15 Tahun
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
JUMAT 15 AGUSTUS TAHUN 2014
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33
Rusunawa
Rp 25 M
Segera Rampung
BANYUWANGI - Ini progress terbaru terkait pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang berlokasi di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Bangunan 200 kamar yang menyedot APBN sebesar Rp 25 miliar tersebut ditarget rampung November mendatang ■ Baca Rusunawa...Hal 43
ah Susun Sederhana Rum Lokasi: Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi Jumlah Gedung: 4 blok (@ 4 lantai) Kapasitas total: 200 kamar Fasilitas: ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, toilet, dapur Nilai Proyek: Rp 25 miliar Sumber Dana: APBN 2013-2014 Target Selesai: November 2014
GALIH COKRO/RABA
DIKEBUT: Bangunan rumah susun empat lantai di Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin. Rencananya, bangunan yang didanai pemerintah pusat itu segera diserahkan daerah.
Inflasi Terendah Se-Jatim ADA APA LAGI
Cabuli Cucu, Kakek Dihukum Lima Tahun
BANYUWANGI - Upaya pengendalian harga yang dilakukan Pemkab Banyuwangi menuai hasil positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi (peningkatan harga secara umum dan kontinu) barang pada Juli 2014 di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini menjadi yang terendah se-Jatim, yakni 0,24 persen. Di seluruh tanah air, inflasi di Bumi Blambangan berada di peringkat lima terbawah ■ Baca Inflasi...Hal 43
Inflasi Juli 2014 Banyuwangi : 0,24 % Jatim : 0,48 % Nasional : 0,93 %
Inflasi 8 Kota Indeks Harga Konsumen se-jatim Probolinggo Sumenep Kediri Madiun
: 0,99 % : 0,89 % : 0,73 % : 0,61 %
Malang : 0,49 % Surabaya : 0,42 % Jember : 0,41 % Banyuwangi : 0,24 %
Kelompok Penyumbang Inflasi Banyuwangi ■ Kesehatan: 0,57 % ■ Sandang: 0,55 % ■ Perumahan air, listrik, gas, dan bahan bakar: 0,54 % ■ Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan: 0,26 % ■ Mamin, rokok, tembakau: 0,18 % ■ Bahan makanan: 0,02 %
Tabungan Rp 800 M Naik Rp 1,2 Triliun SEMENTARA itu, perkembangan ekonomi yang bergerak positif beberapa tahun terakhir berimbas pada dunia perbankan di Banyuwangi. Dua bank, yakni BCA dan BNI mencatat jumlah penabung dan nominal tabungan nasabah Baca Tabungan...Hal 43 mengalami lonjakan ■
Persiapan Fisik 75 Persen, Administrasi 80 Persen
BANYUWANGI - Anak-anak semakin rentan menjadi sasaran kejahatan asusila. Pelakunya tidak hanya orang di luar lingkungan keluarga. Kini, ancaman kejahatan terhadap anak juga datang dari kalangan keluarga dekat. Seperti dua kakek bernama Hosen, 56, warga Dusun Alas Malang, Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, dan Asmuni, 69, warga Dusun/Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi ■
Pelantikan DPRD Periode 2014-2019
Baca Cabuli...Hal 43
HARI PRAMUKA
FREDY RIZKI/RABA
BERAKHIR: Penari Seblang diarak keliling Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, sore kemarin.
GALIH COKRO/RABA
CAHAYA: Pramuka mengikuti pawai lampion di Jalan A. Yani, Banyuwangi, Rabu malam lalu (13/8).
Manfaatkan Aksesori Sendok Plastik Bekas BANYUWANGI - Peringatan Hari Praja Muda Karana (Pramuka) ke-53 di Banyuwangi dimeriahkan pawai lampion Rabu malam (13/8). Ribuan anggota Pramuka Siaga dan Penggalang ikut ambil bagian dalam kegiatan yang mengambil start di depan kantor Pemkab Banyuwangi dan finish di lapangan Taman Blambangan tersebut. Wakil Bupati Banyuwangi yang juga Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Kabupaten Banyuwangi, Yusuf Widiatmoko, melepas langsung peserta pawai ■ Baca Manfaatkan...Hal 43
Seblang Jadi Tema BEC 2014 GLAGAH - Pementasan ritual Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, resmi berakhir sore kemarin (14/8). Jumlah penonton dalam pentas pemungkas hari ketujuh sore itu kian membeludak.
Bupati Abdullah Azwar Anas didampingi Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono dan beberapa perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ikut menyaksikan acara tersebut ■ Baca Seblang...Hal 43
SIGIT HARIYADI/RABA
BERSOLEK: Daun pintu bermotif batik gajah oling dipasang di ruang rapat paripurna kantor DPRD Banyuwangi kemarin.
Baca Persiapan...Hal 43
Perayaan Agustusan, Bulan Berkah Pedagang Bambu di Banyuwangi
Modal Awal Rp 3 Juta, Kini Omzetnya Rp 1 Juta per Hari Perayaan Agustusan dimanfaatkan warga untuk meraup keuntungan dengan menjajakan bambu. Batang tumbuhan tersebut laris dijadikan tiang bendera dan tempat umbul-umbul.
SEJAK awal Agustus lalu permintaan atas batang bambu meningkat. Bambu-bambu tersebut digunakan sebagai tiang bendera, umbul-umbul, dan fasilitas pendukung lomba perayaan HUT RI ke- 69. Sumaryo, warga RT 01/ RW 02 Lingkungan Tukangkayu, Kecamatan Bany-
Rusunawa senilai Rp 25 miliar segera rampung Semoga harga sewanya benar-benar terjangkau
SIAP JUAL: Bambu diangkut dari kawasan Papring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
TAUFIK FERDIANSYAH, Banyuwangi
http://www.radarbanyuwangi.co.id
BANYUWANGI - Persiapan pelantikan anggota dewan periode 2014-2019 terus digenjot. Di saat persiapan fisik terus dikebut, Sekretariat DPRD Banyuwangi menggelar rapat evaluasi akhir persiapan pengamanan bersama lintas instansi terkait kemarin (14/8). Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, renovasi lobi kantor DPRD Banyuwangi tuntas, daun pintu ruang rapat paripurna yang diproyeksi menjadi venue pelantikan mulai dipasang. Pemasangan daun pintu bermotif batik gajah oling khas Banyuwangi ditarget rampung tadi malam ■
Inflasi Banyuwangi terendah di Jawa Timur Semua harga relatif stabil, kecuali harga diri harus naik!
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
uwangi, merasakan berkah bulan Agustus. Penjual bambu yang akrab dipanggil Cuk itu mengakui, penjualan bambu
pada bulan Agustus meningkat pesat dibandingkan bulan-bulan lain. ”Setelah hari raya, banyak yang pesan bambu
untuk keperluan umbul-umbul,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi ■ Baca Modal...Hal 43 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
34
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
Jawa Pos
B A N Y U W A N G I
KPU Prioritaskan Kotak Suara Muncar BANYUWANGI - Target Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) menuntaskan pembongkaran 3.139 kotak suara dalam tempo 24 jam tidak terpenuhi. Hingga kemarin sore (14/8) tim KPU baru selesai membuka kotak suara tiga kecamatan. Tiga kecamatan yang sudah rampung dibuka adalah Kecamatan Muncar, Rogojampi, dan Banyuwangi. Kotak suara Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Muncar mendapat prioritas karena masuk dalam gugatan hasil pemilu presiden di Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta. “Belum ada 50 persen yang selesai dibuka. Kami terus berusaha agar bisa menyelesaikan secepatnya,” ujar Ketua KPU Syamsul Arifin. Sesuai deadline KPU RI, dokumen daftar pemilih di dalam kotak suara itu harus dikumpulkan hari ini (15/8) di Jakarta. Proses pembukaan kotak suara itu berjalan lancar dan tidak ada kendala serius. Syamsul mengatakan, kendalanya memang terletak pada waktu. Mencermati dokumen satu kotak suara dibutuhkan waktu sekitar 10 menit. “Kami tidak hanya membuka, tapi juga mencermati dokumen di dalam kotak suara,” ujar Syamsul.
Jumat 15 Agustus 2014
PENGADILAN NEGERI KLAS I B BANYUWANGI JLN. ADI SUCIPTO, NO. 26 TELP. ( 0333 ) 421600, 424818, 416706, FAX. ( 0333 ) 424818 B A N Y U W A N G I PENGUMUMAN PEMBATALAN JADWAL PELAKSANAAN LELANG Kami Penitera Pengadilan Negeri Banyuwangi berdasarkan surat pernyataan dari Pejabat Lelang Kelas I KPKNL Jember dengan ini membatalkan jadwal pelaksanaan lelang Nomor : 21/Pen.Pdt.Eks/2013 antara : PT. Bank UOB Indonesia Tbk sebagai Pemohon Lelang lawan RUDI CAHYONO dan YENI ARISTIN sebagai Termohon Lelang, yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 21 Agustus 2014 Jam 10.30 di KPKNL Jember sebagaimana yang telah termuat dalam Radar Banyuwangi tanggal 7 Agustus 2014, dan pelaksanaan lelang selanjutnya akan ditentukan serta diumumkan kemudian. Demikian agar maklum.
Agenda kota GALIH COKRO/RaBa
CARI DOKUMEN PEMILIH: Petugas KPU mencermati beberapa dokumen pemilih yang tersimpan dalam kotak suara kemarin.
Selain itu, ungkap Syamsul, kendala lain, mencari kotak suara sesuai kecamatan. Setelah pilpres usai, kotak suara ditata acak dan tidak berurutan. Kendala lain dalam proses pembukaan itu adalah hilangnya dokumen C1, C7, dan AT di beberapa kotak. Diketahui, dokumen C1, C7 dan AT beberapa kotak
suara dari sejumlah TPS di Kecamatan Muncar tidak ada dalam kotak. Walau raib tapi Syamsul belum bisa memastikan itu hilang. KPU masih melacak beberapa dokumen yang raib itu. “Terkadang kawan-kawan dari KPPS memasukkan dokumen di kotak A atau B saja. Kami yakin
tidak hilang,” katanya. Sekadar diketahui, setiap TPS dilengkapi dua kotak suara, yakni kotak A dan B. Masingmasing kotak berfungsi menyimpan dokumen berbeda. Kotak A diisi surat suara yang sudah dicoblos, dan kotak B diisi surat suara rusak dan formulir lain. (mg2/c1/afi)
Ikuti Pidato Kenegaraan Presiden HARI ini, Jumat (15/8) pukul 08.30 Bupati Abdullah Azwar Anas bersama anggota dewan akan mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhyono dalam rangka peringatan HUT RI ke 69 Kemerdekaan RI di Gedung DPRD Banyuwangi dan dilanjutkan pukul 14.00 untuk mendengarkan pidato Kenegaraan dalam rangka penyampaian RUU APBN 2015. Pukul 19.00 Bupati Anas mengukuhkan Paskibraka di Pendapa Shaba Swagata Blambangan. (*)
Anggota DPRD Banyuwangi periode 2014-2019 akan dilantik pada 21 Agustus 2014 mendatang. Silakan kirim harapan dan pendapat Anda kepada para wakil rakyat baru itu melalui email beritaraba@gmail. com atau melalui SMS 081934784068. Harapan dan pendapat Anda akan dipublikasikan di Jawa Pos Radar Banyuwangi. Tulisan maksimal 150 karakter.
Dorong Revolusi
Generasi Muda
500 Anggota Pramuka Ikuti Kemah Hijau
PAMERAN : Peserta kemah hijau yang terdiri dari Sekolah Adiwiyata menampilkan pemanfaatan limbah organik dan an organik menjadi barang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
PENGHIJAUAN : Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz menanam pohon merbau di area GORTawang Alun Banyuwangi didampingi jajaran Forpimda Kabupaten Banyuwangi
PELESTARIAN CAPUNG : Indonesia Dragonfly Society pemerhati capung memberikan materi tentang seputar capung kepada peserta kemah hijau.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
BANYUWANGI - Forum pimpinan daerah (forpimda) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang dipimpin Bupati Abdullah Azwar Anas mengikuti pembukaan kegiatan kemah hijau yang diselenggarakan Badan Lingkungan Hidup (BLH) bersamaan Peringatan Hari Pramuka ke-53 kemarin (14/8). Bupati Anas hadir untuk membuka apel dan kegiatan tersebut. Produk pameran yang berasal dari sampah organik dan an organik meramaikan kegiatan kemah hijau. Kegiatan kemah hijau itu diikuti sekitar 500 anggota Pramuka mengambil tema generasi muda. Bupati Anas mengharap generasi muda yang ada di depannya untuk membentuk karakter Pramuka. Dia mencontohkan bahwa pendiri bangsa seperti Soekarno, Bung Hatta, Sjahrir, dan Wahid Hasyim, terbentuk saat usia mereka masih muda. Anas berharap agar generasi muda Banyuwangi memiliki semangat tinggi dan karakter yang baik. Menurut Anas, Pramuka memiliki dasar yang baik sehingga seharusnya juga dijalankan oleh anak-anak agar menjadi baik. Dengan demikian Anas berharap para guru juga mau membuat revolusi untuk menciptakan revitalisasi generasi muda agar ke depan semakin baik. Untuk memberi semangat anakanak sekolah yang mengikuti apel, Bupati Anas memberikan kisah inspirasi bagi mereka. “Saya punya teman bernama Mukhroji. Dia adalah anak orang miskin. Baju seragamnya hanya satu. Namun, karena dia bertekad dan semangat menjadi orang sukses, cita-cita itu akhirnya terwujud. Berkat kerja kerasnya, kini dia berhasil menjadi Kepala Telkom di Sumatera Utara,” ungkap Bupati Anas. Apel dilanjutkan dengan pengukuhan 14 pengurus dan 54 anggota Saka Kalpataru (binaan Badan Lingkungan Hidup) beserta dua Satuan Pramuka lain yaitu Saka Widya Budaya
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
FOTO-FOTO: BENNY SISWANTO, FREDY/RaBA
BEREBUT SALAMAN: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz didampingi Asisten Administrasi Pemkab Bannyuwangi Sulihttiyono dan Plt. Kepala BLH Banyuwangi, Husnul Chotimah (Kanan) disambut hangat oleh peserta kemah hijau.
