Radar Banyuwangi | 26 April 2013

Page 1

JUMAT 26 APRIL

33

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

TAHUN 2013

Film Banyuwangi I’m in Love? RAZIA KOS-KOSAN

Oleh MH. QOWIM

SEORANG teman di Jakarta berujar, “Wah, bagus sekali view Banyuwangi dalam film itu?” Teman saya langsung menyahut, “Wah luput itu. Itu bukan Banyuwangi.” Itu memang bukan Banyuwangi. Banyuwangi jauh lebih indah, jauh lebih memukau, dan jauh lebih memesona. View Banyuwangi luar

Polisi Garuk Tiga Pasangan Selingkuh

biasa, bahkan melebihi Bali. Ini tentang film. Film bertema Ba nyuwangi yang digarap orangorang yang katanya profesional. Ba nyuwangi I’m in Love, begitu judul film tersebut. Tentu para pemba ca sudah tahu film itu, karena ditayangkan di salah satu televisi swasta secara nasional, tepatnya 5

April siang hari. Tulisan ini sengaja disusun setelah tukang becak dan tukang sayur tidak memperbincangkan film itu lagi, setelah Facebook dan twiter sepi dari hujat-menghujat film tersebut. Jika disusun saat isu film itu masih hangat, saya khawatir akan ada kubu yang pro dan kontra.

Bayi Malang di RSI Fatimah

BANYUWANGI - Tiga pasangan yang bukan suami istri digaruk aparat Polsek Blambangan kemarin malam. Ketiga pasangan itu dipergoki sedang berada dalam satu kamar dengan pintu tertutup di tempat kos di Kelurahan Tukang Kayu, Kecamatan Banyuwangi. Dalam operasi bersandi Pekat Semeru 2 itu, aparat kepolisian juga mengamankan ID, 18, yang sedang membagi-bagikan pil daftar G jenis Shobutex (sobuson) di Jalan Udang Windu, Kelurahan Tukang Kayu. “Tiga pasangan selingkuh dan ID kita bawa ke polsek,” terang Kapolsek Blambangan AKP Ketut Redana melalui Kasihumas Aiptu Monip n

Selasa (16/4) pukul 01.30, pasutri Aditya dan Arini datang ke RSI Fatimah. Keduanya mengaku dari Pasuruan.

Kali pertama datang, kondisi Arini kritis karena mengalami pendarahan hebat.

2

Sesungguhnya bukan kali ini saja Ba nyuwangi menjadi setting film nasional. Tetapi, kiranya baru kali ini kata “Banyuwangi” menghiasi judul film. Paling tidak dalam dua dekade terakhir. Membanggakan bukan? Tentu, saya pun bangga. Tetapi, apa sebetulnya tujuan film tersebut? n Baca Film...Hal 43

RSI FATIMAH

Selasa (23/4), tanpa sepengetahuan pihak RS, Arini dan suaminya kabur.

4

Karena placenta menutup jalan keluar bayi, sehingga Arini harus menjalani operasi caesar.

Sementara bayinya dibiarkan sendirian di ruang NICU.

1 RSI FATIMAH

Baca Polisi...Hal 43

I LOVE BWI Sebetulnya sejak Sabtu (20/4) Arini sudah boleh pulang, tapi dia tetap bertahan di kelas III ruang B3.

3 Sedangkan bayinya tinggal di

AGUS BAIHAQI/RaBa

BAYI MALANG: Bayi berkelamin perempuan yang ditinggal kabur orang tuanya kini dalam perawatan pihak RSI Fatimah.

ruang Neonates Intensive Care Unit (NICU). GRAFIS: ZAKARIA/RaBa

Pasutri Telantarkan Bayi n Usai Melahirkan Kabur dari Rumah Sakit BENY SISWANTO/RaBa

STOK: Petugas PMI menunjukkan kantong darah hasil Banyuwangi Peduli Rabu kemarin (24/4).

KABAT - Bayi berkelamin perempuan yang baru lahir di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, ini bernasib malang. Kedua orang tua bayi, yakni pasangan suami istri (pasutri) Adi-

tya, 29, dan Arini, 23, tiba-tiba kabur dan menghilang. Ibu bayi yang melahirkan dengan cara operasi caesar ini sempat menjalani perawatan intensif di rumah sakit hingga delapan hari. Bahkan, perempuan muda yang beralamat di Pasuruan itu tetap bertahan di rumah sakit meski oleh tim medis sudah diizinkan pulang. “Ibunya bayi itu kabur

dari rumah sakit,” terang Humas RSI Fatimah Banyuwangi, Ainur Rofiq. Menurut Rofiq, kedua orang tua bayi itu tidak meninggalkan identitas yang jelas. Kepada petugas, mereka hanya mengaku berasal dari Pasuruan. Hanya saja, Aditya yang mengaku ayah bayi malang itu menyebut keluarganya tinggal di Jalan Tombro, Ke lurahan Karangrejo, Kecamatan Ba-

PMI Upayakan Donor Darah Jadi Life Style

Baca PMI...Hal 43

Namanya Dicoret, Sukarno tak Nyaleg SONGGON - Tidak semua anggota DPRD Banyuwangi bisa langsung daftar calon legislatif (caleg) lagi. Seperti yang dialami Sukarno, anggota DPRD dari Fraksi PDIP. Dalam daftar calon sementara (DCS) yang dikirim ke KPU, nama Sukarno tidak ada. Wakil Ketua DPC PDIP Banyuwangi M. Khoirul Abas mengungkapkan, pencoretan Sukarno sudah melalui tahap-tahap yang dicanangkan partai. Integritas dan loyalitas terhadap partai juga jadi pertimbangan. “Kinerjanya juga kita ukur sebagai bahan pertimbangan,” kata Abbas kepada koran ini kemarin. Abbas mengakui bahwa nama Sukarno tidak masuk dalam DCS. ‘’Komposisi di Dapil II memang sudah penuh. Jadi, dia (Sukarno) terpaksa tidak bisa maju lagi,” imbuh Abbas. Menurut dia, menjadi caleg dari PDIP ada beberapa hal yang menjadi prioritas. Yang diutamakan adalah kader yang masuk dalam struktural partai, baik di tingkat kabupaten maupun ranting n Baca Namanya...Hal 43

ICHSAN RASYID/RaBa

TINDAK TEGAS KONVOI UNAS: Peserta rakor Sinergi Tiga Pilar mendengarkan paparan Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas.

Dilarang Konvoi dan Corat-coret Baju Keputusan Rakor Sinergi Tiga Pilar GLAGAH - Peserta ujian nasional (unas) 2013 tampaknya tidak bisa lagi merayakan kelulusan dengan aksi konvoi dan corat-coret baju seragam sekolah. Pemerintah daerah melarang

keras aksi konvoi yang sudah menjadi tradisi kelulusan sekolah tersebut. Larangan aksi konvoi tersebut menjadi rekomendasi rapat koordinasi (rakor) Sinergi Tiga Pilar antara Pemkab Banyuwangi, TNI, dan Polri, di Perkebunan Kalibendo kemarin (25/4). Peserta rakor meminta pemerintah daerah mengambil tindakan tegas

terhadap konvoi pelajar yang merayakan kelulusan. Aksi konvoi dan corat-coret baju dinilai lebih banyak negatifnya daripada nilai positifnya. Bupati Abdullah Azwar Anas yang memimpin rakor itu langsung mengambil keputusan terhadap rekomendasi itu n Baca Dilarang...Hal 43

BANYUWANGI - Kelangkaan solar yang terjadi sejak beberapa hari terakhir benar-benar berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Tidak hanya membuat warga yang bekerja di sektor transportasi resah, para petani juga resah akibat kelangkaan bahan bakar diesel tersebut. Seperti diungkapkan Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Banyuwangi, Suyitno, kemarin (25/4). Dikatakan, sejak solar sulit didapat, banyak petani yang mengadu kesulitan mengolah tanah. “Karena solar langka, mengolah tanah menggunakan hand tractor terhambat. Padahal, akhir-akhir ini banyak petani yang menyemai bibit,” ujarnya. Dikatakan, rata-rata bibit yang disemai petani saat ini berumur 15 sampai 20 hari. Jika bibit padi tersebut baru ditanam saat umurnya sudah 30 hari, maka per tumbuhannya tidak baik. Menurut Suyitno, tidak sedikit petani yang mengeluh lantaran panen padi miliknya tertunda. Itu terjadi karena para pemilik mesin perontok padi kesulitan

Karena solar langka, pengolahan tanah dengan hand tractor terhambat. Padahal, akhir-akhir ini banyak petani yang menyemai bibit” SUYITNO Ketua HKTI Banyuwangi

membeli solar. Akibatnya, kualitas gabah hasil panen petani anjlok. Dampak lebih jauh, harga gabah anjlok. “Saat ini masih banyak lahan padi yang belum panen. Luasnya sekitar 25 ribu hektare (Ha),” paparnya. Dijelaskan, beberapa petani yang terpaksa menunda panen tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Kecama tan Sempu, Singojuruh, Songgon, Glenmore, Kalibaru, dan Rogojampi n Baca Solar...Hal 43

Menengok Kehidupan Nelayan Antarpulau saat Solar Langka

Pulang tak Bisa, Bertahan pun Merana Kelangkaan solar benar-benar membuat kalangan nelayan asal kepulauan Madura yang bekerja di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, serba susah. Ingin terus bekerja, penghasilan mereka hanya cukup untuk makan seharihari. Ingin pulang, tak ada solar untuk bahan bakar perahu menyeberangi Laut Jawa. SIGIT HARIYADI, Banyuwangi LIMA laki-laki tampak sibuk memper baiki jaring ikan di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, kemarin siang (25/4). Jaring berwarna merah kombinasi biru itu dibentangkan di

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Baca Pasutri...Hal 43

Solar Semakin Langka, Petani Ikut Resah

BANYUWANGI - Kebutuhan stok darah di Banyuwangi tergolong tinggi. Setiap bulan, kebutuhan stok darah mencapai 1.500 kantong. Dar i 1.500 kantong darah yang dibu tuhkan, PMI Banyuwangi b e l u m ma m mpu menyediakan atau memenuhi 100 persen. Pihak PMI Kota Gandrung baru mampu memenuhi sekitar 80 persen dari total kebutuhan 1.500 kantong. Wakil Ketua I PMI Banyuwangi, Nurhadi mengatakan, untuk memenuhi sisa kebutuhan 20 persen itu, PMI harus meminta kiriman darah dari daerah lain n

POLITIK

nyuwangi. “Kita cari di Jalan Ikan Tombro, tidak ada yang kenal Aditya,” kata Rofiq. Pasien yang bernama Arini itu, jelas dia, datang ke RSI Fatimah pada Selasa (16/4) sekitar pukul 01.30. Saat datang, kondisinya sudah kritis karena mengalami pendarahan hebat. “Pasien datang ke rumah sakit diantar suaminya itu (Aditya),” cetusnya n

antara dua pohon yang tumbuh di tepi jalan yang melintang tepat di tepi muara Sungai Kalilo tersebut. Sesekali seorang di antaranya menoleh ke arah perahu jenis payangan yang sandar tak jauh dari lokasi mereka memperbaiki jaring. “Teman-teman sudah banyak yang pulang. Kita kapan menyusul mereka?” tanya laki-laki yang belakangan diketahui bernama Ahmad Nuris, 29, tersebut kepada rekanrekannya. Setelah melontarkan pertanyaan itu, Nuris duduk dan menyandarkan punggungnya di batang pohon. Matanya terus melihat ke arah perahu. “Sampai kapan solar sulit didapat seperti ini? Kenapa orang kecil seperti kita selalu susah?” ce car pemuda asal Desa Essang, Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, tersebut.

