21 DESEMBER
TAHUN TAHU HU H UN 2014 20 2 01 14 4
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 25
Karnaval Tampil Lagi setelah 17 Tahun Dewa 19 Komitmen Memerangi Narkoba GALIH COKRO/RABA
PENDAMPING: Mulan Jameela di Guest House Pendapa sore kemarin.
BANYUWANGI - Setelah kali terakhir manggung di Banyuwangi tahun 1997 silam, grup band Dewa 19 akhirnya kembali tampil Bumi Blambangan.
Kali ini pentolan Dewa 19, yakni Dhani Ahmad, mengajak para musisi yang tergabung di Republik Cinta Manajemen (RCM) tampil
di hadapan para Baladewa—julukan fans Dewa 19–, antara lain Ari Lasso dan TRIAD. Tidak hanya itu, grup band bergenre Rock, Lucky Laki yang beranggota Raffi (rhythm guitar), Dashel (vocal), Al-Ghazali alias Al (lead guitar), Abdul Qodir Jaelani alias Dul (bass), dan El-Jalalludin Rumi atau yang karib disapa El, (drum), juga ikut rombongan RCM
bertandang ke Banyuwangi kali ini. Tidak ketinggalan istri Dhani Ahmad, Mulan Jameela, juga hadir di Bumi Blambangan. Dalam konferensi pers di Pendapa Sabha Swagata Blambangan sore kemarin (20/12), Dhani mengaku sangat senang bisa kembali tampil di Banyuwangi setelah 17 tahun ■ Baca Tampil...Hal 31
GALIH COKRO/RABA
MENGGEBRAK: Dari kiri Ari Lasso, Dhani Ahmad, Abdullah Azwar Anas, Abdul Qodir Jaelani alias Dul, dan Al-Ghazali (empat dari kanan), serta El-Jalalludin Rumi (dua dari kanan) di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi, sore kemarin.
Untag Mewisuda 375 Sarjana BANYUWANGI - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi mewisuda 375 sarjana baru pagi kemarin (20/12). Ratusan wisudawan itu berasal dari enam fakultas. Penganugerahan gelar sarjana S1 dalam wisuda ke-30 Untag tersebut dipimpin rektor Tutut Hariyadi dalam rapat senat terbuka di ruang auditorium Untag. Sesuai jadwal, acara
KUCUR
inti wisuda sarjana itu diawali rapat senat terbuka yang dibuka oleh Tutut Hariyadi. Dalam sambutannya, Tutut menyampaikan bahwa wisuda ke-30 itu merupakan usia yang mapan bagi kampus merah putih itu. Oleh karena itu, Untag akan terus melakukan upaya yang dapat mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi yang
unggul, taat asas, dan berwawasan kebangsaan. Di antaranya di bidang kelembagaan dengan melakukan rintisan pembukaan program pascasarjana (S2) program studi magister manajemen. Bidang akademik dan kemahasiswaan dengan mengembangkan penelitian ■ Baca Untag...Hal 31
ISTIMEWA
SAKRAL: Anggota Senat mengikuti rapat terbuka prosesi wisuda sarjana di auditorium kampus Untag Banyuwangi pagi kemarin.
Mulai Beredar 25 Unit Taksi Baru
NGOPAI
RHENALD KASALI
Berani Keluar dari Zona Nyaman MENJELANG tutup tahun 2014, para pejabat dan pegawai di lingkungan Pemkab Banyuwangi mendapat suntikan motivasi dari Rhenald Kasali. Akademisi sekaligus pakar bisnis papan atas tanah air itu memberi motivasi agar setiap orang tidak takut keluar dari zona nyaman. Sebab, keajaiban tidak akan terjadi di zona nyaman tersebut. Saat menjadi pembicara di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Rhenald mengatakan, lantaran alam Indonesia sangat subur, tidak sedikit masyarakat yang terbuai lantaran terbiasa hidup di zona nyaman. “Padahal, hidup di zona nyaman itu sebenarnya tidak aman. Karena zaman terus berubah,” ujarnya kemarin. (sgt/c1/bay)
BANYUWANGI - Rencana Bosowa mengoperasikan armada taksi di Banyuwangi menjadi kenyataan. Setelah sempat memperkenalkan contoh armada taksi sekitar 2,5 tahun lalu, akhirnya salah satu raksasa industri tanah air tersebut me-launching Taksi Bosowa Cabang Banyuwangi kemarin (20/12). CEO grup bisnis Transportasi dan Logistik Bosowa, Subhan Aksa mengatakan, peluncuran perdana Taksi Bosowa Cabang Banyuwangi tersebut merupakan bentuk support Bosowa terhadap pengembangan pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. “Ini bentuk
dukungan kami untuk pengembangan pariwisata di Banyuwangi,” ujarnya. Subhan yang kali ini datang ke Banyuwangi bersama Managing Director Bosowa Corporation, Sadikin Aksa mengatakan, di tahap awal jumlah armada taksi yang dioperasikan di Banyuwangi sebanyak 25 unit. Jumlah armada taksi perusahaan yang berpusat di Sulawesi Selatan (Sulsel) itu diproyeksi bertambah di waktu yang akan datang. “Selanjutnya (jumlah taksi yang beroperasi di Banyuwangi) akan disesuaikan permintaan di kota ini,” kata dia ■ Baca Beredar...Hal 31
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
FONDASI: Pekerja membangun kembali pagar Hotel Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin.
