Pendorong Perubahan dan Pembaruan
JUMAT 10 OKTOBER TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33
Antre Menikah hingga Sore Hari 447 Pasangan Menikah di Kamis Legi Bulan Haji BANYUWANGI - Hari Kamis kemarin (9/10) dianggap sebagai ‘’hari baik’’ oleh ratusan warga Bumi Blambangan. Tak mengherankan bila hari tersebut dijadikan sebagai momen spesial untuk menikah. Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi dari kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, sebanyak 447 pasangan menikah kemarin. Jumlah tersebut adalah jumlah pasangan dari seluruh kecamatan ■ Baca Antre...Hal 43
Pasangan yang Menikah Kemarin Kecamatan Pasangan gan Kalipuro 50 Giri 16 Glenmore 21 Gambiran 15 Sempu 15 Rogojampi 23 Muncar 34 Songgon 18 Banyuwangi 37 Srono 14 Bersambungan ke hal 43
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
NOMOR ANTREAN: Pasangan asal Papring melangsungkan akad nikah di KUA Kalipuro kemarin.
Kejaksaan Panggil Peni Pekan Depan DOK. RABA
Peni Handayani
BANYUWANGI - Setelah menetapkan Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Kabid PEM) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Banyuwangi, Anggrid Mardjoko, sebagai tersangka, penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) berencana memanggil mantan kepala BPMPD Peni
Handayani. Jika tidak ada halangan, Peni yang kini menjabat sebagai sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi (Sekwan) itu akan dimintai keterangan pekan depan. Pemanggilan Peni Handayani itu merupakan tindak lanjut pemeriksaan Anggrid Mardjoko. Dalam pemeriksaan, Angg-
rid menyatakan mantan atasannya tersebut ikut melakukan pengawasan program Bedah Rumah tersebut. ”Menurut Anggrid, Peni Handayani juga turun langsung ke lapangan,” kata Kasi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Banyuwangi, Paulus Agung Widaryanto SH ■ Baca Kejaksaan...Hal 43
Makin Asri, Panas Makkah Terkurangi
CHIN JULLIEN/RABA
STOK MELIMPAH: Petugas mengecek kondisi tumpukan karung beras di gudang Bulog II Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (9/10).
Pasok Beras ke Riau hingga Papua BANYUWANGI - Meski sempat dilanda kemarau beberapa bulan lalu, stok beras Bulog Divisi Regional (Divre) Banyuwangi masih melimpah. Saat ini stok beras Bulog Banyuwangi mencapai 35.035 ton. Jika dikalkulasi dengan penyaluran beras untuk warga miskin (raskin) 1.958 ton per bulan, stok beras saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan Banyuwangi selama
18-19 bulan ke depan. “Persediaan beras kita sangat-sangat cukup. Bahkan lebih. Selain mencukupi kebutuhan sendiri, Banyuwangi juga mampu mengirim beras ke daerah lain di luar Banyuwangi,” jelas Kepala Subdivre Bulog Banyuwangi, Sopran Kenedi, melalui Waka Subdivre Bulog Banyuwangi, Komuli, kemarin (9/10) ■
ADA APA LAGI
Demo Bawa Ayam Jago BANYUWANGI - Sekitar 25 aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara) Indonesia menggelar unjuk rasa kemarin (9/10). Mereka juga membawa kado spesial berupa ayam jago untuk berikan kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi ■ Baca Demo...Hal 43
Baca Pasok...Hal 43
MENURUT Anda kota Makkah pakan onggokan batu raksasa: seperti apa: panas, gersang, atau- gunung batu. Watu wungkul. kah hijau? Namanya saja gunung batu, ya Maaf, terpaksa saya jawab sen- tidak ada sedikit pun tanah yang diri. Habis dari tadi tidak ada menempel. Karena tak ada tayang angkat tangan. nahnya, maka tak ada Atau berteriak, “Saya satu pun tanaman bisa jawab!” yang tumbuh di baAndai Anda jawab dannya. Beda dengan Makkah panas itu gunung di Indonesia, betul. Secara kodrati termasuk Banyuwakota yang penuh kengi. Meski saat kemamuliaan itu memang rau hebat gunung di panas. Di kota ini haIndonesia tampak nya ada satu pemangundul, begitu hujan dangan. Ke mana pun turun langsung tammata memandang pak hijau kembali. hanya gunung yang Atau meski digunduLaporan: kelihatan. Di manali sampai segunSAMSUDIN dul-gundulnya semana ada gunung. ADLAWI Termasuk Kakbah. perti awal reformasi Selain hotel-hotel sidulu, gunung-gunung Dari Makkah, buk mencakar langit, di Indonesia sekarang Arab Saudi Hajar Aswad juga kembali hijau. dikelilingi gunung. Kenapa bisa begitu? Karena semua Gunung di Makkah bukan sem- gunung di Indonesia merupakan barang gunung. Sebab, sejatinya gundukan batu dan tanah ■ Baca Makin...Hal 43 yang disebut gunung itu meru-
SAMSUDIN ADLAWI/JAWA POS
ASRI: Taman di depan museum Haramain Hudaibiyah tampak hijau oleh tanaman.
Ekspedisi Gua Bersejarah di Dusun Cemoro, Desa Balak (4)
Diduga Dibuat sebelum Pecah Perang Bayu Proses membuat gua tentu menghasilkan suara berisik. Jika jarak ke kemah Belanda di Anderwono hanya satu kilometer (1 Km), besar kemungkinan Belanda mendengarnya. Terutama pada malam hari.
Tumben wakil rakyat membuka diri untuk siap dihujat MOTRET: Tim ekspedisi mengambil gambar mulut Gua Capil yang tertutup di Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon.
MH. QOWIM, Songgon SETELAH mengunjungi Gua Koperesi, tim ekspedisi gabungan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-RaBa) dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bergeser ke gua berikutnya. Lokasinya agak jauh dari Gua Koperesi. Tetapi, dekat deng-
http://www.radarbanyuwangi.co.id
DPRD Banyuwangi akan menggelar hearing publik
H-2 International Tour de Banyuwangi Ijen, perbaikan jalan harus tuntas Andai rutenya melintasi Jalan Brantas, petugas perbaikan bisa sakit pinggang
AGUS RAHMATULLOH FOR RABA
an gua pertama yang kami kunjungi, yakni Gua Sadong. Gua ketiga yang kami kunjungi ini bernama Gua Capil.
Namanya agak lucu memang, yakni “capil” alias topi. Gua Capil berada di utara Sungai Lungun, tepatnya di utara
Gua Sadong persis. Jaraknya hanya sekitar seratus meter dari Gua Sadong ■ Baca Diduga...Hal 43
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
34
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
Dewan Gelar Hearing Publik Beber Molornya Pembentukan Alat Kelengkapan BANYUWANGI - Berbagai cara sudah dilakukan internal DPRD agar lembaga wakil rakyat itu segera memiliki pimpinan definitif. Menyurati Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat (PD) Banyuwangi hingga konsultasi ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim agar gubernur segera menerbitkan surat keputusan (SK) pimpinan definitif dewan sudah dilakukan
dan tidak membuahkan hasil. Lantaran belum memiliki pimpinan definitif, lembaga wakil rakyat tidak bisa menjalankan tugas secara optimal. Sebab, pimpinan definitif dewan menjadi “pintu” utama pembentukan alat-alat kelengkapan DPRD. Alat-alat kelengkapan itu, di antaranya Badan Musyawarah (Banmus), Badan Anggaran (Banggar), Badan Legislasi (Banleg), Badan Kehormatan (BK), dan komisi-komisi. Belum terbentuknya alat-alat kelengkapan itu berakibat DPRD tidak bisa melayani permintaan masyarakat yang ingin
melakukan hearing alias rapat dengar pendapat. Dewan juga tidak memiliki payung hukum untuk melakukan pembahasan produk perundang-undangan, salah satunya membahas Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2015 yang merupakan cikal-bakal APBD 2015. Menyikapi kenyataan tersebut, internal dewan berencana menggelar pertemuan dengan lintas elemen masyarakat guna menyampaikan pertanggungjawaban publik n Baca Dewan...Hal 43
Jawa Pos
B A N Y U W A N G I
Jumat 10 Oktober 2014
Debit Air Dam Turun 70 Persen Bangun Embung untuk Menahan Air di Darat BANYUWANGI - Keterbatasan pasokan air, terutama di musim kemarau, selalu menjadi persoalan krusial bagi masyarakat. Tak jarang hal itu mengakibatkan konflik kepentingan (conflict of interest) antara air untuk minum, mengairi sawah, kebutuhan industri, dan lain-lain. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan, Guntur Priambodo mengatakan, pada musim kemarau seperti saat ini debit air di dam-dam yang tersebar di seantero Banyuwangi turun signifikan. Salah satunya air di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. Menurut Guntur, dalam kondisi normal, debit air di Dam Karangdoro mencapai 18 meter kubik per detik. Namun, di musim kemarau kali ini, debit air dam terbesar di Banyuwangi tersebut menyusut
menjadi 3,4 meter kubik sampai 4 meter kubik per detik. “Kecenderungan serupa juga terjadi di dam-dam lain. Semua dam mengalami penyusutan debit air sekitar 70 persen, dan ada dam yang airnya hanya tersisa 20 persen,” ujarnya Rabu (8/10). Guntur mengungkapkan, lantaran ketersediaan air menipis, kerap terjadi konflik kepentingan penggunaan air. Misalnya yang terjadi di Dam Sempu, Kecamatan Sempu. “Di Dam Sempu, air yang sudah existing (ada) untuk petani digunakan untuk air minum. Air minum juga sangat penting untuk masyarakat,” kata dia. Menurut Guntur, untuk mengatasi persoalan itu diperlukan penanganan lebih makro, di antaranya konservasi lingkungan dan pembuatan embung-embung di Banyuwangi. “Tidak hanya terkonsentrasi pada pembangunan embung-embung besar. Yang terpenting menahan air selama mungkin di darat. Air tidak langsung ter-
buang ke laut,” cetusnya. Cara menahan air di daratan, bisa dilakukan dengan membuat embung-embung kecil, dam-dam kecil, dan cek dam. “Ini menjadi program kita (PU Pengairan) pada tahun 2015 dan selanjutnya,” kata pria yang juga ketua Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (ISSI) Jatim tersebut. Masih menurut Guntur, pihaknya sudah melakukan pemetaan daerah-daerah yang perlu dibuatkan embung atau dam. Bahkan, imbuhnya, desain embung atau dam itu pun sudah siap. Contohnya dam yang akan dibangun di Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi. “Desain sudah ada, tapi terkendala lahan. Jika lahan sudah siap, pusat tinggal membangun,” pungkasnya. (sgt/c1/afi) MENCEGAH KRISIS AIR: Agar air tak langsung masuk laut, dibutuhkan embung dan dam sehingga air bertahan di daratan dan bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air warga.
Blitar Belajar PKS dengan Perhutani BANYUWANGI - Keberhasilan Pemkab Banyuwangi meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Perum Perhutani mengundang Pemkab Blitar berguru kepada Pemkab Banyuwangi. Tim Pemkab Blitar datang ke Banyuwangi untuk melakukan benchmarking atau membandingkan dan mengukur kegiatan organisasi terhadap operasi organisasi serupa sebagai inspirasi meningkatkan kinerja. Kedatangan tim Pemkab Blitar kali ini merupakan yang kali kedua. September lalu tim Pemkab Blitar datang ke Banyuwangi untuk sharing seputar tata kota dan investasi. Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Bappeda Blitar, Sri Astutik mengatakan, kunjungan kerja ke Banyuwangi kali ini merupakan tindak lanjut kunjungan kerja sebelumnya. “Saat itu Wakil Bupati (Wabup) Blitar sebagai ketua rombongan menjanjikan akan mengirim tim kecil khusus belajar membuat MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Perhutani. Ya kami ini tim kecil,” ujarnya kemarin (9/10).
HUMAS PEMKAB BWI FOR RABA
GALIH COKRO/RABA
BENCHMARKING: Tim Pemkab Blitar ditemui Asmin Sulihtiyono di kantor Pemkab Banyuwangi kemarin.
Sri Astutik berharap pihaknya bisa mengadopsi banyak hal dari kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. “Kami berharap benchmarking ini bisa menjadi best practice di tempat kami,” harap Astutik. Keinginan mempelajari MoU dan PKS dengan Perhutani itu bukan tanpa sebab. Pemkab Blitar melihat potensi Banyuwangi nyaris mirip dengan daerahnya, yakni banyak bersinggungan dengan wilayah Perhutani. Maka Pemkab Blitar memandang perlu belajar khusus kepada Banyuwangi agar Pemkab
Blitar dan Perhutani sama-sama diuntungkan. Kedatangan tim kecil Pemkab Blitar diterima Asisten Administrasi Umum (Asmin) Sulihtiyono bersama Kepala Bagian Pemerintahan dan sejumlah pejabat instansi terkait lain. Rombongan Sri Astutik bersama enam rekannya dari BAPPEDA dan Dinas Pariwisata Blitar langsung terlibat diskusi tentang proses pembuatan hingga disepakatinya PKS antara Pemkab Banyuwangi, Perhutani, dan pihak Taman Nasional. (sgt/c1/afi)
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk.
KANTOR CABANG BANYUWANGI Jl. Jenderal Achmad Yani No. 12 Telp. (0333) 421444, 412285, 412777, 424888, Facsimile (0333) 424616, 412286 BANYUWANGI
PENGUMUMAN PERTAMA LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Nomor : B. 4763/KC-XVI/ADK/10/2014 Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan No. 4 Tahun 1996 dan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Banyuwangi selaku pemegang Hak Tanggungan Peringkat Pertama atas kekuasaan sendiri akan menjual Obyek Hak Tanggungan melalui perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember dan berdasarkan Surat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember Perihal Penetapan Hari dan Tanggal Lelang, terhadap : 1.
Debitur : MATLUKI, Dsn. Muncar RT.03 Rw.05 Ds. Kedungrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 210 m2 SHM No. 1311 an. TAHIR PAK FARIDAH, Ds. Kedungrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 190.000.000,- (Seratus Sembilan Puluh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 57.000.000,- (Lima Puluh Tujuh Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 124 m2 SHM No. 1551 an. TAHIR Pak FARIDAH, Ds. Kedungrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 112.000.000,- (Seratus Dua Belas Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 34.000.000,- (Tiga Puluh Empat Juta Rupiah). c. Tanah bangunan, LT. 230 m2 SHM No. 2106 an. MATLUKI, Ds. Kedungrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 248.000.000,- (Dua Ratus Empat Puluh Delapan Juta Rupiah). Uang jaminan sebesar Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah ).
2.
Debitur : JUPRI, Alamat: Dsn. Krajan Rt.01 Rw.04 Ds. Tegalharjo, Kec. Glenmore, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 58 m2 SHM No. 1151 an. SITI ALFIAH, Ds. Tegalharjo, Kec. Glenmore, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 221.000.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Satu Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 67.000.000,- (Enam Puluh Tujuh Juta Rupiah).
3.
Debitur : EKO SETYO BUDHI, Alamat : Jl. Ikan Sliding E-2 Rt.02 Rw.03 Kel. Sobo, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 511 m2 SHM No. 377 an. SOEYANTO, Ds. Benculuk, Kec. Cluring, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 145.000.000,- (Seratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 44.000.000,- (Empat Puluh Empat Juta Rupiah).
4.
Debitur : ANNISAH, Alamat: Jl. MH Thamrin Gentengan Baru B-26, Kel. Pengantigan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 243 m2 SHM No. 1064 an. ANISAH, Ds. Pengantigan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, harga limit lelang Rp. 206.000.000,- (Dua Ratus Enam Juta Rupiah ). Uang jaminan Rp. 62.000.000,- (Enam Puluh Dua Juta Rupiah).
5.
Debitur : GINARTI, Alamat : Ds. Tembokrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 960 m2 SHM No. 1921 an. GINARTI, Ds. Tembokrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 290.000.000,- (Dua Ratus Sembilan Puluh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 87.000.000,- (Delapan Puluh Tujuh Juta Rupiah).
6.
Debitur : SUSMIYATI, Alamat : Dsn. Krajan Rt. 003 Rw.007 Ds. Bajulmati, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 1.340 m2 SHM No. 1583 an. SUSMIYATI, Ds. Bajulmati, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 157.000.000,- (Seratus Lima Puluh Tujuh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 48.000.000,- (Empat Puluh Delapan Juta Rupiah).
7.
Debitur : SAMSUL HIDAYAT, Alamat: Jl. Ternate Rt.04 Rw.03 Kel. Lateng, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 205 m2 SHM No. 324 an. MOCHTAR EFFENDI, Kel. Karangrejo, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 105.000.000,- (Seratus Lima Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 32.000.000,- (Tiga Puluh Dua Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 203 m2 SHM No. 654 an. SAMSUL HIDAYAT, Kel. Lateng, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 109.000.000,- (Seratus Sembilan Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 33.000.000,- (Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah).
