17 MARET
29
TAHUN 2013
Harga Bawang Putih Turun BANYUWANGI - Harga bawang putih yang sejak beberapa pekan terakhir terus naik, kini mulai turun. Meski begitu, penurunan harga itu dikhawatirkan akan naik kembali. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Pasar Banyuwangi kemarin (16/3), para pedagang menjual bawang putih seharga Rp 60 ribu per Kilogram (Kg). Meski masih relatif mahal dibanding harga normal, harga Rp 60 ribu per Kg itu sudah turun signifikan dibanding tiga hari lalu yang mencapai Rp 85 per Kg. Sugiono, 33, seorang pedagang di pasar tradisional mengatakan, penurunan
harga dari Rp 80 ribu per Kg menjadi Rp 60 ribu per Kg itu terjadi lantaran adanya pasokan satu kontainer bawang putih dari Surabaya sepekan lalu. “(Pasokan) itu hanya sampai di Jember. Pengepul di wilayah Banyuwangi hanya kebagian sedikit,” ujarnya. Menurut Sugiono, harga bawang putih masih berpotensi melambung lagi. Sebab, ratusan peti kemas bermuatan bawang putih impor masih tertahan d i P e l a b u h a n Ta n j u n g P e r a k , Surabaya. “Kebanyakan bawang putih di pasaran saat ini adalah komoditas impor,” ujarnya. Asmuni, 43, pedagang lain menga-
takan, beberapa hari terakhir harga bawang putih turun dari Rp 100 ribu per Kg menjadi Rp 60 ribu per Kg. “Meski sudah turun, harga bawang putih masih tergolong mahal. Normalnya harga bawang putih tidak sampai Rp 20 ribu per Kg,” paparnya. Asmuni menambahkan, di saat harga bawang putih turun, tren sebaliknya justru terjadi pada harga bawang merah. Dikatakan, dua hari terakhir harga bawang merah naik dari Rp 50 ribu per Kg menjadi Rp 60 ribu per Kg. “Mudahmudahan harga bawang, baik bawang putih maupun bawang merah, segera normal,” harapnya. (sgt/c1/bay)
TURUN SEDIKIT: Bu Asrori memilah bawang di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin.
GALIH COKRO/RaBa
Petrokimia Menatap Final Four PERTANIAN
Kebun Durian Semakin Luas BANYUWANGI - Produksi buah durian di Banyuwangi terus meningkat. Tahun ini produksi buah durian diprediksi naik menjadi 47.280 ton dari tahun 2012 lalu yang hanya 23.640 ton. Peningkatan produksi buah durian itu dipicu meluasnya kebun durian. Setiap tahun luas kebun durian terus bertambah. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (PKP) Banyuwangi, Ikrori Hudanto mengungkapkan, di tahun 2013 ini luas kebun durian 782 hektare (ha). Hanya, belum semua kebun durian tersebut berproduksi. Dari 782 ha itu, lanjut Ikrori, kebun durian yang berproduksi baru 591 hektare. Sisanya belum produksi. “47 ribu ton du rian itu merupakan produksi dari 591 hektare kebun durian,” katanya n Baca Kebun...Hal 35
ADA APA LAGI
SIGIT HARIYADI/RaBa
SEPARO: Arus lalu-lintas di Jalan HOS Cokroaminoto, Banyuwangi, tersendat garagara dahan pohon patah kemarin (16/3).
Pohon Ambruk Tutup Separo Jalan GLAGAH - Hambatan lalu-lintas kembali terjadi di Banyuwangi. Sehari setelah sejumlah ruas jalan di pusat Kota Gandrung tergenang Jumat lalu (15/3), kini giliran dahan pohon berukuran besar di tepi Jalan HOS Cokroaminoto patah hingga makan separo lebih badan jalan sekitar pukul 14.00 kemarin (16/3). Kejadian itu diduga disebabkan pohon setinggi sekitar sepuluh meter di Lingkungan Sukorojo, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, itu sudah keropos. Sebab, saat kejadian berlangsung, wilayah di sekitarnya tidak sedang dilanda hujan lebat atau pun angin kencang. “Saat kejadian, tidak ada angin kencang. Hujan pun tidak terlalu lebat, hanya gerimis. Sepertinya pohon itu sudah keropos,” ujar Rohadi, 40, tukang becak di lokasi kejadian n Baca Pohon...Hal 35
GALIH COKRO/RaBa
KECEWA: Maya Kurnia Indrisari gagal menyeberangkan bola saat melawan Gresik Petrokimia di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin.
Kemudi Patah, Mobil Katana Masuk Sawah KENDIT - Gara-gara as setir patah, mobil Suzuki Katana bernopol N 1485 NM yang dikendarai Erny Kusumawati, warga Kecamatan Gading, Kota Probolinggo, terperosok ke tengah sawah di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, sore kemarin (15/3). Kecelakaan tunggal tersebut terjadi saat Erni melaju dari arah barat ke timur. Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba mobil Katana tersebut mengalami patah as setir. Tal ayal, mobil warna putih itu melaju tak terkendali. Lantaran kendaraan itu melaju cukup cepat, mobil tersebut akhirnya nyelonong ke tengah sawah. “Tiba-tiba as setirnya patah, terus masuk ke sawah,” kata Erni. Beruntung sopir berhasil menghindari sebuah pohon dan tiang listrik. Lebih beruntung lagi, kondisi kendaraan di Jalur Pantura itu sedang sepi, sehingga kecelakaan tunggal tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Data yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kabin mobil keluarga yang nyelonong ke
sawah tersebut penyok. Selain itu, tanaman padi banyak yang rusak karena tergilas mobil tersebut. Sementara itu, begitu mendapat kabar ada mobil nyelonong ke sawah, Satuan Laka Lantas Polres Situbondo langsung mendatangi lokasi kejadian. Petugas langsung mengevakuasi mobil tersebut menggunakan kendaraan derek n
1
Suzuki Katana N 1485 NM melaju dari arah barat (Probolinggo) menuju Situbondo.
Kronologi Mobil Masuk Sawah
As kemudi mobil itu mendadak patah saat melintasi jalur Pantura di Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo.
2
Baca Kemudi...Hal 35
3
Mobil terperosok sawah dan akhirnya berhenti di tengah areal tanaman padi.
4
Mobil oleng dan berhasil menghindari tiang listrik dan pohon.
BANYUWANGI - Atmosfer GOR Tawang Alun rupanya familiar bagi tim putri Gresik Petrokimia di ajang bola voli Proliga. Menjalani dua laga, anak asuh Sudarto itu mampu menyelesaikan game dengan kemenangan. Setelah menumbangkan Jakarta TNI AU di laga pembuka Jumat (15/3) lalu, kemarin hasil impresif kembali dibukukan tim asal Kota Pudak tersebut. Gresik Petrokimia tanpa ampun me libas lawannya, Valeria Papua Barat, dengan skor telak 3-0. Kemenangan itu sekaligus menjadi catatan tersendiri bagi Novia Andriyanti dkk. Selain memuluskan langkah menuju final four Proliga 2013, kemenangan tersebut sekaligus memperpanjang catatan dominasi tim asal Gresik itu n Baca Petrokimia...Hal 35
Tak Izinkan Mal Baru Tahun Ini GENTENG - Bangunan mal di Banyuwangi bertambah seiring berdirinya mal di Kecamatan Genteng kemarin (16/3). Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang meresmikan pusat perbelanjaan yang diberi nama Ini izinnya sudah Sun East Mall itu. Berdirinya mal lama. Tahun ini ter sebut adalah tidak ada mal lagi yang terakhir di Banyuwangi. Seyang berdiri.” bab, Pemkab BaABDULLAH AZWAR ANAS nyu wangi be lum mem berikan izin Bupati Banyuwangi se rupa terhadap mal lain di Bumi Blambangan. ‘’Ini izinnya sudah lama. Tahun ini tidak ada mal lagi yang berdiri,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kemarin. Selain melarang mal baru, kata Anas, Pemkab Banyuwangi juga belum memberikan izin terhadap bangunan waralaba. ‘’Indomaret dan sejenisnya belum ada izin berdiri di Banyuwangi tahun ini,” tegasnya. Bupati Anas menyampaikan, area parkir mal harus luas, sehingga tidak parkir di tepi jalan. ‘’Jangan sampai seperti di toko-toko di Genteng. Parkir kendaraan di tepi jalan dan mengganggu lalu-lintas,” sindirnya n Baca Tak Izinkan...Hal 35
GRAFIS: ZAKARIA/RaBa
Radio Suara Situbondo Bertahan di Tengah Ketidakpastian
Dari Tiga Karyawan, Kini Digarap Sepuluh Orang Selain Suara Rengganis (dulu bernama RKPD), Pemkab Situbondo juga memiliki radio bernama Suara Situbondo (SS). Radio yang berada di frekuensi 97 FM itu sempat dikabarkan akan ditutup. Bagaimana nasibnya kini? EDY SUPRIYONO, Panarukan RADIO SS didirikan pada 2005. Stasiun radio yang berada di Desa Sumberkolak, Kecamatan Pa narukan, Situbondo, itu sempat diproyeksikan menjadi salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) yang diharapkan bisa menyuplai pendapatan asli daerah (PAD) Situbondo.