Bakti (binaan Dinas Pendidikan), dan Saka Pariwisata (binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata). Proses pengukuhan dari ketiga saka tersebut dipimpin oleh Ketua Kwarcab Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Kemudian acara dilanjutkan dengan penanaman pohon secara simbolis oleh Bupati Anas dan jajaran forpimda. Penanaman pohon tersebut juga menandai pembukaan acara kemah hijau yang diikuti oleh 25 perwakilan sekolah Adiwiyata di Banyuwangi. Selanjutnya rombongan meninjau satu per-satu kemah hijau yang ada di GOR Tawang Alun. Wakil Bupati, Yusuf Widyatmoko selanjutnya meninjau pameran yang menampilkan barang-barang hasil daur ulang sampah baik organik maupun an organik karya siswa sekolah. Plt Kepala BLH, Husnul Chotimah, turut mendampingi dan memberikan penjelasan tentang beberapa hasil
olahan sampah tersebut. Saat baru memasuki wilayah pameran, rombongan dihadiahi pupuk organik dari stand milik SMKN 1 Banyuwangi. Selanjutnya mereka mencoba minuman lidah buaya yang dibuat oleh siswa SMAK Hikmah Mandala. Dari banyaknya barang yang menjadi objek pameran Wabup Yusuf dan anggota forpimda terlihat puas. Mereka kagum dengan cara-cara unik yang digunakan untuk mengolah sampah tersebut menjadi barang yang bermanfaat. “Mereka bisa memanfaatkan barang bekas, dan yang lebih bagus. Ke depan kami akan coba mendorong dari Dinas Pendidikan untuk dapat memfasilitasi dan membantu pemasarannya,” ujar Yusuf. Pada acara penyampaian materi kemah hijau, BLH memberikan empat materi kepada peserta kemah. Materi yang pertama berisi mengenai perubahan iklim yang disampaikan
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Zainal Aris dari LPBI-NU, kedua adalah materi keanekaragaman hayati disampaikan Purwanto dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Banyuwangi. Materi ketiga tentang capung disampaikan Ketua Dragonfly Society Wahyu Sigit Pemungkas dan anggotanya Kisma Dona Wijaya selaku pemerhati capung di Indonesia. Materi pengelolaan sampah 3R dari Ramang Rakasiwi, ketua LSM Maskot Banyuwangi. Plt Kepala BLH, Husnul Chotimah, mengaku gembira dengan atensi sekolah dalam kegiatan ini. Dia berharap agar dengan selesainya acara ini akan ada keterikatan antar siswa terhadap kepedulian lingkungan. “Yang terpenting sementara ini adalah dapat menjaga lingkungan, dan mengolah apa yang ada di lingkungan untuk bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat,” jelasnya. (mg1/c1/afi)
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Jawa Pos
INFOTORIAL
Jumat 15 Agustus 2014
R A D A R
37
B A N Y U W A N G I
EKO/RaBa
SEMAPUR: Acara deklarasi Peduli Sampah Pramuka Tegalsari di hari jadi Pramuka ke 53 yang dipimpin Camat Hariono kemarin.
Pramuka Kwartir Tegalsari Deklarasi Peduli Sampah TEGALSARI – Peringatan hari jadi Pramuka yang ke53 serentak dirayakan kemarin. Seperti yang dilakukan oleh para anggota Pramuka di Kwartir Ranting Tegalsari bersama jajaran instansi Forpimka, UPTD pendidikan, guru dan kepala desa se Kecamatan Tegalsari. Selain memperingati hari jadi Pramuka ke-53 juga di-
lakukan pembacaan deklarasi peduli sampah dan kebersihan lingkungan. Pembacaan deklarasi tersebut dipimpin Camat Tegalsari, Hariono. Dalam deklarasi itu mengajak semua masyarakat, pelajar, dan semua pegawai untuk selalu peduli dengan sampah serta menjaga kebersihan. Melalui deklarasi ini, Harioni mengajak semua elemen
masyarakat pelajar, pegawai khususnya Gerakan Pramuka untuk lebih peduli sampah. “ Peduli sampah untuk menciptakan Tegalsari yang bersih, indah dan nyaman,” ujar Hariono. Dalam acara yang diikuti sekitar 1000 peserta dari gugus depan di Tegalsari itu, peserta disuguhi atraksi semaphore (Semapur) yang dibawakan
oleh anggota Pramuka dari SMPN 1 Tegalsari. Abdillah Syafii, 10, Salah seorang peserta upacara, mengaku senang dan tertarik dengan atraksi yang disuguhkan. Dia berjanji untuk lebih peduli terhadap kebersihan. “Atraksinya bagus, saya akan buang sampah pada tempatnya,” ujar Pramuka dari Gudep MI Miftahul Hidayah tersebut. (*/afi)
UPTD Sempu Gelar Perkemahan Kemerdekaan SEMPU – Memperingati hari jadi Pramuka yang ke 53 UPTD Pendidikan bersama Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Sempu mengadakan perkemahan kemerdekaan di lapangan Desa Temuguruh Rabu lalu (13/08). Perkemahan kemerdekaan itu di ikuti 98 regu dari sekolah tingkat SD/MI dan SMP se Kecamatan Sempu. Pada malam harinya juga digelar kegiatan out bound , cinta lingkungan, malam apresiasi seni dan budaya yang dilanjutkan dengan kegiatan api unggun. Pada kamis pagi kemarin, para peserta perkemahan kemerdekaan mengikuti acara kirab yang diberangkatkan dari lapangan Desa
BANYUWANGI Dibutuhkan Segera SPV (Min D3), Sales, Gudang, Sopir/Helper Min. SMA, Admin Min. D3 Untuk Distributor Makanan Di Banyuwangi. Kirim Lamaran Lengkap Ke PO BOX 4088 SBS / nohpdepo
EKO/RABA
PARADE: Forpimka dan kepala UPTD pendidikan saat mengikuti kirap menuju lapangan Desa Karangsari.
JAJAG 2 Rumah
KALIPURO
Djl 2 rmh lokasi di pusat Kota Jajag. L.10000 m2 Kebalen-Rgj, L.23500 m2 PancoranArah Bandara, L.1150 m2 Mendut-Bwi, L.5000 m2 Meneng-Ketapang. L.10650 m2 Utara Meneng. Hub. 081938186888
Watudodol & Resto
BANYUWANGI
Bth Karyawan/ti U/ Hotel & Restoran: Waiter, Cleaning Service, Cook Helper, Pantry, Accounting. Krm Lam Ke Watudodol & Resto Jl. Raya Situbondo KM 14 Watudodol Bwi Info: Moses 082335705007
Perum Karangrejo Regen
BANYUWANGI
Djl Rmh Baru Perum Kr. Rejo Regen (Dpn Pbrk Es) LT 168 LB 115 4 KT 2 KM H: 081913906633
ROGOJAMPI
STNK
Geladag
Hlg STNK P 1090 WA an Nila Irawati, Jl. Jend. Sudirman Gg IV 63 RT02/01 Panderejo
Djl Tnah L355 m2 Geladag (Sblh Koperasi Bimantara) Rgj H: 081913935209
Hlg STNK P 3760 WO an Hadi Mustofa, Dsn. Mojoroto RT. 6/1, Ds. Tegalsari, Bwi
BANYUWANGI
Hlg STNK P 4701 YD a/n Slamet, Rejopuro RT1/1 Kamp. Anyar, Glagah
Jl. Penataran
Hlg STNK P 4696 VE a/n Rito, Jl. DI Panjaitan No. 47 RT2/I Kampung Mandar
Djl cpt tnh Jl Penataran L960m, SHM, cck buat ktr,gdg, rmh, cafe,resto,dll.Hub 0818372123 (Griya Agus Salim Residence G-8)
ROGOJAMPI Dikontrakkan Dikontrakkan Ruko Luas 497 m2 Depan Mitra Rogojampi Hub: 081913935209
BANYUWANGI
NEW YARIS TRD SPORTIVO 2014 Ready stok New Yaris TRD sportivo tahun 2014, Hubungi Ragun AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 08124937728
Temuguruh menuju lapangan Desa Karangasari. Setelah acara kirab di lanjutakan dengan upacara peringatan hari jadi Pramuka yang ke 53. Camat Sempu Lukman Hakim berharap, kegiatan perkemahan kemerdekaan ini anak didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa serta memiliki pengetahuan yang luas untuk membangun diri sendiri dan lingkungan. Kepala UPTD Kecamatan Sempu Siswanto, berharap para guru dan keluarga besar pendidikan berperan aktif memberikan motivasi kepada siswa tentang arti pentingnya kegiatan Pramuka agar anak – anak bangga menjadi Pramuka Indonesia. (*/afi)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Toyota Avanza Veloz
Datsun GO+
Avanza
Innova
NEW AVANZA 2014 Ready stok New Avanza tahun 2014, Hubungi Oki, AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 08123238335. Dijual Toyota New Avanza Velos tahun 013/05 putih pmk hrg 151/103 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
LAND ROVER DEFENDER ‘81
All New Xenia
Tlh Hadir DATSUN GO+ di Nissan Bwi, Hrg Mulai 90 Jtan, Cash/Kredit, DP Mulai 26 Jtan, Prsyrtan Kredit mudah dan Cepat Hub: Reza 085330522444/081937628089
Dijual Avanza 2011/2013, Silver/Abu2 Metalik Rp. 137,5 Juta/155 Juta, Cash & Kredit, Tukar Tambah Hb: 082142194111, 081335897888
Dijual Innova 2010/2013 Diesel, Silver Tipe G Rp. 207,5 Juta/242,5 Juta, Nego, Cash & Kredit, Tukar Tambah Hb: 08123453975, 081335897888
Kijang LGX
Daihatsu Xenia
Honda CRV
Dijual Land Rover Defender tahun 81, long chasis, diesel matic, warna hijau. Hub. 0811354614
TOYOTA AGYA 2014 Ready stok Agya tahun 2014, Hubungi Wahid, AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 081234730670
NEW KIJANG INNOVA 2014 Ready stok New Kijang Inova tahun 2014, Hubungi Luluk AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 081234513111
Dijual Daihatsu All new Xenia tahun 013/013 slvr/pth pmk hrg 141,5/127 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Kijang Innova
Dijual Toyota kjg Innova tahun 011/07 slv/bru pmk hrg 198,5/146,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Kijang LGX 98/2000/2001/2003, Solar/Bensin, Nego, Cash & Kredit, Tukar Tambah Hub: 082142194111, 081335897888
Toyota Avanza
Dijual Toyota Avanza /All New tahun 08/013 htm/slvr hrg 112,5/148,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfir masi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Dijual Daihatsu Xenia tahun 013/05 pmk silver mtl hrg 141/87,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Nissan Evalia
Dijual Nissan Evalia/ Livina tahun 013/013/08 putih hrg 142,5/155/132,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Nissan Evalia
Dijual Nissan evalia/livina tahun 013/014/08 pth/slvr pmk hrg 141/155/133 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda CRV/Freed tahun 03/010 pmk abu2 mtl/htm hrg 122,5/177,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Chevrolet Aveo
Dijual Chevrolet Aveo 1.5 MT pmk tahun 05 hitam mtl hrg 86,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Honda Freed
Dijual Honda freed tahun 010 pmk hrg 179 juta nego brg istw , Bisa cash/ kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
OPINI
40
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 15 Agustus 2014
B A N Y U W A N G I
Jadikan Banyuwangi sebagai Kota Pasar
BALI
RADAR BALI/JPNN
BERTERIAK HISTERIS: Ida Ayu Lastari kerauhan salah satu penunggu DPRD Jembrana.
