15 Tahun
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
JUMAT 19 SEPTEMBER TAHUN 2014
KUCUR
NGOPAI
AYU AZHARI
Siap Beri Kejutan BBF KEGIATAN Banyuwangi Batik Festival (BBF) masih akan digelar besok (20/9). Sejumlah artis sudah mulai berdatangan ke kabupaten berjuluk The Sunrise Of Java kemarin (18/9). Salah satunya adalah Ayu Azhari. Ayu bersama rombongan mendarat di Bandara Blimbingsari sekitar pukul 13.10 kemarin. Dengan mengenakan kerudung, kaus warna hitam, dan jins, dia menggandeng Baca Siap...Hal 43 putrinya ■
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33
Polres Kerahkan 825 Personel Pemkab All Out Sambut Peserta BANYUWANGI - Kenyamanan dan keselamatan cyclist peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 menjadi prioritas utama pihak penyelenggara dan aparat kepolisian. Dalam hajatan audax dengan peserta terbanyak di Indonesia itu, Polres Banyuwangi bersama
Polda Jawa Timur siap menyokong pengamanan kegiatan yang dilaksanakan mulai 20 hingga 21 September besok itu. Tidak tanggungtanggung, sedikitnya 825 personel aparat keamanan akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut ■ Baca Polres...Hal 43
READY: Rangkaian bambu untuk menggantung sepeda milik peserta audax sudah siap di Pantai Boom, Banyuwangi, kemarin. GALIH COKRO/RABA
Jalan BWI-Jember Macet 30 Menit KABAT - Ruas jalan poros jurusan Banyuwangi-Jember macet selama 30 menit sekitar pukul 20.30 Rabu malam lalu (17/9). Gara-garanya, pohon mahoni tumbang menutup jalan raya di Dusun Mantren, Desa/Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Pohon tersebut ambruk setelah dahannya diduga terseret truk pengangkut kontainer ■
ROBOH: Warga memotong dahan pohon yang melintang di tengah jalan dengan alat seadanya.
Baca Jalan...Hal 43
ISTIMEWA
GALIH COKRO/RABA
Mulai Pusing sampai Kaki Pegel MAKIN hari makan padat saja suasana Masjid Nabawi. Makin melimpah jamaah, makin sulit masuk Raudah. Bahkan, kecil peluang bisa masuk dan berdoa di dalamnya. Bayangkan, tempat mustajabah (makbul) berukuran hanya sekitar 3 meter x 5 meter itu diserbu puluhan ribu jamaah. Bahkan, MENUJU RAUDAH: Rombongan jamaah haji Banyuwangi menunggu giliran masuk Raudah kemarin.
PUNGLI BANSOS
Empat Sekolah Belum Setor Fee BANYUWANGI - Kejaksaan Negeri Banyuwangi terus mendalami kasus dugaan pungutan liar (pungli) dana bantuan sosial pendidikan untuk rehabilitasi sekolah dasar 2014. Selain mengamankan tiga tersangka, yaitu Ririn Puji Lestari, Ahmad Munir, dan Farid alias Mamak, penyidik sudah menuntaskan pemeriksaan terhadap sepuluh kepala sekolah. Begitu keterangan 20 kepala SD selesai dikorek, penyidik korps Adhyaksa langsung menelusuri dugaan uang yang mengalir kepada tersangka Ririn Puji Lestari, 48. Wanita yang juga menjabat sebagai kepala SDN Kalibaru Wetan itu diduga menerima upah atas perannya sebagai koordinator penarikan sumbangan paksa Baca Empat...Hal 43 tersebut ■
KORUPSI
http://www.radarbanyuwangi.co.id
sekarang sampai ratusan desak-desakan dengan Laporan: ribu jamaah. Karena itu ribuan jamaah lain. BerdiSAMSUDIN perlu strategi. Harus tahu ri lagi antrenya. Semenkapan jam sepinya. Agak tara bagi wanita, jam agak ADLAWI sepi lebih tepatnya. Sebab, Dari Madinah, sepi masuk Raudah bakda Raudah sejatinya tidak persalat Subuh sampai menArab Saudi nah sepi. jelang siang. Itu pun juga harus antre. Seperti yang Bagi jamaah laki-laki, jam agak sepi di Raudah sekitar pukul 23.30 dialami jamaah dari rombongan 1 Kloter sampai 02.00. Itu pun masih harus antre 27 kemarin ■ Baca Mulai...Hal 43 berdiri sekitar sejam. Masih harus ber-
SAMSUDIN ADLAWI/RABA
In Memoriam Mantan Bupati Ir. H. Samsul Hadi (2-Habis)
Berperan Menegerikan Sekolah Beraroma Ponpes Sosok Ir. H. Samsul Hadi dianggap berjasa oleh sebagian warga Bumi Blambangan. Selain dikenal sebagai figur dermawan, lelaki yang menjabat Bupati Banyuwangi tahun 2000-2005 itu berperan menjadikan beberapa sekolah milik pesantren menjadi sekolah negeri. DEDY JUMHARDIYANTO, Banyuwangi SIANG itu suasana kantor Pemkab Banyuwangi berbeda dibanding hari-hari
DOK.RABA
DEKAT RAKYAT: Samsul Hadi di Kecamatan Glagah beberapa tahun silam.
biasa. Rabu kemarin (16/9) puluhan staf dan karyawan Pemkab Banyuwangi, termasuk Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Sekkab Slamet Karyono, yang melaksanakan salat Duhur berjamaah di Masjid Babussalam kompleks Pemkab Banyuwangi tidak beranjak terlebih dulu. Mereka tetap dalam barisan saf. Mereka berdoa bersama atas kepergian mantan Bupati Banyuwangi, Samsul Hadi. Dipimpin H. Asmai Askan, puluhan jamaah itu larut dalam keheningan membaca tahlil untuk mendoakan almarhum orang yang pernah memimpin Banyuwangi pada 2000-2005 tersebut. Pembacaan tahlil tersebut akan terus dilaksanakan sampai tujuh hari wafatnya mantan bupati Samsul Hadi ■
Tersingkir, Persewangi tetap terbang ke Kalsel Kalah atau menang, tetap saja kesebelasan paling wangi
Lahan pertanian di Desa Tegalrejo terancam gagal panen Sesuai namanya, tegalan. Beda ceritanya kalau ganti nama ‘’Sawahrejo’’
Baca Berperan...Hal 43
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
34
POLITIK & PEMERINTAHAN Jawa Pos
R A D A R
Jumat 19 September 2014
B A N Y U W A N G I
Ngotot Ikut Mengurus Kerja Sama Daerah DPRD Berusaha Masukkan Klausul Dalam Tatib
GALIH COKRO/RABA
PELAYARAN: Bupati Anas menyematkan pelampung kepada perwakilan pelaut sebagai tanda kampanye keselamatan pelayaran kemarin.
Kampanyekan Sadar Selamat agar Selalu Selamat Gelar Peringatan Hari Perhubungan Nasional BANYUWANGI - Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2014 kategori kota sedang yang diterima Banyuwangi tidak membuat Pemkab Banyuwangi terlena. Sebaliknya, penghargaan di bidang lalu-lintas tersebut justru menjadi pelecut pemerintah kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini mengupayakan pelayanan publik terbaik di bidang transportasi. Tekad itu terungkap dalam upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN) yang dirangkai dengan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2014 di Taman Blambangan kemarin (18/9). Bupati Abdullah Azwar Anas yang bertindak sebagai inspektur upacara mengajak seluruh insan perhubungan untuk bekerja lebih keras dalam mengupayakan pelayanan publik di bidang transportasi yang lebih baik. “Transportasi kita haruslah lebih baik dari sisi aksesibilitas dan keterjangkauan,” ujar Bupati Anas. Dia menuturkan, saat ini Pemkab Banyuwangi tengah melakukan penataan transportasi publik di Bumi Blambangan. Diharapkan, ke depan transportasi publik semakin mudah dijangkau masyarakat. Selain menata transportasi publik, juga sedang menata transportasi wisata agar semakin mudah diakses wisatawan.
Menurut Anas, pembangunan terminal terpadu antar-moda transportasi yang mengintegrasikan transportasi darat, laut, dan udara segera direalisasikan dalam waktu dekat. “Penyediaan transportasi publik ini harus jadi komitmen kita bersama,” cetus mantan anggota Komisi Perhubungan DPR RI itu. Sementara itu, upacara kali ini diawali dengan defile para peserta. Peserta upacara yang terdiri atas 34 peleton masuk ke lapangan dari arah selatan taman kebanggaan masyarakat Banyuwangi itu. Mereka terbagi atas tujuh kompi yang merupakan representasi insan perhubungan, antara lain Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), UPT LLAJ, KSOP Tanjung Wangi, OPP
Gilimanuk, dan UPP Ketapang. Juga gabungan Korpri dan Satpol PP, Satuan Kerja (Satker) Bandara Blimbingsari, PT. Pelindo III Tanjung Wangi, PT. ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang, dan Gabungan Forum Asosiasi Kepelabuhanan. Peserta upacara yang lain terdiri dari unsur PT. Pertamina Depot Tanjung Wangi, PT. Pusri, GAPASDAP, dan ORGANDA Banyuwangi. Ada pula gabungan security PT. Pelindo, PT. TUK, PT. Altus, PT. Santos Oil Company, juru parkir dan TKBM. Berikutnya Taruna LP3B, taruna BIFA, taruna AKABA; serta siswa SMKN 1 Pelayaran Glagah, Jurusan Pelayaran SMK Pradana, dan Jurusan Pelayaran SMKN 1 Kalipuro. Di akhir upacara, Bupati Anas
menyerahkan alat keselamatan pelayaran bagi dua orang nelayan. Alat tersebut diberikan dalam rangka kampanye keselamatan pelayaran, sesuai slogan yang diusung, yakni “Sadar Selamat, Selalu Selamat”. Selain itu Bupati Anas juga menyerahkan penghargaan WTN kepada Kepala Dishubkominfo Banyuwangi Suprayogi. Penghargaan tersebut dianugerahkan Kementerian Perhubungan di Jakarta, Rabu (9/9) lalu. Penghargaan WTN diberikan pemerintah pusat kepada kabupaten/ kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Banyuwangi terakhir mendapatkan piala WTN pada tahun 2006. Itu artinya, Banyuwangi sempat “puasa” gelar WTN selama sembilan tahun. (sgt/c1/afi)
BANYUWANGI - Anggota DPRD melalui Panitia Kerja (Panja) Tata Tertib (Tatib) tampaknya ngotot mau ikut cawe-cawe mengurus kerja sama daerah yang dilakukan eksekutif dengan pihak ketiga. Melalui pembahasan tatib, anggota panja tatib sepakat memasukkan klausul kerja sama yang dilakukan Pemkab Banyuwangi dengan pihak ketiga, daerah lain, atau internasional, tidak hanya melalui persetujuan pimpinan dewan. Sejumlah anggota panja berkeinginan agar kerja sama tersebut dilakukan atas persetujuan lembaga dewan melalui mekanisme keputusan rapat paripurna. Selama ini kerja sama yang dilaku-
kan eksekutif cukup dengan persetujuan pimpinan DPRD tanpa harus meminta persetujuan 50 anggota wakil rakyat. Wakil Ketua Panja Tatib DPRD, Syamsul Arifin mengatakan, dengan persetujuan dewan melalui mekanisme rapat paripurna, akan memperkecil potensi risiko kerja sama antara pemkab dengan pihak ketiga. Dijelaskan, pihak yang tahu persis kondisi di lapangan adalah orang per orang anggota dewan. Nah, orang per orang yang mengetahui kondisi di lapangan itu bisa memberikan penjelasan kepada pimpinan dewan melalui rapat paripurna. “Ketika orang per orang itu memberi penjelasan sebagai masukan bagi pimpinan dewan melalui rapat paripurna, maka risiko yang berpotensi terjadi bisa diperkecil,” ujarnya kemarin (18/9). Di sisi lain, Syamsul mengaku
pembahasan tatib di internal panja ditarget rampung Jumat hari ini (19/9). Sebab, item-item yang sudah tuntas dibahas hingga kemarin sudah mencapai 95 persen. “Tinggal beberapa inventarisasi masalah yang perlu kita konsultasikan karena memang harus dikonsultasikan,” cetusnya. Dia mengungkapkan, beberapa hal yang perlu dikonsultasikan, itu salah satunya soal ketentuan anggota Badan Anggaran (Banggar) dan Badan Musyawarah (Banmus) harus setengah dari jumlah anggota DPRD. “Terlihat mudah. Tetapi ketika unsur pimpinan include dengan alat kelengkapan tersebut (Banmus dan Banggar) maka (jumlah anggota masingmasing alat kelengkapan, Red) bisa lebih. Jadi, setelah pembahasan selesai di tingkat panja, maka akan kita konsultasikan,” bebernya. (sgt/c1/afi)
Bangun PM Teken PKS dengan Perhutani BANYUWANGI - Pengembangan pariwisata di Banyuwangi terus menunjukkan progress menggembirakan. Setelah sukses melakukan penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Perum Perhutani akhir 2012 lalu, Pemkab Banyuwangi kini meneken Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengelolaan dan Pengembangan Wana Wisata Pulau Merah (PM) dengan pihak Perhutani. Penandatanganan PKS dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) M. Yanuarto Bramuda dengan Ir. Hindro Priatno selaku Kepala Divisi Bisnis Wisata dan Agribisnis Perum
ISTIMEWA
Perhutani. Bupati Abdullah Azwar Anas menyaksikan langsung penandatanganan PKS yang dilakukan di ruang kerja bupati pada Rabu (17/9) tersebut. Direktur Komersial Non Kayu Perhutani, Mohamad Bagja
KERJA SAMA: Plt Kepala Disbudpar M. Yanuarto Bramuda bertukar dokumen PKS dengan Kepala Divisi Bisnis Wisata dan Agribisnis Perum Perhutani Ir. Hindro Priatno Rabu lalu.
mengatakan, PKS ini merupakan gerbang bagi pengembangan pariwisata alam di Banyuwangi yang sebagian berada di hutan lindung dibawah pengelolaan Perhutani n Baca Bangun...Hal 43
AGENDA KOTA
Hadiri Fashion Pedestrian HARI ini, Jumat (19/9) pukul 15.00, Bupati Abdullah Azwar Anas menghadiri fashion on the pedestrian, di taman blambangan.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
JUMAT 19 SEPTEMBER
35
Koranna Oreng Situbendeh
TAHUN 2014
Akhir Perjalanan P2SEM H. Imron Rasyidi - Nama Imron Rasyidi masuk dalam Fakta Sidang P2SEM dengan
En am H. Imron Diganjar terdakwa Edi Mustofa dan Ashari Rusdi.
- Kejaksaan melakukan Penyelidikan dugaan Keterlibatan Imron. - Kejaksaan Menyatakan P-21 atas keterlibatan Imron.
n u h Ta
- Imron ditahan dan dijebloskan ke Rutan Situbondo sejak 16 April 2014. - Dituntut 6 tahun, denda Rp 200 juta, dan ganti rugi Rp 528 juta. - Divonis 6 tahun, denda Rp 200 juta, dan ganti rugi Rp 320 juta.
SITUBONDO - Imron Rasyidi divonis hukuman enam tahun penjara penjar oleh majelis hakim Pengadilan Pengadila Tipikor Jawa Timur, kemarin (18/07). PeMantan anggota KPU (Komisi ( Situbondo itu dimilihan Umum) Situbo nilai secara sah dan m meyakinkan terbukti melakukan tin tindak pida-
na korupsi dana Program Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM), 2008 silam. Majelis hakim menilai Imron telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan pasal 2 UU 31/1999 tentang UU pembrantasan tindak pidana korupsi. Terhadap putusan majelis hakim tersebut,
baik Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun terdakwa sama-sama menyatakan pikir-pikir. Selain hukuman badan, Imron juga harus membayar uang denda sebesar Rp 200 juta, subsider enam bulan penjara. “Dia (Imron) juga diha-
ruskan membayar kerugian negara sebesar Rp 320 juta, subsider enam bulan penjara,” kata Bramantyo, Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Situbondo, kepada sejumlah wartawan, kemarin (18/9).
