Radar Banyuwangi 20 Oktober 2013

Page 1

20 OKTOBER

29

TAHUN 2013

Pikap Terguling, Tiga Tewas Luka Berat 10 Orang, Luka Ringan 4 Orang

FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RaBa

PEKERJA: Siswa SMK 1 Glagah memainkan robot Pneumatik Mekatronik yang digerakkan kompresor angin di lokasi Pameran Kepemudaan tadi malam.

Pamer Robot Terbang dan Pemadam BANYUWANGI - Pameran Ke pemudaan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang digelar di tiga titik di Banyuwangi dimanfaatkan betul para pemuda Bumi Blambangan untuk unjuk kebolehan. Salah satunya, memamerkan robot karya mereka. Seperti terlihat di stan milik Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Stan yang berlokasi di depan Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan itu memamerkan tiga unit robot hasil karya mahasiswa. Salah satu robot yang paling menarik perhatian adalah Tricopter. Robot menyerupai pesawat dengan tiga balingbaling di tiga sisi berbeda itu diklaim

mampu terbang setinggi sepuluh meter. Tricopter tersebut dikendalikan dengan remote control empat dimensi. Pencipta Tricopter, M. Nurhariri, 23, mengatakan, untuk menciptakan robot tersebut dirinya membutuhkan waktu tiga bulan. Dalam mengembangkan robot tersebut, pegawai di program studi (prodi) Teknik Informatika Poliwangi yang satu ini dibantu dua mahasiswa semester V. Dia mengaku masih mengembangkan robot yang diproyeksi menjadi peranti pemantau situasi dari ketinggian tersebut. “Nanti robot ini akan dikolaborasi dengan kamera atau handy cam n Baca Pamer...Hal 35

SITUBONDO - Rombongan peziarah yang mengendarai pikap Daihatsu Espass bernopol B 9946 FO mengalami kecelakaan di Jalan Raya Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo, petang kemarin (19/10). Akibat kejadian itu, tiga orang meninggal dunia saat perjalanan menuju RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Selain tiga korban tewas, 10 penumpang mengalami luka berat, seperti patah tulang, kulit terkelupas, dan benturan keras di kepala. Empat penumpang sisanya mengalami luka ringan.

“Semua warga ini berasal dari Desa Jirek, Kecamatan Cermee, Bondowoso. Semua adalah ke luarga yang berjumlah 17 orang,” terang Tolak Syaifullah, sopir pikap yang mengalami dislokasi sendi kaki kanan. Data yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, kecelakaan tersebut terjadi saat mereka pulang dari ziarah ke ma kam salah seorang wali yang dikeramatkan di Desa Wonokoyo, Kecamatan Kapongan, Situbondo n Baca Pikap...Hal 35

vcblkpl

BERGUNA: Robot tricopter dan pemadam api karya mahasiswa Poliwangi di arena Pameran Kepemudaan depan Gesibu Blambangan Banyuwangi kemarin.

NUR HARIRI/RaBa

EVAKUASI: Warga menggotong korban kecelakaan di Jalan Raya Desa Kalibagor, Situbondo, kemarin (19/10).

HAJI

Bus Beroperasi 24 jam SETELAH menyelesaikan rukun haji, sebagian besar jamaah haji Banyuwangi masih merehabilitasi kesehatan. Ritual yang melelahkan fisik Laporan dari Makkah itu menyebabkan kesehatan beberapa jamaah terganggu. Apalagi, per bedaan cuaca tanah air dan Makkah bisa me ngakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Mem perbanyak mi num air dan makan buah, serta istiraOleh hat cukup, menH. Latief Harun jadi bagian yang Pembimbing KBIH “wajib” dilakukan Sabilillah demi men ja ga kesehatan. Meski demikian, banyak jamaah haji Banyuwangi yang memaksakan diri salat di Masjidilharam. Sementara itu, setelah sempat berhenti beroperasi, transportasi bus yang disediakan pemerintah Arab Saudi untuk mengangkut jamaah dari maktab ke Masjidilharam kembali beroperasi. Selama 24 jam bus gratis tersebut siap mengantar jamaah menuju Masjidilharam. (*/c1/bay)

ADA APA LAGI

Markus Laka Lantas Diringkus MUNCAR - Jangan percaya dengan janji yang diucapkan seseorang untuk menyelesaikan kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Bila tidak, Anda akan kecewa sekaligus menderita kerugian materi. Itulah yang dialami Heri Santoso, 42, warga Dusun Tegalpare, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Uangnya Rp 8.5 juta melayang gara-gara tergiur janji Win, 59, warga Dusun Krajan, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar n Baca Markus...Hal 35

Kekeringan, Petani Rugi Ratusan Juta

Penolakan kian Meluas

MUNCAR - Musim kemarau juga dirasakan petani Kecamatan Muncar. Di wilayah yang juga terkenal dengan hasil ikannya itu, petani meng eluhkan sulitnya men dapatkan air. Dampaknya, petani dipastikan gagal panen. Keluhan itu disampaikan petani Dusun Curahpacul, Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Beberapa hektare sawah di desa tersebut mengalami kekeringan. Sebab, saluran irigasi di sawah tersebut tidak dialiri air. Kalau pun ada, debit airnya kecil sehingga tidak bisa digunakan mengairi sawah. Kondisi tersebut dipastikan akan menyebabkan gagal panen. Tito, misalnya, sawah miliknya seluas 1,5 hektare di Desa Tapanrejo dipastikan tidak bisa dipanen. Sawah yang sebagian ditanami padi dan kedelai itu kini kering, sehingga tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik. Berbagai cara demi mendapat air pun dilakukan, di antaranya menyedot air mempergunakan mesin disel. Namun, hal itu tidak banyak membantu. Dipastikan, Tito akan merugi ratusan juta rupiah. “Ya jelas rugi. Gagal panen soalnya. Mengolah lahan itu butuh modal besar,” keluh Tito. (nic/c1/bay)

Larangan Parkir Taman Blambangan kian Dikeluhkan

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

KERING: Kondisi saluran irigasi persawahan di Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin.

BANYUWANGI - Penolakan kebijakan larangan parkir di sekitar Pasar Banyuwangi dan Taman Blambangan tampaknya semakin meluas. Tak hanya para pedagang Pasar Banyuwangi yang menolak larangan parkir di kawasan tersebut, komunitas warga yang rutin berolahraga di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Blambangan juga menolak kebijakan larangan parkir di seputar lapangan tersebut. Mereka menilai, larangan parkir di sekitar Taman Blambangan tidak memiliki pijakan yang jelas. Selain itu, larangan parkir itu terkesan asal melarang. Mestinya, sebelum mengeluarkan larangan, pemkab melakukan kajian secara matang. “Jangan membuat aturan yang sulit dilaksanakan. Aturan itu dibuat untuk ditaati, bukan untuk dilanggar,” tandas Toeloes Soedjianto, warga yang rutin jogging di RTH Blambangan setiap pagi. Toeloes juga mempertanyakan apa sebenarnya yang jadi pertimbangan terkait larangan parkir kendaraan di sekitar Taman Blambangan itu. Apalagi, selama ini parkir kendaraan

Selama ini belum pernah terjadi kemacetan lalu lintas diakibatkan kendaraan warga yang parkir saat berolahraga pagi di sini.” TOELOES SUDJIANTO Pengunjung RTH Blambangan

di Taman Blambangan tidak mengganggu arus lalu lintas. Sebaliknya, lanjut Toeloes, yang sering mengganggu arus lalu lintas adalah parkir kendaraan para pejabat saat menghadiri upacara dan kegiatan lain di Taman Blambangan. “Selama ini belum pernah terjadi kemacetan lalu lintas diakibatkan kendaraan warga yang parkir di sini,” katanya kemarin (19/10). Selain itu, lanjut Toeloes, kalau kendaraan warga dilarang parkir di sekitar Taman Blambangan, apakah ken da raan para pejabat saat menghadiri acara di Taman Blambangan juga dilarang parkir di tempat yang sama? n Baca Penolakan...Hal 35

Mengunjungi Warung Remang-remang di Desa Kotakan, Situbondo

Siang Sepi, Ramai Pengunjung di Waktu Malam Meski sering dirazia aparat penegak perda, prostitusi masih tetap saja terjadi di warung remang-remang di Desa Kotakan, Situbondo. Seperti apa situasi tempat tersebut?

Musim hujan nanti merugi lagi karena kebanjiran, kapan untungnya?

Panwaslu kantongi data atribut parpol yang melanggar

NUR HARIRI, Situbondo TIDAK seorang pun yang memiliki cita-cita menjual tubuhnya, apalagi terjun ke lembah hitam. Ada beberapa alasan klasik yang dilontarkan para perempuan yang terjebak dunia prostitusi. Yang pertama adalah alasan klasik, yaitu terjepit kondisi ekonomi. Itu membuat mereka terpaksa menjual diri. Alasan lain adalah sudah telanjur menikmati pekerjaan tersebut. Untuk “berjualan” secara-terangan, mereka malu. Karena itu, sejumlah http://www.radarbanyuwangi.co.id

Kekeringan, petani merugi ratusan juta

Semoga tidak hanya mengendap di dalam kantong

NUR HARIRI/RaBa

SEPI: Warung remang-remang di Desa Kotakan, Situbondo, siang kemarin (19/10).