Tembok Rontok Diterjang Hujan GALIH COKRO/RABA
BIROKRASI
Denda Kependudukan Masuk Pendapatan Daerah BANYUWANGI - Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2014 yang mengatur sanksi dokumen kependudukan sudah diterapkan sejak 9 Desember 2014 lalu. Hingga kemarin jumlah denda akibat keterlambatan pengurusan dokumen kependudukan sudah mencapai Rp 30 juta. Dana denda tersebut langsung masuk ke kas daerah Pemkab Banyuwangi. Apabila rata-rata besaran denda yang dikenakan sebesar Rp 50 ribu per dokumen, maka hanya dalam tempo sepuluh hari sejak Perda Administrasi Kependudukan diberlakukan, sudah ada 600 dokumen kependudukan yang diurus melampaui batas waktu yang ditentukan. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sudjani mengatakan, motivasi utama pemberlakuan Perda Nomor 2 Tahun 2014 tersebut adalah agar warga disiplin administrasi kependudukan. “Kalau masyarakat memiliki data kependudukan, yang bersangkutan mendapat banyak manfaat,” ujarnya kemarin (20/12) ■ Baca Denda...Hal 31
http://www.radarbanyuwangi.co.id
GLAGAH - Guyuran hujan di Bumi Blambangan mulai mengakibatkan kerusakan fisik. Kali ini pagar sepanjang tujuh meter di Hotel Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, ambrol setelah diguyur hujan Kamis malam lalu (18/12). Pagar batako hotel setinggi 2,5 meter tersebut diduga tidak kuat menahan beban tanah saat hujan lebat berturut-turut selama beberapa hari terakhir. Informasi
yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, ambrolnya pagar batako hotel yang berada di utara Wisata Osing itu terjadi sekitar pukul 22.00 Kamis malam. Suara keras akibat ambrolnya pagar tersebut membuat kaget warga sekitar. Akibatnya, karena pagar tersebut ambrol, tanah yang sebelumnya di tahan pagar menjadi longsor ke bawah. Namun, dipastikan tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut ■ Baca Tembok...Hal 31
GALIH COKRO/RABA
TAKSI SEDAN: Armada taksi baru yang diluncurkan di Jalan Borobudur depan Pemkab Banyuwangi kemarin.
Suka-duka Petugas Cek Fisik Kendaraan di Samsat Banyuwangi
Paling Sulit Mengecek Noka Nosin Mobil Eropa dan Korsel Setiap kendaraan bermotor memiliki identitas berupa nomor mesin (nosin) dan nomor rangka (noka). Posisi noka-nosin untuk setiap jenis kendaraan tentu berbeda-beda. Setiap lima tahun, kendaraan harus menjalani cek fisik identitas. Bagaimana sukaduka petugas pengecekan fisik kendaraan di Samsat Banyuwangi. NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi
HAMPIR setiap hari, halaman di Kantor Samsat Banyuwangi tidak pernah sepi pengunjung. Puluhan bahkan ratusan kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang setiap harinya datang silih berganti memadati instansi pelayanan surat kendaraan bermotor di Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi, itu. Tujuan mereka beragam ada yang sekadar membayar pajak kendaraan hingga proses perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK). Tidak heran sejak pagi, setiap bagian atau alur kepengurusan surat kendaraan bermotor di kantor Samsat ini sudah tampak sibuk. Tidak terkecuali bagian pengecekan nomor rangka dan mesin kendaraan. Bagian cek fisik kendaraan ini berada di halaman belakang kantor Samsat Banyuwangi.