Namanya dicoret, Sukarno tak nyaleg Kacian deh, nggak bisa pelesir lagi!

Tiga pilar rekomendasikan larangan konvoi kelulusan unas Pestanya cukup di Pantai Boom saja!

GALIH COKRO/RaBa

SERBA REPOT: Beberapa nelayan asal Madura tengah memperbaiki jaring di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi.

Mendengar pertanyaan yang cukup menyayat hati itu, rekan-rekan Nuris yang berusia lebih “matang”

berusaha menenangkan pemuda yang satu itu n Baca Pulang...Hal 43

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

Jumat 26 April 2013

Program Kades Baru Desa Lemahbangkulon, Singojuruh

Fokus Papingisasi dan Pembuatan Drainase SINGOJURUH - Warga Desa Lemahbangkulon, Kecamatan Singojuruh, kini sudah memiliki nahkoda baru untuk memimpin desa. Menyusul dilantiknya Agin Sunyoto sebagai kepala desa (Kades) periode 2013-2019. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memimpin langsung prosesi pelantikan dan ikrar jabatan kades yang digelar di pendapa kantor desa (kades) tersebut, Selasa (17/4) lalu. Bupati Anas menuturkan, agar kades baru tersebut mampu mengayomi semua lapisan masyarakat. Selain itu, dia meminta kades untuk mengajak semua elemen masyarakat termasuk calon kepala desa (cakades) yang kalah. ’’Tolong semua diajak duduk bareng untuk membangun desa ke arah yang lebih baik,’’ serunya. Bupati Anas juga menyarankan agar kades memiliki program inovatif. Selain itu, dia mengingatkan agar kades terus belajar demi kemajuan desa. ’’Jangan sungkan-sungkan bertanya kalau memang tidak bisa. Karena belajar sangat penting,’’ paparnya. Usai dilantik, Kades Agin Sunyoto berjanji akan menjalankan seruan dan saran dari Bupati Anas. Karena itulah, dia yakin bahwa program desa akan berjalan lancar sesuai harapan bersama. ’’Saya siap menjalankan tugas sebagai kepala desa,’’ ujar Agin kepada Jawa Pos Radar

Malam Aktualisasi Seni akan Ditonton Pengurus APKASI BANYUWANGI - Malam aktualisasi seni dan budaya di panggung budaya Taman Blambangan, Sabtu (27/4) mendatang bakal berlangsung istimewa. Pasalnya, pertunjukkan seni dan budaya lokal Banyuwangi itu akan disaksikan jajaran pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Jajaran pengurus APKASI d a r i b e r b a g a i d a e ra h d i Indonesia akan datang ke Banyuwangi untuk menyaksikan acara rutin tersebut. Rombongan pengurus APKASI itu akan dipimpin langsung Ketua Umumnya, Ir Isran Noor. Rombongan Bupati Kutai Timur itu akan menghabiskan liburan malam minggunya dengan menyaksikan pertunjukan acara aktualisasi seni itu. Selama ini, malam aktualisasi seni yang sudah berlangsung satu lebih itu terus mendapat

ISTIMEWA

Isran Noor

sambutan dari warga. Tidak hanya warga perkotaan saja yang menyaksikan acara itu. Warga dari beberapa pelosok desa, setiap malam Minggu ke Taman Blambangan untuk menyaksikan pertujukan seni itu. Setiap malam minggu, Taman Blambangan selalu ramai dengan penonton pertunjukan

malam aktualisasi seni itu. Sekeliling taman Blambangan itu, full dengan parkir kendaraan warga yang menyaksikan pertunjukan seni lokal itu. Pada minggu ini, malam aktualisasi seni budaya akan menampilkan kesenian janger humor. Pertunjukan kesenian itu akan mengambil tema “Godo Wesi Kuning Piandel Blambangan”. Dalam pertunjukan seni itu akan mengangkat cerita tentang potensi Blambangan seperti sumber daya alam. Seperti Ijen, Plengkung, SDM seni dan budaya. Hasil pembangunan juga akan diangkat dalam cerita pertunjukan langsung seni budaya itu. “Cerita itu akan ditampilkan di kemas beberapa adegan menarik yang akan dimainkan kelompok teater Trisno Budoyo Rogojampi,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Suprayogi. (afi/als)

ALI NURFATONI/RaBa

RESMI: Agin Sunyoto (kanan) membubuhkan tanda tangan di depan Bupati Anas usai dilantik di Pendapa Desa Lemahbangkulon 17 April lalu.

Banyuwangi kemarin (25/4). Dia menjelaskan, ada sejumlah program yang sudah dicanangkan. Beberapa di antaranya menjadi program prioritas. ’’Ada program jangka pendek dan jangka panjang,’’ terangnya. Program jangka pendek, kata dia, yaitu program papingisasi di sejumlah titik jalan. Misalnya, di gang-gang masuk perkampungan. ’’Karena masyarakat sini membutuhkan agar paping segera dipasang di gang-gang,’’ ulasnya. Selain itu, ada kantor kepala

dusun yang perlu mendapatkan perhatian serius. Salah satunya Balai Dusun Talangrejo yang kondisinya cukup parah. ’’Hati saya sangat tersentuh sekali melihat kondisi balai dusun itu. Makanya, nanti kami usahakan agar segera diperbaiki,’’ janjinya. Namun demikian, dia akan tetap membicarakan rencana berbagai program tersebut dengan masyarakat atau lembaga yang ada di kantor desa. Seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan

Badan Permusyawatan Desa (BPD). ’’Semua itu akan kita bicarakan bersama,’’ tuturnya. Rencana selanjutnya program jangka panjang dengan pembangunan drainase. Sebab, pembangunan drainase di saluran irigasi tersebut sangat penting. Mengingat, pada musim hujan kerap kali air meluap di jalan-jalan. ’’Luapan air itu bisa merusak jalan. Karena itu, jika nanti dana ADD mencukupi, maka akan lakukan perbaikan drainase,’’ tandasnya. (ton/als)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP JAWA TIMUR III KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANYUWANGI Jalan Adi Sucipto No. 27 Telepon (0333) 428451 Faksimili (0333) 428452 Website www.pajak.go.id

PENGUMUMAN Nomor : PENG - 01/WPJ.12/KP.08/2013 TENTANG PENGAMBILAN, PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK PENGHASILAN (SPT TAHUNAN PPh) Sehubungan dengan kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh, dengan ini diumumkan bahwa: 1. Wajib Pajak harus mengambil sendiri formulir SPT Tahunan PPh melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Dropbox, atau Mobil Pajak Keliling atau dapat diunduh (download) dari website (www.pajak.go.id). 2. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melayani dan memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat tentang tatacara pengisian dan pelaporan SPT Tahunan dan konsultasi perpajakan tanpa dipungut biaya apapun (gratis). 3. Tanggal 29 Maret 2013 adalah hari libur nasional sehingga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tutup dan tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat. 4. KPP tetap buka dan memperpanjang jam kerja pada : No

Hari

1 2 3 4

Sabtu Kamis Sabtu Selasa

Tanggal

Jam Kerja

23 Maret 2013 28 Maret 2013 27 April 2013 30 April 2013

08.00 – 15.00 WIB 08.00 – 20.00 WIB 08.00 – 17.00 WIB 08.00 – 19.00 WIB

5. Pembayaran PPh Pasal 29 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun Pajak 2012 harus dilakukan paling lambat hari Kamis, tanggal 28 Maret 2013; 6. Penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun Pajak 2012 masih dapat disampaikan sampai dengan tanggal 31 Maret 2013 melalui cara selain menyampaikan SPT Tahunan PPh langsung di KPP sebagai berikut: a. Dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar; b. Dikirim melalui jasa ekspedisi/jasa kurir dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar; c. E-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Demikian disampaikan, agar masyarakat dapat mengetahui dan memahaminya. Banyuwangi, 19 Maret 2013 Kepala Kantor ttd Dadang Suwangsa NIP. 195805161985031001 Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho, Mega Dwi P. Desain Iklan: PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


35

Jumat 26 April 2013

Hendi Setiantoro

KANGMAS

MBAKYU

dr. Satinta Febriyanti

Posyandu GAUL Antarkan ke Provinsi KREATIVITAS dan ketelatenan Hendi Setiantoro, S.Kep terhadap kesehatan para manusia lanjut usia (manula) patut diacungi jempol. Sejak beberapa tahun lalu, pria yang sehari-hari bertugas di Puskesmas Sempu itu sangat konsen terhadap kesehatan para manula. Bahkan, demi memudahkan para manula melakukan kontrol kesehatan, Hendi yang sehari-hari bekerja di Puskesmas Sempu itu membentuk Posyandu GAUL alias Gabungan Usia Lanjut. Kegiatan Posyandu GAUL tak ubahnya posyandu pada umumnya, yaitu melakukan pemer-

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/2008 tentang tata cara pemberian, pembekuan, dan pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai, Importer, Penyalur, dan Pengusaha TPE MMEA, kemarin pagi. Acara yang berlangsung di aula Hotel Surya, Jajag, Kecamatan Gambiran, itu menghadirkan Kepala Kantor Bea dan Cukai Banyuwangi, Akhmad Yulianto, sebagai narasumber. Pesertanya adalah perwakilan Polres Banyuwangi, Satpol PP Banyuwangi, jajaran Forum Pimpinan Kecamatan Gambiran, dan para pemilik TPE MMEA dari Banyuwangi Se-

latan, seperti Genteng dan Gambiran. Menurut Yulianto, Undang-Undang Nomor 201/2008 sudah lama diundangkan, tapi sosialisasi masih perlu terus dilakukan. Beberapa kali aparat penegak hukum melakukan razia minuman beralkohol, tapi yang memiliki izin juga digerebek. “Akhirnya mereka mengeluh, percuma punya izin kalau ternyata masih digerebek,” kata Yulianto usai acara. Padahal, pengurusan izin TPE MMEA tersebut cukup sulit. Semua pihak terkait, mulai Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Kantor Perijinan, hingga Polres Banyuwangi, harus dilalui. (azi/c1/aif)

Bangkitkan Kembali Jiwa Penolong Ansor ROGOJAMPI - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PCGP) Ansor Banyuwangi memperingati hari lahir (harlah) ke-79 di halaman Kecamatan Rogojampi kemarin malam. Acara yang dimulai pukul 19.00 tersebut dihadiri jajaran PC, dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor dari Rogojampi, Kabat, Singojuruh, dan Songon, serta beberapa perwakilan PAC GP Ansor dari Banyuwangi Selatan dan Barat. Hadir juga jajaran Pengurus Cabang Nahdaltul Ulama Banyuwangi dan Majelis Wakil Cabang NU Rogojampi. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua PCGP Ansor Banyuwangi H. Sodik mengajak jajaran pengurus dan kader Ansor kembali membangkitkan jiwa penolong.