Kasi Pidsus menjelaskan, vonis yang dijatuhkan majelis hakim sebenarnya sama dengan tuntutan JPU, yakni penjara selama enam tahun. Hanya saja, vonis terkait keharusan membayar uang ganti rugi Negara berbeda dengan tuntutan jaksa n Baca H. Imron...Hal 41
Hidup Adalah H Pilihan, Tapi Kita Dapat Merubahnya Dengan Kesuksesan Shela Gusti P
EDY S/JPRS
KRIMINALITAS
Curi Sapi, Kakak dan Adik Dibekuk Polisi SITUBONDO – Kompak dalam urusan melakukan kebaikan tentu sangat dianjurkan. Namun, tidak demikian jika dalam urusan kejahatan. Namun ini dilakukan oleh Miswardi, 29, dan adik iparnya Rustajib, 26. Keduanya kompak mencuri sapi milik Mihono, tetangganya sendiri di Dusun Pao, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. Akibatnya, keduanya harus berurusan dengan Polres Situbondo. Kakak dan adik yang berprofesi sebagai makelar dagang sapi ini, ditangkap polisi di rumahnya. Mereka langsung digiring ke Mapolres Situbondo, pada dini hari kemarin (18/9). Penangkapan kepada Miswardi dan Rustajib berdasar informasi warga yang menyebut bahwa keduanya merupakan maling sapi milik Mihono. Kepada wartawan koran ini, Miswardi tidak menyangkal perbuatan jahatnya. Meski demikian, dia mengaku terpaksa mencuri sapi bersama adiknya n Baca Curi...Hal 41
NUR HARIRI/JPRS
BERORASI:
Puluhan mahasiswa PMII Situbondo melakukan aksi demo untuk menolak RUU Pilkada di halaman Gedung DPRD, kemarin (18/9).
Tolak RUU Pilkada, Mahasiswa Demo DPRD
SITUBONDO - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Situbondo berdemonstrasi ke gedung DPRD, siang kemarin (18/9). Mereka menolak Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) oleh DPRD, yang kini sedang digodok di DPR RI. Dalam orasinya, para mahasis-
wa meminta anggota DPRD Situbondo untuk ikut menyuarakan penolakan RUU Pilkada. Mereka menilai Pilkada lewat DPRD akan mencederai demokrasi yang selama ini berjalan. “RUU Pilkada bertentangan dengan amanah UUD 45 dan Pancasila. Kami menolak adanya RUU
Pilkada yang akan disahkan. Kami meminta ketua DPRD Situbondo bersama PMII Situbondo menolak RUU Pilkada serta mengirimkan surat penolakan kepada DPR RI,” teriak Fathorrahman, Ketua PMII Situbondo, dalam orasinya. Sekitar 20-an mahasiswa itu tiba di depan
Kantor DPRD Situbondo, sekitar pukul 09.30. Aksi ini mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian serta personil Satpol PP. Selain berorasi, mahasiswa ini juga membentangkan poster bertuliskan “Tolak RUU Pilkada.” Salah seorang aktivis menjelaskan, aksi penolakan RUU Pilkada sebagai bentuk aspirasi yang harus terus diperjuangkan n Baca Tolak...Hal 41
Pemkab Menang Banding Gugatan Perdata Pedagang Pasar Mimbaan Baru
NUR HARIRI/JPRS
MENYESAL: Miswardi (baju merah) dan adiknya Rustajib menjalani pemeriksaan di Polres Situbondo, kemarin.
APA POLE
FREDI/JPRS
Dipukul Kayu, Siswi Polisikan Siswi SITUBONDO – Putri Nurul Dwi Zuliyani, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Situbondo, menjadi korban pemukulan teman sekelasnya, berinisial LH. Dia mengaku dipukul dengan sebuah kayu hingga mengalami memar serta luka di bibir atas. Kejadian tersebut bermula saat siswi yang duduk di kelas 2 IPS ini hendak meminjam sebuah laptop kepada salah satu temannya n Baca Dipukul...Hal 41
RAMAI: Aktifitas di Pasar Mimbaan Baru siang kemarin. Hingga sekarang retribusi sekitar Rp 3,1 miliar belum bisa ditarik karena gugatan sejumlah pedagang.
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Baca Pemkab...Hal 41
Keputusan PT Jatim yang menguatkan putusan PN Situbondo, bagi saya merupakan cermin putusan yang akan terjadi juga pada upaya hukum di tingkat kasasi Supriyono Kuasa Hukum Pemkab
Dua Santri P2S2 Sukorejo Juara Tingkat Nasional MTQ XXV
Habib Sering Bertanya, Mifathussurur Rajin Diskusi Muhammad Habiburrahman Hakim dan Miftahussurur, dua santri P2S2 Sukorejo baru saja mengharumkan nama Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Situbondo. Keduanya keluar sebagai juara pertama dan kedua, dalam Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXV Tingkat Nasional di Jambi pada 1-9 September, lalu. HABIBUL ADNAN/JPRS
NUR HARIRI/JPRS
SEMBUH: Putri Nurul Dwi Zuliyani, korban penganiyaan oleh temannya sendiri.
SITUBONDO - Sebanyak 63 pedagang pasar Mimbaan Baru Situbondo yang mengajukan gugatan perdata kepada pemkab Situbondo, pada tahun 2013 silam. kembali harus menelan pil pahit. Pasalnya, majelis hakim PT Jawa Timur menguatkan keputusan PN Situbondo yang memenangkan Pemkab Situbondo n
HABIBUL ADNAN, Banyuputih
SANTRI SUKOREJO: Muhammad Habiburrahman Hakim dan Miftahussurur (berkaca mata).
Usia yang masih seumur jagung bukan penghalang untuk meraih prestasi bergengsi. Sebab, selama ada kemauan, di situ pasti ada jalan. ”Prestasi itu tergantung dari diri kita sendiri. Kalau mau meraihnya, harus berusaha,” ujar Habiburrahman Hakim dengan sumringah saat ditemui Jawa Pos Radar Situbondo kemarin. Kata-kata penuh optimistis tersebut keluar dari bocah yang barusia 14 tahun tersebut. Dia baru saja menjadi terbaik pertama MTQ tingkat nasional pada cabang MQK (Musabaqah Qira’tul Qutub) atau pada pembacaan kitab kuning. Bagi lelaki yang masih duduk di bangku kelas III SMP Ibrahimy Sukorejo ini, prestasi hanya akan diraih oleh orang-orang yang mau
bekerja keras. ”Kalau saya setiap pulang sekolah pasti mengulang pelajaran dulu, walaupun sebentar. Setelah itu baru makan dan istirahat,” ujarnya. Selain mengulang pelajaran sepulang sekolah, Habib juga mengaku kerap kali bertanya kepada gurunya ketika tidak paham. Baginya, bertanya adalah pintu dari segala ilmu. Selama ini, ujar siswa yang lahir pada tanggal 10 April tahun 2000 ini, banyak orang yang malu, bahkan ada juga yang gengsi untuk bertanya. ”Bagi saya, sekecil apapun, harus saya tanyakan,” imbuhnya. Senada dengan yang dikatakan Habiburrahman Hakim, Miftahussurur juga mengatakan, bahwa untuk meraih sukses itu harus dengan belajar n Baca Habib...Hal 41 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
SITUBONDO SEKITAR
36
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
S I T U B O N D O
SUBOH
NUR HARIRI/JPRS
BABAK BELUR: Supriyadi, tersangka penjambretan diperiksa di Polres Situbondo.
DPO Jambret Babak Belur PELAKU penjambretan yang masuk DPO (daftar pencarian orang) berhasil dibekuk tim Resmob Polrers Situbondo, kemarin. Pria itu adalah Supriyadi, asal Dusun Kidul Gunung, Desa Mojodungkul, Kecamatan Suboh. Pria 30 tahun ini ditangkap aparat di Jalan Raya Wringin Anom, Kecamatan Panarukan. Sebelumnya, tersangka ini telah dilaporkan kepada polisi karena terlibat kasus penjambretan di Jalan Raya Blitok, Kecamatan Bungatan. Berawal dari situ, polisi selanjutnya memburu pelaku dan berhasil menangkapnya, kemarin malam (17/9). Namun, pada saat ditangkap, warga sekitar yang sempat ikut mengejar langsung emosi dan menghakimi Supriyadi. Beruntung, aparat yang menangkapnya berhasil menahan emosi warga, sehingga pelaku berhasil diamankan meski dengan wajah yang sudah babak belur. Akibat amukan massa itu, pelaku sulit berbicara karena merasa kesakitan n Baca DPO...Hal 41
Dispendik Akan Investigasi Kasus Jumair “Menurut Kepala Dinas sendiri ada tupoksi tersendiri antara koperasi dan sekolah. Dalam kasus ini permasalahan terjadi di dalam koperasi. Hanya saja pelakunya kebetulan adalah tenaga pendidik yang ada di dalam wewenang Dispendik,” Mohammad Hasyim Kabid Ketenagakerjaan
Kasus Penggelapan Rp 1,6 M di KPRI Kenangan SITUBONDO – Laporan penyelewengan dana KPRI Kenangan, Kecamatan Jangkar yang melibatkan Kepala Koperasi, Jumair, yang juga Kepala SDN 2 Jangkar sampai ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Situbondo. Meski demikian, hingga kini proses investigasi belum berlangsung. Kepala Dispendik, Fathor Rakhman melalui Kabid Ketenagakerjaan, Mohammad Hasyim mengatakan, bahwa proses in-
vestigasi akan segera dilaksanakan. Namun, menurutnya persoalan semacam ini adalah wewenang dari Dinas Koperasi. “Menurut Kepala Dinas sendiri ada tupoksi tersendiri antara koperasi dan sekolah. Dalam kasus ini permasalahan terjadi di dalam koperasi. Hanya saja pelakunya kebetulan adalah tenaga pendidik yang ada di dalam wewenang Dispendik,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS), kemarin. Oleh karena itu, Hasyim mengatakan bahwa dirinya dan Sekretaris Dinas akan tetap melakukan kroscek di lapangan ter-
kait permasalahan ini. Kata dia, selama ini belum ditemukan adanya pelanggaran secara pendidikan yang dilakukan Jumair. Berdasarkan apa yang dilihatnya terhadap Jumair, kelakuannya baik dalam mendidik. Demikian juga dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah, tidak ada yang melenceng. “Kecuali jika ada penyelewengan dana BOS, DAK atau tindakan kekerasan terhadap siswa mungkin kita bisa segera menindak lanjuti secara langsung. Atau, jika ada laporan kepada kepolisian terhadap tenaga pendidik yang melanggar hukum”
ujar Hasyim. Ketika Jawa Pos Radar Situbondo menanyakan kaitan sikap yang dilakukan Jumair dengan kurikulum 2013 yang berbasis budi pekerti, Hasyim pun menjawab bahwa hal tersebut menjadi pertimbangan Dispendik. Maka rencananya pada minggu depan dirinya akan menemui Jumair dan Kepala UPTD Jangkar, Sumadi untuk mengklarifikasi. Terakhir, Hasyim menjelaskan jika untuk menghukum Jumair secara instansi, perlu adanya tim yang menangani n Baca Dispendik...Hal 41
Sepi Temuan Razia Hotel dan Cafe
NUR HARIRI/JPRS
SUAMI-ISTRI: Petugas gabungan memeriksa kemungkinan adanya sabu-sabu di salah satu kamar hotel Wisata Indah, kemarin malam (17/9).
KOTA
Maksimalkan Fungsi Server Tiap SKPD SITUBONDO – Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) yang diperoleh Kabupaten Situbondo akan menjadi momentum untuk meningkatkan pelayanan dari Dinas Perhubungan terhadap masyarakat n Baca Maksimalkan...Hal 41
RUKO Djl Cpt Ruko LB=177m2. Harga 1,2M Nego Jl Wijaya Kusuma Hub. 081336940000
TANAH Dijual Tanah 370m2 Jl.Melati gg.6 Bisa Bayar Cicil Hub.082121957957
MOBIL TOYOTA YARIS J 2008 FREDY RIZKI/JPRS
BIG SCREEN : Dishub akan mengembangkan sebuah layar besar di pusat kota seperti yang sudah ada di tengah perempatan Alun-Alun Situbondo.
Dijual Toyota Yaris J 2008 warna hitam, Plat P, ex dokter, pajak baru, Harga 120jt Nego. Hub: 081803520736
SITUBONDO- Razia cipta kondisi untuk memberangus penyakit masyarakat di sejumlah hotel di Situbondo, tidak membuahkan hasil. Petugas gabungan Polres Situbondo harus gigit jari karena tidak menemukan pasangan mesum satu pun. Selain itu, tim Reskoba serta Provos ini juga tidak mendapatkan obat-obatan seperti sabu-sabu. Bahkan, terkait informasi adanya sejumlah anak muda yang mabuk-mabukan dan mengganggu masyarakat juga tidak ditemukan. “Ini mungkin menunjukkan masyarakat mulai sadar. Semoga ke depan tidak ada lagi pasangan mesum dan tidak ada obat-obat terlarang yang dikonsumsi warga,” kata Kasat Reskoba Polres Situbondo, AKP Priyo Purwandito. Razia digelar sejak pukul 23.00, hingga dini hari kemarin (18/9). Petugas mengawali razia di Hotel Wisata (WI), jalan Raya Kapongan. Setibanya di hotel itu satu-persatu kamar hotel yang berpenghuni diperiksa. Sayang, pemeriksaan polisi tidak menemukan obat terlarang atau pasangan di luar nikah. “Mereka suami-istri,” katanya. Sejumlah aparat yang berpakaian preman dan lengkap ini, selanjutnya menyisir kamar-kamar hotel Karisma dan Surabaya. Lagi-lagi di hotel yang terletak di timur Kota Situbondo itu, tidak mendapat pelanggaran hukum. Tidak puas dengan itu, razia untuk memberantas penyakit masyarakat dilanjutkan pada hotel di Kecamatan Panarukan. Namun, dua hotel di kawasan barat kota tersebut juga nihil. Suasana pengunjung sangat sepi, hanya ada beberapa orang laki-laki saja. Razia ini kemudian diakhiri dengan menggerebek Kafe Sakura di jalan tembus, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan. Pada kafe ini pula, polisi tidak menemukan anak muda yang mabuk-mabukan. “Tumben sepi, tidak ada pasangan mesum dan tidak ada peredaran obat terlarang,” kata perwira yang pernah bertugas di Banyuwangi tersebut. (rri/pri)
Jawa Pos
EKONOMI BISNIS
Jumat 19 September 2014
R A D A R
37
B A N Y U W A N G I
KEBUTUHAN POKOK Harga di Pasar Banyuwangi, 18 September 2014 NO MOR
1
NAMA BARANG
SATUAN BARANG
HARGA KEMARIN
HARGA SEKARANG
BERAS - IR 64
kg
8500
8500
GULA PASIR - Dalam Negri
kg
10000
10000
MINYAK GORENG - Minyak Curah
kg
10500
10500
DAGING - Daging Sapi Murni - Daging Ayam Broiler - Daging Ayam Kampung
kg kg kg
100000 34000 70000
100000 34000 70000
TELUR AYAM - Telur Ayam Ras / Petelur - Telur Ayam Kampung
kg kg
17000 30000
17000 30000
6
- JAGUNG PIPILAN KERING
kg
5000
5000
7
GARAM BERYODIUM - Bata - Halus
Buah kg
600 3000
600 3000
TEPUNG TERIGU - Segitiga Biru (Kw Medium)
kg
8000
8000
KACANG KEDELAI - Eks Impor - Lokal
kg kg
8100 7800
8100 7800
2
3
4
5
8
9
SHULHAN HADI/RABA
KERING: Lahan persawahan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalsari mulai mengering karena pasokan air mulai berkurang.
