15 Tahun
RABU 24 SEPTEMBER
TAHUN 2014
JEBENG THULIK
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
Eceran Rp 5.750
HALAMAN 29
Lukman Susul Ririn Cs ke Lapas Ditahan Kejaksaan terkait Pungli Bansos
GALIH COKRO/RABA
SELEKSI: GA. Apsari menjalani pengukuran tinggi badan di Disbudpar Banyuwangi kemarin.
Terjaring 213 Peserta BANYUWANGI - Ajang pemilihan duta wisata Banyuwangi Jebeng-Thulik 2014 dibuka kemarin (23/9). Tahun ini pendaftaran peserta dilakukan di beberapa wilayah. Selain di pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, penjaringan juga dilakukan di Kecamatan Genteng. Koordinator Penjaringan Jebeng-Thulik, Hendra Febriyanto mengatakan, penjaringan di Genteng yang mencakup wilayah Banyuwangi Selatan itu berhasil menjaring 150 calon peserta. Mereka akan diseleksi kembali menjadi 70 orang berdasar tinggi dan usia. Sementara itu, penjaringan di Disbudpar menjaring 250 calon peserta. “Saat ini sudah hadir sekitar 250 orang. Sama seperti di Genteng, calon peserta akan kami seleksi kembali,” ujar Hendra kemarin. Akhirnya, penjaringan di Disbudpar Banyuwangi terjaring 77 calon jebeng dan 69 calon thulik. Calon peserta masih didominasi pelajar. Warga Banyuwangi yang tinggal di luar kota diberi kesempatan mendaftar secara online. (cin/c1/bay)
GALIH COKRO/RABA
DITAHAN: Kabid Sarpras Dinas Pendidikan Banyuwangi, Lukman (tengah) digiring menuju Lapas dari Kejari Banyuwangi tadi malam.
Menyangkal Tuduhan Pungut Fee SEMENTARA itu, lamanya pemeriksaan terhadap Lukman membuat penyidikan sempat dihentikan sekitar pukul 12.00. Rehat diberikan untuk memberikan kesempatan kepada pejabat Plt. Kabid Sarpras Banyuwangi itu salat duhur dan makan siang. Di sela-sela jeda istirahat itu, Lukman masih terlihat santai. Di sela-sela istirahat pemeriksaan tersebut, Jawa Pos Radar
TES CPNS
352 Pendaftar Gugur BANYUWANGI - Ketentuan batas indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal pada pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemkab Banyuwangi akhirnya memakan “tumbal”. Gara-gara tidak mampu memenuhi batas minimal IPK tersebut, sebanyak 352 pendaftar CPNS 2014 Seleksi CPNS S S dinyatakan gagal seleksi adBanyuwangi ministrasi. Jumlah pendaftar: Informasi 1.812 orang yang berhasil Pendaftar bawa dikumpulkan lamaran fisik: Jawa Pos Ra1.641 orang dar BanyuTak lolos seleksi wangi, hingga administrasi: tenggat waktu 352 orang p e n d a f t a ra n Lolos verifikasi (hasil di tutup pukul sementara): 24.00 Senin lalu 990 orang (15/9), jumlah pendaftar CPNS Banyuwangi mencapai 1.812 orang. Dari jumlah tersebut, pendaftar yang mengirimkan berkas lamaran fisik ke kantor Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Banyuwangi sebanyak 1.641 orang. Selanjutnya, BKD melakukan verifikasi terhadap berkas pendaftaran fisik tersebut. Hingga kemarin (23/9) berkas yang sudah melalui tahap verifikasi administrasi mencapai 80 persen dari total berkas yang masuk. Hasilnya, sebanyak 352 pendaftar dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi. “Kebanyakan pendaftar tidak lolos verifikasi administrasi karena IPK-nya tidak memenuhi batas minimal,” ujarnya n Baca 352 Pendaftar...Hal 39
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Banyuwangi sempat berbincang singkat dengan Lukman. Meski agak canggung, dalam obrolan singkat tersebut Lukman memberikan keterangan yang cukup penting terkait dugaan keterlibatan dirinya dalam kasus pungli bansos. Dia menyangkal segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Lukman mengaku tidak pernah memerintahkan penarikan fee kepada sekolah. Terma-
suk tudingan penarikan itu dilakukan dalam pelaksanaan sosialisasi program dana bansos. Tidak hanya itu, Lukman juga menyatakan tidak pernah mengeluarkan perintah apa pun terkait dana bantuan sosial rehabilitasi sekolah dasar tersebut. “Kasi tidak pernah tanda tangan apa pun. Semua itu urusan kadis (kepala dinas, Red),” kelitnya. (nic/c1/aif)
BANYUWANGI - Jumlah tersangka kasus pungutan liar (pungli) Dana Bantuan Sosial Pendidikan 2014 bertambah. Setelah menahan Ririn Puji Lestari, Ahmad Munir, dan Farid alias Mamak, kemarin penyidik pidana khusus Kejaksaan Negeri Banyuwangi menahan satu tersangka lagi. Kali ini tersangkanya adalah Lukman yang sehari-harinya menjabat sebagai Plt. Kabid Sarana dan Prasarana (Sarpras) pada Dinas Pendidikan Banyuwangi. Usai menjalani pemeriksaan maraton, dia langsung dijebloskan ke ruang tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Banyuwangi. Penetapan Lukman sebagai tersangka sejatinya sudah dilakukan sejak dia menjalani pemeriksaan di Ruang Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri Banyuwangi. Meski awalnya datang dengan menyandang status sebagai saksi, penyidik tidak ragu meningkatkan status Lukman sebagai tersangka dalam kasus pungli bansos itu. Didampingi penasihat hukumnya, Sri Wuryanti, Lukman menjalani pemeriksaan selama delapan jam. Penyidik Wayan Wahyudistira yang memeriksa Lukman mengajukan 46 pertanyaan. Tepat pukul 18.00, dengan masih mengenakan seragam dinas yang ditutupi jaket jins warna biru, Lukman digiring menuju lapas naik mobil tahanan kejaksaan. Lukman tampak menutupi wajahnya saat akan naik mobil tahanan itu. Ekspresinya tampak kalut usai menjalani pemeriksaan. Selama satu jam lebih dia diinapkan di ruang kasi pidsus untuk kelengkapan penahanan. Sesekali tangannya mengusap matanya yang terlihat mulai sembab. Menyikapi penahanan Lukman, kejaksaan memiliki alasan dan argumen n Baca Lukman...Hal 39
Lima Menit sampai Masjid Alharam ALHAMDULILLAH. Semua jamaah Banyuwangi Kloter 26, 27, dan 28 sudah melakukan umrah kemarin malam. Yakni umratul Islam. Umrah pertama/wajib. Setelah umrah, mereka kembali ke maktab masing-masing. Kloter 26 bermaktab di Bakhutmah. Sedangkan maktab kloter 28 di Syisyah. Jarak Bakhutmah ke Masjidilharam sekitar 3 km. Maktab Syisyah lebih jauh lagi: 5 km ke Masjid Alharam n
BARU: Hotel Kloter 27 di Mahbas Jin sekelas bintang empat.
Laporan:
SAMSUDIN ADLAWI Dari Makkah, Arab Saudi
Baca Lima Menit...Hal 39
SAMSUDIN ADLAWI/JAWA POS
Menyaksikan Pertunjukan Gandrung Terop di Desa Kemiren
Tampil Semalam Suntuk tanpa Break ke Toilet Hampir setiap acara resmi di Banyuwangi, penari gandrung selalu tampil. Namun, pertunjukan gandrung semalam suntuk sudah jarang mengisi pesta hajatan warga. Seperti apa suasana pertunjukan yang populer disebut gandrung terop itu? TAUFIK FERDIANSYAH, Glagah AYOO teeeek.. gyarapeeen Podho Nonton, beraangkaaaaat!!! Itulah teriakan tukang kluncing seorang pemandu penari gandrung dan pemandu musik dalam pertunjukan gandrung. Itu pertanda pertunjukan dimulai. Sambil melantunkan gending Podho Nonton
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
PAJU GANDRUNG: Penonton menari bersama penari dalam pertunjukan gandrung terop di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
pertanda dimulainya pertunjukan, sang gandrung mulai menari di atas tanah mengikuti irama musik yang dimainkan. Tukang kluncing adalah pemukul alat musik triangle yang juga sebagai komandan penari gandrung dan para musisi gandrung. Selain hafal semua gendinggending yang dibawakan penari gandrung, tukang kluncing juga hafal ketukanketukan nada dan irama kendang pada pertunjukan gandrung. Sebelum menyanyikan gending Podho Nonton di awal pertunjukan, penari gandrung menarikan tarian wajib, yaitu tari Jejer Gandrung. Lemparan sampur (selendang) beserta goyangan sang gandrung terlihat seirama dengan musik yang ditabuh. Tarian demi tarian disajikan kepada tamu dan undangan yang hadir dalam pertunjukan tersebut n
Musim panas buah lokal mahal Musim dingin buah ‘’lain’’ yang laris
352 pendaftar tes CPNS dinyatakan gugur Harus sadar diri Indeks Prestasi kurang mumpuni
Baca Tampil...Hal 39
email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id
30
POLITIK & PEMERINTAHAN
Jawa Pos
Rabu 24 September 2014
R A D A R
B A N Y U W A N G I
Kostum BEC Seblang Bakungan Rampung 20%
CHIN JULLIEN/RABA
DIBIMBING INSTRUKTUR: Para peserta mempraktikkan tari tradisional seblang bakungan di aula Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Bangsring, Wongsorejo.
SEMENTARA ITU, rangkaian workshop peserta Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dengan sub tema Seblang Bakungan memasuki hari terakhir kemarin (22/9). Dua hari sebelumnya peserta diberi bimbingan teknis rias dan membuat kostum. Bertempat di salah satu aula di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, mereka menari diiringi musik tradisional yang telah diaransemen. Para instruktur tampak puas
dengan peserta yang telah mereka didik. “Saya rasa peserta BEC tema Seblang Bakungan banyak yang kreatif dan mandiri. Itu terlihat dari prototipe baju yang mereka buat selama dua hari, rata-rata 20 persen selesai,” ujar Ocha, instruktur yang pernah menangani Jember Festival Carnaval itu. Peserta dianjurkan bisa mendesain, bahkan membuat kostum sendiri. Fungsi karantina adalah agar para peserta BEC bisa mandiri n Baca Kostum...Hal 39
Desain Poro Bungkil Dominan Warna Cokelat WONGSOREJO - Kesempatan kali ini para peserta yang mengikuti pelatihan di BPPP Bangsring adalah peserta dengan sub tema Poro Bungkil. Seperti pelatihan sebelumnya, para peserta yang berjumlah 40 orang itu terlebih dahulu diberi pengenalan tentang BEC 2014 dan teman kostum yang mereka usung nanti. Pelatihan yang dimulai pukul 08.00 ini diikuti peserta dengan serius. Untuk peserta dengan sub tema Poro Bungkil itu berbeda dengan tema Seblang Bakungan dan Seblang Olehsari. Tema Poro Bungkil diambil karena pada tradisi seblang tidak lepas dari poro bungkil. Poro Bungkil adalah seluruh hasil bumi yang selalu ditampilkan dalam pementasan tradisi seblang, baik seblang olehsari maupun seblang bakungan. Nah, untuk kostum para peserta ini pastinya tidak jauh-jauh dari poro bungkil, seperti singkong, kacang-kacangan, tomat, dan lain sebagainya.
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
SERIUS: Para peserta workshop sub tema Poro Bungkil sedang mengikuti pelatihan di BPPP, Bangsring, Wongsorejo, kemarin.
Di hari pertama ini, para peserta juga diajari bagaimana membuat kostum dengan tema Poro Bungkil oleh instruktur. Nanti, para peserta diharapkan bisa membuat sendiri kostum yang mereka kenakan saat pementasan BEC 2014 mendatang. Untuk kos-
tum peserta sub tema Poro Bungkil yang membedakan adalah warna dari kostum yang mereka kenakan. Untuk kostum peserta dengan sub tema Poro Bungkil ini warna harus dominan cokelat. Dominan warna cokelat karena hasil bumi itu tidak jauh
dari tanah. Ayik, 26, salah satu instruktur BEC 2014 mengatakan, untuk warna kostum poro bungkil ini memang harus dominan warna cokelat. Namun apabila peserta ingin menambah warna lain di dalam kostum yang akan mereka desain nanti tidak menjadi masalah, asalkan warna tersebut adalah warna buah-buahan hasil bumi. ”Kalau ingin ditambahi warna lain nggak apa-apa. Tapi warna harus warna buah, seperti merah, tapi harus seperti merah tomat. Kalau hijau ya harus hijau daun-daunan. Cokelat harus tetap dominan,” ujar pria bernama lengkap Ayik Rosid tersebut. Menurut Ayik, pembekalan mendesain kostum ini diberikan kepada peserta sebagai langkah awal agar para peserta bisa mendesain sendiri kostum yang akan mereka kenakan nanti. “Awal kita beri pelatihan dulu, nanti di akhir acara peserta harus mempraktikkan apa yang telah kita berikan n Baca Desain...Hal 39
AGENDA KOTA
Seminar Medis Apple Stemcell APAKAH Anda mendambakan jauh lebih sehat, lebih muda dan wajah yang bersih berseri? Temuan revolusioner termutakhir bidang medis tentang stemcell yang bersumber dari buah apel switzerland hasil penelitian Dr. Fred Zulli. Bagaimana Apple Stemcell bisa meregenerasi sel jaringan dan organ tubuh, hadiri seminarnya (gratis): Hari/Tgl: Sabtu 27 September 2014 pukul 12.00 sampai selesai, tempat di aula Rumah Sakit Fatimah. Minggu 28 September 2014 di aula Rumah Sakit Alhuda Genteng. Hub: 081231130134 – 0813363124. (*)
Lomba Baca Puisi dan Menggambar MULAI hari ini (24/9) hingga 22 Oktober 2014 dibuka pendaftaran lomba baca puisi, lomba menggambar, dan lomba menyanyi lagu nasional tingkat SD/MI/SMP/MTs/ sederajat. Tempat lomba di Gedung Juang 45 Banyuwangi. Info lebih lengkap hubungi Aguk Darsono 081336881945, Indah 087793354119, Novi 082230118383. (*) OPINI DAN REMBUGAN Naskah Opini panjang tulisan sekitar 850 kata. Sedangkan Rembugan maksimal 250 kata. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com. Sertakan nama dan identitas penulis.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
RABU 24 SEPTEMBER
31
Koranna K oranna O Oreng reng S Situbendeh itubendeh
TAHUN 2014
RETRIBUSI TAK TERPUNGUT: Meski gugatan perdata telah berlangsung sejak 2013 silam, namun aktifitas perekonomian di Pasar Mimbaan Baru, Kecamatan Panji tidak pernah terganggu. Para penyewa ruko tetap bisa berjualan di pasar terbesar di Kota Santri ini.
