Radar Banyuwangi | 26 September 2014

Page 1

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

JUMAT 26 SEPTEMBER TAHUN 2014

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 33

HUKUM

Kejari Siap Periksa Atasan Lukman BANYUWANGI - Penahanan pelaksana tugas Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Plt Kabid Sarpras) Dinas Pendidikan Banyuwangi, Lukman, ternyata bukan ending kasus dugaan pungutan liar (pungli) dana bantuan sosial rehabilitasi sekolah yang selama ini hangat dibicarakan. Sebab, Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi ternyata juga membidik kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan. Kejari pun telah DOK. RABA mengagendakan Lukman pemeriksaan atasan Lukman di Dinas Pendidikan. Korps penyidik Adhyaksa itu juga telah memiliki agenda memintai keterangan Plt Dinas Pendidikan. Kejaksaan yakin pejabat pelaksana tugas mengetahui program tersebut. Tetapi, untuk membuktikan apakah Plt Kadispendik terlibat dalam perkara itu bersama anak buahnya, yakni Lukman, Kejaksaan belum bisa menjawab. “Atasan Lukman memang akan kita mintai keterangan juga,” ujar Kasi Pidana Khusus Kejari Banyuwangi, Paulus Agung W., di ruang kerjanya kemarin (25/9). Kapan akan dipanggil? Kejaksaan Negeri Banyuwangi masih menunggu waktu yang pas ■ Baca Kejari...Hal 43

BUDAYA

GALIH COKRO/RABA

GEMULAI: Penari gandrung unjuk kebolehan di Desa Kemiren, Kaecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin. Semua penari berpasangan itu adalah penari perempuan.

Paju Gandrung Podo Wadone

BANYUWANGI - Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, mengadakan lomba paju gandrung kemarin (25/9). Uniknya, semua yang mengikuti lomba ini adalah perempuan. Padahal, biasanya, yang melakukan

paju gandrung adalah laki-laki. Tetapi, dalam lomba di Desa Kemiren kemarin, semua yang mengikuti lomba paju gandrung itu perempuan. Warga yang mengikuti lomba paju gandrung itu menari bersama gandrung Temuk dan Mia.

Sekitar 18 peserta mengikuti loba paju gandrung ini. Tampak warga yang mengikuti lomba paju gandrung ini secara bergantian naik ke atas pentas yang disediakan panitia untuk menunjukkan keahliannya ■ Baca Paju...Hal 43

Diduga Jaringan Internasional Barang Bukti 3 Ons SS GLENMORE - Wilayah Kabupaten Banyuwangi tampaknya sudah menjadi jalur jaringan narkoba internasional. SK, 52, warga Dusun Sepanjang Kulon, Desa Sepanjang, Kecama-

tan Glenmore, yang ditangkap tim dari Polda Jatim dan Badan Nasional Narkotika (BNN) itu mengaku sabu di tangannya itu dari Malaysia. Dugaan itu berdasar keterangan yang diberikan SK usai ditangkap di sekitar

Ruang Taman Hijau (RTH) Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, pada Rabu (24/9) sekitar pukul 14.00. Dari tangannya, diperoleh barang bukti (BB) berupa sabu seberat 3 ons (bukan 1,5 ons seperti berita sebelumnya).

Keterangannya, SK mengatakan dua paket berisi sabu itu dikirim oleh seseorang di Malaysia. Barang itu dikirim warga atas nama SK, asal Dusun Sepanjang Kulon, Desa Sepanjang, melalui kantor Pos Cabang Glenmore ■ Baca Diduga...Hal 43

Geladi Kotor Lempar Kerikil di Jamarat

ISTIMEWA

JAMARAT: Sebagian rombongan jamaah haji KBIH Sabilillah di depan Jumrah Ula (Sughro).

KEMARIN jadwal jamaah haji Banyuwangi dari KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) Sabilillah padat sekali. Malam dan pagi geladi kotor ke jamarat (tiga jumrah: lokasi melempar batu kerikil) di Mina. Yakni, Ula, Wustha, dan Aqabah. Atau, orang Arab menyebutnya Sughro, Wustha, Dan Kubro. Kebetulan lokasi jamarat tidak jauh dari maktab kami di Mahbas Jin. Hanya tiga kilometer (3 Km). Sepuluh menit naik taksi. Ongkosnya SR 40 (Rp 128.000) satu rombongan. Mobilnya Toyota

Kijang. Muat sepuluh penumpang. Sebelum tiba di jamarat, taksi yang kami tumpangi melewati hamparan tenda-tenda kerucut yang akan ditempati dua juta lebih jamaah dari Laporan: seluruh dunia. Dari jalan layang, SAMSUDIN ADLAWI tenda-tenda putih itu indah sekali. Dari Makkah, Arab Mendekati jamarat, taksi menyusup ke jalan yang membelah ratusan Saudi ribu tenda. Karena sudah tanggal 1 Dzulhijah, pintu masuk ke jamarat yang terdiri atas empat lantai itu dijaga polisi ■ Baca Geladi...Hal 43

GALIH COKRO/RABA

SYUKURAN: Warga menggelar selamatan di tepi jalan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, tadi malam.

Rawat Kearifan Lokal dengan Tumpeng Sewu BANYUWANGI - Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, menggelar tradisi Tumpeng Sewu tadi malam (25/9). Ritual selamatan masal yang digelar masyarakat Desa Adat Banyuwangi tersebut merupakan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahaesa atas berkah yang mereka terima. Tumpeng Sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala alias menghindarkan dari segala bencana dan penyakit. “Kalau ritual itu ditinggalkan, maka akan berdampak buruk terhadap masyarakat Desa Kemiren, sehingga warga Osing menjaga tradisi itu hingga turun-temurun,” kata sesepuh adat Desa Kemiren, Juhadi Timbul ■ Baca Rawat...Hal 43

http://www.radarbanyuwangi.co.id

Melihat Tradisi Mepe Kasur Masal di Desa Kemiren

Bentuk dan Warnanya Seragam Hitam-Merah Deretan kasur tampak dijemur di sepanjang tepi jalan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin. Uniknya, semua kasur tersebut berwarna merah dan hitam. Warga setempat meyakini tradisi itu bisa menolak bala.

Siswa belajar di garasi mobil Semoga besar nanti bisa jadi mekanik andal

TRADISI: Warga Desa Kemiren menjemur kasur di depan rumah masing-masing kemarin.

Lokalisasi Gempol Porong masih beroperasi? Endus saja, baunya pasti masih terasa!

TAUFIK FERDIANSYAH, Banyuwangi TRADISI menjemur kasur secara masal di Desa Kemiren mungkin satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia. Tradisi meper kasur itu hanya

GALIH COKRO/RABA

ditemui di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Tradisi mepe kasur adalah rangkai-

an selamatan kampung Desa Kemiren, yaitu Tumpeng Sewu. Tradisi itu diadakan setiap Kamis atau Minggu

pertama bulan Haji atau bulan besar kalender Jawa ■ Baca Bentuk...Hal 43

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R

Jawa Pos

B A N Y U W A N G I

Jumat 26 September 2014

Dewan Minta Restu Kemendagri

HAUL

ISTIMEWA

ZIARAH: Selain masyarakat umum, pelajar dari SMK Gajah Mada turut berdoa di pusaran Kiai Saleh pada Selasa (23/9)

Peringati Wafatnya Kiai Saleh

Untuk Sakralkan Ruang Paripurna

RATUSAN jamaah Masjid Kiai Saleh Kelurahan Lateng,Kecamatan Banyuwangi menghadiri haul ke-64 KH Saleh pada Selasa (23/9). Beberapa acara digelar dalam peringatan wafatnya salah satu murid KH Kholil Bangkalan itu. mulai khataman Al Quran, tahlil dan hingga acara ceramah agama oleh Habib Hasyim Kamal Assegaf sebagai puncak acara. Kgs Abdul Azis sebagai salah satu putra Kiai Saleh mengatakan haul ini merupakan agenda tahunan yang digelar untuk mengingat perjuangan Kiai Saleh selama hidup memperjuangkan nilai-nilai agama di tengah-tengah kondisi perjuangan melawan penjajah. “Beliau ini salah satu ulama yang mencetuskan lahirnya gerakan Pemuda Ansor dan cikal bakal lahirnya GP Ansor itu ya, di Masjid Kyai Saleh Lateng ini,” ujar Kgs Abdul Azis. (*/afi)

DISPENDA FOR RABA

EFEK JERA: Petugas membubuhkan tanda silang dengan cat warna hitam di atas logo sponsor tak berizin di salah satu sudut tembok bangunan di Banyuwangi.

Dispenda Launching e-Advertising Reklame Ilegal Disilang Hitam BANYUWANGI - Pemasang reklame di wilayah Banyuwangi harus berpikir seribu kali jika hendak berbuat curang. Sebab kini, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) punya “pasukan khusus” yang setiap hari terjun ke lapangan untuk mengecek reklame ilegal yang dipasang di kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. Sejak pertengahan tahun 2013 lalu, Dispenda telah membentuk Tim Bijak (Pembina Pajak) yang disebut “B-Team”. Tim beranggota sepuluh petugas Bidang Penagihan Pengendalian, dan Pelaporan, tepatnya Seksi Pengendalian Dispenda Banyuwangi, itu setiap hari terjun ke lapangan untuk memantau dan menertibkan reklame, khususnya reklame insidental yang dipasang menyalahi aturan. Kepala Dispenda, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono mengatakan, B-Team dibentuk untuk meminimalkan reklame ilegal di Bumi Blambangan. Sebab diakui atau tidak, kata dia, masih banyak wajib pajak (baca: pemasang reklame) yang curang.

PARIWISATA

DIMAS ALIF FOR RABA

PAMER: Prajna Murdaya bersama Bupati Anas saat melihat fasilitas Guest House Pendapa Shaba Swagata.

Promosi Gratis di Hotel Majapahit BANYUWANGI - Gelar Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 Surabaya-Banyuwangi sepanjang 333 kilometer (km), memberikan berkah tersendiri bagi Banyuwangi. Berkat acara itu, Banyuwangi mendapat kesempatan promosi gratis di Hotel Majapahit Surabaya. Pemilik Hotel Majapahit Surabaya, Prajna Murdaya Poo mempersilakan Bupati Abdullah Azwar Anas untuk melakukan promosi wisata dan potensi Banyuwangi di beberapa kamar VVIP Hotel Majapahit itu. Peluang gratis itu tidak disia-siakan Bupati Anas dan menyanggupi untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan Prajna itu. Peluang gratis yang diberikan Prajna itu disampaikan di sela-sela acara jamuan makan malam peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014 di Pendapa Shaba Swagata Blambangan Minggu malam (21/9). Pada kesempatan itu, Bupati Anas menyampaikan promosi wisata dan potensi Banyuwangi kepada Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014. Dalam jamuan malam itu, Prajna ikut hadir sebagai peserta Jawa Pos Cycling Audax East Java 2014. “Pak Prajna mempersilakan Pemkab Banyuwangi untuk promosi di beberapa kamar Hotel Majapahit,” ungkap Bupati Anas. Selama ini, menjadi Hotel favorit warga asing di Surabaya. Tamu Hotel Majapahit tergolong orang-orang penting dari beberapa negara yang sedang berkunjung ke Surabaya dan Indonesia. (c1/afi)

Beberapa bentuk kecurangan wajib pajak tersebut, antara lain calon pemasang mengajukan izin memasang sepuluh unit reklame. Tetapi, realisasi di lapangan, jumlah reklame yang dipasang melebihi jumlah reklame yang mendapat izin. Bentuk kecurangan lain, pihak pemasang tidak segera mencabut reklame yang sudah kedaluwarsa alias masa izinnya sudah habis. Pria yang karib disapa Yayan tersebut mengatakan, selain memantau dan menertibkan reklame, B-Team bertugas memberikan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk para pemilik toko. Sebab tidak jarang di papan nama toko tertera logo atau nama produk tertentu. Tidak sedikit pula tembok toko yang dicat dengan logo atau nama produk. “Petugas B-Team akan melakukan pembinaan kepada pemilik toko tersebut sekaligus mengecek apakah perusahaan pemasang reklame sudah mengajukan izin memasang reklame atau belum. Jika belum berizin, petugas akan memberikan teguran. Kalau setelah diberi teguran ternyata reklame tersebut tetap terpasang, petugas akan membongkar papan

nama toko atau mengecat logo atau nama produk dengan tanda silang,” ujarnya. Menurut Yayan, pengecatan dengan tanda silang dimaksudkan agar masyarakat tahu bahwa wajib pajak tersebut belum taat pajak. Secara tidak langsung, hal itu akan memberikan efek jera kepada wajib pajak tersebut. Di sisi lain, kata Yayan, sejak B-Team terbentuk, kesadaran wajib pajak mulai meningkat. Itu terbukti dengan peningkatan pendapatan pajak reklame sekitar sepuluh persen dibanding sebelum B-Team terbentuk. Pendapatan pajak reklame itu masuk ke kas daerah sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Saat ini Dispenda telah menyiapkan program inovasi yang lain, yakni e-Advertising. Program inovasi itu hasil kerja sama Dispenda; Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM); dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). “Melalui e-Advertising, petugas yang turun ke lapangan cukup membawa smart phone (ponsel pintar) untuk mengetahui apakah reklame yang dipasang di suatu titik sudah mengantongi izin ataukah belum,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)

BANYUWANGI - Rencana Panitia Kerja (Panja) Tata Tertib (Tatib) DPRD Banyuwangi memasukkan muatan kearifan lokal dalam tatib lembaga dewan periode 2014-2019 mendapat “restu” Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI. Restu Kemendagri itu pun menguatkan niat kalangan dewan untuk me-

masukkan klausul menjadikan ruang rapat paripurna sebagai ruangan yang “sakral”. Selain mensakralkan ruang paripurna, para anggota Panja Tatib DPRD juga akan memasukkan kearifan lokal yang lain. Kearifan lokal tersebut adalah klausul kerja sama pemerintah dengan pihak ketiga, daerah lain, atau internasional harus sepengetahuan dewan dan disahkan melalui rapat paripurna n Baca Dewan...Hal 43

Tiga Hari Lagi SK Pimpinan DPRD Turun SEMENTARA itu, setelah dilantik 21 Agustus lalu, DPRD Banyuwangi hingga kini belum bisa menjalankan tugas secara optimal. Sebab, lembaga wakil rakyat yang terhormat tersebut belum memiliki pimpinan definitif yang berdampak pada belum terbentuknya alat-alat kelengkapan dewan. Pimpinan sementara DPRD, Ficky Septalinda mengatakan, pembentukan alat-alat kelengkapan dewan segera dilakukan setelah pimpinan definitif DPRD dilantik. Di sisi lain, lembaga dewan masih menunggu Surat Keputusan (SK) Gubernur Jatim tentang pimpinan definitif dewan periode 2014-2019 tersebut turun. Menurut Ficky, usul namanama pimpinan definitif DPRD itu sudah dikirim ke Gubernur Jatim melalui Bupati Banyuwangi. “Kita akan aktif mengawal agar SK gubernur tersebut segera turun. Insya Allah dalam tiga

hari ini SK Gubernur tentang pimpinan definitif DPRD Banyuwangi sudah turun,” ujarnya kemarin (25/9). Dikatakan, setelah SK Gubernur turun, lembaga dewan akan menggelar rapat paripurna istimewa pelantikan pimpinan definitif DPRD. Selanjutnya, pimpinan definitif akan mengesahkan tata-tertib (tatib) dewan. “Sesuai peraturan, yang mengesahkan tatib adalah pimpinan definitif,” kata politikus PDIP tersebut. Ficky menjelaskan, tugas pimpinan sementara dewan hanya tiga, yakni pengesahan fraksifraksi di DPRD, penetapan tim perumus tatib, dan mengantarkan pimpinan definitif. “Setelah itu tugas pimpinan definitif selesai. Pengesahan tatib dan pembentukan alat-alat kelengkapan dilakukan di bawah kepemimpinan pimpinan definitif,” tandasnya. (sgt/c1/afi)

AGENDA KOTA

Seminar Apple Stemcell Apakah Anda mendambakan jauh lebih sehat, lebih muda dan wajah yang bersih berseri? Temuan revolusioner mutakhir bidang medis tentang stemcell yang bersumber dari buah apel switzerland hasil penelitian Dr. Fred Zulli. Bagaimana Apple Stemcell bisa meregenerasi sel jaringan dan organ tubuh, hadiri seminar (gratis): Hari/Tgl: Sabtu 27 September 2014 pukul 12.00 sampai selesai, tempat di Aula Rumah Sakit Fatimah. Minggu 28 September 2014 di Aula Rumah Sakit Al Huda Genteng. Hub: 081231130134 – 0813363124. (*)

Buka Sidang Isbat Nikah Hari ini, Jumat (26/9) Bupati Abdullah Azwar Anas membuka pelaksanaan sidang di luar gedung pengadilan (isbat nikah) bagi masyarakat di Kecamatan Wongsorejo pukul 09.00.(*)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.

Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


JUMA MA AT 26 SEPTEMBER JUMAT

35

Koranna Oreng Situbendeh

TAHUN 2014 TAHU

Polisi Tutup Dua Penambangan Liar Masa lalu Adalah kenangan, masa depan adalah tantangan.” Moh. Nur Affandi

EDY S/JPRS

APA POLE

Delapan Bulan Derita Kanker Mulut, Pipi Bolong ASEMBAGUS- Hati-hati jika ada benjolan seperti bisul, namun tak kunjung sembuh dalam waktu yang lama. Bisa-bisa seperti yang dialami Kusniati, warga Timur Sawah, RT/RW 3, Wringinanom. Perempuan berumur 35 tahun itu menderita kanker mulut. Kondisinya kini sudah parah. Sebab, pipi kiri Kusniati sudah mengalami bolong cukup besar akibat digerogoti kanker ganas tersebut. Keadaan ekonominya yang berada di bawah garis kemiskinan, membuat janda tanpa anak itu tidak bisa berbuat banyak. Kamis (25/09) kemarin, Kusniati didatangi Kepala Puskesmas Asembagus, dr Sugiono. Dia bermaksud melihat langsung kondisinya n Baca Delapan...Hal 41

ISTIMEWA

BUTUH BANTUAN: Kondisi Kusniati setelah sekitar delapan bulan menderita kanker mulut.

NUR HARIRI/JPRS

SIDANG PERDANA: Kuasa Hukum Polres Situbondo, Reno Widigdyo, memberikan materi sidang Perbuatan Melawan Hukum (PMH) kepada majelis hakim, di Pengadilan Negeri Situbondo, sore kemarin (25/09).

Sunardi Gugat Polres Pasca Penetapan Sebagai Tersangka Dana Banpol SITUBONDO – Keputusan Polres Situbondo menetapkan Ketua DPC Partai Demokrat Situbondo, Sunardi sebagai tersangka dugaan korupsi dana bantuan partai politik (banpol) berbuntut panjang. Sebab, Sunardi memilih melakukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Situbondo. Ketua DPC Partai Demokrat (PD) itu, menggugat institusi Polri, mulai dari Kapolri, Kapolda Jawa Timur dan Kapolres Situbondo. Siang kemarin, sidang perdana gugatan perdata per-

buatan melakukan hukum (PMH) tersebut mulai digelar. Dalam gugatannya, Sunardi menganggap institusi Polri telah melakukan PMH dengan menetapkan dirinya sebagai terangka kasus Banpol tahun 2012. Tidak itu saja, pria asal Kecamatan Banyuglugur tersebut juga menuntut ganti rugi sebesar Rp 1 rupiah kepada institusi Polri. Kepolisian juga dituntut meminta maaf melalui media massa. Tidak cukup sampai di situ, Sunardi juga meminta agar Polri mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Perkara (SP3) dalam kasus dugaan korupsi Banpol yang membuatnya menjadi tersangka. Sayang, dalam sidang kemarin

Sunardi tidak hadir. Dia mewakilkan kepada dua kuasa hukumnya. Demikian juga para pihak tergugat. Juga diwakilkan kuasa hukumnya. Sidang perdana kemarin hanya berjalan sekitar sepuluh menit. Selanjutnya, Ketua majelis hakim I Wayan Yasa memilih menutup siding. Dia berharap, pihak penggugat maupun tergugat hadir dalam sidang selanjutnya yang diagendakan tiga pekan mendatang. “Karena keduanya sama-sama tidak hadir, baik tergugat maupun penggugat, maka sidang ini ditunda,” tegas Ketua majelis hakim, sambil menyebut sidang lanjutan digelar 16 Oktober 2014 mendatang n Baca Sunardi...Hal 41

SITUBONDO - Maraknya aktifitas penambangan liar di Kabupaten Situbondo terus menyita perhatian aparat kepolisian. Setelah menutup paksa penambangan pasir dan batu (sirtu) di aliran sungai Dam Gua, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki beberapa waktu lalu, kali ini giliran dua aktifitas penambangan sirtu dan batu kapur yang lain dihentikan secara paksa. Dua aktifitas penambangan ilegal itu masing-masing berlokasi di perbukitan Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo serta di aliran sungai Kali Putih, Desa Sumber Pinang, Kecamatan Mlandingan. Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi membenarkan kalau penutupan dua aktivitas penambangan itu karena tanpa ijin. ”Saat ini aksi penambangan di dua lokasi itu dalam penyelidikan Unit Pidana Tertentu (Pidter) Satreskrim Polres Situbondo,” ujar Wahyudi kemarin (25/9). Menurut dia, penambangan yang dilakukan secara ilegal dinyatakan melanggar pasal 158 UU RI nomor 04 tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara. ”Karena itu, kita mengambil tindakan penutupan,” ujarnya. Keterangan yang diperoleh menyebutkan, dua aktivitas penambangan yang dihentikan paksa polisi kemarin itu, masing-masing milik Tahir, 64, warga Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo, serta milik Nola, 45, warga Desa/Kecamatan Besuki. Untuk aktivitas penambangan milik Thohir berlokasi di tepi jalan raya Desa Kotakan. Sasaran penambangan adalah perbukitan kapur dengan luas lahan sekitar satu hektare. Dari penghentian penambangan tersebut, polisi menyita satu unit ekskavator dan satu unit dump truck berisi muatan batu kapur n Baca Polisi...Hal 41

HABIBUL ADNAN/JPRS

BELUM BERHENTI: Aktifitas penambangan di Desa Sumber Pinang, Kecamatan Mlandingan yang masih berlangsung hingga kemarin.

Djarum Super Badminton 2014 Dibuka Hari Ini Cetak Pebulutangkis Muda Berbakat

SITUBONDO-Tetap komitmen untuk membangun iklim positif dalam olah raga Bulutangkis di Kabupaten Situbondo, PBSI Situbondo didukung oleh Djarum Fondation menggelar Djarum Super Badminton 2014. Pembukaan acara digelar siang ini (26/09), bertempat di Aula atas KPRI Raung Situbondo. Kompetisi bulutangkis ini akan berlangsung selama lima hari. Untuk partai final, akan digelar pada Selasa (30/09). KEJUARAAN kali ini mempertandingkan enam partai. Mulai dari Tunggal Pemula Putra/Putri, Tunggal Remaja Putra/Putri, Tunggal Taruna Putra, Tunggal Dewasa Putra, Ganda Dewasa Putra, dan Veteran untuk usia di atas 50 tahun. Jumlah peserta yang sudah masuk sebanyak 171 peserta. Itu terdiri dari, 43 pemain pemula putra, 15 pemula putri, 12 pemain tunggal remaja putra, dan 14 peserta tunggal remaja putri. Di partai tunggal taruna putra terdapat 16 pemain, 11 tunggal dewasa putra, 42 ganda dewasa putra, 8 ganda taruna putri, dan ganda veteran 10 pasang. Pembukaan turnamen akan dihadiri Wakil Bupati Situbondo, Rachmad; Ketua PBSI Jatim, Wihttp://www.radarbanyuwangi.co.id

janarko Adimulyo; Pimpinan Djarum Area Situbondo,Elwin G Yurianka; Ketua KONI Kabupaten Situbondo, Rahmat Ongko Widjojo alias Khing; Kepala Disparbudpora, Tulus Prijadmadji serta sejumlah Pengurus PBSI Situbondo dan seluruh peserta Djarum Super Badminton 2014. Kejuaraan Super Badminton 2014 merupakan kegiatan rutin yang digelar tiap tahun dalam kalender kegiatan pengurus Kabupaten PBSI Situbondo. Tujuannya, untuk terus menggali potensi-potensi pebulutangkis muda yang ada di Kabupaten Situbondo. “Makanya, untuk menunjang itu, salah satunya kita terus menggelar kejuaraan dan even bulutangkis, ini agar tercipta iklim yang lebih kompetitif,” terang Mulyono, Ketua PBSI Situbondo.

Di samping itu, lanjut dia, even kali ini juga digunakan sebagai acuan seleksi untuk mengirim sejumlah pebulutangkis muda berbakat dalam Kejurprov bulan Oktober nanti. “Ini sekaligus sebagai persiapan untuk menyongsong Porprov 2015 di Banyuwangi,” imbuh Mulyono. Pada pembukaan Djarum Super Badminton 2014 nanti, juga akan dilakukan pelantikan pengurus baru PBSI Situbondo oleh PBSI Jatim. “Harapannya dengan dilantiknya kepengurusan baru ini, akan mampu selangkah lebih maju dalam mengawal pembinaan olahraga Bulutangkis di Kabupaten Situbondo. Kami akan membutuhkan dukungan banyak pihak agar di Kabupaten Situbondo terus bermunculan bibit-bibit

baru pebulutangkis muda berbakat,” terang Mulyono. Selain itu, dalam pembukaan nanti juga akan dilakukan penyematan tanda penghargaan kepada tiga orang yang sudah berjasa dalam memajukan perbulutangkisan di Kabupaten Situbondo. mereka adalah Alm. Badarudin (PBSI Bagian Pertandingan), Sutarno (Mantan wasit yang juga Pembina Klub Bulutangkis Srikandi) serta Matali (mantan Ketua PBSI Situbondo. “Pemberian kenang-kenangan ini sebagai tanda penghargaan sebelumnya belum pernah dilakukan. Kami ingin memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah berjasa dalam memajukan Olahraga Bulutangkis di Situbondo,” terang Mulyono. (adv)

BEBERAPA nama pebulutangkis muda dari Situbondo dipastikan absen dalam kejuaraan kali ini. Diantaranya adalah Naufal Daffa, Bobby, dan Fahri. Naufal telah bergabung di klub Exix Jakarta setahun lalu, sedangkan Bobby bergabung di Djarum, dan Fahri bergabung di klub Wima Surabaya. Absennya beberapa nama tersebut tentu juga akan membuat siklus unggulan baru di partai Tunggal Pemula dan Remaja nantinya. Pada Kejuaraan Djarum Super Badminton 2013, setahun lalu, terjadi kejutan dari non unggulan hingga meraih juara. M Faruq A dari PB Mutiara tangkas berhasil meraih juara di partai Tunggal Taruna Putra. Bukan hal yang tidak mungkin, jika di tahun ini bisa terulang lagi. Hadi Ongko, bagian kepelatihan PBSI Situbondo mengatakan, “Di beberapa partai dalam kejuaraan ini, sejumlah nama yang diunggulkan antara lain, Asimatur (PB Mutia-

ra Tangkas) di partai Tunggal Pemula Putri, Rizal dan Iqbal diunggalkan di Tunggal Pemula Putra. Ini karena prestasi keduanya telah berhasil meraih juara 1 dan 2 pada kejuaraan O2SN,” paparnya. Di partai Tunggal Taruna Putra, Faruq kembali diunggulkan setelah prestasi di tahun sebelumnya meraih juara I. Begitu pula di Ganda Dewasa Putra, pasangan Farid dan Faruq masih menjadi unggulan. Sedangkan di Tunggal Dewasa Putra, Farid masih mendominasi untuk diunggulkan. Kata Hadi, beberapa hal yang sudah terjadi pada kejuaraan tahun sebelumnya, semisal unggulan juara bisa terjadi lagi di kejuaraan kali ini. Meski demikian, iklim yang positif dan kompetitif diharapkan akan lebih terbangun. “Beberapa pebulutangkis muda yang ada di Kabupaten Situbondo, masih tetap mempunyai kesempatan yang sama da-

lam memperoleh posisi puncak dan mencatatkan namanya di papan juara nantinya,” imbuh Hadi. Pria yang juga pembina Klub Mutiara Tangkas Situbondo itu mengatakan, Beberapa pebulutangkis muda yang telah berada di luar kota, akan memunculkan rotasi juara pada turnamen kali ini, terutama pada partai Tunggal Pemula Putra dan Putri. Ditambah lagi dengan dekatnya seleksi untuk persiapan menuju kejurprov bulan Oktober nanti. Sehingga, diharapkan pada turnamen kali ini bisa memunculkan bibit-bibit pebulutangkis baru yang berbakat. Terkait persiapan menuju Kejurprov, Tha’ks Sucipto, sekretaris PBSI Situbondo mengatakan, pihaknya akan melakukan seleksi di dua tunggal putra, satu ganda putra, dua tunggal putri, satu ganda putrid dan satu pasangan ganda campuran.“Sekarang masih dalam tahap persiapan,” katanya. (adv)

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


SITUBONDO SEKITAR

36

R A D A R

Jawa Pos

Jumat 26 September 2014

S I T U B O N D O

ARJASA

Heboh, Warga Temukan Bayi Terbungkus Daun WARGA Dusun Selei, Desa Jati Sari Kecamatan Arjasa dihebohkan dengan penemuan jabang bayi, siang kemarin (25/9) sekitar pukul 13.00. Bayi berjenis kelamin perempuan itu temukan dalam keadaan terbungkus daun. Siapa orang tua yang tega membuangnya, hingga kini masih misterius. Warga yang menemukan memilih langsung menyerahkan bayi tersebut ke bidan setempat untuk dirawat dan dibersihkan. Warga juga melaporkan penemuan bayi itu ke Mapolsek Arjasa. Polisi yang mendapatkan laporan itu langsung menghubungi pihak RSUD Abdoer Rahem Situbondo. “Tadi yang menelpon saya Kapolsek Arjasa, kalau ada penemuan bayi,” terang dr Surya, salah satu dokter di RS dr Abdoer Rahem. Tanpa menunggu lama, pihak rumah sakit langsung bergegas mendatangi rumah bidan yang telah merawat bayi malang tersebut. ”Bayi dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif,” ujar dr. Surya. Kepada Jawa Pos Radar Situbondo, Surya memperkirakan bayi malang itu masih berusia sekitar lima atau enam hari. Hal itu berdasarkan kondisi tali pusar bayi yang sudah putus. “Sebab, jika bayi baru lahir, tali pusar masih tersambung. Itu artinya, sebelum dibuang bayi juga sudah mendapatkan perawatan,” ujar Surya. Sampai saat ini, bayi masih mendapatkan perawatan lebih lanjut di RSUD Abdoer Rahem, Situbondo. (bib/pri)

PANJI

Fraksi Golkar dan GIS ”Dibantai” NUR HARIRI/JPRS

GAGAL EKSEKUSI: Juru sita Pengadilan Agama di lokasi eksekusi lahan yang telah dijual pemiliknya Harsono, di Kelurahan Mimbaan, kemarin (25/9).

Pindah Tangan, Eksekusi Rumah Gono-gini Gagal JURU sita Pengadilan Agama (PA) Situbondo gagal mengeksekusi sebidang tanah yang di dalamnya berdiri rumah, milik termohon Harsono. Pasalnya, lahan yang ada di jalan Gunung Raung, RT 05 RW 13, Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji tersebut telah berpindah tangan kepada orang lain. Pelaksanaan eksekusi lahan oleh juru sita PA Situbondo, sebenarnya dilaksanakan pada pukul 09.00 kemarin (25/9). Penyitaan yang hendak dilakukan itu berdasar putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya tanggal 25 Pebruari 2014. Putusan itu selanjutnya ditindak lanjuti dengan surat pemberitahuan penyitaan n Baca Pindah...Hal 41

KOTA

Tak Dapat Jatah Alat Kelengkapan DPRD SITUBONDO - Rapat paripurna pembentukan alat kelengkapan DPRD Situbondo sempat memanas, kemarin (25/9). Bahkan, forum pengambilan keputusan tertinggi itu sempat diwarnai aksi aksi walk out (WO)

dari ruang rapat paripurna. Langkah ini dilakukan Fraksi Gerakan Indonesia Sejahtera (GIS). Sedangkan Fraksi Golongan Karya (Golkar) membuat aksi dengan menumpuk para anggotanya di satu komisi, yakni komisi III. Ini terjadi karena, fraksi yang memiliki enam kursi itu sadar jatahnya di komisi akan ‘dihabisi’.

Ketua DPRD Situbondo, Bashori Shanhaji membenarkan jika pengambilan keputusan dalam paripurna yang mengagendakan pembentukan alat kelengkapan berupa komisi, Badan Kehormatan (BK), serta Banleg DPRD berjalan alot. “Iya benar, itu hak mereka untuk WO. Tetapi kalau menumpuk anggota fraksi pada satu

komisi itu tidak boleh berdasar Pasal 50, jadi mereka harus tersebar pada empat komisi yang ada,” katanya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS) Kata dia, pengambilan keputusan berjalan cukup alot karena pendistribusian nama anggota fraksi Golkar dan GIS menumpuk pada satu komisi, yakni komisi III. Fraksi Gol-

kar pada rapat itu sengaja tidak menyebar nama-nama anggota fraksinya ke sejumlah komisi. “Jadi berdasarkan aturan yang ada, dua pendistribusian dua fraksi tadi dianggap tidak sah. Karena mereka harus menyebarkan anggotanya di masingmasing- komisi, ada empat komisi,” kata politisi PKB tersebut n Baca Fraksi...Hal 41

Keracunan Ikan Tongkol, Pasutri PANJI - Gara-gara mengkonsumsi ikan tongkol yang diduga sudah kadaluwarsa, Rudi Saudiyanto, 26, serta istrinya Faika, 22, sepasang suami istri (pasutri) di Desa Siliwung, Kecamatan Panji harus dilarikan ke RS dr Abdoer Rahem Situbondo. Keduanya sempat pingsan dan muntah-muntah hebat. Petaka yang dialami pasutri tersebut, berawal pada Rabu (24/9) sekitar pukul 14.00 mereka membeli pepesan ikan tongkol yang dijajakan oleh seo-

rang pedagang di kampungnya. Pepesan itu selanjutnya dimasak kembali oleh Faika dengan cara digoreng untuk menjadi santapan makan malam. Menurut tetangga korban, Hendriyansyah, pepesan ikan tongkol digoreng oleh Faika pada sore harinya. Setelah waktu malam tiba, ikan tongkol itu kemudian menjadi menu makanan suami-istri tersebut. “Ikan itu dibeli dari pedagang keliling,” kata Hendriyansah, saat mendampingi korban.

