Rujukan Informasi Terkini
SENIN 14 SEPTEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 29
Ketika Yang Gratis Tak Kalah Bergengsi SABTU lusa (26/9), Gandrung Sewu edisi keempat kembali digelar. Kali ini temanya Podho Nonton. Yang menangani tetap sama: seniman tari senior Sumitro Hadi, drh. Budianto, dan Suko. Kami dari DKB (Dewan Kesenian Blambangan) lebih berposisi sebagai tim pengarah. Lebih pasnya: partner diskusi. Berbeda dengan
Kejar Layangan Berujung Maut 1
MAN
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan pergelaran Gandrung Sewu. Mulai pendanaan sampai kepanitiaan. Sebagai tim, kami telah melakukan beberapa kali rapat. Rapat pertama di kantor Disbudpar membahas tema. Rapar-rapat selanjutnya fokus
NAHNU
Oleh SAMSUDIN ADLAWI 30
2
membahas teknis dan rekrutmen para penarinya: 1000 penari gandrung anak dan remaja (SMP sampai SMA). Untuk mementaskan Gandrung Sewu tahun ini bukan lagi 1000 penari. Tapi membengkak jadi 1200 talent. Kalau tidak ditutup, kata Pak Budianto, masih banyak yang akan ikut menari.
4
Diduga ada layangan putus, Bagus meninggalkan teman-temannya. Dia berusaha mengejar layangan tersebut.
Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Masih banyak orang tua murid yang ‘memaksa’ mendaftarkan anaknya. Katanya anak mereka menangis ingin ikut Gandrung Sewu. Tapi karena kuotanya memang tidak bisa ditambah lagi, ya terpaksa harus antre tahun depan ■ Baca Ketika...Hal 39
Diduga kepleset, Bagus tercebur kolam limbah PT. KBR dengan kedalalaman 6 meter. Kolam tersebut penuh lumpuh.
Sabtu sore (12/9) Bagus bersama kakaknya Rio Firmansyah dan teman-temannya bermain bola di lapangan PT. KBR Banyuwangi.
3 Rio berusaha mengingatkan adiknya agar tidak mendekati kolam limbah. Bukannya menuruti perintah kakaknya, Bagus malah mempercepat langkahnya mendekati arah kolam.
5 Warga berusaha mencari Bagus dengan cara menyedot limbah. Minggu (13/9) pukul 05.30, warga menemukan tubuh Bagus berada di dasar kolam dengan kondisi sudah tak bernyawa. REZA FAIRUZ/RABA
Limbah PT KBR Minta ”Tumbal” Warga Anggap Perusahaan Lalai Jaga Keamanan
Kejar Layangan, Bocah SD Tewas Terendam 16 Jam BANYUWANGI – Bulan September sepertinya menjadi bulan yang tragis bagi anak-anak. Belum hilang ingatan kita tentang siswa yang tenggelam di Pantai Boom dan Sungai Tambong, kemarin (13/9) seorang siswa SD ditemukan tewas tenggelam di kolam pembuangan limbah PT. Kertas Basuki Rahmat (PT.KBR) Banyuwangi. Siswa malang tersebut baru ditemukan keluarganya pagi kemarin (13/9) setelah 16 jam terendam di kolam limbah ■
FREDY RIZKI/RABA
Baca Limbah...Hal 39
HISTERIS: Selamet Sahroni mencium jasad anaknya sesaat dientaskan dari kolam limbah PT. KBR, pagi kemarin.
PENJUAL MIRAS
Baca Ealah...Hal 39
kooperatif dalam penanganan evakuasi jenazah Bagus. Saat pencarian, beberapa warga sempat dilarang masuk ke lokasi kecuali keluarga korban. Bahkan beberapa awak media yang berusaha meliput lokasi kejadian dihalang-halangi dengan kasar oleh pihak security ■ Baca Warga...Hal 39
Koma Tujuh Hari, JCH Patoman Meninggal
Ealah, Cukup Sidang Tipiring BANYUWANGI - Peredaran minuman keras (miras) di Banyuwangi yang semakin marak sayangnya tidak dibarengi dengan ketegasan aturan pengendalian. Sanksi bagi pemilik dan pengedar miras tanpa izin pun terbilang cukup ringan. Tidak sampai dipidana, mereka hanya dikenai pasal tindak pidana ringan (tipiring) atas perbuatannya tersebut. Sangsi tipiring yang bakal diberikan kepada pemilik miras seakan tidak sebanding dengan efek yang ditimbulkan ■
SEMENTARA itu, peristiwa mening galnya Bagus Hendarto, di kolam limbah dianggap warga sebagai kelalaian perusahaan. Sebab, di sekeliling kolam yang berisi lumpur limbah tersebut tidak disertai dengan pengaman seperti pagar. Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kertas itu pun tampak tidak
Laporan JUHDY dari Makkah
MAKKAH – Setelah koma selama tujuh hari di Rumah Sakit Ajyad, jamaah calon haji (JCH) asal Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi dengan nama Dewi Maryam Mahfud, 65, akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 06.30 waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 10.30 WIB Sabtu (12/9). Dewi Maryam yang sebelumnya terkena kena serangan jantung langsung dimakamkan di tempat pemakaman Makbaroh Syariah, Makkah. Petugas haji Banyuwangi, dr. M
Nizam Fahmi mengatakan, pihak rumah sakit baru memberi kabar atas meninggalnya Dewi Maryam kepada petugas haji Banyuwangi pada pukul 11.00 WAS, padahal Dewi Maryam sudah dinyatakan meninggal sejak pukul 06.30 WAS. Mendengar kabar duka tersebut pihak petugas haji Banyuwangi didampingi pihak maktab langsung menuju rumah sakit untuk mengurus proses administrasi pemakaman ■ Baca Koma...Hal 39
JUHDY FOR RABA
SANTAI: JCH Banyuwangi saat berada di dalam Maktab, kemarin.
Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (33)
Dikelilingi Bukit, Pantai Rajegwesi Berombak Tenang Tim ekspedisi jelajah Jawa Pos Radar Banyuwangi kali ini berada di Pantai Rajegwesi yang ada di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Pantai ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).
Penyelanggaranya dihantaui masuk penjara! KECOKLATAN: Deretan perahu nelayan bersandar di Pantai Rajagwesi, Desa Sarongan, Pesanggaran.
TAUFIK FERDIANSYAH, Pesanggaran KECAMATAN Pesanggaran ini tampaknya banyak menyimpan pantai-pantai yang begitu eksotik. Saat ini tim ekspedisi jelajah sudah berada di Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Cukup jauh memang letak dari Pantai Rajegwesi ini. http://www.radarbanyuwangi.co.id
Pilbup dihantui pemilih fiktif
Limbah PT KBR minta “tumbal” Kayaknya perlu ruwatan pabrik!
RENDRA KURNIA/RABA
Untuk menuju Pantai Rajegwesi, jarak yang harus ditempuh sekitar 20 Km dari pusat Kecamatan Pesanggaran. Meski jauh, banyak pengunjung yang ke sana
karena memang pantai ini menyuguhkan pemandangan yang sangat eksotik. Jika kami lihat pada alat Global Positioning System (GPS) yang kami bawa,
pantai ini terletak pada titik koordinat 8,558’44 Lintang Selatan (LS) dan 113,936’87 Bujur Timur (BT) ■ Baca Dikelilingi...Hal 39 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR SPORT RADAR BANYUWANGI
30
Jawa Pos
Senin 14 September 2015
Gagal, Sujito Tolak Mundur Tetap Komitmen Selesaikan Tugas hingga 2018
ALI NURFATONI/RaBa
FOKUS: Mantan pelatih silat Porprov Banyuwangi, Siswanto saat memberikan pelatihan dalam latihan bersama di Karangsari, Sempu, beberapa waktu lalu.
PSHT Ambisius Jaring Pesilat BANYUWANGI – Perguruan pencak silat di Banyuwangi kian berkembang pesat. Bagaimana tidak, tercatat ada 24 perguruan silat yang resmi bergabung dan menjadi anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Dengan komposisi itu, maka sangat wajar jika persaingan antar perguruan kian sengit. Tak ayal, kompetisi yang ketat itu bakal melahirkan atlet yang jempolan. Sehingga, setiap perguruan harus kerja keras dalam membina atlet. Jika leyeh-leyeh, maka jangan harap atlet itu bisa membela panji-panji IPSI dalam berbagai kejuaraan. Bukan hanya itu, IPSI Banyuwangi rutin menggelar kejuaraan antar perguruan setiap tahun. Agenda itu berlanjut dalam kejurkab antar pelajar.
Menyadari persaingan yang ketat itu, organisasi silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) harus ekstra waspada. Keberhasilan meraih juara umum dalam kejurkab antar perguruan pada tahun lalu terancam pada edisi berikutnya jika tidak dipersiapkan baik-baik. Prestasi itu ternyata masih belum merembet pada kategori kelompok umur. Pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015, kontribusi PSHT dalam menghuni skuad tim silat Porprov Banyuwangi masih minim. Hanya ada dua atlet yang sukses menembus skuad Porprov. Satu diantaranya meraih medali emas dalam ajang multi even itu. Keberhasilan itu menjadi perhatian bagi PSHT Banyuwangi.
Untuk mencari atlet berbakat, PSHT segera menggelar kejuaraan bertajuk Krida Siswa tahun 2015. Even pertama itu akan dipusatkan di Padepokan PSHT di Desa/Kecamatan Cluring. Sedianya, ajang tersebut akan dihelat selama dua hari, mulai tanggal 25 hingga 26 September mendatang. ‘’Sampai saat ini, sekitar 300 pesilat dari PSHT akan tampil,’’ ungkap ketua panitia Krida Siswa PSHT tahun 2015, Bisri Mustofa, kemarin. Mantan atlet itu menambahkan, jika pertandingan akan berlangsung sejak pagi hingga malam selama dua hari. Para pesilat akan bertanding sesuai dengan kelas yang diikuti. ‘’Kami ingin meneruskan tren positif menjaring atlet penuh potensi,’’ tandas pria asal Genteng itu. (ton/als)
Dua Atlet Anggar Tampil di Kejurnas BANYUWANGI - Prestasi cabang olahraga (cabor) anggar tidak bisa dianggap sebelah mata. Meski tergolong cabor baru, tapi mereka mampu menunjukkan bukti di atas lapangan. Tentu saja, keberhasilan meraih medali dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Capaian satu medali perunggu itu dalam ajang multi even itu dianggap tidak terlalu mengecewakan. Bahkan, prestasi itu merupakan salah satu bukti konkrit dalam keberhasilan pembinaan. Baru-baru ini, cabor anggar Kota Gandrung meraih catatan apik dalam kejurprov tahun 2015. Tim atlet terbaik Bumi Blambangan sanggup meraih enam medali, dengan rincian 2 medali perak dan
empat perunggu. Hasil tersebut jelas mengalami peningkatan yang luar biasa. Sebab, dalam edisi yang sama akhir tahun 2014 lalu, tim Anggar Banyuwangi nol gelar alias tidak mampu meraih juara dalam even yang di pusatkan di GOR Tawang Alun, Banyuwangi itu. Keberhasilan meraih medali dalam ajang tahunan itu membuat semangat atlet meraih medali kian membara. Kans untuk menambah pundi-pundi medali masih terbuka. Hal itu menyusul keputusan Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Banyuwangi yang mengirimkan dua atlet dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Bandung. Kedua atlet itu adalah Ike Puji Lestari dan
Jovin Fuad Rizqi. Kedua atlet itu bakal memiliki pengalaman setelah meraih medali dalam Kejurprov 2015. Pelaksana tugas (Plt) IKASI Banyuwangi, Agus Andri tidak memungkiri jika persaingan meraih juara dalam kejurnas itu sangat ketat. Tapi, minimal dua atlet yang dikirim memiliki pengalaman dan jam terbang lebih tinggi. ‘’Itu bagus bagi perkembangan anak-anak,’’ jelasnya. Maka dari itu, IKASI Banyuwangi berharap agar kedua atlet itu tampil maksimal. Sehingga, mampu membawa pulang medali dalam even yang akan berakhir pada tanggal 20 September itu. ‘’Kita dukung agar anak-anak bisa berprestasi lebih,’’ tandasnya. (ton/als)
BANYUWANGI – Cabang olahraga (cabor) basket gagal menorehkan sejarah manis pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Hasil buruk itu mengulang tragedi yang terjadi pada edisi sebelumnya. Padahal, ajang multi even itu dianggap sebagai salah barometer kesuksesan pembinaan. Sebab, ajang dua tahunan itu menjadi pesta paling akbar di level Jatim. Tapi, tim putraputri basket Banyuwangi gagal mewujudkan se keping medali. Tentu saja, kegagalan meraih juara di kandang sendiri yang digeber Juni lalu menjadi pukulan telak bagi Banyuwangi. Jebloknya prestasi cabor basket di Kota Gandrung dalam even akbar itu memang patut disesalkan, khususnya tim putri. Betapa tidak, tim putri dihuni dua atlet yang sukses menghuni PON Remaja Jatim 2014 dan berhasil meraih runner up. Tapi, alih-alih raih prestasi, mereka justru tidak bisa berkutik dalam laga yang dipusatkan di GOR Sahabat Banyuwangi itu. Yang mengejutkan, me-
DOK.RaBa
Sujito
reka malah tersingkir di fase penyisihan. Jika dibandingkan tim putra, tim putri cukup diunggulkan dalam perebutan medali. Hasil negatif cabor basket dalam ajang multi even itu menambah panjang daftar cabor gagal. Tercatat ada tiga belas cabor yang nol prestasi dalam pesta paling akbar di Jatim itu. Sembilan di antaranya juga meraih hasil serupa pada edisi tahun 2013. Sedangkan, tiga cabor lainnya baru terbentuk dan absen dalam Porprov di Madiun. Sementara, satu lainnya mengalami penurunan prestasi. Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Banyuwangi, Sujito enggan lempar handuk setelah tim binaannya tidak bisa meraih medali dalam even tersebut. ‘’Kami tetap memiliki komit-
men ke depan untuk terus membina anak-anak sampai berhasil,’’ tegasnya, kemarin. Perlu dicatat, Sujito memang belum genap setahun menjadi nahkoda induk organisasi bola basket di Bumi Blambangan. Otomatis, dia tidak bertanggung jawab atas capaian Porprov Jatim IV tahun 2013. ‘’Saya baru Oktober tahun 2014 dipercaya teman-teman jadi ketua Perbasi,’’ katanya. Meski belum genap setahun, tapi dia merasa telah memiliki peran penting dalam kesuksesan atlet, terutama di luar agenda Porprov. ‘’Ada dua atlet kita yang dipanggil PON Remaja Jatim,’’ beber guru SMPN 1 Rogojampi itu. Hanya saja, dua pemain yang menghuni PON Remaja Jatim itu kurang beruntung saat tampil di Porprov. Sebab, menurutnya, permainan basket memang membutuhkan kekompakan tim. ‘’Saat ini, satu atlet kita, Sherly mengikuti seleksi Pra-PON,’’ sebutnya. Oleh karena itu, Sujito memiliki optimisme tinggi jika basket Banyuwangi bakal bersinar. Jika ada desakan mengundurkan diri itu terlalu prematur. ‘’Karena jabatan ini amanah, maka tanggung jawab ini akan kami selesaikan sampai masa tugas berakhir,’’ pungkasnya. (ton/als)
Hoki Belum Dapat Dana Pembinaan BANYUWANGI – Kiprah cabang olahraga (cabor) hoki Banyuwangi tidak bisa dianggap remeh. Meski tergolong cabor baru, tapi mereka mampu membuktikan diri sanggup meraih medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015 lalu. Padahal, mereka belum berhak mendapatkan jatah dana pembinaan secara reguler. Meski demikian, induk organisasi hoki, Federasi Hoki Indonesia (FHI) Banyuwangi membawa hasil yang gemilang dengan meraih medali perak. Meski belum dapat jatah secara reguler, tapi para atlet dan ofisial tetap mendapatkan asupan gizi selama mengikuti
pemusatan latihan yang dicanangkan KONI Banyuwangi. Selain itu, mereka juga disuplai uang saku selama berkiprah dalam ajang multi even itu. Sukses meraih medali perak membuat para atlet mendapatkan reward khusus dari KONI Banyuwangi. Bonus tersebut bisa memacu semangat untuk meningkatkan level ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi, FHI Banyuwangi tetap belum berhak untuk mendapatkan jatah dana pembinaan. KONI Banyuwangi telah mengusulkan dana pembinaan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun 2015. Meski telah mengajukan anggaran khusus cabor, tapi
anggaran itu tidak tercantum untuk FHI Banyuwangi. Sebab, secara regulasi, cabor baru tidak dapat jatah dana hibah itu. Hal itu ditegaskan ketua umum KONI Banyuwangi, Bambang Wahyudi. Dia mengungkapkan, induk cabor hoki memang belum bisa menerima bantuan dana hibah. ‘’Karena induk hoki belum setahun,’’ tuturnya. Selain induk cabor hoki, KONI Banyuwangi juga tidak bisa mendistribusikan anggaran untuk Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI). Apalagi, induk cabor biliar ini malah belum menerima surat pengesahan dari Jawa timur. ‘’Mereka masih harus menunggu sampai 2016,’’ tukas Bambang. (ton/als)
ACARA PEMBACA Undang Guru Besar Biologi Modern
Dua Kelompok Nelayan Tanam Pohon Bersama
BANYUWANGI-Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Agr. Mohammad Amin, SPd, MSi, memberikan kuliah umum di auditorium Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Sabtu (12/9). Kuliah tentang biologi modern itu diikuti sekitar 200 mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi dan Fakultas Pertanian Untag. Narasumber yang dihadirkan tersebut adalah ahli di bidang biologi modern, yakni bidang bio teknologi. Saat ini, Profesor Amin sedang melakukan penelitian terhadap genetika. Amin berharap, di perguruan tinggi terdapat mata kuliah tentang bio etik. Begitu juga mata pelajaran di SMA. Guru besar itu ingin mengembangkan biologi yang beretika. “Bagaimana penelitian terhadap hewan atau tanaman ada etikanya,” cetusnya. Dekan FKIP Untag Totok Hari Prasetyo, MPd mengatakan, kuliah umum biologi itu merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun dengan narasumber berbedabeda. Acara tersebut dalam rangka memberikan motivasi penguatan bagi mahasiswa FKIP Biologi dan Pertanian. Khususnya yang berhubungan dengan biologi. Tujuannya,
BANYUWANGI – Kampung Mandar adalah daerah pesisir yang bersebelahan dengan Pantai Boom Banyuwangi. Mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan. Di Kampung Mandar, juga terdapat jalur lingkar timur Banyuwangi. Selama ini, ada beberapa kelompok nelayan yang ada di Kampung Mandar. Namun seperti yang disampaikan Suryana, ketua Harapan Jaya salah satu kelompok nelayan di sana, selama ini pihaknya merasa kurang mendapat perhatian dari dinas terkait terhadap kehidupan nelayan di sana. Contohnya, kurang sosialisasinya zona-zona penangkapan ikan yang diperbolehkan atau yang dilarang. Hal itu juga diiyakan oleh kelompok Slamet Budiono, dari Bintang Samudra. ”Nelayan di sini masih menggunakan keahlian konvensional. Belum pernah ada pendampingan ataupun pelatihan dari pihak terkait,” kata Slamet. Namun, semua itu tidak menyurutkan semangat kedua kelompok nelayan tersebut untuk menyejahterakan anggota dan juga berdampak positif pada warga sekitar di luar anggota kelompok nelayan. Dengan dana swadaya, ditambah bantuan
IRWAN/JP-RaBa
KULIAH UMUM: Guru Besar Universitas Negeri Malang Prof Amin di auditorium Untag.
