15 FEBRUARI
TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
BWI Kena
Goyang Dumang BANYUWANGI - Pelantun lagu “Sakitnya Tuh Disini”, Cita Citata, mampu menghipnotis ribuan penonton yang menghadiri konser musik dangdut di lapangan barat Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jumat malam lalu (13/2). Dalam konser yang dimulai pukul 20.00 itu, penyanyi dangdut yang sedang naik daun tersebut menyajikan tujuh lagu andalannya. Antusias masyarakat menyaksikan konser itu sangat tinggi. Hal itu bisa dilihat dari jumlah penonton yang ingin menyaksikan Cita Citata secara langsung kemarin malam. Bahkan, penonton sudah membanjiri lapangan barat Stadion Diponegoro itu sejak konser belum dimulai n Baca BWI...Hal 35 KONSER DANGDUT: Penyanyi Cita Citata tampil di lapangan barat Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jumat malam lalu (13/2). GALIH COKRO/RABA
Kronologi Kronologi Pembacokan Pembacokan 1 Pelaku Ibu Ibu memasuki rumah Nani dan dan lewat jendela samping. Anak Anak
2 Melihat Nani di ruang tengah,
pelaku langsung membacok dengan sajam secara berulang-ulang.
4 Pelaku membacok Aska di
bagian kepala dan tubuh. 5 Aska menjerit 3
minta tolong, pelaku kabur lewat pintu belakang.
Mendengar suara gaduh, Aska keluar kamar. Ibunya terlihat sudah bersimbah darah.
GRAFIS:REZA/RABA
Ibu-Anak Dihujani Bacokan Dikira Tewas Ternyata Hidup GAMBIRAN - Peristiwa penganiayaan dengan pemberatan terjadi di RT 3-RW 3, Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kemarin (14/2). Korban penganiayaan itu adalah ibu-anak bernama Nani Ferani alias Nina, 45, dan Aska, 17. Pembacokan ibu-anak tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 dini hari kemarin. Sontak peristiwa
tersebut menggemparkan warga sekitar. Hingga siang kemarin masih banyak warga yang berkerumun di rumah korban di tepi jalan raya JajagGenteng tersebut. Kapolsek Gambiran AKP Suwanto Barri melalui Kanitreskrim Iptu Subagyo mengakui, pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) n
Shubuh Dzuhur Ashar
Baca Ibu...Hal 35
Maghrib Isya
04:14 11:45 14:58 17:57 19:08
KUCUR
NGOPAI
SUPRIYADI
Pemburu Pecel KETUA MusyawaMusy rah Kerja Kepala K (MKKS) Sekolah (M Negeri seSMP Neger Banyuwangi, SuBanyuwang priyadi, 51, layak disebut pemburu. Na Namun, buruannya bukan binatang atau benda hibend dup lainn y a . B u rruann y a adalah ad nasi pecel n Baca Pemburu... Pemb Hal H 35
FREDY RIZKI/RABA
SHULHAN HADI/RABA
STERIL: Rumah Nani Ferani di Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kemarin (atas). Kerabat menunggu Nani di ruang perawatan khusus RS Al-Huda (kanan).
Potong Rambut Ramai-ramai Mumpung Gratis BANYUWANGI - Sebanyak 750 lebih warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banyuwangi mengikuti kegiatan diseminasi pencegahan HIV/AIDS di Hari Kasih Sayang kemarin (14/2). Sebelum menyimak sosialisasi oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), para napi tersebut ramai-ramai memanfaatkan jasa potong rambut gratis. Para penghuni lapas sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Berbeda dengan kegiatan umumnya, kali ini sosialisasi pencegahan HIV-AIDS itu berlangsung penuh hiburan. Ada penampilan penyanyi dangdut lokal, game seru, dan kuis tanya jawab berhadiah n Baca Potong...Hal 35
Baksos Glenmore Digeber Hari Ini BANYUWANGI - Bakti sosial (baksos) kesehatan yang diselenggarakan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) siap digeber hari ini (15/2). Meski panitia membagikan ratusan kupon kepada masyarakat, warga yang tidak kebagian kupon tetap berkesempatan mengakses pengobatan gratis yang digeber di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Keca- BAKTI SOSIAL KESEHATAN matan Glenmore mulai pukul 08.00 pagi ini. Selain pengobatan gratis, ajang yang kali pertama digeber LKNU Banyuwangi itu juga akan diwarnai berbagai kegiatan lain n
LKNU HARI INI
GAIH COKRO/RABA
AGAR RAPI: Para narapidana dicukur rambutnya oleh tim salon yang dihadirkan KPA di Lapas Banyuwangi kemarin.
Baca Baksos...Hal 35
Garasi Pintar, Tempat Bermain dan Belajar Anak-anak Desa Kemiri
Bisa Main Dakon, Belajar Bahasa Inggris, Dapat Susu Gratis
SIGIT HARIYADI, Singojuruh
Singojuruh, itu. Namun, setelah garasi rumah tersebut dibuka, kita mungkin akan terperangah melihatnya. Garasi yang berdiri tepat di sebelah barat rumah milik Hendra Febri, 26, warga setempat tersebut, memang tidak seperti garasi lazimnya. Bukannya berisi sepeda motor atau mobil, garasi itu justru dipenuhi buku bacaan dan media permainan anak-anak. Di dalam garasi itu juga terpampang poster bertulisan, “Garasi Pintar”. Ya, Hendra memang sengaja “menyulap” garasi berukuran tiga meter kali enam meter itu menjadi tempat bermain dan belajar n
DILIHAT sekilas memang tidak ada yang spesial pada rumah yang berlokasi di tepi jalan Dusun/Desa Kemiri, Kecamatan
BELAJAR: Suasana Garasi Pintar di Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh.
Prihatin melihat anak-anak di sekitar tempat tinggalnya bermain keleleran, Hendra Febri, 26, berinisiatif menyulap garasi rumahnya menjadi tempat bermain sekaligus tempat belajar. Dia rela merogoh kocek pribadi demi menyediakan susu gratis untuk anak-anak yang belajar di Garasi Pintar tersebut.
Belasan napi kelas berat dilayar Supaya tidak mengajari napi-napi anyaran di Banyuwangi Remaja hebat itu No Drug dan taat berlalu lintas Yang balapan liar itu hanya remaja bernyawa rangkap
Baca Bisa...Hal 35
DOK HENDRA FEBRI FOR RABA
RADAR BANYUWANGI
30
POLITIK & PEMERINTAHAN
Jawa Pos Minggu 15 Februari 2015
Belasan Napi Dilayar ke Lapas Kota Lain GALIH COKRO/RABA
DISKUSI: Doktor Yos Suprapto, 63, peneliti dari University of New South Wales Australia memberikan paparan teknologi tepat guna di DPRD Banyuwangi kemarin (14/2).
BANYUWANGI - Penahanan belasan narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan Banyuwangi dipindah kemarin (14/2). Tercatat ada 17 napi yang dipastikan menjalani masa hukuman di tempat baru. Mereka yang dipindah kebanyakan merupakan pesakitan perkara narkoba dan pidana
umum, seperti pembunuhan dan kasus lain. Pemindahan napi itu mendapat pengawalan super ketat aparat kepolisian. Mereka diangkut mempergunakan kendaraan khusus. “Kami melibatkan polres terkait pemindahan para tahanan tersebut. Napi ini dipindah ke lapas yang lebih tinggi kelasnya,” kata
Kasi Pembinaan Lapas Banyuwangi, Sunaryo, kemarin. Sunaryo membeberkan, dari 17 napi yang dipindahkan itu, sembilan di antaranya merupakan pesakitan kasus penyalahgunaan narkoba. Sisanya merupakan napi kasus pidana umum n Baca Belasan...Hal 35
Peneliti UNSW Kenalkan Teknologi Estetika BANYUWANGI - Doktor Yos Suprapto, 63, peneliti dari University of New South Wales Australia datang ke DPRD Banyuwangi kemarin (14/2). Pakar asal Jogjakarta itu hadir untuk
memaparkan pengembangan teknologi tepat guna (TTG) dengan konteks estetika yang mungkin dapat dikembangkan di Banyuwangi. TTG dengan konteks estetika
dianggap dapat menjadi salah satu komponen yang dapat mendukung program Banyuwangi dalam ketahanan pangan dan ecotourism. Dalam paparannya di hadapan Anggota
Komisi 2 DPRD Banyuwangi dan beberapa perwakilan SKPD, Yos terlebih dahulu menceritakan potensi Banyuwangi berdasar sejarahnya n Baca Peneliti...Hal 35
ISTIMEWA
GUEST STAR: Arzetti Bilbina menjadi narasumber dalam program Mirabella Beauty Class di Aula Untag 1945 Banyuwangi, kemarin (14/2).
