Radar Banyuwangi 1 Maret 2015

Page 1

1MARET TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

Akhir perjalanan Serda Mursidi

1

2

4

Serda Mursidi sempat bersembunyi di Lumajang. Dia sempat menginap di Rumah temannya di sekitar Batalyon 527 Lumajang.

3

Mungkin karena tempat persembunyiannya di obok-obok anggota intel yang memburunya, Mursidi meninggalkan Batalyon 527Lumajang.

Karena bingung tak punya tujuan, dari Lumajang Mursidi pergi menuju ke Situbondo. Jum'at (27/2) pukul 15.00 Mursidi sampai di Situbondo. Lalu menuju ke arah timur hingga pukul 24.00 tiba di Kebun Tebu di daerah Bayeman, Arjasa.

Diam-diam kehadirannya terendus warga. Jum'at (28/2) pukul 01.00 Mursidi tertangkap warga karena dicurigai sebagai pencuri yang tengah bersembunyi. Selanjutnya oleh warga digelandang ke balai Desa Bayeman.

5

HALAMAN 25

Pada Pukul 02.30 Mursidi dibawa ke Polres karena ia mengaku sebagai anggota Koramil Muncar yang membunuh seorang wanita di Srono. Pada pukul 03.30 Mursidi diserahkan ke Denpom Situbondo.

GRAFIS:REZA/RABA

Oknum Babinsa Dibekuk Massa Menghabisi Perempuan Hamil di Daerah Srono, Ditangkap di Situbondo SITUBONDO - Berakhir sudah pelarian Serda Mursidi, oknum Babinsa TNI di Kecamatan Muncar yang diduga membunuh kekasihnya sendiri. Setelah menghilang selama 12 hari, dia ditangkap massa di Desa Bayeman, Kecamatan Arjasa, Situbondo, kemarin (28/2). Mursidi memang sudah lama diburu. Setelah pembunuhan wanita hamil 8 bulan di parit depan Makoramil Srono 16 Februari lalu, dia memang tak diketahui keberadaannya. Petugas Denpom TNI didukung aparat gabungan memang memburu lelaki tersebut. Sasaran pertama penggerebekan adalah rumah oknum TNI tersebut di Desa Tembokrejo, Muncar, sehari setelah penemuan jenazah Puryanti di Srono. Aparat gabungan yang menggeledah rumah Mursidi, tidak menemukan apa-apa n Baca Oknum...Hal 31

Shubuh Dzuhur Ashar

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

SADIS: Suasana evakuasi jenazah Puryanti di parit depan Makoramil Srono pada 16 Februari 2015 lalu.

HABIBUL ADNAN/JPRS

DIBEKUK: Serda Mursidi.

Sopir Trailer Diduga Ngantuk

Maghrib Isya

04:16 11:43 14:51 17:51 19:01

KUCUR

kupon lagi. “Total hingga Sabtu siang pukul 11.00 sudah sekitar 2.000 orang yang memeriksakan diri mengikuti pengobatan gratis ini,” ujarnya Antusias tinggi masyarakat tersebut disambut baik panitia dan tetap dilayani dengan baik walaupun mereka datang tanpa membawa kupon n

BANYUWANGI - Insiden kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Gatot Subroto, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kamis malam lalu (26/2) terus diselidiki pihak Unit Laka Lantas Polres Banyuwangi. Kejadian yang menewaskan Jemaun, 49, warga Dusun Bangsri, Desa Kembang, KecaPemeriksaan matan Ngoro, Momasih berlang- jokerto, itu terus didalami polisi. sung hingga saat Sejumlah dugaan ini. Untuk pasti- terkait penyebab itu tenya tunggu hasil kecelakaan rus didalami. lengkapnya Kepala Unit Laka pemeriksaan.” Lantas Polres Banyuwangi, Iptu Iptu Soemono Soemono mengaKanit Laka Polres Banyuwangi takan, pihaknya masih mendalami kejadian itu. Beberapa keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian dan korban selamat dalam insiden itu terus dimintai keterangan. “Pemeriksaan masih berlangsung hingga saat ini,” katanya. Meski demikian, petugas telah mengantongi dugaan sementara atas kejadian maut tersebut. Menilik barang bukti kendaraan yang terlibat insiden, dia menduga besar kemungkinan akibat ban truk yang dikemudikan Jemaun pecah. Polisi menduga saat kejadian korban mengantuk. Ini tampak dari laju kendaraan yang berpindah dari jalur yang semestinya n

Baca Warga...Hal 31

Baca Sopir...Hal 31

NGOPAI

Tidak Jauh dari Fashion MESKI telah mandek menjadi model, Tri Indah Nurmala Dewi, 39, mengaku tidak bisa terlepas dari dunia fashion atau modeling. Meski sibuk mengurus ketiga putranya, mantan gadis sampul di majalah remaja terkenal pada tahun 1994 itu tetap menyempatkan diri berkecimpung di dunia fashion n Baca Tidak...Hal 31

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

BERJUBEL: Warga antre mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di acara Baksos LKNU di Pondok Pesantren Minhajut Thulab, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (28/2).

Warga kian Antusias Ikut Baksos MUNCAR - Warga memadati kegiatan bakti sosial (baksos) yang dihelat Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) di Pondok Pesantren (Ponpes) Minhajut Thulab, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, Sabtu kemarin (28/2). Dalam rangkaian kegiatan Baksos LKNU kali ini, masyarakat semakin antusias berpartisipasi.

Ketua panitia baksos, dokter H. Mufti Anam, Dipl. Cibtac mengatakan, jika dibandingkan dengan pelaksanaan baksos sebelumnya, minat dan antusias masyarakat lebih BAKTI SOSIAL KESEHATAN tinggi. Terbukti, kupon yang LKNU diedarkan panitia yang semula berjumlah 750 kini ditambah 750

Mengunjungi Jalan Imam Bonjol, Kawasan Jangkrik Banyuwangi

Semua Pedagang ternyata Memiliki Ikatan Saudara GERDA SUKARNO/RABA

Ruas Jalan Imam Bonjol dikenal sebagai kawasan jangkrik di Banyuwangi. Sepanjang jalan tersebut berderet para pedagang jangkrik dan pisang sebagai pakan burung. Menariknya, para pedagang jangkrik yang sudah eksis puluhan tahun itu ternyata punya hubungan saudara. CHIN JULLIEN, Banyuwangi CHIN JULLIEN/RABA

PENGGEMAR burung di Banyuwangi pasti tahu di mana lokasi membeli pakan organik burung piaraan. Ya,

KHAS: Transaksi jangkrik pakan burung di tepi Jalan Imam Bonjol, Banyuwangi.

bisa dibilang Jalan Imam Bonjol di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tu-

kangkayu, Kecamatan Banyuwangi, menjadi pusat penjualan pakan or-

ganik untuk burung. Di sepanjang jalan itu berderet pedagang yang menjual jangkrik, pisang, dan telur semut angkrang atau biasa disebut kroto. Ada yang berjualan dengan cara lesehan, ada juga yang berjualan di bawah payung dengan menyediakan tempat duduk dan boks untuk wadah jangkrik. Tidak ketinggalan, alat timbang dan plastik mereka sediakan. Jika dijumlahkan berdasar pedagang yang menetap, ada tujuh berdagang yang menetap di kawasan itu sejak setahun lalu. Sisanya hanya pedagang musiman yang datang dan pergi. Tujuh penghuni tetap itu telah menjadikan penjualan pakan burung, terutama jangkrik dan pisang sejak puluhan tahun lalu n Baca Semua...Hal 31

Satu ton beras ludes dalam tiga jam Hanya beras biasa, yang lain luar biasa… mahalnya

Cuaca tak menentu, nelayan libur melaut Yang tak libur biasanya nelayan yang suka balap liar di laut


RADAR BANYUWANGI

26

POLITIK & PEMERINTAHAN

Jawa Pos Minggu 1 Maret 2015

Tiga Jam Beras Satu Ton Ludes

CHIN JULLIEN/RABA

PEMBELI TERAKHIR: Petugas melayani pembeli di stan Operasi Pasar (OP) di depan Pasar Blambangan kemarin.