kata dia, untuk menumbuhkan ilmuwan yang rendah hati. “Diharapkan mahasiswa punya bekal, karena ilmu selalu berkembang. Begitu juga dengan biologi yang kondisinya kompleks,” tuturnya. Saat ini, lanjut Totok, FKIP jurusan biologi intens melaksanakan praktikum di masing-masing mata kuliah. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman tentang materi biologi. Selain itu, meningkatkan kemampuan didaktik metodik calon guru.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
Dia berharap, pengembangan pendidikan biologi focus kepada bio etik. “Kami juga melakukan program penguatan lokal. Rencananya akan mengadakan lomba green school tingkat SD hingga SMA bekerjasama dengan BLH, Dispendik, dan Jawa Pos Radar Banyuwangi,” ungkap Totok.(*)
Acara Anda ingin dimuat? Hubungi: Irwan 08175402007, Gerda 085263555566, Nugroho 085336124077
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
G SUKARNO P/RaBa
BERKUMPUL: Dua kelompok nelayan melakukan tanam pohon bersama di jalan lingkar timur.
dari pihak swasta, kedua kelompok nelayan ini melakukan kegiatan penanaman pohon di sepanjang jalan lingkar timur Banyuwangi, akhir pekan lalu. Sebanyak 75 pohon yang terdiri dari cemara dan trembesi merupakan bantuan dari PT Kertas Basuki Rahmat, Ocha Bali, Nafo, serta PT Lundin. Tujuan kegiatan penanaman ini, selain mendukung program Pemkab Banyuwangi, yakni penanaman satu juta pohon, juga ingin menunjukkan bahwa
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
keberadaan kelompok nelayan ini tidak sekedar berbadan hukum, tetapi juga selalu peduli dengan kegiatan sosial lainnya. Harapannya, dengan bentuk kegiatan yang riil dan positif ini, semakin banyak kelompok nelayan yang mengikuti jejak mereka. Dengan begitu, tidak sekedar bersosialisasi tetapi saling membagi ilmu seputar nelayan dan bertekad menjadikan profesi nelayan menjadi lebih baik. Walaupun selama ini masih murni swadaya masyarakat. (*/als)
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
SENIN 14 SEPTEMBER
TAHUN 2015
Halaman 31
Koranna Oreng Situbendeh
Si Jago Merah
Kebakaran Lagi di Lahan Tiga Hektar PANARUKAN– Kebakaran lahan kosong membuat heboh puluhan warga Perumahan Panorama, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, kemarin (13/9). Terjadinya kebakaran ini lagi-lagi karena ulah tangan seseorang yang tidak bertangggung jawab. Lahan di kosong di sekitar perumahan Panorama ini sudah terbakar untuk ketiga kalinya. Kali ini, luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari tiga hektare. Beruntung, api bisa dipadamkan sebelum mendekati rumah penduduk yang ada di sekitar lokasi kebakaran n Baca Kebakaran...Hal 32
NUR HARIRI/JPRS
DIPADAMKAN: Petugas Damkar memadamkan api di lahan kosong sekitar perumahan Panorama, Desa Sumberkolak, kemarin (13/9).
PLN
Prioritas Aliri Listrik ke Pelosok-Pelosok SITUBONDO – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kabupaten Situbondo akan memprioritaskan mengalirkan listrik ke tempat-tempat pelosok. Tahun ini, PLN akan mengusulkan agar tempattempat yang belum teraliri listrik. Sehingga, tahun depan, mereka sudah bisa menikmati jaringan listrik. Juwali, Bagian Perencanaan PLN Situbondo mengatakan, tahun ini PLN akan mengusahakan agar beberapa tempat di pelosok segera mendapatkan aliran listrik. Dia mengaku, PLN akan mengusulkan tahun ini n Baca Prioritas...Hal 32
NUR HARIRI/JPRS
PANEN: Dua warga Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa menjemur tembakau di persawahan jalan tembus Kecamatan Panarukan kemarin (1/9).
Harga Tembakau Terjun Bebas SITUBONDO – Petani tembakau di sejumlah tempat di Kabupaten Situbondo saat ini sedang panen raya. Sayang, dalam keadaan seperti ini mereka justru mengaku resah. Sebab, harga tembakau terjun bebas. Tak pelak, kondisi ini membuat petani harus mengalami kerugian. “Jangan bicara untung kalau
sekarang pak. Jangankan untung, untuk bisa kembali modal saja sangat sulit,” terang Sukarwi, kepada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, di areal persawahan Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, kemarin. Kata dia, modal petani yang hangus akibat rusaknya harga
tembakau bisa mencapai 50 persen. Dia menyebutkan, untuk menanam tembakau dirinya harus mengeluarkan modal Rp 20 juta. Namun, pasca panen, uang yang kembali hanya ditaksir sekitar sebesar Rp 10 juta. “Satu hektare untuk menanam tembakau membutuhkan modal
DUKUNGAN: Sayonara dalam acara diapit Pasangan Cabup– Cawabup Dadang Wigiarto– Yoyok Mulyadi.
HABIBUL ADNAN/JPRS
SUDAH TERALIRI: PLN menargetkan 2016 seluruh pelosok Situbondo sudah teraliri listrik.
Data Pemilih
Nenek ‘TNI’ Akhirnya Bisa Nyoblos Pilbup SITUBONDO – Masih ingat dengan Busima, ibu rumah tangga yang di dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya tertera sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)?. Kini, nenek 67 tahun itu telah dipastikan bisa memilih pada pemilihan bupati dan wakil bupati 9 Desember nanti n Baca Nenek...Hal 32
Rp 20 juta. Tetapi karena harganya anjlok saya hanya dapat Rp 10 juta. Jadi pasrah saja walaupun modalnya tidak balik. Mau bagaimana lagi,” kata Sukarwi. Modal Rp 20 juta itu menurut Sukarwi digunakan untuk biaya tanam serta perawatan. Diantara biaya perawatan yang membutuhkan modal
Istimewa
Giliran LSM Radar Dukung Da-Di SITUBONDO – Berbagai elemen masyarakat di Kota Santri yang memberikan dukungannya kepada pasangan Dadang Wigiarto – Yoyok Mulyadi terus bermunculan. Setelah Forum Jasa
Kontruksi (Forjasi), LSM Reformasi, Ikatan Apoteker Indonesian (IAI) Cabang Situbondo, kini giliran LSM Gerakan Peduli Aspirasi Rakyat (RADAR) yang melakukan hal serupa.
Kepastian bahwa LSM Radar akan terlibat dalam gerakan untuk memenangkan pasangan nomor urut tiga tersebut disampaikan langsung Direktur, Sayonara n Baca Giliran...Hal 32
besar adalah penyiraman tanaman tembakau yang membutuhkan 18 kali penyiraman. “Untuk satu kali pengairan satu hektare lahan yang ditanami tembakau, membutuhkan biaya Rp 500 ribu. Jadi itu dikalikan 18 penyiraman n Baca Harga...Hal 32
Minta KPUD Paham Wewenang Lembaga SITUBONDO – Permintaan KPUD Situbondo kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disndukcapil) agar lebih proaktif dalam menangani data kependudukan, ditanggapi tegas Muhammad Sifa, kemarin (13/9). Kepala Disdukcapil tersebut, justru meminta KPU lebih paham tentang tugas pokok serta wewenang masingmasing lembaga sesuai peraturan yang berlaku. Terkait dengan adanya sekitar 80 ribu warga yang tidak memenuhi syarat (TMS) sebagai pemilih, Muhammad Syifa menyebutkan, ada banyak factor yang menjadi penyebabnya.
Permasalahan itulah, yang menurutnya harus diselesaikan dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. “Disdukcapil sebenarnya sudah pro aktif memfasilitasi KPU dan masyarakat. Namun demikian, kita harus tetap profesional dalam melayani masyarakat, juga lembaga lain seperti KPU,” katanya kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Profesional yang dimaksud Sifa, yaitu tetap mendasarkan pada peraturan yang berlaku. Sehingga seseorang tidak bisa dengan seenaknya meminta dokumen tanpa melampirkan persyaratan yang sudah ditentukan n Baca Minta...Hal 32
SMKN 1 Panji Borong Juara LKS 2015
HABIBUL ADNAN/JPRS
KTP GANJIL: Petugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) mengecek KTP milik Busima beberapa waktu lalu.
SITUBONDO - Para juara Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Kabupaten Tahun 2015 selanjutnya akan mewakili Situbondo pada bidang lomba yang sama di tingkat Provinsi Jawa Timur. Sebelum mereka berlaga di tingkat provinsi, Dinas Pendidikan Situbondo
masih akan mengadakan pembinaan. Iya, selama sepuluh hari para juara tersebut akan digembleng. Sehingga, saat bersaing di tingkat provinsi nanti mereka benar-benar sudah siap ‘tempur’. Selama masa pembinaan, para siswa akan didampingi para
pembina dari sekolah masing–masing. Kabid Dikmen Dispendik, Agus HP berharap, cara tersebut akan mampu mengantarkan siswa-siswi SMK yang telah juara di tingkat kabupaten menjadi juara di tingkap provinsi n Baca SMKN...Hal 32
Istimewa
BERPRESTASI: Kabid Dikmen Dispendik, Agus HP menyerahkan hadiah kepada diantara juara LKS SMK 2015.
Asun Riyanto, Jambret yang Gagal Rayakan Resepsi Pernikahan
Keluarga dan Istri Tidak Tahu Aksi Kejahatannya Perbuatan jahat Asun Riyanto tidak hanya membuat dirinya susah. Keluarga serta istrinya pun juga harus ikut merasakan aib akibat ulahnya selama ini. NUR HARIRI, Situbondo Timah panas menembus kaki kanan pelaku penjambretan, Asun Riyanto. Sambil menahan rasa sakit, pria 30 tahun ini seakan hanya bisa pasrah duduk lantai Mapolres Situbondo. Wajahnya selalu terlihat meringis kesakitan. Tertangkapnya Asun dini hari itu, tidak hanya membuatnya menghadapi hukum yang sudah disiapkan polisi. Pria asal Desa Gadingan, Kecamatan Jangkar tersebut teryata juga harus gagal melaksanakan acara resepsi pernikahan
dengan gadis kesayangannya. Iya, sekitar 12 hari lagi, Asun yang dikenal kejam dalam melakukan asksi penjambretan, akan naik ke pelaminan bersama sang istri. Namun, saat melihat kondisinya setelah kakinya ditembak polisi, dia tak bisa berbuat banyak. Di lantai ruang Pidum Satreskrim Polres Situbondo, Asun juga terlihat kebingungan saat diintrogasi penyidik. “Menyesal Pak. Saya tidak nyangka kalau saya ditangkap di rumah istri saya. Padahal dua Minggu lagi saya mau menikah (merayakan resepsi). Sekarang tidak tahu lagi,” katanya, kepada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo. Pria yang melakukan penjambretan di sejumlah TKP ini hanya bisa pasrah akibat ulahnya sendiri. Asun mengaku, dirinya sudah membuat malu keluarga. Bahkan, bisa jadi akan kehilangan sang pacar. “Mereka tahu (Asun ditembak), tapi apakah dia masih mau dengan saya, saya tidak tahu,”
terangnya lirih. Dengan tangan diborgol, Asun menjelaskan bahwa dirinya sudah menikah dengan kekasihnya tersebut. Hanya saja, acara resepsinya akan dilangsungkan di rumah sang istri. “Nikah nya sudah, tinggal resepsinya,” imbuh Asun. Beberapa aksi penjambretan di wilayah timur, dilakukan Asun karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Asun juga mengakui prilaku kejamnya dilakukan dengan terpaksa. Usai melakukan penjambretan, biasanya Asun merenung dan menyesal. Sayang, meski menyadari perbuatannya itu keji, Asun tak mampu menahan ajakan untuk berbuat jahat yang kerap menguasainya. Lebih-lebih bila dirinya sedang tidak punya uang. “Tidak kerja. Kalau tidak punya uang ya terpaksa (menjambret),” jelasnya. Selama menjadi jambret, keluarga serta istrinya tidak ada yang tahu. Tetapi, kini Asun hanya bisa meminta maaf kepada
orang tua dan istrinya. “Biar saya sendiri yang menanggung. Saya kasihan keluarga dan istri saya,” terang Asun yang tidak mau menyebut nama istrinya. Di hadapan polisi, kali ini Asun mungkin benar-benar jera. Beberapa aksi penjambretan di wilayah timur disebutnya satupersatu. Namun, dari serangkaian kasus penjambretan, Asun hanya mengakui melakukan penjambretan di empat TKP. “Sumpah Pak, hanya empat kali. Hasilnya saya jual ke dua orang ini. Lokasi lain sudah tidak ada,” kata Asun seraya menunjuk dua orang penadah hasil kejahatannya. Keduanya adalah Hendrik Susanto, 30, warga Kecamatan Asembagus dan Sufyan Dunianto, 32, warga Kecamatan Banyuputih. Asunyang akan menjalani proses hukum itu berharap, hidupnya bisa lebih baik setelah menjalani hukuman nanti. “Ingin lebih baik. Tidak menjambret lagi seperti ini,” pungkasnya. (pri)
DITEMBAK: Asun Riyanto (dua dari kanan) gagal merayakan pernikahan karena dirinya diketahui sebagai jambret.