Mirabella Beauty Class
Jadikan Muslimah Tampil Cantik dan Anggun BANYUWANGI – Perhelatan Mirabella Beauty Class yang berlangsung di Aula kampus Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Banyuwangi kemarin (14/2), ternyata mendapat respons luar biasa dari para perempuan Banyuwangi. Acara yang bertajuk ‘’Menjadi Muslimah Cantik dan Anggun’’ itu dihadiri sekitar 400 peserta dari seluruh kecamatan di Banyuwangi. “Para peserta merasa tertarik untuk tampil cantik dengan memakai produk Mirabella, “ ujar Sri Mariyati, Sales Manager Mirabella Indonesia Timur.
Tak tanggung-tanggung, kali ini Mirabella sengaja mendatangkan model papan atas nasional Arzetti Bilbina sebagai bintang tamu sekaligus narasumber. Perempuan kelahiran 4 September itu, mampu menyihir peserta dengan tips-tips ciamik agar bisa tampil sebagai muslimah yang cantik. Selain memberikan kiat tampil cantik, Arzetti juga memberikan tips berbusana muslim yang anggun kepada para peserta. “Wanita harus pintar menyesuaikan busana yang dikenakan, dan harus bisa
BANYUWANGI STNK
menyesuaikan dengan situasi. Misal apa busana yang tepat untuk menghadiri undangan resepsi dan busana apa yang cocok untuk bersantai, “ kiatnya. Selain itu, para peserta juga mendapat praktik langsung cara ber-make up yang baik yang dipandu langsung oleh tim ahli Mirabella Kosmetik. “Saya merasa puas mengikuti acara Mirabella ini, selain mendapat kiat untuk tampil cantik, saya juga mendapat edukasi tentang berbusana yang baik, “ ungkap Wiwik, salah satu peserta. (adv/bay)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Perum Permata Giri
All New Xenia/Ayla
Suzuki Ertiga
Honda CRV ‘03
Toyota Avanza
Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP
DIJUAL All New Xenia/ayla tahun 013 PMK slv hrg 136/96,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
SUZUKI JATIM Ertiga DP 30 Jt, Karimun Wagon DP 25 Jt, Carry Pick Up DP 10 Jt, Splash DP 30 Jt. Info 081234017156
Djl Honda CRV Th 2003 Matic, Hitam Hrg 115 Jt Nego Bisa Cash, Kredit atau Tukar Tambah Hub: 08123453975
Dijual Avanza G VVT-I Th 2009 Siap Pakai Plat P Harga 118 Juta (Warna Silver) dan Mitsubishi Pick Up 120 TS Warna Hitam Th 2012 Plat P Hrg Rp 70 Jt Hub. 082143257648
Wisma Mukti Regency
Grand Livina/Evalia
All New Avanza/Innova
Suzuki APV/Karimun
Honda Freed/Aveo
Dijual Rmh Komplek Wisma Mukti Regency Blok B 10 Sobo. Lt: 157 M2; LB 144 M2. Fas 2 KT, R Klrg, Dapur, Musholla, Gudang. Rp 320 Juta. Rendra 082143050610
DIJUAL Grand livina/evalia tahun 011/013 PMK htm/pth hrg 147 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Avanza/innova tahun 013/011 PMK htm hrg 146/189 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Suzuki APV/Karimun tahun 013/06 PMK pth/htm hrg 119/82,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Honda Freed/Aveo tahun 012/06 PMK Htm hrg 166/86 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Hlg STNK P 6444XI an Feri Susanto, Jl. Airlangga No. 68 RT. 1/2, Kebalenan
JURNAL ILMIAH Cetak jurnal ilimiah ber-ISSN untuk kenaikan pangkat guru. Berminat hubungi 082331575640.
BANYUWANGI Valentine With Daihatsu VALENTINE WITH DAIHATSU Beli Xenia Gratis AYLA. Buruan Hub HADI 081 233 432 555. Gran Max PU Ready Stock!!
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. HRG 375.000/195.000 • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH POSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 KG TANPA EFK SMPING 175.000 • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPOTEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN
• OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PADAT, KENCANG • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PENUMBUH RAMBUT BOTAK • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • PERAPAT VGN WANITA • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000
BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
Honda Jazz 09
SITUBONDO
Datsun
Djl Tanah 2 Kapling L 440 m2 Blkng K. Dinsos Jl. Anggrek Stb 170 Jt H: 08563639318
BANYUWANGI Djl Rumah Type 45 LT 200 m2 Lokasi Perum Ktpng Asri Blok C4 Hrg 400 Jt Cicil 2 Th Tanpa Bunga, Libur Bayar 2 Th Siap Disewa 5 Th, Garansi 5 Th, Uang Kembali 100% Hub: 087755678670 Gratis AC
Mobil anda belum laku?
Hubungi: 0333-412224
Djl Honda Jazz Th 2009 RS, Warna Abu Tua Masih Standard, Barang Bagus Harga Rp. 162 Juta Nego, Jalan Kampar No. 9 Bwi Hub: 081336581680
Dapatkan Harga Spesial di Bulan Spesial Dgn DP 25 Jt Sudah Bisa Bawa Pulang Datsun Type Apa Saja Hubungi Reza 085330522444/081937628089
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
Xenia Li Duluxe ‘05
BANYUWANGI Djl Rmh LT 96 Lok. Perum Sobo Kartika Blok G4 Hrg 160 Jt Nego H: 082232221899
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Archdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
DIJUAL Xenia Li Duluxe tahun 05 akhir coklat Md Mtl hrg 87 juta nego hub 082140701344
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
RADAR BANYUWANGI
DAERAH SEKITAR 31 Ambruk Tertembak Senapan Angin Jawa Pos
Minggu 15 Februari 2015
SITUBONDO - Nasib apes menimpa Umam Baihaqi, 19, remaja asal Desa Kedunglo, Kecamatan Asembagus, Situbondo. Dia tertembak senapan angin oleh temannya sendiri. Akibatnya, dada bagian kanan pelajar kelas III madrasah aliyah (MA) itu tertembus peluru. Dia langsung terkapar dan bersimbah darah. Peristiwa tersebut terjadi Kamis malam (12/2). Saat itu, korban sedang membuang sampah di sebuah tempat pembuangan sampah di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus. Saat itu, korban bertemu Sanusi, salah satu teman dekatnya yang baru saja pulang dari berburu burung. “Karena sudah saling kenal, keduanya ngobrol dan saling bercanda,” ujar Kapolsek Asembagus, Iptu H. Sugiono, kemarin (14/2). Sembari bercanda, Sanusi, mengarahkan moncong senapannya kepada korban. Tak dinyana, warga Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, itu menarik pelatuk senapan. “Waktu itu, dia bilang kepada korban pelurunya tidak ada,” terang Sugiono. Jarak tembaknya sangat dekat. Diperkirakan hanya berjarak sekitar enam meter. Hal itu yang membuat peluru senapan menembus dada kanan Baihaqi. Puluhan warga yang mengetahui korban terkapar langsung
memberikan pertolongan. Pertama korban dibawa ke RSUD Asembagus. Kemudian oleh pihak rumah sakit dirujuk kembali ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Karena peluru masih bersarang di dada korban, pihak RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo kembali merujuk korban ke RSUD dr. Soetomo Surabaya. Dan, hingga kini korban, masih dirawat di Surabaya. Sementara itu, pelaku penembakan saat ini masih diamankan di Mapolsek Asembagus. Itu dilakukan agar pelaku tidak menjadi sasaran amuk keluarga korban. Anggota kepolisian Polsek Asembagus juga mengamankan barang bukti (BB) berupa senapan angin yang digunakan menembak. “Sekalian pelaku juga kita mintai keterangan,” imbuh Sugiono. Polisi akan mendalami motif penembakan itu. Apakah dilakukan dengan sengaja atau tidak. “Kita masih mengorek keterangan dari pelaku. Menurut keterangan pelaku, awalnya mengira jika tidak ada pelurunya. Namun untuk memastikan, kami masih terus mendalami kasus penembakan ini,” pungkas Sugiono. (bib/c1/als)
LEMAS: Umam Baihaqi saat dirawat di RSUD dr. Abdoer Rahem Jumat malam (13/2). HABIBUL ADNAN/JPRS
Carry Tabrak Vario, Dua Patah Tulang TELITI: Ahmad Hidayat mengerjakan sangkar burung di rumahnya Jumat (13/2).