pat tinggalnya. “Selain itu juga ada tes tulis,” kata Kepala Puskesmas Sempu, Hadi Kusairi, S.Km, MMKes. Hasilnya, dokter yang pernah bekerja di Rumah Sakit Yasmin, Banyuwangi, itu dinobatkan sebagai juara dua dokter teladan se-Banyuwangi. Juara satu diraih drg. Ayun dari Purwoharjo. Atas prestasi tersebut, Satinta mendapat reward dari Dinkes. “Saya berusaha mempertahankan prestasi ini dengan cara memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan para dokter yang saya dampingi,” kata Satinta. (azi/c1/aif)

ABDUL AZIS/RABA

Satukan Persepsi Kadar Alkohol GAMBIRAN - Seringnya aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) merazia peredaran minuman beralkohol mendapat respons para pengusaha Tempat Penjualan Eceran Minuman Mengandung Ethil Alkohol (TPE MMEA). Selama ini mereka kerap menjadi sasaran razia karena menjual minuman beralkohol. Keluhan pengusaha minuman itu terungkap dalam sosialisasi

KEDISIPLINAN dan konsistensi menjalankan tugas sebagai dokter keluarga di Puskesmas Sempu mengantarkan dr. Satinta Ferbriyanti terpilih sebagai juara dua dokter teladan se-Banyuwangi. Beberapa bulan lalu perempuan berjilbab itu dipercaya Camat Sempu, Lukman Hakim, mengikuti penilaian dokter teladan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi. Penilaian tersebut tidak hanya meliputi kinerja dokter ketika berada di kantor, tapi juga terkait kiprahnya di masyarakat—terutama di sekitar tem-

iksaan kesehatan terhadap para manula. Selain itu, mengajak manula melakukan senam dan memberikan penyuluhan terkait makanan tambahan. Siapa sangka, ketekunan dan kepedulian terhadap kesehatan para manula itu menjadi salah satu penentu yang mengantarkannya menjadi perawat teladan tingkat Banyuwangi. Atas prestasi tersebut, dia akan mewakili Banyuwangi dalam lomba perawat teladan tingkat Provinsi Jawa Timur. “Saya akan berangkat ke Malang. Doakan supaya menang,” kata Hendi. (azi/c1/aif)

ABDUL AZIS/RABA

Bea Cukai Minta Aparat tak Asal Main Gerebek

Juara Dua Dokter Teladan

kala itu menolong kaum Muhajirin dari Makah. “Nah, dalam Harlah kali ini, marilah kita bangkitkan semangat itu, semangat sebagai penolong. Penolong dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial,” ajak Sodik mewakili ABDUL AZIZ/RABA TUMPENGAN: Para aktivis Ansor memperingati sambutan KetHarlah ke-79 Ansor di Rogojampi kemarin malam. ua PCGP Ansor Banyuwangi, Hal itu berdasar filosofi la- Syukran Makmun Hidayat, yang hirnya GP Ansor yang terinspi- sedang menunaikan ibadah umrasi kaum Ansor Madinah yang rah. (azi/c1/aif)

Antre Solar Bawa Bekal Makan MUNCAR - Masyarakat semakin menjerit terkait kelangkaan solar yang terus terjadi di Banyuwangi. Buktinya, antrean kendaraan masih banyak ditemui di sejumlah stasiun pengisian bahan umum (SPBU). Bahkan, puluhan masyarakat terpaksa beramairamai ‘’menduduki’’ SPBU meski solar habis. Selain warga, sejumlah kendaraan roda empat, seperti truk dan bus, juga terpaksa parkir di SPBU. Tujuannya adalah menunggu pasokan solar dari Pertamina meski belum jelas kapan solar tersebut akan tiba. Seperti yang terjadi di SPBU Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, kemarin. Warga berkumpul di halaman SPBU sambil membawa puluhan jeriken. Berjam-jam warga menunggu pasokan solar di SPBU. Bahkan, saking lamanya antre, warga membawa bekal makanan. “Rakyat kecil serba susah. Beli solar sulitnya minta ampun,” keluh Maksum, warga Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Menurut dia, kelangkaan solar benar-benar membuat susah bekerja. Sebab, waktu bekerja dibuang untuk antre solar. ‘’Bagaimana bisa kerja kalau seperti ini,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Sementara itu, kalangan nelayan juga menunggu di SPBU tersebut demi mendapatkan solar. Sebab, solar di stasiun pengisian bakar nelayan (SPBN) juga habis. ‘’Ini saya bawa jeriken banyak untuk

ALI NURFATONI/RaBa

KOSONG: Sejumlah warga berkumpul di SPBU Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, sambil menunggu pasokan solar.

perahu,” ujar Misdi. Dia mengaku sering tidak mendapatkan solar meski sudah mengantre. Kondisi serupa banyak dialami masyarakat lain. ‘’Bukan saya saja yang sering tidak dapat. Kemarin (lusa, red) saya nggak dapat solar. Gak tahu nanti dapat solar atau tidak,” katanya. Karena itu, dia berharap agar pemerintah

segera mengatasi problem kelangkaan solar itu. Sebab, kelangkaan solar itu membuat para nelayan susah. Sementara itu, garagara kehabisan solar, sejumlah truk bermuatan ikan parkir di Terminal Kedungrejo, Muncar, kemarin. Menurut beberapa warga, kendaraan besar itu parkir hingga berharihari. (ton/c1/aif)


36

Jumat 26 April 2013

Nyaleg Karena Dorongan Warga

NUR HARIRI/RaBa

BIKIN RESAH: Tujuh anak jalanan diamankan di Mapolres Situbondo, Rabu (24/4).

Amankan Tujuh Anak Jalanan SITUBONDO - Sejumlah anak jalanan (anjal) yang biasa mangkal di sejumlah perempatan di Situbondo, Rabu (24/4) lalu diamankan petugas gabungan. Mereka ditangkap karena dinilai meresahkan pengguna jalan. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, para anjal tersebut berusaha kabur saat hendak ditangkap petugas gabungan yang terdiri atas kepolisian, Satpol PP, dan Dinas Sosial. Namun, puluhan petugas yang sudah kadung siap tersebut tetap mengejar para anjal itu. Hasilnya, tujuh

anjal berhasil tertangkap dan langsung digelandang ke Mapolres Situbondo. Kepala Satuan Bimbingan Masyarakat Polres Situbondo, AKP Munir mengatakan, pihaknya merazia anjal karena pihaknya kerap menerima laporan dari masyarakat bahwa anjal sangat meresahkan. Bahkan, anjal di lampu merah kerap meminta-minta secara paksa. Arus lalu lintas juga kerap terganggu oleh mereka. “Banyak warga yang melapor. Mereka merasa terganggu dengan ulah anak jalanan di sejumlah perempa-

tan,” kata AKP Munir. Setelah tujuh Anjal diamankan, petugas melakukan pendataan. Ternyata rata-rata mereka masih berusia anak sekolah. Setelah didata, diketahui ketujuh anak tersebut berasal dari luar Kabupaten Situbondo. “Mereka mengaku datang ke sini ikut truk pengangkut barang,” paparnya. Munir menjelaskan, sebelum tujuh anak tersebut dipulangkan ke daerah masing-masing, mereka harus membuat surat pernyataan tidak berkeliaran di jalanan lagi. (rri/c1/als)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Ruko Gandeng •

• Jl. Letkol Istiqlah •

Jual rmh Jl. Letkol Istiqlah Gg Mawar 1-B dkt RSUDBlambangan&Yasmin,STIKes,utkush kost LT200m LB 200m kmr tdr 8 &kmr mnd 3SHM550jtnego08123237486/087755565914.

• Jl. Agus Salim •

ALI NURFATONI/RaBa

HARMONIS: Sri Utami Faktuningsih bersama suami, Wahyu Widodo, dan dua putrinya.

syarakat yang mendorong agar perempuan kelahiran Banyuwangi, 10 Maret 1972 itu maju agar bisa duduk di kursi DPRD Banyuwangi pada ajang

HOTMIK: Sri Utami dan Wahyu Widodo meninjau jalan yang diperbaiki dengan modal pribadi di Desa Blambangan.

pemilu 2014 mendatang. Ditemui di kediamannya kemarin (25/4), dia tidak menampik bahwa dorongan masyarakatlah yang membuat

dirinya akhirnya maju menjadi calon wakil rakyat. ’’Kalau tidak ada dorongan masyarakat luas, saya tidak mungkin nyaleg,’’ tutur Sri kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dengan banyaknya dukungan itu, dia tidak bisa menolak. Sebab, menurutnya pilihan untuk menjadi anggota dewan keinginan kuat dan aspirasi rakyat. ’’Sampai saat ini banyak masyarakat di luar yang mendoakan dan mendukung supaya saya jadi,’’ paparnya. Dia juga tidak terlalu banyak berjanji jika kelak terpilih. Hanya saja, dia memiliki cita-cita agar masyarakat kecil mendapatkan perhatian secara serius. ’’Saya gak mau muluk-muluk, yang penting bukti saja. Mohon doa restu dan dukungannya,’’ papar ibu dari Meiria Denabela, 22, dan Naima Isadina Putri, 13, itu. (ton/adv/als)

NOMOR 4: Anggota PDSM Kedungrejo siap mengantarkan Sri Utami Faktuningsih menjadi anggota DPRD.

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Toyota Innova ‘07 •

• Toyota Avanza ‘10 •

• Isuzu Panther ‘97 •

Dijual Toyota Innova tipe G (bensin), Euro II tahun 2007, warna hitam, harga nego, hubungi 08155918371 - 085331081688

Dijual Toyota Avanza 1.3G F601 RM GMMFJJ tahun2010 merah metalik, harga 136,5 jta nego, brg istimw, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Isuzu Panther TBR 54 PRLC super tahun1997 merah metalik, harga 73,5 juta nego, brg istimw, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

• Karimun Estillo ‘07 •

• Nissan Livina ‘08 •

• Daihatsu Xenia ‘10 •

Dijual Suzuki Karimun Estilo YL6 tahun 2007 abu-abu metalik, harga 86,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Nissan Livina 1.5 4X2 MT XR tahun 2008, abu-abu tua metalik, harga 133,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

Dijual Daihatsu Xenia F600 RV GMDFJJ tahun 2010 hitam metalik, harga 112,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Totoya Avanza ‘11 •

• Toyota Innova ‘05 •

• Toyota Avanza ‘06 •

Dijual Toyota Avanza type G 2011 hitam, harga Rp 147 jutanego, tukar tambah, hubungi 082142194111, 081335897888

Dijual Toyota Innova solar type V, silver, 2005, harga Rp. 180 juta nego, cash & kredit, tukar tambah. Hubungi 081234539753, 081335897888

Dijual IToyota Avanza 06 vvti, silver type G, harga Rp. 127 juta nego, cash & kredit, tukar tambah, hubungi: 082142194111, 081335897888

• Lingk. Stendo •

• Truk Toyota Dina ‘04 •

Dijual Rmh Lingk Stendo RT/RW 02/02 Tukangkayu LT 306 LB 249 Sertifikat SHM IMB Hub 0333-423950

Dijual Truk Toyota Dina thn 2004 wrn biru, kond siap pakai, hrg 110 jt. H. 085234622754.