Halamannya cukup luas hingga mampu menampung kendaraan roda empat dan dua hingga puluhan unit. Bagian cek fisik ini tidak ubahnya seperti unit identifikasi di Satuan Reskrim di Polres Banyuwangi. Di Samsat, cek fisik nomor mesin dan rangka ini akrab disebut masyarakat dengan sebutan esek-esek. Dari cara kerjanya sebuah stiker yang akan digunakan untuk mengecek dengan mengkopi dua bagian tersebut di atas mesin dan rangka kendaraan dengan menggesek menggunakan pensil ■
Tembok hotel rontok diterjang hujan Ternyata hujan bisa tegas seperti Satpol PP
Dekap gadis mandi, pengamen dipolisikan Dihukum mandi di kolam dengan gadis saja, tapi gadis ikan hiu
Baca Paling...Hal 31 TUKANG GOSOK: Petugas mengecek nomor mesin motor di halaman belakang Samsat Banyuwangi.
NIKLAAS ANDRIES/RABA
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
Jawa Pos
Minggu 21 Desember 2014
BERITA UTAMA H A L A M A N
31
S A M B U N G A N
Konser selalu Dikawal Orang BNN ■ TAMPIL...
Sambungan dari Hal 25
“Sudah terkenal di seantero Indonesia kalau Banyuwangi tengah membangun pariwisata dan kesenian. Setelah lama tidak manggung di Banyuwangi, tentu ini menjadi momen yang spesial,” ujarnya. Menurut Dhani, tahun 1997 silam Dewa 19 datang ke Banyuwangi saat menggelar tour yang disponsori perusahaan rokok. Namun, kali ini kedatangannya bersama artisartis RCM diinisiasi Bupati Abdullah Azwar Anas. “Mudah-mudahan Bupati Banyuwangi menularkan kepada bupati lain untuk mengembangkan pariwisata dengan musik,” kata suami Mulan Jameela tersebut. Sementara itu, mantan personel Dewa 19 yang kini memilih solo karir, Ari Lasso mengatakan,
dirinya sangat senang datang ke Banyuwangi. Sebab, dia memiliki banyak saudara di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. “Ibu saya asli Banyuwangi,” ungkapnya. Ari Lasso berharap, kedatangan dirinya dan artis-artis RCM semakin memperkuat posisi Banyuwangi sebagai kota yang serius menggarap seni, budaya, dan pariwisata. Yang menarik, konser Dewa 19 feat Ari Lasso, Lucky Laki, dan TRIAD, di Banyuwangi kali ini juga dilakukan dalam rangka kampanye anti narkoba dan HIV/ AIDS. “Mudah-mudahan konser nanti malam (tadi malam) tidak hanya menghibur, tapi juga mendidik,” harap Bupati Anas. Bupati Anas mengatakan, sebelumnya Taman Blambangan, Banyuwangi, merupakan bagian
dari tempat yang diproteksi dari pergelaran konser musim dangdut, pop, atau rock, dan lain-lain. Namun, khusus tadi malam Dewa 19 dan RCM diperbolehkan menggelar konser di Taman Blambangan karena Stadion Diponegoro dan GOR Tawang Alun tengah diperbaiki. “Konser ini bukan sekadar konser musik, tapi juga kampanye anti narkoba dan HIV/AIDS,” kata dia. Sementara itu, saat ditanya komitmen RCM terhadap penyalahgunaan narkoba, Dhani dengan tegas mengatakan, sebelum ada Badan Narkotika Nasional (BNN), dirinya sudah terkenal sebagai musisi yang bersikap keras terhadap narkoba. “Sebelum ada BNN, Ari Lasso sudah melepaskan diri dan merdeka dari narkoba,” ujarnya. Dhani menegaskan, penyalah-
gunaan narkoba bukanlah pilihan dia dan para artis RCM. “Kalau show ke mana-mana Al selalu dikawal orang BNN. Karena beberapa waktu lalu saat Al show di suatu kota, kapolres-nya menawarkan inex kepada Al. Jadi, sekarang kalau ada siapa pun, baik gubernur, bupati, atau jenderal, kalau menawari narkoba kepada Al, bisa langsung ketangkap,” bebernya. Sementara itu, saat disinggung akankah Dewa 19 kembali rekaman dengan mengusung Ari Lasso sebagai vokalis, Dhani menjawab dengan santai. “Menunggu saat yang tepat untuk bersatu dalam album. Kalau sama Ari Lasso ini witing tresno jalaran gak ono liyane (tumbuhnya cinta karena tidak ada yang lain, Red),” bebernya setengah bercanda.
