle (Motor)
C: Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs Co FCw FCsp FCsf FCcs
Waktu
Arus Jalan (Q) Tentara Pelajar Pemuda Lettu Sugiarno (B) Lettu Sugiarno (T)
Pagi Siang Sore
2007 1630,2 1469,6 Waktu
Co FCw FCsp FCsf FCcs C Waktu
60
: Kapasitas Dasar (3.300) : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Lajur (FCw = 1) : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FCsp = 1) : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping (FCsf = 0,92) : Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (FCcs = 086)
1448,3 1362,3 1586,8
Tentara Pelajar 3300 1 1 0,92 0,86 3036
130,9 130,9 134,3
147,9 129,8 145
Kapasitas Jalan (C) Pemuda 6600 1 1 0,92 0,86 6072
Lettu Sugiarno 3000 0,92 1 0,92 0,86 2539,2
DS Tentara Pelajar Pemuda Lettu Sugiarno (B) Lettu Sugiarno (T)
Pagi
0,661
0,238
0,051
0,058
Siang Sore
0,536 0,484
0,224 0,261
0,051 0,052
0,051 0,052
Melalui hasil perhitungan, disimpulkan bahwa: Jalan Pemuda memiliki tingkat pelayanan B (DS: 0,20-0,44), dimana arus stabil, namun kecepatan kendaraan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas di Kota Muntilan. Hal ini terjadi karena terdapat Pasar Umum Muntilan dan pertokoan-pertokoan di sepanjang Jalan Pemuda. Jalan Tentara Pelajar memiliki tingkat pelayanan C (DS: 0,44-0,75), dimana arus stabil, namun kecepatan kendaraan mulai perlu dikendalikan oleh para pengguna kendaraan. Hal ini terjadi karena lebar jalan Tentara Pelajar yang memiliki lebar jalan yang tidak terlalu besar namun berfungsi sebagai jalan yang melayani arus dari Magelang menuju Yogyakarta. Jalan Lettu Sugiarno memiliki tingkat pelayanan A (DS: <0,20), dimana arus stabil dan kecepatan kendaraan tidak dibatasi.
Kinerja Ruas Jalan
Cara menentukan kinerja ruas jalan adalah dengan menggunakan Road Condition Index (RCI), yaitu indeks yang mengukur kondisi jalan yang dikembangkan oleh American Association of State Highway Officials (AASHO). Adapun sebagian besar jalan-jalan yang ada di kota Muntilan memiliki skor 6-8, yang berarti bahwa sebagian besar jalan di Kota Muntilan memiliki kondisi yang baik (permukaan jalan tidak bergelombang dan tidak berlubang)
Jaringan Drainase Berdasarkan peta, terdapat tiga jenis jaringan drainase di Kota Muntilan, yaitu drainase buatan, drainase alami, dan irgasi. Drainase buatan umumnya berada pada jalan-jalan utama yang sudah tidak lagi memiliki lahan untuk menyerap air ke dalam tanah sehingga memiliki run-off yang cukup tinggi, karena itu dibutuhkan drainase buatan untuk menampungnya. Sedangkan drainase alami berada pada area permukiman dimana rumah-rumah masyarakat umumnya masih memiliki lahan pekarangan untuk menyerap air ke dalam tanah, sehingga run-off tidak terlalu
besar dan cukup jika hanya menggunakan drainase alami. Irigasi berada dekat dengan daerah sawah, karena
hampir semua daerah sawah di Kota Muntilan merupakan sawah irigasi.
