Radar Banyuwangi | 1 Desember 2014

Page 1

Pendorong Perubahan ddan an P Pembaruan embaruan

SENIN 1 DESEMBER ER TAHUN TA AHUN 2014 201

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 25

Sebulan Tambah 45 Orang

FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RABA

GERAKAN BANYUWANGI BERKEBUN: Bupati Anas didampingi istri menanam sayur sawi ke dalam polybag.

Lebih Anggun Pakai Koran Bekas BANYUWANGI - Apa jadinya jika sampah yang selama ini kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat jatuh ke tangan-tangan kreatif warga Banyuwangi? Hasilnya sungguh menakjubkan. Setidaknya itu terlihat pada acara peragaan busana di kawasan Taman Blambangan, Banyuwangi, pagi kemarin (30/11). Ya pagi itu, sejumlah model tampak begitu anggun berlenggak-lenggok di hadapan ratusam pasang mata yang berkumpul di alun-alun pusat kota Banyuwangi tersebut. Setelah diamati, busana yang merek kenakan

Jumlah Penderita HIV/AIDS Tembus 2.053

ternyata berbahan barang bekas yang telah didaur (recycle), di antaranya koran bekas dan gelas plastik bekas minuman kemasan. Tak pelak, Bupati Abdullah Azwar Anas bersama istri, Ny. Dani Azwar Anas; istri Wakil Bupati, Ny. Minuk Uliawati Yusuf Widyatmoko; kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Arief Setiawan, dan beberapa pejabat Pemkab Banyuwangi yang menyaksikan acara itu pun tampak terkesima ■

BANYUWANGI – Jumlah penderita HIV/AIDS di Banyuwangi terus meningkat. Jika dalam bulan September lalu jumlah penderitanya menembus angka 2.008 orang, sampai bulan Oktober kemarin meningkat menjadi 2.053 orang. Berarti dalam sebulan ada tambahan 45 warga Bumi Blambangan yang dinyatakan positif

Baca Lebih...Hal 35

Dari Warisan Budaya Indonesia Menuju Warisan Dunia TARI gandrung sudah aman. Malaysia tidak akan bisa ngeklaim gandrung sebagai keseniannya. Pun negara lain. Sebab, gandrung sudah tercatat sebagai warisan budaya nonbendawi. Yang mencatat kemendikbud. Sertifikatnya diserahkan kemarin -- saat pembukaan pergelaran Gandrung Sewu di pantai Boom. Oleh bupati kepada saya. Sertifikat itu bukan untuk saya. Juga bukan untuk DKB (Dewan Kesenian Blambangan) yang saya pimpin. Tapi untuk semua aktivis gandrung. Untuk Marsan (gandrung laki-laki, penari gandrung pertama) dan keluarga besarnya. Untuk gandrung Semi,

Oleh: SAMSUDIN ADLAWI

Temuk, Supinah, dan n semua penari gandrung. ng. Termasuk adik-adik yang ang sukses melarikan gandrung rung di event Gandrung S Sewu ewu u Sabtu kemarin. Termasuk suk pa paara calon penari gandrung ng yang yan angg an kini giat berlatih. Baik di di sekolah seko kola ol h maupun di sanggar-sanggar. nggar. r. Sertifikat pengakuan gandrung ndrun ng sebaseebabaa gai tari warisan budaya n nonbendawi onb ben enda dawi wi juga patut dirasayakan oleh h seluruh h pihak. piha pi hakk. Wabilkhusus mereka yang p peduli edulii terhadap ter erh rha hadaap tari gandrung. Meski tidak ak bisa d di disebut isebu bu ut satu persatu dalam catatan an ini ■

mengidap AIDS. Meningkatnya penderita AIDS itu diungkapkan oleh Ketua Harian Pelaksana Komisi Penangulangan HIV/AIDS (KPA) Banyuwangi Yusuf Widytamoko dalam peringatan hari AIDS Sedunia, kemarin. ”Kita harus secara bersama-sama untuk menjauhi penyakit ini. Di Banyuwangi sampai bulan Oktober ini penderita HIV/ AIDS mencapai 2.053,” tegas Yusuf dalam peringatan hari AIDS Sedunia di depan kantor Pemkab Banyuwangi, kemarin ■ Baca Sebulan...Hal 35

DAUR ULANG SAMPAH: Seorang model mengenakan busana berbahan koran bekas dalam peragan busana bertajuk Green Recycle Fashion Week di Taman Blambangan, kemarin.

GALIH COKRO/RABA

LONG MARCH: Elemen masyarakat memperingati hari AIDS Sedunia kemarin. Mereka jalan kaki dari kantor KPA Banyuwangi menuju depan kantor Pemkab Banyuwangi.

Baca a Dari...Hal Darii...Ha Ha al 35

Sekilo Cabai Rawit Rp 65.000 SEMAKIN PEDAS: Pedagang menunjukkan cabai rawit dan cabai besar di Pasar Blambangan, kemarin (30/11).

MUNAS GOLKAR

GALIH COKRO/RABA

BANYUWANGI – Harga cabai yang dijual di pasar tradisional terus meroket. Cabai rawit yang sempat nangkring di posisi Rp 55.000, kini harganya naik menjadi Rp 65.000 per kilogram. Cabai hijau yang dijual dengan harga Rp 50.000, kini naik menjadi Rp 55.000 per kilogram. Harga cabai besar masih tetap di posisi Rp 50.000 per kilogram. “Ya harga cabai naik mulai tiga hari yang lalu,” terang Sipnatun, 37, salah seorang pedagang di Pasar Banyuwangi.

Ia berasumsi kenaikan harga cabai dipicu oleh pasokan cabai yang mulai menyusut. “Mungkin dari pertanian pasokan sudah berkurang, barang kosong harga naik, dari pemasok naik, ya kita ikut naikkan harga juga,” tambahnya. Meroketnya harga cabai diakui Sipnatun. Konsumen yang biasanya membeli cabai dengan hitungan kilogram, kini hanya membeli dalam hitungan ons ■ Baca Sekilo...Hal 35

Lebih Dekat dengan Suhartono, Seniman Patung Asal Banyuwangi

Maket Pertama Langsung Disetujui Presiden Soekarno TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

RAMAI: Suasana di Pelabuhan ASDP Ketapang, Kecamatan Kalipuro, kemarin

Tambah Satu Kompi Pasukan KALIPURO – Sebanyak satu kompi personel kepolisian tambahan dikerahkan di Pelabuhan ASDP Ketapang sejak pukul 20.00, Sabtu (29/10), kemarin. Satu kompi personel tersebut disiagakan terkait adanya Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar yang diselenggarakan di Bali sejak 30 November sampai 3 Desember ■ Baca Tambah...Hal 35

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Siapa sangka patung Pancoran, ikon dari ibu kota Indonesia, Jakarta, merupakan karya seniman asal Banyuwangi. Patung tersebut bikinan Suhartono, seniman kelahiran Genteng. Pria berusia 71 tahun itu masuk anggota tim pembuat patung Pancoran yang diperintahkan langsung oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno kala itu. CHIN JULLIEN, Banyuwangi

LULUS dari Sekolah Guru Atas (SGA) atau setingkat SPG, Suhartono berniat untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Jogjakarta (sekarang ISI). Begitu lulus dari SGA, Suhartono sempat mempertimbangkan untuk menjadi guru. Di benak pria kelahiran 3 September 1943 itu, menjadi seorang guru mempunyai tanggung jawab yang besar. ”Seorang guru harus bisa membawa muridnya dari salah menjadi benar, dari baik menjadi buruk, dari tidak bisa apa-apa menjadi bisa. Saya merasa sangsi bisa menjadi guru seperti itu,’’ cerita Suhartono saat ditemui koran ini di pameran seni rupa di Gedung Wanita Paramita Kencana, kemarin (29/11) ■ Baca Maket...Hal 35

Antisipasi rusuh Munas Golkar, pengamanan pelabuhan Ketapang diperketat Ibarat pakaian, makin ketat, makin seksi!

Sebulan, jumlah penderita HIV/AIDS tambah 45 orang Kabar buruk bagi yang suka ”jajan”!

CHIN JULLIEN/RABA

LARE OSING: Suhartono bersama patung hasil karyanya dalam pameran seni rupa di Gedung Wanita Parimata Kencana, kemarin (29/11).

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


POLITIK & PEMERINTAHAN

26

R A D A R

Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

B A N Y U W A N G I

Gunakan Sistem Musyawarah Mufakat Untuk Pilih Ketua DPC PDIP Baru

GALIH COKRO/RABA

MENGHADAP PANTAI: Kepala Dinas PU BCKTR Mujiono menunjukkan pembangunan Blok stan PKL di kawasan Pantai Boom.

Tambah Rp 4 Miliar untuk Pantai Boom Bangun Jembatan Penghubung Kampung Ujung BANYUWANGI - Satu per satu hasil penataan kawasan Pantai Boom, Banyuwangi mulai tampak. Anggaran yang telah digelontorkan Pemkab Banyuwangi, salah satunya melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (PU-BMCKTR) sebesar Rp 2,5 miliar, berhasil mengubah citra kumuh Pantai Boom menjadi tempat wisata yang bersih dan indah. Kepala Dinas PU-BMCKTR, Mujiono mengatakan, pada tahun anggaran 2014, pihaknya melaksanakan lima kegiatan pembangunan penataan di kawasan pantai Boom. Pembangunan yang telah dilakukan itu meliputi pavingisasi jalan mulai pintu masuk hingga jalan

di dalam kawasan Pantai Boom. Paving yang dipasang di kawasan Pantai Boom tersebut memiliki kualitas conblock K-300. Paving dengan kualitas prima itu mampu menahan beban seberat 300 Kilogram (Kg) per-centimeter persegi. “Jadi, kendaraan roda empat dengan berat maksimal delapan ton bisa masuk kawasan Pantai Boom,” ujarnya. Selain pavingisasi jalan, pembangunan lain yang dilakukan Dinas PU-BMCKTR adalah mendirikan stand pedagang kaki lima (PKL), pembangunan musala, dan toilet. Pantauan wartawan, blok stan PKL tersebut kini sudah berdiri di sebelah barat jalan. Blok PKL itu didesain menghadap pantai. “Sehingga seraya menikmati makanan atau minuman di blok PKL ini, pengunjung juga bisa menikmati view Selat Bali,” turur Mujiono. Menurut Mujiono, pihaknya melibatkan arsitek papan atas

tanah air, yakni Adi Purnomo untuk menggarap konsep pembangunan Pantai Boom. Saat ini, pembangunan toilet konsep modern yang berlokasi tak jauh dari blok PKL tersebut terus dikebut, begitu juga dengan pembangunan musala di kawasan pantai yang dahulu dikenal dengan sebutan Pelabuhan Lama tersebut. “Semua bangunan ini kita bangun dengan mengusung konsep green building,” cetusnya. Meski demikian, Mujiono mengakui, penataan kawasan Pantai Boom belum tuntas dilakukan tahun ini. Karena itu, tahun depan Dinas PUBMCKTR akan kembali menganggarkan dana sebesar Rp 4 miliar untuk melanjutkan pembangunan di kawasan objek wisata yang satu ini. Dana sebesar Rp 4 miliar itu di antaranya akan digunakan untuk membangun jembatan dari arah Lingkungan Kam-

pung Ujung menuju arah Taman Makam Pahlawan (TMP), pembangunan area parkir, pembangunan markas Satpol PP, dan lain-lain. “Di tahun 2015, kami juga akan melanjutkan pembangunan blok PKL. Sehingga nanti semua PKL yang saat ini berjualan di Pantai Boom dapat tertampung,” pungkasnya. (sgt/afi)

BANYUWANGI – Tahap pelaksanaan konferensi cabang (Konfercab) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Banyuwangi, mulai digelar. Pelaksanaan konfercab dimulai dengan menggelar Musyawarah Anak Cabang (Musancab) untuk memilih pengurus anak cabang (PAC) baru sebagai peserta konfercab. Pelaksanaan Konfercab rencananya akan digelar pada bulan Februari 2015 mendatang. Dalam kurun waktu dua bulan sejak Desember 2014 hingga Januari 2015, DPC PDIP akan merampungkan pelaksanaan Musancab. Ketua DPC PDIP, Yusuf Widiyatmoko kemarin (30/11) memastikan pelaksanaan konfercab PDIP pada bulan Februari 2015. Dalam pelaksanaan Konfercab, pemilihan calon ketua DPC akan dilakukan berbeda dengan konfercab sebelumnya. “ Kita tidak lagi menggunakan sistem voting, tapi akan menggunakan sistem musyawarah mufakat,” ungkap kader PDIP yang saat ini menjabat wakil bupati itu.

GALIH COKRO/RaBa

Yusuf Widiyatmoko

Yusuf menegaskan, semua kader partai memiliki kesempatan dan punya hak untuk mencalonkan diri sebagai ketua DPC PDIP. Walau semua kader memiliki hak, namun harus memenuhi syarat yang ditetapkan DPP PDIP. Namanama calon yang diusulkan akan disaring DPD PDIP Jatim untuk direkomendasikan kepada DPP. Pengurus ranting dan anak cabang, kata Yusuf, berhak mengusulkan nama calon kepada DPD Jatim. Dari nama-nama yang diusulkan pengurus ranting dan PAC, DPD akan melakukan penyaringan untuk direkomendasikan kepada ke DPP. Rekomendasi DPD itu, lanjut

mantan wakil ketua DPD itu, DPP akan memilih lima nama calon terbaik. Lima nama tersebut, akan menjadi pegangan DPP dalam mengeluarkan surat keputusan (SK) jika sistem musyawarah mufakat di tingkat DPC tidak bisa dilaksanakan. “ Kalau dalam konfercab tidak ada musyawarah mufakat, maka DPP yang akan memutuskan,” tegasnya. Apakah Yusuf maju kembali? Politisi kelahiran Madiun itu menyerahkan kepada pengurus ranting dan PAC. Jika kader, simpatisan partai masih menghendaki dirinya kembali memimpin partai banteng moncong putih, Yusuf mengaku siap mengabdikan diri di partai. Kalau kader, pengurus ranting dan PAC tidak lagi berkenan, Yusuf mengaku akan ikhlas tidak mencalonkan kembali. “ DPP pasti tahu siapa kader partai yang berhak memimpin partai ini,” terangnya. Terkait dengan pencalonan bupati tahun 2015, Yusuf mengembalikan kepada keputusan DPP. Untuk menetapkan calon bupati merupakan kewenangan mutlak DPP PDIP. “ Yang pegang akta partai itu DPP bukan DPC. Kita hanya pelaksana saja,” pungkasnya. (ddy/afi)

BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Sehari Pelatihan, Langsung Lelang Foto BANYUWANGI - Dewan Kesenian Blambangan (DKB) memulai gerakan mencetak anak-anak muda Banyuwangi menjadi fotografer dan sineas andal. Salah satunya kegiatan untuk menuntaskan misi besar itu telah dilakukan kemarin (30/11). Kali ini, DKB menggelar pameran dan pelatihan fotografi dasar bertajuk “Isun Gandrung, Gandrungono Isun”. Pada tahap awal kemarin, sebanyak 50-an pelajar dan pencinta fotografi ambil bagian dalam kegiatan yang dilangsungkan di Aula Sayuwiwit, kawasan Taman Makam Paha-

FOTO-FOTO BLH FOR RABA

PANTAU: Selain melihat IPAL tim pengawas dan pengendali BLH juga melihat produksi PT. Sejahtera Usaha Bersama.

Limbah Potongan Kayu Diolah Jadi Veneer GALIH COKRO/RABA

LESEHAN: Ketua DKB Samsudin Adlawi membuka acara pelatihan fotografi dasar di aula RTH Sayuwiwit kemarin.

wan (TMP) Wisma Raga Satria, Banyuwangi tersebut. Ketua DKB, Samsudin Adawi mengatakan, DKB tidak hanya

mengurusi kegiatan seni dan budaya di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini n Baca Sehari...Hal 35

RAKYAT BICARA

Berkat Kesungguhan dan Kerja Keras

MUHAMMAD SAHLAN Anggota DPRD Fraksi Golkar

Secara pribadi, saya mengapresiasi penghargaan yang diterima Banyuwangi dan Bupati Abdullah Azwara Anas sebagai daerah terbaik dalam bidang kinerja politik dan akuntabilitas publik dari The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi (JPIP). Prestasi ini berkat kesungguhan dan kerja keras bupati untuk membangun Banyuwangi yang ditandai dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi hingga 7,27 persen. Hanya saja, bupati jangan sampai terlena dengan sejumlah prestasi yang diterima. Kita butuh konsolidasi ekonomi untuk memastikan pranata ekonomi kita mampu bersaing dengan negara-negara Asean lainnya.”