Ikan tongkol goreng itu tampaknya begitu nikmat. Terbukti, pasutrii tu melahapnya hingga nyaris habis. Petaka terjadi saat beberapa jam kemudian, pasutri ini merasa mual dan muntah-muntah. “Katanya, mereka ini pusing kepala dan perutnya sakit,” kata Hendri. Tidak hanya itu, setelah pasutri tersebut saling memuntahkan makanannya, mereka tiba-tiba terjatuh ke lantai rumahnya n Baca Keracunan...Hal 41

NUR HARIRI/JPRS

BELUM SIUMAN: Rudi Saudiyanto, korban keracunan ikan tongkol menjalani perawatan medis di RSUD Situbondo, kemarin (25/9).

Taufik dan Syaiful, Adik-Kakak Penjual Kalender Keliling

Bantu Ibu untuk Meringankan Biaya Pendidikan HABIBUL ADNAN/JPRS

DIPERBAIKI: Petugas PDAM menutup pipa yang mengalami kebocoran di salah satu ruas jalan Wijaya Kusuma.

Pipa PDAM Bocor, Bongkar Jalan JALAN utama Pantura di Jalan Wijaya Kusuma yang sempat mengganggu pengguna jalan karena selalu mengeluarkan air, akhirnya teratasi. Ini setelah sejak kemarin pagi (25/9) beberapa petugas melakukan perbaikan dengan menggali jalan tersebut. Keluarnya air di jalan raya itu disebabkan karena pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengalami kebocoran. ”Sekarang kita akan menutup pipa ini dulu,” ujar Atwari, petugas PDAM Situbondo n Baca Pipa...Hal 41

KARTU KREDIT Pusat Tarik Tunai-Pelunasan Kartu Kredit di Situbondo Hub. 08564529777

MOBIL TOYOTA YARIS J 2008 Dijual Toyota Yaris J 2008 warna hitam, Plat P, ex dokter, pajak baru, Harga 120jt Nego. Hub: 081803520736

LANGGANAN RADAR SITUBONDO

Hub: 0338 - 671982

Mencari nafkah bukan kewajiban mereka yang masih berusia kanakkanak.Namun, tidak demikian dengan Taufik Rahman dan Saiful Sanjaya. Keduanya mencari uang untuk biaya sekolahnya dengan berjualan kalender.

KOMPAK: Dua siswa SD, Taufik Rahman dan Saiful Sanjaya berjualan Kalender di Kantor BPBD Situbondo.

NUR HARIRI, Situbondo. DUA bocah terlihat polos saat masuk ke kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, siang itu. Keduanya tampak tidak malu-ma-

NUR HARIRI/JPRS

lu atau sekedar merasa bersalah masuk ke ruang kerja tanpa permisi. Sejumlah PNS yang ada di

tempat tersebut, awalnya cukup bertanya-tanya dengan kehadiran dua anak itu. Mereka baru

tahu, setelah keduanya menawarkan kalender tahun 2015. Tidak puas karena belum

ada kalender yang terjual, kedua anak ini secara bergantian menawarkan kalender kepada siapa saja yang ditemuinya. Bahkan beberapa pegawai BPBD yang lewat, langsung di sapa dan ditawari kalender. “Beli kalender Cuma Rp 5 ribu, Bu,” katanya pada seorang pegawai. Setelah bolak-balik di beberapa ruangan, ada PNS yang membeli kalendernya. Begitu uang diberikan kepada Saiful Sanjaya, ternyata sang adik itu langsung memberikan uang tersebut kepada Taufik, kakaknya. “Ini Cuma menjualkan punya orang, jadi uangnya dikumpulkan ke kakak saya,” kata Saiful dengan bahasa yang kurang lancar n Baca Bantu...Hal 41


Jawa Pos

BERITA UTAMA

Jumat 26 September 2014

R A D A R

DIRAWAT: H. Ridwan sedang memberi pakan kambing ternak di kandangnya Kamis kemarin (25/9).

DEDY JUMHARDIYANTO/RABA

Kambing Kurban mulai Diburu KALIPURO - Menjelang Idul Adha, sejumlah peternak kambing di Dusun Krajan, Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, mulai semringah. Mereka gembira karena hewan peliharaannya mulai diburu sejumlah peda-

gang hewan kurban. H. Ridwan, 80, salah satunya. Peternak kambing jenis ettawa dan menggolo itu mengaku hewan piaraannya sudah mulai banyak diambil dan ditawar sejumlah pedagang. Selain didatan-

gi pedagang lokal, pedagang dari Bali, Situbondo dan Jember juga memburu kambing Pesucen. Hewan piaraan milik H. Ridwan ini tergolong berkualitas bagus. Selain jenis kambingnya bagus, kambingnya

tergolong gemuk-gemuk dan sehat. Setiap tahun, kandang kambing yang berada di belakang rumahnya selalu jadi jujugan beberapa pedagang hewan kurban n Baca Kambing...Hal 43

Sambut MEA, Untag Gelar Seminar Wirausaha B A NY U WA N G I - Fa k u l t a s Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi menggelar seminar kewirausahaan di aula kampus Merah Putih, Selasa (23/9) lalu. Wayan Supadno, seorang formulator pupuk organik hayati dan praktisi pertanian dari Bogor diundang sebagai narasumber. Wirausahawan sukses itu merupakan anggota TNI AD aktif yang pernah dinobatkan sebagai sebelas inspirator agribisnis Indonesia. Wayan adalah pendiri dan pemilik Rumah Sakit Satya Insani Pangkalan Kerinci, Riau. Dia juga pengusaha besar di bidang perkebunan kelapa sawit dan berbagai usaha lain. Dalam seminar tersebut, Wayan mengakui, mengawali bisnis tidak perlu menunggu memiliki modal ratusan juta baru memulai. Tetapi mulai dari berapa uang yang kita punya. Artinya memulai bisnis lebih baik dari kecil agar bisa belajar dari pengalaman. Kunci suksesnya adalah kepercayaan dan kepuasan konsumen disertai

BANYUWANGI STNK Hlg STNK P 4051 ZD an Dra. Yli Sunarti, Sukorojo RT2/3 Banjarsari, Glagah Hlg STNK P 5948 ZH an Nuroniyah. H, Dsn. Karangan RT. 01/03, Ds. Licin Hlg SIM C an Ririn + STNK P 8307 ZH an Sutianik, Jl. Serayu Panderejo

UNTAG FOR JP-RABA

SEMINAR: Dari kiri Rektor Untag Tutut, moderator Rio, dan narasumber Wayan Supadno. dengan semangat yang kuat, tidak mudah putus asa, dan mampu menciptakan peluang peluang usaha baru. “Manajemen juga memegang peranan penting, sehingga wirausahawan perlu membekali dirinya dengan penguasaan manajemen,’’ cetusnya. Seminar dimoderatori Dr. Rio Sudirman, SE, MM. Menurut Rio, para pelaku bisnis Indonesia menyambut pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015 dengan optimisme, karena pasar lebih luas meliputi kawasan Asia Tenggara. Namun, muncul

SEMPU

RUMAH LT 382M2 Ju a l R u m a h LT 3 8 2 m 2 , 3 K a m a r Tidur, Garasi, Kamar Mandi Dalam, Utara TPK Sempu/dekat Stasiun KA Sempu, SHM, Hrga 350 Jt Nego, Hub: 081289447925,085233441946

juga pesimisme karena jumlah wirausaha Indonesia jauh tertinggal dari negara lain di Asia Tenggara. Indonesia hanya memiliki jumlah wirausaha 1,67 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 4 persen Thailand 4,1 persen, dan Singapura 7,2 persen. Menurut Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), agar jumlah wirausaha bisa secara signifikan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus memiliki wirausahawan minimal 2,5 persen dari jumlah penduduk. “Untuk mendongkrak jumlah wirausaha di Indonesia, maka

BANYUWANGI

Hlg STNK P 4495 W a/n Sugi, Dsn. Taman Glugo Rt 01/01 Pakel, Licin

HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336161357 THOMY 081336287999 EKO

BANYUWANGI

Djl tnh 650m2 SHM, Strtegis Gg. Jarum dpn Trmnal Karangente H:082337602251

Tanah Kapling Dijual tanah kapling L 10x20m2 dekat Perum Istana Brawijaya, cck u/ investasi, H. 65jt. Hub: 083847407631

BANYUWANGI - Banyuwangi siap memantapkan predikat sebagai sentra penghasil durian merah di tanah air. Kemarin (25/9), pemkab bersama masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, melakukan penanaman masal komoditas andalan tersebut. Ya, sejak beberapa tahun terakhir gaung Banyuwangi sebagai sentra penghasil durian merah semakin kencang. Durian merah pun semakin menjadi “buruan” warga yang tidak hanya berasal dari seluruh pelosok Banyuwangi, tetapi juga diburu warga luar daerah. Terlebih, daging buahnya yang berwarna merah atau oranye, sehingga lebih mengundang

selera penikmat buah durian. Seribu bibit durian merah hasil budi daya Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi, itu dibagikan kepada masyarakat Desa Kemiren untuk ditanam di kebun atau pekarangan warga setempat. Penanaman secara masal pun dilakukan sore kemarin, yakni sebelum dimulainya tradisi Tumpeng Sewu. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, durian merah khas Banyuwangi tersebut memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding durian biasa. Seribu bibit durian merah yang ditanam kemarin tersebut diprediksi bisa mulai dipanen antara tujuh tahun sampai 12 tahun mendatang.

“Potensinya sangat luar biasa. Dengan penanaman ini, kelak warga akan memetik hasilnya. Selain untuk penghijauan, ada nilai ekonomis yang berguna untuk warga,” ujarnya. Saat ini, jumlah pohon durian merah di Banyuwangi memang terbatas. Pohon yang produktif berbuah setiap tahun baru sejumlah 200 pohon dengan produksi 1.500 sampai 1.700 butir setiap masa panen. Masa panen durian merah berlangsung sekitar Oktober hingga Maret. Menurut Anas, jumlah durian merah masih sangat terbatas dibanding tingkat permintaan yang datang n Baca Tanam...Hal 43

Panen Raya, Harga Biji Kopi Anjlok KALIPURO - Sebagian warga yang tinggal di sekitar lereng Gunung Ijen panen raya buah kopi. Sayang, pada musim panen tahun ini, para pemilik kebun kopi tidak bisa menikmati hasil yang memuaskan karena harga biji kopi murah dibanding tahun lalu. Salah seorang petani kopi di Dusun Banjarwaru, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Rudi Hermawam, mengaku anjloknya harga biji kopi tersebut lantaran saat ini musim panen raya. Hampir semua kebun kopi milik petani di Kecamatan Kalipuro berbuah, dan sedang panen. Musim panen tanaman kopi tersebut, kata dia, dalam setahun hanya satu kali panen, tapi dalam tiga kali masa petik. Musim panen terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober mendatang. “ Bulan ini panen raya, kalau bulan Oktober sudah masuk masa petik ketiga. Ada paling hanya tinggal sedikit saja,” katanya. Pada musim petik bulan ini, harga kopi jenis tak harga lebih mahal sedikit dibanding jenis kopi buria. Untuk kopi buria gelondongan dihargai Rp 4.000, kalau sudah biji kopi kering

dihargai Rp 24 ribu. Sementara untuk jenis kopi tak gelondongan dijual seharga Rp 4.500, dan jika sudah kering biji dijual Rp 21 ribu. “ Kalau yang dijual di pasar sudah biji kering, tidak lagi gelondongan,” ujarnya. Jika pada musim panen tahun lalu, harga biji kopi tak kering bisa mencapai kisaran Rp 24 ribu. Sementara untuk biji kopi jenis buria pada kisaran Rp 26 ribu. Ada selisih sekitar dua ribu rupiah dibanding tahun lalu. Rudi menjelaskan, harga kopi jenis tak lebih mahal, karena biji kopi lebih besar. Lima kilo-

gram kopi jenis tak yang masih gelondongan, selesai dijemur akan jadi satu kilogram biji kopi. Sementara untuk satu kilogram biji kopi jenis buria, mencapai tujuh kilogram kopi gelondongan. “Kopi jenis buria lebih kecil dan lebih banyak terbuang bagian kulitnya,” terangnya. Biji kopi yang berasal dari Desa Kelir dan Pesucen tersebut sebagian besar masih memasok kopi untuk dijual ke pasarpasar di Banyuwangi. “Sebagian kopi sini juga ada yang langsung diambil oleh pabrik PTPN di Kecamatan Kalibaru,” tandasnya. (ddy/c1/afi)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

New Avanza

Honda Freed

All New Xenia

Toyota Fortuner

Dijual New Avanza 013/011, Air Bag Hrg 157 Jt/135 Jt, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 08123453975/081335897888

Dijual Honda Freed/Jazz tahun 010/013 pmk htm/pth hrg 179 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Daihatsu Terios/All new xenia tahun 012/013 pmk slr/bth hrg 149/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Toyota Fortuner/Innova tahun 08/09/06 pmk slr/htm//br hrg 232/159/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Mobil-mobil

All New Avanza

Truck Fuso

Kijang LGX

Dijual All New Avanza tahun 013 pmk slr/pth hrg 149 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Truck Fusso tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual LGX 01/03, Solar/Bensin Hrga 122 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar tambah Hb: 08214219411/081335897888

kewirausahaan masuk dalam kurikulum pendidikan tinggi agar mahasiswa memahami konsep kewirausahaan, tumbuh minat berwirausaha, dan ada keberanian untuk memulai. Sehingga ilmu yang diperoleh di bangku kuliah tidak digunakan untuk mencari pekerjaan, tetapi digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” harap dosen yang baru menyelesaikan program doktor tersebut. Rektor Untag Drs Tutut Hariyadi, MSi dalam sambutannya di hadapan ratusan peserta dari mahasiswa berbagai prodi menyampaikan, mahasiswa Untag harus siap menjadi seorang pengusaha yang mandiri. Kualitas dan kuantitas SDM lulusan Untag harus siap dalam MEA tahun 2015. “Seminar ini menjadi salah satu perangsang dan bentuk nyata usaha lembaga untuk mempersipakan SDM yang handal di masyarakat setelah mahasiswa nantinya terjun langsung dan menghadapi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha,” terang Tutut. (*/afi)

DEDY JUMHARDIYANTO/ RABA

DIKERINGKAN: Salah seorang warga menjemur buah kopi di depan rumahnya sebelum dipisahkan dengan kulitnya.

Rp.900.000,-/bulan! Dijual Rumah Minimalis Type 36, 2Kamar Tidur, 1Kamar Mandi, R.Tamu, 900w, Sumur Bor +pompa Hub 0333 - 7744204

RUMAH TANAH 7500M2

Tanah 650m2

Tanam 1.000 Bibit Durian Merah

RUMAH RP. 900.000/ BULAN

Hlg STNK P 3925 YE an Titin Sugiarti, Dsn. Krajan RT 3/4 Songgon, Songgon Hlg STNK P 5395 VL an Sumitro, Ds. Bajulmati, Kec. Wongsorejo

37

B A N Y U W A N G I

Dijual Rumah Tanah SHM Luas 7500m2, Jl. Letkol Istiqlah No. 88 Cocok Untuk Usaha Hub: 081216449057

BANYUWANGI

PT. BFI Finance Pnwrn ats unit Mbil 1:Honda New Accord 2,3 MT 2000, 2. Mitsubishi Colt T120SS MPI Standart 1,5pu2010, 3. Suzuki Carry Standart 1,5 PU 2000, 4: Timor S 5151 DOHC 1,5 MT 2003, 0333-415959

Motor-Motor Dokontrakkan Dikntrkkn Rmh Jl. Stroberry Perum Kalirejo Permai 3 KT, Siap Huni H:081234978113

PT. BFI Finance 0333-415959 Penawaran Atas Unit 1. Honda Vario CW Cakram 2009, 2: Honda Vario 125 PGMFI CBS 2010

BANYUWANGI Doa Novena Terimakasih Atas Terkabulnya Do’a Novena 3X Salam Maria (KGT)

NEW AVANZA 2014 Beli A Avanza an a Gratis Angs Angsuran 3x Syarat & Ketentuan Berlaku Bisa Cash & Kredit Hub: Toni AUTO 2000 081336236483 BB 22483BC4


OPINI

40

R A D A R

Jawa Pos

Jumat 26 September 2014

B A N Y U W A N G I

Siapa pun Bisa Hebat

JEMBRANA

DONATUS OPENG/BALI EXPRESS/JPNN

SUSUT: Air Bendungan Banyubiru, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara belakangan makin berkurang.