RENDRA KURNIA/JPRS
Retribusi Tak Terpungut Capai Rp 12 M Dampak Gugatan Perdata Penghuni Ruko Pasar Mimbaan Baru PANJI- Masih terus bergulirnya gug a t a n perdata para pedagang yang menempati ruko di kompleks Pasar Mimbaan
Baru, membuat Pemkab Situbondo tidak bisa menarik retribusi beberapa tahun terakhir ini. Akibatnya, retribusi yang belum terpungut hingga kini mencapai Rp 12 miliar. Kuasa hukum Pemkab Situbondo, Supriyono memastikan jumlah kerugian negara tersebut akan terus bertambah seiring dengan terus bergu-
lirnya waktu. “Sejak tahun 2013, retribusi yang tidak terpungut ini sebenarnya sudah menjadi catatan BPKP,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS), kemarin. Menurut Supriyono, tanggungan yang harus dibayar oleh pedagang penyewa ruko Pasar Mimbaan Baru saat ini setiap orang mencapai Rp 100 juta. Sehingga,
“Sejak tahun 2013, retribusi yang tidak terpungut ini sebenarnya sudah menjadi catatan BPKP. Dulu hanya Rp 3,1 M, sekarang sudah Rp12 M
jika masih menunggu keputusan Kasasi, jumlah tanggungan diperkorakan akan mencapai Rp 200 juta tiap orang. “Justru dengan keadaan seperti itu saya merasa prihatin kepada para pengguna ruko-ruko tersebut. Sebab, semakin lama akan semakin menumpuk kewajiban mereka n
Supriyono Kuasa Hukum Pemkab
Baca Retribusi...Hal 37
Peserta OPSI Terima Bimtek Tahap Kedua Jangan menilai orang hanya dari penampilannya. Tapi nilailah juga dari sikap dan tingkah lakunya.” EDY S/JPRS
Yoga AS
Cangker Lepek VIDYA ANDINA APRILIANTI
Tidak Kesampaian Ikut Raka Raki MENJADI duta wisata bagi Situbondo merupakan sebuah pengalaman berharga bagi dara Vidya Andina Aprilianti. Lajang berusia 18 tahun ini merupakan Embug Situbondo tahun 2011. Bersama Pemkab Situbondo, dia ikut mempromosikan potensi wisata yang dimiliki Kota Santri. Banyak hal, kata Vidya, membuatnya merasa semakin mencintai Situbondo. Misalnya, saat ada beberapa tamu yang datang ke Situbondo, dia bertugas memaparkan banyak hal tentang kabupatennya n
SAMSURI/JPRS
BIMTEK: Kabid SMA, Agus HP (kanan); Kasi SMA, H. Muhammad Hasan (tengah) didampingi nara sumber.
SITUBONDO – Dinas pendidikan Kabupaten Situbondo melalui bidang pendidikan menengah (Dikmen) menggelar bimbingan tehnik (Bimtek) Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahap ke II, Senin (22/09) lalu. Acara yang ditempatkan di Aula STKIP PGRI situbondo ini diikuti 110 peser-
ta. Rinciannya, 80 siswa SMA dan 30 guru pembina. Panitia menghadirkan narasumber, Dwi Chandra Pratiwi, warga Situbondo lulusan Sun Yat Sen University Taiwan yang kini menjadi dosen Unibraw. Selain itu, narasumbernya adalah Riskly Listiyono n Baca Peserta...Hal 37
Nyaris Ditabrak, Truk Tebu Terguling KAPONGAN – Sebuah truk tebu bernopol P 8097 UX terguling di Jalan Pantura, Desa Landangan, Kecamatan Kapongan, kemarin. Seluruh muatan tebu seberat delapan ton tumpah ke pinggir jalan. Namun beruntung, kecelakaan tersebut tidak merenggut korban jiwa.
Kecelakaan tunggal truk yang dikemudikan Abrori, 27, warga Desa Sopet, Kecamatan Jangkar ini, terjadi sekitar pukul 08.00, kemarin (23/9). Pada mulanya, truk diesel tersebut melaju dari arah timur ke barat dengan kecepatan sedang. Tujuannya hendak mengirim
tebut ke Pabrik Gula (PG) Olean, Kecamatan Situbondo. Begitu truk melintas di jalan raya Desa Landangan, ternyata dari arah belakang muncul truk lain jenis Fuso yang akan mendahuluinya n Baca Nyaris...Hal 37 ISTIMEWA
PENDONOR: Sejumlah anggota polisi diambil darahnya di gedung Jananuraga Bhayangkara.
TUMPAH: Truk tebu yang dikemudikan Abrori, kemarin terguling di Jalan Raya Desa Landangan, Kecamatan Kapongan.
Baca Tidak...Hal 37
RENDRA KURNIA/JPRS
HB Turun, 31 Polisi Ditolak Donor Darah SITUBONDO - Sebanyak 31 anggota polisi ditolak saat akan mendonorkan darahnya, di Gedung Jananuraga Bhayangkari, Situbondo, kemarin (23/9). Penolakan itu berdasarkan hasil pemeriksaan yang menyatakan Hemoglobin (HB) mereka turun dan tidak memungkinkan mengikuti kegiatan sosial tersebut. Kepala TU PMI RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, Ridho Jatmiko, mengungkapkan, ada 31 anggota polisi yang dilarang mendonorkan darahnya. “HB mereka turun. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal buruk,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS), kemarin n Baca HB Turun...Hal 37
Sulastri dan Suwarno, Kakek-Nenek Pembuat Ikan Asin di Pesisir Panarukan
Selama 35 Tahun Bekerja, Bisa Kuliahkan Anak Di lingkungan sekitar Stasiun Kereta Api Panarukan, ada belasan warga yang pekerjaannya membuat ikan asin. Diantara mereka ada sepasang pasutri yang meski usianya sudah renta, namun tetap giat bekerja.
KOMPAK: Suwarno, 71, dan istrinya Sulastri, 60, membersihkan ikan Mangla yang akan mereka garami.
FREDY RIZKI , Panarukan
FREDY RIZKI/JPRS
http://www.radarbanyuwangi.co.id
WAKTU sudah menunjukkan pukul 23.00. Namun, tepat di sisi utara stasiun kereta api Panarukan yang sudah tidak berfungsi lagi, sepasang kakek-nenek terlihat membersihkan ikan-ikan mentah. Setelah bersih, ikan-ikan itu dimasukkan ke dalam baskom besar berisi air garam. Tanpa sepatah kata pun mereka bekerja. Tetapi saat Jawa Pos Radar Situbondo menyapa mereka, keduanya sangat ramah.
RENDRA KURNIA/RABA
Dengan senyum jenaka, kakek-nenek tersebut mengijinkan orang yang baru mereka temui untuk duduk di sebelahnya.
Namanya Sulastri, 60, asal Kalisat, Kabupaten Jember, bersama suaminya Suwarno, 71. Keduanya telah bekerja di tempat
itu lebih dari 35 tahun. Ada sekitar 80 kilogram ikan Mangla mentah yang sedang dibersihkannya saat itu. Sambil terus bercerita tangannya tak berhenti menyayat ikanikan segar hingga bersih. Sulastri bercerita bahwa sebelumnya dirinya bersama suaminya adalah buruh tembakau. Setiap hari dia dan suaminya mengayuh sepeda sejauh 20 kilometer untuk memanen dan menjual tembakau di Kalisat. Tetapi seiring memburuknya harga tembakau akhirnya dirinya pergi untuk mencari pekerjaan lain. Di Situbondo, tiga puluh lima tahun yang lalu dirinya berkenalan dengan seorang pemilik usaha pembuatan ikan asin bernama Pak Jus. Akhirnya dia bersama suaminya pun menetap di dekat tempat pembuatan ikan asin tersebut. Itu setelah Pak Jus mengijinkan mereka untuk bekerja bersamanya n Baca Selama...Hal 37 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
SITUBONDO SEKITAR
32
R A D A R
Jawa Pos
Rabu 24 September 2014
S I T U B O N D O
ADA APA LAGI
Terkejut, Usai Operasi Pasien BPJS Diminta Rp 51 Juta WINDA Uswatun Hasanah, warga Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan nyaris saja menjadi korban pungutan liar (pungli) saat melakukan operasi di salah satu rumah sakit di Kabupaten Jember. Tidak tanggung-tanggung, perempuan pengindap tumor tersebut dimintai biaya hingga Rp 51 juta. Padahal, Uswatun melakukan operasi menggunakan kartu BPJS. Sebelumnya, petugas di rumah sakit juga tidak pernah memberitahukan dan meminta persetujuan jika ada tambahan biaya yang harus ditanggung. “Uswatun pemegang kartu BPJS kelas 1 masuk sejak tanggal 15 September, operasi tumor tanggal 19 September selesai. Nah, setelah selesai operasi, keluarga diminta membayar biaya oleh petugas Rp 51 juta dengan alasan tambahan obat dan kamar di Bugenvil,” terang Narwiyoto, anggota DPRD yang mendampingi keluarga Uswatun. Keluarga uswatun terkejut bukan kepalang. Sebab, dirinya tidak memiliki uang apalagi jumlahnya jutaan. “Saya minta untuk tidak bayar. Akhirnya, keluarga diminta membayar lagi. Namun turun menjadi Rp 35 juta, turun lagi menjadi Rp 8,5 juta,” ungkap Narwiyoto n Baca Usai...Hal 37
LEGISLATIF HABIBUL ADNAN/JPRS
SABAR MENUNGGU: Seorang pengendara sepeda pedal melewati antrian truk tebu di lapangan PG Asembagus yang menunggu masuk mesin giling.
Aturan PG Dinilai Berat Sebelah JAINUR RIDHO/DOCRABA
Jainur Ridho
Fraksi GIS Minta Dokumen KUA PPAS APBD 2015 SITUBONDO - Fraksi Gerakan Indonesia Sejahtera (GIS; fraksi gabungan antara Gerindra dan PKS) mendesak agar Pemkab Situbondo mengirimkan dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD 2015. sebab, dari 45 anggota DPRD yang ada, hanya 17 orang yang sudah memiliki dokumen yang akan menjadi cikal bakal APBD 2015 tersebut. Sebanyak 17 anggota DPRD itu adalah para wakil rakyat periode lama. “Sedangkan sisanya sebanyak 28 orang yang merupakan anggota DPRD wajah baru, hingga kini belum memiliki dokumen KUA-PPAS APBD 2015,” terang Ketua Fraksi GIS, Jainur Ridho kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Padahal, kata dia, Dokumen KUA PPAS sangat dibutuhkan oleh anggota DPRD yang baru. Sebab, mereka juga memiliki fungsi pengawasan. “Namun, bagaimana kita mampu melakukan pengawasan pembahasan APBD jika draf KUAPPAS nanti diberikan secara mendadak,” imbuh Jainur. Sebab itulah, mantan politisi PDI Perjuangan itu meminta agar Pemkab Situbondo secepatnya memberikan KUA PPAS kepada anggota DPRD yang baru. “Sekali lagi karena ini menyangkut tugas pengawasan dan sangat dibutuhkan,” ujarnya. Kata Jainur, Fraksi GIS dapat informasi KUA-PPAS APBD 2015, yang sebagian dinilai tidak bersentuhan dengan kepentingan publik n Baca Fraksi...Hal 37
Jika Ngesub ke PG, SPA dan Giling Jadi Lancar ASEMBAGUS – Pabrik Gula (PG) Asembagus diminta untuk lebih adil dalam memperlakukan petani tebu. Sebab,
mereka masih merasa sering mendapat perlakuan diskriminatif. Sejumlah petani mengungkapkan hal tersebut. Salah satu contohnya adalah petani mengalami kesulitan dalam masalah tebang angkut (TA). Banyak petani tebu yang gelisah karena tebunya tidak langsung ditebang. ”Biasanya
PG lebih memprioritaskan petani yang punya HP (hutang petani) kepada PG,” ujar Fakih, salah satu petani tebu. Menurut Warga Desa/Kecamatan Jangkar itu, petani yang tidak memiliki HP, potensi tebunya terbengkalai akan lebih besar. Sebab, mereka harus menunggu TA dalam waktu yang cukup lama.
