15 Tahun
JUMAT 29 AGUSTUS
TAHUN 2014
Jadwal Salat Banyuwangi Subuh
Dhuhur
Ashar
Magrib
Isya
04.12
11.30
14.48
17.25
18.36
Pendorong Perubahan dan Pembaruan
Eceran Rp 5.750
HALAMAN 33
Baru Dilantik Langsung Kredit Plafon Rp 500 Juta per Orang BANYUWANGI - Anggota DPRD Banyuwangi periode 2014-2019 memang baru dilantik Kamis pekan lalu (21/8). Nah, bermodal surat keputusan (SK) pengangkatan sebagai wakil rakyat, para anggota dewan yang terhormat itu mulai ramai-ramai mengajukan pinjaman ke bank. Tidak tanggung-tanggung, plafon kredit yang disediakan bank pemberi kredit tersebut, yakni Bank Jatim, mencapai Rp 500 juta untuk setiap anggota DPRD Banyuwangi. Enaknya lagi, jangka waktu
pinjaman yang bisa dipilih para anggota legislatif Bumi Blambangan itu maksimal lima tahun dengan bunga flat sebesar sepuluh persen per tahun. Fasilitas kredit bagi anggota dewan itu telah disosialisasikan kemarin (28/8). Acara yang digelar di ruang rapat khusus kantor DPRD Banyuwangi itu dihadiri perwakilan Bank Jatim Cabang Banyuwangi, para anggota dewan, dan sekretaris DPRD Banyuwangi. Bagian Kredit Bank Jatim Cabang Banyuwangi, Rahmat Taufik Hidayat, mengakui bahwa sudah ada anggota DPRD Banyuwangi periode 2014-2019 yang mengajukan kredit n Baca Baru Dilantik...Hal 43
Fasilitas Kredit untuk Wakil Rakyat Penyalur: Bank Jatim Plafon: Rp 500 juta (pendapatan Rp 20 juta/bulan) Jangka: maksimal 5 tahun Suku Bunga: 10 % Asuransi bila: - meninggal dunia - pergantian antar waktu (PAW)
Gaji+Tunjangan Anggota DPRD Anggota: Rp 12 juta /bulan Pimpinan: Rp 16 juta /bulan Syarat Pengajuan Kredit r SK pengangkatan r Rekomendasi Ketua DPRD r Rekomendasi Sekretaris DPRD r Surat Permohonan Kredit
Swasta dan Polisi Sudah Mengawali BANYUWANGI - Meski Peraturan Daerah (Perda) tentang ruang laktasi sudah disahkan. Namun, ruang khusus ibu menyusui itu justru belum banyak terlihat di kantor pemerintah. Sebaliknya, pihak swasta dan layanan Samsat Bersama justru sudah mengawali membangun fasilitas tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, beberapa tempat sudah menyediakan pojok laktasi. Salah satunya klinik spesialis mata di Jalan A. Yani, Banyuwangi. Fasilitas serupa juga tersedia di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Bersama di Jalan Brawijaya, Banyuwangi. Klinik mata di Jalan A. Yani, Banyuwangi, itu sudah membuat ruang laktasi sejak awal klinik tersebut berdiri. Pengadaan ruang laktasi itu merupakan salah satu syarat mendapatkan izin berdirinya klinik. Karena belum ada standar yang ditentukan pemerintah, pemilik klinik membangun ruang laktasi sesuai tingkat kenyamanan ibu hamil atau menyusui. “Karena tidak tahu bagaimana standarnya, yang penting kami membuat ruang laktasi senyaman mungkin,” jelas Diah Unu, istri dokter Unu Heru S., pemilik klinik mata tersebut, kemarin (28/8). Pojok laktasi di klinik mata tersebut berupa ruangan berukuran tiga meter x dua meter. PELOPOR: Ruang laktasi di kantor pelayanan Samsat Bersama di Jalan Brawijaya, Banyuwangi, kemarin.
CHIEN JULLIEN/RaBa
SUDAH LAMA: Ruang laktasi di tempat praktik spesialis mata, dr. Unu Mulyadi, di Jalan A. Yani, Banyuwangi, kemarin.
Ruangan itu berisi sarana yang cukup lengkap. Di dalamnya terdapat tempat tidur, meja, kursi, lemari, dan perkakas untuk makan bayi. Sementara itu, ruang menyusui juga sudah cukup lama tersedia di kantor Samsat Bersama Banyuwangi. Menurut Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (Kanit Regident) Polres Banyuwangi, Iptu Kemas Aidil Fitri, ruangan khusus ibu menyusui tersebut sudah lama tersedia sebelum perda ruang laktasi disahkan n Baca Swasta...Hal 43
GALIH COKRO/RABA
Malam Antre, Siang Berangsur Normal BANYUWANGI - Antrean kendaraan masih terlihat di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Banyuwangi Rabu malam (27/8). Namun, antrean pada malam hari itu berangsur normal siang kemarin (28/8). Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi
MELUBER: Kendaraan roda dua antre membeli premium di SPBU hingga ruas Jalan Banterang Rabu malam lalu (27/8).
kemarin, antrean kendaraan masih terjadi di SPBU Jalan Banterang malam hingga pagi kemarin. Kendaraan roda dua yang mengantre sampai meluber ke jalan raya. Petugas kepolisian dari Polsek Banyuwangi tampak berjaga-jaga di sekitar SPBU tersebut n Baca Malam Antre...Hal 43 TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
Ekspedisi Tim DKB dan JP-RaBa ke Bekas Keraton Macan Putih (4-Habis)
HAJI
CJH Dilepas Bupati BANYUWANGI - Setelah jadwal pemberangkatan haji Banyuwangi ditetapkan, kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi langsung melakukan koordinasi dengan Pemkab Banyuwangi kemarin (29/8). Pemkab menyarankan agar Kemenag membuat surat pengajuan pelepasan calon jamaah haji (CJH) kepada Bupati Banyuwangi agar dia bisa melepas CJH Banyuwangi pada 11 September mendatang. “Nanti surat itu akan dijadikan dasar bagi pemkab untuk melakukan rapat koordinasi terkait keberangkatan jamaah haji,” jelas Kasi Pemberangkatan haji dan Umrah (PHU) Kemenag Banyuwangi, Mukhlis, kemarin n Baca CJH Dilepas...Hal 43
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Arsitektur Keraton Macan Putih Tan Hu Cin Jin? Kekhasan arsitektur Macan Putih bisa terapkan pada bangunan gapura, rest area, lokasi wisata, gedung pemda, dan perkantoran. Tidak terkecuali juga rumah penduduk, terutama yang di pinggir jalan. Tujuannya, agar bangunan tersebut memunculkan kekhasan lokal. Jika Bali punya kekhasan, kenapa Banyuwangi tidak? MH. QOWIM, Kabat DALAM ekspedisi yang dilakukan tim Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP- RaBa) ke bekas keraton Macan Putih kali ini, ada beberapa
MH.QOWIM/RaBa
BATA MIRING: Hasan Basri menunjukkan bata jajaran genjang di bekas keraton Macan Putih, Kabat, Banyuwangi.
hal baru yang terungkap. Hal-hal baru itu, di antaranya ukuran bata yang digunakan mendirikan keraton Macan Putih. Meskipun semua batanya jumbo alias besar, ternyata ukurannya tidak sama. Bata yang digunakan menyusun lantai berbeda dengan yang digunakan menyusun tembok. Baik, panjang, lebar, dan tebalnya, tidak sama. Ada beberapa bata dengan ukuran berbeda yang ditemukan tim ekspedisi. Pertama, panjang 42 cm, lebar 21 cm, dan tebal 10 cm. Bata ukuran seperti itu banyak ditemukan di pagar-pagar luar keraton dengan sistem penataan untu walang. Tim ekspedisi menduga bata dengan ukuran tersebut digunakan menyusun tembok. Dari sekian ukuran bata yang ditemukan tim ekspedisi, bata nomor satu ini yang paling besar. Ukuran kedua, panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tebal 9 cm n
Swasta dan polisi sudah mengawali layanan ruang laktasi Yang bikin perda apakah sudah menjalankan?
Baru dilantik, wakil rakyat langsung mengajukan kredit Masa kampanye usai, kini masa-masa membayar tagihan
Baca Arsitektur...Hal 43
email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id
34
POLITIK & PEMERINTAHAN R A D A R
Jawa Pos Jumat 29 Agustus 2014
B A N Y U W A N G I
Cari Jawaban Figur Cabup Tujuan Pelaksanaan Rekap Aspirasi PCNU
GALIH COKRO/RaBa
TURUN HARGA: Pedagang bawang merah melayani pembeli di Pasar Banyuwangi kemarin (atas). Pedagang lombok menunggu pembeli di Pasar Banyuwangi (bawah).
Cabai Besar Naik, Bawang Merah Turun BANYUWANGI - Harga cabai besar di Pasar Banyuwangi melonjak drastis menjadi Rp 12 ribu setiap kilogram. Sebelumnya, cabai besar diperdagangkan Rp 10 ribu atau mengalami lonjakan sekitar Rp 2000. Kenaikan harga itu terjadi sejak empat hari lalu. Belum diketahui apa penyebab kenaikan harga cabai itu. Seperti diakui Tiara, 25, salah satu pedagang rempah di Pasar Banyuwangi, permintaan konsumen setiap hari tidak mengalami perubahan. “Permintaan konsumen tetap, tidak ada peningkatan. Walau harga naik, tapi tidak banyak yang protes. Mungkin karena kenaikan harga masih dalam batas normal,” kata Tiara. Misriyah, 54, pedagang lain mengatakan, kenaikan harga cabai besar tidak mempengaruhi tingkat pembelian konsumen. Menurut dia,
konsumen cabai besar tidak terlalu banyak. Permintaan cabai besar mengalami peningkatan kalau ada hari besar keagamaan. “Jarang ada konsumen yang beli kiloan tiap hari. Kebanyakan hanya beli sesuai kebutuhan,” katanya. Setiap hari para pedagang mengaku rata-rata bisa menjual cabai besar 15 kg. Namun, jika sedang ramai, para pedagang mengaku cabai besar bisa laku hingga 30 kilogram. “Konsumen jarang ada yang beli kiloan, paling hanya berapa ons per hari,” ujarnya. Harga kelompok cabai lain masih stabil. Harga cabai rawit merah dan hijau masih stabil Rp 17 ribu. Sementara itu, harga bawang merah anjlok. Bawang merah yang sebelumnya dijual Rp 20 ribu satu kilogram kini turun menjadi Rp 16 ribu. (mg2/c1/afi)
BANYUWANGI - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi tampaknya cukup serius melakukan rekam aspirasi dalam rangka menjaring kandidat calon bupati yang akan didukung pada pemilihan kepala daerah (pemilukada) tahun 2015. Kegiatan rekam aspirasi itu bertujuan menjawab pertanyaan warga NU tentang figur calon bupati yang akan didukung. Ketua Tanfidziyah PCNU Banyuwangi, KH. Masykur Ali mengatakan, rekam aspirasi tersebut dilandasi beberapa alasan. Pertama, menjelang pelaksanaan pemilukada, banyak warga yang bertanya kepada pengurus NU dan para kiai tentang sosok calon yang akan didukung pada pesta demokrasi memilih pemimpin Banyuwangi. Menurut Masykur Ali, pertanyaan itu tidak tepat kalau dijawab orang per orang. Oleh karena itu, PCNU mengadakan rekam aspirasi warga Nahdliyin. “Yang paling banyak didukung warga NU, itulah yang akan didukung NU,” ujarnya dikonfirmasi via sambungan telepon kemarin (28/8). Alasan kedua, kata Masykur Ali, setiap kali pesta demokrasi digelar, baik pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilukada, sulit ada kata sepakat di kalangan NU. Hal itu menyebabkan kader NU “berangkat” sendiri-sendiri. Fenomena itu masih ditambah keberadaan beberapa orang yang ikut bertarung dalam pesta demokrasi
yang mengatasnamakan NU. “Sehingga, kader NU tidak pernah menang. Maka satusatunya jalan adalah melakukan rekam aspirasi di kalangan warga NU,” cetusnya. Tidak hanya itu, mulai lunturnya nilai keikhlasan berbagai kalangan lantaran pengaruh globalisasi juga menjadi alasan tersendiri bagi PCNU Banyuwangi melakukan rekam aspirasi. Dia mengungkapkan, tidak jarang ditemui orang berseloroh, kalau mau salat dan lain-lain akan ikut kiai, tetapi untuk urusan politik, jangan dulu. “Inilah yang menyebabkan PCNU Banyuwangi melakukan rekam aspirasi. Kriteria orang yang didukung, harus warga NU, memiliki intelektual tinggi, visioner, punya komitmen yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan jamiyah NU,” bebernya. Rekam aspirasi, kata Masykur, akan melibatkan warga NU yang diwakili ranting NU, pondok pesantren, dan badan otonom NU, di antaranya Muslimat, Fatayat, IPNU, dan IPPNU. Rekam aspirasi yang dilakukan PCNU Banyuwangi mendapat sambutan luar biasa di tingkat Nasional, bahkan salah satu rais syuriah PB NU, Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menulis artikel di Jawa Pos. “Rekam aspirasi itu khusus untuk menjaring nama calon bupati, tidak untuk wakil bupati. Pelaksanaan rekam aspirasi dilakukan serentak. Masukan warga NU dikumpulkan di suatu tempat. Lantas dihitung siapa pemenangnya,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)
CHIEN JULLIEN/RaBa
AGENDA KOTA
Seminar Mem-booking Masa Depan ISE Training & Consulting menggelar seminar sukses manfaat ‘Goes to School’ dengan tema mem-booking masa depan’ pada Jumat (29/8) di Aula RSI Fatimah pukul 07.30. Seminar bekerja sama dengan MKKS SMPN Banyuwangi. (*) SIGIT HARIYADI/RaBa
NGANTOR: Syamsul Arifin dan Masrohan menunggang motor saat hendak meninggalkan kantor DPRD Banyuwangi sore kemarin.