10 CABE - Keriting - Biasa - Cabe Rawit
kg kg kg
14000 8000
14000 8000
11 - BAWANG MERAH - BAWANG PUTIH
kg kg
14000 10000
14000 10000
12 13 14 15
kg kg kg kg
60000 18000 17000 2000
60000 18000 17000 2000
kg kg kg kg kg
7000 10000 7000 6000 4000
7000 10000 7000 6000 4000
- IKAN ASIN TERI - KACANG HIJAU - KACANG TANAH - KETELA POHON
16 SAYUR MAYUR - KOL/KUBIS - KENTANG - TOMAT - WORTEL - BUNCIS
Sawah Tegalrejo Terancam Gagal Panen TEGALSARI - Para petani di Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalsari, dan sebagian di Desa/Kecamatan Tegalsari, kini mulai gelisah. Tanaman padi yang baru beberapa minggu ditanam kini terancam gagal panen. Lahan persawahan di dua desa itu kini mulai mengering karena pasokan
air kurang. Malahan, lahan di sawah juga sudah mulai pecah-pecah. “Untuk mengaliri sawah, kita harus memompa air,” terang Awin, 25, salah satu petani asal Desa Tegalrejo. Awin mengaku kesulitan untuk mengaliri sawahnya yang ditanami padi. Apalagi, saluran irigasi yang ada di sekitar
persawahan juga sudah kering. “Sawah milik saya ini dekat dengan sungai, yang jauh dari sungai kayak apa,” cetusnya. Jika dalam waktu dua pekan tidak ada hujan atau pasokan air, sebut dia, dipastikan tanaman padi miliknya akan rusak dan itu berarti terancam gagal. “Sekarang sudah kering, dua minggu tetap tidak ada
Petani Semangka mulai Panen
ADA APA LAGI
Nekat Jualan Miras, Dua Warga Digaruk Polisi MUNCAR - Diduga sering jualan minuman keras (miras), BJS, 30, warga Dusun Krajan, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, dan ST, 18, asal Dusun Stoplas, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, ditangkap oleh anggota polsek setempat. Saat mengamankan BJS, polisi menyita barang bukti (BB) berupa dua jeriken berisi arak. Sedang dari tangan, ST, 18, satu jeriken arak. “Kita tangkap di tempat terpisah,” terang Kapolsek Muncar, Kompol Ary Murtini melalui Kasi Humas, Aiptu Putu Ardana. Menurut Putu, berdasar catatan di kepolisian, kedua tersangka itu pemain lama. Sebelumnya, jelas dia, pernah digaruk karena jualan miras. “Kedua tersangka itu pernah kita amankan karena jualan miras,” cetusnya. Kedua tersangka yang dibawa ke polsek Muncar karena berjualan miras itu, lanjut dia, mereka akan diberi sangsi berupa tindak pidana ringan (tipiring). “Kita kenai pasal tipiring,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Banyuwangi. (sli/c1/abi)
BANYUWANGI
RUMAH LT 382M2 Ju a l R u m a h LT 3 8 2 m 2 , 3 K a m a r Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 350 Jt Nego, Hub: 081289447925,085233441946
BANYUWANGI Untung Besar Punya Lahan & Anda Ingin Jdi Developer Tapi Tidak Tahu Caranya. Kami Bantu Untk Proyek Tsb, Untung Besar Dijadikan Proyek Daripada Jual Lahan Kosong Min 500 m2 s/d 20 ha. Hub: 0818643194
Rumah Cantik Rumah Cantik Baru Perum Griya Wiyata, Jaminan Uang Kembali 100%, Cicilan Tanpa Bunga. Sertifikat Sudah Dipecah Langsung Balik Nama Hubungi: 081248099993
air, jelas gagal panen,” katanya. Petani lainnya, Sidiq, 37, berharap pemerintah atau pihak berwenang bisa mengupayakan kekurangan air untuk persawahan itu. Apalagi, tanaman padi kondisinya sudah kritis. “Ya semoga pemerintah bisa membantu para petani,” harapnya. (sli/c1/abi)
SHULHAN HADI/RABA
SEGAR: Para pekerja mengumpulkan buah semangka yang baru dipetik.
TEGALDLIMO - Sempat dihantui gagal panen akibat sulitnya pasokan air dan kelangkaan pupuk, para petani buah semangka di sekitar wilayah Banyuwangi Selatan kini bisa bernapas lega. Sebab, tanaman mereka sudah mulai panen. Salah satu petani semangka, Jamroni, 37, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo mengatakan tanaman semangka miliknya kini sudah mulai panen. “Alhamdulillah, sekarang panen yang pertama,” katanya. Jamroni mengaku untuk panen yang pertama ini, hasilnya cukup bagus. Tanaman semangka miliknya di lahan seluas setengah hektare, mampu menghasilkan buah sekitar tujuh ton. “Harganya juga bagus,” ujarnya. Harga semangka di pasaran,
mulai Rp 2 ribu per kilogramnya. Dengan harga sebesar itu, dianggap sudah lumayan. Apalagi, masa perawatan hampir semua petani mengeluhkan kelangkaan pupuk dan kesulitan air. “Kalau lihat saat menanam semangka, harga sebesar itu, kita layak untuk bersyukur,” ungkapnya. Saat perawatan, jelas dia, para petani tidak jarang harus memompa air dari sumur bor atau sumber lainnya. “Untuk mengaliri sawah dengan memompa air, per jam bayar Rp 25 ribu,” cetusnya. Sementara itu, penjual buah di jalan simpang tiga Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Imam, 57, mengatakan saat ini semangka sudah mulai ramai. Harga jual kepada pembeli mulai Rp 3.500 per kilogram. “Petani semangka mulai panen,” terangnya. (sli/c1/abi)
GENTENG
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Perum Karangrejo Regen
Perum Baru
Daihatsu Ceria ‘02
All New Xenia
All New Avanza
Honda Jazz
Djl Rmh Baru Perum Kr. Rejo Regen (Dpn Pbrk Es) LT 168 LB 115 4 KT 2 KM H: 081913906633
Djl Perum Baru Gntng Strtgs DP 0%, Bnga 0%, Ccln Lama Libur Byr Hrg Prdn Djmn Mrh Hrg Naik 35% saat Jd Hub:08124985882
Dijual B.U, Daihatsu Ceria KX 2002, Istmw Terawat, Pjk Baru, Pw, Ac, Plat Dk, Vlg Racing, Silver Metalik, Hrg 39 Juta, Hub: 081234668569 (Gtg)
Dijual All new Xenia/ taruna tahun 014/013 pmk pth/slv hrg 141/139juta nego brg istw, Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual All new avanza/Innova tahun 012/010/05 pmk slv/htm hrg 147/177/137 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda Jazz/strem tahun 013/03 pmk pth/htm hrg 179/127 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Truck Fuso
Fortuner
BANYUWANGI
BANYUWANGI BANYUWANGI Jl. Letkol Istiqlah Djl Tanah Hak Milik Luas 7500, Jl. Letkol Istiqlah No. 88 Hub: 081216449057
Tanah Kapling Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631
KABAT Kebun Sengon Djl Kebon Sengon Siap Tebang 4.900m2, 19.000m2, 14.700m2 di Kabat H: 08179622454
STNK Hlg STNK P 4808 VL an Wawan Setyohadi, Dsn. Krajan RT. 01/01, Kec. Kalipuro Hlg STNK P 3426 ZG a/n Dika Andi Prayitno, Ds. Rejosari RT. 1/2 Ds. Karangrejo Rogojampi Hlg STNK Spd Motor Honda P 2490 VA a/n Sofwan Edris, Brigjen Katamso 21 RT1/3, Tukangkayu Hlg STNK Motor Honda P 4492 X a/n Hesti Utami, Krajan, Bubuk, Rogojampi Hlg STNK P 5247 ZH an Wagina, Jl. Kertanegara Prum Pinang Indah C-8 RT.5/3
Suzuki Baleno ‘97 Djl Baleno Mulus Th 1997 P 1861 VD Srt Lngkp Hrg 75 Jt Nego. H: 085336112515
BALI
Honda Jazz ‘03
HRD
Djl Honda Jazz/Fit Built Up 2003 Silver, Matic Plat L 92 Jt Nego 082143942893
Dealer Otomotif di Singaraja Bali Bth HRD Min D3, Usia Max 25 Th, Pnglmn Min 1 Th di Bidang HRD, CV, Photo Kirim Ke Jl. Pahlawan No. 13, Tabanan. Tlp 0361-810888
Dijual Truck fusso tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Fortuner tahun 08 M/T solar pmk htm/slv hrg 233 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
NEW AVANZA 2014 Beli A Avanza an a Gratis Angs Angsuran 3x Syarat & Ketentuan Berlaku Bisa Cash & Kredit Hub: Toni AUTO 2000 081336236483 BB 22483BC4
Truk Hino ‘13 Truk Hino (Double)+Box Th 2013 Tangan Pertama 250 Jt Nego Telp. 08818449210
BANYUWANGI Jual Rambut Mau Jual Rambutmu ? Kami Bayar Sampai Rp. 250.000! Hub: 087862578088
OPINI
40
R A D A R
KRIMINALITAS
JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN
DITAHAN: Dua oknum wartawan yang diduga melakukan pemerasan diperiksa penyidik Polsek Silo.
Oknum Wartawan Peras Guru MASYARAKAT perlu berhati-hati dengan oknum wartawan yang mengancam akan memberitakan hal negatif. Sebab, ada kalanya hal itu menjadi alat bagi oknum yang mencoreng pers untuk melakukan pemerasan. IM, warga Dusun Krajan, Desa Karangharjo, Silo, sempat menjadi korban pemerasan dua oknum wartawan media mingguan. Dua wartawan Independent yang diduga kuat melakukan pemerasan pada korban yang berusia 36 tahun itu bernama Samsul Rizal, 46, warga Dusun Klayu, Desa/Kecamatan Mayang, dan Didik Hermanto, 43, warga Dusun Gumuk, Desa Mrawan, Mayang. Keduanya ditangkap oleh warga setelah melakukan pemerasan di rumah IM, seorang guru sukwan di Silo, pada Selasa (16/9) sekitar pukul 15.30. Beruntung, massa yang datang tidak sampai berbuat anarkis. Tak lama kemudian, petugas Polsek Silo menjemput keduanya dan membawanya ke Mapolsek Silo untuk menjalani pemeriksaan. Selain itu, petugas menyita barang bukti berupa uang sebesar Rp 1 juta yang diduga hasil pemerasan, dua buah HP, dan 2 kartu pers Independent. Setelah menjalani pemeriksaan dan meminta keterangan korban serta saksi, dua wartawan itu ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke tahanan Polsek Silo. (jum/har/jpnn/aif)
KECELAKAAN
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
B A N Y U W A N G I
Meneguhkan Eksistensi Wali BEBERAPA hari belakangan polemik tentang stigma “berhala” terhadap makam para wali yang tercetak di buku pegangan guru Sejarah Kebudayaan Islam (Kurikulum 2013) untuk kelas VII Madrasah Tsanawiyah terbitan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama menjadi isu hangat, terutama di kalangan pengguna media sosial. Tentu penulisan makam wali sebagai representasi “berhala” tidak bisa hanya dianggap sebagai kesalahan ringan yang dianulir begitu saja. Selain mengandung unsur SARA dan juga mengganggu keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia, sebagaimana yang dilontarkan PBNU dalam situs resminya; NU Online, hal itu juga bisa dilihat lebih seksama sebagai upaya mendelegitimasi eksistensi wali. Terutama, terkait keberadaan Wali Songo dan peran mereka. Wali secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yakni wali yang berupa fail (subjek) dengan makna maf’ul (objek) yang berarti melindungi (QS.7:196). Adapula yang bermakna fa’il yang setara dengan makna fail, dengan tekanan bahwa manusia itu menjaga diri (tawalli). Dengan demikian, kata wali secara pasif adalah orang yang diinginkan Tuhan (murad), sedangkan secara aktif adalah orang yang menginginkan Tuhan (murid). Hal itu sebagaimana firman Allah: “Dia
mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (QS 5:54)”. Dengan demikian, Allah adalah sahabat (wali) mereka, dan mereka adalah sahabatsahabat Allah (awliya’). Mereka adalah orang-orang yang dilindungi Allah (QS. 2:257). Uraian beberapa ayat tersebut mengindikasikan bahwa Allah mempunyai hambahamba khusus yang dilindungi (awliya) yang dicirikan dengan persahabatan-Nya dan dengan anugerah-Nya yang berupa karamah (Agus Sunyoto: 3941:2012). Landasan syar’i yang menjamin eksistensi wali di hadapan Allah menjadi basis legitimasi tersendiri untuk menghormatinya, misalnya dengan menziarahi makam para wali. Adapun terkait ziarah kubur, terutama ke makam para wali, tidak cukup dipandang secara sempit sebagai perbuatan syirik dan bentuk penyembahan terhadap kuburan. Di kalangan umat Islam hal tersebut menjadi perkara khilafiyah (perselisihan) terkait status hukumnya. Adapun yang memperbolehkan ziarah kubur menganggap hal terebut sebagai bentuk kesunahan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Landasan argumentatifnya adalah sebuah hadis yang diriwayatkan Muslim. Rasulullah bersabda: “(Dulu) Aku (Nabi Muhammad) telah melarang kalian semua berziarah ke kuburan,
O l e h
AYUNG NOTONEGORO * (tetapi sekarang) berziaralah kalian semua ke kuburan. Sesungguhnya hal ini akan mengingatkan kalian pada akhirat.” Kesunahan ziarah kubur juga telah menjadi kesepakatan (ijma’) para ulama sebagaimana yang ditulis Imam Nawawi dalam Maj’mu Syarh Muhadzab (5/310), “Mengenai hukum ziarah, semua nash dari Imam Syafi’i dan Ashab (sahabat/ pengikut) telah sepakat dengan hukum sunah bagi orang lakilaki. Itu adalah pendapat para ulama. Al-Abdary menyampaikan bahwa hukum sunah ziarah tersebut adalah konsensus ulama yang dalilnya adalah hadis sahih yang telah masyhur.” Adapun kesan “menyembah” terhadap makam para wali yang dilakukan para peziarah sebenarnya merupakan prasangka buruk saja. Sebab, pada hakikatnya ziarah kubur memiliki nilai-nilai positif yang
berlandas tuntunan agama, seperti halnya mengingat mati, tabaruk, mengirim doa, dan lain-lain. Dengan landasan argumentatif dan otoritatif dari sudut pandang yurisprudensi Islam (fiqh) maupun teologi (tauhid), sebenarnya polemik status hukum ziarah kubur harus segera diakhiri dan tak perlu dipermasalahkan. Maka dari itu, ketika ada upaya-upaya mempermasalahkan ziarah kubur kepada makam para wali perlu ditinjau dari sudut pandang lain. Dalam benak saya, upaya mempersoalkan makam wali dapat ditengarai sebagai upaya mendelegitimasi eksistensi dan peran wali, dalam hal ini Wali Songo. Pandangan itu mungkin terkesan konspiratif dan mengada-ada. Namun, jika dirunut lebih jauh ke belakang, upaya menghilangkan eksistensi Wali Songo dan peran mereka sebagai penyebar Islam di Indonesia telah dilakukan secara sistematis dengan berkedok penelitian ilmiah. Buku yang dikarang Sjamsudduha yang berjudul Walisanga Tidak Pernah Ada? berisi asumsi-asumsi argumentatif bahwa Wali Songo itu tidak pernah ada. Begitu pula buku-buku tulisan MC. Ricklef yang berpendapat bahwa Wali Songo sebagai sebuah mitos. Hal senada juga termaktub dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ikhtiar Baru Van Hoeve
yang tidak memuat sama sekali entry tentang Wali Songo. Bahkan, anggapan yang membawa Islam pertama kali ke Indonesia adalah tiga orang haji asal Sumantera Barat, yakni Haji Miskin, Haji Sumanik, dan Haji Piabang; pembawa ajaran Wahabi pada tahun 1803 M. Tentu hal tersebut sebagai perbuatan naïf yang ahistoris. Berdasar serangkaian peristiwa tersebut terindikasi kuat adanya gerakan menghilangkan eksistensi Wali Songo atau dengan kata yang lebih vulgar sebagai upaya membasmi paham mainstream Islam Nusantara, yakni paham ahlussunnah wal jamaah, yang secara sosiokultural-religius dianut varian sosial santri, priyayi, dan abangan. Dengan cara menghapus keberadaan Wali Songo dari konteks sejarah penyebaran dakwah Islam di Nusanatara, kelak secara akademis keberadaan Wali Songo beserta ajarannya akan terpinggirkan dari ranah sejarah dan tinggal menjadi dongeng, mitos, dan legenda. Upaya penghilangan dan pemutarbalikan sejarah mengingatkan saya dengan sebuah strategi perang Sun Tzu (pakar perang China kuno), “Untuk menghancurkan sebuah bangsa, tak perlu kau kirim ratusan ribu prajurit, cukup kau hapus ingatan generasi mudanya dari kebesaran nenek moyangnya….” *) Direktur Kuliah Peradaban SCC IPNU Banyuwangi.