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
Perajin Sangkar Burung Kebanjiran Order BANYUWANGI - Perajin sangkar burung di Dusun Plaosan, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, ternyata kini mulai kebanjiran order. Hal itu karena masyarakat mulai menggemari burung piaraan di rumahnya. Salah seorang perajin sangkar burung, Ahmad Hidayat, 38, mengaku ramainya pesanan sangkar burung itu terjadi sejak dua tahun terakhir. Sebelumnya, lelaki satu anak itu bekerja sebagai buruh tani di sawah. “Dulu pernah buat sangkar, sepi ya berhenti,” katanya. Sejak masyarakat makin ramai memelihara burung ocehan, dia kembali menekuni kerajinan pembuatan sangkar
burung tersebut. “Alhamdulillah bisa untuk pekerjaan tambahan,” ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Genteng di rumahnya, kemarin (13/2). Bahan baku pembuatan sangkar burung, jelas dia, itu dari kayu mahoni dan durian yang dibeli sudah berupa sirap di toko kayu. Sementara untuk bambu, didapat secara manual menggunakan pisau. Dalam seminggu, dengan dibantu istri dan satu orang saudaranya, bisa menyelesaikan sekitar 15 buah sangkar burung dengan ukuran 40 centimeter kali 40 centimeter dan tinggi 65 centimeter. Mengenai harga satu buah sangkar burung, Hidayat menjual pada pedagang burung
seharga Rp 50 ribu per buah. Untuk pemasaran awalnya, dia membuat tiga sangkar burung dengan berbagai ukuran dan variasi. Selanjutnya, sangkar tersebut ditawarkan pada pedagang toko burung. Karena dirasa cocok dengan harganya, sangkar burungnya kini kian diminati oleh sejumlah pencinta burung di Banyuwangi. “ Kalau sekarang toko tinggal telepon dan pesan saja,” cetusnya. Produksi sangkar burungnya, jelas dia, kini hanya melayani permintaan pesanan dua toko burung di daerah Sempu. Terkadang, juga ada warga yang memesan dengan datang langsung ke rumahnya. Biasanya pesanan pribadi itu memiliki
spesifikasi khusus, seperti ukuran, jenis kayu, dan jenis ukiran. “Kalau jual di toko dalam kondisi belum di pelitur,” terangnya. Sangkar produksi Hidayat itu dibuat secara manual dengan menggunakan tangan. Dalam pembuatan itu, hanya ada satu mesin yang digunakan, yakni mesin bor. Untuk pengembangan usaha, bapak satu anak ini mengaku permodalan. Untuk memproduksi sangkar, dibutuhkan modal untuk membeli kayu sirap dan bambu. “ Kalau modalnya banyak, mungkin saya bisa pekerjakan orang lebih banyak lagi, karena permintaan sangkar burung terus meningkat setiap hari,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)
Pinjam Uang Dibayar Cek Kosong SITUBONDO - Berbagai cara bisa dilakukan untuk menipu. Modus terbaru dengan meminjam uang. Seperti yang dilakukan Edy Santoso, 47, warga Desa Curah Jeru, Kecamatan Panji. Dengan modus meminjam uang, dia memperoleh keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Korbannya adalah Fadli, 47, Warga Desa Tenggir, Kecamatan Panji. Lelaki yang lahir 05 Juli 1968 itu hanya menerima uangnya berupa cek kosong dari Edy Santoso, si peminjam uang. Tidak terima dengan perbuatan Edy Santoso, korban melapor ke Polres Situbondo Rabu (11/02) lalu. Dia melaporkan tindak pidana penipuan itu. Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wayhudi menerangkan, sesuai keterangan pelapor, terlapor datang ke rumah pelapor untuk meminjam uang. Uang yang diminta waktu itu Rp 115 Juta. “Pelapor memberikan uang itu sebanyak dua kali,” ujar Wahyudi. Tidak berselang lama, setelah terlapor mendapatkan pinjaman, terlapor datang kembali ke rumah pelapor pada 21 Januari. Kedatangan pelapor kali ini untuk mengembalikan uang yang telah dipinjam.
Terlapor memberikan cek penggantian pinjamannya itu kepada pelapor. “Akan tetapi cek yang diberikan berupa cek kosong. Karena tidak terima, dia (pelapor) langsung lapor ke polisi,” terang Wahyudi kembali. Menurut Wahyudi, pihaknya
akan memeriksa lebih jauh kasus tersebut. Dia mengatakan, kepolisian akan mengecek lebih jauh kebenaran laporan tersebut. Yang pasti, polisi telah memegang barang bukti (BB) berupa cek kosong. “Kita memegang cek ko-
song dengan nomor CA 984132,” kata Wahyudi sambil menunjukkan cek kosong tersebut. Jika terlapor terbukti melakukan perbuatan tersebut, terlapor dikenai tindak pidana penipuan. Hal itu sesuai dengan Pasal 378 KUHP. (bib/c1/als)
BANYUWANGI - Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya Dusun Sumberbening, Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, kemarin. Mobil Suzuki Carry yang disopiri Stepanus Catur Agus, 44, warga Jalan Mendut, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi, menabrak motor Honda Vario yang dinaiki Desi, 22, bersama Yuli, 23, keduanya tinggal di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Tidak ada korban jiwa dalam tabrakan itu. Hanya saja, kedua pengendara motor, Desi dan Yuli, mengalami patah tulang kaki kanan dan pergelangan tangan. Sopir mobil selamat tanpa luka. “Mobil dan motor kita amankan di Pos Lantas Jajag,” terang Kapolsek Gambiran melalui Kanit Lantas, Ipda Dalyono. Kecelakaan yang terjadi ini, bermula saat mobil Suzuki Cerry bernomor polisi P 1770 VK yang melaju dari arah selatan, tiba-tiba oleng dan nyeleret ke
SHULHAN HADI/JPRG
RINGSEK: Mobil Suzuki Carry rusak di bagian depan setelah menabrak Honda Vario Jumat (13/2).
kanan. Bersamaan dengan itu, dari arah utara meluncur motor Honda Vario nomor polisi P 4792 XS yang dinaiki Desi, 22, bersama Yuli, 23. “Mobil oleng dan menabrak motor,” terangnya. Akibat tabrakan itu, jelas dia, kedua pengendara motor men-
galami luka cukup parah. Desi mengalami patah tulang pada kaki kanan. Sedang temannya, Yuli mengalami patah tulang pada pergelangan tangan dan luka di wajah. “Korban sempat dirawat di Puskesmas Pesanggaran, tapi terus dirujuk ke RS AlHuda,” ungkapnya. (sli/c1/abi)
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 15 Februari 2015
Matahari yang Terbit di Pantai Bama Oleh Yudik Wergiyanto*
D