8.
Debitur : MOCH. YUSUF HASYIM, Alamat: Dsn. Curahuser Rt. 05 Rw.01, Ds. Sumberanyar, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 253 m2 SHM No. 573 an. MOCHAMAD YUSUF HASYIM, Ds. Sumberkencono, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 110.000.000,- (Seratus Sepuluh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 33.000.000,- (Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah). b. Tanah tegalan, LT. 2350 m2 SHM No. 1 an. MOHAMAD SYAIFUDDIN ARIF, Ds. Sidowangi, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 32.000.000,- (Tiga Puluh Dua Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).
9.
Debitur : SAPARI, Alamat: Dsn. Krajan Rt.03 Rw.01 Ds. Wongsorejo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 1680 m2 SHM 601 an. SALMAN, Ds. Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 54.000.000,- (Lima Puluh Empat Juta Rupiah).
10. Debitur : CV. DIVA EKSPRESS, Alamat : Jl. Imam Bahri, Dsn. Maron, Ds. Gentengkulon, Kec. Genteng, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 264 m2 SHM No. 3414 an. MAESAROH, Ds. Gentengkulon, Kec. Genteng, Kab. Banyuwangi harga limit Rp. 254.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Empat Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 77.000.000,- (Tujuh Puluh Tujuh Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 384 m2 SHM No. 3751 an. Hajjah MAISAROH, Ds. Gentengkulon, Kec. Genteng, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 251.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Satu Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 76.000.000.- (Tujuh Puluh Enam Juta Rupiah).
12. Debitur : UMAR ALI, Alamat: Dsn. Watukebo Rt.04 Rw.03 Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 532 m2 SHM No. 741 an. NISWATININGSIH, Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 75.000.000,- (Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 23.000.000,- (Dua Puluh Tiga Juta Rupiah). b. Tanah sawah, LT. 4.305 m2 SHM No. 669 an. NISWATININGSIH, Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 59.000.000,- (Lima Puluh Sembilan Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 18.000.000,- (Delapan Belas Juta Rupiah). 13. Debitur : H. MAERAN SYAMSUL HADI, Alamat : Jl. Tangkuban Perahu No. 9 Rt.03 Rw.03, Kel. Singotrunan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 181 m2 SHM No. 1913 an. HAJI MAIRAN SYAMSUL HADI, Kel. Singotrunan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 259.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Sembilan Juta Rupiah). Uang Jaminan Rp. 78.000.000,- (Tujuh Puluh Delapan Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 193 m2 SHM No. 688 an. Haji MAIRAN SYAMSUL HADI, Kel. Singotrunan, Kec. Banyuwangi, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 298.000.000,(Dua Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 90.000.000,(Sembilan Puluh Juta Rupiah). c. Tanah bangunan, LT. 410 m2 SHM No. 365 an. SULASTRI, Ds. Bangsring, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 146.000.000.- (Seratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 44.000.000,- (Empat Puluh Empat Juta Rupiah). 14. Debitur : TRI MARYONO, Alamat : Dsn. MUncarlama Rt.01 Rw.04 Ds. Tembokrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 100 m2 SHM No. 524 an. TRI MARIYONO,Ds, Tembokrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 171.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 52.000.000,- (Lima Puluh Dua Juta Rupiah). 15. Debitru : MOCH. ACHYARUDIN, Alamat : Dsn. Curahsawo Rt.02 Rw.02, Ds. Sidodadi, Kec. Wongsorejo Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 370 m2 SHM No. 1865 a/n. JUMARI, Ds. Bajulmati, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 57.000.000,- (Lima Puluh Tujuh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 18.000.000,- (Delapan Belas Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 1815 m2 SHM No. 642 a/n. Doctorandus MOHAMAD ACHYARUDIN, Ds. Sidodadi, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 69.000.000,- (Enam Puluh Sembilan Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 21.000.000,(Dua Puluh Satu Juta Rupiah). 16. Debitur : ABDUL HARIS, Alamat : Dsn. Krajan Rt.03 Rw. 04, Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi. a. Tanah sawah, LT. 10315 m2 SHM No. 512 an. HANIYAH, Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 93.000.000,- (Sembilan Puluh Tiga Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 28.000.000,- (Dua Puluh Delapan Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 1004 m2 SHM No. 766 an. HANIYAH, Ds. Watukebo, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 127.000.000,- (Seratus Dua Puluh Tujuh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 39.000.000,- (Tiga Puluh Sembilan Juta Rupiah). Lelang akan dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Jum’at / 24 Oktober 2014 Pukul : 13.00 WIB Tempat : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember. Jalan Slamet Riyadi No. 344 A, Jember Syarat-syarat Lelang : 1. Setiap peserta diwajibkan menyetorkan uang jaminan sesuai yang tertera dalam masingmasing point ke rekening Penampungan Lelang KPKNL Jember nomor : 143.0009894476 pada PT. Bank Mandiri Cabang Jember Alun-alun paling lambat 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan lelang telah efektif diterima, dengan menyebutkan identitas penyetor (dan kuasanya) serta nomor urut barang yang akan ditawar dan bagi peserta lelang penawarannya dianggap tidak sah apabila barang yang ditawar tidak sesuai dengan obyek yang disebutkan pada waktu menyetor uang jaminan. Terhadap barang yang sama setiap peserta hanya dapat mengajukan 1 (satu) penawaran. 2. Lelang dilaksanakan dengan penawaran secara tertulis dalam amplop tertutup atau akan ditentukan kemudian saat pelaksanaan lelang. 3. Peserta lelang wajib melakukan pendaftaran kepada Pejabat Lelang dengan menunjukkan identitas diri dan bukti setoran asli/sah. 4. Peserta yang tidak ditunjuk sebagai pemenang dapat mengambil kembali uang jaminan lelang tanpa dikenakan potongan apapun setelah lelang berakhir. 5. Pemenang lelang yang ditunjuk wajib melunasi harga lelang dan bea lelang sebesar 2% dalam waktu 5 (lima) hari kerja sejak ditunjuk sebagai pemenang lelang dan BPHTB sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Apabila sampai dengan waktu yang telah ditentukan pemenang lelang belum melunasi harga lelang, maka pemenang lelang tersebut dinyatakan wanprestasi dan uang jaminan lelang menjadi milik Negara yang disetorkan ke Kas Negara. 7. Semua barang yang akan dijual dalam kondisi sesungguhnya, dilokasi dan dengan semua cacat dan kekurangannya, kami menganjurkan peminat untuk melihat, memeriksa obyek yang bersangkutan sebelum mengikuti pelelangan. 8. Apabila karena sesuatu hal terjadi pembatalan / penundaan lelang terhadap salah satu barang atau beberapa barang tersebut diatas, pihak-pihak yang berkepentingan / peminat lelang tidak dapat melakukan tuntutan dalam bentuk apapun baik pidana maupun perdata kepada KPKNL Jember dan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. 9. Terhadap setoran lelang melalui rekening, calon peserta dilarang menyetor uang jaminan dan/ atau melakukan pelunasan lelang melalui Transfer ATM / SMS Banking dan Internet Banking. 10. Pemenang lelang wajib melunasi (sekali dan sekaligus/tidak diangsur) seluruh harga lelang dan Bea Lelang paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah lelang ke rekening KPKNL Jember sebagaimana tersebut diatas, apabila tidak dilunasi, maka pemenang lelang dianggap wanprestasi dan uang jaminan akan disetorkan ke Kas Negara. 11. Penyetoran Uang Jaminan harus sama dengan yang tertera dalam Pengumuman ini, apabila terdapat kelebihan dan/atau kekurangan dalam setoran, maka Penyetoran Jaminan akan dibatalkan keikutsertaannya sebagai Peserta Lelang. 12. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Banyuwangi Nomor Telepon (0333) 421444, 412285, 412777, 424888. 13. Syarat-syarat lainnya akan ditentukan pada saat lelang. Demikian pengumuman lelang ini dan atas perhatian dan partisipasinya disampaikan terima kasih.
11. Debitur : HASAN, Alamat: Dsn. Krajan Rt.05 Rw.09, Ds. Kedungringin, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi. a. Tanah bangunan, LT. 478 m2 SHM No. 136 an. MASUDAH, Ds. Kedungringin, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 299.000.000,- (Dua Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 90.000.000,- (Sembilan Puluh Juta Rupiah). b. Tanah bangunan, LT. 194 m2 SHM No. 2845 an. HASAN, Ds. Kedungrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, harga limit Rp. 140.000.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Rupiah). Uang jaminan Rp. 42.000.000,- (Empat Puluh Dua Juta Rupiah).
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Banyuwangi, 10 Oktober 2014 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Kantor Cabang Banyuwangi Ttd. Ari Kumoro Adikarso Pjs. Pemimpin Cabang
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
JUMAT 10 OKTOBER
35
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2014
KAPAL KARAM
Keluarga Korban Datangi Posko Gabungan Basarnas JANGKAR- Kabar tenggelamnya KM. Mutiara Indah (Jabal Nur) memaksa sejumlah keluarga korban pulang kampung ke Pulau Raas. Mereka ingin memastikan kondisi terakhir keluarganya di Dusun Talango tengah, Desa Brakas, Kepulauan Raas. Romaidi, 40, salah seorang keluarga korban yang datang langsung dari Kalimantan kemarin tiba di Pelabuhan Jangkar. Dia mengaku mengetahui informasi tersebut dari kabar keluarga dan juga dari media. Romaidi datang bersama empat keluarga yang lain yang datang dari Bali. Dia pulang ke pulau Raas naik kapal motor dari pelabuhan rakyat Jangkar. Maklum, kapal Ferry dengan tujuan pulau Raas, sepanjang hari kamis kemarin (9/10) tidak melayani pelayaran. Kapal Ferry dari Jangkar dengan tujuan Raas baru ada hari Sabtu ( 11/10). Kata dia, Ibu kandungnya, Mohawi ikut dalam rombongan pengantar pengantin tersebut. Selain ibu kandungnya, paman, bibi serta sepupunya juga turut tenggelam dalam kapal naas tersebut n Baca Keluarga...Hal 41 HABIBUL ADNAN/JPRS
BERJEJER: Para finalis Kakang-Embug Situbondo 2014 berkumpul di Pantai Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, untuk persiapan menjalani masa karantina B
Kakang-Embug Tiga Hari Dikarantina di Pasir Putih BUNGATAN – Sepuluh pasang B Finalis Kakang-Embug 2014 muFi lai menjalani masa karantina sela jak pagi kemarin (09/10). Lokaja si yang dipilih untuk karantina adalah Pantai Pasir Putih. Meread ka akan menjalaninya hingga 12 Oktober mendatang. O
RENDRA KURNIA JPRS
LUNGLAI: Keluarga Korban karamnya KM Jabal Nur di Raas histeris begitu melihat saudaranya sudah tidak bernyawa.
LALU LINTAS
Hari Pertama, Banyak Pengendara Bingung SITUBONDO – Pengalihan arus lalu lintas dalam kota yang mulai diterapkan sejak kemarin (09/10) masih harus membuat petugas bekerja lebih keras. Sebab, masih banyak pengguna jalan yang belum tahu rute perubahan. Salah satu petugas mengaku, hari pertama perubahan arus lalu lintas banyak pengendara yang masih bingung. Tidak hanya pengendara dari luar kota, pengguna jalan dari Kabupaten Situbondo sendiri juga ada yang belum paham rute.Meski demikian, perwira polisi yang enggan disebutkan namanya itu menambahkan, apa yang terjadi di hari pertama sangat wajar n Baca Hari...Hal 41
FREDI RIZKI/JPRS
SATU ARAH: Petugas dari Kepolisian dan Dishubkominfo mengatur arus lalu lintas.
Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora), Jupri Setyo Utomo mengatakan, pemilihan Pasir Putih menjadi tempat karantina merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan dan memperkenal-
kan potensi Pasir Putih. Sebab, Pasir Putih adalah salah satu destinasi wisata unggulan Jawa Timur. Lelaki asal Solo, Jawa Tengah itu mengatakan, di masa karantina, peserta akan diberi sejumlah materi. Misalnya, wawasan pariwisata, pengembangan diri, dan materi talenta.
Selain itu, ke-20 finalis juga akan dikenalkan dengan potensi wisata Situbondo. ”Untuk pengenalan wisata Situbondo ini, peserta akan diajak melihat beberapa kerajinan yang ada sekitar Situbondo. Bapak tiga anak itu menambahkan, finalis akan melihat secara
langsung kerajinan pembuatan batik, kerajinan kerang, kerajinan kayu, dan lain sebagainya. ”Untuk kerajinan batik kita akan lihat di Desa Selowogo,” imbuh Jupri.Selama mengikuti karantina, Kakang-Embug akan bermalam di Pasir Putih. n Baca Kakang-Embug...Hal 41
Laporkan Tambang ke Polisi SITUBONDO – Tim Pencari Fakta Independent (TPFI), melaporkan kegiatan penambangan liar di Kecamatan Banyuputih kepada Kapolres Situbondo, Rabu (8/10) lalu. Mereka menuntut agar lembaga penegak hukum yang berkantor di Jalan PB Sudirman tersebut bertindak tegas kegiatan yang merusak lingkungan itu. Agus Sodu, anggota Tim pencari Fakta ( TPF) mengatakan, kedatangannya ke Polres Situbondo untuk memberikan laporan resmi dan tertulis kepada Kapolres Situbondo. Isinya, desakan agar Kapolres menindak pelaku pelangaran ilegal tambang di Kecamatan Banyuputih dan di tempat lainnya di Kabupaten Situbondo.
Harusnya tanpa kami menuntut pun, polres cepat melakukan tindakan. Karena penambang sudah melanggar undang –undang, dan murni tindak pidana,” Agus Sodu Ketua Tim Pencari Fakta
Berdasarkan investigasi yang telah dilakukan lembaganya, kata Agus, penambangan liar dinilai sangat meresahkan masyarakat n Baca Laporkan...Hal 41
Rubah Nama Raperda Galian C SITUBONDO – Ramainya penutupan paksa kegiatan penambangan pasir dan batu (sirtu) liar di sejumlah tempatdi Kabupaten Situbondo juga mendapat perhatian khusus dari anggota DPRD Kabupaten Situbondo n
PARIPURNA: Usulan Empat Raperda Inisiatif DPRD Kabupaten Situbondo, Rabu (08/10)
Baca Rubah...Hal 41 ISTIMEWA
Tiga Pejuang Kemerdekaan dari Bantal, Asembagus Nasibmu Kini (1)
Diajukan Sejak 1995, Belum Dapat Tunjangan Veteran Di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus ada tiga pejuang kemerdekaan yang masih hidup. Kondisi ketiganya memprihatinkan.
PERLU PERHATIAN: Balok menunjukkan KTP ketika ditemui di rumahnya kemarin.
HABIBUL ADNAN, Asembagus NAMA lengkapnya, Balok Imam Subakti. Wajah keriputnya menunjukkan jika usianya sudah begitu lanjut. Pada 2014 ini, diperkirakan sudah 84 tahun. Saat zaman revolusi kemerdekaan, Balok bertugas sebagai kurir senjata para pejuang. Pada tahun 1947, saat agresi militer Belanda Pecah, Balok masih berusia 17 tahun. Pada usia itulah, dia memberikan andil besar untuk ikut merebut kemerdekaan, khususnya aktifitas mengusir http://www.radarbanyuwangi.co.id
HABIBUL ADNAN/JPRS
penjajah di Kabupaten Situbondo. Tak hanya menjadi kurir, di bawah Komandan Kompi Damarwulan yang dipim-
pin Kapten Ismail Bakri, Balok juga ikut langsung mengangkat senjata. ”Kalau ada perintah, saya langsung terjun,” ujar lelaki
kelahiran 15 November 1930 itu. Bersama pejuang yang lain, Balok memang sudah berhasil merebut kemerdekaan. Namun, apakah dia sudah mendapatkan haknya sebagai orang yang pernah berjasa kepada negara? Gelar Veteran memang sudah disematkan kepada lelaki yang tinggal di RT/RW 02/03, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus itu. Akan tetapi, tunjangan Veteran belum keluar. Padahal, itu sudah diusulkan sejak tahun 1995 lalu. Dalam kehidupan yang serba kekurangan saat ini, Balok memiliki aktifitas lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehari-hari, Balok berprofesi sebagai penjual batu akik di Asembagus. ”Siapa yang tidak ingin hidup lebih baik,” ujarnya saat ditanya keinginannya n Baca Diajukan...Hal 41 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
SITUBONDO SEKITAR
36
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
S I T U B O N D O
LEGISLATIF
HABIBUL ADNAN/JPRS
SERIUS: Komisi IV melakukan hearing dengan Dinas Kesehatan tentang BPJS dan HIV, kemarin.