AGENDA KOTA

Peringati Korpri, Bupati Anas Ziarah TMP HARI ini Senin (1/12) pukul 05.45 Bupati Abdullah Azwar Anas bersama rombongan akan melakukan ziarah di Taman Makam Pahlawan,

setelah itu pukul 06.30 melakukan upacara peringatan hari KORPRI ke-34 di Halaman Pemda Banyuwangi. (*)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

BANYUWANGI- Dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi rajin melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada perusahaan atau unit usaha yang ada di wilayah Banyuwangi. Ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan pelaporan dokumen perusahaan, ketaatan terhadap izin pembuangan air limbah, pemenuhan jadwal pemeriksaan contoh air limbah secara berkala, pemenuhan batasan beban dan konsentrasi baku mutu air limbah. Ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu tugas dan wewenang dari pemerintah daerah sesuai dengan amanat pasal 63 Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009. Tinjau lapang tim pengawasan dan pengendalian BLH Banyuwangi beberapa waktu lalu dilakukan di Kecamatan Kalibaru. Tim mengunjungi perusahaan pengolahan kayu yang patuh dan taat pada sistem pengelolaan lingkungan yakni PT. Sejahtera Usaha Bersama (SUB) Kalibaru Manis Banyuwangi. PT. SUB yang berdiri tahun 2007 memiliki 750 karyawan dan menjalin sistem kemitraan dengan 1300 orang yang tersebar di beberapa kecamatan di wilayah Banyuwangi dan berhasil menjalankan program CSR lingkungannya. Yakni dengan membagikan bibit kayu sengon gratis sejumlah 500 ribu kepada masyarakat dan beberapa kelompok-kelompok tani yang tersebar di Banyuwangi. Plt. Kepala BLH, Husnul Chotimah mengatakan PT. Sejahtera Usaha Bersama (SUB)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

SESUAI ATURAN: Tim pengawasan dan pengendalian BLH Banyuwangi melihat tempat penampungan IPAL PT. Sejahtera Usaha Bersama.

adalah contoh perusahaan yang patuh dan taat dalam pengelolaan lingkungan dan sesuai dengan program pemerintah. PT SUB rajin melaporkan kewajiban dokumen setiap enam bulan sekali. Uji limbah satu bulan sekali dan uji udara tiap enam bulan sekali. “Ini patut dicontoh perusahaan yang ada di Banyuwangi” jelas Husnul. Husnul bangga kepada PT SUB karena melaksanakan program sedekah oksigen, karena limbah padat potongan kayu tidak dibakar namun diolah kembali menjadi veneer. Bahkan masyarakat sekitar diberi pelatihan gratis diajari membuat veneer dari limbah padat. “PT SUB mampu menindak lanjuti dan melakukan arahan dan pembinaan yang telah diberikan BLH Banyuwangi.” ungkap Husnul. Husnul menambahkan PT SUB bisa

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

menjadi contoh bagi perusahaan yang lain di Banyuwangi, jika PT SUB bisa maka secara otomatis perusahaan-perusahaan lain bisa mestinya semua bisa karena sistem manajemen perusahaan sudah diperhitungkan tentang kewajiban perusahaan yang harus dilakukan sudah disusun dan direncanakan dengan baik. Husnul berharap semua kegiatan besar di Banyuwangi bisa mematuhi peraturan sesuai dengan isi dokumen, yang telah disusun oleh pengusaha. Bagi perusahaan yang melanggar maka akan dikenakan sanksi mulai sanksi administrasi, peringatan, teguran bahkan hingga pidana sesuai dengan peraturan undang-undang.”Masyarakat juga bisa ikut ambil bagian yakni dengan mengawasi perusahaan itu apakah tetap konsisten atau tidak,” harap Husnul. (*/afi)

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Ruko Madania, Jalan Hasyim Asy’ari No 06 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.

Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


SENIN 1 DESEMBER

27

Koranna Oreng Situbendeh

TAHUN 2014

Askab PSSI Rencana Gandeng Pengusaha Untuk Gelar Kompetisi Setahun Penuh

SITUBONDO – Kompetisi sepak bola di Kabupaten Situbondo musim depan yang rencananya akan dilaksanakan selama satu tahun penuh oleh Asosiasi Cabang (Ascab) PSSI Situbondo tidak akan menggandeng pihak ketiga. Ini dilakukan agar kegiatan tersebit dapat berputar secara maksimal. Apalagi, kompetisi akan melibatkan tiga divisi, yaitu divisi satu,

divisi dua dan divisi tiga. Ketua Askab PSSI, Zainul Arifin mengungkapkan, dalam tiga masa kepengurusan PSSI sebelumnya, keberadaan dari kompetisi sepak bola yang ada di Situbondo, masih bersifat insidensial, sesuai dengan adanya even atau kejuaraan yang sedang diselenggarakan. Terbatasnya anggaran untuk penyelenggaraan dan

pembinaan sepak bola membuat PSSI hanya dapat melakukan seleksi untuk mendapatkan tim yang dibutuhkan untuk sebuah kejuaraan. Namun kali ini, dengan melibatkan pihak ketiga, PSSI berharap dapat menciptakan sebuah kompetisi yang berputar setahun penuh dengan keterlibatan tim-tim secara maksimal di dalamnya n Baca Askab...Hal 33

SAMBUT MUSIM KOMPETISI: Sejumlah remaja di Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih berlatih sepak bola di sebuah lapangan yang berada di sebelah timur kantor desa setempat.

RENDRA KURNIA/JPRS

Kecewa Pembahasan APBD 2015 Belanja Pegawai Masih Banyak Sedot Anggaran SITUBONDO – DPRD Kabupaten Situbondo telah mengesahkan APBD 2015 melalui pelaksanaan Sidang Paripurna, Sabtu (29/11) lalu. Meski demikian, sejumlah interupsi kritis mewarnai forum pengambilan keputusan tertinggi tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Nar-

wiyoto, anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan. Dia menilai kuliatas pembahasan anggaran yang dilakukan oleh DPRD maupun Pemkab masih jauh dari yang diharapkan masyarakat. Ini bisa dilihat dari hasilnya yang tidak berpihak kepada rakyat. Paripurna dianggap hanya ritual belaka. “Sebenarnya APBD langsung saja disahkan tidak perlu capek-capek membahas. Sebab, paripurna satu sampai empat hanya ritualitas mengejar de-

Komposisi APBD 2015 APBD 2015 : 1.566.356.720.787. Belanja Tidak Langsung: 934.329.746.937 Belanja Hibah: 52.589.180.700 Bansos : 12.135.000.000 Belanja pegawai: 750.877.852.983

ad line 30 November yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,” tandasnya. Pria yang akrab dipanggil Totok terse-

Belanja Langsung: Belanja Langsung : 715.545.169.028 Belanja Pegawai: 56.013.766.160 Belanja Barang dan Jasa: 249.495.538.639 Belanja Modal: 410.035.854.229

but menegaskan jika pembahasan oleh Tim Anggaran maupun Badan Anggaran tidak berkualitas. “Tidak memihak

KECAMATAN PANJI REM BLONG: Kondisi truk yang disopiri Supriyanto setelah masuk parit di jalan raya Desa Lamongan, Arjasa.

19 Camat Kabupaten Ngawi Belajar PATEN PRESTASI Kecamatan Panji dinobatkan sebagai Kecamatan terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur 2014 mengundang ketertarikan dari kecamatan-kecamatan dari kabupaten lain agar bisa meraih prestasi serupa n Baca 19 Camat...Hal 33

Sebenarnya APBD langsung saja disahkan tidak perlu capek-capek membahas. Sebab, paripurna satu sampai empat hanya ritualitas mengejar dead line 30 November yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.” Narwiyoto, Anggota DPRD Situbondo

kepada rakyat, dari draf pertama dan kedua memang terjadi kenaikan pendapatan anggaran sekitar Rp 116 mili-

ar,” ungkap mantan wakil ketua DPRD pada periode sebelumnya itu n Baca Kecewa...Hal 33

Pemilik Troka Susur Bundar Mangkir Kirimkan Surat Panggilan Kedua SITUBONDO – Setelah melakukan serangkaian pemeriksaaan, Satpolair Polres Situbondo berhasil mengungkap pemilik kerang Troka Susur

Bundar. Pemilik kerang illegal seberat delapan ton yang diamankan di laut Jangkar tersebut berinisial IS. Dia seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai juragan kapal. Belum lama ini, polisi telah melayangkan surat panggilan kepada IS yang berada di Raas.

“Kita sudah layangkan surat panggilan kepada orang yang diduga sebagai pemilik kerang itu,” kata Kepala Satuan (Kasat) Polisi Air (Poair)Polres Situbondo, AKP Basori Alwi kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS), kemarin n Baca Pemilik...Hal 33

NUR HARIRI/JPRS

ILEGAL: Kerang Troka Susur Bundar diamankan aparat dari KLM Indonesia Berkah di Pelabuhan Jangkar, beberapa waktu lalu.

Hindari Tabrakan, Truk Fuso Masuk Parit ISTIMEWA

CAMAT PANJI: Nugroho memaparkan program PATEN kepada para camat dari Kabupaten Ngawi yang melakukan studi banding.

DEWAN PENDIDIKAN

ARJASA – Bermaksud untuk menghindari tabrakan, truk fuso nopol N 8213 UR mengalami kecelakaan tunggal, kemarin (30/11). Truk tanpa muatan yang dikemudikan Supriyanto, warga Singosari, Kabupaten Malang, itu masuk ke dalam parit di Jalan Raya Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa.

Dalam kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 14.00 ini, tidak ada korban jiwa. Akan tetapi sopir truk mengalami luka sobek di telinga kanan serta luka lecet pada sebagian tubuhnya. Sementara, truk mengalami kerusakan di bagian depan. kaca depannya juga pecah n Baca Hindari...Hal 33 RENDRA KURNIA/JPRS

Mengintip Warga Pembuat Ikan Kering di Sletreng, Kapongan

Hanya Membeli Ikan saat Harganya Murah EDY S/JPRS

Jhon Hari Santoso

Membangun Sinergitas Kinerja Kasek dan Komite SITUBONDO – Dewan Pendidikan Kabupaten Situbondo menggelar work shop pendidikan selama tiga hari berturut-turut. Kegiatan yang digelar 18 hingga 20 November ini mengambil tema “Penguatan Kelembagaan Membangun Sinergitas Kinerja Antara Kepala Sekolah dan Komite”. Kali pertama, work shop digelar pada 18 Desember di Gedung NU Situbondo n Baca Membangun...Hal 33 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Di Dusun Cangkring, Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan ada lingkungan yang dikenal sebagai pembuat ikan kering. Mereka adalah orang-orang yang sudah lanjut usia. FREDY RIZKI, Kapongan ADA sebuah lokasi penjemuran ikan yang tidak begitu besar di pinggiran jalan raya Pantura, Desa Cangkring, Kecamatan Kapongan. Meski namanya tempat penjemuran ikan, tapi tidak mesti setiap hari ada aktifitas penjemuran ikan di lokasi itu. Baru ke-

FREDY RIZKI/JPRS

MUSIMAN: Salah satu warga Dusun Cangkring, Sletreng Kapongan menjemur mengeringkankan ikan.

tika musim ikan sedang melimpah saja beberapa orang akan terlihat menjemur ikan-ikan dengan berbagai jenis di atas anyaman bambu yang telah disusun. Pekerja yang menjemur ikanikan ini juga tidak terlalu banyak. Rata-rata mereka adalah orang tua yang berusia di atas lima puluh tahun. Saat musim harga ikan murah sudah tiba, orang-orang ini akan bekerja bergantian selama seharian hingga hilang panas matahari untuk memastikan kondisi ikan yang dijemur dalam keadaan baik. Yani, 70, salah satu penjemur ikan yang kebetulan sedang membolak-balikkan ikan kecil, mengakui jika tidak setiap waktu mereka bekerja. Hanya saat ikan me-

limpah saja seperti akhir bulan November ini mereka membeli ikan dan mengeringkannya di atas papan-papan bambu di tepi jalan itu. Yani menyebut jenis ikan yang biasa dikeringkannya adalah Linggungging Kuning. Ikan tersebut biasa dibelinya dari nelayan-nelayan tradisional di pesisir pantai Dusun Cangkring. Jika tidak sedang musim, Yani biasanya membeli dengan harga Rp 6000 perkilogram. Tapi, karena saat ini ikan sedang melimpah, Yani hanya perlu membeli dengan harga Rp 4000 perkilogramnya. Karena modal yang dimilikinya dan yang dimiliki penjemur lain juga tidak banyak n Baca Hanya...Hal 33 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


SITUBONDO SEKITAR

28

R A D A R

Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

S I T U B O N D O

Musim Angin Membaik, Nelayan Melaut Kembali

FREDY RIZKI/JPRS

BANYUPUTIH – Datangnya musim angin laut pada awal bulan Desember membuat para nelayan kembali bergairah. Para nelayan yang biasanya hanya menyisiri tepian laut Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, sejak kemarin (30/11) tampak mulai menghidupkan kapal-kapalnya untuk berlayar ke tengah lautan. Mereka mulai kembali menebar jala di perairan yang dalam beberapa bulan terakhir ini sulit di temukan ikan. Bu Parlin, 45, salah seorang pedagang ikan yang tinggal di pinggiran pantai Dusun Pandean mengatakan sudah sejak satu minggu yang lalu jumlah ikan semakin banyak. Tapi, hanya beberapa jenis saja yang dapat ditangkap nelayan. Misalnya, ikan teri dan tongkol. Setiap hari dirinya mengaku mendapat kiriman dari nelayan sekitar dua keranjang ikan-ikan jenis ini. Beberapa dari ikan tersebut pun langsung di jual Bu Parlin, dan beberapa lagi dikirim ke pasar-pasar di daerah Wongsorejo, Banyuwangi. Imam, 46, nelayan asal Wonorejo yang saat itu kebetulan sedang melaut juga mengatakan bahwa kondisi cuaca sudah sangat membaik dibandingkan enam bulan sebelumnya. Tapi kata Imam, nelayan-nelayan belum berani terlalu ke tengah untuk mengambil ikan. Mereka hanya mengambil ikan sampai radius maksimal 150 meter dari bibir pantai. “Kita menungu musim ikannya benar-benar banyak dulu, sekarang harga BBM kan naik, kita yang biasanya habis Rp 350 untuk sekali melaut, sekarang harus keluar Rp.500 ribu, jadi kita tunggu ikan benar-benar banyak dulu,” jelas Imam n Baca Musim...Hal 33

CARI NAFKAH: Nelayan di Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih menarik jaring bersama-sama di tepian pantai.

LAKA LANTAS

Tabrakan Usai Pesta Miras PANJI - Pesta miras di Waduk Pitaloka, Desa Juglangan, Kecamatan Panji berakhir tragis. Pemuda yang ikut dalam pesta haram itu, Yoyok Triono, 31, warga RT 02/RW 04, Desa Juglangan, Kecamatan Panji tewas setelah tertabrak pikap. Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Jum’at dini hari (28/11) lalu, sekitar pukul 02.00. Saat itu, korban hendak pulang ke rumahnya dibonceng oleh rekannya, Masudik Hardika, 18. Keduanya, mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion Nopol P 5546 EU. Saat kejadian, korban bersama rekannya melaju dari arah barat ke timur. Kecelakaan terjadi saat keduanya melintas di simpang empat jalan umum Desa Juglangan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo. Dari arah berlawanan melaju pikap Suzuki Carry. Karena diduga dalam kondisi mabuk, kedua orang ini tidak bisa mengendalikan sepeda motornya. Saat berpapasan dengan pikap tersebut, terjadilah kecelakaan karena tak bisa dihindari lagi. Yoyok mengalami luka robek pada betis kanan. Sedangkan kepala bagian belakang kirinya mengalami luka parah. Selain itu, kelopak mata kiri Yoyok mengalami memar. Akhirnya nyawa korban tidak bisa terselamatkan. Sedangkan Masudik Hardika yang membonceng korban hanya mengalami luka ringan. Warga RT 01/ RW 01, Desa Juglangan itu mengalami luka robek di pipi kiri & kening kirinya. Dia juga mengalami luka lecet tangan kiri, lengan kiri. Sayang, pikap warna hijau itu langsung lari setelah menabrak korban. “Identitas sopir dan Nopol pikap tidak diketahui,” ujar Kanit Laka Polres Situbondo, Ipda Sutanto. (bib/pri)

PASURUAN

Ditemukan Proyek Asal-asalan SITUBONDO - Banyak proyek yang diduga dikerjakan kontraktor secara asal-asalan. Peningkatan ruas jalan di Kecamatan Jangkar, adalah salah satu contohnya. Proyek dinding plester pada ruas jalan di Desa Kumbang Sari, Kecamatan Jangkar ini sudah mengalami kerusakan. Padahal, proyek ini baru dibuat beberapa bulan lalu. Dan biayanya juga tidak sedikit, yaitu menghabiskan dana Rp 800 juta. “Resikonya, kontraktor harus bertanggung jawab dan memperbaikinya, dalam waktu enam bulan ke depan. Sebab, masih ada biaya perawatan yang harus ditanggung oleh kontraktor,” Ujar Gatot, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP), Kabupaten Situbondo. Menurut dia, semua pekerjaan yang belum sempurna kondisinya harus diperbaiki dengan da-

na perawatan yang ditanggung oleh rekanan atau pelaksana proyek. “Kami sudah memberikan waktu selama enam bulan ke depan,” paparnya. Meski demikian, pihaknya juga memiliki keterbatasan informasi tentang proyek mana saja yang pekerjaannya belum disempurnakan dan mengalami kerusakan itu. “Kita memang butuh banyak informasi, terutama dari media masa dan masyarakat. Bantu kami untuk memantau di lapangan,” pintanya. Gat o t m e n ga ku m e n d a patkan banyak informasi terkait tidak beresnya pekerjaan rekanan dalam mengerjakan proyek di lapangan. Dari informasi yang diterima, kata Gatot, pihaknya akan menyurati atau memanggil rekanan untuk memperbaiki pekerjaan dengan dana perawatan dan pemeliharaan. (bib/pri)

HABIBUL ADNAN/JPRS

TIDAK BERES: Proyek dinding plester pada ruas jalan di Desa Kumbang Sari Kecamatan Jangkar

Ketahuan Selingkuh, Honorer Dispobpar Digerebek

JPNN

TEWAS: mayat Sutam alias Pak Asisto, di kamar mayat.