lokasi esek-esek di Situbondo terlihat sepi di siang hari. Seperti yang terlihat di warung remang-remang di Desa Kotakan. ‘’Masih siang, Mas,” ujar seorang perempuan muda. Sebut saja namanya Saritem, 28, warga

asal Bondowoso. Saritem mengaku belum pulang ke rumahnya sejak Kamis lalu (17/10). De ngan lugunya, wanita berkulit sawo matang itu mengaku tidak mau melayani siapa pun di siang

hari. Di siang hari dia mengaku hanya duduk-duduk di warung, mendengarkan lagu dangdut, dan menunggu seorang pembeli di warung kopi tersebut n Baca Siang...Hal 35

email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 20 Oktober 2013

Siswa SMK PGRI 2 Giri Juara Tiga Wakili Banyuwangi ke Tingkat Jatim BANYUWANGI - SMK PGRI 2 Giri terpilih menjadi tuan rumah tes seleksi Pekan Raya Teknik Mesin 2013 wilayah eks Karesidenan Besuki. Selain menjadi tuan rumah penyelenggara kompetisi yang d gelar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut, para siswa SMK PGRI 2 Giri pun turut menjadi peserta ajang bergengsi ini. Kepala SMK PGRI 2 Giri, Kusnadi mengaku sangat bangga dengan ditunjuknya SMK PGRI 2 Giri sebgai tempat digelarnya tes seleksi kompetensi yang bertema ‘Mechanical Skill Competition’ itu. Menurut Kusnadi, ajang ini perlu didukung dan diapresiasi untuk peningkatan kompetisi di bidang mekanik mesin dan otomotif. Bahkan, tidak ingin ketinggalan momen ini, siswa SMK PGRI 2 Giri pun turut berlomba dengan sekitar 20 siswa se

BANYUWANGI

ISTIMEWA

SELAMAT: Kasek Kusnadi (kanan) memberikan penghargaan kepada Muhammad Suciono.

wilayah eks Karesidenan Besuki yang digelar pada 13 Oktober 2013 lalu. Dari seleksi tes tulis tentang teori kejuruan materi dasar mesin, chassis

BANYUWANGI

hingga pengenalan kelistrikan itu, salah satu siswa SMK PGRI 2 Giri berhasil menjadi juara tiga, sekaligus menjadi salah satu perwakilan tes

SITUBONDO

selanjutnya di Unesa pada tanggal 6-7 November 2013 mendatang. ‘’Alhamdulillah salah satu siswa kami yang bernama Muhammad Suciono, kelas XII, menjadi juara tiga pada tahap seleksi awal. Mudah-mudahan dia bisa tampil all out di babak selanjutnya, kami akan memaksimalkan dengan memberi brifing khusus dengan menambahkan jam pelatihan agar siswa tersebut bisa lebih memahami tema kompetisi ini,‘’ jelasnya. Kusnadi menambahkan, selain memiliki bakat potensi akademik, para siswa SMK PGRI 2 Giri pun dikenal mampu mencetak pemain bola voli berprestasi tingkat nasional maupun provinsi. Bahkan tidak jarang, siswasiswi sekolah itu yang memiliki bakat bola voli, akhirnya diambil instansi ternama seperti Semen Gresik, Bank Jatim, hingga kepolisian. ‘’Salah satu tosser volley nasional adalah siswi SMK PGRI 2 Giri, ’’ kata Kusnadi kemarin. (adv/bay)

BANYUWANGI

Dijual Suzuki Baleno 1,5 tahun 2000 warna silver, ban baru, jarang pakai. Barang istimewa, harga 76,5 nego, TP. 082334144656, 081336395725

Dijual Toyota Avanza 1.3 G F601 RM GMMFJJ tahun 2010 silver metalik, harga 133,5 juta nego, brg istimw, bisa cash/kredit, hub: (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

• Toyota Innova ‘10 •

• Toyota Kijang LGX ‘02 •

Dijual Toyota Kijang Innova E XS41 ( solar) tahun 2010 silver, harga 197,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Toyota Kijang LGX LF 80 STD (solar) tahun 2002, merah metalik, harga 122,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub: (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Isuzu Panther ‘05 •

• Nissan X-Trail ‘05 •

Dijual Isuzu Panther TBR 541 LS25 MT tahun 2005 hitam, harga 149 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

Dijual Nissan Xtrail 2.5 ST AT tahun 2005 abu-abu metalik, harga 132,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Tanah Dadapan •

• Nissan •

Dijual Tanah (Ada bangunan) Lok Secawan Dadapan; Ruko 2 Lt lok blkg UNTAG Bwi Hub Anugerah Fotocopy Jl Agus Salim Banyuwangi Tlp (0333) 427190/081233669969/085335115873

Nissan Bwi year ‘n promo dptkn undn 5 pkt trip ntn P.D Brazil,2 Nissan ElGrand, 3 Nisan Teana, 2 Grand Livina stp test drv/pmblan Nissan Hub Jl. Letj S Parman 147 Tlpon 0333-4460222

• Security •

Baca Panwaslu...Hal 35

• Toyota Avanza ‘10 •

• Toko Strategis • Djl Toko Pst Kota strategis Jl A.Yani 106 A, STB H 081233770294/0338-671304

Butuh Security syarat berpengalaman, disiplin, Usia max 40 tahun, lamaran lengkap kirim ke Toko Moro Seneng Gendoh, Banyuwangi

rekomendasi kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menertibkan. Lilikh menambahkan, pihaknya sudah mengantongi alat peraga mana saja yang pemasangannya tidak sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Kampanye Pileg maupun Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame. “Kami sudah mengantongi data di masingmasing kecamatan. Panwaslu Banyuwangi sudah melakukan pendataan atribut kampanye berbasis desa melalui Panitia Pengawas Lapangan (PPL),” cetusnya n

• Suzuki Baleno ‘00 •

• Jl. Lingkar Ketapang •

BANYUWANGI

Lilikh Maslikah Anggota Panwaslu Banyuwangi

BANYUWANGI

Djl tnh 2530 M2 Jl. Lingkar Ketapang Bwi, blh diambil sbgian. H. 082141046676

• Tanah & Ruko •

Kami sudah mengantongi data di masingmasing kecamatan. Panwaslu Banyuwangi sudah melakukan pendataan atribut kampanye berbasis desa melalui Panitia Pengawas Lapangan (PPL).”

BANYUWANGI

• STNK •

Hlg STNK P 5937 ZN, an. Supriyono, Dsn Krajan Dua RW 10/02 Ds Kembiritan

BANYUWANGI - Tiga hari setelah penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pemasangan atribut kampanye Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014, ternyata masih banyak alat peraga kampanye yang pemasangannya menyalahi aturan di Banyuwangi dan sekitarnya. Meski Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 15 Tahun 2013 dengan jelas menyebutkan, bahwa baliho hanya diperuntukkan bagi partai politik (parpol) dan calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), tetapi pada praktiknya, baliho milik para calon anggota legislatif (caleg) masih banyak dijumpai di Kota Gandrung kemarin (19/10). Tidak hanya baliho caleg, pelanggaran lain yang juga masih banyak dijumpai adalah pemasangan bendera di pucuk pohon milik pemerintah. Padahal, usai penandatanganan MoU tersebut, Panwaslu Banyuwangi telah melayangkan surat kepada seluruh caleg untuk memindahkan alat peraga yang tidak sesuai ketentuan. “Setelah penandatanganan MoU pemasangan atribut kampanye, Panwaslu sudah melayangkan surat kepada caleg untuk,” ujar komisioner Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Organisasi, Panwaslu Banyuwangi, Lilikh Maslikah di kantornya kemarin (19/10). Ditegaskan, caleg diberi tenggat waktu tujuh hari sejak penandatanganan MoU pemasangan atribut kampanye untuk memindah alat peraga yang pemasangannya tidak sesuai dengan ketentuan. Jika setelah tujuh hari masih ada alat peraga yang menyalahi ketentuan, Panwaslu akan melayangkan

BANYUWANGI

Hlg STNK P 2943 YR, an. Masulah, Dsn Cantuk Lor 03/03 Ds Cantuk,Singojuruh Hlg STNK P 572 VE, an. Evi Rianawati, Dsn Bulusari RT 03/01 Jajag, Gambiran

Panwaslu Kantongi Data Atribut Melanggar

• Daihatsu Ayla • BANYUWANGI

R-Stock Xenia UM 26 jt, Ayla hrga mulai 81 jt, krdit bs 6 thn, Hub. Hadi 08113541818 / 081559705555

• Perum AA Regency •

• Body Kijang Kapsul •

Djl rmh di Perum AA Regency Blok F no 14-15 Kedungrejo Muncar, TP. Hub. 081336722345.

Dijual body kijang kapsul 22 juta nego Hubungi 08242194111

• Oper Kredit Rumah • Jual rmh oper kredit Perum Mendut Hijau Blok H No.2 Bwi LT146 m2, LB 36m2 sdh ada tmbahanny H: 081234948529

Dijual tanah & ruko, LT 300 M2, luas ruko 8x18 m, 2 lantai, SHM & IMB, lok di jantung kota Pesanggaran, sblh Bbank mandiri, HP 081216418633, iinsetyowati44@yahoo.com

• Avanza ‘09 • Djl Avanza 09 htm G.L300.08. Apv,GA ptih, Yaris 08 E mrh, Inova 04 slr.Hb 082142194111

• Suzuki Satria ‘12 • Dijual Suzuki Satria th 2012, barang bagus terawat Hubungi 081358334934

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Jual Xenia 05 li , harga 97,5 juta nego Yaris 08 merah harga 132 juta nego