61
Jaringan Persampahan
Kota Muntilan memiliki jumlah fasilitas yang cukup banyak, yaitu terdapat 15 TPS, 4 kontainer, dan 7 bank sampah. Penempatan TPS dan kontainer umumnya berada pada jalan-jalan utama dengan pertimangan kemudahan akses bagi truk pengangkut. Sedangkan untuk bank sampah terlihat menyebar di setiap neighbourhood. Pembuangan akhir sampah Kota Muntilan berada di TPA Pasuruhan yang berada di Kecamatan Borobudur Daerah pelayanan persampahan baru melayani sekitar 60% daerah perkotaan Muntilan. Rute truk sampah berada di Jalan Pemuda yang menuju ke Kota Magelang, Jalan Tatun yang menuju ke arah Boyolali, dan Kawasan Gunung Pring yang berujung di Jalan Lettu Sugiarno. Berdasarkan timbulan sampah ekuivalensi Kabupaten Magelang, yaitu sejumlah 4,56 L/jiwa/hari, maka jumlah volume sampah di Kota Muntilan adalah : Jumlah penduduk x timbulan sampah ekuivalensi = 37.500 jiwa x 4,56 L/jiwa/hari = 171.000 L/hari Dengan menggunakan kapsitas standar TPS di Kabupaten Magelang sebesar 6000L, standar kontainer sebesar 7000 L, dan bank sampah sebesar 1000 L, maka kapasitas sampah di Kota Muntilan adalah sebagai berikut: - TPS = 20 unit x 6.000 L/unit = 120.000 L/hari - Kontainer = 4 unit x 7000 L/unit = 28.000 L/hari - Bank Sampah = 7 unit x 1000 L/unit = 7000 L/hari o Kapasitas = 155.000 L/hari Sehingga berdasarkan hitungan timbulan sampah dan kapasitas sarana persampahan di Kota Muntilan, dapat disimpulkan bahwa Kota Muntilan belum memadai. Dapat disisatkan dengan jadwal pengambilan sampah dengan truk agar tidak terjadi penumpukan di sarana persampahan.
62
Analisis Ekonomi 63
Kota Muntilan terletak di bagian selatan Kabupaten Magelang dilalui oleh jalan arteri sekunder, yaitu Jalan Pemuda yang merupakan kelanjutan dari Jalan Magelang-Yogyakarta, jalan utama penghubung provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat Kota Muntilan berkembang di sekitar jalan arteri ini yang dapat dibuktikan dengan banyaknya komersil dan jasa, seperti pasar, pertokoan, perkantoran, dan terminal, yang berkembang di sepanjang Jalan Pemuda. Dalam hal jumlah tenaga kerja, dapat dilihat di tabel bahwa sektor yang banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan/jasa, yaitu 3358 jiwa. Hal tersebut sesuai dengan pola guna lahan yang menunjukkan banyaknya sektor perdagangan/jasa di Kota Muntilan. NO
Sektor Ekonomi
1
Pertanian dan Pertenakan
1627
2
Pertambangan/galian
440
3
Industri/Pabrik
2886
4
Konstruksi/bangunan
124
5
Perdagangan/Jasa
3358
Total
64
Jumlah Pekerja
8453
Perdagangan Perdagangan Skala Lokal Perdagangan skala lokal Kota Muntilan adalah perdagangan yang mencangkup pelayanan di Kota Muntilan. Terdapat dua jenis perdagangan lokal yang ada di Kota Muntilan, yaitu : • Toko Serba Guna • Toko serba guna di Kota Muntilan menyebar di seluruh wilayah kota untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari - hari masyarakat Muntilan. Dalam hal ini, toko kelontong masuk dalam kategori ini. • Rumah Makan • Rumah makan di Kota Muntilan menyebar di seluruh wilayah kota. • Toko Handphone • Toko Handphone di Kota Muntilan menyebar di seluruh kota. Di pusat kota Muntilan, terdapat toko handphone yang memusat di Jalan Pemuda. Selain itu, setiap kelurahan memiliki toko handphone tetapi tidak sebesar toko handphone yang terdapat di pusat kota. Perdagangan Skala Regional Perdagangan skala regional adalah perdagangan yang mencakup pelayanan hingga keluar Kota Muntilan atau hinterland.