Dijelaskan, vokalis Dewa 19 saat ini, Once, sedang malas menyanyi. Once mengundurkan
■ UNTAG...
Sambungan dari Hal 25
Dalam bidang ketenagaan, Untag mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Untag dengan mengirimkan tenaga dosen studi lanjut ke jenjang S3. Tutut menambahkan, tahun 2020 nanti, Untag Banyuwangi diharapkan memiliki 20 doktor yang tersebar di 11 program studi. Di bidang kerja sama, Untag Banyuwangi telah menggandeng sejumlah instansi pemerintah dan non-pemerintah
di wilayah regional, nasional, bahkan internasional. Di akhir sambutannya, Tutut mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan. “Selamat berjuang untuk menentukan masa depan diri dan keluarga. Selamat berbakti kepada masyarakat dan bangsa,” ujarnya. Setelah itu, seluruh calon wisuda maju satu per satu untuk dilakukan pemindahan tali toga sarjana. Mereka juga mendapatkan ucapan selamat oleh rektor dan senat. Pada kesempatan yang sama, dilakukan penyampaian janji wisudawan dan pem-
berian penghargaan kepada lulusan terbaik. Ketua panitia penyelenggara wisuda, Enis Prihastuti mengatakan, pelaksanaan wisuda kali ini berlangsung aman, lancar, nyaman, dan berkesan. Acara wisuda berlangsung mulai pukul 07.30 hingga 11.30. “Padahal, jumlah wisudawan meningkat cukup signifikan, tapi kita tetap bisa selesai tepat waktu,” terang dosen fakultas ekonomi tersebut. Pada wisuda ke-29 tahun lalu Untag Banyuwangi meluluskan 291 sarjana. Dalam wisuda kali ini Untag me-
netapkan 11 wisudawan terbaik. Mereka yang meraih gelar terbaik adalah Vivi Primayanti dengan IPK 3,99; Achmad Iqbal dengan IPK 3,93; Layung Ligo Hartanto dengan IPK 3,92: Rizkiyani dengan IP 3,83; Widiani Astuti dengan IP 3,76. Ada juga Lucia Wulandari dengan IPK 3,73; Arif Abdur Rahman dengan IPK 3,70; dan Atim Cahyono dengan IP 3,64. Menyusul berikutnya Chintya Misriana dengan IPK 3,61; Rusman Suparno dengan IP, 3,57, dan terakhir adalahChristtopherRobbinsonKusdiarto denganIPK3,52.(cin/c1/bay)
Suara Keras sempat Kagetkan Warga ■ TEMBOK...
Sambungan dari Hal 25
Saiful, penjaga parkir Anjungan Desa Wisata Osing mengatakan, pada saat kejadian untung saja tidak ada warga yang sedang mandi di dekat pagar tersebut. Sebab, di timur pagar yang ambrol tersebut
terdapat mata air yang biasa digunakan warga masyarakat. ”Untungnya malam hari kejadiannya. Di bawah itu tempatnya warga mandi. Pagar itu roboh saat hujan deras. Mungkin karena air yang meresap di tanah itu terlalu banyak, sehingga pagar tidak kuat menahan dan ambrol. Suara am-
brolnya pagar itu terdengar warga sekitar,” katanya. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (20/12), tampak para pekerja sedang membetulkan kembali tembok pagar yang ambrol tersebut. Fondasi pagar juga tampak ditinggikan oleh para pekerja. Longsoran tanah masih bertumpuk
di luar pagar menutupi mata air yang biasa digunakan warga mandi tersebut. ” Ya, pagar ini habis roboh saat hujan lebat beberapa hari lalu. Saat ini sedang diperbaiki kembali. Fondasi ditinggikan agar nanti tambah kuat,” terang salah satu pekerja. (tfs/c1/bay)
Merekrut Tenaga Driver Warga Lokal ■ BEREDAR...