Erwin 08242194111 Jual Kijang LGX 2000 Diesel, Silver, harga 120 juta nego

Innova 2008 abu-abu metalik, 167 juta nego

Erwin 08242194111

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 20 Oktober 2013

KEMARAU

Belasan Desa masih Kekurangan Air Bersih BANYUWANGI - Musim kemarau di Kabupaten Banyuwangi menyebabkan kekeringan di sejumlah desa. Bahkan, 14 desa di Kecamatan Wongsorejo dan Tegaldlimo kini kekurangan air bersih. Dari 14 desa yang butuh air bersih itu, sembilan desa berada di wilayah Kecamatan Wongsorejo, dan lima desa berada di Kecamatan Tegaldlimo. “Ada 14 desa yang kekurangan air bersih,” cetus kepala bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, Joko Sugeng. Joko menyebut, kondisi 14 desa itu sudah darurat. Saat ini pihaknya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) masih menyuplai kebutuhan air bersih untuk masyarakat. “Untuk kebutuhan minum saja susah,” ungkapnya. Menurut Joko, lima desa yang kekurangan air bersih di Kecamatan Tegaldlimo itu adalah Desa Kedungasri, Wringin Pitu, Kendalrejo, Purwoagung, dan Kalipahit. “Lima desa itu wilayahnya sudah kering,” sebutnya. Sembilan desa di Kecamatan Wongsorejo itu, beber dia, meliputi Desa Bengkak, Alas Buluh, Wongsorejo, dan Desa Watukebo. Desa lain yang juga kekurangan air bersih adalah Desa Sidodadi, Bangsring, Alasrejo, Sidowangi, dan Sumberanyar. “Warga di sembilan desa ini kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkapnya. Pada musim kemarau ini, masih kata dia, sebenarnya desa yang mengalami kekeringan cukup banyak. Laporan yang diterima para camat, saat ini ada 52 desa di 14 kecamatan yang mengalami kekeringan. “Dari 52 desa itu, 14 desa kondisinya darurat,” sebutnya. Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Banyuwangi Wiyono menyebut, 14 desa yang kekurangan air bersih itu sebenarnya sudah sering kekurangan air setiap musim kemarau. “Untuk mengatasinya, perlu penanganan yang permanen,” sebutnya. Namun, lanjut dia, penyelesaian secara permanen membutuhkan dana cukup besar. “Mengatasi kekurangan air bersih di 14 desa itu minimal membutuhkan dana Rp 2 miliar,” katanya. Dana sebesar itu digunakan gratifikasi air, yaitu membuat saluran air dari atas dan disalurkan ke perumahan penduduk dengan cara membuat tandon. Selain itu, juga untuk pembuatan sumur artesis atau pembuatan sumur dengan kedalaman lebih dari 100 meter. “Biayanya memang cukup besar,” sebutnya. (abi/c1/bay)

Terlindas di Depan Terowongan

RION FOR RaBa

REMUK: Petugas mengevakuasi jenazah Mr X dari rel KA di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, kemarin.

BANYUWANGI - Diduga bunuh diri, seorang warga yang tidak dikenali identitasnya atau Mr X mengalami luka parah setelah disambar Kereta Api (KA) Tawang Alun di depan terowongan, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, sekitar pukul 07.05 pagi kemarin (19/10). Korban akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit (RS) Kalisat, Jember. “Setelah ditabrak sepur, korban masih hidup, lalu diangkut ke rumah sakit di Kalisat (Jember) dan meninggal,” cetus Kapolsek Kalibaru AKP Suwanto Bari kemarin. Saat kejadian, KA Tawang Alun jurusan Banyuwangi-Malang itu melaju dengan kecepatan sedang dari arah timur. “Kereta yang menabrak itu dari Kalibaru menuju Malang,” terang Kapolsek Suwanto. Menurut kapolsek, KA Tawang Alun mulai berjalan dari Stasiun Kalibaru sekitar pukul 06.55. KA dengan masinis Agus H. dan asisten masinis Andriawan itu baru melaju sekitar 10 menit. Mereka melihat ada orang yang duduk di sekitar rel. “Masinis sudah memberi abaaba berupa klakson hingga berkali-kali,” katanya. Anehnya, pria yang diduga berumur sekitar 45 tahun itu tetap tidak beranjak dari rel. Baru setelah kereta mendekat,

RION FOR RaBa

EVAKUASI: Petugas menurunkan jenazah Mr X di Stasiun Kalisat, Jember, kemarin.

korban berdiri dan berjalan menjauh. “Tapi karena jaraknya masih di sekitar rel, tubuh korban tertarik gerbong kereta,” ujarnya. Akibat tertarik gerbong KA, tubuh korban terpelanting ke bawah gerbong nomor dua. Tubuh korban pun penuh luka. Bahkan, tulang tangan kirinya patah. “Korban yang masih hidup itu langsung diangkut KA ke rumah sakit Kalisat,” ujarnya. Sayang, baru beberapa saat

menjalani perawatan di rumah sakit, jelas kapolsek, korban yang tidak diketahui identitasnya itu meninggal. “Warga di sekitar lokasi kejadian tidak ada yang tahu. Identitasnya juga tidak ada,” cetusnya. Saat ditabrak KA Tawang Alun, sebut kapolsek, korban mengenakan celana pendek dan kaus abu-abu. Saat ini jenazahnya masih di RS Kalisat. “Korban bukan warga sekitar lokasi. Diduga, dia sengaja bunuh diri,” katanya. (abi/c1/bay)

ADA APA LAGI

NIKLAAS ANDRIES / RaBa

DIPERIKSA : Bayu dan Joko saat diamankan polisi di Mapolsek Muncar kemarin.

Selidiki Toko di Bangorejo MUNCAR - Aparat Polsek Muncar terus mendalami penangkapan dua pengedar pil koplo yang dibekuk Kamis lalu (18/10). Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi terus mendalami pengakuan pelaku tentang asal usul obat berbahaya tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, aparat Polsek Muncar berhasil mengamankan Bayu Tri Wahono, 19,dan Joko Santoso, 19, keduanya warga Dusun Palurejo, Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Dari tangan mereka, petugas mengamankan 410 butir pil trihexyphenidyl (trex), uang Rp 96 ribu, dan telepon seluler merek Cross. Kedua pemuda tersebut dikenai pasal 196 atau 197 Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Keduanya diduga sebagai pengedar dan memiliki pil kategori keras itu tanpa izin. Polisi terus mengembangkan penangkapan Bayu dan Joko untuk memburu pemasok obat tersebut. Dari pengakuan tersangka, diperoleh asal ratusan pil itu berasal dari sebuah toko di Kecamatan Bangorejo. Namun, petugas masih mendalami identitas toko yang dimaksud. Untuk memperkuat penyelidikan ini, aparat Polsek Muncar akan bekerja sama dengan Satnarkoba Polres Banyuwangi untuk mengendus asal usul barang tersebut. “Kasus ini akan kita kembangkan terus. Untuk kita akan melakukan proses dan kelanjutan perkara ini bersama dengan Satnarkoba Polres Banyuwangi,” beber Kompol Ary Murtini Kapolsek Muncar. (nic/bay)

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Banyuwangi di mata Pangdam V/Brawijaya Mayjen Ediwan Probowo

Apresiasi Program Sinergi dan Janjikan Tenaga Motivator untuk Rakyat Panglima Kodam (Pangdam) V/ Brawijaya Mayjen (TNI) Ediwan Prabowo melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi awal Oktober 2013 lalu. Di sela meninjau persiapan pengamanan pelaksanaan KTT APEC Bali di pelabuhan KetapangGilimanuk, Jenderal Ediwan bertamu secara khusus bertamu ke rumah dinas Bupati Abdullah Azwar Anas di Pendapa Shaba Swagata Blambangan. -----------------------------------------------------------JENDERAL Ediwan tidak sendiri datang di rumah dinas Bupati Anas. Dia juga didampingi sejumlah perwira TNI AD di lingkungan Kodam V/Brawijaya. Tampak mendampingi Pangdam V/Brawijaya yang baru menjabat bulan Maret 2013 itu, Asintel Kolonel Kodam Inf Teguh Muji Angkasa, Asops Kodam Kolonel Inf Agus Abd Ma’ruf, Danrem 082/Baladika Jaya Kolonel Arm Muhammad Nakir. Selain itu, tampak Waaster Letkol Inf Abu Bakar, Kapendam Kolonel Arm Totok Sugianto, dan

Dam Pomdam Kolonel CPM Budi. Jenderal Ediwan diantar secara khusus Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Kav) Muslimin Fahsyah untuk bersilaturahmi dengan orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi. Kedatangan Jenderal Ediwan mendapat sambutan secara khusus dari Bupati Anas. Dalam kesempatan itu, Bupati Anas menyiapkan acara khusus dam kado istimewa berupa kue tart untuk perwira tinggi TNI AD yang pada hari itu berulang tahun ke-52. Beberapa saat setelah tiba di halaman belakang Pendapa Shaba Swagata Blambangan, Jenderal Ediwan langsung ditodong untuk tiup lilin dan potong kue tart. Setelah tiup lilin, Jenderal Ediwan mendapat ucapan selamat hari ulang dari beberapa pejabat sipil dan militer yang hadir. Pada saat menerima Jenderal Ediwan, Bupati Anas menyampaikan progress pembangunan Banyuwangi dalam tiga tahun belakangan ini. Dari sekian banyak paparan yang disampaikan Bupati Anas, Jenderal Ediwan memberikan apresiasi khusus terhadap tiga program yang telah sukses dilaksanakan Pemkab Banyuwangi. Pertama, program sinergi antara Pemkab Banyuwangi, TNI dan Polri. Sinergi yang bangun antara aparat pemerintah daerah dengan TNI dan Polri hingga tingkat desa ini dinilai program jempolan

ICHSAN RASYID/RaBa

PANJANG UMUR : Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo meniup lilin ulang tahunnya ke-52 di Pendapa Shaba Swagata Blambangan.

yang tidak dimiliki semua daerah di Jawa Timur. Jenderal Ediwan berjanji untuk terus memberikan support terhadap program yang baru pertama kali dilaksanakan pada era Bupati Anas itu. Tidak hanya janji memberikan support, Ediwan juga minta program yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini, untuk terus di tingkatkan

lebih aktif di masa-masa mendatang. Kedua, Jenderal Ediwan juga memberikan apresiasi terhadap program pengembangan ekonomi kecil melalui program kredit usaha rakyat (KUR). Kebijakan pengembangan ekonomi kecil, dinilai Ediwan merupakan pilihan tepat dan cerdas untuk membangun fondasi ekonomi bangsa Indonesia.