adaku seperti terimpit. Tangan gemetar meredam rasa gundah. Kaki pun seolah berat untuk kubawa melangkah. Haruskah aku datangi tempat itu lagi? Siapkah aku untuk berhadapan dengan kenangan di sana? Kenangan yang menyelinap di celah-celah pasir putihnya. Kenangan yang datang bersama tenangnya ombak dan laut nan damai. Kenangan hangat, sehangat mataharinya. Beranikah diriku untuk sejenak bermesra dengan masa lalu? Di mana telah tertinggal perih hati karenanya? Kini, satu per satu kenangan tersebut mulai berseliweran di kepala. Seperti pecahan-pecahan puzzle yang meminta disusun hingga membentuk sebuah cerita. Namun, pada akhirnya aku tetap melangkah jua ke sana. Bermula di watching tower Taman Nasional Baluran. Wanita itu tengah serius mengambil gambar gunung, ikon taman nasional, yang megah menantang angkasa. Puncaknya sedikit tertutup awan menambah keelokan. Tangan wanita itu memutar-mutar lensa panjang kameranya, mencari gambar terbaik. Aku berdiri di belakang wanita itu. “Sedang memotret apa?” Pertanyaan bodoh itu meluncur dari mulutku. Mungkin wanita itu akan mengira aku sedang gugup. Dia terkejut dengan suaraku. Terdiam sejenak dan memandangku lekat-lekat sebelum menjawab. “Tidakkah kau lihat?” Kuambil beberapa langkah mendekatinya hingga kami berdiri bersisian. Dia kembali membidikkan kameranya. Di tengah-tengah keasyikannya itu, aku menimpali dengan obrolan tentang: apakah itu adalah kunjungan pertamanya, dari mana asalnya, sudah berkunjung ke mana saja, hingga tentang diriku yang sering datang berlibur ke Taman Nasional Baluran. “Kalau kau suka memotret burung-burung, kau bisa datangi bird watching di hutan bakau.” ucapku. “Boleh juga. Kau bisa mengantarku?” “Tentu saja. Dengan senang hati.” Dia tersenyum padaku mengulurkan tangannya. “Seren.” “Gilang.” balasku sembari tersenyum. Itu adalah pertama kali aku mengenalnya. Wanita dari Jakarta yang nekat berlibur sendiri. Melihat dari penampilannya, sepertinya dia wanita dengan gaya berlibur yang mewah. Aku tak tahu apa yang ada di benaknya sampai berani melakukan hal itu. Tapi menurutku, itu bukan sesuatu yang biasa. Jarang sekali aku bertemu dengan wanita yang datang seorang diri ke tempat wisata alam liar. Tak tahu kenapa, menyadari hal itu, aku merasakan sesuatu yang beda darinya. Aku pikir wanita itu pun tak biasa. Bayangan dirinya yang sibuk memotret dan senyum di bibirnya bermunculan dalam pikiran. Ketika membayangkan esok hari (dan hari-hari setelahnya) kami akan menikmati liburan bersama, senyum pun tersimpul di bibirku. Ah, apa aku mulai jatuh cinta padanya? Tidak, tidak. Segera kutepis perasaan seperti itu. Sesuai janjiku di awal, kuajak dia ke beberapa tempat. Seperti bersafari di padang savana Bekol nan luas. Dan bila beruntung kita akan bertemu hewan-hewan liar penghuni taman nasional. “Tak salah kalau tempat ini disebut Africa van Java.” katanya. Kemudian dia berlari-lari membentangkan kedua tangan lebar-lebar. Gerakan kakinya lincah. Sesekali dia memutar tubuh. Tak kusia-siakan pemandangan itu. Kubidikkan kameraku ke arahnya. Kuamati hasilnya dan…aku dibuat takjub. Dengan berlatar Gunung Baluran yang kehijauan, kontras dengan padang savana kuning kerontang, Seren berdiri di sana. Semua berjalan seperti yang kuharapkan. Kami menikmati hari pertama setelah kami kenal dengan tawa dan rasa bahagia. Bahkan sesekali terjadi hal yang tanpa sengaja membuat kami terdiam. Saling memandang. Menciptakan perasaan aneh dalam diriku. Rasanya hatiku seperti berdesir halus. Seperti angin yang laun berembus. Oh, semoga itu bukanlah tanda-tanda bahwa aku mulai mencintainya. “Aku kagum padamu.” ucapku pada Seren di tengah perjalanan pulang menuju penginapan kami di Wisma Rusa. “Maksudmu?” “Kau berani sekali datang ke mari tanpa seorang teman.” Dia diam sejenak lalu menjawab, “Tidak ada yang perlu kau kagumi dari itu.” Perasaan di awal perkenalan, di mana aku merasa dia bukan wanita biasa, mulai berubah menjelma rasa kagum. Aku pun tak tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Bagian hati terkecilku turut berkata bahwa rasa kagum itu kelak akan mewujud rasa-rasa lain, sebab tak mampu lagi kututuptutupi rasa nyamanku saat berada di dekatnya. Hari kedua kami berburu gambar-gambar nan elok burung-burung di hutan mangrove. Sebenarnya, ada banyak jenis burung yang hidup di sana. Akan tetapi, kami hanya menemukan beberapa jenis burung seperti Cekakak Sungai, Elang Brontok dan Rangkong. Seren tak mau kehilangan momen itu. Dia, dengan lihai, mengambil gambar mereka yang bertengger indah di batang-batang bakau. “Bagus, ya.” Senyum terkembang di sudut bibirnya saat melihat hasil potretannya. Rasa senang memburu gambar burung-burung membuat kami tak sadar bahwa matahari hampir tenggelam. Sebelum pulang, Seren mengajakku menikmati senja yang
telah tampak di Pantai Bama. Aku menyetujui permintaannya itu. Matahari telah separo tertelan lautan. Sinarnya yang kejinggaan disapukan ke hamparan langit. Seren tiba-tiba berjalan mendekati tepian pantai. Air laut menenggelamkan kakinya yang tanpa alas beberapa senti. “Seren!” Kupanggil dia dan aku telah siap dengan bidikan kameraku ke arahnya. Dia berbalik menoleh dan kudapatkan gambarnya. Siluet dirinya berlatar senja. Indah! “Hei, kau curang!” Seren berlari ke arahku. Aku menghindar dari kejarannya. Lalu kami pun saling berkejaran seperti dua bocah yang bahagia bermain di tepian pantai. Tangannya menggapai-gapai tubuhku. Namun, aku mampu menggelit. Akhirnya dia kesal karena tak kunjung bisa menangkapku. Tawa pun tak bisa kutahan melihat sikapnya yang demikian. Seren terlihat kelelahan dan duduk di atas pasir. Aku turut menemaninya. Kupandangi wajahnya dari samping. Bulu mata lentiknya tampak jelas mencuat. Hidungnya yang bangir menambah elok objek pandanganku itu. Dia sedikit terkejut ketika aku meraih tangannya. Namun tak tampak penolakan darinya. “Pantai ini tak terkenal dengan sunset-nya.” ucapku. “Lalu?” “Sunrise di sini sangat melegenda.” “Kenapa begitu?” “Kau tahu, kita berada di ujung timur pulau Jawa. Matahari di sini adalah yang pertama kali menyapa pulau ini. Dan kau bisa menyaksikannya langsung tanpa terhalang apa pun.” “Aku jadi ingin melihatnya,” sahut Seren. Kedua matanya berbinar. “Besok kita ke sini, ya?” “Jangan. Nanti saja di hari terakhirmu berlibur. Besok kita ke Bilik Sijile.” Matahari telah hilang dari pandangan. Langit juga mulai terlihat gelap. Bintang barat mulai memperlihatkan diri. Air laut telah naik ke permukaan dan kaki-kaki kami pun tersapu olehnya. Kami tetap duduk bersisian. Hanya saja kepala Seren telah rebah di bahuku. Entah bagaimana mulanya hal itu terjadi. Tanganku merangkul tubuhnya seolah tak mau gigil angin petang itu membuatnya kedinginan. “Dari sekian banyak tempat wisata, kenapa kau memilih tempat ini?” Seren terdiam sejenak. “Sejujurnya, ini pertama kalinya aku datang ke wisata alam liar. Aku terlalu bosan menikmati gaya liburanku. Aku ingin menikmati sesuatu yang baru. Teman-temanku menyarankanku untuk ke sini.” “Aku sudah menduga kalau kau punya gaya liburan yang mewah.” ucapku. Seren hanya tersenyum. “Bagaimana kau bisa sampai ke sini? Kau tidak tersesat, kan?” “Apa kau sudah cukup modern untuk menggunakan internet?” Dia tergelak. Aku terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “Aku masih belum tahu kenapa kau pergi seorang diri.” “Kau seperti wartawan. Banyak tanya.” katanya kembali tergelak. “Aku tidak bertanya.” “Aku tahu, tapi kalimatmu mengandung rasa keingintahuanmu.”