Selain itu, Radio SS yang penyajiannya dikemas tak ubahnya radio-radio swasta itu diharapkan mampu menjadi corong Pemkab Situbondo dalam menyosialisasikan se mua kebijakan. Kehadirannya diharapkan mampu mengimbangi atau menetralisasi “gempuran” media lain. Radio yang didirikan di masa pe merintahan Bupati Ismunarso itu sempat menjadi radio favorit masyarakat Situbondo. Lewat slogannya, News, Sport, and Entertainment, Radio SS mampu menggaet para pendengar terutama kalangan muda. Namun, itu tak lama. Pada 2010, sejumlah masalah internal datang membelit. Salah satunya adalah masalah pinjaman modal dari Pemkab Situbondo sebesar Rp 385 juta n
ON AIR: Seorang penyiar bekerja di Radio SS kemarin.
Rumah kos tidak perlu izin HO Asal penghuninya tidak melakukan ho..ho..ho…ho..
Pemkab tak izinkan mal baru tahun ini Kalau gitu tahun depan saja izinkan 27 mal sekalian ya, Pak?
Baca Dari...Hal 35
EDY SUPRIYONO/RaBa
http://www.radarbanyuwangi.co.id
email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com
30
Minggu 17 Maret 2013
BNPB Bantu Renkon Raung
POLISI
BANYUWANGI - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berjanji akan membuatkan rencana kontigensi (renkon) untuk Gunung Raung. Janji itu disampaikan Direktur Kesiapsiagaan Bencana Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Ir. Medi Herlianto di hall Mirah
Hotel kemarin (16/3). Dalam Sosialisasi Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banyuwangi yang digelar BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi itu, Medi menegaskan bahwa renkon sangat penting. Sebab, renkon adalah suatu proses
BANYUWANGI
di mana skenario dan tujuan disetujui, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disepakati bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara baik dalam situasi darurat atau kritis,” paparnya n
Medi Herlianto
identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontigensi atau yang belum tentu. Suatu rencana kontigensi tidak harus diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi. “Renkon adalah suatu proses perencanaan, dalam keadaan yang tidak menentu,
BANYUWANGI
SITUBONDO
BANYUWANGI
BANYUWANGI
• Suzuki Baleno ‘02 •
• Toyota Innova ‘09 •
• GrandMax ‘11 •
Djl Kijang Innova Diesel 2010 hitam type G, super istmw, km23000. H:08123268826
Dijual Suzuki Baleno DX tahun 2002, silver Metalik, harga 83,5 juta nego, barang istimewa, full audio, velg R16, yang serius hubungi: 081336471111, no SMS
Dijual Toyota Innova akhir 2009, hitam, solar, STNK & BPKB terima atas nama pmbeli, hrg 210 jt nego, cash & kredit, tukar tambah, hub: 082142194111, 081335897888
Dijual Daihatsu Grand Max S40 I RP (pickup) tahun 2011,hitam, harga 85 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148
• Kijang KF 80 ‘04 •
• Toyota Avanza ‘04 •
• Chevrolet Aveo ‘03 •
• Kijang Innova ‘05 •
Dijual Toyota Kijang KF 80 STD tahun 2004, hitam metalik, harga 110 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Toyota Avanza 1.3 F60 1RM tahun 2004, hijau metalik, harga 115 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176 , 0811351148
Dijual Chevrolet Aveo 1.5L MT tahun 2003, hitam metalik, harga 86,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual T Kijang Innova GXW 42 tahun 2005, silver mtl AC DBL harga 143,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176 , 0811351148
IRWAN/RaBa
Baca BNPB...Hal 35
NUR HARIRI/RaBa
KERJA BAKTI: Puluhan anggota polisi mengecor bangunan di Polres Situbondo.
Kerja Bakti Agar tak Gendut SITUBONDO - Ratusan anggota kepolisian secara bergantian kerja bakti mengecor bangunan di lingkungan Polres Situbondo sejak Jumat lalu (14/3). Kegiatan yang menguras keringat tersebut bertujuan agar tubuh para polisi gendut lebih fit. Wakapolres Situbondo Kompol Aris Yudha Legawa mengaku, kerja bakti itu juga bertujuan menggembosi polisi yang gendut. Jika tubuh mereka ideal, mereka bisa lebih fit dan lebih cepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Ada sekitar 200 personel yang sengaja diterjunkan. Mereka tidak hanya dari polres, tapi juga dari polsek,” ujar Kompol Aris. (rri/c1/bay)
BANYUWANGI • Puri Mendut •
BANYUWANGI • Cak Rudy STMJ •
• Sales & Ka. Admin •
• Promo Daihatsu •
Cak Rudy STMJ siap tempur, Jl. Gajah Mada 71 Penataban Banyuwangi
UD Agung Jaya bth Sales, Kepala Admin. Kirim lam Jl. Ikan Wijinongko 11 Bwi
R-Stock Xenia, Terios, Luxio, Sirion, GrandMax, cash/kredit, disc gede, hub:HADI 081559705555/081233432555
• Lovebird •
• Pengasuh Pesantren •
Grosir / eceran Lovebird, Jl. Ciliwung 5 Banyuwangi, 085334845244
Dcr Pngasuh Pesantren Yatim, lk2 + 35th, min SMA llsan Psntren/S1 Univ Islam. Jl. Imam Bonjol 35 Bwi, 7775555 segera
• Kijang LGX ‘98 • Dijual Kijang LGX tahun 1998, bensin, lat DK, biru, siap pakai. Harga Rp. 87.5juta. H: 08123353502
• Kijang Innova ‘10 • Rumah siap huni di Puri Mendut, Jl. Mendut 88 Banyuwangi (100m dari Kantor Pemda), cash/kredit, bunga ringan. 081336143490, cepetan sisa hanya 5 unit.