Istri Wakil Ketua Dewan Kerauhan NEGARA – Acara malam keakraban sebagai ajang perpisahan anggota DPRD Jembrana periode 2009-20014 yang seharusnya berlangsung meriah, tiba-tiba berubah mencekam. Ini terjadi setelah istri wakil ketua DPRD Jembrana, I Wayan Wardana tiba-tiba kerauhan (kerasukan) hanya beberapa saat setelah acara malam keakraban dibuka Sekretaris Dewan, Made Wisarjita. Ada apa? Acara yang dirancang sebagai ajang perpisahan tersebut dimulai sekitar pukul 20.00 WIT. Setelah pengantar dari protokol, Sekwan Made Wisarjita membuka pertemuan keakraban malam itu. Namun baru beberapa menit membuka acara, tiba-tiba para istri anggota DPRD Jembrana yang duduk di barisan depan tampak mulai sibuk. Istri Wakil Ketua DPRD Jembrana dari Partai Demokrat, Ida Ayu Kade Ani Lastari tiba-tiba menjerit kesakitas di atas sofa. Ternyata Ani Lastari mengalami kerauhan salah satu penunggu kantor DPRD Jembrana, yang selama ini merasa tidak pernah dihiraukan. Setelah melakukan ritual dan persembahyangan di lokasi yang ditunjuk, Ani Lastari pun kembali sadar. “Ani menunjuk tempat di bawah pohon yang berada di barat daya lokasi acara, terang Sekwan Made Wisarjita kepada Jawa Pos Radar Bali kemarin. Meski sempat diwarnai kerauhan, acara tetap dilanjutkan dengan hiburan joget bumbung. (don/gup/jpnn)
JEMBER
Buku Kurikulum 2013 Mahal MAYANG – Sekolah swasta yang berada di bawah naungan Kementrian Agama (kemenag) tidak diberlakukan sama dengan sekolah negeri. Sebab, lembaga swasta tersebut harus membeli buku kurikulum, berbeda dengan sekolah negeri yang difasilitasi oleh kemendiknas. Bagi mereka, buku tersebut dinilai terlalu mahal. Ahmad Fatoni, 25, salah seorang guru di MTs Al Qohiriah di Mayang mengatakan, harga kurikulum tersebut cukup mahal, yakni sekitar Rp 70 ribu. Akibatnya sekolah terbebani untuk membeli buku tersebut. “Kalau difotocopy untuk siswa juga mahal, karena bukunya tebal,” katanya. Sehingga, sekolah tempatnya mengajar memilih menggunakan buku LKS yang sudah memiliki standart kurikulum 2013. Sebab, dibanding dengan buku kurikulum, harga tersebut relatif lebih murah yakni Rp 7 ribu. “Kalaupun difotocopy, mungkin hanya Rp 5 ribu,”tambahnya. Selain itu, buku kurikulum 2013 tersebut berisi semua mata pelajaran. Sedangkan LKS yang sudah sesuai dengan kurikulum juga ada setiap mata pelajaran. “Kalau tidak salah ada 14 pelajarang termasuk yang muatan lokal,” imbuhnya. Penerapan buku yang sesuai dengan kurikulum tersebut, diperuntukkan bagi siswa yang masih kelas satu sehingga mereka bisa mengikuti kurikulum yang baru diterapkan tersebut. Dia berharap agar buku kurikulum 2013 tersebut dijual dengan harga yang cukup menjangkau, sehingga semua siswa maupun guru bisa menggunakan buku panduan tersebut. “Kalau bisa diturunkan harganya, biar bisa digunakan semua siswa,” tandasnya. (mg2/wah/jpnn)
JEMBER
BERAPA banyak barang di rumah Anda yang merupakan produksi lokal? Lalu ukur persentase kecintaan Anda terhadap negara ini berdasar persentase jumlah barang buatan Indonesia yang ada di rumah Anda itu. Berapa kali Anda datang membeli barang atau bahan di pasar-pasar tradisional, terutama toko-toko di dalam pasar yang menjual pakaian, tas, dan sepatu produksi dalam negeri? Lalu ukur persentase kecintaan Anda terhadap negeri ini berdasar persentase kedatangan Anda ke pasar-pasar tradisional itu. Jangan cuma mempertanyakan apakah kita benar-benar sudah merdeka. Betapa bangganya Kabupaten Banyuwangi setelah menerima anugerah Satya Lencana Wirakarya dan Bhakti Koperasi dari Presiden Republik Indonesia tahun 2013. Itu bukti bahwa perekonomian mikro menggeliat. Tak tanggung-tanggung, tercatat sekitar 296.000 usaha mikro, kecil, dan menengah tumbuh di Banyuwangi. Itu mampu menyerap lebih-kurang 501.379 tenaga kerja. 501.379 tenaga kerja adalah jumlah yang fantastis bila dibandingkan jumlah penduduk Banyuwangi 2.035.111 jiwa (sumber Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia). Artinya, seperempat dari jumlah penduduk Banyuwangi bekerja di UMKM. Bila dirata-rata dengan jumlah kelurahan dan desa di Kabupaten Banyuwangi, jumlah UMKM sama dengan 1364:1. Sebab, Banyuwangi terdiri atas 28 kelurahan dan 189 desa). Berarti dalam satu desa/kelurahan terdapat kurang-lebih 1364 UMKM. Lagi-lagi saya harus mengatakan “luar biasa”. Dana yang telah digelontorkan telah menembus angka satu triliun rupiah. Namun, sejauh mana kekuatan dan ketahanan UMKM di Banyuwangi dalam menghadapi persaingan, baik dengan pemodal besar maupun dengan persaingan pasar
bebas yang sudah menghadang di depan mata kita. Apakah kita harus tenang-tenang saja? Ataukah kita harus mulai menentukan gerak? Pada dasarnya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah melakukan banyak hal untuk UMKM-UMKM. Tidak sedikit UMKM tumbuh menjadi usaha-usaha yang mapan. Tapi itu tidak cukup bila kita membandingkan dengan sistem perekonomian yang terbuka nanti. Pemkab harus mulai menghitung kemampuan UMKM-UMKM di Banyuwangi dan bertindak sebagai fasilitator yang paripurna. Maksudnya, mampu menghubungkan para stakeholder dalam suatu ikatan yang jelas, menggulirkan regulasi yang jelas, memfasilitasi kebutuhan hulu (produksi) hingga hilir (distribusi). Selain itu, harus menghentikan segala sesuatu yang hanya bersifat formalitas, seremonial, dan bermainbermain dengan angka-angka. Pemkab wajib mengawal UMKM-UMKM di Banyuwangi tumbuh menjadi perusahaanperusahaan rakyat yang memiliki daya saing, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional. Oleh karena itu, dinas-dinas teknis, seperti Disperindagtam, Dispora, Dinsos, dan lain-lain, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Mereka harus melakukan pemetaan yang jelas, sehingga tidak terjadi tumpang-tindih program. Begitu juga dengan programprogram yang diadakan nongovernment, seperti program bantuan dari perbankan, program bantuan dari NGO, program bantuan dari universitas, dan program bantuan dari luar negeri, harus dilaporkan kepada pemerintah daerah. Sehingga, pemerintah daerah tahu dengan capaian-capaian di wilayahnya. Menjadi fasilitator yang paripurna bukan sekadar memberikan pelatihan kerja, pelatihan manajemen, mengadakan
O l e h
MUHAMMAD SHODIQ * promo melalui pameran dan festival, tapi juga memfasilitasi hingga ada sebuah kerja nyata yang dilindungi program investasi yang jelas, program pembiayaan yang jelas, dan program penguatan institusional, seperti pembentukan wadah dan regulasinya, yang tidak lepas dari penguatan ekonomi lokal yang bersifat partisipatif. Saya berikan contoh, UMKM Batik. Berbicara tentang batik, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, berapa kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendukung produktivitas batik Banyuwangi. Mulai program pelatihan kerja, pelatihan manajemen, pameran skala kecil, hingga festival besar, sudah dilakukan. Namun, tetap saja pertumbuhan batik Banyuwangi tidak memuaskan. Coba cek berapa pertumbuhan produsen batik di Banyuwangi dalam kurun waktu tiga tahun? Kemudian, berapakah tenaga yang terserap? Apakah mereka berproduksi tiap hari? Jawabannya tentu tidaklah memuaskan. Parahnya lagi, batik dari luar Banyuwangi, baik batik-batik nasional maupun batik made in China, masuk dengan harga super murah dan sulit ditangkal. Diakui atau tidak, batik Banyuwangi termasuk batik termahal di Nusantara. Namun, kurang terkenal. Saya pikir itu bukanlah suatu masalah. Terkenal atau tidak, itu tidak penting. Mengapa saya berkata seperti itu? Kesalahan kita adalah selalu berusaha memasukkan komoditas-komoditas yang kita anggap unggulan ke pasar-pasar tingkat nasional dan internasional. Namun, kita sering melupakan bahwa pasar lokal sebenarnya pasar yang besar. Marilah kita berhitung, sepele saja. Berapa jumlah PNS pusat, PNS daerah, pegawai
BUMN, dan pegawai swasta di Kabupaten Banyuwangi? PNS daerah saja lebih dari 13.000 pegawai. Jika rata-rata kebutuhan baju batik PNS daerah tiga potong dalam setahun, maka ada 39.000 lebih potong baju yang diproduksi perajin batik dalam setahun. Itu baru PNS daerah. Sepele lagi. Jika ada 501.378 tenaga kerja yang terserap UMKM menggunakan batik, dan dalam setahun mereka beli satu baju batik sendiri dan dibelikan satu baju batik oleh pemilik UMKM, berarti ada 1.002.756 potong baju batik yang akan diproduksi. Jika kebutuhan baju batik PNS pusat ditambah pegawai BUMN, ditambah pegawai swasta, sama dengan 39.000, maka total jumlah batik yang diproduksi dalam setahun untuk para pegawai itu 1.080.756 potong atau rata-rata produksi 2.961 baju per hari. Itu belum ditambah kebutuhan baju batik anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Nah, dengan angka-angka tersebut, apakah masih ada yang belum berani melakukan investasi pengadaan bahan baku dan bahan penunjang pembuatan batik di Kabupaten Banyuwangi ini, mengingat bahan-bahan produksi batik masih banyak dibeli di luar Banyuwangi. Jika tidak ada yang berani, bisakah pemerintah daerah memfasilitasi melalui KPRI Bangkit Bersama-nya? Bila biasanya PNS daerah membeli satu baju batik Gajah Oling seharga 150 ribu rupiah, sementara uang itu tidak perlu dibelikan baju batik dulu. Uang itu dikumpulkan melalui koperasi pegawai dan disalurkan menjadi modal pembelian bahan bagi para perajin batik untuk membuat batik Banyuwangi. Dari PNS daerah yang jumlahnya lebih dari 13.000 pegawai itu, akan terkumpul modal sebesar 1,95 miliar rupiah. Dari usaha itu, PNS mendapatkan hasil. Apakah itu bukan peningkatan
pendapatan bagi mereka dan daerah? Jika di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan ada 500 ribu keluarga, dan tiap keluarga ikut permodalan minimal seribu rupiah per bulan yang dikumpulkan melalui Bank Desa, maka akan terkumpul minimal 500 juta per bulan. Tiap bulan mereka akan mendapatkan hasil atas usaha itu. Apakah itu juga bukan peningkatan pendapatan keluarga dan desa/kelurahan? Dengan pembelian secara partai, harga bahan akan turun dan daya beli akan semakin tinggi. Produksi pun akan semakin lancar. Berapa tenaga yang akan terserap, mulai pekerja batik, tukang jahit, dan lain-lain? Jika bea produksi turun, produksi semakin besar, tentu kita tidak mungkin hanya membuat sekadar kebutuhan kita saja. Sebab, produksi batik Banyuwangi pun memiliki daya saing, terutama dari harganya yang ekonomis. Terlebih jika mutunya juga kita jaga. Bila kita mampu membuat pasar lokal Banyuwangi semarak, bisa dipastikan sedikit demi sedikit Banyuwangi akan menjadi pasar besar bertaraf nasional dan internasional. Jika satu produk sudah menjadi magnet, tentu akan mempermudah promosi produkproduk unggulan lain. Saya juga heran, mengapa kita tidak pernah memanfaatkan adanya Nyepi di Bali. Padahal, kita tahu, saat Nyepi, Bali sebagai tujuan wisata dunia menjadi senyap. Banyak wisatawan yang tidak betah dengan keadaan itu. Selama seminggu lebih hotelhotel di Banyuwangi penuhnya bukan main. Para wisatawan dadakan itu hanya melongo di dalam kamar hotelnya, karena tidak ada sambutan apa pun dari kota Banyuwangi. Jika itu kita jadikan momentum, maka mata internasional akan tertuju pada Banyuwangi. *) Ketua Sanggar Budaya Banyuwangi.
Bangkitkan Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme DALAM memperingati dan merayakan kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus kali ini muncul perasaan bahagia, haru, dan terluka. Bahagia karena kita dibawa pada momentum penting bangsa dan negara yang telah lepas dari penjajahan. Lalu, bangsa ini merdeka. Perasaan haru muncul saat lagu-lagu dari “Sabang sampai Merauke”, “Syukur”, dan “Padamu Negeri” dikumandangkan pada peringatan tersebut. Itu mampu menggetarkan hati karena dalam lagu tersebut ada sumpah, janji, pernyataan, komitmen dan ada konsistensi, untuk berbangsa dan bernegara. Betapa mulia dan luhurnya kandungan lagu tersebut, sehingga kita tidak sekadar memahami tapi juga melakukannya. Perasaan terluka saat ini muncul karena meski kita sudah 69 tahun merdeka dan setiap tahun diperingati, tapi di sana-sini masih banyak
konflik, kekerasan, caci-maki, kebencian, adu domba, dan praduga bersalah. Seharusnya negara tercinta yang sudah di usia 69 tahun ini adalah negara yang kian perkasa dan bijak dalam menjaga daya hidup. Oleh karena itu, lewat peringatan kemerdekaan RI ini hendaknya kita semua selalu ingat dan mau kembali kepada jati diri bangsa. Jati diri itu harus kita jadikan modal sosial demi kejayaan bangsa dan negara, terutama jati diri berupa integritas. Itu sebagai ciri bangsa Indonesia. Dampaknya, masyarakat Banyuwangi dan Situbondo akan mampu menebarkan, menyemaikan, dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kebaikan, seperti kedamaian, kebersamaan, gotong royong, kejujuran dan kesejukan. Itu modal berharga dalam membangun bangsa yang maju, sejahtera, dan damai. Saat kita memperingati kemerdekaan ini, yang juga pen-
O l e h
SUGIHARTOYO * ting kita lakukan adalah mencapai kemerdekaan pola pikir, pola ucap, pola sikap, dan pola tindak. Orang yang pikirannya, ucapannya, sikapnya dan tindakannya merdeka, maka akan mampu melahirkan inovasiinovasi unggulan dan mampu mewujudkannya tanpa sombong. Orang semacam itu akan menjadi inspirator. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia yang berada di Banyuwangi dan Situbondo hendaknya dalam memperingati proklamasi kemerdekaan RI selalu terilhami semangat dan nilai-nilai proklamasi kemerdekaan 1945. Dengan memperingati kemerdekaan, kita harus mampu menggerakkan energi untuk ikut berpartisipasi dalam setiap aktivitas berbangsa dan bernegara sesuai kapasitas masing-masing.
Hal yang sangat mendesak dan harus segera kita realisasi saat ini dalam rangka mengisi kemerdekaan dan juga mewujudkan kesejahteraan dan kejayaan bangsa adalah menguatkan cita-cita bangsa yang berpijak pada soliditas sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Inovasi dan energi yang kita dapatkan dalam memperingati kemerdekaan ini harus menjadi daya dorong penguatan soliditas kebangsaan, baik di tingkat nasional maupun daerah, dalam mencapai kepedulian sosial. Dengan demikian, momen memperingati kemerdekaan RI ini harus kita jadikan cara menghidupkan kembali kepedulian sosial yang diwujudkan dengan kesadaran bersama untuk kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Jika kesadaran berbangsa kita berkembang, maka akan tercipta sikap peduli dan berbagi kepada sesama anak bangsa.