BANYUWANGI - Minat masyarakat terhadap beras cadangan pemerintah yang dijual dalam Operasi Pasar (OP) kian tinggi. Jika hari pertama beras 1 Ton yang tersedia habis dalam waktu empat jam, kini ludes dalam waktu tiga jam. OP mulai digelar pukul 07.30 dan berakhir sebelum pukul 10.00. Salah satu petugas Bulog yang menjaga stan OP, Deni Kurniawan, mengatakan pada hari pertama pelaksanaan OP Jumat (27/2) lalu beras 1 Ton yang disediakan ludes pada pukul 11.00. Hal itu terjadi di dua pasar tempat pelaksanaan OP hari kedua, yakni Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi. Hal ini tentu karena informasi mengenai OP telah tersebar luas ke masyarakat. Roidah, 42, misalnya. Warga Kelu-

rahan Karangrejo itu mengetahui ada OP dari tetangganya. “Kemarin diberi tahu tetangga. Sayang sudah tutup kemarin. Katanya hari ini (kemarin) ada lagi, ya sudah ke sini (OP di depan Gesibu Blambangan) sekarang,” ujar Roidah. Roidah tidak sendiri. Begitu mendengar kabar pemerintah menjual beras murah, ia mengajak beberapa kerabat dan tetangganya membeli beras. “Katanya tanggal 2 masih ada. Nanti saya kabari tetangga-tetangga yang belum tahu. Kasihan mereka juga bingung mau beli beras karena harganya tinggi. Kalau beli beras ini kan kita terbantu. Bisa berhemat,” ujar Roidah. Sementara itu, di dua pasar lain, yakni Pasar Wongsorejo dan Pasar Bajulmati, animo masyarakat tidak

begitu tinggi. Berdasar informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, beras yang dijual di OP di kedua pasar yang terletak di wilayah Banyuwangi Utara itu masih ada sisa. Hal itu wajar karena OP di kedua pasar tersebut baru dilaksanakan pertama kali. Seperti diberitakan sebelumnya, demi meredam harga beras yang mahal di pasaran, Pemkab Banyuwangi mengadakan berbagai upaya, di antaranya menggelar OP di berbagai pasar. Setiap pasar yang mendapatkan jadwal pelaksanaan OP didrop beras seberat satu ton. Beras yang dijual adalah beras medium dengan harga Rp 7300 per Kg. Setiap pembeli dibatasi maksimal membeli 15 Kg. (cin/c1/bay)

MUI Desak Sosialisasi Perda Rumah Kos BANYUWANGI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi buka suara terkait maraknya kasus seks bebas di Bumi Blambangan. Apalagi, tidak jarang pula terungkap bahwa perilaku menyimpang tersebut dilakukan kalangan remaja. Contoh terbaru, petugas gabungan dari unsur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Genteng, polsek, koramil, dan petugas Kecamatan Genteng, berhasil menggerebek tiga pasang remaja yang tengah berada di dalam rumah kos di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Jumat siang (27/2). Ketiga pasangan muda-mudi itu ditengarai telah

melakukan mesum lantaran saat digerebek, pintu rumah kos itu dalam keadaan terkunci. Wakil Ketua I MUI Banyuwangi, Nurchozin mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah sigap yang dilakukan tim gabungan di Kecamatan Genteng tersebut. “Kami mengapresiasi kesigapan petugas gabungan di Kecamatan Genteng yang telah menindak tiga pasang remaja yang ditengarai telah melakukan perbuatan tercela,” ujarnya kemarin (28/2). Dikatakan, gejala negatif yang kerap melanda tempat-tempat kos di wilayah kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu tidak bisa dibiarkan terus terjadi. Menurut

dia, selain rawan digunakan sebagai “sarang” seks bebas, tempat kos juga berpotensi menjadi lokasi ajang pesta minuman keras bahkan peredaran gelap narkoba. “Pertanyaannya sekarang adalah di mana peraturan daerah (perda) tentang penyelenggaraan usaha rumah kos yang dua tahun lalu dibuat dan disahkan DPRD bersama bupati?” tanya dia. Nurchozin menuturkan, seharusnya perda tersebut segera disosialisasikan secara terbuka. Pemerintah diharapkan memanggil pemilik atau pengelola rumah kos secara berjenjang, yakni mulai tingkat desa/kelurahan untuk mendapat sosialisasi

perda tersebut. “Konsekuensinya, jika pemilik atau pengelola rumah kos yang sudah mendapat sosialisasi tidak melaksanakan amanat perda tersebut, aparat bisa memberikan sanksi tegas berupa pencabutan izin rumah kos yang kedapatan digunakan sebagai tempat mesum, minum miras, atau peredaran gelap narkoba,” tuturnya. Nurchozin berharap DPRD tidak berpangku tangan terhadap pelaksanaan produk hukum yang telah dibuat. Dia mendesak DPRD dan eksekutif intens menyosialisasikan perda tentang penyelenggaraan usaha rumah kos. (sgt/c1/bay)

LARIS: Awal pembukaan outlet Respiro mendapat respons dari pembeli di Banyuwangi.

ISTIMEWA

Respiro Hadir di Banyuwangi B A NY U WA N G I – A n d a sering bersepeda motor? Atau melakukan kegiatan out door? Tapi juga tidak ketinggalan lifestyle? Semua kebutuhan itu ada di Respiro. Terlebih, Respiro murni buatan dalam negeri ini, sekarang hadir di Banyuwangi. Respiro ada di Jalan A Yani 70 Banyuwangi. Outlet ke-22 ini tidak hanya menyediakan jacket, tapi juga terdapat celana cargo, rompi, sabuk hingga tas berbagai model. Keunggulan yang ditawarkan Respiro adalah setiap produk terutama jenis jacket, memi-

AGENDA KOTA KOREKSI

Diklat Kompetensi Perhotelan TEMPAT Uji Kompetensi Perhotelan Indonesia (TUK PI) Desy Education menggelar Diklat Perhotelan angkatan ke-3 pada Jumat 6 Maret 2015 mendatang. Diklat yang dihelat di Hotel Santika Banyuwangi ini akan dimulai pukul 13.30. Pendaftaran dibuka untuk umum sejak tanggal 1 hingga 3 Maret 2015. Informasi lengkap, silakan hubungi Hotel Training and Test Center Jalan Hayam Wuruk 75 Giri, Banyuwangi. Nomor telepon (0333) 424476, HP. 085258036777, PIN: 740EB849. (*)

ADA kesalahan yang cukup mengganggu pada rubrik opini halaman 36 edisi Sabtu 28 Februari 2015 kemarin. Foto penulis artikel tertulis ‘’Setyaningsih’’. Yang benar adalah Gunawan SP. Demikian kesalahan telah dibetulkan.(*)

BANYUWANGI

PERUM KTPNG ASRI

Perum Permata Giri

Djl Rumah Type 45 LT 200 m2 Lokasi Perum Ktpng Asri Blok C4 Hrg 400 Jt Cicil 2 Th Tanpa Bunga, Libur Bayar 2 Th Siap Disewa 5 Th, Garansi 5 Th, Uang Kembali 100% Hub: 087755678670 Gratis AC

BANYUWANGI

SHM PERUM SOBO

Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP

Djl Rumah SHM Perum Sobo Water Spring Hrg 300 Jt Hubungi 08235846668

JL. TUNGGUL AMETUNG Jual Tnh Kav 650 M2 SHM Jl. Tunggul Ametung Bwi Lingk. Aman,Nyaman Cocok U/ Hunian/Inves Hub 082337602251

Hlg STNK P 3454 YF an Taufiq Hadidi, Dsn. Melik RT. 01/02, Ds. Parijatah Kulon, Srono

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

piro sebagian besar produknya untuk biker dan kegiatan outdoor, maka beberapa model produk dilengkapi dengan fitur keamanan seperti decker atau penahan siku, terang Ismoyo. Sementara, dalam pembukaan outlet Respiro (28/2) kemarin, Owner Respiro, Tri Indah Nurmala Dewi menuturkan, bahwa omzet Respiro di Jawa Timur masih menyumbang 15 persen dari seluruh omzet brand tersebut. Karena itu, setelah Surabaya, Malang, Sidoarjo, Bangkalan maka ekspansi pasar Respiro saat ini merambah Banyuwangi. (*/bay)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Avanza/LGX

Xenia/Terios

Suzuki Ertiga

DIJUAL All New Avanza/LGX tahun 013/02 PMK htm/slv hrg 146/117,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL All New Xenia/Terios tahun 013/012 PMK slv hrg 137,5/153,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

SUZUKI ERTIGA JATIM Suzuki Jatim Ertiga DP 30juta, Karimun Wagon DP 25 juta Carry Pick up DP 10 juta, Splash DP 30 juta, Info Randy 081234017156

Kijang Innova

Ertiga/Estilo

Grand Livina/Evalia

DIJUAL Toyota kjg Innova tahun 014/011 PMK slv hrg 237,5/187.5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Suzuki Ertiga/estilo tahun 013/011 PMK pth/htm hrg 142,5/90 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Grand livina/evalia tahun 011/013 PMK htm/pth hrg 147 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Kijang Innova Diesel Kijang Inova Diesel Th 2009 Istimewa Palat P an Sendiri, Silver, Full Variasi, Ban Baru Hrg 178 Jt Hub: 081217109666

Isuzu Borneo

STNK

liki Repiro Tech. Respiro Tech merupakan lapisan dari setiap jacket yang terdiri dari tiga bagian. Dengan Respiro Tech, berkendara roda yang berkecepatan sedang pada cuaca hujan, maka air tidak sampai merembes ke dalam. Selain kenyamanan dan keamanan, Respiro tidak ketinggalan untuk masalah desain dan model.“Untuk itu slogan Respiro adalah Safety and Lifestyle,” tegas Wismoyo Hadi, Sales and Retail Manajer Respiro. Gaya dan desain itu perlu, namun kenyamanan dan keselamatan itu wajib. Karena Res-