Komisi IV Hearing Masalah BPJS dan HIV/AIDS SITUBONDO – Tidak boleh lagi ada masyarakat Situbondo pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan yang membayar ke rumah sakit dengan jumlah besar, seperti yang kerap terjadi selama ini. Masyarakat harus dipastikan sudah bisa menikmati kemudahan layanan kesehatan program, pemerintah itu. Pernyataan itu kemarin (09/10) disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Situbondo, Hasanah Tahir saat melakukan hearing dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). ”Kita bertemu dengan Dinkes untuk membicarakan teknis, prosedur dan layanan BPJS selama ini,” ujar Hasanah Thahir, Ketua Komisi IV kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS) usai hearing. Politisi PPP itu mengatakan, selama ini, sudah banyak laporan dari masyarakat terkait pelayanan BPJS yang dalam prakteknya masih saja menyusahkan masyarakat. Kata Hasanah, pihaknya sudah mencatat banyak kasus pemegang BPJS yang ditarik biaya hingga puluhan juta rupiah. Politisi berjilbab ini mengaku, sebagai bentuk kepedulian terkait masalah BPJS, komisi IV juga akan memanggil BPJS Situbondo. Sebab, BPJS lebih tahu terkait masalah teknis dan layanan dibandingkan Dinkes. ”Dinkes tadi malah tidak tahu kalau ada beberapa kasus. Makanya, kami juga harus hearing dengan BPJS,” tambah wakil rakyat dua periode itu n Baca Komisi IV...Hal 41
HUKUM
Gara-gara Uang Rp 1 Juta Kades Siliwung Dipolisikan PANJI – Dianggap tidak jelas mengurus sertifikat tanah, Kepala Desa Seliwung, Kecamatan Panji, Suriwan, 40, dilaporkan ke Polres Situbondo. Pria berumur 40 tahun itu dilaporkan dengan penipuan dan penggelapan. Pelapornya Liebiarto Taniastu, 55, warga Dusun Kampung Capore, Kelurahan Adirejo, Kecamatan Panji. Berdasarkan laporan polisi yang disampaikan Liebiarto, peristiwa penipuan tersebut berawal pada bulan Januari tahun 2012 silam. Saat itu korban meminta tolong kepada Suriwan untuk mengurus sertifikat tanah atas nama Hermanto agar dapat segera diterbitkan. Namun, setelah menunggu sekian lama, Suriwan tidak memberikan kejelasan terkait sertifikat tersebut. Berulang kali Liebiarto meminta kejelasan kepada Suriwan. Tetapi, tetap sertifikat tanah tersebut tetap tidak keluar. Karena tidak sabar, akhirnya Liebiarto meminta Suriwan mengembalikan yang selama ini diberikannya. Namun berulang kali diminta, berkali-kali juga Suriwan menghindar dan tidak memberikan jawaban pasti selain janji-janji atas apa yang diminta Liebiarto. Karena merasa ditipu oleh Suriwan, kemudian Liebiarto bersama H. Annur yang saat itu menjadi saksi perjanjian melaporkan tindakan Suriwan ke Polres Situbondo. Suriwan dituduh melakukan penipuan dan penggelapan. Atas tindakan tersebut Liebiarto mengaku mengalami kerugian sejumlah Rp1 juta. Saat ini laporan tersebut sudah masuk ke Polres Situbondo Kabag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi mengaku sudah menerima laporan tersebut.(fre/pri)
TANAH Djl Tnh 2 Kapling L.440m2.Jl. Anggrek Blkg Dinsos.STB 170Jt H.08563639318
LANGGANAN RADAR SITUBONDO Hubungi:
0338 671982
Pencairan DO Tetap Seret ASEMBAGUS – Meski ribuan petani tebu se-Jatim telah menggelar demontrasi di depan Kantor PTPN XI (Persero), Senin lalu (22/9), namun itu masih belum terlalu banyak memperbaiki nasib petani tebu. Salah satunya, pembayaran DO (Delivery Order) hingga kini belum juga terealisasi. Akibatnya, ribuan petani tebu di Situbondo, tidak terkecuali di Asembagus terancam merugi, dan tidak bisa tanam lagi. Sucung, salah seorang petani tebu asal Desa Awar-awar mengaku, tanaman tebu yang sudah digiling dan disetor ke PG Asembagus hingga Selasa siang ( 7/10) belum ada kejelasan. “Tebu saya sudah panen dan setor sejak bulan Juli lalu, belum di bayar sampai hari ini,” katanya. Hal senada juga disampaikan Hajari, salah seorang pemborong tebu asal Desa Perante, Kecamatan Asembagus. Akibat belum cairnya DO (Delivery Order) itu, ongkos tebang dan angkut para pekerja juga sebagian belum terbayarkan. “Saya terpaksa ngutang ke bank untuk membayar ongkos tebang dan angkut,” keluhnya. Kata Hajari, sebagai pemborong dia tentu menggunakan tenaga
tukang untuk melakukan pekerjaan tersebut. Satu kuwintal tebu, dia memberikan ongkos tebang dan angkut sebesar Rp10 ribu. Ongkos tersebut akan dibayarkan, setelah pekerjaan selesai semua. Proses tersebut, biasanya dilakukan oleh antara enam sampai sepuluh orang pekerja. “Kasihan buruh tebang jika tidak dibayar. Mereka sudah bekerja, masak tidak menerima honor,” terangnya. Jika kondisi normal, Kata Hajari, pembayaran DO (Delivery Order) tersebut selalu dicarikan setelah 15 hari tebu ditebang. Para petani tebu akan dibayar sesuai harga gula perkilogramnya. “Sekarang harga perkilogramnya Rp.8.250,” imbuhnya. Sementara ini, pihak PG Asembagus beralasan keterlambatan pembayaran DO tersebut terjadi karena macetnya pembayaran dari pembeli gula. Apalagi belakangan harga gula turun, yang menyebabkan para pembeli mulai mengalami hambatan dalam pembayaran tersebut. Hajari berharap pihak PTPN XI ( Persero) bisa kembali memperlancar pembayaran DO tersebut, agar keberlangsung petani tebu di Situbondo bisa kembali berjalan dengan baik. (ddy/pri)
DEDY JUMHARDIYANTO
SELEKSI TEBU: Petugas melakukan break event point di lapangan PG Asembagus.
Rudi : Bukan Murni Mempermasalahkan Keuangan Khalili Ingin DPD Turun ke Situbondo SITUBONDO – Bendahara DPC PDI Perjuangan, Rudi Afiyanto akhirnya angkat bicara terkait dengan polemik dana partai di tubuh parpol berlambang banteng moncong putih tersebut. Dia menilai persoalan itu mencuat bukan murni karena ingin mempermasalahkan keuangan partai n Baca Rudi...Hal 41
Saya yakin masalah ini sudah tidak pada uang, tapi ada maksud-maksud lain. Jika Begini terus maka akan dimanfaatkan pihak lain”
Saya berharap agar DPD PDIP Jawa Timur turun ke Kabupaten Situbondo. Ini perlu segera dilakukan untuk klarifikasi permasalahan.”
Rudi Alfiyanto Bendahara DPC PDIP
Halili Wakil Ketua DPC PDIP
CERITA BERSAMBUNG
Pasir Putih Jadi Saksi “Kita akan menunjukkan bahwa bangsa ini ingin merdeka!! Siapkan senjata kalian! Allahuakbar!” KAPAL perang Belanda menurunkan sauh. Rantai jangkar jatuh berdebur di atas ombak, menghancurkan terumbu karang di kedalaman laut. Tidak jauh dari pesisir, ratusan kapal motor pengangkut pasukan Belanda keluar dari buritan kapal. Kapal motor itu terisi satu peleton yang terdiri dari tiga puluhan tentara. Kapal motor yang di desain dengan bak pintu besar meluncur di atas pesisir memudahkan pasukan mendarat di pesisir pantai. Sekitar puluhan pasukan bersenjata lengkap turun dari bak perahu motor se-
perti air bah. Beberapa perahu motor dapat langsung meluncur di atas pasir pantai. Sebagian kapal motor lain berhenti agak jauh karena tertahan karang. Terpaksa sebagian pasukan Belanda turun ke permukaan air laut setinggi pinggang. Mereka berjalan ke pesisir pantai sambil mengangkat senjata agar tidak terkena air laut yang mengandung garam dan bersifat merusak logam. Marinir Belanda mendarat di Pantai Pasir Putih Juli 1947. Belanda menamakannya: Operatie Product (Operasi Produk), sedangkan pihak Indonesia melihatnya sebagai agresi, menamakannya Agresi Militer Belanda I yang bertujuan mengambil alih kembali perkebunan, pabrik gula, dan tambang. Letnan penjaga pantai itu hanya
dapat mengawasi pasukan Belanda. Ia tidak bertindak gegabah. Ia menyadari senjata Belanda lebih lengkap dari TNI yang baru terbentuk sebulan. Apalagi pasukan Belanda yang terbentuk sebagai NICA dibantu senjata dan pasukan sekutu dari Inggris, Amerika dan Australia. Di pesisir pantai, kapal-kapal kargo Belanda mulai merapat ke pesisir pantai demi menurunkan muatannya. Jembatan apung pun dirakit di atas pesisir pantai. Dari dalam lambung kapal keluar tank, panser dan truk pengangkut militer. Suara mesin tank yang berat terdengar saat melewati jembatan apung. Ketika tank bergerak, jembatan apung separo tenggelam karena beban berat di atasnya. (bersambung)
SANG KSATRIA KUDA PUTIH SERI 08 Oleh A. SUFIATUR RAHMAN
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
EKONOMI BISNIS R A D A R
37
B A N Y U W A N G I
Hasil Panen Menyusut, Harga Beras Ikut Naik TOHA/RaBa
POSE BERSAMA: Fafan Luika bersama Laskar Blambangan dan POPB saat pembukaan Gemini Gym di Café and Resto Griya Dadapan Regency, Kabat kemarin.
Gemini Gym Dibuka, Langsung Senam Zumba BANYUWANGI—Gemini Gym resmi dibuka, Kamis (9/10). Tempat fitness untuk mengola dan membentuk tubuh ini, berada di Café and Resto Griya Dadapan Regency, Kabat. Peresmian dihadiri pecinta fitness di antaranya Laskar Blambangan dan Persatuan Olahraga Panco Banyuwang (POPB). Pemilik Gemini Gym, Fafan Luika mengatakan pembukaan tempat fitness ini untuk membantu Pemkab Banyuwangi dalam mencetak atletatlet binaraga yang bisa diandalkan. Untuk mewujudkan misi itu, Gemini Gym dilengkapi peralatan yang sangat lengkap dan sesuai dengan standar nasional atlet binaraga. Fasilitas lain adalah tempat latihan yang nyaman,
bersih, tersedia sirkulasi udara yang sangat baik. Selain itu, Anda yang mengunjungi tempat ini tidak usah bingung dengan tempat parkir. “Kenyamanan dan keamanan adalah pengunjung menjadi prioritas kami,” kata owner Griya Dadapan Regency itu. Fafan menambahkan Gemini Gym bisa digunakan oleh siapa saja. Untuk itu, pihaknya membuat jadwal mulai pukul 07.00-10.00 untuk ibu-ibu yang ingin berlatih fitness. Sementara untuk pria di atas jam 10.00. Jadwal ini diatur agar semua pengguna fitness Gemini Gym lebih nyaman. Sementara itu, ketua umum Laskar Blambangan, H Sugeng Eko Harto memberi apresiasi terhadap pembukaan Gemini Gym ini. Menu-
rut dia, tempat fitness ini sangat nyaman untuk digunakan latihan. Bahkan semua peralatannya sangat mendukung sekali dalam membina atlet binaraga. “Kami akan bersinergi dengan Gemini Gym dalam menggelar berbagai even,” kata pria yang juga Ketua Umum POPB itu. Bahkan untuk mengawali even di Gemini Gym ini, pihaknya akan menggelar seminar senam Zumba Aerobik pada tanggal 2 Nopember 2014, pukul 08.00 dan biaya pendaftaran Rp 100 ribu. Selain itu juga ada eksibisi lomba panco dan lomba banch press dengan biaya pendaftaran Rp 20 ribu. “Informasi pendaftaran bisa menghubungi 081249651666, 081233478562,” katanya. (*/abi)
BANYUWANGI - Setelah Hari Raya Idul Adha, harga sembako di pasaran mulai stabil. Harga daging ayam yang sempat meroket hingga Rp 30 ribu per kilogram, kini sudah turun jadi Rp 25 ribu per kilogram. Namun, harga cabai besar yang meroket belum beranjak dari harganya, yakni Rp 24 ribu per kilogram. Tidak ada kenaikan signifikan di antara komoditas lain. Namun, dua hari belakangan ini harga beras mengalami kenaikan Rp 200 per kilogram. Beras yang mengalami kenaikan itu adalah jenis IR 64. Kini harganya Rp 8700 per kilogram, semula hanya Rp 8500 per kilogram. Walaupun kenaikannya tidak seberapa, sejumlah konsumen yang membeli dalam jumlah banyak mengeluhkan kenaikan tersebut. Seperti Minah, 54. Pedagang nasi itu setiap hari membeli beras minimal 10 kilogram. “Setiap hari saya beli beras 10 kilogram. Bisa dibilang saya rugi Rp 2 ribu. Padahal, itu bisa
pedagang beras, Mei, 51, mengatakan kenaikan harga beras itu diperkirakan karena hasil panen petani menyusut. “ Mu s i m p a nas mempengaruhi hasil panen padi,” kata Mei. Biasanya, jelas dia, dirinya mengambil minimal 2 kuintal beras tiap jenis. CHIN JULLIEN/RABA CEK: Pedagang pasar meneliti jenis beras di Pasar Namun, kali ini dia hanya Banyuwangi Kamis (9/10). mendapat jadigunakan untuk beli bumbu lain,” tah 1 kuintal tiap jenis. “Barang juga dibatasi,” ungkapnya kepada Jawa keluhnya. Sementara itu, salah seorang Pos Radar Banyuwangi. (cin/c1/abi)
RESMI : Kerja sama antara PDAM dan Bank Jatim ditandai dengan penyerahan berkas MoU, kemarin.