Pendidikan Untuk Peradaban
JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN
TAK KUAT: Tronton bermuatan 19 ton tembakau kering yang masuk kedalam jurang sedalam 10 meter di jalur Gumitir di KM 37-500 di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Rabo dinihari, kemarin.
Tronton Sarat Muatan Masuk Jurang Gumitir KECELAKAAN tunggal terjadi di jalur Jember – Banyuwangi tepatnya di Dusun Gumitir Desa Sidimulyo Silo (17/9) dinihari, kemarin. Sebuah tronton L 9712 UW yang disopiri Sanusi, 50 warga Desa/Kecamatan Rambipuji yang mengangkut 19 ton tembakau siap jual masuk ke jurang di tikungan tajam di jalur Gumitir. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya saja sopir mengalami luka-luka ringan setelah terlempar dari atas kabin tronton yang disopiri. Sementara Azmi, 19 kernet tronton masih selamat karena saat tronton pengangkut tembakau itu masuk jurang Azmi sudah turun lebih awal. Informasi yang berhasil dihimpun, sebelum kejadian tronton yang mengangkut tembakau dari Mataram, NTB itu berjalan biasa. Tetapi di tikungan tajam dan agak menanjak itu tronton tak kuat naik. Sehingga Azmi, kernet langsung turun dan mencari kayu untuk menahan tronton yang dipasang di bagian ban belakang. Karena muatan cukup berat, sehingga tron masih tetap berjalan agak mundur. Karena kondisi jalan gelap. Tronton tiba-tiba miring ke kiri karena posisinya berada di jalan menikung dan disisi kiri jurang sedalam 10 meter. Ketika melihat tronton terus miring, Azmi langsung lari ke arah depan karena takut terguling. Ternyata benar, muatan tembakau yang di atasnya terlalu tinggi langsung miring dan membuat tronton ikut terguling ke dalam jurang. Muatan tembakau yang sudah berbentuk bal itu ikut terlempar dari atas tronton dan masuk jurang yang dibawahnya banyak airnya. Sanusi, sopir tronton yang masih ada di dalam kabin berhasil keluar setelah pintu terbuka sehingga ketika tronton terguling ke jurang sedalam 10 meter.(jum/gus/wah/jpnn/aif)
PERISTIWA
Konsleting Listrik, Masjid Terbakar WARGA Wringin Tapung, Pancoran, Kecamatan kota Selasa malam lalu dibikin heboh. Hal itu setelah masjid Al-Falah yang berada di dusun tersebut terbakar. Akibatnya, bagian atas masjid rusak parah. Meski tak ada korban, namun kerugian akibat kebakaran tersebut ditaksir mencapai jutaan rupiah. Persitiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 20.00. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, kebakaran diduga dipicu oleh konsleting sambungan listrik di bawah kubah masjid. Api berhasil sepenuhnya dipadamkan setelah tim pemadam kebakaran dari BPBD Bondowoso tiba di lokasi kejadian. Menurut Taufik, salah satu warga setempat, awal mula diketahui kebakaran saat ada warga yang melihat asap membumbung tinggi dari kubah masjid. Warga pun langsung beramai-ramai mendatangi masjid yang dibangun sekitar 25 tahun silam tersebut. “Warga berupaya memadamkan api dengan alat seadanya,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Jember di lokasi kejadian. Proses pemadaman api yang dilakukan warga tersebut berjalan sulit. Pasalnya kobaran api berada di atas bagian langitlangit masjid sehingga terhalang eternit. Akhirnya, salah satu warga berinisatif untuk mendobrak eternit masjid. Warga pun langsung memadamkan bara api yang sudah terlihat. Selang beberapa waktu kemudian, tim dari pemadam kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) datang ke lokasi kejadian. Sebanyak tiga mobil pemadam langsung berupaya memadamkan bara api yang mulai membesar. Akhirnya api berhasil dijinakkan sehingga tidak merambat ke bagian lain masjid. (esb/sh/jpnn/aif)
SETAHUN lalu ketika anak saya kelas tiga SLTP bertanya, “Apakah gunanya kita belajar dan menguasai semua mata pelajaran, padahal nanti dalam kehidupan sehari hari tidak semua ilmu tersebut dipakai? Sehingga, ilmu yang kita dapatkan tidak bermanfaat selain hanya nilai-nilai yang tertera dalam rapor dan ijazah”. Saya tidak menemukan jawabannya. Yang saya ketahui kalau nilai bagus, maka akan mudah mencari sekolah di jenjang berikutnya. Anak saya juga yakin bahwa jika para guru yang membidangi mata pelajaran yang diujikan dalam unas belum tentu mampu menjawab dengan benar tentang mata pelajaran yang tidak diampunya. Penyelenggara pendidikan akan merasa puas jika siswanya mendapatkan nilai unas bagus dan diterima di sekolah dan perguruan tinggi ternama. Berbagai cara ditempuh untuk maksud tersebut. Tas sekolah pun selalu berisi buku-buku yang mungkin beratnya tidak jauh berbeda dengan ransel tentara yang berangkat perang. Bahkan, beberapa sekolah mengkarantina siswanya menjelang unas. Surat terbuka yang ditujukan kepada Mendikbud berjudul “Dilematika UNAS: Saat Nilai Salah Berbicara” karya Nurmillaty Abadiah, puteri kedua dosen pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan sat itu. Siswi yang kerap menjadi bintang kelas di sekolahnya itu mempersoalkan nilai ujian nasional (unas) tidak seharusnya dijadikan
patokan masuk SMNPTN jalur undangan. Itu berdasar carutmarutnya pelaksanaan unas yang ia alami. Menurut gadis kelahiran Blitar, 9 September 1995, itu Kemendikbud sejatinya harus meninjau kembali unas sebagai pertimbangan di tahun berikutnya. Berita tentang kekacauan dan kecurangan unas yang kerap menimpa dunia pendidikan sepertinya merupakan kesalahan yang dibenarkan. Tampaknya masyarakat dan beberapa sekolah seolah-olah lebih mementingkan kelulusan siswa daripada kualitas siswa itu sendiri, sehingga sering menggunakan caracara curang untuk sekadar meluluskan siswa. Sepertinya guru adalah pihak yang paling disalahkan jika siswanya tidak lulus, dan tidak jarang oknum guru menggunakan segala upaya meskipun curang demi siswanya lulus. Meskipun siswa yang tidak lulus dalam ujian dapat mengikuti ujian pada tahun berikutnya atau dapat mengikuti ujian Kejar Paket, tapi masyarakat tidak puas dengan upaya tersebut. Sebab, siswa yang tidak lulus dalam ujian dianggap sebagai siswa gagal. Begitu juga dengan ujian Kejar Paket. Ijazah Kejar Paket yang semestinya setara dengan ijazah sekolah regular dianggap ijazah kelas dua. Hal itu tidak lepas dari banyaknya penyelenggaraan Kejar Paket yang tidak sesuai mestinya, dan hanya melakukan ujian akhir yang pengawasannya sangat longgar terhadap siswa. Pandangan sebagian orang,
O l e h
SYAFA’AT * sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa meluluskan siswa seratus persen dalam ujian dan nilai ujiannya tinggi. Sehingga, sekolah yang pada tahun tersebut siswanya mendapat nilai tinggi akan menjadi jujugan wali murid. Sekolah-sekolah dengan fasilitas pendidikan yang bagus akan kebanjiran siswa, sehingga dapat menyaring siswa dengan input nilai yang tinggi. Bagi anak dengan nilai rendah terpaksa harus sekolah di sekolah pinggiran, dengan fasilitas seadanya, atau dengan guru yang digaji rendah dan sebagian pendidikannya tidak linier dengan materi yang diajarkan. Tema peringatan Hari Pendidikan Nasional lalu, yakni “Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul” jelas mengisyaratkan salah satu tujuan pendidikan sebagaimana Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pen-
gendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan bukan sekadar mengumpulkan sederet angka-angka tinggi dalam lembar penilaian, atau sederet gelar kesarjanaan yang menghiasi nama seseorang. Tetapi, juga harus membentuk perilaku dan peradaban manusia. Perkembangan zaman mengakibatkan perbedaan cara pandang terhadap nilai, terlebih dengan arus globalisasi yang menjadikan dunia seakan semakin sempit. Di tengah dunia yang kini menjadi begitu kompetitif dan terus berubah, akses informasi menjadi sangat berlimpah dan terbuka, kita semua makin sadar bahwa hanya individu yang mau kreatif, memanfaatkan teknologi, dan ikut perubahan, yang bisa survive. Karya istimewa banyak yang dimulai dari ide sederhana. Perkembangan teknologi memudahkan kita menghasilkan sebuah karya dengan mudah dan biaya murah. Perkembangan zaman mengakibatkan cara pandang yang
berbeda, perilaku yang berbeda, dan berbeda pula cara transformasi etika orang tua terhadap anaknya. Saya remaja pada masa saya remaja, dan anak saya remaja pada masa saya sudah dewasa, anak saya tidak mengalami masa remaja pada masa saya remaja, dan saya tidak mengalami masa remaja pada masa anak saya remaja, meskipun saya pernah mengalami usia sebagaimana anak saya, sedangkan anak saya belum mengalami usia dewasa sebagaimana orang tuanya, bisakah tingkat emosi yang sama diterapkan pada masa yang berbeda? Sedangkan tingkat pendidikan dan lingkungan tempat tinggal berbeda? Anak-anak hanya melihat yang dapat dilihat. Disadari maupun tidak, banyak anak baru gede yang telah menjadi korban mode, korban kemajuan teknologi, dan dunia informasi global. Begitu cepatnya informasi dapat diakses, sehingga perilaku remaja yang cenderung meniru sang idola bisa dengan cepat dan mudah meniru segala gaya rambut dan pakaian sang idola. Perlahan tapi pasti teknologi akan mengubah perilaku sosial remaja dan akan mempengaruhi proses mental. Korban berarti kerugian, disadari atau tidak mereka telah dirugikan oleh mode-mode tersebut. Kerugian itu dapat berupa kehilangan jati diri sebagai generasi muda yang beradab atau kehilangan masa depan yang beretika. *) Ketua Lembaga Pendidikan dan Sosial Widyatama
Menunggu Pengadilan Nurani SEBUAH keprihatinan mendalam disampaikan atas kasus tangkap tangan bagi-bagi fee 10% proyek APBN yang melibatkan oknum pejabat Dinas Pendidikan, 21 kepala SD, dan oknum LSM. Itu bukan kejadian kali pertama praktik “pemerasan” yang melibatkan aktivis LSM dan oknum pejabat di Bumi Banyuwangi. Seolah telah menjadi sebuah budaya. Kecil tapi tetap dipandang sebagai batu sandungan di tengah-tengah giatnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang sedang asyik mengedukasi publik dalam membangun sebuah nilai keteladanan dan keadaban. Opini yang berkembang atas peristiwa itu, ilustrasi sebuah aksi kejahatan “korupsi” dalam bentuk gratifikasi atau pemberian sejumlah uang sebagai bentuk kerja sama konspirasi atau persekongkolan dalam penanganan sebuah proyek. Proyek itu bersifat swakelola (block grand) untuk pengadaan atau rehabilitasi fisik gedung sekolah 21 SD di Kabupaten Banyuwangi. Apakah memang benar kejadian itu sebuah tindak ke-
jahatan korupsi, pemerasan, atau penipuan? Ahli hukum dan praktisi hukum yang bisa membuktikan dalam sidang pengadilan nanti. Mencermati kasus tersebut, secara hukum mereka yang terlibat langsung atau tidak langsung adalah telah disangkakan bersalah karena melakukan tindak melawan hukum. Keawaman para kasek terhadap hukum positif dan budaya ewuh pakewuh, risih ancaman, tekanan, yang membuat mereka terjerat pada kasus tangkap tangan itu. Mereka tidak mengira kealpaannya bakal menjadi fatal. Mereka memandang selama ini hal serupa suatu yang lumrah. Atau para kasek itu telah menjadi korban akibat “perang persaingan” yang tidak sehat antarjaringan mafia yang berkedok LSM, bisa jadi. Teori hukum objektif (kasat mata), sangkaan bersalah terhadap mereka yang terlibat itu tidak bisa dielakkan. Tetapi, di antara yang salah itu secara teori hukum subjektif, insyaallah ada yang tidak berniat jahat. Mengidentifikasikan dengan hukum
O l e h
MOCHAMMAD RIFAI * kausalitas, sangatlah mudah menebak siapa di antara para pelaku yang berniat jahat. Rasanya ada yang janggal dari istilah fee untuk menjerat mereka dalam kejahatan korupsi (gratifikasi), karena para oknum itu bukan atasan langsung pembuat kebijakan proyek itu. Dalam bahasa umum, fee itu hadiah yang diberikan kepada orang lain secara pribadi (uang pribadi) karena jasanya. Mungkin lebih tepat kalau para kasek itu korban praktik premanisme oknum berupa pemerasan
atau penipuan. Sama sekali tidak punya maksud mengaburkan atau mengintervensi persoalan kasus hukum itu, semata-mata secara nurani hanya urun opini agar ada garis pemisah antara siapa yang salah dan yang jahat. Selanjutnya, akan menentukan siapa yang pantas dan harus diberi hukuman dan siapa yang pantas harus diadili. Maksudnya, siapa yang tepat dipenjarakan. Satu sisi keberadaan LSM dalam negara berasas demokrasi sangat dibutuhkan untuk melakukan fungsi kontrol dan perimbangan yang konstruktif terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan penegakan hukum. Sekali pun pada kenyataan tidak sedikit dari mereka, para (oknum) aktivis LSM, justru menjadi faktor yang menyebabkan penyimpangan dan kejahatan terpelihara karena terjadi kesepakatan kongkalikong. Prinsip pragmatis yang membuat kegagalan kawankawan aktivis LSM membangun visi dan misinya karena melihat dan menempatkan suatu
masalah sebagai lahan untuk mengais rezeki. Jadilah LSM sebuah pilihan pekerjaan untuk mencari-cari kesalahan, bukan sebuah misi lembaga independen yang serba kecukupan dengan militan dan niat ikhlas membangun sebuah pencerahan. Kasus dugaan “korupsi” seperti tersebut di atas sangat tidak adil jika “korban” disangka pelaku utama. Orang bersalah belum tentu berniat jahat dan sebaliknya orang berbuat kejahatan pastilah bersalah. Sebagai rangkaian sebuah pembelajaran yang berharga, berharap ada pengadilan nurani. Saya kira kamar pengap LP lebih tepat menampung mereka yang berniat jahat saja. “Penjara moral’ yang harus ditanggung Bu Ririn dkk itu sudah cukup berat, tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi keluarga dan korps PGtRI secara keseluruhan. *) Pengurus PK PGRI Banyuwangi biro pengembangan profesi pendidik.