Dijual Truk/Mobil Barang Isuzu Borneo 200 ps FTR tahun 2002 Bak Kayu/Rangka Besi Harga Nego Lokasi Jl. Yos Sudarso 88 A Banyuwangi Hp. 081336129921

BANYUWANGI Honda Stream ‘04 Djl STREAM ‘04 2.0 facelift AT (L) Silverstone Pjk Br + Ban Br 113jt Nego ;081283104411

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Archdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

BERITA UTAMA

Minggu 1 Maret 2015

27

Baru Dikerjakan, Plengsengan Rp 180 Juta Ambrol SINGOJURUH - Pelengsengan atau penahan badan jalan di Dusun Paeloan, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, runtuh. Proyek tersebut menelan anggaran Rp 180 juta pada APBD tahun 2014 lalu. Meski menghabiskan anggaran cukup gede, tapi proyek tersebut ternyata tidak bertahan lama. Ironisnya, ambrolnya pelengsengan sepanjang 10 meter itu akibat kualitas bangunan yang jelek. Bangunan tersebut masih terlihat baru. Tidak ada tanda-tanda bekas luapan air selokan atau saluran irigasi itu. Indikasinya, rumput yang tumbuh di tepi saluran itu masih tampak hijau. Ada pengakuan menarik dari kepala desa setempat, Marsudi. Saat dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi, pasca temuan itu kemarin, dia mengatakan sebenarnya runtuhnya pelengsengan itu bukan pertama kali terjadi. ‘’Sudah dua kali pelengsengan itu ambrol,” selorohnya. Dia menyebut, pelengsengan pertama yang ambrol berada ti-

ALI NURFATONI/RaBa

BERBAHAYA: Jalan menuju pos pengamatan Gunung Raung di Desa Sumberarum, Songgon, masih rusak parah kemarin.

Jalur Poros Evakuasi masih Rusak Parah SONGGON - Jalur poros menuju pos pengamatan Gunung Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, masih rusak. Bahkan, kerusakan jalan semakin parah saat musim hujan seperti saat ini. Jalan rusak itu hanya berjarak sekitar 3 kilometer, tepatnya mulai Pasar Desa Sumberarum hingga Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, desa setempat. Eskalasi kerusakan itu tambah parah. Selain berlubang, bebatuan yang semrawut juga menimbulkan masalah. Bahkan, kaca rumah warga menjadi korban lantaran terkena batu yang terlempar akibat digilas kendaraan muatan berat. Jalan tersebut merupakan akses utama evakuasi jika sewaktu-waktu gunung terbesar di Pulau Jawa itu dalam keadaan gawat. Sebab, jarak desa tersebut dengan puncak gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (DPL) itu

hanya sekitar 14 km. Kerusakan parah itu menyebabkan warga mengeluh. Wisatawan yang melintasi jalur tersebut juga merasa tidak nyaman. Hingga kemarin masih belum diketahui secara pasti kapan jalan yang masuk kategori jalan kabupaten itu diperbaiki. Dengan kondisi jalan yang rusak itu, setiap pengendara harus berhati-hati. Dampak lain, akses perekonomian warga terganggu. Kendaraan yang melintas tidak bisa berjalan sempurna. Namun demikian, perlu diketahui jalan menuju permukiman warga di Perkebunan Bayu Kidul, yaitu di Dusun Bejong, sudah diperbaiki. Perbaikan jalan sepanjang 3,3 Km itu dilakukan atas sharing pihak perkebunan dan Pemkab Banyuwangi. Camat Songgon, Wagianto, mengungkapkan perbaikan jalan itu baru dilakukan tahun 2014. Saat itu Pemkab Banyuwangi menggelontorkan 250 drum aspal. ‘’Sedangkan material hasil swadaya

ALI NURFATONI/RaBa

MASIH BARU: Pelengsengan di Dusun Paeloan, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, runtuh. Bangunan penahan jalan itu baru dikerjakan tahun 2014 lalu.

dak jauh dari yang kini ambrol. Tetapi, kini sudah diperbaiki. ‘’Sekarang kok ada yang ambrol lagi,” sesalnya. Dia menilai kualitas plengsengan itu memang kurang bagus. Oleh karena itu, bangunan itu tidak bisa bertahan lama. ‘’Saya sudah melaporkan masalah itu, tapi

gak ada tindak lanjut,” tandasnya. Tentu saja runtuhnya plengsengan itu sangat merugikan bagi masyarakat. Semestinya kualitas setiap proyek harus benar-benar diperhatikan demi kepentingan masyarakat dan dana yang digelontorkan tidak menjadi sia-sia. (ton/c1/als)

Tak Digunakan, Buku K13 Digudangkan BANYUWANGI - Salah satu imbas dikembalikannya sistem pendidikan dari Kurikulum 2013 (K-13) ke Kurikulum 2006 adalah buku pelajaran K-13 tidak digunakan lagi. Alhasil, buku-buku yang sudah telanjur dicetak dan didistribusikan ke sekolah-sekolah itu harus masuk ke ruang penyimpanan, entah itu perpustakaan ataukah gudang. D i b e b e rap a s e k o l a h d i Banyuwangi buku-buku K-13

ALI NURFATONI/RaBa

LEBIH MUDAH: Jalan menuju permukiman warga di Dusun Bejong, Desa Sumberarum, Songgon, sudah mulus.

dan perkebunan,” terangnya. Mengenai jalan rusak di jalur poros, dia mengaku akan berusaha agar jalan tersebut segera diperbaiki. Hanya saja, dia mengaku

kaget karena dalam musrenbang kemarin tidak diajukan. ‘’Itu masalahnya, tapi saya ajukan sendiri. Mudahmudahan ada titik terang,” pungkasnya. (ton/c1/als)

itu dimasukkan ke ruang perpustakaan sebagai referensi. Tetapi, banyak juga yang disimpan dalam kardus dan ditumpuk. Para kepala sekolah mengatakan tidak ada yang mubazir dari buku K-13. Bukubuku tersebut disimpan dahulu, karena kelak tetap akan digunakan. Di SDN Kepatihan, misalnya, buku K-13 yang berjumlah sekitar 2160 buah disimpan di per-

pustakaan. Beberapa masih ada di dalam kardus, dan sisanya ditata di salah satu ruang perpustakaan. Sebab, K13 baru dijalankan dua semester di kelas 1, 2, 4, dan 5. Setelah itu, kurikulum di sekolah tersebut dikembalikan ke KTSP. Para siswa pun kembali menggunakan buku kurikulum sebelumnya itu. “Sementara ini ya benar-benar tidak bisa digunakan n Baca Tak...Hal 31

Tiga Pencuri Ternak Dikerangkeng BANYUWANGI - Satuan Reskrim Polres Banyuwangi menggulung komplotan pencuri hewan yang beraksi di sejumlah wilayah di Banyuwangi. Tiga pelaku, Mohamad Paeko, 35, Harsono, 40, dan Samsul Hadi, 39, warga Wongsorejo, berhasil diamankan. Sampek alias Sam kini masih diburu petugas. Ketiganya kini mendekam di sel tahanan Mapolres Banyuwangi untuk proses hukum lebih lanjut. Dari tangan pelaku, petugas berhasil mengamank-

an enam ekor kambing dan satu mobil Nissan Grand Livina bernopol P 1027 warna putih. Keduanya terancam Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman penjara tujuh tahun. Berdasar pengakuan tersangka, mereka beraksi sedikitnya di lima tempat. Lima tempat itu adalah Desa Sragi dan Desa Songgon, Kecamatan Songgon; Desa Srono, Kecamatan Srono sebanyak tiga kali; dan Desa Genteng, Kecamatan Genteng. Terakhir mereka beraksi di ke-

bun kelapa, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Dalam beraksi, ketiganya menggunakan mobil sebagai sarana angkutan. Setelah hewan yang diincar pelaku disikat, hewan itu dimasukkan ke dalam mobil. Saat beraksi di Desa Bangsring itu warga mengetahui dan segera melapor ke polisi. Tidak lama berselang polisi berhasil melacak keberadaan pelaku. “Tiga pelaku berhasil diamankan, sedangkan satu

pelaku lain kini masih kami buru,” ujar AKP Muhamad Wahyudi Latief, Kasatreskrim Polres Banyuwangi. Kini polisi masih mengembangkan tertangkapnya Samsul Hadi cs tersebut. Polisi menduga ketiganya merupakan komplotan pencuri ternak yang sering beraksi di sejumlah wilayah di Banyuwangi. Bukan itu saja, kini petugas juga tengah menyelidiki hubungan kelompok tersebut dengan jaringan serupa di luar kota. (nic/c1/als)