Sadis, Petani Ditebas NASIB nahas menimpa Sutam alias Pak Asisto, 63, warga Dusun Wonokoyo, Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Petani yang juga sebagai blantik sapi itu, tewas setelah dipenggal oleh dua orang tak dikenal, sekitar pukul 00.30, kemarin (29/11). Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, pembunuhan sadis tersebut berawal saat dua pelaku masuk ke rumah korban. Kedua pelaku masuk dengan mencongkel pintu kandang milik korban. Kebetulan, antara kandang dan rumah korban itu berdempetan. Melalui kandang itu, kedua pelaku lantas menuju kamar korban. Sementara korban yang tidur pulas bersama istrinya, Arsi, 55 dan anaknya, Pipit, 12, sama sekali tak menyadari adanya bahaya yang mengancamnya. Begitu berhasil masuk kamar korban, pelaku lantas menarik selimut korban. Merasa ada tamu yang tak diundang, korban dan istrinya pun terjaga. Namun, saat itu pelaku sudah sigap dengan pedang terhunus. Kedua pelaku kemudian meminta uang kepada korban. Oleh korban, pelaku kemudian diberi uang Rp 5 ribu. Namun, rupanya pelaku tidak puas dengan pemberian korban. Pelaku yang kalaps kemudian menarik korban keluar kamar dan menebas leher korban. Seketika itu juga korban ambruk dengan kondisi bersimbah darah. Arsi, 55, istri korban yang melihat kejadian itu spontan lari keluar rumah dan meminta pertolongan warga. Tapi sayang, saat warga datang ke rumah korban, pelaku sudah tidak ada. Sementara korban ditemukan sudah tergeletak dengan kondisi leher hampir putus. Tak hanya itu. Dalam pemeriksaan kemarin, setidaknya ditemukan lima luka bacok di punggung korban. “Saat istrinya minta tolong, korban sudah meninggal dan pelaku sudah tidak ada,” kata Sanapi, kepala Dusun Wonokoyo, dikenakan korban saat pembunuhan itu terjadi. Semen (and/aad/jpnn)

PROBOLINGGO – DA, 31, pegawai honorer Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispobpar) Kota Probolinggo, tak pernah menyangka perbuatannya berasyik mashgul tepergok warga. Jumat (28/11) malam lalu, ia digerebek warga saat berduaan dengan AN, 32, perempuan yang diduga sebagai selingkuhannya. Saat digerebek, DA tengah berduaan sekamar dengan AN di kamar sebuah kontrakan di Jalan Cokroaminoto, gang 3, nomor 105, RT 5/RW 10, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Warga mengaku resah dengan aktivitas yang dilakukan keduanya. Pasalnya, baik DA maupun AN sudah memiliki keluarga masing-masing. Kekesalan warga pun memuncak. Jumat (28/11) malam lalu, sekitar pukul 18.30, warga sengaja menunggu kedatangan DA. Benar saja, malam itu warga RT 2/RW 15 Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, itu apel ke kontrakan perempuan kelahiran Manado itu. Saat itu warga tidak langsung menggerebek keduanya. “Kami

JPNN

DIGEREBEK: DA dan AN diamankan oleh warga karena ditemukan berselingkuh, padahal keduanya sudah berkeluarga.

menunggu setengah jam sebelum kemudian menggerebek,” ujar Hanafi, warga setempat. Untuk mencegah kecurigaan warga, pintu rumah oleh keduanya tidak ditutup. “Tapi mereka masuk kamar,” imbuhnya.

Baru sekitar pukul 19.00, bersama warga yang lain, Hanafi kemudian masuk ke kontrakan tersebut. Sebelum masuk, warga sempat mengintip aktivitas keduanya, ternyata kecurigaan itu benar. AN dan DA dalam

kondisi telanjang dan sedang berhubungan badan. Setelah memastikan keduanya berbuat asusila, warga kemudian menggedor pintu kamar. Kedua pasangan ini kaget karena aksinya dipergoki warga. “Saya minta segera keluar (kamar), tapi lama mau keluar (kamar),” terangnya. “Mungkin masih pakai baju, jadi kami biarkan dulu,” imbuhnya. Baru setelah keluar, keduanya diamankan warga. Ketua RT setempat, Edi Heriadi yang dihadirkan warga langsung mengamankan pasangan ini ke rumahnya. “Langsung saya amankan, dikhawatirkan ada aksi massa,” katanya. Keduanya yang sudah memakai baju lengkap hanya bisa tertunduk lesu dengan menutupi wajahnya. Warga meminta AN, yang sehari-hari bekerja sebagai pramuniaga untuk meninggalkan rumah kontrakan tersebut. Edi menuturkan, warga nekat menggerebek karena sudah tidak tahan dengan kelakuan keduanya. Apalagi, DA memang sering berkunjung ke rumah kontrakan tersebut. “Saya sudah berkali-kali mempe-

Elpiji Ngowos, Lima Orang Terluka PANDAAN – Gara-gara slang elpiji bocor, sebuah warung makan di Dusun Klampok, Desa Sumbergedang, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, terbakar. Meski tak sampai memakan korban jiwa, lima orang mengalami luka bakar. Satu di antaranya dikabarkan kritis dan harus dilarikan ke RSUD Bangil. Peristiwa itu terjadi sekira pukul 08.30, kemarin (29/11). Saat itu, di warung sederhana Mbak Kah yang seluas 3 kali 3 meter itu ada 7 orang yang tengah memesan makanan. Posisi elpiji 3 kilogram itu sendiri berada di lorong

samping warung makan tersebut. Petaka terjadi saat Anika, 50, pemilik warung tersebut menyalakan kompor. Tiba-tiba saja terjadi ledakan hingga membuat lorong dan sebagian warung tersebut terbakar. Salah satu korban yang juga pembantu Anika, Sunarmi, 60, mengatakan, saat peristiwa itu terjadi, ia sedang berada di ujung lorong. Namun, jilatan api tetap menghanguskan sebagian tubuhnya. “Saya pas itu sedang goreng udang, lalu tibatiba ada ledakan dan suasana jadi gelap gulita,” ujarnya n Baca Elpiji...Hal 33

ringatkan. Ini kampung padat, pasti ketahuan kalau ada hal-hal seperti ini. Apalagi si cewek ini sudah punya suami,” katanya. DA berani datang ke rumah AN karena suaminya bekerja di luar kota. Sementara itu, usai dikeler ke rumah RT, beberapa saat kemudian, babinsa, trantib kelurahan setempat, dan Polsek Mayangan datang ke TKP. Untuk menghindari amuk warga. Polisi kemudian membawa pasangan ini ke mapolresta. “Kami belum bisa simpulkan, masih kami dalami dan kami mintai keterangan,” ujar Kapolsek Mayangan Kompol Kasman, ketika ditemui di TKP malam itu. Di bagian lain, Kepala Dispobpar Misbahul Munir tidak bisa dimintai keterangan terkait persoalan itu. Dihubungi melalui ponselnya tidak diangkat. Hanya saja, malam setelah digerebek, Munir yang baru menjabat sehari itu menugaskan salah seorang kabidnya untuk mendatangi Mapolresta. “Tapi, bukan staf saya,” ujar Kabid Kebudayaan Yuda. (rf/aad/jpnn)

TANAH Djl Tnh Kv Melati gg 6 sisa 1 unt L 170m2 Bisa Byr cicil H.082121957957 Djl Tanah 2 Kapling L.440m2 Blkg K.Dinsos Jl. Anggrek Stb. Nego Hub. 08563639318

MOBIL Djl.Timor Dohc98 SIlver (L) Brg Istmw ori luar dlm 55 jt.Hub 082337191090

JPNN

MERINGIS: Korban ledakan elpiji dirawat di rumah sakit.


Jawa Pos

INFOTORIAL

Senin 1 Desember 2014

R A D A R

29

B A N Y U W A N G I

Promag Fruity Fun Moment Meriah Beri Motivasi Membooking Masa Depan di SMKN 1 Banyuwangi BANYUWANGI-Kemeriahan event Promag Fruity Moment pecah di SMKN 1 Banyuwangi. Dalam acara yang digelar pada Sabtu (29/11) pagi tersebut, para siswa diberikan edukasi tentang Sakit Maag, tips pencegahan dan penyembuhan maag yang langsung disampaikan dr Syamsul Ma’arif. Mereka diberikan pengertian akan pentingnya sarapan untuk mencegah sakit maag serta rutin konsumsi Promag Fruity yang hadir dalam dua rasa strawberry dan anggur, agar asam lambung tidak berlebih yang bisa menyebabkan sakit maag. Selain diajak untuk lebih aware dengan kesehatan, khususnya kesehatan lambung, dalam Promag Fruity Fun moment ini, para siswa terlihat sangat antusias mengikuti beragam games berhadiah. Puncak dari acara tersebut, ISE Training hadir untuk membekali peserta dengan motivasi khas yang aplikatif. Hadir sebagai pembicara, ahli kenali bakat dan master trainer ISE yang sekaligus konselor PT. STIFIN Fingerprint, Khotibul Umam mengupas habis tentang tips dan trik bagaimana cara “Mem-

bisa naik, tidak ada semangat, tidak ada kemajuan, terjebak dalam kebiasaan buruk), lebih daripada itu banyak orang yang kehidupannya mengalami penurunan serta kehancuran dan tidak tahu bagaimana merubahnya. “Inilah titik fokus yang kita harus garap bersama,” kata trainer muda ini. Dikatakan, sukses dan meriahnya acara ISTIMEWA PENERUS BANGSA: Siswa-siswi SMKN1 Banyuwangi mendapat sajian acara t e r s e b u t j u g a menarik dari Promag Fruity Fun, VIS FM, STIFIn Fingerprint pada Sabtu (29/11). atas kerja sama apik antara Rabooking Masa Depan” sedini sukses dan bermanfaat menuju dio VIS FM 101,5 MHz, ISE Training & Consulting, serta mungkin. Para siswa diajak un- kehidupan mulia. S eper ti yang dituturkan SMK Negeri 1 Ban yuwangi tuk mulai menemukan kekuatan dirinya yang menjadi pintu trainer muda yang sudah me- yang disponsori oleh promag, depan menuju ‘karpet merah’, miliki jam terbang nasional STIFIn Tes Mesin Kecerdasan menemukan visi hidup yaitu bahkan luar negeri asal kota dan Jawa Pos Radar Banyukeinginan terdalam berupa ju- Banyuwangi, Khotibul Umam. wangi. “Melihat tingginya rusan atau profesi yang akan di- Menurut Khotibul tidak sedikit antusias siswa siswi SMKN 1 geluti, memiliki strategi untuk generasi muda (khususnya pe- Banyuwa ngi, kami berharap mencapai visi hidupnya, me- lajar) menganggap masa depan bisa kembali hadir dalam Promiliki keinginan dan komitmen sangat menakutkan, bahkan mag Fruity Fun Moment di lain yang kuat untuk merealisasikan sering “melarikan diri” den- kesempatan, dan terus berupamimpinya, dan bagaimana cara gan membiarkan masa depan ya meng-edukasi masyarakat, membangunkan raksasa tidur mengalir tidak jelas arah. Aki- khususnya anak muda akan dalam diri (Kekuatan positif batnya begitu banyak orang pentingnya menjaga kesehatan yang hebat). Inilah modal me- mengalami stuck atau berhenti lambung. Bersama Promag nyiapkan masa depan yang dalam kehidupan (perasaan Fruity, lambung langsung haplebih baik, yaitu kehidupan kosong, produktivitas tidak py,” pungkasnya. (*)

Mahasiswa Untag Lolos Program Wirausaha

DIAN EFFENDI/RaBa

RIANG : Ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Sehat Seksi (SS) joget bareng saat ulang tahun salah satu anggotanya, Sabtu (29/11).

Hebohnya Ultah Vivin di Resto Hotel Slamet BANYUWANGI – Acara ulang tahun Vivin Galus Hariyani, 44, warga Mendut Regency, salah satu anggota komunitas Senam Sehat Seksi (SS) yang dirayakan di Resto Hotel Slamet Banyuwangi pada Sabtu (29/11) berlangsung meriah. Acara yang berlangsung dalam suasana santai tersebut mampu membawa anggota SS larut dalam suasana enjoy. Mereka secara bergantian menyanyi, dan sekali kali berjoget bersama dengan hebohnya. “Sengaja saya rayakan disini karena selain tempatnya yang representatif juga cocok untuk acara kumpul-kumpul seperti ini,” ujar Vivin disela-sela acara ultahnya. Hotel Slamet yang berlokasi di Jl Pierre Tendean 89 Banyu-

BANYUWANGI –Peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 243 mulai dirayakan masyarakat Banyuwangi. Salah satunya dirayakan para lansia di Gedung Juang 45 Banyuwangi, kemarin (30/11). Ratusan lansia yang tergabung dalam yayasan Gerontologi Abiyoso, Pepabri, Persatuan Wredatama RI, DHC 45, LVRI, Piveri, Perip Abri, Woro Kawuri, Karang Wreda Kelurahan Kampung mandar, Kelurahan Kepatihan, Kelurahan Taman Baru, dan Kelurahan Kampung Melayu tumplek blek mengadakan acara peringatan Harjaba dengan cara berbeda dari biasanya. “Kami adakan kegiatan bedah adat dan budaya Banyuwangi, karena kami tidak semua lahir di Banyuwangi, tapi kami mencari nafkah di Banyuwangi, dan Insya Allah akan mati di Banyuwangi. Walau lama jadi warga Banyuwangi, tapi kami kurang mengetahui adat dan budaya Banyuwangi. Karena itu kami sengaja mengundang Budayawan untuk mem-

menjadi sebuah kehormatan bagi Kampus Merah Putih, karena dapat dipercaya oleh Kopertis Wilayah 7 sebagai tuan rumah dalam kegiatan Monev tahap 2 ini “ ungkap Tutut. Monev PMW Kopertis Wilayah 7 Surabaya Tahap 2 itu diselenggarakan di tiga PTS di Jawa Timur. Acara digelar pada Kamis (27/11) di Universitas Kanjuruhan, Malang. Selanjutnya

Sabtu (29/11) diselenggarakan di Untag. Pada tanggal 5 Desember 2014 juga akan dilaksanakan di Stikes Patria Husada Blitar. Monev tahap 2 diikuti oleh beberapa PTS di wilayah koordinasi Malang. Satu tim mahasiswa Untag masuk dalam PWM 2014. Untag merupakan satu-satunya PTS di Banyuwangi yang masuk dan lolos dalam PMW 2014. Tim Untag terdiri

dari tiga mahasiswa fakultas pertanian yang diketuai Akmaliyah. Judul PMW yang lolos tahun ini adalah “Usaha Pembuatan dan Pemasaran Produk Value Added Berbasis Ikan Dasa (Demersal Fish)”. Selanjutnya tim tersebut mempresentasikan hasil kreativitasnya di hadapan tim Monev dari kopertis dan peserta PMW dari PTS lain. (*)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Marketing

The Lagoon Residence

Madu Hitam Pahit

Honda Jazz ‘09

UNTAG FOR JP-RaBa

Waterboom Bukit Jati di Bali Mmbthkan Marketing Tnga Free Land 10 Orang Wkt Krj Terserah Krj di Banyuwangi Pnghsln Min Rp. 3.300.000/bln+Bonus Pndftran ditutup Tgl 5 Des 2014 H: 08123635793

The Lagoon Residence Banyuwangi Lokasi Strategis, One Gatesyst, Ready Stocks Type 60+90 Jl. Ry. Yos Sudarso Bwi Hub. 082331514338 - 0333 7602937

Perum Permata Giri

JUAL/SEWA TANAH + BANGUNAN

Tanah SHM Perum Karangrejo Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Djl Rmh Perum Kr. Rejo Dpn Pbrk Es H3-4 LB 115 LT 168, 4KT,2KM 081913906633

HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333412224; BIRO SITUBONDO 0338 671982; BIRO GENTENG 081336960391THOMY 081336287999 EKO

Dijual Honda Jazz Th 2009 Plat P Tanpa Perantara, Warna Abu-abu tua Metalik, Mulus, Standart Harga Rp. 190 Jt Nego Hub: 081336581680

STNK Hlg STNK P 8328 VE an Dedi, Jl. Yos Sudarso 24 Lingk. Sukowidi RT2/2, Klatak

BPKB Hlg BPKB P 6671 XO an Suhermanto, Dsn. Sambirejo RT. 2/1, Sambimulyo

juga rutin mengadakan kegiatan pengajian bagi para anggotanya. Selain itu mereka juga mengembangkan komunitasnya kedalam kegiatan sosial, seperti menyantuni warga tidak mampu dan anak yatim piatu. (*)

DIAN EFFENDI/JP-RaBa

ORANG TUA: Setelah selesai acara, para lansia berdiskusi kecil dengan Hasnan Singodimayan, di Gedung Juang 45, Banyuwangi.