NUR HARIRI/JPRS http:\\www.radarbanyuwangi.co.id
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
R A D A R situb o nd o
afriCa Van java Pertanian Jagung Belum Sejahterakan Petani
32
Jawa Pos
SITUBONDO – Pertanian jagung saat ini dinilai belum bisa memberikan kesejahteraan kepada para petani. Masalahnya, hasil panen yang melimpah yang tidak berbanding lurus dengan harga jual jagung masyarakat. ”Inilah yang membuat para petani kerap merugi di saat panen. Harga yang jatuh dikarenakan produk yang melimpah saat panen raya dan dibeli murah,” ujar H. Baidawi, salah satu petani jagung. Dia menambahkan, harga murah tersebut juga disebabkan karena hasil panen jagung kualitas rendah. ”Memang hasil panen tetap melimpah. Tapi kualitas jagung kita tidak pernah bagus,” terangnya. Banyak hal yang menjadi sebab kualitas tidak bagus. Misalnya, petani yang enggan memilih jagung sebagai komoditas pilihan yang ditanam. Karena itulah petani tidak terlalu memperhatikan kualitas benih yang akan digunakan. ”Petani beralih pada tanaman lain yang lebih menguntungkan. Maka ini menjadi PR
utama agribisnis jagung,” kata Baidawi kembali. Lelaki asal Desa/Kecamatan Mangaran itu mengatakan, sebuah komoditas pertanian menarik dan dipilih petani apabila pasar menyerap hasil panen dengan harga yang baik. Jika tidak menjanjikan, otomatis petani akan menanam jagung sebagai pekerjaan sampingan saja. ”Padahal sangat potensial jika dijadikan komoditas utama,” terangnya. H.Safi’i, petani yang lain mengatakan, pertanian jagung di Situbondo saat ini sebatas untuk mencukupi kebutuhan pabrik pakan. ”Belum sampai pada peningkatan pendapatan maupun kesejahteraan para petani,” terang pria asal Desa Tanjung Sari, Kecamatan Mangaran itu. Menurutnya, para pemangku kepentingan harus meyakinkan pemerintah tentang nilai lebih dan strategi pengembangan jagung sebagai desain peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. ”Pemerintah daerah, harus bisa diyakinkan bahwa
pilihan tersebut tidak salah,” tandasnya. Lebih jauh H. Safi’i mengungkapkan, agribisnis jagung, sudah semestinya menjadi salah satu strategi yang dipilih pemerintah dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. ”Mengembangkan sentra jagung di Situbondo langkah cerdas dan tepat untuk mengentas kemiskinan, mendongkrak kualitas hidup masyarakat,” katanya. Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Situbondo, Agus Fauzi mengatakan, pemerintah akan mengupayakan pengembangan sentra-sentra jagung dengan menggunakan benih unggul. Selain itu pemerintah juga akan mengupayakan langkah budidaya yang baik. Salah satunya dengan pemanfaatan benih hibrida yang akan lebih digenjot. Agus menambahkan, untuk saat ini, dari empat juta hektare lahan jagung, baru tiga juta hektare yang menggunakan benih hibrida. Padahal benih ini mendongkrak produktivitas. (bib/pri)
HABIBUL ADNAN/JPRS
TIDAK MAKSIMAL: Para petani di Kecamatan Mangaran panen jagung.
Berharap Tahun Depan Harga Bagus n Harga...
Sambungan dari Hal 31
Saya punya mesin sendiri, sehingga tidak perlu pengeluaran untuk menyewa. Hanya beli oli dan solar. Kalau petani yang nyewa mesin pasti lebih besar dari (Rp 500 ribu) itu,” terang Sukarwi yang kemarin bekerja di sawah bersama istri dan anaknya tersebut. Total penyiraman dari masa tanam hingga masa panen, Sukarwi mengaku harus mengantongi uang sebesar Rp 9 juta. Namun, karena uang sebesar itu tidak dimiliki, dia pun melakukan penyiraman secara bertahap. “Kalau nyiram, saya mampunya hanya setengah hektar, itu uangnya Rp 250 ribu. Kalau ditotal semuanya untuk nyiram saja 9 juta. Belum beli pupuknya. Kalau ongkos
capek, sudah tidak dihitung,” katanya. Sukar wi menambahkan, dirinya sangat terkejut karena pada masa panen harga tembakau terjun bebas. Dua bulan yang lalu, harga tembakau kelas wahid masih bertahan dengan harga Rp 1,4 juta perkuintal. Sedangkan harga tembakau sortiran masih bias tembus Rp 700 ribu perkwintal. “Tapi sekarang harga perkuintalnya paling tinggi Rp 1,1. Tapi itu yabng benar-benar super. Kebanyakan kalau tembakau sekarang harganya Rp 900 ribu satu kuintal. Untuk sortiran Rp 500 ribu sudah bagus,” terangnya. Disebutkan, untuk tanaman tembakau yang bagus, maka satu hektare bisa mencapai lima ton tembakau. Akan tetapi, mayoritas petani rata-rata hanya mendapatkan 3 ton tembakau.
Itupun ada tenbakau nomor satu dan tembakau sortiran. “Yang bagus mungkin 25 persen. Sisanya masuk sortiran. Jadi kalau tiga ton, dapatnya antara 10 sampai 12 juta, rugi tahun ini,” kata Sukarwi. Kondisi yang dialami Sukarwi juga dialami beberapa petani tembakau lain. Banyak dari petani yang modalnya tidak kembali. Sukarwi menyebut, jika harga tembakau tetap murah seperti sekarang, maka akan banyak petani yang berhenti tanam. “Di sini ada sekitar 12 hektar, yang bagus cuma satu hektar milik Pak Hadi, itu balik modalnya. Kalau yang lain rugi,” imbuhnya. Salah seorang petani lain, Rido menduga, rusaknya harga pada tembakau disinyalir ada pemain pedagang. Sebab, alasan pedagang menurut petani kurang
Senin 14 September 2015
masuk akal. Yaitu pedagang beralasan gudang yang akan membeli tembakau masih tutup. “Alasan pedagang gudangnya tutup, jadi harganya murah,” katanya. Namun, meski harga tembakau dibeli murah oleh para pedagang, puluhan petani tetap menjualnya. Sebab, jika tembakau disimpan akan mengurangi berat serta kondisi tembakau bisa rusak. “Tidak punya pilihan lain. Mau disimpan juga cepat rusak, jadi tetap dijual,” pungkasnya. Para petani tembakau berharap, musim panen tembakau tahun depan tidak anjlok seperti tahun ini. “Paling tidak ongkosnya kembali, tidak seperti sekarang ini, modalnya saja tidak balik,” petani lainnya yang sedang menata daun tembakau. (rri/pri)
SUPPORT: Kabid Dikmen, Agus HP (kiri); Kepala SMKN 1 Panji (tengah) dan Kasi SMA/SMK bersama juara LKS.
Disdukcapil Punya Domain Sendiri n Minta...
Sambungan dari Hal 31
“Artinya apa, profesional dengan tetap mengedepankan ketentuan. Di mana masyarakat harus melampirkan persyaratan dokumen sesuai persyaratannya,” imbuhnya. Mengenai turun ke lapangan, Sifa menceritakan pihaknya juga sudah proaktif. “Kita sudah proaktif dengan turun ke bawah. Misalnya ada dokumen masyarakat yang salah. Sudah kita fasilitasi dan sudah selesai. Kita juga sudah aktif apabila KPU meminta bantuan melakukan pengecekan data,” ujarnya. Dia menjelaskan, dari hasil kroscek, masih ditemukan adanya warga yang ber-KTP luar daerah, dokumennya hilang, serta ada yang memang tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK). “Berdasar data di SIAK kami,
ada beberapa data yang setelah dicek bukan ber KTP sini. Tidak mungkin mereka dibuatkan KTP Situbondo, tanpa ada pengajuan dari yang bersangkutan. Termasuk juga, warga yang dokumennya hilang atau tidak punya KK dan KTP, harus tetap mengajukan karena prosedurnya jelas,” tegas Sifa. Untuk membuat dokumen seperti KK dan KTP baru, maka warga harus melampirkan persyaratan yang sudah diatur. “Membuat nomor NIK tanpa ada pengajuan dari warga tidak mungkin bisa. Kalau orang luar daerah mau ber KTP Situbondo, harus membawa surat pindah. Kalau yang belum punya NIK atau hilang, maka harus mangajukan,” katanya sambil menyebut bayhwa ada ketentuan yang juga harus dipenuhi. Untuk itu, pihaknya meminta agar KPU lebih fokus pada tugasnya. Sebab, pengajuan KK
dan KTP sudah diatur dengan jelas. Selain itu KPU juga memiliki peraturan yang jelas untuk menentukan siapa saja yang memiliki hak pilih dalam pilbub mendatang. “Jadi yang terpenting, Dispenduk punya domain (wilayah) sendiri, sehingga setiap warga yang mengajukan dokumen KK atau KTP harus mengajukan sesuai ketentuan dan persyaratan. KPU juga punya domain sendiri, siapa saja warga yang boleh ikut pilbub dan siapa yang tidak boleh, pasti peraturannya sudah ada,” pungkas Sifa. Diberitakan sebelumnya, Sebagian besar warga Situbondo terancam tidak memiliki hak suara pada pemilihan bupatiwakil bupati pada 9 Desember nanti. Dari 508.971 data pemilih sementara (DPS), ada sekitar 80 ribu orang yang tidak memenuhi syarat (TMS) sebagai pemilih. (rri/pri)
Juga Temukan Keganjilan Lain n NENEK...
Sambungan dari Hal 31
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo, Joedo Fadjar Riawan mengatakan, ada beberapa alasan yang menyebabkan nenek asal Dusun Karang Kenek, Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan itu bisa menyalurkan hak suaranya. ”Ternyata petugas kita sudah mendatanya,” ujarnya. Joedo menerangkan, setelah dicek, Busima sudah masuk dalam Data Pemilih Sementara (DPS). Kata Joedo, jika sudah masuk dalam DPS, tinggal melengkapi beberapa persyaratan lainnya. ”Artinya, tidak perlu kita data lagi,” terangnya.
Selain itu, setelah jajaran KPU melakukan kroscek lebih jauh, Busima benar-benar bukan anggota TNI. Bukti fisik tersebut sudah memenuhi syarat yang bersangkutan untuk ditetapkan menjadi Data Pemilih Tetap (DPT). Diketahuinya ada ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sebagai TNI ini ditemukan oleh jajaran panitia pengawas pemilihan kabupaten (Panwaskab) Situbondo. Bagi pengawas Pilkada itu, hal tersebut termasuk keganjilan. Karena itulah, Panwaskab Situbondo meminta agar penemuan tersebut harus segera dicarikan jalan keluar. Hal itu termasuk menghilangkan hak suara ses-
eorang. Sedangkan menghilangkan hak suara dengan sengaja bisa masuk tindak pidana. Sebagaimana yang diketahui, di lapangan Panwaskab juga mengaku menemukan adanya keganjilan lain. Misalnya adanya nomor induk kependudukan (NIK) ganda, warga Situbondo yang belum terdata dalam kependukan. Termasuk juga yang sudah meninggal dunia tapi belum terhapus darai data kependudukan. Hal ini banyak ditemukan di lapangan. Salah satu bukti kuatnya adalah hasil daftar pemilih sementara (DPS) saat ini. Ada puluhan ribu warga Situbondo yang tidak masuk dalam DPS. (bib/pri)
PLN Terkendala Banyaknya Pohon ISTIMEWA
SMK Daerah Meraih Juara III Futsal n SMKN...
Sambungan dari Hal 31
“Kegiatan LKS sebelumnya dari Kabupaten Situbondo sudah ada yang mampu sampai ke tingkat nasional,” imbuhnya. Kepala Dinas Pendidikan Situbondo, Dr Fathor Rakhman, menilai dalam dua tahun terakhir ini SMK sepi dari memperoleh prestasi. Sebab itulah, melalui kegiatan LKS dan jawara, diharapkan terdapat respon secara maksimal oleh semua kepala SMK. “Karena (LKS) ini sebagai wahana pembinaan bakat, minat dan prestasi siswa,” terangnya. Fathor Rakhman berharap,
sekolah tidak hanya terjebak pada kegiatan rutin yang sama sekali tidak ada upaya inovasi dan kreatifitas. “Kalau hanya begitu, maka sudah pasti kemunduran yang akan kita raih, selama sekolah tidak mau melakukan perubahan dan terobosan demi prestasi siswa dan lembaga,” ungkapnya. Kepala Dispendik berharap, dengan telah diketahuinya juara pada lomba LKS maka, seluruh guru pembina diharapkan akan benar-benar maksimal dalam menyiapkan siswanya. “Tujuannya agar mereka tidak hanya dapat berlaga di tingkat provinsi, tapi juga di tingkat nasional,” terangnya.
Sementara itu, juara-juara LKS SMK selama tiga hari yang digelar pada tanggal 24 hingga 26 Agustus 2015 adalah sebagai berikut: Lomba Akuntansi, juara I Maria Ulfa (SMKN 1 Panji). Juara II Dewi Indriani (SMKN 1 PANJI), Juara III Dewi Indra Sari (SMK PGRI BANYUPUTIH). Untuk Lomba Busana, juara I adalah Elysabeth Nale (SMKN 2 Situbondo), Juara II Indrawati (SMKN 1 Panji), Juara III Fitriatul Hasanah (SMKN 1 Panji), Lomba Design Grafis: Juara I, Agus Tegar Wahyudi (SMKN 1 PANJI), Juara II Andri Setiawan (SMK Ibrahimy 1 Sukorejo) dan Juara III Akhmad Ilham Nurhadi (SMKN 1 PANJI).
Sedangkan sang jawara dalam Lomba Networking Support, Juara I diraih Miskiyanto (SMKN 1 Panji); Juara II, Mohammad Hanif Ibrahim ( SMKN 1 Panji); Juara III, Muhammad Syahrul Maulana (SMKN 1 Panji). Lomba Volly Putra Juara I dari SMK DAERAH Situbondo; Juara II SMKN 1 Situbondo, juara III diraih SMKN 1 Panji. Untuk Lomba Volly Putri juara I diraih SMKN 1 Panji ; Juara II SMKN 1 Kendit dan Juara III diraih oleh SMKN 1 Panji. Untuk Lomba Futsal Putra Juara I diraih oleh SMKN 1 Panji, Juara II SMKN 1 Situbondo; juara III diraih SMK DAERAH Situbondo. (pri)
Pengalaman Birokrasi Jadi Modal Utama n GILIRAN...
Sambungan dari Hal 31
“Karena saya putra asli Situbondo, maka dalam Pilkada 9 Desember mendatang, kita perlu terhadap Paslon Cabup-Cawabup Da-Di (Dadang Wigiarto – Yoyok Mulyadi),” ujar Direktur LSM Radar, Sayonara SH.MH, Minggu (13/9), kemarin. Pria yang sempat masuk
dalam bursa bacawabup dari PDI Perjuangan Situbondo ini, menyampaikan ketertarikannya kenapa harus mendukung pasangan Da-Di. “Bagi saya keduanya merupakan paslon Cabup-Cawabup yang sangat ideal. Apalagi, beliau-beliau juga didukung oleh tokoh kultur yang sangat kharismatik di Kota Situbondo,” terangnya.
Sebab itulah, Sayonara menegaskan, sebagai putra daerah dirinya siap all out untuk mendukung dan memenangkan Paslon Da-Di. Bagi Sayonara, Dadang – Yoyok sangat berpengalaman di bidang birokrasi. Itu merupakan modal utama dalam menjadi pemimpin dan menjalankan pemerintahan. “Makanya saya tidak terlalu
heran kalau Pak Dadang dan Pak Yoyok didukung oleh sejumlah tokoh kultur kharismatik di Kota Situbondo untuk kembali memimpin Situbondo,” imbuh pria yang juga menjabat sebagai ketua Komunitas Anti Korupsi Situbondo (Komando) tersebut dan penasehat hukum Forum Komunikasi Wartawan Situbondo (Fokwas) itu. (pri)
n PRIORITAS...
Sambungan dari Hal 31
”Kita akan perjuangkan terus. Sehingga targetnya tahun 2016 sudah dapat,” terangnya. Dia menambahkan, di beberapa tempat, PLN sebenarnya sudah mengusulkan agar daerah tersebut teraliri listrik. Akan tetapi karena beberapa kendala, belum bisa terealisasi. Misalnya beberapa daerah di wilayah barat Kabupaten Situbondo. Juwali mengaku usulan tersebut di tempat itu belum terealisasi karena banyaknya pepohonan. ”Tahun kemarin sudah diusulkan ke PLN Surabaya, sempat datang ke lokasi. Ternyata lokasinya banyak pepohonan. Sedangkan Bulan Desember
tahun lalu, sudah harus selesai. Jadi tidak bisa terealisasi tahun ini,” terangnya. Kata dia, hal itu menjadi kendala tersendiri untuk mengaliri listrik. Apalagi saat memasangi kabel listrik. Selain itu sangat membahayakan. ”Makanya pohon itu kita minta ditebang dulu. Kita sempat koordinasi dengan petingginya (kepala desa),” kata juwali. Hal ini termasuk yang dialami warga Dusun Lendut, Desa Curah Suri Kecamatan Jatibanteng. Salah satu tempat pelosok yang belum teraliri listrik. Tempat ini pernah diusulkan PLN Kabupaten Situbondo. Sebagaimana yang diketahui, di Dusun Lendut ini seluruh warga belum menikmati aliran listrik.
Berdasarkan pengakuan Kepala Desa Curah Sari, Suliman ada sekitar 330 rumah di dusun itu. Sulaiman mengaku, pemerintah desa beberapa kali mengajukan permohonan kepada PLN agar dusun yang tersebut mendapatkan aliran listrik. Akan tetapi sayang sekali belum ada jawaban dari PLN. ”Saya usulkan melalui kantor rayon di Besuki. Tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut,” ujarnya beberapa waktu lalu. Dia sendiri berharap, dalam waktu dekat ini Dusun Lendut segera mendapatkan aliran listrik. Sebab, dengan tidak adanya listrik, sangat menyulitkan warga dalam melakukan aktifitas. Terutama aktifitas pada malam hari. (bib/pri)
Hati-hati Membakar Rumput Kering n KEBAKARAN...