Selain itu, akan tercipta sikap mau mempertahankan nilainilai luhur dan mengedepankan solidaritas kebangsaan. Hal itu nanti akan menciptakan jiwa patriotisme dan nasionalisme dalam konteks kekinian. Oleh sebab itu, kita dalam rangka mewujudkan patriotisme dan nasionalisme, jangan kita mencari musuh untuk mengajak konflik, menakuti-nakuti, dan membuat kekerasan verbal dan fisik. Juga jangan menebarkan kebencian. Patriotisme dan nasionalisme hanya dapat kita lakukan dengan menebarkan kesadaran berbangsa dengan modal saling menghargai, gotong-royong, dan empati. Mari kita bangkitkan optimisme terhadap kejayaan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia dengan jiwa patriotisme dan nasionalisme. Dirgahayu negeriku… *) Ketua DHC ’45 Banyuwangi.
Harus Mendidik dengan Hati RULLY EFENDI/RADAR JEMBER
TUNTUT KADES DINONAKTIF: Ratusan warga Desa/ Kecamatan Mumbulsari mendemo kadesnya kemarin.
Warga Demo Kades MUMBULSARI – Ratusan warga Desa/Kecamatan Mumbulsari mendatangi kantor desa setempat, kemarin (14/8). Mereka menggelar demonstrasi menuntut Kades Suwoto dinonaktifkan dari jabatannya. Para pendemo menuding Suwoto melakukan korupsi honorarium guru ngaji di desanya. Sucipto, koordinator aksi mengungkapkan, Kades Suwoto diduga kuat melakukan pungutan liar (pungli) guru ngaji di desanya. Bahkan, ayah kandung Suwoto yang notabene bukan guru ngaji malah memperoleh honor guru ngaji. Selain itu, Kades Suwoto dituding telah melakukan pungli dana bedah rumah. “Sebenarnya masih banyak guru ngaji yang tidak menerima honornya. Kok malah bapaknya yang nggak punya langgar dapat honor,” teriak Sucipto, saat menggelar orasinya. Honor setiap guru ngaji dipotong Rp 25 ribu. Tidak berhenti meneriakkan dugaan korupsi tersebut. Pendemo juga menuntut Kades tersebut dinonaktifkan dari jabatannya. Mereka mengancam tidak membayar pajak bumi bangunan (PBB) jika Suwoto tidak dinonaktifkan. “Sebelum dinonaktifkan, kami menolak bayar pajak,” ancam Sucipto. Dia menilai, tudingan yang dilontarkan ke kades tersebut diperkuat dengan sejumlah bukti dan pengakuan para guru ngaji yang menjadi korban pungli. Bahkan, dia telah melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. “Sekelas menteri yang berkasus korupsi saja dinonaktifkan, masak Bupati Jember tidak berani menonaktifkan kepala desanya,” teriak Sucipto, di depan Camat Mumbulsari. (rul/har/jpnn)
SEBAGAI guru, kita berkewajiban mendidik dan mengajar sepenuh hati. Kita wajib mendidik dengan keikhlasan hati yang optimal. Hati merupakan sesuatu yang paling penting dan mulia pada diri manusia. Hati terhadap seluruh anggota atau organ tubuh dapat diibaratkan raja dengan prajuritnya. Semua organ bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Aktivitas dapat dinilai benar atau salah bergantung pada niat atau maksud hati. Oleh karena itu, memperhatikan, meluruskan, dan bahkan mendidik hati merupakan hal utama agar aktivitas kehidupan berjalan dengan benar. Selanjutnya, karena seluruh organ tubuh bergantung pada hati, otak sebagai sumber pengembangan berbagai kecerdasan dan ilmu juga bergantung pada hati. Dengan kata lain, sumber atau pusat pendidikan adalah di hati bukan di otak. Otak sebagai salah satu organ tubuh akan digerakkan oleh hati. Dengan demikian, dalam mendidik, perlu memfungsikan hati se-
bagai upaya memberdayakan potensi peserta didik. Sebagai implikasinya, pendidikan atau pembelajaran harus diawali membuka hati peserta didik agar mau belajar. Kalau hati peserta didik telah terbuka, maka mereka akan terdorong dan tertarik belajar. Hal itu relevan dengan fungsi guru sebagai pengajar sekaligus pendidik. Untuk membuka hati peserta didik, guru harus berupaya membangkitkan rasa cinta kepada peserta didik. Demikian juga sebaliknya, peserta didik harus memiliki rasa cinta atau simpati kepada guru. Permasalahannya, bagaimana cara guru membangkitkan rasa cinta atau rasa simpati peserta didik. Perlu dikaji tentang konsep hati yang berlandas rasa cinta yang diinternalisasi dalam pembelajaran. Toto Tasmara (2001) mengemukakan bahwa cinta adalah keinginan memberi dan tidak memiliki pamrih untuk memperoleh imbalan. Cinta bukan komoditas, tapi sebuah kepedulian yang sangat kuat terhadap moral dan kemanusiaan. Cinta berarti kemampuan
O l e h
AKHMAD NURHUDAH * membuka pintu maaf dan jauh dari sikap dendam dan benci. Peran suara hati sangat penting sekaligus merupakan kunci keberhasilan dalam mendidik peserta didik. Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak hanya ditentukan kemahiran guru mengajar, melainkan kemahiran guru mendidik siswa. Guru yang baik adalah seseorang yang bisa mengajar sekaligus mendidik para siswa. Dengan kemampuan mengajar dan mendidik secara baik, akan dihasilkan anak-anak yang tidak hanya pandai secara intelektual. Namun, juga secara akhlak dan keimanan. Pada akhirnya akan menghasilkan generasi penerus yang arif dan bijaksana. Mengajar hanya terbatas pada pemberian materi ajar. Sementara itu, mendidik lebih kepada bagaimana sikap dan perilaku guru dalam seharihari. Ia akan menjadi model atau teladan bagi peserta di-
dik. Oleh karena itu, mengajar itu penting. Namun, lebih penting lagi adalah mendidik. Mengajar lebih mengarah membangun kecerdasan pikiran manusia dan membangun manusia-manusia yang pandai secara intelektual. Sementara itu, mendidik lebih condong pada proses menyadarkan peserta didik agar mengubah dirinya menjadi manusia seutuhnya, baik secara intelektual, spiritual, moral, maupun sosial. Penyadaran itu tidak bisa dilakukan melalui pengajaran saja, tapi juga melalui pendidikan dengan prinsip keteladanan sang guru. Tanpa sebuah keteladanan yang baik, seorang siswa yang nakal akan tetap nakal, bahkan mungkin akan semakin nakal. Oleh karena itu, seorang guru harus lebih banyak dicontoh daripada memberi contoh. Dengan begitu Kurikulum 2013 yang notabene lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Sebagai pendidik, tentu kita pernah merasa tidak suka terhadap sikap peserta didik yang
nakal dan selalu membuat masalah. Namun, kita harus berhati-hati dalam mengekspresikan perasaan itu. Kita tidak boleh serta merta membentak, apalagi menampar anak seperti itu. Terkadang siswa yang nakal dan bermasalah hanya menjadikan kenakalan itu sebagai alat mencari perhatian teman dan gurunya. Diperlukan keteladanan dari seorang pendidik, terutama teladan untuk menunjukkan sikap empati. Peserta didik yang sering membuat masalah sering kali disebabkan kurangnya perhatian, terutama di lingkungan keluarga. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan. Mereka menjadi para pekerja angkatan 59; pukul 05.00 mereka berangkat bekerja, dan pukul 21.00 mereka baru pulang. Oleh karena itu, kesempatan mereka bersama anak-anak sangat kurang. O l e h k a re na i t u , p e ra n seorang pendidik dalam menolong peserta didiknya, terutama bagi yang bermasalah sangat diharapkan. *) Guru SMAN Pesanggaran.
LENSA RADAR
42
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 15 Agustus 2014
B A N Y U W A N G I
Tiga Ratus Siswa Lepas Tukik BANYUWANGI – Menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini, sudah diterapkan Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Qomar. Para siswa di sekolah yang berlokasi di Jalan Simpang Gajah Mada, 5, Banyuwangi, itu ikut serta dalam pelestarian Penyu. Sebanyak 300 siswa yang ada di sekolah itu, Rabu (13/8), berkumpul di Pantai Boom, Banyuwangi untuk melepas tukik ke laut. Sebelumnya,
Lensa Jawa Pos
mereka mendapat sosialiasi tentang seluk beluk Penyu yang ada di Kabupaten Banyuwangi oleh tim Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) dan Jawa Pos Radar Banyuwangi ( JP RaBa).(*/abi)
GERDA SUKARNO/RaBa
SEPANJANG PANTAI : Keluarga besar Al qomar berjajar di Pantai Boom untuk melepas anak Penyu
OLAHRAGA Langsung Tancap Gas Pasca Libur
PORPROV 2015
GALIH COKRO/RaBa
AKAN DIREHAB: Gedung Wanita akan dipoles untuk menjadi sekretariat bersama Porprov V Jawa Timur Juni 2015.
Rehab Gedung Wanita Telan Rp 200 Juta BANYUWANGI - Untuk menjadi tuan rumah Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) V Jawa Timur, Banyuwangi tidak hanya dituntut menyiapkan venue dengan standar nasional. Tapi juga dituntut mempersiapkan fasilitas lainnya. Untuk itu Pemkab Banyuwangi telah menyediakan anggaran dalam APBD 2014 ini sebesar Rp 3,5 miliar. Dana sebesar itu, akan dibuat merenovasi Stadion Diponegoro dan lapangan atletik GOR Tawang Alun. Selain itu, anggaran juga akan dipakai untuk memperbaiki Gedung Wanita Paramita Kencana, Banyuwangi. Meski tahun lalu sudah dilakukan perbaikan, Gedung Wanita itu akan kembali mendapat dana tambahan. Rencananya, dalam Porprov V Jatim, gedung itu akan dijadikan sekretariat bersama panitia. ‘’Pada tahun ini (2014), Gedung Wanita akan direnovasi,’’ ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi, Mujiono kemarin. Menurut Mujiono, dana yang disediakan untuk merenovasi Gedung Wanita itu besarnya mencapai Rp 200 juta. Dan rehab gedung, kini juga sudah dimulai. “Gedung Wanita akan dibuat sekretariat bersama,” terang pejabat yang juga menjadi ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Banyuwangi itu. (ton/c1/abi)
BANYUWANGI - Para pemain Persewangi mulai latihan pasca diliburkan sejak menahan imbang Persekam Metro FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (8/8). Pasukan The Lasblang (Laskar Blambangan), julukan Persewangi kembali berlatih untuk menghadapi laga home melawan Persigo Gorontalo di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, 19 Agustus mendatang. Meski hanya butuh hasil seri untuk lolos 16 besar Kompetisi Divisi Utama, tapi merah-hitam tetap tidak menganggap remeh calon lawan. Sebab, sang lawan memiliki spirit baru setelah menorehkan hasil manis menang saat bersua dengan PS Sumbawa Barat dengan skor 2-1. Tim asuhan Bagong Iswahyudi, lebih dijagokan untuk menang dalam pertandingan nanti. Acuannya, dalam pertemuan pertama di Stadion Merdeka, Gorontalo, Nanda Pradana dkk berhasil menahan imbang dengan skor 1-1. Tapi, tim pujaan publik Banyuwangi itu tetap harus mewaspadai calon lawan yang berusaha membalikkan prediksi itu. Persewangi sendiri, juga harus bisa mempertahankan rekor selalu menang saat bermain di kandang sendiri. Apalagi, Persewangi selalu mendulang poin absolut dengan skor 1-0 ketika bermain di depan pendukungnya sendiri. Kemenangan dalam laga nanti membuat Persewangi semakin mantap. Pada laga terakhir melawan Persbul Buol pada 23 Agustus, Bagong Iswahyudi bisa merotasi pemain. Pemain yang jarang mengisi posisi line up bisa diturunkan sejak menit awal. Kemarin sore, para punggawa Persewangi langsung digenjot fisik. Mereka menjalani latihan di lapangan atle-
ALI NURFATONI/RaBa
MULAI LATIHAN: Anis Mujiono dan Nelson Caparo (kanan) berlari mengitari lintasan atletik GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin.
tik GOR Tawang Alun, Banyuwangi. Pemulihan kondisi stamina pasca libur menjadi perhatian utama para pemain. ‘’Kita langsung tancap gas,’’ cetus pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi kemarin. Menurut dia, kondisi fisik pemain
memang masih normal. Meski begitu, dia mengakui ada sebagian pemain yang kedodoran dalam latihan tersebut. ‘’Dalam sprint sudah terlihat mana yang fisiknya ok dan mana yang tidak,’’ tandasnya. Maka dari itu, jelas dia, para pemain
diminta untuk terus menjaga stamina jelang menghadapi dua sisa laga. Yang jelas, para pemain sangat antusias dalam menyongsong dua laga di kandang tersebut. ‘’Kemenangan selalu menjadi target utama,” pungkasnya. (ton/c1/abi)
Jawa Pos
Jumat 15 Agustus 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
43
S A M B U N G A N
Harga Cabai Tidak Lagi Menakutkan ■ INFLASI...
Sambungan dari Hal 33
Hebatnya lagi, inflasi Banyuwangi yang sangat rendah itu terjadi pada bulan Ramadan dan Idul Fitri. Padahal, seperti diketahui, saat Ramadan dan Lebaran, tingkat kebutuhan konsumen, terutama kebutuhan bahan makanan, meningkat cukup signifikan. Kepala Seksi (Kasi) Statistik Distribusi BPS Banyuwangi, Mulyono mengatakan, inflasi Banyuwangi pada Juli 2014 itu lebih rendah dibanding inflasi Jatim sebesar 0,48 persen. Pada periode yang sama, inflasi nasional mencapai 0,93 persen. “Ini menunjukkan kenaikan harga barang di Banyuwangi sangat rendah,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Pen-
GALIH COKRO/RABA
BEBER DATA: (Dari Kiri) Kasi Neraca Wilayah BPS BWI M. Ruslan, Bupati Anas, Pinca Bank Jatim BWI Riyanto, Pinca BNI 46 BWI Efrizal, dan BCA BWI Joy Pakasi, di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin.
dapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (14/8). Mulyono menambahkan, pada
Juli 2014 BPS mencatat indeks harga konsumen (IHK) di delapan kota di Jatim. Di delapan kota
tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo, yakni 0,99 persen. Disusul Sumenep 0,89 persen,
Buah Manis Strategi Keroyokan ■ TABUNGAN...
