Radar Banyuwangi | 23 Februari 2014

Page 1

23 FEBRUARI

TAHUN 2014

Eceran Rp 5.750

29

BSI-Intrepid Berdamai Polemik Tambang Emas Tumpang Pitu Berakhir BANYUWANGI - Konflik kepentingan pe ngelolaan tambang emas di Gunung

Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, tampaknya akan segera berakhir. Pasalnya, dua perusahaan tambang emas yang sebelumnya “berebut� hak pengelolaan tambang yang nilai tambangnya ditaksir mencapai Rp 50 triliun tersebut,

yak ni PT. Intrepid Mines dan PT. Bumi Suksesindo (BSI), kini telah melakukan perjanjian damai. Perdamaian tersebut membuat Pemkab Banyuwangi bungah. Sebab, jika perdamaian benar-benar terealisasi, se-

luruh gugatan yang dilayangkan pihak-pihak yang bersengketa di pengadilan akan gugur. Dengan demikian, energi Pemkab Banyuwangi tidak terkuras untuk memenuhi kewajiban sebagai saksi n Baca BSI...Hal 35

Buka Kampus Unair, Bupati Panen Dukungan BANYUWANGI - Pendirian kampus Universitas Airlangga (Unair) di Banyuwangi menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang mendukung, ada pula yang keberatan lantaran menganggap pendirian kampus Unair di Banyuwangi melanggar peraturan. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, sejak berita rencana pendirian kampus Unair di Banyuwangi mencuat, pihaknya mendapat banyak dukungan masyarakat, mulai tokoh lintas agama, pengurus yayasan di Bumi Blambangan, hingga elemen masyarakat lain. “MUI, Muhammadiyah, NU, Katolik, Hindu, Kristen, dan ratusan yayasan mengirim surat dukungan dan terima kasih atas didirikannya kampus Unair di Banyuwangi n Baca Buka...Hal 35

GALIH COKRO/RaBa

PIDATO: Bupati Anas menyampaikan perkembangan pendirian kampus Unair di Banyuwangi saat acara gathering bersama para jurnalis di Margo Utomo, Kecamatan Kalibaru, Jumat malam lalu (21/2).

Forum Rektor Akan Klarifikasi

Disambut Antusias Para Kepala Sekolah

SEMENTARA itu, seperti diberitakan sebelumnya, Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seBanyuwangi bertemu di aula F4 kampus Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi pekan lalu (15/2). Mereka melakukan rapat koordinasi untuk menyikapi rencana pendirian kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di kompleks SMAN 1 Giri. Hasilnya, para petinggi PTS se-Banyuwangi tersebut akan melakukan klarifikasi kepada Rektor Unair. Rektor Untag Drs. Tutut Harijadi, MSi mengatakan, selama ini PTS dituntut lolos akreditasi dengan delapan kriteria yang tidak mudah. Untuk menyesuaikan peraturan-peraturan tersebut, PTS merasa sangat berat. Tetapi, pembukaan kuliah perguruan tinggi sekelas Unair di Banyuwangi terkesan begitu mudah n

TEROBOSAN pemkab dengan menyelenggarakan Universitas Airlangga (Unair) di Banyuwangi juga disambut hangat sejumlah kepala sekolah (kasek). Pendapat itu disampaikan Mujiono, ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Banyuwangi. Di sela acara wisuda Poliwangi kemarin (22/2), Mujiono menyampaikan apresiasinya atas inisiatif pemkab menghadirkan Unair di Banyuwangi n

DOK. RaBa

Baca Disambut...Hal 35

Mujiono

Baca Forum... Hal 35

Apa Kata Siswa tentang Unair di BWI?

AGUS BAIHAQI/RaBa

Biaya Lebih Irit YUDA Maeriki dari SMAN 1 Glagah menyebut, pendirian Unair di Banyuwangi nanti akan mengangkat nama Kota Gandrung. Banyuwangi akan lebih terkenal dan didatangi banyak mahasiswa dari daerah lain n Baca Biaya...Hal 35

SULTAN ANSORI/RaBa

Jangan Membuka Jurusan Pendidikan SISWA SMKN 1 Banyuwangi, Annurisa Dwita Febriana mengatakan, rencana pendirian Unair di Banyuwangi layak disambut baik n Baca Jangan...Hal 35 GALIH COKRO/RaBa

Relawan Bersihkan Pulau Tabuhan

EKONOMI

Susu Banyuwangi Tembus Pasar Bali KALIBARU - Susu segar hasil produksi peternakan sapi perah di Banyuwangi tampaknya tak hanya digemari masyarakat lokal. Seperti susu segar produksi peternakan sapi perah Margo Utomo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi n Baca Susu...Hal 35

BAGAIMANA INI

PUTRI FOR RaBa

MENUMPUK: Relawan mengumpulkan sampah di pantai Pulau Tabuhan kemarin (22/2).

WONGSOREJO - Puluhan ka rung sampah plastik dan bo tol beling terkumpul dalam kegiatan Rijig-Rijig Tabuhan dan Sedekah Oksigen kemarin (22/2). Sampah-sampah tersebut dibawa ke daratan Pantai Kampe di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, menggunakan perahu. Selanjutnya, sampah tersebut diangkut truk Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi menuju tempat pembuangan sampah akhir. Kegiatan Rijig-Rijig Tabuhan itu disambut antusias relawan berbagai kalangan. Sekitar 300 orang terlibat dalam kerja bakti tersebut. Padahal, awalnya

panitia hanya menargetkan 100 relawan. Tak pelak, 25 perahu dikerahkan untuk mengangkut ratusan orang itu dari Pantai Kampe ke Pulau Tabuhan pulang-pergi. Ketua Panitia kegiatan RijigRijig Ta bu han dan Sedekah Oksigen, Ikhwan Arief me ngatakan, sampah yang berse rakan di sepanjang pantai Pulau Tabuhan sangat banyak. Tidak hanya sampah organik, nonorganik juga se a brek. Ratusan relawan yang berkumpul di Pulau Tabuhan berhasil mengumpulkan puluhan karung sampah plastik, karet, dan botol beling n Baca Relawan...Hal 35

AGUS BAIHAQI/RaBa

NONGKRONG: Sejumlah pelajar merokok di tangga GORTawang Alun, Banyuwangi, kemarin.

Bukan Tempat Merokok GEDUNG Olah Raga (GOR) Tawang Alun di Kecamatan Giri menjadi tempat mangkal para pelajar akhir-akhir ini. Setiap jam pulang sekolah, banyak siswa yang nongkrong di kawasan olahraga tersebut. Sayang, beberapa pelajar memanfaatkan GOR Tawang Alun sebagai tempat kongkow pada jam pelajaran. Mereka duduk sambil merokok di tangga gedung tersebut. Bagaimana ini? (abi/c1/bay)

drh Gaguk Mudjiyanto, Kadis yang Minta Jadi Tenaga Fungsional

Nyaman Mengabdi dan Lebih Dekat dengan Peternak Jabatan struktural pemerintahan sering jadi rebutan para pegawai negeri sipil (PNS). Namun, tidak demikian bagi drh. Gaguk Mudjiyanto. Dia malah minta mundur dari jabatan kepala Dinas Peternakan Situbondo dan menjadi tenaga fungsional. NUR HARIRI, Situbondo SEORANG lelaki bertubuh gempal berada di tengah kerumunan PNS. Lelaki itu bergegas keluar dari ruang lantai dua kantor Pemkab Situbondo. Pria berbaju batik itu adalah drh. Gaguk Mudjiyanto. Dia baru saja turun jabatan dari kepala Dinas Peternakan (Kadisnak)

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Situbondo. Selanjutnya, dia akan bertugas menjadi tenaga fungsional di dinas tersebut. Dia terlihat menenteng sejumlah barang dan akan mengejar waktu salat Jumat. Gaguk memang sengaja mengundurkan diri dari jabatan kepala Dinas Peternakan Situbondo. Pria berumur 50 tahun itu tanpa beban meninggalkan kursi empuk kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) itu. Bahkan, dia mengaku tidak bermimpi mendapat jabatan lain yang lebih tinggi daripada kepala dinas. Siang itu, secara singkat dan tegas Gaguk mengaku tidak ada alasan lain bagi dirinya untuk mempertahankan jabatan atau mengejar jabatan yang lebih tinggi. Alasan tegas Gaguk itu kemudian direspons positif beberapa kalangan. Mereka menyebut Gaguk adalah sosok yang tidak gila jabatan.

Susu segar Banyuwangi masuk pasar Bali Susu sapi segar maksudnya

Stok pupuk aman, cuaca dan hama jadi momok Stok cuaca buruk memang tiada pernah ada habisnya

NUR HARIRI/RaBa

SEMANGAT: Gaguk Mudjiyanto usai dilantik menjadi tenaga fungsional di Pemkab Situbondo.

Meski terkesan turun jabatan, tapi hal itu tak berpengaruh terhadap pria dua anak itu. Setelah dilantik menjadi tenaga fungsional di

seksi veteriner, Dinas Peternakan Situbondo, Gaguk tetap menebar senyum semringah n Baca Nyaman...Hal 35

email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 23 Februari 2014

AGENDA KOTA

KH Ali Makki di MAB YAYASAN Masjid Agung Banyuwangi (MAB) hari ini (23/2) menggelar Pengajian Ahad Pagi. Menurut rencana, acara yang dihadiri pembicara KH Ali Maki Zaini itu akan dilakukan pemberian bingkisan kepada fisabilillah Kecamatan Banyuwangi.

