Radar Banyuwangi | 21 September 2014

Page 1

36

MINGGU 21 SEPTEMBER 2014

MINGGU MI M IN NG GG GU U 21 21 SEPTEMBER SE S EP EPT PT TEMBER 2014 TE

Bangga dengan

29

Batik

Banyuwangi Chef Priscilya Princessa diapit Bupati Anas dan isteri serta Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira unjuk kebolehan meracik bumbu rujak Soto. ujak k So Soto otto. oto

PUTERI Indonesia 2014, Elvira Devinamira, menjadi bintang tamu dalam pergelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) tadi malam (20/9). Keikutsertaan Elvira dalam even tahunan yang digelar Pemkab Banyuwangi itu menambah kemeriahan dan semaraknya BBF. Selain dihadiri Elvira, malam BBF juga dihadiri sederet model nasional. Mereka ambil bagian bersama model-model lokal untuk ikut mempromosikan batik khas Banyuwangi. Tidak hanya gemar menggunakan batik, Elvira juga bangga bisa ikut mempromosikan dan melestarikan batik dalam acara BBF. Kehadiran Elvira pada malam puncak BBF menyedot perhatian

para pengunjung. “Semoga dengan kehadiran saya dapat mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda, untuk lebih bangga dan cinta pada batik Nusantara. Terlebih bagi masyarakat Banyuwangi yang sudah bangkit untuk terus menghasilkan dan mencintai karya batik daerah,” harap gadis kelahiran Surabaya itu. Elvira menuturkan, batik merupakan kekayaan budaya Indonesia sejak berabad-abad silam. Kekayaan batik Nusantara ini terus diwariskan turun-temurun sampai saat ini. Jika dulu batik terkesan kuno, sekarang tidak lagi. Saat ini batik sudah tampil modern, modis, trendi dengan corak

bermacam-macam macam-macam cam-m am-m cam da dan tetap teta mempertahankan tahankan hankan anka senii dan keunikan. ke «Fashion shi gi terbatas batik tidak lagi ruang dan waktu. Batik bisa dikreasi dengan engan padua paduan bahan dan mode yang g terbaru. Sudah saatnya ya batik jadi adi bagian bag dari ke keseharian aria kita,” ujar jarr Elvi Elvira. Elvira. Dengan an mengik mengikuti mengikuti BBF, BB B , El Elv Elvira vira juga a berharap berhar rhar arrap rap bisa a sem se n mem semakin memperkaya erkay ya wa awasan wasan dan an pe nget wawasan pengetahuannya uannya ya ten tentang ntang g kekay kekayaan batik Indonesia sebagai baga bekal me gikut mengikuti ajang International nationa ti Miss Universe. Sebagai Puteri Indonesia ndo 2014 yang mewakili m i wilay yah ah Jatim, J Elvira wilayah mengaku me ngaku bangga ngga ga d dengan eng ngan gan B Banyuwan wa angi yang ang saat ini nii di dike dikenal ken sebagai kena ai wangi sala sa alah satu u de nasi asi wisata wisa favorit salah destinasi

w wisatawan lokal dan an man mancanegara. Wisata alam c my yang ng g sangat s gat iindah dan wisata w bub daya d ya ya y ang sangat gat b beraga beragam yang menjadi jad daya ya tarik ta wilayah yah berjuluk luk The Sunrise se e O Off Java ini. “Saya berh berharap setiap daerah h di Indon Indonesia dapatt m dap mencontoh ontoh a acara Banyuwangi uw ng Batik atik Fe Festival ini dengan eng keunik keunikan daerahnya mas masing-masg-ma ing. Sa Saya juga a mulaii mem nyosialisasikan yos yo osi sia iali n keg k kegiatan atan tan ini ni d dii sosial media, media baik pribadi maupun n Yayasan Y Yay yasan sa san Puteri Indonesia,” esia,” pung pungk kas pungkas E Elvira. (c1/afi) c1/afi) afi fi) (c1/afi )

o Banjir Rujak Sotto KOTA Banyuwangi seolah berubah menjadi “lautan” rujak soto kemarin (20/9). Ribuan porsi makanan khas kabupaten berjuluk Sunrise of Java ini tersaji di lapangan Taman Blambangan, Banyuwangi. Perhelatan spesial bertajuk “Festival Rujak Soto” tersebut sengaja digeber Pemkab Banyuwangi bersamaan dengan rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) 2014 yang lain, yakni Banyuwangi Batik Festival. Dengan demikian, selain bisa melihat betapa eloknya batik khas Bumi Blambangan, para pengunjung juga bisa mencicipi makanan khas Banyuwangi yang memadukan rujak-sayur dan soto tersebut. Festival Rujak Soto kali ini diikuti sekitar 500 peserta dari berbagai latar belakang pekerjaan, mulai koki hotel atau restoran, kalangan pegawai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), anggota PKK, hingga para penjual rujak soto tradisional. Tidak hanya itu, Bupati Abdullah Azwar Anas beserta istri, pasangan artis ibu kota Pangki Suwito dan Yati Octavia, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira Wirayanti, desainer batik kenamaan Priscilla Saputro, dan istri Kapolres Banyuwangi Ny. Tri Bisono Soemi-

harso, ikut meramaikan pergelaran tersebut dengan ikut mengulek bumbu rujak soto. Kegiatan yang kali pertama diselenggarakan di Banyuwangi itu semakin spesial dengan kehadiran chef cantik jebolan Master Chef Indonesia, Priscilya Princessa alias Chef Priscil. Selain menjadi ketua tim juri, chef asal Bandung yang namanya semakin berkibar setelah menjadi presenter acara memasak di salah tu stasiun satelevisi swast a n a -