40 Desa Abaikan Bantuan Dana ADD BANYUWANGI - Bantuan alokasi dana desa (ADD) yang disediakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014 sebesar Rp 30,6 miliar belum terserap maksimal. Hingga triwulan ketiga tahun anggaran 2014, baru 149 desa dari 189 desa yang sudah merealisasikan pencairan dana bantuan tersebut. Sekitar 40 desa masih mengabaikan proses pencairan dana bantuan tersebut. Saat ini, 40 desa itu masih dalam proses verifikasi perencanaan pencairan. “Desa yang belum mencairkan bantuan ADD karena proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja desanya (APBDes) molor dan belum tuntas,” ungkap Kabid Pemerintahan Desa BPMPD, Ahmad Faishol. Jumlah bantuan yang diterima desa variatif, berkisar Rp 150 hingga Rp 200 juta. Sesuai Perda Nomor 2 tahun 2006, besaran nilai bantuan yang diterima desa disesuaikan luas wilayah desa, jumlah penduduk, dan tingkat kebutuhan hidup di desa tersebut. Faishol mengungkapkan, 30 persen dana ADD digunakan untuk penyelenggaraan pemer-
BBM Langka, Anggota DPRD Ganti Naik Angkot
intah desa. Yang 70 persen harus digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. “Termasuk dari 70 persen itu digunakan untuk pemberdayaan infrastruktur desa, lembaga kemasyarakatan,” kata Faishol. Faishol mengatakan, pencairan bantuan ADD molor karena beberapa desa belum merampungkan pembahasan dan pengesahan APBDes. Padahal, APBDes merupakan salah satu syarat yang harus digunakan untuk mengajukan pencairan bantuan ADD di kas daerah. “Kami harap akhir Agustus semua desa sudah menyelesaikan APBDes, sehingga punya cukup waktu untuk melaksanakan kegiatan anggaran 2014,” pinta Faishol. Faishol menambahkan, mulai tahun 2015 pemerintah pusat akan mengucurkan dana desa. Selain dari bantuan yang berasal dari APBD, desa juga akan menerima kucuran dana desa dari APBN yang nilainya jauh lebih besar. “Masyarakat kita harapkan ikut mengawasi pelaksanaan ADD. Jika ada indikasi penyimpangan bisa langsung melapor,” harap Faishol. (mg2/c1/afi)
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi: Syaifuddin Mahmud Kepala Liputan: Agus Baihaqi Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni Redaksi Genteng: Abdul Aziz (Kabiro), Shulhan Hadi Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
BANYUWANGI - Antrean panjang kendaraan terjadi di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Banyuwangi dalam beberapa hari terakhir. Sebagai wujud kepedulian atas fenomena tersebut, sejumlah anggota DPRD Banyuwangi memilih pergi-pulang (PP) ke kantor wakil rakyat mengendarai motor walau jarak yang ditempuh cukup jauh. Seperti dilakukan Syamsul Arifin dan Masrohan kemarin (28/8). Dua wakil rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) V itu rela menempuh perjalanan puluhan kilometer dari tempat tinggalnya menuju kantor DPRD Banyuwangi. Syamsul bertempat tinggal di Kecamatan Kalibaru dan Masrohan yang rumahnya berlokasi di Kecamatan Glenmore. Dia pun rela terpapar asap knalpot kendaraan di depannya dan sengatan matahari, baik berangkat maupun pulang, dari kantor dewan yang berlokasi di kota Banyuwangi. Hal serupa dilakukan Syahroni asal Kecamatan Rogojampi, Hasan Zein, asal Kecamatan
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Administrasi / Keuangan: Dimas Ayu Dewi Fintari Pemasaran: Samsuri Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha (Banyuwangi), W. Nugroho (Genteng) Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi (Banyuwangi), Thomy Sila, Eko Budiyono (Genteng) Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
Muncar, dan beberapa anggota dewan lain. “Ini wujud kepedulian kami. Kami menunggang motor agar lebih hemat BBM. Kami juga ingin menepis anggapan sebagian masyarakat bahwa wakil-wakilnya yang duduk di DPRD suka bermewah-mewah,” ujar Syamsul. Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) tersebut menambahkan, naik motor, dia hemat bahan bakar sekitar tujuh liter dibanding mengendarai mobil. Kalau naik motor dari Kalibaru menuju Banyuwangi, dia membutuhkan tiga liter. Jika naik mobil, bahan bakar butuh sepuluh liter. “Kami akan berusaha mempertahankan kesederhanaan ini,” kata Syamsul. Langkah berani dilakukan Basir. Lantaran jarak tempat tinggalnya dengan kantor DPRD Banyuwangi tidak terlalu jauh, wakil rakyat asal Kecamatan Banyuwangi itu memilih PP ke kantor DPRD dengan menumpang angkutan kota (angkot). “Saya punya beberapa mobil. Tetapi, saya memilih naik angkot saja. Mobilnya saya sewakan,” pungkasnya seraya tersenyum. (sgt/c1/afi)
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/ Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 53493115, Fax. (021) 5349207.
Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Jawa Pos
BERITA UTAMA
Jumat 29 Agustus 2014
R A D A R
37
B A N Y U W A N G I
Punya Aset Rp 5 Miliar, Ikuti Lomba UPJA GAMBIRAN – Berhasil mengelola bantuan peralatan pertanian berupa hand traktor, power spryaer, hand sprayer, combine harvester, serta beberapa perlatan lain, Kelompok Tani Jaya Makmur Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, akhirnya terpilih untuk mengikuti lomba PENILAIAN : Kelompok Tani Jaya Makmur saat mengikuti penilaian lomba UPJA.
Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) tingkat Provinsi Jatim mewakili Kabupaten Banyuwangi. Tim penilai dari Provinsi Jatim datang untuk memberikan penilaian di Kelompok Tani Jaya Makmur itu kemarin. Kedatangan tim penilaian itu, didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Kabupaten Banyuwangi, Ikrori Hudanto.
Ketua Kelompok Tani Jaya Makmur, Paimin selama ini kelompok tani yang dikelola bersama para petani, dilakukan apa adanya demi kemanfaatan bersama. Selama ini, juga tidak pernah merekayasa. “Kita selalu apa adanya tanpa polesan,” katanya. Menurut Paimin, saat ini saldo yang dimiliki oleh Kelompok Tani Jaya Makmur sekitar Rp 52.340.000. Dana sebesar itu, murni dari pengelolaan alat
pertanian yang selama ini sudah diberikan oleh dinas pertanian baik dari tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Berkat keseriusan dan kerja keras dari anggota, terang Paimin, saat ini aset yang dimiliki oleh Kelompok Tani Jaya Makmur sebesar Rp 5 miliar. “Dana sebesar itu murni hasil yang dikelola dari usaha yang selama ini dijalankan,” ungkapnya.(azi/abi/adv)
ABDUL AZIZ/RABA
Workshop PPNS, Jaring 15 Pelanggar GENTENG - Anggota Satpol PP Banyuwangi bersama Polsek Genteng menggelar operasi yustisi kemarin. Kegiatan yang melibatkan 40 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) itu digelar di depan kantor Kecamatan Genteng. Dalam operasi itu, mereka berhasil menjaring 15 warga yang tidak membawa kartu identitas. Para pelanggar itu langsung diajukan ke sidang tipiring yang dipimpin hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi. “Operasi yang kita lakukan hanya 10
menit itu sudah menjaring 15 warga,” terang Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum, Satpol PP Banyuwangi, Agus Wahyudi. Operasi yang dilakukan petugas penertiban itu, dengan cara memeriksa kartu identitas berupa kartu tanda penduduk (KTP) setiap pengguna jalan yang melintas di depan kantor kecamatan. “Ternyata warga banyak yang tidak membawa KTP,” katanya. Menurut Wahyudi, operasi ini sebenarnya bagian dari work
shop PPNS yang digelar sejak Minggu (24/8) dan berakhir kemarin. 40 PPNS itu calon penyidik yang sedang mengikuti pelatihan. (sli/c1/abi)
URGENT! DICARI! STAFF TOUR INTER - Pria & Wanita, Single, Fresh Graduate - Menguasai Bhs. Inggris lisan & tulis - Menguasai Ms. Office - Pengalaman tidak diutamakan - Jujur, cekatan, ramah, aktif, kreatif - Penampilan menarik Lamaran kirim ke: GRIYA DADAPAN INDAH REGENCY Jl Raya Jember Km 7 Dadapan Banyuwangi
Untag Terima 1.119 Mahasiswa Baru
ABDUL AZIZ/RABA
MASIH MAHAL: Harga ikan di Pasar Kedungrejo, Muncar, masih cukup tinggi karena mendatangkan dari luar daerah.