Sambungan dari Hal 31
Insiden kebakaran ini diduga kuat karena ada seseorang yang sengaja membakar rumputrumput kering serta ranting kayu yang ada di samping selatan perumahan warga. Kobaran api menurut warga berasal dari arah timur dan terus menjalar ke arah barat. Kepulan asap yang membumbung tinggi kemudian diketahui warga sekitar. Warga yang mengetahui pertama kali langsung berteriak kebakaran hingga
insiden ini dilaporkan kepada petugas Damkar Pemkab Situbondo. “Tadi kondisi api sudah menyebar. Setelah warga melihat asap tebal ke atas warga langsung menghubungi petugas,” kata Suherman, warga setempat. Beruntung, petugas damkar tanggap dan langsung mendatangi lokasi. Setidaknya ada tiga unit mobil damkar yang dating ke lokasi. Setelah dilakukan penyiraman kebakaran berhasil dipadamkan. Kepala Unit PMK Situbondo, Hadi Siswono mengatakan, begitu mendapat laporan tentang
warga, pihaknya langsung ke lokasi. “Karena luasnya lahan yang terbakar, api seluruhnya baru berhasil dipadamkan sekitar satu jam. Setiap mobil sampai balik tiga kali untuk mengambil air,” katanya. Pihaknya meminta, agar warga melarang seseorang yang bakarbakar sampah atau membakar rumput di lahan kosong. Sebab, hal itu bias saja membahayakan rumah-rumah warga di sekitar lokasi. “Lahan kosong yang terbakar sudah mendekati perumahan warga, jadi jangan sampai ada yang main api,” imbaunya. (rri/pri)
halaman 36
Senin 14 September
Tahun 2015
Nelayan Pancer Larung Sesaji
IAIDA
Ajak Isi Kemerdekaan dengan Tekun Belajar TEGALSARI – JASMERAH (jangan sekali-sekali melupakan sejarah ). Pesan dari Presiden pertama RI, Soekarno, itu kemarin menjadi pembahasan tersendiri dalam kuliah umum di Kampus Institute Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, Kecamatan Tegalsari. Kuliah umum yang dikemas dengan dialog “kesadaran bela negara pemuda “ tersebut menghadirkan nara sumber Kasdim 0825 Banyuwangi Mayor (inf ) Darwanto dan Kasat Binmas Polres Banyuwangi, AKP., Ali Imron. Pada acara yang dihadiri oleh 505 mahasiswa baru IAIDA tersebut, Kasdim lebih banyak mengupas sejarah pra kemerdekaan hingga pasca kemerdakaan. Secara detail dia menceritakan peran para pejuang di daerah-daerah dalam upaya melawan penjajah, hingga lahirnya organisasi Budi Utomo 1908. Kasdim juga mengajak para mahasiswa untuk mengenal lebih dalam dan meneladani semangat nasionalisme para pejuang. “Untuk saat ini, sebagai mahasiswa, tentu mengisi kemerdekaan dengan giat belajar adalah bagian dari perjuangan,” pesannya. Sementara itu, AKP. Ali Imron dalam kesempatan tersebut mengajak para mahasiswa untuk melakukan refleksi terhadap kemajuan dan kemunduruan bangsa di dunia n Baca Ajak Isi...Hal 37
PESANGGARAN-Para nelayan Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, menggelar ritual petik laut kemarin (13/9). Puncak dari acara itu, mereka melarung getek (perahu kecil) yang berisi sesaji ke tengah laut selatan. Petik laut yang sudah menjadi tradisi tahunan itu, di pusatkan di pantai Mustika, Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Kegiatan itu, diawali dengan mengarak getek yang berisi aneka sesaji seperti hasil bumi, hasil laut,
dan kepala kambing dengan keliling kampung. Setelah sesaji itu diarak, getek berisi sesaji di ditaruh di los Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pancer. Salah satu sesepuh setempat, memimpin doa agar acara itu bisa membawa keselamatan para nelayan dan warga sekitar. “Petik laut ini bentuk syukur karena hasil laut melimpah,” cetus ketua panitia petik laut, Edi Nugroho n Baca Nelayan...Hal 37
Abdul Aziz/RaBa
KULIAH UMUM : Kasdim 0825 Banyuwangi Mayor (inf) Darwanto dan Kasat Binmas AKP Ali Imron saat menjadi nara sumber.
Ekonomi umat
PCNU Gandeng Bosowa GENTENG-Dalam rangka untuk pengembangan ekonomi umat, PCNU Banyuwangi menggandeng pabrik semen Bosowa kemarin (13/9). Kerja sama itu, ditandatangani oleh ketua PCNU, H Masykur Aly dan perwakilan dari Bosowa di pondok pesantren Ibnu Shina, Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng kemarin sore (13/9). Dalam penandatanganan itu, selain dihadiri jajaran PCNU Banyuwangi, juga hadir para pengurus MWC NU, Fatayat NU, Muslimat NU, GP Ansor, dan para kiai. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas juga hadir bersama ketua DPC PKB Banyuwangi, HM Joni Subagio. “Kerja sama ini untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga NU,” cetus ketua PCNU Banyuwangi, H. Masykur Aly. Selama ini, terang Masykur Aly, PCNU terus berusaha melakukan terobosan untuk kepentingan umat n Baca PCNU...Hal 37
SHULHAN HADI/JPRG
APRESIASI: Para kiai bersama Bupati Banyuwangi dalam penandatanganan kerja sama di Jalen, Desa Setail, kemarin (13/9).
SHULHAN HADI/JPRG
TANTANGAN: Gua Macan yang menuju ke puncak bukit cukup sempit, kemarin (13/9).
Gua Macan Mulai Digandrungi Warga PESANGARAN-Potensi wisata di wilayah Kecamatan Pesanggaran, ternyata cukup banyak. Gua Macan yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, ternyata memiliki panorama yang cukup eksotik. Lokasi wisata yang berada di wilayah KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, itu hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari pantai Pulau Merah ke arah utara. Saat ini, tempat itu mulai banyak didatangi pengunjung. Dari puncak Gua Macan dengan ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan air laut itu, akan bisa melihat pemandangan pantai Pulau Merah. Untuk menuju ke puncak itu, akan melalui gua yang berasal dari tumpukan batu berukuran besar. “Tumpukan batu itu dikenal Gua Macan,” cetus Suyitno, 37, salah satu warga sekitar. Gua Macan yang ada di daerahnya, terang dia, akhir-akhir ini mulai ramai pengunjung. Itu setelah pantai Pulau Merah banyak didatangi warga. “Dulu pernah dibuka untuk wisata, tapi tidak ramai seperti seka-
EKO BUDIYONO/JPRG
SAKRAL: Puluhan nelayan membawa getek menuju ke pantai untuk dilarung ke tengah laut, kemarin (13/9).
Putra Shuliatun Jemput ke Taiwan TKI yang Koma di Tempatnya Bekerja
SHULHAN HADI/JPRG
INDAH: Puncak pada Gua Macan dengan panorama Pantai Pulau Merah yang cukup eksotik, kemarin (13/9).
rang,” katanya. Pengunjung di Gua Macan ini ramai saat hari libur. Kemarin (13/9), puluhan warga terlihat datang ke puncak melalui Gua Macan. Setiap pengunjung yang akan menuju ke puncak, tidak dikenakan tarif alias gratis. “Lokasinya bagus, jalannya penuh tantangan,” cetus Najibullah, 22, salah satu pengujung asal Kecamatan Tegaldlimo. Menurut Najibullah, dari puncak Gunung Macan itu bisa melihat pemandangan yang cukup
MUNCAR-Kondisi Shuliatun, 48, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, yang kini koma dan menjalani perawatan di rumah sakit Thai Ta Iyen, Taipei,
membuat keluarganya tidak tega. Putra tunggalnya, Ali Imron, 22, hari ini (14/9) akan berangkat ke Surabaya dan Rabu (16/9) terbang ke Taiwan. Keberangkatan itu, difasilitasi oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertran) Banyuwangi n Baca Putra...Hal 37
bagus. Yang lebih bagus lagi, dari tempat itu bisa menikmati sunset. “Bisa melihat terbenamnya matahari,” ungkapnya. Camat Pesanggaran, Didik Joko Suhono, mengatakan potensi wisata Gua Macan memang cukup bagus. Beberapa pengujung mancanegara dan lokal, sering mengunjungi lokasi tersebut. Hanya saja, pengelolaan tempat tersebut memang masih belum dilakukan secara penuh. “Lokasi itu milik Perhutani,” cetusnya. (sli/abi) ISTIMEWA
BUTUH KEPEDULIAN: Sulihatun, 48, dijenguk teman sesama TKI di rumah sakit Thai Ta Iyen, Taipei, kemarin (13/9).
Arif Syai, Jago Memodifikasi Motor Menjadi Sport
Mengaku Terbuka dan tak Pelit Membagi Ilmu Arif Syai, 40, warga Dusun Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, ini cukup terkenal di dunia modifikasi motor. Keahliannya menyulap motor standar menjadi makin garang dengan tampilan klasik, sudah tidak diragukan lagi. SHULHAN HADI, Genteng Bengkel yang ada di pinggir jalan raya Dusun Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, terlihat tidak terlalu ramai. Di tempat itu, ada tiga motor yang sedang parkir. Dari ketiga motor itu, dua di antaranya sedang menjalani modifikasi. Dua pegawai yang ada di bengkel itu, tampak serius mengerjakan modifikasi kedua motor. Keduanya, terus menghaluskan garapannya. Sesekali, berhenti sambil http://www.radarbanyuwangi.co.id
mengamati hasil kerjaannya. “Sekitar lima tahun membuka bengkel modifikasi motor,” cetus Arif Syai. Mantan karyawan pabrik boat itu memulai usaha dengan mengandalkan pengalaman selama bekerja di pabrik. Dorongan dari beberapa teman, membuatnya tambah semangat untuk membuka usaha sendiri. “Dorongan dari teman-teman,” katanya. Di bengkel miliknya itu Arif menyulap motor standar menjadi motor dengan baju yang baru. Untuk pengerjaan, butuh waktu paling cepat dua bulan. Untuk memodifikasi dan membentuk tampilan motor, dilakukan secara manual, artinya bagian motor dicetak satu per satu. “Kalau yang handmade, insya Allah cuma saya, kalau yang custom ada di Probolinggo,” ujarnya. Keahlian memodifikasi motor, itu diperoleh secara otodidak. Apa yang dilakukan, sebenarnya hanya membantu para penggila motor yang menginginkan tampilan motor menarik, tapi tidak mahal. “Kalau beli baru, harganya bisa ratusan juta rupiah,” ungkapnya.
Untuk model motor hasil modifikasi, itu tergantung keinginan pemilik motor. Yang paling banyak dipesan oleh pelanggan, itu motor sport. “Motor yang dimodifikasi itu macam-macam,” terangnya. Dibandingkan dengan model custom, pengerjaan yang dilakukan Arif memang lebih lama. Tapi, pesanan juga cukup banyak karena faktor harga. Satu hal yang menjadi nilai tawar tinggi dan tidak bisa ditiru modifikator custom, semua motor yang keluar dari bengkelnya memiliki bentuk yang berbeda. “Sepuluh motor ya sepuluh bentuk detail,” katanya. Dalam menjalankan usahanya ini, ayah dua anak itu mengaku lebih mengutamakan sisi hobi. Soal pendapatan, sebenarnya masih tinggi dibanding saat bekerja di pabrik. “Ini karena hobi, saya lakoni serius tapi santai,” ucapnya. Suami Laila Dwijayanti, 30, itu mengaku tidak keberatan jika ada orang yang mau belajar ke tempatnya n Baca Mengaku...Hal 37
SHULHAN HADI/JPRG
MODIFIKASI : Arif (kanan) dan Basofi sedang memodifikasi motor menjadi tampilan klasik seperti miniatur, kemarin (13/9). email: radarbwi@gmail.com/beritaraba@gmail.com
RA D AR g e n t e n g
Jawa Pos
Senin 14 September 2015
Blambangan Raya 37 Dispenda Sisir Baliho Kedaluwarsa GENTENG-Sejumlah baliho yang sudah habis masa izinnya, dibongkar oleh Dispenda Banyuwangi bersama Satpol PP Genteng kemarin (13/9). Reklame yang sudah kedaluwarsa itu, selanjutnya digulung dan diamankan. Salah satu baliho yang dibongkar itu, berada di jalan simpang tiga di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng. Petugas Dispenda bersama Satpol PP, juga mencabuti reklame yang tidak ada izinnya. “Kami menertibkan baliho yang habis izinnya,” cetus Wajito, petugas dari Dispenda
SHULHAN HADI/JPRG
BONGKAR: Petugas Dispenda dan Satpol PP membongkar ba liho di simpang tiga Desa Kembiritan, kemarin (13/9).
Banyuwangi. Kegiatan penertiban baliho itu, terang dia, dikhususkan untuk baliho yang habis masa berlakunya. Pemilik baliho ternyata tidak pernah memeriksa dan
membiarkan saat habis masa izinnya. “Izin habis kita copot,” cetusnya. Penertiban baliho kedaluwarsa itu, terang dia, juga dilakukan di daerah lain. (sli/abi)
Hasil Panen Capai 7,2 Ton Per Hektare SHULHAN HADI/JPRG
PERSIAPAN: Dua bocah sedang membersihkan dan mengoleskan wax (lilin) ke papan selancar sebelum bermain di laut kemarin (13/9).
Komunitas Board Rider Jaring Surfer Junior PESANGGARAN-Kompetisi Surfing Internasional akan digelar di pantai Pulau Merah, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, pada 25 hingga 27 September 2015. Tapi, aktivitas para peselancar di pantai itu masih sepi. Para peselancar, tidak terlihat ada tanda-tanda persiapan untuk menyambut event tahunan tersebut. Selama ini, mereka juga masih jarang melakukan persiapan dengan latihan. “Tidak ada latihan khusus, biasa-
biasa saja,” cetus Rony Chandra, 21, salah satu peselancar asli pantai Pulau Merah. Peselancar yang jago dalam manuver cutback, itu mengatakan dirinya belum bisa memastikan akan ikut atau tidak dalam lomba surfing tingkat internasional itu. “Ya lihat saja nanti,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng. Peselancar lainnya, Saipul, 40, mengatakan meski pelaksanaan lomba surfing itu sudah dekat, pihaknya masih belum melakukan
persiapan. “Kami belum melakukan persiapan khusus,” ujarnya. Hanya saja, lanjut dia, untuk event tahunan itu akan menerjunkan peselancar junior dari pantai Pulau Merah. Itu dilakukan untuk meramaikan kompetisi. “ Kita siapkan setidaknya sepuluh peselancar anak-anak,” ungkapnya. Terkait nama-nama peselancar cilik yang disiapkan ini, Saipul mengaku tidak bisa menyebutkan. Hal itu, untuk menjaga semangat dalam berlatih. “Kita belum tahu pasti, menjelang hari
H bisa saja berubah,” terangnya. Untuk menyambut kompetisi itu, Saipul mengundang anakanak di luar Pulau Merah yang ingin belajar surfing. Bagi yang ingin belajar, bisa datang ke pantai Pulau Merah tanpa dipungut biaya alias gratis. “Kami ingin Pulau Merah menjadi kampung halaman bagi anak Banyuwangi yang ingin belajar surfing,” cetusnya seraya menyebut untuk belajar surfing ini disediakan kuota 50 anak,” ungkapnya. (sli/abi)
SINGOJURUH-Sejumlah kelompok tani di Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, menggelar panen bersama kemarin (13/9). Dalam kegiatan itu, hadir kepala Desa (Kades) Singolatren, Afandi dan Danramil Singojuruh, Kapten Sugianto. Kades Singolatren, Afandi, mengatakan dari letak geografis desanya berada di bawah Kecamatan Songgon yang masih mengalir sumber air. Sehingga, meski musim kemarau petani tidak terlalu kebingungan mendapatkan air. “Meski musim kemarau panjang, tanaman padi di desa kami masih bagus dan hasil panen memuaskan,” katanya Berdasar pengambilan ubinan dengan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter, hasil panen yang dipantau oleh petugas Penyuluh Pertanian (PPL) itu menghasilkan 4,8 kilogram. Ini artinya, hasil produksi pertanian yang ada
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
PANEN: Kepala Desa Singolatren, Afandi (tiga dari kanan) dan Danramil Kapten Sugianto (dua dari kanan) dalam panen padi.
di desanya mencapai 7,2 ton per hektare. Hasil panen itu, jelas dia, tentu sangat tinggi dan melebihi target produksi di Kecamatan Singojuruh. “ Kelompok tani di
desa kami banyak yang panen hampir bersamaan, seluruh kelompok tani melakukan penanaman mengikuti jadwal tanam sesuai anjuran PPL,” katanya. (ddy/*/abi)
Agar Menjadi Masyarakat Maju n Ajak Isi...