beri pemahaman kepada kami,” Ujar Hj Ch Soeherman, salah satu panitia. Diakui, setelah Bupati Abdullah Azwar Anas gencar mempromosikan Banyuwangi dengan kekayaan ragam budaya yang dimiliki kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini para lansia tergugah untuk lebih mengetahui tentang adat dan budaya Banyuwangi. “Kadang kami bingung saat mendapat pertanyaan dari anak cucu”, tambah

Hj Ch Soeherman disambut tepuk riuh hadirin. Akhirnya rasa penasaran mereka tentang adat dan budaya Banyuwangi terjawab setelah Hasnan Singodimayan, narasumber dalam acara tersebut menjelaskan secara detail tentang Gandrung, Seblang, Kebokeboan, dan budaya lainnya. Juga hadir dalam acara tersebut, Dariyanto SH (Dinas Pariwisata dan Drs Bambang Lukito (Dewan Kesenian Blambangan). (*)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

READY STOCK SUZUKI

Ready Stock Mega Cary, APV & Pick Up, Splash, Ertiga Laris DP 5 Juta/6x Free Angsuran Hubungi: 0818579057081216442144

BANYUWANGI

Dijual/Sewa Tanah + Bangunan, SHM / IMB Lt. 1520 LB. 150 Lok. Depan Pasar Subuh Jajag Hub: 082230129393

BANYUWANGI

Djl Tnh SHM L 477m2 & 1.120M2 Kel. Kebalenan (SMPN 2 Bwi), Kel. Klatak (Utr Stasiun Argopuro Brt Jln) SHM L 7360m2, Ds/Kel. Tamansari (Sumberwatu) Licin SHM L 5723m2 H: 082141824222/0811350315

Djl Madu Hitam Pahit Asli Unt Diabet Sgl Macam Penyakit Hub. 081236306006

Djl Rmah SHM 280m2 Fslts 3 Kmr Tidur,1 KM dlm, 1 KM luar, Garasi, Gudang, Dapur, Ruang Makan Lok. ± 300m dari Hotel Santika H: 081937676945, 085236556444

Apoteker Dibutuhkan Satu Orang Apoteker Untuk Meneruskan Apotek yang Sudah Jalan Lokasi di Kecamatan Cluring Banyuwangi, Hubungi: 08124912227 / (0333) 393923

RUMAH SHM 280M2

wangi ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti restoran dan hall yang bisa digunakan untuk bermacam kegiatan seperti ulang tahun, rapat, maupun seminar. Komunitas senam SS selain melakukan kegiatan senam,

Ratusan Lansia Banyuwangi Berharjaba

BANYUWANGI-Monitoring dan Evaluasi (Monev) tahap II dilaksanakan di kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Sabtu (29/11) lalu. Kegiatan terkait program mahasiswa wirausaha (PMW) tersebut dilakukan Tim Monev Kopertis Wilayah 7 Koordinasi Wilayah Malang. Untag mendapatkan mandat menjadi tuan rumah dalam kegiatan monev yang dihadiri dua orang Tim Monev dari Kopertis Wilayah 7 Surabaya. Selain Untag, beberapa perguruan tinggi (PT) di Jawa Timur juga mendapat program wirausaha di wilayah Kopertis 7 Koordinasi Wilayah Malang. Pembukaan acara dihadiri Rektor Untag Drs Tutut Hariyadi, MSi. Rektor didampingi wakil rektor 1 dan wakil rektor 3, serta ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M). Dalam sambutan pembukaan, Tutut mengucapkan selamat datang kepada para dosen pembimbing dan mahasiswa, peserta PMW dari beberapa PT di wilayah koordinasi Malang. “Kegiatan ini

TUAN RUMAH: Rektor Untag Tutut Hariyadi (kiri) menyampaikan kata sambutan dalam Monev Kopertis 7 di Kampus Untag, Sabtu (29/11).

DIAN EFFENDI/JP-RaBa

KOMPAK: Anggota SS berfoto bersama sebelum mengakhiri acara Ultah Vivin di Hotel Slamet.

Kijang LGX ‘03’04 Dijual Kjg LGX Disel 03/04 Warna Silver Asli P Tlp 081559983839

FREE SERVIS GRATIS

Free Servis Gratis, harga 80-100 Jt.an Angsuran 2 Jt.an/DP Murah, Ready Stock Hub. Yaya 085334030737 Pin BB 7DC2C66B

TOYOTA PROMO AKHIR TAHUN Promo Akhir Tahun!! Toyota Cuci Gudang Beli Cash/Kredit, Syarat Mudah DP Ringan, Buktikan Saja. Hub. Toni 081336236483 BB 22483BC4

ALL NEW A XENIA X

All New Xenia mulai 125 Jt atau UM 20 Jt langsung bw pulang. Hub: HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555 (Caption Promo Akhir Tahun)


DAERAH SEKITAR

32

R A D A R

Indahnya Air Terjun Gerombong

BONGKAR: Gorong-gorong yang dibongkar warga Dusun Karangrejo, Desa/Kecamatan Cluring.

Aliran Air Tersumbat, Gorong-Gorong Dibongkar GARAGARA dinilai menghambat aliran air ke sawah, sebanyak 72 gorong-gorong di Dusun Karangrejo, Desa/Kecamatan Cluring, dibongkar oleh warga setempat kemarin. Para Jogo Tirto puluhan warga tampak kompak melakukan pembonmgkaran gorong-gorong yang dilalui alir menuju areal persawahan di Desa Cluring dan Desa Tampo tersebut. Imik, salah satu Jogo Tirto mengatakan, pembongkaran gorong-gorong tersebut bermula dari protes para petani yang ada di hilir. Sebab aliran air tidak sampai ke lahan mereka. Namun, sebelum melakukan pembongkaran, antara pemilik gorong-gorong dan Jogo Tirto dan juga petani melakukan koordinasi. “Agar saat pembongkaran tidak ada permasalahan dan lancar,” kata Imik. Ketua HIPPA setempat, Sugiono menambahkan, pembongkaran gorong-gorong yang ada di saluran irigasi itu juga disaksikan korek air, kepala desa dan juga warga pemilik gorong-gorong. Dia menjelaskan, semua yang dilakukan ini atas permintaan masyarakat petani di dua desa tersebut. Sebab gorong-gorong itu menggangu kelancaran aliran air ke sawah petani. “Kalau gorong-gorong ini tidak dibongkar saat debit air datang, pasti kurang lancar saat mengalir ke sawah yang ada di Desa Tampo,” ujarnya. Sementara itu, Munasir, selaku pemilik 72 gorong-gorong tersebut, meski agak kecewa namun dia mengaku tidak akan mempersoalkan adanya kegiatan pembongkaran tersebut. “Mau gimana lagi, nanti gorong-gorong yang jumlahnya 72 akan saya jual lagi, karena gorong-gorong itu milik saya, dan masih bagus,”tandasnya. (azi/als)

SINGOJURUH

Senin 1 Desember 2014

Jember Peringkat Tiga ODHA

CLURING

ABDUL AZIZ/RaBa

Jawa Pos

B A N Y U W A N G I

BULELENG - Kunjungan wisatawan ke Buleleng, Bali, terus menunjukkan tren peningkatan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Buleleng mengklaim telah terjadi kenaikan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara sebesar 10 persen. Turis yang masuk ke Buleleng didominasi turis Tiongkok, disusul Belanda, dan Jerman. Saat ini, objek wisata yang tengah dipromosikan adalah air terjun Gerombong atau juga dikenal dengan nama air terjun Sekumpul. Air terjun yang terletak di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng ini ini memiliki ketinggian sekitar 100 meter yang terdiri beberapa air terjun. Setidaknya ada tujuh air terjun yang letaknya terpisahpisah dan berjauhan. Dari tujuh air terjun yang ada hanya dua air terjun yang bisa didatangi lebih dekat. Uniknya, dua air terjun yang letaknya berdampingan tersebut memiliki ketinggian dan debit air berbeda. Juga dua air terjun ini berasal dari dua sumber mata air yang berbeda, dimana air terjun di sebelah kiri bersumber dari mata air sedangkan air terjun di sebelah kanan (yang lebih tinggi) bersumber dari sungai. Di musim hujan, air terjun di sebelah kiri tetap bening karena bersumber dari mata air, sedangkan air terjun di sebelah kanan akan berwarna coklat keruh. Air Terjun Sekumpul tidak begitu jauh dari Air Terjun Lemukih, kira-kira hanya berjarak 2 km. Dari Air Terjun Lemukih tinggal berjalan lurus sejauh 1 km. Ikuti jalan kecil tersebut sejauh kira-kira 1 km hingga tiba di tempat parkir. Kondisi jalan kecil tersebut adalah jalan kampung yang berbelok-belok naik turun. (eps/djo/jpnn)

JEMBER – Hari AIDS Internasional yang jatuh hari ini (1/12) Jember mendapat kado kurang enak. Sebab, Jember kini menempati peringkat tiga orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) terbanyak di Jatim. Peringkat pertama ditempati Surabaya dan Kabupaten Malang. Menurut Dewi Rokhmah, dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (Unej), jumlah ODHA di Jember sampai Agustus 2014 tercatat sebanyak 1.433 orang. Dia meyakini, jumlah riil ODHA di Jember lebih banyak dari data yang ada. Dia menjelaskan, ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah ODHA di Jember cukup tinggi. “Salah satunya disebabkan oleh pola asuh orang tua yang kurang tepat, yang menyebabkan anak terjerumus pada pola pergaulan bebas,” katanya. Karena itu, kata dia, keharmonisan dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak. Jika seorang ibu selalu menjadi korban kekerasan dalam keluarga, misalnya, anak laki-laki cenderung memiliki potensi untuk benci terhadap sosok ayah. “Sehingga, dari kebenciannya tersebut, dia bisa berperilaku menjadi seorang gay atau waria, yang rentan HIV AIDS,” urainya. Perempuan yang aktif di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Laskar yang konsen pada pendampingan ODHA di Jember ini mengungkapkan, faktor lain yang menyebabkan angka HIV AIDS cukup tinggi adalah adanya kejadian trauma pada waktu kecil. “Seperti menjadi korban sodomi, sehingga anak tersebut menjadi trauma,” ujarnya. Tentu saja, lanjut dia, faktor yang sangat dominan adalah pengaruh lingkungan. Selain itu, ketiadaan figur ayah dalam keluarga juga bisa menyebabkan seseorang memiliki kerentanan pada HIV AIDS akibat perilaku sosial dan seksual yang menyimpang. “Karena mereka akan cenderung bersikap seperti ibunya jika tidak imbang,” ujarnya. Sedangkan penyebab lain adalah hubungan seksual yang tidak menggunakan pengaman. Serta perbuatan homoseksual yang sangat sulit dideteksi. “Kemudian karena faktor jarum suntik narkotia dan obat berbahaya (narkoba),” tambah dosen kelahiran Malang ini. (gus/har/jpnn)

DUA MATA AIR: Air terjun Gerombong atau Sekumpul memiliki debit air yang cukup besar. Tingginya sekitar 100 meter. EKA PRASETYA/RADAR BALI/JPNN

SHULHAN HADI/RABA

DIKOMPLAIN: Warga menunjukkan salah satu sisi bangunan irigasi yang dinilai kurang kuat.

Bangunan Irigasi Dikeluhkan PEMBANGUNAN infrastruktur pertanian saat ini sedang gencar dilakukan. Salah satunya di aliran irigasi di persawahan Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh. Namun demikian, petani setempat menganggap pembangunan yang berada di lahan persawahan sebelah selatan SDN 2 Cantuk itu terkesan asal. Penilaian itu berdasar dengan kualitas bangunan sebelumnya. “Pondasinya itu yang bawah batunya cuma satu. Baru atasnya dua,” ujar H. Fauzi, 37, petani setempat. Dia menambahkan, berdasarkan pengamatan yang dilakukan, perpaduan campuran material semen dan pasir juga kurang bagus. “Semennya sedikit sekali,” jelasnya. Imbuhnya, dikhawatirkan jika pembangunan ini asal, nantinya bangunan irigasi tidak bertahan lama dan akan membuat air tidak mengalir sesuai tempatnya dan akan merepotkan petani sendiri. Petani berharap hal ini bisa diperbaiki. “Nanti kalau asal malah merepotkan,” ujarnya. Menurut pengakuan beberapa warga, sejak Sabtu (30/11) kemarin kegiatan pembangunan berhenti sementara. “Ini kemarin setelah dikomplain berhenti,” kata salah seorang petani. Menyikapi hal tersebut H. Masbudi, selaku kepala Desa Cantuk mengaku akan melihat lokasi yang dimaksud. “Besok kita cek,” ujarnya. Dia juga menegaskan, kepada pihak pelaku pembangunan untuk melayangkan pemberitahuan ketika melakukan kegiatan ke kantor desa. “Yang melakukan pembangunan seharusnya bilang dulu,” tegasnya. Selain itu, kepada para pemilik sawah dia berharap bisa menyikapi semua ini dengan kepala dingin dan musyawarah. “Ya, kalau ada apa-apa dimusyawarahkan dulu lah,” imbaunya. (sli/als)

BONDOWOSO

Atletik Berharap Tenaga Nafi’ah BANYUWANGI – Semua cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI Banyuwangi dituntut untuk kerja ekstra dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa Timur tahun 2015 mendatang. Jumlah medali yang diperebutkan setiap cabor berbeda-berbeda. Namun, Banyuwangi bisa memanfaatkan potensi khusus pada cabor yang memperebutkan banyak medali. Misalnya ada cabang atletik. Jika tidak ada perubahan, cabang atletik akan melombakan 17 nomor di kategori putra dan putri. Karena itu, total medali yang diperebutkan adalah sebanyak 34 nomor.

Cabang atletik memang menjadi andalan Banyuwangi dalam berbagai even. Sebab, pembinaan atlet berlangsung terus menerus. Sehingga, tidak sedikit atlet yang bersinar dan sukses menembus pentas regional maupun nasional. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Banyuwangi sebagai induk olahraga atletik jelas sumringah terhadap prestasi atlet tersebut. Sebab, prestasi itu juga membawa nama harum daerah. Hal itu memang harus dipertahankan. Namun, sukses atlet menembus level tertinggi itu terkadang membuat PASI Banyuwangi dilema dalam menghadapi Porprov tahun depan. Sebab, saat

ini, ada atlet Banyuwangi yang tengah mengikuti pemusatan latihan daerah (Puslatda) Jatim proyeksi PON tahun 2016. Atlet tersebut adalah Nikmatul Nafi’ah. Sprinter kelahiran 1996 itu saat ini tengah berada di Surabaya. Padahal, dia juga diproyeksikan untuk Banyuwangi dalam menghadapi Porprov yang dihelat tanggal 6 hingga 13 Juni tahun depan itu. Pelatih PASI Banyuwangi, Agus Sujiyono mengakui jika pihaknya sangat membutuhkan tenaga atlet tersebut. Menurut dia, keberadaan atlet wanita itu bisa menjanjikan untuk merebut emas dalam ajang dua tahunan itu. ‘’Kita butuh atlet itu,’’ katanya, kemarin. (ton/als)

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

PENYELIDIKAN: Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan di Jenggawah.

Lima Meninggal Karena DB

Temukan Mayat di Pinggir Jalan

JUMLAH penderita DB (demam berdarah) di Bondowoso semakin meningkat di awal musim hujan ini. Sejak Januari hingga akhir November 2014, tercatat 350-an pasien DB yang dirawat di RSD Dr Koesnadi dan berbagai puskesmas di Bondowoso. Lima orang di antaranya meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso dr M. Imron menjelaskan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah antisipasi untuk pencegahan penyakit DB. ”Saat ini sudah masuk musim hujan, cenderung terjadi peningkatan pasien DB,” katanya. Dia sudah memerintahkan petugas kesehatan untuk melakukan fogging (pengasapan) di daerah yang terdapat penderita DB. ”Setiap menemukan warga terserang DB, maka kami melakukan pengasapan di sekitar rumah warga yang kena DB tadi. Radius sekitar 100 meter dari rumah warga tersebut dilakukan foging,” tuturnya. Tujuan dari fogging, kata dia, untuk membunuh nyamuknyamuk dewasa di kawasan permukiman tersebut. ”Ini langkah awal untuk menekan berkembangbiaknya nyamuk,” katanya. (eko/har/jpnn)

JEMBER – Warga Dusun Bringin Lawang, Desa Wonojati, Jenggawah, digemparkan oleh ditemukannya mayat di pinggir jalan, Jumat (29/11) lalu. Korban yang berjenis kelamin perempuan itu bernama Siti Halifatul Hafifah, 24, tinggal di Dusun Bringin Lawang RT 006/RW 005 Desa Wonojati, Jenggawah Korban kali pertama ditemukan tewas di pinggir Jalan Raya Ambulu-Jenggawah sekitar pukul 04.00. Orang yang kali pertama menemukan korban adalah Pak Deni, 40, warga Pondoklalang, saat hendak berangkat ke pasar. Korban tergeletak sekitar satu meter dari aspal jalan. Motor Yamaha Jupiter nopol DK

8053 AR yang yang dikendarainya terlihat roboh tidak jauh dari jasad korban. Saat ditemukan, korban masih mengenakan helm, jaket, dan bercelana panjang. Menurut Wahyu, 18, salah seorang saksi, saat dirinya tidur dibangunkan oleh Pak Deni, orang yang kali pertama menemukan korban. Setelah terbangun, Wahyu yang rumahnya memang tidak jauh dari lokasi langsung berlari menuju lokasi. Selanjutnya Wahyu membangunkan warga sekitar bahwa ada mayat di pinggir jalan. Karena hari mulai terang, akhirnya banyak warga yang datang ke lokasi. Selanjutnya, penemuan mayat itu langsung dilaporkan ke kepala

dusun dan kepala desa setempat. Lalu, laporan diteruskan ke petugas Polsek Jenggawah. Dari pemeriksaan polisi terhadap jasad korban, terdapat memar di bagian dahi, bibir mengeluarkan darah, dan ada lebam di bagian leher. Motif pembunuhan ini masih diselidiki polisi. Polisi menduga, pembunuhan bukan bermotif hendak merampas motor atau harta korban. Sebab, motor dibiarkan tergeletak di pinggir jalan yang berjarak sekitar 500 meter selatan SPBU Wonojati. Menurut sumber koran ini, sejak Jumat (28/11) sekitar pukul 16.00, lampu rumah korban sudah menyala dan rumah dalam kondisi terkunci. (jum/har/jpnn)

HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN

SUAMI ISTRI ODHA: Anggi dan Frendi kini berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan setelah diketahui mengidap AIDS.