Datangkan Ikan dari Puger MUNCAR - Sebutan Muncar sebagai daerah penghasil ikan terbesar kedua di Indonesia tampaknya sudah tidak berlaku lagi. Para nelayan di daerah itu kini kesulitan menangkap ikan. Selain cuaca sering tidak bersahabat, ikan di daerah perairan Muncar juga seperti menghilang. Sudah beberapa bulan terakhir, tangkapan para nelayan terus merosot. “Ikan susah ditangkap,” terang salah seorang nelayan Muncar. Salah satu tokoh pemuda Muncar, Sudomo, mengakui nelayan yang kesulitan menangkap ikan itu. Angin besar yang sering datang, kini juga membuat nelayan takut melaut. “Masih tidak berani (melaut), anginnya sangat kencang,” katanya. Menurut Sudomo, angin yang kencang hingga membuat ombak besar ini berlangsung cukup lama. Karena para
KALIBARU
nelayan banyak yang tidak bekerja, pasar ikan juga sepi. “Untuk jualan ikan, mendatangkan dari luar daerah,” ujarnya. Ikan yang kini banyak dijual oleh pedagang di pasar ikan Kedungrejo, jelas dia, berasal dari Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Selain itu, juga ada yang mendatangkan ikan dari Puger, Kabupaten Jember. “Karena hasil mendatangkan dari luar daerah, harga jadi mahal,” ungkapnya. Saat ini, jelas dia, ikan tuna yang biasanya hanya Rp 12 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 24 ribu per kilogram. Ikan penyar yang harga normal hanya Rp 18 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 25 ribu per kilogramnya. Untuk kepiting yang sebelumnya hanya Rp 35 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
Sedang ikan banyar yang biasanya dijual dengan harga Rp 28 ribu per kilogram. Sekarang naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram. “Semua ikan sekarang naik,” jelas salah seorang pedagang ikan di Pasar Kedungrejo, Ny. Fadil. Harga ikan yang naik itu, lanjut dia, juga pada ikan tribang. Pada saat normal, ikan ini harganya hanya Rp 27 ribi per kilogram, dan kini naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Cumi yang biasanya hanya Rp 35 ribu per kilogram, kini harganya naik menjadi Rp 45 ribu per kilogram. Ny. Fadil menyampaikan banyak nelayan yang tidak mau bekerja karena cuaca yang kurang baik. Sejumlah nelayan, memang ada yang nekat bekerja, tapi ikan yang ditangkap juga tidak maksimal. “Nelayan banyak yang tidak dapat saat melaut,” ungkapnya. (azi/c1/abi)
ROGOJAMPI
BANYUWANGI
Manager Operasional
Jl. Raya Rogojampi
Jl. Tangkuban Perahu
PT. Glen Nevis Gunung , Prusahaan prkbunan karet, kopi, kayu2an, prtanian bth: Manager Operasional Syrt, Pria min SMK Jrsn IPA mmliki pngetahuan tnaman&pnglmn lap. prkebunan,pnglmn min 3 th,kreatif, inovatif,tanggap &tanggung jwb. Krm lamrn & biodata lngkp ke email:glennevis gunungterong@yahoo.com atau PT. Glen Nevis Gunung Terong Dsn. Gunung Terong Ds. Kebonrejo Kalibaru Bwi.
Djl Ruko 2 Lt Lksi Strtgs, Jl. Raya Rogojampi 217 (Sltn Kntr Pos/Utra Jmbtn), SHM, Nego, Tnp Prantara H: 081324519642
GENTENG Teknisi Dcr Teknisi Min SMU, Pnglamn dlm pmasangan CCTU & GPS, Gaji Menarik + Bonus, Hub. Rumah Jaga Ruko Madania Residence R7, Jl. Hasyim Asyari Genteng 68465 Telp. 0333 - 842929
BANYUWANGI TOYOTA AGYA 2014 Ready stok Agya tahun 2014, Hubungi Wahid, AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 081234730670
BANYUWANGI
Djl Rumah Jl.Tangkuban Perahu 1 bwi Luas Tanah 630 m2 LB.105m2,1 Lantai, 5 kamar tidur, 1kamar mandi, Listrik 1300 watt, PDAM. Hub. 0811308961 Oki
STNK Hlg STNK P 6856 VL an Dawina, Kltakan RT. 3/2, Kel. Klatak, Kec. Kalipuro Hlg STNK P 6257 VD a/n Saiful Anam, Gepuro RT02/01 Watukebo, Rogojampi Hlg STNK P 2968 ZL a/n Tamrin, Dsn Pasinan Timur RT. 2/2 Ds. Singojuruh
Depan Pintu Masuk ASDP Dijual Rumah Luas 150m, Depan Pintu Masuk ASDP Hub: 08123353502
BANYUWANGI-Sebanyak 1.119 mahasiswa baru Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi mengikuti kegiatan Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek). Kemarin (28/8), Opspek dibuka oleh Rektor Untag Banyuwangi Drs. Tutut Hariyadi, MSi. Upacara pembukaan Opspek dilakukan di halaman kampus. Pembukaan Opspek kemarin ditandai dengan penyematan topi atribut Opspek oleh rektor kepada enam orang wakil mahasiswa dari enam fakultas di Untag. Selanjutnya secara serentak diikuti oleh seluruh mahasiswa baru yang hadir. Opspek akan berlangsung selama dua hari sejak 28 sampai 29 Agustus 2014. Sebelumnya diawali dengan kegiatan pra Opspek yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2014. Kegiatan Opspek meliputi pengenalan sejarah dan struktural Untag sekaligus pengarahan dalam bidang akademik. Pengarahan dan pemantaban etika dan organisasi mahasiswa. Pemantaban wawasan kebangsaan. Pengenalan organisasi intra kampus. Inspirasi dan motivasi yang diberikan oleh alumni Untag. Ada juga pendampingan kelas. Kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai bentuk salah satu pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi dan bakti al-
mamater. Malam puncak kegiatan Opspek akan diakhiri dengan inaugurasi. Dalam sambutannya, Drs. Tutut Hariyadi, MSi mengungkapkan bahwa jumlah peminat calon mahasiswa yang ingin masuk Untag Banyuwangi semakin banyak tahun ini. Hal itu menjadi indikator bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Untag sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan tinggi di Kabupaten Banyuwangi semakin mendapatkan perhatian dan antusiasme tinggi. Peningkatan itu, kata rektor, tidak bisa lepas dari prestasi Untag sebagai perguruan tinggi yang taat azas yang tidak pernah
melaksanakan kegiatan perkuliahan jarak jauh. Berbagai penghargaan telah diraih Untag, baik di bidang akademik maupun non akademik dan kemahasiswaan. “Kami juga telah menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri,” ungkap Tutut. Tahun akademik 2014/2015, Untag menerima mahasiswa baru sebanyak 1.119 untuk program strata satu (S1). Kegiatan perkuliahan akan dimulai awal September 2014. “Kepada seluruh mahasiswa baru agar selalu memiliki disiplin yang tinggi dan semangat pantang menyerah dalam menyelesaikan studi strata satu hingga selesai,’’ pesan rektor. (*)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Toyota Yaris ‘10
Innova
NEW KIJANG INNOVA 2014
UNTAG FOR JP-RABA
PEMBUKAAN:Rektor Untag Tutut Hariyadi memakaikan topi kepada peserta Opspek, kemarin (28/8).
Ready stok New Kijang Inova tahun 2014, Hubungi Luluk AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 081234513111 Dijual Toyota Yaris 1.5 S LTD AT th 2010 Warna Putih hrg 160 Jt Nego, Hub: 08883361235
NEW YARIS TRD SPORTIVO 2014 Ready stok New Yaris TRD sportivo tahun 2014, Hubungi Ragun AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 08124937728
NEW AVANZA 2014
Truck Fuso
Dijual Innova tahun 011/010 solar/bsn pmk slv/htm hrg 199/171 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Honda CRV
Ready stok New Avanza tahun 2014, Hubungi Oki, AUTO 2000, Jalan A. Yani No. 7 - 9 Bwi. Hub 08123238335.
Dijual Truck fusso tahun 81/82/83/84 hrg 85/86/87/89 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
All New Xenia
Dijual All new Xenia/ taruna tahun 013/012/05 pmk pth/htm/mrh hrg 139/89 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda stream/CRV tahun 03/04 pmk hrg 126 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
All New Avanza
Dijual All New Avanza – Velos 012/013 Pmk htm/pth hrg 147,5/151,5 juta nego brg istw , Bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
HOTLINE IKLAN HUBUNGI: RADAR BANYUWANGI 0333 412224; BIRO SITUBONDO 0338671982; BIRO GENTENG 081336161357 THOMY 081336287999 EKO
OPINI
40
R A D A R
NARKOBA
Jawa Pos
B A N Y U W A N G I
Jumat 29 Agustus 2014
Akrobatik Pendidikan Inklusi
JUMAI/RADAR JEMBER
DITES POSITIF : Tersangka Agus dengan SS dan perlengkapn yang digunakan untuk nyabu. Dia mengaku ditawari kakaknya untuk mencoba SS tersebut.