Ekonomi rakyat, kata Ediwan, sudah terbukti tahan banting terhadap pengaruh dan serangan ekonomi global. Karena itu, TNI Ad akan all out untuk mendukung suksesnya program pengembangan ekonomi rakyat. Saat ini rakyat di daerah terpencil membutuhkan motivasi untuk bangkit dan maju melalui program ekonomi rakyat. Karena itu, program Bupati Anas untuk memberikan motivasi pada warga di daerah terpencil harus mendapat dukungan semua pihak. Untuk mendorong sukses program motivasi itu, Ediwan berjanji dan sanggup bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi untuk memberikan motivasi pada rakyat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. “Kodam V/Brawijaya siap menyediakan tenaga motivator dari prajurit TNI AD,” katanya. Selain itu, Ediwan juga memuji program pengembangan wisata. Banyuwangi dinilai memiliki potensi wisata yang cukup besar dan menarik untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Jenderal kelahiran Jakarta tahun 1961 lalu itu, mengaku sangat optimistis jika Pemkab Banyuwangi serius menggarap potensi wisata akan memberikan kesejahteraan dan kemakmuran pada masyarakat. Dia mendorong warga Banyuwangi kerja lebih keras untuk mengembangkan potensi wisatanya. (afi/bay)


34

Minggu 20 Oktober 2013

Penjual Pintu Keliling Oleh Agus Ahmad Rizqi*

D

i tengah terik matahari yang kian memanggang bumi, seorang penjual pintu keliling menarik gerobaknya dengan perlahanlahan. Gerobaknya yang berwarna cokelat tersusun dari potongan kayu-kayu panjang sebagai tempat pintu direbahkan. Di bagian depan ada dua batang kayu kecil tempat penjual pintu mencengkeramkan tangan-tangannya untuk menarik gerobak. Sedang di bagian belakang terdapat papan bertuliskan kalimat singkat “DIJUAL PINTU”. Kurang lebih lima buah daun pintu diangkutnya. Sekilas seperti menarik sekeping wafer raksasa. Langkahnya berat seiring dengan peluhnya yang membanjiri. Penjual pintu itu tidak tua tidak juga muda, tapi wajahnya mengerut dan kulitnya hitam, sehitam roda kecil di kiri-kanan gerobaknya. Orang itu berhenti sejenak, kemudian meminggirkan gerobak di pelataran rumah Pak Rasid. Lalu berjongkok melepas lelah dan memandangi pintunya yang mungkin saja belum laku sama sekali. Pak Rasid mengintipnya dari balik jendela. Melihat tubuh penjual pintu yang ringkih dengan urat-urat yang terapung di kulitnya. Orang itu menoleh dan menyadari Pak Rasid memperhatikannya. Beliau lantas menutup korden segera. Pak Rasid terkejut ketika tiba-tiba terdengar salam dari depan rumah. “Assalamualaikum,” ternyata penjual pintu itu. “Walaikumussalam. Ada apa?” tanya Pak Rasid sedikit sinis. “Mau beli daun pintu, Pak?” “Tidak, semua ruangan di sini sudah ada pintunya,” bohong Pak Rasid. Sebenarnya ada sebuah kamar di bagian belakang yang belum berpintu dan hanya ditutup tirai. “Tapi pintu-pintu saya ini istimewa, Pak,” katanya sambil menunjukkan tumpukan pintu yang kecokelatan di gerobaknya, “pintu-pintu saya ini adalah pintu menuju kemakmuran.” Pak Rasid mengeryitkan dahi. “Jika Anda memasang pintupintu ini, rezeki akan mengikuti usaha Anda, karena pintu ini juga pintu rezeki,” lanjutnya dengan bangga. Dia kemudian mengangkat salah satu pintunya dan menunjukkan pintu di tumpukan kedua, “jika Anda membeli satu pintu, saya akan beri bonus satu pintu lagi.” “Maaf, buat apa banyakbanyak pintu.” Orang itu hanya tersenyum, seolah sudah tabah menerima tolakan dari bermacammacam orang. Seperti malaikat saja. “Kalau begitu terima kasih, Pak,” ujarnya dengan wajah yang berkerut-kerut, kemudian berjalan menarik gerobaknya, bersama pintu-pintunya. Minggu depan orang itu datang lagi, masih di hari Sabtu. Mengucapkan salam. “Pak, mau beli pintu?” “Tidak. Saya sudah bilang tidak. Kenapa kamu ke sini lagi?” “Namun pintu saya ini lain, Pak. Benar-benar spesial. Pintu saya kali ini merupakan pintu kebahagiaan.” Pak Rasid mencibir melihat pintu yang dibawanya jelas adalah pintu yang dibawanya minggu kemarin. Penjual pintu ini ternyata banyak omong, suka membual, pikirnya. Dan penjual pintu sekali lagi mengucapkan terima kasih dengan wajah yang mengkerut, seperti tak pernah disetrika. Sabtu depannya orang itu datang kembali. “Pintu saya hari ini merupakan pintu kelapangan. Tak ada duanya.” Bersabtu-sabtu kemudian penjual pintu datang lagi, dengan lima buah pintu yang sama seolah tak pernah laku. Dan Pak Rosid menolaknya lagi. Dengan wajah yang kucel penjual pintu akan berterima kasih lagi, dan lagi. Begitulah setiap minggu dengan nama pintu yang berbeda-beda, mulai dari pintu keabadian, kejayaan, kebaikan dan entah apa lagi. Membuat Pak Rasid akhirnya kehilangan kesabaran. “Ah, banyak omong! Bedebah kamu!” “Tapi hari ini pintu saya benar-benar unik. Saya tak pernah bohong. Pintu ini

merupakan pintu keberuntungan!” penjual pintu bergeming. Tiba-tiba Bu Rasid muncul, mendengar kegaduhan di depan rumah. “Ada apa to Pak?” “Penjual pintu tidak waras ini yang selalu datang setiap Sabtu selepas lohor!” “Sudahlah. Beli satu saja, biar dia senang dan tak ke sini lagi. Bapak pula sih yang berlebihan. Toh, kamar di belakang itu tidak ada pintunya.” Pak Rasid berpikir sejenak, daripada penjual pintu ini membuatku semakin gila.“Berapa yang satu itu?” “Khusus untuk Bapak, yang ini lima ratus ribu.” “Mahal amat? Biasanya hanya dua ratus ribuan? Ini jelas bukan kayu jati!” protesnya sewot ketika memeriksa pintu itu. “Sudah saya bilang, Pak Rasid. Ini pintu keberuntungan. Tapi Bapak tidak usah khawatir. Jika Bapak beli satu pintu ini, saya kasih satu pintu lagi, terserah Bapak yang model mana.” “Saya tak butuh dua pintu. Kamu beri satu pintu saja, tapi tiga ratus ribu. Itu sudah mahal untuk pintu dari kayu asal-asalan seperti ini.” “Tidak bisa, Pak. Saya maunya lima ratus ribu.” Sudah dibeli masih ngotot, pikir Pak Rasid. “Ah, terserah. Ini, lima ratus.” “Terima kasih Pak Rasid,” penjual itu tampak senang sekali menerima lima lembar uang seratus ribuan. Ditaruhnya pintu besar itu di teras. Setelah berterima kasih sekali lagi, orang itu pergi dan menghilang di ujung jalan beraspal. Dalam hati Pak Rosid merasa lega. *** Pak Rosid gembira sekali ketika memperoleh mobil baru, hasil undian di bank tempat Bu Rasid menabung. Tak sabar dia menunggu mobil itu dikirim dan tiba di rumahnya. Sambil duduk di teras pikirannya mengawang-awang, barangkali mobilnya datang hari itu juga. Pak Rasid tersenyumsenyum sendiri membayangkan dirinya mengemudikan sebuah mobil mewah dengan parlente. “Bagaimana Pak? Apakah pintu saya sudah mendatangkan keberuntungan?” Pak Rasid terkaget ketika penjual pintu sudah ada di depan rumahnya. Masak ini garagara pintunya itu, pikirnya. “Karena pintu saya sudah terbukti, sekarang bapak saya tawari pintu satu lagi. Pintu satu ini yang paling khas dari pintu-pintu saya yang lain. Bisa mendatangkan kekayaan, karena ini pintu kekayaan. Harganya 750 ribu,” penjual pintu seperti tahu saja yang dialami Pak Rasid. Pak Rasid berpikir. Apa benar? Tapi aku kan baru ketiban mobil, tak apalah jika aku mengorbankan uang tujuh ratus ribuan demi menjajal omongan tukang pintu ini. “Saya mau, saya tawar 600 ribu tapi.” “Baiklah, karena Bapak telah menjadi langganan saya bolehlah 600 ribu. Saya taruh di teras bapak.” Pak Rasid cemberut sambil menyerahkan uang 600 ribu. Siapa yang jadi langganan, pikirnya. Penjual pintu itu pergi setelah berterima kasih. Dan sorenya Pak Rasid langsung mengganti pintu depan rumahnya dengan pintu yang baru. Beberapa bulan kemudian, beliau benar-benar senang. Peternakan ayamnya semakin maju. Ayam-ayamnya yang gemuk dan sehat banyak dipesan