BPBD Incar Hadiah Mobil Ranger BANYUWANGI-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi optimistis bisa mendapatkan gelar juara dalam lomba pasang-bongkar tenda pengungsi tingkat Provinsi Jawa Timur. Hadiah mobil operasional jenis Ranger pun kini menjadi target. Maklum, torehan waktu pemasangan hingga bongkar dinilai bagus, yakni 21 menit, 3 detik. Kerapihan tenda juga mendapatkan pujian dari tim juri Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam lomba di Batu, Selasa (7/10) lalu, tim BPBD Banyuwangi bersaing dengan 33 kabupaten/kota se Jawa Timur. Tim yang terdiri dari sepuluh peserta mampu menunjukkan performa prima dalam lomba di Stadion Brantas itu. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banyuwangi, Eka Muharam mengakui, BPBD Banyuwangi memiliki kans untuk meraih gelar juara. Kecepatan waktu, kerapihan tenda, kesopanan
BANYUWANGI
GERDA SUKARNO/RaBa
Bayar Rekening PDAM Bisa di ATM Bank Jatim
BPBD For JP-RaBa
ADU CEPAT: Tim BPBD Banyuwangi berlomba mendirikan tenda pengungsi di Batu, Selasa (7/10).
peserta, dan yel-yel, dipuji cukup bagus. “Namun kami masih menunggu kepastian juaranya setelah diumumkan oleh BNPB,” cetusnya. Harapannya, kata Eka, BPBD Banyuwangi bisa mendapatkan salah satu gelar juara. Sebab, hadiah yang akan diberikan sangat menarik dan
BANYUWANGI
dibutuhkan oleh BPBD. Juara pertama disediakan hadiah satu unit mobil operasional sejenis Ranger. Juara kedua berhadiah satu unit mobil logistik. Juara ketiga berhadiah empat unit sepeda motor. “Ditambah lagi, juara provinsi akan diadu di tingkat nasional,” ujarnya. (*)
SEMPU
BANYUWANGI – Masyarakat Banyuwangi yang berlangganan air bersih dan air minum milik Perusahaan Daerah Air Minun (PDAM), sekarang mendapat kemudahan lagi dalam pembayaran. Sebelumnya, pembayaran rekening PDAM hanya bisa dilaksanakan di kantor PDAM Banyuwangi, kantor cabang, dan melalui SOPP di kantor Pos. “Terhitung sejak 1 September 2014, pembayaran rekening PDAM bisa dilakukan pelanggan melalui Bank Jatim,” cetus Plt. Direktur Utama PDAM Banyuwangi, Ayub Hidayat. Untuk di Banyuwangi sendiri, Bank Jatim yang berpusat di Jalan Basuki Rahmat, Banyuwangi telah memiliki enam kantor cabang pembantu (capem), yakni Capem Wongsorejo, Capem Glenmore, Capem Genteng, Capem Gambiran, Capem Pesang-
BANYUWANGI
Dijual Rumah Tanah SHM Luas 7500m2, Jl. Letkol Istiqlah No. 88 Cocok Untuk Usaha Hub: 081216449057
RUMAH RP. 900.000/ BULAN Rp.900.000,-/bulan! Dijual Rumah Minimalis Type 36, 2Kamar Tidur, 1Kamar Mandi, R.Tamu, 900w, Sumur Bor +pompa Hub 0333 - 7744204
RUMAH LT 382M2
BANYUWANGI
All New Avanza
All New Xenia
Dijual All New Avanza tahun 013/012 PMK slv/mrh hrg 148,5/118,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual All New Xenia/Tereos tahun 013/012/012 PMK pth/htm hrg 138,5/148,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Truck Mitsubishi
Honda Jazz
Nissan Evalia
Dijual Truck Mts tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda Jazz GE8 tahun 013 PMK putih/htm hrg 178,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Nissan Evalia/livina tahun 013/014 PMK putih hrg 139/149 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Innova ‘10
Nissan Juke
Nissan Evalia
Dijual Innova 2010 Solar, Silver Hrg 250 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111/081335897888
Promo Spesial Oktober Nissan Juke ! Hanya dengan 50 Jt.an, Bawa Pulang NISSAN JUKE, Stock Terbatas! Informasi: Arrya Nissan 081226461212
Mobil Keluarga, bs utk Usaha, Nyaman, Irit, NISSAN EVALIA Solusinya! Harga Mulai 150 Jt-an, DP Murah, Proses Cpt. Informasi: Nissan Banyuwangi 0333 - 4460222
All New Nissan X-Trail
All New Grand Livina
Datsun Go+ & Go
Mobil Kluarga No. 1 Di Jepang-All New Nissan X-Trail Tlh Hdir. RasaknKenyamanan Berkendara Terbaik Di Kelasnya Hub. Indra 085238484999 Nissan Bwi
Ini Lho Mobil Yang Membuat Perjalanan Anda Sekeluaga Menjadi Nyaman. All New Grand Livina DP Mulai 30 Jt.an. Hubungi Devi 085204997270 / 087755635343
Dapatkan Harga Promo Datsun Go+ dan Datsun Go, Harga Mulai 90 Jtan-108 Jtan, Cash/Kredit DP 32 Jtan, Angsr 2 Jtan Hub: Reza 085330522444/081937628089
ALL NEW XENIA
Menjangan Wisata Snorkling Brngkt Tgl 19&26 Okt ‘14, Tempat Terbatas Hub. BD Tours 0333 - 426545 / Hp. 082141234572
Jual Rumah LT 382m2, 3 Kamar Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 280 Jt Nego, Hub: 085233441946
New Xenia Airbags DP 29 Juta, All New Xenia Baru 1300 CC, Dobel Blower AC. Info Cash / Kredit Hub: Yaya Daihatsu Bwi 085334030737, BB 7DC2C66B
BANYUWANGI Jl. Tangkuban Perahu
Perum TPI STNK
Djl/Over Rmh Type 36 Renov Tnh 90m Perum TPI B2 Blkg Gandrung 085333580460
PEMBERITAHUAN Djl Rumah Jl.Tangkuban Perahu 1 bwi, Harga 850 jt, LT. 630 m2 LB.105m2,1 Lantai, 5 kamar tidur, 1kamar mandi, Listrik 1300 watt, PDAM , Telp. Hub. 0811308961 Oki
HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336960391 THOMY 081336287999 EKO
Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Ba nyu wangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda me nerima tele pon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwa ngi tidak ber tang gungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
bukan nasabah Bank Jatim, tentu saja dapat menggunakan fasilitas pembayaran rekening PDAM pada ATM Bersama dan ATM Prima. PDAM berkomitmen melayani 44 ribu pelanggannya dengan semaksimal mungkin, termasuk kemudahan pembayaran rekening PDAM. “Tidak hanya itu, penambahan pipa air bersih dan pipa air minum akan terus ditambah,” ujar Ayub pada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Salah satunya, terang dia, sejak enam bulan lalu PDAM telah berhasil melayani masyarakat di Kecamatan Tegaldlimo dengan air minum. Awalnya, pengeboran yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun suplai tambahan air bersih dan air minum untuk sekitar 800 pelanggan di Tegaldlimo, kita salur dari sumber air dari Muncar.(*/abi)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BD Tours RUMAH TANAH 7500M2
garan, dan Capem Rogojampi. Untuk masyarakat di luar wilayah tersebut, tidak perlu kuatir karena Bank Jatim juga memiliki kantor kas yang tersebar di wilayah Kabupaten Banyuwangi, yakni di Kalibaru, Muncar, Purwoharjo, Srono, RSUD Blambangan, Pasar Banyuwangi, serta di kantor Pemkab Banyuwangi. Dengan begitu, pelanggan PDAM Banyuwangi tidak perlu lagi menempuh jarak yang jauh hanya untuk pembayaran rekening PDAM. Apabila pelanggan PDAM juga menjadi nasabah Bank Jatim, sekarang ada fasilitas pembayaran rekening melalui ATM Bank Jatim. Karena jaringan ATM Bank Jatim juga cukup luas. Selain tersedia di enam kantor capem dan tujuh kantor kas, juga ada tiga unit ATM di kantor cabang Bank Jatim. Bagi pelanggan PDAM yang
BANYUWANGI
Hlg STNK P 3152 YZ an Erni Rianawati, Simbar II RT. 01/06 Tampo, Cluring
Tanah Kapling
Hlg STNK P 4607 YV an Anis Supari, Bangorejo, Banyuwangi
Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631
GLAGAH Belakang Polsek Glagah
Hlg STNK P 4702 XD an Purwito, Lingk. Wonosari, Sobo RT. 3/2, Bwi Hlg STNK P 1552 XA an Dewi Maslina, Melik RT01/03 Parijatah Kulon, Srono Hlg STNK P 4067 VQ an Prayogi Subiyanto, Sumberejo RT3/4, Jambewangi, Sempu
Dijual Tanah L 528m2 Blkng Polsek Glagah Hrg 90 Jt Hub: 085230764536
OPINI
40
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
4 x 6 atau 6 x 4, Mana yang Benar?
SEMARAPURA
RADAR BALI/JPNN
SUCIKAN DIRI: Ratusan pemangku mewinten masal di Pura Dasar Buana, Klungkung kemairn.
Pemedek Gelar Ngusaba Nini, Berharap Panen Melimpah RIBUAN pemedek tangkil mengikuti serangkaian puncak wali Ngusaba Nini dan Ngusaba Jagat di Pura Dasar Bhuana Gegel, Klungkung kemarin. Aci ini sendiri digelar setiap tahun sekali oleh pengempon dari angota subak wewidangan Klungkung bagian selatan yakni Subak Toya Cau dan Subak Tukad Hee. Menurut Petajuh Karya A. Anom Wijaya Ngusaba Nini, dengan kegiatan ini diharapkan seluruh hasil panen dan tanaman padi tumbuh subur di wewidangan subak. Sebagian sarana yang dipakai berupa seekor babi dengan upacara lainnya. Puncak karya NGusaba Nini dan Ngusaba Jagat dilakukan kemairn siang. (tra/yor/jpnn/aif)
MAYANG
Buku K 13 Akhirnya Datang Juga BUKU K 13 untuk MI Kelas I sampai IV yang ditunggu tunggu sejak tahun ajaran baru beberapa bulan lalu akhirnya datang juga. Sekolah pun langsung menggunakan buku yang menjadi acuan pembelajaran tersebut. Ahmad Fatoni, pengelola yayasan sekaligur guru mata pelajaran Bahasa Arab dan Alqur an hadist mengatakan, buku K 13 yang baru datang tersebut merupakan semua mata pelajaran, mulai dari pelajaran agama dan umum. Buku tersebut kata dia, salah satunya bertemakan keluarga sehingga isinya tentang pengenalan kepada orang tua maupun saudara. Seperti penunjukan gambar yang ada dibuku tersebut. “Jadi dalam buku tersebut ditunjukkan gambar tentang keluarga, seperti bapak atau ibu,” jelasnya. Fatoni, menambahkan, buku K 13 untuk guru sudah meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga guru sudah memiliki petunjuk dalam menyampaikan materi. “Kalau miliknya siswa isi materi saja,” tambahnya. Menurutnya, berbeda dengan kelas V dan VI, siswa di kelas tersebut masih menggunakan buku yang lama. Karena buku K 13 yang ada hanya untuk kelas I sampai IV. “Untuk kelas satu sampai empat, bukunya akan pindah memakai K 13, sehingga buku yang lama, tidak dipakai,” jelasnya. Buku tersebut, lanjut dia, diambil dari Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) sebab pihak yang menangani langsung dari KKMI. “Pihak lembaga yang disuruh mengambil ke KKMI,” imbuhnya. (gus/wah/jpnn/aif)
KALIWATES
RADAR JEMEBR/JPNN
SPEED TRAP: Inilah marka kejut yang dipasang di jalan Gajah Mada oleh Dishub Jember. Meski dikeluhkan masyarakat, marka ini dinilai efektif menekan kebut-kebutan.
Kebut-kebutan Turun Drastis PEMASANGAN marka kejut atau speed trap di sejumlah ruas jalan di Jember beberapa pekan terakhir bisa menurunkan angka kebut0kebutan di jalan. Meski demikian sebagian masyarakat menganggap marka kejut tersebut sangat menganggu dan bikin tak nyaman. Bahkan ada yang mengatakan beberapa kendaraan mengalami kerusakan kecil setelah melintas di marka kejut tersebut. Kasatlantas Polres Jember AKP Mario Prihantito mengatakan, pemasangan speed trap tersebut karena menindaklanjuti keluhan masyararakat. ”Selama ini masyarakat banyak mengeluhkan pengendara yang kebut-kebutan dan juga adanya balapan liar. Jadi marka itu dibuat supaya tak ada yang kebut-kebutan lagi,’’ katanya. Selama ini, kata dia, pihaknya sudah rutin menggelar razia ataupun operasi di sejumlah titik di kawasan Jember yang diduga sering dijadikan arena balap liar maupun kebutkebutan. ”Namun hal itu tidak menyelesaikan permasalahan (balap liar maupun kebut-kebutan). Jadi kami berkoordinasi dengan dishub ya akhirnya salah satu cara adalah memasang marka kejut,’’ tegasnya. (jum/wah/jpnn/aif)
BONDOWOSO
Kejati Klarifikasi Kasi Intelijen TIM Pengawasan Kejaksaan Tingi Jatim yang diketuai oleh Dyah Ayu SH dan beberapa anggota, Joko Susanto SH dan Dayat SH mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri Bondowoso, kemarin. Mereka melakukan klarifikasi terhadap Kasi Intelijen Kejaksan Negeri Bondowoso Tri Priambodo SH MH . Tjuannya menindakjanjuti laporan surat pengaduan LSM LPKP atas nama Ardiansyah Divisi Investigasi Bondowoso. LSM itu melaporkan ke Kejaksaan Tinggi bahwa kasi intel melakukan pemerasan terhadap beberapa SKPD terkait dengan LKPJ Bupati Bondowoso 2013. Saat dihubungi Jawa Pos Radar Jember, Tri Priambodo membenarkan bahwa dia baru saja diklarifikasi oleh tim pengawasan Kejaksaan Tinggi Jatim. ”Namun saya menjawab kepada tim pengawas bahwa saya tidak pernah melakukan pemerasan seperti yang dituduhkan LSM,’’ katanya. Merasa disudutkan LSM, dia minta data-data terkait keberadaan LSM itu. ”Ternyata saya mendaptkan surat dari Bakesbangpol bahwa LSM tersebut tidak terdaftar di Bakesbangbol,’’ ujarnya membela diri. (eko/sh/jpnn/aif)
SOAL pekerjaan rumah (PR) pelajaran matematika murid kelas 2 SD beberapa waktu lalu benar-benar menghebohkan kita. Tak hanya heboh di media sosial, seperti Twitter dan Facebook, perdebatan PR pelajaran matematika, tepatnya tentang operasi perkalian yang di-posting akun Muhammad Erfas Maulana, seorang mahasiswa sebuah PTN ternama, juga heboh di kalangan profesor dan orang tua murid. Berbagai komentar pun muncul atas PR yang diunggah di Facebook itu. Soal perkalian 4x6 atau 6x4 menjadi perdebatan, karena ada perbedaan konsep dan konteks dalam menjawab. Kasus itu juga sempat menjadi perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sekadar diketahui, kasus itu berawal dari seorang guru SD yang memberikan soal 4+4+4+4+4+4 untuk diubah ke operasi perkalian. Kemudian, guru tersebut menyalahkan murid yang menjawab 4x6 dan membenarkan murid yang
menjawab 6x4. Oleh karena itu, sang guru memberikan nilai 20 (2 soal yang benar) dari 10 soal yang diberikan kepada murid yang menjawab 4x6. Yang jelas, berbagai komentar, baik di sosial media maupun di media lain, lebih banyak menyoroti matematikanya secara murni. Sedikit sekali yang mencoba berbicara mengenai pembelajaran matematika di SD. Itu bukan soal benar-salah, melainkan kesepakatan dalam matematika untuk mengekspresikan penjumlahan berulang dalam perkalian, mana yang disepakati. Tulisan ini tidak berupaya menjustifikasi mana pernyataan dan jawaban yang benar atau mana yang salah. Tulisan ini lebih menekankan bagaimana upaya terbaik yang harus dilakukan guru dan orang tua agar permasalahan semacam itu tidak terulang kembali. Menurut saya, ada tiga hal paling mendasar dalam kasus tersebut. Pertama, pengetahuan konsep dan konteks. Seorang guru atau pendidik
O l e h
AJI JATMIKO * seharusnya lebih menggiatkan pembelajaran matematika secara kontekstual (realistis) dengan menggunakan sumber media pembelajaran, sehingga tidak abstrak. Bukan cuma menghadirkan angka-angka dan simbol-simbol belaka. Di satu sisi penanaman konsep itu wajib dilakukan. Demikian pula keharusan dalam memahami karakter dan perkembangan anak didik. Kedua, kemampuan dan
penalaran. Dijelaskan bahwa dalam penerapan Kurikulum 2013 ada dua aspek penting yang menjadi penilaian guru terhadap murid, yaitu aspek kemampuan dan penalaran. Dalam penalaran itu yang dipesankan, siswa diminta membuat jawaban dalam mencari pemecahan masalah tidak hanya satu jawaban. Bisa jadi siswa mengerjakan soal dengan cara lain dengan hasil yang sama. Apakah tidak ada cara yang lebih mudah bagi anak didik dalam mengerjakan soal? Jangan memaksakan kehendak terhadap anak agar mereka mengikuti kemauan kita. Bukankah proses itu lebih baik daripada hasil? Banyak jalan menuju Roma. Mungkin pepatah itu yang bisa menginspirasi mereka. Ketiga, hak jawab atau klarifikasi. Sebagai orang tua atau kakak dari anak didik seyogianya kita harus bersikap santun dan bijaksana mengemukakan pendapat dalam merespons permasalahan yang dialami anak didik. Kita bisa menan-
yakan kepada gurunya dan meminta klarifikasi bagaimana sebenarnya perintah sang guru dalam soal tersebut. Karena terkadang anak salah mengerti juga. Jangan sampai terbawa emosi dan langsung mem-posting ucapan-ucapan yang kurang mendidik karena bisa menjelekkan nama sekolah, guru, dan kasihan si anak. Sebaliknya, sang guru harus muncul untuk memberikan hak jawab. Jadi, jangan satu pihak. Guru itu harus meluruskan sebenarnya apa perintah dalam PR itu. Kalaupun guru itu salah, seharusnya guru tersebut harus berani meminta maaf. Bukankah meminta maaf dan memaafkan itu indah? Jadi, alangkah baiknya kita saling berpikir terbuka, saling menghargai pendapat masing-masing, dan untuk tidak merasa paling benar dan pintar. Ayo, kita didik anak-anak dengan sepenuh hati! *) Guru SMPN 1 Suboh, Situbondo.