BANYUWANGI
SITUBONDO
• Belakang Pemda •
• Lemahbangdewo •
• Ruko 2 Lt •
Dijual rumah murah siap huni tngah kota belakang Pemda, L+400, H: 085236168779
Dijual tanah di Lemahbangdewo Rogojampi, LT 920m2. H: 081235320800
Djl Ruko 2 Lt. LT71m2. Jl. Olean no. 36, dpn Pasar. H: 08179310008/03151161403
• Tanah & Rumah • Djl tanah & rumah 355m2, Geladag Rgojampi, sblh Bimantara, tnp prntra 08133633898
• Rumah Tengah Kota • Jual cepat murah rumah tengah kota Jl.letjen Sutoyo 087851295602
BANYUWANGI • STNK • Hlg STNK Nopol P 2808 XM, an. Drs. Mulyono, Pekulo 3/1 Kepundungan, Srono Hlg STNK Mobil Nopol P 540 VO, an. Widodo. Awu Awu 04/01 Temuasri, Sempu HlgSTNKNopolP5767XE,an.SulisSetyowati.Jl KalimosodoDlm,Gurit01/03PengatiganRogojampi Hlg STNK Nopol P 9542 VA, an. Rosifa Liesdiana. Ternate 10 RT 02/03 Kel. Lateng
SITUBONDO • STNK • Hlg STNK Nopol P 6768 EV, an. Diah Restriasih, al: Kp. Wirakrama 03/02 Arjasa
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho, Mega Dwi P. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Windyah Sari. Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
31
Minggu 17 Maret 2013
KDRT
BAYU SAKSONO/RaBa
DAERAH KAMPUS: Kawasan permukiman yang paling banyak terdapat usaha rumah kos di sekitar mal Ramayana dan kampus Untag 1945 Banyuwangi.
NUR HARIRI/RaBa
TAK TERIMA: Nur Arafah melaporkan kasus KDRT yang dialaminya ke Mapolres Situbondo kemarin (16/3).
Sering Dikasari, Istri Lapor Polisi PANJI - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dialami seorang ibu rumah tangga bernama Nur Arafah, 23, warga Dusun Caing, Desa Panji Lor, Kecamatan Panji, Situbondo. Merasa tidak terima dengan perlakuan kasar suaminya berinisial HY, 25, korban melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Situbondo kemarin (16/3). Menurut korban KDRT tersebut, suaminya yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah dasar (SD) di Desa Wringin Anom tersebut sering bertindak kasar kepadanya. Puncaknya terjadi sekitar pukul 09.00, yakni korban mengaku dipukul sebanyak lima kali hingga mengalami lecet dan memar Baca Sering...Hal 35
Rumah Kos tak Perlu HO BANYUWANGI - Semangat mengantisipasi penyalahgunaan rumah kos terus dilakukan kalangan eksekutif dan legislatif di Banyuwangi. Setelah menggelar rapat kerja dengan eksekutif, para wakil rakyat di DPRD Banyuwangi akan mematangkan rancangan peraturan daerah (raperda) penyelenggaraan usaha rumah kos. Untuk menyempurnakan draf raperda inisiatif anggota dewan tersebut, panitia khusus (pansus) raperda rumah kos akan menggelar konsultasi publik dengan stake holder di aula kantor Kecamatan Banyuwangi besok (18/3). Ketua pansus raperda rumah kos
DPRD Banyuwangi, Ismoko mengatakan, pihaknya mengundang stake holder dalam konsultasi besok. Di antaranya, para pengusaha rumah kos yang tergabung dalam Paguyuban Rumah Kos Banyuwangi (Parukoba), Forum Komunikasi Pembangunan, dan beberapa stake holder lain. “Kami akan menyampaikan hasil pembahasan (draf raperda rumah kos) yang sudah kami lakukan. Kami juga akan meminta masukan,” ujarnya kemarin (16/3). Politikus asal Partai Golkar itu menambahkan, konsultasi publik serupa juga akan digelar di sejumlah lokasi di seantero Banyuwangi. “Di wilayah kota,
konsultasi publik kami gelar di aula Kecamatan Banyuwangi. Kami juga akan menggelar konsultasi serupa di tempat lain, misalnya di Kecamatan Genteng, Kecamatan Gambiran, dan sekitarnya,” imbuhnya. Ismoko menjelaskan, raperda tersebut hanya akan mengatur rumah kos yang memiliki jumlah kamar maksimal sepuluh unit. Sebab, berdasar UndangUndang (UU) Nomor 28 Tahun 2012 tentang pajak dan retribusi daerah, rumah singgah yang terdiri atas sepuluh kamar lebih sudah dikategorikan sebagai hotel. Nah, berbeda dengan hotel yang harus mengantongi hak
operasional (HO), rumah kos tak harus mengantongi persyaratan tersebut. “Rumah kos tidak harus mengantongi HO,” jelasnya. Namun demikian, para pengusaha rumah kos tetap harus memiliki sejumlah izin lain, termasuk izin mendirikan bangunan (IMB) dan izin usaha rumah kos. Agar tidak memberatkan masyarakat, imbuh Ismoko, pengurusan izin rumah kos akan dipermudah. “Semangat kami (DPRD) adalah mengatur rumah kos agar tidak disalahgunakan oknumoknum tak bertanggung jawab, bukan untuk memberatkan masyarakat,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Bupati Resmikan Sun East Mall GENTENG - Pusat perbelanjaan terbesar di Kota Genteng secara resmi dibuka. Sun East Mall yang merupakan hasil pengembangan Kalisari Dept Store Genteng dibuka oleh Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas kemarin (16/3). Peresmian pengoperasian Sun East Mall di Kota Genteng itu ditandai pengguntingan pita melati yang dilanjutkan penandatanganan prasasti oleh Bupati Anas. Selanjutnya, orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu meninjau beberapa sudut Sun East Mall. “Pak Fery (Direktur Sun East Mall Feryanto) ini siap menampung karya UKM (usaha kecil menengah). Ini luar biasanya Pak Fery,” puji Bupati Anas. Sun East Mall yang berlokasi di pusat Kota Genteng ini bukan hanya terbesar di Genteng, tapi juga paling lengkap. Selain tersedia pakaian berbagai jenis dan merek dan, juga tersedia elektronik dan buku-buku untuk pelajar, mahasiswa, dan umum. Tempat bermain bagi anak-anak dan orang dewasa tersedia dengan space yang cukup luas. Musala, food area, dan kolam renang, juga ada di Sun East Mall ini. “Sengaja kita rancang untuk belanja sambil nyantai. Tempat ibadah juga kita sediakan,” kata Direktur Sun East Mall, Feryanto. Feryanto mengaku Sun East Mall yang dibangun ini merupakan pengembangan Kalisari Dept Store dalam jangka panjang. Di usia ke-47 tahun, Kalisari Dept Store mengembangkan sayap, yaitu membangun Sun East Mall. “Dengan adanya Sun East Mall ini kami ingin membantu pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan,” ungkapnya. (abi/c1/bay)
FOTO-FOTO: AGUS BAIHAQI/RaBa
GRAND LAUNCHING: Bupati Anas meresmikan Sun East Mall dengan menggunting pita melati (foto kiri) dan menandatangani prasasti (foto kanan).
OWNER: Direktur Sun East Mall memberikan sambutan peresmian.
LAPANG: Bupati Anas melihat lokasi bermain anak dan orang dewasa dengan space yang luas.
TINJAU: Bupati Anas didampingi Feryanto melihat Sun East Mall.
MEGAH: Sun East Mall dengan gedung dua lantai dilengkapi lahan parkir yang luas di bawah tanah.
ULAMA: Bang Hasyim, Kiai Muafiq, Kiai Hasyim Syafaat, Bupati Anas, dan Feryanto, dalam pembukaan Sun East Mall kemarin.
Ingin Dimuat di Koran?
34
Rubrik Koran Pelajar (Koper) Jawa Pos Radar Banyuwangi yang dimuat setiap hari Minggu menerima sumbangan pemikiran dan tulisan dari para siswa dan guru. Silakan kirim artikel ke alamat email ir_radarbwi@yahoo.com. Jangan lupa sertakan foto diri atau ilustrasi dan beri keterangan untuk rubrik Koper.
Minggu 17 Maret 2013
Try Out Unas Ajang Asah Mental
GALIH COKRO/RaBa
RUANG TERBUKA: Peserta try out mengerjakan soal di taman Sritanjung tahun lalu.