• **Arum Regency** •

Djl Kijang LSX ‘98 wrn hijau mtalik trawat baik, milik sndiri hrg 95jt. H. 081234636910.

Dijual rumah cantik lokasi strategis Lt / Lb 120/60 hrg pasar 350jt-an dijual 236jt bisa bayar separo sisanya flexibel tanpa bunga & tanpa pajak apapun tidak krasan uang kembali 100%. Hub. 085336885520 Dijual ruko gandeng. L42m2 & 45m2. Lokasi Tengahkota,strtgis.(dpnalun-alun,dekatBank Mandiri, Telkom, Kantor Pos). Hub 081336119000,03337751000.TanpaPerantara.

MUNCAR - Partai Demokrat (PD) Banyuwangi tampaknya tidak salah memilih Sri Utami Faktuningsih sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg). Betapa tidak, istri Bos Raja Sengon Muncar, Wahyu Widodo, itu terus mendapat banyak dukungan dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan nelayan, anggota Persatuan Dagang Sepeda Motor (PDSM), dan kalangan tukang ojek, serius dan kompak untuk memenangkan bacaleg perempuan dengan nomor urut 4 daerah pemilihan (Dapil) III (Muncar, Tegaldlimo, Srono, dan Cluring) itu. Semula, owner pengembang perumahan Griya Blambangan Sejahtera (GBS) Muncar dan HI Banyuwangi itu tidak berkeinginan maju untuk menjadi wakil rakyat. Tapi, justru ma-

• Kijang LSX ‘98 •

• Daihatsu Taft ‘93 • Daihatsu Taft GT/F70 th1993, abu2 metlk, istmw, 63 juta nego. H. 081234590053

• Perum Griya Giri Mulya •

• Mitsubishi Kuda ‘00 •

Djl cpt Perum Griya Giri Mulya WX-01/WX02 hrg nego. Hub: 085353574360 SHM

Mitsubishi Kuda SP Exced ‘00 biru silv, Ori, N pajak bru d Prob, 93jt nego. 08123481534

Dijual ruko 2lt lok. Jl. Agus Salim (blkg Untag) Bwi, hub : Anugerah (0333427190)

BANYUWANGI • Adm Keuangan • BANYUWANGI • Jl. Lingkar Utama • Dijual tnh 2500 m2 Jl. Lingkar Utama Ketapang Bwi, hub 082141046676.

• Kalirejo Permai • Jual tanah 192m2, uk 16x12m, nangka 1112, Perum Kalirejo Permai. H: 081553553553

BANYUWANGI • Jaring Futsal • Dijual murah jaring yang ada di tempat Futsal Kabat. Hub: 632888, 081934815953

1. Adm Keuangan, pend. min D3 segala jurusan, usia max 28thn, blm menikah, bersedia dtempatkn di sluruh wilayah kerja perusahaan. 2. Satpam, Lk/Pr, pend. min SMA sdrjt, usia max 35thn, bersedia dtempatkn di sluruh wilyah krja. 3. OB, Lk, pend. min SMP/sdrjt, brsedia dtempatkn di sluruh wilayah perusahaan. Kirim lamaran ke PT. DAS, Jl. Boediono No. 42, Bwangi. Telp: 411000

BANYUWANGI • STNK • Hlg STNK P 5161VH, an.Yonathan Kurniawan, Jl. Imam Bonjol 33/9 2/3 Tukang Kayu, Bwi

• Beras Organik •

Hlg STNK Nopol P 2807 WU, an. Moh. Rizal. Krajan 02/05 Tamansari, Tegalsari

Sedia beras organik putih, perum PKBR (blkg untag), hrg 15 rb/kg 081336659258.

Hlg STNK P 4132 YH, an. Dasuki Dsn Krajan 02/02 Ketapang Kalipuro Bwi.

Mobil Anda belum laku? Hubungi : 0333-412224


41

OPINI

Jumat 26 April 2013

ASUSILA

Gagahi Pacar, Divonis Dua Tahun Penjara BANYUWANGI - AF, 17, asal Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, yang menjadi terdakwa kasus persetubuhan dengan korban anak yang masih di bawah umur, oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi dinyatakan terbukti bersalah kemarin (25/4). Dalam amar putusannya, majelis hakim yang dipimpin Bawono Effendi SH menyebut tersangka melanggar pasal 81 ayat 2 Undang-Undang (UU) No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (PA). “Terdakwa terbukti melakukan pidana, maka harus dihukum pidana,” kata Bawono Effendi. Menurut Bawono, berdasar fakta-fakta dalam persidangan dengan memperhatikan ketAGUS BAIHAQI/RaBa erangan para saksi, terdakwa TERDAKWA: AF. yang protolan SLTA itu terbukti telah meniduri Saritem (nama samaran), pacarnya yang masih berumur 15 tahun. “Terbukti bersalah dan divonis dua tahun penjara,” cetus ketua majelis hakim. Selain dua tahun penjara, majelis hakim juga masih menghukum terdakwa berupa denda sebesar Rp 60 juta. Bila tidak kuat membayar, maka hukuman terdakwa akan ditambah dua bulan penjara. “Bagaimana terdakwa dengan vonis ini?” tanya Bawono. Menanggapi putusan ini, penasehat hukum terdakwa H Tomy Yudianto SH setelah konsultasi dengan terdakwa menyatakan menerima. Begitu juga dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Amir Nurrahman SH. “Kami menerima putusan ini,” kata Tomy dan Amir, kepada majelis hakim. Putusan majelis hakim dua tahun penjara dengan denda Rp 60 juta subsider dua bulan ini lebih ringan setahun dibanding tuntutan jaksa. Dalam sidang tuntutan, Jaksa Amir meminta majelis hakim menghukum terdakwa tiga tahun penjara denda Rp 60 juta subsider tiga bulan. Sekedar diketahui, aksi pencabulan yang dilakukan AF ini terjadi pada awal Januari 2013 lalu. Saat itu, terdakwa menjemput Saritem yang baru pulang dari sekolah dan diajak ke rumah salah satu temannya. Di rumah temannya ini, korban sempat digagahi. Ironisnya, Saritem yang masih berstatus pelajar SMP ini sempat digilir. (abi/als)

ADA APA LAGI

NUR HARIRI/RaBa

PELAKU KABUR: Bus akas sempat berhenti dan berusaha mengejar pemuda di Jalan Wijaya Kusuma Rabu malam.

Bus Akas Dilempar Bata SITUBONDO - Sebuah bus Akas nopol N 7606 UR yang tengah melintas di Jalan Raya Wijaya Kusuma, Situbondo, malam kemarin (24/4) dilempar oleh dua ABG (anak baru gede) tak bertanggung jawab. Akibatnya, kabin bus jurusan Surabaya-Banyuwangi itu penyok setelah dilempar batu bata. Malam itu itu, bus melaju tenang dari arah barat ke timur. Sesampainya di tempat kejadian, tiba-tiba terdengar suara keras yang membentur bodi bus Akas tersebut. Mendengar suara tersebut, sang sopir segera menghentikan laju kendaraannya. Namun, begitu bus berhenti, dua pemuda yang diduga melakukan pelemparan, langsung melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor. “Sudah telat, Mas. Tadi yang melempar sudah lari ke barat,” kata Rofi, salah seorang penumpang bus malam tersebut. Diduga kuat, aksi pelemparan bus secara tersebut dilakukan oleh dua pemuda yang sedang mabuk. Beruntung, insiden pelemparan bata pada bus tersebut tidak mengenai kaca bus. Sehingga tidak ada korban luka. “Untung saja tidak kena kaca. Ini di bawahnya pesok,” kata Hamid, penumpang lainnya. (rri/als)

INFRASTRUKTUR

Bagaimana Kartini Abad ini? WAKTU saya duduk di sekolah dasar, ingatan saya tentang R.A. Kartini hanya dua hal. Pertama, pelopor emansipasi perempuan. Kedua, ketersiksaan saya yang harus memakai sanggul, kebaya, dan sandal berhak agak tinggi. Beberapa tahun kemudian, saat saya sudah di universitas, saya membaca ulang sejarah Kartini dan juga kumpulan surat-suratnya di buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Pemikiran saya tentang Kartini bergeser, dari sekadar simbol kesadaran terhadap pendidikan menjadi korban dari dua persoalan, yakni perjodohan dan kesehatan reproduksi. Saat itu saya berpikir, sering kali pendidikan kita menutupi kenyataan sejarah bahwa Kartini menikah pada umur yang muda, menjadi istri kedua, dan meninggal ketika melahirkan bayi pertamanya. Namun, saat itu saya belum berpikir tentang pentingnya mengangkat dua tema itu sebagai fokus perhatian saya, baik secara akademik maupun gerakan. Pada suatu pagi, saya melakukan perjalanan menggunakan bus ekonomi dari Jombang ke Surabaya. Ada seorang ibu hamil tua berdiri berdesakan dengan penumpang lain. Ketika saya tawari duduk di tempat saya, beliau menolak, dia mau mengamen katanya. Apa yang ibu itu lakukan bukan tanpa risiko. Kemampuan ekonomi sepertinya menjadi alasan

utama dia melakukan hal itu. Selain itu, ada juga kemungkinan lain, dia tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang risiko aktivitasnya itu. Di Indonesia, kesehatan reproduksi tidak termasuk dalam jajaran penting dalam anggaran rumah tangga, terutama untuk keluarga menengahbawah. Kebutuhan makan dan sekolah untuk anak-anak lebih penting daripada dana yang dialokasikan untuk kesehatan reproduksi. Selain itu, akses terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia sangat terbatas. Dalam satu desa, biasanya hanya ada satu pelayanan kesehatan, tapi tidak semua desa memiliki layanan itu. Seratus enam tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 15 Januari 2010 saya kehilangan Tante saya karena eklampsia. Lima hari sebelumnya, tante saya ini melahirkan bayi perempuan—anak kelimanya—dan beliau tidak pernah sadarkan diri lagi setelah satu jam melahirkan hingga wafat. Saat itu kesadaran saya sebagai perempuan dan sebagai orang yang berpendidikan terasa digedor-gedor. Bagaimana mungkin wanita orang yang sangat dekat dengan saya meninggal karena melahirkan? Bukahkah salah satu tanggung jawab saya—yang berpendidikan dan setiap hari bergelut dengan internet— mencari informasi tentang kesehatan reproduksi, kemudian mem-