Sambungan dari Hal 33
BCA misalnya, bank yang satu ini mencatat jumlah penabung naik dari 51 ribu pada September 2013 menjadi 57 ribu pada Juli 2014. Pada periode yang sama, jumlah tabungan nasabah di bank tersebut naik dari Rp 800 miliar menjadi Rp 1,2 triliun. Pimpinan Cabang (Pinca) BCA Banyuwangi, Joy Pakasi mengatakan, ekonomi Banyuwangi yang terus berkembang positif mengakibatkan kemampuan masyarakat menabung terkerek naik. “Daya tarik masyarakat Banyuwangi untuk menabung sangat tinggi,” ujarnya saat jumpa pers di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (14/8). Menurut Joy, pertumbuhan jumlah penabung di Banyuwangi tertinggi dibandingkan kabupaten lain di eks-Karesidenan Besuki, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang. Oleh karena itu, BCA Kantor Cabang (KC) Banyuwangi akan menam-
bah satu unit kantor cabang pembantu (KCP) di Kecamatan Wongsorejo. Pembukaan KCP Baru tersebut untuk menyasar nasabah baru. “Saat ini kami memiliki empat KCP di Banyuwangi,” kata dia. Pimpinan Cabang BNI Banyuwangi, Efrizal, juga mencatat peningkatan jumlah tabungan hingga 20 persen dalam kurun waktu setahun. Namun, Efrizal tidak merinci peningkatan tersebut. “Kredit dan penabung meningkat,” kata dia. Dengan adanya peningkatan transaksi di BNI itu, kata Efrizal, pihaknya akan menambah 18 unit automatic teller machine (ATM), sehingga total BNI memiliki 58 unit ATM. “Kami punya 6 kantor cabang pembantu,” katanya. Pimpinan Cabang Bank Jatim Banyuwangi yang sekaligus Ketua Musyawarah Perbankan Daerah Banyuwangi, Riyanto, menjelaskan, tingkat loan to deposit Ratio (LDR) 11 bank di Banyuwangi rata-rata 94,65 persen. LDR adalah rasio besarnya seluruh volume
kredit yang disalurkan bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Tingkat kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di Banyuwangi rata-rata sebesar 2,4 persen. Angka kredit bermasalah itu lebih kecil dibandingkan Kabupaten Jember 4,33 persen dan Bondowoso 2,62 persen. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersyukur pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi selalu melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional. Pada 2011, saat pertumbuhan nasional 6,5 persen dan Jatim 6,86 persen, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 7,14 persen. Pada 2012, pertumbuhan Banyuwangi 7,29 persen. Pada saat yang sama pertumbuhan nasional 6,23 persen dan Jatim 7,27 persen. Pada 2013, saat ekonomi sedikit melandai, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 6,85 persen di atas pertumbuhan nasional 5,78 persen dan Jatim 6,55 persen. “Strategi keroyokan banyak sek-
tor membuat ekonomi tetap dinamis. Pemerintah, BUMN, dan swasta, bersama-sama saling dukung mengeroyok menyelesaikan masalah-masalah perekonomian. Pertanian tidak cukup hanya pertanian, tapi diberi sentuhan lain, seperti wisata agro, sehingga petani dapat tambahan penghasilan. Pariwisata juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan jasa transportasi, kuliner, perhotelan, dan aneka kerajinan rakyat,” kata dia. Salah satu indikator kinerja ekonomi daerah yang membaik dapat dilihat dari kinerja perbankan. Penyaluran kredit pada 2013 mencapai Rp 4,28 triliun, atau meningkat 24,73 persen dibanding 2012 sebesar Rp 3,43 triliun. Pertumbuhan kredit itu melampaui pertumbuhan kredit perbankan secara nasional di kisaran 21 persen. Angka kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di Banyuwangi sebesar 2 persen, masih jauh di bawah batas maksimal BI, yaitu 5 persen. (sgt/c1/bay)
Belum Tahu Prosedur Sewa ■ RUSUNAWA...
Sambungan dari Hal 33
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya (PU-BMCKRT) Banyuwangi, Mujiono mengatakan, anggaran sebesar Rp 25 miliar tersebut berasal dari APBN 2013-2014. Berdasar kontrak yang ada, bangunan empat blok yang masing-masing terdiri atas empat lantai itu harus selesai dan diserahkan kepada Pemkab Banyuwangi November 2014. “Akhir tahun ini bisa ditempati,” ujarnya kemarin (14/8). Dikatakan, setiap blok rusunawa terdiri atas 50 kamar. Kamar tipe 45 berlokasi di lantai bawah, se-
dangkan sisanya kamar tipe 36. Setiap kamar dilengkapi fasilitas ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, toilet, dan dapur. “Fasilitas lain, ada ruang pertemuan di lantai bawah,” kata dia. Mujiono mengungkapkan, meski dibangun dengan biaya APBN, Pemkab Banyuwangi menyediakan lahan seluas lima hektare untuk rusunawa tersebut. penyediaan lahan itu sudah melalui kesepakatan pemkab dan DPRD Banyuwangi. Selain itu, Pemkab Banyuwangi kebagian jatah melengkapi infrastruktur rusunawa tersebut. Oleh karena itu, pemkab menggerojok dana APBD sebesar Rp 2 miliar untuk melengkapi infrastruktur
bangunan yang diproyeksi disewakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah tersebut. Dana sebesar Rp 2 miliar yang bersumber dari APBD 2014 itu digunakan membangun akses masuk rusunawa, ruang terbuka hijau (RTH), air bersih, dan sanitasi. “Tahun 2015 akan dilakukan penyambungan jaringan listrik,” terangnya. Lebih jauh dikatakan, Kecamatan Kalipuro dipilih menjadi lokasi pembangunan rusunawa lantaran angka kemiskinan di wilayah tersebut cukup tinggi. Nah, salah satu fungsi rusunawa tersebut adalah menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warga berpenghasilan rendah,
tepatnya mereka yang berpenghasilan di bawah Rp 500 ribu per bulan. “Masyarakat berpenghasilan rendah, contohnya pedagang asongan, nelayan, buruh, dan lain-lain, bisa memanfaatkan rusunawa tersebut,” terang Mujiono. Mujiono mengaku, sudah banyak masyarakat yang menyatakan minat menyewa rusunawa itu. Hanya, pihaknya belum bisa memastikan prosedur penyewaan dan tarif kamar rusunawa tersebut. Pihaknya akan berkonsultasi dengan Kementerian PU terlebih dahulu. “Yang pasti, harus ada perjanjian sewa rusunawa tidak dialihkan kepada orang lain,” cetusnya. (sgt/c1/bay)
Jalan Ditutup, Siapkan Kantong Parkir ■ PERSIAPAN...
Sambungan dari Hal 33
Sekretaris DPRD Banyuwangi, Soedirman mengatakan, persiapan fisik untuk menyukseskan pelantikan anggota dewan masa bakti lima tahun ke depan sudah mencapai 75 persen kemarin. Di saat bersamaan, persiapan yang bersifat administrasi dan pengamanan sudah mencapai 80 persen. Dikatakan, Sekretariat DPRD Banyuwangi menggelar rapat evaluasi akhir kemarin yang membahas persiapan pelantikan anggota legislasi periode 2014-2019. “Ini menyangkut pembagian tugas personel pengamanan di bawah koordinasi Polres Banyuwangi,” ujarnya.
Menurut Soedirman, pengamanan pelantikan anggota DPRD Banyuwangi dilakukan petugas pengamanan yang mengenakan seragam (pengamanan terbuka) dan personel yang mengenakan pakaian preman (pengamanan tertutup). “Personel pengamanan yang tidak mengenakan seragam itu akan dilengkapi kartu identitas (ID-card). Namun, agar tidak mencolok, ID-card personel pengamanan itu kita samakan dengan ID-card tamu undangan lain,” kata dia. Soedirman menambahkan, berdasar rapat evaluasi kemarin, kantong-kantong parkir kendaraan sudah ditentukan. Mobil tamu undangan bisa diparkir di tiga titik, di antaranya di Jalan Brigjen
Katamso, yakni mulai pintu belakang kantor DPRD Banyuwangi sampai simpang empat kantor Bank BNI 46 Banyuwangi. Selain di Jalan Brigjen Katamso, mobil dari arah utara bisa diparkir di Jalan Ahmad Yani, yakni mulai depan kantor Kecamatan Banyuwangi. Mobil yang datang dari arah selatan bisa diparkir di sisi timut double way Adi Sucipto. “Sepeda motor bisa diparkir di halaman kantor Kecamatan Banyuwangi, halaman Gedung Serbaguna Korpri, dan halaman kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi,” cetusnya. Sementara itu, di hari H pelantikan anggota DPRD Banyuwangi peri-
ode 2014-2019 pada 21 Agustus mendatang, sejumlah ruas di sekitar kantor DPRD akan ditutup sejak pagi hingga pelantikan selesai. Dari arah selatan jalan ditutup mulai simpang empat depan kantor PJR, Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi. Dari arah utara, penutupan dilakukan di Jalan A. Yani, tepatnya mulai simpang empat utara SMPN 1 Banyuwangi. Dari arah timur, penutupan dilakukan di sepanjang Jalan Brigjen Katamso, yakni mulai simpang empat kantor Bank BNI Banyuwangi hingga simpang tiga kantor Kecamatan Banyuwangi. Gang-gang kecil di sepanjang jalan yang ditutup itu juga akan ditutup dan dijaga petugas. (sgt/c1/bay)
Rekrut Pengangguran Sekitar Tempat Tinggal ■ MODAL...
Sambungan dari Hal 33
Cuk mengaku bukanlah pedagang bambu musiman. Meski bukan bulan Agustus, dia tetap menjual bambu. ”Saya tidak hanya jualan bambu pada bulan Agustus. Di bulan-bulan biasa, ya tetap jual. Yang pesan biasanya kantor-kantor dan pemda,” terangnya. Harga bambu yang dia jual bermacam-macam. Harga bambu memang tergantung jenis dan ukurannya. ”Bambu tiang bendera saya jual Rp. 5000 per batang. Sementara itu, bambu untuk umbul-umbul harganya Rp 7500 per batang. Harga segitu sudah termasuk ongkos cat bambu. Jadi, konsumen menerima bambu dalam keadaan siap pakai,” jelasnya. Memasuki bulan Agustus, omzet Cuk bisa menembus angka rata-rata Rp 1 juta per hari. Banyaknya warga yang memesan bambu membuat dirinya harus hunting batang tanaman berbuku-buku tersebut lebih jauh lagi.
”Biasanya saya mengambil bambu dari daerah Papring, Kecamatan Kalipuro. Karena bambu di sana sudah habis saya pesan, sekarang saya datangkan bambu dari pegunungan Kabupaten Bondowoso. Kualitasnya juga bagus,” ujar bapak dua anak itu. Jenis bambu yang dia jual, Cuk mengaku lebih memilih jenis bambu petung dan bambu bulu. Sebab, kedua jenis bambu tersebut lebih ringan dan sangat cocok digunakan sebagai tiang bendera dan umbul-umbul. ”Kalau bambunya berat berbahaya kalau roboh. Orang lebih memilih bambu yang ringan tapi tahan lama,” tambah lelaki berumur 56 tahun itu. Tidak hanya menjual bambu, Cuk juga menerima pesanan pembuatan bendera dan umbul-umbul. Sama halnya dengan bambu, bendera dan umbul-umbulnya laris-manis di bulan Agustus. Semua itu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, karena bisnis
utamanya adalah bambu.”Kalau beli bendera dapat bonus bambu,” terang pria penikmat kopi itu. Usaha yang sudah dijalani beberapa tahun itu dirasa bisa menambah penghasilan keluarga. Cuk mengaku, modal usaha bambu umbul-umbul itu hanya Rp 3 juta. ”Awal usaha dulu cuma Rp 3 juta. Alhamdulillah sekarang sudah balik modal. Saya juga bisa beli mobil pikap untuk keperluan mengangkut bambu. Semua ini ya dari jualan bambu ini,” terangnya. Usaha jualan bambu yang dijalaninya itu berdampak positif terhadap warga di sekitar rumahnya yang tidak bekerja. Banyak warga yang awalnya menganggur direkrut sebagai pekerja. Mereka bertugas menjahit bendera dan mengecat bambu. ”Upah mengecat, satu bambu umbul-umbul saya hargai Rp 2000 per batang. Kalau bambu tiang bendera saya hargai Rp 1000 per batang. Lumayan kan daripada menganggur,” pungkasnya. (c1/bay)
Kediri sebesar 0,73 persen, Madiun sebesar 0,61 persen, Malang sebesar 0,49 persen, Surabaya 0,42 persen, Jember sebesar 0,41 persen, dan terendah Banyuwangi sebesar 0,24 persen. Menurut Mulyono, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok di antaranya mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh indeks pada kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; kelompok sandang sebesar 0,55 persen; dan kelompok perumahan air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,54 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,26 persen; kenaikan indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,18 persen; dan kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen. “Komoditas yang memberi andil terjadi inflasi adalah beras, ikan lemuru, tongkol, minyak goreng, daging sapi, daging ayam kampung, emas perhiasan, dan lain-lain. Itu bisa dimaklumi karena saat Ramadan permintaan masyarakat terhadap komoditas-komoditas tersebut naik signifikan. Khusus beras, inflasi dipicu kebutuhan masyarakat terhadap beras kualitas
bagus atau punel naik,” kata dia didampingi Kasi Neraca Wilayah BPS Banyuwangi, M. Ruslan. Sementara itu, harga cabai rawit yang biasanya menjadi momok bagi konsumen, kini malah adem ayem. Bahkan, komoditas berasa pedas itu justru menjadi penghambat inflasi pada Juli 2014. Ya, sejak melambungnya harga cabai rawit hingga di atas Rp 60 ribu per kilogram (Kg) beberapa bulan lalu, harga cabai rawit berangsur turun sejak Mei 2014. Selain cabai rawit, komoditas lain yang turun harga sehingga menghambat inflasi adalah cabai merah, bawang putih, tomat, jeruk, teri, dan lain-lain. Dengan inflasi yang rendah tersebut, Pemkab Banyuwangi dianggap berhasil mengendalikan harga. “Sehingga harga tetap terjangkau masyarakat,” cetus Mulyono pada acara yang juga dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Karyono, pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dan sejumlah pimpinan perbankan di Banyuwangi tersebut. Masih berdasar data BPS, laju inflasi Banyuwangi kalender (Desember 2013 sampai Juli 2014) mencapai 2,24 persen. Laju in-
flasi 2,24 persen itu lebih rendah dibanding inflasi Jatim sebesar 2,66 persen. Demikian halnya dengan laju inflasi year on year (YOY), yakni Juli 2014 terhadap Juli 2013, Banyuwangi sebesar 2,15 persen. Inflasi YOY Banyuwangi itu lebih rendah dibanding laju inflasi YOY Jatim sebesar 4,01 persen. Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, laju inflasi yang relatif rendah tersebut terjadi berkat koordinasi yang baik tim pengendali inflasi daerah (TPID). Salah satu contohnya, jika pemerintah daerah lain meminta data dari BPS setahun sekali, Pemkab Banyuwangi intens meminta data dari BPS setiap triwulan bahkan sebulan sekali. “Sehingga langkah-langkah antisipasi bisa lebih tepat sasaran,” cetusnya. Bupati Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga selama Ramadan dan Lebaran. Selain itu, pemkab menjamin stok kebutuhan bahan pangan selama Ramadan dan Lebaran tetap stabil. “Sehingga, kenaikan harga tidak terlalu tinggi. Sebab, harga akan melambung jika stok di pasar menipis,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Tampilkan Seblang Olehsari, Bakungan, dan Porobungkil ■ SEBLANG...