BANYUWANGI- Pelaksanaan try out (uji coba, Red) peserta ujian akhir nasional (Unas) sekolah dasar (SD) tinggal empat hari lagi. Dinas Pendidikan meminta semua peserta try out mempersiapkan diri secara baik. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono melalui Kasi TK dan SD Hamami mengatakan, walau hanya try out, namun siswa harus memiliki persiapan secara matang. Pelaksanaan try out itu sebagai salah satu langkah dan upaya mempersiapkan siswa dalam menghadapi pelaksanaan ujian nasional. Dalam pelaksanaan try out, selain mempersiapkan materi pelajaran, siswa juga penting menyiapkan mental. Melalui try out ini, kata Hamami, mental siswa bisa terasah dan siap mengikuti ujian nasional. “Makanya try out harus dilakukan berulang kali untuk persiapan siswa menghadapi Unas,” terangnya kemarin. Penguasaan materi pelajaran, imbuh dia, harus diimbangi kesiapan mental. Pelaksanaan try out diharapkan menjadi media untuk menata mental
GALIH COKRO/RaBa
SERIUS: Siswa SD mengikuti try out Unas yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bersama Dinas Pendidikan setahun lalu.
siswa menghadapi ujian nasional mendatang. “Jika mental sudah tertata, insya Allah siswa akan lebih siap menghadapi ujian nasional,” katanya. Pelaksanaan try out tahun 2013 akan berlangsung pada hari Kamis (21/3) mendatang. Sehari
sebelumnya, soal try out akan di distribusikan pada masingmasing sekolah. Pendistribusian sehari lebih cepat untuk menghindari keterlambatan pendistribusian seperti tahun lalu. Jika distribusi dilakukan sehari sebelumnya, kemungkinan soal
telat datang dapat dihindari. Try out tahun 2013 akan diikuti sekitar 22.478 siswa kelas VI SD se Kabupaten Banyuwangi. Panitia akan memberikan hadiah menarik kepada peserta terbaik dalam pelaksanaan try out nanti.(afi/irw)
Jentaka Si Buntung Oleh Finda Mia Wulandari*
T
iada canda tawa yang terpampang di sudut dusun Paraaman, tempat rumah Uun beradu dengan nasib. Di waktu kecil tak jarang ia menangis dan bingung mencari separo kakinya yang hilang. Kaki buntungnya selalu mengecilkan hati untuk bercengkerama dengan dunia luar, pada akhirnya ia merasa dikucilkan teman sebayanya. Kekurangannya pun menghambat dia duduk di bangku sekolah. Namun, sang emak selalu mengenalkan ejaan padanya, hingga ia melek aksara dengan kekurangan yang ada. Bertahun berlalu dengan kebuntungannya, sang emak semakin runduk terus sakit-sakitan. Suara batuk kerap terdengar di rumah, dan terkadang sang emak linglung dengan suatu yang digarap. Suatu ketika emak jatuh pingsan, Uun tak mampu membopong badan emaknya. Dengan teriakan histeris yang ia lakukan, memanggil-manggil tetangga untuk membantu menolong. Dibopong badan emak yang lemas dan pucat ke atas ranjang di dekat ruang tamu. Sambil menanti emaknya sadar, Uun terus mengalirkan air mata dan menyelimuti keadaan dengan sebuah ketakutan. Ketakutannya akan kehilangan satu-satunya kerabat yang ia miliki. Ia takut sendiri menghadapi kerasnya hidup dengan kekurangannya. Cukup sudah ia merasa sedih akan sikap pengecut sang rama yang pergi meninggalkan keluarga kecilnya. Hanya karena lahir seorang Uun yang penuh dengan kekurangan bersama kaki buntungnya, rama pergi meninggalkan ia dan emaknya. Suara azan magrib menggumam di langgar dekat rumah, emak pun siuman walau badannya terbujur lemas tak berdaya di atas kasur. Uun segera menyodorkan teh hangat yang sudah kacep karena terlalu lama menunggu emaknya sadar. “Apa emak tak kenapa?” “Enjek, Emak lelah, emak sudah tak sanggup menopang badan yang terus merunduk. Emak tak kuat mengulek kacang dan petis yang terlalu keras. Kalau masih muda dulu seberapa banyak pembeli yang datang ke mari, emak masih kuat melayani. Sekarang emak sudah tak mampu Un, emak sudah putuskan berhenti menjual tajin palappa. *** Keputusan sang emak berhenti berjualan tajin palappa, membuat Uun bingung tak karuan. Dengan resep seadanya yang dilontarkan emak saat itu, ia nekat meneruskan jualan sang emak. Berdiri dengan kaki-kaki kursi, ia haluskan semua bahan di atas cobek demi mencukupi kehidupannya. Kalau dulu emak yang menjadi tulang punggung keluarganya, kini Uun yang berusaha membanting tulang. Dini hari sebelum fajar terbit, ia sudah belanja ke pasar Senggol membeli bahan jualannya. Dengan sepeda roda tiga dengan pedal di tangan yang dibuat pak Misban, ia kayuh dengan penuh semangat diiringi ngajian-ngajian yang bergumam di masjid. Tajin palappa masih banyak digandrungi pembeli, tak jarang pembeli yang tahu kalau emaknya sudah tak sanggup untuk berjualan lagi. Sesampainya di sana pelanggan emak pun tak bisa berbuat apa, dan terpaksa membeli. Rasanya yang jauh dibandingkan tajin palappa buatan emak, membuat Uun sering mendapat makian dan ejekan karena rasanya yang tidak enak bahkan terkadang terlalu kecut kebanyakan cuka. Saat makian terus menghampiri dagangannya, yang tak selaku saat emak berjualan, namun masih ada satu pembeli yang setia merasakan tajin palappa buatannya. Sosok pria dengan rambut putihnya rutin membeli tajin palappanya dan selalu menyemangati Uun dalam menghadapi kerasnya hidup dengan sebatang kara. Pak Misban yang biasa hidup sendiri tanpa kerabat yang ada, selalu hadir merasakan tajin buatan Uun. Walau terkadang Uun menangkap raut wajah Pak Misban yang terlihat memaksan saat menelan tajin. Uun hanya bisa menahan tawa kecil dan kesedihan, dengan satu pertanyaan di hati
kecilnya.“Kenapa Pak Misban masih memaksa makan walau tajjin palappa ini tak enak rasanya?” Sesekali Pak Misban menyarankan kepada Uun untuk berhenti berjualan, dan menyuruhnya untuk tidak memaksakan kekurangannya dalam membuat tajin. Namun berulang kali Uun menentang, karena hanyalah itu satusatunya jalan yang bisa mendongkrak keuangannya yang selalu terjatuh dalam kemiskinan. “Sudahlah Un, tak perlu untuk memaksakan keadaan dan kekurangan yang ada. Kalau engkau sudah merasa tak mampu jangan memaksan. Aku ini hidup sebatang kara, dan tahu pasti bagaimana pilunya yang engkau rasakan. Sisa pensiunanku masih cukup buat mencukupi keluargamu, kau sudah aku anggap bagaikan anakku sendiri dan tak perlu segan”. Dengan segala pertimbangan, Uun putuskan untuk berhenti berjualan. Hari-harinya hanya merawat emak dan bersenda gurau bersama Pak Misban di depan rumah. Sesekali ia menemani Pak Misban yang hobi memancing. Biasanya akhir pekan mereka selalu rutin memancing di sungai dekat rumahnya. Tak peduli Uun seorang wanita, ia merasa percaya diri dan bahagia saat memancing bersama Pak Misban untuk mengisi waktu luangnya. Tak sedikit pula ikan yang mereka dapatkan dari hasil memancing, dan setelah di rumah mereka masak serta santap ramai bersama tetangga yang ada di dusunnya. Di kala kesibukannya tak lagi ada di malam hari, menjelang tidur ia selalu merasa ketakutan. Apa yang akan dilakukannya saat Pak Misban telah berpulang, bukankah ia selalu menggantungkan hidup padanya. Siapa lagi sosok teman, bapak, tetangga yang hebat yang akan sepertinya jika Pak Misban benar-benar berpulang pada waktunya. *** Pagi yang cerah dengan suara kicauan burung yang menari-nari dan melompat di ranting pohon mangga depan rumah Uun. Namun pagi itu suasana sedikit berbeda,