Bimbing Spiritual

Kedatangan Mama Dedeh di Kota Gandrung menyedot perhatian warga. Walau acara baru digelar pukul 13.30, tapi sejak pagi warga sudah berbondong-bondong memadati lapangan tenis indoor. Mereka tidak hanya datang dari sekitar kota Banyuwangi, tapi juga dari pelosok desa. Semakin sore, warga yang datang semakin mengalir, sehingga lapangan tenis tersebut tidak mampu menampung jamaah. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sempat kewalahan mengatur jamaah dan harus menutup seba-

Perempuan Banyuwangi RIBUAN perempuan Banyuwangi tumplek blek di lapangan tenis indoor GOR Tawang Alun kemarin (20/9). Kaum perempuan dari berbagai elemen itu mengikuti pengajian bersama Hj. Dedeh Rosyidah alias Mama Dedeh. Pengajian itu digelar oleh Panitia Banyuwangi Festival (BFest) 2014 Pemkab Banyuwangi.

sional tersebut juga menggelar demonstrasi meracik rujak soto di hadapan ribuan warga yang menyemut di kawasan Taman Blambangan. “Kalau saya, suka rujak yang bumbunya kental. Bagaimana dengan rujak soto khas Banyuwangi, apakah menggunakan bumbu yang kental?” tanya dia yang spontan dijawab penonton dengan jawaban “Iya”. Sementara itu, usai dinilai dewan juri, masy masyarakat bisa membeli rujak soto buatan masing-masing pesert peserta. Beberapa pengunjung meng mengaku sangat terkesan dengan menu maBanyuw sakan khas Banyuwangi tersebut. “Rasanya ena enak. Rupanya Banyu masyarakat Banyuwangi suka pedas ya?” ujar Von Voni, salah satu pengunjung asal Su Surabaya. Bupati Anas meng mengatakan, melalui rangkaian BB BBF 2014, pihaknya ingin meng mengakomodasi

Pangky Suwito bersama isteri Yati Octavia ikut memburu makanan khas rujak soto dalam Even Festival Banyuwangi.

gian pintu masuk. Jamaah yang tidak bisa masuk bisa mengikuti pengajian dari luar lapangan. “Pengajian ini digelar khusus untuk perempuan. Oleh karena itu, kami mengundang semua istri pejabat di lingkungan Pemkab Banyuwangi,” ujar Bupati Abdullah Azwar Anas. Pada kesempatan itu, Bupati Anas berharap Mama Dedeh bisa membimbing spiritual masyarakat Banyuwangi, terutama kaum perempuan, agar memiliki karakter yang imbang dalam membangun Banyuwangi. Dalam pengajian itu, pendakwa

berbagai hobi masyarakat. Harapannya, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi. “Kita menggelar BBF dan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) untuk mengakomodasi warga yang suka fashion. Kita juga menyelenggarakan pergelaran wayang kulit untuk mengakomodasi masyarakat yang suka melihat wayang. Yang suka musik jazz kita gelar Banyuwangi Beach Jazz, dan yang suka wisata kuliner kita gelar Festival Rujak Soto,” terangnya. Berkat promosi wisata yang digarap dengan konsep yang baik, tingkat kunjungan wisatawan ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini terus menunjukkan peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2012, wisatawan asing yang berkunjung ke Banyuwangi sebanyak 5.502 orang. Kemudian, naik 90.14 orang di tahun 2013 sehingga menjadi 10.462 orang. Tren serupa juga berlaku untuk tingkat kunjungan wisatawan domestik. Pada 2012 wisatawan domestik yang datang ke Banyuwangi hanya 860.831 orang. Di tahun 2013 naik 22 persen menjadi sekitar 1.057.000 orang. (sgt/c1/afi) kondang asal Jakarta itu membahas tema “Pandangan Islam terhadap Perempuan”. Mama Dedeh memberikan gambaran tentang tugas dan hak perempuan. Dia mencontohkan, dalam pembagian warisan, wanita mendapatkan warisan lebih sedikit dibanding laki-laki. Itu karena seorang pria harus menafkahi istri dan anak, dan wanita se bagai penerima nafkah wajar mendapatkan warisan lebih sedikit. (cin/ c1/afi)

Mama Dedeh memberikan siraman rohani kepada ribuan perempuan Banyuwangi di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawang Alun.

FOTO-FOTO: GALIH COKRO/GERDA SOEKARNO/RABA

Bupati Anas bersama sejumlah tamu undangan menyaksikan pergelaran Banyuwangi gi Batik ik Fe Festival (BBF) tadi malam.

Terbius Kangkung Setingkes

Ratu an p Ratusan pe peserta ese Festival Rujak Soto to o be bera beradu cepat dan adu seda se u kh nyuw sedap men menu khas Rujak Soto Banyuwangi kemarin.