Selain masalah TA, peraturan ketat yang diterapkan pihak PG juga terkesan berat sebelah. Misalnya masalah break (usia produktif penggilingan). Dalam aturannya, tebu dengan break 15, akan ditolak oleh PG untuk digiling. Namun, meskipun break 15, penggilingan akan tetap me-
MANGARAN - Pengelolaan informasi di tubuh Polri dituntut untuk lebih cepat dan akurat. Karenanya, Humas Polres Situbondo meminta seluruh Polsek agar melek internet. Ini demi menunjang kelancaran pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID). Permintaan sikap profesionalitas di tubuh Polri ini disampaikan di Mapolsek Mangaran, siang kemarin (23/9). Untuk penggemblengan serta sosialisasi PPID tahap pertama, setidaknya melibatkan enam Mapolsek di wilayah tengah. “Pertama enam Polsek, ada
Polsek Kota, Panarukan, Kendit, Kapongan, dan Panji, dan Mangaran. Jadi kita gelar perrayon. Besok kita akan gelar di wilayah timur dan lusa untuk wilayah barat,” kata Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, siang kemarin (23/9). Dijelaskan, tujuan pengelolaan informasi itu agar Polres Situbondo tidak ketinggalan terkait apa saja yang terjadi di Bumi Situbondo. Dengan demikian seluruh Humas Polsek harus mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat. “Kadang di Polres belum tahu tentang kejadian di lapangan,
maka dengan ini diharapkan agar informasi yang masuk lebih cepat lagi,” katanya. Tuntutan informasi serta dokumentasi yang dituntut lebih kilat terdiri dari beberapa hal. Ada laporan yang harus disampaikan setiap saat dan laporan sertamerta. “Kalau laporan setiap saat, jenisnya keadaan dan suasana yang terjadi, bisa satu jam sekali atau sesuai yang ditentukan aparat. Untuk laporan serta merta berarti pada saat kejadian,” katanya. Selain dua hal itu, ada juga laporan yang harus disampaikan secara resmi n Baca Humas...Hal 37
NUR HARIRI/JPRS
RAYON TENGAH: Sejumlah Kapolsek dan Humas Polsek mengikuti arahan PPID di Polsek Mangaran, kemarin (23/9).
Pimpinan Difinitif DPRD Dilantik Hari ini
Tergiur Jual Beli On Line, Tertipu Hingga Rp 12 Juta PANARUKAN – Apa yang dialami Hendra Efendi, 22, perlu dijadikan pelajaran berharga. Warga Desa Alas Malang, RT 01/ RW 03, Kecamatan Panarukan itu kena tipu hingga belasan juta rupiah melalui penjualan on line. Aksi penipuan ini terjadi pada tanggal 19 September 2014. Hendra mengalami kerugian materi mencapai Rp 12.390.000. Tidak terima dengan kerugian begitu besar yang dideritanya, Hendra memilih melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Situbondo. Kabag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi saat ditemui kemarin (23/09), membenarkan kalau pihaknya sudah menerima laporan penipuan melalui bisnis on line itu. Kepada wartawan Koran ini, Wahyudi mengaku akan menyelidiki kasus tersebut lebih jauh. ”Kita akan mendalami kasus ini,” ujarnya. Aksi penipuan itu berawal dari kesepakatan antara Hendra dengan orang tak dikenal itu untuk melakukan transaksi jual beli Hand Phone (HP). Waktu itu, melalui salah satu jaringan Website, Hendra tertarik untuk membeli HP yang ditawarkan n
RUKO Djl Cpt Ruko LB=177m2. Harga 1,2M Nego Jl Wijaya Kusuma Hub. 081336940000
TANAH Dijual Tanah 370m2 Jl.Melati gg.6 Bisa Bayar Cicil Hub.082121957957
KARTU KREDIT Pusat Tarik Tunai - Pelunasan Kartu Kredit di Situbondo Hub: 085645297777
MOBIL TOYOTA YARIS J 2008 Dijual Toyota Yaris J 2008 warna hitam, Plat P, ex dokter, pajak baru, Harga 120jt Nego. Hub: 081803520736
Baca Aturan...Hal 37
Humas Polsek Dituntut untuk Melek Internet
KRIMINALITAS
Baca Tertipu...Hal 37
nerima jika melewati orang dalam PG. Atau, Sistem penjualan tebu (SPT). ”Kalau tidak boleh, seharusnya semua tetap tidak boleh,” imbuh Fakih. Kata dia, break idealnya di angka16-17. Break menjadi masalah penting karena berpengaruh terhadap randemen (kualitas gula) n
Tatib Disepakati Dibahas Pansus
HABIBUL ADNAN/JPRS
SERIUS: Pimpinan sementara DPRD saat melakukan rapat dengan pimpinan Fraksi kemarin.
SITUBONDO – Pimpinan sementara DPRD Kabupaten Situbondo, kemarin (23/9) mengadakan rapat koordinasi dengan para pimpinan fraksi untuk membahas mekanisme pembahasan Tatib. Disepakati, pembahasan Tatib akan dilakukan oleh panitia khusus (pansus). Ketua DPRD sementara, Bashari Bashari mengatakan, semua yang berkembang tentang usulan tatib saat pelaksanaan rapat-rapat selama ini akan diserahkan kepada Pansus. Termasuk koordinasi pimpinan sementara dengan para ketua fraksi. Pembahasan tatib, akan dilaksanakan setelah terbentuknya pimpinan definitif melalui paripurna pengesahan pimpinan yang akan digelar hari ini n Baca Pimpinan...Hal 37
Jawa Pos
EKONOMI BISNIS
Rabu 24 September 2014
R A D A R
33
B A N Y U W A N G I
Revitalisasi Tambak Tidak Berbahaya Sebelum Dibuang ke Laut Lewati Enam Treatment WONGSOREJO – Penolakan warga terkait revitalisasi tambak di atas lahan seluas sekitar 30 hektare di Dusun Krajan Satu, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo mengundang komentar dari pemiliknya. Sang pemilik,
Abdul Wakhid, kemarin melakukan klarifikasi ke kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi. Wakhid kurang sependapat kalau revitalisasi itu mencemari sumur warga. Menurut dia, revitalisasi tambak miliknya berbeda dengan tambak sebelumnya. Untuk pembuangan limbah tidak langsung dibuang ke laut. ”Sebelum dibuang ke laut, limbah ini melewati enam treatment terlebih dahulu. Jadi bisa dipastikan limbah
tambak tidak berbahaya untuk kehidupan laut,” terangnya. Menanggapi keresahan warga terkait banyak sumur warga yang asin dan menjadikan tanaman tidak tumbuh subur, Wakhid menegaskan tambaknya sudah menggunakan High Density Poly Ethylene ( HDPE) sebagai dasar tambak agar air tidak merembes ke dalam tanah. ”Sangat beda jauh dari pembangunan tambak sebelumnya. Kita gunakan
HDPE agar air tambak tidak merembes ke dalam tanah. HDPE itu lembaran anti-bocor yang digunakan untuk mencegah bersatunya air dengan tanah. Saya pastikan aman, kalau ada masalah terhadap lingkungan nanti saya siap bertanggung jawab,” jelasnya. Diberitakan sebelumnya, revitalisasi tambak di atas lahan seluas sekitar 30 hektare di Dusun Krajan Satu, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, ditolak
warga. Warga menolak karena itu mencemari sumur air bersih milik warga. Marsueb, 48, perwakilan warga mengatakan, warga keberatan tambak yang dibangun sejak tahun 1985 tersebut direvitalisasi karena beberapa alasan. ”Untuk mendapatkan air bersih, warga harus menggali sumur cukup dalam. Sejak ada tambak, air tawar sulit didapat. Airnya asin semua,” ungkap Marsueb kala itu. (tsf/aif)
Informasi lebih lanjut dapat berkonsultasi dengan Account Representative Saudara di Kantor Pelayanan Pajak dimana Saudara terdaftar atau hubungi Kring Pajak (021) 500200. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Tanah 650m2
Doa Novena
Djl tnh 650m2 SHM, Strtegis Gg. Jarum dpn Trmnal Karangente H:082337602251
Terimakasih Atas Terkabulnya Do’a Novena 3X Salam Maria (KGT)
Tanah Kapling
Jual Rambut
Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631
Mau Jual Rambutmu? Kami Bayar Sampai Rp. 250.000! Hub: 087862578088
CHIN JULLIEN/RABA
SEGAR: Buah-buahan yang dijual pedagang buah eceran di pasar rata-rata mengalami kenaikan.
BANYUWANGI
STNK
Staff
Hlg STNK P 4495 W a/n Sugi, Dsn. Taman Glugo Rt 01/01 Pakel, Licin
Bth Cpt Krywn/ti U/ Pss Staff (adm, recept, gdg) & management, syrt Lls SMA/Sdrjt-S1, Gj UMR-2 Jt. Krm CV Lgs ke PT. Mandiri CH, Jl. Hos Cokroaminoto 81, brt Alfamart Cungking 087761811351
Hlg STNK P 1440 ZE an Wowok Meirianto, Billy Moon Blok CH 4/14 RT6/X, Duren sawit
BANYUWANGI - Musim panas di Bulan September seperti yang diramalkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan dampak positif bagi petani buah-buahan. Menurunnya hasil panen menyebabkan sejumlah komoditas buah menjadi mahal. Kenaikan harga itu hanya terjadi pada buah lokal, tidak merambah ke buah impor. Buah pepaya, misalnya. Buah rasa manis itu semula dipatok Rp 5.000 per buah, kini naik menjadi Rp 6.000. “Kenaikan buah pepaya tidak seberapa, konsumen masih bisa maklum. Namun, kami tidak bisa memenuhi permintaan karena stok dari petani sedikit,” jelas Suciyati, 31, pedagang buah eceran di pasar Banyuwangi. Pepaya merupakan salah satu buah banyak diminati oleh konsumen. Seorang petani pepaya asal Karangrejo, Lukman Hakim,
Produktivitas Kedelai Lampaui Nasional Berharap Jadi Jujugan Wisatawan Asing PURWOHARJO - Produktivitas kedelai Banyuwangi ternyata cukup tinggi, bahkan melebihi angka rata-rata nasional. Tahun ini produktivitas kedelai di Bumi Blambangan sudah mencapai 20,16 kuintal, sedangkan rata-rata produktivitas nasional hanya 14,16 kuintal per hektare. Hal itu terungkap dalam dialog Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan para petani kedelai di persawahan Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, kemarin siang. Dalam kesempatan tersebut, bupati menyampaikan bahwa luas lahan petani di Banyuwangi yang ditanami kedelai mencapai 34.021 hektare. Tahun lalu produksi kedelai mencapai 67.441
BANYUWANGI
RUMAH RP. 900.000/ BULAN Rp.900.000,-/bulan! Dijual Rumah Minimalis Type 36, 2Kamar Tidur, 1Kamar Mandi, R.Tamu, 900w, Sumur Bor +pompa Hub 0333 - 7744204
SEMPU BANYUWANGI
Abdul Wakhid Pemilik Tambak
Musim Panas, Buah Lokal Mahal
RUBRIK PAJAK Pertanyaan :Apa sajakah persyaratan untuk mengajukan permohonan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)? Jawaban :Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-20/PJ/2013 tanggal 30 Mei 2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak, Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak. • Wajib Pajak (WP) yang telah menyampaikan Formulir Pengukuhan PKP melalui Aplikasi e-Registration harus mengirimkan dokumen yang disyaratkan ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal/tempat kedudukan/tempat kegiatan usaha WP. • WP yang telah mengisi dan menandatangani Formulir Pengukuhan PKP harus melengkapi formulir pengukuhan tersebut dengan dokumen yang disyaratkan. • Dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pengukuhan PKP, meliputi: a.WP Orang Pribadi: 1. fotokopi Kartu Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) bagi Warga Negara Asing, yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2. dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 3. surat keterangan tempat kegiatan usaha/pekerjaan bebas dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah/Kepala Desa. b. WP Badan dan Bentuk Usaha Tetap (BUT): 1. fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi WP Badan dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi BUT, yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2. fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) salah satu pengurus atau fotokopi paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah/Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; 3. dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 4. surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah/Kepala Desa. c. WP Badan bentuk kerja sama operasi (Joint Operation): 1. fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang; 2. fotokopi Kartu NPWP masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki NPWP; 3. fotokopi Kartu NPWP Orang Pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dalam hal penanggung jawab adalah orang Warga Negara Asing; 4. dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan 5. surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemda sekurang-kurangnya Lurah/Kepala Desa bagi WP Badan dalam negeri maupun WP Badan asing.
Sebelum dibuang ke laut, limbah ini melewati enam treatment terlebih dahulu. Jadi bisa dipastikan limbah tambak tidak berbahaya untuk kehidupan laut”
ABDUL AZIZ/RABA
PANEN: Bupati Anas dan para pejabat serta petani saat panen kedelai di Desa Glagahagung kemarin.