oleh para pedagang ayam di pasar-pasar. Penghasilannya meningkat drastis. Pak Rasid kini benar-benar yakin dengan omongan si penjual pintu. Dan hari Sabtu ini, Pak Rasid menunggu-nunggu si penjual pintu. Dan ketika orang dengan muka penuh kerutan itu lewat Pak Rasid tanpa ragu membeli satu pintu lagi, bahkan sebelum penjual pintu menawarkannya. Pintu kesuksesan itu harganya mahal, satu juta rupiah. Tapi toh, nanti hasilnya juga bakal berlipat ganda. Benar, setelah pintu kesuksesan itu menggantikan pintu kayu usang di kamar Pak Rasid, dirinya semakin sukses. Rejekinya semakin mengalir deras bak air terjun. Sehingga Pak Rosid pun kini berani menjual peternakan ayamnya dan mendirikan sebuah usaha baru, yakni dealer motor sebuah merek terkenal. Dealer ini pun ternyata juga laris manis dan memiliki reputasi yang baik di kota. Tanpa ragu beliau akhirnya membeli 2 pintu yang tersisa dari si penjual pintu. Pintu kelancaran dan pintu kemujuran. Harganya masing-masing satu juta lima ratus ribu. Awalnya semua berjalan dengan sangat baik. Sepeda motor di dealer-nya seringkali kehabisan stok akibat kerap diburu pembeli, membuat Pak Rasid menjadi orang kaya baru. Bahkan Pak Rasid hendak sekalian mendirikan dealer mobil di situ. Tapi tiba-tiba hal buruk terjadi. Bulan ini penjualan motor menurun, berikut reputasi dealer. Bulan-bulan kemudian dealer-nya bangkrut, tak laku lagi. Banyak sepeda motor yang sudah usang menumpuk di dealer akibat tak pernah diburu pelanggan lagi. Sekarang Pak Rasid yang malang harus mulai menjalani hidup yang penuh keterbatasan. Aneh sekali. Padahal lima buah pintu yang ada di rumahnya sudah diganti dengan pintu-pintu dari si penjual pintu. Seharusnya dia sudah menjadi konglomerat di kota. Pikiran Pak Rasid yang semakin tertekan tertuju pada wajah penjual pintu. Tiba-tiba dia mengumpat-umpat. Mengumpati setiap lekuk kerutan yang membentuk tekstur di wajah penjual pintu. Bedebah dilantunkannya berulangulang. Tapi, setelah pintunya habis terjual, penjual pintu tak pernah muncul lagi. *** Akhir-akhir ini Pak Rasid ser ing bersungut-sungut duduk di kursi teras menunggu barangkali penjual pintu lewat. Seperti siang ini. Matanya terbelalak ketika mendengar suara berdecit roda-roda kecil yang menggelinding di atas tanah. Dan tampaklah dari kejauhan, penjual pintu dengan gerobaknya yang sudah terisi kembali dengan setumpuk pintu.

“Bedebah kamu! Pintu-pintumu itu ternyata palsu! Lihat sekarang, semua usaha saya bangkrut! Harta saya habis! Sekarang kembalikan semua uang yang sudah saya beri ke kamu itu!” kata Pak Rasid tanpa cas-cis-cus lagi ketika penjual pintu tiba di depan rumah. “Tunggu-tunggu, pasti ada yang salah Pak Rasid!” belanya. “Ke mana pula kamu berbulan-bulan ini? Mau menghindar dari saya?” “Saya membuat pintu, seperti biasa. Ini pintu-pintu saya. Sangat ajaib tentunya, saya butuh berbulan-bulan membuatnya. Pak Rasid mau beli?” jawabnya tak berdosa. “Kamu masih tawari saya pintu-pintu sialan kamu itu?” “Tenang Pak, saya tahu masalah Bapak. Saya ada solusi. Pak Rasid sekarang harus mengganti semua gagang pintu milik Pak Rasid.” Pak Rasid diam. Kata-kata itu seperti sihir sehingga Pak Rasid tiba-tiba mempercayai si muka kusut kembali. Sorenya Pak Rasid mengganti semua gagang pintu (yang sebenarnya masih cukup gres) dengan yang baru dibelinya di toko bangunan milik seorang China. Dibelinya gagang yang paling mahal. Hari-hari yang panas berlalu akan tetapi keadaan tak kunjung membaik. Bahkan utang semakin menumpuk di sana-sini. Maklum, Pak Rasid kini tak punya usaha lagi, termasuk peternakan ayam yang dulu mampu menopang kehidupannya walau dalam kesederhanaan. Dan Beliau semakin murka, rasanya dia selalu kena tipu, seperti yang terakhir kali. Sabtu ini, beliau menunggu lagi decitan rodaroda gerobak penjual pintu. “Kamu masih berani-beraninya tipu saya lagi?” ancam Pak Rasid kepada penjual pintu, bahkan sebelum tiba di rumahnya. Beliau langsung berlari dan melabrak si penjaja pintu begitu batang hidungnya menyembul di ujung jalan. “ Saya sudah ganti semua gagang pintu tapi hasilnya nihil. Malah semakin memburuk!” “Wah, masak Pak?” jawab penjual pintu masih dengan tampangnya yang tak berdosa. “Ah, cukup, cukup ! Saya hajar kamu!” Pak Rasid meraih kerah si penjual pintu. “Sabar Pak, sabar. Pak Rasid lupa. Masih ada satu lagi gagang pintu yang Pak Rasid belum ganti.” Pak Rasid perlahan-lahan mengingat sesuatu, sebuah cerita, kisah seorang nabi muda, nabi yang sebelumnya nyaris disembelih oleh ayahnya sendiri. Dilepaskannya kerah si penjual pintu. Berangsur-angsur marahnya redam. Tenang. Kemudian tercenung. Dia tak akan mungkin menggantinya. *) Penyuka sastra.

UNTUK PEREMPUAN Hikmah Juhayriah

Kuliah Lagi, Ingin Jadi Guru KETERBATASAN fisik tak menyurutkan semangat Hikmah Juhayriah berkarya. Atas kerja keras dan kepercayaan diri yang baik, beberapa kejuaraan bernyanyi tingkat kabupaten dan provinsi pernah diraih perempuan yang mengalami gangguan penglihatan tersebut. Salah satu yang pernah diraih Hikmah adalah juara satu lomba bernyanyi tingkat provinsi di Bandung. Keberhasilan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi vokalis band Al-Mumtaz asal Banyuwangi tersebut. Sebab, prestasinya itu telah mengharumkan nama dirinya dan nama Banyuwangi di kancah nasional. Sementara itu, juara menyanyi tingkat Kabupaten Banyuwangi yang pernah diraih, di antaranya juara dua Using Karaoke Batik Karnaval dan Juara satu lomba karaoke yang diadakan Pemkab Banyuwangi. Atas sederet prestasi yang pernah diraih itu, Hikmah mengaku sering mendapat tawaran konser dan mengisi acara. Bahkan, Hikmah pernah ditawari oleh salah satu studio rekaman untuk membuat album duet ber-

sama artis kenamaan Kota Gandrung. ”Senang sekali bisa diajak rekaman album bersama Mas Demi,” papar gadis berdarah Madura itu. Selain disibukkan undangan nyanyi dan konser, anak pasutri Asiami dan Sutrisno itu kini sedang menimba ilmu di Jurusan Tarbiyah, STAI Ibrahimy Banyuwangi. Alasannya, karena dia bercitacita menjadi seorang guru. ”Karena cita-cita saya menjadi seorang guru, jadi saya ingin melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” pungkas anak bungsu tiga bersaudara tersebut.

”Saya harap Pemkab Banyuwangi peka memantau anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik tapi mampu mengharumkan nama Banyuwangi,” ujar gadis kelahiran Banyuwangi 3 Juni 1988 tersebut. Hikmah berpesan kepada semua generasi muda Banyuwangi agar tetap percaya diri dalam menatap masa depan. ”Orang seperti saya saja punya semangat tinggi, apalagi kalian yang normal. Jadi, semangatlah dalam menggapai cita-cita,” papar Hikmah penuh semangat. (mg2/c1)

SAJAK

Aku Juga Bisa Saat Aku Berjalan Mengukir Harapanku Asaku terkapar oleh tangan kekarmu Saat aku merenung Memikirkan masa depanku Tatapanmu menerjang tepat di tanganku Wahai engkau yang menatapku di sana Jangan kau memandangku Dengan sebelah mata Dengar ucapanmu Yang mencakar kalbuku Meskipun tak utuh tanganku

Tak sempurna kakiku Beri aku waktu Untuk mengukir prestasi Yakinlah aku juga bisa Aku juga bisa sepertimu TeguhMulyanto.SiswaSMALBNegeriBanyuwangi. Pe njaga gawang rubrik bu daya Radar Banyuwangi siap menerima tendangan karya Anda dalam bentuk gambar, sketsa, puisi, cerpen, apresiasi sastra, dan artikel budaya (maksimal 10.000 characters with spaces). Silakan kirim ke budayaradarbwi@gmail.com.


BERITA UTAMA

Minggu 20 Oktober 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

RSUD Kerahkan Petugas Medis n PIKAP... Sambungan dari Hal 29

Pikap yang ditumpangi 17 warga itu menuju rumah. Beberapa kilometer menjelang Desa Jirek, Kecamatan Cermee, Bondowoso, petaka terjadi. Saat itu Tolak Syaifullah melajukan pikap dengan ke cepatan tinggi dari arah utara. Saat mobil tersebut melintas di Jalan Raya Desa Kalibagor, Situbondo, ban depan sebelah kiri tibatiba meletus. Guncangan keras pun terjadi. Itu membuat pikap sarat muatan tersebut terguling. “Sebelum terguling, saya bersama warga di sini melihat langsung mobil pikap itu melaju dengan kecepatan tinggi. Akhirnya, ban depannya meledak,” kata Sugito, 27, salah satu saksi mata warga Desa Kalibagor. Saat itu, semua penumpang yang terdiri atas sembilan orang dewasa dan delapan anakanak langsung terlempar. Ada beberapa penumpang yang saat itu tertimpa pikap hingga luka parah. Insiden itu membuat sejum lah warga sekitar lokasi kejadian langsung berteriak. Tanpa dikomando, warga lang sung membantu korban hing ga petugas kepolisian datang di TKP. Sebanyak 17 penumpang itu langsung diangkut menggunakan mobil polisi menuju RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, satu korban tewas bernama Bu Nuh, 40. Dia meninggal saat memasuki pintu rumah sakit. Dua korban tewas lain adalah anak-anak, yakni Hasan Basri, 7, dan Iswan, 8. Mereka meninggal saat menjalani perawatan medis. Petugas medis sempat ke-

re potan menangani belasan korban kecelakaan yang datang hampir bersamaan itu. Petugas yang tidak piket pun dipanggil

agar membantu menangani belasan korban kecelakaan. “Kami maksimalkan penanganan. Yang meninggal langsung

di pindahkan ke kebelakang (kamar mayat). Yang luka, masih terus dirawat,” kata Imam, Kabag TU RSUD, tadi malam.

NAHAS: Kondisi pikap setelah mengalami kecelakaan di Jalan Raya Desa Kalibagor, Situbondo, kemarin (19/10).