Sambungan dari Hal 33
Di tengah acara, Bupati Anas memberikan sambutan tentang penilaiannya terhadap keunikan Seblang. Agar semakin banyak orang yang mengetahui keunikan budaya itu, maka Seblang resmi ditetapkan sebagai tema Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2014 pada 22 November mendatang. Begitu sakralnya ritual Seblang yang sempat tertunda pekan lalu membuat Pemkab Banyuwangi berencana memperkenalkan Seblang lebih dalam kepada masyarakat. Menurut Bupati Anas, meski sudah diketahui banyak orang di luar Banyuwangi, tapi masyarakat Banyuwangi sendiri masih banyak yang belum mengenal Seblang. Dengan menampilkan Seblang dengan festival di depan masyarakat, diharapkan semakin banyak yang mengenal budaya tersebut. Sementara itu, budayawan gaek Hasnan Singodimayan mengatakan, Seblang memiliki filosofi yang kuat dalam kehidupan. Omprog (mahkota) Seblang yang berisi bermacam-macam hasil bumi menandakan ada kehidupan di
kepala Seblang. “Tanpa kepala yang mengetahui atau memiliki kehidupan, manusia tidak akan bisa hidup,” jelas Hasnan. Sementara itu, ritual kali ini diwarnai kirab penari seblang mengelilingi empat sudut Desa Olehsari. Penari seblang diiringi sinden dan penabuh gamelan berjalan menuju gerbang desa. Setelah menari selama beberapa menit, penari seblang menuju makam Buyut Ketut untuk menari kembali. Banyaknya penonton yang ikut dalam rombongan kirab membuat jalan sempat macet selama beberapa menit. Selanjutnya, rombongan kirab memutari perempatan di depan masjid Olehsari. Menurut Ketua Adat Seblang, Anshori, perempatan tersebut dipercaya sebagai pusar makhluk spiritual di Desa Olehsari. Dalam perjalanan kirab, sinden mengiringi Seblang dengan gending “Sampun”. Anshori menjelaskan juga bahwa lagu itu menandai akhir dari perjalanan tari seblang selama tujuh hari. Setelah menuju titik di depan balai desa Olehsari, rombongan Seblang kembali menuju tempat menari. Di sana, penonton kem-
bali menyaksikan Seblang yang menari sambil melemparkan sampur kepada penonton. Acara pada hari Kamis (14/8) tersebut menjadi hari terakhir ritual tari Seblang pada tahun ini. Sementara itu, menanggapi rencana tema BEC 2014 tentang Seblang. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Yanuar Bramuda, mengatakan bahwa dalam BEC akan ditampilkan tiga seblang. Ada Seblang Olehsari, Seblang Bakungan, dan Penari Porobungkil. Semuanya nantinya akan mewakili kebudayaan Seblang ke seluruh masyarakat Banyuwangi. Untuk kostum dan penari, Bramuda mengatakan bahwa untuk barisan depan akan diisi oleh penari dengan kostum asli. Baru yang di belakang adalah penyesuaian dengan busana modern. “Dengan memasukkan Seblang ke dalam Banyuwangi Festival, hal tersebut menunjukkan perhatian pemerintah kepada budaya ini, sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan, dan budaya Seblang dapat mempersatukan masyarakat Banyuwangi sebagai pemilik budaya,” jelas Bramuda. (mg1/c1/bay)
Gunakan Bahan Recycle ■ MANFAATKAN...
Sambungan dari Hal 33
“Pramuka merupakan sebuah gerakan mendidik anggota menjadi pribadi yang cinta tanah air dan suka menolong,” ujarnya. Uniknya, bahan-bahan recycle mendominasi
pawai lampion kali ini. Mayoritas peserta menggunakan bahan berbahan plastik bekas, misalnya botol air mineral, mangkuk, dan sendok. Barang-barang itu menjadi properti dalam pawai malam itu. Tak ketinggalan, sejumlah warga asing ikut meramaikan pawai lampion tersebut. (sgt/c1/bay)
Kasus Serupa Dilakukan Asmuni ■ CABULI...
Sambungan dari Hal 33
Kedua kakek itu dihadapkan di persidangan atas sangkaan melakukan perbuatan cabul terhadap cucu mereka sendiri. Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi kemarin (14/8), Hosen dijatuhi pidana penjara lima tahun. Selain pidana penjara, Hosen juga dikenakan denda sebesar Rp 60 juta subsider dua bulan kurungan. Hukuman yang diterima Hosen sebetulnya lebih rendah daripada tuntutan jaksa. Dalam tuntutannya, jaksa menuntut terdakwa dengan hukuman tujuh tahun penjara dan denda Rp 60 juta subsider tiga bulan kurungan. Dia dianggap bersalah melanggar Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Kuasa hukum Hosen, Sastriyono SH, mengaku bisa menerima hukuman tersebut. Baik terdakwa maupun pengacara menerima putusan itu. “Kami menerimanya dan tidak akan banding,” ujarnya. Sementara itu, kasus yang melibatkan Hosen itu terjadi Mei 2014 lalu. Saat itu korban sedang bermain kempyeng (logam tutup botol) di halaman rumahnya. Korban dipanggil Hosen untuk masuk ke rumah. Sejurus kemudian, pria renta itu mencabuli cucunya. Aksi tak senonoh Hosen itu diketahui istrinya. Sementara itu, proses hukum serupa juga tengah dijalani Asmuni, 69. Warga Dusun/Desa Kebaman, Kecamatan Srono, itu diajukan ke pengadilan atas tuduhan mencabuli cucunya. Dalam aksinya, Asmuni memperdaya korban dengan meminta dibelikan kopi. Usai melayani permintaannya, cucu perempuan berusia 11 tahun itu digiring ke kamar. Lalu, korban dicabuli. Kasus itu terungkap berkat laporan ibu korban. Korban yang mengeluh sakit saat buang air kecil akhirnya menjelentrehkan perbuatan mesum sang kakek. Akhirnya, Asmuni menjalani sidang perdananya di PN Banyuwangi kemarin (14/8).
NIKLAAS ANDRIES/RABA
PERDANA: Asmuni saat berada di ruang persidangan PN Banyuwangi kemarin.
Jaksa Semu SH yang menangani perkara itu mendakwa terdakwa dengan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. “Dia telah memperdaya korban dengan iming-iming disertai ancaman,” bebernya. (nic/c1/bay)
Jawa Pos
Jumat 15 Agustus 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
43
S A M B U N G A N
Harga Cabai Tidak Lagi Menakutkan ■ INFLASI...
Sambungan dari Hal 33
Hebatnya lagi, inflasi Banyuwangi yang sangat rendah itu terjadi pada bulan Ramadan dan Idul Fitri. Padahal, seperti diketahui, saat Ramadan dan Lebaran, tingkat kebutuhan konsumen, terutama kebutuhan bahan makanan, meningkat cukup signifikan. Kepala Seksi (Kasi) Statistik Distribusi BPS Banyuwangi, Mulyono mengatakan, inflasi Banyuwangi pada Juli 2014 itu lebih rendah dibanding inflasi Jatim sebesar 0,48 persen. Pada periode yang sama, inflasi nasional mencapai 0,93 persen. “Ini menunjukkan kenaikan harga barang di Banyuwangi sangat rendah,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Pen-
GALIH COKRO/RABA
BEBER DATA: (Dari Kiri) Kasi Neraca Wilayah BPS BWI M. Ruslan, Bupati Anas, Pinca Bank Jatim BWI Riyanto, Pinca BNI 46 BWI Efrizal, dan BCA BWI Joy Pakasi, di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin.
dapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (14/8). Mulyono menambahkan, pada
Juli 2014 BPS mencatat indeks harga konsumen (IHK) di delapan kota di Jatim. Di delapan kota
tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo, yakni 0,99 persen. Disusul Sumenep 0,89 persen,
Buah Manis Strategi Keroyokan ■ TABUNGAN...
Sambungan dari Hal 33
BCA misalnya, bank yang satu ini mencatat jumlah penabung naik dari 51 ribu pada September 2013 menjadi 57 ribu pada Juli 2014. Pada periode yang sama, jumlah tabungan nasabah di bank tersebut naik dari Rp 800 miliar menjadi Rp 1,2 triliun. Pimpinan Cabang (Pinca) BCA Banyuwangi, Joy Pakasi mengatakan, ekonomi Banyuwangi yang terus berkembang positif mengakibatkan kemampuan masyarakat menabung terkerek naik. “Daya tarik masyarakat Banyuwangi untuk menabung sangat tinggi,” ujarnya saat jumpa pers di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (14/8). Menurut Joy, pertumbuhan jumlah penabung di Banyuwangi tertinggi dibandingkan kabupaten lain di eks-Karesidenan Besuki, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang. Oleh karena itu, BCA Kantor Cabang (KC) Banyuwangi akan menam-
bah satu unit kantor cabang pembantu (KCP) di Kecamatan Wongsorejo. Pembukaan KCP Baru tersebut untuk menyasar nasabah baru. “Saat ini kami memiliki empat KCP di Banyuwangi,” kata dia. Pimpinan Cabang BNI Banyuwangi, Efrizal, juga mencatat peningkatan jumlah tabungan hingga 20 persen dalam kurun waktu setahun. Namun, Efrizal tidak merinci peningkatan tersebut. “Kredit dan penabung meningkat,” kata dia. Dengan adanya peningkatan transaksi di BNI itu, kata Efrizal, pihaknya akan menambah 18 unit automatic teller machine (ATM), sehingga total BNI memiliki 58 unit ATM. “Kami punya 6 kantor cabang pembantu,” katanya. Pimpinan Cabang Bank Jatim Banyuwangi yang sekaligus Ketua Musyawarah Perbankan Daerah Banyuwangi, Riyanto, menjelaskan, tingkat loan to deposit Ratio (LDR) 11 bank di Banyuwangi rata-rata 94,65 persen. LDR adalah rasio besarnya seluruh volume
kredit yang disalurkan bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Tingkat kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di Banyuwangi rata-rata sebesar 2,4 persen. Angka kredit bermasalah itu lebih kecil dibandingkan Kabupaten Jember 4,33 persen dan Bondowoso 2,62 persen. Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersyukur pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi selalu melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional. Pada 2011, saat pertumbuhan nasional 6,5 persen dan Jatim 6,86 persen, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 7,14 persen. Pada 2012, pertumbuhan Banyuwangi 7,29 persen. Pada saat yang sama pertumbuhan nasional 6,23 persen dan Jatim 7,27 persen. Pada 2013, saat ekonomi sedikit melandai, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 6,85 persen di atas pertumbuhan nasional 5,78 persen dan Jatim 6,55 persen. “Strategi keroyokan banyak sek-
tor membuat ekonomi tetap dinamis. Pemerintah, BUMN, dan swasta, bersama-sama saling dukung mengeroyok menyelesaikan masalah-masalah perekonomian. Pertanian tidak cukup hanya pertanian, tapi diberi sentuhan lain, seperti wisata agro, sehingga petani dapat tambahan penghasilan. Pariwisata juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan jasa transportasi, kuliner, perhotelan, dan aneka kerajinan rakyat,” kata dia. Salah satu indikator kinerja ekonomi daerah yang membaik dapat dilihat dari kinerja perbankan. Penyaluran kredit pada 2013 mencapai Rp 4,28 triliun, atau meningkat 24,73 persen dibanding 2012 sebesar Rp 3,43 triliun. Pertumbuhan kredit itu melampaui pertumbuhan kredit perbankan secara nasional di kisaran 21 persen. Angka kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di Banyuwangi sebesar 2 persen, masih jauh di bawah batas maksimal BI, yaitu 5 persen. (sgt/c1/bay)
Belum Tahu Prosedur Sewa ■ RUSUNAWA...