ADA APA LAGI

NUR HARIRI/RaBa

Jalan Berlubang Diaspal TAMBAL-sulam jalan berlubang di Jalan Wijaya Kusuma dan Kenanga, Situbondo, mulai dilakukan kemarin (22/2). Perbaikan jalan raya itu menyusul banyak aspal yang rusak sekitar satu bulan terakhir akibat musim hujan. “Sementara ini dilakukan perbaikan dengan tambalsulam. Tujuannya, agar lalu-lintas tidak terganggu akibat aspal yang berlubang,” kata Yoyok Mulyadi, kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Situbondo. (rri/c1/als)

Harga Gula Merah Anjlok ROGOJAMPI - Hujan memberikan tekanan besar terhadap penderes kelapa di Kecamatan Rogojampi. Selain kualitas nira (sajeng) terpengaruh curah hujan yang tinggi, hujan juga menyebabkan harga jual gula berbahan dasar nira kelapa itu anjlok. Pendamping penderes kelapa di Rogojampi, Handoko menuturkan, saat ini perajin gula merah bisa dibilang sedang tidak bahagia. Harga jual gula merah turun drastis. Musim hujan turut memperburuk harga jual gula produksi masyarakat itu. “Banyak penderes dan perajin gula merah yang menjerit. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit. Cuaca tidak bersahabat dan harga tidak mampu memberikan harapan,” ujar pria asal Desa Pengatigan, Rogojampi, itu. Saat ini gula aren diperdagangkan di kisaran Rp 5200 per kg. Padahal, sebelumnya, perajin gula sempat menikmati manisnya gula saat harga berada di kisaran Rp 8.000 per kg. Anjloknya harga gula merah menyebabkan perajin tidak punya pilihan. Meski tidak sebanding dengan ongkos produksi yang dikeluarkan, mereka tetap berproduksi seperti biasa. Padahal, bila dibandingkan biaya produksi, perajin mengalami kerugian. Handoko mengatakan, atas keadaan itu, petani hanya bisa pasrah. Mereka berharap ada bantuan yang bisa menjadi penyelamat usaha yang sudah dijalani selama puluhan tahun NIKLAAS ANDRIES/RaBa tersebut. Minimal usaha mereka selamat dan BEKERJA: Perajin gula merah di Rogojampi terus bekerja meski harga jual dan biaya operasional tidak sebanding. dapur tetap mengebul. (nic/c1/als)

Ratusan Petani dan AOI Lakukan Penghijauan BANYUWANGI - PT Alliance One Indonesia (AOI) melaksanakan kegiatan penghijauan dengan mendonasikan 550 bibit manggis dan 260 pala pada Jumat (21/2) lalu. Kegiatan yang dihadiri ratusan petani tembakau ini difokuskan di salah satu area lahan di Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. “Selain penyesuaian kondisi tanah dan geografisnya kedua bibit tersebut sengaja dipilih karena manfaatnya bagi lingkungan, kesehatan, peningkatan ekonomi petani serta harga jual hasil buahnya yang memiliki nilai jual cukup tinggi,” kata Sugianto, Production Manager PT. Alliance One Indonesia untuk wilayah Banyuwangi. Sugianto mengatakan program penghijauan AOI ini merupakan kegiatan rutin Departemen CSR yang dilakukan setiap tahunnya sebagai salah satu bentuk komitmen dan tanggungjawab sosial perusahaan demi bumi yang hijau dan damai. “AOI akan terus memegang misi tersebut bersama masyarakat dan pemegang keputusan, membangun semangat

ISTIMEWA

SIMBOLIS: Penyerahan bibit tanaman oleh Production Manager PT AOI Banyuwangi, Sugianto, kepada perwakilan petani.

dan usaha untuk menghadirkan perubahan demi generasi masa kini dan mendatang. Tidak hanya di daerah Banyuwangi saja, sejak bulan Desember 2013 kegiatan penghijauan ini sudah dilakukan AOI di area penanaman tembakau yang tersebar di Lombok Timur, Lumajang, Paiton, Ploso, Madura, dan Klaten, Jawa Tengah, dengan total bibit yang telah ditanam lebih dari 100,000,” ujar Yohanna Anggraini, penanggungjawab Departemen CSR AOI.

Sementara itu, Kepala Desa Tamansuruh berharap agar kegiatan tersebut tidak hanya sekedar kegiatan yang akan berhenti sampai di penanaman saja, melainkan dapat menjaga keberlanjutan pohon tersebut sampai tidak berproduksi lagi. Ditambahkan pula oleh Monica, CSR Coordinator Banyuwangi, bahwa dengan menanam pohon tidak hanya melindungi tanah dan komunitas hayati lainnya, namun juga akan menjaga iklim yang

sangat penting bagi segala kehidupan di bumi, termasuk kehidupan manusia. Kegiatan tersebut diawali dengan penanaman secara simbolis yang dilakukan oleh Kepala Desa Tamansuruh, perwakilan petani, serta perwakilan perusahaan dan diikuti oleh seluruh petani yang hadir. Selesai acara penanaman di Desa Tamansuruh, kegiatan dilanjutkan di lokasi penanaman berikutnya di Desa Bayu, Kecamatan Songgon. Dengan dihadiri oleh seluruh petani binaan PT Alliance One Indonesia, acara berlangsung tertib tanpa mengurangi antusiasme peserta. Kehadiran seluruh petani tembakau dan kepala desa dari masing-masing wilayah menjadi bukti adanya dukungan, baik masyarakat maupun aparatur pemerintahan terhadap program tersebut. “Program seperti ini sangat bagus untuk diadakan setiap tahunnya. Sebab, adanya program ini dapat memberikan dampak yang bagus untuk semakin meningkatkan kepedulian masyarakat dengan lingkungannya,” ujar salah satu petani tembakau Desa Songgon. (adv/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• STNK •

• Grand Livina ‘08 •

• Suzuki APV ‘09 •

• Daihatsu Xenia ‘12 •

• Tanah & Bangunan •

• Perum GGM Klatak •

• Jl. Raya Kepiting •

Djl Nissan Grand Livina XV 1.5 mt/evalia thn 08/013 abu2 tua mtl/putih hrg 139/159 jt nego brg istmw bs cash/kredit hub (0333) 631526-635176, 081135114, 0811351148

Djl Suzuki GC 415V APV dlx thn 09/010 hitam mtl/mrah maron pmk hrg 109/112,5 jt nego brg istmw bs cash/kredit hub (0333) 631526-635176, 081135114, 0811351148

Djl Daihatsu xenia f651kv 4x2mt thn 2012 htam mtl/silver pmk hrg 138/139 jt nego brg istmw bsa cash/kredit hub (0333) 631526635176, 081135114, 0811351148

Dijual tanah dan bangunan tanpa perantara SHM luas 1.120 m2. Lokasi pinggir jalan raya kembiritan Genteng Bwi. Peminat serius hub. 085339630080

Di jual rumah SHM minimalis tanpa perantara luas 84 m2 perum GGM blok GG no 7 klatak kalipuro. Siap Huni. 08118405170

Dijual Cepat Toko Luas 108m2 SHM Jl Raya Kepiting No 60 A Banyuwangi Telpon 081316405310

• Grand Livina ‘07 •

• Honda Jazz ‘13 •

• Toyota Rush ‘07 •

Hlg STNK P 2067 XB, an. Ahmad Fauzi, Perum Permata Giri RW 06/01 Kec. giri Hlg STNK L 1855 PJ an R.Soecahyo Budiono,Gembong Sawah Buntu 28, Sby

LOWONGAN KERJA Sebuah Perusahaan Distributor Farmasi Nasional membuka cabang baru di Banyuwangi membutuhkan segera tenaga:

1. APOTEKER (PEN. JAWAB PBF) 2. ASISTEN APOTEKER Bagi yang sesuai dengan kualifikasi untuk lowongan pekerjaan di atas, mau & mampu bekerja keras baik secara personal maupun team. kirim Surat Lamaran beserta CV ke: dany.artanto@tsj.co.id atau hubungi: 08119501411

Dijual Nissan Grand Livina Ultimate 2007 Hub. 081252281234

SITUBONDO

• Tanah & Rumah • Dijual cepat 2 unit tanah & rumah Jl Bromo 43/45 Gtng Hb 0818587895

• Innova ‘05 •

• Tanah Kavling •

Oper Kredit Innova 2005 Tipe G Bensin + Asuransi All Rais H: 085204035666

Dijual Tanah Kaplingan belakang Polsek Glagah Hub 085230764536

SITUBONDO Dijual Honda Jazz GE8 1.5S MT Ckd tahun 2013 putih mutiara/merah pmk hrg 186/109 jt nego brg istmw bs cash/kredit hub (0333) 631526-635176, 081135114, 0811351148

Djl Toyota Rush 1.5G MT /tereos thn 2007/ 08,010 silver mtl/merah pmk hrg 129/139/149 jt nego brg istmw bs cash/kredit hub (0333) 631526-635176, 081135114, 0811351148

• Tanah/Rumah Sucipto • Djl Tnh/Rmh 1157 m / 160 m Sucipto 88 Telp 087712521890 Nego

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

• Grand Panji • BANYUWANGI • Sales Executive • PT Wahana Wirawan Indomobil Nissan Bwi Mmbthkn Sales Executive Syrt Pria/Wnta Usia Max 30 Th Pend Min SMA/SMK Krm CV Ke Indomobil Nissan Bwi Jl S. Parman 147Sumberrejo Bwi 0333 -4460222

• Fotografer • Dibutuhkan segera Fotografer L/P Umur 25-40 Th Punya Kamera Digital + Motor Dpt Gaji Bulanan + Komisi Harian Hubungi Denic Foto Studio : 081330542121 / 081330546423

NewLaunching,T100danT54,unittrbatas,Lok Strtgis, CCTV, Atap Galvalum, Genteng Beton, Drainase, Jln 8 m, One Gate System, Security, HrgPromo,H:085236828956,085234074222.