Sambungan dari Hal 36
Menurutnya, kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa, bukan ditentukan oleh usia sebuah negeri dan kayanya sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. “Contohnya Mesir dan India, meski usianya sudah tua namun negaranya tidak tidak maju,” tuturnya member contoh. Hal ini berbeda dengan Jepang dan Swiss yang mengala-
mi kemajuan luar biasa meski usianya lebih muda dan luas wilayahnya lebih kecil. “Jepang dan Swiss bisa maju bukan soal usia atau soal SDM., tapi lebih pada soal mereka memegang teguh etika kehidupan,” tuturnya dalam acara yang juga dihadiri oleh para dosen tersebut. Etika kehidupan tersebut meliputi masyarakat yang memegang teguh kejujuran, kebersihan dan taat pada aturan. “Ini beberapa kelebihan masyarakat di negara maju,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IAIDA KH. DR. Abdul Kholiq Syafaat, M.A., menjelaskan, bahwa kuliah perdana kemarin sekaligus menandai dimulainya perkuliahan khususnya bagi mahasiswa baru pada tahun ini. “Sengaja kita hadirkan kedua nara sumber ini, setelah sebelumnya kami melakukan komunikasi dengan Bapak Kasdim dan bapak dari Polres, agar mahasiswa baru bisa lebih memahami tentang kesadaran bela negara” ujarnya. (azi)
EKO BUDIYONO/JPRG
RITUAL: Para nelayan Pancer melarang getek berisi sesaji ke tengah laut selatan, kemarin (13/9).
Warga Berebut Sesaji n Nelayan...
Sambungan dari Hal 36
Usai menggelar doa bersama dan penyematan pancing emas di bibir
kambing, getek diusung ke pantai dan dibawa ke tengah laut dengan dinaikkan ke perahu. Di belakangnya, puluhan perahu dan kapal milik nelayan turut menyertai.
Setiba di tengah laut, getek yang berisi sesaji itu diturunkan untuk dilarung. Bersamaan dengan itu, sejumlah nelayan sempat berebut sesaji. Sedang nelayan lainnya,
menyitam perahunya agar diberi keberkahan. “Mudah-mudahan tangkapan semakain banyak,” cetus Miko, 30, salah satu nelayan Pancer. (sli/abi)
Sering Kontak Melalui Video Call n Putra...
Sambungan dari Hal 36
“Besuk (hari ini) berangkat dari rumah, Rabu terbang ke Taiwan,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (13/9). Ali Imron mengaku sudah mendengar ibu kandungnya sakit di Taiwan. Selama ini, sudah sering kontak dengan keluarga yang ada di Taiwan. “Kakak ipar ada di Taiwan, dan kami sering kontak melalui video call,” ungkapnya. Selama ibu kandungnya menjalani perawatan di rumah sakit, terang dia, hampir setiap hari melakukan komunikasi dengan keluarga di Taiwan. Sehingga, perkembangannya juga mengetahui secara pasti. “Ingin berangkat ke Taiwan sejak dua
pekan lalu, dan baru kesampaian sekarang,” ujar Hermanto, adik kandung Sulihatun yang mendampingi Ali Imron di rumahnya kemarin (13/9). Menurut Hermanto, kakak kandungnya itu berangkat ke Taiwan pada tahun 2012. Saat ini, sebut dia, istrinya Suhartini, 36, juga bekerja di Taiwan. “Istri saya itu berangkat tidak lama setelah mbak Sulihatun terbang, di Taiwan bekerja sebagai PRT (pembantu rumah tangga),” katanya. Hermanto menyampaikan semua keluarga berharap Sulihatun segera sembuh dari sakitnya, dan bisa kembali pulang ke kampung halaman. “Kami berharap berangkat sehat dan pulangnya juga demikian,” ujarnya.
Mengenai keberangkatan Ali Imron ke Taiwan itu, lanjut dia, sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi melalui Disosnakertran. “Selain biaya transportasi, biaya paspor, visa, dan kebutuhan lain ditanggung disosnakertran,” ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Banyuwangi mengalami nasib yang mengenaskan di Taiwan. TKI yang sakit cukup parah itu, adalah Sulihatun, 48, asal Dusun Sidomulyo RT 06, RW 01, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar. Karena kondisinya itu, saat ini Sulihatun menjalani perawatan di rumah sakit Thai Ta Iyen, di lantai tiga kamar nomor 5320, Taipei, karena mengalami pembengkakan pada otak. “Sakit
sudah dua minggu lebih,” cetus Nur Hamidah, 29, teman Sulihatun yang kini bekerja di Taiwan. Nur Hamidah yang berasal dari Dusun Kaliagung, RT 1, RW 1, Desa Kendalrejo, Kecamatan Tegaldlimo, mengaku menjenguk Sulihatun pada Selasa (8/9). “ Saat saya jenguk, Sholihatun terbaring lemas, katanya sudah lebih dari dua pekan berada di rumah sakit,” katanya melalui pesan singkat kepada Jawa Pos Radar Genteng. Sebelum Sulihatun itu dirawat di rumah sakit, sering mengeluh pusing, batuk, dan pilek. Dia tidak menyangka sakit yang di derita Sulihatun akan semakin parah. “Saat ini sakitnya semakin parah, kondisinya koma dan tidak sadarkan diri,” ungkapnya. (ddy/abi)
Merasa Malu Kalau Ngebut-Ngebutan n mengaku...
Sambungan dari Hal 36
Sampai saat ini, dia mengaku sudah ‘mengeluarkan’ beberapa anak buah yang telah mandiri. “Dua orang yang pernah kerja di sini, sekarang sukses di luar pulau,” ujarnya.
Dalam menjaring pelanggan, Arif berbagi dengan bengkel lainnya. Dengan cara itu, usa hanya semakin pesat. Sebelumnya, pekerjaan diselesaikan di bengkelnya mulai pembentukan body, pengecatan, penggantian mesin, spare part, dan lainnya. Setelah dihitung, Pemasukan-
nya tidak sesuai dengan harapan. “Makanya saya kerja sama dengan bengkel lain,” sebutnya. Untuk memudahkan kontrol dan menyambung persaudaraan dengan para pelanggannya, Arif pun berinisiatif mendirikan komunitas. Sejak awal, komunitas yang dibentuk itu untuk media
silaturahmi. Meski motor modifikasi yang dibuat bisa melaju dengan kecepatan tinggi, tapi yang dipakai hanya hanya 60 km/jam. “Kita itu macak tuwek, semua sudah kapok ngebut-ngebutan, lagian anggotanya ada yang polisi, kalau aneh-aneh malu sendiri,” ungkapnya. (abi)
Kerjasama Diapresiasi Bupati n PCNU...
Sambungan dari Hal 36
Dan itu, sesuai dengan garis perjuangan NU yang tidak hanya mengurusi persoalan agama dan pendidikan. “NU itu juga
bergerak dalam bidang perekonomian,” katanya. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang dilakukan PCNU itu.
“Semoga setelah ini warga NU tidak banyak lagi yang mengajukan proposal ke pemkab untuk membangun masjid dan musala,” katanya disambut tepuk tangan jamaah yang hadir. (sli/abi)
Inne-Vina Panduwinata Temu Kangen
BANYUWANGI-Dua penyanyi senior yang pernah bergabung dengan Candra Kirana Band dan Elfa’s Singer kangen-kangenan di Banyuwangi. Mereka adalah Inne Soeherman dan Vina Panduwinata. Keduanya dipertemukan berkat even musik Jazz Beach di Pantai Boom, Sabtu malam (12/9). Sang diva Vina menjadi salah satu bintang tamunya. Nah, momentum Vina manggung di Banyuwangi itu dimanfaatkan oleh Inne, pengelola Bina Vokalia dan Musika, untuk reuni. Rasa rindu Inne, yang dulu pernah satu band yang berjaya di era 1980an kepada Vina sudah tak terbendung. Pelantun lagu“Burung Camar” itu sempat bertemu dengan Inne di Resto Ketapang Indah Hotel pada Minggu pagi (13/9). Tak ayal, keduanya langsung berpelukan hangat setelah lama tak bersua. Inne dan Vina langsung asyik terlibat obrolan hangat. Banyak kenangan yang mereka ceritakan. Vina juga mengaku tidak menyangka akan bertemu Inne di Banyuwangi. Dia senang bisa tampil dalam Jazz Beach, sehingga bisa berjumpa kembali dengan sahabat lamanya tersebut. “Inne senang ya bisa bertemu temanteman lama. Tahun lalu ketemu Trie Utami, sekarang ketemu gue,” kata Vina penuh rasa sukacita. Inne juga mengaku senang bisa bertemu Vina, yang dulu pernah menyanyi bersama di ibu kota. Setiap tahun, ungkap dia, mantan vokalis Chandra Kirana Band dan
nesia Airlines, Inne dan Vina kembali ngobrol sambil berpe luk an. Seak an k e d u a ny a t a k mau mengakhiri pertemuan singkat itu dengan berpisah lagi. Tak ayal, adegan bak drama melankolis itu sempat menarik perhatian pengunjung bandara yang lain. “Inne baik-baik di Banyuwangi ya,” pesan Vina sembari memeluk ISTIMEWA sahabatnya itu. REUNI DIVA: Inne dan Vina Panduwinata ka Sementara ngen-kangenan di Bandara, kemarin (13/9). itu, meski sibuk mengelola Bina Elfa’s Singer datang untuk tampil Vokalia dan Musika Banyuwangi, di Banyuwagi. Seperti Trie Utami Inne tetap eksis mengadakan dan Vina Panduwinata. “Jika vo- berbagai even lomba menyanyi. kalis Chandra Kirana Band dan Setelah sukses menggelar lomba Elfa’s Singer yang lain diundang karaoke tembang kenangan dan saat Jazz Beach tahun depan, dangdut untuk warga Tionghoa, aku makin senang karena bisa Minggu (6/9) lalu, Inne kembali bertemu teman-teman lama lagi,” menggagas lomba serupa. Kali selorohnya. ini, pesertanya adalah ibu-ibu. Karena belum puas ngobrol Lomba karaoke pop tembang dan melepas rindu, Inne dan kenangan dan dangdut itu akan Vina kembali bertemu di Ban- dihelat di Istana Gandrung Resto dara Blimbingsari, Kecamatan dan Rest Area Dadapan, KecaRogojampi, Minggu siang (13/9). matan Kabat, pada Minggu, 27 Inne turut melepas kepulangan September 2015.“Ibu-ibu antusias sahabatnya itu di bandara. Sem- untuk mengikuti lomba ini, seperti bari menunggu saat keberang- ibu-ibu dari Polres Banyuwangi katan pesawat Garuda Indo- yang siap berlomba,”tutur Inne. (*)
Jawa Pos
BERAS IR 64
Senin 14 September 2015
GULA PASIR
0
MIGOR CURAH
DAGING SAPI
0
10.100
33
EKONOMI BISNIS R A D A R
DAGING AYAM BROILER
0 1800
10.400
9.600
B A N Y U W A N G I
TELUR AYAM RAS
KACANG KEDELAI IMPOR
0 200
110.000
28.800
18.300
KACANG KEDELAI LOKAL
0
CABAI RAWIT
0
8.900
8.100
CABAI BIASA
1600
800
36.800
16.200
BAWANG MERAH 0
BAWANG PUTIH 0
14.400
18.600
PERIKANAN
CHIN JULLIEN/RABA
PANEN BESAR : Seorang petani sedang menebar makanan di tambak udang Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi kemarin
Kemarau Berkah bagi Petambak Udang BANYUWANGI – Musim kemarau yang berkepanjangan ternyata tidak selama merugikan. Bagi petani padi, musim kemarau dinilai memberatkan, namun bagi petambak musim panas panjang dianggap sangat menguntungkan usaha tambak udang. Versi petani tambak udang, cuaca panas yang cenderung stabil dalam beberapa bulan belakangan ini membuat ekosistem tambak udang tidak terganggu. Terlebih volume terjaga karena air pasang laut sedang normal. “Cuaca panas di siang hari berpotensi yang menggerakkan kincir air secara maksimal,” ujar salah satu pengelola tambak intensif Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, Mursid Menurut Mursid kondisi panas sangat mendukung pertumbuhan populasi udang. Saat musim dingin populasi udang menurun bahkan hilang hingga 30 persen. “Jika cuaca dingin maksimal, kematian udang bisa mencapai 60 persen,” katanya. Pada saat musim dingin Juni-Juli lalu kualitas udang memburuk. Petani kerja keras untuk selektif memilah udang untuk produk ekspor. Jika tidak selektif, maka udang berpotensi besar untuk ditolak pasar. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pudjo Hartanto melalui Kabid Perikanan Budidaya, Suryono Bintang Samudra mengatakan, musim panas saat ini cukup stabil sehingga tidak mengganggu siklus hidup udang. “Mereka menggunakan air laut berbeda dengan tambak yang mengandalkan air tawar. Mereka harus mengebor dulu saat musim panas seperti ini,” katanya. (cin/afi)
RENDRA KURNIA/RABA
POTENSI PAJAK: Salah satu fasilitas kolam renang milik satu satu hotel di Banyuwangi untuk meningkatkan jumlah pengunjung.
PHRI Tolak Laporkan Neraca Anggap Permintaan BPK Memberatkan BANYUWANGI – Tidak hanya pengusaha restoran yang menolak untuk menyampaikan laporan pendapatan dan neraca tahun 2014 dan 2015, pengusaha hotel juga melakukan langkah yang sama. Semua pengelola hotel di Banyuwangi kompak untuk tidak memenuhi permintaan tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang sedang melakukan pemeriksaaan penerimaan pajak hotel dan restoran. Ketua PHRI Banyuwangi, Asmai Hadi mengatakan, pihaknya kurang sepakat dengan permintaan tim BPK itu karena sangat
memberatkan dan mengganggu privasi keuangan perusahaan. “Kami telah meminta BPK melalui Dinas Pendapatan agar bersedia menerima laporan neraca 2015 saja. Namun BPK tetap bersikeras untuk meminta laporan neraca tahun lalu juga,” kata Asmai. Asmai mengungkapkan, PHRI setuju jika pelaporan neraca keuangan merupakan alat untuk memenuhi kewajiban membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Yakni 10 persen dari omzet. Namun menurutnya permintaan laporan neraca tersebut tidak bisa dilakukan secara mendadak. Apalagi dengan sistem pemungutan pajak self assessment (sistem pemungutan pajak yang penghitungan dan besaran pajak diserahkan pada wajib pajak)
saat ini, pengusaha hotel dan restoran sudah membayar pajak dengan tertib. Melaporkan neraca tahun 2014-2015 berarti mengubah kaidah self assessment. “Jika memang ada perubahan sistem, kami minta dilakukan secara bertahap,” katanya. Menurut Asmai, pelaku usaha restoran dan hotel tidak bisa menerapkan mekanisme pembayaran pajak yang dibebankan pada konsumen. Sebagian besar hotel dan restoran memang tidak bisa membebankan pajak 10 persen langsung kepada konsumen karena tidak tega. “Misal saja di rumah makan ada menu Rp 120 ribu. Jika langsung kita tarik pajak 10 persen, maka maka harganya naik jadi Rp 132 ribu. Ini kan bisa menurunkan
minat konsumen untuk datang lagi,” bebernya. Pemeriksaan BPK terhadap pajak hotel dan restoran di Banyuwangi ini disebabkan ada hotel dan restoran yang diindikasikan tidak membayar pajak sesuai besaran omzet bulanan. Asmai tetap bersikukuh agar data rugi-laba, pendapatan serta neraca perdagangan perusahaan yang dilaporkan hanya tahun 2015. “Kami akan berunding lagi dengan Dinas Pendapatan dan DPR,” tandasnya. Kepala Dispenda Soedirman mengatakan, data yang diminta BPK saat ini sebenarnya wajib dilaporkan wajib pajak ke Dispenda secara rutin. Soedirman berharap, sistem self assessment dimanfaatkan dengan jujur pemilik restoran maupun hotel. (cin/afi)
Luas Tanam Kedelai Meningkat BANYUWANGI – Minimnya air pada musim kemarau meningkatkan minat petani untuk menanam kedelai. Luas panen waktu sub round dua bulan Juni-Juli mencapai 9.817 hektare atau meningkat dari sub round pertama pada Februari-April yang hanya 3.153 hektare. Salah satu petani padi yang beralih menanam kedelai, Abdul Fatah mengatakan, selesai panen padi Fatah memutuskan untuk menanam kedelai.“Ya apalagi kita dengar ada informasi musim panas kali ini akan lebih panjang ya,” ujar pria asal Singojuruh ini. Fatah mengaku memiliki beberapa kiat y agar tanaman kedelai yang ditanam musim kemarau bisa terus tumbuh dan bertahan hingga panen. Salah satunya dengan memanfaatkan jerami sisa panen untuk menjaga kelembapan tanah untuk disebarkan di atas benih kedelai. Selain itu, penanaman benih kedelai di tengah bonggol tanaman padi yang baru dipanen juga menjadi faktor tanaman kedelai bisa tumbuh saat musim kemarau. Luas panen kedelai di Banyuwangi tiga tahun terakhir fluktuatif. Tahun 2012 luas panen mencapai 27.257 hektare dengan provitas 19,68 kuintal per hektare dan produksi 53 ribu ton lebih.