Adik Pemakai, Kakak Penyuplai JEMBER – Agus Supriyanto, 26, warga Dusun Gumukbanji II, Desa Gumukbanji, Kencong kemarin diamankan polisi. Agus tertangkap basah saat nge-fly di kamarnya usai mengkonsumsi sabu-sabu. Agus sendiri mengatakan mendapatkan barang tersebut dari SA, kakaknya yang kini masih menjadi buronan polisi. Penggerebekan Agus ini bermula dari penangkapan penangkapan pengedar pil oplo bernama Agus Haryanto alias Konyes, 25, warga Dusun Krajan Desa Kraton, Kencong (25/8). Dari penangkapan terhadap tersangka Konyes inilah, polisi mengantongi nama seorang pria berinisial SA, kakak Agus. SA ditengarai sebagai menyuplai pil berbahaya itu kepada tersangka Konyes. Petugas pun langsung menggerebek rumah SA di Dusun Gumukbanji II, Desa Gumukbanji, Kencong. Namun sayangnya, SA sedang tak ada di rumah. Kendati begitu, penggerebekan ini tidak membuat usaha petugas sia-sia. Pasalnya, petugas juga sempat dibuat kaget dengan kenyataan di rumah itu. Pasalnya, petugas tidak menemukan SA namun malah mengamankan Agus Supriyanto, adik kandung SA. Agus kala itu sedang berada di dalam kamarnya dan kedapatan sedang mengkonsumi serbuk ‘setan’ tersebut. Dari tangannya, polisi menyita barang bukti berupa sabu sisa pakai seberat 0,05 gram. Selain itu, polisi juga mengamankan korek, sedotan plastik, dan kertas rokok. Saat diinterogasi, Agus mengelak bahwa barang haram itu bukanlah miliknya. Bahkan, dia juga berdalih sama sekali tak mengkonsumi SS tersebut. Akhirnya, petugaspun membawanya ke Mapolres Jember. Petugas langsung melakukan tes urine dan hasilnya, Agus positif menggunakan Narkoba. Dengan adanya bukti itu, Agus pun akhirnya mengakui perbuatannya. Namun dia mengaku baru pertama kali mengkonsumsi SS. “Baru pertama kali ini. Tadi hanya lima kali hisapan terus ketangkap polisi,” katanya. Agus mengatakan, bahwa dia tidak membeli SS itu, melainkan diberi oleh kakaknya, SA. (jum/wah/jpnn/aif)
GAGASAN Bupati Banyuwangi mendeklarasikan Banyuwangi sebagai kabupaten pendidikan inklusi (inklusif ), menurut saya bukanlah hal yang mengejutkan. Seingat saya, sewaktu dia menyampaikan visi dan misi pendidikan pada forum debat kandidat di Gedung Wanita empat tahun silam, dia sudah menyinggung konsep pendidikan ramah sosial, ramah ekonomi, pendidikan berkeadilan. Termasuk, ada discourse pemberian layanan yang sama kepada peserta didik disabilitas (berkebutuhan khusus) di sekolah reguler. Sebenarnya rencana itu melengkapi realisasi janji politiknya sewaktu kampanye Pemilukada 2010 silam. Terobosan pemikiran yang relatif gres pada waktu itu diperoleh bupati dari hasil nguping paparan para elite pendidikan di kementerian. Satu di antara kelebihan dia adalah piawai memanfaatkan sumber informasi, kemudian ditransfer dan diimplementasikan lebih kreatif. Jadilah Banyuwangi sebagai kabupaten yang penuh inovasi yang cukup mencengangkan elite-elite Jakarta. Bahkan, dalam sambutan pidato kenegaraan Presiden RI tanggal 15 Agustus 2014 lalu, Bupati Banyuwangi disebut
sebagai kabupaten yang gemilang-cemerlang dalam menurunkan angka kemiskinan dari 20% menjadi 9% dalam tiga tahun. Kabar selentingan, katanya Pak Jokowi juga kerap rasan-rasan tentang prestasi Bupati Anas. Olih tah osing ambi rakyat Banyuwangi jika kader terbaiknya digondhol nong Jakarta? Byek, kari eman! Dalam waktu dekat, Bupati Anas akan menggelar proyek prestisius bidang pendidikan berbasis pendidikan inklusi dalam rangka memperluas akses hak-hak memperoleh pendidikan yang adil bagi warga usia sekolah tanpa diskriminatif. Konsep tentang kelas inklusi secara komprehensif dan formal telah dicanangkan dalam produk perundang-undangan, bahkan sampai pada domnis dan domlak. Tetapi, tidak kalah pentingnya perlu diperluas pula pemahaman filosofis tentang siapa peserta didik yang patut dikategorikan memperoleh hak layanan berkebutuhan khusus itu. Peserta didik penyandang cacat (disabilitas) kategori A, B, C, D, dan lain-lain, sudah ada lembaga penampungnya yang lebih profesional, yaitu SLB. Golongan disabilitas tertentu jika ditampung di sekolah regular tidak banyak kere-
OLEH Mochammad Rifai*
potan, terutama penyandang cacat fisik. Sementara itu, disabilitas kategori cacat mental dan cacat sosial akan menjadi PR besar para praktisi pendidikan di level sekolah. Barang kali orang tua siswa penyandang cacat mental juga akan banyak keberatan, karena khawatir anaknya akan lebih tersiksa bila bergabung dengan anak-anak normal. Anak-anak yang hebat berdasar sisi bakat istimewa dalam hal akademik dan nonakademik, menurut UU Sisdiknas juga merupakan bagian dari proyek pendidikan layanan khusus. Beda dengan konsep peserta didik berkebutuhan khusus, anak-anak yang memiliki bak-
at istimewa diberi kesempatan mengoptimalkan kelebihan itu dalam sebuah program layanan khusus. Jadi, kelas inklusi termasuk juga program layanan khusus dalam bentuk kelas akselerasi, kelas atlet berprestasi, dan layanan khusus lain yang bersifat kelompok atau perorangan. Pada level SMA sudah dirintis kelas inklusif jenis tersebut, misalnya di SMA 1 Glagah ada program kelas akselerasi, di SMA 2 Genteng ada kelas olahraga prestasi, dan sekaligus menerapkan sistem SKS yang memungkinkan siswa cerdas istimewa bisa lulus 4 semester atau 2 tahun. Sistem SKS juga mulai diterapkan di SMA 1 Genteng dan SMA 1Giri. Perlu dipikirkan agar ada kesinambungan hal serupa yang terjadi di SMA itu diterapkan di SD dan SLTP untuk membuat program acrobatic bagi siswa cerdas istimewa. Misalnya, ada siswa kelas V/VI cerdas istimewa dititipkan di kelas VII, dan jika ada siswa kelas VIII/IX cerdas istimewa bisa dititipkan di SMA kelas X. Para pemangku pendidikan dituntut lebih cerdas dan berani, terutama kepala sekolah. Pengelolaan kelas khusus, layanan khusus, bagi mereka penyandang disabilitas bukan peker-
jaan sederhana. Pemenuhan sarana dan prasarana tidak harus disiapkan. Keberanian pengambil kebijakan amat diperlukan agar sekolah kreatif dan inovatif dalam mengimprovisasi program-program pendidikan. Memajukan pendidikan tidak cukup hanya bertumpu pada regulasi-regulasi an sich. Artinya, ngawurngawur dikit asal jelas alasan filosofisnya sangat patut sebagai dasar praktik di lapangan daripada tidak berbuat karena tidak ada regulasi. Kepala sekolah sebagai seorang manajer harus bisa mewujudkan tanpa harus banyak bergantung pada kucuran dana dan belas kasihan pemerintah. Peran serta masyarakat, sponsorship, LSM, dan para peduli pendidikan, bisa dioptimalkan sepanjang kita bisa menunjukkan reputasi, kredibitas, dan akuntabilitas yang mumpuni. Semoga pencanangan Banyuwangi sebagai Kabupaten Pendidikan Inklusi menjadi daya dorong semangat berinovasi para stakeholder pendidikan tanpa berharap anggaran di APBD/ APBN. *) Kepala SMA Negeri 2 Genteng, Pemegang Anugerah Best Practice 2008 Kelas Inklusi Bertaraf Internasional.
Perayaan 17-an Harus Lebih Kreatif SEBAGAIMANA biasa, peringatan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan yang lazim disebut Perayaan 17-an, selalu identik dengan perayaan-perayaan yang menggunakan fasilitas jalan raya. Hampir setiap hari jalan-jalan umum macet karena digunakan karnaval dan gerak jalan. Karena menggunakan fasilitas jalan raya, praktis lalu lintas terganggu. Beberapa pengguna jalan yang melintas di jalan ada pengguna jalan primer, seperti pemasok sembako, pembawa tabung oksigen untuk rumah sakit, pengguna ambulans, atau pengguna jalan darurat lain. Pada saat yang sama, kebanggaan terhadap simbol-simbol negara, seperti Bendera Merah
Putih, tampaknya mulai menurun. Zaman dulu, pada bulan Agustus kendaraan-kendaraan bermotor, sepeda ontel, dan becak, wajib memasang Bendera Merah Putih. Sekarang jangankan di kendaraan, rumah penduduk saja banyak yang tidak dipasangi bendera pada momen penting bangsa ini. Intinya, banyak yang tidak mengibarkan Merah Putih di halaman rumah. Berdasar ilustrasi tersebut, sebenarnya kita hanya ingin mengatakan bahwa peringatan 17-an dengan cara-cara konvoi di jalan umum berhari-hari itu sudah tidak relevan. Tidak adakah alternatif cara ber17-an yang lain tanpa mengurangi makna sebuah peringatan hari kemerdekaan?
OLEH H. Asmu’i Syarkowi*
Di samping untuk menghargai para pejuang kemerdekaan dan pahlawan, peringatan 17-an yang
dari tahun ke tahun kita selenggarakan ini sejatinya dimaksudkan menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme kepada anak bangsa. Ironisnya, kini variasi kegiatan peringatan ke arah itu malah berkurang. Atau bahkan hampir tidak ada. Para penyelenggara peringatan 17-an sepertinya juga tidak memandang penting kewajiban mengibarkan Merah Putih dan kompetisi-kompetisi berbasis prestasi. Akan tetapi, siapa yang berwenang mengubah semua itu. Para pembuat kebijakan perlu duduk bersama merumuskan model peringatan 17-an yang tepat untuk kondisi ruang dan waktu saat ini. Perlu dicari kemudian dibuat model baru kegiatan peringatan 17-an
yang lebih kreatif tanpa menghilangkan makna dasar. Kalau tidak, peringatan 17-an akan selalu menjadi penyebab stres tahunan bagi para pengguna jalan. Yang lebih penting lagi, dikhawatirkan peringatan 17-an itu akan semakin kehilangan makna. Sebaliknya, peringatan itu hanya terkesan sekadar festival hura-hura sosial, terstruktur, dan massif, yang justru menyimpang dari maksud dan tujuan peringatan hari kemerdekaan sebuah bangsa. Opini ini kiranya menjadi bahan refleksi bagi para pembuat kebijakan. Semoga! *) Hakim Pengadilan Agama Banyuwangi.
Meriahnya Karnaval Agustusan KECAMATAN Rogojampi kemarin menggelar karnaval umum dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-69. Acara ini berlangsung cukup meriah. Ribuan orang tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan karnaval tahunan tersebut. Pada hari yang sama, di Kecamatan Tegalsari juga menggelar acara serupa. Acara ini juga mendapat perhatian warga setempat. (*) RAJA:Siswa SD Negeri 1 Rogojampi tampil ala kerajaan kuno.
SPEKTAKULER: Kepala SMA Rogojampi, Drs. Rodiwanto MM (dua dari kiri) turut karnaval bersama para siswa.
PBNU: Siswa MI NU Tegalsari dalam karnaval kemerdekaan di desanya.
PARTISIPASI: Siswa dan guru SMK Negeri Tegalsari ikut turun dalam karnaval tingkat Kecamatan Tegalsari.
TARUNA MELATI: Drum Band SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi tampil memukau dihadapan penonton.
SENYUM: Siswa SDN 5 Yosomulyo dalam gerak jalan di Kecamatan Gambiran.
HIJAB: SMA Negeri 1 Rogojampi tak lupa mengangkat tema jilbab untuk para wanita.
BAKBIDADARI:Kostumkarnavalyangdidominasiwarnamerah, tunjukkan jiwa berani dan percantik siswa SMK PGRI Rogojampi.
KUNDARAN: Tarian kuntulan dari siswa SMK PGRI Rogojampi memberikan nuansa yang berbeda.
MENGINGATKAN: Siswa SMA Negeri 1 Rogojampi berkostum BEC untuk ikut mempromosikan BEC 2014 yang akan digelar beberapa bulan ke depan.
APIK: Drum Band MTs Rogojampi menunjukkan penampilan terbaiknya.
KOMPAK: Penampilan tari Gandrung siswa SD Negeri 1 Rogojampi mampu membuat decak kagum dewan juri.
MEMUKAU: Tampilan apik siswa SMA Sultan Agung Rogojampi memberi warna tersendiri dalam pelaksanaan karnaval Kecamatan Rogojampi kemarin (28/8).
OLAHRAGA
42
R A D A R
Jawa Pos
Jumat 29 Agustus 2014
B A N Y U W A N G I
Belum Cair, Cabor Terpaksa Utang Bank
DOK/RABA
PROBLEM FISIK: Bek kiri Anis Mujiono (kiri) dan gelandang serang Putut Waringin kini menderita sakit.