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
SAMBUNGAN R A D A R
41
S I T U B O N D 0
H. Imron Ditahan Kasus Pencurian Dikembangkan Kejaksaaan Sejak 2014 n CURI...
Sambungan dari Hal 35
n H. IMRON... Sambungan dari Hal 35
Amar putusan majelis hakim mengharuskan terdakwa membayar kerugian negara jauh lebih kecil dari pada tuntutan JPU. “Tuntutan Jaksa sebelumnya, menginginkan Imron Rasyidi membayar kerugian negara se-
besar Rp 528 juta. Tetapi ganti rugi yang diharuskan majelis hakim Rp 320 juta. Tapi, kita masih belum menentukan sikap apakah akan menempuh upaya hukum atau menerima. Kita masih memiliki waktu untuk pikir-pikir,” terang Bramantyo. Sekedar tahu, Imron melakukan tidak pidana korupsi
kasus P2SEM dengan modus memperkaya diri sendiri. Caranya melakukan pemotongan kepada 13 kelompok penerima P2SEM di Kabupaten Situbondo pada 2008, silam. Totalnya mencapai Rp 1,6 miliar. Akibatnya, Negara mengalami kerugian sekitar Rp 600 juta. Imron Rasyidi ditahan Ke-
jaksaan Negeri Situbondo sejak 16 April 2014 lalu. Dengan demikian, sudah sekitar lima bulan pria tersebut menghuni rumah tahanan (rutan) Situbondo. Penetapan Imron menjadi tersangka merupakan pengembangan dari dua terpidana P2SEM sebelumnya, Edy Mustofa dan Ashari Rusdi. (rri/pri)
Uang hasil pencurian sapi tersebut digunakan untuk membayar hutang kepada seorang rentenir sapi. “Saya punya hutang Rp 1 juta, tapi harus mengembalikan Rp 1,5 juta. Karena tidak punya uang saya terpaksa melakukan itu,” kata Miswardi yang tangannya masih diborgol bersama Rustajib. Dijelaskan, pada saat menjalankan aksinya, Miswardi ditemani sang adik ipar, serta seorang temannya lagi. Bahkan, setelah berhasi menjalankan aksi-
nya, sapi hasil curian langsung dibawa ke pasar hewan Kecamatan Besuki untuk dijual. “Sapinya laku Rp 5 juta, uangnya dibagi bertiga,” terangnya. Setelah mencuri sapi milik tetangganya, selama ini dia dan adiknya selalu gelisah. Hidupnya tidak tenang karena dihantui rasa bersalah. “Karena kami salah, setiap hari gelisah terus, jadi kami menemui kades. Kami mengaku mencuri sapi itu,” katanya dengan penyesalan. Kasat Reskrim Polres Situbondo, Iptu Riyanto mengatakan, dari tiga pelaku pencu-
rian sapi, baru dua orang yang berhasil ditangkap. Karenanya, pihak kepolisian masih mengembangkan kasus pencurian hewan (curwan) ini “Untuk satu pelaku lagi masih dilakukan pengejaran,” kata pria yang sebelumnya menjabat KBO Reskrim Polres Pasuruan itu. Selain itu, pihaknya akan terus mendalami kasus itu untuk mengungkap kemungkinan adanya keterliban aksi serupa di TKP lain. “Kedua tersangka masih kita mintai keterangannya, bisa saja mereka terlibat di tempat lain, tetapi sejauh ini belum,” pungkasnya. (rri/pri)
Segera Dilerai Oleh Siswa Lain n DIPUKUL... Sambungan dari Hal 35
Di saat yang bersamaan, LH yang disebut-sebut berasal dari Kecamatan Kendit berada di dekatnya. Konon LH juga bermaksud untuk meminjam laptop. Kedua siswa ini selanjutnya saling tatap mata. Tidak disangka, LH berkata tidak enak kepada Putri. Bahkan, keduanya sempat adu mulut. “Mau pinjam laptop sama teman, tapi dia langsung berkata gak enak,” kata Putri yang tinggal di Perumahan Ayuban, Jalan Argopuro, Situbondo. Setelah sempat adu mulut, LH diduga memendam sakit hati. Terbukti, tak lama setelah itu dia memukul tangan korban menggunakan tangan kosong. NURHARIRI/JPRS
BERKERUMUN: Ketua DPRD Situbondo sementara, Bashori Shanhaji (bersongkor nasional) menemui puluhan mahasiswa, kemarin (18/9).
Penolakan DPRD Harus Disetujui Paripurna n TOLAK... Sambungan dari Hal 35
Bila tidak, maka demokrasi dinilai telah dicederai oleh sekelompok orang karena merampas hak suara rakyat. “Kalau RUU Pilkada tidak ditolak, maka pemilu akan kembali pada jaman Orde Baru,” kata Riski mahasiswa lain. RUU Pilkada yang rencananya akan disahkan pada 25 September nanti disebut telah menabrak konstitusi Negara, yaitu melanggar UUD 45 tentang kedaulatan rakyat dan demokrasi yang ada di Indonesia. “RUU Pilkada tidak memihak kepada
rakyat, karena akan mengambil hak rakyat untuk menentukan kepala daerah, ini menabrak ayat 1 UUD 1945,” imbuhnya. Setelah puas berorasi, mereka meminta agar ketua DPRD Situbondo sementara, Bashori Shanhaji menemui dan menanggapi langsung desakan mahasiswa. Tidak lama kemudian, politisi asal PKB itu hadir di tengah massa aksi dengan didampingi sejumlah anggota DPRD yang lain. Di hadapan massa, Bashori mengatakan pihaknya akan menyambungkan aspirasi para mahasiswa itu ke DPR RI. Bila perlu,
pihaknya akan langsung mengirimkan surat penolakan melalui fax. “Silakan buat lagi tanda-tangan penolakan sebanyakbanyaknya, saya siap kirimkan lewat fax tuntutan ini,” kata Bashori kepada para mahasiswa. Meski demikian, dia menjelaskan bahwa pernyataan penolakan RUU Pilkada tidak dapat dilakukan secara kelembagaan dalam waktu yang singkat. Sebab, penolakan atas nama DPRD Situbondo harus terlebih dahulu disetujui melalui rapat paripurna. “Secara kelembagaan harus dirapatkan dulu. Harapannya
begini, sama-sama tahu perbincangan perbedaan cara pandang pakar hukum tata negara, jadi menunggu saja apa yang menjadi keputusan terbaik di DPR RI,” terang Bashori. Dia menambahkan, pihaknya akan menindak lanjuti apa yang menjadi aspirasi dari mahasiswa PMII dengan menyampaikannya kepada DPR RI. Pria ini juga menyataan penolakan terhadap rencana pengesahan RUU Pilkada. “Ini pasti ditindak lanjuti. Kan sudah dinyatakan menolak, tapi bukan secara kelembagaan,” tegasnya. (rri/pri)
PN Tolak Gugatan Untuk Seluruhnya n PEMKAB... Sambungan dari Hal 35
Meski demikian, Pemkab Situbondo belum bisa melangkah jauh untuk mengelola Pasar Mimbaan Baru yang ada di Kecamatan Panji. Sebab, kuasa hukum para penggugat kabarnya langsung menyatakan kasasi atas putusan tersebut. Dengan demikian, pendapatan retribusi tak terpungut di pasar Mimbaan Baru yang mencapai Rp 3,134 miliar hingga kini terus terjadi. Keadaan ini telah menjadi catatan khusus hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Situbondo 2012. Berita gembira kemenangan gugatan perdata ini dibenarkan oleh kuasa hukum Pemkab Situbondo, Supriyono. Dia mengaku bersukur atas kemenangan terse-
but. “Keputusan majelis hakim di tingkat PN dan PT saya kira merupakan bukti nyata bahwa apa yang dilakukan Pemkab tidak ada yang salah, tidak ada yang bertentangan dengan hukum,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo, kemarin. Tentang pihak penggugat yang menyatakan kasasi, Supriyono menilai itu merupakan hak setiap orang. “Silahkan, tidak masalah buat kita. Yang pasti keputusan majelis hakim PT yang menguatkan putusan PN Situbondo bagi saya merupakan cermin keputusan yang akan terjadi pada upaya hukum di tingkat kasasi sekali pun,” terang pria asal Panarukan itu. Supriyono menjelaskan, saat gugatan perdata di tangani PN Situbondo, mejelis hakim menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Kata dia, ada dua pertimbangan hukum yang disampaikan majelis hakim.
Yakni, siapa pemilik secara fisik bangunan ruko Pasar Mimbaan Baru? Kedua, apakah perbuatan tergugat (Pemkab Situbondo) yang tidak memperpanjang HGB (Hak Guna Bangunan) penggugat, dan mengenakan retribusi, merupakan perbuatan melawan hukum? “Menurut majelis hakim, pemilik fisik atas bangunan ruko adalah tergugat. Dalilnya, yang dijual oleh tergugat kepada penggugat bukan fisiknya, tapi hanya hak penggunaan bangunan,” terang Supriyono. Mengenai, Pemkab Situbondo yang tidak memperpanjang HGB penggugat, kata Supriyono, bukan merupakan perbuatan melawan hokum. “Dalilnya, karena Bupati Situbondo mendapat HPL dari BPN, dan sebagai pemegang HPL penya hak penuh untuk memperpanjang atau tidak memperpanjang HGB penggugat,” papar Supriyono.
Dia juga menjelaskan, apa yang dilakukan Pemkab Situbondo menarik retribusi terhadap para pedagang yang menempati ruko, bukanlah merupakan perbuatan melawan hukum. “Sebab, ada pijakan hokum berupa perda (peraturan daerah) yang mengatur adanya penarikan retribusi, dan perda tersebut hingga kini masih dianggap sah dan berlaku,” pungkas Supriyono. Sekedar mengingatkan, sebanyak 63 pedagang di Pasar Mimbaan Baru tersebut sudah mengajukan gugatan perdata ke PN Situbondo dengan menyewa enam pengacara. Para pedagang keberatan tarif sewa ruko pasar Mimbaan sebesar Rp 220 ribu permeter persegi pertahun. Sebab, jika disetujui setiap pedagang itu dalam setahun harus mengeluarkan biaya Rp 22 juta hingga Rp 30 juta. Harga sewa permeternya Rp 220 ribu. (pri)
Mendapat perlakukan kasar yang demikian, korban sempat membalas satu kali pada lengan tangan kiri pelaku. “Saya dipukul, saya bilang sakit. Karena reflek saya balas sekali. Tidak tahunnya dia malah mukul lebih keras lagi,” terangnya. Tidak hanya itu, pelaku diduga sudah emosi dan marah. Dengan cepat, pelaku mengambil kayu dan memukulkannya ke wajah korban. Beruntung, kejadian itu segera dilerai oleh siswa lain. “Bibir saya yang dalam terluka dan memar, saya waktu itu takut pulang,” katanya saat ditemui wartawan koran ini. Usai insiden itu, korban langsung mengadu kepada guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan). Tidak itu saja, peristiwa ini juga sampai kepada orang tua korban. “Saya tidak bisa bo-
hong. Jadi saat saya pulang dan ditanya orang tua, ya saya jawab jujur,” paparnya. Mengetahui hal itu, orang tua korban Mahfud Hidayat, 50, langsung mengajak anaknya mendatangi Polres Situbondo. “Ini sebagai pembelajaran bagi siswa dan peringatan untuk para guru. Tujuan kami melapor kepada polisi, agar kasus serupa tidak terulang lagi. Sebab, yang dialami anak saya bisa saja terjadi pada siswa lain,” kata pria yang bertugas pada Kodim 0823 tersebut. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi membenarkan laporan pemukulan siswi tersebut. Pihaknya mengaku akan memprosesnya dengan peraturan yang berlaku. “Petugas akan minta keterangan saksi-saksi dulu, karena ini baru dilaporkan,” kata AKP Wahyudi. (rri/pri)
Melibatkan 3 Petinggi Koperasi n DISPENDIK... Sambungan dari Hal 36
Tim ini menurut Hasyim biasanya terbentuk dari Bupati, Inspektorat dan lembaga terkait termasuk Dinas Koperasi. Kasus penyelewengan dana
anggota KPRI kenangan yang berjumlah Rp1,6 Milyar melibatkan tiga petinggi koperasi. Yakni, Jumair sebagai ketua KPRI Kenangan, kedua Anita dan ketiga Ruhaniyah. Keduanya adalah karyawan di koperasi tersebut. Sampai hari
ini Jumair masih aktif bekerja sebagai Kepala Sekolah. Meski begitu anggota Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Jangkar berharap Jumair disanksi melalui jalur instansi sebelum merambah ke jalur hukum. (fre/pri)
Tersangka Juga Residivis Curanmor n DPO... Sambungan dari Hal 36
Dari tangan pelaku, aparat mengamankan satu unit sepeda motor Honda Beat Nopol W 5696 VU. Selain itu petugas juga mengamankan uang tunai sisa hasil penjambretan sebesar Rp 500 ribu, serta satu cincin perak milik korban. Supriyadi mengaku, dirinya menjambret di wilayah Kecamatan Bungatan sudah dua kali. Uang hasil curian digunakan untuk makan dan belanja sehari-hari. “Uangnya untuk be-
li beras, Pak. Tidak punya uang sama sekali,” papar Supriadi. Setiap menjalankan aksinya, dia mengaku tidak menjalankannya sendiri. Tersangka ini selalu bersama temannya bernama Arif yang telah dulu ditangkap polisi. “(menjambret) berdua dengan teman saya, Arif,” katanya. Menurut Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, tersangka masih menjalani pemeriksaan untuk mengungkap barang apa saja yang dia jambret. “Tersangka ini juga merupakan residi-
vis pencurian sepeda motor (curanmor). Ini terus kita dalami,” katanya. Dengan tertangkapnya tersangka ini, diharapkan korban penjambretan di wilayah Kecamatan Bungatan agar mendatangi Polres Situbondo untuk memberikan keterangan lebih lanjut. “Korban kalau bisa datang ke Polres untuk dimintai keteranggannya lagi. Sedangkan untuk pelaku akan kita perisa lebih lanjut dan saat ini sudah di masukkan ke tahanan Polres,” kata AKP Wahyudi. (rri/pri)
Tampilkan Semua Program SKPD n MAKSIMALKAN... Sambungan dari Hal 36
Kepala Dinas Perhubungan Situbondo, Lutfi Joko Prihatin, menyampaikan akan meningkatkan sistem server sebagai penghubung komunikasi antar SKPD. Sever ini nantinya akan dikembangkan untuk menjembatani informasi yang akan disalurkan dari setiap dinas. Meski belum menjelaskan secara detail mengenai teknis dari server ini, namun Lutfi meyakinkan bahwa dengan pengoptimalan fungsi server ini akan memberi man-
faat untuk banyak pihak, khususnya Pemerintah Kabupaten Situbondo. Website dari Dishub sendiri kemudian akan dijadikan sebagai tempat untuk menampilkan dari semua program-program SKPD yang telah di informasikan kepada pihaknya. Sehingga, dengan membuka website milik Dishub, diharapkan masyarakat yang ingin mengakses informasi dari setiap SKPD dapat terlayani. Menurut Lutfi website ini akan dikembangkan mengenai program apapun yang sedang dan akan dikembangkan di Situbondo. Demi menun-
jang program ini, mantan kepala BKD itu juga merencanakan akan membangun sebuah layar informasi berukuran besar yang akan diletakkan di pusat kota. “Dari layar besar tersebut nantinya masyarakat dapat melihat program-program milik SKPD yang ada di Situbondo. sehingga, selain melalui website Dishub, masyarakat bisa melihat langsung. Pembangunan ini juga dapat menjadi sarana pengembang informasi untuk menunjang kita mempertahankan piala WTN seperti yang diinginkan Bupati ke depan,” ujar Lutfi.(fre/pri)