Putri Indonesia Senang Pedas

SANJUNGAN bertubi-tubi dilontarkan Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira Wirayanti, untuk Banyuwangi. Selain masyarakatnya ramah, cewek cantik yang karib disapa Vira tersebut mengaku sangat terpukau keindahan pantai Pulau Merah yang kini menjadi salah satu objek wisata andalan kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Perempuan kelahiran Surabaya, 28 Juni 1993, itu mengaku sempat take gambar di Pulau Merah untuk keperluan mengikuti ajang Miss Universe 2014 mendatang. “Vira sangat terpukau dengan pantai Pulau Merah. Pantainya bagus. Banyak turis yang bermain surfing. Home stay-nya juga bagus,” ujarnya di sela konferensi pers tentang Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2014 di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (20/9). Vira juga mengaku sempat menikmati sunset seraya meminum es kelapa muda di pantai yang berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tersebut. Hal yang membuat dia semakin terpesona dengan Banyuwangi adalah keramahan warga. “Saya benar-benar mengagumi warga Banyuwangi. Mereka sangat antusias menyambut kita. Tetapi, saat kali pertama saya sampai di Pulau Merah, orang di sana tahu Puteri Indonesia capai. “Kata mereka, jangan diajak foto dulu, biar istirahat dan minum es kelapa muda dulu. Itu luar biasa,” kata dia. Malam harinya, imbuh Vira, dia menikmati makanan khas Banyuwangi, yakni rujak soto. “Itu makanan favorit Vira. Vira orang Jawa Timur. Vira suka makanan pedas. Langsung pesan cabainya tujuh,” cetusnya. Vira menambahkan, tagline Banyuwangi, yakni Datangi Banyuwangi, Jelajahi Banyuwangi, dan Anda Pasti Ingin Kembali, sangat tepat. Buktinya, setelah kali pertama datang, dia mengaku akan kembali lagi. (sgt/c1/afi)

Yuni Shara FOTO-FOTO: ALI SODIQIN/GERDA SOEKARNO/RABA

RAN BB RANGKAIAN Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2014 m uncak tadi malam alam m (20/9). Dengan ng mencapai puncak baluta uta busana b batik k K Kangkung ngk Setingkes kh khas balutan Banyu u uhan u an model m d berlenggak-lenggok gg Banyuwangi, puluhan di atas d ata catwalk Gedung d Seni Budaya (Gesibu) si Bl Blam Blamb Blambangan. Me Mela ang g kal kali kedua d diselenggarakan rak kan di ka Melalui ajang yang Bum Bumi mii B n tersebu tersebut, sebut,, ba batik Banyuwangi gi seola seo se seolah eo Blambangan mamp m mp pkan an “hegem “hegemoni” “h hege ge emoni” mon d di industri b ba batik mampu menancapkan ttanah tana na a air. Betapa pa a tidak, id dak,, bat batik tik berm b bermotif Kangkung ku Se rbukti kti mampu mampu di dikreasi si m menjadi ja Setingkes terbukti bu u ngat indah nda d dan mod dis. busana yang sangat modis. A ang ta tampil di ajang ang BBF B F Apalagi, model yang ka n sembarang model. Tidak k ta tanggkali ini bukan g ung, Puteri ri Indon Indonesia 2014, 014 Elvira a gung-tanggung, D anti, dan beberapa mod modell Devinamira Wirayanti, a u, Eropa, ambil bagian dalam da asal Benua Biru, p usana sana batik bat tersebut. peragaan busana nya dari sudut pandang model, Bukan hanya B emakin e in berkelas as la lantaran bus busana a BBF 2014 semakin y kan para m model ell ada ad adalah h ra rancangan anc yang digunakan d rnama ta tanah ana anah nah air air, yakni kn ni Pr Priscilla desainer ternama S wnerr Batik atik ik k Nyo Ny N o ttersebut Saputro. Owner Nyonya Indo ttelah memiliki lik ki segudang ang pengal pengalaman di duk snya batik. Dia m mendesain sain nia fashion,, khususnya s Universe verse 2012 Olivia Culpo, Cul Miss busana Miss 013 Gabriela Isler Isler, r, Pu Puteri IndoneI Universe 2013 landary Herman, rman, dan Puteri sia 2013 Whulandary 2 4 Indonesia 2014. atik k rancangan Priscill Priscilla, beberapa Selain batik ng gd ditampilkan ta para peserta diranbusana yang iner ner k kenamaan enamaan lain, yakni Irma. cang desainer ya a pe p perempuan empuan asal Kecamatan Karya-karya anyuw ny ngi, itu telah diekspor dieksp Glenmore, Banyuwangi, negara. n g gara. Tidak hanya it itu, para ke mancanegara. okal kal Ba Banyuwangi juga a dilibatkan di ibat ba desainer lokal d 4 4. dalam BBF 2014. scilla mengangkat meng g a tema a “Compas“Co Com om omp mpa Kali ini Priscilla s rsity” sity” (Kasih (Kas as Sayang Sayan dalam alam Keb Ke Kebersion in Diversity” a ag g ma itu untuk mengapresiasi meng m motif agaman). Tema Kangk angk k kes yang an ng men menjadi me adi ttema utama BBF Kangkung Setingkes tahun hun n ini. Tema “Compassion Compassion assion in Diversity” D y” itu y ittu ju juga terinsp terins rin p esarnya rnya a kasi kasih s sayang mas ma asya s ara arak ar terinspirasi dari besarnya masyarakat Banyu anyu in beludru dru ru sa s saya gunakan kan n se sebagai eba ebag Banyuwangi. “Kain lamb yaan hatii orang Banyuwangi. ngi Saya lambang kekayaan me dru ru ttersebut dengan batik memadukan kain beludru uwangi,” ujarnya. khas Banyuwangi,”