Telaah, lalu Tolak Legalisasi Aborsi BANYAK masyarakat tidak tahu mengenai peraturan pemerintah yang baru diterbitkan tentang diperbolehkannya Aborsi. Pada 21 Juli lalu presiden menetapkan dan menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) No. 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi. Peraturan itu disahkan demi melaksanakan Pasal 74 ayat (3), Pasal 75 ayat (4), Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 127 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Kontroversi timbul karena PP itu memperbolehkan aborsi bagi perempuan. Hal itu mengacu Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, khususnya Pasal 75 ayat (1), yang menegaskan bahwa setiap orang dilarang melakukan aborsi terkecuali berdasar indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan yang dapat menimbulkan trauma psikologis bagi korban. Yang dimaksud dalam kedaruratan medis dalam hal itu adalah bila kehamilan itu bisa mengancam nyawa dan kesehatan ibu atau janin, termasuk yang menderita penyakit genetic berat atau cacat bawaan, sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan. Aborsi akibat perkosaan dibolehkan dengan alasan dapat menimbulkan trauma psikologis bagi korban. Sepintas memang tidak ada masalah yang perlu dipermasalahkan. Akan tetapi, banyak pihak yang menyayangkan disahkannya PP tersebut. Disahkannya PP ini tentu saja banyak menuai pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan PP tersebut bertentangan dengan Undang-
Undang Perlindungan Anak. UU No. 23 Tahun 2002, Pasal 1, tentang perlindungan anak telah menjamin keselamatan anak sejak di dalam kandungan hingga usia 18 tahun. Adanya PP itu sama artinya pemerintah telah melegalkan penghilangan hak hidup seorang anak. Wakil Ketua KPAI, Maria Advanti, menyatakan bahwa KPAI tidak menemukan unsur yang cukup layak untuk membenarkan penghilangan nyawa terhadap seorang anak hanya karena dikandung akibat perkosaan. Muncullah persoalan, apakah aborsi sudah menjadi solusi terbaik untuk kasus perkosaan? Ataukah justru akan menimbulkan masalah sosial dan moral baru yang lebih besar? Sangat disayangkan bila melihat diperbolehkannya aborsi bagi korban perkosaan hanya dari aspek normatif. Aborsi yang dilakukan sebelum 40 hari usia kehamilan memang diperbolehkan menurut fiqih Islam. Namun, semestinya ada kepekaan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat yang didominasi gaya hidup serba bebas sebagaimana saat ini, PP itu memungkinkan disalahgunakan oleh pelaku perzinaan untuk melegalkan aborsi. PP itu juga memberikan peluang kehamilan tidak diinginkan (KTD) lain, seperti gagal KB, dan kehamilan yang dianggap menghambat karir, dilegalkan saat aborsi sebagaimana sudah terjadi di negara-negara liberal lain. Bahkan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak menjalankan PP itu. Sebab, jelasjelas bertentangan dengan sumpah dokter dan kode etik kedokteran bila aborsi dilakukan selain akibat indikasi
O l e h
WIDYA INDAH TANTINA * medis. Masih menurut IDI, PP itu rentan disalahgunakan. Kendati tujuannya menyelamatkan nyawa, tapi ada beberapa kondisi yang juga dilonggarkan. Alasan tersebut bisa dimanfaatkan perempuan yang stres karena kehamilan yang tidak direncanakan untuk melakukan aborsi. Di sisi lain, aturan itu akan memidanakan dokter yang menjalankan praktik aborsi sesuai Pasal 349 KUHP karena menghilangkan nyawa orang lain. Keresahan IDI setidaknya telah mewakili ketidakpercayaan terhadap produk hukum Indonesia yang penerapannya sering menyimpang dari makna tekstual. Siapa yang bisa menjamin bahwa perempuan yang minta diaborsi memang menjadi korban perkosaan? Dalam kasus perkosaan, keutuhan barang bukti korban perkosaan amat sulit ditemukan. Sehingga, aparat akan sulit membuktikan permintaan aborsi itu apakah karena perkosaan ataukah pergaulan bebas. Sebenarnya PP itu hanya melegalkan aborsi dan tidak bisa
membantu korban perkosaan. Ya ng dibutuhkan korban adalah pendampingan dan konseling, bukan aturan yang membolehkan aborsi. Kekhawatiran berbagai pihak terhadap PP itu sangat beralasan. Sebab, fakta di lapangan menunjukkan bahwa praktik aborsi yang tercatat hari demi hari terus meningkat. Apalagi, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa aborsi bukan lagi perkara tabu dilakukan pelaku pergaulan bebas. Menurut Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, sekitar 46% remaja berusia 15–19 tahun belum menikah sudah berhubungan seksual. Realitas itu dikuatkan penilaian ketua PBGRI yang mengatakan usia aktivitas seksual remaja makin menurun dari SMA ke SMP. Anak usia SD di beberapa daerah juga mulai ada tanda-tanda aktivitas seks. Bahkan, berdasar data Riskesdas 2010, 0,5% perempuan dan 0,1% laki-laki pertama kali berhubungan seksual di usia 8 tahun (BKKBN, 9/8/2014). Data mengejutkan dari sebuah penelitian, sebelum program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) dicanangkan, free sex telah dilakukan sekitar 10% remaja. Namun, setelah sosialisasi KRR, data tahun 2008 menunjukkan, free sex di kalangan remaja meningkat menjadi 62,7 %. Maraknya free sex itu tentu diikuti maraknya aborsi. Jika saat ini kaum muda makin terbiasa dengan perilaku seks bebas, lalu muncul UU Kesehatan dengan PP tentang kespro, bahkan akan diikuti sekitar 5 Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) untuk menguatkan operasional diperbolehkan aborsi, bukankah
nanti pelaku kehamilan tidak diinginkan (KTD) yang terjadi akibat pergaulan bebas akan mudah minta janinnya diaborsi dengan alasan perkosaan? Begitulah realitasnya. Antara kejadian di lapangan dan kewenangan pemerintah yang seharusnya menjaga kemuliaan kehidupan saling bertolak belakang. Pemerintah tidak lagi menjadikan “Ketuhanan Yang Mahaesa” yang menganggap pembunuhan calon manusia adalah perilaku kriminal. Dalam hal ini, pemerintah juga telah gagal melindungi perempuan agar tidak menjadi korban perkosaan berikutnya. Sebab, minuman beralkohol dilegalkan diproduksi, bahkan dijual bebas. Padahal, miras sering kali memicu perkosaan. Belum lagi makin maraknya media porno, perempuan dibiarkan mengumbar aurat dan lain-lain, mendorong merajalelanya kasus perkosaan. Bukankah kaum perempuan berhak dilindungi dengan dihapusnya seluruh faktor pemicu tindak perkosaan? Dengan fakta tersebut, sudah saatnya kita menyadari bahwa PP Nomor 61 tahun 2014 ini sangat berbahaya jika tetap diberlakukan. Sudah semestinya seluruh komponen bangsa ini menyampaikan koreksi atas kebijakan itu dan mendorong pemerintah melakukan revisi total, bahkan membatalkan peraturan-peraturan buatan manusia yang lemah dan gagal mewujudkan kemaslahatan bagi semua. Sudah saatnya pula kita mengganti sistem hidup yang serba bebas atau liberal seperti saat ini. *) Guru SD dan Aktivis Muslimah HTI Situbondo.
Cemoro yang Bersejarah EKSPEDISI gua-gua bersejarah yang dimuat Jawa Pos Radar Banyuwangi sejak tanggal 7 Oktober sangat menarik. Keinginan saya membaca koran ini pun meningkat, paling tidak sejak ekspedisi tersebut dimuat secara bersambung. Sejak kecil saya memang kerap mendengar cerita bahwa di daerah Cemoro (Dusun Cemoro, Desa Balak) ada gua yang tembus hingga Bali. Tetapi, penjelasan lain atau penjelasan lebih lanjut tidak pernah saya dapatkan. Sama seperti yang ditulis Jawa Pos Radar Banyuwangi; ada orang masuk membawa dua lampu pompa (gaspon). Tetapi, mereka balik setelah sampai Rogojampi. Tepatnya setelah mereka mendengar suara ayam kukuriuk. Diduga, ayam kukuriuk itu di Pasar Hewan Rogojampi yang lebih dikenal dengan sebutan Reboan. Itu cerita lama, bahkan sudah lama, yang saya dengar. Konon, begitu pula orang-orang tua mendengar cerita dari orang yang lebih tua. Hanya cerita dan tidak ada penjelasan yang memuaskan. Nah , meskipun sekadar ekspedisi, Jawa Pos Radar Banyuwangi memberikan satu hipotesis-hipotesis yang masuk akal. Meskipun dugaan-dugaan
itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam, paling tidak dugaan itu memberikan satu jawaban atas rasa penasaran yang selama ini menggelayut di kepala masyarakat Kecamatan Rogojampi, Kabat, Songgon, dan sekitarnya. Terutama saya. Sejak dulu saya sudah menduga bahwa jazirah Keraton Macan Putih dan sekitarnya itu wilayah yang luar biasa. Sangat misterius dan penuh cacatan historis. Berdasar sejumlah catatan Belanda yang disampaikan tim ekspedisi, tampak sekali VOC mengalami kerugian material yang luar biasa. Sekilas daerah Derwono dan sekitarnya tak ada yang menarik selain catatan sejarah Belanda tentang perang. Juga tulisan lokal berjudul Babat Bayu. Saya sependapat dengan komentar Fatah Yasin Noor yang termuat dalam berita di Jawa Pos Radar Banyuwangi edisi 7 Oktober 2014 yang menyebut Kecamatan Kabat, Rogojampi, Songgon, dan Singojuruh, sebagai jazirah Macan Putih. Sebab, keraton Macan Putih di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, adalah pusat pemerintahan. Berdasar catatan sejarah, bekas kerajaan Macan Putih membentang jauh melewati
O l e h
ENDANG SETYOWATI * batas Desa Macan Putih sekarang. Wilayah itu pun kerap menjadi lokasi penelitian para akademisi tentang Blambangan. Konon, pusat kerajaan Blambangan sering berpindah. Jelas Keraton Macan Putih di Kecamatan Kabat, Banyuwangi, masih menyimpan teka-teki besar. Sampai hari ini antara fakta sejarah dan mitos terus berkembang di masyarakat. Hal itu menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan pemerhati sejarah. Tak ketinggalan, orang yang mengaku budayawan Banyuwangi ikut nimbrung. Di sisi lain, kebesaran Prabu Tawang Alun telanjur melegenda. Tak hanya itu. Sampai-sampai Haji Slamet yang mengaku punya garis keturunan dengan Prabu Sinuwun Tawang Alun Handoyo Kusumo melakukan pengamatan sejak puluhan tahun silam. Dia pun berjasa mendirikan tetenger. Belanda mencatat keberadaan keraton itu, meski tak banyak. Terakhir, 2012 kemarin sejarawan dari UGM Doktor Sri Margana beserta timnya melakukan observasi langsung ke sana.
Celakanya, sampai hari ini belum ada satu lembaga pun yang melakukan penelitian. Memang ada yang mengklaim telah melakukan penelitian. Tapi hasilnya apa dan bagaimana masih kabur. Keraton Macan Putih yang runtuh di abad 17 itu hanya dikenali dari reruntuhannya saja, berupa batu bata. Hal itu terkait dengan diturunkannya laporan tim ekspedisi Dewan Kesenian Blambangan yang dimuat empat hari berturut-turut di koran ini sejak 26 hingga 29 Agustus 2014. Tentu saja itu bukan hasil penelitian. Siapa pun boleh melakukan ekspedisi, tidak harus ahli sejarah. Tetapi, ada dugaan Belanda sengaja menghapus Keraton Macan Putih dari catatan sejarah, sehingga jejak-jejak Keraton Macan Putih agak sulit ditelusuri dengan kasat mata. Pertanyaannya, kenapa Belanda bersikap seperti itu? Boleh jadi itu ada kaitannya dengan Perang Bayu (abad 17). Blambangan tak bisa diajak kompromi dan sangat sulit ditaklukkan. Tidak seperti Mataram. Dalam salah satu babad yang pernah saya baca ada terjemahan bebasnya begini: Prabu duduk bersila di dalam keraton. Siang yang mendung. Hati dan pikirannya fokus ke langit.
Rakyat beraktivitas seperti biasanya. Panen raya baru tiba. Lumbung-lumbung penuh padi. Suka cita membahana seantero nagari. Perayaan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa. Tak lama lagi upacara bersih desa berlangsung. Hidup adalah kebebasan dan kesenangan alami. Perang boleh terus berlangsung dengan siasat yang jitu. Semangat menggelora mempertahankan nagari dari serangan musuh. Jangan cobacoba masuk, karena keraton dipagari banyak perangkap. Tak gampang musuh menyerang. Banyak jebakan dan perangkap. Bagi saya pribadi, kalimat-kalimat dalam babad tersebut sulit dipahami. Sebab, ada makna tersirat di balik yang tersurat. *) Pascasarjana pemerhati sejarah Banyuwangi.
INFO ARTIKEL Artikel yang termuat mendapat kaus menarik. Silakan ambil di kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi Jl. Yos Sudarso 98C selama jam kerja dengan menunjukkan identitas yang berlaku selambat-lambatnya seminggu setelah pemuatan. artikelradarbwi@gmail.com
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
SAMBUNGAN R A D A R
41
S I T U B O N D 0
Polres Situbondo Harus Bertindak Tegas n LAPORKAN... Sambungan dari Hal 35
Baik dari sisi lingkungan, sosial, keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan. Apalagi, penambangan yang dilakukan di Kecamatan Banyuputih tersebut juga menggunakan alat berat. Kata dia, di Kecamatan Banyuputih ada delapan lokasi tambang pasir. Semuanya tidak ada yang mengantongi izin resmi da-
ri instansi terkait. Meski pada Senin, (22/9) lalu Satpol PP sudah menutup lokasi penambangan pasir yang berlokasi di Dusun Widoro Pasar, Desa/ Kecamatan Banyuputih, dan Dusun Melik, Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih, namun tambang ilegal tersebut masih tetap beroperasi. “Sudah ada dua mingguan ini, tetap beroperasi,” katanya. Polres seharusnya segera mengambil tindakan tegas ter-
kait pelanggaran ilegal tambang tersebut. “Harusnya tanpa kami menuntut pun, polres cepat melakukan tindakan. Karena penambang sudah melanggar undang –undang, dan murni tindak pidana,” tandasnya. Tidak hanya kegiatan penambangan di Banyuputih, kata Agus, seluruh aktivitas penambangan di Situbondo juga perlu mendapat tindakan tegas. Karena pada dasarnya, segala bentuk aktivitas
penambangan sangat merugikan masyarakat sekitarnya. Pria asal Kecamatan Asembagus tersebut memaparkan, jika aktivitas penambangan terus dibiarkan, maka akan membawa dampak buruk terhadap lingkungan. Seperti diantaranya bencana, longsor, banjir, dan juga pencemaran sungai. “ Kalau ada becana alam siapa yang akan bertanggung jawab?” tegasnya. (ddy/pri)
Tim Karantina Didatangkan dari Surabaya n KAKANG-EMBUG... Sambungan dari Hal 35
Karantina akan berakhir pada Hari Sabtu (11/10) mendatang. Sebab, pada tanggal 13 Oktober, mereka akan mengikuti babak grand final. Peserta berkumpul di Pasir Putih sekitar pukul 09.00 kemarin. Sebelum menerima materi, calon duta wisata itu diserahkan oleh Disparbudpora kepada tim karantina yang berjumlah delapan orang. ”Anggota tim semua dari Surabaya,” pungkas Jupri. (bib/pri)
CALON DUTA WISATA: Sepuluh pasang finalis Kakang Embug berada di Pantai Pasir Putih selama tiga hari.
Sambungan dari Hal 35
S eb a b, ma s ya ra k at t i d a k mungkin langsung memahami perubahan arus lalu lintas tersebut. ”Masih banyak yang salah arah. Tapi, kami hanya memberikan arahan dan peringatan,” ujarnya. Salah satu contohnya di simpang empat Bhayangkari. Pengendara yang datang dari arah utara (jalan mawar), masih banyak yang menyerobot langsung ke selatan. Padahal, kendaraan yang dari arah selatan, dari ja-
Pencarian Dihentikan Sementara n KELUARGA... Sambungan dari Hal 35
RENDRA KURNIA JPRS
Rute Perubahan Arus Dijaga 24 Jam n HARI...