Cari Orang Yang Mau Diajak Berdiskusi n HABIB... Sambungan dari Hal 35
Menurut putra KH Salwa Arifin, wakil Bupati Bondowoso itu, belajar dengan giat itu adalah keharusan bagi setiap orang. Saat ditanya lebih jauh tentang tips belajarnya selama ini,
dengan nada tegas dia mengatakan harus banyak diskusi. ”Saya itu pasti mencari orang yang mau diajak berdiskusi,” ujar lelaki berkaca mata itu. Menurut mahasiswa Fakultas Syari’ah IAI Ibarhimy Sukorejo itu, belajar tanpa diskusi maka pemahaman terhadap suatu ilmu akan
dangkal. Baginya, diskusi adalah roh dari ilmu itu sendiri. Sekedar informasi, Pada MTQ Nasional bulan September ini, dua santri P2S2 berhasil meraih terbaik I dan II pada pembacaan kitab kuning. Peraih juara satu diraih Muhammad Habiburrahman Hakim
Bin Supardi. Ia berhasil menjadi terbaik pertama pada pembacaan kitab Sullam At-Taufiq. Sedangkan juara disabet oleh Miftahussurur Bin KH. Salwa Miftahul Arifin. Miftahussurur meraih juara dua dalam pembacaan Kitab Tarekh Ibnu Hisyam. (pri)
Luas lahan pertanian yang ada di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit yang mencapai 302 hektare mengalami kesulitan dalam mendapatkan air. Ini disebabkan satu kasublok dari empat kasublok yang ada di Desa Klatakan hanya mendapatkan giliran pengairan satu setengah hari. (bib)
OLAHRAGA
42
R A D A R
Tersingkir, Persewangi Tetap Terbang ke Kalsel Laga Tandang Lawan Martapura FC Dianggap Sia-sia BANYUWANGI - Persewangi sudah dipastikan tersingkir dari babak 16 besar Kompetisi Divisi Utama pada musim ini. Padahal, The Lasblang (Laskar Blambangan) masih menyisakan dua laga sisa untuk mengakhiri kompetisi. Kendati demikian, MerahHitam tetap melakoni sisa laga yang tersisa, yakni melawan Martapura FC dan PSS Sleman. Khusus Martapura FC kini giliran Nanda Pradana dkk yang menjalani laga tandang di Kalimantan Selatan (Kalsel) pada tanggal 20 September. Jika ditarik pada laga sebelumnya, Persewangi tidak berangkat ke Papua saat bertemu Persigubin Gunung Bintang pada tanggal 10 September lalu. Saat itu, manajemen sedang krisis sehingga terpaksa gagal berangkat. Akibatnya, Persewangi mendapatkan sanksi administrasi dan pengurangan poin. Sejak saat itu, laju tim kebanggaan rakyat Banyuwangi itu sudah habis. Peluang lolos ke babak 8 besar sudah tertutup. Bahkan, hingga kini tim asuhan Bagong Iswahyudi itu menem-
pati posisi juru kunci dengan minus 2 poin. Meski begitu, manajemen Persewangi masih menyimpan dana. Sebab, Persewangi tetap berangkat ke Kalimantan Selatan melawan Martapura FC. Rombongan Persewangi mulai meninggalkan Banyuwangi sejak kemarin. ‘’Nanti malam (tadi malam, Red) pukul 19.00 kami berangkat dari Bandara Juanda,’’ ujar salah satu punggawa Persewangi, Rebi Cahyadi, kemarin. Hanya saja, semangat tempur sekuat Persewangi sedang turun drastis. Apalagi, berkaca pada pertemuan pertama, Persewangi dipaksa menyerah dengan skor 0-1 saat bermain di kandang sendiri. Karena itu, diprediksi tim yang berkiprah di level kedua Liga Indonesia selama tiga tahun terakhir itu tidak akan berbuat banyak meladeni tuan rumah. Skuad yang dibawa juga compang-camping. Sejumlah pilar tidak ada dalam rombongan tersebut. Dua pemain asing, Peter Lipede dan Nelson Caparo tidak ada dalam rombongan yang terbang tadi malam. Lebih parah lagi, M. Jakfar yang menjadi tulang punggung di barisan pertahanan juga ada dalam daftar. Sampai saat ini, Persewangi
sudah dipastikan gagal lolos ke babak selanjutnya. Hanya saja, jika menang, jelas akan menguntungkan tim lain, salah satunya PSS Sleman. Apalagi, di saat yang bersamaan, Super Elang Jawa asal Jogjakarta itu akan menjamu Persigubin yang menjadi pemuncak klasemen. Jika skenario Persewangi menang dan PSS Sleman bisa menundukkan Persigubin, maka peluang PSS Sleman untuk lolos cukup terbuka. Bahkan, dari peringkat ketiga langsung menduduki puncak klasemen dengan raihan 9 poin. Yang perlu diwaspadai, masyarakat Banyuwangi tentu sangat berharap agar pertandingan berjalan fair. Tidak ada istilah main mata dalam melakoni pertandingan. Pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi tetap menginstruksikan kepada pemainnya untuk tetap all out meski sudah dipastikan gagal. ‘’Kami akan tunjukkan sportivitas, baik main di kandang maupun laga tandang,’’ tandasnya. (ton/c1/aif)
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
B A N Y U W A N G I
1.672 Karateka Ramaikan Kejurda Pertandingkan 75 Kelas, Berakhir 20 September BANYUWANGI - Kejuaraan Daerah (Kejurda) Karate Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Jawa Timur tahun 2014 digelar di Banyuwangi. Agenda akbar memperebutkan Piala Pangdam V/Brawijaya itu resmi dimulai kemarin (18/9). Ribuan karateka dari berbagai daerah di Jatim ikut ambil bagian dalam ajang yang dipusatkan di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, itu. Tercatat 1.672 karateka putra dan putri terlibat. Ada 75 kelas yang dipertandingkan dalam ajang yang akan berlangsung hingga tanggal 20 September mendatang itu. Semua kelas itu terdiri atas Kata, Kumite, Usia Dini, Pra Pemula, Kadek Yunior, Kadek 21, dan Senior. Selain mempertandingkan antar-kontingen kota atau kabupaten, dalam Kejurda tersebut ada pertandingan antar perguruan. Sebanyak 11 perguruan dari FORKI ambil bagian dalam ajang tersebut. Ajang tersebut dibuka resmi Kasdam V Brawijaya, Brigjen TNI Kustanto Widiatmoko yang mewakili Pangdam V Bawijaya Mayor Jendral
TNI Eko Wiratmoko. Dalam pembukaan itu turut hadir ketua umum FORKI Jawa Timur, Totok Lucida; Perwakilan pengurus KONI Jatim, Ketua FORKI Banyuwangi, Joni Subagyo dan beberapa pejabat teras di Bumi Blambangan kompak menghadiri agenda akbar tersebut. Perhelatan akbar tersebut sebagai pemanasan dalam menyambut Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jatim tahun 2015 mendatang. Apalagi, Kota Gandrung menjadi tuan rumah dalam ajang multi even yang digeber pada tanggal 6 -12 Juni tahun depan itu. ‘’Kegiatan ini bisa dijadikan uji coba bagi karateka dalam menyambut Porprov tahun depan,’’ ujar ketua panitia, Joni Subagyo. Joni menyambut gembira saat ditunjuk menjadi tuan rumah ajang tersebut. Menurut dia, FORKI Banyuwangi siap dan all out untuk menyukseskan agenda tersebut. ‘’Kejurda ini bisa menelurkan atlet yang berprestasi. Untuk itu, kita siap sukseskan ajang ini,’’ katanya. Kasdam V Brawijaya, Brigjen TNI Kustanto Widiatmoko meminta kepada semua atlet untuk menunjukkan kemampuan terbaik. Sebab, menurut dia, prestasi atlet Jawa Timur terus berkembang. ‘’Mari kita bersama-sama tingkatkan prestasi,’’ terangnya. Usai membuka Kerjurda, Kasdam secara simbolis didaulat menyerahkan piala bergilir kepada ketua FORKI Banyuwang, Joni Subagyo. Acara tersebut semakin meriah dengan penampilan tari gandrung. (ton/c1/aif)
SPORTIF : Salah satu kareteka saat beraksi di kelas Kata di GOR Tawang Alun, Banyuwangi kemarin.
ALI NURFATONI/RABA
BELUM KLIR : Peter Lipede (kiri) berusaha melindungi bola dari kawalan pemain Martapura FC di Stadion Diponegoro, Banyuwangi kemarin.
ALI NURFATONI/RABA
Peter Lipede Diterpa Masalah SEMENTARA itu, penolakan gaji ala tarkam (antar kampung) yang dilakukan Peter Lipede terhadap manajemen Persewangi membuahkan hasil. Sebab, pemain asal Nigeria itu kini bisa bernapas lega setelah mendapatkan gaji. Honor satu bulan tersebut diterima sejak kemarin. Sebab itulah, pesepakbola satu ini menjadi satu-satunya pemain yang diuntungkan jika dibandingkan dengan pemain lain. Sebab, hanya dia yang mendapatkan jatah gaji tiap bulan. Dia mengatakan, jika Persewangi merupakan klub profesional. Sebab itulah, dia menolak sistem honor yang setelah pertandingan baru dibayar. ‘’Kalau saya tidak mau. Saya pemain profesional,’’
kata Peter kala itu. Upaya itu ternyata berbuah manis bagi dia. Sebab, honor dia sudah bisa dicairkan menjelang berangkat ke Martapura kemarin pagi. ‘’Saya sudah digaji tadi pagi,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Hanya saja, dia sedang dilanda masalah. Pasalnya, dia sedang berurusan dengan Wisma Atlet Gelora Banyuwangi gara-gara belum membayar biaya penginapan selama dua pekan. ‘’Saya menginap di sana akan dibayar manajemen,” akunya. Namun, ternyata, belakangan diketahui jika beban tanggungan tersebut tetap ditanggung pribadi. Sebab itulah, dia merasa dirugikan. ‘’Janjinya dulu
akan dibayar manajemen. Saya tidak bisa membayar semuanya. Itu tanggung jawab manajemen,’’ kata Peter. Mengenai sisanya, dia merupakan kewajiban manajemen Persewangi. Toh, kekurangan pembayaran tidak terlalu banyak. ‘’Saya bisa bayar, tapi tidak semuanya. Saya mau ke Surabaya,’’ tandasnya. Dia mengaku tidak ikut dalam rombongan melawan Martapura FC. Sebab, sampai saat ini dirinya diterpa cedera yang tak kunjung sembuh. Sebelumnya, dia tidak diturunkan kala bertemu dengan Persigubin Gunung Bintang Papua gara-gara cedera. ‘’Saya cedera, Mas. Saya tidak mau dipaksa main,’’ pungkasnya. (ton/c1/aif)
Krisis Dana, PM Terancam Mundur BANYUWANGI - Perhelatan putaran pertama Liga Nusantara Regional Jawa Timur tahun 2014 sudah tuntas digeber pada akhir pekan lalu. Persewangi Muda (PM) menjadi satu-satunya tim asal Kota Gandrung yang lolos ke fase berikutnya. Sedangkan, Banyuwangi United (BU) dan Banyuwangi Putra (BP) kandas. Raul Setiawan Dkk. lolos dari lubang jarum setelah finis di posisi ketiga dalam daftar klasemen wilayah timur. Meski begitu, tim di bawah asuhan
Ribut Santoso-Giman Abadi itu dituntut untuk kerja keras dalam upaya lolos ke level nasional. Apalagi, hasil undian menyebutkan, jika PM akan bertemu dengan dua tim hebat, yaitu Sumenep dan Kediri di grup B. Sedangkan, grup A diisi Probolinggo United, Arek Suroboyo, dan Laga FC. Sedangkan tiga tim lain yaitu Blitar, PSPK Pasuruan dan Gresik mengisi grup C. Hanya ada satu tim yang lolos dari masing-masing grup. Dengan demikian, hanya tiga tim Jawa timur
yang lolos ke kancah nasional. Jika sudah lolos ke level nasional, maka tidak menutup kemungkinan PM bisa promosi ke Divisi Utama pada musim depan. Sebelum melangkah lebih jauh, PM harus melewati hadangan pada putaran kedua. Sedianya, putaran kedua itu akan digeber mulai tanggal 22 – 26 September mendatang. Kali ini, venue tidak menggunakan sistem home and away melainkan dipertandingkan di tempat netral yaitu di Batu.(ton/c1/aif)
MERIAH: Para karateka sedang mengikuti upacara pembukaan kejurda karate FORKI Piala Pangdam V Brawijaya di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin. GALIH COKRO/RABA
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
43
S A M B U N G A N
Kerahkan Suporter di Sepanjang Rute ■ POLRES...
Sambungan dari Hal 33
Mereka akan tersebar di 825 titik di sepanjang rute kegiatan di Bumi Blambangan Minggu besok (21/9). Dari ratusan personel keamanan tersebut, kepolisian menempatkan personelnya paling banyak. Kapolres Banyuwangi AKBP Tri Bisono Soemiharso melalui Kabag Ops Kompol Sujarwo menjelaskan, ada satu satuan setingkat kompi (SSK) Dalmas Polres Banyuwangi yang akan diterjunkan dalam pengamanan audax Minggu besok. Dari instansi lain, kata Sujarwo, TNI AD menyumbang 55 personel. Disusul TNI AL akan mengerahkan 10 personel, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 20 personel, Satuan
Polisi Pamong Praja Satpol PP 50 personel, dan Linmas 210 personel. ”Kami siap mengamankan seluruh jalur yang dilalui rombongan audax,” tegas Kompol Sujarwo kemarin (18/9). Selain menyertakan personel, kata dia, kepolisian juga akan mendukung kegiatan itu dengan melibatkan armada pengawalan. Setidaknya ada 10 kendaraan, baik dari Polda Jawa Timur maupun Polres Banyuwangi, yang akan disertakan dalam kegiatan tersebut. Rinciannya, tiga unit mobil patwal dari polres dan dua unit motor patwal dari Polda Jawa Timur. Selain menyertakan tiga unit mobil patwal, Polres Banyuwangi juga akan menyertakan dua unit motor patwal. Model pengamanan nanti, setiap kapolsek akan bertindak sebagai perwira pengendali lapangan di setiap
rute yang dilalui peserta. Sekadar diketahui, Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 akan diikuti 315 cyclist dari 12 negara. Peserta asal Indonesia berasal dari 32 kota. Even tersebut akan menempuh jarak sejauh 333 kilometer (Km). Berangkat dari Surabaya Sabtu pagi (20/9) dan finis di Pantai Boom, Banyuwangi, Minggu sore (21/9). Sementara itu, jajaran Pemkab Banyuwangi juga all out menyukseskan ajang Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 tersebut. Kehormatan menjadi lokasi finish ajang bergengsi tersebut siap dijawab dengan penyambutan luar biasa di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi persiapan Audax East Java 2014 yang digeber di aula Rempeg Jogopati Pemkab Banyuwangi siang kemarin (18/9).
Dalam rapat yang dipimpin Asisten Administrasi Pemerintahan (Aspem) Choirul Ustadi tersebut terungkap, tiap kecamatan yang dilalui akan menyuguhkan hiburan guna menghibur ratusan cyclist tersebut. Selain itu, sesaat sebelum mencapai finish di Pantai Boom, Banyuwangi, para peserta akan disuguhi berbagai kesenian tradisional. Pemkab akan mengerahkan kesenian kuntulan, patrol, dan seni jaranan. “Penari jaranan yang beraksi di kawasan Pantai Boom tersebut kalau bisa atraksi memakan beling,” ujar Ustadi sembari tersenyum. Setelah mencapai finis, sebanyak 315 cyclist dari 12 negara itu akan disambut welcome drink degan (kelapa muda). Puas meneguk degan, peserta akan diajak “menyelami” pengalaman baru yang dipastikan sangat berkesan,
Warga Sigap Singkirkan Pohon Tumbang ■ JALAN...