Air Bendungan Banyubiru Susut KEKERINGAN yang melanda wilayah Jembrana , tidak hanya mengakibatkan sejumlah kebakaran, tetapi juga mengeringnya sejumlah bendungan. Debit air pada beberapa bendungan irigasi turun drastis. Seperti yang terjadi di Bendungan Banyubiru 1, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. Sejak beberapa bulan terakhir air yang dibendung berada di bawah titik normal. Sehingga tidak bisa mengairi lahan sawah di Subak Baluk. Sejumlah warga di sekitar bendungan mengatakan, kondisi sungai yang menyuplai air untuk bendungan tersebut mulai mengering sejak lebih dari sebulan. Pintu air juga sudah lama tidak dibuka lantaran debit air tidak cukup untuk mengalirkan air ke lahan irigasi. “Kalau saat hujan dan air meluap, baru pintu dibuka. Sementara pintu bendungan ini sudah lama tidak dibuka karena air mengering,” terang salah satu warga yang ditemui koran ini di sekitar bendungan. Bendungan Banyubiru 1 memiliki jaringan yang tersambung dengan Bendungan Banyubiru II. Kedua bendungan ini dibangun untuk mengairi areal persawahan di Subak Baluk. Kondisi ini juga dibenarkan Ni Ketut Kariani, istri penjaga Bendung tersebut. Menurutnya, pintu air sudah lama tidak dibuka lantaran air yang ditampung belum cukup banyak. Begitu halnya dengan bendungan Banyubiru II yang berada di Desa Baluk. Kalau hujan dan sudah ada air yang ditampung ditampung di bendungan baru ada air. Saat itu baru pintu dibuka. Kalau kondisi seperti sekarang ini, pintu tidak akan dibuka karena sudah tidak ada air. (don/gup/jpnn)

BONDOWOSO

K2 Pemalsu Data Harus Dipecat BANYAKNYA temuan calon pegawai negeri Sipil (CPNS) dari jalur K2 yang memalsukan data mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Instansi yang menaungi pegawai K2 tersebut bekerja diminta untuk bersikap tegas. Salah satunya dengan mencoret dari data base di tempatnya bekerja. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BKD), saat ini ada sekitar 339 K2 yang siap diajukan ke pusat untuk menjadi PNS. Mereka tersebut tersebar di berbagai instansi pemerintahan di Bondowoso. Mayoritas sebagai guru di bawah naungan Dinas Pendidikan Bondowoso. Latar belakang ijazahnya juga beragam. Mulai dari lulusan SD hingga sarjana. Sebelumnya BKD sudah mencoret sekitar 26 K2 yang kedapatan memanipulasi formulir, khususnya terkait dengan masa kerja. Mendapati kondisi itu, Miftahul Huda, wakil ketua Dewan Pendidikan Bondowoso meminta agar instansi-instansi yang menaungi K2 itu bekerja harus bersikap tegas. “Kalau ada guru berstatus K2 yang memanipulasi data, dispendik harus ditindak tegas dengan mencoretnya dari data base tenaga pendidik,” ujarnya. Dengan kata lain, lanjut dia, yang bersangkutan harus diberhentikan sebagai guru dan tidak boleh lagi menjadi tenaga pendidik. Hal itu karena manipulasi data yang dilakukan oleh seorang pendidikan menjadi indikasi yang tidak baik bagi dunia pendidikan. Apalagi, dalam kurikulum yang baru berbasis pada pendidikan karakter. “Kita semua tentu tidak mau pendidikan karakter dalam kurikulum yang baru hanya menjadi judul-judulan semata. Kita meminta dinas untuk berani mengambil langkah tegas,” tambahnya. Hal itu menurutnya harus dilakukan untuk menjaga marwah dunia pendidikan di Bondowoso. Dia juga berharap ada ketegasan yang sama di instansiintansi lain yang memiliki pegawai bersatatus K2 atau honorer. Hal itu agar keadilan untuk bisa duduk sebagai seorang PNS bisa terjaga dengan baik. Sebelumnya, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bondowoso mencoret sedikitnya 26 orang CPNS dari Jalur K2 yang kedapatan memanipulasi data. Sebelumnya, sebanyak 365 K2 diajukan BKD ke pemerintah pusat. Namun pemerintah pusat meminta agar ada verifikasi secara lebih teliti lagi. Karena dikhawatirkan ada K2 yang sengaja memanipulasi data persyaratan mereka untuk menjadi PNS. (esb/sh/jpnn)

JEMBER

LEBIH lengkap judul di atas adalah “Siapa pun Bisa Hebat Bersama Data Akurat”. Berdasar kamus besar bahasa Indonesia, hebat berarti sesuatu yang amat sangat, bisa juga dahsyat dan sangat luar biasa. Dengan demikian, hebat dapat menggambarkan keadaan yang sangat luar biasa dan tidak wajar sebagaimana mestinya. Pada umumnya hebat sering dihubungkan dengan situasi dan kondisi tertentu, misalnya saat menjadi juara, saat terlepas dari tekanan, dan lain-lain. Belakangan ini kita merasakan adanya dinamika dan hiruk pikuk, baik saat persiapan, pada saat, maupun usai pesta demokrasi dilaksanakan. Beruntung semua itu berjalan normal. Diketahui bersama, estafet kepemimpinan nasional bangsa ini akan berganti. Tetapi, kesinambungan data jangan sampai teramputasi sebagai referensi membangun negeri ini ke depan. Saat ini rasanya sudah kurang tepat bila kita masih berdebat terkait “orde-ordean”. Sebab, karena pada akhirnya sudah pasti yang paling hebat dari yang hebat adalah keniscayaan. Orang bijak sering mengatakan bahwa setiap zaman ada orang dan pemimpinnya. Sebaliknya, setiap orang dan pemimpin ada zamannya. Kalimat itu seakan santapan seharihari. Bahkan, mata dan telinga kita sering terbius retorika yang justru semakin jauh dari substansinya. Entah siapa pun dia, asal pandai berbahasa indah dan mengolah kata, seakan kebenaran menjadi miliknya. Popularitas tokoh yang sengaja dipersiapkan dalam sebuah skenario lebih dipercaya dalam memberi analisis permasalahan dibanding hasil penelitian yang notabene produk ilmiah. Akibatnya, bukan pencerahan yang didapat,

tapi tumbuh suburnya kebingungan masyarakat yang pada gilirannya saling berprasangka dan saling curiga. Penciptaan mindset yang salah kaprah seperti itu jika terus dibiarkan, maka akan mendorong manusia semakin saling tidak percaya.

Hebatnya Data Akurat Kita harus kembali ke kebenaran berda sar kejujuran dan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Kita harus kembali ke realita yang hanya bisa ditangkap dengan observasi, experiment, dan pengalaman yang berulang dan dibenarkan. Sehubungan dengan itu, penelitian atau riset menjadi krusial bagi para pemimpin besar yang membutuhkan perencanaan gerak langkah dan dinamika dalam melakukan perubahan. Penyakit kronis atau pembusukan dalam berbangsa dan bernegara dapat dijadikan satu objek penelitian hingga ditemukan model solusi yang diharapkan. Hampir semua negara besar memiliki social research guna menentukan kebijakan nasional. Hal yang sudah pasti diterapkan oleh negara semacam itu adalah mengedepankan prinsip-prinsip dasar ilmu pengetahuan, yaitu metode ilmiah dan analisis aspek dan objek, sebab-musabab, dan proses interelasi. Sebab, problem sosial biasanya tidak mungkin berdiri sendiri. Problem sosial merupakan satu kesatuan yang kompleks dalam matriks jaringan interelasi sosial yang saling berkaitan. Maka dari itu, diperlukan pendekatan multiinterdisipliner dari banyak ahli. Mereka adalah para ahli yang memang memiliki kapasitas memverifikasi dan menyinergikan fakta-fakta menjadi kesimpulan sebagai produk kerja ilmiah. Sehingga, hasilnya bisa di-

O l e h

MOHAMMAD AMIN * jadikan bahan pengambilan kebijakan demi perbaikan program pembangunan yang akan dilaksanakan. Fakta-fakta konkret sebagai hasil penelitian ilmiah itu juga bisa dijadikan dasar utama penyusunan undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah dalam melaksanakan reformasi yang mengarah pada perbaikan kondisi masyarakat. Itu semua agar kesejahteraan masyarakat yang lebih baik tercapai. Selanjutnya, patut diketahui bahwa pengembangan penelitian dan survei bisa disesuaikan situasi, kondisi, dan karakteristik, serta kebutuhan daerah masing-masing. Penelitian dan survei bisa dilakukan di mana pun dan pada saat yang diperlukan. Atas dasar penelitian dan survei, para pemangku kepentingan dapat membentuk berbagai macam komisi dan gugus fungsi perencanaan lokal, regional, maupun yang berskala nasional. Sehingga, berbagai masalah ekonomi, sosial, dan lain-lain, akan terjawab dengan baik. Ada satu contoh menarik dan layak disimak bahkan bisa dijadikan pelajaran, yaitu debat terbuka calon presiden Amerika yang ditayangkan stasiun TV. Acara tersebut sangat dinanti setiap penduduk Amerika, bahkan penduduk dunia. Sebab, kualitas dan ketajaman analisis yang mereka sampaikan atas permasalahan yang terjadi selalu berdasar data-data akurat. Begitu juga ketika jutaan pasang mata menonton perdebatan John F. Kennedy dan Richard Nixon. Kennedy yang dalam polling beberapa saat

Hampir semua negara besar memiliki social research guna menentukan kebijakan nasional.” sebelumnya selalu berada di belakang Nixon, setelah debat pertama 26 September 1960 dinyatakan mulai unggul. Waktu itu Kennedy menunjukkan kemampuannya dalam membedah masalah dengan penguasaan data statistik yang sangat baik, lalu menawarkan solusi perbaikan masalah sosial-ekonomi yang dihadapi Amerika itu. Masyarakat percaya Kennedy yang semula selalu dikatakan oleh kubu Republikan sebagai orang yang belum berpengalaman telah membuktikan kehebatannya. Kita dan pembaca yang lain tentu juga menyaksikan bagaimana Bill Clinton seakan-akan hafal semua angka statistik yang terkait kinerja sosial-ekonomi Amerika. Berdasar fakta-fakta statistik juga Barack Obama berusaha menawarkan solusi perbaikan kehidupan sosial dan ekonomi Amerika. Tawarannya diyakini masyarakat akan lebih baik dibanding kebijakan yang dilakukan George Bush. Barack Obama sangat menguasai data statistik dan mampu menerjemahkannya dengan benar. Salah satu debat televisi yang sangat menarik dengan tingkat penguasaan data sangat tinggi juga terjadi antara Perdana Menteri New Zealand, Helen Clark, dan saingannya, Jhon Key. Keduanya menunjukkan kemampuan membedah masalah berdasar data. Tidak mengherankan kalau

selama pemerintahan Helen Clark, yakni 1999 hingga 2008, program di negara tersebut berlangsung dengan sangat efektif. Perekonomian tumbuh dengan baik, angka pengangguran rendah, dan investasi di bidang pendidikan sangat tinggi, kesehatan dan kesejahteraan keluarga serta para orang tua menjadi meningkat. Indonesia memang bukan Amerika atau Eropa. Karakteristik dan persoalan yang terjadi di Indonesia pun berbeda. Akan tetapi, paling tidak, ada harapan yang sangat membanggakan ketika kedua pasangan kandidat presiden kita beberapa waktu lalu berdebat terkait isu sosial, ekonomi, dan politik, menggunakan data statistik. Kebanyakan tokoh dunia di masa modern ini menggunakan data statistik resmi yang dimiliki negaranya (official statistics) dalam mengenali masalah secara jernih dan mencari solusinya. Dengan memahami makna data statistik resmi secara baik, maka kita semua akan mampu melihat suatu persoalan dengan jernih dan tepat. Selain itu, juga akan lebih mudah mencari jalan keluar atas setiap persoalan itu. Dengan menguasai dan memahami data, siapa pun akan menaruh respek dan memandang Anda sebagai orang yang menguasai persoalan. Teknologi informasi yang berkembang begitu pesat belakangan ini sebetulnya tidak memiliki apa-apa tanpa didukung muatan yang memberikan pengetahuan dan pencerahan. Muatan itu adalah data statistik yang tepercaya. Dengan menguasai data, siapa pun bisa menjadi birokrat, pengamat, politisi, dan mahasiswa yang hebat. *) Kepala BPS Kabupaten Banyuwangi.

Mafia Gratifikasi Dunia Pendidikan TERTANGKAPNYA kepala sekolah dan kepala UPTD Dinas Pendidikan kecamatan tertentu oleh Kejari Banyuwangi terkait kasus pungli Dana Bansos Pendidikan 2014 mengundang keprihatinan yang dalam. Selain prihatin, juga muncul rasa salut atas prestasi hebat yang ditorehkan pihak Kejaksaan Banyuwangi itu. Sejujurnya, sebagai mantan guru, ada rasa berat dan kecewa atas tertangkapnya mereka. Namun demikian, hormat setinggi-tingginya harus tetap diberikan kepada kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi atas prestasi yang ditorehkan para jaksa dalam melakukan tugas pokok dan fungsi kelembagaan. Penangkapan para tersangka itu memang sangat mengejutkan. Tetapi, itu merupakan satu langkah maju yang memang harus dilakukan. Awal prestasi hebat sudah ditunjukkan, rakyat tentu menunggu ending-nya. Mungkinkah acungan jempol akan terus diberikan kepada Korps Adiyaksa tersebut, ataukah hanya di awal saja?

Kasus tersebut, mau-tidak mau, telah memaksa Korp Adiyaksa bekerja sangat keras. Sebab, masyarakat Banyuwangi menunggu hasil akhirnya. Apalagi, sudah barang tentu, bahwa mereka yang tertangkap itu hanyalah sebagian sangat kecil dari sebuah kompilasi gratifikasi yang terjadi di negeri ini. Para tersangka yang ditangkap beberapa waktu lalu itu hanyalah armada pendidikan terendah di negeri ini yang sedang menjalankan instruksi tak tertulis dari seseorang. Jalan licin penuh ilusi yang mereka pilih telah menyesatkan diri sendiri. Imbasnya, mereka harus membayarnya sangat mahal. Mereka pun kini terjebak di pusaran hebat dan sulit dientas, karena faktor kekuasaan dan kepentingan. Harga yang harus mereka bayar ternyata sangat tak sebanding dengan ongkos kerja yang mereka terima. Ditambah lagi, anak dan keluarga mereka harus rela mendapat rasa malu, rasa terbuang, bahkan mungkin depresi. Apakah koruptor-koruptor

O l e h

SATIYEM * dan tukang pungli lain akan jera dengan tertangkapnya Munir dan kawan-kawan itu? Sulit menjawabnya. Selama pengawasan masih lemah dan rasa syukur atas nikmat Allah diterjemahkan secara salah, mungkin pungli dan korupsi akan tetap ada. Terkait kasus Munir dkk itu, yang jelas semua telah terjadi. Pasang badan untuk menutupi penginstruksi atau pemberi instruksi terkait pungli itu hanya akan menambah kesengsaraan atas kebodohan yang

sudah dilakukan. Penegakan hukum atas pribadi adalah risiko pribadi. Hukum pun harus dipertanggungjawabkan secara pribadi. Mencoba menjadi pahlawan bagi pengintruksi adalah kehancuran. Pada proses hukum seperti itu, dibutuhkan kesiapan mental secara pribadi. Menghindari bantuan dengan embel-embel “uang” adalah tindakan benar. Sebab, tentu banyak pihak yang akan memanfaatkan penangkapan mereka itu untuk mencari uang tambahan dengan berbagai dalih dan atribut. Itu bukan rahasia lagi. Penyuluhan oleh kepala desa terhadap keluarga Munir cs diperlukan guna menyelamatkan mereka dari praktik-praktik pemerasan gaya penolong. Kebingungan pihak keluarga atas tertangkapnya mereka tentu akan membuka peluang para oknum tidak bertanggung jawab melakukan pemerasan bergaya dewa penolong. Terkait hal tersebut, keluarga Munir cs perlu diberi tahu agar tidak mengeluarkan uang un-

tuk siapa pun. Sebab, palu hakim tidak akan menjadi ringan karena sogok-menyogok. Atas peristiwa memilukan itu, ada satu pelajaran berharga yang dapat dipetik, yakni mafia gratifikasi sudah menggurita di daerah ini. Uang dan kesempatan ditahbiskan sebagai sumber ekonomi baru. Keinginan hidup berlebih menjadi faktor utama terbentuknya jaringan gratifikasi tersebut. Budaya aji mumpung telah menggantikan rasa syukur atas nikmat Tuhan yang hakiki. Apa yang sesungguhnya dicari dalam hidup ini? Keberkahan Tuhan tentu tidak akan datang melalui kerakusan yang tersistem. Uang dan kekuasaan memang menggiurkan. Mampukah kita mengendalikan hasrat berlebih itu? Semua tergantung hati. Tidak ada yang tidak mungkin bila jiwa sudah menyatu dengan rasa syukur. Ingat, hidup menjadi tenang tanpa beban yang menyesatkan. *) Mantan Humas Pemkab Banyuwangi.