Gawat, 3 Pemain Tumbang Jelang Laga 16 Besar Divisi Utama BANYUWANGI – Persewangi tampaknya sedang menemui hambatan berat jelang pertandingan awal babak 16 besar Kompetisi Divisi Utama pada musim ini. Sebab, skuad The Lasblang (Laskar Blambangan), julukan Persewangi mengalami problem fisik. Kondisi stamina pemain masih bermasalah. Bahkan, tercatat ada tiga pemain yang menderita sakit. Tiga pemain itu antara lain, full back kiri, Anis Mujiono; striker Sukarno Andi Wijaya dan gelandang serang Putut Waringin Jati. Anis Mujiono adalah pemain pertama yang menderita sakit. Bahkan, pemain asal Muncar itu sudah tidak turun lapangan kala menghadapi Persbul Buol tanggal 23 Agustus lalu. Saat itu, dia harus rawat inap di rumah sakit MMC Muncar karena terkena Demam Berdarah (DB). Sementara itu, Sukarno Andi Wijaya juga menderita sakit demam. Pemain yang namanya melejit kala masuk seleksi timnas U-19 itu sakit demam sehari setelah pertandingan penutup fase grup. Sedangkan, Putut Waringin Jati juga belum fit karena staminanya terganggu. Kabar terbaru menyebutkan, jika Anis Mujiono memang sudah berlatih kemarin. Namun, dia terlihat masih loyo. Hal itu diakui Pelatih Persewangi, Bagong Iswahyudi kemarin. ‘’Anis masih belum fit total,’’ ujarnya saat mendampingi anak asuhnya berlatih fisik di lintasan atletik GOR Tawang Alun, Banyuwangi kemarin. Selain masalah stamina, Bagong juga menyebut, para pemain masih belum merapat ke mes Persewangi. Para pemain lokal kompak berlatih. Sementara, para pemain luar daerah masih belum tiba di Banyuwangi untuk mengikuti latihan. ‘’Ada tiga pemain yang belum datang. Besok akan tiba,’’ katanya. Dia mengaku akan memberikan spirit ke-
Cabor yang Siap Sambut Porprov Perpani Wushu Tarung Derajat Pertina Gulat
Sepengetahuan dia, ada beberapa cabor yang sudah kerja keras untuk menyambut Porprov V Jatim. Dia menyebut, cabor seperti Persatuan Panahan Indonesia (Perpani), Wushu, Tarung Derajat, Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) dan Gulat sudah melakukan training center. Atlet Perpani sudah berlatih kontinu sejak awal tahun ini. Selama ini, program latihan tersebut dipusatkan di lapangan Maron, Genteng. Atlet tinju berlatih keras di Sasana Minakjinggo Glenmore dan atlet Tarung Derajat digenjot latihan di Wisma Atlet, Banyuwangi. ‘’Atlet gulat banting-bantingan sampai rusak matrasnya di Muncar dan Wushu babak belur di Stikes,’’ jelentreh Bonavita Budi Wijayanto. Menurut dia, banyak cabor memang melakukan TC secara diam-diam. Mengenai dana, dia menjelaskan, jika kalangan cabor terpaksa modal dulu. Bahkan, ada sebagian cabor harus utang ke bank agar program bisa berjalan. ‘’Bahkan, ada yang terpaksa duit utang di bank. Semua itu hanya untuk prestasi atlet,’’ kata pria asal Genteng itu. Semua cabor memang sangat membutuhkan dana segera cair. Dana APBD 2014 senilai Rp 3 miliar itu sangat dibutuhkan untuk persiapan Porprov. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dana hibah tersebut cair. (ton/aif)
ALI NURFATONI/RABA
BERLATIH KERAS: Atlet Tarung Derajat digenjot latihan di Wisma Atlet Banyuwangi.
SAKIT DEMAM: Striker Sukarno Andi Wijaya ketika menghadapi Timnas U-19 Maret 2014 lalu.
pada semua pemain dalam menatap 16 besar. Selama ini, perjuangan tim sudah maksimal. Dengan demikian, sangat disayangkan jika spirit pemain mengendur. ‘’Kami akan berusaha maksimal. Semoga ada perhatian dan sponsor yang masuk untuk membantu Persewangi,’’ katanya. Dia menyebut, jika Persewangi akan terus berusaha untuk mewujudkan mimpi dalam mengejar prestasi. Menurut dia, lolos ke babak 16 besar merupakan rekor baru dan
mencatatkan sejarah selama keikutsertaan ketiga kalinya di kompetisi kasta kedua Liga Indonesia. ‘’Target kami selanjutnya lolos babak 16 besar,’’ tandasnya pelatih asal Purwoharjo itu. Sebagaimana diketahui, Merah-Hitam akan melakoni laga pembuka grup L babak 16 besar melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman Jogjakarta. Kick off laga tandang tersebut akan digelar tanggal 2 September mendatang. (ton/aif)
Persewangi Jr Tuan Rumah Grup A BANYUWANGI - Liga Remaja Piala Suratin Regional Jawa Timur 2014 dipastikan mulai bergulir tanggal 31 Agustus mendatang. Dua tim asal Banyuwangi akhirnya dipastikan mengikuti liga khusus pemain under 17 tahun itu. Dua kontestan asal Kota Gandrung itu adalah Persewangi Jr dan Banyuwangi United Jr. Persewangi Muda yang berencana mengikuti ajang tahunan itu gagal gara-gara terlambat mendaftar. Asosiasi PSSI Provinsi (Assprov) Jawa timur merilis daftar tim yang akan berlaga dalam ajang tersebut. Ada 30 tim yang terbagi dalam enam grup. Hasil drawing itu, Persewangi Jr dan Banyuwangi Jr terhindar dari bentrok lebih dini karena masuk dalam grup yang berbeda. Persewangi Jr masuk dalam grup A. Tim asuhan Nasrul ‘’Kripik’’ Hariyono itu akan bersaing dengan Jember United, PSIL, Persekapro, dan Asyabab. Sedangkan, Banyuwangi United Jr akan bertemu dengan tim-
BANYUWANGI – Persiapan tuan rumah Banyuwangi dalam menatap Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) V Jawa Timur tampaknya masih belum maksimal. Sebab, hanya sebagian cabang olahraga (cabor) yang all out menyiapkan atlet untuk berlaga dalam ajang multi even tersebut. Padahal, pelaksanaan even tersebut semakin dekat. Setidaknya, hari H kini tinggal 10 bulan. Ajang dua tahunan itu akan digeber selama 7 hari pada tanggal 6 hingga12 Juni tahun 2015 mendatang. Sebelumnya, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang betul-betul siap dalam menyambut even akbar tersebut. Bagaimana tidak, induk organisasi semua perguruan silat di bawah arahan Guntur Priambodo itu sudah menyiapkan atlet terbaik. Bahkan, para atlet sudah melakukan pemusatan latihan sejak Desember tahun lalu. Selain itu, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) yang tampaknya benar-benar siap untuk ambil bagian dalam perebutan medali pada Porprov di rumah sendiri. Bahkan, sejauh ini, sudah banyak prestasi yang telah diukir atlet di bawah komando Ayub Hidayat itu di berbagai ajang baik tingkat provinsi maupun nasional. KONI Banyuwangi sebagai induk cabor terkesan diam. Kondisi tersebut jelas sangat merugikan dan ambisi untuk masuk dalam tiga besar dalam perolehan medali terancam meleset. Hingga saat ini, belum ada progress terkait persiapan semua cabor. Namun, belakangan, KONI Banyuwangi angkat suara. Sebab, ada beberapa cabor yang all out menggembleng atlet. Hal itu ditegaskan Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Banyuwangi, Bonavita Budi Wijayanto kemarin.
DRAWING PIALA SURATIN REGIONAL JATIM
DOK/RABA
MASUK GRUP NERAKA: Skuad Banyuwangi United akan menghadapi Persekap Jr di Pasuruan bulan depan.
tim tangguh di grup B, yaitu tim Persekap, Naga Mas Asri, Persebaya, dan Mojokerto FC. Persewangi Jr lebih diuntungkan dengan sistem home turnamen. Bagaimana tidak, Persewangi Jr dipercaya sebagai tuan rumah grup A. Sedianya, home base Persewangi Jr akan menggunakan lapangan Srono. ‘’Kita sudah pertimbangkan lapangan tersebut representatif,’’ ujar Manajer Persewangi Jr, Tri Basuki kemarin. Dia mengungkapkan, sebagai tuan
rumah, timnya sangat diuntungkan. Timnya juga sudah menyiapkan diri untuk bersaing dengan kompetitif dengan tim-tim lain. ‘’Kami percaya anak-anak nanti bisa lolos dari penyisihan grup,’’ tukasnya. Pada bagian lain, Banyuwangi United Jr menanggung beban berat dalam ajang tersebut. Selain harus bertemu tim-tim kuat, tim di bawah pantauan M. Kayun Cs itu melakoni laga di fase penyisihan di Pasuruan markas Persekap. Meski begitu, semua tim me-
Grup A n Persewangi Jr n Jember United n PSIL n Persekapro n Asyabab Grup B n Banyuwangi United Jr n Persekap n Naga Mas Asri n Persebaya n Mojokerto FC.
miliki peluang yang sama. Sementara itu, Persewangi Jr maupun Banyuwangi United Jr masih belum mengetahui laga perdana. Sebab, Assprov Jatim masih belum merilis jadwal pertandingan. Yang jelas, kedua tim asal Bumi Blambangan itu selalu siap untuk bersaing dan menjadi yang terbaik. (ton/c1/aif)
Awas, Gerak Jalan Tradisional Bikin Macet BANYUWANGI - Lomba gerak jalan tradisional akan dimulai Sabtu besok (30/8). Sebab itulah, kendaraan besar diminta tidak melintas di sepanjang rute peserta, mulai jalan poros Jajag hingga Banyuwangi. Jika kendaraan besar, seperti truk besar, tetap nekat, maka tim gabungan Polres Banyuwangi, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP, akan memberhentikan kendaraan tersebut dan tidak diperbolehkan berjalan sampai kegiatan selesai. Gerak jalan dalam rangka memperingati HUT RI ke-69 tersebut dibagi dalam tiga kategori yang jarak tempuhnya berbeda. Ketiga kategori tersebut akan melewati sepanjang jalan protokol kota dan beberapa kecamatan di wilayah Banyuwangi Selatan. Kategori 8 kilometer (Km) tingkat SD/ MI akan start di Wisma Atlet Gelora Kawasan GOR Tawang Alun, Banyuwangi, dengan start pukul 09.00. Kategori kedua, yaitu 17 Km, diikuti pelajar SMP, MTs, SMA, SMK dan umum (putri) akan
mengambil start pukul 13.00 di depan kantor Desa Gladag, Rogojampi. Sedangkan kategori 45 Km untuk beregu putra dan perorangan akan mengambil start tepat pada pukul 16.00 di depan Kantor Camat Gambiran di Desa Jajag. Seluruh kategori akan finis di Gesibu Blambangan, Banyuwangi. Seperti perhelatan sebelumnya, kegiatan gerak jalan tersebut selalu memacetkan jalan. Arus lalu lintas di sepanjang jalan akan dipenuhi para peserta. Untuk itu, kendaraan besar untuk tidak melewati jalur tersebut agar tidak terjebak dalam kemacetan. Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi Ahmad Khoirullah mengingatkan agar semua peserta tetap tampil dengan busana nuansa kemerdekaan. Hal itu untuk meningkatkan semangat perjuangan. ‘’Peserta regu maupun perorangan, kami mengimbau untuk menggunakan seragam dengan corak kemerdekaan,” ujarnya. (ton/c1/aif)
Jawa Pos
Jumat 29 Agustus 2014
BERITA UTAMA R A D A R
43
B A N Y U W A N G I
Gaji Bersih Rp 12 Juta per Bulan n BARU DILANTIK... Sambungan dari Hal 33
Namun, dia enggan menyebut identitas dan berapa jumlah wakil rakyat yang telah mengajukan kredit fasilitas anggota dewan itu. Dia hanya bersedia memberi bocoran, nominal kredit yang diberikan akan disesuaikan gaji
yang diterima masing-masing anggota dewan. “Dari total gaji yang diterima, tidak boleh habis untuk membayar angsuran. Harus ada sisa take home pay,” ujarnya. Dikatakan, plafon kredit anggota dewan mencapai Rp 500 juta per orang dengan bunga flat sebesar sepuluh persen per tahun. “Jangka waktu kredit maksimal selama masa keang-
gotaan dewan atau selama lima tahun,” kata dia. Dengan nominal kredit yang cukup besar, persyaratan kredit bagi anggota dewan cenderung mudah. Persyaratan itu, antara lain surat permohonan kredit, rekomendasi ketua dan sekretaris DPRD, serta SK pengangkatan sebagai anggota DPRD Banyuwangi.