HABIBUL ADNAN/JPRS
TAK BERNYAWA: Sejumlah nelayan dan petugas menggotong jenasah penumpang KM Jabal Nur yang berhasil ditemukan di perairan Raas, Sumenep, kemarin.
lan Merak sampai jalan Jaksa Agung sudah satu arah. Hal yang sama juga terjadi di simpang tiga Tanjung Sari. Kendaraan yang datang dari arah timur ada yang langsung ke barat. Padahal, dari jalan Basuki Rahmat sampai Jalan Ahmad Yani menjadi satu arah, yakni hanya boleh dilewati oleh kendaraan yang dari arah barat. Pengendara dari arah timur hanya boleh melintas hingga ke pertigaan menuju terminal. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Situ-
bondo, Lutfi Joko Prihatin mengatakan, secara umum perubahan arus lalu lintas pada hari pertama berjalan lancar. Dia mengklaim tidak menemukan kendala berarti di lapangan. Meski demikian, dia mengakui jika terjadi pelanggaran dari pengguna jalan. ”Walaupun ada petugas, masih ada pelanggaran. Akan tetapi hanya diperingati saja, dimaklumi saja dulu lah,” ujar Lutfi. Lutfi menambahkan, dalam beberapa hari ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi. ”Jelas ada evaluasi. Mungkin
satu minggu lagi. Lihat situasi dan kondisi dulu,” imbuh Lutfi. Sementara itu, penjagaan arus lalu lintas untuk saat ini akan dijaga petugas selama 24 jam. Hal itu agar tidak terjadi pelanggaran lalu lintas. Meski demikian, petugas baik dari kepolisian, Dishubkominfo, dan TNI mengusulkan agar ada pos penjagaan,. Khususnya di siang hari. Sebab, pada siang hari, matahari sangat terik. ”Kalau menurut saya, di tempat-tempat penjangaan dipasang pos. Sebab, sangat panas sekali,” ujar salah satu petugas. (bib/pri)
HABIBUL ADNAN/JPRS
SIAGA: Petugas berjaga di pertigaan SMK daerah untuk memantau dan mengarahkan perubahan arus lalu lintas di dalam kota.
Oleh karena itu, dia harus mengetahui persis perkembangannya di Pulau Raas. “ Saya ingin pulang, saya ingin tahu kondisi keluarga saya,” tuturnya dengan berlinang air mata. Hingga Kamis petang ( 9/10) sejumlah keluarga para korban KM. Mutiara Indah ( Jabal Nur) mendatangi posko gabungan di pelabuhan Jangkar. Mereka melihat langsung perkembangan
n RUBAH... Sambungan dari Hal 35
Terbukti, dalam pelaksanaan rapat paripurna Rabu (8/10) lalu, mereka begitu mengkritisi raperda usulkan Komisi III yang diberi judul Galian C. Dalam pembahasan tersebut, para wakil rakyat begitu reaktif membahas judul tersebut. Dalam sejumlah interupsinya, para anggota DPRD menilai Raperda inisiatif dengan judul Galian C kurang sinkron dengan UU No 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara. Atas usulan beberapa anggota dewan itulah, selanjutnya Komisi III melakukan perbaikan. Sehingga, judul dari usulan raperda Inisiatif Galian C tersebut menjadi pertambangan Mineral Non Logam dan Bebatuan. Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Situbondo, Edi Wahyudi mengungkapkan, aksi reaktif beberapa anggota dewan ter-
Sambungan dari Hal 35
Selain ingin hidup lebih baik dengan ekonomi mapan, Balok juga merupakan pemerhati benda-benda bersejarah. Aktif dalam
aktifis cagar budaya, balok sangat berharap peninggalan sejarah tersebut tetap lestari. Dia sangat berharap pemerintah memperhatikan dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah, khususnya
peninggalan pada masa agresi militer Belanda. Balok mencontohkan, salah satu contoh peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan adalah salah satu gedung sekolah Cina yang ada di Asembagus.
”Gedung sekolah tersebut berlokasi di sekitar taman kota Alunalun Aembagus. Meski itu sekolah Cina, pernah dimanfaatkan sebagai markas peleton Letnan Untung,” ujarnya dengan wajah berkaca-kaca. (bersambung)
kait judul tersebut merupakan refleksi khusus terhadap masalah pertambangan sirtu liar yang sedang banyak diperbincangkan di Kota Santri. “Karena itu teman-teman meminta perubahan judul supaya nantinya jika menjadi perda, peraturan tersebut akan semakin kuat karena sesuai dengan UU yang ada,” terang politisi PKB tersebut. Edi mengakui, institusinya menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait maraknya tambang ilegal. Meski demikian pihaknya mengaku tidak akan gegabah dalam bersikap. “Kami masih akan lakukan kajian tentunya bersama teman anggota Komisi III lainnya, hingga saat ini kami masih melakukan pengumpulan data dilapangan, terkait sikap yang dilakukan tentunya atas dasar hasil keputusan bersama,” tandasnya. Dia mengaku prihatin dengan perkembangan tambang ilegal di Situbondo yang tumbuh cukup pesat. Apalagi berdasarkan
laporan masyarakat, aktivitas tambang ini banyak ditemui areal tambang yang justru dilakukan di tanah pertanian. Padahal, itu sangat mengganggu terhadap lingkungan maupun ketahanan pangan di Situbondo. Sementara itu, selain Komisi III, tiga komisi lainnya di DPRD juga mengajukan raperda inisiatif. Diantaranya raperda tentang mengenai pengelolaan cagar budaya, PDAM, petambangan mineral non logam serta bebatuan dan pelayanan RSUD Kelas 3. Ketua DPRD Situbondo, Bashori Sanhaji, mengatakan bahwa semua usulan reperda inisiatif tersebut disetujui. Sehingga, semua usulan tersebut sudah siap untuk diproses ke tahap berikutnya. “Sesuai dengan tanggapan fraksi-fraksi, nantinya usulan tersebut akan diberikan kembali kepada saya selaku ketua dewan, baru kemudian diserahkan kepada Bupati selaku eksekutif,” ujar Bashori.(fre/pri)
Anggaran HIV/Aids Dinilai Cukup Sambungan dari Hal 36
n DIAJUAKAN...
buhan lantaran cuaca buruk. Selain angin kencang, ketinggian ombak di tengah laut juga mencapai hingga lima meter. Fotografer Jawa Pos Radar Situbondo, Rendra Kurnia yang ikut dalam Kapal Resque Boat (RB) SAR 225 Basarnas juga mengaku jika kapal sempat terguncang hebat, akibat dihantam gelombang tinggi, hingga akhirnya kembali ke Pelabuhan Raas. Pencarian para korban akan kembali dilanjutkan menunggu hingga cuaca kembali bersahabat. (ddy/pri)
Empat Komisi Ajukan Raperda
n KOMISI IV...
Berprofesi Sebagai Pedagang Batu Akik
informasi yang diperolah Tim SAR. “Saya ingin tahu data persisnya, berapa yang masih hidup dan yang sudah meninggal dunia,” kata salah seorang keluarga korban dari Jangkar. Sementara itu, upaya pencarian sisa penumpang KM Mutiara Indah ( Jabal Nur) yang hilang di tengah laut dihentikan sementara. Kapal Resque Boat (RB) SAR 225 Basarnas yang melakukan upaya penyisiran di sekitar perairan Raas terpaksa ditarik untuk kembali ke pela-
Selain masalah BPJS, hearing yang bertempat di ruang komisi yang membidangi kesejahteraan masyarakat itu juga memperta-
nyakan tentang HIV/AIDS. ”Kami tanyakan sejauh mana upayaupaya penanganan HIV/AIDS yang dilakukan Dinkes,” imbuh politisi PPP itu. Hasanah memandang perlu membahas penyakit yang belum
ditemukan obatnya itu. sebab di Situbondo penderita HIV/AIDS meningkat. ”Akan tetapi, dari laporan Dinkes, penanganan HIV sudah maksimal. Dari segi anggarannya saya kira juga sudah sesuai,” pungkasnya. (bib/pri)
Agar Masalah Tak Berlarut-larut n RUDI... Sambungan dari Hal 36
Rudi mengatakan, ada persoalan lain yang menungganginya. “Saya yakin permasalahan ini sudah tidak pada uang, tapi ada maksud-maksud lain, terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS), kemarin. Pria yang menjadi wakil rakyat tiga periode tersebut, mengaku kecewa dengan situasi di internal PDIP yang berkembang saat ini. Masalah keuangan di DPC PDIP adalah masalah internal. Sehingga, semestinya dibicarakan dengan baik-baik. “Jadi kemudian tidak berkembang rumor-rumor yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” terang Rudi. Dia mengatakan, saat ini PACPAC PDIP resah. Sebab, mereka sibuk dengan prediksi dengan asumsi-asumsinya sendiri yang sudah terbentuk. Banyak yang mengartikan persoalan polemik dana Parpol hanya ka-
rena perseteruan antara calon ketua cabang yang sebentar lagi akan digelar. “Kalau tidak segera diselesaikan ini akan terus berkembang. Saya khawatir kalau seperti ini terus, akan dimanfaatkan pihak luar untuk memperkeruh PDI perjuangan. Makanya, saya berharap sudahi saja masalah keuangan partai ini,” terangnya. Terkait dana bantuan untuk partai politik (parpol) yang diterima DPC PDI Perjuangan, kata Rudi, Sebagai bendahara DPC PDI Perjuangan dirinya sudah mempertanggungjawabkan dengan benar di Kesbanpol dan Linmas. “Bahkan kita juga mendapat penilapan baik dari hasil LHP BPK yang kita terima,” tegasnya. Dia menegaskan, dana bantuan partai ada mekanisme penggunaannya. Sehingga, tidak bisa dibuat-buat oleh bendahara. “Itu sudah ada mekanisme dan sistem bagaimana cara penghitungannya dan si-
apa saja yang terlibat langsung dan tidak langsung,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Khalili, berharap agar DPD PDIP Jawa Timur turun ke Kabupaten Situbondo. Ini perlu segera dilakukan untuk mengklarifikasi permasalahan dana partai yang sekarang ramai dibicarakan di PAC-PAC. Khalili sendiri mengaku tidak tahu tentang kondisi keuangan Partai. Dia hanya mengaku risih dengan permasalahan yang terjadi di tubuh DPC PDI Perjuangan. Sebab itulah, DPD dinilai paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan di internal DPC PDIP Situbondo. “Dengan melakukan klarifikasi diharapkan permasalahan keuangan tidak berlarut-larut. Biar DPD atau DPP yang menilai nantinya seperti apa. Kalau memang ada masalah ya bagaimana nanti penyelelesaiannya. Ini demi DPC PDI Situbondo sendiri,” kata Khalili. (pri)
OLAHRAGA
42
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
B A N Y U W A N G I
Etape Tiga Penuh Siksaan dan Penentu Poin BANYUWANGI - Ruas jalan yang bakal dilalui peserta ITBI mencapai 610 kilometer (Km). Jalan sepanjang itu dibagi menjadi empat etape. Dibandingkan edisi tahun lalu, kali ini rute lebih panjang. Sehingga, para pembalap dituntut siap segalanya demi hasil maksimal. Pada etape pertama, para pembalap akan menempuh jarak sepanjang 180,78 Km. Start dari Pendapa Sabha Swagata Banyuwangi dan finis di pantai Pulau Merah. Rute yang akan dilalui etape pertama kali ini cukup menarik. Sepanjang jalan ada hamparan sawah cukup luas dan finis di pantai Pulau Merah, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran. Rute hari pertama dianggap sebagai rute pemanasan. Mengawali balapan dengan rute flat, para pembalap akan melewati sejumlah tanjakan di kawasan kaki Gunung Ijen. Mulai dari Kemiren, Kalibendo, Jambu, Licin, hingga Pakel. Lalu mereka akan menempuh rute flat yang cukup panjang hingga Pulau Merah. Sedangkan, pada etape kedua, para pembalap akan menempuh jarak 100 Km. Para peserta akan melintas di kawasan sisi selatan Banyuwangi. Melintasi sawah dan sungai yang berkelok-kelok sepanjang jalan. Salah satunya sungai Kebondalem, Kecamatan Bangorejo.
RUTE EKSTREM: Sejumlah pembalap menaklukkan tanjakan Ijen yang penuh siksaan dalam ITBI tahun 2013. Rute etape tiga ITBI tahun ini menempuh jarak 201,7 Km dengan start di Muncar, finis di Paltuding, Gunung Ijen.
GALIH COKRO/RABA
Rute ini diawali dari terminal Jajag dan finis di Lapangan Maron, Genteng. Namun, para pembalap yang harus memutar dulu melewati DasriKarangdoro-KebondalemBangorejo menuju Purwoharjo dan kembali ke Rogojampi. Dari Rogojampi menuju ke arah Songgon dengan medan yang cukup menanjak. Selanjutnya, dari Songgon ke arah Desa Sragi dan geser ke arah Sempu hingga tembus di Genteng n Baca Etape...Hal 43
H-2 Perbaikan Jalan Harus sudah Tuntas SEMENTARA Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITBI) akan digeber tanggal 16 hingga 19 Oktober mendatang. Melihat waktu yang semakin dekat, Pemkab Banyuwangi terus mematangkan persiapan demi menyukseskan even balap sepeda berkelas internasional tersebut. Jalan yang dijadikan rute peserta juga menjadi perhatian utama panitia. Ruas jalan yang rusak menjadi fokus untuk segera diperbaiki. Dengan demikian, semua ruas jalan yang dilalui peserta ITBI dipastikan mulus selama pelaksanaan berlangsung. Sejauh ini, Pemkab Banyuwangi terus melakukan pengecekan semua ruas jalan. Dalam pantauan sementara, masih ada jalan yang perlu ditambal. Namun,
jalan yang rusak dinilai tidak terlalu berat dan segera bisa diperbaiki dengan durasi waktu yang tidak terlalu lama. Sekretaris Daerah (Sekda) Slamet Karyono menuturkan, pemkab berusaha maksimal untuk menyukseskan agenda akbar tersebut. Salah satunya dengan memastikan kondisi ruas jalan yang bakal dilalui para peserta ITBI. ‘’Panitia telah melakukan survei,” ungkapnya. Slamet menyebut, ada beberapa titik jalan yang perlu diperbaiki. Namun demikian, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Banyuwangi segera bertindak. ‘’Maksimal H-2 jalan sudah 100 persen mulus,” tandas Slamet dalam konferensi pers Rabu lalu (8/10). (ton/c1/aif)
STAGE 3 PROFILE
GALIH COKRO/RABA
CEK LAPANGAN: Chairman ITBI Guntur Priambodo (kanan) bersama dengan Kabagops Polres Banyuwangi Kompol Sujarwo, Plt Kadispora Banyuwangi Ahmad Khoirullah dan Dadang Haries saat cek rute ITBI kemarin.
Perbasi Bentuk Tim Pemandu Bakat BANYUWANGI - Semua cabang olahraga (cabor) di Banyuwangi tengah fokus menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa Timur tahun depan. Sebab, kesuksesan prestasi dalam ajang multieven itu bisa menjadi simbol bahwa dunia olahraga Kota Gandrung maju. Sebaliknya, jika gagal sukses, maka kondisi tersebut jelas berdampak buruk terhadap Banyuwangi. Apalagi, target masuk lima besar dalam perolehan medali meleset. Tentu saja hal itu harus dihindari demi nama Banyuwangi. Selain fokus mempersiapkan atlet terbaik untuk Porprov, program pembinaan usia dini juga harus jalan. Sehingga, atlet sudah siap dan lebih matang dalam menghadapi event-event yang akan datang. Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Banyuwangi menyadari tentang situasi itu. Selain fokus untuk Porprov, induk organisasi bola basket itu juga menyusun program khusus usia dini. Salah satunya, menggelar coaching clinic bagi pelajar. Agenda tersebut digelar pada tanggal 12 Oktober mendatang.
DOK/RABA
BERBENAH: Para pebasket remaja saat pemanasan dalam latihan di GOR Sahabat Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Coaching clinic akan dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, mulai pukul 06.00. ‘’Peserta dari kalangan pelajar SD dan SMP,” ujar Ketua Perbasi Banyuwangi, Sujito, kemarin. Perbasi Banyuwangi, jelas dia, telah melakukan berbagai cara untuk bisa menggaet pebasket potensial. Sebab itulah, Perbasi Banyuwangi membentuk tim pemandu bakat. “Salah
B E N G K E L
L A S
M I T R A
satu tim pemandu bakat itu adalah Mulyadi yang merupakan pelatih dari PON Remaja Jatim,” katanya. Sementara itu, kegiatan itu bertajuk Banyuwangi Sunday Basket Ball. Selain coaching clinic, Perbasi juga mengadakan berbagai lomba seperti lomba dribbling. ‘’Silakan daftar dan datang langsung pada hari H. Siapa saja boleh ikut,” serunya. (ton/c1/aif )
M A N D I R I
Harga Terjangkau, Utamakan Kualitas TEGALSARI – Setelah memiliki rumah, masyarakat biasanya memerlukan asesoris demi keamanan serta kenyamanan rumahnya. Barang- barang seperti pagar, teralis, kanopi, tangga, dan pintu garasi, merupakan barang yang mereka butuhkan. Tidak terhenti di situ, setelah sekian lama memiliki rumah, warga perlu merenovasi barang-barang tadi. Ada juga yang mengganti dengan modelmodel yang baru. Bukannya yang mengerjakan barang-barang tersebut adalah para tukang atau pengusaha las? Betul. Hanya tukang las yang bisa mengerjakan. Seandainya di sekitar kita orang-orang yang ingin mendirikan tiang besi/ baja untuk papan reklame di depan rumah, toko, maupun bangunan lain miliknya, atau para pemilik kendaraan bermotor yang ingin menyambung, menambal, memperbaiki knalpot, step, atau bagian lain dari kendaraannya yang rusak, kemanakah larinya ? Sudah bisa pastikan sebagian besar akan mendatangi bengkel las.