Konsolidasi dalam Membangun Ekonomi JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

TUTUP TOTAL: Salah satu PKL yang memanfaatkan trotoar Jalan Letjen Panjaitan untuk berjualan. Perlu keseriusan dan komitmen Satpol PP untuk menertibkan para PKL tersebut.

PKL Kuasai Trotoar PARA Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memanfaatkan trotoar maupun badan jalan untuk berjualan permanen tak hanya di dalam segi tiga emas saja. Di jalan-jalan protokol di dalam kota dan seputaran kampus, banyak juga PKL yang menutup total trotoar untuk kepentingannya sendiri. Seperti sejumlah PKL di Jalan Panjaitan, Jalan Letjen Soeprapto, kawasan kampus, dan masih banyak lagi. “Satpol PP harus berani menertibkan para pedagang itu. Apalagi penjual makanan di depan Puskesmas Sumbersari itu menutup total trotoar dan buka siang malam,” kata P. Amri, warga Tegalbesar yang kebetulan melintas. Pantauan koran ini banyak PKL yang menutup total trotoar. Jika para PKL yang berjualan seenaknya tersebut dibiarkan, maka akan terus bermunculan PKL lainnya yang menempati fasilitas-fasilitas umum. Jalan Letjen Panjaitan beberapa tahun sebelumnya memang pernah dilakukan penertiban, seperti halnya pemilik bengkel dan penjual bensin yang berjualan di badan jalan sekitar kantor imigrasi. Tetapi sekarang banyak lagi PKL yang kembali berjualan di trotoar dan di badan jalan tersebut. (jum/wah/jpnn)

SAAT ini Banyuwangi sedang mengalami tingkat konsolidasi pembangunan yang sangat baik. Sektor pertanian dalam arti luas (meliputi juga perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan), dan pariwisata, serta ekonomi kreatif, tampaknya sedang dijadikan sektor unggulan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi secara keseluruhan. Di sektor pertanian, berbagai upaya pengembangan telah dilakukan pemerintah. Salah satunya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengeluarkan kebijakan mempertahankan lahan pertanian abadi seluas 62.000 hektare. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi hilangnya lahan pertanian akibat pembangunan perumahan dan infrastruktur. Bahkan, dalam suatu kesempatan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan lahan sawah di Banyuwangi yang kini sudah ada tidak boleh dialihfungsikan untuk penggunaan lain. Kalaupun harus dialihfungsikan, jumlahnya dibatasi dan dibarengi pembu-

kaan persawahan baru. Berdasar data yang ada, berkurangnya lahan pertanian berpengaruh terhadap luas panen. Pada 2012 tercatat ada 122.441 hektare luas panen padi. Tetapi, tahun 2013 menurun jadi 117.661 hektare. Produksi padi pun berkurang dari 798.831 ton menjadi 772.774 ton. Meski berkurang, Banyuwangi setiap tahun masih bisa surplus beras sekitar 250.000 ton. Pada 2015 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkomitmen mencetak 1.800 hektare persawahan baru yang akan dibangun menyusul beroperasinya Waduk Bajulmati di perbatasan Banyuwangi-Situbondo. Di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan dukungan berbagai komponen masyarakat Banyuwangi, pun berkembang dengan baik. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah melakukan banyak hal demi mengembangkan sektor tersebut. Dukungan terhadap dua sektor unggulan tersebut, ke depan, tampaknya akan dilakukan melalui kebijakan pengalihan subsidi BBM ke

O l e h

IMAM SUHARTONO * sektor produktif. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, telah menyetujui usul itu dengan alasan agar pemerintah memiliki ruang fiskal dan dana memadai untuk mengatasi masalah pembangunan. Hal serupa juga telah disampaikan Menteri Keuangan Chatib Basri yang menyatakan bahwa pemerintahan baru membutuhkan ruang fiskal yang memadai agar memiliki kesempatan melaksanakan program kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Presiden RI terpilih Joko Widodo bahkan juga telah menyatakan setuju atas usul pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk petani di pedesaan. Ditegaskan bahwa jika subsidi dialihkan ke petani, maka produksi pertanian nasional akan meningkat. Subsidi itu menurutnya dapat diberikan dalam bentuk subsidi benih, pupuk, keperluan irigasi, dan usaha mikro di pedesaan. Keseluruhan konsolidasi pembangunan dalam sektorsektor tersebut perlu dikawal secara berkesinambungan melalui konsolidasi kebangsaan. Konsolidasi kebangsaan sangat penting dilakukan demi menjaga proses pembangunan dan demi menghindari disintegrasi bangsa. Sebagai salah satu wilayah

multikultur di ujung Timur Jawa, Banyuwangi memiliki posisi strategis sebagai model bagaimana konsolidasi kebangsaan semestinya dilakukan. Upaya nyata ke arah itu tampaknya terus dilakukan secara simultan melalui sosialisasi nasionalisme (kebangsaan) Indonesia, meningkatkan pembangunan ekonomi, dan penghapusan diskriminasi dalam segala manifestasi. Dukungan untuk menyukseskan konsolidasi pembangunan ekonomi dan kebangsaan menjadi syarat mutlak bagi kesejahteraan bersama seluruh elemen bangsa, khususnya masyarakat Banyuwangi. *) Pengurus Gapoktan Gajah Sampurno, Singojuruh.

INFO ARTIKEL Artikel yang termuat mendapat kaus menarik. Silakan ambil di kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi Jl. Yos Sudarso 98C selama jam kerja dengan menunjukkan identitas yang berlaku selambat-lambatnya seminggu setelah pemuatan. artikelradarbwi@gmail.com


Jawa Pos

SAMBUNGAN

Jumat 26 September 2014

R A D A R

Sunardi Tidak Hadiri Panggilan Polisi n SUNARDI... Sambungan dari Hal 35

Usai sidang, salah seorang kuasa hukum Sunardi, Siti Utami, SH. mengatakan, pihaknya sengaja menggugat institusi Polri melalui sidang PMH di PN Situbondo tersebut. “Pada dasarnya penyidikan itu untuk memberikan rasa keadilan pada masayarakat. Namun penyidik Tipikor Polres Situbondo tidak memberikan keadilan terhadap (Sunardi) klien kami,” terangnya. Nah, karena tidak mendapat keadilan itulah, kata Utami, pihaknya menuntut institusi Polri ke PN Situbondo, dengan tuntutan perbuatan melawan hukum (PMH). Penyidik Tipikor Polres Situbondo dianggap memaksakan untuk meneruskan dugaan korupsi dana Banpol Tahun 2012 yang disangkakan terhadap Surnadi. “Dalam PP nomor 5 itu tidak diatur tentang ketentuan pidana. Bahkan, berdasarkan audit BPK yang dibelanjakan oleh klien kami justru surplus. Yakni sebesar Rp 92 juta. Sedangkan penyidik Tipikor tetap

memaksakan klien kami sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi sebesar Rp 70 juta. Padahal, berdasarkan hasil audit BPK, dalam kediatan itu tidak menimbulkan kerugian negara,” paparnya. Saat sudah ada kejelasan tidak ada kerugian negara, lanjut Utami, maka penyidik Polri seharusnya menerbitkan (SP3P). Ini juga sesuai instruksi Kapolri bahwa perkara dugaan korupsi itu tidak terbukti adanya kerugian Negara, maka harus diterbitkan SP3. Namun, kenyataannya, penyidik Tipikor Polres Situbondo terkesan memaksakan bagaimana kasus tetap berlanjut. Kuasa hukum tergugat, Reno Widigdyo, menilai bahwa langkah yang dilakukan penggugat salah sasaran. Sebab pihak kepolisian memiliki hak untuk memanggil seseorang. “Susuai dengan prosedur hukum (gugatan) sudah salah. Pertama, masalah penetapan tersangka. Kedua, minta diterbitkan SP3, dimana permintaan SP3 itu tidak terdapat di ranah hukum acara perdata, tetapi di ranah hukum aca-

ra pidana. Jadi gugatan ini sudah jelas salah,” kata Reno. Dengan begitu, gugatan tersebut harus diputus sela. Sehingga proses hukum yang telah menetapkan Sunardi sebagai tersangka bisa dilanjutkan. “Kami berpendapat hakim dalam perkara perdata tidak berwenang mengadili perkara ini, sehingga harus dilakukan putusan sela yang menolak gugatan. Jadi, proses hukum tetap berlanjut,” ujarnya. Lebih jauh, pihak Polri menilai bahwa gugatan yang dilayangkan oleh Sunardi hanyalah langkah politis untuk menunda-nunda proses hokum. Sebab, saat ini Sunardi telah ditetapkan sebagai tersangka. “Gugatan ini sebenarnya hanya gugatan yang bersifat akal-akalan, menyiasati hukum, agar proses hukum Sunardi ini bisa diulur-ulur,” imbuh Reno. Jika gugatan politisi ini terus dilanjutkan dan mengarah pada acara perdata, maka ke depan akan semakin merusak tatanan hukum yang ada. “Ini bisa saja menjadi langkah yang buruk, karena kasus lain seperti pencurian, pemerkosaan,

pemukulan dan yang lain, yang nyata-nyata pidana akan dipolitisir menjadi masalah perdata. Bisa saja tersangka maling menggugat aparat dengan tuduhan PMH, padahal menetapkan tersangka atau tidak itu hak polisi,” tegasnya. Reno berharap agar pengadilan menolak gugatan dan memberikan putusan sela. Sebab, perkara penetapan tersangka dugaan korupsi, bukan merupakan persoalan perdata. “Jadi kami berharap, kasus ini segera diputus dengan putusan sela yang menyatakan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkara ini,” harapnya. Dia menyebut, pihak kepolisian tidak terpengaruh dengan adanya gugatan PMH tersebut. Institusi akan tetap melakukan tindakan hukum. “Segera melakukan tindakan hukum. Bisa panggilan kedua atau langkah lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” pungkas Reno sambil menyebut, Sunardi tidak hadir pada panggilan pertama kepolisian, setelah ditetapkan sebagai tersangka. (rri)

Amankan Satu Unit Ekskavator n POLISI... Sambungan dari Hal 35

Sedangkan penambangan milik Nola yang distop polisi lokasinya berada di aliran sungai Kali Putih, Desa Sumberpi-

nang, Kecamatan Mlandingan. Sebelum dihentikan, aktivitas penambangan sirtu dari aliran sungai itu sudah berlangsung cukup lama. Dari pantaun Jawa Pos Radar Situbondo di lokasi penamban-

gan kemarin, aktivitas pengambilan batu kapur masih tampak terjadi. Terlihat ada satu unit truk dan satu pikap yang sedang mengambil batu kapur sisa penambangan. Pengambilan batu kapur di-

lakukan secara manual dengan melibatkan sejumlah pekerja. Sementara satu unit alat berat berupa ekskavator yang ada di lokasi penambangan terlihat sudah tidak beroperasi. (bib/pri)

Tak Punya Kuasa Saat Pindah Tangan n PINDAH... Sambungan dari Hal 36

Disebutkan bahwa pada hari kamis tanggal 25 Septeber 2014 akan dilaksanakan sebuah eksekusi penyitaan terhadap aset tanah milik Harsono, termohon eksekusi. Begitu juru sita PA Situbondo tiba di lokasi, mereka justru bertemu dengan orang lain

yang ternyata telah membeli sebidang tanah beserta rumah yang berdiri di atasnya kepada Harsono. Akibatnya, juru sita pengadilan menggagalkan proses eksekusi lahan tersebut. Menurut salah seorang juru sita dari PA Situbondo, Shohih, SH. mengatakan, pihaknya tidak jadi mengeksekusi sebidang tanah tersebut karena

tanah itu sudah berpindah tangan. Dengan demikian pihaknya tidak berkuasa karena urusannya menjadi lain. “Ini urusan harta gono-gini, kami tidak jadi (gagal) mengeksekusi tanah milik Pak Harsono karena sudah berpindah tangan kepada orang lain. Jadi kami tidak punya kuasa,” terang Shohih kepada wartawan koran

ini, kemarin (25/9). Data yang berhasil dikumpulkan, sebidang tanah atas nama Harsono ini sebelumnya digugat oleh mantan istrinya, Ayoe Patmajanti binti R. Lukito. Tetapi pada saat proses eksekusi dilakukan, ternyata mantan istrinya itu harus kecewa karena tanah tersebut telah dijual kepada orang lain. (rri/pri)

Ibu Saiful dan Taufik Jualan di Lokasi Lain n BANTU... Sambungan dari Hal 36

Dua anak tersebut mengaku harus mencari uang untuk membantu ibunya. Setiap kali pulang sekolah, mereka langsung berjualan barang apa saja yang bisa dijual, termasuk kalender. “Ibu saya namanya Halimah, Ibu juga jualan kalender, sekarang ibu gak tahu jualan ke mana,” kata Taufik yang menyebut setiap hari baru akan pulang setelah pukul 16.00. Kedua anak ini sebenarnya masih memiliki sang ayah. Tetapi karena bapak mereka

juga bekerja serabutan, maka hasilnya belum mencukupi untuk biaya sekolah mereka. “Kalau bapak namanya Hariyanto, bapak kerja jadi tukang panggul, jadi tidak cukup,” paparnya. Karena kondisi ekonomi kedua orang tuanya tidak memungkinkan, dua anak ini ikut bekerja membantu ibunya. “Biasanya juga jualan kue. Sekarang yang ada hanya kalender yang dijual,” kata Taufik. Dikatakan, tujuan membantu orang tuanya dengan menjual kalender itu, hasilnya akan

dibelikan buku-buku sekolah. “Setiap hari nabung tiga ribu rupiah, itu untuk beli buku sekolah. Kadang juga untuk membayar yang lain,” terang dua anak ini dengan kompak. Hingga saat ini, mereka masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Taufik Rahman mengaku bersekolah kelas tiga di SD 3 Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan. Sedangkan Saiful Sanjaya, masih duduk di kelas dua pada SD 5 Desa Kilensari, Panarukan. “Rumah (kami) di Panarukan, RT dan RW nya tidak hafal,” katanya.

41

S I T U B O N D 0

Dalam berjualan kalender, keduanya berjalan dari rumahnya di Desa Kilensari. Saat capek, mereka naik mobil penumpang umum (MPU) menuju kota Situbondo. Setelah sampai di kota, kedua siswa ini berjualan dengan jalan yang ditunjukkan sang ibu. Sedangkan ibu mereka berjualan di lokasi lain. Begitu waktu sudah menunjukkan sore hari, mereka kembali berkumpul pada lokasi yang sebelumnya telah ditentukan. “Naik angkot, pulangnya sore,” pungkas Taufik. (rri)

Makan Sambil Tiduran Posisi Miring n DELAPAN... Sambungan dari Hal 35

“Untuk sementara ini kita akan rutin melakukan kunjungan rumah untuk terus memantau kondisi pasien. Satu-satunya jalan penanganan harus oparasi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS). Selanjutnya, kata mantan Kepala Puskesmas Kecamatan Kota tersebut, Kusniati akan dirujuk ke rumah sakit yang mampu dalam penanganan kanker mulut. “Sekarang yang bersangkutan masih mengurus SKTM, ketika saya tanya, tidak punya, makanya keluarganya masih mengurus,” imbuh Sugiono. Informasi yang dikumpulkan koran ini menyebutkan, kanker mulut yang diderira Kusnia-

ti berawal sekitar delapan bulan yang lalu. Kala itu. Di pipinya ada benjolan seperti bisul. Kusniati awalnya mengira itu benjolan biasa. Namun, semakin lama, benjolan itu bukannya hilang, tapi malah membesar. Puncaknya, benjolan itu kemudian meletus dan mengeluarkan darah. Usai itu, bukannya sembuh, tapi pipi Kusniati berlubang yang semakin lama semakin besar. Kini ada lobang menganga di pipinya yang meneteskan air dan berbau. Keadaan ini sangat menyulitkan bagi Kusniati untuk beraktifitas. Bahkan, untuk urusan makan sekalipun. “Kalau makan, makanannya keluar lagi lewat lubang di pipinya. Yang masuk hanya sedikit. Sehingga, kalau tidak ingin kelu-

ar, makannya sambil tiduran miring. Atau, kita kadang juga membantu mendorong makanan ke dalam mulutnya,” terang salah seorang keluarga Kusniati. Selama menderita penyakit kanker ganas tersebut, Kusniati hanya pernah sekali melakukan MRS (Magnetic Resonance Spectroscopy) di RSUD Situbondo. Sebelumnya dia hanya periksa ke dokter praktek. Camat Asembagus, Masyari mengaku akan berusaha sekuat tenaga agar pengobatan dan penyembuhan Kusniati bisa ditanggung pemerintah. “Akan kita bantu segala prosesnya, dia adalah warga yang benar-benar layak untuk mendapatkan bantuan ini,” katanya melalui telepon seluler. (pri)

Abdurrahman Jabat Ketua BK n FRAKSI... Sambungan dari Hal 36

Kata Bashori, dua fraksi ini sebenarnya sudah diberi kesempatan untuk membetulkan pendistribusian nama-nama anggota fraksinya. Bahkan pimpinan sempat menskorsing paripurna, agar kedua fraksi tersebut menyebar nama-nama anggotanya ke semua komisi. “Seluruh fraksi sudah membagi nama anggota fraksinya pada komisi yang ada secara seimbang, tetapi mereka (GIS dan Partai Golkar) tidak. Jadi