Taufik menjelaskan, plafon pinjaman senilai Rp 500 juta itu bisa diberikan dengan asumsi gaji yang diterima anggota dewan sekitar Rp 20 juta per bulan. Untuk menentukan nominal kredit yang akan diberikan kepada setiap wakil rakyat, pihaknya akan melihat daftar gaji yang disertakan sekretariat DPRD saat seorang anggota de-
Antre Malam demi Hindari Telat Ngantor n MALAM MASIH... Sambungan dari Hal 33
Meski malam sudah larut, para pengendara tetap rela antre karena khawatir kehabisan BBM pada esok harinya. ”Saya rela antre sekarang (Rabu malam), takut besok enggak ada bensin. Kalau beli pagi hari, takut antre lagi. Saya bisa telat masuk kerja,” ujar Abdul Munif, 29, warga Desa Pesucen yang mengantre
di SPBU Banterang malam itu. Antrean kendaraan di SPBU Banterang masih tampak mengular sampai pukul 22.30. Sebaliknya, suasana kontras justru terjadi di SPBU Kedayunan, Kecamatan Kabat. SPBU di sebelah barat RTH Kedayunan itu justru tutup lebih awal lantaran stok premium habis. ”Ini mau tutup. Bensinnya sudah habis,” ujar salah satu karyawan SPBU Kedayunan malam itu.
Sementara itu, antrean kendaraan juga terlihat di SPBU Sukowidi, Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Rabu malam lalu. Namun, antrean kendaraan tidak sampai meluber ke jalan. Para pengendara banyak yang balik kucing saat mengetahui antrean panjang kendaraan di SPBU Sukowidi. Antrean juga terjadi di SPBU Karangente, Jalan Brawijaya
Banyuwangi. Kendaraan bermotor tampak mengantre di halaman SPBU di selatan kantor PJR Banyuwangi tersebut. Akan tetapi, antrean kendaraan tidak sampai meluber ke jalan raya. Pagi kemarin antrean kendaraan yang mengisi BBM di beberapa SPBU di Banyuwangi sudah berangsur normal. Hingga berita ini ditulis sore kemarin, antrean kendaraan tidak tampak di beberapa SPBU tersebut. (mg5/c1/bay)
Kios Eceran Full Jual Pertamax SEMENTARA itu, banyaknya antrean kendaraan di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Banyuwangi menyebabkan para penjual bensin eceran beralih menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax. Seperti yang dilakukan Samsul Hadi, 56, warga RT 06/RW 02, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi. Jika biasanya dia menjual bensin eceran, kini dia beralih menjual pertamax eceran. Kios bensin di Jalan Brigjen Katamso tampak berbeda dibanding hari-hari biasa. Bila sebelumnya bensin yang dijual berwarna kuning (premium), sekarang bensin yang dijual berwarna hijau. Samsul mengaku menjual pertamax eceran karena tidak bisa membeli premium di SPBU. ”Antre kalau beli bensin di SPBU, makanya saya beli pertamax saja,” kata Samsul. Sementara itu, harga jual pertamax eceran Rp 12.500 per
GALIH COKRO/RABA
HIJAU: Kios BBM eceran milik Samsul Hadi di Jalan Brigjen Katamso, Banyuwangi, kemarin.
liter. Harga tersebut dirasa tidak terlalu mahal karena harga beli pertamax di SPBU per liter
Rp 11.500. ”Murah-murah saja jualnya. Saya juga cuma untung seribu rupiah,” terangnya.
Meski harga eceran pertamax lebih mahal dibanding eceran premium, Samsul mengaku eceran pertamax yang dijual laku keras. Dalam sehari, dia bisa menjual 30 liter pertamax kepada konsumen. ”Alhamdulillah laku terus. Hari ini saja (kemarin, Red) sudah laku 12 botol,” ujarnya. Dia juga sangat prihatin terhadap banyaknya pengendara kendaraan bermotor yang antre di SPBU. ”Kasihan kalau liat orang antre beli bensin. Daripada antre lama mending beli pertamax di kios eceran. Enggak usah antre, langsung isi,” seloroh Samsul. Sementara itu, hal serupa dilakukan Ibnul, 24, warga Lingkungan Tangkong, Kelurahan Singoturunan, Banyuwangi. Pemilik kios bensin eceran itu beralih menjual pertamax. ”Sekarang kalau beli premium antre. Banyak SPBU yang melarang kita membeli menggunakan jeriken. Makanya saya jual pertamax,” ujar Ibnul. (mg5/c1/bay)
Bata Untu Walang Mirip Struktur Tembok Cina n ARSITEKTUR... Sambungan dari Hal 33
Ukuran bata yang kedua ini tidak jauh beda dengan ukuran yang pertama. Tetapi, lokasi penemuannya tidak di sekitar pagar luar keraton, melainkan di sekitar Hutan Merau. Berdasar lokasi penemuannya, bata tersebut bukanlah bata pagar. Tetapi, berdasar ukuran panjangnya sama dengan dua kali lebar, tim ekspedisi menduga bata itu disusun menggunakan sistem untu walang. Sebab, syarat sistem untu walang, panjang bata yang digunakan harus dua kali lebarnya. Jika tidak seperti itu, sistem untu walang tidak bisa diterapkan. Nah, dengan asumsi bahwa sistem untu walang digunakan menyusun bangunan tinggi dan kuat, kuat dugaan bata dengan panjang 40 cm, lebar 20 cm, dan tebal 9 cm itu digunakan menyusun tembok di dalam keraton. Mungkin digunakan menyusun tembok rumah. Bata ukuran ketiga, panjang 39 cm, lebar 19 cm, dan tebal 9 cm. Ukuran ketiga ini tidak jauh beda dengan kedua bata yang diulas sebelumnya. Jika tidak diukur dengan cermat, akan terkesan ketiga bata tersebut sama. Itulah yang kerap terjadi. Masyarakat sekitar pun banyak yang tidak bisa membedakan ketiga bata tersebut. Sebab, mereka tidak pernah mengukurnya dan hanya berdasar filing. Selain itu, juga tidak sedikit peneliti atau pengamat yang mengatakan hal yang sama. Padahal sejatinya ukuran ketiga bata tersebut berbeda. Tentu kegunaannya dalam menyusun bangunan juga berbeda. Bata ukuran ketiga tersebut ditemukan tetap di Hutan Merau, tepatnya di selatan Plecutan. Berdasar lokasi penemuannya, tim ekspedisi menduga bata itu digunakan menyusun bangunan di dalam keraton. Tetapi, berdasar panjangnya yang tidak dua kali lebar, yakni lebih satu sentimeter, tim ekspedisi menduga bata itu tidak untuk menyusun tembok. Sebab, tidak bisa diterapkan dalam sistem untu walang. Bata ukuran tersebut kemungkinan diterapkan pada sistem zigzag mangklang (melintang). Sistem yang satu
ini selain ditemukan pada susunan lantai, juga ditemukan pada bangunan-bangunan persegi yang tidak begitu tinggi, misalnya pelinggihan alias tempat duduk. Selama ini, pelinggihan banyak ditemukan di sekitar Plecutan di bawah permukaan tanah. Ukuran keempat, panjang 27 cm, lebar 15,5 cm, dan tebal 6,5. Dibanding bata ukuran pertama, kedua, dan ketiga, bata nomor empat ini jauh berbeda. Terjadi perbedaan ukuran cukup mencolok. Bata dengan ukuran nomor empat tersebut ditemukan di Hutan Merau. Berdasar yang ditemukan tim ekspedisi, bata tersebut digunakan membangun undak-undakan, atau bangunan lain yang tidak tinggi dan tidak perlu kokoh. Ukuran kelima, panjang 27 cm, lebar 15,5 cm, dan tebal 5. Ukuran bata yang satu ini hampir sama dengan bata nomor empat. Hanya terjadi perbedaan tebal 1, 5 cm. Tim ekspedisi menduga fungsi bata tersebut sama dengan bata nomor empat. Apalagi, sama-sama ditemukan di Hutan Merau dan ditata dengan sistem yang sama, yakni zigzag mujur (membujur). Nah, ada satu lagi bata yang cukup unik ditemukan tim ekspedisi. Bata tersebut tidak berbentuk balok. Salah satu sisinya mirip jajaran genjang. Tim ekspedisi menemukan bata dengan model tersebut panjangnya 25 cm, lebar bagian bawah 12 cm, lebar bagian atas 10, dan tebal 6 cm. Kemiringan sisi yang mirip jajaran genjang 45 derajat. Samsul, orang yang dilahirkan di Hutan Merau, menyebut sebetulnya jenis bata yang digunakan membangun keraton Macan Putih banyak. Kalau diukur dengan teliti, mungkin saja ada lebih dari sepuluh ukuran. Hanya saja, segelintir orang yang teliti dan mau mengukurnya. Hasilnya, banyak yang menganggap bata keraton Macan Putih hanya dua macam. Namun demikian, tambah Samsul, saat ini menemukan semua ukuran bata keraton Macan Putih sama halnya mencari jarum di tumpukan jerami. “Sekarang sangat sulit karena lokasi sudah rata,” ungkapnya. Selain itu, para peneliti yang pernah melakukan penelitian tentang Macan Putih juga jarang
yang mengungkap ukuran bata tersebut. Menurut Fatah Yasin, mereka cenderung meneliti hal-hal yang menurut mereka “besar” tapi terkadang justru tidak begitu penting. “Ukuran bata ini sepele tapi penting. Sebab, merekonstruksi keraton Macan Putih harus diawali mengetahui ukuran bata dan sistem yang digunakan,” jelasnya dengan serius. Sementara itu, terkait sistem untu walang, Hasan Basri menuturkan dirinya kerap mengamati arsitektur gaya Bali dan Mataraman. Termasuk bangunan-bangunan candi, seperti Borobudur, Prambanan, Suluh, dan candi Tawang Alun di Sidoarjo. Tetapi, dia tidak menemukan gaya arsitektur yang sama dengan yang digunakan di keraton Macan Putih. “Tapi saya cuma mengamati, karena bukan ahli arsitektur,” katanya. Yang unik, tambahnya, cara menindih bata yang hanya sekitar seperempat panjang bata yang diterapkan dalam sistem untu walang itu mirip yang diterapkan di sebagian tembok China. Dia melihat itu secara tidak sengaja di dunia maya. “Ternyata gaya arsitektur tembok panjang yang terlihat dari bulan itu berbeda-beda. Nah, di salah satu bagiannya, pertemuan dua bata bagian atas tidak berada di tengah-tengah bata pada sap di bawahnya,” kata Hasan. Terkait kemiripan itu, Hasan Basri menyarankan agar dilakukan penelitian lebih mendalam. Sebab, siapa tahu dugaan selama ini bahwa keraton Macan Putih diarsiteki Tan Hu Chin Jin dari Tiongkok memang benar. “Penelitian kan bisa diawali dugaan atau indikasi yang sepele,” katanya. Di waktu yang sama, Fatah Yasin Noor yang juga sastrawan itu berharap masyarakat tahu gaya arsitektur Banyuwangi kuno tersebut. Sebab, itu kekhasan yang perlu dipertahankan dan dilestarikan. “Itu akan menambah kebanggaan kita sebagai masyarakat Banyuwangi. Selain bisa diterapkan pada bangunan rumah, kekhasan itu juga bisa diterapkan pada bangunan gapura, rest area, lokasi wisata, gedung pemda, dan perkantoran. Kita harus bangga karena pengetahuan