• Basuki Rahmat • Djl 2 Ruko Mewah Basuki Rachmat 119 Lt/Lb 694 m Hub: 085204658086

HOTLINE IKLAN HUBUNGI: 0333-412224

• Pertokoan Anggrek • Djl Toko L 52m2 SHM S Pakai Utk Usaha Pertokoan Anggrek Mas A-1 Jl Anggrek Stb H: 085233066166 / 081249724358

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Event: Benny Siswanto. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: Samsudin Adlawi. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/ mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 23 Februari 2014

Poliwangi Wisuda 46 Mahasiswa KABAT - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) mewisuda 46 mahasiswa D3 kemarin (22/2). Wisuda tersebut merupakan kali pertama dilakukan sejak Poliwangi berstatus sebagai perguruan tinggi negeri (PTN). Dari 46 mahasiswa D3 yang di-

wisuda, 8 mahasiswa dari jurusan teknik mesin, 9 mahasiswa jurusan teknik sipil, dan 29 mahasiswa jurusan teknik informatika (TI). Prosesi wisuda tersebut berlangsung cukup khidmat. Dalam acara itu juga diumumkan lulusan terbaik dari ketiga

jurusan yang diwisuda. Mereka adalah Umiyati dari jurusan TI dengan IPK 3, 75, Shirine Robitoh Barkah dari teknik sipil dengan IPK 3,79, dan Mohammad Hazim Fiqi dari jurusan teknik mesin dengan IPK 3,57. Dalam sambutannya, Bupati

Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berpesan kepada para mahasiswa yang sudah lulus agar terus berkarya dan meneruskan perjuangan demi kemajuan negeri. “Ini belum selesai. Masih ada perjuangan lagi agar negara kita maju,” pesannya. (mg1/c1/als)

SEMBAKO: Dirut BPR Nusamba Genteng, Bambang Edy Wibowo, memberikan beras kepada warga sekitar.

SHULHAN HADI/RaBa

PERDANA: Para mahasiswa peraih nilai tertinggi jurusan TI, teknik mesin, dan teknik sipil, saat menerima ucapan selamat dari Bupati Anas.

Berkas Jagal Bagorejo Dikirim ke Kejaksaan BA N Y U WA N G I - B e r i t a acara pemeriksaan (BAP) tujuh tersangka yang diduga membunuh Hanipan alias Buang, 58, warga Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, pada 25 Desember 2013 lalu telah dirampungkan para penyidik Satreskrim Polres Banyuwangi. Berkas pemeriksaan perkara pembunuhan dan perampokan itu, oleh polisi juga telah dikirim ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi untuk diperiksa. “Pemeriksaan kasus pembunuhan dan perampokan dengan korban Hanipan sudah selesai,” terang Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf melalui Kasatreskrim AKP Nandu Dyanata. Dugaan pembunuhan dengan korban Hanipan yang terjadi pada 25 Desember 2013 lalu itu diduga dilakukan tujuh orang. Salah satu pelaku ternyata Rindiawati alias Ririn, istri korban sendiri. Enam pelaku lain adalah Abdul Kamat Heriyono, 41; Tomas Triyantoro, 19; Satuman, 36; dan Nur Wahid, 23. Semua warga Kabupaten Jember. Dua tersangka lain, Asin, 35, dan Romli, 55, keduanya tinggal di Kabupaten Lumajang. Saat ini, jelas dia, BAP untuk tujuh tersangka yang diduga

GERDA SUKARNO/RaBa

Ultah ke-24, BPR Nusamba Santuni Yatim

AGUS BAIHAQI/RaBa

EKSEKUTOR: Para pembunuh Hanipan saat diekspose di Mapolres Banyuwangi 16 Januari 2014 lalu.

telah bersekongkol melakukan pembunuhan itu juga sudah dikirim ke kantor kejaksaan. Sampai sekarang berkas yang sudah kita kirimkan itu belum ada kabarnya. “Masih diperiksa di kejaksaan,” katanya. Kasatreskrim Nandu menyebut, berkas milik tujuh tersangka pembunuhan yang sudah dikirim ke kejaksaan itu hingga kini belum dinyatakan sempurna atau P21. “Pemeriksaan para saksi sudah kita selesaikan, termasuk keterangan para tersangka,” ujarnya. Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Nandu mengaku belum tahu jadwal sidang

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

LANCAR: Salah satu kios pupuk di Banyuwangi yang siap melayani penjualan pupuk.

Pupuk Aman, Cuaca dan Hama Jadi Momok SINGOJURUH - Petani akhirnya bisa bernapas lega dalam menyambut musim tanam kali ini. Meski sempat diterpa kesulitan mendapatkan pupuk, saat ini hal tersebut sudah teratasi. Sebab, saat ini petani mudah mendapatkan zat penambah nutrisi bagi tanaman itu. Wastomi, petani asal Singojuruh menuturkan, dirinya memang sempat kesulitan mendapatkan pupuk di awal musim tanam lalu. Namun, hal itu menurutnya tidak berlangsung lama. Saat memasuki tahap pemupukan, bahan yang dibutuhkan tanamannya sudah tersedia di kios yang biasa menjual pupuk. “Alhamdulillah pupuk sudah tidak sulit lagi. Tanaman cabai

sudah bisa dipupuk dan sekarang bisa tumbuh baik,” ujarnya. Diakuinya, pada saat kesulitan mendapatkan pupuk, dirinya sempat berinisiatif menggunakan pupuk nonsubsidi. Meski agak mahal daripada pupuk bersubsidi, dia menilai langkah itu sebagai antisipasi agar tanamannya tetap tumbuh dengan baik. Hanya saja, meski pupuk sudah normal, Wastomi dan petani lain tetap memiliki kekhawatiran tersendiri. Sebab, mereka bakal menghadapi musuh lagi, yakni cuaca dan hama. “Pupuk sudah aman. Tinggal kini bagaimana caranya tanaman ini selamat melawan hama dan cuaca,” serunya. (nic/c1/als)

ketujuh pelaku pembunuhan paranormal asal Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung, itu. “Disidangkan setelah tahap dua. Sekarang P21 saja belum,” terangnya. Pada BAP yang telah dikirim ke kejaksaan itu, pasal yang dipasang untuk menjerat para tersangka tidak beda dengan yang pernah disampaikan Kapolres Banyuwangi AKBP Yusuf saat ekspose 16 Januari 2013 lalu. Para tersangka itu dijerat Pasal 340 sub Pasal 338 jo Pasal 55 KUHP. “Itu pasal pembunuhan yang direncanakan,” cetus kasatreskrim. (abi/c1/als)

GENTENG – Merayakan ulang tahunnya yang ke-24, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nusamba Genteng melakukan bakti sosial. Acara sosial itu berupa pemberian 200 paket sembako bagi warga kurang mampu dan lanjut usia yang ada di sekitar kantor BPR Nusamba Genteng. BPR Nusamba juga menyantuni 25 anak yatim dan donor darah. Acara tersebut dilakukan Jumat (21/2) lalu bertempat di Yayasan As-Sholeha, Kembiritan, Genteng. Ya, pada 17 Februari 2014 lalu, BPR yang berkantor pusat di Jalan Singojuruh 100 Genteng tersebut merayakan

ulang tahun ke-24. Selain santunan dan bagi-bagi sembako, malam hari di halaman kantor BPR Nusamba Genteng dilaksanakan pembacaan Alquran dan siraman rohani. Di puncak acara, jajaran direksi memberikan penghargaan kepada karyawan. Untuk yang sudah 10 tahun ke atas, mendapatkan perhiasan mulai cincin hingga kalung. BPR Nusamba Genteng yang meraih efesiensi dan kinerja terbaik tahun 2013 meluncurkan kredit di tahun ini sebesar 20 persen dari kredit yang dikucurkan tahun lalu. “Kurang lebih Rp 64 miliar untuk kredit yang dikucur-

CEK: Sebelum pelaksanaan donor dimulai, tekanan darah diperiksa terlebih dahulu.

kan,” ujar Bambang Edy Wibowo SE, Direktur Utama BPR Nusamba. Selain itu program Deposito plus dengan berbagai keunggulan. Di antaranya dana yang disimpan mendapat jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta hadiah yang beragam. Bagi masyarakat yang ingin membutuhkan modal dengan bunga mulai 1 persen dan dengan proses yang cepat, bisa menghubungi BPR Nusamba Genteng yang memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang dan 10 kantor kas di wilyah Banyuwangi dan Situbondo. (adv/als)

PEDULI: Direktur BPR Nusamba Genteng, Muslimin Thoyib (Kanan) menyerahkan santunan kepada anak yatim.


INSPIRASI

34

Kecil Dulu Besar Kemudian

Minggu 23 Februari 2014

Drs. Wiyono, MH, Asmin Pembangunan dan Kesra Pemkab Banyuwangi

Berdayakan Masyarakat Lewat Sapi WAJAH pejabat yang satu ini sudah tidak asing di mata khalayak. Terutama di mata para mahasiswa. Hal ini dikarenakan seringnya dia menyampaikan makalah seminar di kampus-kampus saat menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Penampilan dan cara penyampaian yang khas membuatnya mudah diingat oleh orang yang pernah bertemu. Sebagai abdi negara, Wiyono menuturkan ingin berbuat yang terbaik untuk negara dan masyarakatnya. Meski dia juga mengaku masih jauh dari kata ideal. “Setiap orang harus berbuat terbaik untuk negara dan masyarakatnya. Namun juga harus sadar kalau dia masih banyak SHULHAN HADI/RaBa kisan? Kirim ke , puisi, atau lu akan menerPunya cerpen i m Ka . ail.com radarbwi@gm man ini. Maaf, kami tidak la ha t. bitkannya di ah yang dimua balan bagi nask im n ka dia ye men

SAJAK-SAJAK

Kesetiaan Kubiarkan pintaku menari di udara Menyapa sejenak isi dunia Kubiarkan rasaku merindu dendam Menjadi melodi di kala malam Tanpa ada jawab dari tanya Hanya secuil rasa dan gundah gulana Dustamu menyandera hatiku Pikirku tertawan dan tertipu Di balik cadar kepalsuan Ku hanya diam tak mampu melawan Kusamarkan gulita menjadi pelita Hatiku remuk redam tiada terkira Terpasung dalam derita nestapa Terkurung dalam tempurung rasa rindu Menerbitkan malapetaka dalam alam kalbu Terjerembab dalam pusara cemburu Meranggaskan cita-cita yang cemerlang Memahat khayalan gila dalam kisah yang malang Dosakah cinta ini? Kesucian yang merindu musim semi Menyapa kesetiaanku yang abadi tercemar noda Takdir mengekang diri dalam kegalauan jiwa Perseteruan memutuskan hati yang senyawa Pergilah Bawalah dusta yang tiada berakhir Ku di sini kan terdiam dalam kesunyian yang getir Renita Setyaningrum. Siswa SMALB Negeri Banyuwangi.