PEROLEHAN SKOR SEMENTARA BUPATI IDOL TAHAP II NO

NAMA

SKOR

NO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Abdullah Azwar Anas Achmad Musta’in Achmad Taufiq Achmad Wahyudi Agung Mulyana Agus Dani T Agus Edy Riyanto Agus Tarmidi Ahmad Fauzan Ali Sodiqin Angka Wijaya Anton Sunarto Zaenal Arifin Salam

2 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 3 0

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

NAMA Arvy Rizaldi Ayub Hidayat Bambang Purwanto Bambang Surtiyono Basuki Rahmat Eko Sukartono Eko Susilo Nur Hidayat Fadjar Isnaini dr. Faida Ficky Septalinda Guntur Priambodo Munib Syafa’at Hermanto

SKOR 1 3 0 0 0 0 0 0 0 3 7 0 0

NO 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

NAMA Heru Pratista Husin Matamin Ikhwan Arief Ipung Purwadi Qutbi Joko Santoso Joni Subagyo Juliesetyo Puji Rahayu Mandiri Ratu Warang Agung Masykur Ali Michael Edy Heriyanto Mufti Anam Nanang Nur Ahmadi Neni Viantin Diyah Martiva

SKOR 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

NO

NAMA

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

Nurmansyah Rindar Suhardiyansah Saiful Bahri Samsudin Adlawi Satiyem Soekardjo Sri Utami Faktuningsih Sumantri Soedomo Sugihartoyo Sunarko Wijaya Supono Syaifunnar Syukran Makmun Hidayat

SKOR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

NO 53 54 55 56 57 58 59 60 61

NAMA

SKOR

Taufik Hidayat Teguh Sumarno Toni Hartono Umi Kulsum Wahyudi, SE Waridjan Wiwik Pudjiastuti Yusuf Noeris Yusuf Widyatmoko

KETERANGAN: *) Data diupdate tiap pukul 16.00. *) Pengiriman di atas pukul 16.00 dimasukkan keesokan harinya.

0 0 6 0 0 0 0 0 0


RADAR BANYUWANGI

BUDAYA

30

Jawa Pos

Minggu 1 Maret 2015

SAJAK-SAJAK

Pijar Dua Sahabat Aku mengeja, kamu tengadah, tentang cinta yang tertata saat khusyuk menengadah... Aku rela, kamu pasrah, tentang mimpi yang tereja pada malam bersujud.... Aku diam, kamu pun diam, tentang suara yang terdengar meremeh saat kita tersalah... Kamu menangis, Aku merenung, tentang luka yang menganga dalam asa semu.... Ini dia kawan! proses hidup kita..... dalam meraih asa yang tak pernah padam... Tenang kawan! Aku di sini, Kau pun di sini, masih menjajaki barokah... Karena di sini, tak ada yang kalah,,, semua akan indah saat waktu tiba... Mielacaka, santri Sukerejo.

Nama: Nana Sekolah TK Pembina

Catatan Hujan OLEH Fawaizul Umam*

P

agi yang basah. Rinai gerimis tak jua usai. Rerumputan taman depan kelas tenggelam dalam satu dua genangan sisa hujan lebat semalam. Becek di mana-mana. Lantai koridor dan ruang kelas berlumpur oleh tapak sepatu dan juga sandal. Terpa air meraup kaca-kaca jendela. Mengembun, membentuk butiran kristal. Hem, dingin mendekap ruangan. Gerahamku erat mengatup, mencari hangat. Mahasiswa yang hadir di depanku tak sampai sepuluh. Beberapa membungkus diri dengan jaket. Sepuluh menit sudah berlalu dari teng. Mereka diam, menunggu. Hening melumat kelas. Satu dua menyusul masuk. Mengangguk meminta maklum, lalu duduk. Tak seperti biasa, aku tak menegur. Tersenyum paham. Hujan, walau cuma gerimis, mampu mencairkan bekunya rutinitas: masuk tepat waktu. Membuat mereka memiliki alasan yang tak hanya logis, tapi juga manusiawi untuk terlambat. Hujan di pagi ini mampu mengubah cemberutku menjadi senyum. Maklum. Hujan memang kerapkali mampu mengubah banyak hal dan lalu mewarnainya. Ia membuka diri untuk dibaca dan dimaknai dengan cara apa pun oleh siapa pun. Itulah mengapa selalu ada aneka kisah di tiap tetesnya, meruapkan banyak cerita dari aroma tanah yang tersiram airnya. Bahkan dalam wujudnya yang paling sederhana, gerimis, hujan sering membawa makna yang tidak sederhana. Ada sisa tetes hujan mengalir menyentuh dahi, bergulir dari ujung rambutku. Ups, benarkah itu kamu, Lila? Berlari memunggungiku melintasi taman depan kelasku? Hm, hujan memang bisa berbuat banyak hal, termasuk mengantarkanku menujumu! Mengingatmu, betapa aku ingin menangis tiba-tiba! Tapi, ini di ruang kuliah. Tentu tak elok bila aku mengurai airmata di depan mahasiswaku. Maka kubendung dengan senyum seraya iseng meminta para mahasiswa untuk merenungi hujan, memaknainya sekaligus berbagi cerita tentangnya di kelas. Kelas rata mengernyitkan dahi. Anakanak muda itu menatapku ragu, saling meminta pendapat ke kanan ke kiri. Kusilahkan salah satu dari mereka. Tatapan matanya menakar seriusku. Aku mengangguk, meyakinkannya. Aku serius. Sambil menunggu kelas genap, kataku. Mahasiswa yang kusilahkan menegakkan bahu, mengangkat dagu. Hujan, katanya, merupakan refleksi keseimbangan alam, keberaturan kosmologis. Manifestasi dari sunnatulllah, hukum alam, tentang keterciptaan segala selalu dalam berpasangan; ada siang dan malam, hujan dan kemarau, panas dan dingin, sedih dan bahagia, tangis dan tawa, imbuhnya lagi. Hujan juga pengejawantahan paling kasat mata dari hukum kausalitas, sebab akibat. Seperti luka melahirkan duka, dan duka memantik derita... Ia terus berbicara sementara pikiranku meninggalkan kelas. Ia masih melanjutkan bicara sampai teman-temannya merasa perlu menghentikannya saat kurasakan air hangat pertama yang tak kuasa kubendung jatuh menimpa punggung tangan. Mahasiswa yang terpotong ceritanya itu menyunggingkan binar bangga saat melihatku terharu. Haruku memang menitikkan air bening mataku. Mungkin ia pikir aku terharu dengan uraian panjang-lebarnya yang bernada filosofis cenderung puitis. Padahal, tahukah kamu, Lila? Airmata ini untukmu, karenamu! Kelas seketika hening, membiarkan wajahmu memenuhi kelas. Dan tirai gerimis di luar sisa hujan lebat semalam memaksaku membuka kembali catatan dari kisah yang dipaksa selesai... Harus kita hentikan, pintamu. Dan, setelah bertahun bersama merajut mimpi, kisah pun berhenti dan yang tersisa tinggal luka tak terperi. Pintamu tak hanya membuncahkan air mata tak sudah-sudah, tapi juga meruntuhkan batu-bata kenyataan yang pernah kita bayangkan bakal menyusun peradaban. Pinta yang tak memberiku pilihan dan pada gilirannya berhasil kuiyakan demi kisah tak terus menerus menorehkan luka menganga setelah kepergianmu ke dunia normal, dunia semua orang. Seperti pintamu, aku memilih hidup dalam penjara rutinitas itu. Berdamai dengan kenyataan, mencoba menikmati setiap lekuk keadaan. Bertahun-tahun aku matimatian membunuhmu dari ingatanku, mencegah hati dari rongrongan rindu sekaligus benci yang mendendam. Nyaris dua puluh tahun sudah, Lila. Tapi hujan keparat

pagi ini membuat potongan-potongan kisah tempo dulu yang pernah kululuh-lantakkan tersusun kembali. Airnya menjungkir-balikkan waktu, membeber seluruh catatannya. Luruh tetesnya membebat pikiran, mengaduk perasaan. Menarikku ke masa lalu. Menyusuri lorong waktu, menujumu. “Berjanjilah kamu tak akan pergi, Lila…” Aku mencoba meremas tanganmu, tapi senyum ganjilmu pelan menepisnya. Aku kian dikepung cemburu. Terlebih mengingat belakangan kamu mulai dekat dengan lelaki kawan kita dari fakultas lain itu. Sementara cemburu perlahan memalih cemas, aku terus tak henti menyakinkanmu akan indahnya masa depan hubungan kita; aku yakin karena cinta yang melambari segenap kebersamaan kita terjalin dari kesucian, kejujuran, kesetiaan, kehangatan, dan kehormatan. Tapi, harihari semakin menyadarkanku betapa kamu mulai menimbang jalan lain, jalan yang selama ini dengan sadar kita tinggalkan atas nama cinta. Kamu bukan hanya mulai meragukan, bahkan menggugat hubungan kita. Sedihku kian berlipat, saat kamu mulai nyinyir menyoal ada yang salah dari hubungan cinta kita. “Apa yang salah dari hubungan kita? Tak ada. Ini cinta yang absah!” sengitku, mulai terpancing. “Tapi bagi orang lain, ini salah!” Hm, belakangan kamu semakin sering saja menyandarkan rasionalitasmu pada orang lain. Tak lagi ada gigihmu mempertahankan modus eksistensial diri sebagaimana selama ini kautunjukkan padaku, sesuatu yang membuatku bangga sekaligus merela diri tenggelam di gemuruh cintamu. Kamu mulai sering meletakkan orang lain se-