WO atau lainnya itu hal biasa,” paparnya. Data yang berhasil dikumpulkan koran ini menyebutkan, dua fraksi Golkar dan GIS sengaja melakukan langkah tersebut untuk melawan koalisi partai besar. Yaitu terdiri dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FPKB), Partai Demokrat (FD), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), serta Partai Persatuan Pembangunan. Empat Komisi yang ada di DPRD dipimpin oleh anggota fraksi dari partai-partai tersebut. Sedangkan dari Fraksi Golkar

dan GIS tak diberi kursi di Komisi. Misalnya saja, Komisi I diketuai Fathorrahman (PKB), Komisi II diduduki Janur Sasra (Partai Demokrat), Komisi III Ningsih (PDI-P), serta Komisi IV dijabat oleh Hasanah Taher (PPP). Selain itu, rapat paripurna tersebut juga menentukan posisi teratas Badan Kehormatan (BK) DPRD. Ketua BK dijabat oleh Abdurrahman dari PPP dan wakilnya Sunardi dari Demokrat. “Untuk Badan Legeslasi (Banleg), Ketuanya Mahbub Junaidi dari PKB, wakilnya Narwiyoto dari PDI-P. (rri/pri)

Siuman Setelah Dibawa ke RSUD n KERACUNAN... Sambungan dari Hal 36

Seketika keduanya langsung pingsan dan tidak dapat diajak komunikasi. “Mereka langsung ambruk dan tidak sadar,” paparnya. Mendengar suara orang muntah-muntah hingga terjatuh, beberapa tetangga dekatnya merasa penasaran. Beruntung, mereka segera mengecek ke rumah korban. Warga yang datang ke rumah mereka sangat terkejut melihat kondisi keduanya sudah pingsan. Warga yang tahu pertama kali itu kontan

berteriak dan meminta tolong. Dalam keadaan pingsan, pasutri ini selanjutnya dilarikan ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, kemarin malam (24/9). Setelah mendapat parawatan medis, satu korban yakni Faika berhasil siuman dan sembuh dari keracunan. Sedangkan suaminya Rudi Saudiyanto hingga berita ini ditulis kondisinya masih lemas dan terus dirawat tim medis. “Istrinya sudah sadar,” terang Hendri. Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi membenarkan insiden pingsannya pa-

sutri tersebut. “Dugaan kuat kedua korban memang mengkonsumsi ikan yang sudah rusak. Sekarang korbannya di rawat di rumah sakit,” kata Wahyudi. Pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dengan melihat kondisi barang yang dibeli. Selain itu warga juga diminta untuk memastikan apakah makanan yang hendak dimakan masih baik atau sudah rusak. “Kepada para pedagang juga kami minta agar tidak menjual makanan yang sudah lama. Agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya. (rri/pri)

Polisi Turun untuk Atur Lalu Lintas n PIPA... Sambungan dari Hal 36

Atwari mengatakan, bocornya pipa tersebut karena pipanya sudah tua. Sehingga, pipa sudah tidak bisa menampung aliran air. ”Mungkin memang sudah waktunya rusak,” ujarnya. Kepada Jawa Pos Radar Situbondo, Atwari mengatakan, kebocoran pipa ada di dua tempat. Tempat yang satunya ada di pinggir jalan. Satunya lagi bocor

di tengah jalan raya. Sebelumnya PDAM telah menutup pipa yang ada di pinggir jalan. Akan tetapi pipa yang di tengah jaran raya terus mengeluarkan air. Petugas PDAM akhirnya terpaksa membongkar jalan itu untuk menutup pipa yang bocor di tengah jalan raya. ”Setelah kita tutup pipa yang di sana (di pinggir), kok air yang di tengah jalan ini terus mengalir. Makanya, mau tidak mau jalan

ini kita bongkar dulu,” ujarnya. Akibat perbaikan pipa tersebut, pengguna jalan sempat terganggu karena perbaikan persis di tengah jalan. Arus lalu lintas kendaraan yang melintas tidak bisa berjalan dengan normal. Aparat kepolisian sempat diturunkan untuk mengatur arus lalu lintas. ”Kami terima laporan ada perbaikan jalan dan ternyata benar.” ujar Kanit Adhyaksa Polres Situbondo, Ipda Suhadak. (bib/pri)

SINERGI

Kaca Mobil Bos Resto Dipecah

GEMPOL

RIZAL SYATORI/JPNN

MELEBIHI KAPASITAS: Truk boks yang disopiri Siswanto terguling lantaran mempunyai tinggi yang melebihi kapasitas saat melintas di viaduk, Rabu (24/9) petang.

Hantam Viaduk, Truk Terguling NIATAN Siswanto, 34, warga asal Kelurahan Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, untuk memotong jalur dengan lewat Jalan Raya Gempol, malah membuat perjalanannya terganggu. Sebab, ia nekat memaksakan kendaraannya yang tingginya lebih dari 2,5 meter untuk melintas di viaduk Gempol yang tingginya hanya sekitar 2,5 meter saja. Walhasil, truk boks bernopol W 9465 NI yang dikemudikannya pun terguling lantaran bagian atapnya menatap viaduk. Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, Siswanto sang sopir hanya mengalami sejumlah luka. kecelakaan tunggal itu terjadi sekitar pukul 22.00, Rabu (24/9) petang lalu. “Tergulingnya kendaraan ini karena tersangkut viaduk. Sopir lalai dengan tak memperhatikan tanda larangan melintas bagi kendaraan tinggi. Sopir tetap menerjang meski kendaraannya tinggi hingga akhirnya terguling,” ujar Kanitlantas Polsek Gempol Iptu Dony Dwija Romansa. (zal/mie/jpnn)

PASURUAN- Aksi kejahatan jalanan kian mengkhawatirkan. Rabu (24/9) malam lalu, mobil milik Tamin, 78, bos sebuah restoran dipecah pelaku tak dikenal saat diparkir di Jalan Sunan Ampel, Kelurahan Petamanan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Saat peristiwa itu terjadi, mobil Toyota Innova dengan pelat nomor N 1145 WB, itu tengah parkir di depan resto Green Garden miliknya. Beruntung, aksi pelaku tepergok oleh warga. Mereka pun bergegas lari sebelum sempat membawa kabur barang berharga milik korban. Kepada koran ini, Tamin mengatakan, setiap hari memang diparkir di TKP. Hal itu untuk memudahkan akses parkir pengunjung restonya. Tamin memperkirakan, mobilnya dipecah kacanya sekitar pukul 18.00, karena biasanya di waktu tersebut situasi di Jalan Sunan Ampel sepi. Meski begitu, ia sendiri baru mengetahui kaca mobilnya pecah sekitar pukul 22.00, saat diri-

RADAR BROMO

RUGI 1 JUTA: Tamin menunjukkan bagian kaca mobilnya yang dipecah orang tak dikenal

nya usai menutup restonya. “Peristiwanya kemarin (24/9) sekitar jam 22.00, saya tahunya. Selama

ini memang setiap hari saya taruh di situ karena rumah juga di depan sini,” terang Tamin.

Menurut Tamin, pelaku kemungkinan memecah kaca mobilnya dengan menggunakan

palu besar dan dililit dengan kain. Untungnya, pelaku tak melanjutkan aksinya usai tepergok warga. Sehingga, barangbarang di dalam mobil milik Tamin tidak ada yang hilang. Tamin mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 1 juta akibat aksi pemecahan kaca mobil itu. Di dalam mobilnya, Tamin mengaku hanya meletakkan satu ponsel dan kamera digital. Namun, barang-barang tersebut tidak diambil oleh pelaku. “Ada tukang parkirnya di sini, tapi kalau jam segitu (18.00) memang istirahat dulu, mungkin pelakunya itu salah perkiraan. Dikiranya mobil saya ada barang-barang berharganya, padahal ndak ada sama sekali,” ujar Tamin yang kemarin membersihkan sisa-sisa pecahan kaca mobilnya. Tamin memilih untuk tidak melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisian. Menurutnya, jauh lebih efektif jika dirinya akan mengawasi lebih ketat kondisi di sekitar restonya itu. (lel/aad/jpnn)


OLAHRAGA

42

R A D A R

Jawa Pos

Jumat 26 September 2014

B A N Y U W A N G I

DKP Sudah Pasang 10.500 Titik LPJU BANYUWANGI - Program Banyuwangi menyala terus dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Banyuwangi. Selain fokus pada jalan nasional dan provinsi, pemasangan lampu penerangan jalan umum (LPJU) juga dilakukan di sepanjang jalan kabupaten, kecamatan, dan desa. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP), Drs H Arief Setiawan menjelaskan, hingga September 2014 ini kurang lebih 10.500 titik LPJU dipasang diseluruh titik target pemasangan LPJU. Dan DKP akan terus memasang titik LPJU di pedesaan yang belum tersentuh lampu. “Ini adalah amanat Bupati Abdullah Azwar Anas yang

menginginkan seluruh Kabupaten Banyuwangi terlayani listrik dengan baik,” ujar mantan Camat Banyuwangi itu. Arief mengatakan, raport pemasangan LPJU setiap tahunnya terus meningkat. Misalnya, tahun 2004 hingga 2010, LPJU yang terpasang hanya 1.789 titik. Pada tahun 2011, LPJU yang terpasang mencapai 3.712 titik, tahun 2012 terpasang 2.821 titik dan sampai pada tahun 2013, LPJU yang terpasang sudah mencapai 8.863 titik. , Dan hingga September2014 ini, LPJU sudah terpasang sekitar kurang lebih 10.500 titik. “Mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya,” imbuh Arief.

Banyaknya LPJU yang dipasang tersebut, lanjut Arief, DKP mengintensifkan perawatan dan pemeliharaan LPJU di seluruh titik yang telah telah terpasang LPJU. Setiap saat petugas selalu memantau LPJU tersebut. Bahkan tidak jarang pihak DKP mendapat laporan dari warga yang menyampaikan LPJU mati. “Jika sudah begitu kami segera meluncur untuk memperbaiki. Peran serta warga inilah yang kami inginkan, sehingga dengan begitu masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap LPJU itu,” katanya. (*/als) TERANG MALAM HARI: Petugas DKP Banyuwangi saat memperbaiki salah satu titik LPJU.

1 Perak dan 5 Perunggu di Hari Pertama BANYUWANGI – Kontingen Banyuwangi langsung tancap gas dalam upaya meraih lima besar dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) X Jawa Timur yang digeber di Gresik. Bahkan, sejumlah atlet Kota Gandrung berhasil naik podium kemarin (25/9). Hingga kemarin, kontingen Banyuwangi sudah menyumbangkan beberapa medali. Capaian sementara adalah 1 perak dan 5 perunggu. Raihan medali itu disumbangkan dari cabang olahraga (cabor) atletik dan gulat.

Rinciannya, atletik mengumpulkan 1 perak dan 3 perunggu. Adalah Prila Satwati Nanda yang berhasil meraih medali perak di nomor lomba 400 meter. Sedangkan, medali perunggu disumbangkan tiga atlet berbeda. Antara lain, M Syahdanul Aidin yang berlaga di nomor lomba 200 meter, Rukun Adi Santoso yang berlaga di nomor lomba lompat Jangkit, dan Siti Nurhidayatul yang terjun di nomor lomba 1.500 Meter. ‘’Dua perunggu dari gulat,’’ ungkap Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Ba-

nyuwangi, Setio Utomo, kemarin. Banyuwangi, jelas dia, masih memiliki peluang untuk terus menambah pundi-pundi medali. Sebab, ada beberapa atlet di kategori berbeda sudah menatap final. ‘’Besok masih ada final lagi,’’ ujarnya. Dia menyebut, jika beberapa atlet Banyuwangi berhasil menembus final pada hari berikutnya. Antara lain, dari cabang atletik, panahan, senam, dan silat. ‘’Mohon doa dan dukungan masyarakat Banyuwangi agar anak-anak berhasil memberikan hasil yang terbaik,’’ harapnya. (ton/als)

Layanan Prima Athalia, Harga Promo Selalu Ada

ISTIMEWA

PUTRA TERBAIK: Ayub Hidayat (kanan) saat menerima penghargaan dari Gubernur Jatim Soekarwo di GOR Petrokimia Gresik kemarin.

Terima Penghargaan Gubernur BANYUWANGI - Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) X Jawa Timur 2014 resmi dibuka kemarin (25/9). Acara seremonial tersebut dibuka langsung Gunernur Jatim Soekarwo di GOR Petrokimia Gresik. Bagi Banyuwangi, acara pembukaan tersebut terasa sangat istimewa. Bahkan, para atlet Bumi Blambangan seolah-olah mendapatkan surprise. Sebab, Gubernur Soekarwo memberikan penghargaan kepada tokoh olahragawan asal Banyuwangi. Dia adalah Ayub Hidayat. Pria

satu ini dianggap memiliki dedikasi yang tinggi dalam memajukan dunia olahraga, khususnya di Banyuwangi. Bahkan, prestasinya dalam melakukan pembinaan atlet sudah terbukti. Selama ini, Ayub memang getol dalam membina atlet mulai dari level junior. Bahkan, berkat tangan dinginnya, tidak sedikit atlet hasil binaannya berhasil menorehkan tinta emas baik di level regional maupun nasional. Perlu digarisbawahi, Ayub Hidayat merupakan ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

(PASI) Banyuwangi. Sejak memegang induk organisasi atletik itu, prestasi atlet sudah tidak terbantahkan. Selain itu, dia juga merupakan ketua harian Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Banyuwangi. Selama ini, atlet voli Banyuwangi cukup moncer. Bahkan, berbagai atlet bola voli hasil binaannya memiliki karir moncer di level profesional seperti Livoli dan Proliga. Maka sangat tepat jika Kepala PDAM Banyuwangi itu mendapatkan penghargaan yang setimpal dari

Pemerintah Provinsi Jawa timur. Terkait dengan penghargaan itu, Ayub Hidayat tetap rendah hati. Menurut dia, penghargaan yang diterimanya berkat bantuan dari semua pihak. ‘’Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk Banyuwangi,’’ ujarnya. Dia menjelaskan, jika prestasi tersebut membuat dirinya semakin bersemangat. Tentu saja, dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Gubernur Jatim atas penghargaan tersebut. (ton/c1/als)

KECANTIKAN Wajah merupakan hal utama bagi semua orang, khususnya wanita. Wajah yang segar, kenyal, dan sehat merupakan harta yang berharga bagi kita. Oleh sebab itu mulai tanggal 15 September 2014, Athalia menawarkan Face Accupressure dan Imported Face Mask nomer 1 di dunia untuk membantu tercapainya kulit wajah yang didambakan. Manfaat dari varian Face Mask ini dapat dipilih sesuai kondisi normal skin , acne skin , dan oily skin. Pelayanan prima yang diberikan Athalia kepada konsumennya juga diakui oleh Urfia Saraswati, 21 tahun. Putri pemilik PT Rizky Prima Properti ini mengakui pelayanan prima dan profesional sangat dirasakan olehnya. Bahkan dari segi harga sangat terjangkau dan sesuai dengan kualitas. “Spa Theraphy Mutiara favorit saya, serasa mendapatkan kualitas perawatan spa bintang lima, banyak promo-promonya lagi. Terima kasih Athalia,” ujar

membuat saya fresh kembali dari kepenatan rutinitas,” ujarnya. Sementara itu, Manajer dari Athalia Daily SPA and Slimming, Andriani Ratna Najmani menjelaskan Athalia hadir untuk wanita yang ingin memanjakan diri dengan berbagai pilihan Ivana Dwi Kartika Urfia Saraswati paket spa yang akan mengembalikan fitaliyoung entrepreneur ini. tas anda sebelum kemHal yang sama bali beraktivitas. Athalia diakui IvanaDwi Karmenawarkan layanan spa tika, 30 tahun. Karysebagai solusi bagi anda awan Bank Jatim ini yang ingin relaks dan mengaku senang denmenghilangkan kepegan pelayanan Athalia. natan. “Kami senantiasa “Karena harganya terjangkau dengan mengedepankan kepuasan dan kenyakualitas produk yang bagus dan suasamanan pengunjung dalam menikmati na tempat yang nyaman sekali, favorit layanan dengan paket spa, whitening, saya Manicure-Pedicure dan SPA-nya, slimming,” kata Andriani. (*)

Athalia Daily buka setiap hari Senin-Minggu mulai pukul 08.00-19.00. Yuk, segera reservasi di Jalan MH Thamrin Ruko Rizky Residence Blok A-8 Banyuwangi.Telepon 0333-76 111 67/0333-76 111 68/0821 31 899 899 / PIN BB 2ABE22F7. Athalia merupakan salah satu dari divisi Trijaya Group, selain KSP AL-Amin, Prima Mobil, PT.TRIAAA umroh, dan Amin Motor Yamaha.


Jawa Pos

Jumat 26 September 2014

BERITA UTAMA H A L A M A N

S A M B U N G A N

Napi Asing Ditahan di Lapas Krobokan ■ DIDUGA...

