BEST ESSAY SEMWORKNAS 2020 ALSA LC UNAIR

Page 1

Tantangan Perjanjian Pasar Besas ASEAN terhadap Resesi Ekonomi dalam Masa Pandemi Covid-19 ALSA LOCAL CHAPTER UNAIR alsalcunair@yahoo.com

I.

PENDAHULUAN ASEAN Free Trade Agreements atau yang dikenal dengan AFTA adalah perjanjian kerjasama dalam bidang perdagangan antar negara-negara di wilayah ASEAN. Tujuan dari dibentuknya AFTA adalah untuk mempermudah sektor perdagangan antar anggota ASEAN sehingga terjadi peningkatan kapasitas ekonomi dari setiap anggota ASEAN. 1 Anggota AFTA terdiri dari 6 negara di ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam. Negara-negara yang bergabung dalam AFTA memiliki satu misi yaitu menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi dunia. Untuk mewujudkan akan misi tersebut terdapat hambatan pada tahun 2020 ini disebabkan dunia sedang dilanda virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China. China dengan tegas melapor ke World Health Organization (WHO) bahwa terdapat virus bernama Corona. Awalnya, sebagian negara di dunia menyangkal eksistensi virus tersebut namun melihat banyaknya kasus dan tingginya kematian di China, WHO mendeklarasikan bahwa Coronavirus merupakan pandemi. Penetapan Coronavirus menjadi pandemi membuat dunia kalang kabut. Salah satunya dampak dari penetapan tersebut adalah kelanjutan perjanjian perdagangan internasional dalam negara anggota AFTA dan diperparah jatuhnya perekonomian di beberapa negara. A. LATAR BELAKANG Tanpa adanya perjanjian perdagangan internasional, antar negara tidak dapat melangsungkan kerjasama dari segi perdagangan. Maka dari itu, perjanjian perdagangan internasional sangat penting guna mencapai kepentingan dan tujuan dari negara-negara yang memiliki perjanjian. Di dalam perjanjian perdagangan internasional terdapat klausa-klausa yang menjelaskan bahwa antar negara yang memiliki kepentingan mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat. Dengan adanya perjanjian internasional, aktivitas perdagangan internasional akan lebih terjamin. Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 membuat negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan sedang dalam posisi ambigu dengan kelanjutan perjanjian tersebut. Hal ini harus dijelaskan karena

1 “The ASEAN Free Trade Area (AFTA)�, https://asean.org/asean-economic-community/asean-free-trade-areaafta-council/, diakses 24 Oktober 2020.


apabila salah satu negara tidak memunuhi kewajibannya, negara tersebut akan dikenai pelanggaran dan akan disidang oleh organisasi pasar bebas dunia. Selain pentingnya perjanjian perdagangan internasional, terlebih di masa pandemi ini, sektor ekonomi dari negara-negara pun wajib menjadi topik yang serius untuk dibahas. Ekonomi sebagai salah satu sektor yang terkena dampak utama dapat dilihat dari resesi yang terjadi di beberapa negara. Resesi di beberapa negara dibelahan dunia akan menimbulkan dampak yang lebih parah misalkan negara tersebut akan bangkrut apabila tidak ditangani dengan serius. Memang, dunia sedang dilanda pandemi yang mengharuskan seluruh umat manusia hidup dalam keterbatasan namun, ini adalah kesempatan

dalam

berinovasi

melalui

cara

yang

lebih

kreatif.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah perjanjian perdagangan internasional dalam Pasar Bebas ASEAN dapat dibatalkan dengan adanya pandemi Covid-19? 2. Bagaimana peluang pasar bebas ASEAN dalam masa pandemi Covid-19 dengan dengan adanya resesi dibeberapa negara ASEAN? II.

PEMBAHASAN Perjanjian perdagangan antar negara dalam Pasar Bebas ASEAN pada masa pandemi covid-19 AFTA sebagai perjanjian internasional dalam bidang ekonomi dan perdagangan memiliki kerjasama antar negara ASEAN. Kerjasama tersebut dapat tercapai ketika negara- negara yang memiliki kepentingan menemukan keuntungan yang akan didapat oleh masing-masing negara. Maka dari itu, untuk tercapainya tujuan dari kerjasama antar negara maka dibuatlah perjanjian. Perjanjian Internasional tersebut meliputi bahwa setiap negara yang menjadi subjek perjanjian internasional harus mengikatkan diri terhadap perjanjian tersebut.2 Perjanjian Internasional akan mengikat antar negara yang membuat perjanjian tersebut apabila tidak bertentangan dengan Vienna Convention on the Law of Treaties 1969. Dengan adanya perjanjian internasional hak dan kewajiban negara sebagai subyek hukum internasional akan lebih jelas. Namun, dengan situasi dunia yang dilanda pandemi Covid-19 membuat negara-negara yang memiliki perjanjian internasional khususnya perjanjian perdagangan internasional merasa gundah. Hal ini terjadi dikarenakan apabila salah satu negara tidak memenuhi kewajibannya dalam perjanjian perdagangan internasional, negara tersebut dapat disidang oleh World Trade Organization (WTO).