Sambungan dari Hal 25
Menurut Subhan, guna memberdayakan warga lokal, pihaknya memilih warga Banyuwangi menjadi driver alias sopir Taksi Bosowa Cabang Banyuwangi. Selain untuk pemberdayaan, sopir asli Banyuwangi dinilai akan lebih mengenal dan memahami kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini.
Subhan menambahkan, pool taksi Bosowa Cabang Banyuwangi sudah tersedia, yakni berlokasi tidak jauh dari kompleks pabrik Semen Bosowa di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Masih menurut Subhan, selain bertujuan mendukung pengembangan pariwisata di Banyuwangi, dari segi bisnis peluncuran Taksi Bosowa Cabang Banyuwangi merupakan langkah yang potensial. Wilayah Banyuwangi sangat luas, jumlah
penduduk kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini cukup banyak. “Bisa dibilang ini salah satu potensi yang menjanjikan. Sama seperti saat kami pertama kali mengoperasikan taksi di Makassar, Sulawesi Selatan. Orang melihat market (pasar)-nya belum terlalu besar. Tetapi, lama-kelamaan kami memiliki citra yang sangat kuat di daerah tersebut,” bebernya. Sementara itu, catatan Jawa Pos Radar Banyuwangi, contoh armada
taksi Bosowa itu sudah pernah diperkenalkan kepada publik Bumi Blambangan pada Mei 2012 lalu. Saat itu contoh kendaraan jenis sedan warna biru itu ditampilkan di halaman kantor Pemkab Banyuwangi. Setelah perkenalan, contoh armada taksi jenis Hyundai Excel tersebut juga sempat dibawa sang driver ke pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran,Banyuwangi.(sgt/c1/bay)
momen yang tepat. Itu bukan hal yang mustahil,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Didominasi Wisatawan Lokal ■ HOTEL... Sambungan dari Hal 27
Menurut Danial, pemesanan hotel khusus untuk tahun baru ini tarifnya naik. Kenaikan tarif itu 50 persen hingga 100 persen. Akan tetapi, untuk tiket masuk tetap seperti semula. “Tiket masuk tetap seperti biasa Rp10.000 per
orang,” katanya. Meski ada beberapa wisatawan mancanegara, terang dia, pemesan hotel tetap didominasi wisatawan lokal, terutama dari berbagai daerah yang ada di Jawa Timur. “Luar Jawa Timur juga ada, tapi sedikit,” ungkapnya. Salah satu pemesan hotel, Ayub membenarkan bahwa semua hotel
sudah penuh. Menurutnya, warga yang memesan hotel saat ini sudah tidak bisa mendapatkan hotel. Dirinya mendapatkan penginapan di hotel Pasir Putih karena sudah jauh-jauh hari. ”Kalau tidak pesan dulu tidak dapat, Mas,” ujar lelaki asal Kota Malang yang akan mengajak keluarga untuk merayakan penggantian tahun baru. (bib/c1/abi)
Rowo Bayu Digunakan untuk Outbond ■ RIBUAN... Sambungan dari Hal 27
Merintis S2 Prodi Magister Manajemen
diri untuk waktu yang tidak ditentukan. “Jadi, kalau satu album sama Ari Lasso, tunggu
Selama perjalanan, para peserta terlihat semangat dan antusias. Warga yang tinggal di sepanjang jalur yang dilewati tidak kalah semangatnya. Mereka menyediakan makanan dan minuman di depan rumahnya. Tidak hanya itu, di depan rumah penduduk juga dipasang janur, penjor, dan umbulumbul yang membuat acara lebih semarak. “Ada tantangan sendiri ikut napak tilas,” cetus Isnandi,
salah satu UPTD Pendidikan Kecamatan Rogojampi. Isnandi mengaku untuk tahun ini yang kali ketujuh ikut memeriahkan napak tilas Puputan Bayu. “Napak tilas kali ini jalurnya jauh lebih baik. Kalau dulu jalannya rusak parah, kini sudah sangat baik,” ujar lelaki yang membawa 13 rekannya dalam kegiatan itu. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang memberangkatkan peserta mengapresiasi banyaknya peserta yang berasal dari berbagai elemen itu. “Kita bisa memaknai napak tilas
ini sebagai upaya meningkatkan semangat dan jiwa patriotisme dengan cara yang lain,” ujar bupati Anas didampingi Forpimda Banyuwangi. Rowo Bayu yang menjadi finish dalam napak tilas, tampak lebih bersih. Wanawisata itu mulai dimanfaatkan untuk kegiatan out bond dengan lima perahu karet oleh komunitas out bond dan peduli lingkungan X Badeng Adventure. “Tahun ini lebih semarak dan ramai dibanding tahun lalu, semoga tiap tahun akan lebih meriah lagi,” ujar Rusdi, salah seorang warga. (ddy/c1/abi)
Mengenang Perang Puputan Bayu ■ NGARAK... Sambungan dari Hal 32
Bupati Anas dalam sambutannya mengatakan, ngarak dan makan ancak tersebut merupakan acara puncak peringatan Hari Jadi Banyuwangi ke-243. Sepanjang tanggal 20 Desember mulai pagi, Pemkab Banyuwangi melangsungkan berbagai acara. Di antaranya kegiatan napak tilas perang Bayu di Songgon, dan juga Khotmil Quran di Pendapa Sabha Swagata Blambangan.