Berbeda dengan Priscilla, Irma mengangkat tema “Batik Charming on Kangkung Setingkes”. Dia mengombinasikan batik Kangkung Setingkes dengan kain broklat. “Baju batik bisa digunakan pergi ke pesta, ke kantor, dan lain-lain,” kata dia. Sementara itu, fashion show w BBF tadi malam diawali penampilan peserta kehormatan yang terdiri atas Bupati Abdullah ma Azw war Anas bersama istri, Ny. Ipuk FestiAzwar andan ndan dani Azwar Anas; Kapolres Banyuwangi andani A BP Tri Bisono Soemiharso beserta istri. AKBP Penampilan dua pasangan an tersebut disambu disambut tepuk tangan meriah h ribuan penonton yang memadati emad ma Gesibu Bla Blambangan. am am Setelah Setela te peserta a kehorm kehormatan, eho ho g n pa para giliran talentt lokal l unjuk k kebolehan. b Pena Penampilan apik pes peserta yang terjaring dari selek seleksii k ketat tersebu ersebut berhasil memukau para ra penonton. en tersebut “Gong” “Go “Gon ong BBF 2014 4 terjadi j i sa saat Pu Puteri Indonesia esia a 2014 Elvira Devinamira evin vin nam n am mira Wirayanti tampil di ta d atas at catwalk k. Ce Cew ew we yang akan wek n catwalk. Cewek tampil pada tam ada a ajan ajang Miss U Universe ve ver 2014 tersebut ut tam mpak ak ang anggun a ggun dengan de an balutan busana busa a tampak batik atik karya P a Priscella. Bupati Bu pati ti An Anas men mengatakan, gatakan, BBF memegang memega peran ran pentin penting dal dalam mendorong perkem perkembangan ang gan an eko ekonomi kreatif. Selain itu, ge gelarr BBF F m merupakan erupakan manifestasi penghargaan n pemerintah pe merin merintah daerah terhadap d seni dan buday aya a budaya lokal. lo okal. al. Dia juga jug mengaku ku bangga ang ke kepada d rakyat yat Ba Banyuw Banyuwangi karen karena telah mendukung program rogram pemerintah. p merintah “Dampak Dam y yang langsung bis bisa a dirasakan dirasaka adalah dalah banyak orang yang akan beli b batik. ik. Da Dampak tidak langsung, ada da spirit baru aru bagi agi o orang untuk be berbusana na bat batik,”” u ujar Bupati upa Anas. Ana Kemeriahan Ke em e m me e eri n ma malam m puncak ak k BBF bertb ambah bah hd dengan an ke ad ebera era rapa apa pa ar arti rtis is s kehadiran beberapa artis Jakarta. Selain nP Puteri te Indo done nesia a 201 2014 4 Indonesia juga ada Yuni Shara, hara Venna nna Melin nda, da Melinda, Ayu Azhari, Pangk Pangky g Suwito, dan dan Yati Oktavia. Yuni menyanyikan an beb berapa lagu hits ts-nya untuk beberapa hits-nya menghibur pengunjung me n BBF. (sgt/c1/afi) (sgt/c1/afi)

Elvira Devinamira


21 SEPTEMBER

TAHUN 2014

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 31

Gunung Putri Sulit Ditaklukkan SITUBONDO - Hanya orang-orang tangguh yang mampu menaklukkan tanjakan di Desa Gunung Putri, Kecamatan Suboh, Situbondo. Tanjakan sepanjang delapan kilometer (8 Km) itu berhasil dilewati secara mulus oleh ratusan peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 siang kemarin (20/9).

Meski demikian, ada beberapa cyclist yang harus mengakui tanjakan menuju tanjakan Arak-arak, Bondowoso, itu sulit ditaklukkan. Oleh arena itu, sebagian mereka tidak dapat menyelesaikan perjalanan dengan mulus. Sebelumnya, 315 cyclist peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 itu berangkat

dari Surabaya (stage 1 start) pukul 06.00. Mereka melintasi Jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) di Pasuruan (pit stop 1), Probolinggo (pit stop 2), dan tiba di Alun-alun Kecamatan Besuki (pit stop 3) pukul 12.15. Setelah beristirahat sekitar satu jam, ratusan peserta audax melanjutkan perjalanan menuju Alun-alun Bondowoso. Jarak pit

stop 3 menuju pit stop 4 sekitar 50 kilometer. Bila kondisi jalan yang ditempuh datar, maka cyclist akan dapat menyelesaikan tantangan tersebut sekitar satu jam. Namun, karena lintasannya menanjak sepanjang 8 Km, maka peserta baru dapat menyelesaikan rute tersebut rata-rata selama dua jam ■ Baca Gunung...Hal 35

SEMPAT NARSIS: Hendra, cyclist bernomor 201, memotret diri sendiri di barisan depan peloton saat melintas di Kecamatan Banyuglugur, Situbondo, siang kemarin (20/9). Foto terkait lihat halaman 34.

GALIH COKRO/RABA

LOMBA FOTO

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

FORMULIR: Peserta lomba foto irigasi mendaftar di Kantor Dinas PU Pengairan Banyuwangi.

Peserta BEC Diajari Cara Membuat Kostum WONGSOREJO - Peserta Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2014 mengikuti workshop di kantor BPPP Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, kemarin (20/9). Workshop tersebut tidak diikuti seluruh peserta, melainkan dilakukan secara bergelombang sesuai kontingen sub tema karnaval nanti. Kali ini yang mendapat giliran mengikuti workshop adalah peserta sub tema Seblang Bakungan. Sebelumnya, workshop gelombang pertama

berlangsung tanggal 17-19 September 2014. Workshop itu diikuti peserta sub tema Seblang Olehsari. Pelatihan secara bergelombang itu akan berakhir 27 September 2014 mendatang. Sementara itu, kemarin para peserta mengikuti pembekalan sejak pukul 08.00 sampai pukul 20.00. Selain menyimak paparan tentang

BEC, mereka juga diajari membuat kostum. Peserta juga dibekali tata cara make up dan tata cara berjalan di atas catwalk. Para peserta juga tidak diperbolehkan pulang selama tiga hari selama mengikuti pelatihan di BPPP Bangsring. Salah satu instruktur BEC, Ocha, mengatakan para peserta yang mengikuti pelatihan itu harus bisa memproduksi sendiri kostum yang akan dipakai saat BEC ■ Baca Peserta...Hal 35

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

PEMBEKALAN: Peserta BEC mengikuti pelatihan di kantor BPPP Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin.