Ju a l R u m a h LT 3 8 2 m 2 , 3 K a m a r Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 350 Jt Nego, Hub: 081289447925,085233441946
PENGUMUMAN LELANG KEDUA LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN Menunjuk Pengumuman Lelang Pertama tanggal 09 September 2014 dan berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan RI No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, Koperasi Serba Usaha “ABADI” (Artha Barokah Abadi) Banyuwangi dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember akan melaksanakan penjualan di muka umum / lelang pada : Hari / Tanggal : Rabu / 08 Oktober 2014 Pukul : 10.30 WIB Tempat : Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember. Jalan Slamet Riyadi 344 A, Patrang, Jember Terhadap debitur : Moch. Mulyono,Dusun Krajan RT 02/RW 003 Desa Dadapan Kec. Kabat, Kab. Banyuwangi berupa : - Sebidang tanah beserta bangunan diatasnya yang melekat diatasnya, luas 315 m2, tersebut dalam SHM No. 390 terletak di Desa Dadapan Kecamatan Kabat Kabupaten Banyuwangi atas nama Mulyono. Harga Limit : Rp 175.000.000,- [uang Jaminan: Rp 100.000.000,-] Syarat-syarat Lelang : 1. Peserta Lelang wajib menyetor uang jaminan sesuai tersebut diatas ke rekening atas nama : Penampungan Lelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember No. 143.0009894476 pada PT Bank Mandiri Cabang Jember Alun-Alun, yang sudah efektif selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pelaksanaan lelang dengan mencantumkan nama penawar dan obyek lelang yang akan ditawar. 2. Pemenang lelang wajib melunasi seluruh harga lelang dan bea lelang paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah lelang ke rekening tersebut diatas, apabila tidak dilunasi, maka pemenang lelang dianggap wanprestasi dan uang jaminan akan disetorkan ke kas negara. 3. Peserta lelang diwajibkan membawa asli dan foto copy identitas diri (SIM/KTP), NPWP, dan materai. 4. Bagi peminat dapat melihat obyek yang akan lelang pada alamat tersebut diatas dan Semua obyek dijual dalam kondisi apa adanya dan semua cacat dan kekurangannya, serta peminat lelang diharapkan untuk memeriksa Obyek lelang sebelum mengikuti lelang. 5. Penawaran dilakukan secara lisan dengan harga naik-naik. 6. Apabila karena suatu hal terjadi pembatalan/penundaan terhadap salah satu atau beberapa barang/obyek lelang tersebut diatas, pihak-pihak yang berkepentingan/peminat lelang tidak dapat melakukan tuntutan dalam bentuk apapun kepada KPKNL Jember dan KSU ’ABADI” Banyuwangi. 7. Syarat-syarat lain ditentukan pada saat lelang. 8. Keterangan lebih lanjut dapat diperoleh di KSU ’ABADI”, Jl. Brawijaya No. 141-2 Banyuwangi telp. 0333-414106. Banyuwangi, 24 September 2014 ttd. KSU “ABADI” Banyuwangi
ton atau tumbuh sekitar 15 persen dari tahun sebelumnya, yaitu 58.648 ton. “Banyuwangi menyumbang 24 persen lebih terhadap produktivitas kedelai
di Jatim. Ini berkat jasa besar para petani kedelai di Banyuwangi,” kata Anas disambut aplaus para petani n Baca Produktivitas...Hal 39
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Honda Freed
All New Xenia
Toyota Fortuner
Dijual Honda Freed/Jazz tahun 010/013 pmk htm/pth hrg 179 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Daihatsu Terios/All new xenia tahun 012/013 pmk slr/bth hrg 149/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Toyota Fortuner/Innova tahun 08/09/06 pmk slr/htm//br hrg 232/159/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
All New Avanza
Truck Fuso
Kijang LGX
Dijual All New Avanza tahun 013 pmk slr/pth hrg 149 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Truck Fusso tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual LGX 01/03, Solar/Bensin Hrga 122 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar tambah Hb: 08214219411/081335897888
RUMAH TANAH 7500M2 Dijual Rumah Tanah SHM Luas 7500m2, Jl. Letkol Istiqlah No. 88 Cocok Untuk Usaha Hub: 081216449057
GENTENG Perum Baru
RUMAH LT 382M2
membenarkan kenaikan harga pepaya. Musim panas membuat pepaya cenderung langka dan membuat harga jual meningkat. “Sebagai petani kami merasa untung, harga naik di atas Rp 600 aman bagi kami,” ujarnya. Selain itu, harga jeruk lokal juga melonjak naik. Petani jeruk menjual ke pedagang buah eceran dengan harga Rp 7.000 hingga 8.000 per kilogramnya. “Harga sekian terlalu mahal untuk dijual lagi. Tapi bagaimana lagi daripada tidak ada barangnya,” kata Suci. Meski cukup dilematis, Suci akhirnya menjual lagi jeruk dengan harga Rp 12.000 per Kg. Hal yang sama dialami Jaini, pedagang buah eceran di Pasar Blambangan. Berdasar informasi yang ia dapat dari petani langganannya, saat ini buah jeruk tidak sedang musim panen, hingga menyebabkan stok terbatas dan harga naik.(cin/c1/aif )
Djl Perum Baru Gntng Strtgs DP 0%, Bnga 0%, Ccln Lama Libur Byr Hrg Prdn Djmn Mrh Hrg Naik 35% saat Jd Hub:08124985882
HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336161357 THOMY 081336287999 EKO
New Avanza NEW AVANZA 2014 Beli A Avanza an a Gratis Angs Angsuran 3x Syarat & Ketentuan Berlaku Bisa Cash & Kredit Hub: Toni AUTO 2000 081336236483 BB 22483BC4
BANYUWANGI
Dijual New Avanza 013/011, Air Bag Hrg 157 Jt/135 Jt, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 08123453975/081335897888
Truk Hino ‘13 Truk Hino (Double)+Box Th 2013 Tangan Pertama 250 Jt Nego Telp. 08818449210
PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
DAERAH SEKITAR
36
R A D A R
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Rabu 24 September p 2014
Bos FMS Dituntut 4 Tahun Penjara DENPASAR – Direktur Utama (Dirut) PT FMS (Futurindo Multi Sejahtera) atau PT Futurindo Ventura Sejahtera Ady Wijaya, dituntut hukuman 4 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, kemarin. Adik GM PT FMS Rudi Sanjaya (buron), ini dituntut dalam perkara penipuan terhadap senilai Rp 8,5 miliar. Jumlah ini belum termasuk nasabah yang sudah menyetor uang tapi enggan melaporkan kasusnya. Terdakwa Ady Wijaya didampingi kuasa hukumnya Harry S. Soedjojo ditutnut Pasal 378 KUHP jo Pasal 64 KUHP. ”Mmeohon agar majelis hakim memvonis terdakwa empat tahun penjara,’’ tegas Jaksa Penuntut Umum (JPU) Gede Budiarsana di hadapan majelis hakim pimpinan Hasoloan Sianturi. Oleh karena itu, JPU memohon majelis hakim menjatuhkan hukuman setimpal berupa pidana penjara selama empat tahun penjara dikurangi lamanya terdakwa dalam tahanan. Dijelaskan juga oleh jaksa, bahwa hal-hal yang memberat-
Janji Manis FMS Berujung di Meja Hijau TERDAKWA n Dirut PT FMS Ady Wijaya jaya TUNTUTAN n Empat tahun penjara KERUGIAN n Rp 8,3 miliar* PASAL n Pasal 378 KUHP j Pasal 64 KUHP *)Berdasarkan nasabah yang melapor saja
kan yaitu terdakwa merugikan dan meresahkan masyarakat. Sedangkan yang meringanbkan adalah terdakwa sopan dalam persidangan. Atas tuntutan itu, terdakwa akan mengajukan pleidoi
atau pembelaan. Seperti berita sebelumnya, terdakwa Ady Wijaya sudah ditahan penyidik kejaksaan 14 Maret 2014. Dia bersama saudaranya Rudi Sanjaya (buron, berkas terpisah) melakukan tindak kejahatan dengan melakukan menerima setoran modal awal 20 persen. Namun, dalam pembayaran modal itu tidak mampu mencairkna. Ady Wijaya mendirikan PT FMS bersama buronan adiknya Rudi Sanjaya, yang bergerak di bidang pembiayaan modal dengan perjanjian notaries Dayu Kondi. Mereka mencari nasabah dengan brosur, iklan di media, dan lainnya. Pengumuman itu disampaikan ke seluruh pegawainya sebagai bagian dari tipu muslihat. Dengan janji-janji sebagai berikut, bahw ajika masyarakat ingin mendapatkan modal mesti menjadi klien PT FMS. Kemudian dengan berbagai persyaratan yang sudah dibuatkan. Sebelum mendapatkan modal yang akan dipinjam, masyarakat
wajib menyetorkan dana 20 persen dari bantuan modal yang diinginkan. Selanjutnya bantuan akan dicairkan dalam dua tahap, 60 persen dan 40 persen. Jika telat merealisasikan modal akan dapat kompensasi 0,2 persen dari dana yang diterima setiap bulannya. Iming-iming itu membuat masyarakat tertarik. Misalnya Wayan Wiranata menyerahkan Rp 400 juta dengan tujuan dapat meminjam Rp 2 miliar. Kemudian ada Gde Wiryawa Putra menyerahkan uang sampai Rp 1,250 miliar dengan maksud mendapatkan Rp 2,8 miliar lebih. Dan belasan lagi korban sudah melaporkan ke Polda Bali sehingga kasus ini membuat kerugian Rp 8,3 miliar lebih dari pihak yang melaporkan (belum nasabah lainnya. (art/yes/jpnn/aif )
ADA APA LAGI
RADAR BALI/JPNN
DENGARKAN TUTNUTAN: Dirut PT FMS Ady Wijaya mendengarkan tuntutan di Pengadilan Negeri Denpasar, kemarin.
Gagal Masuk ke Lorong Lesehan Ditolak oleh Pedagang Pasar Tanjung
RADAR JEMBER/JPNN
NISAN BERCAHAYA: Kuburan yang mengeluarkan cahaya akhirnya diberi pagar agar tidak diserbu masyarakat yang menyebabkan perbuatan syirik.
Heboh Nisan Kuburan Pancarkan Cahaya WARGA yang tinggal di Desa Grujugan Lor, Kecamatan Jambesari, heboh. Pasalnya, sebuah batu nisan yang ada di area pemakaman umum, tepatnya di sebelah kiri bangunan SD Negeri Grujugan Lor 1 itu, mengeluarkan cahaya saat malam hari. Akibatnya, banyak warga yang berdatangan melihat batu nisan bertuliskan nama almarhumah Kasiyati, meninggal dunia pada 27 Agustus 2007. Beberapa warga yang melihat kuburan bercahaya itu mengatakan bahwa dia melihat dari jarak jauh batu nisan itu mengeluarkan cahaya. Padahal, sebelumnya mereka melihat adanya cahaya berpendar yang keluar dari batu nisan itu. ”Saya takut. Kok bisa batu nisan yang warnanya hitam dan cokelat itu mengelurkan cahaya,’’ kata Nina, 21, warga sekitar kepada koran ini. Menurut warga sekitar, cahaya itu keluar sejak seminggu yang lalu. Bahkan, saat warga melintas di kuburan itu, melihat ada cahaya yang memancar dari batu nisan itu. Tak ayal, fenomena unik ini menyedot perhatian warga. Banyak warga desa sekitar yang berdatangan di kuburan itu saat malam hari. Untuk mencegah adanya perusakan kuburan atau bahaya syirik, akhirnya polres memagari area kuburan itu. Bahkan, petugas sempat membongkar batu nisan yang kabarnya mengeluarkan benda keras. Namun, petugas tidak menemukan sumber cahaya di balik batu nisan itu. ”Khawatirnya ada lampu yang tersimpan di balik batu nisan,’’ ujar Nina. Kepala Dusun Grajakan Lor Nurahman mengimbau warga agar jangan mempercayai fenomena itu. ”Mungkin saja batu nisan ini ada unsure zat kimia fosfor. Di saat siang hari, zat fosfor menyedot cahaya. Lalu pada malam hari, batu nisan itu memancarkan cahaya karena faktor fosfor,’’ katanya. (eko/sh/aif)
KESEHATAN
RADAR BALI/JPNN
MASAL: Puluhan siswa SMP dan SMA Parisada Amlapura kesurupan lagi, kemarin. Mereka Dibawa ke Lapngan Tanah Aron.
Lagi, Kesurupan Masal di Parisada AMLAPURA - Kesurupan masal kembali terjadi di SMA Parisada, Amlapura kemarin pagi. Kali ini jumlahnya lebih banyak ketimbang kesurupan masal Sabtu lalu (20/9) yang hanya 15 orang. Sebab, lebih dari 20 orang siswa SMP dan SMA Parisada yang kesurupan. Informasi yang dirangkum koran ini, kesurupan masal terjadi sejeak pukul 07.00. Pihak sekolah tak bisa memastikan, siswa kesurupan pertama. Dalam hitungan detik sejumlah siswa yangs ebagian besar perempuan meronta-ronta dan menjerit histeris. Sempat ada keyakinan, selama siswa berada di lingkungan sekolah di Jalan Ngurah Rai, maka kesurupan akan terus terjadi. Untuk itu, dengan bantuan personel Satpol PP Karangasem, siswa kesurupan dievakuasi ke Lapangan Tanah Aron, yang lokasinya dekat sekolah setempat. Pun demikian, mereka yang masih sadar juga diarahkan ke Lapangan Tanah Aron. Bahkan, siswa yang masih sadar sempat dikumpulkan di kantor Kejaksaan Negeri Amlapura. Tak heran, kondisi itu menjadi perhatian masyarakat di seputaran Jalan Ngurah Rai, Amlapura. Termausk sejumlah pegawai di
lingkup kantor bupati, kejaksaan juga ikut membantu siswa kesurupan. Para siswa kesurupan, termasuk yang sudah sadar, kembali ke sekolah setelah ada petunjuk bahwa pekarangan sekolah itu mesti ditaburi garam, termasuk orang-orang yang masuk ke pekarangan sekolah itu. ”Setelah semua sadar, siswa langsung dipulangkan,’’ kata Gede Hendra Gunadi, Wakasek Sarana dan Prasarana SMA Parisada Amlapura. Hendra mengaku tak tahu pasti penyebab kesurupan itu. Pihaknya hanya memebnarkan kesurupan itu terjadi ketika siswa siap mengikuti sembahyang pagi, jelang ujian tengah semester (UTS). Ada juga yang baru tiba di sekolah langsung
kesurupan. Pasca kejadian itu pihak sekolah bakal menggelar upacara pecaruran di sekolah itu. Sebab, berdasarkan pawisik dari salah satu siswa kesurupan, Ni Luh Tirtawati, ada ”penunggu” (secara niskala) merasa tergangu di sekolah itu, karena datang ”penghuni” lain ke sana sehingga ”murka” dan merasuki para siswa perempuan. Seperti diketahui, Tirtawati adalah salah satu siswa kesurupan Sabtu lalu. Saat itu kesurupan yang menimpa siswa asal Jasri, ini beda dengan siswa lainnya. Dia seakan-akan menjadi petunjuk bagi sekolah. Hal itu terjadi kemarin. ”Itu penikaan salah satu siswa kesurupan, katanya ada penghuni lain,’’ jelas Hendra. (wan/yes/jpnn/aif)
JEMBER – Rencana Pemkab Jember untuk memasukan pedagang lesehan Jl. Wahidin ke lorong Pasar Tanjung gagal dilakukan. Sebab, sejumlah pedagang toko di dalam Pasar Tanjung menolak rencana Pemkab Jember itu. Mereka khawatir jika pedagang sayur dan ikan masuk ke lorong pasar akan bikin pasar menjadi kotor dan bau. Sebenarnya, jika para pedagang lesehan yang banyak berjualan sayur dan ikan itu mausk ke lorong pasar di lantai satu akan mencukupi. Sebab, lorong itu lebarnya hingga empat meter. Jika pedagang lesehan dibiarkan berjualan di pingir jalan, akan menganggu arus lalu lintas di Jalan dr. Wahidin. Pedagang lesehan itu mestinya baru boleh jualan di pinggir jalan di atas pukul 22.00. tetapi, setelah pukul 15.00 sudah banyak pedagang lesehan yang menggelar dagangannya. ”Kami kurang setuju jika pedagang lesehan itu dimasukkan ke lorong Pasar Tanjung,’’ kata Mistari, pedagang kain di lantai satu pasar Tanjung. Meski saat pedagang lesehan masuk ke lorong pasar banyak kios di lantai satu yang tutup, dia khawatir sisa barang dagangan lesehan bikin baud an kotor pada pagi harinya. ”Terutama untuk pedagang ikan dan tahu. Itu kan airnya kalau jualan
di sini akan dibuang di lorong juga,’’ ungkapnya. Jangankan berjualan di lorong, lanjut dia, saat berjualan di pingir jalan saja sering kali pedagang lesehan itu membuang kotoran sisa dagangannya ke loronglorong Pasar Tanjung yang pada malam hari ditingalkan oleh penghuninya itu. Belum lagi dengan banyaknya sampah yang ditinggalkan pedagang lesehan di lorong itu. Sementara itu, Hasi Madani, Kepala Dinas Pasar Jember mengakui adanya penolakan dari banyak pedagang pasar untuk memasukkan pedagang lesehan itu. Ada dua alasan yang disampaikan pedagang kepada dinas pasar. ”Yang pertama takut kondisi pasar semakin kotor dan bau,’’ ungkapnya. Sebab, kata dia, kebanyakan pedagang lesehan itu merupakan pedagang basah. Selain itu, ada pula penolakan dari pedagang di lantai dua. Sebab, pedagang di lantai dua memiliki dagangan yang sama dengan pedagang lesehan itu, sehingga takut menjadi pesaing. Apalagi, sambung Hasi, jika dimasukan di lorong, pembeli akan belanja di pedagang di lorong, sehingga pedagang di lantai dua dirugikan. Karena itu, Hasi memutuskan untuk tidak memasukkan pedagang lesehan ke lorong Pasar Tanjung. ”Jadi masih dicairkan solusi lain. Daripada terjadi konflik berkepanjangan dengan pemilik kios, kami tidak mau mengambil risiko,’’ ujarnya. (ram/har/jpnn/aif)
RADAR JEMBER/JPNN
MELUBER: Pedagang lesehan di Jalan dr. Wahidin sudah berjualan pukul 16.30 kemarin. Keberadaan mereka menganggu arus lalu lintas. FOTO EKO SAPUTRO/RJ
Duta kespro saat mengikuti test wawancara dan uji pengetahuan kespro di pendopo
DIATUR PERDA: Para pengusaha money changer di wilayah adat Legian kini diatur oleh perarem agar tidak berlaku curang.