Sambungan dari Hal 33

“SK saat ditangkap itu baru mengambil barang,” terang Kapolsek Glenmore, AKP Subardi. Usai ditangkap di sekitar RTH Desa Karangharjo, SK sempat dibawa ke Polsek Glenmore oleh tim dari Polda Jatim dan BNN. “SK yang sem-

pat dicurigai sebagai pengedar itu dibawa ke polsek,” terang kapolsek. Saat diperiksa di polsek, SK mengaku hanya menjadi alamat pengiriman. Rencananya, sabu itu akan diberikan kepada MS, 23, untuk dikirim ke Bali. Berdasar keterangan SK itu, MS asal Dusun Sepanjang Wetan, Desa Sepanjang, pada Kamis (25/9)

pukul 03.00, ditangkap tim polda dan BNN di rumahnya. MS yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu diduga hanya kurir. Sebab, sabu itu milik salah satu narapidana warga asing yang kini mendekam di Lapas Krobokan, Bali. “Tadi pagi (kemarin pagi) tersangka langsung dibawa ke Surabaya,” terang kapolsek.

Menurut kapolsek, pengiriman paket sabu dari Malaysia itu sudah terdeteksi beberapa hari lalu. Hanya saja, untuk melakukan pengungkapan, tim dari Polda Jatim dan BNN menunggu hingga paket itu diambil. “SK bukan pelaku, hanya dicatut sebagai alamat pengiriman, makanya dilepas,” ungkapnya. (azi/c1/abi)

Semua Warga Kemiren Pandai Menari ■ PAJU...

Sambungan dari Hal 33

Ada juga warga yang malu-malu menari bersama gandrung. Meski tampak malu-malu, warga tersebut terlihat sudah pintar menari. Ketua Adat Desa Kemiren, Adi Purwadi mengatakan, lomba paju gandrung itu diadakan semata-mata untuk melestarikan budaya tradisional Banyuwangi. Mengapa perempuan yang mengikuti lom-

ba paju gandrung? Adi Purwadi mengatakan karena paju gandrung ini boleh dilakukan siapa pun. ”Untuk nguri-nguri budaya, maka kita adakan lomba paju gandrung ini. Tidak harus laki-laki, perempuan juga boleh menari paju gandrung ini,” ujar pria yang akrab disapa Kang Pur itu. Penilaian lomba paju gandrung itu adalah kelenturan dan ketenangan gerakan. ”Pemenangnya nanti akan kita beri hadiah. Lomba ini bertujuan agar warga tidak lupa kebuday-

aan. Warga Desa Kemiren ini hampir semua bisa menari, baik laki-laki maupun perempuan,” terangnya. Selain itu, lomba paju gandrung ini juga untuk mengingatkan warga terhadap gending-gending gandrung yang mungkin sekarang sudah dilupakan. ” Selain itu, juga untuk nguri-nguri gending-gending dalam pementasan gandrung, seperti Gurit Mangir, Erang-erang, Kembang Waru, Jaran Dawuk, Keok-keok, dan lain-lain,” ujar Kang Pur. (tfs/c1/bay)

Ziarah ke Arafah, Jabal Nur, dan Jabal Tsur ■ GELADI...

Sambungan dari Hal 33

Juga dipasang penghalang jalan portabel. Terpaksa kami jalan kaki sekitar 300 meter menuju jamarat lantai dasar. Semangat yang menggebu membuat rombongan tidak memedulikan sinar matahari yang mulai menarik. Akhirnya kami sampai di Jumrah Ula (Sughra). KH. Latif Harun, pembimbing KBIH Sabilillah, langsung mengajak rombongan merapat ke tembok berbentuk oval. Tingginya sepuluh meter. Di

bawahnya di kelilingi pagar tembok tebal setinggi 1,25 meter. Jarak pagar ke jumrah sekitar 1,5 meter. Fungsi pagar keliling itu seperti bak terbuka. Untuk menampung kerikil yang dilempar para jamaah haji. Setelah membentur tembok jumrah kerikil-kerikil itu langsung luruh ke dalam “bak” itu. “Saat melempar, posisi pundak kiri harus menghadap ke Bukit Kambing. Posisi pundak kiri berada searah Masjidilharam. Sedangkan pundak kanan mengarah ke Arafah,” terang Kiai Latif sambil memeraktikkan posi-

si badan dan gerakan melempar kerikil ke Jumrah Ula. Posisi tiga jumrah berjajar. Jaraknya antar jumrah sekitar 200 meter. Tempatnya sangat lapang. Lantainya paving stone. Jamaah dijamin tidak bakal gerah. Sebab, di lokasi jamarat dilengkapi ribuan AC. Setiap tiga meter satu AC. Besar-besar lagi. Kira-kira segerdu besarnya. Geladi kotor itu sangat membantu jamaah. “Kami jadi tahu lokasi jamarat. Dan yang terpenting, kami bisa menyusun strategi sebelum hari H nanti. Lebih penting lagi kami tahu cara melemparnya,” ujar

Dwi Yanto, Plt Kadikbud Banyuwangi. Sekitar pukul 10.00 rombongan sudah balik di maktab, Nasamat Alkhair Hotel. Setelah meluruskan boyok sekitar empat jam, rombongan jamaah haji Sabilillah kembali keluar maktab. Kali ini ziarah ke Arafah, Jabal Nur, Jabal Tsur, dan Ji’ronah. Ji’ronah merupakan tempat miqat (tempat memulai niat umrah) paling utama. Dari Ji’ronah rombongan langsung menuju Masjidilharam untuk melakukan umrah sunah yang pertama. Alhamdulillah.... (*)

Kepala UPTD Akan Dipanggil ■ KEJARI...

Sambungan dari Hal 33

Sebab, saat ini Plt Kadispendik masih menjalani ibadah haji. Informasinya, Plt Kadispendik akan tiba di Banyuwangi pada 21 Oktober mendatang. Bukan mustahil, setelah itu, dia akan dipanggil untuk memberikan keterangan seputar kasus tersebut. Meski sempat menjawab tidak tahu terkait program tersebut saat petugas kejaksaan menggeledah kantor Dispendik 10 September lalu, Kejari tidak mau percaya pada jawaban lisan tersebut. Se-

bab, keterangan beberapa saksi yang diperiksa, Plt Kadispendik diduga tahu program tersebut. Salah satunya, tahu terkait proposal pengajuan dana dari pihak sekolah. Proposal itu tentu sepengetahuan pihak dinas; lewat tanda tangan atau sejenisnya. Keyakinan itu pula yang menyebabkan pihak kejaksaan ingin memeriksa kepala UPTD Dinas Pendidikan dalam waktu dekat. Sebab, kepala UPTD Dinas Pendidikan dianggap tahu terkait program tersebut. Apalagi, pihak UPTD juga dilibatkan dalam survei sekolah calon penerima ban-

tuan dana hibah tersebut. “Itulah yang nanti akan kami korek keterangannya dalam pemeriksaan Plt Kadispendik dan kepala UPTD,” bebernya. Lalu, apakah pemeriksaan itu memberikan peluang munculnya tersangka baru, Kasi Pidsus Paulus Agung belum mau angkat bicara. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan nanti, termasuk pemeriksaan lanjutan terhadap Kabid Sarpras Lukman. Seperti diberitakan kemarin, oknum Plt Kabid Sarpras Dinas Pendidikan, Lukman, akhirnya ditahan kejaksaan. Dia ditetapkan

sebagai tersangka dan ditahan sejak Selasa lalu (23/9). Penahanan itu menyusul tiga tersangka lain yang lebih dulu menghuni Lembaga Pemasyarakatan Banyuwangi. Mereka adalah Ahmad Munir, oknum kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kalibaru; Ririn Puji Lestari oknum kepala sekolah; dan Ahmad Faisal alias Mamak, oknum LSM. Ketiganya ditangkap pada 9 September lalu di SDN 2 Tampo. Mereka tertangkap tangan menarik pungli kepada pihak sekolah. Uang tunai Rp 211 juta diamankan sebagai barang bukti. (nic/c1/bay)

Baca Lontar Yusuf hingga Dini Hari ■ RAWAT...

Sambungan dari Hal 33

Dalam ritual tersebut, setiap keluarga membuat nasi dalam bentuk kerucut dengan lauk-pauk khas Osing, yakni pecel pitik (ayam panggang dicampur parutan kelapa). Makanan itu ditaruh di depan rumah masing-masing warga, lalu disantap bersama-sama. Nasi yang dibentuk mengerucut memiliki makna khusus, yakni

petunjuk untuk mengabdi kepada Sang Pencipta sekaligus kewajiban menyayangi sesama manusia dan lingkungan. Pecel pitik mengandung pesan moral, yakni “ngucel-ucel barang sithik” yang dapat diartikan mengajak orang berhemat dan senantiasa bersyukur. Dengan diterangi oncor ajug-ajug (obor bambu berkaki empat, Red), Ritual Tumpeng Sewu itu menjadi sebuah ritual yang khas dan

sakral. Sebelum makan bersama, warga Desa Kemiren mengawalinya dengan salat Magrib berjamaah dan doa bersama. Usai makan bersama, warga membaca Lontar Yusuf (Surat Yusuf) hingga tengah malam. Pembacaan Lontar Yusuf dilakukan di rumah salah seorang tokoh masyarakat setempat. Pembacaan Lontar Yusuf yang merupakan rangkaian dari ritual itu menceritakan perjalanan hidup Nabi Yusuf.

Kegiatan lain yang juga dilaksanakan dalam rangkaian tradisi Tumpeng Sewu adalah selamatan desa di makam leluhur masyarakat Desa Kemiren, yakni Buyut Cili. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, tradisi Tumpeng Sewu itu bagian dari upaya merawat tradisi. “Kearifan lokal harus terus dirawat. Kearifan lokal sejatinya menyangga dan mendukung kehidupan ini,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Sudah Dipakai 20 Tahun masih Awet ■ BENTUK...

Sambungan dari Hal 33

Warga setempat mempercayai tradisi itu sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang mereka. Konon, tradisi mepe kasur itu sebagai simbol tolak bala. Mengapa kasur harus dijemur? Konon, sumber penyakit itu dahulu ada di kasur. Karena itu, warga Desa Kemiren secara serentak menjemur kasur di depan rumah masing-masing. Mengenai warna kasur warga Desa Kemiren yang seragam, yakni merah-hitam, itu ada maknanya tersendiri. Ketua Adat Desa Kemiren, Adi Purwadi mengatakan, kasur yang berwarna merah dan hitam tersebut mengandung filosofi. ”Abang (merah) merupakan simbol semangat, sedangkan cemeng (hitam) adalah simbol kelanggengan. Jadi, dengan menggunakan kasur abang-cemeng ini diharapkan pengantin bisa langgeng seumur hidup dan selalu semangat menjalin hubungan rumah tangga,” jelas pria yang akrab disapa Kang Pur tersebut. Sisi atas dan bawah kasur warga Kemiren berwarna hitam. Warna merah adalah warna keliling kasur tersebut. ”Isun bengen tuku, Dek. Saiki isun pepe kasure myakne rijig. Iki wes tradisine wong Kemiren (Saya dulu beli, Dik. Sekarang saya jemur kasur ini biar bersih. Ini sudah tradisi warga Kemiren),” ujar salah satu warga Desa Kemiren. Terlihat seluruh warga Desa Kemiren secara serentak menjemur kasur-kasur tanpa ada komando dari siapa pun. Selain dijemur, tampak juga kasur-kasur itu dipukul dengan geblog (pemukul kasur berbahan rotan). Itu bertujuan agar debu dan kotoran yang menempel di kasur tersebut hilang. Kegiatan mepe kasur itu dilakukan warga sejak pukul 07.00 pagi. Saat matahari mulai panas, kasur-kasur tersebut dijemur hingga

sehari. Tujuannya, agar kasur tersebut kembali bersih dan kotoran-kotoran di kasur tersebut hilang. Tidak hanya warga di sepanjang jalan saja yang melakukan kegiatan mepe kasur. Seluruh warga Desa Kemiren secara serentak melakukan hal yang sama. Terlihat pula warga menjemur kasur di ganggang di Desa Kemiren. Warnanya juga sama, yaitu merah dan hitam. ”Kadung kasure abang-cemeng iku berarti wong Kemiren. Kadung heng abang-cemeng iku pastine wong pendatang (Kalau kasur berwarna merah dan hitam berarti itu warga asli Kemiren. Kalau bukan merah dan hitam berarti itu warga pendatang),” ujar Dirman, salah satu warga. Dirman yang juga sebagai ketua RT itu mengatakan, kasur yang dijemur miliknya tersebut umurnya sudah puluhan tahun. Dirinya mempunyai kasur ini sejak dia menikah dulu yaitu atas pemberian orang tuanya. ”Kasur isun iki sakat anak isun durung ono, Lek, sampe saiki mageh awet. Kiro-kiro wes 20 tahun kepungkur (Kasur milik saya ini mulai anak saya belum ada, sampai sekarang masih awet, kira-kira sudah 20 tahun lalu),” tambah pria berumur 49 ini dengan Bahasa Using yang kental. Saat kami mengelilingi Desa Kemiren dan memastikan kalau warga secara serentak menjemur kasur merah hitam miliknya di depan rumahnya. Penulis menemukan salah satu perempuan yang sudah berumur. Dia adalah satu-satunya warga Kemiren yang sampai saat ini masih membuat kasur berwarna merah hitam itu. Asih, perempuan asli Desa Kemiren ini sampai saat ini masih menerima pesanan kasur warna merah hitam warga yang ingin memiliki kasur berwarna merah hitam tersebut. Asih mengaku tidak ada yang mengajari membuat kasur. Dia hanya belajar secara otodidak membuat kasur, dan sampai saat ini dialah satu-satunya

warga Desa Kemiren yang bisa membuat kasur merah hitam tersebut. Bahkan, dia sudah membuat kasur sejak zaman penjajahan Jepang. Ditanya mengenai kenapa dirinya tertarik membuat kasur merah hitam tersebut karena dulu anaknya ingin mempunyai kasur warna hitam dan merah tersebut. Karena terdesak oleh keinginan anaknya tersebut Asih berusaha untuk membuat kasur tersebut sendiri. ”Bengen isun belajar dewek, ndelengi wong nggawe kasur. Ahire yo biso gawe dewek. Arepe tuku bengen seng duwe picis (Dulu saya belajar sendiri, melihat orang bikin kasur akhirnya saya bisa membuat sendiri. Dulu mau beli ke orang tidak punya uang),” jelas Asih. Nah, berawal dari keinginan sang anak tersebut, sampai sekarang dirinya masih aktif membuat kasur dari bahan dasar kapuk ini apabila ada warga yang ingin memesan. Sekadar tahu, tradisi mepe kasur abang-cemeng ini merupakan rangkaian acara Tumpeng Sewu. Tumpeng Sewu adalah selamatan yang bertujuan agar Desa Kemiren dijauhkan dari segala bencana dan sumber penyakit. Mepe kasur itu dilakukan karena tradisi bersih desa ini tidak hanya melakukan selamatan makan-makan saja, tetapi juga dilakukan tindakan yaitu mepe kasur. ” Kasur di jemur ini biar bersih lagi, kalau kasur bersih Insya Allah kesehatan kita juga akan terjaga, “ kata Ketua Adat Desa Kemiren, Purwadi. Kang Pur juga menambahkan, bahwa rentetan acara selamatan kampung yang ada di Desa Kemiren ini menurut warga Kemiren sudah menjadi tradisi tahunan yang dipercaya harus dilaksanakan setiap tahunnya agar desa terhindar dari bencana dan sumber penyakit. ” Kita tidak peduli yang nonton banyak atau sedikit, yang terpenting selamatan ini tetap berlangsung setiap tahunnya . Yang namanya ritual itu sudah menjadi tuntunan, jadi ini bukan tontonan,” jelasnya. (c1/bay)

43

Berpeluang Terjadi Revisi Tatib ■ DEWAN... Sambungan dari Hal 34

Ketua Panja Tatib DPRD Banyuwangi, Zainal Arifin Salam mengatakan, berdasar hasil konsultasi ke Kemendagri, memasukkan kearifan lokal dalam tatib dewan tidak disalahkan sepanjang tidak menyimpang dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan peraturan DPRD tentang tatib DPRD. “Pada dasarnya memasukkan kearifan lokal dalam tatib DPRD tidak disalahkan sepanjang tidak bertentangan dengan PP Nomor 10 Tahun 2010,” ujarnya dikonfirmasi via sambungan telepon kemarin (25/9). Arifin Salam mengatakan, beberapa kearifan lokal yang akan dimasukkan dalam tatib lembaga

DPRD Banyuwangi antara lain ruang paripurna akan disakralkan. Artinya, ruang paripurna DPRD hanya boleh digunakan untuk kegiatan yang melibatkan anggota dewan. Selain itu, kata politikus asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, panja tatib akan memasukkan kearifan lokal yang lain, yakni kerja sama pemerintah dengan pihak ketiga, daerah lain, atau internasional harus sepengetahuan dewan. “Bukan berarti kita (DPRD) harus ikut di dalamnya (di dalam kerja sama tersebut, Red). Maksudnya, untuk legalitas kerja sama harus diparipurnakan. Ini juga demi kebaikan Banyuwangi,” kata Arifin Arifin Salam mengaku Panja Tatib DPRD akan melakukan finalisasi

pembahasan tatib lembaga dewan periode lima tahun ke depan tersebut hari ini (26/9). “Insya Allah besok (hari ini) kita akan melakukan finalisasi,” kata dia. Sekadar tahu, penyusunan tatib dewan periode 2014-2019 menggunakan dasar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Karena Peraturan Pemerintah (PP) terkait UU Nomor 17 Tahun 2014 belum terbit, maka menggunakan dasar PP Nomor 16 Tahun 2010. Menurut Arifin Salam, jika nanti PP yang baru tentang tatib DPRD sudah keluar, maka tidak tertutup kemungkinan terjadi revisi tatib DPRD Banyuwangi. “Ketika nanti muncul PP yang baru dan terjadi hal-hal yang bertentangan, tatib akan kita revisi dan itu dimungkinkan,” pungkasnya. (sgt/afi)