Setelah mengucapkan itu dia terdiam. Entah mengapa, setiap kali aku menyinggung masalah itu, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Namun aku membiarkannya, sebab kurasa itu perihal pribadinya. “Gilang,” tiba-tiba tangannya erat menggenggam tanganku. “Ya?” “Menurutmu, bagaimana bila ada seseorang yang mencintaimu, tapi kau tidak mencintainya?” Aku diam sejenak memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaannya. “Tentu akan kutinggalkan orang itu.” “Kau akan menyakitinya, Gilang.” “Bukankah jika kau tetap bersamanya, kau telah berpura-pura mencintainya?” Tak ada jawaban dari Seren. Namun terdengar isakan kecil darinya. Aku melepaskan pelukanku. “Kenapa kau menangis?” Bahu Seren berguncang. Isakannya mulai terdengar lebih keras. Aku mengangkat wajahnya. Di kedua pipinya telah terbetuk sungai kembar. Tiba-tiba dia menabrak tubuhku dan membenamkan diri dalam pelukanku. “Gilang, temani aku. Aku nyaman bersamamu.” katanya sembari terisak. Air laut pun makin pasang. Kami tak menyadari bahwa pakaian kami telah basah karenanya. Langit telah berubah pekat. Tak ada suara apa pun selain deburan ombak petang itu. Kami kembali menuju penginapan. Sepanjang perjalanan di hutan tak ada cahaya apa pun selain sinar lampu mobil kami. Sejauh mata kami memandang semuanya terlihat hitam. Sunyi. Tiba-tiba dia membenamkan wajahnya ke lenganku setelah melihat cahaya bulat-bulat kuning bergerak-gerak di kegelapan. Dia memekik ketakutan. Tangan kiriku langsung merangkulnya. “Tak usah takut. Itu mata rusa-rusa yang mencari makan. Ambil kameramu. Jangan lewatkan pemandangan langka ini.” Hari-hari berikutnya kami lewati tanpa kehilangan bahagia. Kami pergi ke Bilik Sijile berdua menggunakan perahu yang kami sewa dari nelayan setempat, melihat keindahan bawah laut yang masih terpelihara dengan baik. Kami juga pergi memburu gambar hewan-hewan liar seperti kawanan rusa, burung merak, langur, bahkan kami sempat bertemu ajag. Selama kebersamaan kami itu muncul sesuatu dalam hatiku, yang bahkan aku sendiri tak mampu mengerti. Entah jatuh cinta atau hanya sekadar rasa suka. Jika kusebut itu rasa suka, tak mungkin sampai-sampai aku tak mau kehilangan dirinya. Rasa suka tak pernah sejauh itu melangkah. Namun, jika kusebut itu cinta, bisakah hal itu tumbuh dalam waktu yang singkat? Kutahu bahwa cinta butuh waktu, tak bisa sekadar tumbuh dengan sekejap. Tapi, aku tak perduli dengan hal itu. Aku hanya merasa perasaan nyaman itu perlahan menciptakan rasa tak mau kehilangan dia dan ingin tetap bersamanya. Ke mana pun Seren memintaku menemaninya, kupastikan aku selalu ada di sampingnya dan menggandeng tangannya. Kuharap dia tahu perasaanku sebelum waktuku bersamanya berakhir. Kuharap pula apa yang kurasakan tak akan
beda dengan perasaannya. Udara masih terasa dingin pagi itu. Orang-orang belum banyak yang terjaga. Suara jangkrik ramai terdengar layaknya paduan suara. Dengan langkah yang sedikit terburuburu, takut didahului naiknya matahari, gegas aku keluar menemui Seren di kamarnya. Kuketuk pintunya perlahan. Sekali, tak ada jawaban. Dua kali, tetap tak ada. Ketiga kalinya sedikit lebih keras. Namun, sama. Tetap tak ada jawaban. Seorang penjaga penginapan akhirnya berkata bahwa Seren telah pergi semalam. Kudengarkan dengan seksama penuturan penjaga itu. Darahku seketika terasa membeku. Tulang-tulang yang menyanggah tubuh seperti melemas. Kaki pun rasanya tak mampu lagi menopang. Aku tercekat tak mampu mengucap apa-apa. Aku terduduk di depan pintu kamarnya. Kenyataan itu seperti mengiris pelan perasaanku. Beberapa bulir air mata jatuh lembut di pipi. Apakah laki-laki Jakarta yang menjemputmu semalam adalah yang kau maksud di pantai itu, Seren? Tak bisakah kau berkata jujur padaku tentang semuanya? Mengapa kau biarkan semua ini terjadi, jika pada akhirnya kau akan meninggalkanku dengan cara seperti ini? Tidakkah terbaca sikap-sikapku bahwa aku mencintaimu, Seren? Kini, aku telah berdiri di atas pasir Pantai Bama yang putih, menanti matahari menampakkan diri. Bau lautnya masih sama seperti terakhir aku datang bersama Seren. Ombaknya pun tetap ramah menyentuh mata kaki. Dingin menjalar ke seluruh tubuhku. Benak pun terbang pada suasana hangat kala Seren berada dalam pelukanku petang itu. Aku menghadap ke bawah di mana kakiku berpijak. Mungkinkah aku temukan jejak-jejak Seren di sini untuk sekadar menghilangkan rasa rindu pada masa lalu? Tapi aku menyadari itu tindakan bodoh. Tentulah ombak telah menghapusnya sejak lama. Sinar jingga keungu-unguan mulai tampak di langit timur. Ujung matahari pun muncul dari lautan sampai akhirnya bola api raksasa itu telah separo tampak ke permukaan. Cantik. Kuarahkan kameraku ke arahnya. Dan dapatlah gambar-gambar sunrise di Bama. Sunrise yang kujanjikan pada Seren. Sunrise yang menggambarkan kehadirannya. Sunrise yang membuat hidupku terang benderang, hangat dan indah, meski pada akhirnya dia terbenam meninggalkanku. Namun, matahari yang tenggelam akan selalu kembali terbit. Jika Seren tak akan pernah kembali, akan ada matahari-matahari lain yang datang. “Sedang memotret apa?” Suara itu mengejutkanku. Aku menoleh dan seorang wanita berdiri di belakangku. Kupandangi wajahnya. “Tidakkah kau lihat?” jawabku. Dia melempar senyum. Melangkah mendekat dan berdiri bersisian denganku. Tangannya terjulur ke arahku. “Bunga.” Aku diam memandangnya sebelum kujulurkan juga tanganku. “Gilang.” balasku. Dia kembali tersenyum padaku. Aku pun membalas senyumannya. *) Mahasiswa Akuntansi Universitas Jember asal Situbondo.
SAJAK-SAJAK LASINTA ARI NENDRA WIBAWA WUWU di petak tambak dekat muara sepanjang lorong arus menderap kami pasang gubuk perangkap dipilin dari wilah bambu tak lupa knop pintu suatu ketika beralih jeruji tanpa gembok tak ada tengok berbalik maka perlu kau berembuk ulang bila laju menumbuk cahaya sementara gulita biasa dinikmati kau yang menghamba pada nyali kecoh teramat rapi silakan menguji merabai dengan geliat sungut merasai lewat igau mulut dan dada kembang kempis tiada niat berpantang segan
memacak setiap korban entah kepiting, mujair, rajungan berhak mengisi tudung saji menu sarapan hari ini pada akhirnya sentir kembali dihuni minyak tanah tetaplah berpeluk tuah hingga yang masih berkeliaran mengikuti jejak para pendahulu senantiasa mengabdi di baki milik kami
KARAMBA menempatkanmu di ruas arus sungai serupa mengembalikan piranha ke amazon meninggalkan perangai aquarium kolokan mengasah nyali ikan yang larut di kolam mendidik tak serta merta abai dari gaung perhatian
anggap saja ini tugas orangtua mengantarkan ke tanah rantau jantung lekat berdegup pantau butir pelet rutin ditebar doa lekas tumbuh besar agar para juragan girang dapur cakap mengepul sesekali cacing tanah dalih bagimu berlari gesit belajarlah berebut jurus terhindar dari maut gemuk-gemuklah, selekas-lekasnya menjadi pengendur ikat pinggang kami menjadi wasilah harap lidah terkungkung kecap rona tempias melindap kendati rindu utuh kusemaikan pada kecipak sepanjang tiga bulan
luntur berulang didesak kebutuhan
RUMPON mengitari pekat kedalaman aku memahami jalan yang tak kunjung tiba tepat saat merehatkan badan demikianlah kubuat penginapan penginapan yang direhab dari temali ban bekas pembalap sebelum beralih jadi tukang panggul di pasar legi daun pohon nyiur penjerat paling legit umpama gadis muda genit melambaikan air liur dan beton sisa membangun fondasi gedung olahraga yang lebih suka mangkrak hingga dipakai ibu-ibu penggiat dharma wanita bambu, dahan, ranting menjadi ornamen
tak ubahnya tenda anak-anak pramuka duduklah leha-leha sampai tiba pukat payang membimbingmu mengungsi di atas pinggan nasi
AJIAN LEMBU SEKILAN menepilah kau sebagai jarak kekal sejengkal jenuh aku menyambut sergap tangan mengepal menyingkirlah wahai pukulan demi pukulan telah sampai kau pada ambang batas gerakan maka seranganmu akan menemu bayangan hingga kejatuhanku menjadi semacam angan cukuplah kita sudahi ini gaduh pertarungan nihil bagimu beradu badan samar
kelihatan taklah usah pula menguji senjata berkilat tentu ia jua menemu dinding tak kasat tubuhku telah sungguh berniat bertobat dari segala yang dulu pernah mendarat urungkan niat merangsek maju kudakudamu layu sebelum beradu gerak bibirmu mendadak kelu, lagi bisu sebelum kuakhiri hantaman seribu lembu ingsun amatak ajiku lembu sekilan dzatullah, sifatullah, sing numbak tuna sing nyuduk luput pungkasan ingsun ora katon cukuplah kita sudahi ini napas pertarungan sebelum kau tersungkur oleh riwayat kekalahan
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA 35 Ditempatkan di Ruang Perawatan Khusus Jawa Pos
Minggu 15 Februari 2015
n IBU... Sambungan dari Hal 29
Dari hasil olah TKP, peristiwa tersebut diduga terjadi pukul 01.00. Pelaku diperkirakan masuk rumah melalui jendela. Pelaku naik jendela menggunakan tangga. Setelah berada di dalam rumah, kata Iptu Subagyo, pelaku diduga langsung melakukan aksi kekerasan dengan membacokkan benda tajam kepada korban. “Dari jejaknya jelas, kita terus kembangkan pengungkapan kasus ini,” ujarnya. Subagyo menambahkan, setelah pelaku melakukan pembacokan terhadap Nina, anak korban keluar dari dalam kamarnya. Aska keluar kamar setelah mendengar kegaduhan di ruang tengah. Tak ayal, Aska juga menjadi sasaran aksi brutal pelaku. Pelaku diduga menghentikan aksinya saat Aska berteriak minta tolong. “Korban sempat teriak minta tolong,” jelasnya. Sementara itu, Budi, tetangga korban, mengaku sempat meng-
intip dari jendela rumahnya saat mendengar kegaduhan. Saat itu Budi melihat sosok misterius keluar dari pintu belakang rumah Nina. “Saya dengar ramai-ramai. Saya lihat dari jendela ada seseorang yang keluar,” ungkapnya. Melihat kejadian seperti itu, Budi langsung lapor kepada kepala dusun setempat. Dari laporan warga tersebut, kepala dusun akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gambiran. “Kemudian, kami menghubungi polisi,” jelasnya. Budi menambahkan, Nina sempat dikira sudah meninggal dunia. Kemudian, warga memprioritaskan membawa Aska ke rumah sakit terdekat. Namun, begitu mengetahui Nina masih hidup, warga segera membawa perempuan itu ke rumah sakit. Hingga berita ini ditulis sore kemarin, kedua korban masih menjalani perawatan intensif di RS AlHuda, Kecamatan Gambiran. Kedua korban mengalami luka parah di sekujur tubuh dan kepala.