Duta Kespro Untuk Tekan Angka Pernikahan Dini MASIH tingginya angka pernikahan dini, serta tingginya jumlah atau angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan bayi (AKB), membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso menggandeng USAID melakukan pemilihan Duta Kespro (Kesehatan Reproduksi) yang digelar di Pendopo, Kamis siang kemarin (18/9). Ada sekitar 50 peserta yang mengikuti pilihan duta kespro. Namun, Dinkes Bondowoso akan memilih sepasang duta kespro untuk dikirim ke tingkat provinsi Jawa Timur. Kepala Dinkes dr M Imron mengatakan para peserta duta kespro punya tugas untuk mensosialisasikan pencegahan pernikahan dini di Bondowoso. “Para peserta yang terpilih melalui seleksi ditingkat kabupaten ini, punya tugas untuk mencegah pernikahan dini,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember. Karena di Bondowoso, kata Imron, masih banyak sekali angka pernikahan dini.”Tugas duta kespro mendatangi sekolah-sekolah untuk berkomunisi dengan teman sesama pelajar agar tidak menikah di usia muda,” katanya. Apalagi, akibat pernikahan dini, banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan. Antara lain, kesehatan reproduksi yang masih belum siap.”Akibatnya, saat mengandung janin, timbul kematian bayi. Bahkan, bisa merenggut nyawa ibu saat melahirkan,” katanya. Imron menambahkan untuk mengikuti pemilihan dua kespro, setiap puskesmas yang ada di Bondowoso wajib untuk mengirim sepasang duta kespro yang diseleksi melalui sekolah. (eko/jpnn/aif)
RADAR BALI/JPNN
Legian Buat Perarem Valas LEGIAN – Pedagang valuta asing (valas) atau mata uang asing ilegal di ”kampung turis” Seminyak, Legian dan Kuta tumbuh subur layaknya jamur di musim penghujan. Meski perdagangan dilakukan terang-terangan selama bertahuntahun, mereka tetap aman dari kejaran aparat. Seperti sudha jengah, Desa Adat Legian akhirnya memutuskan membuat perarem atau undang-undang desa adat yang melarang keras praktik valas ilegal. Bendesa Adat Legian IGN Sudiarsa mengatakan, pembuatan perarem ini tegas diatur snaksi bagi pihak yang nekat membuka valas illegal. Sanksinya tidak mainmain, pengusaha yang ketahuan menjalankan bisnis di situ. Sanksi adat yang lebih keras disiapkan
Desa Adat Perangi Pedagang Valas Ilegal
n Alasan n Karena warga sudah jengkel dengan ulah pengusaha valas nakal. n Turis asing atau domestik yang menjadi korban penukaran uang kemudian menyebarkan berita buruk tentang Legian. n Dampak lemahnya pengawasan dan penindakan aparat terkait. n Karena tak ingin bergantung pada aparat n Sanksi n Pengusaha nakal akan didenda Rp 5 juta n Menyediakan banten (sesajen) Pemerascita untuk pembersihan secara niskala karena dianggap telah mencemarkan nama baik Desa Adat Legian.
untuk pemilik usaha. Mereka juga harus menyediakan banten (sesajen) pemerayascita. ”Kalau dendanya Rp 5 juta. Mereka juga harus meneydiakan banten pemerayas-
cita untuk membersihkan secara niskala karena sudah mencemari nama desa adat,’’ tegas pria yang akrab dipanggil Gung Sudiarsa itu. (san/yes/jpnn/aif)
DPRD Jember Usul Pakai Staf Ahli JEMBER – Panitia Khusus (Pansus) pembahasan tata tertib DPRD Jember kini tengah menggodok hal-hal baru untuk kepengurusan DPRD 2014-2019. Salah satu poin baru yang cukup krusial dan berbeda dengan DPRD sebelumnya adalah masalah usulan staf ahli kelengkapan DPRD Jember. Sehingga semua keputusan dan legal formal yang dihasilkan sesuai dengan aturan dan disiplin dan dapat mengimbangi kemampuan dari eksekutif. Fendi Setyawan, Staf Ahli DPRD Jember kepada wartawan mengatakan jika merujuk pada PP nomor 16 tahun 2010, DPRD kabupaten dan provinsi boleh memiliki tim ahli sekurangkurangnya sama dengan jumlah alat kelengkapan. “Artinya untuk di Jember sendiri seharusnya terdapat enam orang staf ahli alat kelengkapan,” jelas Fendi saat ditemui, kemarin. Staf ahli untuk kelengkapan ini selain staf ahli dewan secara kelembagaan seperti dirinya saat ini. Dengan demikian, enam staf
ahli tersebut nantinya akan ditempatkan untuk mendampingi empat komisi, Badan Musyawarah dan Badan Legislasi. Jika nantinya ternyata tidak memungkinkan dari sisi anggaran, pihaknya mengharapkan minimal bisa juga dengan cara mengangkat tim ahli ad hoc. Fendi menilai keberadaan tim ahli kelengkapan dewan ini sangat penting. Hal ini mengingat kemampuan masing-masing anggota dewan tentang persoalan tertentu sangat bervariasi. “Mungkin satu anggota dewan pakar bidang pertanian tetapi tidak terlalu paham tentang peternakan atau proyek pembangunan,” jelasnya. Dengan adanya staf ahli ini sehingga dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan yang seimbang dan merata di semua bidang. Sehingga akan semakin membuat DPRD menjadi lebih berkualitas kedepannya. Hal ini, lanjut Fendi untuk mengimbangi mitra DPRD Jember dari eksekutif dalam melakukan pembahasan progam kerja nantinya. (ram/wah/jpnn/aif)
SITUBONDO SEKITAR
32
R A D A R
Jawa Pos
Rabu 24 September 2014
S I T U B O N D O
ADA APA LAGI
Terkejut, Usai Operasi Pasien BPJS Diminta Rp 51 Juta WINDA Uswatun Hasanah, warga Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan nyaris saja menjadi korban pungutan liar (pungli) saat melakukan operasi di salah satu rumah sakit di Kabupaten Jember. Tidak tanggung-tanggung, perempuan pengindap tumor tersebut dimintai biaya hingga Rp 51 juta. Padahal, Uswatun melakukan operasi menggunakan kartu BPJS. Sebelumnya, petugas di rumah sakit juga tidak pernah memberitahukan dan meminta persetujuan jika ada tambahan biaya yang harus ditanggung. “Uswatun pemegang kartu BPJS kelas 1 masuk sejak tanggal 15 September, operasi tumor tanggal 19 September selesai. Nah, setelah selesai operasi, keluarga diminta membayar biaya oleh petugas Rp 51 juta dengan alasan tambahan obat dan kamar di Bugenvil,” terang Narwiyoto, anggota DPRD yang mendampingi keluarga Uswatun. Keluarga uswatun terkejut bukan kepalang. Sebab, dirinya tidak memiliki uang apalagi jumlahnya jutaan. “Saya minta untuk tidak bayar. Akhirnya, keluarga diminta membayar lagi. Namun turun menjadi Rp 35 juta, turun lagi menjadi Rp 8,5 juta,” ungkap Narwiyoto n Baca Usai...Hal 37
LEGISLATIF HABIBUL ADNAN/JPRS
SABAR MENUNGGU: Seorang pengendara sepeda pedal melewati antrian truk tebu di lapangan PG Asembagus yang menunggu masuk mesin giling.
Aturan PG Dinilai Berat Sebelah JAINUR RIDHO/DOCRABA
Jainur Ridho
Fraksi GIS Minta Dokumen KUA PPAS APBD 2015 SITUBONDO - Fraksi Gerakan Indonesia Sejahtera (GIS; fraksi gabungan antara Gerindra dan PKS) mendesak agar Pemkab Situbondo mengirimkan dokumen Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD 2015. sebab, dari 45 anggota DPRD yang ada, hanya 17 orang yang sudah memiliki dokumen yang akan menjadi cikal bakal APBD 2015 tersebut. Sebanyak 17 anggota DPRD itu adalah para wakil rakyat periode lama. “Sedangkan sisanya sebanyak 28 orang yang merupakan anggota DPRD wajah baru, hingga kini belum memiliki dokumen KUA-PPAS APBD 2015,” terang Ketua Fraksi GIS, Jainur Ridho kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Padahal, kata dia, Dokumen KUA PPAS sangat dibutuhkan oleh anggota DPRD yang baru. Sebab, mereka juga memiliki fungsi pengawasan. “Namun, bagaimana kita mampu melakukan pengawasan pembahasan APBD jika draf KUAPPAS nanti diberikan secara mendadak,” imbuh Jainur. Sebab itulah, mantan politisi PDI Perjuangan itu meminta agar Pemkab Situbondo secepatnya memberikan KUA PPAS kepada anggota DPRD yang baru. “Sekali lagi karena ini menyangkut tugas pengawasan dan sangat dibutuhkan,” ujarnya. Kata Jainur, Fraksi GIS dapat informasi KUA-PPAS APBD 2015, yang sebagian dinilai tidak bersentuhan dengan kepentingan publik n Baca Fraksi...Hal 37
Jika Ngesub ke PG, SPA dan Giling Jadi Lancar ASEMBAGUS – Pabrik Gula (PG) Asembagus diminta untuk lebih adil dalam memperlakukan petani tebu. Sebab,
mereka masih merasa sering mendapat perlakuan diskriminatif. Sejumlah petani mengungkapkan hal tersebut. Salah satu contohnya adalah petani mengalami kesulitan dalam masalah tebang angkut (TA). Banyak petani tebu yang gelisah karena tebunya tidak langsung ditebang. ”Biasanya
PG lebih memprioritaskan petani yang punya HP (hutang petani) kepada PG,” ujar Fakih, salah satu petani tebu. Menurut Warga Desa/Kecamatan Jangkar itu, petani yang tidak memiliki HP, potensi tebunya terbengkalai akan lebih besar. Sebab, mereka harus menunggu TA dalam waktu yang cukup lama.
Selain masalah TA, peraturan ketat yang diterapkan pihak PG juga terkesan berat sebelah. Misalnya masalah break (usia produktif penggilingan). Dalam aturannya, tebu dengan break 15, akan ditolak oleh PG untuk digiling. Namun, meskipun break 15, penggilingan akan tetap me-
MANGARAN - Pengelolaan informasi di tubuh Polri dituntut untuk lebih cepat dan akurat. Karenanya, Humas Polres Situbondo meminta seluruh Polsek agar melek internet. Ini demi menunjang kelancaran pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID). Permintaan sikap profesionalitas di tubuh Polri ini disampaikan di Mapolsek Mangaran, siang kemarin (23/9). Untuk penggemblengan serta sosialisasi PPID tahap pertama, setidaknya melibatkan enam Mapolsek di wilayah tengah. “Pertama enam Polsek, ada
Polsek Kota, Panarukan, Kendit, Kapongan, dan Panji, dan Mangaran. Jadi kita gelar perrayon. Besok kita akan gelar di wilayah timur dan lusa untuk wilayah barat,” kata Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, siang kemarin (23/9). Dijelaskan, tujuan pengelolaan informasi itu agar Polres Situbondo tidak ketinggalan terkait apa saja yang terjadi di Bumi Situbondo. Dengan demikian seluruh Humas Polsek harus mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat. “Kadang di Polres belum tahu tentang kejadian di lapangan,
maka dengan ini diharapkan agar informasi yang masuk lebih cepat lagi,” katanya. Tuntutan informasi serta dokumentasi yang dituntut lebih kilat terdiri dari beberapa hal. Ada laporan yang harus disampaikan setiap saat dan laporan sertamerta. “Kalau laporan setiap saat, jenisnya keadaan dan suasana yang terjadi, bisa satu jam sekali atau sesuai yang ditentukan aparat. Untuk laporan serta merta berarti pada saat kejadian,” katanya. Selain dua hal itu, ada juga laporan yang harus disampaikan secara resmi n Baca Humas...Hal 37
NUR HARIRI/JPRS
RAYON TENGAH: Sejumlah Kapolsek dan Humas Polsek mengikuti arahan PPID di Polsek Mangaran, kemarin (23/9).