2 J.G. Starke, 2001, Pengantar Hukum Internasional, 1, Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.459


AFTA sebagai perjanjian internasional wajib tunduk pada hukum internasional. Maka dari itu, dalam hukum internasional dikenal adanya asas rebus sic stantibus. Asas rebus sic stantibus pada prinsipnya mengatur mengenai fundamental perubahan mendasar. Artinya, perjanjian yang telah berlaku dan mengikat akan terganggu bilamana terjadi perubahan keadaan yang fundamental. Asas rebus sic stantibus diatur dalam Article 62 Vienna Convention on the Law of Treaties 1969, tetapi dalam Pasal 62 Konvensi Wina tidak disebutkan secara eksplisit asas rebus sic stantibus namun diganti dengan istilah “fundamental change of circumstances.�3 Negara tidak serta merta dapat membatalkan perjanjian dengan dalil asas rebus sic stantibus karena terdapat beberapa batasan untuk menggunakan asas ini yaitu: 1. Pembatasan berdasarkan waktu terjadinya, yakni, terjadinya haruslah pada waktu proses pembuatan perjanjian, tegasnya pada waktu dilakukan perundingan untuk merumuskan naskah perjanjian. Jadi bukan perubahan keadaan yang terjadi sesudah berlaku atau sesudah dilaksanakannya perjanjian tersebut. Jika terjadinya pada waktu sesudah dimulai berlakunya atau ketika perjanjian sedang dalam pelaksanaannya, sehingga berpengaruh besar terhadap perjanjian tersebut, hal ini ternasuk dalam kategori ketidakmungkinan untuk melaksanakannya; 2. Pembatasan yang sifatnya subyektif, yakni perubahan keadaan itu tidak dapat diduga atau diprediksi sebelumnya oleh para pihak.4 Pembatasan penerapan asas rebus sic stantibus berkaitan dengan pandemi Covid-19. Bahwa pandemi Covid-19 menghambat seluruh kegiatan umat manusia tanpa terkecuali. Pandemi ini seakan-akan mengubah tatanan kehidupan manusia untuk sementara waktu. Namun, bagaimanapun keadaannya kehidupan tetap harus berjalan, sama halnya dengan kegiatan perdagangan internasional terutama dalam lingkup Pasar Bebas ASEAN. Berdasarkan pembatasan yang telah diuraikan, perjanjian internasional, dalam konteks paper ini adalah perjanjian perdagangan internasional, tidak serta merta dapat dibatalkan melainkan terdapat beberapa ketentuan untuk dapat diterapkan asas rebus sic stantibus. Menurut penulis, dalam hal kaitannya pandemi Covid-19 merupakan keadaan yang tidak dapat diduga atau diprediksi sebelumnya maka apabila antar negara anggota AFTA telah mengikatkan dirinya pada perjanjian perdagangan internasional, perjanjian tersebut dapat dibatalkan dan negara anggota AFTA dapat menarik diri dari perjanjian tersebut.

3 Harry Purwanto, Keberadaan Asas Rebus Sic Stantibus Dalam Perjanjian Internasional, hlm.113 4 I Wayan Parthiana, Perjanjian Internasional, Mandar Maju, Bag. I, Bandung, 2002, hlm.469.


Peluang Pasar Bebas ASEAN dengan adanya resesi ekonomi dalam masa Pandemi Covid-19 AFTA sebagai perjanjian internasional yang mempunyai tujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat perekonomian bebas pastinya gelisah akan adanya Pandemi Covid19. Faktanya, ekonomi dibeberapa negara ASEAN sudah jatuh ke jurang resesi. Resesi sendiri adalah periode penurunan aktivitas ekonomi secara umum dalam 2 kuartal berturut-turut. Resesi terjadi ketika inflasi tidak terkontrol yang menyebabkan perekonomian jatuh.5 6

Dampak resesi yang paling nyata adalah banyaknya bisnis yang akan bangkrut yang

mengakibatkan banyak penggangguran. Singapura, Malaysia, Flipina, dan Thailand adalah empat negara ASEAN dan merupakan anggota dari AFTA yang sudah mengalami resesi di kuartal-II.7 Namun, berdasarkan survei tahun 2020, ASEAN masih dipandang sebagai kawasan peluang ekonomi terbaik.8 Dengan adanya resesi dibeberapa negara dan masih terdapat peluang bahwa ASEAN kawasan ekonomi terbaik, AFTA dapat menjadi wadah untuk memperbaiki resesi negara, terutama negara di wilayah kawasan ASEAN. Negara membutuhkan stimulus untuk mendorong perekonomian agar kembali stabil. Hampir diseluruh negara telah menerapkan sistem Work From Home (WFH) guna memutus rantai penyebaran Covid19. Dampak positif dari WFH adalah manusia akan menghasilkan ide-ide kreatif sehingga

5David Rodeck, “What is a Rescession?” https://www.forbes.com/advisor/investing/what-is-a-recession/, diakses 25 Oktober 2020.