NUR HARIRI/RaBa

NUR HARIRI/RaBa

MAUT:Tim medis menangani para korban luka berat di RSUD dr. Abdoer Rahem, Situbondo, kemarin (19/10).

Pembuatan Butuh Waktu Dua Bulan n PAMER... Sambungan dari Hal 29

Robot ini akan dikembangkan oleh rekan-rekan,” ujarnya kemarin (19/10). Dijelaskan, rangka ro bot Tricopter tersebut menggunakan bahan aluminium. Aluminium dipilih agar pe nyesuaian berat masing-masing sisi rangka lebih mudah dilakukan. “Se bab kalau menggunakan kayu, walau pun dimensinya sama, kadang beratnya berbeda,” jelasnya. Hebatnya lagi, Tricopter ter-

sebut sudah dilengkapi sensor khusus yang berfungsi mengatur keseimbangan saat terbang. Apabila saat terbang ada salah satu sisi yang terlalu rendah, maka motor baling-baling di sisi tersebut akan berputar lebih cepat. “Saat posisi tiga sisi Tricopter sudah seimbang, tiga unit baling-baling akan berputar dengan kecepatan yang sama kembali,” cetusnya. Sementara itu, selain Tricopter, stan Poliwangi juga me mamerkan dua robot pemadam api. Berbeda dengan Tri copter yang sudah bisa

dioperasikan, dua robot yang bentuknya menyerupai mobil itu saat ini masih berupa prototipe. “Robot pemadam kebakaran itu dipersiapkan untuk mengikuti lomba di tahun 2014,” pungkas Hariri. Tak mau ketinggalan, Nanda dan kawan-kawan dari SMKN 1 Glagah juga memamerkan ro bot di arena pameran tersebut. Robot yang diberi nama Pneumatik Mekatronik itu bisa beraksi membantu manusia memindahkan beberapa benda. Gerakan robot Pneumatik tersebut disokong tenaga

angin kompresor. Meski cukup rumit, tapi para siswa SMK tersebut mampu menyusun robot tersebut hanya dalam tempo dua bulan. Seperti diberitakan, dalam rangka peringatan Sumpah Pe muda 2013, Pemkab Banyuwangi menggelar Pemeran Kepemudaan di tiga titik. Pembukaan pameran itu dilakukan di depan Gesibu Blambangan. Dua lokasi pemeran lain adalah di kantor Kecamatan Pesanggaran dan halaman stasiun Radio Bintang Tenggara, Kecamatan Gambiran. (sgt/c1/bay)

bekal bukti dan kesaksian korban, makelar kasus (markus) kecelakaan lalu lintas itu pun akhirnya diamankan polisi di rumahnya kemarin (19/10). “Pelaku kita kenai Pasal 378 jo 372 KUHP tentang penggelapan,” beber Kompol Ary Murtini, Kapolsek Muncar, kemarin. Di hadapan petugas, Win me ngakui bahwa uang yang diperoleh dari korban digunakan untuk kepentingan pri badi. Uang itu digunakan

untuk membeli pakaian dan kebutuhan lain. Bersama barang bu kti tersebut, Win harus mem pertanggungjawabkan perbuatannya. Kasus tersebut bermula 30 Juni 2013 lalu. Saat itu keluarga Heri Santoso mengalami kecelakaan. Waktu itu, Win menawarkan jasa penyelesaian kasus laka lantas itu di kepolisian. Agar mulus, Win meminta uang Rp 8,5 juta. Menurut Win, uang sejumlah itu akan digunakan menyantuni

ke luarga korban kecelakaan (Rp 5 juta), petugas laka lantas polsek (Rp 1 juta), dan petugas laka lantas Polres Banyuwangi (Rp 2 juta). Namun, setelah uang diberikan, ternyata kasus laka lantas itu tetap berlanjut. Merasa ditipu, Heri Santoso segera melapor ke Mapolsek Muncar. “Masyarakat jangan percaya dengan janji-janji seperti itu. Silakan urus sendiri dan semua proses tanpa biaya,” ujar Kompol Ary Murtini. (nic/c1/bay)

Beberapa korban yang menga lami luka berat dan luka ringan adalah Tolak Syaifullah, 30, Sumaryah, 60, Sumaryam, 50, Pak Ningsih, 45, Pak An, 35, Sunatik, 60, Bu Sunatik, 58, dan Bu No, 30. Golongan anak anak adalah Nono, 9, Sunadin, 9,

Irfandi, 8, Isyani, 8, Leni, 9, dan Yuyun, 8. Sementara itu, hingga berita ini ditulis tadi malam, beberapa kerabat korban terlihat mulai berdatangan ke RSUD. Petugas Lakalantas Polres Situbondo, Aiptu Siswanto mengatakan, pihaknya masih

fokus mengevakuasi korban. Sehingga, kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan. “Kami fokus membantu korban. Saat ini ada tiga korban meninggal di rumah sakit,” tegas Aiptu Siswanto saat berada di RSUD Abdoer Rahem Situbondo. (rri/c1/bay)

Lahan Inggrisan Milik Instansi Lain n PENOLAKAN... Sambungan dari Hal 29

Kalau memang larangan par kir itu berlaku untuk semua, kata dia, apakah pemkab sudah menyiapkan lahan parkir ken daraan yang cukup. Sebab, halaman Gedung Wanita Paramitha Kencana tidak mungkin bisa menampung kendaraan para pe jabat. “Kalau warga di larang parkir dan pejabat diperbolehkan parkir, itu bukan aturan yang berasas keadilan, melainkan aturan yang berasas kekuasaan belaka,” cetusnya. Tidak hanya itu, Toeloes juga mempertanyakan apakah larangan parkir itu sudah diimbangi penyediaan lahan parkir yang memadai. Menurut Toeloes, yang sudah dipersiapkan adalah kompleks Ing grisan, halaman Gedung Wa nita Paramitha Kencana, dan halaman Gedung Juang 45. Khusus di Inggrisan, lanjut Toeloes, apakah pemkab sudah mendapatkan izin dari pemilik lahan. Sebab, lahan yang akan di gunakan parkir itu milik instansi lain. Toeloes mengaku khawatir warga akan ditolak

saat parkir kendaraan di lokasi itu. Persoalan kedua, beber Toeloes, apakah kalau parkir di tiga titik itu, warga akan dikenai biaya parkir ataukah tidak. Sebab, penyediaan lahan itu berpotensi dijadikan dalih untuk memungut biaya parkir dengan alasan penyelenggaraan parkir khusus. Padahal, warga Banyuwangi yang memiliki kendaraan sudah membayar biaya parkir berlangganan selama satu tahun. “Ingat ya, biaya parkir berlangganan itu bukan pajak parkir, tapi retribusi parkir,” tegasnya. Warga berkewajiban membayar retribusi itu, jelas Toeloes, apabila sudah men dapatkan hak-haknya. Tetapi, yang terjadi selama ini, warga su dah membayar retribusi parkir berlangganan sebelum hak-haknya didapatkan. Apalagi, pemkab melarang warga me markir kendaraannya di sejumlah badan jalan. Keluarnya aturan larangan parkir di seputar Taman Blambangan itu praktis membuat hak-hak warga sulit diperoleh. “Parkir di tempat khusus, kena bayaran lagi. Sementara parkir di badan jalan, tidak boleh. Kalau masih

ada aturan macam-macam, batalkan saja perda parkir berlangganan agar rakyat bebas parkir,” cetusnya. Sementara itu, pendapatan dari retribusi parkir berlangganan itu cukup besar. Mestinya, sebelum mengeluarkan aturan la rangan, uang hasil parkir ber langganan itu digunakan mem bebaskan lahan untuk lokasi parkir gratis di beberapa area publik. Toeloes mengingatkan, pemkab jangan hanya pintar mengeluarkan larangan tanpa memberikan solusi. “Cari solusinya, baru kemudian membuat larangan. Sekarang belum ada solusi, rambu larangan parkir sudah dipasang,” ujar mantan anggota DPRD itu. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi, Suprayogi, mengaku akan memperhatikan ma sukan yang disampaikan ma syarakat. Beberapa saran yang disampaikan warga itu akan dijadikan bahan evaluasi. “Insyaallah kita akan lakukan evaluasi agar semua kebijakan menguntungkan semua pihak,” ujar Suprayogi. (afi/c1/bay)

Sering Merogoh Kocek Pribadi n MENCETAK... Sambungan dari Hal 36

Di tingkat regional maupun nasional, atlet-atlet anggar Situbondo menjadi atlet yang diperhitungkan yang disegani lawan. Sebab, sering kali meraih juara. Keberhasilan atlet anggar Situbondo mengukir prestasi ini tak lepas dari tangan dingin sang pelatih, Zico Aflian Nugroho. Dialah yang melahirkan “pendekar-pendekar” pedang di Kota San tri yang mengharumkan nama Indonesia, khususnya Kabupaten Situbondo tersebut. Zico yang membidani lahirnya olahraga anggar di Kabupaten

Situbondo. Itu semua berangkat dari keinginannya yang sangat sederhana, yakni ingin menurunkan kemampuannya dalam bermain Anggar. “Saya dulu pernah dapat pelatih dari China, dari Ambon dan sebagainya. Mereka itu melatih tanpa ada pamrih. Saya ingin sama seperti mereka, bagaimana mencetak atlet anggar yang berprestasi tanpa embel-embel ingin mendapatkan materi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Sering kali, alumnus Unesa tersebut harus merogoh kocek pribadinya demi membesarkan olahraga anggar di Kota Santri. “Iya, kok mau berharap untung,

lha saya harus sering menggunakan dana pribadi. Kalau sekarang mendapatkan prestasi yang luar biasa seperti ini, mungkin doa dan keinginan saya dikabulkan Tuhan,” imbuhnya. Yang menarik, Zico mengaku manajemen yang diterapkannya cukup ber tenta ngan dengan pelatih-pelatih yang ada di Jawa timur. Jika mereka menggunakan MoU yang melarang atlet tak boleh sembarangan keluar dari klubnya, maka itu tidak dilakukan Zeco. “Kalau saya nggak, kalau mau latihan dengan saya monggo, kalau tidak ya monggo. Jadi tidak ada ikatan. Tapi saya buat bagaimana atlet menjadi militan,” terangnya. (pri/c1/bay)