Pimpinan Difinitif DPRD Dilantik Hari ini
Tergiur Jual Beli On Line, Tertipu Hingga Rp 12 Juta PANARUKAN – Apa yang dialami Hendra Efendi, 22, perlu dijadikan pelajaran berharga. Warga Desa Alas Malang, RT 01/ RW 03, Kecamatan Panarukan itu kena tipu hingga belasan juta rupiah melalui penjualan on line. Aksi penipuan ini terjadi pada tanggal 19 September 2014. Hendra mengalami kerugian materi mencapai Rp 12.390.000. Tidak terima dengan kerugian begitu besar yang dideritanya, Hendra memilih melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Situbondo. Kabag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi saat ditemui kemarin (23/09), membenarkan kalau pihaknya sudah menerima laporan penipuan melalui bisnis on line itu. Kepada wartawan Koran ini, Wahyudi mengaku akan menyelidiki kasus tersebut lebih jauh. ”Kita akan mendalami kasus ini,” ujarnya. Aksi penipuan itu berawal dari kesepakatan antara Hendra dengan orang tak dikenal itu untuk melakukan transaksi jual beli Hand Phone (HP). Waktu itu, melalui salah satu jaringan Website, Hendra tertarik untuk membeli HP yang ditawarkan n
RUKO Djl Cpt Ruko LB=177m2. Harga 1,2M Nego Jl Wijaya Kusuma Hub. 081336940000
TANAH Dijual Tanah 370m2 Jl.Melati gg.6 Bisa Bayar Cicil Hub.082121957957
KARTU KREDIT Pusat Tarik Tunai - Pelunasan Kartu Kredit di Situbondo Hub: 085645297777
MOBIL TOYOTA YARIS J 2008 Dijual Toyota Yaris J 2008 warna hitam, Plat P, ex dokter, pajak baru, Harga 120jt Nego. Hub: 081803520736
Baca Aturan...Hal 37
Humas Polsek Dituntut untuk Melek Internet
KRIMINALITAS
Baca Tertipu...Hal 37
nerima jika melewati orang dalam PG. Atau, Sistem penjualan tebu (SPT). ”Kalau tidak boleh, seharusnya semua tetap tidak boleh,” imbuh Fakih. Kata dia, break idealnya di angka16-17. Break menjadi masalah penting karena berpengaruh terhadap randemen (kualitas gula) n
Tatib Disepakati Dibahas Pansus
HABIBUL ADNAN/JPRS
SERIUS: Pimpinan sementara DPRD saat melakukan rapat dengan pimpinan Fraksi kemarin.
SITUBONDO – Pimpinan sementara DPRD Kabupaten Situbondo, kemarin (23/9) mengadakan rapat koordinasi dengan para pimpinan fraksi untuk membahas mekanisme pembahasan Tatib. Disepakati, pembahasan Tatib akan dilakukan oleh panitia khusus (pansus). Ketua DPRD sementara, Bashari Bashari mengatakan, semua yang berkembang tentang usulan tatib saat pelaksanaan rapat-rapat selama ini akan diserahkan kepada Pansus. Termasuk koordinasi pimpinan sementara dengan para ketua fraksi. Pembahasan tatib, akan dilaksanakan setelah terbentuknya pimpinan definitif melalui paripurna pengesahan pimpinan yang akan digelar hari ini n Baca Pimpinan...Hal 37
Jawa Pos
Rabu 24 September 2014
BERITA UTAMA R A D A R
B A N Y U W A N G I
33 KK Akhirnya Nikmati Listrik KALIPURO - Sekitar 33 kepala keluarga (KK) di Dusun Pekarangan Kolong, RT 01/ RW 01, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, bisa tersenyum lebar. Sudah dua hari terakhir mereka bisa menikmati aliran listrik. Sebelumnya, di malam hari warga yang tinggal di tengah perkebunan dan persawahan tersebut hidup dalam kegelapan. Penyebabnya, aliran listrik yang sebelumnya masuk ke rumah mereka dicabut pemilik fasilitas warung listrik (warlis) setempat. Akibatnya, 35 KK di dusun itu hidup dalam kegelapan tanpa penerangan listrik selama sepekan lebih. Mereka terpaksa menggunakan lilin atau lampu teplok. “Sebagian ada yang punya genset tapi hanya digunakan pada malam hari. Itu pun hanya beberapa rumah,” ujar Madam Maya, warga Dusun Pekarangan Kolong. Sejak puluhan tahun silam, warga Dusun Pekarangan Kolong mengandalkan aliran listrik pasokan warlis. Dalam sebulan, mereka biasanya membayar tarif warlis antara Rp 150.000 hingga Rp 170.000. Tarif sebesar itu hanya bisa digunakan lampu penerangan dan televisi. “Waktu mau diputus tidak ada
pemberitahuan. Tiba-tiba diputus begitu saja,” imbuh Maya. Setelah blackout hampir sepuluh hari, sebagian warga berinisiatif menghubungi petugas PLN. Akhirnya, warga memasang meteran listrik dengan daya 1.300 watt. Untuk pasang baru meteran listrik tersebut, sebagian warga harus utang ke bank dan koperasi dengan jaminan barang. Biaya pasang baru meteran listrik tersebut Rp 2,3 juta per titik. “Uang sebanyak itu dari mana kami dapat dalam waktu singkat. Daripada terus hidup dalam kegelapan, terpaksa kami utang dulu,” ujar Pujiatun, warga Dusun Pekarangan Kolong. Mustakim, salah satu petugas PLN yang memfasilitasi pemasangan meteran listrik itu, mengaku prihatin dengan kondisi warga kampung tersebut. Setelah bermusyawarah, akhirnya warga sepakat memasang meteran listrik tersebut di tiap rumah. “Sudah pasang semua. Hanya dua rumah yang belum pasang,” katanya. Dua rumah yang belum terpasang meteran listrik itu, yakni rumah keluarga Sulah, 86, dan Buang, 87. Kakek dan
39
Demo Tolak Politisasi Kasus Anas Urbaningrum
DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
BLACKOUT: Sulah di depan rumahnya di Dusun Pekarangan Kolong, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (23/9).
nenek yang tinggal serumah tersebut belum bisa menikmati aliran listrik yang memadai. Maklum, kehidupannya sangat sederhana dan hanya sebagai buruh tani. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan uang Rp 2,3 juta untuk pasang listrik. “Myane wes, Lek, ison
kepethengen nganggo damar telempik byaen, timbang mbayar semono oleh endi peces ison (Biarlah saya hidup dalam kegelapan dengan lampu teplok, daripada harus bayar segitu banyak, dapat uang dari mana saya,” pungkasnya pasrah. (ddy/c1/bay)
BANYUWANGI - Sekitar 25 aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banyuwangi menggelar unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi kemarin (23/9). Dalam aksi kali ini, demonstran menyuarakan penolakan politisasi kasus hukum yang menjerat mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Seraya membentangkan spanduk dan bendera merah putih berukuran sekitar tujuh meter kali tiga meter, para mahasiswa menggelar long march dari depan kantor Pengadilan Negeri (PN) menyusuri Jalan A. Yani hingga Simpang Lima, Banyuwangi. Dari Simpang Lima, massa berbelok kiri ke Jalan Jakgung Suprapto menuju kantor Kejari. Sesampai di depan kantor Kejari, mahasiswa itu menggelar orasi dan mendesak keadilan ditegakkan seadil-adilnya bagi Anas Urbaningrum.
Para demonstran beranggapan, berdasar fakta-fakta persidangan, dari 104 saksi yang diajukan ke persidangan, hanya empat saksi yang memberatkan pria yang tersandung kasus korupsi mega proyek Hambalang tersebut. Selebihnya, para saksi meringankan Anas. Ketua Umum HMI Cabang Banyuwangi, Chairul Anam mengatakan, berdasar fakta persidangan dan mengacu Pasal 191 ayat (1) KUHAP, Anas layak diputus bebas. “Kasus Anas jangan dijadikan sebagai skenario politik yang menjatuhkan seorang tokoh muda yang sedang bersinar,” ujarnya. Chairul menambahkan, seorang pakar hukum tata negara, yakni Yuzril Ihza Mahendra, menyatakan pada saat kasus yang disangkakan terhadap Anas terjadi, Anas belum berstatus sebagai penyelenggara negara lantaran belum dilantik menjadi anggota DPR RI. (sgt/c1/aif)
Masih Dalami Adanya Tersangka Lain n LUKMAN... Sambungan dari Hal 29
Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Banyuwangi Paulus Agung W. menuturkan, ada tiga alasan kenapa pihaknya menahan Lukman. “Kami takut dia melarikan diri, mengulangi pidana yang dilakukan, dan menghilangkan barang bukti,” tegas Paulus. Lebih lanjut Paulus menjelaskan, dari puluhan pertanyaan yang diajukan, Lukman menyangkal tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Rupanya hal itu tidak membuat kejaksaan bergeming untuk meningkatkan statusnya menjadi tersangka sekaligus menahan-
nya. Sebab, kejaksaan sudah memiliki alat bukti dan saksi untuk menetapkan Lukman sebagai tersangka. Terkait tersangka lain, Paulus masih akan mendalaminya. Termasuk akan memeriksa kembali Lukman dan tiga tersangka lain. “Soal adanya tersangka lain masih kami dalami. Kami akan agendakan pemeriksaan lagi,’’ tegasnya. Penasihat hukum Lukman, Sri Wuryanti, menolak berkomentar banyak terkait penahanan kliennya tersebut. Dia menyerahkan seluruh keterangan dan hasil pemeriksaan kepada pihak kejaksaan. “Satu pintu sajalah lewat kejaksaan,” pintanya.