6 Erik Sherman, “What is a rescession? How economist define periods of economic downturn”, https://www.businessinsider.com/what-is-a-recession?r=US&IR=T, diakses 25 Oktober 2020.

7 Fadel Prayoga, “4 Negara Asean Sudah Resesi, Indonesia Menyusul”, https://economy.okezone.com/read/2020/08/19/20/2264299/4-negara-asean-sudah-resesi-indonesia-menyusul, diakses 25 Oktober 2020.

8 Ayman Falak Medina, “EU-ASEAN BUSINESS COUNCIL PUBLISH EU-ASEAN BUSINESS SENTIMENT SURVEY” https://www.aseanbriefing.com/news/eu-asean-business-council-publish-eu-aseanbusiness-sentiment-survey/, diakses 25 Oktober 2020.


memunculkan inovasi-inovasi produk baru dalam dunia perdagangan. Inovasi inilah sebagai peluang pasar bebas ASEAN dalam memulihkan resesi ekonomi. Terlebih dengan bantuan internet dan teknologi, banyaknya E-Commerce memudahkan kita untuk melakukan perdagangan internasional di kawasan ASEAN sehingga dengan mudahnya kegiatan ekspor-impor pemasukan negara pun bertambah dan negara akan kembali pulih dari resesi. III.

PENUTUP KESIMPULAN ASEAN Free Trade Agreements (AFTA) adalah sebuah perjanjian regional di wilayah ASEAN berbasis ekonomi dan perdagangan. Dengan adanya AFTA,diharapkan negara di wilayah ASEAN menjadi pusat produksi dunia sehingga perekonomian negara ASEAN menjadi terdepan. Perjanjian regional di kawasan ASEAN menjadi elemen yang penting dalam melakukan kerjasama, tetapi dengan adanya pandemi Covid-19 perjanjian regional menjadi masalah. Dalam hukum internasional, terdapat asas rebus sic stantibus yang pada prinsipnya membahas mengenai perubahan fundamental mendasar. Selain itu, pandemi Covid-19 pun berdampak pada perekonomian yaitu dengan terjadinya resesi dibeberapa negara ASEAN. AFTA menjadi peluang untuk memulihkan resesi dengan melakukan ekspor impor sehingga hal tersebut dapat menambah pendapatan negara. SARAN Perjanjian perdagangan internasional dalam kawasan ASEAN dapat tetap dilaksanakan tanpa hambatan sesuai yang tertera pada klausa-klausa perjanjian. Tetapi, dengan syarat pemerintah dapat memberikan stimulus atau insentif kepada para produsen sehingga produksi tetap berjalan dengan lancar dan kegiatan perdagangan internasional di kawasan ASEAN berjalan dengan semestinya.

DAFTAR BACAAN


Buku Starke, J.G, Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, Jakarta, 2010. Parthiana, I Wayan, Hukum Perjanjian Internasional, Bandung, 2002. Harry Purwanto, “Keberadaan Asas Rebus Sic Stantibus dalam Perjanjian Internasional”, Jurnal UGM Mimbar Hukum, Edisi Khusus, 2011. Vienna Convention on the Law of Treaties 1969 “The ASEAN Free Trade Area (AFTA)”, https://asean.org/asean-economic-community/asean-free-trade-areaafta-council/, diakses 24 Oktober 2020. David Rodeck, “What is a Rescession?” https://www.forbes.com/advisor/investing/what-is-a-recession/, diakses 25 Oktober 2020. Erik Sherman, “What is a rescession? How economist define periods of economic downturn”, https://www.businessinsider.com/what-is-a-recession?r=US&IR=T, diakses 25 Oktober 2020. Fadel

Prayoga,

“4

Negara

Asean

Sudah

Resesi,

Indonesia

Menyusul”,

https://economy.okezone.com/read/2020/08/19/20/2264299/4-negara-asean-sudah-resesi-indonesia-menyusul, diakses 25 Oktober 2020. Ayman Falak Medina, “EU-ASEAN BUSINESS COUNCIL PUBLISH EU-ASEAN BUSINESS SENTIMENT SURVEY”

https://www.aseanbriefing.com/news/eu-asean-business-council-publish-eu-asean-business-

sentiment-survey/, diakses 25 Oktober 2020.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.