Sambungan dari Hal 33
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya (PU-BMCKRT) Banyuwangi, Mujiono mengatakan, anggaran sebesar Rp 25 miliar tersebut berasal dari APBN 2013-2014. Berdasar kontrak yang ada, bangunan empat blok yang masing-masing terdiri atas empat lantai itu harus selesai dan diserahkan kepada Pemkab Banyuwangi November 2014. “Akhir tahun ini bisa ditempati,” ujarnya kemarin (14/8). Dikatakan, setiap blok rusunawa terdiri atas 50 kamar. Kamar tipe 45 berlokasi di lantai bawah, se-
dangkan sisanya kamar tipe 36. Setiap kamar dilengkapi fasilitas ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, toilet, dan dapur. “Fasilitas lain, ada ruang pertemuan di lantai bawah,” kata dia. Mujiono mengungkapkan, meski dibangun dengan biaya APBN, Pemkab Banyuwangi menyediakan lahan seluas lima hektare untuk rusunawa tersebut. penyediaan lahan itu sudah melalui kesepakatan pemkab dan DPRD Banyuwangi. Selain itu, Pemkab Banyuwangi kebagian jatah melengkapi infrastruktur rusunawa tersebut. Oleh karena itu, pemkab menggerojok dana APBD sebesar Rp 2 miliar untuk melengkapi infrastruktur
bangunan yang diproyeksi disewakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah tersebut. Dana sebesar Rp 2 miliar yang bersumber dari APBD 2014 itu digunakan membangun akses masuk rusunawa, ruang terbuka hijau (RTH), air bersih, dan sanitasi. “Tahun 2015 akan dilakukan penyambungan jaringan listrik,” terangnya. Lebih jauh dikatakan, Kecamatan Kalipuro dipilih menjadi lokasi pembangunan rusunawa lantaran angka kemiskinan di wilayah tersebut cukup tinggi. Nah, salah satu fungsi rusunawa tersebut adalah menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warga berpenghasilan rendah,
tepatnya mereka yang berpenghasilan di bawah Rp 500 ribu per bulan. “Masyarakat berpenghasilan rendah, contohnya pedagang asongan, nelayan, buruh, dan lain-lain, bisa memanfaatkan rusunawa tersebut,” terang Mujiono. Mujiono mengaku, sudah banyak masyarakat yang menyatakan minat menyewa rusunawa itu. Hanya, pihaknya belum bisa memastikan prosedur penyewaan dan tarif kamar rusunawa tersebut. Pihaknya akan berkonsultasi dengan Kementerian PU terlebih dahulu. “Yang pasti, harus ada perjanjian sewa rusunawa tidak dialihkan kepada orang lain,” cetusnya. (sgt/c1/bay)
Jalan Ditutup, Siapkan Kantong Parkir ■ PERSIAPAN...
Sambungan dari Hal 33
Sekretaris DPRD Banyuwangi, Soedirman mengatakan, persiapan fisik untuk menyukseskan pelantikan anggota dewan masa bakti lima tahun ke depan sudah mencapai 75 persen kemarin. Di saat bersamaan, persiapan yang bersifat administrasi dan pengamanan sudah mencapai 80 persen. Dikatakan, Sekretariat DPRD Banyuwangi menggelar rapat evaluasi akhir kemarin yang membahas persiapan pelantikan anggota legislasi periode 2014-2019. “Ini menyangkut pembagian tugas personel pengamanan di bawah koordinasi Polres Banyuwangi,” ujarnya.
Menurut Soedirman, pengamanan pelantikan anggota DPRD Banyuwangi dilakukan petugas pengamanan yang mengenakan seragam (pengamanan terbuka) dan personel yang mengenakan pakaian preman (pengamanan tertutup). “Personel pengamanan yang tidak mengenakan seragam itu akan dilengkapi kartu identitas (ID-card). Namun, agar tidak mencolok, ID-card personel pengamanan itu kita samakan dengan ID-card tamu undangan lain,” kata dia. Soedirman menambahkan, berdasar rapat evaluasi kemarin, kantong-kantong parkir kendaraan sudah ditentukan. Mobil tamu undangan bisa diparkir di tiga titik, di antaranya di Jalan Brigjen
Katamso, yakni mulai pintu belakang kantor DPRD Banyuwangi sampai simpang empat kantor Bank BNI 46 Banyuwangi. Selain di Jalan Brigjen Katamso, mobil dari arah utara bisa diparkir di Jalan Ahmad Yani, yakni mulai depan kantor Kecamatan Banyuwangi. Mobil yang datang dari arah selatan bisa diparkir di sisi timut double way Adi Sucipto. “Sepeda motor bisa diparkir di halaman kantor Kecamatan Banyuwangi, halaman Gedung Serbaguna Korpri, dan halaman kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi,” cetusnya. Sementara itu, di hari H pelantikan anggota DPRD Banyuwangi peri-
ode 2014-2019 pada 21 Agustus mendatang, sejumlah ruas di sekitar kantor DPRD akan ditutup sejak pagi hingga pelantikan selesai. Dari arah selatan jalan ditutup mulai simpang empat depan kantor PJR, Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi. Dari arah utara, penutupan dilakukan di Jalan A. Yani, tepatnya mulai simpang empat utara SMPN 1 Banyuwangi. Dari arah timur, penutupan dilakukan di sepanjang Jalan Brigjen Katamso, yakni mulai simpang empat kantor Bank BNI Banyuwangi hingga simpang tiga kantor Kecamatan Banyuwangi. Gang-gang kecil di sepanjang jalan yang ditutup itu juga akan ditutup dan dijaga petugas. (sgt/c1/bay)
Rekrut Pengangguran Sekitar Tempat Tinggal ■ MODAL...
Sambungan dari Hal 33
Cuk mengaku bukanlah pedagang bambu musiman. Meski bukan bulan Agustus, dia tetap menjual bambu. ”Saya tidak hanya jualan bambu pada bulan Agustus. Di bulan-bulan biasa, ya tetap jual. Yang pesan biasanya kantor-kantor dan pemda,” terangnya. Harga bambu yang dia jual bermacam-macam. Harga bambu memang tergantung jenis dan ukurannya. ”Bambu tiang bendera saya jual Rp. 5000 per batang. Sementara itu, bambu untuk umbul-umbul harganya Rp 7500 per batang. Harga segitu sudah termasuk ongkos cat bambu. Jadi, konsumen menerima bambu dalam keadaan siap pakai,” jelasnya. Memasuki bulan Agustus, omzet Cuk bisa menembus angka rata-rata Rp 1 juta per hari. Banyaknya warga yang memesan bambu membuat dirinya harus hunting batang tanaman berbuku-buku tersebut lebih jauh lagi.
”Biasanya saya mengambil bambu dari daerah Papring, Kecamatan Kalipuro. Karena bambu di sana sudah habis saya pesan, sekarang saya datangkan bambu dari pegunungan Kabupaten Bondowoso. Kualitasnya juga bagus,” ujar bapak dua anak itu. Jenis bambu yang dia jual, Cuk mengaku lebih memilih jenis bambu petung dan bambu bulu. Sebab, kedua jenis bambu tersebut lebih ringan dan sangat cocok digunakan sebagai tiang bendera dan umbul-umbul. ”Kalau bambunya berat berbahaya kalau roboh. Orang lebih memilih bambu yang ringan tapi tahan lama,” tambah lelaki berumur 56 tahun itu. Tidak hanya menjual bambu, Cuk juga menerima pesanan pembuatan bendera dan umbul-umbul. Sama halnya dengan bambu, bendera dan umbul-umbulnya laris-manis di bulan Agustus. Semua itu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen, karena bisnis
utamanya adalah bambu.”Kalau beli bendera dapat bonus bambu,” terang pria penikmat kopi itu. Usaha yang sudah dijalani beberapa tahun itu dirasa bisa menambah penghasilan keluarga. Cuk mengaku, modal usaha bambu umbul-umbul itu hanya Rp 3 juta. ”Awal usaha dulu cuma Rp 3 juta. Alhamdulillah sekarang sudah balik modal. Saya juga bisa beli mobil pikap untuk keperluan mengangkut bambu. Semua ini ya dari jualan bambu ini,” terangnya. Usaha jualan bambu yang dijalaninya itu berdampak positif terhadap warga di sekitar rumahnya yang tidak bekerja. Banyak warga yang awalnya menganggur direkrut sebagai pekerja. Mereka bertugas menjahit bendera dan mengecat bambu. ”Upah mengecat, satu bambu umbul-umbul saya hargai Rp 2000 per batang. Kalau bambu tiang bendera saya hargai Rp 1000 per batang. Lumayan kan daripada menganggur,” pungkasnya. (c1/bay)
Kediri sebesar 0,73 persen, Madiun sebesar 0,61 persen, Malang sebesar 0,49 persen, Surabaya 0,42 persen, Jember sebesar 0,41 persen, dan terendah Banyuwangi sebesar 0,24 persen. Menurut Mulyono, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok di antaranya mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh indeks pada kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; kelompok sandang sebesar 0,55 persen; dan kelompok perumahan air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,54 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,26 persen; kenaikan indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,18 persen; dan kelompok bahan makanan sebesar 0,02 persen. “Komoditas yang memberi andil terjadi inflasi adalah beras, ikan lemuru, tongkol, minyak goreng, daging sapi, daging ayam kampung, emas perhiasan, dan lain-lain. Itu bisa dimaklumi karena saat Ramadan permintaan masyarakat terhadap komoditas-komoditas tersebut naik signifikan. Khusus beras, inflasi dipicu kebutuhan masyarakat terhadap beras kualitas
bagus atau punel naik,” kata dia didampingi Kasi Neraca Wilayah BPS Banyuwangi, M. Ruslan. Sementara itu, harga cabai rawit yang biasanya menjadi momok bagi konsumen, kini malah adem ayem. Bahkan, komoditas berasa pedas itu justru menjadi penghambat inflasi pada Juli 2014. Ya, sejak melambungnya harga cabai rawit hingga di atas Rp 60 ribu per kilogram (Kg) beberapa bulan lalu, harga cabai rawit berangsur turun sejak Mei 2014. Selain cabai rawit, komoditas lain yang turun harga sehingga menghambat inflasi adalah cabai merah, bawang putih, tomat, jeruk, teri, dan lain-lain. Dengan inflasi yang rendah tersebut, Pemkab Banyuwangi dianggap berhasil mengendalikan harga. “Sehingga harga tetap terjangkau masyarakat,” cetus Mulyono pada acara yang juga dihadiri Bupati Abdullah Azwar Anas, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Karyono, pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), dan sejumlah pimpinan perbankan di Banyuwangi tersebut. Masih berdasar data BPS, laju inflasi Banyuwangi kalender (Desember 2013 sampai Juli 2014) mencapai 2,24 persen. Laju in-
flasi 2,24 persen itu lebih rendah dibanding inflasi Jatim sebesar 2,66 persen. Demikian halnya dengan laju inflasi year on year (YOY), yakni Juli 2014 terhadap Juli 2013, Banyuwangi sebesar 2,15 persen. Inflasi YOY Banyuwangi itu lebih rendah dibanding laju inflasi YOY Jatim sebesar 4,01 persen. Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, laju inflasi yang relatif rendah tersebut terjadi berkat koordinasi yang baik tim pengendali inflasi daerah (TPID). Salah satu contohnya, jika pemerintah daerah lain meminta data dari BPS setahun sekali, Pemkab Banyuwangi intens meminta data dari BPS setiap triwulan bahkan sebulan sekali. “Sehingga langkah-langkah antisipasi bisa lebih tepat sasaran,” cetusnya. Bupati Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi melakukan operasi pasar untuk menekan kenaikan harga selama Ramadan dan Lebaran. Selain itu, pemkab menjamin stok kebutuhan bahan pangan selama Ramadan dan Lebaran tetap stabil. “Sehingga, kenaikan harga tidak terlalu tinggi. Sebab, harga akan melambung jika stok di pasar menipis,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Tampilkan Seblang Olehsari, Bakungan, dan Porobungkil ■ SEBLANG...
Sambungan dari Hal 33
Di tengah acara, Bupati Anas memberikan sambutan tentang penilaiannya terhadap keunikan Seblang. Agar semakin banyak orang yang mengetahui keunikan budaya itu, maka Seblang resmi ditetapkan sebagai tema Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2014 pada 22 November mendatang. Begitu sakralnya ritual Seblang yang sempat tertunda pekan lalu membuat Pemkab Banyuwangi berencana memperkenalkan Seblang lebih dalam kepada masyarakat. Menurut Bupati Anas, meski sudah diketahui banyak orang di luar Banyuwangi, tapi masyarakat Banyuwangi sendiri masih banyak yang belum mengenal Seblang. Dengan menampilkan Seblang dengan festival di depan masyarakat, diharapkan semakin banyak yang mengenal budaya tersebut. Sementara itu, budayawan gaek Hasnan Singodimayan mengatakan, Seblang memiliki filosofi yang kuat dalam kehidupan. Omprog (mahkota) Seblang yang berisi bermacam-macam hasil bumi menandakan ada kehidupan di
kepala Seblang. “Tanpa kepala yang mengetahui atau memiliki kehidupan, manusia tidak akan bisa hidup,” jelas Hasnan. Sementara itu, ritual kali ini diwarnai kirab penari seblang mengelilingi empat sudut Desa Olehsari. Penari seblang diiringi sinden dan penabuh gamelan berjalan menuju gerbang desa. Setelah menari selama beberapa menit, penari seblang menuju makam Buyut Ketut untuk menari kembali. Banyaknya penonton yang ikut dalam rombongan kirab membuat jalan sempat macet selama beberapa menit. Selanjutnya, rombongan kirab memutari perempatan di depan masjid Olehsari. Menurut Ketua Adat Seblang, Anshori, perempatan tersebut dipercaya sebagai pusar makhluk spiritual di Desa Olehsari. Dalam perjalanan kirab, sinden mengiringi Seblang dengan gending “Sampun”. Anshori menjelaskan juga bahwa lagu itu menandai akhir dari perjalanan tari seblang selama tujuh hari. Setelah menuju titik di depan balai desa Olehsari, rombongan Seblang kembali menuju tempat menari. Di sana, penonton kem-
bali menyaksikan Seblang yang menari sambil melemparkan sampur kepada penonton. Acara pada hari Kamis (14/8) tersebut menjadi hari terakhir ritual tari Seblang pada tahun ini. Sementara itu, menanggapi rencana tema BEC 2014 tentang Seblang. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Yanuar Bramuda, mengatakan bahwa dalam BEC akan ditampilkan tiga seblang. Ada Seblang Olehsari, Seblang Bakungan, dan Penari Porobungkil. Semuanya nantinya akan mewakili kebudayaan Seblang ke seluruh masyarakat Banyuwangi. Untuk kostum dan penari, Bramuda mengatakan bahwa untuk barisan depan akan diisi oleh penari dengan kostum asli. Baru yang di belakang adalah penyesuaian dengan busana modern. “Dengan memasukkan Seblang ke dalam Banyuwangi Festival, hal tersebut menunjukkan perhatian pemerintah kepada budaya ini, sehingga diharapkan dapat menarik wisatawan, dan budaya Seblang dapat mempersatukan masyarakat Banyuwangi sebagai pemilik budaya,” jelas Bramuda. (mg1/c1/bay)
Gunakan Bahan Recycle ■ MANFAATKAN...