Tahun berikutnya, 2013, luas panen meningkat menjadi 34.021 hektare dengan provitas 19,82 kuintal per hektare dan produksi
lebih tinggi yakni 67 ribu ton. Sedangkan tahun 2014, luas panen turun menjadi 27.857 hektare dengan provitas yang
Berhenti Merokok atau Impotensi KEBANYAKAN pria menganggap merokok membuat mereka terlihat lebih jantan. Nyatanya sebaliknya, merokok bisa menjadi musuh nomor satu bagi kejantanan pria. Banyak penelitian membuktikan, bahan-bahan kimia dalam setiap isapan rokok bisa menyebabkan impotensi atau disfungsi ereksi (DE). Menurut Direktur Prevention Reseach Center di Yale University School of Medicine Dr David Katz, merokok mempercepat seseorang terkena risiko atherosclerosis, yaitu penyakit akibat terbentuknya plak di dinding arteri sehingga arteri menjadi lebih tebal dan menyumbat peredaran darah. Jika sumbatan tersebut terjadi pada bagian penis, terjadilah gangguan ereksi. “Mungkin pria sulit meninggalkan rokok karena tidak takut dengan ancaman penyakit jantung atau kanker paru-paru. Akan tetapi, jika sudah berkaitan dengan kejantanannya, semoga ini akan memotivasi mereka untuk membuang rokoknya,” harap Katz. Menurut riset American Heart Associations Annual Conference on Cardiovasculer Disease Epidomiology and Prevention, pada 2003 dilaporkan 3.764 pria dari Tiongkok usia sekitar 47 tahun ke atas yang menghabiskan 20 batang rokok sehari memiliki risiko terkena impotensi hingga 60 persen dibandingkan pria yang tidak pernah
merokok. Secara umum, pria merokok 30 persen lebih rentan terkena impotensi ketimbang yang bukan perokok. Australia juga mencatat hasil yang hampir sama, yaitu dari 8.400 pria usia 16–59 tahun, terungkap bahwa yang dalam sehari menghabiskan satu pak atau kurang, 24 persennya kedapatan kesulitan menjaga ereksi ketimbang yang tidak merokok. Sementara itu, pria yang mengisap lebih dari satu pak, 39 persennya akan lebih mudah terkena impotensi ketimbang yang tidak merokok. Para remaja sebaiknya juga berpikir ulang jika mereka terus merokok, efek perusakan dalam tubuh akan terus berlanjut dan semakin parah saat mereka dewasa. Sebenarnya, semakin cepat seseorang berhenti merokok, risiko impotensi bisa dihindari. Namun, jika efeknya sampai pada gangguan ereksi atau impotensi, tidak ada pilihan lain kecuali segera berobat ke dokter agar hubungan suami-istri kembali normal. On Clinic Indonesia adalah jaringan layanan kesehatan yang dapat membantu mengatasi disfungsi seksual pria, yaitu impotensi dan ejakulasi dini, yang ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman dengan tingkat keberhasilan tinggi yang menjunjung tinggi kerahasiaan dan privasi pasien. (*)
Informasi lebih lanjut, hubungi 1500-001 (pulsa lokal), SMS: 085 5105 0005, PIN: 29FD2F5F, WA: 081314922776, www.onclinic.co.id, : On Clinic Indonesia : @onclinic_id Pelayanan bisa diberikan dalam bentuk konsultasi via telpon dengan team medis bila ada pasien yang malu, sibuk atau tidak punya waktu datang ke klinik.
JEMBER
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Jl Karimata
Karangagung
Hlg STNK P 2349 ZB an Ira Rusdiyana, Lingk. Pelampang RT. 2/1, Pakis
Suzuki Ertiga
All New Xenia
Mitsubishi Pajero
DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/05 pth htm PMK hrg 141/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013/014 slv/htm PMK hrg 127,5/129,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Mitsubisi Pajero Exeed tahun 011 htm PMK hrg 275 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
BANYUWANGI
Chevrolet Spin
All New Avanza
DIJUAL Chevrolet spin/aveo tahun 014/06 htm/pth PMK hrg 141/79 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Avanza tahun 013 slv/htm PMK hrg 130/128,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP
Jual Cpt 2 Ruko 2,5 lantai, murah @ Rp. 750 Jt Cocok Utk Kos/Usaha Jl. Karimata Jbr Hub: 08123329102
SITUBONDO Jl. Anggrek Djl. Tanah 2 Kapling L+- 40m2 blkg K. Dinsos Jl. Anggrek stb 150jt Hub.08563639318 Motor anda belum laku? Hubungi HP: 08123353502
http://www.radarbanyuwangi.co.id
lebih rendah dari dua tahun sebelumnya, yakni 18,32 kuintal per hektare dengan total produksi 51 ribu ton. (cin/afi)
Hlg STNK P 3104 VH an LuthÀana AR, Dsn. Donosuko RT. 1/2, Ds. Badean, Kabat
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Rumah Gardenia
Truck Mitsubishi
Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369
Dijual Cpt BU Dump Truck Mitsh ‘12, HDV 125 ps, Istimewa Hubungi: 081358339500
Nissan Big Promo Nissan Big Promo DP Mulai 21 Jt.an, Tenor 1-7 Th & Dapatkan 2 Th Free Jasa Servis. Info dan pemesanan: ANDI 081359944425 BB 2881226A
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
DAERAH SEKITAR RADAR BANYUWANGI
38 AGENDA KOTA
Peresmian Jembatan Kedungringin HARI ini ( (14/9) pukul 07.30 Bupati Abdullah Azwar Anas menghadiri peresmian jembatan di Desa Kedungringin, Muncar. Setelah itu, pada pukul 11.00, Bupati Anas akan menghadiri rapat paripurna di DPRD Banyuwangi. (*)
BAGAIMANA INI
Setiap Hari Rata-rata 15 Pasien yang Inden
kami tak pernah sepi dan las. Yaitu Sritanjung kelas selalu memenuhi daftar satu dengan 14 tempat tunggu untuk memesan tidur, serta Sritanjung kamar,” katanya. utama dengan 11 ruanTak hanya dari ruang gan,” ujar Dwi Fathur lain di dalam lingkungan Massa, S.Kep. Ns, petugas RSUD Blambangan, tapi ruang paviliun Sritanjung juga dari luar RSUD, juga RSUD Blambangan. sangat banyak. TerutaMenurut Dwi, denma dari RS swasta yang gan adanya ruang yang bekerja sama dengan representatif tersebut, BPJS, dan pasien umum peningkatan jumlah ISTIMEWA yang tidak menggunakan permintaan akan minat Dwi Fathur Massa asuransi BPJS. pengguna fasilitas ruang Dari data yang dihimpun, pada 2014, rawat sangat tinggi. “Hampir setiap tahun mengalami peningkatan yang pro- jumlah pasien sebanyak 112,70%. gresif. Bahkan sampai saat ini pasien Jumlah itu meningkat pada tahun be-
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
Rambu Usang Masih Berdiri BANYUWANGI – Perubahan arus lalu lintas sudah berjalan setahun lebih. Namun di beberapa sudut kota Banyuwangi masih dijumpai sejumlah rambu lalu lintas penunjuk arah yang sudah kadaluarsa. Bahkan, di antaranya ada yang ukurannya relatif besar. Adanya papan petunjuk kadaluarsa itu terntu saja membingungkan sejumlah pengguna jalan raya. Seperti rambu penunjuk arah yang ada di dekat Taman Sritanjung dan Masjid Agung Baiturahman ini. Papan penunjuk arah ini cukup membingungkan saat arah panah menunjukkan jalur menuju Surabaya dan Situbondo. Bikin bingung karena menuju dua kota tersebut lewat Jalur PB Sudirman sudah tidak bisa dilalui. Selain harus memutar, PB Sudirman sudah berubah menjadi satu jalur. Kendaraan hanya bisa melintas dari utara menuju ke selatan. Sebelum terjadi perubahan, arus kendaraan di Jl PB Sudirman dari arah selatan menuju utara. Bagaimana ini? (nic/als)
RADAR BALI/JPNN
BERTOPENG: Dua pelaku narkoba dengan penutup wajah diperiksa Kompol I Gede Ganefo setelah penangkapan.
Edarkan Narkoba, Petani Diringkus
FREDY RIZKI/RaBa
Bupati Santuni 240 Yatim BANYUWANGI – Bupati Abdullah Azwar Anas mengumpulkan 240 anak yatim di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Sabtu (12/9) pagi. Anak-anak yang telah ditinggal orang tuanya tersebut diajak duduk dan makan bersama para kepala SKPD di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Sebelum diajak makan bersama, anak-anak tersebut terlebih dahulu diajak membaca selawat dan berdoa. Dipimpin salah seorang pemuka agama, KH Achmad Khusairi (Gus Mad) semua yang hadir di pendapa itu pun menengadahkan tangannya mengharapkan ridha Allah SWT. Bupati Anas dalam sambutannya mengatakan, selawat dan berkumpul menyantuni anak yatim adalah kombinasi yang tepat sebagai pelengkap kesehatan rohani. Selawat, menurutnya, adalah ibadah yang bahkan dilakukan oleh para Malaikat. Sedangkan menyantuni anak yatim sama saja dengan ikut menyayangi anak-anak dari Nabi Muhammad SAW. Sehingga jika ingin keinginan mudah dikabulkan oleh Allah S.W.T, Anas mengatakan hal itu dapat dipermudah dengan berdoa, berselawat dan menyantuni anak yatim. “Hari ini kita juga tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani saja, tapi juga rohani,” ujar Anas. (fre/als)
rikutnya (2015) yakni 89’15% . “Data tahun 2015 ini hanya sampai Juni atau satu semester. Yang mana diharapkan data tersebut terus meningkat setiap tahunnya,” imbuh Dwi. Kepala ruang perawatan pavilium (RPP), Ulfatunni’mah mengatakan, dalam seharinya jumlah pasien yang inden di kelas 1 dan utama berkisar 5-15 pasien. Bahkan pernah hampir di atas 20 pasien “Tentu saja, hal tersebut sangat menggembirakan bagi kami selaku pemberi pelayanan kesehatan dan sebagai rumah sakit rujukan di Banyuwangi. Kami masih akan terus melakukan peningkatan pelayanan dan pembenahan menuju ke pelayanan prima,” pungkas Ulfa. (*/als)
Bocah Tewas di Kolam Koi
BIKIN BINGUNG: Rambu penunjuk arah kadaluarsa di sebelah Masjid Baiturahman masih terpasang.
DIALOG: Bupati Anas bercengkrama dengan anak yatim di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Sabtu (12/9) pagi.
Senin 14 September 2015
Tempati Pavilium Harus Antre BANYUWANGI – Kelengkapan fasilitas dan kenyamanan rumah sakit nampaknya menjadi harga bagi pasien. Karena itu, RSUD Blambangan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Saat ini, rumah sakit yang kini dipimpin dr. Taufik Hidayat SpAndrologi itu memiliki sarana rawat inap yang nyaman dan dapat mendukung proses penyembuhan yang optimal. Yaitu ruang perawatan paviliun Sritanjung. “Di ruang ini, kami memiliki dua ke-
PEMERINTAHAN
Jawa Pos
DENPASAR - Narkotika dan obat terlarang (narkoba) dari tahun ke tahun memang tetap sulit dibendung. Benda pembuat fly ini tak hanya dikonsumsi kaum menengah ke atas saja. Tapi beragam kalangan. Termasuk petani dan pedagang. Rabu lalu (9/9) misalnya, Satuan Narkoba Polresta Denpasar meringkus AD, 33, dan SPN, 44. Informasi yang didapat koran ini kemarin menyebutkan tentang AD yang berasal Banjar Baler Pasar Darmasaba, Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali. Dia diciduk pukul 13.30 di pinggir jalan. Tepatnya di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Batu Paras, Padang Sambian, Denpasar. Dari tan-
gannya polisi berhasil mengamankan dua paket sabu seberat 0,14 gram dan setengah butir pil ekstasi. Dari hasil interogasi sementara, AD yang diketahui belum pernah terlibat kasus kriminal itu mengaku hanya berstatus pemakai. Sementara itu, SPN yang sehari-hari bekerja sebagai petani ditangkap karena memiliki 8 paket sabu-sabu, seberat 4,16 gram dan 11 butir pil ekstasi. Pria asal Jalan Raya Anggungan No. 15, Desa Lukluk, Kecamatan Mengwi, Badung, ini diringkus di rumahnya sendiri. Saat penangkapan berlangsung keluarga pelaku tampak sangat terkejut. Mereka sama sekali tak menyangka anggota
keluarga merangkap sebagai pengedar. Kasatnarkoba Polresta Denpasar, Kompol I Gede Ganefo, dalam keterangannya menyatakan bahwa penangkapan kedua tersangka ini semakin menegaskan bahwa peredaran narkoba di masyarakat sudah sampai pada tahap gawat darurat. “Ini diduga disebabkan kondisi ekonomi yang kian sulit. Meski demikian, karena negara kita adalah negara hukum, maka tidak ada toleransi. Keduanya harus tetap diproses,” ucap Ganefo, saat dihubungi melalui telepon seluler. Keduanya kini mendekam di tahanan Mapolresta Denpasar untuk menghadapi proses hukum lebih lanjut. (ken/pit/jpnn)
Pemilih Melonjak 168 Ribu Suara JEMBER – Pesta demokrasi pemilihan bupati dan wakil bupati tahun ini bakal diwarnai lebih banyak pemilih. Hasil penghitungan Daftar Pemilih Sementara (DPS) KPU Jember di aula Gedung Garuda, Kaliwates, Jember, ada lonjakan pemilih hingga 168.973 pemilih. Lonjakan itu diperkirakan karena adanya pemilih pemula pada tahun ini. Divisi Teknis dan Data KPU Jember Habib M. Rohan mengungkapkan, hasil penghitungan DPS yang dilakukan pihaknya mengeluarkan hasil jumlah pemilih sementara ada 1.930.863 orang. Jumlah pemilih laki-laki 955.346 orang, dan jumlah pemilih perempuan 975.517 orang. “Ini masih daftar pemi-
lih sementara, usai pengumuman DPS, KPU akan melakukan pemutakhiran data kembali untuk selanjutnya ditetapkan sebagai DPT (daftar pemilih tetap, Red),” ujarnya. Melihat jumlah DPT saat pemilihan presiden 2014 lalu yang sebanyak 1.761.890 orang, diketahui ada lonjakan hingga 168.973 pemilih. Hal itu tidak lain karena banyaknya pemilih pemula yang sudah memiliki hak untuk menyuarakan hal pilihnya. Dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi dan penetapan DPS Pilkada
Jember tersebut, M. Rohan membeberkan, jumlah pemilih pemula dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jember periode 2015–2020 ini sebanyak 27.8686 orang. Dengan rincian jumlah pemilih pemula berjenis kelamin laki– laki 13.800 orang dan jumlah pemilih pemula perempuan 14.064 orang. KPU juga mencantumkan jumlah pemilih difabel dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan digelar 9 Desember 2015. Untuk difabel kategori 1 berjumlah 423 orang, difabel kategori 2 sebanyak 256 orang. “Difabel kategori 3 sebanyak 213 orang, difabel kategori 4 sebanyak 395 orang, dan difabel kategori 5 sebanyak 237 orang,” ujar Rohan. (hud/c1/hdi/jpnn)
DENPASAR - Berhati-hatilah mengawasi aktivitas si buah hati! Terutama bila ada kolam di rumah Anda! Kemarin (9/9) seorang balita laki-laki berusia dua tahun berinisial ABY tenggelam di sebuah kolam ikan koi di rumahnya sendiri, Jalan Pulau Bungin Gang Taman No.1 Pemogan Denpasar Selatan. Ironisnya, musibah tersebut terjadi di siang hari bolong, yakni sekitar pukul 12.00 saat ibu korban berada di dalam rumah. Informasi yang berhasil dihimpun koran ini peristiwa itu kali pertama diketahui oleh ibu korban. Seusai mandi sang ibu sempat beberapa kali memanggil nama anaknya. Karena tak ada sahutan, dia pun bergegas mencari sang anak. Seperti hari-hari sebelumnya, sang ibu sama sekali tidak memiliki firasat buruk sehingga dirinya santai mencari sang anak. Namun, saat matanya mengarah ke kolam ikan koi, air matanya tumpah dan teriakan histeris keluar dari mulutnya. Kepada anggota Polsek Denpasar Selatan, Sukardi, yang tinggal bersebelahan dengan korban, yakni Jalan Pulau Bungin Gang Taman No. 2 Pemogan Denpasar Selatan mengaku mendengar teriakan ibu korban dan segera berlari ke arah sumber suara. Setibanya di sana Sukardi mendapati korban dalam kondisi lemas di dalam pelukan ibunya. Spontan Sukardi dan beberapa orang tetangga lainnya memberikan pertolongan pertama dengan cara memberikan nafas buatan dan berusaha mengeluarkan air yang masuk ke mulut korban. Karena upaya itu sia-sia, korban pun segera dilarikan ke RSUP Sanglah. Saksi pun segera menghubungi ayah korban yang bekerja di bengkel. Kebetulan saat peristiwa terjadi kedua kakak korban kuliah dan sekolah di jenjang SMA. Hal inilah yang diduga menyebabkan pengawasan terhadap korban sangat minim. Kapolsek Denpasar Selatan Kompol Nanang Prihasmoko menerangkan bahwa korban yang masih kanak-kanak belum tahu akibat dari perbuatannya. “Korban diduga terjatuh sendiri ke dalam salah satu kolam ikan yang terdapat di sebelah kanan atau sisi selatan rumah korban,” ucapnya. Imbuh Prihasmoko, di depan rumah korban terdapat dua kolam ikan yang dipenuhi koi dengan warna memukau. Yakni tepat di samping kiri dan kanan pintu masuk rumah. Kedua kolam itu berukuran 1,5 x 1,5 m dengan kedalaman sekitar satu meter. “Namanya juga balita. Tentu sangat tertarik pada warna-warni. Keteledoran orang dewasalah yang menyebabkan musibah ini terjadi,” cetusnya. (ken/yes/jpnn)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Senin 14 September 2015
BERITA UTAMA
39
Keluarga Korban Serahkan Pada Polisi ■ LIMBAH...