nenek moyang kita tentang ilmu dan gaya arsitektur ternyata sudah sangat tinggi. Terkait penerapan kekhasan lokal tersebut, yakni sistem untu walang, pada bangunanbangunan modern, Samsul menyarankan masyarakat Banyuwangi legowo meniru Bali. Di Bali, bangunan-bangunan modern yang sudah berdiri ditempeli bata tipis dengan kualitas bagus. “Ada yang ditempeli bata merah, ada pula yang ditempeli batu alam. Setelah itu tidak perlu dicat dan hanya diukir. Jadi kelihatan tradisional, padahal di dalamnya beton,” ungkapnya. Hasan Basri menyebut, penggalian yang dilakukan di Dusun Cungking, Desa Gombolirang, itu merupakan kegiatan ekstra DKB. Maksudnya ekstra adalah kegiatan yang didanai secara swadaya, bukan dana dari pemkab. Saat ditanya terkait nominal yang dikeluarkan, Hasan Basri menolak menyebutkan. Yang jelas, katanya, biaya ekskavasi (penggalian situs) tidaklah murah. “Jadi, DKB di bawah kepemimpinan Samsudin Adlawi ini banyak kegiatan yang didanai secara swadaya. Jadi, jangan dianggap DKB tidak ada kerjanya jika tidak dapat dana dari pemkab,” katanya sembari tersenyum. Hasan Basri menambahkan, DKB berkepentingan menyatukan berbagai komunitas sejarah di Banyuwangi. Sudah tidak waktunya saling menyalahkan. Perbedaan pendapat itu hal yang lumrah. Apalagi, tidak ada yang bisa mengklaim kebenaran sejarah, profesor pangkat lima sekalipun. Semua sebatas dugaan. Bisa saja penelitian yang dilakukan orang lain juga benar. Hanya saja, objek dan sudut pandangnya yang berbeda. “Misalnya, gajah diteliti beberapa orang buta. Kemudian gajah dianggap pipih dan lebar karena yang diteliti kupingnya. Dianggap panjang karena yang diteliti belalainya. Dianggap bertanduk karena yang diteliti gadingnya. Kalau beberapa penelitian itu disatukan, kan menjadi penelitian tentang gajah secara utuh. Sudah saatnya kita duduk dan diskusi bersama dengan logika, tidak menganggap diri paling benar dan paling ahli,” pungkasnya. (c1/bay/habis)
wan mengajukan kredit. “Kredit bagi anggota dewan itu seperti kredit bagi PNS. Jenisnya kredit konsumtif,” kata dia. Jika jangka waktu kredit yang bisa dilakukan anggota dewan mencapai lima tahun atau selama periode dia menjabat sebagai wakil rakyat, lantas bagaimana jika anggota DPRD yang mengambil kredit itu meninggal dunia atau terkena pergantian antar waktu (PAW) alias diberhentikan? Menurut Taufik, program kredit bagi anggota dewan itu sudah termasuk biaya asuransi, baik kematian maupun PAW. Dengan demikian, anggota dewan yang meninggal
dunia atau terkena PAW akan terbebas dari angsuran yang harus dibayar. Menurut Taufik, kredit fasilitas anggota dewan sebenarnya merupakan program lama. Sebagai contoh, jumlah anggota dewan periode 2009-2014 yang mengajukan kredit serupa sekitar 70 persen. Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris DPRD Banyuwangi, Soedirman mengatakan, gaji anggota dewan periode 2014-2019 sama dengan gaji yang diterima anggota DPRD Banyuwangi periode 2009-2014. Gaji bersih anggota biasa yang diterima per bulan sekitar 12 juta per
orang. Gaji unsur pimpinan lebih besar kurang-lebih Rp 4 juta dibanding anggota biasa. Dia menjelaskan, gaji yang diterima para wakil rakyat tersebut terdiri atas gaji pokok dan tunjangan-tunjangan. Selain tunjangan keluarga, anggota dewan juga mendapat tunjangan beras, tunjangan perumahan, dan uang representasi. “Terkait pengajuan kredit oleh anggota dewan, saya hanya memberikan gambaran nominal gaji yang diterima anggota (DPRD Banyuwangi). Soal berapa kredit yang bisa disalurkan, itu kebijakan bank,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Sudah Ada sebelum Perda Disahkan n SWASTA... Sambungan dari Hal 33
“Ruang ibu menyusui merupakan salah satu bentuk pelayanan umum dari samsat untuk
memberikan privasi kepada ibu menyusui,” kata Iptu Kemas. Sayang , bilik berukuran dua meter x 1,5 meter tersebut masih sering digunakan orang yang tidak berkepentingan. Misal-
nya, masih ada yang menggunakan ruang laktasi itu untuk menelepon. Ruangan tersebut berisi satu kursi dan hanya muat untuk satu ibu menyusui. (mg2/c1/bay)
Mendarat di Madinah 14 September n CJH DILEPAS... Sambungan dari Hal 33
Surat tersebut akan ditindaklanjuti dengan dibentuknya panitia keberangkatan haji oleh Pemkab Banyuwangi. Sementara itu, saat ini CJH Banyuwangi sudah merampungkan seluruh
kewajibannya. “Seluruh kewajiban sudah dilaksanakan CJH. Tidak ada yang perlu dilakukan lagi. Tinggal berangkat pada waktunya,” jelas Mukhlis. Sementara itu, CJH Banyuwangi akan berangkat ke Surabaya tanggal 11 September mendatang. Rencananya,
rombongan tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 12 September. Setelah itu, sebanyak 1.068 CJH asal Banyuwangi akan terbang menggunakan maskapai Saudi Airlines. Rombongan dijadwalkan tiba di Bandara Madinah pada 14 September. (mg2/c1/bay)
Unair BWI mulai Kuliah 8 September BANYUWANGI - Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi akan segera memulai masa perkuliahan bulan depan. Rencananya, perkuliahan kampus tersebut akan dimulai 8 September 2014 mendatang. Sayang, sebelum perkuliahan tersebut dimulai, kampus tersebut belum diresmikan hingga kemarin (28/8). Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan (Plt Kadispendik) Banyuwangi, Dwi Yanto mengatakan, Dispendik mewakili Pemkab Banyuwangi mengirimkan salah satu stafnya ke Jakarta. Staf tersebut akan mengurus kepastian mengenai siapa yang akan hadir pada peresmian Program Studi di Luar Domisili (PDD) Unair dan tanggal peresmiannya. Dwi Yanto menambahkan, pihaknya dan Pemkab sudah mempersiapkan waktu peresmian antara tanggal 3, 4, atau 5 September mendatang. Namun, kapan waktu pastinya masih menunggu perwakilan Direkorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kampus Unair Banyuwangi sendiri, kata Dwi, memiliki empat program pendidikan (prodi) yaitu prodi Kedokteran Hewan, prodi Kesehatan Masyarakat, prodi Akuntansi, dan prodi Budi Daya Pengairan.
GALIH COKRO/RABA
TUNGGU PERESMIAN: Gedung kampus Universitas Airlangga Banyuwangi di Jalan Wijaya Kusuma, Banyuwangi.
Dwi Yanto menambahkan, selama ini tugas pemkab dan Dispendik adalah memfasilitasi dan koordinasi untuk pengadaan tempat pendidikan bagi mahasiswa. Namun untuk masalah administrasi, ketenagakerjaan, dan dosen, merupakan wewenang Unair pusat. “Setelah tanggal 8 September nanti, praktis semuanya pertanggungjawaban akan dikelola pihak Unair. Namun pemkab dan Dispendik akan terus berkoordinasi jika ada
yang diperlukan,” jelas Dwi Yanto. Sementara itu, dari 160 mahasiswa yang diterima di PDD Unair Banyuwangi, sekitar 39 persen merupakan mahasiswa yang berasal dari Banyuwangi. Dari beberapa daerah yang mendaftar, mahasiswa Banyuwangi mendapat kuota yang cukup besar. Para mahasiswa ini telah mengikuti program pengenalan kampus di Unair pusat Surabaya sejak 18 hingga 29 Agustus. (mg1/c1/bay)
GALIH COKRO/RaBa
KENA RAZIA: Puluhan kendaraan saat diparkir di halaman timur Mapolres Banyuwangi.
Amankan 60 Motor Knalpot Brong BANYUWANGI - Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Ba nyuwangi mengamankan sedikitnya 60 kendaraan roda dua dalam razia sepekan terakhir. Selain tidak dilengkapi surat kendaraan, puluhan motor tersebut juga banyak yang menggunakan knalpot brong dan spare part yang tidak standar. Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Amar Hadi menuturkan, puluhan kendaraan yang berhasil dirazia itu berasal dari sejumlah titik di Banyuwangi. Lokasi razia itu meliputi kawasan Ta-
man Blambangan, GOR Tawang Alun, hingga sejumlah ruas jalan lain. “Masyarakat banyak mengeluh karena keberadaan motor itu cukup mengganggu kenyamanan,” tuturnya. Selain memakai spare part kendaraan yang tidak standar, seperti ban ukuran kecil, knalpot puluhan motor itu juga brong yang memekakkan telinga. Suara bising itulah yang menjadi keluhan masyarakat. Atas razia itu, pemilik kendaraan seluruh ditilang. Untuk mengambil kendaraannya,
Kasatlantas AKP Amar Hadi tidak akan memberikan toleransi. Sejumlah syarat diajukan, selain bukti tilang yang telah dibayarkan di Pengadilan Negeri, pemilik kendaraan wajib mengganti spare part yang tidak standar. Termasuk wajib mengganti knalpot brong yang jadi biang gangguan bagi masyarakat. “Begitu dibongkar, knalpot juga akan langsung dihancurkan agar tidak bisa digunakan lagi,” ujar perwira polisi asal Kecamatan Kalibaru itu. (nic/c1/bay)
44
RADAR GENTENG
Jawa Pos
Jumaat 29 Agustus 2014
Bensin Eceran Tembus RP 9.000 Dampak Antrean Panjang di SPBU
ABDUL AZIZ/RABA
RINGSEK: Bagian depan mini bus hancur setelah menabrak bus Damri kemarin pagi.