Tak Sama Dulu dan sekarang tak sama Sekarang sama dulu pun tak sama Bahkan bulan pun tiap hari tak sama Lebah-lebah madu Dan semut-semut pekerja Tak ada yang sama Lalu mengapa masih kau anggap aku orang yang sama? Wahyuningyan Arini. Pelajar SMAN 1 Pesanggaran

Ikan hamparan pasir putih tertiup angin matahari menyengat tapak kaki tak beralas hanya jala dan jala yang hanya dia bawa kamu bergegas ke laut lepas meskipun bermodal perahu tua dekat samudera engkau nelayan tua yang kerja keras dengan ikhlas walaupun ombak-ombak berteriak kamu hanya satu yang di ingin kan ikan dan ikan Fahmy. Mahasiswa STAIDA PBSI.

Duri dalam Tepung Sangat dekat Bahkan terbilang sobat Selalu dalam satu mufakat Di setiap harakat Ya... Kepercayaanku padamu tak punya sekat Telanjur pekat Hangat Hingga...kau tiup lentera merahku Sebarkan paku Lukai tiap jemariku Robohkan tiang semangatku Kau bagai duri dalam tepung terigu Rasuk jiwaku dahulu Hingga anggapmu sahabat sejatiku Lalu perlahan kau hancurkanku Tanpa maaf; tanpa rasa bersalah Kau abai seolah tak bersisa kisah Apa pun yang kita lalui dalam masa kuat dan lemah Naelil. Siswi SMAN 1 Pesanggaran.

kekurangan,” ujarnya. Dalam menjalankan tugasnya, Wiyono berprinsip untuk selalu memegang teguh apa yang dia yakini benar. Hal ini terbukti di era pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari. Dia pernah dimutasi dari jabatannya karena memprotes kebijakan Bupati Banyuwangi kala itu. Dia berjanji untuk memegang prinsip itu sepanjang hidupnya. Yang menarik, saat ditanya apakah hal serupa akan dilakukan jika bupati yang sekarang melakukan hal yang dianggap kurang baik? Penggemar wayang kulit ini menjawab dengan cukup diplomatis. “Saya ini kan sudah tua, kalau ada sesuatu yang tidak sesuai lebih baik saya mundur saja,” katanya. Saat ini, di luar jam tugasnya sebagai Asosek Kesra Pemkab Banyuwangi, Wiyono meluangkan waktu untuk memelihara ternak sapi. Saat ini sapi-sapi itu dititipkan kepada warga. Kurang lebih 40-an orang yang tersebar di Kecamatan Giri dan Licin dia percayakan merawat sapi miliknya. Dia

sengaja menitipkan sapi-sapi itu kepada masyarakat dengan beberapa alasan. Salah satunya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu agar bisa meringankan pekerjaan para warga yang berprofesi sebagai petani. “Sapi itu kan bisa dimanfaatkan tenaganya,” ungkanya. Dia menambahkan, dia sengaja memilih sapi meski banyak teman atau orang-orang menginvestasikan rezekinya untuk hal lain. “Saya sengaja menabung sapi. Kalau menabung uang mesti saya thithili (diambil sedikit demi sedikit),” katanya sambil tertawa. Selain itu, memelihara sapi merupakan salah satu cara melestarikan tradisi nenek moyang.. “Saya ini orang desa. Jadi memelihara sapi seperti sudah menjadi tradisi nenek moyang,” ujarnya. Alasan yang paling penting baginya adalah dia sengaja memelihara sapi dengan dirawatkan kepada orang agar terjadi pemberdayaan ekonomi kepada mereka. Wiyono mengaku, sapi yang dia titipkan selalu sapi

pekerja. Dengan demikian, pemelihara bisa mengambil keuntungan dengan menggunakan sapi tersebut untuk menggarap sawah dan ladang. Alasan nomor tiga adalah karena dia beranggapan masyarakatnya adalah masyarakat agraris. Dengan demikian ternak dan sawah adalah dua hal yang tidak terpisahkan lagi. “Biar tidak lupa kalau saya ini keturunan petani,” ujarnya. Wiyono berharap agar generasi muda memiliki intergritas kepada negara, daerah dan juga martabat dirinya dan juga keluarga. Dia juga berpesan agar generasi muda tidak gampang silau dengan janji yang diberikan seseorang tanpa memperhatikan hukum dan norma. Dia bersemboyan Luwih becik mikul dawet sinambi rengeng-rengeng tinimbang numpak mobil ilue mbrebes mili. Lebih baik melakukan pekerjaan yang terlihat kurang bergengsi dari pada bersikap gengsi namun di akhirnya nanti hanya menimbulkan penderitaan. (mg1/als)

BUDAYA Titisan Gandrung

Teko Ayung Notonegoro* Padha nonton, pudhak sempal ring lelurung Ya, pendhité pudhak sempal, lambeyané para putra Para putra, kejala ring kedhung liwung Ya, jalané jala sutra, tampangé tampang kencana Gendhing Padha Nonton lamat-lamat kerungu teka kadohan tandha kadhung gandrung wis mangkat. Suwarané gandrung Mbok Mohayah sahutsahutan ambi suwarané gendhang lan keluncing seru kemerompyong metu lospèker TOA kang disèwa teka kantor kecamatan. Mung wong kang megawé ning kelurahan ambi wong-wong sugih kang bisa nanggap gandrung nganggo sepèker. Kelap-kelip damar oncor murup ning petengan. Wong-wong padha melaku ning umahé Pak Lurah Bengkalingan kang nanggap gandrung kanggo ramé-ramé sunatan anaké. Ana kang teka désa tangga, ana kang mudhun teka alas gunung, padha guyub arepé ndileng gandrung. Apa maning wongwong Bengkalingan dhèwèk, wis padha kumpul ning umahé pak lurah sakat marèk magrib. Kukut kabèh, sing ana hang ning umahé, kabèh kumpul ning umahé pak lurah. Wong-wong dodolan padha buka warung dhèwèk-dhèwèk. Ana Mbok Sriatun kang dodol pecelan corot, ana Kang Rubai kang jaja rujak léthok. Mbah Ran keliling mikul dagangan kacang kulub. Ning pajakan ana Kang Sarpin kepet-kepet dodolan jagung bakaran. Rada ning petengan ning mburi genjot, Man Garo teka Kampung Bali ndasar tuak. Sing adoh teka kana, rada singidan ning ngingsoré wit weringin, Man Sahék teka désa tangga mbuka tata gelapak. Kang ndileng wis tumplek blek campur dadi siji lanang wadon, cilik gedhi, enom tuwèk, melarat sugih, kuli, juragan, maling pitik sampèk jagal rampok, hansip sampèk kamituwa kumpul padha ndileng gandrung. Maklum, gandrung dadi tontonan kang paling apik lan kang paling méwah. Jaré bengèn pas kala semono, gandrung jaman Landa dadi alaté perjuangané para pahlawan. Wong-wong nyaru dadi tukang ngamen gandrung keliling désa ngumpulaken beras, gaplèk, lan kèpèng dienggo mbandhani para pejuang kang sengidan teka penjajah Landa ning jero alas. Kawitané gandrung dilakokaken ambi wong lanang. Wong lanang dipacaki wadon terus jugèdan gandrung. Suwi-suwi kang njugèd diganti wadon sampèk seperéné. Térop kang sakané teka wit jambé wis meceger ning pelatarané umahé pak lurah. Dhuwurané ditutupi ambi képang, godhong wit kelapa kang dilempit-lempit madhani gedhèk, ditata ning dhuwuré jajang, mbujur ngiwa kaya rèngé umah. Damar setrungking limang iji digantung sak ubengé térop. Sayan akèh damar setrungking kang dipasang nandhakaken saya sugih kang duwé gawé. Ning jerone térop dipageri jajang kang dadi watesé wong-wong kang ndileng ambi wong-wong kang dadi dayohé wong kang duwé gawé. Ning jero pager wis ditata méja-méja bunder diubengi ambi kursi-kursi kayu. Ndhuwur méja wis disiapaken jajanan, kaya sumping, awuk, bikang, kucur, jongkong kang diwadhahi lèngsèr semat. Sing lali kopi ambi tuwak dadi sandhingané. Méja kursi ditata pas ngadhep ning genjot. Genjot kang digawé teka sirap, disangga ambi tugelan wit jambé terus dipatèn kaya pelanca tapi wèra. Ning mburiné ditutupi képang digawé kaya kamar dadi panggonan saliné gandrung, sindèn, lan panjaké. Ning genjot wis ditata tetabuhané gandrung kaya kendhang kang ana ning arep dhèwèk jèjèr ambi kempul. Bahola (biola: red) ana ning mburiné, lungguh ning dhuwuré kursi jèjèr ning sandhingé Mbok Mohayah kang dadi sindhèné. Terus ning pajakan genjot ana Mat Midun kang nabuh keluncing. Wangsalan-wangsalané kala-kala gawé guyu wong kang ndileng gandrung. Sing lali peras dipasang ning pajak mburiné genjot. Peras didadèkaken sajèn makené hing ana balak mara, sing ana udan mudhun, hing ana jim liwat. Ning ngarepé genjot ana jarak kira-kira petang mèter ambi méja kursi panggonané dayohé pak lurah. Gunané enggo panggonané njugèd lan paju gandrung. Jugèd jejer gandrung kang dadi kawitané wis diangkati ambi papat gandrung kang wis dadi tuwèktuwèkané rombongan gandrung. Mèh setengah jam jugèd jejer gandrung dilakokaken. Keplok teka wong-wong kang ndileng sahut-sahutan tambah ngeramékaken panggoné buwuh kang wis ramé iku. Gandrung teka désa Cungking iki wis kesuwur sak kabupatèn. Mergané kang nabuh lan kang gendhingan kabèh padha énaké. Terus kang nggarai disenengi yaiku gandrungé ayu-ayu, sémok-sémok, terus akèh kang magih enom-enom. Apa maning saiki ana gandrung anyaran kang arané wis kesuwur pisan. Jugèdané kang lincah lan kesit kaya jarané Pangeran Rempeg Jagapati, abané kang alus kemelinting sing ana tandhing, peraènané kang ayu klumus mèh kaya Landa,