O l e h

Hj. NIHAYATUL WAFIROH * bagikannya kepada orang lain? Saya terpukul. Indonesia hampir 68 tahun merdeka. Namun, persoalan tentang kesehatan reproduksi belum mendapatkan perhatian pemerintah. Pada tahun 2011 angka kematian ibu (AKI) masih terbilang tinggi, yakni sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Itu berarti dari setiap 100.000 kelahiran, ada 228 ibu yang meninggal. Beberapa penyebab AKI, di antaranya komplikasi kehamilan, persalinan, atau ketika melahirkan tidak ditangani dengan baik. Laporan survei (SKRT 2001) menyatakan bahwa komplikasi yang menyebabkan kematian ibu yang paling tinggi adalah perdarahan, eklampsia, infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 37 juta kelahiran terjadi di Asia Tenggara setiap tahun, dan kematian ibu diperkirakan 170 ribu. Sebanyak 98% dari seluruh kematian ibu dan anak itu terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan Myanmar. Memang, Indonesia adalah salah satu negara tertinggi menurut AKI. Selanjutnya, angka kematian bayi usia 0-11 bulan (AKB) adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian 60 persen

penduduk hanya tamat SD atau lebih rendah, angka harapan hidup Indonesia sekitar 68/72 tahun. Coba bandingkan dengan Iran yang bisa menekan angka kematian ibu melahirkan. Pada tahun 2010 AKI di Iran hanya 21/100.000. Tentu angka itu sangat jauh dibandingkan dengan Indonesia. Lalu, perbedaan Indonesia dan Iran di mana? Pemerintah Iran sangat menyadari pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin. Setiap orang yang akan menikah harus mendapat semacam pelatihan khusus. Pelatihan itu menjelaskan tentang kesehatan reproduksi, mulai cara mengenali organ reproduksi, menjaga kesehatan reproduksi, hingga mendeteksi beberapa penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi beserta cara pencegahannya. Yang tidak kalah penting adalah pemeriksaan secara menyeluruh terhadap organ reproduksi. Bila ditemukan salah satu calon pengantin memiliki penyakit di organ reproduksi, maka pernikahan itu harus ditunda sampai penyakit itu sembuh. Dengan metode tersebut, setiap pasangan yang menikah akan memiliki pengetahuan yang memadai tentang kesehatan reproduksi. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab AKI di Iran rendah. Pertanyaan selanjutnya, apa yang sudah dilakukan Kartini-

Kartini abad ini untuk memperhatikan pendidikan kesehatan reproduksi? Pengalaman saya kehilangan Tante karena melahirkan membawa saya pada suatu titik kesadaran bahwa sebagai orang muda sudah seharusnya saya dan perempuan-perempuan lain memperhatikan kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi tidak melulu mengenai seksualitas, tapi juga berkaitan erat dengan keberlanjutan generasi. Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi tidak hanya dibutuhkan ibu-ibu yang sudah sexual active atau ibu yang akan dan sudah memiliki anak, tapi juga dibutuhkan oleh remaja, baik yang perempuan maupun yang laki-laki. Akses kesehatan yang baik dan terjangkau juga harus diberikan pemerintah. Andil pemerintah sebagai pihak yang memegang decision maker harus dimaksimalkan dalam usaha menyelamatkan ibuibu yang melahirkan dan juga bayi-bayi yang akan menjadi masa depan bangsa Indonesia. Terakhir, Kartini yang merupakan simbol emansipasi perempuan itu terpaksa menyerah terhadap persalinan yang tidak memadai. Apakah kita akan merelakan Kartini-Kartini abad ini juga mengalami hal yang sama? Mari bergerak demi kondisi yang lebih baik. *) Penggerak Pendidikan Kesehatan Reproduksi.

Kartini tak Pernah Ingkar Janji

NUR HARIRI/RaBa

RUSAK: Jalan Adi Sucipto yang dipasangi kursi.

Jalan Rusak Dipasangi Kursi SITUBONDO - Lantaran banyak pengendara sepeda motor yang jatuh akibat jalan berlubang, akhirnya warga sekitar berinisiatif memberi tanda di jalan berlubang di Jalan Adi Sucipto, Situbondo, itu menggunakan kursi kayu. Menurut Antonius, warga setempat, warga sengaja menutup jalan berlubang itu agar mendapat perhatian pemerintah. Harapannya, jalan yang lubangnya sekitar 25 centimeter tersebut segera diperbaiki. “Ini inisiatif warga RT sini, jadi agar ada perhatian,” kata Antonius kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Rabu (24/4). Ditambahkan, jalan di utara perempatan Alun-alun Kota Situbondo itu memang sering berlubang. Bahkan masyarakat juga pernah menambal jalan itu menggunakan semen. “Di sini memang sering berlubang. Beberapa waktu lalu warga sudah menutupnya dengan semen, tapi berlubang lagi,” imbuh Antonius Data yang berhasil dikumpulkan, pada malam hari banyak pengendara motor yang terjatuh akibat tidak mengetahui lubang jalan tersebut. “Saat hujan bisa dipastikan ada yang jatuh. Kan tidak kelihatan,” papar Antonius seraya menambahkan, pemerintah harus segera membenahi jalan yang berlubang tersebut. (rri/c1/als)

SENIN 21 April 1879 sang pencerah bangsa lahir. Dialah yang memulai zaman baru, mengubah pola dan paradigma hidup baru. Dia memunculkan idealisme yang tinggi bernama “emansipasi”. Kartini menjadi perempuan sejati dengan karakter dan etos kerja Pribumi yang tak akan pernah mati. Ia adalah perempuan yang berusaha melakukan destruktif pada bahasa dan zaman. Kini 109 tahun sudah emansipator itu pergi meninggalkan bangsa dan negerinya. Namun, jasa-jasa dan dedikasinya tak pernah lenyap oleh perubahan zaman sampai kapan pun. Bahkan, telah merasuk ke jiwa perempuan-perempuan di

bangsa ini. Roh Kartini telah menjiwai dan terpatri secara kukuh di jiwa zaman dan tak terbantahkan. Yang pernah dilakukan perempuan berjuluk Kartini pada awal abad XIX merupakan perjuangan spektakuler baru di muka bumi. Karena ia harus berhadapan dengan kekuasaan tradisi (adat) dan kolonialisme asing. Kemunculan Kartini merupakan sebuah keniscayaan. Ibarat “ratu adil”, kehadirannya memang diharapkan negeri ini di masa lalu. Ia tidak hanya mengubah bentuk perjuangan baru di wilayah feminisme dan maskulinisme. Lebih dari itu, dia juga berjuang menyetarakan bangsa dengan

O l e h

NUR HIDAYAH * bangsa Barat. Selamat datang Kartini, selamat datang sang pengubah zaman. Engkau berhasil membentuk pribadi-pribadi perempuan Indonesia yang akan menapaki negeri dan jiwa zaman dari hari ke hari. Dedikasimu telah membentuk urat nadi kemanusiaan sejati dan mengubah mimpi-mimpi bangsa di masa lalu menjadi kenyataan di saat ini. Kartini adalah ibu yang melahirkan perempuanperempuan bangsa yang mampu menempati berbagai pos

dan kekuasaan. Tugas kami sekarang adalah meneruskan yang telah kau cita-citakan di masa lalu dan yang tidak akan terkoyak oleh hegemoni apa pun di masa yang akan datang. Perempuan Indonesia kini menjadi ibu sejati bagi negeri sendiri tanpa basa-basi. Lalu, menyeruak dan menenggelamkan kemalasankemalasan yang mengganggu gerak zaman. Roh Kartini telah menjiwai gerak dan vitalitas kaum perempuan Indonesia masa kini. Menjiwai para ustadah perempuan, pendidik perempuan, organisasi, paramedis, pengusaha, penantang karir, politisi, birokrat perempuan,

dan berbagai profesi lain. Sabtu 17 September 1904 Kartini meninggalkan kita dan negeri ini untuk selamanya. Selamat jalan ibu negeri, pejuang emansipasi yang tak pernah mati itu. Kini, meski Kartini telah meninggalkan kita semua. Tetapi, KartiniKartini muda akan terus hidup mengiringi perkembangan zaman. Inilah realitas yang membuat optimisme bangsa, bahwa semangat Kartini akan terus hidup mengiringi bangsa ini. Karena “mati satu tumbuh seribu” tak hanya berhenti pada tataran peribahasa. *) Guru SD Muhammadiyah 06 Genteng.


42

Jumat 26 April 2013

Persewangi kembali berlaga di Divisi Utama PSSI. Ayo beri dukungan, kriƟk, dan saran agar kedua Ɵm tersebut mampu meraih prestasi maksimal. Kirim tulisan Anda melalui SMS ke nomor 087857488787. Tulisan dilarang menghujat, menyerang, dan menghina personal.

Konsisten Sekali Persewangi, Kita tetep Persewangi Sidiq Glenmore, 087857239123

Laros Bangga Padamu Ayo Persewangi, tunjukkan kalau Lare Osing bisa masuk ISL. Masyarakat Banyuwangi bangga padamu. I Love Banyuwangi. Jenggirat Banyuwangi, 082337000505

Burung Berkicau Habis hujan terlihat pelangi, burung berkicau tergesagesa. Pertahankanlah Persewangi, kamu pasti bisa. 085203990188

Jangan Seperti Dulu Kepada bupati dan para petinggi Persewangi, saya mohon perjuangkan materi keuangan Persewangi. Persewangi tim bagus. Saya gak mau nasib Persewangi seperti yang dulu. Berjuang terus Persewangi. 083847870935

Kobarkan Semangat Ayo Persewangi, kobarkan semangat juangmu untuk menang. Topan Meliwis Genteng – 081934875007

Yakin Nomor Satu Semangat Persewangi, tunjukkan bakatz mhue. Persewangie guw slalue mendukung mhue. Jangan pantang menyerach. Persewangi paztie nomor satu I Love You Persewangi. Aisyach MTS Negeri Kalibaru – 087806524988

Go Go Go Persewangi Jenggirat to Lare Osing. Ini saatnya kita harus menang. Go go go Persewangi. Doaku selalu menyertaimu. Inunkz Klatak, 087857400021

Tetap di Hati Selamanya Persewangi. Satu nama tetap di hati. Bulatkan tekad, satu mimpi I Love Persewangi. Now tomorrow and forever. Yupi Laros Sejati, 087755933443

Kalahkan Musuhmu Ayo Persewangi, kamue pasti biza kalahkan muzuhmuzuh mue. Icha Batangan, 085257223649

Basket Putri Kian Kritis BANYUWANGI - Tim basket Banyuwangi benar-benar dihadapkan pada kondisi sulit jelang babak kualifikasi Porprov akhir bulan ini. Pasalnya, menjelang penjaringan menuju babak utama itu, sederet masalah menghampiri tim putri yang digadang lolos. Hal itu membuat Pengkab Perbasi Banyuwangi miris. Daftar pemain yang harus menjalani cedera dipastikan bertambah. Setelah Fidi, kini giliran Devi yang harus menunggu kepastian dari tim medis. Dia mengalami cedera saat menjalani latihan bersama rekan-rekannya. Hal itu tentu saja membuat Pengkab Perbasi khawatir. Pasalnya, pemain yang cedera rata-rata pemain inti. Tak pelak tim putri pun seakan berlomba dengan waktu untuk memulihkan para pemain yang cedera. “Ya kita optimistis bisa tetap menjaga peluang lolos,” ujar Edi Lukisanto, ketua Perbasi Banyuwangi. Babak kualifikasi Porprov untuk cabang basket dijadwalkan digelar 29 April hingga 1 Mei. DBL Arena dan GOR CLS Surabaya akan menjadi saksi perjuangan tim basket Banyuwangi menuju babak utama Porprov mendatang. Sematara itu, tim basket putra, Edi yakin peluang lolos tetap ada. Meski perf o r ma m e re k a t i d a k s e s uai yang diharapkan, tapi Perbasi tetap yakin tim putra bisa menapaki babak utama even dua tahunan tersebut. (nic/c1/als)