Fotografer Luar Kota Boleh Ikut

Lulus Ujian Pertama, Bekal Ritual di Makkah

BANYUWANGI - Lomba foto air dan irigasi kerja bareng Dinas PU Pengairan Banyuwangi dan Jawa Pos Radar Banyuwangi bersifat terbuka. Panitia memberikan ruang bagi kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum, untuk berkarya. Yang menggembirakan, mengikuti lomba foto tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Selain itu, asal atau domisili peserta tidak dibatasi. Dari mana saja boleh. Peserta hanya wajib menyerahkan kartu identitas dan mengisi formulir pendaftaran. ‘’Peserta dari luar kota boleh ikut. Namun, objek yang dipotret harus objek yang berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi,” jelas pelaksana teknis lomba foto Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Donny Arsilo Sofyan, kemarin (20/9) ■ Baca Fotografer...Hal 35

SAMSUDIN ADLAWI/JAWA POS

MENYEMUT: Sekitar seratus ribuan jamaah keluar dari Masjid Nabawi usai salat Jumat.

SEMINGGU tinggal di Madinah, jamaah haji asal Banyuwangi sudah bisa beradaptasi. Bukan hanya adaptasi terhadap cuaca yang sekarang naik-turun antara 40-44 derajat Celcius, tapi juga sudah beradaptasi dengan lingkungan. Terutama lingkungan Masjid Nabawi (orang Madinah menyebutnya Masjid al-Haram). Beda ketika satu-dua hari baru tiba di Madinah. Saat itu banyak jamaah Bumi Blambangan yang bingung mencari jalan keluar. Bahkan, beberapa jamaah sempat hilang. Tapi, pada hari ketiga semua berjalan lancar. Semua jamaah bisa keluar lewat gate yang sudah disepakati. Misalnya, rombongan 1 Kloter 27 selalu berkumpul di pintu D-15. Hanya menunggu tak sampai 30 menit bubaran salat, semua anggota rombongan sudah berkumpul.

Laporan: SAMSUDIN ADLAWI Dari Madinah, Arab Saudi Meski gate-nya sudah diketahui, tidak mudah mencapainya. Penyebabnya ada dua. Keluar dari Masjid Nabawi harus berjalan pelan ■ Baca Lulus...Hal 35

Menengok Fasilitas Baru Pemasok Gas Metana di TPSA Bulusan

TAMU KITA

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

TAMU: Komandan Kodim 0825 Banyuwangi Letkol TNI Mangapul Hutajulu (paling kanan) mengunjungi ruang redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam (19/9). Kedatangan Dandim tak hanya untuk mempererat tali kerja sama dengan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Perwira TNI asal Medan itu juga berdiskusi dengan awak redaksi seputar kondisi terkini di Bumi Blambangan. (c1/bay) http://www.radarbanyuwangi.co.id

Warga Sekitar Bisa Memasak secara Gratis Gara-gara overloaded, Tempat Pengelolaan Sampah Akhir (TPSA) di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, pernah diblokir warga empat tahun silam. Namun, kini fasilitas tersebut justru memberikan manfaat bagi warga sekitar sebagai pemasok bahan bakar gas. Seperti apa? TAUFIK FERDIANSYAH, Kalipuro SIANG itu petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi

yang berada di TPSA Bulusan langsung menyambut kami. Bahkan, dia langsung menawarkan kopi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dengan sigap petugas tersebut merebus air. Yang agak berbeda, sumber api di kompor yang digunakan tidak berasal dari elpiji. Dia menggunakan kompor berbahan bakar gas metana yang bersumber dari tumpukan sampah di TPSA itu. Lantaran penasaran dengan proses produksi bahan bakar metana tersebut, akhirnya saya menanyakan bagaimana proses gas metana tersebut terbentuk. Sambil menjelaskan proses produksi gas metana tersebut, kami berjalan menuju tumpukan sampah tidak jauh dari kantor TPSA Bulusan. Kepala TPSA Bulusan, Khoirul Anam, juga ikut bersama kami melihat tumpukan sampah tersebut.

Lampu jalan Kemiren diganti lampion Asal jangan ganti aspal jalan dengan aspion

Pria berjenggot mengamuk di hotel Sudah tidak normal kalau mengembik di hotel

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

INSTALASI: Deretan pipa yang menyalurkan gas metana dari tumpukan sampah ke dapur TPSA Bulusan, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Instalasi sederhana pemasok gas itu ternyata terbuat dari pipa paralon. Deretan pipa tampak berjejer rapi di gun-

dukan sampah di TPSA Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, itu ■ Baca Warga...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com



34

Jawa Pos

Minggu 21 September 2014

FOTO-FOTO: GALIH COKRO & RENDRA KURNIA/JP-RaBa

BERIRINGAN: Peserta Audax East Java 2014 melewati jalur pantura sisi selatan PLTU Paiton, Probolinggo.

Menikmati

Pijat Gratis di

Besuki

Santri Park

PIT STOP 3: Menu khas Kota Santri siap dihidangkan bagi peserta Audax.