Sambungan dari Hal 33
“Pramuka merupakan sebuah gerakan mendidik anggota menjadi pribadi yang cinta tanah air dan suka menolong,” ujarnya. Uniknya, bahan-bahan recycle mendominasi
pawai lampion kali ini. Mayoritas peserta menggunakan bahan berbahan plastik bekas, misalnya botol air mineral, mangkuk, dan sendok. Barang-barang itu menjadi properti dalam pawai malam itu. Tak ketinggalan, sejumlah warga asing ikut meramaikan pawai lampion tersebut. (sgt/c1/bay)
Kasus Serupa Dilakukan Asmuni ■ CABULI...
Sambungan dari Hal 33
Kedua kakek itu dihadapkan di persidangan atas sangkaan melakukan perbuatan cabul terhadap cucu mereka sendiri. Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi kemarin (14/8), Hosen dijatuhi pidana penjara lima tahun. Selain pidana penjara, Hosen juga dikenakan denda sebesar Rp 60 juta subsider dua bulan kurungan. Hukuman yang diterima Hosen sebetulnya lebih rendah daripada tuntutan jaksa. Dalam tuntutannya, jaksa menuntut terdakwa dengan hukuman tujuh tahun penjara dan denda Rp 60 juta subsider tiga bulan kurungan. Dia dianggap bersalah melanggar Pasal 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Kuasa hukum Hosen, Sastriyono SH, mengaku bisa menerima hukuman tersebut. Baik terdakwa maupun pengacara menerima putusan itu. “Kami menerimanya dan tidak akan banding,” ujarnya. Sementara itu, kasus yang melibatkan Hosen itu terjadi Mei 2014 lalu. Saat itu korban sedang bermain kempyeng (logam tutup botol) di halaman rumahnya. Korban dipanggil Hosen untuk masuk ke rumah. Sejurus kemudian, pria renta itu mencabuli cucunya. Aksi tak senonoh Hosen itu diketahui istrinya. Sementara itu, proses hukum serupa juga tengah dijalani Asmuni, 69. Warga Dusun/Desa Kebaman, Kecamatan Srono, itu diajukan ke pengadilan atas tuduhan mencabuli cucunya. Dalam aksinya, Asmuni memperdaya korban dengan meminta dibelikan kopi. Usai melayani permintaannya, cucu perempuan berusia 11 tahun itu digiring ke kamar. Lalu, korban dicabuli. Kasus itu terungkap berkat laporan ibu korban. Korban yang mengeluh sakit saat buang air kecil akhirnya menjelentrehkan perbuatan mesum sang kakek. Akhirnya, Asmuni menjalani sidang perdananya di PN Banyuwangi kemarin (14/8).
NIKLAAS ANDRIES/RABA
PERDANA: Asmuni saat berada di ruang persidangan PN Banyuwangi kemarin.
Jaksa Semu SH yang menangani perkara itu mendakwa terdakwa dengan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. “Dia telah memperdaya korban dengan iming-iming disertai ancaman,” bebernya. (nic/c1/bay)
RADAR GENTENG
44
R A D A R
Alat Rontgen Tinggalan Belanda Dipamerkan GLENMORE - Rumah Sakit (RS) Bakti Husada, Krikilan, Kecamatan Glenmore, termasuk rumah sakit tertua di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Itu berdasar beberapa bukti peninggalan yang didokumentasi buku leter C. Dalam buku itu tertulis RS milik PTPN XII itu dibangun pada tahun 1898. Awalnya, RS Bakti Husada yang dibangun semasa penjajahan Belanda itu dibangunan berbahan kayu. Baru pada tahun 1918 dibangun secara permanen. Hingga kini bangunan kuno peninggalan Belanda tersebut masih terawat dengan baik. “Salah satu alat rontgen masih ada. Itu buatan Jerman pada tahun 1920,” terang direktur RS Bakti Husada, Krikilan, dr. Zunita. Bila dibandingkan dengan alat rontgen yang sekarang, terang dia, ukuran alat yang berfungsi menerawang organ dalam tubuh manusia itu lebih besar dibanding alat sejenis saat ini. Guna menjaga peninggalan sejarah itu, jelas dia, RS Bakti Husada menempatkan alat rontgen itu di salah satu ruangan dan ditutup dengan kaca transparan. “Bisa dilihat oleh pengunjung atau pembesuk,” katanya. Alat rontgen peninggalan Belanda itu, jelas dia, dulu termasuk alat medis modern yang pernah ada di Kabupaten Banyuwangi. Meski sudah tidak dipakai, tapi alat pemeriksaan itu masih terawat dengan baik. “Masa penjajahan Belanda, alat rontgen itu digunakan memeriksa pasien,” terangnya. Menurut Zunita, alat rontgen tersebut sengaja dirawat untuk menghargai peninggalan sejarah. Sebenarnya ada yang menyarankan agar alat medis itu dilelang. “Eman kalau dilelang, memiliki nilai sejarah yang tinggi,” cetus dokter asal Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, itu. (azi/c1/abi)
ABDUL AZIZ/RaBa
BERSEJARAH: Alat rontgen peninggalan Belanda ini diproduksi Jerman pada tahun 1920. Hingga kini masih terawat baik di ruang minimarket RS Rustida, Glenmore.
Berangkat dari pengalaman sebelumnya, terang dia, penyelenggaraan event ini harus dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa faktor seperti keamanan dan dampak promosi. “Setidaknya panitia bisa menyiapkan etape yang ada di Banyuwangi Selatan,” terang warga Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, itu. Semua itu, jelas dia, mengingat akomodasi yang telah siap di daerah selatan. Selain itu, untuk lebih lokasi wisata Banyuwangi, khususnya yang ada di Banyuwangi Selatan. “Kalau di selatan
hotel sudah ada, sekaligus untuk promosi wisata yang belum begitu moncer,” ujarnya. Dari segi teknis, jelas dia,
Jumat 15 Agustus 2014
Ciduk 2 PSK di Eks Lokalisasi SRONO- Tim gabungan Satpol PP, Polres Banyuwangi, dan CPM kembali menggelar razia di tiga tempat pelacuran berbeda, Rabu malam (13/8). Eks lokalisasi yang jadi sasaran razia itu adalah Gempol Porong di Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring; lokalisasi Bomo Waluyo di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, dan lokalisasi Pakem, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi. Dalam razia yang digelar sejak pukul 21.00 itu diawali dari eks lokalisasi Gempol Porong. Tapi apes, ditempat itu petugas tidak mendapatkan hasil. Petugas gabungan melanjutkan razia di eks lokalisasi Bomo Waluyo. Ditempat ini, petugas menemukan PSK berinisial FT, 48, warga Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. PSK itu bersembunyi di bak mandi. ”Sek to pak, aku tak ganti klambi disek. Aku ojo dilebokne TV yo, iso mati aku lak anakku ngerti (Sebentar, Pak, saya mau ganti baju dulu. Saya jangan dimasukkan TV, bisa mati saya kalau anak saya tahu),” ujar FT pada petugas.
Ingin BIAT Digelar di Selatan GENTENG - Kalangan penggemar olahraga otomotif di Banyuwangi, berharap Banyuwangi International Adventure Trail (BIAT) yang sudah menjadi agenda dalam Banyuwangi Festival, bisa diadakan di wilayah Banyuwangi Selatan. Para penggila olahraga adventure trail itu meminta panitia hendaknya memperhatikan penyelenggaraan event yang bertaraf internasional tersebut. “Lokasi yang bagus itu di daerah Banyuwangi Selatan,” cetus Cholis, 34, salah satu pentolan komunitas Cabe MX.
Jawa Pos
B A N Y U W A N G I
wilayah perkebunan di Banyuwangi Selatan dianggap lebih ramah terhadap kondisi motor. (sli/c1/abi)
FOTO: GALIH COKRO/RABA
NEKAT : Salah satu PSK yang beroperasi di eks Lokalisasi Bomo Waluyo digiring petugas kemarin malam.
Tidak hanya itu, petugas juga berhasil menemukan PSK yang sedang bersembunyi di belakang rumah. Dalam kondisi gelap, petugas yang hanya mengandalkan penerangan lampu senter, menemukan wanita yang sedang bersem-
bunyi di dekat kandang bebek. PSK berinisial WS,52, warga Desa Rejoagung, itu berhasil ditangkap. ” Kedua PSK yang terjaring akan kita tipiring,” terang Kasi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai. (mg5/c2/afi)
Obor Pawon Steak House, Sensasi Kelezatan Aneka Masakan BANYUWANGI – Restoran baru bernuansa modern dengan fasilitas dan pelayanan bintang lima, kini hadir di Banyuwangi. Obor Pawon Steak House memiliki pilihan menu steak dan grilled seperti Enoki beef roll, Grilled chicken steak, dan Rack of beef ribs sebagai main course yang menggugah selera. Pasta, soup, salad, burger, sandwich, dan sushi juga tersedia lengkap disini. Ditambah dengan menu Chinese dan Japanesse food
semakin membuat pengunjung memiliki banyak pilihan menu. “Selain steak, Iga bakar penyet juga digemari pengunjung, sangat cocok untuk dinner!,” ujar Indra Wibowo, pemilik Obor Pawon Steak House. Indra menambahkan, Obor Pawon Steak House juga menyediakan menu dessert atau hidangan penutup, seperti Sosiety toast bread dan Mini ice cream. Sedang untuk hidangan pembuka atau appetizer, tersedia beragam pilihan sep-
erti French fries potatoes dan Mix tempura. Obor Pawon Steak House buka mulai jam 13.00 sampai 22.00 WIB setiap harinya. Dengan fasilitas yang nyaman Anda dapat mengajak relasi, rekan atau keluarga Anda untuk menikmati sajian istimewa khas restoran ini. Untuk itu, silahkan datang ke Obor Pawon Steak House, Jalan PB Sudirman 17 (Perliman) Banyuwangi. Untuk reservasi atau pemesanan hubungiTelp/ Fax (0333) 418026.(*/abi)
MEWAH: Suasana nyaman sengaja diciptakan restoran Obor Pawon Steak House untuk kenyamanan pengunjung. SHULHAN HADI/RABA
FANATIK: Penggemar off roader di Banyuwangi itu terbanyak di wilayah eks-Karesidenan Besuki.
ISTIMEWA
Banyuwangi Bersih & Ramah PT IROHA SIDAT INDONESIA
Ekspedisi Kalilo dari Hulu hingga Hilir (38)
Warga “Curi-curi” Membuang Sampah di Muara ALIRAN Sungai Kalilo memang relatif bersih, terutama di bagian hulu. Tetapi di bagian hilir, terutama di sekitar bendungan Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Banyuwangi, hingga muara di sekitar Boom, Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi, terlihat sangat kotor. Sampah rumah tangga sangat menumpuk. Daerah di sekitar bendungan Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan hingga Boom, termasuk aset wisata. Selama ini, banyak warga yang datang untuk beristirahat atau sekadar bersantai di tempat itu. Di sekitar bendungan, ada taman makam pahlawan dan tanaman mangrove yang cukup nyaman dibuat untuk bersantai. Tapi sayang, potensi wisata yang cukup besar itu kurang digarap secara maksimal. Selain terjadi pendangkalan, sampah juga banyak berserakan di sekitar bendungan. Ironisnya, sampah itu berasal dari warga yang tinggal di sekitar bendungan. “Warga banyak yang
membuang sampah ke sekitar bendungan,” terang Muhamad Ilyas,70, warga Lingkungan Kampung Ujung, Kelurahan Kepatihan. Menurut tokoh masyarakat Kampung Ujung itu, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan tempat sampah, dan melarang membuang sampah ke sungai. Tapi nyatanya, masih banyak dari warga yang tidak mematuhi. “Sampah di buang ke sungai lebih cepat,” dalihnya. Sampah yang menumpuk itu, juga terlihat di sekitar kolam Boom, Kelurahan Mandar. Malahan, dari jalan raya tumpukan sampah dari rumah tangga itu tampak jelas. “Kita sudah sering menyampaikan agar warga tidak membuang sampah ke kolam boom, tapi nyatanya masih ada saja,” cetus kepala Kelurahan Mandar, Bambang Purwanto. Perumahan penduduk di sekitar kolam Boom, itu memang cukup padat. Warga yang tinggal di sekitar kolam, kebanyakan membuang sampah ke kolam tersebut. “Mereka (warga) itu mencuri-curi membuang
AGUS BAIHAQI/RaBa
PENUH SAMPAH: Keindahan bendungan Kampung Ujung ternoda dengan sampah yang menumpuk.
sampah ke Boom,” dalihnya. Bambang mengaku sudah maksimal mengajak warga membuang
sampah pada tempat sampah yang ada. Tapi sebagian besar warga masih tidak mematuhi. “Para pemuda
sekarang sudah aktif kerja bakti bersih-bersih Boom, jadwalnya setiap Jumat,” katanya.
Untuk menjaga kebersihan di sekitar Boom, Bambang mengatakan kalau saat ini sedang menunggu amral (tempat sampah) yang sudah dijanjikan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Sekretariat DPRD, dan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Disperbunhut) Kabupaten Banyuwangi. “Amralnya belum jadi,” ujarnya. Untuk ke depan, jelas dia, amral bantuan dari tiga SKPD itu akan ditaruh di sekitar Boom untuk dijadikan tempat pembuangan sampah sementara (TPS). “Nanti sampah dari rumah warga diambil oleh petugas dan dimasukkan ke amral. Dari amral ini sampah dikirim ke TPA (tempat pembuangan akhir),” ungkapnya. Bila amral ini sudah ada, Bambang akan mengerahkan penduduk untuk saling mengawasi. Warga yang masih membuang sampah ke Boom, akan diberi sangsi. “Kami akan melibatkan para pemuda,” janjinya. (c1/abi/bersambung)