Ubah Semua Line Up

Kompetisi Divisi II dan III Dilebur

Persewangi v Persid Sore Ini

BANYUWANGI - Pengkab PSSI Banyuwangi rupanya tidak ingin setengah-setengah dalam menggelar kompetisi internal. Selain Divisi I yang akan digelar mulai awal Mei mendatang, induk sepak bola di Banyuwangi itu juga berencana memutar dua kompetisi internal di kasta di bawahnya, yakni Divisi II dan III. Ketua panitia kompetisi Internal PSSI, Abdul Muin menuturkan, sesuai keputusan PSSI Banyuwangi, tahun ini kompetisi di semua tingkatan akan diputar. Selain Divisi I, kompetisi yang akan diputar adalah Divisi II dan III. “Alasannya digelar, karena level tersebut belum pernah diputar sejak 2007 lalu,” katanya. Namun, PSSI akan melebur seluruh peserta di Divisi II dan III. Tujuannya, untuk menata keanggotaan tim di level tersebut. Kompetisi leburan Divisi II dan III itu akan diikuti 101 tim. Semua tim tersebut sudah terdaftar dan berhasil diverifikasi panitia. “Divisi II dan III akan dile-

BANYUWANGI - Periapan Persewangi menghadapi putaran kedua Divisi Utama akan tersaji di Stadion Diponegoro sore nanti. Bila tidak ada kendala, tim berjuluk Laskar Blambangan itu akan menantang tim tetangga, Persid Jember, dalam laga uji coba terakhir. Bagi Persewangi, uji coba ini menjadi sangat penting. Pasalnya, selama ini tim asuhan Bagong Iswahyudi itu belum menemukan lawan sparing yang selevel. Alhasil, tim asuhan Bagong Iswahyudi itu hanya melakukan pertandingan persahabatan dengan tim-tim lokal. Hasilnya, performa Persewangi sempat jeblok di awal kiprah. Bertindak sebagai tuan rumah, Laskar Blambangan keok di kandang tamunya Persis Solo. “Lawan sepadan yang kita inginkan. Itu agar kita benarbenar mengetahui kesiapan tim. Bertemu Persid Jember dalam uji coba bisa menjadi bahan evaluasi sebelum turun dalam kompetisi resmi,” beber Bagong Iswahyudi, pelatih Persewangi. Bagong menuturkan, uji coba sore ini merupakan puncak dari serangkaian persiapan menuju putaran kedua kompetisi Divisi Utama di grup V. Dalam dua uji coba yang digelar kontra PS Putra Candi Yosomulyo dan Putra Kali Setail, dia memiliki sejumlah catatan yang harus segera dibenahi. Lini depan dan tengah meski tampil impresif, tapi dia menilai masih perlu dipoles. Melawan Persid, Bagong besar kemungkinan akan melakukan improvisasi terkait komposisi pemain. Hal itu sudah dilakukan dalam dua pertandingan uji coba melawan tim lokal yang telah dilakoni. Itu besar kemungkinan akan kembali dilakukan pelatih bertubuh subur tersebut. Perubahan line up itu akan dilakukan di semua lini. “Semua lini, mulai penjaga gawang, belakang, tengah, hingga depan, akan kita improvisasi,” katanya. Terkait hasil dalam pertandingan tersebut, Bagong tetap menargetkan menang. Baginya, pertemuan kontra Persid memiliki iklim tersendiri.

DOK.RaBa

Abdul Muin

bur. Pertandingan akan dilaksanakan menggunakan format turnamen. Ada 24 tim teratas yang berhak bertengger di Divisi II. Sisanya akan tetap di Divisi III,” bebernya. Pertandingan dijadwalkan dimulai minggu kedua Mei nanti. Ada tiga lapangan yang akan digunakan, yakni di Benculuk, Sempu, dan Purwoharjo. Kompetisi internal tersebut merupakan amanat muscablub yang digelar di Hotel Surya, Jajag, beberapa waktu lalu. (nic/c1/als)

Bulu Tangkis Genjot Pemusatan Latihan

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

UJI COBA TERAKHIR: Pemain Persewangi Mahsun Bukhori (kanan) berebut bola dengan pemain Putra Stail dalam uji coba di Stadion Diponegoro Rabu (24/4) lalu. Sore ini, Persewangi beruji coba melawan Persid Jember.

Reputasi dan gengsi kedua tim juga bakal dipertaruhkan dalam laga tersebut. Menurut Bagong, menang tentu menjadi harapan. Itu akan menjadi motivasi dan spirit pasukannya jelang putaran kedua kompetisi Divisi Utama awal Mei mendatang. “Menang tentu saja. Lebih dari itu, kita ingin evaluasi kesiapan tim,” tegasnya. (nic/c1/als)

BANYUWANGI - Pengkab PBSI Banyuwangi rupanya kian kencang dalam mempersiapkan atlet jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) mendatang. Di tengah ketidakpastian pendanaan kontingen Banyuwangi di ajang dua tahunan tersebut, induk cabang bulu tangkis tetap fokus mempersiapkan atlet menghadapi kejuaraan multieven di Madiun mendatang. Ofisial tim bulu tangkis Banyuwangi, Aditya Wahyono mengatakan, para pemain tidak terpengaruh dengan desas-desus terkait dana Porprov. Sebab, itu baginya sudah menjadi ranah ketua kontingen dan KONI Banyuwangi. Pihaknya

tetap fokus menggembleng pemain yang akan diturunkan di Madiun mendatang. Demi mewujudkan target PBSI dan KONI mendulang medali, Aditya menggelar pemusatan latihan yang dijalani 12 pemain. Selama sepekan, mantan peraih medali perunggu Porprov 2007 itu akan melaksanakan tiga sesi latihan. “Latihan itu akan digelar secara simultan sebanyak tiga kali dalam seminggu,” bebernya. Di akhir pekan, seluruh pemain akan menjalani latihan bersama di lapangan Uniba Banyuwangi. Di pertengahan minggu, ada dua tempat yang akan menjadi jujukan PBSI. Pertama adalah lapangan Benculuk dan lapangan di Sempu(nic/c1/als)


BERITA UTAMA

Jumat 26 April 2013

43

HALAMAN SAMBUNGAN

Kondisi Arini Sempat Melemah n PASUTRI... Sambungan dari Hal 33

Saat masuk ke rumah sakit dengan kondisi yang kritis itu, sebut dia, petugas medis yang merawat tidak sempat me nanyakan identitas pasien. Pihak rumah sakit

berkonsentrasi pada pelayanan pasien. “Placenta menutup jalan keluar bayi, sehingga pasien harus menjalani operasi,” ungkapnya. Operasi caesar itu, jelas dia, dilaksanakan sekitar pukul 07.00. Usai menjalani operasi, kondisi pasien sempat melemah karena

banyak darah yang keluar. Kondisi bayi juga bermasalah dan harus dirawat di Neonates Intensive Care Unit (NICU). “Sampai sekarang (kemarin) bayi itu masih ada ruang NICU,” ujarnya. Setelah menjalani perawatan hingga beberapa hari di rumah

sakit, Arini yang juga ibu bayi itu pada Sabtu (20/4) lalu oleh dokter yang merawat diizinkan pulang. Tetapi, pasien tersebut belum mau meninggalkan rumah sakit dengan alasan pemulihan kesehatan. “Sudah diizinkan, tapi tidak mau pulang,” terangnya.

Jakarta dan Jogjakarta, Bukan Banyuwangi n FILM... Sambungan dari Hal 33

Jika sebagai upaya promosi, maka layak diacungi jempol. Tetapi, apa yang dipromosikan film tersebut? Itulah yang layak diperbincangkan. Lantaran film tersebut mengandung kata “Banyuwangi”, maka semua manusia yang bernama “wong Banyuwangi” berhak merespons dan berkomentar. Tidak terkecuali, tukang becak dan tukang sayur yang tidak memahami ilmu perfilman sekalipun. Sebab, ini bukan Amerika yang memberi kebebasan kepada para sutradara untuk membuat film seenak udelnya. Di Amerika, meski sebuah film menyimpang dari kenyataan dan menyudutkan presiden, itu tidak masalah. Asalkan berlabel “imajinasi”, semua boleh-boleh saja. Pun jika film tersebut mengandung unsur pornografi. Tetapi, di Dunia Timur, termasuk Indonesia, penciptaan karya sastra (termasuk film) tidak diberi kebebasan melainkan “kewenangan”, yaitu kebebasan yang harus bisa dipertanggungjawabkan. Jika cerita yang disajikan jauh dari kenyataan, menyinggung golongan dan mencederai budaya tertentu, maka semua makhluk yang bernama manusia berhak merespons. Nah, kembali ke Banyuwangi I’m in Love. Ter nyata penayangan film tersebut dibroadcast di salah satu perusahaan seluler terbesar di Indonesia. Sehingga, tidak sedikit warga Banyuwangi yang mendapat SMS dari operator agar menonton film tersebut. Terlihat bahwa film itu telah direncanakan dan terorganisasi dengan baik. Tentu ada campur tangan pihak di daerah.

Apalagi, di kredit titel film itu “termaktub” bah wa film tersebut didukung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Nah, jika dukungan itu hanya sekadar dukungan moral, dan film tersebut murni karya sang sutradara, maka tidak ada yang perlu dibicarakan. Namun, jika film itu pesanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, maka itu menarik dibicarakan. Sebab, itu satu keputusan yang kurang kreatif. Seolah di Banyuwangi tidak ada yang bisa membuat film. Seolah tidak ada komunitas yang melek film. Padahal, hampir semua sekolah SMA di Bumi Blambangan ini bisa membuat film. Banyak pula komunitas yang bisa menghasilkan film yang sangat bagus dan tidak kering budaya. Mereka hanya butuh dorongan dan sedikit suntikan dana. Ingat, pembuatan film tidak sesulit yang dibayangkan. Apalagi hanya film sekelas FTV yang tidak memerlukan efek audio-visual yang berlebihan. Hanya butuh dubing yang sederhana. Perlu juga diketahui bahwa menayangkan film di televisi tidak sesulit yang dibayangkan. Film sesungguhnya alat komunikasi modern yang sangat ampuh. Amerika, Hongkong, dan India adalah beberapa negara yang melejit karena industri film. Tetapi, perlu diketahui bahwa film Tiongkok bisa diidentifikasi hanya dengan melihat pakaian yang digunakan para pemain. Film Jepang bisa diidentifikasi hanya dengan me lihat nama-nama para tokoh. Film Amerika bisa diidentifikasi dengan bahasa yang digunakan. Tetapi, apa indikator yang bisa mengidentifikasi Banyuwangi dalam film Banyuwangi I’m in Love? Saya kira tidak ada.