BURUNG GARUDA: Salah satu karya dari bengkel las Mitra Mandiri di Tegalsari.
EKO/RABA
Oleh karena itu, tidak usah bingung lagi karena di bengkel las Mitra Mandiri bisa mengerjakan pesanan di atas. Bengkel las yang beralamat di Desa/ Kecamatan Tegalsari, tepatnya di sebelah timur lapangan Tegalsari, bisa melayani pembuatan papan nama, neon box, pagar, pintu, kanopi, dan lain sebagianya. Bengkel las milik Kholik ini ternyata bukan hanya melayani pemesanan hanya papan nama, neon box, pagar,
pintu, namun juga melayani pembuatan logo serta tulisan yang terbuat dari stainless steel. Bahkan, beberapa waktu lalu Kholik menerima pesanan lambang negara burung Garuda di salah satu sekolahan SMK yang berada di Kecamatan Cluring. Makanya untuk keperluan terkait dengan pengelasan, datang langsung ke bengkel Mitra Mandiri Tegalsari atau telepon ke 081336073723. Harga dijamin terjangkau dan tentunya kualitas nomar satu. (*)
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
43
S A M B U N G A N
Rekor Terbanyak di Kecamatan Kalipuro ■ ANTRE...
Sambungan dari Hal 33
Keyakinan hari Kamis kemarin sebagai hari baik untuk menikah diakui Nursohe, 40, warga Lingkungan Papring, Desa/Kecamatan Kalipuro. Pernikahan saudaranya dilakukan Kamis kemarin, kata
dia, karena percaya bahwa hari tersebut merupakan hari baik. ”Sekarang (kemarin) kan Kamis Legi, apalagi ini Bulan Haji, tambah bagus lagi,” jelas Nursohe. Dia menambahkan, keluarganya percaya apabila suatu pernikahan dilaksanakan pada hari Kamis Legi, akan memberikan dampak
yang positif untuk hubungan pasangan tersebut. ”Ini harinya sangat baik. Kami meyakini pasangan yang menikah hari ini (kemarin) pasti akan kuat. Kuat dalam menahan cobaan selama hidup bersama, kuat dalam hal menjaga kebersamaan saat bersama, dan hidup langgeng selama-
nya,” jelasnya. Sementara itu, Kepala KUA Kalipuro, Ahmad Sakur, juga membenarkan bahwa kemarin banyak warga menikah. Di wilayah Kecamatan Kalipuro saja ada 50 pasangan yang melangsungkan pernikahan kemarin. ”Dari 50 pasangan yang menikah, sebanyak 46 pasangan
Mulai Hijau Tujuh Tahun Lalu ■ MAKIN...
Sambungan dari Hal 33
Bukan onggokan batu raksasa seperti di Makkah. Hotel-hotel tinggi dan besar yang kini marak di Makkah rata-rata dibangun menempel di gunung batu. Caranya, gunungnya dikepras. Seperti Nasamat AlKhair Hotel yang jadi maktab saya. Dari jauh hotel berlantai 16 itu tampak seperti berada di kaki gunung. Padahal tidak. Lebih ekstrem lagi: menempel di gunung. Gunungnya dikepras. Ada gempa sehebat apa pun, insyaAllah,
gunungnya tidak akan longsor. Lah wong semua badan gunungnya merupakan satu batu. Bukan hanya gunungnya yang panas dan gersang. Seluruh kota Makkah juga. Tapi itu dulu. Sejak sepuluh tahun silam, pemerintah Arab Saudi menggencarkan program penghijauan. Hasilnya bisa dirasakan sekarang. Di pinggir jalan-jalan di wilayah Makkah kini tampak hijau. Banyak tumbuhan peneduh. Pun RTH (ruang terbuka hijau) sekarang bisa kita jumpai. Semua boulevard, pulau jalannya rimbun dengan pohon-pohon pe-
neduh. Dikombinasikan dengan tanaman-tanaman khusus taman. Kantor-kantor juga kelihatan hijau. Dilengkapi taman. Salah satunya museum Haramain Hudaibiyah. Sejak memasuki gerbang museum yang mengoreksi seluruh benda bersejarah terkait Masjidilharam dan Nabawi itu serasa sedang tidak berada di Makkah. Asri sekali. Di balik sepanjang gerbang yang tinggi ada tanaman yang rimbun. Juga di area parkir. Di sekitar bangunan museum. Pokoknya asri sekali. Taman dan pohon hijauan tersebut sangat efektif meny-
erap panasnya kota Makkah. Rata-rata 35-42 derajat Celcius. Meski cuacanya sama, tapi Madinah terasa jauh lebih panas dibanding Makkah. Sebab, di Madinah nyaris tidak ada tanaman. Pulau jalan yang punya space luas dibiarkan begitu. Hanya ditanami paving. Bahkan, banyak yang disemen. KH. Abdul Latief Harun ingat betul sejak kapan Makkah berubah hijau. “Kira-kira Makkah kelihatan hijau seperti ini sejak tujuh tahun belakangan,” ujar kiai yang setiap tahun berhaji selama belasan tahun itu. (*)
Tanyakan Kasus Dugaan Pungli Bansos ■ DEMO...
Sambungan dari Hal 33
Demo aktivis yang didampingi sejumlah mahasiswa Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) itu menuntut penuntasan kasus dugaan gratifikasi Dana Bantuan Sosial (Bansos) Pendidikan 2014 yang saat ini ditangani Kejari Banyuwangi. Dengan menunggang puluhan motor, para demonstran bergerak dari kawasan Taman Blambangan menuju kantor Kejari. Sesampai di depan kantor Korps Adhyaksa tersebut, massa menggelar orasi untuk memberikan dukungan moral kepada aparat kejaksaan dalam menangani kasus yang mencoreng dunia pendidikan di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini. Dalam orasinya, demonstran mendesak aparat kejaksaan mengusut kasus dugaan gratifikasi Bansos Pendidikan 2014 tersebut. Sebab, saat operasi tangkap tangan berlangsung, di tempat kejadian perkara (TKP) hadir 21 kepala sekolah (kasek). “Mengapa yang ditetapkan jadi tersangka hanya tiga orang. Yang lain ke mana?” ujar seorang orator. Setelah menggelar orasi, perwakilan demonstran ditemui Kapala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus)
GALIH COKRO/RABA
SIMBOL: Pendemo berorasi sambil membawa ayam jago di halaman kantor Kejaksaan Negeri Banyuwangi kemarin.
Kejari, Paulus Agung W., di dalam kantor Kejari Banyuwangi. Di hadapan jaksa, perwakilan pendemo meminta kasus dugaan gratifikasi Bansos Pendidikan 2014 diusut tuntas dan tidak pandang bulu. Permintaan itu dijawab Agung dengan diplomatis. “Kami harus menelaah ke belakang mengapa mereka (21 kasek) ada di lokasi. Apakah mereka di bawah ancaman atau tekanan? Yang jelas, dalam menangani setiap perkara, kejaksaan akan menanganinya sampai tuntas,” kata dia. Dikonfirmasi usai bertemu pihak Kejari, Ketua Dewan Pembina LSM Penjara Indonesia, Imanuel Gunadi mengatakan, pihaknya berharap pihak kejaksaan tidak man-
dul dalam menangani kasus tersebut. “Usut kasus itu sampai tuntas. Termasuk dugaan pungutan liar (pungli) lain di dunia pendidikan yang ditengarai marak terjadi di Banyuwangi,” desaknya. Ketua Umum LSM Penjara Indonesia, Rudi Hartono menambahkan, saat penggerebekan ada 21 kasek, ada konsultan, dan ada pengusaha galvalum. Anehnya, hanya segelintir orang yang ditangkap. “Sudah jelas ada unsur korupsi yang dilakukan secara bersama-sama. Kita menyesal sekali melihat kondisi yang seperti itu,” cetusnya. Sementara itu, setelah berdialog, para demonstran memberikan “kado” ayam jago kepada pihak Kejari
Banyuwangi. “Semoga Kejaksaan seperti ayam jago dalam menegakkan hukum. Tidak seperti ayam betina yang hanya berlindung di balik ketiak ayam jago,” pungkas Rudi. Setelah berunjuk rasa di depan kantor Kejari, massa bergeser ke kantor DPRD Banyuwangi. Aspirasi yang disampaikan sama, mereka mendesak dunia pendidikan tidak dikotori perilaku korupsi. Selain itu, massa yang juga berasal dari unsur mahasiswa itu wadul kepada anggota dewan yang berasal dari lintas fraksi. Mereka mengaku berduka karena rektor Uniba tidak sah lantaran rektor tersebut tidak disetujui Kopertis Wilayah VII Jatim. Namun, karena dewan belum memiliki alat kelengkapan, para wakil rakyat yang menemui mereka hanya menampung aspirasi mereka. “Aspirasi ini kami tampung dan kami teruskan kepada pimpinan sementara dewan. Jika dewan sudah memiliki alat kelengkapan, aspirasi ini akan ditindaklanjuti. Doakan semoga pimpinan definitif dewan segera mendapat SK (surat keputusan dari Gubernur Jatim, Red), sehingga alat kelengkapan segera terbentuk,” pungkas calon pimpinan definitif DPRD Banyuwangi asal Partai Golkar, Ismoko. (sgt/c1/bay)
datang ke KUA. Yang meminta kita mendatangi rumahnya empat pasangan. Istilahnya kalau pihak KUA yang datang itu bedolan,” terang Ahmad Sakur. Saking banyaknya pasangan yang menikah di KUA Kalipuro, Sakur sampai-sampai harus membuat nomor urut. Penomoran tersebut bertujuan agar pasangan antre dengan tertib saat menunggu giliran dinikahkan. ”Nomor urut diberikan sesuai pendaftaran. Kalau daftar lebih awal dapat nomor urut paling awal,” jelas Sakur. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, banyak kendaraan parkir di sekitar KUA Kalipuro. Beberapa pasangan juga tampak mengantre di halaman KUA. ”Kita mulai pukul 06.30 sampai pukul 15.00 baru selesai nikah. Selama saya bekerja di KUA Kalipuro, hari ini (kemarin) adalah yang terbanyak pasangan menikah di Kecamatan Kalipuro,” terang Sakur. Sementara itu, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, membenarkan bahwa Kecamatan Kalipuro telah menikahkan 50 pasangan kemarin. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak dibandingkan
Pasangan yang Menikah Kemarin Kecamatan Tegalsari Purwoharjo Kalibaru Siliragung Bangorejo Singojuruh Sanggar
Pasangan 5 13 34 7 8 19 11
SUMBER DATA : KEMENAG BANYUWANGI
kecamatan lain di Banyuwangi. ”Kecamatan Kalipuro memang yang terbanyak daripada kecamatan lain. Di kecamatan lain pasangan yang melangsungkan pernikahan juga membeludak. Berdasar data kami total 447 pasangan yang melangsungkan pernikahan hari ini (kemarin),” terang Santoso kemarin. Dia juga membenarkan bahwa banyaknya pasangan yang menikah pada hari Kamis kemarin karena banyak masyarakat yang meyakini Kamis Legi, Bulan Haji, adalah hari baik. Akan tetapi, berdasar pandangan agama, tidak
Kecamatan Tegaldlimo Licin Glagah Wongsorejo Cluring Genteng Kabat
Total
Pasangan 11 15 11 15 14 23 28
447
ada yang menjelaskan terkait hari baik melangsungkan pernikahan. ”Di dalam agama tidak ada aturan yang menjelaskan hal itu, tapi itu sudah diyakini masyarakat merupakan hari baik, ya tidak apa-apa,” jelas Santoso. Selain itu, dengan keluarnya PP No. 48 Tahun 2014 bahwa nikah di KUA itu gratis, Santoso mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pernikahan siri. Sebab, nikah siri sangat merugikan beberapa pihak, terutama anak. ” Nikah kan sudah gratis, saya harapkan yang siri-siri itu tidak terjadi lagi,” jelasnya. (tfs/c1/bay)
Ikut Mengawasi Program Bedah Rumah ■ KEJAKSAAN...
Sambungan dari Hal 33
Kasi Pidsus Paulus Agung menegaskan, pihaknya akan memanggil Peni pekan depan. ”Mungkin minggu depan pemeriksaannya,” kata pria asal Jogjakarta tersebut. Sekadar tahu, kasus dugaan korupsi Bedah Rumah di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, itu sudah menyeret dua orang sebagai tersangka. Tersangka pertama adalah Suliyono, 36, anggota Tim Pendamping Masyarakat (TPM). Warga Keluharan Banjarsari itu diduga merupakan orang yang paling mengetahui aliran dana program Bedah Rumah yang
diselewengkan. Perkembangannya, penyidik akhirnya meminta keterangan kepada Anggrid selaku Kabid PEM yang mengawasi program Bedah Rumah itu Rabu lalu (8/10). Usai memeriksa Anggrid sebagai saksi, penyidik Kejari langsung menaikkan status Kabid PEM tersebut menjadi tersangka kasus program Bedah Rumah di Kelurahan Banjarsari 2013 tersebut. Didampingi pengacara Ribut Puyadi SH, Anggrid mengaku dirinya melakukan pengawasan terkait pengelolaan dana. Dia mengaku mendapat laporan berdasar foto rumah yang telah dibedah. ”Saya hanya mengawasi bahwa uang itu sudah digunakan melalui foto dan verifikasi
di lapangan,” jelasnya saat itu. Seperti diberitakan sebelumnya, program Bedah Rumah di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, ditangani kejaksaan. Program tersebut didanai pusat sebesar Rp 945 juta untuk 126 kepala keluarga (KK). Masing-masing KK seharusnya menerima Rp 7,5 juta melalui mekanisme dua kali pencairan. Uang itu seharusnya langsung disetorkan kepada toko yang telah ditunjuk. Namun, ternyata pihak toko hanya menerima setengahnya. ”Ada selisih lebih dari Rp 400 juta antara jumlah anggaran dengan yang ditransfer ke pihak toko. Itu estimasi kerugian yang kami temukan,” jelas Kasi Pidsus Agung. (tfs/ c1/bay)
Harga Naik, Petani Jual ke Pihak Lain ■ PASOK...
Sambungan dari Hal 33
Penyaluran beras untuk daerah yang membutuhkan tersebut, kata Komuli, merupakan perintah dari pusat. Selain itu, penyaluran stok beras yang melimpah itu juga bertujuan agar stok beras tidak terlalu lama disimpan. Bila terlalu lama disimpan, bisa mengurangi kualitas beras tersebut. Tahun ini Bulog Subdivre Banyuwangi sering melakukan distribusi beras ke daerah lain yang membutuhkan atau movement nasional (movnas). Stok beras Banyuwangi dikirim ke Bali, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Padang, Kapuas, dan Papua. Yang paling
baru, Bulog mengirimkan 2.200 ton beras ke Dumai, Riau. “Awal tahun hingga hari ini, total 45.000 ton beras Banyuwangi sudah disebar ke seluruh daerah yang membutuhkan,” tambah Komuli. Kadivre Sopran mengatakan, stok beras melimpah itu patut disyukuri. Banyuwangi memiliki hasil pertanian yang melimpah dan bisa membantu daerah lain yang kekurangan beras. Walaupun persediaan melimpah, jumlah penyerapan beras berkurang setiap hari. Biasanya, Bulog bisa menyerap beras dari petani hingga ratusan ton per hari. Namun, belakangan ini rata- rata Bulog hanya menyerap beras 30 ton per hari.
Menurut prediksi Sopran, berkurangnya penyerapan beras petani itu akibat hasil panen berkurang di musim kemarau ini. Selain itu, harga beras yang melonjak juga ikut mempengaruhi penyerapan beras dari petani. Dengan harga beras melonjak, petani lebih memilih menjual beras kepada pihak lain. Perlu diketahui, Bulog Banyuwangi menargetkan menyerap 75.000 ton beras petani tahun ini. Namun, hingga Oktober 2014 ini Bulog baru menyerap 48.240 ton beras dari petani. Jumlah sebanyak itu masih 65 persen dari target. ‘’Kami tetap optimistis hingga akhir tahun bisa memenuhi angka yang telah ditargetkan,’’ ujar Sopran. (cin/c1/bay)
Belum Bisa Jalankan Fungsi Dewan ■ DEWAN... Sambungan dari Hal 34 AGUS RAHMATULLOH FOR RABA
SANTAI: Perangkat Kecamatan Songgon jongkok di tembusan Gua Pasujudan di Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon.