bagai preferensi sadarmu, mengabaikan eksistensi diriku dan dirimu sendiri. Dan begitulah kita mulai sering berdebat. Setiap bersua selalu berujung tengkar dan berakhir dengan tambahan irisan luka di hatiku. Hari-hari berlalu. Hambar. Kita seperti kembali ke titik awal, saat kita terbata memaknai ulang kodrat, takdir, sunnatullah, hukum alam. Kamu mulai sering meragukan kembali jawaban-jawaban final yang pernah kita ciptakan tentang cinta, cita-cita, dan kebebasan. Kamu mulai mencoba menyeretku pulang, mengkhidmati kembali definisdefinisi lazim tentang keselamatan dan kedamaian, tentang Tuhan dan religiusitas. Jarak pun pelan merentang, menjadi garis demarkasi yang hari demi hari kian merenggangkan dan mendorong kita ke kutub berseberangan. Aku mulai sering ditemani sepi. Kamu memang masih mengajakku menari, tapi dengan iringan musik yang tak ingin aku pahami dan sebelumnya bahkan pernah kaubenci. “Kita pergi jauh, meninggalkan semuanya, Lila…” rayuku di suatu senja kala hati mulai terhantui putus asa. “Tak bakal ada dunia yang bersedia menerima kita...” “Kalau begitu, kita bikin dunia kita sendiri. Tempat kita mewujudkan impian kita!” aku bergeming. Kamu tersenyum datar lalu bergegas memenuhi panggilan lelaki kawan kita dari fakultas lain itu. Hujan menjadi saksi saat tangan kukuh lelaki itu merengkuhmu pasti ke dalam dekapan. Membimbingmu berjalan tergesa menyibak rinainya, menjauhiku. Kecipak genangan air hujan oleh tapak pasti langkah-langkah kalian perlahan mendedahkan ragu di hatiku akan masa depan. Seperti

mercusuar tua yang ringkih dihantam badai, asaku perlahan karam. “Kita menikah,” ajakku, tercekat, di senja yang lain. “Orang-orang akan menyumpahi kita, Tuhan bakal melaknati...,” kuhentikan ujarmu dengan telunjuk di bibir dinginmu. “Kita keluar negeri, kita menikah di sana!” ujarku tawarkan harapan. “Di Amsterdam, kita akan bebas merangkai mimpi...” Kamu kembali tersenyum, ganjil dan datar, sembari melepaskan genggaman tanganku, membiarkannya mengapung. Kamu beranjak pergi. Pungungmu menjauh, melintasi taman yang kuyup. Lelaki kawan kita dari fakultas lain itu menyambutmu. Gerimis menderas, menjadi hujan. Tempiasnya menjentikkan basah ke mukaku, menyamarkan airmata yang begitu saja leleh. Kali itu, engkau lupa menyeka airmataku, Lila. Sesuatu yang sering kaulakukan dulu. Setelah itu kamu tak pernah lagi datang. Lelaki kawan kita dari fakultas lain itu telah menawanmu di tempat terjauh dan membiarkan mimpi-mimpi purba kita lunglai di pangkuanku. Hujan telah merampungkan catatannya. Tahun demi tahun, hujan memang masih terus turun. Namun, dengan catatan berbeda. Catatan yang setia kujalani, meski kadang tak aku mengerti benar kenapa. Yang kumengerti cuma satu, aku harus belajar memasuki kenyataan baru. Hidup normal. Mencoba menikmatinya, sebagaimana banyak orang dan kamu sendiri kini menikmatinya... “Bu, waktu kuliah sudah habis. Maaf, boleh kita keluar?” *) Cerpenis.


RADAR BANYUWANGI

BERITA UTAMA 31 Dicurigai karena Menyelinap Tengah Malam Jawa Pos

Minggu 1 Maret 2015

n OKNUM... Sambungan dari Hal 25

Selanjutnya, petugas gabungan juga mendatangi rumah orang tua Mursidi di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono. Lagi-lagi oknum tentara berusia 44 tahun itu tidak ditemukan. Ada dugaan dia lebih dulu kabur. Seolah tak pernah putus asa, perburuan dilanjutkan ke arena tambak di Gumuk Kantong, Desa Kumendung, Muncar. Ternyata selain sebagai tentara, pelaku juga menjadi penjaga tambak pada malam hari. Sayang, pencarian saat itu tidak membuahkan hasil. ”Kita cari sampai ke tiga tempat, pelaku belum kita temu-

kan,” ujar petugas saat itu. Baru pada pagi hari Selasa 17 Februari lalu warga menemukan motor Yamaha Vixion bernopol DK 5478 UC di sebuah jurang dekat tambak Desa Kumendung. Sepeda motor tersebut diduga milik pelaku pembunuhan Puryanti. Sebab, di motor tersebut terdapat bercak darah. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, Mursidi diduga kabur ke Lumajang. Dia diduga menginap di rumah temannya di Lumajang. Sekadar diketahui, Mursidi pernah bertugas di batalyon di daerah tersebut. Namun, selama beberapa hari di kota Lereng Gunung Se-

meru tersebut Mursidi diduga tidak tenang. Aparat Denpom dan Intel TNI diduga terus memburu lelaki itu. Akhirnya, dia yang tidak punya arah tujuan itu melanjutkan pelarian dengan naik bus ke arah Situbondo. Diperkirakan, dia turun di Situbondo sekitar pukul 15.00 Jumat lalu (27/2). Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke arah timur hingga akhirnya dia tiba di kawasan Desa Bayeman, Kecamatan Arjasa, tengah malam kemarin (28/2). Mursidi menyelinap di kebun tebu di Desa Bayeman sekitar pukul 01.00 dini hari kemarin. Rupanya kehadiran lelaki ini terdeteksi warga sekitar. Dianggap mencurigakan karena berada di kebun tengah

malam, warga menganggap lelaki itu sebagai pencuri. Akhirnya massa pun menangkap Mursidi sekitar pukul 02.00. Versi lain menyebutkan, oknum TNI berpangkat serda tersebut diduga menyelinap ke pekarangan warga. Mencurigakan di tengah malam, warga langsung menangkapnya. ”Dia dicurigai maling karena menyelinap ke pekarangan warga. Warga memergokinya dan melakukan penangkapan” ujar Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo, kemarin. Bahkan, nyaris saja massa menghajar lelaki tersebut. Beruntung, anggota kepolisian Polsek Ar-

Sediakan 750 Kupon, Terlayani 2.000 Orang n WARGA... Sambungan dari Hal 25

Beruntung dalam baksos kali ketiga ini panitia mendapat tambahan tenaga dari persatuan apoteker Indonesia. Pada kegiatan sebelumnya, masyarakat banyak menumpuk di tenda apotek atau pengambilan obat. Selain pengobatan gratis, yang menjadi fokus kegiatan kali ketiga tersebut adalah penyadaran pola hidup masyarakat. Pasalnya, dari beberapa temuan dan kajian panitia, masyarakat yang tinggal di Muncar dan sekitarnya masih memiliki kepercayaan cukup kuat kepada kiai daripada dokter dalam urusan kesehatan.