Mobil Travel Seruduk Bus Damri KALIBARU - Kecelakaan terjadi di jalan raya Dusun Tegalgondo, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, kemarin pagi. Mobil travel Hyundai bernopol W 1223 BK menabrak bus Damri bernopol DK 9142 AB yang sedang berhenti menurunkan penumpang. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Hanya saja, mini bus Hyuandai yang disopiri Ajib Rosidin, 27, warga Dusun Krajan, Desa Campurejo, Kecamatan
Pancang, Kabupaten Gresik, itu remuk di bagian depan. “Mobil travel menabrak bus dari arah belakang,” terang Kapolsek Kalibaru, AKP Suwanto Barri melalui anggota Unit Lantas, Aiptu Yulianto. Kecelakaan itu terjadi saat bus
Damri dan mobil travel samasama meluncur dari arah timur. Setiba di lokasi kejadian, bus yang disopiri Mifathul Hadi, 41, warga Griya Mangli Indah DF, Desa Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, menghentikan busnya karena akan menurunkan penumpang. Diduga, Ajib selaku sopir mobil travel Hyundai yang melaju di belakang bus tidak menduga kalau kendaraan angkutan yang ada di depannya itu akan ber-
henti. Karena jarak sudah dekat, mobil travel itu langsung menabrak. “Penumpang travel ada yang luka ringan dan dibawa ke Krikilan (RS Bakti Husada),” terangnya. Untuk keperluan pemeriksaan, bus Damri dan mobil travel untuk sementara diamankan di Mapolsek Kalibaru. “Penumpang travel yang terluka bisa langsung pulang, tapi bus dan mobil travel kita amankan,” katanya. (azi/c1/abi)
Warga dan Pelaksana Proyek Dipertemukan SEMPU - Aksi protes warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, terkait proyek air bersih di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, membuat pemerintah kecamatan harus turun tangan. Hari ini perwakilan warga dan pelaksana proyek akan dipertemukan. Pertemuan yang akan difasilitasi Camat Sempu, Lukman Hakim, itu rencananya akan dilaksanakan di kantor Kecamatan Sempu. “Kita ingin cari titik temu,” terang Camat Sempu, Lukman Hakim. Lukman mengaku, pihaknya tidak tahu dengan proyek air bersih yang mengambil sumber air di Dusun Sidomulyo, Desa Jambewangi, itu. “Para pekerja dan pelaksana proyek juga bukan warga Sempu,” katanya. Meski demikian, terang dia, pihaknya tetap akan memfasilitasi kedua belah pihak agar permasalahan bisa segera se-
lesai dan membawa manfaat bersama. “Besok (hari ini) akan kita lakukan musyawarah bersama. Akan kita undang perwakilan warga, pemilik proyek, dan dinas terkait,” ungkapnya. Terkait protes warga yang menuding proyek air bersih akan mengurangi pasokan air untuk kebutuhan pertanian, camat menolak berkomentar. “Terkait pasokan air untuk pertanian nanti biar dihitung pihak yang berwenang,” dalihnya. Hanya saja, camat berharap pengerjaan proyek air bersih itu tidak menyinggung masyarakat lokal. Selain itu, proyek itu juga bisa bermanfaat bagi warga sekitar, yakni masyarakat Desa Jambewangi. “Harus bisa memberi manfaat bagi warga sekitar,” harapnya. Menyikapi rencana pertemuan itu, salah satu tokoh pe-
muda Desa Jambewangi, Kabul, mengatakan telah menyiapkan sejumlah data dan bukti yang akan dibawa saat musyawarah. “Kita sudah siapkan data dan bukti besok (hari ini),” cetusnya.. Menurut Kabul, sejak awal warga telah menolak pipanisasi yang dianggap akan merugikan pertanian dan sumber air tersebut. “Warga sudah jelas menolak,” ungkapnya.
Kepala Desa Jambewangi, Suprayitno, saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui kejelasan pelaksanaan pertemuan di kantor kecamatan itu. Tetapi, dirinya akan mengikuti acara musyawarah tersebut. “Saya belum tahu atau mungkin undangannya belum disampaikan,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. (sli/c1/abi)
SHULHAN HADI/RABA
BUKTI: Ratusan pipa proyek air bersih ditumpuk di kantor Kecamatan Sempu.
BPR Nusamba Genteng Gelar Halal bi Halal GENTENG -BPR Nusamba, Genteng, menggelar halal bi halal pada Jumat (22/8). Acara yang digelar di kantornya di Jalan KH Hasyim Asyari, Genteng, itu diikuti oleh jajaran dereksi dan semua karyawan. Acara halal bi halal yang juga diikuti oleh karyawan BPR Nusamba di kantor kas yang ada di Banyuwangi itu, diawali dengan salat Magrib secara jamaah yang dilanjutkan dengan yasinan. Selanjutnya, diisi dengan tausiyah dengan menghadirkan mubalig Ustadz Taslim. Dalam ceramahnya, Ustadz Taslim menyampaikan selain keharusan mendekatkan diri pada Allah, manusia juga perlu membangun hubungan antar manusia dengan meningkatkan tali silaturahmi. “Dengan silaturahmi akan semakin dekat rasa persaudaraan, menambah umur, dan menambah rezeki,” katanya. Direktur BPR Nusamba Gen-
BPR NUSAMBA FOR RABA
TRADISI : Seluruh karyawan BPR Nusamba Genteng menggelar yasinan dalam halal bi halal pada Jumat (22/8) teng, Muslim Thoyib SE mengatakan yasinan itu adalah tradisi yang sudah biasa dilakukan oleh karyawan BPR Nusamba, Genteng. Yasinan itu selalu dilaksanakan setiap bulan, setelah menerima gaji. “Yasinan itu sebagai rasa syukur kepada Allah, juga mengumpulkan seluruh karyawan yang tersebar di 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi,” ungkapnya. BPR Nusamba Genteng itu kantor pusat berada di Jalan KH
Hasyim Asyari. Sampai saat ini, memiliki 10 kantor kas yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni Kantor Kas Kalibaru, Kantor Kas Jajag, Kantor Kas Bangorejo, Kantor Kas Purwoharjo, dan Kantor Kas Muncar. Yang lain, Kantor Kas Srono, Kantor Kas Rogojampi, Kantor Kas Banyuwangi, dan Kantor Kas Wongsorejo. Untuk Kantor Cabang Situbondo dan Kantor Kas Asembagus, terang dia, dalam acara yasinan yang diadakan setiap sebulan sekali itu, dila-
kukan di Kantor Cabang Situbondo. Acara halal bi halal itu mengambil tema “Dengan Halal bi Halal Kita Tingkatkan Tali Silaturahmi dan Kebersamaan Sesama Karyawan Demi Tercapainya Target 2014”,. Sementara itu, Direktur Utama BPR Nusamba Genteng, Bambang EdyYuwono, SE berpesan seluruh karyawan yang jumlahnya 100 orang, harus bekerja secara optimal sesuai bidang masingmasing. Selain itu, punya tanggung jawab pada unit kerjanya dan tidak boleh ada yang melakukan penyimpangan. Disamping itu, seluruh karyawan harus menawarkan produk yang ada di BPR Nusamba Genteng, baik itu tabungan, deposito, maupun kredit. “Sehingga pencapaian target di atas 100 persen, seperti yang telah dicapai pada semester I, dapat dipertahankan sampai dengan akhir semester II tahun 2014,” harapnya.(*/abi)
GAMBIRAN - Antrean panjang kendaraan yang akan membeli bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU akibat pembatasan BBM bersubsidi dari pemerintah ternyata mulai berdampak terhadap harga di tingkat pengecer. Para pengecer BBM jenis premium mulai menaikkan harga. Mereka berdalih, saat ini pengecer tidak mudah mendapatkan bensin. “Beli bensin susah. Di SPBU antre cukup panjang,” cetus salah satu pengecer bensin, Saprowi, 40, asal Desa/Kecamatan Tegalsari. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, sejumlah pengecer telah menaikkan harga bensin. Bila sebelumnya hanya Rp 7 ribu per botol, akibat antrean di SPBU itu, harga bensin dinaik-
kan menjadi Rp 8 ribu per botol. “Cari bensin susah. Jadi kita naikkan Rp 8 ribu per botol,” terang Setiawan, salah satu pengecer bensin di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. Namun demikian, ada sebagian pengecer bensin di daerah terpencil yang urung menjual bensinnya. Mereka terpaksa menutup kios sambil menunggu perkembangan. “Beli di SPBU juga sulit,” dalihnya. Selain di Pesanggaran, pengecer yang telah menaikkan harga bensin itu juga terlihat di salah satu kios Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Kios yang berlokasi tidak jauh dari SPBU Yosomulyo itu malah menaikkan harga menjadi Rp 9 ribu per botol. “Beli bensin di SPBU susah, harus antre lama,” kata pengecer yang menolak menyebut identitasnya itu. Pengecer yang telah menaikkan harga bensin itu juga ada
di Desa/Kecamatan Gambiran. Hanya saja, di kios itu bensin eceran dijual Rp 8 ribu per liter. “Kalau beli di SPBU sudah normal, kita turunkan lagi,” terang Riris, 37, salah satu pengecer bensin di Desa Gambiran. Keresahan akibat susahnya mendapat BBM juga disampaikan para pemilik penyewaan sound system. Kelangkaan BBM membuat mereka harus berpikir tujuh kali. “Pesannya sudah lama saat BBM mudah didapat, sekarang kok kayak gini,” cetus Hery Darbos, pemilik sound system asal Purwoharjo. Menurut Hery, saat ini sedang ramai penyewaan sound. Selain banyak warga yang menggelar hajatan, juga banyak yang menggelar kegiatan Agustusan. “Cari solar sulit. Kalau tidak ada solar, diesel mau dihidupkan pakai apa,” katanya sambil gelenggeleng kepala. (sli/c1/abi)
Cucu Mantan Ketua Pengadilan, Siap Go Internasional TALENTA yang dimiliki oleh Maria Helua Mukti Maria Gasperzs, 13, patut menjadi teladan bagi remaja Banyuwangi. Di usianya yang masih belia, duta batik Jatim itu sudah mengantongi banyak prestasi, terutama dalam fashion. Dan kini, remaja itu bercita-cita go International melalui dunia fashion. Cita-cita cucu mantan Kabag Humas Pemkab Banyuwangi Satiyem itu bukan tanpa dasar. Dengan bekal seabrek pengalaman dan prestasinya Maria akan terus maju menatap masa depannya di dunia Internasional. Untuk go Internasional di dunia fashion tersebut, tidak hanya sebatas pesta mode, tapi juga menonjolkan kualitas produk fashion lokal. “Keinginan go Internasional ini didasari atas keinginan saya untuk mengangkat fashion lokal, jika terwujud pasti saya akan memakai produk fashion lokal,” ujar cewek yang akrab dipanggil Helen itu. Untuk memuluskan niatnya itu, Helen akan memulai dengan menghadiri undangan salah SEABREK PRESTASI: Melalui dunia fashion yang di geluti, Helen bercita-cita menembus dunia fashion.
satu agency rekanan dari sang nenek, Satiyem, di Singapura dan Malaysia. Untuk mempersiapkan itu, Helen mempersiapkan design batik Pringgokusumo. “Menggunakan batik Pringgokusumo adalah awal untuk mengenalkan produk lokal Banyuwangi ke dunia Internasional,” kata cucu mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi, Ridwantoro, SH. Semangat Helen membuat sang Kakek, Ridwantoro, turut memberikan motivasi. Tidak hanya dukungan moril, dukungan financial pun siap digelontorkan untuk cucu kesayangannya itu. Ridwantoro menilai, Helen memiliki kesempatan untuk bisa go Internasional. Selain sering menang dalam berbagai kompetisi fashion, Helen memiliki bentuk tubuh yang proporsional untuk menjadi seorang yang profesional. Saat umur 12 tahun, tinggi badannya mencapai 165 centimeter, maka di usianya yang 17 tahun, tinggi badan Helen bisa mencapai 180 centimeter. Namun selain bentuk tubuh yang ideal, untuk mengikuti kompetisi Internasional dibutuhkan kemampuan bahasa Inggris yang baik, ilmu pengetahuan dan kepribadian. “Ini adalah nilai dasar-dasar untuk bisa go Internasional,” ujar Ridwantoro. Senada dengan Ridwantoro, Satiyem pun memberikan motivasi untuk cucunya itu. Pemilik Radio Kendedes FM itu mengatakan bisa bawa nama Banyuwangi go internasional melalui apa yang kita suka. Helen memiliki potensi bakat di dunia fashion, maka dengan pengalaman dan prestasinya itu diharapkan bisa mampu membawa nama Banyuwangi ke pentas Internasional. “Mudah-mudahan, oleh sebab itu saya minta dukungan doa dari masyarakat Banyuwangi,” katanya Sementara itu, Indiyati Naidha, ibu Helen menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin mendukung anaknya dalam meraih prestasi. Bersama suaminya akan all out mendukung cita-cita putrinya. Walaupun ayahnya orang justice, jiwa artistiknya yang tinggi sering dimanfaatkan untuk membantu Helen dalam menentukan apa yang pantas dikenakan Helen saat akan tampil. “Menuju go Internasional banyak sekali hambatan, namun hambatan itu adalah peluang bagi Helen untuk terus maju, dia memiliki karakter yang kuat sebagai seorang mode,” pungkasnya. (*/abi)