Sementara itu, salah satu warga yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan, kasus tersebut diduga bermotif asmara yang melibatkan pelaku dan korban. “Sepertinya ada motif asmara,” ujarnya. Sementara itu, Joko Prayit, 46, warga RT 2 RT 3, Dusun Glowong, yang ikut menunggu korban di RS Al-Huda mengakui Nina rencananya akan menikah dengan kerabatnya yang saat ini sedang bekerja di luar negeri. “Mau menikah setelah pulang dari Brunei,” ujarnya. Saat ini pihak kepolisian sudah mengantongi beberapa identitas yang ditengarai terlibat kasus itu. “Sudah ada petunjuk. Nanti kalau sudah benar-benar jelas, akan segera kita sampaikan,” tegas Iptu Subagyo. Secara terpisah, Hospital Liaison Officer (HLO) RS Al-Huda, dr. Soegeng Hery Priyatno mengatakan, kondisi kedua pasien korban pembacokan itu sudah mulai membaik sore kemarin. Nina
EKO BUDIYONO/JPRG
OLAH TKP: Polisi menemukan tangga kayu mengarah ke jendela rumah keluarga Nani Ferani di Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kemarin.
mengalami luka tebas di kepala dan jari tangan kanan. Anaknya, Aska, mengalami luka bacok di beberapa bagian tubuhnya.
Namun, kondisi Aska tidak separah yang dialami ibunya. Menurut dokter Soegeng, kedua pasien ibu-anak tersebut ditem-
patkan di ruang perawatan khusus. Hal itu dilakukan untuk menghindari kerumunan warga yang ingin menyaksikan korban pembacokan
tersebut. ‘’Tadi banyak sekali warga yang datang. Saya usir mereka. Sekarang pasien kami sembunyikan,” ujarnya. (sli/c1/bay)
Terkesan dengan Antusiasme Penonton n BWI... Sambungan dari Hal 29
Sebelum Cita Citata menyanyikan sebuah lagu, terlebih dahulu penyanyi Banyuwangi, Wandra, menghibur penonton yang memenuhi lapangan barat stadion tersebut. Setelah Wandra menyanyikan beberapa lagu, akhirnya penyanyi dangdut kelahiran Bandung yang sudah ditunggu-tunggu itu hadir. ”Hallo Banyuwangi, Gimana kabarnya Banyuwangi? Ternyata cowok Banyuwangi cakepcakep ya.” sapa Cita kepada seluruh penonton.
Tepat pukul 21.00 suara merdu Cita Citata akhirnya didengarkan penonton yang sudah menunggu sejak lama. Lagu pertama, Cita Citata membawakan sebuah lagu berjudul ”Jarang Pulang”. Meski lagu itu tidak terlalu nge-hits, tapi penonton yang menyaksikan larut dan tidak sedikit yang ikut menyanyikan lagu tersebut. Pada lagu ke dua, Cita Ciata menyanyikan lagu berjudul “Aku Rapopo” dan dilanjut lagu “Bang Jali”. Berikutnya, lagu Goyang Dumang dinyanyikan wanita kelahiran 14 Agustus 1994 itu. Saat lagu berjudul Goyang Du-
mang tersebut dinyanyikan, penonton yang menyaksikan tampak ikut menyanyikan lagu tersebut dan tidak sedikit yang bergoyang bersama. ”Lagunya asyik, enak dibuat joget. Biasanya saya cuma dengar dari HP saja. Sekarang bisa mendengarkan dan melihat langsung dari penyanyinya,” ujar Barabas, 29, salah satu penonton. Setelah Goyang Dumang, Cita Citata kembali menyanyikan lagu andalannya. Kali ini lagu berjudul “Perawan atau Janda” dan dilanjutkan lagu berjudul “Oplosan”. Di akhir acara, lagu berjudul “Sakitnya Tuh Disini” akhirnya din-
yanyikan Cita Citata. Saat lagu itu dinyanyikan, kemeriahan tidak kalah dibanding saat Cita menyanyikan lagu “Goyang Dumang”. Hampir seluruh penonton larut dalam lagu itu. Setelah acara selesai, Cita Citata mengaku sangat senang sekali melihat antusiasme penonton yang datang menyaksikan konsernya. Menurutnya, penonton di Banyuwangi sangat luar biasa. ”Waktu perjalanan ke sini memang agak lemas rasanya. Tapi begitu lihat antusias penonton di Banyuwangi yang sangat banyak, jadi hilang lemasnya,” ujar Cita Citata. (tfs/c1/bay)
Mantan Pengguna Narkoba Paling Rentan n POTONG... Sambungan dari Hal 29
Selain itu, KPA Banyuwangi juga menghadirkan team salon untuk memberikan pelayanan potong rambut gratis. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, lapangan di tengah kompleks lapas tampak ramai dengan riuh suara warga binaan. Mereka berkumpul di bawah tenda yang telah disediakan panitia. Ada pula panggung hiburan di depan tenda
tersebut. Sekretaris KPA Banyuwangi, Waluyo menuturkan, kegiatan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS kali ini memang dikemas berbeda dan banyak hiburan. “Kali ini sosialisasi bertema Gebyar Dangdut,” tuturnya. Selain diajak lebih komunikatif, penghuni lapas juga diberi kesempatan mengetahui tentang bahaya penyakit HIV/AIDS. Mereka diajari cara pencegahan dan bagaimana menghadapi penyakit yang belum ada obatnya itu.
“Tetap kami berikan penjelasan, tapi tidak terlalu banyak. Sisanya berupa pesan yang kami sampaikan dengan bermain game dan hiburan lain,” jelas Waluyo. Kepala Lapas Banyuwangi Marlik Subiyanto mengatakan, kegiatan pencegahan HIV-AIDS itu diharapkan memberikan manfaat bagi penghuni lapas. Warga binaan diharapkan mampu melakukan upaya pencegahan dan tahu cara menghadapinya. Sehingga, ke depan, mereka memiliki kontrol agar tidak ter-
jamah penyakit tersebut. Kalapas Marlik menambahkan, meski belum ada penghuni yang positif HIV/AIDS, mereka dinilai rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Apalagi, penghuni yang berlatar belakang pengguna narkoba. Sementara itu, Banyuwangi masuk urutan tiga penularan HIV/AIDS tertinggi di Jawa Timur. Mulai tahun 1999 hingga 2014 penderita AIDS di Banyuwangi tercatat 2.140 orang. (cin/c1/bay)
Sediakan 250 Kupon Cadangan n BAKSOS... Sambungan dari Hal 29
Berbagai kegiatan tersebut, antara lain penyuluhan reproduksi, penyuluhan HIV/AIDS, dan konseling pola hidup sehat. Tidak hanya itu, sekitar seratus orang akan melakukan donor darah di lokasi acara. Panitia juga akan melaksanakan santu-
nan anak yatim dan pembagian sembako gratis. Bupati Abdullah Azwar Anas direncanakan hadir dan membuka Baksos LKNU di RTH Glenmore tersebut. Selain itu, peserta baksos juga akan dihibur penampilan Fans Rhoma Irama dan Soneta (Forsa). Ketua panitia Baksos LKNU Banyuwangi, dr. H. Mufti Anam
mengatakan, pada kegiatan pertama di antara lima rangkaian Baksos Kesehatan LKNU kali ini ada 50 dokter yang terlibat. Mereka akan memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta. “Beberapa dokter spesialis juga akan ikut ambil bagian dalam kegiatan ini,” ujarnya. dr. Mufti Anam mengatakan,
pada baksos edisi pertama ini, panitia membagikan 750 kupon. Sebanyak 500 kupon didistribusikan kepada masyarakat sekitar dan 250 kupon sebagai cadangan jika ada warga yang datang langsung ke lokasi. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pelayanan kepada peserta,” tegasnya. (sgt/c1/bay)
Ingin Berguna bagi Sesama n PEMBURU... Sambungan dari Hal 29
Dia mengaku tak ingin hidupnya yang hanya sekali ini habis untuk mengkhawatirkan masa depan. Menurutnya, semua hal yang ada di hidup manusia ini sudah diatur Tuhan. Terlalu banyak memikirkan sesuatu yang tidak dikuasai manusia, akan
membuat orang banyak kehilangan saat-saat penting. Daripada memikirkan hal yang membuat tambah pusing, lebih bagus menghabiskan waktu dengan bermain bersama keluarga. ‘’Atau waktu luang bisa digunakan berburu nasi pecel dan nasi tempong. Dibikin happy saja. Semua sudah ada yang mengatur. Yang penting usaha tidak setengah-setengah, berdoa, dan melakukan hal berguna buat sesama,” pungkasnya. (fre/c1/bay)
Belajar English hingga Modeling di Hari Minggu n BISA... Sambungan dari Hal 29