Selain Lukman, kejaksaan juga memeriksa dua orang lain, yakni Rohmat Si, pembuat proposal permohonan bantuan sekolah dan kepala SDN Rejosari. Terkait keduanya, Paulus memiliki keterangan berbeda. Soal Rohmat, dia menilai pegawai dinas pendidikan itu cukup kooperatif. “Dia sifatnya hanya pelaksana,” ujarnya. Kepala SDN Rejosari, menurut Paulus, meski tidak tercatat dalam verifikasi, tapi sekolah itu membutuhkan dana. Bangunan sekolah di tempat itu kondisinya rusak berat. Meski rusak, sekolah tersebut tidak mengajukan permohonan bantuan dana. ”Sekolah itu merupakan satu
dari empat sekolah yang tidak memberikan fee,’’ tandas Paulus. Seperti diberitakan sebelumnya, terkait kasus pungli bansos pendidikan, penyidik Korps Adyaksa lebih dulu menahan tiga tersangka. Mereka adalah Ahmad Munir, 55, yang sehari-hari sebagai kepala UPTD Dinas Pendidikan Kalibaru; Ahmad Farid alias Mamak, 50, seorang LSM pendamping; dan Ririn Puji Lestari, 48, staf UPTD Kalibaru yang juga kepala SDN Kalibaru Wetan. Sejak Rabu (10/9) pukul 00.15 ketiganya diinapkan di Lapas Banyuwangi. Mereka diduga melakukan tindak pidana pungli ke sekolah penerima bantuan
Hotel Menempel Gunung Batu n LIMA MENIT... Sambungan dari Hal 29
Kami yang dari Kloter 27 lebih beruntung. Maktab kami di Mahbas Jin. Jarak ke Masjid Alharam hanya 1,6 km. Bukan hanya dekat Masjid Alharam. Tapi juga mudah pergi-pulang ke masjid yang di dalamnya ada Kakbah itu. Di Mahbas Jin kami tinggal hotel Nasamat Alkhair. Tempatnya nyaman. Sekelas bintang empat di Indonesia. Termasuk hotel baru. Itu bisa dilihat dari cat furniture-nya. Juga beberapa ruko di lantai dasar belum terisi. Hotel ini berdiri menempel gunung batu yang dikepras. Dari jauh hotel itu seperti menempel di kaki gunung batu yang kokoh. Selain jajaran hotel-hotel besar dan tinggi, di depan hotel Nasamat juga terdapat masjid
besar. Namanya Masjid Banna Ali Darwis Al-Fahru. Para jamaah yang lagi kurang enak badan atau “malas” ke Masjid Alharam bisa salat di masjid berkubah hijau tersebut. Atau, kalau supermalas bisa salat di masjid hotel yang berada di lantai dasar. Tapi, masak sudah diberi maktab dekat Masjid Alharam masih malas salat lima waktu dan salat mutlak lainnya. Itu namanya kurang bersyukur. Bandingkan dengan jamaah haji Banyuwangi lainnya yang dapat maktab di Bakhutmah dan Syisyah. Mereka harus naik shuttle bus berganti-ganti. Sementara dari Mahbas Jin cukup sekali naik bus. Hanya lima menit sudah sampai. Belum lagi busnya tersedia 24 jam. Nonstop! Terminal busnya hanya
selemparan mata jaraknya. Keluar hotel jalan kaki lewat underpass lalu keluar lagi sudah sampai terminal. Maka tidak ada alasan bagi jamaah Kloter 27 yang terdiri atas jamaah KBIH Sabilillah, Almabrur, Baitul Muttaqin, dan Almukarromah, untuk malas ke Masjid Alharam. Malu dengan jamaah kloter 26 dan 28 yang maktabnya lebih jauh dan butuh tenaga ekstra untuk ke Masjid Alharam. Satu lagi keuntungan bermaktab di Mahbas Jin. Yakni shuttle bus dari terminal Mahbas Jin yang berada di mulut terowongan Mahbas Jin langsung tembus di terminal Bab Ali. Tempat ini sangat bersejarah. Di sini ada maulid Nabi. Rumah tempat Nabi Muhammad Saw dilahirkan. Bangunan bercat krem
itu kini menjadi perpustakaan dan merupakan satu-satunya bangunan di sekitar Masjid Alharam yang tidak dirobohkan untuk perluasan masjid. Di sebelahnya ada tempat pengambilan air zamzam yang masih murni. Memancar langsung dari sumber pertamanya alias belum melalui proses mesin pendingin. Zamzam yang banyak terdapat di dalam masjid dan sekitar Masjid Alharam sudah didinginkan. Alhamdulillah. Kalimat syukur itu berkali-kali saya ucapkan. Sebab, saat di Madinah saya dan sebagian jamaah Kloter 27 tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi (sekitar 300 meter). Di Makkah dapat maktab yang dekat pula dengan Masjid Alharam. Yakni, Mahbas Jin. Alhamdulillah.... (*)
Tak Pakai Panggung agar Terasa Keasliannya n TAMPIL... Sambungan dari Hal 29
Setelah tari Jejer Gandrung usai diperagakan, tukang kluncing kembali berteriak agar penari gandrung menarikan tarian lain. Selanjutnya, penari gandrung menyajikan tarian Jejer Jaran Dawuk. Seperti pada tari sebelumnya, para penari juga berlenggak-lenggok mengikuti irama kendang yang tentu tidak sama dengan tarian sebelumnya. Terlihat begitu khas tarian yang satu ini. Goyangan pinggul para menari gandrung itu begitu mantap mengikuti pukulan kendang. Gerakan tangan para penari gandrung tersebut terlihat lihai menyesuaikan irama musik yang ditabuh. Senyum para penari yang tidak pernah hilang menambah keindahan pertunjukan tersebut. Pertunjukan itu sangat hidup dan patut ditonton sebagai hiburan. Hampir tidak ada salah gerakan meski kadang para penabuh musik dipercepat temponya. Penari dan penabuh terlihat sudah sangat kompak. Mereka pun mampu menyuguhkan pertunjukan gandrung yang merupakan maskot Banyuwangi itu dengan sangat apik. Malam itu pertunjukan gandrung ditampilkan dalam rangka “hiburan” pada pernikahan seorang warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Karena dalam rangka hiburan dalam pernikahan, para penari gandrung
melanjutkan pertunjukan di kuwade (singgasana) pengantin. Mereka mengajak sepasang pengantin menyanyi bersama. Saat penari gandrung menuju kursi pengantin, penari gandrung itu diantar tukang gedog. Tukang gedog adalah seorang pria yang selalu mengantar gandrung ke mana pun dia akan beranjak. Sebab, aturannya, setiap langkah para penari gandrung harus seizin tukang gedog. Setelah menyanyikan gending yang diminta sang pengantin, tukang gedog mengantar penari gandrung menuju tuan rumah yang punya gawe untuk menari bersama. Meski malam semakin larut, tapi para penonton dan tamu tidak kunjung berkurang, penonton malah semakin ramai. Meski jarum jam sudah menunjuk pukul 01.00 dini hari, para tamu dan undangan masih terlihat duduk rapi dan tenang di kursi yang disediakan. Para tamu dan undangan itu duduk melingkar sambil menikmati hidangan yang disediakan tuan rumah. Karena tamu dan undangan semakin banyak, pada sesi selanjutnya, para penari gandrung mulai menjamu para tamu untuk menyanyi dan menari bersama. Secara bergantian para tamu itu menari dengan sang gandrung. Sesi itu disebut paju gandrung. Penonton yang ingin menari disilakan maju ke arena pertunjukan untuk menari bersama gandrung. Dalam sesi tersebut, peran tukang gedog sangat dibutuhkan.
Tamu undangan dan penonton yang ingin menari dengan gandrung harus izin terlebih dahulu kepada tukang gedog. Tukang gedog yang akan mengatur antrean para penonton agar tidak rebutan. Dalam pertunjukan semalam suntuk itu, sang penari tak terlihat keluar arena sekadar pergi ke toilet. Para penonton pun tampak begitu menikmati pertunjukan tersebut. Selain menari, penonton juga secara bergantian request lagu kepada penari gandrung. Sesi itu istilahnya repenan (beli lagu). Tarian demi tarian pun disuguhkan diiringi gending-gending Banyuwangenan, seperti Tanah Kelahiran, Kanggo Riko, Sing Ono Jodoh, dan lain-lain. Yang menyanyikan lagu Banyuwangenan adalah penari gandrung itu sendiri. Jadi, setiap penari gandrung harus bisa menyanyi. Rasno, salah seorang tukang gedog mengatakan, pertunjukan gandrung sebagai hiburan semalam suntuk itu biasa disebut gandrung terop. ”Iki arane gandrung terop. Diarani gandrung paju yo biso. Kadung gandrung paju iku neng endi byaen biso. Gandrung terop iki khusus kanggo hiburan pas wong duwe gawe gedigi iki (Ini namanya gandrung terop. Dinamakan gandrung paju juga bisa. Tapi kalau gandrung paju itu kan di mana pun bisa dilakukan. Kalau gandrung terop ini khusus sebagai hiburan saat hajatan seperti ini),” jelas lelaki
berumur 54 tahun itu. Rasno juga mengaku sudah puluhan tahun menjadi tukang gedog pertunjukan gandrung. Setiap penari gandrung dan penonton harus meminta izin terlebih dahulu kepada dirinya jika ingin menari. ”Penonton dan penari gandrung harus seizin saya sebagai tukang gedog bila ingin menari. Saya yang mengatur giliran siapa yang menari bersama gandrung agar tidak berebut,” tambahnya dalam Bahasa Osing. Sekadar tahu, pertunjukan gandrung dimulai pukul 21.00 dan berakhir saat azan subuh berkumandang. Pertunjukan tersebut digelar sampai subuh, sampai penonton benar-benar tidak ada lagi. Sesi gandrung paju itulah yang dilakukan sampai subuh, karena penonton yang datang selalu ingin menari bersama penari gandrung. Imam, 23, sang pengantin, mengaku sengaja mengundang kesenian gandrung sebagai hiburan di acara pernikahannya. Pertunjukan gandrung di acara pernikahannya itu juga sengaja tidak menggunakan panggung, hanya menggunakan latar tanah. Itu agar pertunjukan gandrung itu sesuai aslinya. ”Memang sengaja tidak menggunakan genjot, biar kelihatan asli. Gandrung memang bisa dinikmati di mana pun dan kapan pun, tapi gandrung terop kayaknya sudah jarang orang yang mengundang sebagai hiburan pertunjukan hajatan,” ujarnya. (c1/bay)
rehabilitasi sekolah. Jumlah tarikan bervariasi disesuaikan besarnya bansos. Ada sekolah yang menerima dana bansos
Rp 129 juta, dan ada juga yang Rp 300 juta. Ketika ditangkap tim anti-korupsi kejaksaan, dari sindikat tiga tersangka itu
disita barang bukti uang tunai Rp 211 juta. Uang ratusan juta itu diduga fee dana bansos. (nic/c1/aif )
Tak Lolos Gara-gara Indeks Prestasi n 352 PENDAFTAR... Sambungan dari Hal 29
Selain mereka yang terganjal IPK, sebanyak 57 calon pendaftar CPNS juga harus mengubur niat mengikuti tahap seleksi sebelumnya lantaran setelah melakukan registrasi di portal http://panselnas.menpan. go.id, mereka tidak melakukan pendaftaran di portal Badan Kepegawaian Nasional (BKN), yakni sscn.bkn.go.id. Sih Wahyudi menambah-
kan, berkas pendaftaran fisik milik peserta yang tidak lolos seleksi administrasi itu akan dikembalikan ke masingma sing pendaftar sekaligus dijelaskan kenapa mereka tidak memenuhi syarat. “Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi akan kami kirimi surat berisi nomor tes. Dalam surat itu juga akan kami lampirkan imbauan agar peserta rajin membuka situs BKD Banyuwangi untuk mengetahui jadwal tes. Se-
bab, sampai saat ini (kemarin) kami belum mendapat kepastian jadwal tes dari pusat,” paparnya. Sekadar tahu, Pemkab Banyuwangi mendapat jatah 51 formasi CPNS. Formasi CPNS Banyuwangi 2014 itu terdiri atas kelompok jabatan fungsional tertentu ahli sebanyak empat orang, kelompok jabatan fungsional tertentu terampil sebanyak 10 orang, dan kelompok jabatan fungsional umum 37 orang. (sgt/c1/bay)
Dibagi Menjadi 3 Sub Tema n DESAIN... Sambungan dari Hal 30
Kita juga akan evaluasi apa yang telah peserta kerjakan,” tambahnya. Sekadar tahu, untuk tema BEC 2014 ini peserta dibagi menjadi 3 sub tema. Pada sesi sebelumnya untuk peserta dengan
sub tema Seblang Olehsari dan Bakungan telah melakukan pelatihan selama tiga hari di BPPP Bangsring. Untuk saat ini giliran sub tema Poro Bungkil yang mengikuti pelatihan di BPPP Bangsring. Selain diberi pelatihan membuat kostum, para peserta ini juga nanti diberikan pelatihan
bagaimana merias wajahnya sendiri, menari tarian tradisional, berjalan di atas catwalk dengan membawakan kostum BEC dan lain sebagainya. Para peserta yang mengikuti pelatihan juga menginap di BPPP Bangsring selama 3 hari di tempat yang disediakan oleh panitia. (tfs/c1/aif)
Ingatkan Peserta Lebih Percaya Diri n KOSTUM... Sambungan dari Hal 30
Paling tidak tahu bahan dan teknik membuat kostum. Desain kostum sub tema Seblang Bakungan disesuaikan baju seblang bakungan. Warna dasar ditentukan, yakni merah dan hitam. Aksesori bisa
berwarna emas atau kuning. Instruktur memberi kewenangan peserta berkreasi. Kostum yang belum tuntas itu dipakai sambil mempraktikkan tari tradisional seblang yang telah mereka pelajari dua hari sebelumnya. Para instruktur mengevaluasi kostum. Mulai dari detail aksesori, bahan yang digunakan
hingga warna yang dipilih. Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Yanuarta Brammuda melalui Kabid Pemasaran, Endro Rahardjo mengatakan, usai mengikuti karantina para peserta lebih mantap dan percaya diri untuk mengikuti pergelaran BEC yang sesungguhnya. (cin/c1/aif)
Kedelai Bisa Tarik Turis Asing n PRODUKTIVITAS... Sambungan dari Hal 33
Setiap tahun produktivitas kedelai di Banyuwangi terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 produktivitas kedelai masih di angka 17,57 kuintal per hektare. Tahun 2013 sebanyak 19.82 kuintal per hektare, dan tahun ini 20.16 kuintal per hektare. Anas menjelaskan, terus naiknya produktivitas kedelai di Banyuwangi ini tak lepas dari peran besar para petani. “Untuk itu kita harus bangga dengan pe-
tani kita,” ujarnya. Mantan anggota DPR RI itu juga mengatakan, selain peran besar para petani kedelai, keberhasilan tersebut juga tak lepas dari pola pendampingan yang dilakukan para penyuluh pertanian lapangan (PPL). Para PPL tersebut belakangan bukan hanya memberikan penyuluhan dengan pola top down atau hanya sekadar menularkan ilmu dari bangku kuliah kepada para petani. “Mereka juga melakukan penggalian persoalan di lapangan dan mencari solusi
bersama para petani kedelai,” tandasnya. Ke depan, pemkab berkeinginan agar produktivitas kedelai yang sangat tinggi tersebut bisa dipadukan dengan tingkat kunjungan wisatawan asing ke Banyuwangi. Dia berharap, tanaman kedelai di Banyuwangi nanti menjadi salah satu objek yang bisa dikunjungi wisatawan asing. “Bagi kita tanaman kedelai mungkin biasa, tapi bagi turis asing bisa jadi sesuatu yang menarik,” pungkasnya. (azi/c1/aif)
Tetap Ingin Balas Kekalahan n TAMU... Sambungan dari Hal 38
Namun, perlu dicatat, hasrat bertanding Persewangi sedang turun. Skuad yang ada tidak sekuat pada fase penyisihan. Sejumlah pilar memilih pulang kampung dengan berbagai alasan. Tak ayal, prestasi Persewangi jeblok pada babak 16 besar dan menjadi satu-satunya tim yang gagal lolos paling awal. Persewangi dan PSS Sleman memiliki modal yang berbeda jelang keduanya bentrok. Hasil terbaru, Persewangi dihajar Martapura FC dengan skor 3-1 pada match day kelima. Seba-
liknya, PSS Sleman berhasil melumat tamunya, Persigubin, dengan skor 3-0. Meski begitu, itu tidak bisa dijadikan acuan sepenuhnya. Sebab, Persewangi tidak memiliki beban dalam pertandingan tersebut setelah dipastikan gagal lolos. PSS Sleman menanggung beban karena harus berhasil memetik poin. Jika terpeset, mereka benar-benar menderita. Pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi, mengaku timnya masih percaya diri menghadapi laga terakhir melawan PSS Sleman. Menurut dia, meski timnya sudah tidak lolos ke babak 8 besar, timnya ingin membalas
kekalahan pada pertemuan pertama. ‘’Kami berhasrat mereka menderita,” sumbarnya. Dia menegaskan, timnya selalu bermain sportif dan fair play. Tidak ada istilah main mata dalam setiap pertandingan. Termasuk saat kalah melawan Martapura FC pada pertandingan kelima. ‘’Ini juga target kami menang,’’ tekad Bagong. Semua pemain ingin memberikan hasil terbaik di laga pamungkas. Setidaknya, kemenangan bisa memberikan aura positif bagi pencinta bola Banyuwangi. ‘’Kami ingin akhiri babak 16 besar ini dengan manis,’’ pungkasnya. (ton/c1/als)
RADAR GENTENG
40
R A D A R
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Rabu 24 September 2014
Korban Dipukul, Perhiasan Dirampas Aksi Perampokan di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu
ABDUL AZIZ/RABA
KONTES: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau kontes sapi di Desa Glagahagung, Purwoharjo.