Cerita yang digerakkan sutradara hanyalah cerita populer (tidak berisi) dan tidak ada yang menarik. Film tersebut justru mengidentifikasi Jakarte, bukan Banyuwangi, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Film tersebut juga lebih mengidentifikasi Jogjakarta, karena dialek tokoh utama dan keluarganya adalah dialek Jogjakarta. Baju yang digunakan para tokoh sama sekali tidak mengidentifikasi Banyuwangi. Pun nama-nama tokoh tidak mencerminkan nama orang Banyuwangi, melainkan Jogjakarta. Lihat saja nama Ajeng dan Iyem. Belum pernah kiranya tokoh dalam film India bernama Ronal dan Michael, pasti Vijai dan Mukerji. Film Jepang nama tokohnya pasti Imamoto dan Takesi, bukan Paijo dan Paidi. Sebab, nama mengidentifikasikan latar belakang dan budaya. Terkait setting; jika film tersebut upaya promosi pariwisata, tentu setting yang digunakan adalah Banyuwangi, bu kan daerah lain. Nah, jika setting-nya daerah lain, apa sesungguhnya yang dipromosikan? Pembuatan film yang menyangkut tokoh, budaya, dan agama, selayaknya didahului sebuah riset yang mendalam. Tujuannya, agar skenario yang dihasilkan sesuai empiris dan tidak kekeringan budaya. Namun demikian, tidak ada gading yang tak retak dan tidak ada tuyul yang tak botak. Bagaimana pun film tersebut harus tetap dihargai. Upaya mempromosikan Banyuwangi ke mata dunia adalah perbuatan mulia. Terlepas dari segala kekurangannya, saya yakin film itu telah mendorong ide kreatif putra daerah untuk membuat film yang jauh lebih baik. Sudah saatnya dunia digerakkan dari Banyuwangi. Ayo dimulai sekarang! (*)

Antisipasi Dampak Kenaikan BBM n DILARANG... Sambungan dari Hal 33

“Mulai tahun ini pemerintah daerah melarang aksi konvoi dan corat-coret baju saat merayakan kelulusan,” tegas Bupati Anas. Untuk itu, Bupati Anas memerintahkan Dinas Pendidikan segera melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian demi menindaklanjuti rekomendasi rakor Sinergi Tiga Pilar itu.

Larangan konvoi itu perlu dikoordinasikan secara matang agar larangan itu efektif demi mencegah konvoi pelajar. Tidak hanya itu, Bupati Anas juga menginstruksikan para camat agar mencegah aksi konvoi di wilayah masing-masing. Para camat diminta tidak melangkah sendiri, tapi harus bersama dengan jajaran TNI/Polri di kecamatan. Tidak hanya aksi konvoi, para camat juga diminta mengawasi pergerakan

pelajar saat pengumuman unas. Kegiatan siswa yang berpotensi negatif, seperti pesta minuman keras dan penggunaan obat-obat terlarang, harus dicegah. Rakor yang dihadiri camat, kapolsek, danramil, ke pala desa, babinsa, dan ba binkamtibmas, itu selain menyoal pengumuman unas, juga membahas dampak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Dalam kesempatan itu, Bupati

Anas meminta semua warga Banyuwangi mempersiapkan diri menghadapi kenaikan BBM. Sebab, kenaikan BBM itu akan berdampak luas terhadap kebutuhan lain. Karena itu, masyarakat diserukan agar tidak konsumtif dan meningkatkan tabungan. “Warga yang berencana kredit sepeda motor, mobil, dan rumah, hendaknya ditunda dulu hingga kondisi ekonomi stabil,” pinta Bupati Anas. (afi/c1/aif)

Janji Tetap Komit pada PDIP n NAMANYA... Sambungan dari Hal 33

‘’Saudara Sukarno tidak menjabat sebagai pejabat struktural,” katanya. Jika DCS sudah penuh oleh pejabat struktural, maka kader lain harus legawa. “Basis PDIP di Banyuwangi sangat besar. Kita berikan ruang seluasluasnya kepada kader struktural

untuk nyaleg,” terangnya. Sementara itu, menanggapi tidak dimasukkannya dirinya dalam DSC yang telah di serahkan oleh PDIP kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi, Sukarno bersikap biasa. Menurut dia, walau tidak masuk DCS PDIP, dirinya akan tetap menjalankan tugas sebagai wakil rakyat hingga masa

jabatan sebagai anggota DPRD Banyuwangi berakhir. Meski demikian, mantan Kepala Desa (Kades) Bayu, Kecamatan Songgon, tersebut tidak mampu menyembunyikan raut kekecewaan. “Saya diperintah parpol mengisi berkas caleg. Tetapi ternyata saya tidak masuk DCS. Saya tidak tahu proses penentuan bacaleg sementara seperti apa. Saya

baru tahu saat di KPU Banyuwangi,” ujarnya kemarin (25/4). Lebih lanjut Sukarno mengatakan, dirinya akan tetap mempertahankan ideologi sebagai kader partai berlambang banteng moncong putih tersebut. “Yang penting kita tetap pada ideologi kita. Kita tetap komitmen kepada PDIP. Tidak akan pindah ke partai mana pun,” tegasnya. (ton/sgt/c1/aif)

Pendonor Tetap Baru 1 Persen n PMI... Sambungan dari Hal 33

Selama ini, kebutuhan itu terpenuhi oleh PMI Malang dan Su rabaya. Kebutuhan darah yang belum tercukupi itu, kata Nurhadi, juga dipenuhi oleh do nor pengganti dari pihak keluarga atau kerabat pasien. Hingga pertengahan April 2013, ke tersediaan darah di UDD

PMI sebanyak 3.813 kantong, sedangkan kebutuhan darah mencapai 3.943 kantong. Jumlah pendonor tetap PMI Banyuwangi saat ini masih tergolong kecil dibanding jumlah penduduk. Pendonor tetap tercatat hanya sekitar 1.500 orang. Jumlah itu, kata Nurhadi, masih jauh dari kurang untuk mencukupi kebutuhan darah Banyuwangi. Ideal jumlah

pendonor tetap adalah dua persen dari jumlah penduduk. Hingga tahun 2013, jumlah penduduk Banyuwangi mencapai 1,6 juta orang. Dua persen dari jumlah itu adalah 3.600 pendonor. “Pendonor tetap di Banyuwangi baru sekitar satu persen,” katanya. Karena itu, PMI terus berupaya agar pendonor tetap di Banyuwangi mencapai dua persen. Secara nasional, PMI

sedang mengampanyekan donor darah sebagai life style. Oleh karena itu, berbagai cara sedang dilakukan PMI Banyuwangi untuk mem budayakan donor darah sebagai life style masyarakat Banyuwangi. Gerakan masal do nor darah yang dilakukan pe me rintah daerah semoga bisa mendorong percepatan budaya donor sebagai life style. (afi/c1/aif)

Perjalanan ke Talango Butuh 40 Liter Solar n PULANG... Sambungan dari Hal 33

“Sudahlah, mari kita perbaiki jaring saja. Mudah-mudahan hari ini kita dapat solar. Agar nanti (kemarin) kita bisa melaut lagi dan semoga tangkapan kita banyak,” kata seorang rekan Nuris. Dalam dialog itu bisa ditebak bahwa rasa galau yang dirasakan Nuris dilatarbelakangi kelangkaan solar yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. “Ya, Mas, benar. Beberapa hari terakhir kita memang kesu litan mendapat solar. Saat membeli solar ke SPBU, kita harus membawa kupon khusus nelayan. Nah, kalaupun ada solar, kita hanya dijatah sepuluh liter per hari. Padahal, sekali melaut, rata-rata kita memerlukan 15 liter solar sebagai bahan bakar perahu,” papar Nuris kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi. Nah, akibat jatah solar minim tersebut, Nuris mengaku hanya bisa melaut dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari bibir pantai. Akibatnya bisa ditebak, ikan tangkapan

yang didapat sedikit. Dalam kondisi normal, rata-rata tangkapan ikan yang dia dapat mencapai 50 Kilogram (Kg) hingga satu kuintal. Namun, karena akhir-akhir ini hanya melaut di sekitar pantai, dalam sekali melaut, ikan yang berhasil terjaring paling banyak hanya sepuluh Kg. Dikatakan, kehidupan nelayan semakin sulit lantaran saat ini harga ikan murah. Ikan layang, misalnya, nelayan menjual ke tangan pengepul hanya seharga Rp 7.500 per Kg. “Kita bekerja bersama-sama. Satu perahu ada enam ABK (anak buah kapal). Jika dihitung, pendapatan sekali melaut hanya Rp 75 ribu (10 Kg x Rp 7.500 per Kg). Dikurangi biaya bahan bakar Rp 45 ribu (Rp 4.500 per liter x 10 liter). Sisanya tinggal Rp 30 ribu dan harus dibagi enam orang. Penghasilan kami sangat tipis,” bebernya. Untuk mengirit pengeluaran, para nelayan tersebut memilih memasak sendiri di atas perahu. Mereka pun tidur dan beristirahat di atas perahu. “Pernah kami mencoba melaut menggunakan solar non-subsidi yang harganya nyaris Rp 10 ribu per liter. Ternyata

hasil penjualan ikan tangkapan kami nyaris tidak cukup untuk sekadar mengganti biaya bahan bakar perahu,” ungkap Nuris. H. Ainor, 50, rekan Nuris sesama nelayan asal Talango, Sumenep, mengatakan, saat solar sulit didapat seperti saat ini, dia dan rekan-rekannya serba susah. Jika dipaksakan mencari ikan di Banyuwangi, penghasilan pas-pasan. Ingin pulang, jatah solar yang didapat di SPBU tidak cukup digunakan sebagai bahan bakar perahu menuju Talango. Menurut Ainor, Perjalanan ke Talango butuh solar 40 liter. Kini jatah solar bagi nelayan dibatasimaksimalsepuluhliterperhari.“Temanteman sudah banyak yang pulang ke Talango mengandalkan layar untuk menggerakkan perahu.Kalaukamitidakbisapulang,karenakami tidak punya layar,” cetusnya. Masih menurut Ainor, lama perjalanan Banyuwangi-Talango menggunakan layar mencapai tiga hari tiga malam. Itu pun harus dibantu mesin, khususnya saat arus laut deras. “Kalau murni menggunakan mesin, perjalanan Banyuwangi-Talango hanya butuh waktu sehari-semalam,” tuturnya. (c1/aif)