Dipakai untuk Kepentingan Pribadi Gesekan Bikin Sepatu Tipis n MASRKUS... Sambungan dari Hal 29

Awalnya, Win mengaku bisa menyelesaikan masalah anggota keluarga Heri yang terlibat kecelakaan. Namun, bantuan menyelesaikan masalah itu ternyata hanya omong kosong. Korban pun langsung mela porkan Win ke Mapolsek Muncar. Petugas yang menerima laporan korban se ge ra melakukan penangkapan. Ber-

Diminta Memindah Alat Peraga n PANWASLU... Sambungan dari Hal 30

Lilikh mengimbau, caleg yang memiliki alat peraga yang pemasangannya tidak sesuai ketentuan agar segera memindah alat peraga tersebut. Sebab, jika Panwaslu memberi re komendasi kepada KPU, maka KPU akan memberikan sanksi administratif kepada caleg yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan MoU ter-

sebut. “Panwaslu melakukan pencegahan sebelum melakukan penindakan. Sebab, jika Panwaslu memberikan rekomendasi kepada KPU, maka KPU akan memberikan sanksi administratif kepada caleg tersebut,” terangnya. Sekadar tahu, penandatanganan MoU pemasangan atri but kampanye Pileg 2014 ditandatangani Rabu malam yang lalu (16/10). KPU Banyuwangi, Panwaslu, pemkab, dan parpol menyepakati berhasil menye-

pakati sejumlah poin penting yang sempat menjadi perdebatan cukup alot. Poin penting tersebut di antaranya pemasa ngan atribut kampanye di pucuk pohon milik pemerintah tetap dilarang. Namun demikian, parpol maupun caleg bisa memasang atribut kampanye di pucuk pohon milik perseorangan yang ditanam di lahan pribadi asalkan men dapat izin dari pemilik pohon tersebut. Kesepakatan penting lain,

ketentuan pemasangan baliho sebanyak satu unit di masingma sing desa atau kelurahan untuk parpol dan pemasangan spanduk sebanyak satu unit di satu desa atau kelurahan untuk caleg juga tetap diberlakukan. Namun demikian, parpol atau caleg masih bisa memasang atribut kampanye yang lain di rumah atau halaman milik pribadi dengan seizin pemilik rumah atau pekarangan tersebut. (sgt/bay)

Sekali Main Pasang Tarif Rp 50 Ribu n SIANG... Sambungan dari Hal 29

Dia mengaku melayani tamu hanya di malam hari. Di kala matahari tidak menampakkan sinarnya, saat itulah waktu yang menurutnya tepat untuk beroperasi. “Ya mencari uang, cuma Rp 50 ribu saja,” kata Saritem. Dia terlihat tidak punya beban menjual diri kepada lelaki hidung belang demi uang. Meski demikian, bukan berarti Saritem tidak mengetahui bahwa hal yang dilakukannya itu dilarang agama. Saritem memahami pekerjaannya itu hina. “Tahu dilarang, tapi gimana lagi, saya butuh uang,” katanya. Sementara itu, di siang hari banyak wa-

rung remang-remang yang tutup. Menurut Saritem, warung itu tutup di siang hari agar tidak banyak orang yang tahu bahwa mereka menjalankan aktivitas prostitusi. Mereka juga khawatir ketahuan keluarganya yang kebetulan melintas di jalan Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, tersebut. “Malam saja beroperasi. Siang malu sama orang,” terang perempuan berambut hitam itu. Saritem menyebut, ada dua alasan mengapa dirinya tidak pulang ke rumahnya di Bondowoso. Pertama, kalau tamu warungnya sepi, dia enggan pulang ke Bondowoso karena harus menghitung ongkos. Kedua, apabila pelanggan di warungnya ramai, dia juga tidak pulang karena terlalu

lelah hingga tertidur pulas di pagi hari. Akhirnya, dia baru bangun di siang hari. “Kan hitung uang juga. Kalau tidak punya uang, terpaksa nginap di warung,” katanya. Mengenai penyakit HIV/AIDS yang dapat mengancam kehidupannya, dia mengaku penyakit tersebut menjadi hantu tersendiri. Tetapi, belum ada alasan yang kuat bagi Saritem untuk berhenti menjadi pekerja seks komersial (PSK). Sementara itu, mendengar rencana Pemerintah Kabupaten Situbondo menertibkan sejumlah warung remangremang dan eks lokalisasi, dia mengaku pasrah dan akan kembali ke rumahnya. Saritem berjanji akan berhenti bila kondisi ekonominya membaik. (c1/bay)

n UTAMAKAN... Sambungan dari Hal 36

Berani diadu! Mereka (atlet Surabaya) hanya tampil saat di provinsi, saat di nasional kalah dengan kita,” imbuh Zico. Dia optimistis, dirinya mampu memasyarakatkan Anggar di Kabupaten Situbondo. Apalagi setelah melihat SDM yang ada. Para atlet Situbondo dinilainya

mampu menjadi atlet anggar yang militan. “Militan yang saya maksudkan mereka mau disiplin latihan di tengah minimnya fasilitas. Kita tiap hari latihan,” tandasnya. Zico menceritakan, sebelum ada SMAN 1 Situbondo memiliki aula, mereka latihan di lapangan basket. Sehingga, jika ada hujan mereka harus menghentikan latihan, dan latihan

baru dilanjutkan setelah hujan reda. Bahkan mereka pernah latihan di dalam kelas. Padahal sangat beda jauh, antara berlatih di arena yang sesungguhnya dengan arena yang ala kadarnya. “Kalau di lapangan biasa, mereka sering bolak-balik ganti sepatu karena ge sekan-gesekan sehingga membuat sepatu cepat tipis,” terangnya. (pri/c1/bay)

Ingin Anggar Membumi di Situbondo n SEGERA... Sambungan dari Hal 36

Se hing ga, saat berha dapan de ngan adik-adiknya un tuk me latih mereka masih ke bingungan, karena tugas mereka me mang hanya ber tan ding, bukan melatih,” tegasnya. Meski demikian, dia mempercayai ilmu melatih sebenarnya secara alamiah akan dimiliki setiap orang. Sebab, bisa belajar dari kebiasaan. “Jadi dengan sen dirinya mereka akan terbiasa. Saya juga bisa melatih dari kebiasaan guru-guru saya melatih saya,” imbuhnya. Apalagi, kata Zico, dalam olah raga Anggar ada istilah lesson. Pada tahap tersebut pelatih dan murid akan berhadaphadapan secara privat untuk menjelaskan strategi-strategi ter tentu dalam permainan

anggar. Misalnya bagaimana cara menangkis, menusuk, dan sebagainya. Kesulitan paling men dasar belajar anggaran adalah footwork. Sebab, basic anggar ada di kaki. “Anggar itu olahraga permainan, bukan bela diri. Tidak sama dengan pencak silat dan karate. Ada ilmu pedang di dalamnya. Di saat kita menangkis dan menusuk, itu kan ada dari ilmu pedang. Anggar itu seni menusuk dan menangkis,” paparnya Zico mengungkapkan, pada 15 November mendatang dirinya akan menggelar ada kejuaraan anggar open champion ship berskala nasional. Situbondo mengundang klub anggar seIndonesia untuk berpartisipasi bertanding di Situbondo. Pergelaran ini merupakan kali kedua yang digelar di Situbondo. Sebelumnya, digelar even se-

Jawa yang berlangsung sukses. “Ini kami lakukan karena kami ingin, melihat potensi anak-anak yang sudah bisa dipertandingkan di skala nasional, jadi kami mengundang klub Anggar se Nasional, tapi khusus pelajar,” terangnya. Selain itu, pada kesempatan yang sama, dia mengaku akan mengundang kepala sekolah SMP dan SD, termasuk guru olahraga. Mereka akan diperkenalkan olah raga anggar. Setelah itu mereka kana mendapatkan penjelasan tentang olah raga anggar. Kegiatan ini mendapat dukungan dari Provinsi. “Kalau anggar sudah benar-benar membumi di Kabupaten Situbondo, ini adalah segalanya bagi saya. Itu anugerah tak terkira. Tak bisa dihitung dengan keuntungan materi,” jelasnya. (pri/c1/bay)

Jatim Langganan Medali PON n MINIM... Sambungan dari Hal 36

“Kalau Anggar yang ada kali pertama di Kabupaten Jember pada 1996, kemudian 1998 di Probolinggo, di Surabaya juga 1998, Blitar 2002, menyusul

Situbondo, Banyuwangi, Lamongan, Mojokerto, dan Madiun,” imbuhnya. Zico sendiri menjadi atlet anggar sejak tahun 2002. dua tahun berikutnya, dia sudah dipercaya untuk bertanding dalam even PON. Selanjutnya pada

2005 dia bertanding dalam Sea Games, “2008 saya tidak ikut PON karena ikut ujian CPNS di Situbondo. Baru pada 2012 saya ikut PON lagi. saya baru benarbenar fokus melatih Anggar di Situbondo setelah menjadi PNS,” kenangnya. (pri/c1/bay)


MINGGU l 20 OKTOBER 2013 l HALAMAN 36

Segera Gelar Even Nasional KETEKUNAN dan kerja erja keras Zico untuk memasyarakatkan rakatkan anggar di Kabupaten Situbondo tubondo tidak bertepuk sebelah h tangan. Selain prestasi membanggakan nggakan yang diraih anak didiknya, idiknya, sejumlah sekolah kini ni sudah mulai melirik anggar agar dijadikan ekstrakurikuler. Untuk kepentingan tersebut, t b t Zico mengaku tidak akan turun sendiri. Dia cukup mendelegasikan kepada murid-muridnya yang sudah dinilai bisa mentransfer dasar-dasar ilmu anggar. “Saya tetap fokus di sini (SMAN 1 Situbondo). Mereka (murid-murid Zico) yang akan melatih di sekolah lain. Ini agar peg mereka jjuga g memiliki p

ngalaman me latih,” te rangnya. Zico mengakui, ilmu anggar yang dimilikinya memang belum semua di tu runkan k kek pada murid-muridnya. Khususnya ilmu melatih anggar kepada orang lain. Para murid Zico selama ini hanya menguasai tek nik permainan, misalnya ba gaimana seharusnya saat ber tanding. “Mereka belum me nguasai bagaimana cara melatih n Baca Segera...Hal 35

FOTO-FOTO: SMASA FENCING TEAM FOR RaBa

ADU KEMAMPUAN: Atlet anggar Situbondo berlaga dalam event pertandingan nasional di Sidoarjo beberapa waktu lalu.