Sambungan dari Hal 29
Identitas korban tenggelam adalah Bagus Hendarto, 10, warga Lingkungan Argopuro, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Korban tercatat sebagai siswa kelas 4 SDN IV Singotrunan. Peristiwa nahas itu bermula saat Bagus bermain bola besama kakak kandungnya Rio Firmansyah, 12, dan teman-temannya di lingkungan PT. KBR pada Sabtu (12/9) sore. Rio menuturkan, adiknya itu tiba-tiba memisahkan diri dari temantemannya. Rio melihat jika adiknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD itu tiba-tiba berjalan mendekati kolam pembuangan limbah pabrik kertas. Versi lain menyebutkan, Bagus meninggalkan lapangan bola karena mengejar layangan putus. Karena khawatir adiknya tercebur, Rio sempat menegur dan mengajak agar menjauh dari kolam. Bukannya menuruti perintah kakaknya, setelah sempat menoleh sebentar, Bagus malah mempercepat lang-
MINUM AIR PUTIH: Ibu kandung Bagus menangis sedih ketika jenazah anaknya tiba di rumhanya Lingkungan Argopuro, Klatak, Kalipuro.
FREDY RIZKI/RABA
kahnya mendekati arah kolam. Melihat itu, Rio pun mengejar adiknya. Namun di saat berlari, Rio melihat ada sesuatu di kakinya, sehingga siswa kelas 6 SD itu pun berhenti sejenak. Begitu Rio mau kembali mengejar adiknya, rupa-rupanya Bagus sudah
tidak terlihat lagi. Karena bingung, Rio pun mengitari lokasi kolam limbah yang tidak dipagari tersebut. Setelah beberapa kali berputar dan tidak menemukan apapun, Rio memutuskan pulang untuk lapor kepada orang tuanya. Ayah Rio,
Selamet Sahroni, yang mendengar cerita dari anak ketiganya itu langsung menuju lokasi kolam pembuangan limbah. Selamet menuturkan, awalnya pihak PT. KBR sempat tidak percaya jika ada anak kecil yang masuk ke
Militansi Tidak Bisa Dihargai dengan Materi ■ KETIKA...
Sambungan dari Hal 29
Belum diketahui secara pasti kenapa semangat ikut Gandrung Sewu begitu menggebu-gebu. Padahal, mereka tahu bahwa pergelaran Gandrung Sewu itu gratis. Tidak bertiket dengan harga sampai jutaan rupiah. Penonton Gandrung Sewu bukan orang-orang berkelas yang hanya mau menonton festival dengan harga tiket mahal: ratusan ribu sampai sejuta rupiah lebih. Penonton Gandrung Sewu lebih banyak masyarakat biasa, orang pinggiran. Tapi masyarakat pinggiran justru punya apresiasi lebih baik dari pejabat yang menonton karena terpaksa. Mereka lebih ikhlas menghargai sebuah karya seni tradisional. Fenomena anak dan orang tua yang ingin sekali tampil di Gandrung Sewu sempat menjadi bahan diskusi di DKB. Kesimpulannya antara lain seperti ini. Pertama, pelestarian kesenian merupakan kebanggaan. Bisa berpartisipasi dalam pelestarian kesenian Banyuwangi dianggap sebagai kesempatan langka. Pengalaman yang tidak akan bisa dilupakan sepanjang hayat. Militansi seperti itu tidak bisa dihargai dengan materi. Untuk bisa tampil di Gandrung Sewu
peserta harus swadaya. Sekadar tahu, seperangkat kostum penari gandrung mulai omprog sampai kaus kaki harganya sekitar Rp 1 juta. Tapi, uang segitu tak ada nilainya dibanding dengan semangat ikut nguri-nguri warisan kesenian asli Bumi Blambangan: gandrung. Kalau sudah sedahsyat itu militansinya siapa yang bisa membendung. Tidak ada. Untuk yang satu itu DKB hanya bisa mengucapkan satu kata: salut! Hal yang sama kami alami saat menyiapkan konser Lalare Orkestra, 1 Agustus lalu. Banyak sekali anak dan orang tua yang ingin bergabung dalam manajemen Lalare Orkestra. Padahal, sudah kami jelaskan berulang-ulang bahwa konser Lalare digelar gratis (tidak ditiketkan sampai ratusan ribu sampai jutaan rupiah), tetap saja para orang tua ingin mengikutkan anak mereka. Tapi, karena sudah ditetapkan hanya 100 musisi cilik terpilih yang kami rekrut, akhirnya mereka bisa memahami. Memaklumi proses seleksi yang kami lakukan untuk ikut konser Lalare Orkestra. Begitulah orang Banyuwangi. Bangga terhadap keseniannya. Itulah yang membuat DKB sebagai pengampu kesenian di kabupaten
berjuluk The Sunrise of Java ini ikut bangga. Pengurus DKB juga memberi apresiasi paling tinggi kepada para seniman yang sangat terbukti terus bekerja untuk seni Banyuwangi. Seperti Sayun Sisianto, M. Syaiful, Yons DD, Ribut, dan M. Ikhwan yang menggawangi Lalare Orkestra, juga Sumitro Hadi, Suko, dan drh. Budianto yang menggaransikan dirinya untuk Gandrung Sewu. Padahal, untuk menyiapkan penampilan Gandrung Sewu bukan pekerjaan mudah. Persiapannya dilakukan setengah tahun. Sama dengan konser Lalare Orkestra. Proses pelatihannya lebih rumit lagi. Butuh waktu lumayan lama. Sebab, latihan dipecah dalam beberapa gugus. Utara-Kota-Selatan. Setelah para calon penari Gandrung Sewu menguasai tarian dan skenario yang sudah ditetapkan, baru mereka dikumpulkan dalam gladi kotor. Karena jumlahnya banyak, 1000 penari lebih, gradi kotor digelar di lapangan Taman Blambangan. Saat itulah keriuhan terjadi. Taman Blambangan penuh penari plus orang tua dan pengiring lainnya. Kalau seperti itu bisa dibayangkan apa yang terjadi: urat leher para pelatih dan Pak Sumitro Hadi pasti mengembang sebesar selang karena
terus-menerus berteriak. Memberi instruksi. Proses latihan menyita waktu. Proses gladi kotor apalagi. Gladi bersih di Pantai Boom (stage Gandrung Sewu) lebih menguras waktu. Sebab, sudah melibatkan beberapa pihak. Mulai petugas sound system sampai properti. Tapi, selama saya mendampingi gladi kotor dan gladi bersih tak pernah melihat raut-raut kelelahan di wajah para pelatih. Terutama Pak Mitro, Pak Budi, dan Pak Suko yang menjadi penanggung jawab utama Gandrung Sewu. Untuk itu, sebagai kesimpulan kedua diskusi DKB, kami memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada mereka. Memang, kami para seniman etnik Banyuwangi --musik dan tari-- akan terus bekerja dan mengabdi untuk keberlangsungan serta kelestarian seni dan budaya Banyuwangi. Jujur, kami juga ingin sekali menggelar pertunjukkan yang untuk menontonnya harus membeli tiket mahal. Tapi, akhirnya kami sadar, bahwa pertunjukan yang gratis pun tak kalah bergengsi. Kesadaran itulah yang terus membakar ghirah kami untuk terus berkarya. (*) (kaosing93@gmail.com, @ AdlawiSamsudin)
RENDRA KURNIA/RABA
PARKIR LUAS: Kendaraan anggota Jatim Fortuner Club (JFC) saat parkir di sekitar Pantai Rajegwesi beberapa waktu lalu.
Pengunjung Bisa Menginap di Home Stay ■ DIKELILINGI...
Sambungan dari Hal 29
Pantai ini memiliki ombak yang kecil dibandingkan dengan pesisir pantai selatan lainnya. Banyaknya beberapa bukit dengan batu karang yang tinggi mengelilingi pantai yang mampu menahan gelombang Samudera Hindia, sehingga ombah menjadi kecil. Nama Rajegwesi sendiri, menurut warga setempat, berkaitan dengan sistem pertahanan laut yang dibangun Jepang pada zaman dulu. Kata Rajeg diambil dari Bahasa Jawa yang berarti tiang pancang. Sedangkan Wesi dalam bahasa Indonesia berarti Besi. ”Dulu Jepang menancapkan tiang pancang di perairan Rajegwesi,” ujar Rohmat, 43, warga setempat. Bebatuan dan bukit menjadi pemandangan yang sungguh menawan, dengan pasir bersih berwarna kecoklatan. Pantai ini tidak sama dengan pantai lain yang berada di satu kawasan pesisir pantai selatan yang pasirnya berwana putih bersih. Warna air laut yang ada di Pantai Rajegwesi ini juga tergolong sangat bersih, dari kejauhan warnanya lebih kehijau-hijauan. Pemandangan lain dari pantai ini adalah dijadikannya sebagai pelabuhan bagi para nelayan tradisional yang sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan. Di sekitar pantai juga banyak perahu-perahu nelayan tradisional sedang sandar. ”Di sini mayoritas memang nelayan masyarakatnya. Banyak ikan di sini, ada ikan tongkol, gurita, cumi-cumi, dan juga lobster,” tambah Rohmat.
Semakin hari, Pantai Rajegwesi ini semakin banyak dikunjungi warga. Selain karena memang pemandangan yang begitu memesona, Pantai Rajegwesi juga merupakan pintu masuk untuk menuju pantai lain, yakni Teluk Ijo dan Pantai Sukamade. Kebanyakan pengunjung yang datang di Pantai Rajegwesi ini adalah yang akan pergi ke Teluk Ijo dan Pantai Sukamade. ”Ke Teluk Ijo dari Rajegwesi bisa melalui akses laut dan darat. Kalau naik perahu biayanya Rp 35 ribu untuk satu orang,” terang Rohmat yang juga berprofesi sebagai nelayan ini. Jika waktu libur tiba, pengunjung yang tiba di Pantai Rajegwesi bisa mencapai ribuan orang. Banyaknya pengunjung ini juga menjadi berkah bagi warga setempat. Beberapa tahun terakhir warga setempat membentuk kelompok masyarakat untuk menunjang pariwisata di sekitar Pantai Rajegwesi. Salah satunya adalah menjadikan rumah warga sebagai home stay para wisatawan yang mengunjungi Pantai Rajegwesi. Hingga saat ini, ada sekitar sembilan rumah warga yang bisa disewa untuk bisa ditinggali oleh pengunjung. Biaya sewa juga tidak terlalu mahal, dan bisa dikatakan sangat murah. Untuk satu orang, pemilik rumah mematok harga Rp 60 ribu untuk menginap satu hari. Jangan salah, meski murah dan harus kumpul dengan pemilik rumah, para pengunjung yang menginap di home stay tetap memiliki ruang sendiri untuk beristirahat. Kamar para pengunjung juga tampak lebih bagus dari pada kamar pemilik rumah. Berkeramik,
ada kamar mandi, tempat tidur, lemari dan lain sebagainya. Layaknya sebuah hotel lah. Selain itu, dengan biaya Rp 60 per orang, pengunjung juga dapat jatah sarapan dari pemilik rumah. ”Dengan adanya home stay ini, para pengunjung yang datang tidak hanya sekadar bisa menikmati pantai. Tapi juga bisa merasakan bagaimana enaknya bermalam di sebuah desa yang sangat jauh dari kota ini,” kata Samsul Arifin, 45, salah satu pengurus home stay. Samsul menambahkan, tidak hanya wisatawan lokal saja yang datang ke Pantai Rajegwesi. Wisatawan mancanegara juga banyak yang datang ke pantai ini. Tidak sedikit juga banyak turis yang menginap di rumah-rumah warga. Namun, tampaknya banyaknya kehadiran wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang di Pantai Rajegwesi ini belum dibarengi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Warga juga menyadari hal itu. Menurut Slamet, warga sekitar Pantai Rajegwesi masih tergolong tertinggal. Masih banyak warga setempat yang tidak mengerti Bahasa Inggris. Dia dan teman-teman lainnya kadang juga kesulitan dalam hal komunikasi apabila ada turis mancanegara yang datang. Padahal, komunikasi yang baik dengan turis dirasa sangat penting bagi warga. ”Yang bisa bahasa Inggris cuma sedikit. Inginnya warga itu pemerintah bisa memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada kita ini, biar kita komunikasi dengan turis enak,” harap Slamet. (aif/ bersambung)
kolam limbah. Sehingga dirinya pun kesulitan ketika akan mencari di lokasi itu. Setelah Selamet melaporkan peristiwa hilangnya anak keempatnya itu ke Polsek Kota, barulah pihak security pabrik mengizinkan pencarian. Mulai pukul 19.00 mesin penyedot pun mulai dikerahkan untuk membuang air limbah bercampur lumpur dari kolam tersebut. Proses pencarian pun memakan waktu yang tidak sebentar. Kedalaman kolam yang mencapai enam meter membuat pihak keluarga dan masyarakat kesulitan melakukan evakuasi. Baru keesokan harinya, Minggu (13/9) pukul 05.30, kedalaman kolam sudah mencapai dua meter. Keluarga korban dan warga yang terdiri dari delapan orang pun masuk ke dalam kolam untuk mencari bagus. Tiga jam kemudian (pukul 08.45),
salah seorang warga bernama Sumarto berhasil menemukan jenazah Bagus yang tergeletak di dasar kolam. Untuk mengangkat korban dari dasar kolam, warga pun mengikat jenazah dengan tali yang ditarik 10 orang. Saat itu kondisi jenazah masih lengkap dengan dengan pakaian dan alas kakinya. Selanjutnya korban pun langsung dibawa menggunakan mobil polisi ke ruang jenazah RSUD Blambangan untuk diotopsi. Ketika tiba di rumahnya di Lingkungan Argopuro, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, beberapa keluarga pun sudah menunggu. Misyati ibu korban tampak tak kuasa menahan kesedihannya sehingga beberapa kali harus dibopong karena lemas. Kakak ketiga korban, yaitu Rio juga terlihat duduk di samping jenazah untuk
membacakan surat Yasin. “Saya ikhlas dengan kepergian anak saya, tapi untuk selanjutnya jika ada yang mau diurus saya serahkan kepada polisi saja. Kemarin Pak Kapolsek bilang lokasinya tidak sesuai prosedur,” ujar Selamet, ayah kandung korban. Sekitar pukul 16.00, jenazah Bagus pun dikebumikan oleh pihak keluarga di pemakaman timur Stasiun Kereta Api Argopuro. Sanak keluarga dan rekan-rekan sekolah korban pun tampak hadir mendokan Bagus. Suci Nuryanti, Kepala SDN 4 Singotrunan mengatakan, jika Bagus adalah sosok anak yang pendiam dan penurut saat di sekolahnya. Keluarga besar sekolah merasa kehilangan atas kepergian Bagus. “Sejak malam saya ikut menunggu, sampai akhirnya ketemu dan dikebumikan,” kata Suci. (fre/aif)
PT KBR Sulit Diajak Komunikasi ■ WARGA...
Sambungan dari Hal 29
Ketika korban ditemukan, salah seorang perwakilan dari PT. KBR, Joyo Saiman, sempat datang ke rumah korban. Namun, ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi menanyakan tanggung jawab perusahaan dan upaya pencegahan kejadian serupa, pria yang menggunakan kemeja biru itu malah berlari dan kabur dengan mobilnya. “Pabrik kertas memang tidak pernah mau diajak berkomunikasi, apalagi ada peristiwa seperti ini, kemarin saja saat berusaha ikut mencari kita dihalang-halangi,” ujar Ikhsan, warga sekitar kediaman korban. Kapolsek Kota Banyuwangi, AKP Ketut Redana mengatakan, akan fokus pada kasus meninggalnya korban terlebih dahulu. Mengenai kelalaian perusahaan,
dirinya berjanji akan menindaklanjuti dengan pengembangan kasus tersebut. “Kita lihat dulu kronologinya, baru nanti kita kembangkan ke masalah lainnya,” ujar Ketut saat diwawancarai di kamar Jenazah RSUD Blambangan kemarin. Ayah kandung korban, Selamet Sahroni menambahkan, jika kedatangan perwakilan PT. KBR untuk menawarkan bantuan biaya pemakaman dan uang santunan bagi keluarganya. Namun, belum jelas berapa nilai bantuan yang akan diberikan. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai sopir truk itu pun mengaku sudah pasrah dan ikhlas dengan situasinya. Dia tetap berharap ada penanganan dari kepolisian sehingga tidak terjadi lagi kejadian serupa. “Ini juga namanya musibah, saya serahkan ke Polisi saja nanti bagaimananya,” ujar bapak empat anak tersebut. (fre/aif)
Jamaah Diimbau Tidak Pergi ke Masjidilharam ■ KOMA...