karena hatinya semakin gelisa. Entah apa yang akan terjadi, Uun terus merasakan kegelisahan seakan-akan menghadapi sebuah kesunyian dan kesendirian yang tak pernah berhenti. Untuk menghilangkan kegundahannya, ia bergegas pergi ke sungai tempatnya memancing mengharapkan sebuah ketenangan. Melihat suara air yang mengalir begitu deras dan kotor karena hujan lebat semalam membuatnya sedikit tenang. Suara aliran air membuat hatinya selalu tenang, sesekali ia melihat ikan bersembunyi di balik bebatuan namun tak ada niat sedikit pun untuk memancingnya. Dari kejauhan terlihat seorang anak berlarian memanggil namanya dengan teriakan. Semakin mendekat, semakin jelas siapa anak tersebut yang datang menghampiri. Deni anak tetangga sebelahnya yang datang, menyampaikan kabar bahwa emaknya sudah tiada dan Uun harus segera pulang ke rumah. Mendengar kabar emaknya berpulang, ia segera mengayuh sepeda roda tiganya dengan cepat. Tangannya terasa berat memutar pedal sepeda, hujan tiba-tiba turun lebat mengguyur badannya dan membekaskan kesedihan. Saat tiba di rumah, ia lihat kerumunan orang dan Pak Misban sudah berkumpul. Segeralah ia turun dan berjalan dengan kedua tangannya yang kaku kedinginan, langsung saja ia memeluk dan menangis akan keadaan yang akan meninggalkannya pada sebuah kesendirian. Tangisannya terus tanpa henti. Sampai di pemakaman umum pun ia masih berteriak, “Emak…emak….emak…” dan pada akhirnya ia jatuh pingsan saat liang lahat mulai ditimbun. *** Sepekan sudah kepergian emaknya. Ia masih saja murung dan meratapi kesedihan. Hampir setiap hari ia duduk di pinggir sungai, sambil melamunkan emaknya yang tak bisa ia peluk kembali. Hari-harinya selalu ia habiskan bersama Pak Misban, yang selalu berlagak seperti rama baginya. Namun, suatu ketika saat ia menikmati suasana sungai, di sebelahnya berkumpul ibu-ibu yang sedang menyuci
kedelai di sungai sebagai bahan membuat tempe dan tahu. Telinga Uun merasa begitu panas dan merasakan kalau topik yang diperbincangkan menyangkut dirinya. Perlahan ia sedikit mendekati dan bersembunyi di balik semak untuk menguping pembicaraan. “Iya itu keluarga si buntung, sukanya minta-minta saja sama Pak Misban. Ia selalu cari muka di depan pak Misban, demi menikmati pensiunannya. Mulai dari makan setiap hari, kebutuhannya bahkan sampai pada kematian emaknya juga, semua keuangan yang ngurus Pak Misban. Enak sekali nasib si buntung hanya menjadi pengemis rumahan yang tak terlihat. Coba lihat di luar sana, banyak pengemis jalanan yang kepanasan meminta-minta demi kehidupan”. Mendengar pembicaraan itu, Uun segera pulang dengan tangisan yang tiada henti. Sesampainya di rumah ia langsung menghampiri Pak Misban. Ia luapkan segala amarah dan kekesalannya pada Pak Misban. Berulang kali Uun menegaskan bahwa yang memaksa untuk mencukupi kehidupannya bukan ia yang memaksakan, namun pak Misban yang selalu memaksakan ia dan emaknya untuk menikmati pensiunannya. “Akubukanpengemis,bukanpengemis,bukanpengemisbuntung. Aku mampu, aku mampu mencari uang dengan kekuranganku”. Kata itu yang terakhir ia ucapkan dengan keras dan penuh dengan amarah diiringi air mata yang terus mengalir. Kemudian ia segera kembali ke rumahnya, dan menutup pintu rapat. Sesekali Pak Misban datang dengan lembut untuk menenangkan hatinya, namun kerasnya keputusan sudah tak bisa diganti. Saat itu pula Uun berhenti untuk tidak menggantungkan kehidupannya pada siapa pun, termasuk Pak Misban. *** Teriknya matahari semakin memanas kala waktu tepat berada pada jam dua belas siang. Suhu Situbondo yang panas ditambah asap knalpot mobil tidak mematahkan semangat Uun untuk terus bekerja. Setelah memutuskan untuk tidak menggantungkan kehidupannya, ia memilih untuk menjadi pedagang asongan di lampu merah dekat alun-alun kota. Dengan berjualan kacang rebus buatan dari rumah, ia jajakan dengan sepeda roda tiga kesayangannya. Tak takut di serempet mobil yang berlalu lalang, ia masih berani berteriak menawarkan kacang rebusnya. Uun pernah juga di amankan Satpol PP yang sedang merazia gelandangan dan pengemis. Karena keberadaannya di lampu merah mengganggu arus lalu lintas yang ada. Namun, keberuntungan masih berpihak padanya. Kejadian itu tak membuat Uun patah semangat, ia pun pindah tempat jualan di lampu merah Panji. Di lampu merah Panji ia bertahan berjualan hingga enam bulan. Di sana ia mendapatkan sahabat baru, penjual koran yang selalu menemani di bawah terik matahari. Pernah di tabrak sepeda motor, juga tidak mengurungkan niatnya untuk berhenti berjualan dengan risiko yang sangat besar. Suatu ketika ia berjualan di bawah guyuran hujan yang lebat. Saat lampu berwarna merah, ada seorang sopir truk memanggil dan ingin membeli kacangnya sepuluh ribu. Namun, ketika lampu sudah berwarna hijau sang sopir hanya memberikan uang, dan melajukan truknya dengan pelan. “Pak kacangnya. Ini kacanganya” “Kau ambil saja buntung. Itu untukmu dan tak usah kau jual kacang padaku. Uang itu untukmu buntung”. Mendengar perkataan tersebut, Uun melanjutkan sepeda roda tiganya dan melemparkan kacang ke bak truk sambil mengatakan “Aku bukan pengemis, aku kerja bukan untuk meminta-minta”. Setelah berhasil melemparkan kacang yang dibeli pak sopir, dari arah berlawanan terlihat bus melaju kencang dan menabrak tubuh Uun. Ia pun tewas dan semua penumpang bus turun berlarian menolongnya dengan badan yang berlumuran darah. *) Mahasiswi FKIP Bahasa Indonesia, Unmuh Jember, asal Situbondo.
BERITA UTAMA
Minggu 17 Maret 2013
35
HALAMAN SAMBUNGAN
Banjir Kota karena Tiada Resapan BANYUWANGI - Banjir yang melanda Kota Banyuwangi kemarin lusa (15/3) direaksi cepat pe merintah daerah. Bupati Abdullah Azwar Anas kemarin (16/3) menggelar rapat terbatas dengan Bappeda dan Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang di ruang kerjanya. Rapat terbatas itu digelar untuk mengevaluasi banjir tersebut. Dalam rapat tersebut terungkap beberapa hal yang menyebabkan banjir dan air meluap. “Untuk mengatasi banjir itu, perlu ada pendekatan kebijakan sistemik tata ruang,” ungkap Bupati Anas. Selama belum ada kebijakan sistemik, persoalan banjir tidak akan pernah selesai. Sebaliknya, banjir akan terus meluas dan tambah parah. Ke depan, pemerintah daerah akan melakukan langkah-langkah taktis dan kreatif untuk mengatasi dan mencegah banjir. Salah satu langkah yang akan segera diambil adalah pengendalian tata ruang. Salah satu kebijakan sistemik yang segera diambil adalah pengendalian tata ruang pembangunan perumahan di hulu. Selama bertahun-tahun,
perumahan berkembang secara bebas tanpa ada pengendalian. Akibat tidak adanya pengendalian, beberapa lahan yang selama ini menjadi resapan air habis digunakan lahan perumahan. Dampaknya, karena tidak ada lahan resapan di hulu, air hujan meluncur begitu saja ke hilir. “Kuncinya adalah pengendalian lahan resapan agar air tidak tumpah ke hilir,” cetusnya. Kepala Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Mujiono mengatakan, secara teknis drainase yang ada saat ini lebih dari cukup untuk menampung debit air hujan. Fungsi drainase adalah sebagai penampang jalan. Hanya, jelas Mujiono, drainase yang ada tidak bisa menampung air hujan karena ada air kiriman dari hulu. Air hujan yang ada di hulu tumpah ke hilir karena ter sedia lahan resapan air. Selama ini, pengembang peru mahan banyak yang ti dak memperhatikan komposisi lahan efektif dan lahan nonefektif.