Awal Tahu Tertular, Saya Sempat Marah KISAH Frendi dan Anggi (keduanya nama samaran), pasangan suami istri pengidap AIDS dari Jember ini cukup bikin miris. Semua bermula dari pergaulan bebas sang suami, lalu menular ke istri. Divonis mengidap AIDS sudah cukup membuat Frendi merasa langit runtuh dan bumi berguncang. Dia tidak menyangka bahwa virus yang menggerogoti sistem imunitas tubuh itu bercokol dalam dirinya. Kenyataan itu sempat membuat dirinya goyah dan limbung. Namun, hidup show must go on. Jalan terus, tidak boleh berhenti... Sejak itu, dia aktif di komunitas yang peduli dalam kampanye pencegahan AIDS dan pendampingan ODHA. Lelaki kelahiran Jember tersebut lantas mengisahkan perjalanan hidupnya hingga mengidap penyakit mematikan itu. Frendi sejak duduk di bangku SD sudah diajak orang tua asuhnya merantau ke Bali. Di pulau dewata tersebut, dia melanjutkan sekolah dan bermain bersama teman-teman yang lainnya. “Ketika saya berteman, kemudian diajak berhubungan intim dengan sesama jenis,” ungkapnya. Perilaku seks menyimpang itu dilakukan secara bergantian dengan temannya. Sehingga, pengalaman seks pertamanya itu membawa kesan yang terus terbawa hingga dia dewasa. “Pertama kali saya melakukan itu sejak masih umur 12 tahun,” aku pria kelahiran 16 April itu. Lalu, pada 2010 Frendi memutuskan kembali ke Jember. Saat itu, dia masih belum sadar bahwa dirinya mengidap AIDS. Tetapi, ketika kembali ke Bali, dia memutuskan untuk periksa. Dari hasil pemeriksaan, dia dinyatakan positif HIV/AIDS. “Tentu sangat kaget dan sedih sekali,” akunya. Anggi (nama samaran), istri Frendi, juga tidak menyangka bahwa suaminya adalah ODHA. Sebab, Frendi tidak pernah bercerita tentang masa lalunya yang memiliki kelainan seksual. “Kami menikah tahun 2005, awalnya ketemu di bis dan saling suka,” akunya. Perempuan berkerudung tersebut baru mengetahui dirinya juga terkena HIV/AIDS karena tertular sang suami. Awalnya dia sangat marah dan menyesal. “Namun, karena sudah punya dua anak dan tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya pasrah,” jelasnya. (gus/har/jpnn)


Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

SAMBUNGAN R A D A R

DRD Hanya Diberi Anggaran Rp 100 Juta n KECEWA... Sambungan dari Hal 27

Namun, lanjut Totok, yang dibahas hanya menaikkan belanja barang dan jasa sekitar Rp 5,7 miliar. Sedangkan belanja modal seperti pembangunan jalan, drainase dan lain-lainnya, yang bisa dinikmati oleh rakyat secara langsung hanya sekitar Rp 3,1 miliar. “Jauh sekali perbandingannya,” tegasnya. Dia mencurigai, pembahasan APBD hanya sebuah siasat

mengelabuhi SK Menkeu no 53 dan SE Kemenpan dan RB no 10 yang maknanya meminta berhenti pemborosan anggaran. Sementara itu, Mohammad Nizar, anggota DPRD dari Partai Hanura menjelaskan, postur APBD 2015 masih terlalu tinggi di sektor belanja pegawai. Sedangkan di sisi pendapatan masih belum dikelola maksimal, khususnya oleh semua SKPD penghasil PAD. Dalam pelaksanaan sidang paripurna Sabtu (29/12) itu ju-

ga sempat dilakukan voting. Ini terkait dengan anggaran yang akan diberikan kepada Dewan Riset Daerah (DRD). Awalnya, di draf APBD 2015 lembaga ini akan diberi anggaran sekitar Rp 500 juta. Naik Rp 100 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, dalam pembahasan, rata-rata anggota Banggar meminta agar DRD diberi anggaran Rp 100 juta saja. Mereka meminta, dalam sidang paripurna pengesahan APBD anggaran untuk DRD sudah tinggal Rp 100 juta.

Namun, setelah diperiksa masih Rp 410 juta. sehingga, sempat terjadi otot-ototan. Akhirnya, dilakukan voting. Ternyata, anggota fraksi yang menginginkan DRD diberi dana Rp 100 juta selama 2014 lebih banyak dibandingkan yang menginginkan diberi dana lebih. DRD hanya di-back up oleh FPKB. “Artinya, DRD harus lebih efisensi dalam menggunakan anggarannya, karena output-nya pun tidak jelas,” jelas Nizar. (pri)

Tidak Menggunakan Sistem Gugur n ASKAB... Sambungan dari Hal 27

“Kerja sama dengan pihak ketiga seperti pengusaha ini akan meliputi seluruh penyelenggaraan dari kompetisi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS). Jadi pihak ketiga yang akan menanangani masalah mulai dari tiket pertandingan, hingga pengembangan terhadapa tim-tim yang berpres-

tasi. “Jadi, Askab PSSI hanya berfungsi sebagai penanggung jawab dan pengawas saja, semuanya dari tiket, sponsor dan wasit akan ditangani pihak ketiga,” jelas Zainul. Saat ditanya nama-nama pengusaha yang akan bekerja sama menjalankan kompetisi sepak bola ini, Zainul hanya mengatakan jika sudah ada calon-calon yang siap untuk mengakusisi kegiatan ini. Akan tetapi pihaknya masih menyeleksi pa-

ra calon yang benar-benar bisa bertanggung jawab penuh. “Tentunya juga bagaimana mereka memiliki visi untuk memajukan persepakbolaan di Kota Santri ini. Selain itu, bagaimana sistem semacam ini juga bisa berdampak terhadap peningkatan PAD. Misalnya, penjualan tiket kita harap pihak ke tiga juga dapat tertib retribusi sehingga dapat menambah PAD juga,” kata Zainul. Sistem kompetisi penuh, me-

nurut Zainul, akan memberikan dampak yang cukup baik bagi persepakbolaan di Situbondo. Karena yang digunakan bukanlah sistem gugur. Maka klub akan terus bekerja untuk memaksimalkan kinerjanya dari setiap pertandingan. Karena sebuah tim yang dapat bertahan di dalam sebuah kompetisi yang panjang harus memiliki manajemen yang rapi, baik dari pembinaan pemain maupun administrasi klub.(fre/pri)

Pemilik Kerang Beralasan Masih Sakit n PEMILIK... Sambungan dari Hal 27

Basori menjelaskan, munculnya nama IS berdasar hasil pemeriksaan terhadap dua orang tersangka. Mereka adalah Busairi, nahkoda kapal layar motor (KLM) Indonesia Indah dan Nurhasan, seorang kuli yang mengangkut 160 karung Kerang Troka Susur Bundar. Kedua tersangka itu menyebut pemilik kerang yang dikirim dari Raas, Sumenep ke Pelabuhan Jangkar, adalah IS. Dari situlah, polisi langsung melayangkan surat panggilan kepada IS yang tinggal di Raas, Sumenep. Akan tetapi beberapa hari setelah dipanggil, wanita itu tidak datang ke Mapolres Situbondo alias mangkir. “Suratnya sudah kami layangkan Minggu kemarin,” katanya. Belakangan, surat panggilan yang dilayangkan aparat dibalas oleh IS dengan isi surat semacam surat keterangan sakit. “Surat panggilannya dibalas, dititipkan pada seorang nelayan. Isinya keterangan dari dokter,” kata AKP Basori kepada wartawan Koran ini, siang kemarin (30/11). Karena surat pertama tidak dipenuhi dengan adanya surat keterangan tersebut, Satpolair tetap menyiapkan surat panggilan panggilan kedua. Rencananya surat kedua itu akan dilayangkan pada Minggu ini. “Akan dipanggil lagi secepat mungkin,” ujarnya. Bila panggilan kedua nanti masih tidak dipenuhi, Basori me-

RENDRA KURNIA/JPRS

PRESS RELEASE: Kapolres Situbondo, AKBP Hadi Utomo memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus kerang yang dilindungi.

negaskan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan aparat kepolisian yang ada di Pulau Raas, Madura. Koordinasi yang dimaksud tidak lain untuk meminta bantuan mengamankan IS. Meski pemilik Troka Susur Bundar yang hendak diselundupkan itu terungkap, Bashori enggan berandai-andai tentang

asal muasal kerang dilindungi tersebut. “Barangnya dari mana dan mau dikemanakan masih belum, kita tunggu keterangan dari yang bersangkutan,” terangnya. Diberitakan beberapa waktu lalu, seorang nahkoda kapal, Busairi, 38, asal Raas dan kuli angkut, Nurhasan, asal Panarukan, diamankan Satpo-

lair di perairan utara Pelabuhan Jangkar. Mereka ditahan karena mengangkut 160 karung berisi kerang yang dilindungi. Kini barang-barang tersebut telah diserahkan ke BKSDA Wilayah III Jember. Sedangkan Busairi dan Nurhasan ditetapkan sebagai tersangka. (rri/pri)

Panik Karena Tiba-tiba Rem Blong n HINDARI... Sambungan dari Hal 27

Data yang diperoleh wartawan koran ini menyebutkan, Supriyanto sebenarnya akan pulang ke Malang setelah mengantar susu ke Banyuwangi. Supriyanto mengemudikan truknya dari arah timur ke barat dengan kecepatan sedang. Pria 53 tahun itu mengaku tidak terlalu terburu-buru karena sudah mengantarkan barang yang dipesan salah seorang pemilik toko. Sayang, begitu truk kosong

tersebut melintas di lokasi kejadian, rem truk yang sedianya masih normal tiba-tiba blong alias tidak berfungsi. Dari situ Supriyani mulai panik karena kondisi kendaraan di jalan Raya Desa Lamongan cukup ramai. Tidak disangka, truk yang dikemudikannya hendak berpapasan dengan kendaraan lain. Tidak ingin terjadi kecelakan, sopir asal Malang itu langsung membanting stir truknya nya ke kiri jalan. “Takut tabrakan, jadi saya banting stir ke kiri. Karena saat itu remnya blong,” kata Su-

priyanto, kepada polisi. Setelah banting stir ke kiri, kendaraan truk yang tidak bisa direm terus melaju cepat. Roda truk bagian depan selanjutnya keluar dari bahu jalan. Sopir yang saat itu sudah panik tak dapat mengendalikan kemudinya. Truk selanjutnya masuk ke parit yang dalamnya sekitar dua meter. Kecelakaan tunggal tersebut sempat menjadi tontonan sejumlah pengendara yang melintas di jalan Desa Lamongan. Untungnya tidak ada korban

jiwa atau korban luka berat. Sehingga, polisi yang tiba di lokasi kejadian langsung berupaya mengevakuasi truk yang masuk parit. Kanit Laka Polres Situbondo Ipda Sutanto mengatakan, begitu menerima informasi ada truk masuk ke selokan, pihaknya langsung mendatangi TKP. “Berdasar keterangan sopir, sebelumnya truk mengalami rem blong. Khawatir terjadi tabrakan, sopir truk membanting kemudinya ke sebelah kiri dan masuk parit,” katanya. (rri/pri)

Kualitas Ikan Nelayan Lebih Bagus n HANYA... Sambungan dari Hal 27

Maka, mereka mensiasati dengan membeli ikan saat harganya murah. Meski harga beli mentahnya murah, tapi Yani mengatakan jika harga jual keringnya tidak terpengaruh dengan naik turunnya harga ikan saat mentah. Linggungging Kuning yang dijualnya ini pun hanya dalam keadaan kering biasa, bukan diasinkan. Sehingga Yani dan beberapa penjemur lain tidak perlu menambah ongkos dengan membeli garam. “Bisa dikatakan kita musiman, kalau

harga ikan murah ya kita menjemur, kita jual ikan kering, kalau tidak ya tidak kita jemur, jadi buruh tani,” kata Yani. Dalam sehari, para penjemur dapat menjemur hingga empat kuintal ikan mentah. Jika panasnya sedang baik, dalam sehari ikan-ikan tersebut bisa langsung kering. Pembeli juga biasanya cepat datang jika cuacanya sedang baik. Sebab, mereka tahu kualitas ikan kering di tempat itu juga bagus. Perkilogramnya Yani mengaku menjual ikan kering dengan harga Rp 15 ribu. Dalam setiap hari, Yani mengatakan jika dirinya dan te-

man-temannya dapat menjual 50 sampai 100 kilogram ikan kering. Ketika ditanya berapa keuntungannya per hari, Yani mengaku tidak bisa menghitung. Biasanya dirinya menghitung tiap satu kali musim penjemuran. Itu pun hasilnya dibagi bersama ke enam rekannya, karena mereka juga berbagi modal. Kebiasaan menunggu harga ikan murah ini lah yang kata Yani membuat tempat penjemuran itu terkadang terlihat jarang digunakan. “Kadang hanya dipakai untuk kebutuhan rumah tangga saja yang ingin menjemur ikan, tapi selama harga ikan ma-

33

S I T U B O N D 0

sih tinggi, ya tidak ada yang menjemur,” ujarnya sambil tertawa. Yang menarik, Yani mengaku kasihan dengan nelayan yang menjual ikan kepadanya. Sebab, meski harga solar naik, tapi harga ikan masih tetap murah. Nelayan tidak berani menaikkan harga karena takut membuat pembeli lari. Apalagi banyak saat ini kapal-kapal besar yang menjual ikan dengan harga lebih murah dari nelayan tradisional. Padahal kualitas ikan tangkapan dari nelayan tradisional jauh lebih bagus dan lebih segar dari pada tangkapan kapal besar.(pri)

Sebelumnya Sragen Juga Belajar n 19 CAMAT... Sambungan dari Hal 27

Tak pelak, mereka pun memilih melakukan studi banding ke Kecamatan yang dipimpin Nugroho ini. Seperti yang dilakukan 19 Camat di Kabupaten Ngawi, Jum’at (28/11) lalu. Mereka datang ke Kecamatan Panji untuk melihat secara langsung pelaksanaan program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Panji. Rombongan Camat Kabupaten Ngawi dipimpin oleh Asisten I Bidang Pemerintahan. Mereka diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkab Situbondo, yang didampingi Ka-

bag Pemerintahan dan Camat Panji, Nugroho. “Alhamdulillah Kecamatan Panji bisa menjadi acuan kecamatan di kabupaten lain. Khususnya, inovasi bidang pelayanan kepada masyarakat atau PATEN. Ini tentu merupakan sebuah kehormatan,” terang Camat Panji, Nugroho. Menurut mantan Kabag Humas tersebut, Kecamatan Panji menjadi juara lomba kecamatan, salah satunya juga karena inovasi di bidang pelayanan administrasi kepada masyarakat (PATEN). “Kecamatan Panji memiliki moto pelayanan tujuh menit selesai, disamping itu juga ada beberapa inovasi pelayanan di bidang lainnya,”

imbuh Nugroho. Ketertarikan dari kabupaten lain untuk belajar tentang inovasi pelayanan kepada masyarakat, tidak hanya datang dari Kabupaten Ngawi. Sebelumnya, rombongan Kabupaten Sragen yang dimpipin oleh Asisten I dan beberapa staf ahli juga melakukan hal serupa. Mereka ingin melihat langsung pelaksanaan PATEN di Kecamatan Panji. “Semoga dengan kunjungan ini, bukannya membuat kita terlena apalagi tersanjung, tapi akan menambah semangat Kecamatan Panji untuk terus berinovasi, terutama inovasi di bidang pelayanan kepada masyarakat,” imbuh Nugroho. (pri)