Sambungan dari Hal 29
”Sesuai surat kematian dari rumah sakit, Ibu Maryam meninggal pukul 06.30 WAS,” kata Nizam. Nizam menuturkan, kondisi Dewi Maryam kritis dan tidak sadarkan diri setelah terkena serangan jantung pada hari Sabtu (5/9). Dewi Maryam langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Saat mendadak terkena serangan jantung, yang bersangkutan sempat mengalami cardiac arrest (henti jantung). Setelah mendapat penanganan medis dari pihak rumah sakit, detak jantung Dewi Maryam dapat berfungsi kembali, namun untuk bernafas masih perlu bantuan ventilator. Selama tujuh di rumah sakit tersebut, Dewi Maryam tidak sadarkan diri alias koma. ”Penanganan sudah dilakukan oleh tim dokter rumah sakit, tapi Allah berkehendak lain,” tutur Nizam. Juhdy, petugas haji lainnya menambahkan, setelah dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit, jenazah Dewi Maryam langsung dimakamkan di pemakaman Makbaroh Syariah, Makkah. Tempat tersebut merupakan pemakaman umum para jamaah haji yang meninggal dunia di Makkah. ”Biasanya jamaah yang me-
JUHDY FOR RABA
Dewi Maryam Mahfud
ninggal dimakamkan di Makbaroh Makla, tapi karena di sana sudah penuh akhirnya dimakamkan di pemakaman baru Makbaroh Syariah,” tambahnya. Sekadar diketahui, Dewi Maryam adalah JCH Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 9. Dia berangkat ke Tanah Suci bersama suaminya yang bernama Asparin. Namun, kabar meninggalnya Dewi Maryam ini masih belum diketahui oleh Asparin. Pihak keluarga yang ada di Banyuwangi berpesan ke-
pada petugas haji Banyuwangi untuk tidak memberikan kabar tentang meninggalnya Dewi Maryam kepada suaminya. ”Ini permintaan keluarga, ya mungkin biar tidak mengganggu psikologi dari Pak Asparin (suami Dewi Maryam). Karena Pak Asparin masih harus menjalankan ibadah,” terang Juhdy. Sementara itu, dari informasi yang diperoleh petugas haji dari BMKG-nya Arab Saudi, setiap sore hari di sana masih berpeluang terjadi badai. Petugas haji Banyuwangi menyarankan kepada seluruh JCH untuk tidak pergi ke Masjidilharam dulu. ”Info dari BMKG badai masih berpeluang terjadi antara pukul 10.00 –16.00 WAS. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang (kemarin) tidak ada badai besar, mudah-mudahan tidak ada lagi musibah,” tambahnya. Sekalipun pihak petugas haji masih melarang para jamaah untuk tidak pergi ke Masjidilharam sebelum kondisi di sana sudah benar-benar steril dan nyaman, banyak juga para jamaah yang tetap ingin pergi ke Masjidilharam untuk beribadah sekaligus melihat secara langsung bekas reruntuhan. ”Demi keamanan bersama, tetap kami imbau JCH untuk tidak pergi ke Masjidilharam dulu sampai benar-benar sudah aman,” pungkasnya. (tfs/aif)
Tidak Memiliki Izin Penjualan ■ EALAH...
Sambungan dari Hal 29
Sepertinya aparat tidak berdaya dengan keberadaan aturan, khususnya perda yang mengatur miras. Petugas masih memberikan kelonggaran hukuman yang akan diberikan. Tidak heran bila keberhasilan polisi merazia sejumlah pengedar miras hanya masuk ranah tipiring. Sekadar mengingatkan, selain merazia minuman keras jenis arak bali, polisi juga merazia sejumlah miras yang memiliki kadar alkohol
tinggi. Seperti tampak dalam razia yang digelar jajaran Satuan Sabhara Polres Banyuwangi Minggu (8/9) malam kemarin. Puluhan botol miras berbagai merek berhasil diamankan dari wilayah Tegalsari dan Purwoharjo. Indikasinya, selain memiliki kadar alkohol tinggi, miras yang diamankan juga tidak dilengkapi dokumen sah. Tiga pemilik miras, yakni Santo, 32, warga Desa/Kecamatan Tegalsari, Slamet Riyadi, 50, Desa/Kecamatan Purwoharjo, dan Eguh Setiawan Prayuda, 52, Desa/Purwoharjo, harus berurusan dengan pihak kepolisian. Setelah didata dan dimintai keterangan,
ketiganya akan dilimpahkan ke tindak pidana ringan (tipiring). “Pemiliknya masih akan dimintai keterangan. Hingga kini belum datang memenuhi panggilan,” ujar Aiptu Wignyo Asmoro, Kaur Mintu Sabhara Polres Banyuwangi. Selain terindikasi melanggar ketentuan ambang batas alkohol, mereka juga terindikasi tidak memiliki izin dan kelengkapan dokumen sah. Atas perbuatan mereka, petugas hanya menerapkan pasal tipiring. Itu didasarkan atas peredaran miras itu belum sampai ke tangan konsumen. (nic/c1/aif)
Pemilih Pemula Sudah Masuk DP4 ■ PILBUP...
Sambungan dari Hal 40
“Penduduk yang pada saat pencoblosan sudah genap berusia 17 tahun sudah terdaftar pada DP4. Menurut kami, DPS yang telah ditetapkan KPU terlalu besar,” cetus mantan Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU Banyuwangi tersebut. Seperti diberitakan, KPU Banyuwangi menggelar rapat pleno terbuka penetapan DPS Pilbup Rabu lalu (2/9). Hasilnya, jumlah warga yang terdaftar dalam DPS sebanyak 1.319.578 jiwa. Rekapitulasi DPS tersebut dila-
kukan setelah Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) melakukan pencocokan dan penelitian Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) di lapangan. Jumlah DPS pilbup itu lebih banyak dibandingkan DP4 yang diterima dari KPU pusat yang hanya 1.287.398 jiwa atau meningkat 32.180 orang. Ketua KPU, Syamsul Arifin menjelaskan, rekapitulasi hasil coklit daftar pemilih di setiap jenjang, mulai tingkat Panitia Pemilihan Suara (PPS), PPK, hingga KPU bisa dipantau oleh para stakeholder pilbup, termasuk oleh jajaran Panwaslih. “Semua stakeholder bisa sama-sama mengawasi,” ujarnya
kala itu. Menurut Atim, potensi pemilih fiktif itu ditengarai terjadi berkat tambahan pemilih pemula dan pemilih pindahan dari daerah lain. Hanya saja, penambahan jumlah DPS tersebut terlalu besar. Sebab, berdasar hasil analisis sementara Panwaslih terhadap DP4, ditemukan sekitar 70 ribu sampai 72 ribu pemilih ganda dan warga dengan NIK invalid. “Begitu dicocokkan di lapangan, ternyata analisis kami tersebut benar. Dan sebagian anggota PPDP telah mencoret nama penduduk yang terdaftar ganda tersebut sedangkan sebagian yang lain tidak mau mencoret,” ujarnya. (sgt/afi)
40
Jawa Pos Jawa Pos
Senin 14 September 2015 Jumat 21 Agustus 2015
9 DESEMBER 2015
Target Menang 90 Persen Suara PDIP Kerahkan 2.860 Saksi
RENDRA KURNIA/RABA
DIDUKUNG PENUH: Pasangan Abdullah Azwar Anas (kini) dan Yusuf Widyatmoko (dua dari kiri) menghadiri Rakercabsus PDIP di hall rumah makan Pondok Wina Banyuwangi, kemarin.
Cek DPS Online BANYUWANGI – Kesempatan bagi masyarakat Banyuwangi untuk ikut memelototi Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 terbuka semakin lebar. Cukup dengan memanfaatkan akses internet melalui komputer atau smart phone, masyarakat bisa memastikan apakah dirinya sudah terdaftar sebagai calon pemilih ataukah belum. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi telah menetapkan DPS Pilbup Banyuwangi 2015 sebanyak 1.319.578 jiwa pada Rabu lalu (2/9). Jumlah penduduk yang terdaftar dalam DPS tersebut merupakan hasil pencocokan dan penelitian (coklit) yang dilakukan oleh 2.860 Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) di seantero Banyuwangi. Setelah ditetapkan, KPU berkewajiban mengumumkan DPS tersebut untuk mendapat tanggapan masyarakat. Merujuk Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015, pengumuman DPS tersebut dilaksanakan mulai 10 September hingga 19 September mendatang.
Untuk itu, KPU telah menyampaikan DPS tersebut kepada Panitia Pemungutan Suara (PPS) di 217 desa dan kelurahan se-Bumi Blambangan. Oleh PPS, DPS itu lantas diumumkan di kantor desa atau kantor kelurahan maupun di tempat-tempat strategis lain yang mudah dijangkau masyarakat. Bukan hanya itu, untuk mempermudah warga mengecek apakah dirinya sudah terdaftar dalam DPS ataukah belum, KPU juga melakukan pengumuman melalui internet. “ Warga cukup mengetik Nomor Induk Kependudukan,” ujar komisioner KPU, Edi Syaiful Anwar. Jika seseorang telah terdaftar sebagai calon pemilih, di layar komputer atau smart phone akan tertera nama lengkap, NIK, hingga di TPS mana calon pemilih tersebut bisa menyalurkan hak suaranya. KPU punya waktu melakukan perbaikan DPS mulai 20 September hingga 25 September mendatang. Rekapitulasi hasil perbaikan DPS di tingkat desa atau kelurahan dijadwalkan berlangsung 26 September sampai 28 September. (sgt/afi)
BANYUWANGI – Partai pengusang utama pasangan calon bupati (cabup) Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko, PDI Perjuangan pasangan target menang 90 persen. Untuk mengamankan target itu, PDIP akan mengerahkan 2.860 saksi untuk mengamankan hasil coblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Rencana pengerahan saksi besar-besaran itu disampaikan KetuaDPC) PDIP, I Made Cahyana Negara dalam forum Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP Banyuwangi di hall Rumah Makan Pondok Wina, kemarin (13/9). “DPC, Pengurus Anak Cabang (PAC), dan ranting-ranting PDIP sudah siap memenangkan Pilbup Banyuwangi 2015. Kita yakin kemenangan kita di atas 90 persen. Modal utama untuk mewujudkan target tersebut adalah, kita harus solid,” seru Made kepada seluruh pengurus PAC dan Ranting PDIP se-Banyuwangi. Made mengatakan, pemenangan pasangan calon yang diusung PDIP telah dilakukan. Salah satunya dengan membentuk Badan Saksi dan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu). “Kita akan menempatkan saksi di 2.860 TPS se-Banyuwangi,” tegas pada forum yang dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto; Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jatim, Kusnadi, serta sejumlah senior PDIP Banyuwangi tersebut. Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi menambahkan, Banyuwangi merupakan salah satu target kemenangan di antara 18 kabupaten/kota yang menggelar pemilihan bupati dan wakil bupati (pilbup) dan pemilihan wali kota dan wakil wali kota (Pilwali) serentak tahun 2015. “Dari 18 kabupaten/ kota di Jatim yang menggelar Pemilu serentak, kita memasang target menang di 12 kabupaten/kota. Berdasar hasil survei dan analisis yang dilakukan, Banyuwangi menjadi target utama pemenangan,” ujarnya. Rakercabsus PDIP tersebut juga dihadiri paslon yang bakal diusung pada Pilbup 2015, yakni pasangan calon incumbent Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko. Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Edi Syaiful Anwar dan Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi, Atim Hariyadi juga tampak hadir pada kegiatan tersebut. Edi dan Atim hadir untuk memberikan pengetahuan tahap pilbup. Edi memaparkan materi kampanye pesta demokrasi memilih bupati dan wakil bupati Banyuwangi, sedangkan Atim memberikan materi pengawasan pilbup. Atim juga berharap keterlibatan elemen parpol dan seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta mengawasi Pilbup 2015 ini. (sgt/afi)
Pilbup Dihantui Pemilih Fiktif ■ Jumlahnya 70 hingga 71 Ribu Orang
DOK. RABA
SEGERA PERBAIKI: Rapat pleno KPU penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang melibatkan PPK beberapa waktu lalu.
BANYUWANGI –Jika tidak segera diselesaikan, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi tahun 2015 berpotensi diikuti ribuan pemilih fiktif. Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi menemukan banyak pemilih ganda maupun pemilih dengan nomor induk kependudukan (NIK) invalid dalam daftar pemilih sementara (DPS) yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2 September 2015 lalu. Ketua Panwaslih, Atim Hariyadi mengatakan, setelah ditetapkan KPU, DPS Pilbup 2015 kini tengah diumumkan di tingkat desa dan atau kelurahan se-Banyuwangi masih mengumumkan DPS ganda dan NIK invalid. Panwasli sedang melakukan analisis terhadap nama-nama yang berpotensu menjadi pemilih fiktif pada coblosan pilbup mendatang. Atim menuturkan, hasil akhir hasil analisis DPS pilbup yang dilakukan Panwaslih Banyuwangi akan diketahui
hari ini (14/9). “Analisis masih berlangsung hingga hari ini (kemarin). Namun sebagai gambaran, masih banyak ditemukan calon pemilih yang terdaftar ganda dan calon pemilih dengan NIK invalid. Jumlahnya hampir sama dengan temuan awal yang mencapai sekitar 70 ribu orang,” ujarnya. Atim menegaskan, setelah analisis rampung dilakukan, pihaknya hasil menyampaikan hasil analisis tersebut kepada KPU. Dia berharap, hasil temuan tersebut ditindaklanjuti agar penduduk yang terdaftar sebagai pemilih benarbenar valid. Lebih jauh dikatakan, jika dinalar, jumlah penduduk yang terdaftar pada DPS Pilbup Banyuwangi 2015 seharusnya tidak terlalu jomplang dengan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diterima KPU dari pemerintah RI. Sebab, pemilih pemula pada pesta demokrasi memilih bupati dan wakil bupati tahun ini sudah terdaftar dalam DP4 tersebut ■ Baca Pilbup...Hal 39
Rakercabsus Pemenangan Pilbup PDIP Banyuwangi
Dari BWI Wujudkan Indonesia Berdaulat dan Berdikari BANYUWANGI – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto turun gunung ke Banyuwangi kemarin (13/9). Dia hadir langsung ke Bumi Blambangan untuk memastikan proses konsolidasi dan kaderisasi di jajaran PDIP Banyuwangi berjalan dengan baik. Hasto hadir dalam rangka Rapar Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP Banyuwangi. Rakercabsus kali ini mengangkat agenda tunggal, yakni pemenangan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015. Pada pesta demokrasi lima tahunan kali ini, PDIP kembali mengusung pasangan petahana, Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko sebagai calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup). Menurut Hasto, PDIP mengusung Anas-Yusuf karena pasangan yang mengangkat jargon Dahsyat tersebut telah menjalankan roda pemerintahan dengan sangat baik selama menjabat bupati dan wakil bupati (wabup) periode 20102015. “DPP PDIP memberikan dukungan sepenuhnya karena kepemimpinannya (Anas-Yusuf) yang pro rakyat,” ujarnya. Hasto menuturkan, seluruh jajaran struktur PDIP harus mendukung pemimpin yang berorientasi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan meningkatkan
RENDRA KURNIA/RABA
Hasto Kristiyanto
martabat bangsa. Di Banyuwangi, itu dilakukan Anas-Yusuf dengan mengangkat tradisi dan kebudayaan lokal serta melaksanakan fungsi dasar pemerintahan dengan sangat baik. Di antaranya melalui layanan pendidikan, kesehatan, dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi rakyat. “Dari Banyuwangi, kita wujudkan Indonesia yang berdaulat dan berdiri di kaki sendiri (berdikari),” cetusnya. Dia menegaskan, DPP PDIP menginstruksikan seluruh kader PDIP bergerak
RENDRA KURNIA/RABA
NASIONALIS: (Dari kiri) Ketua DPC PDIP I Made Cahyana Negara, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wakabid Pemenangan Pemilu DPD PDIP Jatim Sony D Paramitha, dan Sekretaris DPC PDIP Eko Hariyono menyanyikan lagu Indonesia Raya.
agar pasangan Dahsyat memenangkan Pilbup Banyuwangi 2015. “Mulai hari ini (kemarin) seluruh kader partai harus mulai bergerak supaya pasangan yang menjadi teladan dalam kebijakan
pemerintahan pro rakyat ini bisa memenangkan pilbup secara mutlak,” cetusnya. Sementara itu, melalui forum rakercab kemarin juga dilakukan pelantikan Badan
Saksi dan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilbu) PDIP Banyuwangi. “Badan Saksi merupakan badan permanen yang menjadi amanat Kongres Bali. Badan ini bertugas tidak hanya untuk pilbup,
tetapi juga untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim, Pemilihan Umum Legislatif (Pileg), maupun Pemilihan Presiden (pilpres),” tambah Ketua Dewan DPC PDIP, I Made Cahyana Negara. (sgt/afi)