Terdapat tiga jenis perdagangan regional yang ada di Kota Muntilan, yaitu: • Pasar Tradisional • Kota Muntilan memiliki dua pasar tradisional. Pasar Umum Muntilan terdapat di pusat kota, tepatnya di Jalan Pemuda dan Pasar Mekar terletak di Kelurahan Tamanagung. Kedua pasar ini menyediakan kebutuhan pokok, seperti sayuran, beras, dan kebutuhan pokok lainnya • Pasar Hewan • Kota Muntilan memiliki pasar hewan yang menjual hewan-hewan ternak, seperti sapi, kerbau, dan kambing. Pasar ini terletak di Kelurahan Tamanagung bagian utara • Pasar Burung • Pasar burung di Kota Muntilan terletak di Kelurahan Tamanagung bagian utara. Pasar ini menjual burung jenis merpati. • Pasar Unggas • Kota Muntilan memiliki pasar unggas yang terletak di utara Pasar Mekar. Pasar unggas menjual unggas berupa ayam dan bebek.
65
Jasa Kota Muntilan memiliki berbagai jenis sektor jasa. Sektor jasa di Kota Muntilan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: • Jasa Skala Lokal • Jasa skala lokal mendominasi sektor jasa di Kota Muntilan. Sektor jasa lokal yang terdapat di Kota Muntilan berupa koperasi laundry, fotokopi, bank sampah, bengkel, bank (atm dan kantor cabang), dan salon.
• Jasa Skala Regional • Jasa Skala Regional yang terdapat di Muntilan adalah terminal (Terminal Drs. Prajitno), tiga rumah sakit (RSUD Muntilan, RS Aisyah, RS Padma Lalita), hotel dan gudang. Kota Muntilan terdapat banyak pergudangan, yaitu gudang tembakau, gudang sembako, gudang bahan bangunan dan gudang elektronik. Terdapat dua perusahaan rokok yang memiliki gudang tembakau di Kota Muntilan, yaitu PT. Djarum dan PT. Gudang Garam. Gudang sembako yang terdapat di Kota Muntilan menampung sembako yang berasal dari sekitar Pulau Jawa dan Lampung.
66
Industri Sektor industri yang terdapat di Kota Muntilan berupa industri pahat batu, industri tahu, dan industri bahan bangunan. Industri pahat batu mendominasi sektor industri di Kota Muntilan. Hal ini disebabkan oleh Kabupaten Magelang yang terkenal dengan wisata candi. Selain itu, Kota Muntilan juga terletak dekat dengan Candi Borobudur yang merupakan destinasi wisata utama di Kabupaten Magelang.
Pertanian Sektor pertanian di Kota Muntilan memiliki luas sebesar Âą510 ha. Pertanian di Kota Muntilan didominasi oleh produksi padi. Padi yang telah diolah menjadi beras kemudian dijual di Pasar Muntilan.
67
Pariwisata Sektor pariwisata di Kota Muntilan adalah Makam Kyai Raden Santri dan Dolan Kali di Kelurahan Gunungpring. Makam Kyai Raden Santri termasuk dalam wisata religi yang banyak dikunjungi saat mendekati bulan Muharram (Suro). Para pengunjung mengunjungi tempat ini untuk berziarah dan berdoa. Wisata Dolan Kali adalah wisata alam yang memanfaatkan Sungai Blongkeng. Wisata ini dicetuskan oleh pihak kelurahan pada Juli 2018. Namun pada Agustus 2018, wisata ini tutup karena sepi pengunjung.
68
Profil 69
Kota Muntilan adalah kota kecil yang dilalui oleh jalan arteri sekunder sebagai pusat pertumbuhan ekonomi beberapa kecamatan di sekitarnya dan titik pertumbuhan fasilitas sosial kemasyarakatannya dipengaruhi oleh pusat-pusat pertumbuhan keagamaan.
70 70
Jumlah Penduduk
Klasifikasi Kota
20.000 – 100.000
Kota Kecil
100.000 – 500.000
Kota Sedang
500.000 – 1.000.000
Kota Besar
1.000.000 – 5.000.000
Metropolitan
>5.000.000
Megapolitan
Kota Kecil Kota Muntilan sebagai kota kecil ditunjukkan dengan jumlah penduduk Kota Muntilan, yaitu 37.500 jiwa, yan masuk dalam kategori kota kecil.
Dilalui Jalan Arteri Sekunder
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan dan Bappeda Kabupaten Magelang, Jalan Pemuda yang melintasi Kota Muntilan digolongkan sebagai jalan arteri sekunder.