Tak Sekedar Bantu Galang Dana n MEMBANGUN... Sambungan dari Hal 27

Pesertanya sekitar 500 orang yang terdiri dari kepala sekolah SD, SMP, san SMA serta Ketua Komite SD, SMP dan SMA. Sedangkan work shop kali kedua digelar pada 19 hingga 20 Desember bertempat di Aula STKIP Situbondo. Ketua Dewan Pendidikan Situbondo, Jhon Hari Santoso, menerangkan work shop penguatan kelembagaan tersebut karena menyadari sekolah sebagai sebuah pranata sosial yang bersistem. Itu terdiri atas komponen-komponen yang saling terkait dan pengaruh mempengaruhi. “Komponen utama sekolah adalah siswa, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, kurikulum, serta fasiltias pendidikan. Selain itu, pemangku kepentingan (stakeholder) juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap proses penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan,” terang Jhon. Dalam hal ini, lanjut Jhon, orang tua dan masyarakat merupakan pemangku kepentingan yang harus dapat bekerja sama secara sinergis dengan sekolah. Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertera dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, mencerdaskan kehidupan bangsa. “Dari penggalan alinea tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan prioritas bagi seluruh insan di muka bumi, tidak terkecuali Indonesia. Sangat mutlak pendidikan menjadi bekal utama untuk melanjutkan kehidupan. Peran serta orang tua dan masyarakat tentunya sangat menentukan masa depan pendidikan,” paparnya. Dewan pendidik, khususnya kepala sekolah bekerjasama dengan masyarakat, baik lingkungan sekitar maupun orangtua/wali murid. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu perangkat pelaksana sistem pendidikan,

suatu wadah yang menampung aspirasi masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. “Perangkat atau wadah inilah yang disebut sebagai Komite Sekolah (school board). Komite Sekolah merupakan wakil bagi masyarakat atau orangtua/wali murid yang menjadi mitra bagi sekolah dalam membantu penyelenggaraan program pendidikan,” paparnya. Komite Sekolah dibentuk sesuai dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu cara pengelolaan sekolah yang pada saat ini sedang digalakkan pemerintah. “Ini sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi yang melimpahkan sebagian besar kewenangan pemerintah pusat ke pemerintahan daerah di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan,” terangnya. Konsep MBS dapat dipandang sebagai langkah untuk meningkatkan kemandirian dan profesionalisasi setiap satuan pendidikan (sekolah). Keberhasilan MBS ditentukan dengan meningkatnya partisipasi masyarakat, dengan jalan menggali aspirasi, dan menggali potensi masyarakat untuk menjamin demokratisasi dan transparansi pendidikan. “Upaya tersebut dapat dilakukan melalui Komite Sekolah sebagai perwakilan masyarakat di tingkat satuan pendidikan. Dalam konsep MBS, sekolah memiliki kewenangan untuk mengelola penyelenggaraan pendidikannya sendiri, dengan azas partisipasi dari masyarakat,” terang Jhon. Dia melanjutkan, MBS menekankan agar pihak sekolah mengikutsertakan masyarakat secara intensif dan ekstensif sesuai dengan peran dan potensi masing-masing. “Komite Sekolah ini sendiri sebenarnya mulai dikenal sekolah-sekolah di Indonesia dengan nama Persatuan Orangtua

Murid dan Guru (POMG) pada tahun 1950-an,” terangnya. Organisasi ini selanjutnya dibubarkan dan pada tahun 1970an. Kemudian terbentuk lembaga baru yaitu Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Organisasi BP3 kemudian dibubarkan dan muncul organisasi baru dengan nama Komite Sekolah. Komite Sekolah umumnya dibentuk atas dasar Peraturan Pemerintah No 44/U/2002. Ketua dan Anggota Komite ditunjuk sesuai dengan mekanisme sekolah masing-masing. Antara lain ditunjuk atas dasar musyawarah orangtua/ wali murid, ditunjuk langsung oleh rapat, poling dalam rapat sekolah dan pengurus disesuaikan dengan kondisi masingmasing sekolah. Sebagian besar komite mempunyai pengurus tiga orang dengan jumlah anggota 20 orang. Anggota dan kepengurusan yang telah dibentuk umumnya dari kalangan masyarakat atau orangtua/wali murid yang peduli pendidikan. Lingkungan kerja dan anggota yang berkualitas sangat penting sehingga Komite Sekolah dapat bekerja secara efektif bersama-sama dengan sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu belajar mengajar. Berbeda dengan organisasiorganisasi sebelumnya, yaitu POMG dan BP3, Komite Sekolah memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi. POMG dan BP3 bertugas membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah khususnya dalam bidang pendanaan, dalam arti kedua organisasi tersebut baru bergerak apabila sekolah membutuhkan peranannya. “Seperti dijelaskan dalam Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, peran Komite Sekolah tidak sekedar membantu sekolah dalam penggalangan dana,” tegas Jhon. (pri/*)

Menunggu Ramainya Ikan n MUSIM... Sambungan dari Hal 28

Puncak dari banyaknya ikan tangkapan, menurut Imam memang masih seputar bulan Januari dan Februari. Namun jika nanti musim hujan ramai, jumlah ikan pun akan semakin banyak. Pada saat-saat hujan seperti itu, nelayan dari daerah Panarukan, Muncar, Ba-

nyuwangi dan Bali banyak berdatangan ke perairan Desa Wonorejo. Jika sudah ramai, ikan seperti layang dan cumi-cumi juga semakin banyak ditemukan di perairan itu. “ Nelayan dari luar daerah itu peralatannya lebih canggih, mereka bisa mengambil ikan-ikan padahal di tengah banyak rompon (terumbu karang buatan) tapi jaring mereka

tidak sobek,” kata Imam. Karena itu para nelayan Dusun Pandean ini juga akan menunggu saat ramainya ikan. Menunggu saat itu tiba, para nelayan ini memasang jaring di pinggiran pantai untuk menjaring ikan-ikan seperti lele dan tongkol. Baru saat musim hujan tiba, para nelayan ini akan berebut bersama para nelayan lainnya.(fre/pri)

Dipicu Selang Elpiji Bocor n ELPIJI... Sambungan dari Hal 28

Sunarmi yang sudah dalam kondisi diperban 2 tangan dan pergelangan kakinya itu, mengaku kaget saat mendengar ledakan tersebut. Spontan, ia pun lari ke belakang. Oleh warga sekitar, Sunarmi lantas dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Pandaan dengan roda empat. Dari pantauan koran ini, setidaknya ada 5 orang yang mendapat perawatan di UGD tersebut. Mereka adalah Kartomo, 54, warga Sumbergedang, Pandaan; Mustakim, 56, warga Petung Wulung, Pandaan; Sunarmi, 60, warga Sukun, Pandaan; Sunarto,55, warga Jaksa Agung, Gresik; dan Anika, 50, warga Sukun, Pandaan

sekaligus pemilik warung. Dari penuturan Teresia, perawat di UGD Puskesmas Pandaan, ke-4 korban hanya mengalami luka bakar ringan. Usai dibersihkan, luka korban kemudian diperban. “Yang Anika sebagai pemilik warung itu yang cukup parah karena lukanya stadium 2, bagian yang melepuh dari wajah, kedua tangan, kaki, perut, dada, dan paha,” jelasnya. Karena sudah parah, pihak puskemas langsung merujuk ke RSUD Bangil. Sedangkan ke-4 korban lainnya langsung diperbolehkan pulang. Dua hari lagi, mereka diminta kontrol. Kartomo, 54, salah satu korban mengatakan, saat itu juga terkaget karena langsung ada kobaran api. Dirinya yang me-

rasa kepanasan langsung lari ke luar warung. Kartomo sendiri hanya bisa mengeluh panas yang masih terasa di tangan dan kakinya. AKP Agus Eko Winarno, kapolsek Pandaan menduga ledakan dipicu slang elpiji yang bocor. “Karena posisinya berada di antara makanan, jadi pemilik tidak mencium bau gas, pas kompor mau dinyalakan, malah jadi pemantik dan langsung membakar lorong tempat warung itu memasak,” ujarnya. Kapolsek mengatakan, penyebab utama bukan dikarenakan ledakan dari gas elpiji melon tersebut. Tapi, karena slang elpiji yang tidak sempurna atau sudah aus. (eka/aad/jpnn)


Her

34

R A D A R

Penyelamat lamat dan Pelestari Penyu Banyuwangi

Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

Tukik

Sedikit Tapi Bukti, Bukan Hanya Wacana

iwit, iwi sapaan akrab Wiyanto Haditanojo Wi awalnya adalah aw pengusaha ikan hias. pe Tidak Tid hanya ikan hias air tawar, Wiwit ju juga hobby memelihara ikan hias air laut. la Sebagai penghobi ikan hias, pastinya dia juga memiliki pasti akuarium yang juga berisi dengan warna-warni terumbu karang. te Melihat banyaknya anak penyu yang banya dijual bebas di pasaran, membuat p Wiwit ingin sekali merawat binatang se kecil yang biasa disebut tukik tersebut. Lantas, setelah ter dia mendapatkannya, Wiwit memasukkan tukik tersebut ke dalam t akuarium miliknya. a ”Saya ”S takjub melihat tukik ini. Sosoknya imut dan menggemaskan, ” kata Wiwit. men Namun, di akuarium Nam yang juga ju banyak terdapat ikan hias dan terumbu karang tersebut me menjadi rusak setelah adanya tukik yang baru dia dapat tersebut. Meng Mengetahui itu, dia langsung memin memindahkan tukik tersebut di akuarium tersendiri. ”Tukik itu suka tersen

W

Tentan Tentang ng Wiwit

makan binatang yang melekat di terumbu karang. Ternyata terumbu karangnya malah rusak, dan saya pindahkan,” terang Wiwit. Nah, setelah disendirikan, anak penyu tersebut ternyata berkembang dengan begitu cepat. Hanya dalam tempo tiga bulan, anak penyu yang imut tersebut ukurannya sudah hampir sama dengan akuarium yang menampungnya. Lantas, Wiwit memindahkan lagi ke bak khusus yang terbuat dari bahan semen untuk menampung. ”Selama tiga tahun di bak semen itu, ukurannya bertumbuh tambah besar dan bak semen tersebut juga tidak muat. Saya terus melepas kura-kura laut itu lagi ke laut,” jelasnya. Masih banyaknya pedagang tukik yang secara bebas menjual tukik di pasaran membuat Wiwit trenyuh untuk ingin membeli tukik tersebut dan merawatnya. Di tahun 1990 kala itu, masih banyak tukik dijual secara bebas. ”Saya merasa iba waktu itu melihat tukik kok banyak dijual bebas di pasaran. Waktu itu saya beli 200 ekor tukik, setelah 14 hari saya rawat, tukik ini saya lepas lagi. Seingat saya dulu di Pantai Meneng melepasnya. Inilah awal mula perjalanan saya peduli terhadap anak penyu ini. Tanggal 27 Juli 2011 saya dirikan Yayasan Penyu Banyuwangi,” pungkasnya. (tfs/als)

Lahir Banyuwangi, 28 Agustus 1957

Berlibur di TSI II dengan Paket Edukasi

Alamat Jl. KH Wahid Hasyim No 42 Banyuwangi

Pendidikan 1. 2. 3. 4.

SDK Santa Maria Banyuwangi SMPK Santo Yusuf Banyuwangi SMAK Hikmah Mandala BWI Akademi Pariwisata Trisakti Jakarta

Istri Liem Tjin Siam

Anak 1. Vinna Haditanojo 2. Venny Haditanojo

Banyuwangi Miliki Empat Jenis Penyu MENGAPA kita perlu peduli terhadap penyu? Rasanya nya juga tidak berlebihan untuk ntuk menyikapi pertanyaan tersebut. Sebab, enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia ini ternyata juga hidup di Indonesia. Bahkan, dari enam jenis penyu yang ada di Indonesia tersebut, empat jenis penyu hidup di Bumi Blambangan. Yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, dan penyu belimbing. Yang tidak ada di Banyuwangi adalah penyu pipih dan penyu tempayan. Selain itu, penyu mempunyai peran yang penting dalam ekosistem perairan laut. Karena mampu mengendalikan populasi ubur-ubur yang memakan bibit-bibit ikan. Keberadaan penyu juga memelihara padang lamun tempat berlindung ikan dan biota laut lainnya. Namun sayang, dalam tempo 20 tahun terakhir, populasi penyu ini menurun drastis dan bisa dikatakan nyaris punah. Selain karena polusi laut, juga karena banyaknya manusia yang memburu telur penyu untuk dikonsumsi. ”Ya, musuh utama penyu ini sendiri sebenarnya manusia,” terang Wiwit. Melalui UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa penyu merupakan satwa liar yang dilindungi. Menyadari kelestarian penyu semakin terancam, karena perdagangan telur penyu khususnya di Banyuwangi marak terjadi. Wiwit yang juga pendiri Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) merasa perlu ikut

beritaraba@gmail.com plus alasan mengapa dia layak disebut pahlawan. Kami akan memuatnya di rubrik ini.

KarenaTakjub Sosok

Wiyanto iyanto Haditanojo

BERDASARKAN semangat angat untuk melestarikan penyu nyu tanpa pamrih, tanpa membeembe-dakan suku, ras, dan agama, ama, Yayasan Penyu Banyuwangi wangi (Banyuwangi Seaturtle Foundation) yang didirikan Wiwit ini mempunyai tujuan yang sangat mulia. Selain memberikan bimbinimbingan dan penyuluhan kepada epada semua golongan masyarakat arakat agar menyadari bahwa penyu merupakan satwa langka ka yang hampir punah. Tujuan lain dari yayasan an yang didirikan Wiwit inii juga untuk membantu pemerinerintah dalam upaya pelestariarian sumber daya alam dan an lingkungan hidup. Utamanya manya penyelamatan penyu sebagai ebagai satwa liar yang dilindungi ngi undang-undang. Selain n itu, tujuan lain adalah menjajadikan Banyuwangi sebagai agai pusat penyelamatan, pengaengamatan, pendidikan dan n penelitian penyu secara Nasional ional maupun Internasional. Menurut Wiwit, telurtelur penyu yang selamaa ini berhasil dia evakuasi dan an ditetaskan secara semi alami bersama tim pada tahun n 2014 masih hanya sekitar 20 persen dari total potensi telur lur di Pantai Boom dan sekitarnya. arnya. ”Maka dari itu, perlu adanya support dan kerja sama yang lebih lagi untuk membantu antu kita agar kita berbuat lebih bih banyak di masa yang akan kan datang. Kalau bukan sekakarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi. Kerjakan n dengan nyata, sedikit tapi api bukti bukan hanya wacana ana semata,” pungkas bapak k dua anak tersebut. (tfs/als)

B A N Y U W A N G I

es

Punya usulan pahlawan masa kini? Kirim datanya ke

FOTO-FOTO: GERDA/RaBa

INFO MUSIK

Audisi Band Pengisi Album Kompilasi La Lights Digelar 3 Desember 2014 di Hall Mendut Sport Centre

TELATEN: Wiwit mengambil tukik yang baru menetas untuk ditangkarkan.

andil melestarikan kura-kura laut tersebut. Tidak hanya sekedar teori dan gemborgembor semata. Tapi juga memberikan contoh nyata kepada masyarakat. ”Kita mengajak para nelayan dan warga pesisir untuk bekerja sama. Kita beri pengarahan bahwa penyu itu akan punah, dan apabila menemukan penyu bertelur agar masyarakat juga ikut membantu memindahkan telur tersebut ke tempat penetasan semi alami BSTF di Pantai Boom. Saya bersama para relawan dan penasihat BSTF Ir Kuswaya sering terjun langsung untuk membantu masyarakat memindahkan telur penyu tersebut ke tempat penetasan,” jelasnya. (tfs/als)

PELESTARIAN PENYU: Relawan penyu Banyuwangi aktif mengedukasi masyarakat untuk tidak memperjualbelikan penyu.

BANYUWANGI - Audisi Band pengisi album kompilasi LA Lights Sunrise Of Java semakin dekat. Rencananya audisi ini digelar pada tanggal 3 Desember 2014 di Hall Mendut Sport Centre Banyuwangi. Hingga batas pendaftaran 30 November 2014 jumlah peserta untuk ambil bagian even bergengsi Djarum ini sangat luar biasa. Ekspektasi peserta untuk menjadi bagian 12 band terbaik terus mengalir. Distric Supervisor PT Djarum Banyuwangi, Doddy WW menjelaskan, pembuatan album kompilasi ini bertujuan untuk memberikan wadah kreativitas band-band di wilayah Banyuwangi dan Situbondo dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempopulerkan lagu-

lagu mereka karena nantinya album kompilasi ini akan diperbanyak dan diedarkan oleh masing-masing band pengisi album serta akan d i b a n t u o l e h Te l k o m s e l dalam pembuatan NSP-nya. “Tentunya band-band pengisi akan mendapatkan benefit yang lumayan bagus karena dari NSP pencipta lagu juga akan menerima royalti bila lagunya di pakai orang untuk dijadikan NSP,” ujarnya. Doddy menambahkan, dalam audisi itu, panitia akan melibatkan juri nasional nasional, seperti Jhon Paul Iv a n e x B o o m e ra n g d a n Sandy Andarusman personil Pas Band. “Jenis musik yang dikompetisikan ini adalah jenis Rock, dan semua komunitas belum mengikuti audisi ini,” jelasnya. (*/als)

SEBAGAI salah satu llembaga konservasi satwa di luar habitatnya (ex-situ), Taman Tam Safari Indonesia II (TS (TSI II) Prigen, Pasuruan, Jawa Tim Timur, telah memberikan kontribusi kontri yang besar dalam kegiatan kegia konservasi dan edukasi. TSI II memberikan paket p khusus, yaitu Paket Edu Edukasi. Paket Edukasi sendiri sen pembelajaran merupakan pembelaja satwa bagi siswa tingkat TK, SD, SMP, SMA, PT serta bagi metode para guru dengan met menarik dan dilengkapi alat peraga serta bisa berinterakberinte satwa. si langsung dengan sa Seiring dengan perkembanperkemb gan zaman dan kemajuan kemaj teknologi, TSI II pun tak dengan ingin ketinggalan den selalu memperbaruhi metode edukasi dan sosialisasi sosiali agar senantiasa efektif dan tepat sasaran. Dan, paket pa tawarkan Edukasi yang kami tawar d k Satwa; diantaranya Aneka Biodiversitas Indonesia; Biogeografi dan Budaya; Dokter Hewan; Flora Indonesia; Gajah Sumatera. Selain itu ada Harimau Sumatera ; Mamalia Laut dan Penguin. Dalam program edukasi

BERPETUALANG: TSI II sering menjadi tempat kunjungan sekolah. Mereka tidak hanya melihat satwa namun juga memberi edukasi tentang satwa dan fauna Indonesia yang aneka ragam.