S e s u a i at u ra n yang ada, kom posisi lahan efektif ha rus 60 persen dan lahan nonefektifnya 40 persen dari luas la han yang dikembangkan. “Lahan efektifnya digunakan pengembangan tempat tinggal dan lahan nonefektifnya berfungsi sebagai lahan fasos, fasum, dan ruang terbuka hijau (RTH),” jelas Mujiono. Solusi untuk mengatasi banjir itu, melakukan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian terhadap tata ruang wilayah dan rehab atau pembangunan per mukiman baru. Sistem drainase terutama pada titik genangan air dan rawan banjir disesuaikan dengan debit banjir. “Aturannya setiap rumah harus memiliki sumur resapan, namun para pengembang belum banyak yang merespons serius aturan itu,” katanya. Kepala Bappeda Banyuwangi, Agus Siswanto menjelaskan, semua kegiatan pembangunan yang dilaksanakan masyarakat umum, pengusaha dan pe-
ngembang harus mengacu pada Perda 8 tahun 2012 tentang RTRW. Perda itu merupakan turunan dari UU 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Dalam kaitan, kata Agus, perlu peran serta aktif masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. Seperti taat menyediakan fasos dan fasum 30 persen dari luas perumahan. Jika ingin membangun, lanjut dia, harus ada keseimbangan dengan lingkungan, bangunan drainase sesuai standar dan penyediaan sumur re sapan benar-benar diperhatikan. “Aturan itu dibuat untuk menghindari banjir dalam panjang dan demi anak cucu,” jelasnya. Sementara itu, Kepala BPBD Wi yono mengatakan, banjir yang terjadi Jumat lalu itu belum ditemukan kerugian materi. Petugas BPBD yang diturunkan pada saat hujan, tidak menemukan kerusakan fasilitas milik warga maupun fasilitas pemerintah. Warga pun belum ada yang melaporkan ada kerugian materi akibat banjir yang melanda Banyuwangi itu. “Tapi kita terus pantau perkembangan,” kata Wiyono. (afi/c1/bay)
Hari Ini Laga Terakhir di Banyuwangi n PETROKIMIA... Sambungan dari Hal 29
Hasil itu menjadi ulangan pertemuan kedua tim di putaran pertama yang digelar di Solo. Kala itu Gresik Petrokimia menaklukkan Valeria Papua Barat juga dengan skor 3-0. “Anakanak bermain disiplin sejak set pertama. Alhasil, per mainan bisa dikendalikan dan tanpa kesalahan berarti,” tutur Sudarto. Sementara itu, kekalahan atas Gresik Petrokimia menjadi catatan tersendiri bagi Valeria Papua Barat. Eko Waluyo se-
bagai pelatih tim tersebut menyebut tim Gresik memang bermain cukup baik dalam laga tersebut. Kekurangan timnya dalam meladeni perlawanan Novia Andriyanti dkk hanya karena timnya tampil pincang. Absennya Cindy Ramirez disebutnya mereduksi kekuatan tim asal Papua tersebut. Dia absen karena masih dalam masa pemulihan pasca operasi usus buntu. “Pertemuan dengan Gresik, Cindy absen. Semoga di seri berikutnya dia bisa turun,” ujarnya. Sementara itu, di laga pe-
mungkas Proliga 2013 yang digelar hari ini, tuan rumah Surabaya Samator akan memulai laga kandang kedua. Bertanding di hadapan publik sendiri, tim yang dimanajeri Hadi Sampurno itu menargetkan kemenangan saat melawan Palembang Bank Sumsel Babel di GOR Tawang Alun sore ini. Laga itu sekaligus akan menjadi pertandingan balas dendam bagi Samator. Sebab, dua pekan lalu di Solo, Samator dipaksa bertekuk lutut 3-1 atas Palembang Bank Sumsel Babel. Tentu hal yang sama tidak ingin
diulangi dalam laga home kali ini. “Bank Sumsel Babel memang tim bagus. Apalagi, Mashudi sebagai taktikan pernah menukangi Samator. Namun, pihaknya sudah mempelajari kekalahan yang dialami Bagus Aryanto dkk di putaran pertama lalu,” cetus Hadi Sampurno. Di pertandingan lain, tim putra Jakarta Sananta Indocement me ndapat perlawanan alot Bank Jateng Semarang. Dalam pertarungan lima set, tim asal Jakarta itu berhasil unggul tipis dengan kedudukan akhir 3-2. (nic/c1/bay)
GALIH COKRO/RaBa
RONTOK: Bangunan milik Hamzawi di tepi Kalilo yang ambrol belum dibersihkan hingga kemarin.
Hanya Penyok, Tidak Ada Korban Jiwa Diduga Batang Sudah Keropos n POHON...
n KEMUDI... Sambungan dari Hal 29
Sambungan dari Hal 29
Sekitar 30 menit kemudian mobil Katana itu berhasil dievakuasi. Terkait kecelakaan tunggal tersebut, Kasubag Humas Polres Situbondo mengimbau agar warga lebih waspada jika hendak bepergian. Caranya, melihat kondisi kendaraan terlebih dahulu agar terhindar dari kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa. “Semua pengguna jalan diharapkan lebih waspada. Tidak ada salahnya mengecek kondisi kendaraan sebelum bepergian,” kata AKP Wahyudi. (rri/c1/bay)
Beruntung, peristiwa itu tidak menimbulkan korban jiwa. Padahal, sehari-hari arus lalulintas di ruas Jalan HOS Cokroaminoto cukup ramai. “Biasanya saya memarkir becak tepat di bawah pohon yang dahannya patah tersebut. Un-
kejadian, warga sekitar langsung berbondong-bondong memangkas dahan pohon yang melintang di Jalan HOS Cokroaminoto tersebut. “Harus cepat dibersihkan. Jika tidak, bisa berbahaya. Bisa-bisa ada peng guna jalan yang celaka karena menabrak dahan pohon yang patah ini,” celetuk seorang warga. (sgt/c1/bay)
Satu Pohon Berbuah 402 Butir n KEBUN... NUR HARIRI/RaBa
DITARIK: Kondisi Katana setelah terperosok ke sawah di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, kemarin (15/3).
Pedagang Usul Perluas Area Parkir n TAK IZINKAN... Sambungan dari Hal 29
Sementara itu, di sepanjang Jalan Gajah Mada, Genteng, kerap banyak kendaraan parkir di tepi jalan. Itu disebabkan banyak toko tidak memiliki lahan parkir. Jadi, jangan heran jika jalan di depan perkotaan itu sering macet. Kemacetan kerap kali terjadi di Pasar Genteng. Sebab, pasar ter sebut tidak memiliki area parkir yang memadai. Banyak ken daraan roda empat yang diparkir di tepi jalan. Sebenarnya pedagang pasar sangat membutuhkan area par kir demi mengurai
tungnya saat kejadian, becak saya itu saya parkir agak jauh. Jika tidak, bisa-bisa becak saya remuk. Untungnya lagi, pas kejadian tidak ada kenda raan yang melintas, jadi tidak ada korban jiwa,” imbuh tukang becak asal Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, tersebut. Sementara itu, sesaat setelah
Sambungan dari Hal 29
Jika 782 hektare kebun durian itu sudah berproduksi, maka produksi durian akan lebih besar. Luas 782 hektare kebun durian itu tersebar di Kecamatan Kalipuro, Glagah, Licin, Kabat, Songgon, Sempu, Glenmore, dan Kalibaru. Durian yang ditanam di kebun tersebut sebagian besar durian
lokal Banyuwangi. “Durian montong hanya sekitar lima persen,” katanya. Produksi durian Banyuwangi hanya berlangsung selama lima bulan. Musim panen durian mulai Desember dan puncak pa nen terjadi pada April. Walau durian lokal, tapi tidak kalah dengan durian montong. Selama lima bulan, satu pohon bisa memproduksi 402 buah.