bacoté bangir kaya pinggirané woh belimbing, untuné ngewiji timun, alisé nanggal sepisan, matané kang bunder kaya endhog dara, mèsemé kang nggarai wong lanang hing bisa turu, mata walangen sampèk kegawa ngimpi. Pipiné kang mempleg ditambah ana jelkongané ning parek lambené kadhung wayahé mèsem, lambéné kang abang beranang kaya lobok gedhi masiya sing lipenan. Pundhaké blarak sempal, kulit-kulitané kang kuning langsat, awak-awakané singset, dhadhané mempeg kaya katès kemunir, bokongé sémok kaya nangka sesigar tambah gawé dadi agul-agulé gandrung Cungking. Gandrung anyaran iku arané Suliana. Mbélani ndileng gandrung Suliana laré enomenoman wis padha jèjèr ning pinggiré pager. Sing kabèh wong bisa melebu pager. Mung wong-wong kang diundang ambi pak lurah bain kang bisa melebu lungguh ning kursi terus maju njugèd bareng gandrung. Adroi anaké lurah Désa Jambéan wis mapan ning kursi paling pojok ambi kanca-kancané. Rungu kabar jaré isuk mau Adroi ngedol kalung emas emaké dienggo sangu dileng gandrung makené bisa jugèd ambi gendhingan bareng Suliana. Ning pinggir méjané Adroi, ana golongané Sarman, anaké juragan sapi pasar pangklang. Mèh padha ambi Adroi, Sarman ya nggawa picis akèh pisan sak marèké adol sapi ning Haji Tasripin, tukang dodol daging Pasar Pangklang. Sing ana maning kang dikarepi ambi Sarman sak liyané bisa njugèd ambi gendhingan bareng Suliana sampèk ngarepaken subuh. Jairi lungguh ana ning méja tengah. Jairi kang dadi pegawé kecamatan kumpul ambi kerawatkerawat désa Bengkalingan. Padha ambi kang liyané, Jairi sangu picis akèh pisan mbélani Suliana sampèk-sampèk didolaken sawah setengah bahu. Ning méja paling pinggir dhèwèk ana Rambit, aran asliné Sahawi, kerana terkenal dadi endhasendhasané maling terus ambi wong-wong diarani Rambit. Delengané Rambit ya nggawa picis akèh. Polahé rong ulan kepungkur ana toko emasé Eyuk ning pasar kecamatan kang diorak-arik maling. Rungurungu kabar kang nyolong jaré anak buahé Rambit. Wong-wong ning njaba pager wis berak-berak nguluk arané Suliana. Kang ning jero pager semono uga hing serantan ngantèni Gandrung Suliana metu. Masiya sing milu berak-berak tapi teka peraènané terus tingkahé ngetarani kadhung wong-wong iku sing serantan arep ngguthit pipiné Suliana. Golongané gandrung kang njugèd jejer gandrung ning kawitan wis padha melebu ning mburiné genjot. Tandhané bagian kang nomer loro, yaiku wayahé repènan. Ana telu gandrung kang metu, sijiné dadi gedhog kang dadi arep-arepané gandrung liyané. Gunané dienggo ngatur wayahé méja dayoh kang endi kang diparani ambi gandrung. Biasané nggawa lèngsèr kang diendohi sampur gandrung werna abang. Ning lèngsèr iku engko wong-wong kang ngajak njugèd lan gendhingan ndèlèh picis panjer gandrung kang diselipaken ning ngingsoré selèndhang. Picis iku engko diedum ambi gandrung sak kanca-kancané. Terus kariné picis diuwèkaken ning kang duwé gawé. Terus gandrung loro kanggone dadi kang tukang gendhingan ambi kang tukang njugèd. Kang gendhingan biasané lungguh jèjèr ning méjané kang narik. Terus gandrung sijiné njugèd ning ngarep méjané kang narik. Engko salah siji teka wong kang narik, tangi teka kursiné milu njugèd ambi gandrungé. “Kang Sarpin adus lebu, merga digulet jaranan. Jejer gandrung wis padha melebu, apa maning kadhung sing wayahé repènan.” Mat Midun gawé wangsalan tandha repènan wis arep mangkat. Gendhing kembang menur dilagokaken ambi Mbok Mohayah diiringi ambi tabuhan tandha gandrung repènan wayahé metu. Keplok-keplok teka wong-wong saya ramé. “Wuuu...” Serta metu wong-wong padha kauk merga kang dientèn-entèni, gandrung Suliana

hing metu-metu. Gandrung Suliana kang dadi lakon nejo didèlèh ning mburi makené gawé wong-wong ngantèni terus ajeg ndileng gandrung sampèk marèk. Rong jam setengah repènan kang kawitan wis mari gilir dayoh kang lungguh ning méjané dhèwèk-dhèwèk. Sing ngantèni suwi repènan kang nomer loro diangkati. Kendhang ditabuh seru anteré ambi Supangat, disusul ambi abané bahola kang digèsèk ambi Epén, disahuti ambi abané kempul lan keluncing. Lakon kang diantèn-antèni metu. Gandrung Suliana kang ana ning arep metu sulung. Capahe diselonthongi ambi kasut putih, cocog ambi sampiré kang werna putih pisan gambar bathik gajah uling. Sémbongan cemeng kang ana kembangané garis-garis werna kuning emas, kembené kang bek werna cemeng gambar kembang melati werna putih ditutupi selèndhang abang kang kadhang diuncal-uncalaken pas njugèd. Tangan kiwané nyekel kepet kang gunané dienggo nangkisi wong-wong maju njugèd kang nyacak golèt selah bisa ngambung pipiné. Kulité kang kuning langsat tambah murup kerana diusapi ambi urap beras kencur. Lulur beras kencur hing mung bisa nggawé kulit katon murup tapi bisa pisan nggawé wong kang ndileng bisa kédanan merga lulur beras kencur wis dirapali ambi dukun gandrung. Omprogé kang teka kulit sapi terus diukir, dihias, lan diwernani kuning emas kelap-kelip disentor saraté damar setrungking kang gemantung ning ndhuwur. Kembang goyang kang dipasang ning ndhuwuré omprog awik-awik milu njugèd nuruti jugèdané gandrung Suliana. Kauké wong-wong saya anter. Keplok-keplok terus muni sak dawané gandrung Suliana metu, mèh limolas menit suwiné. Wong-wong kang ana jero pager wis sing serantan arep njugèd. Jairi, pegawé kantor kecamatan langsung angkat tangan nyeluk gondhené gandrung Suliana. Merga Jairi lungguh ambi kumpulané kerawat-kerawat désa Bengkalingan, dadiné méja golongané Jairi dianggep dadi wakilé wong kang duwé gawé, Lurah Bengkalingan. Seru lancaré Jairi njugèd gandrung, tapi lebih teka ping telu kenèng samplok kepeté gandrung Suliana merga nyacak arep ngambung pipiné. Saben njugèd maju gandrung wong-wong bisa njugèd adhep-adhepan ambi gandrungé. Gandrung ambi kang maju adu cepet, adu lincah pas wayahé njugèd. Kadhung gandrungé lengah lan kang maju pènter golèt sela ya bisa asil ngambung, tapi kadhung gandrungé lebih cepet ya kenèng samplok ambi kepeté gandrung. Kauké wong-wong saya anter kadhung pas ana kang kenèng samplok kepet ambi diguyu-guyu ngenyèk. Tapi kadhung bisa ngambung gandrungé kauké wong-wong tambah anter ditambah ambi keplokan. Mari teka Jairi pindah ning méjané Adroi, anaké lurah désa tanggané Bengkalingan. Kerana hing pati bisa njugèd, iyané dadi camahan lan dadi guyu. Adroi sing kentèkan akal, mari njugèd sedhilut, Androi njaluk gandrung Suliana gendhingan lungguh ning sandhingé. Gandrung liyané kang njugèd. Kauké wong-wong padha sahut-sahutan. Ngauki suwarané gandrung Suliana kang kemelinting gurih. Mèh setengah jam gendhingan, gandrung Suliana pindah ning méjané Sarman anaké juragan sapi. Sing ngentèni suwi, Sarman langsung njugèd dhèwèk mapag gandrung Suliana. Jugèdané kang rada anèh teka njugèd gandrung biasané nggawé wong-wong padha cekakakan. Gandrung Suliana sing kentèkan gaya kanggo ngadhepi wong kang potongan meksa kaya Sarman. Lebih teka ping lima Sarman kenèng samplok kepet. Merga dikauki terus ambi wongwong, Sarman kang mabuk kakèhan ngombé tuwak saya ndadi jugèdé. Rainé kang abang mberanang nyosor-nyosor ning gandrung Suliana. Tambah disamplok Sarman tambah ndadi nyosoré. Rambit kang wis sing serantan ngantèni sakat mari isya mau langsung ngadeg. Kerana Rambit