P

TANJAKAN: Peserta Audax di tengah hutan jati Gunung Putri, Kecamatan Suboh, Situbondo.

eserta gowes bareng tiba di Pit Stop 3 di Besuki Santri Park sekitar pukul 12.15. Sebelumnya, 315 cyclist peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 itu berangkat dari Surabaya pukul 06.00. Mereka melintasi Jalur Pantura di Pasuruan Probolinggo, dan tiba di Alunalun Kecamatan Besuki sekitar pukul 12.15. Sebelum menuju pit stop 4 di Alun-Alun Bondowoso dengan melewati Suboh, Gunung Putri, dan ArakArak, para cyclist dari 13 negara itu melepas lelah di Alun-Alun Besuki. Tak hanya menikmati sajian yang disediakan Pemkab Situbondo, mereka juga menikmati pijatan dari sejumlah masseur untuk merelaksasi otot pasca gowes sejauh 161 kilometer. Meski bertajuk Audax East Java, namun mayoritas peserta berasal dari luar Jawa Timur. Di antara mereka terdapat puluhan cyclist dari manca negara. Seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Belgia, Kolombia, Denmark, Irlandia, Italia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Swiss, dan Jerman. Sedangkan peserta domestik datang dari berbagai kota besar di Indonesia. Mulai Jakarta, Bandung, Balikpapan, Denpasar, Bogor, Makassar, Malang, Samarinda, Tangerang, Jogjakarta, Pasuruan, Probolinggo, Kudus, dan Banjarmasin. (als)

KERAJINAN KHAS: Bupati Situbondo Dadang Wigiarto (kiri) memberikan cindera mata kepada Dirut PT. Jawa Pos Koran Azrul Ananda. LEPAS KETEGANGAN: Peserta Audax East Java 2014 menikmati pijat di Pit Stop 3 Besuki Santri Park.

TETAP SEGAR: Meski telah menempuh 161 km dari Surabaya, peserta Audax masih tetap prima.

GOWES LAGI: Bupati Dadang melepas peserta Audax di Alun-Alun Besuki.


Jawa Pos

Minggu 21 September 2014

BERITA UTAMA H A L A M A N

Dirasakan sebagai Siksaan yang Menyenangkan ■ GUNUNG...

Sambungan dari Hal 31

“Setelah dari sini (Besuki), kita akan berjalan 10 kilometer, setelah itu langsung menanjak,” terang Azrul Ananda, Direktur Utama PT. Jawa Pos Koran di Alun-alun Besuki. Benar, 10 kilometer kemudian, ratusan cyclist diuji dengan tanjakan panjang. “Ayo semangat-semangat. Kalau tanjakan selesai, jalannya langsung datar dan akan menurun,” teriak be-

berapa penonton menyemangati para peserta. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, para cyclist benar-benar menikmati tanjakan Gunung Putri. Di barisan depan tampak belasan cyclist melaju dengan santai tanpa halangan. Mereka mengayuh sepedanya dengan kecepatan standar. Namun demikian, lika-liku tanjakan Gunung Putri menyebabkan ratusan peserta terpisah. Mereka yang kuat terus melaju, sedangkan yang kelelahan semakin melemah

dan didahului peserta lain. Bahkan, ada beberapa peserta yang tidak mampu menaklukkan tanjakan Gunung Putri. Ada peserta yang mengalami kram kaki, sehingga harus berhenti sejenak untuk memulihkan kondisinya. Peserta yang tumbang dan tidak mampu menaklukkan tanjakan, terpaksa didorong agar sampai di Arak-arak. Tantangan hebat itu diakui sejumlah peserta audax sebagai ‘’siksaan’’ yang sangat menyenangkan. Meski beberapa di an-

35

S A M B U N G A N

tara mereka tak mampu menaklukkan Gunung Putri, tapi sesampai di atas gunung, mereka kembali meneruskan perjalanan hingga pit stop 4 di Alun-alun Bondowoso. Dari atas tanjakan Arak-arak tersebut, ratusan cyclist bisa melaju dengan cepat hingga jalan menurun sebagai tanda telah masuk wilayah Bondowoso. Secara umum, hari pertama audax berjalan sukses dengan pengalaman yang menyenangkan bagi para cyclist. (rri/c1/bay)

Objek Foto di Wilayah Banyuwangi ■ FOTOGRAFER...

Sambungan dari Hal 31

Donny menambahkan, para pencinta fotografi, baik amatir maupun yang sudah profesional, bisa segera mendaftarkan diri di tempat pendaftaran yang telah disediakan. Lomba foto yang berhadiah jutaan rupiah itu juga bisa diikuti peserta dari luar Ba-

nyuwangi. Namun, objek foto harus tetap berada di Banyuwangi. ”Saya harap lebih banyak lagi peserta yang mendaftar. Kita buka pendaftaran setiap hari jam kerja. Sabtu kita juga buka pendaftaran,” ujar Donny. Pendaftaran akan berakhir 30 September 2014 mendatang. Setelah pendaftaran ditutup, para peserta yang terdaftar diwajibkan

mengikuti temu teknik di aula Kantor Dinas PU Pengairan Banyuwangi pukul 10.00 pagi tanggal 1 Oktober 2014. Hunting bisa dilakukan para peserta tanggal 2 hingga 21 Oktober 2014. Pengumpulan foto bisa dilakukan peserta pada 22 hingga 24 Oktober 2014. Semua foto yang telah terkumpul akan dinilai juri pada 25 hingga 29 Oktober. (tfs/c1/bay)

Diduga Karena Truk Alami Korsleting ■ RUMAH... Sambungan dari Hal 30

Melihat rumah dan truk miliknya terbakar, korban terlihat shock. Saat kejadian, korban masih berada di sawah. Korban pulang setelah dikabari warga. “Kasihan Pak Kamdani. Jangan ditanya dulu, Mas,” pinta sejumlah tetangga korban. Kapolsek Genteng, Kompol Riamun, saat di-

konfirmasi menyampaikan kebakaran itu diduga akibat arus pendek listrik pada truk yang diparkir di samping rumah korban. “Korsleting dari truk. Tidak ada korban jiwa,” kata kapolsek. Ditanya terkait kerugian korban akibat kebakaran itu, kapolsek mengaku belum mengetahui pasti. Sebab, korban belum bisa dimintai keterangan. “Kerugian belum tahu,” ungkapnya. (sli/ c1/abi)

Diklat Sehari untuk BEC Cilik ■ PESERTA...