Durian Merah Banyuwangi Berbeda ■ TANAM... Sambungan dari Hal 37

“Karena itu peluang untuk mengembangkan komoditas ini sangat luas. Apalagi durian merah menjadi buah khas Banyuwangi, maka kita harus mengupayakan agar buah ini banyak tersedia dan mudah dibeli,” cetusnya. Ketua Divisi Riset dan Pengembangan Durian Merah dari Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi, Eko Mulyono menuturkan, pohon durian merah tersebar di lima kecamatan Banyuwangi, yakni Kecamatan Kalipuro, Giri, Glagah, dan Songgon. Kelima kecamatan ini menjadi tempat persebaran 3.000 pohon durian yang saat ini dibudidayakan masyarakat. ”Tiga ribu bibit yang sudah mulai dibudidayakan itu akan dipanen 3-4 tahun ke depan,” kata pria yang telah menggeluti riset durian merah sejak tahun 2008 tersebut. Eko menuturkan, jenis durian merah di Banyuwangi berbeda dengan durian merah yang ditemui di Kalimantan atau Malaysia. Durian merah Kalimantan berjenis Durio kutejensis, dan durian merah Malaysia atau Durio graveolens. Sementara durian merah Banyuwangi adalah Durio zighetinus. “Durian merah Banyuwangi me-

miliki kualitas yang paling baik dan rasa yang paling enak di antara lainnya,” terangnya. Karena itulah, permintaan terhadap bibit durian merah Banyuwangi sangat tinggi. Tidak hanya dari daerah-daerah di Indonesia, tidak sedikit pula warga Malaysia, Singapura, hingga Thailand mengembangkan durian merah yang bibitnya dibeli dari Banyuwangi. “Untuk menjaga agar durian merah Banyuwangi tidak kehilangan identitasnya sebagai ikon daerah, kami selalu mencatatnya di hadapan notaris setiap mengirim bibit keluar,” kata pria yang konsisten melakukan riset durian merah ini. Tidak hanya melakukan sosialisasi, eksplorasi, dan riset durian merah juga terus dikembangkan. Hasilnya ditemukan berbagai varian durian merah yang tumbuh di Banyuwangi . Jumlahnya mencapai 62 varian. Di antaranya varian Musang Merah dan F1 Dubang yang ditanam di Desa Kemiren. Dari 62 varian tersebut, durian merah Banyuwangi dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasar warna daging buahnya. Yakni durian merah blocking yang seluruh dagingnya berwarna merah, durian merah pelangi yang dagingnya berwarna merah dan kuning, serta durian grafika yang daging-

nya berwarna kuning, putih dan merah. “Ketiganya bisa dibedakan dari pohonnya di mana daunnya memiliki kekhasan masing-masing,” urai Eko. Eko menuturkan, pihaknya terus gencar menyosialisasikan budi daya durian merah kepada masyarakat melalui program kewirausahaan berbasis konservasi. Tujuannya tidak hanya agar masyarakat tertarik menanam pohon durian, tapi juga mengetahui cara terbaik perawatan dan pelestariannya. Apalagi nilai ekonomis durian merah yang sangat tinggi. Itu sangat potensial untuk memberi nilai tambah bagi masyarakat. “Harga durian merah di tingkat petani mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 250.000 per buah. Sangat menjanjikan kalau terus dikembangkan,” ungkap Eko. Eko menambahkan, khasiat buah durian merah ternyata cukup banyak. Tidak seperti durian berdaging putih yang kandungannya didominasi zat gula dan karbohidrat, durian merah mengandung banyak zat bermanfaat seperti serotonin yang bisa mengobati insomnia. Juga afrodisiak, tifohormon, dan titosteron sebagai obat kuat. “Selain itu juga mengandung antosianin yang bisa mencegah penuaan dini,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)

Harga Kambing Ettawa Rp 4 Juta ■ KAMBING... Sambungan dari Hal 37

Untuk harga satu hewan ternak kambing jenis ettawa, harganya mulai dari Rp. 2,7 juta hingga Rp. 4 juta. Sementara untuk kambing jenis menggolo yang berciri memiliki telinga panjang dihargai Rp. 2,5 juta hingga Rp. 3 juta. “Harga tersebut menyesuaikan dengan besar kecilnya kambing,” ujarnya. Musim haji tahun ini, hewan kurban terbilang cukup mahal dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Mahal lantaran pada musim haji kali ini bertepatan dengan musim kering. Sehingga para peternak cukup kesulitan mencari rambanan (pakan ternak

hijauan, red). Untuk menyikapi sulitnya mencari pakan ijon tersebut, peternak mengaku tidak kehilangan akal. Salah satu yang bisa dimanfaatkan yakni memberikan pakan ternak dengan daun kelor. Selain itu, juga dengan diberikan pakan daun tumbuhan kacang tanah yang terbuang usai dipanen, dengan cara dikeringkan. Kalau mendesak, peternak juga memberikan pakan berupa kulit kopi yang dicampur dengan tetes tebu. Pakan alternatif tersebut dirasa sangat membantu, dan sangat berpengaruh terhadap harga ternak kurban saat ini.“ Pakan susah diperoleh, jadi sedikit mahal,” imbuhnya. Kambing piaraan yang dijual

kepada para pedagang tersebut, merupakan kambing-kambing yang sudah berumur, dan berjenis kelamin betina. Untuk jenis kambing ettawa dan menggolo yang dijual hanya yang sudah berumur dua tahun. Sementara untuk jenis kambing biasa, kambing yang sudah berumur satu setengah tahun atau poel.“ Khusus untuk betina tidak saya jual karena untuk indukan, jantan ada tapi hanya beberapa,” terangnya. Saat ini di kandangnya terdapat sedikitnya 50 ekor kambing ettawa dan menggolo. Saat musim haji, dari 50 ekor tersebut minimal terjual 30 ekor saja.“ Tidak semuanya saya jual, karena masih muda dan untuk persiapan piaraan tahun depan,” tandasnya. (ddy/c1/afi)

Produk Pertanian Terbaik se-Jatim ■ PETANI... Sambungan dari Hal 44

Melihat kondisi seperti itu, Ikrori berharap para petani meningkatkan produktifitasnya. “Dengan kegiatan seperti ini, saya sangat bangga kerena bukan menghasilkan produk saja tapi juga teknologi,” harapnya. Menurut Ikrori, produk pertanian Banyuwangi sekarang terbaik se-Ja-

wa Timur. Keberhasilan itu harus bisa dipertahankan. Keberhasilan petani di Desa Sukorejo dalam peningkatan hasil pertaniannya, antara lain karena memakai sistem ubin. Dengan sistem itu, produksi padi dalam tiap hektare bisa diketahui secara akurat. Plt Camat Bangorejo, Supriyadi berharap program pemerintah dapat diterapkan dengan baik. Apalagi, lahan pertanian

sudah sedikit berkurang. “Semoga program pemerintah bisa berjalan maksimal,” harapnya. Mengenai persoalan pupuk yang sering disoal petani, para tenaga ahli pertanian dari pemerintah mengajak petani mulai menggunakan pupuk organik. “Para petani di wilayah Kecamatan Bangorejo sudah menggunakan pupuk organik,” ujar PPL Kecamatan Bangorejo, Wiwik Wijiati. (sli/c1/abi)

Temukan Kondom dan Miras ■ GEMPOL... Sambungan dari Hal 44

Sayang, ketika rombongan penegak peraturan daerah (perda) tersebut tiba di bekas tempat pelacuran itu, kondisinya sudah sepi. Tidak ada satu pun PSK yang dijumpai. “Sepertinya ini bocor, jadi (PSK)

kabur dulu,” cetus koordinator lapangan Satpol PP, Rusmiyadi. Dalam razia tersebut, para petugas penertiban masuk ke tiap kamar di eks lokalisasi Gempol Porong, tapi hasilnya nihil. Malahan, sejumlah wisma sudah tutup. Namun demikian, dalam operasi itu mereka menemukan tumpukan dus

berisi kondom dan miras. Dengan ditemukan tumpukan kondom yang masih baru dan miras yang cukup banyak itu, terang Rusmiyadi, dugaan kuat eks lokalisasi Gempol Porong masih beroperasi itu benar. “Info yang kami dapat, (PSK) masih banyak yang beroperasi,” katanya. (azi/c1/abi)

Menunggu Hasil Kerja Sama ■ LIFEGUARD... Sambungan dari Hal 44

Tarif penyewaan perahu itu, jelas dia, hanya Rp 20 ribu. Penghasilan mereka pun tergantung ramainya pengunjung. “Pendapatan setelah dipotong biaya operasional rata-rata Rp 60 ribu per hari,” ungkapnya. Lifeguard lain, Anang Supriyadi, 28, mengatakan selama biaya masuk ke Pulau Merah dibebas-

kan, para penjaga pantai kelimpungan. Di satu sisi harus menjaga keselamatan pengunjung, dan di sisi lain perlu dana operasional. “Kita dapat sumbangan dari para pedagang, tapi itu tidak cukup,” cetusnya. Anang mengaku, pernah ada sponsor yang membantu kegiatan mereka. Tetapi, itu sifatnya hanya sementara. “Biasanya sponsor itu membantu saat ada acara. Setelah itu ya tidak,” ungkapnya.

Camat Pesanggaran, Didik Joko Wahono, mengharapkan para lifeguard tetap melakukan apa yang telah menjadi panggilan jiwa mereka. Setelah perjanjian kerja sama (PKS) Pemkab Banyuwangi dan Perhutani tuntas, kondisi di Pulau Merah akan seperti semula. “PKS baru saja ditandatangani, setelah master plan selesai, semua akan normal dan bisa lebih baik,” cetusnya. (sli/c1/abi)


RADAR GENTENG

44

R A D A R

B A N Y U W A N G I

Jawa Pos

Jumat 26 September 2014

Siswa Belajar di Garasi Mobil

PERTANIAN

Ada yang di Rumah Warga dan Musala

SHULHAN HADI/RABA

TINJAU: Kepala Dinas Pertanian (tengah batik) saat meninjau kondisi persawahan di Desa Kesilir, Siliragung

Petani Gelar Panen Raya SILIRAGUNG - Para petani di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung, dan Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, panen raya kemarin. Hasil mereka ternyata luar biasa. Dalam panen raya itu, hadir 450 petani dari beberapa desa di Kecamatan Siliragung dan Bangorejo. Dari unsur pemerintah, hadir Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Disperhutbun) Kabupaten Banyuwangi, Ir. Ikrori Hudanto. “Saat ini kondisi pertanian Banyuwangi cukup bagus dan menunjukkan grafik yang signifikan,” terang Ikrori n Baca Petani...Hal 43

PARIWISATA

SEMPU - Proses belajar dan mengajar di SDN 4 Karangsari, Kecamatan Sempu, sementara tidak berlangsung normal. Sementara Para siswa di sekolah itu harus belajar di rumah warga. Bahkan, ada siswa di sekolah tersebut yang harus belajar di musala dan garasi mobil warga. Itu karena gedung sekolah dengan enam ruang kelas itu sedang diperbaiki. “Ada bantuan, langsung kita gunakan rehab,” terang Kepala (kasek) SDN 4 Karangsari, Sutrisno. Dana yang digunakan rehab gedung SDN 4 Karangsari itu berasal dari bantuan sosial (bansos) pemerintah pusat yang kini sedang ditangani Kejaksaan Negeri Banyuwangi akibat dugaan adanya pungutan liar (pungli). Gedung SDN 4 Karangsari mulai diperbaiki Senin (8/9). Selama ini kondisi ruang kelas para siswa memang cukup memprihatinkan dan tidak layak pakai. Bahkan, ruang kelas 4 dan 5 sudah tiga tahun terakhir tidak ditempati karena atapnya nyaris roboh. Menyiasati kekurangan ruangan itu, selama ini pihak sekolah menyekat dua kelas lain menjadi empat kelas. “Makanya begitu ada bantuan, langsung kami gunakan rehab semua ruang kelas,” ungkapnya.

ABDUL AZIZ/RABA

DARURAT: Gedung sekolah diperbaiki, para siswa SDN 4 Karangsari belajar di rumah warga.

Konsekuensi rehab ruang belajar secara total itu, lanjut dia, para siswa SDN 4 Karangsari harus belajar di luar kelas. Di antara siswa itu, ada yang menumpang di rumah penduduk dan garasi mobil warga. “Juga ada yang belajar di musala,” cetusnya. Kondisi itu, jelas dia, akan terus terjadi

hingga proses rehab ruang kelas dengan anggaran Rp 324.747.000 itu selesai. “Waktu untuk rehab ini selama 105 hari. Mudahmudahan bisa selesai sebelum itu,” harapnya. Ditanya terkait kasus hukum yang kini menimpa rekan-rekannya, Sutrisno berharap kasus itu lekas selesai. Sebab, ka-

sus itu sangat mengganggu psikis para kepala sekolah. “Siapa yang mau jadi kepala sekolah kalau seperti ini. Memikirkan rehab kelas agar lebih layak, tapi justru dapat masalah. Mudahmudahan masalahnya lekas selesai,” katanya. (azi/c1/abi)

Bolos Sekolah Main PS RAZIA: Petugas Satpol PP menunjukkan miras dan kondom di lokalisasi Gempol Porong kemarin malam.

LIFEGUARD FOR RABA

SAMPINGAN: Pengunjung memanfaatkan jasa penyewaan perahu lifeguard di Pulau Merah.

Lifeguard Kerepotan Dana Operasional PESANGGARAN - Kebijakan pembebasan biaya masuk ke lokasi wisata pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, ternyata membuat repot para lifeguard (penjaga pantai) yang setiap hari harus siaga di objek wisata tersebut. Saat ini para lifeguard kekurangan dana operasional, terutama untuk makan siang. Biasanya, kebutuhan mereka dipenuhi dari biaya masuk pengunjung. “Sekarang makan siang agak repot,” cetus Ali Mabrur, 28 salah seorang lifeguard di pantai Pulau Merah. Menurut Mabrur, lifeguard di Pulau Merah tugasnya hampir sehari penuh. Mereka harus mengawasi para pengunjung yang banyak bermain dan mandi di pantai. “Kita butuh dana operasional,” katanya. Lantaran tidak ada pemasukan dari para pengunjung, terang dia, itu berarti tidak ada pemasukan untuk lifeguard. Padahal, jelas dia, peran lifeguard sangat penting demi keselamatan para pengunjung. “agar ada pemasukan, temanteman terpaksa menyewakan perahu,” katanya n Baca Lifeguard...Hal 43

ABDUL AZIZ/RABA

Gempol Porong masih Beroperasi? CLURING - Razia yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banyuwangi ke eks lokalisasi Gempol Porongdi Dusun Kalirejo, Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring, gagal menemukan para penjaja seks komersial (PSK). Dalam operasi kemarin malam itu, mereka hanya menemukan tumpukan kondom dan minuman keras (miras).

Razia yang dilakukan pukul 22.00 itu melibatkan Satpol PP Kecamatan Cluring dan Genteng. Selain itu, juga di-backup aparat polsek dan Koramil Curing. Sasaran razia tersebut adalah para PSK asal luar Banyuwangi yang kabarnya masih beroperasi di eks lokalisasi Gempol Porong n Baca Gempol...Hal 43

GENTENG - Razia dengan sasaran para siswa yang sering bolos digelar anggota Satpol PP Kecamatan Genteng, Polsek Genteng, dan Koramil Genteng, kemarin. Dalam operasi itu, empat siswa yang kedapatan sedang asyik main play station saat jam sekolah digaruk. Para siswa nakal itu berinisial HK, 17, EP, 17, dan FA, 16. Ketiganya adalah siswa SMK Muhammadiyah 1 Genteng. Satu siswa lain berinisial NE, 16, siswa SMAN 2 Genteng. Semua siswa itu dibawa ke kantor kecamatan dan diberi pembinaan. Operasi yang dipimpin langsung Camat Genteng, Yusdi Irawan, itu

bertujuan menertibkan para pelajar agar tidak suka bolos. “Saat jam belajar, para siswa itu malah berada di rental PS bermain game,” cetusnya. Dalam operasi itu, di antara siswa yang digaruk berdalih sudah pulang karena ada perubahan jadwal pelajaran. Tetapi, petugas tidak mau menerima alasan itu dan tetap membawanya ke kantor kecamatan. Apalagi, mereka masih menggunakan seragam sekolah dan saat jam sekolah. Selama berada di kantor kecamatan, para siswa itu diberi pembinaan. Mereka juga ditegur keras dan diminta menandatangani surat pernyataan tidak bolos sekolah lagi. (sli/c1/abi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.