ISTIMEWA

ini, TSI II mengajak putraputri Anda berpetualang untuk mengenal lebih dekat dengan satwa-satwa liar exotic luar biasa yang dimiliki oleh Indonesia kepada para siswa

yang mengikuti paket program ini. Untuk menikmati program tersebut, anda bisa melakukan reservasi terlebih dulu melalui line telepon TSI II di 0343 7750225. (*/als)


Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

BERITA UTAMA H A L A M A N

35

S A M B U N G A N

Seribu Orang Ikut Long March ■ SEBULAN...

Sambungan dari Hal 25

Dia menambahkan, dengan bertambahnya jumlah penderita HIV/ AIDS tersebut tidak lepas dari peran KPA Banyuwangi yang bekerja keras mencari dan mendata para

pengidap virus HIV/AIDS ini. Sehingga, dengan begitu pencegahan bisa dilakukan dengan baik. Seluruh komponen masyarakat harus bahu-membahu membentuk sinergisme dalam rangka menanggulangi HIV/AIDS ini. ”Kami atas nama pemerintah juga berterima kasih

kepada semua elemen masyarakat yang telah menyosialisasikan bahaya penyakit mematikan ini. Sosialisasi tersebut juga bertujuan untuk memperkecil penderita HIV/AIDS,” jelas Yusuf. Sementara itu, Wakil Ketua KPA Banyuwangi, Widji Lestariono

mengatakan, perintgatan hari AIDS Sedunia ini merupakan momentum untuk mengajak semua elemen masyarakat untuk bekerja lebih giat lagi dalam rangka penanggulangan HIV/ AIDS di Banyuwangi. ” Hingga Oktober ini sebanyak 2.053 pen-

Kurangi 14 Meter Kubik Sampah per Hari ■ LEBIH...

Sambungan dari Hal 25

“Saya bangga melihat fashion dari barang recycle ini. Kegiatan ini langsung menginspirasi kami untuk mengadakan “Green Recycle Fashion Week,” ujarnya Bupati Anas. Sekadar tahu, peragaan busana berbahan barang-barang bekas itu merupakan bagian dari rangkaian “Jambore Kader Lingkungan sekaligus launching Banyuwangi Berkebun dan Merdeka dari Sampah 2015”. Tak heran, para kader peduli sampah, mulai kalangan pelajar hingga ibu-ibu anggota dasawisma (dawis) dari wilayan Kecamatan Banyuwangi dan sekitarnya ber-

kumpul di lokasi tersebut. Melalui kegiatan kali ini, diharapkan upaya mengurangi volume sampah di Banyuwangi semakin memasyarakat. Saat ini saja, dari sekitar seratus dawis yang ada di Kecamatan Banyuwangi dan sekitarnya, volume sampah yang berhasil dikurangi mencapai 14 meter kubik per hari. Menurut Bupati Anas, Jambore Kader Lingkungan dan launching Gerakan Banyuwangi Berkebun serta Merdeka dari Sampah kali ini sekilas memang kurang menarik. Namun demikian, kegiatan tersebut sebenarnya jauh lebih berarti dibandingkan kegiatan seremonial. “Kegiatan ini menja-

di modal penting gerakan kebersihan di Banyuwangi,” cetusnya. Masih kata Bupati Anas, agar ke depan gerakan kebersihan di kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini semakin hebat, maka gerakan kebersihan itu harus dimulai dari keluarga. “Basis kebersihan harus diawali dari keluarga. Dari keluargalah bisa ditanamkan kebersihan tersebut. Kalau ini berjalan, kebersihan di Banyuwangi akan semakin baik,” kata dia. Sementara itu, usai memberikan sambutan, Bupati Anas beserta istri dan Ny. Minuk Uliawati melakukan penanaman sayur sawi ke dalam polybag. Penanaman sayuran tersebut menandakan gerakan Banyu-

wangi Berkebun dimulai. Menariknya lagi, Bupati Anas mengaku akan mendorong lagu hasil karya kelompok dawis berjudul “Banyuwangi Green and Clean” untuk dihafalkan kalangan pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Banyuwangi. Bupati mengatakan, nilai yang terkandung dalam lagu tersebut sangat baik, hanya butuh sedikit pembenahan lirik. “Ini model dari pemkab. Lagu tidak harus berasal dari atas, tetapi bisa muncul dari dasawisma. Lagu ini sangat inspiratif. Hanya sedikit perlu diaransemen ulang, dan nanti bisa dinyanyikan saat kegiatan resmi pemkab dan lain-lain,” pungkasnya. (sgt/aif)

derita. Jumlah tersebut merupakan jumlah kumulatif sejak pertama kali HIV/AIDS ditemukan di Banyuwangi. Dan jumlah tersebut juga termasuk jumlah tertinggi nomor tiga di Jawa Timur,” ungkapnya. Dia menambahkan, upaya-upaya pencegahan juga tidak lepas dari pemahaman tentang penularan virus HIV/AIDS kepada masyarakat. Maka dari itu, perlu adanya bantuan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memberikan pemahaman tentang penularan virus tersebut. ”Penularan penyakit ini ada tiga macam, yang pertama melalui hubungan seks bebas, penggunaan jarum suntik pada pengguna napza suntik, dan yang ketiga dari ibu ke

bayinya,” tambahnya. Widji Lestariono yang juga selaku Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi juga menyatakan gembira dengan hadirnya beberapa elemen masyarakat yang hadir untuk memperingati hari HIV/ AIDS sedunia ini. ”Saya turut bangga terhadap seluruh komponen masyarakat yang hadir, karena mereka dengan dedikasi yang tinggi ikut memberikan konstribusi dalam upaya menanggulangi HIV/AIDS ini,” pungkasnya. Sementara itu, hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2014 kemarin diperingati oleh sejumlah elemen masyarakat yang tergabung tergabung dalam Generasi Peduli AIDS.

Sekitar seribu orang long march dari kantor KPA yang beralamat di Jalan Adi Sucipto menuju depan Pemkab Banyuwangi. Selama long march, mereka membentangkan spanduk-spanduk yang bertulisan tentang bahaya HIV/AIDS. Peringatan hari AIDS Sedunia itu dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko yang juga Ketua Pelaksana Harian KPA Banyuwangi. Acara diisi dengan beberapa hiburan dan pembagian selebaran kepada pengguna jalan yang melintas. Seluruh peserta long march juga berkesempatan melakukan cap jari di selembar kain putih yang sudah disediakan panitia sebagai bentuk kepedulian terhadap penderita HIV/AIDS. (tsf/aif)

Tahun Depan Angkat Tema Rodat Syi’iran ■ DARI...

Sambungan dari Hal 25

Namun jasa mereka sangat banyak. Atas nama DKB saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama tari gandrung akan diakui sebagai warisan dunia oleh Unesco. Itu target DKB. Rasanya terlalu muluk. Tapi, DKB akan berjuang. Sekuat tenaga. Powerfull. Dalam rangka meyakinkan Unesco, DKB bersama pihak terkait akan terus menggelar event gandrung. Yang pasti Gandrung Sewu. Kata “pihak terkait” patut diberi garis tebal. Pihak terkait yang paling utama adalah pemkab. C.q. Dinas Pariwisata. Dinas Pariwisatalah penyelenggara Gandrung Sewu. Atau event-event gandrung yang lain. Sebab, pemerintah yang punya anggaran. Yang punya banyak staf panitia. Sementara DKB sebagai lembaga nirbujet tidak akan pernah mampu menyelenggaran event sebesar dan sekolosal Gandrung Sewu. DKB hanya mampu menyiapkan materi gandrungnya: menyeleksi dan melatih para peser-

ta Gandrung Sewu. Hanya itu. DKB, sekali lagi, tidak mampu membuat panggung, memberi honor para penari, wiyogo, pelatih, dan semua kru yang terlibat. Apalagi menyewa sound system dan ribuan kursi untuk para undangan. Yang punya kemampuan untuk itu hanya pemerintah. Terus terang, sukses penyelenggaraan Gandrung Sewu kemarin adalah sukses teman-teman Dinas Pariwisata. Mereka telah bekerja keras menyiapkan penyelenggaraan Gandrung Sewu. Juga event berbasis seni budaya lainnya. Seperti Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Baik dalam Gandrung Sewu maupun BEC, DKB bertugas menyiapkan materinya. Tujuannya agar tidak melenceng dari pakem. Atau, setidaknya, tidak keluar dari filosofinya. Dalam hal materi tampilan Gandrung Sewu dan BEC, DKB siap “digugat” oleh pihak-pihak yang kurang puas. Sudah ada konvensi antara DKB dan Dinas Pariwisata soal pembagian tugas dan tanggung jawab itu. Makanya, saya geli ketika ada beberapa orang memrotes DKB soal penyelenggaraan BEC beberapa waktu lalu. “Kenapa diti-

ketkan. Kan BEC didanai APBD,” salah satu SMS yang masuk ke telepon genggam saya. Jelas sekali “protes” itu salah alamat. Biar tidak mubazir, saya beri tahu alamat yang benar: silakan konfirmasi ke Dispar. Wa ba’du, kerja seni bukan kerja serampangan. Kerja seni juga butuh pemikiran. Terutama terkait dengan filosofi. Apa saja yang boleh diutak-atik, apa pula yang “haram” dieksplorasi. Dalam rangka menjaga kehati-hatian itu, DKB dan Dispar sudah menyiapkan materi BEC dan Gandrung Sewu sejak setahun sebelum dipentaskan. Tidak banyak orang yang tahu soal itu. Bahkan, mungkin, tidak ada yang tahu. Seperti sudah diumumkan pekan lalu, tema BEC tahun depan adalah Pengantin Blambangan. Lalu tema Gandrung Sewu tahun depan apa? Saya sudah berdiskusi dengan Pak Sumitro Hadi, koreografi senior Gandrung Sewu, di sela-sela gradi resik Gandrung Sewu Jumat lalu. Kami sepakat Gandrung Sewu tahun depan mengangkat tema Rodat Syi’iran. Tapi, itu masih rahasia. Jangan beri tahu siapa-siapa ya.... (kaosing93@gmail.com)

Harga Telur Broiler Justru Turun ■ SEKILO...

Sambungan dari Hal 25

“Pembeli hanya beli satu ons, dua ons, padahal biasanya mereka beli minimal setengah kilogram,” cecar Sipnatun.

Untuk mengantisipasi banyaknay cabai yang tersisa, Sipnatun memasok cabai hanya 2 kilogram per hari. Padahal biasanya ia bisa memasok 15 hingga 20 kilogram. Kenaikan tidak hanya terjadi pada komoditas cabai, tetapi juga bawang-

bawangan. Hanya saja, kenaikannya tidak begitu signifikan. Harga bawang putih yang tadinya dijual dengan harga Rp 12.000 hingga Rp 13.000 kini dijual Rp 14.000 hingga Rp 15.000 oleh pedagang. Di saat harga cabai dan

bawang naik, harga telur broiler justru turun. Harga turun hingga Rp 1.000 per kilogram. Telur broiler yang biasanya dibandrol Rp 16.000 hingga Rp 17.000, kini turun menjadi Rp 15.000 per kilogram. (cin/aif)

Menetap di Jakarta Sejak Tahun 1971 ■ MAKET...

Sambungan dari Hal 25

Selama belajar di SGA, Suhartono tetap menekuni hobinya melukis atau membuat patung. Salah satu gurunya yang dekat dengannya kemudian mengarahkan Suhartono untuk melanjutkan ke ASRI Jogjakarta. Setelah mempertimbangkan, Suhartono memutuskan untuk melanjutkan studinya di ASRI Jogjakarta. Keinginannya masuk ASRI bukan tanpa halangan. Ayahnya saat itu sempat menghalangi niatnya untuk belajar di akademi kesenian tersebut. “Mungkin ayah saya, pesimistis dengan langkah yang saya ambil karena waktu itu di ASRI belum ada titel (gelar),” ujar pria empat anak ini. Di mata ayahnya, poret kehidupan seorang pelukis jauh dari kata sederhana. Hidupnya susah, cari makan pun sulit. “Apa kamu mau jadi seperti dia?” kenang Suhartono menirukan ucapan ayahnya saat itu. Meski keinginannya sebagai pelukis tidak disetujui orang tua, Suhartono tetap bersikeras mempertahankan niatnya tersebut. Dia pun memberikan berbagai alasan kepada ayahnya. Akhirnya sang ayah dengan setengah hati mengiyakan permintaan Suhartono. “Uang ditaruh di meja. Terus dia bilang, iya sudah kamu berangkat sana (Jogjakarta, Red),” ujar Suhartono terkekeh menirukan ekspresi ayahnya kala itu. Tahun 1963, Suhartono resmi menjadi mahasiswa di ASRI Jogjakarta. Niatnya goyah ketika mengetahui kawan-kawannya memiliki kemahiran berseni. “Kawan-kawan saya itu lulusan SESRI, sedangkan saya lulusan SGA. Mereka sudah ada basic, jauh beda dengan saya yang harus memulai segalanya dari nol,” ungkapnya. SESRI adalah sekolah seni rupa tingkat SMA pada zaman itu. Suhartono beruntung mendapat kawan-kawan yang kooperatif. Kawannya menawarkan kepada Suhartono untuk tidak segan meminta mereka untuk belajar bersama. Tak pelak, baru satu tahun menjadi mahasiswa di jurusan seni patung, Suhartono diminta untuk membuat maket patung oleh dosennya, Edy Sunarso. Ternyata, maket tersebut diajukan ke Presiden Soekarno guna memenuhi keinginannya menambah koleksi seni rupa di hotel-hotel ternama Indonesia. “Saat itu, saya diminta untuk membuat maketnya, setelah diserahkan ke Presiden oleh dosen saya, langsung disetujui,” ujarnya bangga. Patung pertama buatan Suhartono berbentuk ibu dan anak yang sekarang di pajang di Hotel Ambarukmo. Kemudian, dosennya

memintanya untuk bergabung ke dalam tim pembuat seni rupa permintaan Presiden. Ia bersama sembilan kawannya yang terdiri dari mahasiswa jurusan seni rupa lukis, seni rupa patung dan seni reklame sering mendapatkan mandat untuk membangun diorama monumen nasional. Pada tahun yang sama, ia besama timnya, masih berdasarkan permintaan Presiden membuat patung di dua hotel ternama Indonesia, yakni patung Pancoran di Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jakarta dan hotel Bali Beach di Bali. Pada tahun yang sama, timnya juga turut melaksanakan pembuatan monumen kepahlawanan Aru di Jakarta. Pada saat itu (tahun 1964) statusnya Suhartono bersama sepuluh mahasiswa lainnya (gabungan dari mahasiswa jurusan seni lukis dan seni rupa patung) di bawah komando dosennya, Edy Sunarso. Mereka mendapat perintah dari Presiden Soekarno untuk mengisi hotel milik negara dengan karya seni rupa mereka. Di antaranya, Hotel Ambarukmo di Jogjakarta, Hotel Bali Beach di Bali dan Hotel Indonesia (HI). Pada tahun 1966, ia bersama timnya kembali mendapatkan tugas dari Presiden untuk membuat diorama di monumen nasional (monas). Bersama tim, Suhartono selesai membuat 36 maket patung untuk diorama di monas. Namun, pembangunan sempat terhenti karena aksi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI). “Saat itu kami berhasil membangun 6 sampai 9 patung saja,” ujarnya. Mengisi kekosongan waktu tersebut, Suhartono bersama kawan-kawannya memiliki inisiatif untuk mambuat monumen lubang buaya. “Entah mengapa, kami hanya yakin, peristiwa lubang buaya ini akan menjadi salah satu sejarah besar bagi bangsa kita yang perlu di abadikan,” tambahnya. Ia membuat maket monumen lubang buaya untuk kemudian diserahkan ke Jendral Jono dari Angkatan Darat yang saat itu menjembatani mereka dengan Soeharto yang saat itu masih menjabat menjadi Jendral TNI AD. Bersamaan dengan waktu kelulusannya, ia merampungkan proyek pembuatan monumen lubang buaya tahun 1968. Suhartono akhirnya lega bisa lulus kuliah walaupun beberapa kali sempat tersendat karena proyek yang ditanganinya. Tapi Suhartono mengakui, ia bisa menghidupi dirinya sendiri dari honor proyek yang didapatkan. “Ya bisa dibilang saya kuliah sambil kerja, makanya saya lulus tidak tepat waktu,” terangnya. Dua tahun setelah kelulusannya merupakan masa-masa sulit bagi seniman. “Ya setelah