“Buah yang baik beratnya empat kilogram. Buah biasa ratarata beratnya dua kilogram,” tambahnya. Terkait harga durian, lanjut Ikrori, sangat terjangkau. Di tingkat petani, durian seberat dua kilogram diperdagangkan seharga Rp 5.000. “Jika ada kendala pemasaran, kita siap membantu memasarkan,” tambahnya. (afi/c1/bay)
Gunung Raung Masih Siaga n BNPB... Sambungan dari Hal 30
ALI NURFATONI/RaBa
SEMPIT: Sejumlah kendaraan diparkir di kawasan Pasar Genteng kemarin.
ke ma ce tan. ‘’Pasar sini memang mem butuhkan tempat parkir,” ujar salah satu pengurus Pe gu yuban Pe dagang Pasar (P2Pas) Gen teng,
Ahmad Fauzi, ke ma rin. Menurut dia, lahan parkir sangat dibutuhkan. Salah satu caranya, menata kembali bangunan pasar. “Permintaan
pe dagang, toko di depan itu di bongkar lalu dibuat lahan parkir. Sejak dulu memang gak punya tempat parkir,” tandasnya. (ton/c1/bay)
Mampu Bayar Listrik dan Gaji Karyawan n DARI... Sambungan dari Hal 29
Mulanya uang itu akan dikembalikan dalam waktu dua tahun: pokok plus bunga. “Sekarang utang itu sudah mendekati angka Rp 400 juta. Pemkab melalui Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) terus melakukan penagihan,” terang sumber yang mewantiwanti namanya dirahasiakan. Puncak masalah terjadi pada 1 Novem ber 2011, yakni ketika manajemen memutuskan merampingkan karyawan untuk mengurangi beban operasional yang terlalu besar. Sedikitnya delapan karyawan harus dirumahkan. Yang tersisa hanya tiga karyawan. Kini, studio Radio SS di Jalan Tembus Lama, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, tampak aktivitas sebagaimana biasa. Saat berkunjung ke sana, koran ini ditemui Yessi Yuli Agustin yang menjabat sebagai marketing. Dia mengaku tak terlalu
tahu tentang masa lalu Radio SS. “Kalau bertanya tentang latar belakang SS, saya tidak cukup tahu,” terangnya. Yessi mengaku berkonsentrasi me ngembangkan Radio SS daripada memikirkan sejumlah masalah yang membelit. Dia mengaku bangga karena dirinya tidak hanya mampu mempertahankan Radio SS, tapi juga mampu mengembangkan. Karyawan yang semula tiga orang kini sudah menjadi sepuluh orang. Kata dia, dirinya tidak punya niat keluar dari Radio SS. Istri Irwan Yulianto itu mengaku tertantang mengembangkan dan mengelola Radio SS menjadi lebih baik. “Radio SS sebenarnya menjadi korban, potensinya tetap besar. Jika dikelola dengan baik, pasti akan berdampak baik,” terangnya. Sebagai karyawan yang cukup lama bekerja di Radio SS, Yessi mengaku ingin bertanggung jawab. Saat masalah membelit, masih banyak kontrak dengan klien yang belum diselesaikan, terutama kontrak
iklan jangka panjang. Tentu itu harus diselesaikan. “Alhamdulillah sekarang kita bisa membuktikan bahwa kita tidak hanya bisa bertahan, tapi bisa berkembang. Kita mandiri: membayar listrik hingga karyawan tanpa disubsidi pemkab” terang Yessi. Perempuan berjilbab itu mengungkapkan, meski jelas-jelas menyandang sebagai radio milik pemkab, tapi tiap tahun Radio SS tak pernah menerima subsidi. “Ketika kita curhat kepada komisaris (dijabat sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Situbondo), kita disuruh mencari investor,” tuturnya. Yessi mengaku, bukan hal yang mudah bertahan dan mengembangkan diri di tengah ketidakpastian status. Apalagi, ada sejumlah orang yang mengembuskan rumor bahwa Radio SS akan ditutup. Namun, itu semua tak menyurutkan Yessi menghidupkan Radio SS. “Alhamdulillah kita bisa meyakinkan klien. Yang lama masih bertahan, yang baru kita prospek terus,” imbuhnya. (c1/bay)
Nah, saat ini Banyuwangi sudah memiliki renkon Gunung Ijen yang sama dengan Raung berstatus Siaga level III. Namun, renkon itu mungkin perlu direvisi lagi. “Nanti BNPB yang membuatkan renkon, sedangkan simulasi penanggulangan bencana dilakukan BPBD Banyuwangi dengan anggaran APBD,” jelas Medi. Ketua Pelaksana BPBD Banyu wangi Drs. Wiyono, MH mengakui bahwa renkon Gunung Raung sudah mulai disusun. Dia berharap, tak hanya penyusunan renkon yang dibantu BNPB. Tetapi, juga
simulasi penanggulangan bencana. “Sebab, simulasi penanggulangan bencana itu yang anggarannya sangat besar,” cetus Wiyono. Saat ini, Gunung Raung masih berstatus Siaga level III. In formasi terakhir kemarin sore dari Pos Pantau Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, menyebutkan bahwa gempa tremor tercatat di seismograph sebanyak 23 kali setiap enam jam. Sedangkan data amplitude 5 sampai 32mm. Kemarin pagi, sosialisasi di buka Bupati Banyuwangi Ab dullah Azwar Anas. Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Ir. Su-
geng Triutomo sempat memaparkan perhatian BNPB terhadap kerawanan bencana di Kabupaten Banyuwangi. “Utamanya kerawanan bencana di Gunung Raung dan Ijen, mendapatkan perhatian serius dari BNPB,” tegas deputi asal Banyuwangi tersebut. Acara yang diikuti Asisten Pembangunan dan Kesra Suhartoyo, muspika, kades, dan satuan kerja terkait, itu mengha dirkan pembicara berkompeten dari BNPB. Kepala BPBD Banyuwangi Wiyono serta Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur Hamid juga menyampaikan paparan. (c1/irw)
Mengaku Lima Kali Terluka n SERING... Sambungan dari Hal 31
Insiden KDRT yang dialami korban terjadi saat korban ingin membuka ponsel milik suaminya. Sebab, diduga di ponsel tersebut ada pesan singkat dari wanita idaman lain (WIL). Lantaran tidak diperbolehkan melihat isi ponsel tersebut, pasutri itu pun adu mulut. Tidak lama kemudian, suami nya memukul korban menggunakan tangan kosong
hingga lima kali. Nah, salah satu pukulan mengakibatkan kepala korban membentur lemari hingga memar. Mendapat perlakuan kasar su aminya, korban berteriak, tapi saat itu tidak ada warga yang mendengar. Demi menyelamatkan diri, korban kabur ke rumah saudaranya di Desa Wr ingin Anom, Kecamatan Panarukan. “Saya langsung ke rumah kakak saya di Wringin Anom,” kata Nur saat melapor kepada polisi.