“Kita ingin memasyarakatkan kesehatan dan menyehatkan masyarakat,” terangnya. Tidak hanya itu, penyadaran pola hidup masyarakat juga dilakukan di lingkungan pondok pesantren. Pasalnya, sementara ini image di masyarakat, pondok pesantren adalah tempat berkembangnya penyakit scabies atau gudik. Melalui kegiatan konseling pola hidup sehat itu, LKNU ingin mengubah pola yang kurang baik di lingkungan pondok pesantren. “Semua kita beri solusi. Jika di dua tempat baksos sebelumnya hanya satu kelas, kali ini ada tiga kelas khusus yang disediakan untuk konseling pola hidup sehat,” imbuhnya. Dalam kegiatan yang dihadiri

pengurus PCNU Banyuwangi dan badan otonom NU itu, selain mengikuti pengobatan gratis, warga juga bisa menikmati berbagai layanan kesehatan yang diberikan. Antara lain, khitan masal, donor darah, pemeriksaan kesehatan gigi, penyuluhan reproduksi dan KB, penyuluhan HIV/AIDS, dan konseling pola hidup sehat. Tak ketinggalan, ada penyerahan santunan untuk anak yatim dan sembako untuk para janda dan orang-orang lanjut usia (lansia). “Alhamdulillah, acara berlangsung sukses dan lancar,” ujar Ketua Yayasan Minhajut Thulab, KH. Hakin Asyafuq. Sementara itu, Aminah, 54, salah seorang warga, mengaku senang

dan bersyukur bisa mendapat pengobatan gratis. Maklum, kegiatan serupa jarang terlaksana di Kecamatan Muncar. “Saya periksa dan dapat obat gratis. Jangankan berobat, untuk makan saja saya masih bingung,” katanya. Selanjutnya, kegiatan yang digagas LKNU itu akan berlanjut di Pasar Songgon Minggu depan (8/3). Rencananya, dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Songgon tersebut akan dihadiri artis ibu kota, Rossa dan Ariel Tatum. Selanjutnya, Baksos akan berakhir di Ponpes Miftahul Ulum di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, pada 13 Maret mendatang. (ddy/c1/bay)

Merintis Usaha dengan Branding Sendiri n TIDAK... Sambungan dari Hal 25

“Masih sering ikut modeling,” katanya. Misalnya memeragakan busana muslim rancangan desainer ternama yang kebetulan kawan karibnya, Ratih Sanggar-

wati. “Selektif sih, milih pakaian yang berhijab. Karena sekarang memang sudah berhijab,” kata Indah. Tidak hanya itu, dia sering dijadikan tempat konsultasi mode bagi orang-orang yang hendak pergi ke luar negeri.

“Tadinya teman-teman dekat yang nanya-nanya, mereka mau ke luar negeri, outfit apa yang dipakai biar cocok sama musim di sana tapi tetap fashionable,” jelasnya. Seiring berjalannya waktu, peminatnya pun meluas. Saat

ini perempuan kelahiran Banyuwangi Mei 1976 yang tinggal di Bandung itu sedang merintis usaha fashion dengan branding sendiri. “Pakaian khusus cewek, baik berhijab maupun tidak berhijab,” pungkasnya. (cin/c1/bay)

Jenazah Korban Sudah Diambil Keluarga n SOPIR... Sambungan dari Hal 25

Selain itu, bodi depan kendaraan yang rusak mengindikasikan bahwa truk itu oleng. Kerusakan terjadi persis di bagian sopir. Tetapi, Iptu Soemono menegaskan bahwa semua temuan itu baru dugaan sementara. Lebih pastinya dia masih menunggu kerja tim penyidik laka lantas. “Pemeriksaan masih berlangsung hingga saat ini. Kepastiannya tunggu lengkapnya pemeriksaan,” tegasnya.

Sementara itu jasad Jemaun sudah diambil pihak keluarga kemarin (28/2). Pihak Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan menyatakan, keluarga korban sudah mengambil jasad Jemaun untuk dimakamkan. “Jasadnya sudah diambil untuk dimakamkan,” ujar Yudi, petugas IKK RSUD Blambangan. Seperti diberitakan kemarin, kecelakaan beruntun melibatkan trailer dan dua unit truk terjadi di Jalan Gatot Subroto, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro,

Banyuwangi. Sopir trailer tewas seketika di lokasi kejadian karena terjepit bodi trailer yang ringsek. Insiden itu bermula saat truk trailer dengan plat nomor W 8612 UD itu melaju dari arah utara. Tiba-tiba trailer warna putih tersebut banting setir ke jalur sebelah kanan. Dari arah berlawanan melaju truk warna biru dengan plat nomor DK 9572 HD. Alhasil, karena tidak sempat mengerem, truk warna biru tersebut menyerempet bagian depan trailer yang tiba-tiba me-

laju di jalur kanan itu. Di belakang truk warna biru itu ternyata ada truk lain. Karena tidak sempat melakukan pengereman, truk warna putih dengan nomor polisi DK 9699 WL itu akhirnya juga menabrak truk biru di depannya. Benturan itu menyebabkan bodi depan truk dan trailer tersebut ringsek. Akibat benturan keras tersebut, sopir trailer yang diketahui bernama Jemaun, 48, warga Mojokerto, tewas seketika karena terjepit bodi trailer. (nic/c1/bay)

jasa segera datang ke lokasi kejadian. Saat diamankan polisi, Mursidi membuka identitasnya sebagai tentara aktif. Dari Polsek Arjasa, Mursidi dibawa ke Sub Denpom TNI di Situbondo. ”Sekarang sudah dibawa ke Banyuwangi. Dia dicurigai menjadi pelaku pembunuhan di Srono,” terang Nanang. Diberitakan sebelumnya, pembunuhan sadis menggegerkan warga Desa Sukomaju, Kecamatan Srono. Korban bernama Puryanti, 34, meninggal cukup tragis setelah dihantam benda

tumpul oleh pelaku. Mayat wanita yang hamil delapan bulan itu kali pertama ditemukan warga setempat. Kepalanya terbenam di parit dengan kondisi berlumuran darah. Korban yang diduga dibunuh itu kali pertama diketahui Fakhrudin, pemilik toko di lokasi kejadian. Sekitar pukul 07.00 saksi mata akan membuka toko. Saat akan membuka toko, Fakhrudin melihat ada bercak darah di samping tokonya. Karena curiga, darah itu ditelusuri. Setelah ditelusuri ternyata ada

mayat perempuan di parit belakang tokonya. Apa motif pembunuhan wanita hamil delapan bulan itu? Berdasar penelusuran koran ini, korban diduga sebagai wanita idaman lain (WIL) oknum babinsa di Kecamatan Muncar tersebut. Sebelum kejadian, korban dan oknum tersebut menginap di Hotel Srono Indah. Diduga menolak bertanggung jawab atas kehamilan si wanita, pelaku kalap dan menghabisi nyawa korban di dekat Makoramil Srono. (bib/ddy/c1/bay)

Buku Disimpan di Perpustakaan n TAK... Sambungan dari Hal 27

Kita simpan sampai nanti menunggu K-13 diterapkan,” kata Endahwati, kepala SDN Kepatihan. Sementara itu, kondisi buku KTSP yang kini digunakan, kata Endah, tidak semua masih bagus. Banyak buku yang sudah tidak bisa digunakan. Hanya sekitar 35 persen buku yang kondisinya masih baik. Jadi, dirinya harus memfotokopi beberapa buku agar semua siswa memegang buku. Sementara itu, di SMPN 1 Giri kondisi yang terjadi tidak jauh berbeda dengan sekolah lain. Buku siswa yang berjumlah 2.964 buah disimpan di perpustakaan karena sekolah kembali menerapkan KTSP. Beberapa jenis buka masih digunakan sebagai referensi, tapi sebagian besar ditumpuk

FREDY RIZKI/RABA

BERDEBU: Tumpukan buku K13 di ruang perpustakaan SDN 1 Kepatihan.

di perpustakaan. “Kita tarik kembali buku-buku K-13 yang sudah di siswa, lalu kita pakai lagi buku KTSP. Nanti kalau sudah dijalankan lagi, ya kita

bagikan lagi. Kan tidak berhenti di sini kurikulumnya, hanya tertunda sementara,” kata Dardiri, wakil kepala SMPN 1 Giri. (fre/c1/als)

Hasil dari Tambang Mineral n LEBIH... Sambungan dari Hal 32

Ada banyak cara yang dilakukan anggota komunitas dalam memburu batu akik idamannya. Mulai dari barter hingga menakar nilai yang terkandung dalam batu tersebut. Inilah yang coba diwadahi Amurwa Bhumi. Pertemuan rutin dilakukan dua bulan sekali. Ajang itu akan menjadi sarana tukar-menukar, transaksi jual-beli, hingga menyampaikan informasi terbaru

tentang batu akik. “Paguyuban ini pun jadi ajang sharing dan lainnya,” ujar Wayan Radita, anggota paguyuban. Lebih luas lagi, paguyuban tersebut menggagas agar batu akik merambah ke masyarakat. Cara yang ditempuh di antaranya menggelar lomba batu akik hingga pameran di keramaian. Sebab, setiap batu mulia memiliki ciri dan karakter tersendiri. Setidaknya itu didasarkan atas asal-usul batu akik yang merupakan hasil dari tambang mineral.