Sambungan dari Hal 33
Safi’i Dulbahar, salah seorang warga Desa Kabat, mengaku melihat kejadian tersebut, Malam itu, dia sedang duduk di depan rumahnya. Kebetulan posisi pohon mahoni tersebut berada di tepi jalan tepat depan rumahnya. Ketika itu sebuah peti kemas meluncur dari arah Rogojampi ke arah Banyuwangi. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melintas truk kontainer lain. Saat akan berpapasan, kedua sopir kontainer tersebut sama-sama mengurangi kecepatan. Saat kontainer dari arah selatan akan me-
lintas, diduga dahan pohon mahoni yang rindang itu tersangkut bagian atas peti kemas. Tak pelak, karena kuatnya kontainer tersebut, batang mahoni yang berumur sekitar 30 tahun tersebut pun patah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sebab, kondisi arus lalu lintas tidak terlalu ramai malam itu. “Beruntung, pengemudi motor ada di depan kontainer, jadi tidak tertimpa pohon,” ujar Syafi’i. Setelah pohon itu tumbang, arus lalu lintas dari arah Banyuwangi dan dari arah Jember langsung macet. Antrean kendaraan mengular hingga sekitar setengah kilometer. Beruntung, warga dusun
setempat langsung sigap membereskan batang pohon yang melintang menutup jalan tersebut. Berbekal peralatan seadanya, seperti parang dan kapak, warga langsung bahu-membahu membersihkan pohon tumbang tersebut. Selain bergotong-royong membersihkan batang pohon yang melintang, sebagian warga lain membantu mengatur lalu lintas dengan sistem buka-tutup untuk kendaraan roda dua. Sekitar 30 menit kemudian, arus lalu lintas jalan poros BWI-Jember tersebut berangsur lancar. Memindahkan batang pohon yang besar itu memerlukan waktu cukup lama. “Saya sebetulnya sudah
empat kali lapor agar dahan pohon itu dikepras. Tapi tidak ada tindak lanjut dari pihak terkait. Kalau sudah kejadian seperti ini bagaimana,” ujar Safi’i. Kapolsek Kabat AKP Imron bersama anggotanya datang ke lokasi kejadian bersama Camat Kabat M. Lukman sekitar setengah jam kemudian. Satu jam kemudian, warga akhirnya berhasil menyingkirkan pohon tumbang tersebut dari badan jalan. Sekitar pukul 22.00, arus lalu lintas Banyuwangi–Jember kembali normal. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, dan kesadaran masyarakat sangat tinggi. Kami sangat berterima kasih,” tutur Camat Lukman. (ddy/c1/bay)
Masuk Raudah sesuai Negara Masing-masing ■ MULAI...
Sambungan dari Hal 33
Mereka harus menunggu beberapa lama di selasar Masjid Nabawi untuk menunggu giliran. Tapi mereka tidak perlu desak-desakan. Sebab, kebetulan Sabilillah punya kenalan askar (polisi) wanita yang menjaga dan memandu jamaah wanita yang akan berdoa di Raudah. Askar itu asalnya dari Glenmore. Namanya Siti Aminah. Sudah mukim di Madinah sekitar 15 tahun. Begitu dapat giliran, rombongan jamaah Sabilillah itu dipanggil masuk. Tidak perlu desak-desakan. Dan punya kesempatan lebih lama
berdoa dibanding jamaah lain. Sekadar tahu, mekanisme masuk Raudah antara jamaah laki-laki dan perempuan berbeda. Pria harus kuat fisiknya. Sebab, harus berebut sendiri masuk Raudah. Askar laki-laki lebih galak dan tidak mau kompromi. Terlihat ada beberapa jamaah yang terlalu lama berdoa dan salat di Raudah langsung di-cengkiwing keluar. Setelah Raudah steril, kain terpal putih pembatas dibuka oleh petugas. Saat itulah ribuan jamaah semburat. Banyak jamaah gelundungan karena terdesak jamaah lain. Terutama yang usia senja. Lain halnya Raudah untuk jamaah perempuan. Mereka dikelompokkan berdasar asal ne-
gara/suku bangsa. Indonesia/Malaysia sendiri, Afrika sendiri, Eropa Timur sendiri, India sendiri, Pakistan sendiri, dan seterusnya. Mereka dibariskan dalam kelompok sendiri-sendiri. Lalu, askar memanggil asal negara dan menyilakan masuk dengan tertib. Misal askar teriak: Indonesia... saat itu pula barisan jamaah asal Indonesia harus bergegas masuk dan mencari tempat paling enak untuk salat dan berdoa. Kalaupun harus berdesakan hanya dengan saudara se-Indonesia. Tidak dengan jamaah dari Afrika dan Eropa Timur, serta Turki yang tinggi-tinggi dan besar. Seperti yang dialami para jamaah laki-laki.
Sementara itu, sebagian jamaah haji Banyuwangi yang terbagi dalam tiga hotel, mulai merasakan gatal-gatal. Ada juga yang mulai batuk, sakit perut, kaki linu, dll. Yang terbanyak adalah pusing dan linu-linu. “Itu wajar. Karena suhu di Madinah saat ini mencapai 40 derajat Celcius, bahkan sesekali naik lebih tinggi. Terutama saat Duhur, jamaah harus jalan kaki dari penginapan ke Masjid Nabawi,” kata dr. Budi K., dokter pendamping jamaah haji Kloter 27. Karena rangkaian ritual haji masih panjang, lanjut dr. Budi, keluarga jamaah yang di rumah mohon ikut mendoakan agar familinya yang sedang berhaji tetap sehat. (*)
Kembangkan Temuan Uang Rp 17 Juta ■ EMPAT...
Sambungan dari Hal 33
Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Banyuwangi Paulus Agung W. menuturkan, pihaknya masih mendalami uang yang mengalir kepada Ririn. Sebab, saat penangkapan terjadi, di dalam tasnya ditemukan uang tunai Rp 17 juta. Kemudian, uang itu dikumpulkan bersama barang bukti lain. Paulus menambahkan, dari 21
sekolah yang menerima bantuan, hanya empat sekolah yang belum menyetor fee, termasuk sekolah tempat Ririn. Total fee yang terkumpul baru lebih-kurang Rp 186 juta. “Kami masih mendalami apakah uang di tasnya itu termasuk fee. Ataukah itu merupakan honor dia sebagai koordinator penarikan dana di SDN Tampo 2 waktu itu,” bebernya. Bila ditotal uang yang diamankan senilai Rp 211 juta. Kecuriga-
an kejaksaan atas adanya honor untuk Ririn tersirat dalam surat yang dikirim ke kejaksaan. Pengakuannya, dia disuruh oknum Dinas Pendidikan Banyuwangi berinisial L untuk menjadi koordinator lapangan pemungut fee. Untuk mendalami itu, rencananya kejaksaan akan kembali memeriksa Ririn dalam waktu dekat. Boleh jadi pemeriksaan itu untuk mengungkap dana Rp 17 juta yang tersimpan di tasnya. Penyidik
juga akan memintai keterangan oknum dinas pendidikan berinisial L pekan depan. Seperti diberitakan sebelumnya, oknum Dinas Pendidikan Banyuwangi berinisial L terindikasi kuat terlibat kasus pungli terhadap kepala sekolah. Sekolah dimintai fee sebesar 10 persen dari nilai pengajuan proyek. Indikasi keterlibatan oknum dinas diperkuat dengan surat yang dikirim Ririn kepada kejaksaan. (nic/c1/aif)
Dikenal Sosok Pejabat yang Dermawan ■ BERPERAN...
Sambungan dari Hal 33
H. Asmai Askan, 52, pegawai pemkab yang memimpin pembacaan Yasin dan tahlil siang itu mengaku punya kenangan dan cerita tersendiri bersama almarhum Samsul. Di era 2000-2005, kala itu dia bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). “Beliau itu sosok yang egaliter, visioner, merakyat, perhatian, dan peduli dengan staf,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca. Di tahun 2001 silam Asmai juga bisa naik haji berkat jasa dan kebaikan almarhum Samsul. Saat itu dia naik haji lantaran mendapat penunjukan langsung Bupati Samsul karena adanya jatah TPHD (Tim Pemantau Haji Daerah). Waktu itu TPHD masing-masing daerah punya jatah tiga orang untuk naik haji, yakni dari unsur eksekutif, legislatif, dan ulama. Saat itu dia ditunjuk Samsul untuk berangkat haji bersama H. Ikrom Hasan dari unsur legislatif (PPP), dan Kyai Muyasir dari Sempu mewakili unsur ulama. “Jasa, beliau menaikkan haji saya. Tidak akan pernah saya lupakan begitu saja,” imbuh PNS yang kini bertugas di Kantor Dinsosnakertrans Banyuwangi itu. Asmai mengaku salut dengan kepemimpinan almarhum Bupati Samsul Hadi. Selama lima tahun menjabat, sepengetahuannya, jatah TPHD dari unsur eksekutif tidak pernah diberikan kepada pejabat teras seperti kepala dinas dan kepala bagian. Tetapi, selalu diberikan kepada mereka yang benar-benar tekun beribadah dan mempunyai keinginan kuat naik haji meskipun itu pegawai biasa. “Beliau jeli dalam memilih, dan istikamah,” tandasnya. Tidak heran, saat wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi mengikuti doa bersama di Mas-
jid Babussalam, kompleks Pemkab Banyuwangi, beberapa kali Asmai Askan tersedu-sedu saat memimpin bacaan tahlil. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata. “Saya sangat kehilangan sosok pemimpin seperti beliau. Semoga amal baik almarhum diterima, salah dan khilafnya diampuni,” katanya dalam doa. Sosok almarhum Samsul juga melekat di hati H. Mukhlas, seorang mudin (Petugas Pencatat Pelaksana Nikah) Kelurahan Singonegaran. Kakek yang kini berumur 61 tahun tersebut pernah dipanggil ke Baitullah juga berkat jasa dan kebaikan mantan Bupati Banyuwangi tersebut. Ceritanya, kala itu dia adalah orang yang aktif mengikuti pengajian di Musala Baburrahmah, dalam kompleks Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak era Bupati Purnomo Sidik. Setiap waktu dia menjadi imam salat dan imam manaqib istighotsah di musala tersebut. lantaran istikamah beribadah, Mukhlas yang tinggal di Jalan Bengawan, Lingkungan Gentengan, Kelurahan Singonegaran, itu dipercaya menjadi takmir Musala Baburrahmah sampai sekarang. Tahun 2003 silam, di malam Kamis, usai manaqiban istighotsah, dia dipanggil ajudan agar menghadap Samsul. Saat itu perasaannya berkecamuk. Sebab, yang memanggilnya orang nomor satu di Banyuwangi. Ketika menghadap, Samsul langsung menawarkan mau pergi naik haji ataukah tidak. Tanpa basa-basi, pria kelahiran Banyuwangi 17 Agustus 1953 itu langsung menjawab tegas, mau! Keesokan harinya, Mukhlas disuruh langsung menemui asisten sekkab yang saat itu dijabat Jamahsari untuk mengurus persyaratan yang harus dilengkapi. Karena pekerjaannya hanya mudin, tak cukup uang untuk mengurus persyaratan, seperti tes kesehatan,
foto, dan lain-lain. Dia pun terpaksa utang. “Saya waktu itu pinjam uang Rp 300.000 kepada teman. Alhamdulillah cukup,” katanya. Setelah seluruh persyaratan naik haji cukup. Dia langsung memberikan kabar tersebut pada istrinya yang saat itu sedang sakit keras, dan pendarahan akibat penyakit yang diderita. “Saking bahagianya, begitu mendengar kabar saya dinaikkan haji, istri saya langsung sembuh dari penyakitnya sampai sekarang,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca. Kala itu Mukhlas berangkat haji bersama KH. Suyuti Toha, dan H. Asrin. Almarhum Samsul, kata dia, adalah figur pemimpin yang loman (dermawan), mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, merakyat, dan mempunyai keinginan yang kuat untuk maju dan visioner. Bapak dua anak mengungkapkan, tidak hanya dia saja yang dinaikkan haji mantan Bupati Samsul Hadi. Banyak orang lain yang juga mendapat kesempatan pergi ke rumah Allah di Tanah Suci Makkah. “Tak banyak yang bisa saya perbuat untuk membalas jasa dan budi beliau. Saya hanya bisa mendoakan setiap selesai salat. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi-Nya, Amin,” tuturnya. Sementara itu, keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Banyuwangi juga turut kehilangan atas wafatnya Samsul. Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Banyuwangi, H. Masykur Ali menyatakan, almarhum Samsul turut berjasa besar dalam pengembangan pendidikan. Salah satunya, Samsul berperan mengubah status lembaga pendidikan di lingkungan pondok pesantren menjadi sekolah negeri. Karena itu, jangan heran bila di Bumi Blambangan ada sekolah negeri yang namanya beraroma ponpes. Misalnya, SMA Negeri Darussholah, SMK Negeri Ihya Ulumudin, dan SMK Negeri Mambaul Ulum. (bay/c1/habis)
KOORDINASI: Dari kiri, Kabag Ops Polres Kompol Sudjarwo, Aspem Sekkab Choirul Ustadi, Kadisperindagtam Harry Cahyo Purnomo, dan Pemred JP RaBa Bayu Saksono mengikuti rapat persiapan BBF dan Audax East Java di ruang rapat Rempeg Jogopati siang kemarin.
GALIH COKRO/RABA
yakni melepas anak penyu alias tukik ke laut lepas. Pihak Jawa Pos Radar Banyuwangi yang bekerja sama dengan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) telah menyiapkan sekitar 350 tukik untuk dilepasliarkan para peserta bersama Bupati Abdullah Azwar Anas dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi. Sementara itu, peserta akan dijamu gala dinner di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Minggu malam. Bukan sekadar makan malam, saat mengikuti gala dinner tersebut, para peserta yang di antaranya berasal dari Singapura, Amerika, Australia, Belgia, Columbia, Denmark, Italia, Jepang, Malaysia, Swiss, dan Selandia Baru, tersebut berkesempatan menikmati nyaman dan eloknya pendapa kabupaten
berjuluk Sunrise of Java ini. Bukan hanya soal kenyamanan peserta selama berada di Tanah Blambangan, kesehatan para peserta yang notabene adalah orang-orang spesial itu juga tak luput dari perhatian Pemkab Banyuwangi. Buktinya, jajaran Dinas Kesehatan disiapkan untuk mem-back up penuh kesehatan dengan stand by di pit stop di kantor UPTD Dinas PU Pengairan Kecamatan Genteng dan lokasi finish di Pantai Boom. Sekadar tahu, ajang Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 akan digeber 20 September sampai 21 September mendatang. Direktur Utama (Dirut) Jawa Pos Koran, Azrul Ananda; Presiden Audax Indonesia, Axel Mueller; Bupati Jember MZA Jalal; dan Kapolres Bondowoso, hampir
dipastikan ikut dalam ajang bersepeda jarak jauh tersebut. Khusus di Banyuwangi, peserta mulai memasuki Bumi Blambangan sekitar pukul 12.30 Minggu besok, tepatnya di kawasan Gunung Gumitir. Setelah beristirahat di Cafe Gumitir, peserta akan melanjutkan perjalanan melalui Kecamatan Kalibaru, Glenmore, dan Genteng. Di Genteng, ratusan peserta akan bertemu pit stop kedua, yakni di kantor UPTD Dinas PU Pengairan Genteng. Setelah itu, peserta melanjutkan gowes melalui Desa Parijatah, Kecamatan Srono; Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh; Kecamatan Rogojampi; Kecamatan Kabat; dan finis di Pantai Boom, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00. (nic/sgt/ c1/bay)
Hunting Lokasi untuk Syuting ■ SIAP...
Sambungan dari Hal 33
Tampak pula sutradara gaek, Hanny R. Saputra, yang membesut film Heart dan Di Bawah Lindungan Kakbah. Ayu Azhari sengaja datang ke Kota Penyu ini untuk sejumlah agenda Banyuwangi Festival.