peristiwa G 30SPKI itu, ekonomi negara kacau balau, susah mendapatkan penghasilan,” cerita kakek enam cucu ini. Setelah itu , pada tahun 1971, ia mulai bekerja di Direktorat Kesenian di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) sebagai Kepala Seksi (Kasi) Seni Patung. Meski menjabat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), Suhartono tetap bisa membagi waktunya untuk menggarap proyeknya di luar pemerintah. “Jadi siang saya kerja di kantor, malamnya saya mengerjakan proyek di luar tugas,” jelasnya. Dari masa bekerja hingga masa pensiunnya saat ini, ia masih berkarya. Ia pernah membuat patung beberapa tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad. Hatta, Ahmad Subardjo dan Sayuti Melik di musium proklamasi. Tahun 2010 lalu, ia mendapat proyek dari keluarga cendana untuk membuat patung Presiden Soeharto. “Yang tiga sudah selsai, yakni saat patung dada Pak Harto setinggi 3,5 meter, kemudia saat Pak Harto mengenakan pakaian kenegaraan bersama Bu Tin. Yang lainnya saat Pak Harto menunggang kuda, masih banyak lagi, sekarang masih dalam proses penyelesaian di studio rumah saya,” jelasnya. Pengalaman berharga bagi Suhartono adalah saat membuat patung tokoh tokoh nasional. Ia meminta perwakilan keluarga tokoh nasional untuk datang dan mengkritik karyanya. “Ya, saat membuat patung Pak Karno, Pak Hatta dan Pak Sajuti Melik tahun 1990 itu, anak Pak Karno, Soekmawati, istri Pak Hatta, Bu Mutia Hatta dan istri Pak Sajuti Melik datang untuk membetulkan detil patung almarhum yang saya buat,” jelasnya. Sekadar diketahui, Suhartono menetap di Jakarta Selatan sejak tahun 1971. November ini ia pulang ke Banyuwangi untuk mengikuti Pameran Seni Rupa yang digelar untuk merayakan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) yang ke-234 di Gedung Wanita Paramita Kencana. Dalam kesempatan ini, ia membuat patung gadis bersimpuh meembawa topeng gandrung dari bahan fiberglass. Patung tersebut ia beri judul ”melestarikan”. Menurut Suhartono, maksud dari patung tersebut menunjukkan bahwa pemuda-pemudi Banyuwangi mau belajar tari gandrung untuk melestarikan tari legendaris asal Bumi Blambangan. “Ya itu menunjukkan bahwa pemuda-pemudi Banyuwangi terus melestarikan tarian gandrung. Posisi bersimpuh di situ bermaksud bahwa, pemuda pemudi Banyuwangi dengan rendah hati menerima warisan budaya yang disimbolkan dengan topeng gandrung itu sendiri,” tutupnya. (aif)

GALIH COKRO/RABA

JALAN KAKI: (Dari kiri) dr. Juwono, Hariadji Soegito, Sekretaris KPA Waluyo, Ketua Harian KPA Yusuf Widyatmoko, Kadinkes Widji Lestariono, dan perwakilan Lapas Sunaryo dalam peringatan hari AIDS Sedunia kemarin.

Perketat Kendaraan Menuju Bali ■ TAMBAH...

Sambungan dari Hal 25

Kabag Ops Polres Banyuwangi Kompol Sudjarwo membenarkan hal tersebut. Menurutnya, penambahan personel kepolisian di Pelabuhan ASDP Ketapang tersebut untuk mengantisipasi dan memperketat pengamanan kendaraan yang hendak menuju ke Pulau Bali. ”Ini sebagai bentuk antisipasi terkait adanya munas Golkar di Bali,” tegas Sudjarwo. Dia menambahkan, pengerahan personel tambahan ini akan terus berlangsung sampai munas Golkar di Bali selesai. Personel tambahan tidak hanya dari Polres Banyuwangi saja, namun juga ada anggota kepolisian dari polsek-pol-

sek di seluruh Banyuwangi. ”Personel tambahan ada di pelabuhan sampai munas selesai tanggal 3 Desember besok. Yang jelas, pengecekan barang-barang bawaan dan dokumen-dokumen para penumpang maupun kendaraan yang menuju Pulau Bali kita perketat pemeriksaannya,” imbuhnya. Sementara itu, suasana Pelabuhan ASDP Ketapang kemarin tampak mengalami peningkatan penumpang. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, kendaraan roda dua mendominasi ramainya kendaraan yang ada di Pelabuhan ASDP Ketapang. ”Sejak Jumat kemarin ramai Mas yang ke Bali. Sekarang yang ramai dari Bali menuju Jawa,” terang Joko Priyono, pedagang asongan di Pelabuhan

Ketapang. Dia menambahkan, kendaraan roda dua yang mendominasi di Pelabuhan Ketapang disebabkan adanya pertemuan klub motor seluruh Indonesia di Bali. ” Yang banyak itu klub kendaraan roda mas, mungkin sekarang sudah selesai makanya sekarang banyak yang balik ke Jawa lagi,” tambahnya. Dengan meningkatnya kendaraan yang melintasi Pelabuhan ASDP Ketapang memberi keuntungan tersendiri bagi pedagang asongan yang ada di Pelabuhan. Pendapatan mereka bertambah sejak, banyak kendaraan yang melintasi Pelabuhan. ” Biasanya sehari dapat Rp 35.000 saat ramai seperti ini bisa dapat Rp 50.000,” pungkasnya. (tfs/aif)

Bicara Foto, Bicara Kejujuran ■ SEHARI... Sambungan dari Hal 26

Lebih dari itu, DKB juga memiliki program untuk mendokumentasikan kegiatan seni dan budaya di Banyuwangi. “Sampai saat ini, DKB belum memiliki dokumentasi even seni dan budaya di Banyuwangi,” ujarnya. Dikatakan, pihaknya ingin anakanak muda Banyuwangi mampu menjadi fotografer andal. Dia juga berharap di Bumi Blambangan ini akan lahir sineas-sineas muda berprestasi. Setelah menggelar pelatihan, DKB akan menggelar pameran foto di lokasi yang sama mulai hari ini (1/12). Foto-foto yang ditampilkan pada pameran tersebut

mengangkat tema potensi seni dan budaya Banyuwangi, mulai ritual Kebo-keboan, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Festival Gandrung Sewu, dan lain-lain. Menariknya, foto-foto yang dipamerkan itu selanjutnya akan dilelang pada Selasa besok (2/12). Menurut Samsudin, Bupati Abdullah Azwar Anas akan mengundang pemilik atau pengelola hotel-hotel di Banyuwangi pada kegiatan lelang foto tersebut. Itu sejalan dengan keinginan pemkab agar seluruh kamar hotel di Bumi Blambangan ini memajang foto atau lukisan tentang Banyuwangi. “Jadi, peserta pelatihan silakan menampilkan foto-foto terbaiknya untuk dipamerkan dan dilelang,” cetusnya.

Sementara itu, pada pelatihan kali ini, DKB menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya A Rahmatulloh John dan Teguh Siswanto. John menyampaikan materi teknik dasar fotografi, sedangkan Teguh memaparkan materi fotografi bawah air (underwater). Menurut John, berbicara foto adalah bicara kejujuran, keindahan, dan kedamaian. Foto yang memenuhi kaidah fotografi adalah foto yang bisa langsung “mencuri” perhatian penikmat foto. “Nah, untuk mendapat foto yang bagus, serang fotografer harus teliti, kreatif, sabar, dan memiliki kecepatan. Sebab, terkadang satu momen hanya terjadi dalam waktu yang sangat cepat, tidak sampai satu detik,” cetusnya. (sgt/afi)

Pembagian KPS tanpa Sosialisasi, Kades Resah KABAT – Sebagian kepala desa di Kecamatan Kabat dan Rogojampi meresahkan pembagian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang dibagikan tiba-tiba oleh pihak kantor pos. Apalagi kepala desa sebagai pihak yang diserahi membagikan KPS tersebut tidak mendapatkan sosialisasi tentang kartu berwarna kuning tersebut. Seperti yang dirasakan Kepala Desa Sukojati, Untung Suripno ini. Di desanya ada 397 warga miskin penerima KPS pada gelombang satu setahun lalu. Pada gelombang kedua tahun ini, ada 72 warga miskin kembali mendapatkan jatah kartu bantalan dampak kenaikan harga BBM tersebut. Sayangnya, hingga saat ini pihak desa belum pernah sedikit pun diberikan sosialisasi terkait KPS tersebut. “ Harusnya kami diberi sosialisasi, karena kami yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujarnya. Sejak turunnya KPS jilid dua tersebut, sebagai kepala desa dia kerap mendapat komplain, baik berupa umpatan, cacian, maupun makian dari sebagian masyarakat yang tidak mendapatkan jatah KPS tersebut. Pihak desa pun tidak bisa beralasan dengan tepat karena kartu tersebut murni jatuh

langsung dari pemerintah pusat kepada penerimanya melalui PT. Kantor Pos Indonesia. Apalagi saat ditanya berapa besar jumlah nominal uang yang diterima dan berapa lama gakin menerima uang kompensasi tersebut, kepala dan perangkat desa tidak banyak tahu. ”Kami ini kalau ditanya yang plonga-plongo, karena kami murni memang tidak tahu,” ujarnya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Kepala Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, Mulyadi. Pembagian KPS pada jilid pertama setahun lalu ada sekitar 200an warganya yang mendapat jatah kartu kompensasi kenaikan BBM tersebut. Namun, setelah dua kali diambil di kantor pos, warga miskin kemudian tak dapat lagi mengambil. Untuk pembagian KPS jilid dua tahun ini, di Desa Pengatigan hanya mendapat jatah 17 penerima KPS. Pembagian kartu tersebut dibagikan oleh pihak kantor pos yang dititipkan untuk dibagikan oleh pihak desa. Saat kartu tersebut dibagikan kepada penerima sesuai nama dan alamatnya, tidak sedikit masyarakat yang mencibir jika pihak desa tebang pilih. Padahal, kenyataannya de-

sa tidak pernah ikut melakukan pendataan dalam menentukan penerima KPS tersebut. “ Kami ini tidak ikut makan nangka, tapi ikut kena getahnya,” terangnya. Kata dia, KPS tersebut dinilai sangat berdampak kehidupan sehari-hari, karena seringkali menimbulkan kecemburuan sosial antar sesama warga. Terutama antara mereka yang mendapat dan tidak.Sehingga dapat menimbulkan terpecahnya kerukunan antar warga. “Kami harap, minimal pihak desa ini diajak bicara. Tidak dibiarkan begitu saja, terus kami harus menanggung risikonya,” tegasnya Sementara itu, Hafid, kakek berusia 60 warga Krajan RT 01/RW 02, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat mengaku senang dapat KPS tersebut. Sebelumnya dia belum pernah menerima sama sekali kartu dari pemerintah pusat tersebut. Hari Jumat lalu ( 28/11), dia baru saja mengambil uang jatah kompensasi kenaikan BBM tersebut untuk dua bulan, November dan Desember ke kantor pos terdekat. Uang yang dia terima sebesar Rp. 400 ribu. “ Saya sudah tua, uangnya saya pakai untuk hidup sehari-hari,” ujarnya. (ddy/aif)


RADAR GENTENG

36

R A D A R

Jawa Pos

Senin 1 Desember 2014

B A N Y U W A N G I

Pertandingan Bola Benculuk Cup Ricuh Suporter Masuk Lapangan, Terlibat Baku Hantam

ISTIMEWA

KERIBUTAN SUPORTER: Para pendukung kedua kesebelasan masuk ke lapangan Benculuk, kemarin.

A D V E R T O R I A L

SRONO - Tanpa sebab yang jelas, pertandingan sepak bola antara PSG Benculuk melawan Perintis Srono di lapangan Desa Benculuk, sempat diwarnai keributan antar-pendukung, kemarin sore. Awalnya sepak bola dalam rangka Benculuk Cup tersebut berjalan normal hingga babak pertama usai. kedua klub bertanding secara fair play. Namun, ketika pertandingan memasuki babak kedua, mendadak pendukung kedua kesebelasan sepak bola tersebut terlibat

cekcok hingga akhirnya terjadi baku hantam. Bahkan, sebagian penonton banyak yang masuk ke lapangan. Permainan sepak bola sempat berhenti, karena terganggu adanya kedua pendukung memasuki tanah lapangan saling tawuran dan baku hantam. Beruntung aparat kepolisian langsung melerai kedua pendukung agar keributan tidak terus berlangsung. Setelah sempat terhenti selama kurang lebih 25 menit, pertandingan kemudian dilanjutkan kembali. “Sangat kecewa, Mas. Tadi pendukung banyak yang masuk ke lapangan,” kata Jainal, salah seorang penonton. Sementara itu, pertandingan akhirnya dimenangkan oleh PSG Benculuk dengan skor 1-0 atas Perintis Srono. (azi/aif )

P E N D I D I K A N

Lomba Tata Kelola BOS

Banyuwangi Meraih Peringkat Kedua Se-Jatim BANYUWANGI - Satu lagi prestasi diraih Kabupaten Banyuwangi dalam lomba pengelolaan tata kelola Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan meraih terbaik kedua se-Jatim tahun anggaran 2014. Untuk meraih tata kelola terbaik ini tidak mudah. Setidaknya ada empat kriteria yang harus dipenuhi. Seperti perencanaan, yakni bagaimana sekolah membuat perencanaan terkait penggunaan dana BOS. Kedua adalah kriteria pelaksanaan. Di antaranya ketepatan penggunaan anggaran dengan perencanaan. “Dan alhamdulillah, tim manajemen BOS Banyuwangi dinilai berhasil dalam tata kelola BOS,” kata Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Drs. Sulihtiyono, M.Pd. Prestasi kedua terbaik tata kelola BOS tahun 2014 ini sekaligus naik peringkat dibandingkan tahun 2013 lalu. Di mana pada tahun lalu, tim manajemen BOS Banyuwangi hanya nangkring di peringkat keempat. “Naik peringkat menunjukkan jika tata kelola dana BOS yang transparan, akuntabel, dan partisipatif,” ujarnya. Bukan hanya itu, dalam lomba pengelolaan tata kelola BOS, SMPN 1 Srono menjadi wakil Kabupaten Banyuwangi yang berhasil menjadi sekolah terbaik dalam penilaian kinerja BOS 2014 tingkat Provinsi Jawa Timur. Peny-

Drs. Sulihtiyono, M.Pd.

Sementara penghargaan untuk tingkat kabupaten langsung diserahkan Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun kepada Manajer Tim FOTO-FOTO: ISTIMEWA POSE BERSAMA: Para pemenang lomba dari Kabupaten lain termasuk Manajemen BOS Banyuwangi, NuriyBanyuwangi berfoto bersama dengan Kadispendik Jatim Harun. atus Sholeha. Salah erahan hadiah tata kelola BOS tingkat SD/SMP satu tim penilai kinerja BOS 2014, Dr. Budi ini diberikan langsung oleh Bupati Abdullah Susetyo mengatakan, SMPN 1 Srono telah Anas kepada SMPN 1 Srono pada Jumat ma- bersaing dengan 4.500 SMPN se- Jawa Timur dalam lomba tata kelola BOS tingkat provinsi. lam (28/11) di hall Hotel Ketapang Indah.

Setelah dilakukan penilaian, akhirnya SMPN 1 Srono berhasil keluar sebagai sekolah menengah pertama terbaik dalam lomba tata kelola BOS di Jawa Timur. “SMPN 1 Srono bisa menang setelah melalui penilaiai yang cukup ketat,” kata Budi. Budi menguraikan, selain empat kriteria penilaian dalam lomba tata kelola BOS tersebut ada kriteria lainnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan dampak pemanfaatan dana BOS serta keterlibatan komite sekolah sebagai mitra sekolah. Setiap sekolah harus melaksanaan laporan secara on line. “Dari kriteria penilaian itu, SMPN 1 Srono telah menunjukkan penilaian yang baik hingga akhirnya menjadi yang terbaik,” ujar Budi. Atas kemenangan SMPN 1 Srono pada penilaiain BOS tingkat provinsi, maka sekolah ini otomatis mewakili Jawa Timur dalam penilaiain tata kelola BOS tingkat nasional. Pada seleksi tingkat nasional ini, SMPN 1 Srono akan diseleksi bersama-sama dengan 64 SMP se-Indonesia. “Proses penilaian dan verifikasi langsung ke sekolah telah dilakukan beberapa waktu lalu, sekarang tinggal menunggu pengumuman juara, mudah-mudahan SMPN 1 Srono bisa keluar sebagai pemenang nasional,” harap Budi. (*/aif)

SENANG: Manajer tim manajemen BOS Banyuwangi Nuriyatus Sholeha (dua dari kiri) bersama tim yang sukses menangani BOS yang transparan, akuntabel, dan partisipatif.

KINERJA: Tim manajemen BOS Banyuwangi berfoto bersama usai mendapat penghargaan dari Dispendik Jatim di Hotel Ketapang Indah, Jumat malam (28/11).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.