Puncaknya adalah ngarak 1771 ancak di depan pemkab Banyuwangi. Ngarak ancak sebanyak itu merupakan sebuah representasi mengenang perjuangan pahlawan dalam perang Bayu yang terjadi pada tahun 1771. “Ngarak dan makan ancak ini merupakan bentuk wujud kebersamaan dan kerukunan antar sesama warga di Banyuwangi,” ujar Anas. Sementara itu, sejumlah warga mengaku senang dan bangga bisa menikmati ancak bersama bupati
dan sejumlah pejabat. Mozza, misalnya. Warga Kota Santri Situbondo ini sengaja datang ke Banyuwangi hanya penasaran untuk melihat langsung ngarak 1771 ancak tersebut. Setelah tahu persis, dia baru yakin akan semangat yang diusung masyarakat Banyuwangi dalam memperingati hari jadi kabupatennya. “Saya salut. Meski saya bukan orang asli Banyuwangi, tapi di kota ini saya serasa ikut menjadi bagian keluarga orang Banyuwangi,” pungkasnya. (ddy/c1/als)
Mengajarkan Menerima Apa Adanya ■ GAMBARKAN... Sambungan dari Hal 32
Ancak itu tentu dimakan oleh empat orang dari arah berbeda. Itu menggambarkan simbol semangat kerja keras dan kegotong-royongan. Karena satu ancak berisi banyak nasi dan juga lauk pauk, harus dimakan sampai habis. Dalam peribahasa Osing diungkapkan Ono upo
ono sego, ono rupo ono rego (ada upo ada nasi, ada rupa ada harga) maknanya tak lain adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan kerja keras maka hasilnya akan maksimal. “Banyak pesan yang disyaratkan dari ancak. Di mana kita harus bersama-sama dalam mengerjakan suatu pekerjaan, agar hasilnya maksimal, dan pekerjaan semakin ringan. Apalagi dikerjakan dengan perasaan hati yang ikhlas dan nerimo,” pungkasnya. (ddy/c1/als)
Layani Akta Online Berbasis Kecamatan ■ DENDA...