Selama berada di RSI Fatimah, ibu bayi itu dirawat di kelas III ruang B3. Ruang perawatan itu hanya berjarak sekitar tiga meter dari ruang NICU, tempat bayinya dirawat. “Pasien dan suaminya tidak pernah bersikap mencurigakan. Dalam perawatan juga baik-baik saja,” katanya. Pihak rumah sakit mengetahui pasien tersebut kabur pada Selasa (23/4). Saat itu pukul 18.00 petugas

medis mengontrol di ruangannya, ternyataibubayiitusudahtidakada. “Pasien yang dirawat dalam satu ruangan juga tidak tahu,” bebernya. Rofiq mengaku pihaknya tidak tahu alasan pasien itu kabur dari rumah sakit dan meninggalkan bayi yang baru dilahirkan itu. Bila masalahnya soal biaya operasi dan perawatan, semua bisa dikomunikasikan. “Ini rumah sakit milik organisasi keagamaan

dan punya misi sosial,” sebutnya. Ditanya terkait nasib bayi selanjutnya, Rofiq menyebut sementara akan dirawat di rumah sakit. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Ba nyuwangi. “Kita akan koordinasi dengan Dinas Sosial (Disosnakertrans),” cetusnya. (abi/c1/aif)

Yang Bawa KTP Cukup Dibina n POLISI... Sambungan dari Hal 33

Operasi Pekat itu dimulai pukul 19.00. Dalam operasi tersebut, polisi menyusuri sejumlah jalan raya yang sering digunakan ajang mesum. “Saat melintas di Jalan Udang Windu kita melihat ID membagi-bagikan sesuatu,” terangnya. Curiga dengan yang dibagi-

bagikan, polisi berhenti dan menggeledahnya. Saat polisi akan menggeledah, jelas dia, dua teman ID kabur. “Saat kita periksa, yang dibagi-bagikan itu ternyata pil yang masuk daftar G, dan ID langsung kita bawa ke polsek,” katanya. Dari Jalan Udang Windu itu, polisi langsung melanjutkan perjalanan. Kali ini yang menjadi sasaran adalah tempat kos di

belakang pusat perbelanjaan Ramayana di Kelurahan Tukang Kayu. Semua kamar di tempat kos itu diperiksa polisi. “Ada tiga pasangan yang bukan suami istri. Semua kita bawa ke polsek,” cetusnya. Khusus yang membawa KTP langsung dibina oleh polisi. Yang tidak memiliki identitas langsung diajukan ke sidang tindak pidana ringan (tipiring). (abi/c1/aif)

Tanah Sebahu Terbengkalai n SOLAR... Sambungan dari Hal 33

Kelangkaan solar juga mengakibatkan para petani di wilayah Kecamatan Wongsorejo yang mengairi sawahnya menggunakan mesin pompa air kerepotan. Suyitno berharap kelangkaan solar itu segera berakhir. Bagi dia, lebih baik harga solar naik asalkan stok lancar. “Tetapi, ke-

lihatannya stok solar semakin terbatas. Padahal, para petani sangat membutuhkan solar,” sesalnya. Sementara itu, Ponijan, seorang petani asal Desa Ka ligondo, Glenmore, mengaku di rinya sangat resah dengan kelangkaan solar yang terjadi akhir-akhir ini. “Saat ini waktunya mengolah tanah. Tetapi, karena solar langka, lahan seluas sebahu milik saya terbengkalai,” cetusnya.

Ponijan khawatir keterlambatan pengolahan lahan itu akan menimbulkan hama. Apalagi, jumlah hand tractor terbatas, sehingga petani harus antre sebelum menggunakan jasa bajak sawah tersebut. “Saat ini saja sudah terlalu lama antre. Kami khawatir bibit yang sudah saya semai terlalu tua. Karena itu, saya lapor ke HKTI agar memperjuangkan nasib petani,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Ngaji di Depan Polisi n POLRES... Sambungan dari Hal 44

“Kami tidak punya tanda pengenal. Semua sudah hilang. Kami pergi dari negara kami dengan tujuan yang tidak tentu. Yang kami pilih adalah negara yang penduduknya banyak

orang Islam. Makanya kami lari ke Indo,” terang Zakariya. Bahkan, untuk membuktikan bahwa mereka beragama Islam, salah satu di antara etnis Rohingnya itu mengaji Alquran di hadapan polisi. “Rohingnya adalah marga minoritas dan kebanyakan beragama Islam,”

imbuh Zakariya. Dikatakan, 31 imigran yang rata-rata berusia sekitar 18 sampai 35 tahun itu mengaku terpaksa meninggalkan negaranya karena tidak ada pilihan lain. “Jadi, kami pergi meninggalkan orang tua kami,” kata Zakariya. (rri/c1/als)

Sempat Masuk Kantor n KENA... Sambungan dari Hal 44

Suasana sedih terlihat hingga jenazah Ateng dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Wr. Supratman. Selain dihadiri keluarga dan kerabat, Bupati Dadang Wigiarto beserta sejumlah pejabat di lingkungan pemkab ikut mengiringi jenazah ke rumah duka.

Ateng dikenal sebagai pria santun dan tidak pernah mengenal lelah dalam men jalankan tugas. Bahkan, saat dirinya menderita kanker getah bening, Ateng tetap melaksanakan tugas sebagai Plt. Ka dispendik dengan baik. “Waktu memantau unas, beliau tampak tidak sakit, Mas,” terang sejumlah guru di rumah duka. Kabar meninggalnya pria yang

dulu pernah menjabat sebagai Kepala Sentral Kegiatan Belajar (SKB) itu cukup mengejutkan sejumlah pihak. Sebab, dua hari sebelum meninggal, Ateng masih mengikuti rapat paripurna penyerahan LKPJ eksekutif di Kantor DPRD Situbondo. ”Bahkan, sehari sebe lum meninggal, dia juga masih masuk kantor,” kata guru tersebut. (rri/c1/als)

Sebenarnya Butuh 45 Freezer n ANGGARAN... Sambungan dari Hal 44

Kepala Dinas Peternakan Pemkab Situbondo, drh. Gaguk Musdjianto mengungkapkan, nilai pengadaan freezer di Dinas Peternakan hanya Rp 54 juta. “Saya tidak paham kalau tiba-tiba muncul angka Rp 274 juta. Entah

dari mana itu?” kata Gaguk. Kata dia, Rp 54 juta itu digunakan untuk membeli sepuluh freezer yang dihibahkan kepada pengusaha dan penjaja daging yang tersebar di Kabupaten Situbondo. Mereka berkumpul dalam paguyuban jagal di Pasar Asembagus, Panji, dan Besuki. Kegiatan itu dimaksudkan

me ngamankan produk pangan asal hewan, terutama daging. Kegiatan tersebut, untuk menumbuhkembangkan kesadaran para pedagang terhadap pengamanan produk pangan hasil hewan. “Sebenarnya kita butuh 45 freezer. Itu sesuai jumlah paguyuban. Saat ini masih ada sepuluh,” terangnya. (pri/c1/als)


44

Jumat 26 April 2013

Kena Kanker Getah, Plt Kadispendik Meninggal SITUBONDO - Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kota Santri. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo, Drs. Ateng Zaelani MPd, berpulang sekitar pukul 03.30 kemarin (25/4). Almarhum Ateng meninggal dunia di hari terakhir pelaksanaan ujian nasional (unas) SMP di RSUD Abd o e r R a h e m, Si t u b o n d o. Sebelumnya, dia menderita kanker getah bening stadium akhir. Ateng meninggal setelah satu jam mendapat penanganan tim medis. Setelah meninggal, jenazah

NURHARIRI/RaBa

Ateng Zaelani

pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, itu langsung dipulangkan ke rumah duka n Baca Kena...Hal 43

Anggaran Dana Hibah Freezer hanya Rp 54 Juta Komisi II DPRD Kebakaran Jenggot Pernyataan FPPP SITUBONDO - Statemen anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP), H. Aswari, tentang temuan hibah freezer sebesar Rp 274 juta di Dinas Peternakan (Disnak) Situbondo yang dinilai tidak berwujud memantik reaksi Komisi II DPRD Situbondo. Pasalnya, komentar anggota DPRD dari Dapil II itu dinilai ngawur alias salah besar. Sekretaris Komisi II DPRD, Eko Budi Santoso mengungkapkan, jika kegiatan yang dianggarkan pada 2012 itu benar-benar bermasalah, maka Komisi II yang akan bertindak lebih dulu. “Makanya kita sangat menyayangkan pernyataan itu. Walaupun itu hak H. Aswari dan fraksinya,” terang Eko kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Menurut politisi PDI Perjuangan itu, sejak awal Komisi II sudah mencermati kegiatan tersebut. Termasuk, turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran sudahtidaknya dilakukan penyerahan barang hibah itu. “Frezeer itu memang tidak ada di pasar, tapi ada di rumah jagal. Karena di pasar belum ada listrik yang dayanya mampu memenuhi kebutuhan,” paparnya. Karena itu, Eko sangat terganggu ketika Aswari mengatakan bahwa menyimpan freezer di rumah jagal sebagai penggelapan. “Kalau memang faktanya bermasalah, tak masalah. Lha

ini tak ada apa-apa, kok memberikan pernyataan yang sangat bombastis,” pungkas Eko n Baca Anggaran...Hal 43

Polres Amankan 31 Imigran Rohingnya BANYUGLUGUR - Sebanyak 31 imigran asal Myanmar ditemukan menginap di rumah warga di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo, kemarin (25/4). Terungkapnya puluhan imigran yang semua pria itu berawal dari informasi masyarakat yang melihat rombongan imigran Rohingnya itu turun dari mobil travel menuju sebuah rumah di Desa Kalianget. “Warga sekitar sini menginformasikan kepada petugas polsek bahwa ada puluhan orang yang tidak dikenal turun dari travel,” kata Kapolres Situbondo AKBP Erthel Stephan. Setelah mendapat informasi tersebut, petugas Polsek Banyuglugur langsung melakukan pengecekan pada Rabu (24/4) malam. Namun, petugas kehilangan jejak. Baru pada keesokan harinya (25/4), petugas menemukan para imigran tersebut di salah satu rumah warga bernama Suwadi yang sebelumnya sudah dikontrak seorang cukong. “Pemilik rumah ini

ke Kantor Imigrasi di Jember,” ujar Kapolres Situbondo AKBP Erthtel Stephan kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Kemarin, para imigran yang berjumlah 31 orang itu diangkut ke Jember menggunakan kendaraan Satpol PP Kabupaten Situbondo. Sementara itu, salah seorang imigran, Muhammad Zakariya mengatakan, pihaknya sengaja pergi dari negaranya. “Pemer-

NUR HARIRI/RaBa

CARI SUAKA: Imigran asal etnis Rohingnya, Myanmar, saat berada di rumah Suwadi di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, kemarin (25/4).

sedang kerja di luar kota. Jadi, rumahnya kosong,” kata Narti, 18, seorang warga sekitar. Menurut Kapolres Ertel Sthephan, pihaknya su-

dah berkoordinasi dengan Pemkab Situbondo dan pihak imigrasi. “Pagi harinya kita evakuasi dan sekarang para imigran sudah dievakuasi

intah Myanmar memaksa kami masuk ke agama lain. Jika kami menolak, rumah kami akan di bom dan di rusak. Namun, bila masuk agama mereka, maka kami akan aman,” kata Zakariya dengan bahasa Melayu. Lantaran itu, ratusan etnis Rohingnya yang beragama Islam banyak yang mencari suaka dan keluar dari negaranya n Baca Polres...Hal 43


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.