Korban mengaku sudah tidak tahan dengan suaminya karena dirinya sering diperlakukan kasar. “Saya sudah tidak kuat, lebih baik saya cerai,” imbuhnya. Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi mengatakan, setelah mendapat laporan tentang KDRT, pihaknya akan melakukan penyelidikan dengan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan. “Setelah ada laporan, kami langsung melakukan penyelidikan,” kata AKP Wahyudi. (rri/c1/bay)
MINGGU l 17 MARET 2013 l HALAMAN 36
Digarap Tujuh Hari Full MENJELANG Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Banyuwangi selalu membuat ogoh-ogoh. Hal itu juga dilakukan Juri, warga Dusun Kaligesing, Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Umat Hindu setempat membuat sebuah ogoh-ogoh berukuran besar. Ogoh-ogoh tersebut dibuat oleh Dian, warga Dusun Sembulung, Desa/Kecamatan Cluring. Dian menuturkan, untuk membuat sebuah ogoh-ogoh besar dari spons tersebut, biasanya membutuhkan waktu tujuh hari. “Tapi mengerjakannya harus setiap hari full. Kalau disambi yang lain, ya bisa setengah bulan,” tuturnya seraya menyebutkan bahwa dia juga membuat ogoh-ogoh di Kecamatan Cluring. Sementara itu, Juri menuturkan bahwa dana pembuatan ogoh-ogoh tersebut berasal dari iuran umat di sekitar pura di dusun setempat. “Iurannya ada yang lima ribuan, dan ada juga yang dari donatur,” ujarnya. Juri menyebutkan, pada Hari Raya Nyepi biasanya 16 pura di Kecamatan Tegalsari akan membuat ogoh-ogoh masing-masing satu buah. “Tapi ada juga yang membuat dua ogoh-ogoh,” ujarnya. Semua ogoh-ogoh tersebut akan diarak dari masing-masing pura menuju lapangan sepak bola di Sumberagung, Kecamatan Tegalsari. “Nanti ogoh-ogoh yang merupakan simbol angkara murka tersebut akan dibakar di lapangan,” tandasnya. (azi/c1/bay)
ALI NURFATONI/RaBa
KUAT: Ogoh-ogoh diangkat banyak orang.
Butuh Kerja Sama Tim PAWAI ogoh-ogoh sudah menjadi tradisi tahunan umat Hindu di Banyuwangi. Atraksi ogoh-ogoh tersebut dilaksanakan setiap menjelang Hari Raya Nyepi yang sekaligus memperingati Tahun Baru Saka. Sehari jelang pelaksanaan Nyepi, Umat Hindu mengarak boneka raksasa tersebut keliling kampung. Seperti yang dilakukan umat Hindu di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Selasa lalu (12/3). Pada malam itu, umat Hindu mengarak ogoh-ogoh. Kegiatan tersebut dipusatkan di La pangan Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar. Saking ramainya, banyak kendaraan, baik roda empat maupun roda dua, menumpuk di ruas jalan menuju lokasi acara. Akibatnya, kemacetan tak bisa dihindari. Dalam pandangan umat Hindu, ogoh-ogoh adalah simbol sifat angkara murka. Sebab itulah, bentuk fisik boneka raksasa tersebut selalu seram. Simbol-simbol tersebut dibakar menjelang detik-detik Nyepi yang dimulai pukul 24.00. Untuk membuat ogoh-ogoh dibutuhkan kerja sama tim. Selain itu, setiap kelompok mempunyai tema masing-masing, sehingga ada kesan tersendiri. Ada delapan kelompok yang ikut andil dalam arak-arakan ogoh-ogoh itu, antara lain kelompok Pura Palukuning, Pura Wahyu Jati Mulyo, Pura Santi Rahayu, Pura Sumur Margo Mulyo, Pura Wahyu Bakti Sampurna, Pura Kesawa Kusumanata, Pura Widya Karana, dan Pura Astapaka. Dalam agenda tahunan itu, ratusan umat Hindu tumplek di lokasi acara. Mereka memprediksi umat Hindu yang hadir mencapai ribuan. ‘’Umat Hindu di Kecamatan Muncar berjumlah 6.000 orang lebih,” ungkap Eko Purnomo, salah satu panitia. Selain ogoh-ogoh, acara tersebut juga dimeriahkan tari-tarian. Iringan musik gamelan menambah suasana semakin gebyar. “Acara ini memang ramai setiap tahun,’’ ungkap Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kecamatan Muncar, Bisowarno. Menurut Bisowarno, ogoh-ogoh memang menyedot warga untuk datang ke lokasi acara. Bisa dibilang tradisi tersebut tidak hanya dihadiri warga Muncar, tapi juga warga kecamatan lain. ‘’Memang kegiatan ini gratis,” katanya. (ton/c1/bay)
ALI NURFATONI/RaBa
CANTIK: Ada yang mengenakan kostum nuansa BEC. ABDUL AZIZ/RaBa
SETENGAH JADI: Ogoh-ogoh masih dalam proses pembuatan di halaman di rumah Juri di Kaligesing, Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari, beberapa waktu lalu.
Disanjung Turis Prancis OGOHOGOH termasuk salah satu aset budaya yang perlu dilestarikan. Sebab, ogoh-ogoh yang ditampilkan umat Hindu dalam menyambut Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka bisa mengangkat sektor pariwisata. Salah satu contohnya, sejumlah turis mancanegara antusias menyaksikan pergelaran ogoh-ogoh di Lapangan Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Selasa malam lalu (12/3). Kala itu, empat turis tampak semringah menyaksikan kegiatan yang
ALI NURFATONI/RaBa
KOLOSAL: Suasana Tawur Agung Kesanga di lapangan Kecamatan Muncar, Banyuwangi.
Ajak Wujudkan Harmonisasi PERSEMBAHYANGAN Tawur Agung Kesanga oleh umat Hindu diharapkan dapat membangun kualitas bakti dan semangat toleransi dalam rangka mewujudkan harmonisasi. Hal itu disampaikan Eko Prastyo, bagian informasi dan komunikasi Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Pe radah) Jawa Timur, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi terkait persembahyangan Tawur Agung Kesanga menjelang Nyepi. Menurut Eko, harmonisasi berbagai elemen menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih berguna, bermakna, dan penuh arti. “Kehidupan yang penuh makna dan berarti adalah bentuk harmonisasi,” ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Eko, dalam setiap upacara persembahyangan Tawur Agung Kesanga selalu ditandai dengan ogoh-ogoh yang merupakan simbol makhluk-makhluk dunia astral atau dunia lain. Dalam puncak persembahyangan Tawur Agung Kesanga, se telah dilakukan pecaruan, dilanjutkan arak-arakan ogohogoh. Bagian akhir puncak persembahyangan adalah pengerupukan. Pengerupukan adalah pembakaran ogoh-ogoh pada puncak rangkaian persembahyangan umat HindudalamTawurAgungKesanga. “Hal itu melambangkan bahwa seluruh elemen, termasuk ogoh-ogoh sebagai makhluk astral, diberikan hak-haknya setelah menjaga empat penjuru bumi,” terangnya. Eko juga menjelaskan bahwa menjelang Nyepi, ada persem-
bahyangan biasa yang digelar umat Hindu, yaitu Melasti. Lalu, dilanjutkan Tawur Agung Kesanga sebagai persembahyangan untuk
menyucikan alam semesta. Keesokan harinya, umat Hindu memasuki tapa catur brata penyepian. (azi/c1/bay)
spektakuler itu. Mereka adalah Noimis, Elmen, Milen, dan Silvia. Keempat turis asing tersebut berkebangsaan Prancis. Mereka mengaku takjub menyaksikan serangkaian ogoh-ogoh itu. Sebab, hal tersebut tidak dimiliki negara asalnya. ‘’Luar biasa dan strong (kuat, Red),” ungkap Noimis. Lantaran penasaran, mereka bersedia datang ke lokasi acara dan hasilnya sangat memuaskan. ‘’Bagus sekali. Mereka sangat energik,” sanjung Silvia. (ton/c1/bay)
ALI NURFATONI/RaBa
HITAM-MERAH: Bentuk ogoh-ogoh yang akan dibakar.