250 Ekor Sapi Jumbo Ikut Kontes PURWOHARJO - Sebanyak 250 sapi berukuran besar mengikuti kontes ternak yang digelar di lapangan Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Kegiatan yang diikuti para pencinta ternak dari 24 kecamatan seKabupaten Banyuwangi itu dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kemarin. Usai pembukaan, Bupati Anas meninjau semua stan ternak sapi di lapangan Desa Glagahagung itu. Dalam kontes yang berakhir hari ini, setiap peserta memamerkan ternak
sapi berukuran super besar. Rata-rata berat sapi itu 6 kuintal. Bahkan, ada yang beratnya 1,1 ton. Selain pameran ternak sapi, kegiatan yang dipelopori Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi itu juga menyajikan lomba kucing hias, ayam hias, dan beberapa jenis ternak lain. Di lokasi itu, juga digelar lomba mewarnai untuk siswa taman kanak-kanak (TK) se-Kecamatan Purwoharjo. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, lom-
ba ternak itu dilakukan sebagai media tukar informasi antar peternak sapi. “Mereka bisa saling tukar informasi terkait pakan dan kesehatan. Tadi juga ada mahasiswa dari kedokteran hewan yang dilibatkan dalam kontes ini,” katanya. Menurut bupati, potensi ternak sapi di Banyuwangi bisa dibilang cukup tinggi. Setiap tahun ada sekitar 3.500 ekor sapi siap potong dan 1.000 ekor sapi lain sudah dipotong. “Jadi masih tersisa 2.500 ekor sapi yang siap potong. Itu
peluang yang bisa dipasarkan,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Banyuwangi, Heru Santoso, mengatakan kontes ternak itu diselenggarakan setiap dua tahun sekali. Kegiatan itu sekaligus sebagai ajang apresiasi terhadap para peternak yang selama ini giat merawat hewan peliharaannya. “Ada sekitar sepuluh kriteria dalam kontes ternak tersebut. Besok (hari ini) adalah puncak kegiatan. Nanti akan diketahui ternak siapa yang menjadi juara,” ujarnya. (azi/c1/abi)
TNI Karya Bakti Membangun Desa TEGALSARI - Ratusan anggota Kodim 0825 Banyuwangi menggelar Karya Bakti TNI AD di Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, kemarin. Dalam kegiatan itu, mereka membangun jembatan, jalan, dan saluran irigasi. Dalam karya bakti itu, Dandim 0825 Letkol Inf. Mangapul Hutajulu, juga hadir. Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Tegalsari, perangkat desa, dan warga, juga ikut membantu kegiatan sosial tersebut. Karya Bakti anggota Kodim 0825 Banyuwangi kali ini dipusatkan di Desa Dasri. Dalam acara itu, mereka melakukan pengecoran jembatan di Dusun Sumber Gayam, membuat saluran irigasi di Dusun Balokan, dan menanam fondasi untuk
ABDUL AZIZ/RABA
KOMPAK:TNI AD dan warga gotong-royong memperbaiki jalan kemarin.
bahu jalan di Dusun Krajan. “Karya bakti ini akan kita laksanakan di 24 Koramil,” terang Dandim 0825 Letkol Inf. Mangapul Hutajulu. Menurut Dandim, karya bakti itu akan kita gelar selama tiga
bulan di 24 titik. Kegiatan yang dilakukan didasarkan atas kebutuhan masyarakat. “Kita lakukan sebulan sekali secara bergantian. Setiap koramil mengajukan bahwa daerahnya harus dibantu, terutama infrastruktur,” katanya.
Dalam karya bakti di Desa Dasri ini, jelas dia, rencananya akan dibangun saluran irigasi sepanjang 100 meter dan menanam fondasi jalan sepanjang 400 meter. “Selain itu, membangun jembatan sepanjang enam meter. Jembatan ini sangat diperlukan karena bisa memudahkan para petani yang selama ini sulit membawa pulang hasil panennya,” ungkapnya. Kepala Desa Dasri, Juandi, mengaku sangat berterima kasih terkait kegiatan TNI tersebut. Sebab, apa yang dikerjakan dalam program tersebut sudah diharapkan sejak lama oleh masyarakat. “Kegiatan ini diharapkan bisa mendorong kemajuan di Kecamatan Tegalsari,” cetusnya. (azi/c1/abi)
Arena Judi Remi Digerebek Polisi GENTENG - Ada saja ulah empat sekawan ini. Usai bekerja memetik bawang merah di Dusun Krajan, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, mereka tidak langsung pulang. Mereka bermain judi menggunakan kartu remi. Tanpa diketahui mereka, permainan itu ternyata diawasi anggota polisi. Saat asyik berjudi, sejumlah anggota polisi datang
dan langsung menggaruk. Empat tersangka ditangkap dan dijebloskan ke ruang tahanan polsek. Keempat pelaku itu adalah Mashuri, Basuni, dan Suprapto (ketiganya warga Dusun Krajan, Desa Kembiritan), dan Dodik Sucahyo, warga Dusun Sidotentrem, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Selain mengamankan para
pelaku, dari lokasi kejadian, polisi juga mengamankan barang bukti (BB) berupa satu set kartu remi, uang tunai Rp 80 ribu, dan 40 siung bawang merah pengganti uang yang digunakan berjudi. “40 siung bawang merah itu sebagai pengganti uang. Satu siung bawang merah nilainya Rp 2 ribu,” kata Kapolsek Genteng, Kompol Riamun, melalui Kanitreskrim
AKP. Abdul Jabar. Menurut Jabar, penggerebekan empat sekawan tersebut bermula dari laporan warga yang menyampaikan di teras rumah Mashuri di Dusun Krajan, Desa Kembiritan ada permainan kartu yang diduga mengandung unsur judi. “Ada laporan, kita bergerak dan semua kita tangkap,” katanya. (azi/c1/abi)
SEMPU - Perampokan terjadi di Dusun Paras Tembok, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, kemarin pagi. Dengan mengenakan cadar, pelaku yang hanya sendirian itu menghajar Suharni Ribut, 50, hingga beberapa bagian tubuhnya terluka. Bukan itu saja, perhiasan berupa kalung seberat 17 ,5 gram dan giwang seberat 2 gram yang dipakai korban dirampas tersangka. “Korban berhasil lari ke luar rumah dan melapor kepada warga,” terang Kapolsek Sempu, AKP Jaenur Holiq. Hanya beberapa jam dari kejadian, pelaku yang beraksi menggunakan cadar itu berhasil diungkap. Bahkan, berhasil ditangkap polisi. “Pelaku ternyata keponakan korban. sekarang kita amankan dia di polsek,” sebut kapolsek. Menurut kapolsek, pelaku perampokan yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu adalah Pujianto, 39, keponakan korban yang tinggal di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Pesanggaran. “Tersangka mengakui perbuatannya,” katanya. Perampokan yang sempat menghebohkan warga itu terjadi sekitar pukul 08.00. Saat kejadian, korban baru pulang dari Pasar Sempu. “Saat masuk rumah, korban langsung didekap dari belakang,” ujar kapolsek. Keterangan korban, kata kapol-
ABDUL AZIZ/RABA
KETERLALUAN: Pujianto (kiri) ditangkap polisi setelah merampok.
sek, tersangka mengenakan cadar sehingga wajahnya tidak terlihat. Tanpa banyak bicara, korban diseret ke salah satu kamar. “Korban dihajar oleh tersangka hingga terluka, lalu perhiasannya dirampas,” ungkapnya. Mendapat perlakuan seperti itu, korban berusaha melakukan perlawanan sambil terus berteriak minta tolong hingga akhirnya korban berhasil lepas dari pegangan pelaku. “Korban lari ke dapur dan ke luar rumah sambil teriak minta tolong,” urainya. Teriakan korban mengundang perhatian warga sekitar. Salah satu tetangganya, Mangit, 24, menolong korban sambil ikut teriak minta tolong. “Warga akhirnya berdatangan dan mengejar pelaku yang diduga masih berada di sekitar rumah korban itu,” jelasnya. Puluhan warga bersama anggota Polsek Sempu pun mencari pelaku di sekitar rumah korban. Sayang, upaya itu tidak membuahkan hasil. “Di seluruh ruang
di rumah itu sudah kita cari, tapi tidak ada. Padahal, keterangan korban, pelakunya masih ada di dalam rumah,” ungkapnya. Terungkapnya pelaku perampokan itu saat korban memberi keterangan kepada Kapolsek Sempu, AKP Jaenur Holiq. Dalam keterangan itu, disebutkan ciriciri pelaku, yakni bertubuh kecil tapi sudah berumur. “Berdasar keterangan itu, kita adakan olah TKP dan kecurigaan mengarah ke Pujianto,” jelasnya. Selama pencarian di rumah korban bersama warga, lanjut dia, Pujianto membaur dengan warga. Bahkan, pelaku pura-pura ikut melakukan pencarian. “Pujianto kita awasi terus. Lama-lama terlihat gugup dan pucat, kita tanya dia mengaku pelakunya,” ungkapnya. Keterangannya kepada polisi, Pujianto mengaku datang ke Dusun Paras Tembok, Desa Jambewangi, itu untuk menemui ayahnya yang tinggal di samping rumah korban. (azi/c1/abi)
Banyuwangi Art Week
Kaus Khas Banyuwangi Jadi Buruan Pengunjung BANYUWANGI – Kaus merupakan salah satu media yang tepat untuk lebih mengenalkan Banyuwangi secara luas. Yaitu dengan cara mengangkat tema unik yang tertuang dalam desain kaus, seperti peta geografis, potensi wisata, seni budaya, dan bahasa Osing yang mempunyai ke-khasan wangsalan-wangsalannya. Osing Deles, merupakan salah satu bagian dari banyak brand kaus di Banyuwangi. Setiap brand mempunyai ciri khas, tema, jenis, dan bahan yang berbeda. Namun semua brand kaus saling mengisi satu sama lain sehingga produksi kaus Banyuwangi lebih bervariatif dan diminati. “Semakin banyak brand kaus, akan semakin baik untuk Banyuwangi. Karena dengan itu potensi Banyuwangi semakin dikenal,” ujar Zunita, owner kaus Osing Deles. Zunita yang juga direktur
DIAN EFFENDI/JP-RABA
OSING DELES : salah satu brand kaus khas Banyuwangi yang ramai dikunjungi pembeli.
rumah sakit Bakti Husada, Krikilan, Glenmore ini mengajak masyarakat untuk mendapatkan kaus terbaru dari beberapa brand yang sedang
mengikuti pameran di Banyuwangi Art Week yang dihelat hingga 27 September 2014 di depan Gesibu Blambangan Banyuwangi.(*/abi)
Ciptakan Kampung Hijau, DKP Ajari Warga Kreatif DINAS Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi menggelar pelatihan kompetensi bidang pertamanan. Tujuannya adalah untuk mendukung pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan Kampung Hijau Tahun 2014. Pelatihan yang diikuti sekitar 100 peserta yang peduli lingkungan itu berasal dari ketua RT, ibu-ibu Dasa Wisma, lurah dan kepala desa dari Kecamatan Banyuwangi, Glagah, Giri, Kalipuro, dan Kabat. Selain itu, juga pemerhati lingkungan. Kegiatan itu dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 4 September 2014 di lapangan tenis indoor GOR Tawang Alun, Banyuwangi. Dalam pelatihan itu, para peserta mendapat materi dari
LSM Sahabat Lingkungan, Drs. H. Satrijo Wiweko, MT yang mampu meningkatkan rasa cinta dan kepedulian pada lingkungan sekitar. Pelatihan ini merupakan program pembangunan di bidang lingkungan hidup dalam mewujudkan masyarakat yang sadar, dan membiasakan budaya hidup sehat, mandiri, dan kreatif, sehingga nyaman tinggal di lingkungannya sendiri. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Drs. H. Arif Setyawan mengatakan pelatihan yang diberikan bukan sekedar merubah kampung menjadi hijau, namun menitikberatkan pada pembelajaran merawat desa dan mengelola lingkungan agar bisa bersih, dan mendatangkan manfaat bagi
masyarakat setempat. Program pengelolaan lingkungan ini merupakan program pemerintah yang sudah dijalankan sejak 10 tahun lalu di beberapa kota besar, seperti Surabaya dan Jakarta. “Pada tahun 2014 ini kabupaten Banyuwangi mulai menggalakkan. Targetnya tahun 2015 seluruh masyarakat bisa tersentuh dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pengelolaan lingkungan, dengan harapan bisa meraih piala Adipura kencana,” ungkapnya. Arif menjelaskan, program pengelolaan lingkungan ini juga memberi peluang ekonomi pada masyarakat. Dari hasil pembelajaran menanam tanaman, bisa dijual dan
melakukan daur ulang sampah atau limbah rumah tangga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Peserta yang mengikuti pelatihan ini, terang dia, akan menjadi kader bagi DKP. Ke depan, jelas dia, mereka akan diajak road show untuk memberi pelatihan bagi warga di seluruh Kabupaten Banyuwangi tentang pengelolaan lingkungan yang hijau dan bersih. “Tidak hanya merubah kampung yang hijau, tapi mengajak masyarakat mau melakukan pemeliharaan kampung, green kampung membuat lingkungan bersih dan indah, sasarannya adalah kampung yang berubah saat ada penilaian Adipura kencana,” katanya. (*/abi)
ISTIMEWA
SADAR LINGKUNGAN: Pemateri dari Sahabat Lingkungan, Satrijo Wiweko memberi pelatihan program pembangunan di bidang lingkungan hidup beberapa waktu lalu.