Sambungan dari Hal 31

”Para peserta yang mengikuti pelatihan ini kita ajari mendesain kostum, memproduksi kostum, cara make up yang benar, dan lain sebagainya,” ujar Ocha. Vera, 17, salah peserta dari SMAN 1 Muncar yang mengikuti pelatihan, mengaku sangat bangga dirinya

menjadi salah satu peserta BEC tahun ini. ”Sangat bangga. Ini adalah pengalaman pertama. Mudah-mudahan setelah pelatihan ini saya bisa mendesain kostum dan bisa make up wajah saya sendiri,” ujar siswi kelas XII tersebut. Sementara itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Banyuwangi, Endro Raharjo, mengatakan pelatihan itu tidak hanya akan ber-

dampak positif terhadap BEC. Akan tetapi, juga nanti akan berdampak positif terhadap para peserta BEC itu sendiri. ”Peserta yang mengikuti pelatihan itu nanti punya bekal dan kemampuan mendesain dan memproduksi busana sendiri. Pelatihan itu sangat berguna bagi para peserta,” terang Endro kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Sekadar tahu, BEC kali ini terbagi dalam sub tema Seblang Olehsari, Seblang Bakungan, dan Poro Bungkil, Tema yang diusung BEC 2014 adalah World Class International Ethnic. Yang menarik, panitia juga akan menampilkan BEC cilik. Para BEC cilik juga akan menjalani pelatihan di BPPP Bangsring selama satu hari. (tfs/c1/bay)

Berangkat ke Makkah Senin Besok ■ LULUS...

Sambungan dari Hal 31

Harus pandai-pandai mencari pintu keluar yang tidak terlalu padat. Masjid Nabawi punya banyak pintu besar. Tapi, juga dilengkapi beberapa pintu kecil. Yang terakhir itu biasanya tidak terlalu berdesak-desakan. Sebab, puluhan ribu jamaah memilih keluar lewat pintu besar atau pintu utama. Begitu keluar dari masjid, perjuangan belum selesai. Menembus puluhan ribu jamaah yang keluar bareng dari masjid bukan perkara gampang. Tum-

plek blek. Bahkan, saat salat Jumat kemarin, jumlah jamaah mencapai 100 ribu orang lebih. Mereka bukan hanya jamaah haji dari seluruh dunia. Tapi, orang Arab dari Madinah dan kota sekitarnya juga Jumatan di Masjid Nabawi. Bayangkan, orang sebanyak itu keluar dalam waktu yang sama dari tempat yang sama. Apalagi, mereka berjalan tidak satu arah. Yang dari barat ke timur, yang dari timur ke barat. Pun yang dari selatan dan utara. Mereka berjalan menuju pintu yang mengarah ke penginapan masing-masing.

Rasanya untuk melangkahkan kaki lebih lebar sulit sekali. Harus sabar berjalan nggeremet. Menyemut. Apalagi, kalau pas berada di belakang jamaah yang sudah tua. Pakai tongkat atau kursi roda lagi. Hanya bisa sabar dan mengelus dada. Lolos dari kerumunan jamaah masih ada satu rintangan lagi: PKL. Pedagang kagetan itu membuka lapak persis di mulut pintu keluar. Jadilah crowded hebat di semua pintu keluar. Jamaah yang hendak keluar terhalang lapak para pedagang kagetan itu. Apalagi, cara mereka berjualan sangat atraktif. Barangnya

di lempar ke udara. Mulutnya memekik: Lima real... sepuluh real... halal. Alhamdulillah, jamaah haji dari kota The Sunrise of Java sudah lulus ujian pertama. Bekal yang cukup baik untuk menjalani rangkaian ritual haji di Makkah. Ujian yang sesungguhnya. Rencananya, rombongan haji Banyuwangi akan berangkat ke Makkah Senin besok. Keluarga jamaah di Banyuwangi dimohon terus berdoa agar perjalanan dari Madinah ke Makkah yang berjarak 480 km berjalan lancar. Amin. (*)

Menyuling Sampah Plastik untuk BBM Kendaraan ■ WARGA...

Sambungan dari Hal 31

TPSA tersebut merupakan satu-satunya TPSA di Bumi Blambangan. Lokasi itu menampung semua sampah dari 24 kecamatan di kabupaten ber-tagline Sun Rise of Java ini. Ternyata pipa paralon yang berjejer rapi tersebut berfungsi menyalurkan gas metana. Gas tersebut keluar dari gundukan sampah yang bagian atasnya telah ditutup tanah. Tumpukan sampah yang membusuk tersebut akan menghasilkan gas metana yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar elpiji. Khairul Anam menjelaskan, proses produksi gas metana di TPSA Bulusan sebenarnya tidak terlalu rumit. Untuk mendapatkan gas metana, pihaknya cukup menancapkan pipa paralon sedalam enam meter di tumpukan sampah tersebut. ”Ada 17 pipa paralon. Pipa yang berisi gas metana tersebut langsung disalurkan ke kompor-kompor,” ujar Khoirul. Di TPSA Bulusan juga dilakukan kegiatan penanganan sampah dengan cara ditimbun guna meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Pengelolaan sampah di TPSA Bulusan juga menggunakan sistem penimbunan sampah secara berlapis. Hal itu bertujuan mencegah timbulnya bau, lalat, dan berkembangnya penyakit. ”Makanya pipa paralon yang ditancapkan harus sedalam 6 meter. Gas metana itu dihasilkan dari sampah yang busuk. Sampah yang busuk