71 71
PERAN Kota Muntilan berperan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya
pusat pertumbuhan ekonomi yang melayani beberapa kecamatan di sekitarnya Penyedia Jasa Logistik (Warehousing and Storage)
72
Kota Perdagangan
Penyedia Jasa Logistik
Gudang Kota Muntilan memiliki beberapa gudang transit milik perusahaan. Diantaranya gudang tembakau, sembako, dan bahan bangunan. Gudang yang ada di Kota Muntilan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan letak gudang terhadap sumber dan konsumen/pasar. Pembagian tersebut dibagi menjadi :
1. Gudang mendekati sumber
Gudang mendekati sumber adalah gudang yang letaknya tidak jauh dari sumber atau bahan baku yang akan disimpan dalam gudang tersebut. Contoh dari gudang jenis ini yang ada di Kota Muntilan adalah gudang batako dan depot pasir. Pasir yang merupakan sumber atau bahan baku utama yang disimpan dalam gudang tersebut diperoleh dari sungai yang ada di Kota Muntilan akibat dari letusan Gunung Merapi.
73
1.
2. Gudang antara sumber dan pasar Gudang antara sumber dan pasar adalah gudang yang letaknya tidak mendekati sumber ataupun pasar. Contoh gudang jenis ini yang ada di Kota Muntilan adalah gudang tembakau milik PT. Djarum dan PT. Gudang Garam. Tembakau yang ada di gudang ini berasal dari seluruh Jawa Tengah, termasuk Kota Muntilan. Tembakau yang disimpan di gudang tersebut kemudia di distribusikan ke pabrik yang ada di Kudus (PT. Djarum) dan Kediri (PT. Gudang Garam).
1.
2. 3. Gudang mendekati pasar Gudang mendekati pasar adalah gudang yang letaknya mendekati konsumen atau pasar. Contoh gudang jenis ini yang ada di Kota Muntilan adalah gudang sembako. Gudang ini menyimpan gandum dan gula yang berasal dari Jawa dan Lampung untuk didistribusikan di DIY dan Jawa Tengah.
Alasan terdapat banyak gudang yang ada di Kota Muntilan di dukung dengan murahnya harga sewa gudang di Kota Muntilan daripada daerah disekitarnya (Yogyakarta sebagai daerah pembanding).
74
Kota Perdagangan Kota Muntilan berperan sebagai kota perdagangan didukung oleh kemudahan akses, yaitu Jalan Pemuda, baik komersil skala regional maupun lokal. Keberadaan komersil di sepanjang Jalan Pemuda sudah ada sejak dahulu yang dipelopori oleh penduduk etnis Tionghoa, seperti yang sudah dijelaskan pada bab sejarah Kota Muntilan. Saat ini, sektor komersil di jalan ini semakin berkembang seiring banyaknya jenis kebutuhan yang harus dipenuhi.
Gambar disamping menunjukkan bahwa banyaknya sektor komersil di sepanjang Jalan Pemuda
Selain itu, banyaknya komersil regional yang ada di Kota Muntilan, mendukung peran Kota Muntilan sebagai kota perdagangan. Jenis komersil regional yang ada di Kota Muntilan adalah pertokoan emas, pertokoan handphone dan elektronik, dan showroom motor. Komersil di Kota Muntilan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dengan tingginya persentase jumlah pekerja di sektor perdagangan. SEKTOR PEKERJAAN PENDUDUK KOTA MUNTILAN
Perdagangan/jasa 40%
Konstruksi/bangunan 2%
Pertanian & peternakan 19%
Pertambangan/galian 5%
Industri/pabrik 34%
75
FUNGSI Kota Muntilan sebagai wadah fasilitas fasilitas sosial kemasyarakatan yang dipengaruhi oleh pusat-pusat pertumbuhan keagamaan
76