mabuk pisan, nggawa jajangé tuwak maju mengarep nggebug endhasé Sarman. Wong-wong padha kagèt. Kanca-kancané Sarman hing terima milu ngadeg ngelurug Rambit. Sarman kang cicir mari digebug jajang ngamèt watu nyeréwat Rambit. Seréwatané luput ngantem damar setrungking, cicir pecah ngobong képangé genjot. Kanca-kancané Sarman ambi gerombolané Rambit sontogan ning panggonané njugèd gandrung. Liya-liyané padha ngalangi taping merga kenèng antem pisan dadi sing terima, milu tokaran pisan. Ning jero terop saya ruwet hing karuh-karuhan. Wong-wong kang ning jaba milu melebu ning jero terop. Pager jajang rubuh ditabraki wong-wong, hang milu tokaran saya akèh. Wong wadon-wadon ambi laré-laré cilik pelayonan. Geni kang teka damar gaspon pecah saya barak, hing ana kang matèni merambat terus ngobong képangé terop ning ndhuwur. Tukang tabuh padha melayu nggawa tabuhané dhèwèk-dhèwèk. Gombloh kang dadi tukang jagané spèker melencat nyelametaken tip ambi mik spèkeré. Semono uga Sainik, kuli jaga damar setrungking mberejak arep milu nyelametaken damar kang magih ana. Geni wis mulek-mulek ngobong térop, Sainik magih mènèk paglaké terop arep ngudhunaken damar setrungking kang digantung. Damar durung kenèng, Sainik melencat kerana weruh Suliana gemiblak hing bisa tangi merga kenèng tabrak wong-wong kang jotos-jotosan. Suliana digèndhong ambi Sainik digawa metu teka térop. Kurang sithik bain gandrung Suliana mèh ketemblukan sakané térop kang kobong, untung bain cepet-cepet digawa metu ambi Sainik. Tapi Sainik boyoké mberanang kenèng sènggol jajang kang cicir teka ndhuwur barengan térop rubuh pas nggèndhong Suliana metu. Gandrung bubar, terop rubuh, wong-wong semembur, geni magih mulek-mulek ngobong sak hang ditemoni, gandrung Suliana ilang. *** “Lék, sampèk ngelahiraken apakrika, kawiné Anang ambi Dhik Suliana terus dipoyoki ambi wong-wong. Masa lakoné gandrung kawin ulih kuli cemeng, garing, melarat pisan. Mèh sampèk enem tahun suwiné Anang iki dipoyoki. Tapi adonrika, Dhik Suliana netepaken ati dadi rabiné Anang. Jejeg manteb hing umik sithik bain ngadhepi gudhané wong-wong. Seru dhemené adonira iku ning Anang,” Anang Sainik cerita. “Padhahal akèh kang ngiming-ngimingi donya ning Dhik Suliana ngongkon pegatan ambi Isun. Tapi Dhik Suliana tetep hing ketunu sithik bain ambi iming-imingé wong-wong sugih. Dhik Suliana tau ngomong: ‘Kang, isun arep mbuktèkaken kadhung gandrung iku sing kemaruk ambi donya. Gandrung iku hing bisa sak énaké dhèwèk dituku ambi picis. Gandrung iku budaya luhur kang dudu mung urusané seneng-seneng kang akhir-akhiré melayu ning urusané kelon ning pelanca. Kadhung wis gedigu paran bédané gandrung ambi senuk? Pokoké isun sing gelem pisah ambi Kang Sainik sak lawasé.’ Gedigu omonge Dhik Suliana nang isun.” Mbrebes mili matané Anang Sainik kang nerusaken ceritané. Cerita kang terus dibolan-balèni saben isun, putu teka anak kang nomer loro, teka ning umahé Anang Sainik. Saben prèian sekolah isun nyambang Anang Sainik, ya saben nyambang isun rungu ceritané Anang Sainik ulih Adon Suliana kang tau dadi lakoné gandrung Banyuwangi. Sakat isun SD sampèk saiki isun wis dadi mahasiswa cerita iku tetep diceritakaken ambi Anang Sainik kanggo ngèngeti rabiné, Gandrung Suliana, kang sampèk umur pas ngelahiraken anak kang nomer loro, apakisun. Sèket tahun lebih Anang Sainik dadi pudhot hing gelem kawin maning. Saben mungkasi cerita, hing tau ketinggalan wekas nang isun: “Rika iku titisané gandrung, rika iku asli wong Using. Masiya rika menyang ning jabalékat kana aja tau lali nguri-nguri budaya Using, budaya Banyuwangi.”


BERITA UTAMA

Minggu 23 Februari 2014

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Pemkab Punya Saham Non-dilusi n BSI... Sambungan dari Hal 29

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, konflik pertambangan yang melibatkan pihak eksternal Indonesia biasanya berkepanjangan. Dia mencontohkan kasus Pemkab Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan Churcill Plc sampai saat ini belum selesai. “Karena kasus tersebut masuk ke arbitrase internasional,” ujarnya Jumat malam (21/2). Dikatakan, jika konflik serupa di Banyuwangi tidak segera diselesaikan, maka energi pemkab akan terkuras. “Karena pemkab akan terlibat sebagai

saksi,” terangnya. Karena itu, imbuh Anas, sejak awal kasus antara PT. Intrepid Mines dan PT. BSI terjadi, Pemkab Banyuwangi se lalu menyampaikan kepada stakeholder agar permasalahan itu segera dituntaskan. “Alhamdulillah, pemkab merasa senang dan lega dengan adanya perjanjian damai antara para pihak, yakni Intrepid dan BSI. Harapan kami, itu bisa segera dituntaskan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku,” harapnya. Menurut Anas, dengan adanya penyelesaian damai tersebut, maka seluruh gugatan otomatis gugur. Itu berarti pemkab tak

perlu menguras energi untuk men jadi saksi dalam proses persidangan. Sementara itu, Anas berharap, dengan penyelesaian damai tersebut, pemkab bisa mendapat capital gain dari proses investasi yang telah dilakukan di Tumpang Pitu. “Harapan kami, pemkab segera mendapat capital gain dari proses investasi di Tumpang Pitu. Seperti diketahui, Pemkab Banyuwangi mendapat hibah se puluh persen saham dari pemilik seratus persen saham PT. Merdeka Serasi Jaya (MSJ). PT. MSJ adalah pemilik dan pengendali PT. Bumi Suk sesindo (BSI) yang telah me-

ngantongi izin usaha untuk me lakukan operasi produksi pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu. Oleh pemkab, hibah tersebut diinvestasikan kembali kepada PT. MSJ dalam bentuk penyertaan modal. Hebatnya, saham sepuluh persen milik pemkab itu merupakan saham non-dilusi (penurunan atau berkurangnya kepemilikan saham investor akibat adanya penambahan saham baru, Red). Nah, jika sengketa PT. Intrepid Mines dan PT. BSI berakhir damai, maka akan mempercepat pemkab menerima keuntungan atas saham yang telah diinvestasikan itu. (sgt/c1/bay)

Dapat Puluhan Karung Sampah n RELAWAN... Sambungan dari Hal 29

“Kemungkinan sampah-sampah itu terbawa air laut atau sengaja dibuang pengunjung Pulau Tabuhan,” duga ketua Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti Desa Bangsring tersebut. Ikhwan menambahkan, kegiatan bersih-bersih Pulau Tabuhan itu diprakarsai Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Banyuwangi. Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti yang berada di kawasan pesisir Bangsring menyambut baik gagasan HPI tersebut. “Kami menilai gerakan bersih-bersih ini bagus guna meningkatkan performa Pulau Tabuhan agar wisatawan semakin tertarik berkunjung,” cetus pemuda pelopor nasional bidang kelautan itu.

Ketua HPI Cabang Ba nyuwangi E. Irwan Suryanto mengakui bahwa gagasan membersihkan Pulau Tabuhan dari sampah plastik dan botol berawal dari keprihatinan kalangan pemandu wisata. Saat mereka mengantar turis asing dari Jerman dan Finlandia, tutur Irwan, ternyata sampah nonorganik berserakan di pantai. Para turis asing berpikir bahwa perilaku masyarakat Banyuwangi sangat buruk, karena membuang sampah ke laut. “Para guide ingin mengurangi volume sampah di Pulau Tabuhan tersebut. Selain itu, gerakan bersih-bersih itu juga bisa mengedukasi nelayan Bangsring agar ikut menjaga kebersihan Pulau Tabuhan,” katanya seraya berharap kegiatan itu bisa dilanjutkan secara kontinu di kemudian hari.

Rijig-Rijig Pulau Tabuhan itu dimulai sejak pukul 07.00. Relawan diberangkatkan dari Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi. Relawan dari Kecamatan Wongsorejo langsung berkumpul di Pantai Kampe. Mereka berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, guide, pencinta alam, komunitas online, dan media massa. Dukungan dari pihak Pemerintahan Desa Bangsring dan Kecamatan Wongsorejo juga cukup tinggi. Kegiatan berakhir sekitar pukul 13.00. Saat kembali dari Pulau Tabuhan, rombongan perahu relawan diguyur hujan lebat disertai ombak besar. Beruntung, perjalanan menuju Pantai Bangsring berhasil dilalui dengan lancar meski peserta yang pulang terakhir basah dan kedinginan. (*/c1/bay)

Tegaskan Bukan Kelas Jarak Jauh n BUKA... Sambungan dari Hal 29

Surat dukungan tersebut diberikan kepada bupati, rektor Unair, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),” ujarnya kepada sejumlah wartawan Jumat malam (21/2). Bagi kalangan yang tidak se pendapat dengan rencana pendirian Uniar di Bumi Blambangan, khususnya kalangan rektor perguruan tinggi swasta di Banyuwangi, Bupati Anas mengaku siap memberi penjelasan. Menurut Anas, dalam waktu dekat pihaknya memberi penjelasan kepada pihak yang kontra atas rencana pendirian kampus salah satu universitas negeri papan atas tanah air tersebut di kabupaten ber juluk Sunrise of Java ini. “Dalam waktu dekat saya akan memberikan penjelasan kepada para rektor yang belum satu pandangan,” cetusnya. Dikatakan, Unair Banyuwangi tidak akan mengganggu universitas swasta. Sebab, Unair Banyuwangi tahun ini hanya akan membuka satu kelas untuk masing-masing jurusan. Satu kelas hanya berisi 50 mahasiswa. Jadi, meskipun yang mendaftar pada satu jurusan 10

ribu orang, yang akan diterima tetap 50 orang. Anas menegaskan, Uniar Banyu wangi bukan kelas jarak jauh. Di Banyuwangi, Unair akan menerapkan sistem sebagaimana yang diterapkan di kampus Unair Surabaya. Dosen yang mengajar para mahasiswa adalah dosen Unair yang ditempatkan di Banyuwangi, bukan dosen terbang. Rumah-rumah untuk dosen Unair di Banyuwangi telah disiapkan. “Soal legalitas, Unair punya fakultas hukum dan punya banyak guru besar hukum yang menganalisis keabsahan berdirinya universitas di Banyuwangi,” paparnya. Lebih jauh dikatakan, uni-