pasti berada di bagian paling bawah. Semakin busuk sampah, semakin banyak gas metana yang dihasilkan,” jelas Khairul Anam. Menyiasati agar gas metana yang dihasilkan tidak berkurang, Khairul dibantu Alimik, 50, pegawai TPSA, selalu menyirami tumpukan sampah tersebut. Penyiraman itu dilakukan agar sampah yang menumpuk tersebut lebih cepat membusuk dan menghasilkan gas lebih banyak. ”Dua pekan sekali kita harus siramkan air. Lebih sering juga lebih baik, apalagi saat ini musim kemarau,” terang Khoirul. Tidak hanya itu, Khoirul dan timnya juga rajin mengecek kondisi pipa paralon di tumpukan sampah tersebut. ”Selalu kita cek pipa-pipa itu. Kalau ada yang bocor, kita harus segera tangani. Kami juga melarang orang merokok di area pipa tersebut,” terang Khoirul. Khoirul menambahkan, gas metana yang dihasilkan di TPSA Bulusan tersebut juga bermanfaat bagi warga sekitar. Warga bisa mendapatkan gas metana tersebut secara gratis. ”Cukup beli pipa paralon, mereka sudah bisa mendapatkan gas metana ini. Bahan bakar gas metana ini memang kita berikan secara gratis kepada warga. Rata-rata warga sekitar sudah memanfaatkan gas metana ini untuk keperluan dapur sehari-hari,” tambahnya. Ternyata gas metana yang dihasilkan sampah di TPSA Bulusan memiliki kelebihan. Api yang dihasilkan dari proses pembakaran gas metana lebih biru dibandingkan gas elpiji. Dengan api

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

MASAK AIR: Petugas merebus air dengan kompor berbahan bakar gas metana di sekitar TPA Bulusan, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

yang berwarna lebih biru, maka proses memasak akan lebih cepat. ”Ya contohnya saya masak air untuk kopi suguhan tadi. Cuma beberapa menit sudah matang. Gasnya juga tidak berbau seperti elpiji,” tutur Khoirul. Sementara itu, selain menghasilkan gas metana, pengelola TPSA Bulusan juga mencoba membuat bahan bakar untuk kendaraan berbahan baku sampah plastik. Sampah plastik dipanaskan dalam alat semacam kompresor, kemudian disuling men-

jadi cairan yang bisa digunakan sebagai pengganti BBM jenis premium. Sambil membuktikan bahwa cairan tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar, Khoirul mengambil selembar kertas yang sudah dituangi cairan itu, kemudian dibakar. Ternyata memang benar, api cepat menyambar ke selembar kertas tersebut. ”Tapi cairan ini belum sempurna. Belum seratus persen bisa dikatakan sebagai bahan bakar kendaraan,” jelas Khoirul. (c1/bay)

DEDY JUMHARDIYANTO/RABA

DIKEBUT: Sejumlah remaja membuat lampion yang akan dipasang di tepi jalan pada tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Lampu Tepi Jalan Diganti Lampion GLAGAH - Kawasan adat Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, terus berbenah. Menjelang pelaksanaan tradisi Tumpeng Sewu Kamis mendatang (25/9), warga setempat bekerja keras membuat lampion sebagai pengganti lampu penerangan jalan di desa tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Desa Kemiren kemarin (20/9), para remaja tampak bersama-sama membuat lampion. Bahan dasar lampion tersebut adalah bambu. ‘’Kami sudah menganyam bambu sejak sepekan lalu,” ujar Dita, 17, remaja Desa Kemiren. Dita mengakui, dirinya dan teman-temannya sesama remaja sudah terlatih menganyam bambu tersebut. Sebab, mereka telah mendapat pelatihan khusus dari perajin dari kawasan sentra kerajinan bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi. Kali ini mereka mengerjakan lampion pesanan pemerintah desa setempat. Dia menambahkan, lampion itu akan menghiasi tepi jalan desa pada festival

Tumpeng Sewu. Rencananya, lampion anyaman bambu tersebut akan dilengkapi lampu listrik. Deretan lampion di sepanjang jalan utama desa itu akan membuat suasana Desa Kemiren menjadi semakin memesona. “Kami ingin pelaksanaan festival Tumpeng Sewu tahun ini lebih berkesan,” ujar Dita. Sementara itu, setiap remaja mampu menyelesaikan dua unit lampion setiap hari. Kesulitan pengerjaan lampion tersebut terletak pada bagian awal pembuatan lingkaran. Sesudahnya, mereka tinggal meneruskan motifnya. “Kami hanya membuat sekitar 50 unit lampion,” timpal Kiki, 17. Sementara itu, Tumpeng Sewu akan didahului tradisi mepe kasur (menjemur kasur). Kegiatan Tumpeng Sewu rencananya akan difokuskan di depan masjid Desa Kemiren. Usai salat Magrib berjamaah, doa bersama akan dipandu dengan pengeras suara masjid. Warga dapat mengamini doa tersebut di depan tumpeng sepanjang jalan desa tersebut. (ddy/c1/bay)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.