Semua anak sekitar tempat tinggalnya boleh bermain di sana. Ide membuat Garasi Pintar itu tercetus dalam benaknya ketika melihat anak-anak bermain di tepi jalan ketika pulang sekolah. Padahal, bermain di jalan sangat membahayakan keselamatan anak-anak. Berbekal uang pribadi, pemuda itu membeli berbagai sarana permainan tradisional, contohnya dakon. Dia juga menyediakan alat-alat permainan yang bisa merangsang kreativitas anak, seperti lego dan puzzle. Tidak hanya itu, sulung dua bersaudara putra pasangan Mariyanto, 55, dan Apipah, 48, itu juga membeli buku-buku bacaan dan alat tulis untuk ditempatkan di Garasi Pintar miliknya itu. Menurut Hendra, awal berdiri pada Oktober 2014 lalu Ga-
rasi Pintar tersebut hanya dibuka setiap hari Minggu. Kala itu dia sendiri yang berperan sebagai pengajar anak-anak yang datang ke garasi rumahnya tersebut. “Jujur, kadang saya kerepotan. Namanya juga anak-anak, suka ramai kalau sudah berkumpul dengan teman-temannya,” ujarnya seraya tersenyum. Namun, seiring berjalannya waktu, anak-anak justru semakin kerasan belajar dan bermain di Garasi Pintar itu. Mereka meminta Hendra membuka garasi rumahnya itu setiap hari. Tidak ingin mengecewakan anakanak, Hendra menyetujui permintaan tersebut. Garasi Pintar itu dibuka setiap hari. Di hari Senin sampai Sabtu, Garasi Pintar buka sejak pukul 18.00 sampai pukul 21.00. Khusus Minggu, Garasi Pintar itu buka mulai pagi. Pada Senin sampai Sabtu Hendra menjadi pembimbing anak-anak yang belajar di Garasi Pintar itu
mengulang pelajaran yang didapat di sekolah. Untuk memudahkan proses bimbingan tersebut, pemuda yang juga anggota Paguyuban Jebeng Thulik (PJT) Banyuwangi itu mengelompokkan anak-anak tersebut sesuai kelas mereka di sekolah. Setiap Minggu Hendra menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pembelajaran tambahan, misalnya memasak, menari, membuat pra-karya, bahasa Inggris, hingga modeling. Khusus di Hari Minggu tersebut biasanya ada sukarelawan (volunteer) yang membantu Hendra mengajari anak-anak tersebut. “Garasi Pintar ini sudah saya buatkan akun di Facebook. Biasanya calon volunteer mengontak kami melalui akun Facebook Garasi Pintar,” bebernya. Hebatnya lagi, anak-anak yang datang ke Garasi Pintar setiap Minggu itu diberi susu gratis. Hendra rela merogoh kocek pri-
badi demi menyediakan minuman menyehatkan yang diberikan kepada anak-anak tersebut. “Kami beri susu agar anak-anak semakin sehat dan semakin semangat belajar di Garasi Pintar ini. Anak-anak yang belajar di sini (Garasi Pintar) tidak kami pungut biaya. Semua gratis,” cetusnya. Masih kata Hendra, setelah sekitar lima bulan berdiri, sedikitnya 25 siswa jenjang SD dan SMP/sederajat yang rutin belajar di Garasi Pintar. Selain itu, ada pula anak usia prasekolah yang kerap ikut bermain seraya belajar di lokasi tersebut. Eki, salah satu anak yang kerap mengunjungi Garasi Pintar mengaku senang dengan keberadaan tempat belajar sekaligus tempat bermain tersebut. “Belajar sekaligus bermain bersama teman-teman di sini sangat menyenangkan,” kata siswa kelas tiga SDN Kemiri II tersebut. (c1/bay)
GALIH COKRO/RABA
PENERUS BANGSA: Pelajar menyimak penjelasan narasumber saat seminar pencegahan penyalahgunaan narkoba dan taat berlalu lintas di aula Universitas PGRI Banyuwangi kemarin (14/2).
Remaja Hebat Itu No Drug dan Taat Lalu Lintas BANYUWANGI - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyuwangi menggelar seminar pencegahan penyalahgunaan narkoba dan taat berlalu lintas di gedung Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) kemarin (14/2). Selain mengangkat tema anti penyalahgunaan narkoba dan taat berlalu lintas, kegiatan yang diikuti siswa dan mahasiswa itu juga diisi sosialisasi ciri-ciri uang rupiah asli. Rektor Uniba Teguh Sumarno mengatakan, semakin tuanya umur organisasi wartawan, ke depan insan pers diharapkan bisa menjadi pengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang mengarah ke hal positif. “Sangat positif mengajak para generasi muda bebas dari narkoba dan taat berlalu lintas,” ujarnya. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, menyampaikan terima kasih kepada PWI Banyuwangi atas partisipasi memerangi narkoba. Dia juga mengaku cukup prihatin melihat jumlah penderita HIV/AIDS di Banyuwangi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. “Narkoba adalah salah satu pintu penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi,” ujarnya.
Kasatresnarkoba Polres Banyuwangi, AKP Agung Setya Budi menambahkan, usia yang rentan terhadap narkoba adalah remaja. Berdasar kasus narkoba yang ditangani polres, ternyata didominasi kalangan remaja. Narkoba yang digunakan remaja, kata dia, merupakan narkoba yang harganya terjangkau. “Kebanyakan yang dikonsumsi adalah pil dextro dan trek yang harganya terjangkau,” tuturnya. Karena itu, kata Agung, remaja harus mendapat perhatian lebih dari orang tua dan pihak sekolah. “Setiap kesempatan bersosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba, kami sampaikan orang tua yang mendampingi wajib memberikan perhatian kepada anak-anaknya, menjalin komunikasi yang baik. Jangan sampai karena kita cuek, kita tidak tahu apa yang dilakukan anak kita ketika di luar sana,” tutur AKP Agung. Dia mengakui, Banyuwangi yang berbatasan dengan Bali rawan dijadikan tempat transit peredaran narkoba. “Jangan sampai daerah transit berkembang menjadi daerah peredaran narkoba,” katanya. Untuk menekan peningkatan penyalahgunaan narkoba ter-
sebut, Polres Banyuwangi terus menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan di sekolah. “Kami siap diundang masyarakat maupun pihak sekolah untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan,” tambahnya. Begitu juga dengan kesadaran berlalu lintas. Kesadaran berlalu lintas remaja Banyuwangi masih dinilai sangat rendah. Hal itu diungkapkan Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Amar Hadi. Perkembangan kendaraan bermotor yang sangat pesat ternyata memicu pelanggaran berlalu lintas. Dalam hal ini, Amar menyinggung balap liar yang banyak dilakukan remaja. “Balap liar ini semacam budaya, untuk mendapatkan pengakuan,” katanya. Saat ini, Polres sedang gencar menyisir daerah yang kerap dijadikan arena balap liar. “Tiap malam kami operasi, sampai polres penuh dengan barang bukti sepeda protolan,” terangnya. Namun luasnya wilayah Banyuwangi, membuat polisi sedikit mengalami kendala. Untuk itu, Amar meminta siapa saja agar tidak segan memberikan informasi mengenai balap liar di wilayah Banyuwangi. (cin/c1/bay)
Dalang Pembunuh Rosan Pindah ke Surabaya n BELASAN... Sambungan dari Hal 30
Mereka dipindahkan ke Lapas Kelas 1 Porong, Lapas Khusus Narkotika Pamekasan, dan Lapas Kelas I Surabaya. Pemindahan napi itu dilakukan dengan berbagai pertimbangan, di antaranya mempertimbangkan kapasitas daya tampung Lapas
Banyuwangi yang terbatas. Di sisi lain, hukuman yang diterima napi itu cukup lama, yakni di atas sepuluh tahun. Alasan lain adalah faktor keamanan semata. “Kami juga mempertimbangkan agar para napi itu mendapatkan pembinaan lebih baik lagi di tempat barunya,” harapnya. Sementara itu, napi kasus pidana umum yang dipindahkan