Sambungan dari Hal 25
Dikatakan, Pemkab Banyuwangi telah melakukan berbagai terobosan untuk mempermudah warga mendapat administrasi kependudukan. Salah satunya program Bayi Lahir Procot Pulang Bawa Akta, dan pengurusan akta online berbasis kecamatan. Sudjani menambahkan, sejak dilaunching 16 November 2013 lalu, hingga pertengahan Desember 2014 jumlah akta kelahiran yang diterbitkan dengan memanfaatkan program Bayi Lahir Pulang Bawa Akta, itu sudah nyaris mencapai 10 ribu akta. “Kami optimistis ke depan akan semakin banyak warga yang memanfaatkan program tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono mengatakan, dana yang berasal dari denda keterlambatan pengurusan administrasi kependudukan itu akan masuk ke pos pendapatan lain-lain Perubahan APBD 2015 mendatang. “Dana tersebut akan masuk dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2015. Pemanfaatannya akan disesuaikan skala prioritas kebutuhan,” cetusnya. Menurut Sekkab Slamet, Pemkab Banyuwangi berupaya mendidik warga agar tertib administrasi kependudukan. Dia berharap masyarakat tidak sampai terkena denda keterlambatan administrasi kependudukan tersebut. “Kami mengimbau manfaat mengurus administrasi kependudukan tepat
waktu. Manfaatkan programprogram inovatif pemerintah di bidang kependudukan, misalnya program Bayi Lahir Procot Pulang Bawa Akta,” bebernya. Seperti diberitakan sebelumnya, dokumen kependudukan, misalnya KTP, Kartu Keluarga (KK), akta lahir, dan lain-lain sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Selain bagi masyarakat itu sendiri, data kependudukan juga diperlukan oleh pemerintah, baik pusat maupun pemerintah daerah. Karena itulah, untuk memotivasi masyarakat tertib administrasi kependudukan, Pemkab Banyuwangi bersama DPRD Banyuwangi memberlakukan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Administrasi Kependudukan. Perda
tersebut mengatur sanksi bagi masyarakat yang terlambat melaporkan peristiwa kependudukan. Jika peristiwa kependudukan dan peristiwa penting kependudukan yang sebenarnya tanpa dipungut biaya itu dilaporkan setelah melampaui batas waktu yang ditentukan, akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda yang nilainya mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per dokumen. Sanksi administrasi tersebut diterapkan berdasar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Administrasi Kependudukan. Ironisnya, saat Perda Nomor 2 Tahun 2014 tersebut baru diterapkan sejak 9 Desember, jumlah denda masuk ke kas daerah sudah mencapai Rp 30 juta. (sgt/c1/bay)
Mirip Braille, Meraba Bagian yang Sulit Dijangkau ■ PALING...
Sambungan dari Hal 25
Ada dua petugas yang berhubungan langsung dengan pengecekan kendaraan bermotor di Samsat tersebut. Mereka bertugas secara bergantian memeriksa nomor identifikasi kendaraan yang datang. “Jumlahnya setiap hari lumayan. Tidak hanya roda dua tapi juga roda empat,” ujar Unggul, salah satu petugas cek fisik Samsat Banyuwangi. Meski terkesan sepele, pekerjaan memeriksa bagian penting kendaraan itu ternyata membutuhkan ketelitian, kejelian, dan kesabaran. Untuk sepeda motor, tidak jarang beberapa tipe kendaraan roda dua ini membuat petugas cek fisik dibuat sedikit berkeringat. Sebab tidak jarang lain merek dan jenis kendaraan lain juga peletakan nomor rangka dan mesinnya. Tidak jarang posisi dan letaknya yang cukup tersembunyi dan sulit dijangkau. Tuntutan hasil pengecekan fisik yang sempurna terkadang membuat mereka menempuh ragam risiko. Seperti di antaranya seperti tidur di atas paving yang panas maupun basah karena hujan. Bahkan
kerawanan lainnya petugas cek fisik juga bisa saja terkena bagian panas kendaraan seperti bagian mesin maupun knalpot kendaraan. Lain lagi bila harus mengecek kendaraan roda empat. Unggul dkk juga tidak jarang dihadapkan pada kondisi yang tidak kalah rumit. Terutama saat mereka harus melakukan cek fisik terhadap kendaraan keluaran Eropa. Kendaraan benua biru ini dikenal memiliki spesifikasi nomor rangka dan mesin yang cukup tersembunyi. Untuk kendaraan buatan Korea Selatan, biasanya lokasi noka dan nosin letaknya juga tersembunyi. Sedangkan kendaraan made in Jepang memiliki karakter yang berbeda. Mobil buatan Negeri Sakura cenderung memiliki tata letak nomor rangka dan mesin yang relatif mudah dijangkau. Meski dalam beberapa merek, kondisinya tidak jauh berbeda dengan mobil Eropa. “Lebih mudah mobil Jepang ketimbang Eropa atau Amerika,” imbuh Unggul. Tidak jarang untuk sekadar cek fisik, petugas di sana tidak hanya bermodal stiker maupun pensil. Beberapa peralatan tambahan lain seperti senter hingga obeng diperlukan untuk membuka bagian yang dicari tersebut. Bila sulit dijangkau
tidak jarang, dibutuhkan bantuan montir untuk membongkar bagian yang akan di-esek-esek tersebut. Malah tidak jarang untuk bisa menemukan nomor yang dicari itu petugas dihadapkan pada kondisi yang tidak jauh berbeda dengan cek kendaraan roda dua. Terkena bagian panas kendaraan sudah menjadi risiko. Tidak hanya itu, bila ada kendaraan yang tidak fit, efek samping lainnya seperti terkena oli hingga tetesan pendingin udara mobil bisa saja menjadi tambahannya. Malah dalam beberapa kasus, petugas cek fisik pun harus terpaksa mengidentifikasi nomor rangka dan mesin kendaraan mempergunakan jari. Ini biasanya dilakukan untuk menyiasati lokasi identitas kendaraan itu yang memang sulit dijangkau. Hal itu tidak ubahnya seperti membaca huruf Braille. Setelah berhasil diidentifikasi barulah nomor tersebut ditulis dalam lembaran stiker yang menjadi media identifikasi kendaraan. Itu membutuhkan kejelian dan ketelitian petugas. Guna memastikan hasilnya, biasanya dilakukan pengecekan lebih dari dua kali dan didukung dokumen lain. (c1/bay)
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
DARI BALI: Rombongan penumpang pejalan kaki saat berada di Pelabuhan ASDP Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (20/12).