Mencetak Pendekar Pedang ta klub se-Jawa di anggar dengan peser EVENT: Pertandingan lalu. an, Situbondo, tahun GOR Serba Guna Balur

Minim Even Anggar di Daerah ZICO Aflian Nugroho tak sependapat bahwa per kembangan olahraga anggar di daerah dikatakan lamban. Namun, jika ada yang berpendapat demikian, dia tidak menyalahkan sepenuhnya. Kata Zico perkembangan dunia anggar di daerah sebenarnya tidak lamban. “Kalau sampai ada kesan lamban, itu karena pe merhati anggar kurang di daerah-daerah. Semua terpusat di Jawa Timur,” katanya. Keadaan itu bisa dibuktikan de ngan perolehan medali di even Pekan Olahraga Nasional (PON). Kata Zico, pada PON 2000, Jawa Timur men dapat sembilan medali emas. Berikutnya PON 2004 mendapat dua medali emas, demikian juga pada PON 2008. “Setiap PON kita (atlet Anggar Jatim) tidak pernah absen mendapat me dali. Karena memang ter kon sentrasi di Jatim. Jarang yang memikirkan pembinaan di kabupaten/

kota,” imbuhnya. Penyebab lainnya, kurangnya even di daerah juga ikut mendukung lambannya perkembangan anggar di daerah-daerah. Di Situbondo baru digarap dengan maksimal pada 2009 n Baca Minim...Hal 35

EDY SUPRIYONO/RaBa

BERKERINGAT: Atlet berlatih anggar di aula SMAN 1 Situbondo.

Meski Fasilitas Minim, Prestasi Membanggakan SITUBONDO - Keterbatasan tak sela manya menghalangi orang untuk maju dan berprestasi. Olahraga anggar

di Kabupaten Situbondo yang sangat minim fasilitas, ternyata mampu menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Belum lama ini Rizal Iktiar Afiansyah mampu menyabet emas dalam kejuaraan anggar internasional, Powiis Junior

Fencing Championship 2013 di kelas degen Putra. Tidak itu saja dua rekannya, masing-masing mampu menyabet perak dan perunggu di kelas yang sama. Atlet anggar Situbondo menjadi salah satu andalan di tanah air. Sebab itulah jangan heran jika dalam kejuaraan anggar

Utamakan Niat dan Kesungguhan Para muridnya tersebut begitu terANGGAR merupakan salah satu olahraga yang berpotensi membuat orang ka gum-kagum dengan gerakan para jenuh dan membosankan. Sebab, ge- atlet ang gar yang ada di luar negeri ra kannya hanya mundur dan maju. tersebut. “Mereka bertanya kok bisa seperti itu? Akhirnya saya Demikian pula dalam berlatih, saya tanamkan butanding, jika tidak metuh latihan agar mereka nusuk, ya menangkis. seperti apa yang di you Keadaan itu disadari tube. Alhamdulillah sekabenar Zico Aflian Nugroho. rang sudah sekitar 50 atlet Sebab itulah, langkah awal yang berlatih dalam klub yang dilakukannya saat Smasa Fencing Team. merintis du nia anggar Tentang minimnya fadi Kabupaten Situbondo silitas Anggar yang ada ada lah membuat siswadi Kabupaten Situbondo, siswa yang mengikutinya Zico mengaku bukanlah senang. merupakan yang utama. Yang dilakukannya adaDia berpendapat, yang palah memperkenalkan angZico Aflian Nugroho ling utama dalam sebuah gar melalui YouTube. Zico prestasi adalah niat dan mengajak murid-muridnya menonton permainan anggar pemain- kesungguhan. “Sembari terus kita pemain profesional yang ada di luar benahi fasilitas yang ada, niat dan kenegeri. “Awalnya saya hanya tiga siswa sungguhan jangan sampai kendur. Di yang bergabung dengan ekstrakurikuler Surabaya peralatannya lengkap. Namun, Anggar yang saya bina,” imbuh pengajar prestasi kalah jauh dengan kita n Baca Utamakan...Hal 35 di SMAN 1 Situbondo tersebut.

internasional Powiis Junior Fencing Championship 2013 yang digelar 11–13 Oktober lalu, dari sembilan atlet yang dikirim ke Penang, Malaysia, lima di antaranya adalah atlet asal Kabupaten Situbondo. Mereka pun tampil tak mengecewakan n Baca Mencetak...Hal 35

Dalam olahraga Anggar ada tiga macam jenis senjata yang dipertandingkan yaitu:

Sabel (Sabre) khusus untuk putera 1. Bentuknya segitiga dengan sudut tidak tajam, seperti parang kecil/tipis, makin ke atas makin pipih dengan ujung ditekuk, supaya tidak runcing. Dengan pelindung tangan penuh menutupi seluruh tangan sampai pangkal tangkai. 2. Penggunaannya: bagian bawah untuk menangkis dan bagian atas untuk memarang serta ujungnya digunakan untuk menusuk. 3. Bidang sasaran yang diserang: mulai dari panggul ke atas sampai kepala dan seluruh lengan.

Floret (Foil) untuk putera dan puteri 1. Bentuknya langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau bulat tumpul dan berpegas, bila ditusukan dapat naik/turun, berfungsi seperti shakelar/tombol, hal ini terutama digunakan untuk floret listrik. 2. Pelindung tangannya kecil cukup untuk melindungi bagian tangan saja. Bagian atas diberi isolasi. 3. Penggunaannya: bagian bahwa senjata untuk menangkis dan menekan, ujungnya untuk menusuk. 4. Bidang sasaran yang harus diserang adalah bagian togok yaitu: dari pangkal paha ke atas sampai pangkal lengan dan leher.

Degen (Epee) khusus untuk putera 1. Bentuknya segitiga berparit yang digunakan untuk memasang kabel, pada pangkal tebal sampai ke ujung makin kecil, namun kuat agak kaku. Ujungnya datar bersih serta berpegas yang berfungsi sebagai tombol pada waktu menusuk. Pelindung tangannya besar. 2. Penggunaannya: untuk menangkis pada bagian bawah serta untuk menusuk dengan ujungnya. 3. Bidang sasaran yang diserang: seluruh tubuh dari ujung kaki sampai kepala dan seluruh tangan.

PEROLEHAN SEMENTARA BALLOT TOKOH FAVORIT 2013 TAHAP 3 NO. NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Faida, dr Sri Utami Faktuningsih Kelik Dwi Kuncoro Ficky Septi Linda Ira Damayanti Guntur Priambodo,DR. Ir. MM Wiwik Eko Lestari Arvy Rizaldy, SE Irwan Setiawan Fatchan Himami Hasan Agung Setyo Wibowo Sofia Cholisa Bintari Wuryaningsih, dr. Sumantri Soedomo Iwan Aziz Siswanto, Ir. Muslimin Fasyah Hudori, ST Eko Susilo Nur Hidayat Mentik Rohimah A Choliq Baya

HASIL (%) NO. NAMA 15.0 13.4 9.6 9.4 8.3 6.7 6.7 5.3 5.1 4.0 3.7 2.9 2.7 2.7 2.1 1.1 0.8 0.5 0.0 0.0

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Abdullah Azwar Anas Achmad Dasuki, Drs. Achmad Musta’in Achmad Wahyudi, SH Agus Achmadi, Drs. Andi Mulyo Andriani, dr. Anie Indriastuti, SE Anton Sunartono Ari Pangesti Dadang Wigiarto Danny Farda M Diva Rosa Dodik Iwa Kusuma Emi Hidayati Endang Suliastuty Eva Hesty Faisol Azis Fajar Isnaini Fathurakhman

HASIL (%) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

NO. NAMA 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Ferdianto Wellya Hadi Widodo Hadi Wijono Handoyo Saputro Hapidi Haryanto,dr Heru Pratista Hery Wijatmoko Husin Matamim I Made Cahyana Ifuk Fiestiandani Imam Hudori Indah Purwantini Ipung Purwadi Ira Stephani Rawung Irma Noervadila Joko Sutrisno Joko Triatni Kundofir, dr Luqman Hakim

HASIL (%) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

NO. NAMA 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 74 76 77 78 79 80

Mafrochatin Nikmah Maftuha Kiswah Mahmudi, MPDi,drs Maskur Ali Mia Ms Michael Edy Hariyanto Muh Hidayat, drs. H. Nanang Masbudi Nanang Nur Ahmadi Ni’amilah,drs Ning Sari Novita Ratnaningtyas Nurlia Viliana Pitoyo R Bomba Sugiarto Risano M Saleh Rusdi Dziban, dr. SPb Samsul Hadi, Ir. Slamet Subandi Soekardjo

HASIL (%) NO. NAMA 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Soenarko Wijaya Sri Suryani, SE Sugirah, H, SPd Suminto Supriyanti, SE Syamsul Arifin Syukron M Hidayat Taufik Hidayat, dr. Teguh Sumarno Toni Hartono Umi Kulsum Virda Damayanti Warang Agung, ST Waridjan, drs Wendriawanto Yayak Mulyadi, H Yoyok Mulyadi, Ir Yusieni Yustianus S Soetanto Zaenal Arifin, dr.

HASIL (%) 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.