Kawasan Pastoran Sanjaya Kawasan Pecinan (Kelenteng Hok An Kiong) Kawasan Makam Kyai Raden Santri Fasilitas sosial kemasyarakatan yang ada di Kota Muntilan sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat pertumbuhan agama yang ada di Kota Muntilan. Banyaknya yayasan dan instistusi keagamaan yang membantu penduduk Kota Muntilan untuk meningkatkan kesejahteraan. Pada bidang pendidikan, pengaruh keagamaan dapat dilihat dari banyaknya sekolah swasta yang didirikan, mulai dari jenjang SD hingga SMA/K. SD Muhammadiyah Gunungpring, SMP Muhammadiyah, MTS, dan SMK Muhammadiyah adalah beberapa contoh sekolah swasta yang didirikan oleh yayasan agama Islam, SD Masudirini, SD Pangudi Luhur, SMA Van Lith dan SMK Pangudi Luhur adalah beberapa contoh dari sekolah swasta oleh yayasan agama Katholik. Selain itu, terdapat beberapa pesantren yang berdiri di sekitar Makam Kyai Raden Santri. Di bidang kesehatan, terbentuknya RSU Magelang atau yang lebih dikenal RSUD Magelang dipengaruhi oleh kedatangan Pastor Van Lith di Kota Muntilan. Selain itu, terdapat RS. Aisyiyah yang merupakan rumah sakit yang dikelola Yayasan Muhammadiyah yang merupakan yayasan berbasis agama Islam. Pada bidang keagamaan sendiri, bentuk pelayanan berupa banyaknya tempat ibadah untuk memenuhi kebutuhan spiritual penduduk. Contoh di Desa Gunungpring terdapat banyak masjid dan musholla yang tersebar merata di seluruh desa. Selain masjid, terdapat pula beberapa gereja yang terpusat di Kelurahan Muntilan dan kelenteng untuk ibadah. Selain untuk beribadah, terdapat kegiatan ziarah rohani di Makam Kyai Raden Santri dan Makam Pastor Van Lith dan Romo Sanjaya.
77
Potensi
78
Kelenteng Hok An Kiong Makan Kyai Raden Santri Makan Van Lith
Kerajinan Batu
5 Pasar Pasir Merapi Batu Merapi Angkatan Kerja
Budaya
Aglomerasi kegiatan dengan komoditas bervariasi Sumber daya alam
Pohon Potensi
Wisata
Perdagangan
Demografi
79
Demografi Kota Muntilan memiliki jumlah penduduk yang didominasi oleh penduduk berusia muda dan produktif. Piramida penduduk Kota Muntilan memiliki bentuk stasioner yang membesar pada usia-usia produktif, yaitu antara 15-64 tahun. Hal tersebut menunjukkan potensi memiliki angkatan kerja yang banyak sehingga memiliki produktivitas yang tinggi. Dari perhitungan angka ketergantungan, 100 penduduk usia poduktif menanggung 48 penduduk non-produktif.
Selain jumlah angkatan kerja yang tinggi, dari segi kualitas penduduk cukup baik. Hal ini disebabkan karena penduduk Kota Muntilan sudah banyak yang menjalankan program wajib belajar 12 tahun.
TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT KOTA MUNTILAN
Tamat SMP/sederajat Tamat SMA/sederajat
Tamat SD/sederajat Tamat D1/sederajat Tamat D2/sederajat Tamat D3/sederajat
Tamat S3/sederajat Tamat SLB C
80
Tamat SLB B
Tamat SLB A
Tamat S1/sederajat Tamat S2/sederajat
Perdagangan
81
Masalah
82
Masalah di kanan jalan
Masalah di kiri jalan
Masalah di kanan dan kiri jalan
Jalur lambat yang berada di kanan jalan yang merupakan jalur cepat pada jalan arteri Sektor komersil di tepi jalan sebelah kanan banyak yang tutup Arah perjalanan jalur lambat yang tidak jelas (tidak terdapat rambu-rambu)
Parkir on street di jalur lambat. Parkir on street Komersil yang langsung berada di tepi jalan arteri sekunder > kecepatan di jalan arteri sekunder melambat. Sarana Pendidikan berada di tepi jalan arteri sekunder. Jalan arteri sekunder langsung bertemu jalan lokal dan lingkungan.
Pohon Masalah
Pemanfaatan jalan arteri sekunder yang tidak sesuai dengan klasifikasi jalannya.
83
84
85
86