Dari situ kemudian berkembang market pasar batu akik. Batu yang dinilai memiliki nilai lebih tersebut cenderung memiliki harga jual lumayan. Tidak ada plafon harga atau batasan harga. Sebab, semua tergantung negosiasi pemilik barang dan peminat. “Ibarat pepatah Jawa ajining diri soko latihi. Ajining jiwo soko busono. Maka semakin dinilai berharga, batu akik akan semakin mahal,” ujar KRA Pieter Leo Adiningrat, kolektor batu akik. (nic/c1/als)

Sedih jika Terjadi Hujan Disertai Angin n SEMUA... Sambungan dari Hal 25

Sebelum menetap di jalan tersebut, mereka beberapa kali berpindah tempat. Budi, 34, misalnya, dia mengaku sejak tahun 1996 sudah berjualan jangkrik di Pasar Pangklang. Kemudian, pindah ke Jalan Kapten Pierre Tendean, Banyuwangi. Ia mengatakan, setahun lalu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memindahkan dirinya dan pedagang lain ke Jalan Imam Bonjol. “Ya, syukur tidak ada masalah di sini. Kami diizinkan berjualan saja sudah syukur,” katanya. Budi berpendapat, Jalan Imam Bonjol lebih representatif untuk berdagang pakan burung. Mereka pun bisa menjalin simbiosis mutualisme dengan tokotoko yang telah menetap lama di kawasan tersebut. “Bersyukur, pemilik toko di sini baik-baik. Mereka tidak masalah kami membuka stan di depan toko mereka,” ujar Budi. Uniknya, tujuh pedagang pakan burung itu berasal dari daerah yang sama, yakni Dusun Lebak, Kelurahan Tukangkayu. Mereka memiliki hubungan kekerabatan

sangat dekat. “Ini ayah saya. Yang itu adik saya. Yang di sana paman dan bibi saya,” ujar Budi menunjuk pedagang-pedagang yang berjajar di sebelah selatan jalan. Hampir semua menjadikan berdagang jangkrik sebagai pekerjaan utama. Mereka datang dari latar belakang berbeda. Karsuki, 56, ayah Budi, awalnya merupakan pekerja di perusahaan mebel. Namun, seiring berjalannya waktu, setelah yakin penghasilan dari bekerja di perusahaan itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia memutuskan berdagang jangkrik dan pisang seperti anak sulungnya. “Ya, usaha mebel kan tidak menentu, kadang pesanan ramai, kadang tidak, sedangkan dapur harus ngebul terus,” kata Kar, panggilan Karsuki. Dengan mengikuti jejak anaknya menjadi pedagang jangkrik dan pisang, meski sedikit, setiap hari selalu ada pemasukan. Kemudian, Supri, 31, anak keduanya, juga mengikuti jejak ayah dan kakaknya. Tadinya Supri bekerja menjadi tukang kayu di salah satu perusahaan mebel ternama. Sama seperti ayahnya, karena merasa kurang

sejahtera, Supri menerima saran kakak dan ayahnya untuk menjual pakan burung organik. Berbeda lagi dengan Jari, 45. Adik ipar Karsuki itu telah lama menjadi pedagang jangkrik dan menyambi menjadi tukang parkir di kawasan Jalan Imam Bonjol tersebut. Memang aktivitas lalu lintas lumayan padat. Jalan tersebut merupakan jalan terusan dari Jalan MT. Haryono. Belum lagi banyak pertokoan yang menjual kebutuhan sehari-hari yang ramai pembeli. Ada lagi Bunga, sepupu Karsuki, dan Supeno, adik kandungnya. Semua telah lama berjualan jangkrik, bahkan sebelum Karsuki mulai berjualan. Karena persaudaraan terjalin baik, mereka tidak pernah berseteru. Karsuki mengakui hubungan mereka sangat baik. Tidak ada saling jegal demi mendapat keuntungan sendiri. Mereka sepakat meyakini pepatah tua; rezeki tiap orang sudah ditakar. “Jadi, tidak saling iri, apalagi saling jegal,” tutur Karsuki. Mereka pun membeli jangkrik dari satu pengepul yang sama. “Biasanya jangkrik diangkut truktruk dari Tulungagung dan sekitarnya,” kata Budi.

Per orang bisa membeli satu karung jangkrik. Satu karung itu berisi dua kilogram jangkrik. Per karung dijual dengan harga bervariasi sesuai musim. “Stabilnya harga jangkrik per karung Rp 75.000. Kalau murah hanya Rp 50.000. Kalau mahal bisa mencapai Rp 100.000,” kata Budi. Pedagang menjual jangkrik itu seharga Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per ons. “Lumayan, penghasilan kami kalau sedang ramai bisa di atas Rp 100.000 per hari. Lumayan untuk menghidupkan dapur,” kata Karsuki. Saat hujan adalah momen sedih baginya dan saudara-saudaranya. Sebab, waktu hujan ia harus menggeser barang dagangannya ke emperan toko milik orang lain. Pembeli pun jarang.“Yang paling parah kalau hujan dicampur angin. Kami bersusah payah menahan kotak jangkrik agar tidak terbalik,” katanya lagi. Lebih dari itu, mereka bersyukur dengan pekerjaan yang mereka jalani saat ini. Meski dengan hasil yang sedikit, penghasilan mereka mampu menghidupi keluarga. Lagi pula mereka bisa menjalin silaturahmi dan bisa bertemu saudara setiap hari. (c1/bay)

FREDI/RABA

ISTIRAHAT: Para nelayan di pesisir Banyuwangi tidak melaut akibat cuaca tidak menentu.

Air Laut Keruh, Nelayan Libur BANYUWANGI - Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah Banyuwangi selama beberapa bulan terakhir menyebabkan air laut di kawasan pesisir keruh. Akibatnya, seperti yang terjadi di sepanjang Pantai Cemara, Lingkungan Panterejo, Kelurahan Pakis, sebagian besar air laut bercampur lumpur. Nelayan pun kesulitan mencari ikan. Nelayan di Pantai Cemara yang sebagian besar menangkap ikan dengan cara tradisional itu tidak bisa melaut akibat kondisi tersebut. Sebagian mereka pun menganggur atau menjadi buruh di sawah. Beberapa lagi tetap menjaring ikan di tepi pantai meskipun jarang mendapat hasil. Mislan, 53, salah satu nelayan Pantai Cemara, mengaku selama dua bulan belakangan tidak melaut. Air dari Sungai Tambong

yang membawa lumpur, rumput, dan kayu, menyebabkan ikan tidak ada yang di pinggir. Sebagian besar ikan kembali ke tengah laut. Padahal, kata dia, perlengkapan menangkap ikannya masih tradisional, sehingga kapalnya tidak berani terlalu jauh ke tengah laut. “Sebetulnya nelayan di sini masih bisa menjadi buruh tanam padi. Tapi musim tanam sudah selesai. Jadi, kita sudah gak bisa jadi buruh. Paling istri-istrinya mencari kijing di tepian. Dijual Rp 3.000 per satu cangkir. Jadi, sekarang ya bisa dilihat, banyak nelayan yang duduk-duduk di rumah saja,” jelas Mislan. Menurut Mislan, para nelayan bukan tanpa usaha. Sesekali mereka menyisir pantai yang airnya tidak terlalu keruh. Yang paling sering disisir adalah Pan-

tai Kedunen dan Glondong, Kecamatan Rogojampi. Bersama 12 nelayan lain, Mislan mencari ikan di kawasan tersebut. “Biasanya hasil njaring dapat Rp 150 ribu. Dipotong bensin dan makan paling-paling satu orang dapat uang Rp 7 ribu. Mau bagaimana lagi daripada tidak bekerja,” jelasnya. Kusino, 48, salah satu nelayan lain, mengaku tetap menebar jala di pantai meski jarang ada ikan yang tertangkap. Kondisi cuaca yang kurang baik dan air yang tercampur lumpur memang menyebabkan ikan sulit didapat. “Kadang ada ikan ketangkap tapi tidak mesti. Biasanya ikan putihan. Ditambah ada blabur, jadi tambah sulit. Nanti biasanya bulan lima sampai bulan tujuh baru cuaca membaik,” kata Kusino. (fre/c1/als)


32

Jawa Pos

Minggu 1 Maret 2015

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA & TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

PAKAI GERINDA: Setelah dipotong kecil-kecil, batu alam digerinda dan dihaluskan menggunakan amplas.