Membantu Orang Tua n BIAYA... Sambungan dari Hal 29

Dengan berdirinya Unair di Banyuwangi, lanjut dia, juga akan membantu para orang tua. Sebab, kuliah di PTN setingkat Unair tidak harus ke Surabaya. “Biaya bisa lebih irit. Karena tempat di daerah sendiri, jadi tidak kos,” ungkapnya. (abi/c1/bay)

versitas swasta di Banyuwangi tidak akan terganggu dengan berdirinya kampus Unair di Banyuwangi. Anas mengatakan, angka lulusan SMA/ sederajat di Banyuwangi ratarata mencapai 17 ribu per tahun. Dari jumlah tersebut, lu l usan SMA/sederajat yang me lanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana strata I (S-1) hanya 2500 orang. Sisanya melanjutkan pendidikan diploma, kursus, dan ada pula yang tidak melanjutkan pendidikan. “Dari 2500 siswa yang meneruskan ke jenjang S-1, itu hanya sekitar 30 persen yang mampu di tampung perguruan ting gi di Banyuwangi. Ba yang kan,

berapa banyak yang be lum tertampung. Bahkan, ke beradaan Unair di Banyuwangi be lum mampu menampung seluruh siswa yang akan melanjutkan kuliah S-1,” jelasnya. Sementara itu, Anas memberi bocoran, Unair akan membuka pro gram stu di kedokteran he wan di Ba nyu wangi. Univer sitas ter se but juga akan men dirikan la boratorium ke sehatan he wan di Bumi Blam bangan. Se lain itu, ada pula jurusan pe rikanan dan kelautan. “Diharapkan, sektor perikanan kita semakin tangguh. Begitu juga dengan sektor perikanan dan kelautan Banyuwangi,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Bukan Jurusan Umum n JANGAN... Sambungan dari Hal 29

Sebab, itu akan membantu masyarakat. “Kuliah ke Unair tidak harus ke Surabaya,” kata siswi yang akrab disapa Riris itu. Riris mengaku, dirinya sudah mendaftar SNMPTN 2014 yang dibuka sejak 17 Februari hingga 3 Maret 2014 mendatang. Saat mendaftar, salah satu pilihannya adalah Unair Surabaya. “Saya

bercita-cita bisa kuliah di Unair,” terang siswa kelas XII jurusan multimedia itu. Dia menyarankan Unair yang akan berdiri di Banyuwangi tidak membuka jurusan pendidikan. Sebab, jurusan tersebut sudah banyak di perguruan tinggi swasta di Kabupaten Ba nyuwangi. “Buka jurusan umum, seperti multimedia, ko munikasi, dan lain-lain,” harapnya. (abi/c1/bay)

Mengaku Tidak Takut Bersaing n FORUM... Sambungan dari Hal 29

Apalagi, hanya ditempatkan di kompleks SMAN 1 Giri. Pertanyaannya, alumnus yang lulus dari Unair di Banyuwangi nanti akan menggunakan status akreditasi yang mana? Apakah tetap menggunakan status akreditasi kampus Unair di Surabaya? “Tujuan baik kalau dilakukan dengan cara tidak baik akan menjadi tidak benar,” cetus Tutut. Hal senada disampaikan Rektor Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) Drs. Teguh Sumarno, MM. Teguh berharap tidak ada kampus Unair di Banyuwangi. Sebab, selama ini PTS-PTS sudah berkembang pesat dan berkontribusi sangat be sar

bagi pendidikan di Kabupaten Banyuwangi. Peran besar PTS itu, pinta Teguh, jangan dipandang sebelah mata. Semestinya PTS malah mendapatkan dukungan pemerintah agar semakin berkem bang. “Bukannya malah menempatkan perguruan tinggi negeri sekelas Unair di Banyuwangi,” sesalnya. Ketua LKBH PGRI Banyuwangi Ir. HA Wahyudi, SH, MH menilai, universitas swasta lebih banyak jumlahnya daripada negeri, sehingga kontribusinya lebih besar. Tetapi, justru terkesan disepelekan. Menurut Wahyudi, pembukaan kampus negeri di Banyuwangi harus ada etika. Apakah program studinya sama ataukah tidak? “Jangan sampai merebut lahan PTS,” sarannya.

HM. Hasyim, ketua Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Ibrahimy Genteng mengakui, setiap tahun ada 5000 lulusan SLTA yang melanjutkan pendidikan ke luar Banyuwangi. Namun, Hasyim menilai, sulit mendorong mereka kembali ke Banyuwangi. Sebab, mereka berasal dari kalangan ma syarakat kelas ekonomi yang mapan. Kesadaran orang tua nya untuk mendapatkan pen didikan lebih baik bagi putra-putrinya sangat tinggi. “Ba nyuwangi berada paling ujung. Rasanya tidak mungkin mengharapkan limpahan dari kabupaten tetangga, seperti Bondowoso dan Situbondo, karena Jember sudah ada perguruan tinggi negeri,” tukasnya.

Dalam pertemuan para pimpinan PTS itu, semua perwa kilan PTS menyampaikan pendapatnya masing-masing. Meski menyatakan tidak takut ber saing, rata-rata mereka menghendaki agar kebijakan mem buka kampus Unair di Banyuwangi itu ditinjau kembali. Semua perwakilan PTS hadir, di antaranya Untag, Uniba, STAI Ibrahimy, STIB, STIKOM PGRI, STIKES, UBI, Akademi Kesehatan Rustida, Akaba, Perwakes, PPLP PGRI, dan Perpenas. Forum pimpinan PTS itu sepakat mendatangi rektor Unair dalam waktu dekat. Mereka akan mengklarifikasi terkait rencana pendirian kampus Unair di SMAN 1 Giri tersebut. (*/c1/bay)

Setiap Kampus Punya Pasar Sendiri n DISAMBUT... Sambungan dari Hal 29

Dengan adanya Unair di Banyuwangi, kata dia, para lulusan SMA sederajat bisa melanjutkan ke universitas negeri

tanpa harus kuliah ke luar kota. Selain itu, dengan adanya kam pus negeri itu, Mujiono optimistis keberadaan kampuskampus swasta di Banyuwangi akan meningkat, baik jumlah ma hasiswa maupun tradisi

akademik yang berlangsung. Dia mencontohkan, di Surabaya dan beberapa kota lain, hampir semua kampus memiliki pangsa pasar sendiri. Kampus-kampus tersebut juga memiliki kekhasan dalam tradisi keilmuan masing-

masing. Dengan beragamnya ilmu itu, diharapkan mempengaruhi pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. “Semakin banyak perguruan tinggi, maka akan berdampak terhadap pembangunan daerah,” tegasnya. (mg1/c1/bay)

GALIH COKRO/RaBa

PESANAN HOTEL DI BALI: Tumpukan keju hasil olahan susu sapi di Margo Utomo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.

Keju Dipesan Hotel Berkelas n SUSU... Sambungan dari Hal 29

Selain dipasarkan di Bumi Blambangan, tidak sedikit pula susu segar made in Kalibaru tersebut dikirim ke Pulau Dewata, Bali. M. Muhid, salah satu pekerja Margo Utomo mengatakan, rata-rata dalam sehari susu yang dihasilkan mencapai 800 liter. Hasil produksi sebanyak itu dipasarkan di wilayah Genteng dan

Banyuwangi. Sebagian lagi dikirim ke Bali untuk memenuhi pesanan yang mayoritas berasal dari hotel dan restoran. Uniknya, peternakan sapi perah Margo Utomo juga memproduksi produk turunan susu sapi, seperti keju dan yogurt. “Untuk membuat satu kilogram (kg) keju, dibutuhkan delapan liter sampai sepuluh liter susu segar. Itu tergantung kualitas susu yang digunakan sebagai bahan baku,” ujarnya. (sgt/c1/bay)

Jalan Tanah Licin, Lewati Rumput n SERUNYA... Sambungan dari Hal 36

Di start tersebut sudah siap belasan se peda gunung berbagai merek. Pihak pengelola juga menyediakan helm dan sarung tangan khusus bersepeda. Seluruh sepeda tersebut dilengkapi suspensi hidrolis di roda depan dan full suspensi roda belakang. Di pasaran umum, sepeda gunung aneka merek tersebut dibanderol Rp 5 juta hingga Rp 8 juta. Pemandu wisata gowes lintas alam di rute Kalibendo tersebut, Eko mengatakan, jenis sepeda yang digunakan adalah sepeda gunung yang mengutamakan kenyamanan untuk menjelajahi segala medan. Sepeda yang digunakan tersebut termasuk tipe all mountain. Dukungan

suspensi depan dan full suspension roda belakang memberi kenyamanan saat melintasi me dan berbatu, naik-turun bu kit, serta menjelajahi hutan dan off road. “Sepeda ini dapat digunakan sebagai sepeda segala medan yang menantang,“ ujar lelaki yang mengaku berumur 50 tahun itu. Sebelum berangkat, Eko memberikan pembekalan seputar pengetahuan sepeda dan cara menggunakannya. Tak lupa dilakukan pengecekan kondisi ban dan ketinggian sadel. Yang tak kalah penting adalah mengecek rem. Sebab, medan yang akan dilalui para peserta merupakan jalan setapak menurun dengan kemiringan hingga 30 derajat. “Selain itu, kondisi medan yang akan kita lewati sebagian berbatu,“ tambahnya.