Belum Ada Lonjakan Penumpang Feri KALIPURO - Jelang liburan Natal dan Tahun Baru 2015 arus penyeberangan di Pelabuhan ASDP Indonesia Ferry Ketapang masih stabil. Belum ada lonjakan berarti, baik penumpang pejalan kaki, kendaraan roda dua, maupun mobil, di penyeberangan kemarin (20/12). Manager Operasional PT. ASDP Indonesia Ferry (PT. IF) Ketapang, Saharrudin Koto, membenarkan hal tersebut. Arus penumpang yang hendak maupun dari Pulau Bali masih belum terlihat lonjakan berarti. Bahkan, menurutnya, arus penyeberangan akhir pekan ini juga tergolong sepi. ”Belum ada lonjakan penumpang maupun kendaraan. Masih normal-normal saja, malahan bisa dibilang masih sepi,” ujar lelaki asal Padang itu. Menurut Saharuddin, penumpang pejalan kaki setiap hari masih 1.200 orang. Kendaraan roda dua 1.200 per unit dan untuk roda empat 2.700 unit yang menyeberang setiap hari. Namun, di musim liburan sekolah ini, banyak bus pariwisata yang membawa pelajar menuju Pulau Bali. Dia mengakui, bus pariwisata yang membawa pelajar banyak yang melintas menuju Pulau Bali di Pelabuhan Ketapang sejak Jumat malam lalu (19/12). ” Tapi mulai Jumat malam banyak juga bus pariwisata yang menuju Bali. Sekarang kan sedang libur sekolah. Mungkin mereka liburan ke Bali,” tambahnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (20/12), arus penumpang masih belum terjadi lonjakan. Kendaraan maupun penumpang masih terpantau normal dan lancar. ”Yang ramai itu anak-anak sekolah pakai bus ke Bali. Kayaknya lagi liburan sekolah,“ kata Nasika, salah satu pemilik warung di pelabuhan. Sementara itu, pihak PT. IF Ketapang tetap mengantisipasi lonjakan penumpang yang akan terjadi jelang Natal dan tahun baru. Saharrudin mengatakan, pihaknya akan menambah armada kapal untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di musim liburan ini. ”Kalaumemangsudahterjadi lonjakan penumpang, akan kami kerahkan 36 unit kapal.Normalnyayangberoperasi32unitkapal,’ ujarnya. Dia menambahkan, jumlah kapal yang beroperasi di lintasan Ketapang-Gilimanuk total 45 unit kapal. Namun, tidak semua kapal tersebut bisa turun berlayar secara bersamaan. ‘’Saya kira sudah cukup dengan pengoperasian 36 kapal bila terjadi lonjakan penumpang,” jelas Saharrudin. Sementara itu, cuaca Selat Bali saat ini juga masih terpantau normal. Meski cuaca ekstrem seperti hujan lebat yang sering terjadi di Banyuwangi dan sekitarnya, jalur penyeberangan masih tergolong normal. ” Alhamdullilah normal-normal saja untuk cuaca, meski kadang mendung namun tidak terlalu berpengaruh,” pungkas Saharrudin. (tfs/c1/bay)