Batu Kali pun Bisa Dibuat Akik

Anak Muda Mulai Gandrung

Batu Akik B atu akik dipercaya dapat membantu hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian secara emosional. Berdasar mitos, pemakai cincin akik akan dilindungi dari bahaya dan memberkahi pemakainya dengan keberanian. Tapi itu hanya mitos. Tergantung g g kita menyikay pinya. Yang terpentingg adalah tidak bisa dimungkiri bahwa batu u akik memang memiliki kelebihan, yaitu itu indah. Dulu jika kita melihat ihat seseorang menggunakan nakan cincin akik, pasti yang ada di benak kita orang ang tersebut adalah orang ng ”pintar” atau bisa diikatakan dukun. Ya, itu u dulu. Kesan seperti itu memang melekat bagi seseorang yang menggunakan cincin akik.Apalagicincin akik yang digunakan berukuran sangat besar dan cincin akik tersebut memenuhi semua jarii bagi yang memakai. Passti aneh kesannya bagi kita ita yang tidak tahu menahu ahu tentang batu akik. Namun, kesan tersebut ut saat ini sudah mulai hilang. ng. Sejak batu akik ini booming dibicarakan banyak orang seperti saat ini, yang memakai tidak hanya kalangan penggemar batu akik itu sendiri maupun orang tua-tua. Banyak sekarang dijumpai para kawula muda yang menggunakan cincin akik untuk menghiasi jari-jarinya. ”Anak-anak muda banyak yang pesan sekarang. Kalangan wanita banyak juga kok yang pesan batu akik untuk dijadikan cincin,” ujar Inggil Priambodo, 48, pemilik Sanggar Akik Kian Santang. Sanggar akik yang ada di Jalan Nias No 22, Kelurahan Lateng, Banyuwangi, itu saat selalu ramai. Order untuk membuat batu akik meningkat drastis sejak beberapa bulan terakhir. Tepatnya setelah Presiden Jokowi mulai menggalakkan cincin akik ini. ”Kalau saya memang sudah

lama jadi perajin batu akik ini. Bahkan sudah hobi. Beberapa bulan terakhir ini memang yang pesan untuk dibuatkan batu akik meningkat drastis,” ujar bapak empat anak itu. Salah satu pelanggannya, Budi mengatakan, di tempatnya mengajar, anak-anak didiknya saat ini memang banyak yang menggunakan dan membicarakan tentang batu akik. Tidak hanya sekadar menunjukkan jenis batu akik yang bahkan transaksi jual-beli juga y g langka, g sering terjadi di kalangan muridnya. ”Banyak anak didik saya di sekolah memakai dan menawarkan yang mem ke saya,” timpal cincin akik a guru m musik SMAN 1 Giri itu. Inggil Ingg menambahkan, pemesan mes tidak hanya dari kalangan seusianya saat ini. lan Anak-anak muda juga A banyak yang memesan b batu akik ke dirinya b saat ini. Bahkan wanita sekalipun, saat ini memang mulai tren wanita menggunakan perhiasan dari batu akik. Tapi yang jelas bentuk ccincin akik wanita tidak ssama dengan cincin akik yang digunakan ak oleh laki-laki. ”Kalau waole nita biasanya batu akiknya tidak sebesar seperti batu warnanya juga akik laki-laki, la cocok yang bening kalebih co wanita. Tidak kalah seperti lau wanita menggunakan permata kalau wanita menggunakan batu bat akik,” tambahnya. Dia juga mengatakan, untuk warna batu akik tidak sembarangan kita memilih. Pasti setiap orang memiliki karakter watak yang berbedabeda. Karakter orang tersebut yang dijadikan pemilihan warna. Misalnya saja batu akik warna merah, menurut Inggil, warna merah lebih cocok digunakan bagi orang yang memiliki jiwa pemberani dan romantis. ”Mengenai warna juga ada yang mempercayai bahwa batu itu mempunyai khasiat. Misal batu akik warna hitam, khasiatnya dapat memperkuat ketekunan dalam urusan duniawi, ketabahan dan ketenangan,” katanya. (tfs/c1/als)

DISUKAI SEMUA: Komunitas pecinta batu akik kini mulai bermunculan di Banyuwangi.

TERNYATA membuat batu akik tidaklah sesulit yang dibayangkan. Bahkan, membuat satu butir cincin cukup memakan waktu tidak lama. Hanya sekitar 60 menit, satu butir ”mata” cincin selesai. Alat-alat yang digunakan juga cukup sederhana. Hanya dengan menggunakan gerinda. Awalnya, bongkahan batu terlebih dahulu dipotong. Setelah dipotong sesuai ukuran, baru dibentuk sesuai keinginan pemesan. Bisa bulat, oval, kotak, segitiga dan lain sebagainya. Lalu, bila batu sudah berbentuk sesuai yang diinginkan, tahap terakhir adalah memolesnya menggunakan amplas agar batu semakin kinclong. ”Sekitar 30-60 menit sudah selesai. Tergantung kerumitan dan ukuran batu yang dibuat,” terang Inggil Priambodo. Jika dibayangkan memang terlihat simpel. Namun, butuh keahlian dan ketelatenan membuatnya. Inggil menambahkan, sebenarnya segala jenis batu bisa diolah menjadi sebuah perhiasan. Namun, tidak semua batu mempunyai nilai ekonomi. Bahkan, batu kali pun, menurut Inggil, sebenarnya bisa dijadikan perhiasan yang indah setelah dibentuk dan dipoles. ”Ya, semua batu bisa dibentuk dan dipoles. Tapi tidak semua batu memiliki harga tinggi. Lebih padat batu, semakin bagus batu itu dan juga semakin mahal harganya. Kalau batu kali tidak terlalu padat,” terang Inggil. Inggil menuturkan, di setiap daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri mengenai jenis batu. Di Banyuwangi, misalnya, saat ini yang banyak dicari adalah batu jenis lumut purwo dan batu setingkul. Batu tersebut sekarang memang populer dan banyak dibicarakan karena tingkat kekerasan batu sangat tinggi. Selain itu, batu tersebut juga memiliki warna yang bagus dan mencolok. ”Saya dapat batu tidak dari Banyuwangi saja. Dari Ternate, Aceh, Garut, Lampung, Maluku, dan lain sebagainya. g y Setiap p daerah jjenis batunya beda-beda,” jelasnya. Terkait harga juga bervariasi. Tergantung jenis batu dan ornamen batu tersebut. Sebab, setiap batu pasti memiliki ornamen di dalamnya. Semakin jelas ornamen batu membuat harga batu tersebut semakin mahal. Harga juga tergantung pembeli. Jika pembeli batu akik sangat menyukai jenis batu tersebut, harga yang ditawarkan juga bisa semak i n mahal. ”Harga bisa mulai Rp 50

BATU MULIA: Semua jenis batu bisa disulap menjadi batu akik.

ribu sampai Rp 1 miliar,” tegas Inggil. Ketua BGC (Banyuwangi Gemstone Community) Siswanto juga tidak memungkiri sebenarnya batu-batu yang ada di Banyuwangi kualitasnya tidak kalah dengan batu-batu di luar Banyuwangi. ”Banyak sekali sebenarnya di sini batunya yang bagus dan tidak kalah kualitasnya. Pemerintah harus mendukung ini,” terang Siswanto. Bisnis batu akik bisa dikatakan saat ini lagi menggeliat. Transaksi jual beli cincin batu akik sangat mudah kita jumpai saat ini. Karena dirasa bisnis ini sangat menguntungkan, banyak juga orang menjadikan jualan batu akik sebagai penghasilan sampingan. Seperti yang dilakukan oleh Roni Firmansyah, 44, warga Kelurahan Lateng, itu. Sebelumnya, dia hanyalah seorang

er t r a B n a s m a t A i n h i u b e m L at Ko L ew

i kauas d ulkan l k a mp unc erda itu mem tu mulia i, b a y a l n in tor b rupa satu ya ha akik etidakn an kolek ik yang u t a k KA b arnya. S nghobi d r batu a a m AMI nya DIN pengge pulan pe enggem awal n, seiring n p u m a t n i u g lan et perk guyuba lah amu gung r ur ja ggota. N ulia, jumel m sede eperti pa i. u e n m v s a e u m itu. S rwa Bhu ang baru delapan virus bat yentuh l y n r u a e a n t y isa i m a m n k A yub uas i se gga kik b Pagu memilik dan mel bah hin atu a m yang b , m a n ala alam hany mbanga rus berta sa. dan ber daya enjadi a e y a e i k t a r b m ma ud sm pe otanya . Luar an b ayaan su sekaligu kasi sesa isa s g g i r g n a a n r i b a ah w an o si itu n kek mun gota ratus agai sebuah cermi rganisa arana ko ruh ang kiran n 1 Seb di sebu aerah. O dan s sini selu ukar pi ...Hal 3 d ih i rt an ja men liki suatu pertemu r akik. D untuk beBaca Leb a i a a dim ah aren enggem ang ad y sebu ota dan p n waktu angg anfaatka mem

pencari barang rongsokan. Namun, sejak batu akik ini mulai booming di kalangan masyarakat, dia pun memulai untuk ikut berdagang batu akik saat ini. Dia pun merasakan perbedaan dari segi penghasilan daripada dia hanya mencari rongsokan setiap hari. ”Rongsokan lagi lesu sekarang. Sekarang saya sambil jualan batu akik ini. Hasilnya juga lumayan. Baru dua bulan saya bisa menjual 50 batu akik,” terang Roni. Yang paling unik lagi seperti yang dilakukan oleh Eko Budi ini. Warga Perumahan Klatak tersebut setiap hari selalu membawa cincin akik ke mana-mana jika dia pergi. Bahkan, di tas kecil yang dia selalu bawa pastinya dipenuhi dengan berbagai macam jenis batu akik, tujuannya yang jelas memasarkan batu tersebut. ”Selalu saya bawa cincin akik ini. Kalau ada yang suka ya saya jual. Yang penting harganya cocok,” ujar Eko. (tfs/ c1/als)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.