Setelah pengecekan dan briefing tuntas, kami siap melakukan perjalanan membelah ja lan setapak menuruni lereng Ijen. Eko berbagi trik mengendarai se peda di medan menurun tajam. Menurutnya, saat kita mengendarai sepeda di jalan menurun, kondisi rem harus be nar-benar terjaga. ”Posisi rem diperhatikan. Posisi tubuh kita berdiri. Sadel harus rendah. Kalau mau duduk, sebaiknya agak condong ke belakang di pangkal sadel,” jelasnya. Satu lagi yang harus jadi perhatian, sebaiknya memilih jalan berumput daripada tanah. Sebab, saat menuruni lereng alias downhill, permukaan tanah relatif licin. ‘’Apalagi kalau ada bekas ban sepeda motor di jalan tanah, jangan dilewati. Kita bisa terjatuh,” pungkasnya. (mg2/c1/bay)

Sudah Setahun Mengajukan Pengunduran Diri Terlihat Bening dan Lumayan Adem n NYAMAN... Sambungan dari Hal 29

“Saya mundur dari jabatan itu (kepala dinas peternakan) karena ingin berkonsentrasi dan mengabdi dengan tenaga fungsional,” ujar dokter hewan yang tinggal di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo, itu. Dia juga bertekad mengabdikan diri melayani masyarakat. Dia ingin mengoptimalkan potensi peternakan di Situbondo. “Potensi peternakan di Situbondo cukup bagus. Hanya perlu dorongan yang kuat agar peternak tradisional menjadi lebih modern,” terangnya.

Dengan menjadi seksi veteriner, Gaguk akan terlibat dalam pengembangan potensi peternakan di lapangan. Secara langsung dengan menjadi tenaga fungsional, dia akan bergelut dengan masyarakat, mulai pengendalian, pengamatan, hingga pengawasan ternak. Sikap tegas yang dilakukan Gaguk itu otomatis menjadi sorotan dalam mutasi dan pelantikan puluhan pejabat siang itu. Terungkap, keinginan Gaguk mengabdi dan mengembangkan ternak di Situbondo itu telah disampaikan satu tahun lalu.“Pengunduran diri drh. Gaguk sudah satu tahun lalu. drh. Gaguk ingin mencurahkan pengabdiannya

kepada masyarakat,” kata Bupati Situbondo Dadang Wigiarto yang langsung memberi aplaus khusus di tengah proses pelantikan 69 pejabat Pemkab Situbondo itu. Selama satu tahun terakhir, Bupati Dadang memang berusaha mencegah Gaguk. Alasannya, pemkab sebenarnya sangat memerlukan keahliannya di bidang peternakan. Namun, keinginan drh. Gaguk turun jabatan justru menginspirasi puluhan pejabat pemkab yang hadir siang itu. “Pesan saya untuk semua pegawai atau siapa saja, senangilah pekerjaan sesuai keahliannya. Maka akan lahir pengabdian,” pungkas Gaguk. (c1/bay)

n MAMPIR... Sambungan dari Hal 36

Di sisi timur, dam tersebut lebih tinggi. Ada pula beberapa besi melengkung yang berjajar rapi yang berfungsi sebagai tangga. Menurut warga sekitar, dam kecil pelindung mata air

tersebut sudah ada sejak lama. Diperkirakan, dam mungil itu dibangun di zaman Belanda. Tepat di mata air itu terdapat tembok penutup yang melindungi mata air agar tak tertutup lumpur. Selanjutnya, tembok penutup mata air itu disambungkan ke pipa. Nah, pipa-

pipa air tersebut dialirkan air ke arah hilir menuju permukiman penduduk yang posisinya lebih rendah daripada sumber mata air tersebut. ‘’Ini bukan sumber PDAM, tapi dialirkan ke rumah penduduk,” ujar Eko, pemandu wisata spesialis cycling rute Kalibendo. (mg2/c1/bay)

Minimal Peserta Lima Orang n DIJEMPUT,... Sambungan dari Hal 36

Sesampai di finish point, peserta bisa menikmati makan siang secara prasmanan di rumah penduduk. Setelah itu, peserta akan diantar kembali ke tempat penjemputan.

Untuk bisa menikmati paket wisata bersepeda tersebut, Pesona Ijen hanya mematok tarif Rp 330.000 per orang. ‘’Peserta bisa berjumlah lima hingga delapan orang. Kalau peserta delapan hingga 12 orang, paketnya hanya Rp 250.00 per orang,’’ ujar Eko, tour guide adventure gowes tersebut. (mg2/c1/bay)


MINGGU l 23 FEBRUARI 2014 l HALAMAN MAN 36

Serunya Downhill di Kalibendo GERDA SUKARNO/RaBa

UJI NYALI: Membutuhkan kehati-hatian dan teknik tersendiri saat bersepeda melintasi jalan tanah berbatu yang menurun di kawasan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Sedikit Mendaki, Mayoritas Menurun KONDISI jalan yang akan dilalui para peserta gowes semi downhill di Kalibendo tergolong cukup mudah. Sepanjang delapan kilometer pertama, peserta akan menemui kondisi jalan berbatu. Mereka yang belum pernah merasakan sensasi bersepeda gunung, tempat ini sangat cocok dicoba. Single track diawali menyusuri jalan setapak dengan kemiringan 30 derajat dan berkarakter tanah keras tapi sedikit basah. Usai menyusuri jalan berbatu sepanjang 1 km, perjalanan memasuki perkebunan cengkih milik Perkebunan Lidjen. Bagi yang tidak mampu ngontel, peserta wajib menuntun sepedanya. Rute penuh rintangan itu

harus dijelajahi sampai pos pertama. Setelah istirahat di pos pertama, peserta bisa me lanjutkan perjalanan menuju pos kedua. Kali ini jalanan akan didominasi turunan tiada henti. Terkadang jalan tanah yang cukup licin, terkadang juga rumput. Perjalanan meluncur turun dengan sepeda itu secara umum cukup aman karena tidak terlalu curam. Kondisi itu membuat para wisatawan akan me rasa aman. Selain itu, peserta akan dimanjakan pemandangan yang sejuk. Ada bermacam jenis tanaman kebun. ‘’Jauh lebih banyak jalan turun daripada tanjakan,� ujar Wawan, salah satu penggiat MTB di Banyuwangi. (mg2/c1/bay)

GERDA SUKARNO/RaBa

MIRING: Salah satu turunan yang cukup tajam di Perkebunan Kalibendo.

GERDA SUKARNO/RaBa

ADEM: Berpose sejenak di sumber air yang jernih dikelilingi rumpun tanaman bambu di sekitar Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Mampir Sumber Air Zaman Belanda BERSEPEDA melintasi jalan setapak di lereng Gunung Ijen memang sangat mengasyikkan. Kita tak hanya disuguhi kawasan hutan tropis yang kaya vegetasi. Rute yang dilalui juga membelah perke bunan cengkih, kopi, dan karet, di kawasan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

Di sepanjang rute kawasan per kebunan tersebut, udara dijamin sejuk, bersih, dan segar. Sesekali peng-gowes bisa melihat para pekerja kebun yang sedang bekerja di area tersebut. Tidak jauh dari kebun karet terdapat mata air yang cukup bening. Airnya bening dan adem. Di sekeliling mata air tersebut terdapat semacam

GERDA SUKARNO/RaBa

BERDOA: Peserta berkumpul di garis start di Tawonan Lereng Ijen, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.

Dijemput, Alat Lengkap, Peserta Tinggal Gowes BAGAIMANA caranya mera sakan sensasi gowes semi down hill di Kalibendo kalau tidak punya sepeda? Mudah saja, sudah ada operator yang menyediakan paket adventure sepeda di lokasi itu. Pesona Ijen Tour and Travel menawarkan wisata petu alangan bersepeda yang populer dengan sebutan Cycling Tour Adventure. Trek bersepeda yang dipilih adalah wisata Kalibendo dengan start di lereng Gunung Ijen. Dari titik start kawasan Perke bunan Lidjen, kita diajak

menuruni perkebunan cengkih, kebun karet, dan kebun kopi. Finis gowes adalah di Perkebunan Kalibendo, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah. Untuk menuju lokasi, peserta cycling tour akan dijemput mobil ber-AC di hotel, kantor, atau rumah pada pagi hari. Selanjutnya, kita akan bersepeda menempuh rute sekitar 12 km dengan durasi sekitar dua hingga tiga jam. Jika ada peserta yang lelah atau sakit, mereka boleh naik motor trail yang mengawal dari belakang sepanjang trek n Baca Dijemput,...Hal 35

dam untuk melindungi air agar tidak meluber ke mana-mana n Baca Mampir...Hal 35

KAWASAN lereng Gunung Ijen terdapat banyak spot menarik untuk bersepeda. Mulai dari yang ekstrem hing ga yang fun untuk kalangan pemula. Selain menyehatkan, kita bisa gowes sambil menikmati hawa segar pegunungan yang bersih dan pemandangan alam yang menawan. Bermain sepeda di jalur off road bukanlah hal baru bagi kalangan pencinta mountain bike (sepeda gunung) di Banyuwangi. Bersepeda melintasi pung gung pegunungan memang memberikan kesenangan tersendiri. Terlebih jika melalui jalan setapakmenurun. Bagi mereka yang bersepeda lebih agresif, tanjakan dan jalan yang menurun dan berbatu merupakan tantangan tersendiri. Kali ini tim Jawa Pos Radar Banyuwangi Cycling diberi kesempatan menjajal rute gowes off road di lereng Gunung Ijen dengan difasilitasi Pesona Ijen Tour & Travel. Lokasi untuk memacu adrenalin kali ini berada di perbatasan Desa Tamansari di Kecamatan Licin dan Perkebunan Kalibendo di Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Lokasi start adalah kawasan tawonan (sarang lebah madu) di hutan lindung lereng Gunung Ijen, Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Untuk menuju tempat tersebut, pengunjung me nempuh perjalanan dari kota Banyuwangi dengan mobil sekitar 30 menit lamanya n Baca Serunya...Hal 35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.