Selain itu, dia juga hunting lokasi syuting di ujung timur pulau Jawa ini. Saat ditanya, apakah akan ikut meramaikan acara BBF? Ayu masih enggan berkomentar, karena kedatangannya sebagai tamu. “Silakan nonton saja. Saya tidak bisa katakan sekarang apakah saya akan ikut ataukah tidak. Pokoknya surprise untuk warga Banyuwangi,” ujarnya. (ddy/c1/bay)
Akan Dirikan Resort Kelas Menengah ■ BANGUN... Sambungan dari Hal 34
“Untuk tahap awal ini, kami akan kelola bersama Pulau Merah. Selanjutnya bisa menyusul destinasi lain seperti Lider, dan Rowo Bayu yang diminta Pak Bupati (Anas),” ujarnya. PKS tersebut mengatur sejumlah hal. Yakni penyusunan master plan pengembangan kawasan wisata Pulau merah, pengelolaan tiket masuk, usaha jasa tempat parkir kendaraan, dan usaha jasa wisata lainnya. PKS juga mengatur masalah pembangunan sarana dan prasarana, promosi dan pemasaran, pemeliharaan dan pengamanan lokasi wana wisata sekitarnya, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Bagja menambahkan, pengembangan pariwisata di Pulau Merah akan mengusung konsep ecotourism, persis dengan konsep yang selama ini kembangkan Pemkab Banyuwangi. Langkah awal pasca PKS ini adalah meredesain masterplan pengembangan Pulau Merah yang telah dibuat oleh Perhutani. Menurut Bagja, pihaknya akan meminta konsultan untuk menata ulang masterplan yang sudah
dibuat. “Ini setelah beberapa masukan yang kami dapat dan melihat kondisi nyata di lapangan,” kata Bagja yang saat itu juga membawa Budi Faisal, arsitek dari Institut Teknologi (ITB) yang nantinya akan terlibat dalam mendesain pengembangan di Pulau Merah. Sembari menata ulang masterplan, Perhutani akan mulai melengkapi fasilitas di Pulau Merah. Seperti membangun toilet dan masjid. “Fasilitas yang menjadi kebutuhan pengunjung akan segera kita bangun seperti yang diminta pemkab. Kami juga akan menekankan pada pengelola untuk masalah kebersihan,” cetus Bagja. Bagja melanjutkan, dirinya juga telah melakukan pembicaraan dengan Pemkab Banyuwangi terkait beberapa potensi yang bisa dikembangakan di Pulau Merah tanpa mengusik keberlangsungan geliat ekonomi yang saat ini telah ada di sana. Beberapa opsi pengembangan wisata seperti pendirian rumah makan ataupun resort dengan segmen high-end (menegah atas) menjadi salah satu alternatif. Untuk merealisasikannya, Bagja mengungkapkan ada kemungkinan untuk menggandeng investor. “Tidak masalah apakah mengguna-
kan dana perhutani, pihak ketiga, atau Pemkab Banyuwangi. Yang penting semuanya berjalan sesuai dengan master plan dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” paparnya. Bupati Anas mengaku merasa lega dengan penandatanganan PKS tersebut. Menurut Anas, PKS tersebut merupakan langkah maju bagi pengembangan pariwisata di Banyuwangi. “Penandatanganan PKS ini bisa menyelaraskan program kegiatan pemerintah daerah dan Perhutani dalam pengembangan potensi pariwisata Pulau Merah. Ini juga menjadi model bagi pengembangan wisata lainnya di Banyuwangi. Mengingat banyaknya lokasi wisata yang ada di lahan Perhutani dan Taman Nasional,” terangnya. Apalagi, lanjut Anas, Pemkab Banyuwangi telah gencar mempromosikan wisata Pulau Merah melalui berbagai even berlevel internasional, seperti kompetisi surfing dan balap sepeda Tour de Ijen. “Hasilnya, kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke pantai berpasir putih itu pun naik tajam. Dan dampaknya langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)
Lahan Kosong Dekat RS Yasmin Terbakar BANYUWANGI - Lahan kosong seluas satu hektare (1 ha) di belakang Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi terbakar pukul 10.15 kemarin (18/9). Api dengan cepat melalap rumput dan ilalang di lahan kosong tersebut, karena memang kebanyakan sudah mengering. Akibat kebakaran itu, rumput yang mengering yang berada di lahan itu habis terbakar. Tidak ada kerugian yang dialami warga karena api tidak merambat ke permukiman. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, api cepat menyebar di lahan kosong tersebut karena angin berembus kencang. Beruntung, api dengan cepat bisa dipadamkan setelah petugas pemadam datang. ”Anginnya kencang, dan api cepat menyambar rumput-rumput yang sudah mengering,” ujar salah satu petugas damkar. Kebakaran itu pertama kali diketahui penjaga lahan kosong tersebut. Mengetahui ada api, penjaga lahan kosong tersebut melapor ke pihak RS Yasmin. ” Tadi penjaga lahan ini yang pertama kali mengetahui. Dia langsung lapor ke kantor. Saya langsung telepon pemadam kebakaran,” ujar salah satu karyawan RS Yasmin yang tidak mau dikorankan namanya. Komandan Damkar Banyuwangi, Muhammad Sugeng Wijaya mengatakan, pihaknya tahu di lahan tersebut ada kebakaran setelah ada telepon dari RS Yasmin. ” Setelah ada telepon, kami langsung meluncur ke lokasi. Ada 4 mobil PMK yang
GALIH COKRO/RABA
KERJA SAMA: Petugas PMK dibantu warga berusaha memadamkan api di lahan kosong belakang RS Yasmin Banyuwangi kemarin.
kami terjunkan. Alhamdulillah sudah padam apinya. Kurang-lebih dalam waktu 30 menit kita berhasil memadamkan api,” ujar Sugeng. (tfs/c1/bay)
RADAR GENTENG
44
R A D A R
OPO MANEH...
Isi Waktu Luang Main Gamelan TEGALDLIMO - Sejumlah bocah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, ini termasuk kreatif. Untuk mengisi waktu luang, mereka berlatih main gamelan. Untuk latihan, anak-anak itu membuat “pentas” khusus. Di atas pentas itu ada drum, ketipung, kendang, dan kempul. Bahkan, juga ada sound system sebagai pengeras suara. Mereka terlihat memainkan alat musik tradisional itu dengan percaya diri. “Kita lagi latihan musik,” terang Hendri, 7, salah satu bocah itu. Selain Hendri, yang biasa bermain musik di tempat itu adalah Gian, 9, Ferdi, 8, Pandu, 9, dan Ageng, 9. Kelima anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu, mengaku sudah menguasai beberapa lagu. “Ayo rek koplone dimulai,” ajak Pandu kepada temannya. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi meminta mereka untuk menyanyikan satu judul, tanpa pikir panjang mereka memainkan nada-nada lagu Buka Sitik Jos. “Anak-anak itu sudah mahir memainkan gamelan, sering latihan,” terang Sikam, 60, salah satu warga Desa Kedungwungu. Malahan, jelas dia, salah satu cucunya, Hendri, itu sudah mahir memainkan alat musik kendang dan saron. “Sejak kecil sudah kita kenalkan gamelan, sekarang itu sudah jadi (mahir),” ungkapnya bangga. Sikam mengaku bangga dengan keahlian cucunya dalam memainkan gamelan. Selama ini, mendukung latihan yang diadakan dekat rumahnya itu. “Biar tidak keluyuran,” ungkapnya. (sli/c1/abi)
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Jumat 19 September 2014
Tiga Tambang Pasir Illegal Ditutup SILIRAGUNG - Sebanyak tiga lokasi penambangan pasir yang tidak mengantongi izin di wilayah Kecamatan Siliragung ditutup paksa kemarin siang. Ketiga lokasi itu adalah di Dusun Purwosari, Desa Buluagung; Dusun Krajan, Desa Kesilir; dan di Dusun Seneposari, Desa Kesilir. Penutupan penambangan pasir illegal itu dilakukan petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polres Banyuwangi, Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Siliragung, TNI AL, dan Polisi Hutan Mobil (Polhutmob) KPH Perhutani Banyuwangi Selatan. Tidak ada perlawanan dalam penutupan itu. Saat petugas gabungan datang ke lokasi, tidak ada aktivitas sama sekali. Sejumlah pekerja yang biasanya mengeruk pasir di sekitar sungai, kemarin tidak tampak sama sekali. Sehingga, begitu sampai di lokasi petugas gabungan itu langsung memasang papan yang bertulisan penutupan penambangan pasir karena belum memiliki izin usaha pertambangan (IUP). Bukan hanya itu, anggota Polsek Siliragung dalam penutupan itu juga memasang police line di sekitar lokasi penambangan pasir. “Tiga lokasi itu sudah lama beroperasi, dan sudah beberapa kali ditutup,” terang Kapolsek Siliragung, AKP Bakin.
ABDUL AZIZ/RABA
ILLEGAL: Petugas gabungan koordinasi sebelum menutup lokasi penambangan pasir di Desa Buluagung, Siliragung kemarin.
Hanya saja, jelas dia, pemilik lokasi penambangan pasir itu bandel. Mereka kembali beroperasi tanpa mengurus izin. “Saat ditutup, pemilik penambangan pasir itu katanya mau mengurusi izin, tapi ternyata tetap tidak mau mengurus izin dan beroperasi lagi,” katanya. Kapolsek berharap pengusaha yang memiliki penambangan pasir itu segera
mengurus IUP. Sehingga, usahanya tidak sampai ditutup lagi. “Kami berharap Satpol PP memanggil para pemilik tambang pasir, mereka sanggup mengurus izin apa tidak,” harapnya. Sementara itu, kepala seksi (Kasi) Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Rifai, mengatakan penutupan usaha penambangan pasir itu dilakukan
karena belum memiliki IUP. “Kita tutup karena tidak memiliki izin,” cetusnya. Selama para pengusaha penambangan pasir itu belum mengurusi IUP, jelas dia, maka Satpol PP Banyuwangi akan melarang segala bentuk kegiatan di tiga lokasi itu. “Saya minta para pengusaha penambangan pasir segera mengurusi IUP,” pintanya. (azi/c1/abi)
Temukan Kayu Jati Olahan di Lahan Kosong
SHULHAN HADI/RABA
RIANG: Menggunakan pentas ala kadar, anak-anak ini bersemangat memainkan gamelan.
PURWOHARJO - Polisi Hutan Mobil (Polhutmob) KPH Perhutani Banyuwangi Selatan menemukan 10 batang kayu jati yang sudah berbentuk balok kemarin. Kayu yang diduga hasil jarahan itu berada di lahan kosong di Dusun Selorejo, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo. Warga sekitar lokasi penemuan kayu, tidak ada yang mengakui sebagai pemilik. Kayu jati itu berukuran beragam mulai yang kecil hingga besar. “Ada yang ukuran A1, A2, dan A3,” terang Wakil ADM KPH Perhutani Banyuwangi Se-
latan, I Ketut Sukawantasa, melalui komandan regu (Danru) Polhutmob, Yudo Pinanggih. Menurut Yudo, kayu jati yang ditemukan itu untuk ukuran A1 ada satu batang, A2 sebanyak lima batang, dan A3 ada empat batang. Semua kayu jati itu kini diamankan di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Gaul, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. “Semua kayu jati itu kita amankan,” katanya. Yudo mengaku temuan kayu jati yang sudah olahan itu berawal dari laporan warga. Pada anggota Polhutmob Perhutani
Minta Diantar Pulang, Residivis Sikat Motor SRONO - Peristiwa yang menimpa Napsiyah, 45, warga Dusun Melik, Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono, ini bisa menjadi pembelajaran agar kita berhatihati terhadap orang yang baru dikenal. Sebab, lantaran terlalu percaya, motor Yamaha Mio milik Napsiyah dibawa kabur kenalannya. Nasib apes yang menimpa Napsiyah itu terjadi pada Selasa (16/9) sore. Sekitar pukul 15.00 ada seorang lelaki bernama Budiono bertamu ke rumahnya. “Saya kenal Budiono saat membesuk saudaranya di penjara (Lapas) Banyuwangi,” terang Napsiyah. Saat kenalan itu, terang dia, Budiono berstatus narapidana (napi). Saat kenalan, lelaki bertato itu tinggal di barat jembatan Desa/Kecamatan Siliragung. “Orang itu di rumah saya lama sampai habis Isya,” katanya. Setelah bertamu hingga malam, tersangka minta korban mengantarnya pulang ke Genteng. Tetapi, karena sudah malam dan takut pulang, korban menolak.
SHULHAN HADI/RABA
BERHARAP: Korban berharap motornya segera kembali.
“Karena terus didesak, saya akhirnya mau, tapi hanya mengantar hingga Sukonatar (Kecamatan Srono),” ujarnya. Dengan naik motor Yamaha Mio bernopol P 3110 WZ, Napsiyah mengantar tamunya itu hingga Desa Sukonatar. Setelah itu, korban berhenti di rumah salah satu temannya, Andini. “Saya masuk ke rumah Andini dan orang itu di luar,” ujarnya. Saat ditinggal masuk ke rumah itu, Budiono yang masih berada di atas motor langsung kabur dengan membawa motor milik korban. “Kabur dengan membawa motor saya,” jelasnya sambil mengaku kasusnya itu sudah dilaporkan ke Polsek Srono. Kapolsek Srono, AKP Hery Subagyo, melalui Kanitreskrim Ipda Karyadi mengatakan, laporan korban sudah masuk di polsek dan sudah ditindaklanjuti. “Saksi korban sudah kita minta keterangan. Besok (hari ini) pemeriksaan kita lanjutkan dengan memanggil saksi lain,” katanya. (sli/c1/abi)
Andriyanto juga Gelapkan Panther BANGOREJO - Andriyanto, 45, warga Dusun/Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, yang kini menetap di Dusun Kedungrejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, diduga terlibat penggelapan mobil. Tersangka yang ditangkap anggota Polsek Bangorejo terkait kasus illegal logging pada 10 September 2014 itu kembali dilaporkan warga karena menggelapkan mobil Isuzu Panther bernomor polisi P 1610 VD. “Kasusnya kita kembangkan,” terang Kapolsek Bangorejo, Iptu Ali Masduki, melalui Kanitreskrim Aiptu Karjono. Menurut kanitreskrim, Andriyanto saat ini masih berada di polsek untuk pemeriksaan kasus illegal logging dan penggelapan truk. Karena ada perkara lain, akan kita tangani dengan berkas yang berbeda. “Tersangka sudah kita periksa soal mobil Isuzu Panther itu, dan mengakui,” katanya. Mobil Isuzu Panther yang diduga digelapkan tersangka itu, jelas dia, milik Basuki Suyanto, warga Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo. “Pemilik mobil itu yang melapor ke polsek,” ungkapnya.
ABDUL AZIZ/RABA
PENGGELAPAN: Andriyanto diamankan di ruang tahanan Polsek Bangorejo.
Keterangannya, terang dia, mobil Isuzu Panther itu digadaikan bersama temannya, Anditoro, 40, asal Dusun Dam Buntung, Desa Kalipait, Keca-
matan Tegaldlimo, kepada seseorang seharga Rp 21 juta. Ditanya terkait perkembangan kasus illegal logging dan penggelapan truk? Karjono meny-
ampaikan dalam pemberkasan mengalami hambatan. Sebab, Khoirul Sholeh, selaku pemilik truk dan yang melaporkan justru sulit dihubungi. “Saya suruh datang ke kantor nggak datang. HP (hand phone) sekarang juga nggak bisa dihubungi. Informasinya pulang ke Kota Batu,” ujarnya. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, Andriyanto, warga Dusun Kedungrejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo, ditangkap anggota polsek setempat karena diduga terlibat illegal logging. Sebagai barang bukti (BB), truk berisi belasan kayu jati yang masih berbentuk gelondongan diamankan di polsek. “Tersangka masih kita periksa di polsek. BB berupa truk dan kayu jati kita amankan,” terang Kapolsek Bangorejo, Iptu Ali Masduki. Sebelum ditangkap polisi, tersangka dipolisikan Khoirul Sholeh, 38, warga Batu. Dalam laporannya, Khoirul menyampaikan truk miliknya dipinjam dan tidak dikembalikan Andriyanto. “Andriyanto pinjam truk untuk mengangkut jeruk, tapi ditunggu lama tidak kembali,” terangnya. (azi/c1/abi)
Banyuwangi Selatan, warga yang enggan disebut namanya itu melihat ada tumpukan kayu jati di lahan kosong di Dusun Selorejo, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo. “Kita datang ke lokasi, ternyata memang ada kayu jatinya,” ungkapnya. Warga di sekitar lokasi, jelas dia, tidak ada yang mengetahui pemilik kayu tersebut. keperluan penelusuran, sementara semua kayu jati itu dibawa ke TPK Gaul. “Pemiliknya belum ada yang tahu. Diduga, kayu itu dari hutan milik Perhutani,” terangnya. (azi/c1/abi)
ABDUL AZIZ/RABA
TAK BERTUAN: Kayu jati berbentuk balok diamankan di TPK Gaul, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.