Jaraknya hanya 1 Km dari Markas Belanda ■ DIDUGA...
Sambungan dari Hal 33
Tetapi, secara topografi, posisi Gua Capil lebih tinggi daripada Gua Sadong. Kami pun segera menyeberangi Sungai Lungun lagi, menyusuri jalan menanjak tidak beraspal ke arah utara. Jika jalan terus ke utara, seperti yang disampaikan pada ekspedisi edisi 7 Oktober, maka akan sampai ke Dusun Sangkur, Desa Bunder. Nah, sekitar lima puluh meter setelah tanjakan itu, kami belok kiri ke jalan setapak. Tidak jauh dari belokan jalan setapak itu terdapat dinding batu. Dinding batu itu berada di sebelah kanan jalan. Tidak terlalu tinggi. Bagian atas dinding itu menjorok ke selatan, dan di bagian bawahnya terdapat gua. Itulah Gua Capil. Dinamakan Gua Capil karena bagian atas dinding yang menjorok ke selatan itu mirip topi alias capil. “Itu Mas, dinding bagian atas menjorok ke selatan, seperti capil,” kata seorang perangkat Desa Balak. Tetapi, kami kurang beruntung. Saat kami kunjungi, gua tersebut tengah tertutup banyak batu kecil yang disusun sedemikian rupa. Menurut Ribud, kepala Desa Balak, gua itu ditutup warga untuk keperluan menangkap burung. Dia menambahkan, banyak burung yang masuk ke Gua Capil. Untuk mempermudah menangkapnya, mulut gua tersebut dipersempit. “Itu kerap dilakukan warga sini. Dulu cukup lebar dan dalam, tapi tidak sebesar Gua Sadong,” kata kades yang masih muda itu. Beberapa perangkat Desa Balak dan perangkat Kecamatan Songgon menawarkan mulut Gua Capil yang tertutup batu-batu kecil itu dibersihkan, tapi kami menolak. Sebab, itu
akan menyita banyak waktu. Sementara itu, dari sela-sela batu yang menutup pintu gua tersebut, terlihat bagian dalam Gua Capil penuh lumpur kering. “Dibersihkan lain kali saja agar kalau ada wisatawan datang bisa melihat dengan jelas,” kata Dariharto, Kabid Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Meskipun tidak melihat keadaan yang sebenarnya dan hanya berdasar penuturan perangkat desa, kami bisa gambarkan keadaan Gua Capil sama dengan Gua Sadong dan Koperesi. Mulut Gua Capil sempit tapi bagian dalam cukup lebar. Tetapi, bagian dalam Gua Capil tidak seluas Gua Sadong dan Koperesi. “Tetapi, mungkin kalau dibersihkan dan lumpurnya digali akan lebih luas,” kata Mustain, perangkat Desa Balak. Lantaran keadaan Gua Capil hampir sama dengan Gua Sadong dan Koperesi, kami menduga gua itu dibangun di masa yang sama. Apalagi melihat lokasinya yang berdekatan, tim ekspedisi menduga ada satu strategi yang tengah dirancang si pembuatnya dulu. “Saya menduga mendekati yakin, gua-gua ini dibangun untuk mengepung Belanda,” kata Fatah Yasin Noor, anggota ekspedisi. Atas beberapa dugaan yang belum pernah diungkap sebelumnya, menjadikan gua-gua di Dusun Cemoro tersebut menjadi sangat menarik. Apalagi, Belanda tidak pernah mengungkapnya. Padahal, saat Perang Bayu, Belanda mendirikan tenda di wilayah bernama Anderwono (Dusun Derwoso sekarang). Fatah Yasin menduga, Belanda mungkin memang tidak tahu keberadaan gua tersebut. Kalau tahu, ada kemungkinan Belanda akan menulisnya dalam laporan-laporan yang
dikirim ke VOC yang bermarkas di Semarang. Sebab, hasil interogasi penduduk terkait Perang Bayu saja dilaporkan ke Semarang. Jadi, ada indikasi Belanda benar-benar tidak tahu keberadaan gua tersebut. Sementara itu, Yons DD, anggota ekspedisi dari unsur DKB menyebut, dirinya sependapat jika gua-gua tersebut dianggap sebagai gua persembunyian para prajurit Blambangan saat Perang Bayu melawan Belanda. Tetapi, dirinya menyangsikan gua-gua itu dibuat saat perang itu berlangsung. Pencipta lagu “Suworo” itu menduga gua-gua itu dibuat sebelum Perang Bayu di bawah komando Jogopati berlangsung. Sebab, melubangi batu besar hingga menjadi gua cukup panjang dan lebar membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Selain itu, juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Walaupun orang zaman dulu ada yang menyebut sakti mandraguna, gua itu tidak dibuat dengan ajian-ajian tertentu. Terlihat gua-gua tersebut dibuat dengan tangan manusia. Sebab, ada bekas tumbukan benda keras berbahan logam sejenis linggis. Itu bisa dilihat dengan jelas di ujung Gua Sadong. Di sana juga masih ada sisa bongkahan rejeng yang belum dikeluarkan. Di tambah lagi, melubangi batu akan menghasilkan suara yang sangat keras alias berisik. Sehingga akan mudah terdeteksi Belanda. Apalagi, di zaman itu belum ada polusi suara. Suara menumbuk dinding gua akan terdengar jelas dari kejauhan. “Durung-durung wes dibedil solong ambi Londo (belum apa-apa sudah ditembak dulu oleh Belanda),” kata revolusioner musik Banyuwangi itu. (bay/ bersambung)
Pihak eksekutif, pengurus partai politik (parpol), akademisi, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, aktivis mahasiswa, hingga insan pers, akan diundang untuk menghadiri pertemuan yang rencananya digelar Senin pekan depan (13/10) tersebut. Pimpinan sementara DPRD, Joni Subagio mengatakan, pihaknya sudah meminta Sekretariat Dewan (Setwan) menyebarkan undangan pertemuan tersebut. “Ini dalam rangka pertanggungjawaban publik lembaga DPRD,” ujarnya kemarin (9/10). Dikatakan, pertanggungjawaban publik perlu dilakukan karena setelah dilantik 21 Agustus lalu, DPRD belum bisa menjalankan fungsi legislasi, fungsi kontrol, maupun fungsi anggaran (budgeting) secara optimal.
“Kita belum bisa melaksanakan fungsi kedewanan karena lembaga dewan belum memiliki alat-alat kelengkapan,” kata pria ketua DPC PKB Banyuwangi itu. Joni menambahkan, dalam forum pertemuan lintas elemen itu pihaknya tidak ingin memojokkan salah satu pihak. Pertemuan itu dimaksudkan untuk menyampaikan permasalahan yang sebenarnya terjadi di tubuh DPRD Banyuwangi. “Ini perlu dibicarakan bersama. Semoga forum itu bisa menghasilkan solusi terbaik,” harap Joni. Sekadar diketahui, Gubernur Jatim Soekarwo hingga kemarin belum menerbitkan SK pimpinan definitif DPRD Banyuwangi. Penyebabnya, dari empat nama yang diajukan, ada satu calon pimpinan dewan yang belum mengantongi rekomendasi induk partainya, yakni calon dari Partai Demokrat (PD). Surat permohonan SK yang
dikirim kepada gubernur adalah untuk calon I Made Cahyana Negara (calon ketua DPRD/PDIP), Joni Subagio (calon wakil ketua/ PKB), Ismoko (calon wakil ketua/ Golkar), dan Yusieni (calon wakil ketua/PD). DPC PD mengusulkan nama Yusieni tanpa mendapat rekomendasi dari DPP PD lantaran pengusulan yang disampaikan DPC PD Banyuwangi masih diproses di tingkat pusat. Di sisi lain, nama yang diusulkan DPC PD Banyuwangi itu tidak sama dengan calon pimpinan dewan yang direkomendasikan DPD PD Jatim. DPD PD Jatim merekomendasikan nama anggota dewan asal PD yang lain, yakni Sri Utami Faktuningsih. DPC PD Banyuwangi beralasan, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) PD disebutkan, kewenangan menentukan pimpinan DPRD berada di tangan DPP. (sgt/c1/afi)
Criterium Race Tempuh Jarak 5 Km ■ ETAPE... Sambungan dari Hal 42
Pada etape ini dianggap sebagai recovery bagi peserta setelah sehari sebelumnya melewati sejumlah tanjakan dan rute yang panjang. Pada etape ketiga, para pembalap akan jatuh bangun dan berjuang habis-habisan. Sebab, rute yang bakal dilahap sejauh 201,7 Km. Pada etape ini akan memulai balapan start di Kecamatan Muncar dan finish di Paltuding, Ijen. ‘’Para pembalap ajur-ajuran pa-
da etape ketiga ini dengan melewati tiga tanjakan curam hingga ke Ijen,’’ ungkap Chairman ITBI, Guntur Priambodo. Etape tiga paling berat dan penuh siksaan bagi pembalap. Sebab, selain panjang, medan yang dilalui juga menanjak. Bahkan, tanjakan Ijen dianggap sebagai salah satu tanjakan balap sepeda paling ekstrem di Asia. ‘’Saya kira, etape ini bisa sebagai penentu poin. Kalau selisih poin jawara di etape satu dan dua tipis, dipastikan jawara di etape tiga ini akal sebagai
pemenang ITBI,’’ ujar pria yang juga Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Banyuwangi itu. Terakhir di etape empat, para pembalap akan kembali menempuh rute flat sepanjang 140,5 Km dengan rute dari Kecamatan Kalibaru dan finish di kantor Pemkab Banyuwangi. “Saat di kota Banyuwangi nanti, para pembalap akan menempuh criterium race dengan mengelilingi kota sepanjang 5 kilometer sebanyak 15 kali putaran,” pungkas Guntur. (ton/c1/aif)
44
RADAR GENTENG R A D A R
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Jumat 10 Oktober 2014
Pemilik Payung Wisata di Pulau Merah Resah Harus Setor Rp 10 Ribu per Hari untuk Pajak
SHULHAN HADI/RABA
NEKAT: Bangunan milik Suparmin ini terus dikerjakan meski ada papan berisi larangan pendirian bangunan.
Bangunan di Stren Sungai Dilanjutkan BANGOREJO - Meski masuk daerah terlarang mendirikan bangunan, tapi proyek gedung milik ketua LSM Kodeba, Suparmin, di pinggir Sungai Pekalen Sampean, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, ternyata terus dikerjakan. Bangunan yang akan dibangun dua lantai itu, kini sudah mulai proses ngecor lantai dua. Sejumlah material menumpuk di samping bangunan. “Memang saya teruskan,” kata Suparmin ke-
pada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Suparmin berdalih telah mengirim surat pemberitahuan kepada sejumlah pihak terkait. Hanya saja, sampai saat ini belum ada balasan. “Saya sudah kirim surat pemberitahuan untuk membangun ini,” dalihnya. Ditanya rencana akan ada penertiban terhadap bangunan di pinggir sungai, Suparmin malah menanyakan legalitas bangunan yang tersebar di beberapa lahan milik Dinas Pengairan. “Banyak
bangunan milik Pengairan digunakan masyarakat, termasuk Ramayana di Banyuwangi,” cetusnya. Sementara itu, Sekretaris Satpol PP Banyuwangi Ahmad Nuril Falah mengatakan, terkait penertiban bangunan liar termasuk yang berada di kawasan stren irigasi, nanti akan dilaksanakan secara bertahap. “Kita tertibkan pelan-pelan,” katanya. Menurut Nuril, daerah di sekitar stren sungai tidak diper-
bolehkan didirikan bangunan, karena kawasan itu untuk memelihara dan memeriksa kondisi air dan saluran. “Untuk inspeksi kanal atau pengecekan,” jelasnya. Jika terjadi luapan atau banjir, terang dia, fungsi daerah tersebut sebagai penampung. Makanya, bangunan liar termasuk yang berada di stren, tersebut akan dibongkar. “Kami berharap pemilik mau membongkar sendiri,” harapnya. (sli/c1/abi)
Arena Sabung Ayam Digerebek Polisi MUNCAR - Arena judi sabung ayam di Dusun Krajan, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, digerebek aparat polsek setempat kemarin siang. Dalam operasi itu, dua warga yang diduga ikut aduan ayam berhasil digaruk. Belasan pelaku lain berhasil kabur. Kedua warga yang diduga ikut adu ayam dan judi itu langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Kedua tersangka itu adalah Sugito, 54, warga Dusun Stoplas, Desa Kedungrejo, dan Saderi, 65, asal Dusun Krajan, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar. Selain menangkap kedua tersangka, dari tempat kejadian, polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa dua ekor ayam jago, selembar kertas catatan
ABDUL AZIZ/RABA
SABUNG AYAM: Kedua pelaku dan BB berupa uang diamankan di Polsek Muncar.
judi, sebuah bolpoin, tujuh unit motor, enam pasang sandal jepit, dan uang tunai Rp 405 ribu.
Kapolsek Muncar, Kompol Ary Murtini mengatakan, penggerebekan tersebut bermula dari
laporan warga melalui telepon. Kepada polisi, warga yang enggan disebut namanya mengaku melihat puluhan orang bermain judi dengan cara sabung ayam. Laporan itu ditindaklanjuti polisi dengan mendatangi lokasi. Saat polisi datang, di lokasi sabung ayam itu ada belasan orang. “Banyak orang bergerombol dengan menggelar sabung ayam. Ada unsur judinya,” ungkapnya. Sayang, kedatangan polisi itu diketahui warga. Mereka serentak semburat saat anggota polisi mulai mendekat. Dari belasan orang, hanya dua orang yang berhasil ditangkap. “Pelaku yang lolos kita tetapkan sebagai DPO (daftar pencarian orang),” katanya. (azi/c1/abi)
PESANGGARAN - Para pemilik payung di lokasi wisata Pulau Merah, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kini banyak yang mengeluh. Mereka mengaku harus membayar retribusi kepada pemerintah Rp 10 ribu per hari. Pemberlakuan retribusi itu setelah tarif masuk ke pantai Pulau Merah diberlakukan. Mulai kemarin setiap pengunjung yang masuk dikenakan biaya Rp 5.000. Pemberlakuan tarif itu tindak lanjut atas kerja sama Pemkab Banyuwangi dan KPH Perhutani Banyuwangi Selatan dalam mengembangkan Pulau Merah. “Kita diminta membayar retribusi Rp 10 ribu per hari,” cetus salah satu pemilik payung, Njelit, 42. Menurut Njelit, retribusi sebesar Rp 10 ribu per hari itu dirasa cukup berat. Apalagi, tidak setiap hari objek wisata yang kini menjadi andalan di Kota Gandrung itu banyak dikunjungi warga. “Buat kita itu berat,” katanya. Menurut Njelit, retribusi sebesar Rp 10 ribu per hari itu jauh lebih tinggi dibanding retribusi yang harus dibayar pemilik payung di Bali. “Di Bali itu setiap payung cuma Rp 3.500 per minggu,” ungkapnya. Njelit berharap nominal yang harus disetor itu bisa ditawar atau setidaknya sama dengan di Bali. Sehingga, para penjual jasa itu tidak rugi. “Retribusi sama dengan di Bali tidak masalah,” cetusnya. Sementara itu, Plt. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda, saat dikonfirmasi mengatakan rencana pemungutan pajak dari para pemilik payung itu memang ada. Tetapi, terkait nominal, pihaknya belum menentukan, karena masih
SHULHAN/RABA
PAJAK: Pemilik deretan payung di pantai Pulau Merah mengeluh terkait pajak yang harus dibayar.
menunggu kesepakatan dari Paguyuban Payung. “Masih ada waktu bermusyawarah,” ujarnya. Mengenai perbandingan nilai retribusi dengan Bali, Bramuda menegaskan hal itu tidak bisa disamakan. Sebab, status tanah di Bali dan di Pulau Merah berbeda. “Di Bali itu bukan tanah milik Perhutani, jadi sangat
beda,” ungkapnya. Bramuda berharap Paguyuban Payung segera merespons tawaran yang diberikan pemkab. Sebab, akhirnya retribusi itu juga kembali kepada masyarakat yang terlibat dalam kegiatan usaha di tempat tersebut. “Ini belum final. Nanti paguyuban dapat persentase,” katanya. (sli/c1/abi)