ke Lapas Kelas 1 Porong merupakan napi yang hukumannya rata-rata di atas sepuluh tahun. Salah satu napi yang dipindahkan itu adalah napi kasus pembunuhan berencana yang sudah divonis hukuman mati, yakni Ali Hinduan alias Habib. Dalang pembunuh keluarga Rosan itu akan dipindahkan ke Lapas Kelas 1 Surabaya. (nic/c1/bay)
Mampu Angkat Air Setinggi 150 m n PENELITI... Sambungan dari Hal 30
Menurut Yos, berdasar referensi yang didapatnya di beberapa universitas, Blambangan atau Banyuwangi memiliki ketahanan pangan yang cukup kuat. Daerah ini menurut sejarah, menjadi salah satu lumbung pangan di zaman Kerajaan Majapahit. Atas modal tersebut, Yos mengatakan banyak faktor di Banyuwangi yang dapat diupayakan agar kekuatan
ketahanan pangan dapat diraih. Apalagi, kondisi geografis Banyuwangi cukup mendukung karena ada dua gunung berapi aktif yang memberikan material penyubur tanah. Yang diperlukan adalah adanya kebijakan pemerintah yang mendukung pemanfaatan TTG yang tidak memerlukan biaya terlalu tinggi serta keinginan masyarakat sendiri untuk mendukung program tersebut. Yos menerangkan salah satu inovasi, yaitu sebuah sistem in-
stalasi pompa air tanpa menggunakan bahan bakar minyak maupun listrik. Sistem yang disebut hidram itu mampu mengangkat air hingga ke ketinggian 150 meter. Temuan itu dapat menjadi solusi bagi beberapa wilayah yang sulit dijangkau pipanisasi biasa. “Sistem ini pernah saya terapkan di Aceh dari tahun 2007 hingga sekarang dan belum mengalami kerusakan sekalipun. Itu salah satu teknologi yang bisa diterapkan,” jelas Yos. (fre/c1/bay)
36
Jawa Pos
Minggu 15 Februari 2015
Tin; Buah yang Disebut di Dua Kitab Suci Menjaga Tekanan Darah
Buah
Legitnya
Banyak manfaat yang dimiliki oleh buah tin. Buah tin mengandung kalium, omega tiga dan omega enam yang berfungsi untuk menjaga tekanan darah tinggi dan serangan jantung koroner. Kandungan coumarin dalam buah tin dapat mengurangi risiko kanker prostat. (tfs/c1/als)
Surga
Caleste Spain
B Salem Dark
Mencegah Osteoporosis Buah tin juga mengandung kalsium untuk mencegah osteoporosis dan membantu meningkatkan kepadatan tulang. Kandungan kalsium yang tinggi membuat buah tin dapat dimakan sebagai alternatif asupan kalsium bagi orang yang alergi terhadap produk susu. (tfs/c1/als)
uah tin atau dalam bahasa latin disebut juga ficus carica merupakan sejenis buah yang berasal dari Asia Barat yang sangat terkenal dalam dunia Islam. Hal itu karena buah tin disebut Alquran pada Surat At-tin, yaitu dalam Alqu ke-95. surat ke-95 kitab suci umat Nasrani (baik Dalam kit Perjanjian Lama maupun Baru-Injil), nama buah tin juga disebut-sebut. Midalam Matheus 21: 18-19, dan salnya dala Markus 11: 12-13. salah satu buah Buah tin merupakan m Rasululah SAW. Pada suatu kesukaan R Rasulullah mendapatkan hadiah hari Rasulu Kemudian Nabi Muhammad buah tin. Ke mengajak sahabat-sahabatnya SAW meng tersebut. Nabi Muhammemakan buah b mengatakan, buah tersebut mad SAW m adalah buah bua dari surga. Sebab, buah tidak berbiji. tersebut tid Rasulullah, buah tin termaMenurut R mengandung banyak suk buah yang y manfaat, yaitu untuk mencegah penyakit dan menyehatkan badan, serta untuk menghilangkan toksin yang berbahaya di dalam tubuh manusia. Itulah sedikit gambaran buah tin. Di Banyuwangi saat ini sudah banyak yang memiliki tanaman buah tin tersebut. Bahkan, di setiap kios-kios bunga pasti ada satu atau dua varietas buah tin yang mereka tanam. Di Banyuwangi, juga saat ini lagi tren orang mengoleksi varietas buah tin. Apalagi varietas buah tin yang belum pernah dimiliki oleh seseorang. ”Saat ini saya baru memiliki sekitar 40 varietas. Sebenarnya masih banyak jenis buah tin. Sekitar ratusan lebih,” ujar Sandi Rusli, 37 pemilik kios bunga Roro Jonggrang di Jalan Bunyu, Kelurahan
Cegah Anemia Jika dikonsumsi secara rutin, dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara dan kanker usus besar. Rajin mengonsumsi buah tin dapat mengurangi kelelahan, meningkatkan daya memori otak, dan mencegah anemia. (tfs/c1/als)
FOTO-FOTO: TAUFIK FERDIANSYAH/RaBa
SEDANG TREN: Ada ratusan jenis buah tin di seluruh dunia.
Lateng, Banyuwangi. Sandi menambahkan, sejak enam bulan yang lalu dia tidak hanya menanam bunga-bunga hias seperti mawar dan lain sebagainya. Dirinya tertarik menanam buah tin lantaran buah tersebut bisa berbuah saat musim apa pun. ”Karena itu saya tertarik untuk menanam buah tin ini. Buah ini bisa berbuah kapan pun. Tidak mengenal musim,” ujar Sandi.
Sandi juga membenarkan saat inii di Banyuwangi sedang tren buah tin tersersebut. Selain karena khasiatnya, tanaman man tin ini juga saat ini banyak kolektor ktor tanaman yang memiliki. ”Kita jualnya nya tidak buahnya, tapi stek tanamannya. nya. Harganya bermacam-macam. Per setek etek mulai dari harga Rp 75.000 sampai ada yang jutaan rupiah. Tergantung jenis enis buah tin-nya,” jelas Sandi. (tfs/c1/als) als)
TAK BERBIJI: Buah tin memiliki rasa yang manis dan legit.
t i m u R k a d i T n a m a n a T n a t a w a r e P
Black Betlehem
Kaya Serat Buah tin juga bermanfaat menghindarkan dari insomnia dan membuat kualitas tidur yang baik dan juga bisa membantu mengurangi kolesterol darah. Buah tin sangat efektif untuk proses penurunan berat badan karena kaya serat. (tfs/c1/als)
MENANAM p pohon tin sangat mudah dilakuka dilakukan. Seperti menanam pohon-pohon lainnya. Seperti pohon-po biasa, selalu sel ada dua pilihan dalam me menanam pohon; di pot atau d di tanah. Untuk perawatannya tanny juga gampang-gampang susah. Harus penuh kesabaran untuk melakukan kesab perawatan tanaman tin ini. peraw Sandi Sand menuturkan, meski tanaman ini bisa berbuah tidak mengenal m musim. Namun, dalam perawatannya ta tanaman ini diusahakan harus terkena panas matahari. ”Jangan pa terlalu di l l sering i d simpan di tempat yang teduh. Harus sering kena panas. Perawatan lainnya seperti merawat tanaman lain. Tidak ada kesulitan yang berarti,” ujar Sandi. Pemilik kios bunga ini menambahkan, dirinya saat ini lebih banyak mencangkok tanaman ini. Sebab, saat ini juga lagi banyak-banyaknya kolektor yang mencari tanaman tin ini untuk dikoleksi. ”Sengaja dicangkok biar nanti buahnya sama dengan induknya,” terang Sandi. Menurut Sandi, tanaman tin ini bisa berbuah saat umur telah memasuki 2-3 bulan. Untuk besarnya dari buah tin ini juga bermacam-macam. Tergantung jenis tanaman tin yang ditanam. ”Iya, umuran segitu tanaman ini sudah bisa berbuah. Besar buah tergantung jenis tanaman tinnya. Kalau yang masih mentah, berwarna hijau seperti tanaman jarak. Daunnya pun juga menyerupai daun jarak,” terang Sandi. (tfs/c1/als)
TAK KENAL MUSIM: Buah tin sebaiknya terkena sinar matahari langsung.
DIBIKIN TEH: Tak hanya buahnya, daun buah tin juga bisa dijadikan obat.
Blue Giant
Cegah Kanker Prostat Selain buahnya, daun tanaman tin juga memiliki manfaat. Beberapa manfaatnya yaitu untuk obat kencing batu, diabetes, dan asam urat. Buah yang sudah matang bisa langsung dikonsumsi langsung dengan kulitnya. Rasanya manis dan legit. Untuk daunya harus dikeringkan dulu. Lalu di potong-potong dan direbus. Kemudian diseduh seperti kita minum teh. ”Banyak orang juga meyakini buah dan daun dari tin ini bisa mengobati prostat, tensi darah, kencing manis, dan asam urat,” ujar Kris, salah satu pemilik kios bunga lainnya di Jalan Ikan Gurami, Kertosari, Banyuwangi. (tfs/c1/als)